Top Banner
1 Vol. 55 | Agustus 2014 ISSN: 2087-5975 www.the-mni.com Rp. 25.000 @MNImagz Money & I Magazine www.the-mni.com M oney &I EMPOWERING ENTREPRENEUR Vol. 55 Agustus 2014 Jango Sejuta Goresan Mengartunkan Bali Healthy Living 6 Cara Unik Tingkatkan Performa Kerja Front Of Mind Pierre Morad Omidyar Finding The Neverland of “eBay” Melalui maskot kartunnya bernama Made Bogler [Bog-Bog], Jango ‘Menertawai’ Bali dengan banyolan satir khasnya, kritik visual tanpa kata-kata!
84

M&I Magazine Vol.55

Apr 02, 2016

Download

Documents

 
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: M&I Magazine Vol.55

1Vol. 55 | Agustus 2014ISSN: 2087-5975 www.the-mni.com

Rp. 25.000 @MNImagz

Money & I Magazine

www.the-mni.com

Money&IEmpowEring EntrEprEnEur

Vol. 55 Agustus 2014

JangoSejuta Goresan Mengartunkan Bali

Healthy Living

6 Cara Unik Tingkatkan Performa Kerja

Front Of Mind

Pierre Morad OmidyarFinding The Neverland of “eBay”

Melalui maskot kartunnya bernama Made Bogler

[Bog-Bog], Jango ‘Menertawai’ Bali dengan banyolan

satir khasnya, kritik visual tanpa kata-kata!

Page 2: M&I Magazine Vol.55

2 Vol. 55 | Agustus 2014

Page 3: M&I Magazine Vol.55

3Vol. 55 | Agustus 2014

Page 4: M&I Magazine Vol.55

4 Vol. 55 | Agustus 2014

Pada tahun 1911, dua tim

petualang melakukan persiapan

untuk perjalanan mereka

menjadi orang pertama dalam

sejarah modern yang akan

mencapai kutub selatan. Tim pertama

dipimpin oleh Roald Amundsen dan tim

kedua dipimpin oleh RF Scott. Mereka

sebaya, namun memimpin tim dengan cara

berbeda. Amundsen memilih strategi jalan

tempuh sejauh 15-20 mil per hari. Apapun

yang terjadi, mereka harus konsisten untuk

berjalan sejauh 15-20 mil.

Satu kali, anggota tim merasa bisa mencapai

hingga 25 mil dalam sehari, ketika cuaca

tengah baik, namun Amundsen menolaknya.

Namun, ketika cuaca tengah buruk, mereka

tetap konsisten untuk mengejar 15-20 mil

jarak tempuh, sekalipun dengan tertatih.

Berbeda dengan Scott, strateginya adalah

berjalan sejauh-jauhnya, ketika cuaca tengah

baik dan berhenti ketika cuaca memburuk.

Perbedaan strategi ini mengantarkan

Amundsen lebih dulu mencapai kutub selatan

dengan jarak waktu lebih dari sebulan

lamanya, sementara Scott dan timnya,

jauh tertinggal. Sekalipun mereka berhasil

mencapai kutub selatan dengan kekalahan

telak dan kondisi babak belur. Mereka

pada akhirnya juga tidak selamat, ketika

menempuh perjalanan pulang. Seluruh tim

yang dipimpin Scott tewas hanya beberapa

mil dari pos pemberhentian.

Kisah ini diceritakan dengan sangat baik oleh

Jim Collins dalam bukunya yang berjudul

Great By Choice. Collins adalah seorang

akademisi yang menaruh perhatian besar

pada kewirausahaan. Dalam penelitiannya,

Jims menemukan fakta, bahwa banyak

perusahaan yang berhasil mencapai

kesuksesan bisnisnya dengan menjalankan

strategi layaknya Amundsen.

Bahkan belakangan Jims memverifikasi

temuannya tersebut dengan membuat

studi kecil. Dua orang dimintanya untuk

menuju satu tempat. Orang pertama

dimintanya untuk berjalan sejauh 20 mil baru

beristirahat, namun terus melakukan itu

secara konsisten. Hanya boleh beristirahat

setelah menempuh jarak 20 mil. Sementara

orang kedua, tidak diberikan aturan

tersebut. Kapanpun ingin beristirahat, Jims

memperbolehkannya. Dan hasilnya adalah

orang pertamalah yang berhasil lebih dulu

mencapai tujuan.

Di sini, Jims kemudian menuliskan

konklusinya, bahwa sejumlah perusahaan

hebat, tidaklah menjadi hebat karena hal-hal

yang kita anggap tidak biasa.

Mereka tidak lebih kreatif

FROM THE EDITORSARIF RAHMANEDitor in CHiEF

Sejumlah perusahaan hebat tidaklah menjadi hebat karena hal-hal yang kita anggap biasa.”

Jim Collins

“20 Mil

Page 5: M&I Magazine Vol.55

5Vol. 55 | Agustus 2014

Mereka tidak lebih visioner

Mereka tidak lebih karismatik

Mereka tidak lebih ambisius

Mereka tidak lebih diberkati keberuntungan

Mereka tidak lebih berani mengambil resiko

Mereka tidak lebih heroik

Mereka tidak lebih berani mengambil

langkah besar

Mereka hanya memiliki disiplin fanatik

tingkat tinggi. Itu tulis Jims dalam bukunya.

Artinya, jika kita memiliki kedisiplinan

melakukan pekerjaan dengan konsisten,

maka peluang meraih keberhasilan menjadi

besar. Persoalannya, banyak orang yang

gagal meraih itu, karena tidak memiliki

kedisiplinan, bahkan pada hal-hal yang

sederhana. Mereka tidak cukup disiplin

dalam waktu kerja yang mereka miliki.

Mereka tidak disiplin untuk terus produktif.

Mereka memilih untuk break ketika “cuaca

buruk”, dan bekerja hanya saat “cuaca

baik” saja, sebagaimana Scott lakukan.

And at the end of the day, mereka gagal dan

menyalahkan cuaca yang buruk sebagai

alibi. Sementara mereka yang terus bekerja

konsisten, di tengah “cuaca” apapun, mereka

menuai keberhasilannya dengan gemilang.

Jika kita tilik dari sisi historis yang berbeda,

rasanya, keberhasilan Indonesia lepas dari

penjajahan pun tidak lepas dari pola ini.

Coba bayangkan, apa yang sesungguhnya

Indonesia miliki untuk layak menjadi merdeka,

dijajah lebih dari 3 negara, selama lebih dari

3 abad, tanpa kemampuan teknologi dan

pendidikan yang mumpuni. Jika bukan karena

semangat menyala yang tak jua padam, maka

kemerdekaan ini mungkin hanya angan-angan.

Dan hari ini, 68 tahun sudah kita menghirup

udara kemenangan. Jika saja, setiap dari

kita, masyarakat, semua kalangan masih bisa

memelihara sikap disiplin fanatik sebagaimana

para founding fathers kita, ditambah dengan

pengetahuan yang upgrade setiap waktu, maka

Indonesia harusnya berada pada kasta yang

berbeda di mata dunia. Inilah PR bersama

untuk Indonesia yang lebih baik. Merdeka!

Roald Amundsen mengadakan Pesta,

ketika mencapai Kutub Selatan pada tahun

1911 bersama 52 Huskies dan 5 orang

anggotanya

ww

w.s

cott

vsam

un

dse

n.b

logs

po

t.co

m

Page 6: M&I Magazine Vol.55

6 Vol. 55 | Agustus 2014

22SPECIAL FEATURE : CrEAtiVEprEnEurSHipKreatifitas ternyata bukan hanya didominasi kalangan seniman, nama-nama lain muncul ke permukaan dari berbagai latar belakang. Steve Jobs dan Bill Gates adalah beberapa nama yang bisa kita ke depankan. Kreativitas pada akhirnya menjadi roda penggerak sejumlah perubahan besar di muka bumi. Lalu apa itu kreativitas?

63

CONTENTS

04 From the Editor

08 Contributors

10 Follow Me On Twitter

12 Travellers Note : Tarian, Yang Memanggil Kahyangan

14 Quotes Of The Month

16 Event : BPR Lestari Gelar Gathering Untuk Anak Asuh

38 Info Niaga : Sepaket Kebaikan Alam di Sawah Indah

48 Book Review

50 Review : Gadget, Music & Movie

56 Travellers Note : Bromo

70 Inspiration : Griya Unik Dari Ex Container

72 The Rookie : Retno Sofniek, Kicauan Asik Berbahasa Inggris

76 Teenlit Corner :

Eps. XiX : A Confession

76 Life Style : Tas Petite-Malle Antik, Sentuhan Baru Louis Vuitton

Publisher Alex P. Chandra (PT. BPR Sri Artha Lestari); Chief Operations Arif Rahman; Public Relations Manager Erry Yoga Sugama; Head of Contents Arif Rahman: Editorial Support Putera Adnyana; Designer Renata Wahyu Diandara; Photographer I.B. Baruna Luhur; Money & I Magazine is published monthly by PT. BPR Sri Artha Lestari, Jalan Teuku Umar 110 Denpasar, Bali, Indonesia. Tel: +62 361 246-706; Fax: +62 361 246-705. No part of this publication may be reproduced or transmitted in any form or by any means, electronic or mechanical, including photocopy, recording or any information storage or retrieval system without permission in writing from PT. BPR Sri Artha Lestari. While the editors do their utmost to verify information published, they do not accept responsibility for its absolute accuracy; Editorial & Advertising E-mail: [email protected]. Tel: +62 361 784-3244.

Janggo

Photographer : IB Baruna Luhur

Sosialita :Bermandikan Cahaya Kecantikan di Cahaya Dewi

24Interview : Jango, Sejuta Goresan Mengartunkan Bali

44Healthy Living : Enam Cara Unik Tingkatkan Performa Kerja 60

Front Of Mind :Pierre Morad Omidyar

52Movie Review :Teenage Mutant Ninja turtles

Ilustrasi : Monez

Page 7: M&I Magazine Vol.55

7Vol. 55 | Agustus 2014

Page 8: M&I Magazine Vol.55

8 Vol. 55 | Agustus 2014

CONTRIBUTORS

Alex P Chandra Chairman BPR Lestari dan juga

publisher majalah M&I, memulai

karir sebagai profesional

banker di BCA selama 8 tahun

sebelum akhirnya memutuskan

untuk mendirikan bisnisnya

sendiri BPR Lestari, perusahaan

yang dibawanya menjadi BPR

terbesar di Bali dalam waktu 5

tahun.

Notes From a FriendCipaganti, Lesson Learned p.16

YuswohadyMerupakan penulis dari sekitar

40 buku mengenai pemasaran.

Pernah bekerja selama 12 tahun

di MarkPlus Inc dengan posisi

terakhir sebagai Chief Executive.

Di bidang keorganisasian

Yuswohady pernah menjadi

Sekretaris Jendral Indonesia

Marketing Association (IMA).

Insight Accidental WOM p.42

Pribadi BudionoUlasannya erat terkait dengan

kepemimpinan yang banyak di

adopsi dari sejumlah pemikir

besar. Direktur Utama BPR

Lestari ini mengintrepretasikan

dengan memberikan alternatif

solusi pada permasalahan

yang kerap dihadapi bangsa ini

khususnya yang ada di Bali.

Leadership Memimpin Dengan Memberi Contoh p.20

Suzanna ChandraSmart Family adalah rubrik yang

diasuh oleh Managing Director -

Lestari Living ini. Wanita yang

pernah menimba pengalaman

hidup di Australia ini dengan

lugas memaparkan bagaimana

kiat cerdik untuk mengelola

keuangan dan investasi

khususnya di property.

Smart Family Holiday Yuk! p.36

I Made Wenten B

Perannya sebagai Direktur

di BPR Lestari membawanya

dekat dengan human resource &

development. Pengetahuannya

akan hal tersebut dipaparkan

dalam rubrik Growth Strategies,

bagaimana membangun karir

dan kompeten dalam dunia kerja.

Growth Strategy Membuat Tidak Nyaman p.54

Samantha Chandra

Menjadi blogger sejak tahun

2008, dan menuliskan

rekaan imajinasinya di www.

adriannaandevan.blogspot.com.

Hingga saat ini, lebih dari 30

episode sudah di tuliskannya.

Sejak vol. 37, majalah ini

menayangkan ceritanya secara

berkala.

Teenlit CornerA Confession p.76

Denny Santoso

Adalah seorang ahli diet, nutrisi,

dan fitnes. Aktif menyebarkan

cara diet sehat dan berolahraga

yang benar melalui www.

PanduanDiet.com, twitter

@dennysantoso, serta Buku

Rahasia Diet. Denny Santoso

juga founder www.SixReps.com,

jejaring sosial bagi fitness mania.

Fitness Mitos-Mitos Mengecilkan Perut p.46

Hary Susanto

Movie reviewer, horror and

thriller mania. Blognya www.

movienthusiast.com yang

mengulas soal film meraih

sejumlah penghargaan tahun

2013 lalu. Blog tersebut saat ini

sudah dikunjungi lebih dari 2 juta

kali. Hary memiliki perspektif

unik soal film yang di review-nya.

Movie Review teenage Mutant Ninja Turtles p.52

Page 9: M&I Magazine Vol.55

9Vol. 55 | Agustus 2014

Page 10: M&I Magazine Vol.55

10 Vol. 55 | Agustus 2014

alex p chandra@alex_lestari

Pendiri BPR Lestari. Sekarang

BPR #3 se-Indonesia dari sisi aset.

Membangun bisnis dari nol sejak

14 tahun lalu. Sekarang chairman

dari grup bisnis Lestari.

Kerobokan - Kuta.Bali.

www.alexpchandra.com

Joined July 2010

Ada 3 faktor yang mempengaruhi jumlah wealth kita di masa yg akan datang, nilai yg diinvesatasikan, return dan waktu. #wealth101

(1) Unsur ketiga dalam wealth creation adalah investasi.#wealth101

(2) Nilai wealth kita di masa yang akan datang merupakan fungai eksponensial dari waktu.#wealth101

(3) Makanya ‘waktu’ works like magic.#wealth101

(4) Berinvestasi-lah sedini mungkin. Karena jika hasil investasinya di-reinvestasikan kembali, dalam waktu yang panjang, kenaikannya tidak linear.

(5) “It is not how much you spend that count. It is how much you accumulate”#wealth101

(6) Ingat, kaya bukan gaya. #wealth101

(7) Ada komponen Life Style disitu. Kita akan lebih cepat ‘financially free’ jika life-style lebih sederhana. #wealth101

(8) Ingat, financial freedom tercapai ketika pasif income lebih besar dari living lifestyle cost.#wealth101

(9) Jadi, fokus membangun investasi kita. Belajar dan praktek. Mulai-lah membangun sejak dini. Let’s time do the magic.#wealth101

Tweets Tweets and replies

FOLLOWING

Page 11: M&I Magazine Vol.55

11Vol. 55 | Agustus 2014

Page 12: M&I Magazine Vol.55

12 Vol. 55 | Agustus 2014

Page 13: M&I Magazine Vol.55

13Vol. 55 | Agustus 2014

SnApSHOT

Ada yang menarik di gelaran

pembukaan Nusa Penida Festival

2014 (8/6) lalu. Beberapa tarian

Bali langka yang bersifat sakral

dan historis dipertunjukan dalam

sebuah pawai budaya. Tiga diantaranya menjadi

sorotan, yakni Tari Sang Hyang Grodogan, Tari

Sang Hyang Jaran dan Tari Sang Hyang Dedari.

Tiga tarian ini dikenal sebagai tarian khas dari

tanah Nusa Penida dan Nusa Lembongan. Tari

Sang Hyang sendiri merupakan jenis tari paling

istimewa yang diwariskan oleh budaya Pra-Hindu

Bali. Tarian ini memang tak sembarang disuguhkan

lantaran sifatnya yang sakral, sehingga hanya

dipertunjukan pada upacara-upacara Hindu

tertentu saja.

Tari Sang Hyang juga dikenal sebagai tari penolak

bala, di mana dipercaya oleh Umat Hindu Bali

sebagai media pembuka jalan komunikasi spiritual

antara mereka dengan Sang Pencipta. Penari

yang menarikan segala bentuk gerakan Tari

Sang Hyang biasanya akan mengalami trance

(kerasukan), di mana dipercaya tengah dirasuki

roh bidadari kahyangan. Segala jenis Tarian Sang

Hyang biasanya diiringi oleh paduan suara pria

dan wanita. Mereka menyenandungkan sebuah

tembang kuno yang kaya dengan makna relijius.

Masing-masing jenis Tari Sang Hyang memiliki

keunikan dan kisahnya tersendiri. Dalam Tari Sang

Hyang Grodogan, suguhan tarinya tak seperti tari

Bali pada umumnya. Mereka menggunakan media

gegulak beroda kayu (menyerupai perahu) yang

digerakan sambil diiringi gending Sang Hyang.

Istilah “grodog” itu sendiri muncul dari suara

yang ditimbulkan oleh roda kayu yang digerakan

tersebut. Para pria nampak bersemangat

menggerakan gegulak tersebut. Mereka seolah

Tarian... Yang Memanggil Kahyangan

mengibaratkan gegulak sebagai perahu yang

tengah berlayar dan terombang-ambing di laut

lepas. Konon tarian ini tak pernah dipentaskan lagi

sejak tahun 1970 dan baru dibangkitkan kembali

pada 2012 lalu. Tarian ini dipercaya berkembang

dari Nusa Lembongan.

Berbeda dengan Sang Hyang Grodogan, Tari

Sang Hyang Jaran menggunakan boneka kayu

berbentuk kuda sebagai instrumen tariannya.

Biasanya ditarikan oleh seorang pria atau

pemangku, di mana ia akan mengendarai sebuah

‘kuda-kudaan’. Sang penari nantinya akan

mengalami trance dari roh kuda tunggangan

dewata. Sambil diiringi lantunan Gending Sang

Hyang, sang penari pun akan berkeliling dan berlari

kecil dengan kuda-kudaannya, di mana pada salah

satu kesempatan juga akan menginjak-injak bara

api dari batok kelapa .

Tari Sang Hyang Dedari juga termasuk salah satu

tari paling sakral yang uniknya dilakukan oleh

seorang gadis cilik yang belum akil balig. Penari

ini biasanya merupakan penari ‘terpilih’ dan

diupacarai sebelumnya untuk memohon datangnya

sang Dedari ke dalam badan kasar mereka.

Page 14: M&I Magazine Vol.55

14 Vol. 55 | Agustus 2014

WHATEVER,INDONESIAI LOVE

Dirgahayu Tanah Airku!

www.the-mni.com

Page 15: M&I Magazine Vol.55

15Vol. 55 | Agustus 2014

WHATEVER,INDONESIA

Dirgahayu Tanah Airku!

Page 16: M&I Magazine Vol.55

16 Vol. 55 | Agustus 2014

NOTES FROM A FRIEND Alex P. ChandraPublisher of Money & I Magazine

@alex_lestari

Cipaganti, Lesson Learned“There are two money problems; not enough

money and too much money”

- T Kiyosaki

Saya tidak bisa begitu mengerti

apa yang Kiyosaki maksud

dengan problem too much money.

Bagaimana mungkin too much

money bisa menjadi sebuah

problem? Namun, itu sampai saya membaca

kasusnya Cipaganti. Cipaganti Group tumbuh

dari sebuah bisnis kecil. “Dulu di tahun 80-

an cuma menyewakan mesin Mollen,” kata

teman saya yang mengetahui sejarah bos

Cipaganti ini saat memulai usahanya.

Cipaganti yang saya kenal adalah

perusahaan travel, jasa transportasi yang

menyewakan mobil dan bus-bus, di mana

kemudian menggurita sampai IPO segala.

Di Bali, saya melihat balihonya terpampang

besar mengenai IPO-nya Cipaganti. Yes,

Cipaganti rocks! Sampai saya terkaget

membaca, bahwa Cipaganti gagal membayar

dana investasi yang dikelola oleh koperasinya

sendiri. Jumlah dana yang dikelolanya tidak

tanggung-tanggung, yakni mencapai 3,2

triliun. Koperasi Cipaganti mengelola dana

3,2 triliun, and it is not even a bank!

Baru mulai masuk akal kenapa Cipaganti

bisa gagal bayar, antara lain setelah

melihat portofolio bisnisnya. Transportasi,

Perhotelan, SBPU, Mini Market, dan

Pertambangan. Sebuah konglomerasi kecil.

Sebuah petualangan bisnis yang menurut

analisa saya di-drive oleh banyaknya dana

yang diinvestasikan oleh para investor di

Koperasi Cipaganti.

Koperasinya kebanjiran ‘dana’, yang

kemudian memaksa para pengelolanya untuk

berekspansi. Dan jadilah macam-macam

ww

w.ji

lipo

llo.c

om

Page 17: M&I Magazine Vol.55

17Vol. 55 | Agustus 2014

NOTES FROM A FRIEND

Saya percaya, pertumbuhan sebuah perusahaan

harusnya berlangsung secara bertahap, stages.

Terutama, saya percaya pertumbuhan sebuah

bisnis harus didukung oleh kapasitas organisasinya.

Kapasitas orang-orangnya. Ketika pertumbuhan

bisnisnya jauh melampaui pertumbuhan kapasitas

organisasinya, kekacauan pun mulai muncul.”

bisnis itu, seperti mini market, SPBU, dan

Pertambangan. C’mon!

Jim Collins dalam bukunya How The Mighty

Falls, mengatakan bahwa salah satu alasan

sebuah korporasi yang tadinya berhasil

menjadi gagal adalah ketika perusahaan

tersebut memaksa pertumbuhan dengan

tidak disiplin. Berekspansi ke segala penjuru.

Dia menyebutnya Undisciplined Pursuit of

Growth; mengejar pertumbuhan secara tidak

disiplin.

Collins lebih lanjut menerangkan, bahwa

sebuah tindakan yang tidak disiplin

berekspansi ini kadang kala merupakan efek

dari keberhasilan yang luar biasa. Arogansi

kesuksesan. Pemimpin yang sukses mulai

merasa bahwa dia unbeatable. Everything he

touches turn to gold!

Cipaganti sukses luar biasa

di bisnis transportasinya.

Kemudian mendirikan

koperasi yang dipercaya

investor, karena profil

bisnisnya. Koperasinya

kebanjiran dana, dan

mulailah berekspansi

secara tidak disiplin.

Success creates too much

money! Dan too much

money, ketika tidak

disikapi dengan bijaksana

akan mendorong

bisnisnya bocor disana-sini, namun biasanya

sudah terlambat. Dalam kasus Cipaganti,

untuk menutup kebocorannya, koperasinya

kemungkinan terpaksa ‘mencari dana segar’

baru untuk menutup lubangnya. Sampai

kemudian lubangnya terlalu besar untuk bisa

ditutup lagi.

Business leaders, hati-hati dengan persoalan

too much money! (Especially when it’s not your

own money.)

Catatan: Saya tidak mengetahui secara persis

kasus Cipaganti. Informasi yang saya peroleh

adalah berdasarkan informasi di media. Saya

mencoba menganalisanya dari sisi manajemen.

seseorang yang sangat confident untuk

berekpansi secara tidak disiplin.

Saya percaya, pertumbuhan sebuah

perusahaan harusnya berlangsung secara

bertahap, stages. Terutama, saya percaya

pertumbuhan sebuah bisnis harus didukung

oleh kapasitas organisasinya. Kapasitas

orang-orangnya.

Ketika pertumbuhan bisnisnya jauh

melampaui pertumbuhan kapasitas

organisasinya, kekacauan pun mulai muncul.

Kebocoran mulai muncul. Kebocoran

mungkin tidak terdeteksi secara dini, ketika

cash flow is still pouring in.

Dan bahayanya, ketika mulai disadari, bahwa

piv

ota

lpm

.co

m

Page 18: M&I Magazine Vol.55

18 Vol. 55 | Agustus 2014

EVENT

Jumat, 11 Juli 2014 lalu, BPR

Lestari menggelar social gathering,

di mana mengundang para anak

asuh dan sekaligus orang tua asuh

yang bernaung di bawah program

Lestari Anak Asuh. Acara kumpul-kumpul

tersebut merupakan bentuk silaturahmi guna

mendekatkan BPR Lestari selaku donatur

dengan seluruh anak asuh penerima beasiswa

dan orang tua kandungnya serta para orang

tua asuh yang turut berkontribusi besar dalam

pendidikan mereka.

BPR Lestari Gelar Gathering Untuk Anak Asuh

Hadir tiga yayasan selaku orangtua asuh,

yakni Komunitas Cinta Kasih, Panti Asuhan

Eben Hazera, dan Yayasan Sanglah yang

bekerjasama dengan BPR Lestari dalam

pengadaan dana pendidikan untuk anak-anak

kurang mampu, mulai dari jenjang sekolah

dasar hingga menengah ke atas.

Lestari Anak Asuh merupakan salah satu

program BPR Lestari yang peduli terhadap

permasalahan pendidikan dan kesejahteraan

di kalangan masyarakat kurang mampu di

Kota Denpasar. “BPR Lestari melalui Lestari

Anak Asuh ini punya komitmen penuh untuk

membantu pendidikan anak-anak kurang

mampu, kehidupan manula, dan fakir miskin,”

ungkap Erry Yoga Sugama, Public Relation

BPR Lestari.

Pribadi Budiono, Direktur Utama BPR

Lestari yang turut hadir dalam social gathering

tersebut mengatakan bahwa pendidikan

sangatlah penting keberadaannya, karena

itu merupakan salah satu cara bagi bangsa

Page 19: M&I Magazine Vol.55

19Vol. 55 | Agustus 2014

ini untuk memutuskan rantai kemiskinan

masyarakatnya. Oleh karena itu, BPR Lestari

ingin ikut berkontribusi dalam memajukan

pendidikan di Indonesia dengan menyumbang

dana pendidikan dan beasiswa untuk anak-

anak kurang mampu. Tercatat puluhan anak

asuh telah menerima dana pendidikan dari

BPR Lestari

“Jangan pernah menyerah untuk mengejar

mimpi-mimpi kalian. Gunakan kesempatan

belajar yang telah diberikan sebaik mungkin

ini dengan menunjukan prestasi gemilang

kalian,” kata Pribadi Budiono di hadapan para

anak asuh BPR Lestari. Dalam acara social

gathering itu pula, BPR Lestari memberikan

apresiasi kepada para anak asuh dalam

bentuk bingkisan perlengkapan sekolah. Tak

ketinggalan pula untuk mereka yang sukses

mengukir prestasi sebagai juara kelas di

sekolahnya masing-masing, juga mendapatkan

hadiah khusus dari BPR Lestari.

“Kami berharap BPR Lestari dapat terus

membantu mereka yang kurang beruntung

menikmati bangku pendidikan,” pungkas Yoga.

EVENT

Page 20: M&I Magazine Vol.55

20 Vol. 55 | Agustus 2014

Ada sebuah kisah inspiratif. Kisah seorang Mahatma Gandhi muda, ketika ia tinggal dan belajar di Universitas College London.

Ia tinggal bersama orang tua angkat. Suatu hari, ibu angkatnya mendatangi Gandhi dan berkata, “Gandhi, putra saya ini tidak

mau mendengar saya. Namun entah mengapa dia selalu mau mendengar nasehat Anda. Putra saya terlalu banyak makan gula.

Saya sangat khawatir, giginya rusak dan gula sangat berbahaya. Jadi, bisakah Anda menasehatinya agar tidak makan gula lagi”.

Gandhi pun menyanggupi untuk menasehati putranya.

Hari-hari pun berlalu sejak percakapan itu. Setelah beberapa bulan tidak ada perubahan, anaknya tetap makan gula sebanyak sebelumnya.

Melihat tidak ada perubahan, suatu ketika, ibu angkatnya itu menemui Gandhi lagi dan berkata “Gandhi, apa Anda ingat apa yang saya katakan

beberapa bulan lalu mengenai kebiasaan putra saya makan gula? Anda bilang akan menasehatinya, tapi kenapa belum?” Gandhi menjawab,

“Saya sudah menasehati putra ibu, agar tidak makan gula banyak, tapi baru pagi ini”. “Baru pagi ini? Mengapa menunggu selama itu?” tanya ibu

angkatnya. “Karena, saya pun baru kemarin berhenti makan gula,” jawab Gandhi.

MemimpinDengan Contoh

LEADERSHIP Pribadi BudionoDirektur Utama BPR Lestari

ww

w.fo

rbes

.com

Page 21: M&I Magazine Vol.55

21Vol. 55 | Agustus 2014

Untuk memberi nasehat kepada seorang,

anak atau timnya, apalagi melarang, tidak

cukup dengan kata-kata. Tapi harus dimulai

dari diri sendiri. Bagaimana seorang

pimpinan berbicara kepada pegawainya

untuk disiplin dan tidak terlambat, sementara

ia sendiri datang terlambat. Bagaimana

seorang ayah melarang putranya merokok,

sementara ia sendiri masih pecandu rokok.

Setiap hari kegiatan Wali Kota Surabaya,

Risma, dimulai sehabis sholat subuh

keliling dari berbagai sudut kota, kampung,

ditemani dengan sopirnya. Perlengkapan

sapu, linggis, sepatu boot selalu ada dalam

mobilnya. Risma banyak menjumpai

berbagai hal. Anak-anak yang tidak sekolah,

karena menjadi pengemis. Gorong-gorong

yang mampet ketika hujan deras. Ketika

melihat ini, ia turun bersama sopirnya untuk

membersihkan gorong-gorong yang mampet

dengan linggis. Ikut membersihkan jalan.

Yang paling fenomenal adalah ketika ia

blusukan ke lokalisasi Dolly dan menanyakan

beberapa hal kepada WTS serta mucikarinya.

Pada akhirnya, awal Juni 2014, ia menutup

permanen lokalisasi terbesar di Asia

Tenggara. Apa yang dilakukan Risma tidak

akan memberikan hasil secara langsung.

Banjir masih tetap terjadi. Pengemis masih

ada. Di berbagai sudut kota masih kelihatan

kumuh dan kotor. Tapi, yang dilakukan

memberikan dampak yang sangat besar.

Ia memperoleh dukungan dari semua

komponen masyarakat.

Masyarakat menjadi disiplin. Tidak

membuang sampah sembarangan. Taman

kota dibangun di mana-mana, agar

masyarakat ada tempat rekreasi yang murah.

Anak-anak putus sekolah dibawa ke panti

asuhan untuk dididik. Pedestrian diperbaiki

dan tidak kalah bagusnya dengan luar negeri.

Sekarang pejalan kali sangat dimanjakan.

Perbaikan-perbaikan kecil telah dilakukan.

Akumulasi dari perbaikan-perbaikan yang

telah dilakukan, Surabaya pun menjelma

menjadi kota yang bagus, hijau, bersih dan

enak untuk pejalan kaki.

Belajar dari Zhu Rongji, bagaimana

memberantas korupsi di negeri kita. Ketika

dilantik menjadi Perdana Menteri Cina tahun

1998, Zhu Rongji menyatakan, “Berikan saya

100 peti mati, 99 akan saya kirim untuk para

koruptor dan 1 lagi buat saya sendiri, jika

saya pun melakukan hal itu.” Zhu Rongji tidak

asal bicara. Banyak koruptor yang dihukum

berat bahkan banyak yang dieksekusi mati.

Ini akan memberikan dampak yang sangat

besar bagi Cina. Efek jera yang tinggi. Indeks

korupsi turun.

Bagaimana dengan negeri kita?

Cara terbaik untuk memimpin dan

mempengaruhi tim Anda adalah dengan

selalu memberikan contoh dan teladan

untuk ditiru. Dengan selalu melakukan hal

yang benar dan menghindari pelanggaran,

bawahan Anda akan merasa segan untuk

melakukan hal serupa. Memberikan contoh

yang baik memang tidak menjamin 100% tim

Anda mengikuti. Setidaknya dengan memberi

contoh yang baik. Anda akan membuat tim

Anda menaruh respek lebih pada Anda.

Dengan begitu Anda akan lebih mudah untuk

menggerakkan mereka. Menggerakkan

untuk mencapai tujuan.

Bayangkan jika Anda bersikap semaunya di

kantor dan tidak mempertimbangkan apa

yang dipikirkan oleh bawahan Anda. Jika

Anda sendiri tidak bisa menunjukkan contoh-

contoh yang baik dalam bekerja, tim Anda

pun tidak lagi akan menaruh respek kepada

Anda. Melakukan hal-hal negatif hanya akan

memberi bawahan Anda alasan untuk ikut

melakukannya.

Ciptakanlah kebiasaan-kebiasaan baik di

lingkungan Anda. Jadilah orang yang tidak

hanya dapat diandalkan dalam sebuah

pekerjaan, melainkan juga punya karakter

yang baik dan bisa dicontoh. Para pemimpin

yang baik mendorong orang mereka maju

dengan semangat, inspirasi, kepercayaan,

dan visi. Jika Anda memimpin sebuah tim

yang tidak mempercayai Anda, produktivitas

akan turun. Antusiasme dan semangat akan

hilang. Visi Anda mencoba begitu keras untuk

membuat suatu hal terjadi akan kehilangan

daya tariknya. Semua karena tim Anda tidak

akan mempercayai Anda lagi. Bagaimana

dengan Anda?

“Berikan saya 100 peti mati, 99 akan saya kirim untuk para koruptor dan 1 lagi buat saya sendiri, jika saya melakukan

hal itu.”

LEADERSHIP

Page 22: M&I Magazine Vol.55

22 Vol. 55 | Agustus 2014

Page 23: M&I Magazine Vol.55

23Vol. 55 | Agustus 2014

Sejumlah pakar memberikan definisinya,

kebanyakan dari mereka menjabarkan

bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk

melihat sesuatu dengan sudut pandang yang

berbeda atau bahkan baru. Melihat persoalan

yang tidak dilihat oleh orang kebanyakan,

melihat solusi ketika orang lain buntu. Tingkat

kreativitas setiap orang berbeda tergantung

dari beberapa faktor yang mempengaruhinya.

Motivasi, pengetahuan, dan pelatihan yang

ditempuh setiap orang, diyakini menjadi faktor

pembeda kreatifnya seseorang dengan orang

lainnya.

Dari sisi bisnis, maka kreativitas adalah

fase yang membawa roda perusahaan terus

berputar dan tumbuh. Inilah alasannya

mengapa ada perusahaan yang bisa bertahan

lama hingga berganti abad, namun ada

pula perusahaan yang tak lebih dari usia

kebun jagung. Bahkan, ada pula perusahaan

yang terus berkembang melewati berbagai

rintangan. Dan hebatnya, proses kreativitas

yang melahirkan ide-ide, terkadang bisa

muncul dari mana saja. Bahkan dari produk-

produk yang sudah dihasilkan sebelumnya.

Itu pula sebabnya, mengapa banyak

pengusaha yang berhasil sukses dengan

cara memodifikasi cara-cara lama dengan

pendekatan baru yang lebih efektif dan

praktis bagi konsumen. Ide-ide baru terkadang

muncul dari hal-hal sederhana yang terkadang

dianggap remeh oleh orang lain.

Cerita yang sama, kami peroleh dari salah satu

narasumber kami yang sudah sepuluh tahun

terjun dalam industri kreatif. Produk yang

dihasilkan pun tidak main-main, yakni gambar-

gambar lucu dalam goresan tinta. Nama tokoh

rekaannya, jauh lebih populer dari nama

kreatornya sendiri. Siapa dia dan bagaimana

kisah perjalanannya merintis bisnis di industri

ini, mungkin bisa menjadi inspirasi baru bagi

Anda yang tertantang terjun dalam genre

usaha yang sama. Kami juga menghadirkan

nama lain yang profilnya kami sajikan dalam

rubrik ini. Dia adalah seniman gambar dunia

digital yang sudah menjadi ikon dalam industri

ini. Kepada reporter Money & I, mereka

bertutur soal keberaniannya menantang cara-

cara mainstream!

Shakespeare, nama ini dikenal karena sejumlah karya besarnya dalam dunia teater. Picasso, dengan seni lukisnya yang indah. Adapula nama Mozart, gubahan simfoninya, mengundang decak kagum hingga lintas generasi. Mereka adalah orang-orang yang selama ini dikenal sebagai tokoh dengan tingkat kreatifitas yang tinggi, lebih jauh dari kebanyakan orang yang hanya menghasilkan karya biasa-biasa saja. Mereka adalah orang-orang yang cenderung

produktif dengan menggunakan otak kanannya, dan menafikan “benar-salah”, sebagaimana kinerja otak kiri. Namun seiring waktu, ternyata para pengguna otak kanan bukan hanya didominasi kalangan seniman. Pelan tapi pasti, nama-nama lain muncul kepermukaan dari berbagai latar belakang ilmu pengetahuan. Einstein atau Thomas Alfa Edison misalkan, tanpa pemikiran kreatifnya, mungkin saat ini bisa jadi dunia masih gelap gulita. Dalam bidang teknologi, Steve Jobs dan Bill Gates adalah nama lain yang bisa kita ke depankan. Kreativitas pada akhirnya menjadi roda penggerak sejumlah perubahan besar di muka bumi. Lalu apa itu kreativitas?

CREATIVEprEnEurSHip

SPECIAL FEATURESPECIAL FEATURESPECIAL FEATURESPECIAL FEATURE

Page 24: M&I Magazine Vol.55

24 Vol. 55 | Agustus 2014

JAngo Sejuta Goresan Mengartunkan

BALI

Hampir 13 tahun, Jango dan Bog-bog sukses ‘menertawai’ Bali dengan banyolan satir khasnya. Melalui maskot kartunnya, Made Bogler, Majalah Bog-bog menyoroti perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat Bali

dalam bentuk kritik visual tanpa kata-kata.

Adalah Jango Pramartha, sosok yang

bertanggung jawab di balik kesuksesan

Majalah Bog-bog. Idenya untuk

membuat satu-satunya majalah kartun di

Indonesia tersebut telah menempatkan

profesi kartunis bangsa ini di tingkat paling eksklusif.

Terlebih dengan konsep kreatif yang begitu berani,

yakni mengolah elemen ‘kritik’ menjadi sebuah hiburan.

Kartun Bog-bog membawa isu-isu terpenting yang terjadi

di dalam kehidupan masyarakat Bali. Jango, sebagai

sang kreatornya mengambil sampel-sampel persoalan

dari fenomena perubahan sosial masyarakat Bali dan

kemudian menuangkannya dalam bentuk visual kartun.

Kartun-kartunnya bercerita tanpa banyak kata, hanya

mengandalkan simbol universal yang menegaskan sebuah

kritikan satir.

Semenjak dirilis Majalah Bog-bog telah menjadi fenomena

kultur pop tersendiri di ranah industri kreatif Indonesia.

Tak hanya pujian berupa Rekor Muri sebagai majalah

kartun pertama yang dimiliki Indonesia, tetapi juga

mendorong para generasi muda untuk melirik profesi

kartunis, tidak hanya sebagai sekadar passion, tetapi juga

masa depan mereka. Pria kelahiran 21 Desember 1965 ini

mengemas Bog-bog tak hanya sebagai majalah atau media

kritik sosial, tetapi juga sebagai sebuah bisnis kreatif.

Dalam perkembangannya, Bog-bog juga muncul sebagai

merchandise dan jasa desain & ilustrasi.

Kartun telah membawa Jango meraih berbagai

pencapaian penting dalam karirnya. Karya-karya kartun

dari mantan Ketua Persatuan Kartunis Indonesia

(PAKARTI) periode 2005-2010 ini seringkali diikut

sertakan tampil di berbagai galeri ternama di Eropa dan

Australia. Pria yang pernah mengisi kolom karikatur Bali

Post, The Jakarta Post, dan kini aktif untuk Harian Nusa

Bali ini juga menginiasiasi beberapa pagelaran eksibisi

tingkat nasional maupun internasional.

Kepada Money & I Magazine, Suami dari Putu Sefty

Virgantini dan ayah dari Putu Pramilla Seftyta Devi, Made

Gede Rendy Jati Satriani, dan Nyoman Tridy Dinusa

Bhakti ini tanpa ragu menceritakan perjalanan karir

profesionalnya sebagai kartunis hingga pertemuannya

dengan ide Bog-bog itu sendiri. Berikut petikan panjang

wawacaranya!

SPECIAL FEATURE

Page 25: M&I Magazine Vol.55

25Vol. 55 | Agustus 2014

Page 26: M&I Magazine Vol.55

26 Vol. 55 | Agustus 2014

Mengapa karya-karya kartun Anda kerap

menyentil isu lingkungan, sosial budaya,

dan pariwisata Bali?

Dari dulu saya memang tertarik dengan

gaya political cartoon. Itu yang menyebabkan

kartun-kartun saya kerap mengangkat isu-isu

dari fenomena sosial dalam masyarakat Bali.

Penggambaran tentang peristiwa perubahan

sosial yang terjadi di dalam masyarakat.

Permasalahan-permasalahan tersebut

dapat dengan mudah saya rangkum dalam

sebuah gambar, misalnya bagaimana Pulau

Seribu Pura berubah menjadi Pulau Seribu

Hotel atau sawah-sawah yang beralih fungsi

sebagai lapangan golf. Isu-isu seperti itu yang

saya tuangkan ke dalam kartun.

Saya sempat lama menjadi kontributor untuk

Harian Bali Post. Selain saya menyumbang

tulisan tentang sosial budaya, di situ saya

juga mengisi rubrik karikatur mereka.

Ketika saya menulis artikel yang begitu

panjang dan dalam, barangkali tak semua

orang tertarik untuk memperhatikannya.

Namun, ketika saya menggambar karikatur

yang berisi sentilan isu sosial budaya,

banyak orang kemudian menyoroti saya.

Bisa dikatakan, dalam political cartoon ini

tersimpan idealisme saya tentang bagaimana

menyikapi fenomena dari perubahan sosial

Bali yang meski diterjang oleh globalisasi

dan industri pariwisata, namun masih

tetap kuat mempertahankan budayanya.

Dengan menangkap segala perubahan sosial

masyarakat Bali ke dalam karya-karya inilah

yang menjadi dasar kuat bagi saya dalam

mengenali Bali lebih dalam.

Apa yang menginspirasi Anda untuk

mengolah kartun sebagai salah satu

produk industri kreatif?

Perkenalan saya dengan Dr. Carol Warren,

seorang antropolog dari Murdoch University,

Western Australia, telah membuka mata

Page 27: M&I Magazine Vol.55

27Vol. 55 | Agustus 2014

SPECIAL FEATURE

saya tentang posisi dan peran penting kartun dalam sebuah budaya.

Kartun tidak sekadar dianggap sebagai seni seni terapan. Kartun

tidak sekadar untuk hiburan, tetapi baginya kartun menjadi sebuah

kajian budaya. Bu Carol secara intensif menanyakan perihal kartun-

kartun saya di Bali Post dan ia mempelajari bagaimana kartun-kartun

tersebut mampu mewakili potret kehidupan masyarakat Bali saat

itu. Terlebih ketika saya berkesempatan menimba ilmu di Australia,

di mana saat itu saya kuliah University of Western Australia untuk

ELICOS, saya benar-benar melihat perspektif berbeda, bagaimana

orang luar mengapresiasi seni kartun itu sendiri. Meski saya

berkuliah di UWA, namun beberapa kali saya sempat diajak Bu

Carol untuk mengisi presentasi di Murdoch. Di sela-sela presentasi

tersebut, saya mendapati pameran yang memajang

beragam t-shirt ilustrasi kartun di sana. Dari sini

akhirnya saya terinspirasi untuk menerapkan ekonomi

kreatif melalui kartun-kartun saya. Pada tahun 1996,

saya mendirikan sebuah toko t-shirt bernama JOP

(Jango Paramartha) Shop di Kuta.

Bisa ceritakan konsep kreatif dari JOP Shop

tersebut?

JOP SHOP berusaha berbicara tentang isu lingkungan

dan pariwisata melalui kartun atau ilustrasi pada

seluruh t-shirt nya. Sederhananya melalui t-shirt

JOP SHOP, saya ikut mengajak orang-orang yang

mengenakannya untuk berperan sebagai ambassador

dalam pelestarian lingkungan dan budaya Bali. Saya

menyodorkan ini lho ada beberapa perubahan sosial

yang terjadi di Bali. Ketika turis-turis membeli karya

saya, otomatis ia akan menyebarkan cerita yang

Saya memang tertarik dengan gaya political cartoon. itu yang menyebabkan kartun-kartun saya kerap mengangkat isu-isu dari fenomena sosial dalam masyarakat Bali. permasalahan-permasalahan tersebut dapat dengan mudah saya rangkum dalam sebuah gambar...”

- Jango Pramartha

Page 28: M&I Magazine Vol.55

28 Vol. 55 | Agustus 2014

terkandung dalam t-shirt itu kepada teman-

temannya.

Apakah Anda mengarahkannya kepada satu

target pasar yang spesifik?

Pangsa pasarnya memang turis saat itu,

karena lokasi tokonya di Kuta. Responnya

sangat bagus saat itu, bahkan mampu

menarik atensi media-media dan beberapa

tokoh nasional, seperti Wimar Witoelar dan

Goenawan Mohamad. Ya, lantaran konsep

t-shirt kartun yang dibalut oleh kampanye

sosial dan lingkungan itu. Satu t-shirt saya

yang paling berkesan, di mana karikatur

di dalamnya menggambarkan pengaruh

globalisasi pada masyarakat Bali. Itu sangat

unik, karena saya menemukan kata “Bali” di

dalam “Globalism”. Jadi, ketika itu saya sorot

menjadi kartun, ternyata magnetnya sangat

kuat bagi siapa pun yang melihatnya, terutama

turis-turis asing.

Memangnya saat itu belum ada kompetitor

yang membuat konsep t-shirt serupa?

Setahu saya belum ada konsep t-shirt yang

menampilkan gaya political cartoon dengan

menyerempet ke isu sosial, budaya, serta

lingkungan Bali saat itu. Jadi, saya pikir

enggak ada salahnya saya mencoba konsep ini.

Apalagi saya sadar punya kemampuan untuk

mengembangkan ide-ide political cartoon ini.

Tinggal bagaimana cara mengemasnya dengan

baik, agar menarik untuk dijual.

Bagaimana Anda mengembangkan bisnis ini?

Apakah bisa survive?

JOP Shop sempat merasakan masa-masa

kejayaannya. Toko ini saya kelola sendiri,

Awalnya di sebuah tempat kecil mirip gudang

yang letaknya menjorok ke dalam, seperti

di lorong kecil begitu. Lantas dua tahun

berikutnya, saya pindahkan ke tempat yang

lebih memadai. Waktu itu, harga kontrak

tempatnya masih murah yang awalnya Rp 18

juta berubah menjadi Rp 24 juta dan sempat

berada di kisaran Rp 32 juta. Namun, ketika

menginjak tahun 2000, harganya naik drastis,

yakni sekitar Rp 150 juta. Di sinilah titik krisis

saya dimulai.

Mana mungkin saya sanggup membayar

harga sewa tempat 150 juta tersebut, apalagi

diharuskan kontrak minimal 3 tahun. Akhirnya

saya memutuskan untuk pindah dari tempat

itu dan mencari yang biaya kontraknya lebih

miring. Sayangnya di tempat yang baru,

kondisi penjualan kami malah memburuk

lantaran lokasi tokonya yang kurang strategis.

Akhirnya saya memutuskan untuk tutup toko

saja.

Kemudian Anda membuat Bog-bog?

Saya sempat dibantu oleh seorang kawan

untuk memasukan beberapa koleksi t-shirt

saya untuk dijual di sebuah mall terbesar di

bilangan Simpang Siur Kuta. Meski begitu,

saya tetap berusaha mencari cara untuk

Page 29: M&I Magazine Vol.55

29Vol. 55 | Agustus 2014

mengontrak tempat yang baru atau pun

mengajak kerjasama beberapa pihak.

Sayangnya tidak menemukan hasil yang

diharapkan. Suatu hari, ketika saya bertemu

dengan dua kawan lama Ebo dan Cece

Riberu, tercetus sebuah ide untuk membuat

majalah kartun. Dengan penuh percaya diri,

kami akhirnya mulai mengerjakannya. Kami

buatkan konsep sebuah majalah kartun yang

mampu berbicara tentang segala persoalan

Bali dan mudah dicerna oleh turis-turis asing.

Tercetus pula karakter Made Bogler. Itu

kita bertiga yang bikin karakternya. Kami

berusaha menampilkan sebuah karakter

yang mampu mewakili identitas masyarakat

Bali itu sendiri.

Sebelum memulainya, seberapa optimis

Anda saat itu terhadap peluang bisnis

Majalah Bog-bog?

Enggak, awal-awalnya saya pun enggak

yakin kalau majalah ini akan menghasilkan

uang. Tapi, ya karena saat itu belum ada

kerjaan yang bisa kami usahakan, jadinya

fokus dengan proyek ini. Waktu cetakan

edisi pertama, Bog Bog rilis juga belum

terlalu bagus. Kami pikir, ya yang penting

ada dulu lah. Nanti dalam perjalanannya,

kita bisa evaluasi lagi, yang penting jadi dulu

edisi pertamanya. Saya masih ingat, edisi

Page 30: M&I Magazine Vol.55

30 Vol. 55 | Agustus 2014

pertama Bog-bog rilis pada 1 April 2001. Ya

April Mop, karena memang ingin disesuaikan

dengan filosofi nama Bog-Bog itu sendiri.

Bog-bog itu artinya bohong dalam Bahasa

Bali. Saya melihat bahwa kartun itu sendiri

sebenarnya bersifat bohong dan abstrak.

Tapi konteks ‘bohong’ disini dimaksudkan

untuk menghibur. Lihat saja film-film kartun,

bagaimana karakternya yang dibanting

jutaan kali, tetap saja enggak mati-mati

kan. Kelebihan Bog-bog adalah bagaimana

kartun-kartunnya mampu menyampaikan

sebuah pesan dengan tanpa kata-kata. Itu

yang berusaha kami tonjolkan.

Katanya dulu sempat digratiskan ya?

Di awal pendirian, bog-bog benar-benar

murni hidup dari iklan. Waktu itu belum ada

merchandise, tapi sebenarnya di otak saya

konsep bisnis merchandise bog-bog itu sudah

ada sejak awal pendirian. Lumayan banyak

yang ingin beriklan dengan kita. Malah

banyak hotel mengirimkan e-mail positif

atas terbitnya Bog-bog. Dulu kami sengaja

gratiskan, namun lama-kelamaan kami buat

berbayar. Itu akibat dari permintaan oplah

yang cukup banyak dan demi menekan

cost produksi. Bog-bog itu ternyata tidak

hanya digemari oleh tamu-tamu asing,

malah tukang parkir atau juru masak hotel

sekalipun kerap mengambil majalah ini. Jadi,

biar nggak asal ngambil dan semuanya dapat

majalah, kami terpaksa jadikan berbayar saja.

Selamat, Bog-bog telah melewati usia

1 dekadenya. Bagaimana Anda dan tim

mampu mempertahankan konsistensi ini?

Melewati satu dekade ini tidak mudah.

Banyak yang bilang setelah berhasil melewati

fase 10 tahun, maka majalah ini sudah pasti

settle dan setidaknya bisa dikatakan cukup

legend. Kami sadar, bahwa kami berada di

dalam lingkaran industri kreatif. Oleh karena

itu, manajemen Bog-bog ini kami perkuat.

Mulai 2003, kami buatkan tim manajemen

dengan orang-orang yang berkapasitas di

bidangnya. Dari yang semula hanya tiga

orang saja, kini tim Bog-bog jumlahnya

sudah 13 orang. Kami kembangkan bisnis

kreatif yang kami miliki dengan membuat

merchandise dan membentuk BOG Design.

Majalah tetap menjadi ujung tombak

Bog-bog yang membuat kita dikenal di

mana-mana. Sementara BOG Design ini

memberikan support jasa bagi mereka yang

menggelar event dan membutuhkan jasa

kartunis untuk membuatkan cendera mata

kartun secara on the spot.

Seperti apa fase krisis yang pernah dilalui

Bog-bog dalam satu dekade perjalanannya

ini?

Sebelumnya kami sempat mengalami pasang

surut. Pasca Bom Bali, Majalah Bog Bog

sempat terkena imbasnya. Namun, lantaran

banyaknya dukungan dari tokoh masyarakat

dan elemen pariwisata, membuat kami bisa

berdiri lagi. Banyak yang berharap, agar Bog-

bog bisa menunjukan kepada dunia, bahwa

Bali masih bisa tersenyum dan bangkit pasca

Bom Bali. Pada tahun 2006, kami kembali

merasakan titik krisis dalam Bog Bog. Saat

itu, saya dan Ebo selaku founder merasa jenuh

dan ingin menyudahi majalah ini. Intinya,

kami jenuh dengan segala rutinitas Bog-Bog.

Saya dan Ebo juga tidak mengerti kenapa itu

bisa terjadi.

Hanya majalahnya saja yang kami

ingin hentikan. Sementara untuk bisnis

merchandise dan BOG Design masih

tetap akan kami jalankan. Buru-buru

saya umumkan kepada tim, bahwa akan

diadakan pertemuan untuk mengabarkan

pemberhentian majalah ini secara resmi.

Namun, sebelum itu terjadi, manajer saya

mencoba memberikan saran untuk tidak

menutup Bog-bog. Majalah ini ternyata

memberikan kontribusi dalam penguatan

keuangan kami.

Sebenarnya saat itu, kami juga masih

mengalami problem dalam hal keuangan.

Manajer kami ini pun memberikan opsi

bahwa jika kami bersikeras menamatkan

perjalanan Bog-bog, kami pun dipaksa

harus mencoret empat karyawanya, demi

menjaga stabilitas keuangan perusahaan.

Namun, sebagai founder yang telah lama

bersama-sama dengan tim ini, saya menjadi

tidak tega. Jadi kami memutuskan untuk

tetap menghidupkan majalah ini dan

mencari akar permasalahan dalam sistem

kerja kami. Ibaratnya, jangan sampai hanya

karena mencari tikus, kami harus membakar

rumah sendiri. Jadi, secara perlahan kami

evaluasi cara kerja, manajemen, dan tim

kami. Semuanya berproses, hingga kami bisa

sekuat sekarang.

Punya impian yang belum tercapai untuk

Bog-bog?

Saya berkeinginan untuk membuat semacam

galeri kartun yang berkonsep one stop

shopping. Siapa pun bisa menikmati karya bog

bog, sambil ngopi-ngopi dan melihat langsung

proses kreatif para kartunis kami di galeri

tersebut.

Pasca Bom Bali, Majalah Bog Bog sempat terkena

imbasnya. Namun, lantaran banyaknya

dukungan dari tokoh masyarakat dan elemen

pariwisata, membuat kami bisa berdiri lagi.

Banyak yang berharap, agar Bog-bog bisa

menunjukan kepada dunia, bahwa Bali masih

bisa tersenyum dan bangkit pasca Bom Bali.”

Page 31: M&I Magazine Vol.55

31Vol. 55 | Agustus 2014

Page 32: M&I Magazine Vol.55

32 Vol. 55 | Agustus 2014

Apa yang membuat Anda terdorong untuk

menekuni ilustrasi?

Sebelum mengawali semuanya ini, saya

sempat bekerja sebagai reporter event

Majalah Magic Wave pada tahun 2002.

Kebetulan kantor kami berdampingan dengan

kantor Bog-bog waktu itu. Meski tugas utama

saya menulis, tapi terkadang saya curi-curi

waktu senggang untuk menggambar ilustrasi.

Di lihatlah gambar-gambar ilustrasi saya oleh

Pak Jango Bog-bog. Jujur saya kurang pede

untuk memperlihatkan kartun saya ke orang-

orang Bog-bog, karena saya merasa masih

jauh dari mereka. Tapi, Pak Jango melihat dari

sudut pandang yang berbeda, bahwa gambar

saya itu punya keunikan tersendiri. Ia bilang

tidak ada salahnya menjadi beda. Diferensiasi

itu penting, apalagi dalam bisnis. Akhirnya

saya diberi ruang satu halaman di Majalah

Bog-bog untuk mengembangkan karakter

khusus yang idenya dicetuskan oleh Pak

Jango. Respon pembaca pun sangat bagus,

sehingga saya pun rutin mengisi kartun yang

bertajuk Urban Party itu.

Tentang apa Urban Party tersebut?

Kebetulan Majalah Bog-bog ini kan target

pasarnya juga untuk turis-turis asing. Jadi,

kartun Urban Party ini dimaksudkan untuk

memberi gambaran tentang aktivitas lifestyle

apa saya yang kerap dilakukan bule-bule di

Bali.

Bisa deskripsikan style kartun Anda?

Sebenarnya style kartun saya cenderung

imajinatif dan bentuk-bentuk yang tidak

proporsional. Pernah melihat karakter animasi

band Gorillaz? Ya, kurang lebih menyerempet

dengan gaya ilustrasi yang seperti itu. Saya

akui kelemahan saya memang terletak

pada penciptaan detil-detil karakter tubuh

manusia yang proporsional. Saya tidak bisa

menggambar seperti gaya kartun-kartun Bog-

bog. Mungkin memang style saya sudah seperti

ini. Saya juga percaya, bahwa pengalaman apa

yang saya terima dan bacaan-bacaan apa yang

pernah saya sentuh di masa kecil memberikan

pengaruh yang signifikan pada style gambar

saya saat ini. Dulu itu, saya senang sekali

membaca buku-buku komik semacam Ghost

Bumps. Bentuk-bentuk dengan style semacam

komik itu masih terus menempel dalam pikiran

saya.

Bagaimana ceritanya Anda akhirnya lebih

memilih karir profesional sebagai ilustrator,

terlebih di jalur freelance seperti sekarang?

Pada 2004, saya bekerja full-time sebagai

pattern-designer di sebuah perusahaan garmen

sembari juga masih mengerjakan Urban Party

menyebut nama Monez di ranah industri kratif Bali, kita akan dituntun kepada sosok ilustrator muda yang memiliki ciri khas goresan eksentrik dalam setiap karya-karyanya. Ilustrasi-ilustrasinya telah banyak digunakan untuk corporate identity dan tersebar menghiasi kampanye-kampanye kreatif peduli lingkungan. Pelbagai eksibisi nasional maupun Internasional pun pernah memajang salah satu karyanya. Tak hanya itu, gambar-gambar imajinatifnya juga turut tercatut indah dalam buku cerita dongeng karya penulis dari

Amerika Serikat. Uniknya, nama Monez ini tak hanya merupakan identitas sang kreator, namun juga berfungsi sebagai ‘brand’ untuk usaha jasa desain dan ilustrasinya. Adalah Ida Bagus ‘Monez’ Ratu Antoni Putra, seorang pemuda Tabanan di balik alter ego Monez tersebut. Nama Monez yang menjadi sapaan akrab dalam kesehariannya tersebut juga mampu membuatnya dikenal secara profesional. Pemuda kelahiran 28 April 1981 ini konsisten dalam menghasilkan karya-karya berkualitas. Terlebih, profesi ilustrator yang ia geluti berada di jalur freelance. Money & I Magazine pun berkesempatan menelisik lebih jauh ‘dapur kreatif’ Monez, seperti apa dunia ilustrasi yang ditekuni Monez serta titik awal bagaimana ia terjun di dalamnya. Berikut petikan wawancara kami dengan lulusan PSSRD Universitas Udayana (sekarang ISI Denpasar) ini.

Dunia Imaji Monez

Page 33: M&I Magazine Vol.55

33Vol. 55 | Agustus 2014

SPECIAL FEATURE

untuk Bog-bog. Saya bekerja selama delapan

tahun di sana dan cukup beruntung, karena

di sana saya bertemu orang-orang yang

memperkenalkan saya dengan komunitas-

komunitas ilustrator berbasis online.

Mulailah saya menyentuh situs semacam

DevianArt dan mengunggah ilustrasi-

ilustrasi saya ke sana. Dari sana, kemudian

pikiran saya pun terbuka, bahwa gambar-

gambar dengan gaya seperti ini memang

ada pasarnya di luaran sana. Mungkin kalau

sebatas di lokal saja, ilustrasi seperti saya ini

hanya akan berakhir sebagai desain t-shirt.

Tapi, kalau untuk market luar, produknya

bisa lebih luas, misalnya ilustrasi untuk buku

dongeng, ilustrasi untuk sampul album musik,

karakter untuk game, dan merchandise.

Inilah memperkuat keinginan saya untuk

fokus menekuni bidang ilustrasi secara

profesional. Sambil berproses, saya pun terus

mempelajari tren yang tengah berkembang

dalam dunia ilustrasi.

Sejak tahun 2006, saya mulai mendapatkan

banyak order dari yayasan-yayasan LSM

yang bergerak untuk lingkungan, Mereka

sering minta untuk dibuatkan ilustrasi untuk

social campaign. Nah, karena saya merasa

orderan yang datang semakin banyak dan

memecah fokus saya terhadap pekerjaan

utama di perusahaan, sehingga saya

memutuskan untuk resign dari pekerjaan

full time sebelumnya. Saya tidak ingin

konsentrasi saya pecah jadi dua, sehingga

hasil yang didapat tidak mampu maksimal.

Akhirnya, saya pun memulai profesi

ilustrator freelance ini dari rumah. Saya juga

berpikir untuk ke depan, bahwa saya tidak

ingin terlalu lama bekerja di kantoran. Kalau

saya enggak berhenti sekarang, mungkin

saya akan di sana lebih lama. Delapan tahun

bagi saya sudah cukup mendapatkan banyak

pengalaman dan pembelajaran. Saya ingin

mengejar passion saya di bidang ilustrasi ini

selagi masih muda dan bersemangat.

Page 34: M&I Magazine Vol.55

34 Vol. 55 | Agustus 2014

Sebenarnya Monez ini hanya sekadar nama

brand dari jasa ilustrasi Anda atau nama

pena panggung Anda sebagai seorang

ilustrator?

Dua-duanya. Dari sejak zaman sekolah,

kawan-kawan sering manggil saya Monez

seperti itu. Sapaan akrab itu terbawa

dalam diri saya hingga sekarang. Kalau

misalnya saya memperkenalkan diri atau

menyerahkan kartu nama dengan nama

lengkap saya, takutnya orang jadi bingung.

Saya permudah saja dengan mem-branding

diri saya sepenuhnya dengan nama Monez

itu. Jadi, kalau dengar nama Monez, mereka

akan ingat saya sebagai ilustrator Bali.

Sebelum mengajukan resign, seberapa yakin

Anda dengan prospek sebagai freelance

ilustrator ini?

Yakin enggak yakin sih! Tapi ya prinsip saya

waktu adalah yang penting dikerjakan dulu,

selagi ada niat besar di sana. Sebelum resign,

saya sudah prepare untuk menghadapi

tantangan sebagai freelancer seperti ini. Saya

memperhitungkan untuk mencari klien-klien,

terutama yang saya rasa merupakan kategori

klien berkelanjutan.

Apa ada strategi khusus dalam

mendapatkan klien?

Saya sangat terbantu dengan keberadaan

sosial media. Perkenalan pertama saya

dengan Friendster, Multiplay, dan DevianArt

ternyata membukakan banyak jejaring

dengan orang di luar sana yang berminat

terhadap karya ilustrasi saya. Beberapa klien

mulai berdatangan. Terlebih kini dengan

hadirnya Facebook, Twitter, dan Instagram

membuat semua promosi dan branding saya

menjadi lebih mudah. Strategi sosial media

ini lah yang saya optimalkan, disamping

membangun jejaring dengan orang-orang di

dunia nyata.

Jenis proyek yang paling dominan ditangani

sejauh ini?

Untuk saat ini, lebih banyak children book.

Saya juga lebih suka mengerjakan project ini,

karena buku anak-anak itu memberi ruang

imajinasi yang lebih luas untuk ilustrasi.

Biasanya klien saya untuk project ini berasal

dari Australia dan Amerika. Pengerjaannya

memang lumayan lama, hampir 3 bulan,

karena harus menyesuaikan dengan alur

cerita dan imajinasi si penulis. Jadi, antara

saya dan si penulis harus punya satu visi, agar

ilustrasi yang dikerjakan juga maksimal.

Page 35: M&I Magazine Vol.55

35Vol. 55 | Agustus 2014

Apakah pernah ada klien yang meminta

dibuatkan gambar yang jauh dari style

ilustrasi Anda?

Pernah. Dulu pernah, beberapa perusahaan

yang memesan gambar jauh dari style saya.

Meski begitu, saya tetap memperlihatkan

portfolio saya dan memberikan pengertian

terhadap mereka akan style gambar yang

saya miliki. Namun, sekarang, klien-klien

yang datang sudah enggak lagi begitu.

Mungkin sebelumnya, sudah sempat cek

portofolio saya di website.

Hampir empat tahun Anda bekerja sebagai

freelancer ilustrator. Di tahun ke berapa

Anda sudah merasa berada di titik puncak

atau titik paling stabil atas apa yang tengah

Anda bangun sejauh ini?

Buat saya ini belum puncak. Saya masih

mencari pola dari sistem kerja dan

manajemen saya. Di sini, saya masih

berproses dan terus belajar mengaktualisasi

diri. Sekarang saya sudah berani merekrut

satu karyawan untuk diajak membantu

membuat ilustrasi. Ya, orderan semakin

menumpuk dan saya sudah kewalahan untuk

mengejar deadline sendiri, bahkan dulu

sempat saya menolak order saking penuhnya.

Jadi, ada baiknya mencari satu ilustrator lagi

yang mampu menyesuaikan ritme kerja dan

style gambar saya.

Ternyata ada baiknya juga saya pernah kerja

kantoran dulu. Karena sedikit tidaknya

pengalaman manajemen yang pernah saya

dapatkan di sana, kini bisa saya terapkan

untuk Monez. Sebagai seorang freelancer,

kita bisa mengusahakan dan belajar

mendirikan bisnis kita sendiri dari nol. Kita

dapat mengembangkan pengetahuan kita

terhadap suatu hal yang baru. Saya merasa

jalur ini sangat banyak membantu saya dalam

mengembangkan diri. Bagaimana saya bisa

mempelajari tren yang tengah berkembang

dan tidak pernah menutup diri dari segala

perspektif baru.

Ada hal yang ingin Anda realisasikan lagi

untuk kemajuan Monez ke depannya?

Saya bercita-cita ingin membuatkan studio

ilustrasi sendiri untuk Monez lengkap dengan

tim ilustrator yang punya style gambar

beragam. Karena saya pikir sangat penting

menyiapkan tim yang mampu menjawab

tantangan industri. Tentunya dengan

menawarkan banyak style akan sangat mudah

menerima proyek ilustrasi yang beragam.

Dewasa ini, saya mengamati banyak orang-

orang kreatif di dunia barat sana yang

mengincar ilustrator-ilustrator di Asia. Celah

yang seperti ini harus kita manfaatkan.

Selain itu, saya juga ingin merekrut seorang

marketer untuk membantu saya menjalankan

bisnis Monez ini. Namun, saya masih mencari

formula yang tepat untuk manajemen yang

masih terbilang kecil seperti ini.

Page 36: M&I Magazine Vol.55

36 Vol. 55 | Agustus 2014

Suzana ChandraManaging Director, Lestari LivingSMART FAMILY

Liburan sekolah tengah tahun yang

panjang, memberikan tantangan

yang beragam bagi orang tua dan

juga anak-anak. Beberapa pilihan

seperti summer camps untuk

menari, gymnastic, belajar memasak, melukis,

jalan-jalan, dan lain-lain, terkadang masih

tidak cukup untuk memberikan aktivitas

yang berguna untuk mengisi waktu libur dan

menghibur active young minds. Kerepotan

akan bertambah kalau pada saat yang

bersamaan, beberapa pekerjaan memiliki

deadline yang hampir bersamaan.

Jauh-jauh hari, tepatnya beberapa bulan

sebelum libur panjang tersebut, saya melihat

kalender di depan saya, dan menimang-

nimang apa yang dapat saya lakukan dalam

juggling works selama school holiday. Akhirnya

saya putuskan untuk menjadwalkan satu

minggu jalan-jalan ke Hongkong dan Macau

di pertengahan liburan sekolah. Idenya

adalah untuk “memecah” liburan panjang,

supaya tidak monoton bagi anak-anak.

Disamping itu, kebetulan ada tiket promo

dari Cathay Pacific Airlines.

Untuk liburan kali ini, saya memutuskan

untuk mengurus jadwal dan tujuan wisata

sendiri, tanpa tour. Berbekal informasi dari

beberapa teman, tips dari banyak artikel dan

tentu saja informasi dari Uncle Google, saya

membuat itinerary jalan-jalan kali ini.

Pada hari Jumat, 11 Juli 2014, kami sampai

di Hongkong Airport. Ini adalah airport baru

yang dibangun di tanah reklamasi. Yaitu

tanah yang diciptakan dengan menimbun

laut dangkal. Dari pesawat, kita bisa lihat

bahwa Hongkong Airport berada di luar

Pulau Lantau. Tepatnya di daerah Chep Lap

Kok, sekitar 40 km dari pusat kota. Besarnya

airport luar biasa, yaitu seluas 1,225 km2

(sebagai perbandingan airport Soekarno-

Hatta hanya seluas 18 km2), dengan 2

terminal masing-masing sebesar 710 ribu

m2, ada dua run way sepanjang 3,800 m

dengan 102 gates. Melayani 60 airlines yang

terbang ke 140 kota termasuk 40 tujuan

domestik. Airport ini merupakan airport ke-5

tersibuk di dunia.

Turun dari pesawat, kita harus naik kereta

api bawah tanah untuk menuju Imigrasi yang

memiliki counter banyak sekali. Petugas di

lapangan dengan sigap mengatur alur para

penumpang untuk mengantri dan mengisi

jalur-jalur yang tersedia. Sangat efisien.

Dengan segitu banyaknya penumpang yang

turun, antriannya tidak sampai 10 menit.

Disediakan juga antrian yang khusus untuk

penumpang usia 65 tahun dan penumpang

yang disable.

Keluar dari Imigrasi, kita sampai di bagian

pick up luggage yang luar biasa besarnya.

Semua sign sangat jelas, dalam tulisan

Mandarin dan English, menunjukkan kemana

kita harus mengambil koper-koper. Karena

besarnya ban berjalan dan design-nya

yang panjang melengkung, kita tidak perlu

bedesak-desakan dalam mengambil koper.

semua dengan santai dapat meraih koper

miliknya. Duh, bandingkan dengan usaha

pada saat kita ambil koper di tanah air.

Bandaranya besar sekali dan sangat sibuk,

tetapi semua sign-nya sangat jelas dan

diposisikan dengan sedemikian rupa seperti

map berjalan. Kemana mata menengok, signs

selalu mengantar kita ke tujuan yg dicari.

Yang paling amazing adalah connectivity yang

didesain sedemikian rupa, dari satu tempat

ke tempat lain. Baik dari udara (bandara),

ke darat (trans, MTR dan bus, jalan kaki),

maupun dengan air (ferry).

Semuanya terhubung dengan mudah. Dari

satu gedung ke gedung lain semua terhubung

dengan koridor yang diisi dengan toko-toko

dan resto yang menarik, art gallery dan

lain-lain. Feast to the eyes. Semua dapat

dilakukan tanpa harus keluar dari gedung

dan sangat nyaman dengan air conditioner.

Holiday Yuk ...!

ww

w.c

ina.

pan

du

anw

isat

a.co

m

Page 37: M&I Magazine Vol.55

37Vol. 55 | Agustus 2014

SMART FAMILY

Hmm, terbayang berapa besar listrik yang

dibutuhkan ya? Apa tipe pembangkit tenaga

listrik yang dipakai?

Kami naik bus menuju Hotel Royal Park-Sha

Tin. Pada saat bertanya, di bagian informasi,

kami langsung ditujukan ke counter yang

menjual Octopus Card yang dapat digunakan

untuk bus, MTR (kereta api bawah tanah),

dan di berbagai supermarket dan toko.

Dengan menggeret luggages, kami menuju

bus station. Agak ragu juga, bagaimana

turun naik bus dengan membawa luggage

yang besar dan kebetulan saya membawa

orang tua (usia di atas 65 tahun). Ternyata,

semuanya as smooth as porcelain. Masuk bus,

scan octopus card, koper tinggal di-rolling saja

(tidak usah diangkat), kemudian langsung

ditaruh di tempat yang disiapkan untuk

luggages, sehingga penumpang bisa langsung

melenggang cari tempat duduk. Koper-koper

kecil bisa ditaruh di tak atas. Very efficient!

Pengalaman ini terjadi di setiap sudut kota

Hongkong. Kami terkagum-kagum melihat

sedemikian canggihnya mereka mendesain

semua kota. Berbagai akomodasi/hotel selalu

terhubung dengan bus terminal, dengan

MTR, dengan food court dan restoran, dengan

toilet yang bersih dan di tempat-tempat

strategis. Shops/ retailers selalu diposisikan

di setiap koridor, dengan desain yang sangat

mengundang selera. Semuanya terhubung

seperti kaki gurita yang selalu memiliki akses

ke berbagai tempat.

Bahkan, 90% kita dapat melakukan semua

kegiatan, tanpa harus keluar dari gedung

atau beranda. Jarang sekali kita harus

berjalan di pinggir jalan raya. Kalau kita

keluar, bahu jalan sedemikian lebarnya,

sedemikian nyamannya untuk berjalan.

Bersih, nyaman dan sign tujuan ada di mana-

mana, sangat jelas. Di tempat-tempat umum

terlihat tanda dilarang merokok FINE $6,000

(sekitar IDR 1 juta rupiah). Tempat sampah

dimana-mana, dan tempat sampahnya selalu

dikosongkan serta dibersihkan.

Yang lebih amazing adalah jumlah

pengunjung. Banyak sekali. Selama 5 hari

di Hongkong, semua sudut kota selalu

penuh dengan pengunjung. Baik daerah

turis maupun daerah lokal, daerah modern

maupun “old Hongkong” semua penuh

dengan manusia. Semua orang bertransaksi.

Katanya banyak sekali pengunjung dari

mainland Cina. Busyeeet, marketnya besar

sekali. Pemandangan sedikit berbeda,

adalah pada saat kami menuju Macau.

Macau dapat ditempuh dengan 1 jam kapal

ferry. Ini merupakan daerah tersendiri,

sehingga passport dan kartu keberangkatan

dibutuhkan. Konektivitasnya tetap sama,

di mana semua hotel terhubung satu sama

lain, dan semua dipenuhi dengan koridor

shop “High End Brands”. Yang tidak ada

adalah kereta api, dan bus juga sangat

sedikit. Di Macau, dipenuhi dengan Casino

dan pertunjukan. Cukup dua malam saja,

untuk mengenal Macau dan old Macau yang

kebanyakan adalah budaya dan bangunan

peninggalan Portugis.

Pada hari terakhir, kami pulang dengan

ferry ke Hongkong Airport. Check in luggage

di ferry terminal yang ternyata di-connect

dengan international flight langsung. Jadi

tidak usah ambil luggage lagi. Sejam ber-ferry

ria, kami tiba langsung di bagian Imigrasi di

Hongkong International Airport. Luar biasa

konektivitasnya.

Hmm, sepanjang perjalanan, saya terus

berbicara mengenai konektivitas, efisiensi

penggunaan ruang/daerah, kebersihan, dan

kenyamanan. Free internet ada dimana-mana.

Informasi ada dimana-mana. Hmm, jalan-

jalan seperti ini, membuka mata bahwa masih

banyak sekali yang bisa diperbaiki untuk

Indonesia tercinta ini. Hmm, semoga saja

pemerintahan yang baru ini benar-benar

mau membangun indonesia. Hmm, tidak

usah muluk-muluk, lihat dan contoh saja

Hongkong dan Singapura, bahkan Malaysia.

Hmm, Indonesiaku, tanah yang kucinta. There

is so much we can do! Perubahan akan perlu

waktu, tetapi harus dimulai pada satu waktu.

Dan waktunya adalah sekarang.

Page 38: M&I Magazine Vol.55

38 Vol. 55 | Agustus 2014

INFO NIAGA

Nuansa alam pedesaan dengan

hamparan hijau persawahan

beratmosfer sejuk dan

tenang kini menjadi incaran

masyarakat urban di akhir

pekan. Mereka yang jenuh dengan hiruk

pikuk perkotaan, panorama sesak gedung-

gedung modern, dan luapan kemacetan,

ingin kembali menikmati esensi dari liburan

yang tenang dan kembali ke alam. Inilah

yang menjadi inspirasi utama dari kehadiran

Sawah Indah.

Berlokasi di Jalan Raya Goa Gajah Ubud,

Sawah Indah benar-benar menarik kita untuk

menjauh dari titik-titik teramai perkotaan.

Hanya membutuhkan waktu kurang

lebih 35 menit dari kota Denpasar untuk

mencapai restoran yang didirikan oleh Deka

Sugiyantha sejak 5 tahun silam ini. Sesuai

dengan namanya Sawah Indah, maka sawah

pun menjadi ikonnya. Berhektar-hektar

pemandangan lanksap sawah pun telah siap

menyambut pengunjung.

“Saya mencoba menawarkan sebuah

restoran dan sekaligus tempat rekreasi

keluarga yang mengusung konsep pedesaan.

Karena bagi masyarakat perkotaan, konsep-

konsep pedesaan seperti ini masih begitu

segar di mata mereka. Saya berusaha

memperkuat konsep ini baik dalam pemilihan

tempat dan menu makanannya,” papar

Deka Sugiyantha. Sawah Indah memang

dirancang dengan semangat aristektur Bali

pedesaan. Atap alang-alang, kolam, dan

bale-bale gazebo Bali saling bersinergi untuk

mengoptimalisasikan suasana retreat itu

sendiri. Terlebih dengan kepungan eksotisme

alam pedesaan di sekeliling Sawah Indah.

Demi mempertegas konsep “restoran di

tengah sawah”, Sawah Indah menawarkan

varian menu yang sesuai dengan tema alam

dan pedesaan itu sendiri. Bebek Crispy

Cabe Ijo dan Timbung Gurami menjadi dua

andalannya. Tentu yang paling unik adalah

Timbung Gurami, di mana ikan gurami

dibakar di dalam bambu. Lantaran bambu

inilah yang membuat bumbu rempah-rempah

tradisional dapat lebih meresap ke dalam

ikan yang dibakar. Menikmati dua cita rasa

hidangan tersebut di atas bale dengan

panorama sawah masih belum lengkap

Sepaket Kebaikan Alamdi “Sawah Indah”

Page 39: M&I Magazine Vol.55

39Vol. 55 | Agustus 2014

INFO NIAGA

dengan racikan segar es buah di dalam

kelapa ala Sawah Indah. Harga menunya pun

cukup terjangkau, yakni berada di kisaran Rp

20.000 – Rp 90.000

Fun Outbond

Meski Sawah Indah berkonsep restoran,

namun tak serta merta membuat

Deka Sugiyantha berfokus hanya pada

pengembangan kulinernya semata. Malah,

pria yang pernah merintis usaha ekspor

untuk mendekatkan pengunjung dengan

alam. “Bahkan kami punya aktivitas fun

game di lumpur yang begitu menarik atensi

pengunjung,” tambahnya.

Program-program outbound ini pun tak

hanya diminati oleh pengunjung restoran

yang datang secara individu atau grup

dalam jumlah kecil, tapi juga menarik atensi

grup corporate maupun komunitas dengan

kapasitas yang besar. Tak heran jika program

furniture dan patung ini pun menyuntikan ide-

ide kreatifnya guna menghidupkan nuansa

rekreasi di dalam Sawah Indah. Aktivitas

outbond pun dipilih sebagai salah satu ‘menu

utama’ dari keunikan Sawah Indah.

“Enggak afdol rasanya, kalau jauh-jauh ke

Ubud hanya untuk makan sambil melihat

panorama. Kalau ada aktivitas outbond kan

liburan jadi lebih seru,” ungkapnya. Adapun

aktivitas-aktivitas outbond yang ditawarkan

seperti rafting, cycling, trekking, dan ATV

Adventure. Kegiatan bersepeda dan trekking

menjadi dua kegiatan yang paling digemari di

Sawah Indah. Menurut Sugiyantha, seluruh

aktivitas outbond itu sejatinya bertujuan

Page 40: M&I Magazine Vol.55

40 Vol. 55 | Agustus 2014

INFO NIAGA

outbond menjadi salah satu daya tarik

Sawah Indah. Setiap aktivitas outbond itu

sendiri ditawarkan dalam bentuk paket yang

harganya berkisar dari Rp 150.000 – Rp

350.000 dan sudah termasuk makan siang.

Satu program aktivitas akan berlangsung

selama 3-4 jam.

Tak hanya untuk pengunjung dewasa,

Sugiyantha juga menawarkan program

outbound edukatif untuk anak-anak. Mereka

akan diajak untuk mempelajari aktivitas

petani secara langsung, seperti cara

membajak sawah, menanam padi, hingga

memelihara bebek sekalipun. “Respon dari

beberapa sekolah sangat positif terhadap

program ini dan sangat antusias mengajak

anak didiknya untuk ikut program tersebut.

Saya punya keyakinan bahwa program ini

memang sangat dibutuhkan oleh anak didik

kita,” jelas pria yang berdomisili di Sesetan

ini.

Sawah Indah juga sangat ideal sebagai venue

untuk penyelenggaraan sebuah event dengan

kapasitas mencapai 200 orang. Bahkan,

restoran ini sudah beberapa kali digunakan

sebagai wedding venue. Sawah Indah tak

pernah sepi pengunjung. Tercatat 300-

400 pengunjung setiap harinya memenuhi

restoran ini dan terpantau padat di jam-jam

makan siang.

Bagi Anda yang ingin merasakan sepaket

pengalaman alam di sebuah restoran bercita

rasa Indonesia, maka Sawah Indah bisa

menjadi pilihan utama pelepas penat Anda.

(ADV)

Page 41: M&I Magazine Vol.55

41Vol. 55 | Agustus 201447the-mni.com | Vol. 53 June 2014 |

Page 42: M&I Magazine Vol.55

42 Vol. 55 | Agustus 2014

ACCIDENTAL WOM

Beberapa waktu lalu seorang

pramugari Garuda Indonesia

bikin heboh di jagad Twitter.

Pasalnya seorang penumpang

asal Kepong, Malaysia

“memergoki” sang pramugari sedang

khusyuk menunaikan ibadah sholat sekitar

10 menit setelah pesawat lepas landas.

Kagum dengan kesolehan si pramugari, si

penumpang sontak memotretnya dengan

kamera ponsel dan kemudian menyebarkan

luaskannya melalui akun Facebook. Sejurus

kemudian, decak kagum membahana di jagad

Twitter dan Facebook.

INSIGHT YuswohadyPraktisi Pemasaran dan ex. Sekjen Indonesia Marketing Association

ww

w.s

oo

per

boy

.co

m

Berikut ini komentar akun @sooperboycom

di Twitter: “Salut..! Pramugari tertangkap

Sholat di dalam Pesawat. http://goo.gl/f1BPJa

Ini baru pramugari idaman.” Sementara

komentar akun @saptuari bernuansa

menyindir kita-kita: “Mbak Pramugari Garuda

ini tetap sholat di Pesawat… Subhanallah!

Kamu yg di darat gimana?”

Dengan “word of mouth” (WOM) tersebut,

tak terhindarkan lagi, brand Garuda

Indonesia pun ikut-ikutan melambung

setinggi langit. Sang pramugari telah

mengharumkan nama Garuda Indonesia.

Authentic

Kenapa “aksi” si pramugari begitu

menghebohkan dan memicu positive

word of mouth yang luar biasa di dunia

maya? Setidaknya ada tiga alasan.

Pertama, it’s touching the heart. Ya, karena

peristiwa itu menyentuh hati siapapun

yang mengetahuinya. Kesolehan si

pramugari menyentuh hati, tak hanya

dari sisi emosional, tapi juga sisi spiritual

kita. Peristiwa itu menjadi sebuah oase

menyejukkan di tengah anggapan miring

mengenai profesi pramugari. Peristiwa kecil

itu begitu menyentuh lubuk hati terdalam

Page 43: M&I Magazine Vol.55

43Vol. 55 | Agustus 2014

dari si penumpang, sehingga kemudian

menggerakkannya menyebarkan ke banyak

orang melalui media sosial.

Kedua, it’s an engaging story. Peristiwa

tersebut menciptakan sebuah cerita

yang menggugah orang-orang untuk

meresponnya. Bagaimana si penumpang

awalnya punya persepsi negatif alias suudzon

kepada si pramugari. Bagaimana ia kemudian

kagum dan memotretnya untuk diunggah

di Facebook. Juga, bagaimana para netizen

kemudian meresponnya dengan decak-

kagum mengharu-biru. Semuanya terjalin

menjadi sebuah cerita menghebohkan yang

membuat semua orang terlibat dan “terhisap”

ke dalamnya.

Ketiga, it’s authentic and spontaneous. Aksi

si pramugari maupun si penumpang adalah

sebuah peristiwa yang genuine tanpa

dibuat-buat, tanpa direkayasa secuilpun.

Seluruh jalinan cerita itu merupakan suatu

yang otentik, karena belum pernah terjadi

sebelumnya. Coba Anda bayangkan, apa yang

bakal terjadi, jika Garuda Indonesia mereka-

ulang peristiwa tersebut (bahkan dengan

pramugari dan pesawat yang sama) dan

kemudian menyebarkannya di media sosial?

Saya jamin 1000%, bukan decak kagum

yang dituai, justru sebaliknya cemoohan. Ya,

karena ketika peristiwa itu direplikasi, maka

serta-merta ia akan kehilangan keotentikan

dan spontanitasnya, sehingga dampak word

of mouth-nya menjadi luntur .

Menjadi Brand Ambassador

Apa pelajaran paling berharga yang kita

peroleh dari kasus mbak pramugari? Pesan

terpenting yang kita peroleh adalah bahwa

setiap karyawan bisa memainkan peran

sebagai brand ambassador bagi perusahaan

tempat ia bekerja. Pertanyaan saya: jika Anda

seorang pegawai administrasi, resepsionis,

atau seorang satpam, apakah Anda bisa

mengharumkan nama perusahaan seperti

halnya si pramugari? Why not! Kehadiran

media sosial menjadikan siapapun di dalam

perusahaan untuk menjadi brand ambassador

yang powerful.

Dua tahun lalu ada peristiwa menghebohkan,

ketika Agus Chaerudin, seorang office boy

yang bekerja di Bank Syariah Mandiri cabang

Bekasi menemukan amplop di tempat

sampah yang di dalamnya tersimpan uang

Rp 100 juta. Agus tak menyentuh sama

sekali uang itu, ia langsung mengambil dan

menyerahkannya ke satpam. “Itu bukan

rezeki saya, itu hak kantor. Allah Maha

Melihat, Maha Mengetahui,” ujarnya polos.

Kejujuran si OB telah menyentuh hati dan

menimbulkan decak kagum banyak orang,

persis seperti yang terjadi pada si pramugari.

So, seperti halnya mbak pramugari dan

mas OB di atas, siapapun karyawan kini

bisa mengharumkan nama perusahaan dan

menjadi “hero of the company” dengan

menciptakan positive word of mouth. Kabar

baiknya, di era media sosial sekarang ini,

kejadian seperti yang mereka alami semakin

sering kemungkinannya untuk bisa terjadi.

Namun, apakah kejadian mbak pramugari

dan OB itu bisa didesain sebelumnya

atau direkayasa sedemikian rupa untuk

menghasilkan efek WOM yang powerful?

Barangkali ini kabar buruknya: tidak!

Kecelakaan

Inilah hukum dasar WOM: semakin

direkayasa sebuah peristiwa, semakin kecil

dampak WOM-nya. Semakin tidak otentik

sebuah peristiwa, semakin luruh pula dampak

WOM-nya. Semakin tidak spontan sebuah

peristiwa WOM, semakin memble pula efek

WOM-nya. Elemen terpenting terbentuknya

WOM yang powerful adalah keotentikan

(authenticity) dan spontanitas (spontaneity).

Tak heran jika program-program WOM yang

didesain dan direncanakan sedemikian rupa

oleh marketer kebanyakan kandas, karena

kehilangan otentisitas dan spontanitas.

Karena kenyataan ini, saya berani

mengatakan: “The powerful WOM is an

accidental WOM.” WOM yang hebat

adalah WOM hasil kecelakaan, bukan hasil

perencanaan dan perekayasaan.

Kalau demikian adanya, berarti kita tidak

bisa mendesain dan merencanakan program

WOM untuk brand kita dong? Bisa, tapi

Anda harus selalu siap mental dan legowo,

jika program tersebut kandas dan tak

memenuhi harapan. Belajar dari kasus mbak

pramugari sebagai rule of thumb, saya hanya

bisa memberikan tiga tips. Pertama, touch

audience’s heart. Kedua, share an engaging

story. Ketiga, create authenticity.

INSIGHT

Page 44: M&I Magazine Vol.55

44 Vol. 55 | Agustus 2014

EnAm CArA uniKTINGKATKAN

PERFORMA KERJA

1

2

Kualitas Terus Ditingkatkan

Bukan zamannya lagi malas-malasan, berdiam di

zona nyaman, dan menampilkan kinerja yang biasa-

biasa saja. Karena dengan performa yang standar

itu akan mempersulit Anda untuk mencapai prestasi

yang gemilang di kantor. Dunia kerja itu serba

menuntut kinerja yang tinggi, sehingga Anda harus

mulai memperbaiki diri, bekerja dengan tekun, dan

tingkatkan kemampuan unggul yang Anda miliki. Anda

bisa mencari informasi terkait hal yang membuat

seseorang sukses menekuni bidangnya.

Kenali Pesaing Anda

Dari sekian banyak rekan karyawan Anda, pasti satu

atau dua diantaranya memiliki keunggulan dalam

posisi yang sama dengan Anda. Oleh karena itu, Anda

harus mengenali kemampuan pesaing Anda ini. Anda

harus mulai menentukan standar kinerja Anda sendiri.

Mulailah membuat sebuah deskripsi berdasarkan atas

apa yang Anda yakini tentang kinerja tertinggi dari

pekerjaan Anda. Lantas, cobalah tantang diri Anda

untuk bisa melampaui standar kinerja dari pesaing

Anda tersebut. Meski begitu, Anda harus tetap

berpedoman pada persaingan yang sportif.

Page 45: M&I Magazine Vol.55

45Vol. 55 | Agustus 2014

HEALTHY LIVING

3

4

5

6

Mempelajari Pasar Global

Anda harus mulai membuka wawasan terhadap segala

informasi mengenai pasar global. Ini akan sangat

membantu meningkatkan kepekaan Anda dalam

mengatur strategi optimalisasi performa kinerja

Kuasai Peluang Kerja Anda

Cobalah melatih diri untuk melihat peluang dan

eksekusi hal tersebut dengan nyata dan cemerlang.

Namun, perlu diingat bahwa Anda harus konsisten

dalam menumbuhkan peluang tersebut.

Menulis Blog Sambil Pantau Kemajuan Anda

Blog bisa menjadi alat untuk mencatat kemajuan

kinerja Anda. Di sana, Anda bisa menulis segala

pencapaian, tantangan, dan hal-hal yang baru Anda

pelajari untuk di-share kepada para blogger di jagat

maya. Atau Anda boleh saja tidak mempublikasikan isi

blog Anda tersebut, namun cukup digunakan sebagai

media pemantau. Tuliskan rencana dan apapun yang

penting tentang masa depan Anda. Ibaratkan blog

tersebut sebagai jurnal pribadi Anda.

Tekadkan Niat Berinvestasi

Mulailah menantang diri Anda untuk mengejarkan

sesuatu yang baru, misalnya berwirausaha kecil-

kecilan. Terapkan manajemen yang baik dan pelajarilah

semua kesalahan yang telah Anda perbuat. Setelah

tahu apa kesalahan Anda, maka segera bangkit dan

perbaiki kekeliruan tersebut.

ww

w.m

on

ster

wo

rkin

g.co

m

Page 46: M&I Magazine Vol.55

46 Vol. 55 | Agustus 2014

FITNESS Denny SantosoPraktisi Kesehatan dan Kebugaran

ww

w.d

rhal

eype

rlus

.file

s.wor

dpre

ss.c

om

Pendapat, rumor dan teori seputar mengecilkan perut terus berkembang di

kalangan pakar kesehatan, termasuk dokter, pelatih pribadi, guru infomersial,

teman-teman, guru, bahkan orang tua. Beberapa informasi ada yang valid, namun

sebagian besar tidak. Sulit untuk memilah-milah itu semua. Mitologi seputar perut

semakin hari bertambah dan beberapa mitos sepertinya tidak akan pernah hilang.

Sebelum mengecilkan perut dan membentuk

ototnya dengan benar, hal pertama yang

harus dilakukan adalah membersihkan

pikiran Anda dari mitos dan kesalah pahaman

yang telah mencemari otak Anda yang

berasal dari ‘dongeng’ seputar gym, iklan

yang menyesatkan, dan nasihat buruk dari

proklamator palsu.

Kebanyakan informasi palsu yang beredar

berisi seputar latihan perut daripada

informasi kesehatan atau subjek kebugaran

Mitos-MitosMengecilkan Perut

Page 47: M&I Magazine Vol.55

47Vol. 55 | Agustus 2014

FITNESS

lainnya. Artikel ini akan menjelaskan 3

mitos yang berkembang dan mungkin telah

membuat Anda percaya dengan apa yang

dikatakannya.

Mitos #1 : Jika latihan perut setiap hari akan

menjamin Anda mendapat perut ‘six-pack’.

Ini adalah salah satu mitos perut yang

paling umum. Mungkin, kesalah pahaman

ini pertama kali disalurkan melalui dunia

binaraga, dikarenakan banyak binaragawan

yang memprioritaskan latihan perut sebelum

ww

w.bloglet.com

kompetisi. Padahal perut six pack hanya

dapat dimiliki dengan diet yang tepat, bukan

karena latihan perut setiap hari.

Ada dua alasan, kenapa latihan perut setiap

hari itu tidak perlu dan tidak menjamin six

pack. Pertama, jaringan otot perut hampir

sama dengan jaringan otot pada bagian

tubuh lainnya. Otot perut tidak akan lebih

berkembang dan lebih kuat tanpa waktu

untuk beristirahat dan memulihkan setelah

latihan. Kedua, meskipun Anda mendapat

otot perut yang luar biasa dengan latihan

setiap hari, Anda tidak akan dapat melihat

perut Anda, jika mereka tertutup oleh lapisan

lemak. Lemak akan hilang hanya dengan

membuat defisit kalori melalui diet yang

tepat.

Mitos #2 : Anda bebas memakan apa saja

dan tetap menjaga ‘six pack’ selama Anda

melakukan latihan setelah makan.

Yang benar adalah mengembangkan otot

perut dapat dicapai melalui latihan. Namun,

agar otot perut tetap terlihat, tergantung

dari diet Anda. Artinya, akan menjadi sia-sia

memiliki satu set otot perut yang hebat, jika

tertutup lemak. Maka, untuk menghilangkan

lemak dibutuhkan nutrisi.

Mitos #3: Sit-up merupakan cara terbaik

untuk mengembangkan otot perut.

Ini sungguh ironis. Sit-up, yang merupakan

latihan perut paling populer di dunia, bisa

jadi merupakan latihan terburuk dan bisa

berbahaya bagi beberapa orang dalam

kondisi tertentu. Kebanyakan orang tidak

menyadari, jika sit-up bukan latihan perut

yang sebenarnya.

Saat melakukan sit-up, fleksor batang utama

dan otot iliopsoas melakukan sebagian

besar pekerjaan, sementara otot perut

tidak bekerja optimal. Ini mungkin aneh

kedengarannya, tapi faktanya Anda dapat

mengecilkan perut dan mengembangkan

ototnya hingga hasil yang optimal tanpa

harus melakukan sit-up.

Page 48: M&I Magazine Vol.55

48 Vol. 55 | Agustus 2014

BOOKS REVIEW

Leading Change adalah buku yang relatif pendek, sebab buku yang ringkas dan langsung ke sasaran itu

baik. Banyak pertanyaan menarik dibiarkan tak terjawab, khususnya bagaimana orang bisa secara lebih

spesifik mencapai apa yang digambarkan di buku itu.

Tim Deloitte Consulting yang dikepalai oleh Dan Cohen, mewawancarai sekitar dua ratus orang di lebih

dari sembilan puluh organisasi di Amerika, Eropa, Australia, dan Afrika Selatan. Tim ini berfokus pada delapan

puluh cerita yang diperjelas oleh para penuturnya demi keakuratan informasi. Tiga puluh empat kisah yang paling

inspiratif disajikan di buku ini.

Di The Heart of Change digali inti permasalahan yang dihadapi orang dalam seluruh tahapan itu serta cara agar

sukses menghadapinya. Ternyata, isu utamanya tidak pernah terkait dengan strategi, struktur, budaya, atau

sistem. Inti masalahnya selalu terkait dengan perubahan sikap. Perubahan sikap dalam situasi-situasi yang sangat

berhasil, pada umumnya bisa terjadi bila orang merespon perasaan orang lain.

Perubahan itu penting. Siapkah Anda memimpinnya dengan berhasil?

The Heart of ChangeField GuideTools & Tactics For Leading Change In Your Organization

Penulis Buku The Heart of Change

John P. Kotter

Page 49: M&I Magazine Vol.55

49Vol. 55 | Agustus 2014

Datang ke tengah konflik Maluku sebagai seorang jurnalis, Gentur

kemudian terperangkap dalam berbagai situasi pelik. Gentur

tak hanya menyaksikan korban-korban berjatuhan, tapi dia juga

beberapa kali terjebak dalam situasi konflik yang membahayakan

jiwanya.

Melalui berbagai ketegangan, Gentur akhirnya tiba di Desa Tulehu, sebuah

desa muslim yang terkenal sebagai kampung sepakbola. Persahabatannya

dengan Said, seorang mantan pemain bola yang gagal, membawa Said pada

berbagai petualangan yang berbahaya dan arus pikiran yang dinamis dan kadang

menyakitkan. Di titik itulah sepakbola mejadi lorong waktu yang menuntun

Gentur menemukan jalan penyelesaian atas semua trauma yang mengeram di

kepalanya.

Novel ini bukan hanya bercerita tentang bagaimana sepakbola secara unik

memainkan peranannya di tengah konflik. Novel ini juga menempatkan puisi,

musik, dan politik ingatan sebagai elemen penting yang bahkan sempat

menyelamatkan Gentur dari keganasan sebuah laskar rahasia yang hendak

mengeksekusinya.

Jalan Lain ke Tulehu

Oleh: Zen RS

Dalam buku larisnya A Compass to Fulfillment, yang aslinya

diterbitkan dalam bahasa Jepang, Kazuo Inamori

menyampaikan gagasan uniknya tentang hubungan

yang kritis antara pemenuhan hasrat pribadi dan sukses

dalam bisnis. Ketika diterbitkan untuk pertama kali

dalam bahasa Inggris, buku panduan ini merajut kiat-kiat bisnis yang

cerdas dengan keyakinan-keyakinan spiritual guna menghadirkan

kebijaksanaan yang Anda perlukan untuk mengembangkan prinsip-

prinsip yang teguh dan selalu bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip

itu —cara satu-satunya untuk menemukan sukses tertinggi baik dalam

bisnis maupun kehidupan sehari-hari.

“ Sudah waktunya kita menggali dengan sungguh-sungguh bagaimana kita dapat hadir bersama-sama di planet ini dengan mendasarkan jalan hidup kita bukan berdasarkan pertumbuhan ekonomi yang digerakkan oleh hasrat mementingkan diri, melainkan melalui kepedulian, cinta, kasih sayang, dan altruisme.” - Kazuo Inamori

Page 50: M&I Magazine Vol.55

50 Vol. 55 | Agustus 2014

Awal Juni 2014 lalu menjadi bulan paling

menggembirakan bagi para fanboy Apple, pasalnya

produsen PC Mac ini secara resmi merilis

sistem operasi terbaru OS X Yosemite di ajang

Worldwide Developer Conference (WWDC)

2014 lalu. Yosemite ini merupakan pengembangan terbaru dari

OS X Maverick. Dalam demonstrasinya, Yosemite memberikan

perubahan secara signifikan pada interface-nya. Anda pun akan

mendapati komputer Mac Anda dalam penampilan terbarunya.

Desain yang terkesan ‘flat’ minimalis dan panel translucent

mendominasi pada tampilan OS X Yosemite.

Tak hanya itu, pada sidebar notification center juga mengalami

sedikit perubahan, di mana tampilannya agak menyerupai gaya

fitur iOS. Ada ikon kalender, jam, dan ikon cuaca di sana. Anda juga

bisa meng-customize dengan aplikasi widget pihak ketiga.

Yosemite juga memindahkan Spotlight ke tengah layar, di mana

fungsinya tak sebatas sebagai kotak pencarian untuk mengakses

aplikasi dan dokumen di dalam hardisk, tapi juga meluas ke

pencarian untuk Wikipedia, pesan e-mail, daftar kontak, dan lain-

lain. Perubahan juga terjadi pada Safari baik tampilan maupun

fungsinya. Di address bar Safari akan menampilakan semacam

saran yang sesuai diketikan oleh pengguna. Safari juga punya Tab

View untuk melihat semua Tab yang dibuka. Fitur mail yang paling

menjadi sorotan, karena perubahannya yang begitu mendasar.

Mail ini memiliki fitur Markup untuk mencorat-coret attachmenet

dengan tulisan dan tempelan teks serta gambar. Bahkan bisa

tanda tangan secara digital.

Terakhir, iCloud Drive yang fungsinya mirip seperti Dropbox atau

Google Drive, yakni sebagai folder penyimpanan yang terletak di

Cloud. File di iCloud Drive ini bisa diakses lewat Google, iOS, dan

Windows. Rencananya Yosemite sudah go public untuk diinstal di

musim gugur nanti. Bagaimana tertarik?

TECHNOLOGY

REVIEWw

ww

.hd

wal

lpap

ers.

com

oSX YoSEmitE

Page 51: M&I Magazine Vol.55

51Vol. 55 | Agustus 2014

SIN CITY : A Dame to Kill For

Sin City yang disutradarai Robert Rodriguez and Frank

Miller pada 2005 silam akan meluncurkan sekuelnya

bertajuk Sin City: A Dame To Kill For pada pertengahan

2014 ini. Kedua sutradara tersebut pun kembali

berkolaborasi dalam sekuel yang naskahnya juga ikut

ditulis oleh William Monahan. A Dame To Kill For ini sendiri diangkat

berdasarkan buku kedua dari seri Sin City rekaan Miller bertajuk

serupa rilisan 1993 silam. Dalam trailer satu menit yang telah dirilis

menampilkan sosok Dwight (Josh Brolin) yang tengah diburu oleh

Ava Lord (Eva Green), wanita pujaan Dwight yang juga menyimpan

dendam kepadanya. Ada empat plot yang akan disajikan dalam

sekuel ini. Dua plot berdasarkan karya Miller yang telah dirilis “A

Dame To Kill For” dan “Just Another Saturday Night”, serta dua plot

baru yang ditulis eksklusif untuk film ini yakni “The Long Bad Night”

dan “The Fat Loss”. Selain Eva Green dan Josh Brolin, film ini juga

didukung oleh penampilan Mickey Rourke, Bruce Willis, Rosario

Dawson, Jaime King, Dennis Haysbert, Christopher Meloni, Jeremy

Piven, Ray Liotta, Juno Temple, Stacy Keach dan Julia Garner. Film

ini masih akan membawa nuansa kelam ala Rodriguez dengan

sinematografi serta art-production yang eksentrik

Me, I Am Mariah...The Elusive Chanteuse

Mariah Carey is back! Empat tahun hiatus dari

industri musik (sempat merilis album natal

pada 2010 lalu) memaksa Mariah membuat

sedikit gebrakan terhadap album keempat

belasnya. Ia seolah ingin bernostalgia dengan

era keemasan di awal karirnya. Senyawa pop balad dengan vokal

prima kelas diva adalah kesan yang ingin ditanamkan dalam

album berisi 14 tracks ini. Album yang diproduseri oleh Rodney

Jerkins, Jermaine Dupri, Hit-Boy dan Mike Will ini sebelumnya

ditargetkan rilis pada 2012, di mana untuk single pertama

bertajuk “Triumphant (Get ‘Em)” (duetnya dengan Rick Ross)

sempat wara-wiri di radio. Bahkan single kedua, #Beautiful

(featuring Miguel) mendapat respon positif dan bertengger di

tangga-tangga musik bergengsi. Sebelum bernama “Me. I Am

Mariah... The Elusive Chanteuse”, album ini juga sempat dikabarkan

akan berjudul “The Art of Letting Go”. Pemilihan judul yang cukup

panjang tersebut diungkapkan oleh Mariah sebagai jati diri dan

esensi dari kisah hidupnya. “Me. I Am Mariah” akan membawa kita

pada nomor-nomor melodi balad ala Mariah Carey dan mencoba

sedikit meninggalkan aroma R&B dan Hip-hop yang pekat seperti

album The Emancipation of Mimi, E=MC2, maupun Memoirs of an

Imperfect Angel. Dengarkan “Cry.”, “You’re Mine (Eternal)”, “Almost

Home”, dan “Heavenly”, maka Anda akan menemukan Mariah

yang benar-benar ‘kembali’ ke akar balad terbaiknya.

Artist : Mariah Carey

MUSIC MOVIE

Release Date : 22 Agustus 2014

REVIEWw

ww

.en

.wik

iped

ia.o

rg

ww

w.s

cree

ncr

ush

.co

m

Page 52: M&I Magazine Vol.55

52 Vol. 55 | Agustus 2014

MOVIE REVIEW Hary SusantoMovie reviewer, horror & thirller mania

Meski di era millienum

ini sektor film-film

superhero adaptasi

komik porsinya masih

dikuasai oleh Marvel

dan DC, franchise Teenage Mutant Ninja

Turtles dari komik milik Mirage akan tetap

menjadi sebuah fenomena tersendiri sampai

kapanpun. Bagi mereka, mantan bocah

kelahiran era 80-an seperti saya, “Kura-

Kura Ninja” adalah para pahlawan masa

kecil. Dari komik, adaptasi video game dan

animasinya yang tayang setiap sore di stasiun

televisi nasional sudah membentuk citra

kuat untuk terus memuja para reptil mutan

keren pecinta pizza itu termasuk puncaknya,

ketika aksi mereka kemudian dibuatkan

versi live action-nya sampai tiga jilid (Teenage

Mutant Ninja Turtles (1990 film), Teenage

Mutant Ninja Turtles II: The Secret of the

Ooze, Teenage Mutant Ninja Turtles III).

Dan ketika pamor mereka mulai meredup

di era 2000, beberapa sineas mencoba

membangkitkannya kembali, mulai dari serial

baru animasi televisi produksi 4Kids TV

sampai, film animasi full CGI, TMNT 2007

yang masih tidak mampu mengembalikan

kejayaan para Kura-Kura Ninja.

Percaya diri bahwa franchise ini masih bertaji,

Nickelodon lalu nekat mebeli hak ciptanya

dari tangan Mirage 2009 silam, mengajak

Paramount serta Michael Bay dan Plantinum

Dunes-nya untuk menghadirkan proyek

sebesar 125 juta buat reboot Teenage Mutant

Ninja Turtles yang akhirnya benar-benar

terwujud setelah beberapa kali mengalami

kemunduran jadwal rilis.

Reboot berarti memulai segalanya dari awal,

dan versi terbaru Teenage Mutant Ninja

Turtles di bawah arahan sutradara Wrath

of The Titans dan Battle: Los Angeles,

Jonathan Liebesman mencoba melakukan

start ulang dengan memboyong semua

karkater utamanya; empat kura-kura mutan

selokan New York yang diberi nama dari para

seniman lukis tersohor era Renaissance, guru

dan ayah mereka si tikus bijaksana Splinter,

sang arch enemy, Shredder serta tentu saja

reporter cantik April O’Neil dalam come back

Megan Fox pasca tiga tahun absen di dunia

layar lebar.

Terlepas dari plot garapan Josh Appelbaum,

André Nemec dan Evan Daugher yang

kelewat ringan, datar dan sedikit lancang

memodifikasi origins para kura-kura, TMNT

anyar ini punya pesona tersendiri ketika tim

spesial efek-nya berhasil mempersembahkan

performa mo-cap sempurna untuk

menampilkan.setiap personil TMNT lengkap

dengan senjata dan karakteristik khas

masing-masing, misalnya Rafael punya wajah

paling sangar dan postur tubuh paling kekar

mengingat karakternya yang paling kuat dan

bandel, lalu Donattelo si jenius dibuat sedikit

lebih ramping lengkap dengan kaca mata

besar dan gadget untuk menegaskan sisi

nerd-nya.

Ya, tampilan mereka mungkin terlihat lebih

jelek dari yang sudah-sudah, namun dengan

dukungan teknologi canggih, joke-joke ringan

yang menghibur (terutama dari si kuning

Michelangelo) plus pengisi suara yang pas,

mereka bisa tampil keren dengan segala

aksinya. Sedikit mengecewakan adalah

tidak semua personilnya mendapatkan porsi

seimbang. Leonardo sang pempimpin seperti

tak punya wibawa dan Donattelo terlalu

pasif ketimbang dua saudaranya, Rafael dan

Michelangelo. Sementara penampilan dari

sang villain utama, Shredder yang dimodif

dengan armor hi-tec berlebihan yang malah

membuat terasa aneh, ia tampak terlihat

seperti Silver Samurai dari Wolfverine

ketimbang Shardder yang kita kenal.

Berbicara soal aksi, meskipun Bay hanya

duduk santai di bangku produser namun

ini adalah proyek impiannya. Pengaruhnya

begitu terasa ke penyutradaraan

Liebeseman. Lihat saja setiap hingar bingar

ledakan, setiap slowmotion bahkan humor-

humornya begitu terasa sangat “Bay-esque”.

Tetapi tidak semua memukau, beberapa

aksinya terlihat keren seperti momen kejar-

kejaran di gunung bersalju namun beberapa

lagi terlihat garing dan membosankan dan

klimaksnya seperi mencomot cerita dari The

Amazing Spider-Man.

TEENAGE MUTANT NINJA TURTLES

Wise men say, Forgiveness is devine, but never pay full price for late pizza! -tmnt

Page 53: M&I Magazine Vol.55

53Vol. 55 | Agustus 2014www.mtv.mtvnimages.com

Page 54: M&I Magazine Vol.55

54 Vol. 55 | Agustus 2014

GROWTH STRATEGIES I Made WentenDirektur Operasional BPR Lestari

MEMBUAT TIDAK NYAMAN

Hari Sabtu di minggu kedua

Agustus lalu, BPR Lestari

mengadakan perkemahan

dalam rangka orientasi untuk

karyawan baru. Orientasinya

sendiri bertujuan untuk mengenalkan kepada

mereka tentang lingkungan pekerjaan yang

akan mereka hadapi nanti.

Orientasi isinya tentang pengenalan

organisasi, culture, dasar perbankan,

motivasi, dan yang terakhir kita ajak kemah

untuk kegiatan team building di perkemahan.

Adakah dalam orientasi itu peserta

menggunakan pakaian yang aneh-aneh?

Enggak. Tidak ada acara pakai tas dari karung

atau rambut yang dikepang 50. Kita ingin

mereka tetep terlihat tampil menawan.

Terutama yang cowok harus terlihat lebih

ganteng dari saya, hehehe...

Oh iya, tempat kemahnya di Baliwoso, Desa

Pengotan Bangli. Tempatnya cocok sekali

untuk acara sejenis ini. Udaranya sejuk

dan segar, lingkungannya pun hijau. Dan

terpenting jauh dari Denpasar, sehingga

mereka bisa lebih fokus. Tidak ingat rumah,

tidak ingat pacar, dan tidak bisa pulang.

Tiga hari sebelum acara, saya tanya sama

ketua panitia, “Nanti berangkat ke Baliwoso

kumpul jam berapa?”. Pak ketua panitia

menjawab, “Kumpul jam 5 pagi, berangkat

jam 6 pagi.”

ww

w.h

rmas

terk

ey.c

om

Page 55: M&I Magazine Vol.55

55Vol. 55 | Agustus 2014

GROWTH STRATEGIES

“Heh! Ngapain berangkat jam 6 pagi,

terus kumpulnya jam 5? Kan persiapan

berangkatnya sebentar saja, paling banyak

30 menit?”

“Iya Pak. Untuk mengantisipasi orang yang

terlambat, kita majukan pengumuman

kumpulnya setengah jam. Jadi, kalau mereka

terlambat datang hingga setengah jam kita

masih bisa berangkat tepat waktu,” Pak ketua

menjelaskan dengan sabar.

Saatnya memberikan sedikit kuliah nih pikir

saya, “Jadi, kita jagain orang yang terlambat?

Yang kita belain adalah orang yang terlambat,

begitu?”

“Iya Pak,” jawab Pak ketua panitia dengan

kalem.

Kuliah berlanjut “Berarti kita membuat orang

terlambat merasa nyaman. Dan membuat

orang yang rajin dan tepat waktu merasa

tidak nyaman kan? Atau dengan kata lain,

kita menghukum orang yang rajin dengan

cara meminta mereka menunggu orang

yang datang terlambat. Kira-kira kalau kita

melakukan hal itu, apakah kita bisa membuat

budaya tepat waktu dan disiplin di kantor

kita?”

“Tidak Pak, malah sebaliknya. Orang makin

betah terlambat, nanti orang yang rajin ikut-

ikutan terlambat. Malah makin tidak disiplin

Pak.”

Saatnya memberikan kesimpulan, “Pak ketua

panitia, kalau ingin membuat budaya disiplin,

maka kita harus membuat tidak nyaman

orang yang belum disiplin dan membuat

senang dan bangga orang yang disiplin.”

Budaya yang bagus adalah...

Dua bulan lalu pernah ada kejadian mirip

seperti ini. Salah satu Management Trainee

kita mengusulkan untuk membuat sistem

pelaporan menggunakan form dari kertas

saja. Bukan menggunakan Management

Information System yang computerize.

Kelebihan menggunakan form biasa adalah

rekan dia yang tidak familiar menggunakan

komputer tidak mengalami kesulitan.

Kekurangannya adalah akan ada kesulitan

di kala kita ingin menampilkan data dan

menganalisa dalam bentuk berbeda.

Yang ini mirip dengan cerita di awal. Kita

membela orang yang belum bisa (kemauan

belajar kurang) dan mengorbankan orang

yang bisa bahkan mengorbankan efisiensi.

Tanpa sadar terkadang kita mengeluarkan

kebijakan dengan mengorbankan orang baik

dan membela orang yang belum baik. Hanya

karena kita kasihan atau kita tidak ingin

orang lain menjadi tidak suka kepada kita.

Hal ini akan membuat orang yang belum baik

merasa nyaman, merasa tenang, dan fine-fine

saja. Dan justru membuat tidak nyaman

orang yang sudah baik. Kalau ini berlanjut

terus, kita bisa tebak. Lingkungan akan

mengarah ke budaya yang tidak bagus.

Mestinya yang tidak nyaman itu adalah

orang yang belum baik. Kalau mereka merasa

tidak nyaman, maka mereka akan memiliki

keinginan untuk menjadi lebih baik. Atau

kalau tidak, mereka akan mencari lingkungan

atau tempat yang sama dengan mereka.

Jadi, untuk membuat budaya yang bagus, kita

harus membuat nyaman, senang, dan bangga

orang yang bagus. Dan membuat tidak

nyaman orang yang belum bagus. Jangan

membuat kebijakan yang membuat orang

yang belum bagus merasa nyaman.

Page 56: M&I Magazine Vol.55

56 Vol. 55 | Agustus 2014

Fajar di kaki Bromo

Travellers Notes

Sang Brahma, inilah asal kata dari Gunung Bromo, tempat bersemayamnya Dewa Brahma. Gunung berpasir yang berlokasi di Kabupaten Malang ini tak pernah kehilangan keindahannya, bahkan dari sejumlah erupsinya setahun silam. Dan bagi para wisatawan, momen terbaik untuk menikmati Bromo ada di pagi hari, ketika fajar menyiramkan cahayanya dengan berbagi kehangatan!

Photo By Chandra Adi

Page 57: M&I Magazine Vol.55

57Vol. 55 | Agustus 2014

Page 58: M&I Magazine Vol.55

58 Vol. 55 | Agustus 2014

Page 59: M&I Magazine Vol.55

59Vol. 55 | Agustus 2014

Page 60: M&I Magazine Vol.55

60 Vol. 55 | Agustus 2014

Bagi para penggila rutinitas

belanja online, pasti sudah tak

asing mendengar nama eBay.

Ya, eBay merupakan situs

e-commerce terbesar di dunia.

Lewat situs ini, Anda dapat melakukan

jual-beli dan lelang barang atau jasa

secara online. Semua orang dari berbagai

belahan dunia dapat bebas mengakses dan

bertransaksi melalui situs ini. Bahkan berkat

eBay, fenomena online shopping mencapai

titik puncaknya. Bak sebuah ‘virus’, eBay

pun menginspirasi kemunculan situs-situs

e-commerce lokal yang semakin intens dalam

menyebarkan euforia online shopping.

Adalah Pierre Morad Omidyar, otak

kreatif dibalik temuan revolusioner eBay.

Semuanya berawal dari minatnya yang tinggi

terhadap dunia programming. Perkenalan

pertamanya terhadap komputer terjadi di

Sekolah Potomac, Washington DC. Dari

sana, kemudian ia menemukan ketertarikan

dengan dunia komputer dan semakin

menjadi-jadi ketika ia berada di kelas 9.

Pierre Omdyar sendiri memiliki darah Iran-

Amerika. Awalnya, orang tuanya berimigrasi

ke Negeri paman Sam demi menuntut

ilmu. Ibunya Elahé Mir-Djalali Omidyar

mendapatkan gelar doktor di bidang

linguistik di Sorbonne, sementara Ayahnya

adalah seorang dokter bedah. Mereka pindah

ke Amerika, saat Omidyar berusia enam

tahun. Pria kelahiran 21 Juni 1967 ini pun

menikmati masa kecilnya di Washington DC.

Omidyar pun mulai serius dengan bakat

programming. Ia mengasah kemampuannya

tersebut dengan mengaplikasikannya, baik

di sekolah maupun di luar sekolah. Nah,

Pierre Morad Omidyar

Finding The Neverland of “eBay”

Front oF minD

www.bp.blogspot.com

Page 61: M&I Magazine Vol.55

61Vol. 55 | Agustus 2014

ketika ia sukses membantu membuatkan

sebuah katalog online untuk perpustakaan

di sekolahnya secara sukarela, sebuah

keyakinan pun datang menghampirinya.

Bahwa, ia harus menjadi seorang ahli

pemrograman komputer. Ia akhirnya

pun berhasil menamatkan kuliahnya di

Universitas Tufts pada tahun 1988 dengan

gelar B.S (Bachelor of Science) di bidang ilmu

komputer.

Karir profesional Omidyar baru dimulai pada

tahun 1991, saat ia bergabung dengan Claris,

sebuah anak perusahaan Apple Computer. Ia

sempat menjabat sebagai consumer software

engineer di perusahaan tersebut. Pada

tahun 1994, ia sempat mendirikan sebuah

perusahaan startup komputasi berbasis pena,

Inc. Development Corporation. Perusahaan

ini sempat mengalami perubahan nama

menjadi eShop, di mana diakuisisi oleh

Microsoft pada tahun 1996.

Bertemu sukses eBay

Omidyar menemukan eBay, saat usianya

masih 28 tahun. Awalnya, lantaran iseng

untuk membantu salah satu kawannya yang

ingin menjual sebuah barang, tanpa disangka

dari sanalah eBay lahir sebagai pilot project

yang mendulang peluang bisnis prospektif.

eBay pun dibuatnya dengan konsep sebagai

sebuat Auction Web (Situs Lelang). Situs ini

diluncurkan bertepatan pada Hari Buruh

4 September 1995. Sebelum dinamai

eBay, Omidyar sempat mencetuskan

nama ‘echobay’ untuk situs e-commerce

ini. Sayangnya, nama domain ‘echobay’

telah terdaftar. Akhirnya, Omidyar pun

memendekan nama ‘echobay’ menjadi ‘ebay’.

eBay bermarkas di San Jose, California.

Daya tarik eBay yang kuat di dunia

e-commerce membuat Jeffrey Skoll

bergabung ke dalam perusahaan ini pada

tahun 1996. Sekaligus membawa serta

Meg Whitman masuk ke eBay dan direkrut

menjadi Presiden dan CEO eBay sejak Maret

1998. Situs ini akhirnya membuat Omidyar

sukses sebagai milarder dengan mengantongi

178 juta saham pada Juli 2008.

Pertumbuhan eBay yang semakin kuat

tidak hanya berkat komunitas penjual

dan pembeli yang cukup masif, melainkan

juga nilai-nilai kebaikan yang ditanamkan

Omidyar pada eBay. Dalam mengelola eBay,

Omidyar memperlakukan setiap pribadi

yang terlibat di dalam pengembangan

situs itu sebaik mungkin, karena ia percaya

Front oF minDw

ww

.th

edai

lyb

east

.co

m

I knew that if I built the company to a certain level, that I was not the one to take it sort of to the next level… It needed a professional CEO.Pierre Omidyar

Page 62: M&I Magazine Vol.55

62 Vol. 55 | Agustus 2014

bahwa setiap individu memiliki keunggulan

yang bisa dibagikan kepada orang lain. eBay

juga membawa refleksi, bahwa semangat

keterbukaan dan kejujuran akan membawa

kebaikan dalam diri manusia. Ia menanamkan

mimpinya di eBay untuk sebuah dunia

perdagangan dalam jaringan yang mampu

menyatukan penjual dan pembeli dari seluruh

dunia.

Pierre Omidyar tak ingin hanya larut dengan

kesuksesan eBay dan dunia programming-nya,

maka ia pun terjun sebagai seorang filantropi

untuk membantu sesama. Sebuah perusahaan

investasi filantropi pun diluncurkannya

bernama Omidyar Network. Perusahaan

non-profit yang didirikan pada tahun 2004

ini memang didekasikan untuk perbaikan

kesejahteraan masyarakat. Omidyar Network

telah menunjukan komitmennya dengan

mengucurkan dana lebih dari $ 270 juta untuk

organisasi nirlaba yang mampu mendorong

kemajuan ekonomi dan mendorong partisipasi

individu di bidang investasi,

Omidyar telah diperhitungkan sebagai salah

satu miliarder abad 21 dengan total kekayaan

mencapai US$ 1,6 miliar berkat lonjakan

harga saham eBay yang sempat naik 115%. Di

tahun 2009, penjualan eBay bahkan mencapai

US$8,7 miliar lewat transaksi dari 84 juta

pengguna aktif.

FRONT OF MIND

Page 63: M&I Magazine Vol.55

63Vol. 55 | Agustus 2014

ISSUELIFESTYLE :

Tas Petite-Malle Antik, Sentuhan Baru Louis

Vuitton

EVENT :Lestari Berbagi

THE ROOKIE :Retno Sofyaniek,

@EnglishTips4U

TEEN CORNER :Episode 18 :

Confession

youth, woman & netizen

nEXtgEnErAtion

Volume 20 Aug 2014

Bermandikan Cahaya

DI CAHYA DEWIKecantikan

Page 64: M&I Magazine Vol.55

64 Vol. 55 | Agustus 2014

Di lantai 1, suara cekrikan gunting dan hembusan hairdryer memecah keheningan. Ternyata,

seorang wanita tengah ditata rambutnya oleh seorang hair stylist. Sementara, di lantai 2

terdengar riuh percakapan beberapa perempuan yang tengah bingung memilih kostum

pernikahan mereka. Kain-kain songket elegan dan pernak-pernik pelengkap pakaian tradisional

Bali yang dipajang makin mempersulit pilihan mereka. Ni Ketut Ari Wijayanti, S.E, selaku founder

& owner Cahya Dewi terlihat menghampiri mereka dan ikut membantu menentukan pilihan.

Pemandangan seperti inilah yang mewarnai hari-hari Cahya Dewi Salon, Spa & Bridal.

Ari, begitu sapaan akrabnya mengaku bahwa gedung tiga lantai yang kini ditempati Cahya Dewi

Beauty Salon, Spa, & Bridal baru resmi di-launching pada pertengahan 2013 lalu. Awalnya, Cahya

Dewi yang mengusung konsep bridal & makeup artist tersebut beroperasi di kediamannya. Usaha

yang dirintis sejak 2011 ini pun mengalami perkembangan pesat, yang juga ditandai dengan

banyaknya permintaan dan dorongan dari customer, agar Cahya Dewi mendirikan sebuah salon

khusus. Akhirnya, Ari pun memperluas konsep bisnis kecantikannya dengan mendirikan Cahya

Dewi Salon, Spa & Bridal di Jalan Letda Tantular No. 9, Depan Bank Indonesia.

Terjunnya Ari ke dunia bisnis kecantikan memang berawal dari hobinya dalam merias wajah.

Page 65: M&I Magazine Vol.55

65Vol. 55 | Agustus 2014

socialita

Page 66: M&I Magazine Vol.55

66 Vol. 55 | Agustus 2014

Lulusan Strata 1 Jurusan Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Udayana ini pun

sempat memilih untuk mempelajari tata rias secara formal dengan mengikuti sejumlah kursus

kecantikan. “Dulu iseng-iseng saja ikut kurus salon di Rudy Hadysuwarno dan Menakjinggo. Selesai

kursus di sana, barulah kemudian berani menawarkan jasa rias. Awalnya cuma sama keluarga dan

teman-tema dekat saja, tapi entah kenapa akhirnya banyak orang yang minta untuk di rias. Mungkin

dari mulut ke mulut,” kisahnya.

Dulu, semua permintaan tata rias yang mengalir pun dieksekusi Ari bersama satu orang asistennya.

Ia belum memiliki tim tata rias khusus kala itu, bahkan usaha jasanya tersebut sebatas berkantor

di rumahnya. “Dulu permintaannya belum sebesar sekarang, jadi saya masih bisa handle sendiri

bersama asisten dan belum bisa membuat tempat bisnis khusus, jadi terpaksa dikerjakan dari rumah

saja dulu,” kenang Ari.

Alumni SMAN 6 Denpasar ini pun akhirnya mengembangkan bisnis Cahya Dewi, yang awalnya lebih

dikenal sebagai bridal, kini merambah salon kecantikan dan perawatan Spa. “Maka dari itu di lantai

satu, saya sengaja tempatkan salon, agar orang tahu kalau Cahya Dewi itu juga menawarkan salon.

Anda bisa potong rambut, cream bath, coloring, hingga hair spa,” kata wanita asli Badung, Kapal ini.

Page 67: M&I Magazine Vol.55

67Vol. 55 | Agustus 2014

socialita

Lulusan Strata 1 Jurusan Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Udayana ini pun

sempat memilih untuk mempelajari tata rias secara formal dengan mengikuti sejumlah kursus

kecantikan. “Dulu iseng-iseng saja ikut kurus salon di Rudy Hadysuwarno dan Menakjinggo. Selesai

kursus di sana, barulah kemudian berani menawarkan jasa rias. Awalnya cuma sama keluarga dan

teman-tema dekat saja, tapi entah kenapa akhirnya banyak orang yang minta untuk di rias. Mungkin

dari mulut ke mulut,” kisahnya.

Dulu, semua permintaan tata rias yang mengalir pun dieksekusi Ari bersama satu orang asistennya.

Ia belum memiliki tim tata rias khusus kala itu, bahkan usaha jasanya tersebut sebatas berkantor

di rumahnya. “Dulu permintaannya belum sebesar sekarang, jadi saya masih bisa handle sendiri

bersama asisten dan belum bisa membuat tempat bisnis khusus, jadi terpaksa dikerjakan dari rumah

saja dulu,” kenang Ari.

Alumni SMAN 6 Denpasar ini pun akhirnya mengembangkan bisnis Cahya Dewi, yang awalnya lebih

dikenal sebagai bridal, kini merambah salon kecantikan dan perawatan Spa. “Maka dari itu di lantai

satu, saya sengaja tempatkan salon, agar orang tahu kalau Cahya Dewi itu juga menawarkan salon.

Anda bisa potong rambut, cream bath, coloring, hingga hair spa,” kata wanita asli Badung, Kapal ini.

Page 68: M&I Magazine Vol.55

68 Vol. 55 | Agustus 2014

Tidak hanya dari segi pengembangan usaha,

Ari pun membuat tim makeup artist khusus

yang terdiri dari lima orang untuk menangani

banyaknya permintaan klien untuk bridal.

“Bisnis ini saya garap secara bertahap.

Kebetulan ada jalan dari Tuhan, mengapa

tidak saya gunakan kesempatan ini sebaik-

baiknya. Dengan adanya tim yang kuat, baik

di manajemen maupun operasionalnya, saya

harapkan Cahya Dewi dapat memberikan

pelayanan yang optimal,” imbuhnya.

Destinasi Calon Pengantin

Dengan tampilan dan konsep baru, Cahya

Dewi kian memperkuat magnetnya sebagai

salah satu pilihan terbaik wanita dalam

mempercantik diri. Terutama bagi mereka

yang tengah menanti detik-detik upacara

pernikahannya, Cahya Dewi pun seakan hadir

sebagai ‘penyelamat’ mereka. Mengusung

tagline ““Cahya Dewi Salon, Spa & Bridal

One Shop Treatment with Good Quality &

Good Price”, mereka mengerti betul cara

mempersiapkan kebutuhan pernikahan,

khususnya dalam hal tata rias dan kostum

pengantin.

“Di sini, kami menyediakan penyewaan

busana pengantin, baik yang bertema

tradisional bali maupun Internasional.

Untuk make-up dan hair do juga kami tangani

langsung,” ungkap Ni Ketut Ari Wijayanti,

S.E, selaku founder & owner Cahya Dewi. Tak

heran di lantai 2 gedung mereka akan banyak

ditemukan pakaian-pakaian pengantin Bali

modifikasi serta gaun-gaun putih mewah

terpajang rapi. Berbagai desain kostum pun

memperkaya pilihan mereka.

Tak hanya untuk melengkapi momen puncak

acara, semua fasilitas dan jasa rias pengantin

tersebut dapat digunakan untuk keperluan

pre-wedding. “Kami juga sudah berpengalaman

banyak menangani pre-wedding untuk

pengantin Bali maupun Internasional, baik

yang dilakukan di Bali ataupun luar daerah.

Kami secara total mengerjakannya,” papar Ari

Wijayanti.

Page 69: M&I Magazine Vol.55

69Vol. 55 | Agustus 2014

Perempuan kelahiran 3 Mei 1987 ini juga

menambahkan, bahwa dalam sehari saja

tim Cahya Dewi bisa menangani 10 pasang

pengantin untuk pre-wedding saja. Begitu pula

dengan wedding utamanya. “Kalau memang

lagi hari baik menikah, kami akan fokus untuk

menangani wedding-nya saja.

Sementara untuk permintaan pre-wedding

biasanya kami oper di hari-hari normal,

karena itu masih bisa untuk disesuaikan,”

terang Ari.

Menariknya yang membuat Cahya Dewi

berbeda dari jasa bridal pada umumnya

adalah ketersediaan paket khusus untuk pre-

wedding treatment. Sebelum hari H, para calon

pengantin akan dimanjakan dengan berbagai

treatment Spa kecantikan. “Seminggu atau

tiga hari sebelum hari H, kami bisa treatment

mereka. Perawatan ini sangat baik untuk

mempersiapkan mereka nantinya di hari

H, agar bisa tampil lebih segar dan total,”

tutur Ari. Menurutnya, konsep pre-wedding

treatment tersebut masih jarang ditemukan

di Bali. Inilah yang menjadi inspirasi sekaligus

membawa nilai unik untuk Cahya Dewi

sendiri.

Demi meningkatkan pelayanannya, Cahya

Dewi pun telah mempaketkan khusus fasilitas

dan jasa yang terkait treatment, pre wedding,

wedding, make up, hingga costume rental,

sehingga pelanggan bisa menyesuaikan

dengan bujet pernikahan mereka. Tak hanya

untuk keperluan pernikahan saja, jasa

make up artist mereka juga diburu oleh para

wisudawan serta untuk mereka yang tengah

menggelar atau menghadiri selebrasi khusus,

baik bersifat formal maupun informal.

Sesuai dengan motonya “Cahya Dewi Go Up!”,

berbagai inovasi juga dikembangkan oleh

Cahya Dewi, sehingga tidak hanya fokus pada

bridal, tetapi juga merambah salon kecantikan

dan Spa tentunya. Untuk perawatan Spa pun

sengaja dibuat unik dengan menghadirkan

fitur Spa khusus Ibu Hamil (Pregnancy Spa).

Ari Wijayanti menilai perawatan Spa untuk

Ibu Hamil masih terbilang minim ditemukan

di Bali, sehingga terobosan ini diharapkan

mampu menarik atensi para ibu-ibu muda di

Bali.

Di samping itu, Ari juga punya keinginan

untuk menambahkan jasa pembuatan

wedding card & souvenir pada Cahya Dewi.

Tentu ini akan membuat Cahya Dewi semakin

diperhitungan sebagai “destinasi utama” bagi

para calon pasangan muda. Mungkin Anda

salah satunya? ng

sosialita

Page 70: M&I Magazine Vol.55

70 Vol. 55 | Agustus 2014

Griya Unik Dari Ex-Container Text & Photo : Agung Soni

Page 71: M&I Magazine Vol.55

71Vol. 55 | Agustus 2014

utama, kita akan disambut dengan pahatan

batu letter “LOVE” , juga ucapan selamat

datang dari sang pemilik rumah, Ibu Lenny dan

Bapak Tjandra.

Rumah utamanya ada 2 lantai. Di sinilah

keunikan yang membuat orang banyak

terkesima. Di lantai 1, tempat biasanya tuan

rumah menjamu para tamu. Kontainer bekas

hampir seluas 200 m2, disulap menjadi

dinding rumah dan masih asli dengan stempel

pengiriman kontainer yang bercat merah.

Griya ini dibangun sejak tahun 2009 dan

dibuka untuk umum sejak tahun 2011 oleh

pemiliknya. ng

memajang hasil kreatifitas dari barang-barang

bekas berbahan keras seperti seng, besi

dan aluminium. Dengan luas tanah 800 m2

dan luas bangunan 300 m2, banyak orang

berdecak kagum. Sekilas orang akan mengira,

seperti bungalow atau vila. Penataan taman,

komposisi pelataran dipadu dengan rumah

utama dan rumah teras menjadikan griya

ini semakin mempesona. Indah dan sedap,

perpaduan antara etnis dan modern.

Pintu gerbang terbuat dari pintu kontainer

baja yang masih asli , masih ada tulisan

dari Bea Cukai yang memberi stempel izin

pengiriman kontainer. Dan memasuki taman

Jika Anda pernah melewati kawasan

pelabuhan seperti Tanjung Priok

Jakarta atau Tanjung Perak

Surabaya, maka melihat ratusan

tumpukan, bahkan mungkin

ribuan kontainer adalah pemandangan yang

sangat biasa. Tidak heran memang, karena

itulah sarana terbesar paling efektif untuk

mengirimkan barang via laut dengan aman dan

praktis. Yang tidak biasa adalah jika kontainer-

kontainer tersebut dialih fungsikan sebagai

kantor, tempat tinggal, bahkan hotel.

Selama beberapa tahun terakhir, hal inilah

yang tengah trend di sejumlah daerah

termasuk Indonesia. Penggunaan material

kontainer yang dimodifikasi sedemikian rupa

sehingga tetap nyaman bahkan menarik dan

unik.

Di Bali, bangunan unik ini juga telah ada di

Jalan Desa Mas Kecamatan Sukawati yang

menuju ke arah Ubud. Lokasinya yang berada

di pinggir jalan raya Desa Mas, penghubung

antara Kota Denpasar menuju Kota Gianyar.

Bangunan griya ini adalah gallery yang

inspiration

Page 72: M&I Magazine Vol.55

72 Vol. 55 | Agustus 2014

Kicauan Asik Berbahasa Inggris

Jari-jari tangan kanan Retno Sofyaniek membuka beberapa halaman

dari bab pertama buku bertajuk Things Your English Books Don’t Tell You.

Dengan nada suara teraturnya, perempuan berambut hitam panjang ini

memaparkan intisari yang terkandung dalam buku bersampul warna biru

muda tersebut. Inilah buku pertama yang ia susun bersama tujuh rekannya

di bawah bendera @EnglishTips4U. Buku pelajaran Bahasa Inggris praktis ini

terkemas funky bercita rasa anak muda lengkap dengan tagline mentereng

“Jago bahasa Inggris, tepat, cepat, dan nggak pakai ribet”.

Neno, begitu sapaan akrabnya tak pernah menyangka akun Twitter @

EnglishTips4U yang ia aktifkan sejak 2011 lalu mampu merilis sebuah buku.

Pun lulusan S1 Sastra Inggris Universitas Brawijaya ini tak pernah menduga

efek yang dibawa @EnglishTips4U bisa sebesar itu. Di jagat media sosial

Twitter, @EnglishTips4U terkenal sebagai empunya portal belajar bahasa

Inggris di Indonesia. Di tahun 2011, hanya @EnglishTips4U yang aktif

memenuhi lini masa setiap harinya dengan ulasan dan tips bermutu seputar

grammar, tenses, atau pun slang dalam bahasa Inggris. “Pertama kali ngetweet

akun ini pada 2 Januari 2011 dan enggak nyangka banyak yang follow dan

retweet,” kata pengajar di Active English ini.

Ide untuk membuat akun Twitter @EnglishTips4U itu pun diakui Neno

berawal dari perdebatannya dengan seorang follower di akun pribadi

Twitternya. “Lucu sih, awalnya gara-gara aku ingin mengoreksi grammar

bahasa Inggris seseorang di Twitter. Waktu itu aku ngotot, tapi orang itu

juga enggak bisa ngejelasin pembenarannya. Lelah berdebat, Ia malah

menyarankanku untuk bikin akun yang khusus mengajarkan bahasa Inggris.

Setelah aku pikir-pikir, oke challenge is accepted,” kenangnya penuh tawa.

Kemudian, Neno pun meluangkan waktu senggangnya dua hari dalam

seminggu untuk ngetweet di @EnglishTips4U. Beberapa tweeps pun mulai

tertarik follow akun tersebut. Berkembang dari yang awalnya hanya di

kalangan teman dan kerabatnya, meningkat dengan tambahan followers

Page 73: M&I Magazine Vol.55

73Vol. 55 | Agustus 2014

the rookie

dari berbagai pelosok negeri dan latarbelakang. “.

Tercatat saat artikel ini dinaikan, @EnglishTips4U

sudah memiliki sekitar 77.900 followers.

Aktivitas ngetweet pun menjadi semakin rutin

dilakukan Neno, yang awalnya hanya dua hari

menjadi tiga, empat, hingga setiap hari. Belum

lagi banyaknya permintaan dari followers untuk

membahas topik-topik tertentu dari pelajaran

Bahasa Inggris. “Banyak yang mention ke kita kalau

sekalinya enggak ngetweet dan banyak pula yang

menanyakan hari ini mau ngetweet apa, dan ada pula

yang menyarankan untuk bahas topik yang ini saja,”

jelas perempuan yang gemar baca buku ini.

Lantaran kewalahan mengurus @EnglishTips4U

sendirian, akhirnya Neno pun mengajak teman

sewaktu kuliahnya di Malang untuk membantu

ngadmin di akun tersebut. Bahkan setelah itu,

ia memberanikan diri untuk open recruitment

admin lebih banyak lagi. “Ternyata banyak juga

followers di @EnglishTips4Uyang antusias melamar

sebagai admin,” tuturnya. Akhirnya Neno pun bisa

membentuk sebuah tim untuk @EnglishTips4U yang

berjumlah 9 orang.

Transfer ilmu

Ketertarikan Neno dengan bahasa Inggris serta

latar belakang profesinya sebagai seorang pendidik

secara tidak langsung menjadikan

@EnglishTips4U sebagai tempatnya berbagi ilmu.

Ia menyadari, bahwa pengetahuan yang ia peroleh

selama ini sudah hampir penuh dan mesti segera

Page 74: M&I Magazine Vol.55

74 Vol. 55 | Agustus 2014

dibagikan bagi mereka yang memerlukannya.

“Simpelnya, kalau orang memberi itu kan,

karena mereka punya. Nah, di sini pun kita

begitu. Kita punya ilmu dan ada baiknya kita

sharing. If it cannot bring you anywhere, at least

the knowledge that you get by mastering this

language itu tidak ternilai, itu yang ingin kita

sampaikan ke followers kita,” papar perempuan

yang berdomisili di Kesiman ini.

Neno menegaskan bahwa ia dan tujuh

kawannya telah menyatukan visi, bahwa @

EnglishTips4U sejauh ini dijalankan secara

non-profit. “Kalau mau dijadikan bisnis bisa

saja. Tapi kita tidak berada pada fokus itu.

Kita semua di sini adalah volunteer. Kalau pun

nanti ada yang ingin beriklan di akun ini, kami

pun harus mempertimbangkan kembali hal

tersebut. Orang-orang senang berkunjung

ke linimasa kami, karena bebas dari iklan.

Itu yang ingin tetap kami pertahankan,”

tambahnya.

Menurut Neno, plus point yang dimiliki

@EnglishTips4U adalah twit pembahasan

pelajaran Bahasa Inggrisnya yang dapat

dengan mudah dicerna di kalangan anak muda.

Terlebih dengan interaksi yang terjalin antara

admin dan followers membuat aktivitas belajar

Bahasa Inggris pun semakin menarik dan tidak

menakutkan.

“Banyak respon positif berdatangan yang

menganggap @EnglishTips4U lebih ‘cool’

dari guru Bahasa Inggris di sekolah mereka.

Mungkin, itu karena kami bisa menjalin

komunikasi dua arah dengan mereka

dan tercipta sebuah diskusi yang asik, “

sambungnya.

Bahasan-bahasan asik yang @EnglishTips4U

tawarkan setiap hari ke followers-nya pun

didapatkan oleh Neno dan timnya dari

berbagai referensi. “Sebenarnya modalnya

hanya kepo. Kepo di sini maksudnya kepo

untuk bahasa Inggris ya. Kami sering kali

penasaran dengan hal yang berbau Bahasa

Inggris yang sebelumnya belum dapat kami

temukan jawabannya secara detil dan rinci.

Itu kita gali dan kita diskusikan, hingga

nantinya kita twit-kan solusinya ke followers,”

ungkapnya.

Di tahun ketiga @EnglishTips4U, buku “Things

Your English Books Don’t Tell You” pun dirilis

sebagai puncak eksistensi mereka. Buku yang

sebagian besar isinya merupakan kompilasi

dari twit-twit @EnglishTips4U di linimasanya

itu menawarkan sebuah konsep buku dengan

pembahasan yang jarang disentuh oleh buku-

buku pelajaran bahasa Inggris pada umumnya.

Perempuan kelahiran 28 Maret 1985 juga

memberi sinyal, bahwa akan ada rencana

untuk membuat buku kedua @EnglishTips4U

untuk ke depannya. Wah! ng

Page 75: M&I Magazine Vol.55

75Vol. 55 | Agustus 2014

Page 76: M&I Magazine Vol.55

76 Vol. 55 | Agustus 2014

teenlitcorner

Samantha Chandrawww.adriannaandevan.blogspot.com

A ConfessionEpisode XIX

Just then, I suddenly lost my ability

to fly and I was dropping down

hundreds of meters to the ground.

I opened my mouth to scream, but

I seemed to lost my voice. So I just

plummeted down silently.

Just when I was about to hit the ground and

die a hard, painful death, someone grabbed

me and took me with him, soaring to the sky.

I opened my eyes, and found Evan cradling

me in his arms. He had saved me, again.

Probably, for the third time this week. I tried

to say thank you but my voice was still gone.

He looked at me and smiled. I smiled back,

looking at his white beautiful wings. Pretty.

Wait. What?

He smiled at me? No way. This must’ve been a

dream. That would explain the smile. Right,

that was it! I was dreaming. But how do I

wake up?

“Adrianna!” suddenly I heard Celia’s piercing

voice. “Help me! Please help me!” her voice

echoed in my head. Suddenly, I had a splitting

headache, and I was blinded for a second.

“Adrianna! You have to wake up!” the voice

called again. Suddenly the voice seemed

very, very near. Like, right-next-to-me near.

I opened my eyes and found three worried

faces looming over me.

I tried to get up, but my head still hurt too

much. Instead, I just lied there, staring at the

unfamiliar faces.

“Who are you?” I demanded, “Where is

Evan?”

“Easy now, dear,” one of the faces spoke

gently. She was a young lady, a bit plump, and

her face was frowning with a worried look.

“You shouldn’t move too much. Your head

injury is still not properly healed yet, honey.”

“Where am I?” I looked around, “and where

is Evan?” I said again. I was in some sort of

room. The walls and ceiling were made out

of woods and it turned out I was lying on a

white thin bed. The young lady helped me to

sit down on my bed gently and brought me a

cup of steaming hot chocolate.

“You are in my healing room, dear,” she

answered, smiling reassuringly, “I’m a healer,”

she added.

“And we’re her assistant,” the other two

added proudly. One of them was a tall young

girl and the other one was a small man with a

mustache almost as big as his face.

My head was spinning. What happened?

Oh yeah, I was almost got eaten by a giant.

Something happened... and I knocked my

head on something hard. That would explain

the splitting headache. But how did I get here

and how did I escape the giant?

“What happened?” I asked in a weak voice.

The tall girl spoke, “your friend brought you

here. You were unconscious and your head

was bleeding pretty bad. You also had a

dislocated shoulder and a couple of bruises.

Oh, and also some fractured ribs.”

My jaw dropped.

“But you’re perfectly fine, now,” she added

quickly, looking at my shocked expression.

“Well, except for the head injury. You had a

pretty bad wound there.”

“How about Evan?” 

The young plump lady smiled sweetly, “Don’t

worry. Your boyfriend is fine, dear. Just a bit

shocked. He is completely fine now. Do you

want us to get him? He’s been asking to see

you for days.”

“And very insisting indeed,” the mustached

man replied in a squeaky voice like a hamster.

“Yes please,” I replied. “Wait, what? He’s not

my boyfriend!”.

The three healers just smiled and left the

room.

I was flying. I know it’s weird and impossible, but I was. I was floating over the

treetops, under the sun. I felt peaceful. I never wanted to go back down.

www.hdlatestwallpaper.com

Page 77: M&I Magazine Vol.55

77Vol. 55 | Agustus 2014

teenlitcorner

I lied back down, my head spinning. How

long was I out? This place must’ve been the

Sprites Ville, I concluded. How long did it

take for Evan to get me here? I felt like I was

forgetting something. Something important.

But I couldn’t remember what. My memories

were still vague about the incident with the

giants.

Suddenly, I heard the wooden door opened.

Someone stepped in quietly. I sat up to see

who it was.

“Hi, Evan,” I said with a weak smile.

Evan stood there for a while, just staring at

me with wide eyes. The sight of him reminded

me of something. That was it! He was the

reason I wasn’t inside some giant’s tummy

now.

He took a couple of small steps forward.

“Adrianna,” his voice was barely a whisper,

“you’re okay.”

“Thanks to you again,” I answered,

embarrassed.

He didn’t answer. He just stood there.

“Evan, I’m sorry I ran away,” I said, “I was just

so... tired. Still, it didn’t mean I could pour all

of my frustration on you. Especially after you

saved my life with the wolves. I’m sorry,” I

sighed. “Anyway... thanks for saving me from

being eaten by giants.”

He didn’t say anything, but he kept staring at

me with a weird look on his face.

“Look, I understand if you hate me now,” I

said started, but he interrupted.

“I thought you weren’t going to wake up,” he

shook his head. “You were bleeding badly,

and I... and I thought it was too late,” I’ve

never seen him struggle to find his words like

this before.

I stared at him, thinking how to respond.

“Well, I’m awake now. And I’m okay...,” my

head throbbed, “at least I’m not dying.”

He nodded in relief, his face was still uneasy.

He looked away as if he was embarrassed.

I laughed a bit to lighten my mood, even

though it hurt my head. “They said you were

asking to see me for days,” I teased him. “Who

are they, anyway? Where are we?”

“I was not!” He looked embarrassed. “We’re

in the Sprites Ville. I took you here after...

after the giants left. You were unconscious

and your head was bleeding badly. I guess

you knocked your head on something after

the fall. It took me one night to find the

village, and when I arrived here, the villagers

went to welcome me. As soon as they saw

you, they immediately took care of you. The

person who has been attending you is one of

the best healer here. Her name is Mrs. Gail.”

“How long was I out?” I asked.

“About two days,” Evan answered, his voice

shaking, “A giant attack was nothing light,

and in your case, it was four giants.”

I frowned. There was something I was

forgetting. But what was it?

“What happened, Adrianna? How in the

world did you managed to get yourself in that

situation?” Evan’s voice was a bit angry now.

He sat down on a wooden chair next to my

bed and crossed his arms.

“I don’t know,” I answered, feeling a bit

guilty. “I was running and suddenly I was

surrounded by tall trees... they were

seriously unbelievably tall! And suddenly

out of nowhere, a giant appeared and then

three more appeared and then they started

fighting over me! They wanted to eat me!” I

told him, so fast that I had to catch my breath.

He raised an eyebrow. “That’s what giants

do,” he said as if he was explaining that one

plus one equal two. “They eat people who

enter their territory without permission.”

“Giants don’t even exist!” I protested. “How

come I’ve never heard of any of this? How

come I don’t learn these stuff at school?

Those shadow-monsters... giants... witches...

They are not supposed to exist!”

“It’s because people these days choose not

to believe these things exist,” Evan answered

glumly, “they are afraid of them. Don’t you

learn any history at your school?

“The history of Elf-Land? Of course! I hate

that subject.”

“Do they teach you about these things?

Giants, monsters?” 

“No, why would they teach me?”

“I bet they don’t teach you the real history.

The original one, I mean. The original book

of Elf-Land history is stored at the Kingdom

Library. Have you read it?”

I tried to shake my head but my head was

throbbing so bad. At last I managed a shrug.

“Never heard of it.”

Evan scoffed. “Well, if you read it, you won’t

be so surprised to see some giants around

here. This is their territory.”

As I tried to get this unbelievable information

into my head, I wondered why my dad

never told me any of this. Surely he knew

something about this. “When I go back, I’m

going to tell my father to do something about

these giants,” I told Evan.

Evan laughed at my idea. “Good luck with

that, princess.” I scowled. Great, the Irritating

Evan was back. So much for the concern.

Page 78: M&I Magazine Vol.55

78 Vol. 55 | Agustus 2014

“What’s wrong? I have to tell my father that

giants are eating the people around here. It’s

something to be stopped,” I protested.

“It is almost impossible for humans to kill or

control a giant. Nothing will stop them from

doing what they are supposed to do.”

“Which is...?”

“Eat people.”

I sighed. “But I’m still telling my dad. Anyway,

what happened to the giants that attacked

me? If it is that impossible, how did you escape

without getting hurt?”

Evan looked uncomfortable. He started

messing with his black hair. “Luck, I guess...”

Luck. He’d said the same thing when he

escaped the wolves. Something tugged my

mind. I remembered that Evan did something

to the giants. Just before I got knocked out.

But what was it...?

Suddenly I remembered a deafening blast,

right before I got unconscious.

I gasped. “You blew them with something!

From your hand!” I stammered.

Evan’s reaction was a dead giveaway. His eyes

widened and his face got pale. “No, you just

got your head hit pretty bad, Adrianna. That

makes you see and remember things... that

didn’t really happen.”

“No! It’s not in my head. I saw you! You... did

something weird... let me see your hand!” I

snatched his left hand and examined it, trying

to look for some hidden weapon between his

fingers.

“What are you doing?” Evan pulled his hand

back, scowling.

“Your hand is empty. What... how...?” My voice

trailed off, feeling very confused. It made my

head hurt.

“What are you talking about?” Evan asked,

mimicking my confused expression.

“You know what I’m talking about! The blast

thing you did with your fingers... I bet that’s

how you managed to escape the wolves too!

How... what are you?” I squinted at him. He

certainly looked like a normal person. A good

looking one, yes. But still...

Evan didn’t answer. He just flinched and

shifted in his seat nervously, looking away,

like a kid being caught stealing cookies before

lunch.

“You have to tell me the truth sooner or later,”

I insisted.

Evan looked at me, finally giving up. “You want

to know the truth, princess?”

“Yeah! I thought we had nothing to hide with

each other!” I protested. 

He took a deep sigh.

“Don’t lie to me, Evan. I’ve seen what you did.

Are you an alien?” I demanded.

“Alien?” Evan repeated in disbelief, “No, of

course I’m not.”

“Then what are you?”

He looked me in the eye and sighed one more

time. “I’m a sorcerer.” ng

teenlitcorner

He looked me in the eye ...and sighed one more time.

“I’m a sorcerer.

Page 79: M&I Magazine Vol.55

79Vol. 55 | Agustus 2014

Page 80: M&I Magazine Vol.55

80 Vol. 55 | Agustus 2014

LIFESTYLE

Louis Vuitton mencoba meninggalkan tas tote besar dan cluth mewah. Untuk

koleksi musim gugurnya, rumah mode ternama ini menawarkan sebuah

desain tas inovatif yang menyerupai boks. Direktur kreatif mereka yang baru

Nicolas Ghesquiere memperkenalkan koleksi eksentrik tersebut di gelaran

Paris Fashion Week. Petite-Malle adalah nama tas unik dengan bentuk kotak

persegi tegas sebagai identitas desainnya. Sekilas nampak terinspirasi dari model koper-

koper klasik Louis Vuitton, namun dikemas dalam versi mininya. Tentu ini membuat tas

lebih praktis untuk dibawa berpergian.

Tali kulit dan sentuhan logam emas

memberi sentuhan klasik pada desainnya.

Pola monogram ikonik LV dapat ditemukan

pada salah satu desain tas ini, lengkap

dengan warna coklat eye-catching nya.

Bentuknya lebih disederhanakan untuk

memaksimalkan kepraktisannya. Bahkan

Harper’s Bazaar memuji desain ini

sebagai salah satu yang wajib dimiliki para

pecinta tas di musim ini. Bahkan, Style.

com merespon postif dengan menuliskan,

“Seperti memiliki ‘miniatur koper LV’ di

genggamanmu”.

Tas ini juga memiliki desain yang lengkap

dengan penutup tas itu sendiri. Anda bisa

memanfaatkan pembungkus dari bahan

kain kanvas tersebut untuk maksimalkan

kesan elegan tas, selain juga berfungsi

sebagai pelindung desain utama tas itu

sendiri. Nuansa tas pun terlihat lembut dan

penutup tersebut mampu menutup ujung

tajam dari logam dekoratifnya.

ww

w.s

tyle

van

ity.

com

Page 81: M&I Magazine Vol.55

81Vol. 55 | Agustus 2014

Tidak hanya hadir dalam bentuk selempang, tas

berbentuk kotak ini juga hadir dalam versi clutch.

Desainnya cenderung lebih sederhana dengan

warna biru dan piggiran logam sebagai estetika

utama. Tak lupa juga hiasan gantungan coklat yang

khas. Tas clutch ini pun makin terlihat glamour dan

eksotis. Terlebih dengan padanan kasual atau pun

gaun pesta formal.

Belum dipastikan harga resmi tas rancangan Nicolas

Ghesquiere ini. Bahkan menurut Daily Mail, tas ini

baru tersedia dengan status ‘on demand’ dan hanya

dipesan secara online. Top model asal Rusia, Natalia

Vodianova beruntung telah mendapatkan tas ini. Ia

memilih tas Petite-Malle dengan aksen pallet oranye.

Tas Petite-Malle Antik, Sentuhan Baru Louis Vuitton

ww

w.d

aily

mai

l.co

.uk

ww

w.d

aily

mai

l.co

.uk

Page 82: M&I Magazine Vol.55

82 Vol. 55 | Agustus 2014

www.bprlestari.com

NICONICODISC 10%

FAIRFOODDISC 15% Untuk semua makanan dan minuman

Warung BENDEGADISC 10% Setiap pembelanjaan

BALE UDANG MANG ENGKINGDISC 15%

KASIH IBU GENERAL HOSPITAL DISC 5% Setiap pembelian obat

DISC 10% Untuk kamar dan laboratorium

KRISNA MODA BOUTIQUEDISC 15% Setiap pembelanjaan

BALI NUSA - Traditional Bali HandwovenDISC 10% Pembelian cash/ debit BCA

NEW MELATI - SALON, BRIDALDISC 10% ALL TREATMENT

Invalid promo lainnya

BALIBEACH GOLFFree only DISC 10% From published rate

Disc invalid package & tournament

ERHACLINICDISC 20% Setiap treatment DPCT (Deep pore

cleansing therapy)Berlaku jam 09.00 - 11.00 & 16.00 - 18.00

CEMPAKA BELIMBING VILLADISC 10% Setiap pembelanjaan

INUL VIZTADISC 15% Untuk ruang karaoke, makanan,

dan minuman

HARRIS HOTELSDISC START FROM 10%In spa, cafe & room rate

DEZIRE AESTHETIC CLINICDISC 30% untuk semua perawatan

HOUSE OF ALTARA BALIDISC 20% All treatment

EDEN HOTELDISC 15%

In Spa, Cafe & Room Rate

CEMPAKA TEXTILE & BORDIRDISC 10% ALL PRODUCTS

BODY & SOULDISC 20%

Mininamal belanja Rp. 500.000,-

SOL SUNGLASSESDISC 10%

THE ORANGE - BAKERY RESTAURANTDISC 10% F&B ONLY

Untuk minimal belanja Rp. 100.000,-

ATW EXPRESS & LOGISTICSDISC 15% From published rate

Setiap pengiriman internasional

BALI BIRD PARKDISC 15% Tiket masuk denganharga normal

DISC 10% Produk retail shopDISC 15% Restaurant Min Rp. 200.000,-

FLORENCE BAKERYDISC 15% All Time

Warung OLEDISC 15% All items (kecuali rokok)

D&I SKINCENTREDISC 10% - 25% All treatment

MY SPADISC 10% dari harga publish

IKAN BAKAR BARUNADISC 15%

UP 2 U BOUTIQUEDISC 20% ALL ITEM

MINARDI BOUTIQUEDISC 15%

PRODIA - LABORATORIUM KLINIKDISC 8% Semua permeriksaan

DISC 10% untuk panel check up, panel check up plus

TAMAN AIR SPALOWEST PRICE

BUMBU DESADISC 15% untuk semua jenis makanan dan

minuman

IWEAR SUNGLASSESDISC 10%

SECTOR - BAR & RESTAURANTDISC 15% From published rates

Invalid for alcohol drink & buffet package

ALL SEASON HOTELSDISC 10% untuk kamar, Restaurant

DISC 20% untuk SpaDISC 10% untuk Mice Package

ADIBI SALON & SPADISC 10% Setiap pembelian produk salon & spa,

sulam alis, eyeliner dan bibir

KAMPOENG VILLADISC 10%

CASHBACK 10% Setelah tamu check out

LLUVIA SPADISC 50% All Treatment

Jam 09.00 - 17.00

THE EXPERIENCE ADVENTUREDISC 10% Setiap pembelanjaan

Khusus The Experience Adventure

KOPI BALI HOUSE DISC UP TO 20%

ANTIQUE SPADISC 50% (jam 10.00 – 14.00)

DISC 25% (selain jam tersebut)

WARUNG CASA LOCADISC 15% Setiap pembelanjaan min Rp.

100.000,-

BALISTUNGDISC 30% biaya pendidikan bulan pertama

DISC 10% bulan selajutnya

MENGIAT RESTAURANTDISC 20% untuk menu A’la Carte

TROPICANA BEAUTY SPA & SALONDISC 50% Massage, reflexology & facial

treatment

RUMAH LULUR BALI TANGIDISC 15% All treatment dan setiap pem-

belanjaan

BARA SILVERDISC 50% All Item

BabyLandDISC 10% kecuali produk tertentu

BAKSO LAPANGAN TEMBAK SENAYANDISC 10% untuk setiap pembelanjaan

D' TUNJUNG BOUTIQUEDISC 10% untuk setiap pembelanjaan

LA'VINA ROOMSDISC 10% untuk setiap pembelanjaan

BALINE CHOCOLATEDISC 10% untuk setiap pembelanjaan

XO SUKI & CUISINEDISC 15% untuk menu Suki dan 10% untuk

menu a la carteMinimal belanja Rp. 150.000,-

GRAND KOMODODISC 10% untuk Tour

Page 83: M&I Magazine Vol.55

83Vol. 55 | Agustus 2014

MERCHANT OF THE MONTH!

246706Please call us for more information

NikmatiSemuaKeuntungannya

Bersama KamiLESTARI FIRST LADIES MERUPAKAN PROGRAM DARI BPR LESTARI YANG

MEMBERIKAN BENEFIT KEPADA NASABAH LESTARI FIRST, KHUSUSNYA PARA IBU BERUPA DISCOUNT BELANJA YANG

mEnguntungKAn. JOIN US TO GET PRIVILEGE!

RUMAH SAKIT BALIMEDDISC 10% biaya kamar, DISC 5% biaya obat, DISC 10% total biaya lab & rontgent (khusus

rawat inap)

RUMAH SAKIT SURYA HUSADADISC 20% Rawat Inap

DISC 10% Medical Check Up

ROI & REINE - Baby Spa SalonDISC 10% Single Treatment

WARUNG KAYU APIDISC 10% Untuk semua jenis makanan dan

minuman

PONDOK KURINGDISC 15% Untuk F&B a la carte menu

ASTON Denpasar - Hotel & Convention CenterDISC 35% Untuk kamar

DISC 15% untuk F&B

AMETIS RESTAURANTDISC 10% Setiap pembelanjaan

LADY’S BAZAARDISC 20% All items

TIFARA AESTHETIC & WELLNESSDISC 15% untuk semua perawatan kecuali

injection dan pembelian produk

BALONKUDISC 10% All items

Transaksi min Rp. 500.000,-

MIRACLE Aesthetic ClinicDISC 10% All treatment

BUBBLE & ME SPADISC 10% Min belanja Rp. 150.000,-

ACCESSORITZDISC 20%

BALI BAKERYDISC 10% Kecuali merchandise

PRIMA MODADISC 30% Tidak berlaku untuk sutra

HOUSE OF DURADISC 30% FACE TREATMENT

DISC 20% Selain face treatment

SERANGAN DIVE & WATERSPORTDISC 50% semua produk dive & watersport

THE ULUWATU SPADISC 20% untuk semua treatment Spa

SUN ROYAL BALI HOTELDISC 50% untuk harga kamar

FIVELEMENTSDISC 30% Beauty Ritual Menu

DISC 10% untuk makanan saja di Sakti Dining Room

CAHYA DEWI SALON, SPA & BRIDALDISC 15% semua produk treatment

GRAND ISTANA RAMA HOTELDeluxe Room Best Rate

DISC 30% massage, DISC 20% LaundryDISC 20% F&B Restaurant

MOOIJ BOUTIQUEDISC 15% Untuk semua item produk

POP HOTELSDISC START FROM 5%

In room rate

BELLA WAXINGDISC 20% Setiap pembelanjaan

LARISSA AESTHETIC CENTERDISC 10% Skin rejuvenation

LITAMA JEWELRYDISC 15% untuk berlian ready stock

DISC 40% untuk berlian dengan pesanan

BALI BRASCODISC 50% untuk Spa

DISC 30% untuk salon & nailDISC 10% untuk boutique & factory outlet

MG PET SHOPDISC 5% untuk setiap pembelanjaan

HOTEL SANTIKA SILIGITADISC 45% untuk semua tipe kamar

RAJA AMPAT DIVE LODGEDISC 10% untuk Tour

QUANTUM SARANA MEDIKDISC 10% Untuk medical check up lab

DISC 5% No lab

RUTH DESSERTS CAFEDISC 15%

ALL MENU

Page 84: M&I Magazine Vol.55

84 Vol. 55 | Agustus 2014