MASALAH GIZI DLM DAUR KEHIDUPAN ZABANIYAH, S. Gz
Perubahan2 u/ memulihkan tubuhinvolusi uterus yang menyebabkan ekskresi nitrogen meningkat.
Produksi ASI persiapan laktasi mulai saat hamil muda, penyimpanan kalori dlm bentuk jaringan lemak sbg cadangan u/ masa laktasienergi ASI berasal dari makanan (kalori ckp) dan jaringan ibu (kalori tdk ckpkatabolisme)
PRODUKSI ASI
Sekresi ASI oleh Alveoli Glandula Mammae (the milk production refleks)
Perkembangan Alveoli Glandula Mammae (jumlah &perkembangan)
Nutrien yang ada dlm tubuh ibu untuk produksi ASI.
Pengaruh hormon2 estrogen, progesteron, prolaktin dan faktor psychis
Milk Production Refleks merupakan refleks yang timbul akibat rangsangan dari puting susu sehingga terjadi sekresi hormon prolaktin.
Pengeluaran (ejection) ASI kedalam saluran glandula mammae (the let down refleks)
Perkembangan Alveoli Glandula Mammae
Tergantung dari refleks neuro hormonal (reaksi rangsangan hisapan)
Anak menghisap papilarangsangan dibawa melalui batang otakotak besar hipotalamus hipofise posteriorhormon oxytocin dilepasperedaran darah sel myoephitel ototberkontraksi ejection (produksiASI)
Hormon oxytocin menyebabkan let down reflekASI memancar.
PRODUKSI ASI
Let Down Refleks : refleks yang menekan air susu ke bagian depan payudara karena hormon oksitosin menyebabkan sel-sel otot disekeliling alveoli berkontraksi
MANFAAT MENYUSUI
ASPEK GIZI
ASPEK IMUNOLOGIK
ASPEK PSIKOLOGIK
ASPEK KECERDASAN
ASPEK NEUROLOGIS
ASPEK EKONOMIS
ASPEK PENUNDAAN KEHAMILAN
Kelompok Makanan Tdk Hamil Hamil Menyusui
Protein 2 4 4- Hewani (1) (2) (2)- Nabati (1) (2) (2)Susu & Olahannya 2 4 4Roti & Biji2an 4 4 4Buah & Sayur2an 4 4 4- Buah kaya Vit.C (1) (1) (1)
- Sayuran Hijau tua (1) (1) (1)
- Sayuran, buah2an (2) (2) (2)
Perbandingan Porsi Mknan Wanita Tdk hamil, Hamil & Menyusui
MASALAH DALAM MENYUSUI
Beberapa faktor yg menyebabkan ibu tidak dapat menyusui bayi:
- air susu tdk keluar
- tidak mempraktikan IMD
- menyusui tdk on demand
- ibu/bayi sakit
- sikap ibu
- ada masalah pd payudara
- Bayi tdk dpt menghisap putting susu dng benar
Gastroenteritis, Radang lambung dan usus (bahasa Inggris: gastric flu, stomach flu) adalah suatu jenis peradangan yang terjadi pada saluran pencernaan, terutama pada lambung dan usus kecil, dan mengakibatkan diare akut.
Diasosiasikan dg penyakit yg disebabkan o/ virusUmum terjadi pada bayi dan masa awal anak2Penyakit ini merusak mukosa usus dan mengurangi
aktivitas enzim laktase yg dibutuhkan u/ pencernan laktase(gula susu),karena laktase terletak didindingusus.
Makanan yg mengandung laktose tdk dpt dicerna dgn baik dan sbg akibat efek osmolalitas karena tdk terserapnya laktose air ditarik ke saluran pencernan yg memperparah diare.
GASTROENTRITIS
Anak yg dilahirkan <2,5 kg.Belum dapat menghisap & menelan dg baikKapasitas u/ mencerna makanan terbatas.ASI mengandung zat2 anti infeksi spt
antibodi,dll, mudah dicerna.Dianjurkan mendapat makanan dari luar mis:
makanan formula 40-50% mengandung lemak
Untuk tiap 10kal,mengandung protein 2,54gr, kalsium 132 mg,dan natrium 53mg.
PREMATUR
Perlu dilakukan pemeriksan apakah anak menderita gangguan saluran cerna atau penyakit infeksi lainya.
Penyakit infeksi menahun spt TB paru, glomerulonefritis kronik, dsb.
Obati dulu sakitnya, sambil memberikan asupan makanan kecil tapi sering utk menghindari kebosanan pd anak.
ANAK TDK MAU MKN
KEP dikenal juga dgn PEM, merupakan salah satu penyakit gangguan gizi banyak terjadi di negara berkembang khususnya di Indonesia.
Disebabkan karena kekurangan energi & protein.
Terdiri dari marasmus dan kwashiorkor atau gabungan dari kedua tipe tsb
KURANG ENERGI PROTEIN (KEP)
1. MARASMUS
Tampak sangat kurus, hingga seperti tulang terbungkus kulit Wajah seperti orang tua Cengeng, rewel Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (~pakai celana longgar- baggy pants) Perut umumnya cekung Tulang rusuk menonjol (Iga gambang, “piano
sign”) Sering disertai penyakit infeksi (umumnya
kronis berulang) diare persisten
Gambar anak marasmus
Anak gizi buruk kehilangan lemak dan otot, terlihat tulang terbungkus kulit, sehingga anak sulit untuk dapat berdiri tegak
wajah seperti orang tua
kulit terlihat longgar tulang rusuk tampak
terlihat jelas kulit paha berkeriput kulit di pantat
berkeriput (“baggy pants”)
Anak gizi buruk : Marasmus (dengan
HIV/AIDS)
2. KWASHIORKOR
Otot mengecil (hipotrofi) Kelainan kulit berupa bercak merah muda
yg meluas & berubah warna menjadi coklat
kehitaman dan terkelupas (crazy pavement
dermatosis) Sering disertai: penyakit infeksi
(umumnya akut) anemia dan diare
Edema muka rambut kemerahan,
mudah dicabut kurang aktif, rewel/cengeng pengurusan otot Kelainan kulit berupa bercak
merah muda yg meluas & berubah warna menjadi
coklat kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatosis)
3. MARASMIK - KWASHIORKOR
Gambaran klinik merupakan campuran dari
beberapa gejala klinik Kwashiorkor dan Marasmus dengan BB/TB-PB <-3 SD disertai edema yang tidak mencolok
Gomez, 1956Klasifikasi didasarkan atas BB individu menurut BB seharusnya anak sehat seumur
KALSIFIKASI KEPKALSIFIKASI KEP
Derajat KEP BB % dr Baku Standar
0 =normal =/> 90 %1 = ringan 89-75 %2 = sedang 74 - 60 %3 = berat < 60 %
Bengua atas Kalsifikasi Gomez, 1970Dengan melihat defisit BB
KEP dg edema tanpa melihat defisit BB digolongkan derajat 3.
Anak kwasiorkor Bbnya jarang menurun sd 60% karena adanya edema
Lemak &otot2 tdk mengurang spt pada anak marasmus
Depkes, 1975Modifikasi klasifikasi gomez, lokakarya
mengkalsifikasikan menjadi3al:
Derajat KEP BB % dr Baku Standar
0 =normal =/> 80 %1 = Kurang 60-79 %2 = Buruk < 60 %
WHO NCHS 2005
Indeks Standar Ambang Batas (standar deviasi)
BB/U Gizi Lebih >+ 2SD Gizi Baik >= - 2 SD sampai + 2 SD Gizi Kurang < - 1 SD sampai >= -3 SD Gizi Buruk <-3 SD
TB/U Normal >= 2 SD Pendek ( Stunded) < - 2 SD
BB/TB Gemuk >+ 2 SD Normal >= - 2 SD sampai + 2 SD Kurus < - 1 SD sampai >= -3 SD Kurus Sekali <-3 SD
ANEMIA DEFISIENSI BESI
Anemia gizi adalah keadaan dng hemoglobin, hematokrit dan sel darah merah yg lebih rendah dari nilai normal.
Disebabkan oleh defisiensi zat besi, asam folat dan atau vit B12
Prevalensi anemia pada anak usia 1-4 thn 27,7%, 5-14 thn 9,4%. Sebanyak 70,1% anemia pd anak usia 1-14 thn adalah anemia mikrositik hipokromik (kekurangan zat besi, penyakit kronis tingkat lanjut atau keracunan timbal) (RISKESDAS, 2007)
Penanganan: mengkonsumsi makanan yg mengandung Fe dan yg memacu
penyerapan Fe (vitamin C, daging, ikan, unggasdan sea food), konsumsi tablet
tambah darah (TTD)
Penyebab obesitas: hereditas/gen, gangguan emosi, gangguan hormon, gaya hidup (pola makan dan aktifitas fisik)
Patogenesis: ada dua yi regulatory obesity (gangguan primer pd yg mengatur masukan makanan) & obesitas metabolik yi kelainan pd metabolik lemak&KH (Mayer, 1973).
kelebihan BB pd anak tdk boleh diturunkan scra drastis krn penyusutan BB akan sekaligus menghilangkan zat gizi yg dibutuhkan untuk pertumbuhan.
OBESITAS PADA ANAK
Gejala Klinis Penderita Obesitas
Anak terlihat sangat gemukUmumnya lebih tingi dari anak normal
seumur Doublechin (terlihat dagu berganda)Buah dada seolah2 berkembangPerut mengantung kebawahPenis laki2 terlihat kecil, karena
tersembunyi dalam jaringan lemak pubis
Terapi obesitas pada anak Mengurangi masukan energi Memperbesar pengunanya, dgn memperhatikan sbb:
Protein, mengurangi protein terlampau banyak akan menimbulkan keseimbangan nitrogen negatif, karena protein mrpkan zat pembangun maka kekurangan protein berakibat atrofi otot, fungsi protein sbg zat hormon&enzim tergganggu
Lemak harus banyak dikurangi, makan tanpa lemak tdk enak rasanya, lemak metab vit dan mengandung asam lemak esensial bg tubuh
KH, obesitas karena konsumsi gula2an maka harus dikurangi
Vitamin, dari sayuran harus banyak untuk cegah konstipasi dan tinggi serat
Kekurangan vit A dgn KEP.
Kekurangan vit A dgn infeksi.
Campak dan Kekurangan vitA.
KEKURANGAN VIT.A (XEROFTALMIA)
Faktor Etiologi
Diet jangka panjang shg kekurangan vit A atau pro vit A.
Gangguan resorbsi vit A,spt pd penyakit pangkreas, diare kronik, KEP dll
Gangguan konversi pro vit A menjadi vit A spt pd : penyakit gangguan fx kelenjar tiroid
Kerusakan hati spt :kwashirkor, hepatitis kronik
Gambaran Klinis
Kelainan kulitPada paha bagian depan (anterior) dan lengan atas bagian belakang (posteriror).
Kelainan mata Buta senja Xerosis konjuntiva (kering, tebal, keriput, penimbunan
pigmen) Bercak bitot (adanya bercak bitot warna putih) Xerosis kornea (keringnya epitel, kejernihan kornea krg)
Pencegahan dan Penanganan
Meningkatkan asupan yg kaya vit A dan pro vit A (telur, ikan, hati)
Pemberian vit A secara berkalaFortifikasi makanan yg sering disantap
Disebabkan virus (virus hepatitis A, B)Gejala A lebih berat dari B, shg B kadang2
tdk tahu kalau sdg sakit.Tetapi B ditakuti, karena menahun shg
hepar menjadi sirosis atau timbul kanker hati.
Gejala hepatitis akut : suhu tinggi, muntah, sakit perut, dsb
HEPAR
Diet Hepatitis Akut
Tergantung nafsu makanJika muntah atau mual jgn berikan
makanan berlemakCukup air buah & bubur.Kondisi membaik energi cukup untuk
memperbaiki BB yg selama sakit menurun
KEK (Kurang Energi Kronis)
Penilaian KEK pd WUS → LILA < 23,5 cmWUS dng resiko KEK cenderung
melahirkan bayi dng Berat Badan Lair Rendah (BBLR) yg dpt menhambat pertumbuhan selanjutnya khususnya pd masa balita
Tingginya resiko KEK pd WUS di Indonesia disebabkan oleh rendahnya ketahanan pangan di RT karena kemiskinan
OBESITASObesitas merupakan resiko terjadinya
berbagai penyakit dan gangguan penyakit dalam tubuh.
IMT (BB/TB): 25-27 (overweight), >27 (obesitas)
Prevalensi obesittas (> 18 thn), scra berturut-turut 7,8% (laki-laki) dan 15,5% (perempuan) (RISKESDAS, 2010)
KANKER
Merupakan penyakit akibat pertumbuan tumor ganas yg tidak terkontrol.
Penyebab kematian utama di duniaProporsi kematian karena kanker di
perkotaan 5,4% dan 4,3% dipedesaan (15-44 thn), 4,8% dan 4,4% (45-54 thn), 3,2% dan 3,9% (55-64 thn) (RISKESDAS, 2007)
Faktor Resiko
Keturunan: beberapa jenis kanker mempunyai hubungan dnegan keturunan. Seorang dng riwayat keluarga kanker payudara, mempunyai resiko lebi tinggi terkena kanker payudara
Sistem imun: sistem imun tubuh yg sehat akan mengenali sel asing yg menghancurkannya. Sistem imun tubuh yg tdk efektif tdk dapt mengenali sel tumor sbg sel asing sehingga tumor tumbuh dan berkembang
Lingkungan: radiasi sinar matahari berlebihan, zat kimia aflatoksin (pd jamur kc. Tanah dan biji-bijian), benzopyrene asap yg terbentuk pd pemanggangan daging dng arang dan merokok
Makanan: makanan berpengaruh terhadap timbulnya kanker atau sebaliknya.
Penanganan dan Diet
Mengontrol BB dan mempertahankan BB pd tingkat normal
Memilih sebagian besar makanan yg berasal dari tumbuh2an
Membatasi asupan makanan berlemak tinggi, Membatasi makanan yg diawetkan dengan
garam dan makanan yg diasapOlahraga teraturMenghindari minuman beralkoholTidak merokok
DIABETES MELITUSMerupakan gangguan kronis yg ditandai
dng peningkatan kadar gula darah karena gangguan metabolisme akibat hormon insulin rendah.
Kadar gula darah < 140 mg/dl: tdk DM
>= 200 mg/dl : DM
Pencegahan (Slamet Suyono, 1996)Pencegahan Primer: semua aktivitas ditujukan u/
mcegah timbulnya hiperglikemia pd individu yg memp. Resiko (umur >40 thn, gemuk, hipertensi, ada riwayat DM,beriwayat melahirkan bayi dng BB > 4 kg, beriwayat DMG, dan dislipidemia (gangguan metabolisme lemak)
Pencegahan Sekunder: menjaga kadar gula darah dan lipid darah dlm batas normal, diet seimbang, olahraga teratur dan tdk merokok
Pencegahan Tersier: semua upaya hendaknya dilakukan untuk mencegah komplikasi dan kecacatan akibat komplikasi DM
Penanganan
Pengobatan umumnya dilakukan dng menjalankan diet teratur, menurunkan BB, olahraga, dan mengkonsumsi obat u/ menurunkan kadar Gula Darah
Diet yg dianjurkan:
KH 60-70% tot energi
Lemak 20-25%, utamakan lemak tidak jenuh
Protein 10-15%
Asupan Kolesterol < 00 mg/hari
asupan serat 25 g/hari
Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Merupakan Penyakit pd arteri koroner jantung yg disebabkan oleh proses aterosklerosis.
Resiko penyakit ini lebih rendah pd usia dewasa muda dan meningkat tajam dng bertambahnya usia
Kadar Kolesterol dan Trigliserida Orang SehatLemak Darah Normal Antara Batas Tinggi
Kolesterol Total ≤ 200 200-239 >240
LDL ≤ 130 130-159 >160
Trigliserida < 200 200-399 >400
HDL ≥ 60 ≤ 35
Rasio LDL/HDL: Lk
>5
Pr >4,5
Faktor ResikoKarakteristik Individu (tdk dpt diubah) :
Usia, dan Riwayat KeluargaPerilaku Gaya Hidup (dpt diubah):
kegemukan, kurang olahraga, merokok, kebiasaan makan (kelebihan lemak, garam, gula, energi serta kurang serat)
Kondisi Latar Belakang (diperiksa dan ditangani): Hipertensi, DM, Hiperlipidemia
Pencegahan
Menjaga BB normal dng konsumsi makanan sehat dan seimbang
Meningkatkan aktivitas fisikTdk merokokMembatasi konsumsi alkoholBanyak mengkonsumsi sayur dan buah