Top Banner
NOMOR 95 EW Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA Miskonsepsi Iptek Dalam Penyelarasan Perkembangan Global
8

Miskonsepsi Iptek Dalam Penyelarasan Perkembangan Globalpii.or.id/wp-content/uploads/EW-95-draft-koreksi.pdf · NOMOR 95 EW Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC

Mar 06, 2019

Download

Documents

phungdat
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Miskonsepsi Iptek Dalam Penyelarasan Perkembangan Globalpii.or.id/wp-content/uploads/EW-95-draft-koreksi.pdf · NOMOR 95 EW Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC

NOMOR 95 EW

Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Miskonsepsi

Iptek

Dalam

Penyelarasan

Perkembangan

Global

Page 2: Miskonsepsi Iptek Dalam Penyelarasan Perkembangan Globalpii.or.id/wp-content/uploads/EW-95-draft-koreksi.pdf · NOMOR 95 EW Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC

2Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung

IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Miskonsepsi Iptek DalamPenyelarasan PerkembanganGlobalOleh : Dr. Ir. Agus Puji Prasetyono, M.Eng

Menuju kemakmuran Indonesia ditandai oleh saat

dimana pemerintah memiliki “sensitivitas” dalam

me“re-planning” ketidakoptimalan alokasi belanja

negara untuk pertumbuhan ekonomi terutama yang

“pro” terhadap : a) bagaimana 1,8 juta angkatan

kerja baru dapat terserap setiap tahun nya, b)

bagaimana kemiskinan dan ketimpangan

pendapatan dapat dikurangi, dan c) seperti apa

model pertumbuhan pembangunan yang dapat

mendukung hal tersebut.

Nilai sensitivitas menjadi sangat crusial bagi

masyarakat ketika untuk kesekian kalinya Negara

kembali “menuai kendala” dalam memberikan

penjabaran terhadap ribuan kebijakan yang telah

diluncurkan menjadi tidak efektif dan bahkan “tidak

mensejahterakan”, apalagi memiliki kemampuan

dalam memberikan pemerataan akses dan

keterjangkauan ekonomi kepada seluruh rakyat di

segala penjuru tanah air.

Ilmu pengetahuan sebagai pilar utama kemajuan

teknologi semestinya terkonversi menjadi sebuah

model pengembangan “megatrend” negara

menjadi feedback dalam memberikan lapangan

pekerjaan baru yang paling reliable dan berpotensi

dominan dalam “meluluh-lantakkan” kemiskinan

karena setiap ilmu pengetahuan yang hadir

memiliki “kekuatan”unik sendiri.

Negara seharusnya tidak lagi menjadikan

peningkatan Gross Domestic

Product (GDP) sebagai satu-satunya tujuan utama

dalam menghadapi tantangan global, tetapi

semestinya juga kesejahteraan, peningkatan

dan pemerataan akses ekonomi yang

berkeadilan bagi seluruh masyarakat. Hal itu karena

masyarakat sesungguhnya memiliki mimpi dan

kerinduan yang sama terhadap akses dan

kesejahteraan ekonomi.

Rakyat melalui sistem negara telah

memberikan “mandat penuh” kepada pemerintah

untuk berfikir “sekuatnya dan fokus” dalam

mencari jalan dari permasalahan yang sedang

dihadapi. Seharusnya Presiden, Menteri,

Dirjen/Deputi, Direktur, Kabiro dan seluruh jajaran

ASN di Lembaga Kementerian dan Non

Kementerian termasuk Pemda yaitu seluruh

Gubernur, Bupati dan Walikota beserta jajarannya

menggunakan seluruh kemampuan dan waktunya

untuk “mengurai” dan “menemukan jalan keluar“

atas sebuah keputusan strategis yang berguna untuk

mencapai pertumbuhan, pemeratan dan

kesejahteraan, karena setiap usaha dan

kesungguhan secara pasti akan mendapatkan

solusinya,

Teknologi dan Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia

Pertumbuhan ekonomi hanya dapat “didorong”

dengan meng-akumulasi dan memanfaatkan faktor-

faktor yang lebih efisien, mendapatkan hasil yang

nyata dari teknologi dan inovasi terutama untuk

strategi dan upaya membuka 1,8 juta angkatan kerja

baru setiap tahun. Kemiskinan dan ketimpangan

pendapatan dapat dikurangi dengan cara

memberikan peningkatan permanen atas hasil

penciptaan iptek dan inovasi sebagai model

pertumbuhan pembangunan. Namun adakah faktor

utama yang efisien yang dapat mendukungnya ?…

Page 3: Miskonsepsi Iptek Dalam Penyelarasan Perkembangan Globalpii.or.id/wp-content/uploads/EW-95-draft-koreksi.pdf · NOMOR 95 EW Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC

3Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung

IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Miskonsepsi Iptek Dalam PenyelarasanPerkembangan Global

(lanjutan)

Ketika negara menerapkan model ini, maka akanada “satu waktu” bahwa Negara memasuki pintugerbang kemandirian industri. Hal itu tercapaiketika kemampuan dalam beragam industri dan olehkesiapan SDM berintegritas dan memilikikompetensi teknis, dapat menerjemahkan gagasanbaru dari dalam negeri dan luar negeri menjadiinovasi berskala komersial (Mokyr, 1999, 2002,2010). Untuk mencapai hal tersebut maka Negarasemestinya lebih sensitif merencanakan belanjauntuk kemandirian iptek dan inovasi sekaligusmemastikan investasi berjalan menuju teknologiyang tepat.

Riset, Teknologi dan inovasi hendaknya didorongoleh kebutuhan nyata, dan diterapkan dengan caramembentuk sejak dini “kepekaan politik yangberbudaya” di awal perencanaan investasi iptek.Dalam kontek itu, seberapa banyak transparansi danperlindungan berbagai hak kekayaan intelektualuntuk dapat dipikirkan secara mendalam, danselanjutnya bagaimana menciptakan teknologi daninovasi yang sesuai dengan nilai budaya bangsa.

Mendalami presentasi ilmiah Sri Mulyani yangberjudul: “Indonesia Menghadapi TantanganGlobal” menyampaikan bahwa, AnggaranPendapatan dan Belanja Negara cenderungprocylical, hal tersebut diantaranya terjadi karenaadanya “miskonsepsi”antara lain denganmenjadikan peningkatan GDP sebagai tujuanNegara. Jika saja paradigma tersebut memasukkanfaktor teknologi dan inovasi menjadi salah satumodel pertumbuhan ekonomi, daya saing dankesejahteraan, maka dipastikan akan berdampakbesar bagi kemajuan Negara. Begitu pula jikapemerataan akses ekonomi dan pemberdayaandapat terimplementasi dalam APBN, maka GDPIndonesia akan mengikutinya dan bertransformasimenjadi countercyclic, yang bergerak berlawananarah dengan pergerakan perekonomian saat ini,terjadi penurunan angka pengangguran akibat dariinvestasi pemerintah untuk sektor riset,pengembangan teknologi dan Inovasi hinggakomersialisasi.

Menjadikan riset, teknologi dan inovasi sebagai“mesin utama” pembangunan ekonomi berarti

merubah banyaknya penelitian di Indonesia dariempiris menuju inovatif, Hal ini akan berdampakpada kelengkapan dan perbaikan infrastrukturpendukung. Sebagaimana disampaikan Abramovitz(1956, p.11), jika input Investasi ke dalamperhitungan TFP (Total Factor Productivity) diukurdengan kesalahan karena kecenderungan yangbersifat historis (penyusunan belanja disusun atasdasar “copy-paste” dalam tahun berjalan), makayang terjadi adalah guncangan makroekonomi,yang terjadi ketika sektor keuangan memasukikerentanan domestik.

Namun, Jika kemajuan data dan metodologi akibatefek dari Revolusi Industri ke-empat dapat dijadikandasar bagi negara dalam menyusun ulanginvestasi untuk kemandirian teknologi maka sangatmungkin Negara dapat membuat analisa strategistentang kinerja produktivitasnya. Seperti halnyabagaimana Pemerintah Inggris mengungguliAmerika Serikat dan Jerman pada awal abad ke-20, menggunakan parameter teknologi, inovasi dan produktivitas termasuk keterkaitan antar fariabelitu. Apabila hal itu terjadi, Negara telah melakukaninvestasi di bidang riset dan inovasi sebagai kinerjainovatif baru yang kuat dan akan berdampak pada bagaimana produktivitas terkait dengan ukuranperubahan teknologi dan system eksplorasi. Hal tersebut dapat dijadikan tambahan analisis sebagaiindikator baru dalam menghadapi lesunya ikliminvestasi dan ekonomi di Indonesia.

Page 4: Miskonsepsi Iptek Dalam Penyelarasan Perkembangan Globalpii.or.id/wp-content/uploads/EW-95-draft-koreksi.pdf · NOMOR 95 EW Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC

4Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung

IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Potensi pendapatan pajak yang besar di Indonesiasesuai dengan data estimasi daya pajak Indonesiaadalah antara 0.42-0.47 di tahun 2011, inimenandakan bahwa Negara kita saat ini tetapmenjadi pilihan perdagangan barang dunia. Tetapi“mirisnya”, produk lokal yang bisa dijual sangatsedikit jumlahnya, karena tidak optimalnya alokasipengeluaran pemerintah untuk mendukungpembangunan Iptek dan Inovasi bagi pertumbuhanekonomi dan pemerataan.

Dari Ketidakmampuan menjadi kemampuanmemenuhi kebutuhan investasi swasta untukjangka waktu menengah atau panjang….

Teknologi adalah gabungan dari beberapakomponen ataupun gabungan dari beberapasistem, dan setiap komponen adalah Investasi yangdapat dilakukan swasta untuk jangka waktumenengah dan panjang.

Salah satu pelajaran terpenting adalah “teknologiterbaik” tidak perlu menjadi teknologi terbaru.Seperti apa yang diingatkan oleh Erika Kochi bahwa“Daya tarik gadget yang berkilau itu kuat,” namunitu belum dapat dijadikan patron kesuksesan darisebuah produk, faktanya bahwa kompleksitasteknologi tidak selalu berkorelasi dengan dampakyang besar, tetapi bagaimana memadukan teknologirendah dan tinggi, seperti menggabungkan dampakpenggunaan telepon seluler dan radio FM.

Merefleksikan kegagalan masa lalu adalahmenemukan pelajaran berharga dari setiapkegagalan, yaitu bagaimana menerapkan penciptaanteknologi dengan benar di dalam pembangunanekonomi negara melalui investasi jangka menengahdan panjang dari industri swasta, upaya ini tidakhanya membantu, tetapi memberikan dasar bagimunculnya pemikiran tentang praktik terbaikdengan cara memastikan teknologi yang dirancangsesuai dengan keinginan pemikiran pengguna, dancara paling pasti untuk memastikan sebuahteknologi benar-benar “memberdayakan” adalahketika Negara mampu menciptakan prosesperancangan yang bersifat kolaboratif (consortiummodel practically).

Ketika Negara menjadikan Teknologi faktor penentu

untuk kemandirian ekonomi maka keraguan akankinerja teknologi yang memilikikekuatan transformatif dalam pembangunansemestinya sudah harus dihilangkan. Berbagaiproyek pemerintah yang direncanakan dalam APBN“tidak hanya terarah kepada teknologi itu sendiri”,tetapi seharusnya teknologi menjadi faktor utamadalam mencari solusi bangsa ini. Kuncinya adalahdengan mengenali semua elemen terutamadukungan kebijakan seputar pendidikan danpeningkatan infrastruktur.

Kita sudah semestinya menangani tantanganpembangunan global melalui penelitian,pengembangan dan pemanfaatan Iptek ke arahkomersialisasi industri dengan terutama industristrategis seperti bidang sektor energi dantransportasi, yang notabene menentukanpertumbuhan ekonomi Indonesia kembali ke 6+(%)pada masa mendatang. Berbagai lapangan pekerjaanakan terbuka melalui investasi komponen teknologiyang telah proven dalam mendukung industriteknologi nasional.

Begitu pula kebijalan fiskal dan moneter Negara digunakan untuk mendorong sektor Industri yang memungkinkan tercapainya pertumbuhan ekonomiyang tinggi sekaligus menurunkan kemiskinan dan memperbaiki pendapatan masyarakat.

Miskonsepsi Iptek Dalam PenyelarasanPerkembangan Global

(lanjutan)

Page 5: Miskonsepsi Iptek Dalam Penyelarasan Perkembangan Globalpii.or.id/wp-content/uploads/EW-95-draft-koreksi.pdf · NOMOR 95 EW Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC

5Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung

IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Strategi dan Upaya

Pertama, kombinasi stagflasi dan persainganinternasional yang semakin meningkatmemunculkan gerakan daya saing yangmembutuhkan seperangkat kebijakan pelengkapuntuk mendorong pertumbuhan produktivitasjangka panjang. Pemerintah sesegera mungkinmerancang strategi peningkatan daya saing negaradengan melakukan investasi besar di bidang industriberbasis kemandirian teknologi dan inovasi. Fokuspada pertumbuhan produktivitas jangka panjangbeserta rekomendasi dan langkah spesifik bagiinvestor swasta termasuk swasta asing.

Kedua, memperbaharui sistem riset dan teknologidi level pendidikan tinggi yang bertanggung jawabpenuh hingga berskala pasar. Namun di sisi lainindustri nasional adalah finish line-nya, sehinggakompetensi mahasiswa menuju profesional sudahterbentuk sejak di universitas melalui pelatihan, danperolehan keterampilan baru secara terus-menerus.Pemerintah telah memperkuat kebijakan iptek hulumengembangkan formula dan disain fondamentalbagi berkembangnya sain dan teknologi.

Ketiga, kebijakan perdagangan dirancang untukmengadopsi kebijakan ekonomi luar negeri yangberusaha membuka pasar di seluruh dunia berbasispada pengurangan (minimalisasi) defisit untukmemperbaiki iklim investasi, termasuk

pengembangan dan pemanfaatan Iptek untukkemandirian.

Keempat, Political will untuk mendukungpeningkatan anggaran untuk program penguatanIptek dan Inovasi hingga pada akhirnya dapatmencapai tahap komersialisasi juga promosi danpenyebaran iptek dan hasil inovasi secara masif.Dari skenario ini, jutaan rakyat Indonesia akanmemanfaatkan kesempatan baru untuk pendidikandan pelatihan. Hal ini memungkinkan produsenmeminta saran dari pusat penyuluhan manufakturmengenai segala hal terkait dengan industri daninovasi.

Kelima, Menciptakan kerangka kerja yang terarahdan berguna untuk kebijakan ekonomi masa depan,sehingga iklim ekonomi mampu mendoronginvestasi. Kebijakan ekonomi internasional yangmampu membangun kolaborasi dan pasar yangberkelanjutan merupakan strategi yang baik, suksesdan berkelanjutan.

Walahuallam…….

Penulis: Agus Puji Prsetyono

Wakil Anggota Unsur Pemerintah Dewan EnergiNasional, Dosen Fakultas Teknik UniversitasNegeri Yogyakarta, Staf Ahli Menteri BidangRelevansi dan Produktivitas.

Miskonsepsi Iptek Dalam PenyelarasanPerkembangan Global

(lanjutan)

Page 6: Miskonsepsi Iptek Dalam Penyelarasan Perkembangan Globalpii.or.id/wp-content/uploads/EW-95-draft-koreksi.pdf · NOMOR 95 EW Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC

6Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung

IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Pertama, Selamat untuk seluruh wisudawanProgram Studi Program Profesi. Semoga dengangelar profesi Insinyur yang disandang, telahmelengkapi gelar akademis Sarjana Teknik, yang diharapkan akan memberikan lebih banyak artidalam kehidupan bermasyarakat.Kedua, Selamat kepada Fakultas Teknik, ataskomitmen kuat, untuk memulai Program StudiProgram Profesi Insinyur. Ini baru proses awal, yang diharapkan akan terus bergelinding dalammenghasilkan Insinyur baru Indonesia secaraberkelanjutan.

Tentu saja bagi Insinyur baru, ini bukan haripenyelesaian tugas. Memang penyelesaian Program Studi, tetapi justru merupakan awal mulapengembangan profesi insinyur. Banyak tantangandi depan dan berlakulah kewajiban insinyur. DalamUU Keinsinyuran kita mencatat berbagai kewajibanInsinyur, petikan tujuh butir terpentingnya, yaitu:1. Melaksanakan kode etik Insinyur;2. Mengupayakan inovasi dan nilai tambah;3. Melaksanakan standar Keinsinyuran;4. Memutakhirkan Iptek;

Empat hal di atas adalah kewajiban Insinyuruniversal, artinya berlaku meliputi seluruh insinyursedunia. Kemudian5. Menerapkan keberpihakan, yang kata-kata

tepatnya menerapkan keberpihakan pada sumber daya manusia Keinsinyuran nasional, lembaga kerja Keinsinyuran nasional, dan

produk hasil Keinsinyuran nasional dalamkegiatan Keinsinyuran ;

6. Melaksanakan secara berkala darma baktimasyarakat yang bersifat sukarela;

Kedua hal tersebut merupakan kewajiban bagikepentingan nasional. Sedangkan yang ketujuh:7. Melakukan pencatatan rekam kerja

keinsinyuran, adalah manfaat untuk Pribadi kitasebagai Insinyur. Agar kita selalu memilikirekaman kegiatan keinsinyuran, standard yang kita terapkan dan kode etik yang kita tegakan. Ini supaya kita terlindung saat adapermasalahan di kemudian hari yang menyangkut tugas kita.

Hal terakhir ini berkaitan dengan pembangunanproyek infrastruktur yang menuntut pelaksanaandengan penuh tanggung jawab dan kompetensiinsinyur. Kemarin ini ada beberapa kecelakaan yang harusnya dapat dihindarkan. Para Insinyur harusdapat menegakkan keselamatan dan keamananmasyarakat serta keberlanjutan lingkungan dalamtugas-tugasnya dan yang semuanya terekam.

Bagi rekan-rekan yang belum menyandang IP atauInsinyur Profesional disarankan untuk segeramenjadi IP, dimulai dari IP Pratama kemudian IP Madya. PII siap untuk memfasilitasi proses menjadiIP sebagai wujud pengakuan kompetensi yang dibangun sekaligus yang dijamin mutunya oleh PII..

Program Profesi Insinyur yang Menggelinding

Oleh : Rudianto Handojo

Page 7: Miskonsepsi Iptek Dalam Penyelarasan Perkembangan Globalpii.or.id/wp-content/uploads/EW-95-draft-koreksi.pdf · NOMOR 95 EW Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC

7Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung

IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

IP ini sangat penting. Selain sebagai bagian daripengakuan kemampuan untuk menghasilkan karyaatau produk yang mengutamakan keselamatan dan keamanan masyarakat serta keberlanjutanlingkungan, ini juga merupakan bagian darikontribusi kita dalam kompetisi global.

Seperti diketahui, 15-20 tahun yang lalu kita di regional ASEAN masih tersekat-sekat oleh batasNegara. Lain negara lain tarifnya lain pula standarnya. Kini sekat batas Negara telahdihilangkan. Namun sekat baru muncul, namanyastandar. Kita tidak bisa duduk nyaman denganstandar lokal atau standar nasional, kita harus bisamasuk dalam standar regional bahkan standarinternasional untuk berdaya saing.Dalam standar keinsinyuran global para insinyurdituntut untuk selalu memutakhirkanpengetahuannya. Harus belajar sepanjang hayatkita. Apalagi dunia keinsinyuran adalah tempatmengaplikasikan teknologi yang berkembangdemikian luar biasa cepat.

Untuk berdaya saing global kita harus sama kerasupaya kita dengan insinyur dari Negara lain bahkanmelebihinya. Kita harus terus meningkatkankwalifikasi dan standar kita.Sekarang Indonesia tengah dibidik untuk dimasukiinsinyur dari Negara lain. Banyak insinyur Philipinadan Thailand belajar bahasa Indonesia. India

sekarang dengan jumlah sarjana teknik per tahunterbesar di dunia, lebih dari 1,3 juta, mengincarmasuk ke Indonesia. Karena belum ada kesepakatanG to G sehingga sampai saat ini mereka belum bias masuk. Mari kita sama2 ajak generasi muda untukmenjadi Insinyur.

PII dalam Mukadimahnya, yang tertera pada halaman awal AD dan ART PII, ingin menanamkan3 hal kepada para Insinyur, (1) kembangkankeprofesionalan keinsinyuran, (2) kembalikankeprofesionalan dan pengetahuan yang dimilikiuntuk berperan strategis hadir di masyarakatmenjadi penghasil solusi, dan (3) dalam kompetisiglobal ini memberi kontribusi kepada Negara dalambentuk nilai tambah dan daya saing.

Kepada Fakultas Teknik berbagai universitas yang telah menyelenggarakan Program Profesi Insinyur, yang didukung oleh staf cakap kami ingin agar semangat ini bisa ditularkan kepada berbagaiperguruan tinggi teknik yang lain.

Ini adalah era peralihan generasi. Mari kita isibersama-sama menjembatani berbagai kesenjanganyang selama ini ada, baik kesenjangan kesejahteraanmaupun kesenjangan pendidikan, agar tidakmengganggu kita dalam menjadikan cita-citaIndonesia yang Maju dan Mandiri, sebagaimanaamanat Undang-Undang Keinsinyuran.

Program Profesi Insinyur yang Menggelinding

(lanjutan)

Page 8: Miskonsepsi Iptek Dalam Penyelarasan Perkembangan Globalpii.or.id/wp-content/uploads/EW-95-draft-koreksi.pdf · NOMOR 95 EW Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC

Engineer WeeklyPelindung: A. Hermanto Dardak, Heru Dewanto Penasihat: Bachtiar Siradjuddin PemimpinUmum: Rudianto Handojo, Pemimpin Redaksi: Aries R. Prima, Pengarah Kreatif: AryoAdhianto, Pelaksana Kreatif: Gatot Sutedjo,Webmaster: Elmoudy, Web Administrator:Zulmahdi, Erni Alamat: Jl. Bandung No. 1, Menteng, Jakarta Pusat Telepon: 021- 31904251-52. Faksimili: 021 – 31904657. E-mail: [email protected]

Engineer Weekly adalah hasil kerja sama Persatuan Insinyur Indonesia dan Inspirasi Insinyur.

PENUMPANG PESAWAT TERBANG (juta, 2016)

80

94.588.7

96.5

2013 2014 2015 2016

INDONESIA

Sumber: The Economist: Pocket World in Figures, 2019

66.7

72.6

77.5

85.4

92.2

94.1

96.5

100.4

117.7

119.6

124.7

125.6

145.1

480

822.9

15. Spanyol

14. Australia

13. Russia

12. Canada

11. UAE

10. Brazil

9. Indonesia

8. Turki

7. Jepang

6. India

5. Jerman

4. Irlandia

3. Inggris

2. China

1. USA