Top Banner

of 25

mengenal sosok revolusioner IT indonesia

Jul 20, 2015

Download

Documents

Dhaniel Ersanda
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

TUGAS MAKALAH ETIKA & PROFESIONALISME TSIBiografi singkat Bapak Onno W Purbo

Nama Anggota : Achmad Fauzy Syarief Brillian Ardinda Nova R Dhaniel Ersanda Putra

Universitas Gunadarma 2011

Siapakah Onno W purbo?Dia adalah seorang pria kelahiran Bandung 17 Agustus 1962 dan seorang tokoh (yang kemudian lebih dikenal sebagai pakar di bidang) teknologi informasi asal Indonesia. Ayah Onno,Hasan Poerbo, adalah seorang profesor di ITB bidang lingkungan hidup yang banyak memihak pada rakyat kecil. Onno masuk ITB pada jurusan Teknik Elektro angkatan 1981. Enam tahun kemudian Onno lulus dengan predikat wisudawan terbaik. Setelah itu Onno melanjutkan studi ke Kanada dengan beasiswa dari PAU-ME. RT/RW-Net adalah salah satu dari sekian banyak gagasan yang Onno lontarkan yang mengukir Sejarah Internet Indonesia. Ia juga aktif menulis dalam bidang teknologi informasi di berbagai media, seminar, konferensi nasional maupun internasional terutama untuk memberdayakan masyarakat Indonesia menuju masyarakat berbasis pengetahuan. Lebih dari 161 kota besar di 33 negara di kunjungi dalam perjalanan hidup-nya. Onno percaya filosofy copyleft, banyak tulisannya dipublikasi secara gratis di internet.

Beberapa Pemikiran Onno W Purbo Bersyukurlah kita hidup di Indonesia yang miskin!Berbeda dengan negara di Amerika Utara, Eropa, Jepang, Australia. Kita sebagai negara yang miskin, sebagian besar rakyat kita berpenghasilan rendah, hidup pas-pasan, berpendidikan pas-pasan. Hanya segelintir rakyat Indonesia yang bisa memperoleh gelar sarjana. Dari statistisk yang ada di DIKNAS Dari 6 juta anak yang masuk SD setiap tahun, hanya 600.000-an yang akan memperoleh gelar sarjana. Konsekuensinya memang cukup seru. Kita sebagai bangsa harus berfikir keras untuk dapat membuat 200 juta bangsa ini menjadi pandai. Mencari solusi supaya bisa banyak orang pandai dalam waktu singkat, dengan biaya yang murah. Internet & telekomunikasi mungkin bisa menjadi solusinya. Tapi kita harus berfikir keras memberikan solusi akses telekomunikasi & Internet yang murah. Terus terang, kebanyakan solusi yang di tawarkan oleh negara maju untuk memberikan akses murah sebetulnya tidak cocok untuk Indonesia. Menggunakan logika sederhana saja, Solusi orang miskin pasti beda dengan solusi orang kaya Orang kaya cenderung, apa-apa beli, apa-apa membayar orang, apa-apa harus bagus. Orang miskin biasanya mempunyai karakter yang sangat berbeda. Orang miskin akan cenderung membuat apa-apa sendiri, kalau bisa dengan alat-alat yang sederhana. Kita mau tidak mau harus berinovasi, harus kreatif dalam mencari solusi yang kita butuhkan. Yang sering kita tidak sadar, (jika berhasil) keberhasilan Indonesia dalam memberikan akses telekomunikasi & Internet murah sebetulnya bisa menjadi contoh bagi banyak negara berkembang lain di dunia.Bersyukurlah kita hidup di Indonesia yang miskin!

Bangsa inipun bisa berinnovasiSemua ini tentunya di dukung oleh banyak innovasi yang di kembangkan oleh rakyat Indonesia, yang di adopsi oleh banyak rakyat Indonesia lainnya, yang di putar menggunakan uang rakyat. Tanpa utangan bank dunia, kadang-kadang tanpa bantuan APBN. Beberapa contoh innovasi bangsa Indonesia yang sulit di tandingi oleh negara-negara berkembang maupun maju, seperti, 1. WARNET tidak banyak negara di dunia yang mempunyai jumlah WARNET seperti Indonesia. 2. RT/RW-net ini hanya ada di Indonesia. 3. Antenna Wajanbolic e-goen Legendaris 4. Antenna Wajanbolic 3G & CDMA. 5. Antenna Bazooka 3G, GPRS, CDMA. 6. Perjuangan Pembebasan Frekuensi 2.4GHz hanya bangsa Indonesia yang membebaskan frekuensi 2.4GHz dengan perjuangan. 7. Buku Sekolah Elektronik untuk pelajaran TIK. 8. Teknologi OpenBTS ini merupakan teknologi BTS open source murah Rp. 100+ juta yang bisa menggantikan teknologi BTS sekarang yang harganya Rp. 3 milyard. 9. Transaksi Online di Kaskus yang melibatkan uang dalam jumlah besar sekali. 10. Sistem Operasi IPTEKNUX yang gratis untuk pembelajaran sains di sekolah. 11. Sistem Operasi SchoolOnffline yang memungkinkan sekolah belajar Internet tanpa Internet. 12. Sistem Operasi BlankOn. 13. Sistem Operasi BlankOn Sajadah untuk umat islam di Indonesia. 14. SISFOKOL yang mengembangkan sistem informasi sekolah. Terus terang masih banyak sekali innovasi yang dilakukan oleh rakyat Indonesia yang sering kali di sharing secara cuma-cuma di Internet.Bersyukurlah kita hidup di Indonesia yang miskin! Jika kita kaya, mungkin kita tidak mungkin se-kreatif sekarang sehingga menelurkan banyak innovasi. Bersyukurlah kita hidup di Indonesia yang miskin! Kekuatan Republik ini akan menjadi lebih dahsyat lagi jika orang pandai di republik ini bisa di perbanyak. Sistem pendidikan yang murah, yang berbasis IT, dengan materi bebas di Internet akan menjadi kunci. Semoga para petinggi republik ini sadar akan kekuatan terpendam Indonesia yang sangat dahsyat! Bukan mustahil, bangsa-bangsa lain akan belajar kepada bangsa Indonesia di kemudian hari. MERDEKA!!

Perjuangan Pembebasan Frekuensi 2,4GhzPada saat tulisan ini anda baca, barangkali Internet menggunakan radio merupakan hal yang wajar-wajar saja bagi sebagian besar bangsa Indonesia. Anda akan cukup kaget melihat bahwa hal ini akan bertolak belakang sekali dengan kenyataan di luar negeri. Tidak banyak negara di dunia yang mampu untuk mengimplementasi Internet wireless skala besar seperti di Indonesia dengan kecepatan pembangunan sekitar 2000 node baru setiap bulan di tahun 2005.

Menyebarkan ilmu internet murahSemua ini merupakan hasil sebuah proses panjang mendidik banyak rekan-rekan di Indonesia untuk mampu membuat infrastruktur Internet & telekomunikasinya tanpa banyak di bantu pemerintah, tanpa utangan Bank Dunia, tanpa utangan IMF. Bahkan sialnya lebih banyak di kejar-kejar aparat, polisi dan di ambil peralatannya karena memang pada awalnya sebelum tanggal 5 January 2005, sebagian besar pengguna Internet Wireless di Indonesia memang mencuri frekuensi dan menggunakannya tanpa ijin dari pemerintah sama sekali. Bahu membahu para pejuang Wireless Internet mengadakan workshop-workshop terutama di organize oleh Michael Sunggiardi & rekan-rekan di tahun 2000-an. Michael Sunggiardi dan Onno W. Purbo berkeliling lebih dari 30 kota dalam waktu beberapa bulan dengan di sponsori oleh banyak vendor seperti Corexindo, Compex, Planet dll. Rekan-rekan APJII di bawah pimpinan Heru Nugroho waktu itu juga cukup aktif, dengan meminjan fasilitas yang ada di PT IDC di bawah pimpinan Ibu Aie & Johar Alam, workshop wireless, workshop VoIP dilakukan. Proses pemandaian dilakukan dengan banyak cara, baik itu seminar, workshop, demo, juga menulis artikel, buku dan menyimpan berbagai file yang berguna di berbagai situs di Internet agar orang dapat mengambilnya secara gratis misalnya di: http://www.bogor.net/ di dukung oleh BONET / Michael Sunggiardi http://onno.vlsm.org di dukung oleh Rahmat Samik Ibrahim (UI) http://sandbox.bellanet.org/~onno/ di dukung oleh IDRC. http://opensource.telkomspeedy.com/speedyorari/ di dukung oleh PT. Telekomunikasi Indonesia. Dengan menyebarnya pengetahuan kebanyak kalangan di Indonesia, secara perlahan tapi pasti massa pengguna Internet Wireless menjadi berkembang, walaupun kita semua tahu bahwa kita tidak mempunyai ijin menggunakan frekuensi 2.4GHz.

Akhir 2000Akhirnya di akhir tahun 2000, keluarlah Keputusan DIRJEN POSTEL 241/2000 tentang penggunaan bersama (sharing) pita frekuensi 2400-2483.5 MHz antara Wireless LAN

akses Internet bagi pengguna di luar gedung (outdoor) dan Microwave Link yang di tanda tangani oleh DIRJEN POSTEL Djamhari Sirat. KEPDIRJEN ini tampak sudah di draft dari DIRJEN POSTEL sebelumnya Sasmito Dirjo. Bertumpu pada keputusan DIRJEN POSTEL 241/2000, bulan Februari 2001, Balai Monitoring frekuensi radio di berbagai kota mulai melakukan sweeping terhadap para pembangkang & pejuang Internet Indonesia. Korban pun berjatuhan, beberapa rekan harus merelakan alat-nya di sita oleh oknum Balai Monitoring & Polisi. Memang sebuah perjuangan akan makan korban yang tidak sedikit bagi pelakunya.

Akhir Maret 2001Akhirnya pada tanggal 2 Maret 2001, Onno W. Purbo melayangkan surat ke DIRJEN POSTEL untuk menarik diri Onno W. Purbo dari POSTEL dan tidak akan menginjakan kaki ke kantor POSTEL selama teman-teman di sweeping dan urusan regulasi 2.4GHz tidak berpihak pada rakyat Indonesia. Salinan surat Onno W. Purbo kepada DIRJEN POSTEL tanggal 2 Maret 2001 terlampir. Sampai dengan tanggal 18 Agustus 2005 Onno W. Purbo menepati janji-nya & tidak menginjak kaki-nya ke kantor POSTEL, walaupun sejak tanggal 5 January 2005 Onno W. Purbo sudah dapat menginjak kaki ke POSTEL karena akhirnya rakyat Indonesia telah merdeka untuk menggunakan frekuensi 2.4GHz berdasarkan KEPMENHUB No. 2/2005 yang di tanda tangani oleh Hatta Rajasa.

2001 Terbentuk INDOWILIPertempuran semakin memuncak, pada tanggal 10 November 2001 Asosiasi para pengguna Wireless Internet, yang kemudian di kenal dengan sebutan INDOWLI, di bentuk di acara seminar acara seminar & workshop implementasi wireless data network untuk jaringan teknologi informasi di Indonesia dengan sub topic kerangka infrastruktur pembentukan masyarakat berbasis teknologi informasi di Indonesia di Malang, yang di pimpin oleh rekan M. Shalahuddin, yang lebih di kenal sebagai Didin atas dorongan dari Lendy Widayana Pada waktu itu berkumpul banyak rekan, termasuk, Agus Sutandar, Michael Sunggiardi, Barata, Didin, Yohanes Sumaryo dan banyak lagi, kami sepakat membentuk sebuah organisasi untuk menaungi para pengguna Wireless Internet di Indonesia. Ketua pertama INDOWLI adalah Barata. Barata yang kemudian hari banyak melakukan lobby ke pihak regulasi dalam hal ini POSTEL untuk berusaha membebaskan frekuensi 2.4GHz. Perjuangan terus berlanjut, mailing list tempat diskusi secara elektronik menjadi medan perang dan koordinasi sambil menyebarkan ilmu pengetahuan agar rekan-rekan semua dapat belajar satu dengan yang lain. Mailing list yang paling dominan dalam proses perjuangan Internet Wireless di Indonesia adalah [email protected]. Di akhir tahun 2005, massa pelanggan mailing list [email protected] termasuk besar dan lebih dari 4000 pelanggan. Setelah Merdeka, di pertengahan tahun 2006,

total pelanggan mailing list [email protected] dan [email protected] melebihi 7000 pelanggan. Di awal tahun 2010, telah lebih dari 8000 anggota.

Sweeping Internet WirelessTahun 2002, kembali terjadi peningkatan sweeping aparat terhadap rekan-rekan pengguna 2.4GHz, VoIP dll. INDOWLI melayangkan surat protesnya tertanggal 8 Mei 2002 yang ditanda tangani oleh Barata Wardana dan Yohanes Sumaryo. Akhirnya pada tanggal 14 Juni 2002, Onno W. Purbo melayangkan surat cinta kepada para pemimpin negeri ini & tentunya tidak di tanggapi karena memang Onno W. Purbo hanya rakyat biasa-biasa saja, sehingga suaranya tidak perlu di perhatikan. Salinan surat dari INDOWLI maupun surat dari Onno W. Purbo kepada para pemimpin negeri ini terlampir. Pada tanggal 30 Desember 2003 kembali POSTEL membuat perang urat syaraf dengan menayangkan iklan / advetorial di media KOMPAS yang berjudul "Pemanfaatan Pita Frekuensi Radio 2.4GHz untuk Keperluan Internet".Pada dasarnya advetorial POSTEL berargumentasi bahwa kebijakan POSTEL memihak pada rakyat Indonesia. Onno W. Purbo-pun naik pitam dan menulis artikel sanggahan yang di terbitkan di media massa Indonesia. Naskah asli artikel sanggahan berjudul "POSTEL harus mundur, rapor anda merah berdarah!!" di terbitkan oleh beberapa media nasional pada bulan January 2004.

Indonesia jadi contoh duniaDi World Summit on Information Society (WSIS) Geneve Geneve 9-12 Desember 2003, banyak rekan-rekan negara lain terkagum, terinspirasi pengalaman Indonesia yang real di lapangan, bertumpu swadana & swadaya masyarakat, praktis hampir tidak di danai oleh pemerintah sama sekali. Alhamdullillah, tidak menambah utangan negara ke World Bank dan IMF. Bahkan masyarakat melakukan investasi sendiri infrastruktur informasinya, yang mereka juluki "RebelNet" the Indonesian community based infrastructure. Persiapan Kemerdekaan frekuensi 2,4Ghz Proses pembuatan naskah regulasi / peraturan pembebasan 2.4GHz cukup alot. Perdebatan panjang sepanjang tahun 2004 terjadi di mailing list [email protected], INDOWLI-formatur@yahoogroupscom, dan [email protected], membahas detail naskah peraturan, keputusan menteri untuk kebebasan 2.4GHz. Beberapa workshop dan diskusi terbuka di gelar sebagai ajang interaksi antara regulator dan para pelaku lapangan. Rekan-rekan APJII di pimpin oleh Heru Nugroho dan rekan-rekan INDOWLI seperti Barata dan Didin sangat fasilitatif dalam melakukan proses interaksi antara regulator dan pelaku lapangan. Tekanan menjadi sangat besar setelah PEMILU 2004, terutama karena adanya tekanan publik untuk mengevaluasi kinerja kabinet selama awal 100 hari dalam kekuasaan. Pada awal Kabinet hasil PEMILU 2004, POSTEL masih berada di bawah naungan Departemen Perhubungan yang di komandani oleh Hatta Rajasa. Hatta Rajasa tampaknya

cukup pandai untuk melihat kebutuhan masyarakat telekomunikasi dan Internet di Indonesia. Hatta Rajasa tampaknya memaksa kepada POSTEL untuk menyelesaikan draft Keputusan Menteri 2.4GHz.

MERDEKA!Akhirnya, pada tanggal 5 Januari 2005, di tanda tangani Keputusan Menteri No. 2 / 2005 tentang Wireless Internet di 2.4GHz oleh Hatta Rajasa. KEPMEN 2/2005 pada prinsipnya membebaskan ijin penggunaan frekuensi 2.4GHz dengan syarat, antara lain, maksimum daya pancar 100mW EIRP maksimum 36dBm semua peralatan yang digunakan telah di sertifikasi. Semua perjuangan merupakan bagian dari proses membuat bangsa ini menjadi lebih baik, tidak ada perjuangan yang tidak membawa korban, minimal korban waktu di para pelakunya. Banyak pengorbanan material yang terjadi, beberapa rekan bahkan berkorban jiwa-nya terjatuh dari tower pada saat menginstalasi peralatan. Kita sering tidak sadar bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa paling besar di dunia yang telah mengembangkan Internet wireless secara massal. Bangsa lain, terutama negara berkembang di Afrika & Asia banyak belajar ke bangsa Indonesia. Walaupun di tahun 2006, bangsa Indonesia telah menikmati sedikit kemerdekaan dalam menggunakan frekuensi 2.4GHz. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus di kerjakan, terutama, membebaskan frekuensi 5-5.8GHz, membebaskan Internet Telepon, membebaskan RT/RW-net dan masih banyak lagi.

Harapan selanjutnyaAlangkah indahnya jika kita dapat melihat 220.000 sekolah & 45 juta siswa Indonesia terkait ke Internet. Bukan mustahil pada saat hal ini terjadi, bangsa ini menjadi bangsa besar, lebih besar dari Malaysia & Australia yang hanya memiliki 20 juta jiwa. Semoga dengan semakin bebasnya Internet di Indonesia, bangsa ini dapat berkiprah dari kekuatan otak-nya bukan sekedar otot-nya saja. Bahasa keren-nya adalah melihat "Knowledge Based Society" di Indonesia. Paling tidak cuplikan sejarah ini dapat memberikan nuansa bagi para penerus bangsa Indonesia, bahwa apa yang mereka peroleh merupakan hasil jerih payah banyak pendahulunya. Semoga tidak di sia-siakan & menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar.

Resume Singkat Pak Onno W Purbo Mantan Pegawai Negeri Sipil, sejak Februari 2000. Mantan Dosen Institut Teknologi Bandung, sejak Februari 2000. Berdasarkan SK MENDIKNAS No. 533/K01.2/KP.04.2/SK/2000 tanggal 28 Februari 2000 tentang Pemberhentian dengan Hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil ditandatangani oleh Prof.Dr.Ir. Djoko Santoso M.Sc. a.n. MENDIKNAS. Penulis teknologi informasi. Di tahun 2011, mulai membantu Prof. Yohanes Surya untuk mendidik guru-guru khususnya untuk daerah tertinggal melalui STKIP Surya.

Pendidikan 1987 S1 Institut Teknologi Bandung (ITB) Jurusan Teknik Elektro. Judul tugas akhir "Perancangan dan implementasi rangkaian RS232C 8 kanal dan program untuk praktikum" di bawah bimbingan Prof. DR. Samaun Samadikun dan DR. Adang Suwandi 1989 S2 (M.Eng) McMaster University, Kanada Semikonduktor Laser. Judul thesis "Numerical models for degenerate and heterostructure semiconductor diodes" di bawah bimbingan Prof. DR. D.T.Cassidy dan Prof. DR. S.H. Chisholm. 1993 S3 (Ph.D) Universitas Waterloo, Kanada Teknologi Rangkaian Terintegrasi untuk Satelit. Judul thesis "Studies on Polysilicon Emitter Transistors made on ZoneMelting-Recrystallized Silicon-on-Insulator" di bawah bimbingan Prof. DR. C.R. Selvakumar

Penghargaan Yang Diraih 1987, Lulusan Terbaik, Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung. 1992, Masuk dalam buku "American Men and Women of Science", R.R.Bowker, New York (Amerika Serikat). 1994, Profil Peneliti, KOMPAS 26 Desember 1994. 1996, Menerima "Adhicipta Rekayasa", dari Persatuan Insinyur Indonesia. 1997, Menerima ASEAN Outstanding Engineering Achievement Award, dari ASEAN Federation of Engineering Organization (AFEO) 2000, Masuk dalam buku "Indonesia Abad XXI: Di Tengah Kepungan Perubahan Global", Editor Ninok Leksono, KOMPAS. 2000, Award for Indonesian Internet Figure, KADIN Telematika Award. 2002, Eisenhower Fellow, dari Eisenhower Fellowship (Amerika Serikat). 2003, Sabbatical Award, dari International Development Research Center (IDRC) (Kanada). 2005, Ashoka Senior Fellow, dari Ashoka (Amerika Serikat). 2008, Menerima "Gadget Award Exclusive Appreciation", dari Majalah Gadget.

2008, Menerima "IGOS Summit 2 Award", dari MENKOMINFO "Atas Semangat dan Perjuangan menyebarluaskan pemanfaatan Open Source di Indonesia". 2008, Masuk dalam buku "Indonesia 100 Innovators", Business Innovation Center. 2008, Menerima Gelar " Pahlawan Generasi Masa Kini" dari Modernisator. 2009, Indigo Fellow: Digital Community Fellow, dari PT. Telekomunikasi Indonesia. 2009, Anugrah "TIRTO ADHI SOERJO" kategori Pelopor / Pemulai, dari [I:BOEKOE] http://indonesiabuku.com/ 2009, Anugrah "Competency Award 2009" dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). 2010, Anugrah "Tasrif Award" dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI)

Distro Linux yang Pernah dibuatPercaya atau tidak, professor yang satu ini sudah membuat distro linux untuk pembelajaran anak bangsa. Apa saja distro linux yang dibuatnya, ini adalah beberapa distro linux yang telah dibuatnya:

Distro SchoolOnffLineSchoolOnffLine adalah sebuah Distro / LiveDVD turunan dari Sabily atau Ubuntu yang di tujukan untuk sekolah / pelajaran Internet. Dalam SchoolOnffLine terdapat Server Web, e-learning Moodle, Blog Wordpress, Wiki, Digital Library, email, Webmail, File Sharing (SAMBA), Ubuntu Repository Server Lokal, Chatting Server. Dengan menggunakan SchoolOnffLine sebuah sekolah dapat memberikan pelajaran komputer / Internet tanpa perlu online ke Internet. Bahkan jika di perlukan untuk demonstrasi LiveDVD SchoolOnffLine dapat digunakan di komputer tanpa mengganggu software yang ada di harddisk komputer tersebut. SchoolOnffLine dapat juga di install ke harddisk untuk penggunaan yang lebih permanen.

Distro SMEOnffLineSMEOnffLine adalah sebuah Distro / LiveDVD turunan dari Sabily atau Ubuntu yang di tujukan untuk server lokal usaka kecil menengah. Dalam SMEOnffLine terdapat Server ERP, Akunting, Personalia / HRD, Groupware, Social Networking, Web, Blog Wordpress, Wiki, Digital Library, e-mail, Webmail, File Sharing (SAMBA), Ubuntu Repository Server Lokal, Chatting Server. Dengan menggunakan SMEOnffLine sebuah usaha kecil menengah dapat menggunakan IT tanpa perlu online ke Internet. Bahkan jika di perlukan untuk demonstrasi LiveDVD SMEOnffLine dapat digunakan di komputer tanpa mengganggu software yang ada di harddisk komputer tersebut. SMEOnffLine dapat juga di install ke harddisk untuk penggunaan yang lebih permanen

Distro ORARINuxORARINux adalah sebuah Distro / LiveDVD turunan dari Ubuntu yang di tujukan untuk para hobby Amatir Radio dan Elektronika. Dalam ORARINux terdapat

Server Web copy dari SpeedyWiki. Yang penting bagi dunia amatir radio, terdapat banyak sekali aplikasi untuk dunia elektronika, seperti gEDA aplikasi Electronic Design Automation, eagle gambar rangkaian elektronika & disain PCB dan kicad. Di samping itu, telah disiapkan berbagai aplikasi untuk komunikasi amatir radio digital, seperti, aprsd, aprsdigi, xastir untuk tracking kendaraan, antennavis, nec, nec2c untuk simulasi antenna, fldigi untuk komunikasi digital amatir; gpredict aplikasi untuk tracking satelit; dan klog untuk logbook komunikasi amatir radio.

Distro SekolahNux Distro IPTEKNuxIPTEKNux adalah sebuah OS berbasis Linux yang menyediakan pembelajaran untuk anak-anak SD hingga tingkat SMA. Distro ini menyediakan layanan pembelajaran pengetikan untuk anak TK dan SD. Ada juga pembelajaran matematika untuk anak SD sampai SMA.

Buku buatan beliauBeliau pun aktif dalam menciptakan buku tentang computer dan jaringan komunikasi. Ini adalah daftar buku-buku beliau yang pernah diterbitkan : 1998, Onno W. Purbo, Gadang Ramantoko, Khrisnahadi Pribadi, Bobby Nazief, "Kerangka Konseptual Nusantara 21", Yayasan Litbang Telekomunikasi Informatika. 1998, Onno W. Purbo, Ismail Fahmi, Akhmad Husni Thamrin, Adnan Basalamah, TCP/IP: Konsep Disain dan Implementasi, Elexmedia Komputindo. 2000, Onno W. Purbo, "Teknologi Warung Internet", Elexmedia Komputindo. 2000, Onno W. Purbo dan Akhmad Daniel Sembiring, "Linux RedHat", Elexmedia Komputindo. 2001, Thabratas Tharom dan Onno W. Purbo, "VOIP: Voice over Internet Protocol", Elexmedia Komputindo. 2001, Onno W. Purbo dan Akhmad Daniel Sembiring, "APACHE Web Server", Elexmedia Komputindo. 2002, Onno W. Purbo, "Konferensi Video Melalui Internet", Penerbit Andi. 2003, Onno W. Purbo, "Filosofi Naif Kehidupan Dunia Cyber", Penerbit Republika. 2003, Onno W. Purbo, "Infrastruktur Wireless Internet Kecepatan 11-22Mbps", Penerbit Andi. 2004, Samuel Prakoso, Tomy dan Onno W. Purbo, "Panduan Praktis Menggunakan E-mail Server Qmail", Elexmedia Komputindo. 2004, Onno W. Purbo, "Practical Guide to Internet Telephony", International Development Research Center 2004, Onno W. Purbo, "Practical Guide To Build A WiFi Infrastructure", International Development Research Center

2005, Onno W. Purbo, "Buku Pegangan Internet Wireless dan Hotspot", Elexmedia Komputindo. 2006, Onno W. Purbo, "PC Cloning Windows pakai Linux LTSP", Penerbit Andi. 2006, Onno W. Purbo, "Buku Pegangan Pengguna ADSL dan Speedy", Elexmedia Komputindo. 2007, Onno W. Purbo, "Buku Pegangan VoIP Rakyat Cikal Bakal Telkom Rakyat", InfoKomputer. 2007, Onno W. Purbo, "Panduan Praktis RT/RW-net", Infokomputer. 2007, Onno W. Purbo, "Akses Internet Menggunakan 3G", CHIP. 2007, "ICT Infrastructure in Emerging Asia: Policy and Regulatory Roadblocks", (co author) LIRNEAsia 2008, Onno W. Purbo, "Intel Platform Administration Technology", Penerbit Andi. 2008, Onno W. Purbo, "Panduan Mudah merakit + menginstal server linux", Penerbit Andi. 2008, Onno W. Purbo, "Membangun Pemancar FM broadcast komunitas", Penerbit Andi. 2009, Onno W. Purbo, "Ayo memblok situs negatif", Penerbit Andi. 2009, Onno W. Purbo, Protus Tanuhandaru, M. Reza Djajadikara, Nurlina Noertam, " Wireless Networking for Developing World" versi 2, terjemahan. Itulah buku-buku yang telah diterbitkan oleh beliau dan masih banyak lagi sebenarnya buku-buku yang telah diciptakan oleh professor yang sangan memperjuangkan kepentingan rakyat ini.

Aktivitas Inilah aktivitas beliau dalam kehidupannya : Aktif pada lebih dari 200 Mailing List di Internet. Moderator lebih dari 11 mailing list, termasuk di [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]. Menerima rata-rata 1000 e-mail setiap hari. Aktif sebagai seorang Amatir Radio anggota ORARI sejak 1981. Beberapa nama panggilan yang pernah disandangnya, YD1DAV, YC1DAV, YC1DAV/VE7, YC1DAV/VE3, dan YC0MLC. Pernah menjabat di pengurusan ORARI Lokal dan Daerah Jawa Barat maupun Jakarta. Sejak tahun 2006, menjadi koordinator bagian Pendidikan & Latihan (DIKLAT) di pengurus ORARI Pusat yang materinya di hosting di beberapa situs di Internet[1][2][3] Sejak pertengahan 2007, membina Kelompok Remaja Melek IT Kerm.IT di lingkungan Kemayoran, Jakarta Pusat.

Sejak September 2008 aktif sebagai Qualified Trainer di Wireless University http://www.wirelessu.org untuk memberikan training teknologi wireless internet di seluruh dunia.

Beberapa Catatan Perjalanan Beliau Ketika Hidup Kepala PerpustakaanIni adalah kenangan beliau ketika beliau menjabat sebagai Kepala Perpustakaan Pusat ITB bandung dan ini ditulis oleh beliau langsung. Tulisan singkat ini di tulis sebagai kenangan akan apa-apa yang pernah saya lalui sebagai kepala perpustakaan pusat di Institut Teknologi Bandung tahun 19992000. Sebetulnya sebelum saya menjabat sebagai kepala perpustakaan pusat di ITB, saya sudah sering bermain ke perpustakaan pusat di ITB untuk berbagai kegiatan yang berkaitan dengan jaringan komputer & Internet. Hal ini menjadi sangat mudah dilakukan karena lokasi laboratorium saya di gedung Pusat Antar Universitas di ITB berseberangan dengan Perpustakaan Pusat di ITB. Sebelum tahun 1999, pada saat kami aktif mengembangkan Internet di ITB beberapa kali kami mengadakan seminar tentang Internet di perpustakaan pusat ITB. Biasanya dalam seminar-seminar tersebut di demo-kan Internet dan aplikasinya untuk dunia pendidikan. Tentunya kita harus memasang kabel jaringan antara gedung Pusat Antara Universitas dengan Perpustakaan Pusat di ITB untuk keperluan seminar Internet tersebut. Tidak heran jika setelah acara seminar-seminar tersebut kabel tetap di tinggalkan untuk mengkaitkan perpustakaan pusat ITB ke Internet. Perlu di catat bahwa investasi instalasi dilakukan secara swadaya masyarakat tidak memperoleh dana dari ITB. Itulah awal keterlibatan saya di perpustakaan pusat di ITB. Pada tahun 1999, pimpinan ITB menunjuk saya yang golongannya hanya IIIB untuk memimpin perpustakaan pusat di ITB. Sebuah jabatan di lingkungan perguruan tinggi yang setara dengan kedudukan Dekan Fakultas. Mungkin merupakan jabatan yang cukup bergengsi bagi sebagian orang. Waktu itu Pembantu Rektor bidang Akademis di ITB di pegang oleh Prof. Widiadnyana Merati (Pak Widi). Pesan beliau kepada saya sederhana sekali. Beliau melihat bahwa misi yang di emban sangat jelas yaitu mengkaitkan perpustakaan pusat ITB ke Internet menjadi cyber library. Kira-kira demikian lah ideal-nya, kenyataannya tidaklah demikian glamor. Mengapa tidak glamor? Kenyataan yang ada, dana untuk pengadaan koleksi perpustakan pusat ITB hanya sekitar Rp. 2.5 juta / tahun! Seperti kita tahu harga buku text kuliah berkisar Rp. 300-400.000,- / buku untuk cetakan Tata McGrawhill yang menggunakan kertas murah. Sedang buku text dari Amerika Serikat biasanya

mendekati Rp. 1 juta / buku. Belum lagi cukup banyak karyawan perpustakaan pusat di ITB yang golongannya relatif rendah, bahkan sebagian karyawan honorer dengan gaji bulanan sekitar Rp. 150.000,- padahal rekan-rekan pegawai perpustakaan pusat harus kerja dari pagi jam 8 s/d jam 10 malam. Memang ada beberapa kekuatan yang ada di perpustakaan pusat ITB. Kami mempunyai koleksi buku mencapai tidak kurang dari 200.000 buah. Ada lantai khusus hibah koleksi dari British Council. Ada beberapa komputer walaupun relatif tua, tapi masih dapat di manfaatkan. Satu hal yang sangat melegakan sebagian besar staff dan karyawan perpustakaan pusat ITB sangat berdedikasi untuk bekerja. Sebagian besar juga sangat ingin untuk maju dan berkembang. Di samping itu, cukup banyak mahasiswa ITB yang berminat untuk bergabung dan membantu mengembangkan perpustakaan pusat di ITB. Memang gaji saya pada saat itu sebagai golongan IIIB sekitar Rp. 400500.000,- / bulan. Terus terang, kecil sekali di bandingkan dengan penghasilan saya hari ini sebagai pensiunan pegawai negeri sipil. Beberapa motor utama perpustakaan pusat ITB antara lain adalah Bu Nanan Hasanah (Bu Nanan), Bu Studiati Suwandi (Bu Atik), Bu Martinia Danubrata (Bu Tina), Pak Mahmudin di bantu oleh banyak staff yang berdedikasi, seperti, Bu Mulyati (bu Yati), Pak Djoni, Pak Ena Sukmana dll.. Kunci permasalahan yang paling utama di perpustakaan pusat ITB sebetulnya tidak berbeda jauh dengan masalah yang banyak di instansi pemerintahan lainnya, yaitu masalah kesejahteraan pegawai. Kasarnya keberhasilan perpustakaan pusat ITB untuk mengemban misi-nya hanya mungkin jika dibarengi dengan keberhasilan kita dalam meningkatkan penghasilan pegawai, dengan cara yang halal dan bertanggung jawab tentunya. Pergerakan karyawan hanya di mungkinkan jika kita memperoleh kepercayaan / trust dari karyawan. Kunci dari kepercayaan / trust sebetulnya juga sederhana sekali, yaitu, kejujuran dan transparansi. Mudah di katakan, tapi akan sulit di implementasikan jika kita tidak mempunyai niatan yang baik. Pertanyaannya, bagaimanakah caranya agar kita dapat melakukan hal ini secara sederhana? Tanpa memakan biaya banyak? Tanpa menambah birokrasi tambahan? Salah satu hal yang paling drastis untuk mengatasi itu semua adalah mengubah budaya yang ada di perpustakaan pusat ITB yang awalnya mengandalkan rapat mingguan untuk melakukan koordinasi operasional perpustakaan pusat ITB. Saya ingat betul, bahwa selama saya hanya sempat melakukan tiga (3) kali rapat mingguan tersebut selama saya memimpin perpustakaan pusat di ITB. Di pertemuan / rapat yang ke tiga (3) saya mengusulkan sebuah perubahan drastis, yaitu, semua rapat dilakukan secara terbuka di Internet menggunakan e-mail & mailing list agar

semua karyawan di perpustakaan pusat di ITB dapat berpartisipasi dalam semua proses pengambilkan keputusan secara transparan. Selain proses transparansi pengambilan keputusan, keuangan adalah hal yang sangat peka di lingkungan pegawai yang pengasilannya tidak seberapa. Oleh karena itu salah satu kunci untuk memperoleh kepercayaan dari semua orang adalah laporan keuangan yang dapat di audit oleh semua orang. Walaupun sebetulnya tidak seberapa, karena pemasukan awalnya hanya dari fotocopy dan denda. Tapi keterbukaan ini yang menyebabkan kepercayaan dapat diperoleh. Melihat kondisi SDM di Perpustakan Pusat ITB yang sebetulnya secara teknologi sangat minim skill-nya tetapi mempunyai beberapa komputer yang dapat digunakan, maka saya mulai mengajak para mahasiswa untuk bekerja di perpustakaan pusat dan mulai mengembangkan / mengimplementasikan digital library. Terus terang, saya & perpustakaan pusat ITB tidak mempunyai uang banyak. Apalagi tidak ada uang proyek untuk pengembangan digital library. Saya cukup beruntung ada mahasiswa militan seperti Ismail Fahmi dan teman-temannya. Mereka rela bermalam di perpustakaan, menginap dan mengembangkan digital library untuk perpustakaan pusat di ITB. Padahal modal yang ada sebetulnya relatif amat sangat terbatas hanya beberapa buah komputer pentium II yang terhubung ke jaringan Internet di ITB. Keterlibatan mereka selama beberapa bulan di perpustakaan ITB memungkinkan mereka untuk menghayati proses kerja sebuah perpustakaan. Tidak heran akhirnya mereka berhasil mengembangkan software digital library. Pekerjaan iseng-iseng Ismail Fahmi cs ini akhirnya menelurkan Knowledge Management Research Group (KMRG) adalah kelompok penelitian yang di kembangkan untuk melakukan penelitian tentang manajemen pengetahuan. Gerombolan KMRG ini cukup virtual dan dapat berinteraksi melalui server & mailing list sendiri di [email protected]. Dana penelitian pun mereka peroleh dari International Development Research Center (IDRC) Canada, dari Yayasan Litbang Telekomunikasi Indonesia (YLTI). KMRG terus berkembang hingga hari ini. Pada saat tulisan ini dibuat, Ismail Fahmi masih berada di Belanda untuk mencoba meneruskan ke jenjang pendidikan S3. Demikian sekilas catatan kecil yang ada.

Memeberikan Workshop ICT di Dilli Timor LestePada tanggal 28 January 2008, tim berangkat ke Dili dari Jakarta melalui Denpasar Bali menggunakan pesawat Merpati tipe Boing 737-200. Pesawat Merpati tiba di Dili sekitar jam 1-2 siang di Airport Dili yang berbatasan secara langsung dengan pantai.

Airport Dili sangat menarik, terlihat ada sekitar delapan (8) helikopter tempur kelas black hawk Amerika Serikat parkir di apron, tempat parkiran pesawat di airport Dili, Di samping ke delapan (8) helikopter tempur tersebut, terdapat beberapa heli lain yang ada dalam hanggar darurat. Tidak jauh dari tempat helikopter tersebut terdapat "kompleks" militer kecil di lokasi airport. Instalasi dan peralatan militer tersebut tampaknya di operasikan oleh kesatuan dari Australia dengan bendera PBB / UN. Tampaknya siaga militer masih cukup tinggi di Timor Leste. Belakangan saya ketahui dari rekan-rekan ICT-TL bahwa helikopter black hawk tersebut jarang digunakan untuk bertempur lebih banyak untuk show force saja, dan melakukan patroli. Turun dari pesawat, berjalan kaki melalui selasar ke gedung terminal. Langsung di hadapan tim ada tempat untuk memperoleh Visa on Arrival dengan membayar US$30. Tanpa di minta atau di tanya macam-macam. Oya, tampaknya mata uang di Timor Leste adalah mata uang US$ semua. Belakangan diketahui dari rekan-rekan ICT-TL bahwa memang mata uang Timor Leste adalah US$, menarik untuk di simak bagi negara sekecil ini ternyata memang lebih menarik menggunakan mata uang US$ daripada membuat mata uang sendiri. Imigrasi Timor Leste di Airport dapat dilalui dengan mudah dengan memperlihatkan surat undangan yang di peroleh dari ICT Timor Leste. Tanpa banyak menunggu lama, setelah memperoleh semua peralatan di bagasi saya keluar dari Airport langsung melihat wajah Ray dan Lemi yang berseri-seri di luar gedung bandara. Tim pun langsung berangkat menuju hotel untuk cekin dan meletakan pakaian. Pada saat keluar dari Airport Beliau melihat banyak tenda-tenda pengungsi lokal Timor Leste di Airport. Menurut teman-teman ICT-TL mereka adalah pengungsi pada saat kerusuhan tahun 2006 lalu. Sampai hari ini masih saja mengungsi padahal kerusuhan sudah tidak ada. Dili Beach Hotel berlokasi di Kampung Allor, Dili terletak di pinggir jalan sepanjang pantai. Bagi pak Onno yang biasa hidup di Jakarta, pantai Dili ini sangat indah. Paling tidak kita tidak dapat melihat batas biru laut dan biru langit semua seperti satu kesatuan. Sesudah cekin dan meletakan pakaian di Hotel, tim langsung menuju kantor ICT Timor Leste tempat Lemi bekerja dan tim mempersiapkan semua peralatan yang ingin digunakan untuk workshop, terutama membangun LAN, membangun sedikit demo untuk acara pembukaan. Agar dari sisi fasilitator tidak terjadi kerepotan, tim harus menginstalasi repository lokal ubuntu dari iso 5 DVD Ubuntu repository yang di peroleh dari Juragan kambing http://juragan.kambing.ui.edu. Membuat Repository Ubuntu Lokal dengan cara mengcopykan iso DVD repository Ubuntu, me-mount iso DVD tersebut dan membuat ftp server. Hal ini penting sekali artinya agar proses instalasi software dapat dilakukan tanpa

memasukan CDROM ke semua komputer. Artinya proses penambahan software murni mengandalkan LAN, hal ini menjadi proses training menjadi sangat effisien. Proses yang sama juga akan sangat bermanfaat pada operasi Linux sehari-hari di sebuah sekolah atau kantor. Lemi sempat bercerita sedih tentang ICT Timor Leste yang tempat trainingnya sempat di jarah, di bakar pada masa kerusuhan tahun lalu. Sekarang mereka membangun kembali tempat training-nya dari bawah. Yang akan menjadikan training ini menarik adalah kami harus berjuang dengan waktu karena listrik dapat mati sewaktu-waktu, beberapa kali dalam sehari. Di samping akses Internet yang relatif mahal. Malam hari itu juga tim segera mengkonfigurasi seluruh komputer yang ada menggunakan Ubuntu 7.04 Alternate yang bentuknya text mode sehingga cukup mudah & effisien untuk menginstal di mesin-mesin kecil. Keesokan harinya beliau bangun dan melihat helikopter berseliweran setiap 1-2 jam sekali di atas hotel tempat beliau menginap. Rasanya di pagi hari, beliau mendengar rentetan letusan senjata atau mercon, Entahlah, maklum belum pernah berada di lokasi peperangan. Walaupun kata teman-teman di ICT-TL kemungkinan itu bukan letusan senjata, karena letusan senjata pasti akan terdengar di seluruh Dili. Pagi 29 January, acara workshop ICT di buka oleh Bapak Flavio Neves Direktur ICT Pemerintah dari kementrian Transportasi dan Telekomunikasi Timor Leste serta didampingi kordinator umum Asosiasi ICT Timor Leste Abel Pires da Silva. Pak Flavio Neves Direktur ICT rasanya pernah bertemu dengan beliau di sebuah acara yang di selenggarakan oleh MIMOS di Malaka, Malaysia beberapa tahun berselang. Pada kesempatan pembukaan acara sempat di demokan sedikit apa yang akan di berikan kepada rekan-rekan di Timor Leste, meliputi, Linux, VoIP dan Wireless Network. Pak Direktur cukup terkaget-kaget pada saat di demokan handphone tanpa sim card dan juga rekan Oscar dari Timor Leste mendemokan menelepon dari laptop-nya ke handphone beliau. Setelah pembukaan, pertama-tama yang dilakukan adalah belajar menset komputer di jaringan. Mengkonfigurasi IP address, DNS di Ubuntu baik melalui text maupun menu administrasi. Kemudian mentest sambungan di jaringan menggunakan ping. Dari teknik ini langsung kita mengetahui komputer mana yang tidak tersambung. Hal yang akan sangat penting untuk dilakukan adalah menset source.list dari Ubuntu agar tidak mengambil software yang akan di install di Ubuntu ke Internet. sources.list harus di ubah dan di arahkan ftp server tempat iso DVD di letakan. Di sisi komputer fasilitator, perjuangan perlu juga dilakukan untuk membuat DHCP Server sendiri agar komputer di LAN dapat mengakses secara automatis. Di awal konfigurasi DHCP server sempat gagal. Setelah di bantu menggunakan Webmin, konfigurasi DHCP server baru dapat dilakukan dengan benar.

Selanjutnya membuat server Asterisk di Server Ubuntu. Proses instalasi Asterisk tidak menggunakan source code dan mengcompile-nya. Proses instalasi asterisk menggunakan proses instalaasi Seharian tim berjuang untuk menginstalasi Asterisk di Ubuntu yang terinstall di mesin Pentium III jadul heheh. Ternyata tidak mudah untuk langsung terjun menginstalasi sentral telepon ke komunitas yang sebagian masih sama sekali belum pernah memegang Linux. Selanjutnya adalah mengkonfigurasi asterisk dengan cara mengedit file sip.conf dan extensions.conf agar user dapat mendaftarkan diri ke sentral telepon asterisk yang kita buat. Satu komputer di persiapkan untuk di install AsteriskNow http://www.asterisknow.org untuk kemudian menjadi server VoIP untuk demonstrasi VoIP di hari terakhir. Walaupun kemudian rencana di ubah karena server asterisk di komputer Rubens ternyata telah siap. Terus terang salah satu materi VoIP yang paling rumit adalah ENUM. Untuk dapat mengerti dan menjalankan ENUM dengan baik mau tidak mau harus belajar membuat sendiri DNS server. DNS Server di instalasi dengan menginstal aplikasi bind9. Peserta belajar mengkonfigurasi DNS menggunakan Webmin agar dapat dilakukan melalui Web. Instalasi Webmin relatif sederhana karena hanya perlu menjawab beberapa pertanyaan sederhana hingga akhirnya selesai di install dan dapat langsung digunakan. Peserta berhasil menjalankan ENUM di DNS Server BIND9 dan melakukan mapping +6709xxxxxxxx menjadi ENUM dengan format x.x.x.x.9.0.7.6.e164.ict.tl. Alokasi nomor telepon di Timor Leste saat ini adalah +6707xxxxxxxx yang digunakan oleh Timor Telecom. Semoga rakyat Timor Leste memperoleh alokasi nomor sendiri, yaitu, +6709xxxxxxx yang berbasis pada teknologi ENUM dan 4G. Pada kesempata ini, ENUM gagal di jalankan di Asterisk. kemungkinan besar karena format ENUMLOOKUP yang dilakukan di asterisk versi terbaru mungkin berbeda dengan ENUMLOOKUP versi yang lama. 30 Januari 2008, Pagi hari ini tampaknya cukup cerah. Onno berkesempatan menikmati indahnya pagi di Dili. Hari ke dua (2) training rekan-rekan Asosiasi ICT Timor Leste ternyata terbukti membuat kepala pusing banyak peserta. Di awali dengan sebuah topik yang berat, yaitu, membuat sendiri Webmail di masing-masing komputer Ubuntu. Yang membuat kesulitan menjadi sangat tinggi adalah Webmail yang dibuat harus dapat berkomunikasi dengan komputer lain, saling berkirim e-mail. Langkah awal yang membuat semua orang pusing adalah memastikan bahwa komputer kita mempunyai domain / nama yang benar. Cara yang dilakukan adalah

menjalankan DNS Server dengan cara menginstalasi bind9. Agar proses konfigurasi dapat dilakukan dengan mudah maka konfigurasi dapat dilakukan menggunakan Webmin. Pada masing-masing server di pastikan harus mempunyai domain sendiri, yang memiliki entri A (Address), NS (Name Server) dan MX (Mail Exchange). Untuk melakukan test di edit file /etc/resolv.conf dan di isikan parameter nameserver 127.0.0.1. Menggunakan perintah dig harus dapat me-resolve domain yang dibuat. Proses yang membuat rumit DNS adalah memastikan bahwa antar Domain saling mengenal satu sama lain. Hal ini dilakukan oleh komputer fasilitator yang berfungsi sebagai DNS pusat. Melalui Webmain di komputer fasilitator di buat Forward Zone ke masing-masing domain di komputer peserta. Selanjutnya peserta harus mengedit file /etc/resolv.conf dan mengarahkan nameserver ke IP address komputer fasilitator. Pada titik ini maka semua komputer yang settingnya benar akan dapat saling meresolve DNS komputer lain. Termasuk dapat meresolve informasi Mail Exchange (MX) yang dibutuhkan untuk berkirim e-mail. Membuat webmail tidak terlalu sulit di Ubuntu. Untuk membuat mail server saja, Kita hanya perlu menginstall postfix, dovecot-imapd dan dovecot-pop3d. Agar mail tersebut dapat di akses melalui Web, kita perlu menginstalasi Apache2 dan squirrelmail. Semua menggunakan perintah instalasi Debian yaitu apt-get. Pada titik ini biasanya kita dapat mentest mail server yang digunakan menggunakan software seperti evolution atau Thunderbird. Bagi mereka yang masih menggunakan Windows dapat menggunakan software seperti Outlook Express. Sedikit tuning yang perlu di lakukan adalah mengcopy file /etc/squirrelmail/apache.conf ke folder /etc/apache2/conf.d/ agar Webmail dapat di akses dari http://ip-server/squirrelmail/ Agar kita memastikan bahwa mail dari luar dapat masuk dengan baik kita perlu mengedit file /etc/postfix/main.cf dan memastikan bahwa parameter myhostname, mydestination isinya benar. Biasanya mynetworks juga di remarks agar membuka kemungkinan server lain berbicara ke SMTP server yang kita bangun. Sampai disini mail server dan Webmail biasanya sudah berjalan dengan baik. Kita dapat berkirim mail secara lokal, kita juga dapat mengirim dan menerima mail ke komputer lain layaknya Internet biasa. Fasilitas ini sangat dibutuhkan karena selama ini rekan-rekan dari Asosiasi ICT Timor Leste lebih banyak menggunakan Yahoo.com untuk berkirim e-mail yang menyebabkan komunikasi Internet menjadi mahal. Membuat mail server yang dapat berkomunikasi satu sama lain ternyata memakan waktu yang sangat lama hampir setengah hari penuh. Itupun hanya tiga (3) komputer yang survive sampai dapat berkomunikasi satu sama lain. Oleh karena itu metoda workshop selanjutnya lebih banyak dilakukan bentuk demonstrasi.

Demo selanjutnya lebih banyak berkisar pada Content Manajemen System (CMS) yang berbasis Web. Pada dasarnya Instalasi CMS sangat mudah sekali, yang perlu dilakukan adalah, mengcopy source code CMS ke folder web di /var/www mengextract source code CMS di folder Web menyiapkan Database server, MySQL, untuk CMS tersebut memberitahu CMS data dari database server yang harus digunakan biasanya diakhiri dengan mengkonfigurasi Web CMS sedikit. Beberapa CMS yang berhasil di demonstrasikan adalah instalasi Joomla, instalasi Moodle, instalasi Wordpress, instalasi KnowledgeTree, dan instalasi MediaWiki. Di sela-sela workshop, terdengar mesin helikopter Australia yang terbang rendah melakukan patroli. Di sore hari, workshop di lanjutkan dengan membuat sendiri Antenna Wajanbolic. Secara umum teknik perhitungan Wajanbolic yang digunakan tidak berbeda jauh dengan Wajanbolic e-goen. Dengan keterbatasan peralatan dan sarana yang ada di Timor Leste, Lemi harus memodifikasi teknik membuat antenna wajanbolic menggunakan kertas aluminium foil yang di lem menggunakan lem pralon - maka jadilah metoda Lemi dalam membuat Wajanbolic Timor Leste. Selanjutnya di jelaskan teknik-teknik perhitungan Wireless Network mulai dari konsep power dBm, Free Space Loss di udara, Fresnel Zone Clearance hingga akhirnya dapat menghitung System Operating Margin dan dapat memastikan jarak komunikasi menggunakan Wajanbolic yang hampir 4 km-an. Setelah mengerti perhitungan pada link Wireless. Peserta kemudian mulai di jelaskan teknik merancang jaringan wireless di sebuah kota atau di kenal sebagai Metropolitan Area Network (MAN). Di perkenalkan konsep Frekuensi Ortogonal / Non-Overlapping Frequency, yaitu, kombinasi channel 1, 6, 11 atau channel 1, 5, 9, 13. Penggunaan polarisasi antenna untuk melakukan separasi. Disain sel di sebuah kota menggunakan tower antenna omni, menggunakan antenna sektoral baik dengan 3 channel non-overlap atau 4 channel non-overlap. Menjadi jelas pula mengapa penggunaan antenna sektoral membuat sistem menjadi lebih effisien. Terakhir di malam harinya, mulai di perkenalkan teknik instalasi Mikrotik di komputer. Maupun penggunakan Router board yang sudah jadi dengan peralatan Wireless-nya. Kebetulan router board yang dibawa adalah dari UFOAkses http://www.ufoakses.co.id. Proses konfigurasi mini-ISP menggunakan mikrotik di jelaskan dengan demo konfigurasi melalui Winbox mulai dari pengenalan Interface, Setup Wireless Network, Setup IP address, dan setup NAT maupun DHCP Server jika dibutuhkan. Satu hal yang sangat penting pada sebuah ISP adalah bandwidth manajemen melalui menu queue di jelaskan teknik memanaje bandwidth menggunakan mikrotik.

Terus terang dengan adanya Mikrotik membuat proses konfigurasi sebuah router bahkan ISP kecil menjadi sangat mudah dan murah untuk dilakukan sendiri. Keesokan paginya tampaknya merupakan waktu yang menarik untuk orang berolah raga di Dili. Setiap pagi banyak orang Australia maupun Timor Leste yang berlari-lari kecil di sepanjang jalan di muka hotel Dili yang lokasinya di pinggir pantai. Seperti hari-hari lainnya, helikopter tampak terbang rendah dan melakukan patroli. Berbeda dengan pagi-pagi sebelumnya, pagi hari-nya, bersama Abel Pires koordinator umum Asosiasi ICT Timor Leste, Lemi, Oscar, kami berangkat menemui Menteri Pemuda dan Olah Raga Timor Leste, Miguel Manetelu. Beliau membawahi departemen ICT maupun departemen olah raga. Tampaknya Beliau mengangkat ICT pada tingkat / prioritas yang lumayan tinggi. Salah satu program beliau adalah memajukan ICT untuk rakyat di Timor Leste. Semoga ilmu yang diberikan belakangan kepada teman-teman dari Asosiasi ICT Timor Leste akan dapat membantu mewujudkan cita-cita beliau. Tampak pada foto adalah Oscar, Abel, Onno, Menteri Pemuda dan Olah Raga Timor Leste Miguel Manetelu, dan Lemi. Sekembali dari kantor Menteri Pemuda dan Olah Raga, program pelatihan rekan-rekan Asosiasi ICT Timor Leste kami lanjutkan kembali. Pagi ini kami mencoba memfokuskan diri pada network security. Di terangkan, teknik serangan ke dalam jaringan komputer, mulai dari sniffing menggunakan Wireshark, membaca paket yang lewat, bahkan membaca username password maupun berita e-mail yang lewat di jaringan. Kami banyak berdiskusi masalah pemalsuan berita dan e-mail. Sampai akhirnya mulai melakukan offensif sederhana seperti port scanning menggunakan NMAP hingga akhirnya memasang backdoor pada Server Linux. Tentunya teknik serangan tidak akan lengkap jika tidak di terangkan teknik pertahanan seperti pendeteksian serangan menggunakan snort hingga konfigurasi firewall iptables baik secara manual maupun di bantu Webmin secara grafik. Sisa waktu yang ada kami investasikan untuk melakukan persiapan untuk melakukan demonstrasi kepada publik tentang teknologi yang kami pelajari dalam workshop Linux, VoIP dan Wireless yang di organize oleh Asosiasi ICT Timor Leste. Tampak pada gambar Ray da Silva dengan beberapa teman-teman sibuk melakukan test VoIP melalui antenna wajanbolic Timor Leste yang dibuat sendiri. Cukup banyak rekan-rekan media maupun dari militer Timor Leste yang hadir dalam demonstrasi hasil workshop yang dilakukan oleh Asosiasi ICT Timor Leste. Tampak pada gambar Lemi sedang dengan berapi-api menjelaskan ke hadirin tentang teknologi yang di kembangkan yang memungkinkan Timor Leste untuk mengadopsi IT secara halal, memiliki akses Internet murah dan Telepon yang gratis. Coverage mediapun lumayan banyak, tampak pada gambar adalah Abel yang sedang sibuk di wawancara oleh media. Satu hal yang paling menarik di acara demo ini

adalah banyak-nya rekan-rekan dari Militer Timor Leste yang hadir, hal ini menjadi kesempatan bagi rakyat biasa dari Indonesia untuk berfoto dengan Militer Timor Leste Sore hari setelah selesai semua acara, kami naik ke bukit di pinggir kota Dili. Kami dapat melihat kota Dili dari ketinggian juga Istana Presiden. Kemudian kami turun menuju pantai Dili sebelah timur yang indah tempat penduduk Dili melepas lelah di hari sabtu / minggu. Tanggal 1 February jam 1:00 waktu Dili pesawat Merpati Boing 737 akan membawa Onno W. Purbo kembali ke Jakarta. Pagi hari-nya, pukul 9 pagi, Onno bersama Ray dan Abel, berangkat ke sebuah akademi IOB Institute of Business yang di pimpin oleh Agusto Soares. Pada kesempatan tersebut Onno untuk memberikan sedikit pencerahan dan motivasi bagi mahasiswa IOB Institute of Business yang mempunyai background jurusan ekonomi / business maupun Teknologi Informasi. Hadir dalam kesempatan tersebut sekitar 100+ mahasiswa IOB, diskusi terutama sekitar pengalaman membangun Internet murah maupun telepon murah. Di samping itu, seperti biasanya mahasiswa kadang kala complain dengan keterbatasan infrastruktur yang ada. Nasihat yang di sampaikan oleh Onno untuk lebih kreatif dengan kondisi yang ada, jangan menganggap kekurangan infrastruktur sebagai penghalang untuk maju. Ketidak adaan infrastruktur bukan berarti seseorang tidak bisa maju, justru sebaliknya akan keberhasilan seseorang mengatasi keterbatasan yang akan akan menjadi kunci keberhasilan orang tersebut di kemudian hari. Sekolah ke dua yang di kunjungi pagi itu setelah IOB adalah SOL 24/7 Science of Life. Sekolah Science of Life perlu di catat dalam sejarah perjuangan ICT di Timor Leste, karena di tempat ini pertama kali Wajanbolic Timor Leste mengudara di Timor Leste di letakan di sebuah pohon kelapa. Sampai sekarang pohon kelapa tersebut masih berfungsi sebagai tempat sambungan Internet wireless, hanya saja Wajanbolic Timor Leste di ganti dengan antenna semigrid parabolic yang lebih bagus lagi performance-nya. Selain di temani oleh Abel dari Asosiasi ICT Timor Leste, kami di pandu oleh Rous Sarun Ahzarone salah seorang teacher di sekolah School of Life. Rous Sarun Ahzarone dari Cambodia. Ternyata guru-guru School of Life berdatangan dari banyak negara di kawasan Asia Tenggara, saya bertemu dari Malaysia dan Singapore selain dari Cambodia. School of Life merupakan sebuah sekolah yang unik selama 2 tahun, 24 jam / 7 hari, anak-anak terbaik dari berbagai distrik di Timor Leste dengan kondisi ekonomi yang terbatas mereka dapat belajar di sekolah ini. Kira-kira mirip pesantren lah kalau di Indonesia. Mereka belajar bahasa Inggris, komputer, dan Ilmu Kehidupan. Mungkin karena para murid dari School of Life merupakan anak-anak yang terbaik dari distrik mereka, maka suasana pertemuan lebih hidup walaupun mereka harus duduk di lantai. Diskusi menjadi menarik karena para siswa, mungkin

semua orang muda di dunia, sangat tertarik untuk memperoleh akses Internet murah, untuk dapat menelepon gratis - pertanyaan sangat bertubi-tubi sebagian harus ditangani langsung oleh Abel untuk menjelaskan permintaan para siswa untuk secara praktis mempelajari ilmu-ilmu ICT tingkat yang tinggi ini. Selesai sudah misi di pagi hari sebelum berangkat ke Airport untuk memberikan motivasi dan semangat bagi anak-anak muda di Timor Leste untuk lebih bersemangat mempelajari ICT dan berkiprah di dalamnya. Berangkatlah kami ke airport. Sebelum dilakukan perpisahan Abel mengalungkan kain Asosiasi ICT Timor Leste yang mempunyai warna bendera Timor Leste. Hal ini sempat menyebabkan petugas bandara menyangka Onno W. Purbo adalah pemegang passport diplomatik. Terima kasih Abel, Lemi, Ray, Yahya dan banyak lagi rekan-rekan Asosiasi ICT Timor Leste. Alhamdullillah, pengalaman yang sangat mengesankan bagi seorang rakyat Indonesia biasa saja, Onno W. Purbo, untuk dapat menyebarkan ilmu-nya bagi rakyat Timor Leste dengan tidak lupa membawa oleh-oleh banyak kenangan menarik dah beberapa bungkus kopi Timor yang sangat terkenal itu. Setibanya di Cengkareng, Jakarta sedang parah-parahnya di landa Banjir pada tanggal 1 February 2008. Tidak ada bus DAMRI yang jalan ke Airport maupun dari Airport. Akibatnya, malam itu dengan ribuan penumpang lainnya Onno harus tinggal di airport menunggu pagi hari tanggal 2 February 2008. Onno cukup beruntung dapat tidur di kursi airport Internasional yang ruangannya ber-AC, banyak juga yang terlihat tidur di lantai beralaskan kardus atau koran. Musholla penuh orang tidur, hingga harus membangunkan mereka untuk memberi tempat bagi yang akan shalat Subuh. Ternyata harta & kekayaan tidak ada artinya, hanya dengan sedikit banjir, semua orang, kaya, miskin, intelek, tidak intelek, bule, hitam, melayu, semua sama hanya manusia yang lemah semata.

Inilah Daftar Orang Yang Sangat Berpengaruh Untuk Beliau Pak Hasan Poerbo (alm) - Ayah & Banyak Memberikan Inspirasi Keberpihakan kepada Rakyat Kecil. Pak Nurrahmat - Guru Agama Islam semasa SMA tahun 1977-1980-an - memberi dasar & arti hidup di samping memberikan ilmu Perisai Diri (PD). Nama beliau di abadikan di salah seorang putra Onno W. Purbo. Pak Samaun Samadikun (alm) - Pembimbing Tugas Akhir di ITB & membentuk jiwa Ilmuwan & Profesionalisme. Pak Wiranto Arismunandar - Rektor di ITB, saat Onno W. Purbo menjadi dosen di ITB. Menanamkan jiwa seorang Negarawan, bukan Birokrat. Pak Robby Soebiakto - Biasa di panggil "Mas Robby", Senior Amatir Radio YB1BG & Alumni Teknik Elektro ITB - mengarahkan Onno W. Purbo untuk mendalami ilmu

& teknologi jaringan komputer yang kemudian hari menjadi dasar dari Wireless Internet di Indonesia. Pak Adang Suwandi - Pembimbing Tugas Akhir di ITB & membentuk jiwa Ilmuwan. Pak Soegiardjo Soegidjoko - Dosen Elektro di ITB, nasehatnya yang paling membekas "Calculator Yang Di ATAS Tidak Pernah Salah Hitung". Pak Iskandar Alisjahbana (alm) - Biasa di panggil "Om Is", Dosen Elektro di ITB, Ayah salah seorang teman Onno yaitu Bakhti Alisyahbana. Om Is banyak menggelitik / menantang seorang Onno W. Purbo untuk memacu diri. Beberapa Aktifitas yang tidak kalah pentingnya dalam membentuk pribadi seorang Onno W. Purbo antara lain adalah, 1976-1979-an Pramuka Gugus Depan 41 Bandung, sekarang GUDEP tersebut sudah tidak ada. 1976-1979-an Taruna Hiking Club (THC) kelompok pendaki gunung di SMP-SMA Taruna Bakti Bandung. 1981-sekarang Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI). 1982-1984-an Majalah Berkala ELEKTRON, Himpunan Mahasiswa Elektro (HME) ITB - sekarang sudah tidak terbit. Pengalaman sebagai redaksi pelaksana Majalah ELEKTRON menjadi bekal di kemudian hari untuk berkiprah sebagai penulis ilmiah populer khususnya bidang Teknologi Informasi. 1983-1985-an Mendirikan & Aktifis di Divisi Komputer (DIVKOM), Himpunan Mahasiswa Elektro (HME) ITB. 1984-1985-an Aktif di komunitas Amatir Radio di ITB, bersama Tjandra YC3NR, Harya YC1HCE, Daryono YC1DBA dll mendirikan Amatir Radio Club (ARC) ITB. Pengalaman mendirikan Divisi Komputer (DIVKOM) HME ITB dan Amatir Radio Club (ARC) ITB di kemudian hari menjadi paling berharga dalam menggerakan komunitas grass root di bidang Teknologi Informasi yang mandiri & sustainable.

Beberapa Kalimat Yang Disukai Oleh Beliau "Kerjakan, perintah yang pertama - Iqra!". "Nilai seseorang tidak akan di tentukan oleh banyaknya harta, banyaknya kekayaan, tingginya pangkat dan jabatan, tingginya gelar, banyaknya ilmu; Nilai seseorang akan lebih di tentukan oleh berapa besar / banyak umat manusia yang memperoleh manfaat seseorang tersebut", di sadur dari Hadist. "Kerjakan yang anda suka" - terutama bagi mereka yang sedang mencari judul tugas akhir & mencari pekerjaan. "Calculator yang di ATAS tidak pernah salah hitung", Soegiardjo Soegidjoko. "Either lead or follow but please don't block the road for those who would move forward", Phill Karn, KA9Q.

"Indonesia mungkin miskin, tapi Bangsa Indonesia bukan bangsa yang bodoh, bahkan Dunia-pun belajar pada Bangsa Indonesia" "Mohon maaf, saya tidak percaya copyright!! Saya lebih percaya copyleft" "Lha, yang punya ilmu; yang membuat manusia aja tidak pernah meng-copyright-kan ilmunya?!!" Postel's Law: "be conservative in what you do, be liberal in what you accept from others" (often reworded as "be conservative in what you send, liberal in what you accept"). "IPR / HAKI justru akan membuat masyarakat miskin menjadi lebih miskin! Blogger lebih baik promosikan Creative Common!", Anggara Suwahyu "Jadilah seorang negarawan" kata Pak Wiranto Arismunandar (waktu itu Rektor ITB) kepada Onno W. Purbo suatu hari di tahun 1996-1997-an. Bukan menjadi pimpinan Partai, birokrat, pimpinan daerah, atau menteri .. "Pemerintah butuh RAKYAT, bukan / belum tentu sebaliknya", Onno W. Purbo yang sedang kesal :)

Nasihat Yang Diberikan Beliau "Kalau kuliah dapet ijazah, kalau belajar dapet ilmu" "Perubahan bangsa terjadi saat ada kesadaran kolektif rakyat untuk berubah. Kuncinya SDM & Pendidikan" Sebuah bangsa hanya akan menjadi bangsa yang besar pada saat kita bisa mengangkat komponen / strata terendah pada bangsa itu ke atas. Ini bukan masalah kualias. Ini lebih pada masalah kuantitas, bagaimana supaya sebanyak mungkin rakyat strata bawah bisa di berdayakan. Memang tidak mudah. Semoga Allah memberikan kemudahan bagi kita semua. Kebiasaan mencatat berbagai hal pada suatu hari nanti akan membuahkan hasil. Mencatat merupakan kunci dalam proses penelitian yang nantinya akan memudahkan dalam membuat karya tulis, paper, artikel, buku dan juga laporan tugas akhir, thesis. "Pendidikan gratis kalau yang di cari ilmu (banyak di Internet); Pendidikan mahal kalau yang di cari sertifikat, ijazah, akreditasi :(" "sebetulnya semua jurusan akan dibutuhkan .. memang rejeki-nya beda masingmasing jurusan. Sarannya .. masuk ke jurusan yang anda paling suka & minati bidang ilmunya, anda tidak akan menyesal kerja di bidang yang anda suka ... rejeki nanti tergantung seberapa besar manfaat anda ke orang lain :)) .." "Jika anda di beri dua (2) pilihan mana yang lebih baik menjadi orang yang bermanfaat? ATAU berjabatan?" - pertanyaan dalam konteks menjadi orang yang bermanfaat untuk masyarakat banyak ATAU menjadi seorang pejabat / menteri / anggota dewan / dll? Silahkan di jawab dengan hati nurani yang bersih :)) .. "Semoga tetap bermanfaat walau hanya seorang rakyat biasa"

"Sebenernya di Internet kekuasan tertinggi berada di tangan user + pemegang root password + programmer source code" RESEP untuk bisa pinter. Coba nulis. Mulai dari nulis artikel, blog, sukur2 bisa buku. Supaya tulisan bagus, banyak baca dan banyak dengar. Lebih baik mana jadi (1) pejabat tinggi? (2) menteri? (3) orang kaya? (4) orang pintar? (5) orang baik? (6) orang yang masuk surga? Sama saja cari uang di Internet & dunia nyata; uang, rejeki, pahala akan di peroleh saat anda memberikan manfaat untuk orang lain. Semakin banyak yang memperoleh manfaat dari anda semakin banyak rejeki & pahala yang di peroleh. Objektif tergantung pada yang merasa di atas. Kalau pemerintah & dewan merasa tergantung pd rakyat. Mungkin kepentingan rakyat didahulukan? Kalau pemerintah & dewan merasa tergantung pada Investor & Vendor. Mungkin kepentingan investor yang akan didahulu? Lha rakyatnya, bingung :) .. Social Media secara prinsip sebetulnya media mulut ke mulut bekerja seperti amplifier dan speaker. Social Media sendiri netral. Kebaikan akan menyebar dan menjadi baik. Yang bau, kebusukan akan menyebar dari mulut ke mulut. Masa sih mau membunuh Social Media gara-gara menyebarkan bau busuk? Kenapa tidak membunuh sumber kebusukan itu, seperti korupsi, KKN, nepotisme, abuse of power dll? As an ordinary Indonesian, I cannot win the war with either power or money. However, I can win the war by empowering people & let people's power win. Sebagai seorang Indonesia biasa saja, saya tidak mungkin memenangkan pertempuran menggunakan kekuasaan atau uang. Akan tetapi, saya bisa memenangkan pertempuran dengan memandaikan rakyat dan kekuasaan rakyat yang nantikan memenangkan pertempuran. Menjadi apapun akan lebih mudah kalau anda menyukai bidang anda. Untuk menjadi seorang "pakar" harus banyak belajar. Belajar menjadi tak kenal lelah kalau anda menyukai bidang anda. Yang susah bukan untuk menjadi pakar. Menjadi pakar gampang kalau mau belajar. Yang susah adalah mengetahui apa yang anda suka. Belajar mulai dari yang paling anda butuhkan. Mulai dari yang anda suka. Pelanpelan baca2 mendalami-nya. Sukur-sukur bisa mendalami yang lain. Belajar itu proses tidak ada yang instan. Butuh waktu lama & kesabaran.

Sumber

: http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/Onno_W._Purbo