Top Banner

of 42

Materi Blasting

Jul 06, 2018

Download

Documents

Fitra Dwi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/18/2019 Materi Blasting

    1/42

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Batubara

    Batubara adalah suatu batuan sedimen organik yang berasal dari

     penguraian sisa-sisa berbagai tumbuhan yang mati pada daerah rawa/sungai,

    kemudian terendapkan di dalam cekungan selama jutaan tahun lamanya yang

    mengalami proses biokimia dan geokimia yang dipengaruhi oleh suhu,

    tekanan, dan waktu sampai akhirnya mengalami proses pembatuan

    (litification)  dan proses pembatubaraan (coalification). Istilah batubara

    merupakan terjemahan dari bahasa inggris yaitu coal . Batubara terdiri atas

    unsur-unsur utama, yaitu karbon, hidrogen, dan oksigen, serta unsur-unsur 

    tambahan seperti belerang dan nitrogen.

    Gambar 2.1. Batubara

    2.1.1 Terbentuknya Batubara

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    2/42

    !

    "pabila #uatu tumbuhan atau pohon mati dan roboh ke atas

    tanah, maka pohon tersebut akan terdekomposisi baik secara

     biokimia yang melibatkan bakteri maupun secara kimia dan $isika.

    Bagian organik pohon tersebut akan terurai menjadi %& 2, '(, dan

    '2&, sedangkan bagian atau unsur anorganiknya akan kembali ke

    tanah dan bercampur dengan mineral tanah.

    "pabila suatu pohon yang mati kemudian jatuh kedalam air 

    atau rawa yang cukup dalam, maka pohon tersebut akan

    terdekomposisi baik secara biokimia maupun secara kimia dan

    )isika. *ada kedalaman tertentu bakteri yang menguraikan sisa pohon

    tersebut tidak dapat bekerja lagi, sehingga perubahan yang terjadi

    selanjutnya hanya perubahan $isik dan kimia. +alam hal ini pohon

    tersebut tidak mengalami pembusukan secara sempurna, dan lama

    kelamaan, sisa tumbuhan tersebut akan berubah menjadi suatu

    sediment organik yang kemudian disebut batubara.

    +alam pembentukannya, genesa batubara berdasarkan tempat

    terjadinya dibagi menjadi 2 yaitu

    1. eori Insitu, dimana batubara ini terbentuk dari tumbuhan atau

     pohon yang berasal dari hutan dimana batubara tersebut

    terbentuk. Batubara yang terbentuk sesuai dengan teori in-situ

     biasanya terjadi di hutan basa dan berawa. Biasanya batubara

     jenis ini penyebarannya luas dan merata, dan mempunyai

    kualitas yang baik karena kadar abunya relatie lebih rendah.

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    3/42

    (adar abu (Impurities) dapat berasal dari aktiitas vulkanisme

    dan pelapukan batuan asal.2. eori  Drift, dimana batubara ini terbentuk dari tumbuhan atau

     pohon yang berasal dari hutan yang bukan tempat dimana

     batubara tersebut terbentuk. Batubara yang terbentuk dari teori

    drift   , bisa berasal dari hutan basa atau kering. Biasanya

    mempunyai ciri-ciri sebagai berikut penyebarannya tidak luas

    tetapi banyak, kualitasnya kurang baik karena banyak 

    tercampur kadar abu (Impurities)  pada saat transportasi ke

    tempat sedimentasi.

    2.2 Kegiatan Penambangan Secara Umum

    #istem penambangan yang digunakan adalah sistem tambang terbuka

     berjenjang atau Benching System.

    0rutan kegiatan penambangannya meliputi

    1. *embersihan ahan 3 Land Clearing 4

    *embersihan lahan dilakukan sebelum pengupasan lapisan tanah

     pucuk yaitu dengan membersihkan lahan dari pepohonan yang

    mungkin akan mengganggu pelaksanaan operasi penambangan.

    2. *embongkaran 3 Loosening 4

    *embongkaran dilakukan terhadap tanah pucuk, tanah penutup

    3&erburden4 dan batubara dengan cara pengerukan dan peledakan.

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    4/42

    5

    (egiatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat berat

    seperti 67caator (omatsu 128, komatsu 588.

    9. *emuatan 3oading4

    *emuatan merupakan salah satu kegiatan dalam proses

     penambangan, dimana material overurden dan batubara yang sudah di

     bongkar dimuat ke dalam alat angkut dalam hal ini +ump ruck.

    :. *engangkutan 3'auling4

    (egiatan ini dilakukan untuk mengangkut material dari  front 

    loading point  ke stockpile atau ke disposal area untuk overurden, atau

     bahkan langsung ke crusher untuk batubara.

    2.3 Sistem Pemboran

    *engeboran merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan dalam

    suatu operasi peledakan batuan. (egiatan ini bertujuan untuk membuat

    sejumlah lubang ledak yang nantinya akan diisi dengan sejumlah bahan

     peledak untuk diledakkan. #istem pengeboran dapat dibedakan menjadi

    I. #istem *engeboran ;ekanik 

    (omponen utama dari sistem pengeboran mekanik adalah

    sumber energi mekanik, batang bor penerus (transmitter)  energi

    tersebut, mata bor sebagai aplikator energi terhadap batuan, dan

     peniupan udara 3 flushing) sebagai pembersih dari serbuk pengeboran

    (cuttings)  dan memindahkannya keluar lubang bor. Berdasarkan

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    5/42

    <

    sumber energi mekaniknya, sistem pengeboran mekanik terbagi

    menjadi 9 3 tiga 4, yaitu rotari, perkusi$, dan rotari-perkusi$.

    a. Bor umbuk ( !ercussion Drill 4

    *ada pengeboran tumbuk 3percusi$4, energi dari mesin

     bor diteruskan oleh batang bor dan mata bor untuk 

    meremukkan batuan. (omponen utama dari mesin bor ini

    adalah piston yang mendorong dan menarik tungkai 3 shank 4

     batang bor. *ada metode perkusi$ yang terjadi adalah proses

     peremukan (crushing 4 permukaan batuan oleh mata bor.

    %ontoh alat bor dengan sistem ini adalah hammer drill, churn

    drill.

    . Bor *utar-umbuk 3 "otary#!ercussion Drill )

    *ada pengeboran rotary-perkusi$, aksi penumbukan oleh

    mata bor dikombinasikan dengan aksi putaran, sehingga terjadi

     proses peremukan dan penggerusan permukaan batuan. ;etode

    ini dapat digunakan pada bermacam-macam jenis batuan.

    ;etode putar-tumbuk terbagi menjadi dua, yaitu

    •  $op %ammer 

    ;etode pengeboran $op hammer   adalah metode

     pengeboran yang terdiri dari 2 kegiatan dasar yaitu

     putaran dan tumbukan. (egiatan ini diperoleh dari

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    6/42

    18

    gerakan gigi dan piston, yang kemudian

    ditrans$ormasikan melalui shank adaptor dan batang bor 

    menuju mata bor. Berdasarkan jenis penggerak putaran

    dan tumbukannya, metode ini dibagi menjadi dua jenis

    yaitu  %ydrolic $op %ammer   dan  !neumatic $op

     %ammer.

    •   Do&n the %ole %ammer (D$% %ammer)

    ;etode pengeboran ini adalah metode pengeboran

    tumbuk-putar yang sumber dasarnya menggunakan udara

     bertekanan. D$% %ammer  dipasang dibelakang mata bor,

    di dalam lubang sehingga hanya sedikit energi tumbukan

    yang hilang akibat melewati batang bor dan sambungan-

    sambungannya. %ontoh dari alat bor dengan

    menggunakan temper tumbuk putar adalah 'ack hammer .

    c. Bor *utar 3 =otary +rill 4

    Berdasarkan sistem penetrasinya, metode rotari terbagi

    menjadi 2 sistem tricone dan drag it . +isebut tricone  jika

     penetrasinya berupa gerusan 3crushing 4 dan drag it  jika hasil

     penetrasinya berupa potongan. #istem tricone digunakan untuk 

     batuan sedang hingga lunak, untuk system drag bit digunakan

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    7/42

    11

    untuk batuan lunak. %ontoh alat bor dengan sistem ini adalah

    rotary drill .

    2.4 Poa Pemboran

    Baik buruknya hasil peledakan akan sangat ditentukan oleh >mutu?

    lobang bor.

    ;utu lobang bor dalam hal ini ditinjau dari segi

    • (eteraturan tata letak lobang bor.

    • *enyimpangan arah dan sudut pemboran.

    • (edalaman dan kebersihan lobang bor.

    1. (eteraturan tata letak lobang bor 

    ujuan pemboran adalah untuk meletakkan bahan peledak pada

     posisi 3tempat4 yang sudah direncanakan.

    #etiap bantuan akan memberi reaksi 3respon4 yang berbeda

    terhadap peledakan. =eaksi ini berariasi sangat luas dan dipengaruhi

    oleh banyak $aktor diantaranya *erlapisan, #truktur geologi alamiah

     dan lain-lain yang selalu berobah dari titik ke titik. idaklah

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    8/42

    12

    Gambar 2.2 *engaruh keteraturan lubang terhadap $ragmentasi

    mungkin untuk menyusun suatu pola peledakan yang dapat

    mengakomodasi semua ariasi itu. 0ntuk itu, didalam prakteknya,

    lobang-lobang bor dirancang dengan pola yang teratur, sedemikian rupa

    sehingga bahan peledak dapat terdistribusi secara merata dan dengan

    demikian, setiap kolom bahan peledak akan mempunyai beban yang

    sama.

    2. *enyimpangan arah dan sudut pemboran.

    'al ini perlu dicermati terutama pada pemboran miring . *ada

     pemboran miring maka posisi alat bor akan sangat menentukan.

    @alaupun tata letak lobang bor dipermukaan sudah sempurna, namun

     bila posisi alat bor tidak benar-benar sejajar dengan posisi alat bor pada

    lobang sebelumnya maka dasar 3ujung4 lobang bor akan menjadi tidak 

    teratur. 'al yang sama akan dihasilkan bila sudut kemiringan batang bor 

     juga tidak sama.

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    9/42

    19

    *enyimpangan arah dan sudut pemboran dipengaruhi oleh

    - #truktur batuan

    - (eteguhan 3 stiffness4 batang bor 

    - (esalahan collaring 3awal pemboran4

    - (esalahan posisi alat bor.

    Gambar 2.9 "rah dan keteraturan pemboran

    *ola pemboran tambang terbuka umumnya dapat digolongkan atas

    dua bagian besar yaitu

    •  "ectangular  3persegi4

    • Staggered  3selang seling4

    a. Suare pattern

    *ada pola Suare pattern 3bujur sangkar4, yaitu pola jarak 

    antara burden dan spasi sama, dimana letak baris pertama dan kedua

    sejajar.

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    10/42

    1:

    Gambar 2.: *ola *emboran Suare pattern

    . "ectangular pattern

    *ada pola  rectangular , yaitu pola dengan jarak spasi lebih

     panjang dari pada jarak burden. +imana setiap lobang berada tepat

     berada dibelakang lobang pada row sebelumnya.

    Gambar 2. *ola *emboran "ectangular !attern

    Free Face

    Free Face

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    11/42

    1

    c. Staggered pattern

    *ada pola  Staggered , dimana letak baris pertama dan kedua

    selang-seling, tujuannya adalah agar distribusi energi peledakan lebih

    merata.

    Gambar 2.! *ola *emboran Staggered !attern

    9. @aktu edar pemboran

    @aktu edar pemboran yaitu waktu yang dihitung terhadap siklus

    kerja dari alat bor. *ada kegiatan pemboran dengan menggunakan satu

     batang bor, waktu edar pemboran atau cycle time dapat dihitung dengan

     persamaan sebagai berikut

    !t " #t $ # $ #m $ #% $ #ro&

    +imana

    %t A Cycle time alat bor 3detik4

    @t A @aktu travel  3detik4

    Free Face

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    12/42

    1!

    @l A @aktu levelling  naik turun 3detik4

    @m A @aktu mast  naik turun 3detik4

    @p A @aktu penetrasi 3detik4

    @rod A @aktu rod  naik 3detik4

    Berdasarkan waktu edar pemboran tersebut, maka dapat dihitung

     beberapa parameter yang menjelaskan mengenai produksi alat bor,

    antara lain

      Kece%atan Pemboran

    (ecepatan pemboran yaitu suatu kondisi alat bor dimana

    alat tersebut dapat membuat lubang dengan kedalaman tertentu

    dalam satuan waktu.0ntuk menghitung kecepatan pemboran

    dipakai persamaan

    +imana

    A (ecepatan pemboran 3meter/menit4

    ' A (edalaman lubang bor 3meter4

    %t A Cycle time pemboran 3menit4

      A ' / %t

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    13/42

    1

       Productivity Pemboran

     !roductivity *emboran merpakan suatu ketercapaian

     pemboran untuk membuat satu lubang ledak dalam satu jam

    * A !8 / %t

    +imana

    * A (ecepatan pemboran 3ubang/jam4

    %t A Cycle time pemboran 3menit4

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    14/42

    15

    2.' (eaksi &an Pro&uk Pee&akan

     *eledakan akan memberikan hasil yang berbeda dari yang diharapkan

    karena tergantung pada kondisi eksternal saat pekerjaan tersebut dilakukan

    yang mempengaruhi kualitas bahan kimia pembentuk bahan peledak 

    tersebut. *anas merupakan awal terjadinya proses dekomposisi  bahan kimia

     pembentuk bahan peledak yang menimbulkan pembakaran, dilanjutkan

    dengan deflragrasi dan terakhir detonasi. *roses dekomposisi bahan peledak 

    diuraikan sebagai berikut

    a. *embakaran

    *embakaran adalah reaksi permukaan yang eksotermis dan dijaga

    keberlangsungannya oleh panas yang dihasilkan dari reaksi itu sendiri dan

     produknya berupa pelepasan gas-gas. =eaksi pembakaran memerlukan

    unsur &ksigen 3&24 baik yang terdapat di alam bebas maupun dari ikatan

    molekuler bahan atau material yang terbakar. 0ntuk menghentikan

    kebakaran cukup dengan mengisolasi material yang terbakar dari oksigen.

    . Deflagrasi

     Deflagrasi adalah proses kimia eksotermis di mana transmisi dari

    reaksi dekomposisi  didasarkan pada konduktiitas termal 3panas4.

     Deflagrasi  merupakan $enomena reaksi permukaan yang reaksinya

    meningkat menjadi ledakan dan menimbulkan gelombang kejut 3 shock 

    &ave4 dengan kecepatan rambat rendah, yaitu antara 988 C 1888 m/s atau

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    15/42

    1<

    lebih rendah dari kecep suara 3 susonic4. %ontohnya pada reaksi

     peledakan lo& *plosive 3lack po&der 4 sebagai berikut

    c. edakan

    ;enurut Berthelot, adalah ekspansi seketika yang cepat dari gas

    menjadi berolume lebih besar dari sebelumnya diiringi suara keras dan

    e$ek mekanis yang merusak. +ari de$inisi tersebut dapat tersirat bahwa

    ledakan tidak melibatkan reaksi kimia, tapi kemunculannya disebabkan

    oleh trans$er energi ke gerakan massayang menimbulkan e$ek mekanis

    merusak disertai panas dan bunyi yang keras.

    d. Detonasi

     Detonasi  adalah proses kimia-$isika yang mempunyai kecepatan

    reaksi sangat tinggi, sehingga menghasilkan gas dan temperature  sangat

     besar yang semuanya membangun ekspansi gaya yang sangat besar pula.

    (ecepatan reaksi yang sangat tinggi tersebut menyebarkan tekanan panas

    ke seluruh Dona peledakan dalam bentuk gelombang tekan kejut 3 shock 

    compression &ave4 dan proses ini berlangsung terus menerus untuk 

    membebaskan energi hingga berakhir dengan ekspansi hasil reaksinya.

    (ecepatan rambat reaksi pada proses detonasi ini berkisar antara 9888 C 

    88 m/s. %ontoh kecepatan reaksi "E)& sekitar :88 m/s. #ementara

    itu shock compression &ave mempunyai daya dorong sangat tinggi dan

    mampu merobek retakan yang sudah ada sebelumnya menjadi retakan

    yang lebih besar. +isamping itu  shock &ave  dapat menimbulkan

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    16/42

    28

     symphatetic detonation, oleh sebab itu peranannya sangat penting di

    dalam menentukan jarak aman 3 safety distance4 antar lubang.

    2.6    Sounding 

    Sounding merupakan kegiatan pemeriksaan kedalaman

    aktual dan kondisi lubang bor dengan menggunakan tali yang di

    ikatkan pada pemberat berupa besi baja.

    2.7    Priming 

    0ntuk meledakkan bahan peledak, diperlukan penggalak 3 Detonator 4.

    Bahan peledak yang menerima inisiasi langsung dari detonator atau

    detonating cord disebut primer. &leh karena itu, *rimer selalu ada

    detonator nya. Bahan lain yang mirip dengan itu, namun tidak memiliki

    detonator, disebut  Booster   yang ber$ungsi untuk meningkatkan e$isiensi

    sistim inisiasi. (arena primer ini sangat menentukan keberhasilan inisiasi

     peledakan, maka *rimer harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain

    1. ;emiliki tekanan detonasi 3detonating pressure4 setidak-tidaknya 58 kbar.

    2. +aya tahan yang tinggi terhadap air.

    9. #ensitiitas inisiasi yang baik, relatip tidak berubah pada temperatur 

    rendah atau tekanan tinggi.

    :. idak mudah rusak pada saat handling.

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    17/42

    21

    +isamping hal-hal diatas ternyata ukuran *rimer juga mempengaruhi

    hasil peledakan. 0kuran-ukuran yang perlu diperhatikan antara lain

    a. +iameter *rimer 

    (ecepatan rambat detonasi  3+elocity of Detonation  / &+4 akan

    sangat tinggi bila digunakan primer yang seukuran atau sama besar

    dengan diameter lobang bor. Bila memungkinkan, gunakan primer 

    yang samabesar dengan diameter lobang.

    Gambar 2. *engaruh besarnya primer terhadap kecepatan rambat

    detonasi

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    18/42

    22

     b. *enempatan *rimer 

    *rimer merupakan awal inisiasi kolom bahan peledak. &leh karena

    itu harus ditempatkan pada bagian yang paling sukar untuk diberaikan,

    umumnya adalah ujung bawah lobang bor. Eamun dalam kondisi tertentu,

    misalnya pada batuan yang berlapis, dimana lapisan atas lebih keras

    dibanding dengan lapis bawah, maka primer dapat diletakkan dibagian

    atas.

    a.  Bottom priming , yaitu dengan meletakkan primer di bagian bawah

    lubang ledak yang jaraknya dari dasar lubang tergantung pada ukuran

     sudrilling , yaitu antara 8-188cm.

     b.  Deck middle priming , yaitu dengan meletakkan primer di bagian

    tengah dari lubang ledak.

    c. Collartop priming , yaitu dengan meletakkan primer di bagian atas dari

    lubang ledak.

    Penyumbat

    (stemming )

    Dari detonator bisa berupa:

    - Kabel listrik ; - Sumbu Ledak- Sumbu nonel ; - Sumbu Api

    Kolom lubangledak

    Bahan peledak

    utama

    (Primary Charge)

    BOTTOM

    PRIMING

    DECK

    (MIDDLE)

    PRIMING

    TOP

    (COLLAR)

    PRIMING

    Gambar 2.5 *enempatan *rimer 

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    19/42

    29

    +imanapun posisi primernya, yang utama yang harus diperhatikan

    adalah kesinambungan 3contact 4 antara primer dengan bahan peledaknya.

    0ntuk menjamin kesinambungan ini, bila digunakan bahan peledak 

     berupa selongsong 3cartridge4 maka harus diisikan dulu setinggi satu

    selongsong kedalam lobang sebelum memasukkan primer. 'al ini

    dilakukan untuk mencegah kemungkinan primernya masuk ke sisa

    Cutting   3yang kemungkinan besar basah 4 sehingga tidak seluruh primer 

     bersinggungan dengan bahan peledak utama. Bila digunakan "E)&,

    maka lobang harus diisi dulu kurang lebih 98cm 31 $t4 didasar lobang,

    sebelum memasukkan primer. *ada pengisian secara $op !riming   maka

     primer harus dimasukkan pada posisi kira-kira 98-8cm dibawah titik 

    isian tertinggi.

    *astikan posisi primer berada ditengah lobang dan arah

    detonator nya mengarah ke kolom isian artinya, pada bottom  priming 

    maka detonator   harus menghadap keatas dan sebaliknya pada top

     priming,  detonator   harus mengarah kebawah. Beri perhatian khusus

    sewaktu mengisi bahan peledak disekitar primer agar posisi primer sesuai

    dengan yang direncanakan.

    2.) Proses Peca*nya batuan

    *roses pecah nya batuan akibat dari peledakan dibagi dalam tiga

    tingkatan yaitu dynamic loading, uasi#static loading, dan release of 

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    20/42

    2:

    loading.

    a. *roses pemecahan tingkat I 3dynamic loading 4

    *ada saat bahan peledak meledak ,tekanan tinggi menghancurkan

     batuan didaerah sekitar lubang ledak. Gelombang kejut yang

    meninggalkan lubang ledak merambat dengan kecepatan 9888C 

    888m/det, akan mengakibatkan tegangan tangensial   yang

    menimbulkan rekahan yang menjalar dari daerah lubangledak. =ekah

     pertama menjalar terja didalam waktu 1C2m/s.

     b. *roses pemecahan tingkat II 3uasi#static loading 4ekanan sehubungan dengan gelombang kejut yang meningkatkan

    lubang ledak pada proses pemecahan tingkat I adalah positi$. "pabila

    mencapai bidang bebas akan dipantul kan, tekanan akan turun dengan

    cepat, kemudian berubah menjadi negative  dan timbul gelombang

    tarik. Gelombang tarik ini merambat kembali didalam batuan. &leh

    karena batuan lebih kecil ketahanannya terhadap tarikan daripada

    tekanan, maka akan terjadi rekahan C rekahan primer disebabkan

    karena tegangan tarik dari gelombang yang dipantulkan. "pabila

    tengangan regang cukup kuat akan menyebabkan  slaming atau

     spalling  pada bidang bebas. +alam  proses pemecahan tingkat I dan

    tingkat II $ungsi dari gelombang kejut adalah menyiapkan batuan

    dengan sejumlah rekahan C rekahan kecil. #ecara teoritis energy

    gelombang kejut jumlahnya antara C1F dari energy total bahan

     peledak. Gadi gelombang kejut menyediakan kesiapan dasar untuk 

     proses pemecahan tingkat akhir.

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    21/42

    2

    c. *roses pemecahan tingkat III 3release of loading)

    +i bawah pengaruh tekanan yang sangat tinggi dari gas Cgas hasil

     peledakan maka rekahan radial primer 3tingkatII4 akan diperlebar 

    secara cepat oleh kombinasi e$ek dari tegangan tarik disebabkan

    kompresi radial dan pembajian 3 pneumatic &edging 4. "pabila massa

     batuan di depan lubang ledak gagal dalam mempertahankan posisinya

     bergerak kedepan maka tegangan tekan tinggi yang berada dalam

     batuan akan dilepasan. 6$ek dari terlepasnya batuan adalah

    menyebabkan tegangan tarik tinggi dalam massa batuan yang akan

    melanjutkan pemecahan hasil yang telah terjadi pada proses

     pemecahan tingkat II. =ekahan hasil dalam pemecahan tingkat II

    menyebabkan bidang C bidang lemah untuk memulai reaksi C reaksi

    $ragmentasi utama pada proses peledakan.

    Gambar 2.5 *ola pecahnya batuan akibat peledakan

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    22/42

    2!

    2.+ ,eometri Pee&akan -enurut (. AS/

    =.."sh 31

     peledakan jenjang berdasarkan pengalaman empiris yang diperoleh

    diberbagai tempat dengan jenis pekerjaan dan batuan yang berbeda-beda.

    #ehingga =.."sh berhasil mengajukan rumusan-rumusan empiris yang

    dapat digunakan sebagai pedoman dalam rancangan awal suatu

     peledakan batuan.

    a. Burden 0B

     Burden adalah jarak tegak lurus antara lubang tembak dengan

     bidang bebas yang panjangnya tergantung pada karakteristik batuan.

    ;enentukan ukuran urden merupakan langkah awal agar  

    $ragmentasi batuan hasil peledakan sesuai dengan yang diinginkan.

    H BurdenH adalah dimensi yang terpenting dalam menentukan

    keberhasilan suatu pekerjaan peledakan. 0ntuk menentukan

     besarnya HurdenH perlu diketahui harga dari Hurden ratioH

    3(B4.

    'arga (b dipengaruhi oleh jenis batuan yang akan

    diledakkan dan bahan peledak yang dipakai. =. . "sh telah

    mengadakan percobaan dalam menentukan (B yaitu memakai

    cara perbandingan relat i$ energi yang dihasi lkan bahan

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    23/42

    2

     peledak dan mempertirnbangkan si$at batuan terutama berat

     batuan yang akan diledakkan.

    %aranya adalah sebagai berikut

    *ercobaan peledakan dilakukan pada batuan standar memakai

     bahan peledak standar. Batuan st andar adalah ba tuan yang

    mempunyai HdensityH 1!8  pound per cuft   3average rock 4.

    Bahan peledak standar adalah bahan pe ledak yan g

    mempunyai berat jenis 3#G4 A 1.2 dan kecepatan detonasi 3e4 A

    12.888 $ps.

    (B yang dihasilkan dari percobaan disebut (B standar, (Bstd A 98.

    "pab i la pe ledakan d i lakukan pada ba tuan yang bukan

    standar dengan menggunakan bahan peledak yang bukan

    sta nda r, maka pe rlu di lak ukan pengaturan kembali harga (B

    rumus yang dipakai adalah

    21 *-.  *-.  /B /B  std =

    9/1

    1

    tan 

    =

    dar  peledaksnsialahan )nergipote

     gdipakai peledakyannsialahan )nergipote -. 

    9/1

    tan2

    =

    edakanuanyangdil  Densityat 

    dar usns Densityst  - 

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    24/42

    25

    ikoreksi yangtelahd urdennisah /B HH=

    adi persamaan untuk menghitung burden adalah

    12.d 

     / B   =

    (eterangan

     B A urden 3$t4

     / A urden ratio 31: C :< harga rata-rata 984

    d  A diameter mata bor 3inch4

    Gambar 2.18 *engaruh Burden Bagi 'asil *eledakan

    b.   Spacing  0S

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    25/42

    2<

    Spacing adalah jarak antar lubang tembak dirangkai dalam satu

     baris dan diukur sejajar terhadap bidang bebas.

    # A (s 7 B

    (eterangan

    (s A Spacing "atio 31,8 - 2,84

    B A  Burden 3m4

      Spacing yang lebih kecil dari ketentuan akan menyebabkan

    ukuran  batuan hasil peledakan terlalu hancur. etapi jika  spacing 

    lebih besar dari ketentuan akan menyebabkan banyak terjadi

     bongkah 3oulder 4 dan tonjolan 3 stump4 diantara dua lubang tembak 

    setelah  peledakan. Berdasarkan cara urutan peledakannya, pedoman

     penentuan spacing  adalah sebagai berikut

      *eledakan serentak, # A 2B

    *eledakan beruntun dengan delay interal lama 3 seconddelay4

      # A B

    *eledakan dengan milli second delay, # antara 1B hingga 2B

    ika terdapat kekar yang saling tidak tegak lurus, # antara

    1, 2B - 1, 5

    B *eledakan dengan pola euilateral dan beruntun tiap lubang

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    26/42

    98

    tembak dalam baris yang sama, # A 1, 1B

    c.   Stemming  0T

    Stemming merupakan panjang isian lubang ledak yang tidak di

    isi bahan peledak, tetapi di isi material seperti tanah liat atau material

    hasil pemboran 3cutting 4. )ungsi  stemming adalah meningkatkan

    confinningpressure dari gas hasil  peledakan, menyeimbangkan

    tekanan didaerah  stemming ,mengontrol kemungkinan terjadinya

    airlast dan flyrock

    0ntuk menghitung panjang  stemming  perlu ditentukan dulu

     stemming ratio 3(t4, yaitu perbandingan panjang  stemming dengan

    urden. Biasanya (t standar yang dipakai 8,8 dan ini cukup untuk 

    mengontrol airlast ,  flyrock dan  stress alance. 0ntuk menghitung

     stemming dipakai persamaan

    $ 0/t*B

    (eterangan

    AStemming 3m4

    (t AStemming"atio 38, C 1,8m4

    Burden A Burden 3m4

    &.   Subdriling 0J

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    27/42

    91

    Sudrilling merupakan kelebihan panjang lubang ledak pada

     bagian bawah lantai jenjang. Sudrilling dimaksudkan agar jenjang

    terbongkar tepat pada  batas lantai  jenjang sehingga didapat lantai

     jenjang yang rata setelah peledakan. *anjang sudrilling dipengaruhi

    oleh struktur geologi, tinggi jenjang dan kemiringan lubang ledak.

    *anjang sudrilling diperoleh dengan menentukan harga  sudrilling 

    ratio 3(j4 yang besarnya tidak lebih kecil dari 8,28. 0ntuk batuan

    massive biasanya dipakai (j sebesar 8,9.

    'ubungan (j dengan urden diekspresikan dengan persamaan

    sebagai berikut

     1 0 / ' * B

    (eterangan

    Sudriling 3m4

     /' Sudillingratio 38,2 C 8,:4

     B  Burden 3m4

    e. Ke&aaman ubang e&ak 0/

    (edalaman lubang ledak merupakan penjumlahan dari

     panjang  stemming dengan panjang kolom isian (!C) bahan  peledak.

    (edalaman lubang ledak biasanya disesuaikan dengan tingkat

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    28/42

    92

     produksi 3kapasitas alatmuat4 dan pertimbangan geoteknik. ;enurut

    =.. "sh, kedalaman lubang ledak berdasarkan pada hole depth ratio

    3(h4 yang harganya berkisar antara 1, C :,8.

    'ubungan kedalaman lubang ledak dengan urden adalah

    sebagai berikut

     %0/h.B

    (eterangan

     %  A (edalaman lubang ledak 3m4

     /h A  %ole depth ratio 31, C :4

    B A  Burden 3m4

    . Panang Koom Pengisian 0P!

    *anjang kolomisian merupakan hasil pengurangan dari

    kedalaman lubang ledak dengan panjang  stemming. +engan

     persamaan

     !C0 %2 $ 

    (eterangan

    *% A *anjang kolom isian 3m4

     %  A (edalaman lubang ledak 3m4

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    29/42

    99

    A Stemming 3m4

    Gambar 2.11 Geometri *eledakan

     g. Loading density

    +alam menentukan bahan peledak yang digunakan dalam setiap

    lubang ledak maka terlebih dahulu ditentukan loading density. 0ntuk 

    menentukan loading density digunakan rumus

    de A   πr -27 #Ge

    +imana de A  Loading density 3kg/m4

    #Ge  A Berat jenis bahan pledak 

    r A olume lubang ledak 3meter4

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    30/42

    9:

    *. Isian %er obang

    +alam setiap lubang ledak terdapat kolom isian yang merupakan

    tempat bahan peledak diletakkan. 0ntuk mengetahui isian perlobang

    digunakan rumus

    6 A *% 7 de

    +imana 6 A Isian *er lobang

    *% A (olom Isian 3meter4

    de A  Loading density 3kg/m4

    i. Juma* ubang0ntuk menentukan banyaknya jumlah lubang yang diperlukan

    maka harus diketahui luas area blasting yang direncanakan. 0ntuk 

    mengetahui jumlah lubang yang diperlukan maka digunakan rumus

    n A Luas Area

    B x S

    +imana

    n A umlah lubangB A  Burden 3meter4

    # A #pasi 3meter4

     . oume Bongkaran

    olume bongkaran bias ditentukan dengan mengetahui urden,

    spasi, kedalaman lubang tembak, dan jumlah lubang dengan rumus

     berikut

    A B 7 # 7 ' 7 n

    +imana

    A olume

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    31/42

    9

    B A  Burden 3meter4

    # A #pasi 3meter4

    ' A (edalaman lubang tembak 3meter4n A umlah lubang

    k. Tota Ba*an Pee&ak 

    umlah lubang, loading Density  dan po&der Colum merupakan

    $actor yang menentukan banyaknya jumlah total bahan peledak. 0ntuk 

    menghitung otal bahan peledak yang digunakan digunakan rumus @ A + 7 *% 7 n

    +imana

    @ A otal bahan peledak 

    + A Loading density*% A !o&der Colum

    n A umlah lubang

    l. Powder Factor 

     !o&der factor 3*)4 dide$inisikan sebagai perbandingan jumlah

     bahan peledak yang dipakai dengan olume peledakan, jadi satuannya

    kg/m. (arena olume peledakan dapat pula dikonersi dengan berat,

    maka pernyataan *) bisa pula menjadi jumlah bahan peledak yang

    digunakan di bagi berat peledakan atau kg/ton.

    umlah pemakaian bahan peledak sangat mempengaruhi

    terhadap  fragmentasi  batuan hasil peledakan.  !o&der factor 

    merupakan suatu bilangan untuk menyatakan berat bahan peledak 

    yang dibutuhkan untuk menghancurkan batuan 3kg/m4.

    +alam menentukan  po&der factor ada empat macam satuan

    yang dapat digunakan yaitu

    a. Berat bahan peledak perolume batuan yang diledakkan 3kg/m94.

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    32/42

    9!

     b.Berat bahan peledak perberat batuan yang diledakkan 3kg/ton4.

    c. olume batuan yang diledakkan perberat bahan peledak 3m9/kg4.

    d. Berat batuan yang diledakkan perberat bahan peledak 3ton/kg4.

    #ecara umum,  po&der factor dapat dihubungkan dengan unit

     produksi pada operasi peledakan. +engan  po&de rfactor dapat

    diketahui konsumsi bahan peledak yang digunakan.  Eilai  po&der 

     factor dipengaruhi oleh jumlah bidang bebas, geometri  peledakan,

     pola peledakan, struktur geologi batuan dan karakteristik massa batuan

    itu sendiri.

    Bila pengisian bahan peledak terlalu banyak maka akan

    mengakibatkan jarak  stemming akan kecil sehingga mengakibatkan

    terjadinya batu terbang 3 flyrock 4 dan ledakan tekanan udara 3airlast 4.

    #edangkan bila pengisian terlalu sedikit maka jarak  stemming akan

     besar sehingga menimbulkan bongkah dan ack reaker   di sekitar 

    dinding jenjang. 0ntuk menghitung  po&der factor   digunakan

     persamaan

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    33/42

    9

    *) AW handak 

    BxSxH 

    +imana

    *) A  !o&der actor 

    @handak  A Berat Bahan *eledak 3kg4

    B A  Burden 3m4

    # A Spacing 3m4

    ' A (edalaman ubang embak 3m4

    2.15 Poa Pee&akan

    #ecara umum pola peledakan menunjukkan urutan atau sekuensial

    ledakan dari sejumlah lubang ledak. *ola peledakan pada tambang

    terbuka dan bukaan di bawah tanah berbeda. Banyak $aktor yang

    menentukan perbedaan tersebut, diantaranya adalah seperti yang

    tercantum pada abel 1.1, yaitu $aktor yang mempengaruhi pola

     pengeboran. "danya urutan peledakan berarti terdapat jeda waktu ledakan

    diantara lubang-lubang ledak yang disebut dengan waktu tunda atau delay

    time. Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menerapkan waktu

    tunda pada sistem peledakan antara lain adalah

    14 ;engurangi getaran

    24 ;engurangi overreak  dan batu terbang 3 fly rock 4

    94 ;engurangi gegaran akibat airlast  dan suara 3noise4.

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    34/42

    95

    :4 +apat mengarahkan lemparan $ragmentasi batuan

    4 +apat memperbaiki ukuran $ragmentasi batuan hasil peledakan

    "pabila pola peledakan tidak tepat atau seluruh lubang diledakkan

    sekaligus, maka akan terjadi sebaliknya yang merugikan, yaitu peledakan

    yang mengganggu lingkungan dan hasilnya tidak e$ekti$ dan tidak e$isien.

    a. Poa %ee&akan %a&a tambang terbuka

    ;engingat area peledakan pada tambang terbuka atau uarry cukup luas,

    maka peranan pola peledakan menjadi penting jangan sampai urutan

     peledakannya tidak logis. 0rutan peledakan yang tidak logis bisa

    disebabkan oleh

     penentuan waktu tunda yang terlalu dekat,

     penentuan urutan ledakannya yang salah,

    dimensi geometri peledakan tidak tepat,

     bahan peledaknya kurang atau tidak sesuai dengan perhitungan.

    erdapat beberapa kemungkinan sebagai acuan dasar penentuan

     pola peledakan pada tambang terbuka, yaitu sebagai berikut

    a. *eledakan tunda antar baris.

     b. *eledakan tunda antar beberapa lubang.

    c. *eledakan tunda antar lubang.

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    35/42

    9<

    &rientasi retakan cukup besar pengaruhnya terhadap penentuan pola

     pemboran dan peledakan yang pelaksanaannya diatur melalui

     perbandingan spasi 3#4 dan urden 3B4.

    *ola peledakan ini ditentukan berdasarkan urutan waktu peledakan

    serta arah runtuhan material yang diharapkan. "da beberapa tipe-tipe pola

     peledakan

    *ola flat face, yaitu peledakan dengan waktu tunda yang sama untuk 

    tiap deret lubang ledak 

    *ola +#cut atau o* cut , yaitu peledakan dengan waktu tunda yang

    diatur sedemikian rupa arahnya menyerupai huru$

    ariasi dari pola ini diterapkan untuk membuka lubang terowongan

    yang disebut dengan pola urn cut.

    *ola echelon, yaitu peledakan dengan waktu tunda yang diterapkan

    apabila terdapat dua bidang bebas dan arah runtuhan batuannya ke

    salah satu sudut dari bidang bebasnya.

    Beberapa contoh kemungkinan perbedaan kondisi di lapangan dan

     pola peledakannya sebagai berikut

    14 Bila orientasi antar retakan hampir tegak lurus, sebaiknya # A 1,:1 B

    seperti pada Gambar 2.1!.

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    36/42

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    37/42

    11,15B B1,15B B1,15B B

    Arah lemparan batuan

    :1

    24 Bila orientasi antar retakan mendekati !8°  sebaiknya # A 1,1 B dan

    menerap-kan interal waktu long#delay  dan pola peledakannya terlihat

    Gambar 1.5.

    94 Bila peledakan dilakukan serentak antar baris, maka ratio spasi dan

     burden 3#/B4 dirancang seperti pada Gambar 1.< dan 1.18 dengan pola

     bujursangkar 3 suare pattern4.

    :4 Bila peledakan dilakukan pada bidang bebas yang memanjang, maka

    sistem inisiasi dan #/B dapat diatur.

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    38/42

    2! 1

    2! 1

    2! 1

    12!

    SE"ELA# PELEDAKAN

    :2

    Gambar 2.19 *eledakan pojok dengan pola staggered  dan system Inisiasi echelon serta

    orientasi antar retakan !8°

     Arah lemparan

    batuan

    B

    y

    B!"#B

    !"#B

    $B

    S%B%L&' P%L%DAKA(!)# B!)# B!)# B!)# B

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    39/42

    B 111 1

    222 2

    1

    2

    SE"ELA# PELEDAKAN

    :9

    Gambar 2.1: *eledakan pojok antar baris dengan pola bujursangkar dansistem inisiasi echelon

     Arah lemparan batuan

    B

    B

    !)#B

    y

    B

    $B$B$B$B

    S%B%L&' P%L%DAKA(

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    40/42

    B

    1$!B

    1$!B

    ! 2 21 !

    ! ! 55 2

    5! %!5%

    1

    2

    5

    !

    2

    !

    5

    %

    ::

    Gambar 2.1 *eledakan pojok antar baris dengan pola staggered 

     Arah lemparan batuan

    y$BB

    !)# B!)# BS%B%L&' P%L%DAKA(

    !)# B!)# B!)# B!)# B

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    41/42

    y

    Arah lemparan batuan

    :

    Gambar 2.1! *eledakan pada bidang bebas memanjang dengan pola +#cut 

     bujursangkar dan waktu tunda close#interval 3chevron4

    Gambar 2.1 *eledakan pada bidang bebas memanjang dengan

     pola +#cut  persegi panjang dan waktu tunda bebas

  • 8/18/2019 Materi Blasting

    42/42

    :!

    Berdasarkan urutan waktu peledakan, maka pola peledakan

    diklasi$ikasikan sebagai berikut

    a. *ola peledakan serentak, yaitu suatu pola yang menerapkan peledakan

    secara serentak untuk semua lubang tembak.

     b. *ola peledakan beruntun, yaitu suatu pola yang menerapkan peledakan

    dengan waktu tunda antara baris yang satu dengan baris lainnya.

    #etiap lubang tembak yang akan diledakkan harus memiliki ruang

    yang cukup ke arah bidang bebas terdekat agar energi terkonsentrasi

    secara maksimal sehingga lubang tembak akan terdesak, mengembang,

    dan pecah.

    #ecara teoritis, dengan adanya tiga bidang bebas 3 free face4 maka

    kuat tarik batuan akan berkurang sehingga meningkatkan energi ledakan

    untuk pemecahan batuan dengan syarat lokasi dua bidang bebasnya

    memiliki jarak yang sama terhadap lubang tembak.