Top Banner
1 Seni Teater Kelas XII Disusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri) Standar kompetensi Kompetensi Dasar Indikator 15 . Mengapresia si karya seni teater 15.1 Mengidentifikasi makna dan peranan pertunjukan teater non tradisional mancanegara (NonAsia) dalam konteks kehidupan budaya masyarakat 1) Menjelaskan teater non tradisional 2) Menyeburkan jenis teater non tradisional. 3) Mengidentifikasi makna pertunjukan teater non tradisional mancanegara (NonAsia) dalam konteks kehidupan budaya masyarakat 4) Mengidentifikasi peranan pertunjukan teater non tradisional mancanegara (NonAsia) dalam konteks kehidupan budaya masyarakat BAB 1 MAKNA DAN PERANAN TEATER DALAM KONTEKS KEHIDUPAN BUDAYA MASYARAKAT A.Pengertian Teater Beberapa definisi teater dalam kamus besar bahasa Indonesia sebagai berikut: Teater /téater/ n 1 gedung atau ruangan tempat pertunjukan film, sandiwara, dsb : di -- yg baru itu diputar film perang; drama Shakespeare, “Hamlet” akan dipertunjukkan di -- yg baru itu; 2 ruangan besar dng deretan kursi-kursi ke samping dan ke belakang untuk mengikuti kuliah atau untuk peragaan ilmiah: 3 pementasan drama sbg suatu seni atau profesi; seni drama; sandiwara; drama; -- absurd Sen aliran penulis drama pertengahan abad XX, yg lakonnya menyajikan kesia- siaan segala makna, tujuan, usaha, dan keberhasilan alam semesta; -- epik Sas teater bergaya antirealistik yg dapat mengundang penonton untuk mengamati tokoh dan watak, bukan untuk mengidentifikasi diri dng mereka; -- keliling kelompok drama yg pementasannya berpindah-pindah dr satu tempat ke tempat yg lain dng membawa semua peralatannya; -- mini kata Sen teater yg mengutamakan gerak-gerik pantomim, tari, suara, dan seminimal mungkin kata-kata, tidak berunsur cerita yg bersifat alur, tetapi memperlihatkan nuansa suasana dan kejadian yg mengarah kpd suatu gambaran samar yg dapat diberi makna oleh penonton; -- terbuka tempat luas tidak beratap di udara terbuka, tempat orang dapat menonton sandiwara atau film; ber·te·a·ter v bersandiwara; me·ne·a·ter·kan v mementaskan; memanggungkan: kelompok teater itu ~ drama perjuangan Pangeran Diponegoro
27

Materi teater-kelas-xii-semester-2

Apr 15, 2017

Download

Education

HasanNz HasanNz
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Materi teater-kelas-xii-semester-2

1

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

Standar kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator

15.

Mengapresiasi karya seni teater

15.1 Mengidentifikasi makna dan peranan pertunjukan teater non tradisional mancanegara (NonAsia) dalam konteks kehidupan budaya masyarakat

1) Menjelaskan teater non tradisional2) Menyeburkan jenis teater non

tradisional.3) Mengidentifikasi makna pertunjukan

teater non tradisional mancanegara (NonAsia) dalam konteks kehidupan budaya masyarakat

4) Mengidentifikasi peranan pertunjukan teater non tradisional mancanegara (NonAsia) dalam konteks kehidupan budaya masyarakat

BAB 1MAKNA DAN PERANAN TEATER

DALAM KONTEKS KEHIDUPAN BUDAYA MASYARAKAT

A.Pengertian Teater

Beberapa definisi teater dalam kamus besar bahasa Indonesia sebagai berikut:

Teater /téater/ n 1 gedung atau ruangan tempat pertunjukan film, sandiwara, dsb : di -- yg

baru itu diputar film perang; drama Shakespeare, “Hamlet” akan dipertunjukkan di -- yg

baru itu; 2 ruangan besar dng deretan kursi-kursi ke samping dan ke belakang untuk

mengikuti kuliah atau untuk peragaan ilmiah: 3 pementasan drama sbg suatu seni atau

profesi; seni drama; sandiwara; drama;

-- absurd Sen aliran penulis drama pertengahan abad XX, yg lakonnya menyajikan kesia-

siaan segala makna, tujuan, usaha, dan keberhasilan alam semesta;

-- epik Sas teater bergaya antirealistik yg dapat mengundang penonton untuk mengamati

tokoh dan watak, bukan untuk mengidentifikasi diri dng mereka;

-- keliling kelompok drama yg pementasannya berpindah-pindah dr satu tempat ke tempat

yg lain dng membawa semua peralatannya;

-- mini kata Sen teater yg mengutamakan gerak-gerik pantomim, tari, suara, dan seminimal

mungkin kata-kata, tidak berunsur cerita yg bersifat alur, tetapi memperlihatkan nuansa

suasana dan kejadian yg mengarah kpd suatu gambaran samar yg dapat diberi makna

oleh penonton;

-- terbuka tempat luas tidak beratap di udara terbuka, tempat orang dapat menonton

sandiwara atau film;

ber·te·a·ter v bersandiwara;

me·ne·a·ter·kan v mementaskan; memanggungkan: kelompok teater itu ~ drama perjuangan

Pangeran Diponegoro

Page 2: Materi teater-kelas-xii-semester-2

2

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

Pengertian drama dalam kamus besar bahasa Indonesia dapat kita uraikan sebagai

berikut:

Drama adalah komposisi syair atau prosa yg diharapkan dapat menggambarkan kehidupan

dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yg dipentaskan: dia gemar menonton --;

2 cerita atau kisah, terutama yg melibatkan konflik atau emosi, yg khusus disusun untuk

pertunjukan teater; 3 cak kejadian yg menyedihkan;

-- absurd Sas drama yg sengaja mengabaikan atau melanggar konvensi alur, penokohan,

tematik;

-- baca Sas naskah drama yg hanya cocok untuk dibaca, bukan dipentaskan;

-- borjuis Sas drama yg bertema tt kehidupan kaum bangsawan (muncul abad ke-18);

-- domestik drama yg menceritakan kehidupan rakyat biasa;

-- duka Sas 1 drama yg khusus menggambarkan kejatuhan atau keruntuhan tokoh utama; 2

drama yg melukiskan tikaian di antara tokoh utama dan kekuatan yg luar biasa yg

berakhir dng malapetaka atau kesedihan; tragedi;

-- dukaria Sas drama dng alur yg sebenarnya lebih cocok untuk drama duka, tetapi

berakhir dng kebahagiaan;

-- heroik Sas drama yg merupakan peniruan bentuk tragedi dan yg selalu bertemakan cinta

dan nama baik;

-- liris Sas drama yg berbentuk puisi;

-- liturgis drama yg pementasannya digabungkan dng upacara kebaktian gereja (dl Abad

Pertengahan);

-- mini kata Sas drama yg dialognya pendek-pendek;

-- misteri drama keagamaan yg berisi cerita-cerita dr Alkitab;

-- moralis drama keagamaan yg bersifat alegoris berisi konflik antara kebajikan dan

kejahatan;

-- rakyat drama yg timbul dan berkembang sesuai dng festival rakyat yg ada (terutama di

pedesaan);

-- realis Sas drama yg ditulis sesuai dng konsep aliran realisme dl teater;

-- ria Sen drama ringan yg sifatnya menghibur walaupun selorohan di dalamnya dapat

bersifat menyindir dan berakhir dng kebahagiaan; komedi;

-- rumah tangga drama yg menggambarkan kehidupan suatu rumah tangga yg realistis;

-- satire Sas drama yg berisi sindiran, umumnya bersifat komedi;

-- satu babak lakon yg terdiri atas satu babak, berpusat pd satu tema dng sejumlah kecil

pemeran gaya, latar, serta pengaluran yg ringkas;

-- sejarah drama yg ditulis berdasarkan bahan sejarah, berupa peristiwa yg disusun secara

longgar dan mengikuti urutan waktu;

Page 3: Materi teater-kelas-xii-semester-2

3

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

-- tari Sen drama yg dilakonkan dng tari-tarian;

-- tendens Sas drama yg berisi masalah sosial, spt kepincangan yg terjadi dl masyarakat;

pen·dra·ma·an n 1 proses, cara, perbuatan melakonkan sbg drama: tidak lama lagi ~

peristiwa pembunuhan itu akan dilaksanakan oleh kelompok Teater Kecil; 2 penyajian novel,

cerita pendek, atau puisi yg dipentaskan sesuai dng prinsip-prinsip drama; 3 ki proses, cara,

perbuatan menjadikan suatu peristiwa dsb mengesankan atau mengharukan.

Istilah teater dan drama pada masa kini lebih cenderung memiliki makna yang sama,

sehingga batasan drama atau teater berdasarkan denisi kamus, teater atau drama adalah suatu

cerita yang disusun dalam naskah yang menggambarkan kehidupan dan watak melalui

tingkah laku (akting) dan dialog yang melibatkan konflik atau emosi untuk dipentaskan atau

dipertontonkan.

B. Bentuk Teater

berbagai ragam drama/teater yang berkembang dimasyarakat lokal. nasional, maupun

internasional. ragam drama/teater yang ada secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi

dua yaitu: teater tradisional dan teater modern, lebih jelasnya sebagai berikut:

1. Teater Tradisional

teater tradisional merupakan teater atau drama yang berkembang secara turun-menurun

dimasyarakat pendukungnya. ragam teater tradisonal yang berkembang dimasyarakat

dibedakan menjadi dua yaitu: teater tradisional kerakyatan, dan teater klasik. teater

tradisional berkembang dilingkungan masyarakat pada umumnya, sedangkan teater klasik

banyak berkembang dilingkungan kehidupan istana atau kerajaan sebagaimana layaknya

perkembangan seni pada umumnya.

a. Teater rakyat

Teater rakyat berkembang di lingkungan masyarakat, ragam teater tradisional kerakyatan

setiap daerah memiliki perbedaan yang disebabkan tradisi yang berbeda. berikut contoh

teater tradisional yang berkembang saat ini diantaranya:

1) Ketoprak

Ketoprak merupakan bentuk teater tradisional yang berasal dari Jawa Tengah, teater

ketoprak banyak digunakan masyarakat di Jawa Tengah untuk hiburan dan pertunjukkan.

Ketoprak sebagai hiburan banyak digunakan saat pesta pernikahan, sunatan, bersih desa,

syukuran. Ketoprak sebagai media hiburan pementasannya secara sederhana yaitu: (1)

penonton dengan pemain sejajar, (2) menggunakan pembatas tobong (kain pembatas

pemain dengan penonton), (3) disajikan di ruangan rumah penyelenggara. Ketoprak

Page 4: Materi teater-kelas-xii-semester-2

4

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

berfungsi sebagai pertunjukkan disajikan sebagai berikut: (1) Pemain ketoprak dengan

penonton tempat dan jarak berbeda, (2) disajikan menggunakan panggung yang didesain

khusus sesuai cerita, (3) unsur penunjang pergelarannya lebih lengkap, dan

mengedepankan keindahan, (4) pemainnya professional. Sumber cerita yang digunakan

untuk pergelaran ketoprak sebagai berikut:

a) Cerita yang bersumber dari sejarah, sumber cerita ini dapat berupa sejarah raja-raja

yang pernah ada di nusantara, sejarah perjuangan bangsa.

b) Cerita yang bersumber legenda, merupakan cerita yang dikait-kaitkan dengan

terjadinya suatu tempat, misal

c) Cerita bersumber dari Babad

d) Cerita carangan

Pola penyajian ketoprak sebagai berikut:

a) Bagian awal pertunjukkan

Pada bagian ini meliputi patalun (membunyikan gamelan sebagai simbol untuk

mngundang para pemain maupun penonton bahwa pertunjukkan segera dimulai),

pertunjukkan tari gambyongan (sekelompok penari perempuan sebagai

penyambutan tamu undangan).

b) Bagian inti pertunjukkan

Pada bagian ini meliputi prolog (pemaparan cerita dan pelaku), adegan 1, adegan 2.

konflik awal, Pelawak, adegan puncak cerita, akhir cerita.

c) Bagian akhir pertunjukkan

Pada bagian akhir pertunjukkan menampilkan lantunan gending/lagu musik

gamelan sebagai ucapan terima kasih kepada Tuhan atas terselenggarakannya

pementasan ketoprak, dan juga kepada penonton yang hadir menyaksikan

pergelaran ketoprak.

Musik pengiring pergelaran ketoprak memiliki kekhususan yaitu menggunakan keprak

(kentongan dari bambu atau kayu sebagai pengatur iringan pergelaran untuk memulai

maupun mengakhiri musik iringan gamelan).

2) Ludruk

Ludruk merupakan teater tradisional yang berkembang di Jawa Timur, ludruk memiliki

keunikan yaitu semua pemainnya laki-laki, sehingga tokoh cerita perempuan yang

memerankan seorang laki-laki. Ludruk befungsi sebagai hiburan, pertunjukkan, maupun

penerangan. pola penyajian ludruk hampir sama dengan ketoprak yaitu

a) Bagian awal pertunjukkan meliputi: patalun (lagu/gending awal sebagai simbol akan

segera dimulai pertunjukkan ludruk), tari ngremo (tari untuk menyambut tamu).

Page 5: Materi teater-kelas-xii-semester-2

5

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

b) Bagian inti pertunjukkan meliputi: prolog (pemaparan cerita dan pelaku), adegan 1,

adegan 2, konflik 1, pelawak, klimaks cerita, akhir cerita.

c) Bagian akhir pertunjukkan, merupakan ucapan terima kasih kepada Tuhan, dan

semua penonton atas selesainya pertunjukkan ludruk.

Sumber cerita yang digunakan bersumber pada sejarah perjuangan, legenda, babad, dan

cerita carangan (yaitu cerita yang dibuat sendiri oleh penulis naskah dikait-kaitkan dengan

kehidupan manusia dan lingkungannnya).

3) Lenong

Lenong merupakan teater tradisional yang berkembang di Jawa Barat khususnya

masyarakat Sunda dan Betawi. Pemain lenong terdiri dari laki-laki dan perempuan, teater

tradisi lenong banyak digemari oleh masyarakat pendukungnya. lenong banyak disajikan

saat untuk acara pesta pernikahan, sunatan , maupun untuk syukuran yang diselenggarakan

masyarakat Sunda atau Betawi. Sumber cerita bersumber pada sejarah, legenda, babad,

maupun cerita buatan penulis naskah.

b. Teater klasik

Teater klasik merupakan teater yang berkembang dilingkungan kaum bangsawan,

jenis teater sudah ada sejak zaman kerajaan Romawi, sedangkan teater klasik di Indonesia

berkembang di lingkungan istana, seperti Seni Langendriyan. Langendriyan merupakan

pertunjukkan campuran seni teater, seni tari, seni musik yaitu dengan menampilkan suatu

cerita yang diiringi musik gamelan dialognya berupa tembang (lagu), serta gerakan

tokohnya dengan gerak tari.

2. Teater Modern

Istilah modern dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah terbaru; mutakhir:; sikap dan

cara berpikir serta cara bertindak sesuai dengan tuntutan zaman. Berdasarkan batasan

tersebut karakteristik teater modern sebagai berikut: (1) tidak terikat aturan baku, (2)

sumber cerita bebas, (2) Imajinasi penulis cerita tidak dibatasi ruang dan waktu, (3)

penggarapan cerita menggunakan teknologi masa kini, (4) bersifat kreatif, inovatif, praktis,

dan mengedepankan logika. Jenis teater modern dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Teater Modern Konvensional

Teater konvensional merupakan teater modern yang pola penggarapannya sebagaimana

yang biasa dilakukan teater modern pada umumnya. Pola yang dilakukan untuk

penggarapan teater modern pada umumnya menjadi sebuah teoeri yang dapat dipelajari,

misal cara penulisan naskah teater, menjadi sutradara yang baik, menjadi actor yang baik,

Page 6: Materi teater-kelas-xii-semester-2

6

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

pengambilan gambar dilapangan dan lain-lain. Teori yang dikembangkan menjadi sebuah

ilmu seperti sinematografi.

b. Teater Modern Eksperimental

Istilah éksperiméntal dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki makna bersangkutan

dng percobaan, sehingga teater modern eksperimental merupakan pengembangan teater

untuk tujuan inovasi sebagai terobosan baru dalam perwujudan unsur-unsur penulisan

naskah, dan penggarapan cerita. teater modern eksperimental diharapkan menghasilkan

karya teater yang luar biasa.

C. Jenis-Jenis Teater

Jenis teater yang berkembang beragam, berdasarkan pementasannya teater jenis teater

dibedakan sebagai berikut:

1. Drama/teater panggung

Drama atau teater yang dipentaskan di panggung proscenium, arena, ataupun panggung

pendopo. Drama jenis ini dipentaskan secara langsung, sehingga penonton dapat

menyaksikan pertunjukkan secara langsung.

2. Teater mini kata

Teater yg mengutamakan gerak-gerik pantomim, tari, suara, dan seminimal mungkin kata-

kata, tidak berunsur cerita yg bersifat alur, tetapi memperlihatkan nuansa suasana dan

kejadian yg mengarah kepada suatu gambaran samar yg dapat diberi makna oleh penonton.

3. Teater radio

Tetaer radio adalah teater yang berbentuk dialog vocal tanpa kehadiran fisik actor putar

tayang melaui radio, sehingga penonton tidak dapat menyaksikan kehadiran fisik pemain,

melainkan mendengarkan narasi, dialog, dan diperkuat dengan musik.

4. Teater dan sajak

Teater dan sajak merupakan teater yang dialognya berbentuk sajak, sehingga pemain

jenis teater ini harus mempunyai kemampuan membaca sajak.

5. Pantomime

Pantomim adalah pertunjukan drama tanpa kata-kata yang dimainkan dengan gerak dan

ekspresi wajah (biasanya diiringi musik).

Page 7: Materi teater-kelas-xii-semester-2

7

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

6. Opera

Opera adalah bentuk drama panggung yang seluruhnya atau sebagian dinyanyikan dengan

iringan orkes atau musik instrumental; contoh: opera sabun serial drama radio atau

televisi yang alurnya berbelit-belit, sarat dengan lakon yang sentimental, mendebarkan,

dan mengharukan.

7. Sendratari

Sendratari adalah seni, drama, dan tari; drama atau cerita yg disajikan dl bentuk tarian

tanpa adanya dialog, biasanya diiringi oleh musik (gamelan).

8. Tablo

Tablo adalah pertunjukan lakon tanpa gerak atau dialog, teater ini berfungsi memberikan

gambaran pesan simbolis kepada penonton. Tablo biasa digunakan diawal pertunjukkan

diperkuat efek musik pengiring, tata lampu yang bertujuan meyampaikan inti cerita yang

dibawakan.

9. Teater Keliling

Kelompok drama yag pementasannya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang

lain dengan membawa semua peralatannya.

10. Lawak

Tetaer atau drama lucu fungsinya lebih cenderung untuk hiburan, sehingga pemain-

pemainnya sekaligus pelawak, misal: Srimulat.

11. Telenovela

Telenovela adalah novel yang ditayangkan di layar televisi, biasanya dibagi menjadi

beberapa episode, sehingga waktu tayang sangat panjang, contoh: telenovela Marymar.

12. Film

Film adalah selaput tipis yg dibuat dr seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan

dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan dl bioskop): lakon

(cerita) gambar hidup. Jenis ini biasa dipentaskan digedung-gedung bioskop atau sering

disebut film layer lebar. ragam film diantaranya:

a. Film dokumenter dokumentasi dl bentuk film mengenai suatu peristiwa bersejarah

atau suatu aspek seni budaya yg mempunyai makna khusus agar dapat menjadi alat

penerangan dan alat pendidikan;

Page 8: Materi teater-kelas-xii-semester-2

8

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

b. Film horor film cerita yg mengisahkan cerita-cerita yg menyeramkan;

c. Film kartun film hiburan dl bentuk gambar lucu yg mengisahkan tt binatang dsb;

d. Film laga film yg banyak berisi tt aksi, perkelahian, atau keributan;

e. Film murahan 1 film yg diproduksi dng biaya murah; 2 film yg tidak bermutu;

f. Film seri film dng tokoh-tokoh utama yg sama tetapi dng cerita-cerita yg berbeda;

g. Film serial film yg ceritanya berseri (beruntun);

h. Film silat film yg mengisahkan tt cerita Cina dengan banyak menampilkan adegan

perkelahian dng adu ketangkasan bermain silat;

13. Sinetron

Sinetron adalah film yang dibuat khusus untuk penayangan di media elektronik, seperti

televisi;

C. Makna dan Peran Pertunjukan Teater

Keberadaan teater untuk memenuhi kebutuhan manusia akan rasa, rasa senang, puas,

haru, heran, kagum dan sebagainya. Seni teater merupakan sarana pemenuhan

kebutuhan batin seseorang, dalam jiwa manusia terdapat unsur cipta (pikiran), rasa

(perasaan), dan karsa (kemauan). Perkembangan ketiga aspek kejiwaan manusia harus

seimbang, sehingga manusia dapat hidup seimbang antara kondisi lahir dengan kondisi

batin untuk mewujudkan manusia utuh. Memahami makna dan peran dalam

pertunjukan teater sangat keduanya berkaitan erat, karena peran atau fungsi sebuah

pertunjukan memiliki makna tertentu pada kelompok masyarakat pendukung maupun

masyarakat penikmatnya. Lebih jelas untuk memahami makna dan peran suatu

pertunjukan diuraikan sebagai berikut:

1. Peran dan Makna Teater Untuk Upacara

Dalam kehidupan manusia purba mempercayai animisme, dinamisme, totemisme.

Kegiatan upacara selalu diikuti dialog dan akting, bunyi-bunyian, untuk menambah

kesakralan, dialog yang dilakukan berupa pengucapan mantera dari generasi satu ke

generasi berikutnya dilakukan mentradisi. Adapun Fungsi teater dalam upacara

meliputi:

a. Teater untuk upacara keagamaan, misal (1) kegiatan upacara Ngaben

masyarakat hindu di Bali sebagai upacara pembakaran jasad orang yang

meninggal memiliki makna menuju kesempurnaan roh yang meninggal, (2)

upacara Tiwah di masyarakat Dayak memiliki makna untuk kesempurnaan

kehidupan akhir roh nenek moyang yang telah meninggal dikehidupan alam

atas.

Page 9: Materi teater-kelas-xii-semester-2

9

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

b. Teater berfungsi untuk upacara adat berkaitan peristiwa alamiah, misal upacara

adat masyarakat di lereng gunung Tengger melakukan upacara dengan tujuan

memohon keselamatan masyarakat yang hidup di lingkungan sekitar gunung

Tengger.

c. Teater untuk upacara adat berkaitan dengan peristiwa kehidupan manusia, misal

acara turun atau menginjak tanah di masyarakat Jawa yang dilakukan anak

balita pertama kali mulai belajar berjalan.

Fungsi teater untuk upacara bisa mengalami pergeseran fungsi seiring dengan

perkembangan peradaban manusia, pergeseran fungsi bisa berubah dari teater upacara

keagamaan menjadi teater teater pertunjukkan, untuk hiburan, dan fungsi lainnya.

2. Makna dan Peran Teater Sebagai Hiburan

Teater berfungsi sebagai hiburan merupakan pertunjukkan teater untuk memberikan

kepuasan penikmat. Fungsi teater sebagai hiburan mengedepankan kepuasan,

keakraban, pemain dengan penonton, dan kadang jarak pemain dengan penonton tidak

berbeda dimana penonton dapat ikut menari. Berbagai teater tradisi yang berfungsi

untuk hiburan misalnya pertunjukan ludruk di acara khitanan.

3. Makna dan Peran Teater Sebagai Pertunjukkan

Teater sebagai pertunjukkan mengedepankan aspek keindahan dialog dan akting, musik,

tata busana, tata rias, tata cahaya, dan tata panggung. Teater untuk pertunjukkan dapat

berasal dari teater tradisi, atau jenis teater modern yang telah diolah, diperindah,

sehingga memiliki keindahan dalam pementasan. Fungsi teater untuk pertunjukkan

berbeda dengan fungsi teater untuk hiburan, jenis teater untuk pertunjukkan pemain dan

penonton berbeda maksudnya pemain menyajikan teater pada tempat khusus, lebih

mengedepankan aspek artistik, dan estetis, misal pementasan teater dilakukan acara

tertentu dan tempat tertentu seperti acara peringatan sumpah pemuda.

4. Makna dan Peran Teater Sebagai Media Pendidikan

Fungsi teater sebagai media pendidikan merupakan penyajian teater yang bertujuan

untuk pembelajaran, misal pertunjukkan teater yang diadakan untuk ujian akhir studi,

suatu pertunjukan teater yang diadakan untuk dilakukan analisis tertentu dalam rangka

penelitian, teater yang diajarkan di sekolah, dan lain-lain. Jenis teater yang digunakan

untuk media pendidikan dapat teater tradisi kerakyatan, teater klasik, maupun teater

modern.

Page 10: Materi teater-kelas-xii-semester-2

10

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

Standar kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator

15.

Mengapresiasi karya seni teater

15.2 Menunjukkan sikap apresiatif terhadap unsur estetis teater non tradisional Mancanegara (NonAsia) berdasarkan pengamatan pertunjukan

1) Menjelaskan apresiasi teater non tradisional.

2) Menjelaskan nilai estetis teater non tradisional.

3) Melakukan pengamatan teater non tradisional

15.3 Menunjukkan sikap apresiatif terhadap pesan moral (kearifan lokal) teater non tradisional Mancanegara (NonAsia)

4) Menyimpulkan pesan moral (kearifan local) sebuah pertunujukan teater non tradisional.

5) Menunjukkan sikap apresiatif terhadap pesan moral (kearifan lokal) teater non tradisional Mancanegara (NonAsia)

BAB IIAPRESIASI SENI TEATER

A. Pendahuluan

Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dengan seni. Karya seni ada dicipta untuk

kebutuhan manusia. Aktivitas manusia memerlukan sentuhan seni, mulai dari bangun

sampai dengan tidur kembali. Manusia kadang tidak menyadari pentingnya unsur seni dalam

kehidupannya. Seni itu indah, indahnya seni hasil dari olah budi manusia. Keindahan seni

tidak akan bertentangan dengan norma yang berlaku, karena kehidupan seni identik dan

seiring dengan masyarakat pendukungnya. Masyarakat tradisi, modern, maupun masyarakat

bangsawan memiliki seni yang dijunjung tinggi masyarakat pendukungnya. Meski begitu

kehidupan seni memiliki sifat universal, misal masyarakat modern membutuhkan kehadiran

seni tradisi, seni klasik, begitu sebaliknya masyarakat tradisi menerima keberadaan seni

modern. Pada hakekatnya seni untuk memenuhi kebutuhan rasa setiap manusia.

Berdasarkan jenisnya seni memiliki keragaman, yakni seni musik, tari, rupa, sastra

dan seni teater. Nilai keindahan seni teater sifatnya abstrak yang dapat ditangkap oleh

penikmatnya melalui simbol dalam struktur teater. Struktur teater merupakan realitas dari

satu kesatuan simbol yang diungkapkan melalui unsur tema, dialog dan akting musik, busana,

rias, arena pementasan, maupun melalui pencahayaan. Seperti yang diungkapkan Langer

(dalam Jazuli, 2001: 5) sebagai berikut:

...form” in its abstract sense means structure, articulation, a whole resulting from the

relation of mutually dependent factors, or more preciselly, the way that whole is put together.

Bentuk abstrak merupakan struktur suatu sistem yang didalamnya terkandung faktor-faktor

saling keterkaitan membentuk satu kesatuan yang utuh.

Seni teater memiliki fungsi sosial, dan individu. Karya seni teater diciptakan

senimannya tidak hanya untuk dinikmati penciptanya saja melainkan untuk dapat dinikmati

Page 11: Materi teater-kelas-xii-semester-2

11

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

orang lain. Kegiatan apresiasi teater sangat diperlukan agar suatu karya teater dikenal,

dinikmati, ditonton, dihargai, dan dinilai oleh orang lain. Kegiatan apresiasi karya teater

didominasi unsur rasa, sehingga kepuasan yang diperoleh penikmat “Indah atau kurang

indah” bukan “Benar atau salah”. Alasan inilah pentingnya seni teater diajarkan di sekolah

untuk tumbuh kembang aspek rasa dalam jiwa siswa.

Seni teater merupakan salah satu cabang seni yang unsur medianya dialog dan akting,

namun tidak sembarang dialog dan akting dapat dikelompokkan seni teater. Dialog dan

akting yang dimaksud dalam seni teater adalah dialog dan akting yang disusun terencana

sebagai penggambaran kehidupan, sehingga memiliki kesatuan makna tertentu. Oleh karena

itu pembelajaran seni teater sangat bermanfaat untuk menanamkan nilai estetis pada siswa.

Jazuli (2001: 113) mengatakan bahwa aspek artistik teater meliputi: musik, tema, tata

busana dan tata rias, pentas, dan tata lampu atau sering disebut tata sinar/cahaya dan tata

suara. Begitu juga nilai artistik untuk teater klasik pada aspek-aspek tersebut memiliki nilai

estetis tersendiri. Teater klasik memiliki nilai etika yang kuat, contohnya teater klasik

disajikan pada acara tertentu di keraton, dan dilakukan dengan tata cara tertentu. Nilai

estetika teater klasik terdapat pada unsur dialog dan akting, busana, rias, musik, dan unsur

pendukung lain. Penanaman nilai etika, estetika sangat diperlukan bagi siswa.

B. Apresiasi Seni Teater

Apresiasi asal kata dari bahasa Inggris appreciation yang artinya pengertian,

penghargaan. Kegiatan apresiasi seni teater mencakup kegiatan melihat atau menonton,

mengamati, menilai, dan menghargai karya seni teater, lebih jelasnya sebagai berikut:

1. Melihat atau Menonton Karya Seni Teater

Kegiatan untuk melihat suatu pertunjukkan karya teater tidak hanya melibatkan

indera penglihatan dan pendengaran saja, melainkan melibatkan komponen indera seperti

pendengaran, karena pertunjukkan teater menyajikan unsur dialog dan akting, busana,

rias, panggung, tata cahaya, alat musik, yang dapat dinikmati melalui indera penglihatan

dan pendengaran. Unsur bunyi musik iringan pertunjukkan karya teater dapat dinikmati

melalui indera pendengaran. Kegiatan melihat, menonton pertunjukkan karya teater

dinikmati seseorang melalui beberapa komponen indera secara terpadu, tidak hanya

indera penglihatan dan pendengaran atau pendengaran saja.

Kegiatan yang dilakukan seseorang untuk melihat, menonton, atau menikmati

suatu pertunjukkan karya seni teater dengan alasan berbeda-beda. Seseorang datang

melihat pertunjukkan karena kebetulan, dan tidak memiliki tujuan untuk mengetahui

lebih lanjut cenderung pasif, sedang melihat pertunjukkan karya seni teater karena alasan

Page 12: Materi teater-kelas-xii-semester-2

12

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

rasa keingintahuan terhadap pertunjukkan teater yang digelar maka akan melakukan

secara aktif untuk mendapatkan data dari pertunjukkan teater. Alasan, latar belakang, dan

tujuan untuk melihat, menonton, atau menikmati suatu pertunjukkan teater akan

mempengaruhi tingkat apresiasi seseorang.

2. Mengamati Karya Seni Teater

Kegiatan mengamati berasal kata observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan

pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki (Sutrisno Hadi,1991

:136). Kegiatan mengamati pertunjukkan karya seni merupakan kegiatan melakukan

obsevasi atau pengamatan dan pencatatan secara sistematik berbagai data atau informasi

dari pertunjukkan karya teater.

Kegiatan mengamati pertunjukkan karya teater dilakukan berdasarkan tujuan untuk

mendapatkan data secara objektif, kegiatan ini dilakukan secara terencana didasarkan

pada tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan mengamati akan mendapatkan data atau

informasi yang dapat dipertangungjawabkan perlu ditempuh langkah-langkah berikut: (1)

menetapkan tujuan mengamati pertunjukkan karya teater, (2) menyusun kisi-kisi

pengamatan pertunjukkan karya teater, (3) menyusun lembar pengamatan pertunjukkan,

(4) menyiapkan alat perekam data, (5) mengamati pertunjukkan karya teater.

Kegiatan mengamati pertunjukkan teater kaitannya apresiasi dilakukan secara

langsung oleh pengamatnya sendiri, sehingga jenis pengamatan yang digunakan

dikelompokkan pengamatan langsung. Kegiatan ini dilakukan dalam satu rangkaian

untuk melakukan apresiasi pertunjukkan karya teater, berikut contoh lembar pengamatan

pertunjukkan teater:

Lembar ObservasiJenis Pertunjukkan : ………………Hari, Tanggal : ……………...Waktu Pengamatan : …………….Tujuan Pengamatan : ……………..

No Aspek-aspek yang diamatiSkala Penilaian Keterangan

5 4 3 2 112345

Keterangan:

5 = Sangat bagus4 = bagus

Page 13: Materi teater-kelas-xii-semester-2

13

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

3 = cukup2 = kurang1 = sangat kurang

Komentar : ..…………………………………………………………………...………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Observer

(…………………………..)

3. Menilai Karya Seni Teater

Penilaian pertunjukkan teater dalam kaitannya apresiasi sangat subjektif, hal itu

tergantung dari tingkat pemahaman seseorang terhadap pertunjukkan teater yang

diapresiasi. Seseorang yang memiliki pengetahuan terhadap pertunjukkan teater akan

memberikan penilaian yang berbeda dengan orang atau penikmat awam. Penonton atau

penikmat yang memiliki dasar pengetahuan yang cukup terhadap pertunjukkan yang

dilihat akan memberikan penilaian lebih objektif berdasarkan kriteria-kriteria telaah

teoritis, meskipun begitu tidak dapat dipungkiri unsur subjektivitas dalam penilaian

karya seni masih ada. Penonton yang tidak memiliki latar belakang pengetahuan

pertunjukkan yang diamati ada kecenderungan sesuai selera pribadi, hal itu tidak berarti

salah penilaian karena dalam menilai seni tidak ada ukuran benar atau salah melainkan

ukurannya sangat indah, indah, cukup indah, kurang indah, atau sangat kurang indah

yang tidak didasarkan kriteria standar. Meskipun tidak adanya ukuran penilaian yang

standar, perlu ada rambu-rambu untuk menilai pertunjukkan teater didasarkan pada

telaah secara teoritis, Penilaian suatu pertunjukkan teater perlu memperhatikan kriteria-

kreteria yang berkaitan unsur-unsur didalamnya.

4. Menghargai karya seni teater

Penghargaan karya teater yang disajikan berkaitan dengan nilai-nilai yang

ditangkap oleh penikmatnya. Nilai-nilai tersebut meliputi: nilai religious, nilai

pendidikan, nilai penerangan, nilai sosial. Penghargaan merupakan sebuah pengakuan

yang berasal dari pendukung atau penikmatnya. Penghargaan karya seni teater memiliki

peran sangat penting berkaitan dengan kelesteateran karya seni teater di masa

mendatang. Penikmat telah yang mampu memberikan penghargaan terhadap karya teater

yang diapresiasi berarti telah menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam karya teater

itu.

Page 14: Materi teater-kelas-xii-semester-2

14

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

Penghargaan terhadap karya teater dapat memumbuhkan minat, kemauan untuk

melestarikan, dan mengembangkan teater. Oleh karenanya seseorang tidak akan

menyajikan suatu karya teater secara sembarangan misal untuk mengamen di jalanan,

sehingga nilai adi luhung suatu karya teater akan tetap terjaga. Penghargaan yang paling

baik adalah dengan diajarkan suatu karya teater melalui lembaga pendidikan sehingga

makin karya teater makin digemari, dan diapresiasi semua lapisan masyarakat.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan apresiasi karya

teater merupakan kegiatan untuk melihat atau menonton, mengamati, menilai, dan

menghargai karya teater yang dilakukan penikmatnya khususnya dan masyarakat

pendukung pada umumnya. Oleh karena itu apresiasi karya teater melalui berbagai

pertunjukkan teater sangat penting untuk kelestarian dan pengembangan di masa

mendatang terhadap generasi muda.

C. Pentingnya Apresiasi

Apresiasi sangat penting terhadap keberadaan karya itu sendiri maupun

penikmatnya, untuk mendorong kreativitas untuk mencipta karya seni. Begitu penting

apresiasi karya seni, perlu diulas secara mendalam manfaat apresiasi karya seni seperti

berikut ini:

1. Manfaat apresiasi bagi karya seni itu sendiri

Suatu karya seni akan memiliki manfaat atau nilai mana kala di apresiasi oleh penikmat,

tanpa diapresiasi tak memiliki nilai berarti. Manfaat apresiasi bagi karya seni sebagai

berikut:

a. Apresiasi bermanfaat untuk kelestaraian karya seni itu sendiri.

Kegiatan apresiasi dapat dilakukan melalui pameran seni untuk seni rupa, melaui

suatu pertunjukkan untuk karya seni teater, musik, dan tetater. Pameran atau

pertunjukkan yang diselenggaran memberikan kesempatan pada penikmat seni untuk

mengapresiasi, sehingga keberadaan seni diakui masyarakat untuk tetap

dilesteaterkan.

b. Apresiasi bermanfaat untuk menentukan nilai suatu karya seni itu sendiri.

Bernilai atau tidaknya suatu karya seni setelah diapresiasi oleh penikmat seni, karena

kegiatan apresiasi menyangkut kegiatan melihat, mengamati, menilai, dan menghargai

suatu karya seni.

2. Manfaat apresiasi bagi penikmat atau penonton.

Apresiasi sangat bermanfaat bagi penikmat atau orang yang melakukan apresiasi,

meskipun manfaat yang didapat setiap penikmat tidaklah sama. Hal itu sangat berkaitan

Page 15: Materi teater-kelas-xii-semester-2

15

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

erat pengetahuan yang melatarbelakangi apresiator, dan tujuan melakukan apresiasi.

Manfaat apresiasi bagi penikmat seni sebagai berikut:

a. Apresiasi bagi penikmat seni untuk mendapatkan kepuasan batin.

Seseorang datang melihat suatu pameran atau pertunjukkan karya seni untuk

mendapatkan kepuasan batin berupa senang, kagum, heran dan sebagainya. Kepuasan

yang didapat setiap penikmat lebih bersifat subjektif setiap individu.

b. Apresiasi bagi penikmat seni untuk menumbuhkan kreativitas

Seseorang melakukan apresiasi suatu karya seni akan mendapatkan pengalaman

estetis terhadap karya seni yang diapresiasi, sehingga pengalaman yang didapat

mengilhami seseorang untuk mengembangkan suatu karya seni baru. Kegiatan

apresiasi yang mendorong seseorang untuk berkarya lebih dikenal dengan istilah

apresiasi kreatif, tetapi tidak semuanya kegiatan apresiasi yang dilakukan seseorang

mengilhami untuk mencipta karya baru, sehingga apresiai yang dilakukan untuk

mendapatkan kepuasan semata.

Page 16: Materi teater-kelas-xii-semester-2

16

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

Standar kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator

16 Mengekspresikan diri melalui karya seni teater

16.1 Mengeksplorasi teknik olahtubuh, pikiran, dan suara

Menjelaskan prinsip-prinsip actingMenjelaskan sumber atau faktor mempengaruhi kekuatan akting.Melakukan latihan pernapasanMelakukan olah vokalMelakukan latihan akting

BAB IIIDASAR-DASAR AKTING

A.Prinsip Akting

1. Prinsip Order

Pengertian order dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah suatu perintah untuk

melakukan sesuatu. Berdasarkan batasan tersebut prinsip order dalam tetaer merupakan

akting yang harus dilakukan pemeran atau tokoh dalam teater karena tuntutan naskah

teater, sehingga maksud penulis cerita, penafsiran sutradara, dan yang harus dilakukan

pemain memiliki persepsi sama. Pada prinsip order seorang pemain tidak dapat melakukan

akting secara improvisasi, semua terkonsep pada naskah yang telah dibuat, meski begitu

bukan berarti tokoh atau pemain sebagai robot melainkan pemain dapat membawakan

tuntutan naskah dengan jati diri sendiri.

2. Harmonis

Prinsip harmonis dalam akting adalah suatu prinsip berakting dimana seorang pemain

harus melakukan akting selaras emosi dalam diri dengan gerak tubuh, selaras dengan latar

adegan, selaras kaitannya interaksi tokoh atau peran lain. Oleh karena itu jangan sampai

melakukan akting emosi dari dalam dengan gerak tubuh berbeda, contoh: akting marah

harus diawali emosi dalam diri marah, kemudian gerak tubuh mengikuti emosi tidak ada

kesan dibuat-buat melainkan selayaknya orang marah.

3. Prinsip Keutuhan

Prinsip keutuhan dalam akting berkaitan erat dengan tema, sub tema, yang lebih konkrit

ditunjukkan oleh karakter peran dalam teater, misalnya sama peran antagonis yang

diperankan orang yang sama tetapi judul dan tema teater berbeda, maka karakteristiknya

berbeda, dan aktingnya juga tidak sama.

4. Kontrol

Prinsip control dalam akting merupakan suatu keadaan sadar diantara tidak sadar yang

dilakukan pemeran teater, maksudnya seorang pemeran sadar akan dirinya sendiri, tetapi

dilain pihak harus mampu memerankan orang lain sebagaimana tuntutan naskah layaknya

kehidupan yang alami sosok peran yang dibawakan. Oleh karena itu selepas diarena teater

seorang pemain harus kembali pada jati diri sendiri.

Page 17: Materi teater-kelas-xii-semester-2

17

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

B.Sumber Kekuatan Akting

1. Faktor Internal

a. Tubuh

Tubuh sebagai media akting terutama mimik, dan diperkuat anggota tubuh yang lain

seperti tangan, kaki, misal; marah bentuk mimik kerutan dahi, mata tajam, kedua alis

mengerut seperti bergabung, kemudian diperkuat dengan tangan mengepal atau

memukul meja atau menghempaskan sesuatu dan hentakan kaki. Suara atau vocal orang

marah dengan nada makin meninggi, keras, diperkuat dengan tubuh akan makin kuat

akting marah yang dilakukan seseorang.

b. Intelegensi

Seorang pemain teater harus memiliki kecerdasan untuk memahami naskah,

menafsirkan karakter yang akan dibawakan, dan melakukan akting sesuai tuntutan

naskah, contoh: untuk peran tokoh ediot tidak harus mengambil anak ediot tetapi

diperankan orang normal yang memiliki kemampuan akting anak ediot.

c. Imajinasi

Istilah Imajinasi menurut arti kamus adalah daya pikir untuk membayangkan (dl angan-

angan) atau menciptakan gambar (lukisan, karangan, dsb) kejadian berdasarkan

kenyataan atau pengalaman seseorang. Imajinasi atau khayalan seorang pemeran teater

sangat penting untuk melakukan akting, karena pemain dipanggung membawakan

sosok orang lain yang harus dibawakan sebagaimana kehidupan alami dengan kata lain

tidak dibuat-buat.

d. Bakat

Pengertian bakat adalah dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang dibawa sejak

lahir, untuk mengetahui bakat seseorang perlu dilakukan tes bakat yang biasanya

diselenggarakan lembaga yang menangani psikologi. Bakat bermain teater seseorang

akan terlihat saat belajar dan bermain teater, dimana anak yang memiliki bakat akan

lebih cepat memahami dan mengaplikasikan peran dipanggung.

e. Minat dan kemauan

Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan. Anak

yang memiliki minat cukup tinggi terhadap seni teater akan mendorong dirinya aktif

belajar dan bermain teater. Kemauan adalah kehendak atau keinginan seseorang untuk

melakukan sesuatu. Minat dan kemauan seseorang untuk belajar dan bermain teater

sangat berpengaruh keberhasilan bermain teater.

Page 18: Materi teater-kelas-xii-semester-2

18

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

2. Faktor Eksternal

a. Naskah, naskah teater seyogyanya ditulis dengan menggunakan kalimat yang mudah

dipahami oleh sutradara, maupun pemerannya.

b. Penafsiran Sutradara, penafsiran sutradara terhadap naskah yang dibuat penulisnya

seharusnya sama, sehingga cerita teater itu tidak melenceng dari naskahnya.

c. Kondisi Produksi, kondisi produksi menyangkut team prodiksi, alat yang diperlukan

untuk produksi teater.

d. Keadaan Pentas, keadaan pentas sangat mempengaruhi akting seperti: setting

panggung, unsur tata musik, tata cahaya, dan penonton.

e. Hubungan Antar Pemain, hubungan antar pemeran teater harus serasi dan saling

mengisi, saling memahami, saling toleransi, dan melengkapi kekurangan antar

pemeran.

C.Pernafasan

1. Pernafasan Dada, pernafasan dada dilakukan dengan cara menghirup udara sebanyak-

banyaknya dan udara yang masuk ditahan di dada untuk dikeluarkan perlahan-lahan.

Pernafasan dada kurang menguntungkan jika untuk vocal keras, sehingga jenis

pernafasan ini jarang digunakan.

2. Pernafasan Perut, pernafasan perut adalah menghirup udara sebanyak-banyaknya dan

udara yang masuk ditahan diperut, pernafasan ini juga jarang digunakan untuk dialog

teater.

3. Pernafasan diafragma, jenis pernafasan diafragma dilakukan dengan cara menghirup

udara sebanyak-banyaknya dan udara yang masuk mengisi dada dan perut secara

seimbang, jenis pernafasan ini paling banyak digunakan karena suara yang keluarkan

lebih rilek, udara ditampung sebagian di dada dan perut kemudian dikeluarkan secara

seimbang sambil emosi dalam jiwa.

D.Olah Vokal

Ada beberapa cara melakukan olah vocal yang dapat dilakukan oleh pemeran teater,

diantaranya:

1. Menyanyi Solo, Duet, Koor

Seorang pemeran dapat berlatih vocal dengan cara menyayi solo, duet, ataupun koor

dengan menghayati syair lagu yang dinyanyikan

2. Baca Puisi

Page 19: Materi teater-kelas-xii-semester-2

19

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

Olah vocal dapat dilakukan dengan cara membaca puisi dengan memperhatikan tempo,

aksen, intonasi, jeda yang benar, dengan suara lantang, serta penuh penghayatan.

3. Berpidato

Olah vocal dapat dilakukan dengan berpidato, dalam pidato seseorang mampu

menyampaikan pesan kepada orang lain dengan struktur bahasa benar, dan memperhatikan

intonasi, jeda, dan tempo.

4. Membaca Naskah Drama

Membaca naskah drama dilakukan untuk memahami, dan menghayati dialog, dan

mendialogkan sesuai intonasi, tempo, dan jeda yang benar.

E.Kejelasan Ucapan dan Tekanan Ucapan

1. Kejelasan Ucapan

a. latihan ucapan atau kejelasan vocal, dapat dilakukan dengan cara latihan pengucapan

vocal, seperti: aaaaaaaaaaaaaaaaaaa..., iiiiiiiiiiiiiii.... uuuuuuuuu..., eeeeeeeeeee...,

ooooooooo ... dengan bentuk mulut yang benar.

b. latihan ukuran kejelasan ucapan suku kata, frase. klausa, dan kalimat, berlatih

mengucapkan berikut ini:

(1) suku kata seperti: a-ku, ta-ta, ka-mu

(2) berlatih frase, istilah frse dalam kamus besar bahasa indonesia adalah gabungan

dua kata atau lebih yg bersifat nonpredikatif (msl gunung tinggi disebut frasa krn

merupakan konstruksi nonpredikatif), jenis frase meliputi:

Frase adverbial frasa endosentris berinduk satu yg induknya adverbia dan

modifikatornya adverbia lain atau partikel;

Frase adjektival frasa endosentris berinduk satu yg induknya adjektiva dan

modifikatornya adverbia;

Frase apositif frasa endosentris berinduk banyak yg bagian-bagiannya tidak

dihubungkan dng penghubung (sering kali dng jeda) dan yg masing-masing

menunjuk pd referen yg sama dl alam di luar bahasa;

Frase eksosentris frasa yg keseluruhannya tidak mempunyai perilaku sintaksis yg

sama dng salah satu konstituennya;

Frase endosentris frasa yg keseluruhannya mempunyai perilaku sintaksis yg

sama dng salah satu konstituennya;

Frase parataktis frasa koordinatif yg tidak mempergunakan penghubung;

Frase verbal 1 frasa endosentris berinduk satu yg induknya verba dan

modifikatornya berupa partikel modal; 2 bagian dr kalimat yg berupa verba dng

Page 20: Materi teater-kelas-xii-semester-2

20

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

atau tanpa objek dan/atau keterangan dl kaidah struktur frasa dan yg berfungsi

sbg predikat, seperti: gunung tinggi, berkata jujur.

(3) Berlatih kalimat, dilakukan dengan cara mengucapkan kalimat disertai

penghayatan makna kalimat tersebut.

c. latihan berbisik, berbisik merupakan penyampaian pesan kepada orang lain dengan

cara suara lirih dekat pendengaran lawan main/teman bermain teater.

2. Tekanan Ucapan

a. Tekanan Dinamik, dilakukan dengan cara mengucapkan keras atau lirihnya ucapan

bahasa yang disampaikan kepada orang lain.

b. Tekanan Tempo, latihan cepat atau lambatnya suara atau dialog yang dikemukakan.

c. Tekanan Nada, berkaitan dengan tinggi rendahya nada ucapan, misal ucapan orang

marah berbeda dengan nada suara untuk orang menesehati.

F. Timing Dalam Permainan Teater

1. Melakukan gerakan sebelum ucapan, dilakukan apabila pemain mengekspresikan pesan

melalui gerak terlebih dahulu baru meyampaikan pesan atau ucapan.

2. Melakukan gerakan sambil ucapan, akting yang lakukan dengan ucapan yang diperkuat

melalui gerak tubuh pemain teater.

3. Melakukan gerakan setelah ucapan, dilakukan dengan cara dialog vocal lebih dahulu

baru diperjelas dengan ekspresi dalam bentuk gerak tubuh.

G. Tempo Permainan Teater

1. Adegan penting dengan tempo lambat, tempo permainan teater ini digunakan untuk

menyampaikan pesan atau inti permasalahan yang sebelumnya tempo permainan

teaternya cepat.

2. Adegan kurang penting dengan tempo cepat, jenis tempo permainan teater ini biasanya

dignakan dari tempo lambat ke tempo makin meningkat cepat, sehingga grafik tempo

permainan maupun konfliknya makin makin lama makin cepat dan kompleks.

Page 21: Materi teater-kelas-xii-semester-2

21

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

3. Adegan sangat penting dengan diberi hening sejenak, tempo jenis ini dilakukan untuk

memberikan kejutan dan rasa penasaran pada penonton.

H. Pengekspresian Dialog Tokoh Dalam Pementasan Drama

Dalam mengekspresikan dialog drama perlu memperhatikan hal-hal berikut: (1)

memahami dialog drama dengan seksama, (2) berkonsentrasi pada karakter yang akan

dibawakan, (3) mengontrol emosi, (4) konsisten pada karakter yang telah dipelajari.

Seorang pemain agar mampu menghayati dan mengekspresikan naskah ke dalam dialog

perlu melakukan hal-hal berikut:

(1) penghayatan watak, watak tokoh dapat dianalisis dalam tiga dimensi yaitu: keadaan

fisik, keadaan fisik, dan keadaan sosiologis.

(2) mengekspresikan dialog, untuk dapat mengekspresikan dengan wajar dan alami di

panggung perlu memperhatikan: (a) penggunaan bahasa meliputi lafal, intonasi jeda,

dan logat/dialek daerah, (b) ekspresi tubuh dan mimik muka harus sesuai dengan

dialog, (c) kemampuan improvisasi diluar naskah agar lebih hidup dan alami.

I. Pendeskripsian Perilaku Manusia Melalui Dialog Naskah Drama

Mendeskripsikan atau melukiskan watak pelaku dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

1. Mendeskripsikan watak pelaku dengan bentuk lahir dan temperamennya, hal ini dapat

dilakukan melalui pengambaran tokoh ke dalam betuk fisik pemain baik melalui rias

karakter, tata busana, dan temperamennya.

2. Melukiskan reaksi pelaku terhadap peristiwa tertentu, perilaku suatu tokoh dalam

drama dapat diwujudkan melalui reaksi pelaku tehadap peristiwa tertentu, sehingga

perilaku orang bijaksana, sabar, pemarah, atau emosional terlihat saat memberikan

reaksi suatu peristiwa tertentu yang dihadapi.

3. Melukiskan pandangan tokoh atau pelaku lain terhadap pelaku utama, misal: tokoh

tertentu dalam suatu teater menyampaikan secara lisan tentang kepribadian tokoh

utama dalam suatu adegan.

Page 22: Materi teater-kelas-xii-semester-2

22

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

J. Penggunaan Gerak-Gerik, Intonasi, dan Mimik Sesuai Watak Tokoh

Dalam Drama

Untuk mendapatkan gerak-gerik, mimik, dan intonasi yang wajar dan alami

seorang aktor perlu melakukan eksplorasi, latihan, dan ada pengalaman panggung. gerak-

gerik seorang aktor di panggung perlu memperhatikan hal berikut: (a) gerak panggung

dilakukan jika ada maksud dan tujuan, (b) gerak panggung menarik perhatian penonton,

(c) gerak-gerik yang dilakukan mempertimbangkan timing, (d) gerak panggung dilakukan

lebih banyak gerak maju, bukan mundur atau menyamping, (e) gerak pangung

memperhatikan tempo permainan.

Mimik adalah ekspresi gerak-gerik wajar untuk menunjukkan emosi yang dialami

pemain atau tokoh yang dibawakan, misal: marah, sedih, senang, dll. sedangkan intonasi

berbicara menunujukkan tinggi rendahnya nada berbicara, hal itu semua dilakukan sesuai

dan selaras dengan gerak gerik, dan mimik yang diekspresikan.

Soal latihan

Kerjakan soal berikut secara benar!

1. Jelaskan prinsip-prinsip akting!

2. Jelaskan sumber-sumber akting!

3. Jelaskan cara yang dapat dilakukan untuk olah vokal!

4. Jelaskan kejelasan ucapan dan tekanan ucapan!

5. Jelaskan timing dan tempo permainan teater!

Page 23: Materi teater-kelas-xii-semester-2

23

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

Standar kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator

16 Mengekspresikan diri melalui karya seni teater

16.2 Merancang karya teater kreatif yang dikembangkan dari teater non tradisional Mancanegara (NonAsia)

1) Menjelaskan unsur Pementasan Teater

2) Merancang karya teater modern3) Membentuk kelompok Tim Produksi

karya film sendiri16.3 Menerapkan prinsip

kerjasama dalam berteater1) Melakukan adegan sesuai skenario2) Melakukan teknik pengambilan

gambar sesuai kaidah dalam sinematografi.

3) Melakukan editing hasil pengambilan gambar

16.4 Menyiapkan pertunjukan teater kreatif yang diciptakan sendiri

Membentuk panitia pameran kecil karya film sederhana di tingkat kelas

16.5 Menggelar pertunjukan teater kreatif yang diciptakan sendiri

Melakukan pertunjukan film sederhana karya sendiri.

BAB IVUNSUR-UNSUR TEATER

A. Komponen-Komponen Pementasan Teater

Pementasan suatu teater harus terpenuhi komponen-komponen sebagai berikut,

diantaranya:

1. Naskah

Unsure naskah memegang peranan penting dalam teater atau drama sebelum menentukan

unsure-unsur drama lain. Langkah-langkah penyusunan naskah teater dilakukan sebagai

berikut: (1) menentukan tema teater, (2) menentukan judul teater, (3) menentukan sub

tema adegan, (4) menyusun alur cerita, (5) menentukan tokoh cerita protagonis,

antagonis, dan tokoh tritagonis, (6) menentukan adegan dan episode, (7) penyusunan

naskah teater, lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Tema teater, sumber tema teater dibedakan menjadi dua yaitu: (1) sumber internal , (2)

sumber eksternal. Sumber internal berasal dari diri penulis cerita seperti imajinasi

penulis, kehidupan pribadi penulis dll, sedangkan sumber eksternal berasal daru luar

diri penulis meliputi sumber kehidupan antar manusia, binatang, tumbuhan, dan

lingkungan.

b. Judul teater, syarat judul teater meliputi; judul menarik pembaca, singkat padat dan

jelas, menggambarkan isi teater.

c. Sub tema, merupakan uraian dari tema teater ke dalam sub tema yang intinya tidak

menyimpang dari tema yang dikembangkan, sehingga menjadi kerangka sebuah cerita.

Page 24: Materi teater-kelas-xii-semester-2

24

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

d. Alur cerita, alur cerita yang dikembangkan didasarkan kerangka cerita yang telah

dibuat, sehingga alur cerita yang disusun runtut dari awal sampai akhir. Alur yang

dikembangkan dapat menggunakan pola alur maju, alur mundur, maupun alur

gabungan.

e. Penentuan tokoh dan karakternya, setelah alur cerita disusun dari awal sampai akhir,

penulis naskah dapat menentukan tokoh-tokoh yang dibutuhkan untuk mendukung

tetaer sekaligus karakternya.

f. Penentuan alur cerita ke dalam adegan, dan episode beserta tokoh yang berperan,

untuk dikembangkan menjadi adegan serta latar tempat, waktu, dan suasana.

g. Penyusunan naskah teater, penyusunan naskah teater didalamnya terdapat unsure

berikut: (1) narasi didalamnya berisi tema adegan,latar tempat, waktu, dan suasana, (2)

nama tokoh, (3) kalimat dialog, (4) keterangan laku tokoh penulisannya di belakang

kalimat dialog diapit tanda kurung.

2. Pemain

Pemain atau actor adalah orang yang memerankan tokoh tertentu dalam drama, pemain

tetaer harus memiliki kemampuan sebagai berikut, diantaranya: kemampuan akting,

kemampuan bahasa lisan, kemampuan memahami peran yang akan dibawakan,

kemampuan mengaplikasikan cerita di panggung secara diri sendiri maupun dengan

pemeran (tokoh) lain.

3. Sutradara

Sutradara adalah orang yang mengatur, mengelola pementasan teater atau drama, sehingga

tugas sutragara meliputi: menginterprestasikan naskah drama, menjelaskan alur cerita

melalui naskah teater kepada pemain, memilih pemain sesuai peran yang akan dibawakan,

mengarahkan pemain, menuangkan ide artistik panggung, menghitung biaya produksi

pementasan teater, mengevaluasi hasil akhir produksi teater.

4. Tempat

Pengertian tempat memiliki dua makna yaitu (1) tempat pementasan teater berupa

panggung atau ruang tempat pertunujukkan, (2) latar tempat, waktu, dan suasana suatu

adegan disajikan.

Page 25: Materi teater-kelas-xii-semester-2

25

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

5. Kerabat kerja

Kerabat kerja atau sering disebut tim produksi memiliki peran penting untuk pementasan

teater, tim produksi yang menyiapkan segalanya mulai dari perencanaan pementasan

sampai akhir pementasan.

6. Properti

properti teater meliputi perlengkapan yang dibutuhkan pementasan teater, maupun

perlengkapan panggung.

7. Penonton

Kehadiran penonton sangat penting untuk sebuah pementasan, tanpa penonton suatu

pertunjukkan tidak akan memiliki makna. Penontonlah yang menjadi sasaran pesan atau

amanat yang akan disampaikan dalam pementasan teater.

B. Teater Berdasarkan Unsurnya

1. Unsur Pokok Teater

Unsur pokok teater atau drama meliputi: (1) unsur suara atau dialog, (2) unsur laku

(akting), lebih jelasnya sebagai berikut:

a. Unsur Suara (dialog)

Salah satu media menyampaikan pesan atau amanat pertunujkkan teater melalui suara

atau vocal. Vocal sebagai media pengungkapan berupa kalimat lisan yang diungkapkan

melaui dialog..

b. Unsur gerak Laku (akting)

Pementasan teater tidaklah semua melalui dialog lisan, tetapi ada juga teater yang

diungkapkan melalui gerak laku (akting) saja seperti teater jenis pantomime, drama

mini kata, tablo. Selain itu penyampaian pesan dapat dilakukan melalui media suara

maupun akting untuk memperkuat pesan yang disampaikan.

2. Unsur Pelengkap Pementasan Teater

Unsure pelengkap pementasan teater meliputi sebagai berikut:

a. Unsur Busana (kostum)

Busana dalam teater memiliki fungsi berikut: (1) sebagai pelindung dan penutup badan,

(2) untuk memperindah, (3) memperkuat karakter tokoh yang dibawakan. Fungsi utama

kostum teater adalah untuk memperkuat karakter tokoh, sehingga busana yang

dikenakan pemain sesui dengan peran yang dibawakan, contohnya; peran penjahat

memakai pakaian serba hitam, kaca mata hitam, membawa golok dll.

Page 26: Materi teater-kelas-xii-semester-2

26

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

b. Unsur Tata Rias

Rias dalam teater berfungsi sebagai berikut: (1) untuk memperkuat karakter, watak,

serta kondisi fisik peran yang dibawakan, misal; peran orang tua usia 80 tahun

dilakukan rias wajah keriput, rambut putih, (2) memberikan efek naturalis seperti

kondisi nyata, misal membuat luka tubuh .

c. Unsur Tata Musik

Fungsi musik dalam pementasan teater sebagai ilustrasi suasana adegan, tetapi ada

teater tertentu fungsi musik sangat dominan selain pemberi suasana juga memiliki

fungsi pemandu dan pemangku irama seperti opera sabun.

d. Unsur Tata Cahaya

Tata cahaya dalam pertunjukkan teater memiliki fungsi (1) sebagai penerangan umum,

(2) sebagai pemberi efek suasana adegan.

e. Unsur Tata Panggung

Unsur panggung untuk drama tertentu sangat penting keberadaannya, panggung

merupakan tempat pementasan, tempat mengekspresikan lakon. Ada jenis teater yang

tidak memerlukan tata panggung untuk pertunjukkannya misal film, sinetron,

telenovela, jenis teater modern ini tempat pementasan bisa gedung bioskop, dan

televisi.

Soal Latihan

Kerjakan soal berikut secara benar!

1. Jelaskan langkah-langkah penyusunan naskah teater!

2. Jelaskan komponen-komponenpementasan teater!

3. Jelaskan unsur pokok teater!

4. Jelaskan unsur pelengkap penyajian teater!

Page 27: Materi teater-kelas-xii-semester-2

27

Seni Teater Kelas XIIDisusun oleh Darpo, M.Pd (untuk kalangan sendiri)

DAFTAR PUSTAKA

Darpo. 2010. Pendidikan Seni Tari. Yogyakarta: Datamedia

Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Hamzah, Adjib. 1985. Pengantar Drama. Bandung: CV Rosda

Kosasih.2007. Bahasa Indonesia Untuk SMA.Bandung: Y. Rama Widya.

Suwito. 1991. Teknik Olah Vocal.Jakarta: CV. Titik Terang.