Top Banner

of 39

METOPEL PTK

Jul 14, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Akuntasi Siswa Kelas XI IS Melalui Penerapan Teori Belajar Gal perin di SMA Negeri 2 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2010/2011. PROPOSAL

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Tugas mata kuliah Metopel

Oleh: Fery Andrial 708114135

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2011

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, rahmat dan karuniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal ini dengan judul Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Akuntasi Siswa Kelas XI IS Melalui Penerapan Teori Belajar Gal perin di SMA Negeri 2 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2010/2011.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini masih kurang sempurna, baik dari segi bahasa maupun dari segi isinya, mengingat keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman yang peneliti miliki. Oleh karenanya peneliti mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat konstruktif demi perbaikan selanjutnya di masa yang akan datang. Peneliti juga berharap kiranya hasil studi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membacanya. Akhir kata peneliti berharap kiranya proposal yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi peneliti maupun pembaca dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan di masa yang akan datang.

Medan, Mei 2011 Peneliti,

Fery Andrial NIM. 04310882

3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan cara yang sangat tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru, khususnya guru pelajaran akuntansi. Hal ini disebabkan karena akuntansi merupakan salah satu bidang yang sangat potensial dalam kegiatan sehari-hari. Akuntansi adalah ilmu seni (seni pencatatan) maka harus memiliki pencatatan yang baik dalam belajar akuntansi, selain catatan yang baik juga diperlukan ketelitian, kesabaran dan konsentrasi agar pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar dikelas, siswa akan lebih mudah untuk memahami siklus akuntansi yang sangat membingungkan. Untuk mengatasi masalah ini guru sebagai tenaga pendidik harus mampu merancang metode pembelajaran yang lebih baik lagi. Di dalam proses belajar-mengajar, guru harus memiliki metode belajar agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, serta mengena pada tujuan yang diharapkan, untuk memiliki metode tersebut seorang guru harus menguasai tehniktehnik penyajian, atau yang biasa disebut metode mengajar. Oleh karena guru akan mampu memberikan motivasi yang baik. Motivasi yang diberikan akan membangkitkan semangat siswa dalam belajar, sehingga dapat mencapai tujuan yang akan dicapai. Dari pengamatan dan wawancara penulis dengan guru pelajaran akuntansi di SMA N 2 Lubuk Pakam bahwa hasil belajar yang ditunjukkan siswa pada pelajaran akuntansi

1

4

kurang memuaskan, Rata-rata tes hasil belajar akuntansi masih rendah, dari 37 siswa hanya 15 siswa atau 40% siswa yang mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 70,00. Berdasarkan hasil pengamatan dengan guru, diketahui bahwa rendahnya hasil belajar akuntansi siswa dipengaruhi oleh rendahnya keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran dan pengaruh pembelajaran guru yang masih terbiasa dengan teori belajar akuntansi yang hanya berorientasi kepada pengajaran yang bersifat konvensional yaitu guru hanya menyampaikan materi secara lisan atau ceramah saja dan tehnikteknik pencatatan materi pelajaran masih sering menggunakan cara mencatat keseluruhan materi dari buku sumber yang digunakan, atau bahkan guru membacakan materi dan siswa mencatatnya tanpa mengerti apa yang dicatatnya. Padahal catatan sangat diperlukan oleh siswa untuk memahami materi yang sedang dipelajari. Berarti motivasi siswa untuk belajar kurang, sehingga hasil belajar rendah. Untuk mengatasi masalah ini guru sebagai tenaga pendidik harus mampu merancang dan menguasai metode belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Karena dengan menguasai beberapa metode pembelajaran, maka guru sebagai tenaga pendidik akan merasakan kemudahan di dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik, hasil belajar siswa meningkat dan mutu pendidikan akan meningkat. Salah satu alternatif yaitu dengan menerapkan teori belajar Gal perin. Teori belajar Gal perin dibuat oleh Pert Jakovlevich. Teori belajar ini beda dengan teori-teori lain, yang biasanya haya diarahkan kepada hasil proses belajar saja, tetapi teori Gal perin selain memperhatikan hasil belajar juga memperhatikan proses

5

belajar maupun memberi pengarahan kepada pengajar. Teori belajar Gal perin juga berlaku untuk pencapaian kemampuan pada tingkat yang tinggi. Dalam teorinya proses belajar mengajar dapat digambarkan kedalam 4 (empat) tahap. Keempat tahap ini terdiri dari : orientasi, latihan, umpan balik, dan lanjutan. Teori Gal perin mempunyai beberapa kelebihan salah satu diantaranya adalah adaya umpan balik. Umpan balik tidak sama dengan penilaian, melainkan penguatan yang penting sekali artinya di dalam memotivasi siswa untuk belajar sehingga guru dapat memutuskan apakah program pengajaran yang telah dilaksanakan perlu diperbaiki atau dilanjutkan. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitan tindakan dengan judul Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Akuntasi Siswa Kelas XI IS Melalui Penerapan Teori Belajar Gal perin di SMA Negeri 2 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2010/2011.

1.2 . Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah adalah sebagai berikut: 1. Apa yang menyebabkan rendahnya motivasi dan hasil belajar akuntansi di Kelas XI IS SMA N 2 Lubuk Pakam? 2. Bagaimana metode yang dilakukan oleh guru agar dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar akuntansi siswa Kelas XI IS di SMA N 2 Lubuk Pakam?

6

3. Apakah Teori Belajar Gal perin dapat meningkatkan motivasi belajar akuntansi siswa Kelas XI IS di SMA N 2 Lubuk Pakam? 4. Apakah Teori Belajar Gal perin dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa Kelas XI IS Negeri 2 Lubuk Pakam?

1.3 . Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas disusun rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Apakah penerapan teori pembelajaran Gal Perin dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas XI IS SMA N 2 Lubuk Pakam ? 2. Apakah penerapan teori belajar Gal Perin dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa di kelas XI IS SMA N 2 Lubuk Pakam ?

1.4 . Pemecahan Masalah Rendahnya kualitas pendidikan merupakan masalah pokok yang dihadapi Indonesia saat ini. Pola pembelajaran yang monoton dan menjenuhkan membuat siswa sulit untuk memahami materi yang diajarkan sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Oleh karena itu, diperlukan pemilihan metode yang tepat yang dapat

menimbulkan situasi belajar yang menyenangkan dan tidak membosankan. Alternatif yang dapat dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas adalah dengan menerapkan teori pembelajaran Gal Perin. Karena teori belajar ini menekankan kepada keaktifan siswa, dan sesuai untuk pembelajaran akuntansi karena

7

banyak menuntut kemampuan berpikir siswa dan guru akan lebih banyak bertanya dan memotivasi serta mengarahkan siswa dalam menyelesaikan soal-soal. Selain itu dengan diterapkannya teori Gal perin yang terdiri dari empat tahap. Keempat tahap ini yaitu tahap orientasi, tahap latihan, umpan balik, dan lanjutan. Pada tahap orientasi guru mengemukakan isi dan struktur pembelajaran, serta hubungan mata pelajaran degan pelajaran lain. Pada tahap latihan siswa siswa membahas soal-soal agar siswa mengerti. Dan pada tahap umpan balik siswa mendiskusikan hasil latihan tersebut. Setelah itu pada tahap terakhir yaitu tahap lanjutan diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan yang ada. Dengan adanya tahapan-tahapan tersebut akan memacu siswa lebih bersemangat dan tidak merasa jenuh atau membosankan. Karena apabila tahap pertama sudah selesai maka akan dilanjutkan dengan tahap selanjutnya. Dan teori belajar Gal perin yang diterapkan oleh guru akan mampu meningkatkan motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dalam diri siswa untuk belajar. Hasil belajar siswa akan menjadi optimal jika siswa memiliki motivasi belajar yang baik. Semakin baik motivasi belajar yang dimiliki siswa maka tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik. Dari uraian di atas maka pemecahan masalah dalam penelitian tindakan ini adalah dengan menerapkan teori belajar Gal perin diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IS SMA Negeri 2 Lubuk Pakam.

8

1.5 . Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah penerapan teori belajar Gal perin dapat meningkatkan motivasi belajar akuntansi siswa kelas IX IS SMA Negeri 2 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2010/2011. 2. Untuk mengetahui apakah penerapan teori belajar Gal perin dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IS SMA Negeri 2 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2010/2011.

1.6 . Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan, adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menambah pengetahuan, wawasan, kemampuan penulis mengenai Teori Gal Perin sebagai salah satu cara yang efektif dan efisien dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar akuntansi siswa. 2. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah khususnya guru bidang studi dalam meningkatka hasil belajar akuntansi siswa. 3. Sebagai bahan referensi dan masukan bagi civitis akademis fakultas ekonomi UNIMED dan pihak lain dalam melakukan penelitian sejenis.

9

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Motivasi Belajar Guru-guru sangat menyadari pentingnya motivasi di dalam membimbing belajar murid. Berbagai macam tehnik misalnya kenaikan tingkat, penghargaan, perananperanan kehormatan, piagam-piagam prestasi, pujian,celaan, telah dipergunakan untuk mendorong murid-murid agar mau belajar. Menurut Whittaker (dalam Soemanto, 2006:142) memberikan pengertian secara umum mengenai motivasi yaitu kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada mahluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut . Menurut McDonald (dalam Sardiman,2009:73) motivasi yaitu perubahan

energi atau tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan . Namun menurut Eysenck (Slameto, 2003:17) motivasi merupakan suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan , intensitas, konsisten, serta arah umum dari tingkah laku manusia . Tujuan atau kebutuhan tersebut mengarahkan perilaku

seseorang dalam kegiatan belajar mengajar juga memerlukan motivasi untuk belajar. Menurut Sardiman (2009 : 89) motivasi belajar ada 2 yaitu:

10

1. Motivasi intrinsik Motivasi intrinsik adalah motivasi yang aktif atau berfungsinya tidak adanya rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian, tingkah laku seseorang itu disebabkan oleh kemauan sendiri bukan dorongan dari luar. Jadi, motif tersebut terfokus di dalam kegiatan atau objek yang ditekuniny. Misalnya siswa menekuni mata pelajaran akuntansi, hal ini didasari karena ia memeng benarbenar suka belajar akuntansi dan ia ingin menguasai pelajaran akuntansi. 2. Motivasi Ekstrinsik 8

Motivasi ekstrinsik merupakan motif yang aktif dan berfungsi karena adanya dorongan dari luar. Tujuan yang diinginkan dari tingkah laku yang digerakkan oleh motivasi ekstrinsik terletak di luar tingkah laku tersebut. Misalya seseorang ingin masuk jurusan ilmu sosial karena keinginan orang tuanya, sedangkan orang tersebut tidak suka jurusan ilmu sosial, maka motivasi dan keinginan orang tua siswa yang mendorong siswa memilih jurusan ilmu sosial.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah dorongan yang dimiliki siswa untuk berbuat suatu tindakan yang berasal dari dalam maupun dari luar diri siswa tersebut dalam proses pembelajaran tersebut. Motivasi dianggap penting dalam upaya belajar dan pembelajaran dilihat dari segi fungsi dan nilainya atau manfaatnya. Motivasi mendorong timbulnya tingkah laku dan mempengaruhi serta mengubah tingkah laku. Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan oleh Uno (2009 :23) motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar individu sehingga bekeinginan untuk mengadakan berubahan tingkah laku tertentu yang lebih baik dari keadaan sebelumnya yang mempunyai indikator sebagai berikut:

11

1. Adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan belajar. 2. Adanya dorongan atau kebutuhan dalam belajar, yaitu sesuatu yang berada diluar diri manusia. 3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan 4. Adanya pengharapan dalam belajar 5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif.

Setiap siswa harus memiliki motivasi belajar yang baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan hasil belajar yang diperoleh siswa memuaskan. Hasil belajar akan tercapai apabila motivasi tersebut diberikan dengan tepat, makin tepat motivasi yang diberikan akan semakin berhasil pembelajaran. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Sehubungan dengan hal ini ada 3 fungsi motivasi menurut Sadirman (2009:85), yaitu 1. Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam ahal ini merupakan motor penggerak dari setiap kerja yang akan dikerjakan. 2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3. Menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan mennyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Dengan demikian, motivasi adalah dorongan yang membuat seseorang untuk berbuat sesuatu untuk mncapai tujuan tertentu. Begitu juga dengan motivasi belajar berarti faktor pendorong seseorang atau siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Siswa memiliki motivasi yang baik dan kuat, baik itu motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik akan mampu meningkatkan hasil belajar sedangkang siswa yang kehilangan motivasi atau kurangnya motivasi belajar pada siswa tersebut akan memberikan suatu dampak yang kurang baik dari hasil belajarnya.

12

2.1.2. Teori Belajar Gal perin Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau siswa. Di dalam proses pembelajaran guru menggunakan teori belajar untuk menyampaikan bahan materi yang diajarkan. Dan teori belajar ini merupakan suatu cara kerja yang sistematik dan umum, yaitu berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Teori belajar adalah salah satu cara yang digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Cara belajar siswa aktif yang dicanangkan dalam proses belajar mengajar

akuntansi di SMA lebih menekankan pada keaktifan siswa dalam mencari, mengolah dan menyimpulkan pelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Untuk itu guru harus bisa memiliki metode tersebut. Teori belajar yang diterapkan dalam suatu pelajaran dikatakan efektif bila

menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Semakin besar pengaruhnya untuk menghasilkan sesuatu semakin efektif teori belajar tersebut. Sedangkan teori belajar dikatakan efisien jika penerapannya dalam menghasilkan

sesuatu yang diharapkan relatif menggunakan tenaga, usaha, biaya, dan waktu yang dikeluarkan semakin efisien teori belajar tersebut. Salah satu jenis teori belajar yang menekankan kepada keberhasilan siswa adalah Teori Gal perin menurut psikolok, Soviet, Petr Jakovlevic Gal perin.

13

Menurut Amriawan, (Diakses pada tanggal 9 Mei 2010) metode belajar yang dipilih oleh pengajar harus disesuaikan dengan kondisi lapangan yang ada (tujuan, bahan dan alat yang tersedia, dan karakteristik siswa yang belajar), salah satu metode mengajar yang cocok untuk sekolah menegah atas adalah teori Gal perin . Menurut Utomo (2005:86) teori Gal perin adalah teori pembelajaran yang menggabarkan proses belajar dalam serangkaian empat tahap yaitu orientasi, latihan, umpan balik, dan lanjutan . Menurut Suhardjono (Diakses pada tanggal 08 Mei 2010) bahwa teori Gal perin adalah salah satu teori pebelajaran yang membagi fungsi pembelajaran menjadi dua yakni fungsi khusus dan fungsi umum. Dimana fungsi khusus terdiri dari empat tahap yaitu: orientasi, latihan, umpan balik dan lanjutan. Fungsi umum merupakan bagian yang harus dilakukan yakni pemberi motivasi, penghubung, serta pemberi informasi tentang sasaran belajar .

Hal ini sejalan dengan pendapat Rooijakkers (2008), Gal perin memiliki 2 (dua) fungsi pembelajaran yaitu: 1. Fungsi khusus a. Pemberian orientasi tentang materi dan cara-cara ilmu b. Memberikan kesempatan untuk berlatih dan menerarapkan meteri cara-cara ilmu c. Memberi pengertian tentang hail belajar yang telah tercapai dalam proses belajar yang dilakukan d. Memberikan kesempatan melanjutkan latihan 2. Fungsi Umum a. Pemberi motivasi kepada siswa, karena tanpa motivasi tidak ada minat untuk belajar.

14

b. Pemberi Informasi tentang sasaran belajar yang akan dicapai sehingga siswa mengetahui dengan jelas apa sasaran belajarnya c. Penghubung antara isi pelajaran dengan pengetahuan awal siswa

Menurut ahli pembelajaran Pert Jakovlevich Gal Perin

menyatakan bahwa

proses belajar mengajar dapat digambarkan sebagai 4 (empat) tahap yaitu : Orientasi, Latihan, Umpan balik, dan Lanjutan . Teori Gal Perin tidak hanya mengarah pada hasil dari proses balajar mengajar saja melainkan meninjau proses belajar mengajar dan memberi arahan kepada pengajar (guru). Dapat dibuat kesimpulan bahwa teori Gal perin adalah teori pembelajaran yang membangi fungsi yaitu fungsi khusus yang menggambarkan proses belajar menjadi empat tahap yaitu orientasi, latihan, umpan balik, dan lanjutan. Fungsi umum yang merupakan kegiatan yang dilakukan guru yakni pemberian motivasi, penghubung, dan pemberian informasi sasaran belajar.

15

Diagram metode Gal perin

Orientasi Lanjutan

Latihan

Umpan Balik

(Rooijakker, 2008:32) Di bawah ini akan dibahas keempat fungsi pengajaran Gal perin yang berhubungan langsung dengan proses belajar. Tiap proses harus didukung dan dibantu dengan kegiatan pengajaran yang sesuai dengan menciptakan hasil belajar dan mendukung untuk lebih memotivasi pelajaran. Keempat tahap ini disebut juga sebagai metode Gal perin. Tahap orientasi adalah kegiatan awal pengajaran, pada awal pengajaran ini hendaknya setiap pengajar mempersiapakan pengajaran secara baik dan sungguhsungguh pengajar harus terlebih dahulu mengurutkan suatu masalah yang akan dibahas, menentukan pokok masalah dan hal mana yang menjadi keterangan tambahan saja.

16

Dalam hal ini guru perlu menentukan dan memberitahukan kepada siswa Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK). Menurut Rooijakker (2008) dalam tahap orientasi, guru dapat melakukan beberapa hal antara lain menyampaikan pertanyaan-pertanyaan ringan untuk menarik perhatian siswa, menginformasikan urutan materi pelajaran, menjelaskan pada siswa tentang materi pelajaran disertai dengan memberikan contoh-contoh . Menurut Dahlan (1990 : 120) pada tahap orientasi para siswa dengan bantuan guru mengambil dan menetapkan suatu masalah sosial yang akan dijadikan pokok permasalahan kelas . Perlu diperhatikan pada tahap orientasi ini apakah bahan baru mempunyai kaitan dengan hal-hal yang telah diketahui sebelumnya oleh siswa. Dalam hal ini sudah tentu dipikirkan juga bahan yang pernah dibahas sebelumnya ini dilakukan mengingat siswa akan dapat belajar dengan baik, bilamana suatu hal dijelaskan ada hubungannya dengan masalah yang diketahui sebelumnya. Menurut Syafaruddin (2005 : 18) Orientasi belajar diarahkan untuk melatih,merumuskan, memecahkan bahkan mengantisipasi menculnya masalah seagai model pembelajaran dan bukan hanya menekankan hafalan, system menghafal jawaban dengan soal jawaban sebagaimana yang menjadi kebiasaan model belajar dan sering diandalkan untuk meningkatkan hasil belajar dalam ujian semester tidak lagi memadai untuk menjawab tantangan perubahan zaman.

Pada tahap ini seorang pengajar harus dapat merangsang proses berpikir, harus dapat membantu tumbuhnya sikap kritis, kita mampu mengubah pandangan para siswa, selain itu juga agar seorang pengajar mampu menimbulkan motivasi pada diri siswa untuk mengikuti proses pembelajaran selanjutnya. Oleh sebab itu selama mengajar

17

seseorang pengajar hendaknya mengamati apakah kejelasan cukup baik atau tidak, apakah masalah yang diterapkan dapat dimengerti oleh siswa atau apakah menjadi tidak bergairah lagi untuk memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh pengajar, karena mereka tidak mengerti hal-hal yang diajarka secara tidak jelas. Orientasi harus diberikan secara lengkap, misalnya memberi banyak contoh. Tahap Latihan adalah peristiwa pengajaran yang sangat penting dilakukan tenaga pengajar. Latihan memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengembangkan dan mempraktekkan ketrampilan yang dimilkinya, misalnya dengan mengajukan pertayaan lisan, menyuruh siswa untuk melakukan sesuatu, latihan dapat terdiri atas pembahasan teori, tugas-tugas dan soal-soal. Dalam tahap latihan dapat dilakukan secara berkelompok yang terdiri atas 2 - 4 orang. Pada tahap latihan guru berperan sebagai fasilator. Guru atau tenaga pengajar tidak hanya duduk di kursinya tetapi juga berjalan-jalan memantau setiap kelompok dan memberikan penjelasan seperlunya apabila ada siswa yang menanyakan sesuatu yang berkaitan dengan soal atau tugasya. Menurut Hamalik (2008:95) terdapat manfaat latihan dalam pelajaran yaitu : 1. Latihan memberikan pangalaman pendidikan bagi para siswa. 2. Latihan dapat memantapkan hasil belajar, penuadsaan aspek-aspek perubahan tingkah laku siswa, seperti : kebiasaan, ketrampilan, sikap, pengertian, penghargaan, dan lain-lain. 3. Latihan berfungsi mengembangkan kemampuan berfikir untuk memecahkan maslah-masalah yang dihadapi baik secara individual maupun berkelompok. 4. Latihan penting artinya untuk kehidupan sehari-hari bagi para siswa, misalnya transfer belajar. 5. Latihan membantu cara pembelajaran yang efektif, seperti: mengingat, meniru dan otomatisasi jawaban-jawaban. 6. Latihan dapat mendorong dan memperluas motivasi belajar para siswa,

18

Dalam melakukan latihan pengajar harus benar-benar membimbing karena langkah ini sebenarnya merupakan kesempatan pertama bagi siswa untuk membuktikan diri apakah dia mampu menggunakan bahan yang diberikan dalam orientasi atau tidak. Latihan yang dilaksanakan dengan cara tepat untuk membimbing dalam latihan tidak berarti harus memberi tahu jawaban terhadap masalah yang dihadapi atau menyatakan kesalahan yang diperbuat oleh siswa, tetapi lebih mendorong untuk menyelesaikan sendiri latihan-latihan yang diberikan secara tepat. Tahap umpan balik adalah masukan atau informasi yang diperlukan oleh siswa setelah proses orientasi dan latihan berjalan. Umpan balik dimaksudkan untuk mencari informasi sampai dimana siswa mengerti bahan yang diajarkan. Selain itu siswa diberikan kesempatan untuk memeriksa diri sampai dimana mereka mengerti bahan yang diajarkan tersebut. Pada umumnya para pengajar kurang memikirkan atau menyadari betapa pentingnya umpan balik, maka pengajaran yang diberikan akan lebih efektif. Tiap siswa perlu pendekatan lain, siswa-siswi tidak dapat belajar dan maju dengan kecepatan yang sama. Umpan balik harus dapat membantu individu untuk maju sejauh dan secepat kemampuannya. Pemberian umpan balik dapat diberikan dengan Umpan balik harus teratur, balikan harus menjadi bagian normal dari setiap pelajaran. Menurut Rooijakker (2008) umpan balik dapat diberikan dengan: 1. Umpan balik harus jujur bahkan harus mempunyai opini yang nyata dan benar dari guru tentang kemajuan siswa. 2. Umpan balik harus lengkap, harus menceritakan semua yang dirasakan guru tentang pekerjaan siswa, umpan balik yang lengkap harus

19

meliputi pernyataan tentang apa yang benar dan apa yang salah dalam pekerjaan siswa. 3. Umpan balik harus menggunakan bahasa yang harus dipahami oleh siswa 4. Umpan balik harus dapat menunjukkan kesalahan siswa dengan tepat 5. Umpan balik dapat disertai dengan penjelasan terperinci agar siswa dapat memperbaiki kekurangannya. 6. Pemberian tanda benar atau tanda salah pada pekerjaan siswa harus jelas.

Latihan akan lebih berarti jika siswa diberikan balikan. Dengan balikan siswa akan dapat mengetahui kesalahan-kesalahannya. Demikian pentingnya balikan diberikan bagi siswa seperti yang diungkapkan Rooijakker (2008) balikan merupakan penguatan yang penting sekali artinya dalam memotivasi siwa untuk belajar . Sehingga dapat dikatakan dengan balikan guru dapat memutuskan apakah program pengajaran yang telah dilaksanakan perlu diperbaiki atau dilanjutkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi umpan balik atau balikan ada dua yaitu fungsinya bagi siswa adalah sebagai penguatan untuk menumbuhkan minat, motivasi dan hasil belajar siswa. Sedangkan fungsinya bagi guru adalah sebagai bahan dasar perbaikan program pengajaran selanjutnya.

Menurut Rooijakker (2008:11) mengatakan bahwa: Umpan balik tidak sama dengan penilaian. Umpan balik hanya dimaksudkan untuk mencari informasi sampai dimana siswa mengerti bahan yang telah di

20

bahas. Selain itu siswa juga diberi kesempatan untuk memeriksa diri sampai dimana mereka mengerti bahan tersebut. Sehingga mereka dapat melengkapi pengertian-pengertian yang belum lengkap.

Umpan balik ataupun balikan dapat diberikan secara lisan, tulisan, dan isyarat. Bentuk lisan dapat dilaksanakan dengan memberi informasi secara lisan tentang hasil kerja siswa baik secara individu maupun secara kelompok. Balikan tertulis diberikan melalui buku lembar tes atau latihan. Sedangkan balikan isyarat digunakan dengan cara memberikan komentar atau penilaian atau pujian terhadap hasil kerja siswa. Tahap lanjutan, menurut Roijakkers (2008) menyatakan bahwa langkah

lanjutan dapat disebutkan sebagai pengulangan proses belajar, tetapi yang diulang hanya bagian tertentu yang belum jelas setelah tiga langkah pertama dilewati . Pada tahap lanjutan ini biasanya pengajar memberikan tugas pada muridnya untuk mengulangi orientasi mungkin juga dapat diberikan latihan tambahan dalam bentuk pekerjaan rumah. Dengan kata lain langkah lanjutan ini disebut sebagai ulangan proses belajar, tetapi yang diulangi adalah bagian-bagian yang penting saja. Jadi tahap akhir ini jelas ditandai oleh semangat kesatuan, selain itu pada tahap ini siswa tahu bahan mana yang sudah ia kuasai dan mana yang belum. Penggunaan teori ini dalam proses belajar mengajar adalah untuk membantu dan melengkapi para guru dalam menyampaikan materi dan informasi. Dengan menggunakan teori ini diharapkan terjadi interaksi belajar mengajar yang maksimal. Amriawan, (diakses pada tanggal 9 Mei 2010) terdapat kelebihan dan

kekurangan teori belajar Gal perin:

21

a. Kebaikan dari teori Gal perin yaitu 1) Menyadarkan anak didik bahwa ada masalah yang dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan satu jalan atau satu jawaban saja 2) Menyadarkan anak didik bahwa teori Gal perin, membuat mereka saling menggunakan pendapat secara konstruktif /dapat diperoleh suatu keputusan yang lebih baik. 3) Menimbulkan suatu kesanggupan pada anak didik untuk merumuskan pikirannya secara teratur dan dalam bentuk yang dapat diterima orang lain. 4) Membiasakan anak didik suka mendengar pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri, membiasakan bersifat toleran. 5) Merangsang kreatifitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa, dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah 6) Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa sedang rebut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya. 7) Mengembangkan keberanian dan ketrampilan menjawab dan mengemukakan pendapat. siswa dalam

8) Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan. b. Kekurangan teori Gal perin 1) Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri 2) Pembicaraaan terkadang menyimpang sehingga memerlukan waktu yang panjang 3) Tidak dipakai dalam kelompok besar 4) Waktu sering banyak terbuang 5) Menghambat bakat dan inisiataif siswa, karena siswa banyak kepada penyesuaian 6) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan. dibawa

22

Berikut ini langkah-langkah teori belajar Gal perin. Tabel 2.1 Langkah-langkah Teori Belajar Gal perin

Fase Orientasi: Fase 1 Motivasi Umum Fase 2 Perhatian Pada pelajaran Fase 3 Menerima dan mengingat

Peran Guru - Membangun hubungan antara pengajar dan murid - Menggairahkan Minat - Mengusahakan penjelasan yang relevan - Uraian tentang tujuan - Menyebutkan seacara singkat pokokpokok masalah - Mengendalikan tingkat perhatian siswa - Mengarahkan perhatian pada pengetahuan yang sudah ada - Mengsahakan struktur yang berarti - Menjelaskan struktur - Memberi bantuan tahapan - Menyampaikan pokok-pokok masalah secarajelas - Menjelaskan hubungan-hubungannya - Meringkaskan - Membantu pelaksanaan tranfer - pengguanaan transfer

Fase 4 Memproduksi Fase 5 Generalisasi

Latihan Fase 6 Menerapkan apa yang telah dipelajari

- Menyisipkan pertayaan - Memberi tugas latihan

23

Umpan Balik Fase 7

- Tanggapan terhadap jawaban murid

Lanjutan Fase 8 Tindak lanjut Rooijakker, 2008:26)

- Ulangan atas proses belajar (mengulangi bagian-bagian tertentu yang belum jelas, sesudah tahap orientasi, latihan, umpan balik dilewati atau sudah dilaksanakan.

Dengan adanya langkah-langkah di atas, teori Gal perin membantu siswa untuk lebih aktif, dan berani dan percaya diri dalam menjawab dan mengemukakan pendapat. Dan siswa diberikan kesempatan dalam menguasai materi dengan berbagai tahapan.

2.1.3. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan hal yang tidak jarang didengar dan tidak asing bagi orang yang mengambil profesinya dalam dunia pendidikan. Hasil belajar dapat didefenisiknan sebagai kemampuan yang diperoleh setelah seseorang melalui proses belajar. Kegiatan dari usaha mencapai perubahan tingkah laku adalah proses belajar mengajar, sedangkan perubahan tingkah laku adalah hasil belajar. Tingkat kemampuan belajar siswa dalam proses belajar dapat diketahui dari proses hasil belajarnya. Guru sebagai tenaga pendidik sangat menentukan hasil belajar siswa sehingga seorang guru membuat perencanaan mengajar yang baik, harus menggunakan teori yang sesuai, serta melakukan pendekatan metode atau teori yang tepat. Adanya

24

pengolahan yang baik terhadap teroi belajar tersebut, akan membangkitkan gerak belajar secara aktif. Menurut Sudjana (2003) bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Jelas dalam belajar, perubahan yang timbul dari diri individu harus mengarah pada perubahan yang positif berupa kecakapan sikap, kebiasaan dan pengertian Sedangkan menurut Sahertian (22 Oktober 2009) Hasil belajar adalah

gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang dieksperimenkan, yang diukur berdasarkan jumlah skor jawaban benar pada soal yang disusun sesuai dengan sasaran belajar . Dengan demikian hasil belajar dapat diketahui dengan cara mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut melalui tes,. Penilaian hasil belajar ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan belajar siswa dalam hal penguasaan materi atau untuk mengetahui status siswa dalam kedudukannya baik secara individu maupun kelompok. Belajar akuntansi merupakan suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk memperdalam penguasaan siswa dalam bidang akuntansi melalui kegiatan belajarmengajar di kelas. Akuntansi adalah suatu poses mencatat, mengklasifikasi, mengolah dan menyajikan data serta transaksi yang berhubungan dengan keuangan dalam suatu periode tertentu. Menurut AAA (American Accounting Association) (dalam Kardiman 2007:2) Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, dan penyampaian informasi

25

ekonomi yang memungkinkan dilakukannya penilaian dan keputusan yang tepat bagi pemakai informasi tersebut . Menurut American Institute of Certified Public Accounting (dalam kardiman, 2007:2), akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan dengan suatu cara tertentu dan dalam nilai uang terhadap kegiatan atau transaksi yang paling sedikit atau sebagian bersifat keuangan dan penafsiran terhadap hasil-hasil. Dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu proses yang meliputi pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, dan penyajian laporan mengenai transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan. Dengan demikian hasil belajar akuntansi adalah kemampuan yang diperoleh siswa dalam belajar tentang perkembangan dan kemajuan siswa di sekolah yang berkenaan dengan penguasaan materi akuntansi, siswa mampu menerapkan konsepkonsep akuntansi yang diperoleh dengan nilai.

2.2. Penelitian Yang Relevan Agus Setiawan (2003) telah melakukan penelitian dengan judul Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Diajarkan Dengan Menggunakan Metode Gal perin dengan metode Konvensional Pada Materi pokok Usaha di Kelas VII Semester II SMPN 1 Dolok Sanggul Tahun Ajaran 2007/2008. Dari penelitian ini diperoleh temuan penelitian bahwa terdapat perbedaan yang berarti antara hasil belajar siswa yang mendapat pengajaran dengan Metode Gal perin dan Metode Konvensional. Hal ini terbukti dari hasil belajar siswa yang mendapatka pengajaran Konvensional.

26

Siti (2008), melakukan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa dengan Penerapan Teori Belajar Gal perin Di SMP Swasta Bandar Setia Ujung Tahun Pembelajaran 2007/2008. Hasil penelitian ini diperoleh hasil post-test menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar kimia siswa kelas eksperimen 76,2 dengan standard deviasi 12,4 sementara nilai rata-rata hasil belajar kimia siswa kelas kontrol 64,7 dengan standard deviasi 13,4. uji beda nyata dengan statistik pada tingkat signifikansi 5% terhadap perbedaan nilai rata-rata diantara kelas tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar kimia siswa kelas eksperimen dengan penerapan teori belajar Gal perin lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata hasil belajar siswa tanpa penerapan teori belajar Gal perin secara signifikan. Jadi pembelajaran dengan menggunakan teori belajar Gal perin lebih berhasil dari pada pembelajaran tanpa menggunakan teori belajar Gal perin pada pokok bahasan Zat aditif makanan di kelas VIII SMP Swasta Bandar Setia Ujung Tahun Pembelajaran 2007/2008. Siahaan (2005), telah melakukan penelitian dengan judul upaya meningkatkan hasil belajar kimia siswa dengan penerapan Teori Belajar Gal perin di kelas 2 SMU 10 Medan pada pokok bahasan zat radio aktif menunjukkan bahwa hasil pembelajaran dengan penerapan Teori Gal perin lebih tinggi dari hasil Pembelajara Konvensional.

2.3. Kerangka Berpikir Guru memegang peranan penting dalam proses pembelajaran, diantaranya sebagai penggerak maupun motivator bagi siswa supaya tetap semangat dalam belajar dan keberhasilan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran dipengaruhi oleh cara

27

dan bagaimana guru menyampaikan materi pelajarannya. Untuk itu seorang guru harus memiliki teori belajar yang baik agar siswa yang diajar dapat belajar secara efektif dan efisien. Salah satu langkah yang harus diperhatikan adalah penguasaan tehnik-tehnik peyajian yang biasanya disebut sebagai metode mengajar. Pembelajaran akuntansi membutuhkan metode pembelajaran yang tepat, untuk membangkitkan keaktifan dan pemahaman tentang pelajaran akuntansi. Teori belajar Gal perin diharapkan baik untuk diterapkan pada pelajaran akuntansi, sehingga belajar akuntansi meningkat dan siswa juga termotivasi untuk mengikuti dan mempelajari akuntansi. Tujuan teori ini untuk mempermudah siswa dalam memahami pesan yang disampaikan oleh pengajar. Dalam menerapkan Teori Gal perin dalam proses belajar mengajar yang terdiri dari 4 tahap yaitu orientasi, latihan, umpan balik dan lanjutan. Pada tahap orientasi guru menegmukakan isi dan struktur mata pelajaran, hubungan mata pelajaran tersebut dengan mata pelajaran yang lain, dalam rangka kurikulum dan keguanaan mata pelajaran tersebut di informasikan kepada siswa. Kemudian pada tahap latihan siswa ditugaskan membahas soal-soal agar siswa mengerti tentang materi pelajaran yang diberikan dan mencapai tujuan pengajaran latihan ini dapat dilakukan secara

berkelompok. Dan pada tahap umpan balik siswa mendiskusikan hasil latihan, diskusi berlangsung antar kelompok yang dipimpin oleh guru yang berperan sebagai moderator. Pada tahap terakhir yaitu pada tahap lanjutan siswa diberi kesempatan dalam

memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dilakukan. Ujian tidak diberikan sebelum siswa memperbaiki kesalahan yang dilakukan. Berdasarkan uraian di

atas, maka dengan menerapkan teori belajar Gal Perin dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar akuntansi siswa di SMA Negeri 2 Lubuk Pakam.

28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksaakan di SMA Negeri 2 Lubuk Pakam yang beralamat di Jl. Hamparan Perak Lubuk Pakam pada tahun ajaran 2010/2011 3.2. Subjek Penelitian Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IS III yang berjumlah 37 siswa di SMA Negeri 2 Lubuk Pakam. 3.3. Objek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), adapun yang menjadi objek pada penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar akuntansi siswa melalui Teori Pembelajaran Gal perin 3.4. Defenisi Operasioanal 1. Teori belajar Gal perin merupakan salah satu teori yang menekankan keaktifan kepada siswa, yang terdiri dari empat tahap yaitu: tahap orientasi, tahap latihan, tahap umpan balik, tahap lanjutan. 2. Motivasi belajar adalah faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan belajar dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

27

29

3. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar pada mata pelajaran akuntansi yang dilihat melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan.

3.5. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan di dalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Dan jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroo Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian tindakan yang dilakukan oleh

guru/peneliti yang dilakukan bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksi mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelas melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lajim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) refleksi. Berikut ini di gambarkan mengenai model pada penelitian tindakan kelas yang akan dingunakan sebagai siklus dalam penelitian: Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam proses penelitian dengan tujuan yang akan dicapai adalah: 1. Perencanaan ( Planning) Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Rencana dalam penelitian tindakan ini harus tersusun dengan baik dan prospektif pada tindakan yang akan diterapkan dan berorientasi kemasa yang akan datang. Perencanaan disusun berdasarkan masalah dan

30

hipotesis tindakan, sehingga perubahan yang diharapkan dapat mengidentifikasi aspek dan hasil belajar siswa sekaligus mengungkap faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan tindakan. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah: analisis kondisi sekolah, tes awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa, menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan teori belajar Gal perin. 2. Tindakan (Action) Pada tahap ini kegiatan mengajar dilakukan oleh guru bidang studi sedangkan siswa sebagai pengamat. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus tindakan terdiri dari tiga sub tindakan sesuai dengan pokok pembahasan kepada siswa selalu diberikan tes dan tugastugas pada akhir sub tindakan.

31

Tahapan penelitian tindakan digambarkan seperti di bawah ini: Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaan

Refleksi

SIKLUS I

Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi

SIKLUS II

Pelaksanaan

Pengamatan

?

32

(Arikunto, 2008)

Tabel 3.1 Siklus Tindakan kelas

No

Tindakan

Hasil

SIKLUS I

1

Guru menyampaikan tujuan pembelajar Meningkatkan motivasi dan hasil belajar an yang ingin dicapai pada materi siswa tersebut dan memotivasi siswa Guru menjelaskan materi pelajaran akuntansi yang akan dipelajari Siswa mampu mengerti

2

3

Guru menerapkan metode pembelajaran Gal perin

Pembelajaran mengguanakan metode Gal pe rin

33

4

Mengevaluasi hasil siklus I

Hasil kemampuan menyelesaikan materi akuntansi yang telah dijelaskan

5

Mengadakan refleksi tindakan siklus I Tindakan secara menyeluruh materi

kemampuan

menyelaesaikan

No

Tindakan

Hasil

SIKLUS II 1 Mengidentifikasi baru berdasarkan hasil Masalah-masalah baru muncul evaluasi dan refleksi siklus I

34

2

Guru menilai peningkatan motivasi dan Pebelajaran dengan menggunakan metode hasil belajar dan penguasaan materi Gal perin dan dapat meningkatkan motivasi setelah menerapkan metode Gal perin belajar dan hasil belajar siswa

3

Mengevaluasi hasil siklus II

Peningkatan kemampuan penyelesaian materi dengan menggunakan metode Gal perin

4

Mengadakan refleksi pada siklus II Peningkatan kemampuan siswa dalam secara menyeluruh menggunakan metode Gal perin, motivasi dan hasil belajar meningkat.

3. Pengamatan (observasi) Tahap pengamatan ini dilakukan oleh rekan pengamat di dalam kelas saat kegiatan pembelajaran dengan menerapka teori belajar Gal perin, pengamatan dilakukan untuk melihat motivasi siswa pada saat proses belajar mengajar.

4. Refleksi (Reflection) Refleksi dilakukan berdasarkan hasil analisis data pengamatan di dalam kelas untuk mengambil kesimpulan yang kemudian hasil refleksi ini kemudian dingunakan sebagai dasar untuk tahap selanjutnya, dalam hal ini jika jumlah siswa kelas 70 % telah mencapai kriteria kelulusan minimum, maka penerapan teori belajar Gal perin dalam penelitian ini dikatakan berhasil. Dalam refleksi juga dilakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan untuk melaksanakan pedoman pada siklus selanjutnya.

35

3.6. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi yaitu cara yang digunakan untuk melihat motivasi belajar siswa pada saat belajar dengan menerapkan teknik pebelajaran ini. Dalam hal ini peneliti dibantu oleh seorang observan untuk mengamati di dalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Adapun format observasi yang akan dirancang peneliti yang diambil dari indikator motivasi belajar menurut Uno B. Hamzah (2009) yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.2 Observasi Motivasi Belajar Aspek Yang Dinilai No Nama Siswa 1 2 3 4 5 6

Jumlah

A. Keterangan Aspek Yang Dinilai 1. 2. Adanya hasrat dan keinginan berhasil atau belajar Adaya dorongan atau kebutuhan dalam belajar

36

3. 4. 5. 6.

Adanya harapan dan cita-cita masa depan Adanya penghargaan dalam belajar Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar Adanya lingkungan belajar yang kondusif

B. Kriteria Pengamatan 0 = Tidak Ada 1 = Ada

C. Kriteria Penilaian 5-6 = Motivasi tinggi 3-4 = Motivasi sedang 1-2 = Motivasi Rendah 0 = Tidak Termotivasi

2. Tes Hasil Belajar

37

Tes ini diujikan kepada siswa yang telah belajar salah satu topik akuntansi. Tes ini dingunakan menyaring penguasaan konsep siswa sebelumnya dan sesudah diajarkannya kompetensi akuntansi tersebut. Tes ini dingunakan untuk mengukur hasil belajar siswa melalui evaluasi berupa tes yang berbentuk essay dan pilihan ganda.

3.7. Analisis Data Dalam penelitian ini ada dua jenis data yang dikumpulkan, yaitu: 1. Reduksi Data Data yang diperoleh dari hasil observasi dan hasil reduksi dan dikelompokkan dalam beberapa kategori kemudian mengorganisasikannya sehingga diperoleh infomasi yang bermakna. Dengan melihat hasil observasi dan mengoreksi hasil tes siswa maka diketahui tingkat motivasi belajar siswa dan meningkatkan hasil belajarnya.

2. Penyajian Data Analisis data merupakan paparan data sebagai kumpulan informasi yang terorganisasi dan dikategorikan sehingga memungkinkan adanya kumpulan data yang dianalisis dengan cara hasil yang didapat dari observasi motivasi belajar siswa, dilihat dari data respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan teori belajar Gal perin dengan menggunakan lembar observasi. Data hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan kriteria kelulusan minimum yang ditetapkan di sekolah dan untuk mengetahui gambaran tentang hasil

38

belajar siswa, maka seorang siswa dinyatakan telah mencapai kompetensi jika siswa memperoleh skor 70 atau 7,00, dan kelas dinyatakan tuntas jika dari keseluruhan siswa mendapat skor rata-rata kelas 70 atau 7,00 atau 70%. Untuk mengukur tingkat atau persesntase penguasaan materi pelajaran dingunakan rumus:

DS =

Skor yang diperoleh siswa x 100% Jumlah skor maksimum

(Arikunto, 2008)

Keterangan : DS = Daya Serap Dengan Kriteria 0% DS