H1N1 ( FLU BABI )I. DefinisiH1N1 adalah sebuah virus influenza
tipe A. Flu babi adalah penyakit pernapasan yang sangat menular
pada babi yang disebabkan oleh salah satu dari beberapa virus
influenza tipe A yang termasuk dalam famili orthomyxovirus. Virus
influenza tipe A memiliki banyak subtipe antara lain H1N1, H2N2,
H3N3, H5N1, H9N2, H1N2, H7N7 dan lainnya. Flu babi kebanyakan
disebabkan oleh virus influenza A subtipe H1N1. Penyakit ini sering
disebut sebagai flu H1N1 atau Flu meksiko, karena pertama kali
ditemukan di meksiko. Selain virus influenza tipe A, virus
influenza tipe C juga dapat menyebabkan penyakit flu pada babi.
Penyakit ini disebut sebagai flu babi karena virus yang menginfeksi
dapat ditemukan pada babi. H1N1 merupakan virus flu musiman di
manusia. Meskipun sirkulasi terjadi di babi, namun penyebarannya
tidak dari memakan daging babi/ produk babi. II. Morfologi virus
H1N1 Secara morfologi, virus H5N1 dan H1N1 memiliki persamaan.
Virus ini memiliki selubung dengan diameter 80-120 nm, mengandung
genom RNA, beruntai tunggal, dan memiliki envelope berupa lipid
bilayer yang permukaannya terdapat protein transmembran
glikoprotein yaitu haemagglutinin (HA) dan neuraminidase (NA).
Kedua protein ini digunakan sebagai identifikasi kode subtipe flu
burung yang banyak jenisnya. Virus influenza tipe A memiliki 15
antigen H yaitu H1-H15 dan 9 antigen N yaitu N1-N9. Kombinasi
antigen H dan N menghasilkan lebih dari 135 kombinasi subtipe virus
influensa pada manusia antara lain: H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2,
H1N2, H7N7 dan kombinasi lainnya. Di luar membran terdapat protein
M1 yang berfungsi memberikan bentuk virus dan enkapsid kompleks
ribonukleoprotein (RNP). Komplek ribonukleoprotein terdiri dari RNA
yang terikat pada nukleoprotein (NP) dan enzim polimerase PA, PB1
dan PB2. Tiga enzim polimerase ini nantinya bertanggung jawab dalam
replikasi dan transkripsi RNA. Sedangkan protein M2 sebagai protein
matriks.
Gambar 1. Morfologi virus influenza tipe A.
Gambar 2. penampakan virus H1N1 pada mikroskop
III. Mekanisme Infeksi oleh Virus H1N1 Di tubuh babi, virus
mengalami perubahan dengan dua pola. Pola pertama berupa adaptasi.
Jika ini terjadi dampaknya tidak terlalu berbahaya karena tidak ada
perubahan struktur virus. Pola kedua berupa penyusunan ulang virus.
Berdasarkan pola ini, virus bisa berkembang menjadi gabungan flu
babi, flu unggas, dan flu manusia.Pada babi terdapat dua reseptor
-2,3 asam sialat dan -2,6 asam sialat pada permukaan sel epitel
ususnya. Reseptor tipe -2,3 asam sialat ini berikatan dengan
galaktosa (Glu-190 dan Gly-225) virus influenza. Virus flu manusia
dan virus flu babi masuk ke sel epitel babi melalui reseptor -2,6
asam sialat, sedangkan virus flu unggas masuk ke reptor -2,3 asam
sialat. Hal inilah yang menyebabkan influenza dapat menginfeksi sel
inang (unggas dan babi) dengan mudah. Di dalam saluran pencernaan
babi, H1N1 mengalami mutasi yang awalnya hanya dapat berikatan
dengan reseptor -2,3 asam sialat saja, kini virus influenza
memiliki asam amino spesifik yang dapat berikatan dengan reseptor
-2,6 asam sialat. Pada manusia memiliki reseptor -2,6 asam sialat
yang banyak terekspresi dipermukaan sel organ saluran pernafasan.
Hal inilah yang menyebabkan virus influenza H1N1 dapat menginfeksi
manusia dan menyebabkan penyakit flu babi pada manusia.
Gambar 3. Mekanisme infeksi virus H1N1 pada manusia.
Virus influenza ini kemudian memperbanyak diri (replikasi)
dengan sangat cepat sehingga mengakibatkan lisis pada sel epitel
dan terjadi deskuamasi lapisan epitel saluran pernafasan. Pada
tahap infeksi awal, respon imunnate akan menghambat replikasi
virus. Apabila kemudian terjadi re-eksposure, respon imun adaptif
yang bersifat antigen spesifik mengembangkan memori imunologis yang
akan memberikan respon yang lebih cepat. Replikasi virus akan
merangsang pembentukan proinflammatorysitokin termasuk IL-1, IL-6
dan TNF-Alfa yang kemudian masuk ke sirkulasi sistemik dan pada
akhirnya menyebabkan gejala sistemik influenza seperti demam,
malaise dan myalgia.Tingginya level virus H5N1 maupun H1N1 memicu
produksi sitokin (faktor yang mengontrol pertumbuhan sistem imun)
berlebih diparu-paru. Sitokin adalah kelompok glikoprotein yang
dihasilkan oleh sel mamalia apabila sel tersebut terinfeksi oleh
virus seperti virus H5N1 maupun H1N1. Sitokin diproduksi saat virus
dapat dideteksi dan sebelum munculnya antibodi humoral. Sitokin
sebagai mekanisme pertahanan hospes yang penting. Produksi sitokin
berkaitan dengan timbulnya gejala-gejala umum virus seperti demam.
Tingginya sitokin di paru-paru akan menyebabkan jaringan penyusun
paru-paru rusak, karena pertukaran udara terhambat. Hal ini
mengakibatkan terjadinya pneumonia (radang paru-paru) sehingga
menyebabkan hipoksema (O2 darah rendah) dan hiperkapsia atau kadar
CO2 dalam darah semakin tinggi (Ganiswarna, 1995). Bersamaan dengan
terjadinya edema ini, kapiler darah pada paru-paru mengalami
peradangan karena infeksi virus H5N1 maupun H1N1 pada sel-sel
epitel saluran pernafasan menyebabkan sel-sel tersebut mengalami
degranulasi yaitu menyebabkan bradikinin terlepas dari vesikula
(granula). Bradikinin ini menyebabkan pembesaran dan peningkatan
permeabilitas pembuluh darah kecil (kapiler) pada paru-paru,
sehingga menyebabkan peradangan pada kapiler darah di paru-paru
atau disebut juga pneumonia (Campbell, Neil A. et al. 2004).Akibat
dari pneumonia adalah darah yang mengangkut O2 dan mengalir menuju
ke paru-paru 97% tersaturasi, sedangkan darah yang tidak mengangkut
O2 dan mengalir keluar paru-paru 60% tersaturasi. Jadi rata-rata
darah yang tersaturasi sekitar 78% jauh dibawah normal Turunnya
suplai O2 menyebabkan metabolisme tubuh terhambat dan berakhir
dengan kematian.
IV. Pandemi Virus Flu Babi (Penyebaran)Virus pertama kali
teridentifikasi di Mexico pada April 2009. Oleh sebab itu, banyak
yang menyebut sebagai Flu mexico. Namun sekarang dikenal sebagai
flu babi karena virus sangat mirip dengan virus influenza yang
menyebabkan penyakit pada babi. Virus ini kemudian menyebar dengan
cepat dari negara ke negara di seluruh dunia, termasuk Inggris dan
bahkan dilaporkan pada tahun 2007 virus ini menyerang salah seorang
masyarakat di pulau Luzon Filipina. Asia sebagai benua terbesar di
dunia dan diisi oleh berbagai negara berkembang tidak terlepas dari
virus ini, benua Asia merupakan salah satu wilayah yang terserang
wabah flu babi pada tahun 2009. Data yang dikumpulkan Badan
Kesehatan Dunia, WHO, juga memperkirakan wabah lima tahun lalu itu
menewaskan 200.000 orang di seluruh dunia, tidak terkecuali di
Indonesia.Namun virus ini bukan virus yang ganas. Walaupun beberapa
kasus menimbulkan masalah yang serius sampai pada kematian. Umumnya
menyerang pada orang yang sangat tua, orang yang sangat muda,
wanita hamil, atau orang yang memang memiliki penyakit seperti
kanker dimana imunitas tubuh sudah lemah. Pada 10 Agustus 2010,
World Health Organization sudah menyatakan bahwa pandemic sudah
selesai.V. PenularanPenularan penyakit flu babi yaitu secara kontak
langsung (bersentuhan, terkena lendir penderita) dan tidak langsung
(virus ini menyebar lewat udara, peralatan kandang, alat
transportasi dll). Virus ini sangat sangat mudah menular bisa lewat
bersin dan batuk penderita. Virus ini tidak menular lewat daging
babi jika telah dimasak dengan suhu minimal 71C atau lebih dari
80C.a. Penularan pada hewanPenyebaran virus influenza dari babi ke
babi dapat melalui kontak moncong babi, melalui udara atau droplet.
Faktor cuaca dan stres akan mempercepat penularan. Virus ini tidak
akan tahan lama di udara terbuka. Penyakit bisa saja bertahan lama
pada babi breeder atau babi anakan. Kekebalan maternal dapat
terlihat sampai 4 bulan tetapi mungkin tidak dapat mencegah
infeksi, kekebalan tersebut dapat menghalangi timbulnya kekebalan
aktif. Transmisi inter spesies dapat terjadi, sub tipe H1N1
mempunyai kesanggupan menulari antar spesies terutama babi, bebek,
kalkun dan manusia, demikian juga sub tipe H3N2 yang merupakan sub
tipe lain dari influenza A. H1N1, H1N2 dan H3N2 merupakan ke 3
subtipe virus influenza yang umum ditemukan pada babi yang mewabah
di Amerika Utara, tetapi pernah juga sub tipe H4N6 diisolasi dari
babi yang terkena pneumonia di Canada.Rute utama penularan adalah
melalui kontak langsung antar hewan yang terinfeksi dan tidak
terinfeksi dengan kontak yang sangat dekat selama transportasi
hewan. Pertanian intensif juga dapat meningkatkan resiko penularan,
karena babi yang dibesarkan ditempatkan dalam jarak yang sangat
dekat satu sama lain. Kontak langsung oleh babi diantaranya
menyentuh hidung, atau melalui lendir kering. Transmisi udara
melalui aerosol yang dihasilkan oleh babi batuk atau bersin juga
merupakan sarana penting infeksi. Virus ini biasanya menyebar
dengan cepat melalui kawanan, menginfeksi semua babi hanya dalam
beberapa hari.b. Penularan pada manusiaPenularan virus flu babi ke
manusia jarang terjadi. Namun, virus influenza babi dapat menular
ke manusia melalui kontak dengan babi yang terinfeksi atau
lingkungan yang terkontaminasi dengan virus flu babi. Setelah
manusia terinfeksi, ia kemudian dapat menyebarkan virus ke manusia
lain, mungkin dengan cara yang sama seperti influenza musiman
tersebar (yaitu, melalui batuk atau bersin). Penyakit flu babi pada
manusia umumnya terjadi pada kondisi musim dingin.
VI. EpidemiologiH1N1 influenza (flu babi) cenderung menyebabkan
morbiditas (kesakitan) yang tinggi namun tingkat kematian yang
rendah (1% - 4%). Belongia et al memberikan perbandingan
epidemiologi yang sangat baik dari karakteristik klinis dari 2009
influenza A H1N1 dibandingkan strain influenza A musiman lainnya.
Dalam studi mereka, manifestasi klinis dan risiko rawat inap mirip
pada strain 2009 H1N1 dan strain influenza A musiman lainnya.
Namun, anak-anak tidak secara merata terserang oleh stain 2009 H1N1
tapi tidak selalu oleh keparahan penyakit.VII. Symptoms Flu babi
(Gejala Flu babi)Manifestasi dari H1N1 influenza mirip dengan
influenza musiman. Pasien datang dengan gejala penyakit pernapasan
akut, termasuk hal berikut: Sakit demam Lesu Kurang nafsu makan
Sakit batuk dan pilek Radang tenggorokan Nyeri tubuh Sakit kepala
(pusing) Menggigil dan kelelahan Hilang kesadaran Diare dan muntah
Orang dengan gejala-gejala tersebut harus memanggil dokter mereka
segera. Jika obat antivirus diberikan, idealnya harus diberikan
dari 48 jam dari timbulnya gejala. Durasi penyakit biasanya 4-6
hari. Periode menular untuk kasus dikonfirmasi didefinisikan
sebagai 1 hari sebelum timbulnya gejala sampai 7 hari setelah
timbul gejala.Pada anak-anak, tanda-tanda penyakit yang parah
termasuk apnea, takipnea, dispnea, sianosis, dehidrasi, perubahan
status mental, dan mudah marah (sensitive). Temuan studi lebih
lanjut adalah sebagai berikut:1. Pasien dengan komplikasi
neurologis cenderung sedikit lebih tua daripada mereka yang tidak
(usia rata-rata, 4,8 tahun dibandingkan 3,7 tahun)2. Dari pasien
dengan komplikasi neurologis, 55,1% memiliki kondisi medis yang
sudah ada sebelumnya dan kondisi neurologis 42,8% telah ada
sebelumnya3. Pada presentasi, hanya 36,7% memiliki batuk, demam,
dan coryza atau pilek; 38,7% hanya 1 gejala pernapasan atau tidak
sama sekali4. Neurologis komplikasi, dalam urutan frekuensi,
termasuk kejang (7,5%), ensefalitis atau ensefalopati (1,4%),
kebingungan atau disorientasi (1,0%), kehilangan kesadaran (1,0%),
dan kelumpuhan atau sindrom Guillain-Barr (0,4%)5. Unit perawatan
intensif (ICU) masuk diperlukan dalam 30,6% dari pasien, ventilasi
mekanik di 24,5%6. Dirawat di rumah sakit adalah 6,5 hari, berarti
ICU tinggal 4,4 hari7. Dua (4,1%) dari 49 pasien
meninggalPengobatan khusus untuk terkait influenza komplikasi
neurologis umumnya tidak tersedia. Akibatnya, diagnosis dini
influenza, penggunaan yang tepat dari terapi antivirus, dan
vaksinasi influenza yang universal pada anak-anak sangat penting.
Influenza harus dipertimbangkan sebagai diagnosis pada anak dengan
gejala neurologis, bahkan ketika sedikit atau bahkan tidak ada
gejala pernapasan dicatat.VIII. Diagnosis Menurut Thorner, untuk
diagnosis pandemi virus influenza A H1N1 atau flu babi telah
dirilis oleh Amerika Serikat Centers for Disease Control and
Prevention (CDC), yaitu sebagai berikut :1. Real-time reverse
transcriptase (RRT)-PCR adalah pengujian yang paling sensitif dan
spesifik untuk tes diagnosis pandemi infeksi virus influenza A
H1N1, karena RRT-PCR atau kultur virus dapat juga digunakan pada
orang yang sudah meninggal yang dicurigai atau dikonfirmasikan
telah infeksi Influenza A H1N1 atau flu babi.2. Polymerase chain
reaction - tes amplifikasi asam nukleat, seperti halnya real-time
reverse transcriptase (RRT)-PCR, adalah yang paling sensitif dan
tes spesifik untuk diagnosis infeksi virus influenza. Namun,
mungkin tidak tersedia atau mungkin memerlukan beberapa hari untuk
diproses karena banyak rumah sakit dan klinik harus mengirimkan
sampel untuk diproses pada kesehatan umum atau laboratorium
komersial. Hasil tes tergantung pada individu RRT-PCR digunakan,
serta kualitas sampel yang diperoleh.3. Rapid tes antigen merupakan
pengujian secara cepat yang menggunakan tes antigen influenza
sebagai bagian dari evaluasi pasien yang diduga menderita pandemi
influenza A H1N1 atau flu babi, tetapi hasilnya harus ditafsirkan
dengan hati-hati. Tes antigen influenza yang tersedia secara
komersial dapat membedakan antara influenza A dan B virus, tetapi
tidak dapat membedakan antara berbagai subtipe influenza A
(misalnya, pandemi influenza A H1N1 musiman versus H1N1 atau H3N2
influenza A). Konfirmasi pandemi influenza A H1N1 infeksi hanya
dapat dilakukan oleh real-time reverse-transcriptase (RRT)-PCR atau
kultur virus. Tes sensitivitas antigen dengan cepat mendeteksi
infeksi virus influenza A H1N1 berkisar antara 10-70 persen
dibandingkan dengan RRT-PCR.4. Tes antibodi Immunofluorescent -
secara langsung atau tidak langsung (DFA atau IFA) dapat membedakan
antara influenza A dan B, tetapi tidak membedakan antara berbagai
subtipe influenza A.Kriteria lain menurut CDC ( Centers of Disease
control and Prevention) untuk H1N1 influenza adalah sebagai
berikut:1. Timbulnya penyakit pernapasan akut yang disertai demam
dalam waktu 7 hari dari kontak dekat dengan orang yang memiliki
kasus dikonfirmasi influenza H1N1 Infeksi virus, atau2. Timbulnya
penyakit pernapasan akut yang disertai demam dalam waktu 7 hari
perjalanan ke sebuah komunitas (di AS atau internasional) di mana
satu atau lebih kasus H1N1 influenza A telah dikonfirmasi atau3.
Penyakit pernapasan demam akut pada orang yang tinggal di sebuah
komunitas di mana setidaknya satu kasus influenza H1N1 telah
dikonfirmasi
IX. PengobatanPengobatan terbaik pada flu babi adalah dengan
dengan istirahat total, peningkatan konsumsi cairan untuk
mengurangi dehidrasi, penekan batuk, dan pemberian antipiretik dan
analgesic (Seperti acetaminophen, ibuprofen, AINS) untuk mengurangi
demam, rasa sakit dan mialgia (nyeri otot). Jika diperlukan
perawatan lebih lanjut, dapat diberikan :1. Antivirus seperti
oseltamivir (Tamiflu) dan zanamivir (Relenza), untuk mengurangi
gejala dan menghilangkan resiko komplikasi yang serius. Untuk
antivirus ini CDC hanya merekomendasikan dua jenis antivirus diatas
dan telah mengeluarkan petunjuk dalam penggunaan obat ini untuk
mengobati dan menghambat infeksi virus flu babi.Oseltamivir
(Tamiflu) dan Zanamivir (Relenza) bekerja dengan menghambat
neuraminidase, yakni suatu glikoprotein pada permukaan virus
influenza yang merusak reseptor sel terinfeksi untuk hemagglutinin
virus. Dengan menghambat neuraminidase virus, pelepasan virus dari
sel terinfeksi dan penyebaran virus akan berkurang. Oseltamivir dan
Zanamivir merupakan terapi yang efektif untuk influenza virus A
atau B dan diminum dalam 48 jam sejak onset gejala.Penggunaan
antivirus ini dalam 48 jam sejak onset gejala sangat penting dalam
hubungannya dengan efektivitas melawan virus influenza. Lama
pengobatan yang direkomendasikan adalah selama 5 hari.2.
Antibiotik, yang diberikan untuk melawan infeksi bakteri seperti
pneumonia, yang mana merupakan salah satu akibat dari komplikasi
flu babi.3. Untuk kasus yang parah memerlukan cairan intravena dan
langkah-langkah pendukung lainnya.Pasien harus didorong untuk
tinggal di rumah jika mereka sakit, untuk menghindari kontak,
mencuci tangan, dan untuk menghindari menyentuh mata, hidung, dan
mulut. CDC merekomendasikan tindakan berikut bila manusia
terinfeksi flu H1N1 (flu babi) yang dikonfirmasi dalam sebuah
komunitas :1. Pasien yang mengalami penyakit seperti flu (yaitu,
demam dengan batuk atau radang tenggorokan) harus diisolasi di
rumah mereka selama 7 hari setelah timbulnya penyakit atau
setidaknya 24 jam setelah gejala hilang, mana yang lebih lama.2.
Untuk mencari perawatan medis, pasien harus menghubungi penyedia
layanan kesehatan mereka untuk melaporkan penyakit (melalui telepon
atau sarana terpencil lainnya) sebelum mencari perawatan di sebuah
klinik, kantor dokter, atau rumah sakit.3. Pasien yang mengalami
kesulitan bernapas atau sesak napas atau yang diyakini sakit parah
harus mencari pertolongan medis segera.4. Jika pasien harus pergi
ke masyarakat (misalnya, untuk mencari perawatan medis), dia harus
menggunakan masker wajah untuk mengurangi resiko penyebaran virus
di masyarakat saat batuk, bersin, berbicara, atau bernapas. Jika
masker wajah tidak tersedia, orang sakit yang perlu untuk pergi ke
masyarakat harus menggunakan kain untuk menutup mulut dan hidung
mereka saat batuk.5. Sementara dalam isolasi rumah, pasien dan
anggota rumah tangga lainnya harus diberikan petunjuk pengendalian
infeksi, termasuk sering mencuci tangan dengan sabun dan air.
Menggunakan gel pembersih tangan berbasis alkohol (yang mengandung
setidaknya alcohol 60% ) saat sabun dan air tidak tersedia dan
tangan tidak terlihat kotor. Pasien dengan influenza H1N1 harus
menggunakan masker wajah ketika terdapat setidaknya 3 orang di
rumah.
X. PencegahanUntuk pencegahan atau perlindungan dari flu babi
ini adalah dengan pemberian vaksin (vaksinasi). Vaksin yang telah
tersedia untuk flu H1N1 ini dibuat sama seperti vaksin flu
musiman/biasa. Vaksin ini hanya mencegah flu babi (H1N1) dan tidak
akan mencegah "penyakit seperti influenza" yang disebabkan oleh
virus lainnya. Vaksin ini juga tidak akan mencegah flu biasa. Jika
ingin terlindungi dari flu biasa, maka harus dengan vaksin flu
biasa/musiman.Ada dua sediaan vaksin yang tersedia yakni : Vaksin
tidak aktif (yaitu vaksin yang terdapat virus mati di dalamnya)
disuntikkan ke dalam otot.Beberapa vaksin H1N1 yang tidak aktif
berisi preservative thimerosal yang berguna agar vaksin tetap bebas
dari kuman. Vaksin aktif contohnya adalah vaksin intranasal (vaksin
semprot hidung)Dalam proses pembuatan vaksin ada dua teknik yang
digunakan. Pertama, virus influenza tipe A subtipe H1N1 yang sudah
siap diambil protein hemaglutinin (HA) dan neuraminidase (NA)-nya.
Virus tersebut kemudian dicampur dengan virus PR8. Hal ini akan
menciptakan virus hibrid baru yang tidak berbahaya dan dapat
digunakan sebagai vaksin.Adapun teknik kedua yaitu dengan
menyuntikkan virus influenza tipe A subtype H1N1 dan PR8 ke dalam
telur ayam berembrio. Teknik ini akan menghasilkan virus hibrida
yang terjadi secara alami dan dapat digunakan sebagai vaksin.Vaksin
flu babi yang disuntikkan ke dalam tubuh akan bekerja dengan
membuat sistem kekebalan tubuh menganggap bahwa tubuh telah
terinfeksi virus flu babi H1N1. Hal ini akan memicu sistem
kekebalan tubuh menciptakan antibodi terhadap virus tersebut.
Dengan demikian, jika suatu saat tubuh terinfeksi virus flu babi,
sistem kekebalan tubuh akan menghancurkan virus tersebut sebelum
dapat menimbulkan penyakit.Vaksin flu ini dapat diberikan injeksi
secara tahunan pada:1. Orang dewasa yang berumur lebih dari 18
tahun yang memiliki resiko terkena flu babi (termasuk orang yang
berumur lebih dari 65 tahun)2. Anak-anak dengan umur 6 bulan sampai
2 tahun yang memiliki resiko terkena flu.Vaksin flu juga dapat
diberikan nasal spray secara tahunan pada:1. Anak-anak dengan umur
2 sampai 18 tahun yang memiliki resiko terkena flu2. Anak-anak
sehat yang berumur 2, 3 dan 4 tahunSelain dengan pemberian vaksin,
upaya pencegahan flu babi juga dapat dilakukan dengan cara
menghindari bahan yang terkontaminasi tinja atau kontak langsung
dengan babi atau unggas yang terinfeksi flu babi. Beberapa tindakan
pencegahan sebagai berikut:1. Setiap orang yang berhubungan dengan
bahan yang berasal dari saluran pencernaan babi harus menggunakan
pelindung (masker, kaos tangan, kaca mata renang, dll).2. Bahan
yang berasal dari saluran cerna babi seperti kotoran harus
diletakkan dengan baik (ditanam/dibakar) agar tidak menjadi sumber
penularan bagi orang disekitarnya.3. Alat-alat yang digunakan dalam
peternakan harus dicuci dengan desinfektan.4. Kandang dan tinja
tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan.5. Menyemprotkan
cairan desinfektan pada kandang dan area peternakan.6. Melakukan
dan menjaga kebersihan lingkungan.7. Melakukan dan menjaga
kebersihan diri.Namun setidaknya ada beberapa langkah yang bisa
dilakukan untuk mencegah penyakit flu babi yang ditularkan dari
orang ke orang ini. Badan Pusat Pengendalian dan Pencegahan
Penyakit AS atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC)
memberikan beberapa tips yaitu:1. Menutup hidung dan mulut dengan
tisu jika batuk atau bersin. Kemudian membuang tisu tersebut ke
kotak sampah.2. Sering-seringlah mencuci tangan dengan air bersih
dan sabun, terutama setelah batuk atau bersin. Pembersih tangan
berbasis alkohol juga efektif digunakan.3. Jangan menyentuh mulut,
hidung atau mulut dengan tangan.4. Hindari kontak atau berdekatan
dengan orang yang sakit flu. Sebab influenza umumnya menyebar lewat
orang ke orang melalui batuk atau bersin penderita.5. Jika
seseorang sakit flu, CDC menyarankan orang tersebut untuk tidak
masuk kerja atau sekolah dan beristirahat di rumah.