Top Banner
MINI PROJECT TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPENAN TENTANG DIABETES MELLITUS BESERTA PROMOSI KESEHATAN DIABETES MELLITUS Laporan Mini Project ini diajukan dalam rangka memenuhi tugas internship di Puskesmas Diajukan kepada Yth: dr. Triadi Hernawanto (Dokter Pendamping Internship) Disusun oleh : dr. Rendi Aji Prihaningtyas 1
30

Mini Project 2012

Jan 02, 2016

Download

Documents

Blanco Saphira

penelitian
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Mini Project 2012

MINI PROJECT

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPENAN

TENTANG DIABETES MELLITUS

BESERTA PROMOSI KESEHATAN DIABETES MELLITUS

Laporan Mini Project ini diajukan dalam rangka

memenuhi tugas internship di Puskesmas

Diajukan kepada Yth:

dr. Triadi Hernawanto

(Dokter Pendamping Internship)

Disusun oleh :

dr. Rendi Aji Prihaningtyas

Puskesmas Ampenan

Mataram

September - Desember 2012

1

Page 2: Mini Project 2012

LEMBAR PENGESAHAN

MINI PROJECT

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPENAN

TENTANG DIABETES MELLITUS

BESERTA PROMOSI KESEHATAN DIABETES MELLITUS

Laporan Mini Project ini diajukan dalam rangka

memenuhi tugas internship di Puskesmas

Mataram, Oktober 2012

Peserta, Dokter Pendamping Internship,

dr. Rendi Aji Prihaningtyas dr. Triadi Hernawanto

2

Page 3: Mini Project 2012

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber

daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Tujuan pembangunan tersebut

dapat dicapai dengan menyelenggarakan program pembangunan nasional secara

berkelanjutan, terencana dan terarah. Pembangunan kesehatan merupakan bagian

integral dari pembangunan nasional. Visi pembangunan nasional yang ingin dicapai

melalui pembangunan kesehatan adalah mewujudkan Indonesia sehat tahun 2010.

Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang optimal. (Depkes RI, 2004).

Menurut American Diabetes Association (ADA) 2003, diabetes melitus

merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia

yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.

Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang,

dan disfungsi beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan

pembuluh darah. Diabetes melitus adalah suatu penyakit metabolik yang ditandai

adanya hiperglikemia yang disebabkan karena defek sekresi insulin, gangguan kerja

insulin atau keduanya.

Di Indonesia, prevalensi DM mencapai 15,9-32,73%, dimana diperkirakan

sekitar 5 juta lebih penduduk Indonesia menderita DM. Di masa mendatang, diantara

penyakit degeneratif diabetes adalah salah satu diantara penyakit tidak menular yang

akan meningkat jumlahnya di masa mendatang. WHO membuat perkiraan bahwa

pada tahun 2000 jumlah pengidap diabetes di atas umur 20 tahun berjumlah 150 juta

orang dan dalam kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun 2025 jumlah tersebut

akan membengkak menjadi 300 juta orang (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III,

2006).

3

Page 4: Mini Project 2012

I.2 Pernyataan Masalah

Prevalensi diabetes mellitus makin meningkat pada usia lanjut. Di Indonesia,

prevalensi DM mencapai 15,9-32,73%, dimana diperkirakan sekitar 5 juta lebih

penduduk Indonesia menderita diabetes mellitus. Menurut penelitian epidemiologi

yang sampai saat ini dilaksanakan di Indonesia, kekerapan diabetes di Indonesia

berkisar antara 1,4 dengan 1,6%. Terjadi tendensi kenaikan kekerapan diabetes secara

global terutama disebabkan oleh karena peningkatan kemakmuran suatu populasi,

maka dengan demikian dapat dimengerti bila suatu saat atau lebih tepat lagi dalam

kurun waktu 1 atau 2 dekade yang akan datang kekerapan DM di Indonesia akan

meningkat dengan drastis. Indonesia akan menempati peringkat nomor 5 sedunia

dengan jumlah pengidap diabetes sebanyak 12,4 juta orang pada tahun 2025, naik 2

tingkat dibanding tahun 1995.

Menurut penjelasan di buku Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Bab Diabetes

Mellitus di Indonesia, dikatakan bahwa dalam jangka waktu 30 tahun penduduk

Indonesia akan naik sebesar 40% dengan peningkatan jumlah pasien diabetes yang

jauh lebih besar yaitu 86-138% yang disebabkan oleh karena :

a) faktor demografi

b) gaya hidup yang kebarat-baratan

c) berkurangnya penyakit infeksi dan kurang gizi

d) meningkatnya pelayanan kesehatan hingga umur pasien diabetes

semakin panjang

Mengingat jumlah pasien yang akan membengkak dan besarnya biaya

perawatan diabetes yang terutama disebabkan oleh karena komplikasinya, maka

upaya yang baik adalah pencegahan. Menurut WHO tahun 1994, upaya pencegahan

pada diabetes ada tiga jenis, antara lain :

a) Pencegahan primer. Semua aktivitas yang digunakan untuk mencegah

timbulnya hiperglikemia pada inividu yang beresiko mengidap diabetes

mellitus atau pada populasi.

b) Pencegahan sekunder. Menemukan pengidap DM sedini mungkin,

misalnya dengan tes penyaringan. Dengan demikian pasien diabetes

yang sebelumnya tidak terdiagnosis dapat terjaring.

4

Page 5: Mini Project 2012

c) Pencegahan tersier. Semua upaya untuk mencegah komplikasi atau

kecacatan akibat komplikasi tersebut.

Strategi pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan melalui pendekatan

masyarakat yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat umum dan

pendekatan individu beresiko tinggi yang dilakukan pada individu yang beresiko

mengidap diabetes (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, 2006).

I.3 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada mini project ini, meliputi :

1. Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas

Ampenan terhadap diabetes mellitus sehingga dapat dilakukan promosi

kesehatan sebagai pencegahan primer atau sekunder bagi masyarakat yang

tidak menderita diabetes mellitus tetapi memiliki faktor resiko ataupun untuk

masyarakat yang menderita diabetes mellitus tetapi tidak berobat rutin

2. Mengetahui pola aktivitas dan makan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas

Ampenan yang menjadi faktor resiko diabetes mellitus sehingga dapat

dilakukan promosi kesehatan terutama secara individual.

I.4 Manfaat

1. Bagi penulis, mini project ini menjadi pengalaman yang berguna dalam

menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh sebelum internship.

2. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan

tentang pentingnya pencegahan diabetes mellitus dan perlunya mengenali

diabetes mellitus lebih dini untuk menekan prevalensi penyakit diabetes

mellitus di masyarakat.

5

Page 6: Mini Project 2012

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Etiologi Diabetes Mellitus

Beberapa ahli berpendapat bahwa dengan meningkatnya umur, maka

intoleransi terhadap glukosa juga meningkat. Peningkatan kadar gula darah pada usia

lanjut dapat disebabkan oleh :

a) Fungsi sel pankreas dan sekresi insulin yang berkurang

b) Resistensi insulin

c) Aktivitas fisik yang berkurang, banyak makan, badan kegemukan.

d) Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress, operasi.

e) Sering menggunakan bermacam-macam obat-obatan.

f) Adanya faktor keturunan

II.2 Patofisiologi Diabetes Mellitus

Pengolahan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian ke lambung dan

selanjutnya ke usus. Supaya berfungsi, maka bahan makanan harus dioleh dalam

proses yang dinamakan metabolisme. Dalam proses ini, dibutuhkan insulin yang

berfungsi memasukkan glukosa ke dalam sel yang digunakan sebagai bahan bakar.

Pada DM tipe 1 terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel beta pankreas. Pada

DM tipe 2 jumlah insulin normal tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada

permukaan sel yang kurang sehingga glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit dan

glukosa dalam darah menjadi meningkat.

II.3 Gambaran Klinis Diabetes Mellitus

Keluhan umum pada pasien DM seperti poliuria, polidipsia, dan polifagia.

Keluhan lain yang dapat ditemukan antara lain :

a) Gangguan penglihatan: katarak 

b) Kelainan kulit: gatal dan bisul-bisul

c) Kesemutan, rasa baal

d) Kelemahan tubuh

e) Luka atau bisul yang tidak sembuh-sembuh

6

Page 7: Mini Project 2012

f) Infeksi saluran kemih. Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah

genital ataupun daerah lipatan kulit akibat jamur.

g) Penurunan berat badan yang drastis sering terjadi pada gejala awal.

Kriteria diagnostik diabetes mellitus dan gangguan toleransi glukosa menurut

WHO 1985:

a) Kadar glukosa darah sewaktu (plasma vena) >= 200mg/ dl, atau 

b) Kadar glukosa darah puasa (plasma vena) >= 126 mg/dl, atau

c) Kadar glukosa plasma >= 200 mg/dl pada 2 jam sesudah beban glukosa 75

gram pada TTGO.

II.4 Komplikasi Diabetes Mellitus

Komplikasi diabetes mellitus yang dapat ditemukan, antara lain :

a) Hipoglikemia. Merupakan salah satu komplikasi akut yang tidak jarang terjadi

dan ditandai dengan kadar gula darah di bawah 50-60 mg/dl.

b) Infeksi. Pengidap diabetes, cenderung terkena infeksi karena bakteri tumbuh

baik jika kadar glukosa darah tinggi dan pertahanan tubuh rendah.

c) Komplikasi kronis penyakit jantung dan pembuluh darah.

d) Kerusakan pada ginjal (Nefropati). Adanya gagal ginjal dibuktikan dengan

kenaikan kadar kreatinin atau ureum serum yang berkisar antara 2% sampai

7,1% pasien diabetes melitus. Adanya proteinuria yang persisten tanpa adanya

kelainan ginjal yang lain merupakan salah satu tanda awal nefropati diabetik.

e) Kerusakan saraf (Neuropati)

f) Kerusakan pada mata (Retinopati)

II.5 Penatalaksanaan Diabetes Mellitus

Diperkirakan 25-50 % dari DM lanjut usia dapat dikendalikan dengan baik

hanya dengan diet saja, 3 % membutuhkan insulin dan 20-45 % dapat diobati dengan

anti diabetik oral dan diet saja. Para ahli berpendapat bahwa sebagian besar DM pada

lanjut usia adalah tipe II dan dalam penatalaksanaannya perlu diperhatikan secara

khusus, baik cara hidup pasien, keadaan gizi dan kesehatannya, penyakit lain yang

menyertai serta ada atau tidaknya komplikasi DM.

Pedoman penatalaksanaan diabetes antara lain :

7

Page 8: Mini Project 2012

a) Menilai penyakitnya secara menyeluruh dan memberikan pendidikan

kepada pasien dan keluarganya.

b) Menghilangkan gejala-gejala akibat hiperglikemia.

c) Lebih bersifat konservatif, usahakan agar glukosa darah tidak terlalu tinggi

(200-220 mg/dl) dan tidak terlampau rendah karena bahaya terjadinya

hipoglikemia

d) Mengendalikan glukosa darah dan berat badan sambil menghindari resiko

hipoglikemi.

e) Pengelolaan DM dimulai dengan pengaturan makan dan latihan jasmani

selama 2-4 minggu jika tidak terkontrol gula darahnya maka diberikan obat

anti diabetes oral.

f) Pilar Pengelolaan DM, antara lain :

a. Edukasi, meliputi : pemahaman tentang DM, obat-obatan,

olahraga, perencanaan makan dan masalah yang mungkin

dihaapi.

b. Perencanaan Makan dengan karbohidrat 45-60%, protein 10-

20%, dan lemak 20-25%.

c. Latihan jasmani 3 kali seminggu selama 30 menit disesuaikan

dengan umur dan status kesegaran jasmani.

d. Farmakologis, apabila tidak berhasil dengan pengaturan makan

dan olahraga.

II.6 Strategi Pencegahan Diabetes Mellitus

Dalam jangka waktu 30 tahun penduduk Indonesia akan naik sebesar 40%

dengan peningkatan jumlah pasien diabetes yang jauh lebih besar yaitu 86-138% yang

disebabkan oleh karena :

a) faktor demografi, antara lain :

jumlah penduduk meningkat

penduduk usia lanjut bertambah banyak

urbanisasi makin tak terkendali

b) gaya hidup yang kebarat-baratan

penghasilan per kapita tinggi dan restoran siap santap

sedentary life style

8

Page 9: Mini Project 2012

c) berkurangnya penyakit infeksi dan kurang gizi

d) meningkatnya pelayanan kesehatan hingga umur pasien diabetes

semakin panjang

Mengingat jumlah pasien yang akan membengkak dan besarnya biaya

perawatan diabetes yang terutama disebabkan oleh karena komplikasinya, maka

upaya yang baik adalah pencegahan. Menurut WHO tahun 1994, upaya pencegahan

pada diabetes ada tiga jenis, antara lain :

d) Pencegahan primer. Semua aktivitas yang digunakan untuk mencegah

timbulnya hiperglikemia pada inividu yang beresiko mengidap diabetes

mellitus atau pada populasi.

e) Pencegahan sekunder. Menemukan pengidap DM sedini mungkin,

misalnya dengan tes penyaringan. Dengan demikian pasien diabetes

yang sebelumnya tidak terdiagnosis dapat terjaring.

f) Pencegahan tersier. Semua upaya untuk mencegah komplikasi atau

kecacatan akibat komplikasi tersebut. Usaha ini meliputi :

mencegah timbulnya komplikasi

mencegah progresi dari komplikasi

mencegah kecacatan tubuh

Strategi pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan melalui pendekatan

masyarakat yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat umum dan

pendekatan individu beresiko tinggi yang dilakukan pada individu yang beresiko

mengidap diabetes.

a) Pendekatan populasi/masyarakat

Bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat umum, antara lain mendidik

masyarakat agar menjalankan cara hidup sehat dan menghindari cara hidup

beresiko. Upaya ini ditujukan tidak hanya untuk mencegah diabetes tetapi

untuk mencegah penyakit lain sekaligus. Upaya ini sangat berat karena target

populasinya sangat luas, oleh karena itu harus dilakukan tidak hanya oleh

profesi tetapi juga oleh seluruh lapisan masyarakat.

b) Pendekatan individu beresiko tinggi

Semua upaya pencegahan yang dilakukan pada individu yang beresiko

mengidap diabetes mellitus. Antara lain :

9

Page 10: Mini Project 2012

a. umur > 40 tahun

b. gemuk

c. hipertensi

d. riwayat keluarga DM

e. riwayat melahirkan bayi >4 kg

f. riwayat DM pada saat kehamilan

g. dislipidemia

Pencegahan primer adalah cara yang paling sulit karena yang menjadi sasaran

adalah orang-orang yang belum sakit artinya mereka masih sehat. Cakupannya

menjadi sangat luas. Yang bertanggung jawab bukan hanya profesi tetapi seluruh

lapisan masyarakat. Pada pencegahan sekunder, penyuluhan tentang perilaku sehat

seperti pada pencegahan primer pun harus dilakukan, ditambah dengan peningkatan

pelayanan kesehatan primer di pusat-pusat pelayanan kesehatan mulai dari rumah

sakit sampai puskesmas. Pada tahun 1994, WHO menyatakan bahwa pendeteksian

pasien baru dengan cara skrining dimasukkan ke dalam upaya pencegahan sekunder

agar supaya bila diketahui lebih dini komplikasi dapat dicegah. (Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam Jilid III, 2006).

II.7 Kerangka Konsep

10

Page 11: Mini Project 2012

II.8 Kerangka Pengumpulan Data

11

pasien / masyarakat sekitar yang datang ke Puskesmas

pengetahuan

gejala

riwayat keluarga

aktivitas

pola makan

status gizi

Faktor Determinan

tingkat konsumsi

status gizi

pengetahuan

aktivitas

status gizi

genetik

Page 12: Mini Project 2012

BAB III

METODE MINI PROJECT

III.1 Rancangan Mini Project

Mini project ini dilakukan dengan pengumpulan data melalui wawancara

terstruktur kemudian edukasi secara individual terutama pada subjek yang tidak

mengerti tentang diabetes mellitus tetapi memiliki faktor resiko menderita penyakit

tersebut. Pada mini poject ini ditujukan sebagai sarana mengaplikasikan pencegahan

primer dalam penyakit diabetes mellitus.

III.2 Waktu dan Tempat Mini Project

Mini project ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di Puskesmas

Ampenan dan wilayah sekitarnya.

III.3 Populasi Mini Project

Populasi mini project adalah masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah

Puskesmas Ampenan diambil secara acak yaitu masyarakat yang berobat ke

Puskesmas Ampenan (acak).

12

Page 13: Mini Project 2012

III.4 Subjek Mini Project

Subjek mini project diambil dari masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah

Puskesmas Ampenan yang berobat ke Puskesmas dan diambil secara acak. Subjek

terdiri dari 12 orang laki-laki dan 88 orang perempuan. Subjek dengan usia 20-30

tahun berjumlah 26 orang, yang berusia > 30-40 tahun berjumlah 34 orang, yang

berusia > 40-50 tahun berjumlah 23 orang, yang berusia > 50-60 tahun berjumlah 10

orang dan > 60 tahun berjumlah 7 orang. Subjek mini project didapatkan dengan

teknik mengambil sampel secara acak dari pasien yang berobat di Puskesmas

Ampenan.

BAB IV

HASIL

Berdasarkan hasil yang diperoleh didapatkan bahwa dari total 88 orang subjek

perempuan dan 12 orang subjek laki-laki yang dilakukan wawancara terstruktur,

didapatkan bahwa 69 orang diantaranya tidak mengetahui apa itu diabetes mellitus/

kencing manis dan bagaimana gejalanya. Sementara itu, sejumlah 31 orang mengerti

apa itu diabetes mellitus/ kencing manis dan mengetahui gejala pernyertanya.

Seperti yang dibahas pada bab teori, disebutkan bahwa diabetes mellitus atau

kencing manis adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan metabolisme sehingga

kadar gula darah dalam tubuh melebihi normal. Diabetes mellirus memiliki gejala-

gejala, diantaranya sering buang air kecil terutama malam hari, sering haus, sering

lapar, luka tidak sembuh-sembuh, kesemutan, berat badan menurun meskipun nafsu

makan meningkat, sering mengantuk/ lemas, gatal-gatal terutama di daerah kemaluan,

dan impoten. Dari 31 orang subjek yang mengetahui gejala kencing manis, 15 orang

menyebutkan gejalanya adalah sering buang air kecil terutama pada malam hari, 12

orang menyebutkan lemas/mengantuk, 8 orang menyebutkan keluhan sering lapar

meskipun sudah banyak makan, 6 orang menyebutkan keluhan sering haus, 2 orang

13

Page 14: Mini Project 2012

menyebutkan keluhan luka yang tidak sembuh-sembuh, dan masing-masing 1 orang

menyebutkan keluhan berat badan menurun, impoten, kesemutan, dan gatal di seluruh

tubuh terutama daerah kemaluan.

Menurut teori, banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya diabetes

mellitus. Salah satu faktor yang tidak dapat iubah adalah keturunan. Namun demikian,

yang paling menentukan seseorang mengidap diabetes mellitus atau tidak adalah

faktor pola makan dan aktivitas. Berdasarkan hasil wawancara dengan 100 orang

subjek di atas, didapatkan pada 31 orang subjek yang mengerti tentang penyakit

diabetes mellitus terdapat 14 orang subjek yang memiliki riwayat keluarga penderita

diabetes mellitus. Untuk faktor pola makan, dari 100 orang subjek yang diwawancara

menyebutkan bahwa sebanyak 36 orang mengaku tidak pernah berolah raga

(sedentary life style) dan 17 orang mengaku setiap hari setidaknya mengkonsumsi

gula 1 sendok makan, dan 14 orang diantaranya memiliki status gizi yang berlebih/

gemuk.

BAB V

DISKUSI

Menurut American Diabetes Association (ADA) 2003, diabetes melitus

merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia

yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.

Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang,

dan disfungsi beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan

pembuluh darah.

Di Indonesia, prevalensi DM mencapai 15,9-32,73%, dimana diperkirakan

sekitar 5 juta lebih penduduk Indonesia menderita diabetes mellitus. Menurut

penelitian epidemiologi yang sampai saat ini dilaksanakan di Indonesia, kekerapan

diabetes di Indonesia berkisar antara 1,4 dengan 1,6%. Terjadi tendensi kenaikan

kekerapan diabetes secara global terutama disebabkan oleh karena peningkatan

kemakmuran suatu populasi, maka dengan demikian dapat dimengerti bila suatu saat

atau lebih tepat lagi dalam kurun waktu 1 atau 2 dekade yang akan datang kekerapan

DM di Indonesia akan meningkat dengan drastis. Indonesia akan menempati

peringkat nomor 5 sedunia dengan jumlah pengidap diabetes sebanyak 12,4 juta orang

14

Page 15: Mini Project 2012

pada tahun 2025, naik 2 tingkat dibanding tahun 1995. Pilar Pengelolaan DM, antara

lain :

a ) Edukasi, meliputi : pemahaman tentang DM, obat-obatan, olahraga,

perencanaan makan dan masalah yang mungkin dihadapi.

b ) Perencanaan Makan dengan karbohidrat 45-60%, protein 10-20%, dan lemak

20-25%.

c ) Latihan jasmani 3 kali seminggu selama 30 menit disesuaikan dengan umur

dan status kesegaran jasmani.

d ) Farmakologis, apabila tidak berhasil dengan pengaturan makan dan olahraga.

Komplikasi diabetes mellitus yang dapat ditemukan, antara lain :

hipoglikemia, infeksi, komplikasi kronis penyakit jantung dan pembuluh darah,

kerusakan pada ginjal (nefropati), kerusakan saraf (neuropati), dan kerusakan pada

mata (retinopati).

Jika melihat dari segi teori di atas, bahwa jelas jika mencegah lebih baik

daripada mengobati. Hal ini juga dikarenakan banyak komplikasi yang terjadi pada

penyakit diabetes mellitus. Pada seseorang yang mengidap penyakit diabetes mellitus,

maka penatalaksanaan yang pertama kali dilakukan adalah edukasi tentang perjalanan

penyakitnya, olah raga dan perencanaan makan. Untuk itu, dalam hal ini peran

promosi kesehatan sangatlah penting dalam mencegah penyakit diabetes mellitus.

Dari total 88 orang subjek perempuan dan 12 orang subjek laki-laki yang

dilakukan wawancara, didapatkan bahwa 69 orang diantaranya tidak mengetahui apa

itu diabetes mellitus/ kencing manis dan bagaimana gejalanya. Sementara itu,

sejumlah 31 orang mengerti apa itu diabetes mellitus/ kencing manis dan mengetahui

gejala pernyertanya. Oleh karena itu, sangat diperlukan promosi kesehatan sebagai

usaha pencegahan primer terhadap penyakit diabetes mellitus. Mengingat jika

promosi kesehatan dilakukan secara serentak dengan mengumpulkan kader atau

masyarakat di suatu ruangan kurang efektif, maka perlunya dilakukan promosi

kesehatan secara individual terutama bagi masyarakat yang saat diwawancara sama

sekali tidak mengerti apa itu diabetes mellitus.

Berdasarkan hasil wawancara dengan 100 orang subjek di atas, didapatkan

pada 31 orang subjek yang mengerti tentang penyakit diabetes mellitus terdapat 14

orang subjek yang memiliki riwayat keluarga penderita diabetes mellitus. Untuk

faktor pola makan, dari 100 orang subjek yang diwawancara menyebutkan bahwa

15

Page 16: Mini Project 2012

sebanyak 36 orang mengaku tidak pernah berolah raga (sedentary life style) dan 17

orang mengaku setiap hari setidaknya mengkonsumsi gula 1 sendok makan, dan 14

orang diantaranya memiliki status gizi yang berlebih. Jika melihat hasil wawancara

ini, maka sebagian masyarakat di sekitar wilayah kerja Puskesmas Ampenan memiliki

faktor resiko diabetes mellitus. Oleh karena itu, penting jika dilakukan pencegahan

primer agar penderita diabetes mellitus di Indonesia tidak semakin meningkat.

Pendekatan populasi/masyarakat bertujuan untuk mengubah perilaku

masyarakat umum, antara lain mendidik masyarakat agar menjalankan cara hidup

sehat dan menghindari cara hidup beresiko. Upaya ini ditujukan tidak hanya untuk

mencegah diabetes tetapi untuk mencegah penyakit lain sekaligus oleh karena itu

penulis menganggap pentingnya dilakukan pendekatan individu, terutama pada

individu yang beresiko tinggi, yang berarti semua upaya pencegahan yang dilakukan

pada individu yang beresiko mengidap diabetes mellitus, antara lain umur > 40 tahun,

gemuk, hipertensi, riwayat keluarga DM, riwayat melahirkan bayi >4 kg, riwayat DM

pada saat kehamilan, dan dislipidemia.

Tetapi mengingat keterbatasan waktu dan lokasi, serta jumlah pasien yang

banyak penulis melakukan pendekatan individu tanpa memandang seseorang itu

beresiko atau tidak (dipilih secara acak) dengan maksud sasaran pencegahan primer

akan lebih sampai kepada setiap orang yang belum mengerti mengenai apa itu

diabetes mellitus dan bagaimana pencegahannya. Dengan begitu, penulis dapat

melakukan penyuluhan/ promosi secara individual tentang diabetes mellitus dan

mengedukasi jika menemukan keluarga/tetangga dengan gejala seperti itu segera

diperiksakan ke Puskesmas. Penulis melakukan promosi kesehatan dengan

menggunakan pamphlet bergambar agar lebih menarik dan memberikannya kepada

subjek yang sudah diedukasi. Dengan cara seperti ini diharapkan sasaran pencegahan

primer dan sekunder akan lebih berhasil karena menggunakan pendekatan individual.

Dalam mini project kali ini, penulis juga menemukan 2 orang subjek yang

menderita diabetes mellitus/ kencing manis tetapi tidak berobat secara rutin. Pada

kasus ini, penulis melakukan pencegahan sekunder berupa upaya untuk mencegah

komplikasi dengan edukasi agar rutin berobat, olah raga, dan pengaturan pola makan.

Diharapkan prevalensi diabetes mellitus kedepannya dapat ditekan jika seluruh

lapisan masyarakat ikut serta dalan pencegahan primer ataupun sekunder.

16

Page 17: Mini Project 2012

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1 Kesimpulan

1. Tingkat pengetahuan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Ampenan

terhadap diabetes mellitus belum merata. Oleh karena itu, diperlukan adanya

promosi kesehatan sebagai upaya pencegahan primer dan sekunder terhadap

kejadian penyakit diabetes mellitus, tidak hanya oleh petugas kesehatan

melainkan juga masyarakat umum.

2. Pola aktivitas dan makan sebagian masyarakat di wilayah kerja Puskesmas

Ampenan menjadi faktor resiko diabetes mellitus. Oleh karena itu, promosi

kesehatan primer nampaknya akan lebih bermanfaat jika dilakukan secara

individual (seperti konseling) dibandingkan jika dilakukan melalui pendekatan

populasi.

VI.2 Saran

Jumlah pasien diabetes dalam kurun waktu 25-30 tahun yang akan datang

akan sangat meningkat akibat kemakmuran, perubahan pola demografi, dan

urbanisasi. Pencegahan baik perimer, sekunder, ataupun tersier merupakan upaya

17

Page 18: Mini Project 2012

yang paling tepat dalam mengantisipasi ledakan jumlah ini dengan melibatkan

berbagai pihak, tidak hanya petugas kesehatan melainkan juga masyarakat umum. Di

wilayah sekitar Puskesmas Ampenan perlu dilakukan promosi kesehatan terutama

sebagai upaya pencegahan primer dan sekunder dalam masyarakat terhadap penyakit

diabetes mellitus.

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta : Penerbit FK UI.

2. Ikatan Dokter Indonesia, 2011. Indonesian Doctor’s Compendium. Jakarta :

CV Matoari Citra Media.

3. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, 2000. Penatalaksanaan

Kedaruratan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Penerbit FK UI.

4. http://www.metris-community.com/penyebab-dan-gejala-diabetes/

5. http://majalahkesehatan.com/tanda-tanda-kencing-manis/

6. http://www.scribd.com/doc/76881746/Bab-14-Diabetes-Mellitus-Word

7. http://indodiabetes.com/

8. http://www.klikdokter.com/diabetes/read/2010/07/05/112/gejala-diabetes-

melitus

9. http://obatpenyakit.biz/uncategorized/gejala-diabetes-melitus/

18

Page 19: Mini Project 2012

LAMPIRAN

19

Page 20: Mini Project 2012

20

Page 21: Mini Project 2012

21