POKOK BAHASAN I
POKOK BAHASAN I
PENGANTAR MIKROBIOLOGI INDUSTRI
Deskripsi singkat
Dalam pokok bahasan pertama akan dibahas tentang pengertian
Mikrobiologi Industri, industri fermentasi dan bioteknologi.
Mikrobiologi Industri adalah ilmu yang mempelajari tentang peranan
mikrobia yang menguntungkan dalam industri dalam penghasilan produk
yang mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi dibandingkan dengan bahan
dasar. Disamping itu juga dalam mikrobiologi industri juga
dipelajari tentang pertumbuhan mikrobia isolasi dan peningkatan,
pemeliharaan kultur mikrobia yang potensial dalam industri, rancang
bangun biorektor strain mikrobia, pengunduhan dan punifikasi
produk, produksi metabolit primer dan sekunder, biokonversi steroid
serta protein sel tunggal serta penanganan limbah.
Tujuan Instruksional khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian Mikrobiologi Industri,
industri fermentasi dan bioteknologi, sejarah fermentasi dan
peranan mikrobia bagi manusia.
A. Pengertian Mikrobiologi IndustriMikrobiologi Industri adalah
ilmu yang mempelajari proses industri dengan mengikut sertakan
mikrobia dalam memproduksi produk-produk yang mempunyai nilai
ekonomi tinggi. Produk yang dibuat dipilih senyawa yang sulit
diperoleh melalui cara kimiawi.
B. Aspek-aspek Mikrobiologi Industri
Aspek yang dipelajari dalam Mikrobiologi Industri adalah
dinamika fermentasi, alat untuk fermentasi, kinetika pertumbuhan,
pengunduhan produk serta penangan limbah industri, produksi
metabolit, protein sel tunggal.
C. Sejarah Fermentasi
Sejarah perkembangan fermentasi
a. Fermentasi telah dikenal sejak 6000 SM, di Babylonia,
diketemukan khamir penghasil minuman beralkohol (bir)
b. Orang Mesir menemukan khamir pengembang roti, pada 4000
SM.
c. Abad ke-14 diketemukan cara distilasi alkohol dari hasil
fermentasi serealia.
d. Di Cina, Timur Tengah, menggunakan bakteri asam laktat untuk
pengawetan susu menjadi yoghurt, kefir dan kusmiss.
e. Bakteri asam asetat ditemukan sebelum penemuan oleh Anthony
Van Leuwenhoek.
f. Columbus di Amerika, menemukan fermentasi dari jagung.
g. Pabrik bir Carlsberg tahun 1800 sebagai pioner pengembang
starter, untuk inokulum bir.
h. Tahun 1803 L.J. Thenard (Perancis) menemukan khamir penghasil
alkohol.
i. Edward Buchner tahun 1857 menemukan mikrobia untuk produksi
alkohol.
j. Rudolf Emmerich dan Oscarlow tahun 1901 mendapatkan pyonase,
adalah biotik yang dighasilkan oleh Pseudomonas aeruginosa.
k. Chaim Wismann tahun 1914-1918 menemukan Clostridium penghasil
aseton untuk bahan peledak.
l. Pfizer tahun 1923 menemukan Aspergillus niger penghasil asam
sitrat.
m. Alexander Flemming tahun 1928 menemukan pinisilin yang
dihasilkan oleh P. notatum chrysogenum untuk menghambat
Staphylococcus aureus.
n. Selman Waksman menemukan Streptomyces griseus penghasil
streptomisin.
o. Louis Pasteur tahun 1957 menemukan khamir penghasil alkohol,
diketemukan pula fermentasi vitamin, antibiotik, steroid dan asam
amino.
p. Tahun 1900 sampai 1920 dihasilkan gliserol, aseton, butanol,
ensim dari bakteri dan fungi. Pada waktu itu juga diperkenalkan
tangki Imhoff untuk digesti anaerob air limbah menggunakan lumpur
aktif.
q. Tahun 1960 telah diteliti tentang produksi biomasa sel
mikrobia untuk sumber protein.
r. Rekayasa genetika tidak hanya memindah gen diantra mikrobia
tetapi juga genom.
D. Masa depan perkembangan fermentasi (Industri fermentasi)
Perkembangan fermentasi umumnya menuju pada bahan kompleks dan
sukar dibuat secara sintetis, contohnya: asam nukleat, alkoloid,
polipeptida, protein, dan asam polihidroksi. Untuk memenuhi
obat-obatan, makanan, ensim, detergen dan sebagainya perlu dicari
mikrobia yang bersifat unggul. Penyediaan bahan untuk
industrifermentasi sangat dibutuhkan dalam jumlah besar.
E. Peranan Mikrobiologi dalam Industri bagi Manusia.
1 Mikrobia dapat digunakan dalam industri untuk menghasilkan
produk seperti ensim, polisakarida, asam amino, hormon dan antibodi
monoklonal.
2 Mikrobia dapat digunakan untuk degradasi senyawa toksik,
mengakumulasi lapisan minyak, berperanan sebagai peptisida dan
tujuan untuk penambangan.
3 Ensim digunakan untuk penyamakan kulit penghasil detergen dan
pembuatan mentega pengempukan daging.
4 Polisakharida digunakan untuk menstabilkan dan memberi
pengental makanan sebagai bahan kosmetik, agensia pengikat
(perekat) obat-obatan, untuk menyaring senyawa dan sebagainya.
5 Hormon seperti insulin dan hormon pertumbuhan digunakan untuk
diberikan kepada manusia yang memang sifat genetik tak mampu
memproduksi vitamin dan hormon.
Peranan Mikrobia dalam Industri :
Mikrobia : 1. Menguntungkan
2. Merugikan
1. Menguntungkan produk metabolit mempunyai nilai komersial
a. Produk metabolit primer
b. Produk metabolit sekunder
Berupa obat-obatan, antibiotik tetrasilin, penisilin, vitamin,
asam amino, dan lain-lain.
2. Mikrobia yang berperanan: mold, yeast dan bakteria
a. Minuman beralkohol, bir, anggur
b. Senyawa obat-obatan, antibiotik, steroid.
c. Makanan suplement: yeast, alge (PST)
d. Senyawa pelarut: aseton, butanol, alkohol.
e. Vaksin.
Latihan soal :
1 Jelaskan ruang lingkup yang dipelajari dalam Mikrobiologi
Industri
2 Jelaskan perbedaan antara industri fermentasi dan
bioteknologi
3 Sebutkan salah satu produk fermentasi (biopestisida) yang
dihasilkan oleh bakteri
4 Mengapa produk fermentasi ada yang tergolong dalam metabolit
primer dan sekunder ! beri contoh.
5 Apakah yang dimaksud dengan
a. Mikrobiologi Industri
b. Protein sel tunggal
c. Bioteknologi.
Pokok Bahasan II
DASAR-DASAR DAN BIOKIMIA FERMENTASI
Deskripsi Singkat
Fermentasi berasal dari kata latin yaitu fervere yang berarti
mendidih (toboil), hal ini ternyata merupakan aktifitas khamir pada
ekstrak buah-buahan atau sekealia. Selama fermentasi dihasilkan CO2
sehingga kondisinya menjadi anaerob.
Definisi fermentasi ini diperluas yaitu reaksi oksidasi reduksi
menggunakan sumber energi dan sumber karbon, nitrogen dan lain-lain
untuk membentuk senyawa yang mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi
serta terakumulasi dalam medium.
Adapun tahapan fermentasi adalah jenis mikrobia dan kultur stok,
media, preparasi inokulum, fermentasi, kontrol proses dan
pengunduhan hasil serta operasi fermentasi. Operasi fermentasi
secara komersial dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu
fermentasi non aseptis, semi aseptis dan aseptis. Sebagai contoh
fermentasi non aseptis yaitu produksi protein sel tunggal (PST)
dari hidrokarbon, fermentasi alkohol tergolong fermentasi semi
aseptis dan produksi antibiotik bersifat fermentasi aseptis.
Kebanyakan produk berasal dari substrat yang mengandung karbon.
Bermacam-macam produk antara yang dihasilkan dari glukosa dan
dihasilkan asam piruvat sebagai senyawa kunci, kemudian asam
piruvat direduksi menjadi asam laktat, asam butirat, asam
propional, butanediol, etil alkohol dan sebagainya.
Produk yang dihasilkan tergantung ada dan tidaknya ensim
mikrobia. Sebagai contoh bakteri asam laktat tidak menghasilkan
ensim piruvat dekarboksilase, tetapi mereduksi piruvat menjadi asam
laktat, sedang khamir dapat menghasilkan piruvat dekarboksilase
untuk mereduksi senyawa CO2 menjadi etanol.Metabolisme glukosa
dalam kondisi anaerob oleh mikrobia melalui Embden-Meyerhaf-Parnas.
Kemudian pseudomonas melalui reaksi Entner Doudoroff mendegradasi
menjadi etil alkohol. Leuconostoc mesenteraides melalui fermentasi
glukosa menjadi asam laktat. Banyak fermentasi lain yang dilakukan
oleh mikrobia sesuai sifat kharakteristik masing-masing.
Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa setelah mempelajari dasar-dasar fermentasi dan
biokimianya mampu menjelaskan tahapan fermentasi, asam piruvat,
suatu kunci utama dalam fermentasi karbohidrat, mengetahui urutan
reaksi Heksosa Di Phosphat (DHP), Heksosa Mono Phosphat (HMP).
Embden Meyerhaf-Paruas (EMP), Entner Soudoroff.A. DASAR-DASAR
FERMENTASI
1 Dalam fermentasi terdapat hubungan antara pertumbuhan sel,
kecepatan pertumbuhan, konsentrasi substrat serta produk akhir.
Tipe fermentasi dibedakan atas pertumbuhan mikrobia dan produk
:
a. Sinonim : produksi protein sel tunggal
b. Assosiasi (associated) : fermentasi alkohol asam sitrat, dan
asam laktat.
c. Non assosiasi (non associated) : fermentasi antibiotik.
d. Stepwise : fermentasi antibiotik
2 Mikrobia yang berperanan dalam industri adalah bakteri, fungi,
khamir, alge, dam protozoa.
a. Bakteri contohnya : Zymomonus mobilis, Clostridium
acetobutylicum, Acetobacter aceti.
b. Fungi contohnya : Aspergillus oryzae, Penicellium notatum,
Rhizopus oligosporus
c. Khamir contohnya : Saccharomyces cerevisiae, Candida utilis,
Saccharomyces pombe.
d. Virus perlu dipelajari karena penyebab kontaminasi
e. Protozoa penting dalam penangan limbah
f. Alge untuk produksi bahan makanan yaitu agar, protein sel
tunggal.
3 Peranan mikrobia dalam metabolisme yaitu :
a. Katabolisme : fermentasi alkohol, aseton, butanol dan asam
organik
b. Anabolisme : fermentasi polisakarida protein, asam nukleat,
alkaloid.
4 Peranan ensim dalam fermentasi
a. Katalisator ensim dapat mempercepat reaksi kimia 1012 1020
kali dibandingkan dengan katalisator anorganik.
b. Reaksi dengan menggunakan ensim untuk mendapatkan produk
melalui degradasi tahap demi tahap.
c. Energi yang dihasilkan oleh ensim ditangkap lalu dilepas,
tidak seperti katalisator anorganik.
d. Ensim dapat menurunkan energi aktivasi reaksi.
5. Fermentasi oleh mikrobia dapat menggunakan substrat dasar
karbohidrat dan senyawa nitrogen organik.
Macam-macam fermentasi karbohidrat
No.MacamGlikolisisHasil akhir utama
1. Fermentasi alkohol
Oleh khamirHDPetanol, CO2Oleh bakteriEDPetanol, CO22. Fermentasi
asam laktat
2.1. HomofermentasiHDPasam laktat
(Homolaktat)
2.2. HeterofermentasiHMPasam laktat, etanol,
(Heterolaktat)
asam asetat dan CO23. Fermentasi asam propionatHDPasam
propionat, asam asetat
CO2
4.Fermentasi asam butiranHDPasam butirat,asam asetat, H2
CO2, butanol, etanol, aseton
Isopropanol.
5.Fermentasi asam campurHDPetanol, asetat, format, H2,
CO2, laktat, suksinat.
6. Fermentasi butanediolHDPbutanediol, etanol, laktat,
suksinat, asetat, H2, CO2.
Peruraian glukosa menjadi asam piruvat dibedakan menjadi 3 jalur
:
Jalur heksosa difosfat (HDP), yaitu Embden-Meyerhoff-Parras atau
glikolisa.
Jalur heksosa monfosfat (HMP), yaitu jalur Warburg Dicken, jalur
fosfoketolosa, atau jalur pentosa fosfat.
Jalur 2 keto-3 deoksi glukonat-6 fosfat (jalur KDGP), atau jalur
Entner Doudoroff.
Glukosa
Jalur HDP
Jalur HMP
Jalur KDGP
LaktatPiruvatAsetaldehidEtanol
Glukolasetat Asetoin Astil KoA + Format Asetil KoA + H2 +
CO2
Asetil KoA Asetat
Suksinat
Butirat Aseton
Propional Butadediol Asetat Etanol H2 CO2 Butanol Propanol
Skema berbagai jalur perubahan asam piruvat
6. Tahapan fermentasi
a. Pemilihan mikrobia
Mikrobia yang dipakai dalam industri akan sangat bermanfaat bila
disimpan untuk penggunaan lebih lanjut tanpa mengurangi kemampuan
tumbuh dan produksinya. Ada dua macam kultur yaitu primary culture
dan working culture.
b. Media fermentasi
Media sangat penting dalam fermentasi karena mikrobia mampu
tumbuh pada substrat tersebut. Media harus mengandung makronutrien
Media fermentasi dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu media
sintetik dan kompleks.
c. Preparasi inokulum
Media untuk penyiapan inokulum biasanya berbeda dengan media
fermentasi. Media untuk inokulum untuk menghasilkan sel mikrobia
dalam jumlah besar tanpa terjadi perubahan sifat genetik sel.
Konsentrasi penggunaan 0,5 % sampai 5 % volume, kadang 10 % - 20 %
inokulum yang terlalu sedikit mengakibatkan waktu fermentasi
menjadi lama dan produktivitas menurun.
d. Kontrol proses fermentasi dan pengunduhan produk akan dibahas
pada bab berikutnya.
B. BIOKIMIA FERMENTASI
1 Pada reaksi-reaksi katabolisme-anabolisme ATP dan nikotin
adenin di nucleotide yang tereduksi (NADH) adalah kunci utama dalam
fermentasi.2 Fermentasi terjadi bila produk fermentasi kandungannya
lebih rendah dari substrat yang difermentasi.
3 Rumus untuk menyatakan perubahan energi bebas dengan
perombakan potensial bila elektron pindah dari sistem ke sestem
lain.
( Fo = - n F Eo
( Fo=perubahan energi bebas pada keadaan standard (Cal/mole)
n=jumlah elektron yang dipindahkan
Fo= Faraday, setara dengan 23,063 Cal/volt
Eo= potensial
4 Reaksi-reaksi metabolisme ada dua yaitu
a. Proses disimilasi (katabolisme) dapat menghasilkan hasil
antara dan energi oleh mikrobia.
b. Proses asimilasi (biosintesa/anabolisme) atau reaksi yang
dapat mensintesa konstituen-konstituen sel dan produk akhir lainnya
sesuai sifat mikrobia.
5 Reaksi EMP dan Krebs disebut juga reaksi amphibolik. Reaksi
amphibolik berfungsi mengarahkan dan mutlak diperlukan dalam
biosintesa. Karena reaksi amphibolik menghasilkan energi dan
senyawa prekursor untuk biosintesa.
6 Pemecahan (metabolisme) karbohidrat oleh mikrobia.
a. Fermentasi alkohol oleh khamir (Saccharomyces)
Jalur HDP
Glukosa 2 piruvat
piruvat
2 NAD2 NAD dekarboksilasa
CO2
etanol
2 asetaldehid
alkohol dehidrogenasa
Skema jalur fermentasi alkohol oleh khamirb.1. Fermentasi asam
laktat yaitu homolaktat dan heterolaktat
Fermentasi homolaktat mengikuti jalur HDP lalu dengan ensim
laktat dehidrogenase, asam piruvat dirubah jadi asam laktat.
Fermentasi heterolaktat mengikuti jalur HMP. Asetilfosfat diubah
menjadi asetil KoA. Oleh ensim asetaldehida dehidrogenasa dan
alkohol.
Dehidrogenase akan dihasilkan alkohol. Piruvat oleh ensim laktat
dihdrogenase dirubah menjadi asam laktat.
3. Fermentasi asam laktat oleh Bibidolac ferium bifidum. Bakteri
ini mempunyai ensim fruktosa 6-fosfat fosfo ketolase dan
xilulosa-5-fosfat fosfoketolase yang menghasilkan asetil fosfat.
Asetil fosfat akan dirubah menjadi asetat dengan bantuan asetat
kinasa.
c. Fermentasi asam propionat
Bakteri asam propionat menghasilkan asam propionat dari
karbonat, lalu hasil lainnya asam asetat dan CO2Contoh bakteri asam
propionat: Propionibacterium, Clostridium propionicum,
Peptostreptococcus elsdeni.
d. Fermentasi asam butirat
Bakteri asam butirat antara lain Clostridium, Butyrivibrio,
Eubacterium, Fusobacterium. Selain asam butirat dihasilkan pula
asetat, aseton, isopropanol, butanol CO2 dan H2.
e. Fermentasi asam campur butanediol
Fermentasi asam campur dilakukan oleh jenis :
Jenis Enterobacterioceae, genus Escherichia, Salmonella dan
Shigella. Hasilnya asam laktat, asetat, suksinat dan formiat, CO2,
H2 dan etanol.
Pada fermentasi butanediol, asam-asam organik yang dihasilkan
sedikit, lebih banyak CO2, etanol dan menghasilkan senyawa khusus
2,3 butanediol. Bakteri yang berperanan: Enterobacter seratia dan
Erwiniaf. Fermentasi senyawa nitrogen organik, dibagi menjadi 3
macam :
1. Fermentsi asam amino tunggal
2. Fermentasi sepasang amino (reaksi stickland)
3. Fermentasi senyawa nitrogen heterosiklik
Bakteri yang berperanan Clostridium. Contoh fermentasi glisin,
treonin, glutamat, lisin dan sebagainya.
Fermentasi senyawa N-heterosiklik dapat dilakukan oleh jenis
bakteri Clostridium acidi-urici dan Cl. Cylindrosporum.
Kedua bakteri ini memfermentasi guanin, hipoxantin, urat dan
xantin.
Latihan soal.
1. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi. Jelaskan
salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan
mikrobia.
2. Bedakan antara isolasi metoda crawded plate technique,
auxonography dan enrichment culture !
3. Beri contoh lima macam senyawa unsur yang tergolong dalam
makronutrien , mikro, mesonutrien dan mikronutrien.
4. Jelaskan fungsi dan sumber nitrogen organik dan anorganik
bagi pertumbuhan mikrobia.
5. Mengapa dalam suatu fermentasi antibiotik perlu ditambah
prekursor.
Pokok Bahasan III
PERTUMBUHAN MIKROBIA DALAM BIOREAKTOR
Deskripsi Singkat
Pertumbuhan mikrobia adalah peningkatan semua komponen sel,
sehingga menghasilkan peningkatan ukuran sel dan jumlah sel
(kecuali mikrobia yang berbentuk filamen) akan menyebabkan
peningkatan jumlah individu didalam populasi.
Pertmbuhan mikrobia dalam bioreaktor terjadi secara pertumbuhan
individu sel dan pertumbuhan populasi pertumbuhan individu sel
meliputi peningkatan substansi dan komponen sel, peningkatan ukuran
sel serta pembelahan sel. Sedang pertumbuhan populasi meliputi
peningkatan jumlah akibat pembelahan sel dan peningkatan aktivitas
sel yang melibatkan sintesa ensim.
Dalam pertumbuhan mikrobia juga terlibat proses metabolik yaitu
mulai dari transport nutrien dari medium kedalam sel, konversi
bahan nutrien menjadi energi dan konstituen sel, replikasi
kromosom, peningkatan ukuran dan masa sel serta pembelahan sel
secara biner yang terjadi pula pewarisan genetik (genom turunan) ke
sel anakan.Dalam bab ini akan dibahas tentang kinetik pertumbuhan
mikrobia dalam sistim sekali unduh, kontinyu dan kultur terputus,
studi kinetika pertumbuhan dan fermentasi diperlukan sebagai dasar
untuk memahami setiap proses fermentasi. Kinetika pertumbuhan
mikrobia terutama menguraikan tentang kecepatan produksi sel
(biomasa) dan pengaruh lingkungan terhadap kecepatannya. Pengamatan
pertumbuhan mikrobia tidak cukup untuk mengetahui apakah biakan
tumbuh atau tidak (pengamatan kuantitatif) tetapi juga diperlukan
pengamatan yang bersifat kualitatif dari studi kinetika
pertumbuhan.
Pengukuran pertumbuhan secara kuantitatif disajikan dalam bentuk
kurva yang menunjukkan hubungan antara waktu dan jumlah biomasa.
Data pengamatan pertumbuhan mikrobia perlu diamati
parameter-parameter seperti:
1 Kecepatan pertumbuhan (specific growth rate)
2 Waktu mengganda (doubling time)
3 Hasil pertumbuhan (growth yield)
4 Kemampuan metabolime (metabolic quosient)
5 Affinitas substrat
6 Jumlah maksimum biomasa
Kinetika untuk pertumbuhan mikrobia pembentuk koloni, filamen
maupun imobilisasi sel memiliki kinetika pertumbuhan yang lebih
kompleks.
Tujuan Instruksional khusus
Setelah mahasiswa mempelajari pokok bahasan tentang pertumbuhan
mikrobia dalam bioreaktor, maka mahasiswa mampu mengethui
pertumbuhan dan menerapkan sistem pertumbuhan serta kinetikanya
pada sistim sekali unduh, continue dan fedbatch culture.Apakah yang
dimaksud pertumbuhan untuk mikrobia ?
Definisi umum : peningkatan semua komponen di dalam sel sehingga
menghasilkan suatu peningkatan ukuran sel dan pembelahan sel
(kecuali mikrobia yang membentuk filamen) sehingga terjadi
peningkatan jumlah individu di dalam populasi.
Pertumbuhan mikrobia di dalam bioreaktor :
1 Pertumbuhan individu sel :
a. Peningkatan substansi dan komponen sel
b. Peningkatan ukuran sel
c. Pembelahan sel
2 Pertumbuhan populasi
a. Peningkatan jumlah akibat pembelahan sel
b. Peningkatan aktivitas sel yang melibatkan sintesis ensim
Bagaimana mekanisme terjadinya pertumbuhan mikrobia ?Reproduksi
sel bakteri :
1. Pembelahan biner : proses pembelahan sel menjadi dua sel
anakan yang mempunyai ukuran hampir sama.
2. Melibatkan 3 proses :
a. Peningkatan ukuran sel (pemanjangan sel): memerlukan
pertumbuhan dinding sel, yaitu untuk menutup permukaan pada sisi
tertentu.
Streptococcus sp ( ( (Escherichia coli ( (
b. Replika DNA: indikasi pertumbuhan awal pada sel bakteri.
c. Pembelahan sel: diawali dengan invaginasi lapisan di bagian
tengah sel Hampir semua bakteri menerima DNA.
Proses metabolik apa yang terlibat dalam pertumbuhan ?
1 Transportasi nutrien dari medium ke dalam sel
2 Konversi bahan nutrien sehingga menjadi tenaga dan konstituen
sel
3 Replikasi kromosom
4 Peningkatan ukuran dan masa sel
5 Pembelahan sel secara biner yang dibarengi dengan pewarisan
genetik (genom turunan) ke sel anakan.
KINETIKA PERTUMBUHAN MIKROBIA
Pertumbuhan mikrobia (Prokariota)
1 Sel prokariotik membelah secara biner: 1 ( 2 ( 4 ( 8 ( 16 ( 32
( 64 ( n.
2 Pembelahan sel dinyatakan sebagai fungsi 2: 21 22 23 24 25 26
2n3 Apabila jumlah sel setelah waktu tertentu = Nt, maka Nt = 1 x
2n jumlah total sel tergantung pada jumlah generasi (pembelahan)
yang terjadi didalam waktu tertentu.
4 Apabila jumlah sel awal = N0, jumlah sel dalam populasi dapat
dinyatakan sebagai berikut :
Nt = N0 x 2n5 Jumlah total sel dalam populasi = Nt yang
merupakan fungsi dari 2, dapat lebih mudah diplot dengan nilai
logaritmiknya, sehingga diperoleh garis eksponensial. Didalam
praktek digunakan angka dasar 10
log Nt = log N0 + n log2
log Nt - log N0
n = -------------------
log 2
log Nt - log N0
Kecepatan pembelahan sel : k= n/t ( k = -------------------
( k=n/t) (t) log 2
log Nt - log N0
(
k = -------------------
0.301 t
Kecepatan tumbuh suatu bakteri biasanya dinyatakan sebagai
jumlah generasi per satuan waktu atau generasi per jam.
6 Waktu generasi (g) adalah waktu yang diperlukan sel didalam
suatu populasi untuk membelah diri. Pada umumnya berlangsung
konstan dan relatif singkat (menit).
log Nt - log N0 log (2N0) - log N0 0.6931
k = ------------------ = ---------------------- = ---------- g =
t/n = 1/k
0.301 g 0.301 x g
g
Cara-cara penentuan pertumbuhan :
1 Menentukan jumlah dalam suatu populasi :
a. Dengan plating menggunakan medium yang sesuai, diperoleh :
jumlah x ml-1b. Menghitung secara langsung dengan pengecatan
sederhana : jumlah x ml-12 Mengukur kerapatan/densitas
a. Kerapatan optik dngan spektrofotometer (Absorbansi 450-660
nm)
b. Berat kering melalui flitrasi kultur dengan filter (0.20 (m):
mg berat kering x ml-1Beberapa parameter yang harus ditentukan
didalam penentuan pertumbuhan kultur :
1 Jumlah generasi (n)
2 Kecepatan membelah sel (jumlah jam-1)
3 Waktu generasi rata-rata (jam)
Pengukuran pertumbuhan berdsarkan masa bakteri
1 Secara langsung :
a. Biomasa berdasarkan berat kering (g l-1) dengan melalui
sentrifugasi
b. Aktivitas metabolik atau ensim, melalui analisis :
Kandungan N total di dalam kultur dengan teknik mikro Kjeldhal
(g l-1)
Kandungan C di dalam kultur dengan menggunakan fenol-sulfat (g
l-1)
Kandungan protein dengan metoda Lowry
Kandungan asam nukleat
2 Pengukuran pertumbuhan secara tidak langsung berdasarkan
aktivitas metabolik :
a. Keperluan oksigen untuk pertumbuhan
b. CO2 yang dilepaskan dan asam organik yang terbentuk
c. Kekeruhan kultur bakteri
Pengukuran parameter pertumbuhan dikerjakan dengan interval
waktu sesingkat mungkin sehingga dapat dideteksi pertumbuhan
eksponensial
Pengaruh kecepatan pertumbuhan pada fisiologi sel
1 Semakin tinggi kecepatan pertumbuhan semakin tinggi
biomasa
2 Semakin tinggi kecepatan pertumbuhan sel-sel menjadi lebih
besar dan mengandung komponen lebih banyak, antara lain: DNA, RNA
dan protein
3 Konsentrasi makromolekul meningkat
4 RNA relatif lebih banyak dibanding dengan makromolekul lain,
karena ribosom meningkat jumlahnya.
5 Semakin tinggi kecepatan pertumbuhan sel semakin tinggi jumlah
DNA
Fase-fase pertumbuhan mikrobia
1 Penentuan fase-fase pertumbuhan dapat dikerjakan dengan
menumbuhkan kultur bakteri dengan jumlah tertentu ke medium baru.
Pertumbuhan dipantau dengan pengukuran konsentrasi sel pada
interval waktu tertentu (jam). Perubahan konsentrasi sel pada waktu
tertentu dapat diplot menjadi kurva pertumbuhan.
2 Pengukuran pertumbuhan dilakukan dengan menggunakan sistem
tertentu, antara lain kultur sekali unduh (batch culture), kultur
berkesinambungan (contuous culture), dan kultur terputus (fed-batch
culture).
PERTUMBUHAN KULTUR BAKTERI
1 Dengan menggunakan sistem pemeliharaan khusus :
a. Kultur sekali unduh (batch culture)
b. Kultur berkesinambungan (contineous culture)
c. Kultur terputus (fed-batch culture).
2 Memerlukan kultur murni
3 Medium yang tepat
4 Bejana untuk berlangsungnya pertumbuhan yang disebut
bioreaktor.
Kultur sekali unduh (batch culture)
1 Merupakan sistem tertutup
2 Medium segar yang berupa nutrien dengan jumlah tertentu
diinokulasi dengan bakteri yang telah diketahui jumlahnya.
3 Nutrien akan habis dan terjadi akumulasi hasil akhir
4 Untuk mempelajari beberapa parameter pertumbuhan, dan faktor
lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan
5 Untuk produksi biomasa, metabolit primer dan metabolit
sekunder
6 Kultur akan tumbuh melalui beberapa fase
a. Setelah inokulasi terdapat suatu waktu dimana tidak tampak
adanya pertumbuhan. Fase tersebut adalah fase lag yang merupakan
waktu beradaptasi.
b. Di dalam proses komersial lama fase lag diusahakan sependek
mungkin, yaitu dengan menyiapkan inokulum yang sesuai dan sehat
c. Fase berikutnya terjadi peningkatan kecepatan pertumbuhan,
sel tumbuh konstan dan mencapai kecemapat maksimum. Fase ini adalah
fase eksponensial.
d. Persamaan untuk fase eksponensial adalahdx/dt = ( x
Dimana x : konsentrasi biomasa mikrobia
t : waktu (jam)
( : kecepatan pertumbuhan spesifik (perjam = jam-1)
e. Dalam integrasi maka :xt = xo e(tf. Bila digunakan log normal
:ln xt = ln xo + (t7 Selama fase eksponensial akan dicapai
kecepatan pertumbuhan maksimum ((max). kecepatan pertumbuhan
maksimum sangat spesifik untuk masing-masing jenis mikrobia. Misal
aspegillus nidulans mempunyai (max = 0,36; Methylomonas
methyanolytica (max = 0,53.
8 Mikrobia tumbuh mengkonsumsi makanan dan mengekskresikan hasil
akhir. Hasil akhir yang terbentuk dapat mempengaruhi pertumbuhan
mikrobia.
9 Suatu saat pertumbuhan akan berhenti dan bahkan mati.
Berhentinya pertumbuhan disebabkan karena :
a. Kekurangan makanan yang tersedia di dalam medium.
b. Terjadi akumulasi produk yang bersifat ototoksik terhadap
jasadnya.
c. Kombinasi keadaan tersebut diatas.
10 Untuk mengetahui berapa banyak substrat pertumbuhan
diperlukan, dapat dilakukan percobaan pertumbuhan mikrobia dengan
menggunakan konsentrasi substrat yang berbeda, hasilnya dapat
dinyatakan dalam pesamaan sebagai berikut :x = Y (S0 St)x :
konsentrasi biomasa yang dihasilkan,
Y : faktor hasil S0 : konsentrasi substrat awal St : substrat
tersisa
11 Penurunan kecepatan pertumbuhan dan berhentinya pertumbuhan
yang disebabkan karena kekurangan substrat, maka dapat diamati
hubungan antara ( dan substrat yang tersisa di dalam medium yaitu
melalui persamaan Monod (1942) sebagai berikut :
12 St : konsentrasi substrat tersisa Ks : konsentrasi substrat
ketika ( = (maxKs biasanya digunakan untuk mengukur afinitas atau
spesifikasi substrat
a. Kalau nilai Ks rendah artinya bahwa mikrobia tersebut
mempunyai afinitas tinggi untuk substrat pertumbuhannya maka
kecepatan pertumbuhan tidak terpengaruh oleh kurangnya substrat
b. Kalau nilai Ks tinggi maka mikrobia tersebut mempunyai
afinitas rendah untuk substratnya, artinya kecepatan pertumbuhan
sangat dipengaruhi oleh konsentrasi substrat yang relatif tinggi.
Kecepatan pertumbuhannya rendah.
13 Fase stasioner pada kultur sekali unduh merupakan titik
dimana kecepatan pertumbuhan turun menjadi nol.
14 Menurut Bull (1974): fase stasioner merupakan istilah yang
salah karena pada fase ini populasi mikrobia tetap aktif melakukan
metabolisme dan aktif menghasilkan metabolit sekunder. Maka fase
ini dapat dikatakan sebagai fase populasi maksimum.
15 Beberapa contoh metabolit sekunder : Asam giberelat.
16 Berdasarkan tipe produk metabolisme yang dihasilkan selama
pertumbuhan, dikenal dua tipe metabolit :
a. Metabolit primer (ensim, asam organik dan alkohol) dihasilkan
pada fase eksponensial (trofofase).
b. Metablit sekunder yang dihasilkan selama fase stasioner atau
fase idiofase.
17 Kinetika pembentukan hasil akhir (produk) oleh kultur
mikrobia yang dihubungkan dengan pertumbuhan :dp/dt = qpx ..(1)
p : konsentrasi produk
qp : kecepatan spesifik pembentukan produk
18 Hubungan antara pembentukan produk dan produksi biomasa,
dapat dinyatakan persamaan :dp/dx = Yp/x
Yp/x : produk yang dihasilkan setelah mengkonsumsi substrat
19 Kalau dp/dx = Yp/x dikalikan dx/dt = (x ( dp/dt = Yp/x . (x
(2)
20 Gabungan antara (1) dan (2) :qp = Yp/x. (21 Persamaan di atas
dapat dilihat bahwa kecepatan pertumbuhan erat hubungannya dengan
kecepatan spesifik pembentukan produk.
Persyaratan yang harus diperhatikan di dalam kultur sekali unduh
:
a. Kondisi kultur harus steril sehingga tercapai produksi
biomasa yang maksimum
b. Memperpendek fase lag dan memperpanjang waktu eksponensial:
diaplikasikan untuk produksi metabolit primer.
c. Memperpendek fase eksponensial: digunakan untuk produksi
metabolit sekunder.
d. Fermentasi sekali unduh telah digunakan untuk :
Produksi biomasa : kondisi kultur yang mendukung populasi sel
maksimum.
Produksi metabolit sekunder: memerlukan kondisi untukmempercepat
tercapainya fase stasioner.
Kultur berkesinambungan (cotinuous culture)
1. Penambahan media baru untuk memperpanjang fase
eksponensial
2. Penambahan substrat yang terus menerus dengan kecepatan alir
tertentu sehingga mencapai keadaan tunak steady state yang artinya
pembentukan sel seimbang dengan terlepasnya sel keluar
fermentor.
3. Alat turbidostat : sistem yang dilengkapi dengan pengukur
turbiditas, signal listrik yang digunakan untuk mengatur aliran
media segar kedalam bejana fermentasi.
4. Aliran medium masuk ke dalam fermentor secara
berkesinambungan dengan kecepatan tertentu, maka segera tercapai
keadaan tunak (steady state), yaitu keadaan dimana pembentukan
biomasa baru seimbang dengan hilangnya sel-sel yang keluar
fermentor. Aliran medium tersebut erat hubungannya dengan volume
fermentor, sehingga menimbulkan kecepatan pengenceran (D):
F : kecepatan alirD = F / V V : isi fermentor
D : kecepatan alir medium
5. Alat kemostat: alat yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan
yang dilengkapi dengan bejana penyimpan media, dialirkan dengan
kecepatan tertentu, sehingga tidak terjadi akumulasi hasil akhir.
Bahkan kemungkinan terjadi pengenceran dan menyebabkan sel terbuang
keluar (washed out). Kecepatan pertumbuhan populasi bakteri di
dalam kemostat dapat diformulasikan sebagai berikut :
dx
--- = pertumbuhan yang keluar
dt
dx/dt = (X DX ( dx/dt = X (( D) (3)
D : kecepatan pengenceran
Pada kondisi tunak (steady state) : dx/dt = 0 ( (X = DX atau ( =
D
Kecepatan terlepasnya sel (washed out) sama dengan kecepatan
pertumbuhan, maka kecepatan pengenceran sama dengan kecepatan
tumbuh sel yang ada di dalam kemostat. Hubungan antara waktu
generasi dan konsentrasi substrat pembatas pertumbuhan :
( = (max s/Ks +s) digabungkan dengan persamaan (3)
dx (max s
--- = X (---------- - D ) (4)
dt Ks + S
( : waktu generasi kultur
(max : kecepatan pertumbuhan maksimal
s : konsentrasi substrat
Ks : konstanta konsentrasi substrat pada ( = (max
Apabila dihubungkan dengan sisa konsentrasi substrat yang
dikonsumsi, maka : dS/dt = substrat yang masuk substrat yang keluar
substrat yang dikonsumsi sel
dS/dt = Dsa DS - (max x/Y (S/Ks + s) (5)
Pada keadaan tunak ; ds/dt atau dx/dt = 0, maka persamaan (4)
dan (5) menjadi :S = Ks D / ((max D)
S = konsentrasi sisa substrat
X = konsentrasi sel pada kondisi tunakX = Y (So S)
Kelebihan kultur berkesinambungan :
a. kesereagaman didalam operasionalnya yang berkaitan dengan
produktivitas
b. mudah dikerjakan dengan otomatik
c. mudah terkontaminasi
Kultur terputus (Fed-batch culture)
1. Kultur berkesinambungan terputus adalah sekali unduh yang
diberi tambahan makanan secara terus menerus tetapi pengurangan
cairan kultur
2. Terjadi peningkatan volume :Xt = Xo + Y (So St)
3. Konsentrasi biomasa akhir yang diproduksi dimana St = 0 maka
Xo adalah lebih kecil dari Xmax : Xmax = Y SoPada keadaan X = Xmax
maka segera medium segar ditambahkan sehingga:
D < Xmax D = F/(V + Ft)
4. Aplikasi kultur berkesinambungan terputus :
a. untuk memelihara kultur aerobik
b. untuk menghindarkan kultur dari pengaruh substansi yang
toksik di dalam medium
Latihan soal untuk pertumbuhan
1. Selama pertumbuhan bakteri dalam kultur sekali unduh, biomasa
meningkat dari 2,1 mg berat kering sel per ml dalam waktu 15 menit.
Hitung kecepatan tumbuh spesifik bakteri tersebut dan waktu
bergandanya. Asumsi apa saja yang harus anda kerjakan untuk
menghitung parameter pertumbuhan ?
2. pertumbuhan eksponensial menyebabkan populasi bakteri
meningkat dari 4 x 108 sel per ml menjadi 6,25 x 108 sel per ml
dalam waktu 30 menit. 1012 sel ekivalen dengan 2,5 x berat kering
sel. Berapa kecepatan tumbuh dan waktu berganda kultur
tersebut.
3. medium segar dialirkan secara kontinyu ke dalam kemostat (V =
3,250 L) dengan kecepatan 15 ml per menit. Berapa kecepatan
pengenceran yang terjadi di dalam kemostat tersebut dan berapa
waktu tinggal dan waktu berganda kultur pada kondisi tersebut.
4. Pseudomonas sp ditumbuhkan di dalam kemostat dengan glukosa
sebagai substrat pembatas pertumbuhannya (So = 10 g l-1). Buatlah
plot secara teori bakteri tersebut dalam keadaan tunak (steady
state). Hitung berapa kecepatan pengencerannya! Berapa nilai
produktivitasnya apabila (max = 1 per jam; Ks = 0,1 g.l-1; Y = 0,5
g berat kering per g substrat
POKOK BAHASAN IV
ISOLASI, SELEKSI DAN PENYIAPAN SERTA
PENINGKATAN SIFAT MIKROBIA
Deskripsi Singkat
Isolasi merupakan salah satu tahapan seleksi mikrobia yang
sangat potensial dalam Industri. Isolat mikrobia yang diperoleh dan
bersifat unggul digunakan untuk memproduksi senyawa yang bersifat
komersial.
Metode isolasi mikrobia dapat menggunakan cara Crowded Plate
Technique, Auxonography, dan kultur diperkaya. Penyimpanan kultur
hasil isolasi diusahakan untuk mengurangi terjadinya pengurangan
sifat genetik, mencegah terjadinya kontaminasi serta menjaga
viabilitas.
Teknik penyimpanan kultur mikrobia melalui cara disimpan pada
suhu rendah atau dalam bentuk kering. Penyimpanan mikrobia dalam
suhu rendah meliputi penyimpanan dalam media agar miring, spora
dalam pasir steril, dalam nitrogen, sedang penyimpanan dalam
kondisi kering, contohnya kultur pasir dan lyophilisasi.
Mikrobia yang berperan dalam industri perlu ditingkatkan
aktivitas metabolismenya, sebab isolat alami hanya mampu
menghasilkan produk dalam jumlah sedikit. Caranya dengan
transformasi lisogeni, rekombinasi dan pembuatan mutan
auxotrof.
Tujuan Instruksional khusus
Mahasiswa setelah mempelajari pokok bahasan IV mampu mengisolasi
dan seleksi serta meningkatkan aktifitas mikrobia dan
penyimpanannya.
1. Metoda penemuan mikrobia baru
Kultur baru dapat diisolasi dari sumber di alam yaitu substrat
alami material organik, biji-bijian, dan air, tanah, udara. Contoh
Penicellium notatum dari kontaminan pada media agar yang ditumbuhi
Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis dan B. licheniformis
penghasil protease alkaline diisolasi dari hippopptatmus burung di
Copenhagen.
2. Metoda isolasi dari tanah.
a. Crowded plate technique untuk mendapatkan isolat jamur
penghasil antibiotik dengan cara taburkan jamur diinokulasi bakteri
uji (Staphylococcus aureus).
b. Auxonography untuk isolasi mikrobia penghasil faktor tumbuh.
Tanah yang telah disuspensikan dituang dipermukaan agar yang telah
diinokulasi dengan bakteri auxotrof = (bakteri pengguna faktor
tumbuh/vitamin atau asam amino)
c. Kultur diperkaya
Untuk isolasi mikrobia penghasil ensim dalam media diperkaya
dengan esktrak substrat yang ditumbuhi oleh mikrobia yang akan
diisolasi, misal ditambah ekstrak tanah.
3. Penyimpanan mikrobia yang penting dalam industri
Mikrobia komersial adalah sangat penting untuk industri
fermentasi,
Penyimpanan kultur dengan beberapa cara :
a. Penyimpanan dalam nutrien agar miring lalu disimpan dalam
refrigerator (50 C) atau freeezer (-200 C), kapas dibakar kemudian
ditutup dengan mineral oil.
b. Penyimpanan spora jamur benang dalam akuades steril disimpan
pada suhu 50 C, cara ini jarang dipakai.
c. Penyimpanan mikrobia dalam nitrogen cair. Mikrobia disimpan
dalam freezer suhu -1500 C sampai -1960 C.
d. Penyimpanan mikrobia dalam bentuk dehidrasi
1. Penyimpanan ini digunakan untuk aktinomesetes dengan
menumbuhkan dalam media, lalu dikeringkan pada suhu kamar selama 2
minggu atau dalam refrigerator.
2. Lyophilisasi (freeze-drying)
Penyimpanan mikrobia menggunakan CO2 kering, dalam kondisi
vaccum, penyimpanan ini, kultur ditumbuhkan sampai fase stationer
maksimum dan sel dilindungi dalam media susu, serum dan sodium
glutamat
4. Peningkatan aktivitas mikrobia
a. Pembuatan mutan autro dengan dua sistem , yaitu sistem
regulasi iso ensim dan multi valent regulator
b. Transformasi buatan dan alami. Bila transformasi buatan, DNA
diekstraksi lalu dipindahkan ke media yang ditumbuhi mikrobia
resipiennya. Contoh: transformasin Streptomyces ini dapat
mensintesa streptomisin dan chlortetracyclin
c. Lisogeni
Metode ini dipakai untuk menghasilkan strain baru menggunakan
phage. Contoh Streptomyces olivaccus penghasil antibiotik, strain
baru kemampuan lebih besar dari pada kultur induknya. Contoh lain
strain lisogeni mampu menghasilkan tirosin 10 kali lebih besar
d. Rekombinasi.
Cara reombinasi dari dua spesies mikrobia dapat digunakan untuk
membuat rekombinasi baru. Pembuatan rekombinasi baru ini melalui
proses seksual. Contoh : Streptomyces rimosus dikombinasi dengan
strain penghasil oxitetracyclin.
Latihan soal pokok bahasan IV
1. Jelaskan cara isolasi bakteri dari tanah, sampai mendapatkan
biakan murni?
2. Apakah perbedaan antara crowded plate technique dan
Auxonagraphy
3. Pilihlah penyimpanan kultur yang paling murah dan mudah
dikerjakan
4. Jelaskan salah satu cara peningkatan kultur mikrobia untuk
mendapatkan strain unggul?
5. Apakah yang dimaksud dengan :
a. lisogeni
b. transformasi
c. lyophilisasi
Pokok Bahasan V
RANCANG BANGUN BIOREAKTOR
Deskripsi singkat
Bioreaktor (fermentor) merupakan bejana fermentasi aseptis untuk
produksi senyawa oleh mikrobia melalui fermentasi. Kendala yang
timbul adalah terjadinya kontaminasi selama proses fermentasi
terutama bila sistemnya berkesinambungan (kontinyu)
Bioreaktor dirancang untuk proses fermentasi secara anaerob dan
aerob. Apakah sistem sekali unduh berkesinambungan atau nutrien
terputus. Fungsi bioreaktor adalah untuk menghasilkan produk oleh
mikrobia baik kultur murni atau campuran, yang dikendalikan
menggunakan sistem komputer dalam mengatur faktor lingkungan dan
pertumbuhan serta kebutuhan nutriennya.
Rancangan dan kontruksi bioreaktor perlu diperhatikan tentang
bejana harus dapat dioperasikan dalam jangka waktu lama, serasi dan
afitasi memadai untuk kelangsungan proses metabolik mirkobia,
sistem kontrol suhu, pH dan penambahan nutrien, bejana harus dapat
dicuci dan disterilisasi fasilitas sampling harus ada konsumsi
tenaga serendah mungkin, bahan kontroksi murah dan evaporasi
diusahakan tidak terlalu besar.
Macam-macam bioreaktor ada empat yaitu :
Bioreaktor tangki adukan (stirred tank bioreaktor), kolum
gelembung (Bubble
colum bioreaktor), dengan pancaran udara (Airlift bioreaktor)
dan bioreaktor terkemas padat (Packed bed bioreaktor)
Tujuan Instruksional khusus
Mahasiswa mampu menyeleseikan fungsi bioreaktor dan mengetahui
bentuk dan macam bioreaktor serta operasi pengendaliannya.
Suatu kebutuhan untuk melangsungkan dan pengembangan proses
untuk produksi hasil fermentasi yang melibatkan mikrobia adalah
bejana fermentasi yang aseptis, disebut FERMENTOR atau
BIOREAKTOR
Apakah FERMENTOR atau BIOREAKTOR ?
Bejana untuk melaksanakan proses industri
Ukuran bervariasi : 5- 10 literuntuk skala laboratorium
10 500 literuntuk skala percobaan
50- 400.000 literuntuk skala industri besar
Ukuran bioreaktor tergantung pada :
Proses : sekali unduh, berkesinambungan, nutrien terputus.
Bagaimana proses yang dioperasikan : pancaran ke bawah (down
flow) atan pancaran keatas (up flow)
Produk yang diproduksi
No.Ukuran fermentorProduk
1.
2.
3.
4. 1 20.000
40 80.000
100 150.000
lebih dari 450.000Ensim diagnostik, substansi biologi
molekuler
Ensim dan antibiotik
Penisilin, antibiotika aminoglikosida, protease, amilase,
transfomasi steroid, asam amino
Asam amino, asam glutamat
Proses yang berlangsung selama produksi : proses aerobik,
anaerobik.
Proses kultur tungal atau kultur campuran
Fungsi Dasar Fermentor atau Bioreaktor
Suatu tempat yang menyediakan lingkungan yang tepat dan dapat
dipantau untuk pertumbuhan dan aktivitas mikrobia atau kultur
campuran tertentu untuk menghasilkan produk yang diinginkan.
Desain dan konstruksi bioreaktor harus memperhatikan beberapa
hal :
a. Bejana dapat dioperasikan dalam keadaan aseptis untuk jangka
waktu lama.
b. Aerasi dan agitasi cukup memadai untuk kelangsungan proses
metabolik mikrobia.
c. Konsumsi tenaga serendah mungkin.
d. Sistim kontrol temperatur, pH harus ada.
e. Fasilitas untuk sampling harus ada.
f. Evaporasi diusahakan tidak terlalu besar.
g. Bejana harus dapat dicuci, dibersihkan dan mudah dipelihara,
mempunyai geometri yang sama baik untuk laboratorium maupun skala
industri.
h. Dikonstruksi dari bahan yang murah.
Karakteristik fermenter
Fermentor anaerobik memerlukan alat khusus kecuali untuk
menghilangkan panas.
Fermentor aerobik memerlukan alat untuk mengaduk dan memberikan
aerasi cukup.
Konstruksi fermentor aerobik
Tebuat dari baja anti karat.
Berupa silinder besar, tertutup di bagian atas atau bawah,
dilengkapi pipa-pipa (Gambar 1).
Bagian fermentor terpenting: sistem aerasi berperan dalam
transfer oksigen dari bentuk gas ke bentuk cair.
Karena oksigen itu tidak mudah larut dalam air, maka perlu
agitasi atau pengadukan atau disebut impeller dan sparger (alat
untuk memecah gelembung udara yang masuk melaluinya)
Process control and monitoring meliputi :
Pantauan proses : untuk memantau aktivitas mikrobia dalam
fermentasi seperti yang diinginkan.
Kontrol : pH, temperatur, masa sel dan konsentrasi produk
Kontrol komputer proses fermentasi untuk :
Memperoleh data yang menunjukkan perubahan selama
fermentasi.
Mengendalikan faktor lingkungan yang harus selalu dipantau
Peningkatan kinerja fermentor/bioreaktor (Scale-up)
Beberapa aspek mikrobiologi industri adalah perpindahan dari
skala laboratorium ke skala industri. Prosedur ini disebut
peningkatan proses (scale-up)
Mengapa scale up itu sangat penting
Karena aktivitas masing-masing mikrobia pada fermentor skala
laboratorium itu sama
Mengapa proses mikrobia berbeda antara skala industri dengan
skala laboratoirum?
Mengapa pengetahuan scale up sangat esensial?
Pengadukan dan oksigen lebih mudah ditangai pada fermenter
kecil.
Kalau ukuran fermentor ditingkatkan,
Maka perbandingan antara permukaan/volume berubah.
Bioreaktor besar maka volume meningkat, memberikan area
permukaan yng meluas.
Transfer lebih oksigen sukar terjadi.
Hampir semua bioreaktor pada umumnya aerobik maka transfer
oksigen yang efektif sangat diperlukan.
Perlu media yang kaya sehingga terjadi peningkatan biomasa yang
perlu oksigen lebih besar.
Scale up proses industri merupakan tanggung jawab insinyur
biokimia karena mereka ahli dalam transfer oksigen, dinamika
cairan, pengadukan dan termodinamika, bekerja sama dengan ahli
mikrobiologi industri untuk memastikan semua parameter yang
diperlukan sehingga menghasilkan proses fermentasi berlangsung
dengan baik.
Ahli mikrobiologi industri sangat diperlukan dalam scale-up
yaitu berperan untuk meningkatkan strain mikrobia yang tepat yang
diaplikasikan pada proses skala besar.
Transfer proses dari laboratorium ke bioreaktor skala industri,
beberapa tahapan proses yang harus diperhatikan :
1. Tahap percobaan di laboratorium: menunjukkan indikasi
fermentasi menarik untuk diaplikasikan ke industri.
2. Percobaan tahap awal di laboratorium untuk optimasi
pertumbuhan dan aktivitas mikrobia peningkatan proses, menggunakan
fermentor gelas (1-5 liter). Percobaan di laboratoirum, meliputi
menguji berbagai macam media, temperatur, pH, dan sebagainya
semurah mungkin (Gambar 1).
3. Tahap percobaan lapangan (pilot plant stage) biasanya
menggunakan bioreaktor 300 3.000 liter. Pada tahap ini kondisi
mendekati dengan skala industri.
4. Tahap komersial atau industri, menggunakan fermentor 10.000
400.000 liter.
Aerasi dan agitasi
Aerasi diperlukan untuk pengadaan oksigen yang cukup demi
kelangsungan hidup mikrobia yang ditumbuhkan dalam medium cair
(kultur tenggelam- submerged culture)
Agitasi diperlukan untuk mencampur semua isi bioreaktor sehingga
diperoleh kondisi homogen
Tipe sistem aerasi dan agitasi sangat tipikal tergantung pada
karakteristik proses fermentatif yang diinginkan. Aerasi dapat
diadakan dengan mengalirkan udara steril melalui aerator, kemudian
gelembung udara dibuat sekecil mungkin, sehingga memungkinkan
terjadi oksigen udara masuk ke fase cair. Gelembung udara dapat
diperkecil melalui alat yang porus disebut sparger. Agitasi selain
berfungsi sebagai pengaduk (agitator) juga dapat berfungsi untuk
memecah gelembung yang lewat di dalam medium. Agitator atau disebut
impeller ini khususnya didesign khusus yang diperlukan untuk
fermentor yang digunakan untuk menumbuhkan fungi atau
aktinomisetes.
Komponen utama struktur fermentor yang diperlukan aerasi dan
agitasi :
a. Agitator (impeller)
b. Pengaduk
c. Sistem aerator
d. Saringan halus atau penyekat (baffle)
Macam-macam reaktor
1. Bioreaktor tanki adukan (stirres tank bioreactor), udara
disirkulasikan melalui medium yang diaduk dengan impeller.
2. Biorekator kolum gelembung (Bubble column bioreactor): udara
dialirkan melalui sparger di dasar bejana.
3. Bioreaktor dengan pancaran udara (Airlift bioreactor):
terdiri dari dua kolum yang dimasukkan ke dalam kolum yang lain.
Udara dipaksa masuk melewati pipa sehingga udara dapat terpancar
keatas dan medium ikut terbawa.
4. Bioreaktor terkemas padat: diisi dengan bahan padatan yang
dapat menjaring mikrobia masuk kedalamnya. Medium dapat dipompakan
melalui mikrobia dengan arah ke atas atau ke bawah (Gambar 2).
Latihan soal :
1. Mengapa bejana fermentasi disebut dengan fermentor atau
bioreaktor
2. Jelaskan perbedaan fermentor aerob dan anaerob
3. Sebutkan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
merancang
fermentasi.
4. Apakah yang dimaksud dengan :
a. Scale-up
b. Agitasi.
c. aseptis
BAB VI. PENGUNDUHAN DAN PURIFIKASI
Deskripsi Singkat
Ekstraksi dan purifikasi produk fermentasi biasanya sulit
dilakukan dan biayanya mahal. Pada kenyataannya salah satu cara
untuk mendapatkan produk yang berkualitas tinggi dan cepat
diharapkan biayanya murah.
Kebanyakan produk fermentasi dihasilkan kedalam media dan
ekstraksi dari sel. Pungunduhan produk mikrobia memerlukan biaya
sebanyak 20% sampai 605 dari biaya produksi. Pengunduhan produk
didasarkan atas beberapa kriteria : produk ekstra selular atau
infraseluler, konsentrasi produk dalam media fermentasi, sifat
fisik dan kimia produk, kemurnian dalam media, standardisasai
permintaan, kegunaan dari produk dan harga produk dipasaran.
Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan padatan sel dan buih, presifikasi,
sentrifuge, ultrasentrifuge, pemecahan sel, penggunaan solven,
kromatografi, penyaringan dan kristalisasi.
Produk diekstraksi dari medium dipisahkan dari sel. Berat
molekul produk asam laktat dan asam glutamat rendah, seang
antibiotik atau ensim konsentrasinya tinggi. Tapi konsentrasi
vitamin B12 rendah, yaitu hanya mgr per liter.
1. Pengunduhan produk ekstraseluler dapat digambarkan sebagai
berikut :Kultur fermentasi farksi larut
Produk
diencerkan
Sel dan bahan
tak larut
Pemurnian
PRODUK AKHIR
2. Pengunduhan produk yang tidak larut :
Gravitasi Mekanik Penyerapan
permukaan Listrik
sentrifugasi flokulasi absorpsi flotasi
filtrasi dialisa permukaan
ion
elektro- elektro- elektro
foresis dialisa osmosis
3. Contoh pengunduhan mikrobia dengan cara sentrifugasi
MikorbiaDiameter (()Metode
Virus, phage
Bakteri
Khamir
Fungi filamentous0,01 0,1
0,30 3,0
4,00 7,0
10,0 150Ultrasentrifugasi
Normal
Normal
Normal
4. Flokulasi sangat esensial untuk bir
Senyawa flukulan : aluminium sulfat (0,1 0,5 %), CaCl2 (0,1 0,5
%), titanium tetrakloride (0,01 0,02 %), garam alkylamin dan
alkylpyridinium digunakan 0,01 % - 1,0 %.
Latihan Soal Pokok Bahasan VI
1. Jelaskan perbedaan antara pengunduhan senyawa ekstraseluler
dan intraselular?
2. Bagaiman car mendapatkan senyawa metabolit primer supaya
mendapatkan produk dalam jumlah besar?
3. Jelaskan cara pemisahan biomassa jamur benang dalam
memproduksi pinisilin?
4. Jelaskan cara pemisahan produk metabolit secara kimiawi?
5. Apakah yang dimaksud dengan :
a. Purifikasi
b. Ekstraksi
c. Fase idiofase
Pokok Bahasan VII
FERMENTASI METABOLIT PRIMER
Deskripsi singkat
Metabolit primer adalah senyawa yang termasuk produk akhir yang
mempunyai berat molekul rendah dan dihasilkan pada fase
eksponensial oleh mikrobia .
Senyawa metabolit primer di gunakan untuk membentuk makromolekul
atau yang dikonversikan menjadi koenzim senyawa antara seperti asam
amino nukletida purin, pirimudin, vitamin, asam organik, seperti
asam sitrat, asam fumarat, aseton butanol asam asetat dan enzim
termasuk metabolit primer.
Metabolit primer lainnya adalah yang termasuk senyawa antara
pada jalur reaksi Embden Meyerhof, jalur pentosafozfet, dan siklus
asam triherboksilat (Siklus Krebs). Untuk produksi senyawa
metabolit primer dipilih mikrobia yang potensial untuk
fermentasi.
Tujuan Intruksional khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan fermentasi metabolit primer misalnya
aseton butanol, asam cuka, asam sitrat, etanol, enzim dan
vitamin
A. Fermentasi Aseton Butanol oleh Bakteri
Bakteri yang berperanan dalam fermentasi aseton butanol adalah
Clostridium acetobutyricum, Clostridium butyricum. Inokulum
Clostridium acetobutyricum jika dipakai berkali-kali sifatnya
menurun, maka diperlukan HEAT SHOCKING.
Bahan dasar yang digunakan : padi, tepung tapioka, arabinosa,
xylosa
Sumber nitrogen yang dibutuhkan : protein, pepton, dan asam
amino
Kondisi fermentasi ; suhu optimum 37o C, anaerob, pH 4,7-8,
konsentrasi bahan dasar 3 10 %.
Produk akhir : fermentasi aseton butanol dari glukosa
menghasilkan n-butanol 8 bagian, 3 bagian aseton dan 1 bagian
etanol. Bila menggunakan xylosa, sukrosa, dan lefulosa sama
hasilnya dengan glukosa. Sedang bila bahan dasarnya arabinosa akan
menghasilkan rasio butanol : aseton : etanol = 5 : 4 : 1
B. Fermentasi Asam Cuka
Kata vinegar (cuka) berasal dari istilah Perancis vinaigre yang
berarti anggur asam. Menurut Food and Drugs Administration di
Amerika Serikat, cuka, cuka sari buah apel, cuka apel, dibuat
melalui fermentasi alkoholik sari buah apel diikuti fermentasi
asetat (Pelczar and Chan, 1988). Sedangkan menurut Frazier (1976),
cuka didefinisikan sebagai bumbu yang dibuat dari bahan yang
mengandung pati atau gula dengan fermentasi alkohol diikuti
oksidasi asetat.
A. Bahan dasar
Ada bermacam-macam cuka, perbedaannya terutama terletak pada
bahan yang dipakai dalam fermentasi alkohol, seperti macam sari
buah, sirop, dan bahan yang mengandung pati yang dihidrolisis.
Bermacam-macam bahan yang dapat dibuat menjadi cuka diantaranya
adalah :
1. Sari buah-buahan, misalnya apel, anggur, jeruk, dan
sebagainya.
2. Sayur-sayuran yang mengandung pati, misalnya kentang atau
kentang . manis, yang mana pati harus dihidrolisis menjadi gula
lebih dahulu.
3. Biji-bijian gandum, seperti barley, gandum hitam, jagung, dan
gandum.
4. Minuman keras atau alkohol, misalnya dari bir, atau dari etil
alkohol . . yang berubah sifat.
B. Mikrobia yang berperan
Mikrobia yang berperan dalam proses pembuatan cuka adalah khamir
dan bakteri. Khamir yang berperan adalah Saccharomyces cerevisiae
Var. ellipsoideus. Sedangkan bakteri yang berperanan adalah dari
genus Acetobacter (familia Pseudomonadaceae) dan genus Bacterium.
Beberapa spesies Acetobacter diantaranya adalah : Acetobacter
aceti, A. rancens, A. xylinum. Bacterium yang ditemukan adalah :
Bacterium schentzenbachii, B. curvum, dan B. orleanense1.Proses
pembuatan
Pada proses pembuatan cuka terjadi 2 macam perubahan biokimiawi,
yaitu :
1. Fermentasi gula menjadi etil alkohol, dan
2. Oksidasi alkohol menjadi asam asetat
Tahap pertama adalah proses anaerobik yang dilakukan khamir dan
menghasilkan alkohol
Reaksi : C6H12O6 2 CO2 + 2 C2H5OH
Glukosaalkohol
Pada proses ini sejumlah kecil produk lain dihasilkan, seperti
gliserol dan asam asetat. Juga ada sejumlah kecil substansi lain,
dihasilkan dari senyawa selain gula, termasuk asam suksinat dan
amil alkohol.
Alkohol yang dihasilkan pada proses pertama digunakan sebagai
sumber energi bagi bakteri, yang kemudian mengoksidasinya menjadi
asam asetat. Bakteri ini menggunakan substansi lain dalam cairan
yang difermentasi sebagai makanan.
Reaksi yang merupakan reaksi aerob ini dapat dituliskan sebagai
berikut :
C2H5OH + O2 CH3COOH + H2O
Alkoholasam asetat
Asetaldehid adalah senyawa intermedier dalam reaksi ini. Di
antara produk akhirnya adalah sejumlah kecil aldehid, ester,
aseton, dan sebagainya.
Bau cuka yang sedap berasal dari adanya bermacam-macam ester
seperti etil asetat, dari alkohol, gula, gliserin dan minyak
menguap yang dihasilkan dalam julah kecil oleh aksi mikrobia. Bau
ni dapat juga berasal dari sari buah-buahan yang difermentasi,
gandum, atau cairan bersifat alkohol lainnya, dari mana cuka
dibuat.
Metode pembuatan cuka dapat dibedakan menjadi metode lambat
seperti yang dikerjakan di rumah, atau metode let alone, metode
Perancis atau Orleans, dan metode cepat, seperti proses pembuatan
dengan genera atau prosedur fogging. Pada metode lambat, cairan
alkohol tidak bergerak selama asetifikasi, sedangkan pada metode
cepat, cairan alkohol bergerak. Metode lambat menggunakan sari
buah-buahan yang difermentasi atau cairan gandum untuk menghasilkan
asam asetat. Sedangkan metode cepat kebanyakan untuk menghasilkan
cuka dari minuman keras (alkohol). Cairan gandum atau buah
disediakan untuk makanan bakteri cuka, tetapi untuk memelihara
bakteri cuka aktif dalam metode cepat menggunakan alkohol, ditambah
dengan vinegar food, yang merupakan kombinasi senyawa organik dan
anorganik.
Prosentase cuka dinyatakan dalam grain, yaitu 10 kali jumlah
gram asam asetat per 100 ml cuka. Jadi cuka 40 grain mengandung 4
gram asam asetat per 100 ml cuka pada suhu 200 C.
3.Penyebab kerusakan cuka
Logam dan garam-garamnya menyebabkan kekeruhan dan perubahan
warna cuka. Kerusakan yang disebabkan mikroorganisme dapat
menyebabkan rendahnya mutu bahan dari mana cuka dibuat atau
rendahnya mutu cuku itu sendiri. Spesies Lactobacillus dan
Leuconostoc dalam sari buah-buahan tidak hanya bertanggung jawab
pada rasa tidak enak, tetapi juga menghasilkan asam asetat yang
cukup mengganggu fermentasi alkohol oleh khamir. Pada keadaan
anaerob, bakteri asam butirat menghasilkan asam yang tidak
diinginkan. Kesulitan ini dapat dikurangi dengan penambahan sulfur
dioksida pada sari buah, tetapi kemikalia ini menghambat bakteri
cuka.
Kerusakan cuka diantaranya adalah rusaknya asam asetat pada
produk. Lapisan tipis bakteri pada proses pembuatan cuka mengurangi
kecepatan asetifikasi. Oksidasi asam asetat dalam cuka menjadi
karbondioksida dan air dapat ditimbulkan oleh bakteri asam asetat
sendiri selama proses pembuatan cuka jika kekurangan alkohol atau
aerasinya berlebihan. Organisme lain yang dapat mengoksidasi asam
asetat pada keadaan aerob adalah lapisan khamir, jamur benang dan
algae.
5.Fermentasi Asam Sitrat oleh Jamur Benang
Asam sitrat dihasilkan oleh Penicillium luteum, Mucor
puriformis, Aspergillus niger.
Faktor yang menentukan dalam fermentasi asam nitrat :
6. Sumber C
2.Garam organik
3. Perbandingan permukaan dengan volume medium
4.pH, suhu, dan oksigen
5.Organisme
Ad. 1. Senyawa organik yang mempunyai senyawa atom C
2,3,4,5,6,7, dan 12. Banyak digunakan sukrosa, fruktosa, laktosa,
dan glukosa. Konsentrasi gula 14 20 %.
Ad. 2. Garam organik setiap liter memerlukan NH4NO3: 2 2,5 gram,
KH2PO4: 0,75 1,0 gram, MgSO4 7H2O: 0,2 0,25 gram, HCl 5 N sebanyak
5 cc, pH 3,4 -3,5.
Ad. 3. Perbandingan permukaan dan volume.
Apabila volume media besar kemudian permukaannya dalam asam
sitrat yang terbentuklambat, sedang bila permukaan luas akan
terbentuk asam sitrat lebih cepat.
Ad. 4. Persediaan oksigen
Oksigen dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur Aspergillus niger,
Aspergillus wentii. Erlenmeyer diberi oksigen 15 ml per menit. Suhu
digunakan 25 350 C. Lama fermentasi 7 10 hari. Produk diambil
dengan menambahkan Ca, lalu Ca sitrat diendapkan dngan asam sulfat,
lalu asam sitrat dipisahkan dari kalsium sulfat.
5. Aktivitas Khamir dalam Fermentasi Minuman beralkohol
Pendahuluan Hampir sebagian besar industri minuman beralkohol
menggunakan produk pertanian sebagai bahan mentah dan khamir yang
mengkonversikan menjadi minuman. Semua bahan organik yang
terkandung dalam produk pertanian khususnya buah-buahan demikian
ada beberapa aktivitas khamir yang tidak diinginkan karena khamir
tersebut sebagai agen pembusuk buah. Proses akibat aktivitas khamir
yang telah lama dikenal adalah fermentasi bir dan minuman anggur
(wine). Proses tersebut melibatkan khamir yang secara alami banyak
terdapat dalam buah-buahan atau biji-bijian yaitu genus
Saccharomyces. Beberapa jenis khamir yang terlibat dalam fermentasi
minuman beralkohol tercantum pada tabel 1
Tabel 1. Fermentasi yang dilakukan oleh khamir
Produk fermentasiMikrobia
Bir
Anggur (wine)
Cider
Sake dari beras
Tuak
Madu difermentasikan
Tape
Kumiss dari susu (Rusia)
Kecap
Miso dari kedelai dan berasSaccharomyces carlbegensi dan S.
cerevisieae
Saccharomyces cerevisieae var. ellipsoides
Saccharomyces cerevisieae var. ellipsoides
Saccharomyces sake dan Aspergillus
Saccharomyces cerevisieae dan Schyzosacharomyces
Saccharomyces cerevisieae
Saccharomyces cerevisieae, Candida tropicalis dan
Pediococcus
Saccharomyces cerevisieae, Lactobacillus
Saccharomyces dan Aspergilllus oryzae
Saccharomyces rouxii, Aspergilllus oryzae
Fermentasi bir
Minuman fermentasi yang tertua adalah bir :
Pada tahun 4000 SM bir dibuat dari :
Gandum (barley), padi-padian atau bijian yang lain, yang diolah
menjadi roti, kemudian dihancurkan disuspensikan dengan air dan
difermentasikan.
Rasanya ada yang manis dan ada yang masam.
Sebelum tahun 700, bir dibuat dari :
Biji-bijian tanpa ditambah hop (bunga) sehingga rasanya berbeda
dengan bir sekarang
Ditambah rempah-rempah.
Pada abad ke 15, bir telah menggunakan hop
Sekarang bir terbuat dari :
Kecambah gandum (malt), tepung beras atau jagung, air, hop.
Difermentasikan dengan menggunakan khamir
Mekanisme proses fermentasi bir tersbut :
Pati dari kecambah gandum, beras atau jagung dikonversikan
menjadi maltosa dan dekstrin yang dibantu oleh ensim yang terdapat
dalam kecambah gandum.
Campuran karbohidrat yang diperoleh tersebut dalam bentuk
larutan yang disebut worl, direbus bersama-sama dengan hop,
didinginkan
Difermentasikan menjadi bir yang beralkohol, CO2 dan sisa-sisa
dekstrin.
Bir telah jadi mengandung :
a. Air, dekstrin, alkohol dan CO2b. Gula-gula yang tak dapat
difermentasikan, protein dan senyawa aromatik yang berasal dari
resin hop
c. Dan hasil samping minyak fussel
Proses-proses penting dalam pembuatan bir :
1. Malting : perkecambahan barley di rumah kecambah gandum
(Malthouse)
(Gambar 1).
Sampai 3 hari
ditapis
5 sampai 7 hari
dengan 45 % air
00 C untuk malt encer (agak . jernih)
50 C untuk malt kental
dengan 3-4 % air
KE TEMPAT FERMENTASI
2. Kecambah gandum berisi :
Ensim yang merombak pati dari malt itu sendiri dan pati-pati
yang ditambahkan (beras atau jagung)
Sumber protein bir yang penting artinya untuk pembentukan
buih
Memberikan aroma yang tipikal
3. Proses perkecambahan barley
a. Barley dicuci, direndam ari sehingga memungkinkan baley
berkecambah
b. Air ditapis
c. Perkecambahan dilanjutkan sampai 5 atau 7 hari
d. Selama perkecambahan, -amilase, dan terbtnuk ensim baru yaitu
-amilase
e. -amilase berperan menyerang pati yang ada disekitarnya, hanya
menyerang pada (rantai C yang laurus) dan tidak mampu menyerang
rantai C yang bercabang (amilodekstrin). -amilase berperan dalam
pembentukan gula akhir.
f. Ensim lain yaitu :
Protease meningkatkan ke larutan protein
Sitase yang mendegradasikan beberapa gum pentosan
Filase yang melepaskan gugus fosfat dan inositol
4. Pemasakan atau pemanasan
a. Selama pemanasan sering timbul reaksi pencoklatan (browning)
karena melanoidin meningkat
b. Melanoidin sangat penting untuk memberi warna dan aroma yang
khas.
5. Komposisi bir : alkohol 3,8 % - 5 %
Dekstrin4,3 %
Protein0,3 %
Abu0,3 % dan CO26. Mikrobiologi brewing
a. Khamir sangat menentukan kualitas bir: memberikan aroma dan
sejumlah oligosakarida yang tidak terfermentasikan.
b. Pada bir lager menggunakan S. carlsbergensis yang mampu
memfermentasikan melibiosa dan gas; sedangkan S. cerevisieae tidak
mampu memfermentasikan melibiosa.
c. Selama proses fermentasi gula dikonversikan menjadi alkohol,
CO2 dan sedikit gliserol, serta asam asetat dari hasil fermentasi
karbohidrat yang lain. Protein dan lipid yang terkandung di dalam
wort sebagian difermentasikan menjadi alkohol, asam dan ester yang
memberikan aroma yang khas. Bir yang dihasilkan berwarna hijau,
maka perlu pemeraman lebih lanjut (aging)
d. Selama aging protein, khamir dan resin dipresipitasikan
sehingga beir menjadi masak dan jernih dengan aroma yang lembut.
Bir tersebut diunduh dengan melalui penyaringan, kemudian diinjeksi
dengan CO2 agar terbentuk buih-buih (sparkling). Pada umumnya CO2
yang terbentuk selama fermentasi ditampung ke dalam bejana yang
kemudian diijeksikan kembali setelah proses akhir. Kandungan CO2 di
dalam bir sekitar 0,45 % - 0,5 %. Beberapa industri bir sering
menambah sedikit gula kedalam masing-masing botol untuk
mempertahankan proses fermentasi tetap berlangsung.
e. Proses terakhir adalah bottling dan pasteurisasi sekitar
60-65 0C kemudian disaring.
f. Mengapa tidak banyak mikrobia mengkontaminasi bir :
Khamir menggunakan O2 dengan cepat dan menghasilkan CO2 Hop
mengandung -resin dan humulon yaitu senyawa antimikrobia khususnya
terhadap bakteri gram positip
Bir mempunyai pH asam (3,7 4,5)
Alkohol yang dihasilkan juga mempengaruhi pertumbuhan
mikrobia.
Bir disimpan pada suhu dingin.
g. Kontaminan selama brewing bir : Lactobacillus pastorianus dan
Pediococcus cereviseae, Flavobacterium proteus.
h. Fermentasi dilakukan pada suhu rendah, sekitar 2 minggu untuk
produksi bir
i. Produksi komersial bir dilakukan :
Dengan proses sekali unduh
Dengan proses berkesinambungan : penambahan substrat baru
dilakukan secara terus menerus.
j. Macam-macam bir :
1. Lager bir : fermentasi yang melibatkan bottom yeasts dan tak
berspora : S. carlsbergensis.
2. Ale : fermentasi bir yang melibatkan top yeasts dan berspora
: S. cerevisieae mempunyai kandungan alkohol cukup tinggi.
3. Bir Pilsener (dari Chekoslovakia) : warna jernih, kering
(dry) karena mengandung gula yang difermentasikan rendah, mempunyai
aroma hop tajam.
4. Minuman malt : kandungan alkohol lebih tinggi dari pada
bir
5. Bir non karbohidrat: bir yang dibuat dari larutan karbohidrat
dimana semua dekstrin dihidrolisa oleh ensim menjadi maltosa dan
glukosa.
Fermentasi anggur (wine)Semua fermentasi alkohol memerlukan
substrat gula dan untuk produksi wine menggunakan sari buah anggur
(Vitis vinifera). Buah tersebut merupakan medium yang baik :
a. Kandungan nutrien cukup tinggi
b. Mempunyai keasaman yang tinggi sehingga dapat menghambat
pertumbuhan mikrobia yang tidak diinginkan.
c. Kandungan gula cukup tinggi
d. Mempunyai aroma yang sedap.
Fermentasi anggur dilakukan penambahan SO2 ke buah anggur dengan
tujuan untuk :
a. Mencegah brwoning selama penghancuran buah
b. Menghambat aktivitas khamir lain
Macam-macam wine :
1. Wine putih : anggur yang dibuat dari buah anggur berwarna
hijau dan juga warna merah yang telah dikupas kulitnya.
2. Wine menrah : anggur yang dibuat dari keseluruhan buah anggur
berwarna merah.
Jenis khamirTerdapatnya
Candida pulcherima (Metschnikovia pulcherima)
Sccharomyces cerevisiae
Kloeckera africana; K. apiculata
S. carlsbergensis; S. rouxii
Torulopsis stelattaEkstrak (hancuran buah anggur dan wine
Wine klasik
Wine dan buah anggur
Wine dan buahnya
Wine
Wine putih
Wine merah
Gambar 2 : Diagram alir pembuatan wine
Cara pembuatan wine (Gambar 2)
1. Buah anggur yang dipetik dari kebun dihancurkan menjadi
bentuk cairan yang disebut must.
2. Khamir yang berasal dari permukaan kulit anggur sebagai
inokulum dan kadang-kadang diinokulasi dengan S. cerevisieae.
3. Proses fermentasi dilakukan :
a. Red wine :
Warna merah terbentuk selama proses fermentsi karena terjadi
ekstraksi warna kulit buah anggur oleh alkohol yang terbentuk.
CO2 terbentuk selama fermentasi sehingga sisa buahan dan kulit
terangkat keatas
Lama fermentasi 3 5 hari pada 24 27 0C
b. White wine :
Proses hampir sama dengan red wine tetapi tidak terjadi
warna
Lama fermentasi 7 14 hari pada 10 21 0C
Kandungan alkohol 19 21 %.
c. Memerlukan karbonasi yang dilakukan dengan menginjeksikan CO2
setelah proses fermentasi selesai.
2. ASAM AMINO
Kebanyakan mikrobia mensintesa asam amino yang digunakan untuk
biosintesa protein dari glukosa dan ammonium. Asam amino ini
sebagai senyawa antara dalam metabolisme, tetapi pada akhir fase
exponensial dibebaskan dalam medium walaupun jumlah sedikit.
Di Jepang banyak paten produksi asam amino tetapi hanya asam
glutamat dan lisin yang diproduksi oleh industri dalam jumlah
besar.
Produksi asam glutamat
Produksi asam glutamat di seluruh dunia lebih dari 100.000 ton
per tahun. Monosodium glutamat digunakan untuk penyedap makanan
sup.
Asam glutamat dihasilkan oleh mutan Corynebactericum glutamicum
sebesar 60 gram/liter, untuk bakterinya sendiri sebesar 300
miligram/liter. Lama fermentasi 40 jam pada suhu 300 C, keasaman
medium alkalis dan mengandung biotin (1 5 (gr/l), glukosa dapat
diganti dengan molase. Produksi asam glutamat oleh Corynebactericum
glutamicum, sebagai berikut :
Glukose
Fosfoenolpiruvat
CO2 Piruvat
CO2
Oxalo asetat Asetyl Co.A
Sitrat
Cis akonitat
Isositrat
CO2-Ketoglutarat
NH4+
Glutamat
3. VITAMIN
Mikrobia prototrof dapat mensintesa semua vitamin, koensim dan
faktor tumbuh untuk pertumbuhan dan metaboisme
Sedikit vitamin yang dihasilkan dalam skala industri dapat
dilihat tabel berikut :
Jenis vitaminJenis
MikrobiaMediumKondisi fermentasiEkstraksi Produkgr/l (%)
Karoten (prekusor vitamin A)
Riboflavin
L-sorbosa (dalam sintesa vitamin C)
5-ketoasam glukolat (dalam sintesa vitamin C)Blakeslea
trispora
Myobacterium smignaxtis
Ashbya gassypii
Gluconobacter oxidans
Sub spesies
Suboxidans
Gluconobacter oxidans
Sub spesies
Suboxidans- Molase
- minyak
kedelai
- -ionon
- Thianin
- glukosa
- kolagen
- minyak
kedelai
- glisin
- D-sorbitol
- 30%
rendaman
jagung
- glukosa
- CaCO3- air
rendaman
jagung
72 jam
300C, aerob
6 hari
360C, aerob
45 jam
300C, aerob
33 jam
300C, aerob
Solven
Dipanaskan 1200C + reagen untuk pengendapan
Filtrasi dan pemekatan di bawah vaccium
Filtrasi dan pemekatan di bawah vaccium
1 gr/l
0,007 gr/l
4,25 gr/l
70 %
100 %
Biosintesa B12 dihasilkan oleh bermacam-macam bakteri dan
Streptomyces. Produksi vitamin B12 menggunakan
Propionibacterium.
Seperti dalam dan mikrobia lain seperti berikut ini :
SpesiesMediumAerasiProses
Suhu
(0C)Waktu (jam)Produk
(mg/l)
Bacillus megaterium
Propionibacterium
freudenreichii
Propiobacterium shermanii
Bacillus coagulans
Streptomyces oliveseae
Pseudomonans denitrifieansMalase, garam, mi-neral, karbon
Glukosa, cornsteep, hetain kobalt,
pH 7,5
Glukosa, cornsteep, kobalt, pH 7
Asam sitrat, tri etanolamin, kobalt, cornsteep
Glukosa, tepung
Kedelai, koblat, garam mineral.
Asam oksalat, betain, koblat, garam mineralAerobik
Anaerobik (3 hari) + aerobik (2 hari)
Anaerobik (3 hari) + aerobik (2 hari)
Aerobik
Aerobik
Aerobik
30
30
28
55
28
-
18
120
150
18
96
-0-45
20
23
6,0
5,7
10
4. ENSIM
Produk metabolit yang bersifat primer dan sekunder adalah ensim.
Ensim dihasilkan oleh mikrobia dalam industri fermentasi berupa
exoensim dan endoensim. Ensim dapat digunakan sebagai komponen
pengempuk daging, komponen pembuatan detergen, untuk kebersihan,
pembuatn sirup, dan sebagainya.
1. Komposisi media untuk produksi ensim
Kebanyakan ensim mikrobia bersifat hidrolase yaitu ensim
indusibel, ensim diproduksi bila diinduksi. Misal ensim
-glactosidase diproduksi dalam media yang mengandung laktosa.
Metoda untuk memperoleh ensim dalam jumlah besar perlu
ditambahkan kedalam medium inducer dengan konsentrasi rendah
(contoh 0,05 % selobiosa). Pengaruh bermacam-macam inducer terhadap
penghasilan ensim sebagai berikut :
EnsimJenis jamur BenangInducerProdu (international unit)
Selulase
Dextranase
InvertaseTrichoderma viride
Penicellium funiculosum
Aureobasidium pullulansSelulose
Selobiose
Selobiose diplamitat
Dekstran
Isomaltosa
Isomaltosa dipalmiat
Sukrosa
Sukrosa monopalmiat22,5
0,2
4,8
1080
2
1098
1,3
108
2. Ensim mikrobia dan kegunaannya
a. Amilase
1. Strain Bacillus dan Aspergillus menghasilkan beberapa ensim
yaitu
2. -amilase mengkatalisa hidrolisis ikatan -1,49 glukosidik,
berfungsi memecah pati menjadi dextrin dan maltosa
3. Amyloglikosidase yang langsung menghasilkan glukosa dari
pati.
4. maltase menghidrolisa maltosa menjadi glukosa.
Amilase yang dihasilkan oleh Aspergillus niger dan A. oryzae
digunakan untuk hidrolisa pati menjadi gula
b. Protease
Protease dihasilkan oleh Bacillus subtilis dan Bacillus
licheniformis atau A. niger, A. oryzae.
Protease alkalin toleransi pada pH basa dan aktif dalam adanya
sodium perborate, sodium aripoyphosphate dan sodium alkylbenzen
sulphonat. Prolease alkalin dihasilkan oleh Bacillus dan
Streptomyces.
Latihan soal pokok bahasan VII
1. Sebutkan senyawa metabolit primer sebanyak 5 macam dan
mikrobia penghasilnya
2. Bedakan antara pembuatan asam cuka metoda cepat dan
lambat
3. Jelaskan perbedaan antara Redwizcl dan White Wine
4. Apakah kegunaan penambahan S02 pada ekstrak buah sebagai
bahan dasar fermentasi anggur.
5. Mengapa dalam memproduksi enzim tertentu ditambah dengan
inducer ?
Pokok Bahasan VIII
FERMENTASI METABOLIT SEKUNDER
Deskripsi singkat
Mikrobia mampu mensintesa senyawa metabolit sekunder pada fase
pertumbuhan stationer. Senyawametabolit sekunder digunakan sebagai
nutrien darurat untuk mempertahankan hidupnya. Metabolit sekunder
itu tergolong dalam antibiotik biopestisida, mikotoksin dan pigmen,
alkaloid serta ensim.
Antibiotik yang dihasilkan oleh fungi meliputi griscofulvin,
penisilin, cephalosporin, dan asam fusidat dan lain sebagainya.
Bakteri juga mampu menghasilkan cyclokeximide, amphoserin,
pimaricin, streptomisin, tetrasiklin, khloramfenicol, movabiosin,
erithromisin, polimisin dan nisin, Aktinomisetes juga hampir setiap
tahunnya menghasilkan 50-100 antibiotik contoh Streptomycesgriseus
menghasilkan 40 macam antibiotik yang berbeda.
Biopestisida merupakan senyawa yang dihasilkan oleh mikrobia
berdaya insektisida sebagai contoh Bacillus thuringiensis bersifat
patogen terhadap larva lepidoptera, Bacillus popilliae patogen
terhadap larva lebah. Alkaloid merupakan senyawa yang diproduksi
oleh mikrobia dan senyawa ini dapat berperanan sebagai herbisida
contohnya Cloviceps purpurea dan C pospali untuk membunuh rumput
Pospalum.
Tujuan Instruksional khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang fermentasi antibiotik,
seperti penisilin dan biopestisida.
A. Penisilin
Pada abad 19 telah diketemukan mikrobia penghambat pertumbuhan
mikrobia lain, karena menghasilkan senyawa toksin. Penemuan
tersebut disebut pinisilin yang berperanan sebagai antibiotik.
Banyak antibiotik yang dapat digunakan dalam bidang pengobatan
yaitu :
Senyawa antifungal dan antibacterial yang dihasilkan oleh
mikrobia
Jenis mikrobia yang dihambatSenyawa sntibiotik dari
Fungi
Bakteria Griseofulvin
Penisilin
Cephalosporin
Asam fusidatCycloheximide
Amphosetrim
Pimarcin
Streptomisin
Tetrasiklin
Khloramfenicol
Novobiosin
Erythromisin
Polimysin
Nisin
Alexander Flemming secara kebetulan menentukan Penicellium
notatum tumbuh pada kultur Staphylococcus yang menyebabkan
terbentuk zone jernih disekitar Penicellium, karena kedua mikrobia
tersebut saling bersifat antagonisme. Kemudian setelah senyawa
diisolasi ternyata antibiotik penisilin.Florey tahun 1940 menemukan
P. chrysogenium penghasil penisilin bersifat lebih efektif daya
hambatnya dan tidak toksis terhadap jaringan manusia.
Industri pinisilin terus mengembangkannya dengan cara : meneliti
strain baru dari alam, melakukan seleksi, meningkatkan sifat kultur
melalui mutasi, optimalisasi media dan kondisi produksi.
Skema pengembangan strain sebagai berikut :
Isolasi dari melon
Isolat P. chrysogenum Mutasi
Mutan
Produksi
Penisilin
Pengujian dengan Staphylococcus aureus ( 1 unit/ml )
Isolasi penisilin
Purifikasi
Kristalisasi
(1 unit = 0,5988 (gr / sodium benzyl penisilin
Produksi Penisilin melalui dua cara
1. kultur tenggelam
2. kultur permukaan
Dalam produksi penisilin perlu Penicellium ditumbuhkan untuk
membentuk spora, spora tersebut sebagai inokulum.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan selama fermentasi
penisilin adalah :
1. Bahan dasar terdiri dari :
a. Sumber karbon (6 %), laktosa, pati jagung dan dextrin
jagung.
b. Sumber nitrogen : sodium nitrat, ammonium sulfat, ammonium
asetat, ammonium laktat, corn steep liquor.
c. Sumber mineral : magnesium sulfat (MgSO4 7H2O)
d. Prekursor : asam phenylacetat.
2. Kondisi fermentasi
Suhu 240 C, pH : 5-7,5, aerasi 400 cu/menit, antifolam tributyl
citrat, 3 % octadecanol.
B. Biopestisida
Kebanyakan antibiotik dengan konsentrasi antara (55-200 ppm)
berdaya insektisidal. Kemudian novobioci dan cycloheximide
(actidione) mempunyai spektrum lebih luas terhadap insekta lain,
tetapi apakah bersifat menghancurkan atau kontak saja. Di Jepang
telah banyak dilakukan seleksi dan akhirnya menemukan metabolit
sekunder baru mempunyai daya insektisida. Insektisida tersebut
dihasilkan oleh Streptomyces
Insektisida yang dihasilkan mikrobia
Jenis mikrobiaProdukToksisitas terhadap
manusia
Streptomyces factum
Streptomyces mabaraence
Metarrhizium anisapliae
Aspergillus ochraccus
Aspergillus versicolorPactomycin
Piericidins A dan B
Dextrixin A dan B
Aspachchracin
Versimide Tinggi
Tinggi
Tinggi
Rendah
-
Dari fungi tingkat tinggi di jepang digunakan untuk pengendalian
lalat, yaitu asam tricolomat yang dihasilkan oleh Tricholoma
muscarium dan asam ibotenat dari Amania muscariaBakteri yang
berperanan sebagai pengendali hama adalah :
1. Bacillus thuringiensis : sporanya bersifat patogen terhadap
larva Lipidoptera
2. Bacillus popilliae : sporanya bersifat patogen terhadap lebah
(Popillia japanica).
Nematoda berperanan sebagai vektor serangga patogen, kadang
digunakan untuk pengendalian hama , contohnya simbiose antara
Achromobacter nematophilus dan Neoplectana carpocapsaePestisica
dari fungi
Fungi menginfeksi integumen hospes. Spesien fungi yang paling
baik yaitu Beauveria bassiana mematikan penyakit pada ulat sutera
(Bombyx mori). Jamur Metarrhizium anisolphae.
Latihan soal Pokok Bahasan VIII
1. Jelaskan cara isolasi mikrobia penghasil antibiotik ?
2. Apakah perbedaan antara bakterisida dan bakteriosfatik ?
3. Jelaskan mengapa dalam produksi penisilin perlu ditambah
ekstrak / rendaman
jagung ?
4. Apakah fungsi metabolit sekunder beri contoh 5 (lima) macam
metabolit
sekunder ?
5. Apakah yang dimaksud dengan
a. insektisida
b. metabolit sekunder
c. prekursor
Pokok Bahasan IX
BIOKONVERSI STEROID
C. Deskripsi singkat
Sterol dan steroid telah lama menjadi perhatian oleh ahli
biokimia. Pada tahun 1920 ahli estrogenik dan androgenik untuk
memenuhi kebutuhan steroid diperoleh dengan ekstraksi bahan alami
misalnya korteks adrenal hewan. Senyawa steroid tersebut berupa
cortico steroid.
Kemudian coktison berhasil disintesa secara kimiawi yang berguna
untuk obat rematoid arthritis dan rematik akut. Selanjutnya pada
tahun 1952 Rhizopus nigricans berperanan dalam mengubah
progresteron menjadi - hidroksiproges rion yang bersifat baik dan
diproduksi secara komersil.
Pada tahun 1970 reaksi 11 origenan oleh fungi 16x hidroksilasi
oleh Streptomyces dehidrogenasi oleh Arthrobacter Samplex
mycobacteria, nocardia dan kebanyakan fungi dilakukan di dalam
industri.
Namun demikian banyak kendala yang timbul dalam produksi steroid
melalui proses fermentasi, misalnya biaya operasional lebih mahal
dibandingkan melalui reaksi kimiawi. Sehingga dalam prakteknya di
pabrik, biotransformasi/biokonversi steroid digunakan untuk
menggantikan sebagian reaksi secara kimiawi.
Struktur steroid kebanyakan mempunyai gugus methil pada atom
karbon nomer 13 dan 10 (C-10 dan C-19). Steroid dapat dianalisa
secara paper chromatography (PC) , khromatography lapis tipis (TLC)
dan vapor-phase chromatography (VPC). Ekstraksi produk steroid
menggunakan methylene chloride dan bermacam-macam solven non polar
yaitu ethyl ecetat, amyl acetat, ethelene chlorida, chloroform
hasil ekstraksi steroid lalu dianalisa menggunakan cara
hromatography.
Penemuan penting dibidang mikrobiologi industri adalah mikrobia
yang mampu melakukan aktivitas biokimia. Contoh spora Penicellium
roqueforii mampu merubah asam kapilat (asam oktanoat ) menjadi 2
heptanone.
1. Definisi dan peranan steroid
Steroid adalah senyawa mempunyai kerangka perhydro
1,2-cyclo-pentano-phenanthene. Knight memperoleh 11--hydroxyl
derivat progesteron menggunakan Aspergillus chraceus. :
Pembntukan 11--hydroxyl dari progesteron steroid yang dibentuk
oleh mikrobia yaitu ergosterol, diosgenin pada tumbuhan,
kholesterol terdapat pada hewan, kortisosteroid, hormon sex.
Steroid penting sebagai agensia therapeutik, dihasilkan selama
regulasi metabolisme
Steroid corteson berguna untuk penyakit rheumatoid arthritis dan
rheumatic akut. Progestin dan estrogen untuk agensia mengurangi
kesuburan (antifertility). Steroid juga berperanan sebagai agensia
therapeutic bagi manusia dan hewan misalnya estrogen, progestin dan
androgen
2. Struktur steroid
Kebanyakan steroid mempunyai gugus methyl pada rantai karbon
nomer 13 dan 10 (C-18 dan C 19). Bentuk dasar steroid (trans, anti,
trans, anti , trans) tergantung pada ikatan cincin karbon nomor 4
dari rantaian karbon dalam Chair Shape. Contoh bentuk dasar steroid
adalah sebagai berikut
Pada garis tebal yang di
beri nomor 18 dan 19 dapat
berikatan dengan gugus me-
tyl 17 B konfigurasi
Adapun nama beberapa steroid baik nama perdagangan dan nama
kimia dapat ditunjukkan dalam tabel dibawah ini
Nama perdaganganNama kimia
Androstenedione
Testosterone
Progesteron
Predmisone A-1 E
Predmisolone Androst-yene-3,17 dione
17B-Hydroryandrost-4-en-3 ane
Prcgn-4-enc-3,2 adio nc
17 X-21-dihydroxy-prequa-1,4-diene-3, 11,20 trione
11 B,
Ekstraksi steroid dari miselium jamur benang atau semua steroid
menggunakan aseton. Sesudah steroid diekstraksi, akan mendapatkan
hasil berwarna kecoklatan, lalu didecolorasi dengan karbon dan
kristalisasi dari solven aseton metanol atau methelene chloride.
Banyak solven yang dapat digunakan untuk ekstraksi steroid yaitu
ethyl asetat, amyl asetat, ethy-lene chlorida, chloroform.
3. Metoda analisis steroid
Steroid hasil fermentasi lebih cocok dianalisis secara
khromatografi kertas (Paper chromatography), sedang THIN LAYAR
chromatography) sering digunakan untuk penelitian, tetapi untuk
kebanyakan penelitian yang spesifik analisis steroid memakai cara
Vapor. Phase chromatography (VPC) karena sangat sensitiv untuk
identifikasi steroid menggunakan resonansi nuclear magnetic, dan
spektrofotometri masa.
Setelah steroid dianalisis secara khromatografi maka noda
dideteksi menggunakan sinar ultraviolet dengan panjang gelombang
243 nm dan 268 nm
4.Tipe biokonversi steroid
Biokonversi steroid yang digunakan dalam industri ada dua macam
:
a. hidroksilasi ada 4 macam :
11--hydroksilasi, 11--hydroksilasi, 16--hydroksilasi,
21-hydroksilasi
b. Dehidrogenasi
11--hydroksilasi
11--hydroksi progesteron diperoleh dari progesteron yang
dihasilkan oleh Aspergillus ochroceus, 11--hydroksi progesteron
merupakan hasil antara pembuatan cortison.
11--hydroksilasi
Steroid hidrokartison (cortisol) langsung oleh Curvularia lunata
atau ensim hewan mammalia
16--hydroksilasi
Hidroksilasi ini dilakukan oleh Streptomyces. Reaksi ini menjadi
penting karena mampu membentuk 16 hidroksi 9-fluoroprednison yang
sangat cocok untuk obat anti inflammantory.
21-hydroksilasi
Reaksi ini sangat mudah terutama dilakukan oleh Aspergillus
niger dan Opphiobolus herpotricus untuk transformasi progesteron
menjadi deoxycortison
Dehidrogenasi
Arthrobacter simplex dapat melakukan sintesa prednisolon dari
cortison.
5. Metoda Biokonversi steroid
Spora dari fungi atau aktinomesetes sangat esensial untuk
biokonversi. Spora diproduksi pada permukaan media atau sekam yang
direndam air.
Aktivitas air dan kelembaban relatif sangat menentukan sporulasi
:
Pengaruh aktivitas air (aw) pada produksi spora fungi (produksi
sebesar 1011 konidia/erlenmeyer
Ml air/ erlenmeyerAspergillus ochroceus NRRL 405A. niger
ATCC9142Mucor gricocyanus ATCC1207 APenicellium chrysogemus WIS
53-414
40
60
80
100
120
140
160