BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenal Rasul adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim untuk mengamalkan islam secara sempurna. Manusia sangat membutuhakan adanya seorang Rasul karena secara fitrah manusia selalu ingin tahu keberadaan sang pencipta, selalu menginginkan untuk dapat mengabdi secara benar kepada sang pencipta (Allah SWT), dan selalu menginginkan kehidupan yang teratur (Saepudin, 2013). Tanpa rasul kita tidak dapat mengamalkan islam islam secara sempurna dan melaksanakannya dengan baik. Keberadaan Rasul memberikan contoh, panduan, dan bimbingan kepada manusia bagaimana cara mengamalkan islam dan juga panduan untuk berperilaku sehari-hari termasuk berkehidupan sebagai perawat. Saat ini dalam kenyataan di lapangan, gambaran perilaku perawat sehari-hari sebagian besar belum sesuai dengan sifat-sifat yang telah dicontohkan Rasul. Perawat yang dikenal di masyarakat cenderung berperilaku tidak baik seperti halnya kurang ramah, jarang senyum, kurang sabar dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, kurang displin, sering berkata kasar, serta belum bisa menjadi contoh yang baik dalam menjalankan perilaku sehat. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengenal Rasul adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim untuk
mengamalkan islam secara sempurna. Manusia sangat membutuhakan adanya
seorang Rasul karena secara fitrah manusia selalu ingin tahu keberadaan sang
pencipta, selalu menginginkan untuk dapat mengabdi secara benar kepada
sang pencipta (Allah SWT), dan selalu menginginkan kehidupan yang teratur
(Saepudin, 2013). Tanpa rasul kita tidak dapat mengamalkan islam islam
secara sempurna dan melaksanakannya dengan baik. Keberadaan Rasul
memberikan contoh, panduan, dan bimbingan kepada manusia bagaimana
cara mengamalkan islam dan juga panduan untuk berperilaku sehari-hari
termasuk berkehidupan sebagai perawat.
Saat ini dalam kenyataan di lapangan, gambaran perilaku perawat
sehari-hari sebagian besar belum sesuai dengan sifat-sifat yang telah
dicontohkan Rasul. Perawat yang dikenal di masyarakat cenderung
berperilaku tidak baik seperti halnya kurang ramah, jarang senyum, kurang
sabar dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, kurang displin,
sering berkata kasar, serta belum bisa menjadi contoh yang baik dalam
menjalankan perilaku sehat.
Perilaku perawat yang kurang baik disebabkan dan didukung oleh
beberapa faktor baik dari dalam diri perawat sendiri/faktor internal ataupun
faktor eksternal (stressor lingkungan). Jika dilihat dari faktor internal
mungkin perawat kurang memiliki dan kurang memahami pedoman hidup
dalam menjalankan perilaku yang baik. Sehingga perawat perlu memahami
dan mengenal rasul yang notabene adalah utusan Allah SWT untuk
menyampaikan ajaran yang benar dan contoh untuk dapat berperilaku positif.
Adapun cara yang dapat digunakan dalam mengembalikan perilaku
perawat menjadi positif adalah dengan mengikuti kajian-kajian tentang
ma’rifatur rasul. Dengan demikian perawat dapat mengenal dan mengetahui
kenapa mereka membutuhkan rasul, mengamalkan ajarannya dan mencontoh
1
sifat-sifat baik rasul seperti shidiq, amanah, fathonah, tablig, dan lain-lain
untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari perawat baik di rumah sakit
atau diluar rumah sakit.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menjelaskan ma’rifatur rasul dalam pembentukan kepribadian muslim.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui ajaran yang ada dalam ma’rifatur rasul
2. Mengamalkan ma’rifatur rasul dalam kehidupan perawat sehari-hari
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ta’rifur Rasul (Pengertian Rasul)
Rasul adalah seorang lelaki yang terpilih dan yang diutus oleh Allah
dengan risalah kepada manusia. Definisi rasul ini menggambarkan kepada kita
bagaimana manusia sebagai Rasul yang terbaik di antara manusia lainnya,
sehingga apa yang dibawa, dibincangkan, dan dilakukan adalah sesuatu yang
terpilih dan mulia dibandingkan dengan manusia lainnya. Rasul sebagai pembawa
risalah yang Allah berikan kepadanya dan juga Rasul sebagai contoh dan teladan
bagi aplikasi Islam di dalam kehidupan sehari-hari. (Prayitno, 2002)
Nabi berasal dari bahasa arab (naba’) yang berarti kabar atau berita. Surat
An-Naba’ ayat 1-2 yang artinya: “ Tentang apakah mereka bertanya-tanya?
Tentang berita yang besar”. Seseorang disebut nabi karena dia memberi dan
mendapatkan kabar yaitu kabar dan wahyu dari Allah. Hal ini tertulis dalam surat
At-Tahrim ayat 3 yang artinya, “... lalu Hafsah bertanya: ‘Siapakah yang
memberitahukan hal ini kepadamu?’ Nabi menjawab : ‘Telah diberitahukan
kepadaku oleh Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Penyanyang”.
Rasul mempunyai pengertian sebagai sebagai orang yang menerima
pengarahan. Bila seseorang menyuruh terhadap suatu urusan maka dia adalah
utusan ( rasul) hal ini tertulis dalam surat An-Naml ayat 35 yang artinya: “ Dan
sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan membawa
hadiah dan aku akan menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-
utusan itu”.
Rasul dan nabi pada dasarnya memiliki perbedaan dimana pengertian rasul
lebih luas daripada nabi karena rasul mendapat wahyu berupa syari’at dan
ditugaskan untuk menyampaikannya sedangkan nabi mendapat wahyu tapi tidak
harus menyampaikannya. Maka setiap rasul adalah nabi, tetapi tidak semua nabi
adalah rasul. Rasul menerima wahyu dan syaria’at baru sedangkan nabi diutus
untuk mengukuhkan syari’at sebelumnya.
2.2 Makanatur Rasul (Kedudukan Rasul)
Nabi Muhammad Rasulullah SAW adalah sebagai hamba di antara hamba-
hamba Allah lainnya. Sebagai hamba maka Rasul mempunyai ciri yang juga sama
3
dengan manusia lainnya, seperti beliau sebagai manusia mempunyai nasab dan
jasadnya. Sebagai hamba ini menunjukkan bahwa Nabi adalah manusia biasa yang
Allah berikan kemuliaan berupa wahyu dari Allah. (Prayitno, 2002)
Sebagai rasul dan nabi bersifat menyampaikan risalah, menjalankan
perintah Allah dan sebagai pemimpin umat. Al-quran dan sunah nabi telah
menjelaskan kedudukan dan tugas rasul, diantaranya adalah penyampai yang jelas
dari Allah, pemberi berita gembira dan ancaman, membenahi dan mensucikan
jiwa, membenahi pikiran sesat dan kepercayaan palsu, dan pemimpin umat.
a. Abid min ibadillah (Hamba di antara hamba-hamba Allah)
Rasul Muhammad SAW adalah sebagai hamba dan manusia biasa
yang juga makan, minum, pergi ke pasar, beristri, berniaga dan segala
aktivitas manusia dikerjakan dan ditunaikan dengan baik. Rasul
melaksanakan keperluan sebagaimana manusia lainnya melaksanakan
keperluannya. Dari keadaan ini dapat disimpulkan bahwa Rasul sebagai
manusia dan kita pun sebagai manusia sehingga apa yang dikerjakan oleh
Rasul juga dapat dilaksanakan oleh kita secara baik, yang membedakan
rasul dengan manusia yang lain, ialah Rasul mendapat wahyu yaitu
menyuruh kita meng-ilahkan Allah saja.
Dalil yang berhubungan dengan hal di atas terdapat pada Al-quran
surat ke 18:110 yang menjelaskan Rasul sebagai manusia biasa:
“Katakanlah, Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku, "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah
Tuhan yang Esa." Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan
Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan
janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya."
b. Rasul Minal mursalin (Rasul diantara Rasul-rasul)
Muhammad SAW selain sebagai hamba biasa, juga sebagai Rasul
yang mempunyai keutamaan dan ciri-ciri kerasulan. Muhammad seperti
Rasul lainnya juga mempunyai mukjizat dan tugas-tugas mulia. Walau
bagaimanapun Rasul juga seperti manusia yang akan meninggal pada
saatnya. Didalam Alqur’an surat ke 3 ayat 144 diungkapkan bahwa
4
Muhammad itu sebagai Rasul yang sesungguhnya telah terdahulu
beberapa Rasul sebelumnya.
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah
berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau
dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang
berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat
kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada
orang-orang yang bersyukur.”
Tugas rasul disini adalah sebagai:
1. Tabligh Ar-Risalah(Penyampai Risalah)
Peranan rasul yang utama adalah menyampaikan risalah Tuhan, karena
hal inilah yang membedakannya dengan manusia biasa.
2. Adaa’ Al-amanah (Penuai amanah)
3. Imamah Al-Umah (Pemimpin Umat)
Nabi Muhammad SAW sebagai rasul juga sebagi imam atas umatnya
yang bertanggung jawab atas umatnya. Di hari kiamat, nabi berperan
sebagai saksi umat.
4. Ad-Da’wah An-Nabawiyah (Dakwah Kenabian)
c. As-Sunnah (Sunnah Rasul)
Dari segi bahasa Sunnah berarti jalan. Maksud Sunnah Nabi adalah
segala sesuatu yang disebutkan dan diamalkan. Sunnah Nabi bernilai syar'i
dan perlu untuk mengikutinya. Sunnah yang demikian dijadikan sebagai
teladan dan ikutan. Sesuatu di luar itu boleh dilaksanakan boleh juga tidak,
ia merupakan sesuatu yang tidak wajib seperti Nabi biasa menunggang
unta, memakai pakaian budaya Arab, perang dengan pedang, dan
sebagainya. Perkara ini adalah wasailul hayah (sarana hidup) yang bisa
berubah dan tidak mesti mengikutinya. Yang perlu diikuti dan bernilai
sunnah adalah yang bersifat minhajul Hayat (petunjuk hidup). Sunnah ini
dijadikan sebagai fiqh ahkam untuk rujukan beramal atau mengambil
keputusan.
5
d. Fiqh Al-Ahkaam (Fikih Hukum)
Rasul dijadikan sebagai tempat ketaatan dan ikutan, dan juga
sebagai rujukan hukum. Fiqh al-hakaam yang digunakan sebagai dalil
juga memerlukan pandangan sunah. Rasul sebagai rujukan hukum dalam
mengurus perselisihan. Rasul Muhammad SAW dengan kedudukannya
sebagai manusia biasa dan sekaligus sebagai rasul yang mengemban tugas
dakwah dapat dijadikan sebagai rujukan hukum dan sebagai dasar hukum.
2.3 Hajatul Insan Ila Rasul (Kebutuhan Manusia kepada Rasul)
Setiap manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan fitrah, dimana manusia
bersih, suci dan mempunyai kecenderungan yang baik dan ke arah positif iaitu ke
arah Islam. Fitrah demikian perlu diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari
melalui petunjuk Al-Qur’an (Firman-firman dan panduan dari Allah SWT) dan
panduan sunnah (sabda Nabi dan perbuatannya). Semua panduan ini memerlukan
petunjuk dari Rosul. Dengan cara mengikuti panduan Rasul kita akan mendapati
ibadah yang sohih. (Prayitno, 2002)
a. Al Insan
Al Insan (manusia) adalah ciptaan Allah SWT yang diberikan
banyak kelebihan dan keutamaan dibandingkan dengan makhluk Allah
lainnya. Di antara kelebihan manusia adalah fitrah. Dijelaskan dalam Al-
Qur’an surat Ar-Rum ayat 30 yang artinya:
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang
lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Ar-Rum:30)
b. Fitrah
Fitrah yang ada pada manusia dapat menilai baik buruk tingkah
laku masyarakat ataupun dirinya. Ini disebabkan karena fitrah dimiliki
oleh manusia semenjak ia lahir, sama dengan dilahirkan oleh ibu bapak
kafir ataupun jahiliyah. Kecenderungan yang baik senantiasa membawa
manusia ke arah Islam seperti pengakuannya kepada Allah sebagai
pencipta (Raab).
6
Fitrah dapat dijadikan sebagai saksi bagi segala perbuatannya.
Fitrah manusia sudah dibekali oleh Allah SWT dengan nilai-nilai semula
jadi yang dapat menilai suatu tingkah laku. Beberapa fitrah manusia adalah
keinginan manusia untuk mengabdi kepada Kholiq, mengakui keberadaan
Allah SWT sebagai Kholiq dan keinginan manusia untuk hidup teratur.
Dijelaskan dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori
“Setiap anak dilahirkan atas fitrahnya, kemudian ibu bapanya yang
menjadikan anak yahudi, majusi dan nasrani, seperti hewan yang berasal
dari hewan, apakah engkau lihat padanya kelainan?. (HR. Bukhori)
1. Wujudul Kholiq (Keberadaan sang Pencipta)
Kewujudan pencipta merupakan sesuatu yang tak dapat diingkari.
Manusia pada dasarnya mengakui perkara ini. Allah sebagai pencipta
(Raab) di dalam Al-Qur’an diakui oleh orang kafir sekalipun.
Perjanjian manusia ketika di dalam rahim ibunya juga menyatakan
bahawa “alastu birobbikum, qolu bala syahidna”. Manusia menerima
Allah sebagai Raab. Begitupun ketika Qurays ditanya berkaitan dengan
pencipta langit, bulan, bintang dan sebagainya, maka dijawab Allah.
Hal ini menunjukkan bahawa Allah sebagai Rab diakui dan diiktiraf
oleh manusia tetapi tidak semuanya yang mengakui Allah sebagai Ilah.
Dijelaskan di dalam Al-Qur’an Surat Al A’raf ayat 172 yang artinya:
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-
anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap
jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini Tuhanmu?"
mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi".
(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang
yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)"
2. Ibadatul Kholiq (Mengabdi kepada Pencipta)
7
Manusia secara umum mendapat arahan dari Allah SWT untuk
mengabdi kepadaNya. Pengabdian kepada Allah adalah sebagai hasil
dan akibat dari pengakuan kita kepada Allah sebagai pencipta.
Mengakui Pencipta berarti mengakui apa yang disampaikanNya,
menerima arahanNya, menjalankan Undang-undangNya dan
sebagainya. Usaha-usaha ini adalah bahagian dari bentuk pengabdian
kita kepada Allah SWT. Dijelaskan di dalam Al-Qur’an surat Al-
Baqarah ayat 21 yang artinya:
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang Telah menciptakanmu dan
orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah:
21)
c. Hidayah Ar-Rasul (Petunjuk Rasul)
Jika kita hendak mengikuti perintah Allah maka kita mesti
mengikuti perintah Rasul. Oleh karena itu syahadatain pun terdiri dari
pengakuan kepada dua yaitu Allah dan RasulNya. Mengikuti petunjuk
Rasul berarti kita mengikuti jalan agama. Dijelaskan dalam Al-Qur’an
surat Ali Imran ayat 31:
Katakanlah (Muhammad): "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,
ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu."
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Ali Imran: 31)
1. Ma’rifatul Kholiq.
Petunjuk Rasul digunakan untuk mengenal Allah. Mengenal Allah
juga dapat dilakukan dengan cara memperhatikan dan memikirkan
alam sebagai penciptaanNya. Melihat gunung-gunung, hewan dan
sebagainya merupakan cara untuk mengenal Allah secara ayat
Kauniyah. Penciptaan langit, gunung, hewan dan sebagainya oleh
Allah SWT dijelaskan di dalam Al-Qur’an surat Luqman ayat 10 yang
artinya:
Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan dia
meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu
tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya
segala macam jenis binatang. dan kami turunkan air hujan dari langit,
8
lalu kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang
baik. (QS. Luqman :10)
2. Minhaaj Al-Hayaah( Panduan Kehidupan)
Petunjuk Rasul juga digunakan untuk mengamalkan Islam yang
benar dan yang diridhai oleh Allah SWT. Rasul sebagai ikutan dan
teladan yang baik untuk diikuti dalam mengamalkan Islam secara
benar.
Panduan hidup melalui Islam mesti diamalkan mengikuti teladan
kita kepada Rasul. Beberapa penjelasan alqur’an mengenai minhajul
hayah adalah surat Al-Ahzab ayat 21 yang menerangkan bahwa pada
diri Rasulullah saw terdapat suri tauladan yang baik.
Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
(QS:Al-Ahzab:21)
d. Al-Ibaadah Assh-Shahiih( Beribadah yang Benar)
Ibadah sohih adalah ibadah yang menyembah Allah dengan
panduan mengikuti Rasul. Rasul sebagai penerima wahyu dari Allah perlu
diikuti dan sebagai keperluan bagi kita untuk menjadikannya sebagai
model dan petunjuk dalam menjalankan ibadah yang benar.
2.4 Sifatur Rasul (Sifat-sifat Rasul)
9
Mengenal Rasul perlu mengenal sifat-sifatnya. Bahkan tingkah laku,
kepribadian, dan penampilan diwarnai oleh sifat seseorang. Mengetahui sifat-sifat
ini diharapkan kita menyadari siapa sebenarnya Rasul dan kemudian kita dapat
mengikutinya.Sifat Nabi seperti manusia biasa yang sempurna dapat diikuti oleh
kita, karena tingkah laku atau perbuatannya seperti yang dilaksanakan manusia
maka kitapun mesti dapat mengikutinya. (Prayitno, 2002)
a. Sifat Ar-Rasul (sifat rasul)
Rasul mempunyai beberapa sifat dasar yang agung diantaranya adalah
sebagai manusia, terpelihara dari kesalahan, benar, cerdas, amanah,
tabligh, dan komitmen.
1. Basyariyah (manusia).
Rasul sebagai manusia biasa seperti kita semua.
Perbedaannya adalah Allah memberikan wahyu untuk disampaikan
kepada orang lain. Kenapa Allah SWT perlu menegaskan bahawa
Rasul itu manusia biasa. Dengan penegasan ini maka dapat
disimpulkan bahawa Rasul dari golongan kita juga, dari manusia
yang seperti kita juga misalnya makan, minum, tidur, beristeri,
bekerja, belajar, penat, dan sifat-sifat kemanusiaan lainnya.
Perbedaannya hanyalah terletak kepada amanah yang Allah berikan
kepada Rasul yaitu wahyu, dalam al-quran surat Ibrahim ayat 11
dijelaskan bahwa Rasulullah hanyalah manusia biasa.
Rasul-rasul mereka Berkata kepada mereka: "Kami tidak
lain hanyalah manusia seperti kamu, akan tetapi Allah memberi
karunia kepada siapa yang dia kehendaki di antara hamba-hamba-
Nya. dan tidak patut bagi kami mendatangkan suatu bukti kepada
kamu melainkan dengan izin Allah. dan Hanya kepada Allah
sajalah hendaknya orang-orang mukmin bertawakkal. (QS.
Ibrahim:11)
2. Ismah (terpelihara dari kesalahan).
Manusia biasa yang tidak mendapatkan wahyu mungkin
melakukan kesalahan. Tetapi bagi para Rasul yang diberi amanah
untuk menyampaikan dakwah mesti terpelihara dari kesalahan
10
karena yang disampaikan adalah sesuatu yang berasal dari Allah
SWT. Dengan sifat Rasul yang demikian maka apa yang dikelu-
arkan Nabi adalah benar dan kita perlu meyakininya.
3. Sidiq (benar).
Rasul-rasul dan Muhammad SAW mempunyai sifat sidiq
yang membawa kebenaran. Orang yang membawa kebenaran ten-
tunya ia sendiri bersifat sidiq sehingga apa yang disampaikan dapat
diterima. Oleh itu, dengan sifat ini ramai masyarakat jahiliyah
menerima Islam. Sifat sidiq berarti mengikuti Islam sebagai sum-
ber kebenaran. Tidak mengikuti Islam berarti mengikuti hawa naf-
sunya sehingga menjauhkan diri dari kebenaran.
4. Fatanah (cerdas)
Kecerdasan Rasulullah dapat dilihat bagaimana Rasul
menyusun dakwah dan strategi-strategi seperti berperang, berdak-
wah ke tempat lain dan sebagainya. Kecerdasan Rasul dalam mem-
perkirakan kekuatan Ummat Islam dan kelemahan pihak lawan
juga dibuktikan di dalam berbagai peperangan.
5. Amanah
Amanah secara umum berarti bertanggung jawab terhadap
apa yang dibawanya, menepati janji, melaksanakan perintah, me-
nunaikan keadilan, memberikan hukum yang sesuai dan dapat
menjalankan sesuatu yang disepakatinya. Sifat demikian dimiliki
oleh para Rasul dan kita mesti mengikutinya. Sifat ini sangatlah
diperlukan di dalam kehidupan kita tidak hanya dalam segi ibadah
khusus tetapi secara umum seperti bekerja, belajar dan berhubun-
gan dengan orang lain. Dalam QS An-Nisa ayat 58 dijelaskan:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)
apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu mene-
tapkan dengan adil.Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
sebaik-baiknya kepadamu.Sesungguhnya Allah adalah Maha
mendengar lagi Maha Melihat. (QS An-Nisa ayat 58)
11
6. Tabligh (menyampaikan).
Salah satu rahasia kenapa Islam tersebar dengan cepat ke
seluruh pelosok tempat dan bagaimana pula dengan cepatnya pe-
rubahan-perubahan di tengah masyarakat. Kenapa jumlah bilangan
pengikut Islam semakin hari semakin ramai dan semakin banyak
yang menyokong nya. Jawabannya adalah sifat tabligh dimiliki
oleh Rasul dan pengikutnya. Hal ini sudah di perjelas dalam Al-
Qur’an surat Al-Maidah ayat 67
“Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan
Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang
diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan
amanatnya... (QS.Al-Maidah: 67)
7. Iltizam (komitmen).
Rasulullah SAW beserta Rasulnya sangatlah dikenal den-
gan komitmennya dengan Islam dan apa yang dibawanya. Sifat ilti-
zam ini perlu dipupuk pada diri kita karena dengan sifat inilah, ni-
lai-nilai Islam pada diri kita menjadi terpelihara dengan baik.
b. Khuluqin Azim (akhlak yang mulia).
Akhlak mulia berarti akhlak yang tinggi kemudian untuk menca-
painya perlu proses dan latihan. Akhlak mulia yang dimiliki seseorang
maka akan disenangi oleh masyarakat disekitarnya, mereka menerima
dan menyambut individu yang berakhlak mulia.
c. Akhlak Qur’an
Akhlak mulia adalah juga akhlak Al-Qur’an. Berarti akhlak Rasul
adalah amalan dan tingkah laku yang sesuai dengan Al-Qur’an atau
yang diarahkan oleh Al-Qur’an. Jadi untuk mendapati akhlak mulia
seperti yang dimiliki Rasul maka mesti mengamalkan Al-Qur’an
dalam kehidupan sehari-harinya.
d. Uswatun Hasanah (teladan yang baik).
12
Sebagai contoh yang nyata bagaimana menjadi muslim yang be-
rakhlak mulia dan bagaimana Al-Qur’an tertanam dalam diri kita maka
ikutilah Nabi Muhammad SAW. Mereka yang mengikuti nabi ini
adalah mereka yang mengharapkan rahmat Allah dan hari yang kemu-
dian, serta ia banyak mengingat Allah. Dalam surat Al-Ahzab ayat 21
dijelaskan:
Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan (rahmat) Allah
dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (QS.
Al-Ahzab: 21)
2.5 Wahibuna Nahwar Rasul (Kewajiban Kepada Rasul)
Muslim yang menyebut bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Rasulullah
di dalam syahadatnya maka berarti individu tersbut akan membenarkan apa
yang dikabarkannya, mentaati semua perintahnya, menjauhi apa yang
dilarangnya, dan tidak dikatakan beribadah kecuali dengan mengikuti
syariatnya.
1. Muhammad Rasul Allah
Muhammad SAW aadalah nabi dan rasul terakhir yang dijadikan
sebagai nabi dan rasul penutup.
a. Membenarkan apa yang disampaikannya.
b. Mentaati semua perintahnya
c. Menjauhi apa yang dilarangnya.
d. Tidak dikatakan beribadah kecuali dengan mngikuti disyariatkannya
2. Kewajiban Terhadap Rasul
a. Mengimani.
b. Mencintainya
Lebih mencintai Alloh dan Rosul-Nya disbanding cinta kepada
yang lain bahkan kepada dirinya sendiri adalah tanda kesempurnaan
iman.
c. Mengagungkannya
Sudah semestinya beliau diagungkan karena kemuliaannya. Namun
pengagungan ini tidak boleh sampai mengkultuskannya.
13
d. Menolong dan membelanya.
e. Mencintai para pecintanya.
f. Menghidupkan sunnahnya
Baik dalam ibadah umum maupun khusus yang diajarkan beliau,
hendaknya dihidupkan dan dibudayakan agar hidup kita diberkahi Al-
loh.
g. Memperbanyak shalawat kepadany
Tanda cinta dan bangga kepada Rosululloh antara lain dibuktikan
dengan memperbanyak shalawat atas beliau. Bahkan ketika kita
mendengar nama beliau disebut kita mestimenyahutnya dengan bacaan
shalawat.
h. Mengikuti
Ajaran beliau adalah bagian dari sistem Islam untuk mengatur
segala aspek kehidupan.
i. Mewarisi risalahnya
Mewarisi risalahnyaadalah dengan menjaga, membela, dan mem-
perjuangkan risalah beliau. (Prayitno, 2002)
2.6 Nataa’ij Ittibaa’ Ar-Rasul (Hasil Mengikuti Rasul)
Mengikuti dan mencontoh Rasul merupakan suatu kewajiban yang tidak
dapat dinafikan bagi kita yang akan memperoleh kebaikan di dunia dan juga di
akhirat. Banyak hasil yang diperoleh ketika kita mengikuti rasul. Allah akan
memberikan hidayah, rahmat dan kecintaanNya kepada mereka-mereka yang
mengikuti nabi. (Prayitno, 2002)
a. Al-Iimaan (iman)
Iman kepada rasul adalah rukun iman yang menjadi dasar bagi
perilaku kehidupan seorang muslim. Dengan beriman kepada Allah dan
rasul kita akan mendapat kebaikan seperti yang difirmankan Allah bahwa
suatu perniagaan yang akan melepaskan kita dari azab yang pedih adalah
beriman kepada Allah dan RasulNya, dan berjuang dijalan Allah dan
RasulNya.
b. Al-Ittibaa’ (mengikuti)
14
Iman kepada rasul diwujudkan kepada mengikuti rasul. Dengan
mengikuti rasul, kita akan dijauhi dari azab dan akan diampuni dosa-dosa,
bahkan Allah SWT akan mengasihinya.
c. Al Husnayaan (Dua Kebaikan)
Dengan mengimani dan mengikuti nabi kita akan mendapatkan
kebaikan di dunia dan di akhirat.
1) Fii Ad-Dunya (di dunia)
a) Mahabbatullah (Dicintai Allah)
Kebaikan di dunia adalah dicintainya kita oleh
Allah SWT yang didapatkan dengan mengikuti rasul seperti
berjihad di jalan Allah, tidak takut celaan orang yang suka
mencela, berlaku lembut dengan orang mukmin dan bersikap
tegas kepada orang kafir.
b) Rahmatullah (Dirahmati Allah)
Rahmat Allah sangat beriringan dengan ketaatan
kita kepada Allah dan RasulNya. Q.3 : 132. “Dan taatilah
Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat.”
c) Hidaayatullah (Petunjuk Allah)
Dengan mengamalkan dan mengikuti nabi, Allah
SWT benar-benar akan memberikan petunjuk kepada jalan
yang lurus seperti yang telah tertera dalam Q.42 : 52-53.
d) Al-‘Izzah (Kemuliaan)
Mengikuti Allah dan Rasul akan memperoleh
kemuliaan di sisinya. Orang yang beriman memiliki suatu
kekuatan yang dapat mengalahkan siapapun dengan
kemuliaan.
e) Al-Ghalabah (kemenangan)
Allah SWT hanya memberikan kemenangan didunia
kepada orang yang beriman saja yaitu mereka yang
mengambil Allah, rasul, dan orang beriman sebagai wali,
pemimpin, dan penolongnya seperti yang tertera dalam Q.5 :
56.
15
2) Fii Al-‘Aakhirah (Di akhirat)
a) As-Syafaa’ah (Pembelaaan)
Muhammad SAW adalah rasul yang mendapatkan
kelebihan untuk dapat memberikan syafaaat di akhirat kepada
hamba-hamba Allah yang diridhaiNya.
b) Nadhaarah Al-Wajh (Keceriaan wajah)
Dalam Q.75: 22. “Wajah-wajah (orang-orang
mukmin) pada hari itu berseri-seri.” Hal ini merupakan
gambaran situasi ketika di akhirat.
c) Mujaawarah Ar-Rasuul (Berdampingan dengan rasul)
Q.4 : 69. “ Dan barang siapa yang mentaati Allah
dan RasulNya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-
orang yang dianugrahi nikmat oleh Allah, yaitu nabi-nabi,
para shidiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang
yang saleh.”
d) Mushaahabah Al-Akhyaar (Bersahabat dengan orang saleh)
Teman yang sebaik-baiknya adalah nabi-nabi, para
shidiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang yang
saleh.
e) Al-Falah (Keuntungan)
Keuntungan yang diperoleh di akhirat disebabkan
karena kita di dunia beriman kepada Allah dan senantiasa
mengikuti sunah Nabi SAW.
BAB 3
PEMBAHASAN
16
Mengetahui sifat-sifat Rasul diharapkan kita menyadari siapa sebenarnya
Rasul dan kemudian kita dapat mengikutinya. Sifat Nabi seperti manusia biasa
yang sempurna dapat diikuti oleh kita, karena tingkah laku atau perbuatannya
seperti yang dilaksanakan manusia maka kitapun mesti dapat mengikutinya.
Sebagai perawat muslim, kita patut mencontoh dan mengikuti apa yang
diajarkan oleh nabi, karena nabi merupakan Uswatun hasanah, yakni suri tauladan
yang baik. Dari sifat-sifat rosul yang disebutkan diatas, kita dapat
mengimplementasikannya dalam dunia keperawatan, terutama saat melakukan
asuhan keperawatan yang holistic dan komprehensif, yaitu mencakup bio-psiko-
sosio-kultural-spiritual.
Adapun sifat-sifat rosul yang utama dan wajib kita lakukan sebagai
perawat adalah
1. Shiddiq (benar)
Perawat dapat mengaplikasikan sifat shiddiq dalam melakukan
tindakan keperawatannya. Setiap apa yang dikerjakan dan intervensi yang
dilakukan pada pasien haruslah benar dan sesuai dengan standar operasional
prosedur yang ada.
Semua intervensi yang diberikan kepada pasien berbasis kebenaran
dan sesuai dengan ilmu pengetahuan sehingga dapat diterima oleh pasien
dengan baik, dan bukan pengetahuan ataupun edukasi yang salah.
2. Amanah (dapat dipercaya)
Kepercayaan adalah hal yang penting dalam langkah awal perawat
melakukan caring kepada pasien. Di dalam ilmu keperawatan dikenal istilah
BHSP yaitu bina hubungna saling percaya. Dalam hal ini, perawat dituntut
untuk mampu mendapat kepercayaan dari pasien sehingga pasien merasa
nyaman dan aman untuk menyampaikan segala yang dirasakan dan
dikeluhkan.
Selain itu perawat harus memberikan pelayanan yang terbaik, karena
pasien yang dirawat mengamanahi kita dalam perawatan dirinya untuk
mencapai kesembuhan. Pasien percaya sepenuhnya kepada perawat untuk
terwujudnya derajad kesehatan yang lebih baik.
17
Contoh yang ada di rutinitas pekerjaan perawat diantaranya adalah