Top Banner
1 MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Program SarjanaDiajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S-1) Dalam Jurnalistik Islam Fakultas Dakwah Oleh HARFANDY SIREGAR NIM. UJ. 131 212 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDDIN JAMBI FAKULTAS DAKWAH JURUSAN JURNALISTIK ISLAM 2019
77

MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

Jan 18, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

1

MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI

WARTAWAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Program SarjanaDiajukan Untuk Melengkapi Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S-1)

Dalam Jurnalistik Islam

Fakultas Dakwah

Oleh

HARFANDY SIREGAR

NIM. UJ. 131 212

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDDIN JAMBI

FAKULTAS DAKWAH

JURUSAN JURNALISTIK ISLAM

2019

Page 2: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

2

Page 3: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

3

Page 4: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

4

Page 5: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

5

MOTTO

يَاأيَُّهَا الَّذِينَ ءَامَنوُا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بنِبََأٍ فتَبََيَّنوُا أنَْ تصُِيبوُا قوَْمًا

بِجَهَالَةٍ فتَصُْبِحُوا عَلَى مَا فعََلْتمُْ نَادِمِينَ

Artinya :

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa

suatu berita, periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu

musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya, yang menyebabkan

kamu menyesal atas perbuatanmu itu” (QS. Al-Hujurat: 6)1

1 Departemen Agama, Al-Qur’an dan terjemahanya. (Semarang: Asy-syifa’. 2010) 135

Page 6: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

6

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi dengan adanya kegelisahan penulis mengenai

berkurangnya Minat Mahasiswa Jurnalistik Islam menjadi wartawan di Fakultas

Dakwah, UIN Sulthan Thaha Jambi, tentu berbagai faktor mengenai apa yang

melatar belakangi itu akan dijabarkan secara gambling pada skripsi ini.

Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripiskan Bagaimana upaya

Mahasiswa untuk mengenali dunia kewartawanan, Bagaimana Minat Mahasiswa

Jurnalistik Islam Fakultas Dakwah UIN STS Jambi Menjadi Wartawan, Apa

hambatan dan solusi untuk meningkatkan Minat Mahasiswa menjadi Wartawan.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kebudayaan dan kualitatif deskriptif, menggambarkan dan menceritakan apa saja

pengalaman-pengalaman menarik dan alasan dan Minat Mahasiswa Jurnalistik

Islam Fakultas Dakwah UIN STS Jambi Menjadi Wartawan, data yang diperoleh

adalah hasil mendalam bertempat di Fakultas Dakwah UIN Sulthan Thaha

Saifudin Jambi.

Hasilnya adalah Secara umum Minat Mahasiswa Jurnalistik Islam Menjadi

Wartawan, jika dikaji secara menyeluruh dan diambil berbagai sudut pandang,

masih minim karena beberapa faktor dan kendala yang ada seperti yang penulis

temukan pada saat melakukan penelitian, sejatinya minat akan didapatkan jika

mahasiswa memang serius dalam mendalami Ilmu tersebut, termasuk dalam

menjadi wartawan. Maka dari itu diperlukan berbagai upaya baik dari mahasiswa

itu sendiri atau semua yang berkepentingan, agar tercapai cita-cita menjadi

seorang Jurnalis yang baik dan berprestasi.

Page 7: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

7

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya sehingga atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul

“MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWAN”.

Adapun maksud dari penulisan skripsi ini, adalah memenuhi persyaratan untuk

memperoleh gelar sarjana Ilmu Jurnalistik (S.Sos) pada Konsentrasi Ilmu

Jurnalistik (IJ) Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah

Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin (STS) Jambi.

Dalam Penulisan Skripsi ini, penulis merasa telah banyak mendapatkan

bimbingan, Motivasi dan masukan dari berbagai pihak yang sangat berharga dan

bermanfaat. Untuk itu pada kesempatan ini, perkenankan penulis untuk

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya:

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, selaku Rektor UIN STS Jambi.

2. Bapak Dr. H. Su‟adi Asy‟ari, MA. Ph. D. Selaku Wakil Rektor I Bidang

Akademik dan Pengembangan Lembaga, Bapak Dr. Hidayat selaku Wakil

Rektor II Bidang Administrasi Umum, dan Ibu Dr. Hj. Fadlillah, M.Pd selaku

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN STS Jambi.

3. Bapak Samsu, S.Ag, M.Pd, Ph.D selaku Dekan Fakultas Dakwah UIN STS

Jambi.

4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH.,M.Hum selaku Wakil Dekan I Bidang

Akademik.

5. Bapak Drs. Sururuddin, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam (KPI) Konsentrasi Ilmu Jurnalistik (IJ).

6. Bapak Drs. Sururuddin, M.Pd, selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan motivasi.

7. Bapak Drs. S. Sagap, M.Pd selaku pembimbing I dan Bapak Drs. As‟ad Isma,

M.Pd selaku pembimbing II yang telah rela dan tulus meluangkan banyak

waktu dalam memberikan banyak bimbingandan pengarahan dengan penuh

kesabaran dan kecermatan hingga akhir penulisan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu dosen, asisten dosen, serta seluruh karyawan dan karyawati

Fakultas Dakwah UIN STS Jambi.

Penyusun menyadari bahwa kekeliruan akan sangat mungkin terjadi

dalam penulisan karya ilmiah ini, karenanya kritik dan saran konstruktif amat

diperlukan dari pembaca. Selebihnya, penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya.

Akhirnya, kepada Allah SWT kita kembalikan kesadaran penuh, mengharap

keridhaan-Nya, semoga kita senantiasa mendapat hidayah-Nya. amin.

Jambi, Juli 2019

Penulis.

Harfandy Siregar

Page 8: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

8

Nim.UJ.131 212

DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................... i

NOTA DINAS ...................................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN .................................................................................... iii

PENGESAHAN ................................................................................................... iv

MOTTO ............................................................................................................... v

ABSTRAK ........................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR........................................................................................viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

PEDOMAN .......................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Permasalahan ............................................................................................. 4

C. Batasan Masalah ........................................................................................ 4

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................ 5

E. Kerangka Teori...............................................................................5

F. Metodologi Penelitian....................................................................15

G. Studi Relevan................................................................................23

BAB II PROFIL FAKULTAS DAKWAH UIN STS JAMBI

A. Profl Fakultas Dakwah UIN STS Jambi ................................................. 27

B. Sejarah Fakultas Dakwah ......................................................................... 27

C. Jurusan Prodi di Fakultas Dakwah UIN STS Jambi ............................. 28

D. Visi, Misi dan Program Fakultas Dakwah UIN STS Jambi .................. 29

E. Dosen dan Mahasiswa ............................................................................... 30

F. Sarana dan Prasarana ............................................................................... 31

vii

Page 9: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

9

BAB III UPAYA YANG DILAKUKAN UNTUK MENINGGKATKAN

MINAT MAHASISWA MENJADI WARTAWAN

A. Upaya Mahasiswa Jurnalistik Mengenali Dunia Kewartawanan ......... 38

B. Minat Mahasiswa Jurnalistik Menjadi Wartawan ................................ 42

C. Faktor-faktor Meningkatkan Minat Mahasiswa Ilmu Jurnalistik

Menjadi wartawan ..................................................................................... 44

BAB IV HAMBATAN DAN SOLUSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT

MAHASISWA MENJADI WARTAWAN

A. Hambatan dan Minat Menjadi Wartawan ............................................. 49

B. Solusi untuk Meningkatkan Minat Mahasiswa Dan Menjadi Jurnalis

Pintar .......................................................................................................... 52

C. Beberapa Permasalahan Serius Mahasiswa Ilmu Jurnalistik UN STS

Jambi ........................................................................................................... 53

D. Alternatif Peningkatan Kualitas dan Minat Mahasiswa Menjadi

Wartawan ........................................................................................................ 55

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................ 57

B. Implikasi Penelitian ................................................................................... 58

C. Saran-saran ................................................................................................ 58

D. Kata Penutup ............................................................................................. 59

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 61

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................

CURICULUM VITAE ........................................................................................

Page 10: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

10

PEDOMAN TRANSLITERASI

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

1 2 3

Tidak dilambangkan ا

b ب

t ت

ts ث

j ج

ḥ h (titik bawah) ح

kh خ

d د

dz ذ

r ر

z ز

s س

sy ش

ṣ s (titik bawah) ص

ḍ d (titik bawah) ض

ṭ t (titik bawah) ط

ẓ z (titik bawah) ظ

Koma terbalik di atas „ ع

gh غ

f ف

q ق

k ك

l ل

m م

n ن

w و

h ھ

la لا

Apostrop ء

y ي

1. Vokal Tunggal

Tanda Huruf Latin Keterangan

A -

I -

ۥ U -

2. Vokal Rangkap

Page 11: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

11

Tanda Huruf Latin Keterangan

- Ay ي .....

- Aw و .....

Contoh: حسين : Husayn

3. Maddah

Tanda Huruf Latin Keterangan

 a dan garis di atas ا

Î i dan garis di atas لى

Û u dan garis di atas لو

4. Ta‟ Marbutah

لمدينةالمورةا : al-Madînah al-Munawwarah

Fâtimah : فاطمة

Wizârat al-Tarbîyah : وزارةالتربية

5. Shaddah

Rabbana : ربنا

Nazzala : نزل

6. Kata Sandang

al-Syams : الشمش

al-Qalam : القلم

BAB I

Page 12: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

12

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Realitas dunia Jurnalistik dewasa ini menjadi wartawan bukanlah suat hal

yang absurd, era modernisasi dan perkembangan teknologi yang begitu cepat

memudahkan para Jurnalis untuk mendapatkan data dalam proses kinerjanya.

Semua itu tidak lain dan tidak bukan demi mendapatkan kesempatan kerja di

dunia Jurnalistik, terkhurus menjadi wartawan, dibagian latar belakang ini penulis

menghantarkan kepada para pembaca melalui studi kasus yang penulis temukan di

kampus penulis sendiri yaitu UIN Sulthan Thaha Saifudin Jambi.

Perkembangan dan minat mahasiswa Ilmu Jurnalistik sebenarnya sudah

menjadi anomaly dimana minat menjadi wartawan terkhusus bagi jurusan Ilmu

Jurnalistik secara normatif sudah seharusnya setelah mereka selesai harus terjun

ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal penulis, minat mahasiswa Ilmu

Jurnalistik untuk menjadi wartawan tergolong kecil terlepas dari pengetahuan

mereka tentang ilmu-ilmu Jurnalis. Sebelum penjelasan penulis terlalu jauh dan

melebar berikut istilah jurnalisme yang penulis rangkum dalam beberapa refensi,

untuk menghantarkan kepada penulis, meneliti tentan minat mahasiswa Jurnalistik

Islam menjadi wartawan. Istilah Jurnalistik erat kaitannya dengan istilah pers dan

komunikasi masa. Jurnalistik adalah seperangkat atau suatu alat media massa.

Perngertian Jurnalistik dari berbagai literatur dapat dikaji definisi jurnalistik yang

jumlahnya begitu banyak. Namun Jurnalistik mempunyai fungsi sebegai

pengelolaan laporan harian yang menarik minat khalayak, mulai dari peliputan

sampai penyebarannya kepada masyarakat mengenai apa saja yang terjadi

didunia. Apapun yang terjadi baik peristiwa faktual (fact) atau pendapat seseorang

(opini), untuk menjadi sebuah berita kepada khalayak.2

Jurnalistik adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau

pelaporan setiap hari, jadi Jurnalistik bukan pers, bukan media massa. Menurut

2 Hikmat, Purnawa Kusumaningrat, Jurnalistik: Teori dan Praktek (Bandung: Remaja

Rosyadarkasya, 2009), 46.

Page 13: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

13

kamus, Jurnlistik diartikan sebagai kegiatan menyiapakan, mengedit, dan menulis

surat kabar, majalah atau berkala lainnya.3

Sebaliknya kata Jurnalis ialah seorang penulis atau bisa dikatakan sebagai

wartawan yang berusaha memperoleh informasi berupa berita yang fakta, aktual,

menarik, dan komunikatif. Dengan adanya Jurnalis atau sering kita menyebutnya

wartawan seorang penyiar dan media massa akan mudah untuk menyampaikan

sebuah berita hangat.4Asal usul Jurnalisme, Kata Jurnalisme diambil dari bahasa

Prancis journal yang berasal dari istilah Latin diurnal atau diary.Acta Diurna

sebuah bulletin yang ditulis tangan dan berisi ulasan kejadian sehari-hari di

masyarakat.Acta Diurna Terbit Diromawi Kuno, dan menjadi cikal bakal surat

kabar. Istilah munculnya kata jurnalisme bisa ditelusuri pada zaman pemerintahan

Julius Caesar (100-22 SM) di Romawi Kuno.Pada waktu pemerintahannya, ada

beberapa perangkat negara seperti tentara, polisi dan Dewan Perwakilan

Politik.Sebagai seorang pemimpin, Caesar menyadari bahwa setiap keputusan

yang diambilnya sebisa mungkin bisa diketahui masyarakat.Maka pengumuman-

pengumuman yang berkaitan dengan kebijakan negaraan juga harus segera

mungkin diketahui rakyatnya.5

Dizaman yang serba global, media informasi mengalami peningkatan yang

sangat pesat dari segi jenis maupun dalam bentuk jumlahnya, oleh karena itu

media informasi harus dikelolah dengan orang-orang yang benar- benar

frofesional dalam bidangnya, sehingga media tersebut tetap disukai oleh

konsumen.

Profesi jurnalisme, di abad ke-20, telah menetapkan merek yang cukup

berpengaruh sebagai sebuah profesi. Ada empat faktor penting yang dipegangnya:

kekhususan pendidikan jurnalisme; pertumbuhan keilmuan sejarah, permasalahan

dan berbagai teknik komunikasi massa; dan perhatian sungguh-sungguh dari

tanggung jawab sosial kerja kewartawanan.6

3Ibid.,67.

4Ibid.,68.

5 Nurdin, Jurnalistik Masa Kini (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), 2.

6 Septiawan Santana, Jurnalistik Kontemporer (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia 2005),

13.

Page 14: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

14

Perkembangan media informasi tidak bisa dibendung lagi, namun karena

kondisi perekonomian bangsa Indonesia banyak masyarakat tidak merasakan

media tersebut, namun media informasi diantara himpitan kesulitan ekonomi

tersebut masih ada media informasi yang murah dan mudah dan didapatkan oleh

masyarakat yaitu surat kabar yang dimana seorang wartawan disini sagat berperan

sekali dalam pencarian sebuah berita fakta dan actual untuk suratkabar salah

satunya.

Secara otomatis wartawan harus meningkatkan profesionalismenya dalam

menyajikan berita, yang mana berita harus menarik, actual, fakta, komunikatif dan

mudah dipahami. Supaya bisa diharapkan seperti hal di atas bukanlah sesuatu

yang mudah bagi wartawan, namun diperlukan minat yang kuat dan untuk berlatih

dan menulis dan juga dibutuhkan wawasan yang luas.

Sementara itu Jurusan Ilmu Jurnalistik Fakultas Dakwah di UIN Sultan Taha

Saifuddin Jambi, dalam proses belajar mengajar tentu saja ditekankan untuk

menjadi sarjana muslim yang mempunyai kemampuan yang propesional dalam

komunikasi baik melalui media cetak maupun elektronik. Untuk menjadi Jurnalis

propesional tentu saja membutuhkan segala sesuatu yang mendukung kearah

tersebut seperti skill, minat dan wawasan yang luas, yang dimana skill bisa

ditumbuhkan yang mana latihan-latihan dan dating dari minat yang kuat

sedangkan untuk wawasan kita dapat mengambil dari berbagai sumber

diantaranya buku-buku yang berhubungan dengan Jurnalis, berbagai macam

media baik media masa maupun media elektronik serta bekal mata kuliyah

Jurusan.

Pekerjaan seperti pemimpin redaksi, redaktur, Jurnalis atau reporter disebut

sebagai profesi. Seperti guru, pengacara,dan dokter, Profesi Wartawan adalah

yang bukan sekedar mengandalkan keterampilan seorang tukang. Jurnalis adalah

profesi yang watak, semangat dan cara kerjanya berbeda dengan tukang. Oleh

kareana itu, masyarakat memandang Jurnalistik sebagai profesional.

Melihat pembahasan diatas ada fenomena menarik menurut pengamatan

sementara, penulis melihat banyaknya mahasisiwa yang kurang berminat menjadi

Jurnalis dilihat ketika melaksanakan magang dan tugas pengurusan lokomotif

Page 15: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

15

dari, dan hal ini jelas tidak banyak membantu dalam prosos pencapaian tujuan

untuk menjadi Jurnalis yang professional, itu terbukti ketika ada forum diskusi

terlihat fasif, kesulitan dalam membuat tugas artikel pembuatan blog dan

sebagainya.

Pada mata kuliah yang disediakan oleh Jurusan Ilmu Jurnalistik Fakultas

Dakwah akan mendukung Mahasiswa untuk memudahkan bergerak di bidang

komunikasi, baik media massa maupun media elektronik yaitu: Ilmu Komunikasi,

Teori Komunikasi, Jurnalistik, Penulisan Artikel dan Tajuk Rencana, Penulisan

Adventure, Penulisan Feature dan Editorial, Jurnalisme Foto, Jurnalistik

Investigasi dan Manajemen Produksi Radio,TV dan FI.

Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian yang

berjudul: Minat Mahasiswa Jurnalistik Islam Menjadi Wartawan

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka pokok yang

diangkat sebagai kajian utama penelitian ini adalah: Mengapa Mahasiswa

Jurnalistik Islam Kurang Berminat Menjadi Wartawan? Dalam proposal ini

penulis akan membatasi pokok masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya Mahasiswa untuk mengenali dunia kewartawanan?

2. Bagaimana Minat Mahasiswa Jurnalistik Islam Fakultas Dakwah dan Studi

Agama UIN STS Jambi Menjadi Wartawan?

3. Apa hambatan dan solusi untuk meningkatkan Minat Mahasiswa menjadi

Wartawan?

B. Batasan Masalah

Agar peneliti ini tidak menimbulkan kerancuan penulis hanya memfokuskan

tentang Minat Mahasiswa Jurnalistik Islam semester XI Menjadi Wartawan pada

Fakultas Dakwah UIN STS Jambi.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penilitian ini secara umum diusahakan untuk mencapai dan mengetahui

bagaimana Minat mahasiswa menjadi Wartawan pada Mahasiswa Jurnalistik

Islam Di Fakultas Dakwah UIN STS Jambi. Lebih khusus penelitian ini

ditunjukan pula untuk:

Page 16: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

16

Penelitian ini secara umum diusahakan untuk mencapai dan mengetahui

seberapa Minat Mahasiswa Jurusan Jurnalistik Islam Fakultas Dakwah UIN STS

Jambi menjadi Jurnalis atau wartawan.

1. Untuk mengetahui upaya Mahasiswa mengenali dunia kewartawanan pada

Mahasiswa Jurnalistik Islam Fakultas Dakwah UIN STS Jambi Menjadi

Wartawan.

2. Untuk mengetahui Minat Mahasiswa menjadi Wartawan pada Mahasiswa

Jurnalistik Islam Fakultas Dakwah UIN STS Jambi menjadi Wartawan.

3. Untuk mengetahui hambatan dan solusi dalam meningkatkan Minat Mahasiswa

Jurnalistik Islam Fakultas Dakwah UIN STS Jambi Menjadi Wartawan.

Adapun kegunaan penelitian ini adalah: Pertama, Dari segi teoritik dapat

menjadi karya Ilmiyah yang mampu memperkaya wawasan pengetahuan Minat

Mahasiswa Menjadi Wartawan, Kedua,dari segi praktik, memberi sumbangan

pemikiran, bagi mahasiswa lain khususnya Mahasiswa Jurusan Jurnalistik Islam

Fakultas Dakwah UIN STS Jambi, ketiga, bagi perkembangan dunia

kewartawanan, dengan penelitian ini akan semakin membantu Mahasiwa Jurusan

Jurnalistik Islam untuk mengatasi berbagai permasalahan yang menimpa dirinya.

D. Kerangka Teori

1. Tinjauan Tentang Minat

a. Pengertian Minat

Menurut W.J.S. Poerwadarmita, Minat adalah perhatian, kesukaan

(kecendrungan hati) kepada sesuatu keinginan. Minat dalam bahasa inggris

(interest) adalah suatu gejala atau pskis yang mempunyai hubungan erat dengan

dorongan dorongan.Minat perperan utama dari tindakan dan perbuatan pada

umumnyadan dalam pendidikan dan pengajaran pada khususnya. Menurut W.S

Winkel berpendapat, Minat adalah kecendrungan yang menetap dalam subjek

untuk merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.Sedangkan menurut Agus

Sudjanto, minat adalah suatu perasaan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir

Page 17: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

17

dengan penuh kemauwannya dan tergantung dari bakat keinginanya dan

lingkungannya.7

Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat diambil suatu pengertian

bahwa minat suatu kecendrungan hati atau kesukaan dan dorongan dari diri

individu dengan mencurahkan perhatian, perasaan dan kemauan pada suatu

lingkungan yang mempunyai arti bagi dirinya yang mana hal itu sangat tergantung

dari bakat diri individu tersebut di lingkungan.

b. Unsur-Unsur Minat

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat diketahuiidentifikasi dari unsur-

unsur minat yaitu:

1) Adanya kecendrungan yang menetap dalam diri individu

2) Ada pemusatan perhatian dari dalam individu

3) Adanya rasa ketertarikan dari dalam diri individu terhadap objek

tertentu

4) Adanya kecendrungan untuk terlibat pada objek yang diminatinya

5) Nilai bakat diri.

Dari unsur-undur minat tersebut dapat penulis simpulkan pengertian minat

disini adalah kecendrungan jiwa seseorang memikirkan dan memusatkan

perhatiannya pada suatu keinginan untuk melibatkan objek yang diminatinya

disertaikeinginan mengetahui dan membuktikan lebih lanjut.

c. Bentuk-Bentuk Minat

Di dalam diri setiap individu terdapat dorongan yang menjadikannya

berbuat untuk mencapai tujuan. Dorongan-dorongan itu ada yang dari dalam juga

ada yang dari luar diri manusia, itu biasanya disebut dengan motif intrinsik

misalnya, manusia itu punya rasa ingin tahu, maka hal ini menimbulkan dorongan

psikis untuk mencari pengetahuan tersebut. Sedangkan dorongan yang datang dari

luar diri dikenal dengan motif extrinsik atau stimulan.

7Esti Dewi Akstari, “Minat Menjadi Jurnalistik pada Mahasiswa Komunikasi Penyiaran

Islam Fakultas Dakwah Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta”, Skripsi (Yogyakarta: Program Studi

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga, 2010), 10.

Page 18: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

18

Secara prinsip, manusia dalam kehidupannya senantiasa mendapat

pengaruh dari dua faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal yang timbul

karena pengaruh dorongan orang lain.

Menurut D. E. Super yang dikemukakan oleh neong muhajir dalam

bukunya Personal Management, membuat klasifikasi minat menjadi empat

macam yaitu:8

1) Interest sebagai Akspesi dimana seorang mengatakan suka atau tidak

suka pada suatu objek, tugas atau pekerjaan.

2) Interest sebagai Manifestasi, ini sinonim dari partisipasi dalam

aktifitas atau pekerjaan.

3) Tested Interest yaitu sebagai hasil tes obyektif pangkal pendapatannya

adalah interest seseorang berusaha mempelajari atau lebih mengenal

obyek itu.

4) Inveriet Interes, esensinya terletak pada penemuan residen dari

banyak kemungkinan yang diperoleh bukan estimasi subyektif

sebagaimana expressed interest.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Minat

Minat tidak dibawaa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian, minat

terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta

mempenngaruhi penerimaan-penerimaan minat-minat baru. Minat terhadap

sesuatu merupakan hasil belajar dengan menyokong belajar berikutnya, walaupun

minat terhadap sesuatu itu tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat

mempelajari hal tersebut, asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membantu

seseorang mempelajarinya.9

Jadi disini dapat dikatakan bahwa hal-hal yang mempengaruhi minat

menjadi jurnalis dapat dibagi dua, pertama, faktor eksternal yakni hal-hal yang

datang dari luar diri seorng seperti keadaan lingkungan. Kedua, faktor internal

yakni segala sesuatu yang berasal dari dalam individu sendiri seperti kondisi fisik,

emosi dan sebagainya.

8Ibid., 12-14.

9Ibid., 15.

Page 19: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

19

Upaya mahasiswa untuk mengali dunia kewartawanan salah satunya adalah

dengan banyak belajar mengenai dunia wartawan lebih bagusnya memilih jurusan

Jurnalistik saat duduk dibangku kuliah, selain itu juga mahasiswa juga

membutuhkan suatu wadah atau tempat untuk berkumpul, berdiskusi, saling

bertukar fikiran atau sebagai tempat untuk perlindungan dalam kegiatan menggali

dunia kewartawanan. Aktivitas sebagai wartawan dan menggali dunia wartawan

seiring berjalan waktu bisa sesuai asal dengan keinginan dan cita-cita

2. Kajian Jurnalistik

a) Pengertian Jurnalistik

Jurnalistik adalah istilah yang berasal dari bahasa Belanda “Journalistiek”

atau bahasa Inggris “Journalism”, yang bersumber pada perkataan “journal”

sebagai terjemahan dari bahasa Latin “diurna” yang berarti harian atau setiap hari.

Secara sederhana Jurnalistik dapat didefinisikan sebagai teknik mengelolah

berita mulai dari mendapatkan bahan sampai kepada menyebarluaskannya kepada

khalayak.10

Menurut Mac Dougall dalam Zulkifli menyebutkan bahwa Jurnalistik adalah

suatu pengelolaan laporan harian yang menarik minat khalayak mulai dari

peliputan sampai penyebarannya kepada masyarakat.11

Astrid S. Susanto dalam bukunya komunikasi massa mengartikan jurnalistik

sebagai kejadian pencatatan dan atau pelaporan serta penyebaran tentang kejadian

sehari-hari. A. W. Widjaja menyebutkan Jurnalistik adalah kegiatan yang

dilakukan dengan cara menyiarkan berita ataupun ulasannya mengenai peristiwa

sehari-hari yang aktual dan faktual dalam waktu yang secepat-cepatnya. Lebih

ringkasnya lagi oleh mantan pimpinan umum harian Indonesia Ekspres, Djen

Amar dalam kustadi Suhandang mendefinisikan jurnalistik sebagai kegiatan

10

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT Citra

Aditya Bakti, 2003), 95. 11

Zulkifli M, Jurnalistik dalam Perspektif Islam (Makassar: Yayasan Fatiya, 2008), 1.

Page 20: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

20

mengumpulkan, mengelolah dan menyebarkan berita kepada khalayak seluas-

luasnya dengan secepat-cepatnya.12

Sedangkan Jurnalistik menurut ilmu publistik adalah hal-hal yang berkaitan

dengan menyiarkan berita atau ulasan berita tentang peristiwa sehari-hari yang

umum dan aktual dengan secepat-cepatnya.13

Jadi Jurnalistik adalah suatu karya yang berkaitan dengan tulis menulis

berita yang memiliki nilai keindahan sehingga dapat menarik perhatian

khalayaknya untuk membaca berita tersebut.

b) Sejarah Perkembangan Jurnalistik

Berdasarkan pada sifat manusia yang selalu berusaha menghubungkan diri

dan mencari hubungan dengan sesama serta lingkungannya, hal ini menunjukkan

bahwa karya publistik mempunyai usia yang sama dengan umur manusia itu

sendiri.14

Pertama sekali para sejarawan memperhatikan bahwa zaman dahulu kala

ada orang yang khusus melakukan pekerjaan sebagai perantara dalam hal

melaksanakan komunikasi antar manusia. Untuk memenuhi keperluan orang

terhadap kabar atau berita tentang orang lain atau keadaan di sekelilingnya,

ataupun di tempat lain, terdapat orang-orang yang menjadi perantara agar orang

lain mengetahui informasi dari orang lain.

c) Jurnalistik dan Media Massa

Kegiatan Jurnalistik tidak bisa dipisahkan dari media massa, tanpa media

massa maka jurnalistik tidak akan dirasakan, karena media massa merupakan

sarana untuk menyebarluaskan karya-karya Jurnalistik ke masyarakat.

12

Kustadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik: Seputar Organisasi, Produk dan Kode Etik

(Bandung: Nuansa, 2010), 21-22. 13

Zulkifli. M, 27. 14

Wahyudi JB, Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi (Jakarta: Pustaka Utama

Grafiti, 2009), 23-24.

Page 21: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

21

Media massa memiliki khalayak yang besar, heterogen dan anonim. Media

massa ada yang bersifat komersial dan ada yang bersifat nonkomersial. Media

massa yang ada saat ini, antara lain media cetak, radio, televisi, film, dan media

internet. Media massa yang menyiarkan berita atau informasi karya-karya

jurnalistik merupakan komponen utama dari pers.

Menurut Undang-Undang Pokok Pers pasal 1 ayat 1 dalam Paryati

Sudarman bahwa:

Pers didefinisikan sebagai lembaga sosial dan wahana komunikasi massa

yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki,

menyimpan, mengelola dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan,

suara, gambar, suara gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya

menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis media yang

tersedia.15

Media massa secara umum, baik media cetak maupun elektronik keduanya

memiliki fungsi yang sama, yaitu:

1) Menyiarkan informasi, ini merupakan fungsi utama dari media massa,

sebab masyarakat menggunakan media massa tersebut karena

memerlukan informasi tentang berbagai hal baik informasi yang ada

disekeliling mereka ataupun informasi yang jauh dari tempat mereka

tinggal.

2) Mendidik, fungsi ini bahwa media massa menyajikan pesan-pesan atau

tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan serta sekaligus dapat

dijadikan media pendidikan massa.

3) Menghibur, media massa biasanya menyajikan rubrik-rubrik atau

program-program yang bersifat hiburan. Hal ini boleh jadi rubrik-rubrik

sengaja disajikan untuk menghibur atau yang lebih penting lagi yakni

untuk mengimbangi berita-berita berat (hard news) dan artikel-artikel

yang dapat menguras perhatian dan pikiran pembaca.

15

Paryati Sudarman, Media di Media Massa (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), h. 14.

Page 22: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

22

4) Mempengaruhi, melalui fungsi ini pers memegang peranan penting

dalam tatanan kehidupan masyarakat, sehingga masyarakat terpengaruh

oleh apa informasi yang disajikan.

5) Memberikan respons sosial, media massa dapat menanggapi fenomena

dan situasi sosial atau keadaan sosial yang terjadi.

6) Penghubung, media massa dapat menghubungkan unsur-unsur dalam

masyarakat yang tidak dapat dilakukan secara perseorangan, baik

langsung maupun tidak langsung.16

7) Transmisi budaya, media massa sebagai alat transmisi budaya sehingga

budaya yang ada bisa diperkenalkan kepada masyarakat luas dan

generasi selanjutnya.

8) Pengawasan, yakni media massa menunjuk pada pengumpulan dan

penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian yang ada di sekitar

kita.

9) Pewaris sosial, media massa sebagai pendidik menyangkut pendidikan

formal maupun informal yang mencoba mewariskan pada generasi

selanjutnya.

10) Melawan kekuasaan dan kekuatan represif, media massa memberikan

informasi, tetapi informasi yang diungkapkan mempunyai motif-motif

tertentu untuk melawan kemapanan suatu kekuasaan, sehingga

diharapkan media massa mampu membantu menciptakan hubungan

yang harmonis antara masyarakat dengan pemerintah.17

d) Unsur-Unsur Komunikasi Massa

Unsur-unsur komunikasi massa pada dasarnya sama dengan unsur

komunikasi pada umumnya, unsur-unsur yang dimaksud antara lain:

1) Komunikator, komunikator dalam komunikasi massa sangat berbeda

dengan komunikator dalam bentuk komunikasi lain. Komunikator yang

dimaksud meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur dan staf teknis

termasuk para jurnalis di dalamnya. Dalam sebuah media massa

16

Sulistino, Senangnya Menjadi Wartawan (Yogyakarta: PT Citra Aji Parama, 2013), 15. 17

Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), 74-

90.

Page 23: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

23

komunikator meliputi redaktur, reporter, editor, fotografer, wartawan dll.

Sehingga tidak bisa dikatakan bahwa komunikator dalam media massa

adalah individu melainkan kumpulan-kumpulan individu yang saling

bekerja sama antara komunikator satu dengan komunikator yang

lainnnya dalam proses pembuatan sampai dengan penyebar luasan

informasi kepada masyarakat.

2) Isi atau pesan, biasanya berupa pesan verbal dan non verbal18

dan isi

dalam media massa berupa berita atau informasi dan masing-masing

media massa mempunyai kebijakan sendiri-sendiri dalam pengelolaan

isinya. Selain berita, media massa juga mengevaluasi dan menganalisis

setiap kejadian. Melalui keahlian dalam menginterpretasikan pesan dan

fakta-fakta dari lapangan.

3) Audience yakni audience yang bersifat anonim dan heterogen.

4) Umpan balik, ada dua umpan balik dalam komunikasi massa, yakni

umpan balik langsung dan tidak langsung (tertunda). Umpan balik

langsung terjadi jika komunikator untuk berbicara langsung misalnya

dalam radio dan televisi, sedang umpan balik secara tidak langsung,

misalnya bisa ditunjukkan dalam surat pembaca atau letter to the editor.

5) Gatekeeper, istilah untuk penapis informasi atau penjaga gawang suatu

informasi. Secara jelasnya bahwa gatekeeper adalah orang atau

organisasi yang memberikan izin suatu kegiatan juga mempengaruhi

keluar masuknya suatu informasi dalam media massa. Dengan demikian

mereka adalah direktur, reporter, editor berita, layouter atau orang lain

yang menentukan arus informasi yang disebarkan.

6) Pengatur, pengatur disini adalah orang-orang yang secara tidak langsung

ikut mempengaruhi proses aliran pesan media massa seperti pengadilan,

pemerintah, konsumen.

7) Filter adalah kerangka pikir melalui mana audience menerima pesan.

Ada beberapa filter antara lain fisik, psikologis dan budaya.19

18

Zulkifli Musthan, Teori-teori Komunikasi (Jakarta: Mazhab Ciputat, 2011), h.11. 19

Nurudin, op.cit, 96-135.

Page 24: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

24

e) Bentuk Penerapan Jurnalistik Pada Media Massa

Setiap media massa memiliki strategi komunikasi masing-masing.

Media massa cetak memiliki pendekatan yang berbeda dengan media massa

elektronik. Perbedaan itu terutama dapat dilihat pada strategi penyusunan

pesan-pesan yang akan disampaikannya kepada khalayak. Berikut

penjelasannya antara lain:

1) Jurnalistik pada media cetak, media cetak merupakan media massa yang

diterbitkan dengan cara dicetak pada sebuah kertas dengan ukuran

tertentu. Contoh media massa cetak yang tidak asing bagi kita adalah

surat kabar, majalah dan tabloid. Berkenaan dengan sisi jurnalistik, maka

harus ada penetapan kebijakan editorial dan kebijakan perusahaan

dengan baik, sehingga dengan demikian masyarakat akan selalu

memercayai dan membeli karya-karya jurnalis yang ada. pesan

persuasifnya dialamatkan pada rasio atau fikiran. Karenanya, ia memiliki

daya persuasif yang relatif lebih tinggi dibanding media elektronik

seperti radio. Lewat media ini seorang penulis atau jurnalis medai cetak

dapat mengajak dialog untuk sedikit berpikir tentang suatu masalah

dengan para pembacanya.20

2) Jurnalistik media elektronik, media elektronik merupakan media massa

yang berbentuk elektronik, misalnya radio dan televisi. Bentuk jurnalistik

pada media elektronik seperti pada radio yang mempunyai keluwesan

untuk segera mengudarakan pemberitaan. Kelebihan radio sebagai media

massa yaitu dalam hal daya tembus. Informasi yang disiarkan radio

mempunyai nilai kesegaran dan keluwesan. Selanjutnya adalah media

televisi, media yang dapat dianggap sebagai media massa yang paling

hebat jika dibanding dengan media cetak, bahkan dibanding dengan

media radio pun, karakteristik yang paling utama dari media ini adalah

pada visualisasi. Gambar dan kata-kata merupakan hal penting dalam

jurnalisme televisi.

20

Asep Saeful Muhtadi, Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktik (Jakarta: Logos, 1999),

84-86.

Page 25: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

25

3) Media internet adalah media yang sangat banyak diminati khalayak,

karena keluasan cakupan berita yang dapat dimuat di dalamnya. Internet

memungkinkan hampir semua orang di belahan dunia mana pun untuk

saling berkomunikasi dengan cepat dan mudah.21

Informasi yang

disajikan pun beragam, sehingga jurnalis internet harus mampu membuat

berita yang banyak mengundang minat baca khalayak yang sangat

banyak. Para ahli mengatakan kunci keberhasilan jurnalisme online sama

dengan berita tradisional, yaitu akurasi dan dorongan untuk berinovasi.22

f) Pentingnya Kode Etik Jurnalistik

Meski kebebasan pers dijamin oleh undang-undang, namun tidak ada satu

pun media massa yang bebas untuk melakukan suatu tindakan kesalahan,

kejahatan, penghinaan, pencemaran nama baik seseorang, kelompok, organisasi

dan instansi tertentu, baik disengaja maupun tidak, karena kelalaian atau

kesadaran.

Makna bebas dalam kegiatan jurnalistik yakni bebas bukan berarti

semaunya sendiri, bebas yang dimaksud adalah kebebasan yang mempunyai

batas-batas tertentu atau kata lainnya bebas yang dilengkapi dengan tanggung

jawab. Tanggung jawab dalam kewajibannya memelihara ketertiban dan

kesejahteraan masyarakat.23

Memelihara ketertiban dan kesejahteraan masyarakat adalah kewajiban pers

di manapun berada, agar dalam penyampaian informasi mengarah pada ketertiban

dan kedamaian hidup diantara pergaulan masyarakat sehingga tercipta kondisi

masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera.

g) Hubungan Minat dengan Intensi Profesi Jurnalis

Mahasiswa adalah agen of change, mahasiswa adalah tokoh perubahan,

maka seharusnya perubahan yang dibawanya adalah perubahan ke arah positif,

sehingga apa yang dilakukan mahasiswa menjadi hal yang bermanfaat bagi orang

banyak.

21

Werner J. Severin & James W. Tankard, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode &Terapan

di Media Massa, Edisi 5 (Jakarta: Kencana, 2007), 444. 22

Sulistiono, op.cit., 20. 23

Kustadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik (Bandung: Nuansa, 2010), 209.

Page 26: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

26

Kampus merupakan salah satu wadah mahasiswa untuk mencari kekayaan

ilmu-Nya, selain itu kampus juga menjadi salah satu tempat adanya pengalaman

bagi mahasiswa sehingga banyak pengetahuan-pengetahuan serta pengalaman-

pengalaman baik secara langsung maupun tidak langsung yang akan didapatkan

mahasiswa.

Kebanyakan mahasiswa fokus pada dunia akademiknya, sehingga

memprioritaskan kegiatan-kegiatan kampus dibanding dengan kegiatan-kegiatan

yang tidak ada kaitannya dengan kampus. Oleh karena itu kampus memiliki

pengaruh yang cukup besar dalam menjadikan lulusan-lulusan terbaik dan

bermanfaat kepada banyak orang. Sehingga dengan demikian kampus diharapkan

dapat menciptakan lingkungan-lingkungan yang menunjang kebutuhan mahasiswa

agar berdampak pada mutu dan kemampuan setelah lulus dari perguruan tinggi.

Kemampuan salah satunya dipengaruhi oleh minat, sehingga jika semakin

tinggi minat seseorang maka semakin bagus pula kemampuan terhadap suatu

pekerjaan, 24

sebaliknya jika minat tidak ada maka kemampuan dalam

melaksanakan pekerjaan pun dikerjakan secara asal-asalan sehingga hasilnya tidak

memuaskan bagi pelakunya.

Minat tidak secara sendirinya menjadi perilaku seseorang, karena masih ada

faktor lain yang diperkirakan dapat menghambat atau mendorong terwujudnya

suatu perilaku. Niatan mahasiswa untuk menjadi jurnalis akan semakin besar jika

berada dalam situasi, kondisi dan waktu tertentu yang dianggap mendorong untuk

memilih profesi jurnalis.

Minat profesi Jurnalis mahasiswa akan diwujudkan dalam bentuk

penyelesaian tugas-tugas yang berkaitan dengan komunikasi dan Jurnalistik secara

senang dan tepat waktu, memiliki buku bacaan yang berkaitan dengan komunikasi

dan Jurnalistik, juga sering mengikuti kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan

Jurnalistik termasuk selalu mengikuti perkembangan berita-berita update setiap

harinya adalah cerminan minat pada profesi Jurnalis. Sehingga dengan kebiasaan-

kebiasann yang sudah terlihat pada individu, maka ia akan terbiasa dan menyukai

24

Esti Dewi Akstari, op.cit.

Page 27: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

27

apa yang menjadi minatnya yang kemudian akan diwujudkan dalam kehidupan

nyata dengan memilih menjadi profesi Jurnalis setelah lulus dari perguruan tinggi.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat sangat

mempengaruhi intensi profesi Jurnalis mahasiswa, jika minat pada profesi Jurnalis

mahasiswa tinggi maka intensi memilih profesi jurnalis juga tinggi dan sebaliknya

jika minat profesi jurnalis mahasiswa rendah maka intensi profesi jurnalisnya pun

rendah.

3. Tujuan Tentang Jurnalis

a. Tujuan Umum Tentang Jurnalis

Istilah jurnalis dari kata jurnalistik yang berasal dari bahasa pranci”journal”,

berarti catatan harian. Jurnalistik bekaitan dengan catatan harian yang

dipublikasikan kepada pada masyarakat dan terbit secara teratur. “ journal” atau

de jour” berarti hari, dimana segala berita atau warta sehari itu termuat dalam

lembaran yang tercetak.Jurnalistik dapat didefinisikan sebagai kegiatan untuk

menyiapkan, mengedit dan menulis untuk sebuah surat kabar, majalah atau

penerbitan berkala lainnya. Jurnalistik adalah keseluruhan proses pengumpulan

fakta, penulisan, penyuntingan, dan penyebarluasan berita yang dilakukan oleh

Jurnalis. Dan paling penting adalah pengumpulan fakta, karena selain

merekonstruksikan realitas sosial, juga diperlukan interpretasi terhadap realitas

tersebut. Dalam hal ini diperlukan suatu kemampuan dari Jurnalis untuk

melakukan interpretasi terhadap realitas sosial.25

Berikut pemaparan tokoh-tokoh pakar Jurnalistik26

:

1) Adinegoro

Dalam buku “Hukum Komunikasi Jurnalistik“ yang diterbitkan pada tahun

1984, Adinegoro mendefinisikan Jurnalistik sebagai sebuah kepandaian dalam hal

mengarang (red: menyusun kata) yang tujuan pokoknya adalah untuk memberikan

kabar/ informasi pada masyarakat umum secepat mungkin dan tersiar seluas

mungkin. Menurut Adinegoro, Jurnalistik mempelajari seluk beluk penyiaran

berita, dalam berbagai media pers, termasuk juga dalam teater, film, atau rapat.

25

Ibid., 16-18. 26

Pengertian Jurnalistik Menurut Para Ahli, Internet, diakses melalui alamat http://jendelakomunikasi.wortdpress.com, diakses pada tanggal 16 Mei 2019.

Page 28: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

28

2) Muis

Muis berpendapat bahwa cukup banyak definisi tentang jurnalistik, namun

secara umum definisi tersebut memiliki kesamaan; yaitu memasukan unsur media

massa, penulisan berita, dan waktu yang tertentu (aktualitas).

3) Asep Syamsul M. Romli

Dalam buku “Jurnalistik Dakwah” yang diterbitkan pada tahun 2003, Asep

Syamsul M Romli mengemukakan bahwa Jurnalistik merupakan sebuah proses

kegiatan dalam mengolah, menulis, dan menyebarluaskan berita dan atau opini

melalui media massa.

4) Astrid Susanto

Dalam buku “Komunikasi Massa” yang terbit pada tahun 1986, Astrid

Susanto memberikan pengertian Jurnalistik sebagai suatu kegiatan yang dilakukan

seseorang dalam mencatata dan melaporankan serta menyebarkan informasi

kepada masyarakat umum. Informasi yang dimaksud berkenaan dengan kegiatan

sehari-hari.

5) W. Widjaya

A.W. Widjaya berpendapat bahwa Jurnalistik merupakan suatu kegiatan

komunikasi. Kegiatan komunikasi ini dilakukan dengan cara menyiarkan berita

ataupun ulasan; berupa ulasan peritiwa atau kejadian sehari-hari yang aktual dan

faktual. Penyiaran berita dilakukan dalam waktu yang secepat-cepatnya.

6) Djen Amar

Dalam buku “Hukum Komunikasi Jurnalistik” terbitan tahun 1984, Djen

Amar mengemukakan bahwa Jurnalistik merupakan suatu kegiatan untuk

mengumpulkan, mengolah dan menyebarkan berita secepat mungkin dan seluas

mungkin kepada khalayak. Djen Amar juga mengatakan jurnalistik merupakan

usaha memproduksi kata dan gambar untuk dapat mentransfer suatu ide atau

gagasan.

Page 29: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

29

7) A.S. Haris Sumadiria

Dalam buku “Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan feature, Panduan

Praktis Jurnalis Profesional” terbitan tahun 2005, Haris Sumadiria

menyatakan pengertian Jurnalistik sebagai suatu kegiatan yang menyiapkan,

mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menyebarkan berita.

Dilakukan secara berkala, secepat mungkin dan seluas mungkin dan ditujukan

kepada masyarakat umum.

8) Edwin Emery

Edwin Emery berpendapat bahwa dalam jurnalistik selalu harus ada unsur

kesegaran waktu (timeliness atau aktualitas). Oleh sebab itu Jurnalis memiliki dua

fungsi utama, yaitu untuk melaporkan berita dan untuk membuat interpretasi serta

memberikan pendapat berdasarkan berita yang dilaporkannya.

9) Erik Hodgins

Dalam buku “Pengantar Jurnalistik, Seputara Organisasi, Produk dan Kode

Etik” terbitan tahun 2004, dikutip bahwa Erik Hodgins bependapat bahwa

Jurnalistik merupakan pengiriman informasi, dari suatu tempat ke tempat lain.

Pengiriman informasi ini dilakukan dengan benar, seksama, dan cepat dalam

rangka membela kebenaran dan keadilan berpikir yang selalu dapat dibuktikan.

10) Fraser Bond

Dalam bukunya “An introduction to Journalism” yang terbit pada tahun

1961, Fraser Bond menulis: “Jurnalism ambraces all the forms in which and

trough wich the news and moment on the news reach the public”. Yaitu bahwa

Jurnalistik mencakup semua bentuk cara/ kegiatan yang dilakukan hingga sebuah

ulasan/ berita dapat disampaikan kepada publik.

b. Berita dan Proses Kerja Jurnalis

Secara umum proses kerja Jurnalis terdiri dari dua tahap, yaitu peliputan dan

reportase, penulisan berita dan editting, namun sebelumnya perlu dibahas sedikit

tentang apa itu berita, sebab berita adah inti dari kegitan jurnalistik yang akan

Page 30: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

30

dikerjakan oleh Jurnalis bahkan lebih dari 90% isi media cetak adalah berita yang

disediakan oleh Jurnalis. Meskipun untuk memberikan pengertian mengenai berita

tidakla mudah, tetaplah perlu untuk mencoba mencari pengertian yang tepat,

pengertian dan batasan mengenai berita merupakan bekal bagi Jurnalis karena

dengan pengertian yang dimiliki tentang berita akan sangat menentukan tingkat

kemampuan dan profesionalitas kewartawanan dalam menilai sesuatu sebagai

berita.

Dja‟far Assegaf yang mengabungkan beberapa pendapat dan menimbulkan

bahwa berita dalam arti teknik Jurnalistik adalah “laporan tentang fakta atau ide

yang termasa, yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang

dapat menarik penarik pembaca karena luar biasa, penting dari segi akibatnya.27

Berita yang ditampilkan media adalah rekonstruksi fakta yang menjadi fakta

media, artinya sebelum menjadi sebuah karya Jurnalistik, Jurnalis memerlukan

tahapan-tahapan. Tahapan pertama adalah peliputan dan reportakase, yaitu

aktifitas yang dilakukan ketika ada peristiwa/berita yang sudah terjadi atau baru

terjadi, sedang terjadi maupun yang akan terjadi, jurnalis harus siap melakukan

pengumpulan data atau fakta untuk disampaikan kepada publik sebagai bahan

informasi dalam keadaan apapun.

c. Beberapa Jenis Jurnalisme

Seiring dengan kemajuan/perkembangan zaman Jurnalismepun berkembang

dalam berbagai bentuknya. Ditinjau dari segi medianya yang terus berkembang,

ada Jurnalistik Pers (media cetak) dan Jurnalisme Elektronik (broadcast,

television, dan online jurnalisme).28

4. Wartawan

Menurut pasal 1 angka 4 undang-undang no. 40 tahun 1999 tentang pers

(yang selanjutnya kami sebut UU Pers) wartawan adalah orang yang secara teratur

melaksanakan kegiatan jurnalistik. Peraturan Dewan Pers juga memberi definisi

kedua yang tidak jauh berbeda dari penjabaran UU Pers tersebut, yang menyebut

wartawan sebagai “orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik

27

Dja’far Assegaf, Wikipedia, dikses pada tanggal 16 Mei 2019. 28

Ibid.

Page 31: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

31

berupa mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengelola dan

menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan

gambar, serta data grafik, maupun dalam bentuk lainnya”. Kedua defini diatas

menegaskan bahwa unsur yang terdapat dalam pengertian wartawan adalah:

orang, yang melaksanakan kegiatan jurnalistik, dan kegiatan itu dilakukan secara

teratur.Pada dasarnya wartawan yang ada pada era moderen, memiliki dua status

yaitu sebagai pekerja (worker) dan profesi (prefesional). Indah Suryati dalam

teorinya menyebut wartawan adalah seorang profesional, seperti halnya dokter,

bidan, guru, dosen, psikolog, atau pengacara. Istilah profesional dalam persepsi

kewartawanan memiliki tiga arti yaitu kebalikan dari amatir, sifat pekerjaan

menurut pelatihan khusus dan norma-norma yang mengatur perilaku dititik

beratkan pada kepentingan khalayak pembaca.29

5. Kenali Propesi Wartawan

Gaya kerja wartawan tidak mengenal waktu dan tempat. Kapan dan di mana

pun ia berada, sebagian waktu habis dipergunakan di lapangan guna mencari dan

mengumpulkan informasi dari berbagai narasumber yang harus ia kejar dan

diperoleh sampai dapat. Tidak ada istilah wartawan hanya duduk manis di depan

meja. Untuk sekedar melepas keletihan setelah seharian melakukan tugas

jurnalistiknya (meliput dan mewawancarai narasumber) sebelum masuk masa

waktu deadline, mereka bisa berkumpul dan bersantai sejenak dengan rekan-rekan

lainnya, ia harus berkejaran dengan waktu untuk menulis laporan reportasenya

kedalam bentuk tulisan jurnalistik.30

Dalam sejarah pers Indonesia, wartawan dianggap sebagai orang yang

paling berjasa bagi penyebaran informasi kepada masyarakat.Tercatat banyak

orang yang berhasil menjadi wartawan professional dan sukses. Sebut saja, Jacob

Oetama yang sukses mengelola dan mendirikan harian Kompas, kemudian

Akmakusumah, yang letih malang-melintang sebagai wartawan senior, ia

membagi ilmu jurnalistiknya dengan mendirikan lembaga pendidikan pers. Arti

“sukses” dalam konteks pekerja pers adalah keberhasilannya menekuni dunia

29

Jafar Sodiq, Hukum Dan Wartawan, 2013,7. 30

Eni Setiati, Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan (Yogyakarta: C.V. Andi Offset,

2005), 1.

Page 32: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

32

Jurnalistik yang dimulai dari bawah (dari reporter hingga berhasil memiliki media

penerbit pers sendiri).

Dibawah ini ada beberapa alasan ketertarikan orang dalam menekuni profesi

kewartawanan, antara lain:31

a) Tantangan Dalam Pekerjaan

Tantagan yang dihadapi di lapangan ketika melakukan tugas peliputan

(mencari, mengumpulkan, dan mewawancarai narasumber). Berbagai tantangan

berlangsung, misalnya ketika harus melakukan tugas liputan di tengah krisis

perang antar daerah, meliput peristiwa di daerah bencana gempa bumi seperti

kasus tsunami yang terjadi di Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sumatra

Utara, atau ketika harus mewawancarai korban yang terkena penyakit menular

seperti HIV/AIDS.

b) Bertemu Orang-Orang Penting

Di dalam melakukan tugas jurnalistik, wartawan memnag kerap bertemu

orang-orang penting seperti pejabat negara, pakar, orang top dan artis terkenal.

c) Menyalurkan Bakat Tulis Menulis

Seorang yang telah memilki minat atau bakat menulis semenjak masih

duduk di bangku sekolah dasar atau menengah mudah tergoda untuk memilih

profesi wartawan karena dianggap dapat menyalurkan bakat terpendam di bidang

tulis-menulis.Dengan menjadi wartawan, banyak pengetahuan dan keterampilan

baru yang mereka peroleh.

d) Bebas Berkarya dan Berbangga Atas Karya Tulisnya

Berhasil mewujudkan keinginan hatinya dalam berkarya di dalam membuat

sebuah pemberitaan yang baik aka menjadi kebanggaan tersendiri bagi individu

bersangkutan.Ia akan sangat puas saat melihat karya tulis/beritanya dimuat di

media tempatnya bekerja.

6. Minat dan Keberanian

Selain bakat menulis, dibutuhkan minat yang kuat dalam diri agar bisa

menjadi energi dan semangat saat menjalankan pekerjaan.Keberanian juaga harus

31

Ibid., 4.

Page 33: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

33

ada untuk bisa menjalankan tugas wartawan yang penuh resiko.Seorang wartawan

harus berani dalam melakukan tugas perjalanan liputan keberbagai daerah dan

menghadapi segala tantangan selama bertugas.32

Untuk menumbuhkan “minat dan keberanian”, ingatlah nasihat yang

menyatakan bahwa “agar suatu pekerjaan dapat dilakukan dengan baik dan bisa

berjalan dengan lancar, berusahalah untuk mencintai pekerjaan yang telah anda

pilih itu dengan segenap hati, dan lapangkan dada ketika muncul berbagai kendala

dan hambatan untuk menjegal langkah kaki anda. Sebab tidak ada pekerjaan yang

tidak beresiko ”.

Menjadi wartawan bukanlah hal yang mudah.Wartawan selalu dihadapkan

pada tantangan untuk terus bekerja secara professional sekaligus mengimbangi

kemajuan teknologi.Hal terpenting yang harus dimiliki wartawan adalah

keterampilan Jurnalistik, editoriall dan pengetahuan yang luas di berbagai bidang.

Pekerjaan wartawan adalah memburu dan meliput berita hingga kemudian

merangkainya menjadi suatu tulisan yang menarik dan enak dibaca oleh khalayak

publik. Adapun syarat-syarat menjadi wartawan professional adalah:33

a) Memiliki minat dengan profesi wartawan.

b) Punya kemahiran menulis.

c) Menguasai bahasa Indonesia dan inggris.

d) Memiliki bakat dan kreatif dalam melakukan reportase dan menulis

berita.

e) Saggup menemui berbagai individu di berbagai tingkat.

f) Saggup bekerja tampa memperhitungkan tempat dan waktu.

g) Memiliki pengetahuan luas dalam berbagai bidang.

h) Rajin menggikuti perkembangan berita di media cetak atau elektronika.

i) Menguasai teknik jurnalistik (teknik reportase, menulis, wawancara dan

melakukan editing berita dengan baik).

j) Menguasaibidang liputan. Misalnaya ketika harus meliput berita

ekonomi, wartawan harus paham dengan istilah ekonomi.

32

Ibid., 6. 33

Ibid., 7.

Page 34: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

34

k) Menaati kode jurnalistik ( hindari dari kelompok wartawan amplop agar

nama baik anda tidak tercemar).

E. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Untuk menjelaskan temuan tentang tentang objek penelitian ini, maka

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik purposive

sampling. Menurut Beni, penelitian kualitatif meliputi menetapkan fokus

penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,

menilai kualitas data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuan

penelitianya.34

Dengan pendekatakan kualitatif, peneliti berupaya membangun

argumentasi rasional tentang segala macam hal yang berkaitan dengan

permasalahan dalam penelitian ini.

2. Setting dan Subjek Penelitian

Penelitian pada studi kasus ini menggunakan teknik purposive sampling.35

Mengenai lokasi penelitian ini adalah di Jurusan Jurnalistik Islam Fakultas

Dakwah UIN STS Jambi, Alamat: Jl. Jambi-Ma.Bulian UIN STS Jambi, Kampus

Sei. Duren, Kecamatan Jambi Luar Kota (JALUKO). Kabupaten Muaro Jambi.

Berhubung sepinya peminat Mahasiswa Jurnalistik Islam di Fakultas

Dakwah UIN Jambi, data ini penulis ambil setelah penulis melihat melalui

observasi awal. Maka subjek dalam penelitian ini yaitu Mahasiswa Jurusan

Jurnalistik Islam Fakultas Dakwah Studi Agama UIN STS Jambi pada semester

VI. Mengingat subjek yang baik adalah subjek yang terlibat aktif, cukup

mengetahui, atau berkepentingan dengan aktifitas yang akan diteliti, serta

memiliki waktu untuk memberikan informasi secara benar.

34Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian (Bandung: Pustaka Setia, 2010), 183-184.

35Kelompok yang dipilih secara cermat, dan kelompok yang terbaik, akan dipilih menjadi

responden penelitian, yang penulis tentukan sendiri dengan acak tentunya melalui nalar penulis

masing-masing. Oleh karena itu, purposive sampling juga memiliki istilah yang lain yaitu:

jugmental sampling, sebab dikatakan demikian adalah karena perlu adanya pertimbangan yang

matang untuk memilih kelompok utama menjadi sebuah sampling. Jadi purposive sampling adalah

pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan, dalam

bahasa sederhana purposive sampling itu dapat dikatakan sebagai secara sengaja mengambil

sampel tertentu (jika orang berarti orang-orang tertentu) sesuai persyaratan (sifat, karakteristik, ciri

dan criteria sampel).

Page 35: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

35

3. Jenis dan Sumber Data

Menurut Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah

kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan, seperti dokumen dan

lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi ke dalam

kata-kata dan tindakan serta sumber data tertulis.36

a. Jenis Data

Jenis data dibagi kedalam dua kategori, yakni data primer dan data

sekunder. Penjelasan kedua jenis data tersebut adalah sebagai berikut:

1) Data Primer

Data primer adalah data utama penelitian.37

Data primer dalam penelitian ini

adalah data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dengan subjek

penelitian, dan dokumentasi. Data primer akan peneliti catat dalam catatan

lapangan penelitian. Data Primer langsung penelitan dapatkan di jurusan

Jurnalistik Islam dan mahasiswa responden peneliti.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data pendukung penelitian.38

Data sekunder diperoleh

dari sumber berupa dokumentasi, arsip, serta peristiwa yang bersifat lisan maupun

tulisan dalam penelitian ini. Data sekunder pada penelitian ini adalah seperti surat

kabar, majalah yang berkaitan dengan minat mahasiswa menjadi wartawan.

b. Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain ( Lofland dan

Lofland 1984:47). Sumber data adalah subjek di mana data yang bersangkutan

dengan penelitian itu di dapatkan.dalam proposal ini sumber datanya adalah:

a) Buku-buku yang bersangkutan dengan proposal ini seperti skiripsi-

skiripsi, jurnal, koran media online dan tulisan lainnya yang berhubungan

dengan skripsi ini.

36Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

2010),157.

37Suaidi Asy‟ari (Ed), Panduan Penulisan Skripsi Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN

STS Jambi (Jambi, t.p, 2009), 19. 38

Ibid., 19.

Page 36: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

36

b) Data yang di peroleh dari informan yaitu: kepala prodi Jurnalistik Islam,

staff, dan tentunya Mahasiswa Jurnalistik Islam semester VIII.

c) Dokumentasi, sumber data ini di ambil dari dokumentasi yang terdapat di

lapangan, lokasi Fakultas Dakwah UIN STS Jambi.

4. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat dan relevan di lapangan peneliti akan

menggunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu dengan beberapa cara

sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan cara memperhatikan atau

mengamati secara langsung. Metode ini satu pengumpulan data yang akan

dilakukan dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan disetiap terjadinya

komunikasi, termasuk juga gejala-gejala yang tampak dalam objek penelitian

yang pelaksanaanya langsung pada tempat dimana suatu peristiwa, situasi dan

kondisi yang terjadi. Situasi kondisi dapat dibuat-buat namun ada juga yang

memang faktanya demikian.Sedangkan pengamatan di suatu tempat dapat

dilakukan dengan atau tanpa alat. Metode inipun akan peneliti lakukan guna

menggali informasi penting nantinya.

Hasil observasi dapat digunakan untuk melengkapi data yang berasal dari

wawancara dan sangat bermanfaat untuk memberikan informasi tambahan untuk

menjelaskan permasalahan di dalam penelitian ini.Observasi awal sangat perlu

dilakukan pada saat penelitian ini untuk melihat permasalahan awal yang timbul,

oleh minat mahasiswa Jurnalistik Islam Menjadi Wartawan Studi di Fakultas

Dakwah dan Studi Agama UIN STS Jambi.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu

dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan

dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan.39

Wawancara

atau interviewakan peneliti lakukan agar peneliti bisa mengetahui dan

mendapatkan data di lokasi penelitian. Wawancara ini akan penulis lakukan

39

Ibid., 135.

Page 37: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

37

langsung berhadap-hadapan dengan merujuk kepada butir-butir pertanyaan

wawancara yang sudah peneliti persiapkan sebelumnya. Metode ini akan penulis

lakukan sewaktu melakukan penelitian kelak.

Informan-informan yang diwawancarai oleh peneliti dianggap mengetahui

dan objek permasalahan penelitian ini.Teknik pemilihan informan dilakukan

secara purposive sampling. Digunakanya teknik ini karena sebelum melakukan

penelitian, peneliti sudah melakukan pra-penelitian terlebih dahulu sehingga

informan-informan yang akanditeliti sudah diketahui kapasitasnya untuk

diwawancarai oleh peneliti.

Penulis mengadakan wawancara untuk memperoleh informasi yang tujukan

kepada kepala Mahasiswa Ilmu Jurnalistik Fakultas Dakwah UIN STS Jambi,

sesekali penulis coba mewawancarai para alumni mengenai keluhan apa saja yang

dialami alumni sehingga minat menjadi wartawan relatif kurang.

c. Dokumentasi

Dokumen adalah catatan kejadian yang sudah lampau yang dinyatakan

dalam bentuk lisan, tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang.Studi

dokumen dalam penelitian kualitatif merupakan pelengkap dari penggunaan

metode observasi dan wawancara. Peneliti menggunakan metode dokumentasi

untuk menunjang informasi-informasi yang telah didapat dengan melampirkan

data informasi tambahan sebagai bentuk dokumentasi. Dengan melampirkan

dokumentasi tersebut, maka peneliti merasa yakin akan kebenaran data informasi

yang didapat dilapangan.40

Hal-hal yang peneliti dokumentasikan adalah berupa meminta dokumen

mengenai profil Jurusan Jurnalistik Islam Fakultas Ushuluddin Studi Agama UIN

STS Jambi, jumlah Mahasiswa jurusan jurnalistik Islam smerter VI. Kemudian,

peneliti juga akan mengambil foto ketika melakukan wawancara dengan para

informan, dan ketika peneliti mengamati objek penelitian di lapangan.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam peneltian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki

lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini

40

Sugiyono, Memahami Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Alfabeta, 2007), 82.

Page 38: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

38

Nasution sebagaimana dikutip oleh Sugiyono, menyatakan bahwa analisis telah

dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah. Sebelum terjun ke

lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data

menjadi pegangan bagi penelitian selanjutya sampai jika dimungkinkan teori yan

grounded. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan

selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.41

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data

model Miles dan Huberman. Analisis datanya dilakukan selama proses

pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam

periode tertentu. Pada saat wawancara peneliti sudah melakukan analisis terhadap

jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka

peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu diperoleh data

yang dianggap kredibel. Miles and Huberman mengatakan bahwa aktivitas dalam

analisa data kualitatif dilakuakan secara interaktif dan berlangsung cecara terus

menerus sampai tuntas.Sehingga datanya sudah jenuh.Teknik ini terdiri dari tiga

tahapan yakni analisis sebelum ke lapangan dan analisis ketika di lapangan.

Analisis data sebelum ke lapangan menurut Miles and Huberman adalah

peneliti menganalisis data terhadap hasil studi pendahuluan, atau data sekunder

yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus

penelitian ini masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti

memasuki lapangan penelitian. Analisis setelah di lapangan menurut Miles and

Huberman juga terdiri dari beberapa tahapan sebagaimana dijelaskan dalam

paragraf di bawah ini:

a. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka

perlu dicatat secara teliti dan rinci.42

Mereduksi data berarti merangkum, memilih

hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya, dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

41Ibid.,90-91.

42

Beni Ahmad Saebeni, Metode Penelitian (Bandung: Pustaka Setia, 2008), 200.

Page 39: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

39

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan.43

Secara operasionalnya, dalam teknik reduksi data ini, sejumlah besar data

mentah yang peneliti peroleh dan kumpulkan di lapangan akan peneliti susun

dalam bentuk catatan lapangan, salinan wawancara, salinan dokumentasi. Setalah

dipilah seperti itu, maka peneliti akan mudah untuk melakukan proses reduksi dan

penyeleksian dari data mentah yang terserak itu lalu mengkerucut menjadi

sejumlah data yang penting-penting saja, dan berkaitan dengan penelitian.

b. Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.Dalam hal ini

Miles dan Huberman menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitan kualitatif adalah dengan teks yang bersifat

naratif.44

Peneliti melakukan teknik men-display-kan data ialah dengan tujuan

memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi, merencakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang sudah ditemukan tersebut. Secara

operasionalnya, setalah data direduksi, tahap selanjutnya peneliti akan merangkai

dan mensistematiskan data-data sesuai pada tempatnya menyesuaiakan dengan

kepentingan laporan penelitian. Sehingga data yang telah direduksi itu menjadi

suatu argumen-argumen yang menjelaskan dan mempunyai arti dan bermakna.

c. Verifikasi Data

Verifikasi dan penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dalam proses

analisis data penelitian kualitatif. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif

diharapkan dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal.45

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan

temuan baru yang sebelumnya berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang

43Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D

(Bandung: Alfabeta, 2007), 338.

44

Ibid.,341.

45

Beni Ahmad Saebeni,Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Pustaka Setia, 2008), 202.

Page 40: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

40

sebelumnya masih samar-samar sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat

berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis, atau teori.46

6. Pemeriksaan Keabsahan Data

Peneliti menggunakan teknik trianggulasi untuk menguji tingkat

keterpercayaan data di lapangan. Trianggulasi adalah suatu teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Hal ini

dapat tercapai dengan cara:

1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil data wawancara.

2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa

yang dikatakan secara pribadi.

3) Membandingkan keadaan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat

dan pandangan orang lain, orang biasa, ahli.

4) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumentasi yang

berkaitan.47

7. Penyusunan Laporan

Bagian akhir sebuah proses penelitian adalah menyusun laporan. Kegiatan

penyusunan laporan ini sangat penting karena merupakan bukti konkrit telah

selesainya satu aktivitas penelitian hal yang harus diingat dalam proses

penyusunan laporan ini adalah menyajikan hasi-hasil temuan sebagaimana adanya

dan jangan pernah berfikir bahwa hasil penelitian ini hanya untuk peneliti. Artinya

buatlah laporan dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti oleh mereka yang

akan membacanya. Penggunaan bahasa Indonesia yang baku menjadi syarat

mutlak suatu penelitian.48

Dan juga penulis berusaha menyajikan secara sistematis

agar mudah dimengerti dan mudah di pahami oleh pembaca.

8. Jadwal Penelitian

Penelitian dilakukan dengan pembuatan proposal, kemudian dilanjutkan

dengan perbaikan hasil seminar proposal skripsi. Setelah pengesahan judul dan

riset, maka penulis mengadakan pengumpulan data, verifikasi data dan analis data

46

Sugiyono,Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2014), 345.

47

Lexy J. Moeleong, Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosdakarya, 1995), 178. 48

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta : Erlangga, 2009), hlm 205.

Page 41: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

41

dalam waktu yang berurutan.Hasilnya penulis melakukan konsultasi dengan

pembimbing sebelum diajukan kepada siding munaqosah. Hasil sidang

munaqosah dilanjutkan dengan perbaikan dan pengadaan laporan skripsi.

Page 42: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

42

F. Studi Relevan

Skripsi yang berjudul “Minat Menjadi Jurnalis pada Mahasiswa Komunikasi

dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta”.yang

disusun oleh Esti Dewi Akstaria/NIM.02211277UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta.Jenis penelitian inimengunakan metode penelitiansampel dengan

analisa tabel yang mengunakan suatu analisa yang mengunakan dengan membagi-

bagi variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar

frekuensi

Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam UIN Sunan Kalijaga angkatan 2003-2004 yang berjumlah 120

orang. Jumlah sampel ditetapkan sebesar 25% atau 25 orang, karena jumlah ini

dapat mempresentasikan populasi.

Hasil dari penelitian ini adalah terdapat Minat Menjadi Jurnalis Pada

Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada

angkatan 2003-2004 sebesar 0,48% Mahasiswa yang menyatakan perasaan senang

sekali mengikuti mata kuliah Jurnalistik dan ada 0,68% Mahasiswa yang

menyatakan perasaan cukup senang.49

Selanjutnya, Skripsi yang berjudul “Minat Mahasiswa Ilmu Komunikasi

UIN Suska Riau dalam Menonton Program Acara Dunia Dalam Berita Di TVRI”

yang disusun oleh Ibnu Mutahir/NIM.10743000062 UIN Sultan Syarif Kasim

Riau Pekanbaru. Jenis penelitian ini adalah metode dekskriptif kuantitatif dimana

data akan diolah dalam bentuk angkadan setelah itu dideskripsikan dalam bentuk

klimat. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan

menginterpretsikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjdi atau ada (Mardalis,

2008:26).

Selanjutnya Skripsi yang berjudul “Jurnalistik dan Minat Mahasiswa Studi

Pengaruh Mata kuliah Jurusan Terhadap Minat Mahasiswa KPI IAIDA

Blokagung Bayuwangi Menjadi Jurnalis” yang disusun oleh Abdi Fauji Hadiono

49Esti Dewi Akstari, “Minat Menjadi Jurnalistik pada Mahasiswa Komunikasi

PenyiaranIslam Fakultas Dakwah Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta”, Skripsi (Yogyakarta:

Program Studi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga,

2010).

Page 43: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

43

IAIDA Blokagung Bayuwangi. Pada penelitian ini penulis mengunakan metode

penelitian kuantitatif yang mengunakan pendekatan etik, dalam arti bahwa peneliti

mengumpulkan data dengan menetapkan terlebih dahulu konsep sebagai variable-

variabel yang berhubugan yang berasal dari teori yang sudah ada yang dipilih oleh

peneliti.

Hasil dari penelitian ini disimpulkan bahwa hipotesis Ho diolak, yang

berarti kesimpulannya adalah: ada pengaruh yang sgnifikan antara mata Kuliah

Jurnalistik Terhadap Minat Mahasiswa KPI IAIDA Blokagung Bayuwangi

Menjadi Jurnalis.

Selanjutnya, Skripsi yang berjudul “Hubungan antara Minat dengan Intensi

Propesi Jurnalis Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin,

Adap dan Dakwah IAIN Kendari”. Yang disusun oleh Dewi Komairoh F.S/NIM.

11030101015 Fakultas Ushuluddin, Adab DABN Dakwah Institut Agama Islam

Negri (IAIN) Kendiri. Peneliti ini mengunakan Mixed Methods, yakni gabungan

antara penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan model mixed methods sequantial

(model yang mengembangkan hasil penelitian dari suatu metode dengan metode

lainnya dalam waktu yang berbeda). Penelian kuantitatif mengunakan metode

kuesioner dan dokumentasi dengan analisis data sttistik deskriptif dan inferensial,

sedangkan penelitian kualitatif mengunakan metode wawancara, observasi dan

dokumentasi dengan analisis data yaitu reduksi, penyajian data dan penarikan

kesimpulan.

Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa minat prepesi Jurnalis

mahasiswa KPI IAIN Kendiri berkategori tinggi yakni rata-rata sebesar 77,14%

dengan rincian 42,85% (15 mahasiswa) yang memiliki minat sagat tinggi, 51,42%

(18 mahasiswa) memiliki minat tinggi yang hanya 5,71% (2 mahasiswa) memiliki

minat cukup. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi minat dan intensi

propesi Jurnalis mahasiswa yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal

berupa pandangan bahwa jurnalis adalah seorang yang mengetahui informasi lebih

awal dari masyarakat pada umumnya, tuntunan menjadi orang kreatif, memberi

banyak manfaat dan banyak tantangan pada profesi Jurnalis, untuk faktor

eksternalnya berupa lingkungan yang mendukung terkait kerja jurnalis,

Page 44: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

44

pengetahuan tentang kerja jurnalis serta peluang yang ada ketika lulus dari IAIN

Kendari.50

Jadi, sebagaimana terlihat dari studi relevan ini belum ada antara kajian ini

membahas tentang Minat Mahasiswa Jurnalistik Islam Menjadi Wartawan Studi di

Fakultas Dakwah UIN STS Jambi. Karya-karya diatas adalah berbeda dengan

karya yang sedang penulis rampungkan. Melihat adanya perbedaan Setting, tentu

saja peneliti yang dihasilkanakan berbeda dengan yang lain.

50Dewi khormairoh F.S “Hubungan antara Minat dengan Intensi Propesi Jurnalis

Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin, Adap dan Dakwah IAIN Kendari”,

2015).

Page 45: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

45

G. Jadwal Penelitian

Tabel 1.

JADWAL PENELITIAN

NO

TAHAP

PENELITIAN

BULAN DAN TAHUN

Jan

2019

Feb

2019

Mar

2019

Apr

2019

Mei

2019

Juni

2019

Juli

2019

1 Obeservasi awal dan

pencarian data

X

2 Pembuatan Proposal

Skripsi

X

3 Penunjukkan Dosen

Pembimbung

X

4 Konsultasi dengan

Dosen Pembimbing

X

5 Seminar Proposal X

6 Perbaikan Hasil

Seminar Proposal

X

7 Pengesahan Judul dan

Permohonan Riset

X

8 Pengumpulan Data X

9 Penyusuan Data X

10 Analisis Data X

11 Penyususna Draf

Skripsi

X

12 Penyusunan dan

Penggandaan

X

13 Ujian Skripsi

(Munaqosah)

X

Page 46: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

46

BAB II

FROFIL FAKULTAS DAKWAH UIN STS JAMBI

A. Sejarah Fakultas Dakwah

Fakultas Dakwah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi pada awalnaya merupakan salah

satu jurusan yang berada di Fakultas Ushuluddin ( sekarang Fakultas Ushuluddin dan Studi

Agama), yaitu Jurusan Dakwah, yang sudah ada sejak berdirinya IAIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi Pada tanggal delapan september seribu sembilan ratus enampuluh tujuh.

Ketika masih berada di Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi, Jurusan Dakwah telah menjadi Jurusan favorit yang menarik minat para calon sarjana

dakwah dari berbagai daerah di Indonesia, khususnya Kabupaten/ kota di Provinsi Jambi,

bahkan dari luar Provinsi Jambi.

Pendirian Fakultas Dakwah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi merupaka mandatory

Kementrian Agama RI sebagai akibat dari perubahan bentuk IAIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi menjadi Universitas Islam Negeri. Fakultas dakwah UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi berdiri pada tanggal duapuluh Juli dua ribu tujuh belas berdasarkan Peraturan Menteri

Agama (PMA) Nomor dua satu tahun dua ribu tujuh belas tentang Organisasi dan Tata Kerja

Universitas Islam Negri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Dalam Peraturan Menteri Agama tersebut, yaitu pada Bab II Bagian Kesatu, Paragraf

dua Pasal sebelas, Poin f, ditetapkan Fakultas Dakwah sebagai Fakultas mandiri di

lingkungan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Peraturan Menteri Agama tersebut

kemudian diperkuat oleh peratuaran Menteri Agama No tiga puluh tahun dua ribu tujuh belas

tanggal duapuluh enam september dua ribu tujuh belas tentang statuta Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, dengan stuktur organisasi, fungsi, tugas pokoknya

ditetapkan pada Bab II Bagian Kesatu, Paragraf dua, Pasal dua belas sampai dua puluh empat

PMA tersebut. Sejak itu, resmilah berdiri Fakultas Dakwah dengan Dekan pertamanya yaitu

Bapak Samsu, S.Ag., M.Pd., Ph.D.

B. Jurusan/Prodi di Fakultas Dakwah UIN STS Jambi

a. KPI (Komunikasi dan Penyiaran Islam)

Page 47: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

47

Alumni Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), lulusannya terserap selain

ilmuwan dakwah (guru, peneliti), juga bekerja sebagai Mubaligh pada kantor-kantor swasta

dan pemerintah. Mubaligh sebagai peristiwa PHBI, upacara syukuran, walimah, juru

penerang Agama Islam pada Kementrian Agama dan Hankam, mubaligh pada industri media

baik cetak maupun elektronik, majalah dan buku, serta penyiaran melalui radio, televisi, dan

film.

b. BPI (Bimbingan Penyuluahan Islam)

Alumni Jurusan Komunikasi Penyuluhan Islam (BPI) terserap di Kemenag/KUA/BP4

sebagai: Guru, BP/BK, Pembimbing (Agama, Haji/Umrah, Pra Nikah, Keluarga Sakinah) dan

penyuluhan Agama; Diknas sebagai Guru, Guru BP/BK. BKKBN sebagai: Konselor Agama;

Pemuda sebagai: Bimbing Karir (Kepegawaian); Rumah Sakit sebagai; Perawat Rohani

Islam(Warois); Panti Rehabilitasi sebagai: Trapust; Perusahaan sebagai: Pembimbing Karir,

LSM sebagai: Aktifis Sosial Keagamaan: Penerbit Radio sebagai: Penulis, Penyuluh dan

Konselor.

c. JI (Jurnalis Islam)

Alumni Jurusan Jurnalis Islam, lulusnya terserap sebagai Ilmuwan (guru, peneliti,

analis); Praktisi (reporter, wartawan, editor, redaktur, kolumnis, penyiar radio/TV, penulis

naskah, ceramah, cameramen, speaker produser film/TV, produser Acara Radio/TV, dan lain-

lain); (diplomat, Negotiator/lobyst, comperence organizer, website creator, trainer instruktor,

comunication, specialist, dan lain-lain).

d. MD (Manajemen Dakwah)

Alumni Jurusan Manajemen Dakwah, lulusannya terserap selian sebagai ilmuwan

dakwah (guru, da‟i, peneliti), juga bekerja pada kementrian/ lembaga pemerintah yang ada

kaitannya dengan perencanaan dan pengelolaan pengembangan umat baik dari sisi

bimbingan, penyuluhan dan penyiaran Islam (da‟wah bi ahsani qawl) maupun dari sisi

dakwah bi ahsani‟amal (aksi rekayasa sosial); khusus untuk kementrian Agama dapat mengisi

kekurangan tenaga profesional dalam kegiatan perencanaan dan pengelolaan pengembangan

kehidupan dan kepemimpinan umat di semua direktorat dari pusat sampai ke daerah; pada

lembaga swasta layak untuk menjadi pemimpin eksekutuf (manajer) lwmbaga-lembaga

dakwah politik Islam (semua lembaga yang mengemban misi dakwah Islam); dampingan

manajemen pengembangan, manajemen lembaga-lembaga Islam baik pemerintah maupun

swasta, pendamping Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah (BAZIS), Bimbingan Ibadah

Haji dan Umrah, Dan manajer pemberdayaan gender islami.

Page 48: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

48

C. Visi, Misi dan Program

1. Visi

Menjadikan Fakultas Dakwah UIN STS Jambi Sebagai Pusat Keunggulan dalam

melahirkan Sumber Daya Manusia Yang siap Menjadi Da‟I, Konselor, Penyiar, dan Jurnalis

Muslim Dalam memenuhi Pasar Kerja Nasional Tahun 2030

2. Misi

1) Menyiapkan calon da‟I, konselor, penyiar,dan jurnalis Muslim masa depan yang

menguasai ilmu pengetahuan, dan teknologi, serta memiliki akhlak mulia( akhlakul

karimah);

2) Menumbuhkan minat, bakat, dan potensi mahasiswa di bidang akademik untuk

meraih perestasi pada tingkat lokal, nasional, dan internasional;

3) Melakuakan penguatan riset tehadap potensi pengembangan keilmuan dan lahirnya

calon Da‟I, konselor, penyiar, dan jurnalis yang memiliki kemampuan wirausaha,

Inovasi dan Syi‟ar Islam;

4) Melakukan pengeabdian kepada masyarakat dengan menekankan kepada peran

Syi‟ar Islam di bidang manajemen Dakwah, Konseling, Penyiar dan Jurnalisme;

5) Mendorong lahirnya profesi Da‟I, Konselor, Penyiar, dan jurnalis Muslim sebagai

lapangan wirausaha prospektif;

6) Menjadikan Fakultas Dakwah sebagai lembaga pendidikan yangmempunyai tata

kelola yang baik.

3. Program

1) Penataran kurikum berbasis KKNI dengan penguatan kurikulum Fakultas, prodi,

penguatan pembelajaran, dan peraktek-peraktek profesi yang mengarah pada

kemampuasn teoritis dan praktis mahasiswa dalam melahirkan Da‟I konselor,

penyiar dan, dan jurnalis muslim yang memiliki Akhlak mulia (Akhalakul karimah)

sesuai dengan prdi masing-masing;

2) Terlaksanya kegiatan pengembangan minat, bakat dan potensi mahasiswa di bidang

akademik;

Page 49: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

49

3) Terlaksananya dan diseminasi Karya Ilmiah Dosen/Mahasiswa, konsersium Dosen,

berdirinya pusat studi dan kajian relevan dengan Prodi;

4) Peningkatan intensitas peran-peran Dakwah melalui media, event, serta aktivitas

keislaman;

5) Lahirnya profesi dan asosiasi Da‟i, konselor, penyiar dan jurnalis muslim sebagai

lapangan wirausaha prospektif yan di buktikan dengan surat keterangan pendamping

ijazah (SKPI), dan surat pengakuan profesi dari pihak yang berwenang;

6) Terlaksannya tata kelola Fakultas Dakwah dengan baik.

D. Dosen dan Mahasiswa

Pada awal berdirinya program studi Jurnalistik Islam, dosen yang diberdayakan

mengajar pada umumnya berasal dari media-media swasta dan dosen tetap Fakultas Dakwah.

Pertama, Mata kuliah komponen institut dan fakultas diampuh oleh dosen tetap Fakultas

Dakwah, Kedua, mata kuliah komponen jurusan/prodi diampu dosen luar biasa yang berasal

dari media dan lembaga, baik pemerintah maupun swasta.

Dalam rangka menutupi kekurangan dosen, baik pada awal berdirinya sampai sekarang,

fakultas telah membuka kerjasama dengan lembaga dan perusahaan media. Media yang

pernah diajak kerjasama antara:

1. Kantor Berita Antara Wilayah Jambi

2. Harian Media Jambi Ekspres

3. Perusahaan Jawatan TVRI Jambi

4. Perusahaan Jawatan RRI Jambi

Bentuk kerjasama awal berdirinya Jurnalistik perusahaan tersebut mengirim dan

merekomendasikan nama-nama tenaga dosen yang memiliki kompetensi mengajar sesuai

latar belakang keilmuan. Sedangkan fakultas menerima sebagai dosen luar biasa yang dibayar

sesuai ketentuan standar keuangan negara. Sebaliknya, prodi Jurnalistik Islam wajib

menempatkan mahasiswa praktikum pada keempat lembaga tersebut menjadi karyawan dan

karyawati tanpa bayar.

Sedangkan mahasiswa Prodi Jurnalistik Islam dalam lima terakhir dapat dilihat berikut

ini:

Page 50: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

50

Grafik

Mahasiswa Baru 5 Tahun Pertama

Program Studi Jurnalistik Islam

Sumber: Bagian Akademik Fakultas Dakwah UIN STS Jambi, 2018 (diolah)

Sumber: Bagian Akademik fakultas Dakwah UIN STS Jambi, 2018 (diolah)

Grafik tesebut memperlihatkan bahwa dalam lima tahun terakhir jumlah mahasiswa

baru yang masuk prodi jurnalistik terus mengalami peningkatan. Apalagi kini IAIN sudah

beralis status menjadi Universitas Islam Negeri, maka prodi jurnalistik semakin menemukan

bentuk keilmuannya, karena kini tidak berada di bawah Fakultas Ushuluddin tetapi sudah

memiliki fakultas sendiri yaitu Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

E. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana UIN adalah menjadi sarana yang dapat dipakai oleh program

studi mana saja di UIN STS Jambi.Sarana dan Prasarana merupakan penunjang kegiatan

pembelajaran yang ada di lingkungan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi antara lain sarana

bangunan/gedung (gedung perkuliahan, gedung perkantoran, auditorium, gedung

laboratorium dan sebagainya). Sarana pustaka dan sarana penunjang lainnya.

0

10

20

30

40

2013 2014 2015 2016 2017

Mahasiswa 34 21 38 22 23

Page 51: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

51

Seiring dengan perkembangan zaman, memasuki kampus UIN STS Jambi sekarang ini

tentunya akan merasakan suasana yang jauh berbeda dengan keadaan prasarana kampus ini

telah berubah jauh dengan berdirinya gedung-gedung perkuliahan dan perkantoran yang

bertingkat serta dilengkapi pula dengan prasarana lain yang turut menunjang keindahan di

dalamnya, seperti taman – taman kampus dan akses jalan yang menghubungkan antara

gedung yang satu dengan gedung yang lainnya.

Tersedianya sarana dan prasarana kampus yang megah, nyaman dan asri tersebut tidak

terlepas dari upaya UIN STS Jambi menjadi lembaga pendidikan tinggi islam yang

kompetetif, baik ditingkat nasional atau internasional, terutama untuk meningkatkan mutu

pendidikan islam di Indonesia umumnya dan Jambi secara khusus. Oleh karena itu, arah

pengembangan dan pengadaan sarana dan di UIN STS Jambi dilakukan dalam rangka

meningkatkan daya guna dan hasil yang optimal, sesuai dengan visi dan misi yang

dicanangkan.UIN STS Jambi berupaya agar sarana dan prasarana yang di bangun itu dapat

menunjang program studi yang telah dibuka dan akan dibuka, seperti bangunan sarana pada

fakultas-fakultas yang dilengkapi dengan prasarana penunjangnya.

1. Daftar Bangunan UIN STS Jambi di Mendalo

UIN STS Jambi dalam beberapa tahun terakhir telah membangun unit-unit gedung baru

yang ditekankan pada kampus baru yang terletak di Simpang Sungai Duren, Kabupaten

Muaro Jambi di samping gedung-gedung lama yang terletak di Telanaipura. Adapun daftar

dan jumlah bangunan yang ada di UIN STS Jambi Simpang Sungai Duren adalah sebagai

berikut :

Tabel 1

Daftar dan Jumlah Bangunan UIN STS Jambi di Mendalo

No NAMA GEDUNG PERUNTUKAN

LUAS

(M2)

1. Kantor Rektorat Kantor 3.000

2. Auditorium Auditorium 1.000

Page 52: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

52

3. Fak. Ushuluddin Kantor 600

4. Fak. Ushuluddin 1 Ruang Kuliah 640

5. Fak. Ushuluddin 2 Ruang Kuliah 600

6. Fak. Ushuluddin Ruang Kuliah 640

7. Laboratorium Terpadu Fak. Ushuluddin 400

8. Laboratorium Terpadu IAIN STS Jambi 480

9. Laboratorium Terpadu Fak. Syariah 300

10. Laboratorium

Microteaching

Fak. Tarbiyah 200

11. Perpustakaan Perpustakaan 1.440

12. Fak. Adab Kantor dan Ruang Kuliah 600

13. Fak. Adab Ruang Kuliah 600

14. Fak. Adab Ruang Kuliah 600

15. Fak. Syariah Kantor 600

16. Fak. Syariah Ruang Kuliah 1 600

17. Fak. Syariah Ruang Kuliah 2 600

18. Fak. Syariah Ruang Kuliah 3 600

19. Masjid Masjid As-Shabah 400

20. Student Center Mahasiswa 480

21. Fak.Tarbiyah Mahasiswa 480

22. Fak. Tarbiyah Kantor Adm 600

23. Fak. Tarbiyah Ruang Kuliah 1 480

Page 53: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

53

24. Fak. Tarbiyah Ruang Kuliah 600

25. Fak. Tarbiyah Ruang Kuliah 640

26. Fak. Tarbiyah Kantor 72

27. Pendopo Pendopo Mahasiswa Putra 72

28. Pendopo Pendopo Mahasiswa Putri 72

29. Pendopo Pendopo Lurah Bumi

Perkemahan

120

30. Gapura Kampus Gapura Kampus 120

31. Taman Kampus Taman Kampus 72

32. Tower Panjat Tebing Mahasiswa 100

33. Lapangan Tenis IAIN Simp. Sei Duren 7213

34. Lapangan Sepak Bola IAIN Simp. Sei Duren 100

35. Pagar Kampus IAIN Simp. Sei Duren 2800

36. Pagar Kampus 2 Lanjutan IAIN Simp. Sei Duren 200

37. Pagar Kampus IAIN Simp. Sei Duren 150

38. Tempat Parkir Fak. Ushuluddin 27

39. Tempat Parkir Fak. Tarbiyah 27

40. Tempat Parkir Rektorat 63

41. Tempat Pengelola Ma‟had Ali 120

42. Gedung Arsip Rektorat 120

43. Tempat Diskusi Mahasiswa Fak. Syariah 13

44. Tempat Diskusi Mahasiswa Fak. Adab 13

Page 54: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

54

45. Tempat Diskusi Mahasiswa Fak. Ushuluddin 13

46. Tempat Diskusi Mahasiswa Fak. Tarbiyah 13

47. Area Parkir Rektorat IAIN STS Jambi 1770

48. Area Parkir Rektorat IAIN STS Jambi 2390

JUMLAH 33.15

Dari daftar dan jumlah gedung diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa UIN STS

Jambi Terus berupaya meningkatkan kualitas serta jumlah sarana dan prasarana yang akan

menunjang kegiatan belajar mengajar. Sarana dan Prasarana yang tersedia di UIN STS Jambi

adalah sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar. Kenyamanan dalam proses belajar

mengajarpun akan semakin meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan

oleh UIN STS Jambi.

2. Perpustakaan

Perpustakaan merupakan jantung perguruan tinggi yang ikut menunjang gerak dan

dinamika akademik sebuah perguruan tinggi.Perpustakaan merupakan unit pelaksana teknis

yang bertugas menyediakan dan mengolah bahan pustka, melakukan pelayanan referensi

untuk keperluan pendidikan, peneliti dan pengabdian pada masyarakat.

UIN STS Jambi memiliki dua unit gedung perpustakaan, satu unit terletak di kampus

Telanaipura (lantai dua), dan satu unit terletak di kampus baru Sungai Duren (lantai tiga)

serta ditambah dengan perpustakaan Program Pascasarjana (PPS).Secara keseluruhan

perpustakaan IAIN STS Jambi memiliki koleksi buku sebanyak 17. 886 judul dan koleksi non

buku 74.665 eksemplar dalam bahasa Indonesia, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Bahasa

Daerah, dan Bahasa lainnya.

Tabel 2.

Koleksi Perpustkaan UIN STS Jambi

No Koleksi Umum Koleksi Islam Koleksi Referensi

1. Umum Islam (Umum) Skripsi / Thesia

2. Filsafat / Psikologi Ilmu Al-Qur‟an Laporan Penelitian

Page 55: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

55

3. Agama Ilmu Hadits Karya Ilmiah

4. Sosial Ilmu Kalam Aqidah Terbitan Pemerintah

5. Bahasa Ilmu Fiqh Brosur

6. Ilmu-ilmu Murni Akhlak/Tasawuf Majalah

7. Ilmu Terapan Sosial Budaya Islam Buletin

8. Seni dan Olahraga Dakwah Pendidikan

Islam

Jurnal

9. Sastra Aliran dan Sekte Slide

10. Sejarah Sejarah Islam Koran

Dari tabel diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa perpustakaan UIN STS

Jambi juga menyediakan buku dari berbagai jenis ilmu, hal ini dapat memberikan membantu

dosen, mahasiswa maupun umum untuk menambah referensi dan wawasan yang luas tentang

Islam dan ilmu-ilmu lainnya.

3. Laboratorium

UIN STS Jambi telah memiliki beberapa unit labor, yaitu : satu unit Laboratorium

Terpadu yang terletak di kampus Sungai Duren (yang meliputi Laboratorium Kimia,

Laboratorium Fisika, Laboratorium Matematika, dan Laboratorium Biologi), satu unit

Laboratorium Bahasa yang terletak di kampus telanaipura, di tambah lagi dengan satu unit

laboratorium Micro Teaching yang ada di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang

dipersiapkan bagi mahasiswa dalam melakukan praktek kompetensi mengajar sebelum turun

langsung ke lokasi, dan yang terakhir yaitu Labor Jurnalistik Ushuluddin dan Labor Syariah.

4. Transportasi

UIN STS Jambi pada tahun 2013 telah memiliki berbagai jenis kendaraan, mulai dari

kendaraan dinas dan para pejabat, karyawan hingga angkutan mahasiswa.

Page 56: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

56

5. Jurnal-Jurnal

UIN STS Jambi telah bertekad untuk selalu konsen atas penertiban jurnal-jurnal ilmiah

sebagai salah satu program publikasi terhadap karya tulis civitas akademika dalam rangka

memotivasi kegiatan pendidikan dan dalam penelitian ilmiah, baik internal maupun ekternal.

Jurnal yang dimiliki UIN STS Jambi terdiri sebagai berikut :

Tabel 3.

Daftar Nama Jurnal UIN STS Jambi

No Nama Jurnal Penerbit Mulai Terbit Volume Terbit

1. Media Akademik Pusat Penelitian 1968 4 x 1 tahun

2. Kontekstualita Pusat Penelitian 1998 2 x 1 tahun

3. Harakat an – nisa‟ Pusat Studi Wanita 2001 2 x 1 tahun

4. Paedagogy Fak. Tarbiyah 2001 2 x 1 tahun

5. Al – Risalah Fak. Syariah 2001 2 x 1 tahun

6. At-Tajidid Fak. Ushuluddin 2001 2 x 1 tahun

7. Nazharat Fak. Adab 2001 2 x 1 tahun

8. Innovatio Pascasarjana 2001 2 x 1 tahun

Berdasarkan tabel di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa UIN STS Jambi juga

menyediakan jurnal-jurnal yang dapat membantu serta memotivasi kegiatan belajar mengajar

Page 57: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

57

serta membantu memberikan referensi untuk berbagai kegiatan penelitian ilmiah baik internal

maupun eksternal.

BAB III

UPAYA YANG DILAKUKAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT MAHASISWA

MENJADI WARTAWAN

1. Upaya Mahasiswa Ilmu Jurnalistik Mengenali Dunia Kewertawanan

Dalam kehidupan kita sehari-hari, Jurnalistik senantiasa hadir bersama kita. Hampir

setiap hari pula kita meyaksikan siaran berita di televisi. Hampir setiap hari pula kita

membaca berita di media cetak, apakah itu koran, majalah, atau tabloid. Namun, sejauh

manakah yang kita ketahui mengenai denyut nadi dunia Jurnalistik.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia upaya atau usaha; ikhtiar (untuk mencapai suatu

maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar).51

Secara konseptual, Jurnalistik dapat

dipahami dari tiga sudut pandang, yakni sebagai proses, teknik, dan ilmu. Sebagai proses

51

http://www.artikata.com/arti-355956-upaya.html/. Diakses 18/11/2018.

Page 58: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

58

Jurnalistik adalah aktivitas mencari mengelolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi

kepada publik melalui media massa. Sebagai Ilmu, Jurnalistik adalah bidang kajian mengenai

pembuatan dan penyebarluasan informasi melalui media massa. Jurnalistik termasuk ilmu

terapan yang dinamis dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi serta dinamika masyarakat itu sendiri.52

1. Syarat-syarat menjadi wartawan profesional adalah: 53

a) Meimiliki minat dengan profesi wartawan .

b) Punya keahilian menulis.

c) Menguasai bahasa Indonesia dan Inggris.

d) Memiliki bakat dan keratif dalam melakukan reportase dan menulis berita.

e) Sanggup menemui berbagai individu di berbagai tingkat.

f) Sanggup bekerja tanpa memperhitungkan tempat dan waktu.

g) Memiliki pengetahuan yang luas dalam berbagai bidang.

h) Rajin mengikuti perkembangan berita di media cetak atu elektronika.

i) Menguasai teknik jurnalistik (teknik reportase, menulis, wawancara dan

melakukan editting berita dengan baik).

j) Menguasai bidang liputan. Misalnya ketika harus meliput berita ekonomi,

wartawan harus paham istilah-istilah ekonomi.

k) Menaati kode etik jurnalistik (hindari diri dari kelompok wartawan amplop agar

nama baik anda tidak tercemar.

Dari starat-syarat menjadi wartawan yang profesional maka Mahasiwa Jurnalistik Islam

Fakultas Dakwah UIN STS Jambi Harus memiliki minat, kemampuan serta keahlian dalam

biadang tulis-menulis dan bisa berbahasa indonesi dan inggris dan tidak mengenal waktu,

menguasai teknik jurnalistik dan mengetahui kode etik sebagai seorang wartawan, sehingga

akan menciptakan seorang jurnalistik yang profesional.

2. Ciri Khas Wartawan54

a) Menyukai tantangan

Seorang wartawan akan behasil menekuni profesinya jika iya tidak

mengenal kata menyerah saat narasumber yang dituju tidak kunjung berhasil

52

http://www.jurnalrozak.web.id/2014/10/pengertian-jurnalistik-secara-umum.html/. Diakses 18/11/2018. 53

Eni Setiati, Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan (Yogyakarta: C.V. Andi Offset, 2005), 8.

54

Eni Setiati, Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan (Yogyakarta: C.V. Andi Offset, 2005), 10.

Page 59: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

59

ditemui. Untuk mengatasi hambatan, seorang wartawan tidak boleh cepat

berputus asa.Berusaha dan belajarlah mengatasi segala permasalahan yang anda

hadapi agar agar bisa menjadi pelajaran berharga di kemudian hari.Bagi

wartawan tantangan adalah “teman” yang menyenangkan bagi pekerjaannya.

b) Berani

Berani disini memiliki arti berani menghadapi resiko.

c) Memiliki daya tahan tinggi dalam menjalankan tugas jurnalistiknya. Seorang

wartawan harus bisa melakukan berbagai tugas liputan Jurnlistik dalam segala

medan penugasan dan tidak kenal waktu.

d) Memiliki kemampuan mengenali sumber informasi, Artinya iya memiliki

kemampuan mengarahkan semua potensi yang ada pada dirinya untuk menembus

narasumber.

e) Memiliki minat dan bakat dalam menulis berita Semakin besar minatnya pada

bidang jurnalistik maka akan membuatnya semakin kreatif untuk mengasah

bakatnya dalam bidang tulis-menulis.

3. Tugas Jurnalistik Wartawan

Wartawan atau Jurnalis atau pewarta adalah seseorang yang melakukan kegiatan

Jurnalistik atau orang yang secara teratur menuliskan berita (berupa laporan) dan tulisannya

dikirimkan/dimuat di media massa secara teratur. Laporan ini lalu dapat dipublikasi dalam

media massa, seperti koran, televisi, radio, majalah, film dokumentasi, dan internet.

Wartawan mencari sumber mereka untuk ditulis dalam laporannya; dan mereka diharapkan

untuk menulis laporan yang paling objektif dan tidak memiliki pandangan dari sudut

tertentu untuk melayani masyarakat.55

Di dalam menjalankan tugas Jurnalistik, wartawan juga harus terampil mengatasi

liputan dengan tema diluar kebiasaannya.Misalnya, jika sebelumnya terbiasa melakuakan

tugas liputan mengenai masalah politik maka saat mendapat tugas untuk meliput masalah

kriminal atau budaya ke suatu daerah pedesaan, wartawan harus mampu menyesuaikan diri.

Untuk itu, wartawan perlu senantiasa mebuka telinga dan matanya untuk melahap berbagai

macam informasi disekelilingnya. Upaya tersebut berguna untuk menambah wawasan dan

55 https://id.wikipedia.org/wiki/Wartawan, diakses pada tanggal 18 Mei 2019.

Page 60: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

60

pengetahuannya sehingga selalu mampu mengikuti perkembangan situasi. Kreativitas

wartawan dalam melakukan kegiatan peliputan juga sangat dibutuhkan, terutama dalam usaha

menembus narasumber. Sesulit apa pun, wartawan harus mendapatkan narasumber tersebut

Jadi, seorang wartawan harus tangguh dan tahan banting. Nyalinya tak boleh surut begitu

menghadapi hambatan saat menemui narasumber. Menjadi wartawan memang membutuhkan

keberanian dan kelincahan.56

Seorang Mahasiswa Ilmu jurnalistik harus memahami bagaimana proses pencarian

berita, teknik-teknik pengumpulan berita, dan ilmu-ilmu tentang jurnalistik dan cara

menyebarluaskan informasi kepada publik melalui media, dan mengikuti perkembangan

media massa .

Diungkapankan oleh salah serorang Mahasiswa dalam wawancara berikut:

[S]eorang Mahasiswa harus memperbanyak membaca buku-buku tentang jurnalistik

dan harus berani terjun kelapangan untuk mempraktekkan ilmu tentang jurnalistik di

lapangan.57

Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Mahasiswa dalam wawancara berikut :

[M]ahasiswa Jurnalistik Islam mengenali dunia wartawan itu penting bahkan sangat

penting dan upaya ada banyak hal, pertama mungkin dengan membaca berita dan

menganalisa semuannya apa perbedaan media yang satu dengan media yang lain dan

kita dapat mengetahui bagaiman dunia wartawan dari bahasa berita mereka, lalu diskusi

dengan wartawan yang telah lama mengeluti dunia kewartawanan juaga sangat penting

untuk menambah wawasan, selanjutnya memanfaatkan waktu magang untuk lebih

mendalami dunia kewartawanan.58

56

Eni Setiati, Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan (Yogyakarta: C.V. Andi Offset, 2005), 15. 57

Mahasiswa Ilmu Jurnalistik, Devi Candra, Wawancara dengan Penulis, Jambi: 18 November 2018. 58

Mahasiswa Ilmu Jurnalistik, Zainul Asror, Wawancara dengan Penulis, Jambi: 18 November 2018.

Page 61: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

61

4. Peran, Tugas, dan Keahlian yang Harus Dimiliki Wartawan59

Peran wartawan dapat disimpulkan dalam empat fungsi pers yang saya tafsirkan

sebagai berikut. Menjadi wartawan berarti memiliki peluang besar untuk berbuat baik:

a) To Inform. Meningkatkan pengetahuan masyarakat atas dinamika peradaban

manusia dengan menginformasikan apa yang terjadi secara aktual, faktual,

berimbang, dan cermat.

b) To Educate. Mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan wawasan dan

integritas moral masyarakat, dengan melakukan pendidikan melalui pemberitaan

atau opini yang ditulisnya di media massa.

c) To Entertain. Membuat masyarakat senang dan terhindar dari stres dengan

menghibur lewat medianya.

d) To Control. Melakukan pengawasan sosial (social control), meluruskan prilaku

masyarakat yang menyimpang dan mengkritisi kebijakan pemerintah yang tidak

populer. Wartawan dapat membentuk opini publik ke arah yang maslahat.

Tugas pokok (job desc) wartawan utamanya ada dua, yakni mencari informasi,

memburu dan menyusun berita, serta menyebarluaskannya kepada publik, atau menulis dan

menyebarkan berita melalui media.

Kemampuan, skills, atau keahlian yang harus dimiliki wartawan secara umum ada tiga,

yakni teknik jurnalistik (meliput dan menulis berita), menguasai bidang liputan, dan menaati

kode etik Jurnalistik.

Standar profesi wartawan sejati (real journalist) menurut saya setidaknya ada enam:

a) Well selected, maksudnya wartawan harus terseleksi dengan baik. Menjadi wartawan

semestinya tidak mudah karena harus memenuhi kriteria profesionalisme antara lain

keahlian (expertise) atau keterampilan Jurnalistik serta menaati kode etik jurnalistik.

b) Well educated, artinya terdidik dengan baik. Wartawan seyogianya melalui tahap

pendidikan kewartawanan, setidaknya melalui pelatihan jurnalistik yang terpola dan

terarah secara baik.

59 https://romeltea.com/sejauh-mana-sih-peran-seorang-wartawan/ diakses pada tanggal 20 Mei 2019.

Page 62: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

62

c) Well trained, artinya terlatih dengan baik. Akibat kurang terlatihnya wartawan kita,

banyak berita muncul di media yang bukan kurang cermat, tidak enak dibaca, dan

bahkan menyesatkan.

d) Well equipped, maksudnya dilengkapi dengan peralatan memadai. Pekerjaan

wartawan butuh fasilitas seperti alat tulis, alat rekam, kamera, alat komunikasi, alat

transportasi, dan sebagainya. Wartawan tidak akan dapat bekerja optimal tanpa

dukungan fasilitas memadai.

e) Well paid, yakni digaji secara layak. Jika tidak, jangan harap “budaya amplop” bisa

diberantas. Kasus pemerasan dan penyalahgunaan profesi wartawan akan terus

muncul akibat “tuntutan perut”.

f) Well motivated, artinya memiliki motivasi yang baik ketika menerjuni dunia

kewartawanan. Motivasi di sini lebih pada idealisme, bukan materi. Jika motivasiya

berlatar uang, maka tidak bisa diharapkan menjadi wartawan profesional atau

wartawan sejati.

2. Minat Mahasiswa Jurnalistik Islam Menjadi Wartawan

Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa

ada yang menyuruh. Sebagian Mahasiswa masih belum ada yang berminat menjadi wartawan

karena ada yang takut kerja 24 jam, ada yang tidak mau mengejar berita bahkan ada yang

tidak mau mengenal sama sekali dengan dunia Jurnalistik, mereka juga beranggapan bahwa

menjadi seorang Jurnalis itu membosankan. Mereka hanya mengikuti mata kuliah yang

mereka jalani di jurusan Ilmu Jurnalistik.beranggapan yang penting lulus mata kuliah

tersebut.

Hal tersebut menunjukan meskipun rendah mahasiswa menjadi seorang Jurnalis, masih

ada sedikit mahasiswa yang memenag benar-benar berminat menajdi seorang jurnalis

muslim. Walaupun fasilitas yang di miliki oleh pihak fakultas kurang memadai dan bahkan

tempat siaran radio meskipun ada di Fakultas hanya sebagian mahasiswa yang aktif

memanfaatkannya.Karena kurangnya minat mahasiswa menjadi Jurnalis pada Fakultas

Dakwah UIN STS Jambi.

Namun di Fakultas Dakwah sudah ada sebagian mahasiswa yang aktif menulis di media

surat kabar yang ada di Jambi. Akan tetapi rendah sekali yang telah meniplementasikan

minatnya tersebut. Mahasiswa Yang telah aktif tersebut perlu diapresiasi oleh Fakultas agar

Mahasiswa yang lain bisa termotivasi untuk mengikuti mahasiwa yang telah aktif di media

Page 63: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

63

surat kabar tesebut. Adapun alasan Mahasiswa tersebut untuk berminat menjadi Jurnalis itu di

karenakan faktor yang mengutamakan yaitu, hobi yang dimiliki Mahasiswa tersebut, adapun

faktor potensi yang di milikinya untuk menyalurkan hobinya melalui media cetak, adapun

kemudian faktor yang mempengaruhinya dari niatnya yang suka dengan kegiatan menulis itu

sangat tepat untuk Mahasiswa tersebut menyalurkan di dalam bidang media cetak. Jika ada

mahasiswa yang memiliki potensi seperti ini tentu alangkah baiknya menyalurkan atau

mengikuti jejak mahasiswa tersebut. Mahasiswa diangkatan dua ribu tiga belas tidak hanya

terbatas pada surat kabar akan tetapi mahasiswa Jurnalistik islam ada juga yang aktif di media

online .

Sedikit sekali mahasiwa yang benar-benar berminat menajdi seorang Jurnalis. Padahal

seharusnya bukannya bertambah Mahasiwa Ilmu Jurnalistik semakin banyak peminatannya

akan tetapi ini malah sebaliknya, masih sama minat mahasiswa rendah.

Dengan alasan ketika masuk Jurusan Ilmu Jurnalistik tidak hanya minat menjadi seorag

Jurnalis saja akan tetapi minatya bisa yang lain. Seperti minat menjadi seorang Humas,

Marking, dan lain-lain. Dari keseluruhan Mahasiswa Jurnalistik Islam saat ini minatnya

hanya terbatas pada minat di media cetak yaitu surat kabar dan media elektronik Radio dan

TV. kenapa di media cetak tersebut tidak ada yang aktif di Tabloid dan Majalah karena untuk

bisa aktif di media tersbut sangatlah sulit dan mahasiswa benar-benar memahami ketika

menulis atau menyampaikan informasi. Analisa penulis keseluruhan bahwa mahasiswa

angkatan XI menunjukan minat mahasiswa di bidang Jurnalis baik itu cetak maupun

elektronik rendah, dengan alasan sebagai berikut: Menjadi Wartawan resiko kerja sangat

besar dan kerja wartawan tidak mengenal waktu bisa dikatakan dua puluh empat jam,

sehingga tidak sanggup mahasiwa, membosanka atau bisa dikatakan jenuh, dan bukan hobi

dari mahasiswa atau tidak gemar.

3. Faktor-Faktor Meningkatkan Minat Mahasiswa Jurnalistik Islam Menjadi

Wartawan

a) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat

Minat seseorang akan sesuatu atau hal tertentu tidak akan muncul secara tiba-tiba

akan tetapi minat muncul karena adanya suatu keinginan dan kebutuhan, sehingga minat

dapat juga disebut sebagai alat motivasi yang begitu penting. Dengan adanya minat maka

Page 64: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

64

suatu pekerjaan akan berjalan dengan lancar dan hasilnya akan lebih memuaskan bagi

pelakunya, mengenai minat dapat ditumbuhkan dengan cara-cara sebagai berikut:

1) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan sehingga dia rela dalam melakukan

pekerjaan yang diminatinya.

2) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau sehingga memudahkan

untuk menerima bahan pelajaran.

3) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik dengan cara menyediakan

lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif.

4) Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.60

Menurut Crow and Crow dalam Sadirman yang menyebutkan bahwa ada tiga

faktor yang mendasari timbulnya minat seseorang yaitu :

1) Faktor dorongan yang berasal dari dalam, yakni berupa kebutuhan yang

berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan.

2) Faktor motif sosial, timbulnya minat dari seseorang dapat didorong dari motif sosial

yaitu kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan dan lingkungan mereka berada.

3) Faktor emosional, merupakan ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatian

terhadap sesuatu kegiatan atau obyek tertentu.61

Secara garis besar minat bukan merupakan bawaan dari lahir akan tetapi diperoleh

ketika seseorang melakukan suatu aktifitas, sebagaimana yang di ungkapkan oleh Benard

dalam Sadirman bahwa timbulnya minat tidak terjadi secara spontan, melainkan timbul

akibat partisipasi, pengalaman dan kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja.62

60

Sadirman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007), h. 95. 61

Ibid., h.11. 62

Ibid., h.53.

Page 65: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

65

Selain itu timbulnya minat juga di pengaruhi oleh adanya praktek-praktek secara rutin

yang berkaitan dengan apa yang menjadi minat seseorang.63

Jadi dapat disimpulkan bahwa minat pada sesuatu dipengaruhi oleh dua faktor, yakni

faktor internal dan faktor eksternal yang saling berkaitan antara satu faktor dengan faktor

lainnya. Faktor internal meliputi segala sesuatu yang berasal dari individu seperti kondisi

fisik, mental, emosi, rasa ingin tahu, sedangkan faktor eksternal meliputi segala yang berasal

dari luar individu seperti kondisi lingkungan individu berada.

Menurut Taufani (2008:39) bahwa minat merupakan suatu kecenderungan yang

menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari atau mencoba aktivitas-aktivitas dalam

bidang tertentu. Minat bukan bawaan dari lahir, melainkan dapat dipengaruhi oleh bakat.

Minat diciptakan atau dibina agar tumbuh dan terasa sehingga menjadi kebiasaan. Menurut

Slameto (2010:180) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan, yaitu kegiatan yang diminati seseorang akan diperhatikan

terus-menerus dan disertai dengan rasa senang. Minat dapat menjadi sebab suatu kegiatan dan

sebagai hasil dari keikutsertaan dalam suatu kegiatan. Tidak adanya minat dapat

mengakibatkan siswa tidak menyukai pelajaran yang ada sehingga sulit berkonsentrasi dan

sulit mengerti isi mata pelajaran dan akhirnya berpengaruh terhadap hasil belajar. Minat

dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih

menyukai suatu hal daripada yang lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi

dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap objek tertentu cenderung untuk

memberikan perhatian yang lebih besar terhadap objek tersebut.64

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat

Menurut Taufani (2008:38), ada tiga faktor yang mendasari timbulnya minat yaitu:65

63

Kembang Soca Paranggani, “Pengaruh Intensitas Mengkonsumsi Program Televisi Bermuatan

Jurnalisme Warga dan Partisipasi Coaching Citizen Journalism Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Jurnalis

Warga” (Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Dionegoro, Semarang, 2013), h.7.

64 https://kamriantiramli.wordpress.com/tag/faktor-faktor-yang-membangkitkan-minat-

belajar/,diakses pada tanggal 18 Mei 2019.

65 Ibid.

Page 66: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

66

a) Faktor dorongan dalam, yaitu dorongan dari individu itu sendiri, sehingga timbul

minat untuk melakukan aktivitas atau tindakan tertentu untuk memenuhinya.

Misalnya, dorongan untuk belajar dan menimbulkan minat untuk belajar.

b) Faktor motivasi sosial, yaitu faktor untuk melakukan suatu aktivitas agar dapat

diterima dan diakui oleh lingkungannya. Minat ini merupakan semacam kompromi

pihak individu dengan lingkungan sosialnya. Misalnya, minat pada studi karena

ingin mendapatkan penghargaan dari orangtuanya.

c) Faktor emosional, yakni minat erat hubungannya dengan emosi karena faktor

emosional selalu menyertai seseorang dalam berhubungan dengan objek minatnya.

Kesuksesan seseorang pada suatu aktivitas disebabkan karena aktivitas tersebut

menimbulkan perasaan suka atau puas, sedangkan kegagalan akan menimbulkan

perasaan tidak senang dan mengurangi minat seseorang terhadap kegiatan yang

bersangkutan.

Di dalam minat mahasiswa di bidang ini ada bebrapa faktor yang di alami oleh

mahasiswa yaitu, faktor internal dan eksternal. faktor internal yaitu sesuatu yang membuat

seseorang berminat yang berasal dari dalam diri sendiri. Faktor internal tersebut antara lain;

pemusatan perhatian, keinggintahuan, motivasi, dan kebutuhan. Faktor eksternal yaitu hal-hal

yang datang dari luar diri seseorang seperti keadaan lingkungan yang membuat mahasiswa itu

ingin menjadi wartawan seperti bergaul dengan wartawan yang aktif menjadi wartawan

Dari faktor tersebut Mahasiswa Jurnalistik Islam termotivasi minatnya menjadi

wartawan atau Jurnalistik. Hal tersebut menunjukan meskipun rendah mahasiswa menjadi

seorang jurnalis, namun ada sedikit Mahasiswa yang memang benar-benar berminat menjadi

seorang Jurnalis Muslim.

Ada dua faktor yang mungkin menghambat Minat Mahasiswa Jurnalistik Islam menjadi

wartawan, yaitu faktor internal semangat belajarnya yang kurang dan kemauan dalam diri

menjadi seorang wartawan ataupun mungkin memilih Jurusan Jurnalistik Islam bukan pilihan

pertama ketika masuk ke UIN STS Jambi, eksternalnya adanya terjadi resiko keselamatan

yang tinggi menjadi wartawan.

Page 67: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

67

BAB IV

HAMBATAN DAN SOLUSI UNTUKMENINGKATKAN MINAT MAHASISWA

MENJADI WARTAWAN

A. Hambatan dan Minat Mahasiswa Menjadi Wartawan

Page 68: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

68

Menjadi wartawan harus memiliki kempuan dibidang komunikasi yang baik dan bisa

membaca keadaan, apa keadaan itu aman atau keadaan itu sangat membahayakan dalam

mencari berita, Hambatan Mahasiwa Jurnalistik Islam menjadi wartawan yaitu dari pribadi

Mahasiswa itu sendiri, kurangnya motivasi, dan praktek sehingga kurannya kemauwan

menjadi seorang wartawan, dikarnakan tugas menjadi wartawan sagat berat, dan tidak

mengenal waktu. Menjadi seorang wartawan harus memiliki mental yang kuat dan berani

melaksanakan tugas dimanapun.

Berdasarkan hasil wawancara dari Mahasiswa Jurnalistik Islam Bagus Setiadi di UIN

Sulthan Thaha Jambi,

[M]ereka kurang berminat menjadi wartawan dikarenakan banyaknya lika liku pada

saat menjadi wartawan nantinya, contohnya hambatan saat berada dilapangna saat

menunggu narasumber untuk diwawancarai, hambatan tersebut sering kali dijumpai

oleh Jurnalis, terkadang narasumber juga enggan memberikan tanggapan, selain itu

juga tantangan menjadi seorang Jurnalis nanti ketika kita menjadi Jurnalis ditugaskan

seringkali kita tidak tau seperti apa medan yang harus kita lalui. 66

“[B]elum lagi untuk di daerah Jambi, masih minimnya akses jalan, komunikasi seperti

jaringan yang susah di tempat tertentu seperti dipelosok menjadi tantangan tersendiri jika kita

menjadi wartawan nanti”,67

belum lagi sebagian masyarakat didaerah terpencil seperti di

dusun-dusun daerah Jambi banyak orang diwawancarai belum bisa berbahasa Indonesia yang

baik dan benar. Sistem kejar targetpun sudah menjadi keharusan pada pekerjaan ini,

terkadang tekanan-tekanan sepert ini dari mahasiswa Jurnalistik sendiri menjadi enggan

untuk menjadi seorang warwatawan.

Untuk seorang wanita, menjadi wartawan juga adalah sebuah cita-cita mulia, akan

tetapi tentu tantantangannya lebih ekstra,68

ini sangat berkaitan dengan fisik ataupun mental

dari para wartawan, seperti penulis katakan diatas bahwa mayoritas akses komukasi dan jalan

selalu jadi penghambat menjadi wartawan di provinsi Jambi, dan apabila seorang wartawan

tidak memiliki fisik yang prima tentu ini menghambat jalannya suatu pekerjaan yang

berakibat pekerjaan kita tidak sempurna.

Setelah penulis amati hambatan yang sering membuat para Mahasiswa Jurnalistik Islam

STS UIN Jambi adalah mereka melihat adanya beberapa hambatan teknis, seperti kondisi

66 Wawancara dengan Bagus Setiadi selaku Mahasiswa Jurnalistik Semeter XI, pada tanggal 10

Desember 2018.

67

Wawancara dengan Devi Chandra selaku Mahasiswa Jurnalistik Semeter XI,pada tanggal 10 Desember

2018. 68

Wawancara dengan Sharli Aprianti selaku Mahasiswa Ilmu Jurnalistik Semeter XI, pada tanggal 12

Desember 2018.

Page 69: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

69

dilapangan yang sulit, untuk di daerah terpencil kesulitan akses jalan, komunikasi dan

jaringan, untuk di kota mereka d hadapkan dengan kondisi jalan pada dan panasnya sebuah

kota akibat kurang ruang terbuka hijau, belum lagi ketika yang di wawancarai membatalkan

janji untuk diwawancarai.

Seperti penuturan Dwi Wahyudi selaku Mahasiswa Jurnalistik, ia mengatakan “[J]ika

ini terjadi kepada saya, saya jadi enggan untuk menjadi seorang Jurnalistik meskipun saya

kuliah dijurusan Jurnalistik Islam.”69

Menurut Bagus Setiadi juga,

[M]enjadi wartawan di daerah provinsi Jambi selain tantang akses jauh, jalan belum begitu

bagus, serta komunikasi yang agak sulit jika bertemu dengan orang dusun asli, bagi yang sudah

berkeluarga juga mereka harus membagi waktu dengan keluarga dan pekerjaan, apalagi ada

liputan mendadak, disuatu daerah terpencil didaerah jambi, pasti harus pisah dari keluarga

untuk sementara waktu. Mereka dihapkan pada dua tantangan pertama, harus berpisah

dengan keluarga, kedua, harus profisional agar berita yang didapat, dapat bermaat buat

orang banyak.70

Sebelum hambatan itu terjadi seorang wartawan harus dapat mengetahui bagaimana

cara menghindari hambatan tersebut, dengan cara tidak melanggar kode etik dengan kata lain

cara yang bersih, karena jika seorang Jurnalis melanggar tidak tidak hanya akan mendapatkan

sanksi tapi juga akan dipecat dari pekerjaanya. Tetapi ada cara yang dapat meminimalisir

hambatan tersebut, hambatan saat menghadapi narasumber yang tidak ingin diwawancarai

atau memberikan tanggapan, dengan cara menunggu dan dapat melihat peluang dari kata-kata

narasumber tersebut untuk dikutip di isi berita, itu untuk memimalisiri hambatan teknis .

Hambatan adalah sesutu yang menghalangi dan menghambat hal-hal yang sedang

dikerjakan atau ketika melakukan peliputan. Hambatan adalah rintangan saat menjalankan

tugas sebagai wartawan, hambatan yang sering terjadi sulitnya mewawancarai narasumber

terkait kasus atau untuk peliputan yang bersifat Bad News, sedangkan jika Good News

narasumber mudah ditemui dan sedang jika beritanya diterbitkan.

Sedangkan hambatan yang dialami mahasiswa Jurnalistik Islam UIN Jambi adalah

kurangnya skil yang didapat dari kampus, hari-hari sewaktu kuliah mereka hanya diberikan

teori, sedikit sekali diadakan praktek, padahal dengan adanya praktek para Mahasiswa

Jurnalistik bisa merasakan pengalaman sebelum menjadi Jurnalis. Agar mereka tau bahwa

69 Wawancara dengan Dwi Wahyudi selaku Mahasiswa Ilmu Jurnalistik Semester XI pada tanggal 12

Desember 2018. 70 Wawancara dengan Bagus Setiadi selaku Mahasiswa Jurnalistik Semeter XI, pada tanggal 12

Desember 2018.

Page 70: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

70

banyak halangan dan rintangan yang pasti mereka lalui ketika mereka bekerja nanti, belum

lagi jika persoalan kurangnya tenaga wartawan, sehingga pembagian desk kurang efektif,

tetapi semoga itu semua menjadi motivasi bagi para calon Jurnalis Mahasiswa Jurnalistik

Islam UIN Jambi, agar mereka tetap bisa bersaing di dunia kerja nanti.

Cara yang selalu dipakai oleh Jurnalis Tribun Jabar yakni jika narasumber tersebut sulit

untuk ditemui maka menggunakan cara lain yaitu wawancara melalui telfon. Tidak semua

hambatan dapat diatasi tetapi karena hambatan adalah bagian dari pekerjaan seorang Jurnalis

tidak ada hambatan yang tidak bisa diatasi, selain itu Jurnalis mempunyai kode etik yang

menjadi pegangan dalam pekerjaanya, selain itu seorang Jurnalispun dapat terjerak hukum

jika seorang wartawan tersebut melanggar aturan yang berlaku. Selain itu seorang wartawan

juga harus professional, semua hambatan dapat di tangani selama jnurnalis tersebut bekerja

dengan professional dalam menjalankan tugasnya.

Ketika penulis bertemu dan ngobrol dengan salah satu wartawan jambi yang tidak mau

disebut namanya dalam skripsi ini, ia mengatakan hambatan tidak hanya dihadapi saat

dilapang ataupun saat menghadapi narasumber, tetapi hambatan bisa saja terjadi dengan

atasan yang ada dikantor, jika hal itu terjadi langkah yang harus dilakukan adalah berbicara

langsung menghadap dengan atasan, ditempat ia kerjapun ia tidak diminta untuk tidak ada

jarak antara atasan dan juniornya, semua itu dilakukan agar keharmonisan dalam bekerja

selalu terjaga, tidak ada kendala dalam pekerjaan, selain itu selalu berkoordinasi agar

kerjasama antara atasan dan junior terjaga dengan baik.

Hambatan yang dialami oleh wartawan perempuan berbeda dengan Jurnalis laki-laki,

hambatan yang dialami oleh wartawan perempuan jika ditempatkan disituasi peliputan yang

bersifat membahayakan, dan bertugas dimalam hari, jumlah wartawan perempuan lebih

sedikit disbanding Jurnalis laki-laki hal tersebut dapat mengungtungkan bagi Jurnalis

perempuan karena akan lebih dekat dengan narasumber lebih mudah mendapatkan informasi.

Hambatan saat dikantor yang dialami oleh wartawan perempuan saat mendapat tugas piket

hingga larut malam, fenomena ini juga terjadi di Jambi bahkan sampai ke mahasiswa

Jurnalistik Islam, bagi mereka yang perempuan rela memilih menikah terlebih dahulu,

akibatnya mereka kesulitan untuk bekerja jika sudah punya anak, apalagi jika mendapat

suami yang kebetulan melarangnya untuk jadi Jurnalis.

Untuk mengurangi hambatan seorang wartawan harus mempersiapkan segala sesuatu

yang dibutuhkan saat dilapangan, antisipasi waktu agar tidak terlambat saat bertemu dengan

narasumber, belajar dari pengalaman agar mendapat menghadapi hambatan apapun saat

dilapang dan dikantor. Ketikan hambatan yang teknis dan non teknis bisa teratasi, hambatan

Page 71: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

71

yang lain seperti internal dan eksternal pun sebenarnya bisa diatasi, untuk hambatan internal

cara menanggulanginya dengan cara tetap bekerja dengan professional apapun hambatan

harus dijalani, untuk hambatan eksternal dengan cara mencari celah untuk mendapatkan

berita yang layak mendapatkan informan.

B. Solusi Untuk Meningkatkan Minat Mahasiswa dan Menjadi Jurnalis Pintar

1. Solusi Untuk Meningkatkan Minat Mahasiswa

a. Selalu Berdiskusi dengan Teman, Dosen ataupun Orang-Orang yang mengerti dunia

jurnalis agar wawasan selalu terbuka.

b. Perbanyak dunia peraktek selagi berada dibangku kuliah

c. Jangan segan untuk bertanya jika masih ada hal yang janggal mengenai dunia

kewartawanan.

d. Siap melakukan kompetisi dan tidak boleh minder.

e. Siap dengan semua resiko di dunia jurnalis.

2. Solusi Agar Menjadi Wartawan Pintar

a. Selalu Update

Jika menjadi seorang jurnalis, seorang wartawan haruslah update. Tidak hanya

Cuma soal isu politik dan nasional saja, tetapi juga isu-isu lain, seperti lingkungan,

music, olahraga dan lainnya.Dan ini bisa menjadikan kita terdepan dalam masalah

ini.Seorang wartawan harus menyukai semua isu yang berkembang, dan harus tau

dalam segala hal, tetapi tetap kita harus punya spesifikasi bidang atau isu jurnalistik

yang dikuasai.

b. Berlatih Disiplin

Deadline saat kuliah di Jurnalistik Islam UIN Jambi yang mepet soal tugas

atau kecepatan dalam membuat tugas, dan ini yang akan membuat kita lebih

disiplin. Ini penting untuk dunia kerja, selain disiplin soal waktu, saat kuliah di

Jurnalistik Islam UIN Jambi bikin kita disiplin verifikasi soal informasi. Sebelum

menelan informasi, kita akan berlatih untuk mencari rujukan referensi lain atau

bentuk verifikasi lain supaya tidak kena hoak

c. Banyak Relasi

Selama duduk di bangku kuliah Jurnalistik Islam UIN Jambi, saat ada peraktek

lapangan diharapkan kita memperbanyak relasi dengan temen-temen yang sudah

bekerja, minimal jika kita nanti setelah lulus ada penolong yang akan merangkul

Page 72: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

72

kita nanti. Kalau butuh apa-apa juga lebih mudah lenataran jaring pertemanan sudah

luas.

C. Beberapa Permasalahan Serius Mahasiswa Jurnalistik Islam UIN Jambi

Sebenarnya ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama, tentu setelah meneliti beberapa

kekurangan-kerungan yang ada di jurusan Jurnalistik Islam akhirnya penulis tuangkan

kedalam tulisan skripsi yang kemungkinan kritikan tentang permasalahan serius yang ada di

jurusan Jurnalistik Islam UIN Jambi, berangkat dari situ juga makanya penulis mengambil

judul ini, tentunya nanti penulis berikan beberapa solusi yang mungkin bermanfaat bagi

jurusan Jurnalistik Islam maupun kepada penulis sendiri.

1. Rendahnya Kualitas Mahasiswa Jurnalistik Islam UIN Jambi.

Harus diakui bahwa lulusan Jurnalistik Islam UIN Jambi masih banyak yang belum

tepat sasaran dalam artian bahwa mereka kerja bukan sesuai Jurusan mereka sewaktu

kuliah, dan tentu ini bergeser dari rel yang diharapkan bagi Kajur dan semua steakholder

di lingkungan UIN Jambi. Harusnya juga sebagai lembaga pendidikan tinggi Prodi Ilmu

Jurnalistik harus sama-sama membangun agar jurusan ini tetap eksis. Jika kita lihat

sebenarnya kemampuan rata-rata baik alumni maupun Mahasiswa Jurnalistik Islam di

UIN Jambi berada pada level memprihatinkan, baik dari segi keterampilan menulis berita

faktual, actual, informatif mereka sangat kurang, dalam arti tingkat kemampuan mereka

sangat kurang memadai, dan hasilnya mereka kalah bersaing dalam dunia kerja bahkan

sebagian mahasiswa Jurnalistik Islam enggan untuk menjadi seorang wartawan.

2. Minimnya Sarana dan Prasarana Alat Pratikum Mahasiswa Jurnalistik Islam

UIN Jambi

Tak bisa dipungkiri rendahnya kualitas yang ada didiri mahasiswa bisa jadi mungkin

karena minimnya sarana dan prasana pratikum yang ada di UIN Jambi, belum lagi ada

diantara kita sebagai mahasiswa yang kurang serius dalam belajar dan tidak bisa

memanfaatkan waktu sebaik-baiknya sewaktu kuliah, mereka memilih berleha-leha

termasuk si penulis. Sebenarnya dengan lengkapnya sarana dan prasarana yang tersedia

dan dengan seriusnya mahasiswa Jurnalistik dalam belajar mungkin bisa membawa daya

saing saya terjun didunia kerja nanti. Bagaimana juga nanti jika terjun didunia kerja si

wartawan atau jurnalis tadi kurang memiliki peralatan yang memadai akibat terbatasnya

peralatan dokumentasi seperti kamera dan alat rekam lainnya sehingga menyebabkan hasil

liputan menjadi tidak sempurna. Akhirnya, publikpun disajikan informasi dan data

publikasi apa adanya bahkan seadanya.

Page 73: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

73

3. Opini Minimnya Upah Wartawan

Setelah mewawancarai beberapa temen mahasiswa Jurnalistik Islam UIN Jambi

mereka beranggapan bahwa menjadi wartawan itu kurang menghasilakan alias minim, dan

ini menjadi pengaruh terbesar mengapa ia enggan untuk menjadi seorang wartawan.

Akibatnya diluar sana mereka yang menjadi wartawan seringkali menjadi tidak netral

dalam melakukan pekerjaannya. Belum lagi himpitan ekonomi yang seakan tiada berubah

membaik dari waktu ke waktu menjadi persoalan klasik yang krusial.Terlebih mereka

yang sudah berkeluarga, tentu beban fikiran untuk mendapatkan penghasilan yang lebih

baik memadai menjadi faktor penghambat dalam mengahasilkan karya-karya jurnalistik

yang baik.Pada kondisi demikian, tidak jarang terjadi penurunan tingkat idealism para

jurnalis, yang bermuara kepada prilaku melenceng dari pribadi seorang jurnalis sejati.

Alhasil, ruang publikasi media massa kita baik cetak, elektronik, maupun online dipenuhi

dengan informasi kurang akurat, penuh kamuflase, bahkan jauh dari fakta dan kebenaran.

4. Kurangnya sinegritas antara Mahasiswa dan Seluruh Staekholder jurusan

Jurnalistik Islam UIN Jambi.

Untuk menjadi sebuah jurusan yang disegani dan lulusannya membangakan

bukanlah sesuatu yang mudah, tapi semua itu semua bisa diraih dengan kerja sama sama

dan kerja keras, memulai dari perbaikan silabus-silabus yang mengarah kepada otoritas

dan output dunia kerja bagi seorang alumni, kemudian mungkin diperbanyak lagi hal-hal

seperti praktek, dan sudah seharusnya peralatan-peralatan dunia kejurnalistikan harus

komplit dan tentu harus adanya semangat belajar dari mahasiswa itu sendiri.

D. Alternatif Peningkatan Kualitas dan Minat Mahasiswa Menjadi Wartawan

Berikut ini dipaparkan beberapa konsep yang mungkin dapat dijadikan bahan

pemikiran, bahasan, referensi dan acuan dalam menyiasati berbagai persoalan yang dihadpi

oleh mahasiswa agar berminat menjadi wartawan, sebagai berikut:

1. Pelatihan Jurnalistik secara Intensif.

Untuk mengatasi masalah rendahnya kemampuan para Mahasiswa Jurnalis UIN

Jambi, hal ini dapat diatasi dengan pengadaan beragam program pelatihan Jurnalistik, baik

dalam bentuk workshop, magang, pelatihan intensif, maupun tutor sebaya dalam lain-lain.

Peningkatan wawasan dan pengetahuan tentang Jurnalistik Islam juga merupakan hal

penting yang harus diagendakan bagi setiap mahasiswa. Penyelenggaraan seminar, forum

diskusi, kuliah umum Jurnalistik, dan berbagai bentuk pembelajaran, baik yang membahas

tentang Jurnalisme, dunia wartawan maupun bidang ilmu pengetahuan lainnya amat

penting diinisiasi sepanjang masa.

Page 74: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

74

Setiap orang memiliki keterbatasan ingatan, keterbatasan memori untuk menampung

berbagai informasi dan data dalam benaknya. Upgrading, dan pengulang-ingatan atas

berbagai bidang ilmu, terutama yang terkait dengan dunia kewartawanan mutlak dilakukan

secara terus menerus. Perkembangan dunia informasi, media massa, sistem publikasi, dan

teknologi informasi yang begitu pesat, juga menjadi alasan kuat mengapa para wartawan

perlu diberikan sentuhan pelatihan dan magang secara intensif dikampus, demi

pengembangan wawasan para wartawan menjadi professional, handal, berkualitas,

bertanggung jawab, serta dapat bersaing di baik diwilayah provinsi Jambi maupun di

kanca nasional.

2. Perbanyak Fasiltas yang Menunjang Dunia Kewartawanan di UIN Jambi.

Ada baiknya untuk mendukung kemampuan para alumni dan mahasiswa Jurnalistik

Islam UIN Jambi para stakeholder mulai dari pimpinan sampai pada yang merasa punya

kepentingan untuk memperbanyak fasilitas yang ada demi menunjang keberhasil para

mahasiswa dan alumni setelah tidak berkuliah lagi di UIN Jambi. Jika mereka berhasil di

dunia kerja tentu ini semua menjadi kebanggan tersendiri bagi UIN Jambi.

3. Sinegritas Antara Mahasiswa dan Seluruh Staekholder Jurusan Jurnalistik Islam

UIN Jambi.

Perbanyak diskusi antara pimpinan dan mahasiswa, perbaikan silabus yang

mengarah kepada otoritas dan output dunia kerja bagi seorang alumni dan mahasiswa, dan

sudah seharusnya peralatan-peralatan dunia kejurnalistikan harus komplit dan tentu harus

adanya semangat belajar dari mahasiswa itu sendiri, dan tentunya punya visi misi dam

sinegritas serta punya semangat yang sama ingin membangun Jurnalistik Islam kearah

yang lebih baik.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Page 75: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

75

Secara umum Minat Mahasiswa Jurnalistik Islam Menjadi Wartawan, jika dikaji secara

menyeluruh dan diambil berbagai sudut pandang, masih minim karena beberapa faktor dan

kendala yang ada seperti yang penulis temukan pada saat melakukan penelitian, sejatinya

minat akan didapatkan jika mahasiswa memang serius dalam mendalami ilmu tersebut,

termasuk dalam menjadi wartawan. Maka dari itu diperlukan berbagai upaya baik dari

mahasiswa itu sendiri atau semua yang berkepentingan, agar tercapai cita-cita menjadi

seorang jurnalis yang baik dan berprestasi.

B. Kata Penutup

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

limpahan rahmat dan karunia-Nya serta hidayah-Nya berupa kesehatan dan kekuatan kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.Dalam penulisan skripsi ini tentunya

banyak sekali terdapat kekurangan dan kesalahan serta jauh dari kesempurnaan.Oleh karena

itu, dengan kerendahan hati penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya

membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi.

Akhirnya, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dan berpartisipasi dalam menyelesaikan skripsi ini.semoga Allah SWT senantiasa

memberikan petunjuk dan rahmat-Nya kepada kita semua.Amin ya rabbal’alamin

Jambi, Mei, 2019

Penulis,

HARFANDY SIREGAR

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama, Al-Qur’an dan terjemahanya, Semarang: Asy-syifa‟. 2010 135.

Page 76: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

76

Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, Bandung: Pustaka Setia, 2010.

Beni Ahmad Saebeni,Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2008.

Dewi khormairoh F.S “Hubungan antara Minat dengan Intensi Propesi Jurnalis Mahasiswa

Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin, Adap dan Dakwah IAIN

Kendari”, 2015.

Eni Setiati, Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan, Yogyakarta: C.V. Andi Offset,

2005.

Esti Dewi Akstari, “Minat Menjadi Jurnalistik pada Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam

Fakultas Dakwah Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta”, Skripsi (Yogyakarta: Program

Studi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah UIN Sunan

Kalijaga, 2010), 10.

Eni Setiati, Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan, Yogyakarta: C.V. Andi Offset,

2005.

Esti Dewi Akstari, “Minat Menjadi Jurnalistik pada Mahasiswa Komunikasi PenyiaranIslam

Fakultas Dakwah Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta”, Skripsi Yogyakarta: Program

Studi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah UIN Sunan

Kalijaga, 2010.

Hikmat, Purnawa Kusumaningrat, Jurnalistik: Teori dan Praktek, Bandung: Remaja

Rosyadarkasya, 2009.

Nurdin, Jurnalistik Masa Kini, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009.

Septiawan Santana, Jurnalistik Kontemporer, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia 2005.

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2010.

Suaidi Asy‟ari (Ed), Panduan Penulisan Skripsi Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN STS

Jambi, Jambi, t.p, 2009.

Sugiyono, Memahami Penelitian Kuantitatif,Bandung: Alfabeta, 2007.

Beni Ahmad Saebeni, Metode Penelitian, Bandung: Pustaka Setia, 2008.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

Bandung: Alfabeta, 2007.

Sugiyono,Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2014.

Lexy J. Moeleong, Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya, 1995.

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial,Jakarta : Erlangga, 2009.

Internet

http://www.artikata.com/arti-355956-upaya.html/. Diakses 18/11/2018

Page 77: MINAT MAHASISWA JURNALISTIK ISLAM MENJADI WARTAWANrepository.uinjambi.ac.id/3373/1/Skripsi Harfandy siregar... · 2020. 7. 10. · ke dunia Jurnalisme, tapi selama observasi awal

77

http://www.jurnalrozak.web.id/2014/10/pengertian-jurnalistik-secaraumum.html/.Diakses

18/11/2018

https://kamriantiramli.wordpress.com/tag/faktor-faktor-yang-membangkitkan-minat-belajar/

https://id.wikipedia.org/wiki/Wartawan, diakses pada tanggal 18 Mei 2019.

https://romeltea.com/sejauh-mana-sih-peran-seorang-wartawan/diakses pada tanggal 20 Mei

2019.

Wawancara

Mahasiswa Ilmu Jurnalistik, Devi Candra, Wawancara dengan Penulis, Jambi: 18 November

2018.

Mahasiswa Ilmu Jurnalistik, Zainul Asror, Wawancara dengan Penulis, Jambi: 18 November

2018.

Wawancara dengan Bagus Setiadi selaku Mahasiswa Jurnalistik Semeter XI, pada tanggal 10

Desember 2018.

Wawancara dengan Devi Chandra selaku Mahasiswa Jurnalistik Semeter XI, pada tanggal 10

Desember 2018.

Wawancara dengan Sharli Aprianti selaku Mahasiswa Jurnalistik Semeter XI, pada tanggal

12 Desember 2018.

Wawancara dengan Dwi Wahyudi selaku Mahasiswa Ilmu Jurnalistik Semester XI pada tanggal 12 Desember 2018.