Top Banner
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PACE (PROJECT, ACTIVITY, COOPERATIF LEARNING, EXERCISE) PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BINAMU KABUPATEN JENEPONTO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh ROSLIAH NIM. 10536507415 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2020
155

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Nov 17, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL

PACE (PROJECT, ACTIVITY, COOPERATIF LEARNING, EXERCISE)

PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BINAMU KABUPATEN

JENEPONTO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

ROSLIAH

NIM. 10536507415

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

2020

Page 2: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …
Page 3: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …
Page 4: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …
Page 5: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …
Page 6: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Rahasia keberhasilan adalah kerja keras dan belajar dari kegagalan’

Selama ada keyakinan semua akan menjadi mungkin

kupersembahkan karya ini untuk kedua orang tuaku

saudara dan sahabat-sahabatku

atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis

mewujudkan harapan menjadi kenyataan

Page 7: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

ABSTRAK

Rosliah, 2019. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan Model PACE (project, activity, cooperative learning, exercise) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu. Skripsi. Program Studi Matematika Fakultas Kegururan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Ibu Sukmawati dan Pembimbing II Bapak Muhammad Rizal Usman.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu. Subyek penelitian ini adalah kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020, dengan jumlah siswa 16 orang, siklus I dilaksanakan selama 4 kali pertemuan dan siklus II dilaksanakan 4 kali pertemuan. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui kemampuan berpikir kreativitas siswa, aktivitas siswa dan keterlaksanaan pembelajaran selama pembelajaran berlangsung, dan tes untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa setelah pemberian tindakan. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) terjadi peningkatan untuk semua indikator yang diamati yaitu, flexibility meningkat dari skor rata-rata 35,3% menjadi 42,6%. Sedangkan kategori fluency meningkat dari skor rata-rata 34,3% menjadi 45,8%, (b) skor rata-rata pada kemampuan berpikir kreatif siswa pada siklus I sebesar sebesar 41,62 dengan standar deviasi 15,62 dan pada siklus II diperoleh rata-rata 72,50 dengan standar deviasi 18,57.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkan model pembelajaran PACE maka kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu meningkat.

Kata Kunci: Kemampuan berpikir kreatif, model pembelaran PACE, SMP Negeri 2 Binamu.

Page 8: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW

beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

Alhamdulillah atas izin Allah SWT dan dengan doa, usaha serta semangat

yang penulis miliki, akhirnya penyusunan skripsi yang berjudul

―MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL

PACE (PROJECT, ACTIVITY, COOPERATIVE LEARNING, EXERCISE)

PADA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BINAMU” dapat terselesaikan dengan

baik sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1)

pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Penulis persembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat

dikasihi dan sayangi ayahanda tercinta Muhammad ali dan ibunda Fatmawati

yang senantiasa mengiringi setiap perjalanan penulis dengan do’a restu, memberi

harapan, semangat, perhatian, kasih sayang yang tulus tanpa pamrih, selalu

memberi jalan menerima setiap pulang serta menjadi tempat rebah terbaik bagi

penulis saat asa kian terpuruk dan harap tak lagi kokoh, ibarat lilin yang rela

lenyap hanya untuk menerangi setiap jalanku. Cinta yang luar biasa ini tidak akan

pernah mampu penulis balas hanya dengan selembar kertas bertuliskan kata cinta

dan persembahan.

Page 9: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Untuk kakanda tersayang dan adik-adik tercinta yang selalu memberi

dukungan moril dan materil serta mendukung dan memberikan semangat disetiap

keluh juga kesah. Sungguh tiada yang paling mengharukan ketika ukiran senyum

yang kalian berikan dikala melihat tawa lepas menceritakan betapa indahnya hari

yang penulis lalui harus digadai dengan jarak hanya untuk meyelesaikan studi.

Serta terimakasih kepada seluruh keluarga besar atas segala kasih sayang,

dukungan yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu.

Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya

penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan

yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, S.E., M.M. Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Bapak Mukhlis, S.Pd., M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Dr. Sukmawati, M.Pd. selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan

waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi selesai

dengan baik.

Page 10: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

5. Bapak Muhammad Rizal Usman, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II yang

telah berkenan membantu memberi saran dan masukan selama penyusunan

sehingga skripsi selesai dengan baik.

6. Bapak/ Ibu dan Asisten Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak membantu dalam

proses penyelesaian skripsi ini dan membekali penulis selama perkuliahan.

7. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Sahabat seperjuangan Ardianti Amir, Sri Handayani, Mila Karmila, Eka

Wahyuni dan Nurhalisa yang senantiasa menjadi pendengar terbaik bagi

penulis dan teman-teman mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika Angkatan 2015 terkhusus kepada kelas

2015 C yang tidak mampu penulis sebut satu per satu.

9. Para Beloved terima kasih untuk segala sabar yang tak ada habisnya. Terima

kasih untuk setiap racikan tawa yang kalian seduh demi melarutkan gundah

yang kian membatu. Aku yakin bertemu dengan kalian adalah bentuk

kecintaan-Nya padaku. Terima kasih untuk pundak yang selalu lapang

untukku ketika juang menertawakan asa yang kian menciut dan untuk setiap

kedai mimpi yang kalian bangun untukku dikala cita yang penulis

perjuangkan meruntuhkan segalanya.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak, utamanya kepada Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena

itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan.

Page 11: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Billahi Fisabilil Haq Fastabiqul Khairat, Wassalamualaikum Wr. Wb

Makassar, desember 2019

Rosliah

Page 12: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii

SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iii

SURAT PERJANJIAN .................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian....................................................................... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ........................................................................... 5

1. Kemampuan Berpikir Kreatif ................................................. 5

2. Pembelajaran Matematika ..................................................... 8

4. Pembelajaran PACE ............................................................... 9

5. Kerangka Pikir ..................................................................... 13

6. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ......................................... 14

7. Hipotesis Tindakan .............................................................. 14

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ....................................................................... 15

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ................................................. 15

C. Faktor yang Diselidiki ............................................................ 15

D. Prosedur Penelitian ................................................................. 16

Page 13: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

E Instrumen Penelitian. ............................................................... 19

F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 20

G. Teknik Analisis Data .............................................................. 21

H. Indikator Keberhasilan ........................................................... 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Siklus I ......................................................... 24

1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I........................................24

2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II.......................................35

B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 41

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................. 45

B. Saran ........................................................................................ 46

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 14: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran ..................................17

Tabel 3.2. pedoman penskoran kemampuan berpikir kreatif...........................21

Tabel 3.3. kategori kemampuan berpikir kreatif.................................................22

Tabel 3.4. kategori kemampuan guru mengelolah pembelajaran....................23

Tabel 4.1. statistik skor kemampuan berpikir kreatif matematika siswa........27

Tabel 4.2. distribusi frekuensi dan persentase skor kemampuan berpikir kreatif

matematika siswa pada siklus I...........................................................27

Tabel 4.5. statistika skor kemampuan berpikir kreatif matematika melalui model

pembelajaran PACE pada tes siklus II................................................36

Tabel 4.6. distribusi frekuensi persentase skor kemampuan berpikir kreatif

matematika melalui model pembelajaran PACE pada tes akhir

siklus II...............................................................................................37

Tabel 4.7. persentase ketuntasan kemampuan berpikir reatif matematika melalui

model pembelajaran PACE pada tes akhir siklus II.........................37

Page 15: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1. persentase aktivitas siswa siklus I dan siklus II ......................... 28

Gambar 4.2. keterlaksanaan pembelajaran siklus I...........................................32

Gambar4.3. keterlaksanaan pembelajaran siklus II...........................................40

Page 16: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam pembelajaran matematika, siswa dituntut untuk peka terhadap

situasi yang sedang dihadapi. Kondisi seperti ini akan memunculkan

kemampuan berpikir kreatif, nampak dalam bentuk kemampuan untuk

menemukan hubungan-hubungan yang baru serta memandang sesuatu dari

sudut pandang yang berbeda dari yang biasa menurut Evans (Suryana, 2013:

25).

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di Program Studi

Pendidikan Matematika yang memiliki karakteristik: 1) materi bersifat

abstrak, 2) membutuhkan kemampuan dalam menggeneralisasi dan

mensintesis, 3) menekankan pada aspek penalaran deduktif, 4) memerlukan

pemahaman secara analitik dan geometri, 5) memerlukan ide-ide kreatif.

Sejalan dengan hal tersebut dari Sugilar (Usman, 2014: 71)

mengemukakan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa tidak dapat

berkembang dengan baik apabila dalam proses pembelajaran guru tidak

melibatkan siswa secara aktif dalam pembentukan konsep.

Berpikir kreatif secara umum dan dalam matematika merupakan

bagian keterampilan hidup yang sangat diperlukan siswa dalam menghadapi

kemajuan IPTEKS yang semakin pesat serta tantangan, tuntutan, dan

persaingan global yang semakin ketat. Ketiga, individu yang diberi

kesempatan berpikir kreatif akan tumbuh sehat dan mampu menghadapi

Page 17: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

tantangan. Sebaliknya, individu yang tidak diperkenakan berpikir kreatif dan

menjadi frustasi dan tidak puas.

Kemampuan berpikir secara kreatif merupakan buah dari semua

bidang disiplin ilmu termasuk matematika Siswono (Wardhani, 2015: 32).

Pada dasarnya matematika mempelajari tentang pola keteraturan, tentang

struktur yang terorganisasi Ruseffendi (Wardhani, 2015: 32). Dalam

matematika diajarkan proses keteraturan dalam memahami sebuah

permasalahan yang diawali dari permasalahan yang sederhana sampai

permasalan yang kompleks. Konsep-konsep dalam matematika tersusun

secara hierarkis, terstruktur, logis, dan sistematis (Ruseffendi, 1980: 50).

Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara dengan Bapak

Suwarna tanggal 15 Mei 2019 di kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu bahwa

kemampuan berpikir kreatif siswa dalam hal penyelesaian soal dikategorikan

masih tergolong rendah, yakni kurangnya siswa yang mampu mencapai

kategori kreatif atau sangat kreatif dalam hal kemampuan berpikirnya.

Kurangnya partisipasi siswa ketika proses pembelajaran dan rendahnya

kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika. Kemampuan

tersebut akibat dari proses pembelajaran yang sebagian besar siswa hanya

berperan sebagai penerima, kurang aktif dalam menemukan atau mencari

informasi baru dalam penyelesaian suatu masalah. Dengan masalah tersebut

penulis tertarik untuk menerapkan model pembelajaran PACE sebagai solusi

untuk mengatasi masalah yang terjadi selama proses pembelajaran

berlangsung.

Page 18: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila perencanaan dan model

yang digunakan dapat mempengaruhi potensi dan kemampuan yang dimiliki

peserta didik dan keberhasilan tersebut akan tercapai apabila peserta didik

dilibatkan dalam proses berpikirnya. Dengan demikian model yang tepat

digunakan oleh guru matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran PACE.

Model pembelajaran PACE singkatan dari (Project, Activity,

Cooperative learning dan Exercise), Model pembelajaran PACE merupakan

modelpembelajaranyang melibatkan siswa secara aktif dalam kelompok

kerja meliputi mengorganisasikan data, mengasosiasi data, menganalisis data,

mengevaluasi data. Dalam salah satu penelitian yang dilakukan oleh Hamdan

Sugilar (2013) mengatakan bahwa pembelajaran PACE mampu

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa. Satu inovasi

yang menarik mengiringi perubahan paradigma tersebut adalah ditemukan

dan diterapkannya model pembelajaran PACE atau lebih tepat dalam

mengembangkan dan menggali pengetahuan peserta didik secara konkrit dan

mandiri. Inovasi ini bermula diadopsi dari metode kerja para ilmuan dalam

menemukan suatu pengetahuan baru.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dalam pembelajaran

matematika melalui penerapan model PACE ( Project, Activity,

Page 19: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Cooperativ Learning, Exercise ) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Binamu”.

B. Rumusan Masalah

Dari tinjauan latar belakang tersebut, penulis rumuskan masalah

sebagai berikut :

Apakah penerapan model pembelajaran PACE dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2

Binamu?.

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian

adalah sebagai berikut:

Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis melalui model

pembelajaran PACE siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Bagi guru, sebagai salah satu pedoman dalam bidang studi matematika

untuk mengembangkan metode mengajar dalam upaya meningkatkan

kemampuansiswa sehingga proses pembelajaran tidak monoton pada

metode ceramah saja.

2) Bagi siswa, dapat membuat siswa lebih aktif dalam belajar matematika

dan memiliki kemungkinan menggunakan tingkat berpikir yang lebih

tinggi dalam memecahkan masalah sehingga memperoleh hasil yang lebih

baik.

Page 20: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

3) Bagi peneliti, dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan

wawasan dalam memahami peningkatan kemampuan berpikir kreatif

melalui model pembelajaran PACE.

Page 21: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kemampuan Berpikir Kreatif

a. Berpikir

Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang

bila mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus

dipecahkan Suryabrata (Siswono, 2018: 24) berpendapat bahwa berpikir

merupakan proses yang dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses atau

jalannya. Proses berpikir itu pada pokoknya terdiri dari 3 langkah, yaitu

pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, penarikan kesimpulan.

Pandangan ini menunjukan jika seseorang dihadapkan pada suatu situasi,

maka dalam berpikir, orang tersebut akan menyusun hubungan antara bagian-

bagian informasi yang direkam sebagai pengertian-pengertian. Kemudian

orang tersebut membentuk pendapat-pendapat yang sesuai dengan

pengetahuannya. Setelah itu, ia akan membuat kesimpulan yang digunakan

untuk membahas atau mencari solusi dari situasi tersebut.

Ruggiero (Siswono, 2018: 24) mengartikan berpikir sebagai suatu

aktivitas mental untuk membantu memformulasikan atau memecahkan suatu

masalah, membuat suatu keputusan, atau memenuhi hasrat keingintahuan

(fulfilla desire to understand). Pendapat ini menunjukan bahwa ketika

seseorang merumuskan suatu masalah, memecahkan masalah, ataupun ingin

memahami sesuatu, maka ia melakukan suatu aktivitas berpikir.

Page 22: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Berpikir sebagai suatu kemampuan mental seseorang dapat

dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain berpikir logis, analitis,

sistematis, kritis dan kreatif. Berpikir logis dapat diartikan sebagai

kemampuan berpikir peserta didik untuk menarik kesimpulan yang sah

menurut aturan logika dan dapat membuktikan bahwa kesimpulan itu benar

(valid) sesuai dengan pengetahuan-pengetahuan sebelumnya yang sudah

diketahui. Berpikir analitis adalah kemampuan berpikir peserta didik untuk

menguraikan, memerinci, dan menganalisis informasi-informasi yang

digunakan untuk memahami suatu pengetahuan dengan menggunakan akal

dan pikiran yang logis, bukan berdasarkan perasaan atau tebakan. Berpikir

sistematis adalah kemampuan berpikir peserta didik untuk mengerjakan atau

penyelesaikan suatu tugas sesuai dengan urutan, tahapan, langkah-langkah

atau perencanaan yang tepat, efektif, dan efesien. Ketiga jenis berpikir

tersebut saling berkaitan. Seseorang untuk dapat dikatakan berpikir

sistematis, maka ia perlu berpikir secara analitis diperlukan kemampuan

berpikir logis dalam mengambil kesimpulan terhadap suatu situasi.

Evans (Siswono, 2018: 25) menjelaskan bahwa berpikir kreatif

adalah suatu aktivitas mental untuk membuat hubungan-hubungan

(connections) yang terus-menerus (kontinu) sehingga ditemukan kombinasi

yang ―benar‖ atau sampai seseorang itu menyerah. Asosiasi kreatif terjadi

melalui kemiripan-kemiripan sesuatu atau melalui pemikiran analogis.

Asosiasi ide-ide membentuk ide-ide baru. Jadi, berpikir kreatif mengabaikan

hubungan-hubungan yang sudah mapan, dan menciptakan hubungan-

Page 23: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

hubungan tersendiri. Pengertian ini menunjukkan bahwa berpikir kreatif

merupakan kegiatan mental untuk menemukan suatu kombinasi yang belum

dikenal sebelumnya.

Berdasarkan pendapat di atas berpikir kreatif dapat diartikan sebagai

suatu kegiatan mental yang digunakan seorang untuk membangun ide atau

gagasan yang baru. Berpikir kreatif dapat juga dipandang sebagai suatu

proses yang digunakan ketika seorang individu mendatangkan atau

memunculkan suatu ide baru. Ide baru tersebut merupakan gabungan ide-ide

sebelumnya yang belum pernah diwujudkan Anonim (Siswono, 2018: 26).

b. Kemampuan Berpikir Kreatif

Guilfird (Siswono, 2018: 34) mengemukakan 2 asumsi dalam

berpikir kreatif yaitu pertama, setiap orang mampu menjadi kreatif sampai

tingkat tertentu dalam cara tertentu. Kedua, kemampuan berpikir kreatif

merupakan keterampilan yang dapat dipelajari. Jadi, masing-masing orang

mempunyai tingkat kreativitas yang berbeda-beda dan mempunyai cara

tersendiri untuk mewujudkan kreativitasnya.

Hurlock (Siswono, 2018: 35) juga mengatakan bahwa kreativitas

memiliki berbagai tingkatan seperti halnya pada tingkatan kecerdasan. Karena

kreativitas merupakan perwujudan dari proses berpikir kreatif, maka berpikir

kreatif juga mempunyai tingkat.

Amabile (Siswono, 2018: 35) menjelaskan bahwa seseorang dapat

mempunyai kemampuan (derajat lebih tinggi atau rendah) untuk

menghasilkan karya-karya yang baru dan sesuai bidangnya, sehingga mereka

Page 24: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

dikatakan lebih atau kurang kreatif. Proses pemikiran dan tingkah laku dapat

saja lebih atau kurang menghasilkan karya-karya yang baru sesuai

bidangnya, sehingga proses-proses itu dikatakan lebih atau kurang kreatif.

Penjelasan itu menunjukkan bahwa dalam suatu bidang, dapat dikatakan

seseorang memiliki tingkat kreativitas yang berbeda sesuai dengan karya

yang dihasilkan

Berdasarkan uraian di atas, indikator berpikir kreatif yang digunakan

dalam penelitian ini adalah berpikir lancar (fluency) dan berpikir luwes

(flexibility),

a. Fluency mengacu pada kemampuan siswa untuk menghasilkan jawaban

benar dan bernilai benar. Jawaban dikatakan beragam jika jawaban tampak

berlainan dan mengikuti pola tertentu.

b. Flexibility mengacu pada kemampuan siswa menghasilkan berbagai

macam ide dengan pendekatan yang berbeda untuk menyelesaikan

masalah.

2. Pembelajaran Matematika

Scoenfeld (Uno, 2007:130) mendefinisikan bahwa belajar

matematika berkaitan dengan apa dan bagaimana menggunakannya dalam

membuat keputusan dan membuat masalah. Menurut Marpaung (2008:24),

dalam suatu pembelajaran matematika siswa perlu aktif melakukan proses

matematisasi. Proses matematisasi meliputi pemberian kesempatan kepada

siswa untuk merekonstruksi pengetahuan melalui kegiatan: mengamati,

mengklasifikasi, menyelesaikan masalah, berkomunikasi, berinteraksi dengan

Page 25: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

yang lain termasuk dengan gurunya, melakukan refleksi, melakukan estimasi,

mengambil kesimpulan, menyelidiki keterkaitan, dan sebagainya. Dari

pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika

merupakan proses matematisasi di mana siswa merekonstruksi pengetahuan

yang dimiliki, membangun pemahaman sendiri dan menghubungkannya

dengan situasi dalam kehidupan nyata sehingga siswa mempunyai

pemahaman konsep matematika yang baik.

3. Model pembelajaran PACE

Model pembelajaran PACE yang merupakan singkatan dari Proyek

(Project), Aktivitas (Activity), Pembelajaran kooperatif (Cooperative

Learning) dan Latihan (Exercise). Menurut Suherman (Wardhani, 2015:35)

Model pembelajaran PACE ini menganut teori pembelajaran konstruktivisme.

Di mana dalam konstruktivisme, ada aktivitas siswa yang diwujudkan melalui

tantangan masalah, kerja dalam kelompok kecil, dan diskusi kelas. Aktivitas

dalam konstruktivisme ini sejalan dengan aktivitas siswa pada saat diajarkan

dengan model pembelajaran PACE. Dalam model pembelajaran PACE

menekankan pembelajaran aktif melalui kerja kelompok dan diskusi kelas

Lee (Wardhani, 2015:36).

Model pembelajaran yang mendorong siswa aktif dalam proses

pembelajaran adalah model pembelajaran PACE. Model yang diharapkan

agar siswa mampu menemukan dan memahami konsep atau prinsip

matematika. Seperti pemikiran di atas maka pengajaran di dalam kelas juga

memiliki aspek yang sama, berdasarkan prinsip saling ketergantungan. Setiap

Page 26: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

siswa mempunyai kemampuan serta cara berpikir sendiri dalam

menyelesaikan masalah (Rahman, 2018: 27).

Model pembelajaran PACE didasarkan pada prinsip-prinsip: (1)

mengutamakan pengkonstruksian pengetahuan sendiri melalui bimbingan, (2)

praktik dan umpan balik merupakan unsur penting dalam mempertahankan

konsep-konsep baru, serta (3) mengutamakan pembelajaran aktif dalam

memecahkan suatu masalah (Lee, 1999).

Model pembelajaran PACE sudah dikembangkan dalam

pembelajaran Statistika Matematika. Hal ini dikarenakan dalam mata

pelajaran tersebut jarang menggunakan teknologi komputer, justru lebih

banyak membutuhkan analisis teori yang bersifat abstrak dan lebih

menekankan pada aspek penalaran deduktif, maka Model PACE dalam

Statistika tersebut akan dilakukan based paper. Dengan kata lain,

pembelajaran menggunakan Lembar Kerja Aktivitas (LKA) (Lee, 1999).

Proyek (Project) dalam model pembelajaran ini merupakan sektor

yang sangat penting dalam penerapan model pembelajaran PACE. Laviatan

(Wardhani, 2015:36). mengatakan bahwa proyek merupakan bentuk

pembelajaran yang inovatif yang menekankan pada kegiatan kompleks

dengan tujuan pemecahan masalah yang berdasarkan pada kegiatan inkuiri.

Proyek dilakukan dalam bentuk kelompok. Mereka dapat memilih sendiri

topik yang dianggap menarik. Mereka diminta untuk mencari solusi atau

penyelesaian dari permasalahan yang dipilihnya. Mereka diharuskan

membuat laporan dari proyek yang dikerjakan. Dalam proyek ini, siswa

Page 27: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

dituntut untuk terlibat secara aktif dan kreatif. Melalui proyek, siswa lebih

memahami konsep dan dapat meningkatkan retensinya serta dapat menggali

kemampuan matematisnya, baik kemampuan kognitif maupun efektif.

Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) merupakan awal

dari konstruktivisme sosial (social contructivism) Subanji (Wardhani,

2015:36). Slavin (Wardhani, 2015:36). Mengembangkan pembelajaran

kooperatif dan mendefinisikan sebagai suatu metode pembelajaran di mana

siswa belajar bersama-sama dalam kelompok dan anggota dalam kelompok

tersebut saling bertanggung jawab satu dengan yang lain.

Aktivitas (Activity) dalam Model pembelajaran PACE bertujuan

untuk siswa mengenalkan terhadap informasi atau konsep-konsep yang baru.

Hal ini dilakukan dengan memberikan Lembar Kerja Aktivitas (LKA). Ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan tugas, yaitu bahwa

pemilihan tugas harus memperhatikan topik matematika yang relevan,

pemahaman, minat, pengalaman siswa, dan cara siswa belajar matematika

Sumarmo (Wardhani, 2015:37).

Latihan (Exercise) dalam Model pembelajaran PACE bertujuan

untuk memperkuat konsep-konsep yang telah dikonstruksi pada tahap

aktivitas dan pembelajaran kooperatif dalam bentuk penyelesaian soal-soal.

Tahap latihan merupakan refleksi atas hasil usaha siswa seperti dalam Polya

pada langkah ke-4 nya, yaitu memeriksa kembali hasil dan proses Polya

(Wardhani, 2015:38).

Page 28: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Adapun langkah-langkah pembelajaran dari Model pembelajaran

PACE adalah sebagai berikut:

1. Dalam tahap aktivitas, guru memberikan LKA (Lembar Kerja Aktivitas)

kepada siswa untuk dikerjakan disekolah setelah pembelajaran. Pada saat

pembelajaran, guru membahas LKA secara klasikal yang dikerjakan oleh

siswa dengan memperhatikan peran aktif siswa agar tidak terjadi

miskonsepsi.

2. Dalam tahap pembelajaran kooperatif, guru memberikan LKD (Lembar

Kerja Diskusi) ke setiap kelompok terkait dengan materi yang dibahas. Ini

merupakan kelanjutan dari LKA.

3. Dalam tahap latihan, guru memberikan tugas tambahan untuk memperkuat

konsep-konsep yang telah dikonstruksi pada tahap aktivitas dan

pembelajaran kooperatif dalam bentuk penyelesaian soal-soal.

4. Pada tahap proyek, guru memberikan tugas proyek kepada siswa yang

dikerjakan dalam bentuk kelompok. siswa dapat memilih sendiri topik

yang dianggap menarik sesuai dengan materi. Mereka diminta untuk

mencari solusi/penyelesaian dari permasalahan yang dipilihnya. Mereka

diharuskan membuat laporan dari proyek yang dikerjakan dan

dikumpulkan pada waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan antara guru

dan siswa.

Berdasarkan penjelasan di atas, model PACE dalam kajian ini

merupakan salah satu model pembelajaran berlandaskan konstruktivisme

Page 29: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

yang memiliki tahap/fase: Proyek (Project), Aktivitas (Activity),

Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) dan Latihan (Exercise)

4. Kerangka pikir

Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu

Kurangnya kemampuan berpikir kreatif siswa

Strategi pembelajaran PACE (Project, Activity, Cooperative Learning, Exercise)

Project: Dilakukan dalam kelompok untuk mencari masalah dan menyelesaikannya

Activity: Memberikan tugas dalam bentuk lembar kerja aktivitas

Cooperative learning: Siswa belajar bersama-sama dalam kelompok

Exercise: Diberikan tugas tambahan kepada siswa.

PACE secara teoritis dan didukung hasil penelitian yang relevan diyakini mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif pembelajaran matematika pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu.

Page 30: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

5. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

a. Evans (Suryana, 2013: 25). Berpikir kreatif nampak dalam bentuk

kemampuan untuk menemukan hubungan-hubungan yang baru

serta memandang sesuatu dari sudut pandang yang berbeda dari

yang biasa.

b. Siswono (Wardhani, 2015: 32). Kemampuan berpikir secara kreatif

merupakan buah dari semua bidang disiplin ilmu termasuk

matematika.

c. Guilfird (Siswono, 2018: 34) mengemukakan 2 asumsi dalam

berpikir kreatif yaitu pertama, setiap orang mampu menjadi kreatif

sampai tingkat tertentu dalam cara tertentu. Kedua, kemampuan

berpikir kreatif merupakan keterampilan yang dapat dipelajari. Jadi,

masing-masing orang mempunyai tingkat kreativitas yang berbeda-

beda dan mempunyai cara tersendiri untuk mewujudkan

kreativitasnya.

d. Model pembelajaran PACE yang merupakan singkatan dari Proyek

(Project), Aktivitas (Activity), Pembelajaran kooperatif

(Cooperative Learning) dan Latihan (Exercise). Ini dikembangkan

oleh Lee (Wardhani, 2015:35).

Page 31: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

6. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan beberapa teori pendukung dan kerangka pikir di atas

maka hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model

pembelajaran PACE dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa

kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu.

Page 32: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu. Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian tindakan kelas ( PTK ).

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Penelitian dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu yang

berlokasi Jl. Aspol No. 1 Panaikang, Kecamatan Binamu, Kabupaten

Jeneponto. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Binamu. \

2. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu

sebanyak 16 orang dengan jumlah laki-laki 7 orang dan perempuan 9

orang.

C. Faktor yang Diselidiki

1. Faktor input, yaitu melihat seberapa besar tingkat kemampuan berpikir

kreatif siswa sebelum diterapkan model pembelajaran PACE berdasarkan

hasil observasi awal mata pelajaran matematika pada siswa kelas VIII.

2. Faktor proses, yaitu dengan melihat bagaimana kinerja siswa serta

kegiatan guru selama proses pembelajaran berlangsung,

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai materi yang akan

diajarkan.

Page 33: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

b. Guru memberikan apersepsi sehingga siswa dapat termotivasi untuk

mempelajari materi yang akan disampaikan guru.

c. Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran PACE.

d. Guru memberikan tes kemampuan berpikir kreatif untuk melihat

sejauh mana kemampuan siswa dalam berpikir kreatif.

3. Faktor Output, yaitu kemampuan berpikir kreatif meningkat setelah

diterapkan model pembelajaran PACE pada materi sistem persamaan

linear dua variabel.

D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan selama dua siklus yang

merupakan kegiatan saling berkaitan. Dalam artian bahwa pelaksanaan siklus

II merupakan perbaikan dari siklus I. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan

perubahan yang ingin dicapai. Secara lebih rinci prosedur penelitian tindakan

kelas ini dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Siklus I

a. Tahap perencanaan

1) Mengadakan pertemuan dengan guru matematika untuk menelaah

kurikulum dan mempersiapkan materi pembelajaran.

2) Membuat perangkat pembelajaran untuk setiap pertemuan, yang

meliputi: rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terkait pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran PACE, lembar kerja aktivitas

Page 34: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

dan lembar kerja diskusi dan membuat soal tes kemampuan siklus

berpikir kreatif di setiap siklusnya.

b. Tahap tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan

skenario pembelajaran yang telah direncanakan dalam bentuk tindakan dan

mensosialisasikan model pembelajaran PACE

Tabel 3.1 langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran

Kegiatan Kegiatan guru

Kegiatan awal

(pendahuluan)

1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan mengarahkan siswa untuk berdoa sebelum memulai kegiatan belajar mengajar.

2. Guru mengecek dan menanyakan kehadiran siswa. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai pada pembelajaran dengan model pembelajaran PACE .

4. Guru memberikan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan tentang pelajaran sebelumnya yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang akan dibahas.

5. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih giat dalam belajar dan memberikan arahan mengenai proses pembelajaran.

Kegiatan inti Mengamati 1. Guru memberikan informasi kepada siswa mengenai

topik pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

2. Guru memberikan sebuah kasus untuk digunakan sebagai latihan aplikasi pengetahuan yang dapat merangsang pegetahuan siswa dengan menggunakan LKA.

Menanya 1. Guru mengajak siswa untuk menggali pemahaman

terkait konsep yang dipelajari dengan menghubungkannya dengan kasus yang diberikan sebelumnya.

2. Guru membagikan lembar diskusi kepada masing-

Page 35: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

masing kelompok dengan menjelaskan langkah-langkah yang harus diperhatikan untuk menyelesaikan lembar diskusi kelompok.

3. Guru meminta setiap kelompok mengamati lembar kerja diskusi pada soal.

Mengumpulkan dan menganalisis data 1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengemukakan ide terkait konsep yang dipelajari. 2. Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan soal

yang berhubungan dengan SPLD seperti yang terdapat pada LKA

Kegiatan Kegiatan guru

Kegiatan inti dan LKD. Mengkomunikasikan 1. Guru meminta perwakilan dari masing-masing

kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang SPLDV.

2. Memberikan umpan balik dan penegasan terhadap hasil pekerjaan siswa.

3. Guru memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok berupa pujian.

Mengasosiasikan Siswa diberikan latihan mandiri atau LKA ( lembar kerja aktivitas).

Penutup

1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi tentang SPDLV dalam penyelesaikan permasalahan.

2. Guru menutup pembelajaran dan menyampaikan pembelajaran berikutnya yang akan mereka pelajari

c. Tahap pengamatan

Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi dengan menggunakan

lembar observasi untuk melihat dan mengamati aktivitas siswa (lihat

lampiran).

Page 36: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

1. Mengamati aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung dengan model

pembelajaran yang diterapkan.

2. Menganalisis kesesuaian tindakan yang diterapkan dalam proses

pembelajaran.

d. Tahap Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan evaluasi tentang perubahan yang

terjadi atau hasil yang diperoleh atas data yang terhimpun sebagai bentuk

dampak tindakan yang telah dirancang. Refleksi dilakukan untuk mengetahui

adanya kelebihan dan kekurangan yang terjadi pada saat pembelajaran

berlangsung. Hasil pemikiran refleksi kemudian digunakan sebagai dasar

untuk menentukan siklus berikutnya apakah perlu dilakukan tindakan

modifikasi. Kegiatan refleksi pada penelitian ini adalah:

1. Mengingat dan merenungkan kembali kesesuaian tindakan yang telah

dilakukan melalui hasil observasi.

2. Mendiskusikan hasil refleksi yang telah dibuat bersama dengan guru

mata pelajaran matematika.

3. Mengevaluasi tingkat keberhasilan yang telah dicapai sesuai dengan

tujuan pemberian tindakan.

2. Siklus II

Tahap ini dilaksanakan selama 4 kali pertemuan, 3 kali pertemuan

digunakan untuk proses belajar mengajar dan 1 kali pertemuan digunakan

untuk tes siklus. Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus ini relatif sama

dengan perencanaan pada siklus 1. Namun, pada beberapa bagian dilakukan

Page 37: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

perbaikan atau penambahan sesuai dengan kenyataan dan masalah-masalah

yang ditemukan khususnya berkaitan dengan jenis tindakan seperti,

merumuskan tindakan selanjutnya berdasarkan refleksi siklus 1 yaitu dengan

memberikan penekanan lebih dengan menggunakan metode lain tentang

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

E. Insrumen penelitian

Pada penelitian ini, Instrumen atau alat pengumpul data yang

digunakan adalah lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi

keterlaksanaan pembelajaran, dan tes kemampuan berpikir kreatif matematika

dalam menerapkan model PACE.

1. Tes kemampuan berpikir kreatif dalam bentuk uraian

Tes kemampuan berpikir kreatif dimaksudkan untuk mengukur

kemampuan berpikir kreatif siswa. Tes kemampuan berpikir kreatif disusun

untuk penelitian dalam bentuk tes uraian.

2. Lembar observasi

a. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas

siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan model PACE.

b. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Lembar observasi yang digunakan adalah lembar obsevasi

keterlaksanaan pembelajaran guru dalam mengelola pembelajara.

F. Teknik pengumpulan data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi :

Page 38: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

1. Observasi

Observasi dilakukan di kelas yang menjadi subyek yang diteliti

untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar siswa di

kelas.Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk mengetahui adanya

perubahan tingkah laku tindakan belajar siswa yaitu perningkatan

kemampuan berpikir kreatif matematika melalui model pembelajaran PACE.

2. Tes

Tes adalah pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau

bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes digunakan kepada

semua siswa pada akhir siklus.

G. Teknik Analisis Data

Seluruh data yang diperoleh dari penelitian ini selanjutnya diolah

dengan menggunakan metode statistika deskriptif. Untuk keperluan tersebut

digunakan tabel distribusi, rata-rata, standar deviasi dan persentase. Untuk

mengetahui tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa setelah dilakukan tes

berpikir kreatif, maka digunakan penjenjangan kemampuan berpikir kreatif

siswa melalui dua indikator yaitu fluency dan flexibility.

1. Data Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Pemberian skor penilaian kemampuan berpikir kreatif untuk setiap

indikator pada penelitian ini mulai dari 0-4. Adapun pedoman penskoran

kemampuan berpikir kreatif adalah sebagai berikut:

Page 39: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Table 3.2 Pedoman penskoran kemampuan berpikir kreatif

Aspek yang diukur Skor Respon siswa terhadap soal atau masalah

Fluency 0 Tidak menjawab

1 Memberikan sebuah ide yang relevan dengan penyelesaian masalah tetapi pengungkapannya kurang jelas.

2 Memberikan suatu ide yang relevan dengan penyelesaian masalah tetapi penyelesaian dan pengungkapannya kurang jelas.

3 Memberikan lebih dari satu idea atau jawaban yang relevan dengan penyelesaian masalah tetapi penyelesaiannya kurang jelas.

4

Memberikan lebih dari satu idea atau jawaban yang relevan dengan penyelesaian masalah dan pengungkapannya lengkap dan jelas.

Aspek yang diukur Skor Respon siswa terhadap soal atau masalah

Flexibility 0 Tidaak menjawab atau memberikan jawaban dengan satu cara atau lebih tetapi semuanya salah.

1 Memberikan jawaban hanya dengan satu cara dan mendapat kekeliruan dalam proses perhitungan sehingga hasilnya salah

2 Memberikan jawaban dengan satu cara, proses perhitungan dan hasilnya benar.

3 Memberikan jawaban lebih dari satu cara tetapi hasilnya ada yang salah karena terdapat kekeliruan dalam proses perhitungan.

4 Membarikan jawaban lebih dari satu cara, proses perhitungan dan hasilnya benar.

Setelah diperoleh data dari skor siswa, maka akan dilakukan

pengkategorian. Pengkategorian skor hasil tes digunakan kriteria berikut:

Tabel 3.3 Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif

Page 40: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Rentang Nilai Kategori

90 – 100 Sangat tinggi 80-89 Tinggi 75-79 Sedang 55-74 Rendah

< 55 Sangat rendah Sumber :(Edi Surahman, 2015:40).

2. Data hasil observasi

a. Data pengamatan aktivitas belajar siswa

Data hasil observasi aktivitas siswa selama pembelajaran

berlangsung dianalisis dan dideskripsikan. Adapun analisis observasi kegiatan

siswa menggunakan teknik persentase:

NP =

x 100

Keterangan:

NP = nilai yang dicari atau diharapkan

R = skor mentah yang diperoleh siswa

SM = skor maksimum penilaian aktivitas

b. Data keterlaksanaan pembelajaran

Data mengenai kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran

dianalisis dengan menggunakan persentase skor rata-rata dan selanjutnya

dikonfirmasikan dengan interval penentuan kategori kemampuan guru

mengelolah pembelajaran, sebagai berikut:

Page 41: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Tabel 3.4 Kategori Kemampuan Guru Mengelolah Pembelajaran Tingkat Kemampuan Kriteria

0,00 - 0,49 Tidak Baik

0,50 – 1,49 Kurang Baik

1,50 – 2,49 Cukup Baik

2,50 – 3,49 Baik

3,50 – 4.00 Sangat Baik

Sumber :Zakaria Yusran (2014:35)

H. Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dapat dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan model pembelajaran

PACE, berikut indicator keberhasilannya: “Peningkatan kemampuan

berpikir kreatif siswa dengan menunjukkan jumlah siswa yang

mencapai kategori tinggi dan sangat tinggi lebih dari 50% dari

keseluruhan jumlah siswa”.

Page 42: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Adapun yang dianalisis adalah deskriptif mengenai perubahan

kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika setelah diterapkan

kemampuan berpikir kreatif melalui penerapan model PACE dengan

membandingkan hasil akhir siklus I dan siklus II. Selain itu, akan dianalisis

data tentang keterlaksaan pembelajaran guru dan aktivitas siswa selama

proses belajar mengajar berlangsung di kelas, selain itu akan dianalisis pula

data tentang LKA dan LKD siswa terhadap pembelajaran.

1. Deskripsi hasil penelitian siklus I

Materi yang diajarkan pada siklus 1 yaitu memahami konsep

persamaan linear dua variabel, menyelesaiakan sistem persamaan linear dua

variabel dengan menggambar grafik dan menyelesaikan sistem persamaan

linear dua variabel dengan cara subtitusi. Tahap-tahap yang dilakukan pada

siklus I yaitu sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

1. Mengadakan pertemuan dengan guru matematika untuk menelaah

kurikulum dan mempersiapkan materi pembelajaran.

2. Membuat perangkat pembelajaran untuk setiap pertemuan, yang

meliputi: rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terkait pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran PACE, lembar kerja

aktivitas dan lembar kerja diskusi.

Page 43: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

b. Tahap Pelaksanaan (Tindakan)

Tahap pelaksanaan pembelajaran pada siklus I terdiri dari 4 kali

pertemuan, 3 kali pertemuan digunakan sebagai proses pembelajaran dan 1

kali pertemuan untuk tes siklus 1, dengan materi sistem persamaan linear dua

variabel. Pada penelitian ini peneliti sendiri yang bertindak sebagai guru

bidang studi matematika. Kegiatan pembelajaran dibagi dalam tiga tahap

yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Tahap-tahap tersebut

sesuai dengan RPP dan sintak model PACE.

Pertemuan pertama pada tanggal 18 september 2019 (orientasi siswa

pada masalah) yaitu guru membuka pembelajaran dengan salam pembuka,

perkenalan dan memeriksa kehadiran siswa. Kemudian guru memberitahukan

materi yang akan dibahas serta menyampaikan tujuan pembelajaran pada

pertemuan yang ingin dicapai. Kemudian guru memberikan LKA (lembar

kerja aktivitas) dan LKD (lembar kerja diskusi) dimana dalam kelompok

pembelajaran terdiri 3 orang siswa.

Kegiatan selanjutnya yaitu pertemuan kedua pada tanggal 19

september 2019 (mengorganisasikan peserta didik). Guru menjelaskan materi

yang akan dibahas serta menyeampaikan tujuan pembelajaran pada

pertemuan yang ingin dicapai menggunakan langkah-langkah model PACE.

Kemudian guru memberikan LKA (lembar kerja aktivitas), dan LKD (lembar

kerja diskusi). Kemudian guru memberi kepada siswa untuk menanyakan hal-

hal yang belum dimengerti.

Page 44: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Pertemuan 3 pada tanggal 25 september 2019 (membimbing

penyelidikan individu maupun kelompok). Selama proses diskusi kelompok

berlangsung, jika siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKA dan

LKD, guru membimbingnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

mengarah agar siswa bisa memecahkan permasalahan, dan menuntun mereka

dalam mengerjakan LKA dan LKD sesuai dengan langkah-langkah model

PACE. Setiap kelompok yang sudah yakin dengan jawaban yang mereka

dapatkan, mereka diarahkan untuk menuliskan jawaban pada lembar LKD.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan hasil kerja kelompok. Salah satu

kelompok tampil mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok lain

menanggapinya.

Pada akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada

siswa yang telah mempresentasikan hasil kerjanya, mengumpulkan hasil

kerja, dan guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan.

Selanjutnya pada kegiatan penutup, siswa bersama-sama dengan

guru merefleksi kegiatan yang telah digunakan. Guru menyampaikan

pertemuan berikutnya akan diadakan tes siklus I, dan guru menutup

pembelajaran dengan memberi salam.

c. Tahap Pengamatan

1) Analisis Deskriptif Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa

pada siklus I

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, maka

diperoleh data hasil berpikir kreatif siswa pada siklus I. Data kemampuan

Page 45: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

berpikir kreatif matematika siswa pada siklus I diperoleh melalui

pemberian tes kemampuan berpikir kreatif matematika setelah penyajian

sub pokok pembahasan sistem persamaan linear dua variabel. Adapun

deskriptif skor kemampuan berpikir kreatif matematika siswa pada siklus I

dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Statistik Skor Kemampuan Berpikir Kreatif matematika siswa

Statistika Nilai Statistika Subjek

Skor Maksimum Ideal Skor Tertinggi Skor Rendah

Rata-Rata Modus

Standar Deviasi Median Rentang

16 100 66 16

41,62 41

15,62 41,00

50 Berdasarkan tabel 4.1 dapat dikemukakan bahwa jumlah siswa

yang mengikuti tes akhir siklus I berjumlah 16 orang. Dimana skor

tertinggi yaitu 66, sedangkan skor terendah yaitu 16, rentang skor 50

(selisih skor tertinggi dengan skor terendah), dimana skor rata-ratanya

adalah 41.62 dengan standar deviasi 15,62.

Apabila skor kemampuan berpikir kreatif matematika siswa

tersebut dikelompokkan kedalam 5 kategori, maka diperoleh distrubusi

frekuensi dan presentase skor kemampuan berpikir kreatif matematika

siswa pada siklus I, sebagai berikut:

Page 46: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa Pada Siklus I

Skor Kategori Frekuensi Persentase % 90-100 Sangat tinggi 0 0 80-89 Tinggi 0 0 75-79 Sedang 3 18,75 55-74 Rendah 1 6,25 <55 Sangat rendah 12 75

Jumlah 16 100

Berdasarkan Tabel 4.2, maka dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata

kemampuan berpikir kreatif matematik siswa pada siklus I dari 16 siswa,

ada 12 orang siswa yang berada pada kategori sangat rendah dengan

persentase 75% orang siswa yang berada pada kategori rendah dengan

persentase 6,25% dan pada kategori sedang 18,75%

2) Observasi Aktivitas Siswa

Data sikap siswa pada siklus I diperoleh melalui lembar observasi

aktivitas siswa selama proses pembelajaran setiap pertemuan. Adapun deskripsi

sikap siswa pada siklus I dapat dilihat tabel 4.3 (Lampiran B).

Page 47: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Gambar 4.1 persentase Aktivitas Siswa

Keterangan:

A = Tahap perkenalan

B = Siswa yang menyimak dan mendengarkan penjelasan guru selama

pembelajaran berlangsung

C = Siswa yang mengamati permasalah yang diberikan

D = Siswa mencari solusi dan menyelesaikannya

E = Siswa yang belajar bersama-sama dan saling tukar pikiran

F = Siswa yang berani mempresentasikan hasil kerjanya dipapan tulis

G = Siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan baru yang diberikan guru

H = Siswa yang melakukan aktivitas lain ( bercerita, main hp dan yg lain-lain)

Berdasarkan data hasil aktivitas siswa pada gambar 4.1, tentang hasil

aktivitas siswa dapat disimpulkan sebagai berikut:

95.80% 95.80% 95.80%

37.50%

29.16%

39.50% 33.30%

41.60%

100% 100% 100%

45.83% 39.58%

45.83% 45.83%

54.16%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

120.00%

a b c d e f g h

Pe

rse

nta

se

Komponen yang diamati

siklus 1

siklus 2

Page 48: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

a. Pertemuan pertama pada siklus I yang merupakan awal penerapan model

pembelajaran PACE yang baru dialami oleh siswa, sehingga dalam

pertemuan ini merupakan tahap pengenalan dan adaptasi terhadap suasana

belajar yang baru dan berbeda dengan pertemuan sebelumnya.

b. Kehadiran siswa pada pertemuan pertama dalam pembelajaran pada siklus

I adalah 87,5,% dari jumlah siswa, sedangkan pada pertemuan kedua dan

ketiga siswa yang hadir mencapai 100 %.

c. Siswa yang menyimak dan mendengarkan penjelasan guru selama

pembelajaran lebih banyak dengan antusias siswa dalam memperhatikan

penjelasan yang dipaparkan oleh guru.

d. Siswa yang menyelesaikan masalah yang diberikan dalam bentuk

kelompok dari pertemuan pertama 31,2%, pertemuan kedua 37,5% dan

pertemuan ketiga 43,7%.

e. Siswa yang belajar bersama-sama dalam kelompok dan saling tukar

pikiran terbilang masih sedikit yaitu pertemuan pertama 25%, pertemuan

kedua 31,2% dan pertemuan ketiga mencapai 31,2%.

f. Siswa yang berani mempresentasikan hasil kerjanya dipapan tulis dari

pertemuan pertama yaitu 37,5%, kedua 43,7% dan ketiga 37,5%.

g. Siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan baru yang diberikan guru

masih cenderung rendah dengan 25% siswa yang mampu menyelesaikan

permasalahan pada pertemuan pertama, 31,2% siswa pada pertemuan

kedua dan 43,7% siswa pada pertemuan ketiga.

Page 49: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

h. Siswa yang melakukan aktivitas lain seperti bercerita, tidur dan bermain

hp pada pertemuan pertama 37,5% kedua 43,7% dan pertemuan ketiga

43,7%.

Dari tabel terlihat bahwa pada siklus I siswa masih kurang termotivasi

belajar sehingga kurang terfokus pada materi. Hal ini nampak pada banyaknya

siswa yang mengajukan pertanyaan pada masalah yang diberikan masih dan

kurangnya keberanian siswa dalam mengajukan solusi. Sikap siswa umumnya

masih kurang memberikan respon positif terhadap model yang digunakan. Hal

ini disebabkan siswa belum terbiasa diberikan pertanyaan sebelum proses

pembelajaran apalagi bekerja secara berkelompok untuk menyelesaikan

masalah.

Pada setiap pertemuan untuk siklus I, juga dicatat hal-hal yang

berkaitan dengan siswa utamanya dalam kemampuan berpikirnya.

a. Flexibility atau flexibilitas siswa

Fleksibilitas siswa diukur dengan memperhatikan 2 kategori yakni:

1) Siswa mencari solusi atau menyelesaikan dari permasalahan yang

diberikan dalam bentuk kelompok, maksudnya adalah siswa

menyelesaikan masalah yang diberikan dengan cara saling tukar pikiran

antar kelompok. Namun, rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu yang

diberikan merupakan salah satu ciri bahwa siswa tersebut mempunyi

bakat. Siswa yang mencari solusi atau menyelesaikan permasalahan

disiklus I mencapai 37,45%

Page 50: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

2) Siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan baru yang diberikan,

artinya siswa tersebut mampu menelaah dan menerima dengan baik apa

yang telah diberikan guru. Siswa yang ampu menyelesaikan

permasalahan pada siklus I mencapai 33,3%

b. Fluency

Fluency siswa diukur dengan memperhatikan 2 kategori yakni:

(1) Siswa yang berani mengemukakan alasannya atau menerima tugas

yang diberikan mencapai 39,56% pada siklus I.

(2) Siswa belajar bersama-sama dalam kelompok atau anggota dalam

kelompok tersebut untuk saling tukar pikiranmencapai 29,13% pada

siklus I.

3) Data Keterlaksanaan Pembelajaran

Data hasil lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran siswa pada

siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.4 (Lampiran B).

2.8

3.5

3.9

3.4

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

pertemuan 1 pertemuan 2 pertemuan 3 rata-rata

Page 51: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Gambar 4.2 keterlaksanaan pembelajaran siklus I

Aspek yang diamati pada keterlaksanaan pembelajaran matematika

dengan model pembelajaran PACE sistem persamaan linear dua variabel

dan deskripsi keterlasksanaan pembelajaran dengan rata-rata pada lembar

observasi adalah 3,41 dengan kategori baik.

d. Refleksi

Pada awal pengajaran siklus I dengan diterapkan model pembelajaran

PACE pada umumnya siswa belum mampu mengikuti proses pembelajaran

dengan baik. Hal ini ditandai dengan adanya siswa yang kurang aktif dalam

proses pembelajaran, karena pada umumnya siswa hanya mendengar dan

melakukan apa yang diperintahkan oleh guru. Siswa masih merasa kaku dan

tegang unuk mengungkapkan pendapatnya atau pertanyaannya, sehingga guru

sesering mungkin memberikan penguatan kepada siswa.

Selain itu, suasana ribut dalam kelas yang sering terjadi pada saat

pembelajaran berlangsung yang dipicu oleh responden yang tidak

memperhatikan penjelasan peneliti dan memilih mengganggu temannya. Pada

siklus ini siswa yang aktif hanya terihat pada siswa yang sama disetiap

pertemuannya yakni siswa yang tergolong ―bisa‖, tetapi hal ini dapat

memberikan contoh dan motivasi kepada temannya.

Proses pembelajaran pada pertemuan kedua penelitian adalah

membahas tentang sistem persamaan linear dua variabel mengenai grafik.

Menyikapi proses pembelajaran tersebut, bentuk refleksi lebih ditekankan pada

Page 52: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

bagaimana pengelolaan kelas yang lebih baik untuk pertemuan berikutnya dan

memotivasi siswa untuk lebih giat belajar.

Proses pebelajaran pada pertemuan ketiga siklus I, membahas materi

sistem persamaan linear dua variabel mengenai subtitusi. Peneliti berusaha

memberikan motivasi dan umpan balik terhadap hasil refleksi pada siklus I dan

peneliti juga sebagai contoh menunjukkan bahwa guru itu sebagai fasilitator,

sehingga siswa harus lebih banyak bertanya yang dipelajari dan mengajarkan

LKD dan LKA sehingga dapat menemukan sendiri pengetahuannya dan

mengerjakan tugas dengan pemikirnya sendiri. Namun untuk membimbing

setiap siswa dengan kemampuan yang heterogen dan tergolong rendah ini,

proses pembelajaran akan membutuhkan banyak waktu. Untuk itu, bentuk

refleksi lebih ditekankan pada pengelolaan waktu agar proses pembelajaran

tercapai.

Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa, pada awal pertemuan

siklus I siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diberikan.

Namun pada pertemuan-pertemuan berikutnya siswa sudah mulai terbiasa dan

tertarik dalam mengikuti pelajaran matematika. Hal ini ditunjukkan dengan

berkurangnya peserta didik yang tidak hadir pada saat mata pelajaran

matematika berlangsung. Dari hasil pengamatan secara keseluruhan mulai dari

pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga pada siklus I, terlihat bahwa pada

umumnya siswa semangat mencatat poin-poin penting dari materi yang

diberikan dan mengerjakan tugas dengan bekerja sama dengan kelompok

masing-masing, namun dari hasil pengamatan peneliti pula, ternyata masih ada

Page 53: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

beberapa siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru atau siswa dan

masih ada beberapa siswa juga yang malu-malu bertanya ketika temannya

memamparkan atau menjelaskan materi serta masih ada juga beberapa siswa

yang main-main saat diskusi ataupun mengganggu temannya. Melihat situasi

tersebut, peneliti kemudian menindaklanjuti dengan memberikan motivasi

siswa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Sedangkan dari

tugas/latihan yang diberikan, baik itu latihan yang dikerjakan dikelas maupun

dirumah, sebagian besar siswa sudah dapat mengerjakannya.

Pada akhir pertemuan siklus I, siswa diberikan tes untuk menguji

kemampuan mereka atas materi yang telah dibahas selama pembelajaran

disiklus I. Dalam pelaksanaan tes tersebut berlangsung dengan tertib dan

lancar, walau masih ada siswa yang berusaha menyontek pekerjaan temannya.

Berdasarkan hasil analisis kuantitatif dan hasil observasi serta

masalah-masalah yang muncul pada siklus I, maka penelitian ini dilanjutkan ke

siklus II.

1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Sebelum melaksanakan siklus II, peneliti terlebih dahulu juga

mempersiapkan beberapa perangkat yaitu: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP 4, 5 dan 6), Lembar Kerja Aktivitas (LKA 4, 5 dan 6), Lembar Kerja

Diskusi (LKD 4, 5 dan 6), lebar observasi siswa dan soal tes siklus II.

Page 54: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

b. Tahap Pelaksanaan (Tindakan)

Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini dilaksanakan 4 kali

pertemuan, 3 kali pertemuan digunakan sebagai proses pembelajaran dan 1

kali pertemuan untuk tes siklus II. Pada pertemuan pertama dilaksanakan

pada tanggal 2, 3 dan 9 September 2019 dengan materi menyelesaikan sistem

persamaan linear dua variabel dengan eliminasi, menyelesaikan sistem

persamaan linear dua variabel dengan metode gabungan (Eliminasi-subtitusi)

dan menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel khusus.

Berdasarkan refleksi siklus I karena masih banyak siswa tidak tepat

waktu masuk di kelas maka guru memberikan penekanan bahwa siswa yang

terlambat 5 menit, tidak diperbolehkan masuk kelas lagi. Selain itu siswa

yang kurang bekerja sama dengan teman kelompoknya, tidak memberikan

tanggapan pada kelompok lain maka pengamat menyarankan untuk

memberikan hadiah kecil dan nilai tambahan pada kelompok yang paling

aktif.

c. Tahap Pengamatan (Observasi)

1. Analisis Deskriptif Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa

pada siklus II.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, maka

diperoleh data hasil berpikir kreatif siswa pada siklus II. Data kemampuan

berpikir kreatif matematika siswa pada siklus II diperoleh melalui pemberian

tes kemampuan berpikir kreatif matematika setelah penyajian sub pokok

bahasan sistem persamaan linear dua variabel mengenai metode eliminasi,

Page 55: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

gabungan (subtitusi-eliminasi) dan variabel khusus. Adapun deskriptif skor

kemampuan berpikir kreatif matematika siswa pada siklus II dapat dilihat

pada table 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5 Statistik Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Melalui Model Pembelajaran PACE pada Tes Akhir Siklus II

Statistika Nilai Statistika Subjek

Skor Maksimum Ideal Skor Tertinggi Skor Rendah

Rata-Rata Modus

Standar Deviasi Median Rentang

16 100 91 41

72,50 83

18,57 83,00

50 Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa dari skor 0-100,

skor terendah yang diperoleh yaitu skor 41, sedangkan skor tertinggi yang

diperoleh siswa skor 91. Hal Ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir

kreatif siswa pada siklus II sudah mencapai nilai KKM.

Jika Skor kemampuan berpikir kraetif siswa pada siklus I tersebut

dikelompokkan kedalam 5 kategori (kelas Interval), maka diperoleh distribusi

frekuensi sebagai berikut :

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Peresentase Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Melalui Model Pembelajaran PACE pada Tes Akhir Siklus II.

Skor Kategori Frekuensi Persentase % 90-100 Sangat tinggi 4 25 80-89 Tinggi 5 31,25 75-79 Sedang 2 12,5 55-74 Rendah 1 6,25 <55 Sangat rendah 4 25

Jumlah 16 100

Page 56: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Berdasarkan Tabel 4.6, maka dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata

kemampuan berpikir kreatif matematik siswa pada siklus I dari 16 siswa, 4

orang berada dikategori sangat rendah dengan persentase 25% dan yang

berkategori sangat tinggi 4 orang dengan persentase 25%. Adapun Persentase

ketuntasan kemampuan berpikir kreatif matematik melalui model

pembelajaran PACE pada tes akhir siklus II ditunjukkan pada tabel berikut

ini:

Tabel 4.7 Persentase Ketuntasan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Melalui Model Pembelajaran PACE pada Tes Akhir Siklus II

No. Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 0-74 Tidak tuntas 5 31,25 2 75-100 Tuntas 11 68,75 Jumlah 16 100

Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh 11 siswa dikategorikan tuntas

dengan persentase 68,75% dan 5 orang siswa dikategorikan tidak tuntas

dengan persentase 31,25%. Dari hasil yang diperoleh ini, dapat dinyatakan

bahwa pada siklus II ini telah terjadi peningkatan dalam kemampuan berpikir

siswa.

2. Data Aktivitas Siswa

Pengamatan terhadap aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran

menggunakan lembar aktivitas siswa. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa

dalam pembelajaran matematika setiap pertemuan dinyatakan dalam persentase

lihat pada gambar 4.1 (Lampiran B)

Page 57: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Berdasarkan data hasil aktivitas siswa pada gambar 4.1, tentang hasil

observasi siswa dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kehadiran siswa pertemuan pertama dalam pembelajaran pada siklus II

adalah sebanyak 16 orang orang siswa yang hadir pada pertemuan pertama

sampai dengan petemuan ketiga.

2. Siswa yang menyimak dan mendengarkan penjelasan guru selama

pembelajaran lebih banyak dengan antusias siswa dalam memperhatikan

penjelasan yang dipaparkan oleh guru.

3. Siswa yang menyelesaikan masalah yang diberikan dalam bentuk

kelompok pada siklus II dari pertemuan pertama 37,5% pertemuan kedua

43,7% dan pertemuan ketiga 56,2%.

4. Siswa yang belajar bersama-sama dalam kelompok dan saling tukar

pikiran terbilang masih sedikit yaitu pertemuan pertama 31,2% pertemuan

kedua 37,5% dan pertemuan ketiga mencapai 50%.

5. Siswa yang berani mempresentasikan hasil kerjanya dipapan tulis juga

terlihat 43,7% pada pertemuan pertama, 50% siswa pada pertemuan kedua

dan pertemuan ketiga 43,7%.

6. Siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan baru yang diberikan guru

juga mengalami peningkatan dengan 37,5% siswa pada pertemuan pertama

dan 43,7% siswa pada pertemuan kedua dan 56.2% pada pertemuan

ketiga.

Pada siklus II sudah nampak adanya kelompok yang bersaing dan

kelihatan bahwa sudah muncul rasa ingin tahu terhadap materi yang dibahas.

Page 58: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Pada minggu ke dua siklus II ini pada dasarnya hampir sama dengan siklus

minggu pertama siklus II, hanya saja pada minggu ke dua ini perhatian dan

motivasi semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya

frekuensi siswa yang mengajukan solusi ketika guru memberikan masalah,

mengajukan pertanyaan terhadap masalah yang diberikan dan mengajukan

solusi atau memberikan tanggapan dalam kelompok.Hal ini menandakan

bahwa kesungguhan siswa untuk belajar.

Pada setiap pertemuan untuk siklus II, juga dicatat hal-hal yang

berkaitan dengan siswa utamanya dalam kemampuan berpikirinya.

a. Flexibility atau flexibilitas siswa

b. Fleksibilitas siswa diukur dengan memperhatikan 2 kategori yakni:

1) Siswa mencari solusi atau menyelesaikan dari permasalahan yang

diberikan dalam bentuk kelompok, maksudnya adalah siswa

menyelesaikan masalah yang diberikan dengan cara saling tukar pikiran

antar kelompok. Namun, rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu yang

diberikan merupakan salah satu ciri bahwa siswa tersebut mempunyi

bakat. Siswa yang mencari solusi atau menyelesaikan permasalahan

disiklus II mencapai rata- rata 45,8%.

2) Siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan baru yang diberikan,

artinya siswa tersebut mampu menelaah dan menerima dengan baik apa

yang telah diberikan guru. Siswa yang ampu menyelesaikan

permasalahan pada siklus II mencapai rata-rata 45,8%.

Page 59: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

c. Fluency

Fluency siswa diukur dengan memperhatikan 2 kategori yakni:

1) Siswa yang berani mengemukakan alasannya atau menerima tugas yang

diberikan mencapai rata-rata 45,8% pada siklus II.

2) Siswa yang memberikan pendapat atau kritis dalam memeriksa

pekerjaannya mencapai rata-rata 39,5%pada siklus II.

3. Data Keterlaksanaan Pembelajaran

Data hasil lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran matematika

dapat dilihat pada tabel 4.9 (Lampiran B).

Gambar 4.3 keterlaksanaan pembelajaran siklus II

Aspek yang diamati pada keterlaksanaan pembelajaran matematika materi sistem

persamaan linear dua variabel melalui model pembelajaran PACE dan deskripsi

keterlaksanaan pembelajaran untuk setiap pertemuan mengalami peningkatan. Hal

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

pertemuan 1 pertemuan 2 pertemuan 3 rata-rata

Page 60: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

ini menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran meningkat dengan sangat

baik.

d. Refleksi

Pada akhir siklus II terlihat adanya perubahan kemampuan berpikir siswa

dan sikap siswa yang cenderung lebih kearah positif. Dari hasil observasi

menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas belajar seperti pada mulanya siswa

hanya diam kini mulai terlihat aktif dan kreatif dalam mengemukakan pendapatnya

atau jawabannya. Mengenai cara mengajar guru dalam hal ini peneliti sendiri,

sebagian siswa merasa senang, karena siswa tidak ditekankan untuk menjawab

dengan benar yang terpenting adalah kemauan untuk mengerjakan soal latihan

yang dibeikan. Namun ada juga siswa yang sering mengeluh karena terlalu sering

diberikan latihan dan pekerjaan rumah.

Peningkatan yang terjadi belum terlalu signifikan, meskipun demikian

masalah-masalah yang muncul pada siklus I telah mulai berkurang pada siklus II,

maka peneliti memutuskan bahwa penelitian ini hanya sampai pada siklus II saja

karena peneliti juga dibatasi oleh waktu.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil-hasil penelitian secara umum

berupa hasil penelitian analisis kualitaif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini akan

memberikan gambaran tentang kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar

matematika setelah diterapkan model pembelajaran PACE.

Setelah melihat hasil penelitian yang telah dianalisis dapat diketahui

bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa setelah diberikan pembelajaran dengan

Page 61: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

model pembelajaran PACE ternyata mengalami peningkatan. Hal ini dapat kita

lihat dari hasil observasi yang telah dilakukan. Pada saat pemberian tindakan yaitu

pada saat pemberian materi kepada siswa, yang dimana sebelum mengawali

pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk mengingat kembali pembahasan yang

telah dibahas untuk membantu siswa berpikir lebih kreatif.

Selama berlangsungnya proses pembelajaran, interaksi antara guru dengan

siswa, dan siswa dengan siswa terjalin dengan baik sehingga proses pembelelajaran

dalam kelas berlangsung dengan baik. Dengan melihat perkembangan kemampuan

berpikir kreatif siswa dengan menggunakan model pembelajaran PACE, peneliti

memberikan perhatian yang besar terhadap proses pembelajaran yang dialami

diantaranya aktivitas siswa dan kehadiran siswa.

Pada akhir siklus guru memberikan tes kemampuan berpikir kreatif dengan

materi system persamaan linear dua variabel. Guru memperketat pengawasa dengan

harapan bahwa hasil yang diperoleh adalah hasil yang murni dan betul-betul

megukur kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap materi yang diberikan.

Meskipun masih ada siswa yang berusaha meniru perkerjaan temannya.

Berdasarkan hasil yang diperoleh selama siklus I yang belum menunjukkan hasil

yang maksimal maka peneliti memutuskan untuk melanjutkan ke siklus II.

Pada pelaksanaan siklus II dengan model PACE bukan lagi menjadi

masalah karena siswa telah menyusuaikan diri terhadap materi yang dipelajari dan

siswa lebih aktif dalam pembelajaran, dan keseriusan siswa dalam memperhatikan

metari serta siswa mampu menyimpulkan materi secara langsung.

Page 62: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Selain itu, terlihat antusias siswa yang gemar bertanya diawal-awal

pembelajaran, serta semakin meningkatnya siswa yang mengacungkan tangan

untuk mengerjakan soal dipapan tulis , dalam artian bahwa siswa berani untuk

mengambil resiko kesalahan. Hal ini juga dapat dilihat dari lembar observasi yang

menunjukkan bahwa terjadi perubahan dalam kemampuan berpikir siswa pada

frekuensi siklus II jika dibandingkan dengan siklus I pada setiap indikato yang

diamati.

Pertemuan pertama pada siklus I yang merupakan awal penerapan model

pembelajaran PACE yang baru dialami oleh siswa, sehingga dalam pertemuan ini

merupakan tahap pengenalan dan adaptasi terhadap suasana belajar yang baru dan

berbeda dengan pertemuan sebelumnya. Kehadiran siswa pada pertemuan pertama

dalam pembelajaran pada siklus I adalah 87,5,% dari jumlah siswa, sedangkan pada

pertemuan kedua dan ketiga siswa yang hadir mencapai 100 %. Siswa yang

menyimak dan mendengarkan penjelasan guru selama pembelajaran lebih banyak

dengan antusias siswa dalam memperhatikan penjelasan yang dipaparkan oleh guru.

Siswa yang menyelesaikan masalah yang diberikan dalam bentuk kelompok dari

pertemuan pertama 31,2%, pertemuan kedua 37,5% dan pertemuan ketiga 43,7%.

Siswa yang belajar bersama-sama dalam kelompok dan saling tukar pikiran

terbilang masih sedikit yaitu pertemuan pertama 25%, pertemuan kedua 31,2% dan

pertemuan ketiga mencapai 31,2%. Siswa yang berani mempresentasikan hasil

kerjanya dipapan tulis dari pertemuan pertama yaitu 37,5%, kedua 43,7% dan

ketiga 37,5%. Siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan baru yang

diberikan guru masih cenderung rendah dengan 25% siswa yang mampu

Page 63: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

menyelesaikan permasalahan pada pertemuan pertama, 31,2% siswa pada

pertemuan kedua dan 43,7% siswa pada pertemuan ketiga.

Sedangkan siklus II Kehadiran siswa pertemuan pertama dalam

pembelajaran pada siklus II adalah sebanyak 16 orang orang siswa yang hadir pada

pertemuan pertama sampai dengan petemuan ketiga. Siswa yang menyimak dan

mendengarkan penjelasan guru selama pembelajaran lebih banyak dengan antusias

siswa dalam memperhatikan penjelasan yang dipaparkan oleh guru. Siswa yang

menyelesaikan masalah yang diberikan dalam bentuk kelompok pada siklus II dari

pertemuan pertama 37,5% pertemuan kedua 43,7% dan pertemuan ketiga 56,2%.

Siswa yang belajar bersama-sama dalam kelompok dan saling tukar pikiran

terbilang masih sedikit yaitu pertemuan pertama 31,2% pertemuan kedua 37,5%

dan pertemuan ketiga mencapai 50%. Siswa yang berani mempresentasikan hasil

kerjanya dipapan tulis juga terlihat 43,7% pada pertemuan pertama, 50% siswa

pada pertemuan kedua dan pertemuan ketiga 43,7%. Siswa yang mampu

menyelesaikan permasalahanbaru yang diberikan guru juga mengalami peningkatan

dengan 37,5% siswa pada pertemuan pertama dan 43,7% siswa pada pertemuan

kedua dan 56.2% pada pertemuan ketiga.

Dari hasil penelitian ini dapat membuktikan bahwa model pembelajaran

PACE efektif digunakan dalam pembelajaran matematika. Namun, model

pembelajaran PACE tidak dapat dikatakan sebagai satu-satunya model dalam

pembelajaran matematika yang baik, melainkan model tersebut dijadikan

pertimbangan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar.

Page 64: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang berlangsung selama dua siklus maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Penerapan model pembelajaran PACE dalam pembelajaran matematika dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa dengan subyek

16 siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu. Hal ini terlihat dari peningkatan

skor tes dari siklus I sebesar 41,62 menjadi 72,50 pada siklus II. Adapun skor

rata-rata dari setiap indikator kemampuan berpikir kreatif mengalami

peningkatan, yakni kategori flexibility meningkat dari skor rata-rata 35,3%

menjadi 42,6%. Sedangkan kategori fluency meningkat dari skor rata-rata

34,3% menjadi 45,8%.

2. Selain adanya peningkatan kemampuan berpikir kreatif dalam belajar

matematika siswa, juga terlihat adanya peningkatan dari sisi:

a. Rata-rata keterlaksanaan pembelajaran dari pertemuan pertama sampai

pertemuan kedelapan mengalami peningkatan dengan kategori baik

menjadi sangat baik.

b. Rata-rata persentase aktivitas siswa dari petemuan pertama sampai

pertemuan kedelapan telah menunjukkan bahwa aktivitas dalam model

pembelajaran PACE pada materi sistem persamaan linear dua variabel

seperti yang diharapkan.

Page 65: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

c. Respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran PACE adalah

sangat baik.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka ditemukan saran-saran

sebagai beikut:

1. Disarankan untuk menerapkan model Pembelajaran PACE sebagai model

pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif

matematika siswa, khususnya pada pokok bahasan sistem persamaan linear

dua variabel.

2. Sebaiknya ketika menerapkan model PACE hendaknya guru tidak hanya

siswa yang pandai diberi kesempatan untuk berperan menjadi guru tetapi

semua siswa yang ada didalam kelas.

3. Diharapkan kepada peneliti lain dalam bidang kependidikan khususnya

pendidikan matematika supaya dapat meneliti lebih lanjut tentang model

pembelajaran yang efektif dan efisien untuk mengatasi kesulitan siswa dalam

mempelajari matematika serta mencari cara atau strategi lain yang dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa.

Page 66: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

DAFTAR PUSTAKA

Hendriana, Heris. dkk.2018. Hard Skills dan Soft Skills Matematika Siswa. Jln. Mengger Girang No. 98, Bandung 40254. PT Refika Aditama.

Mulyasa. 2013. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Jln. Ibu Inggit Garnasih No. 40 Bandung 40252. PT Remaja Rosdakarya.

Noer, Sri Hastuti. 2011. Kemampuan berpikir kreatif matematis dan pembelajaran matematika berbasis masalah OPEN-ENDED. Jurnal pendidikan matematika.

Raharjo, Jajo Firman .dkk. 2013. Mengembangkan kemampuan berpikir aljabar dan kemandirian belajar mahasiswa melalui pendekatan saintifik model pace pada mata kuliah struktur aljabar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 Nomor 2.

Rahman, Arief Aulia. 2018. Penerapan Model Pembelajaran PACE Untuk Meningkatkan Kemampuan Membuktikan Matematika. Jurnal Pendidikan matematika.

Siswano, Tatag Yuli Eko. 2018. Fokus Pada Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah. Jln. Ibu Inggit Garnasih No. 40 Bandung 40252. PT Remaja Rosdakarya Offset.

Subhi. 2016. Penerapan Model Scramble Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa MTs Manba’ul Ulum Lempung Jaya.

Sugilar, Hamdan. (2013). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Disposisi Matematik Siswa Madrasah Tsanawiyah Melalui Pembelajaran Generatif.Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung. 2 (2), 156-158. tersedia http://e-journal.stkipsiliwsngi.ac.id/index.php/infinity/article/view/32/31.

Supini. 2018. Metode Discovery Terbimbing Dalam Menemukan Rumus Luas Permukaan Bangun Ruang Sisi Lengkung Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Darma pendidikan.

Suryana, Andri. 2013. Penerapan Model Pembelajaran PACE Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Jurnal pendidikan

Suryana, Andri. 2015. Analisis Implementasi Model PACE Pada Mata Kuliah Statistika Matematika. Jurnal pendidikan.

Ulfa, Siti Nourmalinda. 2018. Pengaruh Model Pembelajaran PACE ( Project, Activity, Cooperative and Exercise) Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa.Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu

Page 67: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Usman, Muhammad Rizal. 2014. Pembelajaran Inkuiri Model Alberta Untuk Meningkatkan Kemampuan Kreatif Matematis Siswa SMP. Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika.

Wardhani , Indah Setyo .dkk. 2015. Menumbuhkan Tindak Pikir Kreatif Melalui Model Pembelajaran PACE. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika Vol. 1

Page 68: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

LAMPIRAN B

1. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif (Silkus I Dan Siklus II)

2. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif (Siklus I Dan Siklus II)

LAMPIRAN C

1. Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Siswa

2. Instrumen Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Melalui

Strategi Pembelajaran PACE

LAMPIRAN D

1. Daftar Nilai

2. Analisis Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

LAMPIRAN E

1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

2. Lembar Jawaban Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

3. Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa

4. Lembar Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Melalui

Strategi PACE

LAMPIRAN F

1. Persuratan

2. Lembar Validasi

3. Dokumentasi

Page 69: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMPN 2 Binamu

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII/Satu

Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Alokasi Waktu : Pertemuan 1 (3 x 40 menit)

A. Kompetensi Inti

KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya

diri, peduli dan tanggungjawab, dalam berinteraksi secara efektif

sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,

masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara dan

kawasan regional.

KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian

tampak mata.

KI 4 Mengelola, menyaji, dan menalar alam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambarkan, dan mengarang)

sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain yag sama

dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1 3.5 Menjelaskan sistem

persamaan linear dua

variabel dan

penyelesaiannya yang

3.5.1. Membedakan Persamaan linear

dua variabel dan system

persamaan linear dua variabel.

3.5.2. Membuat Model persamaan linear

Page 70: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

dihubungkan dengan

masalah kontekstual.

dua variabel dan sistem

persamaan linear dua variabel.

Fokus Karakter: Religius, kerja keras, dan kreatif

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah

informasi, dan mengkomunikasikan hasil mengolah informasi dalam

penugasan individu dan kelompok, peserta didik dapat:

1. Membedakan persamaan linear dua variabel dan sistem persamaan linear

dua variabel.

2. Membuat model persamaan linear dua variabel dan sistem persamaan

linear dua variable

D. Materi Pembelajaran:

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

Persamaan linear dua variabel adalah persamaan yang mengandung dua

variabel dimana pangkat atau deret tiap-tiap variabel sama dangan satu.

Bentuk umum persamaan dua variabel adalah : ax + by = c. Dimana : x dan y

adalah variabel.

Sistem persamaan linear dua variabel adalah dua persamaan linear yang

mempunyai hubungan diantara keduanya dan mempunyai satu penyelesaian.

Bentuk umum sistem persamaan dua variabel adalah :

ax + by = c

px + qy = r

dimana :

x dan y disebut variabel;

a, b, p, dan q disebut koefisien;

c dan r disebut konstanta.

Page 71: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Contoh persamaan linear dua variabel :

a) y = 2x

b) y = 4x – 3

penyelesaian:

a). y = 2x ; (3, 6)

6 = 2 (3)

6 = 6 (benar).

Jadi, (3, 6) adalah salah satu

selesaian dari y = 2x

b). y = 4x – 3 ; (4, 12)

12 = 4 (4) – 3

12 ≠ 13 (salah).

Jadi, (4, 12) adalah bukan

selesaian dari y = 4x – 3

Mengidentifikasi Penyelesaian SPLDV dan Memahami konsep SPLDV

Banyak sekali masalah yang berkaitan dengan persamaan linear dua

variabel. Namun, masalah atau situasi bagaimana yang dapat dinyatakan

dengan persamaan linear dua variabel? Bagaimana cara kita menuliskan dalam

sebuah persamaan? Untuk mengetahuinya, amati kegiatan berikut.

Contoh Soal

Lisa, seorang mahasiswa tingkat akhir, menerima les privat dan memperoleh

Rp. 80.000,00 per jam.

Tabel Pendapatan Lisa berdasarkan jumlah jam

Jumlah Pendapatan

(dalam puluhan ribu)

1 8

2 16

3 24

Page 72: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

4 32

5 40

Gunakan nilai dalam table untuk melengkapi grafik.

a. Sumbu horizontal menunjukkan jumlah jam les privat. Variabel yang

digunakan adalah x.

b. Sumbu vertical menunjukkan jumlahh pendapatan Artur. Variabel yang

digunakan adalah y.

c. Terdapat lima pasangan berurutan, yaitu (1, 8), (2, 16), (3, 24), (4, 32) dan

(5, 40).

E. Model pembelajaran

Model : Model pembelajaran PACE

F. Langkah-langkah pembelajaran

Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Pendahuluan ( 10 Menit )

Orientasi Memberi salam dan berdoa. Mengkondisikan suasana belajar yang

menyenangkan (mengecek kehadiran peserta didik).

Apersepsi Mengecek penguasaan materi yang

sudah dipelajari sebelumnya yaitu sistem persamaan linear dua variabel

Mengingatkan materi yang telah dipelajari sebelumnya dan mengaitkannya dengan materi yang

Menjawab salam dari

guru dan salah satu memimpin doa

Menjawab absensi dari guru

Page 73: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

akan Motivasi Menyampaikan tujuan pembelajaran

pada pertemuan yang berlangsung. Guru memotivasi siswa yaitu dengan

menyampaikan manfaat dari pelajaran SPLDV.

Guru membagi siswa beberapa kelompak, masing-masing kelompok terdiri dari 3 orang dan membagikan LKD kepada setiap kelompok.

Mendengarkan guru menyampaikan materi yang akan dipelajari.

Mendengarkan manfaat dipelajari SPLDV

Kegiatan inti (60 menit)

Mengamati 3. Guru memberikan informasi kepada

siswa mengenai topik pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

4. Guru memberikan sebuah kasus untuk digunakan sebagai latihan aplikasi pengetahuan yang dapat merangsang pegetahuan siswa dengan menggunakan LKA.

Menanya

5. Guru mengajak siswa untuk menggali pemahaman terkait konsep yang dipelajari dengan menghubungkannya dengan kasus yang diberikan sebelumnya.

6. Guru membagikan lembar diskusi kepada masing-masing kelompok dengan menjelaskan langkah-langkah yang harus diperhatikan untuk menyelesaikan lembar diskusi kelompok.

7. Guru meminta setiap kelompok mengamati lembar kerja diskusi pada soal.

Mengumpulkan dan menganalisis data

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan ide terkait konsep yang dipelajari.

Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan SPLD seperti yang terdapat

Memperhatikan

penyampaian guru tentang cara menyelesaikan SPLDV

Mengerjakan latihan yang diberikan

Mendengarkan guru menyampaikan diatas.

Menemukan ide

menyelesaikan soal yang berhubungan SPLDV

Siswa

mempresentasikan hasil

Page 74: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

pada LKA dan LKD.

Mengkomunikasikan Guru meminta perwakilan dari

masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang SPLDV.

Memberikan umpan balik dan penegasan terhadap hasil pekerjaan siswa.

Guru memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok berupa pujian.

Mengasosiasikan siswa diberikan latihan mandiri atau

LKA ( lembar kerja aktivitas).

diskusi tentang SPLDV Mendengarkan

penegasan materi dari guru

Mengerjakan soal yang

diberikan oleh guru

Penutup (15 menit)

Guru bersama siswa menyimpulkan materi tentang SPDLV dalam penyelesaikan permasalahan.

Guru menutup pembelajaran dan menyampaikan pembelajaran berikutnya yang akan mereka pelajari.

Bersama dengan guru menyimpulkan materi yang dipelajari

Mendengarkan informasi dari guru yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

G. Alat dan Bahan 1. Alat : Papan tulis, spidol, penghapus. 2. Bahan : Bahan ajar dan Lembar Kerja Aktivitas (LKA), dan Lembar

Kerja Diskusi (LKD) H. SUMBER BELAJAR

1. Buku teks matematika SMP/MTS Kelas VIII Semester I. Kurikulum 2013

Edisi revisi 2017. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

2. Buku paket perpustakaan

I. Instrumen Penilaian

1. Penilaian Sikap : Lembar Observasi Sikap

2. Penilaian Pengetahuan : Tes dan Tugas

Jeneponto, 2019

Page 75: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMPN 2 Binamu

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII/Satu

Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Alokasi Waktu : Pertemuan 2 (2 x 40 menit)

A. Kompetensi Inti

KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya

diri, peduli dan tanggungjawab, dalam berinteraksi secara efektif

sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,

masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara dan

kawasan regional.

KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian

tampak mata.

KI 4 Mengelola, menyaji, dan menalar alam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambarkan, dan mengarang)

sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain yag sama

dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1 3.5 Menjelaskan sistem

persamaan linear dua

variabel dan

penyelesaiannya yang

3.5.5. Menentukan penyelesaian

SPLDV dengan cara grafik.

Page 76: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

dihubungkan dengan

masalah kontekstual.

2 4.5 Menyelesaikan

Masalah yang berkaitan

dengan sistem

persamaan linear dua

variabel.

4.5.1 Menyelesaikan masalah

kontekstual yang berkaitan

dengan sistem persamaan linear

dua variabel.

Fokus Karakter: Religius, kerja keras, dan kreatif

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah

informasi, dan mengkomunikasikan hasil mengolah informasi dalam

penugasan individu dan kelompok, peserta didik dapat:

3. Membuat model matematika dari permasalahan sehari-hari yang

berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.

4. Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan

menggambar grafik.

D.Materi Pembelajaran:

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan menggambar Grafik.

Penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan menggambar

grafik adalah titik potong kedua garis dari persamaan linear penyusunan.

Contoh Soal

Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan berikut ini :

Persamaan 1 : x + y = 5 Persamaan 2 : x − y = 1

Penyelesaian :

Langkah Pertama, Tentukan titik potong sumbu-x dan sumbu-y

Titik Potong untuk Persamaan 1 yaitu x + y = 5

Menentukan titik potong sumbu-x maka syaratnya y = 0 x + y = 5

Page 77: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

x + 0 = 5 x = 5

Maka titik potong nya (5,0)

Menentukan titik potong sumbu-y maka syaratnya x = 0 x + y = 5 0 + y = 5 y = 5

Maka titik potong nya (0,5)

Titik Potong untuk Persamaan 2 yaitu x – y = 1

Menentukan titik potong sumbu-x maka syaratnya y = 0 x – y = 1 x – 0 = 1 x = 1

Maka titik potong nya (1,0)

Menentukan titik potong sumbu-y maka syaratnya x = 0 x – y = 1 0 – y = 1 y = -1

Maka titik potong nya (0,-1)

Langkah Kedua, Gambarkan grafik dari masing – masing titik potong dari kedua persamaan diatas. Maka hasilnya dapat dilihat digambar dibawah ini :

Dilihat dari gambar grafik di atas, maka titik potong dari kedua grafik diatas adalah di titik (3, 2)

E. Model Pembelajaran

Page 78: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Model : model pembelajaran PACE

F. Langkah-langkah pembelajaran

Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Pendahuluan ( 10 Menit )

Orientasi Memberi salam dan berdoa. Mengkondisikan suasana belajar yang

menyenangkan (mengecek kehadiran peserta didik).

Apersepsi Mengecek penguasaan materi yang sudah

dipelajari sebelumnya yaitu sistem persamaan linear dua variabel

Mengingatkan materi yang telah dipelajari sebelumnya dan mengaitkannya dengan materi yang akan

Motivasi Menyampaikan tujuan pembelajaran

pada pertemuan yang berlangsung. Guru memotivasi siswa yaitu dengan

menyampaikan manfaat dari pelajaran SPLDV.

Guru membagi siswa beberapa kelompak, masing-masing kelompok terdiri dari 3 orang dan membagikan LKD kepada setiap kelompok.

Menjawab salam dari guru dan

salah satu memimpin doa Menjawab absensi dari guru

Mendengarkan guru menyampaikan materi yang akan dipelajari.

Mendengarkan manfaat dipelajari SPLDV

Kegiatan inti (60 menit)

Mengamati 8. Guru memberikan informasi kepada

siswa mengenai topik pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

9. Guru memberikan sebuah kasus untuk digunakan sebagai latihan aplikasi pengetahuan yang dapat merangsang pegetahuan siswa dengan menggunakan LKA.

Menanya

10. Guru mengajak siswa untuk menggali pemahaman terkait konsep yang dipelajari dengan menghubungkannya dengan kasus yang diberikan sebelumnya.

11. Guru membagikan lembar diskusi kepada masing-masing kelompok

Memperhatikan penyampaian

guru tentang cara menyelesaikan SPLDV

Mengerjakan latihan yang diberikan

Mendengarkan guru menyampaikan diatas.

Page 79: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

dengan menjelaskan langkah-langkah yang harus diperhatikan untuk menyelesaikan lembar diskusi kelompok.

12. Guru meminta setiap kelompok mengamati lembar kerja diskusi pada soal.

Mengumpulkan dan menganalisis data

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan ide terkait konsep yang dipelajari.

Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan SPLD seperti yang terdapat pada LKA dan LKD.

Mengkomunikasikan Guru meminta perwakilan dari masing-

masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang SPLDV.

Memberikan umpan balik dan penegasan terhadap hasil pekerjaan siswa.

Guru memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok berupa pujian.

Mengasosiasikan siswa diberikan latihan mandiri atau

LKA ( lembar kerja aktivitas).

Menemukan ide

menyelesaikan soal yang berhubungan SPLDV

Siswa mempresentasikan hasil

diskusi tentang SPLDV Mendengarkan penegasan

materi dari guru

Mengerjakan soal yang

diberikan oleh guru

Penutup (15 menit)

Guru bersama siswa menyimpulkan materi tentang SPDLV dalam penyelesaikan permasalahan.

Guru menutup pembelajaran dan menyampaikan pembelajaran berikutnya yang akan mereka pelajari.

Bersama dengan guru menyimpulkan materi yang dipelajari

Mendengarkan informasi dari guru yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

Page 80: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

G. Alat dan Bahan

a. Alat : Papan tulis, spidol, penghapus.

b. Bahan : Bahan ajar dan Lembar Kerja Aktivitas (LKA) dan Lembar Kerja

Diskusi (LKD)

H. SUMBER BELAJAR

1. Buku teks matematika SMP/MTS Kelas VIII Semester I. Kurikulum 2013

Edisi revisi 2017. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

2. Buku paket perpustakaan.

I. Instrumen Penilaian

1. Penilaian Sikap : Lembar Observasi Sikap

2. Penilaian Pengetahuan : Tes dan Tugas

Jeneponto, 2019

Page 81: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Binamu

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII/Satu

Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Alokasi Waktu : Pertemuan 3 (3 x 40 menit)

A. Kompetensi Inti

KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya

diri, peduli dan tanggungjawab, dalam berinteraksi secara efektif

sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,

masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara dan

kawasan regional.

KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian

tampak mata.

KI 4 Mengelola, menyaji, dan menalar alam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambarkan, dan mengarang)

sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain yag sama

dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Page 82: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1 3.5 Menjelaskan sistem

persamaan linear dua

variabel dan

penyelesaiannya yang

dihubungkan dengan

masalah kontekstual.

3.5.6. Menentukan penyelesaian SPLDV

dengan cara subtitusi

2 4.5 Menyelesaikan Masalah

yang berkaitan dengan

sistem persamaan linear

dua variabel.

4.5.1.Menyelesaikan masalah

kontekstual yang berkaitan

dengan sistem persamaan linear

dua variabel.

Fokus Karakter: Religius, kerja keras, dan kreatif

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah

informasi, dan mengkomunikasikan hasil mengolah informasi dalam

penugasan individu dan kelompok, peserta didik dapat:

a. Membuat model matematika dari permasalahan sehari-hari yang

berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.

b. Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan cara

subtitusi.

D. Materi Pembelajaran:

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan cara subtitusi.

Dalam metode subtitusi, suatu variabel yang dinyatakan dalam variabel

yang lain dari SPLDV tersebut. Selanjutnya, variabel ini digunakan untuk

menggantikan variabel lain yang sama dalam persamaan lainnya sehingga

diperoleh persamaan satu variabel. Jadi metode subtitusi adalah cara

menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan mengganti salah

satu perubah atau variabel.

Berikut ini langkah – langkah untuk menyelesaikan spldv menggunakan metode Substitusi :

Page 83: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

1. Ubahlah salah satu dari persamaan menjadi bentuk x = cy + d atau y = ax +b o a, b, c, dan d adalah nilai yang ada pada persamaan o Triknya kalian harus mencari dari 2 persamaan carilah salah satu

persamaan yang termudah 2. Setelah mendapatkan persamaannya substitusi kan nilai x atau y 3. Selesaikan persamaan sehingga mendapatkan nilai x ataupun y 4. Dapatkan nilai variabel yang belum diketahui dengan hasil langkah

sebelumnya

Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan metode

subtitusi

Contoh Soal

Tentukan Himpunan penyelesaian dari persamaan berikut ini x + 3y = 15 dan 3x + 6y = 30

Penyelesaian :

Diketahui :

Persamaan Pertama = x + 3y = 15 Persamaan Kedua = 3x + 6y = 30

Langkah Pertama : Ubah salah satu persamaan, carilah yang termudah

x + 3y = 15 —> x = -3y + 15

Langkah Kedua : Subsititusi nilai x = -3y + 15 ke dalam persamaan kedua untuk mencari nilai y , maka hasilnya sebagai berikut :

3x + 6y = 30 3 ( -3y +15 ) + 6y = 30 -9y + 45 + 6y = 30 -3y = 30 – 45 -3y = -15 y = 5

Langkah Ketiga : Selanjutnya untuk mencari nilai x maka, gunakan salah satu persamaan boleh persamaan pertama atau kedua :

Dari Persamaan Pertama : + 3y = 15 x + 3 ( 5 ) = 15 x + 15 = 15 x = 0

Page 84: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Dari Persamaan Kedua : 3x + 6y = 30 3x + 6 ( 5 ) = 30 3x + 30 = 30 3x = 0 x = 0

Langkah Keempat : Maka nilai Jadi HP = { 0 , 5 }

E. Model Pembelajaran

Model pembelajaran PACE.

F. Langkah-langkah pembelajaran

Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Pendahuluan ( 10 Menit )

Orientasi Memberi salam dan berdoa. Mengkondisikan suasana belajar yang

menyenangkan (mengecek kehadiran peserta didik).

Apersepsi Mengecek penguasaan materi yang

sudah dipelajari sebelumnya yaitu sistem persamaan linear dua variabel

Mengingatkan materi yang telah dipelajari sebelumnya dan mengaitkannya dengan materi yang akan

Motivasi Menyampaikan tujuan pembelajaran

pada pertemuan yang berlangsung. Guru memotivasi siswa yaitu dengan

menyampaikan manfaat dari pelajaran SPLDV.

Guru membagi siswa beberapa kelompak, masing-masing kelompok terdiri dari 3 orang dan membagikan LKD kepada setiap kelompok.

Menjawab salam dari guru dan

salah satu memimpin doa Menjawab absensi dari guru

Mendengarkan guru menyampaikan materi yang akan dipelajari.

Mendengarkan manfaat dipelajari SPLDV

Kegiatan inti (60 menit)

Mengamati 13. Guru memberikan informasi kepada

siswa mengenai topik pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

14. Guru memberikan sebuah kasus untuk digunakan sebagai latihan aplikasi

Memperhatikan penyampaian

guru tentang cara menyelesaikan SPLDV

Mengerjakan latihan yang

Page 85: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

pengetahuan yang dapat merangsang pegetahuan siswa dengan menggunakan LKA.

Menanya

15. Guru mengajak siswa untuk menggali pemahaman terkait konsep yang dipelajari dengan menghubungkannya dengan kasus yang diberikan sebelumnya.

16. Guru membagikan lembar diskusi kepada masing-masing kelompok dengan menjelaskan langkah-langkah yang harus diperhatikan untuk menyelesaikan lembar diskusi kelompok.

17. Guru meminta setiap kelompok mengamati lembar kerja diskusi pada soal.

Mengumpulkan dan menganalisis data

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan ide terkait konsep yang dipelajari.

Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan SPLD seperti yang terdapat pada LKA dan LKD.

Mengkomunikasikan Guru meminta perwakilan dari

masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang SPLDV.

Memberikan umpan balik dan penegasan terhadap hasil pekerjaan siswa.

Guru memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok berupa pujian.

Mengasosiasikan siswa diberikan latihan mandiri atau

LKA ( lembar kerja aktivitas).

diberikan

Mendengarkan guru menyampaikan diatas.

Menemukan ide menyelesaikan

soal yang berhubungan SPLDV Siswa mempresentasikan hasil

diskusi tentang SPLDV Mendengarkan penegasan

materi dari guru

Mengerjakan soal yang

diberikan oleh guru

Page 86: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Penutup (15 menit)

Guru bersama siswa menyimpulkan materi tentang SPDLV dalam penyelesaikan permasalahan.

Guru menutup pembelajaran dan menyampaikan pembelajaran berikutnya yang akan mereka pelajari.

Bersama dengan guru menyimpulkan materi yang dipelajari

Mendengarkan informasi dari guru yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

G. Alat dan Bahan

1. Alat : Papan tulis, spidol, penghapus.

2. Bahan:Bahan ajar,Lembar Kerja Diskusi dan Lembar Kerja Aktivitas

(LKA).

H.. SUMBER BELAJAR

1. Buku teks matematika SMP/MTS Kelas VIII Semester I. Kurikulum

2013 Edisi revisi 2017. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

RI.

2. Buku paket perpustakaan

I. Instrumen Penilaian

a. Penilaian Sikap : Lembar Observasi Sikap

b. Penilaian Pengetahuan : Tes dan Tugas

Jeneponto, 2019

Page 87: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Binamu

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII/Satu

Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Alokasi Waktu : Pertemuan 4 (2 x 40 menit)

A. Kompetensi Inti

KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya

diri, peduli dan tanggungjawab, dalam berinteraksi secara efektif

sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,

masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara dan

kawasan regional.

KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian

tampak mata.

KI 4 Mengelola, menyaji, dan menalar alam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambarkan, dan mengarang)

sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain yag sama

dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1 3.5 Menjelaskan sistem

persamaan linear dua

variabel dan

penyelesaiannya yang

3.5.7. Menentukan penyelesaian SPLDV

dengan cara eliminasi

Page 88: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

dihubungkan dengan

masalah kontekstual.

2 4.5 Menyelesaikan Masalah

yang berkaitan dengan

sistem persamaan linear

dua variabel.

4.5.1. Menyelesaikan masalah

kontekstual yang berkaitan

dengan sistem persamaan linear

dua variabel.

Fokus Karakter: Religius, kerja keras, dan kreatif

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah

informasi, dan mengkomunikasikan hasil mengolah informasi dalam

penugasan individu dan kelompok, peserta didik dapat:

1. Membuat model matematika dari permasalahan sehari-hari yang

berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.

2. Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan cara

eliminasi.

D. Materi Pembelajaran:

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan cara eliminasi.

Dalam metode eliminasi, salah satu variabel dieliminasikan atau

dihilangkan untuk mendapatkan nilai variabel yang lain dalam sistem

persamaan linear dua variabel tersebut. Untuk mengeliminasi suatu variabel,

samakan nilai kedua atau koevisien variabel dengan yang dieliminasikan,

kemudian kedua persamaan dijumlahkan atau dikurangkan.

Langkah – langkah menyelesaikan spldv dengan metode eliminasi :

Metode eliminasi adalah Metode atau cara untuk menyelesaikan sistem

persamaan linier dua variabel dengan cara mengeliminasi atau

menghilngkan salah satu peubah (variabel) dengan menyamakan koefisien

dari persamaan tersebut.

Page 89: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Cara untuk menghilangkan salah satu peubahnya yaitu dengan cara

perhatikan tandanya, apabila tandanya sama [(+) dengan (+) atau (-)

dengan (-) ] , maka untuk mengeliminasinya dengan cara mengurangkan.

Dan sebaliknya apabila tandanya berbeda maka gunakanlah sistem

penjumlahan.

Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan metode

eliminasi.

Contoh Soal

Tentukan Himpunan penyelesaian dari persamaan x + 3y = 15 dan 3x + 6y = 30

Penyelesaian :

Diketahui :

Persamaan 1 = x + 3y = 15 Persamaan 2 = 3x + 6y = 30

Langkah Pertama yaitu menentukan variabel mana yang akan di eliminasi terlebih dahulu. Kali ini kita akan menghilangkan x terlebih dahulu, dan supaya kita temukan nilai y . Caranya yaitu :

3x + 6y = 30 : 3 x + 2y = 10 . . . . ( 1 ) x + 3y = 15 . . . .(2)

Langkah Kedua Dari persamaan (1) dan (2), mari kita eliminasi, sehingga hasilnya :

x + 3y = 15 x + 2y = 10 _ y = 5

Langkah Ketiga Selanjutnya, untuk mengetahui nilai x , maka caranya sebagai berikut :

x + 3y = 15 | x2 | <=> 2x + 6y = 30 . . . .( 3 ) 3x + 6y = 30 | x1 | <=> 3x + 6y = 30 . . .. (4 )

Eliminasi antara persamaan (3) dengan (4 ), yang hasilnya menjadi :

Page 90: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

3x + 6y = 30 2x + 6y = 30 _ x = 0

Maka, Himpunan penyelesaiannya adalah HP = { 0 . 5 }

E. Model Pembelajaran

Model pembelajaran PACE.

F. Langkah-langkah pembelajaran

Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Pendahuluan ( 10 Menit )

Orientasi Memberi salam dan berdoa. Mengkondisikan suasana belajar yang

menyenangkan (mengecek kehadiran peserta didik).

Apersepsi Mengecek penguasaan materi yang

sudah dipelajari sebelumnya yaitu sistem persamaan linear dua variabel

Mengingatkan materi yang telah dipelajari sebelumnya dan mengaitkannya dengan materi yang akan

Motivasi Menyampaikan tujuan pembelajaran

pada pertemuan yang berlangsung. Guru memotivasi siswa yaitu dengan

menyampaikan manfaat dari pelajaran SPLDV.

Guru membagi siswa beberapa kelompak, masing-masing kelompok terdiri dari 3 orang dan membagikan LKD kepada setiap kelompok.

Menjawab salam dari guru dan

salah satu memimpin doa Menjawab absensi dari guru

Mendengarkan guru menyampaikan materi yang akan dipelajari.

Mendengarkan manfaat dipelajari SPLDV

Kegiatan inti (60 menit)

Mengamati 18. Guru memberikan informasi kepada

siswa mengenai topik pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

19. Guru memberikan sebuah kasus untuk digunakan sebagai latihan aplikasi pengetahuan yang dapat merangsang pegetahuan siswa dengan menggunakan

Memperhatikan penyampaian

guru tentang cara menyelesaikan SPLDV

Mengerjakan latihan yang diberikan

Page 91: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

LKA.

Menanya

20. Guru mengajak siswa untuk menggali pemahaman terkait konsep yang dipelajari dengan menghubungkannya dengan kasus yang diberikan sebelumnya.

21. Guru membagikan lembar diskusi kepada masing-masing kelompok dengan menjelaskan langkah-langkah yang harus diperhatikan untuk menyelesaikan lembar diskusi kelompok.

22. Guru meminta setiap kelompok mengamati lembar kerja diskusi pada soal.

Mengumpulkan dan menganalisis data

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan ide terkait konsep yang dipelajari.

Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan SPLD seperti yang terdapat pada LKA dan LKD.

Mengkomunikasikan Guru meminta perwakilan dari

masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang SPLDV.

Memberikan umpan balik dan penegasan terhadap hasil pekerjaan siswa.

Guru memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok berupa pujian.

Mengasosiasikan siswa diberikan latihan mandiri atau

LKA ( lembar kerja aktivitas).

Mendengarkan guru menyampaikan diatas.

Menemukan ide

menyelesaikan soal yang berhubungan SPLDV

Siswa mempresentasikan hasil

diskusi tentang SPLDV Mendengarkan penegasan

materi dari guru

Mengerjakan soal yang

diberikan oleh guru

Page 92: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Penutup (15 menit)

Guru bersama siswa menyimpulkan materi tentang SPDLV dalam penyelesaikan permasalahan.

Guru menutup pembelajaran dan menyampaikan pembelajaran berikutnya yang akan mereka pelajari.

Bersama dengan guru menyimpulkan materi yang dipelajari

Mendengarkan informasi dari guru yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

G. Alat dan Bahan

o Alat : Papan tulis, spidol, penghapus.

o Bahan : Bahan ajar dan Lembar Kerja Aktivitas (LKA) dan Lembar Kerja

Diskusi (LKD)

H. Sumber Belajar

b. Buku teks matematika SMP/MTS Kelas VIII Semester I. Kurikulum 2013

Edisi revisi 2017. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

c. Buku paket perpustakaan.

I..Instrumen Penilaian

5. Penilaian Sikap : Lembar Observasi Sikap

6. Penilaian Pengetahuan : Tes dan Tugas

Jeneponto, 2019

Page 93: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Binamu

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII/Satu

Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Alokasi Waktu : Pertemuan 5 (2 x 40 menit)

A. Kompetensi Inti

KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya

diri, peduli dan tanggungjawab, dalam berinteraksi secara efektif

sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,

masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara dan

kawasan regional.

KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian

tampak mata.

KI 4 Mengelola, menyaji, dan menalar alam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambarkan, dan mengarang)

sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain yag sama

dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1 3.5 Menjelaskan sistem

persamaan linear dua

variabel dan

penyelesaiannya yang

3.5.8. membuat dan mendefinisikan

bentuk dan sistem persamaan

linear dua variabel (SPLDV)

Page 94: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

dihubungkan dengan

masalah kontekstual.

2 4.5 Menyelesaikan Masalah

yang berkaitan dengan

sistem persamaan linear

dua variabel.

4.5.1. Menyelesaikan masalah

kontekstual yang berkaitan

dengan sistem persamaan linear

dua variabel.

Fokus Karakter: Religius, kerja keras, dan kreatif

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah

informasi, dan mengkomunikasikan hasil mengolah informasi dalam

penugasan individu dan kelompok, peserta didik dapat:

1. Membuat model matematika dari permasalahan sehari-hari yang

berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.

2. Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan metode

gabungan dengan tepat.

D. Materi Pembelajaran:

Sistem persamaan linear dua variabel dengan cara gabungan

Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dua dengan metode

gabungan yaitu menggabungkan metode eliminasi dan subtitusi.

Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan metode

gabungan

Contoh soal

Dengan metode gabungan tentukan himpunan penyelesaian dari sistem

persamaan

2x – 5y = 2 dan x + 5y = 6!

Penyelesaian:

Langkah pertama yaitu dengan metode eliminasi diperoleh:

2x – 5y = 2 │x1 │2x – 5y = 2

x + 5y = 6 │x2 │2x + 10y = 12 -

-15y = -10

Page 95: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

y = -10/-15

y = 2/3

kemudian, disubtitusikan nilai y ke persamaan x + 5y = 6 sehingga

diperoleh:

x + 5y = 6

x + 5 (2/3) = 6

x + 10/15 = 6

x = 6 – 10/15

x = 22/3

Jadi, himpunan penyelesaian adalah (22/3 , 2/3)

E. Model Pembelajaran

Model pembelajaran PACE.

F. Langkah-langkah pembelajaran

Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Pendahuluan ( 10 Menit )

Orientasi Memberi salam dan berdoa. Mengkondisikan suasana belajar yang

menyenangkan (mengecek kehadiran peserta didik).

Apersepsi Mengecek penguasaan materi yang

sudah dipelajari sebelumnya yaitu sistem persamaan linear dua variabel

Mengingatkan materi yang telah dipelajari sebelumnya dan mengaitkannya dengan materi yang akan

Motivasi Menyampaikan tujuan pembelajaran

pada pertemuan yang berlangsung. Guru memotivasi siswa yaitu dengan

menyampaikan manfaat dari pelajaran SPLDV.

Guru membagi siswa beberapa

Menjawab salam dari guru

dan salah satu memimpin doa

Menjawab absensi dari guru

Mendengarkan guru menyampaikan materi yang akan dipelajari.

Mendengarkan manfaat dipelajari SPLDV

Page 96: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

kelompak, masing-masing kelompok terdiri dari 3 orang dan membagikan LKD kepada setiap kelompok.

Kegiatan inti (60 menit)

Mengamati 23. Guru memberikan informasi kepada

siswa mengenai topik pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

24. Guru memberikan sebuah kasus untuk digunakan sebagai latihan aplikasi pengetahuan yang dapat merangsang pegetahuan siswa dengan menggunakan LKA.

Menanya 25. Guru mengajak siswa untuk

menggali pemahaman terkait konsep yang dipelajari dengan menghubungkannya dengan kasus yang diberikan sebelumnya.

26. Guru membagikan lembar diskusi kepada masing-masing kelompok dengan menjelaskan langkah-langkah yang harus diperhatikan untuk menyelesaikan lembar diskusi kelompok.

27. Guru meminta setiap kelompok mengamati lembar kerja diskusi pada soal.

Mengumpulkan dan menganalisis data Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengemukakan ide terkait konsep yang dipelajari.

Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan SPLD seperti yang terdapat pada LKA dan LKD.

Mengkomunikasikan Guru meminta perwakilan dari

masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi

Memperhatikan

penyampaian guru tentang cara menyelesaikan SPLDV

Mengerjakan latihan yang diberikan

Mendengarkan guru menyampaikan diatas.

Menemukan ide

menyelesaikan soal yang berhubungan SPLDV

Siswa mempresentasikan

hasil diskusi tentang SPLDV

Mendengarkan penegasan

materi dari guru

Page 97: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

tentang SPLDV. Memberikan umpan balik dan

penegasan terhadap hasil pekerjaan siswa.

Guru memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok berupa pujian.

Mengasosiasikan siswa diberikan latihan mandiri atau

LKA ( lembar kerja aktivitas).

Mengerjakan soal yang

diberikan oleh guru

Penutup (15 menit)

Guru bersama siswa menyimpulkan materi tentang SPDLV dalam penyelesaikan permasalahan.

Guru menutup pembelajaran dan menyampaikan pembelajaran berikutnya yang akan mereka pelajari.

Bersama dengan guru menyimpulkan materi yang dipelajari

Mendengarkan informasi dari guru yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

G. Alat dan Bahan

1. Alat : Papan tulis, spidol, penghapus.

2. Bahan : Bahan ajar dan Lembar Kerja Aktivitas (LKA) dan Lembar Kerja

Diskusi (LKD)

H. SUMBER BELAJAR

1. Buku teks matematika SMP/MTS Kelas VIII Semester I. Kurikulum 2013

Edisi revisi 2017. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

2. Buku paket perpustakaan.

I. Instrumen Penilaian

1. Penilaian Sikap : Lembar Observasi Sikap

2. Penilaian Pengetahuan : Tes dan Tugas

Jeneponto, 2019

Page 98: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Binamu

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII/Satu

Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Alokasi Waktu : Pertemuan 6 (2 x 40 menit)

A. Kompetensi Inti

KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya

diri, peduli dan tanggungjawab, dalam berinteraksi secara efektif

sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,

masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara dan

kawasan regional.

KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian

tampak mata.

KI 4 Mengelola, menyaji, dan menalar alam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambarkan, dan mengarang)

sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain yag sama

dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1 3.5 Menjelaskan sistem

persamaan linear dua

variabel dan

penyelesaiannya yang

3.5.9. membuat dan mendefinisikan

bentuk dan sistem persamaan

linear dua variabel (SPLDV)

Page 99: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

dihubungkan dengan

masalah kontekstual.

2 4.5 Menyelesaikan Masalah

yang berkaitan dengan

sistem persamaan linear

dua variabel.

4.5.1. Menyelesaikan masalah

kontekstual yang berkaitan

dengan sistem persamaan linear

dua variabel.

Fokus Karakter: Religius, kerja keras, dan kreatif

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah

informasi, dan mengkomunikasikan hasil mengolah informasi dalam

penugasan individu dan kelompok, peserta didik dapat:

1. Membuat model matematika dari permasalahan sehari-hari yang

berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.

2. Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel khusus

D. Materi Pembelajaran:

Sistem persamaan linear dua variabel khusus

Mengenai sistem persamaan linear dua variabel khusus, terdapat dua

bilangan , yakni x dan y. Nilai y adalah 4 lebihnya dari dua kali nilai x.

Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel khusus

Selesaikan sistem persamaan berikut.

y = 3x + 1

y = 3x – 3

penyelesaian:

untuk menyelesaikan sistem persamaan di atas, kalian bisa menggunakan

dua metode yaitu:

metode 1 menggambar grafik kedua persamaan

gambar grafik setiap persamaan memiliki kemiringan (gradien) yang sama

dan berbeda titik potong terhadap sumbu-y. Sehingga kedua garis sejajar.

Karena kedua garis sejajar, maka tidak memiliki titik potong sebagai

selesaian untuk sistem persamaan linear.

Page 100: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Metode 2. Metode subtitusi

Subtitusikan 3x – 3 kepersamaan pertama.

y = 3x + 1

3x – 3 = 3x + 1

-3 = 1

Jadi, sistem persamaan linear tidak memiliki selesaian

E. Model Pembelajaran

Model pembelajaran PACE.

F. Langkah-langkah pembelajaran

Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Pendahuluan ( 10 Menit )

Orientasi Memberi salam dan berdoa. Mengkondisikan suasana belajar

yang menyenangkan (mengecek kehadiran peserta didik).

Apersepsi Mengecek penguasaan materi yang

sudah dipelajari sebelumnya yaitu sistem persamaan linear dua variabel

Mengingatkan materi yang telah dipelajari sebelumnya dan mengaitkannya dengan materi yang akan

Motivasi Menyampaikan tujuan pembelajaran

pada pertemuan yang berlangsung. Guru memotivasi siswa yaitu dengan

menyampaikan manfaat dari pelajaran SPLDV.

Guru membagi siswa beberapa kelompak, masing-masing kelompok terdiri dari 3 orang dan membagikan LKD kepada setiap kelompok.

Menjawab salam dari guru

dan salah satu memimpin doa

Menjawab absensi dari guru

Mendengarkan guru menyampaikan materi yang akan dipelajari.

Mendengarkan manfaat dipelajari SPLDV

Kegiatan inti (60 menit)

Mengamati 28. Guru memberikan informasi kepada

siswa mengenai topik pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Memperhatikan

penyampaian guru tentang cara menyelesaikan SPLDV

Page 101: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

29. Guru memberikan sebuah kasus untuk digunakan sebagai latihan aplikasi pengetahuan yang dapat merangsang pegetahuan siswa dengan menggunakan LKA.

Menanya 30. Guru mengajak siswa untuk

menggali pemahaman terkait konsep yang dipelajari dengan menghubungkannya dengan kasus yang diberikan sebelumnya.

31. Guru membagikan lembar diskusi kepada masing-masing kelompok dengan menjelaskan langkah-langkah yang harus diperhatikan untuk menyelesaikan lembar diskusi kelompok.

32. Guru meminta setiap kelompok mengamati lembar kerja diskusi pada soal.

Mengumpulkan dan menganalisis data Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengemukakan ide terkait konsep yang dipelajari.

Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan SPLD seperti yang terdapat pada LKA dan LKD.

Mengkomunikasikan Guru meminta perwakilan dari

masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang SPLDV.

Memberikan umpan balik dan penegasan terhadap hasil pekerjaan siswa.

Guru memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok berupa pujian.

Mengasosiasikan siswa diberikan latihan mandiri

atau LKA ( lembar kerja aktivitas).

Mengerjakan latihan yang diberikan

Mendengarkan guru menyampaikan diatas.

Menemukan ide

menyelesaikan soal yang berhubungan SPLDV

Siswa mempresentasikan

hasil diskusi tentang SPLDV

Mendengarkan penegasan

materi dari guru

Mengerjakan soal yang

diberikan oleh guru

Page 102: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Penutup (15 menit)

Guru bersama siswa menyimpulkan materi tentang SPDLV dalam penyelesaikan permasalahan.

Guru menutup pembelajaran dan menyampaikan pembelajaran berikutnya yang akan mereka pelajari.

Bersama dengan guru menyimpulkan materi yang dipelajari

Mendengarkan informasi dari guru yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

G. Alat dan Bahan

o Alat : Papan tulis, spidol, penghapus.

o Bahan : Bahan ajar dan Lembar Kerja Aktivitas (LKA) dan Lembar Kerja

Diskusi (LKD)

H..SUMBER BELAJAR

1. Buku teks matematika SMP/MTS Kelas VIII Semester I. Kurikulum 2013

Edisi revisi 2017. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

2. Buku paket perpustakaan.

I. Instrumen Penilaian

a. Penilaian Sikap : Lembar Observasi Sikap

b. Penilaian Pengetahuan : Tes dan Tugas

Jeneponto, 2019

Page 103: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

KISI - KISI TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 Binamu

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII/1

Materi Pokok : SPLDV

Bentuk soal : Essay

No Indikator Pembelajaran Indikator Soal No. Soal Aspek Yang

diukur

No. Soal pada siklus

1. 1. Menjelaskan bentuk SPLDV

2. menyelesaiakan

masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan mengunakan grafik.

3. menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan cara subtitusi.

4. menyelesaikan masalah

yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan cara eliminasi.

5. menyelesaikan masalah

yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan cara gabungan ( subtitusi dan

Siswa mampu memunculkan Fluency dalam mengerjakan soal yang diberikan.

Siswa mampu memunculkan Flexibility dalam mengerjakan soal. Siswa mampu memunculkan fluency dan flexibility dalam mengerjakan soal.

Siswa mampu memunculkan fluency dalam mengerjakan soal. Siswa mampu memunculkan fluency dalam mengerjakan

1 2 3 4

Fluency

Flexibility

Fluency

Fluency

Fluency

1a

1a

1a

2b

2b

Page 104: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

eliminasi)

6. menyelesaikan masalah

yang berkaitan dengnan sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan cara variabel khusus

soal Siswa mampu memunculkan flexibility dalam mengerjakan soal

Flexibility

2b

Ket: 1a (siklus 1), 2b(siklus 2)

Page 105: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Nama :

Waktu : 60 menit

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar !

1. Seorang tukang parkir mendapat uang sebesar Rp 17.000,00 dari 3

buah mobil dan 5 buah motor, sedangkan dari 4 buah mobil dan 2

buah motor ia mendapatkan uang Rp 18.000,00. Jika terdapat 20

mobil dan 30 motor, berapa banyak uang parkir yang diperoleh jika

terdapat 20 mobil dan 30 motor?

2. Tentukan penyelesaian dari SPLDV berikut ini dengan metode

substitusi:

x + y = 8

2x + 3y = 19

3. Tentukan himpunan selesaian dari SPLDV yang memuat

persamaan-persamaan 2x + 5y = –3 dan 3x – 2y = 5......

TES KEMAMPUAN BERPIKIR

KREATIF SIKLUS 1

Page 106: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Nama :

Waktu : 60 menit

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar !

1. Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan berikut dengan

menggunakan metode gabungan.....

2x + y = 7

3x – y = 3

2. Selesaikan sistem persamaan linear dua variabel 2x + 5y = -3 dan 3x – 2y

= 5 dengan menggunakan metode eliminasi.

3. Selesaikan sistem persamaan berikut dengan menggunakan metode

variabel khusus.....

y = 2x + 5

y = -4x – 1

TES KEMAMPUAN BERPIKIR

KREATIF SIKLUS 2

Page 107: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Melalui Strateri

Pembelajaran PACE (project, activity, cooperative learning, exercise)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Binamu

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII

Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Hari/Tanggal :

Pertemuan Ke- : I

Petunjuk pengisian:

Amatilah hal-hal yang menyangkut aspek kegiatan pembelajaran matematika melalui

strategi PACE (project, activity, cooperative learning, exercise) yang dikelolah guru di

dalam kelas. Berdasarkan aspek tersebut observer diminta untuk:

1. Memberi tanda cek (√) pada kolom yang sesuai, menyangkut skor penelitian

pengelolah kegiatan belajar mengajar.

2. Memberi penilaian tentang keterlaksanaan pembelajaran berdasarkan skala

penelitian tersebut:

Skor 4 = terlaksana dengan baik

Skor 3 = cukup terlaksana

Skor 2 = kurang terlaksana

Skor 1 = tidak terlaksana

Tujuan :

Lembar Observasi ini digunakan untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelolah

pembelajaran dengan menggunakan PACE (project, activity, cooperative learning,

exercise)

Page 108: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …
Page 109: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …
Page 110: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Melalui Strateri

Pembelajaran PACE (project, activity, cooperative learning, exercise)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Binamu

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII

Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Hari/Tanggal :

Pertemuan Ke- : II

Petunjuk pengisian:

Amatilah hal-hal yang menyangkut aspek kegiatan pembelajaran matematika melalui

strategi PACE (project, activity, cooperative learning, exercise) yang dikelolah guru di

dalam kelas. Berdasarkan aspek tersebut observer diminta untuk:

1. Memberi tanda cek (√) pada kolom yang sesuai, menyangkut skor penelitian

pengelolah kegiatan belajar mengajar.

2. Memberi penilaian tentang keterlaksanaan pembelajaran berdasarkan skala

penelitian tersebut:

Skor 4 = terlaksana dengan baik

Skor 3 = cukup terlaksana

Skor 2 = kurang terlaksana

Skor 1 = tidak terlaksana

Tujuan :

Lembar Observasi ini digunakan untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelolah

pembelajaran dengan menggunakan PACE (project, activity, cooperative learning,

exercise)

Page 111: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …
Page 112: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …
Page 113: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Melalui Strateri

Pembelajaran PACE (project, activity, cooperative learning, exercise)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Binamu

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII

Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Hari/Tanggal :

Pertemuan Ke- : III

Petunjuk pengisian:

Amatilah hal-hal yang menyangkut aspek kegiatan pembelajaran matematika melalui

strategi PACE (project, activity, cooperative learning, exercise) yang dikelolah guru di

dalam kelas. Berdasarkan aspek tersebut observer diminta untuk:

3. Memberi tanda cek (√) pada kolom yang sesuai, menyangkut skor penelitian

pengelolah kegiatan belajar mengajar.

4. Memberi penilaian tentang keterlaksanaan pembelajaran berdasarkan skala

penelitian tersebut:

Skor 4 = terlaksana dengan baik

Skor 3 = cukup terlaksana

Skor 2 = kurang terlaksana

Skor 1 = tidak terlaksana

Tujuan :

Lembar Observasi ini digunakan untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelolah

pembelajaran dengan menggunakan PACE (project, activity, cooperative learning,

exercise)

Page 114: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …
Page 115: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …
Page 116: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Melalui Strateri

Pembelajaran PACE (project, activity, cooperative learning, exercise)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Binamu

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII

Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Hari/Tanggal :

Pertemuan Ke- : IV

Petunjuk pengisian:

Amatilah hal-hal yang menyangkut aspek kegiatan pembelajaran matematika melalui

strategi PACE (project, activity, cooperative learning, exercise) yang dikelolah guru di

dalam kelas. Berdasarkan aspek tersebut observer diminta untuk:

5. Memberi tanda cek (√) pada kolom yang sesuai, menyangkut skor penelitian

pengelolah kegiatan belajar mengajar.

6. Memberi penilaian tentang keterlaksanaan pembelajaran berdasarkan skala

penelitian tersebut:

Skor 4 = terlaksana dengan baik

Skor 3 = cukup terlaksana

Skor 2 = kurang terlaksana

Skor 1 = tidak terlaksana

Tujuan :

Lembar Observasi ini digunakan untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelolah

pembelajaran dengan menggunakan PACE (project, activity, cooperative learning,

exercise)

Page 117: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …
Page 118: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …
Page 119: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Melalui Strateri

Pembelajaran PACE (project, activity, cooperative learning, exercise)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Binamu

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII

Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Hari/Tanggal :

Pertemuan Ke- : V

Petunjuk pengisian:

Amatilah hal-hal yang menyangkut aspek kegiatan pembelajaran matematika melalui

strategi PACE (project, activity, cooperative learning, exercise) yang dikelolah guru di

dalam kelas. Berdasarkan aspek tersebut observer diminta untuk:

7. Memberi tanda cek (√) pada kolom yang sesuai, menyangkut skor penelitian

pengelolah kegiatan belajar mengajar.

8. Memberi penilaian tentang keterlaksanaan pembelajaran berdasarkan skala

penelitian tersebut:

Skor 4 = terlaksana dengan baik

Skor 3 = cukup terlaksana

Skor 2 = kurang terlaksana

Skor 1 = tidak terlaksana

Tujuan :

Lembar Observasi ini digunakan untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelolah

pembelajaran dengan menggunakan PACE (project, activity, cooperative learning,

exercise)

Page 120: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …
Page 121: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …
Page 122: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Melalui Strateri

Pembelajaran PACE (project, activity, cooperative learning, exercise)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Binamu

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII

Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Hari/Tanggal :

Pertemuan Ke- : VI

Petunjuk pengisian:

Amatilah hal-hal yang menyangkut aspek kegiatan pembelajaran matematika melalui

strategi PACE (project, activity, cooperative learning, exercise) yang dikelolah guru di

dalam kelas. Berdasarkan aspek tersebut observer diminta untuk:

9. Memberi tanda cek (√) pada kolom yang sesuai, menyangkut skor penelitian

pengelolah kegiatan belajar mengajar.

10. Memberi penilaian tentang keterlaksanaan pembelajaran berdasarkan skala

penelitian tersebut:

Skor 4 = terlaksana dengan baik

Skor 3 = cukup terlaksana

Skor 2 = kurang terlaksana

Skor 1 = tidak terlaksana

Tujuan :

Lembar Observasi ini digunakan untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelolah

pembelajaran dengan menggunakan PACE (project, activity, cooperative learning,

exercise)

Page 123: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …
Page 124: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …
Page 125: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

DAFTAR NILAI SIKLUS

No. Nama Siswa SIKLUS KETUNTASAN BELAJAR

I II I II

1 ARINI 41 91 Tidak Tuntas Tuntas

2 AFRIANI 66 83 Tidak Tuntas Tuntas

3 ALAM SAPUTRA 41 83 Tidak Tuntas Tuntas

4 AWAL SAPUTRA 41 91 Tidak Tuntas Tuntas

5 ELSA 41 75 Tidak Tuntas Tuntas

6 DIRGA 33 58 Tidak Tuntas Tidak Tuntas

7 FITRI 33 83 Tidak Tuntas Tuntas

8 FIKRI AFDIL MUH. 16 41 Tidak Tuntas Tidak Tuntas

9 IIN AMELIA CITRA 58 91 Tidak Tuntas Tuntas

10 ILHAM SYARIF 41 83 Tidak Tuntas Tuntas

11 MAHATIR MUH. 33 41 Tidak Tuntas Tidak Tuntas

12 MUH. FAJIR ADITYA 16 83 Tidak Tuntas Tuntas

13 NATALIA 41 66 Tidak Tuntas Tidak Tuntas

14 NURFANIA 33 50 Tidak Tuntas Tidak Tuntas

15 NURPADILLA 66 91 Tidak Tuntas Tuntas

16 SRI FIKAWATI 66 50 Tidak Tuntas Tidak Tuntas

Page 126: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

LAMPIRAN SPSS

Frequencies

Statistics

T1 T2

N

Valid 16 16

Missing 0 0

Mean 41,6250 72,5000

Median 41,0000 83,0000

Mode 41,00 83,00

Std. Deviation 15,62850 18,57597

Minimum 16,00 41,00

Maximum 66,00 91,00

Page 127: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Frequency Table

T1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

16,00 2 12,5 12,5 12,5

33,00 4 25,0 25,0 37,5

41,00 6 37,5 37,5 75,0

58,00 1 6,3 6,3 81,3

66,00 3 18,8 18,8 100,0

Total 16 100,0 100,0

T2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

41,00 2 12,5 12,5 12,5

50,00 2 12,5 12,5 25,0

58,00 1 6,3 6,3 31,3

66,00 1 6,3 6,3 37,5

75,00 1 6,3 6,3 43,8

83,00 5 31,3 31,3 75,0

91,00 4 25,0 25,0 100,0

Total 16 100,0 100,0

Page 128: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

T1 16 16,00 66,00 41,6250 15,62850

T2 16 41,00 91,00 72,5000 18,57597

Valid N (listwise) 16

Page 129: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

DAFTAR HADIR KELAS VIII 3

No. Nama Siswa

Pertemuan Ke-

I II III IV V VI VII VIII

Rabu/18/09/2

019

Kamis/19

/2019

Rabu/25/09/2

019

Kamis/26

/2019

Rabu/02/09/2

019

Kamis/03

/2019

Rabu/09/10

/2019

Kamis/10

/2019

1 ARINI

2 AFRIANI

3 ALAM SAPUTRA

4 AWAL SAPUTRA

5 ELSA

6 DIRGA

7 FITRI A

8 FIKRI AFDIL MUH.

9 IIN AMELIA CITRA

10 ILHAM SYARIF

11 MAHATIR MUH.

12 MUH. FAJIR

ADITYA

13 NATALIA

14 NURFANIA A

15 NURPADILLA

16 SRI FIKAWATI

Keterangan a = alfa

s = sakit

i = izin

pelaksanaan tes siklus

Page 130: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

No. Hari/Tanggal Pokok Bahasan

1 Rabu, 18 september 2019 Menjelaskan bentuk dari spldv

2 Kamis, 19 september 2019 Menyelesaiakan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan mengunakan grafik.

3 Rabu, 25 september 2019 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan cara subtitusi.

4 Kamis, 26 september 2019 Tes siklus 1

5 Rabu, 02 oktober 2019 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan cara eliminasi.

6 Kamis, 03 oktober 2019 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan cara gabungan ( subtitusi dan eliminasi)

7 Rabu, 09 oktober 2019 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengnan sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan cara variabel khusus

8 Kamis, 10 oktober 2019 Tes siklus II

Page 131: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

1. Seorang tukang parkir mendapat uang sebesar Rp 17.000,00 dari 3 buah mobil dan 5 buah motor, sedangkan

dari 4 buah mobil dan 2 buah motor ia mendapatkan uang Rp 18.000,00. Jika terdapat 20 mobil dan 30 motor,

berapa banyak uang parkir yang diperoleh jika terdapat 20 mobil dan 30 motor?

Penyelesaian:

Cara 1

Misalkan:

Mobil = x

Motor = y

Ditanyakan: 20x + 30y

Model matematika:

3x + 5y = 17.000......(1)

4x + 2y = 18.000......(2)

Eliminasi persamaan (1) dan (2) diperoleh:

3x + 5y = 17.000 │x4 │12x + 20y = 68.000

4x + 2y = 18.000 │x3 │12x + 6y = 54.000 –

14y = 14.000

y = 14.000/14

y = 1.000

Subtitusi nilai y = 1.000 ke salah satu persamaan:

KUNCI JAWABAN

SIKLUS 1

Page 132: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

3x + 5y = 17.000

3x + 5(1.000) = 17.000

3x + 5.000 = 17.000

3x = 17.000 – 5.000

3x = 12.000

x = 12.000/3

x = 4.000

cara 2

3x + 5y = 17.000│x4 │12x + 20y = 68.000

4x + 2y = 18.000│x10│40x + 20y = 180.000 -

-28 = -112.000

x = 4000.

Subtitusi nilai x = 4.000 ke salah satu persamaan:

3x + 5y = 17.000

3(4.000) + 5y = 17.000

12.000 + 5y = 17.000

5y = 17.000 – 12.000

5y = 5.000

y = 5.000 : 5

y = 1.000

Page 133: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Jadi, biaya parkir 1 mobil Rp4.000,00 dan 1 motor Rp1.000,00

20x + 30y = 20(4.000) + 30(1.000)

= 80.000 + 30.000

= 110.000

Jadi, banyak uang parkir yang diperoleh Rp110.000,00

2. Tentukan penyelesaian dari SPLDV berikut ini dengan metode substitusi:

x + y = 8

2x + 3y = 19

Penyelesaian:

x + y = 8......(1)

2x + 3y = 19......(2)

x + y = 8

x = 8 – y

Subtitusikan x = y – 8 ke dalam persamaan 2

2 (8 – y) + 3y = 19

16 – 2y + 3y = 19

16 + y = 19

y = 3

Subtitusikan y = 3 ke dalam persamaan 1

x + 3 = 8

x = 5

cara eliminasi

Page 134: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

mencari nilai x

x + y = 8......(1)

2x + 3y = 19 ....(2)

x + y = 8 │x3

2x + 3y = 19 │x1

3x + 3y = 24

2x + 3y = 19 -

x = 5

mencari nilai y

x + y = 8 │x2

2x + 3y =19 │x1

2x + 2y = 16

2x + 3y = 19 -

-1y = -3

y = 3/1

y = 3

Jadi, penyelesaian dari SPLDV tersebut adalah x = 5 dan y = 3

3. Tentukan himpunan selesaian dari SPLDV yang memuat persamaan-persamaan 2x + 5y = –3 dan 3x – 2y = 5......

penyelesaian

Mengeliminasi nilai x

Page 135: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Mengeliminasi nilai y

Subtitusikan y = -1

2x + 5y = -3

2x + 5(-1) = -3

2x + -5 = -3

2x = -3 + 5

2x = 2

x = 2/2

x = 1

Subtitusikan x = -1

2x + 5y = -3

Page 136: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

2 (-1) + 5y = -3

2 + 5y = -3

5y = -3 – 2

5y = - 5

y = -5/5

y = -1

Page 137: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …
Page 138: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

1. Tentukan persamaan linear berikut

2x + y = 7 dan 3x – y = 3

Penyelesaian :

Diketahui

2x + y = 7.........persamaan (1)

3x – y = 3.........persamaan (2)

Cara eliminasi

Cara 1

2x + y = 7

3x – y = 3 +

5x + 0 = 10

5x = 10

x = 10 : 5

x = 2

Cara 2

2x + y = 7 x 3 6x + 3y = 21

3x – y = 3 x 2 6x – 2y = 6

5y = 15

y = 15 : 5

y = 3

KUNCI JAWABAN SIKLUS

II

Page 139: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

subtitusikan nilai x = 2 kesalah satu persamaan misalnya persamaan 2x + y = sehingga diperoleh

2x + y = 7

2(2) + y = 7

4 + y = 7

y = 7 – 4

y = 3

2. Eliminasi sistem persamaan linear berikut:

2x + 5y = -3 dan 3x – 2y = 5

Penyelesaian:

Untuk mendapatkan nilai y

2x + 5y = -3 x3 6x + 15y = -9

3x – 2y = 5 x 2 6x – 4y = 10 -

19y = -19

y = -19 : 19

y = -1

untuk mendapatkan nilai x

2x + 5y = -3 x2 4x + 10y = -6

3x – 2y = 5 x5 15x – 10y = 25 +

19x = 19

x = 19 : 19

x = 1

Page 140: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Jadi sehingga diperoleh penyelesaiannya adalah x = 1 dan y = -1atau dapat dituliskan sebagai himpunan Hp { 1,

-1 }

3. Persamaan linear berikut:

y = 2x + 5

y = -4x – 1

penyelesaian:

persamaan 1 persamaan 2

y = 2x + 5 y = -4x – 1

3 = 2 (-1) + 5 3 = -4 (-1) - 1

3 = 3 3 = 3

Jadi, selesaikan dari sistem persamaan linear dua variabel di atas adalah ( -1, 3 ).

Page 141: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …
Page 142: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …
Page 143: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

LAMPIRAN HASIL OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN

Aspek

yang

diamati

Pertemuan ke-

I II III IV Rata-

rata V VI VII VIII

Rata-

rata

1 4 4 4

Siklus

I

4 4 4 4

Siklus II

4

2 4 4 4 4 4 4 4 4

3 4 4 4 4 4 4 4 4

4 2 3 4 3 4 4 4 4

5 3 4 4 3,6 4 4 4 4

6 2 3 4 3 4 4 4 4

7 3 4 4 3,6 4 4 4 4

8 3 4 4 3,6 4 4 4 4

9 3 4 4 3,6 4 4 4 4

10 1 3 4 2,6 3 3 4 3,3

11 2 3 4 3 4 4 4 4

12 3 3 4 3,3 3 4 4 3,6

13 1 2 3 2 3 3 4 3,3

14 4 4 4 4 4 4 4 4

Page 144: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

15 3 4 4 3,6 4 4 4 4

16 3 4 4 3,6 4 4 4 4

17 2 3 4 3 4 4 4 4

18 4 4 4 4 4 4 4 4

Skor 51 64 71 61,5 69 70 72 70,2

Rata-rata 2,83 3,55 3,94 3,41 3,83 3,88 4 3,9

Page 145: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …
Page 146: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …
Page 147: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

DOKUMENTASI

Pembagian kelompok

Page 148: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

Mengerjakan tes siklus

Page 149: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …
Page 150: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …
Page 151: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …
Page 152: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …
Page 153: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …
Page 154: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …
Page 155: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM …

RIWAYAT HIDUP

Rosliah, dilahirkan di Dusun Pa Baeng-Baeng Desa Pattiro

Kecamatan Bangkala Barat Kabupaten Jeneponto pada tangaal 02

Februari 1997, dari pasangan Ayahanda Muhammad. S dan

Ibunda Fatmawati. Penulis masuk sekolah dasar pada tahun 2003

di SDN No. 206 Pa Baeng-Baeng dan taman tahun 2009, tamat

SMP Negeri 3 Bangkala Barat pada tahun 2012, dan tamat SMAN

1 Bangkala Barat pada tahun 2015. Pada tahun 2015, penulis melanjutkan pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar dan selesai pada tahun 2019.