1 Vol. 41 | Mei - Juni 2013 M oney &I Vol. 41 Juni 2013 ISSN: 2087-5975 www.the-mni.com LOCAL MAGNIFICENT Mereka terpilih sebagai Bali Local Champion 2013, Bagaimana Mereka Membangun Bisnisnya dan Tampil Sebagai Pemenang? Inilah Rekam Jejak Para Juara! Rp. 25.000 ENTREPRENEURSHIP MAGAZINE
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1Vol. 41 | Mei - Juni 2013
Money&IVol. 41 Juni 2013
ISSN: 2087-5975www.the-mni.com
LOCALMAGNIFICENT
Mereka terpilih sebagai Bali Local Champion 2013, Bagaimana Mereka Membangun Bisnisnya dan Tampil Sebagai
Pemenang? Inilah Rekam Jejak Para Juara!Rp. 25.000
ENTrEprENEurshIp MAGAzINE
2 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
3Vol. 41 | Mei - Juni 2013
4 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
FROM THE EDITOR Arif RahmanManaging Editor Money & I Magazine
On BecOming
Local Champion
Berkemeja safari dengan topi
baseball, itulah setelan ‘resmi’
Hermawan Kartajaya saat
menjadi connector dalam ajang
Marketeers Festival pada tanggal
23 Mei lalu, “Bahkan jika harus ketemu
menteri sekalipun, saya tetap berpakaian
seperti ini,” ujarnya. “Sekarang, jamannya
orang tua ikut gayanya anak muda, karena
dengan cara inilah kita bisa mencapai pangsa
pasar anak muda yang jumlahnya sangat besar
di Indonesia saat ini dan saya akan kelihatan
tua kalau harus berpakaian dengan jas,”
tambahnya lagi.
Apa yang dilakukan Begawan pemasaran
ini jelas tidak biasa memang, tapi toh seolah
mem-verified petuah Winston Churchil, bahwa
perubahan adalah harga yang harus dibayar
untuk tetap bertahan, terlebih dalam dunia
pemasaran dan bisnis. Hegemoni anak-anak
muda yang menjadi market share di tanah
air menjadi demikian berharga jika harus
dilupakan. Untuk mencapai pangsa pasar
tersebut, perusahaan hingga individu, layak
melakukan penyesuaian yang pantas, bahkan
jika harus mengubah penampilan sekalipun.
Sejumlah perubahan itulah yang berhasil
membawa Indonesia saat ini berbenah.
Sejumlah perubahan yang sama melahirkan
para pengusaha sukses baru yang terus
bermunculan, bukan hanya di tingkat nasional,
namun juga di tataran lokal. Keberhasilan
para pengusaha daerah untuk unjuk gigi di
sejumlah tempat, bahkan mampu bersaing
dengan perusahaan asing adalah alasan
yang kemudian mendorong MarkPlus.Inc
meluncurkan riset terbaru mereka dengan
melakukan screening siapakah para jawara
lokal di daerah-daerah, tidak terkecuali
Bali. Pada Festival Marketeers yang
bertempat di Aston Denpasar Bali, Markplus
mengumumkan daftar para juara. Dan melalui
edisi kali ini, kami membahasnya lebih detil
untuk Anda. Bagaimana rekam jejak para juara
tersebut yang bisa kita adopsi untuk meraih
keberhasilan yang sama.
Pada edisi ini pula, kami melakukan
wawancara dengan Popo Danes, seorang
arsitek lokal yang karyanya telah menempus
taraf internasional. Beliau pun bagi kami
adalah juara lokal yang layak mendapatkan
apresiasi. Semoga yang kami sajikan selalu
bermanfaat. Selamat membaca!
Jabat Erat,
Arif Rahman
People are finding out that not all change is good change,
but its fact inevitable, change is the price of survival
-Winston churchil
5Vol. 41 | Mei - Juni 2013
6 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
CONTENT
26
16 37
SPeciAL FeATURe
eVenT : On Becoming Local champion
inTeRVieW
Local MagnificentBali Local Champions 2013
popo Danes
Fenomena munculnya para pengusaha daerah
yang rupanya mengusik MarkPlus.Inc untuk
mencari siapa saja mereka. Screening dari data
industri dari berbagai hasil riset sindikasi
pasar yang dilakukan akhirnya menobatkan
sejumlah nama sebagai the Local Champions,
siapa saja mereka?
04 From the editor
10 Traveller’s note
16 note From a Friend
Hoki
18 event : Bali Barista Competition 2013
20 note from the guru
In Lance Armstrong, We Dont Trust
22 event
On Becoming Local Champion
24 Smart Family
Bigger Than Any Problem
42 gallery : The Lavish Hasselblad
44 insight : Property Boom
46 Review
48 Lestari First : Frangi Esthetics
52 Fitness : Menghitung Kalori
54 Literature : Great By Choice
56 Front of mind : Tadashi Yanai
58 growth Strategies Carilah Orang Baik
60 inspiration : The Dubai Mall
61 SocialitaKadek ridoi rahayu
Di kalangan komunitas kreatif di Bali, barangkali sudah tidak
asing mendengar nama Kadek Ridoi Rahayu. Wajah perempuan
kelahiran 29 Agustus 1990 ini makin familiar semenjak ia
membawakan program berita siang di kantor korespondensi
stasiun televisi kondang nasional. Bagaimana kiprahnya?
youth, woman & netizen
NEXTGENERATION
7Vol. 41 | Mei - Juni 2013
8 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
KONTRIBUTOR
Alex P chandra
Alex P Chandra adalah Chairman BPR Lestari
dan juga publisher majalah M&I, memulai karir
sebagai profesional banker di BCA selama 8
tahun sebelum akhirnya memutuskan untuk
mendirikan bisnisnya sendiri BPR Lestari,
perusahaan yang dibawanya menjadi BPR
terbesar di Bali dalam waktu 5 tahun.
Yuswohady
Merupakan penulis dari sekitar 40 buku
mengenai pemasaran. Pernah bekerja selama
12 tahun di MarkPlus Inc dengan posisi
terakhir sebagai Chief Executive. Di bidang
keorganisasian Yuswohady pernah menjadi
Sekretaris Jendral Indonesia Marketing
Association (IMA).
Denny Santoso, SAc. Dip., cSn., cHt.
Adalah seorang ahli diet, nutrisi, dan fitnes.
Denny Santoso aktif menyebarkan cara
diet sehat dan berolahraga yang benar
melalui www.PanduanDiet.com, twitter @
dennysantoso, serta Buku Rahasia Diet.
Denny Santoso juga meluncurkan www.
SixReps.com, satu-satunya jejaring sosial bagi
para fitness mania di Indonesia.
Suzana chandra
Smart Family adalah rubrik yang diasuh oleh
Managing Director - Lestari Living ini. Wanita
yang pernah menimba pengalaman hidup
di Australia ini dengan lugas memaparkan
bagaimana kiat cerdik untuk mengelola
keuangan dan investasi khususnya di property.
i made Wenten B.
Perannya sebagai Direktur Operasional di BPR
Lestari membawanya dekat dengan human
resource & development. Pengetahuannya akan
hal tersebut dipaparkan dalam rubrik Growth
Strategies, bagaimana membangun karir dan
kompeten dalam dunia kerja.
Hermawan Kartajaya
Merupakan Asia’s Leading Marketing Strategiest
dan juga CEO Of Mark Plus. Inc. Pria yang
sering disebut sebagai bapak pemasaran
Indonesia ini mencermati perkembangan
global saat ini yang bertumpu pada Net
Woman & Netizen. Ide-ide nya dituangkan
dalam rubrik Notes From a Guru.
Pribadi Budiono
Ulasannya tentang wacana dari para penulis
dan pemikir besar dan di adopsinya dalam
rubrik Literature. Direktur Utama BPR
Lestari ini mengintrepretasikan dengan
kritis dan memberikan alternatif solusi pada
permasalahan yang kerap dihadapi bangsa ini
khususnya yang ada di Bali.
Rangga Umara
Namanya melejit lewat jaringan usaha
restaurant nya. Founder & owner Lela
Internasional Corp ini adalah pengusaha
muda yang memilih berwiraswasta
setelah kehilangan jabatan karena PHK.
Keberhasilannya telah membuahkan
penghargaan termasuk Indonesian Small and
Medium Business Entrepreneur Award.
Publisher Alex P. Chandra (PT. BPR Sri Artha Lestari); chief Operations Arif Rahman; Public Relation Wahyu Sari Pande; Head
of contents Arif Rahman; Regular contributor Putera Adnyana; Designer Hendrikus Toby; marketing & circulation Aan
Evarudin; Photographer I.B. Baruna Luhur. money & i magazine is published monthly by PT. BPR Sri Artha Lestari, Jalan Teuku
Umar 110 Denpasar, Bali, Indonesia. Tel: +62 361 246-706; Fax: +62 361 246-705. No part of this publication may be reproduced
or transmitted in any form or by any means, electronic or mechanical, including photocopy, recording or any information storage or
retrieval system without permission in writing from PT. BPR Sri Artha Lestari. While the editors do their utmost to verify information
published, they do not accept responsibility for its absolute accuracy. editorial & Advertising E-mail: [email protected];
9Vol. 41 | Mei - Juni 2013 9Vol. 41 | Mei - Juni 2013
FOLLOW
ON TWITTER
@alex_lestari
MEDapatkan buku “Interview With The Millionaire” bagi kicauan kalian yang terbaik.
@NormaAstyari
Hi Pak Alex, bagi tips bagi waktu tiap harinya dong agar bisa achieve semua kerjaan, juga bisa punya
waktu luang untuk berpikir.
@alex_lestari
Start early, membiasakan diri bangun pagi, jam 4.30 gitu, membuat kita punya waktu
lebih banyak. Thinking time istilah saya. Dan kalau Anda multi-tasking, harus belajar
mendelegasikan, jadi harus punya banyak ‘letnan’ yang bantuin kita. Berarti harus
membangun team. Kalau kita jadi pemimpin, fokus kita di strategi, membangun team dan
mengawal eksekusinya.
@BalikuJamur
Lagi perlu ide segar nih, apa ya strategi promosi biar omset jualan jamur crispy lebih ngangkat lagi?
Bisa dibantu Mr @alex_lestari
@alex_lestari
He..he.., bisa panjang ceritanya. Tapi prinsipnya, ciptakan nilai tambah dan komunikasikan
dengan orang yang tepat, taktiknya banyak, disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Baliku Jamur bisa mencontoh keberhasilan kripik pedas “ma icih”, Amati, Tiru dan
Modifikasi. Selamat ber-eksperiment dan jangan lupa mengukurnya.
TWEEPS
Follo
w M
e
@suryaparimana
Halo pak @alex_lestari Bisnis sebaiknya masuk di pasar yg belum ada kompetisi atau yang sudah
penuh dengan kompetisi ?
@alex_lestari
Saya pribadi lebih senang masuk ke pasar yang sudah ‘jadi’. Tinggal cari cara yang lebih baik
daripada pemain lain. Risikonya jauh lebih kecil daripada men-develop market. Mengedukasi
pasar butuh biaya besar dan tidak mudah. Cara ini jauh lebih kecil risikonya daripada
mengembangkan produk baru. Mengedukasi pasar berat dan mahal. I’ll tell more detail on
my workshop, “Grow or Die” 19 Juni 2013, di Lestari Institute.
10 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
Surabaya mungkin tidak dikenal sebagai kota dengan destinasi wisata pantainya, namun bukan
berarti kehilangan pesona. Bahkan salah satu pantainya memiliki panorama yang mengagumkan.
Karakter sebagai salah satu pantai terindah di Surabaya justru ada di Pantai Kenjeran.
Keindahannya justru semakin terlihat ketika pagi saat surya baru menampakkan dirinya. Pantai
Kenjeran terbagi menjadi dua pantai, yakni Kenjeran Lama dan Baru. Kegiatan yang dapat
dilakukan di Pantai Kenjeran Lama adalah menikmati panorama pantai, memancing, berlayar,
dan membeli ikan laut. Sementara kegiatan di New Kenjeran Beach umumnya digunakan untuk
kegiatan olahraga seperti, tenis, balap motor, pacuan kuda, berenang, memancing dan sebagai
taman bermain.
11Vol. 41 | Mei - Juni 2013
Traveller’s Note
Kenjeranby. Dewandra Djelantik
www.dewandradjelantik.com
12 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
13Vol. 41 | Mei - Juni 2013
Bicara Candi, selain yang terkenal di
Indonesia, maka India adalah salah satu
yang tidak kalah kaya akan pesona sejarah.
Candi-candi yang terletak di India Selatan
berbicara banyak tentang sejarah yang kaya
budaya. Di hampir setiap kota, Anda akan
menemukan kuil-kuil yang indah dicampur
dengan legenda mitologinya masing-masing .
Beberapa Candi dapat Anda temui di Madurai.
Kota ini bak permata yang berkilau di mahkota
India Selatan ketika datang ke kuil. Oleh
dunia Internasional dikenal karena irama
kuil Meenakshi Sundareswawar. Lambang
keindahan arsitektur, candi ini merupakan
tempat suci Hindu yang didedikasikan untuk
Dewa Siwa dan istrinya Dewi Parwati. Kuil
tua yang tampak elok menawan diukir dan
dicat dalam warna berbeda. Aula berpilar biru,
dua Gopurams emas dan Golden Lotus Tank
yang menurut legenda diciptakan oleh Tuhan
Shiva sendiri merupakan atraksi yang paling
mendecak kekaguman.
Traveller’s Note
Shiva Templeby. Dewandra Djelantik
www.dewandradjelantik.com
14 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
“Price is what you pay;
value is what you get.’
Whether we’re talking about
socks or stocks, I like buying
quality merchandise when it is
marked down.”
Warren Buffett
PIN UP
15Vol. 41 | Mei - Juni 2013
“A great sword got to be strong, unbreakable, resilient, and stay sharp. However, a great sword may hurt many innocent people if we can’t use it
properly.”.Tony Eddy - President Director Tony Eddy & Associates
“Padahal Indonesia bukan penganut paham kapitalisme, atau liberalisme. Dan sebaliknya, di negara-negara kapitalisme hubungan buruh dengan
majikan atau pengusaha justru tidak setegang di sini. Di Amerika Serikat tidak tegang, juga di Jerman atau di Jepang dan Korea. Apa yang salah
dengan bangsa ini? .”Rhenald Kasali - Founder Rumah Perubahan
“If you act like you’ve only got fifteen minutes, it will take all day. Act like you’ve got all day, it will take fifteen minutes.”
Monty Roberts
16 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
NOTES FROM A FRIEND Alex P. ChandraPublisher of Money & I Magazine
@alex_lestari
HOKi
Saya tidak senang dengan bentuk
hidung saya., besar, jelek. Saya
berencana mengoperasinya.
Operasi plastik supaya hidungnya
mancung kayak Brad Pitt.
Namun istri saya sangat tidak setuju, katanya
nanti hokinya hilang. Itu hidung hoki katanya.
Bayangkan, semua kerja keras, mulai belajar di
sekolah, di universitas, training-training yang
bejibun , pelatihan-pelatihan yang saya ikuti,
seminar, dan buku-buku yang saya pelajari
selama 20-25 tahun terakhir, kalah hanya
karena bentuk hidung.
Apa yang saya capai selama ini salah satu
faktornya adalah bentuk hidung yang katanya
membawa hoki.
Jadinya tidak boleh dioperasi. Kalau dioperasi,
bentuk hidungnya berubah, hokinya hilang.
“Hoki te it, punsu te ji”, demikian kata ayah
saya. Keberuntungan yang paling utama,
kepandaian nomor dua.
Baru-baru ini saya membaca buku yang
menarik dari Jim Collins, Great by Choice.
Ceritanya adalah bagaimana perusahaan-
perusahaan yang berhasil mencapai prestasi
luar biasa. Perusahaan yang nilai sahamnya
naik puluhan kali lipat dibandingkan dengan
perusahaan-perusahaan kompetitornya.
Perusahaan yang terus tumbuh walaupun
dunia terus berubah. Perusahaan yang tetap
berkibar ditengah dunia yang chaos dan tidak
pasti.
Salah satu chapter yang menarik adalah ada
satu bab yang didedikasikan oleh Jim Collins
dan timnya untuk mempelajari masalah
keberuntungan.
Saya pikir ini menarik karena belum pernah
saya menemukan studi yang dilakukan oleh
researcher kelas dunia mengenai subyek
Hoki ini. By the way bagaimana mempelajari
keberuntungan ?
Premis-nya adalah apakah ada factor
keberuntungan (luck) yang berperan dalam
keberhasilan perusahaan-perusahaan luar
biasa itu.
Apakah Bill Gates beruntung ?
Malcolm Galdwell dalam bukunya Outlier
mengatakan bahwa luck play a certain role
dalam keberhasilan seseorang.
Gates beruntung karena dilahirkan di keluarga
menengah atas Amerika. Gates bentuntung
lahir di pertengahan 1950. Sehingga Gates
muda, masih di college ketika kebangkitan
personal computer dimulai. Lahir 10 tahun
lebih awal, Gates mungkin sudah bekerja
di IBM dan berkeluarga, sehingga tidak
mungkin menghabiskan waktu berjam-jam
“The critical question is not ‘are you
lucky’, but what do you do with the luck
you got” (Jim Collins)
17Vol. 41 | Mei - Juni 2013
NOTES FROM A FRIEND
setiap harinya, zero sleep, makan fast food
berbulan-bulan, mengerjakan proyeknya, yaitu
mengembangkan bahasa pemrograman BASIC
bukan personal computer ALTAIR.
Lahir 10 tahun belakangan, Gates masih di
high school, jadi tidak mungkin juga ikut serta
dalam pengembangan early programming
ketika itu.
Jadi Gates beruntung lahir di masa yang tepat.
Lahir di keluarga yang tepat. Dan bersekolah
di tempat yang tepat pula. Demikian kata
Galdwell.
Tapi Collins punya pendapat lain. Dia bilang,
apakah Gates the only person yang lahir di
era itu ? Apakah Gates the only person yang
belajar bahasa pemrograman BASIC ketika itu?
Apakah Gates the only person yang bersekolah
di Harvard? Apakah Gates the only person yang
pandai matematika di Harvard?
Jawabannya adalah no, no, no, no dan no.
Jadi apa yang membuat Gates berhasil
mendirikan Microsoft, dan menjadi salah satu
the greatest achievement in the world, dan one of
the most success strory in modern history ?
Collins menyimpulkan, Gates memang
beruntung. Lahir di saat yang tepat, di tempat
yang tepat. Namun yang lain pun banyak yang
seberuntung Gates. Yang membedakannya
adalah Gates, immersed untuk menekuni
passion-nya. Bahkan sampai menentang
orang tuanya untuk drop out Harvard, pergi ke
Albuquerqe, New Mexico supaya bisa bekerja
dengan Altair.
Gates mendedikasikan hidupnya, hampir
tidak tidur. Makan fast food berbulan-bulan
supaya waktu makan tidak mengganggu
pekerjaannya. Gates did more with his luck.
Demikian pula hasil research Collins terhadap
perusahaan-perusahaan yang dipelajariya
(antara lain Microsoft, Soutwest Airlines,
Apple, Amgen). Perusahaan-perusahaan
tersebut mendapatkan luck, etiher bad luck
or good luck yang sama dengan kompetitor-
kompetitornya.
Yang membedakannya bukan luck per
se, namun apa yang dilakukan dengan
keberuntungan yang didapatnya.
“The real difference wasn’t luck per se but what
they did with the luck they got”.
Kesimpulan Collins adalah bahwa
keberuntungan tidak menyebabkan
perusahaan-perusahaan yang di-research
tadi outperform kompetitor-kompetitornya.
Keberuntungan tidak menyebabkan
perusahaan-perusahaan yang di-research tetap
sukses walaupun dunia penuh ketidak pastian
dan chaos.
“It’s not luck, but People Do,” demikian kata
Collins.
Bukan keberuntungan, tapi orangnya.
Off all the luck we can get, people luck,
yaitu keberuntungan menemukan mentor
yang tepat, menemukan pasanganhidup,
menemukan team-mate, menemukan
pemimpin, menemukan teman, adalah
keberuntungan yang utama.
Ya, saya merasa beruntung, karena
disekolahkan oleh orang tua saya keluar dari
Rangkas Bitung, kota kecil tempat kelahiran
saya. Saya beruntung lahir dimasa ekonomi
Indonesia tidak ter-interupsi oleh perang dan
revolusi dan bencana alam yang besar. Saya
beruntung diterima dan dilatih oleh BCA. Saya
beruntung pindah ke Bali.
Namun saya paling beruntung karena bertemu
dengan teman yang tepat, pasangan hidup
yang tepat. Saya merasa paling beruntung
bertemu dengan partner-partner kerja saya,
Pak Pribadi yang membantu saya, dan seluruh
keluarga besar BPR Lestari. Saya beruntung
istri saya, membantu saya di perusahaan, she is
the best CFO I ever known. Saya beruntung adik
saya yang pandai menjadi partner saya di bisnis
property.
Saya paling beruntung berteman dengan
Tung Desem Waringin yang menjadi insipirasi
saya. Saya beruntung berteman dengan
pak Hermawan yang mengajari saya. Saya
beruntung bertemu dengan Tony Eddy yang
mengajari saya ilmu tentang real-estate.
Jadi, bagaimana, perlukah hidung saya
dioperasi?
Istri saya menjawab, tetap tidak boleh.
Karena kalau bentuk hidung berubah, tidak
akan ketemu sama pak Hermawan. Dan dia
tidak suka orang yang hidungnya mancung,
jadi tidak mau jadi istri saya. Kalau bentuk
hidung saya berubah, tidak akan ketemu sama
partner-partner bisnis saya.
Itu namanya keukeuh (bersikeras-sunda) :-).
(@alex_lestari).
“The real difference wasn’t luck per se but
what they did with the luck they got”.
18 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
EVENT
Event yang juga merupakan bagian dari
tugas akhir mahasiswa Administrasi
Perhotelan ini mengumpulkan seluruh
Barista dari setiap kedai kopi terbaik di Bali
untuk berlaga memperebutkan gelar Barista
no.1.
Seperti diketahui, istilah Barista mengacu pada
seseorang yang meracik dan mempersiapkan
segala jenis kopi semisal espresso, cappuccino
atau pun minuman lainnya. Dalam gelaran
inilah, keterampilan dan wawasan mereka
tentang kopi pun diuji. Bertempat di Sekolah
Tinggi Perhotelan Nusa Dua Bali, Bali Barista
Competition 2013 digelar selama 2 hari untuk
babak semifinal dan final sedari 2-3 Mei 2013
lalu. Enam peserta pun akhirnya lolos ke babak
final. Di malam final tersebut, tujuh juri yang
berkompeten di dunia kopi pun menantang
keenam peserta untuk bisa menyajikan
espresso kreasi terbaik mereka. Tantangan
tersebut pun menjadi kian sulit, ketika keenam
peserta hanya disediakan waktu yang sangat
minim untuk bisa menyelesaikan racikan
kopinya. Espresso-espresso yang mereka
sajikan hadir dengan karakter dan cita rasa
yang unik.
BALI BARISTA COMPETITION 2013
Mencari para peracik KopiTerinspirasi dari eksistensi kopi yang telah menjadi lifestyle bagi sebagian besar masyarakat
urban Bali, himpunan mahasiswa Program Admininstrasi Perhotelan Kelas B Angkatan 2009
STP nusa Dua Bali menggelar sebuah event seru bertajuk Bali Barista competition 2013.
Tiga dari 7 juri yang memberikan penilaian dari
sisi teknik penyajian , keterampilan meramu,
hingga wawasan terhadap kopi
Juri
Istilah Barista mengacu pada seseorang yang
meracik dan mempersiapkan segala jenis kopi
semisal espresso, cappuccino atau pun minuman
lainnya.
Actions
19Vol. 41 | Mei - Juni 2013
EVENT
Penilaian tidak sekedar mengacu pada cita rasa
kopi yang diciptakan. Ketujuh juri juga menilai
peserta dari teknik penyajian , keterampilan
meramu, hingga wawasan terhadap kopi. Seorang
Barista juga perlu diuji wawasannya tentang kopi
untuk mengetahui seberapa jatuh cintanya ia terhadap
dunia kopi. Menariknya lagi, juri juga menilai komunikasi
peserta terhadap audience saat meracik kopi kreasinya.
Salah satu peserta bahkan mampu membuang wajah
tegangnya dan bertindak begitu komikal ketika
mendemonstrasikan kopi racikannya. Terakhir,
keenam peserta juga dituntut untuk menjaga
kebersihan selama kompetisi berlangsung.
Akhirnya, Tia Sartika dari Kopi Bali pun berhasil
meraih predikat pertama sebagai Barista
Terbaik dalam ajang Bali Barista Competition
2013. Sementara di posisi Runner Up jatuh
pada Somas Kaya dari Black Canyon Coffee,
dimana ia juga meraih predikat sebagai
peserta terfavorit. Congrats!
Peserta hanya disediakan waktu yang sangat
minim untuk bisa menyelesaikan racikan kopinya.
Espresso-espresso yang mereka sajikan hadir
dengan karakter dan cita rasa yang unik.
meramu
20 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
NOTE FROM THE GURU Hermawan KartajayaAsia’s Leading Marketing Strategiest & CEO of Markplus Inc “
Ketika itu, saya dengan senangnya
mengikuti rombongan Kementrian
Parekraf ke New York Marathon.
Saya diajak sebagai Special Ambassador
for Indonesia Tourism untuk mendukung
sponsorship “Wonderful Indonesia” di event
akbar tersebut.
Apalagi saya dulu senang jogging di jalanan.
Juga pernah ikut Bali 10K tiga kali dan
Borobudur 10K sekali. Dua kali bikin sendiri
HK 10K di Jakarta untuk memperingati hari
ulang tahun.
Tapi, lantas stop jogging karena dokter
melarang saya, dikhawatirkan back pain akan
kambuh setelah lari. Mulai sejak berangkat dari
Jakarta, saya sudah bilang bahwa saya tidak
akan kuat ikut lari Marathon yang 42,195 km
itu.
Bisa mampus saya. Tapi saya akan joging saja
sekitar lima sampai sepuluh kilometer. Lantas
balik naik kendaraan umum. Sampai di New
York, saya bersama para petinggi Parekraf dan
lebih dari dua puluh pelari Indonesia termasuk
Sandiaga Uno diterima KJRI New York.
Di situ, saya mengatakan bahwa keikutsertaan
tim Indonesia sambil ber–charity ini bisa
menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara
yang hebat. Apalagi sudah jadi negara yang
menarik perhatian dunia, sehingga merupakan
timing yang tepat.
Saya pun diperkenalkan dengan Panitia
Penyelenggara Annie yang memberikan saya
nomer line subway, kapan saja saya akan keluar
dari lintasan nanti. Supaya bisa cepat menuju
garis finish di Central Park.
Karena di situ Konjen RI bersama pejabat
Parekraf akan berada di balkon VIP menunggu
para pelari Indonesia masuk garis finish. Saya
diberi tanda pengenal VIP supaya bisa masuk
ke balkon dan tentu saja dengan tanda peserta.
Sebelum start, saya pun sibuk membuat
wawancara dan gambar serta video dari
komentar beberapa pelari Indonesia untuk
Radio Internet Marketeers. Termasuk Dubes
Dino Patti Djalal yang juga ikut lari.
Saya bahkan ikut merekam acara Sholat
bersama yang digelar khusus di tenda
Indonesia. Hati saya sangat gembira, akhirnya
saya bisa mulai joging. Lagu “I’ve Got a
Feeling” mengiringi puluhan ribu orang untuk
memulai perjuangannya.
Suasana begitu menyenangkan karena tak
hanya pemandangan indah yang dilalui. Tapi,
juga sambutan komunitas di kanan kiri jalan,
khususnya kalau sudah memasuki sebuah
wilayah pemukiman.
Ada yang sengaja main band, memberi
minuman gratis, atau bahkan mengajak give me
five di pinggir jalan. Ternyata, saya hanya bisa
joging sepanjang lima mil, karena sepatu kiri
saya yang sudah butut njeplak alasnya.
Saya copot sekalian dan saya paksakan lari
dengan sepatu seadanya sampai ketemu
stasiun subway. Di situ saya cari nomer line
yang diberikan Annie. Ternyata kereta itu
lagi nggak jalan. Sialnya saya lupa bawa koin
sehingga tidak bisa beli tiket.
Untung saja, ada orang baik hati yang bayarin
saya sebesar satu dolar dua puluh lima sen
mengikuti berita tumbangnya Lance Armstrong dari atas ke bawah, saya jadi
miris. ingat akan apa yang terjadi pada saya menjelang akhir tahun 2011.
In Lance Armstrong, We Don’t Trust
Foto: www.the-marketeers.com
21Vol. 41 | Mei - Juni 2013
NOTE FROM THE GURU
Tapi, itulah hadiah HUT saya ke-64, tahun lalu. Pelajaran berharga, untuk selalu membaca peraturan suatu event, tidak asal difoto karena bisa menimbulkan kesalah pahaman dan harus cepat update supaya tidak telat minta maaf.
“
lewat line beda dengan tujuan Central Park.
Sampai di tujuan, saya ternyata tidak bisa
memasuki tempat finish. Ribuan orang ada
dipinggir jalan menjelang garis finish. Dan
semua pintu jalan kesana di tutup.
Sementara itu, saya ditelepon terus karena
ditunggu bergabung di balkon. Tanda pengenal
VIP yang saya tunjukkan polisi tidak laku. Tapi,
justru polisi membolehkan saya masuk lintasan
kembali karena saya juga pakai tanda peserta.
Saya masuk lintasan lagi, jalan santai sampai
finish, malah ambil foto-foto. Setelah masuk
garis finish, saya bertemu Annie. Dia tanya,
saya jawab bahwa saya naik subway yang lain
dan sepatu saya jebol.
Dia tanya apakah sudah dapat medali? Saya
jawab, saya tidak lapor ke meja panitia karena
memang pulangnya naik subway. Annie pergi
dan balik dengan memberikan bungkusan
pada saya. Dia juga mengantar saya ke balkon
bergabung dengan rombongan.
Saya buka bungkusan tadi dan ternyata isinya,
air minum, makanan, dan medali.
Saya surprise dan keluarin. Teman-teman
senang dan ambil foto saya bersama sepatu
jebol dan medali.
Dan, ternyata foto itulah yang beredar di
internet dan tersiar kemana-mana. Tanpa saya
tahu, ternyata Komunitas Pelari Indonesia di
online pada marah, karena dianggapnya saya
tidak punya karakter.
Bahkan beritanya termuat di Koran Tempo.
Wah, walaupun telat karena tidak tahu, tapi
saya menulis surat elektronik ke Komunitas via
Facebook untuk minta maaf. Saya khilaf!
Tidak membaca aturan bahwa peserta tidak
boleh balik masuk lintasan. Semuanya terekam
di internet karena ada chip di nomer peserta.
Saya menulis surat pada Kementrian Parekraf
untuk mengembalikan medali yang tidak
pernah saya minta.
Parekraf mengembalikannya ke Panitia New
York Marathon. Tapi panitia justru menjelaskan
bahwa itu bukan kesalahan saya karena medali
itu diberikan sebagai souvenir bukan sebagai
tanda finish.
Saya tidak di-ban seperti yang ditulis di
peraturan, tapi malah diundang untuk ikut
sebagai peserta sungguhan di New York
Marathon berikutnya. Sekarang kaki kiri
saya sakit permanen karena pernah jogging
beberapa kilometer dengan sepatu jebol.
Sampai sekarang pun, masih sering ngilu. Saya
pernah sakit hati, karena merasa tidak tahu
salahnya di mana tapi sudah dihakimi banyak
orang.
Tapi, itulah hadiah HUT saya ke-64, tahun lalu.
Pelajaran berharga, untuk selalu membaca
peraturan suatu event, tidak asal difoto karena
bisa menimbulkan kesalahpahaman dan harus
cepat update supaya tidak telat minta maaf.
Saya berharap Komunitas Pelari Marathon
Indonesia sekali lagi memaafkan saya atas
kecerobohan saya. Semoga terus bisa
membawa nama Indonesia dengan karakter
dan sportifitas tinggi.
Saya berharap tidak akan mengulangi
kebodohan saya sesudah berusia ke-65. Saya
memang bukan Lance Armstrong.
22 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
EVENT
Lebih dari 600 pemasar,
pengusaha dan masyarakat
umum hadir memadati
gelaran Indonesia
Marketeers Festival 2013
pada 23 Mei lalu. Bertempat
di Ball Room Hotel Aston
Denpasar, acara dibuka oleh
sambutan dari Hermawan Kartajaya selaku
Founder & CEO MarkPlus, Inc. Sekalipun baru
diselenggarakan untuk pertama kalinya, acara
yang bertema On Becomig Local Champion
tetap meriah dan ramai dengan menghadirkan
sejumlah pakar-pakar marketing yang
mengupas evaluasi dan strategi perusahaan
lokal yang ada di Bali untuk menjadi The
Local Champion Company. Pada sesi pertama,
sejumlah penghargaan diberikan kepada
mereka yang dinilai memiliki reputasi
dan gebrakan pemasaran yang luar biasa,
termasuk mengumumkan pemenang ikon
Wirausaha Muda Pemula yang dikemas dalam
kontes Marketeers Youth Startup Icon 2013
wilayah Denpasar.
On Becoming Local Champion,Bali Kuat Indonesia Jaya
Indonesia Marketeers Festival 2013
Indonesia Marketeers Festival 2013 pada 23 Mei lalu. Bertempat di Ball Room Hotel Aston Denpasar, acara dibuka oleh sambutan dari Hermawan Kartajaya selaku CEO MarkPlus, Inc
Festival
23Vol. 41 | Mei - Juni 2013
EVENT
Selepas morning break, sesi kedua dilanjutkan
dengan lesson from national company Pos
Indonesia, yang dibawakan langsung oleh
Direktur Utamanya I Ketut Mardjana. Baru
setelah Lunch Break, para Local Champion
yang terpilih pada festival ini diajak untuk
berdiskusi sebagai panelis, yang kemudian
menyampaikan apa saja kiat-kiat mereka
membawa perusahaan memenangi
persaingan.
Sesi terakhir ditutup dengan insight berharga
yang dibawakan langsung oleh Hermawan
Kartajaya, yang juga secara bersamaan
menghadirkan Dewandra Djelantik selaku
photographer lokal Bali yang telah memiliki
prestasi internasional untuk menceritakan
keberhasilannya dalam industri photography.
Indonesia Marketeers Festival ini dilakukan
di 16 kota di Indonesia, dan rencananya akan
dilakukan rutin setiap tahun, selain tentunya
pagelaran terbesar Markplus The MarkPlus
Conference yang memang selama ini telah 7
tahun digelar secara sukses. “Keberhasilan
kami menyelenggarakan The MarkPlus
Conference di Jakarta selama 7 tahun
berturut-turut sejak 2006 merupakan modal
utama diselenggarakannya event ini,” aku
Hermawan Kartajaya lewat pers releasenya.
Siapa saja Bali Marketeers Champions 2013
dapat Anda simak lebih detil di special feature
edisi ini.
“Keberhasilan kami
menyelenggarakan
The MarkPlus
Conference di
Jakarta selama 7
tahun berturut-
turut sejak 2006
merupakan
modal utama
diselenggarakannya
event ini”.hermawan Kartajaya
24 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
Suzana ChandraManaging Director, Lestari LivingSMART FAMILY
Personally, saya menganggap Robert Downey Jr adalah manusia sukses yang
luar biasa. Bukan karena dia berperan sebagai Iron Man, melainkan karena
kesuksesannya untuk bangkit dari berbagai kegagalan dalam hidupnya.
Aktor berusia 48 tahun itu, sudah berakting di depan kamera sejak usia 7
tahun. Berasal dari “keluarga broken” dan kalangan selebriti, sejak usia 8 tahun,
Robert sudah mulai berkenalan dengan “drugs”. Charismatic and talented actor,
Robert Downey Jr mendapatkan berbagai penghargaan di blantika perfilman international.
Drop out dari SMA, Robert Downey Jr menjadi pecandu drugs semasa usia 20 sampai akhir 30
tahun. Drug abused, charges, drug rehab, court sentences, perceraian, dipecat dari Ally Mac Beal set,
kehilangan keluarga dan aset-aset, mewarnai kehidupannya selama 30 tahun terakhir. Akhirnya,
di tahun 2005 di usianya yang ke-40, Robert memulai hidup yang stabil dan merintis karir lagi,
dan menjadi salah satu blockbuster movie star “again”, di usianya yang ke 48. Suatu kejadian yang
sangat jarang terjadi di Hollywood. Apalagi di usia yang sudah hampir setengah abad. Robert
Downey Jr menjadi legenda.
Robert Downey Jr merupakan suatu contoh
real bahwa bukan kegagalan yang menentukan
kesuksesan dari seseorang, melainkan
bagaimana menjadi lebih besar dari kegagalan
tersebut dan kembali merebut kesuksesannya.
Dia membuat dirinya jauh lebih besar dari
kegagalan dan permasalahannya.
Ini sejalan dengan yang dikatakan oleh T
Harv Eker dalam wealth principle-nya yang
mengatakan bahwa “ Rahasia kesuksesan
bukanlah dengan mencoba menghindari
atau lari dari masalah, rahasia kesuksesan
adalah dengan membuat kita lebih besar dari
permasalahan yang ada”. Be bigger than any
problem.
Mencapai kesuksesan bukanlah sesuatu yang
mudah. Perjalanannya panjang, penuh dengan
liku-liku, aral melintang, jebakan dan cobaan.
Karena alasan itu, kebanyakan orang dengan
segala cara akan menghindarinya. Itu juga
yang menjadi alasan kenapa lebih banyak
orang yang tidak sukses dibandingkan dengan
orang sukses.
Pada saat Dahlan Iskan, Menteri BUMN,
menegaskan supaya tidak ada ‘kongkalikong’
antara BUMN dengan pengusaha, luar biasa
sekali “sambutan” yang diterima. Mulai dari
pujian, cacimaki, cemooh, ancaman bahkan
sampai tuduhan di tingkat DPR. Dahlan tahu
persis, bahwa akan banyak rintangan dalam
membenahi BUMN, tetapi karena beliau
berfokus pada “solusi”, aral rintangan tersebut
menjadi “mengecil” dibandingkan dengan
“hasil” yang dapat dicapai (solution oriented).
Bravo Pak Dahlan Iskan!
Bapak Ibu sekalian, seringkali kita dengar,
wah bisnis sekarang susah, banyak saingan,
perlu kerja keras, belum lagi risiko tertipu,
perlu extra hours. Kebanyakan orang akan
Hentikan Kebiasaan Komplain dan Mengasihani
Diri Sendiri! Belajarlah Menyukai Masalah
BIGGEr, ThAN ANY prOBLEM
“Tony Stark, diperankan oleh Robert Downey Jr, industrialis multi billionaire yang menjadi “Crime
Fighter” dalam “Iron Man Movie 1,2, 3”. Selama hampir 2 jam, memukau ratusan ribu penonton.
Bagaimana tidak, Tony Stark good looking, kaya raya, baik hati, eksentrik, bisa jadi robot dan bisa
terbang lagi. Robert Downey Jr is the Iron Man!
25Vol. 41 | Mei - Juni 2013
SMART FAMILY
mencoba menghindari masalah, ngapain cari
masalah, kenapa tidak cari aman saja? Tuh si A,
B, C sekarang bangkrut gara-gara bisnis yang
barunya.
Perbedaan mendasar antara mereka yang
sukses dan tidak adalah bahwa mereka yang
sukses mengembangkan diri mereka sehingga
mereka “lebih besar” dari masalah. “Rich and
successful people are bigger than their problem”
(T Harv Eker).
Selama kita masih bernafas, permasalahan
(saya lebih senang menggunakan kata
“tantangan”) akan selalu ada. Satu hal yang
perlu dimengerti adalah bahwa yang paling
esensial adalah BUKAN lah ukuran dari
tantangan kita, melainkan “ukuran” kita
terhadap tantangan tersebut.
Logikanya begini, pada saat kita belajar
membaca, mengeja kata-kata dan
menggabungkan kata menjadi kalimat menjadi
suatu tantangan. Tetapi pada saat kita sudah
bisa membaca, ejaan dan kalimat SUDAH tidak
menjadi tantangan lagi. Hal ini karena, kita
SUDAH lebih besar dari tantangan tersebut.
Demikian juga dengan usaha. Pada awal
suatu usaha, mendapatkan order 5 atau 10
juta merupakan tantangan, Kemudian pada
saat usaha bertumbuh, mendapatkan order
100 juta merupakan tantangan. Kalau order
yang 5 atau 10 juta sudah bukan merupakan
tantangan lagi.
Jadi, dengan semakin besar tantangan yang
bisa kita hadapi, semakin besar ukuran usaha
kita, semakin besar tanggung jawabnya,
semakin banyak uang yang didapat, semakin
banyak customer dan pada akhirnya adalah
semakin sukses kita. Contoh konkrit lain
adalah Jokowi, Gubernur DKI, dengan solusi
banjir dan kemacetan buat Jakarta.
Sudah berpuluh-puluh tahun, banjir
merupakan agenda rutin di Jakarta.
Kemacetan di Jakarta seakan sudah
menggurita dan menjadi nasib bagi mereka
yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya.
Dengar-dengar, kedua hal tersebut
merupakan agenda “khusus” Jokowi.
Problem yang raksasa dan sudah mendarah
daging, HUGE problem. Saya yakin 100%
kalau Jokowi tahu sesungguh-sungguhnya
“pelik”nya masalah Jakarta. Tetapi beliau
terlihat tenang dan tidak gentar. Tindakan dan
tekad beliau, menunjukkan bahwa walaupun
badan kurus ceking, tetapi kemampuan dan
kegigihan untuk mencari solusi sudah terasah.
Jokowi mencurahkan waktu dan pikirannya
dan berfokus pada tujuannya. Saya yakin,
beliau akan mencatat rekor kesuksesan
dengan program-programnya. Bravo Jokowi
“Be bigger than Jakarta problem”.
Orang-orang sukses fokus pada tujuannya,
bukan pada masalahnya. Mereka
memfokuskan waktu dan energi untuk
menyusun strategi dan merencanakan cara-
cara untuk menghadapi potensi tantangan
yang ada. Intinya disini adalah solution oriented.
Mereka adalah “solution oriented”.
Sebaliknya, orang-orang yang tidak sukses
menaruh fokusnya pada “masalah”. They are
‘problem oriented”. Mereka menghabiskan
waktu dan energi dengan mengeluh,
menyalahkan nasib, menyalahkan pekerjaan,
atasan yang tidak mendukung, menyalahkan
sistem, menyalahkan pemerintah dan pada
akhirnya menyalahkan dunia.
Habislah sudah energi dan waktu mereka,
sehingga tidak ada energi yang tersisa untuk
mencari solusi atas masalah yang ada, apalagi
mencoba mencegah supaya masalah tidak
akan terjadi lagi. Waktu dan energi mereka
sudah habis untuk mengasihani diri sendiri.
Mau jadi sukses? Berhenti mengasihani diri
sendiri, berhenti komplain terhadap apapun
juga, dan fokus pada apa yang kita mau. Fokus
pada penyelesaian masalah dan kembangkan
diri anda sehingga kita menjadi “bigger than the
problem”.
Bapak/Ibu sekalian, karena mayoritas “nature”
manusia adalah mencari kenyamanan, maka
pilihan pertama yang melintas adalah “hindari
masalah”. Sayangnya, jalan menuju sukses
bukanlah jalan yang “nyaman”.
ORANG-ORANG SUKSES FOKUS
PADA TUJUANNYA, BUKAN PADA
MASALAHNYA.
26 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
LOCALMAGNIFICENT
Hermawan Kartajaya selaku founder, mereka
melakukan screening dari data industri dari
berbagai hasil riset sindikasi pasar yang
dilakukan oleh Markplus Insight di Bali satu
tahun terakhir, antara lain Service Excellence
Award, Indonesia Youth, Women, Netizen
Research Study, Indonesia Brand Champions dan
lain-lainnya. Dari kajian tersebut, sejumlah
nama pun muncul dan dinobatkan sebagai
Local Champions. Penghargaan ini diberikan
kepada individu (bukan perusahaan) yang
memiliki reputasi, gebrakan pemasaran
yang luar biasa dan prestasi lokal yang
melambung di kancah dunia pemasaran di
Bali. Siapa saja mereka dan bagaimana mereka
melakukannya, berikut liputannya.
Dinamika pola konglomerasi
di Indonesia sebelum krisis
moneter tahun 1998 tidak
menunjukkan banyak
perubahan nyata pada negeri
ini. Namun setelah krisis, ditengah carut marut
politik yang tidak menentu, pelan tapi pasti
sejumlah pengusaha baru muncul dan kian
bersinar. Tidak hanya di taraf nasional, namun
juga di level daerah tak terkecuali Bali. Mulai
tahun 2000an, satu persatu nama-nama baru
tersebut hadir dengan berbagai terobosan
pemasarannya dan membawa korporasi yang
mereka naungi tumbuh dan berkembang.
Hal inilah yang kemudian menggelitik
MarkPlus.Inc untuk mencari siapa saja
raja-raja daerah tersebut. Dikomandani oleh
Mereka terpilih sebagai Bali Local Champion 2013,
Bagaimana Mereka Membangun Bisnisnya dan Tampil Sebagai Pemenang?
Bali marketeers champions 2013
27Vol. 41 | Mei - Juni 2013
hErMAWAN KArTAjAYA sENDIrI MENILAIBAhWA MuNCuLNYA pArA jAGOAN DAErAh INI KArENA “3 LOCAL TrENDs”
28 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
SPECIAL FEATURE
Tiga hal yang merubah peta bisnis dan melahirkan sejumlah
generasi yang mampu berkontribusi besar terhadap daerah,
Local Power, Diversities & Growth
Local Trend
Berbagai hasil sindikasi
pasar yang dilakukan
oleh lembaga riset
Markplus Insight di
Bali satu tahun terakhir, mulai
dari Service Exellence Award,
Indonesia Youth, Women, Netizen
Research Study, Indonesia
Brand Champions dan langkah
outstanding dari sejumlah pelaku
bisnis, menjadi indikator dari
terpilihnya sejumlah nama sebagai
Local Champions di Bali. Sebagian
besar nama-nama tersebut tidak
asing lagi sepak terjangnya di
Pulau Dewata selama beberapa
tahun terakhir. MarkPlus membagi
kriteria dalam 6 kategori, mulai
dari kalangan praktisi, profesional
sampai kalangan pemerintah,
dimana setiap kategori terpilih
sejumlah nama yang dinilai layak
sebagai Local Champion.
Hermawan Kartajaya sendiri
menilai bahwa munculnya para
jagoan daerah ini karena “3 local
trends”. Yang pertama Local Power,
yakni otonomi yang membawa
pergeseran kekuatan politik ke
daerah. Kedua Local Diversities,
dimana tiap daerah memiliki
kekhasan budaya dan keunikan
karakter penduduk. Terakhir Local
Growth, pertumbuhan ekonomi di
tingkat daerah, membentuk pasar
lokal yang potensial. Dan tentu
saja semua trend tersebut dikatrol
oleh tingginya jumlah kelas
menengah di tanah air.
Munculnya para jagoan Daerah3 LOCAL TRENDS
29Vol. 41 | Mei - Juni 2013
SPECIAL FEATURE
Kategori Financial Service Industri
• Alex P Chandra (BPR Lestari),
• Anik Kusti (Federal International Finance),
• Suwaluyo (Bank BNI)
Kategori Communication, High Tech & Media
• Hasan Kurdi (Telkomsel)
• Putu Sudiarta (Bamboo Media)
Kategori Automotive, Transportation & Logistic
• Afrianto Nadianto (HSO Bali)
• Panca Wiadnyana (Bali Taksi)
• Taufik Hidayat (Garuda Indonesia)
Kategori Health Care, Phamaticeutical &
Consumer
• Gede Agus Hardiawan (Hardy’s)
• Gusti Ngurah Anom (Krisna Oleh-Oleh)
• Ida Bagus Rai Budarsa (Hatten Wine)
Kategori Resources & Utilities
• Ida Bagus Mardawa (PLN)
• Iwan Sabatini (Pelindo III Cabang Benoa)
Kategori Government & Public Service
• Sutrisna Dewi (CDC Udayana)
BALI MARKETEERS ChAMpIONs 2013
Para jagoan daerah yang tengah berdiskusi dalam
Festival Marketing 2013, dipandu langsung oleh
Hermawan Kartajaya
Panel
Pada era orde baru, hampir tidak banyak
muncul nama-nama pengusaha di luar yang
telah ada dan mapan, baru setelah reformasi
berbagai tatanan berganti dan berubah
wujud. Sekalipun tensi politik masih belum
sepenuhnya stabil, namun kondisi saat ini
jauh lebih baik dari beberapa kondisi politik
di negara tetangga. Alhasil kebijakan otonomi
yang digulirkan tidak lama setelah orde
baru berakhir, perlahan memberikan ruang
kebebasan baru bagi pelaku industri untuk
berkreasi. Pelan tapi pasti, nama-nama
pengusaha di kelas nasional bermunculan,
mulai dari anak muda seperti Sandiago Uno
sampai dengan Chairul Tanjung. Mereka
meramaikan daftar nama-nama orang
terkaya Asia yang telah mapan sebelumnya.
Sementara perusahaan-perusahaan era orde
baru tidak sedikit yang kemudian hilang
ditelan waktu ketika reformasi menjelang.
Era ini juga pada akhirnya memunculkan
kebijakan otonomi daerah, satu kebijakan
yang memberikan ruang lebih besar lagi
kepada daerah untuk bermanuver, alhasil,
hampir secara merata di seluruh Indonesia,
muncul para pengusaha-pengusaha yang
menunjukkan talentanya.
Otonomi membawa pergeseran kekuatan politik ke daerah
Trend # 1 : Local power
30 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
SPECIAL FEATURE
PeRUBAHAn YAng DiHADAPi Di eRA ORDe BARU DAn ReFORmASi
BIDANG pEruBAhAN
POLITIK
EKONOMI
INFORMASI
SOSIAL
HUKUM
INFRASTRUKTUR
TEKANAN INTERNASIONAL
PERSAINGAN GLOBAL
• Dikendalikan oleh 3 partai besar dan ada single majority
• Kekuasaan dikuasai oleh eksekutif• Pemerintahan terpusat
• Anti persaingan / persaingan dianggap bertentangan dengan pancasila dan UUD 1945
• Pengendalian jumlah para pelaku usaha, cenderung memunculkan usaha-usaha besar [konglomerasi]
• Integrasi vertikal• Dominan peran pemerintah [makro ekonomi
dominan]
• Dikendalikan negara [informasi asymmetry]• Lembaga sensor pers• Tidak bisa ditembus secara fisik
• Serikat pekerja adalah mitra pemerintah [hanya 1 serikat pekerja]. Praktis tidak ada demo buruh, unjuk rasa atau pemogokan
• Komunitas-komunitas masyarakat dikendalikan oleh militer
• Pendidikan dikuasai negara, orientasi pada harga murah [subsidi]
• Dominan peran pemerintah• Isu-isu penting hukum hanya siapa yang menang dan
siapa yang kalah
• Terbatas, tumbuh bertahap• Dominasi transportasi darat dan laut, tarif diatur
pemerintah
• Terbatas
• Masih terbatas
• Kehendak rakyat, multipartai, koalisi antarpartai• Kekuasaan seimbang eksekutif – legislatif• Pemerintah pusat membagi kekuasaan dengan
pemerintah daerah
• Persaingan bebas, dari dalam dan luar negeri• Pelaku terbuka luas, cenderung berbasiskan UKM
[usaha kecil menengah]• Outsourcing• Dominan peran masyarakat [seimbang makro-mikro
ekonomi]
• Bergerak bebas [demokratisasi informasi]• Tidak ada sensor pers, diselesaikan melalui proses
pengadilan• Dapat ditembus melalui teknologi komunikasi
[internet]
• Kebebasan berserikat, bahkan setiap badan usaha bebas memiliki beberapa organisasi serikat pekerja. Bebas melakukan unjuk rasa, mogok kerja dsb
• Komunitas masyarakat punya pilihan sendiri• Pendidikan persaingan bebas, pengurangan subsidi,
transformasi
• Peradilan bebas• Isu-isu penting :• Hak Asasi Manusia• Gender• Tanah Rakyat• Pemutusan hubungan kerja• Pemberantasan korupsi dan transparansi• Lingkungan hidup
• Negara tidak punya cukup biaya untuk memelihara dan membangun yang baru
• Pemakaian transportasi udara meningkat tajam, tarif bersaing bebas
• Sangat kuat, karena pemberi pinjaman semakin besar pertaruhannya
• Sangat dominan dan agresif
ErA pEMErINTAhAN
OrDE BAru rEFOrMAsI
Sum
ber :
Cha
nge,
Rhe
nald
Kas
ali.
2006
[dat
a di
olah
]
Era orde baru yang anti persaingan, dimana
persaingan dianggap bertentangan dengan
pancasila dan UUD 1945 justru menjadikan
sektor usaha di luar lingkaran kekuasaan
tidak maksimal performanya, terlebih dengan
kebijakan pengendalian jumlah para pelaku
usaha, cenderung memunculkan usaha-usaha
besar [konglomerasi], Integrasi yang vertikal
dan dominan peran pemerintah [makro
ekonomi dominan]. Dan ketika era reformasi
bergulir, berbagai kebijakan kemudian
di tinjau ulang, lahirlah otonomi daerah
dengan kebijakan usaha bertendensi pada
persaingan bebas, dari dalam dan luar negeri,
mendorong munculnya banyak pengusaha
baru yang cenderung berbasiskan UKM
[usaha kecil menengah] dan menciptakan
peran masyarakat yang seimbang antara
makro-mikro ekonomi]. Sejumlah perubahan
inilah yang kemudian menjadi wadah lahirnya
para pengusaha daerah yang sanggup bersaing
secara berani di lingkungan organisasi
bisnis yang lebih sehat dan fair. Kedepan,
diperkirakan akan semakin banyak lahir para
pebisnis dari daerah yang merangsek tumbuh
menjadi pengusaha-pengusaha kelas nasional,
bahkan internasional.
31Vol. 41 | Mei - Juni 2013
Otonomi juga akhirnya memberikan kesempatan
bagi setiap daerah mengeksplorasi sumber
daya yang mereka miliki, mulai dari sumber
daya alam hingga karakter penduduk. Bali yang
dikenal sebagai pulau yang tenang dan cinta
damai, serta sejumlah titik destinasi alam yang
memukau, mendorong terciptanya iklim investasi
yang positif. Bukan hanya bagi kalangan dalam
negeri, pun juga dari masyarakat global. Kondisi
tersebut secara simbiosis membawa eskalasi
perekonomian Bali demikian dinamis.
Semua sektor memberikan peluang dan
tantangan untuk bertumbuh dan berkembang.
Bukan hanya pariwisata, namun hingga berbagai
sektor lainnya yang bisa dikerjakan oleh semua
lapisan masyarakat, baik penduduk lokal maupun
pendatang. Hermawan juga menegaskan, saat
ini di era global yang demikian kompetitif, para
jagoan daerah tidak selalu muncul dari penduduk
asli, namun tidak sedikit diantaranya pada
pendatang yang sukses mengadu nasib dengan
gemilang di tanah rantau.
SPECIAL FEATURE
Pada gilirannya, rantai pertumbuhan
menciptakan pangsa pasar yang
gemuk dan penuh daya beli. Konsumsi
domestik meningkat bahkan tidak sedikit
diantaranya yang berhasil tumbuh lebih
baik dari rata-rata industri nasional. Sebut
saja Honda Bali yang memiliki market
share hingga 79% sementara market share
nasional nya hanya 61%. Atau
BPR Lestari dari sektor
finansial yang relatif
kecil, berhasil
muncul sebagai
nomer tiga
terbesar
nasional. Saat
ini, dengan
perkembangan
Bali yang terus
berbenah, mulai
dari infrastuktur
hingga sejumlah potensi
ekonomi lainnya yang mulai digarap,
menjadikan peluang akan perkembangan
yang lebih besar terus terbuka. Ekspansi
Bandara Ngurah Rai, Underpass dan
jalan Tol atas laut, serta dipercayanya
Bali sebagai pulau yang akan menggelar
sejumlah event internasional adalah
sedikit hal yang sudah siap diluncurkan
pada tahun 2013 ini. Belum lagi berbagai
perkembangan lainnya yang masih terus
dilakukan, seperti dibukanya pelabuhan
baru di Karangasem dan pesona sejumlah
daerah yang selama ini belum terekspos
akan menjadi anak tangga
lainnya yang akan
membawa Bali
berkembang jauh
lebih besar.
Berbagai
terobosan
ini, adalah
peluang bagi
munculnya
para jagoan-
jagoan daerah
lainnya dan tentu
saja kesempatan bagi
jagoan daerah saat ini untuk
menjadi jagoan global, bahkan bukan
tidak mungkin menjadi global powerhouse.
So, inilah peluang bagi Anda untuk ikut
bermain dan menang didalamnya. Are you
ready to be the next local Champion?
HeRmAWAn KARTAJAYA
Tiap daerah memiliki kekhasan budaya
dan keunikan karakter penduduk
Trend # 2 : Local Diversities
saat ini di era global yang demikian kompetitif, para jagoan daerah tidak selalu
muncul dari penduduk asli, namun tidak sedikit
diantaranya pada pendatang yang sukses mengadu nasib
dengan gemilang di tanah rantau.
“
Pertumbuhan ekonomi di tingkat daerah,
membentuk pasar lokal yang potensial
Trend # 3 : Local Growth
Perwakilan pemerintah yang
hadir mewakili Bpk Gubernur
I Made Mangku Pastika yang
berhalangan hadir pada Festival
Marketing 23 April 2013 lalu.
goverment
32 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
SPECIAL FEATURE
rEKAM jEjAK pArA juArA
Di era reformasi sekarang, globalisasi sangat dominan dan agresif, dimana
pusat bisnis tidak lagi milik segelintir orang. Kompetisi terjadi di setiap
tingkatan dan sejumlah outstanding move yang berhasil dibukukan oleh
mereka yang berhasil membawa perusahaannya mencapai prestasi yang
gemilang adalah resep jitu untuk keluar sebagai pemenang. Apa saja yang
telah mereka lakukan? Dan bagaimana mereka menjadi faktor pembeda
diantara para pesaingnya? inilah rekam jejak para juara.
Alex P Chandra mengawali karirnya sebagai profesional muda di Bank Central Asia [BCA] di
tahun 1987. Kemudian menempuh pelatihan MDP [Management Development Program]
sebagai program kaderisasi yang disiapkan oleh BCA untuk mencetak calon pimpinan. Melalui
program MDP, setelah 7 tahun berkarir, pria lulusan Trisakti tersebut kemudian dipercaya
menjabat sebagai Branch Manager pada usia yang baru 29 tahun, di salah satu kantor cabang
BCA yang berada di Denpasar. Menjadi
kepala cabang sebuah instansi perbankan
besar seperti BCA di usia yang relatif muda
merupakan satu pencapaian yang luar
biasa. Namun di tahun 1999, krisis moneter
menghambat laju perekonomian tanah air
termasuk industri perbankan, Alex P Chandra
kemudian memutuskan untuk mengakhiri
karirnya di BCA dan mengakuisisi sebuah
Bank Perkreditan Rakyat [BPR] yang saat
itu tengah kolap, juga karena dampak krisis
dan salah kelola. Dengan bekal pengetahuan
dan manajerial skills yang dipelajari selama
8 tahun di BCA, Alex P Chandra kemudian
memperbaiki management BPR yang bernama
Sri Artha Lestari tersebut secara bertahap.
Bank yang ketika di akusisi beraset Rp. 300
juta, dalam 5 tahun berhasil dibawanya
tumbuh hingga mencapai aset Rp. 55,1 Milyar
ditahun 2005, dan menjadikan Lestari sebagai
BPR dengan aset terbesar di Bali. Perubahan
yang dilakukan saat itu meliputi target dan
segmentasi pasar, strategi promosi serta
produk. Jika hampir sebagian besar BPR
bermain dipasar yang marginal, maka BPR
Lestari justru membidik sektor pasar premium,
dan membenahi pelayanan serta penampilan
gedung kantor, sehingga kesan BPR sebagai
instansi keuangan yang kecil dan murah
dirubahnya menjadi elegan dan ekslusif. Inilah
salah satu faktor yang kemudian membawa
BPR Lestari menjadi BPR ketiga terbesar
Nasional dengan aset lebih dari 1 Trilyun.
ALEx p ChANDrA [Bpr LEsTArI]
33Vol. 41 | Mei - Juni 2013
SPECIAL FEATURE
Honda dikenal sebagai merek global yang
meraksasa di Asia termasuk di tanah air. Di
Indonesia, pabrikan sepeda motor Honda
menguasai 61% market share nasional.
Namun Afrianto Nadianto, HSO Bali,
mampu membawa Honda di Bali menguasai
hingga 79% market share. Dominasi market
share ini berhasil dipertahankan Honda
selama lebih dari dua dekade, sekalipun
dalam perjalanannya sejumlah inovasi yang
dilakukan kompetitor pernah menjadikan
Honda tertinggal, namun kembali bangkit
dengan sejumlah perubahan yang signifikan.
Di Bali sendiri, market share Honda yang jauh
diatas rata-rata nasional adalah buah kerja
keras Afrianto dan timnya, mereka menjadikan
komunitas sebagai salah satu strategi
pertumbuhannya, mulai dari bekerjasama
dengan beberapa banjar untuk men-support
sejumlah kebutuhan Banjar, sampai dengan
mengajak komunitas-komunitas di Bali sebagai
sahabat Honda, salah satunya dog lover.
Terobosan lainnya yang juga dilakukan adalah
bekerjasama dengan petani di sejumlah
wilayah di Bali dalam banyak hal yang mampu
meningkatkan hajat hidup para petani. Apa
yang dilakukan Afrianto dan tim Honda Bali
nya merupakan langkah New Wave Marketing
dan berbasiskan Human Spirit.
AFrIANTO NADIANTO [hsO BALI]
Gusti Ngurah Anom atau yang kerap disapa
Pak Cok, adalah pemilik Krisna Group, oleh-
oleh Khas Bali, terbesar di Pulau Dewata,
bahkan terbesar di Indonesia. Berawal dari
seorang pembersih mobil di hotel, kemudian
tukang potong di perusahaan konveksi, sampai
akhirnya membangun kerajaan bisnisnya
sendiri. Tugasnya saat di konveksi serabutan,
karena hanya tamatan SMP dan belum
memiliki keterampilan. Pak Cok membantu
di semua bagian. Setelah pekerja lain pulang,
Pak Cok memanfaatkan waktu belajar
memotong, menjahit dan sablon. Malam hari
ia tidur di sana, di tumpukan rak-rak kain.
Pak Cok belajar otodidak selama 6 bulan.
Senior-seniornya kaget melihat begitu cepat
Pak Cok menguasai semua bidang. Dalam
waktu setahun, keadaan berubah. Kalau dulu
Pak Cok menjadi junior, sekarang ia menjadi
senior bagi pendahulunya. “Keadaan ini
berubah karena saya punya inisiatif sendiri,
antusias dan melakukan segalanya dengan
sepenuh hati. Dalam waktu setahun saya
diberi kepercayaan oleh atasan,”demikian
dirinya bercerita.Setelah mengenyam banyak
ilmu, tahun 1990 – 1994 pak Cok mendirikan
Cok Konveksi yang bekerja sama dengan
Sidarta Konveksi bekas tempatnya bekerja
dahulu. Cok Konveksi sebagi toko penjualan,
Sidarta Konveksi penyuplai barang. Baru
kemudian di tahun 2001 pak Cok bisa membeli
lahan yang kemudian didirikan Krisna 1 yang
luas lahannya 6,5 are. Itulah momen yang
kemudian terus mengembangkan Krisna
hingga tahun 2008, Krisna 2 di Jalan Nusa
Kambangan resmi dibuka. Tahun 2009,
membuka lagi gerai di Sunset Road, dengan
luas 5000 meter per segi, dan tahun 2010, Pak
Cok meluncurkan Krisna 4, pusat oleh-oleh
24 jam, berlokasi di Jalan Raya Tuban, tak jauh
dari Bandara Ngurah Rai.
GusTI NGurAh ANOM[KrIsNA OLEh-OLEh]
34 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
Pelindo III cabang Benoa adalah salah satu
pelabuhan yang cukup ramai, bukan hanya
oleh aktivitas kapal ikan dan nelayan, namun
juga akses pariwisata baru. Sejak beberapa
tahun terakhir, pelabuhan ini telah menjelma
menjadi salah satu pelabuhan yang diminati
para wisatawan dari kapal pesiar yang
berlabuh di pelabuhan ini. Menyadari potensi
yang besar tersebut, sejumlah perubahan
terus dilakukan, Iwan Sabatini menyampaikan
berbagai terobosan yang telah mereka capai
saat ini telah membawa berbagai kapal
pesiar kelas dunia singgah di pelabuhan ini.
Mulai dari pengerukan kedalaman laut agar
kapal-kapal besar dapat sandar, sampai
dengan menciptakan iklim yang nyaman
melalui perbaikan sejumlah infrastruktur
di kawasan Benoa terus dilakukan. Bahkan
sejumlah kerjasama terus dijalin oleh
Pelindo III keberbagai komponen jaringan
pariwisata di Bali, seperti tour travel, yang
bisa memfasilitasi kebutuhan para tamu kapal
pesiar yang singgah di Bali untuk mengunjungi
destinasi Bali. Apalagi dengan keberadaan
jalan layang tol atas laut yang melewati
kawasan Benoa, diyakini Iwan akan menjadi
salah satu pendorong dari meningkatnya
kawasan Benoa sebagai alternatif jalur
pariwisata bagi wisatawan yang berkunjung
ke Bali.
SPECIAL FEATURE
IWAN sABATINI[pELINDO III CABANG BENOA]
IDA BAGus rAI BuDArsA[hATTEN WINE]
Bagi pecinta Wine, Bali merupakan tempat
dimana tersedia produk wine lokal yang
karakternya tidak dapat ditemukan pada
produk wine di belahan dunia lain. Itulah
Hatten Wines, dengan cita rasa yang layak
dianggap sebagai sebuah penciptaan yang
berani, karena wine tidak memiliki sejarah
panjang di Indonesia. Banyak jenis minuman
beralkohol di Nusantara, tapi Ida Bagus Rai
Budiarsa yang berani memproduksi wine.
Brand lokal untuk komunitas internasional di
Bali. Keberanian Bagus Rai Budiarsa dimulai
dari melihat peluang tidak adanya produk
wine lokal, sementara kebutuhan pasar wisata
di Bali sangat besar. Peluang tidak cukup
tanpa eksperimentasi. Dua tahun mencoba
dengan buah anggur lokal, akhirnya Bagus
Rai Budiarsa berani memasarkan produknya.
“Hatten” yang dalam bahasa Jepang bermakna
“berkembang” sangat pas mewakili PT Hatten
Bali yang memiliki 100 karyawan. Tidak
sampai dua dekade, Bagus Rai Budiarsa
telah mengembangkan produknya menjadi
12 jenis wine. “Keluarga saya di industri
minuman. Bapak saya buat brem Bali, Dewi
Sri. Pasar Brem terbatas. Minuman tradisional
ini memang sempat booming tahun 80an.
Orang ke Bali pulangnya bawa brem sebagai
oleh-oleh, jadi welcome drink di hotel,” ujarnya
kepada reporter Money & I. Produk yang
sudah diproduksi secara pabrikan sejak tahun
1974, sebelumnya berawal dari produksi
rumahan pada tahun 1968. Setelah tamat
kuliah di Program Studi Teknologi Industri
pada tahun 1989, tahun 1990 Rai Budarsa
memegang perusahaan keluarga.Namun
Rai yang saat itu mendapati perusahaannya
memiliki izin minuman beralkohol, kemudian
mulai mengembangkan ke produk wine.
“Karena saya lihat wine semua impor, tidak
ada produksi wine lokal. Yang ada jenis anggur
kolesom. Tapi karena di Bali pasarnya untuk
turis, saya buat wine. Saya mulai tahun 1992,
dengan berbagai kendala, tahun 1994 mulai
menjual,” ujarnya bernostalgia. Saat ini Hatten
Wine telah menjadi salah satu produk yang
diminati bagi pariwisata di Bali, dan juga sudah
dipasarkan di Belanda, Inggris dan Maladewa.
35Vol. 41 | Mei - Juni 2013
Dirinya disebut sebagai seniman software, karena produk yang dijualnya memang software.
Merek yang dibangunnya adalah Bamboomedia, yang sejak didirikan tahun 2002 hanya bermula
dari kamar kosnya saja. Keberhasilan kecilnya diawali ketika Putu lulus kuliah dari Stikom
Surabaya tahun 1997, sempat menjadi pengajar selama 4 tahun, Putu kembali ke Bali dan mulai
mengembangkan software sederhana seperti panduan menggunakan Windows, MS Office dan
Internet, yang dipasarkannya lewat toko buku Gramedia. Respon yang positif membuatnya
bersemangat hingga mendapat tawaran bekerjasama dengan Microsot tahun 2004. Inilah yang
dianggap Putu sebagai tonggak penting bagi Bamboomedia. Seiring waktu semakin banyak
kerjasama yang dijalin oleh Bamboomedia dengan berbagai vendor atau perusahaan lain yang
membutuhkan produk mereka, seperti Intel, Telkom, Newmont, Binus dan Depdiknas. Yang
saat ini tidak kurang dari 200 jenis program mulai dari perkantoran, programing, grafis, games,
software untuk anak-anak, internet dan web.
puTu suDIArTA [BAMBOO MEDIA]
Sebagai salah satu perusahaan ritel terbesar
di Bali, Hardy’s kini sudah melebarkan sayap
sampai ke Jawa Timur. Namun Hardy’s yang
begini besar, berawal dari satu toko yang
luasnya hanya 4,3 are. Adalah Ir. Gede Agus
Hardiawan, akrab dipanggil Gede Hardy, yang
berhasil ‘menyulap’ lahan tersebut menjadi
bertambah di berbagai wilayah. Keberanian,
kejujuran, dan keinginan untuk menuju arah
yang lebih baik menjadikan Gede Hardy sosok
pebisnis muda yang diperhitungkan di Bali.
Sense of business-nya kian terasah seiring
berjalannya waktu. Besar dari keluarga yang
biasa saja, setamat kuliah dari ITB, Gede
Hardy mewarisi hutang dari orang tuanya,
namun demikian Hardy juga mewarisi sebuah
toko kecil. Sambil menjalankan toko itu,
Hardy belajar manajeman bisnis. Keuntungan
dari toko dan tambahan pinjaman Bank
dipergunakan untuk mencari lahan dan
membuka Hardy’s Negara pada tahun 1997.
Baru tahun 2000 Hardys bisa ekspansi ke
luar kebupaten hingga saat ini bisa berdiri di
Jawa Timur. Menurut Agus Hardy, Hardy’s
bukan sebatas pusat belanja (shopping mall)
saja. Namun sejatinya dasar bisnis ini adalah
properti komersial. Karena landasan bisnis
dimulai dari mencari lokasi yang didapat
dengan sistem sewa atau beli. Kemudian
dibangun mall/supermarket dan mendapat
uang dari sewa blok, lantai, etalase, atau yang
lain. Tidak itu saja, di Denpasar misalnya, dari
hasil lahan parkir saja Hardys mendapat bagi
hasil dari PD Parkir ratusan juta per tahunnya.
Strategi inilah yang kemudian membawa
Hardys berkembang pesat selama satu dekade
terakhir dan sejumlah outletnya yang telah
dibuka di banyak tempat bahkan hingga luar
Bali.
GEDE AGus hArDIAWAN [hArDY’s]
SPECIAL FEATURE
36 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
Menjadi local champion bukan
hanya milik para pengusaha saja,
namun dalam karir profesional
pun, seseorang dapat tampil
sebagai juara. Dalam bidang
arsitek, maka Popo Danes
adalah salah satu yang terbaik,
bahkan saat ini karya-karyanya
berkibar di manca negara. Sejak
tahun 1986, Nyoman Popo
Priyatna Danes telah disibukkan
dengan berbagai macam
proyek, mulai dari skala terkecil
hingga berangsur-angsur
mendapatkan proyek besar.
Studio Popo Danes Architect
yang terletak di bilangan Hayam
Wuruk Denpasar menjadi
sebuah pembuktian dari
sebuah dedikasi, kegigihan dan
keseriusannya dalam menekuni
bidang arsitektur.
NYOMAN pOpO
prIYATNA DANEs
37Vol. 41 | Mei - Juni 2013
INTERVIEW
Pria yang akrab disapa Popo
Danes ini terkenal akan
gaya arsitektur bernafaskan
alam dan budaya. Atmosfer
tropis menjadi komponen
magis yang melengkapi
keindahan arsitekturnya. Karya-karyanya tak
hanya tersebar di daerah Jimbaran, Ubud,
Karangasem, tapi hingga menjangkau Dubai,
India, Thailand, Hawaii dan lain-lain. Tak hanya
sibuk menciptakan desain-desain arsitektur
mutakhir, pria beristrikan Ni Wayan Melati
Blanca ini juga dipercaya untuk mengemban
tugas sebagai Ketua Komite Bali Tourism
Development Centre (BTDC) Nusa Dua.
Di sela-sela kesibukannya yang makin
menggunung, Popo Danes menyempatkan
dirinya untuk berbincang-bincang dengan
reporter Money & I, Putra Adnyana di
studionya yang asri dan unik tersebut.
Dengan pembawaannya yang begitu humoris
dan bersahaja, pria yang tercatat sebagai
salah satu aristek terkemuka di Bali ini pun
membagi sekelumit perjalanan karir serta
pemikiran-pemikiran briliannya mengenai
dunia kecintaannya yakni arsitektur. Berikut
wawancara dengan beliau.
For Culture and EnvironmentMY ARCHITECTURE
Pelataran kantor Popo Danes penuh pepohonan
dan juga berfungsi sebagai tempat berbagai
kegiatan kreatif digelar
Tampak asri
38 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
INTERVIEW
dengan baik di sana, dan masih banyak hal
positif lainnya. Selain itu, almarhum ayah saya
dulu memang juga suka membangun rumah.
Sejak kapan Anda mulai menekuni bidang ini
secara profesional ?
Secara professional saya baru mendirikan
perusahaan yang sekarang ini sekitar tahun
1993. Hanya saja saya memang sudah mulai
kerja saat kuliah, ya sudah mulai nyambi-
nyambi kerja saat itu.
Kalau sebelum benar-benar professional?
Ya biasalah proyek arsitektur awal-awal pasti
mencoba mengerjakan rumahnya saudara
atau teman. Proyek-proyek yang pertama
seperti itu selalu penting untuk karir kita,
karena ini merupakan kesempatan yang
mampu memberikan kita jalan untuk memulai
karir kita. Di sini kita diminta sejauh mana
keseriusan kita untuk mampu mengurusi
pekerjaan-pekerjaan tersebut. Jadi kita
bekerja sambil selalu melihat arah langkah
kita ke depan. Dari sinilah kita harus tahu
sebenarnya kita mau ke mana. Apakah kita
ingin menjadi arsitek yang peduli dengan
portofolio atau malah arsitek yang ingin
menumpuk uang sebanyak mungkin, atau bisa
juga arsitek yang menjadi agen para developer.
Bisa ceritakan gaya yang Anda tawarkan dari
setiap karya-karya desain arsitektur Anda?
Sebuah karya itu seyogyanya harus berakar.
Akar itu buat saya akan membantu kita dalam
membangun sebuah cerita untuk sebuah karya
atau produk itu sendiri. Akar yang kuat juga
akan mampu merefleksikan akar di diri saya
sendiri itu sebetulnya seperti apa. Jadi saya
melihat ada beberapa poin yang selalu saya
jadikan pijakan bahwa saya selalu mendesain
gaya arsitektur dengan mematuhi kaidah-
kaidah bangunan daerah tropis. Karena
arsitektur itu sangat erat kaitannya dengan
Apa yang membuat Anda tertarik untuk
terjun sebagai arsitek?
Saya dari kecil memang suka dengan yang
namanya bangunan. Sehingga saya pikir
ini hal yang baik untuk saya. Setelah saya
semakin mengerti tentang hidup, profesi
dan juga bisnis ternyata bekerja di bidang
yang basic seperti arsitek ini dimana salah
satunya adalah mampu menyediakan papan,
disamping kebutuhan primer lainnya seperti
sandang dan pangan. Jadi pasti lebih banyak
opportunity-nya. Jadi ini yang membuat saya
memutuskan untuk menjadi arsitek. Menjadi
seorang arsitek adalah hal yang menarik.
Sebagaimana sebuah profesi yang mampu
membuat saya bekerja sesuai dengak kata
nurani. Arsitek itu kan membuat sesuatu
yang tidak ada menjadi ada. Di sini, kita juga
mempertaruhkan reputasi, karena setiap
karya arsitektur tidak melulu dipuji-puji, tetapi
juga dicaci-maki. Tentu kita lebih senang dipuji
ketimbang dicaci. Kita juga merasa senang
bahwa ternyata kita juga bisa berkontribusi
pada kualitas hidup para pengguna bangunan
itu. Syukur-syukur kita bisa mempercantik
wajah kota. Kita juga bisa mencari nafkah
39Vol. 41 | Mei - Juni 2013
INTERVIEW
kondisi iklim. Kalau saya sendiri merasa lebih
dekat dengan iklim tropis. Saya tidak akrab
dengan iklim empat musim, jadi saya tidak
tahu apa jadinya jika bangunan ini diserang
salju atau angin taifun. Selain itu saya juga
melihat posisi saya yang hidup di Bali. Kita
semua sadar bahwa Bali itu adalah sebuah
brand. Bali memiliki sebuah kultur yang unik.
desain yang mampu mengantisipasi problem-
problem lingkungan seperti kekurangan energi
listrik, kesulitan supply air serta kesulitan
pengelolaan sampah. Hal seperti itulah yang
seharusnya menjadi perhatian dalam desain-
desain arsitektur kita saat ini. Bagaimana
membuat sebuah desain bangunan yang
ramah lingkungan. Selain itu, kita juga harus
kalau karakter Popo itu tidak bakal mau buat
bangunan minimalis yang memakai metal
atau segala kecenderungan yang telah saya
sebutkan tadi.
Bagaimana menurut Anda mengenai
arsitektur di Bali yang kini cenderung murni
menganut konsep modern minimalis?
Kalau saya senang dengan pekerjaan sebagai arsitek ini
dan juga senang membangun portofolio yang baik. Pada setiap
profesi, portofolio itu sesuatu yang sangat penting.
Jadi aspek-aspek budaya tentu banyak kita
jumpai dalam bekerja untuk memberikan
warna pada sebuah desain, dimana salah
satunya adalah culture Bali. Selain itu terdapat
juga sentuhan teknologi, seni, manufaktur dan
lain-lain. Jadi buat saya komponen yang kuat
untuk diangkat adalah budaya kita sendiri.
Adakah hal lain yang juga sama pentingnya
dengan mengangkat komponen budaya ke
dalam arsitektur?
Nah sekarang kita juga harus menghadapi isu-
isu lainnya. Saya sendiri senang mengangkat
isu-isu yang aktual, dimana akar klasik itu
boleh relevan dengan isu-isu aktual tersebut.
Sebuah isu aktual yang patut kita risaukan
saat mendesain dan membangun itu kini
adalah lingkungan. Karena beban lingkungan
yang kini semakin berat, sehingga membuat
saya tergerak untuk menciptakan sebuah
memperhatikan material bangunan. Sekarang
hutan kita sudah mau habis, jadi untuk
memakai kayu pun kita harus hati-hati. Kalau
misalnya mesti menggunakan kayu, apakah
kemudian ada alternatif-alternatif lain seperti
penggunaan kayu daur ulang atau mungkin
kayu dari hutan yang ditanam kembali.
Apakah ada orang yang meminta Anda
untuk membuatkan desain yang tidak sesuai
dengan gaya arsitektur Anda pada umumnya?
Saat kita membangun portfolio, cepat atau
lambat orang akan tahu gaya arsitektur kita
seperti apa. Orang akan tahu kalau saya
tidak membuat bangunan yang cenderung
melanggar Perda. Tidak membuat bangunan
yang tidak bernafaskan tropis dan tidak
membuat bangunan yang seolah-olah
sensasinya seperti tinggal di Bali tetapi tidak
merasa Bali itu sendiri. Jadi orang sudah tahu
Sulit juga untuk mengomentari hal ini, jadi
saya serba salah kalau tidak komentar nanti
dikira tidak peduli dengan hal tersebut.
Karena arsitektur itu sendiri memang juga
berkaitan tentang selera. Jadi, kalau itu
masalahnya murni tentang selera, saya masih
akan menerima hal tersebut. Tetapi lain
lagi kalau masalahnya tentang bagaimana
memaksimalkan sesuatu. Tentu ini mesti
dipertanyakan. Jika kita melihat Bali itu
sendiri sudah mulai kehilangan kualitasnya,
entah itu kualitas lingkungan, kualitas hidup,
kualitas budaya hingga kualitas waktu. Tidak
hanya Bali, mungkin di tempat lain juga terjadi
hal yang serupa.
Pernahkah Anda menciptakan sebuah desain
arsitektur yang secara realistis sulit untuk
direalisasikan?
Saya merasa hidup saya masih dangkal dalam
40 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
arti saya menjadi arsitek untuk mencari
nafkah, belum menjadi arsitek yang ingin
membuat sensasi atau sejenisnya itu. Jadi
saya pikir di ambang realistis itu hal apa
yang maksimal bisa kita lakukan. Kita ini
konsultan, kita bisa hidup baik atau malah
lebih berantakan itu tergantung seberapa
efisien kita bekerja. Saya masih belum memiliki
kemewahan untuk memikirkan hal-hal yang
diluar realita. Jadi lebih baik maksimalkan
waktu, apa yang kita kerjakan menjadi sesuatu
yang baik.
Tentu kita ingin membuat sesuatu yang
berbeda bahwa desain kita hari ini harus lebih
baik dari yang sebelumnya, kita juga harus
lebih pintar dan seberapapun kita bersahabat
dengan aspek lain, tentu kita juga ingin
berkarya lebih baik dari orang lain. Bila saya
tahu saat membuat sesuatu yang nyatanya
bakal ditolak oleh yang berwenang, maka akan
saya batalkan terlebih dahulu niat saya itu.
Atau malah ingin membuat sesuatu yang cost-
nya sendiri tidak masuk akal, ya mana mungkin
saya bisa lakukan. Karena di Bali sendiri, saya
pikir malah kita masih butuh banyak bangunan
yang benar dan berkualitas.
Di masing-masing dekade tentu memiliki
tantangan tersendiri dalam menciptakan
sebuah desain arsitektur. Tantangan apa
yang Anda rasakan dari setiap perubahan
yang muncul jika membandingkan era dahulu
dengan sekarang?
Ada hal-hal yang sangat riil terkait perubahan
itu. Yang jelas menengok tahun-tahun ke
belakang kemudian ke era yang sekarang ini,
kita justru harus mulai berhati-hati dengan
penggunaan lahan. Misalnya tahun 80’an,
tanah masih murah, jadi orang terserah mau
bikin rumah yang asal-asalan. Tapi orang di
zaman sekarang beli tanah yang harganya
sekian sudah mulai berpikir bagaimana
membuat bangunan itu agar tidak asal-asalan,
mengingat harga tanah yang kini mahal.
Tantangan lainnya adalah kebutuhan manusia
sekarang kan lebih kompleks, karena kualitas
hidup mereka semakin meningkat.
Anda juga mengerjakan beberapa proyek
arsitektur untuk negara-negara asing seperti
Thailand, india, Dubai, hingga Hawaii. Bisa
ceritakan bagaimana kesempatan itu bisa
Anda raih? Apakah ada kesulitan spesifik
dalam pengerjaan?
Kita baru saja menyelesaikan proyek di
Thailand dan sebentar lagi akan ke India untuk
melihat proyek lainnya di sana. Ya, itu semua
karena ada koneksi budaya. Kesulitannya
mungkin karena ada perbedaan budaya dan
tentu kita harus mempelajari sesuatu yang
baru lagi. Namun sesungguhnya kesulitan
seperti ini mampu memperkaya kemampuan
profesional kita juga. Jadi saya anggap sebagai
sebuah peluang edukasi.
Apa karya terbaik Anda sejauh ini?
Karya terbaik saya adalah karya saya yang
berikutnya.
Studio Popo Danes Architect juga memberi
ruang bagi pekerja kreatif untuk menggelar
kegiatan budaya, diskusi seni atau pameran
lukisan. mengapa?
Saya memang mencintai seni dari sejak saya
masih muda. Dari SD, saya sudah biasa ke
pameran seni sendirian. Bahkan saya sudah
bisa berbelanja barang-barang seni dari SD
dan SMP. Yang saya syukuri bahwa kita bisa
menghargai pekerjaan orang lain, termasuk
saya yang menghargai pekerjaan kreatif aspek
lainnya. Saya melihat pekerjaan mendesain
arsitektur ini sebetulnya adalah pekerjaan
kolaboratif, dimana kita harus banyak
mendengar orang lain untuk menciptakan
sebuah desain yang bagus. Jadi akan ada
konsultan-konsultan spesialis seperti
konsultan lighting, konsultan akustik, ada
orang yang mendesain interior, lanskapnya,
hingga mekanisnya. Saya pikir bagus bagi saya
untuk mendekatkan diri dengan orang-orang
kreatif di sektor lain, sehingga kita bisa sharing.
inspirator terbesar dalam hidup Anda?
Saya belajar banyak dari orang, tidak harus
dari seorang arsitek. Saya juga bisa belajar dari
seorang seniman, petani atau bahkan politisi.
Saya anggap semua orang bisa memberikan
kita banyak pelajaran untuk menjadi manusia
yang lebih baik tentunya.
Apa yang Anda lakukan di waktu luang?
Di waktu luang saya senang mengurusi
barang-barang koleksi saya. Saya senang
bertemu dengan sahabat-sahabat saya, senang
mengurusi kebun dan sedikit memasak.
Terakhir, apa harapan terbesar yang ingin
anda capai dalam hidup Anda?
Tentunya saya belum seberapa dari saya
harapkan sekarang. Saya ingin menjadi
individu yang lebih baik. Selain itu saya
ingin juga membantu generasi berikutnya
untuk maju ke depan. Tentu tantangannya
bagaimana membuat mereka lebih baik dari
kita.
INTERVIEW
Saya dari kecil memang suka
dengan yang namanya
bangunan.
41Vol. 41 | Mei - Juni 2013 41Vol. 41 | Mei - Juni 2013
(0361) 246706
42 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
GALLERY
The Lavish HasselbladLunar Series For Exclusive Photography
Hadir untuk pangsa pasar
premium, Hasselblad
Lunar Series menawarkan
pengalaman berkamera tidak
hanya dari kuatnya kualitas
bidikan namun juga sensasi kemewahan dalam
genggaman. Perusahaan kamera asal Swedia
ini menggandeng Sony untuk menghasilkan
kamera tanpa prisma pertamanya. Hasselblad
Lunar hadir dengan mengadopsi spesifikasi
dan teknologi milik Sony NEX-7, seperti
sensor CMOS 24.3 MP, lubang bidik elektronik
berteknologi OLED, sistem Navigasi TriNavi,
layar fleksibel, hingga sistem mount lensa
yang mendukung E-mount dan A-mount milik
Sony. Bedanya dengan Sony NEX-7 adalah
eksklusivitas tampilannya yang menekankan
pada kesan glamour. Tengok saja konstruksi
body yang didesain khusus dengan impresi
klasik modern, dibuat dari material carbon
fiber, titanium, kayu, kulit hingga emas.
Dikabarkan, akan ada 47 tampilan berbeda
dari kamera ini dengan berbagai kombinasi
gaya. Tak heran bila Hasselblad Lunar
mendapat predikat “The Ultimate Luxury
Mirrorless Camera” pada ajang Photokina
2012 lalu di Jerman. Jangan kaget berkat
kemewahannya itu, Hasselblad Lunar
dibanderol dengan harga USD6500 (Rp62
juta) dimana harga tersebut membuatnya jauh
lebih mahal dibandingkan kamera Leica tipe
tertentu. Wow!
43Vol. 41 | Mei - Juni 2013
44 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
INSIGHT YuswohadyPraktisi Pemasaran dan ex. Sekjen Indonesia Marketing Association
Saya coba tanya-tanya ke bank yang mendanai pembelian ruko tersebut berapa
sesungguhnya harga pasar dari ruko tersebut. Kaget juga dengan informasi yang
diberikan pihak bank, karena persis setahun, Desember 2011 ruko tersebut dilepas
dengan harga Rp.1,7M. Itu berarti harga naik sekitar dua kali lipat dalam setahun.
Jengkel dengan harga yang melambung tak keruan, saya coba istirahat berburu. Tapi karena
penasaran, iseng-iseng beberapa hari lalu iseng-iseng saya tanya-tanya ke teman-teman agen
properti. Saya tambah kaget karena rupanya telah meroket lebih jauh lagi. Kata si teman,
mencari ruko di kawasan Kelapa Gading dengan harga di bawah Rp.5M kini kian sulit. Padahal
rentang waktu dari saya mengecek harga sebelumnya belum genap enam bulan.
Saya pun mencoba mencari tahu, apakah naiknya harga properti yang melesat cepat ini karena
permainan para spekulan. Setelah selidik sana, selidik sini, saya pun berkesimpulan: bukan.
Kesimpulan saya adalah, karena permintaan orang terhadap rumah atau ruko di Jakarta memang
sedang tinggi-tingginya. Ketika pembeli yakin bahwa harga properti akan terus naik, maka
berapapun harga ditawarkan, ia akan tetap membeli. Inilah biang dari meroketnya harga. Saya
pun kemudian termangu-mangu, dalam hati
saya bilang: “Hebat! Banyak betul ya orang
kaya di Jakarta!?!?”
Optimis
Harga properti di Jakarta yang melambung
demikian fantastis itu adalah cerminan dari
ekonomi Indonesia yang sedang ranum-
ranumnya, sedang di era keemasan. Inilah
dampak revolusi kelas menengah (“Consumer
3000”) yang ditandai dengan meningkatnya
daya beli masyarakat seiring meningkatnya
pendapatan. Saya sering menyebut bahwa
aset-aset properti seperti rumah (landed
house), ruko, atau apartemen kini sudah
menjadi mass luxury. Maksudnya aset-aset
PROPERTY BOOMAkhir tahun 2012 lalu iseng-iseng saya cari ruko untuk keperluan investasi seorang kerabat.
Saya temukan lokasi pas di mal of indonesia (mOi). Si empu-nya ruko mematok harga pas
Rp.3,5m.
45Vol. 41 | Mei - Juni 2013
INSIGHT
yang dulunya hanya mampu dibeli oleh kalangan masyarakat atas
(super kaya), kini sudah terbeli oleh kalangan kelas menengah, apalagi
fasilitas kredit juga semakin bersahabat.
Studi kualitatif yang saya lakukan terhadap mindset dan perilaku kelas
menengah di Indonesia menunjukkan bahwa mereka adalah kaum
optimis yang melihat masa depan mereka begitu terang-benderang.
Pandangan optimis ini saya kira tak bisa lepas dari kondisi ekonomi
Indonesia yang sedang tumbuh-tumbuhnya. Apa akibatnya kalau
mereka adalah kaum optimis? Yang paling jelas adalah nafsu untuk
menaikkan kehidupan ekonomi demikian membara. Tak heran jika
segmen kelas menengah yang paling besar ukurannya adalah segmen
yang saya beri nama “climber”, yaitu mereka yang sedang berjuang
untuk menaikan status ekonomi-sosial menjadi kelompok kaya dan
mapan.
Saya menduga, naiknya harga properti yang gila-gilaan di atas terjadi
karena pasar dipenuhi oleh kelompok konsumen optimis ini. Dalam ilmu
ekonomi properti, mereka ini sering disebut sebagai “the fools” yang
berani membeli aset yang kemahalan (overvalued). Harapannya, ia akan
bisa menjualnya kepada “the greater fools” pada harga yang lebih tinggi.
Mereka melihat kondisi Indonesia yang sedang di masa keemasan
ini sebagai peluang “once in a lifetime” yang tidak boleh disia-siakan.
Meminjam lagu Elvis Presley, “Now or Never”: nggak beli sekarang, tak
akan dapat selama-lamanya. Kalau menggunakan istilah Jawa, kira-kira
guyonannya berbunyi seperti ini: “Ayo podo ngedan, yen ora ngedan ora
keduman” (ayo pada ikutan gila, kalau nggak nanti nggak kebagian).
Kaya Raya
Maraknya bisnis properti di Indonesia menjadi semacam magnet yang
menggaet banyak climbers yang ingin cepat kaya-raya untuk nyemplung
di sektor yang sedang merekah ini. Makanya tak heran jika hampir
setiap hari di koran saya menemukan iklan seminar dan workshop di
Jakarta yang memberikan trik-trik jitu untuk menjadi kaya-raya melalui
jual-beli properti. Saya kira salah satu buku yang lagi hot dan laris saat
ini adalah buku-buku yang memberikan kiat-kiat cespleng untuk cepat
kaya melalui bisnis properti. Salah satu seminar misalnya, memasang
iklan di koran nasional dengan kata-kata yang sangat menggiurkan:
“Ikuti strategi membeli properti Tanpa Utang, tanpa takut harga mahal”.
Sementara di seminar yang lain bunyinya tak kalah menantang: “Pintu
gerbang Anda untuk menjadi Kaya Raya melalui bisnis properti.”
Fenomena ini kini mulai menyebar ke seluruh pelosok Nusantara,
karena boom properti rupanya tidak hanya monopoli Jakarta.
Memang, bagi kaum climber ini mimpi terbesar dalam hidup adalah
menjadi kaya-raya, pensiun dini dengan duit segudang, dan tiap
bulan liburan ke seantero jagat. Jadi kalau di Amerika sejak lama
kita mengenal istilah “The American Dream” yaitu mimpi orang jelata
Amerika untuk menjadi kaya raya seperti Donald Trump atau Warren
Buffet; maka kini di Indonesia pun kita mulai mengenal: “The Indonesian
Dream”.
Melihat boom properti yang hot luar biasa ini, yang saya takutkan hanya
satu hal, jangan sampai semua ini mengarah pada “property bubble”.
Mudah-mudahan pasar properti di Indonesia memang ditopang oleh
daya beli masyarakat yang sedang hot karena banyaknya orang kaya
baru di negeri ini. Jangan sampai mortgage crash di Amerika atau
semacamnya melumat negeri ini. Saya sudah bosan euy kena krisis lagi
kayak tahun 1998.
Mereka ini sering disebut sebagai “the fools”
yang berani membeli aset yang kemahalan
(overvalued). Harapannya, ia akan bisa
menjualnya kepada “the greater fools” pada
harga yang lebih tinggi.
46 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
REVIEW
Man Of steel (2013)
Overgrown
Setelah sukses dengan album seltitled-nya di
2011 lalu, James Blake kembali hadir dengan
ramuan Jazz Alternative-nya yang cerdas
berbalutan electronic, post-dubstep dan soul
khasnya. James Blake sangat piawai dalam
menghasilkan racikan sound yang dingin dan
lirih. Sebuah sensasi soul yang terdengar
idealis dan eksperimental. Begitu pula yang
terjadi pada Overgrown. Album ini kembali
memperdengarkan vokal eksentriknya yang
penuh aura misterius. Overgrown terdiri
dari 10 tracks yang sangat kupinggenic.
Beda dengan album debutnya, Overgrown
terdengar lebih kalem dan tak terlalu ribut
dengan atribut eksperimental. Dengarkan
track semacam Overgrown, I’m Sold, To the
Last, dan Retrograde, bak ‘racun’ di telinga.
Penyanyi : James Blake
Winning At human relations
Author :
Elwood N Chapman & Barb Wingfield
Bagaimana mencegah sabotase terhadap
diri sendiri? Elwood N Chapman dan Barb
Wingfield menjawab pertanyaan tersebut
dalam buku setebal 85 halaman ini. Melalui
Winning At Human Relations, Anda dapat
menguji kemampuan sosial Anda melalui
serangkaian tes interaktif dan mudah
dipelajari pada awal buku ini. Buku ini juga
mengajak Anda untuk mempelajari bagaimana
berkomunikasi dengan lebih efektif, objektif,
& meningkatkan hubungan kooperatif yg akan
memberikan keuntungan pada setiap orang
yg terlibat. Disertai banyak soal, buku seri
fifty-minute ini cocok untuk digunakan secara
pribadi atau pelatihan dalam kelas.
BBM Comes To Androidno Wires, no Web, no Worries
BOOK MUSIC GADGET
MOVIE
Munculnya Christopher Nolan di kursi produser, membuat Man of Steel menjadi film paling
ditunggu-tunggu tahun ini. Apalagi Zack Snyder yang terkenal dengan karyanya ‘300’ dan
‘Watchmen’ berada di posisi sutradara. Henry Cavill terpilih sebagai Superman, dimana didukung
oleh jajaran cast lainnya seperti Amy Adams, Russell Crowe, Diane Lane, Michael Shannon, Kevin
Costner, Laurence Fishburne, Christopher Meloni, Antje Traue, Harry Lennix, Ayelet Zurer, dan
Richard Schiff. Premis ceritanya mengambil fokus dari rasa keterasingan wartawan muda, Clark
Kent/Kal-El (Henry Cavill) dari kekuatan super yang ia miliki. Ia merasa aneh dan tidak mengerti
mengapa ia bisa terdampar di Bumi. Mengapa Ia bisa terpisah jauh dari kampung halamannya,
planet Krypton. Segala pertanyaan tersebut berusaha ditelusurinya di film ini. FYI, musuh utama
Superman kali ini adalah Jenderal Zod dan Faora/Ursa, yang pernah dipenjara oleh ayah Superman
Jor-El di Phantom Zone.
Gebrakan yang mengejutkan datang dari
Blackberry. Thorsten Heins selaku COE
BlackBerry mengumumkan bahwa aplikasi
percakapan BBM akan melakukan lintas
platform. Ini berarti BBM dapat digunakan
di seluruh perangkat ber-platform Android
dan IOS mulai musim panas ini. Dengan
statusnya yang multiplatform, BBM pun
akan bersaing dengan berbagai aplikasi chat
sejenis Whatsapp, KakaoTalk, Line hingga
WeChat. Berita ini disambut gembira oleh
para pemakai Android dan IOS. Terhitung
hingga kini terdapat hampir 60 juta pengguna
BBM di seluruh dunia. Mereka mengirim dan
menerima lebih dari 10 miliar pesan setiap
hari, tentunya dua kali lipat dari jumlah
pesan yang dikirim aplikasi percakapan lain.
Apa jadinya nanti kalau sudah benar-benar
multiplatform?
47Vol. 41 | Mei - Juni 2013
48 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
LESTARI FIRST
Berlokasi di Jl. By Pass Ngurah Rai
Nusa Dua Puri Bendesa I No.18,
Frangipani Esthetics mengambil
sisi Nusa Dua yang lebih teduh
dan tenang. Salah satu Spa terbaik di Bali ini
benar-benar merupakan tempat ideal bagi
Anda yang ingin melarikan diri dari penatnya
rutinitas kota beserta kemacetannya. “Kami
memang sengaja mencari lokasi yang tenang
dan jauh dari keramaian, sehingga pengunjung
dapat merasakan pengalaman Spa berkualitas”
ungkap I Nyoman Susila selaku owner.
FRANgIPANI ESTHETICS
The Reflection of Beauty and relaxation through Frangipani Essence
Semerbak keharuman bunga Kamboja menjadi biang inspirasi I Nyoman Susila, SE dalam menghadirkan
sebuah surga relaksasi di tengah hiruk pikuk turisme Nusa Dua. Frangipani Esthtetics adalah oase yang
menawarkan kesegaran, ketentraman serta kecantikan untuk pikiran, jiwa dan tubuh Anda.
Frangipani Esthetics juga menebarkan sensasi
relaksasinya melalui keindahan arsitektur dan
desain interior yang sarat akan nuansa khas
Bali. Beberapa Bale ala Bali menghiasi pojok-
pojok taman yang langsung mengarahkan
pada pemandangan hijau sekitar. Ragam tipe
ruangan Spa juga menawarkan eksotismenya
masing-masing. Apalagi ditambah alunan
musik gamelan Bali, tak ayal menambah
kenikmatan ber-Spa di Frangipani.
49Vol. 41 | Mei - Juni 2013
50 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
LESTARI FIRST
Prospek
Di tahun 1996, Frangipani hanyalah Spa
mungil di bilangan Kuta Paradiso, Legian.
Dahsyatnya, bisnis Spa ini merangkak dari
nol hingga mampu ke titik puncak yang
paling signifikan seperti sekarang. Menurut
pendirinya, I Nyoman Susila, SE, bisnis Spa
masih terbilang jarang di era 90’an. “Makanya
bisnisnya sangat prospek, apalagi kita
mendapatkan tempat yang memang setelah
kita survey lokasinya cukup strategis. Meski
kecil, tapi selalu ramai dikunjungi turis”
terangnya. Menyadari prospek bisnis Spa yang
bagus selama 6 bulan, Susila pun membuka
cabang kedua Frangipani di area Bounty Kuta.
Sementara dua cabangnya berkembang pesat,
ia pun berniat mendirikan Frangipani di daerah
Nusa Dua dengan konsep premium kala itu.
Pasca kejadian Bom Bali, Frangipani Nusa
Frangipani Esthetics akan memanjakan tubuh,
jiwa dan pikiran Anda dengan perawatan Spa
berkelas. Salah satu terapi andalannya adalah
Thalasso Therapy, dimana secara eksklusif
menggunakan air laut sebagai bahan utama
dalam merangsang relaksasi, penyembuhan,
serta perawatan kulit. Seperti diketahui,
air laut sangat kaya akan mineral yang
notabene berkhasiat untuk penyembuhan sel
tubuh, meningkatkan sirkulasi di dalamnya,
menyeimbangkan kembali sistem saraf
otonom hingga meringankan pikiran kita. Tak
hanya Thalasso Therapy, Frangipani Esthetics
juga menyajikan berbagai macam perawatan
Spa dan Massage yang siap meremajakan
tubuh Anda
51Vol. 41 | Mei - Juni 2013
LESTARI FIRST
Dua sesungguhnya sudah mulai beroperasi.
Susila tetap bertahan, meski pariwisata Bali
saat itu kian lesu usai peristiwa Bom Bali. Dua
cabang sebelumnya pun ditutup, demi fokus
mengelola Frangipani Nusa Dua. Lambat
laun, usaha Spa-nya ini pun kembali bersinar.
Pria yang juga terjun ke bisnis otomotif ini
mengaku kalau turis-turis Jepang adalah
customer yang paling loyal datang untuk
menikmati perawatan Spa ala Frangipani.
“Pada dasarnya orang Asia itu lebih suka Spa
ketimbang orang Barat, terutama orang Cina
dan Jepang” jelasnya.
Mengusung Esthetics, Frangipani ingin lebih
menonjolkan esensi keindahan dan kecantikan
melalui pengalaman Spa yang berbaur dengan
alam. Produk-produk perawatan Spa yang
digunakan pun mengandung bahan herbal dan
organik. Menariknya seluruh produk Spa yang
ditawarkan memang diracik sendiri secara
home industry oleh Frangipani Esthetic di
bawal label LOHAS. Pria kelahiran 2 Juli 1972
ini juga mengutarakan keseriusannya dalam
rencana pengembangan LOHAS, agar menjadi
salah satu produk unggulan yang diminati para
customer serta dapat digunakan oleh setiap
usaha Spa di Bali. “Semoga melalui hospitality,
keunggulan produk dan konsep Spa yang kami
tawarkan dapat menjadi sepaket pengalaman
menarik bagi customer di sini,” pungkasnya.
Pada dasarnya orang Asia itu lebih suka Spa ketimbang orang Barat, terutama orang Cina dan Jepang”
“
52 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
FITNESS Denny SantosoPraktisi Kesehatan dan Kebugaran
Hal itu biasanya didasari
pemikiran bahwa
semakin banyak
kita membakar
jumlah kalori ketika
berolahraga, maka kita
akan semakin cepat
membuang lemak-lemak di tubuh kita. Padahal
ternyata menghitung kalori ketika berolahraga
sangatlah tidak penting. Bahkan ketika Anda
tahu angkanya pun, tidak ada gunanya untuk
proses pembakaran lemak di tubuh Anda.
Kenapa begitu?
Artikel saya terakhir dengan judul “Kesalahan
Terbesar Ketika Diet Adalah…” sudah
memberikan sedikit perhitungan kenapa
penurunan berat badan dengan cepat itu
mustahil dilakukan. Nah kali ini coba kita
analisa lagi. Biasanya 1 jam berolahraga,
rata-rata tubuh Anda akan membakar kalori
sekitar 300-400 kalori saja, barangkali bisa
sampai 500 kalori dengan usaha yang lebih
keras. Tetapi sehari-hari, kita makan lebih
dari 400 kalori. Bahkan sehari Anda mungkin
saja makan sekitar 1500-2500 kalori. Jadi
bagaimana mungkin membakar 400 kalori
setiap hari ketika tubuh mendapat asupan
sebesar itu?
Pemikiran itulah yang mendasari kenyataan
bahwa orang-orang yang sudah giat
melakukan aerobik, renang, basket secara
rutin, namun berat badan tidak kunjung
turun juga. Lalu, bagaimana solusinya? Saya
analogikan dengan handphone. Kalau Anda
pernah tahu Blackberry Onyx, kemudian
dibandingkan dengan Blackberry Dakota,
tentu Dakota akan lebih boros baterainya.
Salah satunya adalah karena resolusi layar
Dakota yang lebih tinggi daripada Onyx. Lalu
apakah handphone Anda baterainya akan habis
hanya kalau digunakan saat telepon saja? Atau
ketika dibiarkan standby juga lama-lama habis.
Menghitung Kalori Ketika Berolahraga Tidaklah penting untuk Membuang LemakAnda mungkin sering mendengar orang bertanya, berapa kalori yang harus saya bakar untuk
bisa menurunkan berat badan sekian kilogram? Atau mungkin pertanyaan sejenis seperti
bersepeda 1 jam berapa ya kalori yang dibakar?
53Vol. 41 | Mei - Juni 2013
FITNESS
Tentu dibiarkan standby saja, baterai juga bisa
habis kan.
Kejadian itu sama dengan badan kita.
Pembakaran kalori tidak hanya ketika kita
berolahraga saja, ketika tidak berolahraga
pun badan kita akan membakar kalori secara
konstan. Nah sekarang bagaimana caranya
meningkatkan pembakaran kalori ketika kita
sedang tidak berolahraga supaya seperti Onyx
vs Dakota tadi. Dengan resolusi layar yang
lebih tinggi, maka Dakota bisa menghabiskan
baterai lebih boros. Kita juga harus membuat
badan kita seperti itu.
Sebenarnya yang harus dilakukan untuk
membuang lemak adalah meningkatkan
metabolisme tubuh, bukan sekadar
berolahraga untuk membakar kalori saja. Cara
terbaik untuk meningkatkan metabolisme
tubuh adalah dengan meningkatkan jumlah
otot di tubuh Anda. Salah satu kerjaan otot
adalah memakan lemak di tubuh. Oleh karena
itulah kita harus menambah jumlah otot dan
memberi makan otot dengan nutrisi yang baik
supaya dia bisa bekerja optimal.
Ketika Anda melakukan latihan beban dan
kemudian pulang ke rumah, proses perbaikan
otot Anda itu membakar lemak. Dan setelah
otot selesai diperbaiki, maka otot Anda yang
baru itu akan membakar lebih banyak lemak
daripada sebelumnya bahkan ketika Anda
sedang tidur.
Itulah alasannya kenapa rutin berolahraga
saja tidak cukup untuk membuang lemak
membandel. Anda harus membuat
metabolisme lebih tinggi dan latihan beban
akan memberikan efek afterburn yang akan
membakar lemak Anda jauh lebih banyak lagi.
Jadi perhitungan kalori ketika Anda
berolahraga sudah tidak penting lagi, karena
dengan cara ini Anda akan membakar kalori
secara terus menerus bahkan setelah Anda
tidak berolahraga lagi.
Pertanyaannya adalah, siapkah Anda
menerima paradigma ini dan mulai melakukan
latihan beban untuk membakar lemak berlebih
di tubuh Anda?
54 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
LITERATURE Pribadi BudionoDirektur Utama BPR Lestari
Hidup adalah pilihan. Kita bisa
memilih sesuai keinginan. Ada
yang memilih sebagai karyawan,
atlit, bintang film, pengusaha atau
yang lainnya. Sebagian orang tidak memilih.
Bagi yang tidak memilih, hidup seperti
mengikuti air yang mengalir. Hanya ikan mati
yang mengikuti air yang mengalir. Kalau kita
tidak memilih, maka kita seperti ikan mati.
Tidak mempunyai tujuan yang jelas dan
terarah. Kita tidak bisa menentukan arah yang
dituju. Orang lain yang akan mengendalikan.
Ini berlaku tidak hanya untuk individu
termasuk organisasi atau perusahaan.
Buatlah pilihan. Pilihan yang hebat dan benar.
Kita harus bisa memilih. Mana yang harus
diambil dan mana yang tidak boleh diambil
walupun keduanya menguntungkan. Kita
tidak akan mendapatkan semuannya. Ciputra
yang memiliki modal besar hanya memilih
proyek menengah keatas dan tidak memilih
proyek rumah sederhana atau rumah sangat
sederhana. Bank besar harus memilih untuk
tidak mengambil pasar mikro. Carefour atau
Hipermarket memilih membuka toko di
kota bukan memilih membuka toko di Desa.
Perusahaan besar harus memilih pasar yang
besar. Tidak boleh memilih pasar yang kecil
walaupun tidak ada yang melarang. Demikian
sebaliknya, yang kecil harus memilih pasar
yang kecil.
Mengapa pemodal besar tidak boleh
mengambil yang kecil. Bukan berarti tidak
boleh dan tidak untung. Mereka tetap boleh
dan untung. Namun tidak maksimal. Kalau
Anda biasa mengerjakan proyek senilai
Rp.10 Milyar ke atas, maka Anda tidak
boleh mengambil proyek senilai Rp.100
Juta walaupun ini juga untung. Namun tidak
maksimal. Mengapa? Kalau dipaksakan untuk
diambil. Sama dengan turun kelas. Selayaknya
harus dipilih sesuai dengan kelasnya. Kita
tidak bisa mengambil semua. Besar dan kecil.
Kita harus memilih salah satu. Sesuai kapasitas
yang dimiliki. Yang besar harus memilih yang
besar dan kecil harus memilih pasar yang tidak
dikerjakan oleh yang besar. Bukan untuk
membedakan tetapi dipilih agar memberikan
hasil yang optimal.
Yang lebih penting, memilih dan melakukan
hal yang benar daripada melakukan dengan
benar. Melakukan hal yang benar, dipastikan
memberikan hasil yang bagus. Tidak akan
mengerjakan yang salah atau menyimpang.
Ini tugas seorang pemimpin untuk memilih
sesuatu yang benar. Pemimpin menentukan
visinya. Pemimpin yang memilih pasar. Mana
yang boleh dikerjakan mana yang tidak boleh.
Berbeda dengan seorang manager atau
Great by ChoiceJim Collins & Morten T. Hansen
55Vol. 41 | Mei - Juni 2013
LITERATURE
pegawai. Tugasnya adalah menjalankan yang
telah digariskan pemimpin. Mereka harus
mengerjakan sesuatu dengan benar. Sesuai
dengan SOP yang berlaku. Harus berurutan
tidak boleh melompat.
Kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang
harus diputuskan, cepat atau lambat. Kita
yang memilih mau menjadi pegawai produktif
atau tidak. Kita pula dihadapkan pada pilihan
hendak menjadi pemimpin yang melayani
atau dilayani. Hingga pilihan yang tidak kalah
pentingnya adalah mau menjadi manusia
yang berguna atau tidak. Salah satu anugerah
besar yang berikan oleh Sang Pencipta pada
manusia adalah kekuatan untuk memilih.
Manusia memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Fokus mana
yang akan Anda ambil? Hendaknya kita
berfokus pada apa yang kita kerjakan. Kita
ingin melakukan segala hal, tetapi umumnya
hasilnya kurang maksimal. Lebih baik, Anda
berfokus ke satu hal, tetapi maksimal,
daripada mengerjakan banyak hal tetapi
kurang maksimal. Tidak cukup jika Kita hanya
berfokus terhadap apa yang dikerjakannya.
Kita harus berfokus terhadap kekuatan kita.
Pernahkah Anda bertanya pada diri sendiri,
Apa yang menjadi potensi terbesar dalam diri
sendiri? Apa kekuatan saya? Apa nilai lebih
yang saya miliki? Apa yang membedakan saya
dengan orang lain? Jika Anda belum pernah
mengindentifikasi hal yang paling mendasar
dalam hidup Anda, ada baiknya sekarang Anda
mulai mendefinisikannya.
Semua ini dibutuhkan, karena keajaiban
akan terjadi pada diri seseorang atau
perusahaan ketika kita mulai mengetahui
apa kelebihannnya dan berfokus pada
kelebihannya itu. Setiap orang atau
perusahaan pasti memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kita tidak ada yang sempurna.
Apa yang Anda fokuskan dalam hidup ini,
hasilnya akan sama dengan fokus awal Anda.
Jika fokusnya dari semula sudah negatif,
hasilpun negatif. Demikian sebaliknya. Semua
yang terjadi pada diri kita adalah hasil dari apa
yang telah kita pikirkan. Jadi, apakah Anda
masih ingin berfokus pada kekurangan dan
hal-hal negatif? Pilihlah dengan benar dan
ubahlah pola pikir dan fokus Anda jika ingin
mengubah hidup Anda.
Jim Collins dan Morten T. Hansen melalui
buku “Great by Choice” Mengajak kita untuk
menjalani kehidupan yang hebat dengan
pilihan yang positif.
56 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
FRONT OF MIND
Ketika pertama kali ia
masuk jajaran 40 orang
terkaya di Jepang,
kekayaannya telah
mencapai USD1,4 miliar,
dimana kemudian dari
tahun ke tahun terjadi
kenaikan yang begitu signifikan. Hal tersebut
tidak lepas dari keputusan Tadashi untuk
lebih condong menggeluti bisnis di sektor riil
ketimbang berinvestasi di bisnis bursa saham
karena terbukti bisnisnya lebih stabil dan
tetap eksis. Di saat pengusaha-pengusaha
Jepang lainnya terpuruk, Tadashi malah terus
mengeruk keuntungan berkat bisnisnya.
Bagi yang belum mengetahui usaha Tadashi
Yanai, pria berusia 64 tahun ini merupakan
penemu dan CEO dari Uniqlo, sebuah
perusahaan ritel busana asal Jepang,
sekaligus yang terbesar di Asia. Jaringan
ritel raksasanya ini pun telah berekspansi ke
luar Jepang, termasuk dengan rencananya
membuka cabang di Indonesia. Tadashi
mengawali karirnya dengan mengelola toko
warisan Ayahnya yang bergerak di bidang
fashion khusus pria bernama Ogori Shoji.
Yanai muda waktu itu kerap mengunjungi
toko pakaian pria Barney di New York untuk
mempelajari kiat pemasaran dan ekspansi
produk.
Ide membuat toko sendiri pun tercetus begitu
saja, lantaran ia menginginkan sebuah toko
pakaian dengan konsep menjual segala jenis
baik untuk pria maupun wanita. Tadashi
memang tipe orang yang tak pernah puas
dengan apa yang diraihnya dan selalu ingin
menciptakan hal baru. Cikal bakal dari Uniqlo
baru dimulai ketika Yanai Tadashi mendirikan
toko sendiri di Hiroshima dengan nama
Unique Clothing Warehouse pada tahun 1984.
Tak seperti pengusaha Jepang kebanyakan,
Yanai berani mengambil risiko. Respon positif
pun berdatangan untuk konsep retail yang
ditawarkannya. Tak heran dalam waktu
singkat, antara 1991 hingga 1992, ia telah
membuka 33 toko Uniqlo di Jepang. Jumlah itu
terus bertambah menjadi 100 gerai di seluruh
penjuru Jepang pada 1994. Momen puncaknya
saat krisis ekonomi melanda Jepang di akhir
90’an. Di saat orang-orang mencari pakaian
berkualitas dengan harga murah, saat itulah
Uniqlo mengembangkan versi murah dari jaket
populer produksi North Face dan Patagonia.
Tadashi Yanai juga tipe orang yang gemar
belajar dari pesaingnya. Terlihat dari strategi
bisnis yang diadopsi Uniqlo dari peritel AS
The Gap, Inc pada tahun 1997. Dengan sistem
SPA (specialty-store/retailer of private-label
apparel), yang berarti produksi dilakukan
sendiri dan dijual secara ekslusif. Dengan
Kalau ditanya siapa orang terkaya di Jepang saat ini, pasti semua mata akan tertuju kepada
sosok Tadashi Yanai. Bahkan per April 2013, Forbes menaksir nilai kekayaan Tadashi berjumlah
US% 15,5 miliar atau sekitar Rp 147 triliun.
The Millionaire of japan Fashion retailTADAshI YANAI
57Vol. 41 | Mei - Juni 2013
FRONT OF MIND
strategi ini keseluruhan proses dapat dikontrol
efisiensinya sehingga harga jual dapat ditekan.
Di samping itu, Ia juga kerap mengambil
langkah berbeda dari pesaingnya. Semisal
ketika perusahaan yang lain banyak
mengeluarkan produk sesuai tren dan dalam
jumlah terbatas, Uniqlo lebih suka mengusung
produk yang sifatnya kembali ke dasar,
menghilangkan berbagai hiasan dan lebih
berorientasi fungsi. Proses pembuatannya
juga dilakukan secara massal sehingga harga
dapat ditetapkan serendah mungkin.
Dalam mengembangkan lini pakaiannya,
Uniqlo menganut falsafah shun dan kino-bi.
Shun dapat diartikan sebagai waktu yang tepat
atau sesuai tren, sementara kino-bi bermakna
fungsi dan keindahan. Kedua kata itu mewakili
fashion Jepang yang modern.Uniqlo pun
menyimpan obsesi Yanai untuk membuatnya
sebagai merk yang mendunia, sekaligus
mampu menjadikan Yanai sebagai wakil
generasi pengusaha Jepang yang sanggup
menantang risiko dan berorientasi global.
Hingga November 2012, Uniqlo telah memiliki
347 gerai di berbagai kota di dunia yang
menyumbangkan 22 persen pendapatan total.
Gerainya ada di Cina, Perancis, Hong Kong,
Malaysia, Filipina, Rusia, Singapura, Korea
Selatan, Taiwan, Thailand, Inggris dan AS.
Di sisi lain, Ogori Shoji warisan Ayahnya pun
ikut diubah namanya oleh Yanai menjadi Fast
Retailing demi mengembangkan ekspansi.
Dalam kurun waktu satu tahun, Fast Retailing
pun mampu membuat beberapa produk
secara mandiri, bukan lagi hanya sebagai
penjual ritel. Terbukti hingga 2001, total
gerai Fast Retailing telah mencapai lebih dari
500 unit. Kini, gerainya di Jepang mencapai
800 unit, belum lagi gerai-gerai di Hong
Kong, China, Inggris, dan Amerika Serikat.
Meski telah berkembang pesat bukan berarti
Fast Retailing Co.tidak pernah mengalami
kegagalan. Ketika anak perusahaannya ini
membuka gerai di Inggris, penjualannya tak
terlalu bagus sehingga labanya turun drastis.
Namun hal ini tak menghentikan Yanai
untuk terus berekspansi ke luar negeri.
Bahkan setiap sesi wawancara media, pria
berkacamata ini selalu optimis mengatakan
keyakinannya untuk menjadi yang terbaik,
mengalahkan pesaing papan atas seperti GAP
dan H&M.
Tadashi Yanai pun rencananya akan pensiun
dari segala bisnis yang dikelolanya pada
2014 mendatang. Sementara bisnisnya akan
diwariskan kepada kedua anaknya.
Dalam mengembangkan lini pakaiannya, Uniqlo
menganut falsafah shun dan kino-bi. Shun dapat diartikan sebagai waktu
yang tepat atau sesuai tren, sementara kino-bi
bermakna fungsi dan keindahan
58 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
GROWTH STRATEGIES I Made WentenDirektur Operasional BPR Lestari
cARiLAH ORAng BAiK!minggu lalu sehabis melakukan wawancara rekrutmen karyawan baru saya ditanya oleh salah satu staf senior.
“Berapa orang yang lulus Pak?”
“Tidak ada,” jawab saya.
Orang yang baik juga lebih
bisa diandalkan dan lebih
bisa dipercaya.
Lebih mudah diarahkan
59Vol. 41 | Mei - Juni 2013
GROWTH STRATEGIES
“Hah! tidak ada. Dari ke 14 orang yang bapak
wawancara tidak ada satupun yang lulus? “
“Yup,” jawab saya dengan singkat.
“Pak, salah satu pelamar yang bapak
wawancara tadi itu adalah referensi saya.
Anaknya cowok, orangnya pintar. Badannya
agak tinggi, kulitnya putih. Namanya bla..bla..
bla. Kira-kira kenapa dia tidak lulus, bapak
ingat nggak dia?”
“Mana saya ingat. Kebiasaan saya waktu
wawancara adalah berdiskusi dengan
mereka. Diskusinya berbarengan, jadi ke 14
orang tersebut saya panggil barengan dan
kita diskusi sama-sama. Yang saya tanya
tentang pribadi mereka adalah hanya nama.
Hal-hal lain seperti pendidikan apa, IPK
berapa, tinggal dimana, hobi apa, kelebihan
dan kekurangan apa, dan sebagainya, dan
sebagainya tidak saya tanya.”
Mendengar penjelasan saya, staf senior
tersebut langsung bingung. Mungkin dia
berpikir, “terus kalau tidak tanya tentang
kepribadian seseorang, bagaimana cara
melakukan seleksi? Jangan-jangan pakai ilmu
kebatinan?!”.
Lepas dari cara atau metode seleksi karyawan
baru yang kita lakukan di BPR Lestari, kita
cukup bangga terhadap hasil dari rekrutmen
kita. Rekrutmen karyawan baru kita rata-rata
lebih baik dari hasil rekrutmen bank lain.
Termasuk dibanding dengan bank umum.
Orang Baik Hanya Perlu Sedikit Di……….
Dalam rekrutmen karyawan baru, hal yang
penting untuk kita pahami dulu adalah orang
seperti apa yang kita cari. Bagi BPR Lestari,
yang dicari adalah orang baik. Baik dari sisi
karakter.
Kalau dalam seleksi kita dihadapkan pada
dua pilihan yaitu, pilihan pertama adalah
calon karyawan yang berpengalaman dengan
karakter yang meragukan dan pilihan kedua
adalah calon karyawan dengan karakter baik
tetapi tanpa pengalaman. Maka tanpa ragu
kita pasti pilih yang kedua. Kenapa karakter
baik yang menjadi prioritas utama?
Kita sadar dan percaya benar bahwa kalau kita
merekrut orang yang baik maka orang itu akan
lebih mudah diajarkan, lebih mudah diarahkan
dan lebih enak diajak ngobrol. Orang yang
baik juga lebih bisa diandalkan dan lebih bisa
dipercaya.
Coba bayangkan seandainya kita merekrut
orang pintar, berpengalaman tetapi memiliki
karakter yang meragukan! Bisa-bisa hati ini
selalu tidak tenang, was-was.
Menurut Jims Collins (dibukunya Good to
Great) orang baik itu adalah orang yang hanya
perlu sedikit di arahkan, hanya perlu sedikit di
motivasi dan hanya perlu sedikit di awasi.
Untuk mencari orang baik, sementara ini
cukup dengan cara ngobrol atau diskusi
tentang pekerjaan dan tentang BPR Lestari.
Pada waktu ngobrol itu, otomatis terlihat
mana orang baik tersebut.
Dalam rekrutmen karyawan
baru, hal yang penting untuk kita
pahami dulu adalah orang seperti
apa yang kita cari.
60 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
INSPIRATION
Bagi masyarakat urban
kebanyakan, mall adalah
surganya belanja. Sebuah tempat
dimana fashion outlet, restoran,
supermarket hingga toko gadget
berderet di kanan-kiri lengkap dengan etalase
menterengnya. Namun, bagaimana seandainya
mall didesain lebih dari sekadar tempat
berbelanja? Dubai Mall adalah salah satunya,
digadang-gadang sebagai mall dengan desain
arsitektur terunik dan teristimewa, terlebih
gelar sebagai salah satu mall terbesar di dunia
juga disandangnya.
Arsitektur yang dirancang berkelas, Dubai
Mall terlihat sangat megah berdiri di atas
tanah seluas 1.124 meter persegi, dengan luas
bangunannya sendiri diperkirakan menjapai
3,6 juta meter persegi. Dubai Mall mulai
beroperasi sejak tahun 2008, dimana memiliki
1.200 toko di dalamnya yang menjual berbagai
macam produk dan jasa. Jumlah pengunjung
yang datang ke mall ini pun telah mencapai
angka lebih dari 30 juta setiap minggunya.
Tidak hanya penduduk lokal, bahkan
wisatawan pun memasukan mall tersebut ke
dalam list kunjungan mereka selama liburan
di Dubai. Sejatinya Dubai Mall menawarkan
beberapa konsep desain berbeda di dalam
bangunannya seperti Gold Souk, Fashion
Island, The Grove, dan atap yang bisa ditarik
outdoor atau indoor. Uniknya, terdapat sebuah
akuarium air laut raksasa menghiasi salah
satu sudut mall ini. Bahkan akuarium tersebut
berhasil memecahkan rekor Guinness World
Records, sebagai panel dari acrylic terbesar.
Dinamai Dubai Aquarium & Underwater Zoo,
dimana setiap pengunjung dapat melihat
seisi aquarium ini dengan lebih jelas dengan
melewati terowongan aquarium dengan
membayar tarif tertentu. Di dalam Dubai
Aquarium and Underwater Zoo terdapat lebih
dari 33.000 hewan dan tumbuhan laut. Tak
ayal membuat pengunjung merasakan sensasi
seolah-olah berada di dasar laut sungguhan.
Tempat ini juga merupakan spot yang paling
banyak dikunjungi oleh wisatawan.
Mall ini juga dilengkapi arena ice skating,
2.500 kamar mewah, 22 layar bioskop, dan
120 restoran serta kafe. Arena ice skating-nya
sendiri juga memiliki kesan paling istimewa,
bernama Dubai Ice Rink. Ice skating ini diklaim
telah menyamai standar arena ice skating
untuk olimpiade. Disini juga terdapat air terjun
buatan yang diberi nama Oasis Fountain
Waterfall. Air terjun buatan ini tingginya 24
meter, sehingga sama atau mungkin bahkan
lebih tinggi daripada air terjun yang terbentuk
secara alami. Para pengunjung dapat
menikmati keindahan air terjun buatan ini
sembari bersantai dan menikmati makanan di
kafe dan restoran yang ada di dekatnya.
The Dubai MallOne Of The Most Unique Mall in The World
61Vol. 41 | Mei - Juni 2013
The power Of public speakingI Wayan sugiarta
IntroducingThe Local Tasty Pizza ala Sugi
Teenage CornerAn Encounter
KADEK rIDOI rAhAYu
youth, woman & netizen
NEXTGENERATION
62 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
socialita
The Power of Public SpeakingKADEK RIDOI RAHAYU
Di kalangan anak muda ataupun
komunitas kreatif di Bali,
barangkali sudah tidak asing
mendengar nama Kadek Ridoi
Rahayu. Wajah perempuan kelahiran
29 Agustus 1990 ini makin familiar oleh
masyarakat Bali khususnya sejak dirinya
membawakan salah satu program berita
siang di kantor korespondensi sebuah stasiun
televisi nasional.
Doi, begitu panggilan akrabnya sudah sangat
akrab dengan dunia presenter sejak duduk
di bangku SMP. Bisa dibilang cuap-cuap
adalah bakat utama Doi yang telah ia miliki
sejak kecil. Berkat kebiasaannya yang suka
ngomong tanpa henti itu, Doi menimba banyak
pengalaman di seputar dunia public speaking
sedari bangku SMP hingga kuliah. Bahkan
sempat dijuluki “becica ujanan” oleh kakaknya.
Banyak prestasi yang ia torehkan lantaran
kecakapannya dalam komunikasi seperti
Jegeg Gianyar 2009, Juara III DharmaWacana
Remaja Putri Bali tahun 2006, Juara II
Membaca Cerpen Bali Modern Putri PKB
2006, Duta Wisata Jambore Pemuda
Indonesia Kemenpora 2010, Pemimpin Muda
Indonesia 2007, Duta Anak Nasional 2005,
Duta Bahasa Propinsi dan Duta Bahasa
Nasional 2012, 5 besar Jegeg Bali 2009 dan
masih banyak lagi.
Perempuan yang berdomisili di Kemenuh
Gianyar ini juga concern dalam segala hal
berbau sosial. Ia berhasil memanfaatkan
kemampuan komunikasi publiknya dalam
mendirikan sebuah Forum Anak Daerah
provinsi Bali (FADBALI) bersama rekan-
rekannya. Tak hanya itu, ia juga kerap
terjun langsung ke tengah masyarakat
untuk menjadi relawan pengajar salah
satunya di pasar Badung. Doi juga mengaku
suka bereksperimen dengan hal-hal baru.
Bidang seni pun turut menjadi sorotannya,
dikolaborasikan dengan kemampuan
memimpin dan berkomunikasi tak
sedikit musisi indie papan atas yang telah
berhasil bersinergi dengannya dalam
menyelenggarakan pertunjukan panggung.
Sebut saja Dialog Dini Hari, Nosstress dan duo
romantis asal ibukota Endah N Rhesa. Baginya
musik adalah obat, sahabat dan mukzizat
dalam kehidupan. Bermain rasa dalam nada,
begitu ia memaknai musik.
Masih banyak lagi yang ingin dicapai Doi,
namun kini ia lebih memilih fokus untuk
memasuki gerbang S2 Ilmu Kesehatan
Masyarakat di Universitas Indonesia
demi menyelaraskan passion dan cita-cita
terpendamnya. Dengan pembawaannya yang
hangat, komikal dan sangat bersahabat, putri
dari pasangan I Wayan Ubud dan Ni Made
Wesnawati ini pun menceritakan bagaimana
passion-nya tersebut mampu menuntunnya
untuk fokus merealisasikan ide-ide serta
impiannya ke depan. Berikut petikan
wawancara reporter Money & I dengan alumni
Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)
Universitas Udayana ini.
63Vol. 41 | Mei - Juni 2013
speaking lengkap dengan teorinya karena
sebuah ‘insiden’. Waktu itu ditunjuk untuk
mewakili sekolah di Porsenijar. Ikut lomba
pidato bahasa Bali. Nah nggak bisa nolak
nih karena waktu sudah mepet dan sulit cari
peserta yang mau dan siap. Akhirnya aku yang
saat itu jadi ketua OSIS nekat, boleh dibilang
“pasrah” menerima mandat ini. Aku berusaha
untuk memberikan yang terbaik. Waktu itu
masih syok karena ternyata naskah berbahasa
Bali yang aku lombakan menggunakan bahasa
Bali halus. Jujur saja, dulu kemampuan bahasa
Bali ku sangat buruk. Semenjak pindah ke
Gianyar baru mulai kembali belajar dari
lingkungan tentang penggunaan bahasa
Bali. Sebelum pindah ke Gianyar, awalnya
aku tumbuh di Buleleng dengan lingkungan
heterogen komunikasi biasanya dengan
bahasa Indonesia.
Lalu akhirnya kamu bisa beradaptasi?
Aku termasuk orang yang ketika
menginginkan sesuatu maka akan berusaha
Pertama kali kamu jadi mc di acara apa?
Saat ulangtahun teman SMP, sebetulnya
nggak terlalu akrab sama dia, tapi aku pikir ini
kesempatan aku untuk bisa latihan sekaligus
langsung unjuk gigi. Kalau pun salah kan nggak
malu-malu banget, undangannya nggak semua
kenal sama aku hehehe. Waktu itu kan masih
mikir kalau MC di depan orang yang nggak
dikenal akan lebih aman dari kritikan. Tapi
lama kelamaan malah sebaliknya. Menjadi
MC dengan siapapun audience nya sangat
dipengaruhi oleh kesiapan kita memandu
acara. Bukan karena kenal atau tidak kenal.
Demikian juga dengan kritikan, semakin lama
jam terbang jadi makin haus kritikan. Dengan
kritik dan saran aku jadi bisa memperbaiki
kesalahan atau kekurangan sebelumnya. Nah,
dari pengalaman inilah aku jadi ketagihan, eh
ternyata enak juga ya bicara di depan orang
banyak dan jadi pusat perhatian.
Dari saat itu mulai belajar public speaking?
Enggak juga sih. Bisa dibilang aku dilatih public
sebaik mungkin untuk itu. Makanya tiap
aku mau tidur atau ke kamar mandi, pasti
selalu bawa teks dan ngapalin teks lomba.
Sayangnya, hanya baru sebatas menghapal.
Jadi disanalah kelemahanku. Nggak heran
kalau saat itu aku masih gagal meraih predikat
juara. Namun dari sanalah aku belajar banyak.
Aku kembali mengasah kemampuanku, agar
aku benar-benar percaya diri jika ikut lagi
lomba yang sejenis. Kebetulan nih ada lomba
Dharma Wacana dengan level kesulitan yang
cukup tinggi saat itu, aku pun nekat untuk
gabung. Kenapa aku bilang sulit, ya karena di
lomba yang ini aku benar-benar dituntut harus
mampu berimprovisasi saat membawakan
materinya. Jadi nggak ada lagi yang namanya
fokus cuma dengan hapalan. Aku harus benar-
benar menyerap materi dan belajar banyak
kosa kata untuk memperlancar improvisasi.
Intinya sih harus pede. Ketika kita pede,
maka jalan kita makin dipermudah untuk bisa
melakukan semua itu. Butuh satu tahun buat
aku untuk bisa menanamkan rasa PD dalam
bidang ini. Hasilnya, aku bisa meraih juara di
ajang tersebut.
Apa yang kamu lakukan setelah segala ajang
lomba pidato Bahasa Bali itu usai?
Kayaknya emang dari kecil aku udah
cerewet kayak gini. Bahkan kakakku
ngejek aku ‘becica ujanan’.
64 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
socialita
Akhirnya aku memilih untuk menekuni bahasa
Bali, karena aku lihat banyak peluang dalam
bidang ini. Dulu, remaja seusiaku belum
banyak yang tertarik di bidang ini, nggak
dipungkiri kalau ada lomba yang menyangkut
bahasa Bali masih dianggap ‘nggak keren’
jadi ogah-ogahan mendaftarkan diri. Boro-
boro mengajukan diri, kalau ditunjuk untuk
ikut lomba saja masih banyak yang suka
kabur. Selain pidato dan Dharma Wacana
aku juga ikut lomba membaca puisi bali
modern. Sepertinya mulai menemukan
tantangan berbahasa Bali dan bagaimana
memberikan bahasa Bali tempat istimewa
di hati masyarakat Bali sendiri. Dari setiap
pengalaman yang aku dapat, aku mulai belajar
banyak hal. Pilihanku untuk fokus di Bahasa
Bali ternyata diapresiasi oleh banyak pihak.
Beberapa job jadi ugrawakya (MC bahasa
Bali) makin hari makin banyak, selain itu mulai
diajak untuk memandu acara kepemudaan di
Pemkab Gianyar. Mungkin ini yang disebut
‘harus pintar menggunakan peluang’ jadi
kesempatan terbaik harus diciptakan jangan
ditunggu. Sebenarnya aku juga pernah ikut
bergabung dalam beberapa lomba non Bahasa
Bali. Misalnya olimpiade science atau lomba
tarik suara (obsesi jadi ilmuwan yang bisa
nyanyi di lab sambil ngaduk bahan kimia
hahahaha), tapi aku harus memilih, dan lomba
dengan berbahasa Bali jadi pilihanku. Aku
nggak mau ketika nanti ada lomba sejenis,
pihak sekolah masih asal tunjuk saja agar
muridnya ikut lomba berbahasa Bali. Jangan
terlena lalu lupa. Bahasa daerahlah yang
memperkaya bahasa persatuan kita. Bahasa
asing memang perlu dipelajari tetapi bahasa
daerah kita tetap harus dilestarikan juga.
Apakah ada orang rumah yang pernah bilang
kamu cerewet atau banyak bicara seperti itu?
Kayaknya memang dari kecil aku udah
cerewet kayak gini. Bahkan kakakku sendiri
suka ngejekin aku ‘becica ujanan’. Kadang
dia suka protes kok aku malah lebih asyik
main sama temannya ketimbang main sama
teman sebayaku. Dia sampai heran karena
aku suka terlibat percakapan dan diskusi yang
panjang dengan orang yang usianya lebih tua.
Aku juga sempat merasa aneh dan khawatir
kalau teman sebayaku mulai bingung dengan
topik yang aku bicarakan. Entah topik yang
memang sulit atau memang topik obrolanku
yang terlalu nyeleneh untuk anak seusia
kami. Hahaha....Ada saja hal menarik yang
aku dapatkan ketika bertukar pikiran dengan
banyak orang.
Kamu juga fokus terlibat dalam dunia anak,
Seperti apa kegiatan itu?
Sejak SMA aku sudah ikut terlibat dalam
kegiatan Lembaga Perlindungan Anak provinsi
Bali. Jadi ceritanya dimulai ketika aku lolos
seleksi untuk perwakilan Bali ke kegiatan
Kongres Anak Indonesia. Waktu itu, ibu
Nyoman Masni (ketua LPA) melihat profilku
di salah satu program TV lokal yang menyorot
sosok muda berprestasi di Bali. Beruntung
saat itu aku terpilih mewakili Bali lalu
melangkah ke tingkat nasional. Dalam Kongres
Anak Indonesia aku terpilih menjadi Duta
Anak bidang Partisipasi dari 330 perwakilan
anak se Indonesia menjadi salah satu dari
10 Duta Anak Nasional. Dari sana aku mulai
berpikir bahwa aku punya sesuatu untuk
65Vol. 41 | Mei - Juni 2013
socialita
Forum anak itu penting menurut
aku. Banyak anak-anak di
Bali yang ingin memperjuangkan
hak-hak mereka, tapi mereka nggak tahu berbuat apa.
dikontribusikan kepada orang banyak. Usai acara tersebut,
aku pun pulang ke Bali dengan membawa ide untuk membuka
Forum Anak Daerah Provinsi Bali (FADBALI). Sebenarnya ini
berawal dari curhatan saat di kongres anak se-indonesia, aku
baru tahu kalau beberapa provinsi sudah mendirikan forum
anaknya sendiri. Kemudian aku pikir kenapa Bali nggak bikin
satu. Di tengah gemerlapnya industri pariwisata, Bali ini masih
punya banyak masalah apalagi yang terkait dengan anak-anak.
Langsung aku ajak beberapa kawan berprestasi di Bali untuk
bersama-sama mendirikan forum tersebut. Inilah cikal bakal
Forum Anak se-Bali itu terbentuk yang notabene di bawah
naungan Lembaga Perlindungan Anak Bali. Inilah organisasi
i’ve even tried pleading with him, but he wouldn’t budge. He
wouldn’t even look at me in the eye, his blue eyes seemed
to wonder away from reality, looking at someplace distant,
probably where he thought celia was. I growled in desperation as
he blinked back into a weird trance.
"Dad!" I called him again and he snapped back into reality. "We have to
do it," I looked at him pleadingly, expecting an answer, but he just shook
his head wearily. “Don’t you understand how dangerous it is for Celia,
to have her with the Red Witch? Look, even a history book said so!” I
waved the big, dusty book right in front of my father’s face. “Read it
yourself, if you don’t believe me!”
"Look. It has been a rough day. We'll talk tomorrow," he said finally, after
a long, unbearable silence. His voice was soft, and seemed out of place.
There was no more powerfulness in his voice, the one he used to have.
"But, Dad...!" I protested in desperation. Did he not know how
important this was? For my sister's life? Did he not love Celia? Did he
not know about how dangerous the Red Witch was? Or actually he
knew, but he was too scared of her to do anything? I’ve read the book
again and again, and I knew enough to understand that the Red Witch
wasn’t something to underestimate. She might be a real threat to my
sister’s life.
My dad sighed and shook his head one more time, making his point
clear. He gestured me to leave the room, and closed his eyes heavily,
hands holding his head. “Go back to your room, Adrianna. I’m having
a terrible headache. Perhaps we will have time to talk about this
tomorrow.”
AN ENCOUNTEREpisode Five
I've found it. After hours of searching, I finally found a piece of information about the Red Witch. It was inside a dusty, old book on the oldest shelf in the library. The shelf itself was dusty and very old, spiderwebs were covering most of the books, I couldn't see the title.
I finally found a book about the History of Elf-Land (Elf-Land is my
country, but more on that later). When I searched the book, I found a
section about witches.I had no problem finding the Red
Witch's name on that section.
75Vol. 41 | Mei - Juni 2013
I shook my head in disbelief, looking at my unbelievable coward of a
father. Realizing my dad wouldn't help, I stormed out of the Throne
Room, my anger and frustration swelling inside me. My vision started
to blur as hot tears flowed out. Finally, the tears found their way out. I
sobbed my way along the corridor, thinking to lock myself in my room
and cry my eyes out. I almost didn't see someone was on my way.
"Hey! Careful where you're going!" he snapped as I tumbled backwards
to avoid the crash. I blinked back my tears and looked at him in
annoyance.
"You be careful!" I barked back at the guy, "It's not my fault you—" my
voice trailed off. I looked at him carefully. The dark hair, dark eyes, and
pale skin…"Hey, you're the guy with Celia in the picture! You're the
gardener's brother!” I added, almost accusingly.
He didn't look surprised at all. In fact, it was hard to read what was
behind those dark eyes. "What are you talking about?" he said coldly,
not even smiling. He was nothing like the person in Celia's picture, with
the warm grin across his face. The person who was standing right in
front of me was a cold, unreadable person. I found it hard, imagining
him smile like the way he did in the picture.
"You're Celia's boyfriend," I accused, "I heard her cry last night. What
did you do? You dumped her?" I demanded. Even thinking about last
night made me sick. “Well, I hope you’re happy now! She’s gone now,
and the last memory of her would be the image of her crying… because
of you!”
He looked at me, squinting. "It's none of your business, Adrianna." He
said my name mockingly.
"How did you know my name?" I asked, frowning in confusion.
He laughed, and for a second I thought there was a warmness in his
eyes. But then it was gone again, and I doubted that the warmness was
even there in the first place. "Everyone in the palace knows your name,
princess."
"Oh," I answered, quite speechless. Of course, how stupid of me. I was
the king and queen's daughter, after all. Who wouldn’t know my name?
"Why are you going to the Throne Room anyway?”
“Who says I’m going to the Throne Room?” he asked back, puzzling me.
“Well, where else would this corridor be heading to if it wasn’t the
Throne Room?” I replied, confused. “Anyway, it's no use. My dad is not in
a condition to talk right now. Believe me, I've tried," I said bitterly.
To my surprise, he suddenly looked disappointed. Before I could say
anything, though, he blinked the disappointment in his eyes and the
dark eyes turned stoned again. "Oh, very well then. I wasn’t about to go
there in the first place, after all."
"You don’t have to lie, you know. What do you want to say to my
father? Perhaps I can tell him your message," I suddenly offered. The
words came out and I instantly regretted it. I really didn't want to go
back into the Throne Room, and face my stupid father again. I was still
disappointed with him.
"No, don't bother," the guy said, turning away, his voice was icy cold.
I watched him leave in silence, wondering what had happened between
him and Celia, and why did the Red Witch took her the next day. And
why didn't he look sad? After all, Celia was someone important to him.
Wasn’t she? I sighed in frustration. The truth was, I didn’t know anything
about their relationship, and I was feeling kind of cheated. Celia used to
talk to me about almost everything. Well, everything except this one, it
turned out.
"Oh, and one more thing," he suddenly stopped walking, making me
jump a bit in surprise to hear his voice, "if my brother looks for me
tomorrow, tell him he won't find me. Can you do that?”
"What? Where are you going?" I stuttered, confused by the sudden
request. “Are you going somewhere?”
He didn't answer. He just walked away in silence, leaving me alone in
the gloomy corridor, full of questions. NG
76 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
77Vol. 41 | Mei - Juni 2013
Tanggal 19 Mei 2013, event
motor cross di gelar di kawasan
Cafe Jegeg By Pass Sanur.
Sejumlah rider unjuk penampilan dan adu
nyali. Inilah para penunggang bahaya
dalam sorotan lensa. NG
snapshot
Olah Raga Laki Para Penunggang Nyali
78 Vol. 41 | Mei - Juni 2013
• Start it Now, Start it Right I 96% usaha baru mengalami kegagalan, hindari faktor kegagalannya dan kenali cara untuk
sukses, sesi ini mengajak kita untuk mengenal Passion, Vision, Role Model & Leverage Concept!
• Change Your People Into Your Asset I To Grow your company, you have to grow your people. Kenali bagaimana cara
efektif melakukan rekruitmen, pengembangan keterampilan dan menciptakan karyawan bintang.
• Marketing Effective for Small Business I Dunia pemasaran terus berubah, kenali pasar dengan baik, lakukan promosi
yang efektif, serta bagaimana menciptakan strategi harga yang tepat dan produk yang excellent.
• Tax & Accounting Management I Sesi ini akan mengupas secara komprehensif dan praktis bagaimana cara membuat
laporan keuangan meliputi Laporan Laba Rugi, Neraca, Perubahan Modal dan juga sistem perpajakan.
• Selling Skills I Mengenal teknik dasar penjualan, membaca buying signal dari konsumen, membangun komunikasi yang
efektif, teknik closed sales yang tepat serta bagaimana merubah keraguan konsumen menjadi pembelian.
• Retail Business I Bagaimana mengelola persediaan, menetapkan harga dan program promosi, termasuk didalamnya
teknik-teknik merchandising untuk merubah slow moving produk menjadi fast moving produk.
• OnLine Market & Social Shopper I Populasi netizen terus bertambah, merekalah pasar yang prospektif. Pelajari
bagaimana menggapai pasar didunia ini melalui strategi internet marketing yang tepat.
• Personal Portfolio & How To Creating Wealth I Investasi menjadi bagian tidak terpisahkan bagi seorang pebisnis,
ketahui instrumen investasi yang tepat dan ciptakan peluang melalui passive income.
ABOUT M&I THE CLUB
MATERI TRAINING
memBeRBeneFiT
TrAINING &DEvELOpMENT
prOGrAMENTrEprENEurshIp CLAss I
COMprEhENsIvE ApprOACh
FuLL pACK TrAININGIDR 6 Million/ Person
special Offer - IDR 3.600.000for the first 25 members
Salah satu kendala terbesar yang dihadapi oleh pengusaha adalah masalah manajemen, mulai dari pengelolaan karyawan, laporan keuangan dan
perpajakan, sampai dengan bagaimana membangun system operational procedure dan pemasaran yang efektif. M&I Club adalah komunitas bagi para
pengusaha untuk meningkatkan manajerial skills melalui pelatihan dan pengembangan manajemen. Pelatihan dilakukan secara berkala dalam 8
pertemuan, baik dalam bentuk workshop maupun seminar yang akan dibawakan oleh para pembicara yang expert dibidangnya (praktisi).
ALex P. cHAnDRA
Chairman BPR Lestari
Founder Lestari Group
iSWARin
Konsultan Retail &
Direktur PT. Momentum
KHRiSnA mUKU
Founder & Director
STIKI Indonesia
ADi KHRiSnA
Registered Tax
Consultant
mARDi SOemiTRO
Founder & Owner
Adam & Hawa Gym
PRiBADi BUDiOnO
CEO BPR Lestari
PUTU SUDiARTHA
Founder & Owner
Bamboomedia• Semua sesi dilengkapi modul / panduan
• Mendapatkan Majalah M&I sebanyak
12 Vol
• Mendapatkan peliputan di Majalah M&I
• Special disc untuk memasang iklan di
M&I
• Special disc untuk pembuatan Business
Plan, Market Analisys & Corporate
Identity (Logo)
• Special disc untuk pembuatan website
usaha
• Program dirancang khusus untuk
pengusaha yang bisnisnya kurang dari
10 tahun
• Peluang Networking dengan member
lainnya
Program ini sesuai untuk Anda yang ingin belajar mengenai
entrepreneurship dalam waktu singkat dan praktis, dengan kualitas
setara program pendidikan nasional dan di bimbing mentor yang
merupakan local champions dibidangnya.
WhOshOuLD
ATTEND?
FOr MOrE INFOrMATION pLEAsE CONTACT:
GuNG DE 08174781065ArIF 0361 809 29 30
WAhYu 0361 246 706
ORgANIZED BY: SPONSORED BY: MEDIA PARTNERS:MONEY & IcOmmUnicATiOn
79Vol. 41 | Mei - Juni 2013
GROW OR DIEHOW TO START, MAKE IT BIG AND SUSTAIN IT
SeTiAP enTRePReneUR
HARUS iKUT WORKSHOP ini!
Mendirikan usaha itu mudah, namun
yang terberat adalah bagaimana
mengembangkannya. Bisnis harus tumbuh.
Kalau tidak dia berjalan menuju kematian.
Ketika landskap bisnis selalu berubah, You grow or die! Jika kita tidak adaptif
terhadap perubahan, besar kemungkinan bisnis kita akan menyusut. Omzet
turun, pelanggan pindah ke kompetitor dan margin yang menipis adalah tanda-
tandanya. Bagaimana memulai bisnis dengan langkah tepat, menumbuhkannya
menjadi besar dan terus bertahan, Get Big & Getting Bigger! Workshop ini akan
mengupas tentang :
• How To Grow A Succesfull Business, Sustain Big & Getting Bigger