MEMBANGUN LOYALITAS NASABAH DEBITOR USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH Suryaman Program Studi Keuangan dan Perbankan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) EKUITAS Jln. PHH Mustopa No. 31 Tlp. 7276323 Bandung Email : [email protected]Abstrak - Sesuai dengan fungsi bank sebagai badan usaha yang menjalankan peran intermediasi, penyaluran kredit merupakan salah satu kegiatan usaha bank yang dominan. Oleh karena itu tak heran apabila pendapatan bunga kredit menjadi sumber pendapatan terbesar perbankan. Penyaluran kredit sebagai kegiatan usaha utama perbankan senantiasa mengandung risiko yang relatif besar. Timbulnya kredit nonlancar atau kredit bermasalah (problem loan) dan kerugian karena pemberian kredit (loan losess) merupakan risiko kredit, yang akan mempengaruhi tingkat kesehatan bank dan berkurangnya pendapatan bunga kredit yang seharusnya diterima. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui komunikasi pemasaran yang dilakukan Bank Pembangunan Daerah di Seluruh Indonesia untuk Nasabah Debitor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Mengetahui kerelasian nasabah debitor Usaha Menengah Kecil dan Menengah yang dibangun oleh Bank Pembanguan Daerah di seluruh Indonesia. Mengetahui pengaruh komunikasi pemasaran dan kerelasian nasabah debitor terhadap loyalitas Nasabah Debitor Usaha Mikro Kecil dan Menengah Bank Pembangunan Daerah di seluruh Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey deskriptif dan eksplanatori. Unit analisis para Nasabah Debitor Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang meminjam pada Bank Pembanguan Daerah di seluruh Indonesia, Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, kuesioner dan observasi dengan ukuran sampel sebesar 257 Usaha Mikro Kecil dan Menengah.. Temuan pada penelitian ini adalah bahwa komunikasi pemasaran dan kerelasian nasabah secara bersama-sama berpengaruh terhadap loyalitas Nasabah Debitor Usaha Mikro Kecil dan Menengah, namun secara parsial ternyata kerelasian Nasabah Debitor Usaha Mikro Kecil dan Menengah dominan pengaruhnya. Kata Kunci : Komunikasi Pemasaran, Kerelasian, Loyalitas I. PENDAHULUAN Sesuai dengan fungsi bank sebagai badan usaha yang menjalankan peran intermediasi, penyaluran kredit merupakan salah satu kegiatan usaha bank yang dominan. Oleh karena itu tak heran apabila pendapatan bunga kredit menjadi sumber pendapatan terbesar perbankan. Kredit sebagai kegiatan usaha utama perbankan senantiasa mengandung risiko yang relatif besar. Timbulnya kredit nonlancar atau kredit bermasalah (problem loan) dan kerugian karena pemberian kredit (loan losess) merupakan risiko kredit, yang akan mempengaruhi tingkat kesehatan bank dan berkurangnya pendapatan bunga kredit yang seharusnya diterima. Lambatnya pertumbuhan penyaluran kredit terutama kredit kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan rendahnya Loan to Deposit Ratio menunjukkan bahwa fungsi perbankan, termasuk Bank Pembangunan Daerah (Bank BPD) di seluruh Indonesia sebagai lembaga intermediasi belum optimal, dan timbulnya kredit nonlancar diduga akibat nasabah debitor UMKM belum loyal terhadap Bank BPD di seluruh Indonesia, sehingga nasabah debitor UMKM tidak memenuhi kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan, hal ini disinyalir karena kerelasian Nasabah Debitor UMKM yang dibangun Bank BPD di seluruh Indonesia itu sendiri masih dipersepsi kurang baik oleh para pelaku UMKM, hal ini dilihat dari rendahnya jumlah kredit yang diberikan Bank BPD di seluruh Indonesia pada UMKM, karena disinyalir komunikasi pemasaran yang cenderung kurang tepat. Oleh karena itu permasalah sebagaimana yang diuraikan di atas mengenai debitor UMKM, Bank BPD di seluruh Indonesia menghadapi suatu tantangan dalam menyalurkan kredit kepada UMKM secara aktif. II. TUJUAN PENELITIAN 1. Mengetahui komunikasi pemasaran yang dilakukan Bank BPD di seluruh Indonesia untuk nasabah debitor UMKM.
12
Embed
MEMBANGUN LOYALITAS NASABAH DEBITOR USAHA … · loyalty, sehingga berdampak pada loyalitas pelanggan. Demikian juga Fill (1995 : 117) menyatakan kegiatan promosi akan mendorong konsumen
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Abstrak - Sesuai dengan fungsi bank sebagai badan usaha yang menjalankan peran intermediasi, penyaluran
kredit merupakan salah satu kegiatan usaha bank yang dominan. Oleh karena itu tak heran apabila pendapatan
bunga kredit menjadi sumber pendapatan terbesar perbankan. Penyaluran kredit sebagai kegiatan usaha utama
perbankan senantiasa mengandung risiko yang relatif besar. Timbulnya kredit nonlancar atau kredit bermasalah (problem loan) dan kerugian karena pemberian kredit (loan losess) merupakan risiko kredit, yang
akan mempengaruhi tingkat kesehatan bank dan berkurangnya pendapatan bunga kredit yang seharusnya
diterima.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui komunikasi pemasaran yang dilakukan Bank Pembangunan Daerah di
Seluruh Indonesia untuk Nasabah Debitor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Mengetahui kerelasian nasabah
debitor Usaha Menengah Kecil dan Menengah yang dibangun oleh Bank Pembanguan Daerah di seluruh
Indonesia. Mengetahui pengaruh komunikasi pemasaran dan kerelasian nasabah debitor terhadap loyalitas
Nasabah Debitor Usaha Mikro Kecil dan Menengah Bank Pembangunan Daerah di seluruh Indonesia.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey deskriptif dan eksplanatori. Unit analisis para
Nasabah Debitor Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang meminjam pada Bank Pembanguan Daerah di
seluruh Indonesia, Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, kuesioner dan observasi dengan ukuran sampel sebesar 257 Usaha Mikro Kecil dan Menengah..
Temuan pada penelitian ini adalah bahwa komunikasi pemasaran dan kerelasian nasabah secara bersama-sama
berpengaruh terhadap loyalitas Nasabah Debitor Usaha Mikro Kecil dan Menengah, namun secara parsial
ternyata kerelasian Nasabah Debitor Usaha Mikro Kecil dan Menengah dominan pengaruhnya.
Kata Kunci : Komunikasi Pemasaran, Kerelasian, Loyalitas
I. PENDAHULUAN
Sesuai dengan fungsi bank sebagai badan
usaha yang menjalankan peran intermediasi,
penyaluran kredit merupakan salah satu kegiatan
usaha bank yang dominan. Oleh karena itu tak heran
apabila pendapatan bunga kredit menjadi sumber pendapatan terbesar perbankan. Kredit sebagai
kegiatan usaha utama perbankan senantiasa
mengandung risiko yang relatif besar. Timbulnya
kredit nonlancar atau kredit bermasalah (problem
loan) dan kerugian karena pemberian kredit (loan
losess) merupakan risiko kredit, yang akan
mempengaruhi tingkat kesehatan bank dan
berkurangnya pendapatan bunga kredit yang
seharusnya diterima.
Lambatnya pertumbuhan penyaluran kredit
terutama kredit kepada Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) dan rendahnya Loan to Deposit
Ratio menunjukkan bahwa fungsi perbankan,
termasuk Bank Pembangunan Daerah (Bank BPD) di
seluruh Indonesia sebagai lembaga intermediasi
belum optimal, dan timbulnya kredit nonlancar
diduga akibat nasabah debitor UMKM belum loyal
terhadap Bank BPD di seluruh Indonesia, sehingga
nasabah debitor UMKM tidak memenuhi
kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan, hal ini disinyalir karena kerelasian Nasabah Debitor
UMKM yang dibangun Bank BPD di seluruh
Indonesia itu sendiri masih dipersepsi kurang baik
oleh para pelaku UMKM, hal ini dilihat dari
rendahnya jumlah kredit yang diberikan Bank BPD di
seluruh Indonesia pada UMKM, karena disinyalir
komunikasi pemasaran yang cenderung kurang tepat.
Oleh karena itu permasalah sebagaimana yang
diuraikan di atas mengenai debitor UMKM, Bank
BPD di seluruh Indonesia menghadapi suatu
tantangan dalam menyalurkan kredit kepada UMKM secara aktif.
II. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui komunikasi pemasaran yang
dilakukan Bank BPD di seluruh Indonesia untuk
nasabah debitor UMKM.
2. Mengetahui kerelasian nasabah debitor UMKM
yang dibangun oleh Bank BPD di seluruh
Indonesia.
3. Mengetahui pengaruh komunikasi pemasaran dan
kerelasian nasabah terhadap loyalitas nasabah
debitor UMKM Bank BPD di seluruh Indonesia.
III. KERANGKA TEORITIS
Dalam kegiatan bisnis, komunikasi
pemasaran menjadi sangat penting, dan merupakan
bagian dari bauran pemasaran. Karena itu untuk mempertahankan pelanggan dan menarik pelanggan
yang baru, perusahaan biasanya melakukan
komunikasi pemasaran yang sesuai dengan karakter
pelanggan sasarannya.
Chisnal (1995 : 77) menyatakan bahwa
komunikasi pemasaran akan menentukan outcome
yang merupakan kinerja bisnis meliputi customer loyalty, sehingga berdampak pada loyalitas pelanggan.
Demikian juga Fill (1995 : 117) menyatakan kegiatan
promosi akan mendorong konsumen untuk melakukan
pembelian ulang.
Clow and Baack (2007 : 8) menyebutkan
bahwa komunikasi pemasaran itu sebagai integrated
marketing communication (IMC) is the coordination
and integration of all marketing communication tools, avenue, and sources within a company into a seamless
program that maximizes the impact on consumers and
other end users at a minimal cost. IMC
mengkoordinasikan dan mengintegrasikan semua
elemen dari komunikasi pemasaran untuk
memaksimalkan komunikasi pada konsumen dengan
biaya yang relatif rendah. Clow dan Baack (2007 : 11)
juga mengemukakan komponen dari IMC, yaitu the
foundation (mission and market targeting),
advertising tools (money, media, and massage),
promotional tools (mix), and integrated tools (measurement and marketing by online). Jadi IMC