Top Banner
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MELALUI PENDEKATAN GAME BASED LEARNING Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh DINA ARI KUSUMAWATI NIM. 1113017000031 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018
53

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

Oct 01, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS

MELALUI PENDEKATAN GAME BASED LEARNING

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

DINA ARI KUSUMAWATI

NIM. 1113017000031

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …
Page 3: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …
Page 4: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …
Page 5: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

i

ABSTRAK

Dina Ari Kusumawati (1113017000031). “Meningkatkan Kemampuan

Berpikir Kritis Matematis melalui Pendekatan Game Based Learning”. Skripsi

Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Maret 2018.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis

siswa, menganalisis aktivitas siswa, dan menganalisis respon siswa selama

pembelajaran menggunakan pendekatan Game Based Learning. Penelitian

dilaksanakan di salah satu madrasah tsanawiyah di Tangerang Selatan tahun ajaran

2017/2018. Indikator kemampuan berpikir kritis matematis yang diukur dalam

penelitian ini yaitu : (1) mengidentifikasi masalah, (2) memutuskan suatu tindakan,

dan (3) menyimpulkan. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Instrumen yang digunakan yaitu tes

kemampuan berpikir kritis matematis, lembar observasi aktivitas siswa, dan jurnal

harian siswa.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penerapan pembelajaran dengan

pendekatan Game Based Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis

matematis. Secara spesifik, indikator dari kemampuan berpikir kritis matematis

yang mengalami peningkatan paling tinggi yaitu indikator memutuskan suatu

tindakan. Selain itu, aktivitas dan respon positif siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan penerapan pendekatan Game Based Learning mengalami

peningkatan yang positif dari siklus I ke siklus II. Aktivitas mental dengan indikator

menentukan tindakan merupakan aspek yang memiliki peningkatan paling tinggi.

Kata kunci: Game Based Learning, berpikir kritis matematis, aktivitas belajar

siswa, respon siswa.

Page 6: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

ii

ABSTRACT

Dina Ari Kusumawati (1113017000031). “Improving Mathematical Critical

Thinking Skills towards Game Based Learning Approach”. The Thesis of

Mathematics Education Department, Faculty of Educational Sciences, Syarif

Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, March 2018.

The purpose of this research is to improve the student’s mathematical critical

thinking skills, analyze student’s activities, and analyze responses during the

learning using Game Based Learning approach. The research was conducted in

one of madrasah tsanawiyah in South Tangerang on academic year 2017/2018. The

indicators of mathematical critical thinking skill that measured are: (1) identifying

problems, (2) decide an action, and (3) Inference. The method used is Classroom

Action Research (CAR) which is implemented in two cycles. The research

instruments are test of student’s mathematical critical thinking skills, observation

sheets from student’s activity, and student’s daily journal.

The results of the study showed that the application of Game Based Learning

approach can improve the mathematical critical thinking skill. Specifically, the

result show that mathematical critical thinking skills experienced the highest

increase on the indicator of decide an action. Moreover, student’s activities and

positive responses to the learning mathematics with application of Game Based

Learning also increased positive from cycle I to cycle II. Mental activities with an

indicator determining action is the aspect that has the highest increase.

Keywords: Game Based Learning, mathematical critical thinking, student’s

activity, student’s responses.

Page 7: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada

Nabi Muhammad saw beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya sampai

akhir zaman.

Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak

sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat do’a, perjuangan,

dan semangat dari berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat

teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Kadir, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Abdul Muin, S.Si., M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah berkenan meluangkan waktu

untuk memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi selama proses

penyusunan skripsi. Semoga Bapak selalu dalam lindungan-Nya.

4. Dedek Kustiawati, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah

berkenan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, dan

motivasi selama proses penyusunan skripsi. Semoga Ibu selalu dalam

lindungan-Nya.

5. Dr. Tita Khalis Maryati, M.Kom selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang selalu memberikan bimbingan, arahan, perhatian, dan motivasi

selama penulis menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada

penulis selama mengikuti perkuliahan. Semoga ilmu yang telah Bapak dan

Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

Page 8: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

iv

7. Teristimewa untuk kedua orangtua penulis, Papa dan Mama, yang tiada

hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang, memberikan dukungan

moril dan materil kepada penulis, serta doa dan dukungan dari De Ina dan

De Lia yang menjadi pacuan penulis untuk selalu semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepala MTs Islamiyah Ciputat, Bapak Aep Saepulloh, S.Pd, yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian

9. Bapak Hikmatulloh, S.Pd, selaku guru Matematika kelas IX MTs

Islamiyah Ciputat, seluruh dewan guru dan staff MTs Islamiyah Ciputat,

serta siswa-siswi khususnya kelas IX Al Khindi yang telah membantu

penulis melaksanakan penelitian ini.

10. Teman-teman tersayang Hanna, Rahmi, Grai, dan Adin yang selalu

memberikan semangat dalam proses penelitian.

11. Teman-Teman PMTK angkatan 2013 yang telah memberikan semangat,

dukungan, bantuan dan do’a kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

Ucapan terimakasih juga ditunjukkan kepada semua pihak yang namanya

tidak disebutkan satu per satu. Semoga bantuan, bimbingan, dukungan, masukan,

dan do’a yang telah diberikan kepada penulis dapat diterima sebagai amal baik.

Aamiin.

Peneliti menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih banyak

ditemui kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

membangun dari berbagai pihak sangat dibutuhkan penulis. Penulis berharap

semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada penulis maupun pembaca

pada umumnya. Aamiin.

Jakarta, Maret 2018

Penulis ,

Dina Ari Kusumawati

Page 9: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRACT ............................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii

DAFTAR DIAGRAM .......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ........................................................ 5

C. Pembatasan Fokus Penelitian ....................................................................... 6

D. Perumusan Masalah Penelitian .................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7

F. Kegunaan Hasil Penelitian ........................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teoretik Area dan Fokus yang Diteliti ............................................. 8

1. Pendekatan Game Based Learning ........................................................ 8

a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran .............................................. 8

b. Pengertian Pendekatan Game Based Learning ................................ 9

c. Prinsip dan Unsur Game Based Learning ........................................ 9

d. Tahapan Pembelajaran Game Based Learning .............................. 11

2. Permainan ............................................................................................. 14

3. Aktivitas Belajar................................................................................... 18

4. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ............................................... 19

a. Pengertian Berpikir ........................................................................ 19

Page 10: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

vi

b. Kemampuan Berpikir Kritis ........................................................... 20

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 23

C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 24

D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 29

B. Rancangan Siklus Penelitian ...................................................................... 29

C. Subjek Penelitian ........................................................................................ 34

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ................................................ 34

E. Tahapan Intervensi Tindakan ..................................................................... 34

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .............................................. 39

G. Data dan Sumber Data ............................................................................... 39

H. Instrumen Pengumpulan Data .................................................................... 39

I. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 41

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ......................................................... 42

K. Analisis Data dan Interpretasi Data............................................................ 49

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ...................................................... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ............................................................................................ 51

1. Pra-Penelitian ....................................................................................... 51

2. Penelitian Siklus I ................................................................................ 53

3. Penelitian Siklus II ............................................................................... 77

B. Pembahasan ................................................................................................ 97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .............................................................................................. 101

B. Saran ......................................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keterampilan Berpikir Kritis ......................................................... 22

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ............................................................................ 29

Tabel 3.2 Desain Penelitian Tindakan Kelas ................................................. 33

Tabel 3.3 Tahap Pelaksanaan Pembelajaran .................................................. 36

Tabel 3.4 Pembagian Permainan dan Materi Setiap Siklus ........................... 38

Tabel 3.5 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen Tes Kemampuan

Berpikir Kritis Matematis .............................................................. 43

Tabel 3.6 Kriteria Tolak Ukur Taraf Kesukaran ............................................ 44

Tabel 3.7 Hasil Rekapitulasi Taraf Kesukaran Instrumen Tes Kemampuan

Berpikir Kritis Matematis .............................................................. 45

Tabel 3.8 Kriteria Tolak Ukur Daya Pembeda ............................................... 46

Tabel 3.9 Hasil Rekapitulasi Daya Pembeda Instrumen Tes Kemampuan

Berpikir Kritis Matematis .............................................................. 46

Tabel 3.10 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Analisis Instrumen ....................... 47

Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Siklus I ................................. 48

Tabel 3.12 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Siklus II ............................... 48

Tabel 3.13 Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen ........................ 48

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Pra-Penelitian ................................................................................. 52

Tabel 4.2 Hasil Observasi Pertemuan Pertama .............................................. 58

Tabel 4.3 Hasil Observasi Pertemuan Kedua ................................................. 62

Tabel 4.4 Hasil Observasi Pertemuan Ketiga................................................. 66

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ....................................... 67

Tabel 4.6 Persentase Respon Siswa Siklus I .................................................. 70

Page 12: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

viii

Tabel 4.7 Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siklus I ........................................................................................... 71

Tabel 4.8 Skor Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siklus I ........................................................................................... 71

Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Analisis Instrumen Siklus I .............................. 75

Tabel 4.10 Hasil Refleksi Siklus I .................................................................... 75

Tabel 4.11 Hasil Observasi Pertemuan Kelima ............................................... 81

Tabel 4.12 Hasil Observasi Pertemuan Keenam .............................................. 84

Tabel 4.13 Hasil Observasi Pertemuan Ketujuh .............................................. 87

Tabel 4.14 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ..................................... 89

Tabel 4.15 Persentase Respon Siswa Siklus I .................................................. 91

Tabel 4.16 Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siklus II .......................................................................................... 92

Tabel 4.17 Skor Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siklus II .......................................................................................... 93

Tabel 4.18 Rekapitulasi Hasil Analisis Instrumen Siklus II ............................ 97

Page 13: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

ix

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Perbandingan Aktivitas Siswa pada Siklus I dan Siklus II ............ 89

Diagram 4.2 Perbandingan Persentase Respon Siswa Siklus I dan Siklus II ..... 91

Diagram 4.3 Perbandingan Skor Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I dan

Siklus II .......................................................................................... 93

Page 14: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Game Based Learning ........................................................ 11

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir .......................................................................... 28

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas ..................................................... 32

Gambar 4.1 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Game Cycle LKS 1 ............... 55

Gambar 4.2 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Debriefing LKS 1 ................. 56

Gambar 4.3 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Cognitive Learning Outcomes

LKS 1 (Procedural Knowledge) .................................................... 57

Gambar 4.4 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Affective Learning Outcomes

LKS 1 ............................................................................................. 57

Gambar 4.5 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Game Cycle LKS 2 ............... 59

Gambar 4.6 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Debriefing LKS 2 ................. 60

Gambar 4.7 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Cognitive Learning Outcomes

LKS 2 (Declarative Knowledge) .................................................... 61

Gambar 4.8 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Affective Learning Outcomes

LKS 2 ............................................................................................. 61

Gambar 4.9 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Game Cycle LKS 3 ............... 63

Gambar 4.10 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Debriefing LKS 3 ................. 64

Gambar 4.11 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Cognitive Learning Outcomes

LKS 3 ............................................................................................. 65

Gambar 4.12 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Affective Learning Outcomes

LKS 3 ............................................................................................. 65

Gambar 4.13 Jawaban Siswa Indikator Mengidentifikasi Masalah Siklus I........ 72

Gambar 4.14 Jawaban Siswa Indikator Memutuskan Suatu Tindakan

Siklus I .......................................................................................... 73

Page 15: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

xi

Gambar 4.15 Jawaban Siswa Indikator Menyimpulkan Siklus I ........................ 74

Gambar 4.16 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Game Cycle LKS 4 ............... 78

Gambar 4.17 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Debriefing LKS 4 ................. 79

Gambar 4.18 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Cognitive Learning Outcomes

LKS 4 (Procedural Knowledge) .................................................... 80

Gambar 4.19 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Affective Learning Outcomes

LKS 4 ............................................................................................. 80

Gambar 4.20 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Game Cycle LKS 5 ............... 82

Gambar 4.21 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Debriefing LKS 5 ................. 83

Gambar 4.22 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Cognitive Learning Outcomes

LKS 5 (Declarative Knowledge) .................................................... 84

Gambar 4.23 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Game Cycle LKS 6 ............... 86

Gambar 4.24 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Debriefing LKS 6 ................. 87

Gambar 4.25 Jawaban Siswa Indikator Mengidentifikasi Masalah

Siklus II .......................................................................................... 94

Gambar 4.26 Jawaban Siswa Indikator Memutuskan Suatu Tindakan

Siklus II ......................................................................................... 95

Gambar 4.27 Jawaban Siswa Indikator Menyimpulkan Siklus II ........................ 96

Page 16: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I .................... 107

Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I ............................................ 125

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ................... 142

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II ........................................... 158

Lampiran 5 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Pra-Penelitian ............................................................................... 177

Lampiran 6 Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Pra-Penelitian ............................................................................... 178

Lampiran 7 Kunci Jawaban Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis Pra-Penelitian ............................................................ 180

Lampiran 8 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siklus I ......................................................................................... 183

Lampiran 9 Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siklus I ......................................................................................... 184

Lampiran 10 Kunci Jawaban Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis Siklus I ....................................................................... 186

Lampiran 11 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siklus II ........................................................................................ 191

Lampiran 12 Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siklus II ........................................................................................ 192

Lampiran 13 Kunci Jawaban Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis Siklus II ...................................................................... 194

Lampiran 14 Pedoman Penskoran Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis ..................................................................................... 198

Page 17: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

xiii

Lampiran 15 Pedoman Wawancara Pra-Penelitian ........................................... 200

Lampiran 16 Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa .............................. 203

Lampiran 17 Lembar Observasi Aktivitas Siswa .............................................. 204

Lampiran 18 Jurnal Harian Siswa...................................................................... 208

Lampiran 19 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Pra-Penelitian ............................................................................... 209

Lampiran 20 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis Pra-Penelitian ............................................................. 210

Lampiran 21 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis Siklus I dan Siklus II .................................................. 212

Lampiran 22 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis Siklus I dan Siklus II .................................................. 214

Lampiran 23 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes Kemampuan Berpikir

Kritis Matematis Siklus I dan Siklus II ....................................... 215

Lampiran 24 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Kemampuan Berpikir

Kritis Matematis Siklus I dan Siklus II ........................................ 217

Lampiran 25 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Siklus I ......................................................................................... 219

Lampiran 26 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis Siswa Siklus I ............................................................. 220

Lampiran 27 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Siklus II ........................................................................................ 222

Lampiran 28 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis Siswa Siklus II ............................................................ 223

Lampiran 29 Hasil Wawancara Pra-Penelitian .................................................. 225

Lampiran 30 Hasil Observasi Aktivitas Siswa .................................................. 228

Page 18: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

xiv

Lampiran 31 Rekapitulasi Hasil Respon Siswa Siklus I dan Siklus II .............. 229

Lampiran 32 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................ 230

Lampiran 33 Uji Referensi ................................................................................ 231

Page 19: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha seseorang untuk menempatkan diri sesuai dengan

nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaannya.1 Dengan demikian, akan

mengalami perubahan dalam diri agar dapat berfungsi dengan baik dalam

lingkungan keluarga, masyarakat, dan bangsa. Upaya meningkatkan kemajuan

suatu bangsa, pendidikan merupakan salah satu faktor penting. Untuk

menghasilkan generasi penerus yang mempunyai keterampilan dan mampu

bersaing, haruslah memiliki pendidikan yang tinggi.

Pendidikan tidak hanya membuat siswa memahami dan menguasai terkait

materi yang diajarkan, serta mendapat nilai tinggi sebagai hasil dari pembelajaran,

tetapi ada tujuan lain seperti yang disebutkan oleh Peraturan Pemerintahan tentang

Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Dalam peraturan pemerintahan

tersebut dikatakan bahwa tujuan pendidikan menengah yaitu membentuk siswa

agar menjadi manusia yang berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif.2 Melalui

pendidikan, siswa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir yang

dimilikinya ke tingkat yang lebih tinggi lagi yang dikenal dengan High Order

Thinking Skill (HOTS).

Kemampuan berpikir tingkat tinggi sangat diperlukan oleh siswa untuk

menghadapi segala perubahan keadaan dan tantangan dalam kehidupan. Menurut

Ropiah, yang telah dikutip oleh Novianti dengan kemampuan berpikir tingkat

tinggi siswa mampu mengaitkan, memanipulasi, dan mentransformasi

pengetahuan serta pengalaman yang sudah dimiliki.3 Hal tersebut akan memberi

dampak kepada siswa dalam memecahkan suatu masalah dan membuat keputusan

secara cermat, teliti, dan logis.

1 Dudung Rahmat Hidayat, Hakikat Pendidikan, 2017, h.2, (http://file.upi.edu.pdf). 2 Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia, Pengelolaan dan Penyelenggaraan

Pendidikan, 2017, h.55, (http://luk.staff.ugm.ac.id.pdf). 3 Dian Novianti, Artikel Ilmiah: Analisis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa

dengan Gaya Belajar Tipe Investigasi dalam Pemecahan Masalah Matematika, h.3, (http://e-

campus.fkip.unja.ac.id.pdf), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi.

Page 20: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

2

Berdasarkan informasi dari hasil ujian nasional tahun ajaran 2017

memperlihatkan rerata siswa pada mata pelajaran matematika UNBK dan UNKP

mengalami peningkatan yaitu dari angka 50.24 pada tahun 2016 menjadi 50.31

pada tahun 2017.4 Namun, hasil rerata UN siswa secara keseluruhan mengalami

penurunan dari angka 58.61 pada tahun 2016 menjadi 54.25 pada tahun 2017.5

Angka tersebut memberitahukan bahwa kemampuan berpikir siswa masih perlu

untuk ditingkatkan.

Hasil Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2015

yang dipublikasikan The Organization for Economic Cooperation and

Development (OECD) menyatakan bahwa rata-rata skor matematika anak-anak

Indonesia 386 dari rata-rata skor OECD 490.6 Hasil tes PISA 2015 siswa

indonesia yaitu pada level 1 mencapai 30%, level 2 mencapai 20%, level 3

mencapai 10%, serta level 4 sampai level 6 dibawah 10%.7 Berdasarkan data

tersebut, siswa Indonesia mampu menjawab soal-soal yang berkaitan dengan

kemampuan berpikir tingkat rendah seperti mengidentifikasi dan menjawab

pertanyaan masalah rutin, namun mengalami kesulitan dalam merumuskan serta

menyatakan interpretasi dan penalaran matematika yang berada pada level 5 dan

level 6. Hal ini menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa masih

rendah.

Kemampuan berpikir dapat berkembang dengan baik apabila dalam proses

pembelajaran siswa dilatih agar mampu memperoleh, mengelola, menganalisis,

serta memanfaatkan informasi untuk menemukan penyelesaian dari suatu keadaan

atau masalah yang sulit.8 Artinya, ketika dihadapkan pada suatu masalah dalam

proses belajar, siswa ikut terlibat aktif untuk menyelesaikannya. Namun

berdasarkan hasil observasi di salah satu MTs (Madrasah Tsanawiyah) Tangerang

4 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, “Konferensi Pers UN 2017 Jenjang SMP”,

2017, h.9, (https://kemdikbud.go.id). 5 Ibid., h.6 6 PISA 2015 Result Excellence and Equity in Education volume 1, OECD Publishing

2016, 2017, p.176-177, (http://www.oecd-ilibrary.org). 7 Ibid., p.192 8 Ely Susanti, Pendidikan Matematika Realistik Berbantuan Komputer untuk

Meningkatkan Higher Order Thinking Skills dan Mathematical Habits of Mind Siswa SMP, h.2,

(http://repository.upi.edu), Universitas Pendidikan Indonesia, 2014.

Page 21: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

3

Selatan yang menjadi tempat peneliti melakukan penelitian, proses pembelajaran

masih cenderung menerapkan model pembelajaran konvensional dengan metode

ceramah, sehingga masih berpusat pada guru yang menyebabkan aktivitas siswa

menjadi pasif. Pada proses pembelajaran guru hanya terfokus pada pemberian

materi yang kemudian diberikan rumus serta beberapa contoh soal. Siswa diminta

untuk mengerjakan soal, dimana soal-soal yang diberikan lebih banyak bersifat

rutin. Aktivitas belajar tersebut yang mengakibatkan kemampuan berpikir siswa

tidak berkembang dengan baik.

Mata pelajaran yang dinilai mampu untuk meningkatkan kemampuan

berpikir tingkat tinggi siswa adalah matematika. Salah satu yang dapat

dikembangkan dan ditingkatkan melalui pembelajaran matematika adalah

kemampuan berpikir kritis. Menurut Glazer, sebagaimana yang telah dikutip oleh

Suwarma bahwa berpikir kritis dalam matematika adalah kemampuan dan

disposisi untuk menyertakan pengetahuan sebelumnya, penalaran matematika, dan

strategi kognitif untuk menggeneralisasi, membuktikan, atau mengevaluasi

situasi-situasi matematika yang tidak familiar secara reflektif.9 Artinya, dalam

mengerjakan soal matematika, siswa dituntut untuk tidak hanya menghapal rumus

tetapi memahami konsep materi yang dipelajari, sehingga ia mampu menentukan

strategi yang akan digunakan dalam menyelesaikan situasi-situasi matematika

melalui pengetahuan sebelumnya, penalaran, dan strategi kognitif.

Kemampuan berpikir kritis matematis siswa belum berkembang dengan

baik pada semua aspek. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil pra penelitian

kemampuan berpikir kritis matematis siswa di salah satu MTs Tangerang Selatan.

Dalam skala 0% hingga 100%, penelitian tersebut dapat dijabarkan indikator

mengidentifikasi masalah dan indikator membuat kesimpulan masing-masing

sebesar 39,25%, mengidentifikasi kriteria jawaban yang mungkin sebesar 65,25%,

mengklarifikasi suatu pertanyaan sebesar 61,5%, serta membuat langkah

penyelesaian sebesar 53,5%. Klasifikasi tingkat kemampuan berpikir kritis

matematis siswa menurut Masrurotullaily, Hobri, dan Suharto, 0 ≤ N ≤ 60 rendah,

9Dina Mayadianan Suwarma, Suatu Alternatif Pembelajaran untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis Matematika, (Jakarta: Cakrawala Maha Karya, 2009), h.16

Page 22: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

4

60 < N ≤ 75 sedang, dan 75 < N ≤ 100 tinggi.10 Maka dari hasil tersebut diperoleh

bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada indikator

mengidentifikasi masalah, membuat kesimpulan, dan membuat langkah

penyelesaian masih tergolong kategori rendah.

Rendahnya persentase pada indikator mengidentifikasi permasalahan

dikarenakan masih sulitnya siswa dalam menentukan konsep atau rumus yang

terlibat, sehingga akan berdampak pada pengambilan tindakan atau cara

penyelesaian dari suatu masalah tersebut. Apabila siswa sudah dapat menentukan

konsep yang terkait dengan masalah, itu menandakan sudah baiknya proses

pengolahan informasi siswa. Dengan hal ini kemampuan siswa dalam

memberikan kesimpulan pun tidak berjalan dengan baik. Oleh karenanya,

kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada indikator mengidentifikasi

masalah, membuat langkah penyelesaian, serta membuat kesimpulan masih perlu

untuk ditingkatkan.

Untuk mengatasi masalah tersebut, sebaiknya digunakan pendekatan

pembelajaran yang mampu memberikan proses pembelajaran yang berpusat pada

siswa, sekaligus berperan aktif dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat

tinggi terutama kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Pendekatan Game

Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang mengaplikasikan

suatu permainan untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran menjadi salah

satu alternatif yang diharapkan mampu menjadi solusi dari permasalahan tersebut.

Pendekatan Game Based Learning dalam penerapannya akan mendorong

siswa untuk terlibat aktif, karena siswa diberikan kesempatan untuk menemukan

sendiri pengetahuannya melalui proses belajar yang menyenangkan. Pembelajaran

yang dilakukan lebih bersifat konstruktivisme11, siswa membentuk dan

mengembangkan pemahaman mengenai informasi yang baru sehingga

pembelajaran menjadi lebih bermakna. Melalui unsur Game Based Learning

10 Masrurotullaily, Hobri, dan Suharto, Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika Keuangan Berdasarkan Model Polya Siswa SMK Negeri 6 Jember, Kadikna

(prosiding), Vol.4, 2013, h.132 11 Marc I. Cicchino, Using Game Based Learning to Foster Critical Thingking in Student

Discourse, Interdisciplinary Journal of Problem-Based Learning, Vol.9, Iss.2, 2015

Page 23: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

5

kemampuan berpikir kritis siswa dapat ditingkatkan, khususnya pada kemampuan

siswa dalam mengidentifikasi masalah agar dapat menentukan tindakan

penyelesaian. Unsur dari pendekatan Game Based Learning diantaranya yaitu

adanya tantangan, peraturan, interaksi, tujuan, hasil, dan umpan balik.

Unsur tantangan yang terdapat didalam permainan dengan segala

ketentuan yang harus dipenuhi, mampu melatih siswa dalam menanggapi

permasalahan untuk dapat diselesaikan menggunakan kemampuan yang telah

dimiliki. Unsur interaksi merupakan oral activities, dimana siswa dengan

temannya bertukar pikiran dalam membuat keputusan dan kesimpulan, sehingga

akan berkembangnya kemampuan berpikir. Dengan adanya unsur umpan balik

dari guru, maka motivasi siswa akan meningkat ke arah perbaikan dalam

menyelesaikan permasalahan untuk mencapai tujuan dari pembelajaran, dalam hal

ini mental activities akan terlatih. Setelah tantangan diselesaikan, maka siswa

akan menghasilkan sebuah kesimpulan akhir. Dengan aktivitas belajar tersebut,

maka kemampuan siswa dalam mengidentifikasi masalah agar menghasilkan

suatu tindakan penyelesaian yang tepat dan membuat kesimpulan dapat

meningkat.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka pendekatan Game Based Learning

memungkinkan untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis

siswa yang merupakan kemampuan siswa dalam mencermati setiap informasi

yang diterima untuk membuat keputusan dan menentukan langkah penyelesaian,

sehingga menghasilkan suatu kesimpulan. Oleh karenanya, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Berpikir

Kritis Matematis melalui Pendekatan Game Based Learning”.

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka dapat

diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Masalah atau soal yang diberikan guru di kelas masih termasuk soal

rutin, dan belum memuat indikator kemampuan berpikir kritis matematis

Page 24: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

6

2. Kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal yang memuat indikator

kemampuan berpikir kritis matematis masih tergolong rendah

3. Pembelajaran matematika di kelas belum mendukung peningkatan

kemampuan berpikir kritis matematis siswa

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dipaparkan

diatas perlu adanya pembatasan masalah penelitian agar penelitian lebih terfokus

dan terarah. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini terbatas pada peningkatan kemampuan berpikir kritis

matematis siswa menurut Ennis dengan keterampilan yaitu:

a. Elementary Clarification dengan indikator mengidentifikasi masalah

b. Strategy and Tactics dengan indikator memutuskan suatu tindakan

c. Inference dengan indikator membuat kesimpulan secara generalisasi

2. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan Game Based Learning, yaitu kegiatan pembelajaran yang

mengaplikasikan suatu permainan untuk membantu siswa dalam proses

pembelajaran terkait materi Barisan dan Deret

3. Permainan pada penelitian ini menggunakan permainan loncat katak,

permainan catur jawa (dam-daman), permainan kartu cepat, dan

permainan tic tac toe

4. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas IX

5. Aktivitas siswa yang diamati dalam penelitian ini adalah Visual

Activities, Oral Activities, Writing Activities, Motor Activities, dan

Mental Activities

D. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dipaparkan, maka masalah

yang akan diteliti dan dikaji lebih lanjut dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana penerapan pendekatan Game Based Learning dalam

meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa?

Page 25: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

7

2. Bagaimana kemampuan berpikir kritis matematis siswa dalam

pembelajaran menggunakan pendekatan Game Based Learning?

3. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika

menggunakan pendekatan Game Based Learning?

4. Bagaimana respon siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan

pendekatan Game Based Learning?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka penelitian tindakan kelas ini

bertujuan untuk:

1. Menghasilkan pendekatan Game Based Learning yang efektif dalam

meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa

2. Menganalisis peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa

dalam penerapan pendekatan Game Based Learning

3. Menganalisis aktivitas siswa selama pembelajaran matematika dengan

menggunakan pendekatan Game Based Learning

4. Menganalisis respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan

menggunakan pendekatan Game Based Learning

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Berikut manfaat yang diinginkan dari penelitian:

1. Bagi Peneliti; menambah pengalaman dan pengetahuan peneliti

mengenai pendekatan pembelajaran yang bisa diterapkan untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa

2. Bagi Siswa; dapat melatih dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis

3. Bagi Guru; memberi saran kepada guru untuk menggunakan pendekatan

Game Based Learning dalam pembelajaran matematika untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa

4. Bagi Sekolah; memiliki banyak rujukan tentang pendekatan

pembelajaran matematika yang dapat diterapkan, dalam usaha

meningkatkan kualitas dan hasil dari pendidikan

Page 26: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran

2017/2018 di salah satu MTs Tangerang Selatan. Jadwal penelitian secara lebih

rinci dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar

1. Persiapan dan Perencanaan √ √ √ √

2. Observasi (Studi Lapangan) √ √

3. Pelaksanaan Pembelajaran √ √

4. Analisis Data √ √

5. Laporan Penelitian √

B. Rancangan Siklus Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) atau yang disebut juga dengan Classroom Action Research (CAR).

Penelitian tindakan kelas yaitu “suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah

kelas secara bersama. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru atau dengan arahan

dari guru yang dilakukan oleh siswa”.1 Dalam hal ini guru melaporkan hal-hal

yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian

tindakan kelas yaitu berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas

pembelajaran dikelas dan sikap profesional guru, sehingga tercipta sikap proaktif

dalam melakukan perubahan dan perkembangan bidang ilmu yang digelutinya.2

1 Suharsismi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012),

Cet ke-11, h.3 2 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2009), h.31-32

Page 27: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

30

Penelitian ini diawali dengan observasi untuk mengetahui secara detail

kegiatan pembelajaran dan hal-hal yang biasa dilakukan dikelas yang akan diteliti

dan juga observasi mengenai kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Ditahap

ini peneliti pun melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika

kelas IX. Selanjutnya melakukan diagnosis atau dugaan-dugaan sementara

mengenai permasalahan yang muncul di dalam kelas tersebut. Dengan

diperolehnya hasil diagnosis, peneliti akan dapat menentukan berbagai hal yang

tepat dalam kaitannya dengan implikasi Penelitian Tindakan Kelas seperti strategi

pengajaran, media pengajaran, dan materi pengajaran.3

Penelitian ini diterapkan melalui urutan yang terdiri dari beberapa siklus.

Dalam hal ini, siklus adalah satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke

langkah semula.4 Jika pada siklus I proses pembelajaran telah mencapai indikator

yang diharapkan maka penelitian dihentikan. Namun, jika belum tercapai

indikator yang diharapkan maka dilanjutkan pada siklus II, begitu seterusnya

hingga proses pembelajaran telah mencapai indikator keberhasilan yang

diharapkan. Dalam setiap kali siklus terdiri dari empat tahap, yaitu:

Tahap 1: Perencanaan (Planning)

Setelah melihat kondisi real pembelajaran matematika, mengobservasi

tingkat kemampuan berpikir kritis matematis siswa dan melakukan wawancara

dengan guru, kemudian peneliti mengidentifikasi dan menjabarkan masalah yang

terjadi. Bukan hanya masalah, pada tahap ini juga menyusun rancangan tindakan

yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan

bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan.5 Perencanaan dalam hal ini kurang

lebih hampir sama dengan apabila menyiapkan suatu kegiatan belajar-mengajar

yang biasanya dimasukkan ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).6

3 Wijaya Kusumah, Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT

Indeks, 2012) Cetakan ke-5, h.39 4 Suharsismi Arikunto, dkk, op. cit., h.20 5 Ibid., h.17 6 Wijaya Kusumah, Dedi Dwitagama, loc. cit.,

Page 28: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

31

Tahap perencanaan peneliti menentukan fokus pada rancangan penerapan

pendekatan Game Based Learning dan kemampuan berpikir kritis matematis yang

akan ditingkatkan, dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

akan disajikan dalam proses pembelajaran dikelas. Pada tahap ini juga peneliti

membuat instrumen penelitian yang terdiri dari pedoman observasi, jurnal harian

dan lembar soal untuk tiap siklus.

Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pelaksanaan tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu

tindakan yang telah direncanakan seperti halnya strategi apa yang digunakan,

materi apa yang di ajarkan atau dibahas dan sebagainya.7 Hal yang perlu diingat

dalam tahap ke-2 ini adalah bahwa pelaksana harus ingat dan berusaha menaati

apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan.8 Perencanaan yang telah dibuat

oleh peneliti yaitu melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

Game Based Learning. Peneliti juga melakukan kerjasama dengan guru bidang

studi dimana peneliti bertindak sebagai pelaku tindakan sedangkan guru sebagai

pengamat tindakan (observer).

Tahap 3: Pengamatan (Observing)

Tahap pengamatan sejalan pada saat tindakan dilaksanaan, jadi keduanya

berlangsung dalam waktu yang sama.9 Pada tahap ini peneliti melakukan

pengamatan, mencatat, menggali serta mendokumentasikan semua hal yang

diperlukan dan yang terjadi selama penelitian berlangsung untuk memperoleh data

yang akurat untuk perbaikan pada siklus berikutnya.10 Ketika peneliti sedang

melakukan tindakan maka tidak dapat sepenuhnya menganalisis peristiwa yang

sedang terjadi, oleh karenanya pengamatan dibantu oleh guru sebagai kolaborator.

7 Ibid., 8 Suharsismi Arikunto, dkk, op. cit., h.18 9 Ibid., h.78 10 Ibid.,

Page 29: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

32

Tahap 4: Refleksi (Reflecting)

Pada prinsipnya yang dimaksud dengan istilah refleksi ialah perbuatan

merenung atau memikirkan sesuatu atau upaya evaluasi yang dilakukan.11

Refleksi ini dilakukan dengan diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di

kelas penelitian. Dengan demikian refleksi dapat ditentukan sesudah adanya

pelaksanaan tindakan dan hasil observasi untuk memperbaiki tindakan

selanjutnya.12

Secara lebih rinci prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

pada penelitian ini dapat digambarkan dengan alur sebagai berikut:

Siklus I

Perbaikan

Siklus II

Gambar 3.1

Alur Penelitian Tindakan Kelas

Apabila hasil dari dilakukannya analisis dan refleksi pada siklus I

menunjukkan tercapainya indikator keberhasilan, maka penelitian dihentikan.

Namun, apabila belum tercapai indikator keberhasilan, maka penelitian

dilanjutkan ke siklus selanjutnya, dengan hasil refleksi siklus I sebagai acuannya.

11 Ibid., h.20 12 Wijaya Kusumah, Dedi Dwitagama, op. cit., h.40

Kegiatan Pendahuluan Permasalahan

Perencanaan Tindakan Pelaksanaan

Tindakan Pengamatan

Refleksi Permasalahan

baru hasil refleksi

Perencanaan Tindakan Pelaksanaan

Tindakan Pengamatan

Refleksi

Jika tindakan belum berhasil, maka

dilanjutkan ke siklus berikutnya

Page 30: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

33

Adapun desain penelitian di atas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Desain Penelitian Tindakan Kelas

Kegiatan Pendahuluan:

1. Observasi proses pembelajaran di kelas

2. Observasi kemampuan berpikir kritis matematis siswa

3. Wawancara dengan guru bidang studi

Siklus I

Perencanaan

a. Merencanakan pembelajaran yang

akan diterapkan dalam PBM dengan

mengintegrasikan pendekatan Game

Based Learning

b. Menyiapkan sumber belajar

c. Membuat instrumen penelitian:

Pedoman observasi, Jurnal harian,

dan Lembar soal siklus I

Pelaksanaan Tindakan

a. Menerapkan tindakan yang sudah

direncanakan

b. Memberikan tes akhir siklus I

Pengamatan

a. Kolaborator mengobservasi proses

pembelajaran dengan memakai

pedoman observasi

b. Mendokumentasikan kegiatan

pembelajaran dan aktivitas siswa

Refleksi

a. Melakukan evaluasi tindakan yang

telah dilakukan

b. Membandingkan dengan hasil

intervensi yang diharapkan

Apabila hasil intervensi tindakan yang

diharapkan belum tercapai, maka

penelitian dilanjutkan ke siklus II

Siklus II

Perencanaan

Memperbaiki pelaksanaan tindakan dan

bahan pembelajaran siklus II

berdasarkan hasil refleksi pada siklus I

Pelaksanaan Tindakan Pelaksaan program tindakan II

Pengamatan Pengumpulan dan analisis data

Refleksi Evaluasi tindakan II

Siklus – siklus berikutnya

Page 31: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

34

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IX di salah satu MTs

Tangerang Selatan yang berjumlah 28 orang. Seorang yang bertindak sebagai

observer terlibat dalam penelitian ini yaitu guru matematika kelas IX.

Pada saat pelaksanaan tindakan, guru membantu peneliti mengamati

proses pembelajaran. Selain itu guru juga melakukan observasi dan penilaian

terhadap peneliti pada saat melakukan tindakan. Hal ini dimaksudkan untuk lebih

meningkatkan kualitas pengajaran yang dilakukan oleh peneliti pada saat

melakukan tindakan dan untuk mendapatkan informasi dalam rangka perbaikan

pada pelaksanaan tindakan berikutnya.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Peran peneliti dalam penelitian sebagai perencana dan pelaksana tindakan.

Peneliti membuat perencanaan tindakan, melaksanakan tindakan, melakukan

pengamatan, pengumpulan data, menganalisis data dan melaporkan hasil

penelitian. Peneliti bekerja sama dengan guru bidang studi matematika sebagai

kolaborator dan observer yang bertugas: (a) Membuat rancangan pembelajaran,

(b) Mengamati pelaksanaan tindakan sebagai sumber data guna mendapatkan

informasi yang selengkapnya dari kelas yang akan diteliti dan (c) Mengevaluasi

tindakan penelitian yang telah dilakukan pada suatu siklus tertentu untuk

melakukan tindakan-tindakan selanjutnya.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana

kemampuan berpikir kritis matematis siswa di dalam kelas. Tahap penelitian ini

diawali dengan dilakukannya pra penelitian atau penelitian pendahuluan dan akan

dilanjutkan dengan tindakan yang berupa siklus. Apabila setelah dilakukan

tindakan pada siklus I belum terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis

matematis sesuai dengan kriteria ketuntasan, maka pada siklus II diarahkan pada

perbaikan. Namun apabila setelah dilakukan tindakan pada siklus I sudah terjadi

Page 32: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

35

peningkatan, maka pada siklus II diarahkan pada pengembangan. Adapun tahapan

dalam penelitian ini dideskripsikan sebagai berikut:

1. Tahap Pra-Penelitian

Pada kegiatan pra penelitian peneliti melakukan observasi kegiatan belajar

mengajar, wawancara dengan guru bidang studi, serta melakukan tes kemampuan

berpikir kritis matematis. Kegiatan pra penelitian yang dilakukan peneliti dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Observasi kegiatan belajar mengajar

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data dengan cara melihat dan

mengamati kondisi pembelajaran matematika pada kelas IX terutama dikelas

yang menjadi subjek dari penelitian.

b. Wawancara dengan guru bidang studi

Wawancara dilakukan kepada guru bidang studi matematika kelas IX

di salah satu MTs Tangerang Selatan. Wawancara yang dilakukan kepada

guru bidang studi bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran yang

biasa dilakukan di dalam kelas, respon siswa terhadap pembelajaran yang

dilakukan, dan juga untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam

pembelajaran.

c. Tes kemampuan berpikir kritis matematis

Tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diberikan

berdasarkan indikator yang telah ditentukan sebelumnya. Materi yang

diujikan pada tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa yaitu materi

perbandingan yang telah dipelajari pada kelas VII. Dengan tes tersebut

peneliti dapat mengetahui kemampuan awal siswa dalam berpikir kritis

matematis.

Dengan kegiatan pra penelitian ini peneliti mendapatkan kondisi real

pembelajaran yang terjadi di kelas, kemudian peneliti mengidentifikasi dan

merumuskan masalah yang terjadi. Setelah itu, peneliti merencanakan

tindakan yang akan diberikan kepada subjek penelitian.

Page 33: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

36

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti merencanakan pembelajaran berdasarkan

pendekatan Game Based Learning, menyiapkan sumber belajar berupa lembar

kerja siswa, dan membuat instrumen penelitian berupa lembar observasi

aktivitas siswa, jurnal harian, dan juga instrumen tes untuk diujikan pada

setiap akhir siklus berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis

matematis.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap ini merupakan penerapan pembelajaran pendekatan Game

Based Learning berdasarkan RPP yang sudah dirancang sebelumnya. Terdapat

perbedaan pelaksanaan pembelajaran antara siklus I dan siklus II yang

dijelaskan pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.3

Tahap Pelaksanaan Pembelajaran

Tahapan Siklus I Siklus II

Input Instructional

Content

Guru menggali

kemampuan awal siswa

dengan menanyakan

apa yang mereka

ketahui terkait materi

yang akan diajarkan.

Guru meminta siswa untuk

mengumpulkan rangkuman

yang telah dibuat, dan

menanyakan apa saja yang

sudah mereka tulis dalam

rangkuman tersebut.

Game

Characteristic

Guru menjelaskan tata

cara dan aturan dalam

permainan yang akan

dilakukan.

Guru memberi kesempatan

kepada siswa untuk

membaca secara mandiri

aturan dari permainan yang

terdapat dalam LKS.

Process Judgement

dan

Beavior

Guru memberikan

masalah yang

diselesaikan dengan

bermain, dimana siswa

menentukan dan

menjalankan tindakan

dari permainan yang

digunakan

Guru memberikan waktu

kepada setiap kelompok

dalam menentukan dan

menjalankan tindakan dari

permainan yang digunakan

yaitu permainan kartu

cepat

Page 34: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

37

Tabel 3.3 (lanjutan)

Tahapan Siklus I Siklus II

yaitu permainan loncat

katak dan permainan

catur jawa (dam-

daman)

dan permainan tic tac toe.

System

Feedback

Guru memberi umpan

balik kepada siswa

dengan memeriksa

pekerjaan siswa dan

meluruskan tindakan

siswa yang tidak sesuai

dengan aturan.

Ketika guru memberikan

umpan balik, guru

menunjuk salah satu dari

anggota kelompok untuk

diberikan tanggung jawab

dalam memahami jalannya

permainan.

Debriefing Guru memberikan

kesempatan kepada

setiap kelompok untuk

berbagi mengenai apa

yang dirasakan dan

yang telah dipelajari

dengan bermain.

Guru menunjuk siswa

secara acak untuk

mengutarakan

perasaannya.

Output Cognitive

Learning

Outcomes

Guru memberikan suatu

masalah, kemudian

meminta siswa untuk

menyelesaikannya

bersama teman

kelompoknya.

Guru memberikan

pertanyaan-pertanyaan

yang dapat merangsang

siswa untuk mencari data

yang diketahui dari

permasalahan tersebut.

kemudian guru berkeliling

untuk membimbing dan

memberikan arahan kepada

siswa dalam

menyelesaikan masalah

yang dihadapi.

Affective

Learning

Outcomes

Guru meminta siswa

untuk mengutarakan

tindakan yang

dilakukan pada saat

menyelesaikan masalah

tersebut.

Guru berkeliling untuk

memantau pekerjaan siswa

dan menanyakan secara

langsung kepada mereka

apa saja tindakan yang

dilakukan pada saat

menyelesaikan masalah.

Page 35: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

38

Pada penelitian ini materi barisan dan deret dibagi menjadi dua siklus.

Siklus pertama memuat tiga sub materi yang dilakukan dalam tiga pertemuan,

dan siklus kedua memuat dua sub materi dan pengayaan yang dilakukan

sebanyak tiga pertemuan. Adapun permainan yang dilakukan setiap siklus

sebanyak dua permainan. Berikut tabel pembagian permainan dan materi

setiap siklus:

Tabel 3.4

Pembagian Permainan dan Materi Setiap Siklus

Siklus I Siklus II

Permainan Materi Permainan Materi

Loncat Katak Pola Barisan

Kartu Cepat

Deret Bilangan

Aritmatika

Catur Jawa

(dam-daman)

Barisan Bilangan

Aritmatika

Deret Bilangan

Geometri

Barisan Bilangan

Geometri Tic Tac Toe Pengayaan

Tes siklus I Tes siklus II

c. Pengamatan

Pada tahap ini peneliti berkolaborasi dengan guru bidang studi

(observer) untuk melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama

proses pembelajaran berlangsung, mencatat hal-hal yang dirasa kurang sesuai

dengan perencanaan, dan dokumentasi selama proses pembelajaran. Observer

melakukan pengamatan dengan bantuan lembar observasi aktivitas siswa yang

telah dirancang sebelumnya.

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti menganalisis hasil pemberian tindakan yang

diberikan pada setiap siklus, mendiskusikan hasil observasi yang telah

dilakukan bersama dengan guru bidang studi (observer), dan menentukan

keberhasilan atau kekurangan dari tindakan pada suatu siklus. Apabila hasil

refleksi belum sesuai dengan tujuan penelitian, maka tindakan dilanjutkan ke

siklus berikutnya.

Page 36: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

39

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dalam dalam penelitian ini adalah meningkatnya

kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan menggunakan pendekatan

Game Based Learning. Penelitian ini dianggap berhasil jika:

1. Hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis yang diberikan setiap

akhir siklus menunjukkan bahwa ≥70% siswa mendapatkan nilai ≥75

sesuai dengan KKM

2. Persentase aktivitas belajar siswa selama pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan Game Based Learning mencapai 75%

3. Respon positif siswa pada penerapan pendekatan Game Based Learning

dalam pembelajaran minimal mencapai 75%

G. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kuantitatif dan data

kualitatif:

1. Data kuantitatif : nilai hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis

siswa tiap siklus.

2. Data Kualitatif : Lembar wawancara, Lembar observasi aktivitas siswa,

hasil jurnal harian siswa pada setiap akhir pertemuan dan dokumentasi

kegiatan pembelajaran.

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari siswa-siswi kelas IX di

salah satu MTs Tangerang Selatan tahun pelajaran 2017/2018 sebagai subjek

penelitian, guru kelas dan peneliti.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

terdiri atas dua jenis , yaitu:

1. Instrumen Tes

Tes digunakan untuk mengetahui kompetensi awal siswa, tingkat

pencapaian standar kompetensi, mengetahui perkembangan kompetensi

siswa, mendiagnosa kesulitan belajar siswa, mengetahui hasil proses

Page 37: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

40

pembelajaran, memotivasi belajar siswa, dan memberikan umpan balik

kepada guru untuk memperbaiki program pembelajarannya.13 Untuk

instrumen tes digunakan tes formatif yaitu tes yang dilaksanakan pada setiap

akhir siklus, tes ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan kemampuan

berpikir kritis matematis siswa terhadap seluruh materi yang telah diberikan

pada kedua siklus sebagai implikasi dari PTK. Tes formatif yang digunakan

dalam penelitian ini adalah tes kemampuan berpikir kritis matematis yang

berbentuk uraian. Dalam hal ini, tes uraian adalah butir soal yang jawaban

atau pengerjaan tugas dilakukan dengan cara mengemukakan pikiran secara

naratif.14

2. Instrumen Non Tes

Instrumen nontes memiliki sifat menghimpun, terdiri dari angket,

observasi, wawancara, skala sikap, daftar cek, skala penilaian, studi

dokumentasi, dan sebagainya.15 Dalam instrumen non tes ini digunakan

instrumen sebagai berikut:

a. Lembar Observasi

Pengamatan atau observasi merupakan teknik pengumpulan data

terhadap suatu kegiatan untuk melihat sejauh mana pelaksanaan suatu

tindakan telah dilaksanakan dan untuk mengevaluasi ketepatan tindakan

yang dilakukan dengan cara menggunakan instrumen yang sudah

dirancang sebelumnya.16 Lembar observasi yang digunakan adalah

lembar observasi aktifitas siswa. Digunakan untuk mengetahui aktivitas

serta perkembangan belajar siswa dalam kelas.

13 Kementrian Pendidikan Nasional, Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran

Matematika SD/SMP, 2017, h.19, (http://p4tkmatematika.org.pdf). 14 Sri Suryantini, Desain dan Analisis Instrumen Tes Hasil Belajar, 2017, h.1

(http://skp.unair.ac.id.pdf). 15 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2011), h.226 16 Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2014), cetakan ke-2, h.169

Page 38: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

41

b. Pedoman Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui percakapan dan tanya-jawab dengan responden. Ada tiga bentuk

pertanyaan wawancara, yaitu: (a) pertanyaan berstruktur, dimana

pertanyaannya menuntun jawaban agar sesuai dengan apa yang

terkandung dalam pertanyaan tersebut, (b) pertanyaan tak berstruktur,

dimana pertanyaannya bersifat terbuka dan responden bebas menjawab

pertanyaan tersebut, serta (c) pertanyaan campuran, dimana

pertanyaannya ada yang berstruktur ada pula yang bebas.17 Wawancara

dilakukan dengan guru pada tahap pra penelitian untuk mengetahui

kondisi proses pembelajaran di kelas, mengidentifikasi masalah yang

terjadi, serta berdiskusi untuk menentukan tindakan yang dirasa tepat.

c. Jurnal Harian Siswa

Jurnal harian siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa

selama proses pembelajaran berlangsung. Jurnal diberikan kepada siswa

untuk diisi secara individu setiap pertemuan selama pelaksanaan tindakan

berlangsung. Jurnal diklasifikasikan kedalam tiga kategori yaitu positif,

negatif dan netral.

d. Dokumentasi

Dokumentasi berupa foto pada saat kegiatan penelitian

berlangsung, digunakan untuk memperkuat atau menunjang proses

penelitian.

I. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas, situasi atau kejadian

yang berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan. Hal ini dimaksudkan

untuk menjawab pertanyaan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan beberapa kegiatan diantaranya:

17 Zainal Arifin, op. cit., h.233

Page 39: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

42

1. Tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada setiap akhir siklus I

dan siklus II. Tes dikerjakan oleh siswa-siswi kelas IX di salah satu MTs

Tangerang Selatan sebagai subjek penelitian.

2. Lembar observasi aktivitas belajar siswa diisi oleh observer pada setiap

pertemuan.

3. Hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru bidang studi pada tahap

pra penelitian.

4. Hasil jurnal harian diperoleh dari siswa untuk mengetahui tanggapan

pada setiap pertemuan selama diterapkannya pendekatan Game Based

Learning.

5. Hasil dokumentasi berupa foto yang diambil pada saat pelaksanaan

tindakan berlangsung.

Setelah data terkumpul, peneliti dan guru kolaborator melakukan analisis

dan evaluasi data untuk mengambil kesimpulan terkait kemampuan berpikir kritis

matematis siswa terhadap pembelajaran matematika menggunakan pendekatan

Game Based Learning.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Untuk memeriksa keterpercayaan dalam instrumen yang telah dibuat,

peneliti menggunakan teknik triangulasi. Teknik triangulasi yaitu sebuah strategi

untuk meningkatkan validitas dan reabilitas dari penelitian atau evaluasi dari

penemuan-penemuan.18 Dalam hal ini, teknik triangulasi dilakukan dengan cara

memeriksa hasil kerja siswa dalam mengerjakan soal kemampuan berpikir kritis

matematis, mengobservasi aktivitas belajar siswa, dan jurnal harian siswa.

Sebuah instrumen penelitian sebelum diajukan langsung kepada subjek

penelitian harus terlebih dahulu melewati tahap uji validitas, uji reliabilitas, taraf

kesukaran, dan daya pembeda.

18 Sari Wahyuni, Qualitative Research Method: Theory and Practice, (Jakarta: Salemba

Empat, 2012), h.40

Page 40: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

43

1. Validitas

Valid berarti shahih, artinya keabsahan instrumen tidak diragukan

lagi.19 Suatu instrumen tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila

alat tersebut memiliki kesesuaian instrumen terhadap indikator-indikator

kemampuan berpikir kritis matematis. Pada penelitian ini, peneliti melakukan

uji coba instrumen kepada 25 siswa kelas XI IPA 1 dan 26 siswa kelas XI

IPA 2 di salah satu MA Tangerang Selatan.

Perhitungan validitas instrumen menggunakan perangkat lunak SPSS

(Statistical Packge for Social Sciences) dengan membandingkan hasil

perhitungan Pearson Correlation dengan rtabel pada taraf signifikan 5% yang

degrees of freedom atau derajat kebebasannya yaitu dk = n – 2 atau dengan

membandingkan Sig. (2 tailed). Jika hasil perhitungan rhitung ≥ rtabel maka

butir soal tersebut valid. Jika hasil perhitungan rhitung ≤ rtabel maka soal

tersebut tidak valid. Selain itu valid atau tidaknya butir soal dengan

membandingkan p-value pada output SPSS. Jika p-value < 0,05 maka soal

tersebut valid. Namun jika p-value > 0,05 maka soal dinyatakan tidak valid.

Hasil rekapitulasi uji validitas instrumen tes kemampuan berpikir kritis

matematis dalam penelitian ini tersaji pada Tabel 3.5 sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen Tes

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siklus No. Soal Validitas

Keterangan p-value Taraf sig.

I 1a 0,000 0,05 Valid

1b 0,000 Valid

2 0,018 Valid

3 0,000 Valid

4 0,014 Valid

5 0,006 Valid

19 Ali Hamzah, op. cit., h.214

Page 41: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

44

Siklus No. Soal Validitas

Keterangan p-value Taraf sig.

II 1a 0,001 0,05 Valid

1b 0,000 Valid

2 0,048 Valid

3 0,004 Valid

4 0,000 Valid

5 0,023 Valid

2. Taraf Kesukaran

Soal yang diberikan dalam penelitian seharusnya memuat tiga kategori

yaitu mudah, sedang, dan sukar. Dalam penelitian ini untuk mengukur taraf

kesukaran butir soal mengikuti rumus sebagai berikut:20

D = 𝐵

𝐽𝑠

Keterangan:

D = Taraf kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

Js = Jumlah siswa yang mengikuti tes

Subana dan Sudrajat yang dikutip oleh Hamzah menyatakan tolak ukur

dalam menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir soal dengan kriteria

dibawah ini:21

Tabel 3.6

Kriteria Tolak Ukur Taraf Kesukaran

Nilai P Kriteria

P = 0,00 Sangat Sukar

0,00 < P ≤ 0,30 Sukar

0,30 < P ≤ 0,70 Sedang

0,70 < P ≤ 1,00 Mudah

P = 1,00 Sangat Mudah

Hasil rekapitulasi uji taraf kesukaran instrumen tes kemampuan

berpikir kritis matematis dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut ini:

20 Ibid., h.245 21 Ibid., h.246

Page 42: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

45

Tabel 3.7

Hasil Rekapitulasi Taraf Kesukaran Instrumen Tes

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siklus No. Soal Tingkat Kesukaran

P Kriteria

I 1a 0,61 Sedang

1b 0,37 Sedang

2 0,67 Sedang

3 0,59 Sedang

4 0,74 Mudah

5 0,53 Sedang

II 1a 0,49 Sedang

1b 0,63 Sedang

2 0,39 Sedang

3 0,55 Sedang

4 0,68 Sedang

5 0,50 Sedang

Berdasarkan hasil uji taraf kesukaran dari 12 soal instrumen tes

kemampuan berpikir kritis matematis diperoleh 1 soal mudah, dan 11 soal

sedang.

3. Daya Pembeda

Daya beda butir soal adalah butir soal yang dapat membedakan

kemampuan siswa, karena butir soal yang didukung oleh potensi daya beda

yang baik akan mampu membedakan siswa yang memiliki kemampuan tinggi

atau siswa yang memilki kemampuan rendah.22 Rumus yang digunakan untuk

mengetahui daya pembeda setiap butir soal adalah:23

D = 𝐵𝐴

𝐽𝐴 =

𝐵𝐵

𝐽𝐵 = PA – PB

22 Ibid., h 240 23 Ibid., h.241

Page 43: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

46

Keterangan:

D = Indeks daya beda

JA = Skor maksimum siswa kelompok atas

JB = Skor maksimum siswa kelompok bawah

BA = Jumlah skor siswa kelompok atas

BB = Jumlah skor siswa kelompok atas

PA = Proporsi siswa kelompok atas

PB = Proporsi siswa kelompok bawah

Subhana dan Sudrajat yang dikutip oleh Hamzah menyatakan tolak

ukur dalam menginterpretasikan daya pembeda tiap butir soal dengan kriteria

berikut:24

Tabel 3.8

Kriteria Tolak Ukur Daya Pembeda

Nilai D Kriteria

D ≤ 0,00 Sangat Jelek

0,00 < D ≤ 0,20 Jelek

0,20 < D ≤ 0,40 Cukup

0,40 < D ≤ 0,70 Baik

0,70 < D ≤ 1,00 Sangat Baik

Hasil rekapitulasi uji daya pembeda instrumen tes kemampuan berpikir

kritis matematis dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut ini:

Tabel 3.9

Hasil Rekapitulasi Daya Pembeda Instrumen Tes

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siklus No. Soal Daya Beda

D Kriteria

I 1a 0,40 Cukup

1b 0,50 Baik

2 0,23 Cukup

3 0,40 Cukup

4 0,21 Cukup

5 0,25 Cukup

24 Ibid., h.243

Page 44: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

47

Siklus No. Soal Daya Beda

D Kriteria

II 1a 0,30 Cukup

1b 0,53 Baik

2 0,23 Cukup

3 0,30 Cukup

4 0,39 Cukup

5 0,20 Jelek

Setelah melalui perhitungan untuk mengetahui uji validitas, taraf

kesukaran, dan daya pembeda, maka instrumen yang akan digunakan peneliti

terdiri dari 12 soal. Hasil rekapitulasi instrumen soal yang digunakan untuk

mengukur kemampuan berpikir kritis matematis disajikan pada Tabel 3.10

berikut:

Tabel 3.10

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Analisis Instrumen

Siklus No.Soal Validitas Taraf

Kesukaran

Daya

Pembeda Keterangan

I 1a

Valid

Sedang Cukup

Digunakan

1b Sedang Baik

2 Sedang Cukup

3 Sedang Cukup

4 Mudah Cukup

5 Sedang Cukup

II 1a

Valid

Sedang Cukup

1b Sedang Baik

2 Sedang Cukup

3 Sedang Cukup

4 Sedang Cukup

5 Sedang Jelek

4. Reliabilitas

Setelah melakukan uji validitas kemudian dilanjutkan dengan uji

reliabilitas untuk menguji keterpercayaan suatu instrumen. Reliabilitas yang

diuji menggunakan Cronbach’s Alpha pada perangkat lunak SPSS.

Page 45: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

48

Tabel 3.11

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Siklus I

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.665 6

Tabel 3.12

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Siklus II

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.647 6

Tolak ukur untuk mendefinisikan derajat reliabilitas instrumen

ditentukan berdasarkan kriteria indeks korelasinya pada Tabel 3.13 berikut:25

Tabel 3.13

Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Kriteria

0,8 – 1,000 Sangat Baik

0,6 – 0,799 Baik

0,4 – 0,599 Cukup

0,2 – 0,399 Buruk

0,0 – 0,199 Sangat Buruk

Berdasarkan Tabel 3.11 diperoleh Cronbach’s Alpha = 0,665 > 0,60

maka instrumen tes siklus 1 memiliki derajat reliabilitas yang baik, begitupun

dengan hasil perhitungan Cronbach’s Alpha instrumen tes siklus II = 0,647 >

0,60. Oleh karena itu, instrumen tes kemampuan berpikir kritis matematis

dapat digunakan sebagai instrumen dalam penelitian.

25 Haryadi Sarjono, SPSS vs LISREL Sebuah Pengantar Aplikasi untuk Riset, (Jakarta:

Salemba Empat, 2011), h.90

Page 46: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

49

K. Analisis Data dan Interpretasi Data

Analisis data dilakukan pada semua data yang suduh terkumpul,

diantaranya hasil observasi siswa, hasil wawancara guru dan siswa, hasil hasil

jurnal dan tes siswa. Peneliti menganalisis data pada penelitian ini dengan tahapan

sebagai berikut:

1. Data Kuantitatif

Data hasil tes siswa dianalisis dari setiap siklus yang telah dilakukan.

Kemampuan siswa dalam berpikir kritis dianalisis hingga didapat persentase

tiap indikatornya. Persentase ketuntasan dapat dihitung dengan rumus:

Angka persentase = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 x 100%

2. Data Kualitatif

a. Observasi

Untuk menganalisis hasil observasi dapat digunakan rumus

persentase sebagai berikut.

Angka persentase = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒𝑛𝑦𝑎

𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 x 100%

b. Wawancara

Tahapan analisis untuk wawancara yang dilakukan kepada guru

bidang studi yaitu dengan mendeskripsikan hasil wawancara ke dalam

bentuk rangkuman. Data ini akan memperkuat hasil temuan pengolahan

nilai tes dan jurnal harian.

c. Jurnal Harian

Data hasil jurnal harian dianalisis dengan cara merangkum

pendapat siswa pada setiap pertemuan. Sikap positif bisa diartikan

sebagai menyukai, menyenangi, atau memihak terhadap suatu objek,

sedangkan sikap negatif bisa diartikan sebaliknya dan sikap netral antara

keduanya.26

26 Yayat Suharyat, Hubungan Antara Sikap, Minat, dan Perilaku Manusia, 2017

(ejournal-unisma.net).

Page 47: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

50

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil yang

diharapkan belum mencapai kriteria, maka akan ditindak lanjuti sebagai rencana

perbaikan pembelajaran untuk melakukan tindakan selanjutnya (siklus II).

Penelitian ini berakhir apabila telah berhasil menguji penerapan pendekatan Game

Based Learning dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

Atau dengan kata lain, hasil penilaian kemampuan berpikir kritis matematis siswa

meningkat dari pembelajaran sebelumnya atau sebelum diberi tindakan sesuai

dengan indikator keberhasilan yang ditentukan.

Page 48: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

101

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan hal-hal

sebagai berikut:

1. Pendekatan Game Based Learning dalam meningkatkan kemampuan berpikir

kritis siswa setelah pembelajaran mengalami perubahan substansi pada

tahapan dari Game Based Learning semula. Perubahan-perubahan tersebut

ditunjukkan pada tahapan sebagai berikut:

a. Tahapan Instructional Content, siswa diberi tugas untuk merangkum

materi yang akan dipelajari yaitu deret aritmatika dan geometri, kemudian

guru membimbing diskusi dengan tanya jawab terkait materi tersebut

b. Tahapan Game Characteristic, siswa membaca secara mandiri informasi

mengenai aturan dari permainan kartu cepat dan tic tac toe

c. Tahapan Game Cycle, proses siswa dalam menentukan dan menjalankan

tindakan dari permainan yang diberikan batasan waktu kemudian

mendapatkan feedback dari guru mengenai pekerjaan yang dilakukannya.

Pada tahap ini terjadi proses presentasi dan tanya jawab. Guru akan

memberikan reward bagi siswa yang aktif dalam proses pembelajaran.

d. Tahapan Debriefing, siswa yang ditunjuk secara random oleh guru berbagi

pengalaman mengenai apa yang dirasakan selama pembelajaran.

e. Tahapan Cognitive Learning Outcomes, siswa mengaplikasikan konsep

yang telah dipelajari pada masalah yang diberikan.

f. Tahapan Affective Learning Outcomes, siswa yang ditunjuk secara random

oleh guru mengutarakan tindakan yang dilakukan dalam menyelesaikan

masalah pada tahap Cognitive Learning Outcomes.

2. Kemampuan berpikir kritis matematis siswa dalam pembelajaran

menggunakan pendekatan Game Based Learning mengalami peningkatan. Hal

tersebut dapat terlihat dari semakin banyaknya siswa yang mencapai nilai

KKM dari tes pra penelitian sampai pada siklus II.

Page 49: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

102

3. Aktivitas siswa mengalami peningkatan dalam proses pembelajaran

menggunakan pendekatan Game Based Learning. Sebagian besar siswa sudah

terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan sudah memenuhi standar yang

diharapkan.

4. Respon positif siswa mengalami peningkatan dalam proses pembelajaran

menggunakan pendekatan Game Based Learning. Sebagian besar siswa

mengungkapkan belajar dengan pendekatan Game Based Learning

membuatnya semangat dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran yang

menyenangkan, serta memahami materi yang disampaikan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti memberikan saran-

saran sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran matematika dengan pendekatan

Game Based Learning mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis

matematis siswa karena memperoleh suasana belajar yang berbeda, yaitu

suasana yang mengajak siswa untuk terlibat aktif dan juga pembelajaran yang

menyenangkan. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran ini dapat menjadi

salah satu alternatif pembelajaran matematika yang dapat diterapkan oleh

guru.

2. Pembelajaran dengan pendekatan Game Based Learning membutuhkan waktu

yang cukup lama. Oleh karena itu, peneliti selanjutnya diharapkan dapat

mempersiapkan situasi termasuk juga permainan yang akan digunakan dalam

pembelajaran dengan baik dan melaksanakan pembelajaran secara efektif agar

dapat selesai tepat waktu.

3. Pembelajaran menggunakan pendekatan Game Based Learning pada

penelitian ini mencapai skor 76,78 terbatas untuk kemampuan berpikir kritis

matematis siswa. Dengan demikian, penelitian selanjutnya diharapkan mampu

mengembangkan pendekatan Game Based Learning untuk meningkatkan

kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi lainnya.

Page 50: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

103

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, In Hi. Berpikir Kritis Matematik, Jurnal Matematika dan Pendidikan

Matematika. 2, 2013.

Aliwanto. Analisis Aktivitas Belajar Siswa, Jurnal Konseling GUSJIGANG. 1,

2017.

Apriyanti, “Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa melalui

Permainan Matematika”. Skripsi UIN Jakarta: 2011. tidak dipublikasikan.

Ardiyanto, Asep dan Sukoco, Pamuji. Pengembangan Model Pembelajaran

Berbasis Permainan Tradisional untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik

Kasar Anak Tunagrahita Ringan, http://staff.uny.ac.id.pdf, 29 Juli 2017.

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2011.

Arikunto, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012.

Cicchino, Marc I. Using Game Based Learning to Foster Critical Thingking in

Student Discourse, Interdisciplinary Journal of Problem-Based Learning.

9, 2015.

Fatimah, Wan dkk. Role-Playing Game Based Learning in Mathematics, Computer

& Information Sciences Department. 2010.

Fauziah, Widayati Lutfi. “Penerapan Model Pencapaian Konsep dalam

Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa pada

Materi Lingkaran”. Skripsi UIN Jakarta: 2017. tidak dipublikasikan.

Fisher, Alec. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga, 2009.

Garris, Rosemary. Games, Motivation, and Learning: A Research and Practice

Model, Simulation & gaming. 33, 2002.

Habibah, Umi. “Penerapan Model PAIKEM untuk Meningkatkan Aktivitas dan

Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Datar pada Siswa Kelas V

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hikmah Krandon Kota Tegal”, Skripsi UNS:

2012. tidak dipublikasikan.

Hamzah, Ali. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2014.

Hidayat, Dudung Rahmat. “Hakikat Pendidikan”, http://file.upi.edu.pdf, 7

September 2017.

Page 51: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

104

Katmada, Aikaterini dkk. Implementing a Game for Supporting Learning in

Mathematics, The Electronic Journal of e-Learning. 12, 2014.

Kristiyanto, Daud. “Definisi Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik”,

http://www.academia.edu, 27 Oktober 2017.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, “Konferensi Pers UN 2017 Jenjang

SMP”, https://kemdikbud.go.id, 9 Agustus 2017.

Kementrian Pendidikan Nasional, “Pengembangan Instrumen Penilaian

Pembelajaran Matematika SD/SMP”, http://p4tkmatematika.org.pdf, 21

Februari 2017.

Kurniawati, Lia dan Utami, Belani Margi. “Pengaruh Metode Penemuan dengan

Strategi Heuristik terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis”,

http://fmipa.um.ac.id.html, 14 Agustus 2017.

Kusumah, Wijaya dan Dwitagama, Dedi. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: PT Indeks, 2012.

Lambertus. Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran

Matematika SD. Jurnal Forum Kependidikan. 28, 2009.

Martiana, Diana. “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted

Individualization (TAI)”. Skripsi UIN Jakarta: 2015. tidak dipublikasikan.

Masrurotullaily, dkk. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Keuangan Berdasarkan Model Polya Siswa SMK Negeri 6 Jember. Kadikna

(prosiding). 4, 2013.

Nahdi, Dede Salim. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Penalaran

Matematis Siswa melalui Model Brain Based Learning. Jurnal Cakrawala

Pendas. 1, 2015.

Nasehudin. “Pengembangan Pendidikan melalui Interaksi Pembelajaran dan Proses

Komunikasi”, http://www.syekhnurjati.ac.id, 20 Agustus 2017.

Novianti, Dian. Artikel Ilmiah: Analisis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Siswa dengan Gaya Belajar Tipe Investigasi dalam Pemecahan Masalah

Matematika, http://e-campus.fkip.unja.ac.id.pdf, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi.

Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia, “Pengelolaan dan Penyelenggaraan

Pendidikan”, http://luk.staff.ugm.ac.id.pdf, 9 Agustus 2017.

Perrota, Carlo dkk. Game Based Learning: Latest Evidence and Future Direction,

Slough: NFER Research Programme, 2013.

Page 52: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

105

Persada, Alif Ringga. Pengaruh Penggunaan Metode Permainan Matematika

terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Tadris Matematika. Department of

Mathematics Education. 2016

PISA 2015 Result Excellence and Equity in Education volume 1, OECD Publishing

2016, http://www.oecd-ilibrary.org, 28 Juli 2017.

Pivec, Maja dkk. Aspects of Game Based Learning. 2003.

Putra, Made Yudana. Hubungan Antara Aktivitas Belajar dan Disiplin Belajar

terhadap Hasil Belajar TIK Siswa SMK Pariwisata Triatmaja. Kumpulan

Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika.4, 2015.

Rahmantyo, Tri Yogi Fitri. “Upaya Peningkatan Kemampuan Resolusi Konflik

melalui Bimbingan Kelompok”, Skripsi UNY: 2012.

Rahmawati, Lailita Tria. “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siswa melalui Pendekatan Diskursus Matematik”. Skripsi UIN Jakarta:

2017. tidak dipublikasikan.

Rusman. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014.

Sadiman, Arief S. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali, 1986.

Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana, 2009.

Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2011.

Sarjono, Haryadi. SPSS vs LISREL Sebuah Pengantar Aplikasi untuk Riset. Jakarta:

Salemba Empat, 2011.

Sawitri, Yuni. “Pengaruh Penggunaan Metode Permainan dalam Aritmatika Sosial

dengan Mengoptimalkan Barang Bekas sebagai Media Pembelajaran

terhadap Prestasi Belajar Siswa”, http://eprints.ums.ac.id.pdf, 28 Juli 2017.

Schafersman, Steven D. An Introduction to Critical Thinking,

http://facultycenter.ischool.syr.edu.pdf, 7 Januari 2017.

Suharyat, Yayat. “Hubungan Antara Sikap, Minat, dan Perilaku Manusia”,

ejournal-unisma.net, 14 September 2017

Suryantini, Sri. “Desain dan Analisis Instrumen Tes Hasil Belajar”,

http://skp.unair.ac.id.pdf, 14 September 2017.

Sunaryo, Wowo. Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Page 53: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS …

106

Susanti, Ely. Pendidikan Matematika Realistik Berbantuan Komputer untuk

Meningkatkan Higher Order Thinking Skills dan Mathematical Habits of

Mind Siswa SMP, http://repository.upi.edu, Universitas Pendidikan

Indonesia, 2014.

Suwarma, Dina Mayadiana. Suatu Alternatif Pembelajaran untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis Matematika. Jakarta: Cakrawala Maha Karya,

2009.

Wahyuni, Sari. Qualitative Research Method: Theory and Practice. Jakarta:

Salemba Empat, 2012.