BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar Belakang MasalahKesehatan merupakan
suatu masalah yang kompleks dan saling berkaitan dengan
masalah-masalah lain di luar bidang kesehatan. Demikian pula
pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari
segi kesehatannya sendiri, namunharus dilihat juga faktor- faktor
lain yang dapat mempengaruhi timbulnya suatu masalah kesehatan atau
penyakit. Menurut Hendrik L.Bloom (1974) terdapat empat faktor yang
mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan
masyarakat, yaitu keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan
kesehatan. Status kesehatan akan tercapai secara optimal, jika
keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang
optimal. Salah satu faktor saja berada dalam keadaan yang
terganggu, maka status kesehatan bergeser di bawah
optimal.1Perkembangan epidemiologi menggambarkan secara spesifik
peran lingkungan dalam terjadinya penyakit dan wabah, lingkungan
berpengaruh pada terjadinya penyakit. Interaksi manusia dengan
lingkungan hidupnya merupakan suatu yang wajar dan terlaksana sejak
manusia itu dilahirkan sampai ia meninggal, hal ini disebabkan
karena manusia memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk
kelangsungan hidupnya.2Hubungan antara manusia dengan lingkungannya
selanjutnya dapat meningkatkan kualitas lingkungan atau dapat pula
menghasilkan sesuatu yang dapat merugikan lingkungan, sesuatu yang
merugikan lingkungan disebut sebagai environmental hazard dan hal
tersebut dapat mempengaruhi aktivitas manusia. Segala aktivitas
manusia dapat saling timbal balik dengan sistem penunjang kehidupan
dan sumber daya serta sisa-sisa aktivitas manusia (sampah).2Masalah
kesehatan lingkungan penduduk khususnya jamban keluarga merupakan
masalah kesehatan yang perlu mendapatkan prioritas. Fasilitas
jamban keluarga dan di masyarakat terutama dalam pelaksanaannya
tidaklah mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat yang
biasanya sangat erat kaitannya dengan perilaku, tingkat ekonomi,
kebudayaan dan pendidikan.3Penyakit-penyakit berbasis lingkungan
masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia.Bahkan pada
kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan
menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi dan
balita. Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan
dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan (Data Susenas
2001).4Munculnya kembali beberapa penyakit menular sebagai akibat
dari semakin besarnya tekanan bahaya kesehatan lingkungan yang
berkaitan dengan masalah sanitasi, cakupan air bersih dan jamban
keluarga yang masih rendah, perumahan yang tidak sehat, pencemaran
makanan oleh mikroba, telur cacing dan bahan kimia, penanganan
sampah dan limbah yang belum memenuhi syarat kesehatan, vektor
penyakit yang tidak terkendali (nyamuk, lalat, kecoa, tikus dan
lain-lain), pemaparan akibat kerja (penggunaan pestisida di bidang
pertanian, industri kecil dan sektor informal lainnya), bencana
alam, serta perilaku masyarakat yang belum mendukung ke arah pola
hidup bersih dan sehat. 41.2. Rumusan Masalahpemakaian jamban
keluarga di wilayah kerja Pudkesmas Panguragan pada tahun 2010
masih rendah, yaitu sebanyak 75%. Hal ini menimbulkan kesenjanan
sebesar 5% dari target yang ingin dicapai.Masalah ini disebabkan
oleh masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan
kebiasaan buang air besar di jamban.Selain itu, kecamatan
Panguragan belum memiliki desa ODF (Open Defecation Free) yang
dapat digunakan sebagai desa contoh bagi desa lainnya di desa
Panguragan. Oleh karena itu, perlu dilakukan berbagai upaya yang
melibatkan elemen- elemen masyarakat lintas sektoral untuk
menggalakkan stop buang air besar sembarangan.
1.3. Tujuan Penelitian1. Untuk mengetahui distribusi dan
penggunaan fasilitas jamban keluarga di desa Gujeg.2. Untuk
mengetahui gambaran fasilitas jamban keluarga dan kebersihan jamban
keluarga di desa Gujeg.3. Memberikan informasi tentang syarat-
syarat membangun jamban yang benar.4. Memberikan informasi kepada
masyarakat tentang masalah kesehatan yang dapat timbul akibat buang
air besar di sembarang tempat.5. Meningkatkan kesadaran masyarakat
untuk meningkatkan perilaku hidup yang sehat terutama dalam
penggunaan jamban keluarga.1.4. Manfaat Penelitian1. Masyarakat
dapat terhindar dari penyakit- penyakit yang dapat timbul karena
perilaku yang tidak sehat dalam hal ini buang air besar di
sembarang tempat. 2. Desa Gujeg yang dijadikan sebagai desa contoh
yang memiliki jamban yang bersih dan penggunaan jamban yang benar
dapat menjadi contoh bagi desa- desa lain yang berada di Panguragan
sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat di desa panguragan
akan perilaku hidup yang sehat.3. Penelitian ini dapat
digunakansebagai bahan bacaan bagi masyarakat dan menjadi sumbangan
ilmiah bagi peneliti-peneliti selanjutnya.4. Penelitian ini
merupakan pengalaman berharga bagi peneliti dalam rangka
mengembangkan ilmu pengetahuan serta pengembangan diri khususnya
dalam bidang penelitian.BAB IITINJAUAN PUSTAKAKeadaan lingkungan
dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Banyak aspek
kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak
penyakit dapat dimulai, didukung, ditopang atau dirangsang oleh
faktor-faktor lingkungan.5 Menurut Notoatmodjo (1996), kesehatan
lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan
lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap
terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Undang-undang RI
No.23 tahun 1992 tentang kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan
lingkungan meliputi penyehatan air dan udara, pengamanan limbah
padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan kebisingan,
pengendalian faktor penyakit, dan penyehatan atau pengamanan
lainnya. Melihat luasnya ruang lingkup kesehatan lingkungan,
sangatlah diperlukan adanya multidisiplin kerja agar kegiatannya
dapat berjalan dengan baik.1
Sanitasi lingkungan adalah usaha mengendalikan semua
faktor-faktor fisik manusia yang mungkin menimbulkan hal-hal yang
merugikan bagi perkembangan fisik kesehatan dan daya tahan hidup
manusia, kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi
atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif
terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Ruang
lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain: perumahan,
penyediaan air bersih, pembuangan air limbah, rumah hewan ternak
(kandang) dan sebagainya. Usaha memperbaiki atau kondisi lingkungan
ini dari masa ke masa, dan dari masyarakat satu ke masyarakat
lainnya bervariasi dan bertingkat dari paling sederhana (primitif)
sampai paling mutakhir (modern). Sanitasi merupakan salah satu
tantangan yang paling utama bagi negara negara berkembang.Karena
menurut WHO, penyakit diare membunuh satu anak di dunia ini setiap
15 detik, karena akses pada sanitasi masih terlalu rendah. Hal ini
menimbulkan masalah kesehatan lingkungan yang besar, serta
merugikan pertumbuhan ekonomi dan potensi sumber daya manusia pada
skala nasional .1,4Ditinjau dari luasnya lingkup,maka masalah
lingkungan dapat dibagi menjadi 3 kelompok dasar:
Lingkungan rumah tangga atau mikro (Micro environment)
Lingkungan khusus atau lingkungan kerja (Meso environment)
Lingkungan luas atau makro (Macro environment)6Masalah kesehatan
lingkungan di negara-negara berkembang adalah berkisar pada
perumahan, penyediaan air minum, jamban, pembuangan air limbah, dan
pembuangan sampah. Berikut hanya akan dibahas mengenai jamban
keluarga dan pengelolaan air limbah.6
2.1. Jamban KeluargaJamban adalah fasilitas pembuangan kotoran
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan
leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi
dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.3
2.1.1. Jenis-Jenis Jamban
Jamban cemplung adalah jamban yang penampungannya berupa lubang
yang berfungsi menyimpan dan meresapkan cairan kotoran/tinja ke
dalam tanah dan mengendapkan kotoran ke dasar lubang. Untuk jamban
cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.
Jamban tangki septik/leher angsa adalah jamban berbentuk leher
angsa yang penampungannya berupa tangki septik kedap air yang
berfungsi sebagai wadah proses penguraian/dekomposisi kotoran
manusia yang dilengkapi dengan resapannya.32.1.2. Tujuan Penggunaan
Jamban
Dapat mencegah terjadinya penyebaran langsung bahan-bahan yang
berbahaya bagi manusia akibat pembuangan kotoran manusia serta
dapat mencegah vektor pembawa untuk menyebarkan penyakit pada
pemakai dan lingkungan sekitarnya.7
2.1.3. Tujuan Program JAGA (jamban keluarga)
Tidak membuang tinja ditempat terbuka melainkan membangun jamban
untuk diri sendiri dan keluarga.3
2.1.4. Syarat-Syarat Jamban Sehat
Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum
dengan lubang penampungan minimal 10 meter
Tidak berbau
Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus
Tidak mencemari tanah di sekitamya
Mudah dibersihkan dan aman digunakan
Dilengkapi dinding dan atap pelindung
Penerangan dan ventilasi cukup
Lantai kedap air dan luas ruangan memadai
Tersedia air, sabun, dan alat pembersih32.1.5 Pemeliharaan
jamban
jamban hendaknya dipelihara dengan baik melalui:
Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan kering Tidak ada
sampah berserakan dan tersedia alat pembersih Tidak ada genangan
air di sekitar jamban Rumah jamban dalam keadaan baik dan tidak ada
lalat atau kecoa Tempat duduk selalu bersih dan tidak ada kotoran
yang terlihat Tersedia air bersih dan alat pembersih di dekat
jamban Bila ada bagian yang rusak harus segera diperbaiki
2.2 Pengaruh tinja pada kesehatan manusia
Tinja manusia adalah buangan padat yang kotor dan bau sehingga
merupakan media penularan penyakit bagi masyarakat. Kotoran manusia
mengandung organisme patogen yang bisa dibawa air, makanan, udara,
ataupun lalat sehingga dapat menyebabkan timbulnya penyakit,
seperti salmonella, vibrio colera, amoeba, cacingan, disentri,
polio myelitis, askariasis, dan sebagainya.
Penyakit yang timbulkan oleh kotoran manusia bisa digolongkan
menjadi:
1. penyakit enteric atau saluran penceranaan dan kontaminasi zat
racun.
2. Penyakit infeksi oleh virus seperti diare akut akibat
rotavirus dan hepatitis.
3. Infeksi cacing seperti schistosomiasis, ascariasis,
oxyuriasis, dan ankilostomiasis.
2.3 Mata rantai penularan penyakit oleh tinjaManusia merupakan
sumber penting dari penyakit, penyakit infeksi yang ditularkan
tinja merupakan salah satu penyebab kematian.
Skema rantai penularan penyakit di atas menunjukkan banyak jalur
yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat tinja.Penyakit
yang ditularkan oleh tinja manusia dapat mengurangi produktivitas
kerja manusia sebagai pejamu dan reservoir dari penyakit.Akibat
mata rantai penyakit oleh tinja ini, maka perlu dilakukan tindakan
pencegahan agar penyakit tidak menular.Pencegahan itu dilakukan
dengan memutus mata rantai penyakit menggunakan rintangan sanitasi
dan mengisolasi tinja dengan jamban yang sehat.Rintangan sanitasi
ini mencegah kontaminasi tinja sebagai sumber infeksi pada air,
tangan, dan serangga.
2.4 Perilaku hidup bersih dan sehat
Menurut Hendrik L. Bloom derajat kesehatan dipengaruhi oleh
empat faktor yaitu, lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan
genetik.Pada hasil penelitian di dapatkan faktor lingkungan
berpengaruh dominan bagi kesehatan masyarakat karena merupakan
hasil dari faktor perilaku. Perilaku manusia adalah proses individu
dan masyarakat pada lingkungan sebagai wujud kehidupan atau keadaan
jiwa yang meliputi emosi, pengetahuan, pikiran, reaksi dan tindakan
yang terbentuk karena pengaruh lingkungan luar. Perilaku manusia
terbentuk karena kebutuhan biologis, sosial, rohani, dorongan atau
motovasi, faktor perangsang, dan kepercayaan. Perilaku individu
atau masyarakat ini berpengaruh pada status kesehatan mereka.BAB
IIIKERANGKA KONSEP
BAB IVGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Desa Gujeg secara geografis terletak di bagian selatan dari
kecamat Panguragan. Wilayah desa Gujeg dikelilingi oleh sawah-
sawah dan perkebunan buah jambu dan hanya memiliki satu akses jalan
masuk dan keluar yang sama. Desa Gujeg sendiri terbagi dalam empat
blok yaitu blok I-IV dengan rata- rata jumlah kepala keluarga tiap
blok sekitar 400 kepala keluarga. Batas- batas wilayah desa gujeg
adalah:
a. sebelah utara berbatasan dengan desa Panguragan Wetan.
b. Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Klangenan.
c. Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Klangenan.
d. Sebelah barat berbatasan dengan desa Kalianyar dan desa
Panguragan Kulon.
Adapun luas wilayah desa Gujeg sekitar 255 hektar dengan
mayoritas mata pencarian penduduk adalah petani dan usaha taman
yang bekerja di luar kota (Jakarta). Keadaan ekonomi masyarakat
desa Gujeg pada tahun 2010 meliputi jumlah keluarga miskin sekitar
319 kepala keluarga dan jumlah anggota GAKIN adalah 957 jiwa. Jika
dibandingkan jumlah keluarga miskin yang ada di desa Gujeg dengan
desa- desa lain yang berada di kecamatan Panguragan, desa Gujeg
berada pada peringkat II yang paling sedikit.
BAB VMETODOLOGI PENELITIAN5.1. Desain PenelitianDesain
penelitian yang digunakan adalah metode cross sectional mengenai
pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat Desa Gujeg mengenai
penggunaan jamban sebagai tempat buang air besar dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya.5.2. Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian
dilaksanakan pada tanggal 28 September 2011 di desa Gujeg,
kecamatan Panguragan.5.3. Populasi / Responden Penelitian
Populasi target adalah seluruh masyarakat yang bermukim di desa
Gujeg. Populasi terjangkau adalah warga desa Gujeg yang dijumpai di
lokasi pada saat dilakuan pengambilan data. 5.4. Kerangka
Sampel
5.4.1. Perkiraan besar sampel
Besar sampel ditentukan berdasarkan rumus:
E= Zc x p . q x ( N n )
n n-1 0,1= 1,96 x 0,5 . 0,5 x (1953 n)
n n-1
n= 91
Keterangan:
E= penyimpangan statistik dari sampel pada populasi yang
diterima sebesar 0,1
Zc= tingkat kepercayaan pada sampel dengan derajat kepercayaan
sebesar 95%
= 1,96
N= jumlah populasi target (Desa Gujeg)
p= proporsi dari populasi yang ditetapkan, yaitu 0,5
q= 1-p = 0,5
n = jumlah sampel minimal
5.4.2. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik convenient sampling,
yaitu semua subjek yang dapat ditemui dan bersedia untuk mengisi
kuesioner dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang
diperlukan terpenuhi. Responden adalah kepala keluarga atau salah
seorang anggota keluarga yang dewasa.5.5. Pengumpulan DataData yang
dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh dengan melakukan
wawancara langsung dan pengisian kuesioner. Pengumpulan data
dilakukan oleh kelima peneliti yang mendampingi responden selama
pengisian kuesioner. Jumlah total kuesioner yang dibagikan
berjumlah 91 buah, memenuhi jumlah sampel yang diharapkan. 5.6.
Pengolahan DataPengolahan data dilakukan dengan melakukan analisis
berdasarkan hasil kuesioner melalui sistem skoring. Secara garis
besar, kuesioner dibagi menjadi 4 bagian, yaitu bagian yang menilai
pengetahuan, sikap, dan perilaku responden mengenai penggunaan
jamban, serta penilaian peran tokoh masyarakat dalam meningkatkan
penggunaan jamban keluarga. Pengetahuan adalah segala informasi
yang diketahui yang berkaitan dengan proses observasi, pembelajaran
ataupun penelitian. Proses pembelajaran ini dapat dipengaruhi oleh
faktor dari dalam yaitu motivasi dan faktor dari luar seperti
informasi. Hal yang ingin dinilai adalah pengetahuan yang berkaitan
dengan jamban dan penggunaannya. Sikap adalah tanggapan atau reaksi
responden berdasarkan pendirian, pendapat, dan keyakinan individu
tersebut. Hal yang ingin diteliti adalah sikap responden mengenai
penggunaan jamban. Perilaku adalah tindakan atau kegiatan yang
dilakukan seseorang untuk pemenuhan kebutuhan tertentu berdasarkan
pengetahuan, kepercayaan, nilai dan norma kelompok yang
bersangkutan. Hal yang diteliti adalah perilaku mengenai penggunaan
jamban.
Pada kuesioner terdapat 30 buah pertanyaan, yang terdiri dari 6
pertanyaan mengenai pengetahuan, 9 pertanyaan mengenai sikap, 10
pertanyaan mengenai perilaku, dan 5 pertanyaan mengenai peran tokoh
masyarakat selama ini dalam upaya peningkatan penggunaan jamban.
Pada bagian pengetahuan, terdapat 3 buah pilihan jawaban pada
masing-masing pertanyaan, yang diberi skor 5 jika jawaban tepat, 1
jika jawaban kurang tepat, dan 0 jika jawaban salah. Pada bagian
sikap, terdapat 2 buah pilihan jawaban pada masing-masing
pertanyaan, yang diberi skor 5 jika jawaban sesuai dengan sikap
yang baik, dan skor 1 jika jawaban tidak sesuai dengan sikap yang
baik. Pada bagian perilaku, terdapat 2 buah pilihan jawaban pada
masing-masing pertanyaan, yang diberi skor 5 jika jawaban sesuai
dengan perilaku yang baik dan skor 0 jika jawaban mengarah pada
perilaku yang tidak baik. Pada bagian peran tokoh masyarakat, tidak
dilakukan penilaian dengan sistem skoring.
Skor yang diperoleh kemudian dijumlahkan pada masing-masing
bagian, kemudian dikelompokkan pada beberapa kategori, seperti yang
terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kategori PenilaianData KhususKategori PenilaianSkor
PengetahuanBaik
Cukup
Kurang24-3018-23