Top Banner
1 Vol. 41 | Mei - Juni 2013 M oney &I Vol. 41 Juni 2013 ISSN: 2087-5975 www.the-mni.com LOCAL MAGNIFICENT Mereka terpilih sebagai Bali Local Champion 2013, Bagaimana Mereka Membangun Bisnisnya dan Tampil Sebagai Pemenang? Inilah Rekam Jejak Para Juara! Rp. 25.000 ENTREPRENEURSHIP MAGAZINE
84

M&I Vol 41

Mar 24, 2016

Download

Documents

 
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: M&I Vol 41

1Vol. 41 | Mei - Juni 2013

Money&IVol. 41 Juni 2013

ISSN: 2087-5975www.the-mni.com

LOCALMAGNIFICENT

Mereka terpilih sebagai Bali Local Champion 2013, Bagaimana Mereka Membangun Bisnisnya dan Tampil Sebagai

Pemenang? Inilah Rekam Jejak Para Juara!Rp. 25.000

ENTrEprENEurshIp MAGAzINE

Page 2: M&I Vol 41

2 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

Page 3: M&I Vol 41

3Vol. 41 | Mei - Juni 2013

Page 4: M&I Vol 41

4 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

FROM THE EDITOR Arif RahmanManaging Editor Money & I Magazine

On BecOming

Local Champion

Berkemeja safari dengan topi

baseball, itulah setelan ‘resmi’

Hermawan Kartajaya saat

menjadi connector dalam ajang

Marketeers Festival pada tanggal

23 Mei lalu, “Bahkan jika harus ketemu

menteri sekalipun, saya tetap berpakaian

seperti ini,” ujarnya. “Sekarang, jamannya

orang tua ikut gayanya anak muda, karena

dengan cara inilah kita bisa mencapai pangsa

pasar anak muda yang jumlahnya sangat besar

di Indonesia saat ini dan saya akan kelihatan

tua kalau harus berpakaian dengan jas,”

tambahnya lagi.

Apa yang dilakukan Begawan pemasaran

ini jelas tidak biasa memang, tapi toh seolah

mem-verified petuah Winston Churchil, bahwa

perubahan adalah harga yang harus dibayar

untuk tetap bertahan, terlebih dalam dunia

pemasaran dan bisnis. Hegemoni anak-anak

muda yang menjadi market share di tanah

air menjadi demikian berharga jika harus

dilupakan. Untuk mencapai pangsa pasar

tersebut, perusahaan hingga individu, layak

melakukan penyesuaian yang pantas, bahkan

jika harus mengubah penampilan sekalipun.

Sejumlah perubahan itulah yang berhasil

membawa Indonesia saat ini berbenah.

Sejumlah perubahan yang sama melahirkan

para pengusaha sukses baru yang terus

bermunculan, bukan hanya di tingkat nasional,

namun juga di tataran lokal. Keberhasilan

para pengusaha daerah untuk unjuk gigi di

sejumlah tempat, bahkan mampu bersaing

dengan perusahaan asing adalah alasan

yang kemudian mendorong MarkPlus.Inc

meluncurkan riset terbaru mereka dengan

melakukan screening siapakah para jawara

lokal di daerah-daerah, tidak terkecuali

Bali. Pada Festival Marketeers yang

bertempat di Aston Denpasar Bali, Markplus

mengumumkan daftar para juara. Dan melalui

edisi kali ini, kami membahasnya lebih detil

untuk Anda. Bagaimana rekam jejak para juara

tersebut yang bisa kita adopsi untuk meraih

keberhasilan yang sama.

Pada edisi ini pula, kami melakukan

wawancara dengan Popo Danes, seorang

arsitek lokal yang karyanya telah menempus

taraf internasional. Beliau pun bagi kami

adalah juara lokal yang layak mendapatkan

apresiasi. Semoga yang kami sajikan selalu

bermanfaat. Selamat membaca!

Jabat Erat,

Arif Rahman

People are finding out that not all change is good change,

but its fact inevitable, change is the price of survival

-Winston churchil

Page 5: M&I Vol 41

5Vol. 41 | Mei - Juni 2013

Page 6: M&I Vol 41

6 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

CONTENT

26

16 37

SPeciAL FeATURe

eVenT : On Becoming Local champion

inTeRVieW

Local MagnificentBali Local Champions 2013

popo Danes

Fenomena munculnya para pengusaha daerah

yang rupanya mengusik MarkPlus.Inc untuk

mencari siapa saja mereka. Screening dari data

industri dari berbagai hasil riset sindikasi

pasar yang dilakukan akhirnya menobatkan

sejumlah nama sebagai the Local Champions,

siapa saja mereka?

04 From the editor

10 Traveller’s note

16 note From a Friend

Hoki

18 event : Bali Barista Competition 2013

20 note from the guru

In Lance Armstrong, We Dont Trust

22 event

On Becoming Local Champion

24 Smart Family

Bigger Than Any Problem

42 gallery : The Lavish Hasselblad

44 insight : Property Boom

46 Review

48 Lestari First : Frangi Esthetics

52 Fitness : Menghitung Kalori

54 Literature : Great By Choice

56 Front of mind : Tadashi Yanai

58 growth Strategies Carilah Orang Baik

60 inspiration : The Dubai Mall

61 SocialitaKadek ridoi rahayu

Di kalangan komunitas kreatif di Bali, barangkali sudah tidak

asing mendengar nama Kadek Ridoi Rahayu. Wajah perempuan

kelahiran 29 Agustus 1990 ini makin familiar semenjak ia

membawakan program berita siang di kantor korespondensi

stasiun televisi kondang nasional. Bagaimana kiprahnya?

youth, woman & netizen

NEXTGENERATION

Page 7: M&I Vol 41

7Vol. 41 | Mei - Juni 2013

Page 8: M&I Vol 41

8 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

KONTRIBUTOR

Alex P chandra

Alex P Chandra adalah Chairman BPR Lestari

dan juga publisher majalah M&I, memulai karir

sebagai profesional banker di BCA selama 8

tahun sebelum akhirnya memutuskan untuk

mendirikan bisnisnya sendiri BPR Lestari,

perusahaan yang dibawanya menjadi BPR

terbesar di Bali dalam waktu 5 tahun.

Yuswohady

Merupakan penulis dari sekitar 40 buku

mengenai pemasaran. Pernah bekerja selama

12 tahun di MarkPlus Inc dengan posisi

terakhir sebagai Chief Executive. Di bidang

keorganisasian Yuswohady pernah menjadi

Sekretaris Jendral Indonesia Marketing

Association (IMA).

Denny Santoso, SAc. Dip., cSn., cHt.

Adalah seorang ahli diet, nutrisi, dan fitnes.

Denny Santoso aktif menyebarkan cara

diet sehat dan berolahraga yang benar

melalui www.PanduanDiet.com, twitter @

dennysantoso, serta Buku Rahasia Diet.

Denny Santoso juga meluncurkan www.

SixReps.com, satu-satunya jejaring sosial bagi

para fitness mania di Indonesia.

Suzana chandra

Smart Family adalah rubrik yang diasuh oleh

Managing Director - Lestari Living ini. Wanita

yang pernah menimba pengalaman hidup

di Australia ini dengan lugas memaparkan

bagaimana kiat cerdik untuk mengelola

keuangan dan investasi khususnya di property.

i made Wenten B.

Perannya sebagai Direktur Operasional di BPR

Lestari membawanya dekat dengan human

resource & development. Pengetahuannya akan

hal tersebut dipaparkan dalam rubrik Growth

Strategies, bagaimana membangun karir dan

kompeten dalam dunia kerja.

Hermawan Kartajaya

Merupakan Asia’s Leading Marketing Strategiest

dan juga CEO Of Mark Plus. Inc. Pria yang

sering disebut sebagai bapak pemasaran

Indonesia ini mencermati perkembangan

global saat ini yang bertumpu pada Net

Woman & Netizen. Ide-ide nya dituangkan

dalam rubrik Notes From a Guru.

Pribadi Budiono

Ulasannya tentang wacana dari para penulis

dan pemikir besar dan di adopsinya dalam

rubrik Literature. Direktur Utama BPR

Lestari ini mengintrepretasikan dengan

kritis dan memberikan alternatif solusi pada

permasalahan yang kerap dihadapi bangsa ini

khususnya yang ada di Bali.

Rangga Umara

Namanya melejit lewat jaringan usaha

restaurant nya. Founder & owner Lela

Internasional Corp ini adalah pengusaha

muda yang memilih berwiraswasta

setelah kehilangan jabatan karena PHK.

Keberhasilannya telah membuahkan

penghargaan termasuk Indonesian Small and

Medium Business Entrepreneur Award.

Publisher Alex P. Chandra (PT. BPR Sri Artha Lestari); chief Operations Arif Rahman; Public Relation Wahyu Sari Pande; Head

of contents Arif Rahman; Regular contributor Putera Adnyana; Designer Hendrikus Toby; marketing & circulation Aan

Evarudin; Photographer I.B. Baruna Luhur. money & i magazine is published monthly by PT. BPR Sri Artha Lestari, Jalan Teuku

Umar 110 Denpasar, Bali, Indonesia. Tel: +62 361 246-706; Fax: +62 361 246-705. No part of this publication may be reproduced

or transmitted in any form or by any means, electronic or mechanical, including photocopy, recording or any information storage or

retrieval system without permission in writing from PT. BPR Sri Artha Lestari. While the editors do their utmost to verify information

published, they do not accept responsibility for its absolute accuracy. editorial & Advertising E-mail: [email protected];

[email protected]; Tel: +62 361 784-3244.Supported by:

www.money-and-i.com

Page 9: M&I Vol 41

9Vol. 41 | Mei - Juni 2013 9Vol. 41 | Mei - Juni 2013

FOLLOW

ON TWITTER

@alex_lestari

MEDapatkan buku “Interview With The Millionaire” bagi kicauan kalian yang terbaik.

@NormaAstyari

Hi Pak Alex, bagi tips bagi waktu tiap harinya dong agar bisa achieve semua kerjaan, juga bisa punya

waktu luang untuk berpikir.

@alex_lestari

Start early, membiasakan diri bangun pagi, jam 4.30 gitu, membuat kita punya waktu

lebih banyak. Thinking time istilah saya. Dan kalau Anda multi-tasking, harus belajar

mendelegasikan, jadi harus punya banyak ‘letnan’ yang bantuin kita. Berarti harus

membangun team. Kalau kita jadi pemimpin, fokus kita di strategi, membangun team dan

mengawal eksekusinya.

@BalikuJamur

Lagi perlu ide segar nih, apa ya strategi promosi biar omset jualan jamur crispy lebih ngangkat lagi?

Bisa dibantu Mr @alex_lestari

@alex_lestari

He..he.., bisa panjang ceritanya. Tapi prinsipnya, ciptakan nilai tambah dan komunikasikan

dengan orang yang tepat, taktiknya banyak, disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Baliku Jamur bisa mencontoh keberhasilan kripik pedas “ma icih”, Amati, Tiru dan

Modifikasi. Selamat ber-eksperiment dan jangan lupa mengukurnya.

TWEEPS

Follo

w M

e

@suryaparimana

Halo pak @alex_lestari Bisnis sebaiknya masuk di pasar yg belum ada kompetisi atau yang sudah

penuh dengan kompetisi ?

@alex_lestari

Saya pribadi lebih senang masuk ke pasar yang sudah ‘jadi’. Tinggal cari cara yang lebih baik

daripada pemain lain. Risikonya jauh lebih kecil daripada men-develop market. Mengedukasi

pasar butuh biaya besar dan tidak mudah. Cara ini jauh lebih kecil risikonya daripada

mengembangkan produk baru. Mengedukasi pasar berat dan mahal. I’ll tell more detail on

my workshop, “Grow or Die” 19 Juni 2013, di Lestari Institute.

Page 10: M&I Vol 41

10 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

Surabaya mungkin tidak dikenal sebagai kota dengan destinasi wisata pantainya, namun bukan

berarti kehilangan pesona. Bahkan salah satu pantainya memiliki panorama yang mengagumkan.

Karakter sebagai salah satu pantai terindah di Surabaya justru ada di Pantai Kenjeran.

Keindahannya justru semakin terlihat ketika pagi saat surya baru menampakkan dirinya. Pantai

Kenjeran terbagi menjadi dua pantai, yakni Kenjeran Lama dan Baru. Kegiatan yang dapat

dilakukan di Pantai Kenjeran Lama adalah menikmati panorama pantai, memancing, berlayar,

dan membeli ikan laut. Sementara kegiatan di New Kenjeran Beach umumnya digunakan untuk

kegiatan olahraga seperti, tenis, balap motor, pacuan kuda, berenang, memancing dan sebagai

taman bermain.

Page 11: M&I Vol 41

11Vol. 41 | Mei - Juni 2013

Traveller’s Note

Kenjeranby. Dewandra Djelantik

www.dewandradjelantik.com

Page 12: M&I Vol 41

12 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

Page 13: M&I Vol 41

13Vol. 41 | Mei - Juni 2013

Bicara Candi, selain yang terkenal di

Indonesia, maka India adalah salah satu

yang tidak kalah kaya akan pesona sejarah.

Candi-candi yang terletak di India Selatan

berbicara banyak tentang sejarah yang kaya

budaya. Di hampir setiap kota, Anda akan

menemukan kuil-kuil yang indah dicampur

dengan legenda mitologinya masing-masing .

Beberapa Candi dapat Anda temui di Madurai.

Kota ini bak permata yang berkilau di mahkota

India Selatan ketika datang ke kuil. Oleh

dunia Internasional dikenal karena irama

kuil Meenakshi Sundareswawar. Lambang

keindahan arsitektur, candi ini merupakan

tempat suci Hindu yang didedikasikan untuk

Dewa Siwa dan istrinya Dewi Parwati. Kuil

tua yang tampak elok menawan diukir dan

dicat dalam warna berbeda. Aula berpilar biru,

dua Gopurams emas dan Golden Lotus Tank

yang menurut legenda diciptakan oleh Tuhan

Shiva sendiri merupakan atraksi yang paling

mendecak kekaguman.

Traveller’s Note

Shiva Templeby. Dewandra Djelantik

www.dewandradjelantik.com

Page 14: M&I Vol 41

14 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

“Price is what you pay;

value is what you get.’

Whether we’re talking about

socks or stocks, I like buying

quality merchandise when it is

marked down.”

Warren Buffett

PIN UP

Page 15: M&I Vol 41

15Vol. 41 | Mei - Juni 2013

“A great sword got to be strong, unbreakable, resilient, and stay sharp. However, a great sword may hurt many innocent people if we can’t use it

properly.”.Tony Eddy - President Director Tony Eddy & Associates

“Padahal Indonesia bukan penganut paham kapitalisme, atau liberalisme. Dan sebaliknya, di negara-negara kapitalisme hubungan buruh dengan

majikan atau pengusaha justru tidak setegang di sini. Di Amerika Serikat tidak tegang, juga di Jerman atau di Jepang dan Korea. Apa yang salah

dengan bangsa ini? .”Rhenald Kasali - Founder Rumah Perubahan

“If you act like you’ve only got fifteen minutes, it will take all day. Act like you’ve got all day, it will take fifteen minutes.”

Monty Roberts

Page 16: M&I Vol 41

16 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

NOTES FROM A FRIEND Alex P. ChandraPublisher of Money & I Magazine

@alex_lestari

HOKi

Saya tidak senang dengan bentuk

hidung saya., besar, jelek. Saya

berencana mengoperasinya.

Operasi plastik supaya hidungnya

mancung kayak Brad Pitt.

Namun istri saya sangat tidak setuju, katanya

nanti hokinya hilang. Itu hidung hoki katanya.

Bayangkan, semua kerja keras, mulai belajar di

sekolah, di universitas, training-training yang

bejibun , pelatihan-pelatihan yang saya ikuti,

seminar, dan buku-buku yang saya pelajari

selama 20-25 tahun terakhir, kalah hanya

karena bentuk hidung.

Apa yang saya capai selama ini salah satu

faktornya adalah bentuk hidung yang katanya

membawa hoki.

Jadinya tidak boleh dioperasi. Kalau dioperasi,

bentuk hidungnya berubah, hokinya hilang.

“Hoki te it, punsu te ji”, demikian kata ayah

saya. Keberuntungan yang paling utama,

kepandaian nomor dua.

Baru-baru ini saya membaca buku yang

menarik dari Jim Collins, Great by Choice.

Ceritanya adalah bagaimana perusahaan-

perusahaan yang berhasil mencapai prestasi

luar biasa. Perusahaan yang nilai sahamnya

naik puluhan kali lipat dibandingkan dengan

perusahaan-perusahaan kompetitornya.

Perusahaan yang terus tumbuh walaupun

dunia terus berubah. Perusahaan yang tetap

berkibar ditengah dunia yang chaos dan tidak

pasti.

Salah satu chapter yang menarik adalah ada

satu bab yang didedikasikan oleh Jim Collins

dan timnya untuk mempelajari masalah

keberuntungan.

Saya pikir ini menarik karena belum pernah

saya menemukan studi yang dilakukan oleh

researcher kelas dunia mengenai subyek

Hoki ini. By the way bagaimana mempelajari

keberuntungan ?

Premis-nya adalah apakah ada factor

keberuntungan (luck) yang berperan dalam

keberhasilan perusahaan-perusahaan luar

biasa itu.

Apakah Bill Gates beruntung ?

Malcolm Galdwell dalam bukunya Outlier

mengatakan bahwa luck play a certain role

dalam keberhasilan seseorang.

Gates beruntung karena dilahirkan di keluarga

menengah atas Amerika. Gates bentuntung

lahir di pertengahan 1950. Sehingga Gates

muda, masih di college ketika kebangkitan

personal computer dimulai. Lahir 10 tahun

lebih awal, Gates mungkin sudah bekerja

di IBM dan berkeluarga, sehingga tidak

mungkin menghabiskan waktu berjam-jam

“The critical question is not ‘are you

lucky’, but what do you do with the luck

you got” (Jim Collins)

Page 17: M&I Vol 41

17Vol. 41 | Mei - Juni 2013

NOTES FROM A FRIEND

setiap harinya, zero sleep, makan fast food

berbulan-bulan, mengerjakan proyeknya, yaitu

mengembangkan bahasa pemrograman BASIC

bukan personal computer ALTAIR.

Lahir 10 tahun belakangan, Gates masih di

high school, jadi tidak mungkin juga ikut serta

dalam pengembangan early programming

ketika itu.

Jadi Gates beruntung lahir di masa yang tepat.

Lahir di keluarga yang tepat. Dan bersekolah

di tempat yang tepat pula. Demikian kata

Galdwell.

Tapi Collins punya pendapat lain. Dia bilang,

apakah Gates the only person yang lahir di

era itu ? Apakah Gates the only person yang

belajar bahasa pemrograman BASIC ketika itu?

Apakah Gates the only person yang bersekolah

di Harvard? Apakah Gates the only person yang

pandai matematika di Harvard?

Jawabannya adalah no, no, no, no dan no.

Jadi apa yang membuat Gates berhasil

mendirikan Microsoft, dan menjadi salah satu

the greatest achievement in the world, dan one of

the most success strory in modern history ?

Collins menyimpulkan, Gates memang

beruntung. Lahir di saat yang tepat, di tempat

yang tepat. Namun yang lain pun banyak yang

seberuntung Gates. Yang membedakannya

adalah Gates, immersed untuk menekuni

passion-nya. Bahkan sampai menentang

orang tuanya untuk drop out Harvard, pergi ke

Albuquerqe, New Mexico supaya bisa bekerja

dengan Altair.

Gates mendedikasikan hidupnya, hampir

tidak tidur. Makan fast food berbulan-bulan

supaya waktu makan tidak mengganggu

pekerjaannya. Gates did more with his luck.

Demikian pula hasil research Collins terhadap

perusahaan-perusahaan yang dipelajariya

(antara lain Microsoft, Soutwest Airlines,

Apple, Amgen). Perusahaan-perusahaan

tersebut mendapatkan luck, etiher bad luck

or good luck yang sama dengan kompetitor-

kompetitornya.

Yang membedakannya bukan luck per

se, namun apa yang dilakukan dengan

keberuntungan yang didapatnya.

“The real difference wasn’t luck per se but what

they did with the luck they got”.

Kesimpulan Collins adalah bahwa

keberuntungan tidak menyebabkan

perusahaan-perusahaan yang di-research

tadi outperform kompetitor-kompetitornya.

Keberuntungan tidak menyebabkan

perusahaan-perusahaan yang di-research tetap

sukses walaupun dunia penuh ketidak pastian

dan chaos.

“It’s not luck, but People Do,” demikian kata

Collins.

Bukan keberuntungan, tapi orangnya.

Off all the luck we can get, people luck,

yaitu keberuntungan menemukan mentor

yang tepat, menemukan pasanganhidup,

menemukan team-mate, menemukan

pemimpin, menemukan teman, adalah

keberuntungan yang utama.

Ya, saya merasa beruntung, karena

disekolahkan oleh orang tua saya keluar dari

Rangkas Bitung, kota kecil tempat kelahiran

saya. Saya beruntung lahir dimasa ekonomi

Indonesia tidak ter-interupsi oleh perang dan

revolusi dan bencana alam yang besar. Saya

beruntung diterima dan dilatih oleh BCA. Saya

beruntung pindah ke Bali.

Namun saya paling beruntung karena bertemu

dengan teman yang tepat, pasangan hidup

yang tepat. Saya merasa paling beruntung

bertemu dengan partner-partner kerja saya,

Pak Pribadi yang membantu saya, dan seluruh

keluarga besar BPR Lestari. Saya beruntung

istri saya, membantu saya di perusahaan, she is

the best CFO I ever known. Saya beruntung adik

saya yang pandai menjadi partner saya di bisnis

property.

Saya paling beruntung berteman dengan

Tung Desem Waringin yang menjadi insipirasi

saya. Saya beruntung berteman dengan

pak Hermawan yang mengajari saya. Saya

beruntung bertemu dengan Tony Eddy yang

mengajari saya ilmu tentang real-estate.

Jadi, bagaimana, perlukah hidung saya

dioperasi?

Istri saya menjawab, tetap tidak boleh.

Karena kalau bentuk hidung berubah, tidak

akan ketemu sama pak Hermawan. Dan dia

tidak suka orang yang hidungnya mancung,

jadi tidak mau jadi istri saya. Kalau bentuk

hidung saya berubah, tidak akan ketemu sama

partner-partner bisnis saya.

Itu namanya keukeuh (bersikeras-sunda) :-).

(@alex_lestari).

“The real difference wasn’t luck per se but

what they did with the luck they got”.

Page 18: M&I Vol 41

18 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

EVENT

Event yang juga merupakan bagian dari

tugas akhir mahasiswa Administrasi

Perhotelan ini mengumpulkan seluruh

Barista dari setiap kedai kopi terbaik di Bali

untuk berlaga memperebutkan gelar Barista

no.1.

Seperti diketahui, istilah Barista mengacu pada

seseorang yang meracik dan mempersiapkan

segala jenis kopi semisal espresso, cappuccino

atau pun minuman lainnya. Dalam gelaran

inilah, keterampilan dan wawasan mereka

tentang kopi pun diuji. Bertempat di Sekolah

Tinggi Perhotelan Nusa Dua Bali, Bali Barista

Competition 2013 digelar selama 2 hari untuk

babak semifinal dan final sedari 2-3 Mei 2013

lalu. Enam peserta pun akhirnya lolos ke babak

final. Di malam final tersebut, tujuh juri yang

berkompeten di dunia kopi pun menantang

keenam peserta untuk bisa menyajikan

espresso kreasi terbaik mereka. Tantangan

tersebut pun menjadi kian sulit, ketika keenam

peserta hanya disediakan waktu yang sangat

minim untuk bisa menyelesaikan racikan

kopinya. Espresso-espresso yang mereka

sajikan hadir dengan karakter dan cita rasa

yang unik.

BALI BARISTA COMPETITION 2013

Mencari para peracik KopiTerinspirasi dari eksistensi kopi yang telah menjadi lifestyle bagi sebagian besar masyarakat

urban Bali, himpunan mahasiswa Program Admininstrasi Perhotelan Kelas B Angkatan 2009

STP nusa Dua Bali menggelar sebuah event seru bertajuk Bali Barista competition 2013.

Tiga dari 7 juri yang memberikan penilaian dari

sisi teknik penyajian , keterampilan meramu,

hingga wawasan terhadap kopi

Juri

Istilah Barista mengacu pada seseorang yang

meracik dan mempersiapkan segala jenis kopi

semisal espresso, cappuccino atau pun minuman

lainnya.

Actions

Page 19: M&I Vol 41

19Vol. 41 | Mei - Juni 2013

EVENT

Penilaian tidak sekedar mengacu pada cita rasa

kopi yang diciptakan. Ketujuh juri juga menilai

peserta dari teknik penyajian , keterampilan

meramu, hingga wawasan terhadap kopi. Seorang

Barista juga perlu diuji wawasannya tentang kopi

untuk mengetahui seberapa jatuh cintanya ia terhadap

dunia kopi. Menariknya lagi, juri juga menilai komunikasi

peserta terhadap audience saat meracik kopi kreasinya.

Salah satu peserta bahkan mampu membuang wajah

tegangnya dan bertindak begitu komikal ketika

mendemonstrasikan kopi racikannya. Terakhir,

keenam peserta juga dituntut untuk menjaga

kebersihan selama kompetisi berlangsung.

Akhirnya, Tia Sartika dari Kopi Bali pun berhasil

meraih predikat pertama sebagai Barista

Terbaik dalam ajang Bali Barista Competition

2013. Sementara di posisi Runner Up jatuh

pada Somas Kaya dari Black Canyon Coffee,

dimana ia juga meraih predikat sebagai

peserta terfavorit. Congrats!

Peserta hanya disediakan waktu yang sangat

minim untuk bisa menyelesaikan racikan kopinya.

Espresso-espresso yang mereka sajikan hadir

dengan karakter dan cita rasa yang unik.

meramu

Page 20: M&I Vol 41

20 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

NOTE FROM THE GURU Hermawan KartajayaAsia’s Leading Marketing Strategiest & CEO of Markplus Inc “

Ketika itu, saya dengan senangnya

mengikuti rombongan Kementrian

Parekraf ke New York Marathon.

Saya diajak sebagai Special Ambassador

for Indonesia Tourism untuk mendukung

sponsorship “Wonderful Indonesia” di event

akbar tersebut.

Apalagi saya dulu senang jogging di jalanan.

Juga pernah ikut Bali 10K tiga kali dan

Borobudur 10K sekali. Dua kali bikin sendiri

HK 10K di Jakarta untuk memperingati hari

ulang tahun.

Tapi, lantas stop jogging karena dokter

melarang saya, dikhawatirkan back pain akan

kambuh setelah lari. Mulai sejak berangkat dari

Jakarta, saya sudah bilang bahwa saya tidak

akan kuat ikut lari Marathon yang 42,195 km

itu.

Bisa mampus saya. Tapi saya akan joging saja

sekitar lima sampai sepuluh kilometer. Lantas

balik naik kendaraan umum. Sampai di New

York, saya bersama para petinggi Parekraf dan

lebih dari dua puluh pelari Indonesia termasuk

Sandiaga Uno diterima KJRI New York.

Di situ, saya mengatakan bahwa keikutsertaan

tim Indonesia sambil ber–charity ini bisa

menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara

yang hebat. Apalagi sudah jadi negara yang

menarik perhatian dunia, sehingga merupakan

timing yang tepat.

Saya pun diperkenalkan dengan Panitia

Penyelenggara Annie yang memberikan saya

nomer line subway, kapan saja saya akan keluar

dari lintasan nanti. Supaya bisa cepat menuju

garis finish di Central Park.

Karena di situ Konjen RI bersama pejabat

Parekraf akan berada di balkon VIP menunggu

para pelari Indonesia masuk garis finish. Saya

diberi tanda pengenal VIP supaya bisa masuk

ke balkon dan tentu saja dengan tanda peserta.

Sebelum start, saya pun sibuk membuat

wawancara dan gambar serta video dari

komentar beberapa pelari Indonesia untuk

Radio Internet Marketeers. Termasuk Dubes

Dino Patti Djalal yang juga ikut lari.

Saya bahkan ikut merekam acara Sholat

bersama yang digelar khusus di tenda

Indonesia. Hati saya sangat gembira, akhirnya

saya bisa mulai joging. Lagu “I’ve Got a

Feeling” mengiringi puluhan ribu orang untuk

memulai perjuangannya.

Suasana begitu menyenangkan karena tak

hanya pemandangan indah yang dilalui. Tapi,

juga sambutan komunitas di kanan kiri jalan,

khususnya kalau sudah memasuki sebuah

wilayah pemukiman.

Ada yang sengaja main band, memberi

minuman gratis, atau bahkan mengajak give me

five di pinggir jalan. Ternyata, saya hanya bisa

joging sepanjang lima mil, karena sepatu kiri

saya yang sudah butut njeplak alasnya.

Saya copot sekalian dan saya paksakan lari

dengan sepatu seadanya sampai ketemu

stasiun subway. Di situ saya cari nomer line

yang diberikan Annie. Ternyata kereta itu

lagi nggak jalan. Sialnya saya lupa bawa koin

sehingga tidak bisa beli tiket.

Untung saja, ada orang baik hati yang bayarin

saya sebesar satu dolar dua puluh lima sen

mengikuti berita tumbangnya Lance Armstrong dari atas ke bawah, saya jadi

miris. ingat akan apa yang terjadi pada saya menjelang akhir tahun 2011.

In Lance Armstrong, We Don’t Trust

Foto: www.the-marketeers.com

Page 21: M&I Vol 41

21Vol. 41 | Mei - Juni 2013

NOTE FROM THE GURU

Tapi, itulah hadiah HUT saya ke-64, tahun lalu. Pelajaran berharga, untuk selalu membaca peraturan suatu event, tidak asal difoto karena bisa menimbulkan kesalah pahaman dan harus cepat update supaya tidak telat minta maaf.

lewat line beda dengan tujuan Central Park.

Sampai di tujuan, saya ternyata tidak bisa

memasuki tempat finish. Ribuan orang ada

dipinggir jalan menjelang garis finish. Dan

semua pintu jalan kesana di tutup.

Sementara itu, saya ditelepon terus karena

ditunggu bergabung di balkon. Tanda pengenal

VIP yang saya tunjukkan polisi tidak laku. Tapi,

justru polisi membolehkan saya masuk lintasan

kembali karena saya juga pakai tanda peserta.

Saya masuk lintasan lagi, jalan santai sampai

finish, malah ambil foto-foto. Setelah masuk

garis finish, saya bertemu Annie. Dia tanya,

saya jawab bahwa saya naik subway yang lain

dan sepatu saya jebol.

Dia tanya apakah sudah dapat medali? Saya

jawab, saya tidak lapor ke meja panitia karena

memang pulangnya naik subway. Annie pergi

dan balik dengan memberikan bungkusan

pada saya. Dia juga mengantar saya ke balkon

bergabung dengan rombongan.

Saya buka bungkusan tadi dan ternyata isinya,

air minum, makanan, dan medali.

Saya surprise dan keluarin. Teman-teman

senang dan ambil foto saya bersama sepatu

jebol dan medali.

Dan, ternyata foto itulah yang beredar di

internet dan tersiar kemana-mana. Tanpa saya

tahu, ternyata Komunitas Pelari Indonesia di

online pada marah, karena dianggapnya saya

tidak punya karakter.

Bahkan beritanya termuat di Koran Tempo.

Wah, walaupun telat karena tidak tahu, tapi

saya menulis surat elektronik ke Komunitas via

Facebook untuk minta maaf. Saya khilaf!

Tidak membaca aturan bahwa peserta tidak

boleh balik masuk lintasan. Semuanya terekam

di internet karena ada chip di nomer peserta.

Saya menulis surat pada Kementrian Parekraf

untuk mengembalikan medali yang tidak

pernah saya minta.

Parekraf mengembalikannya ke Panitia New

York Marathon. Tapi panitia justru menjelaskan

bahwa itu bukan kesalahan saya karena medali

itu diberikan sebagai souvenir bukan sebagai

tanda finish.

Saya tidak di-ban seperti yang ditulis di

peraturan, tapi malah diundang untuk ikut

sebagai peserta sungguhan di New York

Marathon berikutnya. Sekarang kaki kiri

saya sakit permanen karena pernah jogging

beberapa kilometer dengan sepatu jebol.

Sampai sekarang pun, masih sering ngilu. Saya

pernah sakit hati, karena merasa tidak tahu

salahnya di mana tapi sudah dihakimi banyak

orang.

Tapi, itulah hadiah HUT saya ke-64, tahun lalu.

Pelajaran berharga, untuk selalu membaca

peraturan suatu event, tidak asal difoto karena

bisa menimbulkan kesalahpahaman dan harus

cepat update supaya tidak telat minta maaf.

Saya berharap Komunitas Pelari Marathon

Indonesia sekali lagi memaafkan saya atas

kecerobohan saya. Semoga terus bisa

membawa nama Indonesia dengan karakter

dan sportifitas tinggi.

Saya berharap tidak akan mengulangi

kebodohan saya sesudah berusia ke-65. Saya

memang bukan Lance Armstrong.

Page 22: M&I Vol 41

22 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

EVENT

Lebih dari 600 pemasar,

pengusaha dan masyarakat

umum hadir memadati

gelaran Indonesia

Marketeers Festival 2013

pada 23 Mei lalu. Bertempat

di Ball Room Hotel Aston

Denpasar, acara dibuka oleh

sambutan dari Hermawan Kartajaya selaku

Founder & CEO MarkPlus, Inc. Sekalipun baru

diselenggarakan untuk pertama kalinya, acara

yang bertema On Becomig Local Champion

tetap meriah dan ramai dengan menghadirkan

sejumlah pakar-pakar marketing yang

mengupas evaluasi dan strategi perusahaan

lokal yang ada di Bali untuk menjadi The

Local Champion Company. Pada sesi pertama,

sejumlah penghargaan diberikan kepada

mereka yang dinilai memiliki reputasi

dan gebrakan pemasaran yang luar biasa,

termasuk mengumumkan pemenang ikon

Wirausaha Muda Pemula yang dikemas dalam

kontes Marketeers Youth Startup Icon 2013

wilayah Denpasar.

On Becoming Local Champion,Bali Kuat Indonesia Jaya

Indonesia Marketeers Festival 2013

Indonesia Marketeers Festival 2013 pada 23 Mei lalu. Bertempat di Ball Room Hotel Aston Denpasar, acara dibuka oleh sambutan dari Hermawan Kartajaya selaku CEO MarkPlus, Inc

Festival

Page 23: M&I Vol 41

23Vol. 41 | Mei - Juni 2013

EVENT

Selepas morning break, sesi kedua dilanjutkan

dengan lesson from national company Pos

Indonesia, yang dibawakan langsung oleh

Direktur Utamanya I Ketut Mardjana. Baru

setelah Lunch Break, para Local Champion

yang terpilih pada festival ini diajak untuk

berdiskusi sebagai panelis, yang kemudian

menyampaikan apa saja kiat-kiat mereka

membawa perusahaan memenangi

persaingan.

Sesi terakhir ditutup dengan insight berharga

yang dibawakan langsung oleh Hermawan

Kartajaya, yang juga secara bersamaan

menghadirkan Dewandra Djelantik selaku

photographer lokal Bali yang telah memiliki

prestasi internasional untuk menceritakan

keberhasilannya dalam industri photography.

Indonesia Marketeers Festival ini dilakukan

di 16 kota di Indonesia, dan rencananya akan

dilakukan rutin setiap tahun, selain tentunya

pagelaran terbesar Markplus The MarkPlus

Conference yang memang selama ini telah 7

tahun digelar secara sukses. “Keberhasilan

kami menyelenggarakan The MarkPlus

Conference di Jakarta selama 7 tahun

berturut-turut sejak 2006 merupakan modal

utama diselenggarakannya event ini,” aku

Hermawan Kartajaya lewat pers releasenya.

Siapa saja Bali Marketeers Champions 2013

dapat Anda simak lebih detil di special feature

edisi ini.

“Keberhasilan kami

menyelenggarakan

The MarkPlus

Conference di

Jakarta selama 7

tahun berturut-

turut sejak 2006

merupakan

modal utama

diselenggarakannya

event ini”.hermawan Kartajaya

Page 24: M&I Vol 41

24 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

Suzana ChandraManaging Director, Lestari LivingSMART FAMILY

Personally, saya menganggap Robert Downey Jr adalah manusia sukses yang

luar biasa. Bukan karena dia berperan sebagai Iron Man, melainkan karena

kesuksesannya untuk bangkit dari berbagai kegagalan dalam hidupnya.

Aktor berusia 48 tahun itu, sudah berakting di depan kamera sejak usia 7

tahun. Berasal dari “keluarga broken” dan kalangan selebriti, sejak usia 8 tahun,

Robert sudah mulai berkenalan dengan “drugs”. Charismatic and talented actor,

Robert Downey Jr mendapatkan berbagai penghargaan di blantika perfilman international.

Drop out dari SMA, Robert Downey Jr menjadi pecandu drugs semasa usia 20 sampai akhir 30

tahun. Drug abused, charges, drug rehab, court sentences, perceraian, dipecat dari Ally Mac Beal set,

kehilangan keluarga dan aset-aset, mewarnai kehidupannya selama 30 tahun terakhir. Akhirnya,

di tahun 2005 di usianya yang ke-40, Robert memulai hidup yang stabil dan merintis karir lagi,

dan menjadi salah satu blockbuster movie star “again”, di usianya yang ke 48. Suatu kejadian yang

sangat jarang terjadi di Hollywood. Apalagi di usia yang sudah hampir setengah abad. Robert

Downey Jr menjadi legenda.

Robert Downey Jr merupakan suatu contoh

real bahwa bukan kegagalan yang menentukan

kesuksesan dari seseorang, melainkan

bagaimana menjadi lebih besar dari kegagalan

tersebut dan kembali merebut kesuksesannya.

Dia membuat dirinya jauh lebih besar dari

kegagalan dan permasalahannya.

Ini sejalan dengan yang dikatakan oleh T

Harv Eker dalam wealth principle-nya yang

mengatakan bahwa “ Rahasia kesuksesan

bukanlah dengan mencoba menghindari

atau lari dari masalah, rahasia kesuksesan

adalah dengan membuat kita lebih besar dari

permasalahan yang ada”. Be bigger than any

problem.

Mencapai kesuksesan bukanlah sesuatu yang

mudah. Perjalanannya panjang, penuh dengan

liku-liku, aral melintang, jebakan dan cobaan.

Karena alasan itu, kebanyakan orang dengan

segala cara akan menghindarinya. Itu juga

yang menjadi alasan kenapa lebih banyak

orang yang tidak sukses dibandingkan dengan

orang sukses.

Pada saat Dahlan Iskan, Menteri BUMN,

menegaskan supaya tidak ada ‘kongkalikong’

antara BUMN dengan pengusaha, luar biasa

sekali “sambutan” yang diterima. Mulai dari

pujian, cacimaki, cemooh, ancaman bahkan

sampai tuduhan di tingkat DPR. Dahlan tahu

persis, bahwa akan banyak rintangan dalam

membenahi BUMN, tetapi karena beliau

berfokus pada “solusi”, aral rintangan tersebut

menjadi “mengecil” dibandingkan dengan

“hasil” yang dapat dicapai (solution oriented).

Bravo Pak Dahlan Iskan!

Bapak Ibu sekalian, seringkali kita dengar,

wah bisnis sekarang susah, banyak saingan,

perlu kerja keras, belum lagi risiko tertipu,

perlu extra hours. Kebanyakan orang akan

Hentikan Kebiasaan Komplain dan Mengasihani

Diri Sendiri! Belajarlah Menyukai Masalah

BIGGEr, ThAN ANY prOBLEM

“Tony Stark, diperankan oleh Robert Downey Jr, industrialis multi billionaire yang menjadi “Crime

Fighter” dalam “Iron Man Movie 1,2, 3”. Selama hampir 2 jam, memukau ratusan ribu penonton.

Bagaimana tidak, Tony Stark good looking, kaya raya, baik hati, eksentrik, bisa jadi robot dan bisa

terbang lagi. Robert Downey Jr is the Iron Man!

Page 25: M&I Vol 41

25Vol. 41 | Mei - Juni 2013

SMART FAMILY

mencoba menghindari masalah, ngapain cari

masalah, kenapa tidak cari aman saja? Tuh si A,

B, C sekarang bangkrut gara-gara bisnis yang

barunya.

Perbedaan mendasar antara mereka yang

sukses dan tidak adalah bahwa mereka yang

sukses mengembangkan diri mereka sehingga

mereka “lebih besar” dari masalah. “Rich and

successful people are bigger than their problem”

(T Harv Eker).

Selama kita masih bernafas, permasalahan

(saya lebih senang menggunakan kata

“tantangan”) akan selalu ada. Satu hal yang

perlu dimengerti adalah bahwa yang paling

esensial adalah BUKAN lah ukuran dari

tantangan kita, melainkan “ukuran” kita

terhadap tantangan tersebut.

Logikanya begini, pada saat kita belajar

membaca, mengeja kata-kata dan

menggabungkan kata menjadi kalimat menjadi

suatu tantangan. Tetapi pada saat kita sudah

bisa membaca, ejaan dan kalimat SUDAH tidak

menjadi tantangan lagi. Hal ini karena, kita

SUDAH lebih besar dari tantangan tersebut.

Demikian juga dengan usaha. Pada awal

suatu usaha, mendapatkan order 5 atau 10

juta merupakan tantangan, Kemudian pada

saat usaha bertumbuh, mendapatkan order

100 juta merupakan tantangan. Kalau order

yang 5 atau 10 juta sudah bukan merupakan

tantangan lagi.

Jadi, dengan semakin besar tantangan yang

bisa kita hadapi, semakin besar ukuran usaha

kita, semakin besar tanggung jawabnya,

semakin banyak uang yang didapat, semakin

banyak customer dan pada akhirnya adalah

semakin sukses kita. Contoh konkrit lain

adalah Jokowi, Gubernur DKI, dengan solusi

banjir dan kemacetan buat Jakarta.

Sudah berpuluh-puluh tahun, banjir

merupakan agenda rutin di Jakarta.

Kemacetan di Jakarta seakan sudah

menggurita dan menjadi nasib bagi mereka

yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya.

Dengar-dengar, kedua hal tersebut

merupakan agenda “khusus” Jokowi.

Problem yang raksasa dan sudah mendarah

daging, HUGE problem. Saya yakin 100%

kalau Jokowi tahu sesungguh-sungguhnya

“pelik”nya masalah Jakarta. Tetapi beliau

terlihat tenang dan tidak gentar. Tindakan dan

tekad beliau, menunjukkan bahwa walaupun

badan kurus ceking, tetapi kemampuan dan

kegigihan untuk mencari solusi sudah terasah.

Jokowi mencurahkan waktu dan pikirannya

dan berfokus pada tujuannya. Saya yakin,

beliau akan mencatat rekor kesuksesan

dengan program-programnya. Bravo Jokowi

“Be bigger than Jakarta problem”.

Orang-orang sukses fokus pada tujuannya,

bukan pada masalahnya. Mereka

memfokuskan waktu dan energi untuk

menyusun strategi dan merencanakan cara-

cara untuk menghadapi potensi tantangan

yang ada. Intinya disini adalah solution oriented.

Mereka adalah “solution oriented”.

Sebaliknya, orang-orang yang tidak sukses

menaruh fokusnya pada “masalah”. They are

‘problem oriented”. Mereka menghabiskan

waktu dan energi dengan mengeluh,

menyalahkan nasib, menyalahkan pekerjaan,

atasan yang tidak mendukung, menyalahkan

sistem, menyalahkan pemerintah dan pada

akhirnya menyalahkan dunia.

Habislah sudah energi dan waktu mereka,

sehingga tidak ada energi yang tersisa untuk

mencari solusi atas masalah yang ada, apalagi

mencoba mencegah supaya masalah tidak

akan terjadi lagi. Waktu dan energi mereka

sudah habis untuk mengasihani diri sendiri.

Mau jadi sukses? Berhenti mengasihani diri

sendiri, berhenti komplain terhadap apapun

juga, dan fokus pada apa yang kita mau. Fokus

pada penyelesaian masalah dan kembangkan

diri anda sehingga kita menjadi “bigger than the

problem”.

Bapak/Ibu sekalian, karena mayoritas “nature”

manusia adalah mencari kenyamanan, maka

pilihan pertama yang melintas adalah “hindari

masalah”. Sayangnya, jalan menuju sukses

bukanlah jalan yang “nyaman”.

ORANG-ORANG SUKSES FOKUS

PADA TUJUANNYA, BUKAN PADA

MASALAHNYA.

Page 26: M&I Vol 41

26 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

LOCALMAGNIFICENT

Hermawan Kartajaya selaku founder, mereka

melakukan screening dari data industri dari

berbagai hasil riset sindikasi pasar yang

dilakukan oleh Markplus Insight di Bali satu

tahun terakhir, antara lain Service Excellence

Award, Indonesia Youth, Women, Netizen

Research Study, Indonesia Brand Champions dan

lain-lainnya. Dari kajian tersebut, sejumlah

nama pun muncul dan dinobatkan sebagai

Local Champions. Penghargaan ini diberikan

kepada individu (bukan perusahaan) yang

memiliki reputasi, gebrakan pemasaran

yang luar biasa dan prestasi lokal yang

melambung di kancah dunia pemasaran di

Bali. Siapa saja mereka dan bagaimana mereka

melakukannya, berikut liputannya.

Dinamika pola konglomerasi

di Indonesia sebelum krisis

moneter tahun 1998 tidak

menunjukkan banyak

perubahan nyata pada negeri

ini. Namun setelah krisis, ditengah carut marut

politik yang tidak menentu, pelan tapi pasti

sejumlah pengusaha baru muncul dan kian

bersinar. Tidak hanya di taraf nasional, namun

juga di level daerah tak terkecuali Bali. Mulai

tahun 2000an, satu persatu nama-nama baru

tersebut hadir dengan berbagai terobosan

pemasarannya dan membawa korporasi yang

mereka naungi tumbuh dan berkembang.

Hal inilah yang kemudian menggelitik

MarkPlus.Inc untuk mencari siapa saja

raja-raja daerah tersebut. Dikomandani oleh

Mereka terpilih sebagai Bali Local Champion 2013,

Bagaimana Mereka Membangun Bisnisnya dan Tampil Sebagai Pemenang?

Bali marketeers champions 2013

Page 27: M&I Vol 41

27Vol. 41 | Mei - Juni 2013

hErMAWAN KArTAjAYA sENDIrI MENILAIBAhWA MuNCuLNYA pArA jAGOAN DAErAh INI KArENA “3 LOCAL TrENDs”

Page 28: M&I Vol 41

28 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

SPECIAL FEATURE

Tiga hal yang merubah peta bisnis dan melahirkan sejumlah

generasi yang mampu berkontribusi besar terhadap daerah,

Local Power, Diversities & Growth

Local Trend

Berbagai hasil sindikasi

pasar yang dilakukan

oleh lembaga riset

Markplus Insight di

Bali satu tahun terakhir, mulai

dari Service Exellence Award,

Indonesia Youth, Women, Netizen

Research Study, Indonesia

Brand Champions dan langkah

outstanding dari sejumlah pelaku

bisnis, menjadi indikator dari

terpilihnya sejumlah nama sebagai

Local Champions di Bali. Sebagian

besar nama-nama tersebut tidak

asing lagi sepak terjangnya di

Pulau Dewata selama beberapa

tahun terakhir. MarkPlus membagi

kriteria dalam 6 kategori, mulai

dari kalangan praktisi, profesional

sampai kalangan pemerintah,

dimana setiap kategori terpilih

sejumlah nama yang dinilai layak

sebagai Local Champion.

Hermawan Kartajaya sendiri

menilai bahwa munculnya para

jagoan daerah ini karena “3 local

trends”. Yang pertama Local Power,

yakni otonomi yang membawa

pergeseran kekuatan politik ke

daerah. Kedua Local Diversities,

dimana tiap daerah memiliki

kekhasan budaya dan keunikan

karakter penduduk. Terakhir Local

Growth, pertumbuhan ekonomi di

tingkat daerah, membentuk pasar

lokal yang potensial. Dan tentu

saja semua trend tersebut dikatrol

oleh tingginya jumlah kelas

menengah di tanah air.

Munculnya para jagoan Daerah3 LOCAL TRENDS

Page 29: M&I Vol 41

29Vol. 41 | Mei - Juni 2013

SPECIAL FEATURE

Kategori Financial Service Industri

• Alex P Chandra (BPR Lestari),

• Anik Kusti (Federal International Finance),

• Suwaluyo (Bank BNI)

Kategori Communication, High Tech & Media

• Hasan Kurdi (Telkomsel)

• Putu Sudiarta (Bamboo Media)

Kategori Automotive, Transportation & Logistic

• Afrianto Nadianto (HSO Bali)

• Panca Wiadnyana (Bali Taksi)

• Taufik Hidayat (Garuda Indonesia)

Kategori Health Care, Phamaticeutical &

Consumer

• Gede Agus Hardiawan (Hardy’s)

• Gusti Ngurah Anom (Krisna Oleh-Oleh)

• Ida Bagus Rai Budarsa (Hatten Wine)

Kategori Resources & Utilities

• Ida Bagus Mardawa (PLN)

• Iwan Sabatini (Pelindo III Cabang Benoa)

Kategori Government & Public Service

• Sutrisna Dewi (CDC Udayana)

BALI MARKETEERS ChAMpIONs 2013

Para jagoan daerah yang tengah berdiskusi dalam

Festival Marketing 2013, dipandu langsung oleh

Hermawan Kartajaya

Panel

Pada era orde baru, hampir tidak banyak

muncul nama-nama pengusaha di luar yang

telah ada dan mapan, baru setelah reformasi

berbagai tatanan berganti dan berubah

wujud. Sekalipun tensi politik masih belum

sepenuhnya stabil, namun kondisi saat ini

jauh lebih baik dari beberapa kondisi politik

di negara tetangga. Alhasil kebijakan otonomi

yang digulirkan tidak lama setelah orde

baru berakhir, perlahan memberikan ruang

kebebasan baru bagi pelaku industri untuk

berkreasi. Pelan tapi pasti, nama-nama

pengusaha di kelas nasional bermunculan,

mulai dari anak muda seperti Sandiago Uno

sampai dengan Chairul Tanjung. Mereka

meramaikan daftar nama-nama orang

terkaya Asia yang telah mapan sebelumnya.

Sementara perusahaan-perusahaan era orde

baru tidak sedikit yang kemudian hilang

ditelan waktu ketika reformasi menjelang.

Era ini juga pada akhirnya memunculkan

kebijakan otonomi daerah, satu kebijakan

yang memberikan ruang lebih besar lagi

kepada daerah untuk bermanuver, alhasil,

hampir secara merata di seluruh Indonesia,

muncul para pengusaha-pengusaha yang

menunjukkan talentanya.

Otonomi membawa pergeseran kekuatan politik ke daerah

Trend # 1 : Local power

Page 30: M&I Vol 41

30 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

SPECIAL FEATURE

PeRUBAHAn YAng DiHADAPi Di eRA ORDe BARU DAn ReFORmASi

BIDANG pEruBAhAN

POLITIK

EKONOMI

INFORMASI

SOSIAL

HUKUM

INFRASTRUKTUR

TEKANAN INTERNASIONAL

PERSAINGAN GLOBAL

• Dikendalikan oleh 3 partai besar dan ada single majority

• Kekuasaan dikuasai oleh eksekutif• Pemerintahan terpusat

• Anti persaingan / persaingan dianggap bertentangan dengan pancasila dan UUD 1945

• Pengendalian jumlah para pelaku usaha, cenderung memunculkan usaha-usaha besar [konglomerasi]

• Integrasi vertikal• Dominan peran pemerintah [makro ekonomi

dominan]

• Dikendalikan negara [informasi asymmetry]• Lembaga sensor pers• Tidak bisa ditembus secara fisik

• Serikat pekerja adalah mitra pemerintah [hanya 1 serikat pekerja]. Praktis tidak ada demo buruh, unjuk rasa atau pemogokan

• Komunitas-komunitas masyarakat dikendalikan oleh militer

• Pendidikan dikuasai negara, orientasi pada harga murah [subsidi]

• Dominan peran pemerintah• Isu-isu penting hukum hanya siapa yang menang dan

siapa yang kalah

• Terbatas, tumbuh bertahap• Dominasi transportasi darat dan laut, tarif diatur

pemerintah

• Terbatas

• Masih terbatas

• Kehendak rakyat, multipartai, koalisi antarpartai• Kekuasaan seimbang eksekutif – legislatif• Pemerintah pusat membagi kekuasaan dengan

pemerintah daerah

• Persaingan bebas, dari dalam dan luar negeri• Pelaku terbuka luas, cenderung berbasiskan UKM

[usaha kecil menengah]• Outsourcing• Dominan peran masyarakat [seimbang makro-mikro

ekonomi]

• Bergerak bebas [demokratisasi informasi]• Tidak ada sensor pers, diselesaikan melalui proses

pengadilan• Dapat ditembus melalui teknologi komunikasi

[internet]

• Kebebasan berserikat, bahkan setiap badan usaha bebas memiliki beberapa organisasi serikat pekerja. Bebas melakukan unjuk rasa, mogok kerja dsb

• Komunitas masyarakat punya pilihan sendiri• Pendidikan persaingan bebas, pengurangan subsidi,

transformasi

• Peradilan bebas• Isu-isu penting :• Hak Asasi Manusia• Gender• Tanah Rakyat• Pemutusan hubungan kerja• Pemberantasan korupsi dan transparansi• Lingkungan hidup

• Negara tidak punya cukup biaya untuk memelihara dan membangun yang baru

• Pemakaian transportasi udara meningkat tajam, tarif bersaing bebas

• Sangat kuat, karena pemberi pinjaman semakin besar pertaruhannya

• Sangat dominan dan agresif

ErA pEMErINTAhAN

OrDE BAru rEFOrMAsI

Sum

ber :

Cha

nge,

Rhe

nald

Kas

ali.

2006

[dat

a di

olah

]

Era orde baru yang anti persaingan, dimana

persaingan dianggap bertentangan dengan

pancasila dan UUD 1945 justru menjadikan

sektor usaha di luar lingkaran kekuasaan

tidak maksimal performanya, terlebih dengan

kebijakan pengendalian jumlah para pelaku

usaha, cenderung memunculkan usaha-usaha

besar [konglomerasi], Integrasi yang vertikal

dan dominan peran pemerintah [makro

ekonomi dominan]. Dan ketika era reformasi

bergulir, berbagai kebijakan kemudian

di tinjau ulang, lahirlah otonomi daerah

dengan kebijakan usaha bertendensi pada

persaingan bebas, dari dalam dan luar negeri,

mendorong munculnya banyak pengusaha

baru yang cenderung berbasiskan UKM

[usaha kecil menengah] dan menciptakan

peran masyarakat yang seimbang antara

makro-mikro ekonomi]. Sejumlah perubahan

inilah yang kemudian menjadi wadah lahirnya

para pengusaha daerah yang sanggup bersaing

secara berani di lingkungan organisasi

bisnis yang lebih sehat dan fair. Kedepan,

diperkirakan akan semakin banyak lahir para

pebisnis dari daerah yang merangsek tumbuh

menjadi pengusaha-pengusaha kelas nasional,

bahkan internasional.

Page 31: M&I Vol 41

31Vol. 41 | Mei - Juni 2013

Otonomi juga akhirnya memberikan kesempatan

bagi setiap daerah mengeksplorasi sumber

daya yang mereka miliki, mulai dari sumber

daya alam hingga karakter penduduk. Bali yang

dikenal sebagai pulau yang tenang dan cinta

damai, serta sejumlah titik destinasi alam yang

memukau, mendorong terciptanya iklim investasi

yang positif. Bukan hanya bagi kalangan dalam

negeri, pun juga dari masyarakat global. Kondisi

tersebut secara simbiosis membawa eskalasi

perekonomian Bali demikian dinamis.

Semua sektor memberikan peluang dan

tantangan untuk bertumbuh dan berkembang.

Bukan hanya pariwisata, namun hingga berbagai

sektor lainnya yang bisa dikerjakan oleh semua

lapisan masyarakat, baik penduduk lokal maupun

pendatang. Hermawan juga menegaskan, saat

ini di era global yang demikian kompetitif, para

jagoan daerah tidak selalu muncul dari penduduk

asli, namun tidak sedikit diantaranya pada

pendatang yang sukses mengadu nasib dengan

gemilang di tanah rantau.

SPECIAL FEATURE

Pada gilirannya, rantai pertumbuhan

menciptakan pangsa pasar yang

gemuk dan penuh daya beli. Konsumsi

domestik meningkat bahkan tidak sedikit

diantaranya yang berhasil tumbuh lebih

baik dari rata-rata industri nasional. Sebut

saja Honda Bali yang memiliki market

share hingga 79% sementara market share

nasional nya hanya 61%. Atau

BPR Lestari dari sektor

finansial yang relatif

kecil, berhasil

muncul sebagai

nomer tiga

terbesar

nasional. Saat

ini, dengan

perkembangan

Bali yang terus

berbenah, mulai

dari infrastuktur

hingga sejumlah potensi

ekonomi lainnya yang mulai digarap,

menjadikan peluang akan perkembangan

yang lebih besar terus terbuka. Ekspansi

Bandara Ngurah Rai, Underpass dan

jalan Tol atas laut, serta dipercayanya

Bali sebagai pulau yang akan menggelar

sejumlah event internasional adalah

sedikit hal yang sudah siap diluncurkan

pada tahun 2013 ini. Belum lagi berbagai

perkembangan lainnya yang masih terus

dilakukan, seperti dibukanya pelabuhan

baru di Karangasem dan pesona sejumlah

daerah yang selama ini belum terekspos

akan menjadi anak tangga

lainnya yang akan

membawa Bali

berkembang jauh

lebih besar.

Berbagai

terobosan

ini, adalah

peluang bagi

munculnya

para jagoan-

jagoan daerah

lainnya dan tentu

saja kesempatan bagi

jagoan daerah saat ini untuk

menjadi jagoan global, bahkan bukan

tidak mungkin menjadi global powerhouse.

So, inilah peluang bagi Anda untuk ikut

bermain dan menang didalamnya. Are you

ready to be the next local Champion?

HeRmAWAn KARTAJAYA

Tiap daerah memiliki kekhasan budaya

dan keunikan karakter penduduk

Trend # 2 : Local Diversities

saat ini di era global yang demikian kompetitif, para jagoan daerah tidak selalu

muncul dari penduduk asli, namun tidak sedikit

diantaranya pada pendatang yang sukses mengadu nasib

dengan gemilang di tanah rantau.

Pertumbuhan ekonomi di tingkat daerah,

membentuk pasar lokal yang potensial

Trend # 3 : Local Growth

Perwakilan pemerintah yang

hadir mewakili Bpk Gubernur

I Made Mangku Pastika yang

berhalangan hadir pada Festival

Marketing 23 April 2013 lalu.

goverment

Page 32: M&I Vol 41

32 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

SPECIAL FEATURE

rEKAM jEjAK pArA juArA

Di era reformasi sekarang, globalisasi sangat dominan dan agresif, dimana

pusat bisnis tidak lagi milik segelintir orang. Kompetisi terjadi di setiap

tingkatan dan sejumlah outstanding move yang berhasil dibukukan oleh

mereka yang berhasil membawa perusahaannya mencapai prestasi yang

gemilang adalah resep jitu untuk keluar sebagai pemenang. Apa saja yang

telah mereka lakukan? Dan bagaimana mereka menjadi faktor pembeda

diantara para pesaingnya? inilah rekam jejak para juara.

Alex P Chandra mengawali karirnya sebagai profesional muda di Bank Central Asia [BCA] di

tahun 1987. Kemudian menempuh pelatihan MDP [Management Development Program]

sebagai program kaderisasi yang disiapkan oleh BCA untuk mencetak calon pimpinan. Melalui

program MDP, setelah 7 tahun berkarir, pria lulusan Trisakti tersebut kemudian dipercaya

menjabat sebagai Branch Manager pada usia yang baru 29 tahun, di salah satu kantor cabang

BCA yang berada di Denpasar. Menjadi

kepala cabang sebuah instansi perbankan

besar seperti BCA di usia yang relatif muda

merupakan satu pencapaian yang luar

biasa. Namun di tahun 1999, krisis moneter

menghambat laju perekonomian tanah air

termasuk industri perbankan, Alex P Chandra

kemudian memutuskan untuk mengakhiri

karirnya di BCA dan mengakuisisi sebuah

Bank Perkreditan Rakyat [BPR] yang saat

itu tengah kolap, juga karena dampak krisis

dan salah kelola. Dengan bekal pengetahuan

dan manajerial skills yang dipelajari selama

8 tahun di BCA, Alex P Chandra kemudian

memperbaiki management BPR yang bernama

Sri Artha Lestari tersebut secara bertahap.

Bank yang ketika di akusisi beraset Rp. 300

juta, dalam 5 tahun berhasil dibawanya

tumbuh hingga mencapai aset Rp. 55,1 Milyar

ditahun 2005, dan menjadikan Lestari sebagai

BPR dengan aset terbesar di Bali. Perubahan

yang dilakukan saat itu meliputi target dan

segmentasi pasar, strategi promosi serta

produk. Jika hampir sebagian besar BPR

bermain dipasar yang marginal, maka BPR

Lestari justru membidik sektor pasar premium,

dan membenahi pelayanan serta penampilan

gedung kantor, sehingga kesan BPR sebagai

instansi keuangan yang kecil dan murah

dirubahnya menjadi elegan dan ekslusif. Inilah

salah satu faktor yang kemudian membawa

BPR Lestari menjadi BPR ketiga terbesar

Nasional dengan aset lebih dari 1 Trilyun.

ALEx p ChANDrA [Bpr LEsTArI]

Page 33: M&I Vol 41

33Vol. 41 | Mei - Juni 2013

SPECIAL FEATURE

Honda dikenal sebagai merek global yang

meraksasa di Asia termasuk di tanah air. Di

Indonesia, pabrikan sepeda motor Honda

menguasai 61% market share nasional.

Namun Afrianto Nadianto, HSO Bali,

mampu membawa Honda di Bali menguasai

hingga 79% market share. Dominasi market

share ini berhasil dipertahankan Honda

selama lebih dari dua dekade, sekalipun

dalam perjalanannya sejumlah inovasi yang

dilakukan kompetitor pernah menjadikan

Honda tertinggal, namun kembali bangkit

dengan sejumlah perubahan yang signifikan.

Di Bali sendiri, market share Honda yang jauh

diatas rata-rata nasional adalah buah kerja

keras Afrianto dan timnya, mereka menjadikan

komunitas sebagai salah satu strategi

pertumbuhannya, mulai dari bekerjasama

dengan beberapa banjar untuk men-support

sejumlah kebutuhan Banjar, sampai dengan

mengajak komunitas-komunitas di Bali sebagai

sahabat Honda, salah satunya dog lover.

Terobosan lainnya yang juga dilakukan adalah

bekerjasama dengan petani di sejumlah

wilayah di Bali dalam banyak hal yang mampu

meningkatkan hajat hidup para petani. Apa

yang dilakukan Afrianto dan tim Honda Bali

nya merupakan langkah New Wave Marketing

dan berbasiskan Human Spirit.

AFrIANTO NADIANTO [hsO BALI]

Gusti Ngurah Anom atau yang kerap disapa

Pak Cok, adalah pemilik Krisna Group, oleh-

oleh Khas Bali, terbesar di Pulau Dewata,

bahkan terbesar di Indonesia. Berawal dari

seorang pembersih mobil di hotel, kemudian

tukang potong di perusahaan konveksi, sampai

akhirnya membangun kerajaan bisnisnya

sendiri. Tugasnya saat di konveksi serabutan,

karena hanya tamatan SMP dan belum

memiliki keterampilan. Pak Cok membantu

di semua bagian. Setelah pekerja lain pulang,

Pak Cok memanfaatkan waktu belajar

memotong, menjahit dan sablon. Malam hari

ia tidur di sana, di tumpukan rak-rak kain.

Pak Cok belajar otodidak selama 6 bulan.

Senior-seniornya kaget melihat begitu cepat

Pak Cok menguasai semua bidang. Dalam

waktu setahun, keadaan berubah. Kalau dulu

Pak Cok menjadi junior, sekarang ia menjadi

senior bagi pendahulunya. “Keadaan ini

berubah karena saya punya inisiatif sendiri,

antusias dan melakukan segalanya dengan

sepenuh hati. Dalam waktu setahun saya

diberi kepercayaan oleh atasan,”demikian

dirinya bercerita.Setelah mengenyam banyak

ilmu, tahun 1990 – 1994 pak Cok mendirikan

Cok Konveksi yang bekerja sama dengan

Sidarta Konveksi bekas tempatnya bekerja

dahulu. Cok Konveksi sebagi toko penjualan,

Sidarta Konveksi penyuplai barang. Baru

kemudian di tahun 2001 pak Cok bisa membeli

lahan yang kemudian didirikan Krisna 1 yang

luas lahannya 6,5 are. Itulah momen yang

kemudian terus mengembangkan Krisna

hingga tahun 2008, Krisna 2 di Jalan Nusa

Kambangan resmi dibuka. Tahun 2009,

membuka lagi gerai di Sunset Road, dengan

luas 5000 meter per segi, dan tahun 2010, Pak

Cok meluncurkan Krisna 4, pusat oleh-oleh

24 jam, berlokasi di Jalan Raya Tuban, tak jauh

dari Bandara Ngurah Rai.

GusTI NGurAh ANOM[KrIsNA OLEh-OLEh]

Page 34: M&I Vol 41

34 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

Pelindo III cabang Benoa adalah salah satu

pelabuhan yang cukup ramai, bukan hanya

oleh aktivitas kapal ikan dan nelayan, namun

juga akses pariwisata baru. Sejak beberapa

tahun terakhir, pelabuhan ini telah menjelma

menjadi salah satu pelabuhan yang diminati

para wisatawan dari kapal pesiar yang

berlabuh di pelabuhan ini. Menyadari potensi

yang besar tersebut, sejumlah perubahan

terus dilakukan, Iwan Sabatini menyampaikan

berbagai terobosan yang telah mereka capai

saat ini telah membawa berbagai kapal

pesiar kelas dunia singgah di pelabuhan ini.

Mulai dari pengerukan kedalaman laut agar

kapal-kapal besar dapat sandar, sampai

dengan menciptakan iklim yang nyaman

melalui perbaikan sejumlah infrastruktur

di kawasan Benoa terus dilakukan. Bahkan

sejumlah kerjasama terus dijalin oleh

Pelindo III keberbagai komponen jaringan

pariwisata di Bali, seperti tour travel, yang

bisa memfasilitasi kebutuhan para tamu kapal

pesiar yang singgah di Bali untuk mengunjungi

destinasi Bali. Apalagi dengan keberadaan

jalan layang tol atas laut yang melewati

kawasan Benoa, diyakini Iwan akan menjadi

salah satu pendorong dari meningkatnya

kawasan Benoa sebagai alternatif jalur

pariwisata bagi wisatawan yang berkunjung

ke Bali.

SPECIAL FEATURE

IWAN sABATINI[pELINDO III CABANG BENOA]

IDA BAGus rAI BuDArsA[hATTEN WINE]

Bagi pecinta Wine, Bali merupakan tempat

dimana tersedia produk wine lokal yang

karakternya tidak dapat ditemukan pada

produk wine di belahan dunia lain. Itulah

Hatten Wines, dengan cita rasa yang layak

dianggap sebagai sebuah penciptaan yang

berani, karena wine tidak memiliki sejarah

panjang di Indonesia. Banyak jenis minuman

beralkohol di Nusantara, tapi Ida Bagus Rai

Budiarsa yang berani memproduksi wine.

Brand lokal untuk komunitas internasional di

Bali. Keberanian Bagus Rai Budiarsa dimulai

dari melihat peluang tidak adanya produk

wine lokal, sementara kebutuhan pasar wisata

di Bali sangat besar. Peluang tidak cukup

tanpa eksperimentasi. Dua tahun mencoba

dengan buah anggur lokal, akhirnya Bagus

Rai Budiarsa berani memasarkan produknya.

“Hatten” yang dalam bahasa Jepang bermakna

“berkembang” sangat pas mewakili PT Hatten

Bali yang memiliki 100 karyawan. Tidak

sampai dua dekade, Bagus Rai Budiarsa

telah mengembangkan produknya menjadi

12 jenis wine. “Keluarga saya di industri

minuman. Bapak saya buat brem Bali, Dewi

Sri. Pasar Brem terbatas. Minuman tradisional

ini memang sempat booming tahun 80an.

Orang ke Bali pulangnya bawa brem sebagai

oleh-oleh, jadi welcome drink di hotel,” ujarnya

kepada reporter Money & I. Produk yang

sudah diproduksi secara pabrikan sejak tahun

1974, sebelumnya berawal dari produksi

rumahan pada tahun 1968. Setelah tamat

kuliah di Program Studi Teknologi Industri

pada tahun 1989, tahun 1990 Rai Budarsa

memegang perusahaan keluarga.Namun

Rai yang saat itu mendapati perusahaannya

memiliki izin minuman beralkohol, kemudian

mulai mengembangkan ke produk wine.

“Karena saya lihat wine semua impor, tidak

ada produksi wine lokal. Yang ada jenis anggur

kolesom. Tapi karena di Bali pasarnya untuk

turis, saya buat wine. Saya mulai tahun 1992,

dengan berbagai kendala, tahun 1994 mulai

menjual,” ujarnya bernostalgia. Saat ini Hatten

Wine telah menjadi salah satu produk yang

diminati bagi pariwisata di Bali, dan juga sudah

dipasarkan di Belanda, Inggris dan Maladewa.

Page 35: M&I Vol 41

35Vol. 41 | Mei - Juni 2013

Dirinya disebut sebagai seniman software, karena produk yang dijualnya memang software.

Merek yang dibangunnya adalah Bamboomedia, yang sejak didirikan tahun 2002 hanya bermula

dari kamar kosnya saja. Keberhasilan kecilnya diawali ketika Putu lulus kuliah dari Stikom

Surabaya tahun 1997, sempat menjadi pengajar selama 4 tahun, Putu kembali ke Bali dan mulai

mengembangkan software sederhana seperti panduan menggunakan Windows, MS Office dan

Internet, yang dipasarkannya lewat toko buku Gramedia. Respon yang positif membuatnya

bersemangat hingga mendapat tawaran bekerjasama dengan Microsot tahun 2004. Inilah yang

dianggap Putu sebagai tonggak penting bagi Bamboomedia. Seiring waktu semakin banyak

kerjasama yang dijalin oleh Bamboomedia dengan berbagai vendor atau perusahaan lain yang

membutuhkan produk mereka, seperti Intel, Telkom, Newmont, Binus dan Depdiknas. Yang

saat ini tidak kurang dari 200 jenis program mulai dari perkantoran, programing, grafis, games,

software untuk anak-anak, internet dan web.

puTu suDIArTA [BAMBOO MEDIA]

Sebagai salah satu perusahaan ritel terbesar

di Bali, Hardy’s kini sudah melebarkan sayap

sampai ke Jawa Timur. Namun Hardy’s yang

begini besar, berawal dari satu toko yang

luasnya hanya 4,3 are. Adalah Ir. Gede Agus

Hardiawan, akrab dipanggil Gede Hardy, yang

berhasil ‘menyulap’ lahan tersebut menjadi

bertambah di berbagai wilayah. Keberanian,

kejujuran, dan keinginan untuk menuju arah

yang lebih baik menjadikan Gede Hardy sosok

pebisnis muda yang diperhitungkan di Bali.

Sense of business-nya kian terasah seiring

berjalannya waktu. Besar dari keluarga yang

biasa saja, setamat kuliah dari ITB, Gede

Hardy mewarisi hutang dari orang tuanya,

namun demikian Hardy juga mewarisi sebuah

toko kecil. Sambil menjalankan toko itu,

Hardy belajar manajeman bisnis. Keuntungan

dari toko dan tambahan pinjaman Bank

dipergunakan untuk mencari lahan dan

membuka Hardy’s Negara pada tahun 1997.

Baru tahun 2000 Hardys bisa ekspansi ke

luar kebupaten hingga saat ini bisa berdiri di

Jawa Timur. Menurut Agus Hardy, Hardy’s

bukan sebatas pusat belanja (shopping mall)

saja. Namun sejatinya dasar bisnis ini adalah

properti komersial. Karena landasan bisnis

dimulai dari mencari lokasi yang didapat

dengan sistem sewa atau beli. Kemudian

dibangun mall/supermarket dan mendapat

uang dari sewa blok, lantai, etalase, atau yang

lain. Tidak itu saja, di Denpasar misalnya, dari

hasil lahan parkir saja Hardys mendapat bagi

hasil dari PD Parkir ratusan juta per tahunnya.

Strategi inilah yang kemudian membawa

Hardys berkembang pesat selama satu dekade

terakhir dan sejumlah outletnya yang telah

dibuka di banyak tempat bahkan hingga luar

Bali.

GEDE AGus hArDIAWAN [hArDY’s]

SPECIAL FEATURE

Page 36: M&I Vol 41

36 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

Menjadi local champion bukan

hanya milik para pengusaha saja,

namun dalam karir profesional

pun, seseorang dapat tampil

sebagai juara. Dalam bidang

arsitek, maka Popo Danes

adalah salah satu yang terbaik,

bahkan saat ini karya-karyanya

berkibar di manca negara. Sejak

tahun 1986, Nyoman Popo

Priyatna Danes telah disibukkan

dengan berbagai macam

proyek, mulai dari skala terkecil

hingga berangsur-angsur

mendapatkan proyek besar.

Studio Popo Danes Architect

yang terletak di bilangan Hayam

Wuruk Denpasar menjadi

sebuah pembuktian dari

sebuah dedikasi, kegigihan dan

keseriusannya dalam menekuni

bidang arsitektur.

NYOMAN pOpO

prIYATNA DANEs

Page 37: M&I Vol 41

37Vol. 41 | Mei - Juni 2013

INTERVIEW

Pria yang akrab disapa Popo

Danes ini terkenal akan

gaya arsitektur bernafaskan

alam dan budaya. Atmosfer

tropis menjadi komponen

magis yang melengkapi

keindahan arsitekturnya. Karya-karyanya tak

hanya tersebar di daerah Jimbaran, Ubud,

Karangasem, tapi hingga menjangkau Dubai,

India, Thailand, Hawaii dan lain-lain. Tak hanya

sibuk menciptakan desain-desain arsitektur

mutakhir, pria beristrikan Ni Wayan Melati

Blanca ini juga dipercaya untuk mengemban

tugas sebagai Ketua Komite Bali Tourism

Development Centre (BTDC) Nusa Dua.

Di sela-sela kesibukannya yang makin

menggunung, Popo Danes menyempatkan

dirinya untuk berbincang-bincang dengan

reporter Money & I, Putra Adnyana di

studionya yang asri dan unik tersebut.

Dengan pembawaannya yang begitu humoris

dan bersahaja, pria yang tercatat sebagai

salah satu aristek terkemuka di Bali ini pun

membagi sekelumit perjalanan karir serta

pemikiran-pemikiran briliannya mengenai

dunia kecintaannya yakni arsitektur. Berikut

wawancara dengan beliau.

For Culture and EnvironmentMY ARCHITECTURE

Pelataran kantor Popo Danes penuh pepohonan

dan juga berfungsi sebagai tempat berbagai

kegiatan kreatif digelar

Tampak asri

Page 38: M&I Vol 41

38 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

INTERVIEW

dengan baik di sana, dan masih banyak hal

positif lainnya. Selain itu, almarhum ayah saya

dulu memang juga suka membangun rumah.

Sejak kapan Anda mulai menekuni bidang ini

secara profesional ?

Secara professional saya baru mendirikan

perusahaan yang sekarang ini sekitar tahun

1993. Hanya saja saya memang sudah mulai

kerja saat kuliah, ya sudah mulai nyambi-

nyambi kerja saat itu.

Kalau sebelum benar-benar professional?

Ya biasalah proyek arsitektur awal-awal pasti

mencoba mengerjakan rumahnya saudara

atau teman. Proyek-proyek yang pertama

seperti itu selalu penting untuk karir kita,

karena ini merupakan kesempatan yang

mampu memberikan kita jalan untuk memulai

karir kita. Di sini kita diminta sejauh mana

keseriusan kita untuk mampu mengurusi

pekerjaan-pekerjaan tersebut. Jadi kita

bekerja sambil selalu melihat arah langkah

kita ke depan. Dari sinilah kita harus tahu

sebenarnya kita mau ke mana. Apakah kita

ingin menjadi arsitek yang peduli dengan

portofolio atau malah arsitek yang ingin

menumpuk uang sebanyak mungkin, atau bisa

juga arsitek yang menjadi agen para developer.

Bisa ceritakan gaya yang Anda tawarkan dari

setiap karya-karya desain arsitektur Anda?

Sebuah karya itu seyogyanya harus berakar.

Akar itu buat saya akan membantu kita dalam

membangun sebuah cerita untuk sebuah karya

atau produk itu sendiri. Akar yang kuat juga

akan mampu merefleksikan akar di diri saya

sendiri itu sebetulnya seperti apa. Jadi saya

melihat ada beberapa poin yang selalu saya

jadikan pijakan bahwa saya selalu mendesain

gaya arsitektur dengan mematuhi kaidah-

kaidah bangunan daerah tropis. Karena

arsitektur itu sangat erat kaitannya dengan

Apa yang membuat Anda tertarik untuk

terjun sebagai arsitek?

Saya dari kecil memang suka dengan yang

namanya bangunan. Sehingga saya pikir

ini hal yang baik untuk saya. Setelah saya

semakin mengerti tentang hidup, profesi

dan juga bisnis ternyata bekerja di bidang

yang basic seperti arsitek ini dimana salah

satunya adalah mampu menyediakan papan,

disamping kebutuhan primer lainnya seperti

sandang dan pangan. Jadi pasti lebih banyak

opportunity-nya. Jadi ini yang membuat saya

memutuskan untuk menjadi arsitek. Menjadi

seorang arsitek adalah hal yang menarik.

Sebagaimana sebuah profesi yang mampu

membuat saya bekerja sesuai dengak kata

nurani. Arsitek itu kan membuat sesuatu

yang tidak ada menjadi ada. Di sini, kita juga

mempertaruhkan reputasi, karena setiap

karya arsitektur tidak melulu dipuji-puji, tetapi

juga dicaci-maki. Tentu kita lebih senang dipuji

ketimbang dicaci. Kita juga merasa senang

bahwa ternyata kita juga bisa berkontribusi

pada kualitas hidup para pengguna bangunan

itu. Syukur-syukur kita bisa mempercantik

wajah kota. Kita juga bisa mencari nafkah

Page 39: M&I Vol 41

39Vol. 41 | Mei - Juni 2013

INTERVIEW

kondisi iklim. Kalau saya sendiri merasa lebih

dekat dengan iklim tropis. Saya tidak akrab

dengan iklim empat musim, jadi saya tidak

tahu apa jadinya jika bangunan ini diserang

salju atau angin taifun. Selain itu saya juga

melihat posisi saya yang hidup di Bali. Kita

semua sadar bahwa Bali itu adalah sebuah

brand. Bali memiliki sebuah kultur yang unik.

desain yang mampu mengantisipasi problem-

problem lingkungan seperti kekurangan energi

listrik, kesulitan supply air serta kesulitan

pengelolaan sampah. Hal seperti itulah yang

seharusnya menjadi perhatian dalam desain-

desain arsitektur kita saat ini. Bagaimana

membuat sebuah desain bangunan yang

ramah lingkungan. Selain itu, kita juga harus

kalau karakter Popo itu tidak bakal mau buat

bangunan minimalis yang memakai metal

atau segala kecenderungan yang telah saya

sebutkan tadi.

Bagaimana menurut Anda mengenai

arsitektur di Bali yang kini cenderung murni

menganut konsep modern minimalis?

Kalau saya senang dengan pekerjaan sebagai arsitek ini

dan juga senang membangun portofolio yang baik. Pada setiap

profesi, portofolio itu sesuatu yang sangat penting.

Jadi aspek-aspek budaya tentu banyak kita

jumpai dalam bekerja untuk memberikan

warna pada sebuah desain, dimana salah

satunya adalah culture Bali. Selain itu terdapat

juga sentuhan teknologi, seni, manufaktur dan

lain-lain. Jadi buat saya komponen yang kuat

untuk diangkat adalah budaya kita sendiri.

Adakah hal lain yang juga sama pentingnya

dengan mengangkat komponen budaya ke

dalam arsitektur?

Nah sekarang kita juga harus menghadapi isu-

isu lainnya. Saya sendiri senang mengangkat

isu-isu yang aktual, dimana akar klasik itu

boleh relevan dengan isu-isu aktual tersebut.

Sebuah isu aktual yang patut kita risaukan

saat mendesain dan membangun itu kini

adalah lingkungan. Karena beban lingkungan

yang kini semakin berat, sehingga membuat

saya tergerak untuk menciptakan sebuah

memperhatikan material bangunan. Sekarang

hutan kita sudah mau habis, jadi untuk

memakai kayu pun kita harus hati-hati. Kalau

misalnya mesti menggunakan kayu, apakah

kemudian ada alternatif-alternatif lain seperti

penggunaan kayu daur ulang atau mungkin

kayu dari hutan yang ditanam kembali.

Apakah ada orang yang meminta Anda

untuk membuatkan desain yang tidak sesuai

dengan gaya arsitektur Anda pada umumnya?

Saat kita membangun portfolio, cepat atau

lambat orang akan tahu gaya arsitektur kita

seperti apa. Orang akan tahu kalau saya

tidak membuat bangunan yang cenderung

melanggar Perda. Tidak membuat bangunan

yang tidak bernafaskan tropis dan tidak

membuat bangunan yang seolah-olah

sensasinya seperti tinggal di Bali tetapi tidak

merasa Bali itu sendiri. Jadi orang sudah tahu

Sulit juga untuk mengomentari hal ini, jadi

saya serba salah kalau tidak komentar nanti

dikira tidak peduli dengan hal tersebut.

Karena arsitektur itu sendiri memang juga

berkaitan tentang selera. Jadi, kalau itu

masalahnya murni tentang selera, saya masih

akan menerima hal tersebut. Tetapi lain

lagi kalau masalahnya tentang bagaimana

memaksimalkan sesuatu. Tentu ini mesti

dipertanyakan. Jika kita melihat Bali itu

sendiri sudah mulai kehilangan kualitasnya,

entah itu kualitas lingkungan, kualitas hidup,

kualitas budaya hingga kualitas waktu. Tidak

hanya Bali, mungkin di tempat lain juga terjadi

hal yang serupa.

Pernahkah Anda menciptakan sebuah desain

arsitektur yang secara realistis sulit untuk

direalisasikan?

Saya merasa hidup saya masih dangkal dalam

Page 40: M&I Vol 41

40 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

arti saya menjadi arsitek untuk mencari

nafkah, belum menjadi arsitek yang ingin

membuat sensasi atau sejenisnya itu. Jadi

saya pikir di ambang realistis itu hal apa

yang maksimal bisa kita lakukan. Kita ini

konsultan, kita bisa hidup baik atau malah

lebih berantakan itu tergantung seberapa

efisien kita bekerja. Saya masih belum memiliki

kemewahan untuk memikirkan hal-hal yang

diluar realita. Jadi lebih baik maksimalkan

waktu, apa yang kita kerjakan menjadi sesuatu

yang baik.

Tentu kita ingin membuat sesuatu yang

berbeda bahwa desain kita hari ini harus lebih

baik dari yang sebelumnya, kita juga harus

lebih pintar dan seberapapun kita bersahabat

dengan aspek lain, tentu kita juga ingin

berkarya lebih baik dari orang lain. Bila saya

tahu saat membuat sesuatu yang nyatanya

bakal ditolak oleh yang berwenang, maka akan

saya batalkan terlebih dahulu niat saya itu.

Atau malah ingin membuat sesuatu yang cost-

nya sendiri tidak masuk akal, ya mana mungkin

saya bisa lakukan. Karena di Bali sendiri, saya

pikir malah kita masih butuh banyak bangunan

yang benar dan berkualitas.

Di masing-masing dekade tentu memiliki

tantangan tersendiri dalam menciptakan

sebuah desain arsitektur. Tantangan apa

yang Anda rasakan dari setiap perubahan

yang muncul jika membandingkan era dahulu

dengan sekarang?

Ada hal-hal yang sangat riil terkait perubahan

itu. Yang jelas menengok tahun-tahun ke

belakang kemudian ke era yang sekarang ini,

kita justru harus mulai berhati-hati dengan

penggunaan lahan. Misalnya tahun 80’an,

tanah masih murah, jadi orang terserah mau

bikin rumah yang asal-asalan. Tapi orang di

zaman sekarang beli tanah yang harganya

sekian sudah mulai berpikir bagaimana

membuat bangunan itu agar tidak asal-asalan,

mengingat harga tanah yang kini mahal.

Tantangan lainnya adalah kebutuhan manusia

sekarang kan lebih kompleks, karena kualitas

hidup mereka semakin meningkat.

Anda juga mengerjakan beberapa proyek

arsitektur untuk negara-negara asing seperti

Thailand, india, Dubai, hingga Hawaii. Bisa

ceritakan bagaimana kesempatan itu bisa

Anda raih? Apakah ada kesulitan spesifik

dalam pengerjaan?

Kita baru saja menyelesaikan proyek di

Thailand dan sebentar lagi akan ke India untuk

melihat proyek lainnya di sana. Ya, itu semua

karena ada koneksi budaya. Kesulitannya

mungkin karena ada perbedaan budaya dan

tentu kita harus mempelajari sesuatu yang

baru lagi. Namun sesungguhnya kesulitan

seperti ini mampu memperkaya kemampuan

profesional kita juga. Jadi saya anggap sebagai

sebuah peluang edukasi.

Apa karya terbaik Anda sejauh ini?

Karya terbaik saya adalah karya saya yang

berikutnya.

Studio Popo Danes Architect juga memberi

ruang bagi pekerja kreatif untuk menggelar

kegiatan budaya, diskusi seni atau pameran

lukisan. mengapa?

Saya memang mencintai seni dari sejak saya

masih muda. Dari SD, saya sudah biasa ke

pameran seni sendirian. Bahkan saya sudah

bisa berbelanja barang-barang seni dari SD

dan SMP. Yang saya syukuri bahwa kita bisa

menghargai pekerjaan orang lain, termasuk

saya yang menghargai pekerjaan kreatif aspek

lainnya. Saya melihat pekerjaan mendesain

arsitektur ini sebetulnya adalah pekerjaan

kolaboratif, dimana kita harus banyak

mendengar orang lain untuk menciptakan

sebuah desain yang bagus. Jadi akan ada

konsultan-konsultan spesialis seperti

konsultan lighting, konsultan akustik, ada

orang yang mendesain interior, lanskapnya,

hingga mekanisnya. Saya pikir bagus bagi saya

untuk mendekatkan diri dengan orang-orang

kreatif di sektor lain, sehingga kita bisa sharing.

inspirator terbesar dalam hidup Anda?

Saya belajar banyak dari orang, tidak harus

dari seorang arsitek. Saya juga bisa belajar dari

seorang seniman, petani atau bahkan politisi.

Saya anggap semua orang bisa memberikan

kita banyak pelajaran untuk menjadi manusia

yang lebih baik tentunya.

Apa yang Anda lakukan di waktu luang?

Di waktu luang saya senang mengurusi

barang-barang koleksi saya. Saya senang

bertemu dengan sahabat-sahabat saya, senang

mengurusi kebun dan sedikit memasak.

Terakhir, apa harapan terbesar yang ingin

anda capai dalam hidup Anda?

Tentunya saya belum seberapa dari saya

harapkan sekarang. Saya ingin menjadi

individu yang lebih baik. Selain itu saya

ingin juga membantu generasi berikutnya

untuk maju ke depan. Tentu tantangannya

bagaimana membuat mereka lebih baik dari

kita.

INTERVIEW

Saya dari kecil memang suka

dengan yang namanya

bangunan.

Page 41: M&I Vol 41

41Vol. 41 | Mei - Juni 2013 41Vol. 41 | Mei - Juni 2013

(0361) 246706

Page 42: M&I Vol 41

42 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

GALLERY

The Lavish HasselbladLunar Series For Exclusive Photography

Hadir untuk pangsa pasar

premium, Hasselblad

Lunar Series menawarkan

pengalaman berkamera tidak

hanya dari kuatnya kualitas

bidikan namun juga sensasi kemewahan dalam

genggaman. Perusahaan kamera asal Swedia

ini menggandeng Sony untuk menghasilkan

kamera tanpa prisma pertamanya. Hasselblad

Lunar hadir dengan mengadopsi spesifikasi

dan teknologi milik Sony NEX-7, seperti

sensor CMOS 24.3 MP, lubang bidik elektronik

berteknologi OLED, sistem Navigasi TriNavi,

layar fleksibel, hingga sistem mount lensa

yang mendukung E-mount dan A-mount milik

Sony. Bedanya dengan Sony NEX-7 adalah

eksklusivitas tampilannya yang menekankan

pada kesan glamour. Tengok saja konstruksi

body yang didesain khusus dengan impresi

klasik modern, dibuat dari material carbon

fiber, titanium, kayu, kulit hingga emas.

Dikabarkan, akan ada 47 tampilan berbeda

dari kamera ini dengan berbagai kombinasi

gaya. Tak heran bila Hasselblad Lunar

mendapat predikat “The Ultimate Luxury

Mirrorless Camera” pada ajang Photokina

2012 lalu di Jerman. Jangan kaget berkat

kemewahannya itu, Hasselblad Lunar

dibanderol dengan harga USD6500 (Rp62

juta) dimana harga tersebut membuatnya jauh

lebih mahal dibandingkan kamera Leica tipe

tertentu. Wow!

Page 43: M&I Vol 41

43Vol. 41 | Mei - Juni 2013

Page 44: M&I Vol 41

44 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

INSIGHT YuswohadyPraktisi Pemasaran dan ex. Sekjen Indonesia Marketing Association

Saya coba tanya-tanya ke bank yang mendanai pembelian ruko tersebut berapa

sesungguhnya harga pasar dari ruko tersebut. Kaget juga dengan informasi yang

diberikan pihak bank, karena persis setahun, Desember 2011 ruko tersebut dilepas

dengan harga Rp.1,7M. Itu berarti harga naik sekitar dua kali lipat dalam setahun.

Jengkel dengan harga yang melambung tak keruan, saya coba istirahat berburu. Tapi karena

penasaran, iseng-iseng beberapa hari lalu iseng-iseng saya tanya-tanya ke teman-teman agen

properti. Saya tambah kaget karena rupanya telah meroket lebih jauh lagi. Kata si teman,

mencari ruko di kawasan Kelapa Gading dengan harga di bawah Rp.5M kini kian sulit. Padahal

rentang waktu dari saya mengecek harga sebelumnya belum genap enam bulan.

Saya pun mencoba mencari tahu, apakah naiknya harga properti yang melesat cepat ini karena

permainan para spekulan. Setelah selidik sana, selidik sini, saya pun berkesimpulan: bukan.

Kesimpulan saya adalah, karena permintaan orang terhadap rumah atau ruko di Jakarta memang

sedang tinggi-tingginya. Ketika pembeli yakin bahwa harga properti akan terus naik, maka

berapapun harga ditawarkan, ia akan tetap membeli. Inilah biang dari meroketnya harga. Saya

pun kemudian termangu-mangu, dalam hati

saya bilang: “Hebat! Banyak betul ya orang

kaya di Jakarta!?!?”

Optimis

Harga properti di Jakarta yang melambung

demikian fantastis itu adalah cerminan dari

ekonomi Indonesia yang sedang ranum-

ranumnya, sedang di era keemasan. Inilah

dampak revolusi kelas menengah (“Consumer

3000”) yang ditandai dengan meningkatnya

daya beli masyarakat seiring meningkatnya

pendapatan. Saya sering menyebut bahwa

aset-aset properti seperti rumah (landed

house), ruko, atau apartemen kini sudah

menjadi mass luxury. Maksudnya aset-aset

PROPERTY BOOMAkhir tahun 2012 lalu iseng-iseng saya cari ruko untuk keperluan investasi seorang kerabat.

Saya temukan lokasi pas di mal of indonesia (mOi). Si empu-nya ruko mematok harga pas

Rp.3,5m.

Page 45: M&I Vol 41

45Vol. 41 | Mei - Juni 2013

INSIGHT

yang dulunya hanya mampu dibeli oleh kalangan masyarakat atas

(super kaya), kini sudah terbeli oleh kalangan kelas menengah, apalagi

fasilitas kredit juga semakin bersahabat.

Studi kualitatif yang saya lakukan terhadap mindset dan perilaku kelas

menengah di Indonesia menunjukkan bahwa mereka adalah kaum

optimis yang melihat masa depan mereka begitu terang-benderang.

Pandangan optimis ini saya kira tak bisa lepas dari kondisi ekonomi

Indonesia yang sedang tumbuh-tumbuhnya. Apa akibatnya kalau

mereka adalah kaum optimis? Yang paling jelas adalah nafsu untuk

menaikkan kehidupan ekonomi demikian membara. Tak heran jika

segmen kelas menengah yang paling besar ukurannya adalah segmen

yang saya beri nama “climber”, yaitu mereka yang sedang berjuang

untuk menaikan status ekonomi-sosial menjadi kelompok kaya dan

mapan.

Saya menduga, naiknya harga properti yang gila-gilaan di atas terjadi

karena pasar dipenuhi oleh kelompok konsumen optimis ini. Dalam ilmu

ekonomi properti, mereka ini sering disebut sebagai “the fools” yang

berani membeli aset yang kemahalan (overvalued). Harapannya, ia akan

bisa menjualnya kepada “the greater fools” pada harga yang lebih tinggi.

Mereka melihat kondisi Indonesia yang sedang di masa keemasan

ini sebagai peluang “once in a lifetime” yang tidak boleh disia-siakan.

Meminjam lagu Elvis Presley, “Now or Never”: nggak beli sekarang, tak

akan dapat selama-lamanya. Kalau menggunakan istilah Jawa, kira-kira

guyonannya berbunyi seperti ini: “Ayo podo ngedan, yen ora ngedan ora

keduman” (ayo pada ikutan gila, kalau nggak nanti nggak kebagian).

Kaya Raya

Maraknya bisnis properti di Indonesia menjadi semacam magnet yang

menggaet banyak climbers yang ingin cepat kaya-raya untuk nyemplung

di sektor yang sedang merekah ini. Makanya tak heran jika hampir

setiap hari di koran saya menemukan iklan seminar dan workshop di

Jakarta yang memberikan trik-trik jitu untuk menjadi kaya-raya melalui

jual-beli properti. Saya kira salah satu buku yang lagi hot dan laris saat

ini adalah buku-buku yang memberikan kiat-kiat cespleng untuk cepat

kaya melalui bisnis properti. Salah satu seminar misalnya, memasang

iklan di koran nasional dengan kata-kata yang sangat menggiurkan:

“Ikuti strategi membeli properti Tanpa Utang, tanpa takut harga mahal”.

Sementara di seminar yang lain bunyinya tak kalah menantang: “Pintu

gerbang Anda untuk menjadi Kaya Raya melalui bisnis properti.”

Fenomena ini kini mulai menyebar ke seluruh pelosok Nusantara,

karena boom properti rupanya tidak hanya monopoli Jakarta.

Memang, bagi kaum climber ini mimpi terbesar dalam hidup adalah

menjadi kaya-raya, pensiun dini dengan duit segudang, dan tiap

bulan liburan ke seantero jagat. Jadi kalau di Amerika sejak lama

kita mengenal istilah “The American Dream” yaitu mimpi orang jelata

Amerika untuk menjadi kaya raya seperti Donald Trump atau Warren

Buffet; maka kini di Indonesia pun kita mulai mengenal: “The Indonesian

Dream”.

Melihat boom properti yang hot luar biasa ini, yang saya takutkan hanya

satu hal, jangan sampai semua ini mengarah pada “property bubble”.

Mudah-mudahan pasar properti di Indonesia memang ditopang oleh

daya beli masyarakat yang sedang hot karena banyaknya orang kaya

baru di negeri ini. Jangan sampai mortgage crash di Amerika atau

semacamnya melumat negeri ini. Saya sudah bosan euy kena krisis lagi

kayak tahun 1998.

Mereka ini sering disebut sebagai “the fools”

yang berani membeli aset yang kemahalan

(overvalued). Harapannya, ia akan bisa

menjualnya kepada “the greater fools” pada

harga yang lebih tinggi.

Page 46: M&I Vol 41

46 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

REVIEW

Man Of steel (2013)

Overgrown

Setelah sukses dengan album seltitled-nya di

2011 lalu, James Blake kembali hadir dengan

ramuan Jazz Alternative-nya yang cerdas

berbalutan electronic, post-dubstep dan soul

khasnya. James Blake sangat piawai dalam

menghasilkan racikan sound yang dingin dan

lirih. Sebuah sensasi soul yang terdengar

idealis dan eksperimental. Begitu pula yang

terjadi pada Overgrown. Album ini kembali

memperdengarkan vokal eksentriknya yang

penuh aura misterius. Overgrown terdiri

dari 10 tracks yang sangat kupinggenic.

Beda dengan album debutnya, Overgrown

terdengar lebih kalem dan tak terlalu ribut

dengan atribut eksperimental. Dengarkan

track semacam Overgrown, I’m Sold, To the

Last, dan Retrograde, bak ‘racun’ di telinga.

Penyanyi : James Blake

Winning At human relations

Author :

Elwood N Chapman & Barb Wingfield

Bagaimana mencegah sabotase terhadap

diri sendiri? Elwood N Chapman dan Barb

Wingfield menjawab pertanyaan tersebut

dalam buku setebal 85 halaman ini. Melalui

Winning At Human Relations, Anda dapat

menguji kemampuan sosial Anda melalui

serangkaian tes interaktif dan mudah

dipelajari pada awal buku ini. Buku ini juga

mengajak Anda untuk mempelajari bagaimana

berkomunikasi dengan lebih efektif, objektif,

& meningkatkan hubungan kooperatif yg akan

memberikan keuntungan pada setiap orang

yg terlibat. Disertai banyak soal, buku seri

fifty-minute ini cocok untuk digunakan secara

pribadi atau pelatihan dalam kelas.

BBM Comes To Androidno Wires, no Web, no Worries

BOOK MUSIC GADGET

MOVIE

Munculnya Christopher Nolan di kursi produser, membuat Man of Steel menjadi film paling

ditunggu-tunggu tahun ini. Apalagi Zack Snyder yang terkenal dengan karyanya ‘300’ dan

‘Watchmen’ berada di posisi sutradara. Henry Cavill terpilih sebagai Superman, dimana didukung

oleh jajaran cast lainnya seperti Amy Adams, Russell Crowe, Diane Lane, Michael Shannon, Kevin

Costner, Laurence Fishburne, Christopher Meloni, Antje Traue, Harry Lennix, Ayelet Zurer, dan

Richard Schiff. Premis ceritanya mengambil fokus dari rasa keterasingan wartawan muda, Clark

Kent/Kal-El (Henry Cavill) dari kekuatan super yang ia miliki. Ia merasa aneh dan tidak mengerti

mengapa ia bisa terdampar di Bumi. Mengapa Ia bisa terpisah jauh dari kampung halamannya,

planet Krypton. Segala pertanyaan tersebut berusaha ditelusurinya di film ini. FYI, musuh utama

Superman kali ini adalah Jenderal Zod dan Faora/Ursa, yang pernah dipenjara oleh ayah Superman

Jor-El di Phantom Zone.

Gebrakan yang mengejutkan datang dari

Blackberry. Thorsten Heins selaku COE

BlackBerry mengumumkan bahwa aplikasi

percakapan BBM akan melakukan lintas

platform. Ini berarti BBM dapat digunakan

di seluruh perangkat ber-platform Android

dan IOS mulai musim panas ini. Dengan

statusnya yang multiplatform, BBM pun

akan bersaing dengan berbagai aplikasi chat

sejenis Whatsapp, KakaoTalk, Line hingga

WeChat. Berita ini disambut gembira oleh

para pemakai Android dan IOS. Terhitung

hingga kini terdapat hampir 60 juta pengguna

BBM di seluruh dunia. Mereka mengirim dan

menerima lebih dari 10 miliar pesan setiap

hari, tentunya dua kali lipat dari jumlah

pesan yang dikirim aplikasi percakapan lain.

Apa jadinya nanti kalau sudah benar-benar

multiplatform?

Page 47: M&I Vol 41

47Vol. 41 | Mei - Juni 2013

Page 48: M&I Vol 41

48 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

LESTARI FIRST

Berlokasi di Jl. By Pass Ngurah Rai

Nusa Dua Puri Bendesa I No.18,

Frangipani Esthetics mengambil

sisi Nusa Dua yang lebih teduh

dan tenang. Salah satu Spa terbaik di Bali ini

benar-benar merupakan tempat ideal bagi

Anda yang ingin melarikan diri dari penatnya

rutinitas kota beserta kemacetannya. “Kami

memang sengaja mencari lokasi yang tenang

dan jauh dari keramaian, sehingga pengunjung

dapat merasakan pengalaman Spa berkualitas”

ungkap I Nyoman Susila selaku owner.

FRANgIPANI ESTHETICS

The Reflection of Beauty and relaxation through Frangipani Essence

Semerbak keharuman bunga Kamboja menjadi biang inspirasi I Nyoman Susila, SE dalam menghadirkan

sebuah surga relaksasi di tengah hiruk pikuk turisme Nusa Dua. Frangipani Esthtetics adalah oase yang

menawarkan kesegaran, ketentraman serta kecantikan untuk pikiran, jiwa dan tubuh Anda.

Frangipani Esthetics juga menebarkan sensasi

relaksasinya melalui keindahan arsitektur dan

desain interior yang sarat akan nuansa khas

Bali. Beberapa Bale ala Bali menghiasi pojok-

pojok taman yang langsung mengarahkan

pada pemandangan hijau sekitar. Ragam tipe

ruangan Spa juga menawarkan eksotismenya

masing-masing. Apalagi ditambah alunan

musik gamelan Bali, tak ayal menambah

kenikmatan ber-Spa di Frangipani.

Page 49: M&I Vol 41

49Vol. 41 | Mei - Juni 2013

Page 50: M&I Vol 41

50 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

LESTARI FIRST

Prospek

Di tahun 1996, Frangipani hanyalah Spa

mungil di bilangan Kuta Paradiso, Legian.

Dahsyatnya, bisnis Spa ini merangkak dari

nol hingga mampu ke titik puncak yang

paling signifikan seperti sekarang. Menurut

pendirinya, I Nyoman Susila, SE, bisnis Spa

masih terbilang jarang di era 90’an. “Makanya

bisnisnya sangat prospek, apalagi kita

mendapatkan tempat yang memang setelah

kita survey lokasinya cukup strategis. Meski

kecil, tapi selalu ramai dikunjungi turis”

terangnya. Menyadari prospek bisnis Spa yang

bagus selama 6 bulan, Susila pun membuka

cabang kedua Frangipani di area Bounty Kuta.

Sementara dua cabangnya berkembang pesat,

ia pun berniat mendirikan Frangipani di daerah

Nusa Dua dengan konsep premium kala itu.

Pasca kejadian Bom Bali, Frangipani Nusa

Frangipani Esthetics akan memanjakan tubuh,

jiwa dan pikiran Anda dengan perawatan Spa

berkelas. Salah satu terapi andalannya adalah

Thalasso Therapy, dimana secara eksklusif

menggunakan air laut sebagai bahan utama

dalam merangsang relaksasi, penyembuhan,

serta perawatan kulit. Seperti diketahui,

air laut sangat kaya akan mineral yang

notabene berkhasiat untuk penyembuhan sel

tubuh, meningkatkan sirkulasi di dalamnya,

menyeimbangkan kembali sistem saraf

otonom hingga meringankan pikiran kita. Tak

hanya Thalasso Therapy, Frangipani Esthetics

juga menyajikan berbagai macam perawatan

Spa dan Massage yang siap meremajakan

tubuh Anda

Page 51: M&I Vol 41

51Vol. 41 | Mei - Juni 2013

LESTARI FIRST

Dua sesungguhnya sudah mulai beroperasi.

Susila tetap bertahan, meski pariwisata Bali

saat itu kian lesu usai peristiwa Bom Bali. Dua

cabang sebelumnya pun ditutup, demi fokus

mengelola Frangipani Nusa Dua. Lambat

laun, usaha Spa-nya ini pun kembali bersinar.

Pria yang juga terjun ke bisnis otomotif ini

mengaku kalau turis-turis Jepang adalah

customer yang paling loyal datang untuk

menikmati perawatan Spa ala Frangipani.

“Pada dasarnya orang Asia itu lebih suka Spa

ketimbang orang Barat, terutama orang Cina

dan Jepang” jelasnya.

Mengusung Esthetics, Frangipani ingin lebih

menonjolkan esensi keindahan dan kecantikan

melalui pengalaman Spa yang berbaur dengan

alam. Produk-produk perawatan Spa yang

digunakan pun mengandung bahan herbal dan

organik. Menariknya seluruh produk Spa yang

ditawarkan memang diracik sendiri secara

home industry oleh Frangipani Esthetic di

bawal label LOHAS. Pria kelahiran 2 Juli 1972

ini juga mengutarakan keseriusannya dalam

rencana pengembangan LOHAS, agar menjadi

salah satu produk unggulan yang diminati para

customer serta dapat digunakan oleh setiap

usaha Spa di Bali. “Semoga melalui hospitality,

keunggulan produk dan konsep Spa yang kami

tawarkan dapat menjadi sepaket pengalaman

menarik bagi customer di sini,” pungkasnya.

Pada dasarnya orang Asia itu lebih suka Spa ketimbang orang Barat, terutama orang Cina dan Jepang”

Page 52: M&I Vol 41

52 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

FITNESS Denny SantosoPraktisi Kesehatan dan Kebugaran

Hal itu biasanya didasari

pemikiran bahwa

semakin banyak

kita membakar

jumlah kalori ketika

berolahraga, maka kita

akan semakin cepat

membuang lemak-lemak di tubuh kita. Padahal

ternyata menghitung kalori ketika berolahraga

sangatlah tidak penting. Bahkan ketika Anda

tahu angkanya pun, tidak ada gunanya untuk

proses pembakaran lemak di tubuh Anda.

Kenapa begitu?

Artikel saya terakhir dengan judul “Kesalahan

Terbesar Ketika Diet Adalah…” sudah

memberikan sedikit perhitungan kenapa

penurunan berat badan dengan cepat itu

mustahil dilakukan. Nah kali ini coba kita

analisa lagi. Biasanya 1 jam berolahraga,

rata-rata tubuh Anda akan membakar kalori

sekitar 300-400 kalori saja, barangkali bisa

sampai 500 kalori dengan usaha yang lebih

keras. Tetapi sehari-hari, kita makan lebih

dari 400 kalori. Bahkan sehari Anda mungkin

saja makan sekitar 1500-2500 kalori. Jadi

bagaimana mungkin membakar 400 kalori

setiap hari ketika tubuh mendapat asupan

sebesar itu?

Pemikiran itulah yang mendasari kenyataan

bahwa orang-orang yang sudah giat

melakukan aerobik, renang, basket secara

rutin, namun berat badan tidak kunjung

turun juga. Lalu, bagaimana solusinya? Saya

analogikan dengan handphone. Kalau Anda

pernah tahu Blackberry Onyx, kemudian

dibandingkan dengan Blackberry Dakota,

tentu Dakota akan lebih boros baterainya.

Salah satunya adalah karena resolusi layar

Dakota yang lebih tinggi daripada Onyx. Lalu

apakah handphone Anda baterainya akan habis

hanya kalau digunakan saat telepon saja? Atau

ketika dibiarkan standby juga lama-lama habis.

Menghitung Kalori Ketika Berolahraga Tidaklah penting untuk Membuang LemakAnda mungkin sering mendengar orang bertanya, berapa kalori yang harus saya bakar untuk

bisa menurunkan berat badan sekian kilogram? Atau mungkin pertanyaan sejenis seperti

bersepeda 1 jam berapa ya kalori yang dibakar?

Page 53: M&I Vol 41

53Vol. 41 | Mei - Juni 2013

FITNESS

Tentu dibiarkan standby saja, baterai juga bisa

habis kan.

Kejadian itu sama dengan badan kita.

Pembakaran kalori tidak hanya ketika kita

berolahraga saja, ketika tidak berolahraga

pun badan kita akan membakar kalori secara

konstan. Nah sekarang bagaimana caranya

meningkatkan pembakaran kalori ketika kita

sedang tidak berolahraga supaya seperti Onyx

vs Dakota tadi. Dengan resolusi layar yang

lebih tinggi, maka Dakota bisa menghabiskan

baterai lebih boros. Kita juga harus membuat

badan kita seperti itu.

Sebenarnya yang harus dilakukan untuk

membuang lemak adalah meningkatkan

metabolisme tubuh, bukan sekadar

berolahraga untuk membakar kalori saja. Cara

terbaik untuk meningkatkan metabolisme

tubuh adalah dengan meningkatkan jumlah

otot di tubuh Anda. Salah satu kerjaan otot

adalah memakan lemak di tubuh. Oleh karena

itulah kita harus menambah jumlah otot dan

memberi makan otot dengan nutrisi yang baik

supaya dia bisa bekerja optimal.

Ketika Anda melakukan latihan beban dan

kemudian pulang ke rumah, proses perbaikan

otot Anda itu membakar lemak. Dan setelah

otot selesai diperbaiki, maka otot Anda yang

baru itu akan membakar lebih banyak lemak

daripada sebelumnya bahkan ketika Anda

sedang tidur.

Itulah alasannya kenapa rutin berolahraga

saja tidak cukup untuk membuang lemak

membandel. Anda harus membuat

metabolisme lebih tinggi dan latihan beban

akan memberikan efek afterburn yang akan

membakar lemak Anda jauh lebih banyak lagi.

Jadi perhitungan kalori ketika Anda

berolahraga sudah tidak penting lagi, karena

dengan cara ini Anda akan membakar kalori

secara terus menerus bahkan setelah Anda

tidak berolahraga lagi.

Pertanyaannya adalah, siapkah Anda

menerima paradigma ini dan mulai melakukan

latihan beban untuk membakar lemak berlebih

di tubuh Anda?

Page 54: M&I Vol 41

54 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

LITERATURE Pribadi BudionoDirektur Utama BPR Lestari

Hidup adalah pilihan. Kita bisa

memilih sesuai keinginan. Ada

yang memilih sebagai karyawan,

atlit, bintang film, pengusaha atau

yang lainnya. Sebagian orang tidak memilih.

Bagi yang tidak memilih, hidup seperti

mengikuti air yang mengalir. Hanya ikan mati

yang mengikuti air yang mengalir. Kalau kita

tidak memilih, maka kita seperti ikan mati.

Tidak mempunyai tujuan yang jelas dan

terarah. Kita tidak bisa menentukan arah yang

dituju. Orang lain yang akan mengendalikan.

Ini berlaku tidak hanya untuk individu

termasuk organisasi atau perusahaan.

Buatlah pilihan. Pilihan yang hebat dan benar.

Kita harus bisa memilih. Mana yang harus

diambil dan mana yang tidak boleh diambil

walupun keduanya menguntungkan. Kita

tidak akan mendapatkan semuannya. Ciputra

yang memiliki modal besar hanya memilih

proyek menengah keatas dan tidak memilih

proyek rumah sederhana atau rumah sangat

sederhana. Bank besar harus memilih untuk

tidak mengambil pasar mikro. Carefour atau

Hipermarket memilih membuka toko di

kota bukan memilih membuka toko di Desa.

Perusahaan besar harus memilih pasar yang

besar. Tidak boleh memilih pasar yang kecil

walaupun tidak ada yang melarang. Demikian

sebaliknya, yang kecil harus memilih pasar

yang kecil.

Mengapa pemodal besar tidak boleh

mengambil yang kecil. Bukan berarti tidak

boleh dan tidak untung. Mereka tetap boleh

dan untung. Namun tidak maksimal. Kalau

Anda biasa mengerjakan proyek senilai

Rp.10 Milyar ke atas, maka Anda tidak

boleh mengambil proyek senilai Rp.100

Juta walaupun ini juga untung. Namun tidak

maksimal. Mengapa? Kalau dipaksakan untuk

diambil. Sama dengan turun kelas. Selayaknya

harus dipilih sesuai dengan kelasnya. Kita

tidak bisa mengambil semua. Besar dan kecil.

Kita harus memilih salah satu. Sesuai kapasitas

yang dimiliki. Yang besar harus memilih yang

besar dan kecil harus memilih pasar yang tidak

dikerjakan oleh yang besar. Bukan untuk

membedakan tetapi dipilih agar memberikan

hasil yang optimal.

Yang lebih penting, memilih dan melakukan

hal yang benar daripada melakukan dengan

benar. Melakukan hal yang benar, dipastikan

memberikan hasil yang bagus. Tidak akan

mengerjakan yang salah atau menyimpang.

Ini tugas seorang pemimpin untuk memilih

sesuatu yang benar. Pemimpin menentukan

visinya. Pemimpin yang memilih pasar. Mana

yang boleh dikerjakan mana yang tidak boleh.

Berbeda dengan seorang manager atau

Great by ChoiceJim Collins & Morten T. Hansen

Page 55: M&I Vol 41

55Vol. 41 | Mei - Juni 2013

LITERATURE

pegawai. Tugasnya adalah menjalankan yang

telah digariskan pemimpin. Mereka harus

mengerjakan sesuatu dengan benar. Sesuai

dengan SOP yang berlaku. Harus berurutan

tidak boleh melompat.

Kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang

harus diputuskan, cepat atau lambat. Kita

yang memilih mau menjadi pegawai produktif

atau tidak. Kita pula dihadapkan pada pilihan

hendak menjadi pemimpin yang melayani

atau dilayani. Hingga pilihan yang tidak kalah

pentingnya adalah mau menjadi manusia

yang berguna atau tidak. Salah satu anugerah

besar yang berikan oleh Sang Pencipta pada

manusia adalah kekuatan untuk memilih.

Manusia memiliki kelebihan dan

kekurangannya masing-masing. Fokus mana

yang akan Anda ambil? Hendaknya kita

berfokus pada apa yang kita kerjakan. Kita

ingin melakukan segala hal, tetapi umumnya

hasilnya kurang maksimal. Lebih baik, Anda

berfokus ke satu hal, tetapi maksimal,

daripada mengerjakan banyak hal tetapi

kurang maksimal. Tidak cukup jika Kita hanya

berfokus terhadap apa yang dikerjakannya.

Kita harus berfokus terhadap kekuatan kita.

Pernahkah Anda bertanya pada diri sendiri,

Apa yang menjadi potensi terbesar dalam diri

sendiri? Apa kekuatan saya? Apa nilai lebih

yang saya miliki? Apa yang membedakan saya

dengan orang lain? Jika Anda belum pernah

mengindentifikasi hal yang paling mendasar

dalam hidup Anda, ada baiknya sekarang Anda

mulai mendefinisikannya.

Semua ini dibutuhkan, karena keajaiban

akan terjadi pada diri seseorang atau

perusahaan ketika kita mulai mengetahui

apa kelebihannnya dan berfokus pada

kelebihannya itu. Setiap orang atau

perusahaan pasti memiliki kelebihan dan

kekurangan. Kita tidak ada yang sempurna.

Apa yang Anda fokuskan dalam hidup ini,

hasilnya akan sama dengan fokus awal Anda.

Jika fokusnya dari semula sudah negatif,

hasilpun negatif. Demikian sebaliknya. Semua

yang terjadi pada diri kita adalah hasil dari apa

yang telah kita pikirkan. Jadi, apakah Anda

masih ingin berfokus pada kekurangan dan

hal-hal negatif? Pilihlah dengan benar dan

ubahlah pola pikir dan fokus Anda jika ingin

mengubah hidup Anda.

Jim Collins dan Morten T. Hansen melalui

buku “Great by Choice” Mengajak kita untuk

menjalani kehidupan yang hebat dengan

pilihan yang positif.

Page 56: M&I Vol 41

56 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

FRONT OF MIND

Ketika pertama kali ia

masuk jajaran 40 orang

terkaya di Jepang,

kekayaannya telah

mencapai USD1,4 miliar,

dimana kemudian dari

tahun ke tahun terjadi

kenaikan yang begitu signifikan. Hal tersebut

tidak lepas dari keputusan Tadashi untuk

lebih condong menggeluti bisnis di sektor riil

ketimbang berinvestasi di bisnis bursa saham

karena terbukti bisnisnya lebih stabil dan

tetap eksis. Di saat pengusaha-pengusaha

Jepang lainnya terpuruk, Tadashi malah terus

mengeruk keuntungan berkat bisnisnya.

Bagi yang belum mengetahui usaha Tadashi

Yanai, pria berusia 64 tahun ini merupakan

penemu dan CEO dari Uniqlo, sebuah

perusahaan ritel busana asal Jepang,

sekaligus yang terbesar di Asia. Jaringan

ritel raksasanya ini pun telah berekspansi ke

luar Jepang, termasuk dengan rencananya

membuka cabang di Indonesia. Tadashi

mengawali karirnya dengan mengelola toko

warisan Ayahnya yang bergerak di bidang

fashion khusus pria bernama Ogori Shoji.

Yanai muda waktu itu kerap mengunjungi

toko pakaian pria Barney di New York untuk

mempelajari kiat pemasaran dan ekspansi

produk.

Ide membuat toko sendiri pun tercetus begitu

saja, lantaran ia menginginkan sebuah toko

pakaian dengan konsep menjual segala jenis

baik untuk pria maupun wanita. Tadashi

memang tipe orang yang tak pernah puas

dengan apa yang diraihnya dan selalu ingin

menciptakan hal baru. Cikal bakal dari Uniqlo

baru dimulai ketika Yanai Tadashi mendirikan

toko sendiri di Hiroshima dengan nama

Unique Clothing Warehouse pada tahun 1984.

Tak seperti pengusaha Jepang kebanyakan,

Yanai berani mengambil risiko. Respon positif

pun berdatangan untuk konsep retail yang

ditawarkannya. Tak heran dalam waktu

singkat, antara 1991 hingga 1992, ia telah

membuka 33 toko Uniqlo di Jepang. Jumlah itu

terus bertambah menjadi 100 gerai di seluruh

penjuru Jepang pada 1994. Momen puncaknya

saat krisis ekonomi melanda Jepang di akhir

90’an. Di saat orang-orang mencari pakaian

berkualitas dengan harga murah, saat itulah

Uniqlo mengembangkan versi murah dari jaket

populer produksi North Face dan Patagonia.

Tadashi Yanai juga tipe orang yang gemar

belajar dari pesaingnya. Terlihat dari strategi

bisnis yang diadopsi Uniqlo dari peritel AS

The Gap, Inc pada tahun 1997. Dengan sistem

SPA (specialty-store/retailer of private-label

apparel), yang berarti produksi dilakukan

sendiri dan dijual secara ekslusif. Dengan

Kalau ditanya siapa orang terkaya di Jepang saat ini, pasti semua mata akan tertuju kepada

sosok Tadashi Yanai. Bahkan per April 2013, Forbes menaksir nilai kekayaan Tadashi berjumlah

US% 15,5 miliar atau sekitar Rp 147 triliun.

The Millionaire of japan Fashion retailTADAshI YANAI

Page 57: M&I Vol 41

57Vol. 41 | Mei - Juni 2013

FRONT OF MIND

strategi ini keseluruhan proses dapat dikontrol

efisiensinya sehingga harga jual dapat ditekan.

Di samping itu, Ia juga kerap mengambil

langkah berbeda dari pesaingnya. Semisal

ketika perusahaan yang lain banyak

mengeluarkan produk sesuai tren dan dalam

jumlah terbatas, Uniqlo lebih suka mengusung

produk yang sifatnya kembali ke dasar,

menghilangkan berbagai hiasan dan lebih

berorientasi fungsi. Proses pembuatannya

juga dilakukan secara massal sehingga harga

dapat ditetapkan serendah mungkin.

Dalam mengembangkan lini pakaiannya,

Uniqlo menganut falsafah shun dan kino-bi.

Shun dapat diartikan sebagai waktu yang tepat

atau sesuai tren, sementara kino-bi bermakna

fungsi dan keindahan. Kedua kata itu mewakili

fashion Jepang yang modern.Uniqlo pun

menyimpan obsesi Yanai untuk membuatnya

sebagai merk yang mendunia, sekaligus

mampu menjadikan Yanai sebagai wakil

generasi pengusaha Jepang yang sanggup

menantang risiko dan berorientasi global.

Hingga November 2012, Uniqlo telah memiliki

347 gerai di berbagai kota di dunia yang

menyumbangkan 22 persen pendapatan total.

Gerainya ada di Cina, Perancis, Hong Kong,

Malaysia, Filipina, Rusia, Singapura, Korea

Selatan, Taiwan, Thailand, Inggris dan AS.

Di sisi lain, Ogori Shoji warisan Ayahnya pun

ikut diubah namanya oleh Yanai menjadi Fast

Retailing demi mengembangkan ekspansi.

Dalam kurun waktu satu tahun, Fast Retailing

pun mampu membuat beberapa produk

secara mandiri, bukan lagi hanya sebagai

penjual ritel. Terbukti hingga 2001, total

gerai Fast Retailing telah mencapai lebih dari

500 unit. Kini, gerainya di Jepang mencapai

800 unit, belum lagi gerai-gerai di Hong

Kong, China, Inggris, dan Amerika Serikat.

Meski telah berkembang pesat bukan berarti

Fast Retailing Co.tidak pernah mengalami

kegagalan. Ketika anak perusahaannya ini

membuka gerai di Inggris, penjualannya tak

terlalu bagus sehingga labanya turun drastis.

Namun hal ini tak menghentikan Yanai

untuk terus berekspansi ke luar negeri.

Bahkan setiap sesi wawancara media, pria

berkacamata ini selalu optimis mengatakan

keyakinannya untuk menjadi yang terbaik,

mengalahkan pesaing papan atas seperti GAP

dan H&M.

Tadashi Yanai pun rencananya akan pensiun

dari segala bisnis yang dikelolanya pada

2014 mendatang. Sementara bisnisnya akan

diwariskan kepada kedua anaknya.

Dalam mengembangkan lini pakaiannya, Uniqlo

menganut falsafah shun dan kino-bi. Shun dapat diartikan sebagai waktu

yang tepat atau sesuai tren, sementara kino-bi

bermakna fungsi dan keindahan

Page 58: M&I Vol 41

58 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

GROWTH STRATEGIES I Made WentenDirektur Operasional BPR Lestari

cARiLAH ORAng BAiK!minggu lalu sehabis melakukan wawancara rekrutmen karyawan baru saya ditanya oleh salah satu staf senior.

“Berapa orang yang lulus Pak?”

“Tidak ada,” jawab saya.

Orang yang baik juga lebih

bisa diandalkan dan lebih

bisa dipercaya.

Lebih mudah diarahkan

Page 59: M&I Vol 41

59Vol. 41 | Mei - Juni 2013

GROWTH STRATEGIES

“Hah! tidak ada. Dari ke 14 orang yang bapak

wawancara tidak ada satupun yang lulus? “

“Yup,” jawab saya dengan singkat.

“Pak, salah satu pelamar yang bapak

wawancara tadi itu adalah referensi saya.

Anaknya cowok, orangnya pintar. Badannya

agak tinggi, kulitnya putih. Namanya bla..bla..

bla. Kira-kira kenapa dia tidak lulus, bapak

ingat nggak dia?”

“Mana saya ingat. Kebiasaan saya waktu

wawancara adalah berdiskusi dengan

mereka. Diskusinya berbarengan, jadi ke 14

orang tersebut saya panggil barengan dan

kita diskusi sama-sama. Yang saya tanya

tentang pribadi mereka adalah hanya nama.

Hal-hal lain seperti pendidikan apa, IPK

berapa, tinggal dimana, hobi apa, kelebihan

dan kekurangan apa, dan sebagainya, dan

sebagainya tidak saya tanya.”

Mendengar penjelasan saya, staf senior

tersebut langsung bingung. Mungkin dia

berpikir, “terus kalau tidak tanya tentang

kepribadian seseorang, bagaimana cara

melakukan seleksi? Jangan-jangan pakai ilmu

kebatinan?!”.

Lepas dari cara atau metode seleksi karyawan

baru yang kita lakukan di BPR Lestari, kita

cukup bangga terhadap hasil dari rekrutmen

kita. Rekrutmen karyawan baru kita rata-rata

lebih baik dari hasil rekrutmen bank lain.

Termasuk dibanding dengan bank umum.

Orang Baik Hanya Perlu Sedikit Di……….

Dalam rekrutmen karyawan baru, hal yang

penting untuk kita pahami dulu adalah orang

seperti apa yang kita cari. Bagi BPR Lestari,

yang dicari adalah orang baik. Baik dari sisi

karakter.

Kalau dalam seleksi kita dihadapkan pada

dua pilihan yaitu, pilihan pertama adalah

calon karyawan yang berpengalaman dengan

karakter yang meragukan dan pilihan kedua

adalah calon karyawan dengan karakter baik

tetapi tanpa pengalaman. Maka tanpa ragu

kita pasti pilih yang kedua. Kenapa karakter

baik yang menjadi prioritas utama?

Kita sadar dan percaya benar bahwa kalau kita

merekrut orang yang baik maka orang itu akan

lebih mudah diajarkan, lebih mudah diarahkan

dan lebih enak diajak ngobrol. Orang yang

baik juga lebih bisa diandalkan dan lebih bisa

dipercaya.

Coba bayangkan seandainya kita merekrut

orang pintar, berpengalaman tetapi memiliki

karakter yang meragukan! Bisa-bisa hati ini

selalu tidak tenang, was-was.

Menurut Jims Collins (dibukunya Good to

Great) orang baik itu adalah orang yang hanya

perlu sedikit di arahkan, hanya perlu sedikit di

motivasi dan hanya perlu sedikit di awasi.

Untuk mencari orang baik, sementara ini

cukup dengan cara ngobrol atau diskusi

tentang pekerjaan dan tentang BPR Lestari.

Pada waktu ngobrol itu, otomatis terlihat

mana orang baik tersebut.

Dalam rekrutmen karyawan

baru, hal yang penting untuk kita

pahami dulu adalah orang seperti

apa yang kita cari.

Page 60: M&I Vol 41

60 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

INSPIRATION

Bagi masyarakat urban

kebanyakan, mall adalah

surganya belanja. Sebuah tempat

dimana fashion outlet, restoran,

supermarket hingga toko gadget

berderet di kanan-kiri lengkap dengan etalase

menterengnya. Namun, bagaimana seandainya

mall didesain lebih dari sekadar tempat

berbelanja? Dubai Mall adalah salah satunya,

digadang-gadang sebagai mall dengan desain

arsitektur terunik dan teristimewa, terlebih

gelar sebagai salah satu mall terbesar di dunia

juga disandangnya.

Arsitektur yang dirancang berkelas, Dubai

Mall terlihat sangat megah berdiri di atas

tanah seluas 1.124 meter persegi, dengan luas

bangunannya sendiri diperkirakan menjapai

3,6 juta meter persegi. Dubai Mall mulai

beroperasi sejak tahun 2008, dimana memiliki

1.200 toko di dalamnya yang menjual berbagai

macam produk dan jasa. Jumlah pengunjung

yang datang ke mall ini pun telah mencapai

angka lebih dari 30 juta setiap minggunya.

Tidak hanya penduduk lokal, bahkan

wisatawan pun memasukan mall tersebut ke

dalam list kunjungan mereka selama liburan

di Dubai. Sejatinya Dubai Mall menawarkan

beberapa konsep desain berbeda di dalam

bangunannya seperti Gold Souk, Fashion

Island, The Grove, dan atap yang bisa ditarik

outdoor atau indoor. Uniknya, terdapat sebuah

akuarium air laut raksasa menghiasi salah

satu sudut mall ini. Bahkan akuarium tersebut

berhasil memecahkan rekor Guinness World

Records, sebagai panel dari acrylic terbesar.

Dinamai Dubai Aquarium & Underwater Zoo,

dimana setiap pengunjung dapat melihat

seisi aquarium ini dengan lebih jelas dengan

melewati terowongan aquarium dengan

membayar tarif tertentu. Di dalam Dubai

Aquarium and Underwater Zoo terdapat lebih

dari 33.000 hewan dan tumbuhan laut. Tak

ayal membuat pengunjung merasakan sensasi

seolah-olah berada di dasar laut sungguhan.

Tempat ini juga merupakan spot yang paling

banyak dikunjungi oleh wisatawan.

Mall ini juga dilengkapi arena ice skating,

2.500 kamar mewah, 22 layar bioskop, dan

120 restoran serta kafe. Arena ice skating-nya

sendiri juga memiliki kesan paling istimewa,

bernama Dubai Ice Rink. Ice skating ini diklaim

telah menyamai standar arena ice skating

untuk olimpiade. Disini juga terdapat air terjun

buatan yang diberi nama Oasis Fountain

Waterfall. Air terjun buatan ini tingginya 24

meter, sehingga sama atau mungkin bahkan

lebih tinggi daripada air terjun yang terbentuk

secara alami. Para pengunjung dapat

menikmati keindahan air terjun buatan ini

sembari bersantai dan menikmati makanan di

kafe dan restoran yang ada di dekatnya.

The Dubai MallOne Of The Most Unique Mall in The World

Page 61: M&I Vol 41

61Vol. 41 | Mei - Juni 2013

The power Of public speakingI Wayan sugiarta

IntroducingThe Local Tasty Pizza ala Sugi

Teenage CornerAn Encounter

KADEK rIDOI rAhAYu

youth, woman & netizen

NEXTGENERATION

Page 62: M&I Vol 41

62 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

socialita

The Power of Public SpeakingKADEK RIDOI RAHAYU

Di kalangan anak muda ataupun

komunitas kreatif di Bali,

barangkali sudah tidak asing

mendengar nama Kadek Ridoi

Rahayu. Wajah perempuan kelahiran

29 Agustus 1990 ini makin familiar oleh

masyarakat Bali khususnya sejak dirinya

membawakan salah satu program berita

siang di kantor korespondensi sebuah stasiun

televisi nasional.

Doi, begitu panggilan akrabnya sudah sangat

akrab dengan dunia presenter sejak duduk

di bangku SMP. Bisa dibilang cuap-cuap

adalah bakat utama Doi yang telah ia miliki

sejak kecil. Berkat kebiasaannya yang suka

ngomong tanpa henti itu, Doi menimba banyak

pengalaman di seputar dunia public speaking

sedari bangku SMP hingga kuliah. Bahkan

sempat dijuluki “becica ujanan” oleh kakaknya.

Banyak prestasi yang ia torehkan lantaran

kecakapannya dalam komunikasi seperti

Jegeg Gianyar 2009, Juara III DharmaWacana

Remaja Putri Bali tahun 2006, Juara II

Membaca Cerpen Bali Modern Putri PKB

2006, Duta Wisata Jambore Pemuda

Indonesia Kemenpora 2010, Pemimpin Muda

Indonesia 2007, Duta Anak Nasional 2005,

Duta Bahasa Propinsi dan Duta Bahasa

Nasional 2012, 5 besar Jegeg Bali 2009 dan

masih banyak lagi.

Perempuan yang berdomisili di Kemenuh

Gianyar ini juga concern dalam segala hal

berbau sosial. Ia berhasil memanfaatkan

kemampuan komunikasi publiknya dalam

mendirikan sebuah Forum Anak Daerah

provinsi Bali (FADBALI) bersama rekan-

rekannya. Tak hanya itu, ia juga kerap

terjun langsung ke tengah masyarakat

untuk menjadi relawan pengajar salah

satunya di pasar Badung. Doi juga mengaku

suka bereksperimen dengan hal-hal baru.

Bidang seni pun turut menjadi sorotannya,

dikolaborasikan dengan kemampuan

memimpin dan berkomunikasi tak

sedikit musisi indie papan atas yang telah

berhasil bersinergi dengannya dalam

menyelenggarakan pertunjukan panggung.

Sebut saja Dialog Dini Hari, Nosstress dan duo

romantis asal ibukota Endah N Rhesa. Baginya

musik adalah obat, sahabat dan mukzizat

dalam kehidupan. Bermain rasa dalam nada,

begitu ia memaknai musik.

Masih banyak lagi yang ingin dicapai Doi,

namun kini ia lebih memilih fokus untuk

memasuki gerbang S2 Ilmu Kesehatan

Masyarakat di Universitas Indonesia

demi menyelaraskan passion dan cita-cita

terpendamnya. Dengan pembawaannya yang

hangat, komikal dan sangat bersahabat, putri

dari pasangan I Wayan Ubud dan Ni Made

Wesnawati ini pun menceritakan bagaimana

passion-nya tersebut mampu menuntunnya

untuk fokus merealisasikan ide-ide serta

impiannya ke depan. Berikut petikan

wawancara reporter Money & I dengan alumni

Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)

Universitas Udayana ini.

Page 63: M&I Vol 41

63Vol. 41 | Mei - Juni 2013

speaking lengkap dengan teorinya karena

sebuah ‘insiden’. Waktu itu ditunjuk untuk

mewakili sekolah di Porsenijar. Ikut lomba

pidato bahasa Bali. Nah nggak bisa nolak

nih karena waktu sudah mepet dan sulit cari

peserta yang mau dan siap. Akhirnya aku yang

saat itu jadi ketua OSIS nekat, boleh dibilang

“pasrah” menerima mandat ini. Aku berusaha

untuk memberikan yang terbaik. Waktu itu

masih syok karena ternyata naskah berbahasa

Bali yang aku lombakan menggunakan bahasa

Bali halus. Jujur saja, dulu kemampuan bahasa

Bali ku sangat buruk. Semenjak pindah ke

Gianyar baru mulai kembali belajar dari

lingkungan tentang penggunaan bahasa

Bali. Sebelum pindah ke Gianyar, awalnya

aku tumbuh di Buleleng dengan lingkungan

heterogen komunikasi biasanya dengan

bahasa Indonesia.

Lalu akhirnya kamu bisa beradaptasi?

Aku termasuk orang yang ketika

menginginkan sesuatu maka akan berusaha

Pertama kali kamu jadi mc di acara apa?

Saat ulangtahun teman SMP, sebetulnya

nggak terlalu akrab sama dia, tapi aku pikir ini

kesempatan aku untuk bisa latihan sekaligus

langsung unjuk gigi. Kalau pun salah kan nggak

malu-malu banget, undangannya nggak semua

kenal sama aku hehehe. Waktu itu kan masih

mikir kalau MC di depan orang yang nggak

dikenal akan lebih aman dari kritikan. Tapi

lama kelamaan malah sebaliknya. Menjadi

MC dengan siapapun audience nya sangat

dipengaruhi oleh kesiapan kita memandu

acara. Bukan karena kenal atau tidak kenal.

Demikian juga dengan kritikan, semakin lama

jam terbang jadi makin haus kritikan. Dengan

kritik dan saran aku jadi bisa memperbaiki

kesalahan atau kekurangan sebelumnya. Nah,

dari pengalaman inilah aku jadi ketagihan, eh

ternyata enak juga ya bicara di depan orang

banyak dan jadi pusat perhatian.

Dari saat itu mulai belajar public speaking?

Enggak juga sih. Bisa dibilang aku dilatih public

sebaik mungkin untuk itu. Makanya tiap

aku mau tidur atau ke kamar mandi, pasti

selalu bawa teks dan ngapalin teks lomba.

Sayangnya, hanya baru sebatas menghapal.

Jadi disanalah kelemahanku. Nggak heran

kalau saat itu aku masih gagal meraih predikat

juara. Namun dari sanalah aku belajar banyak.

Aku kembali mengasah kemampuanku, agar

aku benar-benar percaya diri jika ikut lagi

lomba yang sejenis. Kebetulan nih ada lomba

Dharma Wacana dengan level kesulitan yang

cukup tinggi saat itu, aku pun nekat untuk

gabung. Kenapa aku bilang sulit, ya karena di

lomba yang ini aku benar-benar dituntut harus

mampu berimprovisasi saat membawakan

materinya. Jadi nggak ada lagi yang namanya

fokus cuma dengan hapalan. Aku harus benar-

benar menyerap materi dan belajar banyak

kosa kata untuk memperlancar improvisasi.

Intinya sih harus pede. Ketika kita pede,

maka jalan kita makin dipermudah untuk bisa

melakukan semua itu. Butuh satu tahun buat

aku untuk bisa menanamkan rasa PD dalam

bidang ini. Hasilnya, aku bisa meraih juara di

ajang tersebut.

Apa yang kamu lakukan setelah segala ajang

lomba pidato Bahasa Bali itu usai?

Kayaknya emang dari kecil aku udah

cerewet kayak gini. Bahkan kakakku

ngejek aku ‘becica ujanan’.

Page 64: M&I Vol 41

64 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

socialita

Akhirnya aku memilih untuk menekuni bahasa

Bali, karena aku lihat banyak peluang dalam

bidang ini. Dulu, remaja seusiaku belum

banyak yang tertarik di bidang ini, nggak

dipungkiri kalau ada lomba yang menyangkut

bahasa Bali masih dianggap ‘nggak keren’

jadi ogah-ogahan mendaftarkan diri. Boro-

boro mengajukan diri, kalau ditunjuk untuk

ikut lomba saja masih banyak yang suka

kabur. Selain pidato dan Dharma Wacana

aku juga ikut lomba membaca puisi bali

modern. Sepertinya mulai menemukan

tantangan berbahasa Bali dan bagaimana

memberikan bahasa Bali tempat istimewa

di hati masyarakat Bali sendiri. Dari setiap

pengalaman yang aku dapat, aku mulai belajar

banyak hal. Pilihanku untuk fokus di Bahasa

Bali ternyata diapresiasi oleh banyak pihak.

Beberapa job jadi ugrawakya (MC bahasa

Bali) makin hari makin banyak, selain itu mulai

diajak untuk memandu acara kepemudaan di

Pemkab Gianyar. Mungkin ini yang disebut

‘harus pintar menggunakan peluang’ jadi

kesempatan terbaik harus diciptakan jangan

ditunggu. Sebenarnya aku juga pernah ikut

bergabung dalam beberapa lomba non Bahasa

Bali. Misalnya olimpiade science atau lomba

tarik suara (obsesi jadi ilmuwan yang bisa

nyanyi di lab sambil ngaduk bahan kimia

hahahaha), tapi aku harus memilih, dan lomba

dengan berbahasa Bali jadi pilihanku. Aku

nggak mau ketika nanti ada lomba sejenis,

pihak sekolah masih asal tunjuk saja agar

muridnya ikut lomba berbahasa Bali. Jangan

terlena lalu lupa. Bahasa daerahlah yang

memperkaya bahasa persatuan kita. Bahasa

asing memang perlu dipelajari tetapi bahasa

daerah kita tetap harus dilestarikan juga.

Apakah ada orang rumah yang pernah bilang

kamu cerewet atau banyak bicara seperti itu?

Kayaknya memang dari kecil aku udah

cerewet kayak gini. Bahkan kakakku sendiri

suka ngejekin aku ‘becica ujanan’. Kadang

dia suka protes kok aku malah lebih asyik

main sama temannya ketimbang main sama

teman sebayaku. Dia sampai heran karena

aku suka terlibat percakapan dan diskusi yang

panjang dengan orang yang usianya lebih tua.

Aku juga sempat merasa aneh dan khawatir

kalau teman sebayaku mulai bingung dengan

topik yang aku bicarakan. Entah topik yang

memang sulit atau memang topik obrolanku

yang terlalu nyeleneh untuk anak seusia

kami. Hahaha....Ada saja hal menarik yang

aku dapatkan ketika bertukar pikiran dengan

banyak orang.

Kamu juga fokus terlibat dalam dunia anak,

Seperti apa kegiatan itu?

Sejak SMA aku sudah ikut terlibat dalam

kegiatan Lembaga Perlindungan Anak provinsi

Bali. Jadi ceritanya dimulai ketika aku lolos

seleksi untuk perwakilan Bali ke kegiatan

Kongres Anak Indonesia. Waktu itu, ibu

Nyoman Masni (ketua LPA) melihat profilku

di salah satu program TV lokal yang menyorot

sosok muda berprestasi di Bali. Beruntung

saat itu aku terpilih mewakili Bali lalu

melangkah ke tingkat nasional. Dalam Kongres

Anak Indonesia aku terpilih menjadi Duta

Anak bidang Partisipasi dari 330 perwakilan

anak se Indonesia menjadi salah satu dari

10 Duta Anak Nasional. Dari sana aku mulai

berpikir bahwa aku punya sesuatu untuk

Page 65: M&I Vol 41

65Vol. 41 | Mei - Juni 2013

socialita

Forum anak itu penting menurut

aku. Banyak anak-anak di

Bali yang ingin memperjuangkan

hak-hak mereka, tapi mereka nggak tahu berbuat apa.

dikontribusikan kepada orang banyak. Usai acara tersebut,

aku pun pulang ke Bali dengan membawa ide untuk membuka

Forum Anak Daerah Provinsi Bali (FADBALI). Sebenarnya ini

berawal dari curhatan saat di kongres anak se-indonesia, aku

baru tahu kalau beberapa provinsi sudah mendirikan forum

anaknya sendiri. Kemudian aku pikir kenapa Bali nggak bikin

satu. Di tengah gemerlapnya industri pariwisata, Bali ini masih

punya banyak masalah apalagi yang terkait dengan anak-anak.

Langsung aku ajak beberapa kawan berprestasi di Bali untuk

bersama-sama mendirikan forum tersebut. Inilah cikal bakal

Forum Anak se-Bali itu terbentuk yang notabene di bawah

naungan Lembaga Perlindungan Anak Bali. Inilah organisasi

pertama yang aku geluti

secara mandiri, dimana kita

tidak punya sokongan dana

sama sekali, benar-benar

pure kita melakukan apa

yang semampunya kita saja

saat itu.

Seberapa pentingnya forum

anak tersebut?

Forum anak itu penting

menurut aku. Banyak

anak-anak di Bali yang ingin

memperjuangkan hak-hak

mereka, tapi mereka nggak

tahu berbuat apa, gimana

caranya dan dimana bisa

melakukan hal itu. Untuk

itu kehadiran Forum Anak

Bali bisa menjadi wadah

alternatif bagi mereka

untuk berkreasi. Sebagai

catatan, dalam forum anak

ini juga kami menyusun

deklarasi untuk dibacakan

di depan permerintah yang

isinya tentang tuntutan

akan hak-hak anak. Hal ini

cukup direspon positif oleh

pemerintah-pemerintah

di daerah saat kami membacakannya di

depan mereka. Mungkin di awal-awal saat

berdiri kami masih dipandang sebelah mata,

namun makin beberapa tahun belakangan

ini usaha kita cukup membuahkan prestasi.

Dari kegiatan yang aku ikuti bersama Forum

Anak Daerah Bali (FADBALI) kemudian aku

diusulkan untuk mendapatkan penghargaan

Pemimpin Muda Indonesia tahun 2007.

Penghargaan yang diberikan oleh UNICEF dan

Kementrian Pemberdayaan Perempuan untuk

anak-anak yang aktif memperjuangkan hak

anak. Tahun itu aku terpilih bersama tiga anak

Indonesia lainnya lalu mendapat penghargaan

dari Presiden RI. Penghargaan ini tidak hanya

untuk aku tapi ini adalah apresiasi dan prestasi

untuk seluruh anak di Bali yang sudah mulai

sadar dan ikut aktif berjuang untuk kehidupan

anak yang lebih layak.

Lalu bagaimana ceritanya kamu bisa jadi

presenter di program berita di salah satu TV

nasional?

Jadi aku iseng melamar saat jeda pengerjaan

skripsi. Hasil akhir sudah aku iklaskan di awal.

Tapi aku tetap berusaha menampilkan yang

terbaik. Apalagi aku memang belum pernah

punya pengalaman di dunia pertelevisian

sebelumnya. Dan jadi presenter disini,

aku nemuin sisi yang komplit dari seorang

broadcaster. Nggak cuma modal cakep terus

pandai berbicara di depan kamera, tapi kamu

itu harus tahu bagaimana proses dari produk

jurnalistik tersebut. Dan itu aku dapatkan di

sini. Jadi sekalian aku juga bisa menambah

wawasan tentang jurnalistik. aku jadi tahu

bagaimana proses sebuah program berita

layak ditayangkan, bagaimana aksi reporter

lapangan mencari berita, proses editing,

sampai suasana dalam studio ketika siaran.

Sebagai seorang presenter di program

news aku sangat bertanggung jawab untuk

membawakan semua materi berita yang telah

Page 66: M&I Vol 41

66 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

socialita

diliput tersebut dengan tepat pada waktunya.

Ya, kalau sampai telat kita membawakan

berita tersebut tentu akan mengurangi nilai

beritanya itu sendiri dan kasian juga reporter

yang sudah repot-repot meliputnya. Tentu

dengan posisi presenter, aku harus tetap

menjaga disiplin itu sendiri.

Apa bedanya saat jadi mc live dibandingkan

dengan presenter berita di televisi?

Beda banget sensasinya. Kalau MC di

acara-acara yang langsung bertatap muka

biasanya langsung bisa tahu respon penonton

seperti apa, nah kalau taping atau live untuk

bacakan berita kita cuma bicara dengan

kamera. Tantangannya adalah bagaimana kita

bisa menyampaikan isi berita pada pemirsa

walaupun tak berhadapan langsung atau

melalui perantara kamera dan alat lainnya.

Responnya juga kan beda. Kalau setelah siaran

biasanya ku baca respon penonton via sosial

media saja. Ada kritikan ada pujian tapi kalau

ada yang memberi respon kan berarti ada yang

perhatian sama aku. Semua ku terima dengan

terbuka.

Prestasi dan passion-mu terlihat banyak

di bidang public speaking, tapi kenapa

kamu lebih memilih kuliah di jurusan ilmu

Kesehatan masyarakat (iKm)?

Hmmm...awalnya sempat naksir jurusan

psikologi dan komunikasi. Namun begitu akan

masuk jenjang kuliah saya tertarik pada bidang

kesehatan masyarakat. Kesehatan menjadi

salah satu isu nasional dan global yang juga

menjadi permasalahan masyarakat kita. Salah

satu faktor yang mempengaruhi hal tersebut

adalah perilaku masyarakat. Kecenderungan

berperilaku hidup bersih dan sehat memang

harus giat ditanamkan pada masyarakat

kita. Melalui IKM inilah saya ingin berbagi

ilmu dan berinteraksi dengan masyarakat

agar bisa mandiri menjaga lingkungan dan

diri sendiri. Walaupun ayah, ibu dan kakak

saya berprofesi sebagai tenaga pengajar dan

bergelut dalam dunia pendidikan saya lebih

tertarik untuk fokus dalam bidang kesehatan.

Ya mungkin masih sealiran dengan menjadi

health educator. Caraku menikmati bidang

ini adalah selalu mengaitkan dengan hobi.

IKM, aku rasa bisa menjembatani passion-ku.

Selain itu di IKM aku diberikan kesempatan

untuk langsung turun ke masyarakat

mengidentifikasi permasalahan yang ada, lebih

peduli, serta menemukan solusinya. Apalagi

jurusanku adalah promosi kesehatan jadi

public speaking memiliki andil yang sangat

besar didalamnya. Misalnya bagaimana kita

bisa menyampaikan program kesehatan

dalam penyuluhan agar mampu mengubah

paradigma masyarakat menjadi sehat. Aku

sangat menikmati masa kuliahku, karena

aku juga bisa berkembang dalam bidang

lain seperti wirausaha muda dan sosial. Aku

membentuk komunitas baca gdebook untuk

menumbuhkan minat baca dan menulis

anak-anak. Ada juga portal gdubrak.com, siap

menampung aspirasi dan kreativitas remaja

di Bali. Aku beruntung karena berada dalam

lingkungan yang beranekaragam.

Apa nggak ada cita-cita jadi menteri yang

semisalnya bergerak di bidang kesehatan,

perempuan atau anak seperti itu?

Hahahaha...iya ada cita-cita seperti itu. Karena

aku pikir ketika ingin memberikan kontribusi

positif kita harus masuk ke dalam tataran

sistem pengambil kebijakan. Sebenarnya

cita-cita ingin jadi Menteri Pemberdayaan

Perempuan, ketika ada di daerah aku ingin

masuk ke tataran pemerintahan. Sekarang

adalah kesempatanku untuk mengisi diri

dulu, bekal untuk nantinya agar dapat

melangkah lebih mantap. Kalaupun mimpi ini

tak terwujud, aku sudah menyiapkan rencana

lain. Ada banyak jalan untuk berkontribusi

membangun bangsa kan. Yuk anak muda, kita

berkarya! NG

Page 67: M&I Vol 41

67Vol. 41 | Mei - Juni 2013

Page 68: M&I Vol 41

68 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

next generation

IntroducingThe Local Tasty Pizza ala Sugi

i Wayan Sugiarta

Siang itu S2 Pizza yang berlokasi di

bilangan Dalung tengah dibanjiri

pengunjung yang rata-rata adalah

pelajar. Tampak I Wayan Sugiarta tengah

sibuk melayani pesanan mereka. Dibantu

oleh salah satu pegawai, pria lajang yang

akrab disapa Sugi ini pun dengan luwesnya

menyulap adonan roti menjadi sebuah pizza

dengan racikan toping yang bakal melumer di

lidah pengunjungnya. Tidak seperti restoran

Italia yang mewah, S2 Pizza justru lebih

mirip seperti warung tempat nongkrong

anak muda lantaran space tempatnya yang

tidak terlalu luas. Bicara tentang rasa, S2

Pizza bisa dibilang mampu bersaing dengan

pizza-pizza olahan luar negeri. Bahkan S2

Pizza menawarkan dua varian roti, baik yang

tebal maupun tipis. Menariknya, cita rasa

yang disajikan memang telah disesuaikan

dengan lidah orang lokal. Sugi mengaku

hanya bermodalkan nekat ketika mendirikan

S2 Pizza demi melampiaskan kecintaannya

terhadap kuliner khas Italia ini. “S2 = Selalu

Sip!”, begitulah pria kelahiran Sibang Kaja-

Bali, 9 Maret 1980 menamai usahanya ini.

Ditemui di S2 Pizza outlet Dalung itu, pria

yang pernah mengenyam pendidikan Diploma

Pariwisata P4B ini pun membagi kisahnya

dengan reporter Money & I Magazine, Putra

Adnyana perihal karir barunya selepas

resign dari industri pariwisata. Berikut hasil

wawancaranya disalah satu kedai Pizzanya di

seputaran Dalung!

Page 69: M&I Vol 41

69Vol. 41 | Mei - Juni 2013

Bagaimana awalnya Anda bisa terjun ke

bisnis kuliner?

Bisa dibilang buka S2 Pizza ini nekat. Saya

memutuskan untuk resign dari pekerjaan

saya di hotel, ketika saya sudah siap untuk

membuka usaha ini. Saya bekerja 8 tahun di

Four Season Hotel di Dubai. Saat itulah saya

mengenal pizza lebih dalam. Meski saya bukan

chef, berada dalam satu department kuliner

membuat saya dekat dengan rutinitas mereka.

Saya selalu mencicipi resep pizza mereka.

Dari sanalah saya tertarik dan sedikit demi

sedikit mencuri ilmu koki-koki di sana. Meski

belum seberapa, tapi saya terus belajar untuk

mendapatkan hasil yang sempurna.

Apa yang Anda rasakan setelah resign dan

membuka usaha sendiri?

Beda banget saat kamu kerja terikat dengan

orang itu kan sudah pasti monoton dan harus

mengikuti segala aturan yang ada. Istilahnya

selalu disetir lah. Kalau sudah berwirausaha,

memang tanggung jawab ada di kita, namun

ruang gerak yang ada malah lebih luas dan kita

bisa bebas mengaturnya sesuka kita. Memang

ada-ada saja ketakutan, gimana kalau nanti

usahanya sepi. Ya, buka usaha itu kan selalu

ada fluktuasinya. Bisa naik, bisa turun. Kalau

saya sih selagi optimis, nggak ada salahnya

untuk dicoba. Yang terpenting itu adalah take

action, sebelum terlambat.

mengapa pizza?

Gimana ya bilangnya, suka aja. Di lidah

saya, pizza itu jadi suatu yang benar-benar

special. Ini yang membuatnya menjadi

sesuatu yang paling favorit dalam hidup saya.

Ketika membuat pizza sama halnya dengan

memunculkan feeling kita di dalamnya. Kita

bisa bebas bermain ekspresi melalui toping-

toping yang kita ingin sajikan di dalamnya.

Saya sudah pernah mencicipi masakan

beberapa negara terutama Arab dan India.

Namun, bagi saya pizza punya daya tarik yang

luar biasa.

Berapa lama waktu yang Anda butuhkan

hingga siap untuk membuka usaha ini?

Butuh 2 tahun mematangkan konsep dan

menemukan cita rasa yang pas untuk pizza

saya, sehingga akhirnya saya berani untuk

membuka usaha ini. Dibilang nekat juga iya,

dibilang optimis juga iya. Daripada ragu-ragu

terus, mending langsung take action sebelum

terlambat. Bisnis ini baru berjalan 6 bulan,

persisnya dimulai tahun 2012 kemarin.

Berarti yang di nusa Dua itu outlet pertama

S2 Pizza?

Awalnya saya bikin dulu di daerah Nusa

Dua. Memang niatnya yang di Nusa Dua itu

saya fungsikan sebagai kitchen saja, karena

memang tempatnya lebih memadai. Bisa

bayangkan perabotan yang dipakai untuk

mengerjakan adonan roti pizza (adonan O)

itu sendiri memang memerlukan tempat yang

lebih luas. Kalau outlet yang di Dalung ini tidak

bisa memenuhi hal tersebut, karena memang

dapurnya lebih sempit. Jadi adonan roti

yang sudah diproduksi di Nusa Dua itu, saya

bawa ke outlet Dalung ini. Disini kami tinggal

memberikan toping dan memanggangnya.

mengapa tidak fokus di nusa Dua saja?

Di Nusa Dua itu, outlet-nya berlokasi di

daerah perumahan jadi ya yang beli orang-

orang di sekitar perumahan itu saja. Niat

awalnya, saya memang ingin memasang target

ke kalangan muda. Kalau di situ kan sudah

pasti tidak mungkin maksimal. Di Nusa Dua,

selain melayani customer perumahan di sana,

paling kita lebih sering menerima orderan

dari restoran atau hotel. Mereka biasanya ada

yang mesan adonan roti O pizza ke kita. Nah,

tanpa banyak piker, saya langsung mencari

tempat yang strategis untuk membuka outlet

berikutnya. Jadilah, saya menemukan

Page 70: M&I Vol 41

70 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

Tantangan dalam proses branding S2?

Membuat brand itu susah sebenarnya. Namun,

jika kita sudah tau target pasar kita siapa,

sekarang tinggal kita harus jeli melihat lokasi

usaha yang mendukung ketersediaan target

kita tersebut. Inilah yang saya cenderung

fokuskan. Fokus cari pasar tersebut.

Di menu S2 pizza, tidak ada pizza yang

berukuran large. mengapa?

Memang pilihannya sengaja medium dan small

saja. Orang lokal seperti remaja misalnya

pasti lebih prefer dengan dua size ini, karena

di dalam benak mereka dua size ini harganya

lebih murah ketimbang beli yang large.

cara promosi Anda sejauh ini?

Kini kita berpikir untuk tidak memforsir

promosi lewat selebaran, karena brosur

atau selebaran itu saya piker sudah useless

sekarang. Saya malah lebih cenderung

memanfaatkan BBM di Blackberry sebagai

media promosi. Orang-orang yang ingin

delivery pun jadi gampang untuk mengontak

saya. Iya, kami melayani delivery kok. Bahkan

delivery nya gak mungut ongkos kirim. Delivery

paling jauh itu bisa kawasan Legian dan Sanur.

menurut Anda, apa kelebihan S2 ketimbang

tempat makan pizza yang lain?

Bagi saya sendiri, promosi itu penting untuk

menarik antusiasme pembeli. Maka dari itu

selain memang harga kami yang cenderung

murah meriah. Kami juga berani membuat

slogan “dengan garansi, kalau nggak enak,

nggak usah bayar”. Selain itu buat yang ulang

tahun terutama pelajar-pelajar di sekitaran

Dalung ini kami beri reward untuk makan

pizza gratis saat itu juga. Selain itu yang

membuat S2 unik adalah di sini semuanya

live cooking. Itu yang membuat kami bisa

selalu keep contact dengan customer. Mereka

bisa langsung melihat cara kami memasak

dan menyajikannya. Terlebih lagi, mereka

bisa mendiskusikan bersama kami toping

apa-apa saja yang ingin mereka isi di dalam

kawasan Dalung dekat Mapindo ini. Di sini

banyak pelajar dan beberapanya malah ada

bule. Areanya sangat strategis untuk menarik

antusias masyarakat kalangan menengah ke

bawah.

mengapa target pasar Anda adalah anak

muda?

Iya, target saya memang kalangan remaja

dan masyarakat menengah ke bawah.

Pizza sendiri kan memang lebih banyak

digemari oleh kalangan muda. Cita-cita saya

adalah bagaimana membuat semua lapisan

masyarakat bisa menikmati pizza dengan

harga yang terjangkau. Pizza kan lebih dikenal

sebagai makanan masyarakat kelas atas.

Untuk itu, saya ingin sekali mematahkan

stigma tersebut. Ibu-ibu rumah tangga,

pegawai laundry, pegawai toko, hingga pelajar

bisa kok beli pizza dengan harga yang amat

murah. Oleh karena itu saya tidak menyasar

lagi market turis. Meski begitu, di daerah

Mapindo ini ternyata ada juga bule-bule yang

membeli pizza saya.

Bagaimana akhirnya Anda menemukan cita

rasa pizza yang khas untuk S2?

Saya riset dulu. Saya rasain pizza-pizza dari

satu restoran ke restoran lainnya. Setiap ada

restoran Italia yang buka, saya coba pizza-nya.

Dari sanalah saya tahu, apa yang kurang dari

pizza saya. Saya terus bermodifikasi, hingga

menemukan cita rasa tersendiri.

Kendala apa yang Anda temukan dalam

membuat pizza ini?

Yang sering kesusahan mungkin pembuatan

kadar rotinya saja. Kalau bahan-bahannya

gampang dicari. Sementara jika sudah

menguasai teknik pembuatannya, saya rasa sih

tidak akan pernah menimbulkan masalah.

next generation

Page 71: M&I Vol 41

71Vol. 41 | Mei - Juni 2013

next generation

pizza pesanan mereka. Kalau begini kan

dengan mudahnya kita bisa memuaskan para

pelanggan. Oh ya, satu lagi yang penting

adalah bahan-bahan dan pengerjaannya

harus hygienist. Perlu diketahui, kami juga

punya menu pizza kelinci, hanya saja harganya

terbilang mahal karena memang bahannya

pun susah dicari.

Boleh tahu modal awal dan omset Anda

sejauh ini?

Modal awalnya ya sampai buka outlet di

Dalung ini sekitar 100 juta. Omsetnya sendiri

kalau dihitung perharinya bisa 1 juta. Untuk

satu hari bisa menghabiskan 20-50 pan pizza.

Karena ini baru 6 bulan, mungkin belum bisa

kelihatan sudah balik modal atau belum.

Hal-hal yang ingin direalisasikan untuk ke

depannya?

Sebentar lagi kami akan membuka outlet

di daerah Panjer. Ekspansi ini yang kami

harapkan bisa merangkul banyak merangkul

costumer serta sekaligus mempermudah akses

mereka untuk mengetahui keberadaan pizza

kami. Saya juga sempat berencana membuka

outlet di Singaraja, karena saya sudah lihat

market di sana bagus juga. Memang saya

berencana juga untuk membuat S2 Pizza

menjadi sebuah franchise, tapi nampaknya

masih butuh waktu yang lama. Kalau produk

saya sudah optimis dengan kualitasnya.

Apalagi dengan harga dan pelayanan kami

sejauh ini. Kendala terbesar ialah kami belum

siap untuk sistem manajemennya. Saya masih

belum siap untuk melepaskannya dalam

bentuk franchise. Tentu butuh lebih dari

sekedar kematangan untuk itu. NG

Page 72: M&I Vol 41

72 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

Bertempat di ruang pertemuan Hotel

Aston Gatsu Denpasar, STMIK

Primakara menggelar event seru

bertajuk Techno Party pada Minggu

pagi (5/5) lalu. Gelaran yang sarat akan energi

kreatifitas anak muda ini menyatukan konsep

education, entrepreneurship, technology dan

entertainment dalam satu paket acara. Elemen-

elemen tersebut mampu mengemas tampilan

Techno Party secara dinamis dan atraktif.

Tidak heran jika atmosfer acara ini jauh dari

kesan formal layaknya seminar kewirausahaan

pada umumnya, malah mampu dekat dengan

dunia remaja.

community

TECHNO PARTYSTMIK Primakara Tularkan Semangat Technopreneur

Lorem ipsum dolor sit

amet lorem ipsum dolor

sit amet

Lorem ipsum

Page 73: M&I Vol 41

73Vol. 41 | Mei - Juni 2013

community

Acara yang penuh euforia IT ini juga tidak

lepas dari misi STMIK Primakara yang ingin

menularkan semangat technopreneur. “STMIK

Primakara bertekad kuat untuk menjadi

Technopreneur Campus, dimana melalui

program unggulan yang dinamai Employability

& Entrepreneurial Skill Development Program

(EESDP), kami ingin melahirkan wirausaha-

wirausaha muda yang bergerak di bidang IT.

Untuk itu kami mencetuskan terselenggaranya

acara ini demi menggairahkan semangat

Golden Generation untuk menjadi

technopreneur dan meraih Golden Future,”

ungkap I Made Artana, S.Kom, Ketua Yayasan

Primakara dan pendiri STMIK Primakara.

Dalam sesi diskusi, Techno Party menampilkan

tiga pembicara di bidang technopreneur. Arnold

Sebastian Egg, sebagai pendiri tokobagus.com

tampil sebagai pembicara pertama. Dengan

gayanya yang komikal ditambah kefasihannya

dalam berbahasa Indonesia langsung menuai

decak kagum dari para peserta. Arnold

pun membagi segala pengalaman yang

diperolehnya selama mendirikan Toko Bagus.

Tak hanya Arnold, I Putu Sudiarta, S.Kom

selaku pendiri PT Bamboomedia Cipta

Persada yang bergerak di bidang produksi

software digital di Bali ini pun ikut membius

para peserta dengan berbagai pencapaian

yang diperolehnya. Tak ketinggalan, I Made

Artana pun turut mengisi sesi terakhir gelaran

Techno Party dengan pengenalan terhadap

profil STMIK Primakara. STMIK Primakara

membawa konsep perguruan tinggi berbasis IT

yang mengusung tiga pilar kesuksesan yakni

Global, Creative, Specialist. “Sebagai Golden

Generation, harus siap dengan globalisasi,

berpikir dan bertindak secara kreatif, dan

berkeahlian khusus untuk meraih Golden

Future” terang I Made Artana.

Tak hanya disuguhi sesi diskusi yang inspiratif,

Techno Party juga dimeriahkan dengan

performa akustik dahsyat dari band indie Bali

GECKO band. Selain itu, para peserta juga

berkesempatan untuk meraih berbagai macam

doorprize. NG

Arnold Sebastian, Founder Toko Bagus.

com saat memberikan sejumlah tips dan

trik bagaimana mengawali karir sebagai

start up yang baik

Arnold Sebastian

Page 74: M&I Vol 41

74 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

teenagecorner

Samantha Chandrawww.adriannaandevan.blogspot.com

i’ve even tried pleading with him, but he wouldn’t budge. He

wouldn’t even look at me in the eye, his blue eyes seemed

to wonder away from reality, looking at someplace distant,

probably where he thought celia was. I growled in desperation as

he blinked back into a weird trance.

"Dad!" I called him again and he snapped back into reality. "We have to

do it," I looked at him pleadingly, expecting an answer, but he just shook

his head wearily. “Don’t you understand how dangerous it is for Celia,

to have her with the Red Witch? Look, even a history book said so!” I

waved the big, dusty book right in front of my father’s face. “Read it

yourself, if you don’t believe me!”

"Look. It has been a rough day. We'll talk tomorrow," he said finally, after

a long, unbearable silence. His voice was soft, and seemed out of place.

There was no more powerfulness in his voice, the one he used to have.

"But, Dad...!" I protested in desperation. Did he not know how

important this was? For my sister's life? Did he not love Celia? Did he

not know about how dangerous the Red Witch was? Or actually he

knew, but he was too scared of her to do anything? I’ve read the book

again and again, and I knew enough to understand that the Red Witch

wasn’t something to underestimate. She might be a real threat to my

sister’s life.

My dad sighed and shook his head one more time, making his point

clear. He gestured me to leave the room, and closed his eyes heavily,

hands holding his head. “Go back to your room, Adrianna. I’m having

a terrible headache. Perhaps we will have time to talk about this

tomorrow.”

AN ENCOUNTEREpisode Five

I've found it. After hours of searching, I finally found a piece of information about the Red Witch. It was inside a dusty, old book on the oldest shelf in the library. The shelf itself was dusty and very old, spiderwebs were covering most of the books, I couldn't see the title.

I finally found a book about the History of Elf-Land (Elf-Land is my

country, but more on that later). When I searched the book, I found a

section about witches.I had no problem finding the Red

Witch's name on that section.

Page 75: M&I Vol 41

75Vol. 41 | Mei - Juni 2013

I shook my head in disbelief, looking at my unbelievable coward of a

father. Realizing my dad wouldn't help, I stormed out of the Throne

Room, my anger and frustration swelling inside me. My vision started

to blur as hot tears flowed out. Finally, the tears found their way out. I

sobbed my way along the corridor, thinking to lock myself in my room

and cry my eyes out. I almost didn't see someone was on my way.

"Hey! Careful where you're going!" he snapped as I tumbled backwards

to avoid the crash. I blinked back my tears and looked at him in

annoyance.

"You be careful!" I barked back at the guy, "It's not my fault you—" my

voice trailed off. I looked at him carefully. The dark hair, dark eyes, and

pale skin…"Hey, you're the guy with Celia in the picture! You're the

gardener's brother!” I added, almost accusingly.

He didn't look surprised at all. In fact, it was hard to read what was

behind those dark eyes. "What are you talking about?" he said coldly,

not even smiling. He was nothing like the person in Celia's picture, with

the warm grin across his face. The person who was standing right in

front of me was a cold, unreadable person. I found it hard, imagining

him smile like the way he did in the picture.

"You're Celia's boyfriend," I accused, "I heard her cry last night. What

did you do? You dumped her?" I demanded. Even thinking about last

night made me sick. “Well, I hope you’re happy now! She’s gone now,

and the last memory of her would be the image of her crying… because

of you!”

He looked at me, squinting. "It's none of your business, Adrianna." He

said my name mockingly.

"How did you know my name?" I asked, frowning in confusion.

He laughed, and for a second I thought there was a warmness in his

eyes. But then it was gone again, and I doubted that the warmness was

even there in the first place. "Everyone in the palace knows your name,

princess."

"Oh," I answered, quite speechless. Of course, how stupid of me. I was

the king and queen's daughter, after all. Who wouldn’t know my name?

"Why are you going to the Throne Room anyway?”

“Who says I’m going to the Throne Room?” he asked back, puzzling me.

“Well, where else would this corridor be heading to if it wasn’t the

Throne Room?” I replied, confused. “Anyway, it's no use. My dad is not in

a condition to talk right now. Believe me, I've tried," I said bitterly.

To my surprise, he suddenly looked disappointed. Before I could say

anything, though, he blinked the disappointment in his eyes and the

dark eyes turned stoned again. "Oh, very well then. I wasn’t about to go

there in the first place, after all."

"You don’t have to lie, you know. What do you want to say to my

father? Perhaps I can tell him your message," I suddenly offered. The

words came out and I instantly regretted it. I really didn't want to go

back into the Throne Room, and face my stupid father again. I was still

disappointed with him.

"No, don't bother," the guy said, turning away, his voice was icy cold.

I watched him leave in silence, wondering what had happened between

him and Celia, and why did the Red Witch took her the next day. And

why didn't he look sad? After all, Celia was someone important to him.

Wasn’t she? I sighed in frustration. The truth was, I didn’t know anything

about their relationship, and I was feeling kind of cheated. Celia used to

talk to me about almost everything. Well, everything except this one, it

turned out.

"Oh, and one more thing," he suddenly stopped walking, making me

jump a bit in surprise to hear his voice, "if my brother looks for me

tomorrow, tell him he won't find me. Can you do that?”

"What? Where are you going?" I stuttered, confused by the sudden

request. “Are you going somewhere?”

He didn't answer. He just walked away in silence, leaving me alone in

the gloomy corridor, full of questions. NG

Page 76: M&I Vol 41

76 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

Page 77: M&I Vol 41

77Vol. 41 | Mei - Juni 2013

Tanggal 19 Mei 2013, event

motor cross di gelar di kawasan

Cafe Jegeg By Pass Sanur.

Sejumlah rider unjuk penampilan dan adu

nyali. Inilah para penunggang bahaya

dalam sorotan lensa. NG

snapshot

Olah Raga Laki Para Penunggang Nyali

Page 78: M&I Vol 41

78 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

• Start it Now, Start it Right I 96% usaha baru mengalami kegagalan, hindari faktor kegagalannya dan kenali cara untuk

sukses, sesi ini mengajak kita untuk mengenal Passion, Vision, Role Model & Leverage Concept!

• Change Your People Into Your Asset I To Grow your company, you have to grow your people. Kenali bagaimana cara

efektif melakukan rekruitmen, pengembangan keterampilan dan menciptakan karyawan bintang.

• Marketing Effective for Small Business I Dunia pemasaran terus berubah, kenali pasar dengan baik, lakukan promosi

yang efektif, serta bagaimana menciptakan strategi harga yang tepat dan produk yang excellent.

• Tax & Accounting Management I Sesi ini akan mengupas secara komprehensif dan praktis bagaimana cara membuat

laporan keuangan meliputi Laporan Laba Rugi, Neraca, Perubahan Modal dan juga sistem perpajakan.

• Selling Skills I Mengenal teknik dasar penjualan, membaca buying signal dari konsumen, membangun komunikasi yang

efektif, teknik closed sales yang tepat serta bagaimana merubah keraguan konsumen menjadi pembelian.

• Retail Business I Bagaimana mengelola persediaan, menetapkan harga dan program promosi, termasuk didalamnya

teknik-teknik merchandising untuk merubah slow moving produk menjadi fast moving produk.

• OnLine Market & Social Shopper I Populasi netizen terus bertambah, merekalah pasar yang prospektif. Pelajari

bagaimana menggapai pasar didunia ini melalui strategi internet marketing yang tepat.

• Personal Portfolio & How To Creating Wealth I Investasi menjadi bagian tidak terpisahkan bagi seorang pebisnis,

ketahui instrumen investasi yang tepat dan ciptakan peluang melalui passive income.

ABOUT M&I THE CLUB

MATERI TRAINING

memBeRBeneFiT

TrAINING &DEvELOpMENT

prOGrAMENTrEprENEurshIp CLAss I

COMprEhENsIvE ApprOACh

FuLL pACK TrAININGIDR 6 Million/ Person

special Offer - IDR 3.600.000for the first 25 members

Salah satu kendala terbesar yang dihadapi oleh pengusaha adalah masalah manajemen, mulai dari pengelolaan karyawan, laporan keuangan dan

perpajakan, sampai dengan bagaimana membangun system operational procedure dan pemasaran yang efektif. M&I Club adalah komunitas bagi para

pengusaha untuk meningkatkan manajerial skills melalui pelatihan dan pengembangan manajemen. Pelatihan dilakukan secara berkala dalam 8

pertemuan, baik dalam bentuk workshop maupun seminar yang akan dibawakan oleh para pembicara yang expert dibidangnya (praktisi).

ALex P. cHAnDRA

Chairman BPR Lestari

Founder Lestari Group

iSWARin

Konsultan Retail &

Direktur PT. Momentum

KHRiSnA mUKU

Founder & Director

STIKI Indonesia

ADi KHRiSnA

Registered Tax

Consultant

mARDi SOemiTRO

Founder & Owner

Adam & Hawa Gym

PRiBADi BUDiOnO

CEO BPR Lestari

PUTU SUDiARTHA

Founder & Owner

Bamboomedia• Semua sesi dilengkapi modul / panduan

• Mendapatkan Majalah M&I sebanyak

12 Vol

• Mendapatkan peliputan di Majalah M&I

• Special disc untuk memasang iklan di

M&I

• Special disc untuk pembuatan Business

Plan, Market Analisys & Corporate

Identity (Logo)

• Special disc untuk pembuatan website

usaha

• Program dirancang khusus untuk

pengusaha yang bisnisnya kurang dari

10 tahun

• Peluang Networking dengan member

lainnya

Program ini sesuai untuk Anda yang ingin belajar mengenai

entrepreneurship dalam waktu singkat dan praktis, dengan kualitas

setara program pendidikan nasional dan di bimbing mentor yang

merupakan local champions dibidangnya.

WhOshOuLD

ATTEND?

FOr MOrE INFOrMATION pLEAsE CONTACT:

GuNG DE 08174781065ArIF 0361 809 29 30

WAhYu 0361 246 706

ORgANIZED BY: SPONSORED BY: MEDIA PARTNERS:MONEY & IcOmmUnicATiOn

Page 79: M&I Vol 41

79Vol. 41 | Mei - Juni 2013

GROW OR DIEHOW TO START, MAKE IT BIG AND SUSTAIN IT

SeTiAP enTRePReneUR

HARUS iKUT WORKSHOP ini!

Mendirikan usaha itu mudah, namun

yang terberat adalah bagaimana

mengembangkannya. Bisnis harus tumbuh.

Kalau tidak dia berjalan menuju kematian.

Ketika landskap bisnis selalu berubah, You grow or die! Jika kita tidak adaptif

terhadap perubahan, besar kemungkinan bisnis kita akan menyusut. Omzet

turun, pelanggan pindah ke kompetitor dan margin yang menipis adalah tanda-

tandanya. Bagaimana memulai bisnis dengan langkah tepat, menumbuhkannya

menjadi besar dan terus bertahan, Get Big & Getting Bigger! Workshop ini akan

mengupas tentang :

• How To Grow A Succesfull Business, Sustain Big & Getting Bigger

• Choose The Right Business Model

• Leverage, The Ability To Do More With Less

• Developing The Breadwiners of Tomorrow

• Marketing, Management & Financial Issue

• Scan Over the Next Horizon

rabu, 19 juni 201309.00 - 16.00 WitaLantai 3 Kantor BPR LestariJl. WR Supratman no. 141 Denpasar

WHAT WiLL YOU geTModul • Majalah M&I • Lunch & Snack

inVeSTASi SeminAR

rp. 1.500.000/ 3 orgrp. 1.300.000/ 2 orgrp. 1.000.000/ org

Entrepreneurship & Learning Community

ORGANIZED BY:

ALEx p. ChANDrA*Chairman BPR Lestari *Founder Lestari Group

SPEAKER

MEDIA PARTNER: SPONSORED BY:

Money&I

gung De 081 747 810 65Arif 0361 809 2930Wahyu 0361 246 706

Call us to find out more:

Alex P Chandra telah Membawa BPR Lestari tumbuh eksponensial

selama 10 tahun terakhir. Menjadi Local Champion dalam 5 Tahun dan saat

ini telah mencapai aset 1 Trilyun. Di Workshop ini rahasia keberhasilannya

akan di buka!

Page 80: M&I Vol 41

80 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

entrepreneurship & Learning community

JOIN M&I CLUB NOW!Dan Dapatkan Kesempatan Untuk mengikuti

Seminar Property Rich Revolution. xxxxxx

Adalah kolaborasi 3 praktisi

property sukses, Benjamin

Ginting (Praktisi Investasi

Property), Matius Jusuf,

(Marketing Director

Agung Podomoro Group)

dan Tung Desem Waringin

(Pelatih sukses No. 1 di Indonesia versi

Majalah Marketing & The most powerfull

people & ideas in business versi majalah SWA),

yang akan menjadi pembicara dalam seminar

sehari tersebut.

Dalam seminar ini, seluruh member M&I Club

dapat turut serta hadir dan mendapatkan

sejumlah wawasan paling upadate dari dunia

property. Seminar yang diselenggarakan oleh

Lestari Institute ini, rencananya akan digelar

pada bulan Juli 2013 nanti.

Bagi Anda yang saat ini telah bergabung

dengan M&I Club, maka dapat menghadiri

seminar tersebut gratis, sebagai salah satu

fasilitas keanggotaan. Kesempatan untuk

bergabung sebagai member M&I Club

terbuka bagi siapa saja. Selain seminar-

seminar khusus seperti ini, M&I Club secara

reguler juga menggelar one day workshop dan

menghadirkan sejumlah narasumber yang

terbaik dibidang entrepreneurship. Untuk

informasi lebih lanjut, hubungi Gung De

(08174781065) atau Arif (0361 8092930). NG

Selain sebagai komunitas para pengusaha, dengan 8 sesi pelatihan regulernya,

M&I Club juga memberikan kesempatan kepada

seluruh member yang telah bergabung untuk mengikuti seminar property terdahsyat

ditahun 2013 ini secara gratis, yang menghadirkan

3 orang narasumber terbaik dibidangnya.

GrATIsuNTuK M&I CLuB MEMBEr

SEMINAR TERDAHSYAT 2013Menjadi Kaya Raya Lewat Bisnis PRoPeRty

Page 81: M&I Vol 41

81Vol. 41 | Mei - Juni 2013

gung De 081 747 810 65Arif 0361 809 2930

Page 82: M&I Vol 41

82 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

good marketing and

GOODPROMOTIONis the key to increasing your business sales

M&I Magazine adalah media yang tepat untuk mempromosikan bisnis Anda, karena:

• Terbit reguler setiap bulan

• Dibaca oleh executive & business owner

• Dicetak lebih 2000 eks setiap edisi

• Memiliki lebih dari 70 lokasi distribusi

• Lebih dari 1000 eksemplar didistribusikan langsung ke nasabah BPR Lestari First

• Didistribusikan kepada berbagai publik seminar atau even yang digelar oleh BPR Lestari

inFO: gUNg DE - 08174781065

SOPLAce

HEREYOur ADs

Page 83: M&I Vol 41

83Vol. 41 | Mei - Juni 2013

Pick Up PointLestari Teuku UmarJl. Teuku Umar 110 Denpasar

Lestari ThamrinJl. Thamrin No. 31 Denpasar

Lestari GatsuJl. Gatot Subroto No. 356

Lestari RenonJl. Letda Tantular 1 Blok A 16

Lestari MelatiJl. Melati No. 69 Denpasar

Lestari TohpatiJl. Wr Supratman No. 311

Lestari Sanur Jl. By Pass Ngurah Rai

Auto Bridal 1 Jl. Sunset Road

Auto Bridal 2 Jl Sudirman

Orange BakeryJl. Teuku Umar

Salon New MelatiJl. Badak Agung

Joger Kuta

Warung SubakJl. Astasura

CNIPertokoan Kuta Galleria

Krisna KutaJl. Sunset Road

Krisna Denpasar 1Jl. Nusa Kambangan

Krisna Denpasar 2Jl. Nusa Indah

Krisna TubanTuban

Gramedia Duta PlazaJl. Dewi Sartika

Gramedia NikitaJl. Gatot Subroto Timur

Apotik AnugrahJl. Pattimura

Kopi Bali HouseJl. By Pass Ngurah Rai

Hotel Aston DenpasarJl. Gatot Subroto Tengah

Pop Harris HotelJl. Teuku Umar

Fave HotelJl. Teuku Umar

Cempaka Lounge AirportBandara Ngurah Rai

Mandiri Lounge AirportBandara Ngurah Rai

Padma Lounge AirportBandara Ngurah Rai

1Vol. 38 | Februari - Maret 2013

Entrepreneurship Magazine

Vol. 38 Feb -Mar 2013

Gusti Ngurah AnomDari Raja Oleh-Oleh, Menuju Raja KulinerExclusive Interview

BPR Lestari

Exploring New FrontiersSpecial Feature

ISSN: 2087-5975

www.money-and-i.com

Money&I

1Vol. 37 | Januari - Februari 2013

Money&I EntrEprEnEurship MagazinE

Vol. 39 Mar - Apr 2013

ISSN: 2087-5975

www.money-and-i.com

TOO YOUNG TO BEA MILLIONAIRE?

WHY NOT!

Bong ChandraTOO YOUNG TO BE

A MILLIONAIRE? WHY NOT!

the World of “Jessica is Jessica”

JESSICA ISKANDAR

the World of “Jessica is Jessica”

JESSICA ISKANDAR

Page 84: M&I Vol 41

84 Vol. 41 | Mei - Juni 201384 Vol. 41 | Mei - Juni 2013

TABUNGAN JUMBO

SATU-SATUNYATABUNGAN BERHADIAHYANG BERBUNGATINGGI 7%

p.a*

• 3 Unit Kijang Innova

• 15 Paket Tour DPS - JPN - DPS

• 30 Yamaha Mio Soul GT

Berhadiah Undian**

KADO LESTARI 201310JUTA

GRATIS*VOUCHER BELANJA

www.bprlestari.com**Diundi bulan April, Agustus, dan Desember 2013