Top Banner
TUGAS INTERAKSI OBAT MATERI 4 ” Interaksi Obat Pada Proses Metabolisme ” Oleh : Dena Arista (10334719) Dosen Pembimbing: Dra. Refdanita, M.Si, Apt PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 2013 i
26

Materi 4(IO Metabolisme_Dena Arista_10334719)

Dec 05, 2015

Download

Documents

dewi

metabolisme
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Materi 4(IO Metabolisme_Dena Arista_10334719)

TUGAS

INTERAKSI OBAT

MATERI 4

” Interaksi Obat Pada Proses Metabolisme ”

Oleh :

Dena Arista (10334719)

Dosen Pembimbing:

Dra. Refdanita, M.Si, Apt

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

JAKARTA

2013

i

Page 2: Materi 4(IO Metabolisme_Dena Arista_10334719)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah

mengenai “Interaksi obat dalam proses Metabolisme”.

Dalam penyelesaian makalah ini tidak lepas dari kekurangan-kekurangan oleh sebab itu,

kami mohon maaf dan menerima dengan baik ktitik dan saran yang membangun sebagai bahan

pembelajaran baru. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

.

Jakarta, April 2013

Penulis

Page 3: Materi 4(IO Metabolisme_Dena Arista_10334719)

DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar ............................................................................................................... ii

Daftar Isi.......................................................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 4

1.2. Tujuan............................................................................................................. 5

BAB II : METABOLISME

2.1. Biotransformasi............................................................................................... 6

2.2. Reaksi-Reaksi Biotransformasi....................................................................... 7

2.3. Pengaruh First Pass Effect .............................................................................. 9

2.4. Induksi Enzim................................................................................................. 10

2.5. Inhibisi Enzim................................................................................................. 11

BAB III : INTERAKSI OBAT PADA PROSES METABOLISME

3.1. Interaksi Obat.................................................................................................. 12

3.2. Terjadinya Interaksi Obat di Dalam Tubuh..................................................... 12

3.3. Interaksi Obat Pada Proses Biotransformasi.................................................... 13

BAB IV : KESIMPULAN............................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 17

BAB Iiii

Page 4: Materi 4(IO Metabolisme_Dena Arista_10334719)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jika dua jenis obat atau lebih yang diambil secara bersamaan, ada kemungkinan akan ada

interaksi di antara kedua obat tersebut. Interaksi tersebut dapat meningkatkan atau menurunkan

efektivitas dan / atau efek samping dari obat tersebut. Hal ini juga dapat mengakibatkan efek

samping yang baru, yaitu efek samping yang tidak terlihat dengan menggunakan salah satu obat itu

sendiri. Kemungkinan interaksi obat meningkat sebagai jumlah obat yang diambil oleh pasien

meningkat. Oleh karena itu, orang-orang yang mengambil beberapa jenis obat untuk pengobatan

merupakan resiko besar untuk interaksi. Interaksi obat berkontribusi pada biaya kesehatan yang

disebabkan oleh biaya perawatan medis yang diperlukan untuk merawat mereka. Interaksi juga

dapat mengakibatkan rasa sakit dan penderitaan yang dapat dihindarkan.

Interaksi obat ialah kejadian di mana suatu zat mempengaruhi aktivitas obat. Efek-efeknya

bisa meningkatkan atau mengurangi aktivitas, atau menghasilkan efek baru yang tidak dimiliki

sebelumnya. Biasanya antara satu obat dengan obat lain. Tetapi, interaksi bisa saja terjadi antara

obat dengan makanan, obat dengan herbal, obat dengan mikronutrien, dan obat injeksi dengan

kandungan infus.

Interaksi obat bisa ditimbulkan oleh berbagai proses, antara lain perubahan dalam

farmakokinetika obat tersebut, seperti Absorpsi, Distribusi, Metabolisme, dan Ekskresi (ADME)

obat. Kemungkinan lain, interaksi obat merupakan hasil dari sifat-sifat farmakodinamik obat

tersebut, misal, pemberian bersamaan antara antagonis reseptor dan agonis untuk reseptor yang

sama.

Karena kebanyakan interaksi obat memiliki efek yang tak dikehendaki, umumnya

innteraksi obat dihindari karena kemungkinan mempengaruhi prognosis. Namun, ada juga

interaksi yang sengaja dibuat, misal pemberian probenesid dan penisilin sebelum penisilin dibuat

dalam jumlah besar. Contoh interaksi obat lain yang kini digunakan untuk memberikan manfaat

adalah pemberian bersamaan karbidopa dan levodopa (tersedia sebagai karbidopa/levodopa).

Levodopa adalah obat anti parkinson dan untuk menimbulkan efek harus mencapai otak dalam

keadaan tidak termetabolisme. Bila diberikan sendiri, levodopa dimetabolisme di jaringan tepi di

luar otak, sehingga mengurangi efektivitas obat dan malah meningkatkan risiko efek samping.

Namun, karena karbidopa menghambat metabolisme levodopa di perifer, lebih banyak levodopa

mencapai otak dalam bentuk tidak termetabolisme sehingga risiko efek samping lebih kecil.

Page 5: Materi 4(IO Metabolisme_Dena Arista_10334719)

Dengan begitu banyaknya interaksi obat yang dapat terjadi antara obat yang satu dengan

obat yang lain, maka kami ingin mengulas lebih jauh tentang interaksi obat terutama yang

berhubungan dengan metabolisme.

I.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan tugas makalah “Interaksi Obat Pada Proses Metabolisme” adalah

untuk memberikan pengetahuan yang lebih jelas kepada rekan-rekan mahasiswa/i Farmasi Institut

Sains dan Teknologi Nasional tentang interaksi obat yang mempengaruhi metabolisme.

v

Page 6: Materi 4(IO Metabolisme_Dena Arista_10334719)

BAB II

METABOLISME

2.1. Biotransformasi

Kerja suatu obat merupakan hasil dari banyak proses rumit yang umumnya didasari

suatu rangkaian reaksi, yang dibagi menjadi tiga tahap yaitu fase farmasetik, fase

farmakokinetik, dan fase farmakodinamik.

Biotransformasi merupakan bagian dari fase farmakokinetik yang menyebabkan penurunan

konsentrasi obat dalam organisme.

Karena senyawa lipofil sebagian besar direasorpsi kembali ke dalam tubuli ginjal

setelah filtrasi glomerulus, maka senyawa ini hanya dapat diekskresi dengan lambat melaui

ginjal. Karena itu seandainya senyawa ini tidak diubah secara kimia, mungkin berbahaya

karena bahan-bahan demikian menetap dalam tubuh dan terakumulasi terutama dalam

jaringan lemak. Karena itu tidaklah mengherankan bahwa organism memiliki system enzim

yang dapat mengubah xenobiotika lipofil menjadi bahan yang lebih hidrofil dan lebih ,mudah

dapat diekskresi. Laju eliminasi bahan yang larut dalam lemak bergantung sebagian besar

kepada berapa cepat senyawa ini dimetabolisme menjadi senyawa-senyawa yang lebih larut

dalam air dalam organism. Proses perubahan senyawa asing disebut biotransformasi.

Biotransformasi terjadi terutama dalam hati dan hanya dalam jumlah yang sangat

kecil pada organ lain (misalnya dalam usus, ginjal, paru-paru, limpa, otot, kulit, atau dalam

darah). Enzim yang terlibat dalam biotransformasi terdapat terikat pada struktur dan di

samping itu tak terikat pada struktur. Enzim yang terikat pada struktur terlokalisasi terutama

dalam membrane reticulum endoplasma (misalnya monooksigenase, glukoronil-transferase)

dan sebagian juga dalam mitokondria. Enzim yang tak terikat pada struktur terdapat sebagai

enzim yang larut (misalnya esterase, amidase, sulfotransferase). Enzim-enzim ini sebagian

besar tak spesifik terhadap substrat. Ini berarti bahwa enzim mampu mengubah substrat

dengan struktur kimia yang sangat berbeda. Di samping organ-organ tubuh sendiri, flora usus

juga membantu biotransormasi.

2.2. Reaksi-Reaksi Biotransformasi

2.2.1. Reaksi Fase 1

Reaksi biotransformasi yang mengubah molekul obat secara oksidasi, reduksi, atau

hidrolisis disebut reaksi fase 1. Sedangkan pada reaksi fase 2 terjadi penggabungan

(konjugasi) molekul-molekul obat dan juga metabolit-metabolit yang terjadi pada

Page 7: Materi 4(IO Metabolisme_Dena Arista_10334719)

reaksi fase 1 dengan senyawa tubuh sendiri. Dalam banyak hal, diperlukan reaksi fase 1

sebagai persyaratan reaksi konjugasi.

a. Reaksi oksidasi

Yang sangat penting untuk biotransformasi adalah reaksi oksidasi yang

melibatkan oksidase, monooksigenase, dan dioksigenase. Oksidase mengoksidasi

melalui penarikan hidrogen atau elektron. Oleh monooksigenase, satu atom oksigen

dari molekul oksigen diikat pada bahan asing dan atom oksigen lain direduksi

menjadi air.

Sebaliknya dioksigenase memasukkan kedua atom dari satu molekul

oksigen ke dalam xenobiotika. Monooksigenase (mikrosom) yang mengandung

sitokrom P-450 dan juga sitokrom P-448 –yang merupakan protein hem- memiliki

makna tersebar untuk biotransformasi oksidasi obat.

Istilah sitokrom P-450 dan P-448 dipakai karena terjadi absorpsi kuat dari

cahaya pada panjang gelombang 450 dan 448nm setelah reduksi dengan natrium

ditionit dan penyeimbangan CO.

Mikrosom adalah bagian pecahan dari retikulum endoplasma yang terjadi

pada sentrifugasi terfraksinasi dari homogenate sel hati (fraksi mikrosom). Enzim

yang terikat pada mikrosom disebut enzim mikrosom.

Substrat mula-mula terikat pada sitokrom P-450 dengan besi bervalensi 3.

Sekarang melalui suatu rangkaian alih elektron, terjadi pengalihan elektron pada

besi, dengan demikian besi menjadi bervalensi 2 pada sitokrom P-450. Hal ini telah

terbukti pada pada NADPH dan flavoprotein.

Setelah pelekatan oksigen molekul dan pengambilan satu elektron lain

melalui rangkaian alih kedua, kompleks terner mengurai sambil meregenerasi

sitokrom P-450 dengan besi bervalensi 3, menjadi substrat yang terhidroksilasi (P-

OH) dan air:

P-H + O2 + NADPH + H+ P-OH + H20 + NADP+

Monooksigenase yang mengandung sitokrom mengkatalisis hidroksilasi alifatik dan

aromatic, epoksidasi ikatan rangkap olefinik dan aromatic, dealkilasi oksidatif

senyawa N-alkil, O-alkil, dan S-alkil, deaminasi oksidatif dan oksidasi tioeter dan

amin menjadi sulfoksida dan juga hidroksilamina.

vii

Page 8: Materi 4(IO Metabolisme_Dena Arista_10334719)

Enzim pengoksidasi yang penting lain adalah:

- Alkoholdehidrogenase, yang mendehidrasi alkohol, khususnya etanol

menjadi aldehida

- Monoaminoksidase, yang umumnya bekerja secara oksidasi pada emina

biogenic (missal katekolamin)

- Aldehida-oksidase, yang mengubah aldehida menjadi asam

- N-oksidase, yang tidak mengandung sitokrom P-450 melainkan FAD dan

mengubah amina sekunder menjadi hidroksilamina, amina tersier

menjadi N-oksida.

b. Reduksi

Dibandingkan dengan oksidasi, reduksi hanya memegang peranan kecil

pada biotransformasi. Senyawa karbonil dapat direduksi menjadi alkohol oleh

alkoholdehidrogenase atau aldo-ketoreduktase sitoplasma. Untuk penguraian

senyawa azo mejadi amina primer melalui tahap hidrazo tampaknya ada beberapa

enzim yang terlibat, diantaranya NADPH-sitoktrom P450-reduktase.

Yang masih belum diketahui seluruhnya ialah enzim yang terlibat dalam

reduksi senyawa nitro menjadi amina yang sesuai. Secara toksikologik berarti

dehalogenasi reduktif, misalnya pada karbromal serta dari karbontetraklorida

menjadi kloroform.

c. Biohidrolisis

Reaksi biohidrolisis penting:

- Penguraian ester dan amida menjadi asam dan alkohol serta amina oleh

esterase (amidase)

- Pengubahan epoksida menjadi diol berdampingan (visinal) oleh

epoksidahidratase (sinonim epoksidahidrolase)

- Hidrolisis asetal (glikosida) oleh glikosidase

Ester dan amida dihidrolisis oleh enzim yang sama menurut pengetahuan saat ini,

sesungguhnya ester lebih cepat dihidrolisis daripada amida. Enzim ini teradapat baik

intrasel maupun ekstrasel, terikat pada mikrosom dan dalam bentuk terlarut.

Untuk metabolism bahan asing, terutama penting sekali pseudokolin-esterase dan

yang disebut ali-esterase, yang menguraikan terutama ester alifatik dan amida serta

aril-esterase yang memiliki afinitas tinggi terhadap ester dan amida aromatik.

Page 9: Materi 4(IO Metabolisme_Dena Arista_10334719)

Epoksidahidratase, yang terapat dalam suatu kompleks nekaenzim dengan

monooksigenase, memiliki arti untuk penguraian epoksida.

2.2.2. Reaksi Fase 2

Reaksi konjugasi berlangsung melibatkan transferase yang kebanyakan spesifik.

Reaksi konjugasi mencakup:

a. Reaksi antara senyawa yang mempunyai gugus hidroksil-alkohol atau fenol, gugus

amino, gugus sulfhidril, dan sebagian juga gugus karboksil dengan senyawa tubuh

sendiri yang kaya akan energi

b. Reaksi penggabungan antara senyawa asing, setelah diaktivasi dengan senyawa

tubuh sendiri (tidak teraktivasi)

Reaksi fase 2 terpenting adalah:

a. Konjugasi dengan asam glukoronat aktif

b. Asam Amino (terutama glisin)

c. Sulfat aktif

d. Asam asetat aktif

e. S-adenosilmetionin

f. Serta pembentukan turunan asam merkapturat

2.3. Pengaruh First Pass Effect

Seluruh darah vena, saluran cerna dan dengan demikian juga senyawa-senyawa yang

terdapat didalamnya mencapai vena porta dan melalui ini darah memasuki hati. Jadi sebelum

obat-obat yang diabsorpsi dari mukosa lambung atau mukosa usus halus mencapai jantung

dan sirkulasi paru-paru serta sirkulasi tubuh, senyawa-senyawa harus melewati hati.

Agar berkhasiat, yang penting apakah dan berapa besar senyawa tersebut pada lintasan

pertama dimetabolisme oleh mukosa saluran cerna serta diekstraksi dan atau diubah secara

bikomia oleh hati. Dalam hal ini dikatakan pengaruh lintas pertama (first pass effect).

Pengaruh lintas pertama mengkarakterisasi bagian suatu bahan yang dimetabolisme

pada lintasan pertama ini atau ditahan oleh hati. Senyawa-senyawa yang pengaruh lintas

pertamanya relative besar adalah, misalnya, beta-bloker, propanolol, dan alprenolol,

anaestetika local, anti aringialidokain, hemoterapetika nitrofurantoin, dan khususnya obat

penyakit koroner nitrogliserin. Obat-obat ini diberikan perlingual tidak hanya karena

timbulnya kerja yang lebih cepat melainkan juga karena pengaruh lintas pertamanya.

ix

Page 10: Materi 4(IO Metabolisme_Dena Arista_10334719)

2.4. Induksi Enzim

Banyak xenobiotika (dan dengan demikian juga obat), khususnya senyawa yang larut

baik dalam lemak dengan masa kontak dalam hati yang lama, mampu menginduksi

peningkatan pembentukan enzim-enzim yang terlibat pada biotransformasi. Karena itu disebut

sebagai induktor (enzim) dan dibedakan menurut enzim yang diinduksi:

a. Jenis fenobarbital

b. Jenis metilkolantren

Induktor jenis fenobarbital, yang sangat penting untuk metabolisme bahan obat, menaikkan

proliferasi retikulum endoplasma dan dengan demikian bekerja menaikkan dengan jelas bobot

hati. Induksi menyangkut terutama sitokrom P-450, disamping itu, antara lain,

glukoroniltransferase, glutationtransferase, dan epoksidahidrolase lebih banyak dibentuk.

Induksi terjadi relative cepat dalam waktu beberapa hari.

Sebagai akibat induksi enzim maka kapasitas penguraian dan dengan demikian laju

biotranformasi meningkat. Peningkatan biotranformasi tidak hanya pada induktor enzim

meYlainkan juga obat-obat lain, bahan khasiat tubuh sendiri (misalnya hormone steroid) atau

senyawa essensial (misalnya vitamin D). Waktu paruh biologi semua senyawa ini

dipersingkat. Apabila inductor dihentikan, kapasitas penguraian dalam waktu beberapa hari

sampai beberapa minggu menurun sampai pada tingkat asalnya.

Untuk terapi dengan obat, induktor enzim meberi akibat berikut:

- Pada pengobatan jangka panjang dengan induktor enzim, terjadi penurunan konsentrasi

bahan obat yang dapat mencapai tingkat konsentrasi dalam plasma pada awal

pengobatan denngan dosis tertentu.

- Kadar bahan berkhasiat tubuh sendiri dalam plasma dapat menurun sampai dibawah

angka normal.

- Pada pemberian bersama obat lain terdapat bahaya interaksi obat yang kadang

berbahaya.

Selama pemberian induktor enzim, konsentrasi obat kedua dalam darah juga dapat menurun.

Apabila karena itu dosis ditinggikan untuk mendapatkan efek yang samamaka pada

penghentian induktor, kadar obat dalam darah dapat meningkat diatas angka kritis. Induktor

jenis metilkolantren, yang termasuk disini khususnya karbohidrat aromatic (missal benzpiren,

metilkolantren, fenantren) dan beberapa herbisida, terutama meningktkan sintesis sitokrom P-

448 dan sintesis glukoroniltransferase. Proliferasi retikulum endoplasma dan dengan demikian

kenaikan bobot hati hanya sedikit menonjol.

Page 11: Materi 4(IO Metabolisme_Dena Arista_10334719)

2.5. Inhibisi Enzim

Seperti halnya induksi enzim bekerja pada obat-obat yang secara kimia sangat berbeda

maka terdapat banyak bahan obat yang menghambat proses biotransformasi dan dengan

demikian dapat memperpanjang kerja dan menaikkan kerja senyawa-senyawa lain.

penghambatan penguraian secara kompetitif. Inhibisi enzim dapat terjadi sebagai berikut:

bahan obat menyebabkan penurunan sintesis atau menaikkan penguraian enzim retikulum

endoplasma, atau antara 2 obat atau beberapa obat terdapat persaingan tempat ikatan pada

enzim dan dengan demikian menyebabkan

xi

Page 12: Materi 4(IO Metabolisme_Dena Arista_10334719)

BAB III

INTERAKSI OBAT

PADA PROSES METABOLISME

3.1. Interaksi Obat

Pada penulisan resep, sering beberapa obat diberikan secara bersamaan, maka

mungkin terdapat obat yang kerjanya berlawanan. Dalam hal ini obat pertama dapat

memperkuat atau memperlemah, memperpanjang atau memperpendek kerja obat kedua.

Menurut jenis mekanisme kerja dibedakan:

a. Interaksi obat farmakodinamik, meliputi:

Pengaruh berlawanan terhadap kadar gula

Pengaruh berlawanan tehadap tekanan darah

Peningkatan nefrotoksisitas dan ototoksisitas

Peningkatan relaksasi otot

Peningkatan toksisitas glikosida jantung

Peningkatan kecenderungan perdarahan

b. Intereksi obat farmakokinetik, meliputi:

Interaksi obat pada proses absorpsi

Interaksi obat pada proses distribusi

Interaksi obat pada proses biotransformasi

Interaksi obat pada proses eliminasi

3.2. Terjadinya Interaksi Obat di Dalam Tubuh

Ada beberapa mekanisme oleh obat yang berinteraksi dengan obat-obatan lain,

makanan, dan bahan lainnya. Interaksi dapat terjadi apabila ada peningkatan atau penurunan

dalam:

(1) penyerapan obat yang masuk ke dalam tubuh;

(2) distribusi obat dalam tubuh;

(3) perubahan yang dibuat pada obat oleh tubuh (metabolisme) ; dan

(4) penghapusan obat dari badan.

Page 13: Materi 4(IO Metabolisme_Dena Arista_10334719)

Sebagian besar hasil penting dari interaksi obat perubahan dari dalam penyerapan,

metabolisme, atau penghapusan dari obat. Interaksi obat juga dapat terjadi bila dua obat yang

sama (tambahan) efek atau berlawanan (membatalkan) efek bertindak bersama pada tubuh.

Sumber lain dari interaksi obat terjadi ketika obat mengubah satu konsentrasi dari bahan yang

biasanya hadir di dalam tubuh. Perubahan yang substansi ini mengurangi atau meningkatkan

efek obat lain yang sedang diambil.

Kebanyakan obat-obatan yang diserap ke dalam darah dan kemudian pergi ke tempat tindakan

mereka. Kebanyakan obat yang berinteraksi diubah karena penyerapan terjadi di usus.

Terdapat berbagai potensi mekanisme melalui penyerapan obat-obatan dapat dikurangi.

Mekanisme ini termasuk perubahan dalam aliran darah ke usus, metabolisme (perubahan dari

obat) oleh usus, peningkatan atau penurunan pemindahan usus secara cepat (gerakan) di dalam

usus, perubahan keasaman di dalam perut, dan perubahan dari bakteri usus. Penyerapan obat

juga dapat dipengaruhi jika kemampuan obat untuk larut (solubility) diubah oleh obat lain, atau

jika substansi (misalnya makanan) mengikati obat dan mencegah penyerapannya.

3.3. Interaksi Obat Pada Proses Biotranformasi

oleh Kebanyakan obat dihapuskan melalui ginjal baik dalam bentuk yang tidak

berubah atau sebagai oleh-produk yang dihasilkan dari metabolisme (perubahan) dari obat

oleh hati. Oleh karena itu, hati dan ginjal adalah tempat yang sangat penting yang berpotensi

berinteraksinya obat. Beberapa obat dapat mengurangi atau meningkatkan metabolisme obat

lain oleh hati atau penghapusan mereka ginjal.

Metabolisme obat-obatan adalah proses yang melalui konversi tubuh (mengubah

atau memodifikasi) obat ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk tubuh menghilangkannya

melalui ginjal. (Proses ini juga mengubah obat yang diberikan dalam bentuk yang tidak

aktif  menjadi bentuk yang aktif yang sebenarnya menghasilkan efek yang dikehendaki.)

Kebanyakan metabolisme obat berlangsung di hati, tetapi organ-organ lainnya juga dapat

berperan (misalnya, ginjal). The cytochrome P450 enzymes adalah sekelompok enzim dalam

hati yang bertanggung jawab atas sebagian besar metabolisme obat. Mereka, oleh karena itu

sering terlibat dalam interaksi obat. Obat-obatan dan beberapa jenis makanan dapat

meningkatkan atau menurunkan kegiatan enzim ini dan oleh karena itu akan mempengaruhi

konsentrasi obat-obatan yang dimetabolis oleh enzim ini. Peningkatan dalam kegiatan enzim

ini mengarah ke penurunan konsentrasi dan efek pada tindakan obat. Sebaliknya, penurunan

dalam aktivitas enzim mengarah ke peningkatan konsentrasi obat dan efek.

xiii

Page 14: Materi 4(IO Metabolisme_Dena Arista_10334719)

Banyak interaksi obat disebabkan oleh perubahan dalam metabolisme obat. Satu

sistem yang terkenal dalam interaksi metabolisme adalah sistem enzim yang mengandung

cytochrome P450 oxidase. Sebagai contoh, ada interaksi obat bermakna antara sipfofloksasin

dan metadon. Siprofloksasin dapat menghambat cytochrome P450 3A4 sampai sebesar 65%.

Karena ini merupakan enzim primer yang berperan untuk memetabolisme metadon, sipro bisa

meninggikan kadar metadon secara bermakna. Dengan cara yang sama seperti albumin

plasma, mungkin terjadi persaingan terhadap enzim yang berfungsi untuk biotransformasi

obat, khususnya sitokrom P-450 dan dengan demikian mungkin terjadi metabolisme yang

diperlambat. Interaksi dalam proses metabolisme dapat terjadi dengan dua kemungkinan,

yaitu:

2.2.3. Pemacuan enzim (enzyme induction)

Suatu obat (presipitan) dapat memacu metabolisme obat lain (obat objek)

sehingga mempercepat eliminasi obat tersebut. Kenaikan kecapatan eliminasi

(pembuangan atau inaktivasi) akan diikuti dengan menurunnya kadar obat dalam darah

dengan segala konsekuensinya. Obat-obat yang dapat memacu enzim metabolisme obat

disebut sebagai enzyme inducer. Induktor enzim misalnya kelompok barbiturat,

sebaliknya menyebabkan biotransformasi yang lebih cepat dari sejumlah besar obat.

Jika induktor enzim dihentikan dan dosis obat kedua tidak dikurangi pada saat yang

sama, maka kadang-kadang terdapat bahaya kelebihan dosis karena efek induksi

ditiadakan, dalam hal ini telah diketahui terjadinya kasus perdarahan yang parah jika

pasien infrak jantung meninggalkan rumah sakit dengan terapi antikoagulan dan di

rumah tidak menggunakan obat tidur lagi.

Dikenal beberapa obat yang mempunyai sifat pemacu enzim ini yakni :

- Rifampisin,

- Antiepileptika: fenitoin, karbamasepin, fenobarbital.

Dari berbagai reaksi metabolisme obat, maka reaksi oksidasi fase I yang dikatalisir oleh

enzim sitokrom P-450 dalam mikrosom hepar yang paling banyak dan paling mudah

dipicu.

Page 15: Materi 4(IO Metabolisme_Dena Arista_10334719)

Interaksi melalui induksi enzim

Induktor Penguraian dipercapat dari Kerja

FenobarbitalTurunan kumarin Antikoagulasi tidak cukup

Griseofulvin

Karbamazepin

Kontraseptiva oral Kegagalan kontrasepsiFenobarbital

Fenitoin

Rifampisin

Fenobarbital Griseofulvin Kerja tidak cukup

Fenobarbital Vitamin D Kerja tidak cukup

2.2.4. Penghambatan enzim (enzyme inhibitor)

Metabolisme suatu obat juga dapat dihambat oleh obat lain. Obat-obat yang

mempunyai kernampuan menghambat enzim yang memetabolisir obat lain dikenal

sebagai penghambat enzim. Akibat dari penghambatan metabolisme obat ini adalah

meningkatnya kadar obat dalam darah dengan segala konsekuensinya, oleh karena

terhambatnya proses eliminasi obat. Seperti misalnya penguaraian fenitoin atau

tolbutamida dihambat oleh isoniazid, kloramfenikol, atau antikoagulan. Kadar

difenilhidantoin dalam plasma dapat meningkat sampai daerah toksik. Bahan obat lain

yang menghambat metabolisme oksidasi senyawa lain adalah simetidin.

Obat-obat yang dikenal dengan menghambat aktifitas enzim metabolisme obat

adalah:

- kloramfenikol

- isoniazid

- simetidin

- propanolol

- eritromisin

- fenilbutason

- allopurinol

xv

Page 16: Materi 4(IO Metabolisme_Dena Arista_10334719)

Interaksi melalui penghambatan biotransformasi

InhibitorPenguaraian yang terhenti

dariKerja

KloramfenikolTurunan kumarin Bahaya pendarahan

Simetidin

Kloramfenikol

Tolbutamid HipoglikemiaTurunan kumarin

Sulfafenazol

Turunan kumarin Klorpropamid Hipoglikemia

Kloramfenikol

Difenilhidantion Ataksia

Simetidin

Turunan kumarin

Isoniazid

Sultiam

Simetidin

DiazepamEfek diperkuat dan

diperpanjangPropanolol

Metoprolol

Page 17: Materi 4(IO Metabolisme_Dena Arista_10334719)

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Interaksi dalam proses metabolisme dapat terjadi dengan dua kemungkinan yaitu

Inhibisi Enzim dan Induksi Enzim.

- Inhibisi enzim : obat A menghambat produksi enzim yang memetabolisme obat B,

sehingga peninggian obat B terjadi dan mungkin menimbulkan overdosis (meningkatkan

efek obat)

- Induksi enzim : obat A menginduksi tubuh untuk menghasilkan lebih banyak obat yang

memetabolisme obat B. Hasilnya adalah kadar efektif dari obat B akan berkurang,

sementara efektivitas obat A tidak berubah.(menurunkan efek obat)

- Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan obat-obat yang berinteraksi pada proses

metabolisme, antara lain :

No. Obat Objek Obat Praesipitan Mekanisme Interaksi Efek/Akibat

1

Turunan kumarin

FenobarbitalInduksi Enzim

Antikoagulasi

berkurang2 Griseofulvin

3 KloramfenikolInhibisi Enzim Bahaya pendarahan

4 Simetidin

5

Kontraseptiva oral

Karbamazepin

Induksi EnzimKegagalan

kontrasepsi

6 Fenobarbital

7 Fenitoin

8 Rifampisin

9 Griseofulvin Fenobarbital Induksi EnzimKerja griseofulvin

berkurang

10 Vitamin D Fenobarbital Induksi EnzimKerja Vitamin D

berkurang

11

Tolbutamid

Kloramfenikol Inhibisi Enzim Hipoglikemia

12 Sulfafenazol

13 Turunan kumarin

14 Klorpropamid

xvii

Page 18: Materi 4(IO Metabolisme_Dena Arista_10334719)

15

Difenilhidantion Inhibisi Enzim Ataksia

16 Kloramfenikol

17 Simetidin

18 Isoniazid

19 Sultiam

20 Diazepam

Simetidin Inhibisi EnzimEfek diperkuat dan

diperpanjang21 Propanolol

22 Metoprolol

Page 19: Materi 4(IO Metabolisme_Dena Arista_10334719)

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Kedokteran Medicinal Vol. 3, No. 01 Januari 2002

Ernst Mutschler, Dinamika Obat Edisi Kelima, ITB Bandung

Farmakologi Dan Terapi Edisi Kelima 1995 , Fakultas Kedokteran UI jakarta

www.Otsuka.co.id

www.farklin.com

xix