Membangun Museum Migas di Kota Minyak i KARYA TULIS ILMIAH MEMBANGUN MUSEUM MIGAS DI KOTA MINYAK Di buat oleh: Novy Heri Yono Santi Oktaviani Dian Anggarini Eva Khuzaifah Gunawan Hendro Cahyono KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS BUMI 2016
81
Embed
MEMBANGUN MUSEUM MIGAS DI KOTA MINYAKpusdiklatmigas.esdm.go.id/new/pusdiklatmigas/file/Membangun_Museum... · Menurut data pada Laporan Tahunan Pusdiklat Migas pada tahun 2015, PPSDM
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Membangun Museum Migas di Kota Minyak i
KARYA TULIS ILMIAH
MEMBANGUN MUSEUM MIGAS DI KOTA MINYAK
Di buat oleh:
Novy Heri Yono
Santi Oktaviani
Dian Anggarini
Eva Khuzaifah
Gunawan Hendro Cahyono
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA
MINERAL
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS BUMI
2016
Membangun Museum Migas di Kota Minyak ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................ 2
C. Perumusan dan Pembatasan Masalah ............................... 3
D. Tujuan Penelitian ................................................................ 4
E. Manfaat Penelitian .............................................................. 4
BAB II DASAR TEORI .......................................................................... 6
A. Sekilas PPSDM Migas ........................................................ 6
B. Museum .............................................................................. 9
BAB III METODOLOGI ......................................................................... 30
A. Pengumpulan Data ............................................................. 30
B. Tahap Penelitian ................................................................. 32
C. Analisis Data ....................................................................... 32
D. Alur Penelitian..................................................................... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 34
A. Kajian Ekonomi ................................................................... 34
B. Kajian Hukum...................................................................... 40
C. Kajian Teknis Konsep Perencanaan dan Perancangan ...... 50
BAB VPENUTUP .................................................................................. 75
A. Kesimpulan ......................................................................... 75
B. Saran .................................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 77
Membangun Museum Migas di Kota Minyak iii
DAFTAR GAMBAR
2.1. Struktur Bagan A ........................................................................... 16
2.2. Struktur Bagan B ........................................................................... 17
2.3. Struktur Bagan C ........................................................................... 18
2.4. Penggunaan Cahaya Alami pada Museum ................................... 23
pengamanan (CCTV, alarm system, dll), lampu, label, dan
lain-lain.
5) Organisasi dan Ketenagaan dengan menetapkan pendirian
museum yang ditetapkan secara hukum, organisasi dan
ketenagaan di museum, yang sekurang-kurangnya terdiri dari
kepala museum, bagian administrasi, pengelola koleksi
(curator), bagian konservasi (perawatan), bagian penyajian
(preparasi), bagian pelayanan masyarakat dan bimbingan
edukasi, serta pengelolaan perpustakaan.
Setiap instansi pemerintah yang akan mendirikan museum
wajib mengajukan permohonan kepda Pemerintah Propinsi,
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 45
dengan tembusan kepada Direktur Jenderal yang
bertanggungjawab di bidang permuseuman. Permohonan tersebut
harus dilengkapi dengan proposal yang memuat :
1) Tujuan pendirian museum;
2) Data koleksi sesuai dengan tujuan pendirian museum;
3) Rencana jangka pendek dan rencana jangka panjang;
4) Gambar situasi bangunan museum, harus memuat ruang
pameran, ruang penyimpanan koleksi, ruang perawatan, dan
ruang administrasi, serta peralatan museum;
5) Keterangan status tanah hak milik dan izin mendirikan
bangunan (IMB);
6) Keterangan tenaga pengelola (pimpinan, tenaga administrasi,
dan tenaga teknis; dan
7) Keterangan sumber pendanaan tetap.
3. Pembentukan Museum
a. Dalam bentuk Unit Pelaksana Teknis
Dilihat dari pembentukannya bahwa museum adalah
sebuah lembaga, maka perlu mewujudkan organisasi yang
proporsional, rensponsif, adaptif, inovatif dan memiliki
kemandirian dalam pengelolaannya dengan membentuk Unit
Pelaksana Teknis (UPT) berdasarkan Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 18 Tahun
2008 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis
Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian.
Museum Migas dengan status kelembagaannya sebagai
UPT yang bersifat mandiri dengan melaksanakan tugas teknis
operasional tertentu dan/atau tugas teknis penunjang tertentu
dari organisasi induknya, dalam hal ini Pusat Pengembangan
Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM Migas)
akan diberikan kewenangan mengelola kepegawaian,
keuangan dan perlengkapan sendiri dan tempat
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 46
kedudukannya terpisah dari organisasi induk. Museum Migas
yang melaksanakan kegiatan teknis tertentu yang secara
langsung berhubungan dengan pelayanan masyarakat, dan
pelaksanaan tugas organisasi untuk melaksanakan kegiatan
teknis tertentu dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas
organisasi induknya sudah sesuai dengan ciri tugas teknis
operasional dan/atau tugas teknis penunjang dalam
kelembagaan UPT.
Kedudukan UPT Museum Migas berada di bawah Pusat
sesuai dengan ruang lingkup pelaksanaan tugas dan
fungsinya yang ditebtukan berdasarkan :
a. Kesesuaian ruang lingkup tugas dan fungsinya dalam
melaksanakan tugas unit organisasi induknya;
b. Hubungan pertanggungjawaban antara UPT dengan
organisasi induknya;
c. Efektivitas, kebutuhan koordinasi, dan ubungan kerja
dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya.
Syarat pembentukan UPT dalam hal ini adalah Museum
Migas adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau
kegiatan teknis penunjang dari urusan Pemerintah yang
bersifat pelaksanaan dan menjadi tanggung jawab dari
Kementerian (dalam hal ini Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral) yang bersangkutan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. Menghasilkan barang dan/atau jasa yang diperlukan oleh
masyarakat;
c. Memberikan kontribusi dan manfaat kepada masyarakat
dan penyelenggaraan pemerintahan;
d. Mempunyai ruang lingkup tugas yang bersifat strategis
dan berskala regional dan/atau nasional;
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 47
e. Menunjang keberhasilan dalam pencapaian visi dan misi
Kementerian;
f. Tersedianya sumber daya yang meliputi pegawai,
pembiayaan, sarana dan prasarana;
g. Tersedianya jabatan fungsional teknis sesuai dengan
tugas dan fungsi UPT;
h. Memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam
melaksanakan tugas;
i. Memperhatikan keserasian hubungan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah.
Nomenklatur UPT yang dapat dipilih dalam pembentukan
Museum Migas adalah sebagai berikut:
a. Balai dengan nomenklatur yang terdiri dari :
1) Kepala (eselon III.b atau III.a);
2) Subbagian Tata Usaha;
3) Seksi, paling banyak 3 (tiga) Seksi (eselon IV.b atau
IV.a);
4) Kelompok jabatan fungsional.
b. Loka dengan nomeklatur yang terdiri dari :
1) Kepala (eselon IV.b atau IV.a);
2) Urusan Tata Usaha;
3) Subseksi, paling banyak 2 (dua) Subseksi (eselon
V.a);
4) Kelompok Jabatan Fungsional.
c. Pos dengan nomenklatur yang terdiri dari :
1) Kepala (eselon V.a);
2) Petugas Tata Usaha;
3) Kelompok Jabatan Fungsional.
UPT museum migas yang direncanakan sebagai satuan
kerja akan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum (PPK-BLU) oleh Menteri Keuangan, yang
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 48
kelembagaannya dapat disesuaikan setelah mendapat
persetujuan tertulis dari MenPAN-RB.
b. Dalam bentuk Kerja Sama Pemanfaatan
Untuk mendukung pembentukan Museum Migas, maka
dapat melakukan Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) BMN
sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78 Tahun
2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pamanfaatan Barang
Milik Negara dalam rangka mengoptimalkan daya guna dan
hasil guna BMN dimaksud serta meningkatkan penerimaan
Negara. KSP atas BMN dilaksanakan dengan ketentuan tidak
tersedia atau tidak cukup tersedia dana dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara untuk memenuhi biaya
operasional, pemeliharaan, dan/atau perbaikan yang
diperlukan terhadap BMN dimaksud.
Pihak yang memungkinkan untuk menjadi mitra KSP
BMN untuk pembentukan Museum Migas meliputi: Badan
Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daera; dan/atau
Swasta, kecuali perorangan denga Objek KSP berupa tanah
dan/atau bangunan dan selain taah dan/atau bangunan
dengan ketentuan bahwa tanah, gedung, bangunan, sarana
dan fasilitasnya yang diadakan oleh mitra KSP merupakan
hasil KSP dan menjadi BMN sejak diserahkan kepada
Pemerintah sesuai dengan perjanjian atau pada saat
berakhirnya perjanjian.
Jangka waktu pelaksanaan KSP BMN paling lama 30
(tiga puluh) tahun sejak perjanjian KSP ditandatangani dan
dapat diperpanjang sepanjang tidak mengganggu
pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan
Negara dalam hal ini PPSDM Migas. Pelaksanaan KSP
dituangkan dalam perjanjian setelah diterbitkan keputusan
pelaksanaan KSP oleh Pengguna Barang (BPSM ESDM) dan
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 49
telah disetujui oleh Pengelola Barang (Kementerian
Keuangan) yang sekurang-kurangnya memuat :
a) Objek KSP;
b) Peruntukan KSP;
c) Nilai BMN yang menjadi objek KSP sebagai besaran nilai
investasi pemerintah;
d) Minimal besaran kontribusi tetap;
e) Minimal persentase pembagian keuntungan; dan
f) Jangka waktu KSP.
Penerimaan Negara yang wajib disetorkan mitra KSP
selama jangka waktu KSP, terdiri dari kontribusi tetap dan
pembagian keuntungan KSP ditetapkan dari hasil perhitungan
tim yang dibentuk oleh Kemeterian Keuangan berdasarkan
dari Penilaian.
Tahapan pelaksanaan KSP meliputi :
a) Permohonan;
b) Penelitian administrative;
c) Pembentukan tim dan penilaian;
d) Perhitungan besaran kontribusi dan persentase
pembagian keuntungan;
e) Persetujuan
f) Pemilihan mitra;
g) Penerbitan keputusan;
h) Penandatanganan perjanjian; dan
i) Pelaksanaan.
Berdasarkan kajian diatas, maka pembangunan museum
migas menjadi salah satu alternative terhadap pemanfaatan asset
tanah milik PPSDM Migas agar tidak terbengkalai atau berpotensi
dimanfaatkan oleh masyarakat, maka harus dilakukan upaya
pemanfaatan asset yang tetap mendukung tugas pokok dan fungsi
dari PPSDM Migas untuk mengedukasi masyarakat mengenai
dunia minyak dan gas bumi, bisa dengan membentuk Unit
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 50
Pelaksana Teknis atau Melakukan kerja sama pemanfaatan
dengan pihak lain agar memberi manfaat lebih. Pemanfaatan tanah
asset diharapkan dapat mengoptimalkan potensi tanah asset,
menjaga kelestarian lingkungan, mendukung pengamanan tanah
asset, maupun manfaat sekitar tanah asset tersebut dengan
keberadaan Museum Migas berada.
C. Kajian Teknis Konsep Perencanaan dan Perancangan
1. Konsep Kebutuhan Ruang
Luas tanah yang direncanakan untuk dimanfaatkan sebagai
Museum Migas diperkirakan seluas ± 55.023 m2 ,
Gambar 4.2 Peta Lokasi
Dengan luasan tanah tersebut perencanaan kebutuhan ruang
berdasarkan zona dan koleksi secara taksonomik adalah sebagai
berikut :
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 51
Tabel 4.3. Kebutuhan Ruang Berdasarkan Zona dan Koleksi
ZONA KELOMPOK RUANG
RUANG
Publik Koleksi :
2D (lukisan, grafis,
dan fotografis)
3D (simulator alat,
patung, kerajinan
kayu)
R. Pameran Utama
R. Pameran Temporer
R. Kuliah Umum/Seminar
R. Orientasi
Lavatory
Non Koleksi
R. Informasi
Teater
Perpustakaan
Cafetaria
Lobby
Gift Shop
Lavatory
Parkir Pengunjung
Parkir Kendaraan
Pengangkut
Non-Publik Koleksi Bengkel (Workshop)
Bongkar-Muat (Loading
Dock)
Lift Barang
R. Penerimaan Koleksi
Lab. Konservasi
R. Kepala Museum
R. General Manager
R. Manager
R. Staff
R. Rapat
Non-Koleksi Kantor Retail
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 52
Pos Keamanan
R. Mekanikal
R. Elektrikal
R. AHU
Dapur Cafetaria
Gudang Parkir Karyawan
Pengamanan Ruang Penyimpanan
Koleksi
Ruang Komputer
Pengawas (CCTV)
Ruang Perlengkapan
Keamanan
Untuk kisaran kebutuhan luas masing-masing ruangan dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.4. Perhitungan Luasan Ruang
Kelompok
Ruang
Nama Ruang dan Perhitungan Luasan
Ruang
Luas (m2)
PENERIMAAN Parkir Pengunjung dan Pengelola
Kapasitas 1000 orang berdasarkan kendaraan
yang digunakan :
¾ motor (30%) : 300 orang
@ motor 2 orang : 150 unit motor
¾ mobil (35%) : 350 orang
@ mobil 4 orang : 88 unit mobil
¾ bus besar (35%) : 350 orang
@ bus 40 orang : 9 unit bus
Luas parkir
¾ motor = 150 (1 x 2,2) = 330 m2
¾ mobil = 88 (2,4 x 5,5) = 1161,6 m2
¾ bus besar = 9 (2,6 x 10) = 234 m2
Sirkulasi 60%
Total Luas Parkir
2761
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 53
Lobby
Kapasitas 200 orang
Standar gerak (buffer zone area) = 0,65 m2
Kebutuhan ruang gerak = 200 x 0,65 = 130 m2
Sirkulasi 150% = 195 m2
Total luas lobby
325
Loket
Perhitungan kapasitas 1000 orang
Terbagi dalam 5 kelompok : 200 orang
1 loket melayani 50 orang : 4 loket
Standar 3 m2
Sirkulasi 20% = 0,6 m2
14,4
Ruang Informasi
Kapasitas 2 orang
Standar 3,2 m2 /orang
Sirkulasi 20% = 0,64 m2
7,7
Pos Keamanan
Kapasitas 4 orang
Standar 3,2 m2 /orang
Sirkulasi 20%
15,4
Lavatory
Perhitungan untuk 1000 orang
Standar kebutuhan :
¾ toilet : 1 unit/100 orang = 10 unit
¾ urinal : 1 unit/50 orang = 20 unit
¾ wastafel : 1 unit/50 orang = 20 unit
Luas lavatory
Toilet : 10 x 1,5 x 1,9 = 28,5 m2
Urinal : 20 x 0,5 x 0,4 = 4 m2
Wastafel : 20 x 0,4 x 0,6 = 4,8 m2
Sirkulasi 20%
Total luas lavatory
44,8
PENGELOLA R. Kurator/Kepala Museum
1 set meja kerja 2 m2
1 meja diskusi 3,4 m2
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 54
4 kursi : 0,6 x 0,8 x 4 = 1,92 m2
1 set meja-kursi tamu : 3,42 x 2 = 6,8 m2
1 set almari 4 m2
Sirkulasi 40%
Luas total
25,3
R. General Manager
1 set meja kerja 2 m2
2 kursi tamu 0,96 m2
1 set meja-kursi tamu : 3,4 x 2 = 6,8 m2
1 set almari 4 m2
Sirkulasi 40%
Luas total
19,3
R. Manager
1 set meja kerja 2 m2
2 kursi tamu 0,96 m2
1 set almari 4 m2
Sirkulasi 40%
Luas total
9,7
Ruang Staff Administratif
Kapasitas 20 orang
Standar 4,8 m2/orang
Sirkulasi 20%
Luas total
115,2
Ruang Staff Kurator
Kapasitas 5 orang
Standar 4,8 m2/orang
Sirkulasi 20%
Luas total
28,8
Ruang Rapat
Kapasitas 25 orang
50
Lavatory
Kapasitas 20 orang
5 Toilet : 5 x 1,5 x 1,9 = 14,25 m2
4 Urinal : 4 x 0,5 x 0,4 = 0,8 m2
2 Wastafel : 2 x 0,4 x 0,6 = 0,48 m2
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 55
Sirkulasi 10%
Total luas lavatory
17,1
PENDIDIKAN Perpustakaan
Bagian Peminjaman dan Pengembalian
2 unit meja komputer : 2 x 0,8 x 0,6 = 0,96 m2
2 unit kursi : 2 x 0,8 x 0,8 = 1,28 m2
2 unit meja buku : 2 x 0,8 x 0,6 = 0,96 m2
Sirkulasi 20%
Luas = 4,8 m2
Area Baca
20 rak buku : 20 x 2 x 0,6 = 24 m2
20 meja baca : 20 x 1,2 x 0,8 = 19,2 m2
40 kursi baca : 40 x 0,5 x 0,5 = 10 m2
2 unit meja komputer : 2 x 0,8 x 0,6 = 0,96 m2
2 unit kursi : 2 x 0,8 x 0,8 = 1,28 m2
Sirkulasi 40%
Luas = 77,6 m2
Luas total
82,4
Lavatory
Kapasitas 20 orang
5 Toilet : 5 x 1,5 x 1,9 = 14,25 m2
4 Urinal : 4 x 0,5 x 0,4 = 0,8 m2
2 Wastafel : 2 x 0,4 x 0,6 = 0,48 m2
Sirkulasi 10%
Total luas lavatory
17,1
PENUNJANG Cafetaria
Kapasitas 50 orang
Standar ruang gerak 1,6 m2/orang
Sirkulasi 20%
Luas total
96
Gift Shop
Kapasitas 50 orang
Standar ruang gerak 1,6 m2/orang
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 56
Ruang administrasi 3 x 3 = 9 m2
Sirkulasi 20%
Luas total
106,8
Lavatory
Kapasitas 20 orang
5 Toilet : 5 x 1,5 x 1,9 = 14,25 m2
4 Urinal : 4 x 0,5 x 0,4 = 0,8 m2
2 Wastafel : 2 x 0,4 x 0,6 = 0,48 m2
Sirkulasi 10%
Total luas lavatory
17,1
SUPER
SECURE
Ruang Penyimpanan Koleksi 150
Ruang Komputer Pengawas (CCTV)
Kapasitas 3 orang
Standar ruang gerak 1,6 m2/orang
20 unit monitor pengawas : 20 x 0,2 x 0,4 = 1,6
m2
2 meja : 4 m2
3 kursi : 3 x 0,6 x 0,6 = 1,44 m2
Luas total
11,8
Ruang Peralatan Keamanan
3 rak : 3 x1 x 2 = 6 m2
1 almari 2 m2
Sirkulasi 20%
Luas total
9,6
PEMELIHARAAN
KOLEKSI
Parkir Kendaraan Pengangkut
3 truk : 3 x 8 x 3 = 72 m2
Sirkulasi 60%
Luas total
115,2
Bongkar-Muat (Loading Dock)
Kapasitas 10 orang
Standar ruang gerak 1,6 m2/orang
Muatan 24 m2
Sirkulasi 40%
Luas total
56
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 57
Laboratorium Konservasi
R. Penyimpanan sementara 60 m2
Lab. Penelitian 60 m2
R. Konservasi 40 m2
Luas total
110
Bengkel Restorasi (Workshop)
Ruang restorasi 60 m2
Gudang alat 20 m2
80
Lavatory
Kapasitas 20 orang
5 Toilet : 5 x 1,5 x 1,9 = 14,25 m2
4 Urinal : 4 x 0,5 x 0,4 = 0,8 m2
2 Wastafel : 2 x 0,4 x 0,6 = 0,48 m2
Sirkulasi 10%
Total luas lavatory
17,1
SERVICE Ruang MEE
Ruang pompa 9 m2
Ruang trafo dan genset 15 m2
Ruang kontrol 9 m2
Luas total
33
Ruang AHU
Kapasitas 20 AHU
1 unit : 0,6 x 2 = 1,2 m2
Sirkulasi 20%
Luas total
28,8
Ruang Cleaning Service dan OB
Kapasitas 20 orang
Gudang peralatan 9 m2
Loker : 20 x 0,4 x 0,4 = 3,2 m2
Kursi panjang : 3 x 1,55 x 0,8 = 3,72 m2
Sirkulasi 20%
Luas total
19,1
Lavatory
Kapasitas 20 orang
5 Toilet : 5 x 1,5 x 1,9 = 14,25 m2
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 58
4 Urinal : 4 x 0,5 x 0,4 = 0,8 m2
2 Wastafel : 2 x 0,4 x 0,6 = 0,48 m2
Sirkulasi 10%
Total luas lavatory
17,1
Gudang
3 rak : 3 x 1 x 2 = 6 m2
1 lemari 2 m2
Sikulasi 200%
Luas total
24
Besaran Ruang
Pendukung Total
Bangunan
KELOMPOK :
¾ Penerimaan
¾ Pengelola
¾ Pendidikan
¾ Penunjang
¾ Super Secure
¾ Pemeliharaan
¾ Service
Luas Total Ruang Pendukung Museum
3157,100
199,050
95,225
164,925
169,000
283,725
116,000
4185,025
Tabel 4.5. Konsep Besaran Ruang Area Pameran dan Workshop
Ruang Kapasitas Luas
Ruang
(m2)
Jumlah
Ruang
Luas
Ruang x
Jumlah
Ruang
(m2)
Total
Luas
Ruang
(m2)
Ruang
pamer
tetap
(indoor)
500 karya 3.471,43 7 24.300 24.300
Ruang 50 karya 1.000 1 1.000 1.000
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 59
pamer
temporer
(indoor)
Workshop Asumsi 25 8 200 200
2. Konsep sirkulasi Pengunjung
a. Konsep Sirkulasi Pencapaian
Terkait dengan masalah pencapain, untuk
mendapatkan efek – efek perspektif dan upaya pengenalan
bangunan maka Museum Migas ini akan menggunakan
pencapain tersamar.
Gambar 4.3. Pencapaian Tersamar
(Sumber : D.K. Ching, 1996, hlm. 249)
3. Konsep Bangunan
Terkait dengan permasalah pintu masuk ke bangunan,
untuk memberikan kesan keintiman dan memberi orientasi, maka
Museum Migas ini akan menerapkan pintu masuk yang menjorok
ke dalam dengan posisi yang diletakkan di tengah bidang depan
bangunan.
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 60
Gambar 4.4 Pintu Masuk Bangunan
Adapun tampak depan bangunan museum terlihat seperti
gambar di bawah ini dengan hiasan monumen pompa angguk.
Gambar 4.5. Tampak Depan Museum Migas
Untuk memfasilitasi kendaraan yang masuk dan keluar dari area
museum disediakan dua buah pintu gerbang di bagian depan
gedung.
Gambar 4.6. Gerbang Depan Museum Migas
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 61
4. Konsep Pola Sirkulasi Ruang Pamer
Untuk memberikan kebebasan ruang gerak bagi para
pengunjung, rencana sirkulasi ruang pamer pada Museum Migas
akan didesain melalui pendekatan tak terstruktur.
Gambar 4.7. Pendekatan Tak Terstruktur
Untuk pembagian koleksi yang dimiliki oleh Museum itu sendiri
dapat dilihat pada denah di bawah ini.
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 62
Gambar 4.8 Denah Museum
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 63
5. Konsep Penyajian Objek Pamer
Aplikasi teknik penyajian materi objek pamer pada museum
migas, yaitu :
Tabel 4.6. Konsep Teknik Penyajian Objek Pamer
Materi Objek Visual Klasifikasi Teknik Penyajian yang Sesuai
Objek Visual
Lukisan Vertikal Posisi di dinding, system panel, posisi
(2 Dimensi)
pengamat sejajar dengan objek pamer Fotografi
Grafi
Patung
Horizontal
(3 Dimensi)
Disangga, diletakkan di lantai, dalam
kotak kaca, system split level, posisi Keramik
pengamat sejajar / di atas objek pamer
Simulator alat Disangga, dalam kotak kaca, posisi
pengamat sejajar / di atas objek pamer
Kerajinan kayu Dimasukkan dalam kotak kaca, Di
sangga posisi pengamat sejajar / di atas
objek pamer
• Objek Pamer 2 Dimensi
- Di tempel pada dinding
- System Panel
• Objek Pamer 3 Dimensi
- Di masukkan ke dalam Kotak kaca
- Di sangga
- Spilit Level
- Di letakkan di lantai
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 64
6. Konsep Klimatisasi Ruang
a) Penghawaan
Sistem penghawaan pada Museum Migas ini akan
menerapkan system penghawaan alami dan buatan. Jenis
AC yang digunakan adalah AC terpusat dan Split.
• Penerapan penghawaan alami pada museum adalah :
- Penunjang ( Lavatori, cafeteria, gift shop )
- Non publik (bengkel, bongkar muat, )
- dan Koridor
• Penerepan penghawaan buatan pada museum adalah :
- Publik “koleksi” (R. pameran utama, temporer,
R.kuliah / seminar)
Gambar 4.9. Sistem AC Terpusat
- Publik “non koleksi” (R.informasi, Teater,
perpustakaan)
- Non publik (lab dan kantor pengelola)
- dan ruang – pendukung yang membutuhkan
penghawaan alami
Gambar 4.10. Sistem AC split
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 65
b) Pencahayaan
Sumber pencahayaan yang digunakan pada Museum
Migas ada dua yaitu pencahaan alami dan pencahayaan
buatan.
1) Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami pada Museum Migas
digunakan sebagai pembentuk suasana ruang dan
sebagai penerangan yang mendukung kegiatan pada
ruang dalam galeri pameran.
Pemanfaatan cahaya alami pada Museum Migas
dilakukan dengan:
a. Skylight, penerangan melalui lubang pada atap .
b. Memberikan bukaan-bukaan seperti jendela,
sebagai tempat untuk pemasukan cahaya ke dalam
ruangan.
Penerapan pencahayaan alami pada museum ini, yaitu :
a. Ruang pameran (dengan penerangan melalui lubang
atap dan jendela kaca mati)
b. Ruang Penunjang ( Lavatori, cafeteria, gift shop )
c. Non publik (bengkel, bongkar muat, ) dan koridor
2) Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan pada Museum Migas digunakan
sebagai:
a. Faktor pendukung penampilan objek pamer
b. Faktor pembentuk suasana ruang
c. Memperjelas jalur pergerakan dan mengarahkannya
d. Mengurangi tingkat kejenuhan pengunjung dalam
menikmati objek pamer.
Pencahayaan buatan pada dalam Museum ini
menggunakan general lighting dengan downlight sistem
dan spotlight.
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 66
Gambar. 4.11 Pemanfaatan Pencahayaan Buatan
Tabel 4.7. Tingkat Cahaya Ruang Museum
Ruang Material
Tingkatan Cahaya
(FC)
Pameran (sangat
sensitif)
Benda-benda dari
kertas, hasil kain, kulit
5 - 10
Pameran (sensitif) Lukisan cat minyak,
dan
15 - 20
tempera, kayu
Pameran (kurang
sensitif)
Kaca,batu,logam
Keramik
30 - 50
Penyimpanan
barang koleksi
5
Penanganan barang 20 - 50
koleksi
Penerapan pencahayaan buatan pada museum ini, yaitu :
a. Ruang pameran utama dan temporer (kisaran 5 – 50
fc)
b. Ruang kuliah / seminar
c. Teater dan perpustakaan
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 67
d. Non public (lab dan kantor pengelola)
e. Ruang – ruang pendukung yang memerlukan
pencahayaan alami
c) Akustika
Sistem akustik pada Museum Migas dibedakan menjadi,
yaitu:
1) Sistem Akustik Lingkungan
Untuk memenuhi sistem akustik lingkungan, upaya-
upaya yang dapat dilakukan adalah dengan :
• Menjauhkan ruang-ruang yang memerlukan tingkat
ketenangan tinggi dari sumber kebisingan, seperti
perpustakaan dan ruang seminar.
• Pengaturan bukaan dinding pada arah atau letak yang
berjauhan dari sumber suara.
• Penanaman vegetasi dan peninggian peil tanah
sebagai penyaring/ buffer suara.
Area ini dipergunakan sebagai
area parkir, karena sangat
bising. Area ini dipergunakan
untuk penempatan massa
utama museum seperti
pameran, perpustakaan dan
seminar untuk mendapatkan
ketenangan. Penggunaan
pohon sebagai pereduksi
kebisingan
2) Sistem Akustika Kedap Suara
Pengendalian suara didalam ruangan dengan
menggunakan bahan kedap suara pada dinding, langit-
langit dan lantai. Ruang-ruang yang memerlukan
pengendalian suara adalah perpustakaan, ruang pamer,
dan ruang seminar.
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 68
Pada ruang seminar, sistem akustik dibentuk
dengan pemakaian bahan yang menyerap bunyi seperti
dinding partisi dengan rockwool sebagai pengisinya dan
bentukan plafond yang dapat membantu pantulan suara
dengan baik. Pada lorong /koridor sempit disusun dari
bahan yang memiliki penyerapan baik sehingga tidak
terjadi flutter echoes atau standing waves.
Penerapan system akustika kedap suara pada museum
ini, yaitu :
a. Ruang kuliah / seminar
b. Teater dan perpustakaan
7. Konsep Sistem Struktur
Struktur yang digunakan pada bangunan Museum Migas
adalah sistem rigid frame dengan kombinasi bahan beton
bertulang dan baja. Struktur pondasi yang digunakan adalah
pondasi batu kali yang ditambah dengan pondasi voetplat.
Struktur atap yang digunakan adalah rangka baja dengan penutup
atap genteng keramik.
8. Konsep Perlengkapan Bangunan
a) Sistem Jaringan Air Bersih, Sanitasi, dan Drainase
1) Sistem Jaringan Air Bersih
Sumber air bersih pada Museum Migas diperoleh dari:
a. PAM
b. Sumber Pengolahan Air Utilitis PPSDM Migas
Sumber air utama berasal dari PAM agar tidak perlu lagi
pengolahan khusus. Sedangkan sumber air sendiri
digunakan apabila sumber air dari PAM mengalami
gangguan.
Sistem jaringan air bersih ini menggunakan sistem
downfeed. Sistem downfeed menyimpan air dengan
kapasitas tertentu dalam tangki air yang diletakkan di atas
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 69
bangunan. Pompa air bekerja hanya bila air dalam tangki
mulai habis atau menurun.
Gambar 4.12. Skema Penyediaan Air Bersih
2) Sistem Sanitasi
Kotoran atau limbah dari bangunan museum ini
secara umum dibedakan menjadi 2 macam yaitu limbah
cair dan limbah padat. Limbah cair berupa buangan air
kotor yang berasal dari lavatory, urinoir, WC, wastafel dan
air kotor dari dapur akan disalurkan ke bak kontrol dan
selanjutnya akan disalurkan pada pembuangan akhir yaitu
sumur peresapan. Sedangkan limbah padat dapat berupa
kertas, sisa makanan, debu serta buangan padat lainnya
akan disalurkan pada pembuangan sementara (TPS) dan
selanjutnya akan diangkut pad tempat pembuangan akhir
(TPA).
3) Sistem Drainase
Sistem pengairan air hujan pada Museum ini secara
garis besar dialirkan dari atap ke talang, kemudian
dialirkan melalui bak kontrol lalu dialirkan ke selokan dan
selanjutnya dialirkan ke riool kota.
4) Sistem dan Peralatan Komunikasi
Untuk sistem komunikasi antar ruang (internal),
menggunakan sistem komunikasi telepon sedangkan
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 70
sistem komunikasi yang sifatnya membutuhkan pengeras
suara diletakkan terpusat dengan bantuan mike dan
speaker.
Sistem dan peralatan komunikasi pada ruang pamer
dipergunakan untuk menyampaikan pengumuman dan
panggilan. Sistem yang dipergunakan adalah sistem
terpusat. Pada sistem ini, terdapat satu ruang operator
peralatan komunikasi. Dalam ruang operator inilah kendali
peralatan komunikasi dipusatkan.
Penempatan loudspeaker pada titik-titik tertentu agar
dapat mendistribusikan bunyi secara merata. Area yang
memerlukan penempatan loudspeaker adalah:
a. Area ruang pamer
b. Area parkir pengunjung
c. Area sirkulasi pengunjung
5) Sistem Penangkal Petir
Untuk mencegah terjadinya bahaya dan kerugian
akibat sambaran petir, maka dipergunakan penangkal
petir. Penangkal petir berfungsi untuk menghindarkan
bangunan museum ini dari sambaran petir dengan cara
menghubungkan kelebihan muatan listrik positif ke anode
(negative) di bawah permukaan tanah. Penangkal petir
dipasang pada atap tiap bangunan museum.
Gambar 4.13. Skema Penangkal Petir
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 71
6) Sistem Penanggulangan Kebakaran
Peralatan penanggulangan kebakaran yang
dipergunakan pada Museum Migas ini dikategorikan
menjadi dua yaitu:
• Peralatan di dalam bangunan, yaitu sprinkler, hose
rack dan fire extinguisher. Sprinkler dan hose rack
akan dipasang pada area Pameran sedangkan fire
extinguisher akan dipasang pada area kantor
pengelola, dan servis.
Gambar 4.14. Sistem Sprinkler Tipikal
Gambar 4.15. Hose Rack
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 72
Gambar 4.16 Fire Extinguisher
• Peralatan di luar bangunan, yaitu hydrant. Hydrant
akan ditampatkan di titik-titik strategis di luar
bangunan agar jangkauan semprotan hydrant meliputi
seluruh massa bangunan.
Gambar 4.17. Hydrant
b) Sistem Keamanan
1) Sistem Keamanan, Genset dan Area Parkir
Sistem keamanan dalam ruang pada Museum Migas
ini menggunakan sistem alarm yang tersebar di beberapa
area khususnya ruang pamer, dan CCTV yang terpasang
di beberapa sudut ruang untuk memantau pengunjung
yang datang. Sedangkan sistem keamanan di luar
ruangan adalah penempatan pos jaga yang harus
memudahkan satpam untuk mengawasi dan mengontrol
setiap pergerakan masuk dan keluar tapak. Untuk itu, pos
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 73
jaga ditempatkan pada setiap akses masuk dan keluar
tapak.
2) Ruang Genset
Genset diperlukan sebagai sumber listrik darurat
saat listrik dari PLN tidak tersedia. Ukuran ruang genset
adalah 6 m x 6 m.
3) Area Parkir
Standar yang dipergunakan untuk ukuran modul
parkir mobil mid size diambil dari buku Data Arsitek Jilid II
edisi 33.
Tabel 4.8 Dimensi Standar Kendaraan
Jenis Kendaraan Dimensi Standar
Bus 12,20 x 4,5m
Mobil 3,58 x 5,12 m
Sepeda motor 0,75 x 2,25 m
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 74
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan analisis terhadap data yang ada, maka
dapat di simpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat aset tanah PPSDM Migas yang saat ini belum
dimanfaatkan dengan luas ± 55.023 m2, di lihat dari luasnya
dapat dibuat sebuah museum pendidikan
2. Adanya museum migas akan dapat meningkatkan pendapatan
daerah khususnya Cepu dan menjadi Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP) bagi PPSDM Migas
3. Pengelolaan Museum Migas dapat menggunakan dua alternatif
yaitu :
a. Unit Pelakasana Teknis (UPT) di bawah kementerian ESDM
b. Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) antara Kementerian ESDM
dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Blora
4. Perencanaan dan perancangan museum meliputi:
a. Gedung Bangunan
b. Ruang Pamer
c. Perlengakapan Gedung Museum
B. SARAN
Dari kesimpulan diatas maka peneliti dapat memberikan saran-saran
sebagai berikut :
1. Untuk PPSDM Migas
Pembangunan Museum Migas pada aset tanah PPSDM Migas
menjadi salah satu solusi pemanfaatan aset tanah di PPSDM
Migas.
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 75
2. Untuk Pemerintah Kabupaten Blora
Dapat menjadi bahan kajian dalam penyusunan pembangunan
museum yang akan dibangun oleh Pemda Kabupaten Blora
ataupun dapat menjadi acuan dalam bentuk kerja sama
pengelolaan.
3. Untuk Peneliti lain
Dapat dijadikan acuan untuk meneliti lebih lanjut terkait
perhitungan biaya pembangunan museum migas.
Membangun Museum Migas di Kota Minyak 76
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Ali. 2010. Museum di Indonesia Kendala dan Harapan. Jakarta. Baiche, Bousmaha; Walliman, Nicholas. 1936. Architects Data Third Edition. Oxford: Blackwell Publishing. BPS Kabupaten Blora. 2015. Blora Dalam Angka 2015. Blora. Ching, D. K. 1984. Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan. Jakarta: Erlangga Kliment, S. A. 2001. Building Type Basics for Museum. Canada; John Wiley & Sons, Inc Krathwohl, D.R. 1988. How to prepare a research proposal. 3rd Ed. Syracuse, NY: Syracuse University Press. Ni’mah, Nuzuli Ziadatun. 2015. Perancangan Museum Pinisi di Bulukumba, Sulawesi Selatan. Pra Tugas Akhir. Yogyakarta: JUTAP UGM. Sutaarga, M. Amir. 1989. Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum. Jakarta.