Top Banner
MENIGGAL AKIBAT OVER DOSIS PARACETAMOL Kelompok 3 Rizky Purwandari 201210410311032 Nurul Hafizah 201210410311038 Mia Audina 201210410311038 Nur Anita 201210410311041
12

Meninggal, Akibat Overdosis Paracetamol

Nov 24, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Meninggal Gara-gara Overdosis Paracetamol

MENIGGAL AKIBAT OVER DOSIS PARACETAMOLKelompok 3 Rizky Purwandari201210410311032Nurul Hafizah201210410311038Mia Audina201210410311038Nur Anita 201210410311041

Kasus 3Meninggal Gara-gara Overdosis ParasetamolMerry Wahyuningsih- detikHealthSenin, 19/03/2012 12:01 WIB

Shrewsbury, Inggris,Parasetamol dikenal sebagai obat penurun demam dan pereda nyeri seperti sakit kepala, sakit gigi, sakit waktu haid dan sakit pada otot. Namun penggunaannya harus memperhatikan dosis yang diresepkan. Bila tidak, nyawa bisa melayang seperti yang dialami Cynthia Shearer.

Cynthia Shearer (68 tahun) dirawat karena mengalami patah tulang pinggul. Ia harus berbaring di rumah sakit dan dokter meyakinkan akan melakukan apa saja untuk meringankan rasa sakitnya.

Keluarga berharap operasi ringan bisa membuatnya segera pulang ke rumah. Tapi Cynthia tidak pernah pulang lagi. Setelah 20 hari di rumah sakit, nenek ini pun harus meninggal dunia di usia 68 tahun.

Bukan karena tulang pinggul yang patah atau operasi yang gagal, Cynthia meninggal karena diberikan lebih dari 85 persen dosis aman parasetamol selama 48 jam pertama di rumah sakit.

Overdosis obat penghilang rasa sakit itu menyebabkannya mengalami kegagalan multi organ. Dengan berat badan hanya 34,9 kg, Cynthia seharusnya hanya diberikan parasetamol dosis anak. Perlu diketahui bahwa dosis intravena harus didasarkan pada berat badan pasien, bukan usia.

"Ini karena kurangnya kesadaran dari dokter junior, perawat, dokter senior dan apoteker, termasuk apoteker kepala," jelas Koroner John Ellery, seperti dilansirMirror.co.uk,Senin (19/3/2012).

Penyelidikan menemukan bahwa kurangnya kesadaran tentang pedoman mengenai obat yang paling banyak digunakan di antara dokter senior dan apoteker di Royal Shrewsbury Hospital.

Selayang Pandang ParacetamolParasetamol merupakan metabolit fenasetin dengan efek antipiretik ditimbulkan oleh gugus aminobenzen, hanya digunakan sebagai analgesik ringan bila nyeri tidak memiliki komponen inflamasi.Efek analgetik Paracetamol dapat menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Paracetamol menghilangkan nyeri, baik secara sentral maupun secara perifer. Secara sentral diduga Paracetamol bekerja pada hipotalamus sedangkan secara perifer, menghambat pembentukan prostaglandin di tempat inflamasi, mencegah sensitisasi reseptor rasa sakit terhadap rangsang mekanik atau kimiawi.ES :Parasetamol dengan dosis diatas 20 g sudah berefek fatal. Over dosis bisa menimbulkan antara lain mual, muntah, dan anorexia

Dalam dosis normal, parasetamol tidak menyakiti permukaan dalam perut atau mengganggu gumpalan darah, ginjal atau duktus arteriosus pada janin. Parasetamol relatif aman digunakan, namun pada dosis dapat menyebabkan Hepatotoksik . Hal ini diperparah apabila pasien juga meminum alkohol.

Setelah berpuluh tahun digunakan, parasetamol terbukti sebagai obat yang aman dan efektif. Tetapi, jika digunakan dalam dosis berlebihan (overdosis), serta dapat menimbulkan kematian.

pemberian Parasetamol dosis toksik akan menguras kandungan Glutation/GSH-sitosol sehingga NAPBKI akan berikatan secara kovalen dengan makromolekul protein sel hati, yang mengakibatkan terjadinya kerusakan sel (Kedderis,1996; Tirmenstein & Nelson, 1990; Gillette, 1981).

Mekanisme Toksisitas ParacetamolPada dosis terapi, salah satu metabolit parasetamol bersifat hepatotoksik (NAPQI), didetoksifikasi oleh glutation membentuk asam merkapturat yang bersifat non toksik dan diekskresikan melalui urin, tetapi pada dosis berlebih produksi metabolit hepatotoksik meningkat melebihi kemampuan glutation untuk mendetoksifikasi, sehingga metabolit tersebut bereaksi dengan sel-sel hepar dan timbulah nekrosis sentrolobuler. Oleh karena itu pada penanggulangan keracunan parasetamol terapi ditujukan untuk menstimulasi sintesa glutation. Dengan proses yang sama parasetamol juga bersifat nefrotoksik.

Usia dan berat berat badan pasienPada usia tua metabolisme dihati , tapi yg lebih penting fungsi ginjal, pada umur sekitar 65 mengalami 30% dan setiap tahunya 1-2%Sehingga pasien usia lanjut membutuhkan obat dengan dosis kecil dari pada orang muda ( bisa memakai dosis anak)Recommended dose of IV paracetamolThe dose of IV paracetamol recommended by the MHRA for children and adults is shown in the table below. Paracetamol should be given by infusion over 15 minutes, and the minimum dose interval should not be less than four hours (six hours in patients with renal impairment).

*The dose of IV paracetamol is controversial in neonates and infants. The BNF for Children (BNFC) suggests a dose of 7.5mg/kg every 8 hours (maximum 25mg/kg daily) in preterm neonates over 32 weeks postmenstrual age, 10mg/kg every 4-6 hours (maximum 30mg/kg daily) in neonates.6**The British National Formulary (BNF) suggests caution in patients with hepatocellular insufficiency, chronic alcoholism, chronic malnutrition or dehydration, and to administer a maximum daily infusion dose of 3g in adults inthese patient groups.6Gejala Keracunan Paracetamol

Fase 1 :Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, perasaan tak menentu pada tubuh yang tak nyaman (malaise) dan banyak mengeluarkan keringat.Fase 2 :Pembesaran liver, peningkatan bilirubin dan konsentrasi enzim hepatik, waktu yang dibutuhkan untuk pembekuan darah menjadi bertambah lama dan kadang-kadang terjadi penurunan volume urin.Fase 3 :Berulangnya kejadian pada fase 1 (biasanya 3-5 hari setelah munculnya gejala awal) serta terlihat gejala awal gagal hati seperti pasien tampak kuning karena terjadinya penumpukan pigmen empedu di kulit, membran mukosa dan sklera (jaundice), hipoglikemia, kelainan pembekuan darah, dan penyakit degeneratif pada otak (encephalopathy). Pada fase ini juga mungkin terjadi gagal ginjal dan berkembangnya penyakit yang terjadi pada jantung (cardiomyopathy)Fase 4 :Penyembuhan atau berkembang menuju gagal hati yang fatal.

Bagaimana mengatasinya ???Saat ini, pengatasan overdosis parasetamol yang cukup terbukti ampuh adalah dengan penggunaanN-acetylcystein,baik oral atau secara intravena. Antidot (antiracun) ini mencegah kerusakan hepar akibat keracunan parasetamol dengan cara menggantikan glutation dan dengan ketersediaannya sebagai prekursor. Rekomendasi regimen dosis untukN-asetilcysteinesecara per-oral adalah denganloading dosesebesar140 mg/kg, diikuti dengan70 mg/kg BB setiap 4 jam untuk 17 kali dosis, dengan total durasi terapi adalah72jam. Dab iv stelah 8 jam menelan paracetamol

Lanjutan !karbon aktif, N-asetilsistein untuk meningkatkan glutathione hati. jika kadar paracetamol parasetamol tetap tinggi 4 jam setelah dikomsumsi. Dilanjutkan pada individu berisiko tinggi, sampai paracetamol tidak terdeteksi lagi.Mentionin oral diberikan apabila tidak ada N asetilsistein atau terapat alergi. Lakukan pemantauan kadar ureum dan elektrolit, glukosa, tes fungsi hati, dan , dan pembekuan pada awal terapi dan 24 jam setelah menelan paracetamol. Pada kasus overdosis berat, pasien bisa membutuhkan penguat fungsi hati, termasuk transplantasi.