Top Banner

of 28

Mioma Uteri RICKY WS

Jun 02, 2018

Download

Documents

ricky iskandar
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/11/2019 Mioma Uteri RICKY WS

    1/28

    PRESENTASI KASUS

    MYOMA UTERI

    OLEH

    RICKY ISKANDAR

    61109027

    PEMBIMBING : dr. Gunawan B Santoso, Sp. OG (K)

    SMF / BAGIAN OBSTETRI DAN GYNECOLOGY

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM

    RUMAH SAKIT UMUM DAERAH EMBUNG FATIMAH

    BATAM

    2013

  • 8/11/2019 Mioma Uteri RICKY WS

    2/28

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga

    penulis dapat menyelesaikan proses penyusunan Presentasi Kasus ini dengan judul MYOMA

    UTERI . Penyelesaian Referat ini banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh

    karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada :

    1. dr. Gunawan B Santoso, Sp. OG (K) selaku Pembimbing dalam penyusunan

    presentasi kasus ini.

    2.

    Kedua Orang Tua saya yang selalu memotivasi sehingga penyelesaian Presentasi

    Kasus ini bisa terselesaikan tepat waktu.

    3. Teman-teman sejawat yang telah banyak memberikan masukan dalam penyelesaian

    Presentasi Kasus ini.

    4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Presentasi Kasus ini baik

    secara langsung ataupun tidak langsung.

    Penulis sangat menyadari bahwa referat ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu

    kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan referat ini. Semoga referat ini dapat

    bermanfaat bagi para pembaca dan tenaga kesehatan terkhusus dalam bidang ilmu kedokteran

    Kebidanan dan Kandungan.

    Batam, September 2013

    Penulis

  • 8/11/2019 Mioma Uteri RICKY WS

    3/28

    DAFTAR ISI ..................................................................................................................... i

    BAB I Laporan Kasus

    1.1 Identitas Pasien ..................................................................................................... 1

    1.2 Anamnesis ............................................................................................................. 1

    1.3 Pemeriksaan yang dilakukan ................................................................................. 2

    1.4 Riwayat selama perawatan di rawat inap .............................................................. 3

    1.5 Tatalaksana yang diberikan ................................................................................... 4

    BAB II T injauan Pustaka

    2.1 Pengertian ............................................................................................................. 5

    2.2 Klasifikasi ............................................................................................................. 52.3 Epidemiologi ......................................................................................................... 6

    2.4 Etiologi dan Patogenesis ....................................................................................... 7

    2.5 Faktor Resiko ........................................................................................................ 8

    2.6 Patologi Anatomi .................................................................................................. 10

    2.7 Gambaran Klinis dan Keluhan .............................................................................. 11

    2.8 Infertilitas dan Abortus ......................................................................................... 13

    2.9 Myoma Uteri dan Kehamilan................................................................................ 13

    2.10 Diagnosa.................................................................................................... 13

    2.11 Diagnosa Banding....................................................................................... 14

    2.12 Komplikasi................................................................................................ 14

    2.13 Penatalaksanaan.......................................................................................... 15

    2.14 Prognosis................................................................................................... 19

    BAB III Analisis Kasus ........................................................................................ 20

    Daftar Pustaka........................................................................................................ 23

  • 8/11/2019 Mioma Uteri RICKY WS

    4/28

    BAB I

    LAPORAN KASUS

    1.1 Identitas

    Nama : Ny. Rensia Pasaribu

    Tanggal lahir : 11 April 1981 (32 tahun)

    Suku/Bangsa : Batak/Indonesia

    Agama : Katolik

    Alamat : Perum. Merlion Square Blok N/ 12A Rt/Rw.003/020, Tjg.Uncang

    Tanggal Masuk : 26 Agustus 2013 (Pasien baru masuk via Poli)

    Diagnosis : Myoma Uteri

    1.2 Anamnesis

    - Keluhan Utama : Mulas mulas

    - Keluhan Tambahan : Terkadang terasa sakit di perut

    - Perjalanan Penyakit : Menurut pasien keluhan sudah dialami sejak umur 25 tahun.

    Namun karena hanya mulas-mulas, pasien tidak pernah periksa ke

    dokter hingga umur 28 tahun, pasien periksa ke kandungan oleh

    karena menstruasi yang tidak teratur, maka diketahuilah oleh

    pasien, bahwa pada dirinya terdapat myoma uteri. Namun hal

    tersebut tidak membuat pasien mengambil tindakan untuk operasi

    oleh karena berbagai faktor yang tidak disebutkan pasien. Pasien

    pernah keguguran pada kehamilan pertama, kemudian pada

    kehamilan kedua, pasien melahirkan secara SC, maka dilakukan

    juga pengangkatan myoma uteri tersebut. Hingga pada kehamilan

    ketiga, pasien melakukan USG pada tanggal 21 Agustus 2013

    untuk kontrol kehamilan, keadaan janin baik dan tampak ada

    tanda myoma uteri. Namun pasien diberi obat dan kontrol

    kembali lagi setelah obat habis, hingga pada tanggal 26, pasien

    datang kembali ke poli KIA, dan disarankan untuk dioperasi.

    - Riwayat Kehamilan : I, Abortus (2010)

  • 8/11/2019 Mioma Uteri RICKY WS

    5/28

    II, Laki-laki, 3200gr, SC + Myomectomy (2011)

    III, Hamil ini

    - Riwayat Kontrasepsi : Pasien belum pernah menggunakan alat kontrasepsi

    - Riwayat Alergi : Pasien tidak mempunyai alergi obat dan makanan

    1.3 Pemeriksaan yang dilakukan

    - Tanggal 26 Agustus 2013 Jam 15.30 : Keadaan umum : Baik Kesadaran : Compos Mentis Tekanan Darah : 120/80 mmHg

    Nadi : 96 x/menit Nafas : 20 x/menit

    a. Kepala- Bentuk : Normocepali- Muka : Chloasma Gravidarum (-), edema (-)- Mata : Konjungtiva Anemis (+), Sklera Ikterik (-)- Leher : Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-)

    b.

    Thorax- Jantung : Bunyi Jantung I & II terdengar regular, Murmur(-),

    Gallop (-)

    - Paru-paru : Nafas terdengar Vesikuler, Wheezing (-), Ronkhi (-)

    c. Abdomen

    Pemeriksaan Obstetri

    - DJJ : 140 x/menit - HIS : (+)- Pemeriksaan Leopold

    Leopold I : TFU = 37 cm, TBJ = 3875 gr Leopold II : Punggung Kiri Leopold III : Teraba Keras (Kepala) Leopold IV : Sudah masuk PAP

  • 8/11/2019 Mioma Uteri RICKY WS

    6/28

    d. Ektremitas- Edema : Negatif

    e. Genitalia- VT : Tidak dilakukan

    f. Diagnosa Sementara- G3P1A1 Gravid 39 minggu 1 hari + ProSC a/i SC 1x

    USG (21 Agustus 2013) => Kandungan Baik + Myoma Uteri Laboratorium (21 Agustus 2013) => Darah Rutin dan Urinalisa

    Darah Rutin Urinaria

    - Haemoglobin : 11.3

    - Lekosit : 9300

    - Hematokrit : 35

    - Eritrosit : 4.5

    - Trombosit : 352

    - Masa Pendarahan : 2.6 menit

    - Masa Pembekuan : 8.7 menit

    - Golongan darah : A/Rh +

    - Glukosa Sewaktu : 95

    - Warna : Kuning

    - Kejernihan: Jernih

    - BJ : 1.010

    - pH : 6.5

    - Lekosit : +3

    - Protein : +

    - Eritrosit : -

    - Urobilinogen: -

    - Bilirubin : -

    -

    Glukosa : -- Keton : -

    - Sedimen : leukosit 18-20

    LPB/LPK, eritrosit 2-3

    LPB/LPK, epi 10-14 LPB/LPK

    1.4 Riwayat selama perawatan di Rawat Inap

    26 Agustus 2013 - S : Keluhan (-)

    - O : Ku => baik, Kesadaran => Compos mentis, TD = 120/80

    mmHg

    - A : Myoma uteri + pro SC

  • 8/11/2019 Mioma Uteri RICKY WS

    7/28

    27 Agustus 2013 - S : Keluhan (-)

    - O : Ku => baik, Kesadaran => Compos mentis, TTV (TD =

    130/80 mmHg, N = 80 x/i, R = 18 x/i

    - P : confirm ulang dari dr. Gunawan, dr. Suta dan tim OK

    Setelah SC :

    - S : nyeri luka post op (+), mobilisasi (-).

    - O : Ku => baik, Kesadaran => Compos mentis, ttv (td= 120/80

    mmHg, n= 76x/i, r= 22 x/I, t= 36,3 C)

    28 Agustus 2013 - S : nyeri perut (+), demam, pusing, mobilisasi (+)

    - O : Ku => baik, Kesadaran => Compos mentis, P/V (+) tidak

    mengalir. TTV (TD = 120/90 mmHg, N = 85 x/i, R = 20 x/i )

    29 Agustus 2013 - S : Keluhan (-)

    - O : Ku => baik, Kesadaran => Compos mentis.

    - P : Pulang

    1.5 Tatalaksana yang diberikan

    - Poli : Rencana SC + Myomectomy

    - Rawat Jalan :

    Pro SC:

    26 Agustus 2013 R/ operasi besok jam 08.00 WIB, pemasangan infuse RL 20 tti

    dan kateter.

    27 Agustus 2013 Injeksi Ceftriaxone 2gr

    Injeksi Dexamethasone 2amp

    Post SC :

    27 Agustus 2013 Inj Ceftriaxone 1gr (13.30, 21.00)

    Inj Gentamycin 1 amp (13.30, 21.00)

    Inj Tramadol 1 amp (13.30, 21.00)

  • 8/11/2019 Mioma Uteri RICKY WS

    8/28

    28 Agustus 2013 Inj Ceftriaxone 1gr (06.00, 12.30. 18.30)

    Inj Gentamycin 1 amp (06.00, 14.30)

    Inj Tramadol 1 amp (06.00)

    29 Agustus 2013 Th/ obat oral lanjut. Pasien boleh pulang.

    BAB II

    TEORI MIOMA UTERI

    2.1. Pengertian Mioma Uteri

    Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos uterus yang terdiri dari sel-sel

    jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen (Hadibroto, 2005).

    Mioma uteri disebut juga dengan leimioma uteri atau fibromioma uteri. Mioma

    ini berbentuk padat karena jaringan ikat dan otot rahimnya dominan. Mioma uterimerupakan neoplasma jinak yang paling umum dan sering dialami oleh wanita.

    Neoplasma ini memperlihatkan gejala klinis berdasarkan besar dan letak mioma

    (Manuaba, 2001).

    2.2. Klasifikasi

    Mioma Uteri dapat terletak di bawah permukaan endometrium atau

    desidua rongga uterus ( submukosa ), tepat di bawah serosa uterus ( subserosa ), atau

    terbatas di miometrium ( intramural ). Mioma Intramural, seiring dengan

    pertumbuhannya, dapat membentuk komponen subserosa atau submukosa, atau

    keduanya. Mioma subserosa atau submukosa kadang-kadang melekat ke uterus

    hanya melalui sebuah tangkai ( pedunkulata ). Tumor ini dapat mengalami torsio disertai

    nekrosis dan terlepas dari uterus. Kadang-kadang mioma subserosa menjadi parasitik,

  • 8/11/2019 Mioma Uteri RICKY WS

    9/28

    dan sebagian atau semua aliran darahnya berasal dari omentum yang banyak

    mengandung pembuluh darah.

    Sarang mioma di uterus dapat berasal dari serviks uterus hanya 1-3%,

    sisanya adalah dari korpus uterus.

    Menurut letaknya, mioma dapat kita dapati sebagai :

    a. Mioma Submukosa : berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam

    rongga uterus. Mioma submukosa dapat tumbuh bertangkai menjadi polip,

    kemudian dilahirkan melalui saluran serviks ( myomgeburt )

    b. Mioma Intramural : mioma terdapat di dinding uterus diantara serabut

    miometrium

    c. Mioma Subserosum : apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga

    menonjol pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa.

    d. Mioma Intraligmenter : Mioma subserosum dapat tumbuh di antara

    kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma intraligamenter. Mioma

    subserosum dapat pula tumbuh menempel pada jaringan lain, misalnya ke

    ligamentum atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus,

    sehingga disebut wandering/parasitic fibroid . Jarang sekali ditemukan satumacam mioma saja dalam satu uterus (Prawirohardjo, 2008).

  • 8/11/2019 Mioma Uteri RICKY WS

    10/28

    Gambar 2.1 : Jenis Mioma Uteri dan Lokasinya

    (Sumber: Martin L.Pernoll, 2001)

    2.3. Epidemiologi

    Mioma uterus, atau disebut juga sebagai leiomioma atau fibroid

    merupakan tumor jinak yang sering ditemukan pada wanita usia reproduktif

    (20-25%). Pada usia > 35 tahun kejadiannya lebih tinggi., yaitu mendekati angka

    40%. Tingginya kejadian mioma uterus antara usia 35 tahun dan usia 50 tahun

    menunjukan adanya hubungan kejadian mioma uterus dengan estrogen. Pada usiamenopause terjadi regresi mioma uterus. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

    Fardhan et -al di Nepal, mengatakan bahwa keluhan penderita yang banyak

    ditemukan adalah perdarahan pervaginam yaitu sebesar 73%, diikuti pembesaran

    perut bagian bawah dan nyeri sebesar 58,4%, dismenore ditemukan sebesar 18,2%

  • 8/11/2019 Mioma Uteri RICKY WS

    11/28

    serta keluhan penderita dengan infertilitas sebesar 7,3%.

    Dari penelitian yang dilakukan oleh Ran Ok et-al di Pusan St. Benedict

    Hospital Korea yang dilakukan terhadap 815 kasus mioma uteri diketahui bahwa

    kasus mioma uteri tebanyak terjadi pada kelompok usia 40-49 tahun dengan usia

    rata-rata 42,97 tahun. Keluhan utama terbanyak pada penderita mioma uteri adalah

    perdarahan pervaginam abnormal (44,1%). Mioma uteri tipe intramural adalah yang

    terbanyak dari tipe mioma uteri secara patologi anatomi (51,3%). Kadar haemoglobin

    (Hb) rata-rata penderita mioma uteri adalah 10,92 g/dl dan 37,6% diantaranya

    dilakukan transfusi darah. Histerektomi total ditemukan sebagai tindakan

    penatalaksanaan terbanyak pada kasus-kasus mioma uteri (91,5%) (Muzakir, 2008).

    2.4. Etiologi dan Patogenesis

    Penyebab utama mioma uteri belum diketahui secara pasti sampai saat ini,

    tetapi penyelidikan telah dijalankan untuk memahami keterlibatan faktor hormonal,

    faktor genetik, growth factor , dan biologi molekular untuk tumor jinak ini.

    Faktor yang diduga berperan untuk inisiasi pada perubahan genetik pada mioma uteri

    adalah abnormalitas intrinsik pada miometrium, peningkatan reseptor estrogen secara

    kongenital pada miometrium, perubahan hormonal, atau respon kepada kecederaan

    iskemik ketika haid. Setelah terjadinya mioma uteri, perubahan-perubahan genetik ini

    akan dipengaruhi oleh promoter (hormon) dan efektor (growth factors) (Parker, 2007).

    Mioma uteri yang berasal dari sel otot polos miometrium, menurut teori

    onkogenik maka patogenesa mioma uteri dibagi menjadi 2 faktor yaitu inisiator dan

    promotor. Faktor-faktor yang menginisiasi pertumbuhan mioma masih belum

    diketahu pasti. Dari penelitian menggunakan glucose-6-phosphatase dihydrogenase

    diketahui bahwa mioma berasal dari jaringan uniseluler.

    Transformasi neoplastik dari miometrium menjadi mioma melibatkan mutasi

    somatik dari miometrium normal dan interaksi kompleks dari hormon steroid seks

    dan growth factor lokal. Mutasi somatik ini merupakan peristiwa awal dalam proses

    pertumbuhan tumor (Hadibroto, 2005).

    Tidak dapat dibuktikan bahwa hormon estrogen berperan sebagai

  • 8/11/2019 Mioma Uteri RICKY WS

    12/28

    penyebab mioma, namun diketahui estrogen berpengaruh dalam pertumbuhan mioma.

    Mioma terdiri dari reseptor estrogen dengan konsentrasi yang lebih tinggi

    disbanding dari miometrium sekitarnya namun konsentrasinya lebih rendah dibanding

    endometrium. Hormon progesteron meningkatkan aktifitas mitotik dari mioma pada

    wanita muda namun mekanisme dan faktor pertumbuhan yang terlibat tidak diketahui

    secara pasti. Progesteron memungkinkan pembesaran tumor dengan cara down-

    regulation apoptosis dari tumor. Estrogen berperan dalam pembesaran tumor dengan

    meningkatkan produksi matriks ekstraseluler (Hadibroto, 2005), (DeCherney, 2007).

    2.5. Faktor Risiko

    A. Usia penderita

    Wanita kebanyakannya didiagnosa dengan mioma uteri dalam usia 40 keatas;

    tetapi, kebenarannya masih tidak diketahui pasti apakah mioma uteri yang terjadi

    adalah disebabkan oleh peningkatan formasi atau peningkatan pembesaran secara

    sekunder terhadap perubahan hormon pada waktu usia ini (Parker, 2007).

    Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun

    mempunyai sarang mioma. Mioma belum pernah dilaporkan terjadi sebelum

    menarche dan setelah menopause hanya 10% mioma yang masih bertumbuh

    (Prawirohardjo, 2008).

    B. Hormon endogen ( En dogenous H ormonal )

    Mioma uteri sangat sedikit ditemukan pada spesimen yang diambil dari hasil

    histerektomi wanita yang telah menopause, diterangkan bahwa hormon esterogen

    endogen pada wanita-wanita menopause pada kadar yang rendah atau sedikit (Parker,

    2007).

    C. Riwayat Keluarga

  • 8/11/2019 Mioma Uteri RICKY WS

    13/28

    Wanita dengan garis keturunan tingkat pertama dengan penderita mioma

    uteri mempunyai peningkatan 2,5 kali kemungkinan risiko untuk menderita mioma

    uteri dibanding dengan wanita tanpa garis keturunan penderita mioma uteri.

    Penderita mioma yang mempunyai riwayat keluarga penderita mioma uteri mempunyai

    2 kali lipat kekuatan ekspresi dari VEGF- (a myoma-related growth factor)

    dibandingkan dengan penderita mioma yang tidak mempunyai riwayat keluarga

    penderita mioma uteri (Parker, 2007).

    D. Berat badan

    Satu studi prospektif dijalankan dan dijumpai kemungkinan risiko menderita

    mioma uteri adalah setinggi 21% untuk setiap kenaikan 10kg berat badan dan

    dengan peningkatan indeks massa tubuh. Temuan yang sama juga turut dilaporkan

    untuk wanita dengan 30% kelebihan lemak tubuh. Ini terjadi kerana obesitas

    menyebabkan pemingkatan konversi androgen adrenal kepada estrone dan menurunkan

    hormon sex-binding globulin . Hasilnya menyebabkan peningkatan estrogen secara

    biologikal yang bisa menerangkan mengapa terjadi peningkatan prevalensi mioma uteri

    dan pertumbuhannya (Parker, 2007).

    E. Makanan

    Beberapa studi telah meneliti hubungan antara diet dan kehadiran atau

    pertumbuhan mioma. Satu studi menemukan bahwa daging sapi, daging merah lainnya,

    dan daging babi meningkatkan kejadian mioma uteri, tapi sayuran hijau biasa

    menurunkan kejadian mioma uteri. Tidak diketahui dengan pasti apakah vitamin,

    serat atau phytoestrogen berhubungan dengan mioma uteri (Parker, 2007).

    F. Kehamilan dan Paritas

    Angka kejadian mioma uteri bervariasi dari hasil penelitian yang pernah

  • 8/11/2019 Mioma Uteri RICKY WS

    14/28

    dilakukan ditemukan sebesar 0,3 % 7,2 % selama kehamilan. Kehamilan dapat

    mempengaruhi mioma uteri karena tingginya kadar estrogen dalam kehamilan dan

    bertambahnya vaskularisasi ke uterus. Kedua keadaan ini kemungkinan dapat

    mempercepat pembesaran mioma uteri (Muzakir, 2008)

    G. Kebiasaan Merokok

    Merokok dapat mengurangi insidensi mioma uteri. Banyak faktor yang dapat

    menurunkan bioavailabilitas hormon estrogen pada jaringan, seperti penurunan konversi

    androgen kepada estrogen dengan penghambatan enzim aromatase oleh nikotin (Parker,

    2007).

    2.6. Patologi Anatomi

    Pada gambaran makroskopik menunjukkan suatu tumor berbatas jelas,

    bersimpai, pada penampang menunjukkan massa putih dengan susunan lingkaran-

    lingkaran konsentrik di dalamnya. Tumor ini bisa terjadi secara tunggal tetapi

    kebanyakkan terjadi secara multipel dan bertaburan pada uterus dengan ukuran yang

    berbeda-beda. Perubahan-perubahan sekunder yang terjadi pada mioma uteri adalah:1. Atrofi:

    Sesudah kehamilan atau sesudah menopause mioma uteri menjadi kecil.

    2. Degenerasi Hialin:

    Perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita berusia lanjut. Tumor kehilangan

    struktur aslinya menjadi homogen. Dapat meliputi sebagian besar atau sebagian kecil

    daripadanya seolah-olah memisahkan satu kelompok serabut otot dari kelompok

    lainnya.

    3. Degenerasi Kistik:

    Dapat meliputi daerah kecil maupun luas, di mana sebagian dari mioma menjadi cair,

    sehingga terbentuk ruangan yang tidak teratur berisi agar-agar, dapat juga terjadi

    pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga menyerupai limfangioma.

  • 8/11/2019 Mioma Uteri RICKY WS

    15/28

    Dengan konsistensi yang lunak ini tumor sukar dibedakan dengan kista ovarium atau

    suatu kehamilan.

    4. Degenerasi membatu (Calcir eous D egeneration ):

    Terutama terjadi pada wanita berusia lanjut oleh kerana adanya gangguan dalam

    sirkulasi. Dengan adanya pengendapan garam kapur pada sarang mioma maka mioma

    menjadi keras dan memberikan bayangan pada foto rontgen.

    5. Degenerasi merah (Carneous Degenerati on) :

    Perubahan ini biasanya terjadi pada kehamilan dan nifas. Patogenesis terjadinya

    diperkirakan kerana suatu nekrosis subakut sebagai gangguan vaskularisasi. Pada

    pembelahan dapat dilihat sarang mioma seperti daging mentah bewarna merah

    disebabkan oleh pigmen hemosiderin dan hemofusin. Degenerasi merah tampak khas

    apabila pada kehamilan muda disertai emesis, haus, sedikit demam, kesakitan,

    tumor pada uterus membesar dan nyeri pada perabaan

    6. Degenerasi lemak (M yxomatous Degenerati on)

    Jarang terjadi dan merupakan lanjutan degenerasi hialin (Prawirohardjo, 2008).

    2.7. Gambaran Klinis dan Keluhan

    Kebanyakan kasus ditemui secara kebetulan kerana tumor ini tidak

    mengganggu. Gejala yang dikeluhkan sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini

    berada, ukuran tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi. Gejala yang terjadi

    dapat digolongkan seperti berikut:

    1. Perdarahan abnormal

    Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore, menoragia

    dan dapat juga terjadi metroragia. Antara penyebab pe\rdarahan ini adalah:

    pengaruh ovarium sehingga terjadilah hiperplasia endometrium sampai

    adenokarsinoma endometrium

  • 8/11/2019 Mioma Uteri RICKY WS

    16/28

    permukaan endometrium yang lebih luas dari biasa atrofi endometrium di atas mioma submukosum. miometrium tidak dapat berkontraksi optimal kerana adanya sarang mioma di

    antara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang

    melaluinya dengan baik (Prawirohardjo, 2008). Disebabkan permukaan

    endometrium yang menjadi lebih luas akibat pertumbuhan mioma, maka

    lebih banyak dinding endometrium yang terhakis ketika menstruasi dan

    ini menyebabkan perdarahan abnormal. Walaupun menstruasi berat sering

    terjadi tetapi siklusnya masih tetap (Hart, 2000).

    Perdarahan abnormal ini terjadi pada 30% pasien mioma uteri dan perdarahan

    abnormal ini dapat menyebabkan anemia defisiensi besi. Pada suatu penelitian

    yang mengevaluasi wanita dengan mioma uteri dengan atau tanpa perdarahan

    abnormal, didapat data bahwa wanita dengan perdarahan abnormal secara bermakna

    menderita mioma intramural (58% banding 13%) dan mioma submukosum (21%

    banding 1%) dibanding dengan wanita penderita mioma uteri yang asimtomatik

    (Hadibroto, 2005).

    2. NyeriRasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul kerana gangguan

    sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan

    peradangan (Prawirohardjo, 2008).

    Nyeri panggul yang disebabkan mioma uteri bisa juga disebabkan

    degenerasi akibat oklusi vaskuler,infeksi,torsi dari mioma yang bertangkai maupun

    akibat kontraksi miometrium yang disebabkan mioma subserosum.Tumor yang

    besar dapat mengisi rongga pelvik dan menekan bagian tulang pelvik yang dapat

    menekan saraf sehingga menyebabkan rasa nyeri yang menyebar ke bagian punggung

    dan ekstremitas posterior (Hadibroto, 2005).

    3. Gejala tanda penekanan

    Gangguan ini tergantung pada tempat dan ukuran mioma uteri. Penekanan pada

  • 8/11/2019 Mioma Uteri RICKY WS

    17/28

    kandung kemih akan menyebabkan poliuri, pada uretra dapat menyebabkan retensio

    urin, pada ureter dapat menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada rektum dapat

    menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pada pembuluh darah dan pembuluh limfe di

    panggul dapat menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul (Prawirohardjo, 2008).

    2.8. Infertilitas dan Abortus

    Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars

    interstisialis tuba, sedangakn mioma submukosum juga memudahkan terjadinya

    abortus oleh kerana distorsi rongga uterus (Prawirohardjo, 2008).

    2.9. Mioma Uteri dan Kehamilan

    Selain dari potensi mioma untuk menyebabkan infertilitas dan abortus,

    kehamilan itu sendiri dapat menimbulkan perubahan pada mioma uteri seperti:

    1. Tumor membesar terutama pada bulan-bulan pertama kerana pengaruh estrogen

    yang kadarnya meningkat.

    2. Dapat terjadi degenerasi merah pada waktu hamil maupun masa nifas.

    3.

    Meskipun jarang mioma uteri bertangkai tetapi dapat juga mengalami torsidengan gejala dan tanda sindrom abdomen akut (Prawirohardjo, 2008).

    2.10. Diagnosa Mioma Uteri

    1. Anamnesis:

    Dari proses tanya jawab dokter dan pasien dapat ditemukan penderita

    seringkali mengeluh rasa berat dan adanya benjolan pada perut bagian bawah, kadang

    mempunyai gangguan haid dan ada nyeri.

    2. Pemeriksaan fisik

    Pemeriksaan bimanual akan mengungkap tumor pada uterus, yang umumnya

    terletak di garis tengah atau pun agak ke samping,seringkali teraba terbenjol-

  • 8/11/2019 Mioma Uteri RICKY WS

    18/28

    benjol. Mioma subserosum dapat mempunyai tangkai yang berhubung dengan

    uterus (Prawirohardjo, 2008).

    3. Pemeriksaan Penunjango Ultra Sonografi (USG): mioma uteri yang besar paling bagus didiagnosis

    dengan kombinasi transabdominal dan transvaginal sonografi. Gambaran

    sonografi mioma kebiasaanya adalah simetrikal, berbatas tegas, hypoechoic dan

    degenerasi kistik menunjukkan anechoic .

    o Magnetic Resonance Imagine (MRI): lebih baik daripada USG tetapi mahal. MRI

    mampu menentukan saiz, lokasi dan bilangan mioma uteri serta bisa

    mengevaluasi jarak penembusan mioma submukosa di dalam dinding miometrium

    (Parker, 2007).

    2.11 Diagnosa Banding

    Diagnosa banding yang perlu dipikirkan adalah tumor abdomen di bagian

    bawah atau panggul ialah mioma subserosum dan kehamilan; mioma submukosum

    yang dilahirkan harus dibedakan dengan inversio uteri; mioma intramural harus

    dibedakan dengan suatu adenomiosis, khoriokarsinoma, karsinoma korporis uteri atausuatu sarkoma uteri (Prawirohardjo, 2008).

    2.12 Komplikasi Mioma Uteri

    Degenerasi ganas

    Mioma uteri yang menjadi leimiosarkoma ditemukan hanya 0,32-0,6% dari

    seluruh mioma, serta merupakan 50-75% dari semua sarkoma uterus. Keganasan

    umumnya baru ditemukan pada pemeriksaan histologi uterus yang telah diangkat.

    Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan apabila

    terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause (Prawirohardjo, 2008).

  • 8/11/2019 Mioma Uteri RICKY WS

    19/28

    Torsi (Putaran Tangkai)

    Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan

    sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadilah sindrom

    abdomen akut. Jika torsi terjadi perlahan-lahan, gangguan akut tidak terjadi. Hal ini

    hendaklah dibedakan dengan suatu keadaan di mana terdapat banyak sarang

    mioma dalam rongga peritoneum (Prawirohardjo, 2008).

    Sarang mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi yang diperkirakan kerana

    gangguan sirkulasi darah padanya. Misalnya terjadi pada mioma yang dilahirkan

    hingga perdarahan berupa metroragia atau menoragia disertai leukore dan ganggua n

    yang disebabkan oleh infeksi dari uterus sendiri (Prawirohardjo, 2008).

    Gambar 2.3: Ringkasan komplikasi Mioma Uteri

    (Sumber: Hart D.M, Norman J, 2000)

    2.13 Penatalaksanaan Mioma Uteri

    Perkembangan penatalaksanaan baru untuk myoma uteri sangatlah lambat,

    hal ini dikarenakan kebanyakkan penderita adalah asimtomatik, bersifat jinak, dan

    angka kematian yang rendah. Sekalipun tidak diberi pengobatan pada mioma uteri,

    jarang terdapat kasus yang membahayakan, kecuali pada penderita yang mengalami

    anemia berat dan hidronephrosis oleh karena obstruksi dari ureter yang dikarenakan

  • 8/11/2019 Mioma Uteri RICKY WS

    20/28

    oleh myoma uteri. Terdapat terapi medikamentosa dan juga terapi pembedahan pada

    myoma uteri.

    1. Terapi Medikamentosa

    a. GnRH Agonis , Saat ini pemakaian Gonadotropin-releasing hormone (GnRH)

    agonis memberikan hasil yang baik memperbaiki gejala klinis mioma uteri.

    Tujuan pemberian GnRH agonis adalah mengurangi ukuran mioma dengan

    jalan mengurangi produksi estrogen dari ovarium. Pemberian GnRH agonis

    sebelum dilakukan tindakan pembedahan akan mengurangi vaskularisasi pada

    tumor sehingga akan memudahkan tindakan pembedahan. Terapi hormonal

    yang lainnya seperti kontrasepsi oral dan preparat progesteron akan

    mengurangi gejala pendarahan tetapi tidak mengur angi ukuran mioma uteri

    (Hadibroto, 2005). Namun pemakaian obat ini harus hati-hati oleh karena

    keadaan hypoestrogen yang akan menyebabkan kehilangan massa tulang setelah

    pemakaian 6 bulan (Novak, 2011).

    b. GnRH An tagoni s, pada penelitian, injeksi GnRH antagonis selama 3 minggu

    akan menekan GnRH endogen sehingga terjadi reduksi sebesar 29% pada

    ukuran myoma (Novak, 2011).

    c. NSAID, tidak efektif terhadap pasien myoma uteri dengan perdarahan, pada

    penelitian plasebo terhadap 25 wanita dengan menorrhagia, 11 diantaranya

    terdapat myoma uteri, ditemukan pengurangan dalam perdarahan hanya pada

    wanita dengan perdarahan idiopatik, namun tidak ada pengurangan pada wanita

    dengan myoma uteri (Novak, 2011).

    2. Terapi pembedahan

    Indikasi terapi bedah untuk mioma uteri menurut American College of

    obstetricians and Gyneclogist (ACOG) dan American Society of Reproductive

    Medicine (ASRM) adalah

    a. Perdarahan uterus yang tidak respon terhadap terapi konservatif

    b. Sangkaan adanya keganasan

  • 8/11/2019 Mioma Uteri RICKY WS

    21/28

    c. Pertumbuhan mioma pada masa menopause

    d. Infertilitas kerana ganggaun pada cavum uteri maupun kerana oklusi tuba

    e. Nyeri dan penekanan yang sangat menganggu

    f. Gangguan berkemih maupun obstruksi traktus urinarius

    g. Anemia akibat perdarahan (Hadibroto,2005)

    Tindakan pembedahan yang dilakukan adalah miomektomi atau histerektomi.

    1. Miomektomi

    Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan

    uterus. Miomektomi ini dilakukan pada wanita yang ingin mempertahankan fungsi

    reproduksinya dan tidak ingin dilakukan histerektomi. Tindakan ini dapat dikerjakan

    misalnya pada mioma submukosum dengan cara ekstirpasi lewat vagina. Apabila

    miomektomi ini dikerjakan kerana keinginan memperoleh anak, maka kemungkinan

    akan terjadi kehamilan adalah 30-50% (Prawirohardjo, 2008). Tindakan miomektomi

    dapat dilakukan dengan laparotomi, histeroskopi maupun dengan laparoskopi. Pada

    laparotomi, dilakukan insisi pada dinding abdomen untuk mengangkat mioma dari

    uterus. Keunggulan melakukan miomektomi adalah lapangan pandang operasi yang

    lebih luas sehingga penanganan terhadap perdarahan yang mungkin timbul pada pembedahan miomektomi dapat ditangani dengan segera. Namun pada miomektomi

    secara laparotomi resiko terjadi perlengketan lebih besar, sehingga akan mempengaruhi

    faktor fertilitas pada pasien, disamping masa penyembuhan paska operasi lebih lama,

    sekitar 4-6 minggu.

    Pada miomektomi secara histeroskopi dilakukan terhadap mioma submukosum

    yang terletak pada kavum uteri.Keunggulan tehnik ini adalah masa penyembuhan paska

    operasi sekitar 2 hari. Komplikasi yang serius jarang terjadi namun dapat timbul

    perlukaan pada dinding uterus, ketidakseimbangan elektrolit dan perdarahan.

    Miomamektomi juga dapat dilakukan dengan menggunakan laparoskopi.

    Mioma yang bertangkai diluar kavum uteri dapat diangkat dengan mudah secara

    laparoskopi. Mioma subserosum yang terletak didaerah permukaan uterus juga dapat

    diangkat dengan tehnik ini. Keunggulan laparoskopi adalah masa penyembuhan paska

  • 8/11/2019 Mioma Uteri RICKY WS

    22/28

    operasi sekitar 2-7 hari. Resiko yang terjadi pada pembedahan ini termasuk

    perlengketan, trauma terhadap organ sekitar seperti usus, ovarium,rektum serta

    perdarahan.

    Sampai saat ini miomektomi dengan laparoskopi merupakan prosedur

    standar bagi wanita dengan mioma uteri yang masih ingin mempertahankan fungsi

    reproduksinya (Hadibroto, 2005).

    Terkadang miomektomi juga dilakukan pada saat operasi cesar, pada penelitian

    terhadap 25 wanita dengan pengangkatan 84 myoma dengan ukuran 2-10 cm pada saat

    operasi cesar didapatkan perkiraan kehilangan darah sekitar 876mL, dan 5 wanita

    membutuhkan transfusi darah (Novak, 2011).

    2. HisterektomiHisterektomi adalah pengangkatan uterus, yang umumnya adalah tindakan

    terpilih (Prawirohardjo, 2008).Tindakan histerektomi pada mioma uteri sebesar 30%

    dari seluruh kasus. Histerektomi dijalankan apabila didapati keluhan menorrhagia,

    metrorrhagia, keluhan obstruksi pada traktus urinarius dan ukuran uterus sebesar usia

    kehamilan 12-14 minggu (Hadibroto, 2005).

    Tindakan histerektomi dapat dilakukan secara abdominal (laparotomi),

    vaginal dan pada beberapa kasus dilakukan laparoskopi.

    Histerektomi perabdominal dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu total

    abdominal hysterectomy (TAH) dan subtotal abdominal histerectomy (STAH). Masing-

    masing prosedur ini memiliki kelebihan dan kekurangan. STAH dilakukan untuk

    menghindari resiko operasi yang lebih besar seperti perdarahan yang banyak,

    trauma operasi pada ureter, kandung kemih dan rektum. Namun dengan

    melakukan STAH kita meninggalkan serviks, di mana kemungkinan timbulnya

    karsinoma serviks dapat terjadi. Pada TAH, jaringan granulasi yang timbul pada

    tungkul vagina dapat menjadi sumber timbulnya sekret vagina dan perdaraahn paska

    operasi di mana keadaan ini tidak terjadi pada pasien yang menjalani STAH.

    Histerektomi juga dapat dilakukan pervaginanm, dimana tindakan operasi tidak

    melalui insisi pada abdomen. Secara umum histerektomi vaginal hampir seluruhnya

    merupakan prosedur operasi ekstraperitoneal, dimana peritoneum yang dibuka sangat

  • 8/11/2019 Mioma Uteri RICKY WS

    23/28

    minimal sehingga trauma yang mungkin timbul pada usus dapat diminimalisasi. Maka

    histerektomi pervaginam tidak terlihat parut bekas operasi sehingga memuaskan

    pasien dari segi kosmetik. Selain itu kemungkinan terjadinya perlengketan

    paska operasi lebih minimal dan masa penyembuhan lebih cepat dibandng histerektomi

    abdominal.

    Histerektomi laparoskopi ada bermacam-macam tehnik. Tetapi yang dijelaskan

    hanya 2 iaitu; histerektomi vaginal dengan bantuan laparoskopi ( Laparoscopically

    assisted vaginal histerectomy / LAVH) dan classic intrafascial serrated edged

    macromorcellated hysterectomy (CISH) tanpa colpotomy.

    Pada LAVH dilakukan dengan cara memisahkan adneksa dari dinding

    pelvik dengan memotong mesosalfing kearah ligamentum kardinale dibagian

    bawah, pemisahan pembuluh darah uterina dilakukan dari vagina.CISH pula merupakan modifikasi dari STAH, di mana lapisan dalam dari

    serviks dan uterus direseksi menggunakan morselator. Dengan prosedur ini diharapkan

    dapat mempertahankan integritas lantai pelvik dan mempertahankan aliran darah pada

    pelvik untuk mencegah terjadinya prolapsus. Keunggulan CISH adalah mengurangi

    resiko trauma pada ureter dan kandung kemih, perdarahan yang lebih minimal,waktu

    operasi yang lebih cepat, resiko infeksi yang lebih minimal dan masa penyembuhan

    yang cepat. Jadi terapi mioma uteri yang terbaik adalah melakukan histerektomi. Dari

    berbagai pendekatan, prosedur histerektomi laparoskopi memiliki kelebihan kerana

    masa penyembuhan yang singkat dan angka morbiditas yang rendah dibanding

    prosedur histerektomi abdominal (Hadibroto, 2005).

    2.14 Prognosis

    Histerektomi dengan pengangkatan seluruh mioma bersifat kuratif. Pada

    miomektomi, uterus dan kavitasnya dapat kembali ke bentuk yang normal. Satu hal

    yang penting diperhatikan adalah adanya resiko rekuren setelah miomektomi.

    Penelitian menunjukkan adanya insiden sekitar 2-3% pertahun dari symptomatic

    myoma setelah miomektomi (DeCherney, 2007).

  • 8/11/2019 Mioma Uteri RICKY WS

    24/28

    BAB III

    ANALISIS KASUS

    Seorang perempuan berusia 32 tahun diantar oleh suaminya datang ke VK via Poliklinik KIA

    Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah Kota Batam pada tanggal 26 Agustus 2013

    dengan keluhan mulas-mulas.

    Pada pemeriksaan fisik di dapatkan tanda vital pasien :

    Tekanan darah (TD) : 140/90 mmhg

    Nadi (HR) : 80x/menit

    Respirasi (RR) : 16x/menit

    Dari inspeksi fisik pasien terlihat edema pada wajah maupun tungkai. Berdasarkan anamnesa

    di dapatkan bahwa pasien mulas dan terkadang mengalami sakit perut dan pada riwayat

    kehamilan didapati bahwa pasien pernah mengalami keguguran sebelumnya serta pada

    pemeriksaan USG tanggal 21 Agustus didapatkan tanda myoma uteri.

    Setelah pemeriksaan selesai dilakukan, pasien diminta untuk melakukan pemeriksaan

    selanjutnya, yaitu pemeriksaan darah dan urin. Dari hasil pemeriksaan tersebut di dapatkan:

    Darah Rutin Urinaria

    - Haemoglobin : 11.3

    - Lekosit : 9300

    - Hematokrit : 35- Eritrosit : 4.5

    - Trombosit : 352

    - Masa Pendarahan : 2.6 menit

    - Masa Pembekuan : 8.7 menit

    - Warna : Kuning

    - Kejernihan: Jernih

    - BJ : 1.010- pH : 6.5

    - Lekosit : +3

    - Protein : +

    - Eritrosit : -

  • 8/11/2019 Mioma Uteri RICKY WS

    25/28

    - Golongan darah : A/Rh +

    - Glukosa Sewaktu : 95

    - Urobilinogen: -

    - Bilirubin : -

    - Glukosa : -

    - Keton : -

    - Sedimen : leukosit 18-20

    LPB/LPK, eritrosit 2-3

    LPB/LPK, epi 10-14 LPB/LPK

    Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan

    dapat ditegakkan bahwa pasien ini G3P1A1 Gravid 39 minggu 1 hari + Pro SC + Myomectomi

    a/i ReSC + Myoma Uteri

    Dikatakan pasien menderita myoma uteri karena:

    Hasil USG menunjukkan adanya tanda myoma uteri Mulas dan sakit perut yang merupakan salah satu dari tanda myoma uteri

    Riwayat Menstruasi yang tidak teratur

    Riwayat Myomectomy sebelumnya

    Pada operasi, diangkat dua buah jaringan, namun jaringan pertama pecah dengan dugaan

    merupakan myoma uteri degenerasi cystic, dimana sudah terjadi likuifaksi. Kemudian diangkat

    jaringan kedua berukuran 3,5 x 3,0 x 2,5 cm, berwarna putih kecoklatan. Pada lamelasi tampakmassa padat putih kecoklatan, berjaras-jaras.

  • 8/11/2019 Mioma Uteri RICKY WS

    26/28

    Tampak Makroskopis Myoma Uteri

    Jaringan kemudian diantar ke bagian Patologi Anatomi untuk diperiksakan jaringannya, dan

    dari hasil pemeriksaan didapatkan sediaan operasi dari uterus berupa massa tumor terdiri dari

    sel-sel myosit dan fibrosit yang tumbuh hiperplastis, memadat tersusun simpang siur, sebagian

    membentuk struktur fasikulus, inti sel dalam batas normal, dan tidak tampak sel ganas, dengan

    kesimpulan akhir, Leimyoma Uteri.

  • 8/11/2019 Mioma Uteri RICKY WS

    27/28

    Tampak Mikroskopis Myoma Uteri

    Tampak Mikroskopis dengan Pembesaran 400x

  • 8/11/2019 Mioma Uteri RICKY WS

    28/28

    DAFTAR PUSTAKA

    DeCherney AH, Nathan L, Goodwin TM, Laufer N. 2007. Current Diagnosis &

    Treatment Obstetrics & Gynecology 10th

    Edition. USA: McGraw-Hill Companies

    Hadibroto, Budi, R.,2005. Mioma Uteri. Majalah Kedokteran Nusantara, Volume

    38, No.3,September 2005, Medan.

    Jonathan, Berek S. 2011. Berek & Novak Gynecology, 15th ed. Copyright: Lipincott

    Williams & Wilkins.

    Manuaba, I.B.G. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri

    Ginekologi dan KB. Jakarta. Penerbit EGC.

    Muzakir, 2008. Profil Penderita Mioma Uteri di RSUD Arifin Achmad Propinsi

    Riau Periode 1 Januari-31 Desember 2006. Available from:

    http://yayanakhyar.wordpress.com/2008/04/25/profil-mio ma-uteri-rsud-aa/. Last updated: 25

    April 2008 [ di akses 30 Agustus 2013].

    Parker, William H. Etiology, Symptomatology and Diagnosis of Uterine Myomas .

    Volume 87. Department of Obstetrics and gynecology UCLA School of Medicine, Los Angeles,

    California.American Society for Reproductive Medicine, 2007. 725-733.

    Prawirohardjo S, Wiknjosastro H. 2008. Ilmu Kandungan Edisi Kedua . Jakarta: PT Bina

    Pustaka, Sarwono Prawirohardjo.

    http://yayanakhyar.wordpress.com/2008/04/25/profil-miohttp://yayanakhyar.wordpress.com/2008/04/25/profil-mio