Top Banner
MATERI 3 PENJADWALAN PROYEK (AOA DAN AON) Sebuah proyek dalam pelaksanaannya seringkali akan melibatkan banyak sekali aktivitas di dalamnya. Karena itu sebuah tindakan penjadwalan sangat penting untuk dilakukan. Dengan melakukan penjadwalan perencana proyek dapat mengetahui berapa lama durasi total proyek, dapat mengevaluasi waktu pelaksanaan paling awal atau paling akhir dari sebuah aktivitas, sehingga perencana memiliki gambaran tentang aktivitas mana yang bisa ditunda pengerjaannya atau aktivitas mana yang harus didahulukan karena menentukan durasi total proyek. Kelompok aktivitas yang berhubungan langsung dengan umur proyek atau durasi total proyek diistilahkan sebagai aktivitas-aktivitas yang berada pada jalur kritis. Aktivitas – aktivitas yang berada pada jalur kritis ini perlu mendapat perhatian khusus agar sebuah proyek dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah di buat sebelumnya tanpa mengalami keterlambatan. Pernyataan- pernyataan di atas, semuanya merupakan tujuan dasar dari Manajemen proyek Gde Agus Yudha Parwira Adistana
28

materi 3_penjadwalan proyek (AOA dan AON).docx

Dec 15, 2015

Download

Documents

Yudha Adista
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: materi 3_penjadwalan proyek (AOA dan AON).docx

MATERI 3

PENJADWALAN PROYEK (AOA DAN AON)

Sebuah proyek dalam pelaksanaannya seringkali akan melibatkan

banyak sekali aktivitas di dalamnya. Karena itu sebuah tindakan penjadwalan

sangat penting untuk dilakukan. Dengan melakukan penjadwalan perencana

proyek dapat mengetahui berapa lama durasi total proyek, dapat mengevaluasi

waktu pelaksanaan paling awal atau paling akhir dari sebuah aktivitas, sehingga

perencana memiliki gambaran tentang aktivitas mana yang bisa ditunda

pengerjaannya atau aktivitas mana yang harus didahulukan karena menentukan

durasi total proyek. Kelompok aktivitas yang berhubungan langsung dengan

umur proyek atau durasi total proyek diistilahkan sebagai aktivitas-aktivitas yang

berada pada jalur kritis. Aktivitas – aktivitas yang berada pada jalur kritis ini perlu

mendapat perhatian khusus agar sebuah proyek dapat dilaksanakan sesuai

dengan jadwal yang telah di buat sebelumnya tanpa mengalami keterlambatan.

Pernyataan-pernyataan di atas, semuanya merupakan tujuan dasar dari sebuah

proses penjadwalan, dimana semuanya berhubungan dengan waktu.

Penjadwalan merupakan suatu proses penentuan waktu bagi aktivitas-

aktivitas pada proyek sehingga manajer proyek dapat menjalankan proyek

tersebut secara tepat waktu. Secara umum kegunaan dari penjadwalan dapat

dirangkum sebagai berikut:

- Mengetahui waktu pelaksanaan tiap-tiap aktivitas dan waktu

penyelesaian proyek.

Manajemen proyek Gde Agus Yudha Parwira Adistana

Page 2: materi 3_penjadwalan proyek (AOA dan AON).docx

- Dapat mengatur ketersediaan sumber daya pada lokasi proyek pada

waktu yang tepat.

- Dapat melakukan tindakan perbaikan apabila jadwal pelaksanaan

menunjukkan adanya keterlambatan penyelesaian proyek.

- Dapat mengukur nilai penalti apabila terjadi keterlambatan

penyelesaian proyek.

- Dapat menentukan cashflow proyek

- Dapat melakukan evaluasi terhadap akibat yang muncul pada waktu

penyelesaian proyek apabila terjadi perubahan pekerjaan.

- Dapat menentukan nilai keterlambatan proyek dan pihak-pihak yang

bertanggung jawab.

CRITICAL PATH METHOD (CPM)

Salah satu teknik penjadwalan yang paling banyak digunakan adalah

metode jalur kritis (critical path method). Metode ini dapat menghitung waktu

minimal penyelesaian proyek serta kemungkinan-kemungkinan dari waktu mulai

dan waktu selesai dari aktivitas-aktivitas proyek. Banyak manajer proyek yang

menganggap bahwa penjadwalan dengan metode jalur ktitis merupakan satu-

satunya prosedur penjadwalan yang dapat digunakan secara praktis. Dewasa ini

bahkan ada banyak program komputer dan algoritma penjadwalan jalur kritis

yang dapat digunakan secara efisien untuk menangani proyek-proyek yang

memiliki ribuan aktivitas.

Jalur kritis itu menggambarkan sebuah urutan aktivitas-aktivitas yang

akan mengambil waktu terlama dalam penyelesaian sebuah proyek. Durasi dari

jalur kritis merupakan jumlah dari durasi –durasi aktivitas yang berada pada jalur

kritis itu sendiri. Dengan demikian, jalur kritis dapat didefinisikan sebagai jalur

Manajemen proyek Gde Agus Yudha Parwira Adistana

Page 3: materi 3_penjadwalan proyek (AOA dan AON).docx

terlama pada diagram jaringan aktivitas-aktivitas proyek. Durasi dari jalur kritis ini

menggambarkan waktu minimal yang diperlukan untuk dapat menyelesaikan

sebuah proyek. Beberapa keterlambatan yang muncul pada jalur kritis akan

mengakibatkan bertambahnya waktu penyelesaian sebuah proyek.

Kemungkinan dalam sebuah penjadwalan dengan CPM, akan ada lebih

dari satu jalur kritis, sehingga penyelesaian proyek secara keseluruhan dapat

tertunda dengan tertundanya aktivitas-aktivitas sepanjang salah satu jalur kritis.

Sebagai contoh, sebuah proyek yang terdiri dari dua aktivitas yang paralel

dimana masing-masing memerlukan waktu 3 hari akan memiliki waktu

penyelesaian kritis 3 hari pula. Umumnya penjadwalan jalur kritis

mengasumsikan bahwa sebuah proyek telah dibagi menjadi aktivitas-aktivitas

yang memiliki durasi tetap dan memiliki hubungan predesesor yang telah

ditetapkan. Hubungan predesesor itu menunjukkan bahwa satu aktivitas harus

dikerjakan terlebih dahulu dari aktivitas pengikut.

CPM merupakan sebuah metode penjadwalan yang sistematik untuk

sebuah jaringan proyek yang meliputi 4 tahap utama yaitu :

- Perhitungan maju untuk menentukan waktu awal mulai suatu aktivitas

(early start time).

- Perhitungan mundur untuk menentukan waktu akhir selesainya

aktivitas (late-finish time).

- Perhitungan float .

- Identifikasi aktivitas-aktivitas kritis.

PERHITUNGAN METODE JALUR KRITIS (CPM)

Manajemen proyek Gde Agus Yudha Parwira Adistana

Page 4: materi 3_penjadwalan proyek (AOA dan AON).docx

Ada dua teknik yang dapat digunakan untuk melakukan penjadwalan

jaringan yaitu activity on arrow (AOA) dan activity on node (AON) dengan durasi

masing-masing aktivitas yang telah ditentukan. Proses penjadwalan jaringan

dengan teknik AOA dan AON adalah berbeda. Untuk mendemontrasikan dua

jenis teknik ini, coba perhatikan sebuah proyek sederhana ini yang terdiri dari 5

aktivitas dimana aktivitas A berada pada paling awal kemudian diikuti oleh tiga

aktivitas yaitu B, C, dan D. Tiga aktivitas ini diikuti oleh aktivitas E. Jaringan AOA

dan AON dari contoh ini dapat dilihat pada diagram jaringan berikut ini. Perlu

dicatat bahwa pada contoh ini hanya dipakai hubungan antar aktivitas finish to

start.

PERHITUNGAN TEKNIK JARINGAN AOA

Tujuan dari analisis diagram panah (AOA) adalah untuk menghitung tiap

even pada jaringan dengan waktu paling awal dan waktu paling akhir. Waktu-

waktu yang dimaksud dapat dijelaskan sebagai berikut:Manajemen proyek Gde Agus Yudha Parwira

Adistana

Page 5: materi 3_penjadwalan proyek (AOA dan AON).docx

- Early event time (ET) adalah waktu paling awal dimana sebuah even

dapat terjadi, dengan mempertimbangkan durasi dari aktivitas

sebelumnya.

- Late event time (LT) adalah waktu paling lambat dimana sebuah even

dapat terjadi jika proyek akan diselesaikan sesuai jadwal.

PERHITUNGAN MAJU

Perhitungan maju dilakukan untuk menentukan waktu paling awal mulai

dilaksanakannya sebuah aktivitas. Perhitungan maju dimulai dari kiri (node 1)

pada gambar di bawah kemudian bergerak kekanan, dan hasil perhitungan

ditempatkan di dalam kotak yang berarsir abu-abu.

Tiap node pada jaringan, sebenarnya merupakan sebuah titik tempat

dimana beberapa aktivitas berakhir ( kepala panah menuju ke node), seperti

terlihat pada gambar di bawah. Node itu juga merupakan titik temapat dimana

beberapa aktivitas mulai (ekor panah meningggalkan node). Tentu saja, semua

aktivitas pengikut dapat dimulai setelah aktivitas pendahulu diselesaikan. Sebab

itulah maka pada perhitungan maju untuk menentukan waktu paling awal

mulai /early start time (ES) dari sebuah aktivitas, kita harus memperhatikan

kepala panah yang menuju node start aktivitas. Kemudian waktu ES itu diset

sebagai waktu paling akhir selesainya semua aktivitas pendahulu.

Manajemen proyek Gde Agus Yudha Parwira Adistana

Page 6: materi 3_penjadwalan proyek (AOA dan AON).docx

Pada contoh berikut ini, perhitungan maju dilakukan seperti berikut:

- Dimulai pada node 1, yang merupakan node pertama dari proyek, dan

berikan nilai ES nya sama dengan nol. Perlu diperhatikan, bahwa

semua waktu aktivitas disini, menggunakan notasi yaitu akhir dari

sebuah hari. Oleh karena itu, ES dari aktivitas A adalah nol yang

berarti bahwa aktivitas A dimulai pada saat berakhirnya hari ke nol,

atau permulaan dari hari pertama dalam proyek.

- Kemudian bergerak ke node 3. Node ini menerima satu kepala arrow

dan dengan demikian hanya memiliki satu predesesor yaitu aktivitas

A. Karena predesesor ini dimulai pada waktu ke no dan memiliki

durasi 3 hari, maka aktivitas ini berakhir paling awal pada hari ketiga,

(Early Finis (EF) = Early Start (ES) + d). Dengan demikian maka early

start (ES) dari semua aktivitas pengikut (B, C, D) adalah pada hari ke

tiga. Oleh karena itu nilai ini dimasukkan pada kotak berarsir di atas

node 3, seperti yang ditunjukkan oleh gambar berikut:

Manajemen proyek Gde Agus Yudha Parwira Adistana

Suksesor 2

suksesor 1

Predesesor 3

Predesesor 2

Predesesor 1

no.

Page 7: materi 3_penjadwalan proyek (AOA dan AON).docx

- Selanjutnya bergerak ke node pengikut yaitu node 5,7,dan 9. Namun

karena node 9 ini dihubungkan dengan node 5 dan 7 menggunakan

dummy, maka kita mulai node 5 dan 7 terlebih dahulu. Node 5

menerima satu kepala panah dari aktivitas pendahulu yaitu B, early

finis aktivitas B ini adalah EF= ES + d = 3 + 3 = 6. Aktivitas pengikut

dari node 5 ini dapat memiliki early start (ES) = 6 . serupa dengan itu,

early start dari node 7 hasilnya adalah 9.

- Bergerak ke node 9, EF dari ketiga aktivitas pendahulu (d1, C, d2)

secara berurutan masing-masing adalah 6, 7, dan 9. Karena itu, ES

dari aktivitas pengikut adalah nilai yang terbesar yaitu 9. Perhatikan

bahwa hanya nilai terbesar dari nilai EF yang dimiliki oleh aktivitas

pendahulu yang digunakan untuk menghitung ES dari aktivitas

pengikut, sedangkan nilai yang lain tidak digunakan. Demikianlah

bahwa hanya nilai ES yang secara langsung bisa dibaca dari gambar

sebelumnya, sedangkan untuk nilai EF dihitung dengan EF = ES + d.

- Node terakhir yaitu node 11 menerima satu kepala panah, dimana

aktivitas E memiliki nilai ES sebesar 9. Sehingga EF dari aktivitas E =

9 + 5 = 14. Karena node 11 ini merupakan node terakhir, maka EF

dari node ini menjadi akhir dari proyek, yang memberikan nilai durasi

total proyek sebesar 14 hari.

Manajemen proyek Gde Agus Yudha Parwira Adistana

Page 8: materi 3_penjadwalan proyek (AOA dan AON).docx

Secara umumnya, untuk sebuah aktivitas X yang dihubungkan di antara node i

dan j seperti gambar di bawah,

maka rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:

Apabila terdapat lebih dari satu kepala anak panah pada node j, maka yang

dipakai adalah nilai terbesar.

Berdasarkan rumus di atas maka untuk aktivitas x dapat dituliskan:

PERHITUNGAN MUNDUR

Perhitungan mundur dilakukan untuk menentukan waktu selesai paling

akhir aktivitas yaitu dengan melakukan proses perhitungan kebelakang dari node

paling akhir menuju ke awal node pada jaringan AOA. Nilai hasil perhitungan

Late Finis (LF) ini kemudian ditempatkan pada bagian kanan kotak yang

berdekatan dengan node, seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah

Manajemen proyek Gde Agus Yudha Parwira Adistana

Page 9: materi 3_penjadwalan proyek (AOA dan AON).docx

Langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut:

- Dimulai dari node terakhir (node 11) dan nilai ES pada kotak sebelah

kiri ditransfer menjadi nilai LF ke kotak sebelah kanan.

- Kemudian bergerak ke belakang ke node 9 yang hanya menerima 1

ekor (bagian belakang anak panah) yaitu aktivitas E. Dengan nilai LF

aktivitas E adalah 14, maka nilai LS = LF - d = 14 – 5 = 9. Karena itu

pada node 9, nilai 9 (hari ke 9) menjadi LF bagi aktivitas pendahulu

dari node 9 ini.

- Mundur lagi ke node 5 dan 7. Node 5 menerima satu ekor anak panah

dari aktivitas dummy d1, dan oleh karena itu nilai LF yang dipakai

pada node 5 menjadi 9. Sama halnya juga pada node 7, nilai LF nya

menjadi 9.

- Mundur ke node 3 dimana node ini memiliki 3 ekor anak panah,

masing-masing dari aktivitas B, C, dan D. Kemudian LS ketiga

aktivitas ini dihitung hasilnya secara berurutan yaitu 9-3 = 6, 9-4 = 5,

dan 9-6 = 3. Dari ketiga nilai ini, maka yang menjadi LF bagi node 3

adalah nilai yang terkecil yaitu 3.

Manajemen proyek Gde Agus Yudha Parwira Adistana

Page 10: materi 3_penjadwalan proyek (AOA dan AON).docx

- Selanjutnya proses pada node 1 yang terhubung hanya dengan satu

ekor anak panah dari aktivitas A. Nilai LS dari A menjadi LS = LF-d =

3-3 = 0, terakhir perlu dilakukan pengecekan untuk memastikan

kebenaran perhitungan.

Dari contoh perhitungan mundur di atas, maka untuk sebuah aktivitas x yang

terhubung dengan node i dan j, rumus perhitungannya menjadi:

Apabila terdapat lebih dari satu ekor anak panah pada node i, maka yang dipakai

adalah nilai terkecil.

Berdasarkan rumus di atas maka untuk aktivitas x dapat dituliskan:

PERHITUNGAN FLOAT

Setelah perhitungan maju dan mundur selesai dilakukan, maka analisis

terhadap waktu tiap-tiap aktivitas dapat dilakukan. Informasi mengenai hasil

perhitungan CPM sebelumnya dapat ditampilkan dalam tabel. Salah satu aspek

penting informasi tersebut adalah perhitungan Total Float (TF), yang merupakan

suatu nilai yang menggambarkan seberapa fleksibel suatu aktivitas untuk ditunda

pelaksanaannya. Perhatikan bahwa beberapa aktivitas seperti aktivitas A

memiliki ES = LS dan EF = LF, informasi ini mengindikasikan bahwa aktivitas

seperti ini tidak memiliki kelonggaran waktu pelaksanaan. Sedangkan aktivitas

lainnya seperti aktivitas B dapat dimulai paling awal pada hari ke 3 atau dimulai

Manajemen proyek Gde Agus Yudha Parwira Adistana

Page 11: materi 3_penjadwalan proyek (AOA dan AON).docx

paling lambat pada hari ke 6, hal ini mengindikasikan bahwa aktivitas B memiliki

total float selama 3 hari. Perhitungan float ditampilkan dalam tabel seperti berikut:

Tabel di atas menunjukkan ada 2 cara penjadwalan yang dapat dilakukan pada

tiap-tiap aktivitas yaitu pertama dengan menjadwalkan semua aktivitas pada

waktu seawal mungkin dengan menggunakan ES. Yang kedua dengan

menggunakan LS yang berarti penjadwalan dibuat selambat mungkin. Untuk itu

float aktivitas dapat ditunjukkan dalam hubungan seperti gambar berikut:

Dengan membaca langsung pada perhitungan maju dan mundur diagram AOA

sebelumnya maka, total float dapat dihitung yaitu TF = LF – ES – d. Hubungan

Manajemen proyek Gde Agus Yudha Parwira Adistana

Page 12: materi 3_penjadwalan proyek (AOA dan AON).docx

inilah yang dipakai untuk menghitung float seperti yang disajikan dalam tabel

sebelumnya.

Tipe lain dari float yang seringpula dipakai dalam analisis jaringan adalah FREE

FLOAT, yang dapat dihitung dengan :

Atau

FF = nilai terkecil dari ES aktivitas pengikut – EF dari aktivitas yang ditinjau.

Free Float menjelaskan jumlah waktu dimana akvitas dapat ditunda

pelaksanaannya tanpa menggangu atau mempengaruhi aktivitas pengikutnya.

Dengan ketersediaan free float pada aktivitas, seorang manajer mengetahui

bahwa float dapat digunakan tanpa merubah status dari beberapa aktivitas non-

kritis menjadi aktivitas kritis.

IDENTIFIKASI TERHADAP AKTIVITAS KRITIS

Aktivitas yang memiliki total float adalah nol berarti aktivitas-aktivitas

tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan penjadwalan yang telah ditentukan

atau tanpa ada penundaan. Aktivitas-aktivitas ini diperhitungkan sebagai aktivitas

kritis, yang patut menerima perhatian khusus dari manajer proyek karena apabila

terjadi penundaan pada salah satu aktivitas kritis tersebut dapat mengakibatkan

penundaan durasi proyek secara keseluruhan.

Salah satu pengamatan yang menarik pada hasil dari analisis CPM

adalah bahwa aktivitas-aktivitas kritis tersebut membentuk sebuah jalur kritis

yang membentang dari awal sampai akhir jaringan. Pada contoh sebelumnya,

Manajemen proyek Gde Agus Yudha Parwira Adistana

Page 13: materi 3_penjadwalan proyek (AOA dan AON).docx

maka aktivitas A, D dan E (tidak termasuk aktivitas dummy) adalah kelompok

aktivitas kritis dan jalur kritis diindikasikan oleh garis tebal pada gambar jaringan

sebelumnya. Perhatikan bahwa diantara 3 jalur pada contoh ini (A-B-E, A-C-E,

dan A-D-E), jalur kritis merupakan jalur yang terpanjang, yang merupakan

sebuah karakteristik penting dari sebuah jalur kritis. Pada proyek di lapangan

yang memiliki banyak aktivitas, maka kemungkinan akan terbentuk lebih dari satu

jalur kritis. Namun, panjang dari jalur kritis yang terbentuk adalah sama.

METODE DIAGRAM PRESEDEN (PDM)

Metode preseden diagram adalah merupakan penjadwalan CPM untuk

teknik AON dan metode ini mengikuti 4 langkah yang sama dengan CPM pada

teknik AOA.

PERHITUNGAN MAJU

Proses perhitungan maju dapat dimulai dari satu aktivitas ke aktivitas

lainnya, seperti berikut:

Manajemen proyek Gde Agus Yudha Parwira Adistana

Page 14: materi 3_penjadwalan proyek (AOA dan AON).docx

- Pada aktivitas A yang merupakan aktivitas pertama, maka ES = 0

yang diletakkan pada kotak kiri atas. Dengan menambahkannya

dengan durasi maka kita menetapkan EF aktivitas A dan

meletakannya pada kotak kanan atas.

- Kemudian bergerak maju ke aktivitas pengikut B, C, dan D. Tiga

aktivitas ini hanya memiliki satu aktivitas pendahulu yaitu A dengan

nilai EF = 3. Karena itu, ketiga aktivitas ini (B, C, D) dapat mulai paling

awal pada hari ke 3 sehingga ES = 3. Selanjutnya masing-masing

aktivitas memiliki EF yang menyesuaikan dengan durasinya masing-

masing.

- Kemudian maju ke aktivitas E. Aktivitas ini memiliki 3 aktivitas

predesesor (tiga kepala panah) yaitu aktivitas B, C, dan D dengan

nilai EF terbesar adalah 9. Sehingga nilai ES dari aktivitas E adalah 9

kemudian ditambah durasinya selama 4 hari sehingga EF aktivitas E

menjadi 14.

PERHITUNGAN MUNDUR

Setelah perhitungan maju selesai, maka perhitungan mundur dapat

dilakukan. Mulai dari aktivitas terakhir ke aktivitas awal, hasil perhitungan

diletakkan pada kedua kotak di bagian bawah di masing-masing aktivitas, seperti

yang ditunjukkan pada gambar berikut:

Manajemen proyek Gde Agus Yudha Parwira Adistana

Page 15: materi 3_penjadwalan proyek (AOA dan AON).docx

Proses perhitungan adalah sebagai berikut:

- Dimulai pada aktivitas terakhir yaitu E dan nilai LF diperoleh dari nilai

EF nya yaitu 14, kemudian untuk mencari nilai LS = LF-d = 14-5 = 9

yang diletakkan pada kotak kiri bawah aktivitas.

- Kemudian mundur ke aktivitas B, C, dan D yang semuanya memiliki

satu pengikut (aktivitas E) dengan LS = 9, sehingga LF dari ketiga

aktivitas ini menjadi 9, sedangkan LS dari masing-masing ketiga

aktivitas bergantung dari durasinya masing-masing seperti gambar di

atas.

- Bergerak ke aktivitas A, dimana aktivitas ini terhubung dengan 3

aktivitas suksesor yaitu B, C, dan D. Dengan demikian nilai LF dari A

adalah nilai terkecil diantara ketiga nilai LS suksesornya, pada contoh

ini adalah 3. Setelah dikurangi durasinya maka LS aktivitas A menjadi

nol.

Perhatikan bahwa pada akhir perhitungan mundur, seluruh waktu aktivitas dapat

dibaca langsung dari kotak informasi aktivitas, tanpa adanya perhitungan

tambahan. Selain itu terlihat lebih sederhana untuk kemudian dilakukan

Manajemen proyek Gde Agus Yudha Parwira Adistana

Page 16: materi 3_penjadwalan proyek (AOA dan AON).docx

perhitungan terhadap float tiap-tiap aktivitas dengan menggunakan cara yang

sama seperti yang digunakan pada analisis AOA.

IDENTIFIKASI AKTIVITAS-AKTIVITAS KRITIS

Aktivitas-aktivitas kritis dapat juga secara mudah ditentukan dari aktivitas-

aktivitas yang memiliki waktu float = nol, pada contoh ini adalah A, D, dan E.

Jalur kritis kemudian ditunjukkan dengan garis tebal seperti gambar sebelumnya.

Analisis PDM seperti yang dijelaskan merupakan sebuah proses yang rapi

dimana tiap aktivitas dipertimbangkan sebagai sebuah kesatuan yang

menyimpan informasinya masing-masing.

DIAGRAM SKALA WAKTU

Diagram skala waktu digunakan secara luas pada industri konstruksi.

Dikarenakan diagram ini dapat membantu seseorang untuk menentukan secara

cepat aktivitas mana yang sedang berlangsung dan sekaligus memonitor

perkembangannya di lapangan. Selain itu, metode ini dapat digunakan untuk

menentukan kebutuhan akan sumber daya. Skala waktu yang digunakan pada

diagram skala waktu dapat berupa waktu kalender atau berdasar pada periode

kerja, atau bisa menggunakan kedua-duanya.

Semua aktivitas pada metode ini ditunjukkan sebagai anak panah yang di

skala untuk menunjukkan durasi aktivitas yang diwakilinya. Garis putus-putus

mendatar menunjukkan total float untuk kelompok aktivitas. Nama dan durasi dari

aktivitas ditulis di atas dan di bawah anak panah yang mewakilinya, seperti pada

gambar berikut.

Manajemen proyek Gde Agus Yudha Parwira Adistana

Page 17: materi 3_penjadwalan proyek (AOA dan AON).docx

Nilai-nilai ES, EF, dan FF dari aktivitas dapat secara mudah dibaca dari

diagram. Nilai TF dari sebuah aktivitas adalah jumlah terkecil dari FF aktivitas

pengikut pada semua jalur. Selanjutnya nilai LS dan LF dapat dihitung sebagai

berikut:

TF untuk aktivitas A adalah sama dengan jumlah semua float pada jalur dari

akhir aktivitas A sampai akhir proyek. Float yang ada pada contoh ini yaitu jalur

ABE = 3, jalur ACE = 2 dan jalur ADE = 0, karena itu TF dari aktivitas A = 0.

Perhitungan lengkapnya seperti tabel berikut:

Untuk menentukan jalur kritis, maka dapat dengan diketahui dari garis

utuh dari awal sampai akhir jaringan tanpa adanya garis putus-putus.

Keuntungan utama dari metode skala digaram ini adalah penggambaran yang

sederhana dan dapat secara langsung mengetahui kebutuhan sumber daya.

Manajemen proyek Gde Agus Yudha Parwira Adistana

Page 18: materi 3_penjadwalan proyek (AOA dan AON).docx

Namun demikian, ada beberapa kekurangan seperti: perlu usaha lebih didalam

melakukan modifikasi atau pembaharuan pada diagram skala ini. Selain itu,

metode ini tidak dapat digunakan untuk menggambarkan aktivitas yang overlap.

PRESENTASI JADWAL

Setelah perhitungan pada AOA dan AON selesai dibuat, merupakan

suatu hal yang penting untuk menyajikan hasilnnya dalam sebuah format yang

jelas dan mudah difahami oleh seluruh pihak yang terlibat dalam proyek. bentuk

yang paling sederhana adalah Diagram batang atau Gantt chart dinamakan

demikian sesuai dengan nama orang yang menemukannya pertama kali.

Diagram batang adalah grafik antara waktu versus aktivitas dimana aktivitas di

plot menggunakan waktu paling awal atau paling dari aktivitas-aktivitas itu.

Diagram batang paling awal dibuat dengan memakai ES dari aktivitas,

sedangkan diagram batang paling lambat memakai LS, seperti yang ditunjukkan

Manajemen proyek Gde Agus Yudha Parwira Adistana

Page 19: materi 3_penjadwalan proyek (AOA dan AON).docx

oleh gambar berikut:

Sebuah diagram batang sebenarnya dapat menunjukkan detil yang

bermacam-macam. Misalnya: float, aktivitas kritis yang bisa ditunjukkan dengan

warna yang berbeda atau garis pinggir tebal seperti yang ditunjukkan pada

gambar di atas. Diagram batang juga dapat digunakan untuk mengakumulasi

kebutuhan sumber daya harian dan / atau biaya, seperti gambar di bawah ini:

Manajemen proyek Gde Agus Yudha Parwira Adistana

Page 20: materi 3_penjadwalan proyek (AOA dan AON).docx

Pada gambar di atas, angka yang berada pada tiap aktivitas menggambarkan

jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Satu keuntungan dari diagram batang

adalah penggunaannya di lapangan untuk memplot dan membandingkan progres

aktual aktivitas-aktivitas sesuai jadwal aktivitas-aktivitas tersebut. Sebagai contoh

pada gambar di atas, memperlihatkan bahwa batang aktual di plot pada bagian

bawah dari batang semula penjadwalan.

BEBERAPA KRITIK PADA PENJADWALAN JARINGAN

Analisis jaringan CPM dan PDM menyediakan informasi yang sangat

penting untuk dapat membuat suatu proyek sukses dilaksanakan. Namun

dmeikian, kedua metode itu, memiliki beberapa kelemahan yang perlu mendapat

Manajemen proyek Gde Agus Yudha Parwira Adistana

Page 21: materi 3_penjadwalan proyek (AOA dan AON).docx

perhatian khusus dari seorang manajer proyek. Kelemahan-kelemahan itu antara

lain:

- Adanya asumsi bahwa seluruh sumber daya telah tersedia.

Perhitungan CPM tidak memasukkan sumber daya dalam

formulasinya. Selain itu, karena metode ini hanya berhubungan

dengan durasi aktivitas saja, sehingga dapat menghasilkan fluktuasi

sumber daya yang besar. Hal-hal yang berkaitan dengan

keterbatasan sumber daya dan perataan sumber daya oleh karena itu

harus dikerjakan secara terpisah setelah analisis CPM atau PDM.

- Mengabaikan batas waktu (deadline) proyek. Formulasi metode CPM

dan PDM tidak memasukkan sebuah batasan durasi untuk membatasi

durasi proyek.

- Mengabaikan biaya proyek. Asumsi dasar dari formulasi CPM dan

PDM adalah bahwa durasi aktivitas dapat ditentukan dengan pasti.

Namun pada kenyataannya, durasi aktivitas berkaitan dengan

probabilitas tertentu yang mencerminkan akibat-akibat dari kondisi

proyek pada produktivitas sumber daya dan level ketidakpastian yang

berhubungan dengan proyek.

Manajemen proyek Gde Agus Yudha Parwira Adistana