INFLUENZA VIRUS BARU H1N1: EPIDEMIOLOGI, PENCEGAHAN & PENGENDALIAN, DAN PENANGGULANGAN PANDEMI AGUS SUWANDONO SEMINAR NASIONAL ANTISIPASI PENCEGAHAN PENYEBARAN “FLU BABI” SELASA, 19 MEI 2009 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
INFLUENZA VIRUS BARU H1N1: EPIDEMIOLOGI, PENCEGAHAN
& PENGENDALIAN, DAN PENANGGULANGAN PANDEMI
AGUS SUWANDONO
SEMINAR NASIONAL ANTISIPASI PENCEGAHAN PENYEBARAN “FLU BABI”
SELASA, 19 MEI 2009
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
GRS BESAR PEMBAHASAN
I. LATAR BELAKANG
II. EPIDEMIOLOGI
III. PENCEGAHAN & PENGENDALIAN
IV. PENANGGULANGAN PANDEMI
V. KESIMPULAN
GRS BESAR PEMBAHASAN
I. LATAR BELAKANG
II. EPIDEMIOLOGIIII. PENCEGAHAN &
PENGENDALIANIV. PENANGGULANGAN
PANDEMIV. KESIMPULAN
Th 2003 dunia dikejutkan oleh wabah virus AI / Flu Burung / H5N1 pada manusia di Thailand&Vietnam.
Di Indon mulai terjadi wabah ternak ayam di Legok, Tangerang pertengahan 2003
Sejak itu, mulailah dilakukan intensifikasi surveilans baik pd unggas maupun manusia (ILI). Kasus2 pd unggas terus mrebak, tapi belum ada kasus manusia.
Tahun 2005, kasus AI pd manusia I X terjadi di BSD, Tangerang yg menyebabkan kematiannya dan anaknya cluster 1
Tahun ini juga dimulai surveilans ILI secara intensif di 6 kemudian 10 provinsi rawan di Indonesia
Sejak itu kasus AI pada manusia makin bertambah sehingga pada Februari 2009 tercatat 147 kasus AI pada manusia dengan kematian 121 orang atau 82%
Th 2006 dibentuk KOMNAS FB-PI, mulailah perang total thd AI & persiapan terjadinya pandemi influenza
Agus Suwandono (2006&2007), Resiko Penyebaran H5N1 di Indonesia, FK UNDIP, Semarang
Dengan 10 strateginy, banyak yg telah dikerjakan KOMNAS FB-PI, terutama promosi pencagahan penyebaran virus AI, kajian2 ilmiah, pemberdayaan masyarakat dan persiapan thd pandemi influenza
Disaat kita harap2 cemas, Tahun 2009, bulan April 2009, kita dikejutkan lagi dengan wabah virus influenza H1N1 di Meksiko yang kemudian menyebar luas kebeberapa negara secara cepat. Apakah virus flu baru H1N1 itu? (KOMNAS FBPI, 2009)
Merupakan Penyakit hewan menular pada ternak - Daftar A OIE = OFFICE INTERNATIONALE DES EPIZOOTIES, WAHO = Wolrd Animal Health Org, yang bersifat zoonosis (KOMNAS FBPI, 2009)
Meskipun bersifat High Pathogenik, saat ini sebenarnya virus H1N1- 2009 belum dengan amat mudah menginfeksi manusia, apabila pola hidup bersih & sehat betul2 dapat diterapkan, Indonesia masih merupakan daerah bebas H1N1- 2009
Sumber: KOMNAS FBPI (2009), Tim Komunikasi
Namun kita harus tetap waspada karena virus H1 sedang mengalami evolusi terus menerus dan merupakan salah satu virus yang paling mungkin menjadi penyebab pandemi influenza, disamping virus H9 (Kawaoka et al, 2006)
Besarnya kemungkinan Infeksi seperti pada penyakit menular lain pada umumnya tergantung pd Kepekaan(susceptibility),Dosis infeksi, Lamanya kontak, Virulensi, dan Daya tahan tubuh
Dari surveilance epidemiologis dan penyidikan lap di beberapa daerah di Indonesia dengan ternak babi yang berisiko tinggi terpajan virus H1N1 : Tidak satupun secara serologis (microneutalization test, Gold standard test serologis ) memiliki antibodi terhadap H1N1 ( Laporan Bbalitvet,BBVet,BPPV)
Sumber: KOMNAS FBPI (2009), Tim Komunikasi
• Bersifat wabah sejak 18 April 2009 di Meksiko , dan secara geografis ada peningkatan daerah endemis di beberapa negara bagian di USA kemd menyebar ke Eropa, New Zealand, Australia, China, Korea & Amerika Latin (30 negara)
• Flu H1N1-2009 pada ternak Babi belum pernah dilaporkan di 33 Provinsi di Indonesia – sampai saat ini Indonesia masih bebas penyakit Influenza H1N1 baik pada hewan maupun pd manusia .
• Memang Inang virus H1N1-2009 utamanya adalah pada ternak babi. Dengan data populasi Babi di Indonesia hampir 9.000.000 ekor, diantaranya tertinggi terdapat di Provinsi Bali mencapai sekitar 1,2 juta ekor, cukup berpotensi terancam virus H1N1-2009 ini, namun Pemerintah sdh siap & sdh antisipasi thd masuk & berkembangnya virus ini di tanah air,
Sumber: KOMNAS FBPI (2009), Tim Komunikasi
GRS BESAR PEMBAHASAN
I. LATAR BELAKANG
II. EPIDEMIOLOGIIII. PENCEGAHAN &
PENGENDALIAN
IV. PENANGGULANGAN PANDEMI
V. KESIMPULAN
Virus influenza HA (Haemagglutinin) Alat perekat ke membran sel yang
diinfeksi Cleaveability Receptor specificity Antigen utama Dipecah oleh protease
Enzym neuraminidase (NA) Memecah residu asam sialic dr
receptor sel inang utk virus, Membebaskan partikel virus dan
memungkinkan virus menyebar ke seluruh tubuh.
HA dan NA mempunyai kemampuan keluar dari host humoral response
PB1 dan NP memberi kemampuan keluar dari host celullar response.
Point mutation protein PB2 (suatu polymerase) kaitan virulensi
Protein NS1 merupakan antagonis interferon
Antigenic instability : antigenic drift dan shift, reassortment dan recombination ?
Robert G. Webster, Science's Compass: Enhanced PerspectivesA Molecular Whodunit (Science 7 September 2001:Vol. 293. no. 5536, pp. 1773 – 1775)
Sumber: KOMNAS FBPI (2009), Tim Komunikasi
• Tahan dalam air – suhu 22oC , selama 4 hari
• Pada suhu 0oC - tahan >30 hari
• Pada tinja / faeces unggas selama 32 hari.
• Inaktif dengan pemanasan 80°C <1 menit> ;
• 60oC <30 menit>; 56oC <3 jam>;
• Mudah inaktif dengan deterjen, alkohol, karbol, chlorin,
dan desinfektan lain
• Virus – bersifat droplets, berikatan dengan partikel
– punya gaya gravitasi, tidak soliter,Sumber: KOMNAS FBPI (2009), Tim Komunikasi
POPULASI POPULASI BABI YANG BABI YANG TINGGITINGGI&&
ENDEMIK ENDEMIK H1N1-2009H1N1-2009
PENDUDPENDUDUK UK YANG YANG PADATPADAT
HUMAN ANIMAL INTERFACE HUMAN ANIMAL INTERFACE A PLACE A PLACEWHERE DYNAMIC INTERACTIONS BETWEEN WHERE DYNAMIC INTERACTIONS BETWEEN
VIRUS , HUMAN, ANIMALS AND ENVIRONMENT VIRUS , HUMAN, ANIMALS AND ENVIRONMENT OCCURS OCCURS
Sumber: KOMNAS FBPI (2009), Tim Komunikasi
• 1918-1919 - Spanish Flu (H1N1) di seluruh dunia ada 40 juta orang meninggal,
• 1957-1958 - Asian Flu (H2N2) di seluruh dunia : 2 juta orang meninggal,
• 1968-1969 - Hong Kong Flu (H3N2) didunia :0,7 - 1 juta orang meninggal,
• 2009 - Meksiko flu ( H1N1) di dunia : dari 149 orang yang confirm 28 diantaranya meninggal. Di Meksiko sendiri dari 105 confirm case , meninggal 7 orang
Sumber: KOMNAS FBPI (2009), Tim Komunikasi
Perkembangan Wabah Flu Baru H1N1:18 Maret 2009
Sumber: Hudoyo, H. (2009) Perkembangan Wabah Flu Baru
Perkembangan Wabah Flu Baru H1N1:13 April 2009
Sumber: Hudoyo, H. (2009) Perkembangan Wabah Flu Baru
Perkembangan Wabah Flu Baru H1N1:21 April 2009
Sumber: Hudoyo, H. (2009) Perkembangan Wabah Flu Baru
Perkembangan Wabah Flu Baru H1N1:25 April 2009
Public Health Emergency
Sumber: Hudoyo, H. (2009) Perkembangan Wabah Flu Baru
Perkembangan Wabah Flu Baru H1N1:29 April 2009
Naik menjadi Fase 5
Sumber: Hudoyo, H. (2009) Perkembangan Wabah Flu Baru
Perkembangan Wabah Flu Baru H1N1:2 Mei 2009
Sumber: Hudoyo, H. (2009) Perkembangan Wabah Flu Baru
WHO – update (10 - 14 Mei 09)NEGARA: KASUS: KEMATIAN:
14 Mei 2009: 33 negara (salah satunya tercatat Thailand), 6497 kasus, 55 mati
15 Mei 2009:
WHO (2009): H1N1 Daily Update
• Karakteristik penyakit onset mendadak dan menyebar dengan cepat pada peternakan babi, antara 1 – 3 hari,
• Febris / demam ( 104 – 107º F ),• Nyeri otot , dan ada kelemahan kaki,• Keluar cairan dari mata dan hidung,• Anorexia / tidak nafsu makan ,• Batuk,bersin dan terdengar suara ngorok,• Diare ,• Berakhir dengan Kematian, tetapi mortality rate
rendah, umumnya antara 1 – 4 %
Sumber: KOMNAS FBPI (2009), Tim Komunikasi
GRS BESAR PEMBAHASAN
I. LATAR BELAKANG
II. EPIDEMIOLOGI
III. PENCEGAHAN & PENGENDALIAN
IV. PENANGGULANGAN PANDEMI
V. KESIMPULAN
PENCEGAHANPRINSIP: STRATEGI = PENCEGAHAN PENYEBARLUASAN AI, ANTARA LAIN:
• TERPENTING MENCEGAH AGAR VIRUS H1N1 TIDAK MASUK INDONESIA
• SURVEILANS ILI & HEWAN TERNAK (KALAU BISA TERPADU)• PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PROMOSI KES & PHBS• KESIAPAN SEKTOR KESEHATAN (YANKES, LAB, OBAT &
• KESIAPAN LINTAS SEKTOR, PEMDA DAN ORGANISASI PROFESI• RESTRUKTURISASI PERDAGANGAN HEWAN TERNAK & PASAR
BASAH DSB.• PENATALAKSANAAN KASUS FLU PD HEWAN • DSB
SURVAILANS EPIDEMIOLOGI• DISINI YG DIMAKSUD ADALAH DIMULAI DENGAN SURVEILANS
PENDERITA ILI ATAU “INFLUENZA LIKE ILLNESS” DENGAN KRITERIA PENDERITA PANAS > 37.8 DERAJAT CELSIUS DAN ADA GEJALA2 INFLUENSA
• SETIAP PENDERITA DIAMBIL SAMPEL DARAH DAN SPESIMEN USAPAN HIDUNG/TENGGOROKAN DARAH RAPID TEST BISA DIKETAHUI MENDERITA INFLUENZA ATAU TIDAK USAPAN DI KIRIM KE LAB PEMERIKSAAN LBH LANJUT
• HARUS DILAKUKAN DI RS DAN PUSKESMAS. DEPKES MEMPUNYAI BANYAK DAERAH SENTINEL KERJA SAMA DINKES/RS SETEMPAT
• DIBEBERAPA DAERAH MISAL KAB INDRAMAYU & LAINNYA, MASYARAKAT DIDIDIK DAN MENCATAT ATAU MELAPORKAN KASUS ILI PADA POSKESDES DAN PUSKESMAS SETEMPAT (DINEGARA MAJU MASY LANGSUNG MELAPOR)
• APABILA TERDAPAT LEDAKAN PENDERITA ILI, KEMUDIAN DILAKSANAKAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI DI RUMAH DAN LINGKUNGAN BERSAMA2 DENGAN DINAS PETERNAKAN
• KKP melakukan : - Screning demam (thermal scanner) penumpang & awak pesawat / kapal yg datang langsung/tidak langsung dari area endemis, - Membagikan HAC = Health Allert Card, - Menyimpan daftar penumpang yg berasal / pernah berkunjung ke / dari daerah endemis, - Indikasi ada yg demam : - pemeriksaan klinis di KKP, - sesuai prosedur karantina di KKP - kirim dan rawat di RS Rujukan,
• DINAS KESEHATAN PROPINSI DAN KAB/KOTA. - Surveilans intensif thd kasus ILI & Pneumonia, di RS, Puskesmas, unit kes lain, - Himbau Diskes Kab/Kota dan Puskesmas untuk cermati klaster ILI, Pneumpnia dan kematian akibat pneumonia yg tdk jelas penyebabnya, - Koordinis kesiapan pelayanan kes di daerah & unit kes terkait, - Informasi yg benar kpd masy, shg masy paham situasi& PHBS. - Persiapkan Posko KLB, sesuai dg perkembangan sebaran penyakit, - Laporkan kasus kepada Posko KLB Ditjen PP & PL.
Sumber: KOMNAS FBPI (2009), Tim Komunikasi
Pelayanan laboratorium ditingkatkan untuk mendukung surveilans epidemiologis
terintegrasi dengan sektor kesehatan DEPTAN: kerjasama dengan OIE Reference
laboratory ( Geelong – Australia Animal Health Laboratory ) ditingkatkan.
1. Pelayanan diagnosa• BPPV/BBV standar Lab. BSL. 2 plus,• BBALITVET; sebagai refference lab BSL 3• Laboratorium Veteriner Daerah Provinsi
2. Produksi vaksin dan jaminan kualitas Memenuhi standar OIE, BBPMSOH standar BSL- 3 PUSVETMA Upgrade fasilitas produksi
vaksin Pembinaan Lab.Veteriner swasta
Sumber: KOMNAS FBPI (2009), Tim Komunikasi
Pelayanan laboratorium ditingkatkan untuk mendukung surveilans
epidemiologis terintegrasi dengan sektor kesehatan Hewan .
Demikian juga kerjasama dengan WHO dan CDC Reference laboratory ditingkatkan.
1. Pelayanan diagnosa• BLK Daerah standar Lab. BSL. 2
plus,• BALITBANGKES; sebagai refference
lab BSL 3• Laboratorium Lembaga EYKMANN,
2. Produksi vaksin Flu dan jaminan kualitas
Memenuhi standar WHO, BBPOM Standar BSL- 3 BIOFARMA Upgrade fasilitas
produksi vaksin Pembinaan Lab.Kesehatan swasta
Sanbe, Kimia Farma,dll.Sumber: KOMNAS FBPI (2009), Tim Komunikasi
Dewasa dan anak Dewasa dan anak ≥ 13 tahun :≥ 13 tahun :
R/. 2 X 75 mg/hari,selama 5 hari . Anak-anak ≤ 1 tahun :Anak-anak ≤ 1 tahun :
R/. 2 mg/kg.BB, 2 X sehari selama 5 hari . Dosis Oseltamivir dapat diberikan sesuai dg Dosis Oseltamivir dapat diberikan sesuai dg
Berat Badan sbb :Berat Badan sbb :
a. > 40 kg : 75 mg – 2 X sehari,
b. > 23 – 40 kg : 60 mg – 2 X sehari,
c. > 15 – 23 kg : 45 mg mg – 2 X sehari ,
d. ≤ 15 kg : 30 mg – 2 X sehari.
Sumber: KOMNAS FBPI (2009), Tim Komunikasi
– Vaksinasi tidak memberikan 100% jaminan kekebalan , sehingga biosekuritas tetap harus dipertahankan,
– Keuntungan vaksinasi:• Mencegah timbulnya gejala klinis dan kematian;
• Mengurangi keluarnya virus dari tubuh; – Kelemahan vaksinasi:
• Memerlukan waktu sebelum kekebalan protektif tercapai,
• Pasien divaksinasi tidak memperlihatkan gejala klinis sesudah ter- ekspose, tetapi tetap dapat terinfeksi oleh virus dan bertindak sebagai ‘reservoir’
mengantisipasi terjadinya wabah, Mengawasi dan memonitor masuknya penyakit ke
wilayah Indonesia, Mempertahankan wilayah Indonesia tetap bebas
H1N1 Mencegah penularan penyakit ke manusia dengan
memutus rantai penularan penyakitnya Mengendalikan transportasi Babi dan isolasi
lokasi usaha peternakan Babi ,
2. JANGKA PANJANG Melakukan surveilance penyakit secara integratif
antara sektor kesehatan sektor kesehatan hewan , Mempertahankan status Indonesia bebas Flu
H1N1Sumber: KOMNAS FBPI (2009), Tim Komunikasi
Tingkatkan kesadaran masyarakat (Public awareness) , Budayakan Pola Hidup Bersih dan Sehat, Desinfeksi / Dekontaminasi kandang & lingkungan, Lakukan vaksinasi bila pelihara babi , Kendalikan lalu-lintas, produk dan limbah peternakan babi , Laksanakan Surveillans dan penelusuran kasus , Laksanakan Stamping-out / Eleminasi pemusnahan babi
menyeluruh di daerah tertular yang baru, Monitor dan evaluasi perkembangan Flu H1N1-2009 disekitar
peternakan babi . Laporkan setiap kejadian babi sakit atau mati mendadak, Cermati setiap “ pig case “ sebagai faktor resiko dengan
kemungkinan “ human case “
Sumber: KOMNAS FBPI (2009), Tim Komunikasi
• BIOSEKURITI KONSEPTUAL:
• Relokasi tempat usaha peternakan Babi ,• Kandang : 1 - 3 km dari pemukiman penduduk, • Tidak boleh dekat jalan raya dan danau / situ .
• Prosedur rutin kegiatan sehari-hari• Dekontaminasi dan desinfeksi
kandang,lingkungan,peralatan,kendaraan,dll
Sumber: KOMNAS FBPI (2009), Tim Komunikasi
• Batasi kunjungan ke kandang babi ,
• Kenakan Pakaian kandang khusus,
• Tempatkan Desinfektan pencuci kaki di depan pintu kandang,
• Untuk di kawasan peternakan Babi : kewajiban mandi setiap keluar masuk kandang,
• Lakukan Desinfeksi kandang secara reguler ,
• Dekontaminasi Kendaraan dan alat-alat kandang serta peralatan keranjang babi ( bangsung ) dengan desinfektansia.
Sumber: KOMNAS FBPI (2009), Tim Komunikasi
• FLU BABI FLU BABI BUKAN PENYAKIT YANG BUKAN PENYAKIT YANG DITULARKAN MELALUI MAKANAN DITULARKAN MELALUI MAKANAN BUKAN FOOD BORNE DISEASEBUKAN FOOD BORNE DISEASE (WHO) (WHO)
• PEMERINTAH PEMERINTAH MENJAMIN MENJAMIN – – MASYARAKAT MASYARAKAT AMANAMAN MENG- MENG-KONSUMSI DAGING DAN PRODUK KONSUMSI DAGING DAN PRODUK OLAHAN-NYA.OLAHAN-NYA.
• TIDAK ADATIDAK ADA PENULARAN FLU AKIBAT PENULARAN FLU AKIBAT H1N1-2009 INI MELALUI H1N1-2009 INI MELALUI DAGING ,YANG TELAH DIMASAK .DAGING ,YANG TELAH DIMASAK .
Phase 1 No animal influenza virus circulating among animals has been reported to cause infection in humans.
Phase 2 An animal influenza virus circulating in domesticated or wild animals is known to have caused infection in humans and is therefore considered a specific potential pandemic threat.
Phase 3 An animal or human-animal influenza reassortant virus has caused sporadic cases or small clusters of disease in people, but has not resulted in human-to-human transmission sufficient to sustain community-level outbreaks.
Phase 4 Human-to-human transmission (H2H) of an animal or human-animal influenza reassortant virus able to sustain community-level outbreaks has been verified.
Phase 5 The same identified virus has caused sustained community level outbreaks in two or more countries in one WHO region.
Phase 6 In addition to the criteria defined in Phase 5, the same virus has caused sustained community level outbreaks in at least 1 other country in another WHO region.
Post-peak period
Levels of pandemic influenza in most countries with adequate surveillance have dropped below peak levels.
Possible new wave
Level of pandemic influenza activity in most countries with adequate surveillance rising again.
Post- pandemic period
Levels of influenza activity have returned to the levels seen for seasonal influenza in most countries with adequate surveillance.
WHO PANDEMIC PREPAREDNESS AND RESPONSE GUIDANCE 2009: PHASES
Sumber: WHO (2009): H1N1 Daily Update
Dampak Wabah Flu (1)
• Meksiko: ‘shutdown’ selama 5-hari:
Semua tempat umum (kantor, sekolah, toko, restoran dsb) tutup, warga tinggal di rumah.
• Amerika Serikat: >100 sekolah tutup seminggu.
Sumber: Hudoyo, H. (2009) Perkembangan Wabah Flu Baru
Dampak Wabah Flu (1)
• Hong Kong: sebuah hotel dg 300 tamu diisolir/ karantina selama seminggu setelah ditemukan 1 tamu dengan flu baru.
• Mesir: > 300ribu babi dimusnahkan.
Sumber: Hudoyo, H. (2009) Perkembangan Wabah Flu Baru
Apakah wabah ini akan meluas atau tidak?
• Wabah flu tampaknya tidak bertahan lama di luar Amerika Utara <pakar WHO, 2/5/09>.
• Angka kematian flu baru hampir sama dengan angka kematian flu musiman <Menkes Meksiko, 2/5/09>.
Sumber: Hudoyo, H. (2009) Perkembangan Wabah Flu Baru
• Kematian di Meksiko >150 orang;
di luar Meksiko hanya 1 orang.
• Virus ini tidak memiliki sifat seperti virus flu pada pandemi 1918.
PERTANYAAN:
Apakah wabah ini akan berhenti sampai di sini, ataukah akan lebih meluas lagi?
Sumber: Hudoyo, H. (2009) Perkembangan Wabah Flu Baru
‘Social Distancing’ (Jaga jarak sosial)
Depkes Meksiko: “Hindari jabat tangan
& ciuman!”
WHO: “Praktikkan tindakan pencegahan dengan
menghindari kontak erat dengan orang yang tampak tidak sehat dan orang yang menderita
batuk-batuk & demam.”Manusia saling menjauh dari sesamanya secara fisik
& psikologis.Sumber: Hudoyo, H. (2009) Perkembangan Wabah Flu Baru
Pakaian kerjakacamata
MaskerSepatu boots
Sarung tanganTopi
PERSIAPAN PANDEMI
• KELOMPOK KESEHATAN• KELOMPOK NON KESEHATAN:
1. HANKAM2. TELEKOM, HUB DAN INFO3. ENERGI, INDUSTRI & PDAGANG4. SOSIAL – KESEJAHTERAAN5. DSB
• KELOMPOK MASYARAKAT
PRINSIP PERSIAPAN PANDEMI: WORKSHOP
WORKSHOP:• MASUKAN PENGERTIAN PANDEMI DAN INFLUENSA, DAMPAK,
MASALAH DAN KERUGIAN• PEMUTARAN FILM PANDEMI• DISKUSI KELOMPOK PERAN DAN TUGAS MASING2
KELOMPOK• SIMULASI PANDEMI• DISKUSI KELOMPOK RENCANA AKSI DAN TINDAK LANJUT• SESI PLENO• KESEPAKATAN BERSAMAADVOKASI:• Gubernur, Bupati, Walikota, DPR dan lain2• Sosialisasi kesepakatan dan rencana aksi masing2 kelompok• Sosialisasi ke masyarakat• Simulasi menyeluruh pandemi
GRS BESAR PEMBAHASAN
I. LATAR BELAKANG
II. EPIDEMIOLOGI
III. PENCEGAHAN
IV. PENANGGULANGAN PANDEMI
V. KESIMPULAN
• Virus Flu Baru H1N1merupakan ancaman akan terjadinya Pandemi Influenza
• Saat ini WHO telah menyatakan bahwa dunia sudah dlam phase 5 Pandemi Influenza
• Walaupun menyebabkan kematian yang relatif rendah tapi virus ini menyebar cepat sekali
• Terpenting adalah pencegahan agar virus tidak masuk ke Indonesia
• Selain itu persiapan kita semua menghadapi pandemi harus dioptimalkan baik sektor kesehatan, sektor non kesehatan dan masy
• Intensifikasi KOMDA FBPI • Advokasi terhadap para pengambil keputusan daerah
mutlak diperlukan• Sosialisasi kepada masyarakat, kelompok masyarakat,
tokoh2 agama tentang influenza dan pandemi serta “tidak panik” amat penting dilakukan
• Intensifikasi promosi dan praktek PHBS lewat berbagai media
• Biosekuti ternak babi dan yang lainnya perlu diperketat dan ditingkatkan
• Surveilans baik thd manusia dengan ILI dan terhadap ternak babi, pasar basah, pasar daging dsb.
• Peningkatan kebersihan pasar basah dan tempat2 pemotongan hewan
• Intensifikasi kolaborasi jaringan laboratorium di Indonesia (Depkes, Univ dan lainnya) dan luar negeri, terutama WHO Collaboration Center Lab Virologi