Top Banner
Kementerian Pertanian Badan Penelian dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur bptp.balitbangtan.jatim bptp.balitbangtan.jatim bptp.balitbangtan.jatim bptp.jatim Jangan Lupa Follow & Subscribe Kami di: Wahyu Handaya, Handoko, Riza Ulil, Baswarsia & Chendy Tafakresnanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur Jl. Raya Karangploso, KM 4, PO Box 188, Malang 65101 Telp : (0341) 494052, 485065, 485056 | Fax : (0341) 471255 E-mail : [email protected], [email protected] Website : jatim.litbang.pertanian.go.id Mekanis Ÿ Jika terlalu rimbun tunas diwiwil sebelum cabang Y Ÿ Pemupukan secara berimbang, kelebihan unsur nitrogen dapat menyebabkan tanaman rentan terhadap infeksi penyakit Ÿ Penggunaan fungisida fenarimol, triazole, klorotalonil, dll. khususnya pada periode pematangan buah dan terutama saat curah hujan cukup nggi. Ÿ Kalsium dan Kalium disemprotkan untuk membantu tanaman cabai mempertahankan diri dari serangan penyakit. Kalsium berfungsi mempertebal/ memperkuat dinding sel buah cabai sehingga dak mudah terinfeksi penyakit Pessida Ÿ Untuk menghindari resistensi penyakit antraknos terhadap fungisida, diaplikasikan secara bergilir baik fungisida sistemik atau kontak atau bisa juga gabungan keduanya dengan ambang kendali 5%. Buah cabai yang terserang dipek dan dikumpulkan dalam kantung plask tertutup. Kemudian dimusnahkan dengan cara dibakar, agar spora jamur dak menular pada buah cabai lainnya. secara zigzag agar lingkungan pertanaman cabai dak lembab dan lebih sehat untuk tanaman Ÿ Lahan diolah sempurna, dibiarkan terkena sinar matahari langsung selama 7 – 10 hari dan diberi kaptan untuk memperoleh pH ideal antara 6.0 – 7.0, Ÿ Gunakan mulsa plask perak pada musim hujan agar tanah dak terlalu lembab Ÿ Disemprot agen haya Bio_PF saat umur 10, 20 hari atau 5 hari sebelum dipindahkan ke lapangan Kultur Teknis Ÿ Hindari penanaman terus menerus pada satu lokasi dan lahan bukan bekas tanaman dari famili yang sama seper terung, tomat dll Ÿ Pengelolaan drainase yang baik dengan cara meninggikan guludan sekitar 50 cm pada musim penghujan, ekstrak daun kembang pukul empat atau bayam duri sebesar 25% (perbandingan antara bagian daun dan buffer fosfat 25 g : 75 ml. Ÿ Lahan dibersihkan dari gulma dan sisa tanaman sakit Ÿ Diberi pupuk kandang yang sudah matang atau yang telah difermentasi Ÿ Jarak tanam sekitar 60 x 70 cm dan ditanam Science.Innovaon.Networks www.litbang.pertanian.go.id MENGENAL PENYAKIT ANTRAKNOS ( BUSUK KERING BUAH ) PADA TANAMAN CABAI MENGENAL PENYAKIT ANTRAKNOS ( BUSUK KERING BUAH ) PADA TANAMAN CABAI
2

MENGENAL PENYAKIT ANTRAKNOS (BUSUK KERING BUAH) …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/... · Ÿ Benih berlabel/berserfikat Ÿ Imunisasi benih atau tanaman muda dengan

Jan 01, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MENGENAL PENYAKIT ANTRAKNOS (BUSUK KERING BUAH) …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/... · Ÿ Benih berlabel/berserfikat Ÿ Imunisasi benih atau tanaman muda dengan

Kementerian Pertanian Badan Peneli�an dan Pengembangan Pertanian

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur

bptp.balitbangtan.jatim bptp.balitbangtan.jatim bptp.balitbangtan.jatim bptp.jatim

Jangan Lupa Follow & Subscribe Kami di:

Wahyu Handaya�, Handoko, Riza Ulil, Baswarsia� & Chendy Tafakresnanto

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur

Jl. Raya Karangploso, KM 4, PO Box 188, Malang 65101Telp : (0341) 494052, 485065, 485056 | Fax : (0341) 471255E-mail : [email protected], [email protected] : jatim.litbang.pertanian.go.id

Mekanis

Ÿ Jika terlalu rimbun tunas diwiwil sebelum cabang Y

Ÿ Pemupukan secara berimbang, kelebihan unsur nitrogen dapat menyebabkan tanaman rentan terhadap infeksi penyakit

Ÿ Penggunaan fungisida fenarimol, triazole, klorotalonil, dll. khususnya pada periode pematangan buah dan terutama saat curah hujan cukup �nggi.

Ÿ Kalsium dan Kalium disemprotkan untuk membantu tanaman cabai mempertahankan diri dari serangan penyakit. Kalsium berfungsi mempertebal/ memperkuat dinding sel buah cabai sehingga �dak mudah terinfeksi penyakit

Pes�sida

Ÿ Untuk menghindari resistensi penyakit antraknos terhadap fungisida, diaplikasikan secara bergilir baik fungisida sistemik atau kontak atau bisa juga gabungan keduanya dengan ambang kendali 5%.

Buah cabai yang terserang dipe�k dan dikumpulkan dalam kantung plas�k tertutup. Kemudian dimusnahkan dengan cara dibakar, agar spora jamur �dak menular pada buah cabai lainnya.

secara zigzag agar lingkungan pertanaman cabai �dak lembab dan lebih sehat untuk tanaman

Ÿ Lahan diolah sempurna, dibiarkan terkena sinar matahari langsung selama 7 – 10 hari dan diberi kaptan untuk memperoleh pH ideal antara 6.0 – 7.0,

Ÿ Gunakan mulsa plas�k perak pada musim hujan agar tanah �dak terlalu lembab

Ÿ Disemprot agen haya� Bio_PF saat umur 10, 20 hari atau 5 hari sebelum dipindahkan ke lapangan

Kultur Teknis

Ÿ Hindari penanaman terus menerus pada satu lokasi dan lahan bukan bekas tanaman dari famili yang sama seper� terung, tomat dll

Ÿ Pengelolaan drainase yang baik dengan cara meninggikan guludan sekitar 50 cm pada musim penghujan,

ekstrak daun kembang pukul empat atau bayam duri sebesar 25% (perbandingan antara bagian daun dan buffer fosfat 25 g : 75 ml.

Ÿ Lahan dibersihkan dari gulma dan sisa tanaman sakit

Ÿ Diberi pupuk kandang yang sudah matang atau yang telah difermentasi

Ÿ Jarak tanam sekitar 60 x 70 cm dan ditanam Science.Innova�on.Networkswww.litbang.pertanian.go.id

MENGENAL PENYAKIT ANTRAKNOS

(BUSUK KERING BUAH) PADA TANAMAN CABAI

MENGENAL PENYAKIT ANTRAKNOS

(BUSUK KERING BUAH) PADA TANAMAN CABAI

Page 2: MENGENAL PENYAKIT ANTRAKNOS (BUSUK KERING BUAH) …jatim.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/... · Ÿ Benih berlabel/berserfikat Ÿ Imunisasi benih atau tanaman muda dengan

Ÿ Serangan yang berat dapat menyebabkan seluruh buah mengkerut (keriput) dan mengering

Ÿ Gejala baru terlihat 12 hari setelah spora jamur menginfeksi

Ÿ Jika cuaca kering jamur hanya membentuk bercak kecil yang �dak meluas, namun setelah buah dipe�k, jika kelembaban udara �nggi selama disimpan dan diangkut, jamur akan berkembang dengan cepat

Ÿ Buah yang seharusnya berwarna merah menjadi berwarna seper� merah jambu keabu-abuan atau kehitaman.

Ÿ Pada saat buah berpenyakit dipotong terbuka, permukaan bawah kulit ditutupi dengan sekumpulan koloni berwarna hitam. Biji seper� berkarat menempel pada buah yang cacat, berwarna pu�h dan mengalami kehilangan rasa pedas.

Ÿ Sumber penyakit : benih dan sisa tanaman sakit

PENYEBARAN DAN PENULARAN PENYAKIT

Ÿ Jamur pada buah masuk ke dalam ruang biji dan menginfeksi biji. Akhirnya jamur menginfeksi tanaman di persemaian yang tumbuh dari biji buah yang sakit karena konidium jamur dapat bertahan dalam waktu yang lama.

Ÿ Perendaman benih dalam larutan PGPR (Plant Grow Promo�ng Rhizobacteria) al. Pseudomonas fluerescens dan Bacillus polimixa dengan dosis 10-20 cc/liter air selama 10 menit dan bibit yang akan dipindah tanam, terlebih dahulu dicelup dalam larutan PGPR selama 10 menit.

Ÿ Perlakuan fungisida sistemik golongan triazole dan pyrimidin (0,05–0,1%) selama 30 menit atau

Ÿ Sebelum semai biji dapat direndam dalam air panas sekitar 50oC selama 30 menit atau

Ÿ Varietas toleran : cabai besar Red Kriss, TM Thunder 99, H-1 Agrihor�, cabai hijau Sonar, rawit lokal, rawit Shypoon, Lotanbar, dll

Ÿ Benih berlabel/berser�fikat

Ÿ Imunisasi benih atau tanaman muda dengan cara menginokulasikan ekstrak naba� bunga pukul empat, bunga pagoda atau bayam duri pada daun. Tujuannya mengak��an gen pertahanan tanaman secara sistemik terhadap berbagai macam penyakit termasuk antraknos. Konsentrasi

Ÿ Infeksi C. acutatum hanya terjadi melalui luka yang disebabkan oleh serangga atau gesekan mekanis oleh angin.

Ÿ Penyakit ini dapat menular melalui percikan air (termasuk penyemprotan pes�sida), hujan angin, tangan peme�k buah

PENGENDALIAN

Benih Sehat

Ÿ Jamur C. acutatum, sedikit sekali mengganggu atau menyerang tanaman yang sedang tumbuh, tetapi dapat bertahan sampai terbentuknya buah hijau.

Ÿ Jamur C. acutatum menginfeksi jaringan buah dan membentuk bercak cokelat kehitaman yang kemudian meluas menjadi busuk lunak akhirnya mengkerut dan mengering

Ÿ Masa inkubasi C. acutatum sekitar 20 hari di daerah dataran �nggi, dan di daerah dataran rendah 7–12 hari.

GEJALA SERANGAN

PENYEBAB DAN SIKLUS HIDUP

Ÿ Patogen utama penyakit antraknos pada cabai di Indonesia disebabkan oleh jamur Colletotrichum acutatum Simmon.

Ÿ Penyakit antraknos yang disebabkan oleh jamur C. acutatum dapat menyerang semua fase buah cabai, baik yang masih muda maupun yang sudah masak, tetapi �dak menyerang daun dan batang tanaman cabai.

PENDAHULUAN

Ÿ Berbagai negara telah melaporkan bahwa ada lima jenis Colletotricum yaitu C. capsici dan C. gloeosporioides, C. acutatum Simmon, C. coccodes (Wallr.), dan C. gramicola.

Ÿ Mula-mula membentuk bercak cokelat kehitaman kemudian meluas menjadi busuk lunak.

Antraknos atau busuk kering buah cabai dan yang dikenal juga dengan is�lah patek adalah salah satu penyakit penyakit pen�ng yang menyerang tanaman cabai keri�ng, cabai besar, dan cabai rawit. Sampai saat ini penyakit tersebut masih menjadi momok bagi petani terutama saat musim hujan, sebab penyakit ini dapat menyebabkan kehilangan hasil berkisar antara 20–90% atau bahkan gagal panen.

Ÿ Suhu op�mum untuk perkembangan antara 20 – 24 �C dengan kelembaban 80 – 92 %.

Ÿ Pada tengah bercak terdapat kumpulan ��k-��k hitam yang terdiri atas kelompok seta dan konidium jamur.