Top Banner
SEKILAS TENTANG MEKANISME KOPING Dr. Suparyanto, M.Kes SEKILAS TENTANG MEKANISME KOPING 1. Definisi Mekanismie Koping Mekanisme koping merupakan tiap upaya yang di tujukan untuk penatalaksanaan stress, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan ego yang di gunakan untuk melindungi diri (Gail. W. Stuart, 2006) Mekanisme koping merupakan cara yang dilakukan oleh individu dalam menyelesaiakan masalah, menyesuaikan diri terhadap perubahan, respon terhadap situasi yang mengancam. Upaya individu ini dapat berupa kognitif , perubahan perilaku dan perubahan lingkungan yang bertujuan untuk menyelesaikan stress yang dihadapi. Kemampuan koping diperlukan manusia untuk mampu bertahan hidup di lingkungannya yang selalu berubah dengan cepat. Koping merupakan pemecahan masalah dimana seseorang menggunakannya untuk mengelola kondisi stress. Dengan adanya penyebab stress / stressor maka orang akan sadar dan tidak sadar untuk bereaksi untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam keperawatan konsep koping sangat perlu karena semua pasien mengalami stress, sehingga sangat perlu kemampuan untuk mengatasinya dan kemampuan koping untuk adaptasi terhadap stress yang merupakan faktor penentu yang terpenting dalam kesejahteraan manusia ( Keliat, 2007) Mekanisme koping merupakan perilaku tidak sadar yang memberikan perlindungan psikologis terhadap peristiwa yang menegangkan. Mekanisme ini digunakan seseorang untuk membantu melindungi terhadap perasaan yang tidak berdaya dan ansietas, kadang mekanisme pertahanan diri menyimpang dan tidak lagi mampu untuk membantu seseorang seseorang dalam menghadapi stressor. (Patricia & Anne Griffin, 2005) Mekanisme pertahanan ego adalah reaksi individu untuk memperlunak kegagalan, menghilangkan kecemasan, mengurangi perasaan yang
43

MEKANISME KOPING

Dec 21, 2015

Download

Documents

NurulDiniaPutri

mekanisme koping
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MEKANISME KOPING

SEKILAS TENTANG MEKANISME KOPINGDr. Suparyanto, M.Kes

SEKILAS TENTANG MEKANISME KOPING

1. Definisi Mekanismie KopingMekanisme koping merupakan tiap upaya yang di tujukan untuk penatalaksanaan stress, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan ego yang di gunakan untuk melindungi diri (Gail. W. Stuart, 2006)

Mekanisme koping merupakan cara yang dilakukan oleh individu dalam menyelesaiakan masalah, menyesuaikan diri terhadap perubahan, respon terhadap situasi yang mengancam. Upaya individu ini dapat berupa kognitif , perubahan perilaku dan perubahan lingkungan yang bertujuan untuk menyelesaikan stress yang dihadapi. Kemampuan koping diperlukan manusia untuk mampu bertahan hidup di lingkungannya yang selalu berubah dengan cepat. Koping merupakan pemecahan masalah dimana seseorang menggunakannya untuk mengelola kondisi stress. Dengan adanya penyebab stress / stressor maka orang akan sadar dan tidak sadar untuk bereaksi untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam keperawatan konsep koping sangat perlu karena semua pasien mengalami stress, sehingga sangat perlu kemampuan untuk mengatasinya dan kemampuan koping untuk adaptasi terhadap stress yang merupakan faktor penentu yang terpenting dalam kesejahteraan manusia ( Keliat, 2007)

Mekanisme koping merupakan perilaku tidak sadar yang memberikan perlindungan psikologis terhadap peristiwa yang menegangkan. Mekanisme ini digunakan seseorang untuk membantu melindungi terhadap perasaan yang tidak berdaya dan ansietas, kadang mekanisme pertahanan diri menyimpang dan tidak lagi mampu untuk membantu seseorang seseorang dalam menghadapi stressor. (Patricia & Anne Griffin, 2005)

Mekanisme pertahanan ego adalah reaksi individu untuk memperlunak kegagalan, menghilangkan kecemasan, mengurangi perasaan yang menyakitkan karena pengalaman yang tidak enak dan juga untuk mempertahankan perasaan layak serta harga diri. (W.F.Maramis. 2005)Koping itu sendiri dimaknai sebagai sebagai apa yang dilakukan oleh individu untuk menguasai situasi yang dinilai sebagai suatu tantangan atau luka atau kehilangan atau ancaman. Jadi koping lebih mengarah pada yang orang lakukan untuk mengatasi tuntutan – tuntutan yang penuh dengan tekanan atau yang membangkitkan emosi. Atau dengan kat lain koping adalah bagaimana reaksi orang ketika mengahadapi stress atau tekanan.(siswanto, 2007)

Koping adalah semua aktivitas kognitif dan motorik yang di lakukan ole orang sakit untuk mempertahankan integritas tubuh dan psikisnya, memulihkan fungsi tubuh yang rusak dan membatasi kerusakan yang tidak bisa di pulihkan.( Z.J.Lpowski. 2011)

Page 2: MEKANISME KOPING

Koping adalah perubahan kognitif perilaku secara konstan dalam upaya mengatasi tuntutan internal dan atau eksternal khusus yang melelahkan atau melebihi sumber individu. (Lazarus, 1976 dikutip siswanto)

Mekanisme koping adalah peroses yang dilalui oleh individu dalam menyelesaikan situasi yang mengancam dirinya baik fisik maupun psikologis.(Rasmun, 2004)

2. Macam-macam kopingKoping dapat diidentifikasi melalui respon manifestai ( tanda dan gejala) koping dapat dikaji melalui beberapa aspek yaitu fisiologis dan psikologis (Kelliat, 2007) koping yang efektif menghasilkan adaptif sedangkan yang tidak efektif menyebabkan maladaptif.

1. FisiologisManifestasi stress pada aspek fisik bergantung pada:a.Persepsi/ penerimaan individu pada stressb.Keefektifan pada strategi koping

2. PsikologisDalam aspek ini di bagi menjadi dua yaitu cara penyesuaian yang berorientasi pada tugas dan berorientasi pada pembelaan ego

a. Cara penyesuaian yang berorientasi pada tugasCara penyesuaian ini bertujuan menghadapi tuntutan secara sadar, realistic, obyektif, rasional.

Cara ini mungkin terbuka atupun mungkin terselubung dan dapat berupa:1). Serangan atau menghadapi tuntutan secara frontal2). Penarikan diri atau tidak tahu akan hal itu3). Kompromi

Umpamanya bila seseorang gagal dalam suatu usaha, maka mungkin ia akan bekerja lebih keras(serangan) atau menghadapinya secara terang terangan ataupun menarik diri dan tidak mau berusaha lagi(penarikan diri) atau mengurangi keinginannya lalu memilih jalan tengah (kompromi)

b. Cara penyesuaian yang berorientasi pada pembelaan ego atau pembelaan diri. Sering disebut mekanisme pertahanan mental. Reaksi ini berguna untuk melindung diri yang merupakan garis pertahanan jiwa pertama.

3. Jenis-jenis kopingLazarus membagi koping menjadi dua jenis, yaitu:1. Tindakan langsung (Direct Action) koping jenis ini adalah setiap usaha tingkah laku yang dijalankan oleh individu untuk mengatasi kesakitan dan luka. Ancaman atau tantangan dengan cara mengubah hubungan yang bermasalah dengan lingkungan. Individu menjalankan koping jenis direct action atau tindakan langsung bila dia melakukan perubahan posisi terhadap masalah yang di alami.

Page 3: MEKANISME KOPING

Ada empat macam koping jenis tindakan langsung:a. Mempersiapkan diri untuk menghadapi lukaIndividu melakukan langkah aktif dan antisipatif (beraksi) untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya dengan cara menempatkan diri secara langsung pada keadaan yang mengancam dan melakukan aksi yang sesuai dengan bahaya tersebut.

b. AgresiAgresi adalah tindakan yang dilakukan oleh individu dengan menyerang agen yang dinilai mengancam atau akan melukai. Agresi dilakukan bila individu merasa atau menilai dirinya lebih kuat atau berkuasa terhadap agen yang mengancam tersebut.

c. Penghidaran (Avoidance)Tindakan ini terjadi bila agen yang mengancam dinilai lebih berkuasa dan berbahaya sehingga individu memilh cara menghindari atau melarikan diri dari situasi yang mengancam tersebut

d. ApatiJenis koping ini merupakan pola orang yang putus asa. Apati dilakukan dengan cara individu  yang bersangkutan tidak bergerak dan menerima begitu saja agen yang melukai dan tidak ada usaha apa-apa untuk melawan ataupun melarikan diri dari situasi yang mengancam tersebut.

2. Peredaan atau Peringanan (pallitation) koping jenis ini mengacu pada mengurangi  atau menghilangkan atau mentoleransi tekanan-tekanan kebeutuhan atau fisik, motorik atau gambaran afeksi dari tekanan emosi yang dibangkitkan oleh lingkungan yang bermasalah. Atau bisa di artikan bahwa bila individu menggunakan koping jenis ini, posisinya dengan masalah relatif tidak berubah, yang berubah adalah diri individu, yaitu dengan cara merubah persepsi atau reaksi emosinya.

Ada 2 macam koping jenis peredaan atau pallitation:a. Diarahkan pada gejala (Symptom Directed Modes)Macam koping ini digunakan bila gejala-gejala gangguan muncul dari diri individu, kemudian individu melakukan tindakan dengan cara mengurangi gangguan yang berhubungan dengan emosi-emosi yang disebabkan oleh tekanan atau ancaman tersebut.

b. Cara Intrapsikis ( Intrapsykis Modes)Koping jenis ini peredaan dengan cara intra psikis adalah cara-cara yang menggunakan perlengkapan-perlengkapan psikologis kita, yang biasa dikenal dengan istilah defense mechanism ( mekanisme pertahanan diri)

Macam-macam mekanisme pertahanan diri (defense mechanism atau pembelaan ego)1.    Fantasi: Memuaskan keinginan yang terhalang dengan prestasi dan khayalan.

Page 4: MEKANISME KOPING

2.    Penyangkalan: Melindungi diri sendiri terhadap kenyataan yang tak menyenangkan, dengan menolak menghadapi hal itu, sering dengan melarikan diri seperti menjadi sakit atau kesibukan dengan hal-hal lain.

3.    Rasionalisasi: Berusaha membuktikan bahwa perilakunya itu masuk akal dan dapat dibenarkan sehingga dapat di setujui oleh diri sendiri dan masyarakat.

4.    Identifikasi: Menambah rasa harga diri, dengan menyamakan dirinya dengan orang atau institusi yang mempunyai nama

5.    Introyeksi: Menyatukan nilai dan norma luar dengan sturktur egonya sehingga individu tidak tergantung pada belas kasihan, hal-hal itu yang dirasakn sebagai ancaman luar.

6.    Represi: Mencegah pikiran yang menyakitkan atau berbahaya masuk ke alam sadar.7.    Regresi : Mundur ke tingkat perkembangan yang lebih rendah, dengan respon yang

kurang matang dan biasanya dengan aspirasi yang kurang.8.    Proyeksi: menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau keinginannya yang

tidak baik.9.    Penyusunan reaksi: Mencegah keinginan yang berbahaya, bila di ekspresikan dengan

melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakannya sebagai rintangan.

10. Sublimasi: Mencari pemuasan atau menghilangkan keinginan sexual dalam kegiatan non sexual

11. Kompensasi: Menutupi kelemahan, dengan menonjolkan sifat yang dinginkan atau pemuasan secara berlebihan dalam suatu bidang karena mengalami frustasi dalam bidang lain.

12. Salah pindah: Melepaskan perasaan yang terkekang, biasanya permusuhan, pada obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya membangkitkan emosi itu.

13. Pelepasan: Menebus dan dengan demikian meniadakan keinginan atau tindakan yang tak bermoral.

14. Penyekatan emosional: Mengurangi keterlibatan ego dan menarik diri menjadi pasif untuk melindungi diri sendiri dari kesakitan.

15. Isolasi: memutuskan pelepasan afektif karena keadaan yang menyakitkan atau memisahkan sikap-sikap yang bertentangan, dengan tembok-tembok yang tahan logika.

16. Simpatisme: berusaha memperoleh simpati dari orang lain dan demikian menyokong rasa harga diri, meskipu  gagal.

17. Pemeranan: Menurangi kecemasan yang dibangkitkan oleh keinginan yang terlarang, dengan membiarkan ekspresinya. (W.F.Maramis, 2005)

Pada dasarnya mekanisme pertahanan diri terjadi tanpa disadari dan bersifat membohongi diri sendiri terhadap realita yang ada, baik realita yang ada diluar (fakta atau kebenaran) maupun realita yang ada di dalam ( dorongan atau impuls atau nafsu). Mekanisme pertahanan bersifat menyaring realita yang ada sehingga individu bersangkutan tidak bisa memahami hakekat dari keseluruhan realita yang ada. Ini membuat sebagian besar ahli menyatakan koping jenis mekanisme pertahanan diri merupakan yang tidak sehat kecuali sublimasi.

Page 5: MEKANISME KOPING

Mekanisme pertahanan tidak dapat disadari, akan dapat disadari melalui refleksi diri yang terus menerus. Dengan cara begitu individu bisa mengetahui jenis meekanisme pertahanan diri yang biasa dilakukan dan kemudian menggantikannya dengan koping yang lebih konstruktif.

4. Jenis-jenis koping yang konstruktif atau yang sehatHarber & Runyon (1984) yang di kutip dalam siswanto menyebutkan jenis-jenis koping yang di anggap konstruktif, yaitu:

1. Penalaran (Reasioning)Yaitu pengguanaan kemampuan kognitif untuk mengeksplorasi berbagai macam alternatif pemecahan masalah dan kemudian memilh salah satu alternative yang di anggap paling menguntungkan. Individu secara sadar mengumpulkan berbagai informasi yang relevanberkaitan dengan persoalan yang di hadapi, kemudian membuat alternatif-alternatif pemecahannya, kemudian memilh alternatif yang paling  menguntungkan dimana resiko kerugiannya paling kecil dan keuntungan yang di peroleh paling besar.

2. ObjektifitasYaitu kemampuan untuk membedakan antara-antara komponen emosional dal logis dalam pemikiran, penalaran, maupun tingkah laku. Kemampuan untuk melakukan koping jenis ini masyarakat individu yang bersangkutan memiliki kemampuan untuk mengelola emosinya sehingga individu mampu memilah dan membuat keputusan yang tidak semata di dasari oleh pengaruh emosi.

3. KonsentrasiYaitu kemampuan untuk memusatkan perhatian secara penuh pada pesoalan yang sedang di hadapi.

4. HumorYaitu kemampuan untuk melihat segi yang lucu dari persoalan yang sedang dihadapi, sehingga perspektif persoalan tersebut menjadi lebih luas, terang dan tidak terasa sebagai menekan lagi ketika dihadapi dengan humor. Humor memungkinkan individu yang bersangkutan untuk memandang persoalan dari sudut manusiawinya, sehingga persoalan di artikan secara baru, yaitu sebagai persoalan yang biasa, wajar dan dialami oleh orang lain juga.

5. SupresiYaitu kemampuan untuk menekan reaksi yang mendadak terhadap situasi yang ada sehingga memberikan cukup waktu untuk lebih menyadari dan memberikan reaksi yang lebih konstruktif. Koping supresi juga mengandaikan individu memililki kemampuan untuk mengelola emosi sehingga pada saat tekanan muncul , pikiran sadarnya tetap bisa melakukan control secara baik

6. Ambiguitas

Page 6: MEKANISME KOPING

Yaitu kemampuan untuk memahami bahwa banyak hal dalam kehidupan yang bersifat tidak jelas dan oleh karenanya perlu memberikan ruang bagi ketidakjealasan tersebut. Kemampuan melakukan toleransi mengandaikan individu sudah memiliki perspektif hidup yang matang, luas dan memeiliki rasa aman yang cukup.

7. EmpatiYaitu kemampuan untuk melihat sesuatau dari pandangan orang lain. Kemampuan empati ini memungkinkan individu mampu memperluas dirinya dan mengahayati perspektif pengalaman orang lain sehingga individu yang bersangkutan menjadi semakin kaya dalam kehidupan batinnya.

APA (1994) yang menerbitkan DSM-IV juga menyebutkan sejumlah koping yang sehat merupakan bentuk penyesuaian diri yang paling tinggi dan paling baik dibandingkan dengan jenis koping lainnya. Maka jenis koping yang sehat lainnya adalah:

1. AntisipasiAntisipasi merupakan berkaitan dengan kesiapan mental individu untuk menerima suatu perangsang. Ketika individu berhadap dengan konflik – konflik emosional atau pemicu stress baik dari dalam maupun dari luar, dia mampu mengantisipasi akibat dari konflik atau stress tersebut dengan cara menyediakan alternatif respon atau solusi yang paling sesuai.

2. AfiliasiAfiliasi berhubungan dengan kebutuhan untuk berhubungan atau bersatu dengan orang lain dan bersahabat dengan mereka. Dia mampu mencari sumber-sumber dari orang lain dan mendapatkan dukungan dan pertolongan.

3. AltruismeMerupakan salah satu bentuk koping dengan cara mementingkan kepentingan orang lain.

4. Penegasan diri (self assertion)Individu berhadapan dengan konflik emosional yang menjadi pemicu stress dengan cara mengekspresikan perasaan dan pikiran secara langsung tetapi dengan cara yang tidak memaksa atau memanipulasi orang lain.

5. Pengamatan diri( self observation)Pengamatan diri sejajar dengan introspeksi, yaitu individu melakukan pengujian secara objektif  peroses – peroses kesadaran sendiri atau mengadakan pengamatan terhadap tingkah laku, motif, ciri, sifat sendiri, dan setrusnya untuk mendapatkan pemahaman mengenai diri sendiri yang semakin dalam.

5. Sumber kopingMenurut Wiscar dan Sandra Sumber koping terdiri menjadi 2 faktor. Faktor dari dalam (internal) dan faktor dari luar (eksternal).

Page 7: MEKANISME KOPING

1. Faktor dari dalam meliputi : umur dimana semakin tinggi umur koping individu semakin baik, kesehatan dan energi , system kepercayaan termasuk kepercayan ekstensial (iman, kepercayaan, agama) komitmen atau tujuan hidup, pengalaman masa lalu, tingkat pengetahuan atau pendidikan semakin tinggi individu mudah untuk mencari informasi, jenis kelamin perempuan lebih sensitive dari laki-laki, perasaan seseorang seperti harga diri, control dan kemahiran, keterampilan, pemecahan masalah. Teknik pertahanan, motivasi

2. Faktor dari luar meliputi: dukungan sosial, sumber material atau pekerjaan, pengaruh dari orang lain, media massa. Dukungan sosial sebagai rasa memiliki informasi terhadap seseorang atu lebih dengan tiga ktegori yaitu dukungan emosi dimana seseorang merasa dicintai, dukungan harga diri dimana mendapat pengakuan dari orang lain akan kemampuan yang dimiliki, perasaan memiliki dalam sebuah kelompok.

6. Penggolongan mekanisme kopingMekanisme koping berdasarkan penggolongannya dibagi menjadi 2 (dua) (Stuart dan Sundeen, 1995), yaitu:

a. Mekanisme Koping AdaptifMekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan.

b. Mekanisme Koping MaladaptifMekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan.Menurut Stuart & Sudden rentang mekanime koping digambarkan sebagai berikut:                                      Sekema Mekanisme Koping

Jadi karakteristik mekanisme koping adalah sebagai berikut:a.Adaptif, jika memenuhi keriteria sebagai berikut:1.Masih mengontrol emosi pada dirinya dengan cara berbicara pada orang lain2.Melakukan aktifitas yang kontruktif3.Memiliki persepsi yang luas4.Dapat menerima dukungan dari orang lain5.Dapat memecahkan masalah secara efektif

b.Maladaptif1.Perilaku cenderung merusak2.Melakukan aktifitas yang kurang sehat seperti obat-obatan dan alkohol.3.Tidak mampu berfikir apa-apa atudisorientasi4.Perilaku cenderung menghindar atau menarik diri5.Tidak mampu menyelesaikan masalah. (Stuart & Sudden, 2008)

7. Strategi kopingPara ahli menggolongkan dua strategi koping yang biasanya di gunakan oleh individu:

Page 8: MEKANISME KOPING

1. Problem-solving focused copingDimana individu secara aktif mencari penyelesaian masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stress.

2. Emotion-focused copingDimana individu melibatkan usaha-usaha untuk mengatur emosinya dalam rangaka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan di timbulkan suatu kondisi dari suatu tekanan.

8. Faktor yang mempengaruhi kopingCara individu menangani situasi yang mengandung tekanan ditentukan oleh sumber daya individu, yaitu:

1. Kesehatan fisikMerupakan hal yang penting karena dalam hal mengatasi stress individu dituntut menggunakan energy yang lebih besar.

2. Keyakinan atau pandangan positifKeyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting yang akan mengarahkan individu pada ketidak berdayaan yang akan menurunkan kemampuan strategi koping.

3. Keterampilan memecahkan masalahKetrampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah, dengan tujuan untuk alternative tindakan.

4. Keterampilan sosialKeterampilan ini meliputi kemampuan berkomunikasi dan bertingkah laku sesuai norma sosial di masyarakat

5. Dukungan sosialDukungan ini meliputi pemenuhan kebutuhan informasi dan emosional serta pengaruh dari orang lain( teman, keluarga, guru, petugas kesehatan, dll)

6. Materi atau PekerjaanLingkungan pekerjaan dapat menjadikan sesorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.

7. UmurUmur mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah umur akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik

8. Jenis kelaminBahwa jenis kelamin adalah faktor penting dalam perkembangan koping seseorang.

Page 9: MEKANISME KOPING

9. PendidikanBimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.(ahyarwahyudi,2010)

9. Metode kopingAda dua metode koping yang digunakan oleh individu dalam mengatasi masalah psikologis seperti yang dikemukakan oleh Bell, 1977 yang di kutip Rasmun, dua metode tersebu antara lain:

1. Metode koping jangka panjang, cara ini adalah konstruktif dan merupakan cara efektif dan realistis dalam menangani masalah psikologis dalam kurun waktu yang lama.

Contohnya adalah:1.    Berbicara dengan orang lain”curhat” (curah pendapat dari hati ke hati) dengan teman,

keluarga, atau profesi tentang masalah yang di hadapi.2.    Mencoba mencari informasi lebih banyak tentang masalah yang di hadapi.3.    Menghubungkan situasi atau masalah yang sedang dihadapi dengan kekuatan

supranatural.4.    Melakukan latihan fisik untuk mengurangi ketegangan atau masalah.5.    Membuat berbagai alternatif tindakan atau untuk mengurangi situasi6.    Mengambil pelajaran dan peristiwa atau pengalaman masa lalu.

2. Metode jangka pendek, cara ini digunakan untuk mengurangi stress atau ketegangan psikologis dan cukup efektif untuk waktu sementara, tetapi tidak efektif untuk di gunakan dalam jangka panjang.

Contohnya adalah:1.    Menggunakan alcohol atau obat2.    Melamun atau fantasi3.    Mencoba melihat asoek humor dari situasi yang tidak menyenangkan4.    Tidak ragu, dan merasa yakin bahwa semua akan kembali stabil.5.    Banyak tidur6.    Banyak merokok7.    Menangis8.    Beralih pada aktifitas lain agar dapat melupakan masalah. (Rasmun,2004)

10. Tipe Skala Pengukuran KopingSkala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono, 2010).

Page 10: MEKANISME KOPING

Berbagai skala koping yang dapat digunakan untuk penelitian Administrasi, pendidikan dan sosial antara lain adalah:

1.Skala likertSkala likert di gunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah di tetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.  Dengan skal likert, maka variabel yang akan di ukur di jabarkan menjadi indicator variabel. Kemudian indicator tersebut di jadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Jawaban setiap instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif samapai sangat negative, yang dapat berupa kata-kata antara lain:a.Sangat setuju                             a. Selalub.Setuju                                         b. Seringc.Ragu- ragu                                 c. Kadang-kadangd.Tidak setuju                               d. Tidak pernahe.Sangat tidak setuju

a.Sangat positif                             a. Sangat baikb.Positif                                         b. Baikc.Negatif                                        c. Tidak baikd.Sangat negative                          d. Sangat tidak baik

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat di beri skor, misalnya:1.Setuju/ Selalu/ Sangat positif diberi skor                     52.Setuju / Sering / positif diberi skor                     43.Ragu-ragu/ Kadang-kadang/ Netral di beri skor         34.Tidak setuju/ Hampir tidak pernah/ Negatif di beri skor         25.Sangat tidak setuju/ Tidak pernah di beri skor                        1

Pernyataan negatif1.Setuju / Selalu / Sangat positif diberi skor       12.Setuju / Sering / Positif di beri skor       23.Ragu-ragu / Kadang-kadang / Netral di beri skor       34.Tidak setuju/ Hampir tidak pernah/ negative di beri skor      45.Sangat tidak setuju/ Tidak pernah di beri skor            5

Tingkatan koping dinilai dari hasil jawaban kuesioner dengan Model Skala Likert yang dikategorikan menjadi koping positif atau adaptif dan negatif atau maladaptif. Agar perbandingan itu mempunyai arti, haruslah dinyatakan dalam satuan deviasi standar kelompok itu sendiri yang berarti harus mengubah skor individual menjadi skor standar. Salah satu skor standar yang biasanya digunakan dalam skala model likert adalah skor T, yaitu :

Keterangan :

Page 11: MEKANISME KOPING

Skor responden pada skala koping yang hendak diubah menjadi skor   T = Mean skor kelompoks = Deviasi standar skor kelompokUntuk mengetahui koping responden relatif lebih positif atau adaptif  bila nilai T > mean T sedangkan pada koping relatif negatif atau maladaptif bila T≤ mean T, yaitu kopinf adaptif  jika T skor > 50, koping maladaptif jika T skor ≤ 50 (Azwar, 2011).

DAFTAR PUSTAKA

1.    Ahyarwahyudi.2010. Konsep Diri dan Mekanisme Koping dalam Proses Keperawatan.Wordpress.com(Online)(diaksespadatang11 februari2010)

2.    Alimul, H. aziz. 2007. Riset Keperawatan & Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika.

3.    Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta4.    Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitain Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.5.    Depkes RI. 2007. Buku Pedoman Nasional Pengendalian Penyakit Kusta. Jakarta:

Bhakti Husada.6.    Djuanda, Adhi. 2008 (Ed. 5. Cet. 3). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Penerbit

FK Universitas Indonesia7.    Gail W. Stuart. 2006. (Ed. 5.Cet 1). Buku Saku Keperawatan jiwa. Jakarta : EGC8.    Harahap, Marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Penerbit Hipokrates9.    Jajeli, Rois. 2012. Jatim Peringkat Pertama Jumlah Penderita Kusta di Indonesia,

(Online), http://surabaya.detik.com (diakses: tanggal 6 April 2012)10. Notoadmojo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.11. Nursalam. 2008. (Edisi 2). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.12. Nursalam. 2011. (Edisi 2). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika13. Potter, Patricia A.; Perry, Anne Griffin. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:

konsep, proses, dan praktik. Jakarta: Penerbit EGC14. Rasmun, 2004. Stres, Koping dan Adaptasi, Sagung Seto, Jakarta.15. Siswanto.2004 Kesehatan Mental, konsep, cakupan dan perkembangannya. CV. Andi

Offeset, Yogyakarta16. Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. dan R&D. Bandung: Alfabeta.17. Syahrial. 2010. Chapter I, (Online), http://repository.usu.ac.idf (diakses: 29 April 2012)18. W.F.Maramis. 2005. Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press: Surabaya19. Zulkifli. 2003. Penyakit Kusta dan Masalah yang Ditimbulkannya. Sumatra Utara:

Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara, (Online) http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-zulkifli2.pdf (diakses : tanggal 10 April 2012)

Page 12: MEKANISME KOPING

Tulisan tiga

Pengertian coping dan jenis-jenis stress coping (koping) stress

Ψ  Definisi CopingStrategi  coping merupakan suatu upaya individu untuk menanggulagi stress yang menekan akibat masalah yang dihadapinya dengan cara melakukan perubahan kognitif maupun perilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya sendiri.Coping yang efektif untuk dilaksanakan adalah coping yang membantu seseorang untuk mentoleransi dan menerima situasi menekan dan tidak merisaukan tekanan yang tidak dapat dikuasainya (lazarus dan folkman).

Ψ  Jenis-jenis Koping Stressa. Koping psikologispada umunya gejala yang ditimbulkan akibat stress psikologis tergantung pada dua factor, yaitu:

1. bagaimana persepsi atau penerimaan individu terhadap stressor, artinya seberapa berat ancaman yang dirasakan individu tersebut terhadap stressor yang diterimanya.

2. keefektifan strategi koping yang digunakan oindividu, artinya dalam menghadapi stressor, jika strategi yang digunakan efektif maka menghasilkan adaptasi yang baik dan menghasilkan suatu pola baru dalam kehidupan, tetapi jika sebaliknya dapat mengakibatkan gangguan kesehatan fisik maupun psikologis.

b. Koping psiko-sosialyang biasa dilakukan individu dalam psiko-sosial adalah menyerang, menarik diri, dan kompromi.

1. perilaku menyerangIndividu menggubakan energinya untuk melakukan perlawanan dalam rangka mempertahankan integritas pribadinya. Perilaku yang ditampilkan dapat merupakan tindakan konstruktif maupun destruktif. Destruktif yaitu tindakan agresif (menyerang) terhadap sasaran atau objek dapat berupa benda, barang, orang atau bahkan terhadap dirinya sendiri. Sedangkan sikap bermusuhan yang ditampilkan adalah berupa rasa benci, dendam, dan marah yang memanjang. Sedangkan tindakan yang konstruktif adalah upaya individu dalam menyelesaikan masalah secara asertif. Yaitu mengungkapkan dengan kata-kata terhadap rasa ketidaksenangannya.

2. perilaku menarik diriMenarik diri adalah perilaku yang menunjukkan pengasingan diri dari lingkungan dan orang lain, jadi secara fisik dan psikologis individu secara sadar meninggalkan lingkungan yang menjadi sumber stressor. Misalnya: individu melarikan diri dari stress,

Page 13: MEKANISME KOPING

menjauhi sumber beracun, polusi, dan sumber infeksi. Sedangkan reaksi psikologois individu menampilkan diri seperti apatis, pendiam dan munculnya perasaan tidak berminat yang menetap pada individu.

3. KompromiKompromi adalah merupakan sikap konstruktif yang dilakukan oleh individu untuk menyelesaikan masalah, lazimnya kompromi dilakukan dengan cara bermusyawarah atau negosiasi untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, secara umum kompromo dapat mengurangi ketegangan dan masalah dapat diselesaikan.Kaitan antara koping dengan mekanisme pertahanan  diri (defense mechanism), ada ahli yang melihat defense mechanism sebagai salah satu jenis koping (lazarus, 1976). Ahli lain melihat antara koping dan mekanisme pertahanan diri sebagai dua hal yang berbeda. (harber dan runyon, 1984).                    

Ψ  Jenis-jenis koping yang konstruktif dan positif (sehat)Jenis-jenis koping yang konstruktif atau positif (sehat) Harmer dan Ruyon (1984), menyebutkan jenis-jenis koping yang dianggap konstruktif yaitu:

1. Penalaran (reasoning)Yaitu penggunaan kognitif untuk mengeksplorasi berbagai macam alternative pemecahan masalah dan kemudian memilih salah satu alternative yang dianggap paling menguntungkan.individu secara sadar mengumpulkan berbagai informasi yang relevan berkaitan dengan persoalan yang dihadapi, kemudian membuat alternative-alternatif pemecahannya, kemudian memilih alternative yang paling menguntungkan resiko kerugiannya paling kecil dan keuntungannya yang diperoleh paling besar.

2. ObjektifitasYaitu kemampuan untuk membedakan antara komponen-komponen emosional dan logis dalam pemikiran,dan penalaran maupun tingkah laku. Kemampuan ini juga meliputi kemampuan untuk membedakan antara pikiran-pikiran yang berhubungan dengan persoalan dengan yang tidak berkaitan. Kemampuan untuk melakukan koping jenis obyektifitas mensyaratkan individu yang bersangkutan memiliki kemampuan mengelola emosinya sehingga individu mampu memilih dan membuat yang tidak semata didasari oleh pengaruh emosi.

3. KonsentrasiYaitu kemampuan untuk memusatkan perhatian secara penuh pada persoalan yang dihadapi. Konsentrasi memungkinkan individu untuk terhindar dari pikiran-pikiran yang mengganggu ketika berusaha untuk memecahkan persoalan yang sedang dihadapi. Pada kenyataanya, justru banyak individu yang tidak mampu berkonsentrasi ketika menghadapi tekanan. Perhatian mereka malah terpecah-pecah dalam berbagai arus pemikiran yang justru membuat persoalan yang menjadi semakin kabur dan tidak terarah.

Page 14: MEKANISME KOPING

4. Penegasan diri (self assertion)Individu berhadapan dengan konflik emosional yang menjadi pemicu strss dengan cara mengekspresikan perasaan-perasaan dan pikiran-pikirannya secara langsung tetapi dengan cara yang tidak memaksa atau memanipulasi orang lain. menjadi assertif tidak sama dengan tindakan agresi. Sertif adalah menegaskan apa yang dirasakan, dipikiran oleh individu yang bersangkutan, namun dengan menghormati dengan pemikiran dan perasaan orang lain. dewasa ini pelatihan-pelatihan dibidang asertifitas mulai banyak dilakukan untuk memperbaiki relasi antar manusia.

5. Pengamatan diri (self observation)Pengamatan diri sejajar dengan introspeksi, yaitu individu melakukan pengujian secara objektif proses-proses kesadaran sendiri atau mengadakan pengamatan terhadap tingkah laku,motif,cirri, sifat sendiri, dan seterusnya untuk mendapatkan pemahaman mengenai diri sendiri yang semakin mendalam. Pengamatan diri mengandaikan individu memiliki kemampuan untuk melakukan transedensi, yaitu kemampuan untuk membuat jarak antara diri yang diamati dengan diri yang mengamati.  Perkembangan kognitif dan latihan-latihan melakukan introspeksi yang dilakukan sejak remaja, akan mempertajam untuk melakukan pengamatan diri.

Sumberhttp://azmisahabudin.wordpress.com/2012/10/17/strategi-coping-dalam-psikologihttp://edwardedo10.blogspot.com/2013/04/tulidan-3.htmlhttp://bpi-uinsuskariau3.blogspot.com/2011/03/mekanisme-koping.htmlhttp://siskamega.blogspot.com

Page 15: MEKANISME KOPING

Strategi Coping Dalam PsikologiDitulis pada Oktober 17, 2011

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Setiap manusia pasti mempunyai masalah, dari yang terkecil sampai yang

terbesar. Semuanya tergantung akan indvidu yang menjalani. Ada berbagai

metode dalam menyelesaikan, menghadapi, menghindari, ataupun

meminimalisir suatu masalah, akan tetapi tidak jarang kta menemui seseorang

yang takut menghadapi suatu permasalahan dan tidak mencari jalan keluar

yang bijak. Jika seorang indivdu salah atau kurang tepat dalam mengcoping

suatu permasalahan, maka hasilnyapun akan kurang memuaskan, bahkan dapat

menimbulakn gangguan dalam pikiran dan kejiwaannya, seperti depresi, stres

dan gila

Coping ini secara bahasa mempunyai makna menanggggulangi, menerima

menguasai segala sesuatuyang berangkutan dengan diri kita sendiri. Untuk

mengendalikan emosi bisa dilakukan dengan banyak cara, diantaranya dengan

model penyesuaian, pengalihan dan coping.

Strategi coping itu sendiri dapat diartikan sebuah cara atau prilaku individu

untuk menyelesaikan  suatu permasalahan.sedangkan macam-macam copng itu

sendiri menurut Santrock (1996)

1. strategi pendekatan (approach strategy)

yaitu usaha kogntif untuk memahami penyebab stres atau stressor dan  usaha

untuk menangani hal tersebut dengan cara menghadapinya

Page 16: MEKANISME KOPING

1. strategi menghindar (avoidance strategy)

yaitu usaha kognitif untuk menyangkal atau meminimalisir stessor yang muncul

dalam prilaku dengan cara menghindar dari hal tersebut

Bentuk-bentuk strategi coping yaitu :

1. perilaku coping yang beorientasi pada masalah (problem focused coping-

PFC) yaitu strategi kognitif dalam penanganan stress/ strategi kognitif yang

digunakan individu dalam rangka menangani masalahnya.

2. perilaku coping yang berorientasi pada emosi (emotion focused coping-

EFC) yaitu strategi penanganan stress dimana individu  memberikan

respon terhadap situasi stress dengan cara emosional.

faktor yang mempengaruhi coping

1. karakteristik situasional

2. faktor lingkungan

3. faktor personal atau perbedaan individu

Rumusan Masalah

1. apa pengertian strategi coping?

2. apa saja jenis-jenis coping?

3. faktor-faktor apa yang mempengaruhi coping?

Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui tentang pengertian strategi coping

2. Untuk mengetahui tentang jenis-jenis coping

Untuk mengetahui faktpr-faktor yang mempengaruhi

 PEMBAHASAN

Ψ “Definisi Strategi Coping” Ψ

Banyak definisi yang dilontarkan oleh para pakar psikolo0gi guna mengartikan

coping, bisa diartikan strategi coping menunjuk pada berbagai upaya , baik

mental maupun perilaku, untuk menguasai, mentoleransi, mengurangi, atau

minimalisasikan suatu situasi atau kejadian yang penuh tekanan.

Lazarus mendefinisikan coping sebagai suatu cara suatu individu untuk

mengatasi situasi atau masalah yang dialami baik sebagai ancaman atau suatu

tantangan yang menyakitkan. Dengan perkataan lain strategi coping

Page 17: MEKANISME KOPING

merupakan suatu proses dimana individu berusaha untuk menanggani dan

menguasai situasi stres yang menekan akibat dari masalah yang sedang

dihadapinya dengan cara melakukan perubahan kognitif maupun perilaku guna

memperoleh rasa aman dalam dirinya.

Umumnya coping strategi  dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang

untuk mengatasi berbagai permasalahan yang melingkupi kehidupannya. dan

coping dipandang sebagai suatu usaha untuk menguasai situasi tertekan, tanpa

memperhatikan akibat dari tekanan tersebut. Namun ingat coping dukanlah

suatu usaha untuk menguasai seluruh situasi yang menekan, karena tidak

semua situasi tertekan dapat benar-benar dikuasai.

Kesimpulannya, strategi coping merupakan suatu upaya indivdu untuk

menanggulangi situasi stres yang menekan akibat masalah yang dihadapinya

dengan cara melakukan perubahan kogntif maupun prilaku guna memperoleh

rasa aman dalam dirinya sendiri,

Coping yang efektif umtuk dilaksanakan  adalah coping yang membantu

seseorang untuk mentoleransi dan menerima situasi menekan dan tidak

merisaukan tekanan yang tidak dapat dikuasainya (lazarus dan folkman).

Ψ “Jenis-Jenis Strategi Coping” Ψ

Menurut lazarus dan folkman,  ada 2 jenis strategi coping, yaitu:

v  problem-solving focused coping, dimana individu secara aktif mencari

penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang

menimbulkan stress, dan dipaparkan para ahli bahwa aspek-aspek yang

digunakan individu di bagi menjadi lima, sebagai berikut:

ü  Distancing , ini adalah suatu bentuk coping yang sering kita temui, yaitu

usaha untuk menghindar dari permasalahan dan menutupinya dengan

pandangan yang positf, dan seperti menganggap remeh/lelucon suatu masalah .

ü  Planful Problem Solving, atau perencanaan, individu membentuk suatu

strategi dan perencanaan menghilangkan dan mengatasi stress, dengan

melibatkan tindakan yang teliti, berhati-hati, bertahap dan analitis.

ü  Positive Reapraisal, yaitu usah untuk mencar makna positif dari

permasalahan dengan pengembangan diri, dan stategi ini terkadang melibatkan

hal-hal religi.

Page 18: MEKANISME KOPING

ü  Self Control, merupakan suatu bentuk dalam penyelesaian masalah dengan

cara menahan diri, mengatur perasaan, maksudnya selalu teliti dan tidak

tergesa dalam mengambil tindakan.

ü  Escape, usaha untuk menghilangkan stress dengan melarikan diri dari

masalah, dan beralih pada hal-hal lain, seperti merokok, narkoba, makan

banyak dll

v  Emotion-Focused Coping, dimana individu melibatkan usaha-usaha untuk

mengatur emosinya dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang

akan diitmbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang penuh tekanan. Berikut

adalah aspek-aspeknya:

ü  Self Control, merupakan suatu bentuk dalam penyelesaian masalah dengan

cara mengendalikan dri, menahan diri, mengatur perasaan, maksudnya selalu

teliti dan tidak tergesa dalam mengambil tindakan.

ü  Seeking Social Support (For Emotional Reason), adalah suatu cara yang

dilakukan individu dalam menghadap masalahnya dengan cara mencari

dukungan sosial pada keluarga atau lingkungan sekitar, bisa berupa simpati dan

perhatian.

ü  Positive Reinterpretation, respon dari suatu individu  dengan cara

merubah dan mengembangkan dalam kepribadiannya, atau mencoba

mengambil pandangan positif dari sebuah masalah (hikmah),

ü  Acceptance, berserah diri, individu menerima apa yang terjadi padanya atau

pasrah, karena dia sudah beranggapan tiada hal yang bisa dilakukannya lagi

untuk memecahkan masalahnya.

ü  Denial (avoidance), pengingkaran, suatu cara individu dengan berusaha

menyanggah dan mengingkari dan melupakan masalah-masalah yang ada pada

dirinya.

Hasil penelitian membuktikan bahwa individu menggunakan kedua cara

tersebut untuk mengatasi berbagai masalah yang menekan dalam berbagai

ruang lingkup kehidupan sehari-hari (Lazarus & Folkman, 1984).

Faktor yang menentukan strategi mana yang paling banyak atau sering

digunakan sangat tergantung pada kepribadian seseorang dan sejauhmana

tingkat stres dari suatu kondisi atau masalah yang dialaminya.

Page 19: MEKANISME KOPING

Contoh: seseorang cenderung menggunakan problem-solving focused

coping dalam menghadapai masalah-masalah yang menurutnya bisa dikontrol

seperti masalah yang berhubungan dengan sekolah atau pekerjaan; sebaliknya

ia akan cenderung menggunakan strategi emotion-focused coping ketika

dihadapkan pada masalah-masalah yang menurutnya sulit dikontrol seperti

masalah-masalah yang berhubungan dengan penyakit yang tergolong berat

seperti kanker atau Aids.

Hampir senada dengan penggolongan jenis coping seperti dikemukakan di atas,

dalam literatur tentang coping juga dikenal dua strategi coping ,yaitu active &

avoidant coping strategi (Lazarus mengkategorikan menjadi Direct Action &

Palliative).

Active coping merupakan strategi yang dirancang untuk mengubah cara

pandang individu terhadap sumber stres,

Avoidant Coping merupakan strategi yang dilakukan individu untuk

menjauhkan diri dari sumber stres dengan cara melakukan suatu aktivitas atau

menarik diri dari suatu kegiatan atau situasi yang berpotensi menimbulkan

stres.

Apa yang dilakukan individu pada avoidant coping strategi sebenarnya

merupakan suatu bentuk mekanisme pertahanan diri yang sebenarnya dapat

menimbulkan dampak negatif bagi individu karena cepat atau lambat

permasalahan yang ada haruslah diselesaikan oleh yang bersangkutan.

Permasalahan akan semakin menjadi lebih rumit jika mekanisme pertahanan

diri tersebut justru menuntut kebutuhan energi dan menambah kepekaan

terhadap ancaman.

Ψ “Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Coping” Ψ

Cara individu menangani situasi yang mengandung tekanan ditentukan oleh

sumber daya individu yang meliputi kesehatan fisik/energi, keterampilan

memecahkan masalah, keterampilan sosial dan dukungan sosial dan materi.

Menurut lazarrus dan folkman faktor yang mempengaruhi strategi coping dari

luar atau dari dalam ada enam, yaitu:

Kesehatan Fisik

Page 20: MEKANISME KOPING

Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha mengatasi

stres individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup besar

Keyakinan atau pandangan positif

Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti

keyakinan akan nasib (eksternal locus of control) yang mengerahkan individu

pada penilaian ketidakberdayaan (helplessness) yang akan menurunkan

kemampuan strategi coping tipe : problem-solving focused coping

 

Keterampilan Memecahkan masalah

Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa

situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif

tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan

hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan

melakukan suatu tindakan yang tepat.

 

Keterampilan sosial

Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan bertingkah laku

dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku

dimasyarakat.

Dukungan sosial

Dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan

emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota keluarga

lain, saudara, teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya

Materi

Dukungan ini meliputi sumber daya daya berupa uang, barang barang atau

layanan yang biasanya dapat dibeli.

KESIMPULAN

Page 21: MEKANISME KOPING

Dengan keterangan yang telah dipaparkan diatas, penuls menyimpulkan, bahwa

strategi coping merupakan suatu usaha untuk mengatasi tuntutan nternal

maupun eksternal yang dinilai membebani atau menekan emosi individu.

Dan jenis strategi copingterbagi menjadi dua yaitu : problem solvingfocused

coping dan emotion focused coping,

Jadi setiap masalah seseorang harus bisa mengendalikannya, walaupun kita

harus mengoptimalkan kekuatan pada dir kita untuk mengatasi hal tersebut.

Tugas Kedua: Pengertian dan Jenis-jenis Coping Stress dan Teori Kepribadian   Sehat

April 26, 2014

BY LIANURBAITI

Page 22: MEKANISME KOPING

1. Pengertian Stress

Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk

ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat

membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada

dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber

stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress,

disebut strain.

Arti Penting Strees :

Stress menurut Hans Selye 1976 merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik

terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat

dikatakan stress apabila seseorang mengalami beban atau tugas yang berat tetapi

orang tersebut tidak dapat mengatasi tugas yang dibebankan itu, maka tubuh akan

berespon dengan tidak mampu terhadap tugas tersebut, sehingga orang tersebut dapat

mengalami stress. Respons atau tindakan ini termasuk respons fisiologis dan psikologis.

Pengertian dan jenis-jenis coping stress :

Definisi Coping :

Strategi coping merupakan suatu upaya indivdu untuk menanggulangi situasi stres

yang menekan akibat masalah yang dihadapinya dengan cara melakukan perubahan

kogntif maupun prilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya sendiri.

Coping yang efektif umtuk dilaksanakan  adalah coping yang membantu seseorang

untuk mentoleransi dan menerima situasi menekan dan tidak merisaukan tekanan yang

tidak dapat dikuasainya (lazarus dan folkman).

 

Jenis-jenis coping(koping stress)

1. Koping psikologis

Pada umumnya gejala yang ditimbulkan akibat stress psikologis tergantung pada dua

factor yaitu:

1. Bagaimana persepsi atau penerimaan individu terhadap stressor, artinya seberapa

berat ancaman yang dirasakan oleh individu tersebut terhadap stressor yang

diterimanya.

Page 23: MEKANISME KOPING

2. Keefektifan strategi koping yang digunakan oleh individu; artinya dalam

menghadapi stressor, jika strategi yang digunakan efektif maka menghasilkan

adaptasi yang baik dan menjadi suatu pola baru dalam kehidupan, tetapi jika

sebaliknya dapat mengakibatkan gangguan kesehatan fisik maupun psikologis.

b. Koping psiko-sosial

Yang biasa dilakukan individu dalam koping psiko-sosial adalah, menyerang, menarik

diri dan kompromi.

1. Perilaku menyerang

Individu menggunakan energinya untuk melakukan perlawanan dalam rangka

mempertahan integritas pribadinya. Prilaku yang ditampilkan dapat merupakan

tindakan konstruktif maupun destruktif. Destruktif yaitu tindakan agresif (menyerang)

terhadap sasaran atau objek dapat berupa benda, barang atau orang atau bahkan

terhadap dirinya sendiri. Sedangkan sikap bermusuhan yang ditampilkan adalah berupa

rasa benci, dendam dan marah yang memanjang. Sedangkan tindakan konstruktif

adalah upaya individu dalam menyelesaikan masalah secara asertif. Yaitu

mengungkapkan dengan kata-kata terhadap rasa ketidak senangannya.

2. Perilaku menarik diri

Menarik diri adalah prilaku yang menunjukkan pengasingan diri dari lingkungan dan

orang lain, jadi secara fisik dan psikologis individu secara sadar meninggalkan

lingkungan yang menjadi sumber stressor misalnya ; individu melarikan diri dari sumber

stress, menjauhi sumber beracun, polusi, dan sumber infeksi. Sedangkan reaksi

psikologis individu menampilkan diri seperti apatis, pendam dan munculnya perasaan

tidak berminat yang menetap pada individu.

 

 

3.  Kompromi

Kompromi adalah merupakan tindakan konstruktif yang dilakukan oleh individu untuk

menyelesaikan masalah, lazimnya kompromi dilakukan dengan cara bermusyawarah

Page 24: MEKANISME KOPING

atau negosiasi untuk menyelesaikan masalah yang sedang sihadapi, secara umum

kompromi dapat mengurangi ketegangan dan masalah dapat diselesaikan.

 

Kaitan antara koping dengan mekanisme pertahanan diri (defense mechanism), ada ahli

yang melihat defense mechanism sebagai salah satu jenis koping (Lazarus, 1976). Ahli

lain melihat antara koping dan mekanisme pertahanan diri sebagai dua hal yang

berbeda. (Harber dan Runyon, 1984).

Lazarus membagi koping menjadi dua jenis yaitu:

1.    Tindakan langsung (direct Action)

Koping jenis ini adalah setiap usaha tingkah laku yang dijalankan ole individu untuk

mengatasi kesakitan atau luka, ancaman atau tantangan dengan cara mengubah

hubungan hubunngan yang bermasalah dengan lingkungan. Individu menjalankan

koping jenis direct action atau tindakan langsung bila dia melakukan perubahan posisi

terhadap masalah yang dialami.

Ada 4 macam koping jenis tindakan langsung :

a.      Mempersiapkan diri untuk menghadapi luka

Individu melakukan langkah aktif dan antisipatif (bereaksi) untuk menghilangkan atau

mengurangi bahaya dengan cara menempatkan diri secara langsung pada keadaan

yang mengancam dan melakukan aksi yang sesuai dengan bahaya tersebut. Misalnya,

dalam rangka menghadapi ujian, Tono lalu mempersiapkan diri dengan mulai belajar

sedikit demi sedikit tiap-tiap mata kuliah yang diambilnya, sebulan sebelum ujian

dimulai. Ini dia lakukan supaya prestasinya baik disbanding dengan semester

sebelumnya, karena dia hanya mempersiapkan diri menjelang ujian saja. Contoh dari

koping jenis ini lainnya adalah imunisasi. Imunisasi merupakan tindakan yang dilakukan

oleh orang tua supaya anak mereka menjadi lebih kebal terhadap kemungkinan

mengalami penyakit tertentu.

 

b.      Agresi

Page 25: MEKANISME KOPING

Agresi adalah tindakan yang dilakukan oleh individu dengan menyerang agen yang

dinilai mengancam atau akan melukai. Agresi dilakukan bila individu merasa atau

menilai dirinya lebih kuat atau berkuasa terhadap agen yang mengancam tersebut.

Misalnya, tindakan penggusuran yang dilakuakan oleh pemerintah Jakarta terhadap

penduduk yang berada dipemukiman kumuh. Tindakan tersebut bias dilakukan karena

pemerintah memilki kekuasaan yang lebih besar disbanding dengan penduduk

setempat yang digusur.

Agresi juga sering dikatakan sebagai kemarahan yang meluap-luap, dan orang yang

melalakukan serangan secara kasar, dengan jalan yang tidak wajar. Karena orang selalu

gagal dalam usahanya, reaksinya sangat primitive, berupa kemarahan dan luapan

emosi kemarahan dan luapan emosi kemarahan yang meledak-meledak. Kadang-

kadang disertai prilaku kegilaan, tindak sadis, dan usaha membunuh orang.

Agresi ialah seseperti reaksi terhadap frustasi, berupa seranngan, tingkah laku

bermusuhan terhadap orang atau benda.

Kemarahan-kemarahan semacam ini pasti menggangu frustasi intelegensi, sehingga

harga diri orang yang bersangkutan jadi merosot disebabkan oleh tingkah lakunya yang

agresif berlebih-lebihan tadi. Seperti tingkah laku yang suka mentolerir orang lain,

berlaku sewenang-wenang dan sadis terhadap pihak-pihak yang lemah, dan lain-lain.

c.       Penghindaran (Avoidance)

Tindakan ini terjadi bila agen yang mengancam dinilai lebih berkuasa dan berbahaya

sehingga individu memilih cara menghindari atau melarikan diri dari situasi yang

mengancam. Misalnya, penduduk yang melarikan diri dari rumah-rumah mereka karena

takut akan menjadi korban pada daerah-daerah konflik seperti aceh.

d.      Apati

Jenis koping ini merupakan pola orang yang putus asa. Apati dilakukan dengan cara

individu yang bersangkutan tidak bergerak dan menerima begitu saja agen yang

melukai dan tidak ada usaha apa-apa untuk melawan ataupun melarikan diri dari situasi

yang mengancam tersebut. Misalnya, pada kerusuhan Mei. Orang-orang Cina yang

menjadi korban umumnya tutup mulut, tidak melawan dan berlaku pasrah terhadap

kejadian biadab yang menimpa mereka. Pola apati terjadi bila tindakan baik tindakan

Page 26: MEKANISME KOPING

mempersiapkan diri menghadapi luka, agresi maupun advoidance sudah tidak

memungkinkan lagi dan situasinya terjadi berulang-ulang. Dalam kasus diatas, orang-

orang cina sering kali dan berulangkali menjadi korban ketika terjadi kerusuhan

sehingga menimbilkan reaksi apati dikalangan mereka.

 

2.    Peredaan atau peringatan (palliation)

Jenis koping ini mengacu pada mengurangi, menghilangkan dan menoleransi tekanan-

tekanan ketubuhan atau fisik, motorik atau gambaran afeksi dan tekanan emosi yang

dibangkitkan oleh lingkungan yang bermasalah. Atau bisa diartikan bahwa bila individu

menggunakan koping jenis ini, posisinya dengan masalah relatif tidak berubah, yang

berubah adalah diri individu, yaitu dengan cara merubah persepsi atau reaksi

emosinya.

Ada 2 jenis koping peredaan atau palliation:

a.      Diarahkan pada gejala (Symptom Directid Modes)

Macam koping ini digunakan bila gangguan muncul dari diri individu, kemudian individu

melakukan tindakan dengan cara mengurangi gangguan yang berhubungan dengan

emosi-emosi yang disebabkan oleh tekanan atau ancaman tersebut. Penggunaan obat-

obatan terlarang, narkotika, merokok, alcohol merupakan bentuk koping dengan cara

diarahkan pada gejala. Namun tidak selamanya cara ini bersifat negative. Melakukan

relaksasi, meditasi atau berdoa untuk mengatasi ketegangan juga tergolong kedalam

symptom directed modes tetapt bersifat positif.

b.      Cara intra psikis

Koping jenis peredaan dengan cara intrapsikis adalah cara-cara yang menggunakan

perlengkapan-perlengkapan psikologis kita, yang biasa dikenal dengan istilah Defense

Mechanism (mekanisme pertahanan diri).

Disebut sebagai defence mechanism atau mekanisme pembelaan diri, karena individu

yang bersangkutan selalu mencoba mengelak dan membela diri dari kelemahan atau

kekerdilan sendiri dan mencoba mempertahankan harga dirinya: yaitu dengan jalan

mengemukakan bermacam-macam dalih atau alasan.

Page 27: MEKANISME KOPING

 

 

2. Teori Kepribadian Sehat

Gordon Allport

Kepribadian yang matang Oleh Gordon Allport:

Saat ini teori-teori Allport (tentang kepribadian yang sehat) tetap relevan. Berikut

adalah tujuh kriteria dari Allport tentang sifat-sifat khusus kepribadian yang sehat:

1. Perluasan Perasaan Diri

ketika seseorang menjadi matang, ia mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri.

Tidak cukup sekadar berinteraksi dengan sesuatu atau seseorang di luar diri. Lebih dari

itu, ia harus memiliki partisipasi yang langsung dan penuh, yang oleh Allport disebut

“partisipasi otentik”. Dalam pandangan Allport, aktivitas yang dilakukan harus cocok

dan penting, atau sungguh berarti bagi orang tersebut. Jika menurut kita pekerjaan itu

penting, mengerjakan pekerjaan itu sebaik-baiknya akan membuat kita merasa enak,

dan berarti kita menjadi partisipan otentik dalam pekerjaan itu. Hal ini akan

memberikan kepuasan bagi diri kita. Orang yang semakin terlibat sepenuhnya dengan

berbagai aktivitas, orang, atau ide, ia lebih sehat secara psikologis. Hal ini berlaku

bukan hanya untuk pekerjaan, melainkan juga hubungan dengan keluarga dan teman,

kegemaran, dan keanggotaan dalam politik, agama, dan sebagainya.

2. Relasi Sosial yang Hangat

Allport membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang lain, yaitu

kapasitas untuk mengembangkan keintiman dan untuk merasa terharu. Orang yang

sehat secara psikologis mampu mengembangkan relasi intim dengan orangtua, anak,

pasangan, dan sahabat. Ini merupakan hasil dari perasaan perluasan diri dan perasaan

identitas diri yang berkembang dengan baik. Adaperbedaan hubungan cinta antara

orang yang neurotis (tidak matang) dan yang berkepribadian sehat (matang). Orang-

orang neurotis harus menerima cinta lebih banyak daripada yang mampu diberikannya

kepada orang lain. Bila mereka memberikan cinta, itu diberikan dengan syarat-syarat.

Padahal, cinta dari orang yang sehat adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan atau

mengikat.

Page 28: MEKANISME KOPING

Jenis kehangatan yang lain, yaitu perasaan terharu, merupakan hasil pemahaman

terhadap kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa.

Orang sehat memiliki kapasitas untuk memahami kesakitan, penderitaan, ketakutan,

dan kegagalan yang merupakan ciri kehidupan manusia.

3.       Keamanan Emosional

Kualitas utama manusia sehat adalah penerimaan diri. Mereka menerima semua segi

keberadaan mereka, termasuk kelemahan-kelemahan, dengan tidak menyerah secara

pasif terhadap kelemahan tersebut. Selain itu, kepribadian yang sehat tidak tertawan

oleh emosi-emosi mereka, dan tidak berusaha bersembunyi dari emosi-emosi itu.

Mereka dapat mengendalikan emosi, sehingga tidak mengganggu hubungan

antarpribadi. Pengendaliannya tidak dengan cara ditekan, tetapi diarahkan ke dalam

saluran yang lebih konstruktif. Kualitas lain dari kepribadian sehat adalah “sabar

terhadap kekecewaan”. Hal ini menunjukkan bagaimana seseorang bereaksi terhadap

tekanan dan hambatan atas berbagai keinginan atau kehendak. Mereka mampu

memikirkan cara yang berbeda untuk mencapai tujuan yang sama. Orang-orang yang

sehat tidak bebas dari perasaan tak aman dan ketakutan. Namun, mereka tidak terlalu

merasa terancam dan dapat menanggulangi perasaan tersebut secara lebih baik

daripada kaum neurotis.

4.       Persepsi Realistis

Orang-orang sehat memandang dunia secara objektif. Sebaliknya, orang-orang neurotis

kerapkali memahami realitas disesuaikan dengan keinginan, kebutuhan, dan ketakutan

mereka sendiri. Orang sehat tidak meyakini bahwa orang lain atau situasi yang dihadapi

itu jahat atau baik menurut prasangka pribadi. Mereka memahami realitas sebagaimana

adanya.

5.       Keterampilan dan Tugas

Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri di dalam

pekerjaan tersebut. Kita perlu memiliki keterampilan yang relevan dengan pekerjaan

kita, dan lebih dari itu harus menggunakan keterampilan itu secara ikhlas dan penuh

antusiasme. Komitmen pada orang sehat atau matang begitu kuat, sehingga sanggup

menenggelamkan semua pertahanan ego. Dedikasi terhadap pekerjaan berhubungan

dengan rasa tanggung jawab dan kelangsungan hidup yang positif. Pekerjaan dan

tanggung jawab memberikan arti dan perasaan kontinuitas untuk hidup. Tidak mungkin

mencapai kematangan dan kesehatan psikologis tanpa melakukan pekerjaan penting

dan melakukannya dengan dedikasi, komitmen, dan keterampilan.

Page 29: MEKANISME KOPING

6.       Pemahaman Diri

Memahami diri sendiri merupakan suatu tugas yang sulit. Ini memerlukan usaha

memahami diri sendiri sepanjang kehidupan secara objektif. Untuk mencapai

pemahaman diri yang memadai dituntut pemahaman tentang dirinya menurut keadaan

sesungguhnya. Jika gambaran diri yang dipahami semakin dekat dengan keadaan

sesungguhnya, individu tersebut semakin matang. Demikian juga apa yang dipikirkan

seseorang tentang dirinya, bila semakin dekat (sama) dengan yang dipikirkan orang-

orang lain tentang dirinya, berarti ia semakin matang. Orang yang sehat terbuka pada

pendapat orang lain dalam merumuskan gambaran diri yang objektif. Orang yang

memiliki objektivitas teradap diri tak mungkin memproyeksikan kualitas pribadinya

kepada orang lain (seolah orang lain negatif). Ia dapat menilai orang lain dengan

seksama, dan biasanya ia diterima dengan baik oleh orang lain. Ia juga mampu

menertawakan diri sendiri melalui humor yang sehat.

7.       Filsafat Hidup

Orang yang sehat melihat ke depan, didorong oleh tujuan dan rencana jangka panjang.

Ia memiliki perasaan akan tujuan, perasaan akan tugas untuk bekerja sampai tuntas

sebagai batu sendi kehidupannya. Allport menyebut dorongan-dorongan tersebut

sebagai keterarahan (directness). Keterarahan itu membimbing semua segi kehidupan

seseorang menuju suatu

 

 

Carl Rogers

Teori Kepribadian Sehat

Pendapat Rogers : Memahami dan menjelaskan teori kepribadian sehat menurut rogers

yang meliputi

1.      Perkembangan kepribadian “self”

2.      Peranan positive regard dalam pembentukan kepribadian individu

3.      Ciri-ciri orang yang berfungsi sepenuhya

 

A.    Perkembangan kepribadian “self”    

Page 30: MEKANISME KOPING

Inti dari teori- teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk

mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah- masalah psikisnya asalkan

konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk

aktualisasi diri. Rogers menerima istilah self dari pengalaman- pengalaman realita

masing- masing individu. Dalam setiap bertambahnya umur ,anak bisa berubah sifat

dan perilaku. Dan seorang ibu bisa memperhatikan perkembangan anak, dari waktu ke

waktu dan seorang ibulah yang memelihara dan mendidiknya dan tidak di serahkan

kepada baby sister

B.     Peranan positive regard dalam pembentukan kepribadian individu 

Setiap manusia memiliki kebutuhan basic akan kehangatan, penghargaan, penerimaan,

pengagungan, cinta, kasih, dan sayang dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for

positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaituconditional positive regard (bersyarat)

dan unconditional positive regard (tak bersyarat). Pribadi yang berfungsi sepeuhnya

adalah pribadi yang mengalami pengharagaan positif tak bersyarat. Mengapa? Karena

ini penting, dihargai, diterima, disayangi, dicintai sebagai seseorang yang berarti tentu

akan menerima dengan penuh kepercayaan.

C.    Ciri-ciri orang yang berfungsi sepenuhnya

Menurut pendapat Rogers

Pertama, orang yang sehat secara psikologis akan lebih mudah beradaptasi

Karena orang psikologis bisa melihat dan menilai sifat-sifat seeorang maka dari itu dia

mudah beradaptasi. Kedua, manusia –manusia masa depan akan lebih terbuka atas

pengalaman-pengalaman mereka, manusia masa depan akan lebih mendengar dirinya

dan memperhatikan perasaan bahagia, marah,kecewa,ketakutan, dan kelembutan

mereka. Ketiga, dari manusia masa depan adalah kecenderungan untuk

hidup sepenuhnya pada masa sekarang. Merujuk kecenderungan untuk hidup pada

masa sekarang sebagaikehidupan eksistensial. Manusia masa depan tidak mempunyai

kebutuhan untuk menipu diri mereka sendiri ataupun alasan untuk mencoba membuat

orang lain kagum. Keempat, manusia masa depan akan tetap percaya terhadap

kemampuan diri mereka untuk merasakan hubungan yang hamonis dengan orang

lain. Kelima, manusia masa depan akan lebih terintegrasi, lebih utuh, anpa batasan-

batasan buatan antara proses kognitif yang dilakukan secara sadar   ataupun yang

tidak. Keenam, manusia masa depan mempunyai kepercayaan pada

kemanusiaan. Mereka tidak akan menyakiti orang lain hanya untuk kepentingan pribadi;

peduli pada orang lain dan akan siap membantu apabila diperlukan; akan mengalami

kemarahan, tetapi dapat dipercaya bahwa mereka tidak akan menyerang secara tidak

Page 31: MEKANISME KOPING

asuk akal melawan orang lain; serta akan merasa agresi, tetapi akan mengalihkannya

kea rah yang sepatutnya .

Terakhir, karena manusia masa depan terbuka dengan semua pengalaman, mereka

akanlebih menikmati kekayaan hidup dri pada orang lain. Mereka tidak mendistori

stimulus internal ataupun menahan emosi mereka .   

Rogers meberikan lima sifat orang yang berfungsi sepenuhnya :

a.      Keterbukaan pada pengalaman

b.      Kehidupan eksistensial

c.      Kepercayaan terhadap organism sendiri

d.      Perasaan bebas

e.       Kreatifitas

 

 

 

Sumber :

Schultz, D.psikologi pertumbuhan : model – model kepribadian sehat. Yogyakarta:

kanisius, 1991.

 

http://bpi-uinsuskariau3.blogspot.com/2011/03/mekanisme-koping.html

 

http://dedeh89-psikologi.blogspot.com/2013/04/pengertian-stress.html

Page 32: MEKANISME KOPING

Mekanisme koping adalah usaha individu untuk mengatasi perubahan yang dihadapi atau beban yang diterima tubuh dan beban tersebut menimbulkan respon tubuh yang sifatnya nonspesifik yaitu stres. Apabila mekanisme koping ini berhasil, seseorang akan dapat beradaptasi terhadap perubahan atau beban tersebut (Ahyar, 2010).

Menurut Keliat (1999, dalam Suliswati, 2005), mekanisme koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang mengancam.

Mekanisme koping merupakan cara pemecahan masalah. Menurut Suliswati dkk (2005) dan Stuart dan Sundeen (1997), individu dapat menanggulangi stres dan kecemasan dengan menggunakan sumber koping dari lingkungan baik dari sosial, intrapersonal dan interpersonal. Sumber tersebut adalah aset ekonomi, kemampuan memecahkan masalah, dukungan sosial, dan keyakinan budaya. Dengan sumber tersebut individu dapat mengambil strategi koping yang efektif.

Apabila individu sedang mengalami kecemasan ia akan mencoba menetralisasi, mengingkari atau meniadakan kecemasan dengan mengembangkan pola koping. Pada kecemasan ringan, mekanisme koping yang digunakan yaitu menangis, tidur, makan, tertawa, berkhayal, memaki, merokok, olahraga, mengurangi kontak mata dengan orang lain, membatasi diri dengan orang lain.

Mekanisme koping untuk mengatasi kecemasan sedang, berat dan panik ada dua yaitu:

1. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari, dan berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara realistik tuntutan situasi stres denagan cara perilaku menyerang, perilaku menarik diri, perilaku kompromi.

2. Mekanisme pertahanan ego. Koping ini tidak selalu sukses dalam mengatasi masalah. Mekanisme ini seringkali digunakan untuk melindungi diri sendiri.

Mekanisme Koping dan Strategi Koping

Mekanisme koping terbentuk melalui proses belajar dan mengingat, yang dimulai sejak awal timbulnya stressor dan saat mulai disadari dampak stressor tersebut. Kemampuan belajar ini tergantung pada kondisi eksternal dan internal, sehingga yang berperan bukan hanya bagaimana lingkungan membentuk stressor tetapi juga kondisi temperamen individu, persepsi, serta kognisi terhadap stressor tersebut.

Mekanisme koping bersumber dari ego, sering di sebut sebagai mekanisme pertahanan mental, yaitu yang terdiri dari; denial ( menyangkal) menghindarkan realitas

Page 33: MEKANISME KOPING

ketidak setujuan dengan mengabaikan atau menolah untuk mengenalinya, projeksi yaitu mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat batin sendiri pada objek di luar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain, regresi yaitu menghindarkan stres terhadap karakteristik perilaku dari tahap perkembangan yang lebih awal, displacement (mengisar) yaitu mengalihkan emosi yang seharusnya diarahkan pada orang atau benda tertentu ke benda atau orang yang netral atau tidak membahayakan, mencari dukungan sosial seperti keluarga mencari dukunga atau bantuan dari kelurga, tetangga, teman atau keluarga jauh, reframing yaitu mengkaji ulang kejadian stres agar lebih dapat menanganinya dan menerimanya, mencari dukungan spiritual seperti mencari dan berusaha secara spiritual, berdoa, menemui pemuka agama atau aktif pada pertemuan ibadah, dan yang terakhir adalah menggerakkan keluarga untuk dapat menerima bantuan, keluarga berusaha mencari sumber-sumber komunitas dan menerima bantuan orang lain.

Sedangkan mekanisme koping yang berorientasi pada tugas di gunakan untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan konflik dan memenuhi kebutuhan dasar. Terdapat 3 macam reaksi yang berorientasipada tugas yaitu; prilaku menyerang (Fight), prilaku menarik diri (withdrawl), dan kompromi (Rasmun, 2004).

Pada perilaku menyerang, individu menggunakan energinya untuk melakukan perlawanan dalam rangka mempertahankan integritas pribadinya. Prilaku yang di tampilkan dapat merupakan tindakan konstruktif maupun destruktif yaitu tindakan agreesif (menyerang) terhadap obyek, dapat berupa benda, barang, orang lain atau bahkan terhadap diri sendiri. Sedangkan tindakan konstruktif adalah upaya individu dalam menyelesaikan masalah secara asertif, yaitu dengan kata-kata terhadap rasa ketidak senangannya. Seperti kompromi juga merupakan tindakan konstruktif yang dilakukan oleh individu untuk menyelesaikan masalah. Lazimnya kompromi dilakukan dengan cara bermusyawarah atau negosiasi untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Secara umum kompromi dapat mengurangi ketegangan dan masalah dapat diselesaikan.

Perilaku menarik diri adalah perilaku yang menunjukkan pengasingan diri dari lingkungan dan orang lain, jadi secara physik dan psikologis individu secara sadar pergi meninggalkan lingkungan yang menjadi sumber stressor misalnya; individu melarikan diri dari sumber stres, menjauhi sumber beracun, polusi dan sumber infeksi. Sedangkan reaksi psikologis individu menampilkan diri seperti apatis, pendiam dan munculnya perasaan tidak berminat yang menetap pada individu (Ramun, 2004).

Selain mekanisme koping, juga di kenal istilah strategi koping. Strategi koping adalah cara yang dilakukan untuk merubah lingkungan atau situasi atau menyelesaikan masalah yang sedang dirasakan/dihadapi (Rasmun, 2004).

Page 34: MEKANISME KOPING

Menurut Stuart dan Sundeen (1995) Mekanisme koping juga dapat di golongkan menjadi 2 (dua) yaitu: mekanisme koping adaptif dan mekanisme koping maladaptif.

1. Mekanisme koping adaptif merupakan mekanisme yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah berbicara dengan orang lain, memecahkan masalah secara efektif, teknik relaksasi, latihan seimbang dan aktivitas konstruktif (kecemasan yang dianggap sebagai sinyal peringatan dan individu menerima peringatan dan individu menerima kecemasan itu sebagai tantangan untuk di selesaikan).

2. Mekanisme koping maladaptif adalah mekanisme yang menghambat fungsi integrasi, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan. Kategorinya adalah makan berlebihan / tidak makan, bekerja berlebihan, menghindar dan aktivitas destruktif (mencegah suatu konflik dengan melakukan pengelakan terhadap solusi).

Para ahli menggolongkan dua strategi coping yang biasanya digunakan oleh individu, yaitu: problem-solving focused coping, dimana individu secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stres; dan emotion-focused coping, dimana individu melibatkan usaha-usaha untuk mengatur emosinya dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan diitmbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang penuh tekanan. Hasil penelitian membuktikan bahwa individu menggunakan kedua cara tersebut untuk mengatasi berbagai masalah yang menekan dalam berbagai ruang lingkup kehidupan sehari-hari (Lazarus & Folkman, 1984).

Ahyar (2010), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi strategi koping, yaitu; kesehatan fisik, keyakinan atau pandangan positif, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan sosial, dukungan sosial dan materi.

Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha mengatasi stres individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup besar. Sementara itu keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti keyakinan akan nasib (external locus of control) yang mengerahkan individu pada penilaian ketidakberdayaan (helplessness) yang akan menurunkan kemampuan strategi coping tipe : problem-solving focused coping.

Pada sisi lain keterampilan juga menjadi salah satu sumber koping, yaitu keterampilan memecahkan masalah dan keterampilan sosial. Keterampilan memecahkan masalah meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan

Page 35: MEKANISME KOPING

yang tepat. Sedangkan keterampilan sosial meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku dimasyarakat. Dukungan sosial dan materi juga merupakan faktor strategi koping.

Dukungan sosial meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota keluarga lain, saudara, teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya. Sedangkan materi merupakan dukungan sumber daya berupa uang, barang barang dapat dibeli.

Page 36: MEKANISME KOPING