HEPATIK ENSEFALOPATI PEMBIMBING : dr. Imelda Rey, M.Ked(PD), Sp.PD COW Pembimbing : dr. Yulika Ikhmawati OLEH : Rezka Darmawan Hatta Seetha Govindaraju Vina Yuwanda Putri Fortuna Marbun Jaya Dev PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Laporan Kasus RA2
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HEPATIK ENSEFALOPATI
PEMBIMBING : dr. Imelda Rey, M.Ked(PD), Sp.PDCOW Pembimbing : dr. Yulika Ikhmawati
OLEH : Rezka Darmawan Hatta Seetha Govindaraju
Vina Yuwanda Putri Fortuna Marbun
Jaya Dev
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTERDEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARARSUP H. ADAM MALIK MEDAN
Laporan Kasus RA2
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
Latar Belakang
salah satu komplikasi utama pada sirosis hepatis yang merupakan suatu sindrom
neuropsikiatri yang bersifat reversible
Prevalensi HE overt pada sirosis adalah 10-14%HE minimal (subklinis) terjadi pada 20%-80% pasien sirosis.
Resiko terjadinya HE yang pertama adalah 5%-25% dalam 5 tahun setelah
sirosis hepar didiagnosis. Rekurensi HE hingga 40%
dalam 1 tahun
Di Indonesia, prevalensi HE minimal (grade 0) tidak diketahui dengan pasti,
namun diperkirakan terjadi pada 30%-84% pasien
sirosis hepatis.
Hepatik Ensefalopa
ti (HE)
Sirosis Hati
• Tahap akhir proses difus fibrosis hati progresif yang ditandai oleh distorsi arsitektur hati dan pembentukan nodul regeneratif.• morfologi yang ditemukan : Fibrosis difus, nodul regenatif, perubahan arsitektur lobular.
Sirosis hati
Etiologi
InfeksiHepatitis BHepatitis C
ToksinAlcohol
KolestasisSirosis bilier primer
Sirosis bilier sekunderKolangitis sklerosis
primer
AutoimunAutoimun hepatitis
VaskularSirosis kardiak
Budd-Chiari SyndromeSindroma obstruksi
sinusoid
MetabolikHemokromatosisWilson disease
Defisiensi alpha 1 antitrypsin
NASH
DIAGNOSIS1)Anamnesis Lesu, BB turun, anoreksia-
dispepsia, nyeri perut, sebah, ikterus (BAK coklat dan mata kuning), perdarahan gusi, perut membuncit, libido menurun, konsumsi alkohol, riwayat kesehatan yang lalu (sakit kuning, dll), riwayat muntah darah dan feses kehitaman
2)Pemeriksaan fisik • Keadaan umum & nutrisi• Tanda gagal fungsi hati• Tanda hipertensi portal
3) Pemeriksaan Laboratorium• Darah Tepi • Kimia Darah • Serologi
Anemia, leukopenia, trombositopenia, PPTBilirubin, transaminase (hasil bervariasi), alkaline fosfatase, albumin-globulin, elektroforesis protein serum, elektrolit (K, Na, dll) bila ada ascites
• HBsAg dan anti HCV• α FP
4) Endoskopi saluran cerna atas
Varises dan gastropati
5) USG/CT SCAN Ukuran hati, kondisi v. Porta, splenomegali, ascites,dll
6)Laproskopi Gambaran makroskopik visualisasi langsung hepar
7)Biopsi hati ( standar baku) Dilakukan bila koagulasi memungkinkan dan diagnosis masih belum pasti
Komplikasi SH
Edema dan
acites
Varises esofagus
Hepatik ensefalopa
ti
Hepatorenal
sindrome
Hepatocelluler
Carcinoma
Hepatik Ensefalopati
• sindrom neuropsikiatri yang dapat terjadi pada penyakit hati akut dan kronik berat dengan beragam manifestasi, mulai dari ringan hingga berat, mencakup perubahan perilaku, gangguan intelektual, serta penurunan kesadaran tanpa adanya kelainan pada otak yang mendasarinya
Hepatik ensefalop
ati
Klasifikasi
Kelainan hati
Tipe A
Tipe B
Tipe C
Gejala
HE minimal
HE overt
Etiologi
HEGagal hepar akut
Sirosis Hepatis
Gagal hepar kronis
28%
Patogenesis
Manifestasi Klinis HE
Stadium hepatik ensefalopati sesuai kriteria West
Haven
Derajat Kognitif dan perilaku Fungsi neuromuskular
0 (minimal) asimptomatik Tidak ada
1 Gangguan tidur, penurunan konsentrasi, depresi, ansietas dan iritabilitas
Suara monoton, tremor, penurunan kemampuan menulis, apraksia
2 Letargi, disorientasi, penurunan daya ingat
Ataksia, disartria, asteriksis
3 Somnolen, kebingungan, amnesia, gangguan emosi
Nistagmus, kekauan otot,hipo/hiporeflek
4 koma Pupil dilatasi, reflex patologis dijumpai
Diagnosis HE
dia
gn
osi
sTentukan stadium dari HE
Pemeriksaan kadar amoniak darah
Pemeriksaan/tes neuropsikologi
Pemeriksaan neurofisiologi (EEG)
MRI Pemeriksaan imaging otak. Pada HE stadium lanjut, penting untuk mengetahui adanya edema serebri
Skala NCT (menurut kriteria West Haven)
Skala NCT Lamanya penyelesaian NCT
0 15-30 detik
1 31-50 detik
2 51-80 detik
3 81-120 detik
4>120 detik atau tidak dapat
diselesaikan
Penatalaksanaan HE
Laktulosa
L-Ornithine
L-Aspartate
Tatalaksana faktor
presipitasi
Probiotik
Antibiotik
Pencegahan•diet dengan protein dalam jumlah sedang•tidak memberikan obat diuretik yang menurunkan kalium•makanan yang diberikan berbentuk jus buah manis atau glukosa IV•Upaya supportif dengan memberikan kalori yang cukup•Mengatasi komplikasi yang mungkin ditemui
eg: hipoglikemi,perdarahan saluran cerna,ggn elektrolit
Prognosisumur penderita, makin muda
prognosis makin baikfactor penyebab : halotan, hepatitis B
memberikan prognosis.
keadaan epidemic,
kalau terjadi epidemic sering prognosisnya lebih
jelek derajat koma
jenis kelamin, wanita lebih jelek dari pria
kemampuan hati untuk melakukan regenerasi
Tatalaksana optimal akan memperpanjang survival dan memperbaiki kualitas hidup
STATUS ORANG SAKITBAB 2
Nama : Ramces purba
Umur : 61 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku : Batak
Agama : Kristen Protestan
Alamat :Jl Flamboyan Raya 6 Tanjung sari
Anamnesa Pribadi
Anamnesa Penyakit• Keluhan utama : Demam• Deskripsi : Hal ini telah dialami os 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Demamnya
naik turun dan tidak turun dengan obat penurun panas. Suhu tertinggi mencapai 390C. Tidak dijumpai riwayat berpergian ke daerah endemis. Riwayat gusi berdarah (-), bintik-bintik merah pada tangan dan lengan (-) tetapi os mengatakan ia mengalami mimisan satu kali sewaktu os demam. Tidak dijumpai sesak nafas dan batuk (+) sejak 2 hari, batuk disertai dahak berwana putih. Os mengeluh cepat merasa lelah dan lemas. Os mengeluh adanya mual (+), muntah (-), dan perutnya yang membesar dan kedua kakinya bengkak. Os mengatakan bahwa sebelumnya ia pernah didiagnosa sirosis hepatis.
• Os mengeluh ada kesulitan tidur setelah masuk RS. Os juga cepat teralih konsentrasi sewaktu berbicara.
• BAK seperti warna teh pekat, nyeri saat berkemih (-),berpasir (-), dan tidak lampas(-). BAB normal. Riwayat merokok(+) 2-3 bungkus perhari dan mengkonsumsi alkohol (tuak) sebanyak setengah botol aqua besar perhari. Riwayat DM dan hipertensi tidak disangkal.
• Os sebelumnya pernah dirawat di RS luar pada bulan Januari dengan adanya penurunan kesadaran, perut membesar dan bengkak pada kedua tungkai bawahnya. Os ketika itu didiagnosa dengan sirosis hati. Pada bulan Maret, os dirawat di RSUP HAM untuk keluhan yang sama dan adanya pembengkakan pada lutut sebelah kiri (+) dan nyeri (+) sehingga tidak bisa berjalan.
Mata : konjunctiva palp. inf. pucat (+/+), ikterus (-/-),.pupil ukuran 3 mm isokor, ki=ka, reflex cahaya direk (+/+)/indirek(+/+),
kesan = anemia
• Telinga : dalam batas normal• Hidung : dalam batas normal• Mulut :Lidah : normal• Gigi geligi : normal• Tonsil/faring : dalam batas normal
LEHER :-Struma tidak membesar, pembesaran kelenjar limfa (-), nyeri tekan (-)-Posisi trakea : medial, TVJ : R-2 cm H2O
-Kaku kuduk (-), lain-lain: (-)
THORAX DEPAN• InspeksiBentuk : Simetris fusiformisPergerakan : Simetris, tidak ada ketinggalan bernapasDijumpai spider nevi (+)
• Palpasi Nyeri tekan : nyeri tekan (-)Fremitus suara : Suara pernafasan kanan = kiriIktus : tidak terlihat, teraba di ICS V 1 cm medial LMCS
• Perkusi Paru : Sonor memendek di lapangan paru kananBatas paru-hati R/A :R: ICS V LMCD/ A: ICS VI LMCDPeranjakan : 1 cm JantungBatas Atas Jantung : ICS III sinistraBatas Kiri Jantung : ICS V 1 cm medial LMCSBatas Kanan Jantung : ICS V parasternalis dextra • AuskultasiParuSuara Pernapasan : vesikulerSuara tambahan : ronkhi basah di paru kanan atasJantung M1 > M2, T1 > T2, A2 >A1, P2 > P1 desah sistolis (-), desah diastolis (-)HR : 82x/i, reguler, intensitas Cukup THORAX BELAKANG• Inspeksi : Simetris fusiformis, tidak ada ketinggalan bernapas• Palpasi : sf kanan = kiri, kesan normal• Perkusi : Sonor memendek pada lapangan paru kanan• Auskultasi : Suara pernapasan : vesikuler• Suara tambahan : ronkhi basah di paru kanan atas