Top Banner
20

MergedFile - UNUD

Apr 02, 2022

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MergedFile - UNUD
Page 2: MergedFile - UNUD
Page 3: MergedFile - UNUD
Page 4: MergedFile - UNUD
Page 5: MergedFile - UNUD
Page 6: MergedFile - UNUD

1

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN PENDEKATAN RISK

BASED BANK RATING PADA PT. BRI (PERSERO) TBK

Ovirani Matria1

Ni Putu Ayu Darmayanti2

1,2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia

email: [email protected] , [email protected]

ABSTRAK

Terjadinya krisis moneter pada pertengahan tahun 1997-1998 maupun gejala krisis global

yang terjadi pada tahun 2008 menyebabkan banyak perusahaan yang bangkrut termasuk

industri perbankan mengalami penurunan kinerja, salah satunya Bank Rakyat Indonesia yang

pernah meminta bantuan likuiditas pada pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana tingkat kesehatan BRI periode 2014–2016 dengan menggunakan

pendekatan Risk Based Bank Rating (RBBR).

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Variabel yang dinilai adalah

Profil Risiko diukur dengan rasio Non Perfoaming Loan (NPL) dan Loan to Deposito Ratio

(LDR), Tata Kelola diukur melalui hasil self assesment, Rentabilitas diukur melalui rasio

Return on Assets (ROA) dan Net Interest Margin (NIM), dan Permodalan diukur melalui

rasio Captital Adequancy Ratio (CAR). Hasil penelitian menunjukkan selama periode 2014-

2016 bank mendapatkan Peringkat Komposit 1 atau sangat sehat, mencerminkan kondisi

Bank Rakyat Indonesia dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan

dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal. Implikasi penelitian ini secara teoritis

memperkuat ketepatan pengggunaan metode RBBR dalam menilai tingkat kesehatan bank

dan secara praktis sebagai informasi bagi calon investor, kreditor dan masyarakat serta bagi

bank agar mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya walaupun sudah sangat sehat.

Kata kunci: Risk Based Bank Rating, Kesehatan Bank

PENDAHULUAN

Krisis moneter di Indonesia pada pertengahan tahun 1997-1998, menyebabkan banyak

perusahaan swasta yang bangkrut dan industri perbankan juga mengalami penurunan

kinerjanya pasca terjadi penutupan 16 bank pada November 1997. Tahun 2008 gejala krisis

global yang mirip terjadi kembali. Hal ini membuat likuiditas bank semakin kecil dan bank-

Page 7: MergedFile - UNUD

2

bank mengalami kesulitan mengelola arus dananya. Pada Oktober 2008, ada tiga bank besar

BUMN meminta bantuan likuiditas dari Pemerintah, salah satunya PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk dengan jumlah sebesar Rp 15 triliun, agar tidak perlu meminjam dari luar

negeri (www.bi.go.id). Tahun 2009 Bank Indonesia melakukan simulasi ketahanan likuiditas

perbankan dengan mengambil sampel 15 bank besar, 18 bank menengah dan 5 bank kecil,

namun hasilnya cukup mengkhawatirkan. Ketahanan likuditas perbankan ini penting untuk

mengukur kemampuan bank memenuhi kewajiban jangka pendeknya (Kasmir, 2009:86) dan

hal tersebut berpengaruh pada kesehatan bank itu sendiri.

Sebagai lembaga independen yang bertugas mengontrol kesehatan bank, Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) selama tahun 2014 dan 2017 telah mencabut ijin 12 bank yang dinilai tidak

sehat dan tidak mampu melakukan upaya penyehatan setelah diberikan masa kesempatan

oleh OJK dengan batas waktu yang ditentukan. Pecabutan ijin ini dilakukan karena bank

tidak mampu melakukan penyehatan terhadap rasio Capital Adequancy Ratio (CAR) paling

kurang 4 persen dalam jangka waktu 180 hari dan atas permintaan sendiri (www.ojk.go.id dan

www.lps.go.id). Proses pencabutan ijin tersebut dilakukan oleh OJK dan proses likuidasi bank

dilakukan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebagai lembaga independen yang

berfungsi menjamin simpanan nasabah perbankan di Indonesia.

Kesehatan bank merupakan hal penting untuk membentuk kepercayaan masyarakat

terhadap suatu bank, karena kepercayaan serta loyalitas nasabah dapat membantu dan

mempermudah pihak manajemen bank dalam menyusun strategi bisnis yang baik (Kuncoro

dkk., 2011: 495). Penilaian tingkat kesehatan bank telah diatur dalam Peraturan Bank

Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 yang dikenal dengan metode CAMELS yaitu terdiri dari

Capital, Asset quality, Management, Earnings, Liquidity & Sensitivity to market risk.

Kemudian Bank Indonesia menyempurnakannya dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor

13/1/PBI/2011 yang meliputi empat faktor pengukuran, yaitu profil risiko (risk profile), good

corporate governance (GCG), rentabilitas (earnings), dan permodalan (capital) yang

selanjutnya disingkat dengan RGEC. Kemudian OJK mencabut dan menggantikannya dengan

SEOJK Nomor 14/SEOJK.03/2017 tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum

menggunakan pendekatan Risiko atau yang biasa disebut dengan Risk Based Bank Rating

(RBBR), dengan cakupan penilaian meliputi faktor profil risiko (risk profile), tata kelola,

rentabilitas (earnings), dan permodalan (capital) untuk menghasilkan peringkat komposit

tingkat kesehatan bank. Penilaian dengan RBBR ini berlaku secara efektif sejak tanggal 17

Maret 2017 (www.ojk.go.id).

Page 8: MergedFile - UNUD

3

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah menerima berbagai penghargaan

diantaranya: penghargaan sebagai bank terbaik dalam ABFI Banking Award pada tahun 2008

sampai 2010, brand terbaik dalam Frontier Consulting Group sebagai Top Brand Award

2011 (www.telkomuniversity.ac.id), Bank of The Year 2015 Indonesia dari The Banker

London hasil dari kinerja keuangan yang mengalami peningkatan 14,9 persen

(www.sindonews.com), Best Domestic Bank in Indonesia 2016 Asiamoney hasil dari

konsisten melayani usaha mikro rakryat (www.tempo.co). Alasan dilakukannya penelitian

pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yaitu selama tahun 2008-2016 BRI meraih

banyak penghargaan, namun disisi lain BRI meminta bantuan likuiditas dari Pemerintah

sebesar Rp 5 triliun pada tahun 2008 (www.bi.go.id). Alasan lainnya, hasil penilaian tingkat

kesehatan bank tidak dipublikasikan oleh pihak bank itu sendiri padahal BRI merupakan

perusahaan go public dan pihak OJK sebagai pihak yang bertugas mengawasi dan menilai

kesehatan perbankan, yang dimana hasil dari penilaian tersebut penting diketahui oleh

masyarakat dan calon investor.

Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro,

tabungan dan deposito. Bank juga dapat diartikan sebagai tempat untuk menukar uang,

memindahkan uang atau menerima segala bentuk pembayaran dan setoran seperti

pembayaran listrik, telepon, air pajak, uang kuliah dan pembayaran lainnya (Kasmir, 2009).

Fungsi bank ada 3 yaitu sebagai agent of trust, agent of development dan agent of service.

Kasmir (2012:20) berpendapat bahwa bank dapat dilihat dari 3 jenis yaitu dilihat dari

menurut fungsinya, kepemimpinannya, dan statusnya, yang terdiri dari 3 sumber dana yakni

dari pihak pertama, kedua dan ketiga.

Kesehatan bank yaitu kemampuan bank untuk melakukan kegiatan operasional

perbankan secara normal dan mampu memenuhi kewajiban dengan baik dan dengan cara-

cara yang sesuai peraturan perbankan yang berlaku (Triandaru dan Budisantoso, 2006).

Menurut Riyadi (2006:175) informasi mengenai kesehatan bank dibutuhkan oleh 4 pihak

yakni pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank, pemerintah dan counterparty bank.

Tata cara penilaian kesehatan bank yang saat ini berlaku yakni menggunakan RBBR dengan

cakupan penilaian meliputi faktor-faktor: Profil Risiko (risk profile), Tata Kelola Rentabilitas

(earnings) dan Permodalan (capital) sesuai dengan SEOJK Nomor 14/SEOJK.03/2017

tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.

Penelitian mengenai analisis tingkat kesehatan bank telah banyak dilakukan oleh

beberapa peneliti sebelumnya. Jaffar dan Manarvi (2011) meneliti dan membandingkan

kinerja bank syariah dan konvensional di Pakistan selama 2005-2009 dengan uji CAMEL.

Page 9: MergedFile - UNUD

4

Studi ini menemukan bahwa bank syariah lebih baik dalam memiliki modal yang memadai

dan posisi likuiditas yang lebih baik sementara bank konvensional dirintis dalam kualitas

manajemen dan kemampuan produktif.

Ferrouhi (2014) menganalisis Maroccoan Bank periode 2001-2011 mengunakan

model CAMEL guna mengetahui tingkat kesehatan Maroccoan Bank ; Trisnawari,dkk (2014)

melakukan penelitian yang bertujuan mengetahui bagaimana tingkat kesehatan Bank BUMN

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2012 dengan metode RGEC. Dalam

penelitiannya menunjukan tingkat kesehatan Bank BRI, BNI dan Mandiri selama periode

2011-2012 secara keseluruhan memiliki predikat sangat sehat ; Mohiuddin (2014)

menggunakan metode CAMEL meneliti kinerja keuangan dari dua bank besar (NCB dan

PCB) di Bangladesh selama periode tahun 2009-2013.

Mais dan Sari (2015) mengevaluasi tingkat kesehatan bank syariah di Indonesia dan

Malaysia periode 2009-2013 dengan menggunakan metode RGEC dan didapat bahwa hasil

semua sampel bank syariah penelitian ini secara keseluruhan dapat dikatakan termasuk bank

yang sehat, dimana nilai NPF dibawah 5 persen, faktor GCG sehat, nilai ROAdiatas 1,25

persen, nilai ROE lebih dari 5persen dan nilai CAR lebih dari sama dengan 8 persen ;

Yessi,dkk (2015) dan Komporis,dkk (2015) serta Mandasari (2015) juga menganalisis tingkat

kesehatan dengan menggunakan pendekatan RGEC ; sedangkan Rajasekar dan Rameshkumar

(2015), Aftab,dkk (2015) serta Gaol (2015) meneliti mengenai tingkat kesehatan bank dengan

metode CAMEL.

Metode RGEC digunakan oleh Pramana dan Sri (2016), Hadiwidjaja,dkk (2016) serta

Riado,dkk (2016) dalam menganalisis tingkat kesehatan bank. Sedangkan Asnina (2016)

dalam penelitiannya menilai tingkat kesehatan bank menggunakan metode RBBR yang terdiri

dari faktor profil risiko melalui rasio NPL,IRR, dan LDR, faktor GCG, faktor rentabilitas

melalui rasio ROA dan NIM, dan faktor permodalan melalui rasio CAR.

Paramartha dan Mustanda (2017) menganalisis tingkat kesehatan bank pada PT. Bank

Central Asia Tbk periode 2012-2014 dengan metode RGEC. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa selama periode 2012 sampai tahun 2014 Bank Central Asia selalu

medapatkan peringkat 1 atau sangat sehat.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini berbentuk kuantitatif deskriptif untuk menilai tingkat kesehatan bank

pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sesuai dengan tata cara penilaian tingkat

kesehatan bank ini mengacu pada SEOJK Nomor 14/SEOJK.03/2017 tentang Penilaian

Page 10: MergedFile - UNUD

5

Tingkat Kesehatan Bank Umum. Penelitian ini dilakukan pada PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk melalui Laporan Keuangan periode Januari 2014 – Desember 2016 yang telah

dipublikasikan melalui www.bri.co.id sebagai website resmi bank. Sehingga jenis data pada

penelitian ini adalah kuantitatif dan merupakan data sekunder. Objek penelitian ini yaitu

Profil Risiko (Risk Profile), Tata Kelola, Rentabilitas (Earnings), dan Permodalan (Capital)

dari PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dalam menilai tingkat kesehatan bank.

Profil Risiko (Risk Profile) diukur dengan 2 indikator yaitu risiko kredit dengan

menggunakan rumus Non Performing Loan (NPL) dan risiko likuiditas dengan rumus Loan

to Deposito Ratio (LDR). NPL adalah perbandingan antara kredit bermasalah dengan total

kredit pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tahun 2014 – 2016. Satuan dari NPL

yang digunakan dalam penelitian ini adalah persentase. LDR adalah perbandingan antara total

kredit dengan dana pihak ketiga pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tahun 2014-

2016. Satuan dari LDR yang digunakan dalam penelitian ini adalah persentase.

Tata kelola adalah faktor penilaian terhadap kinerja manajemen bank secara internal.

Penilaian ini sering disebut dengan self assement yang artinya pihak internal BRI melakukan

penilaian terhadap dirinya sendiri pada periode tahun 2014–2016. Sesuai dengan POJK

Nomor 13/SEOJK.03/2017 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum, yang

selanjutnya disebut SEOJK Tata Kelola Bank Umum, terdapat lima prinsip dasar dalam

pelaksaannya yaitu transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, indenpendensi dan

kewajaran.

Rentabilitas (Earning) meliputi evaluasi terhadap kinerja rentabilitas, sumber-

sumber rentabilitas, kesinambungan (sustainability) rentabilitas, dan manajemen rentabilitas.

Penilaian terhadap earnings didasarkan pada dua rasio yaitu: Return on Assets (ROA) dan

Net Interest Margin (NIM). ROA adalah perbandingan antara laba sebelum pajak dengan

rata-rata total asset dari BRI periode tahun 2014 – 2016. Satuan dari ROA yang digunakan

dalam penelitian ini adalah persentase. NIM adalah perbandingan antara pendapatan bunga

bersih dengan rata-rata total aset produktif dari BRI periode tahun 2014 – 2016. Satuan dari

NIM yang digunakan dalam penelitian ini adalah persentase.

Permodalan meliputi evaluasi terhadap kecukupan permodalan dan kecukupan

pengelolaan permodalan. Rasio kecukupan modal pada penelitian ini dengan menghitung

rasio Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR adalah perbandingan antara modal terhadap Aset

Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) pada BRI periode tahun 2014–2016. Satuan dari CAR

yang digunakan dalam penelitian ini adalah persentase.

Page 11: MergedFile - UNUD

6

Hasil masing-masing rasio kemudian dilakukan pembobotan peringkat komposit

untuk masing-masing komponen yang telah memperoleh nilai berdasarkan peringkatnya.

1) Peringkat Komposit 1 bernilai 5 (lima)

2) Peringkat Komposit 2 bernilai 4 (empat)

3) Peringkat Komposit 3 bernilai 3 (tiga)

4) Peringkat Komposit 4 bernilai 2 (dua)

5) Peringkat Komposit 5 bernilai 1 (satu)

Nilai ini dijadikan tolak ukur dalam satuan presentasi untuk menentukan peringkat

komposit dari seluruh komponen yang digunakan dalam penilaian tingkat kesehatan bank

dengan RBBR, kemudiandisesuaikan dengan tabel peringkat komposit masing-masing

faktor.

Tabel 1.

Bobot Peringkat Komposit Komponen NPL

Peringkat

Komposit

(PK)

Bobot (%) Keterangan

PK 1 <2 Sangat Sehat

PK 2 2 – 3,5 Sehat

PK 3 3,5 – 5 Cukup Sehat

PK 4 5 – 8 Kurang Sehat

PK 5 >8 Tidak Sehat

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP/2011

Tabel 2.

Bobot Peringkat Komposit Komponen LDR

Peringkat

Komposit

(PK)

Bobot (%) Keterangan

PK 1 60 - <70 Sangat Sehat

PK 2 70 - <85 Sehat

PK 3 85 - <100 Cukup Sehat

PK 4 100 – 120 Kurang Sehat

PK 5 >120 : <60 Tidak Sehat

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP/2011

Page 12: MergedFile - UNUD

7

Tabel 3.

Bobot Peringkat Komposit Komponen Tata Kelola

Peringkat

Komposit (PK) Bobot (%) Keterangan

PK 1 Nilai Komposit < 1,50 Sangat Sehat

PK 2 1,50 ≥ Nilai Komposit < 2,50 Sehat

PK 3 2,50 ≥ Nilai Komposit < 3,50 Cukup Sehat

PK 4 3,50 ≥ Nilai Komposit < 4,50 Kurang Sehat

PK 5 4,50 ≥ Nilai Komposit < 5,00 Tidak Sehat

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP/2011

Tabel 4.

Bobot Peringkat Komposit Komponen ROA

Peringkat

Komposit (PK) Bobot (%) Keterangan

PK 1 >2 Sangat Sehat

PK 2 1,25 – 2 Sehat

PK 3 0,5 – 1,25 Cukup Sehat

PK 4 0 – 0,5 Kurang Sehat

PK 5 Negatif Tidak Sehat

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP/2011

Tabel 5.

Bobot Peringkat Komposit Komponen NIM

Peringkat

Komposit (PK) Bobot (%) Keterangan

PK 1 >5 Sangat Sehat

PK 2 2,01 – 5 Sehat

PK 3 1,5 – 2,00 Cukup Sehat

PK 4 0 -1,49 Kurang Sehat

PK 5 Negatif Tidak Sehat

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP/2011

Page 13: MergedFile - UNUD

8

Tabel 6.

Bobot Peringkat Komposit Komponen CAR

Peringkat

Komposit (PK) Bobot (%) Keterangan

PK 1 >12 Sangat Sehat

PK 2 9 - 12 Sehat

PK 3 8- 9 Cukup Sehat

PK 4 6 - 8 Kurang Sehat

PK 5 <6 Tidak Sehat

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP/2011

Dari hasil masing-masing komponen dengan perhitungan rasio diperoleh hasil yang

akan didapatkan untuk menganalisis kesehatan bank berada pada Peringkat Komposit

tertentu. Sehingga dapat membuat sebuah keputusan dalam menilai kinerja keuangan untuk

kelangsungan usaha perbankkan dan memberikan informasi kepada pihak intern dan ekstern

yang akan menambah tingkat kepercayaan kepada bank dan sebaliknya.

Nilai komposit untuk rasio keuangan masing-masing komponen yang menempati peringkat

komposit akan bernilai sebagai berikut:

a) Peringkat 1 = setiap kali ceklist dikalikan dengan 5

b) Peringkat 2 = setiap kali ceklist dikalikan dengan 4

c) Peringkat 3 = setiap kali ceklist dikalikan dengan 3

d) Peringkat 4 = setiap kali ceklist dikalikan dengan 2

e) Peringkat 5 = setiap kali ceklist dikalikan dengan 1

Nilai komposit yang telah diperoleh kemudian dikalikan setiap ceklist, laliu ditentukan

bobotnya dengan mempersentasekan. Adapun bobot/persentase untuk menentukan peringkat

komposit keseluruhan komponen sebagai berikut:

Page 14: MergedFile - UNUD

9

Tabel 7.

Bobot Peringkat Komposit Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Peringkat

Komposit (PK) Bobot (%) Keterangan

PK 1 86 – 100 Sangat Sehat

PK 2 71 – 85 Sehat

PK 3 61 – 70 Cukup Sehat

PK 4 41 – 60 Kurang Sehat

PK 5 <40 Tidak Sehat

Sumber: Setiawan (2012) dan Alawiyah (2016)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penilaian kesehatan bank ini dinilai dari beberapa faktor sebagai indikator sehat atau

tidaknya suatu bank. Berdasarkan Berdasarkan SEOJK Nomor 14/SEOJK.03/2017 tentang

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, OJK telah menetapkan sistem penilaian

tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk Based Bank

Rating/RBBR), hasil penilaian kesehatan yakni sebagai berikut :

Tabel 8.

Penetapan Peringkat Komposit Bank Rakyat Indonesia Menggunakan Risk Based

Bank Rating Pada Tahun 2014-2016

Tahun Komponen Rasio Nilai

(%)

Kriteria Kriteria PK

1 2 3 4 5

2014 Profil

Risiko

NPL 1,78 � Sangat Sehat Sangat Sehat

Page 15: MergedFile - UNUD

10

LDR 82,06 � Sehat

Tata Kelola GCG 1,14 � Sangat Sehat

Rentabilitas ROA 4,32 � Sangat Sehat

NIM 7,93 � Sangat Sehat

Permodalan CAR 17,53 � Sangat Sehat

Nilai Komposit 30 25 4 - - - (29/ 30)

*100% =

96,68%

2015

Profil

Risiko

NPL 2,10 � Sehat

Sangat Sehat

LDR 86,86 � Cukup Sehat

Tata Kelola GCG 1,17 � Sangat sehat

Rentabilitas ROA 3,87 � Sangat sehat

NIM 7,72 � Sangat sehat

Permodalan CAR 16,68 � Sangat sehat

Nilai Komposit 30 20 4 3 - - (27/ 30)

*100% =

90,00%

2016

Profil

Risiko

NPL 2,13 � Sehat

Sangat Sehat

LDR 87,93 � Cukup Sehat

Tata Kelola GCG 2,00 � Sehat

Rentabilitas ROA 3,61 � Sangat sehat

NIM 8,02 � Sangat sehat

Permodalan CAR 21,54 � Sangat sehat

Nilai Komposit 30 15 8 3 - - (26/ 30)

*100% =

86,67%

Sumber: Data Sekunder yang diolah peneliti, 2017

Hasil analisis tingkat kesehatan bank berdasarkan Risk Based Bank Rating selama

tahun 2014-2015 yang dapat dilihat pada Tabel 8 menunjukkan bahwa kinerja BRI berada

pada Peringkat Komposit 1 (PK 1). Penilaian faktor Profil Risiko dengan menggunakan rasio

NPL pada tahun 2014 mendapatkan predikat Sangat Sehat karena memiliki rasio dibawah 2

persen yaitu 1,78 persen. Tahun 2015 dan 2016 rasio NPL berturut-turut naik menjadi 2,10

persen dan 2,13 persen sehingga mendapatkan predikat Sehat karena memiliki rasio antara 2

persen sampai 3,5 persen. Kemudian tingkat risiko likuiditas yang dihitung dengan

menggunakan rasio LDR tahun 2014 mendapat peringkat kedua yang berdasarkan bobot

peringkat komposit mendapatkan predikat Sehat. Tahun 2015 dan 2016 terus mengalami

penurunan menjadi peringkat ketiga yang berarti mendapat predikat Cukup Sehat.

Meningkatnya rasio LDR dari tahun 2014–2016 ini memberikan indikasi semakin rendahnya

likuiditas bank dari tahun ke tahun, hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan

untuk membiayai kredit menjadi semakin besar.

Page 16: MergedFile - UNUD

11

Hasil penilaian Tata Kelola secara self assessment pada tahun 2014 dan 2015

memperoleh nilai komposit 1,14 persen dan 1,17 persen yang menunjukan peringkat 1 dan

dinyatakan Sangat Sehat. Namun nilai komposit tahun 2016 mengalami peningkatan menjadi

2,00 persen sehingga mengalami penurunan menjadi peringkat 2 dengan predikat Sehat.

Kemudian hasil penilaian Rentabilitas yang dinilai dengan rasio ROA dan NIM selama 3

tahun yakni tahun 2014, 2015 dan 2015 BRI memiliki nilai rasio ROA lebih lebih dari 2

persen dan nilai rasio NIM lebih dari 5 persen dengan predikat Sangat Sehat. Dan yang

terakhir penilaian Permodalan dengan rasio CAR selama 2014-2016 juga mendapatkan

predikat Sangat Sehat dengan hasil perhitungan yang melebihi standar minimal Bank

Indonesia sebesar 12 persen dengan rincian hasil 2014 sebesar 17,53 persen kemudian tahun

2015 menurun menjadi 16,68 persen dan pada tahun 2016 naik cukup signifikan menjadi

21,54 persen.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa secara keseluruhan hasil penilaian kesehatan PT Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk menggunakan Risk Based Bank Rating dapat dikatakan sangat sehat

dan memperoleh Peringkat Komposit 1. Hal ini mencerminkan kondisi BRI yang secara

umum sangat sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh negatif yang

signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lain tercermin dari peringkat

faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan tata kelola, rentabilitas, dan permodalan

yang secara umum sangat baik. Dalam hal terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan

tersebut tidak signifikan.

Berdasarkan hasil analisis dan simpulan, dapat diajukan beberapa saran kepada BRI

terutama yang mengenai tingkat kesehatan bank. Adapun saran yang dapat diberikan penulis

kepada pihak bank yaitu sebagai bank harus tetap menjaga tingkat kesahatan bank pada

tahun-tahun berikutnya, terdapat penurunan kategori peringkat pada indikator penilaian Profil

Risiko dalam dua tahun terakhir berturut-turut yakni tahun 2015 dan 2016, khususnya Rasio

Likuiditas yang mendapat predikat cukup. Hal ini perlu menjadi pertimbangan agar pada

tahun-tahun berikutnya bisa mendapat predikat sangat sehat dengan cara meningkatkan nilai

dana pihak ketiga, agar tidak terulang kembali seperti tahun 2008 dimana bank Rakyat

Indonesia meminta bantuan likuiditas pada pemerintah dan tidak berdampak buruk terhadap

kinerja BRI, khususnya pada saat krisis ekonomi, diharapkan BRI dapat mencantumkan data

keuangan secara lengkap atas 11 (sebelas) faktor penilaian penerapan tata kelola dan

Page 17: MergedFile - UNUD

12

informasi lain yang terkait penerapan Tata Kelola bank agar sesuai dengan acuan teknis yaitu

SEOJK Nomor 13/SEOJK.03/2017 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Umum, dan

bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk memperluas cakupan penelitian tentang penilaian

kesehatan bank dengan menggunakan indikator rasio keuangan lainnya pada pengukuran

tingkat kesehatan bank dengan metode yang terbaru sesuai dengan Surat Edaran dari Otoritas

Jasa Keuangan.

REFERENSI

AB, Ishaq., Karim A., Ahmed S dan Zaheer A. 2016. Evaluating Performance of Commercial

Banks in Pakistan: An of Camel Model. Journal of Business & Financial Affairs,

Volume V:169, Issue I.

Aftab, Nadeem., Nayyer Samad., Tehreem Husain. 2015. Historical Analysis of Bank

Profitability Using CAMEL Parameters: Role of Ownership and Political Regimes

in Pakistan. International Journal of Economics and Finance Vol. 7., No. 2;

2015., pp: 144-155.

Alawiyah, Tuti. 2016. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode

RGEC Pada Bank Umum BUMN Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2012-2014. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Altan, Dr.Mikail., Habib Yusufazari., Aykut Beduk. 2014. Performance Analysis of Bank In

Turkey Using Camel Appoarch. International Academic Conference, Malta, ISBN

978-80-87927-06-9, pp: 21-32.

Asnina, Siska Fitriya. 2016. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Pendekatan Risiko

(Risk Based Bank Rating). Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 5, Nomor 8,

Agustus 2016 ISSN: 2460-0585.

Bank Indonesia. 2004. Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 Perihal Penilian Tingkat

Kesehatan Bank Umum. Jakarta: Bank Indonesia.

Bank Indonesia. 2007. Peraturan Bank Indonesia Nomor: 9/7/PBI/2007 Perihal Perubahan

Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/3/PBI/2006 tentang Perubahan Kegiatan

Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah dan Pembukaan Kantor Bank Yang

Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah oleh Bank Umum.

Jakarta: Bank Indonesia.

Bank Indonesia. 2011. Peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/1/PBI/2011: Tentang Penilaian

Tingkat Kesehatan Bank Umum. Jakarta: Bank Indonesia.

Page 18: MergedFile - UNUD

13

Bank Indonesia. 2011. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: 13/24/DPNP/2011: Tentang

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Jakarta: Bank Indonesia.

Budisantoso, Totok dan Nuritomo. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta:

Salemba Empat.

Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Fadhila, Alizatul, Muhammad Saifi, dan Zahroh Z.A. 2015. Analisis Tingkat Kesehatan Bank

Dengan Metode Risk Based Bank Rating (RBBR) (Studi pada Bank Milik

Pemerintah Pusat yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013).

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 2 No. 1 Februari 2015 hal.1-9.

Ferrouhi, El Mehdi. 2014. Moroccan Banks Analysis Using CAMEL Model. International

Journal of Economics and Financial Issues. Vol 04, No 3, pp: 622-627.

Fitriana, Nur, Ahmad Rosyid dan Agus Fakhrina. 2015. Tingkat Kesehatan Bank BUMN

Syariah Dengan Bank BUMN Konvensional : Metode RGEC (Risk Profile, Good

Corporate Governance, Earning dan Capital). Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Volume

17. Nomor 02. September 2015. Hal 1-12.

Gaol, Manatap Berliana Lumban. 2015. Health Analysis Before and After The

Recapitaliation of Bank In Indonesia. South East Asia Journal of Contemporary

Business, Economics and Law, Vol. 6, Issue 1.

Hadiwidjaja, Rini Dwiyani., Irma, Yeni Widiastuti. 2016. Assessing the Effect of Bank

Performance on Profit Growth Using RGEC Approach. Review of Integrative

Business and Economics Research, Vol. 5, no. 3, pp.87-101, July 2016.

Husein, Arif Rachman dan Fatin Fadhilah Hasib. 2016. Tingkat Kesehatan Bank : Analisa

Perbandingan Pendekatan CAMELS dan RGEC (Studi Pada Bank Umum Syariah

Tahun Periode 2012-2014). Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol.3 No.

2 Februari 2016 Hal : 102-116.

Jaffar, Muhammad dan Irfan Manarvi. 2011. Performance comparison of Islamic and

Conventional banks in Pakistan. Global Journal of Management And Business

Research Volume 11 Issue 1.

Kasmir. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali Pers

Kasmir. 2012. Dasar-dasar Perbankan Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Korompis, Vanessa Elisabeth, Tri Oldy Rotinsulu dan Jacky Sumarauw. 2015. Analisis

Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Metode RGEC (Studi pada

Page 19: MergedFile - UNUD

14

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk dan PT. Bank Mandiri Tbk Tahun 2012-2014).

Jurnal EMBA Vol.3 No.4 Desember 2015, Hal. 433-442.

Kumar, Santosh., Dr (Mrs) Roopali Sharma. 2014. Performance Analysis of Top Indian Bank

Trough CAMEL Appoarch. International Journal of Advanced Research in

Management and Social Sciences, Volume III No.7 pp:81-92.

Kuncoro, Mudrajat dan Suhardjono. 2011. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi.

Yogyakrta: BPFE.

Mais, Rimi Gusliana dan Dita Indah Sari. 2015. Evaluation Of Banks Health Rate Of

Indonesia and Malaysia Islamic Bank With RGEC Method. IJABER Vol 13 No 7:

h: 5761-5789.

Mandasari, Jayanti (2015). Analisis Kinerja Keuangan Dengan Pendekatan Metode RGEC

Pada Bank BUMN Periode 2012-2013. EJournal Administrasi Bisnis, Volume 3,

Nomor 2, hal : 363-374.

Meena, G.L. 2016. Financial Analysis of Select Banks Using Camel Approach a Study with

Reference to Indian Banking Industry. International Journal of Research and

Scientific Innovatione, Volume III, pp: 30-35.

Mohiuddin, Golam. 2014. Use of CAMEL Model: A Study on Financial Performance of

Selected Commercial Banks in Bangladesh. Universal Journal of Accounting and

Finance, Vol.2., No. 5; 2014., pp: 151-160

Otoritas Jasa Keuangan. 2017. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor

13/SEOJK.03/2017 tentang Penetapan Tata Kelola bagi Bank Umum. Jakarta:

Otoritas Jasa Keuangan.

Otoritas Jasa Keuangan. 2017. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor

14/SEOJK.03/2017 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Jakarta:

Otoritas Jasa Keuangan.

Paramartha, Dewa Gede Derian Angga dan I Ketut Mustanda. 2017. Analisis Penilaian

Tingkat Kesehatan Bank Pada PT. Bank Central Asia Tbk Berdasarkan Metode

RGEC. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 1, hal : 32-59.

Paramartha, I Made dan Ni Putu Ayu Darmayanti. 2017. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Dengan Metode RGEC Pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk.. E-Jurnal

Manajemen Unud, Vol. 6, No. 2, hal: 948-974.

Pramana, Komang Mahendra dan Luh Gede Sri Artini. 2016. Analisis Tingkat Kesehatan

Bank (Pendekatan RGEC) Pada PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. E-Jurnal

Manajemen Unud, Vol. 5, No. 6.

Page 20: MergedFile - UNUD

15

Rahyuda. 2004. Metodologi Penelitian. Denpasar: FE UNUD.

Rajasekar, Dr T dan Dr S Rameshkumar. 2015. Analysis of Financial Health of the New

Private Sector Banks in India through CAMEL Rating System. International

Journal of Business and Management Invention, Vol 4 pp. 48-51.

Reddy, Dr.D.Maheshwara., K.V.N.Prasad. 2011. Evaluating Performace of Regional Rural

Banks: An Application of CAMEL Model. Journal of Arts, Science & Commerce,

Volume II ,pp:61-67.

Riadi, Kadek Septa., Anantawikrama Tungga Atmadja dan Made Arie Wahyuni. 2016.

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Pada PT. Bank

Mandiri (Persero), Tbk.. e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Vol. 6,

No. 3..

Riyadi, Selamet. 2006. Banking Assets and Liability Management. Jakarta: Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Roman, Angela., Alina Camelia. 2013. Analysing the Financial Soundness of the

Commercial Banks in Romania: An Approach Based on the Camels Framework.

International Economic Conference of Sibiu 2013 Post Crisis Economy:

Challenges and Opportunities,Edition, Vol.6., pp: 703-712.

Setiawan, Ngadirin. 2012. Analisis Laporan Keuangan : Penilaian Kesehatan Bank (Bahan

Perkuliahan). Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.

Suresh, Dr Chithra., Mr Mohamed Bardastani. 2016. Financial Performance Of Selected

Conventional And Islamic Banks In Kingdom Of Bahrain – A CAMEL Ranking

Based Approach. European Journal of Contemporary Economics and

Management May 2016 Edition, Vol.3., No. 1., pp: 23-59.

Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.

Yogyakarta : Salemba Empat.

Trisnawati, Rina dan Ardian Eka Puspita. 2014. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan

Metode RGEC Pada Bank BUMN Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun

2011-2012. Jurnal Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya

Wacana Hal 661-675.

Yacheva, Nora., Muhammad Saifi, dan Zahroh Z.A. 2016. Analisis Tingkat Kesehatan Bank

Dengan Metode RBBR (Risk Based Bank Rating) Studi pada Bank Umum Swasta

Nasional Devisa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014).

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 37 No. 1 Agustus 2016 hal.37-45.