Page 1
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS
MELALUI PENDEKATAN GAME BASED LEARNING
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
DINA ARI KUSUMAWATI
NIM. 1113017000031
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
Page 5
i
ABSTRAK
Dina Ari Kusumawati (1113017000031). “Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis melalui Pendekatan Game Based Learning”. Skripsi
Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Maret 2018.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis
siswa, menganalisis aktivitas siswa, dan menganalisis respon siswa selama
pembelajaran menggunakan pendekatan Game Based Learning. Penelitian
dilaksanakan di salah satu madrasah tsanawiyah di Tangerang Selatan tahun ajaran
2017/2018. Indikator kemampuan berpikir kritis matematis yang diukur dalam
penelitian ini yaitu : (1) mengidentifikasi masalah, (2) memutuskan suatu tindakan,
dan (3) menyimpulkan. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Instrumen yang digunakan yaitu tes
kemampuan berpikir kritis matematis, lembar observasi aktivitas siswa, dan jurnal
harian siswa.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penerapan pembelajaran dengan
pendekatan Game Based Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
matematis. Secara spesifik, indikator dari kemampuan berpikir kritis matematis
yang mengalami peningkatan paling tinggi yaitu indikator memutuskan suatu
tindakan. Selain itu, aktivitas dan respon positif siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan penerapan pendekatan Game Based Learning mengalami
peningkatan yang positif dari siklus I ke siklus II. Aktivitas mental dengan indikator
menentukan tindakan merupakan aspek yang memiliki peningkatan paling tinggi.
Kata kunci: Game Based Learning, berpikir kritis matematis, aktivitas belajar
siswa, respon siswa.
Page 6
ii
ABSTRACT
Dina Ari Kusumawati (1113017000031). “Improving Mathematical Critical
Thinking Skills towards Game Based Learning Approach”. The Thesis of
Mathematics Education Department, Faculty of Educational Sciences, Syarif
Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, March 2018.
The purpose of this research is to improve the student’s mathematical critical
thinking skills, analyze student’s activities, and analyze responses during the
learning using Game Based Learning approach. The research was conducted in
one of madrasah tsanawiyah in South Tangerang on academic year 2017/2018. The
indicators of mathematical critical thinking skill that measured are: (1) identifying
problems, (2) decide an action, and (3) Inference. The method used is Classroom
Action Research (CAR) which is implemented in two cycles. The research
instruments are test of student’s mathematical critical thinking skills, observation
sheets from student’s activity, and student’s daily journal.
The results of the study showed that the application of Game Based Learning
approach can improve the mathematical critical thinking skill. Specifically, the
result show that mathematical critical thinking skills experienced the highest
increase on the indicator of decide an action. Moreover, student’s activities and
positive responses to the learning mathematics with application of Game Based
Learning also increased positive from cycle I to cycle II. Mental activities with an
indicator determining action is the aspect that has the highest increase.
Keywords: Game Based Learning, mathematical critical thinking, student’s
activity, student’s responses.
Page 7
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘alamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada
Nabi Muhammad saw beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya sampai
akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat do’a, perjuangan,
dan semangat dari berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat
teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Kadir, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Abdul Muin, S.Si., M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah berkenan meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi selama proses
penyusunan skripsi. Semoga Bapak selalu dalam lindungan-Nya.
4. Dedek Kustiawati, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah
berkenan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, dan
motivasi selama proses penyusunan skripsi. Semoga Ibu selalu dalam
lindungan-Nya.
5. Dr. Tita Khalis Maryati, M.Kom selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang selalu memberikan bimbingan, arahan, perhatian, dan motivasi
selama penulis menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan. Semoga ilmu yang telah Bapak dan
Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
Page 8
iv
7. Teristimewa untuk kedua orangtua penulis, Papa dan Mama, yang tiada
hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang, memberikan dukungan
moril dan materil kepada penulis, serta doa dan dukungan dari De Ina dan
De Lia yang menjadi pacuan penulis untuk selalu semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8. Kepala MTs Islamiyah Ciputat, Bapak Aep Saepulloh, S.Pd, yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian
9. Bapak Hikmatulloh, S.Pd, selaku guru Matematika kelas IX MTs
Islamiyah Ciputat, seluruh dewan guru dan staff MTs Islamiyah Ciputat,
serta siswa-siswi khususnya kelas IX Al Khindi yang telah membantu
penulis melaksanakan penelitian ini.
10. Teman-teman tersayang Hanna, Rahmi, Grai, dan Adin yang selalu
memberikan semangat dalam proses penelitian.
11. Teman-Teman PMTK angkatan 2013 yang telah memberikan semangat,
dukungan, bantuan dan do’a kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Ucapan terimakasih juga ditunjukkan kepada semua pihak yang namanya
tidak disebutkan satu per satu. Semoga bantuan, bimbingan, dukungan, masukan,
dan do’a yang telah diberikan kepada penulis dapat diterima sebagai amal baik.
Aamiin.
Peneliti menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih banyak
ditemui kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak sangat dibutuhkan penulis. Penulis berharap
semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada penulis maupun pembaca
pada umumnya. Aamiin.
Jakarta, Maret 2018
Penulis ,
Dina Ari Kusumawati
Page 9
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR DIAGRAM .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ........................................................ 5
C. Pembatasan Fokus Penelitian ....................................................................... 6
D. Perumusan Masalah Penelitian .................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7
F. Kegunaan Hasil Penelitian ........................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teoretik Area dan Fokus yang Diteliti ............................................. 8
1. Pendekatan Game Based Learning ........................................................ 8
a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran .............................................. 8
b. Pengertian Pendekatan Game Based Learning ................................ 9
c. Prinsip dan Unsur Game Based Learning ........................................ 9
d. Tahapan Pembelajaran Game Based Learning .............................. 11
2. Permainan ............................................................................................. 14
3. Aktivitas Belajar................................................................................... 18
4. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ............................................... 19
a. Pengertian Berpikir ........................................................................ 19
Page 10
vi
b. Kemampuan Berpikir Kritis ........................................................... 20
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 23
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 24
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 29
B. Rancangan Siklus Penelitian ...................................................................... 29
C. Subjek Penelitian ........................................................................................ 34
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ................................................ 34
E. Tahapan Intervensi Tindakan ..................................................................... 34
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .............................................. 39
G. Data dan Sumber Data ............................................................................... 39
H. Instrumen Pengumpulan Data .................................................................... 39
I. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 41
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ......................................................... 42
K. Analisis Data dan Interpretasi Data............................................................ 49
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ...................................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ............................................................................................ 51
1. Pra-Penelitian ....................................................................................... 51
2. Penelitian Siklus I ................................................................................ 53
3. Penelitian Siklus II ............................................................................... 77
B. Pembahasan ................................................................................................ 97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................................. 101
B. Saran ......................................................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Page 11
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Keterampilan Berpikir Kritis ......................................................... 22
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ............................................................................ 29
Tabel 3.2 Desain Penelitian Tindakan Kelas ................................................. 33
Tabel 3.3 Tahap Pelaksanaan Pembelajaran .................................................. 36
Tabel 3.4 Pembagian Permainan dan Materi Setiap Siklus ........................... 38
Tabel 3.5 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen Tes Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis .............................................................. 43
Tabel 3.6 Kriteria Tolak Ukur Taraf Kesukaran ............................................ 44
Tabel 3.7 Hasil Rekapitulasi Taraf Kesukaran Instrumen Tes Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis .............................................................. 45
Tabel 3.8 Kriteria Tolak Ukur Daya Pembeda ............................................... 46
Tabel 3.9 Hasil Rekapitulasi Daya Pembeda Instrumen Tes Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis .............................................................. 46
Tabel 3.10 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Analisis Instrumen ....................... 47
Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Siklus I ................................. 48
Tabel 3.12 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Siklus II ............................... 48
Tabel 3.13 Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen ........................ 48
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Pra-Penelitian ................................................................................. 52
Tabel 4.2 Hasil Observasi Pertemuan Pertama .............................................. 58
Tabel 4.3 Hasil Observasi Pertemuan Kedua ................................................. 62
Tabel 4.4 Hasil Observasi Pertemuan Ketiga................................................. 66
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ....................................... 67
Tabel 4.6 Persentase Respon Siswa Siklus I .................................................. 70
Page 12
viii
Tabel 4.7 Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siklus I ........................................................................................... 71
Tabel 4.8 Skor Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siklus I ........................................................................................... 71
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Analisis Instrumen Siklus I .............................. 75
Tabel 4.10 Hasil Refleksi Siklus I .................................................................... 75
Tabel 4.11 Hasil Observasi Pertemuan Kelima ............................................... 81
Tabel 4.12 Hasil Observasi Pertemuan Keenam .............................................. 84
Tabel 4.13 Hasil Observasi Pertemuan Ketujuh .............................................. 87
Tabel 4.14 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ..................................... 89
Tabel 4.15 Persentase Respon Siswa Siklus I .................................................. 91
Tabel 4.16 Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siklus II .......................................................................................... 92
Tabel 4.17 Skor Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siklus II .......................................................................................... 93
Tabel 4.18 Rekapitulasi Hasil Analisis Instrumen Siklus II ............................ 97
Page 13
ix
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Perbandingan Aktivitas Siswa pada Siklus I dan Siklus II ............ 89
Diagram 4.2 Perbandingan Persentase Respon Siswa Siklus I dan Siklus II ..... 91
Diagram 4.3 Perbandingan Skor Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I dan
Siklus II .......................................................................................... 93
Page 14
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Game Based Learning ........................................................ 11
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir .......................................................................... 28
Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas ..................................................... 32
Gambar 4.1 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Game Cycle LKS 1 ............... 55
Gambar 4.2 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Debriefing LKS 1 ................. 56
Gambar 4.3 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Cognitive Learning Outcomes
LKS 1 (Procedural Knowledge) .................................................... 57
Gambar 4.4 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Affective Learning Outcomes
LKS 1 ............................................................................................. 57
Gambar 4.5 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Game Cycle LKS 2 ............... 59
Gambar 4.6 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Debriefing LKS 2 ................. 60
Gambar 4.7 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Cognitive Learning Outcomes
LKS 2 (Declarative Knowledge) .................................................... 61
Gambar 4.8 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Affective Learning Outcomes
LKS 2 ............................................................................................. 61
Gambar 4.9 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Game Cycle LKS 3 ............... 63
Gambar 4.10 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Debriefing LKS 3 ................. 64
Gambar 4.11 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Cognitive Learning Outcomes
LKS 3 ............................................................................................. 65
Gambar 4.12 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Affective Learning Outcomes
LKS 3 ............................................................................................. 65
Gambar 4.13 Jawaban Siswa Indikator Mengidentifikasi Masalah Siklus I........ 72
Gambar 4.14 Jawaban Siswa Indikator Memutuskan Suatu Tindakan
Siklus I .......................................................................................... 73
Page 15
xi
Gambar 4.15 Jawaban Siswa Indikator Menyimpulkan Siklus I ........................ 74
Gambar 4.16 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Game Cycle LKS 4 ............... 78
Gambar 4.17 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Debriefing LKS 4 ................. 79
Gambar 4.18 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Cognitive Learning Outcomes
LKS 4 (Procedural Knowledge) .................................................... 80
Gambar 4.19 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Affective Learning Outcomes
LKS 4 ............................................................................................. 80
Gambar 4.20 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Game Cycle LKS 5 ............... 82
Gambar 4.21 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Debriefing LKS 5 ................. 83
Gambar 4.22 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Cognitive Learning Outcomes
LKS 5 (Declarative Knowledge) .................................................... 84
Gambar 4.23 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Game Cycle LKS 6 ............... 86
Gambar 4.24 Contoh Jawaban Siswa pada Tahap Debriefing LKS 6 ................. 87
Gambar 4.25 Jawaban Siswa Indikator Mengidentifikasi Masalah
Siklus II .......................................................................................... 94
Gambar 4.26 Jawaban Siswa Indikator Memutuskan Suatu Tindakan
Siklus II ......................................................................................... 95
Gambar 4.27 Jawaban Siswa Indikator Menyimpulkan Siklus II ........................ 96
Page 16
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I .................... 107
Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I ............................................ 125
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ................... 142
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II ........................................... 158
Lampiran 5 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Pra-Penelitian ............................................................................... 177
Lampiran 6 Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Pra-Penelitian ............................................................................... 178
Lampiran 7 Kunci Jawaban Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Pra-Penelitian ............................................................ 180
Lampiran 8 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siklus I ......................................................................................... 183
Lampiran 9 Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siklus I ......................................................................................... 184
Lampiran 10 Kunci Jawaban Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siklus I ....................................................................... 186
Lampiran 11 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siklus II ........................................................................................ 191
Lampiran 12 Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siklus II ........................................................................................ 192
Lampiran 13 Kunci Jawaban Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siklus II ...................................................................... 194
Lampiran 14 Pedoman Penskoran Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis ..................................................................................... 198
Page 17
xiii
Lampiran 15 Pedoman Wawancara Pra-Penelitian ........................................... 200
Lampiran 16 Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa .............................. 203
Lampiran 17 Lembar Observasi Aktivitas Siswa .............................................. 204
Lampiran 18 Jurnal Harian Siswa...................................................................... 208
Lampiran 19 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
Pra-Penelitian ............................................................................... 209
Lampiran 20 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Pra-Penelitian ............................................................. 210
Lampiran 21 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siklus I dan Siklus II .................................................. 212
Lampiran 22 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siklus I dan Siklus II .................................................. 214
Lampiran 23 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis Siklus I dan Siklus II ....................................... 215
Lampiran 24 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis Siklus I dan Siklus II ........................................ 217
Lampiran 25 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
Siklus I ......................................................................................... 219
Lampiran 26 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siswa Siklus I ............................................................. 220
Lampiran 27 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
Siklus II ........................................................................................ 222
Lampiran 28 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siswa Siklus II ............................................................ 223
Lampiran 29 Hasil Wawancara Pra-Penelitian .................................................. 225
Lampiran 30 Hasil Observasi Aktivitas Siswa .................................................. 228
Page 18
xiv
Lampiran 31 Rekapitulasi Hasil Respon Siswa Siklus I dan Siklus II .............. 229
Lampiran 32 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................ 230
Lampiran 33 Uji Referensi ................................................................................ 231
Page 19
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha seseorang untuk menempatkan diri sesuai dengan
nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaannya.1 Dengan demikian, akan
mengalami perubahan dalam diri agar dapat berfungsi dengan baik dalam
lingkungan keluarga, masyarakat, dan bangsa. Upaya meningkatkan kemajuan
suatu bangsa, pendidikan merupakan salah satu faktor penting. Untuk
menghasilkan generasi penerus yang mempunyai keterampilan dan mampu
bersaing, haruslah memiliki pendidikan yang tinggi.
Pendidikan tidak hanya membuat siswa memahami dan menguasai terkait
materi yang diajarkan, serta mendapat nilai tinggi sebagai hasil dari pembelajaran,
tetapi ada tujuan lain seperti yang disebutkan oleh Peraturan Pemerintahan tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Dalam peraturan pemerintahan
tersebut dikatakan bahwa tujuan pendidikan menengah yaitu membentuk siswa
agar menjadi manusia yang berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif.2 Melalui
pendidikan, siswa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir yang
dimilikinya ke tingkat yang lebih tinggi lagi yang dikenal dengan High Order
Thinking Skill (HOTS).
Kemampuan berpikir tingkat tinggi sangat diperlukan oleh siswa untuk
menghadapi segala perubahan keadaan dan tantangan dalam kehidupan. Menurut
Ropiah, yang telah dikutip oleh Novianti dengan kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa mampu mengaitkan, memanipulasi, dan mentransformasi
pengetahuan serta pengalaman yang sudah dimiliki.3 Hal tersebut akan memberi
dampak kepada siswa dalam memecahkan suatu masalah dan membuat keputusan
secara cermat, teliti, dan logis.
1 Dudung Rahmat Hidayat, Hakikat Pendidikan, 2017, h.2, (http://file.upi.edu.pdf). 2 Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia, Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan, 2017, h.55, (http://luk.staff.ugm.ac.id.pdf). 3 Dian Novianti, Artikel Ilmiah: Analisis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa
dengan Gaya Belajar Tipe Investigasi dalam Pemecahan Masalah Matematika, h.3, (http://e-
campus.fkip.unja.ac.id.pdf), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi.
Page 20
2
Berdasarkan informasi dari hasil ujian nasional tahun ajaran 2017
memperlihatkan rerata siswa pada mata pelajaran matematika UNBK dan UNKP
mengalami peningkatan yaitu dari angka 50.24 pada tahun 2016 menjadi 50.31
pada tahun 2017.4 Namun, hasil rerata UN siswa secara keseluruhan mengalami
penurunan dari angka 58.61 pada tahun 2016 menjadi 54.25 pada tahun 2017.5
Angka tersebut memberitahukan bahwa kemampuan berpikir siswa masih perlu
untuk ditingkatkan.
Hasil Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2015
yang dipublikasikan The Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD) menyatakan bahwa rata-rata skor matematika anak-anak
Indonesia 386 dari rata-rata skor OECD 490.6 Hasil tes PISA 2015 siswa
indonesia yaitu pada level 1 mencapai 30%, level 2 mencapai 20%, level 3
mencapai 10%, serta level 4 sampai level 6 dibawah 10%.7 Berdasarkan data
tersebut, siswa Indonesia mampu menjawab soal-soal yang berkaitan dengan
kemampuan berpikir tingkat rendah seperti mengidentifikasi dan menjawab
pertanyaan masalah rutin, namun mengalami kesulitan dalam merumuskan serta
menyatakan interpretasi dan penalaran matematika yang berada pada level 5 dan
level 6. Hal ini menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa masih
rendah.
Kemampuan berpikir dapat berkembang dengan baik apabila dalam proses
pembelajaran siswa dilatih agar mampu memperoleh, mengelola, menganalisis,
serta memanfaatkan informasi untuk menemukan penyelesaian dari suatu keadaan
atau masalah yang sulit.8 Artinya, ketika dihadapkan pada suatu masalah dalam
proses belajar, siswa ikut terlibat aktif untuk menyelesaikannya. Namun
berdasarkan hasil observasi di salah satu MTs (Madrasah Tsanawiyah) Tangerang
4 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, “Konferensi Pers UN 2017 Jenjang SMP”,
2017, h.9, (https://kemdikbud.go.id). 5 Ibid., h.6 6 PISA 2015 Result Excellence and Equity in Education volume 1, OECD Publishing
2016, 2017, p.176-177, (http://www.oecd-ilibrary.org). 7 Ibid., p.192 8 Ely Susanti, Pendidikan Matematika Realistik Berbantuan Komputer untuk
Meningkatkan Higher Order Thinking Skills dan Mathematical Habits of Mind Siswa SMP, h.2,
(http://repository.upi.edu), Universitas Pendidikan Indonesia, 2014.
Page 21
3
Selatan yang menjadi tempat peneliti melakukan penelitian, proses pembelajaran
masih cenderung menerapkan model pembelajaran konvensional dengan metode
ceramah, sehingga masih berpusat pada guru yang menyebabkan aktivitas siswa
menjadi pasif. Pada proses pembelajaran guru hanya terfokus pada pemberian
materi yang kemudian diberikan rumus serta beberapa contoh soal. Siswa diminta
untuk mengerjakan soal, dimana soal-soal yang diberikan lebih banyak bersifat
rutin. Aktivitas belajar tersebut yang mengakibatkan kemampuan berpikir siswa
tidak berkembang dengan baik.
Mata pelajaran yang dinilai mampu untuk meningkatkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa adalah matematika. Salah satu yang dapat
dikembangkan dan ditingkatkan melalui pembelajaran matematika adalah
kemampuan berpikir kritis. Menurut Glazer, sebagaimana yang telah dikutip oleh
Suwarma bahwa berpikir kritis dalam matematika adalah kemampuan dan
disposisi untuk menyertakan pengetahuan sebelumnya, penalaran matematika, dan
strategi kognitif untuk menggeneralisasi, membuktikan, atau mengevaluasi
situasi-situasi matematika yang tidak familiar secara reflektif.9 Artinya, dalam
mengerjakan soal matematika, siswa dituntut untuk tidak hanya menghapal rumus
tetapi memahami konsep materi yang dipelajari, sehingga ia mampu menentukan
strategi yang akan digunakan dalam menyelesaikan situasi-situasi matematika
melalui pengetahuan sebelumnya, penalaran, dan strategi kognitif.
Kemampuan berpikir kritis matematis siswa belum berkembang dengan
baik pada semua aspek. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil pra penelitian
kemampuan berpikir kritis matematis siswa di salah satu MTs Tangerang Selatan.
Dalam skala 0% hingga 100%, penelitian tersebut dapat dijabarkan indikator
mengidentifikasi masalah dan indikator membuat kesimpulan masing-masing
sebesar 39,25%, mengidentifikasi kriteria jawaban yang mungkin sebesar 65,25%,
mengklarifikasi suatu pertanyaan sebesar 61,5%, serta membuat langkah
penyelesaian sebesar 53,5%. Klasifikasi tingkat kemampuan berpikir kritis
matematis siswa menurut Masrurotullaily, Hobri, dan Suharto, 0 ≤ N ≤ 60 rendah,
9Dina Mayadianan Suwarma, Suatu Alternatif Pembelajaran untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Matematika, (Jakarta: Cakrawala Maha Karya, 2009), h.16
Page 22
4
60 < N ≤ 75 sedang, dan 75 < N ≤ 100 tinggi.10 Maka dari hasil tersebut diperoleh
bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada indikator
mengidentifikasi masalah, membuat kesimpulan, dan membuat langkah
penyelesaian masih tergolong kategori rendah.
Rendahnya persentase pada indikator mengidentifikasi permasalahan
dikarenakan masih sulitnya siswa dalam menentukan konsep atau rumus yang
terlibat, sehingga akan berdampak pada pengambilan tindakan atau cara
penyelesaian dari suatu masalah tersebut. Apabila siswa sudah dapat menentukan
konsep yang terkait dengan masalah, itu menandakan sudah baiknya proses
pengolahan informasi siswa. Dengan hal ini kemampuan siswa dalam
memberikan kesimpulan pun tidak berjalan dengan baik. Oleh karenanya,
kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada indikator mengidentifikasi
masalah, membuat langkah penyelesaian, serta membuat kesimpulan masih perlu
untuk ditingkatkan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, sebaiknya digunakan pendekatan
pembelajaran yang mampu memberikan proses pembelajaran yang berpusat pada
siswa, sekaligus berperan aktif dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi terutama kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Pendekatan Game
Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang mengaplikasikan
suatu permainan untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran menjadi salah
satu alternatif yang diharapkan mampu menjadi solusi dari permasalahan tersebut.
Pendekatan Game Based Learning dalam penerapannya akan mendorong
siswa untuk terlibat aktif, karena siswa diberikan kesempatan untuk menemukan
sendiri pengetahuannya melalui proses belajar yang menyenangkan. Pembelajaran
yang dilakukan lebih bersifat konstruktivisme11, siswa membentuk dan
mengembangkan pemahaman mengenai informasi yang baru sehingga
pembelajaran menjadi lebih bermakna. Melalui unsur Game Based Learning
10 Masrurotullaily, Hobri, dan Suharto, Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Keuangan Berdasarkan Model Polya Siswa SMK Negeri 6 Jember, Kadikna
(prosiding), Vol.4, 2013, h.132 11 Marc I. Cicchino, Using Game Based Learning to Foster Critical Thingking in Student
Discourse, Interdisciplinary Journal of Problem-Based Learning, Vol.9, Iss.2, 2015
Page 23
5
kemampuan berpikir kritis siswa dapat ditingkatkan, khususnya pada kemampuan
siswa dalam mengidentifikasi masalah agar dapat menentukan tindakan
penyelesaian. Unsur dari pendekatan Game Based Learning diantaranya yaitu
adanya tantangan, peraturan, interaksi, tujuan, hasil, dan umpan balik.
Unsur tantangan yang terdapat didalam permainan dengan segala
ketentuan yang harus dipenuhi, mampu melatih siswa dalam menanggapi
permasalahan untuk dapat diselesaikan menggunakan kemampuan yang telah
dimiliki. Unsur interaksi merupakan oral activities, dimana siswa dengan
temannya bertukar pikiran dalam membuat keputusan dan kesimpulan, sehingga
akan berkembangnya kemampuan berpikir. Dengan adanya unsur umpan balik
dari guru, maka motivasi siswa akan meningkat ke arah perbaikan dalam
menyelesaikan permasalahan untuk mencapai tujuan dari pembelajaran, dalam hal
ini mental activities akan terlatih. Setelah tantangan diselesaikan, maka siswa
akan menghasilkan sebuah kesimpulan akhir. Dengan aktivitas belajar tersebut,
maka kemampuan siswa dalam mengidentifikasi masalah agar menghasilkan
suatu tindakan penyelesaian yang tepat dan membuat kesimpulan dapat
meningkat.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka pendekatan Game Based Learning
memungkinkan untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis
siswa yang merupakan kemampuan siswa dalam mencermati setiap informasi
yang diterima untuk membuat keputusan dan menentukan langkah penyelesaian,
sehingga menghasilkan suatu kesimpulan. Oleh karenanya, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis melalui Pendekatan Game Based Learning”.
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka dapat
diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Masalah atau soal yang diberikan guru di kelas masih termasuk soal
rutin, dan belum memuat indikator kemampuan berpikir kritis matematis
Page 24
6
2. Kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal yang memuat indikator
kemampuan berpikir kritis matematis masih tergolong rendah
3. Pembelajaran matematika di kelas belum mendukung peningkatan
kemampuan berpikir kritis matematis siswa
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dipaparkan
diatas perlu adanya pembatasan masalah penelitian agar penelitian lebih terfokus
dan terarah. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini terbatas pada peningkatan kemampuan berpikir kritis
matematis siswa menurut Ennis dengan keterampilan yaitu:
a. Elementary Clarification dengan indikator mengidentifikasi masalah
b. Strategy and Tactics dengan indikator memutuskan suatu tindakan
c. Inference dengan indikator membuat kesimpulan secara generalisasi
2. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan Game Based Learning, yaitu kegiatan pembelajaran yang
mengaplikasikan suatu permainan untuk membantu siswa dalam proses
pembelajaran terkait materi Barisan dan Deret
3. Permainan pada penelitian ini menggunakan permainan loncat katak,
permainan catur jawa (dam-daman), permainan kartu cepat, dan
permainan tic tac toe
4. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas IX
5. Aktivitas siswa yang diamati dalam penelitian ini adalah Visual
Activities, Oral Activities, Writing Activities, Motor Activities, dan
Mental Activities
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dipaparkan, maka masalah
yang akan diteliti dan dikaji lebih lanjut dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana penerapan pendekatan Game Based Learning dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa?
Page 25
7
2. Bagaimana kemampuan berpikir kritis matematis siswa dalam
pembelajaran menggunakan pendekatan Game Based Learning?
3. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika
menggunakan pendekatan Game Based Learning?
4. Bagaimana respon siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan
pendekatan Game Based Learning?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka penelitian tindakan kelas ini
bertujuan untuk:
1. Menghasilkan pendekatan Game Based Learning yang efektif dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa
2. Menganalisis peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa
dalam penerapan pendekatan Game Based Learning
3. Menganalisis aktivitas siswa selama pembelajaran matematika dengan
menggunakan pendekatan Game Based Learning
4. Menganalisis respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan
menggunakan pendekatan Game Based Learning
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Berikut manfaat yang diinginkan dari penelitian:
1. Bagi Peneliti; menambah pengalaman dan pengetahuan peneliti
mengenai pendekatan pembelajaran yang bisa diterapkan untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa
2. Bagi Siswa; dapat melatih dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis
3. Bagi Guru; memberi saran kepada guru untuk menggunakan pendekatan
Game Based Learning dalam pembelajaran matematika untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa
4. Bagi Sekolah; memiliki banyak rujukan tentang pendekatan
pembelajaran matematika yang dapat diterapkan, dalam usaha
meningkatkan kualitas dan hasil dari pendidikan
Page 26
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2017/2018 di salah satu MTs Tangerang Selatan. Jadwal penelitian secara lebih
rinci dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
No. Kegiatan Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar
1. Persiapan dan Perencanaan √ √ √ √
2. Observasi (Studi Lapangan) √ √
3. Pelaksanaan Pembelajaran √ √
4. Analisis Data √ √
5. Laporan Penelitian √
B. Rancangan Siklus Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) atau yang disebut juga dengan Classroom Action Research (CAR).
Penelitian tindakan kelas yaitu “suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas secara bersama. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru atau dengan arahan
dari guru yang dilakukan oleh siswa”.1 Dalam hal ini guru melaporkan hal-hal
yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian
tindakan kelas yaitu berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran dikelas dan sikap profesional guru, sehingga tercipta sikap proaktif
dalam melakukan perubahan dan perkembangan bidang ilmu yang digelutinya.2
1 Suharsismi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012),
Cet ke-11, h.3 2 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2009), h.31-32
Page 27
30
Penelitian ini diawali dengan observasi untuk mengetahui secara detail
kegiatan pembelajaran dan hal-hal yang biasa dilakukan dikelas yang akan diteliti
dan juga observasi mengenai kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Ditahap
ini peneliti pun melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika
kelas IX. Selanjutnya melakukan diagnosis atau dugaan-dugaan sementara
mengenai permasalahan yang muncul di dalam kelas tersebut. Dengan
diperolehnya hasil diagnosis, peneliti akan dapat menentukan berbagai hal yang
tepat dalam kaitannya dengan implikasi Penelitian Tindakan Kelas seperti strategi
pengajaran, media pengajaran, dan materi pengajaran.3
Penelitian ini diterapkan melalui urutan yang terdiri dari beberapa siklus.
Dalam hal ini, siklus adalah satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke
langkah semula.4 Jika pada siklus I proses pembelajaran telah mencapai indikator
yang diharapkan maka penelitian dihentikan. Namun, jika belum tercapai
indikator yang diharapkan maka dilanjutkan pada siklus II, begitu seterusnya
hingga proses pembelajaran telah mencapai indikator keberhasilan yang
diharapkan. Dalam setiap kali siklus terdiri dari empat tahap, yaitu:
Tahap 1: Perencanaan (Planning)
Setelah melihat kondisi real pembelajaran matematika, mengobservasi
tingkat kemampuan berpikir kritis matematis siswa dan melakukan wawancara
dengan guru, kemudian peneliti mengidentifikasi dan menjabarkan masalah yang
terjadi. Bukan hanya masalah, pada tahap ini juga menyusun rancangan tindakan
yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan
bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan.5 Perencanaan dalam hal ini kurang
lebih hampir sama dengan apabila menyiapkan suatu kegiatan belajar-mengajar
yang biasanya dimasukkan ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).6
3 Wijaya Kusumah, Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT
Indeks, 2012) Cetakan ke-5, h.39 4 Suharsismi Arikunto, dkk, op. cit., h.20 5 Ibid., h.17 6 Wijaya Kusumah, Dedi Dwitagama, loc. cit.,
Page 28
31
Tahap perencanaan peneliti menentukan fokus pada rancangan penerapan
pendekatan Game Based Learning dan kemampuan berpikir kritis matematis yang
akan ditingkatkan, dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
akan disajikan dalam proses pembelajaran dikelas. Pada tahap ini juga peneliti
membuat instrumen penelitian yang terdiri dari pedoman observasi, jurnal harian
dan lembar soal untuk tiap siklus.
Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pelaksanaan tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu
tindakan yang telah direncanakan seperti halnya strategi apa yang digunakan,
materi apa yang di ajarkan atau dibahas dan sebagainya.7 Hal yang perlu diingat
dalam tahap ke-2 ini adalah bahwa pelaksana harus ingat dan berusaha menaati
apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan.8 Perencanaan yang telah dibuat
oleh peneliti yaitu melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
Game Based Learning. Peneliti juga melakukan kerjasama dengan guru bidang
studi dimana peneliti bertindak sebagai pelaku tindakan sedangkan guru sebagai
pengamat tindakan (observer).
Tahap 3: Pengamatan (Observing)
Tahap pengamatan sejalan pada saat tindakan dilaksanaan, jadi keduanya
berlangsung dalam waktu yang sama.9 Pada tahap ini peneliti melakukan
pengamatan, mencatat, menggali serta mendokumentasikan semua hal yang
diperlukan dan yang terjadi selama penelitian berlangsung untuk memperoleh data
yang akurat untuk perbaikan pada siklus berikutnya.10 Ketika peneliti sedang
melakukan tindakan maka tidak dapat sepenuhnya menganalisis peristiwa yang
sedang terjadi, oleh karenanya pengamatan dibantu oleh guru sebagai kolaborator.
7 Ibid., 8 Suharsismi Arikunto, dkk, op. cit., h.18 9 Ibid., h.78 10 Ibid.,
Page 29
32
Tahap 4: Refleksi (Reflecting)
Pada prinsipnya yang dimaksud dengan istilah refleksi ialah perbuatan
merenung atau memikirkan sesuatu atau upaya evaluasi yang dilakukan.11
Refleksi ini dilakukan dengan diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di
kelas penelitian. Dengan demikian refleksi dapat ditentukan sesudah adanya
pelaksanaan tindakan dan hasil observasi untuk memperbaiki tindakan
selanjutnya.12
Secara lebih rinci prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
pada penelitian ini dapat digambarkan dengan alur sebagai berikut:
Siklus I
Perbaikan
Siklus II
Gambar 3.1
Alur Penelitian Tindakan Kelas
Apabila hasil dari dilakukannya analisis dan refleksi pada siklus I
menunjukkan tercapainya indikator keberhasilan, maka penelitian dihentikan.
Namun, apabila belum tercapai indikator keberhasilan, maka penelitian
dilanjutkan ke siklus selanjutnya, dengan hasil refleksi siklus I sebagai acuannya.
11 Ibid., h.20 12 Wijaya Kusumah, Dedi Dwitagama, op. cit., h.40
Kegiatan Pendahuluan Permasalahan
Perencanaan Tindakan Pelaksanaan
Tindakan Pengamatan
Refleksi Permasalahan
baru hasil refleksi
Perencanaan Tindakan Pelaksanaan
Tindakan Pengamatan
Refleksi
Jika tindakan belum berhasil, maka
dilanjutkan ke siklus berikutnya
Page 30
33
Adapun desain penelitian di atas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Desain Penelitian Tindakan Kelas
Kegiatan Pendahuluan:
1. Observasi proses pembelajaran di kelas
2. Observasi kemampuan berpikir kritis matematis siswa
3. Wawancara dengan guru bidang studi
Siklus I
Perencanaan
a. Merencanakan pembelajaran yang
akan diterapkan dalam PBM dengan
mengintegrasikan pendekatan Game
Based Learning
b. Menyiapkan sumber belajar
c. Membuat instrumen penelitian:
Pedoman observasi, Jurnal harian,
dan Lembar soal siklus I
Pelaksanaan Tindakan
a. Menerapkan tindakan yang sudah
direncanakan
b. Memberikan tes akhir siklus I
Pengamatan
a. Kolaborator mengobservasi proses
pembelajaran dengan memakai
pedoman observasi
b. Mendokumentasikan kegiatan
pembelajaran dan aktivitas siswa
Refleksi
a. Melakukan evaluasi tindakan yang
telah dilakukan
b. Membandingkan dengan hasil
intervensi yang diharapkan
Apabila hasil intervensi tindakan yang
diharapkan belum tercapai, maka
penelitian dilanjutkan ke siklus II
Siklus II
Perencanaan
Memperbaiki pelaksanaan tindakan dan
bahan pembelajaran siklus II
berdasarkan hasil refleksi pada siklus I
Pelaksanaan Tindakan Pelaksaan program tindakan II
Pengamatan Pengumpulan dan analisis data
Refleksi Evaluasi tindakan II
Siklus – siklus berikutnya
Page 31
34
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IX di salah satu MTs
Tangerang Selatan yang berjumlah 28 orang. Seorang yang bertindak sebagai
observer terlibat dalam penelitian ini yaitu guru matematika kelas IX.
Pada saat pelaksanaan tindakan, guru membantu peneliti mengamati
proses pembelajaran. Selain itu guru juga melakukan observasi dan penilaian
terhadap peneliti pada saat melakukan tindakan. Hal ini dimaksudkan untuk lebih
meningkatkan kualitas pengajaran yang dilakukan oleh peneliti pada saat
melakukan tindakan dan untuk mendapatkan informasi dalam rangka perbaikan
pada pelaksanaan tindakan berikutnya.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Peran peneliti dalam penelitian sebagai perencana dan pelaksana tindakan.
Peneliti membuat perencanaan tindakan, melaksanakan tindakan, melakukan
pengamatan, pengumpulan data, menganalisis data dan melaporkan hasil
penelitian. Peneliti bekerja sama dengan guru bidang studi matematika sebagai
kolaborator dan observer yang bertugas: (a) Membuat rancangan pembelajaran,
(b) Mengamati pelaksanaan tindakan sebagai sumber data guna mendapatkan
informasi yang selengkapnya dari kelas yang akan diteliti dan (c) Mengevaluasi
tindakan penelitian yang telah dilakukan pada suatu siklus tertentu untuk
melakukan tindakan-tindakan selanjutnya.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana
kemampuan berpikir kritis matematis siswa di dalam kelas. Tahap penelitian ini
diawali dengan dilakukannya pra penelitian atau penelitian pendahuluan dan akan
dilanjutkan dengan tindakan yang berupa siklus. Apabila setelah dilakukan
tindakan pada siklus I belum terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis
matematis sesuai dengan kriteria ketuntasan, maka pada siklus II diarahkan pada
perbaikan. Namun apabila setelah dilakukan tindakan pada siklus I sudah terjadi
Page 32
35
peningkatan, maka pada siklus II diarahkan pada pengembangan. Adapun tahapan
dalam penelitian ini dideskripsikan sebagai berikut:
1. Tahap Pra-Penelitian
Pada kegiatan pra penelitian peneliti melakukan observasi kegiatan belajar
mengajar, wawancara dengan guru bidang studi, serta melakukan tes kemampuan
berpikir kritis matematis. Kegiatan pra penelitian yang dilakukan peneliti dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Observasi kegiatan belajar mengajar
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data dengan cara melihat dan
mengamati kondisi pembelajaran matematika pada kelas IX terutama dikelas
yang menjadi subjek dari penelitian.
b. Wawancara dengan guru bidang studi
Wawancara dilakukan kepada guru bidang studi matematika kelas IX
di salah satu MTs Tangerang Selatan. Wawancara yang dilakukan kepada
guru bidang studi bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran yang
biasa dilakukan di dalam kelas, respon siswa terhadap pembelajaran yang
dilakukan, dan juga untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam
pembelajaran.
c. Tes kemampuan berpikir kritis matematis
Tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diberikan
berdasarkan indikator yang telah ditentukan sebelumnya. Materi yang
diujikan pada tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa yaitu materi
perbandingan yang telah dipelajari pada kelas VII. Dengan tes tersebut
peneliti dapat mengetahui kemampuan awal siswa dalam berpikir kritis
matematis.
Dengan kegiatan pra penelitian ini peneliti mendapatkan kondisi real
pembelajaran yang terjadi di kelas, kemudian peneliti mengidentifikasi dan
merumuskan masalah yang terjadi. Setelah itu, peneliti merencanakan
tindakan yang akan diberikan kepada subjek penelitian.
Page 33
36
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti merencanakan pembelajaran berdasarkan
pendekatan Game Based Learning, menyiapkan sumber belajar berupa lembar
kerja siswa, dan membuat instrumen penelitian berupa lembar observasi
aktivitas siswa, jurnal harian, dan juga instrumen tes untuk diujikan pada
setiap akhir siklus berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis
matematis.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini merupakan penerapan pembelajaran pendekatan Game
Based Learning berdasarkan RPP yang sudah dirancang sebelumnya. Terdapat
perbedaan pelaksanaan pembelajaran antara siklus I dan siklus II yang
dijelaskan pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.3
Tahap Pelaksanaan Pembelajaran
Tahapan Siklus I Siklus II
Input Instructional
Content
Guru menggali
kemampuan awal siswa
dengan menanyakan
apa yang mereka
ketahui terkait materi
yang akan diajarkan.
Guru meminta siswa untuk
mengumpulkan rangkuman
yang telah dibuat, dan
menanyakan apa saja yang
sudah mereka tulis dalam
rangkuman tersebut.
Game
Characteristic
Guru menjelaskan tata
cara dan aturan dalam
permainan yang akan
dilakukan.
Guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk
membaca secara mandiri
aturan dari permainan yang
terdapat dalam LKS.
Process Judgement
dan
Beavior
Guru memberikan
masalah yang
diselesaikan dengan
bermain, dimana siswa
menentukan dan
menjalankan tindakan
dari permainan yang
digunakan
Guru memberikan waktu
kepada setiap kelompok
dalam menentukan dan
menjalankan tindakan dari
permainan yang digunakan
yaitu permainan kartu
cepat
Page 34
37
Tabel 3.3 (lanjutan)
Tahapan Siklus I Siklus II
yaitu permainan loncat
katak dan permainan
catur jawa (dam-
daman)
dan permainan tic tac toe.
System
Feedback
Guru memberi umpan
balik kepada siswa
dengan memeriksa
pekerjaan siswa dan
meluruskan tindakan
siswa yang tidak sesuai
dengan aturan.
Ketika guru memberikan
umpan balik, guru
menunjuk salah satu dari
anggota kelompok untuk
diberikan tanggung jawab
dalam memahami jalannya
permainan.
Debriefing Guru memberikan
kesempatan kepada
setiap kelompok untuk
berbagi mengenai apa
yang dirasakan dan
yang telah dipelajari
dengan bermain.
Guru menunjuk siswa
secara acak untuk
mengutarakan
perasaannya.
Output Cognitive
Learning
Outcomes
Guru memberikan suatu
masalah, kemudian
meminta siswa untuk
menyelesaikannya
bersama teman
kelompoknya.
Guru memberikan
pertanyaan-pertanyaan
yang dapat merangsang
siswa untuk mencari data
yang diketahui dari
permasalahan tersebut.
kemudian guru berkeliling
untuk membimbing dan
memberikan arahan kepada
siswa dalam
menyelesaikan masalah
yang dihadapi.
Affective
Learning
Outcomes
Guru meminta siswa
untuk mengutarakan
tindakan yang
dilakukan pada saat
menyelesaikan masalah
tersebut.
Guru berkeliling untuk
memantau pekerjaan siswa
dan menanyakan secara
langsung kepada mereka
apa saja tindakan yang
dilakukan pada saat
menyelesaikan masalah.
Page 35
38
Pada penelitian ini materi barisan dan deret dibagi menjadi dua siklus.
Siklus pertama memuat tiga sub materi yang dilakukan dalam tiga pertemuan,
dan siklus kedua memuat dua sub materi dan pengayaan yang dilakukan
sebanyak tiga pertemuan. Adapun permainan yang dilakukan setiap siklus
sebanyak dua permainan. Berikut tabel pembagian permainan dan materi
setiap siklus:
Tabel 3.4
Pembagian Permainan dan Materi Setiap Siklus
Siklus I Siklus II
Permainan Materi Permainan Materi
Loncat Katak Pola Barisan
Kartu Cepat
Deret Bilangan
Aritmatika
Catur Jawa
(dam-daman)
Barisan Bilangan
Aritmatika
Deret Bilangan
Geometri
Barisan Bilangan
Geometri Tic Tac Toe Pengayaan
Tes siklus I Tes siklus II
c. Pengamatan
Pada tahap ini peneliti berkolaborasi dengan guru bidang studi
(observer) untuk melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama
proses pembelajaran berlangsung, mencatat hal-hal yang dirasa kurang sesuai
dengan perencanaan, dan dokumentasi selama proses pembelajaran. Observer
melakukan pengamatan dengan bantuan lembar observasi aktivitas siswa yang
telah dirancang sebelumnya.
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti menganalisis hasil pemberian tindakan yang
diberikan pada setiap siklus, mendiskusikan hasil observasi yang telah
dilakukan bersama dengan guru bidang studi (observer), dan menentukan
keberhasilan atau kekurangan dari tindakan pada suatu siklus. Apabila hasil
refleksi belum sesuai dengan tujuan penelitian, maka tindakan dilanjutkan ke
siklus berikutnya.
Page 36
39
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dalam dalam penelitian ini adalah meningkatnya
kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan menggunakan pendekatan
Game Based Learning. Penelitian ini dianggap berhasil jika:
1. Hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis yang diberikan setiap
akhir siklus menunjukkan bahwa ≥70% siswa mendapatkan nilai ≥75
sesuai dengan KKM
2. Persentase aktivitas belajar siswa selama pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan Game Based Learning mencapai 75%
3. Respon positif siswa pada penerapan pendekatan Game Based Learning
dalam pembelajaran minimal mencapai 75%
G. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kuantitatif dan data
kualitatif:
1. Data kuantitatif : nilai hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis
siswa tiap siklus.
2. Data Kualitatif : Lembar wawancara, Lembar observasi aktivitas siswa,
hasil jurnal harian siswa pada setiap akhir pertemuan dan dokumentasi
kegiatan pembelajaran.
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari siswa-siswi kelas IX di
salah satu MTs Tangerang Selatan tahun pelajaran 2017/2018 sebagai subjek
penelitian, guru kelas dan peneliti.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
terdiri atas dua jenis , yaitu:
1. Instrumen Tes
Tes digunakan untuk mengetahui kompetensi awal siswa, tingkat
pencapaian standar kompetensi, mengetahui perkembangan kompetensi
siswa, mendiagnosa kesulitan belajar siswa, mengetahui hasil proses
Page 37
40
pembelajaran, memotivasi belajar siswa, dan memberikan umpan balik
kepada guru untuk memperbaiki program pembelajarannya.13 Untuk
instrumen tes digunakan tes formatif yaitu tes yang dilaksanakan pada setiap
akhir siklus, tes ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan kemampuan
berpikir kritis matematis siswa terhadap seluruh materi yang telah diberikan
pada kedua siklus sebagai implikasi dari PTK. Tes formatif yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes kemampuan berpikir kritis matematis yang
berbentuk uraian. Dalam hal ini, tes uraian adalah butir soal yang jawaban
atau pengerjaan tugas dilakukan dengan cara mengemukakan pikiran secara
naratif.14
2. Instrumen Non Tes
Instrumen nontes memiliki sifat menghimpun, terdiri dari angket,
observasi, wawancara, skala sikap, daftar cek, skala penilaian, studi
dokumentasi, dan sebagainya.15 Dalam instrumen non tes ini digunakan
instrumen sebagai berikut:
a. Lembar Observasi
Pengamatan atau observasi merupakan teknik pengumpulan data
terhadap suatu kegiatan untuk melihat sejauh mana pelaksanaan suatu
tindakan telah dilaksanakan dan untuk mengevaluasi ketepatan tindakan
yang dilakukan dengan cara menggunakan instrumen yang sudah
dirancang sebelumnya.16 Lembar observasi yang digunakan adalah
lembar observasi aktifitas siswa. Digunakan untuk mengetahui aktivitas
serta perkembangan belajar siswa dalam kelas.
13 Kementrian Pendidikan Nasional, Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran
Matematika SD/SMP, 2017, h.19, (http://p4tkmatematika.org.pdf). 14 Sri Suryantini, Desain dan Analisis Instrumen Tes Hasil Belajar, 2017, h.1
(http://skp.unair.ac.id.pdf). 15 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), h.226 16 Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2014), cetakan ke-2, h.169
Page 38
41
b. Pedoman Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui percakapan dan tanya-jawab dengan responden. Ada tiga bentuk
pertanyaan wawancara, yaitu: (a) pertanyaan berstruktur, dimana
pertanyaannya menuntun jawaban agar sesuai dengan apa yang
terkandung dalam pertanyaan tersebut, (b) pertanyaan tak berstruktur,
dimana pertanyaannya bersifat terbuka dan responden bebas menjawab
pertanyaan tersebut, serta (c) pertanyaan campuran, dimana
pertanyaannya ada yang berstruktur ada pula yang bebas.17 Wawancara
dilakukan dengan guru pada tahap pra penelitian untuk mengetahui
kondisi proses pembelajaran di kelas, mengidentifikasi masalah yang
terjadi, serta berdiskusi untuk menentukan tindakan yang dirasa tepat.
c. Jurnal Harian Siswa
Jurnal harian siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Jurnal diberikan kepada siswa
untuk diisi secara individu setiap pertemuan selama pelaksanaan tindakan
berlangsung. Jurnal diklasifikasikan kedalam tiga kategori yaitu positif,
negatif dan netral.
d. Dokumentasi
Dokumentasi berupa foto pada saat kegiatan penelitian
berlangsung, digunakan untuk memperkuat atau menunjang proses
penelitian.
I. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas, situasi atau kejadian
yang berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan. Hal ini dimaksudkan
untuk menjawab pertanyaan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan beberapa kegiatan diantaranya:
17 Zainal Arifin, op. cit., h.233
Page 39
42
1. Tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada setiap akhir siklus I
dan siklus II. Tes dikerjakan oleh siswa-siswi kelas IX di salah satu MTs
Tangerang Selatan sebagai subjek penelitian.
2. Lembar observasi aktivitas belajar siswa diisi oleh observer pada setiap
pertemuan.
3. Hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru bidang studi pada tahap
pra penelitian.
4. Hasil jurnal harian diperoleh dari siswa untuk mengetahui tanggapan
pada setiap pertemuan selama diterapkannya pendekatan Game Based
Learning.
5. Hasil dokumentasi berupa foto yang diambil pada saat pelaksanaan
tindakan berlangsung.
Setelah data terkumpul, peneliti dan guru kolaborator melakukan analisis
dan evaluasi data untuk mengambil kesimpulan terkait kemampuan berpikir kritis
matematis siswa terhadap pembelajaran matematika menggunakan pendekatan
Game Based Learning.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Untuk memeriksa keterpercayaan dalam instrumen yang telah dibuat,
peneliti menggunakan teknik triangulasi. Teknik triangulasi yaitu sebuah strategi
untuk meningkatkan validitas dan reabilitas dari penelitian atau evaluasi dari
penemuan-penemuan.18 Dalam hal ini, teknik triangulasi dilakukan dengan cara
memeriksa hasil kerja siswa dalam mengerjakan soal kemampuan berpikir kritis
matematis, mengobservasi aktivitas belajar siswa, dan jurnal harian siswa.
Sebuah instrumen penelitian sebelum diajukan langsung kepada subjek
penelitian harus terlebih dahulu melewati tahap uji validitas, uji reliabilitas, taraf
kesukaran, dan daya pembeda.
18 Sari Wahyuni, Qualitative Research Method: Theory and Practice, (Jakarta: Salemba
Empat, 2012), h.40
Page 40
43
1. Validitas
Valid berarti shahih, artinya keabsahan instrumen tidak diragukan
lagi.19 Suatu instrumen tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila
alat tersebut memiliki kesesuaian instrumen terhadap indikator-indikator
kemampuan berpikir kritis matematis. Pada penelitian ini, peneliti melakukan
uji coba instrumen kepada 25 siswa kelas XI IPA 1 dan 26 siswa kelas XI
IPA 2 di salah satu MA Tangerang Selatan.
Perhitungan validitas instrumen menggunakan perangkat lunak SPSS
(Statistical Packge for Social Sciences) dengan membandingkan hasil
perhitungan Pearson Correlation dengan rtabel pada taraf signifikan 5% yang
degrees of freedom atau derajat kebebasannya yaitu dk = n – 2 atau dengan
membandingkan Sig. (2 tailed). Jika hasil perhitungan rhitung ≥ rtabel maka
butir soal tersebut valid. Jika hasil perhitungan rhitung ≤ rtabel maka soal
tersebut tidak valid. Selain itu valid atau tidaknya butir soal dengan
membandingkan p-value pada output SPSS. Jika p-value < 0,05 maka soal
tersebut valid. Namun jika p-value > 0,05 maka soal dinyatakan tidak valid.
Hasil rekapitulasi uji validitas instrumen tes kemampuan berpikir kritis
matematis dalam penelitian ini tersaji pada Tabel 3.5 sebagai berikut:
Tabel 3.5
Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen Tes
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siklus No. Soal Validitas
Keterangan p-value Taraf sig.
I 1a 0,000 0,05 Valid
1b 0,000 Valid
2 0,018 Valid
3 0,000 Valid
4 0,014 Valid
5 0,006 Valid
19 Ali Hamzah, op. cit., h.214
Page 41
44
Siklus No. Soal Validitas
Keterangan p-value Taraf sig.
II 1a 0,001 0,05 Valid
1b 0,000 Valid
2 0,048 Valid
3 0,004 Valid
4 0,000 Valid
5 0,023 Valid
2. Taraf Kesukaran
Soal yang diberikan dalam penelitian seharusnya memuat tiga kategori
yaitu mudah, sedang, dan sukar. Dalam penelitian ini untuk mengukur taraf
kesukaran butir soal mengikuti rumus sebagai berikut:20
D = 𝐵
𝐽𝑠
Keterangan:
D = Taraf kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
Js = Jumlah siswa yang mengikuti tes
Subana dan Sudrajat yang dikutip oleh Hamzah menyatakan tolak ukur
dalam menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir soal dengan kriteria
dibawah ini:21
Tabel 3.6
Kriteria Tolak Ukur Taraf Kesukaran
Nilai P Kriteria
P = 0,00 Sangat Sukar
0,00 < P ≤ 0,30 Sukar
0,30 < P ≤ 0,70 Sedang
0,70 < P ≤ 1,00 Mudah
P = 1,00 Sangat Mudah
Hasil rekapitulasi uji taraf kesukaran instrumen tes kemampuan
berpikir kritis matematis dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut ini:
20 Ibid., h.245 21 Ibid., h.246
Page 42
45
Tabel 3.7
Hasil Rekapitulasi Taraf Kesukaran Instrumen Tes
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siklus No. Soal Tingkat Kesukaran
P Kriteria
I 1a 0,61 Sedang
1b 0,37 Sedang
2 0,67 Sedang
3 0,59 Sedang
4 0,74 Mudah
5 0,53 Sedang
II 1a 0,49 Sedang
1b 0,63 Sedang
2 0,39 Sedang
3 0,55 Sedang
4 0,68 Sedang
5 0,50 Sedang
Berdasarkan hasil uji taraf kesukaran dari 12 soal instrumen tes
kemampuan berpikir kritis matematis diperoleh 1 soal mudah, dan 11 soal
sedang.
3. Daya Pembeda
Daya beda butir soal adalah butir soal yang dapat membedakan
kemampuan siswa, karena butir soal yang didukung oleh potensi daya beda
yang baik akan mampu membedakan siswa yang memiliki kemampuan tinggi
atau siswa yang memilki kemampuan rendah.22 Rumus yang digunakan untuk
mengetahui daya pembeda setiap butir soal adalah:23
D = 𝐵𝐴
𝐽𝐴 =
𝐵𝐵
𝐽𝐵 = PA – PB
22 Ibid., h 240 23 Ibid., h.241
Page 43
46
Keterangan:
D = Indeks daya beda
JA = Skor maksimum siswa kelompok atas
JB = Skor maksimum siswa kelompok bawah
BA = Jumlah skor siswa kelompok atas
BB = Jumlah skor siswa kelompok atas
PA = Proporsi siswa kelompok atas
PB = Proporsi siswa kelompok bawah
Subhana dan Sudrajat yang dikutip oleh Hamzah menyatakan tolak
ukur dalam menginterpretasikan daya pembeda tiap butir soal dengan kriteria
berikut:24
Tabel 3.8
Kriteria Tolak Ukur Daya Pembeda
Nilai D Kriteria
D ≤ 0,00 Sangat Jelek
0,00 < D ≤ 0,20 Jelek
0,20 < D ≤ 0,40 Cukup
0,40 < D ≤ 0,70 Baik
0,70 < D ≤ 1,00 Sangat Baik
Hasil rekapitulasi uji daya pembeda instrumen tes kemampuan berpikir
kritis matematis dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut ini:
Tabel 3.9
Hasil Rekapitulasi Daya Pembeda Instrumen Tes
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siklus No. Soal Daya Beda
D Kriteria
I 1a 0,40 Cukup
1b 0,50 Baik
2 0,23 Cukup
3 0,40 Cukup
4 0,21 Cukup
5 0,25 Cukup
24 Ibid., h.243
Page 44
47
Siklus No. Soal Daya Beda
D Kriteria
II 1a 0,30 Cukup
1b 0,53 Baik
2 0,23 Cukup
3 0,30 Cukup
4 0,39 Cukup
5 0,20 Jelek
Setelah melalui perhitungan untuk mengetahui uji validitas, taraf
kesukaran, dan daya pembeda, maka instrumen yang akan digunakan peneliti
terdiri dari 12 soal. Hasil rekapitulasi instrumen soal yang digunakan untuk
mengukur kemampuan berpikir kritis matematis disajikan pada Tabel 3.10
berikut:
Tabel 3.10
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Analisis Instrumen
Siklus No.Soal Validitas Taraf
Kesukaran
Daya
Pembeda Keterangan
I 1a
Valid
Sedang Cukup
Digunakan
1b Sedang Baik
2 Sedang Cukup
3 Sedang Cukup
4 Mudah Cukup
5 Sedang Cukup
II 1a
Valid
Sedang Cukup
1b Sedang Baik
2 Sedang Cukup
3 Sedang Cukup
4 Sedang Cukup
5 Sedang Jelek
4. Reliabilitas
Setelah melakukan uji validitas kemudian dilanjutkan dengan uji
reliabilitas untuk menguji keterpercayaan suatu instrumen. Reliabilitas yang
diuji menggunakan Cronbach’s Alpha pada perangkat lunak SPSS.
Page 45
48
Tabel 3.11
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Siklus I
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.665 6
Tabel 3.12
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Siklus II
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.647 6
Tolak ukur untuk mendefinisikan derajat reliabilitas instrumen
ditentukan berdasarkan kriteria indeks korelasinya pada Tabel 3.13 berikut:25
Tabel 3.13
Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Kriteria
0,8 – 1,000 Sangat Baik
0,6 – 0,799 Baik
0,4 – 0,599 Cukup
0,2 – 0,399 Buruk
0,0 – 0,199 Sangat Buruk
Berdasarkan Tabel 3.11 diperoleh Cronbach’s Alpha = 0,665 > 0,60
maka instrumen tes siklus 1 memiliki derajat reliabilitas yang baik, begitupun
dengan hasil perhitungan Cronbach’s Alpha instrumen tes siklus II = 0,647 >
0,60. Oleh karena itu, instrumen tes kemampuan berpikir kritis matematis
dapat digunakan sebagai instrumen dalam penelitian.
25 Haryadi Sarjono, SPSS vs LISREL Sebuah Pengantar Aplikasi untuk Riset, (Jakarta:
Salemba Empat, 2011), h.90
Page 46
49
K. Analisis Data dan Interpretasi Data
Analisis data dilakukan pada semua data yang suduh terkumpul,
diantaranya hasil observasi siswa, hasil wawancara guru dan siswa, hasil hasil
jurnal dan tes siswa. Peneliti menganalisis data pada penelitian ini dengan tahapan
sebagai berikut:
1. Data Kuantitatif
Data hasil tes siswa dianalisis dari setiap siklus yang telah dilakukan.
Kemampuan siswa dalam berpikir kritis dianalisis hingga didapat persentase
tiap indikatornya. Persentase ketuntasan dapat dihitung dengan rumus:
Angka persentase = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 x 100%
2. Data Kualitatif
a. Observasi
Untuk menganalisis hasil observasi dapat digunakan rumus
persentase sebagai berikut.
Angka persentase = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒𝑛𝑦𝑎
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 x 100%
b. Wawancara
Tahapan analisis untuk wawancara yang dilakukan kepada guru
bidang studi yaitu dengan mendeskripsikan hasil wawancara ke dalam
bentuk rangkuman. Data ini akan memperkuat hasil temuan pengolahan
nilai tes dan jurnal harian.
c. Jurnal Harian
Data hasil jurnal harian dianalisis dengan cara merangkum
pendapat siswa pada setiap pertemuan. Sikap positif bisa diartikan
sebagai menyukai, menyenangi, atau memihak terhadap suatu objek,
sedangkan sikap negatif bisa diartikan sebaliknya dan sikap netral antara
keduanya.26
26 Yayat Suharyat, Hubungan Antara Sikap, Minat, dan Perilaku Manusia, 2017
(ejournal-unisma.net).
Page 47
50
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil yang
diharapkan belum mencapai kriteria, maka akan ditindak lanjuti sebagai rencana
perbaikan pembelajaran untuk melakukan tindakan selanjutnya (siklus II).
Penelitian ini berakhir apabila telah berhasil menguji penerapan pendekatan Game
Based Learning dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
Atau dengan kata lain, hasil penilaian kemampuan berpikir kritis matematis siswa
meningkat dari pembelajaran sebelumnya atau sebelum diberi tindakan sesuai
dengan indikator keberhasilan yang ditentukan.
Page 48
101
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut:
1. Pendekatan Game Based Learning dalam meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa setelah pembelajaran mengalami perubahan substansi pada
tahapan dari Game Based Learning semula. Perubahan-perubahan tersebut
ditunjukkan pada tahapan sebagai berikut:
a. Tahapan Instructional Content, siswa diberi tugas untuk merangkum
materi yang akan dipelajari yaitu deret aritmatika dan geometri, kemudian
guru membimbing diskusi dengan tanya jawab terkait materi tersebut
b. Tahapan Game Characteristic, siswa membaca secara mandiri informasi
mengenai aturan dari permainan kartu cepat dan tic tac toe
c. Tahapan Game Cycle, proses siswa dalam menentukan dan menjalankan
tindakan dari permainan yang diberikan batasan waktu kemudian
mendapatkan feedback dari guru mengenai pekerjaan yang dilakukannya.
Pada tahap ini terjadi proses presentasi dan tanya jawab. Guru akan
memberikan reward bagi siswa yang aktif dalam proses pembelajaran.
d. Tahapan Debriefing, siswa yang ditunjuk secara random oleh guru berbagi
pengalaman mengenai apa yang dirasakan selama pembelajaran.
e. Tahapan Cognitive Learning Outcomes, siswa mengaplikasikan konsep
yang telah dipelajari pada masalah yang diberikan.
f. Tahapan Affective Learning Outcomes, siswa yang ditunjuk secara random
oleh guru mengutarakan tindakan yang dilakukan dalam menyelesaikan
masalah pada tahap Cognitive Learning Outcomes.
2. Kemampuan berpikir kritis matematis siswa dalam pembelajaran
menggunakan pendekatan Game Based Learning mengalami peningkatan. Hal
tersebut dapat terlihat dari semakin banyaknya siswa yang mencapai nilai
KKM dari tes pra penelitian sampai pada siklus II.
Page 49
102
3. Aktivitas siswa mengalami peningkatan dalam proses pembelajaran
menggunakan pendekatan Game Based Learning. Sebagian besar siswa sudah
terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan sudah memenuhi standar yang
diharapkan.
4. Respon positif siswa mengalami peningkatan dalam proses pembelajaran
menggunakan pendekatan Game Based Learning. Sebagian besar siswa
mengungkapkan belajar dengan pendekatan Game Based Learning
membuatnya semangat dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran yang
menyenangkan, serta memahami materi yang disampaikan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti memberikan saran-
saran sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran matematika dengan pendekatan
Game Based Learning mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis
matematis siswa karena memperoleh suasana belajar yang berbeda, yaitu
suasana yang mengajak siswa untuk terlibat aktif dan juga pembelajaran yang
menyenangkan. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran ini dapat menjadi
salah satu alternatif pembelajaran matematika yang dapat diterapkan oleh
guru.
2. Pembelajaran dengan pendekatan Game Based Learning membutuhkan waktu
yang cukup lama. Oleh karena itu, peneliti selanjutnya diharapkan dapat
mempersiapkan situasi termasuk juga permainan yang akan digunakan dalam
pembelajaran dengan baik dan melaksanakan pembelajaran secara efektif agar
dapat selesai tepat waktu.
3. Pembelajaran menggunakan pendekatan Game Based Learning pada
penelitian ini mencapai skor 76,78 terbatas untuk kemampuan berpikir kritis
matematis siswa. Dengan demikian, penelitian selanjutnya diharapkan mampu
mengembangkan pendekatan Game Based Learning untuk meningkatkan
kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi lainnya.
Page 50
103
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, In Hi. Berpikir Kritis Matematik, Jurnal Matematika dan Pendidikan
Matematika. 2, 2013.
Aliwanto. Analisis Aktivitas Belajar Siswa, Jurnal Konseling GUSJIGANG. 1,
2017.
Apriyanti, “Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa melalui
Permainan Matematika”. Skripsi UIN Jakarta: 2011. tidak dipublikasikan.
Ardiyanto, Asep dan Sukoco, Pamuji. Pengembangan Model Pembelajaran
Berbasis Permainan Tradisional untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik
Kasar Anak Tunagrahita Ringan, http://staff.uny.ac.id.pdf, 29 Juli 2017.
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2011.
Arikunto, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012.
Cicchino, Marc I. Using Game Based Learning to Foster Critical Thingking in
Student Discourse, Interdisciplinary Journal of Problem-Based Learning.
9, 2015.
Fatimah, Wan dkk. Role-Playing Game Based Learning in Mathematics, Computer
& Information Sciences Department. 2010.
Fauziah, Widayati Lutfi. “Penerapan Model Pencapaian Konsep dalam
Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa pada
Materi Lingkaran”. Skripsi UIN Jakarta: 2017. tidak dipublikasikan.
Fisher, Alec. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga, 2009.
Garris, Rosemary. Games, Motivation, and Learning: A Research and Practice
Model, Simulation & gaming. 33, 2002.
Habibah, Umi. “Penerapan Model PAIKEM untuk Meningkatkan Aktivitas dan
Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Datar pada Siswa Kelas V
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hikmah Krandon Kota Tegal”, Skripsi UNS:
2012. tidak dipublikasikan.
Hamzah, Ali. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2014.
Hidayat, Dudung Rahmat. “Hakikat Pendidikan”, http://file.upi.edu.pdf, 7
September 2017.
Page 51
104
Katmada, Aikaterini dkk. Implementing a Game for Supporting Learning in
Mathematics, The Electronic Journal of e-Learning. 12, 2014.
Kristiyanto, Daud. “Definisi Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik”,
http://www.academia.edu, 27 Oktober 2017.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, “Konferensi Pers UN 2017 Jenjang
SMP”, https://kemdikbud.go.id, 9 Agustus 2017.
Kementrian Pendidikan Nasional, “Pengembangan Instrumen Penilaian
Pembelajaran Matematika SD/SMP”, http://p4tkmatematika.org.pdf, 21
Februari 2017.
Kurniawati, Lia dan Utami, Belani Margi. “Pengaruh Metode Penemuan dengan
Strategi Heuristik terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis”,
http://fmipa.um.ac.id.html, 14 Agustus 2017.
Kusumah, Wijaya dan Dwitagama, Dedi. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT Indeks, 2012.
Lambertus. Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran
Matematika SD. Jurnal Forum Kependidikan. 28, 2009.
Martiana, Diana. “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted
Individualization (TAI)”. Skripsi UIN Jakarta: 2015. tidak dipublikasikan.
Masrurotullaily, dkk. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Keuangan Berdasarkan Model Polya Siswa SMK Negeri 6 Jember. Kadikna
(prosiding). 4, 2013.
Nahdi, Dede Salim. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Penalaran
Matematis Siswa melalui Model Brain Based Learning. Jurnal Cakrawala
Pendas. 1, 2015.
Nasehudin. “Pengembangan Pendidikan melalui Interaksi Pembelajaran dan Proses
Komunikasi”, http://www.syekhnurjati.ac.id, 20 Agustus 2017.
Novianti, Dian. Artikel Ilmiah: Analisis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Siswa dengan Gaya Belajar Tipe Investigasi dalam Pemecahan Masalah
Matematika, http://e-campus.fkip.unja.ac.id.pdf, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi.
Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia, “Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan”, http://luk.staff.ugm.ac.id.pdf, 9 Agustus 2017.
Perrota, Carlo dkk. Game Based Learning: Latest Evidence and Future Direction,
Slough: NFER Research Programme, 2013.
Page 52
105
Persada, Alif Ringga. Pengaruh Penggunaan Metode Permainan Matematika
terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Tadris Matematika. Department of
Mathematics Education. 2016
PISA 2015 Result Excellence and Equity in Education volume 1, OECD Publishing
2016, http://www.oecd-ilibrary.org, 28 Juli 2017.
Pivec, Maja dkk. Aspects of Game Based Learning. 2003.
Putra, Made Yudana. Hubungan Antara Aktivitas Belajar dan Disiplin Belajar
terhadap Hasil Belajar TIK Siswa SMK Pariwisata Triatmaja. Kumpulan
Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika.4, 2015.
Rahmantyo, Tri Yogi Fitri. “Upaya Peningkatan Kemampuan Resolusi Konflik
melalui Bimbingan Kelompok”, Skripsi UNY: 2012.
Rahmawati, Lailita Tria. “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siswa melalui Pendekatan Diskursus Matematik”. Skripsi UIN Jakarta:
2017. tidak dipublikasikan.
Rusman. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014.
Sadiman, Arief S. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali, 1986.
Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana, 2009.
Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2011.
Sarjono, Haryadi. SPSS vs LISREL Sebuah Pengantar Aplikasi untuk Riset. Jakarta:
Salemba Empat, 2011.
Sawitri, Yuni. “Pengaruh Penggunaan Metode Permainan dalam Aritmatika Sosial
dengan Mengoptimalkan Barang Bekas sebagai Media Pembelajaran
terhadap Prestasi Belajar Siswa”, http://eprints.ums.ac.id.pdf, 28 Juli 2017.
Schafersman, Steven D. An Introduction to Critical Thinking,
http://facultycenter.ischool.syr.edu.pdf, 7 Januari 2017.
Suharyat, Yayat. “Hubungan Antara Sikap, Minat, dan Perilaku Manusia”,
ejournal-unisma.net, 14 September 2017
Suryantini, Sri. “Desain dan Analisis Instrumen Tes Hasil Belajar”,
http://skp.unair.ac.id.pdf, 14 September 2017.
Sunaryo, Wowo. Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.
Page 53
106
Susanti, Ely. Pendidikan Matematika Realistik Berbantuan Komputer untuk
Meningkatkan Higher Order Thinking Skills dan Mathematical Habits of
Mind Siswa SMP, http://repository.upi.edu, Universitas Pendidikan
Indonesia, 2014.
Suwarma, Dina Mayadiana. Suatu Alternatif Pembelajaran untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Matematika. Jakarta: Cakrawala Maha Karya,
2009.
Wahyuni, Sari. Qualitative Research Method: Theory and Practice. Jakarta:
Salemba Empat, 2012.