Top Banner
Page 0 MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK KELAPA SAWIT (HS 1511) DI ITALIA 2016 ITPC MILAN Via Vittor Pisani, 8 – 6° Piano 20124 Milan (MI), ITALY Tel. +39 02 3659 8182 Fax. +39 02 3659 8191 [email protected]
32

MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Feb 02, 2018

Download

Documents

dangcong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 0

MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK KELAPA SAWIT

(HS 1511) DI ITALIA

2016

ITPC MILAN Via Vittor Pisani, 8 – 6° Piano 20124 Milan (MI), ITALY Tel. +39 02 3659 8182 Fax. +39 02 3659 8191

[email protected]

Page 2: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 1

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

DAFTAR ISI ....................................................................................... 1

KATA PENGANTAR .......................................................................... 2

I. PENDAHULUAN .

I. 1 Pemilihan Produk .............................................................. 6

I. 2 Profil Geografi Italia .......................................................... 11

II. POTENSI PASAR PRODUK CPO DI ITALIA

II. 1 Ekspor Produk CPO Italia ke Dunia ................................ 13

II. 2 Potensi Pasar Produk CPO di Italia ................................. 15

II. 3 Regulasi Impor Produk CPO di Italia ............................... 17

II. 4 Saluran Distribusi Produk CPO di Italia .......................... 19

II. 5 Hambatan dan tantangan Lainnya ................................... 20

III. PELUANG & STRATEGI

III. 1 Peluang ............................................................................... 21

III. 2 Strategi ................................................................................ 26

III. 2.1 Tindakan Konkrit oleh ITPC Milan ......................... 27

IV. INFORMASI PENTING ............................................................... 30

Page 3: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 2

KATA PENGANTAR

Dalam upaya penyediaan informasi pasar produk yang sesuai dengan 10 – 10 –

3 dan keputusan Menteri Perdagangan RI No. 706/M-DAG/KEP/9/2011 tentang

Pedoman Penyusunan dan Mekanisme Pelaporan Perwakilan Perdagangan di

Luar Negeri, ITPC Milan, Italia telah melakukan penyusunan Market Brief yang

didasarkan pada studi literatur (desk study). Informasi pasar ini diharapkan dapat

berguna sebagai dasar pengambilan kebijakan oleh pimpinan dan atau sebagai

bahan referensi pelaku usaha dibidangnya. Penulisan Market Brief ini merupakan

rangkaian kajian yang terus dilakukan selama 1 tahun untuk memenuhi target

yaitu menyiapkan 10 Market Brief.

Pada topik ini dipilih produk Crude Palm Oil (HS 1511) sesuai data yang

mengindikasikan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar serta adanya

peluang pasar untuk produk CPO di Italia. Di dalam Market Brief ini akan

diinformasikan mengenai latar belakang pemilihan produk, profil Italia, potensi

pasar di Italia, serta peluang dan strategi memasuki pasar di Italia.

Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi

yang berguna bagi pihak Pemerintah maupun Swasta di Indonesia, khususnya

bagi kalangan eksportir dan pengusaha produk terkait dalam menyikapi peluang

ekspor di italia.

Disadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini masih terdapat banyak

kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik yang membangun

dari berbagai pihak demi kesempurnaan penulisan ini sangat kami harapkan.

Semoga Laporan Market Brief ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang

membutuhkan informasi tentang produk CPO.

Milan, Desember 2016

Kepala ITPC Milan

Agung Pramudya FR.

Page 4: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 3

ABSTRAKSI

Crude Palm Oil (HS 1511) merupakan salah satu komoditas perdagangan

yang memiliki pengaruh yang besar dalam sektor perekonomian Indonesia. Tidak

hanya pada sektor dalam negeri saja, tetapi Indonesia telah melebarkan

distribusinya ke ranah luar negeri. Italia menjadi salah satu negara diantara

negara - negara Uni Eropa lainnya yang menjadi konsumen terbesar CPO.

Menurut data yang didapat dari Istat, nilai impor Italia untuk CPO lebih

besar dari ekspornya. Hal ini menunjukkan bahwa Italia selalu mengalami defisit

perdangan CPO. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa peluang

Indonesia pada komoditas CPO ini sangat besar. Indonesia menempati peringkat

ke-1 sebagai negara eksportir CPO terbesar ke Italia.

Data menunjukkan bahwa ekspor sawit pada semester pertama tahun

2016 menjadi sektor utama dalam meningkatkan surplus neraca perdagangan RI

hingga sebesar US$ 3,6 miliar, jika tanpa adanya ekspor sawit tersebut, neraca

perdagangan RI memperlihatkan defisit sebesar US$ 4,4 miliar.

Penulisan ini ditujukan untuk mengetahui informasi terbaru terkait peluang

pasar ekspor CPO dari Indonesia ke Italia. Kemudian untuk mencari tahu apa

saja yang menjadi hambatan perdagangan/ekspor CPO Indonesia ke Italia

sehingga dapat menjadi bahan evaluasi bagi stakeholders Indonesia untuk

peningkatan ekspor CPO ke Italia.

Saat ini perwakilan pemerintah Indonesia yang ada di Italia sedang

menjajaki kemungkinan pengembangan dan pembangunan pusat Industri CPO di

Piombino. Jika hal tersebut terealisasi, Indonesia berharap bisa meningkatkan

ekspor CPO ke Italia serta mempromosikan dan memperlancar saluran distribusi

tidak hanya untuk Italia saja tetapi bisa juga kepada negara – negara Uni Eropa.

Page 5: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 4

I. PENDAHULUAN

Crude Palm Oil adalah minyak nabati yang banyak digunakan dalam

produk yang biasa di konsumsi untuk sehari – hari. Proses untuk mendapatkan

minyak yang dapat dikonsumsi dapat dihasilkan dari bagian lapisan dalam pada

dinding buah (mesocarp) dan dari buah kelapa sawit itu sendiri

(Elaeisguineensis).1 Minyak inti kelapa sawit dapat didapatkan dari inti buah

kelapa sawit; adapun perbedaan dari keduanya bisa dilihat dari segi warna

(sedikit memiliki karotenoida dan tidak berwarna merah) dan terdapat lemak

jenuh dalam kandungannya. Minyak ini memiliki kegunaan untuk keperluan

sehari - hari, sebagai produk makanan, sumber bahan bakar nabati, dan lain-lain.

Beberapa contoh produk yang menggunakan CPO sebagai berikut: sabun,

pelumas, margarin, minyak goreng, fatty acids, biodiesel, glycerin dan fatty

alcohol.

Dalam memproduksi minyak kelapa sawit, ada rangkaian proses awal dari

produksi minyak kelapa sawit yaitu sebagai berikut: (i) Proses penggilingan dan

pemurnian; (ii) Minyak kelapa sawit mentah dipisahkan dengan proses fraksinasi;

(iii) Proses kristalisasi dan pemisahan untuk mendapatkan komponen padat

(stearin) dan cair (olein); (iv) Proses pelelehan ulang dan pemisahan gum

(degumming) dapat menghilangkan zat sisa yang ada; (v) Minyak ini kemudian

disaring dan diberi zat pemutih; (vi) Proses pemurnian fisik adalah untuk

menghilangkan bau dan warna dan menghasilkan Refined Bleached Deodorized

Palm Oil (RBDPO).2 RBDPO merupakan produk minyak dasar yang wilayah

pasarnya mencakup pasar komoditi dunia. Tetapi produk ini lebih digunakan

sebagai minyak olein untuk minyak masak melalui proses fraksinasi yang

digunakan oleh banyak perusahaan.

Perlu diketahui bahwa komoditas yang menjadi prioritas dalam sektor

perdagangan setelah minyak dan gas adalah CPO. CPO telah menjadi salah

satu komoditas penting di pasar internasional dan memiliki peran penting dalam

meningkatkan perekonomian Indonesia. Ekspor Sawit pada semester pertama

tahun 2016 menjadi sektor utama dalam meningkatkan surplus neraca

1 Produk minyak sawit, Kementerian Perdagangan Indonesia. Diambil dari http://inatrims.kemendag.go.id/en/product/detail/04-palm-oil_8/?market=eu 2 Ibid, para. 2.

Page 6: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 5

perdagangan RI hingga sebesar US$ 3,6 miliar, jika tanpa adanya ekspor sawit

tersebut, neraca perdagangan RI memperlihatkan defisit sebesar US$ 4,4 miliar.3

Uni Eropa sangat masif dalam menggalakkan kampanye negatif

penggunaan CPO dengan berbagai cara. Tapi pada Kenyataannya CPO

merupakan minyak nabati yang paling efektif dan murah dibandingkan dengan

kompetitornya seperti minyak kedelai, minyak rapseed, minyak bunga matahari,

dan lain-lain. Hal tersebut membuat Uni Eropa tetap meningkatkan permintaan

CPO walaupun banyaknya isu yang menerpa dan melakukan kampanye hitam

minyak sawit serta pemberlakuan anti dumping duty.

Pada bulan November, European Food Security Association (EFSA) telah

mempublikasikan tentang pernyataan mengenai kandungan lemak jenuh pada

minyak sawit sangat berbahaya bagi kesehatan. Hal tersebut dikenal dengan

sebutan dossier. Berdasarkan hal tersebut, para peneliti melakukan penelitian

dan ingin membuktikan bahwa pernyataan tersebut sama sekali tidak benar.

Intinya adalah para peneliti ingin membantah dossier tersebut. Berikut beberapa

pernyataan dari para peneliti:4

Tidak benar bahwa minyak sawit menghasilkan kerusakan kesehatan

yang berbeda dari minyak dan lemak lainnya (Elena Factor, Institut

Penelitian Farmakologi Mario Negri Milan).

Bahwa minyak sawit mencegah makanan tidak cepat rusak dan tidak

berubah rasa (John Lercker, Universitas Bologna).

Memasang label "tanpa minyak sawit " di kemasan makanan ini sangat

tendensius dan menciptakan imej negative terhadap minyak sawit dan

seolah-olah bahan makanan selain itu adalah yang terbaik (Claudio

Bosio, Universitas Katolik Milan).

Bahkan Peniliti Chiara Champione dari Greenpeace pun menyatakan

“tidak benar bahwa lingkungan rusak jika Anda menggunakan minyak

kelapa sawit yang bersertifikat sesuai dengan standar ketat

Minyak sawit - jika telah mengalami proses industri seperti untuk

makanan dan mempertahankan vitamin E - juga mengandung zat yang

melawan kanker dan melawan banyak penyakit lainnya. Hal ini

3 Devisa Hasil Ekspor Sawit, GAPKI, 2016. Diambil dari http://gapki.id/devisa-hasil-ekspor-sawit-rp-100-trilliun-sampai-juni-2016/ 4 Kandungan Minyak Jenuh Pada Kelapa Sawit, 2016. Diakses dari http://24o.it/links/?uri=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4996065/&from=Ricerca%3A+una+sostanza+contenuta+nell%E2%80%99olio+di+palma+%28e+non+solo%29+combatte+il+cancro

Page 7: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 6

ditunjukkan oleh sebuah studi dari University of Milan bekerja sama

dengan University of Aquila, penelitian yang diterbitkan pada bulan Juli

2016 dalam jurnal Laporan Ilmiah - Nature Publishing Group.

Pada kenyataannya, minyak kelapa sawit justru mengandung antioksidan

yang memiliki fungsi sebagai penjaga rasa alami pada produk jadi. Beralih ke

sektor produksi, produksi minyak kelapa sawit menggunakan standar yang sudah

bersertifikasi internasional seperti POIG dan RSPO yang di promosikan oleh

WWF. WWF mengacu pada standar tersebut untuk membuat penyetaraan akan

kualitas produksi dengan ketentuan tanpa harus membakar lahan gambut dan

memusnahkan hutan hujan tropis.

I.1 Pemilihan Produk

Produk CPO Indonesia menghadapi banyak hambatan dari negara maju

seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa. Sebagai contoh, aturan Renewable

Energy Directive (RED) yang ditujukan melindungi produk biofuel Eropa berbasis

minyak nabati seperti kanola dan bunga matahari supaya tidak kalah bersaing

dengan produk biofuel berbasis CPO. Pasalnya, harga CPO lebih kompetitif dari

minyak nabati lainnya.

Dari total jumlah ekspor CPO, permintaan CPO dari Uni Eropa lebih

banyak ditujukan untuk memenuhi kebutuhan industri biofuel, yang porsinya

mencapai 65%. Sisanya 35% digunakan bagi kebutuhan baku industri makanan.

Setelah adanya aturan RED ini, diperkirakan permintaan minyak sawit dari

industri biofuel Uni Eropa akan berkurang menjadi 60%. Dengan posisi geografis

Indonesia sebagai negara tropis, total produksi CPO Indonesia relatif besar dan

signifikan di pasar perdagangan di dunia.

Terjadi peningkatan atas konsumsi CPO di pasar internasional,

peningkatan tersebut bertambah dari 14,6 juta ton pada tahun 1995 menjadi 61,1

juta ton pada tahun 2015.5 Berdasarkan data yang didapat, konsumen utama

untuk minyak sawit adalah Cina, India, Indonesia dan Uni Eropa, pada tahun

2015, 47,9% impor global telah disumbangkan oleh India, China dan Uni Eropa.6

5 Palm Oil Consumption, 2016. Diambil dari http://www.palmoilandfood.eu/en/palm-oil-consumption 6 Ibid.

Page 8: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 7

Grafik 1. Total Konsumsi Global CPO HS 1511

(Tahun 2015)

Sumber: Palm Oil and Food Europe (2016)

Berdasarkan Grafik 1, total konsumsi global CPO HS 1511 Uni Eropa

pada tahun 2015 mendominasi di pasar Internasional. Minyak kelapa sawit terus

mendominasi dibandingkan kompetitor lainnya seperti minyak kedelai, minyak

rapseed, minyak bunga matahari dan sebagainya. Berdasarkan grafik diatas,

CPO masih menjadi produk yang unggul dibandingkan produk minyak dan lemak

yang lainnya yang menjadi kandungan pada setiap produk jadi yang sudah

diolah.

Kesempatan bagi Indonesia untuk terus meningkatkan ekspornya di

pasar global khususnya Eropa masih sangat terbuka lebar. Hal yang harus

dihadapi adalah bagaimana cara Indonesia menyikapi isu – isu negatif

(kampanye hitam) yang digalangkan oleh Uni Eropa yang membuat ekspor CPO

ke Uni Eropa di tahun 2015 mengalami penurunan.

Page 9: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 8

Grafik 2. Konsumsi Global Minyak Nabati CPO HS 1511

(Tahun 2011 – 2015)

Sumber:Palm Oil and Food Europe (2016)

Berdasarkan Grafik 2, Konsumsi minyak nabati CPO terus mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun, dimulai dari tahun 1995 sampai dengan tahun

2015. Grafik tersebut memperlihatkan bahwa CPO menjadi komoditi penting

karena level konsumsi globalnya selalu mengalami peningkatan di setiap

tahunnya.

Pada tahun 2014 – 2015 tetap terjadi peningkatan konsumsi global

meskipun tidak terlalu signifikan. Hal tersebut kemungkinan disebabkan adanya

perubahan persyaratan standar CPO (RSPO) dan kampanye hitam yang telah

mempengaruhi pemenuhan permintaan global CPO. Dalam menyikapi hal

tersebut Indonesia perlu mempersiapkan strategi untuk dapat mengembalikan

tren positif ekspor CPO di tingkat global dan bisa cepat merespon kampanye

hitam yang telah memperburuk citra CPO Indonesia di pasar global.

Page 10: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 9

Grafik 3. Konsumsi Pengguna Utama CPO HS 1511

(Tahun 2015)

Sumber : Palm oil and Food Europe (2016)

Pada Grafik 3, telah memperlihatkan bahwa India menjadi pengguna

utama CPO pada tahun 2010 – 2015. Kemudian disusul oleh Uni Eropa,

Indonesia, China dan Malaysia. Berdasarkan grafik 3, bisa ditarik kesimpulan

bahwa pada setiap 5 tahun, negara – negara tersebut sangat membutuhkan

CPO dan menandakan bahwa CPO menjadi komoditi penting di pasar global.

Untuk kawasan Eropa, setiap 5 tahunnya Eropa telah mengalami

peningkatan dalam mengkonsumsi CPO. Tidak menutup kemungkinan bahwa

untuk 5 tahun kedepan Eropa akan tetap bergantung pada CPO berkaitan

dengan banyaknya produk jadi yang membutuhkan campuran minyak nabati.

Page 11: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 10

Tabel 1. Kinerja Ekspor-Impor Italia Terhadap Produk CPO

Indonesia (HS 1511) Tahun 2011-2015

Value: Million USD

2011 2012 2013 2014 2015

Trend (%)

11-15

Change (%)

15/14

Export 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 - -

Import 560,74 675,62 936,30 1.168,71 834,50 14,38 -28,60

Balance of Trade -561 -676 -936 -1.169 -835

Source: World Trade Atlas/Istat

Berdasarkan Tabel 1, maka dapat dilihat bahwa tren impor Italia terhadap

CPO Indonesia pada tahun 2015 sebesar US$ 834,50 juta. Sepanjang tahun

2011 – 2015 nilai impor Italia terhadap CPO Indonesia tetap berada pada level

yang positif dengan nilai sebesar 14,38% walaupun pada periode tahun 2014 –

2015 mengalami penurunan yang menunjukkan tren negatif hingga sebesar

28,60%.

Pada dasarnya, berkurangnya nilai Impor Italia terhadap CPO Indonesia

bisa disebabkan oleh faktor – faktor tertentu seperti black campaign yang

dilakukan oleh Uni Eropa terhadap CPO. Padahal pada periode – periode

sebelumnya tahun 2011 - 2014 selalu mengalami kenaikan. Faktanya adalah

Indonesia memiliki kemampuan untuk memasok produk CPO dalam jumlah lebih

besar karena Indonesia menempati posisi pertama sebagai pengekspor CPO

terbesar di dunia. Hal ini tentunya menjadi fokus utama bagi kedua belah pihak

antara Indonesia dan Italia untuk lebih memperhatikan dan meningkatkan

kerjasamanya pada sektor CPO. Kemungkinan salah satu kendalanya adalah

adanya standar, mekanisme dan regulasi yang berubah sehingga menjadi

hambatan pada kelancaran transaksi dan distribusi CPO Indonesia ke Italia.

Page 12: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 11

I.2 Profil Geografi Italia

Italia sebelah utara berbatasan langsung

dengan empat negara Eropa yaitu

Perancis, Swiss, Austria dan Slovenia.

Memiliki posisi yang strategis yaitu

berada di tengah-tengah antara Eropa

dan Afrika, Italia meiliki keuntungan

sebagai negara yang memberikan akses

ke negara-negara Eropa Utara, negara-

negara Mediterania dan negara-negara

Eropa Timur. Wilayah Italia meliputi luas

kedaulatan 301.340 km2 termasuk dua

pulau utama yaitu pulau Sisilia dan pulau Sardinia, yang merupakan dua

pulau utama di samping 38 pulau lainnya. Italia memiliki dua teritorial yang

independen yaitu Kota Vatican dan Republik San Marino.

Kota perdagangan di Italia adalah Milan dengan GDP per kapita pada awal

tahun 2014 mencapai € 35.137. Milan disebut-sebut sebagai salah satu kota

utama untuk keuangan dan bisnis dimana GDP-nya merupakan ke-4

tertinggi di Eropa dan ke-26 tertinggi di dunia. Milan juga menduduki 20

besar sebagai kota dengan finansial terbaik.

Berdasarkan estimasi sensus yang dilakukan oleh ISTAT pada Desember

2013, populasi di Italia mencapai 60.782.668 jiwa dengan dua wilayah

berpenduduk terbesar di wilayah Italia-Utara sebanyak 27 % dari jumlah

populasi dan wilayah Italia-Selatan sebanyak 23 % dari jumlah populasi

Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Italia. Mayoritas

penduduk Italia beragama Katolik dengan persentase sebesar 83%. Italia

dikenal sebagai negara yang penuh dengan peninggalan sejarah dan jenius

dalam kebudayaan. Saat ini Italia memiliki 400 buah museum, galeri dan

situs arkeologi.

Italia memiliki fasilitas transportasi yang sangat baik, dimana jaringan kereta

api dikontrol oleh Trenitalia, Ferrovie dello Stato (Perusahaan Kereta Api

Page 13: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 12

Italia) yang rata-rata mengangkut setidaknya 23,3 juta ton komoditas sejak

tahun 2005 dan kecenderungan jumlah penumpang yang selalu meningkat.

Jaringan jalan raya untuk pengangkutan kargo dan truk serta transportasi

penumpang juga terus bertambah. Sementara komoditas minyak

menggunakan pelayaran sebagai moda transportasi utama dengan jaringan

pelabuhan antara lain di Genova, La Spezia, Napoli, Trieste, Livorno dan

Venezia. Untuk moda penerbangan, Italia telah mengalami pertumbuhan

yang signifikan sejak tahun 2005 dimana tercatat setidaknya terdapat 48,9

juta penumpang domestik dan 63,2 juta penumpang internasional. Italia

telah membangun dua bandara udara yang modern di Roma yaitu Fiumicino

dan Ciampino serta dua di Milan yaitu Linate dan Malpensa yang mencatat

50% kedatangan dan penerbangan internasional dilakukan di Milan.

Beberapa sektor yang turut mendukung kondisi ekonomi Italia diantaranya

adalah sektor pos dan telekomunikasi. Italia telah mengalami reorganisasi

yang dilakukan pada tahun 2004 dimana Italia berhasil menggabungkan

3.440 perusahaan skala kecil menjadi beberapa perusahaan skala besar.

Beberapa perusahaan komunikasi yang berskala multinasonal antara lain:

Vodavone, Telecom, Tele2, Wind, H3g serta memiliki pasar yang terus

berkembang, dimana 70% populasi memiliki setidaknya satu telepon selular.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Italia juga mulai memberikan

insentif kepada perusahaan swasta. Italia juga memiliki sistem IT yang

sangat baik pada kantor-kantor administrasi lokalnya.

Otoritas sektor perbankan Italia berada di bawah Bank of Italy yang

berdasarkan hukum perbankan Eropa bertanggung jawab sebagai peninjau,

pemeriksa serta menganalisa sistem perbankan di seluruh negeri.

Page 14: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 13

II. POTENSI PASAR PRODUK CPO DI ITALIA

II.1 Ekspor Produk CPO Italia ke Dunia

Secara umum, Italia mengalami penurunan pada sektor ekspor untuk

produk CPO HS 1511 berdasarkan Tabel 2 dari tahun 2011-2015, penurunan

pada tahun 2011-2013, dan kenaikan pada tahun 2013-2014 di mana mencapai

US$ 67,04 juta.

Penurunan yang terjadi pada tahun 2014-2015 hingga senilai US$ 55,91

juta Penurunan yang terjadi dari tahun 2011-2013 dan di tahun 2015 disinyalir

karena pada tahun-tahun tersebut semakin berkembangnya dan bertambah

pesatnya produksi CPO dari negara-negara berkembang, khususnya Indonesia

dan Malaysia yang menjadi kekuatan raksasa asia sebagai pengimpor terbesar

CPO di Uni Eropa. Kemudian juga munculnya produk kompetitor seperti minyak

kedelai, minyak rapeseed, minyak bunga matahari yang semakin berkembang

dan menjadi pilihan lain bagi para konsumen.

Faktor geografis kedua negara ini yang berada di iklim tropis menjadi

faktor utama yang menjadikan kedua negara asia ini menjadi penghasil CPO

terbesar bila dibandingkan dengan negara Uni Eropa. Selain itu pertumbuhan

ekonomi yang lambat dari negara tujuan ekspor Italia juga merupakan faktor

pemicu sehingga menyebabkan melemahnya permintaan CPO dari Italia. Tren

yang terlihat pada tabel 2 telah menunjukkan tren yang negatif senilai 10,18%,

juga untuk transisi dari tahun 2014 – 2015 mengalami penurunan yang cukup

drastis hingga 16,60%.

Tabel 2. Kinerja Ekspor Produk CPO Italia ke Dunia

(Tahun 2011 – 2015)

Value: Million USD

2011 2012 2013 2014 2015

Trend (%)

11-15

Change (%)

15/14

Export 88,60 78,08 62,57 67,04 55,91 -10,18 -16,60

Import 1.002,70 1.079,38 1.322,32 1.549,93 1.193,16 7,35 -23,02

Balance of Trade -914 -1.001 -1.260 -1.483 -1.137

Source: World Trade Atlas/Istat

Page 15: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 14

Kinerja ekspor produk CPO Italia ke negara lain di dunia dapat dilihat

pada Tabel 3. Secara keseluruhan, Italia mengalami penurunan kinerja ekspor

produk CPO ke dunia, hanya mengalami kenaikan kembali pada tahun 2014

saja, kemudian pada tahun 2015 mengalami penurunan ekspor yang drastis.

Menurut data pada tabel 3, tren menunjukan hasil yang negatif senilai 5,47%

terhitung dari tahun 2011 – 2015.

Berdasarkan data tahun 2015 yang terdapat di Tabel 3 dapat dilihat

bahwa Amerika tidak lagi menjadi negara tujuan ekspor di peringkat ke-1, tetapi

saat ini telah ditempati oleh Jerman dengan total nilai ekspor pada tahun 2015

sebesar US$ 25,43 juta. Rusia berada di peringkat ke-2 dengan total nilai ekspor

pada tahun 2015 sebesar US$ 6,78 juta, diikuti oleh Polandia di peringkat ke-3

dengan total nilai ekspor pada tahun 2015 sebesar US$ 6,18 juta, Serbia di

peringkat ke-4 dengan total nilai ekspor pada tahun 2015 sebesar US$ 4,46 juta,

dan Kroasia di peringkat ke-5 dengan total nilai ekspor pada tahun 2015 sebesar

US$ 2,11 juta. Sementara itu, Indonesia berada di peringkat ke-46 dimana nilai

ekspor produk CPO Italia ke Indonesia sudah tidak terdapat transaksi ekspor ke

Indonesia.

Pada tahun 2015, Italia mengalami penurunan ekspor ke Jerman (0,68%),

Rusia (28,78%), dan Polandia (21,62%) dibandingkan dengan data pada tahun

2013-2014. Rata-rata terjadi penurunan ekspor dari Italia ken negara-negara lain

juga karena pasokan impor CPO yang masuk ke Italia juga mengalami

penurunan pada tahun 2015. Namun, Italia mengalami kenaikan ekspor ke

Austria (52,39%), Portugal (80,49%), dan Hungaria (38,83%). Kenaikan ekspor

CPO Italia untuk beberapa negara di dunia diakibatkan meningkatnya konsumsi

CPO di negara tujuan.

Page 16: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 15

Tabel 3. Kinerja Ekspor Produk CPO Italia ke Dunia berdasarkan

Negara Tujuan (Tahun 2011-2015)

Value: Million USD

Rank Country 2011 2012 2013 2014 2015 Trend

(%) 11-15

Change (%)

15/14

World 88,60 78,08 62,57 67,04 55,91 -5,47 -16,60

1 Germany 41,86 30,11 17,48 25,60 25,43 20,60 -0,68

2 Russia 6,62 8,45 8,74 9,51 6,78 -11,92 -28,78

3 Poland 5,04 5,66 5,04 7,89 6,18 10,74 -21,62

4 Serbia 6,87 6,91 5,50 4,96 4,46 -9,99 -10,06

5 Croatia 8,55 7,46 4,26 4,77 2,11 -29,70 -55,90

46 Indonesia 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 - - Sumber: Istat

II.2 Potensi Pasar Produk CPO di Italia

Kinerja impor Italia terhadap produk CPO HS 1511 dunia dapat dilihat

pada Tabel 4 di mana total nilai impor produk CPO adalah sebesar US$ 1.2

miliar pada tahun 2015. Secara keseluruhan, kinerja impor Italia terhadap produk

CPO tetap menunjukkan pertumbuhan positif selama periode 2011 – 2015 senilai

7,35%. Selama periode 2014 – 2015, nilai impor produk CPO pada tahun 2015

mengalami penurunan yang cukup tajam sekitar 23,02% dibandingkan dengan

data pada tahun 2014.

Penurunan ini disebabkan oleh semakin berkembangnya komoditi lain di

sektor minyak nabati dan lemak yang menjadi kompetitor di negara Italia

sehingga memberikan pilihan lain yang lebih beragam untuk di konsumsi. Hal ini

juga disebabkan adanya isu negatif dan kampanye hitam akan produk CPO dari

Indonesia.

Page 17: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 16

Tabel 4. Kinerja Impor Italia terhadap Produk CPO Dunia

(Tahun 2011 – 2015)

Value: Million USD

2011 2012 2013 2014 2015

Trend (%)

11-15

Change (%)

15/14

Export 88,60 78,08 62,57 67,04 55,91 -10,18 -16,60

Import 1.002,70 1.079,38 1.322,32 1.549,93 1.193,16 7,35 -23,02

Balance of Trade -914 -1.001 -1.260 -1.483 -1.137

Source: World Trade Atlas/Istat

Italia banyak mengimpor produk CPO dari negara – negara di dunia

seperti Indonesia, Malaysia, Belanda, Papua Nugini dan Luxembourg (Tabel 5).

Indonesia tetap berada di peringkat ke-1, tetapi pada tahun 2014-2015

mengalami penurunan jumlah impor dari Italia dibandingkan dengan tahun 2013-

2014. Penurunan tersebut diperkirakan sekitar 28,60%, pada tahun 2011-2015

tren impor Italia atas CPO Indonesia menunjukkan tren yang negatif sekitar

5,59%. Malaysia berada di peringkat ke-2, dimana pada tahun 2015 mengalami

peningkatan ekspor CPO ke Italia. Peningkatan pada tahun 2014-2015 tersebut

menunjukkan nilai sekitar 30,43%.

Belanda berada di peringkat ke-3 yang mengalami penurunan juga pada

tahun 2014-2015 seperti Indonesia, dengan nilai sekitar 25,92%. Papua Nugini

berada di peringkat ke-4 yang mengalami penurunan pada tahun 2014-2015

dengan nilai sekitar 8,77%. Luxembourg berada di peringkat ke-5 yang

mengalami penurunan pada tahun 2014-2015 dengan nilai sekitar 19,58%.

Dua negara lainnya baik itu dari Eropa dan Asia memiliki peringkat di

bawah Indonesia adalah Perancis yang berada di peringkat ke-15 dan Thailand

yang berada di peringkat ke-38. Kinerja impor Italia terhadap produk CPO dari

Indonesia mengalami penurunan yang tajam pada tahun 2015 akibat mulai

munculnya komoditi yang menjadi kompetitor CPO di sektor minyak nabati

seperti minyak kedelai, minyak rapseed, minyak bunga matahari dan lain-lain.

Tetapi hal ini bukan menjadi kendala bagi Indonesia karena telah terbukti bahwa

Italia tetap mengutamakan konsumsi CPO dibanding minyak nabati dari sumber

yang lain karena kualitas dan harga yang juga bersaing. Italia merupakan pangsa

pasar yang sangat baik bagi ekspor produk CPO dari Indonesia.

Page 18: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 17

Tabel 5. Kinerja Impor Italia terhadap Produk CPO Dunia

(Tahun 2011 – 2015)

Value: Million USD

Rank Country 2011 2012 2013 2014 2015 Trend

(%) 11-15

Change (%)

15/14

World 1.002,70 1.079,38 1.322,32 1.549,93 1.193,16 -5,01 -23,02

1 Indonesia 560,74 675,62 936,30 1.168,71 834,50 -5,59 -28,60

2 Malaysia 203,35 229,07 217,32 196,52 256,31 8,60 30,43

3 Netherlands 88,67 80,01 78,53 88,19 65,33 -8,79 -25,92

4 Papua New Guinea 45,00 19,97 23,71 24,09 21,97 -3,73 -8,77

5 Luxembourg 1,74 3,25 4,47 7,91 6,36 19,29 -19,58

15 France 0,31 0,52 0,89 0,10 0,12 -62,63 24,66

38 Thailand 63,93 28,88 29,78 53,70 0,00 #NUM! -100,00 Sumber: Istat

II.3 Regulasi Produk CPO di Italia

Italia menerapkan kebijakan yang secara umum mengacu pada garis

besar ketentuan impor yang telah ditetapkan oleh Uni Eropa. Kebijakan impor

yang perlu dipenuhi terkait syarat ketentuan secara detail dapat diakses pada

portal EU Help Desk (http://www.exporthelp.europa.eu) dengan memasukkan

kode HS pada kolom yang telah ditentukan. Export Helpdesk EU merupakan

layanan online yang disediakan oleh Komisi Uni Eropa untuk mempermudah

akses pasar bagi negara-negara berkembang. Berikut adalah ketentuan yang

harus dipenuhi dalam melakukan ekspor CPO ke Uni Eropa:

Tabel 6. Kebijakan dan Regulasi Impor Produk CPO dari Negara

Berkembang ke Uni Eropa

Legislasi Dasar Hukum Deskripsi Singkat

Kontaminasi Regulation (EC) 1881/2006

Peraturan yang dirancang untuk memastikan bahwa makanan yang masuk ke pasar Uni Eropa aman dikonsumsi dan tidak mengandung kontaminan pada tingkat yang dapat mengancam kesehatan manusia.

Residu pestisida

Regulation (EC) 1881/2006

Regulasi ditentukan guna memastikan perlindungan terhadap konsumen. Jika terdapat kandungan residu dalam tanaman dan hewan atau bagiannya yang digunakan untuk konsumsi, hanya diperbolehkan diimpor jika sesuai dengan ketetapan undang-undang Uni Eropa yang dirancang untuk mengontrol keberadaan zat kimia dan residu dari hewan hidup, produk hewani, dan produk yang berasal dari tumbuhan.

Kontrol Regulation (EC) Ketentuan umum dan ketentuan khusus yang

Page 19: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 18

Legislasi Dasar Hukum Deskripsi Singkat

kesehatan 1881/2006 didesain untuk mencegah risiko terhadap kesehatan konsumen dan melindungi kepentingan konsumen.

Label Directive 2000/13/EC Directive 90/496/EC Regulation 1924/2006/EC Directive 2005/26/EC Directive 2007/68/EC

Semua bahan makanan yang dipasarkan di Uni Eropa harus mematuhi aturan pelabelan Uni Eropa, yang bertujuan untuk memastikan bahwa konsumen mendapatkan semua informasi penting dalam memilih saat membeli bahan makanan tersebut.

Aditif, enzim, dan perasa dalam makanan

Regulation (EC) No 1331/2008 No 1332/2008 No 1333/2008 No 1334/2008

Semua bahan makanan yang dipasarkan di Uni Eropa harus sesuai dengan komposisi adiktif, enzim, dan perasa yang masih dalam kategori aman bagi kesehatan.

Suplemen (vitamin dan mineral)

Directive 2006/125/EC Directive 2002/46/EC

Makanan-makanan yang masuk ke Uni Eropa harus mengandung berbagai vitamin dan mineral yang menyehatkan bagi tubuh.

Hygiene of foodstuffs

(HACCP) - Kebersihan produk makanan

Regulation (EC) 852/2004

Proses produksi makanan yang masuk ke Uni Eropa harus berdasarkan HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point).

Kebijakan REDD

Uni Eropa juga mengadopsi mekanisme Reduce Carbon Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD). Jadi CPO yang masuk ke Uni Eropa harus menerapkan proses produksi yang ramah lingkungan dengan tujuan mengurangi emisi gas rumah kaca di dunia.

Kebijakan RED

Directive 2009/28/EC

Uni Eropa juga mengadopsi Renewable Energy Directive (RED) dengan tujuan memenuhi tercapainya target minimal 20% renewable energy pada tahun 2020. Jadi CPO yang dihasilkan harus memenuhi ketentuan sebagai produk yang ramah lingkungan mulai dari produksi, proses, maupun transportasi.

Page 20: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 19

II.4 Saluran Distribusi Produk CPO di Italia

Berdasarkan Skema 4, eksportir produk CPO dari negara berkembang

dapat memasok produknya ke trader maupun importir dimana importir dapat

langsung memasok produk ke konsumen akhir di Italia (Khusus untuk red palm

oil) yang meliputi ritel, katering, industri makanan, industri pengolahan makanan,

industri kimia, dan industri botol.

CPO jenis red palm oil banyak digunakan untuk industri pewarna.

Sedangkan CPO murni harus melalui tahap pengolahan di industri pengolahan

(refinery) terlebih dahulu baru kemudian dapat digunakan oleh konsumen akhir.

Selain itu, beberapa perusahaan eksportir CPO Indonesia telah memiliki jaringan

representasi khusus yang menghubungkan perusahaan di Jakarta dengan

importir di Italia sehingga mempermudah proses ekspor CPO ke Italia.

Perusahaan-perusahaan tersebut antara lain : PT Wilmar Nabati

Indonesia (Grup Wilmar), PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk.

(SMART)- PT. Golden Agri Resources (GAR), PT Cargill Indonesia, dan PT

Musim Mas.

Skema 4. Jalur Distribusi Produk CPO ke Italia

Sumber: CBI

Jalur distribusi yang baik sebenarnya tergantung dari permintaan pasar

global. Bisa dikatakan bahwa jalur distribusi sangat ditentukan oleh kepentingan

dan fokus konsumen, apakah ingin langsung memasok produk langsung ke

konsumen akhir di Italia dan di ekspor kembali (red palm oil) atau ingin mengolah

kembali palm oil murni yang nantinya akan di distribusikan ke masing-masing

konsumen akhir yang sudah bekerjasama dan memiliki kesepakatan. Dari segi

proses, red palm oil tidak membutuhkan waktu yang lama dibandingkan palm oil

Page 21: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 20

murni yang harus melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Pada tahapan

tersebut dapat disimpulkan bahwa ketentuan jalur distribusi sangat bergantung

pada kebutuhan dan kepentingan konsumen akhir.

II.5 Hambatan dan Tantangan

Salah satu hambatan dan tantangan yang menerpa komoditi CPO

Indonesia adalah adanya tuduhan kepada perusahaan CPO Indonesia. Tuduhan

tersebut menyatakan bahwa pemanasan globa telah diakibatkan oleh

pembakaran lahan kelapa sawit, padahal hal itu justru hanya untuk menutupi

kesalahan-kesalahan lama yang telah diakibatkan oleh negara-negara maju.

Sebenarnya penyebab utama pemanasan global adalah akibat emisi gas rumah

kaca yang dihasilkan dari penggunaan bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi,

dll). Konsumen utamanya adalah negara-negara barat termasuk Uni Eropa.

Pada sisi lain, Tumbuhan kelapa sawit justru penyelamat lingkungan

karena menyerap gas rumah kaca yaitu karbondioksida. Dengan begitu

Indonesia bisa menunjukkan fakta dengan alasan yang lebih relevan bahwa

Tumbuhan kelapa sawit akan berkontribusi pada penurunan efek gas rumah

kaca global dan diiringi juga dengan penggunaan biodiesel minyak sawit yang

diggunakan untuk menggantikan solar.

Hambatan dan tantangan yang akan dihadapi oleh eksportir produk CPO

dari negara berkembang untuk masuk ke pasar Uni Eropa tak terkecuali Italia

adalah sebagai berikut:

Tabel 7. Hambatan dan Tantangan yang Kemungkinan Dihadapi oleh

Eksportir Produk CPO Indonesia

No Kategori Deskripsi Hambatan dan Tantangan

1. Sertifikasi RSPO Produk yang akan diekspor ke Italia harus memiliki sertifikasi RSPO. Sebagai contoh, Ferrero, produsen Nutella menyatakan bahwa mulai tahun 2014, semua minyak kelapa sawit yang akan dibeli oleh Ferrero wajib memiliki sertifikat RSPO. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, konsumen Uni Eropa menuntut Sertifikat Sustainability RSPO.

2. Komposisi CPO Para pembeli dari Uni Eropa umumnya tidak hanya tertarik dengan eksportir yang mengandalkan produk dan profil perusahaannya saja melainkan juga kondisi perekonomian negara eksportir. Reputasi dari negara eksportir dapat memberikan pengaruh terhadap pembeli misalnya beberapa negara yang pernah mengirim CPO yang mengandung lemak jenuh yang berlebihan tidak berhasil dalam finalisasi kontrak

Page 22: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 21

No Kategori Deskripsi Hambatan dan Tantangan

akhir. Seharusnya minyak kelapa sawit mengandung 50% lemak jenuh (84% dalam minyak kernel, 92% dalam minyak kelapa, 62% dalam minyak kakao, dan 66% dalam mentega).

3. Reduce Carbon Emission from Deforestation

and Forest Degradation

(REDD)

Mekanisme ini sedang ramai diperbincangkan oleh dunia guna menurunkan tingkat emisi gas rumah kaca. Perkebunan kelapa sawit merupakan penyebab utama deforestasi hutan hujan tropis di negara – negara berkembang7. Akibat adanya mekanisme REDD ini, maka Uni Eropa akan semakin menerapkan standar yang ketat bagi pengusaha kelapa sawit di negara – negara berkembang untuk memperluas lahan CPO yang umumnya dilakukan dengan cara melakukan pembakaran hutan dan konversi dari hutan menjadi lahan sawit yang justru dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca.

4. Biodiesel Indonesia telah mengurangi pasokannya ke pasar global yang

bertujuan untuk produksi biodiesel dan juga digunakan di

dalam negeri. Namun disisi lain Produksi menurun dan stok

semakin menipis, hal itu menyebabkan ekspor CPO Indonesia

ke pasar global mengalami penurunan.

5. Kompetitor Adanya produk penghasil minyak nabati yang melimpahi pasar

global dengan harga yang kompetitif, berasal dari minyak

kedelai, minyak rapseed, minyak bunga matahari dan lain-lain.

Hal tersebut juga mempengaruhi kinerja dan penurunan

ekspor CPO Indonesia ke pasar global.

6. Kampanye

Hitam

(Anti Sawit)

Banyaknya berita, pernyataan dan gambar-gambar yang

menjelek-jelekkan dan memperburuk citra minyak sawit

Indonesia di mata dunia. Kegiatan ini dipelopori oleh LSM

yang berada di Indonesia maupun di luar negeri yang

menuduh perkebunan kelapa sawit telah merusak lingkungan.

III. PELUANG DAN STRATEGI

III.1 Peluang

Berdasarkan Tabel 1 mengenai kinerja ekspor – impor Italia terhadap

produk CPO Indonesia, maka dapat dilihat bahwa nilai impor Italia terhadap

produk Indonesia jauh melebihi nilai ekspor Italia ke Indonesia dalam hal produk

CPO HS 1511. Total nilai impor Italia terhadap produk CPO dari Indonesia

adalah sebesar US$ 834,50 juta pada tahun 2015 sedangkan total nilai ekspor

produk CPO Italia ke Indonesia tidak ada transaksi sama sekali antar kedua

negara.

7 Data menurut Buckland (2005)

Page 23: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 22

Di samping itu, berdasarkan Tabel 5, Indonesia menduduki peringkat ke-1

sebagai negara eksportir CPO ke Italia dengan nilai ekspor sebesar US$ 834,50

juta pada tahun 2015 diikuti oleh Malaysia dan Belanda yang berada di urutan

ke-2 dan ke-3. Dengan memasukkan asumsi proyeksi grafik impor Italia terhadap

produk CPO Indonesia yang tetap berada pada tren yang positif yaitu sebesar

14,38% selama periode 2010 – 2015 yang terdapat pada Tabel 5, maka kita

dapat mengambil hipotesis awal bahwa peluang Indonesia untuk meningkatkan

ekspor produk CPO ke Uni Eropa khususnya Italia masih terbuka lebar. Peluang

yang besar ini juga didukung oleh kapasitas Indonesia sebagai negara eksportir

CPO terbesar di dunia serta ketergantungan Uni Eropa terhadap produk CPO

yang memang menjadi salah satu unsur penting dalam pengolahan beberapa

produk yang di konsumsi masyarakat.

Saat ini, ada peluang yang sangat besar bagi Indonesia karena ada

permintaan CPO dari Italia hingga senilai 30.000 ton per tahun, bahkan bisa

meningkat hingga 90.000 ton per tahun. Perusahaan Italia yang ingin melakukan

impor CPO Indonesia bernama Veos. Tentunya ada persyaratan dan spesifikasi

tertentu yang harus dipenuhi oleh eksportir CPO Indonesia. Persyaratan dan

spesifikasi CPO yang harus dipenuhi ada pada tabel berikut ini.

Tabel 8. Ketentuan Persyaratan dan Spesifikasi CPO HS 1511

No Kategori Deskripsi

1. Metode Pembelian Dalam hal pengiriman, lebih di pilih metode CIF (Cost, Insurance

& Freight) untuk ke Taranto di Italia walaupun mereka juga

terbuka untuk metode FOB (Free on Board) yang nantinya bisa

organisir untuk pengiriman melalui kapal kargo atau bulker.

2. Kualitas Untuk ekspor produk CPO dari Indonesia, harus bisa memenuhi

sertifikasi ISCC EU, FFA (untuk asam palmitat) maks 5% dan

kelembaban serta ketidakmurnian maksimal 0.5. Selain itu, setiap

produk ekspor CPO pun harus dilengkapi dengan bukti

keberlangsungan (sustainability) yang ramah lingkungan yang

diakui keberadaannya oleh pasar internasional.

3. Kondisi Pengiriman Untuk pengiriman CIF ke Taranto, ukuran kontainer adalah 12

meter flat yang obligasi pajak impornya nanti akan di tanggung

oleh buyer. Pengiriman pun bisa dilakukan pada hari minggu

Page 24: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 23

ataupun hari libur bila dibutuhkan. Surat kesiapan harus diberikan

pada saat barang tiba dan untuk pemberitahuan adalah 6 jam

sebelumnya. Untuk ketentuan pembongkaran adalah 150 ton per

jamnya.

4. Pembayaran

dan

Pengepakan

Untuk pembayaran bisa dilakukan melalui bank yang berkelas

internasional. Sedangkan untuk pengepakkan bisa dilakukan

melalui kendaraan berjalur laut dan kargonya tidak boleh

termasuk dalam daftar yang dilarang oleh The Federation of Oils,

Seeds and Fats Association Ltd (FOSFA).

5. Berat Untuk berat yang dikirimkan pada saat final harus dipastikan oleh

pegawai pengawas yang disetujui oleh FOSFA. Sertifikat dari

barang yang dikirim oleh FOSFA nantinya akan disatukan untuk

keperluan dokumen-dokumen yang dibutuhkan.

6. Kualitas Sampling

dan Analisa

Untuk kualitas sampling pada saati arrival pun harus dipastikan

dan diapprove oleh pengawas FOSFA dan laboratorium yang

nantinya akan mengecek dan analisanya akan sesuai yang

tercantum kontrak FOSFA no 80, London.

7. Kondisi Umum Segala persyaratan dan ketentuan lainnya pun akan berdasarkan

update terakhir dari kontrak FOSFA no. 80 serta segala yang

ditentukan oleh kedua belah pihak (penjual dan pembeli) yang

dimengerti dan di terima oleh keduanya.

Sumber: ITPC Milan http://itpcmilan.it/adanya-permintaan-tinggi-cpo-di-italia-untuk-dipenuhi/

Adapun dibawah ini merupakan perincian spesifikasi CPO yang diminta

oleh perusahaan Veos jika ada perusahaan CPO Indonesia yang ingin

melakukan ekspor CPO.

Page 25: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 24

Skema 5. Spesifikasi CPO oleh Perusahaan Veos

Sumber: ITPC Milan http://itpcmilan.it/adanya-permintaan-tinggi-cpo-di-italia-untuk-dipenuhi/

Berdasarkan skema 5, dapat disimpulkan bahwa ada 11 ketentuan

spesifikasi yang menjadi standar untuk CPO yang harus dipenuhi jika ingin

melakukan ekspor CPO Indonesia ke perusahaan Veos. Penjelasan secara

terperinci menujukkan bahwa perusahaan Veos benar-benar menginginkan CPO

Indonesia yang memiliki kualitas dan sesuai dengan standar internasional.

Dengan terpenuhinya ketentuan-ketentuan diatas, tentu kelancaran masuknya

CPO Indonesia ke Italia terutama perusahaan Veos akan lebih mudah terealisasi.

Peluang berikutnya adalah keinginan Indonesia membangun pusat

penampungan atau biasa disebut dengan Hub CPO di Italia yang terletak di

Piombino. Keinginan tersebut diawali dengan adanya diskusi antara pihak-pihak

penting yang bersangkutan seperti perusahaan Pasific Agro Sentosa (PAS) dan

didukung oleh delegasi dari Indonesia seperti Duta Besar Indonesia (Bapak

August Parengkuan) , Direktur ITPC Milan (Bapak Agung Pramudya), Atase

Perdagangan (Bapak Sumber Sinabutar) dan Atase Pertanian (Bapak Yusral

Page 26: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 25

Tahir).8 Pertemuan selanjutnya mempertemukan penanggung jawab pelabuhan

Piombino dan perusahaan Sinar Mas yang membicarakan pembangunan dan

pengembangan pusat penampungan CPO Indonesia di Piombino.9

Harapan dari pertemuan tersebut adalah agar bisa tercapai kesepakatan

untuk membangun dan mengembangkan pusat penampungan CPO Indonesia di

Italia. Pada tahap selanjutnya, distribusi CPO baik itu untuk Italia ataupun negara

Eropa yang lainnya bisa disalurkan melalui Hub CPO di Piombino tersebut.

Kemudahan akses dan distribusi CPO Indonesia di Italia akan lebih mudah jika

pembangunan dan pengembangan Hub CPO Indonesia ini terealisasi.

Tabel 9. Peluang Peningkatan Ekspor Produk CPO HS 1511 ke Italia

No Kategori Deskripsi Peluang

1. Sustainability Uni Eropa merupakan negara yang memiliki kebijakan sustainability yang sangat berpengaruh terhadap peraturan-peraturan ekspor CPO ke negara Uni Eropa. Dalam proses produksi CPO, negara ekportir harus menerapkan proses produksi yang ramah lingkungan dengan komposisi yang sesuai dengan kebijakan Uni Eropa. Dengan demikian Eropa dapat meningkatkan impor CPO-nya.

2. Fair Trade Palm Oil Uni Eropa menerapkan kebijakan Fair trade CPO. Negara ekportir harus menerapkan CPO yang bersetifikat RSPO karena CPO tanpa sertifikat akan gagal menembus pasar Uni Eropa. Kebijakan fair trade palm oil ini memberikan peluang market kepada negara-negara berkembang yang dapat menerapkan proses produksi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

3. Renewable Energy Directive (RED)

Uni Eropa menerapkan kebijakan ini bertujuan untuk mencapai 20% sumber energinya berasal dari sumber daya yang dapat diperbaharui. Kebijakan ini memberikan peluang kepada negara-negara berkembang pengekspor CPO karena CPO merupakan salah satu sumber daya yang dapat diperbaharui (biofuel) yang juga dapat dipergunakan untuk bahan bakar pengganti minyak bumi untuk transportasi.

8 Perwakilan Piombino Bertemu dengan Delegasi Indonesia, 2016. Diakses dari, http://itpcmilan.it/piombino-met-indonesian-delegations/ 9 Ibid.

Page 27: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 26

III.2 Strategi

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan di atas, maka dapat

dirumuskan beberapa strategi sebagai berikut:

Tabel 10. Strategi Peningkatan Ekspor Produk CPO HS 1511 ke Italia

No Strategi Deskripsi Outcome

1. Strategi Produksi Peningkatan kualitas produksi dengan penerapan proses produksi serta konversi lahan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan sehingga dapat menghasilkan CPO yang bersetifikat RSPO atau EURED yang sesuai dengan regulasi dari Uni Eropa dan memenuhi mekanisme REDD

Keberlanjutan dan daya saing CPO Indonesia di pasar global juga ditentukan oleh Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). ISPO juga ditujukan untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam rangka mengurangi emisi gas rumah kaca dan menarik perhatian terhadap isu-isu lingkungan sesuai dengan komitmen RSPO.

RSPO dan ISPO sama-sama memiliki tujuan yang sama yaitu berkaitan dengan standar. Perbedaannya terletak pada levelnya, satu sisi, RSPO berada pada level Internasional. Pada sisi lain, ISPO berada pada level nasional. Pada intinya RSPO dan ISPO akan menentukan keberlanjutan kerjasama dan keberlangsungan pasokan kelapa sawit baik itu di tingkat nasional maupun di tingkat internasional.

Jika sudah memenuhi ketentuan dan persyaratan RSPO dan ISPO, secara otomotatis akan memberikan garansi dan jaminan atas sertifikasi CPO untuk para pembeli dan investor.

Eksportir dapat memasok CPO dalam kuantitas yang lebih besar lagi ke Uni Eropa karena Indonesia mampu memenuhi syarat “Sustainability” dan “Fair Trade Palm Oil” yang ditetapkan oleh Uni Eropa dan memenuhi mekanisme REDD.

Page 28: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 27

No Strategi Deskripsi Outcome

2. Strategi Produk Mempertahankan produk CPO dengan kualitas yang sangat tinggi dengan komposisi sebagai berikut: minyak kelapa sawit mengandung 50% lemak jenuh (84% dalam minyak kernel, 92% dalam minyak kelapa, 62% dalam minyak kakao, dan 66% dalam mentega) dimana CPO ini dapat dipergunakan sebagai bahan baku alternatif pengganti bensin untuk transportasi.

Produk CPO dengan komposisi yang sesuai dengan kebijakan Italia dan Uni Eropa akan semakin diminati oleh pembeli di Italia dan Uni Eropa.

3. Strategi Promosi

Menyelenggarakan kampanye produk CPO dengan “Green Campaign” serta aktif mengikuti pameran dan konferensi yang berkaitan dengan CPO misalnya seperti 12th Indonesian Palm Oil Conference and 2017 Price Outlook yang akan diselenggarakan tahun 23-25 November di Bali, Indonesia.

Bekerjasama dengan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) setempat untuk membangun citra positif Indonesia dan CPO dari Indonesia bagi negara Uni Eropa khususnya Italia.

Meningkatnya ekspor CPO dari Indonesia.

Memperbaiki citra CPO Indonesia di mata dunia dari isu-isu negatif yang dipelopori oleh LSM melalui kampanye hitam.

III.2.1 Tindakan Konkrit yang dilakukan oleh ITPC Milan

ITPC Milan melakukan tindakan konkrit terkait perkembangan

bisnis CPO Indonesia dengan para buyer di Italia. Tindakan-tindakan

tersebut bertujuan untuk mempertemukan antara produsen dengan buyer

atau biasa disebut dengan B2B dengan konsep Business Matching. Hal ini

juga sesuai dengan tujuan ITPC Milan yang menjembatani para

pengusaha Indonesia dan mempertemukan dengan buyer atau investor

Italia.

Page 29: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 28

Tindakan konkrit yang pertama terkait dengan CPO adalah

mengadakan rapat dengan perusahaan Veos yang berkeinginan untuk

mengimpor CPO sebesar 30.000 ton per tahun, bahkan bisa bertambah

hingga sebesar 90.000 ton. Di bawah ini merupakan hasil dokumentasi

dari pertemuan dengan perusahaan Veos.

Berikutnya berkaitan dengan adanya keinginan untuk

mengembangkan bisnis CPO Indonesia dan distribusinya di Eropa

khusunya Italia, Indonesia ingin membangun dan mengembangkan pusat

penampungan atau Hub CPO di Italia agar mempermudah distribusi CPO

di Italia. Lokasi yang ingin dijadikan Hub CPO tersebut berlokasi di daerah

Piombino, daerah ini merupakan daerah pelabuhan di Italia.

Pertemuan ini melibatkan beberapa pihak seperti pemangku

kepentingan dari pelabuhan Piombino, perusahaan Pasific Agro Sentosa,

Perusahaan Sinar Mas, Duta Besar Indonesia, Atase Perdagangan, Atase

Pertanian dan ITPC Milan. ITPC Milan berharap dari pertemuan tersebut

dapat terjalin kerjasama dan tercapai kesepakatan untuk pembangunan

dan pengembangan Hub CPO Indonesia di Italia. Hal ini juga bertujuan

untuk mempererat kerjasama bilateral antara Indonesia dengan Italia.

Kedepannya juga diharapkan akan membuka peluang bisnis di bidang

atau komoditi lainnya antara Indonesia dengan Italia. Dibawah ini

merupakan hasil dokumentasi terkait tindakan konkrit yang dilakukan oleh

ITPC Milan.

Page 30: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 29

Page 31: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 30

IV. INFORMASI PENTING

4. 1 Major player di Italia

1. Cominter Bio - http://cominter-bio.it – berlokasi di Milano

2. Olfood - http://www.olfood.it – berlokasi di San Giacomo

3. Agrotrading - http://www.agrotrading.it/ – berlokasi di Genova

4. Delizia 2000 S.R.L- http://www.delizia2000.eu – berlokasi di

Trinitapoli

5. Oleficio Speroni SRP- http://www.oleificiosperoni.it – berlokasi di

Parma

4. 2 Alamat dan Website Penting

1. Kedutaan Italia di Indonesia. Jl. Dipenogoro 45 Jakarta 10310,

Indonesia.

2. Kamar Dagang Italia di Indonesia. Italian Business Association

Indonesia (IBAI). Wisma BRI II, 15th Floor, Suite 1501 Jend.

Sudirman No. 44 46 Jakarta 10210 IndonesiaTel: +62 (21) 571-

3540 ; Fax: +62 (21) 571-9013.

Email: [email protected]. Kontak person: Dr. Luigi

Carlo Gastel (President)

3. Promosi Perdagangan Indonesia di Italia. ITPC MILAN, Via Vittor

Pisani No.8 Piano 6° Milan, Italia.

4. Perwakilan Indonesia di Italia. Ambasciata della Repubblica di

Indonesia, Via Campania 53-55,00187 Roma, Italia.Tel:

+39064200911; Fax: +39064880280 / +390648904910

5. Pihak Yang Dihubungi Bila Terjadi Dispute. Departemen

Perdagangan Luar Negeri Italia (Instituito Nazionale per il

commercio) Estero http://www.ice.gov.it/. Kementrian

perdagangan Italia http://www.mincomes.it/. atau

http://europa.eu/abc/governments/index_en.htm

6. Untuk Memastikan Nilai Mata Uang Euro

Untuk memastikan nilai tukar euro dengan mata uang lainnya,

dapat dilakukan dengan mengakses http://www.oanda.com/Atau

dapat juga melalui Euromonitor International (agensi riset) E-

mail: mailto:[email protected]://www.euromonitor.com

Page 32: MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MINYAK …itpcmilan.it/wp-content/uploads/2016/11/Market-Brief-Peluang-Usaha... · Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber

Page 31

7. International Chamber of Commerce. E-mail:

mailto:[email protected]. http://www.iccwbo.org

8. International Trade Centre UNCTAD/ WTO

E-mail: mailto:[email protected]. http://www.intracen.org

9. Pameran Perdagangan. Macef (http://www.fmi.it/macef)

10. Website tentang Informasi terbaru mengenai pameran

perdagangan Internasional Miller Freeman at:

http://www.dotfood.com/schedule/index.htm

11. Organisasi Promosi Perdagangan Italia

ICE, National Institute for Foreign Trade. Address: Via Liszt 21,

00144 Rome, Italy. Telephone: (39) 6-59921 Telefax: (39) 6-

59926900

12. Informasi produk dapat dilihat di Eurostat dan Italian National

Statistics (http://www.istat.it)

13. Informasi mengenai European Palm Oil Conference dapat dilihat

di: http://www.palmoilandfood.eu/en/event/european-palm-oil-

conference-epoc-2015

14. Informasi mengenai Roundtable on Sustainable Palm Oil

(RSPO) dapat dilihat di:

https://www.eurt.rspo.org/register/general/home.asp

15. Informasi mengenai European Biomass Conference and

Exhibition dapat dilihat di: http://www.eubce.com/exhibition/list-

of-exhibitors/global-fibre-sdn-bhd.html

16. Informasi mengenai IFT Food Expo dapat dilihat di:

http://greenpalm.org/DB/events-and-conferences-2/ift15-annual-

meeting-and-food-expo