Top Banner

of 52

Materi Kuliah'10-11

Jul 09, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

MATERI KULIAH EKOLOGI HUBUNGAN ANTAR BERBAGAI KEHIDUPAN ALIRAN ENERGI DAN SIKLUS BIOGEOKIMIA KEPENDUDUKAN DAN KESEIMBANGAN EKOLOGIS KEHIDUPAN MANUSIA HUBUNGAN ANTARA PENDUDUK DENGAN KESELARASAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KEANEKARAGAMAN HAYATI PADA EKOSISTEM AIR KEANEKARAGAMAN HAYATI PADA EKOSISTEM DARAT MODEL EKOLOGI TERJADINYA PENYAKIT AKIBAT PENCEMARAN LINGKUNGAN

DOSEN : ARIF WIDYANTO, S.Pd., M.Si.

DEPARTEMEN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO PROGRAM STUDI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 2010/2011

2

I. HUBUNGAN ANTAR BERBAGAI KEHIDUPAN

Mahluk hidup dengan lingkungan abiotiknya mempunyai hubungan yang erat dan tidak terpisahkan serta saling pengaruh-mempengaruhi membentuk sistem ekologi/ekosistem. Komponen abiotik menyediakan berbagai macam bahan atau substrat yang diperlukan oleh komponen biotik (organisme) untuk melangsungkan hidupnya. Berdasarkan cara mendapatkan makanan, organisme dalam suatu ekosistem dapat dikelompokkan menjadi dua komponen yaitu : 1. Komponen autotrof Yaitu organisme yang dapat menyediakan atau mensintesis makanan sendiri berupa bahan organik dengan bantuan sinar matahari dan klorofil. Dengan demikian semua tumbuhan hijau termasuk autotrof. 2. Komponen heterotrof Yaitu organisme yang memanfaatkan organisme lain atau bahan-bahan organik yang telah disediakan oleh organisme lain sebagai sumber makanannya. Contoh : binatang, jamur, bakteri pengurai. Komponen ekosistem ditinjau dari jasad/benda penyusunnya dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Komponen Abiotik (benda/jasad mati, bahan tak hidup) Yaitu komponen fisik, kimia dan senyawa organik mati (sisa-sisa organisme) yang merupakan media atau substrat untuk berlangsungnya kehidupan. 2. Komponen Biotik (makhluk hidup) a. Produsen Yaitu organisme autotrof sebagai penyedia makanan. Contoh : rumput, padi. b. Konsumen Yaitu organisme heterotrof yang memakan atau mengkonsumsi organisme lainnya. Konsumen ada tiga macam yaitu : Herbivora (pemakan rumput), contohnya : sapi, rusa, gajah. Karnivora (pemakan daging), contohnya : harimau, singa, srigala. Omnivora (pemakan segala), contohnya : manusia.

3 c. Dekomposer (Pengurai) Yaitu organisme heterotrof yang mampu menguraikan bahan organik dari organisme yang telah mati. Contoh : bakteri pengurai. Banyaknya komponen abiotik dan biotik (produsen, konsumen dan pengurai), interaksi antar komponen tersebut serta proses-proses alami yang berlangsung akan sangat menentukan kompleksitas suatu ekosistem. Interaksi Antar Makhluk Hidup Interaksi antar makhluk hidup terjadi karena masing-masing individu memiliki keinginan untuk selalu hidup dan berupaya mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya yang ada guna melangsungkan hidupnya. Apabila dua spesies memiliki ciri atau persyaratan ekologis yang serupa, maka akan terjadi interaksi antar spesies yang hasilnya kemungkinan adalah sebagai berikut : 1. Spesies yang mudah menyesuaikan diri (adaptasi) akan cepat berkembang dan menyebar ke seluruh kisaran tempat hidup spesies lainnya. 2. Masing-masing spesies akan menempati daerah tertentu yang bersebelahan secara eksklusif karena masing-masing spesies mampu beradaptasi dengan baik untuk hidup di sebagian wilayah yang ditempatinya. 3. Spesies yang sulit beradaptasi akan sulit berkembang bahkan kelangsungan hidup spesies tersebut menjadi terganggu. Beberapa jenis interaksi antar makhluk hidup adalah sebagai berikut : 1. Mutualisme Mutualisme merupakan interaksi yang menguntungkan kedua spesies yang berinteraksi. Mutualisme sering disebut sebagai simbiosis mutualisme artinya kehidupan bersama antar dua spesies yang berbeda yang bersifat menguntungkan bagi kedua spesies tersebut. Contohnya : Interaksi antara lebah madu dengan tanaman berbunga. Interaksi antara bakteri pengikat nitrogen dengan tanaman kedelai.

4

2. Komensalisme Komensalisme merupakan interaksi antara dua spesies berbeda, spesies yang satu mendapat keuntungan sedangkan spesies yang lainnya tidak dirugikan dan juga tidak diuntungkan. Interaksi ini disebut juga simbiosis komensalisme. Contohnya : Interaksi antara tanaman anggrek (sebagai epifit) dengan pohon pinus di hutan. 3. Parasitisme Parasitisme merupakan interaksi antara dua jenis spesies yang berbeda, spesies yang satu mendapat keuntungan sedangkan spesies yang lainnya menderita kerugian. Contohnya : Keberadaan cacing gelang sebagai parasit dalam usus manusia. Tumbuhnya benalu pada pohon mangga. 4. Amensalisme Amensalisme merupakan interaksi antara dua jenis spesies yang berbeda, spesies yang satu mendapat kerugian sedangkan spesies yang lainnya tidak diuntungkan dan juga tidak dirugikan. Contohnya : Keberadaan pohon kecil di bawah pohon besar. Pohon kecil akan terganggu fotosintesisnya karena ternaungi, sedangkan pohon besar tidak diuntungkan dan tidak dirugikan. 5. Neutralisme Neutralisme Contohnya : Interaksi antara ikan dan siput di suatu kolam. Ikan dan siput tidak saling merasa terganggu walaupun habitatnya sama karena di kolam tersebut sumber makanannya melimpah. 6. Predasi (pemangsaan) merupakan interaksi antar organisme yang sifatnya tidak saling menguntungkan dan tidak saling merugikan.

5 Predasi merupakan interaksi antar organisme yang salah satu organisme tersebut memangsa (memakan) organisme lainnya. Organisme yang memakan disebut pemangsa atau predator, sedangkan organisme yang dimakan disebut mangsa. Contoh : Harimau memangsa kijang di hutan. 7. Kompetisi (persaingan). Kompetisi adalah interaksi antar organisme yang memperebutkan sumber daya guna melangsungkan hidupnya. Interaksi ini umumnya terjadi pada organisme yang memiliki relung dan habitat yang sama. Organisme tersebut memiliki kebutuhan sumber daya yang sama sedangkan ketersediaannya terbatas, akibatnya mereka saling bersaing guna melangsungkan hidupnya. Kompetisi ada dua macam, yaitu : a. Kompetisi intraspesifik Kompetisi intra spesifik merupakan kompetisi yang terjadi dalam spesies yang sama. Contoh : Dua ekor singa sedang memperebutkan seekor rusa guna dimangsa. b. Kompetisi interspesifik Kompetisi interspesifik adalah kompetisi yang terjadi antar dua spesies yang berbeda. Contoh : Harimau dan singa sedang bersaing memperebutkan seekor rusa guna dimangsa.

6

II. ALIRAN ENERGI DAN SIKLUS BIOGEOKIMIA ALIRAN ENERGI Kehidupan di bumi sangat tergantung pada sinar matahari. Seluruh organisme (kecuali organisme kimia sintesis yang relatif sedikit jumlahnya) setiap hari mendapatkan zat organik melalui fotosintesis baik secara langsung maupun tak langsung. Fotosintesis tidak dapat berlangsung tanpa adanya sinar matahari. Fotosintesis hanya memakai kurang lebih sepersepuluh dari 1 % energi matahari yang mencapai permukaan bumi. Dari hasil fotosintesis, tumbuhan hijau (autotrof) hanya mengambil sekitar 15 50 % untuk melakukan metabolisme. Sisanya (net fotosintesis atau net produktivitas primer) diambil atau dimanfaatkan oleh organisme heterotrof sebagai sumber energi (makanan) guna melangsungkan hidupnya. Urutan organisme yang dilewati energi dalam suatu komunitas disebut rantai makanan (food chain). Pada umumnya dalam suatu komunitas terdapat berbagai rantai makanan yang berbeda-beda dan kompleks yang saling mengikat bersama-sama membentuk jaring makanan (food web). Setiap rantai makanan atau jaring makanan dimulai dengan organisme autotrof (tanaman hijau) sebagai produsen bagi konsumen pada ekosistem tersebut. Rantai makanan atau jaring makanan berakhir dengan pengurai atau dekomposer yaitu organisme pengurai biasanya bakteri, jamur dan cacing yang selanjutnya akan menghasilkan materi/bahan yang diperlukan kembali oleh tumbuhan (produsen). Hubungan antara produsen dan pengurai sangat beragam. Produsen yang mati dapat diuraikan secara langsung oleh pengurai tanpa melalui konsumen. Produsen dapat dimakan oleh konsumen primer (herbivora) yang selanjutnya dimakan oleh konsumen sekunder (karnivora) dan setelah masing-masing organisme tersebut mati akan diuraikan oleh pengurai atau dekomposer. Bagan jaring-jaring makanan secara sederhana adalah sebagai berikut : Kelinci Srigala

Tanaman

Tikus

Elang

Burung

7

Ular Serangga Katak PIRAMIDA ENERGI Tingkatan urutan makanan dalam rantai makanan pada suatu komunitas sering disebut oleh ahli-ahli ekologi sebagai tingkat tropis. Semua produsen disebut sebagai tingkat tropis pertama; konsumen primer (herbivora) sebagai tingkat tropis kedua; konsumen sekunder (karnivora) sebagai tingkat tropis ketiga dan seterusnya. Jenis spesies pada masing-masing tingkat tropis antara komunitas yang satu dengan lainnya adalah berbeda, tetapi pada umumnya mempunyai pola yang sama. Pada setiap urutan tingkat tropis mengalami kehilangan energi dari sistem tersebut. Kehilangan energi ini sesuai Hukum Termodinamika II yang menyatakan bahwa setiap perubahan energi menimbulkan hilangnya energi yang dipakai, atau dengan kata lain bahwa transformasi energi tidak pernah efisien 100 %, selalu ada energi yang keluar dari sistem. Adanya kehilangan energi tersebut mengakibatkan jumlah total energi pada tiap tingkat tropis yang tinggi adalah lebih rendah dibandingkan dengan tingkat tropis yang lebih rendah. Dengan kata lain, jumlah energi pada produsen lebih besar dibandingkan pada konsumen I; demikian pula jumlah energi pada konsumen I lebih besar dibandingkan pada konsumen II. Distribusi energi dalam suatu komunitas dapat digambarkan seperti bentuk piramida (piramida energi) dengan tingkatan tropis I (produsen) di bagian dasar, dan konsumen (tingkatan tropis II dan III) pada bagian atasnya.

III

II

I

8

Siklus Biogeokimia Siklus biogeokimia sering disebut sebagai siklus materi atau siklus bahan. Disebut siklus biogeokimia karena siklus berlangsung secara kimia melalui perantara makhluk hidup (biologis) dan kembali ke lingkungan fisiknya melalui tanah, air dan udara (geologis). Mekanisme siklus biogeokimia dalam ekosistem berlangsung bersamaan dengan berlangsungnya rantai makanan karena senyawa kimia yang beredar merupakan komponen bahan makanan yang diperlukan oleh makhluk hidup. Beberapa siklus yang penting antara lain adalah siklus air, siklus karbon, siklus nitrogen dan siklus fosfat. Siklus Air Siklus air bukan merupakan siklus biogeokimia, tetapi penting untuk dipelajari. Siklus air atau siklus hidrologi merupakan sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinyu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinyu dalam tiga cara yang berbeda. Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman dan sebagainya kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (presipitasi) dalam bentuk hujan, salju, es. Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebut kembali memasuki sistem air permukaan. Air Permukaan - Air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-

9 sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan di sekitar daerah aliran sungai menuju ke laut. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sisten Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya

SIKLUS AIR

Hujan evaporasi respirasi organisme air permukaan evaporasi danau Laut

Penjelasan siklus air : Adanya sinar matahari baik secara langsung maupun tidak langsung akan mengakibatkan evaporasi (penguapan) air laut, sungai, danau dan badan air lainnya yang ada di permukaan bumi. Demikian pula respirasi organisme juga akan membebaskan uap air ke atmosfer. Akibat evaporasi dan respirasi tersebut akan menimbulkan adanya awan yang Hujan akan turun ke bumi dengan menggenangi berbagai cekungan seperti danau, rawa,

selanjutnya menjadi hujan. sungai, laut dan badan air lainnya. Air hujan yang meresap ke dalam tanah berfungsi

10 menjadi cadangan air tanah. Air hujan juga dimanfaatkan oleh seluruh organisme di bumi untuk melangsungkan hidupnya. Air permukaan seperti sungai dan air sub permukaan akan mengalir kembali ke laut. Siklus air akan terus-menerus terjadi dan memberikan suplai air bagi kehidupan di bumi. Siklus air merupakan salah satu faktor yang mengendalikan suhu bumi. Selain itu air juga merupakan pelarut dan alat angkut bagi berbagai unsur dan senyawa kimia yang sangat diperlukan oleh berbagai organisme di bumi. Siklus CO2 CO2 BEBAS DI ATMOSFIR

FOTOSINTESIS RESPIRASI PEMBAKARAN : MOTOR PABRIK DSB PRODUSEN

RESPIRASI

KONSUMEN

DEKOMPOSER

FOSIL : MINYAK, BATUBARA DAN GAS

Penjelasan siklus CO2 : CO2 bebas di atmosfer akan dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan untuk Materi karbon yang terdapat dalam tumbuhan (autotrof atau produsen) selanjutnya akan melakukan fotosintesis. dimanfaatkan oleh komponen heterotrof (konsumen dan dekomposer) melalui proses rantai makanan.

11 Sebagian CO2 akan dilepaskan kembali ke atmosfer oleh organisme (produsen, Tumbuhan dan hewan yang mati akan diuraikan oleh dekomposer. Bahan-bahan organik yang telah mati (fosil) dalam waktu lama akan menjadi cadangan Pembakaran minyak, batubara dan gas akan melepaskan kembali CO2 ke atmosfer. CO2 berfungsi sebagai pengatur suhu pada permukaan bumi. Kandungan CO2 di atmosfer akan meningkat jumlahnya melalui aktivitas manusia yang melakukan pembakaranpembakaran bahan organik terutama minyak, batubara dan gas. Akibat adanya peningkatan kandungan CO2 di atmosfer tersebut, maka panas yang dipancarkan oleh bumi akan diserap oleh CO2 di atmosfer dan dipancarkan kembali ke bumi sehingga suhu bumi menjadi lebih panas (green house effect). Dampak negatif yang lebih jauh lagi dan sangat dikawatirkan adalah akibat peningkatan suhu bumi tersebut dapat mencairkan es di kutub utara dan selatan bumi, sehingga permukaan air laut menjadi naik yang selanjutnya dapat menenggelamkan sebagian wilayah daratan. Siklus Nitrogen Gunung. Meletus N2 di Atmosfir

konsumen dan dekomposer) melalui respirasi.

minyak, batubara dan gas.

Bakteri Denitrifikasi

Fiksasi Elektrik

Bakteri Pengikat N Simbiosis Bakteri Pengikat N bebas

Bakteri Nitrat

NO3 Produsen

NO2 Dekomposer

Konsumen

12

Bakteri Nitrit NH3 Penjelasan siklus nitrogen : Cadangan nitrogen anorganik di atmosfer yang membangun 78 % udara difiksasi oleh mikroba pengikat nitrogen simbiosis yang selanjutnya dapat dimanfaatkan oleh produsen (tumbuhan hijau). Fiksasi nitrogen juga dapat terjadi secara elektrik melalui petir tetapi jumlahnya kecil. Materi nitrogen yang terdapat dalam tumbuhan (autotrof atau produsen) selanjutnya akan dimanfaatkan oleh komponen heterotrof (konsumen dan dekomposer) melalui proses rantai makanan. Mikroba pengikat N yang hidup bebas di dalam tanah dan air akan melepaskan amonia Organisme yang mati akan diuraikan oleh dekomposer antara lain menjadi amonia Amonia akan diubah oleh bakteri nitrit menjadi nitrit (NO2), selanjutnya nitrit diubah Pada umumnya amonia (dalam bentuk amonium atau NH4) dimanfaatkan oleh tanaman ke media di sekelilingnya. (NH3). oleh bakteri nitrat menjadi nitrat (NO3). tinggi seperti rumput-rumputan dan tanaman tertentu lainnya. Tetapi sebagian besar tanaman yang sedang berbunga lebih menggunakan nitrat daripada amonia. Siklus N dapat diulang terus dari tumbuhan ke bakteri pengurai hingga ke tumbuhan lagi tanpa kembali lagi dalam bentuk N2 ke udara (berbeda dengan siklus CO2 yang selalu kembali ke udara dalam bentuk CO2). Meskipun N tidak perlu kembali ke udara pada setiap perputaran siklus, namun selalu ada pelepasan N2 dari tanah atau air kembali ke udara. Hal tersebut karena ada aktivitas bakteri denitrifikasi yang mampu mengubah amonia, nitrit atau nitrat menjadi N 2 dan melepaskannya kembali ke udara.

13

Siklus Fosfat

14 Produsen Konsumen

Sintesis

Dekomposer

Ekskresi

- Batuan Fosfat - Fosil - Bahan Organik

Mikroba Pembentuk Fosfat

Erosi

Hewan Laut

Fosfat Terlarut

Tulang, Gigi

Endapan dangkal di laut

Hilang ke laut dalam

Penjelasan siklus fosfat : Sumber fosfat adalah batuan fosfat, fosil-fosil dan bahan organik.

15 Adanya erosi (misalnya oleh air hujan) dan penambangan yang dilakukan oleh manusia Fosfat terlarut dapat disintesis oleh tumbuhan untuk keperluan hidupnya. Melalui mekanisme rantai makanan, fosfat mengalir dari tumbuhan (autotrof) ke Bakteri pembentuk fosfat akan merubah organisme yang mati menjadi fosfat terlarut. Ekskresi hewan juga dapat menjadi fosfat terlarut. Di lautan, organisme laut yang mati akan mengendap menjadi fosfat terlarut yang Selain itu sisa-sisa organisme laut yang mati juga dapat mengendap menjadi batuan Fosfat juga dapat masuk (hilang) di lautan yang dalam.

mengakibatkan sumber fosfat berubah menjadi fosfat terlarut.

heterotrof (konsumen dan dekomposer).

selanjutnya dapat dimanfaatkan oleh organisme di lautan. fosfat.

III. KEPENDUDUKAN DAN KESEIMBANGAN EKOLOGIS

16 KEHIDUPAN MANUSIA

PERTUMBUHAN PENDUDUK Secara global dunia telah mengalami ledakan penduduk. Ledakan penduduk ini ditandai dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk di setiap negara. Pada umumnya pertumbuhan penduduk yang cepat akan mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk dalam waktu yang singkat. Pertumbuhan penduduk sering didefinisikan sebagai peningkatan jumlah penduduk yang terdapat pada suatu wilayah. Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah : 1. Kelahiran (natalitas) 2. Kematian (mortalitas) 3. Migarasi masuk (imigrasi) 4. Migrasi keluar (emigrasi) Adanya kelahiran (jumlah bayi yang lahir) akan meningkatkan jumlah penduduk, sedangkan kematian (jumlah penduduk yang mati) akan menurunkan jumlah penduduk. Selisih antara kelahiran dan kematian disebut natural increase (pertumbuhan alamiah). Adanya imigrasi akan meningkatkan jumlah penduduk, sedangkan emigrasi akan menurunkan jumlah penduduk. Selisih antara imigrasi dan emigrasi disebut net migration. KOMPOSISI PENDUDUK Komposisi penduduk dapat ditinjau dari beberapa aspek, antara lain : 1. Secara biologis - Komposisi berdasarkan umur : misalnya; usia balita, muda, tua, lanjut usia, dan sebagainya. - Komposisi berdasarkan jenis kelamin : pria dan wanita. 2. Secara sosial - Komposisi menurut pendidikan. - Komposisi menurut status perkawinan. 3. Secara ekonomi Contoh; komposisi menurut jumlah penghasilan. 4. Secara geografis Contoh; komposisi penduduk di perdesaan, perkotaan, kabupaten, provinsi, dan sebagainya.

PENGHITUNGAN PERTUMBUHAN PENDUDUK

17 Ada beberapa cara atau metode untuk menghitung pertumbuhan penduduk atau jumlah penduduk, satu di antaranya adalah sebagai berikut : Pt = Po + (B - D) + (I E) Keterangan : Pt : jumlah penduduk pada akhir periode t Po : jumlah penduduk pada awal periode t B : jumlah kelahiran dalam periode t D : jumlah kematian dalam periode t I : jumlah imigran dalam periode t E : jumlah emigran dalam periode t Persamaan tersebut dikenal sebagai persamaan penduduk berimbang (balancing equation). Bila data-data B, D, I, E dan P (jumlah penduduk pada pertengahan tahun) telah diketahui, maka r (angka pertumbuhan penduduk) dapat dihitung dengan rumus : (B D) + (I E) R = ---------------------- x 100 % P Apabila data-data B, D, I, E tidak diketahui dan yang diketahui hanya data jumlah penduduk pada saat tertentu (Po) dan angka pertumbuhan penduduk (r), maka pertumbuhan penduduk atau jumlah penduduk dalam periode t dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Pt = Po ( 1 + r ) t Contoh : Jumlah penduduk di suatu wilayah pada tahun 2005 sebanyak 4000 jiwa. Jika persentase kenaikan jumlah penduduk sebanyak 2,3 %, berapakah jumlah penduduk pada tahun 2020 ? Jawab : Diketahui : Po = 4000 t = 2020 2005 = 15 r = 2,3 % = 2,3 / 100 = 0,023

P15 = 4000 (1 + 0,023)15 = 4000 x 1,408 = 5632 jiwa. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DAERAH

18 Meskipun secara global dunia telah mengalami ledakan penduduk, tetapi di beberapa negara maju justru masih ada yang merasa kekurangan penduduk. Negara-negara yang cepat pertumbuhan penduduknya adalah negara berkembang, sehingga jumlah penduduk yang banyak merupakan masalah rumit yang harus dapat diatasi. Pertumbuhan penduduk yang cepat atau tidak terkendali di suatu daerah pada suatu saat tungkat kehidupan yang wajar. Pertumbuhan penduduk erat kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan daerah atau wilayah. Banyak orang beranggapan bahwa persoalan penduduk mudah dipecahkan apabila jumlah penduduk yang ada dibagi-bagi ke setiap daerah secara merata. Hal tersebut tidaklah benar karena penempatan penduduk ke berbagai daerah bukanlah hanya didasarkan dari luas daerah (meter persegi) melainkan tergantung dari daya tampung dan daya dukung daerah tersebut. Negara Indonesia termasuk salah satu negara yang pertumbuhan penduduknya cepat dan persebaran penduduknya tidak merata pada tiap-tiap daerah (pulau). Pertumbuhan dan perkembangan penduduk di Indonesia tidak sama antara daerah yang satu dengan lainnya. Selama ini pertumbuhan dan perkembangan penduduk di Pulau Jawa lebih pesat dibandingkan di daerah lainnya. Atas hal tersebut, Pulau Jawa sering dianggap lebih cepat berkembang dibandingkan daerah-daerah lainnya. Atas dasar hal ini maka pemerintah melakukan program transmigrasi yaitu perpindahan penduduk dari Jawa ke luar Jawa dengan tujuan untuk pemerataan persebaran jumlah penduduk di Indonesia. PENCEMARAN LINGKUNGAN Secara garis besar sejarah perkembangan tingkat peradaban manusia dapat dikelompokkan menjadi 3 era yaitu era nomaden, era pertanian menetap dan era industrialisasi. Adanya perkembangan tingkat peradaban manusia mengakibatkan kebutuhan manusia akan menimgkat baik jumlah maupun jenisnya. Manusia sangat membutuhkan lingkungan atau sumber daya alam. Kelangsungan hidup manusia bergantung pada lingkungan sebagai sistem pendukung kehidupan (life support systems). Pandangan manusia terhadap alam atau lingkungan ada dua yaitu paham determinisme dan posibilisme. Paham determinisme berkeyakinan bahwa hidup manusia sangat tergantung dengan alam. Dengan demikian alam tidak boleh disentuh dan dibiarkan apa adanya. Paham posibilisme berkeyakinan bahwa manusia dapat memanfaatkan alam untuk melangsungkan dapat melampaui daya dukung lingkungan yaitu kemampuan suatu daerah untuk mendukung sejumlah penduduk pada

19 hidupnya. Dengan demikian manusia dapat melakukan pengelolaan terhadap alam guna melangsungkan hidupnya. Fungsi lingkungan atau sumber daya alam secara garis besar dapat dikelompokkan sebagai berikut : - Sebagai sumber bahan mentah untuk kegiatan produksi dan konsumsi - Sebagai asimilator (pengolah limbah secara alami) - Sebagai sumber hiburan/kesenangan/rekreasi Adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), penggunaan ruang yang semakin besar dan adanya eksploitasi sumber daya alam (SDA) selain meningkatkan kesejahteraan manusia juga dapat menimbulkan masalah lingkungan seperti : deplesi SDA (pengurasan SDA), perusakan lingkungan hidup, pencemaran lingkungan hidup, penyakit akibat pencemaran lingkungan dan sebagainya. Untuk menghindari berbagai dampak negatif terhadap lingkungan hidup, maka perlu upaya pengelolaan lingkungan hidup. Sebelum membahas lebih jauh tentang masalah pencemaran lingkungan, ada beberapa pengertian atau definisi-definisi yang penting menurut UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, anta lain yaitu : Lingkungan Hidup Adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Daya Dukung Lingkungan Hidup (Life Supports) Adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Daya Tampung Lingkungan Hidup (Carrying Capasity) Adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya. Sumber Daya Adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya manusia, sumber daya alam, baik hayati maupun non hayati dan sumber daya buatan. Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan/atau hayatinya, yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan.

20 Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,

zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi ligkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup. Pelestarian fungsi lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Pencemaran lingkungan menurut The Environmental Pollution Panel of the Presidents Science Adirzory Committee, USA didefinisikan sebagai Perubahan yang kurang menguntungkan pada lingkungan yang secara keseluruhan terjadi akibat kegiatan manusia baik langsung maupun tidak langsung melalui perubahan pola energi, derajat radiasi, kandungan fisik dan kimiawi serta berkembangnya organisme. Kegiatan-kegiatan manusia di lingkungan dapat menimbulkan adanya pencemaran lingkungan. Secara sederhana hal tersebut dapat digambarkan dengan bagan berikut ini :

KEGIATAN MANUSIA

LINGKUNGAN

MANFAAT PENINGKATAN KESEJAHTERAN MAN -

DAMPAK NEGATIF PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN MERUGIKAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN

21 Adanya pencemaran lingkungan (tanah, air, udara dan makanan) akan dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan pada manusia. Bagan sederhananya adalah sebagai berikut :PENCEMARAN LINGKUNGAN

TANAH

AIR

UDARA

MAKANAN

PENYAKIT PADA MANUSIA

Beberapa Jenis Pencemaran Lingkungan : 1. Pencemaran Tanah Yaitu perubahan fisik maupun kimiawi dari tanah yang dapat mengakibatkan menurunnya daya guna/ daya dukung tanah. Sumber pencemaran tanah : a. Kejadian alam Banjir, letusan gunung, dsb Industri, pertanian, rumah tangga, tempat umum, perdagangan, dsb Bahan pencemar tanah : b. Aktivitas manusia

a. Bahan Anorganik : unsur batuan, mineral, air, udara, dsb b. Bahan Organik : sampah atau limbah organik a. tanah) b. c. 1. Berubahnya sifat kimia atau sifat fisika tanah sehingga tidak baik untuk Mengubah dan mempengaruhi keseimbangan ekologi. Penanganan pencemaran tanah Remediasi Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). pertumbuhan tanaman. Akibat pencemaran tanah : Terganggunya kehidupan organisme (terutama mikroorganisme dalam

22 Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi tersebut. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit. 2. Bioremediasi Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air) 2. Pencemaran Air Yaitu perubahan komposisi atau kondisi air sehingga kualitasnya menurun begitu pula daya guna dan daya dukungnya juga menurun. a. b. umum, dsb. Macam pencemaran air : a. b. c. Pencemaran oleh mikroorganisme baik pathogen maupun non pathogen Pencemaran oleh bahan anorganik Pencemaran oleh bahan organik Sumber pencemaran air : Kejadian alam Banjir, letusan gunung, aliran lava, aliran gas alam, dsb. Aktivitas manusia Industri, pertanian, rumah tangga, permukiman, perdagangan, tempat

Dampak pencemaran air a. Kualitas air menurun (fisik, kimia maupun mikrobiologis) b. Timbulnya eutrofikasi Contoh : pencemaran air oleh eceng gondok sehingga ekosistem air menjadi terganggu/rusak. c. Timbulnya gangguan kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya

23 d. Pendangkalan dasar perairan. e. Punahnya biota air f. Menjalarnya wabah muntaber 3. Pencemaran Udara Adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak property. Udara adalah bagian dari atmosfer yang menyelimuti bumi. Lapisan-lapisan atmosfir (dari yang terendah) sebagai berikut : Troposfir Stratosfir Mesosfir Ionosfir Termosfir

1. Komposisi udara dalam troposfir : Nirtogen Oksigen Argon (0,9%) CO2 (0,04 %) (0,0005%) (0 0,00002%) Neon (0,002%) (78%) (21%)

Helium Ozon Lain lain

Krypton (0,0001%)

Sumber pencemaran udara : Alam Kebakaran hutan Letusan gunung berapi Debu yang diterpa angin Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi

Aktivitas manusia

24 Kegiatan industri Transportasi Rumah tangga Pembakaran

Selain itu sumber pencemar udara juga dapat dibedakan menjadi : Pencemar primer Adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Contoh : karbon dioksida (merupakan hasil dari pembakaran). Pencemar sekunder Adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Contoh : Pembentukan ozon dalam smog fotokimia.

Beberapa pencemar udara yang utama : 1. Senyawa Karbon (CO dan CO2) CO ( Carbon Monoxida) Sumber utama asap kendaraan bermotor, asap rokok. Merupakan gas yagn tidak berbau, tidak berwarna, toksis, mengikat hemoglobin dalam darah. CO2 (Carbon Dioksida) Sumber utama asap kendaraan, cerobong pabrik, pembakaran hutan dan sampah. Kadar CO2 yang berlebihan di atmosfer dapat mengakibatkan efek rumah kaca. 2. Senyawa Sulfur SO2 dan SO3 Sumber pembakaran batubara, pembakaran kayu, dsb. SO2 menyebabkan iritasi pada mata dan saluran pernapasan. SO3 bereaksi dengan air (H2O) membentuk H2 SO4 yang toksin dan korosif. H2S Sumber pembusukkan bahan organic, misal sampah. Dapat memudarkan barang dari perak, tembaga dan berbau busuk. 3. Senyawa Hydrokarbon Sumber utama : asap kendaraan bermotor dan asap pabrik. Tidak berefek langsung terhadap kesehatan.

25 4. NO dan NO2 NO (Nitrogen Oxida) Sumber utama : mesin kendaraan bermotor, pembangkit tenaga listrik. Tidak berbahaya tetap dapat bereaksi dengan O2 membentuk NO2 NO2 (Nitrogen Dioxida)

Sumber utama : asap kendaraan, pabrik, asap rokok. Berwarna coklat, dapat mengurangi penglihatan. Dapat menyebabkan iritasi mata dan ISPA serta Paru-paru. 5. Partikel Variabel (dapat hidup) : bakteri, jamur, serbuk dari tumbuhan. Non variable (tidak hidup) : debu gunung meletus, debu sisa Radioaktif : dapat menyebabkan efek somatic (langsung ke tubuh

pembakaran, debu jalanan, dsb. penerima) dan efek genetic (berpengaruh terhadap gen/terkait dengan generasi berikutnya) 6. Fluorida Sumber : peleburan biji besi, pembuatan keramik, pabrik pupuk dan aluminium. Konsentrasi rendah bagus untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Konsentrasi tinggi dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, dan infeksi saluran pernapasan. 7. Asap Rokok Asap rokok mengandung berbagai bahan pencemar yang dapat menyebabkan batuk kronis, kanker paru-paru, mempengaruhi janin dalam kandungan dan berbagai gangguan kesehatan lainnya. Perokok dapat dibedakan mejadi dua yaitu : Perokok aktif adalah mereka yang merokok. Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tetapi menghirup asap

rokok di suatu ruangan. Akibat Pencemaran Udara a. Terganggunya kesehatan manusia, seperti batuk dan penyakit pernapasan (bronchitis, emfisema, dan kemungkinan kanker paru-paru).

26 b. c. d. e. Rusaknya bangunan karena pelapukan, korosi pada logam, dan Terganggunya pertumbuhan tanaman, seperti menguningnya daun atau Adanya efek rumha kaca. Terjadinya hujan asam yang disebabkan oleh pecemaran oksida nitrogen.

memudarnya warna cat. kerdilnya tanaman akibat konsentrasi SO2 yang tinggi atau gas yang bersifat asam.

Efek Rumah Kaca Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya. Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya. Energi yang diadsoprsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar infra merah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda. Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana (CH4) dan khloro fluoro karbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca. Dampak Pemanasan Global Menurut perkiraan, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu bumi rata-rata 1-5C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5 - 4,5C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat. Bumi secara konstan menerima energi, kebanyakan

27 dari sinar matahari tetapi sebagian juga diperoleh dari bumi itu sendiri, yakni melalui energi yang dibebaskan dari proses radioaktif (Holum, 1998). Sinar tampak dan sinar ultraviolet yang dipancarkan dari matahari radiasi sinar tersebut sebagian dipantulkan oleh atmosfer dan sebagian sampai di permukaan bumi. Di permukaan bumi sebagian radiasi sinar tersebut ada yang dipantulkan dan ada yang diserap oleh permukaan bumi dan menghangatkannya.

Akibat Peningkatan Suhu Bumi Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar. 4. Pencemaran Makanan Pencemaran makanan dapat berupa pencemaran secara fisik, kimia maupun biologis (mikrobiologis). Pencemaran secara fisik misalnya makanan tercemar oleh partikel debu. Pencemaran secara kimia misalnya makanan mengandung zat-zat kimia yang membahayakan kesehatan seperti pestisida dan logam berat. Pencemaran secara mikrobiologis misalnya makanan telah terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen (penyebab penyakit) seperti bakteri Salmonella. Mikroorganisme atau jasad renik dapat menyebabkan kerusakan makanan seperi menyebabkan terjadinya perubahan warna, rasa, bau, zat gizi dan bobot. Jasad renik juga dapat menimbulkan adanya racun pada suatu makanan. Jasad renik sebagai perusak makanan contohnya adalah terjadinya pembusukan pada daging segar dan telur. Daging segar akan segera terkontaminasi apabila tidak segera ditangani. Adanya kontaminasi jasad renik ini menyebabkan terjadinya pembusukan, dekomposisi lemak dan fermentasi karbohidrat pada permukaan jaringan. Kerusakan permukaan daging dapat dihambat antara lain dengan cara direndam dalam air garam, diletakkan dalam ruangan dingin dan disemprot dengan larutan antibiotik.

28 Telur yang telah keluar dari induknya akan segera terkontaminasi. Kebersihan dan kualitas penyimpanan sangat menentukan kerusakan telur. Bila telur disimpan dalam keadaan dingin dan kering maka jasad renik pada permukaan telur tidak tumbuh berlanjut. Pencegahan kerusakan telur dapat dilakukan dengan cara pengeringan dan pelapisan suatu bahan. Jasad renik pada telur sebagian besar berasal dari kotoran dan tanah yang meliputi : Enterobacteriaceae, Bacillaceae, Pseudomonas, Micrococcus, Achromobacter, kapang, khamir dan sebagainya. Dewasa ini banyak makanan yang telah diberi zat-zat kimia atau bahan tambahan makanan (BTM) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas makanan, misalnya makanan menjadi lebih sedap baunya, lebih menarik, lebih enak rasanya dan lebih awet. Pemakaian BTM harus selalu diawasi atau dipantau oleh instansi yang terkait (Departemen Kesehatan). Keberadaan BTM tidak boleh menurunkan kualitas makanan misalnya nilai gizinya menjadi berkurang atau justru bertujuan mengelabuhi atau menipu konsumen. WHO mensyaratkan BTM harus memenuhi kriteria : a. Aman digunakan b. Jumlah sekedar untuk memenuhi pengaruh yang diharapkan c. Bagus atau sangkil secara teknologi d. Tidak boleh digunakan untuk menipu konsumen. Parameter Pencemaran Lingkungan Untuk mengukur tingkat pencemaran di suatu tempat digunakan parameter pencemaran. Parameter pencemaran digunakan sebagai indikator (petunjuk) terjadinya pencemaran dan tingkat pencemaran yang telah terjadi. Parameter pencemaran meliputi : 1. Parameter Fisik Parameter fisik misalnya pengukuran tentang warna, rasa, bau, suhi, kekeruhan, dan radioaktivitas. 2. Parameter Kimia Parameter kimia misalnya untuk mengetahui kadar pH atau keasaman, zat kimia tertentu dan logam berat. 3. Parameter Biologi Terjadinya pencemaran akan diketahui dari tingkah laku atau keadaan makhluk hidup yang berada di habitat tersebut. Juga dapat diperiksa tentang parameter mikroorganisme tertentu misalnya bakteri Coliform.

29

Dampak Pencemaran Lingkungan Adanya pencemaran lingkungan dapat berdampak negatif terhadap kehidupan manusia dan lingkungannya, yaitu antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Punahnya spesies tertentu Adanya ledakan hama tertentu Gangguan keseimbangan lingkungan Kesuburan tanah berkurang Timbulnya keracunan, penyakit atau gangguan kesehatan Terbentuknya lubang Ozon Timbulnya efek rumah kaca atau pemanasan global

Upaya Pencegahan Pencemaran Lingkungan Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan antara lain adalah sebagai berikut : 1. Menetapkan baku mutu lingkungan. Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya. 2. 3. ekosistem. 4. 5. 6. 7. Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat kimia lain yang Memperluas gerakan penghijauan Melakukan tindakan tegas terhadap para pelaku pencemaran lingkungan. Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti pentingnya lingkungan dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencemari lingkungan atau permukiman penduduk.

hidup sehingga manusia lebih mencintai lingkungan hidupnya.

30

IV. HUBUNGAN ANTARA PENDUDUK DENGAN KESELARASAN LINGKUNGAN Kebutuhan Penduduk Secara umum, kebutuhan hidup manusia ada tiga jenis : 1. Kebutuhan Primer (Pokok) Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang harus dipenuhi setiap hari yang meliputi kebutuhan pangan, sandang dan papan. Kebutuhan pangan atau makanan merupakan kebutuhan pokok yang paling utama sebab tanpa pangan manusia tidak dapat melangsugkan hidupnya. Dengan makanan, tubuh kita akan memperoleh energi yang digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Kebutuhan sandang atau pakaian merupakan kebutuhan pokok kedua setelah pangan. Manusia memerlukan pakaian untuk melindungi dan menutup tubuh. Seiring perkembangan peradaban manusia, pakaian juga merupakan simbol status sosial, jabatan, kedudukan dan ciri khas daerah atau adat-istiadat. Papan atau rumah merupakan sarana manusia untuk berlindung atau berteduh dari pengaruh hujan atau panas matahari. Papan juga merupakan sarana manusia untuk berlindung dari gangguan binatang buas/liar. Seiring perkembangan peradaban manusia, papan juga merupakan simbol status sosial, jabatan, kedudukan dan ciri khas daerah atau adat-istiadat. 2. Kebutuhan Sekunder Kebutuhan sekunder merupakan kebutuhan kedua yang akan dipenuhi setelah kebutuhan primer telah dipenuhi. Kebutuhan sekunder meliputi kebutuhan pendidikan, kesehatan, rekreasi, dan lain-lain .

31 3. Kebutuhan Tertier Kebutuhan tertier merupakan kebutuhan ketiga yang akan dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder telah dipenuhi. Banyak orang yang berpendapat bahwa kebutuhan tertier merupakan kebutuhan barang mewah, misalnya mobil, perhiasan mewah, dan sebagainya.

Pertumbuhan Penduduk dan Kebutuhan Sumber Daya Alam Peningkatan pertumbuhan penduduk dan kebutuhan penduduk akan diikuti dengan peningkatan kebutuhan sumber daya alam baik jenis maupun jumlahnya.

HUBUNGAN ANTA DAN

Pertumbh Penduduk

32

HUBUNGAN ANT DAN

Pertumbuhan Penduduk dan Ketersediaan Ruang Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan dan ruang udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya (UU No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang). Pengertian wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administrasi dan fungsional (UU No. 24 Tahun 1992). Banyak sedikitnya jumlah penduduk pada suatu wilayah akan mempengaruhi peningkatan kebutuhan ruang guna melangsungkan hidupnya. Dengan demikian adanya peningkatan pertumbuhan penduduk akan meningkatkan kebutuhan ruang hidup.

Persediaan SDA

No

N1

33

PANDANGAN MAN

Berdasarkan gambar tersebut, terlihat ada kecenderungan bahwa : Kebanyakan manusia hanya memikirkan dirinya sendiri dan ruang atau wilayah yang sempit seperti keluarga. Hanya sedikit manusia yang memperdulikan kepentingan yang besar (misal negara) dan berwawasan jauh ke depan (misal 25 tahun ke depan). Demikian pula halnya berkaitan dengan kepedulian manusia terhadap permasalahan lingkungan atau sumber daya alam.

Ruang

V. PEMELIHARAAN / PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPPengertian Pengelolaan Lingkungan Hidup

R5 R4 R3 R2

Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997, pengertian pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup. Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah agar tercapai keselarasan hubungan antara manusia dan lingkungan hidup, terwujudnya manusia sebagai pembina lingkungan hidup dan terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan

34 terencana yang memadukan lingkungan hidup termasuk sumber daya ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan kebutuhan hidup dan hak setiap orang. Setiap orang berhak untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Setiap orang wajib melestarikan fungsi lingkungan hidup, mencegah, menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Lingkungan Hidup Sebagai Sumber Daya Menurut Moh. Soerjani, dkk (1987), sumber daya alam adalah sumber daya yang terbentuk karena kekuatan alam misalnya tanah, air, biotis, udara dan ruang, mineral, lingkungan/lanscape, panas bumi, gas bumi, angin, arus laut. Dengan demikian lingkungan termasuk salah satu unsur sumber daya alam tepatnya sumber daya alam lingkungan hidup. Menurut Suratmo (1995) sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang ada di alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia baik generasi sekarang maupun generasi yang akan datang. Pengelolaan sumber daya alam harus mengacu pada beberapa prinsip yaitu : 1) keadilan terhadap alam (lingkungan) dan manusia, 2) kelestarian dan keberlanjutan, 3) demokrasi, 4) transportasi, 5) koordinasi dan keterpaduan antar sektor, 6) efisiensi, 7) desentralisasi yang demokratis, 8) partisipasi publik, 9) akuntabilitas publik dan 10) free and priorinformed consent. Asas Pengelolaan Lingkungan Hidup Asas pengelolaan lingkungan hidup adalah : Asas tanggung jawab negara; Asas berkelanjutan; dan Asas manfaat. Sasaran Pengelolaan Lingkungan Hidup Sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah sebagai berikut : 1. Tercapainya keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup. 2. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup. 3. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan masa depan. 4. Terjaminnya kelestarian fungsi lingkungan hidup. 5. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.

35 6. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak usaha dan / atau kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan pencemaran dan / atau perusakan lingkungan hidup. Prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan hidup : 1. Konsep ekosistem : - Pengelolaan lingkungan hidup berdasarkan pendekatan ekosistem. - Dunia dipandang sebgaai ekosistem terbesar. 2. Konsep daya dukung : - Ruang sebagai wadah kegiatan memiliki kemampuan optimal dalam menampung kegiatan. - Pentingnya pelestarian daya dukung lingkungan. 3. Konsep sumber daya : - Penggunaan sumber daya jangan sampai mempengaruhi kualitasnya. - Jenis dan sumber daya alam, prasarana dan fungsi kawasan serta sumber daya lainnya harus selalu diperhatikan. Strategi pengelolaan lingkungan hidup : 1. Peningkatan partisipasi seluruh pelaku pembangunan. 2. Perencanaan dan penetapan standar kualitas lingkungan. 3. Peran aktif pengawasan pemerintah. Kebijakan dalam pengelolaan lingkungan hidup : 1. Pemilihan lokasi pembangunan yang tepat. 2. Pengurangan produksi limbah. 3. Pengelolaan limbah. 4. Penetapan baku mutu lingkungan. 5. Rehabilitasi dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. 6. Pengembangan kelembagaan, peranserta masyarakat dan kemampuan sumber daya manusia. Kendala pengelolaan lingkungan hidup : 1. Kelembagaan dan koordinasi 2. Sumber daya manusia 3. Pengelolaan lingkungan hidup di lapangan

36 4. Kesadaran dan tanggung jawab masyarakat 5. Teknologi lingkungan

VI. KEANEKARAGAMAN HAYATI PADA EKOSISTEM AIR (PRAKTIKUM)I. PENDAHULUAN A. Acara Pengamatan keanekaragaman hayati pada ekosistem air tawar (pengamatan bentos)

37

B. Tujuan - Mengetahui jenis-jenis bentos pada ekosistem air tawar. - Menganalisis indeks diversitas bentos (indeks keanekaragaman) C. Tinjauan Teori Ekosistem berdasarkan pendekatan habitat dibedakan menjadi dua golongan yaitu habitat daratan dan habitat perairan. Habitat darat dibedakan menjadi habitat padang rumput, habitat gurun, habitat hutan tropis, habitat hutan gugur dan sebagainya. Habitat perairan dibedakan menjadi habitat air laut, habitat air tawar dan habitat estuaria. Habitat air tawar menempati daerah yang relatif kecil dibandingkan dengan habitat lautan dan daratan. Habitat air tawar dibedakan menjadi dua yaitu habitat air mengalir (habitat lotik) dan habitat air tenang/tergenang (habitat lentik). Habitat lotik contohnya adalah sungai, aliran air, mata air yang mengalir, sedangkan habitat lentik contohnya adalah danau, telaga, kolam, rawa. Berdasarkan kedudukannya dalam rantai makanan, organisme air tawar dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu : 1. Produsen (autotrof), yaitu fitoplankton dan tumbuhan. 2. Konsumen (fagotrof), yaitu herbivora, carnivora, omnivora. 3. Pengurai (saprotrof), yaitu bakteri, jamur. Berdasarkan kebiasaan hidupnya, organisme air tawar dibedakan menjadi empat kelompok yaitu : 1. Plankton. Plankton adalah organisme yang hidupnya berada pada permukaan air dan pergerakannya tergantung arus air. Plankton dibedakan menjadi Fitoplankton, contohnya : Anabaena, Asterionella; dan Zooplankton, contohnya : Cladocera, Cocopeda. 2. Nekton Nekton adalah Organisme yang dapat bergerak/berenang secara aktif sesuai kemauannya sendiri. Contohnya adalah ikan. 3. Neuston Neuston adalah organisme yang dapat bergerak aktif dan hidupnya di permukaan air. Contohnya adalah beberapa jenis serangga air. 4. Bentos

38 Bentos adalah organisme yang hidupnya berada di dasar air. Contohnya adalah kerang, siput dan beberapa jenis cacing. Secara alami, suatu badan air mempunyai kemampuan untuk memulihkan diri akibat adanya gangguan-gangguan seperti limbah sampai pada batas-batas tertentu. Akan tetapi, apabila limbah akibat kegiatan manusia yang masuk ke dalam badan air tersebut melebihi ambang kekuatannya untuk memulihkan diri, maka timbulah pencemaran terhadap badan air tersebut. Hal tersebut dapat berakibat negatif terhadap biota air maupun kesehatan manusia yang memanfaatkan badan air tersebut. Menurut Odum (1993), disebutkan bahwa komponen-komponen biotik pada perairan dapat memberikan gambaran mengenai kondisi fisika, kimia dan biologi dari perairan tersebut. Salah satu biota yang dapat digunakan sebagai parameter biologi (indikator ekologis) untuk menentukan kualitas lingkungan suatu perairan adalah makrobentos. Makrobentos merupakan hewan yang peka terhadap perubahan kualitas air di habitatnya sehingga berpengaruh terhadap komposisi, kelimpahan dan keanekaragamannya. Sebagai indikator ekologis, makrobentos mempunyai ciri-ciri antara lain : ukurannya makroskopis, pergerakannya lambat, mudah dikenali dan terdapat pada perairan tawar baik yang tenang maupun mengalir. Dengan mengetahui aspek ekologis dari makrobentos tersebut akan memungkinkan dapat mengetahui tingkat pencemaran suatu perairan. Spesies-spesies makrobentos umumnya tahan terhadap perubahan-perubahan kondisi lingkungan. Apabila perubahan-perubahan tersebut berlangsung terus-menerus akibat pemasukan limbah ke dalam suatu perairan, maka dapat mengakibatkan terjadinya perubahan struktur komunitas makrobentos. Beberapa jenis makrobentos yang bersifat intoleran akan mengadakan migrasi bahkan mati, sedangkan yang bersifat toleran akan mampu bertahan hidup di lingkungan tersebut. Jenis perubahan struktur komunitas antara lain adalah berupa penurunan keanekaragaman dan peningkatan satu spesies yang dominan karena beberapa spesies yang toleran akan mendominasi komunitas tersebut. Hal tersebut mendasari digunakannya makrobentos sebagai indikator tingkat pencemaran pada suatu perairan. Untuk mengetahui indeks diversitas (indeks keanekaragaman), menurut ShannonWiener dapat menggunakan rumus : H = - Pi.LnPi ni Pi = N

39 H : Indeks Diversitas Pi : kelimpahan proporsional dari jenis ke-i yang diperoleh ni : jumlah individu jenis-i N : jumlah total individu Dengan menggunakan indeks diversitas, maka dapat untuk memperkirakan kualitas suatu perairan, yaitu dengan kriteria : H : < 1,0 menunjukkan kualitas perairan tercemar berat. H : 1,0 1,5 menunjukkan kualitas perairan tercemar sedang. H : 1,6 2,0 menunjukkan kualitas perairan tercemar ringan. H : > 2,0 menunjukkan kualitas perairan belum tercemar.

II. PELAKSANAAN A. B. C. Bahan NaCl jenuh Sampel lumpur yang diambil dari dasar perairan (sungai atau kolam) Cara Kerja menggunakan Eckman Grab untuk dasar perairan yang berkerikil/berbatu atau Petterson Crab untuk dasar perairan yang berlumpur. Meletakkan sampel yang telah diambil dalam ember plastik. - Menyaring dan membersihkan sampel dari lumpur dengan cara menyaringnya dalam air mengalir (kran) dengan menggunakan saringan kasar kemudian saringan halus. Alat Eckman Grab atau Petterson Crab Saringan/ayakan halus Saringan/ayakan kasar Ember Nampan plastik Beacker glass Cawan petri Pinset Loop

- Mengambil sampel bentos (beserta lumpurnya) pada dasar perairan dengan

40 - Memindahkan hasil saringan ke dalam nampan plastik yang bersih atau beacker glass kemudian memasukkan NaCl jenuh dengan maksud agar organisme yang ada akan muncul ke permukaan air. Organisme yang muncul ke permukaan diambil dengan menggunakan pinset kemudian diletakkan dalam cawan petri. Mengamati organisme yang ditemukan dengan menggunakan loop dan mengidentifikasinya dengan menggunakan gambar/kunci identifikasi. Menganalisis indeks keanekaragamannya.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Jenis Bentos yang ditemukan B. Indeks Diversitas IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA

VII. KEANEKARAGAMAN HAYATI PADA EKOSISTEM DARAT (PRAKTIKUM)I. PENDAHULUAN A. Acara Pengamatan keanekaragaman hayati pada ekosistem darat.

41 B. Tujuan Mengetahui jenis dan jumlah tumbuhan dan hewan serta fungsinya pada ekosistem homogen dan heterogen. Mengetahui jaring-jaring makanan pada ekosistem homogen dan heterogen. Ekosistem merupakan tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas dan produktivitas lingkungan hidup. Ekosistem tersusun atas dua komponen yaitu komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik contohnya adalah tanah, air dan udara, sedangkan komponen biotik terdiri atas produsen, konsumen dan pengurai. Produsen adalah komponen biotik yang mampu menyediakan makanan sendiri (autotrof). Zat makanan yang dihasilkan oleh produsen (tumbuhan hijau) melalui proses fotosintesis, selain digunakan oleh tumbuhan tersebut juga akan dimanfaatkan oleh konsumen sebagai sumber makanannya. Berdasarkan jenis makanannya, konsumen digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu herbivora, karnivora dan omnivora. Herbivora merupakan hewan pemakan tumbuhan, contohnya sapi, kijang, kerbau dan kambing. Karnivora merupakan hewan pemakan daging, contohnya singa, harimau, serigala dan kucing; sedangkan omnivora adalah hewan pemakan segala, contohnya tikus. Organisme pengurai merupakan sekelompok organisme yang mampu menguraikan sisa-sisa makhluk hidup (bahan-bahan organik). Sebagai contoh beberapa jenis bakteri dan jamur mampu menguraikan daun-daun yang telah gugur ke tanah, dan binatang yang telah mati. Hasil penguraian tersebut selanjutnya akan meresap ke tanah menjadi sebuah zat seperti humus yang dibutuhkan tanaman untuk keperluan hidupnya. Dengan demikian pengurai berperan mengembalikan kesuburan tanah. Pada suatu ekosistem, organisme tidak ada yang mampu hidup sendiri tanpa ada bantuan dari komponen lainnya. Konsumen tergantung pada produsen, produsen tergantung pada lingkungan termasuk sinar matahari dan pengurai juga tergantung pada produsen dan konsumen. Dengan demikian, dalam ekosistem terjadi peristiwa makan-memakan yang membentuk suatu urutan atau disebut rantai makanan. Rantai makanan yang kompleks dan saling berhubungan disebut jaring-jaring makanan. Rantai makanan selalu dimulai dari produsen, selanjutnya produsen dimakan oleh konsumen tingkat I, konsumen tingkat I dimakan oleh konsumen tingkat II dan begitu seterusnya. C. Tinjauan Teori

42 Perbandingan makhluk hidup dalam ekosistem yang berhubungan peristiwa makanmemakan biasanya digambarkan dalam bentuk piramida, istilah ini disebut piramida makanan. Bagian dasar piramida menunjukkan produsen dan makin ke puncak menunjukkan tingkatan konsumen yang makin tinggi. Jumlah produsen selalu lebih besar dibandingkan dengan konsumen I, konsumen I jumlahnya lebih besar daripada konsumen II dan seterusnya sampai ke puncak. Adanya aktivitas-aktivitas tersebut, maka akan terjadi aliran energi dari satu komponen ke komponen lainnya.

II. PELAKSANAAN A. Alat Praktikum Alat praktikum yang digunakan adalah pinset, nampan plastik, tali plastik dan alat tulis. B. Objek Praktikum Objek praktikum pada ekosistem homogen adalah pertanian padi di sekitar kampus Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto Poltekkes Semarang. Objek praktikum pada ekosistem heterogen adalah kebun di kampus Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto Poltekkes Semarang. C. Cara Kerja Metode praktikum yang digunakan adalah metode survey. Survey dilakukan oleh beberapa kelompok praktikum untuk dua macam ekosistem yaitu ekosistem homogen dan heterogen. Adapun cara kerjanya adalah sebagai berikut : 1. Setiap spesies yang diketahui atau dipastikan terdapat dalam masing-masing ekosistem, dimasukkan ke dalam daftar. 2. Mengestimasi kepadatan masing-masing populasi hewan dan tanaman tersebut. a. Untuk ekosistem heterogen : penghitungan kepadatan populasi dilakukan dengan membuat petakan kuadrat seluas 5 x 5 m2, kemudian mengestimasi kepadatannya. Tanaman yang diestimasi adalah tanaman tinggi (pohon). b. Untuk ekosistem homogen (tanaman padi) : penghitungan kepadatan populasi dilakukan dengan membuat petakan kuadrat seluas 1 x 1 m2, selanjutnya semua tanaman padi tersebut dihitung jumlahnya. 3. Membuat tabulasi data untuk semua data yang telah diperoleh. 4. Mengelompokkan setiap tanaman dan hewan ke dalam guildnya.

43 6. Membuat jaring-jaring makanannya.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Ekosistem homogen Hasil pengamatan, identifikasi dan penghitungan pada ekosistem pertanian padi di sekitar kampus Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto Poltekkes Semarang adalah sebagai berikut : Tabel 3.1. Jenis tanaman dan hewan pada ekosistem homogen (pertanian padi) serta jumlah dan pengelompokan guildnya.Jenis tanaman dan hewan Tanaman padi Ulat Lebah Lembing Kupu-kupu Belalang Burung Cacing Dan lain-lain Terlihat (+) Tidak (-) + + + + + Jumlah individu/m2

No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Kepadatan (Jumlah/hektar)

Guild Produsen Konsumen I Konsumen I Konsumen I Konsumen I Konsumen I Konsumen II Dekomposer

B. Ekosistem heterogen Hasil pengamatan, identifikasi dan penghitungan pada ekosistem heterogen di kebun kampus Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto Poltekkes Semarang adalah sebagai berikut: Tabel 3.2. Jenis tanaman dan hewan pada ekosistem heterogen (kebun) serta jumlah dan pengelompokan guildnya.No 1. 2. 3. 4. 5. Jenis tanaman dan hewan Tnmn Ketapang Tnmn Lamtoro Tnmn Pinus Belalang Ulat Terlihat (+) Tidak (-) + + + + + Jumlah individu/25 m2

Kepadatan (Jumlah/hektar)

Guild Produsen Produsen Produsen Konsumen I Konsumen I

446. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Nyamuk Kupu-kupu Katak Burung Ular Cacing Dan lain-lain + + + Konsumen I Konsumen I Konsumen II Konsumen II Konsumen III Dekomposer

IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA

VIII. PEMERIKSAAN PLANKTON (PRAKTIKUM)I. PENDAHULUAN A. Acara Pemeriksaan plankton. B. Tujuan Mahasiswa mampu melakukan pengambilan sampel plankton di perairan. Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis plankton. Mahasiswa mampu menghitung kepadatan plankton.

C. Metode Pengamatan dengan menggunakan kunci bergambar. D. Tinjauan Teori

45 Kata plankton berasal dari bahasa Yunani yang berarti mengembara. Plankton merupakan organisme yang hidupnya mengapung atau melayang dalam air. Dalam hidupnya tidak banyak bergerak aktif tetapi secara pasif dengan dipengaruhi oleh arus air. Individu plankton disebut dengan istilah plankter. Plankter-plankter ini dapat ditangkap dengan plankton net yang terbuat dari kain monel. Berdasarkan ukuran fisiknya, plankton dibedakan menjadi tiga jenis yaitu : 1. Makroplankton Makroplankton merupakan plankton yang masih dapat dilihat jelas dengan mata telanjang. Misalnya ubur-ubur air tawar ukurannya >0,5 mm. 2. Mesoplankton Mesoplankton merupakan plankton yang berukuran kurang jelas bila dilihat dengan mata telanjang. Misalnya udang peri, daphnia dan ciclops. 3. Mikroplankton Mikroplankton merupakan plankton yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Ukurannya bervarisi dalam satuan mikron. Berdasarkan jenis organismenya, plankton dibedakan menjadi dua jenis yaitu fitoplankton (tumbuhan plankton) dan zooplankton (hewan plankton). 1. Fitoplankton Fitoplankton merupakan plankton yang mempunyai sifat-sifat sebagai tumbuhan. Dalam ekosistem air, fitoplankton berperan sebagai produsen. Dengan demikian fitoplankton mempunyai kedudukan sangat penting sebagai mata rantai makanan bagi konsumen dalam ekosistem air. 2. Zooplankton Zooplankton merupakan plankton yang mempunyai sifat-sifat sebagai hewan. Zooplankton mempunyai kedudukan sangat penting sebagai mata rantai makanan bagi ekosistem air yang peranannya adalah sebagai konsumen primer. II. PELAKSANAAN A. Alat Praktikum 1. Plankton net 2. Botol sampel 3. Ember ukuran 10 liter 4. Beacker glass 5. Mikroskop

46 6. Gelas objek 7. Tissue B. Bahan/Objek Praktikum Air kolam ikan di kompleks JKL Purwokerto. C. Cara Kerja 1. Pengambilan sampel plankton a. Mengambil sampel air kolam dengan menggunakan ember sebanyak 5 ember ( 50 liter) dari 5 titik pengambilan (1 titik diambil 1 ember). b. Sampel air kolam tersebut dimasukkan/disaring dengan plankton net yang pada bagian ujungnya terdapat botol sampel volume 50 ml. c. Plankton yang tertampung dalam botol sampel pada bagian ujung plankton net selanjutnya dipindahkan ke dalam beacker glass. 2. Pengamatan plankton a. Mengambil plankton dalam beacker glass dengan menggunakan pipet tetes, kemudian diteteskan di atas gelas objek/preparat. b. Mengamati plankton dengan menggunakan kunci bergambar dan mikroskop perbesaran 10 x 10 dan 20 kali luas lapang pandang. c. Mengganti preparat dan mengulangi langkah tersebut di atas sampai 5 preparat. d. Menghitung hasil pengamatan dengan menggunakan rumus Lackey Drop Micro Inset Counting Methode : Plankter T V 1 1 N ---------- = ---- x ---- x ---- x ---- x ---Liter L v P W 1 Keterangan : T : luas gelas penutup (cover glass) yaitu 18 x 18 = 324 mm2 L : luas lapang pandang lapang pandang ( 1 bulatan lensa mikroskop) = 1,11279 mm2. V : volume konsentrasi dalam botol sampel/penampung = 50 ml v : volume air sampel dalam gelas penutup = 1 tetes x 5 = 0,04 ml x 5 = 0,2 ml. P : jumlah lapang pandang yaitu 20 kali. W : volume air yang disaring dengan plankton net yaitu 50 liter. N : jumlah rata-rata plankton yang diamati pada tiap preparat

47

IX. MODEL EKOLOGI TERJADINYA PENYAKIT AKIBAT PENCEMARAN LINGKUNGAN (PRAKTIKUM)I. PENDAHULUAN E. Acara Analisis model ekologi terjadinya penyakit akibat pencemaran lingkungan. F. Tujuan Mengetahui beberapa kasus pencemaran lingkungan. Mengetahui dampak negatif pencemaran lingkungan terhadap kesehatan manusia. Membuat model ekologi dan menganalisis terjadinya penyakit akibat pencemaran lingkungan. G. Metode

48 Studi perpustakaan, media massa dan internet. H. Tinjauan Teori Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 pengertian lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup. Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah agar tercapai keselarasan hubungan antara manusia dan lingkungan hidup, terwujudnya manusia sebagai pembina lingkungan hidup dan terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup termasuk sumber daya ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan (Pasal 1 ayat (2) dan (3) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997). Salah satu komponen lingkungan hidup adalah sumberdaya alam. Menurut Suratmo (1995) sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang ada di alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia baik generasi sekarang maupun generasi yang akan datang. Pengelolaan sumber daya alam harus mengacu pada beberapa prinsip yaitu : 1) keadilan terhadap alam (lingkungan) dan manusia, 2) kelestarian dan keberlanjutan, 3) demokrasi, 4) transportasi, 5) koordinasi dan keterpaduan antar sektor, 6) efisiensi, 7) desentralisasi yang demokratis, 8) partisipasi publik, 9) akuntabilitas publik dan 10) free and priorinformed consent. Menurut Kamil (2001) dalam Saptono (2005), ditinjau dari aspek alokasi dan penggunaan sumberdaya terdapat empat karakteristik penting yang selalu harus diperhatikan yaitu equity, efektivitas dan efisiensi, ramah lingkungan dan resources prudence. Karakteristik equity maksudnya adalah kesamaan peluang bagi semua anggota masyarakat untuk mempertahankan dan memperbaiki kesejahteraannya. Efektivitas dan efisiensi menghendaki agar berbagai keputusan publik didasarkan pada penggunaan sumberdaya alam terbaik. Ramah lingkungan maksudnya adalah bahwa pemanfaatan potensi sumberdaya alam harus senantiasa diikuti dengan upaya untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup. Karakteristik resources prudence mensyaratkan bahwa

49 sumberdaya dimanfaatkan secara optimal bagi kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan kebutuhan masa sekarang maupun yang akan datang. Salah satu konsep mengenai pembangunan berkelanjutan adalah sistem sosioekologis sebagaimana yang dikembangkan oleh Stockholm Environment Institute (Saptono, 2005). Sistem sosio-ekologis terdiri atas tiga sub sistem yang masing-masing berkenaan dengan masyarakat (manusia), lingkungan hidup dan ekonomi. Ketiga sub sistem tersebut saling mempengaruhi satu sama lainnya sehingga bila terjadi ketidakstabilan pada salah satu sub sistem, maka sub sistem yang lain akan terkena dampaknya dan keseimbangan ketiga sub sistem tersebut akan terganggu. Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang harus menyeimbangkan ketiga sub sistem tersebut sehingga tingkat kesejahteraan manusia dapat meningkat baik generasi sekarang maupun generasi yang akan datang. Pembangunan yang dilaksanakan secara sembarangan tanpa memperhatikan faktor lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat dapat menimbulkan terjadinya pencemaran lingkungan yang pada akhirnya dapat menimbulkan terjadinya penyakit. Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya (UU No. 23 / 1997). Sebagai contoh terjadinya kasus pencemaran lingkungan yang sangat menggemparkan dunia adalah terjadinya penyakit Minamata di Jepang sebagai akibat tercemarnya laut oleh limbah Mercury dari perusahaan. Kesehatan masyarakat (public health) menurut Winslow (1920) dalam Notoatmodjo (1997) didefinisikan sebagai ilmu dan seni untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat dengan melaksanakan kegiatan perbaikan sanitasi lingkungan; pemberantasan penyakit menular; pendidikan kesehatan; manajemen (pengorganisasian) pelayanan kesehatan; dan pengembangan rekayasa sosial untuk pemeliharaan kesehatan masyarakat. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dilaksanakan upaya kesehatan melalui peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Kesehatan lingkungan adalah ilmu yang mempelajari hubungan interaktif antara komunitas (penduduk) dengan perubahan lingkungan yang memiliki potensi bahaya atau

50 menimbulkan gangguan kesehatan serta mencari upaya penanggulangannya. Kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat. Kualitas lingkungan yang sehat adalah keadaan lingkungan yang bebas dari resiko yang membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup manusia. Upaya peningkatan kesehatan lingkungan perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup serta meningkatkan kemauan, kemampuan pemerintah dan masyarakat dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan berwawasan kesehatan. Kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air dan udara, pengamanan limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan kebisingan, pengendalian vektor penyakit, dan penyehatan atau pengamanan lainnya (Pasal 22 ayat (1) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992). Pengendalian penyebab penyakit (agent), pembawa atau penular penyakit (vektor) serta sumber penyakit dilakukan agar tercipta lingkungan yang sehat bagi seluruh penduduk (Depkes RI, 1999).

II. PELAKSANAAN A. Alat Praktikum Alat praktikum yang digunakan adalah alat tulis-menulis. B. Bahan Praktikum Bahan praktikum adalah buku-buku referensi, surat kabar dan internet. C. Cara Kerja 1. Mencari kasus-kasus pencemaran lingkungan yang pernah terjadi pada surat kabar, buku referensi atau internet. 2. Menulis dan menyusun kasus-kasus tersebut dalam tulisan ilmiah, diketik dengan menggunakan kertas ukuran kuarto. 3. Menyusun model ekologi terjadinya penularan penyakit akibat pencemaran lingkungan. 4. Menganalisis model ekologi terjadinya penularan penyakit akibat pencemaran lingkungan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

51 B. Saran DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

1. Hardjasoemantri, Koesnadi, 2002, Hukum Tata Lingkungan, UGM-Press, Yogyakarta. 2. Mitchell, Bruce, dkk, 2000, Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan, UGM-Press, Yogyakarta. 3. Muhammadi, dkk, 2001, Analisis Sistem Dinamis, UMJ Press, Jakarta. 4. Odum, E.P., 1993, Dasar-dasar Ekologi, Edisi Ketiga, UGM-Press, Yogyakarta. 5. Resosudarmo,S., K. Kartawinata., A. Soegiharto, 1990, Pengantar Ekologi, Remaja Rosdakarya, Bandung. 6. Salim, E., 1983, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. 7. Sastrawijaya, A. Tresna, 1991, Pencemaran Lingkungan, Rineka Cipta, Jakarta. 8. Soemarwoto, O., 1994, Ekologi, Lingkungan dan Pembangunan, Djambatan, Bandung. 9. Soemarwoto,Otto,1997, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, UGM-Press, Yogyakarta.

52 10. Suratno, FG, 1995, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, UGM-Press, Yogyakarta. 11. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 12. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.