Top Banner
Your Logo
63

Manusia sebagai mahluk budaya

Jul 23, 2015

Download

Education

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Manusia sebagai mahluk budaya

Your Logo

Page 2: Manusia sebagai mahluk budaya

Here comes your footer Page 2

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah pembelajaran mahasiswa diharapkan

mampu:

1. Menganalisis makna manusia sebagai mkhluk

budaya;

2. Menjelaskan hakekat kemanusiaan dan

kebudayaan;

3. Membdakan antara etika dan estetika berbudaya;

4. Menunjukan sikap hormat dan menghargai

sesama mausia;

5. Memberikan contoh problema kebudayaan

dewasa ini.

Page 3: Manusia sebagai mahluk budaya

Here comes your footer Page 3

MATERI PEMBELAJARAN

1. Hakikat manusia sebagai

makhluk budaya;

2. Apresiasi terhadap

kemanusiaan dan

kebudayaan;

3. Etika dan estetika

berbudaya;

4. Mamanusiakan manusia;

5. Probematika kebudayaan.

Page 4: Manusia sebagai mahluk budaya

Here comes your footer Page 4

HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA

1. Alam, memiliki sifat wujud

2. Tumbuhan, memiliki sifat wujud dan

hidup

3. Binatang, memiliki sifat wujud, hidup

dan dibekali nafsu

4. Manusia, memiliki sifat wujud, hidup,

dibekali nafsu dan akal budi.

Empat macam makhluk Tuhan:

Page 5: Manusia sebagai mahluk budaya

Here comes your footer Page 5

Akal budi

Merupakan unsur yang membedakan (sebagai

anugerah Tuhan, sekaligus potensi dan kelebihan)

manusia dengan makhluk lainnya.

Akal

berfungsi sebagai alat untuk BERFIKIR sebagai

kodrat alami yang mendorong manusia aktif berbuat

demi kepentingan dan peningkatan kehidupannya

serta berguna untuk memecahkan segala masalah

yang timbul.

Page 6: Manusia sebagai mahluk budaya

Here comes your footer Page 6

BUDI

Adalah bagian dari kata hati yang berupa paduan akal

dan perasaan dan yang dapat membedakan baik-buruk

sesuatu juga berarti tabiat, perangai dan akhlak.

Menurut Sutan Takdir Alisayahbana:

Budilah yang menyebabkan manusia mengembangkan

suatu hubungan bermakna dengan alam sekitarnya

dengan jalan memberikan penilaian obyektif terhadap

obyek dan kejadian.

Page 7: Manusia sebagai mahluk budaya

Here comes your footer Page 7

Dengan AKAL BUDInya

manusia mampu menciptakan,

mengkreasi, memperlakukan,

memperbaharui, memperbaiki,

mengembangkan dan

meningkatkan SESUATU YANG

ADA untuk kepentingan

hidupnya.

Page 8: Manusia sebagai mahluk budaya

Here comes your footer Page 8

Kepentingan hidup manusia = pemenuhan

kebutuhan hidupnya

Dua macam kebutuhan hidup manusia:

1. Kebutuhan yang bersifat kebendaan (sarana-

prasana) atau badani/ragawi atau

jasmani/biologis;

2. Kebutuhan yang bersifat rohani atau mental

atau psikologis.

Page 9: Manusia sebagai mahluk budaya

Here comes your footer Page 9

TEORI KEBUTUHAN ABRAHAM

MASLOW

Lima tingkatan kebutuhan manusia:

1. Physiological needs (kebutuhan fisiologis)

2. Safety and security needs (kebutuhan rasa

aman dan perlindungan)

3. Social needs (kebutuhan sosial)

4. Esteem needs (kebutuhan akan penghargaan)

5. Self actualization (kabutuhan aktualisasi diri)

Page 10: Manusia sebagai mahluk budaya

Here comes your footer Page 10

Menurut Maslow: kebutuhan manusia

pertama-tama diawali dari kebutuhan fisiologis

atau paling mendesak, kemudian secara

bertahap beralih kekebutuhan tingkat

diatasnya sampai tingkat tertinggi yaitu

kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan yang

lebih tinggi tidak dapat dipenuhi jika kalau

kebutuhan yang lebih rendah belum terpenuhi.

Kebutuhan manusia bertingkat dan

membentuk hierarki.

Page 11: Manusia sebagai mahluk budaya

Piramida kebutuhan Maslow:

Here comes your footer Page 11

Page 12: Manusia sebagai mahluk budaya

Dengan akal budinya manusia:

1. Mampu memenuhi kebutuhan hidupnya;

2. Mempertahankan dan meningkatkan derajat

sebagai makhluk yang utama;

3. Mampu mengembangkan sisi

kemanusiaannya.

4. Mampu menciptakan kebudayaan sebagai

hasil akal budi interaksi dg lingkungan alam

maupun antar manusia.

Here comes your footer Page 12

Page 13: Manusia sebagai mahluk budaya

MANUSIA ADALAH PENCIPTA KEBUDAYAAN.

MANUSIA ADALAH MAKHLUK BERBUDAYA

KARENA MANUSIA MEMILIKI

AKAL BUDI

MAKA

MANUSIA TIDAK SEKEDAR HOMO

TETAPI JUGA

ADALAH HUMAN (MANUSIA YANG MANUSIAWI)

Here comes your footer Page 13

Page 14: Manusia sebagai mahluk budaya

APRESIASI THD KEMANUSIAN DAN KEBUDAYAAN

1. Manusia dan kemanusiaan

MANUSIA (HOMO)

DAN KEMANUSIAAN (HUMAN)

Kemanusiaan adalah hakikat dan sifat-sifat

khas manusia sebagai makhluk yang tinggi

harkat martabatnya yang berisi tuntutan

kesesuaian dengan hakikat dari manusia

Here comes your footer Page 14

Page 15: Manusia sebagai mahluk budaya

Memahami manusia harus dipandang secara

utuh menyeluruh (holistik) tidak dipandang

secara parsial atau segmental seperti

tercermin dalam ungkapan homo economicus,

homo faber, homo socius, homo homini lupus,

zooz politicon dsb yang tidak akan

menjelaskan hakikat mahusia secara utuh.

Here comes your footer Page 15

Page 16: Manusia sebagai mahluk budaya

Dalam pandangan PANCASILA hakikat manusia (Indonesia)

merupakan hakikat kodrat MONOPLURALIS. Hakikat

manusia terdiri atas MONODUALIS:

1. SUSUNAN KODRATI manusia terdiri atas jiwa

dan raga. Aspek keragaan mencakup wujud

materi anorganis benda mati, vegetatif dan animal

sedang aspek kejiwaan meliputi CIPTA, RASA

DAN KARSA.

2. SIFAT KODRATI manusia sebagai makhluk

individu dan makhluk sosial

3. STATUS KODRATI manusia sebagai makhluk

pribadi dan sebagai makhluk Tuhan

Here comes your footer Page 16

Page 17: Manusia sebagai mahluk budaya

Prinsip kemanusiaan mangandung

penghargaan dan penghormatan

terhadap harkat dan martabat manusia

yang luhur, oleh karena itu perlakukan

diskriminatif terhadap manusia

merupakan penjarahan terhadap nilai

kemanusiaan.

Here comes your footer Page 17

Page 18: Manusia sebagai mahluk budaya

THE MANKIND IS ONE (KEMANUSIAAN ITU

SATU) maka sudah seharusnya antar manusia

lepas dari perbedaan asal-usul, ras, suku,

agma dll, saling menghargai dan saling

menghormati. Prinsip kemanusiaan yang

melekat dalam diri manusia manjadi penggerak

manusia untuk berperilaku seharusnya sebagai

manusia.

Here comes your footer Page 18

Page 19: Manusia sebagai mahluk budaya

Sila kedua Pancasila kemanusiaan yang adil dan

beradab menunjukan sikap dan perbuatan manusia

yang sesuai dengan kodrat hakikat manusia

berdasarkan atas nilai dan norma moral.

Kemanusian yang adil dan beradab merupakan

kesadaran akan sikap dan perbuatan yang

didasarkan budi nurani manusia serta norma-norma

baik terhadap diri sendiri, sesama manusia maupun

terhadap lingkungannya.

Here comes your footer Page 19

Page 20: Manusia sebagai mahluk budaya

2. MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Definisi Kebudayaan:

Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan

karya manusia yang harus dibiasakan dengan

belajar beserta dari hasil budi pekertinya

(Kuncaraningrat).

Here comes your footer Page 20

Page 21: Manusia sebagai mahluk budaya

WUJUD KEBUDAYAAN

JJ Hoeningman membagi wujud kebudayaan

menjadi:

1. Gagasan (wujud ideal), berbentuk

kumpulan ide, gagasan, nilai, norma,

peraturan dsb yg bersifat abstrak, yang

tersimpan dalam benak warga masyarakat

atau tersimpan dalam bentuk buku dan alat

simpan elektronik.

Here comes your footer Page 21

Page 22: Manusia sebagai mahluk budaya

2. Aktivitas (tindakan), wujud kebudayaan sebagai

suatu tindakan berpola dari manusi dalam

masyarakat yang sering disebut sebagai sistem

sosial yang terdiri atas aktivitas-aktivitas manusia yg

saling berinteraksi, mengadakan kontak serta

bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola

tertentu yg berdasarkan adat tata kelakuan, sifatnya

konkret, dapat diamati dan didokumentasikan

karena terjadi dalam keseharian.

Here comes your footer Page 22

Page 23: Manusia sebagai mahluk budaya

3. Artefak (karya), wujud kebudayaan fisik yang

berupa hasil dari aktivitas, perbuatan dan

karya semua manusia dalam masyarakat

berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat

diraba, dilihat dan didokumentasikan, sifatnya

paling konkret.

Here comes your footer Page 23

Page 24: Manusia sebagai mahluk budaya

7 unsur kebudyaan yang universal, yaitu:

1. Sistem peralatan dan perlengkapan hidup

(teknologi)

2. Sistem mata pencaharian

3. Sistem kemasyarkatan atau organisasi sosial

4. Bahasa

5. Kesenian

6. Sistem pengetahuan

7. Sistem religi

Here comes your footer Page 24

Page 25: Manusia sebagai mahluk budaya

Manusia adalah pencipta kebudayaan maka

manusia adalah makhluk berbudaya,

kebudayaan adalah eksistensi manusia di

dunia, dengan kebudayaan manusia

menampakn jejak-jejaknya di dunia sejak

jaman purbakala sampai sekrang.

Here comes your footer Page 25

Page 26: Manusia sebagai mahluk budaya

ETIKA DAN ESTETIKA BERBUDAYA

1. Etika manusia dalam berbudaya

Etika berkaitan dengan masalah nilai,

karena etika pada pokoknya membicarakan

masalah-masalah yang berkaitan dengan

predikat nilai susila, atau tidak susila, baik

dan buruk. Dalam hal ini, etika termasuk

dalam kawasan nilai, sedangkan nilai etika

itu sendiri berkaitan dengan baik buruk

perbuatan manusia.

Here comes your footer Page 26

Page 27: Manusia sebagai mahluk budaya

Bertens menyebutkan ada tiga jenis makna etika

sebagai berikut.

1. Etika dalam arti nilai-nilai atau norma yang menjadi

pegangan bagi seseorang atau kelompok orang

dalam mengatur tingkah laku.

2. Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai moral

(yang dimaksud disini adalah kode etik).

3. Etika dalam arti ilmu ajaran tentang yang baik dan

yang buruk. Di sini etika artinya sama dengan

filsafat moral.

Here comes your footer Page 27

Page 28: Manusia sebagai mahluk budaya

Etika sebagai nilai dan norma etik atau moral

berhubungan dengan makna etik yang

pertama. Nilai-nilai etik adalah nilai tentang

baik buruk kelakuan manusia. Nilai etik

diwujudkan ke dalam norma etik, norma

moral, atau norma kesusilaan.

Here comes your footer Page 28

Page 29: Manusia sebagai mahluk budaya

Norma etik berhubungan dengan manusia

sebagai individu karena menyangkut

kehidupan pribadi. Pendukung norma etik

adalah nurani individu dan bukan manusia

sebagai makhluk sosial atau sebagai anggota

masyarakat yang terorganisir. Norma ini dapat

melengkapi ketidakseimbangan hidup pribadi

dan mencegah kegelisahan diri sendiri.

Here comes your footer Page 29

Page 30: Manusia sebagai mahluk budaya

Norma etik ditunjukan kepada umat manusia agar

terbentuk kebaikan akhlak pribadi guna

penyempurnaan manusia dan melarang manusia

melakukan perbuatan jahat. Membunuh, berjinah,

mencuri, dan sebagainya tidak hanya dilarang oleh

norma kepercayaan atau keagamaan saja, tetapi

dirasakan juga sebagai bertentangan dengan

(norma) kesusilaan dalam setiap hati nurani

manusia. Norma etik hanya membebani manusia

dengan kewajiban-kewajiban saja.

Here comes your footer Page 30

Page 31: Manusia sebagai mahluk budaya

Asal atau sumber norma etik adalah dari manusia

sendiri yang bersipat otonom dan tidak ditunjukan

kepada sikap lahir, tetapi ditujukan kepada sikap

batin manusia. Batinnya sendirilah yang

mengancam perbuatan yang melanggar norma

kesusilaan dengan sanksi. Tidak ada kekuasaan

diluar dirinya yang memaksakan sanksi itu. Kalau

terjadi pelangggaran norma etik, misalnya pencurian

atau penipuan, maka akan timbullah dalam hati

nurani si pelanggar itu rasa penyesalan, rasa malu,

takut, dan merasa bersalah.

Here comes your footer Page 31

Page 32: Manusia sebagai mahluk budaya

Daerah berlakunya norma etik relatif universal,

meskipun tetap dipengaruhi oleh idiologi masyarakat

pendukungnya. Perilaku membunuh adalah perilaku

yang amoral, asusila, atau tidak etis. Pandangan ini

bisa diterima oleh orang dimana saja atau universal.

Namun, dalam hal tertentu, perilaku seks bebas bagi

masyarakat penganut kebebasan kemungkinan

bukan perilaku yang amoral. Etika masyarakat timur

mungkin berbeda dengan etika masyarakat barat.

Here comes your footer Page 32

Page 33: Manusia sebagai mahluk budaya

Norma etik atau norma moral menjadi acuan

manusia dalam berperilaku. Dengan norma

etik, manusia bisa membedakan mana

perilaku yang baik mana perilaku yang buruk.

Norma etik menjadi semacam das sollen

untuk berperilaku baik. Manusia yang beretika

berarti perilaku manusia itu baik sesuai

dengan norma-norma etik.

Here comes your footer Page 33

Page 34: Manusia sebagai mahluk budaya

Budaya atau kebudayaan hasil cipta, rasa, dan karsa

manusia. Manusia yang beretika akan menghasilkan budaya

yang memiliki nilai-nilai etik pula. Etika berbudaya

mengandung tuntutan / keharusan bahwa budaya yang

diciptakan manusia mengandung nilai-nilai etik yang kurang

lebih bersifat universal atau diterima oleh sebagian besar

orang. Budaya yang memiliki nilai-nilai etik adalah budaya

yang mampu menjaga, mempertahankan, bahkan mampu

meningkatkan harkat dan martabat manusia itu sendiri.

Sebaliknya, budaya yang tidak beretika adalah budaya yang

akan merendahkan atau bahkan menghancurkan martabat

kemanusiaan.

Here comes your footer Page 34

Page 35: Manusia sebagai mahluk budaya

Namun demikian, menentukan apakah suatu budaya yang

dihasilkan manusia itu memenuhi nilai-nilai etik ataukah

menyimpang dari nilai etika adalah bergantung dari paham

atau ideologi yang diyakini masyarakat pendukung

kebudayaan. Hal ini dikarenakan berlakunya nilai-nilai etik

bersifat universal, namun amat dipengaruhi oleh ideologi oleh

masyarakatnya.

Contohnya, budaya perilaku berduaan dijalan antara

sepasang muda-mudi, bahkan bermesraan dihadapan

umum. Masyarakat individual menyatakan hal demikian

bukanlah perilaku tidak etis, tetapi akan sebagaian orang

atau masyarakat yang berpandangan hal tersebut

merupakan penyimpangan etik.

Here comes your footer Page 35

Page 36: Manusia sebagai mahluk budaya

2. Estika Manusia dalam Berbudaya

Estetika bisa dikatakan sebagai teori tentang

keindahan atau seni. Estetika berkaitan

dengan nilai indah atau jelek (tidak indah).

Nilai estetik berarti nilai tentang keindahan.

Keindahan dapat diberi makna secara luas,

secara sempit, dan estetik murni.

Here comes your footer Page 36

Page 37: Manusia sebagai mahluk budaya

1. Secara luas, keindahan mengandung ide

kebaikan. Bahwa segala sesuatu yang baik

termasuk yang abstrak maupun yang nyata

yang mengandung ide kebaikan adalah indah.

Keindahan dalam arti luas meliputi banyak

hal, seperti watak yang indah, hukum yang

indah, ilmu yang indah, dan kebajikan yang

indah. Indah dalam arti luas mencakup hampir

seluruh yang ada, apakah merupakan hasil

seni, dalam, moral, dan intelektual.

Here comes your footer Page 37

Page 38: Manusia sebagai mahluk budaya

2. Secara sempit, yaitu indah yang terbatas

pada lingkup persepsi penglihatan (bentuk

dan warna).

3. Secara estetik murni, menyangkut

pengalaman estetik pengalaman estetik

seseorang dalam hubungannya dengan

segala sesuatu yang diresapinya melalui

penglihatan, pendengaran, perabaan dan

perasaan, yang semuanya dapat

menimbulkan resepsi (anggapan) indah.

Here comes your footer Page 38

Page 39: Manusia sebagai mahluk budaya

Jika estetika dibandingkan dengan etika,

maka etika berkaitan dengan nilai tentang –

baik buruk, sedangkan estetika berkaitan

dengan hal yang indah – jelek. Sesuatu yang

estetika berarti memenuhi unsur keindahan (

secara estetik murni maupun secara sempit,

baik dalam bentuk, warna, garis, kata,

ataupun nada). Budaya yang estetik bearti

budaya itu memiliki unsur keindahan.

Here comes your footer Page 39

Page 40: Manusia sebagai mahluk budaya

Apabila nilai etik bersifat relatif universal,

dalam arti bisa diterima banyak orang, namun

nilai estetik amat subjektif dan partikular.

Sesuatu yang indah bagi seseorang belum

tentu indah bagi orang lain. Misalkan dua

orang memandang sebuah lukisan. Orang

pertama akan mengakui keindahan yang

terkandung dalam lukisan tersebut, namun

bisa jadi orang kedua tidak menemukan

keindahan didalam lukisan tersebut.

Here comes your footer Page 40

Page 41: Manusia sebagai mahluk budaya

Oleh karena subjektif, nilai estetik tidak bisa

dipaksakan pada orang lain. Kita tidak

memaksa seseorang untuk mengakui

keindahan sebuah lukisan sebagaimana

pandangan kita nilai-nilai estetik lebih bersifat

perasaan, bukan pernyataan.

Here comes your footer Page 41

Page 42: Manusia sebagai mahluk budaya

Budaya sebagai hasil karya manusia sesungguhnya

diupayakan untuk memenuhi unsur keindahan. Manusia

sendiri memang suka akan keindahan. Disinilah manusia

berusaha berestetika dalam berbudaya. Semua kebudayaan

pastilah memiliki nilai-nilai estetik. Bagi masyarakat

pendukung budaya tersebut. Hal-hal yang indah dan

kesukaannya pada keindahan diwujudkan dengan

menciptakan aneka ragam budaya.

Namun sekali lagi, bahwa suatu produk budaya yang

dipandang indah oleh masyarakat pemiliknya belum tentu

indah bagi masyarakat budaya lain. Contohnya, budaya

suku-suku bangsa di Indonesia. Tarian suatu suku berikut

penari dan pakaiannya mungkin dilihat tidak ada nilai

estetikanya, bahkan dipandang aneh oleh warga dari suku

lain, demikian pula sebaliknya.

Here comes your footer Page 42

Page 43: Manusia sebagai mahluk budaya

Oleh karena itu, estetika berbudaya tidak semata-

mata dalam berbudaya harus memenuhi nilai-nilai

keindahan. Lebih dari itu, estetika berbudaya

menyiratkan perlunya manusia (individu atau

masyarakat) untuk menghargai keindahan budaya

yang dihasilkan manusia lainnya. Keindahan adalah

subjektif, tetapi kita dapat melepas subjektivitas kita

untuk melihat adanya estetika dari budaya lain.

Estetika berbudaya yang demikian akan mampu

memecah sekat-sekat kebekuan, ketidakpercayaan,

kecurian, dan rasa inferioritas antar budaya.

Here comes your footer Page 43

Page 44: Manusia sebagai mahluk budaya

D. MEMANUSIAKAN MANUSIA

Manusia tidak hanya sebatas menjadi homo, tetapi

harus meningkatkan diri menjadi human. Manusia

harus memiliki prinsip, nilai, dan rasa kemanusian

yang melekat dalam dirinya. Manusia memiliki

perikemanusiaan, tetapi binatang tidak bisa

dikatakan memiliki perikebinatangan. Hal ini karena

binatang tidak memiliki akal budi, sedangkan

manusia memiliki akal budi yang bisa memunculkan

rasa atau perikemanusiaan. Perikemanusiaan inilah

yang mendorong perilaku baik sebagai manusia.

Here comes your footer Page 44

Page 45: Manusia sebagai mahluk budaya

Memanusiakan manusia berarti perilaku

manusia untuk senantiasa menghargai

dan menghormati harkat dan derajat

manusia lainnya. Memanusiakan

manusia adalah tidak menindas sesama,

tidak menghardik, tidak bersifat kasar,

tidak menyakiti, dan perilaku-perilaku

buruk lainnya.

Here comes your footer Page 45

Page 46: Manusia sebagai mahluk budaya

Memanusiakan manusia bearti pela perilaku

memanusiawikan antarsesama.

Memanusiakan manusia memberi keuntungan

bagi diri sendiri maupun orang lain. Bagi diri

sendiri akan menunjukan harga diri dan nilai

luhur pribadinya sebagai manusia.

Sedangkan bagi orang lain akan memberikan

rasa percaya, rasa hormat, kedamaian, dan

kesejahteraan hidup.

Here comes your footer Page 46

Page 47: Manusia sebagai mahluk budaya

Sebaliknya, sikap tidak manusiawi terhadap manusia lain

hanya akan merendahkan harga diri dan martabatnya

sebagai manusia yang sesungguhnya makhluk mulia.

Sedangkan bagi orang lain sebagai korban tindakan yang

tidak manusiawi akan menciptakan penderitaan, kesusahaan,

ketakutan, perasaan dendam, dan sebagainya. Sejarah

membuktikan bahwa perseteruan, pertentangan, dan

peperangan yang terjadi di berbagai belahan dunia adalah

karena manusia belum mampu memanusiakan manusia lain,

dan sekelompok bangsa menindas bangsa lain. Penjajahan

atau kolonialisme tidak sesuai dengan perikemanusiaan.

Here comes your footer Page 47

Page 48: Manusia sebagai mahluk budaya

Dewasa ini, perilaku tidak manusiawi

dicontohkan dengan adanya kasus kekerasan

terhadap para pembantu rumah tangga.

Misalkan seorang pembantu disiksa, tidak

diberi upah, dikurung dalam rumah, dan

sebagainya. Para majikan telah melakukan

tindakan yang bertentangan dengan prinsip-

prinsip kemanusiaan.

Here comes your footer Page 48

Page 49: Manusia sebagai mahluk budaya

Sikap dan perilaku memanusiakan manusia didasarkan atas

prinsip kemanusiaan yang disebut the mankind is one.

Prinsip kemanusiaan tidak membeda-bedakan kita dalam

memperlakukan orang lain atas dasar warna kulit, suku,

agama, ras, asal, dan status sosial ekonomi. Kita tetap harus

manusiawi terhadap orang lain, apapun latar belakangnya,

karena semua manusia adalah makhluk Tuhan yang sama

harkat dan martabatnya. Perilaku yang manusiawi atau

memanusiakan manusia adalah sesuai dengan kodrat

manusia. Sebaliknya, perilaku yang tidak manusiawi

bertentangan dengan hakikat kodrat manusia. Perilaku yang

tidak manusiawi pasti akan mendatangkan kerusakan hidup

manusia.

Here comes your footer Page 49

Page 50: Manusia sebagai mahluk budaya

E. PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN

Kebudayaan yang diciptakan manusia dalam

kelompok dan wilayah yang berbeda-beda

menghasilkan keragaman kebudayaan. Tiap

persekutuan hidup manusia (masyarakat, suku, atau

bangsa) memiliki kebudayaannya sendiri yang

berbeda dengan kebudayaan kelompok lain.

Kebudayaan yang dimiliki sekelompok manusia

membentuk ciri dan menjadi pembeda dengan

kelompok lain. Dengan demikian, kebudayaan

merupakan identitas dari persekutuan hidup

manusia.

Here comes your footer Page 50

Page 51: Manusia sebagai mahluk budaya

Dalam rangka pemenuhan hidupnya manusia akan

berinteraksi dengan manusia lain, masyarakat

berhubungan dengan masyarakat lain, demikian

pula terjadi hubungan antarpersekutuan hidup

manusia dari waktu ke waktu dan terus berlangsung

sepanjang kehidupan manusia. Kebudayaan yang

ada ikut pula mengalami dinamika seiring dengan

dinamika pergaulan hidup manusia sebagai pemilik

kebudayaan. Berkaitan dengan hal tersebut kita

mengenal adanya pewarisan kebudayaan,

perubahan kebudayaan, dan penyebaran

kebudayaan

Here comes your footer Page 51

Page 52: Manusia sebagai mahluk budaya

1. Pewarisan Kebudayaan

Pewarisan kebudayaan adalah proses

pemindahan, penerusan, pemilikan, dan

pemakaian kebudayaan dari generasi ke

generasi secara berkesinambungan.

Pewarisan budaya bersifat vertikal artinya

budaya diwariskan dari generasi terdahulu

kepada generasi berikutnya untuk digunakan,

dan selanjutnya diteruskan kepada generasi

yang akan datang.

Here comes your footer Page 52

Page 53: Manusia sebagai mahluk budaya

Pewarisan kebudayaan dapat dilakukan melalui

enkulturasi dan sosialisasi. Enkulturasi atau

pembudayaan adalah proses mempelajari dan

menyesuaikan pikiran dan sikap individu dengan

sistem norma, adat, dan peraturan hidup dalam

kebudayaannya. Proses enkulturasi dimulai sejak

dini, yaitu masa kanak-kanak, bermula dari

lingkungan keluarga, teman-teman sepermainan,

dan masyarakat luas. Sosialisasi atau proses

pemasyarakatan adalah individu menyesuaikan diri

dengan individu lain dalam masyarakatnya.

Here comes your footer Page 53

Page 54: Manusia sebagai mahluk budaya

Dalam hal pewarisan budaya bisa muncul

masalah antara lain : sesuai atau tidaknya

budaya warisan tersebut dengan dinamika

masyarakat saat sekarang, penolakan

generasi penerima terhadap warisan budaya

tersebut, dan munculnya budaya baru yang

tidak lagi sesuai dengan budaya warisan.

Here comes your footer Page 54

Page 55: Manusia sebagai mahluk budaya

Dalam suatu kasus, ditemukan generasi

muda menolak budaya yang hendak

diwariskan oleh generasi pendahulunya.

Budaya itu dianggap tidak lagi sesuai dengan

kepentingan hidup generasi tersebut, bahkan

dianggap bertolak belakang dengan nilai-nilai

budaya baru yang diterima sekarang ini.

Here comes your footer Page 55

Page 56: Manusia sebagai mahluk budaya

2. Perubahan Kebudayaan

Penyebaran kebudayaan adalah perubahan yang

terjadi sebagai akibat adanya ketidaksesuaian di

antara unsur-unsur budaya yang saling berbeda

sehinga terjadi keadaan yang fungsinya tidak serasi

bagi kehidupan. Perubahan kebudayaan mencakup

banyak aspek, baik bentuk, sifat perubahan,

dampak perubahan, dan mekanisme yang

dilaluinya. Perubahan kebudayaan di dalamnya

mencakup perkembangan kebudayaan.

Pembangunan dan modernisasi termasuk pula

perubahan kebudayaan

Here comes your footer Page 56

Page 57: Manusia sebagai mahluk budaya

Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa

memunculkan masalah, antara lain

perubahan akan merugikan manusia jika

perubahan itu bersifat regress (kemunduran)

bukan progress (kemajuan); perubahan bisa

berdampak buruk atau mejadi bencana jika

dilakukan melalui revolusi, berlangsung cepat,

dan di luar kendali manusia.

Here comes your footer Page 57

Page 58: Manusia sebagai mahluk budaya

3. Penyebaran Kebudayaan

Penyebaran kebudayaan atau difusi adalah proses

menyebarnya unsur-unsur kebudayaan dari suatu

kelompok ke kelompok lain atau suatu masyarakat

ke masyarakat lain. Kebudayaan kelompok

masyarakat di suatu wilayah bisa menyebar ke

masyarakat wilayah lain. Misalnya, kebudayaan dari

masyarakat barat (negara-negara Eropa) masuk dan

memengaruhi kebudayaan timur (bangsa Asia dan

Afrika). Globalisasi budaya bisa dikatakan pula

sebagai penyebaran suatu kebudayaan secara

meluas.

Here comes your footer Page 58

Page 59: Manusia sebagai mahluk budaya

Dalam hal penyebaran kebudayaan Arnold J.

Toynbee merumuskan beberapa dalil tentang radiasi

budaya sebagai berikut.

Pertama, aspek atau unsur budaya selalu masuk

tidak secara keseluruhan, melainkan individual.

Kebudayaan Barat yang masuk ke dunia Timur pada

abad ke-19 tidak masuk secara keseluruhan. Dunia

Timur tidak mengambil budaya Barat secara

keseluruhan, tetapi unsur tertentu, yaitu teknologi.

Teknologi merupakan unsur yang paling mudah

diserap. Industrialisasi di negara-negara Timur

merupakan pengaruh dari kebudayaan Barat.

Here comes your footer Page 59

Page 60: Manusia sebagai mahluk budaya

Kedua, kekuatan menembus suatu budaya berbanding

terbalik dengan nilainya, makin tinggi dan dalam aspek

budayanya, makin sulit untuk diterima. Contoh religi adalah

lapis dalam dari budaya. Religi orang Barat (Kristen) sulit

diterima oleh orang Timur dibanding teknologinya.

Alasannya, religi merupakan lapisan budaya yang paling

dalam dan tinggi, sedangkan teknologi merupakan lapis luar

dari budaya.

Ketiga, jika satu unsur budaya masuk maka akan menarik

unsur budaya lain. Unsur teknologi asing yang diadopsi akan

membawa masuk pula nilai budaya asing melalui orang-

orang asing yang bekerja di industri teknologi tersebut.

Here comes your footer Page 60

Page 61: Manusia sebagai mahluk budaya

Keempat, aspek atau unsur budaya yang di tanah

asalnya tidak berbahaya, bisa menjadi berbahaya

bagi masyarakat yang didatangi. Dalam hal ini,

Toynbee memberikan contoh nasionalisme.

Nasionalisme sebagai hasil evolusi sosial budaya

dan menjadi sebab tumbuhnya negara-negara

nasional di Eropa abad ke-19 justru memecah belah

sistem kenegaraan di dunia Timur, seperti

kesultanan dan kekhalifahan di Timur Tengah.

Here comes your footer Page 61

Page 62: Manusia sebagai mahluk budaya

Penyebaran kebudayaan (difusi) bisa menimbulkan masalah.

Masyarakat penerima akan kehilangan nilai-nilai budaya lokal

sebagai akibat kuatnya budaya asing yang masuk. Contoh

globalisasi budaya yang bersumber dari kebudayaan Barat

pada era sekarang ini adalah masuknya nilai-nilai budaya

global yang dapat memberi dampak negatif bagi perilaku

sebagian masyarakat Indonesia. Misalnya, pola hidup

konsumtif, hedonisme, pragmatis, dan individualistik.

Akibatnya, nilai budaya bangsa seperti rasa kebersamaan

dan kekeluargaan lambat laun bisa hilang dari masyarakat

Indonesia.

Here comes your footer Page 62

Page 63: Manusia sebagai mahluk budaya

Pada dasarnya, difusi merupakan bentuk kontak

antarkebudayaan. Selain difusi, kontak kebudayaan

dapat pula berupa akulturasi dari asimilasi.

Akulturasi berarti pertemuan antara dua

kebudayaan atau lebih yang berbeda. Akulturasi

merupakan kontak antarkebudayaan. Asimilasi

berarti peleburan antarkebudayaan yang bertemu.

Asimilasi terjadi karena proses yang berlangsung

lama dan intensif antara mereka yang berlainan latar

belakan ras, suku, bangsa, dan kebudayaan. Pada

umumnya, asimilasi menghasilkan kebudayaan

baru.

Here comes your footer Page 63