Top Banner

of 77

Mayat Persembahan

Jun 03, 2018

Download

Documents

suveroka
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    1/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 1

    BASTIAN TITO

    Mempersembahkan :

    PENDEKAR KAPAK NAGA GENI 212

    Wiro SablengEpisode ke 127 :

    Mayat Persembahan

    Ebook by : Tiraikasih (Kang Zusi)Scanning kitab by : Aby Elziefa

    mailto:[email protected]

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    2/77

    1Telaga Malakaji diselimuti kesunyian. Riak air telagayang tertiup angin bahkan tidak mengeluarkan suara.Di balik sebatang pohon besar dalam kegelapan,mendekam satu sosok berpakaian gelap. Sejak tadisepasang mata orang ini memperhatikan ke arahpondok di tepi telaga di seberang sana. Dia melihat adacahaya pelita suram menerangi bagian dalam pondok

    berdinding bambu. Setelah sekian lama berada di balik pohon perlahan-lahan orang tadi bergerak keluar. Melangkah cepatmenyusuri tepian telaga hingga akhirnya sampai disamping pondok. Dia memeriksa bagian belakangbangunan tempat pembakaran besi. Tak ada baramenyala di tungku pelebur besi. "Tak mungkin senjata itu ditinggal di luar sini," orangberpakaian gelap berkata dalam hati. "Pasti dibawa kedalam. Menurut Kakek Sarontang senjata itu saat inipasti sudah selesai dibuat."

    Orang berpakaian geiap melangkah ke pintupondok. Untuk beberapa lama dia berdiri di depanpintu itu. Di tanah dekat tangga dilihatnya adasepotong belahan bambu. Diambilnya, lalu dimasukkanke celah pinggiran pintu, dipergunakan untuk membukakayu kecil pemalang pintu. Daun pintu mengeluarkan suara berkereket halusketika didorong. Sinar terang nyala lampu minyakmenyeruak keluar. Orang itu tak segera masuk,berhenti dulu di ambang pintu. Sepasang matanyaberputar cepat, memandang memperhatikan keadaandalam pondok. Cahaya lampu yang menerangiwajahnya memperlihatkan bahwa dia adalah seorangpemuda. Lampu minyak itu terletak di atas sebuah mejakayu. Berkelap-kelip pertanda minyaknya tinggalsedikit. Di sudut kiri ada sebuah lemari kecil yangbagian atasnya berbentuk rak. Lalu di sampinglemari ini, agak terlindung dari cahaya lampu minyakterdapat sebuah balai-balai kayu. Di atas balai-balaiitu terbujur sosok seorang berjubah merah,menghadap ke dinding. Walau tidak melihat wajahorang yang tidur tapi pemuda yang barusan masuksudah tahu siapa adanya orang itu.

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    3/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 3

    Untuk beberapa lamanya pemuda itu masihtegak tak bergerak di ambang pintu. Telingadipasang seperti berusaha mendengar baik-baikhembusan nafas orang yang tidur. Sesaat kemudianbaru dia langkahkan kaki. Yang didekatinya pertama

    kali adalah meja kecil dimana lampu minyakmenyala. Orang ini sudah sering datang ke pondok itu. Diatahu betul, di sebelah bawah meja kayu ada sebuahlaci. Benda yang dicarinya mungkin disimpan dalamlaci itu. Sesaat dia berpaling memperhatikan sosokyang tidur di atas balai-balai kayu. Lalu hati-hatiditariknya laci di bawah meja. Ada beberapa benda didalam laci meja. Diantaranya dua bilah pisau berkeluktanpa sarung. Dia memeriksa lagi sambilmembungkuk agar bisa melihat lebih jelas. Benda yangdicarinya tak ada di situ. Perhatiannya kini tertuju pada lemari di sampingbalai-balai kayu. Tanpa suara dia melangkahmendekati lemari itu. Dalam rak di sebelah ataslemari kosong hanya ada sebuah kendi tua terbuatdari tanah. Dipandanginya pintu penutup lemari.Dadanya berdebar. Dia tahu, dia pernah beberapakali melihat lemari itu dibuka. Setiap dibuka lemarimengeluarkan suara berderik keras. Sesaat hatinyameragu. Tapi kalau lemari itu tidak diperiksa, kawatir benda itu benar-benar berada di dalamnya. Apaboleh buat. Ternyata memang benar. Engsel pintu lemarimengeluarkan suara berderik keras ketika dibuka.Orang yang membuka menoleh ke arah balai-balai.Sosok yang tidur tidak bergerak. Dia meneruskanmembuka lemari. Gelap. Bagian dalam lemari gelap,dia tak bisa melihat jelas. Terpaksa orang ini me-ngambil lampu minyak di atas meja, membawanyake bagian depan lemari. Dia menggerutu dalam hati.Dalam lemari hanya ada beberapa potong pakaian

    tua. Yang dicari masih belum ditemukan. "Jangan-jangan orang tua itu menyimpan bendaitu dalam saku jubahnya. Atau mungkin dibawahbantal. Bagaimana aku bisa mengambilnya..."membatin orang di dalam pondok. Lalu hatinyakembali berucap. "Tapi itu bukan kebiasaan DaengWattansopeng. Dia tak pernah membawa tidur barang bertuah. Juga tak pernah meletakkan benda-benda seperti itu dibawah bantal. Atau mungkinsekali ini ada pengecualian?" Orang itu memandang ke arah rak di atas lemari.

    Matanya untuk kesekian kalinya membentur kenditanah di atas rak. Otaknya menduga-duga. "Kendi tinggi. Lehernya besar. Cukup besar

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    4/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 4

    untuk menyimpan benda itu..." Lampu minyakdiletakkan di atas rak. Lalu tangannya mengambilkendi tanah. Kendi didekatkan ke telinga kiri.Diguncang perlahan. Ada suara bergemeletakan."Pasti ..." desis orang itu. Mulut kendi dijungkirkan

    dibawah. Telapak tangan kiri menampung. Sebuahbenda jatuh ke atas telapak tangan. "Ah..." Si pemuda keluarkan seruan kecewa."Bukan!" Yang keluar dari dalam kendi adalahsepotong lempengan besi berwarna hitam kebiru-biruan. Agak kesal orang itu memasukkanlempengan besi ke dalam kendi. Kendi kemudiandikembalikan ke tempatnya semula. Belum sempatkendi diletakkan di atas rak tiba-tiba di sebelahbelakang ada suara menegur. "Bontolebang, apakah benda ini yang kau cari?" Saking kagetnya kendi yang hendak diletakkandi atas rak jatuh ke bawah, pecah berkeningan dilantai pondok. Si pemuda cepat membalik. Di depansana, orang berjubah merah yang tadi terbujur tidur kini dilihatnya duduk di tepi balai-balai kayu.Menyeringai sambil memegang sebuah bendapanjang satu setengah jengkel, memancarkancahaya hitam kebiru-biruan. Itulah benda yangdicarinya. Badik Sumpah Darah! Bontolebang, pemuda berpakaian biru gelapyang menyelinap masuk ke dalam pondok hanyabisa tegak tertegun. Mulut terbuka tapi tak adasuara yang mampu keluar. Perlahan-lahan orang tua berjanggut putihmenjela dada yang duduk di tepi balai-balai kayubangkit berdiri. Dia bergerak mendekati Bontolebangdan berhenti sejarak dua langkah dari hadapanpemuda itu. "Kau belum menjawab pertanyaanku Bontolebang.

    Aku Daeng Wattansopeng bertanya. Apa badik ini yangkau cari?"

    Pucatlah wajah si pemuda. Lututnya goyah.Kalau tidak menguatkan diri saat itu mungkin dia sudah jatuh terduduk. Kepalanya digeleng ke kiri ke kanan. "Hemmm... jadi kau bukan mencari senjata bertuahini. Lalu menyelinap masuk ke pondokku, membukalaci meja, memeriksa lemari, memeriksa kendi, kaumencari apa?" "Astaga, jadi semua apa yang kulakukan dia tahu,dia melihat," kata Bontolebang dalam hati. Kepala sipemuda yang tadi menggeleng kini mengangguk-angguk.

    "Saya... saya disuruh Kakek Sarontang..."Bontolebang berucap terbata-bata. "Kau disuruh Kakek Sarontang katamu?"

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    5/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 5

    Sepasang mata Daeng Wattansopeng menatap tajamke dalam mata si pemuda, seolah hendakmenembusnya. Dua bola mata Bontolebang berputar-putar. Memandang ke arah lain, tak berani melihat mataorang tua di hadapannya. Si kakek tersenyum.

    "Air mukamu pucat, bicaramu gagap. Lututmubergetar goyah. Kau berdusta," berkata DaengWattansopeng. "Katakan hal yang sebenarnya." "Saya...saya memang mencari badik itu..."Bontolebang akhirnya mengaku. "Hemmm ..." gumam serta senyum bermain di bibirDaeng Wattansopeng. "Saya, saya memang tidak disuruh Kakek Sarontang.Saya datang atas kemauan sendiri." "Bagus, kau sudah bicara hal yang sebenarnya. Akuingin tahu, mengapa kau menginginkan badik ini?" "Saya, saya benci pada Kakek Sarontang..." "Benci?" Daeng Wattansopeng kerenyitkan kening.Dia sudah sejak lama tahu, selain merupakan cucu,antara pemuda itu dengan sang kakek ada satuhubungan tidak terpuji. Sarontang memperlakukanBontolebang sebagai kekasih. Daeng Wattansopengyang menganggap Sarontang sebagai saudara sendiri,sudah berulang kali menegur dan menasihatiSarontang agar menghentikan perbuatan mesum danmaksiat besar itu. Namun Sarontang tak pernahmendengar. Bahkan diketahui Sarontang juga punyakekasih-kekasih lain selain Bontolebang.

    "Bontolebang, kenapa kau membenci kakekmu itu?"Bertanya Daeng Wattansopeng. (Baca Episodepertama berjudul "Badik Sumpah Darah) "Dia ingkar janji." Menjawab si pemuda. "Janji apa?" "Dulu dia pernah berkata. Kalau satu ketika KakekDaeng Wattansopeng membuat sebilah badik bertuah,maka senjata itu akan dimintakannya dan diberikanpada saya. Ternyata senjata itu akan diberikannya

    pada orang yang barusan datang dari tanah Jawa." "Oh, jadi orang dari Tanah Jawa itu sudah sampaidi Tanah Bugis ini?" Bontolebang mengangguk.

    Daeng Wattansopeng membelai kumis dan janggutputihnya sesaat lalu berkata. "Aku tidak keberatan memberikan badik bertuah inipadamu, jika memang senjata sakti ini berjodoh dengandirimu." Ada rasa kaget dan heran tapi juga gembira dalamdiri Bontolebang. Hal ini kentara dari air mukanya

    yang langsung berubah. "Saya, saya... tidak mengerti maksud Kakek..." Daeng Wattansopeng ulurkan tangannya yang

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    6/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 6

    memegang badik tak bergagang. "Ulurkan tanganmu, terima senjata ini." Bontolebang merasa ragu. "Mengapa bimbang? Kau inginkan badik inibukan? Nah, ambillah!"

    Dengan tangan kirinya Daeng Wattansopengmenarik tangan kanan Bontolebang. Telapak tangandibalikkan ke atas. Lalu badik tak bergagang yangsejak tadi dipegangnya diletakkan di atas telapaktangan kanan, jari-jari digenggamkan. Badik takbergagang tenggelam dalam genggaman si pemuda. Hanya sesaat badik tergenggam, tiba-tibaBontolebang merasakan ada hawa panas luar biasaseolah bara menyala memanggang tangannya. Asapmengepul. Bontolebang mengeluh keras. Tangannyabergetar hebat. Jari-jari terpentang membuka.Bersamaan dengan itu badik tak bergagang yangbarusan dipegangnya melayang ke atas setinggi satutombak, hampir menyentuh langit-langit pondok. Tiba-tiba senjata itu melesat, menukik ke bawah,menyambar ke arah dada Bontolebang. Si pemudaberseru kaget. Cepat menyingkir. "Breeettt!" Tak urung dada baju birunya tersambar robek.Keringat dingin memercik di muka Bontolebang yangberubah pucat pasi. Belum habis kaget dan ngerinyatiba-tiba badik tak bergagang kembali menderu. Kaliini melesat mengarah kepalanya. Bontolebang jatuhkan diri ke lantai pondok. Terlambat! "Crasss!" Daun telinga kiri pemuda itu kucurkan darah.Badik tak bergagang sempat menyambar dauntelinganya lalu melesat lagi ke langit-langit kamar siap untuk kembali menyerang. Si pemuda cepat jatuhkan diri, berlutut di lantaipondok. Tangan kiri pegangi daun telinga yang

    luka, tangan kanan diletakkan di atas dada. Sambilmembungkuk dia berkata. "Kakek Daeng Wattansopeng. Saya mengakusalah. Maafkan saya..." Kakek berjubah merah tersenyum. Dia angkattangan kanannya. Badik tak bergagang melayangturun, segera dijangkau dengan tangan kanan. "Badik ini tidak berjodoh denganmu Bontolebang." "Saya tahu, saya mengerti..." jawab Bontolebangbegitu mendengar ucapan Daeng Wattansopeng. "Nasibmu masih untung Bontolebang. Badik ini

    masih belum diberi tuba. Kalau sudah bertuba, lukaditelingamu itu bisa membuat umurmu hanya tinggalbeberapa kejapan mata saja..."

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    7/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 7

    "Saya mengaku salah. Maafkan dan ampuni saya,"kata Bontolebang dengan suara bergetar dan tengkukdingin. Daeng Wattansopeng duduk di tepi balai-balai kayu. "Kau boleh meninggalkan tempat ini. Temui

    Sarontang. Kaiau orang dari tanah Jawa itu memangsudah datang, katakan pada Kakekmu itu agar membawanya ke sini pagi tiga hari dari sekarang.Sebelum fajar menyingsing. Ingat, tiga hari darisekarang, pagi hari sebelum fajar menyingsing." "Perintah Kakek saya lakukan. Saya mohon diri..." Bontolebang membungkuk dalam lalu berdiri dancepat-cepat tinggalkan pondok itu. DaengWattansopeng benar. Kalau saja tubuh badik takbergagang itu telah diberi beracun, saat itu dirinyapasti sudah menjadi mayat dengan kulit matangbiru. Selain itu Bontolebang maklum, DaengWattansopeng memaafkan dirinya semata-matahanya mengingat dia adalah cucu Kakek Sarontang.Daeng Wattansopeng dalam setiap sikap danucapannya selalu tampak lembut. Tapi pada keadaantertentu dia bisa bersikap tegas. Kalau saja diabukan cucu Sarontang bukan mustahil tangankanannya telah ditabas putus oleh DaengWattansopeng dengan badik tak bergagang itu.

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    8/77

    2anah Jawa. Hampir dua puluh lima tahun sebelum

    Badik Sumpah Darah diciptakan oleh DaengWattansopeng di Tanah Bugis... Sejak pagi puncak Gunung Lawu diselimuti awantebal kelabu. Dimana-mana mendung menggumpal.Namun kemendungan yang membungkus wajahorang yang duduk bersila di dalam goa itu lebih tebaldan lebih gelap. Entah berapa lama Ki SulungKertogomo memandangi wajah itu sampai akhirnyadia membuka mulut berkata. "Dimas Aryo Probo, memang kehidupan duniamenawarkan banyak kenikmatan. Nikmat harta,nikmat perempuan, nikmat pangkat dan jabatan.Untuk itu manusia perlu banyak sabar, eling waspadadan lebih mendekatkan diri pada Sang Pencipta, agartidak terperangkap masuk ke dalam jurangkehancuran. Karena sekali seseorang tercebur masuk

    jurang tersebut, sukar untuk dapat keluar lagi. Aku mengerti sulit bagimu untuk melepas begitusaja tahta Keraton Pakubuwon. Kau merasa berhakuntuk menduduki tahta itu. Kau merasa terusik sakithati. Rasa sakit hati menimbulkan dendam. Karenakini tahta dikuasai oleh orang lain. Yang sebenarnyaadalah masih keponakanmu sendiri. Kalau saja kaubisa membersihkan hati dan pikiran, bukankah lebihbaik bagimu untuk melupakan tahta dan hidupsebagai Pangeran biasa. Dimana mungkin jalanhidupmu akan jauh lebih tenteram dan bahagia..."

    "Mana aku bisa tenteram bahagia KangmasSulung. Tahta itu dirampas dengan cara membunuhkakakku Raden Pangestu. Lalu aku dihina dengansebutan Pangeran Comberan. Kalaupun aku bisamelupakan tahta, tapi tidak mungkin bagikumelupakan kematian kakakku serta penghinaan atasdiriku. Aku sudah bersumpah untuk menumpaspenguasa keji yang bercokol di Keraton Pakubuwon.Namun diri buruk ini tidak punya kekuasaan, jugatidak punya ilmu kepandaian apa-apa. Si penguasadikelilingi oleh belasan tokoh silat berkepandaiantinggi. Jika aku berlaku nekad, kepalaku mungkinsudah lebih dulu menggelinding sebelum sempat

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    9/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 9

    menginjak tangga Istana. Itu sebabnya akumenemuimu untuk terakhir kali. Karena kau yangpunya petunjuk atas apa yang harus aku lakukan.Kalau aku memang perlu mengarungi lautan ketanah seberang, jangankan lautan air, lautan apipun

    akan aku sabung. Aku sangat butuh pertolonganmuKangmas Sulung." Ki Sulung Kertogomo, orang tua yang duduk diatas tikar kulit harimau terdiam beberapa lama lalumenghela nafas dalam. "Dimas Aryo Probo, kalau tekadmu sudah bulat,apa lagi sudah sampai pada mengangkat sumpah,aku merasa bersalah kalau tidak menolongmu. Tapipetunjuk yang aku lihat sungguh berat untukdilaksanakan..." "Kangmas Sulung, seperti aku katakan tadi,aku sanggup menyabung nyawa," kata Aryo Probosang Pangeran. "Katakan saja kemana aku haruspergi, siapa yang harus kutemui." "Di bekas Kerajaan Blambangan ada beberapaorang sakti. Di tanah Bali ada banyak tokoh utamaberkepandaian tinggi. Di tanah Banten jugabertebaran orang-orang hebat. Namun petunjukmengatakan bahwa Dimas tidak mungkin mem-pergunakan dan mendapatkan kepandaian darisemua orang-orang itu. Dimas ditentukan untukharus berjalan jauh, menyeberangi lautan ke satutempat di arah timur laut. Petunjuk menyatakantanah itu adalah Tanah Bugis, Tanah Mengkasar,hampir dua bulan perjalanan dari sini, melalui daratdan mengarungi lautan luas." "Jika petunjuk mengatakan begitu, aku akanmelakukan. Tak ada kebimbangan dan keraguan dihatiku Ki Sulung." "Yang akan jadi masalah bukan cuma jauhnyatempat tujuan, tetapi juga lamanya waktu yang harusDimas nantikan."

    "Maksud Kangmas?" tanya Aryo Probo. "Dimas harus menunggu selama dua ratusdelapan puluh delapan purnama atau hampir duapuluh empat tahun untuk mendapatkan sebilah saktimandraguna. Hanya dengan senjata sakti itulahDimas sanggup merebut dan menguasai tahtaPakubuwon." Terkejutlah Pangeran Aryo Probo mendengar ucapan Ki Sulung Kertogomo itu. "Konon, menurut petunjuk kemunculan senjata ituakan berbarengan dengan kemunculan seseorang

    di Tanah Bugis. Dialah kelak yang akan berjodohmendapatkan senjata itu. Tapi dia hanya bisamemegang senjata tersebut untuk beberapa lama,

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    10/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 10

    yaitu sampai niat dan tujuannya tercapai. Setelahitu senjata tersebut akan menjadi milik Dimas, tapi

    juga hanya untuk waktu tertentu. Setelah itu senjataharus dikembalikan kepada si pembuat." Termenung Pangeran Aryo Probo mendengar

    keterangan orang tua yang duduk di atas tikar kulitharimau itu. "Kangmas Sulung, senjata yang ada dalampetunjuk itu, berupa apakah? Sebilah pedang, keris,golok mungkin?" "Senjata itu berupa sebilah badik," jawab Ki SulungKertogomo. Kembali Aryo Probo terdiam. "Dimas Aryo, kalau boleh aku bertanya, berapakahusiamu saat ini?" Ki Sulung Kertogomo ajukanpertanyaan. "Empat puluh lima tahun," jawab orang yang ditanya. "Berarti pada saat Dimas Aryo mendapatkan senjatabertuah pembuka jalan untuk mendapatkan tahtaKerajaan Pakubuwon, usia Dimas Aryo akan sekitartujuh puluh tahun. Di usia setua itu, apakah Dimasmasih menginginkan tahta? Lagi pula selamaseperempat abad Dimas harus meninggalkan TanahJawa ini, harus berada di Tanah Bugis." Lama Aryo Probo berdiam diri. Ketika akhirnya diabicara suaranya agak bergetar. "Mungkin itu satu-satunya jalan atau takdir yang harus aku terima. Beradadi Tanah Jawa ini seolah menginjak bara panas. Akutidak akan mundur sekalipun harus menungguseperempat abad. Waktu sekian lama bisa akupergunakan untuk menimba ilmu kesaktian. Lalu jikakemudian tahta Pakubuwon memang tidak akudapatkan, paling tidak kelak ada orang lain yangmemang pantas dan berhak untuk menguasainya." Ki Sulung Kertogomo menatap wajah Pangeran

    Aryo Probo sejenak. Pada wajah dan sepasangmata orang itu dia melihat tekad membara, gelegak

    dendam yang tak bisa diluluhkan. Maka orang tuainipun berkata. "Baiklah Dimas Aryo. Kalau tekadmusudah bulat, aku tak berani melarang. Besok pagi-pagi, sebelum fajar menyingsing datanglahmenemuiku. Akan aku katakan padamu Tanah Bugismana yang harus kau tuju dan siapa yang harus kautemui." "Terima kasih Kangmas Sulung. Aku minta diridulu. Besok sebelum fajar aku akan datang kembali."Kata Pangeran Aryo Probo pula sambil bangkit berdiri. "Ada satu hal lagi perlu kukatakan Dimas Aryo,"

    ujar Ki Sulung Kertogomo. "Jika kelak kau sudahmenjejakkan kaki di Tanah Bugis, maka kau harusmelenyapkan jati dirimu sebagai orang Jawa. Bahkan

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    11/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 11

    kau harus mengganti nama." "Mengapa begitu Kangmas Sulung?" tanya AryoProbo. Begitulah ketentuan yang kulihat dan haruskau jalani, Dimas."

    "Kalau memang demikian, aku akan melakukan." Ki Sulung Kertogomo anggukkan kepala. Diaikuti kepergian Pangeran itu dengan pandanganmatanya. Dalam hati orang tua ini berucap. "Kasihan,aku melihat bukan tahta yang bakal didapatnya tapisatu kehidupan gelap di tepi jurang neraka. Apa lagiselama ini dia diketahui menjalani hidup sesat. Usiahampir setengah abad namun tak pernah menikah.Hidup bergelimang maksiat dengan sesama jenis.

    Apakah pantas orang seperti dia menjadi penguasaKerajaan? Mudah-mudahan Illahi mau menolong.Membuat dia membatalkan apa yang menjadi niat dihatinya." Sesuai petunjuk Ki Sulung Kertogomo, Pangeran

    Aryo Probo seorang diri meninggalkan Tanah Jawa,berangkat berlayar menuju Tanah Bugis. Perahutumpangannya berlabuh di Teluk Bantaeng. Hari telahgelap ketika gerobak sapi yang disewanya sampai diujung satu rimba belantara. "Saya hanya mengantar sampai di sini," kata kusirgerobak seorang pemuda bertubuh kerempengberambut lebat hitam. "Jika Bapak berjalan terus danlurus, pasti akan sampai di telaga. Berdiri di tepi telagaBapak akan melihat sebuah pondok. Itulah tempatkediaman orang sakti yang Bapak cari." "Mengapa kau tidak mengantarkan aku sampaike pondok itu?" tanya Aryo Probo. Kusir gerobak menggeleng. "Penghuni pondok ituorang tua aneh. Bila dia tidak suka pada seseorang,enak saja dia membunuh orang itu. Tidak jarang diamemasukkan manusia hidup-hidup ke dalam tungkupelebur besi. Dijadikan kayu pembakar!"

    "Omong kosong, mana ada manusia sejahat itu." "Terserah Bapak mau percaya atau tidak. Sayahanya mengantar sampai di sini. Harap Bapakmemberikan bayaran sewa gerobak." Walau agak kesal Aryo Probo turun dari gerobaksapi. Dari dalam buntalan dikeluarkannya sekepingperak dan diserahkannya pada kusir gerobak. Suara derak roda-roda gerobak lenyap dikejauhan.Sendirian di dalam gelap sambil memanggul buntalandi bahu kiri Aryo Probo memandang berkeliling. Lelakiini terkejut dan keluarkan seruan tertahan ketika tiba-

    tiba di hadapannya berdiri satu sosok bungkuksambil mengumbar suara tawa mengekeh. Orang di hadapan Aryo Probo mengenakan

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    12/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 12

    jubah dalam hitam. Di kepalanya bertengger sebuahtopi hitam berbentuk tarbus dan di bawah topi inimenjulai panjang rambut kelabu awut-awutan.Wajahnya yang cekung tak berdaging nyarismenyerupai tengkorak, ditumbuhi janggut dan kumis

    lebat memutih seperti kapas. Malam begitu gelapnamun sepasang mata orang ini sepertimengeluarkan cahaya, terlihat jelas, memandang AryoProbo berputar turun naik dari atas ke bawah. Tawa mengekeh terputus. Si jubah hitam luruskantubuhnya yang bungkuk. Aryo Probo melengak kaget.Ternyata dalam keadaan lurus sosok orang itu sangattinggi. Kepala Aryo Probo hanya sampai sebatasdadanya. "Orang dari seberang di tanah asing. Apakah kaumanusianya yang bernama Aryo Probo?" Tentu saja Aryo Probo menjadi kaget mendengar orang tahu dan menyebut namanya. Dia tidakmenjawab, tak berani mengangguk. Hatinyamembatin. "Dia tahu aku orang seberang. Bahkan tahunamaku. Jangan-jangan sudah menguntit sejak dariteluk. Lalu muncul seperti hantu." Aryo Probo pegang buntalan yang dibawanyaerat-erat. Di dalam buntalan itu selain membawabeberapa potong pakaian dia juga membawakepingan-kepingan perak dan emas sebagai bekal. Setelah perhatikan orang Aryo Probo bertanya. "Orang tua berjubah hitam. Kau mengejutkan diriku." "Begitu? Ha... ha... ha...! Baru melihat manusia kausudah terkejut. Bagaimana kalau melihat setan!" "Siapa kau, orang tua? Ada maksud apa munculseperti sengaja menghadangku." Si orang tua mendongak lalu kembali keluarkantawa mengekeh. "Namaku Pattirobajo. Tapi sudah lama aku tidakmemakai nama itu. Di negeri ini aku lebih dikenal

    dengan julukan Iblis Seribu Nyawa."

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    13/77

    3EUMUR hidup baru kali ini Aryo Probo mendengar

    julukan seperti itu. Gelar aneh tak masuk akal tapimenyeramkan. "Julukan hebat. Apa alasan orang menjuluki kaubegitu rupa? Kau pasti cuma punya satu nyawa,tidak seribu." Si jubah hitam terkekeh panjang dan manggut-manggut. "Saat ini usiaku sudah mencapai seratus duapuluh tahun lebih! Puluhan kali maut menghadangdiriku! Puluhan kali musuh berusaha membunuhku.Dengan menantang terang-terangan. Dengan ilmuhitam. Tapi aku tidak mati-mati! Aku sudah bosanhidup!" "Kalau tak ada musuh yang sanggup mem-bunuh. Kalau kau memang sudah bosan hidup,mengapa tidak bunuh diri saja?!" ujar Pangeran

    Aryo Probo pula. Si orang tua terkekeh panjang. Dua tangannyadi angkat ke udara. Tahu-tahu entah dari manadatangnya dalam genggaman dua tangannya telahterhunus dua bilah golok pendek yang sakingtajamnya memancarkan cahaya berkilau walaudalam gelap. "Ilmu hitam, orang ini punya ilmu hitam. Kalautidak dari mana dia tahu-tahu bisa memegang duabilah golok begitu rupa," kata Arya Probo dalamhati.

    "Kau menyuruh aku bunuh diri! Akan akulakukan ! Lihat!" Dua tangan yang memegang golok berkelebat. "Craaaass!" "Kraaaaaakkk!" Satu semak belukar rimbun rambas amblas.Sebatang pohon putus terbabat lalu tumbang. Si

    jubah hitam ini seolah hendak membuktikan bahwadua bilah golok yang dipegangnya bukanlah barangmainan. Sambil silangkan sepasang senjata itu didepan dada, dia keluarkan tawa panjang. Lalu duabilah golok digorokkan ke lehernya kiri kanan. "Greekk... greeeekkk... greeekkk... greeeekkk."

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    14/77

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    15/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 15

    wakil malaikat maut!' "Tak usah mempersoalkan segala macamkeanehan. Sarontang, sekarang kau harus ikut akuke lereng timur Gunung Lompobatang. Janganbarani menolak!"

    "Sarontang? Siapa Sarontang?" tanya AryoProbo sambil memandang ke samping kiri kananlalu menoleh ke belakang karena mengira ada oranglain di sekitar situ. "Sarontang. Itu nama barumu! Apa kau tidakingat pesan Ki Sulung Kertogomo? Bahwa begitukau menginjakkan kaki di Tanah Bugis kau harusmengganti nama?!" Kejut heran Aryo Probo bukan kepalang. "Orang tua, bagaimana kau bisa tahu semua.Kau kenal dengan Ki Sulung Kertogomo?" "Orang tua itu telah berpulang sewaktu kaumasih mengarungi lautan menuju ke sini..." "Astaga... Jangan kau berani bergurau. KiSulung Kertogomo sudah seperti kakak kandungbagiku!" bentak Aryo Probo. "Siapa berani bergurau dengan nyawa dan rohmanusia? Orang yang kau anggap sebagai kakakitu benar-benar telah meninggal sewaktu kau dalamperjalanan ke sini. Ketika suatu malam aku mencobamasuk ke dalam alam roh gaib, terjadi sambungrasa antara petunjuk yang pernah aku dapatkandengan roh kakakmu. Aku sempat bertemu danbertutur sapa dengan Ki Sulung..." Aryo Probo terdiam. Sulit baginya untukmempercayai ucapan si orang tua. Dia mengalihkanpembicaraan. "Urusan apa aku harus ikut bersamamu?" "Karena hanya engkau satu-satunya manusiayang ditakdirkan bisa membunuh dan mengakhirihudupku! Aku tahu apa tujuanmu datang ke TanahBugis ini..."

    "Apa? Coba sebutkan," ucap Aryo Probo inginmenguji. "Kau ingin menemui kakek yang tinggal di tepiTelaga Mala kaji. Kau ingin menemui DaengWattansopeng, kakek sakti pembuat senjata bertuah.Kau ingin mendapatkan sebilah senjata. Sebilahbadik. Badik Sumpah Darah!" Aryo Probo benar-benar heran. Bagaimanaorang ini bisa tahu begitu banyak tentang diri danperjalanannya? "Aryo Probo, Pangeran dari Keraton Paku-

    buwon. Dengar baik-baik. Badik Sumpah Darah. Itusatu-satunya senjata yang bisa menamatkanriwayatku. Tetapi aku hanya bisa menemui kematian

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    16/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 16

    kalau kau yang menikamkan badik itu pada diriku..." Aryo Probo ternganga, geleng-gelengkan kepala,Tak bisa keluarkan suara. "Aku tak ingin mati di tempat sembarangan.

    Aku ingin mati di tempat ibuku melahirkan diriku. Di

    tebing batu di lereng timur Gunung Lompobatang. Aku akan membawamu ke sana agar kau tahutempatnya. Jika kau sudah mendapatkan BadikSumpah Darah maka kau harus mendatangi dirikudi lereng gunung tempat kediamanku. Membunuhku.Menghabisi diriku!" "Bagaimana... Bagaimana kalau sesudahmendapatkan badik itu aku tidak datang ke tempatkediamanmu, tidak membunuhmu?" bertanya AryoProbo. Si kakek delikkan mata lalu tertawa mengekeh."Itu satu pertanyaan tolol. Lebih tolol jika kau tidakmelakukan apa yang aku katakan! Dengar Pangeran,

    jika kau tidak membunuhku, kau akan ditimpa kualatseumur-umur. Dirimu akan termakan sumpahkutukku. Apa yang menjadi tujuanmu tidak akankesampaian. Malah kau akan celaka sengsaraseumur-umur..." Aryo Probo tak ingin mau mempercayai ucapanPattirobajo alias Iblis Seribu Nyawa. Tapi tak urungbulu kuduknya berdiri juga. "Sekarang kau jangan banyak bicara. Aku akanmembawa ke Gunung Lompobatang!" Habis berkata begitu tiba-tiba si orang tualuruskan tubuhnya. Sosok Iblis Seribu Nyawaberubah jangkung. Tangan kanannya laksana kilatmenyambar tengkuk baju Aryo Probo. "Lepaskan!" teriak Aryo Probo. Iblis Seribu Nyawa menjawab dengan sung-gingan seringai. Aryo Probo hantamkan jotosankeras ke dada si orang tua. Tapi dia menjerit sendirikesakitan amat sangat seolah barusan memukul

    batu keras. Si orang tua tertawa mengekeh. Dengan dua jari tangan kirinya dia tusuk kening Aryo Probo.Kejap itu juga Pangeran dari Pakubuwon inimendadak kaku sekujur tubuhnya. "Iblis Seribu Nyawa, jika kau berani menyakitidiriku, aku bersumpah akan membalas seribu kalilebih hebat!" mengancam Aryo Probo. Pattirobajo tidak perdulikan ancaman orang. "Aryo Probo. Kau beri kematian padaku. Sebagaibalasan aku akan memberikan satu ilmu kesaktian

    hebat padamu. Kau cukup membalasnya denganMayat Persembahan." "Mayat persembahan? Apa pula itu? Apa

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    17/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 17

    maksudmu?" tanya Aryo Probo. "Setiap bulan mati kau berkewajiban menye-rahkan seorang pemuda, lajang, belum kawinpadaku. Pemuda itu harus dalam keadaan mati, takbernyawa. Bila tiba saatnya kau dapat mewakilkan

    kewajiban itu pada orang lain. Orang lain itu yangkelak harus menyerahkan mayat seorang pemudapadamu." Aryo Probo terdiam. Tengkuknya terasa dingin. "Gila..." katanya kemudian. Iblis Seribu Nyawa tertawa bergelak. "Sarontang,dunia ini memang dipenuhi seribu satu kegilaan.Kita harus ikut berlaku gila agar dianggap orangsebagai manusia wajar. Ingat hal itu baik-baik!"

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    18/77

    4S EJAK sore udara di kawasan Telaga Malakajidipenuhi oleh kelelawar yang beterbangan kian kemari.Sampai matahari terbenam dan malam datangmembawa kegelapan binatang-binatang itu masihberkeliaran. Suara kepak sayap lebar disertai sesekalisuara kuikan keras terdengar tak berkeputusan. Dini hari menjelang datangnya Subuh, di atasbalai-balai tidurnya Daeng Wattansopeng terbaringpejamkan mata. Orang tua ini tidak sedang tidur karena getaran bibirnya memberi pertanda bahwadia tiada henti berzikir menyebut nama Allah. Ditangan kanannya ada seuntai tasbih berwarna hijau. Tiba-tiba getaran bibir terdiam. Suara hati terhenti.Sepasang mata yang sejak tadi terpejam membukanyalang, menatap tajam ke arah langit-langit pondokkayu di atasnya. Barusan telinganya menangkap suara sesuatuberkelebat halus sekali di atas sana. DaengWattangsopeng tahu betul itu bukan suara kepaksayap kelelawar. Orang tua ini seorang berke-pandaian tinggi yang kemampuan pendengarannyaluar biasa. Dia sanggup mendengar suara gesekandaun di jarak belasan tombak. Jika tadi dia hanyabisa mendengar suara kelebat sangat halus, berartisiapapun adanya mahluk di atas atap maka dia jugamemiliki kepandaian hebat. Perlahan-lahan Daeng Wattansopeng bangun daritidurnya. Duduk di pinggiran balai-balai kayu. Dua

    matanya masih terus mengawasi langit-langit pondok. "Ada orang di atas atap." kata Daeng Wattansopengdalam hati. "Aneh, seumur hidup baru kali ini akukedatangan tamu bukan muncul di pintu tapi melayangdi atas atap..." Orang tua ini ingat janjinya dengan Sarontangyang disampaikan lewat Bontolebang. Lalu diamenghitung hari. 'Tidak mungkin Sarontang datang menyalahi

    janji. Menurut hitunganku hari ini baru hari keduasebelum fajar menyingsing. Janjiku, meminta dia

    datang pada hari ke tiga sebelum fajar. Lagi pulaSarontang tidak akan datang dengan cara sepertiini. Naik ke atas atap. Dan Sarontang datang tidak

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    19/77

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    20/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 20

    berbentuk segit tiga dan berwarna hijau. "Luar biasa, harimau jejadianpun matanya tidakseperti ini," membatin Daeng Wattansopeng. Diamulai berlaku waspada. Agaknya tamu tak dikenalini benar-benar datang tidak membawa maksud baik.

    Mungkin menginginkan senjata sakti yang baru sajaselesai dibuatnya! "Daeng Wattansopeng," tiba-tiba si jubah putihberkerudung aneh berucap. "Aku menyirap kabar bahwa dalam beberapa hari ini kau menunggukedatangan saudaramu bernama Sarontang yangakan membawa seorang tamu dari Tanah Jawa.Benar?" Daeng Wattansopeng tidak segera menjawab.Tamu tak dikenal ternyata tahu bahwa dia tengahmenunggu kedatangan orang. Yakni Sarontang yangakan membawa tamu dari Tanah Jawa. "Benar," Daeng Wattansopeng akhirnya berikan

    jawaban. "Apakah tamu itu seorang pemuda bernamaWiro Sableng, bergelar Pendekar Kapak Maut NagaGeni 212?" Kening Daeng Wattansopeng mengerenyit.Kepalanya digelengkan. "Aku tidak pernah mengenalorang dengan nama dan julukan yang kau sebutkanitu." Mata berbentuk segitiga menatap tajam danpancarkan cahaya angker seolah hendak menjajagiapakah Daeng Wattansopeng bicara benar ataudusta. Orang lain dipandang seperti itu mungkinakan tergetar hati dan ciut nyalinya. Tapi DaengWattansopeng tetap tenang. Tiba-tiba orang tua inimerasakan ada getaran aneh di lantai pondok. Lalusatu hawa panas menyusup masuk ke telapak kakinya.Dalam kagetnya orang tua ini cepatkerahkan tenaga dalam. Hawa panas masih terusmenjalar naik ke kaki, naik lagi ke paha. Ketika

    mencapai perut di mana terletak pusat tenaga dalamyang dimiliki Daeng Wattansopeng, hawa panas itutak mampu menembus. "Desss!" Satu letupan halus menggema. Asap putihmengepul-dari balik jubah merah DaengWattansopeng. Orang tua ini perhatikan wajah dansepasang mata orang di hadapannya. Dia maklum,

    jelas barusan tamu tak dikenal itu tengah mengujikekuatannya dengan cara menghantamkan hawasakti melalui lantai pondok. Daeng Wattansopeng

    tengah berpikir apakah dia perlu membalaskelancangan orang. Tiba-tiba seperti tadi kembalidia merasa lantai pondok bergetar. Lalu ada hawa

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    21/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 21

    dingin luar biasa merasuk masuk ke telapak kakikiri. Membuat orang tua ini bergetar sekujur tubuhdan bergemeratakan rahangnya. Hawa dinginmencoba naik ke atas, menenbus pusat tenagadalam dibagian perut. Wattansopeng kencangkan

    perutnya, tahan nafas, kerahkan tenaga dalam. "Desss!" Seperti tadi terdengar letupan. Dari balik jubahDaeng Wattansopeng mengepul asap kehitaman. Didepan sana lelaki berkerudung putih kelihatanbergoncang tubuhnya lalu tersurut dua langkah.Dari mulutnya keluar suara bergumam. Lalu adasuara lain seperti memaki halus. "Aneh, aku mendengar ada dua suara," membatinDaeng Wattansopeng. "Siapa sebenarnya tamulancang tak diundang ini. Saatnya aku memberipelajaran." Kalau orang menjajal dirinya secara diam-diammaka lain halnya dengan Daeng Wattansopeng. Diatak mau membokong lawan secara pengecut. Sambilletakkan dua telapak tangan di depan dada, sambilmembungkuk orang tua ahli pembuat senjatabertuah ini berkata. "Kerabat tak dikenal, terima kasih kau telahsudi memberi pelajaran padaku. Aku DaengWattansopeng ingin belajar lebih jauh padamu." Habis berkata begitu Daeng Wattansopengmendongak ke arah atap pondok yang jebol. Daritempatnya berdiri dia dapat melihat langit gelapkelam di atas sana. Saat itu enam ekor kelelawar besar tengah berkelebat terbang di atas atap. DaengWattansopeng kedipkan dua matanya. Bersamaandengan itu tangan kanannya diturunkan ke bawah,telapak disentakkan ke arah lantai pondok. Enamekor kelelawar besar yang melewati atap pondokyang jebol, laksana disedot satu kekuatan dahsyatkeluarkan suara menguik keras lalu melesat ke

    bawah. Sayap-sayap mereka berubah sepertitebasan senjata tajam. Kuku-kuku mereka mencakar ganas. Enam binatang ini menyerang orangberkerudung putih dari enam jurusan. Tiga di bagiankepala, tiga di arah badan! Orang yang mendapat serangan berseru kaget.Dua kepala didongakkan, tangan kanan dihan-tamkan. Dua larik sinar hijau angker melesat darisepasang matanya. Tiga ekor kelelawar besar yangmenyerang bagian kepala hancur berantakan. Asaphijau sesaat menutupi pondok.

    "Bukk! Bukkk!" Dua ekor kelelawar yang menyerang bagianbadan remuk, terpelanting dan amblas masuk ke

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    22/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 22

    dalam dinding. Kelelawar ke enam satu-satunyayang lolos, sempat menghunjamkan cakarnya kebagian dada orang berjubah putih. "Breettt!" Jubah robek besar. Orang yang diserang keluarkan

    seruan keras. Tangan kirinya menghantam. Kelelawarmenguik dan terkapar di tanah dalam keadaan hancur. "Terima kasih, kau telah sudi memberi pelajaranpadaku," kata Daeng Wattansopeng lalu membungkuk. Muka putih orang berjubah kelihatan merah kelammembesi. Mulutnya berkomat-kamit keluarkan suaramenggerutu. Saat itu secara aneh DaengWattansopeng kembali mendengar suara lain. Diaberusaha mencari tahu siapa yang bicara tapi takberhasil. "Daeng Wattansopeng, kau merobek pakaianku...." "Ah, harap maafkan. Bukan aku yang melakukantapi kelelawar itu," jawab Daeng Wattansopengsambil tersenyum. "Aku tidak akan melupakan, aku tidak akanmemaafkan." "Kerabat tak dikenal, kalau cuma jubah yang robekaku bisa menggantinya. Apakah kau bersediamemperbaiki atap pondokku yang telah kau rusak?" "Aku tak punya waktu untuk memperbaiki atapmu!" "Hemmm. Kalau begitu harap kau memberi tahusiapa dirimu adanya. Dari logat bicaramu aku bisamenduga kau bukan orang sini. Juga bukan orangdari Tanah Jawa." "Aku merasa tidak perlu menjawab pertanyaanmu.

    Aku akan pergi. Tapi ingat, aku akan kembali lagiuntuk memastikan siapa adanya tamu yang datang dariTanah Jawa bersama Sarontang." "Tadi kau memberi tahu kalau kau mencari seorangpemuda bernama Wiro Sableng, bergelar PendekarKapak Maut Naga Geni 212. Ketahuilah, tamu yangdibawa Sarontang bukan orang yang kau cari. Tapi jika

    kau mau tahu dan ingin melihat dengan mata kepalasendiri, silahkan datang besok pagi. Hanya kuharapkau datang membawa bahan untuk memperbaikiatapku yang kau rusak. Syukur-syukur kau datangmembawa seorang tukang sekalian...." DaengWattansopeng berkata sambil sunggingkan senyummengejek. Merasa diejek si jubah putih berkata. "Daeng Wattansopeng. Membuat aku tersurut satulangkah dalam adu kekuatan tadi, jangan mengira ilmukepandaianmu ada di atasku. Jangan memandang

    sebelah mata padaku. Kalau orang dari Tanah Jawa itumemang Wiro Sableng adanya, kau harusmenyerahkannya padaku. Jika kau berani menolak,

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    23/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 23

    bukan cuma pondokmu yang kuhancurkan, tapi jugatubuhmu!" "Sungguh tak dinyana. Betapa mudahnya kaumencari lantai terjungkat, membuat permusuhan tanpamau menyadari kesalahan sendiri' merusak rumah

    orang! Kau bicara hebat bahkan terlalu takabur. Tapiterlalu pengecut untuk memberi tahu siapa dirimu dankau datang dari mana!" "Aku datang dari negeri jauh. Aku jelaskanpunkau tidak bakal mengerti!" "Kalau begitu katakan saja siapa namamu, jugagelar julukanmu jika kau punya." "Namaku Lajundai. Aku datang dari NegeriLatanahsilam! Aku berjuluk Hantu Muka Dua. WiroSableng adalah musuh besarku. Dia menghancurkanIstana miliki. Membuat aku terpesat ke negeri ini. DiLatanahsilam aku tak berhasil membunuhnya. Mungkindia ditakdirkan harus mati di negeri sendiri." "Kalau pemuda bernama Wiro Sableng itu memangmusuh besar yang ingin kau habisi, mengapa tidaklangsung datang mencarinya ke Tanah Jawa?" "Aku tidak tahu di mana letak Tanah Jawa. DariLatanahsilam, negeri seribu dua ratus tahun silam,aku terpesat ke Tanah Bugis ini. Mendengar kabar bahwa ada seseorang yang akan datang ke sini,bersama seorang pemuda dari Tanah Jawa, apasalahnya aku menunggu sampai orang itu muncul.Kalaupun dia bukan Wiro Sableng, masih adakesempatan untuk bertanya padanya di mana musuhbesarku itu berada." Habis berkata begitu sosok berjubah putih bergerakberputar lalu melesat ke atas atap yang berlubang. Diatas atap dia tidak terus berkelebat pergi melainkantegak di pinggiran jebolan atap dan berkata. "Daeng, ingat. Aku akan datang kembali." Saat ituDaeng Wattansopeng ingin sekali menghantam si

    jubah putih berkerudung dengan pukulan sakti, namun

    dia berusaha mempersabar diri. Hanya memperhatikansampai orang di atas sana berkelebat pergi. "Negeri Latanahsilam..." kata Daeng Wattansopengperlahan. "Di manakah itu? Tadi waktu sosoknyaberputar aku sempat melihat ada dua buah lobangpada kerudung di bagian belakang kepalanya.Sebelumnya aku mendengar seperti ada suara oranglain. Hantu Muka Dua.... Apakah orang tadi benar-benar memiliki dua buah muka sesuai dengan

    julukannya?" (Mengenai Hantu Muka Dua harap bacariwayat petualangan Pendekar 212 Wiro Sableng di

    Negeri Latanahsilam mulai dari Episode "Bola-BolaIblis" s/d Episode "Istana Kebahagiaan" terdiri dari 18episode).

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    24/77

    5S EBELUM sampai pada hari ke tiga, hari perjanjiandi mana Sarontang dan Adipati Jatilegowo akan datangke tempat kediaman Daeng Wattansopeng di TelagaMalakaji, kita kembali dulu pada satu peristiwa yangterjadi di tanah Jawa beberapa waktu lalu. Dalam Episode berjudul "Senandung Kematian"dituturkan terjadinya satu pertempuran hidup matiantara Pendekar 212 Wiro Sableng dengan Damar Wulung alias Adisaka yang dibantu PangeranMatahari musuh bebuyutan murid Sinto Gendeng.Wiro akhirnya berhasil merampas kembali kerispusaka Keraton yakni Keris Naga Kopek yang dicuriDamar Wulung. Senjata mustika sakti itu kemudiandiserahkannya pada Sutri Kaliangan, putri PatihKerajaan. Sebenarnya Sutri ingin sekali berada lebih lamabersama Wiro. Bukan saja karena diam-diam gadisrupawan ini telah terpikat hatinya pada Pendekar 212, tapi dia juga ingin kepastian bahwa Wiro benar-benar akan mencarikan obat untuk menyembuhkansakit berat yang diderita ayahnya. Namun SutriKaliangan menyaksikan, di tempat itu ada tiga oranggadis cantik yang diketahuinya sama-sama mencintaiWiro. Maka walau dengan berat hati, di samping harussegera menyerahkan keris pusaka Keraton pada SriBaginda, Sutri Kaliangan terpaksa meninggalkanPendekar 212.

    "Gadis itu, seorang diri kau biarkan membawasenjata pusaka Kerajaan, apakah tidak berbahaya? Aku kawatir...." Naga Kuning yang tegak di sampingSetan Ngompol berkata. "Seharusnya kau minta aku menemaninya," kataSetan Ngompol. "Aku tak keberatan dudukmenunggang kuda bersamanya. Ha... ha... ha!" SetanNgompol tertawa bergelak lalu cepat tekap bagianbawah perutnya yang siap hendak mengucur. "Kotaraja tak jauh dari sini. Lagi pula keadaankurasa sudah cukup aman. Dan Sutri memiliki ilmu

    pedang yang bisa diandalkan," ujar Wiro pula. Diamemandang pada bocah jabrik, melirik pada nenekbermuka setan yang dikenal dengan julukan

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    25/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 25

    Gondorowo Patah Hati. "Naga Kuning sahabatku, ada beberapa halpenting yang harus aku kerjakan. Tak mungkinkulakukan seorang diri. Aku minta kau dan SetanNgompol ikut membantu...."

    "Kalau memberi pekerjaan jangan yang susah-susah. Nantiaku sulit kencing!" kata Setan Ngompol. Wiro tersenyum. "Membantumu boleh-boleh saja. Tapi apa kautega...." Naga Kuning pegang dan elus-elus tanganGondorowo Patah Hati hingga si nenek tersipu maludan cepat tarik tangannya. Bidadari Angin Timur,Ratu Duyung dan Anggini jadi sama-sama tertawamelihat kelakuan si bocah. "Puluhan tahun aku takpernah bertemu dengan dia, begitu bertemu kauhendak memisahkan kami dengan memberikan satupekerjaan." "Aku tidak bermaksud memisahkan kalian.Syukur-syukur Nenek Gondorowo Patah Hati maumembantu." "Katakan pekerjaan apa yang harus kamilakukan?" bertanya Setan Ngompol. "Pekerjaan mudah, menyirap kabar di manaberadanya bunga melati hitam...." "Melati hitam?" Setan Ngompol dan NagaKuning berucap berbarengan. "Di mana-mana yang namanya kembang melatiitu warnanya putih," kata Naga Kuning. "Ini bukanpekerjaan mudah!" "Mungkin ada kembang melati yang gosong?!"ujar Setan Ngompol lalu tertawa bergelak. "Ada-adasaja!" "Kalau urusan kembang seharusnya c.urus olehorang-orang perempuan. Bukan kami orang laki-laki!" ujar Naga Kuning. Dia melirik pada tiga gadiscantik di depannya. "Wiro, mengapa tidak merekasaja yang kau tugasi menyirap di mana beradanya

    kembang melati gosong itu?" Wiro terdiam tapi palingkan wajahnya me-mandang pada Bidadari Angin Timur, Ratu Duyungdan Anggini yang juga sama memandang kearahnya. "Wiro, jika kau memang ingin kami yang mencaribunga melati hitam itu, kami bersedia sajamelakukan...." berkata Ratu Duyung. Angginimengiyakan sementara Bidadari Angin Timur diamsaja. Pendekar 212 menggaruk kepalanya.

    "Sebenarnya ada hal lain yang jadi tanggung jawabku dan perlu kuselidiki. Tapi waktuku sempitdan seperti tadi aku katakan, tak mungkin semua

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    26/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 26

    urusan kutangani sendiri. Kalau kalian bertiga sudimenolong...." "Katakan mengenai apa?" tanya Ratu Duyung. "Pedang Naga Suci 212. Senjata mustika itutidak ditemukan pada jenazah Puti Andini.

    Seseorang telah mencurinya." "Pangeran Matahari!" kata tiga gadis serempak."Pasti dia yang telah mencuri pedang itu setelahmembunuh Puti Andini." (Mengenai kematian Puti

    Andini harap baca serial Wiro Sableng Episodeberjudul "Makam Ke Tiga" dan "SenandungKematian")' "Ini urusan sangat berbahaya. Setiap hal yangada sangkut pautnya dengan pangeran jahanam itumaut tantangannya...." "Kami bertiga tidak takut. Malah kalau kamibisa membunuh mahluk terkutuk itu rasanya kamisudah berbuat jasa besar untuk rimba persilatanTanah Jawa ini," kata Anggini murid Dewa Tuakbersemangat. "Kami bertiga akan menyelidik dan mencaripedang keramat itu," kata Ratu Duyung ikutbersemangat. Bidadari Angin Timur anggukkan kepala namundalam hatinya gadis ini mengeluh. "Sekian lamaterpisah, tercerai berai oleh berbagai kejadian,setelah bertemu mengapa sampai hati menginginkanperpisahan ini? Aku tahu semua yang kau katakanadalah urusan penting. Tapi apakah tidak ada sedikitwaktu luang bagi kita berdua untuk bersepi diri,bercakap-cakap membicarakan hal yang selama inimasih belum sempat saling kita ungkapkan? Lebihdari dua puluh empat purnama kau pergi, sekarangpada saat perjumpaan apakah tak ada sedikitkesempatan dapat kau berikan padaku...." Wiro mengangguk dan mengucapkan terimakasih berulang kali pada tiga gadis cantik itu tanpa

    mampu memperhatikan kelainan sikap Bidadari Angin Timur. Lalu dia berpaling, memandang padaNaga Kuning, Setan Ngompol dan Gondorowo PatahHati. "Wiro," Setan Ngompol berucap. "Aku pernahmuda, juga pernah tua. Bercinta di masa tua jauhnikmatnya dibanding bercinta di masa muda'.Kuharap kau tidak membebani kakek nenek jelek iniuntuk melewati hari-hari bahagia mereka. Biar akumewakili keduanya menyirap dan mencari bungamelati hitam itu."

    Dibilang nenek jelek Gondorowo Patah Hati yangaslinya bernama Ning Intan Lestari pelototkanmatanya pada Setan Ngompol hingga kakek satu ini

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    27/77

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    28/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 28

    Sekali lagi hati-hatilah...." Saat itu ingin sekali Wiro memeluk ke tiga gadisitu satu persatu namun dia sadar hal itu tidakmungkin dilakukan. Dia hanya bisa menatap tigawajah gadis cantik jelita itu lalu akhirnya tinggalkan

    tempat itu. "Aneh," kata Anggini. "Dia tidak memberi tahuuntuk apa bunga melati hitam itu." "Benar, bukankah Wiro telah berjanji pada putriPatih Selo Kaliangan bahwa dia akan mencari obatpenyembuh racun ular yang mendekam di tubuhsang patih yang menyebabkan orang ke dua diKerajaan itu saat ini terbaring sakit dan lumpuh,"ikut bicara Ratu Duyung. "Yang jadi pertanyaan, dari mana Wiro dapatpetunjuk bahwa bunga melati hitam itu merupakanobat bagi kesembuhan Patih Kerajaan? Setahukuselama ini dia tidak pernah bertemu orang pandai,"ujar Anggini pula sambil memandang pada RatuDuyung dan Bidadari Angin Timur. Ratu Duyungmengangkat bahu. Sedang Bidadari Angin Timur tak menjawab. Gadis ini palingkan wajah,memandang ke jurusan lain. "Apa yang kita lakukan sekarang?" bertanyaRatu Duyung. "Langsung tinggalkan tempat inimenyelidik lenyapnya Pedang Naga Suci 212?""Makin cepat kita mulai menyelidik makin baik,"menyahuti Anggini. "Tunggu dulu," kata Bidadari Angin Timur. "Wirotidak mau memberi tahu apa yang hendakdikerjakannya. Tadi aku memperhatikan. Sewaktumeninggalkan tempat ini tadi, Wiro pergi ke arahyang sama dengan perginya Sutri Kaliangan.Jangan-jangan sebenarnya dia hendak menyusulgadis itu...." Jelas ada rasa cemburu terbayang pada ucapanBidadari Angin Timur.

    "Mungkin sebelumnya antara mereka sudah saling janji," kata Ratu Duyung pula yang ikutan jadl cemburu. Tiga gadis merasa cemburu wajar-wajar sajakarena Sutri Kaliangan memiliki wajah jelita danseorang puteri Patih Kerajaan pula. "Kita harus menyelidik. Apa sebenarnya yangdilakukan Wiro," kata Bidadari Angin Timur. Diamemberi isyarat pada dua sahabatnya. Ke tiga gadistinggalkan tempat itu, berkelebat ke arah lenyapnyaSutri Kaliangan dan Pendekar 212 Wiro Sableng. Belum lama berlari tiba-tiba Ratu Duyung yang

    berada di sebelah belakang berkata. "Kawan-kawan. Ada orang mengikuti kita. Lekassembunyi!"

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    29/77

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    30/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 30

    Setan Ngompol menyeringai. "Apa ada pemudalain yang pantas kalian kejar? Kalau saja aku masihmuda...." "Uhhhh...!" "Ha... ha... ha!" Setan Ngompol tertawa bergelak

    dan kembali terkencing-kencing.

    ***

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    31/77

    6S EKARANG kita ikuti perjalanan Sutri Kaliangan,putri Patih Kerajaan. Seorang diri gadis ini memacukudanya menuju Kotaraja. Saat itu hari masih pagi.Udara terasa segar. Untuk mempercepat sampai keKotaraja Sutri sengaja mengambil jalan memotong,melewati sebuah lembah, menembus satu rimbabelantara kecil. Sekeluarnya dari rimba itu Kotaraja tak

    jauh lagi. Namun tak terduga seseorang telahmenunggu kemunculannya di tepi rimba. Orang ini hanya mengenakan sehelai celanakomprang hitam. Tangan dan dada ditumbuhi bululebat. Kulit muka kebiru-biruan. Sepasang mataberwarna merah. Di sudut bibir mencuat taring.Masing-masing mata memiliki dua buah alisberwarna merah. Satu di atas satu di bawah mata.yang paling aneh adalah kepalanya. Mulai darikening ke atas kepala orang ini berbentuk segiempat, berwarna kelabu kehitaman dan keras atos.DI atas kepala ada sebuah pendupaan yang selalumengepulkan asap menebar bau kemenyan. Dipinggangnya tergantung sebuah guci berleher panjang terbuat dari tembaga. Orang menghadang di tengah jalan, Sutri Kalianganterpaksa hentikan kudanya. Tunggangan si gadis inimeringkik beberapa kali sambil mengangkat dua kakidepan pertanda binatang ini mencium bahayamengancam tuannya. Sutri sendiri sudah merasakalau orang punya niat jahat terhadapnya. Dia melirik

    pada guci tembaga yang tergantung di pinggang orang.Dia ingat keterangan Wiro bahwa seorang gadissahabatnya dari alam roh telah disekap di dalam guciini. Sutri sedikit agak bingung. Menurut Wiro guci ituterbuat dari perak sedang yang dilihatnya adalah gucitembaga. Sutri yang sudah kenal siapa adanya si penghadangsegera menegur. "Iblis Kepala Batu Alis Empat! Beberapa lama ini kaumenghilang entah ke mana. Tahu-tahu muncul dipinggir rimba belantara. Bukankah tugasmu seharusnya

    berada di kawasan Istana?""Terus-menerus berada di sekitar Istana lama-lamamembuat diriku jenuh. Apa salahnya sekali-sekali

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    32/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 32

    aku keluyuran dan nasib mujur bertemu gadissecantik dirimu! Ha... ha... ha!" "Hem.... Cara bicaramu tidak pantas. Apa kaulupa berhadapan dengan puteri seorang PatihKerajaan yang harus kau hormati? Melihat caramu

    berdiri di tengah jalan, sikapmu seperti menghadang. Atau mungkin aku salah menduga?" Orang yang ditegur menyeringai. Mulutnyakomat-kamit. Asap menebar bau kemenyanmengepul dari pendupaan di atas kepalanya yangberbentuk empat persegi. "Sutri Kaliangan, puteri Patih Kerajaan!Dugaanmu tidak keliru! Aku sudah mengikutimusejak dari air terjun Jurang Mungkung. Sengajamenghadangmu di pinggir rimba belantara ini. Adasatu persoalan yang ingin kubicarakan denganmu!" "Hemmm. Mengikuti orang lalu menghadang.Kini berkata ingin bicara. Sungguh perbuatan tidakpantas. Aku dapat membaca dari air mukamu! Kaupunya niat tidak baik! Iblis Kepala Batu Alis Empat,hati-hati bicara dan bersikap padaku. Ayahku bisamenjatuhkan hukuman berat atas dirimu! Ingat itu!" Iblis Kepala Batu tertawa bergelak. "Ayahmu memang Patih Kerajaan. Tapi saat iniapa yang bisa dilakukannya. Tubuhnya tergoleklumpuh di atas pembaringan. Kau masih inginmengandalkannya dirinya? Tak lama lagi dia akandicopot dari jabatannya, digantikan oleh orang lain!" "Mulutmu lancang, ucapanmu kurang ajar! Lekasmenyingkir dari hadapanku!" bentak Sutri Kaliangan. "Sutri Kaliangan, aku ingin tahu, apa kepentinganmuhingga memberi tahu pada Pendekar 212 tempatkediamanku di Kali Mungkung. Pendekar keparat itutelah menghancurkan tempat kediamanku. Apa kaumengerti kalau kau harus ikut bertanggung jawab atasperbuatannya itu?"

    "Bicara soal tanggung jawab memang satu hal yang

    tidak enak," jawab Sutri Kaliangan sambil pasangair muka sinis. "Karenanya aku juga ingin bertanya,apa kau juga punya rasa tanggung jawab, menculikseorang gadis alam roh dan menyekapnya dalamguci perunggu itu?" "Ha... ha... ha!" iblis Kepala Batu Alis Empat aliasIblis Kepala Batu Pemasung Roh tertawa bergelak.

    Asap menggebubu dari dalam pendupaan di ataskepalanya. "Pendekar 212 jelas-jelas musuh Kerajaan.Buronan yang harus ditangkap hidup atau mati. Bahkanmanusia itu telah mencelakai ayahmu, Patih Kerajaan.

    Tapi justru aku lihat saat ini kau membelanya!Sungguh keanehan luar biasa! Tapi mungkin bukankeanehan kalau kau sudah jatuh cinta padanya."

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    33/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 33

    Wajah cantik Sutri Kaliangan serta mertabersemu merah. "Iblis Kepala Batu. Kepala batu berarti otakmu jugabatu! Tidak heran kalau perbuatan dan bicaramuseenaknya! Lekas menyingkir dari hadapanku! Atau

    kaki-kaki kudaku akan menghancurkan kepalabatumu!" Kembali Iblis Kepala Batu Alis Empat keluarkantawa bergelak. "Aku menyirap kabar kau pernahdiculik pendekar itu. Jangan-jangan ha... ha! Kalianberdua sudah ber ha... ha... ha! Itu sebabnya kaukini ingin membela pemuda itu!" Merah padam wajah Sutri Kaliangan. Bergetar tubuhnya. Tangan kanannya bergerak, menekanujung gagang pedang yang tergantung di pinggang. Iblis Kepala Batu menyeringai. Bukannyamenyingkir malah dia rentang dua kaki dan tegakberkacak pinggang. "Dasar iblis! Bicara kurang ajar! Tak mau menyingkir!Jangan menyesal kalau kupecahkan kepalamu!" Puteri Patih Kerajaan itu sentakkan tali kekangkudanya. Binatang tinggi besar itu meringkik keras.Dua kaki depannya melesat ke atas. Menyambar kearah kepala orang yang berdiri di depannya. Sambil menyeringai Iblis Kepala Batu Alis Empatgerakkan dua kakinya. Tubuhnya melesat miring keatas. Tendangan kuda tunggangan puteri PatihKerajaan tak mengenai sasaran. Bersamaan denganitu Iblis Kepala Batu tendangkan kaki kanannya. "Bukkk! Praaakk!" Kuda besar meringkik keras. Tubuhnya terlemparsatu tombak lalu terguling di tanah, melejang-lejangakhirnya diam, meregang nyawa dengan kepalapecah! Sutri Kaliangan menjerit keras. Sebelum kudanyatergelimpang di tanah gadis ini telah melompat daripunggung kuda, mencabut pedang lalu dari atas

    menyerbu Iblis Kepala Batu Alis Empat dengan satubacokan ganas. "Traangg!" Pedang di tangan Sutri Kaliangan menghancurkanpendupaan di atas kepala Iblis Kepala Batu AlisEmpat. Kejut dan marah manusia ini bukan alangkepalang. Pendupaan di atas kepalanya itu merupakansalah satu benda penunjang kekuatannya. Tubuhorang ini langsung bergetar karena salah satu kekuatanyang dimilikinya telah musnah. Dia cepat menguasaidiri dengan mengerahkan tenaga dalam.

    "Keparat jahanam!" gertak Iblis Kepala Batu.Selama ini dia memang tahu kalau puteri PatihKerajaan itu memiliki ilmu pedang tapi tidak

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    34/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 34

    menyangka begitu hebatnya hingga sanggupmenghancurkan pendupaan di atas kepalanya dalamsatu jurus saja! "Sutri Kaliangan! Kau telah menghancurkanpendupaan di atas kepalaku! Orang lain pasti akan

    kubunuh saat ini juga! Tapi terhadapmu aku masihpunya belas kasihan! Aku ampuni selembar nyawamu kalau kau mau menyerahkan Keris NagaKopek padaku!" "Apa?!" sentak Sutri Kaliangan. "Jadi senjatapusaka itu rupanya yang jadi incaranmu! Hemmm....Selama ini kau dikenal sebagai tokoh silat Istana.kini jelas belangmu. Ternyata kau adalah musuhdalam selimut!" "Jangan banyak bicara! Aku justru inginmenyelamatkan senjata itu. Banyak orang yangmengincar. Lekas serahkan dan kau akan selamat!" "Senjata pusaka itu tidak ada padaku! Ada padaPendekar 212 Wiro Sableng!" "Aku sudah mengampuni nyawamu! Kau masihberani bicara dusta! Terpaksa aku memisahkankepala dengan badanmu!" Habis berkata begitu Iblis Kepala Batu Alis Empatmelompat ke depan. Dua tangan bergerak cepat. Sutribabatkan pedangnya. "Traangg! Traangg!" Pedang menghantam dua tangan Iblis KepalaBatu. Senjata itu seperti membacok batu atos. KejutSutri bukan alang-kepalang. Dia tidak pernah tahukalau musuh memiliki ilmu kebal dahsyat begiturupa. Untung pedangnya tidak sampai patah. "Iblis Kepala Batu! Patih Kerajaan akanmenghukummu atas apa yang kau lakukanterhadapku! Lekas pergi dari sini!" "Ayahmu yang terbaring sakit punya daya apasaat ini? Jangan bicara sombong padaku! Dalamwaktu dekat Sri Baginda akan mencopot jabatannya

    sebagai Patih Kerajaan!" Iblis Kepala Batu AlisEmpat mengulang ucapannya tadi. Lalu diamembentak. "Mana Keris Naga Kopek?!" "Kau ingin keris? Makan dulu pedangku!" jawabSutri Kaliangan. Didahului teriakan keras si gadiskiblatkan pedangnya. Senjata itu lenyap daripemandangan yang kelihatan hanya satu cahayaberkilau deru angin menggidikkan. Sutri sengajamengeluarkan jurus-jurus terhebat dari ilmupedangnya. Dimulai dengan jurus pertama bernama"Menusuk Puncak Gunung" disusul gebrakan kedua

    bernama "Menikam Dasar Samudera" lalu diteruskandengan jurus ketiga bernama "Membelah RembulanDi Puncak Langit."

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    35/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 35

    Serangan Sutri Kaliangan memang luar biasaganas. Sesuai dengan nama jurusnya mula-mulasenjata itu menusuk ke arah tenggorokan lawan.Begitu lawan mengelak pedang memburu dengantikaman ke arah perut. Sekali lagi lawan berkelit

    pedang mengejar dari bawah ke atas, siapmenggorok leher terus membelah dagu sampaikepala. Orang lain, tidak pada jurus pertama atau kedua,pada jurus ke tiga pasti akan jebol pertahanannya.Namun yang jadi lawan Sutri Kaliangan saat ituadalah tokoh silat Istana yang menjadi salah satudedengkot para tokoh rimba persilatan pada masaitu. Iblis Kepala batu membuat empat kali gebrakan.Telapak tangan kirinya didorongkan ke depan. "Desss!" Sutri Kaliangan menjerit keras. Dadanya laksanadihantam batu besar. Tubuhnya terpental. Pedangterlepas dari genggaman. Ketika terguling di tanah,dari mulutnya kelihatan ada lelehan darah. Si gadisterluka di dalam cukup parah. "Kau masih belum mau menyerahkan KerisNaga Kopek?! Mau mati sekarang juga?!" bentakIblis Kepala Batu seraya melangkah mendekati Sutri. Puteri Patih Kerajaan itu ludahkan darah dimulutnya. Lalu melompat bangkit, tegak terhuyung-huyung, keluarkan ucapan. "Siapa takut kau bunuh! Lihat tangan!" Entah gerakan apa yang dilakukan Sutri Kaliangan,tubuh gadis ini tiba-tiba melesat, tangannya sebelahkanan menyambar ke arah mata kiri sebelah bawahIblis Kepala Batu. Iblis Kepala Batu Alis Empat alias Iblis KepalaBatu Pemasung Roh berseru kaget. Dengan cepatdia melompat mundur dan melintangkan telapaktangan kiri melindungi mata kiri.

    "Gadis jahanam ini. Apakah dia tahu...." Iblis' Kepala Batu tak bisa berpikir dan berucaplebih panjang. Saat itu Sutri Kaliangan kembalimenyerbu. Setiap serangan yang dilancarkannyaselalu mengarah ke pipi kiri di bawah mata lawan. "Jahanam! Kalau tidak kuhajar sekarang jugabisa berbahaya. Sepertinya dia tahu... dia tahu!Mungkin ayahnya yang memberi tahu! Aku harusbertindak cepat!" Iblis Kepala Batu angkat dua tangannya ke atas.Mulutnya berkomat-kamit. Ketika dua tangan itu

    dipukulkan menghantam udara kosong terdengar suara mendesis dua kali berturut-turut. Di lain kejapdua mahluk raksasa entah dari mana datangnya

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    36/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 36

    muncul 'di kiri kanan Iblis Kepala Batu. Dua mahlukini hanya mengenakan cawat. Memiliki rambutpanjang dikepang sampai ke punggung. Mula-mulaSutri hanya samar-samar melihat dua mahlukraksasa ini.Namun ketika iblis Kepala Batu berseru

    "Ringkus gadis itu!" baru Sutri melihat kemunculandua mahluk raksasa dahsyat mengerikan itu.Sebelum dia bisa berbuat apa tahu-tahu dua mahlukitu telah mencekal tangannya kiri kanan. "Sekap dia dalam Kantong Akhirat!" Iblis KepalaBatu kembali memerintah. Salah satu dari mahluk raksasa keluarkansebuah kantong aneh berwarna merah. Begitudikembangkan, kantong ini langsung melesat siapuntuk membungkus sosok Sutri Kaliangan. Si gadiscoba berontak lepaskan pegangan dua mahlukraksasa. Tapi sia-sia saja. Sesaat lagi kepalanyaakan tenggelam ke dalam kantong merah yangdisebut Kantong Akhirat tiba-tiba satu lidah apimeyambar dari balik batang pohon besar di ujungrimba belantara. Dua mahluk besar keluarkan jeritan dahsyat.Tubuh mereka disabung kobaran api lalu sepertileleh dan akhirnya berubah menjadi asap. Sekalilagi dua mahluk itu menjerit keras lalu lenyap daripemandangan. Kejut Iblis Kepala Batu bukan alang kepalang. "Kurang ajar! Siapa berani mati menyerang jinpeliharaanku?!" teriaknya marah. Dia hantamkantangannya ke arah pohon besar. Selarik angindahsyat menggebubu. "Bummmm!" satu ledakan keras menggelegar. "Kraaakkk!" Pohon besar berderak patah dan tumbang. Daribalik pohon yang kemudian roboh melesat keluar seorang berpakaian serba putih. "Jahanam keparat! Kau rupanya!" teriak Iblis Kepala

    Batu marah. Dia tidak takut pada orang yang barusanmuncul ini, malah mendendam setengah mati. Tapisaat itu jika dia punya kesempatan untuk mendapatkanKeris Naga Kopek, mengapa menghabiskan waktumelayani orang itu. Maka tidak pikir panjang lagi IblisKepala Batu jentikkan jari telunjuk tangan kirinya. Sutri Kaliangan merasakan ada angin anehlaksana tusukan jarum menyambar urat besar dileher kirinya. Di lain saat gadis ini dapatkan dirinyatak mampu lagi bergerak maupun bersuara. IblisKepala Batu Alis Empat cepat memanggul Sutri dan

    berkelebat dari tempat itu. "Mahluk jahanam! Kau mau lari ke mana!" teriakorang berpakaian serba putih yang bukan lain adalah

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    37/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 37

    Pendekar 212 adanya segera mengejar. Tapi IblisKepala Batu sudah lenyap laksana ditelan bumi.Wiro memburu sambil kerahkan ilmu "MenembusPandang" pemberian Ratu Duyung. Dia berhasilmelihat sosok Iblis Kepala Batu dan Sutri Kaliangan,

    namun agak samar-samar, kemudian lenyap. "Mahluk jahanam! Kau sudah menyekap Bunga,kini melarikan Sutri! Aku bersumpah membunuhmu!"Murid Sinto Gendeng kerahkan ilmu warisan gurunyayang disebut Kaki Angin. Pohon-pohon di sekitarnyalaksana beterbangan. Debu dan pasir bertaburan.

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    38/77

    7B ELUM lama Wiro melakukan pengejaran, tiba-tibadi depannya, menghalang di jalan yang hendakdilaluinya, duduk bersila seorang nenek berpakaiananeh, terbuat dari akar dan serat kulit pohon berwarnacoklat. Dari mulutnya keluar suara meracau takberkeputusan. Tak jelas apa yang diracaunya.Mungkin melafalkan mantera, mungkin juga tengahmenyanyi. Yang hebatnya di atas kepala si nenek adakepulan asap merah berbentuk kerucut terbalik.Keanehan lain orang tua ini memiliki sepasang mataberbentuk kerucut merah yang bisa bergerak keluarmasuk, membuat tampangnya yang sudah seram jadibertambah angker. Wiro hentikan larinya. Selain si nenek memangmenghalangi jalan, dia juga terkesima karenasepertinya dia mengenali orang tua ini. Garuk-garukkepala murid Sinto Gendeng berpikir keras, cobamengingat-ingat. "Astaga!" Pendekar 212 tersurut satu langkahdan pukul jidatnya sendiri. "Kalau memang dia,bagaimana bisa berada di sini?" Wiro berpikir lagi.Dia ingat. "Tapi mengapa aku harus heran. Beberapaorang tokoh dari Negeri Latanahsilam kabarnya jugasudah berada di Tanah Jawa. Aku malah telahbertemu dengan Hantu Sejuta Tanya SejutaJawab...." Wiro garuk-garuk kepala bergerakmendekat, lalu jongkok di samping si nenek yangsampai saat itu masih terus meracau, bersikap

    seolah tidak ada orang lain di tempat itu. Dua bolamatanya yang lancip bergerak keluar masuk. "Nek...." Wiro menggamit bahu kanan si nenek. "Wusss!" Digamit orang si nenek tak bergerak,tidak melirik. Tapi dari batok kepalanya mengepulkeluar asap merah sedang asap merah berbentukkerucut terbalik yang menggantung di ataskepalanya bergerak ke atas setinggi lima jengkallalu perlahan-lahan kembali ke tempatnya semula! Murid Sinto Gendeng garuk kepala. "Nek," Wiro memanggil lagi. Tapi kali ini tak

    berani menggamit bahu atau lengan si nenek. Karenaorang seperti tidak perduli terus saja meracau makaWiro lanjutkan ucapannya, bertanya. "Nek, kalau

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    39/77

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    40/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 40

    "Aku tahu, kau tengah mengejar seseorang...." "Syukur kalau kau sudah tahu. Jadi aku mintadiri dulu. Nanti kita bertemu lagi." Si nenek gelengkan kepala dan pegang lenganWiro kuat-kuat. "Dengar," katanya. "Aku tak ingin

    kau mengejar orang itu." "Apa katamu Nek?!" kejut Wiro. "Orang yangaku kejar adalah mahluk jahat. Berjuluk Iblis KepalaBatu Alis Empat. Dia juga dikenal dengan gelaranIblis Kepala Batu Pemasung Roh. Dia menyekapseorang gadis dan barusan melarikan lagi seoranggadis...." "Aku sudah tahu, sudah tahu...." "Kalau kau tahu mengapa melarang akumengejarnya?!" "Aku berjanji akan bantu membebaskan orangyang disekap dan gadis yang diculik. Asalkan kauberjanji tidak mengejarnya...." "Mengapa kau melarangku, mengapa aku harusberjanji? Bagaimana mungkin kau bisa membantu?Kalau kau punya niat baik hendak membantulepaskan tanganku. Mari kita sama-samamengejarnya!" kata Wiro. "Anak muda, aku tak ingin terjadi sesuatudengan orang yang kau kejar...." "Nek, mulutku bisa berbusa bicara denganmu.

    Agaknya kau tidak mengerti apa yang telahterjadi...." "Aku lebih dari mengerti...." Wiro kerahkan tenaga dalamnya. Sekali diamenyentakkan tangan, terlepaslah pegangan sinenek. Tapi ketika dia hendak berkelebat pergi sinenek cepat sekali sudah menghadang di depannya.Sepasang matanya yang berbentuk kerucut merahterjulur keluar, pancarkan cahaya mengerikan. "Dengar Wiro. Orang yang kau kejar adalahadik kandungku. Waktu aku diberi nama Hantu

    Penjunjung Roh dia mendapat nama HantuPemasung Roh. Belasan tahun silam dia berhasilmendapatkan satu kekuatan hebat hingga mampumelesat keluar dari Negeri Latanahsilam dan tersesatke Tanah Jawa ini. Karena kejahatan yang dibuatnyadia dijuluki Iblis Kepala Batu Pemasung Roh. Rimbapersilatan Tanah Jawa memberikan gelar lainpadanya yakni Iblis Kepala Batu Alis Empat. Akubelum lama tersesat ke negeri ini. Aku belum sempatbicara banyak dengan adikku itu. Jika sampai diamenemui ajal sebelum aku bisa bertemu dan bicara

    dengan dia, aku akan menyesal seumur-umur. Siapatahu aku bisa membujuknya, melepaskan orangyang disekapnya dalam guci dan melepaskan gadis

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    41/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 41

    yang barusan diculiknya...." "Siapa tahu...." kata Wiro mengulang ucapan sinenek. "Maafkan aku Nek, waktuku sudah terbuangbanyak. Aku harus segera mengejar Iblis Kepala Batu." "Aku terpaksa menghalangimu," kata si nenek pula.

    "Nek, di negerimu antara kita tidak ada permusuhan.Mengapa sesampainya di sini hatimu keras sekali untukmenghalangiku?" "Bagaimanapun juga aku lebih menyayangi adikkandungku dari pada orang lain...." "Kau mau berbuat apa Nek?!" "Terserah maumu! Aku sudah beri peringatan."Jawab si nenek berjuluk Hantu Penjunjung Roh. "Kalau begitu.... Apa boleh buat," ujar muridSinto Gendeng. Secepat kilat dua jari tangankanannya berkelebat menotok urat besar di leher sinenek. Yang ditotok ganda tertawa dan tahan nafas.Begitu nafas dilepas kembali maka desss! Totokandi leher serta merta musnah! Dalam kagetnya melihat kehebatan si nenekmurid Sinto Gendeng tanpa sungkan-sungkan lagisegera saja menyerbu Hantu Penjunjung Rohdengan serangan berantai. Sebenarnya seranganini hanyalah pancingan belaka. Begitu si neneklengah dia akan pergunakan kesempatan untuk me-ninggalkan tempat itu. Tapi celakanya si neneksudah dapat membaca apa yang ada di benakPendekar 212. Maka dia hadapi serangan Wirodengan bergerak membuat lingkaran seputar tubuhpemuda itu. Dari sepasang matanya menyembur kilatan cahaya merah menebar panas luar biasa.Dalam waktu singkat Wiro sudah terkurung seranganlawan. Sadar kalau dia tidak bisa main-main lagiPendekar 212 segera rubah jurus-jurus ilmu silatnya.Ilmu silat warisan Tua Gila dipadu dengan ilmu silatajaran Sinto Gendeng, lalu dipadu lagi dengan ilmusilat yang dipelajarinya dari Kitab Putih Wasiat Dewa.

    Hantu Penjunjung Roh jadi bingung sendiri.Berputar lebih cepat untuk mengurung lawan tapilawan yang dikurung mendadak lenyap entah kemana. Ketika dia memutar tubuh tahu-tahu Wirosudah berada dekat sekali di depannya, bergerakseperti orang mabok. Bagitu diserang sosok pemudaini lenyap dan dia merasa ada angin menyambar dari samping. Ketika dia memukul ke samping, lawansudah bergerak ke tempat lain! "Anak muda! Kau boleh punya ilmu silat aneh!Jangan harap bisa lolos dari asap mautku!"

    Habis berkata begitu Hantu Penjunjung Rohhembuskan nafas panjang. Asap merah berbentukkerucut terbalik di atas kepalanya serta merta

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    42/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 42

    menebar lebar lalu bergerak ke bawah, siapmembungkus dan meringkus Pendekar 212. Masih

    jauh tebaran asap merah itu dari tubuhnya namunWiro sudah merasa ada getaran hebat yangmembuat tenaganya seolah disedot.

    Murid Sinto Gendeng cepat jatuhkan diri ketanah. Semula dia bermaksud hendak menghajar nenek ini dengan satu pukulan sakti, tapi hatikecilnya merasa tidak tega dan malah entahbagaimana di benaknya muncul satu pikiran untukmempermainkan Hantu Penjunjung Roh. "Nek, kau pakai celana dalam apa tidak?"

    "Jahanam kurang ajar! Apa maksudmu?! Lancangsangat mulutmu!" teriak Hantu Penjunjung Roh. Diameniup keras-keras. Asap merah menderu lebihcepat ke arah Wiro. Tapi mendadak terdengar suarakreekkk... kreekkk. Bersamaan dengan itu tubuhnyatertarik keras ke bawah. Si nenek menjerit ketikamelihat ke bawah,'sebagian pakaiannya yang terbuatdari akar dan kulit pohon telah robek besar. Pingguldan pahanya sebelah kiri tersingkap, nyaris bugil!Si nenek kalang kabut menutupi auratnya sambilberteriak, menjerit dan memaki panjang pendek. "Wahail" Wiro meniru ucapan orang di NegeriLatanahsilam. "Aku sudah menduga. Ternyata benar!Kau tidak pakai celana Nek! Ha... ha... ha!" "Pemandangan bagus! Pemandangan bagus!"tiba-tiba ada orang berseru. "Wiro, serahkan nenekini padaku. Aku memang sudah lama tidak melihatnenek-nenek bugil! Anak gadis tidak pernah, nenek-nenekpun jadilah! Ha... ha... ha!" Pendekar 212 kenali suara orang yang berseru.Untuk memastikan dia palingkan kepala lalu tertawalebar. "Sobatku kakek konyol! Rejekimu memangbesar! Silahkan menikmati! Ha... ha... ha!" Habisberkata begitu sambil tertawa Wiro segera berkelebattinggalkan tempat itu.

    Sambil menutupi auratnya Hantu Penjunjung Rohdelikkan matanya yang berbentuk kerucut merah. "Jahanam, dia rupanya!" maki si nenek.Sepasang matanya menjulur keluar. Kemarahanterhadap Wiro ditumpahkan pada orang yangbarusan datang. Tangan kiri dipergunakan untukmemegangi pakaian yang tersingkap, tangan kanandihantamkan ke depan. "Wusss!" Serangkum angin keras menderu. Si kakek yangdiserang, bukan lain Setan Ngompol karuan saja

    jadi kaget. Terkencing-kencing dia melompatselamatkan diri sambil berseru. "Tidak ada permusuhan, sebelumnya kita

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    43/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 43

    bersahabat Hantu Penjunjung Roh, mengapa kaumenyerangku?!" "Tua bangka tukang kencing! Sejak kau kesasar di Latanahsilam bersama pemuda itu mulutmu sudahkurang ajar! Aku tidak pernah merasa bersahabat

    denganmu!" bentak Hantu Penjunjung Roh. "Walah! Sialnya diriku! Maksud hati melihatpemandangan bagus, ternyata malah mau digebuk!Nenek dari negeri Latanahsilam, aku tidak mauberkelahi denganmu. Kalau kau masih penasaransilahkan menghadapi tiga orang anak buahku!" Setan Ngompol melompat menjauhi si nenek.Lalu berpaling pada Bidadari Angin Timur, RatuDuyung dan Anggini. Sambil rangkapkan dua tangandi depan dada, kepala mendongak ke atas, dengansikap seperti seorang tuan besar memerintahbawahannya, si kakek berkata. "Anak-anak, harap kalian beri pelajaran padanenek jelek itu!" Hantu Penjunjung Roh palingkan kepala,pandangi tiga gadis. Amarahnya berkurang ketikadia melihat kecantikan wajah Bidadari Angin Timur dan dua kawannya. Malah dia hampir mengira, RatuDuyung yang bermata biru adalah Peri Angsa Putihdari negeri Latanahsilam. "Tiga gadis cantik, menjadi anak buah kakekkonyol tukang kencing, sulit aku mempercayai,"membatin Hantu Penjunjung Roh. Dia bertanya padaBidadari Angin Timur. "Gadis rambut pirang. Apabenar kau dan dua kawanmu anak buah kakektukang kencing itu?!" "Mengapa percaya ucapannya! Justru dia adalahkacung pembantu kami!" jawab Bidadari AnginTimur. Lalu tertawa gelak-gelak diikuti Anggini danRatu Duyung. Setan Ngompol terlonjak mendengar ucapanBidadari Angin Timur. Satu tangan pegangi bagian

    perutnya, satu lagi garuk-garuk kepala. Mulutbersungut cemberut. "Nek, kami tidak kenal siapa dirimu. Pakaianmuaneh. Kau ini siapa sebenarnya dan kenapa tadibertempur melawan Pendekar 212 Wiro Sableng?"Bertanya Ratu Duyung. Si nenek tidak mau menjawab. Anggini diam-diam merasa kasihan melihatkeadaan pakaian si nenek. Pakaian itu terbuat dariakar dan kulit pepohonan dan robek besar hinggadia kerepotan berusaha menutupi auratnya. Dari

    kantong perbekalannya gadis ini keluarkan sehelaipakaian. "Nek, kuharap kau suka mengenakan pakaian ini."

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    44/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 44

    Anggini menyerahkan pakaian itu tapi si nenektak mau menanggapi. Malah bertanya. "Apahubungan kalian dengan pemuda bernama WiroSableng itu?" "Kami adalah sahabat-sahabatnya...."

    "Hemmm... Ambil saja kembali. Aku tak akanmenerima pakaian itu." "Kami tidak tahu apa silang sengketamu denganWiro. Tapi soal pakaian ini tidak ada sangkutpautnya dengan pemuda itu." Karena si nenek tetap tidak mau menerimapakaian yang diserahkan akhirnya Anggini letakkanpakaian itu di tanah. Dia memberi isyarat padakawan-kawannya. Bersama Bidadari Angin Timur dan Ratu Duyung Anggini tinggalkan tempat itu.Setan Ngompol mengikuti kemudian. Berada sendirian Hantu Penjunjugn Roh tegaktermangu pandangi pakaian yang teronggok ditanah. Dia memandang berkeliling. Agaknyapikirannya mulai berubah. Nenek ini melangkahmendekati pakaian itu lalu mengambilnya.Dikembangkan dan dipandangi penuh rasa kagumlalu diukur dipatut-patutkan ke badan. Dari wajahnyakelihatan terpancar rasa senang. "Tiga gadis cantik tadi, mereka baik-baik semua.Menyesal aku bertindak kasar. Apakah semua orang dinegeri seribu Hua ratus tahun mendatang ini punyasifat baik? Bagaimana aku mencari jalan keluarurusanku dengan Pendekar 212. Kalau tidak kubantuadikku, pasti pemuda itu akan menghabisinya. Diamemiliki kesaktian luar biasa. Sebenarnya aku sendiribelum tentu bisa menghadapinya. Hantu PemasungRoh, apa salah kedua orang tua kita hingga kautersesat ke Tanah Jawa dan jadi orang jahat begiturupa...." Si nenek kembali mematut-matut pakaian yangdiberikan Anggini ke tubuhnya. Entah karena senang

    entah karena menduga memang tak ada lagi oranglain di tempat itu, tanpa berlindung ke balik pohonatau semak belukar si nenek tanggalkan pakaiannyayang terbuat dari akar dan kulit pohon. Saat itulah satu kepala menyembul dari balikbatang pohon. "Sahabatku, agaknya kau perlubantuan bagaimana cara mengenakan pakaianbagus itu?" Si nenek terkejut dan terpekik. Kalang kabut dialari ke balik semak belukar. Dari balik semak belukar dia memaki habis-habisan.

    "Tua bangka kurang ajar! Beraninya mengintiporang! Aku bersumpah akan mengorek dua bijimatamu!"

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    45/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 45

    Di balik pohon Setan Ngompol tertawa terkekehkekeh. Tentu saja sambil beser. "Untung cuma dua biji mataku yang hendakkau korek. Bagaimana dengan biji-bijian lainnya?

    Apa hendak kau korek juga? Ha... ha... ha!"

    Si nenek marah besar mendengar ucapan itu.Tangan kanannya dihantamkan ke arah pohon. Satugelombang angin dahsyat menderu. "Kraakkk! Buuummm!" Pohon besar patah lalu tumbang menggemuruh.Tapi Setan Ngompol sudah berkelebat selamatkandiri dan kabur masih tertawa-tawa dan terkencing-kencing. "Aneh nenek satu itu. Mukanya jelek tapibadannya masih bagus. Tidak ada rempelannya.Tidak rugi tadi aku mengintip! Ha... ha... ha."

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    46/77

    8KEMBALI ke Tanah Bugis.Hari ke tiga, hari perjanjian, Sebelum fajar menyingsing.Telaga Malakaji diselimuti kegelapan. Kesunyianmencekam. Hawa dingin menyayat kulit mencucuktulang. Daeng Wattansopeng duduk bersila di atas balai-balai kayu. Sepasang mata terpejam. Dua tangandiletakkan di atas lutut. Di hadapannya terbentangsehelai kain hitam empat persegi. Di atas kain hitamitu terletak sebilah badik belum bergagang,didampingi sarungnya. Desiran angin dingin menerobos masuk dari

    jebolan atap yang masih belum diperbaiki, menyapukepala, wajah dan tubuh orang tua ahli pembuatsenjata sakti itu. Bukan angin dingin itu yangmembuat dia membuka mata tetapi suara yangbarusan ditangkapnya. Suara orang berlari cepat,berkelebat di dalam malam gelap. "Mereka datang...." bisik suara hati Wattansopeng.Orang tua ini memandang ke arah pintu pondok.Dengan kesaktian yang dimilikinya, dengan pandanganmata saja dia sanggup membuka kayu palang penguncipintu. Perlahan-lahan dengan suara berkereketan pintupondok itu bergerak membuka. Baru saja daun pintu terpentang lebar, duasosok berkelebat muncul tapi tak segera masuk.Yang berdiri di sebelah kanan, berambut biruberminyak, kening diikat lilitan tali, itulah orang tua

    bernama Sarontang. Orang yang telah dianggapsebagai saudara oleh Daeng Wattansopeng walaubanyak perilaku perbuatan Sarontang yang sangattidak disukai Wattansopeng. Di sebelahnya berdiriseorang lelaki tinggi besar berkumis melintang.Orangi ini bukan lain Jatilegowo, Adipati Salatiga. "Saudaraku Daeng Wattansopeng, aku datangmemenuhi janji. Bersamaku ikut orang dari TanahJawa." "Kalian berdua sudah kutunggu. Pintu terbukasilahkan masuk." Daeng Wattansopeng berucap.

    Sarontang memberi isyarat pada orang disampingnya lalu mendahului masuk. Sampai didalam pondok dia memberi tanda pada Jatilegowo.

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    47/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 47

    Adipati Salatiga ini segera membungkuk memberipenghormatan. "Orang tua, saya menghaturkan banyak terimakasih bahwa kau sudi menerima kedatangan saya.Lebih dari itu saya juga berterima kasih bahwa kau

    bersedia membuat dan memberikan sebuah senjatasakti bertuah untuk saya...." Daeng Wattansopeng angkat kepala, memandangorang yang berdiri di depannya. Air muka orang tua iniberubah kaget ketika menyaksikan wajah Jatilegowo.Hidung yang seharusnya berada di atas mulut, secaraaneh terletak menempel di kening. Untuk beberapalamanya Daeng Wattansopeng hanya bisamemandang, tak mampu berkata apa-apa. Tidakpernah menyangka kalau orang yang akanmenemuinya itu memiliki keadaan wajah seperti itu. Merasa tidak enak, setelah melirik pada senjatayang terletak di atas kain hitam empat persegi,Jatilegowo segera berkata. Orang tua, maafkan kalau keadaan wajah sayatidak sedap untuk dipandang. Justru karena keadaanyang seperti inilah tekad saya semakin kuat datangke Tanah Bugis ini menemuimu guna memintatolong.... Daeng Wattansopeng memandang sebentar pada Sarontang lalu berpaling pada orang yangbarusan bicara padanya, bertanya. Orang dari tanah seberang, siapa namamu? Saya Jatilegowo. Daeng, orang ini adalah Adipati di Salatiga.Sarontang menambahkan. Jatilegowo, apakah cacat di mukamu itu kaudapat sejak lahir? tanya Daeng Wattansopeng pula. Jatilegowo gelengkan kepala. Seseorang mencelakai saya, katanya. Aneh, mencelakaimu dengan cara seperti itu.Baru sekali ini aku melihat kejadian seperti ini.

    Apakah ada silang sengketa antara kau denganorang itu? Atau mungkin dia seorang dukun jahat,seorang penebar guna-guna? Dia seorang pemuda berkepandaian tinggi.Entah ilmu apa yang dimilikinya hingga mampumenghina mencelakai saya seperti ini. Dalam sengketa itu, apakah kau berada dipihak yang benar? Saya menganggap begitu. Mungkin orang lainmenganggap tidak.... Siapa nama pemuda berkepandaian tinggi itu?

    tanya Daeng Wattansopeng selanjutnya. Namanya Wiro Sableng, bergelar Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212. Dia adalah murid

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    48/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 48

    seorang nenek sakti dari Gunung Gede.... Wajah jernih Daeng Wattansopeng berubah.Orang tua ini elus janggutnya beberapa kali. Melihatperubahan air muka saudara angkatnya itu,Sarontang lantas bertanya.

    Saudaraku, apakah kau mengenal pemuda itu?Aku tak pernah bertemu muka dengan WiroSableng. Tapi dengan gurunya, Sinto Gendeng, akupernah berkenalan. Peristiwanya sekitar lima puluhtahun silam. Sewaktu aku masih muda, mengembarake Tanah Jawa. Dalam satu pertemuan para tokohsilat di puncak Pegunungan Dieng aku bertemudengan nenek sakti itu. Saat itu aku ingin menjajalsampai di mana kehebatannya. Bukan untukmenantang tapi sekedar untuk mengetahui setinggiapa ilmu yang telah aku miliki. Sekaligus mencaripelajaran dan pengalaman berguna. Saat itu kamiboleh dikatakan masih sama-sama muda. Usiasekitar tiga puluhan. Sinto Gendeng mungkin belummencapai tiga puluh karena dia beberapa tahunlebih muda dariku. Dari dalam saku jubah sebelah kiri DaengWattansopeng keluarkan sesuatu. Benda ini ternyataadalah sebuah tusuk konde berkilau, terbuat dariperak murni. Memandang tusuk konde ini, seolah terbayang

    jelas kembali dalam ingatan dan pandangan matakuperistiwa setengah abad yang silam....

    *******

    ARENA pertemuan para tokoh rimba persilatandelapan penjuru angin di salah satu puncakpegunungan Dieng lima puluh tahun silam. Daeng Wattansopeng menjura di hadapan SintoGendeng yang memandang padanya sambil senyum-senyum. Dalam rimba persilatan Sinto terkenal genit.

    Banyak pemuda yang terpikat padanya. Sebaliknyadia juga pernah jatuh hati pada beberapa pemudagagah. "Sahabatku Sinto, aku sudah lama mendengar nama besarmu. Kehebatanmu tersiar sampai ketanah kelahiranku di Bugis sana. Kalau kau tidakkeberatan ingin 6ekali aku yang bodoh ini mintapelajaran menimba pengalaman darimu...." "Tanah Bugis tanah bertuah. Banyak tokoh silatternama berasal dari sana. Salah seorang diantaranya yang aku kenal baik adalah Karaeng

    Jeneponto." "Karaeng Jeneponto, dia tokoh terhebat kawasanselatan. Selama bertahun-tahun dia dianggap sebagai

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    49/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 49

    pimpinan para tokoh silat Tanah Bugis." BerkataDaeng Wattansopeng. "Jeneponto orangnya baik. Ilmu tinggi, rendah hati. Suatu ketika dia minta aku bertukar pengalaman.Kami bersilat selama lima jurus. Jeneponto hebat

    sekali. Dia sanggup mengambil dua dari lima tusukkonde perak yang ada di kepalaku. Tapi aku sempatmenjahilinya. Mendodorkan celana hitamnya hingga diasetengah telanjang. Untung Jeneponto masih pakaicelana dalam butut. Kalau tidak. Hik... hik... hik...." SintoGendeng tertawa cekikikan. Daeng Wattansopeng tersenyum tapi otaknya berpikir. "Ilmu kesaktian dan kepandaian silat Karaeng Jeneponto dua tingkat bahkan mungkin tiga tingkat di atas kepandaianku. Bagaimana mungkin aku barusan berani menantang Sinto Gendeng? Ah, aku mencari penyakit sendiri. Tapi jika aku membatalkan niat, bagaimana aku menyembunyikan rasa malu?" Saat itu Sinto Gendeng yang masih muda, berkulit hitam manis dan cantik berkata. "Sahabat Daeng Wattansopeng, benar kau ingin bermain-main denganku barang sejurus dua jurus?" Sudah terlanjur menantang Daeng Wattansopeng menjawab. "Kalau kau tidak keberatan memberi petunjuk, aku akan sangat berterima kasih Sinto. Aku tahu tingkat kepandaianku jauh di bawahketinggian ilmumu. Jadi harap kau jangan

    menelanjangiku seperti kau lakukan pada KaraengJeneponto."

    Sinto Gendeng tertawa cekikikan. Diam-diam diamerasa suka pada tokoh silat dari Tanah Bugis itu. "Aku tahu diri. Tidak akan mempermalukanmudi depan orang banyak," jawab Sinto Gendeng. Saatitu banyak tokoh silat berkumpul membuat lingkaranbesar, ingin menyaksikan jalannya adu kepandaianantara ke dua orang tersebut. "Tapi aku lebih dulu

    ingin membuat satu perjanjian denganmu."Sambung Sinto Gendeng. "Perjanjian apa?" tanya Daeng Wattansopeng. "Jika aku kalah, kau harus mengambil dirikusebagai istrimu." Tentu saja Daeng Wattansopeng melengak kagetdan ternganga mendengar ucapan Sinto Gendeng.Tempat itu sesaat diselimuti kesunyian. Kemudianmulai terdengar siulan-siulan. Disusul suara tawasatu persatu. Selanjutnya tempat itu penuh dengangemuruh suara orang banyak tertawa bergelak.

    Salah seorang di antara para tokoh malah berseru. "Terima saja Daeng! Di Tanah Bugis belumtentu kau menemukan perempuan secantik dan

  • 8/12/2019 Mayat Persembahan

    50/77

    BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

    127 MAYAT PERSEMBAHAN Ebook by Kang Zusi & Aby Elziefa 50

    sepandai Sinto Gendeng!" Daeng Wattansopeng sebelumnya memangsudah mendengar kalau Sinto Gendeng orangnyaaneh, bicara suka melantur tak karuan. Tapi diamana pernah mengira kalau si hitam manis cantik

    itu begini rupa kelakuannya. Untuk beberapalam