1. Asbes Asbes adalah istilah pasar untuk bermacam-macam mineral yang dapat dipisah-pisahkan hingga menjadi serabut yang fleksibel. Berdasarkan komposisi mineralnya, asbes dapat digolongkan menjadi dua bagian. Golongan serpentin; yaitu mineral krisotil yang merupakan hidroksida magnesium silikat dengan komposisi Mg6(OH)6(Si4O11) H2O, Golongan amfibol; yaitu mineral krosidolit, antofilit, amosit, aktinolit dan tremolit. Walaupun sudah jelas mineral asbes terdiri dari silikat-silikat kompleks, tetapi dalam menulis komposisi mineral asbes terdapat perbedaan. Semula dianggap bahwa silikatnya terdiri dari molekul Si11O12. Akan tetapi berdasarkan hasil penyelidikan sinar-X, sebenarnya silikat-silikat itu terdiri dari molekul-molekul Si4O11. Yang banyak digunakan dalam industri adalah asbes jenis krisotil. Perbedaan dalam serat asbes selain karena panjang seratnya berlainan, juga karena sifatnya yang berbeda. Satu jenis serat asbes pada umumnya dapat dimanfaatkan untuk beberapa penggunaan yaitu dari serat yang berukuran panjang hingga yang halus. Pembagian atas dasar dapat atau tidaknya serat asbes dipintal ialah : 1) Serat asbes yang dipintal, digunakan untuk : a) Kopling, tirai dan layar, gasket, sarung tangan, kantong-kantong asbes, pelapis ketel uap, pelapis dinding, pakaian pemadam
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1. Asbes
Asbes adalah istilah pasar untuk bermacam-macam mineral yang dapat dipisah-pisahkan
hingga menjadi serabut yang fleksibel. Berdasarkan komposisi mineralnya, asbes dapat
digolongkan menjadi dua bagian. Golongan serpentin; yaitu mineral krisotil yang merupakan
hidroksida magnesium silikat dengan komposisi Mg6(OH)6(Si4O11) H2O, Golongan amfibol;
yaitu mineral krosidolit, antofilit, amosit, aktinolit dan tremolit. Walaupun sudah jelas mineral
asbes terdiri dari silikat-silikat kompleks, tetapi dalam menulis komposisi mineral asbes terdapat
perbedaan. Semula dianggap bahwa silikatnya terdiri dari molekul Si11O12.
Akan tetapi berdasarkan hasil penyelidikan sinar-X, sebenarnya silikat-silikat itu terdiri dari
molekul-molekul Si4O11. Yang banyak digunakan dalam industri adalah asbes jenis krisotil.
Perbedaan dalam serat asbes selain karena panjang seratnya berlainan, juga karena sifatnya
yang berbeda. Satu jenis serat asbes pada umumnya dapat dimanfaatkan untuk beberapa
penggunaan yaitu dari serat yang berukuran panjang hingga yang halus.
Pembagian atas dasar dapat atau tidaknya serat asbes dipintal ialah :
1) Serat asbes yang dipintal, digunakan untuk :
a) Kopling, tirai dan layar, gasket, sarung tangan, kantong-kantong asbes, pelapis ketel uap, pelapis
dinding, pakaian pemadam kebakaran, pelapis rem, ban mobil, bahan tekstil asbes, dan lain-lain.
b) Alat pemadam api, benang asbes, pita, tali, alat penyam-bung pipa uap, alat listrik, alat kimia,
gasket keperluan laboratorium, dan pelilit kawat listrik.
2) Serabut yang tidak dapat dipintal terdiri atas:
a) Semen asbes untuk pelapis tanur dan ketel serta pipanya, dinding, lantai, alat-alat kimia dan listrik;
b) Asbes untuk atap;
c) Kertas asbes untuk lantai dan atap, penutup pipa isolator-isolator panas dan listrik;
d) Dinding-dinding asbes untuk rumah dan pabrik, macam-macam isolasi, gasket, ketel, dan tanur;
e) Macam-macam bahan campuran lain yang menggunakan asbes sangat halus dan kebanyakan asbes
sebagai bubur.
Asbes amfibol yang biasa digunakan sebagai bahan serat tekstil adalah dari jenis varitas
krosidolit. Hal ini berhubungan dengan daya pintalnya yang sesuai dengan kebutuhan industri
tekstil. Krisotil dan antagonit termasuk ke dalam golongan asbes serpentin. Krisotil juga
merupakan jenis asbes yang sangat penting dalam industri pertekstilan.
2. Baurit
Pada umumnya, barit (BaSO4) mengandung campuran unsur Cr, Ca, Pb, dan Ra, yang
senyawanya mempunyai bentuk kristal yang sama. Unsur pengotor barit adalah besi oksida,
lempung, dan unsur organik, yang semuanya dapat memberikan beragam warna pada warna
kristal barit murni adalah putih atau abu-abu. Sebagai unsur Barium (Ba), barit juga dijumpai
sangat terbatas mengandung feldspar (3% BaO), plagioklas (7,3% BaO), muskovit (9,9% BaO),
dan biotit (6-8% BaO). Kerak bumi rata-rata mengandung unsur barium sekitar 0,05%. Barit juga
dijumpai sebagai mineral ikutan (gangue mineral) terutama pada cebakan logam sulfida, seperti
timah.
Sebagian besar produksi barit dunia digunakan dalam industri perminyakan. Pemakaian ini
mencapai sekitar 85-90% dari produksi barit secara keseluruhan. Sisanya digunakan sebagai
bahan baku dalam industri kimia barium, sebagai bahan pengisi dan pengembang (filler dan
extender), dan agregat semen.
3. Bauksit
Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral dengan susunan
terutama dari oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit (Al2O3H2O) dan mineral gibsit
(Al2O3 .3H2O).
Secara umum bauksit mengandung Al2O3 sebanyak 45 – 65%, SiO2 1 – 12%, Fe2O3 2 –
25%, TiO2 >3%, dan H2O 14 – 36%.
Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika dengan memungkinkan pelapukan
sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Al nisbi tinggi, kadar
Fe rendah dan kadar kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit atau bahkan tidak mengandung sama sekali.
Batuan tersebut (misalnya sienit dan nefelin yang berasal dari batuan beku, batu lempung,
lempung dan serpih.
Batuan-batuan tersebut akan mengalami proses lateritisasi, yang kemudian oleh proses
dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit. Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar
tetapi kedudukannya di kedalaman tertentu. Potensi dan cadangan endapan bauksit terdapat di
Pulau Bintan, Kepulauan Riau, Pulau Bangka, dan Pulau Kalimantan.
4. belerang
Belerang atau sulfur adalah mineral yang dihasilkan oleh proses vulkanisme, sifat-sifat fisik
belerang adalah : Kristal belerang berwarna kuning, kuning kegelapan, dan kehitam-hitaman,
karena pengaruh unsur pengotornya. Berat jenis : 2,05 - 2,09, kekerasan : 1,5 - 2,5 (skala Mohs),
Ketahanan : getas/mudah hancur (brittle), pecahan :berbentuk konkoidal dan tidak rata. Kilap :
damar Gores : berwarna putih. Sifat belerang lainnya adalah : tidak larut dalam air, atau H2SO4.
Titik lebur 129oC dan titik didihnya 446oC.
Mudah larut dalam CS2, CC14, minyak bumi, minyak tanah, dan anilin, penghantar panas
dan listrik yang buruk. Apabila dibakar apinya berwarna biru dan menghasilkan gas-gas
SO2yangberbaubusuk. Rp50.000.
Kegunaan : Belerang banyak digunakan di industri pupuk, kertas, cat, plastik, bahan sintetis,
pengolahan minyak bumi, industri karet dan ban, industri gula pasir, accu, industri kimia, bahan
peledak, pertenunan, film dan fotografi, industri logam dan besi baja.
Lokasi : Potensi dan penyebaran endapan belerang Indonesia saat ini baru diketahui di enam
propinsi, dengan total cadangan sekitar 5,4 juta. Untuk tipe sublimasi, karena proses terjadinya
didasarkan kepada aktivitas gunung berapi, maka selama gunung berapi aktif, belerang tipe ini
dapat diproduksi. Dengan demikian sumber daya belerang sublimasi dapat dianggap tidak
terbatas.
5. Bentonit
Bentonit adalah istilah pada lempung yang mengandung monmorillonit dalam dunia
perdagangan dan termasuk kelompok dioktohedral. Penamaan jenis lempung tergantung dari
penemu atau peneliti, misal ahli geologi, mineralogi, mineral industri dan lain-lain. Bentonit
dapat dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan kandungan alu-munium silikat hydrous, yaitu
activated clay dan fuller's Earth. Activated clay adalah lempung yang kurang memiliki daya
pemucat, tetapi daya pemucatnya dapat ditingkatkan melalui pengolahan tertentu.
Sementara itu, fuller's earth digunakan di dalam fulling atau pembersih bahan wool dari
lemak. Sedangkan berdasarkan tipenya, bentonit dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Tipe Wyoming (Na-bentonit – Swelling bentonite); Na bentonit memiliki daya mengembang
hingga delapan kali apabila dicelupkan ke dalam air, dan tetap terdispersi beberapa waktu di
dalam air. Dalam keadaan kering berwarna putih atau cream, pada keadaan basah dan terkena
sinar matahari akan berwarna mengkilap. Perbandingan soda dan kapur tinggi, suspensi koloidal
mempunyai pH: 8,5-9,8, tidak dapat diaktifkan, posisi pertukaran diduduki oleh ion-ion sodium
(Na+).
b. Mg, (Ca-bentonit – non swelling bentonite); Tipe bentonit ini kurang mengembang apabila
dicelupkan ke dalam air, dan tetap terdispersi di dalam air, tetapi secara alami atau setelah
diaktifkan mempunyai sifat menghisap yang baik. Perbandingan kandungan Na dan Ca rendah,
suspensi koloidal memiliki pH: 4-7. Posisi pertukaran ion lebih banyak diduduki oleh ion-ion
kalsium dan magnesium. Dalam keadaan kering bersifat rapid slaking, berwarna abu-abu, biru,
kuning, merah dan coklat. Penggunaan bentonit dalam proses pemurnian minyak goreng perlu
aktivasi terlebih dahulu.
Endapan bentonit Indonesia tersebar di P. Jawa, P. Sumatera, sebagian P. Kalimantan dan P.
Sulawesi, dengan cadangan diperkirakan lebih dari 380 juta ton, serta pada umumnya terdiri dari
jenis kalsium (Ca-bentonit). Beberapa lokasi yang sudah dan sedang dieksploitasi, yaitu di
Tasikmalaya, Leuwiliang, Nanggulan, dan lain-lain. Indikasi endapan Na-bentonit terdapat di
Pangkalan Brandan; Sorolangun-Bangko; Boyolali.
Na-bentonit dimanfaatkan sebagai bahan perekat, pengisi (filler), lumpur bor, sesuai sifatnya
mampu membentuk suspensi kental setelah bercampur dengan air. Sedangkan Ca-bentonit
banyak dipakai sebagai bahan penyerap. Untuk lumpur pemboran, bentonit bersaing dengan jenis
lempung lain, yaitu atapulgit, sepiolit dan lempung lain yang telah diaktifkan. Dengan
penambahan zat kimia pada kondisi tertentu, Ca-bentonit dapat dimanfaatkan sebagai bahan
lumpur bor setelah melalui pertukaran ion, sehingga terjadi perubahan menjadi Na-bentonit dan
diharapkan terjadi peningkatan sifat reologi dari suspensi mineral tersebut Agar mencapai
persyaratan sebagai bahan lumpur sesuai dengan spesifikasi standar, perlu ada penambahan
polimer. Hal itu dapat dilakukan melalui aktivasi bentonit untuk bahan lumpur bor.
6. Dolomit
Dolomit termasuk rumpun mineral karbonat, mineral dolomit murni secara teoritis
mengandung 45,6% MgCO3 atau 21,9% MgO dan 54,3% CaCO3 atau 30,4% CaO. Rumus
kimia mineral dolomit dapat ditulis meliputi CaCO3.MgCO3, CaMg(CO3)2 atau CaxMg1-
xCO3, dengan nilai x lebih kecil dari satu. Dolomit di alam jarang yang murni, karena umumnya
mineral ini selalu terdapat bersama-sama dengan batu gamping, kwarsa, rijang, pirit dan
lempung. Dalam mineral dolomit terdapat juga pengotor, terutama ion besi. Dolomit berwarna
putih keabu-abuan atau kebiru-biruan dengan kekerasan lebih lunak dari batugamping, yaitu
berkisar antara 3,50 - 4,00, bersifat pejal, berat jenis antara 2,80 - 2,90, berbutir halus hingga
kasar dan mempunyai sifat mudah menyerap air serta mudah dihancurkan. Klasifikasi dolomit
dalam perdagangan mineral industri didasarkan atas kandungan unsur magnesium, Mg (kimia),
mineral dolomit (mineralogi) dan unsur kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Kandungan unsur
magnesium ini menentukan nama dolomit tersebut. Misalnya, batugamping mengandung ± 10 %
MgCO3 disebut batugamping dolomitan, sedangkan bila mengandung 19 % MgCO3 disebut
dolomit. Penggunaan dolomit dalam industri tidak seluas penggunaan batugamping dan
magnesit. Kadang-kadang penggunaan dolomit ini sejalan atau sama dengan penggunaan
batugamping atau magnesit untuk suatu industri tertentu. Akan tetapi, biasanya dolomit lebih
disukai karena banyak terdapat di alam.
Madiapoera, T (1990) menyatakan bahwa penyebaran dolomit yang cukup besar terdapat
di Propinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura dan Papua.
Di beberapa daerah sebenarnya terdapat juga potensi dolomit, namun jumlahnya relatif jauh
lebih kecil dan hanya berupa lensa-lensa pada endapan batugamping.
- Propinsi Nangroe Aceh Darussalam; Aceh Tenggara, desa Kungki berupa marmer dolomit.
Cadangan masih berupa sumberdaya dengan kandungan MgO = 19%.
- Propinsi Sumatera Utara; Tapanuli Selatan, desa Pangoloan, berupa lensa dalam batugamping.
Cadangan berupa sumberdaya dengan kandungan MgO = 11 - 18%.
- Propinsi Sumatera Barat; Daerah Gunung Kajai. (antara Bukittinggi - Payakumbuh). Umur
diperkirakan Permokarbon.
- Propinsi Jawa Barat; daerah Cibinong, yaitu di Pasir Gedogan. Dolomit di daerah ini umumnya
berwarna putih abu-abu dan putih serta termasuk batugamping dolomitan yang bersifat keras,
kompak dan kristalin.
- Propinsi Jawa Tengah; 10 km timur laut Pamotan. Endapan batuan dolomit dan batugamping
dolomitan.
- Propinsi Jawa Timur; Gn. Ngaten dan Gn. Ngembang, Tuban, formasi batu-gamping Pliosen.
MgO = 18,5% sebesar 9 juta m3, kandungan MgO = 14,5% sebesar 3 juta m3; Tamperan,
Pacitan. Cadangan berupa sumberdaya dengan cadangan sebesar puluhan juta ton. Kandungan
MgO = 18%; · Sekapuk, sebelah Utara Kampung Sekapuk (Sedayu – Tuban). Terdapat di Bukit
Sekapuk, Kaklak dan Malang, formasi gamping umur Pliosen, ketebalan 50 m, bersifat lunak dan
berwarna putih. Cadangan sekitar 50 juta m3; Kandungan MgO di Sekapuk (7,1 - 20,54%); di
Sedayu (9,95- 21,20 %); dan di Kaklak (9,5 - 20,8%); Gunung Lengis, Gresik. Cadangan
sumberdaya, dengan kandungan MgO = 11,1- 20,9 %, merupakan batuan dolomit yang bersifat
keras, pejal, kompak dan kristalin; Socah, Bangkalan, Madura; satu km sebelah Timur Socah.
Cadangan 430 juta ton dan sumberdaya. Termasuk Formasi Kalibeng berumur Pliosen, warna
putih, agak lunak, sarang. Ada di bawah batugamping dengan kandungan MgO 9,32 -20,92%. \
Pacitan, Sentul dan Pancen; batugamping dolomitan 45,5 - 90,4%, berumur Pliosen. Di Bukit
Kaklak, Gresik endapan dolomit terdapat dalam formasi batu-gamping Pliosen, tebal + 35 m dan
jcadangan sekitar 70 juta m3.
- Propinsi Sulawesi Selatan; di Tonassa, dolomit berumur Miosen dan merupakan lensa-lensa
dalam batugamping.
- Propinsi Papua; di Abe Pantai, sekitar Gunung Sejahiro, Gunung Mer dan Tanah Hitam;
kandungan MgO sebesar 10,7-21,8%, dan merupakan lensa-lensa dan kantong-kantong dalam
batugamping.
7. Emas
Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar
antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain
yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan
(gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan
sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan
sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas
telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan
selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya
>20%.
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa
endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan
pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas
dikatagorikan menjadi dua yaitu endapan primer dan endapan plaser
Emas banyak digunakan sebagai barang perhiasan, cadangan devisa, dll.
Potensi endapan emas terdapat di hampir setiap daerah di Indonesia, seperti di Pulau
Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara,
Maluku, dan Papua.
8. Feldspar
Sebagai mineral silikat pembentuk batuan, felspar mempunyai kerangka struktur tektosilikat
yang menunjukkan 4 (empat) atom oksigen dalam struktur tetraheral SiO2 yang dipakai juga
oleh struktur tetraheral lainnya. Kondisi ini menghasilkan kisi-kisi kristal seimbang terutama bila
ada kation lain yang masuk ke dalam struktur tersebut seperti penggantian silikon oleh
aluminium. Terlepas dari bentuk strukturnya, apakah triklin atau monoklin, felspar secara
kimiawi dibagi menjadi empat kelompok mineral yaitu kalium felspar (KAlSi3O8), natrium
felspar (NaAlSi3O8), kalsium felspar (CaAl2Si2O8) dan barium felspar (Ba Al2Si2O8)
sedangkan secara mineralogi felspar dikelompokkan menjadi plagioklas dan K-felspar.
Plagioklas merupakan seri yang menerus suatu larutan padat tersusun dari variasi komposisi
natrium felspar dan kalsium felspar. Plagioklas felspar hampir selalu memperlihatkan
kenampakan melidah yang kembar (lamellar twinning) bila sayatan tipis mineral tersebut dilihat
secara mikroskopis. Sifat optis yang progresif sejalan dengan berubahnya komposisi mineralogi
memudahkan dalam identifikasi mineral-mineral felspar yang termasuk ke dalam kelompok
plagioklas tersebut.
Na-plagioklas banyak ditemukan dalam batuan kaya unsur alkali (granit, sienit). Andesin dan
oligoklas terdapat pada batuan intermediate seperti diorit sedangkan labradorit, bitownit dan
anortit biasanya sebagai komponen batuan basa (gabro) dan anortosit. Mineral yang termasuk
kelompok K-felspar diklasifikasikan berdasarkan suhu ristalisasinya, mulai dari sanidin (suhu
tinggi), ortoklas, mikroklin sampai adu-laria (suhu rendah). Keempat mineral mempunyai rumus
kimia sama yaitu KAlSi3O8 dan (terutama) ditemukan pada batuan beku asam seperti granit dan
sienit, selain itu ditemukan pula pada batuan metamorfosis dan hasil re-work pada batuan
sedimen.
Keberadaan felspar dalam kerak bumi cukup melimpah. Walaupun demikian untuk keperluan
komersial dibutuhkan felspar yang memiliki kandungan (K2O + Na2O) > 10%. Selain itu,
material pengotor oksida besi, kuarsa, oksida titanium dan pengotor lain yang berasosiasi dengan
felspar diusahakan sesedikit mungkin. Felspar dari alam setelah diolah dapat dimanfaatkan untuk
batu gurinda dan felspar olahan untuk keperluan industri tertentu. Mineral ikutannya dapat
dimanfaatkan untuk keperluan industri lain sesuai spesifikasi yang ditentukan. Industri keramik
halus dan kaca/gelas merupakan dua industri yang paling banyak mengkonsumsi felspar olahan,
terutama yang memiliki kandungan K2O tinggi dan CaO rendah.
Berbicara mengenai potensi endapan felspar di Indonesia, sebaran material ini terdapat
hampir di seluruh negeri dengan bentuk endapan berbeda dari satu daerah dengan daerah yang
lain tergantung jenis endapan, primer atau sekunder. Data dari Direktorat Inventarisasi
Sumberdaya Mineral menunjukkan cadangan terukur (proved), tereka (probable) dan terindikasi
(possible) masing-masing sebesar 271.693, 11.728 dan 56.561 ribu ton.
9. Fire Clay
Fire clay adalah mineral yang terdiri dari mineral kaolinit yang bentuk kristalnya tidak
sempurna, dengan mengandung sedikit mika atau ilit, kuarsa, dan mineral lempung yang bersifat
lunak dan tidak mempunyai perlapisan. Lempung tersebut mempunyai nilai PCE >19, sehingga
tahan terhadap suhu tinggi (>15000 C) tanpa adanya pembentukan masa gelas. Fire Clay
terbentuk karena soil yang tertimbun oleh sedimen lain di daratan atau cekungan lakustrin
ataupun delta yang umumnya mengandung batubara. Penggunaan fire clay terutama untuk
refraktori, isolator, dll. Potensi fireclay terdapat di Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan.
10. Fosfat
Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan kandungan fosfor
ekonomis. Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan sebagai bone phosphate of lime (BPL) atau
triphosphate of lime (TPL), atau berdasarkan kandungan P2O5. Fosfat apatit termasuk fosfat
primer karena gugusan oksida fosfatnya terdapat dalam mineral apatit (Ca10(PO4)6.F2) yang
terbentuk selama proses pembekuan magma. Kadang kadang, endapan fosfat berasosiasi dengan
batuan beku alkali kompleks, terutama karbonit kompleks dan sienit. Fosfat komersil dari
mineral apatit adalah kalsium fluo-fosfat dan kloro-fosfat dan sebagian kecil wavellite, (fosfat
aluminium hidros).
Sumber lain dalam jumlah sedikit berasal dari jenis slag, guano, crandallite
[CaAl3(PO4)2(OH)5.H2O], dan millisite (Na,K).CaAl6(PO4)4(OH)9.3H2O. Sifat yang dimiliki
adalah warna putih atau putih kehijauan, hijau, berat jenis 2,81-3,23, dan kekerasan 5 H. Fosfat
adalah sumber utama unsur kalium dan nitrogen yang tidak larut dalam air, tetapi dapat diolah
untuk memperoleh produk fosfat dengan menambahkan asam. Fosfat dipasarkan dengan
berbagai kandungan P2O5, antara 4-42 %. Sementara itu, tingkat uji pupuk fosfat ditentukan
oleh jumlah kandungan N (nitrogen), P (fosfat atau P2O5), dan K (potas cair atau K2O).
Fosfat sebagai pupuk alam tidak cocok untuk tanaman pangan, karena tidak larut dalam air
sehingga sulit diserap oleh akar tanaman pangan. Fosfat untuk pupuk tanaman pangan perlu
diolah menjadi pupuk buatan. Di Indonesia, jumlah cadangan yang telah diselidiki adalah 2,5
juta ton endapan guano (kadar P2O5= 0,17-43 %). Keterdapatannya di Propinsi Aceh, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan NTT, sedangkan tempat
lainnya adalah Sumatera Utara, Kalimantan, dan Irian Jaya.
Di Indonesia, eksplorasi fosfat dimulai sejak tahun 1919. Umumnya, kondisi endapan
fosfat guano yang ada ber-bentuk lensa-lensa, sehingga untuk penentuan jumlah cadangan,
dibuat sumur uji pada kedalaman 2 -5 meter. Selanjutnya, pengambilan conto untuk analisis
kandungan fosfat. Eksplorasi rinci juga dapat dilakukan dengan pemboran apabila kondisi
struktur geologi total diketahui.
11. Gipsum
Gipsum (CaSO4.2H2O) mempunyai kelompok yang terdiri dari gypsum batuan, gipsit
alabaster, satin spar, dan selenit. Gipsum umumnya berwarna putih, namun terdapat variasi
warna lain, seperti warna kuning, abu-abu, merah jingga, dan hitam, hal ini tergantung mineral
pengotor yang berasosiasi dengan gypsum. Gipsum umumnya mempunyai sifat lunak, pejal,
kekerasan 1,5 – 2 (skala mohs), berat jenis 2,31 – 2,35, kelarutan dalam air 1,8 gr/l pada 00C
yang meningkat menjadi 2,1 gr/l pada 400C, tapi menurun lagi ketika suhu semakin tinggi.
Gipsum terbentuk dalam kondisi berbagai kemurnian dan ketebalan yang bervariasi.
Gipsum merupakan garam yang pertama kali mengendap akibat proses evaporasi air laut diikuti
oleh anhidrit dan halit, ketika salinitas makin bertambah. Sebagai mineral evaporit, endapan
gypsum berbentuk lapisan di antara batuan-batuan sedimen batugamping, serpih merah,
batupasir, lempung, dan garam batu, serta sering pula berbentuk endapan lensa-lensa dalam
satuan-satuan batuan sedimen. Gipsum dapat diklasifikasikan berdasarkan tempat terjadinya
(Berry, 1959), yaitu: endapan danau garam, berasosiasi dengan belerang, terbentuk sekitar
fumarol volkanik, efflorescence pada tanah atau goa-goa kapur, tudung kubah garam, penudung
oksida besi (gossan) pada endapan pirit di daerah batugamping.
12. Grafit
Grafit umumnya berwarna hitam hingga abu-abu tembaga, kekerasan 1 – 2 (skala Mohs),
berat jenis 2,1 – 2,3, tidak berbau dan tidak beracun, serta tidak mudah larut, kecuali dalam asam
hidroflorik atau aqua regia mendidih. Proses dekomposisi berlangsung lambat pada suhu 6000C
dan dalam kondisi oksida atau pada suhu 3.5000C bila kondisi bukan oksida.
Grafit adalah mineral yang dapat berasal dari batuan beku, sedimen, dan metamorf.
Secara kimia, grafit sama dengan intan karena keduanya berkomposisi karbon, yang
membedakannya adalah sifat fisik. Intan dikenal sangat keras, langka, dan transparan, sedangkan
grafit agak lunak, mudah ditemukan, dan opak. Menurut Kuzvart (1984) grafit dapat terjadi
secara proses magnetik awal, kontak magmatik, hidrotermal, metamorfogenik, dan residual.
Belum ditemukan daerah yang berpotensi di Indonesia. Sampai saat ini Indonesia masih
megimpor grafit.
13. Kalsit
Kalsit merupakan mineral utama pembentuk batugamping, dengan unsur kimia
pembentuknya terdiri dari kalsium (Ca) dan karbonat (CO3), mempunyai sistem kristal
Heksagonal dan belahan rhombohedral, tidak berwarna dan transparan.
Unsur kalsium dalam kalsit dapat tersubtitusi oleh unsur logam sebagai pengotor yang dalam
prosentasi berat tertentu membentuk mineral lain. Dengan adanya substitusi ini ada perubahan
dalam penulisan rumus kimia yaitu CaFe (CO3)2 dan MgCO3 (subtitusi Ca oleh Fe), CaMgCO3,
Ca2MgFe (CO3)4 (subtitusi oleh Mg dan Fe) dan CaMnCO3 (substitusi oleh Mn). Sifat fisika
dari kalsit adalah bobot isi 2,71; kekerasan 3 (skala Mohs); bentuk prismatik; tabular; pejal;
berbutir halus sampai kasar; dapat terbentuk sebagai stalaktit, modul tubleros, koraloidal, oolitik
atau pisolitik. Warna kalsit yang tidak murni adalah kuning, coklat, pink, biru, lavender, hijau
pucat, abu-abu, dan hitam. Penggunaan kalsit saat ini telah mencakup berbagai sektor yang
didasarkan pada sifat fisik dan kimianya. Penggunaan tersebut, meliputi sektor pertanian, industri
kimia, makanan, logam dan lainnya.
Dilihat dari kejadiannya, kalsit secara umum berkaitan erat dengan batu-gamping dan
aktifitas magma, namun berdasarkan data hasil penelitian baru diketahui di sepanjang pantai
barat Sumatera, Jawa bagian selatan dan utara (sebagian kecil). Bentuk endapan dapat datar,
bukit atau berupa lensa. Cadangan yang diketahui merupakan klasifikasi cadangan tereka di
daerah Indarung (10,1 juta ton), Sumatera Barat (10 juta ton) dan Begelan di Kabupaten
Purwokerto (0,1 Juta ton).
14. Kromit
Kromit merupakan satu-satunya mineral yang menjadi sumber logam kromium. Mineral ini
mempunyai komposisi kimia FeCr2O3. Kromit mempunyai sifat antara lain berwarna hitam,
bentuk kristal massif hingga granular, sistim kristal oktahedral, goresan berwarna coklat,
kekerasan 5,5 (skala mohs), dan berat jenis 4,5 – 4,8. Komposisi kimia kromit sangat bervariasi
karena terdapat usur-unsur lain yang mempengaruhinya, karena itu berdasarkan nisbah Cr:Fe,
kromit dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: kromit kaya krom, kaya aluminium, dan kaya besi.
Kromit dapat terjadi sebagai endapan primer, yaitu: tipe cebakan stratiform dan podiform, atau
sebagai endapan sekunder berupa pasir hitam dan tanah laterit.
Potensi kromit di Indonesia cukup besar, hal ini dikarenakan kromit terbentuk pada
batuan induknya yaitu ofiolit, sedangkan penyebaran ofiolit di Indonesia diperkirakan lebih dari
80 ribu km2. Penyebaran kromit tersebut terdapat di Sumatera Barat, Sumatera Utara,
Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, dan Papua.
15. Magnesit
Magnesium merupakan logam yang teringan, dengan berat jenisnya 1,74, cukup kuat dan
dalam bentuk alloy, tahan terhadap korosi di udara tetapi tidak tahan terhadap air laut, serta
mudah terbakar. Jumlah mineral yang mengandung magnesium tercatat sebanyak 244 buah.
Magnesit dapat ditemukan dalam mineral sekunder dan biasanya berasosiasi dengan batuan
sedimen atau batuan metamorfik, berasal dari endapan marin, kecuali brukit. Magnesit
ditemukan didalam batuan serpentin. Mineral-mineral lain yang sering ditemukan bersama
magnesium adalah talk, limonit, opal, dan kalsit. Magnesit umumnya jarang ditemukan dalam
bentuk mineral, tetapi secara utuh terdapat pada larutan padat siderit (FeCO3) bersama-sama Mn
dan Ca yang dapat menggantikan unsur Mg. Magenesit sering digunakan untuk bahan refraktori,
industri semen sorel, bahan isolasi, pertanian, peternakan, industri karet, dll.
Mineral magnesit keterdapatannya berasosiasi dengan batuan ubahan, sehingga cadangan
magnesit akan mengikuti pola cadangan bahan ubahan tersebut. Batuan atau mineral yang
mengandung mangnesit adalah dolomit (Ca Mg(CO3)2, magnesit zedin (Mg CO3), epsonil (Mg
So4) 7 H2O, dan brukit (Mg (OH) 2. Batuan dan mineral tersebut dapat ditemukan di DI. Aceh,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah , Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Maluku, Irian
Jaya.
16. Mangan
Mangan termasuk unsur terbesar yang terkandung dalam kerak bumi. Bijih mangan utama
adalah pirolusit dan psilomelan, yang mempunyai komposisi oksida dan terbentuk dalam
cebakan sedimenter dan residu. Mangan mempunyai warna abu-abu besi dengan kilap metalik
sampai submetalik, kekerasan 2 – 6, berat jenis 4,8, massif, reniform, botriodal, stalaktit, serta
kadang-kadang berstruktur fibrous dan radial. Mangan berkomposisi oksida lainnya namun
berperan bukan sebagai mineral utama dalam cebakan bijih adalah bauxit, manganit, hausmanit,
dan lithiofori, sedangkan yang berkomposisi karbonat adalah rhodokrosit, serta rhodonit yang
berkomposisi silika.
Cebakan mangan dapat terjadi dalam beberapa tipe, seperti cebakan hidrotermal, cebakan
sedimenter, cebakan yang berasosiasi dengan aliran lava bawah laut, cebakan metamorfosa,
cebakan laterit dan akumulasi residu. Sekitar 90% mangan dunia digunakan untuk tujuan
metalurgi, yaitu untuk proses produksi besi-baja, sedangkan penggunaan mangan untuk tujuan
non-metalurgi antara lain untuk produksi baterai kering, keramik dan gelas, kimia, dan lain-lain.
Potensi cadangan bijih mangan di Indonesia cukup besar, namun terdapat di berbagai
lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Potensi tersebut terdapat di Pulau Sumatera,
Kepulauan Riau, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan
Papua.
17. Perak
Perak merupakan logam yang terbentuk dan selalu bersama-sama dengan logam emas, yang
mempunyai warna putih.
Mineral-mineral yang terpenting yang mengandung perak adalah Perak alam (Ag), Argentite
(Ag2S), Cerrargyrite (AgCl), Polybasite (Ag16 Sb2 S11), Proustite (Ag2 As S3) dan Pyrargyrite
(Ag3 Sb S3). Kebanyakan perak di dunia berasal dari cebakan hydrothermal yang mengisi
rongga-rongga. Kegunaannya adalah untuk perhiasan, cindera mata, logam campuran, dll.
Potensinya selalu berasosiasi dengan logam lainnya seperti emas dan tembaga
18. Phiropilit
Piropilit adalah paduan dari alumunium silikat, yang mempunyai rumus kimia
Al2O3.4SiO2H2O. Mineral yang termasuk piropilit adalah kianit, andalusit, dan diaspor. Bentuk
kristal piropilit adalah monoklin serta mempunyai sifat fisik dan kimia yang mirip dengan talk.
Piropilit terbentuk umumnya berkaitan dengan formasi andesit tua yang memiliki kontrol
struktur dan intensitas ubahan hidrotermal yang kuat. Piropilit terbentuk pada zone ubahan
argilik lanjut (hipogen), seperti kaolin, namun terbentuk pada temperatur tinggi dan pH asam.
Kegunaan piropilit adalah untuk pakan ternak, industri kertas sebagai pengganti talk, dan
lain-lain. Piropilit terdapat di beberapa tempat yang diakibatkan munculnya formasi andesit tua,
seperti di Pulau Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Pulau Sulawesi.
19. Talk
Talk adalah mineral yang sangat lunak dengan komposisi kimia 3Mg.4SiO4H2O, dan
biasanya terjadi sebagai mineral sekunder hasil hidrasi batuan pembawa magnesium (magnesium
bearing rock), seperti peridotit, gabro, dan dolomit. Endapan talk umumnya hampir sama di
setiap daerah, sebagian besar batuan induk untuk formasi talk merupakan batuan dolomit
(kemurnian talk tinggi) dan ultramafik (kemurnian talk rendah). Talk mempunyai sifat halus,
licin, penghisap minyak dan lemak, konduktivitas listrik rendah, penghantar panas tinggi, dan
electric strength tinggi. Potensi endapan talk yang telah diketahui terdapat di Kebumen (Jawa
Tengah), dan Halmahera Tengah (Maluku).
20. Tembaga
Tembaga (Cu) mempunyai sistim kristal kubik, secara fisik berwarna kuning dan apabila
dilihat dengan menggunakan mikroskop bijih akan berwarna pink kecoklatan sampai keabuan.
Unsur tembaga terdapat pada hampir 250 mineral, tetapi hanya sedikit saja yang komersial. Pada
endapan sulfida primer, kalkopirit (CuFeS2) adalah yang terbesar, diikuti oleh kalkosit (Cu2S),
bornit (Cu5FeS4), kovelit (CuS), dan enargit (Cu3AsS4).
Mineral tembaga utama dalam bentuk deposit oksida adalah krisokola (CuSiO3.2HO),
malasit (Cu2(OH)2CO3), dan azurit (Cu3(OH)2(CO3)2). Deposit tembaga dapat diklasifikasikan
dalam lima tipe, yaitu: deposit porfiri, urat, dan replacement, deposit stratabound dalam batuan
sedimen, deposit masif pada batuan volkanik, deposit tembaga nikel dalam intrusi/mafik, serta
deposit nativ. Umumnya bijih tembaga di Indonesia terbentuk secara magmatik. Pembentukan
endapan magmatik dapat berupa proses hidrotermal atau metasomatisme.
Logam tembaga digunakan secara luas dalam industri peralatan listrik. Kawat tembaga
dan paduan tembaga digunakan dalam pembuatan motor listrik, generator, kabel transmisi,
instalasi listrik rumah dan industri, kendaraan bermotor, konduktor listrik, kabel dan tabung
coaxial, tabung microwave, sakelar, reaktifier transsistor, bidang telekomunikasi, dan bidang?
bidang yang membutuhkan sifat konduktivitas listrik dan panas yang tinggi, seperti untuk
pembuatan tabung?tabung dan klep di pabrik penyulingan. Meskipun aluminium dapat
digunakan untuk tegangan tinggi pada jaringan transmisi, tetapi tembaga masih memegang
peranan penting untuk jaringan bawah tanah dan menguasai pasar kawat berukuran kecil,
peralatan industri yang berhubungan dengan larutan, industri konstruksi, pesawat terbang dan
kapal laut, atap, pipa ledeng, campuran kuningan dengan perunggu, dekorasi rumah, mesin
industri non?elektris, peralatan mesin, pengatur temperatur ruangan, mesin?mesin pertanian.
Potensi tembaga terbesar yang dimiliki Indonesia terdapat di Papua. Potensi lainnya
menyebar di Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan.
21. Yodium
Yodium biasanya terjadi di alam hanya sebagai yodat dan yodida atau kombinasi keduanya.
Unsur yodium dalam kerak bumi, diantaranya adalah lautarit (IO3)2 atau kalsium yodat, dan
dietzet (Ca (IO3)2 (CrO4) atau kalsium yodat kromat. Keberadaan yodium di Indonesia tidak
jauh berbeda kondisi kegeologiannya dengan keberadaan air dan minyak bumi, yaitu merupakan
air konat atau air purba yang mengan-dung yodium dengan berbagai variasi dalam suatu endapan
permeabel yang terjebak bagian atas dan bawahnya oleh lapisan impermeabel.
Seperti halnya di Watudakon Jawa Timur reservoar yang mengandung yodium terjebak
dalam suatu Antiklin Pucangan, Tempuran, dan Antiklin Segunung. Mineral yang mengandung
yodium ini bersifat halus, dengan kilap kaca, berwarna abu-abu kehitaman mengandung unsur
non logam, berat jenis sekitar 4,9.
Potensi yodium di Watukadon total volume struktur antiklinnya sekitar 4,847 milyar m3,
dengan total potensi struktur terisi gas adalah 472,19 juta m3, sedangkan struktur terisi brine
adalah 4,375 milyar m3 dan cadangan potensial mencapai 288 juta m3. Yodium mempunyai titik
leleh pada 113°C, dan menguap pada temperatur 184,4 ° C menjadi gas biru-ungu dengan bau
kurang sedap. Dalam industri farmasi yodium dimanfaatkan sebagai bahan baku utama untuk
tingtur (larutan obat dalam alkohol), kesehatan (sanitary), industri desinfektan, dan herbisida.
Yodium digunakan dalam garam rakyat untuk meningkatkan kualitas garam tersebut agar
layak dan sehat untuk dikonsumsi. Potensi yodium di Indonesia berdasarkan Tushadi
Madiadipoera (1990) tersebar di beberapa lokasi dengan cadangan yang umumnya masih
sumberdaya. Kandungannya berkisar dari yang terkecil hingga mencapai 182 mg/lt.
Di beberapa tempat, muncul sebagai air lolosan (seepage) dengan debit 0,5 – 170 m3/hari.
Lokasi cadangan yodium yang sudah dieksploitasi adalah di Watokadon Mojokerto, Jawa Timur
dengan kapasitas 400 - 600 kl/air asin/hari dan mutu sekitar 112 - 182 mg/lt. Yodium di daerah
ini terdapat dalam Formasi Kalibeng umur Miosen.
22. Zeolit
Zeolit alam merupakan senyawa alumino silikat terhidrasi, dengan unsur utama yang terdiri
dari kation alkali dan alkali tanah. Senyawa ini berstruktur tiga dimensi dan mempunyai pori
yang dapat diisi oleh molekul air. Mineral zeolit yang paling umum dijumpai adalah klinoptirotit,
yang mempunyai rumus kimia (Na3K3)(Al6Si30O72).24H2O. Ion Na+ dan K+ merupakan
kation yang dapat dipertukarkan, sedangkan atom Al dan Si merupakan struktur kation dan
oksigen yang akan membentuk struktur tetrahedron pada zeolit. Molekul-molekul air yang
terdapat dalam zeolit merupakan molekul yang mudah lepas.
Zeolit alam terbentuk dari reaksi antara batuan tufa asam berbutir halus dan bersifat riolitik
dengan air pori atau air meteorik. Penggunaan zeolit adalah untuk bahan baku water treatment,
pembersih limbah cair dan rumah tangga, untuk industri pertanian, peternakan, perikanan,
industri kosmetik, industri farmasi, dan lain-lain.
Zeolit terdapat di beberapa daerah di Indonesia yang diperkirakan mempunyai cadangan
zeolit sangat besar dan berpotensi untuk dikembangkan, yaitu Jawa Barat dan Lampung.
23. Zirkon
Mineral utama yang mengandung unsur zirkonium adalah zirkon/zirkonium silika
(ZrO2.SiO2) dan baddeleyit/zirkonium oksida (ZrO2). Kedua mineral ini dijumpai dalam bentuk
senyawa dengan hafnium. Pada umumnya zirkon mengandung unsur besi, kalsium sodium,
mangan, dan unsur lainnya yang menyebabkan warna pada zirkon bervariasi, seperti putih
bening hingga kuning, kehijauan, coklat kemerahan, kuning kecoklatan, dan gelap, sisitim kristal
monoklin, prismatik, dipiramida, dan ditetragonal, kilap lilin sampai logam, belahan sempurna –
tidak beraturan, kekerasan 6,5 – 7,5, berat jenis 4,6 – 5,8, indeks refraksi 1,92 – 2,19, hilang pijar
0,1%, dan titik lebur 2.5000C.
Zirkon terbentuk sebagai mineral asseccories pada batuan yang mengandung Na-feldspa
(batuan beku asam dan batuan metamorf). Jenis cebakannya dapat berupa endapan primer atau
endapan sekunder.
Kegunaann zirkon adalah untuk bahan baku elektronik, keramik. Potensi zirkon menyebar di
Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, dan Kalimantan bagian barat. Potensi ini
mengikuti penyebaran kasiterit, yang dikenal dengan nama tin belt.
24. Antimony
Penggunaan antimonium Yang paling utama di Amerika Serikat adalah di bahan kimia yang
digunakan untuk mengairi atau memenuhi dan menghamili plastik, tekstil, karet, dan material
lain. Loebih dari sparuh konsumsi U.S. menggunakan antimonium untuk pembuatan nyala api
retardants.
Antimonium juga digunakan untuk pigmen di dalam plastik, cat, karet, dan untuk suatu
pelengkap yang luas , mencakup obat kedokteran, mercon. Antimonium dalam jumlah kecil yang
sudah dibersihkan, metalnya digunakan dalam industri komputer untuk membuat
semipenghantar. Untuk dapat bermanfaat di dalam aplikasi ini, antimoniumnya harus 99.999%
murni! Antimonium bisa digantikan oleh unsur logam pelapis kran, timah, seng, dan campuran
titanium, di dalam industri cat. Cadmium, belerang, tembaga, dan zat kapur dapat digunakan
untuk pengeras. Sejumlah campuran organik dapat digunakan sebagai api retardants. Pendauran
ulang, menambang, dan produksi membaui akan mengimbangi permintaan untuk campuran
antimonium dan antimonium yang banyak untuk kedepan.
25. Barit
Barit adalah suatu mineral yang terdiri atas barium sulphate BaSO4.Pada umumnya berwarna
putih seerti susu, tetapi tergantung pada ketidakmurnian kristal selama formasi mereka. Barit
secara relatif lembut, mengukur 3-3.5 pada skala kekerasan Mohs'. untuk suatu mineral yang
berat/lebat tidak metalik. kepadatan Yang tinggi adalah bertanggung jawab untuk nilai nya di
dalam banyak aplikasi. Barit secara kimiawi tidak dapat larut tanpa daya. Kebanyakan barit
ditambang dari lapisan sedimentary batu karang yang membentuk ketika barit mempercepat ke
alas/pantat dari samudra. Beberapa tambang/ranjau/aku lebih kecil menggunakan barit dari
pembuluh darah, yang membentuk ketika barium sulfate dipercepat dari perairan di bawah tanah
panas. Dalam beberapa hal, barit adalah suatu hasil sampingan pekerjaan tambang, seng, perak,
atau bijih metal lain.
Kenggunaan utama Barit adalah sebagai “ agen menimbang” dalam gas-alam dan minyak
[yang] mengebor;drill. Di dalam proses ini, barit dihancurkan dan bergaul dengan air dan
material lain. Berat/Beban dari campuran ini yang kekuatan dari minyak dan gas ketika bebas
dari landasan. Ini mengijinkan minyak dan gas rig (minyak) operator untuk mencegah bahan
peledak melepaskan dari minyak dan gas dari landasan. Sekarang ini, mayoritas konsumsi barit
di Amerika Serikat adalah untuk ini mengebor drill aplikasi. Bagaimanapun, konsumsi dalam
pengeboran " lumpur" berubah-ubah dari tahun ke tahun, karena adanya bergantung pada jumlah
explorasi yang mengebor drill untuk minyak dan gas, yang mana pada gilirannya tergantung
pada minyak dan gas harga. Di luar ini, barit digunakan sebagai suatu aditip ke cat, email, dan
plastik, dalam produksi yang disebut "petunjuk/ ujung/ laju-awal" kristal atau "leaded"
gelas/kaca, radiasi perhentian dari komputer memonitor dan tabung televise, dan seperti sebagai
ketika sumber bahan kimia barium.
26. Berilium
Berilium adalah suatu unsur metalik, dengan nomor-atom 4 dan berat atom 9. Yang metal
dengan keras, silvery-white di dalam warna, dan seluruh cahaya/ ringan – kurang dari dua kali
sama tebal/padat seperti air, dan hanya dua pertiga sama tebal/padat seperti aluminum, yang
mana sedikit banyaknya menyerupai. Berilium mempunyai suatu titik-lebur sangat tinggi pada
2349° F ( 1287° C). Kombinasi tentang [cahaya/ ringan] nya menimbang dan titik-lebur tinggi
membuat ia/nya [yang] berharga untuk pembuatan campuran logam metal.
Banyak berilium digunakan didalam campuran logam metal, yang meliputi lebih dari 0%
tentang konsumsi dunia. Sebab berilium adalah seluruh cahaya/ ringan dan mempunyai suatu
temperatur peleburan tinggi, adalah suatu yang metal ideal untuk digunakan di industri
pertahanan dan atmosphere, hampir selalu yang dicampur dengan batang-batang rel lain.
Berilium yang metal juga mempunyai karakteristik yang menarik menjadi elastis. Sebagai
konsekwensi, digunakan didalam pembuatan musim semi/mata air, gigi persneling dan
komponen mesin lain yang memerlukan suatu derajat tingkat kekenyalan. Aplikasi sehari-hari
yang lain adalah di pembuatan pompa bensin, sebab suatu campuran logam berilium dan
tembaga tidak menyalakan ketika dipukul melawan terhadap batang-batang rel lain, maupun
memancarkan percikan dari keelektrikan statik.
27. Bijih Besi
Besi ( Fe) adalah suatu unsur metalik dan menyusun sekitar 5% tentang itu Earth’S kulit
keras. Ketika murni ini merupakan suatu gelap, silvery-gray metal. Ini merupakan suatu unsur
yang sangat reaktif dan mengoxidasi karat dengan mudah. Yang merah, jeruk dan menguning
dilihat dalam beberapa lahan dan pada atas batu karang mungkin besi oksida. Bagian dalam dari
Bumi dipercaya untuk menjadi iron-nickel campuran logam padat. Iron-Nickel batu bintang
dipercaya untuk menghadirkan material yang paling awal membentuk pada awal alam semesta
itu. Studi menunjukkan bahwa ada besi pantas dipertimbangkan di bintang-bintang dan planet
terestrial: Mars, " Planet Yang merah," adalah merah dalam kaitan dengan besi oksida dalam
kulit keras nya.
Deposito untuk membuat ia/nya menguntungkan untuk menambang harus di dalam sepuluh
berjuta-juta ton. oksid besi Deposito kebanyakan sedimentary aslinya, seperti besi formasi yang
menjilid (BIFS). BIFS terdiri dari lapisan chert bertukar-tukar ( berbagai kwarsa mineral), oksid
besi dan magnetit. Mereka ditemukan sepanjang;seluruh dunia dan menjadi bijih besi yang
paling utama di dunia hari ini. Formasi mereka tidaklah secara penuh dipahami, meskipun
[demikian] [itu] diketahui bahwa mereka membentuk dengan bahan kimia hujan/timbulnya besi/
setrika dari laut [dangkal/picik] tentang 1.8-1.6 milyar (Am.) tahun yang lalu, sepanjang Beribu-
Ribu tahun Yang Proterozoic. Taconite adalah suatu silica-rich bijih besi yang dianggap sebagai
suatu low-grade deposito. Bagaimanapun, iron-rich komponen deposito seperti (itu) dapat
diproses untuk menghasilkan suatu berkonsentrasi itu adalah sekitar 65% besi/ setrika, yang
(mana) berarti bahwa sebagian dari bijih besi deposito yang paling utama di seluruh bumi
diperoleh dari taconite. Taconite ditambang di (dalam) Amerika Serikat, Canada, dan Negeri
China.
Besi/ setrika adalah penting ke kehidupan hewan dan (yang) penting bagi kesehatan
[pabrik/tumbuhan]. Tubuh adalah 0.006% besi/ setrika, mayoritas [di/yang mana] adalah di
(dalam) darah [itu]. darah Sel kaya akan besi/ setrika membawa oksigen dari paru-paru
[bagi/kepada] semua bagian-bagian dari badan [itu]. Ketiadaan besi/ setrika juga menurunkan
suatu person’s perlawanan ke infeksi/peradangan.
28. Columbite
Columbite-Tantalite kelompok ( columbium adalah nama yang lain untuk niobium):
Kolumbit adalah suatu oksida niobium alami, tantalum, besi/ setrika mengandung besi, dan batu
kawi/mangan. Beberapa tungsten dan timah mungkin (adalah) hadir di mineral [itu]. Columbium,
dalam wujud ferrocolumbium, digunakan kebanyakan sebagai suatu aditip di (dalam) baja [yang]
membuat dan di (dalam) superalloys untuk aplikasi seperti (itu) [sebagai/ketika] tahan panas dan
peralatan pembakaran, mesin jet komponen, dan meluncur subassemblies, di (dalam) karbit
disemen, dan di (dalam) adipenghantar. Brazil dan Canada menjadi world’s memimpin produsen.
29. Feldspar
Feldspar: Suatu mineral yang rock-forming, secara industri penting di (dalam) gelas/kaca dan
ceramic industri, barang tembikar dan barang dari logam, sabun, abrasif, obligasi;ikatan untuk