1 INTERAKSI BUDAYA ORGANISASI DENGAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP KINERJA UNIT BISNIS INDUSTRI MANUFAKTUR DAN JASA Peni Sawitri Fak. Ekonomi Univ. Gunadarma Email : [email protected]ABSTRAK Peranan Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) sangat signifikan dalam peningkatan kinerja perusahaan yang tergantung pada bentuk maupun budaya organisasi. Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui pengaruh interaksi budaya organisasi dengan proses sistem pengendalian manajemen (SPM) yang difokuskan pada alat pengendalian sebagai atribut SPM dan mekanisme SPM ( yaitu evaluasi dan sistem umpan balik) terhadap kinerja unit bisnis pada industri manufaktur dan jasa di Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode survey ke manajer suatu unit bisnis, pusat laba atau divisional dalam perusahaan baik manufaktur maupun jasa yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hipotesis diuji dengan moderated regression analysis dengan multiplicative model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya perusahaan tidak memperkuat hubungan antara atribut dan mekanisme SPM dengan kinerja unit bisnis. Kata kunci : Budaya organisasi, alat pengendalian, mekanisme evaluasi dan mekanisme sistem umpan balik. ABSTRACT Role of Management Control System is very significant in improving the performance of companies that depend on the shape and culture of the organization. This study aim to determine the effect of organizational cultural interaction with the process of management control systems focussed at device controls and its mechanisms (such as evaluation and feedback system) to business unit performance in manufacturing and service industries in Jakarta. Data of the study was collected via mail survey to business unit managers who heading a strategic business unit (SBU), profit center or of divisional in manufacturing and services companies which listed in Jakarta Stock Exchange. The statistic method used to test the hypotheses is multiple regression multiplicative model. The results showed that corporate culture does not strengthen the relationship between attributes and mechanisms of SPM with business unit performance. Key words : Corporate culture, device controls, evaluation mechanism and the mechanism of feedback systems. 1. PENDAHULUAN Pengendalian manajemen telah menjadi salah satu area penting dalam penelitian perilaku organisasi, sejalan dengan pertumbuhan tekanan ekonomi, iklim industri yang
27
Embed
MANUFAKTUR DAN JASA - Gunadarma Universitypeni.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/1844/jurnal+petra... · INTERAKSI BUDAYA ORGANISASI DENGAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
INTERAKSI BUDAYA ORGANISASI DENGAN SISTEM PENGENDALIANMANAJEMEN TERHADAP KINERJA UNIT BISNIS INDUSTRI
Peranan Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) sangat signifikan dalam peningkatankinerja perusahaan yang tergantung pada bentuk maupun budaya organisasi. Penelitianini bertujuan ingin mengetahui pengaruh interaksi budaya organisasi dengan prosessistem pengendalian manajemen (SPM) yang difokuskan pada alat pengendalian sebagaiatribut SPM dan mekanisme SPM ( yaitu evaluasi dan sistem umpan balik) terhadapkinerja unit bisnis pada industri manufaktur dan jasa di Jakarta. Penelitian inimenggunakan metode survey ke manajer suatu unit bisnis, pusat laba atau divisional dalamperusahaan baik manufaktur maupun jasa yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hipotesisdiuji dengan moderated regression analysis dengan multiplicative model. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa budaya perusahaan tidak memperkuat hubungan antara atribut danmekanisme SPM dengan kinerja unit bisnis.Kata kunci : Budaya organisasi, alat pengendalian, mekanisme evaluasi dan mekanisme
sistem umpan balik.
ABSTRACT
Role of Management Control System is very significant in improving the performance ofcompanies that depend on the shape and culture of the organization. This study aim todetermine the effect of organizational cultural interaction with the process of managementcontrol systems focussed at device controls and its mechanisms (such as evaluation andfeedback system) to business unit performance in manufacturing and service industries inJakarta. Data of the study was collected via mail survey to business unit managers whoheading a strategic business unit (SBU), profit center or of divisional in manufacturing andservices companies which listed in Jakarta Stock Exchange. The statistic method used totest the hypotheses is multiple regression multiplicative model. The results showed thatcorporate culture does not strengthen the relationship between attributes and mechanismsof SPM with business unit performance.Key words : Corporate culture, device controls, evaluation mechanism and the mechanism
of feedback systems.
1. PENDAHULUAN
Pengendalian manajemen telah menjadi salah satu area penting dalam penelitian
perilaku organisasi, sejalan dengan pertumbuhan tekanan ekonomi, iklim industri yang
2
tidak menentu, krisis ekonomi, dan keadaan lingkungan eksternal lainnya seperti
konsumen, tingkat persaingan, pasar, pemasok, distributor, sikap masyarakat dan
pemerintah. Studi-studi yang telah ada (Anthony, 1966; Miller dan Friesen, 1982;
X1 = atribut dan mekanisme sistem pengendalian manajemen ;X2 = budaya perusahaan
Tabel 4.3 menunjukkan hasil analisa regresi dengan interaksi budaya perusahaan
sebagai variabel kontinjensi dengan atribut dan mekanisme sistem pengendalian
manajemen guna menguji hipotesis, bila koefisien interaksi positip dan p< 0,05 maka
hipotesis diterima yaitu bahwa interaksi budaya perusahaan dengan salah satu atribut dan
mekanisme sistem pengendalian manajemen berhubungan positip dengan kinerja SBU.
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa interaksi antara budaya perusahaan dengan
atribut dan mekanisme sistem pengendalian manajemen sebagian besar menunjukkan
koefisien yang negatif dan tidak signifikan (p>0.005), kecuali interaksi budaya perusahaan
dengan mekanisme sistem evaluasi berdasarkan anggaran menunjukkan hasil koefisien
yang positip dan signifikan (p<0.005). Hasil ini menunjukkan arti bahwa budaya
22
perusahaan tidak memperkuat hubungan moderating terhadap hubungan antara atribut dan
mekanisme sistem pengendalian manajemen dengan kinerja unit bisnis, kecuali
memperkuat hubungan sistem evaluasi berdasarkan anggaran dengan kinerja unit bisnis.
Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung hipotesis hanya pada salah satu
mekanisme SPM yaitu interaksi budaya perusahaan dengan sistem evaluasi berdasarkan
anggaran berhubungan positip dengan kinerja unit bisnis.
Hasil ini dapat terjadi karena unit bisnis dalam penelitian ini cenderung memiliki
budaya yang berorientasi pada hasil dan kontrol yang ketat maka lebih berinteraksi dengan
evaluasi berdasarkan anggaran daripada atribut dan mekanisme pengendalian yang lain
dalam meningkatkan kinerja unit bisnisnya, selain unit bisnis juga cenderung lebih
berorientasi pada pekerjaan bukan pada keadaan pegawai yang bekerja dan pragmatis yang
menekankan pada hasil lebih penting daripada prosedur.
Hasil temuan di lapangan ini mendukung pendapat Rasyid (1998) bahwa tidak terjadi
hubungan saling peran (interplay) antara budaya organisasi dengan akuntansi yang
dipraktekkan di organisasi tersebut, namun budaya perusahaan berfungsi sebagai
mekanisme pengendalian di mana akuntansi manajemen tidak dipraktekkan dalam
perusahaan. Hasil regresi berganda dalam penelitian ini juga dapat menggambarkan
bahwa unit bisnis dalam penelitian ini cenderung mempunyai budaya perusahaan yang
berorientasi pada hasil, pekerjaan, profesional, sistem terbuka, kontrol ketat dan pragmatis,
maka penggunaan atribut (alat pengendalian) dan mekanisme sistem umpan balik bukanlah
tergantung pada budaya perusahaan tersebut, melainkan ditentukan oleh faktor lainnya,
karena budaya perusahaan itu sendiri sudah dianggap sebagai mekanisme pengendalian
sebagaimana dikemukakan pula oleh Flamholtz (1983) yang menganggap bahwa budaya
23
organisasi sebagai sebuah komponen pengendalian selain struktur organisasi dan inti sistem
pengendalian.`
Budaya tidaklah berperan dalam menentukan alat pengendalian maupun mekanisme
sistem umpan balik, namun berperan dalam meningkatkan efektivitas evaluasi berdasarkan
anggaran terhadap kinerja unit bisnis. Hal ini juga mendukung hasil penelitian Poerwati
(2002) yang menunjukkan bahwa budaya organisasi secara signifikan mampu bertindak
sebagai variabel moderating yang mempengaruhi hubungan partisipasi penyusunan
anggaran dalam meningkatkan kinerja manajerial. Hasil penelitian ini juga memperkuat
penelitian Chow et al (1991) dalam Yap et al (1993) yang menemukan bahwa budaya
(cultural individualism) dan sistem pengendalian manajemen berpengaruh secara signifikan
sebagai variabel independen terhadap kinerja tetapi tidak secara interaksi mempengaruhi
kinerja.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil temuan di lapangan ini menggambarkan bahwa bila unit bisnis cenderung
mempunyai budaya perusahaan yang berorientasi pada hasil, pekerjaan, profesional, sistem
terbuka, kontrol ketat dan pragmatis, maka penggunaan atribut (alat pengendalian) dan
mekanisme sistem umpan balik bukanlah tergantung pada budaya perusahaan tersebut,
melainkan ditentukan oleh faktor lainnya, karena budaya perusahaan itu sendiri sudah
dianggap sebagai mekanisme pengendalian.
Hal ini dapat terjadi karena kecenderungan jawaban responden dalam penelitian ini
menunjukkan ada perbedaan budaya perusahaan secara signifikan pada kelompok usaha
jasa dengan kelompok usaha manufaktur tempat responden bekerja dalam unit bisnis
perusahaan di kedua kelompok tersebut, terutama dimensi ke dua yaitu beorientasi orang
24
atau pekerjaan, dimensi ketiga yaitu parochial atau profesional dan dimensi keenam yaitu
normative atau pragmatis. Namun secara keseluruhan responden menilai bahwa budaya
perusahaan tempat mereka bekerja cenderung berdimensi pada (1) hasil yang ditandai
dengan upaya maksimal dalam mencapai tujuan dan keberanian menghadapi berbagai
resiko, (2) pekerjaan yang ditandai dengan keputusan-keputusan penting lebih sering
dibuat oleh individu (terpusat pada atasan), (3) profesional yang ditandai dengan titik berat
pada perencanaan masa depan dan mementingkan kompetensi dalam pekerjaan, (4)
terbuka yang ditandai dengan keterbukaan dalam komunikasi terhadap pihak luar, (5)
kontrol ketat yang ditandai dengan ketepatan waktu dan efisiensi serta (6) pragmatis yang
ditandai dengan penekanan pada hasil daripada prosedur.
Dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam penelitian ini
seperti penggunaan instrumen yang mendasarkan pada persepsi jawaban responden melalui
survey dengan kuesioner dapat menimbulkan masalah jika persepsi responden berbeda
dengan keadaan sesungguhnya, sehingga kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan pada
data yang dikumpulkan melalui penggunaan instrumen secara tertulis, diharapkan
penelitian-penelitian di masa yang akan datang sebagai implikasi teoritis dapat
menggunakan metode wawancara langsung untuk mengetahui budaya perusahaan, atribut
dan mekanisme sistem pengendalian yang diterapkan perusahaan. Penelitian lanjutan perlu
mempertimbangkan variabel kontingensi lainnya yang belum diuji dalam penelitian ini
seperti teknologi informasi sebagaimana diketahui salah satu kunci keberhasilan suatu
sistem pengendalian manajemen ditentukan ada tidaknya dukungan teknologi informasi..
DAFTAR PUSTAKA
25
Anthony, R. N. (1966). Management Planning dan Control Systems : A Framework forAnalysis, Harvard Business Scholl Press.
Anthony, R. N. dan V. Govindarajan (1995). Management Control Systems. United Statesof America, The Irwin.
Budihardjo, A. (2003). "Peranan Budaya Perusahaan : Suatu Pendekatan Sistematik dalamMengelola Perusahaan." Prasetya Mulya Management Journal VIII(14): 51-67.
Cooper, D. R. dan C. W. Emory (1996). Business Research Methods. USA, Richard IrwinInc.
Daft, R. L. dan N. B. Macintosh (1984). "The Nature dan Use Of Formal Control Systemsfor Management Control dan Strategy Implementation." Journal of Management10(1): 43-66.
Dutta, M. (2002). Management Control Systems. New Delhi, India, S. Chdan & CompanyLtd.
Fisher, J. G. (1998). "Contingency Theory, Management Control Systems dan FirmOutcomes : Past Results dan Future Directions." Behavioral Research in Accounting10(Supplement): 47-64.
Flamholtz, E. G. (1983). "Accounting, Budgeting, dan Control Systems in TheirOrganizational Context : Theoretical dan Empirical Perspectives." Accounting,Organizations dan Society 8: 153-169.
Govindarajan, V. (1988). "A Contingency Approach to Strategy Implementation at theBusiness-Unit Level : Integrating Administrative Mechanisms with Strategy."Academy of Management Journal 31(4): 828-851.
Harrison, G. L. and J. L. McKinnon (1999). "Cross-cultural Research in ManagementControl Systems Design : a Review of The Current State." Accounting,Organizations and Society 24: 483-506.
Hopwood, A. (1972). "An Empirical Study the Role of Accounting Data in PerformanceEvaluation." Journal of Accounting Research Supplemen: 156-182.
Hopwood, A (1976) Accounting an Human Behaviour, Haymarket Publishing Limited.Hofstede, G. (1978). "The Poverty of Management Control Philosophy." Academy of
Management Review: 450-461.Hofstede, G., B. Neuijen, Ohayv, D. D. and G. Sanders (1990). “Measuring Organizational
Cultures : A Qualitative dan Quantitative Study Across Twenty Cases."Administrative Science Quarterly 35: 286-316.
Indriantoro, N. (1999). "Aliran-Aliran Pemikiran Alternatif dalam Akuntansi." JurnalEkonomi dan Bisnis Indonesia 14(3): 101-105.
Indriantoro, N. (2000). "Hubungan Size dan Fungsi dengan Kultur OrganizationalPerusahaan Manufaktur di Indonesia." Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia 15(4):442-452.
Indriantoro, N. (2000). "An Empirical Study of Locus of Control dan Cultural Dimensionsas Moderating Variables of the Effect of Participative Budgeting on JobPerformance dan Job Satisfaction." Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia 15(1): 97-114.
Khomsiyah dan N. Indriantoro (2000). "Metodologi Penelitian Akuntansi Keperilakuan :Pendekatan Filsafat Ilmu." Jurnal Bisnis dan Akuntansi 2(2): 89-102.
Langfield-Smith, K. (1997). "Management Control Systems and Strategy: a Critical
26
Review." Accounting, Organizations and Society 22(2): 207-232.Miller, D. dan P. Friesen (1982). "Innovation in Concervative dan Entrepreneurial Firms :
Two Models of Strategic Momentum." Strategic Management Journal 3: 1-25.O'Reilly, C. A. and J. A. Chatman (1996). "Culture as Social Control : Corporations,
Culture and Commitment." Research in Organizational Behavior 18: 157-200.Otley, D. T. (1978). "Budget Use dan Managerial Performance." Journal of Accounting
Research: 122-149.Otley, D. T. (1999). "Performance Management: a Framework for Management Control
Systems Research." Management Accounting Research 10: 363-382.Otley, D. T. dan A. Berry (1980). "Control, Organizations dan Accounting." Accounting,
organizations dan society: 231-244.Poerwati, T. (2002). Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja
Manajerial : Budaya Organisasi dan Motivasi sebagai Variabel Moderating.Simposium Nasional Akuntansi V, Semarang, Ikatan Akuntan Indonesia.
Pondeville, S. M. (2000). "The Control Systems in The environmental managementframework." Working Paper IPA Young Scholars Colloquium: 13.
Puspa, D. F. (2000). "Dampak Konflik Organisasional-Profesional Akuntan TerhadapKepuasan kerja dan Perpindahan Pekerja (Studi Empiris terhadap Akuntan yangBekerja pada Organisasi Profesional dan Organisasi Non Profesional)." MediaEkonomi 6(3): 979-991.
Puspa, D. F. dan B. Riyanto (1999). "Tipe Lingkungan Pengendalian Organisasi, OrientasiProfesional, Konflik Peran, Kepuasan Kerja dan Kinerja: Suatu Penelitian Empiris."Jurnal Riset Akuntansi Indonesia 2(1): 117-135.
Putra, E. P. and A. Naim (2000). Budaya Perusahaan dan Intensitas Peran AkuntansiManajemen : Penelitian Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan di Indonesia.Simposium Nasional Akuntansi III, Jakarta, Ikatan Akuntan Indonesia.
Rasyid, E. R. (1998). "Saling Peran (interplay) antara Akuntansi dan Budaya Perusahaan,Penelitian Empiris dengan Metode Interpretif Etnografis." Jurnal Riset AkuntansiIndonesia 1(1): 43-66.
Riyanto, B. (2001). "Alternative Approach to Examining a Contingency Model inAccounting Research : a Comparison." Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen,Ekonomi 1(1): 13-32.
Simons, R. (1987). "Accounting Control Systems dan Business Strategy : An EmpiricalAnalysis." Accounting, Organizations dan Society: 357-374.
Simons, R. (1990). "The Role of Management Control Systems in Creating ComperativeAdvantage : New Perspectives." Accounting, Organizations dan Society 15(1/2):127-143.
Simons, R. (1991). "Strategic Orientation dan Top Management Attention to ControlSystems." Strategic Management Journal 12(1): 49-62.
Simons, R. (1994). "How New Top Managers Use Control Systems as Levers of StrategicRenewal." Strategic Management Journal 15: 169 - 189.
Simons, R. (1995). Levers of Control : How Managers Use Innovative Control Systems toDrive Strategic Renewal, Harvard Business School Press.
Syafruddin, M. (2001). "Pengaruh Moderasi Dinamika Lingkungan pada Sistem KontrolAkuntansi dan Kinerja Perusahaan." Jurnal Riset Akuntansi Indonesia 4(1): 99-110.
27
Tepeci, M. (2001). “The Effect of Personal Values, Organizational Culture, and Person-Organization Fit on Individual Outcomes in The Restaurant Industry”. Dissertationon Man-Environment Relations the Graduate School of Hotel, Restaurant andRecreation Management, The Pennsylvania State University.
Tugiman, H. (2002). "Pengaruh Auditor Internal, serta Faktor-faktor PendukungnyaTerhadap Peningkatan Pengendalian Internal dan Kinerja Perusahaan." JurnalAkuntansi & Auditing Indonesia VI(1): 33-48.
Wasito dan I. Ghozali (2002). "Pengaruh Sistem Pengendalian Terhadap Prestasi Kerja :Uji Langsung dan Tidak Langsung." Jurnal Ekonomi dan Bisnis (Dian Ekonomi)VIII(2): 147-172.
Yap, T. H., A. Sim, et al. (1993). "A Cross-Country Comparison of The RelationshipsBetween Strategy, Environment and Control System Attributes : Singapore andAustralia." The Indonesian Journal Of Accounting and Business Society 1(1): 27-80.
Yasukata, K. dan T. Kobayashi (2001). "Performance measurement dan evaluation systemsin view of strategic management control : a survey of management accountingpractices in Japan." Asia Pasific Management Review 6(1): 53-72.