MEKANISME PELAYANAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TKI KE LUAR NEGERI DI PROVINSI JAWA TIMUR SULARNO ABSTRAK Dalam perjalanan waktu, kesempatan dan keterbatasan pemerintah serta tuntutan reformasi dirasa sangat perlu melibatkan pihak ke tiga dalam pelaksanaan penempatan dalam pelaksanaan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri melalui kemitraan dengan lembaga swasta sebagian yang utuh dan tidak terpisahkan dalam mengatasi masalah pengangguran dalam negeri. Keterlibatan swasta melalui persyaratan dan perjanjian yang ketat diatur dalam Undang- Undang Nomor 39 tahun 2003 diharapkan mampu mempercepat proses penyelenggaraan penempatan TKI di luar negeri. Balai Pelayanan Tenaga Kerja Indonesia (BP2TKI) Surabaya sebagai lembaga pemerintah yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang pelayanan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri sebagai tempat penelitian, sampel penelitian Kabupaten Jember dan Lamongan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sumber data dipilih secara purposive dan bersifat snowball sampling. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan skunder. Data primer dilakukan melalui survey dengan menggunakan quesioner yang disampaikan kepada informan yaitu para pejabat di lingkungan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Timur, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Jember dan Lamongan, BPT2TKI Surabaya, PT angkasapura I Juanda, Konsorsium asuransi, PPTKIS, toko masyarakat, calon TKI dan mantan TKI. Data sekunder yang dikumpulkan mencakup berbagai jenis data yang berhubungan dengan penempatan dan perlindungan TKI beserta indikator-indikatornya dengan teknik analisis kualitatif. Kata kunci : Mekanisme, pelayanan, penempatan, perlindungan, TKI.
26
Embed
MEKANISME PELAYANAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TKI KE LUAR NEGERI DI PROVINSI JAWA TIMUR
Dalam perjalanan waktu, kesempatan dan keterbatasan pemerintah serta tuntutan reformasi dirasa sangat perlu melibatkan pihak ke tiga dalam pelaksanaan penempatan dalam pelaksanaan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri melalui kemitraan dengan lembaga swasta sebagian yang utuh dan tidak terpisahkan dalam mengatasi masalah pengangguran dalam negeri. Keterlibatan swasta melalui persyaratan dan perjanjian yang ketat diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 tahun 2003 diharapkan mampu mempercepat proses penyelenggaraan penempatan TKI di luar negeri. Balai Pelayanan Tenaga Kerja Indonesia (BP2TKI) Surabaya sebagai lembaga pemerintah yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang pelayanan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri sebagai tempat penelitian, sampel penelitian Kabupaten Jember dan Lamongan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sumber data dipilih secara purposive dan bersifat snowball sampling. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan skunder. Data primer dilakukan melalui survey dengan menggunakan quesioner yang disampaikan kepada informan yaitu para pejabat di lingkungan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Timur, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Jember dan Lamongan, BPT2TKI Surabaya, PT angkasapura I Juanda, Konsorsium asuransi, PPTKIS, toko masyarakat, calon TKI dan mantan TKI. Data sekunder yang dikumpulkan mencakup berbagai jenis data yang berhubungan dengan penempatan dan perlindungan TKI beserta indikator-indikatornya dengan teknik analisis kualitatif. Kata kunci : Mekanisme, pelayanan, penempatan, perlindungan, TKI.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MEKANISME PELAYANAN PENEMPATAN DAN
PERLINDUNGAN TKI KE LUAR NEGERI
DI PROVINSI JAWA TIMUR
SULARNO
ABSTRAK
Dalam perjalanan waktu, kesempatan dan keterbatasan pemerintah serta tuntutan
reformasi dirasa sangat perlu melibatkan pihak ke tiga dalam pelaksanaan
penempatan dalam pelaksanaan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri
melalui kemitraan dengan lembaga swasta sebagian yang utuh dan tidak
terpisahkan dalam mengatasi masalah pengangguran dalam negeri. Keterlibatan
swasta melalui persyaratan dan perjanjian yang ketat diatur dalam Undang-
Undang Nomor 39 tahun 2003 diharapkan mampu mempercepat proses
penyelenggaraan penempatan TKI di luar negeri. Balai Pelayanan Tenaga Kerja
Indonesia (BP2TKI) Surabaya sebagai lembaga pemerintah yang melaksanakan
tugas dan fungsi di bidang pelayanan penempatan dan perlindungan TKI di luar
negeri sebagai tempat penelitian, sampel penelitian Kabupaten Jember dan
Lamongan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sumber data dipilih
secara purposive dan bersifat snowball sampling. Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini meliputi data primer dan skunder. Data primer dilakukan melalui
survey dengan menggunakan quesioner yang disampaikan kepada informan yaitu
para pejabat di lingkungan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Timur, Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Jember dan Lamongan, BPT2TKI
Surabaya, PT angkasapura I Juanda, Konsorsium asuransi, PPTKIS, toko
masyarakat, calon TKI dan mantan TKI. Data sekunder yang dikumpulkan
mencakup berbagai jenis data yang berhubungan dengan penempatan dan
perlindungan TKI beserta indikator-indikatornya dengan teknik analisis kualitatif.
Kata kunci : Mekanisme, pelayanan, penempatan, perlindungan, TKI.
ABSTRAC
In the course of time, opportunity and limited government and demand for reform
is felt very need to involve third parties in the implementation of the placement
and protection of migrant workers abroad through partnerships with private
institutions, as this part of the whole and are an integral part in addressing the
problem of unemployment in the country. Private sector involvement through a
strict licensing requirements and regulated in Law Number 39 year 2003 is
expected to accelerate the process of organizing workers in overseas placement.
Institute for Indonesian Manpower Placement Service (BP2TKI) Surabaya as
government agencies that carry out the duties and function in the field of
placement services and the protection of migrant workers abroad as a place to
study, research sample Jember Regency and Lamongan. This researches is
qualitative research. The data sources are selected in a purposive and snowball
sampling. Data collected in this study consisted of primary and secondary.
Primary data was conducted through a survey using questionnaires given to
informants that officials within the BP2TKI Surabaya, PT Angkasapura I Juanda,
insurance consortium, local recruitment agency, community leaders , TKI
candidate and former secondary TKI. Data collected include various types of data
relating to migrant workers and their placement and protection indicators with
qualitative analysis techniques.
Keyword : Mechanism, service, placement, protection, their status
PANDAHULUAN
Implikasi sebuah perjalanan panjang di Indonesia dari pemerintahan orde
lama, orde baru serta di era reformasi masih menyisakan persoalan yang terkait
dengan kemiskinan, ketimpangan pembangunan di berbagai wilayah, diskriminasi
kekuasaan, sentralistik, pendapatan dan kesejahteraan tidak merata, ketidak
adilan, munculnya gejolak sosial yang sulit diredam, dll. Selain persoalan tersebut
yang tidak kalah pentingnya di Negara Kesatuan Indonesia (NKRI) adalah
masalah ketenagakerjaan, dimana persoalan pengangguran terus bertambah tanpa
ada pengendalian, kompetensi rendah (PHK), upah buruh yang tidak terbayarkan,
penindasan terhadap tenaga kerja, peraturan yang kurang menghargai hak-hak
buruh, yang semuanya berdampak terhadap pendapatan rendah yang pada
gilirannya akan menambah jumlah kemiskinan meningkat.
Untuk mengatasi persoalan-persoalan yang sangat kompleks, maka
pemerintah melalui berbagai upaya dengan menggunakan kekuasaan dan
kewenangan dalam mengatur, mengawasi dan menjalankan roda pemerintahan
untuk mencapai kesejahteraan warganya dengan menggunakan birokrasi yang ada.
Menurut Weber dalam (Syamsiar, 2003) bahwa adanya pembagian tugas, hirarki
kewenangan dan spesialisasi, hubungan dalam organisasi, administrasi didasarkan
pada dokumen tertulis yang ini semua merupakan diri sebuah birokrasi. Sejalan
dengan teori yang dikembangkan oleh Max Weber tersebut relefan dengan
perjalanan panjang pemerintah Indonesia dalam mengatasi persoalan prosedur
atau mekanisme pelayanan dalam negeri.
Salah satu persoalan yang krusial dan perlu penanganan serius adalah
masalah pengangguran. Besarnya jumlahnya pengangguran di berbagai negara
sangat bervariasi, berdasarkan data Map of world unemployment rates based on
CIA factbook pada tahun 2006 bahwa negara-negara Vietnam mempunyai
tingkatan pengangguran sebesar 2,00 %, Thailand 2,10%, Kuwait 2,20%,
Malaysia 3,50%, Brunai Darusalam 4,00% sedangkan di Indonesia mencapai
12,50% dari jumlah penduduk dari setiap negara, namun di beberapa negara
seperti Afganistan dan Nepal rata-rata mencapai 42,00% dari jumlah penduduk
yang ada.
Besarnya jumlah pengangguran di Indonesia jika dibandingkan dengan
negara-negara tetangga lebih disebabkan karena lemahnya perencanaan tenaga
kerja, terbatasnya kesempatan kerja dalam negeri, rendahnya sumberdaya
manusia, tidak adanya kesesuaian antara pendidikan formal dan kesempatan kerja
yang ada, produktifitas tenaga kerja yang berdampak terhadap pendapatan rendah,
pemutusan hubungan kerja (PHK) serta ketidaksiapan dalam menghadapi
globalisasi di bidang ketenagakerjaan. Sejalan dengan hal tersebut pemerintah
untuk mengatasi pengangguran melalui Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia (Depnakertrans RI) menetapkan program: (1)
Program Daerah (AKAD) serta Antar Kerja Antar Negara (AKAN). (2)
Mendorong terciptanya usaha baru melalui pembinaan dan pengembangan
wiraswasta, mendorong masuknya investasi. Nampaknya upaya yang dilakukan
Depnakertrans RI melalui program penempatan tenaga kerja dalam negeri belum
mampu mengatasi pengangguran secara signifikan. Oleh karena itu maka
penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) keluar negeri
merupakan katup pengaman dalam mengatasi masalah pengangguran dalam
negeri. Dalam upaya peningkatan kesejahteraan melalui program penempatan dan
perlindungan TKI ke luar negeri, semestinya seluruh struktur organisasi yang ada
mulai dari pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota serta para PPTKIS dan
steakholder harus berorientasi pada pelayanan organisasi yang ada diperlukan
strategi dalam melakukan mobilisasi sumberdaya kearah yang baik. Seperti
terungkap oleh Martinusen (1997;214) bahwa dalam memberikan pelayanan yang
baik diperlukan standarisasi, ukuran yang jelas yang didalamnya terdapat fungsi
dan tanggung jawab yang pada gilirannya pada pemberian layanan yang efektif
dan efisien.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang akan dilaksanakan berdasarkan pemikiran yang matang
dengan segala pertimbangannya maka, penelitian menetapkan bahwa jenis
penelitian ini adalah kualitatif. Lokasi penelitian di Balai Pelayanan Penempatan
Tenaga Kerja Indonesia (BP2TKI) Surabaya, meliputi wilayah Kabupaten Jember
dan Kabupaten Lamongan. Sumber data dipilih secara purposive dan bersifat
snowball sampling, penentuan sampel sumber daya data, sampel sumber data I
dipilih orang yang memiliki power dan otoritas pada situasi sosial atau objek yang
diteliti, sehingga mampu memberikan hasil yang maksimal sesuai dengan harapan
penelitian dalam melakukan pengumpulan data.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan
skunder, sedangkan pengumpulan data primer dilakukan melalui survey dengan
menggunakan quesioner, dengan teknik analisa kualitatif. Informasi awal dan
informan kunci dipilih secara purposive sampiling penelitian informan ini di
dasarkan atas subjek yang menguasai permasalahan, memiliki data dan bersedia
memberikan data yang benar-benar relevan dan kompeten dengan masalah
penelitian ini adalah Kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Timur, Kepala
BP2TKI Surabaya, Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Kabupaten Jember
dan Lamongan, Pejabat di Lingkungan BP2TKI Surabaya, PPTKIS sebagai mitra
kerja.
Sedangkan informan selanjutnya diminta kepada informan awal untuk
menunjukkan informan lain yang dapat memberikan informan dan data yang
berkaitan dengan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri hingga data
terkumpul sesuai dengan penelitian luar negeri hingga data terkumpul sesuai
dengan peneliti harapkan. Disamping juga melakukan wawancara dengan
narasumber-narasumber lain untuk memperoleh sumber informasi lainnya yang
berkaitan untuk digunakan sebagai instrument vertikal keabsahan atau validitas
data dengan menggunakan teknik triagulasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri dalam ini masih banyak
persoalan dalam implementasi dan cara pandang pemerintah sebagai regulator
kewenangan, sedangkan pelaksanaannya dilakukan oleh pelaksana Tenaga Kerja
Swasta (PPTKIS) berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 tahun 2004 tentang
penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri, namun kenyataannya belum
memenuhi harapan masyarakat yang memerlukan kemudahan pelayanan yang
efektif, efisien dan ekonomis.
Kekhawatiran tersebut sangat mungkin mengingat sejak diberlakukannya
otonomi daerah sebagai implikasi Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 yang
memberikan kewenangan kepada pemerintah kabupaten/kota dan propinsi sesuai
dengan pasal 13 dan 14 utamanya bidang ketenagakerjaan. Dimana dalam
penyelenggaraan kegiatan dimaksud pemerintah kabupaten/kota menyiapkan
calon tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pasar kerja di luar negeri berdasarkan
permintaan lowongan kerja (job order) dari masing-masing negara tujuan yang
dilakukan oleh PPTKIS.
Kenyataannya job order yang telah dimiliki oleh setiap PPTKIS yang
mempunyai kegiatan di Provinsi Jawa Timur belum dapat terpenuhi, hal ini
disebabkan karena kompetensi yang dimiliki oleh calon tenaga kerja kurang
memenuhi persyaratan teknis yang diperlukan. Dalam konteks penelitian ini akan
difokuskan pada kasus-kasus dan isu-isu potensial yang ada di lapangan : (1)
regulasi penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri, (2) mekanisme
pelayanan: perjanjian kerjasama dan job order, surat ijin pengarahan, pendaftaran
dan seleksi, kesehatan, pelatihan dan uji kompetensi, paspor, dana pembinaan,
visa kerja, pembekalan akhir pemberangkatan ke negara tujuan (3) Standarisasi:
izin operasional kantor cabang PPTKIS, rekomendasi rencana kebutuhan calon
TKI, pembekalan akhir pemberangkatan dan counter TKI dan pemberangkatan ke
negara tujuan (4) koordinasi pelayanan TKI di Jawa Timur (5) perlindungan TKI
meliputi tentang pelindaungan pra pemberangkatan, perlindungan di negara tujuan
serta perlindungan purna penempatan (6) output/putcome penempatan dan
perlindungan TKI meliputi jumlah penempatan TKI, daerah asal TKI, pengiriman
uang sarta peningkatan pengetahuan dan budaya TKI.
Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Luar Negeri . Peningkatan
migran ke luar negeri merupakan salah saru respons terhadapat masalah
ketenagakerjaan di dalam negeri yang tidak terselesaikan, jumlah kesempatan
kerja terbatas disertai dengan tekanan ekonomi yang semakin berat mendorong
penduduk tinggi apapun resiko yang harus ditanggung. Namun secara risiko
bahwa persoalan penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke
luar negeri dapar dikelompokkan menjadi 3 tahapan : diantaranya pra
penempatan, masa penempatan dan purna penempatan.1) Pra Penempatan:
persoalan yang sering muncul di daerah asal (dalam negeri) akibat kurangnya
informasi yang jelas bag calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sehingga
dimanfaatkan oleh taikong (calo) untuk memberikan informasi yang kadang
berdampak buruk bagi calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bersangkutan,
demikian juga berkaitan dengan seleksi, manipulasi umur, status, biaya, pelatihan,
pengurus fisa kerja, permintaan kerja, fiskal dalam rangka pemberangkatan yang
tidak jelas kapan waktunya sehingga sering terjadi keresahan bagi calon Tenaga
Kerja Indonesia.2) Masa Penempatan: Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja
Indonesia Swasta (PPTKIS) yang telah menempatkan TKI di berbagai perusahaan
di luar negeri sering mengalami kesulitan informasi akibat, kekurangan paham
terhadap hak dan kewajiban TKI, serta majikan sering mengekplositasi terhadap
TKI utamannya berkaitan dengan upah, kesehatan maupun asuransi serta
dokumen lainnya sehingga menjadikan TKI kurang bedaya, hal ini diperaparah
dengan kurang perhatiannya terhadap perlindungan TKI di luar negeri bagi atase
perubahan yang ada di setiap negara. Demikian juga berkaitan dengan upah yang
diperoleh tidak semua TKI memahami terhadap proses transfer uang sebagai hasil
kerja selama di negara tujuan, sehingga sering dimanfaatkan oleh orang lain.3)
Purna Penempatan: Hasil yang diperoleh selama di negara tujuan pada umumnya
untuk kepentingan konsumsi semata seperti pembuatan rumah atau sepeda motor,
sedangkan yang dimanfaatkan untuk kepentingan produktif sangat jarang,
sehingga tidak menutup kemungkinan 3-4 bulan kedepan mengingat tidak lagi ada
yang diharapkan, maka yang bersangkutan akan kembali mendaftar untuk bekerja
di luar negeri. Demikian juga kurang perhatian pemerintah terhadap purna
penempatan TKI, apa yang dihasilkan untuk apa dan bagaimana setelah kembali
di daerah asal.
Untuk mempercepat perwujudtan hal tersebut, Depertemen Tenaga Kerja
dan Transmigrasi yang membidangi masalah pengangguran dalam negeri,
mempunyai tugas dan kewajiban mengatur, membina, melaksanakan dan
mengawasi penyelenggaraan penempatan dan perlindaungan TKI ke luar negeri,
seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 39 tahun 2004 pasal 10
bahwa pelaksanaan penempatan TKI di luar negeri dapat dilakukan oleh 2
lembaga, yaitu pemerintah sendiri dan swasta, Pertama, pemerintah, pada
dasarnya mengatur, membina serta mengawasi jalannya penyelenaggaraan
penempatan dan perlindungan TKI ke luar negeri, juga dapat melaksanakan
sendiri tergantung pada perjanjian kerjasama Bilateral antara kedua negara, seperti
yang dilakukan pemerintah Indonesia dengan pemerintah Jepang, Taiwan dan
Korea. Selaian itu dalam perkembangannnya Departemen Tenaga Kerja dan
Trandmigrasi mempunyai anak perusahaan sebagai implikasi kebijakan di bidang
penempatan dan perlindungan TKI ke luar negeri berupa Perseroan Terbatas (PT)
Bijak yang mempunyai tugas sebagai pelaksana penempatan dan perlindungan
TKI di luar negeri utamannya Taiwan dan Korea, Keberadaan PT. Bijak tersebut
diharapkan mampu memberikan solusi dan implikasi terhadap penerapan Good
Corporate Governance (GCG). Jika perusahaan pemerintah yang dibangun dalam
implikasinya dapat menunjukkan kebaikan dengan prinsip-prinsip dasar Good
Corporate Governance. Menurut Khairandy (2007; h.74) mencakup 5 bidang
utama yaitu: (1) hak pemegangan saham (the treatment of shareholder) (3)
peranan stakeholder dalam corporate governance,(4) pengungkapan dan
transparansi (disclosure dan transparency), (5) tanggung jawab direksi dan
komisaris (the resposibility of the board) terhadap perusahaan, pemegang saham
dan pihak-pihak yang berkepentingan, maka sangat dimungkingkan peminat
modal asing akan masuk ke dalam pasar modal suat negara. Dalam perjalanan
waktu, kesempatan dan keterbatasan pemerintah serta tuntutan reformasi dirasa
sangat perlu melibatkan pihak ke tiga dalam pelaksanaan penempatan dan
perlindungan TKI di luar negeri melalui kemitraan dengan lembaga swasta
sebagai bagian yang utuh dan tidak terpisahkan dalam mengatasi masalah
pengangguran dalam negeri. Keterlibatan swasta melalui persyaratan da perijinan
yang ketat diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 tahun 2003 diharapkan
mampu mempercepat proses penyelenggaraan penempatan badan hukum yang
telah memperoleh izin tertulis dari pemerintah untuk memberikan pelayanan
penempatan TKI di luar negeri. Kedua, Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja
Indonesia Swasta (PPTKIS) merupakan badan hukum yang telah memperoleh izin
tertulis dari pemerintah untuk memberikan pelayanan penempatan TKI di luar
negeri. Menurut data Depnakertrans RI (2007) bahwa Palaksanaan Penempatan
Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang terdaftar dan mendapatkan ijin
dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi sejumlah 464 perusahaan yang
tersebar di seluruh Indonesia dengan mayoritas berdomisili di Jakarta dan
sekitarnya. Berdasarkan data dari Balai Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja
Indonesia tahun 2007 bahwa di Propinsi Jawa Timur terdapat sejumlah 66
perusahaan yang bersetatus kantor pusat dan 79 berstatus kantor cabang.
Peran Provinsi Jawa Timur dalam Penempatan dan Perlindungan TKI.
Peran pemerintahan dalam rangka penempatan dan perlindungan TKI di luar
negeri selalu melibatkan pihak-pihak lain dalam mencapai keseimbangan dalam
keitraan. Pada dasarnya prinsip yang harus dikembangkan adalah prnsip jangan
menyalahgunakan kewenangan. Menyalahgunakan kewenangan. Kondisi ini
sangat penting dari keuda pihak sebagai pelaku kemitraan, sehingga tidak ada
yang dirugikan. Sejalan dengan kebutuhan yang semakin mendesak serta
lemahnya pengawasan terhadap jalannya kemitraan, sering terjadi PPTKIS
mengambil langkas lintas yang seharusnya tidak harus dilakukan oleh PTKIS,
konsidi seperti ini akan berdampak terhadap perlindungan TKI.
Berdasarkan hasil penelitian dan kajian yang dapat dicermati dalam rangka
proses pemerikasaan kesehatan yang dilakukan oleh leboratorium medical
kerjasama dengan PPTKIS ini, maka perumusan minor dapat diajukan sebagai
berikut: 1) Dalam proses pemerikaan kesehatan yang dilakukan oleh laboratorium
medical kerjasama dengan PPTKIS PT. Primadya Pratama Pandukarya telah
dilaksanakan sesuai dengan permintaan pengguna tenaga kerja, namun dalam
pelaksanaannya kurang maksimal mengingat sering ada data kurang transparan
sehingga berdampak pada kelulusaj bagi calon TKI. 2) Adanya kepercayaan yang
diberikan pihak pengguna tenaga kerja di negara tujuan, nempakknya sering
dimanfaatkan oleh PPTKIS dengan laboratorium medical untuk memberikan
kemudahan bagi calon TKI. Dengan demikian proses pemerikasaan kesehatan
yang dilakukan oleh laboratorium medical dan PPTKIS PT. Primadya Sjahtera
Pandukarya menunjukkan kurang netral dan kurang pengawasan dari pihak Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Jember, sehingga dalam pelayanan
yang diberikan selama ini menunjukkan adanya ketidakpuasan bagi palanggan.
Rovinsi Jawa Timur selama ini scara kuantitas merupakan provinsi
terbesar di tanah air yang memberikan kontribusi penempatan TKI di luar negeri,
keberadaan ini nampaknya terus meningkat sejalan dengan kurang terpenuhinnya
kesempatan kerja dalam negeri khususnya Jawa Timur yang memberikan nilai
lebih untuk kebutuhan hidup masyarakat. Seiring dengan hal tersebut keterlibatan
eksekutif dan legeslatif dalam bentuk kemitraan telah terjalin, dengan adanya
perhatian DPRD terhadap penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri,
merupakan bagian terpenting dalam pemaknaan kemitraan. Adanya beberapa
momen penting yang diikuti dan keterlibatan secara langusng untuk mengetahui
keadaan TKI diluar negeri menjadi sebuah perhatian legeslatif terhadap bentuk
kemitraan.
Penempatan TKI Provinsi Jawa Timur ke bergabagai negara merujuk pada
keputusan pemerintah pusat dalam upaya memangun bilateral bidang
ketenagakerjaan khusunya penempatan tenaga kerja yang semakin berkualitas dan
profesional ke berbagai negara di Eropa, Afrika dan Asia Pasifik falam rangka :
(1) Mengatasi pengangguran dalam negeri, (2) Hak untuk bekerja di luar negeri
dan (3) Sebagai dampak ekonomi gloobal dan regional
Pemaknaan terhadap pengaruh besar kecilnya peren tentang hak dan
wewenang pemerintahan daerah, selama dekade pemerintahan daerah di
Indonesia, telah memberikan wacana yang memberikan pengaruh terhadap
hubungan kemitraan wacana antara badan legeslatif daerah dengan badan
eksekutif daerah.
Dari uraian diatasm menunjukkan bahwa kemitraan yang dibangun oleh
pemerintahan Provinsi Jawa Timur terhadap program penempatan TKI di luar
negeri secara umum telah berjalan, senada dengan hal tersebut hendaknya perlu
adanya kesamaan pandangan dalam menyikapi dan kebijakan yang di ambil untuk
memperbaiki citra TKI asal Jawa Timur di luar negeri.
Balai pelayanan penempatan TKI Surabaya secara terus menerus dengan
mitra kerjanya berusaha secara terkoordinasiuntuk meningkatkan kuantitas dan
kualitas secara terus menerus mengarah pada penempatan TKI formal yang
membutuhkan permintaan kerja ( job order) dengan jenis jabatan yang lebih
menjanjikan dan profesional dengan imbalan gaji yang lebih baik dan
bermartabat.
Peluang pasar diluar negeri menjadi alternatif pilihan sehubungan dengan
nilai rupiah yang di harapkan dapat lebih menjajanjikan di banding dengan negara
negara tetangga, namun demikian persyaratan job order yang diminta
memerlukan midle kompetention yang memerlukan penjaringan yang ketat,
persyaratan serta biaya yang lebih besar. Sedangksn untuk pengembangan
penempatan TKI di berbagai negara telah di lakukan MoU pemerintah Republik
Indonesia dengan Australia di Canberra Kams pada tangal 4 Juni 2008 dan
Jordania dilaksanakan di Denpasar Bali tanggal 28 Juni 2008.
Program penempatan TKI di luar negeri memerlukan terobosan baru dan
kebijakan belateral yang mempunyai kepentingan sama, di satu sisi akan
menempatkan TKI sesuai dengan job order dan sisi lain akan menerima TKI
sebagai kebutuhan di negara tujuan. Dalam kontek ini seharusnya kedua negara
mempunyai kepentingan sama dalam mengimplementasi dari sebuah program ini.
Namun nempaknya negara pegnirim dalam hai ini pemerintnah Indonesia selaly
dimarjinalkan jika terjadi perselisihan antara TKI dan majikan dimana mereka
bekerja. Penempatan TKI semala ini masih menjadi pilihan dan sebagai
penyumbang devisa negara yang tidak sedikit nilainnya. Kontribusi semcam ini
menjadi bagian penting untuk dijadikan rujukan dalam upaya mengatasi
pengangguran dan kemiskinan yang semakin hari semakin tambah akibat
pertumubuhan penduduk yang belum terkendali sehingga secara alamiah akan
berpengaruh terhadap jumlah angkatan kerja yang besar.
Pemerintahan Provinsi Jawa Timur melalui Balai Pelayanan Penempatan
TKI (BP2TKI) Surabaya sebagai Unit Pelaksanaan Teknis dalam meningkat
kualitas dan kuantitas penempatan TKI ke luar negeri merupakan bagian utuh
pembangunan regional di bidang ketenagakerjaan yang tidak terpisahkan.
Penempatan TKI keputusan pemerintah pusat dalam upaya membangunan
bilateral bisang ketenagakerjaan khususnya penempatan tenaga kerja yang
semakin berkualitas dan profeisonal ke berbagai negara Afrika dan Asia Pasifik
dalam rangka : (1) Mengatasi pengangguran dalam negeri, (2) Hak untuk bekerja
di luar negeri dan (3) Sebagai dampak ekonomi global dan regional.
Mekanisme Pelayanan TKI. Balai Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja
Indonesia (BP2TKI) sebagai Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Tenaga Kerja
Provinsi Jawa Timur secara teknis mengikuti kebijakan pemerintah pusat untuk
melaksanakan program strategis penempatan dan perlindungan TKI ke luar negeri
, dengan menjalankan perannya: (1) menetapkan mekanisme pelayanan, (2)