Top Banner
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenal Rasul adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim untuk mengamalkan islam secara sempurna. Manusia sangat membutuhakan adanya seorang Rasul karena secara fitrah manusia selalu ingin tahu keberadaan sang pencipta, selalu menginginkan untuk dapat mengabdi secara benar kepada sang pencipta (Allah SWT), dan selalu menginginkan kehidupan yang teratur (Saepudin, 2013). Tanpa rasul kita tidak dapat mengamalkan islam islam secara sempurna dan melaksanakannya dengan baik. Keberadaan Rasul memberikan contoh, panduan, dan bimbingan kepada manusia bagaimana cara mengamalkan islam dan juga panduan untuk berperilaku sehari-hari termasuk berkehidupan sebagai perawat. Saat ini dalam kenyataan di lapangan, gambaran perilaku perawat sehari-hari sebagian besar belum sesuai dengan sifat-sifat yang telah dicontohkan Rasul. Perawat yang dikenal di masyarakat cenderung berperilaku tidak baik seperti halnya kurang ramah, jarang senyum, kurang sabar dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, kurang displin, sering berkata kasar, serta belum bisa menjadi contoh yang baik dalam menjalankan perilaku sehat. 1
31

marifat rosul

Oct 25, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: marifat rosul

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mengenal Rasul adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim untuk

mengamalkan islam secara sempurna. Manusia sangat membutuhakan adanya

seorang Rasul karena secara fitrah manusia selalu ingin tahu keberadaan sang

pencipta, selalu menginginkan untuk dapat mengabdi secara benar kepada

sang pencipta (Allah SWT), dan selalu menginginkan kehidupan yang teratur

(Saepudin, 2013). Tanpa rasul kita tidak dapat mengamalkan islam islam

secara sempurna dan melaksanakannya dengan baik. Keberadaan Rasul

memberikan contoh, panduan, dan bimbingan kepada manusia bagaimana

cara mengamalkan islam dan juga panduan untuk berperilaku sehari-hari

termasuk berkehidupan sebagai perawat.

Saat ini dalam kenyataan di lapangan, gambaran perilaku perawat

sehari-hari sebagian besar belum sesuai dengan sifat-sifat yang telah

dicontohkan Rasul. Perawat yang dikenal di masyarakat cenderung

berperilaku tidak baik seperti halnya kurang ramah, jarang senyum, kurang

sabar dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, kurang displin,

sering berkata kasar, serta belum bisa menjadi contoh yang baik dalam

menjalankan perilaku sehat.

Perilaku perawat yang kurang baik disebabkan dan didukung oleh

beberapa faktor baik dari dalam diri perawat sendiri/faktor internal ataupun

faktor eksternal (stressor lingkungan). Jika dilihat dari faktor internal

mungkin perawat kurang memiliki dan kurang memahami pedoman hidup

dalam menjalankan perilaku yang baik. Sehingga perawat perlu memahami

dan mengenal rasul yang notabene adalah utusan Allah SWT untuk

menyampaikan ajaran yang benar dan contoh untuk dapat berperilaku positif.

Adapun cara yang dapat digunakan dalam mengembalikan perilaku

perawat menjadi positif adalah dengan mengikuti kajian-kajian tentang

ma’rifatur rasul. Dengan demikian perawat dapat mengenal dan mengetahui

kenapa mereka membutuhkan rasul, mengamalkan ajarannya dan mencontoh

1

Page 2: marifat rosul

sifat-sifat baik rasul seperti shidiq, amanah, fathonah, tablig, dan lain-lain

untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari perawat baik di rumah sakit

atau diluar rumah sakit.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Menjelaskan ma’rifatur rasul dalam pembentukan kepribadian muslim.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui ajaran yang ada dalam ma’rifatur rasul

2. Mengamalkan ma’rifatur rasul dalam kehidupan perawat sehari-hari

2

Page 3: marifat rosul

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ta’rifur Rasul (Pengertian Rasul)

Rasul adalah seorang lelaki yang terpilih dan yang diutus oleh Allah

dengan risalah kepada manusia. Definisi rasul ini menggambarkan kepada kita

bagaimana manusia sebagai Rasul yang terbaik di antara manusia lainnya,

sehingga apa yang dibawa, dibincangkan, dan dilakukan adalah sesuatu yang

terpilih dan mulia dibandingkan dengan manusia lainnya. Rasul sebagai pembawa

risalah yang Allah berikan kepadanya dan juga Rasul sebagai contoh dan teladan

bagi aplikasi Islam di dalam kehidupan sehari-hari. (Prayitno, 2002)

Nabi berasal dari bahasa arab (naba’) yang berarti kabar atau berita. Surat

An-Naba’ ayat 1-2 yang artinya: “ Tentang apakah mereka bertanya-tanya?

Tentang berita yang besar”. Seseorang disebut nabi karena dia memberi dan

mendapatkan kabar yaitu kabar dan wahyu dari Allah. Hal ini tertulis dalam surat

At-Tahrim ayat 3 yang artinya, “... lalu Hafsah bertanya: ‘Siapakah yang

memberitahukan hal ini kepadamu?’ Nabi menjawab : ‘Telah diberitahukan

kepadaku oleh Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Penyanyang”.

Rasul mempunyai pengertian sebagai sebagai orang yang menerima

pengarahan. Bila seseorang menyuruh terhadap suatu urusan maka dia adalah

utusan ( rasul) hal ini tertulis dalam surat An-Naml ayat 35 yang artinya: “ Dan

sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan membawa

hadiah dan aku akan menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-

utusan itu”.

Rasul dan nabi pada dasarnya memiliki perbedaan dimana pengertian rasul

lebih luas daripada nabi karena rasul mendapat wahyu berupa syari’at dan

ditugaskan untuk menyampaikannya sedangkan nabi mendapat wahyu tapi tidak

harus menyampaikannya. Maka setiap rasul adalah nabi, tetapi tidak semua nabi

adalah rasul. Rasul menerima wahyu dan syaria’at baru sedangkan nabi diutus

untuk mengukuhkan syari’at sebelumnya.

2.2 Makanatur Rasul (Kedudukan Rasul)

Nabi Muhammad Rasulullah SAW adalah sebagai hamba di antara hamba-

hamba Allah lainnya. Sebagai hamba maka Rasul mempunyai ciri yang juga sama

3

Page 4: marifat rosul

dengan manusia lainnya, seperti beliau sebagai manusia mempunyai nasab dan

jasadnya. Sebagai hamba ini menunjukkan bahwa Nabi adalah manusia biasa yang

Allah berikan kemuliaan berupa wahyu dari Allah. (Prayitno, 2002)

Sebagai rasul dan nabi bersifat menyampaikan risalah, menjalankan

perintah Allah dan sebagai pemimpin umat. Al-quran dan sunah nabi telah

menjelaskan kedudukan dan tugas rasul, diantaranya adalah penyampai yang jelas

dari Allah, pemberi berita gembira dan ancaman, membenahi dan mensucikan

jiwa, membenahi pikiran sesat dan kepercayaan palsu, dan pemimpin umat.

a. Abid min ibadillah (Hamba di antara hamba-hamba Allah)

Rasul Muhammad SAW adalah sebagai hamba dan manusia biasa

yang juga makan, minum, pergi ke pasar, beristri, berniaga dan segala

aktivitas manusia dikerjakan dan ditunaikan dengan baik. Rasul

melaksanakan keperluan sebagaimana manusia lainnya melaksanakan

keperluannya. Dari keadaan ini dapat disimpulkan bahwa Rasul sebagai

manusia dan kita pun sebagai manusia sehingga apa yang dikerjakan oleh

Rasul juga dapat dilaksanakan oleh kita secara baik, yang membedakan

rasul dengan manusia yang lain, ialah Rasul mendapat wahyu yaitu

menyuruh kita meng-ilahkan Allah saja.

Dalil yang berhubungan dengan hal di atas terdapat pada Al-quran

surat ke 18:110 yang menjelaskan Rasul sebagai manusia biasa:

“Katakanlah, Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang

diwahyukan kepadaku, "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah

Tuhan yang Esa." Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan

Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan

janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada

Tuhannya."

b. Rasul Minal mursalin (Rasul diantara Rasul-rasul)

Muhammad SAW selain sebagai hamba biasa, juga sebagai Rasul

yang mempunyai keutamaan dan ciri-ciri kerasulan. Muhammad seperti

Rasul lainnya juga mempunyai mukjizat dan tugas-tugas mulia. Walau

bagaimanapun Rasul juga seperti manusia yang akan meninggal pada

saatnya. Didalam Alqur’an surat ke 3 ayat 144 diungkapkan bahwa

4

Page 5: marifat rosul

Muhammad itu sebagai Rasul yang sesungguhnya telah terdahulu

beberapa Rasul sebelumnya.

“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah

berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau

dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang

berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat

kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada

orang-orang yang bersyukur.”

Tugas rasul disini adalah sebagai:

1. Tabligh Ar-Risalah(Penyampai Risalah)

Peranan rasul yang utama adalah menyampaikan risalah Tuhan, karena

hal inilah yang membedakannya dengan manusia biasa.

2. Adaa’ Al-amanah (Penuai amanah)

3. Imamah Al-Umah (Pemimpin Umat)

Nabi Muhammad SAW sebagai rasul juga sebagi imam atas umatnya

yang bertanggung jawab atas umatnya. Di hari kiamat, nabi berperan

sebagai saksi umat.

4. Ad-Da’wah An-Nabawiyah (Dakwah Kenabian)

c. As-Sunnah (Sunnah Rasul)

Dari segi bahasa Sunnah berarti jalan. Maksud Sunnah Nabi adalah

segala sesuatu yang disebutkan dan diamalkan. Sunnah Nabi bernilai syar'i

dan perlu untuk mengikutinya. Sunnah yang demikian dijadikan sebagai

teladan dan ikutan. Sesuatu di luar itu boleh dilaksanakan boleh juga tidak,

ia merupakan sesuatu yang tidak wajib seperti Nabi biasa menunggang

unta, memakai pakaian budaya Arab, perang dengan pedang, dan

sebagainya. Perkara ini adalah wasailul hayah (sarana hidup) yang bisa

berubah dan tidak mesti mengikutinya. Yang perlu diikuti dan bernilai

sunnah adalah yang bersifat minhajul Hayat (petunjuk hidup). Sunnah ini

dijadikan sebagai fiqh ahkam untuk rujukan beramal atau mengambil

keputusan.

5

Page 6: marifat rosul

d. Fiqh Al-Ahkaam (Fikih Hukum)

Rasul dijadikan sebagai tempat ketaatan dan ikutan, dan juga

sebagai rujukan hukum. Fiqh al-hakaam yang digunakan sebagai dalil

juga memerlukan pandangan sunah. Rasul sebagai rujukan hukum dalam

mengurus perselisihan. Rasul Muhammad SAW dengan kedudukannya

sebagai manusia biasa dan sekaligus sebagai rasul yang mengemban tugas

dakwah dapat dijadikan sebagai rujukan hukum dan sebagai dasar hukum.

2.3 Hajatul Insan Ila Rasul (Kebutuhan Manusia kepada Rasul)

Setiap manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan fitrah, dimana manusia

bersih, suci dan mempunyai kecenderungan yang baik dan ke arah positif iaitu ke

arah Islam. Fitrah demikian perlu diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari

melalui petunjuk Al-Qur’an (Firman-firman dan panduan dari Allah SWT) dan

panduan sunnah (sabda Nabi dan perbuatannya).  Semua panduan ini memerlukan

petunjuk dari Rosul. Dengan cara mengikuti panduan Rasul kita akan mendapati

ibadah yang sohih. (Prayitno, 2002)

a. Al Insan

Al Insan (manusia) adalah ciptaan Allah SWT yang diberikan

banyak kelebihan dan keutamaan dibandingkan dengan makhluk Allah

lainnya. Di antara kelebihan manusia adalah fitrah. Dijelaskan dalam Al-

Qur’an surat Ar-Rum ayat 30 yang artinya:

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;

(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut

fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang

lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Ar-Rum:30)

b. Fitrah

Fitrah yang ada pada manusia dapat menilai baik buruk tingkah

laku masyarakat ataupun dirinya. Ini disebabkan karena fitrah dimiliki

oleh manusia semenjak ia lahir, sama dengan dilahirkan oleh ibu bapak

kafir ataupun jahiliyah. Kecenderungan yang baik senantiasa membawa

manusia ke arah Islam seperti pengakuannya kepada Allah sebagai

pencipta (Raab).

6

Page 7: marifat rosul

Fitrah dapat dijadikan sebagai saksi bagi segala perbuatannya.

Fitrah manusia sudah dibekali oleh Allah SWT dengan nilai-nilai semula

jadi yang dapat menilai suatu tingkah laku. Beberapa fitrah manusia adalah

keinginan manusia untuk mengabdi kepada Kholiq, mengakui keberadaan

Allah SWT sebagai Kholiq dan keinginan manusia untuk hidup teratur.

Dijelaskan dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori

“Setiap anak dilahirkan atas fitrahnya, kemudian ibu bapanya yang

menjadikan anak yahudi, majusi dan nasrani, seperti hewan yang berasal

dari hewan, apakah engkau lihat padanya kelainan?. (HR. Bukhori)

1. Wujudul Kholiq (Keberadaan sang Pencipta)

Kewujudan pencipta merupakan sesuatu yang tak dapat diingkari.

Manusia pada dasarnya mengakui perkara ini. Allah sebagai pencipta

(Raab) di dalam Al-Qur’an diakui oleh orang kafir sekalipun.

Perjanjian manusia ketika di dalam rahim ibunya juga menyatakan

bahawa “alastu birobbikum, qolu bala syahidna”.  Manusia menerima

Allah sebagai Raab.  Begitupun ketika Qurays ditanya berkaitan dengan

pencipta langit, bulan, bintang dan sebagainya, maka dijawab Allah.

Hal ini menunjukkan bahawa Allah sebagai Rab diakui dan diiktiraf

oleh manusia tetapi tidak semuanya yang mengakui Allah sebagai Ilah.

Dijelaskan di dalam Al-Qur’an Surat Al A’raf ayat 172 yang artinya:

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-

anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap

jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini Tuhanmu?"

mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi".

(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak

mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang

yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)"

2. Ibadatul Kholiq (Mengabdi kepada Pencipta)

7

Page 8: marifat rosul

Manusia secara umum mendapat arahan dari Allah SWT untuk

mengabdi kepadaNya. Pengabdian kepada Allah adalah sebagai hasil

dan akibat dari pengakuan kita kepada Allah sebagai pencipta.

Mengakui Pencipta berarti mengakui apa yang disampaikanNya,

menerima arahanNya, menjalankan Undang-undangNya dan

sebagainya. Usaha-usaha ini adalah bahagian dari bentuk pengabdian

kita kepada Allah SWT. Dijelaskan di dalam Al-Qur’an surat Al-

Baqarah ayat 21 yang artinya:

Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang Telah menciptakanmu dan

orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah:

21)

c. Hidayah Ar-Rasul (Petunjuk Rasul)

Jika kita hendak mengikuti perintah Allah maka kita mesti

mengikuti perintah Rasul. Oleh karena itu syahadatain pun terdiri dari

pengakuan kepada dua yaitu Allah dan RasulNya. Mengikuti petunjuk

Rasul berarti kita mengikuti jalan agama. Dijelaskan dalam Al-Qur’an

surat Ali Imran ayat 31:

Katakanlah (Muhammad): "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,

ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu."

Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Ali Imran: 31)

1. Ma’rifatul Kholiq.

Petunjuk Rasul digunakan untuk mengenal Allah.  Mengenal Allah

juga dapat dilakukan dengan cara memperhatikan dan memikirkan

alam sebagai penciptaanNya. Melihat gunung-gunung, hewan dan

sebagainya merupakan cara untuk mengenal Allah secara ayat

Kauniyah. Penciptaan langit, gunung, hewan dan sebagainya oleh

Allah SWT dijelaskan di dalam Al-Qur’an surat Luqman ayat 10 yang

artinya:

Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan dia

meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu

tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya

segala macam jenis binatang. dan kami turunkan air hujan dari langit,

8

Page 9: marifat rosul

lalu kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang

baik. (QS. Luqman :10)

2. Minhaaj Al-Hayaah( Panduan Kehidupan)

Petunjuk Rasul juga digunakan untuk mengamalkan Islam yang

benar dan yang diridhai oleh Allah SWT.  Rasul sebagai ikutan dan

teladan yang baik untuk diikuti dalam mengamalkan Islam secara

benar.

Panduan hidup melalui Islam mesti diamalkan mengikuti teladan

kita kepada Rasul. Beberapa penjelasan alqur’an mengenai minhajul

hayah adalah surat Al-Ahzab ayat 21 yang menerangkan bahwa pada

diri Rasulullah saw terdapat suri tauladan yang baik.

Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan

yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah

dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

(QS:Al-Ahzab:21)

d. Al-Ibaadah Assh-Shahiih( Beribadah yang Benar)

Ibadah sohih adalah ibadah yang menyembah Allah dengan

panduan mengikuti Rasul.  Rasul sebagai penerima wahyu dari Allah perlu

diikuti dan sebagai keperluan bagi kita untuk menjadikannya sebagai

model dan petunjuk dalam menjalankan ibadah yang benar.

2.4 Sifatur Rasul (Sifat-sifat Rasul)

9

Page 10: marifat rosul

Mengenal Rasul perlu mengenal sifat-sifatnya. Bahkan tingkah laku,

kepribadian, dan penampilan diwarnai oleh sifat seseorang. Mengetahui sifat-sifat

ini diharapkan kita menyadari siapa sebenarnya Rasul dan kemudian kita dapat

mengikutinya.Sifat Nabi seperti manusia biasa yang sempurna dapat diikuti oleh

kita, karena tingkah laku atau perbuatannya seperti yang dilaksanakan manusia

maka kitapun mesti dapat mengikutinya. (Prayitno, 2002)

a. Sifat Ar-Rasul (sifat rasul)

Rasul mempunyai beberapa sifat dasar yang agung diantaranya adalah

sebagai manusia, terpelihara dari kesalahan, benar, cerdas, amanah,

tabligh, dan komitmen.

1. Basyariyah (manusia).

Rasul sebagai manusia biasa seperti kita semua.

Perbedaannya adalah Allah memberikan wahyu untuk disampaikan

kepada orang lain. Kenapa Allah SWT perlu menegaskan bahawa

Rasul itu manusia biasa. Dengan penegasan ini maka dapat

disimpulkan bahawa Rasul dari golongan kita juga, dari manusia

yang seperti kita juga misalnya makan, minum, tidur, beristeri,

bekerja, belajar, penat, dan sifat-sifat kemanusiaan lainnya.

Perbedaannya hanyalah terletak kepada amanah yang Allah berikan

kepada Rasul yaitu wahyu, dalam al-quran surat Ibrahim ayat 11

dijelaskan bahwa Rasulullah hanyalah manusia biasa.

Rasul-rasul mereka Berkata kepada mereka: "Kami tidak

lain hanyalah manusia seperti kamu, akan tetapi Allah memberi

karunia kepada siapa yang dia kehendaki di antara hamba-hamba-

Nya. dan tidak patut bagi kami mendatangkan suatu bukti kepada

kamu melainkan dengan izin Allah. dan Hanya kepada Allah

sajalah hendaknya orang-orang mukmin bertawakkal. (QS.

Ibrahim:11)

2. Ismah (terpelihara dari kesalahan).

Manusia biasa yang tidak mendapatkan wahyu mungkin

melakukan kesalahan. Tetapi bagi para Rasul yang diberi amanah

untuk menyampaikan dakwah mesti terpelihara dari kesalahan

10

Page 11: marifat rosul

karena yang disampaikan adalah sesuatu yang berasal dari Allah

SWT. Dengan sifat Rasul yang demikian maka apa yang dikelu-

arkan Nabi adalah benar dan kita perlu meyakininya.

3. Sidiq (benar).

Rasul-rasul dan Muhammad SAW mempunyai sifat sidiq

yang membawa kebenaran. Orang yang membawa kebenaran ten-

tunya ia sendiri bersifat sidiq sehingga apa yang disampaikan dapat

diterima. Oleh itu, dengan sifat ini ramai masyarakat jahiliyah

menerima Islam. Sifat sidiq berarti mengikuti Islam sebagai sum-

ber kebenaran. Tidak mengikuti Islam berarti mengikuti hawa naf-

sunya sehingga menjauhkan diri dari kebenaran.

4. Fatanah (cerdas)

Kecerdasan Rasulullah dapat dilihat bagaimana Rasul

menyusun dakwah dan strategi-strategi seperti berperang, berdak-

wah ke tempat lain dan sebagainya. Kecerdasan Rasul dalam mem-

perkirakan kekuatan Ummat Islam dan kelemahan pihak lawan

juga dibuktikan di dalam berbagai peperangan.

5. Amanah

Amanah secara umum berarti bertanggung jawab terhadap

apa yang dibawanya, menepati janji, melaksanakan perintah, me-

nunaikan keadilan, memberikan hukum yang sesuai dan dapat

menjalankan sesuatu yang disepakatinya. Sifat demikian dimiliki

oleh para Rasul dan kita mesti mengikutinya. Sifat ini sangatlah

diperlukan di dalam kehidupan kita tidak hanya dalam segi ibadah

khusus tetapi secara umum seperti bekerja, belajar dan berhubun-

gan dengan orang lain. Dalam QS An-Nisa ayat 58 dijelaskan:

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan

amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)

apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu mene-

tapkan dengan adil.Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang

sebaik-baiknya kepadamu.Sesungguhnya Allah adalah Maha

mendengar lagi Maha Melihat. (QS An-Nisa ayat 58)

11

Page 12: marifat rosul

6. Tabligh (menyampaikan).

Salah satu rahasia kenapa Islam tersebar dengan cepat ke

seluruh pelosok tempat dan bagaimana pula dengan cepatnya pe-

rubahan-perubahan di tengah masyarakat. Kenapa jumlah bilangan

pengikut Islam semakin hari semakin ramai dan semakin banyak

yang menyokong nya. Jawabannya adalah sifat tabligh dimiliki

oleh Rasul dan pengikutnya. Hal ini sudah di perjelas dalam Al-

Qur’an surat Al-Maidah ayat 67

“Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan

Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang

diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan

amanatnya... (QS.Al-Maidah: 67)

7. Iltizam (komitmen).

Rasulullah SAW beserta Rasulnya sangatlah dikenal den-

gan komitmennya dengan Islam dan apa yang dibawanya. Sifat ilti-

zam ini perlu dipupuk pada diri kita karena dengan sifat inilah, ni-

lai-nilai Islam pada diri kita menjadi terpelihara dengan baik.

b. Khuluqin Azim (akhlak yang mulia).

Akhlak mulia berarti akhlak yang tinggi kemudian untuk menca-

painya perlu proses dan latihan. Akhlak mulia yang dimiliki seseorang

maka akan disenangi oleh masyarakat disekitarnya, mereka menerima

dan menyambut individu yang berakhlak mulia.

c. Akhlak Qur’an

Akhlak mulia adalah juga akhlak Al-Qur’an. Berarti akhlak Rasul

adalah amalan dan tingkah laku yang sesuai dengan Al-Qur’an atau

yang diarahkan oleh Al-Qur’an. Jadi untuk mendapati akhlak mulia

seperti yang dimiliki Rasul maka mesti mengamalkan Al-Qur’an

dalam kehidupan sehari-harinya.

d. Uswatun Hasanah (teladan yang baik).

12

Page 13: marifat rosul

Sebagai contoh yang nyata bagaimana menjadi muslim yang be-

rakhlak mulia dan bagaimana Al-Qur’an tertanam dalam diri kita maka

ikutilah Nabi Muhammad SAW. Mereka yang mengikuti nabi ini

adalah mereka yang mengharapkan rahmat Allah dan hari yang kemu-

dian, serta ia banyak mengingat Allah. Dalam surat Al-Ahzab ayat 21

dijelaskan:

Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan (rahmat) Allah

dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (QS.

Al-Ahzab: 21)

2.5 Wahibuna Nahwar Rasul (Kewajiban Kepada Rasul)

Muslim yang menyebut bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Rasulullah

di dalam syahadatnya maka berarti individu tersbut akan membenarkan apa

yang dikabarkannya, mentaati semua perintahnya, menjauhi apa yang

dilarangnya, dan tidak dikatakan beribadah kecuali dengan mengikuti

syariatnya.

1. Muhammad Rasul Allah

Muhammad SAW aadalah nabi dan rasul terakhir yang dijadikan

sebagai nabi dan rasul penutup.

a. Membenarkan apa yang disampaikannya.

b. Mentaati semua perintahnya

c. Menjauhi apa yang dilarangnya.

d. Tidak dikatakan beribadah kecuali dengan mngikuti disyariatkannya

2. Kewajiban Terhadap Rasul

a. Mengimani.

b. Mencintainya

Lebih mencintai Alloh dan Rosul-Nya disbanding cinta kepada

yang lain bahkan kepada dirinya sendiri adalah tanda kesempurnaan

iman.

c. Mengagungkannya

Sudah semestinya beliau diagungkan karena kemuliaannya. Namun

pengagungan ini tidak boleh sampai mengkultuskannya.

13

Page 14: marifat rosul

d. Menolong dan membelanya.

e. Mencintai para pecintanya.

f. Menghidupkan sunnahnya

Baik dalam ibadah umum maupun khusus yang diajarkan beliau,

hendaknya dihidupkan dan dibudayakan agar hidup kita diberkahi Al-

loh.

g. Memperbanyak shalawat kepadany

Tanda cinta dan bangga kepada Rosululloh antara lain dibuktikan

dengan memperbanyak shalawat atas beliau. Bahkan ketika kita

mendengar nama beliau disebut kita mestimenyahutnya dengan bacaan

shalawat.

h. Mengikuti

Ajaran beliau adalah bagian dari sistem Islam untuk mengatur

segala aspek kehidupan.

i. Mewarisi risalahnya

Mewarisi risalahnyaadalah dengan menjaga, membela, dan mem-

perjuangkan risalah beliau. (Prayitno, 2002)

2.6 Nataa’ij Ittibaa’ Ar-Rasul (Hasil Mengikuti Rasul)

Mengikuti dan mencontoh Rasul merupakan suatu kewajiban yang tidak

dapat dinafikan bagi kita yang akan memperoleh kebaikan di dunia dan juga di

akhirat. Banyak hasil yang diperoleh ketika kita mengikuti rasul. Allah akan

memberikan hidayah, rahmat dan kecintaanNya kepada mereka-mereka yang

mengikuti nabi. (Prayitno, 2002)

a. Al-Iimaan (iman)

Iman kepada rasul adalah rukun iman yang menjadi dasar bagi

perilaku kehidupan seorang muslim. Dengan beriman kepada Allah dan

rasul kita akan mendapat kebaikan seperti yang difirmankan Allah bahwa

suatu perniagaan yang akan melepaskan kita dari azab yang pedih adalah

beriman kepada Allah dan RasulNya, dan berjuang dijalan Allah dan

RasulNya.

b. Al-Ittibaa’ (mengikuti)

14

Page 15: marifat rosul

Iman kepada rasul diwujudkan kepada mengikuti rasul. Dengan

mengikuti rasul, kita akan dijauhi dari azab dan akan diampuni dosa-dosa,

bahkan Allah SWT akan mengasihinya.

c. Al Husnayaan (Dua Kebaikan)

Dengan mengimani dan mengikuti nabi kita akan mendapatkan

kebaikan di dunia dan di akhirat.

1) Fii Ad-Dunya (di dunia)

a) Mahabbatullah (Dicintai Allah)

Kebaikan di dunia adalah dicintainya kita oleh

Allah SWT yang didapatkan dengan mengikuti rasul seperti

berjihad di jalan Allah, tidak takut celaan orang yang suka

mencela, berlaku lembut dengan orang mukmin dan bersikap

tegas kepada orang kafir.

b) Rahmatullah (Dirahmati Allah)

Rahmat Allah sangat beriringan dengan ketaatan

kita kepada Allah dan RasulNya. Q.3 : 132. “Dan taatilah

Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat.”

c) Hidaayatullah (Petunjuk Allah)

Dengan mengamalkan dan mengikuti nabi, Allah

SWT benar-benar akan memberikan petunjuk kepada jalan

yang lurus seperti yang telah tertera dalam Q.42 : 52-53.

d) Al-‘Izzah (Kemuliaan)

Mengikuti Allah dan Rasul akan memperoleh

kemuliaan di sisinya. Orang yang beriman memiliki suatu

kekuatan yang dapat mengalahkan siapapun dengan

kemuliaan.

e) Al-Ghalabah (kemenangan)

Allah SWT hanya memberikan kemenangan didunia

kepada orang yang beriman saja yaitu mereka yang

mengambil Allah, rasul, dan orang beriman sebagai wali,

pemimpin, dan penolongnya seperti yang tertera dalam Q.5 :

56.

15

Page 16: marifat rosul

2) Fii Al-‘Aakhirah (Di akhirat)

a) As-Syafaa’ah (Pembelaaan)

Muhammad SAW adalah rasul yang mendapatkan

kelebihan untuk dapat memberikan syafaaat di akhirat kepada

hamba-hamba Allah yang diridhaiNya.

b) Nadhaarah Al-Wajh (Keceriaan wajah)

Dalam Q.75: 22. “Wajah-wajah (orang-orang

mukmin) pada hari itu berseri-seri.” Hal ini merupakan

gambaran situasi ketika di akhirat.

c) Mujaawarah Ar-Rasuul (Berdampingan dengan rasul)

Q.4 : 69. “ Dan barang siapa yang mentaati Allah

dan RasulNya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-

orang yang dianugrahi nikmat oleh Allah, yaitu nabi-nabi,

para shidiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang

yang saleh.”

d) Mushaahabah Al-Akhyaar (Bersahabat dengan orang saleh)

Teman yang sebaik-baiknya adalah nabi-nabi, para

shidiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang yang

saleh.

e) Al-Falah (Keuntungan)

Keuntungan yang diperoleh di akhirat disebabkan

karena kita di dunia beriman kepada Allah dan senantiasa

mengikuti sunah Nabi SAW.

BAB 3

PEMBAHASAN

16

Page 17: marifat rosul

Mengetahui sifat-sifat Rasul diharapkan kita menyadari siapa sebenarnya

Rasul dan kemudian kita dapat mengikutinya. Sifat Nabi seperti manusia biasa

yang sempurna dapat diikuti oleh kita, karena tingkah laku atau perbuatannya

seperti yang dilaksanakan manusia maka kitapun mesti dapat mengikutinya.

Sebagai perawat muslim, kita patut mencontoh dan mengikuti apa yang

diajarkan oleh nabi, karena nabi merupakan Uswatun hasanah, yakni suri tauladan

yang baik. Dari sifat-sifat rosul yang disebutkan diatas, kita dapat

mengimplementasikannya dalam dunia keperawatan, terutama saat melakukan

asuhan keperawatan yang holistic dan komprehensif, yaitu mencakup bio-psiko-

sosio-kultural-spiritual.

Adapun sifat-sifat rosul yang utama dan wajib kita lakukan sebagai

perawat adalah

1. Shiddiq (benar)

Perawat dapat mengaplikasikan sifat shiddiq dalam melakukan

tindakan keperawatannya. Setiap apa yang dikerjakan dan intervensi yang

dilakukan pada pasien haruslah benar dan sesuai dengan standar operasional

prosedur yang ada.

Semua intervensi yang diberikan kepada pasien berbasis kebenaran

dan sesuai dengan ilmu pengetahuan sehingga dapat diterima oleh pasien

dengan baik, dan bukan pengetahuan ataupun edukasi yang salah.

2. Amanah (dapat dipercaya)

Kepercayaan adalah hal yang penting dalam langkah awal perawat

melakukan caring kepada pasien. Di dalam ilmu keperawatan dikenal istilah

BHSP yaitu bina hubungna saling percaya. Dalam hal ini, perawat dituntut

untuk mampu mendapat kepercayaan dari pasien sehingga pasien merasa

nyaman dan aman untuk menyampaikan segala yang dirasakan dan

dikeluhkan.

Selain itu perawat harus memberikan pelayanan yang terbaik, karena

pasien yang dirawat mengamanahi kita dalam perawatan dirinya untuk

mencapai kesembuhan. Pasien percaya sepenuhnya kepada perawat untuk

terwujudnya derajad kesehatan yang lebih baik.

17

Page 18: marifat rosul

Contoh yang ada di rutinitas pekerjaan perawat diantaranya adalah

amanah memasukkan obat, mengelola penyimpanan obat, penggantian selang

kateter dan penggantian selang infus. Perawat diamanahi memasukkan obat

injeksi maupun oral kepada pasien. Bila tiba waktu atau jam untuk

memasukkan obat di masing-masing obat harus segera dilaksanakan tepat

waktu. Begitu pula saat penggantian selang infus maupun kateter. Apabila

pasien harus segera diganti selang infusnya karena sudah lebih dari dua hari,

maka perawat yang mencontoh sifat amanah Rosulullah akan menggantinya

tepat waktu.

3. Fathonah (cerdas)

Perawat diwajibkan untuk cerdas, berpengetahuan, berpikir kritis serta

bertindak cepat dan tepat. Perawat yang cerdas diperlukan untuk membantu

meningkatkan derajad kesehatan pasien dan terhindar dari malapraktek yang

dapat merugikan pasien.

Perawat juga harus mengupdate dan mengupgrade ilmu pengetahuan

yang dimiliki sesuai dengan perkembangan zaman dan penemuan ilmu-ilmu

baru. Misalnya, dahulu perawatan luka selalu menggunakan cairan Nacl.

Namun seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan penelitian,

perawatan luka bisa dilakukan dengan cairan madu yang bisa mempercepat

penyembuhan luka. Dalam hal inilah perawat dituntut untuk cerdas,

mencontoh sifat Rasulullah untuk kamajuan ilmu keperawatan.

4. Tabligh (menyampaikan)

Kewajiban seorang perawat tidak hanya sebagai caregiver, tetapi juga

sebagai educator yang mampu menyampaikan informasi dan pendidikan

kesehatan dengan komunikasi yang terapeutik.

Pendidikan kesehatan yang diberikan perawat akan sangat bermanfaat

dan menambah pengetahuan pasien pasien terhadap ilmu kesehatan. Sifat

tabligh Rasulullah harus ada dalam diri seorang perawat yang bertanggung

jawab pada profesinya.

5. Iltizam (komitmen)

18

Page 19: marifat rosul

Rasulullah SAW sangatlah dikenal dengan komitmennya kepada

Islam dan apa yang dibawanya. Sifat iltizam ini perlu dipupuk pada diri

seorang perawat karena dengan sifat inilah, nilai-nilai keperawatan yang

sesungguhnya menjadi terpelihara dengan baik pada jati diri seorang perawat.

Komitmen perawat terhadap profesi akan ditunjukkan dengan

pelayanan yang prima kepada semua pasien yang dirawat olehnya.

6. Khuluqin Azim (akhlak yang mulia)

Seseorang yang memiliki akhlak mulia maka akan disenangi oleh

masyarakat disekitarnya, mereka menerima dan menyambut individu yang

berakhlak mulia. Itulah akhlak yang ada pada diri Rosululloh SAW. Seorang

perawat yang setiap hari selama 24 jam selalu bersama pasien, harus memiliki

akhlak yang mulia, tingkah laku yang baik. Hal ini akan memudahkan

perawat untuk membina hubungan saling percaya, sehingga akan

mempercepat kesembuhan pasien.

7. Uswatun khasanah (contoh yang baik)

Sebagai contoh yang nyata bagaimana menjadi muslim yang

berakhlak mulia dan bagaimana Al-Qur’an tertanam dalam diri kita maka kita

wajib mengikuti Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW adalah role

model sepanjang zaman yang tak lekang oleh peradaban zaman.

Perawat harus menjadi contoh yang baik, suri tauladan, role model

baik bagi kawan sejawat, profesi lain, maupun kepada pasien dalam segala

hal. Perilaku yang baik, sopan santun, tulus ikhlas, penuh dengan cintah

kasih, berkomitmen tinggi serta perawat yang cerdas dan terpercaya.

8. Aplikasi yang lain (tanggung jawab, tulus, dan ikhlas)

Rosulullah terkenal dengan sifatnya yang tulus dan ikhlas. Sebagai

umatnya kita wajib menjalani apa yang dicontohkan oleh Rasul dalam

aplikasinya di dunia keperawatan. Sebagai seorang perawat kita wajib

melaksanakan asuhan keperawatan dengan penuh rasa tanggung jawab, tulus

dan ikhlas.

19

Page 20: marifat rosul

BAB 4

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Mengenal rasul menjadi sebuah keperluan yang asasi bagi kaum muslimin

masa kini karena mereka tidak hidup bersama dengan nabi, mereka harus beriman

kepada kerasulan Muhammad SAW dengan keimanan yang sebenar-benarnya.

Rosul adalah seseorang yang penting bagi manusia, khususnya umat islam,

karena tanpa Rosul kita tidak bisa melaksanakan syariat islam dengan baik. Selain

itu kita juga harus mengetahui berapa jumlah Rosul, kita juga harus mengimani

Rosul, karena telah dijelaskan dalam Al Quran dan hadist.

20

Page 21: marifat rosul

DAFTAR PUSTAKA

Prayitno, Irwan. (2002). Kepribadian Muslim. Jakarta: Pustaka Tarbiatuna

Saepudin, Ahmad. (2013). Marifatul rasul.

http://ahmed-saepudin.blogspot.com/2013/02/pengertian-marifatul-

rasul.html . Diakses 24 september 2013 jam 13.00 WIB

Widodo, U. (2009). Sifatur Rasul.

http://ayo-tarbiyah.blogspot.com/2009/09/sifatur-rasul.html. Diakses pada

jam 11.00 tanggal 23 September 2013

Yani. A. (2006). 160 Materi dakwah pilihan. Jakarta : Al-Qalam.

21