Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena hipertensi merupakan pembunuh tersembunyi yang penyebab awalnya tidak diketahui atau tanpa gejala sama sekali, hipertensi bisa menyebabkan berbagai komplikasi terhadap beberapa penyakit lain, bahkan penyebab timbulnya penyakit jantung, stroke dan ginjal. Data WHO (2011) menunjukkan, di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4 % penghuni bumi mengidap hipertensi. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2 % di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di Negara berkembang, termasuk Indonesia. 1 Menurut WHO (2011), hipertensi membunuh hampir 8 juta orang setiap tahun, dimana hampir 1,5 juta adalah penduduk wilayah Asia Tenggara. Diperkirakan 1 dan 3 orang dewasa di Asia Tenggara menderita hipertensi. Menurut data Departemen Kesehatan, hipertensi dan penyakit jantung lain meliputi lebih dari sepertiga penyebab kematian, dimana hipertensi menjadi penyebab kematian kedua setelah stroke. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) dari 70% penderita hipertensi yang di ketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik (adequately treated cases) diperkirakan 1
47

Mini Project Hipertensi PRINT.docx

Dec 15, 2015

Download

Documents

hipertensi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi. Darah tinggi

sering diberi gelar The Silent Killer karena hipertensi merupakan pembunuh tersembunyi

yang penyebab awalnya tidak diketahui atau tanpa gejala sama sekali, hipertensi bisa

menyebabkan berbagai komplikasi terhadap beberapa penyakit lain, bahkan penyebab

timbulnya penyakit jantung, stroke dan ginjal. Data WHO (2011) menunjukkan, di seluruh

dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4 % penghuni bumi mengidap hipertensi. Angka ini

kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2 % di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap

hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di Negara berkembang,

termasuk Indonesia.1

Menurut WHO (2011), hipertensi membunuh hampir 8 juta orang setiap tahun,

dimana hampir 1,5 juta adalah penduduk wilayah Asia Tenggara. Diperkirakan 1 dan 3 orang

dewasa di Asia Tenggara menderita hipertensi. Menurut data Departemen Kesehatan,

hipertensi dan penyakit jantung lain meliputi lebih dari sepertiga penyebab kematian, dimana

hipertensi menjadi penyebab kematian kedua setelah stroke. Berdasarkan data World Health

Organization (WHO) dari 70% penderita hipertensi yang di ketahui hanya 25% yang

mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik (adequately treated cases)

diperkirakan sampai tahun 2025 tingkat terjadinya tekanan darah tinggi akan bertambah 60%. 1,2

Menurut Hamid (2011), dalam Seminar The S Scientific Meeting on Hypertension

2011, tingkat prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7 persen dari total penduduk

dewasa. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013, prevalensi hipertensi di Indonesia

berdasarkan hasil pengukuran pada umur ≥ 18 tahun sebesar 25,8 persen. Jadi cakupan nakes

hanya 36,8 persen, sebagian besar (63,2%) kasus hipertensi di masyarakat tidak terdiagnosis.

Data secara nasional yang belum lengkap, sebagian besar penderita hipertensi di Indonesia

tidak terdeteksi, sementara mereka yang terdeteksi umumnya tidak menyadari kondisi

penyakitnya.1,2,3

1

Page 2: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

Berdasarkan data dari rekapan kunjungan pasien Puskesmas Kebon Baru selama

tahun 2014, kasus hipertensi sebanyak 337 dari 10.643, dan hipertensi menduduki peringkat

10 dari 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Kebon Baru.4

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

terhadap penderita hipertensi dengan judul Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Penderita

Hipertensi dalam Upaya Mencapai Tekanan Darah Terkontrol di wilayah Puskesmas

Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan.

Responden yang diambil pada mini project ini dari posbindu RW 11 Kelurahan

Kebon Baru, RW 07, RW 09 dan Puskesmas Kelurahan Kebon Baru. Sehingga sebagian

responden adalah wanita dan berusia lanjut.

1.2 Rumusan Masalah

Dari penjelasan di atas, dapat ditemukan permasalahan sebagai berikut:

Hipertensi menjadi penyebab kematian kedua setelah stroke.

Hipertensi menduduki peringkat ke 10 dari 10 penyakit terbanyak di Puskesmas

Kelurahan Kebon Baru

Kurangnya pengetahuan dan perilaku penderita hipertensi dalam upaya mencapai

tekanan darah terkontrol

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku penderita hipertensi

dalam upaya mencapai tekanan darah terkontrol di wilayah kerja Puskesmas

Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, tahun 2015.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan penderita hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, Tahun

2015 dalam upaya mencapai tekanan darah terkontrol.

b. Diketahuinya gambaran tingkat perilaku penderita hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, tahun 2015

dalam upaya mencapai tekanan darah terkontrol.

2

Page 3: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman bagi penulis dalam

meneliti secara langsung di lapangan.

b. Untuk memenuhi salah satu tugas peneliti dalam menjalani program internsip

dokter umum Indonesia.

2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan agar masyarakat tahu dan mengerti tentang cara

mencapai tekanan darah terkontrol pada penyakit hipertensi.

3. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi Puskesmas Kelurahan Kebon

Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan dalam rangka meningkatkan pelayanan

kesehatan khususnya penyakit hipertensi.

3

Page 4: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan5

Menurut Notoatmodjo pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

orang tersebut melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata

dan telinga. Pengetahuan kognitif adalah domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang (over behavior). Dari hasil pengalaman serta penelitian terbukti bahwa

perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak

didasari oleh pengetahuan. Penelitian yang dilakukan oleh Rogers (1974) mengungkapkan

bahwa sebelum seseorang mengadaptasi perilaku yang baru didalam diri orang tersebut

terjadi proses yang beruntun yaitu:

a. Awarenes (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih

dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Interest (merasa tertarik) merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut disini

sikap subjek sudah mulai timbul.

c. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya) hal ini

berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang

dikehendaki oleh stimulus.

e. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran

dan sikapnya terhadap stimulus.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang, karena dari pengalaman dan penelitian yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

2.1.2 Tingkatan Pengetahuan5

Menurut Bloom (1987) dikutip oleh Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang dicakup

didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

a. Tahu (Know) diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

4

Page 5: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

(recall), terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (Comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi

tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Aplication) diartikan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d. Analisis (Analysis) merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Syntesis) menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemajuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan5

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu :

a. Pengalaman, dimana dapat diperoleh dari pengalaman diri sendiri atau orang lain.

Misalnya, jika seseorang pernah merawat seorang anggota keluarga yang sakit hipertensi,

umumnya menjadi lebih tahu tindakan yang harus dilakukan jika terkena hipertensi.

b. Tingkat pendidikan, dimana pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan

seseorang. Secara umum, seseorang yang memiliki pengetahuan yang tingi akan

mempunyai pengalaman yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat

pendidikannya lebih rendah.

c. Sumber informasi, keterpaparan seseorang terhadap informasi mempengaruhi tingkat

pengetahuaannya. Sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang,

misalnya televise, radio, Koran, buku, majalah dan internet.

2.1.4 Pengukuran Pengetahuan5

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita

ketahui dapat disesuaikan dengan tingkat domain diatas.

5

Page 6: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

2.2 Perilaku

2.2.1 Definisi Perilaku5

Menurut Notoatmodjo (2007) perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia,

baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Menurut

Robert kwick (1974) perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat

diamati bahkan dapat dipelajari.

Menurut Ensiklopedia Amerika perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi

organisme terhadap lingkungannya. Skiner (1938) seorang ahli psikologi merumuskan bahwa

perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

Namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau

faktorfaktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor-faktor yang membedakan respons

terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku dibedakan

menjadi dua yaitu :

1) Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan yang

bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis

kelamin, dan sebagainya.

2) Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya,

ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini merupakan faktor dominan yang

mewarnai perilaku seseorang.

2.2.2 Determinan Perilaku5

Green (1980), mencoba menganalisis perilaku manusia berangkat dari tingkat

kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok,

yakni faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non behavior causes).

Perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor, yakni :

1) Faktor-faktor Predisposisi (predisposing factors)

Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi

dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem

nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya.

Ikhwal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: untuk berperilaku kesehatan, misalnya

pemeriksaan kehamilan bagi ibu hamil diperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu

tersebut tentang manfaat periksa hamil, baik bagi kesehatan ibu sendiri dan janinnya. Di

samping itu, kadang-kadang kepercayaan, tradisi, sistem nilai masyarakat juga dapat

mendorong atau menghambat ibu untuk periksa hamil, misalnya orang hamil tidak boleh

6

Page 7: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

disuntik (periksa hamil termasuk memperoleh suntikan anti tetanus), karena suntik bisa

menyebabkan anak cacat. Karena faktor ini terutama yang positif mempermudah

terwujudnya perilaku, maka sering disebut faktor pemudah.

2) Faktor-faktor sarana dan prasarana (enabling factors)

Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan

bagi masyarakat, misalnya: air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan

tinja, ketersediaan makanan yang bergizi, dan sebagainya.

2.3 Hipertensi

2.3.1 Definisi Hipertensi6,7

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya

diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg). Menurut Potter dan Perry

(2006), hipertensi merupakan gangguan asimptomatik yang ditandai dengan peningkatan

tekanan darah persisten, dimana diagnosa hipertensis pada orang dewasa ditetapkan paling

sedikit dua kunjungan dimana lebih tinggi atau pada 140/90 mmHg.

2.3.2 Klasifikasi Hipertensi8

Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention,

Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi tekanan

darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat

1 dan derajat 2 seperti yang terlihat pada tabel 1 dibawah.

Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC 7

Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Darah Sistolik

(mmHg)

Tekanan Darah Diatolik

(mmHg)

Normal < 120 < 80

Prahipertensi 120 – 139 80 -89

Hipertensi Derajat 1 140 – 159 90 – 99

Hipertensi Derajat 2 ≥ 160 ≥ 100

7

Page 8: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

2.3.3 Faktor Penyebab Hipertensi

Berhubung lebih dari 90% penderita hipertensi digolongkan atau disebabkan oleh

hipertensi primer, maka secara umum yang disebut hipertensi primer. Meskipun hipertensi

primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan

beberapa faktor yang sering menyebabkan hipertensi, yaitu :

a. Faktor Keturunan

Hipertensi merupakan suatu kondisi yang bersifat menurun dalam suatu keluarga. Anak

dengan orang tua hipertensi memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk menderita

hipertensi daripada anak dengan orang tua yang tekanan darahnya normal.9

b. Ras

Statistik menunjukkan prevalensi hipertensi pada orang kulit hitam hampir dua kali lebih

banyak dibandingkan dengan orang kulit putih.

c. Usia

Wanita premenopause cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi daripada pria

pada usia yang sama, meskipun perbdaan diantara jenis kelami kurang tampak setelah

usia 50 tahun. Penyebabnya, sebelum menopause, wanita cenderung terlindungi dari

penyakit jantung oleh hormone esterogen.10

d. Jenis Kelamin

Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi daripada wanita.

Hipertensi berdasarkan jenis kelamin ini dapat pula dipengaruhi faktor psikologis. Pada

pria seringkali dipicu oleh perilaku tidak sehat (merokok, kelebihan berat badan), depresi

dan rendahnya status pekerjaan. Sedangkan pada wanita lebih berhubungan dengan

pekerjaan yang mempengaruhi faktor psikis kuat.11

e. Stress psikis

Stress meningkatkan aktivitas saraf simpatis, peningkatan ini mempengaruhi

meningkatnya tekkana darah secara bertahap. Apabila stress berkepanjangan dapat

berakibat tekanan darah tetap tinggi.11

f. Obesitas

Pada orang yang obesitas terjadi peningkatan kerja pada jantung untu memompa darah

agar dapat menggerakan beban berlebih dari tubuh tersebut. Berat badan yang berlebihan

menyebabkan bertambahnya volume darah dan perluasan sistem sirkulasi. Bila bobot

ekstra dihilangkan, TD dapat turun lebih kurang 0,7/1,5 mmHg setiap kg penurunan berat

badan.

8

Page 9: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

g. Asupan garam Na

Ion natrium mengakibatkan retemsi air, sehingga volume darah bertambah dan

menyebabkan daya tahan pembuluh meningkat. Juga memperkuat efek vasokonstriksi

noradrenalin.

h. Rokok

Nikotin dalam tembakau adalah penyebab tekanan darah meningkat. Hal ini karena

nikotin terserap oleh pembuluh darah yang kecil dalam paru-paru dan disebarkan

keseluruh aliran darah. Hanya dibutuhkan waktu 10 detik bagi nikotin untuk sampai ke

otak. Otak bereaksi terhadap nikotin dengan memberikan sinyal kepada kelenjar adrenal

untuk melepaskan efinefrin (adrenalin). Hormon yang sangat kuat ini menyempitkan

pembuluh darah, sehingga memaksa jantung untuk memompa lebih keras dibawah

tekanan yang lebih tinggi.12

i. Konsumsi Alkohol

Alkohol memiliki pengaruh terhadap tekanan darah, dan secara keseluruhan semakin

banyak alkohol yang diminum semakin tinggi tekanan darah.10

j. Olahraga

Olahraga yang bersifat kompetensi dan meningkatkan kekuatan dapat memacu emosi

sehingga dapat mempercepat peningkatan tekanan darah seperti tinju, panjat tebing dan

angkat besi. Bentuk latihan yang paling tepat untuk penderita hipertensi adalah jalan kaki,

bersepeda, senam, berenang dan aerobic.

2.3.4 Patofisiologi Hipertensi13,14

Mekanisme patogenesis hipertensi yaitu peningkatan tekanan darah yang dipengaruhi

oleh curah jantung dan tahanan perifer. Mekanisme hipertensi tidak dapat dijelaskan dengan

satu penyebab khusus, melainkan sebagai akibat interaksi dinamis antara faktor genetik,

lingkungan dan faktor lainnya. Tekanan darah dirumuskan sebagai perkalian antara curah

jantung dan atau tekanan perifer yang akan meningkatkan tekanan darah. Retensi sodium,

turunnya filtrasi ginjal, meningkatnya rangsangan saraf simpatis, meningkatnya aktifitas

renin angiotensin alosteron, perubahan membransel, hiperinsulinemia, disfungsi endotel

merupakan beberapa faktor yang terlibat dalam mekanisme hipertensi.

Mekanisme patofisiologi hipertensi salah satunya dipengaruhi oleh sistemr enin

angiotensin aldosteron, dimana hampir semua golongan obat anti hipertensi bekerja dengan

mempengaruhi sistem tersebut. Renin angiotensin aldosteron adalah sistem endogen komplek

yang berkaitan dengan pengaturan tekanan darah arteri. Aktivasi dan regulasi sistem renin

9

Page 10: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

angiotensin aldosteron diatur terutama oleh ginjal. Sistem renin angiotensi aldosteron

mengatur keseimbangan cairan, natrium dan kalium. Sistem ini secara signifikan berpengaruh

pada aliran pembuluh darah dan aktivasi sistem saraf simpatik serta homeostatik regulasi

tekanan darah.

Gambar 1. Pengaruh Renin Angiotensin Aldosteron Terhadap Kenaikan Tekanan

Darah

2.3.5 Manifestasi Klinis Hipertensi15

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala, meskipun secara

tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan

darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,

perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan yang bisa saja terjadi baik

pada penderita hipertensi maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.

Hipertensi diduga dapat berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius

dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Sering kali hipertensi disebut sebagai silent killer

karena dua hal yaitu:

10

Page 11: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

a. Hipertensi sulit disadari seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus, gejala

ringan seperti pusing, gelisah, mimisan dan sakit kepala biasanya jarang berhubungan

langsung dengan hipertensi, hipertensi dapat diketahui dengan mengukur secara teratur.

b. Hipertensi apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai risiko besar untuk

meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti stroke, serangan jantung, gagal

jantung dan gagal ginjal.

Jika timbul hipertensinya berat atau menahun dan tidak terobati, bisa timbul gejala

berikut:

1. Sakit kepala

2. Kelelahan

3. Jantung berdebar-debar

4. Mual

5. Muntah

6. Sesak nafas

7. Gelisah

8. Pandangan menjadi kabur

9. Telinga berdenging

10. Sering buang air kecil terutama di malam hari.

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma

karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang

memerlukan penanganan segera.

2.3.6 Komplikasi dari Hipertensi12,16, 17

Salah satu alasan mengapa kita perlu mengobati tekanan darah tinggi adalah untuk

mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi yang dapat timbul jika penyakit ini tidak

disembuhkan. Beberapa komplikasi hipertensi yang umum terjadi sebagai berikut :

1. Stroke

Hipertensi adalah faktor resiko yang penting dari stroke dan serangan transient

iskemik. Pada penderita hipertensi 80% stroke yang terjadi merupakan stroke iskemik, yang

disebabkan karena trombosis intra-arterial atau embolisasidari jantung dan arteri besar.

Sisanya 20% disebabkan oleh pendarahan (haemorrhage), yang juga berhubungan dengan

nilai tekanan darah yang sangat tinggi. Studi populasi menunjukan bahwa penurunan tekanan

darah sebesar 5 mmHg menurunkan resiko terjadinya stroke.

11

Page 12: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

2. Penyakit jantung koroner dan gagal jantung

Nilai tekanan darah menunjukan hubungan yang positif dengan resiko terjadinya

penyakit jantung koroner (angina, infark miokard atau kematian mendadak). Bukti dari suatu

studi epidemiologik yang bersifat retrospektif menyatakan bahwa penderita dengan riwayat

hipertensi memiliki resiko enam kali lebih besar untuk menderita gagal jantung daripada

penderita tanpa riwayat hipertensi.

3. Penyakit vaskular 

Penyakit vaskular meliputi abdominal aortic aneurysm dan penyakit vaskular perifer.

Kedua penyakit ini menunjukan adanya atherosklerosis yang diperbesar oleh hipertensi.

Hipertensi juga meningkatkan terjadinya lesi atherosklerosis pada arteri carotid, dimana lesi

atherosklerosis yang berat seringkali merupakan penyebab terjadinya stroke.

4. Retinopati

Hipertensi dapat menimbulkan perubahan vaskular pada mata, yang disebut retinopati

hipersensitif. Perubahan tersebut meliputi bilateral retinal falmshaped haemorrhages, cotton

woll spots, hard exudates dan papiloedema. Pada tekanan yang sangat tinggi (diastolic >120

mmHg, kadang-kadang setinggi 180 mmHg atau bahkan lebih) cairan mulai bocor dari

arteriol-arteriol kedalam retina, sehingga menyebabkan padangan kabur.

5. Kerusakan ginjal

Ginjal merupakan organ penting yang sering rusak akibat hipertensi. Dalam waktu

beberapa tahun hipertensi parah dapat menyebabkan insufiensi ginjal, kebanyakan sebagai

akibat nekrosis febrinoid insufisiensi arteri-ginjal kecil. Perkembangan kerusakan ginjal

akibat hipertensi biasanya ditandai oleh proteinuria. Proteinuria dapat dikurangi dengan

menurunkan tekanan darah secara efektif.

2.3.7 Penatalaksanaan pada Penderita Hipertensi18,19,20

Penatalaksanaan pengobatan hipertensi harus secara holistik dengan tujuan

menurunkan morbiditas dan mortalitas akibat hipertensi dengan menurunkan tekanan darah

seoptimal mungkin sambil mengontrol faktor-faktor resiko kardiovaskular lainnya.

Menurut Joint National Commission (JNC) 7, rekomendasi target tekanan darah yang

harus dicapai adalah < 140/90 mmHg dan target tekanan darah untuk pasien penyakit ginjal

kronik dan diabetes adalah ≤ 130/80 mmHg. American Heart Association (AHA)

merekomendasikan target tekanan darah yang harus dicapai, yaitu 140/90 mmHg, 130/80

mmHg untuk pasien dengan penyakit ginjal kronik, penyakit arteri kronik atau ekuivalen

penyakit arteri kronik, dan ≤ 120/80 mmHg untuk pasien dengan gagal jantung.

12

Page 13: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

Algoritme penanganan hipertensi menurut JNC 7 (2003), dijelaskan pada skema dibawah ini:

Promosi kesehatan modifikasi gaya hidup direkomendasikan untuk individu dengan

pra-hipertensi dan sebagai tambahan terhadap terapi obat pada individu hipertensi. Intervensi

ini untuk risiko penyakit jantung secara keseluruhan. Pada penderita hipertensi, bahkan jika

intervensi tersebut tidak menghasilkan penurunan tekanan darah yang cukup untuk

menghindari terapi obat, jumlah obat atau dosis yang dibutuhkan untuk mengontrol tekanan

darah dapat dikurangi. Modifikasi diet yang efektif menurunkan tekanan darah adalah

mengurangi berat badan, mengurangi asupan NaCl, meningkatkan asupan kalium,

mengurangi konsumsi alkohol, dan pola diet yang sehat secara keseluruhan.

Mencegah dan mengatasi obesitas sangat penting untuk menurunkan tekanan darah

dan risiko penyakit kardiovaskular. Berolah raga teratur selama 30 menit seperti berjalan, 6-7

perhari dalam seminggu, dapat menurunkan tekanan darah. Ada variabilitas individu dalam

hal sensitivitas tekanan darah terhadap NaCl, dan variabilitas ini mungkin memiliki dasar

genetik. Konsumsi alkohol pada orang yang mengkonsumsi tiga atau lebih minuman per hari

(minuman standar berisi ~ 14 g etanol) berhubungan dengan tekanan darah tinggi. Begitu

pula dengan DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) meliputi diet kaya akan

buah-buahan, sayuran, dan makanan rendah lemak efektif dalam menurunkan tekanan darah.

13

Page 14: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

Tabel 2.2. Modifikasi gaya hidup untuk mencegah dan mengatasi hipertensi

Modifikasi Rekomendasi Penurunan potensial TD sistolik

Diet natrium Membatasi diet natrium tidak lebih dari 2400 mg/hari atau 100 meq/hari

2-8 mmHg

Penurunan Berat Badan Menjaga berat badan normal; BMI = 18,5-24,9 kg/

5-20 mmHg per 10 kg penururnan berat badan

Olahraga aerobik Olahraga aerobik secara teratur, bertujuan untuk melakukan aerobik 30 menit Latihan sehari-hari dalam seminggu. Disarankan pasien berjalan-jalan 1 mil per hari di atas tingkat aktivitas saat ini

4-9 mmHg

Diet DASH Diet yang kaya akan buah-buahan, sayuran, dan mengurangi jumlah lemak jenuh dan total

4-14 mmHg

Membatasi konsumsi alkohol Pria ≤2 minum per hari, wanita ≤1 minum per hari

2-4 mmHg

Jadi, modifikasi gaya hidup merupakan upaya untuk mengurangi tekanan darah,

mencegah atau memperlambat insiden dari hipertensi, meningkatkan efikasi obat

antihipertensi, dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.

Jenis-jenis obat antihipertensi untuk terapi farmakologis hipertensi yang dianjurkan

oleh JNC 7 adalah:

a. Diuretika, terutama jenis Thiazide (Thiaz) atau Aldosteron Antagonist

b. Beta Blocker (BB)

c. Calcium Chanel Blocker atau Calcium antagonist (CCB)

d. Angiotensin Converting Enzym Inhibitor (ACEI)

e. Angiotensin II Receptor Blocker atau Areceptor antagonist/blocker (ARB)

Untuk sebagian besar pasien hipertensi, terapi dimulai secara bertahap, dan target

tekanan darah tercapai secara progresif dalam beberapa minggu. Dianjurkan untuk

menggunakan obat antihipertensi dengan masa kerja panjang atau yang memberikan efikasi

24 jam dengan pemberian sekali sehari. Pilihan apakah memulai terapi dengan satu jenis obat

antihipertensi atau dengan kombinasi tergantung pada tekanan darah awal dan ada tidaknya

komplikasi. Jika terapi dimulai dengan satu jenis obat dan dalam dosis rendah, dan kemudian

tekanan darah belum mencapai target, maka langkah selanjutnya adalah meningkatkan dosis

obat tersebut, atau berpindah ke antihipertensif lain dengan dosis rendah. Efek samping

14

Page 15: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

umumnya bisa dihindari dengan menggunakan dosis rendah, baik tunggal maupun kombinasi.

Sebagian besar pasien memerlukan kombinasi obat antihipertensi untuk mencapai target

tekanan darah, tetapi terapi kombinasi dapat meningkatkan biaya pengobatan dan

menurunkan kepatuhan pasien karena jumlah obat yang harus diminum bertambah.

Kombinasi obat yang telah terbukti efektif dan dapat ditolerensi pasien adalah :

a. CCB dan BB

b. CCB dan ACEI atau ARB

c. CCB dan diuretika

d. AB dan BB

e. Kadang diperlukan tiga atau empat kombinasi obat

Tabel 2.5. Tatalaksana Hipertensi Menurut JNC 7

Klasifikasi

Tekanan

Darah

TDS

(mmHg)

TDD

(mmHg)

Perbaikan Pola

Hidup

Terapi Obat Awal

Tanpa Indikasi

yang Memaksa

Dengan Indikasi

yang Memaksa

Normal < 120 < 80 Dianjurkan

Prehipertensi 120 - 139 Atau 80 –

89

Ya Tidak indikasi

obat

Obat-obatan

untuk indikasi

yang memaksa

Hipertensi

Derajat 1

140 - 159 Atau 90 –

99

Ya Diuretika jenis Thiazide untuk sebagian besar

kasus dapat dipertimbangkan

ACEI, ARB, BB, CCB, atau

kombinasi

Obat-obatan untuk indikasi yang memaksa

obat antihipertensi lain (diuretika, ACEI, ARB, BB, CCB) sesuai kebutuhan

Hipertensi

Derajat 2

≥ 160 Atau ≥ 100 Ya Kombinasi 2 obat untuk

sebagian besar kasus umumnya diuretika jenis Thiazide dan

ACEI atau ARB atau BB atau

CCB

15

Page 16: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan

pengetahuan dan perilaku penderita hipertensi dalam upaya mencapai tekanan darah

terkontrol di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan

Tahun 2015. Penelitian ini disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi terhadap variabel yang

diteliti yaiu variabel pengetahuan dan variabel perilaku.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di posbindu RW 11 Kelurahan Kebon Baru, RW 07,

RW 09 dan Puskesmas Kelurahan Kebon Baru.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan tanggal 11 Maret sampai 1 April 2015.

3.3 Populasi dan Subjek Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai maka populasi dalam penelitian ini adalah

semua penderita hipertensi yang datang ke posbindu, pos lansia, dan Puskesmas kelurahan

Kebon Baru selama bulan Maret 2015 yang berjumlah 50 penderita.

3.3.2 Subjek Penelitian

Subjek Penelitian adalah populasi target yang masuk dalam kriteria inklusi

3.4. Kriteria Pemilihan Subjek Penelitian

3.4.1. Kriteria Inklusi

Penderita Hipertensi yang datang ke posbindu, pos lansia, dan Puskesmas Kebon

Baru

3.4.2. Kriteria Eksklusi

Penderita Hipertensi yang tidak kooperatif

16

Page 17: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

3.5 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

3.5.1 Tehnik Pengumpulan Data

Data diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah disiapkan oleh peneliti dengan

menggunakan teknik wawancara.

3.5.2 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian berupa kuesioner yang berisi pertanyaan tertulis tentang

pengetahuan dan perilaku penderita hipertensi dalam upaya mencapai tekanan darah

terkontrol. Pengetahuan reponden dianggap baik apabila benar dalam menjawab 12-14

pertanyaan, cukup bila benar 8-11 pertanyaan dan kurang bila hanya menjawab ≤ 7

pertanyaan. Perilaku responden dianggap baik apabila melakukan ≥ 7 perilaku untuk

mencapai tekanan darah terkontrol, dan kurang baik bila melakukan ≤ 6.

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

3.6.1 Teknik Pengolahan Data

a. Pengolahan Data (editing)

Meneliti kembali apakah lembar kuesioner sudah cukup baik sehingga dapat di proses

lebih lanjut. Editing dapat dilakukan di tempat pengumpulan data sehingga jika terjadi

kesalahan maka upaya perbaikan dapat segera dilaksanakan.

b. Pengkodean (Coding)

Usaha mengklarifikasi jawaban-jawaban yang ada menurut macamnya, menjadi

bentuk yang lebih ringkas dengan menggunakan kode.

c. Pemasukan Data (Entry)

Memasukan data ke dalam perangkat komputer sesuai dengan kriteria.

d. Pembersihan Data (Cleaning data)

Data yang telah di masukan kedalam komputer diperiksa kembali untuk mengkoreksi

kemungkinan kesalahan.

3.6.2 Tehnik Analisis Data

Pada penelitian ini digunakan analisa univariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap

setiap variabel dari hasil penelitian dalam analisa ini hanya menghasilkan distribusi dan

persentase dari tiap variabel yang diteliti yaitu variabel pengetahuan, dan variable perilaku.

17

Page 18: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. KEADAAN GEOGRAFIS

Kelurahan Kebon Baru merupakan salah satu dari tujuh Kelurahan Kecamatan Tebet dalam

lingkungan Kotamadya Jakarta Selatan dengan luas wilayah 129,66 Ha yang terdiri dari 14

RW, 153 RT dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

Utara : Kel. Bukit Duri

Timur : Kel. Bidari Cina

Selatan : Kel. Cikoko

Barat : Kel. Tebet Timur

4.2 . KEADAAN DEMOGRAFIS

1. Luas wilayah

No RW RT LUAS

1 1 10 7 HA

2 2 10 7 HA

3 3 10 27,66 HA

4 4 17 10 HA

5 5 9 4,5 HA

6 6 11 5,5 HA

7 7 14 7,5 HA

8 8 9 7 HA

9 9 10 7,5 HA

10 10 10 8 HA

11 11 10 9 HA

12 12 11 7 HA

13 13 12 8 HA

14 14 10 14 HA

TOTAL 14 153 129,66 HA

18

Page 19: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

2. JUMLAH PENDUDUK TAHUN 2014

Jumlah penduduk : 41.272 orang

Status warga Negara :

WNI : 41.268 orang

WNA : 4 orang

Jenis kelamin :

o Perempuan : 20.899 orang

o Laki-laki : 20.373 orang

Kepadatan penduduk : 4 orang

Jumlah KK : 12.499 KK

3. JUMLAH PENDUDUK MENURUT GOLONGAN USIA DI KELURAHAN KEBON

BARU TAHUN 2014

Usia Laki-laki Perempuan Jumlah

0-4 1676 1616 3292

5-9 1951 1718 3669

10-14 1656 1627 3265

15-19 1586 1445 3031

20-24 1897 1767 3664

25-29 1729 1839 3568

30-34 1706 1899 3605

35-39 2013 1909 3922

40-44 1991 1847 3838

45-49 1425 1245 2670

50-54 1071 1079 2150

55-59 790 790 1580

60-64 585 617 1202

65-69 375 441 816

70-74 244 286 532

75- keatas 202 246 448

20.899 20.373 41.272

19

Page 20: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

4.3 SUMBER DAYA KESEHATAN YANG ADA PUSKESMAS KEBON BARU TAHUN 2014

A. DATA KEPEGAWAIAN

NO TENAGA KESEHATAN

GOL/ STATUS KEPEGAWAIAN

PNS HONORER

1 Dokter Umum 2 / III C/ III B

2 Bidan 1 / III C

3 Perawat I / III D

4 Perawat I / II C

5 Dokter Gigi 1

6 Bidan 1

7 Perawat 1

8 Gizi 1

9 Asisten Apoteker 1

10 Tata Usaha 1

11 Loket 1

12 Cleaning Service 1

13 Penjaga Malam 1

JUMLAH 5 9

4.4 SARANA PELAYANAN KESEHATAN

Puskesmas Kelurahan Kebon Baru memiliki prasarana terdiri dari :

a. Luas tanah : 207m2

b. Luas bangunan : 116 m2

20

Page 21: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

Dengan sarana :

No. Keterangan Jumlah

1 Daya Listrik 7700 watt

2 PAM dan Jet PAM 1 unit

3 Telepon 1 unit

4 Komputer 3 unit

5 Printer 2 unit

6 Sepeda motor 1 unit

4.5 Data 10 Penyakit Terbanyak Tahun 2014

No. Nama Penyakit Jumlah Persentase

1 Infeksi akut lain pada saluran

pernafasan bagian atas

4.774 44,9

2 Penyakit pada sistem otot dan

jaringan pengikat

1.191 11,2

3 Gastritis dan duodenitis 971 9,1

4 Penyakit kulit alergi 933 8,7

5 Penyakit pulpa dan jaringan

periapikal

724 6,8

6 Diare 574 5,4

7 Penyakit mata lain-lain 397 3,7

8 Gangguan gigi dan jaringan

penyangga lainnya

372 3,5

9 Gingivitis dan penyakit periodontal 370 3,5

10 Penyakit darah tinggi 337 3,2

Jumlah 10.643 100

21

Page 22: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

4.6 Karakteristik Demografi Sampel

Berdasarkan hasil terhadap 50 sampel, didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-Laki 15 30

Perempuan 35 70

Dari penelitian di dapatkan responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 15

orang (30%), dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 35 orang (70%).

Tabel 4.2 Pendidikan Terakhir Responden

Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase

Tidak Sekolah 1 2

SD 20 40

SMP 12 24

SMA/Sederajat 16 32

Perguruan Tinggi 1 2

Pendidikan terakhir responden bervariasi dari 1 orang tidak bersekolah, 20 orang

memiliki pendidikan terakhir SD, 12 orang tamat SMP, 16 orang tamat SMA, dan 1 orang

yang tamat Perguruan Tinggi.

Tabel 4.3 Pekerjaan Responden

Pekerjaan Jumlah Persentase

Peg. Swasta 2 4

Peg. Negeri 0 0

Wiraswasta 4 8

Pensiunan 5 10

Lain – lain 39 78

Pekerjaan responden bervariasi dari 2 orang peg. Swasta, 4 orang sebagai wiraswasta,

5 orang pensiunan, dan lain-lain sebanyak 39 orang.

22

Page 23: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

Tabel 4.4 Riwayat Hipertensi

Riwayat Hipertensi Jumlah Persentase

Diri Sendiri 22 44

Orang Tua 28 56

Dari tabel di atas didapatkan responden yang memiliki riwayat hipertensi hanya di diri

sendiri sebanyak 22 orang (44%) dan responden yang memiliki riwayat hipertensi dari oran

tua sebanyak 28 orang (56%).

4.7 Hasil Penelitian

4.7.1 Gambaran Tingkat Pengetahuan Penderita Hipertensi

Tabel 4.5 Pengetahuan Responden Mengenai Hipertensi

Status Pengetahuan Jumlah Persentase

Baik 20 40

Cukup 25 50

Kurang 5 10

Tabel diatas memperlihatkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan

baik sejumlah 20 responden (40 %), cukup baik sejumlah 25 responden (50 %), dan sisanya

berpengetahuan kurang sejumlah 5 orang (10%).

23

Page 24: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Pada Pertanyaan Mengenai Pengetahuan

Soal

(Nomor)

*

Benar Salah

1 38 responden 12 responden

2 31 responden 19 responden

3 46 responden 4 responden

4 49 responden 1 responden

5 37 responden 13 responden

6 21 responden 29 responden

7 43 responden 7 responden

8 43 responden 7 responden

9 3 responden 47 responden

10 42 responden 8 responden

11 46 responden 4 responden

12 46 responden 4 responden

13 46 responden 4 responden

14 46 responden 4 responden

*soal terlampir

Dari tabel diatas didapatkan hampir semua responden, yaitu sebanyak 47 orang yang

salah menjawab di nomor 9 yaitu mengenai tidak semua pendeta hipertensi timbul gejala.

4.7.2 Gambaran Perilaku Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencapai Tekanan Darah

Terkontrol

Tabel 4.7 Perilaku Responden dalam Mencapai Tekanan Darah Terkontrol

Nilai Jumlah Persentase

Baik 35 70

Kurang Baik 15 30

Tabel diatas memperlihatkan bahwa sebagian besar responden memiliki perilaku baik

sejumlah 35 responden (70 %), dan sisanya kurang baik sejumlah 15 orang (30%).

24

Page 25: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Pada Pertanyaan Mengenai Perilaku

Soal

(Nomor) *

Melakukan Tidak Melakukan

1 30 responden 20 responden

2 40 responden 10 responden

3 33 responden 17 responden

4 27 responden 23 responden

5 26 responden 24 responden

6 15 responden 35 responden

7 48 responden 2 responden

8 35 responden 15 responden

9 33 responden 17 responden

10 38 responden 12 responden

11 30 responden 20 responden

12 41 responden 9 responden

*soal terlampir

Dari tabel di atas terlihat bahwa dari 50 responden yang diteliti sebanyak 20

responden yang tidak mengontrol tekanan darahnya secara rutin, dan sebanyak 23 responden

tidak meminum obat tekanan darah tingginya secara teratur. Selain itu hampir seluruh

responden tidak melakukan perilaku dalam upaya mencapai tekanan darah tinggi pada soal

nomor 6, yaitu kurangnya olahraga secara teratur.

4.7.3 Gambaran Perbandingan Pengetahuan Responden dan Perilaku Responden

dalam Upaya Mencapai Tekanan Darah Terkontrol

Tabel 4.9 Perbandingan Pengetahuan Responden dan Perilaku Responden

Pengetahuan

PerilakuTotal

Baik Kurang Baik

Baik 14 6 20

Cukup 17 8 25

Kurang 4 1 5

Total 35 15 50

25

Page 26: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

Dari tabel diatas terlihat bahwa antara pengetahuan dan perilaku responden dalam

upaya mencapai tekanan darah terkontrol berbanding lurus.

4.8 Hasil Intervensi

Hasil intervensi mulai tanggal 11 Maret sampai 1 April 2015 didapatkan hasil 27

responden kontrol tekanan darah kembali setelah diberikan intervensi berupa penyuluhan.

Dari 27 responden tersebut terdapat 2 orang yang sebelumnya memiliki pengetahuan kurang,

dan 6 orang yang perilakunya kurang baik.

26

Page 27: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang berpengetahuan baik

sejumlah 20 responden (40%), cukup sebanyak 25 orang (25%) dan sisanya berpengetahuan

kurang sejumlah 5 responden (10%). Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar penderita

hipertensi sudah mempunyai pengetahuan cukup baik. Sebagian responden tidak mengetahui

bahwa hipertensi tidak selalu menimbulkan gejala dan hipertensi dapat terjadi diusia muda.

Kurangnya pengetahuan responden ini dapat disebabkan beberapa faktor antara lain:

rendahnya tingkat pendidikan responden yang pada umumnya hanya tamatan sekolah dasar,

kurangnya keaktifan responden dalam mengikuti penyuluhan kesehatan yang diadakan oleh

petugas kesehatan setempat dan ada beberapa responden yang sudah berusia lanjut (diatas 50

tahun) dimana kemampuan responden dalam menerima informasi kesehatan agak kurang.

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2007) peningkatan pengetahuan

mempunyai hubungan yang positif dengan perubahan variable perilaku. Pengetahuan dapat

diperoleh dari tingkat pendidikan seseorang realitas cara berfikir dan ruang lingkup

jangkauan berfikirnya semakin luas.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui responden yang baik upayanya dalam

mencapai tekanan darah terkontrol berjumlah 35 responden (70 %) dan respomden yang

kurang baik berjumlah 15 responden (30%). Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar

responden sudah cukup baik upayanya dalam mencapai tekanan darah terkontrol. Hal ini bisa

disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : ada tidaknya kemauan dari responden untuk

sembuh/mengontrol kesehatannya, kurangnya kesadaran dari responden akan pentingnya

upaya mencapai tekanan darah yang terkontrol dan sulitnya meluangkan waktu untuk

memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan dan mengikuti penyuluhan kesehatan yang

diberikan oleh petugas kesehatan serta kurangnya dukungan keluarga dalam memotivasi

responden untuk melakukan usaha dalam mencapai tekanan darah terkontrol.

Menurut Notoatmodjo (2007) perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia,

baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Menurut

Robert kwick (1974) perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat

diamati bahkan dapat dipelajari. Menurut Notoatmodjo (2007) tindakan merupakan aplikasi

dari sikap seseorang individu yang juga tidak terlepas dari pengetahuan individu itu sendiri.

27

Page 28: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

Selain itu perilaku seseorang juga dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain lingkungan,

sarana kesehatan dan perilaku petugas kesehatan.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan penderita

hipertensi tentang upaya menciptakan tekanan darah terkontrol masih cukup baik, dan

perilaku penderita hipertensi dalam upaya menciptakan tekanan darah terkontrol juga sudah

cukup baik.

6.2 Saran

Perlu ditingkatkan sosialisasi tentang penyakit tekanan darah tinggi dan penyuluhan

mengenai upaya mencapai tekanan darah terkontrol dan tindakan apa saja yang harus

dilakukan jika tekanan darah meningkat serta menjelaskan pentingnya memeriksakan

tekanan darah secara teatur ke pelayanan kesehatan terdekat.

Ditingkatkan kegiatan seperti posbindu atau pos lansia untuk menjaring penderita

hipertensi dan memberikan penyuluhan atau motivasi untuk kontrol rutin tekanan

darah ke puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat.

28

Page 29: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

BAB VII

DAFTAR PUSTAKA

1. Hanid, Seminar the 5th scientific meeting on hypertension 2011. Available from: http://www.to-day.co.id/read/2011/02/26/13140/astagaprevalensi_hipertensi_di_indonesia_sangat_tinggi.

2. Depkes RI. 2007. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. Depkes, Jakarta : ii + 52 hlm.

3. Riskesda. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Depkes RI. Jakarta.4. Salwati S. Laporan Tahunan Puskesmas Kelurahan Kebon Baru 2013. Jakarta.20145. Notoatmodjo, S. 2007.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta6. Smeltzer, C. Suzanne, Bare G. Brenda., 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal –

Bedah. Alih Bahasa: dr. H. Y. Kuncara. Jakarta: EGC 7. Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : konsep, proses, dan

praktik edisi 4. Jakarta : EGC8. Gray, et al. (2005). Lecture Notes Kardiologi edisi 4. Jakarta: Erlangga Medical

Series.9. Kumar, P., and Clark, M., 2005. Clinical Medicine 6th ed. London, UK: Elseveir

Saunders.10. Beevers, D. G. 2002. Tekanan Darah. Jakarta : Dian Rakyat.11. Hariwijaya, M., & Sutanto. (2007). Pencegahan Dan Pengobatan Penyakit Kronis.

Jakarta : Edsa Mahkota.12. Gardner, D.S. Hypertension and impaired renal function accompany juvenileobesity:

the effect of prenatal diet. Kidney International. 200713. Soemantri, Djoko, Nugroho, J. 2006. Standar Diagnosis dan Terapi Penyakit Jantung

dan Pembuluh Darah. Edisi 4. Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.14. Dipiro, J.T., et al. 2005. Pharmacotherapy Handbook. Sixth edition. The Mc. Graw

Hill Company. USA.15. Macnair, Trisha. 2001. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : Erlangga16. Shankie, Susan. 2001. Hypertension In Focus. Pharmaceutical Pr. USA.17. Padmawinata, Kosasih. (2001). Pengendalian Hipertensi, Bandung: ITB18. Cohen, L.D., Townsend, R.R., 2008. In the Clinic Hypertension. Available from:

www.annals.org/intheclinic/ 19. Joint National Comitte on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High

Blood Pressure. 2003. Seventh Report of The Joint National Committe on Prevention,Detection,Evaluation,and Treatment of High Blood Pressure JNC Express(NIH Publication No.03-5233). Bethesda, MD:U.S.Department of Helath and Human Services.

20. Yogiantoro Mohammad, 2006. Hipertensi Esensial. In: Sudoyo, Aru.w., ed. Ilmu Penyakit Dalam Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI,

Lampiran

29

Page 30: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

Kuisioner Penelitian

Gambaran Pengetahuan dan Tindakan Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencapai Tekanan Darah Terkontrol di Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta

Nama :

Alamat :

No. Telpon :

Tekanan Darah :

Kontrol TD Terakhir :

A. Data demografi1. Umur : tahun2. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan3. Pendidikan : SD SMP

SMA Perguruan Tinggi4. Pekerjaan : Peg. Swasta Wiraswasta

Peg. Negeri PensiunanLainnya

5. Riwayat hipertensi : Diri Sendiri OrangtuaTidak Ada

6. Mendapat informasi tentang hipertensi :KeluargaPelayanan KesehatanMedia massa/TVLain-lainTidak pernah

B. Aspek pernyataan pengetahuan hipertensi

30

Page 31: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

No. Pernyataan Benar Salah1. Hipertensi adalah suatu penyakit kenaikan tekanan

darah diatas normal, yaitu tekanan darah mencapai ≥ 140/90 mmHg.

2. Hipertensi dapat disebabkan karena keturunan.3. Hipertensi dapat menyebabkan stroke, payah jantung

dan ginjal.4. Mengkonsumsi garam berlebihan akan menyebabkan

tekanan darah meningkat.5. Merokok dan minum alkohol merupakan salah satu

faktor yang dapat menyebabkan hipertensi.6. Hipertensi hanya terjadi pada lansia (lanjut usia).7. Banyak mengkonsumsi buah dan sayur, serta

membatasi makanan berlemak dianjurkan pada penderita hipertensi.

8. Kelebihan berat badan dapat meningkatkan resiko hipertensi/darah tinggi

9. Semua orang yang menderita hipertensi PASTI menunjukkan gejala, seperti kepala sakit, sukar tidur dan rasa berat di tengkuk.

10. Aktifitas fisik seperti olahraga secara rutin setiap hari dapat menurunkan tekanan darah.

11. Dukungan keluarga merupakan salah satu yang penting untuk memotivasi penderita hipertensi dalam menjalankan perubahan gaya hidupnya..

12. Menjauhkan diri dari strees salah satu cara untuk mencegah tekanan darah tinggi.

13. Penderita tekanan darah tinggi penting memeriksakan tekanan darah secara teratur ke pelayanan kesehatan yang terdekat.

14. Meminum obat anti hipertensi secara teratur dan mengontrol pola makan adalah usaha mencegah kekambuhan penyakit tekanan darah tinggi.

C. Aspek pernyataan perilaku

31

Page 32: Mini Project Hipertensi PRINT.docx

No. Pernyataan Melakukan Tidak Melakukan

1. Saya selalu mengontrol tekanan darah setiap bulannya.

2. Saya membatasi mengkonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tinggi seperti daging merah, gorengan, jeroan.

3. Saya mengkonsumsi buah dan sayuran segar setiap hari.

4. Saya selalu minum obat anti hipertensi secara teratur.

5. Saya tidur dan istirahat dengan cukup.6. Saya berolahraga teratur minimal 3 kali

seminggu.7. Saya mengkonsumsi minuman keras.8.. Saya tidak merokok.9. Saya akan mengontrol emosi jika sedang

marah/banyak pikiran.10. Saya membatasi jumlah garam yang saya

makan,11. Saya bertanya kepada petugas kesehatan

tentang penyebab, faktor reiko dan cara pencegahan atau pengobatan tekanan darah tinggi pada saat pemeriksaan tekanan darah.

12. Jika merasa sakit kepala dan jantung berdebar-debar saya akan langsung mengkonsultasikannya ke petugas kesehatan.

32