Top Banner
Pikiran Rakyat Memperluas Cakrawala Melalui Warna Suara '~Ng~de . g l~~ _G!!~~~' ~ I{ena p a tidak? . . - --- - - -- -. -- -- -- --- A PAKAH yang ingin di- tonjolkan Unit Keseni- an Universitas Padjad- jaran saat menampilkan Agus Rukmana dan Tim Kesenian Unpad dalam "Ngadegung ku Gitar" Minggu sore, 22 Februa- ri yl. itu? Acara yang digelar di Bale Rumawat Padjadjaran itu, jelas bukan konser biasa, mela- inkan perkenalan kreasi barn memainkan lagu-lagu degung dengan gitar, lengkap dengan ceramah dan diskusinya. Apakah kegiatan itu, mema- inkan lagu daerah dengan menggunakan alat-alat musik daerah yang umumnya penta- tonik bersama alat musik Ba- rat yang diatonis, merupakan hal baru dalam kegiatan krea- tif musik Indonesia? Sepan- jang saya ingat, pertengahan . dekade 1930-an telah ada per- eobaan demikian oleh sebuah orkes keeil yang bernama Bel- loni. Gambang Kromong pun melakukan hal yang sarna, bahkan dengan memasukkan rebab Cina. Antara dekade 1960 dan 1980-an pun FA Warsono (alm.) dengan Orkes Simfoni Angkatan Darat-nya .sangat rajin dan sengaja me- nampilkan nomor lagu daerah dengan orkes simfoni diga- bung dengan game1an, pada setiap babak kedua konser ta- hunannya; pernah juga de- gung. Yang lebih baru adalah kolaborasi Mang Uking de- ngan Bubby Chen, di mana Bubby kadang-kadang bertin- dak seperti pemain kacapi nn- cik dan kadang-kadang in- dung. Juga pada akhir dekade 1950-an dan awal tahun 1960- an kita mengenal Ir. Moh. Ja- sm dengan Nada Kancana dan ~ babkan Kosaman Jaya yang telah membuat operet Sunda dengan gitar dan perlengkap- an band diatonik. Oleh karena itu, kita perlu menanggapi kreasi Agus Ruk- mana ini sebagai salah satu usaha dari serangkaian usaha musikal, memperluas cakra- wala dan menambah khaza- nah musik Indonesia barn, atau bahkan menjadi musik dunia. Namun di masa lalu, antara lain L Manik dalam bukunya Musik Indonesia dan Persoal- annya (Balai Poestaka, 1951,?), terhadap usaha kreatif itu me- nemukan berbagai keberatan. Kritik semacam itu muncul dari mereka yang serius menekuni ilmu musik, yang waktu ituja- rangsekali; selafu L Manik,ju- ga A Pasaribu dan Moh. Kasim. Ahli musik orang Sunda, RMA Kusumadinata, yang bukunya Rinekaswara... (?) menjadi buku pegangan di Universitas Amsterdam (Prof. Jaap A Kunst) dan Universitas Berkeley (Prof. Mentle Hood), yang sering disebut Pak Ma- hyar saja, berkeberatan atas penggabungan itu. Bukan ha- nya tangga nada pelog, salEm- dro, dan madenda berbeda de- ngan tangga nada yang didasa- ri pembagian Pythagoras dan kemudian Alois Haba ini. Keberatan terbesar adalah karena frekuensinya berbeda. Kalau digabung tentu jadi sumbang. Bedanya itu antara lain'loneatan antarnada seba- gaimana ditunjukkan bedanya jumlah cent. . Demikian,mereka sering merasa risi dengan pengga- bungan waditra berbeda lelu- -----........- hur itu karena yang satu de- ngan yang lain membunyikan frekuensi berbeda. ltu kalau kedua waditra itu bermain bersama-sama. Inilah yang ha- rus dipermasalahkan dan diea- ri pemecahannya. Memang, di masyarakat awam, hal itu ti- dakmenjadi masalah. Tetapi, dalam forum yang diselengga- rakan dalam lingkungan uni- versitas adalah serius. Tema daerah Lantas, bagaimana kalau wa- ditra berbeda itu bermain sen- diri-sendiri. Jelas perbedaan yang fals itu tidak akan terde- ngar karena memang tidak ada, kecuali pada orang-orang yang lengket dengan melodi aslinya dan sekaligus tidak suka apa yang telah akrab ditelinganya diubah-ubah. Barangkali, melo- di asli yang dibangun berdasar toonlader diatonis jelas tidak persis sarna dengan melodi yang dimainkan dengan alat musik diatonis. Bagaimana kita harus bersikap? Pertanyaannya bisa dibalik, ialah bagaimana kalau lagu "Halo-Halo Bandung" dimain- kan kelompok kendang penea dengan terompet pentatonik dan kendang. Terus, bagaimana kalau Orkes Simfoni Sekolah Menengah Musik dan Akademi Musik Yogyakarta memainkan Ati Raja dengan orkestrasi dan aransemen paduan 80ara Nico- lai Valvolomeyeff,karena diato- nis Melayu tidak persis sarna dengan diatonis Barat. Yang agak longgar dilakukan Benjanlin Britten, komponis Inggris, yang membuat ciptaan denganjudul Javanesse Music (namanya saya lupa, dan ter- ---- Kliping Humos Unpod 2009-- - - - - - - - - - - - nyata.yang dimaksud Britten adalah tema-tema musik Mu- angthai, bukan Jawa). Dan ba- nyak musik rakyat Eropa,Timur yang dimainkan da!am bentuk orkes, padahal asalnya.,musik rakyat yang serba sederhana. Menurut hemat saya, mema- inkan tema pentatonik dengan alat musik diatonis, ataupun se- baliknya, memainkan lagu-Iagu diatonis dengan waditra penta- tonis, perlu disambut positif. Ini memperkaya khazanah musik dunia. Juga penciptaan musik diatonis berdasar tema musik daerah yang pentatonik, atau bahkan untuk tiga nada seperti dalam ketuk tilu. ltu harus dite- rima dengan rasa syula.irkarena tidak berbeda esensial 8engan karya musik seorang berupa va- riasi atas tema musik ciptaan komponis lainnya. . , Yang masih harus .diperbin- cangkan adalah gabungan dua waditra yang berbeda tangga nada, secara fisikolni masalah besar karena musik acWah sua- ra, dan 80ara menyangkut fre- kuensi Gumlah Hertz). Memang tidak menjadi soal di teIfuga awam yang tidak bisa membe- dakan seperlima dari IOJleatan satu nada ke nada berikut. Teta- pi ''berbahaya'' bagi pengem- bfiDganapresiasi musikinasya- rakat, yang antara lain meliputi kemampuan membedakan ting- gi nada (Lihat Carl Seashore: Psychology of Music). Timbre Pada berbagai definisi musik sepanjang penulis ketahui sarn- pai ~t ini,~~.Lmusik_ o Senin o Selasa o Rabu o Kamis ) Jumal . Sabtu 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1/ 12 13 14 15 17 18 19 20 21 22 23 24 6> 26 27 28 29 30 OJan (jPeb o Mar .Apr OMei OJlln o Jill C Ags C)Sep :)01<1 C;Nov OD.i/
2

Memperluas Cakrawala Melalui Warna Suara '~N g~de g l~~ G ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/04/pikiranrakyat...tonik bersama alat musik Ba-rat yang diatonis, ... Kritik

Mar 15, 2019

Download

Documents

phamduong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Memperluas Cakrawala Melalui Warna Suara '~N g~de g l~~ G ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/04/pikiranrakyat...tonik bersama alat musik Ba-rat yang diatonis, ... Kritik

Pikiran Rakyat

Memperluas Cakrawala Melalui Warna Suara

'~Ng~de . g l~~ _G!!~~~'~I{ena pa tidak? .

. ---- - - - - -. - - - - - - ---

A PAKAH yang ingin di-tonjolkan Unit Keseni-an Universitas Padjad-

jaran saat menampilkan AgusRukmana dan Tim KesenianUnpad dalam "Ngadegung kuGitar" Minggu sore, 22 Februa-ri yl. itu? Acara yang digelar diBale Rumawat Padjadjaran itu,jelas bukan konser biasa, mela-inkan perkenalan kreasi barnmemainkan lagu-lagu degungdengan gitar, lengkap denganceramah dan diskusinya.

Apakah kegiatan itu, mema-inkan lagu daerah denganmenggunakan alat-alat musikdaerah yang umumnya penta-tonik bersama alat musik Ba-rat yang diatonis, merupakanhal baru dalam kegiatan krea-tif musik Indonesia? Sepan-jang saya ingat, pertengahan .dekade 1930-an telah ada per-eobaan demikian oleh sebuahorkes keeil yang bernama Bel-loni. Gambang Kromong punmelakukan hal yang sarna,bahkan dengan memasukkanrebab Cina. Antara dekade1960 dan 1980-an pun FAWarsono (alm.) dengan OrkesSimfoni Angkatan Darat-nya.sangat rajin dan sengaja me-nampilkan nomor lagu daerahdengan orkes simfoni diga-bung dengan game1an, padasetiap babak kedua konser ta-hunannya; pernah juga de-gung. Yang lebih baru adalahkolaborasi Mang Uking de-ngan Bubby Chen, di manaBubby kadang-kadang bertin-dak seperti pemain kacapi nn-cik dan kadang-kadang in-dung. Juga pada akhir dekade1950-an dan awal tahun 1960-an kita mengenal Ir. Moh. Ja-sm dengan Nada Kancana dan~

babkan Kosaman Jaya yangtelah membuat operet Sundadengan gitar dan perlengkap-an band diatonik.

Oleh karena itu, kita perlumenanggapi kreasi Agus Ruk-mana ini sebagai salah satuusaha dari serangkaian usahamusikal, memperluas cakra-wala dan menambah khaza-nah musik Indonesia barn,atau bahkan menjadi musikdunia.

Namun di masa lalu, antaralain L Manik dalam bukunyaMusik Indonesia dan Persoal-annya (Balai Poestaka, 1951,?),terhadap usaha kreatif itu me-nemukan berbagai keberatan.Kritik semacam itu muncul darimereka yang serius menekuniilmu musik, yang waktu ituja-rangsekali; selafu L Manik,ju-ga A Pasaribu dan Moh. Kasim.

Ahli musik orang Sunda,RMA Kusumadinata, yangbukunya Rinekaswara... (?)menjadi buku pegangan diUniversitas Amsterdam (Prof.Jaap A Kunst) dan UniversitasBerkeley (Prof. Mentle Hood),yang sering disebut Pak Ma-hyar saja, berkeberatan ataspenggabungan itu. Bukan ha-nya tangga nada pelog, salEm-dro, dan madenda berbeda de-ngan tangga nada yang didasa-ri pembagian Pythagoras dankemudian Alois Haba ini.

Keberatan terbesar adalahkarena frekuensinya berbeda.Kalau digabung tentu jadisumbang. Bedanya itu antaralain'loneatan antarnada seba-gaimana ditunjukkan bedanyajumlah cent. .

Demikian,mereka seringmerasa risi dengan pengga-bungan waditra berbeda lelu-

-----........-

hur itu karena yang satu de-ngan yang lain membunyikanfrekuensi berbeda. ltu kalaukedua waditra itu bermainbersama-sama. Inilah yang ha-rus dipermasalahkan dan diea-ri pemecahannya. Memang, dimasyarakat awam, hal itu ti-dakmenjadi masalah. Tetapi,dalam forum yang diselengga-rakan dalam lingkungan uni-versitas adalah serius.

Tema daerahLantas, bagaimana kalau wa-

ditra berbeda itu bermain sen-diri-sendiri. Jelas perbedaanyang fals itu tidak akan terde-ngar karena memang tidak ada,kecuali pada orang-orang yanglengket dengan melodi aslinyadan sekaligus tidak suka apayang telah akrab ditelinganyadiubah-ubah. Barangkali, melo-di asli yang dibangun berdasartoonlader diatonis jelas tidakpersis sarna dengan melodiyang dimainkan dengan alatmusik diatonis. Bagaimana kitaharus bersikap?

Pertanyaannya bisa dibalik,ialah bagaimana kalau lagu"Halo-Halo Bandung" dimain-kan kelompok kendang peneadengan terompet pentatonikdan kendang. Terus, bagaimanakalau Orkes Simfoni SekolahMenengah Musik dan AkademiMusik Yogyakarta memainkanAti Raja dengan orkestrasi danaransemen paduan 80ara Nico-lai Valvolomeyeff,karena diato-nis Melayu tidak persis sarnadengan diatonis Barat.

Yang agak longgar dilakukanBenjanlin Britten, komponisInggris, yang membuat ciptaandenganjudul Javanesse Music(namanya saya lupa, dan ter-

----Kliping Humos Unpod 2009--

- - - - - - - - - - -

nyata.yang dimaksud Brittenadalah tema-tema musik Mu-angthai, bukan Jawa). Dan ba-nyak musik rakyat Eropa,Timuryang dimainkan da!am bentukorkes, padahal asalnya.,musikrakyat yang serba sederhana.

Menurut hemat saya, mema-inkan tema pentatonik denganalat musik diatonis, ataupun se-baliknya, memainkan lagu-Iagudiatonis dengan waditra penta-tonis, perlu disambut positif. Inimemperkaya khazanah musikdunia. Juga penciptaan musikdiatonis berdasar tema musikdaerah yang pentatonik, ataubahkan untuk tiga nada sepertidalam ketuk tilu. ltu harus dite-rima dengan rasa syula.irkarenatidak berbeda esensial 8engankarya musik seorang berupa va-riasi atas tema musik ciptaankomponis lainnya. . ,

Yang masih harus .diperbin-cangkan adalah gabungan duawaditra yang berbeda tangganada, secara fisikolni masalahbesar karena musik acWah sua-ra, dan 80ara menyangkut fre-kuensi Gumlah Hertz). Memangtidak menjadi soal di teIfugaawam yang tidak bisa membe-dakan seperlima dari IOJleatansatu nada ke nada berikut. Teta-pi ''berbahaya'' bagi pengem-bfiDganapresiasi musikinasya-rakat, yang antara lain meliputikemampuan membedakan ting-gi nada (Lihat Carl Seashore:Psychology of Music).

TimbrePada berbagai definisi musik

sepanjang penulis ketahui sarn-

pai ~t ini,~~.Lmusik_

o Senin o Selasa o Rabu o Kamis ) Jumal . Sabtu 01 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1/ 12 13 14 15

17 18 19 20 21 22 23 24 6> 26 27 28 29 30

OJan (jPeb o Mar .Apr OMei OJlln o Jill C Ags C)Sep :)01<1 C;Nov OD.i/

Page 2: Memperluas Cakrawala Melalui Warna Suara '~N g~de g l~~ G ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/04/pikiranrakyat...tonik bersama alat musik Ba-rat yang diatonis, ... Kritik

lebib sering meliputi irama, me-lodi, dan hannoni. Akibatnyaorang kurang akan tampilansuatu ciptaan untuk pianQ, mi-salnya, kalau dimainkan denganbiola atau mandolin, karena ira-ma, melodi, dan hannoni tidakterganggu. J,>iano,biola, gitar sa-rna saja alat musik, yang kalaudimainkan dapat melahirkansuatu suasana mugjkal tertentuatas dasar ketiga unsur tadi.Memang ada yangmenganggaptepat dan ada yang dianggap ti-dak tepat, ketika suatu ciptaanuntuk alat musik tertentu dima-inkan dalam suatu aransemenuntuk suatu kuartet atau simfo-ni.

Namun adajuga orang yangtidak puas dengan musik yangterdengar hanya menampilkanketiga unsur itu saja. Apa yang

,mereka serap dan cerna darisuatu musik lebib banyak lagi.Mereka dapat denganjelasmempersepsi perbedaan nuan-sa dan efek musikal, bahkan idi-om musikalnya, saat suatu lagudimainkan oleh alat musik ber-beda. Perbedaan itu berhu-bungan dengan perbedaan war-na suara yang dating dari ka-

.rakter bunyi yang disebut tim-bre atau tone color atau warnasuara..

Pendapat ini dikemukakanantara lain oleh Aaron Copland,komponis Amerika Serikat da-lam definisinya tentang musik,yang menurut saya berhasilmensintesiskan musikjazz de-ngan musik klasik dalam kaIyayang beIjudul "Rhapsody inBlue".

Masalah_~breinise~ya _

memang penting. Karena itu da-lam musik klasik, suatu orkessimfoni dibagi dalam seksi-sek-si, antara lain tiup kayu dan tiuplogam. Konser, sebagai suatubentuk musik yang lebib me-nampilkan virtuositas pemain-nya, untukfiute berbeda suasa-na jika dibandingkan denganmusik konser untuk biola atauterompet Yang dibedakan da-lam hal ini, terutama menyang-kut suasana atau stimmung. Le-bib jauh perbedaan ini berkem-bang menjadi karakter musu<.

"Ngadegung 1mghar"Dari uraian tadi, jelas saya

berpendapat bahwa ngadegungleugitar bukan kaIya yang perludipermasalahkan, dan sekaligus tidak perlu diramaikan. Na-munjelas, karena antara wadit-ra degung, ialah alat musik pau-ken dari campuran logam ter-tentu, dan gitar yang bisa jadibersumber bunyi dawai yang di-petik, terdapat perbedaan da-lam bahan dan earn membunyi-kannya, maka timbrenya akanberbeda. Selanjutnya, karakter-nya akan berbeda. Dengan de-mikian menjadi tidak relevankalau menuntut karakter de-gung untuk dipenuhi ketika la-gu itu dimainkan dengan gitar.Degung dengan waditra aslinyalebib maestatis, sesuai dengansejarah penciptaannya. Gitar,sejak jaman laute, adalah darirakyat.Baru masuk keraton ka-rena dibawa Ratu Maria.

Tapijuga benar, bahwa kalaumemainkan suatu tema atau la-gu dengan alat tertentu diha-

rapkan dapatm~pe!~a~

karakter alat itu.1>eIjalanan ga-meIan degung, memang makinmerakyat, antara lain denganpertambahan alat-alatnya danearn membunyikannya (dahulucara memukul kendang degungsangat berbeda dengan ken-dang gamelan - terutama yangsalendro). .

Gitar dengan kecapi saja ber-beda. Di RRI St~. Bandung, pa-da tahun 1950-an Pak SuchiSobandi yang mengisi siaranseminggu sekali dengan kecapimodern, ialah suatu trio yangmenampilkan kecapi diatonis.Tampilan musiknya berbedadengan trio atau kuartet yangterdiri dari piano, gitar, danb~ dan drum. Juga Pak Joko(?) yang memainkan fungsirincik atas indung pada gitaryang dimainkan Pak Agus, ka-rakternya berbeda dengan rin-cik kacapi, karena kacapi nada-nya diatur oleh kayu sedang-kan gitar olehjari. Tidakjelasadanya intensi untuk menam-pilkan "pribadi gitar" dalampementasan ini.. Orkestrasi "Ngadegung kuGitar" menurut hemat saya le-bib sebagai degung dilengkapikecapi (indung dan rincik) danrebab. Karakternya lebib me-riah, merakyat. Kalau maumenctengar suasana agung, yadengar saja degung asH.Bahkandegung.saat ini pun agak bedadengan yang lebib asH,antaralain karena pukulan gendangyang lebib ramai dan bervariasi(Sutarc(jo A. Wiramihar-dja, Guru Besar FaleultasPsikologi Universitas Padjad-jaran)***------