Top Banner
1 Dari Keputusasaan Menuju Pengharapan
52

Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

Apr 04, 2016

Download

Documents

Nota Pastoral Konferensi Waligereja Indonesia 2014
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

1 Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

Page 2: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

2Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

Diterbitkan Oleh:

Sekretariat JenderalKonferensi Waligereja IndonesiaJl. Cut Meutiah No. 10Tromol Pos 3044JAKARTA 10002Telp. (021) 31936422; Fax. (021) 3918521email: [email protected]

[email protected]: http://www.mirifica.net

http://www.kawali.org

Gambar Cover: Google

Desain Cover dan IsiCarel Use Bataona

Page 3: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

3 Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

Daftar Isi

DAFTAR ISI ................................................................ 3

1. Kejahatan Sosial Narkoba Merupakan

Masalah Kita. Sebagai warga Gereja kita tidak

semestinya bersikap cuci tangan ....................... 5

2. Narkoba, Suatu Kisah Nasional ......................... 7

3. Narkoba Tak terkendali ....................................... 12

4. Wajarkah “Pecandu” disebut “Korban”? ............ 16

5. Rehabilitasi: Korban Yang Tersingkir

Dikembalikan, Diresosialisasi ............................. 19

KEYAKINAN YANG MENUNJUKKAN ARAH ............. 24

6. Perhatian pada Sesama Manusia ...................... 24

7. Pedoman ............................................................ 28

a. Rawatlah orang sakit ................................ 28

b. Bicaralah dengan orang di sampingmu .... 29

c. Jagalah kota dan desa kita aman ............ 30

d. Jagalah hidup dan kesehatanmu .............. 32

ORANG KATOLIK HENDAKNYA BENAR-BENAR

MENGUMAT ............................................................... 33

8. Melawan Kejahatan Sosial dengan

Mengandalkan Moral Sosial ............................... 33

9. Memandang Masalah Narkoba dengan

Perspektif ke Depan ........................................... 36

Page 4: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

4Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

10. Moral Sosial Digugah oleh Injil dan Iman ........... 37

11. Gereja Diperlukan supaya Mengumat ................ 40

12. Melawan Narkoba: Membangun Kepercayaan

dengan Mengulurkan Kepercayaan .................... 42

PROGRAM KERJA ..................................................... 46

TEMPAT-TEMPAT REHABILITASI NARKOBA ........... 52

Page 5: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

5 Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

DARI KEPUTUSASAAN MENUJUPENGHARAPAN

Nota Pastoral tentang NarkobaKonferensi Waligereja Indonesia 2014

Dalam Rangka Menyikapi Kejahatan SosialNarkoba di Indonesia

1. Kejahatan Sosial Narkoba MerupakanMasalah Kita.Sebagai Warga Gereja Kita tidakSemestinya Bersikap Cuci Tangan

Pada Hari Studi yang diadakan dalam rangkaSidang Konferensi Waligereja Indonesia (KWI)tanggal 5 dan 6 November 2013, kami para uskupyang tergabung dalam KWI, berusaha untukbelajar bersama mengenai masalah yang melandamasyarakat Indonesia yaitu NARKOBA. Kamijuga berusaha untuk mencari kemungkinan-kemungkinan keterlibatan Gereja dalammenangani masalah tersebut. Dari pribadi-pribadidan keluarga-keluarga yang menjadi korban, kamimendengar kisah-kisah yang membuat kami tidaknyaman jika hanya berdiam diri saja. Dari BadanNarkotika Nasional (BNN) kami mendapat banyakinformasi yang membuat kami semakin sadar

Page 6: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

6Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

betapa kompleksnya masalah ini. Kita UmatKatolik diundang untuk ikut aktif dalam usahapencegahan dan pemberantasan penyalahgunaandan peredaran gelap narkoba. Kita juga didesakuntuk mengusahakan rehabilitasi untuk parakorban penyalahgunaan narkoba itu. Kita semuadiajak untuk merintis suatu gerakan dalam danbersama masyarakat Indonesia melawanpenyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba;gerakan yang melawan jaringan peredaran danpenyalahgunaan narkoba, karena jaringan kejahatantersebut hanya mencari keuntungan dengan caramencelakakan sesama; gerakan yang meneguhkankomunitas manusiawi antar-kita, gerakan yang terpadudalam hormat dan penuh kepercayaan satu sama lain.

Kita berharap agar usaha umat Katolik untukmelawan penyalahgunaan dan peredaran gelapnarkoba ini membuka bagi generasi mudaIndonesia, suatu jalan ke masa depan yang lebihbaik, yaitu jalan yang membuat mereka keluardari keputusasaan, menuju pengharapan.

Semangat utama perlawanan terhadapnarkoba kita ungkapkan dengan seruan: “KatakanTIDAK kepada penyalahgunaan narkoba! Bangunkomunitas yang sehat dan saling percaya” (Say noto drugs! Build a healthy community and trust!). NotaPastoral ini dimaksudkan sebagai bahanpembelajaran, diskusi dan refleksi bagi seluruh

Page 7: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

7 Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

umat. Di dalamnya disajikan data, analisa, sertarefleksi iman. Semoga atas dasar keyakinan imanitu kita semua berani menghadapi kejahatan sosialpenyalahgunaan narkoba dan bertindak bijaksana dalam menyikapinya. Semoga dengan demikiankita sungguh dapat mewujudnyatakantanggungjawab kita terhadap kelangsungan hidupmanusia yang bermartabat sebagai citra Allah.

2. Narkoba, Suatu Kisah Nasional

“Narkoba” adalah singkatan dari “narkotika,psikotropika dan bahan adiktif lainnya”.Beribu-ribu tahun yang lalu, para tabib memakainarkotika untuk mengurangi rasa sakit dalamproses pengobatan para penderita. Para rahib dinegeri Cina dan para pendeta Indian dipegunungan Amerika memakai tanaman narkotikauntuk meningkatkan rasa religius mereka. Dalampelayanan kesehatan modern, bahan narkoba diproduksi dan dipakai untuk membantu pasienmengurangi rasa sakit dan untuk membantu agarmereka bisa tidur. Narkoba juga dipakai olehdokter untuk meredakan kegelisahan denyutjantung atau sebaliknya memacu kerja jantung.Dalam bidang kesehatan jiwa, psikiater memakainarkoba untuk terapi bagi gangguan kejiwaan.Segala penggunaan narkoba dalam contoh-contoh

Page 8: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

8Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

di atas dapat dipertanggungjawabkan secaraprofesional oleh para dokter dan perawat di duniamedis.

Namun selain penggunaan yang profesionaldalam proses penyembuhan, bahan narkobabanyak pula disalahgunakan oleh anggota masya-rakat yang tidak bertanggung jawab. Penyalah-gunaan narkoba berarti menggunakan narkobadipakai secara gelap tanpa pengawasan medis danoleh karena itu berdampak mengacaukankehidupan, merusak kepribadian dan tanggung-jawab sosial para pengguna. Dengan kata lain,penyalahgunaan narkoba berarti bahwa pengguna-an narkoba tersebut tidak dikendalikan dan diawasioleh petugas medis; produksi, penanaman danpengolahannya tanpa izin dari Dinas Kesehatan; peredarannya dilakukan secara gelap, tanpa resepdokter, diedarkan di luar jaringan apotek, dandipakai di luar pelayanan kesehatan resmi ataudisebut peredaran ilegal, suatu peredaran narkobayang melanggar hukum. Akibatnya, penggunanarkoba ilegal ini mengalami kecanduan yang selainmerusak badan dan mentalnya, juga merusakhubungan-hubungan sosialnya di tengah keluargadan masyarakat. Di seluruh Nusantara, dari Sabang sampaiMerauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, adasekitar empat juta orang pencandu narkoba.

Page 9: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

9 Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

Mereka hidup di kota-kota besar maupun di desa-desa terpencil. Menurut data, paling banyak dariantara mereka hidup di pulau Jawa. Jumlah terbesartinggal di DKI Jakarta, menyusul di pulau-pulaulain. Selain itu jumlah mereka bertambah terus.Seperempat dari jumlah pencandu adalah parapelajar dan mahasiswa, sedangkan tiga perempat-nya adalah pekerja dan aktivitas lainnya. Bahanyang dikonsumsi oleh para pencandu narkobaantara lain ganja yang dihisap asapnya sehinggamembuat mereka berhalusinasi. Para pencandupun memakai shabu atau pil ekstasi yang bersifatstimulansia untuk mengatasi kebosanan dalamhidup sehari-hari.

Cara mendapatkan obat-obatan terlarang ituada pelbagai macam: Mereka sering dengan resepyang dipalsukan memperoleh obat tidur dan obatpenawar sakit yang meredakan rasa tertekan.Sementara pencandu dari kalangan kurang mampusecara ekonomi menghisap lem-lem berbagaimerek, pencandu dari kelompok yang mampusecara ekonomi menghisap atau menggunakanopium dan heroin yang bersifat depresan, yangsudah berabad-abad diproduksi di Asia Tenggaradisebutnya “emas” (Thailand, Myanmar dan Laos)dan “bulan sabit emas” (Pakistan, Iran danAfganistan). Di Indonesia, semua kegiatan “mengimpor,

Page 10: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

10Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

mengekspor, memproduksi, menanam, me-nyimpan, mengedarkan, dan/atau menggunakannarkotika tanpa pengendalian dan pengawasanyang ketat dan saksama serta bertentangan denganperaturan perundang-undangan” dikategorikansebagai tindak pidana narkotika. Kegiatan-kegiatan tersebut dilarang karena sangatmerugikan dan menjadikan narkoba mengancamkehidupan individu manusia, masyarakat, bangsadan negara, serta ketahanan nasional Indonesia1.Oleh karena itu, dalam rangka melaksanakantanggungjawab atas kepentingan umum dankesejahteraan bersama, negara wajib: (1) menataproduksi, peredaran serta penggunaan narkotikadalam undang-undang; (2) mewajibkan danmenyediakan rehabilitasi bagi pengguna yangadiktif; (3) menyatakan penyalahgunaan danperedaraan gelap narkotika sebagai tindakankriminal dan mengusutnya. “Dalam rangka pencegahan dan pembe-rantasan penyalahgunaan dan peredaran gelapNarkotika dan Prekursor Narkotika, denganUndang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang

1 Undang-undang Republik Indonesia nomer 35/ tahun 2009 tentang Narkotika,

Menimbang: d.

Page 11: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

11 Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

Narkotika dibentuk Badan Narkotika Nasional”(pasal 64, no.1), untuk “memberdayakanmasyarakat dalam pencegahan penyalahgunaandan peredaran gelap narkotika dan prekursornarkotika” (pasal 70, e) dan pasal 104-108 tentangperan serta masyarakat. Sementara pasal 111-148KUHP menetapkan pidana perihal penyalah-gunaan narkotika dan peredaran gelap serta tentangpelanggaran terhadap aturan produksi narkoba,dengan mengenakan hukuman berat termasukhukuman mati.

Dalam konteks hidup bersama sebagaimasyarakat, “pemakaian narkoba tanpa pengen-dalian”, dan terutama produksi dan pengedarangelap narkoba menjadi masalah sosial. Kegiatanmemproduksi dan mengedarkan narkobamengacaukan hidup bersama. Kegiatan-kegiatan tersebut menjadi kasus hukum yang akan diusutoleh yang berwajib. Memakai narkoba juga menjadiproblema moral yang sangat serius karenapenyalahgunaan narkoba mengancam kehidupanyang bersemangat dan menyebabkan hilangnyarasa dan suasana damai sejahtera. Pembuatan danpengedaran narkoba secara melanggar hukummenjadi kejahatan sosial karena berakibatmencelakakan hidup manusia.

Page 12: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

12Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

3. Narkoba tak Terkendali

Menurut suatu ikhtisar yang disusun olehBNN, pada tahun 2011 tergambar jelas bahwa satudari tujuh belas orang Indonesia yang berumur10 sampai 59 tahun pernah memakai bahan-bahanyang disebut ‘narkoba’. Satu dari empat puluh limaorang Indonesia masih memakainya denganjumlah pengguna laki-laki empat kali lebih banyakdibandingkan dengan pengguna perempuan.Namun pada tahun 2014, jumlah perempuanpemakai narkoba amat meningkat. Kebanyakanpemakai berpendidikan lulusan SMU yangberpendidikan lanjut. Dalam satu tahun, merekamengeluarkan biaya dari beberapa ratus ribu rupiahsampai beberapa ratus juta rupiah untuk membelinarkoba. Uang yang beredar di sekitar masalahnarkoba mencapai sekitar 50 triliun, termasuk yangdipakai untuk membeli narkoba dan biaya sosiallainnya.

Makin banyak orang muda yang pernah‘mencoba memakai’ narkoba terutama para pelajar.Namun tidak sedikit pula orang yang sudahmemiliki pekerjaan tetap memakai narkoba. Mula-mula mereka diajak oleh teman dan sekali-sekaliingin merasakannya. Menjadi suatu hal yangmencelakakan kalau pada akhirnya merekamencoba-coba terus. Candu maupun ganja, juga

Page 13: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

13 Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

shabu dan ekstasi serta LSD (Lisergat Dietilamida –zat yang membuat halusinasi), sangat merusaktubuh manusia. Zat-zat itu mengakibatkanperubahan pada otak dan jaringan syarafsedemikian rupa sehingga orang semakinmemusatkan perhatian pada dirinya sendiri. Orangyang mengkonsumsi zat-zat narkoba akanmerasakan dalam sekujur badannya suatupengalaman bagaikan dikejar kebutuhan untukmendapatkan tambahan ganja atau shabu. Orangyang memakai narkoba akan menjadi ketagihan danmerasa ‘membutuhkan stimulasi’ atau membu-tuhkan rangsangan, yang mengakibatkan ia merasaharus memakai narkoba secara teratur.

Narkoba dapat menghasut atau melanda padasemua profesi, semua tingkat ekonomi, suku,agama dan status sosial termasuk para pegawainegeri dan swasta, para pedagang, wiraswasta, danmahasiswa. Kebanyakan yang menelan pil-pilekstasi dan mengisap daun ganja beralasan karenamengharapkan sekedar ‘stamina’, kekuatan.Mereka rata-rata berumur 20-30 tahun, suatu masadi mana manusia sedang membangun hidupnya.Sedangkan jumlah pencandu narkoba suntikberkurang, terutama karena pasokan heroinberkurang dan karena orang makin sadar akanresiko suntikan yaitu infeksi akibat alat suntik tidakbersih dan mati karena suntikan overdosis.

Page 14: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

14Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

Kebanyakan pecandu suntik berumur di atas 30tahun. Mereka bukan pemakai baru. Oleh karenaitu, kebanyakan mereka ingin mengobati ketagihanmereka.

Menurut survei yang dilakukan oleh BNNpada tahun 2011, harga satu gram shabu ialah satujuta dua ratus ribu rupiah. Oleh pengedar gelap, satu gram shabu itu dipecah menjadi 18-22 pakethemat yang dijual kepada para pelajar dan buruhdengan harga seratus ribu rupiah per paket2.Diperkirakan pada tahun 2011, para pencandu diIndonesia mengeluarkan sebanyak 17,5 triliunrupiah untuk membeli narkoba saja. Uangsejumlah 11 triliun rupiah lagi dikeluarkan olehmereka yang mendapat urusan dengan aparatpenegak hukum3.

Dari Sumatera Utara lewat Kalimantan Timursampai Nusa Tenggara dan Papua, dengan polaberjenjang, negara kita dilingkupi oleh jaringanpara pengedar narkoba. Peredaran dilakukansampai desa dan kampung terpencil. Bagaikanjaring yang luas, mereka bergerak melalui semuasarana transportasi dan semua perbatasan baikmelalui darat, laut maupun udara, seperti Atambuadi NTT, Arso di Jayapura, Entikong di Kalbar,

2 Hasil 2011, 623 Hasil 2011, 53

Page 15: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

15 Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

Nunukan dan Tarakan di Kaltim, Pulau Miangasdi Sulawesi, Pulau Rupat di Sumatera, dll.Sedangkan heroin dan ekstasi mengalir dari Bolivia,Australia, China, Iran, Malaysia, India, Nigeria,Thailand, Hongkong, dll.

Ganja yang ditanam di Indonesia masihberhasil dideteksi dan disita oleh yang berwajib,namun heroin dan kokain, shabu dan ekstasiberedar dan dijual secara tak terkendali. Meskipunpemberantasan yang dilakukan oleh aparatIndonesia sudah sedemikian masif, namunperedaran narkotika masih sulit dikendalikanmengingat hanya sisi suply (pasokan) yang menjadiperhatian utama sedangkan para pemakai ataukorban belum secara maksimal dikelola ataudirehabilitasi.

Berkat alat komunikasi sosial modern, uangdan narkoba tidak lagi berpindah dengan cara daritangan ke tangan. Shabu dapat ditemukan entahdi mana setelah dibayar melalui mesin ATM atautransfer melalui internet. Para pengedar bekerjaseperti halnya tukang kredit di pasar. Merekamenyediakan barangnya dengan harga murahkepada kaum pemula. Satu kali memakai, cukuplahmembuat kecanduan. Setelah si pemakai pemulamerasa ketagihan, maka mereka akan menaikkanharga barangnya dan para pelanggan itu akanmembayarnya dengan harga yang makin mahal.

Page 16: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

16Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

Survei pada tahun 2011 menyebutkan bahwa5 % sampai sebanyak-banyaknya 60 % dari kasusperedaran gelap dalam satu wilayah dapat diungkapdan diadukan.4 Selebihnya tidak terungkap.Dapatkah produksi dan peredaran gelap narkobaini dicegah? Dapatkah pemakaian yang takterkontrol oleh petugas medis yang bertanggung-jawab dikurangi? Di belakang angka-angka statistik,tersembunyi banyak sekali riwayat orang-orangyang terjerat narkoba. Mereka ialah saudara-saudari kita yang tetap ada bersama kita saat inidan tidak jauh dari kita.

4. Wajarkah “Pecandu” disebut“Korban”?

Memang – seorang pencandu adalah korban.Ia menjadi korban dari bandar dan pengedar sertasikap coba-coba yang ceroboh. Dengan seringkalimereka mencoba narkoba karena pelbagai alasan:tertekan oleh masalah keluarga; dikejar olehtekanan pekerjaan yang tidak selesai; dihantui olehtekanan tugas yang tidak ia kuasai atau olehberbagai alasan lainnya, ia mencari penyelesaiandengan memakai narkoba. Sebenarnya, dengan

4 Hasil 2011, 54

Page 17: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

17 Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

melarikan diri dari masalahnya sendiri, orangtersebut malahan masuk ke dalam perangkap yanglebih berbahaya yang disebut kecanduan narkoba.Pada perangkap kecanduan itu ia tidak mampumenemukan jalan keluar kalau tidak dibantu olehorang lain. Mengapa? Karena ia terkurungsempurna dalam masalahnya sendiri, dan dalamperangkap kecanduan itu, hanya satu saja yangdiinginkan yaitu mendapatkan tambahan narkoba.

Pemakaian narkoba membuat tubuh danwatak pencandu mengalami perubahan menjadimakin buruk. Entah karena depresi, entah karenaterlalu sensitif, entah karena pemikirannyamelayang-layang, orang tidak mampu lagimengurus hidupnya sehari-hari baik di tempatkerja, dalam keluarga, maupun dalam masyarakatpada umumnya. Pelajar yang kecanduan akanmakin jarang masuk sekolah dan akhirnyameninggalkan sekolah. Karyawan yang kecanduanlambat atau cepat akan mangkir dari pekerjaan,lekas kehilangan pekerjaan, sukar mendapatkanpekerjaan lagi dan lebih berbahaya lagi karena akandapat menimbulkan perilaku korupsi untukmemenuhi kebutuhan akan narkoba. Banyak oranglari kepada narkoba untuk mencari kebebasantetapi sebenarnya yang didapat bukan kebebasanitu sendiri, melainkan ketergantungan, keterikatan,dan kehancuran.

Page 18: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

18Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

Penyalahgunaan narkoba mengakibatkanmeningkatnya takaran kebutuhan narkotika. Untukmendapatkan takaran yang meningkat itu,pencandu membeli narkoba semakin banyak danakhirnya terjerat dalam jaringan para pengedar.Pencandu pasti menghabiskan tabungannya dankemudian dapat melakukan tindakan kriminal lainatau melanggar hukum seperti mencuri danmenjual barang-barang berharga kepunyaankeluarga, dan apa saja yang dapat ia bawa daritempat kerjanya untuk membeli narkoba. Hiduppencandu terancam bahaya maut danmembahayakan sesama karena ia pun menjadiumpan bagi calon pemakai lainnya. Tanpaperlindungan dan bimbingan orang lain, ia tidakmampu membebaskan diri dari perangkapnya. Iaharus ditolong.

Namun, pada umumnya pemakai narkobaatau pencandu berusaha sedemikian rupa denganlihai, agar tidak diketahui bahwa ia memakainarkoba. Agar orangtua atau isteri atau suami tidaktahu, pemakai bersembunyi dan berbohong,mengasingkan diri dan menipu, sampai rusaklahjalinan kekerabatan yang paling dekat. Seringkaliia memakai alasan-alasan yang baik dan suci untukmendapatkan uang demi narkoba. Keluarga tidaklagi memahami yang terjadi dengan anak, kakakatau adik; tabungan keluarga dan barang-barang

Page 19: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

19 Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

rumah habis dicuri untuk membeli narkoba. Suamidan isteri yang memakai narkoba salingmenghindar; sedangkan seorang anak yangkecanduan berani mengancam orang tuanya.Karena mengkonsumsi narkoba, ketakutanmelanda seluruh warga rumah tangga, jangansampai nanti ketahuan tetangga atau bahkanmendapat urusan dengan aparat penegak hukum.Menjadi musibah bagi keluarga, kalau anak ataubapak keluarga tertangkap polisi. Keluarga dengankasus narkoba tidak lagi berani hadir dalampergaulan sosial, tidak lagi aktif di RT/RW,kampung atau lingkungan Gereja.

Memakai narkoba menjadi perkara tabu dalamlingkungan kita; dan mereka yang kena, lengkapdengan seluruh keluarganya menjadi korban yangdikucilkan. Sekali dicap dengan stigma narkoba,mereka tidak jarang dikeluarkan dari sekolah ataudisisihkan dari tempat kerja sehingga seluruhkeluarga ditawan dalam isolasi sosial. Jika kondisimasyarakat tetap demikian, mustahillah merekadapat membebaskan diri kembali dari perangkapnarkoba.

5. Rehabilitasi: Korban yang TersingkirDikembalikan, Diresosialisasi

Diperkirakan ada tujuh ratus ribu pemakai

Page 20: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

20Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

teratur narkoba yang membutuhkan bantuansesamanya agar menemukan jalan pulang kembalisebagai anggota masyarakat yang mandiri danbertanggungjawab. Orang yang memakai narkobapertama-tama membutuhkan perawatan medikuntuk menyembuhkan infeksi dan agar sedapatmungkin fungsi otak dan syarafnya dipulihkan.Untuk itu dibutuhkan pendamping medik agartatanan syaraf dan peredaran darah dalam tubuhyang ketagihan tidak rusak bila pemakaian narkobadihentikan. Lebih lagi, orang yang terlanjur menjadipencandu dan korban dalam kurungannya sendiri,membutuhkan pendamping dengan empatimanusiawi dan pemahaman psikologis. Merekamemerlukan lingkungan yang bersikap melindungidari godaan dan cemooh. Hanya dengan cara itu,orang dapat menemukan kembali tekad untukhidup dan berani mengambil langkah agar terbebasdari kecanduan narkoba. Selanjutnya dibutuhkanpembinaan dan pendampingan yang rutin agarkeluarga dan lingkungan sosial menghapus stigmadari mantan pencandu, serta melibatkannyakembali dalam kebersamaan. Jika anak, ayah atauibu sudah dapat dipulihkan dari akibat buruknarkoba, maka seluruh keluarga itu harus dibantusedemikian rupa agar bangkit, karena acap kali,mereka harus mulai lagi dari titik nol, dalamkemiskinan finansial dan tanpa peluang.

Page 21: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

21 Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

Pendampingan spiritual juga sangat diperlukanagar si korban lebih mencintai dirinya dan masadepannya serta supaya dengan bantuan Allah,mereka bisa bangkit dan melepaskan diri darinarkoba.

Ada jaringan Puskesmas dan Rumah Sakit diseluruh Indonesia yang rela membantu niat kitauntuk mengentaskan para korban, namun merekapun memiliki keterbatasan dalam menangani kasuskecanduan narkoba ini. Terdapat pula pos wajiblapor dan biro konsultasi di tiap daerah. Di situ,pemakai atau keluarganya dapat memperolehsahabat yang mau mendengarkan curahan hati. Dipos wajib lapor serta biro konsultasi bisa diperolehpetunjuk untuk melangkah lebih lanjut.

Di Indonesia, BNN membawahi 100 pusatrehabilitasi publik milik pemerintah, dengan dayatampung 2.150 orang. Ada pula 150 buah rumahrehabilitasi yang dikelola swasta, pesantren Islamdan asrama Kristiani, yang dapat menampung4.000 orang. Sejauh kami tahu, sampai saat ini barudelapan buah tempat rehabilitasi yang dikelola dandiasuh oleh lembaga Gereja Katolik.

Apa yang dilakukan di tempat rehabilitasipencandu narkoba? Dalam waktu enam bulansampai satu tahun, para pemakai dibersihkan darikeracunan zat-zat narkoba dan dibiasakan kembalipada suatu hidup yang teratur. Kepada mereka

Page 22: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

22Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

diberikan latihan untuk hidup bersama denganorang-orang yang senasib. Stamina fisik untukhidup mandiri dibangkitkan kembali. Mentalmereka dikuatkan agar berani bertekadmenghadapi masa depan. Mereka yang telah siapdiantar kembali pada lingkungan sosial merekamasing-masing untuk peningkatan hubungansosial, komunikasi sosial, ketrampilan, dll.

Semuanya itu tak dapat tidak merupakan suatuproses yang tidak murah, melebihi jangkauan orangkebanyakan namun harus menjadi perhatian kita. Pada masa kini juga ada usaha untuk mendidik para‘konselor adiksi’. Mereka yang lulus dari kursus iniberhak memegang sertifikat resmi sebagai konselorbagi saudara-saudari kita yang kecanduan. Parakonselor ini bekerja di tempat-tempat rehabilitasi,namun terutama diharapkan menjadi penghubungkomunikasi. Tidak sedikit orang yang telahsembuh, kini menjadi konselor, trainer, pendampingdan teman bagi mereka yang masih menjadikorban. Partisipasi kita semua sangat penting bagipenyembuhan korban. Salah satu kisah nyata layakdiceritakan di sini. Seorang Ibu yang berbagipengalaman menyatakan bagaimana ia kelilingkampung mencari anaknya jika pukul sebelasmalam belum sampai di rumah. Anaknya, seorangmurid SMP, telah masuk perangkap narkoba. Ibuini dan seluruh keluarganya ikut menjadi korban.

Page 23: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

23 Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

Ketika para tetangga yang ronda malammengetahui bahwa Ibu ini tengah malam masih dijalan kampung, mereka pun ikut mencari anak yanghilang itu. Ibu itu bukan satu-satunya orangtuayang mendapat dukungan para tetangga dilingkungannya. Banyak contoh lain yangmenyatakan bahwa dalam masyarakat Indonesia‘masalah sosial’ narkoba telah menjadi‘keprihatinan sosial’ dan perhatian bersamamasyarakat, termasuk di tempat kita saat ini.

Page 24: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

24Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

KEYAKINANYANG MENUNJUKKAN ARAH

6. Perhatian pada Sesama Manusia

Seharusnyalah kita ingat bahwa orang yangkecanduan narkoba ialah sesama manusia bagikita. Hati kita semestinya tergerak melihatpenderitaan mereka, dan melakukan sesuatu agarmereka dapat kembali mandiri, merdeka darinarkoba dan kembali mampu memikultanggungjawab dalam kebersamaan. Pantaslah kitamengingat hal ini: jangan sampai kebersamaankita dirusak oleh perangkap narkoba yangmenjerat salah satu dari kita.

Manusialah yang membutuhkan perhatian,bukan narkobanya. Tidaklah cukup, bahwa sayur-mayur dinyatakan halal dan minuman keras kitaharamkan, tetapi penggunaan barang-barang itujuga harus diperhatikan, sebab tangan kita-lah yangmemakai barang untuk memelihara atau merusakdan bahwa hati kita-lah yang mendorong kitamengemudikan atau membiarkan hasrat-hasrat kitayang rakus. Kebijaksanaan dari tradisi kebudayaandi Indonesia telah mencela ‘mabuk’ dan ‘madat’,karena tindakan-tindakan itu membuat orangserakah dan tamak serta akan mencederaikebersamaan kita. Sementara itu dalam tradisi

Page 25: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

25 Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

moral Kristiani kerakusan dan kecanduan termasukdosa pokok.

Pusat perhatian kita ialah manusianya, bukannarkobanya. Jangan sampai makanan yang kitakonsumsi merusak tubuh dan hidup kita; jangansampai minuman yang kita nikmati merusakkemampuan kita untuk bertanggungjawab. Nasihatmoral menyatakan “Peliharalah hidup yangrapuh yang ada dalam tanganmu – janganlahkamu memusnahkannya!”. Katekismus Gereja Katolik5 menyatakan:

“Kehidupan dan kesehatan merupakan karuniaberharga, yang dipercayakan Allah kepada kita. Kitaharus memeliharanya dan merawatnya dengan carayang bijaksana dan bersama itu juga memperhatikankebutuhan orang lain dan kesejahteraan umum.”Tubuh dan budi, hati dan jiwa, nafas dan gerak– semuanya itu adalah pemberian Tuhan untukhidup kita. Kita hidup mandiri namun dalamkurun waktu yang dikaruniakan kepada kitayaitu sejak kita dilahirkan dalam keluarga kitasampai saat menghembuskan nafas yangterakhir. Begitulah kita dapat tumbuh menjadimanusia mandiri. Kita sendiri mengem-

5 Katekismus Gereja Katolik 2288

Page 26: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

26Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

bangkan dan membina hidup kita sebagaiorang yang unik yang tidak ada duanya.Namun, kemandirian kita ada dalam keber-samaan yang menunjang dan menanggungkita. Karena itu, tak dapat tidak kita meng-hidupi karunia kemandirian dan kebersamaanitu. Oleh karenanya, alangkah indahnya jikadengan bersemangat dan terbuka kitamengulurkan tangan kepada sesama dalamkarunia kehidupan ini. Jadilah pembelakehidupan – sebab hidup adalah karunia.

Orang menjadi beriman karena tahu diri

bahwa dirinya merupakan citra Allah, yangdipanggil dan diharapkan menjadi rekan danagen milik Sang Pencipta dalam dunia.Karunia hidup dan kesehatan menjadi tang-gungjawab dan panggilan kita. SebagaimanaSang Pemberi Kehidupan menghendaki kitamenjadi sahabat-Nya, maka kita diandalkanmenjadi rekan usaha dan sahabat hidup bagisesama. Hidup berarti dipanggil. Oleh karenaitu, kita tidak hanya merawat sosok tubuh kitamasing-masing. Panggilan dan tugasmemelihara hidup berarti bahwa masing-masing dari kita ikut memprihatinkan dan ikutmemperhatikan bahwa dalam lingkungan kitaini, hidup harus berlangsung dan diteruskan

Page 27: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

27 Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

secara manusiawi. Jadilah pembelakehidupan – sebab hidup adalahpanggilan.

Orang kristiani beriman akan Allah yangmembangkitkan Dia Yang Tersalib. Allah tidakmembiarkan Anak-Nya melihat kebinasaan(bdk. Kis 13,35), dan kini Allah melibatkanorang-orang-Nya yang beriman, untuksekarang ini juga peduli pada sesama yangmenanggung salib kehidupan mereka. Hidupadalah rahmat, yakni hidup kebangkitan yangoleh Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristusmau ditanamkan dalam lingkungan kita.Rahmat Paskah itu dianugerahkan bukan sajasupaya kita memelihara rahmat dalam hati kita.Rahmat menjadi hidup kalau hidup inimenular dalam suatu budaya kehidupan.Jadilah pembela kehidupan – sebab hidupadalah rahmat.

Dengan higiene, gaya hidup sehat, kita

memelihara tubuh kita dan mencegah penyakitmenular ke dalam rumah kita. Dengan ugahari(tahu batas), kita mencegah minuman kerasmerusak organ dalam badan kita. Dengandisiplin kita menjamin, bahwa otak tidakdiganggu oleh candu. Rukun tetangga

Page 28: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

28Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

membutuhkan tangan kita ikut menyapuhalaman. PKK mengandalkan Anda sekalianpara ibu agar diajak bergabung. KarangTaruna menantikan anak kita agar ikutberperan di dalamnya. Tidak mungkintetangga kita dan kita sendiri hidup aman,kalau kita tidak cermat dan peka pada tetanggasendiri. Mana mungkin lingkungan hidup dikampung kita menjadi bersih, kalau bausampah membubung dari halaman kita sendiri.Hanya dalam perikemanusiaan, bersama oranglain, hidup kita sungguh menjadi hidup, danoleh sebab itu: Jadilah pembela kehidupansebab hidup membutuhkan solidaritas.

7. Pedoman

Perhatian kita kepada sesama khususnyasesama yang menderita kita lakukan dari hati kehati. Perhatian kita dimaksudkan agar kitamembangun lingkungan yang berbudayaperikemanusiaan. Pedoman moral di bawah iniwajib kita perhatikan sebagai prinsip untukmelandasi gerakan kita melawan penyalahgunaannarkoba.

a. Rawatlah orang sakit.Dalam hidup bersama, kita sudah banyak

Page 29: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

29 Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

berbuat untuk menolong sesama kita yang sakitdan menderita: Kalau orang menderita radangtenggorokan kita membantu mengobatinya supayaia dapat bicara kembali. Kalau seorang ibumenderita radang usus buntu, maka diusahakanpembedahan yang menyembuhkan, supaya anak-anak tidak kehilangan ibu mereka. Kalau demamberdarah mewabah, maka lingkungan dibersihkanagar penduduk tetap sehat sehingga para buruhbisa masuk pabrik serta murid-murid tetap sehatdan masuk sekolah. Begitu pula halnya dengan parapencandu. Mereka adalah orang sakit yang butuhkita rawat agar pulih dan bisa kembali berperandalam kehidupan bersama. Memang, ia sakit karenaceroboh sendiri – namun ia sungguh-sungguh sakitdan (pada umumnya) tidak dapat menolong dirinyasendiri. Hanya kalau dibantu dalam rehabilitasi,orang itu dapat kembali menangani hidup dantugasnya. Seharusnyalah kita tidak mendiamkanmasalah narkoba sama seperti kita tidak dapatmendiamkan masalah demam berdarah danpenyakit lain dalam lingkungan kita.

b. Bicaralah dengan orang di sampingmu.Lahirnya anak cacat bukan lagi bahan

omongan antar tetangga. Kini orang telah belajarsaling membantu supaya orang cacat pun dapatikut serta dalam hidup bersama. Begitu pula

Page 30: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

30Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

narkoba bukan lagi perkara tabu yang membuatorang malu melainkan sudah menjadi perkara yangberdampak pada kepentingan bersama. Karenaitu, berbicaralah dalam keluarga, dan tegurlahanggota keluarga yang mencari narkoba. Bicaralahdan tetap peliharalah bersama jika anak meng-konsumsi narkoba karena bujukan teman. Temanatau tetangga yang kena masalah narkoba membu-tuhkan perlindungan dari para tetangga seling-kungan. Penderita atau pasien narkoba mana punwajib ditolong pertama-tama dengan konsultasi.Kalau semua hanya bisik-bisik, maka perlu satuorang yang berani angkat bicara! Syukur jika didekat korban ada pos penasehat dan pendampingyang dapat membantu menunjukkan jalan keluardari jerat kecanduan. Jangan sampai di antara kitaada yang tidak ikut bicara! Jangan sampai ada orangkecanduan yang didiamkan tanpa pertolongan.

c. Jagalah agar kota dan desa kita aman.Supaya hidup bersama sejahtera, maka tak

pernah boleh orang memanfaatkan orang lain untuk mencari keuntungan sendiri. Supaya pribadimanusia terlindungi dan warga masyarakat tetapmandiri dan bertanggungjawab dalamkebersamaan, aturan hukum wajib ditegakkan.Hendaklah dicegah dan dipidana orang yangmenipu dan menjerat orang lain dengan hutang

Page 31: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

31 Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

berbunga berlipat. Dihukumlah orang yangmemerkosa orang lain. Hak untuk bicara bebaswajib dibarengi larangan untuk memfitnah. Samadengan itu semua, orang yang secara gelapmengedarkan narkoba, wajib kita laporkan.Semoga aparat penegak hukum memperlakukanorang itu secara manusiawi dan adil. Semoga kitaberani melindungi masyarakat kita dari jaringanpenjahat dan mafia narkoba.

Penyalahgunaan narkoba menuntut kita agarmelibatkan segala kemampuan yang ada pada kitamembantu mengatasai masalah narkoba ini agarkorban bisa kembali mengurus hidupnya dankembali berperan dalam kebersamaan. Pengedarangelap narkoba di luar pengetahuan dan pengawasanmelanggar kepentingan bersama. Pertanyaan moralbagi kita ialah: bagaimana masing-masing wargaikut membangun kepentingan bersama danmemelihara kebersamaan dalam negara hukum ini?

Kita setuju dengan usulan BNN yangmengajukan jalan keluar dari jerat narkoba yaiturehabilitasi. Menyembuhkan para pecandu dinegara kita, yang saat tulisan ini dibuat berjumlahsekitar empat juta orang, akan membuat merekamampu kembali mengurus hidup mereka sendiri.Jika mereka sembuh dan mandiri, maka parapengedar pun akan menghilang karena kehilanganpelanggan.

Page 32: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

32Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

Semua orang diharapkan ikut bekerjasamadalam proses rehabilitasi ini. Umat Katolik danlembaga-lembaga Gereja Katolik diharapkansumbangan nyatanya yaitu mengusahakan tempatdan proses rehabilitasi bagi para korban narkoba.

d. Jagalah hidup dan kesehatanmu.Setiap makluk hidup - entah tumbuh-

tumbuhan, hewan maupun manusia – selaluberusaha untuk menjaga hidupnya sendiri. Itulahhukum kodrat makluk hidup. Dengan pelbagaicara, binatang yang sakit akan berusaha untukmenyembuhkan penyakitnya. Sejak jamanpurbakala, manusia yang sakit juga berusaha untukmenyembuhkan penyakitnya. Umat beriman jugapercaya bahwa hidupnya adalah anugerah Allahyang diminta untuk dipelihara dan dikembangkandan bukannya dirusak. Penyalahgunaan narkobamerupakan sikap tidak bertanggungjawab akanhidup. Hidup yang seharusnya dipelihara dandikembangkan, justru dirusak secara tak ber-tanggungjawab. Hal ini jelas bertentangan denganhukum kodrat dan moral Kristiani. Oleh karenaitu, kita harus tegas terhadap penyalahgunaannarkoba.

Page 33: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

33 Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

ORANG KATOLIK HENDAKNYABENAR-BENAR MENGUMAT

8. Melawan Kejahatan Sosial denganMengandalkan Moral Sosial

Jika kesejahteraan anggota masyarakatdirongrong demi kepentingan segelintir orang,maka terjadilah kejahatan sosial. Merupakankejahatan sosial pula jika hidup dan kesehatan parawarga diancam. Jelas-jelas merupakan kejahatansosial jika demi sekedar rasa nikmat, orang tegamerusak hidup dan usahanya sendiri sambilmengacau hidup serta usaha orang lain. Adalahmerupakan kejahatan sosial, jika orang dengansengaja mengejar keuntungan pribadi denganmelawan kepentingan bersama.

Walaupun kejahatan sosial narkobamencengkeram di mana-mana, namun nalurisosial kita sebagai manusia, mendorong kita untuktidak membiarkan sesama dalam kawanan kita dilumpuhkan. Naluri sosial kita ini wajar. Kawanangajah pun melindungi dan membantu temansesama anggota kawanan yang terluka. Dayaterbesar yang kita miliki ialah naluri untukmemelihara keturunan. Naluri ini merupakandaya dorong yang besar untuk memelihara danmengasuh anak-anak dalam keluarga. Lebih-lebih

Page 34: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

34Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

dalam lingkungan budaya Nusantara, naluri inibegitu kuat dan menjadi tradisi biologis yang mendorong orang untuk melindungi generasimuda terhadap segala sesuatu yang membahayakanhidup mereka dan terhadap setiap ancaman bagikelangsungan hidup. Karena kita makhluk sadarmoral dan tahu harga diri, kita tidak sampaihati membiarkan diri atau pribadi lain dipakaiuntuk tujuan yang merusak martabat kita.

Dalam hari studi mengenai narkoba tersebut,para peserta tersentuh oleh kesaksian orangtuayang memperjuangkan hidup anak mereka yang terkena narkoba. Kami amat menghargai kesetiaanisteri dan suami yang bertahan, berjuang untuktetap setia membela kehidupan anaknya. Kamikagum pada tekad kreatif para pendidik, agar orangmuda binaan mereka tidak sampai ditipu oleh janjimurahan pengedar narkoba. Kita mendorong parapendidik dan pendamping orang muda agarbersemangat membina orang muda supaya mampumandiri menjadi penerus generasi kita dengan lebihbaik.

Kami memperoleh pencerahan dankecerahan budi dari pemaparan BNN yang bukansaja mau menangkap dan menghukum parapelanggar melainkan juga memikirkan danmengusahakan bagaimana para korban narkoba itudapat direhabilitasi dan diberdayakan kembali

Page 35: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

35 Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

sebagai sesama warga masyarakat kita sendiri.Pantaslah orang mengecam produksi, pengedaran,penyalahgunaan narkoba sebagai kejahatan sosialyang harus diberantas. Namun dalam masyarakatkita, tetap hiduplah suatu ikatan sosial yang kuatyang pantas kita libatkan untuk membangunkebersamaan dalam melawan produksi, pengedar-an, penyalahgunaan narkoba itu. Dalam keluarga-keluarga kita masih dan tetap terdapat semangathidup dan daya juang yang mendahului segalanasehat moral. Kita pantas bergembira bahwasecara umum masyarakat kita selalu bersyukur jikamelihat generasi baru lahir dan bertumbuh. Nalurimasyarakat kita ialah mengasihi generasi penerusdan tak kenal lelah membinanya. Pun pula dalammasyarakat kita telah terbangun suatu budayamoral dan orang bergairah merayakan kehidupan,gairah asli yang bukan hidup karena mendapatuang atau perkara duniawi, melainkan gairah yangmembentuk gaya hidup mengasihi kehidupan.

Ada gairah untuk melawan praktek a-moraldan tetap ada gairah untuk memelihara hidup;gairah masyarakat tetap ada untuk memeliharakehidupan yang ternyata ada dalam tangantanggungjawab kita; gairah untuk mengem-bangkan kehidupan dan menjaganya agar tidakrusak karena kita sendiri salah langkah. Usaha-usaha kongkrit yang lahir dari moral bersama untuk

Page 36: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

36Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

melawan narkoba ini, seperti halnya usaha moralmana pun untuk melawan kejahatan lainnya,sebenarnya merupakan perwujudan gairah cintaakan kehidupan yang sudah lama membara ditengah hati sanubari masyarakat kita.

9. Memandang Masalah Narkobadengan Perspektif ke Depan

Kita mengakui keprihatinan sosial ini danberusaha agar narkoba tidak diproduksi dan tidakdiedarkan secara tidak bertanggungjawab dansupaya tidak terjadi penyalahgunaan narkoba.Semangat sosial yang sama mendorong kita melibatkan semua warga pada kepentinganbersama dan berusaha melindungi kawan yangdilumpuhkan oleh narkoba. Kita pun memilikitanggungjawab moral yaitu mendukung gairahhidup bersama agar tetangga yang terkena narkobatidak disingkirkan tetapi tetap dapat menggumuliperjuangan menuju cita-citanya. Istilah “masalahsosial” dan sebutan “kejahatan” hendaknya kitaucapkan dengan kepala tengadah memandang kemasa depan. Dikatakan di mana-mana bahwapenyalahgunaan dan peredaran gelap narkotikamengakibatkan penderitaan besar. Namun dalamkeyakinan kita, orang yang terperangkap dalampenderitaan narkoba tersebut selalu dapat ditolong.

Page 37: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

37 Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

Perilaku yang menyebabkan penderitaan itu sangatbisa diperbaiki. Karena yakin akan kekuatan hidup,kita mencari jalan untuk mengurangi penderitaan.Karena yakin akan masing-masing orang, kita tidakrela seorang pun dikesampingkan dan diperlakukanbagai sampah masyarakat.

Karena menatap ke masa depan, bagi setiaporang kita usahakan agar ia mampu mengurushidupnya. Karena yakin akan hidup, orang yangmelakukan kesalahan apa pun patut diberi ruangbaru dan kesempatan untuk melangkah lagi. Darikeyakinan dasar yang penuh harapan seperti itu,kita tegas menentukan langkah untuk menanganimasalah narkoba: Kejahatan sosial narkoba kitahadapi dengan daya moral sosial kita. Rehabilitasipara korban merupakan cara membuka jalanharapan ke masa depan.

10. Moral Sosial Digugah oleh Injil danIman

Warta Injil selalu baru sewaktu kitamendengarkannya. Warta Injil selalu baru karenamenggugah para pengikut Kristus untukmenghidupkan rasa tanggungjawab mereka ditengah dunia. Kerajaan Allah tidak jauh dan Allahmengetuk pintu hati kita. “Berbaliklah dan percayapada kabar gembira!” Kalau kabar gembira sudah

Page 38: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

38Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

sampai pada hati kita, kita tidak punya alasan lagiuntuk terus mengeluh mengenai kejahatannarkoba. Marilah kita balikkan arah dan kita tatapmasa depan. Memang narkoba mengakibatkanbanyak penderitaan, tetapi bisa ditolong. Kapankita akan mulai? Dengan iman, kita mau berkiblat pada Allah

Sang Pemilik kehidupan. Dalam iman, kitamenanggapi kehendak Allah supaya terjadisesuatu yang baru. Apa lagi yang dikehendakiAllah selain supaya kehidupan-Nya menulardan menyebar? Biarlah kemuliaan Tuhan tetapuntuk selama-lamanya, biarlah Tuhanbersukacita karena perbuatan-perbuatan-Nya!(Mzm 104,31).

Dengan iman, kita dapat menyambungkan diripada awal baru yang dibuat oleh Allah yangHidup, waktu Anak Allah, yakni Yesus dariNasaret, hadir di tengah kita. “Semua orangmemuji Dia” (Luk 4,15). Kata mereka,“bukankah Ia ini anak tukang kayu? bukankahibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? danbukankah saudara-saudara-Nya perempuansemuanya ada bersama kita?” (Mat 13, 55-56).Ya, memang Allah-Beserta-Kita itu telahmenjadi saudara dalam persaudaraan antar-kita!

Page 39: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

39 Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

Dengan iman, kita dapat menekuni perhatianYesus untuk anak-anak dan semua orang lainyang disingkirkan (bdk. Mat 19,14). Denganberiman, kita mampu meneruskan tekad-Nya:“Bukan orang sehat yang memerlukan tabib,tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilaharti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belaskasihan dan bukan persembahan” (Mat 9, 12-13; 12,7) Hanya jika orang asing ditampung,orang sakit dirawat, orang dalam tahanandikunjungi, maka Allah beserta kita, dan dalamkebersamaan dengan Allah itu semua orangdapat diikutsertakan dalam kehidupan-Nya.

Dengan iman, kita menyambut perutusanKristus yang bersabda, “Aku datang, supayamereka mempunyai hidup, danmempunyainya dalam segala kelimpahan”(Yoh 10,10). Semboyan orang beriman kepadaAllah yang Hidup ialah “Jadilah pembelakehidupan”.

Dengan iman, kita mewujudkan kesejahteraanbersama. Kita ingin mewujudkan iman kitadalam perhatian kepada sesama. Memperha-tikan dan menolong sesama adalah perwu-judan iman kita, “aku akan menujukkan ke-padamu imanku dari perbuatan-perbuatanku”(Yak 2:18). Untuk membela kehidupan itu –apakah Allah memerlukan Gereja?

Page 40: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

40Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

11. Gereja Diperlukan supaya Mengumat

Kisah seorang beriman adalah sekaligus kisahumat beriman. Abraham berangkat dari tanahairnya untuk menemukan suatu tanah terjanjikarena Allah menjanjikannya kepadanya. Allahberjanji bahwa keturunan Abraham akan menjadiumat yang besar. Ya, Allah membutuhkan umat!Dari negeri pembuangan, Allah merebut danmembebaskan keturunan Abraham karenamembutuhkan suatu umat, yang memegangperintah-perintah Allah dan menjadi agen-Nya diantara bangsa-bangsa manusia (bdk. Ul. 8,1-2).Dengan undang-undang dasar yang kita sebutSepuluh Firman, umat Allah dibentuk-Nya agarbersatu, rukun, guyub. Dalam kebersamaan itu setiap orang dihormati entah dia merdeka ataubudak. Dalam hukum-Nya yang hidup, ikatan hatidalam rumah tangga dijaga; hidup orang lemahdan orang wreda jompo dipelihara sertakebersamaan dibangun atas dasar ketulusan. Allahmemerlukan umat agar mengumat.

Ketika tersiar berita tentang Yesus, bahwa Iamemberitakan Injil Kerajaan Allah sertamelenyapkan segala penyakit dan kelemahan;ketika orang banyak berbondong-bondongmengikuti Dia; ketika dibawa kepada-Nya semuaorang yang buruk keadaannya; ketika Yesus

Page 41: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

41 Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

melihat orang banyak dan murid-murid-Nya adadi antara orang banyak itu (Mat 4,23-5,2), Yesustidak dapat tidak, harus memaklumkan bahwa kiniAllah telah mengambil langkah berada di pihakorang-orang tersebut (lih. Mat 5:3). Namun untukitu, Allah membutuhkan umat-Nya. Murid-muridYesus sebagai garam dan terang dunia mestibergerak sehingga semua orang sampai pada Allahkarena merasakan perbuatan mereka yang baik.Pokoknya, tak seorang pun dikesampingkan daritengah-tengah kita (lih. Mat 5,21-22), tak seorangpun menjadi obyek keserakahan atau nafsu yanglain (lih. Mat 5,27-28), dan bahwa denganketulusan-lah kepercayaan antar-sesama bisadibangun (lih. Mat 5,33-37). Kekerasan ditanggapidengan tindakan kasih yang aktif tanpa kekerasan(lih. Mat 5,38-40); tetangga mesti saling menyapadan tidak hanya menunggu sampai disalami (lih.Mat 5,46-47). Dengan kotbah di bukit, parapengikut Yesus dipesan supaya mengumat (Mat7,21). Dengan maklumat di kampung halaman-Nya sendiri, Yesus mewajibkan mereka yangberdoa bersama Dia, supaya mereka menjadi agenpembebasan yang justru menolong orang lain danasing (lih. Luk 4,21-24). Hanya dengan berjejaring, kita menjadi umat

yang dibutuhkan Allah. Dengan umat yangmeng-umat, Allah bergerak-kreatif dalam

Page 42: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

42Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

dunia manusia. Hutang kita yang pokok danutama ialah bahwa kita mesti saling mengasihi(lih. Rom 13,8).

12. Melawan Narkoba: MembangunKepercayaan dengan MengulurkanKepercayaan

Kejahatan narkoba telah meruntuhkankepercayaan antar-kita. Padahal, kepercayaan satusama lain adalah ruang di mana orang dapat hidupbersama dan kepercayaan antar kita menjadi dasaragar kita dapat bersama-sama mengusahakankepentingan bersama. Kepercayaan antar kitaruntuh ketika di depan halaman Sekolah Dasardijual manisan yang dibubuhi sabu-sabu.Kepercayaan antar kita runtuh, ketika seorangwarga oleh temannya diselundupi tiga kilo heroinke dalam kopornya sehingga ia menjadi sekedar“keledai-muatan-narkoba”. Runtuhlah keperca-yaan antar-kita, ketika murid SMA yang kecanduanmencuri dari lemari orangtua apa saja yang dapatia jual untuk membeli narkoba sambil berkatadalam hati, “andaikata laku, ibuku pun kujual!”.Kepercayaan antar-kira runtuh ketika mantanmahasiswa di pulau Jawa menjadi guru sekaligusbandar narkoba di daerah asalnya yang terpencil.Sesama warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan

Page 43: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

43 Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

mencurigai sesama warga – jangan sampai buahtangan dari keluarga teman yang ikut ia nikmatimalahan mengandung obat yang membuatketagihan. Dan kepercayaan yang runtuh itutercermin pada setiap orang atau keluarga yangmau bertobat ketika mereka akan bertanya: siapayang dapat saya ajak bicara dan tidak akanmelaporkan kami ke polisi?

Jika kita mau memberantas peredaran narkobadi lingkungan dan kampung kita, maka perlulahkita bersama-sama melakukannya. Jika kita maumencegah murid-murid untuk coba-coba, makamesti ada ketulusan dan keterbukaan antara gurudan murid, dan terutama antar-teman satu sekolah.Kalau kita mau menghindarkan para karyawanpabrik dari godaan mencari hiburan, maka kitaharus membangun serikat pekerja yang salingpercaya. Kita mau memulihkan mereka yang sakitkarena narkoba, namun apakah sudah menye-diakan tempat yang aman? Adakah orang cerdas,mampu di bidang ini dan yang tekun yang bersediamendampingi pasien narkoba itu? Yang palingutama, jika kita mau mengusahakan anak-anaktumbuh-mandiri, mana mungkin kalau dalamkeluarga mereka tidak bersekutu-hati? Baiklah bilaanggota-anggota keluarga berdoa dan makanbersama, juga dengan menabung bersama uangyang mereka peroleh dan setelah itu bersama-sama

Page 44: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

44Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

merencanakan pengeluarannya. Kepercayaandibangun hanya dengan mengulurkan danmenawarkan kepercayaan pada sesama. Dicari: lingkungan yang memercayai sesama,

suatu lingkungan yang tulus agar semua dapatmelangkah dari keputusasaan menujupengharapan.

Kami, uskup-uskup Indonesia, mengajaksecara khusus seluruh Umat Katolik dan siapa punyang berkehendak baik, supaya kita hidup dengancermat. Hendaklah kita sebagai umat Allahmengumat di bumi manusia. Dengan tekad barukita ikut membangun kepercayaan denganmenawarkan kepercayaan:

Keluarga-keluarga menyediakan waktu untukber-dekat-hati;

Umat di kampung dan perumahan menjaringdan melibatkan orang muda, agar mereka punmelihat jalan ke masa depan;

Lingkungan mendukung keluarga-keluargayang menjadi korban narkoba agar bangkit;

Sekolah-sekolah katolik melatih kesetia-kawanan, terbuka dan penuh perhatian;

Pusat paroki mengusahakan adanya ruangbicara yang ramah-aman bagi korban narkoba,

Page 45: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

45 Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

dan mengusahakan layanan teman bicara yangpaham bagi para korban itu;

Bersama-sama kita berusaha untuk me-resosialisasi korban, bukan menyingkirkannya.

Page 46: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

46Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

PROGRAM KERJA

Secara khusus, Konferensi WaligerejaIndonesia, mengajak ketiga puluh tujuh keuskupandi tanah air kita, paroki-paroki dan komunitas-komunitas kaum religius dan awam, karya-karyaGereja dan lembaga-lembaga Katolik agar semuaunsur bergabung pada kesadaran dan cita-citanasional anti narkoba. Kita ingin agar NegaraKesatuan Republik Indonesia tetap terlindung,martabat dan pribadi manusia sebagai warga tetapsehat mandiri-merdeka serta bertanggungjawabdalam kebersamaan. Marilah kita ikut menghadapimasalah kejahatan sosial narkoba dan turutmenjaga serta membangun kepercayaan sebagaidasar hidup bersama. Marilah kita menjadi agen-agen perlawanan terhadap penyalahgunaannarkoba dan kita berusaha membuka jalan bagipara korban agar mereka mendapatkan pemulihanhidup dan bergerak dari keputusasaan menujupengharapan. 1. Lembaga-lembaga dan Yayasan-yayasan

Pendidikan Katolik kami himbau supayamenaruh perhatian khusus bagi ancaman dikalangan anak-anak dan remaja. Jangan sampaianak-anak dan kaum remaja tergoda untukcoba-coba atau terdesak oleh suatu jaringan

Page 47: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

47 Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

pengguna dan pengedar. Jangan sampaimereka terbujuk untuk mengobati kekecewaandan kegagalan dengan narkoba. Jangan pulaorang muda yang penuh pengharapan, mulaimenikmati pelepasan semu dari semuamasalah yang dijanjikan oleh narkoba, danmenjadi pemakai teratur yang terjeratketagihan.Kami menghimbau, agar orang muda yangtelah menjadi korban, jangan disingkirkan dandikeluarkan dari sekolah melainkan dibantuuntuk bangkit kembali dan kalau perlu melaluisuatu program rehabilitasi.Usaha-usaha kurikuler dapat membinakesadaran murid-murid untuk waspada dantidak membiarkan diri dijerumuskan sertadilumpuhkan. Sementara acara-acara ekstra-kurikuler misalnya Pramuka, Putera-puteriAltar dapat membangun dan melatihsolidaritas, agar kawan-kawan yang lemah danterkucil tidak ditinggalkan. Kita membantudan mengangkat mereka yang terjerumusmasalah kecanduan.

2. Komisi Pendidikan hendaknya bersediamengkomunikasikan kepada lembaga-lembaga pendidikan program-program yangsudah berlangsung bersama pengalaman-pengalaman di sekolah-sekolah. Dalam kerja-

Page 48: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

48Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

sama antar-sekolah, Komisi Pendidikanhendaknya mengevaluasi usaha yang sudahberlangsung dan mengembangkan program-program pembinaan lebih lanjut.

3. Komisi Kepemudaan harap mengusahakan,agar aktivitas kepemudaan paroki dankeuskupan dapat bergabung pada perhatian,program dan usaha bagi para remaja. Parapemuda yang berkumpul di lingkungan Gerejadapat menjadi kawan pemuda setempat.Dengan kerja-sama lintas aneka kelompoksosial dan agama semoga terbangunkesetiakawanan yang tidak mengenyamping-kan seorang pun, antara lain untukmewaspadai peredaran gelap narkoba danuntuk menampung dan merehab para korban.Semboyan” dari keputusasaan menujupengharapan!” hendaknya menjadi salah satupokok pelatihan kaderisasi yang dijalankanoleh Komisi Kepemudaan.

4. Komisi Keluarga hendaknya ikut serta secaraaktif dalam usaha melawan kejahatan narkoba.Dalam semua usaha membangun lingkungankepercayaan, diandalkan keluarga dankekuataannya, karena keluarga merupakansatuan yang membina kehidupan bersamakarena saling cinta. Umumnya, keluarga kuatmenghadapi masalah kecanduan salah satu

Page 49: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

49 Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

anggotanya, jauh sebelum semua sektor lainmenjadi tersangkut dan dapat dilibatkan.Pastoral keluarga bahkan dapat melibatkankeluarga-keluarga yang pernah berjuangmenghadapi masalah narkoba atau keluarga-keluarga yang sedang berjuang. Kesaksianmereka dapat membuka wacana antar-keluarga dalam lingkungan-lingkungan danwilayah-wilayah: jangan sampai keluarga yangsedang dihadang masalah, malahan dikucilkandan malu hadir. Komisi Keluarga KWI dankeuskupan-keuskupan hendaknya menye-diakan informasi mengenai para narasumberyang bersedia diundang.

5. Alangkah baiknya karya pastoral parokimenyediakan sarana yang dapat menyampai-kan pesan: “kalau keluargamu menjadi korban,jangan takut, kami dapat membantu!”Umpamanya seksi pastoral keluarga dalamparoki diharapkan dapat merujuk keluargapada suatu pos pertolongan pertama yangselanjutnya akan merujuk pada suatu pos wajiblapor yang dekat dan usaha rehabilitasi.

6. Bersama ini kami minta kepada lembaga-lembaga kesehatan katolik (terutama yangbergabung dalam Persatuan Karya DharmaKesehatan Indonesia) untuk memberikanbantuan medik bagi para pecandu dan

Page 50: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

50Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

mengembangkan usaha-usaha rehabilitasikorban narkoba. Secara khusus, kami mintadari lembaga-lembaga kesehatan katolikbantuan pemikiran dan bantuan usaha praktis,agar dalam lingkungan paroki-paroki diseluruh Indonesia, dirintis pos konsultasi danpos wajib lapor yang dekat sehingga mudahdidatangi dengan aman.

7. Komisi untuk Keadilan dan Perdamaianhendaknya mencari kemungkinan danmembuka jalan agar didirikanlah pantirehabilitasi yang profesional. Secara khususkami minta Konferensi Pemimpin TarekatReligius Indonesia untuk membahas sertameninjau usaha-usaha yang diampu olehtarekat-tarekat religius dalam konsultasi danrehabilitasi korban Narkoba, sambil menjajakiuntuk merintis usaha baru.

8. Sekretariat Jenderal Konferensi WaligerejaIndonesia akan mendampingi usaha-usahatersebut dengan membuat suatu gugus tugaskhusus.

9. Para imam, biarawan-biarawati, para orangtuadan para tokoh masyarakat hendaknya maumempelajari dan memahami bahayapenyalahgunaan narkoba dan menjadi tempatbagi umat untuk mengadu tentangpenyalahgunaan narkoba serta mengarahkan

Page 51: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

51 Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

umat agar mau melapor bila ter jadipenyalahgunaan narkoba di lingkungannya.Dan kita semua hendaknya lebih dan semakinpeduli serta berempati kepada para korbanpenyalahgunaan narkoba di masyarakat kita.

Kita gembira, bahwa dalam usaha-usaha ini

kita dapat bekerjasama dengan komunitas-komunitas lain seluas masyarakat Indonesia. Kitaingin menjawab undangan dan ajakan BadanNarkotika Nasional untuk ikut “memberdayakanmasyarakat dalam pencegahan penyalahgunaandan peredaran gelap narkotika dan prekursornarkotika”. Kita mengerti dan sepenuhnyamendukung prioritas BNN untuk mengusahakanrehabilitasi para korban. Hendaknya mereka yangtelah menjadi korban, kini dipulihkan sebagaianggota dalam suatu dunia yang sehat.

Say no to drugs! build a healthy community and trust!

Jakarta, 27 Juni 2014

KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA

Page 52: Menyikapi Kejahatan Sosial Narkoba di Indonesia

52Dari KeputusasaanMenuju Pengharapan

TEMPTEMPTEMPTEMPTEMPAAAAATTTTT-TEMP-TEMP-TEMP-TEMP-TEMPAAAAATTTTT REHABILIT REHABILIT REHABILIT REHABILIT REHABILITASI NARKOBAASI NARKOBAASI NARKOBAASI NARKOBAASI NARKOBA

Banyak tempat rehabilitasi pencandu narkoba namun tidak

semua dapat dimuat dalam lembaran ini. Beberapa lembaga

penyelenggara rehabilitasi yang bisa dijadikan rujukan antara

lain:

1. Rehabilitasi Narkoba "Kedhaton Parahita"Rehabilitasi Narkoba "Kedhaton Parahita"Rehabilitasi Narkoba "Kedhaton Parahita"Rehabilitasi Narkoba "Kedhaton Parahita"Rehabilitasi Narkoba "Kedhaton Parahita"

Jl. Bali No. 20 Sentul City, Bogor, Jawa Barat,

Kantor di Kantor di Kantor di Kantor di Kantor di YYYYYayasan Kasih Muliaayasan Kasih Muliaayasan Kasih Muliaayasan Kasih Muliaayasan Kasih Mulia

Jl Puit Karang Permai, T VII Selatan No. 40-42

Muara Karang Jakarta Utara,

Tlp Kantor: 021-87962045

Email: [email protected]

2. Rehabilitasi KUNCIRehabilitasi KUNCIRehabilitasi KUNCIRehabilitasi KUNCIRehabilitasi KUNCI,

d.a. Bruderan Karitas, Nandan, Sariharjo, Ngaglik,

Sleman, Yogyakarta,

Tlp. O274 – 624747 dan 0274-7171786,

email: [email protected] dan

[email protected]

3. Pusat Rehabilitasi Narkoba LidoPusat Rehabilitasi Narkoba LidoPusat Rehabilitasi Narkoba LidoPusat Rehabilitasi Narkoba LidoPusat Rehabilitasi Narkoba Lido milik

Badan Narkotika Nasional

Jl Raya Bogor - Sukabumi, Desa Cijeruk, Wates, Lido,

Bogor, Jawa Barat,

tlp. 0251-8220926 / 0251-8220928,

email: [email protected], website: http://www.bnn.go.id

4. YYYYYayasan Sekar Mawarayasan Sekar Mawarayasan Sekar Mawarayasan Sekar Mawarayasan Sekar Mawar

Jl. Suryakencana 2, Bandung 40132

Telp/ Fax: (022) 2552380/ 2504235

5. Rumah Sakit KatolikRumah Sakit KatolikRumah Sakit KatolikRumah Sakit KatolikRumah Sakit Katolik yang paling dekat dengan tempat tinggal

Anda.