[Type text]
CINDY JULIA AMANDA(1102013063)
1. MM SISTEM LIMFATIKUSDefinisi: Sistem limfatik adalah komponen
tambahan sirkulasi. Sistem ini terdiri dari organ-organ yang
memproduksi dan menyimpan limfosit; suatu cairan yang bersirkulasi
(limfe); yang merupakan derivat cairan jaringan; dan
pembuluh-pembuluh limfatik yang mengembalikan limfe ke
sirkulasi.
Fungsi: Sistem limfatik mengembalikan kelebihna cairan jaringan
yang keluar dari kapiler. Sistem limfatik juga mengembalikan
protein plasma ke dalam sirkulasi. Pembuluh limfatik khusus
menstranspor nutrien yang terabsorpsi. Sistem limfatik mengeluarkan
zat-zat toksik dan debris selular dari jaringan setelah infeksi
atau kerusakan jaringan. Sistem limfatik mengendalikan kualitas
aliran cairan jaringan dengan cara menyaringnya melalui nodus-nodus
limfe sebelum mengembalikannya ke sirkulasi.
Solane, ethel. (2004) Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. EGC.
Jakarta.
1) Anatomi Pembuluh limfeStruktur pembuluh limfe serupa vena
kecil, tetapi memiliki lebih banyak katup sehingga pembuluh limfe
tampaknya seperti rangkaian merjan. Duktus torasikus Bermula
sebagai reseptakulum khili atau sisternakhili di depan vetebra
lumbalis. Kemudian berjalan ke atas melalui abdomen dan torax
menyimpang ke sebelah kiri kolumna vetebralis, kemudian bersatu
dengan vena-vena besar di sebelah bawah kiri leher dan menuangkan
isinya kedalam vena-vena itu.Duktus torasikus mengumpulkan limfe
dari semua bagian tubuh, kecuali dari bagian yang menyalurkan
limfenya ke duktus limfe kanan (batang saluran kanan).
Duktus limfe kananSaluran yang jauh lebih kecil dan
menggumpulkan limfe dari sebelah kanan, dan menuangkan isinya ke
dalam vena yang berada di sebelah bawah kanan leher.Sewaktu infeksi
pembuluh limfe dan kelenjar dapat meradang, yang tambak pada
pembengkakan kelenjar yang sakit di ketiak atau lipat paha dalam
hal sebuah jari tangan atau jari kaki terkena infeksi.
Pearce, Evelyn. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia.
Jakarta.
Organ limfatik primer1. Sumsum Tulang MerahTerdapat pada tulang
pipa pada orang dewasa. Merupakan tempat pembentukan limfosit.
2. Kelenjar TimusKelenjar timus biasanya memiliki dua lobus.
Kelenjar timus terletak di bagian atas tulang dada. Tiap lobus
terdiri atas bagian korteks dan medula. Korteks tersusun atas
sel-sel limfosit dan sel-sel epiel. Medula tersusun atas sel-sel
epitel. Kelenjar timus memproduksi hormon yang berfungsi dalam
pematangan sel limfosit T.
Organ limfatik sekunder1. Nodus limfeBerbentuk kecil lonjong
atau seperti kacang dan terdapat di sebanjang pembuluh limfe.
Kerjanya sebagai penyaring dan dijumpai di tempat-tempat
terbentuknya limfosit. Kelompok-kelompok utama terdapat di dalam
leher, axila, torax, abdomen, dan lipat paha.
Sebuah kelenjar terdiri atas jaringan fibrus, jaringan otot, dan
jaringan kelenjar. Disebelah luar, jaringan limfe terbungkus oleh
kapsul fibrus. Dari sini keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot dan
fibrus, yaitu trabekulae, masuk kedalam kelenjar dan membentuk
sekat-sekat. Ruang di antaranya berisi jaringan kelenjar,yang
mengandung banyak sel darah putih atau limfosit.
Pembuluh limfe aferan menembus kapsel di pinggiran yang cembung
dan menuangkan isinya ke dalam kelenjar. Bahan ini bercampur dengan
benda-benda kecil daripada limfe yang banyak sekali terdapat
didalam kelenjar dan selanjutnya campuran ini dikumpulkan pembuluh
limfe eferen yang mengeluarkannya melalui hilum. Arteri dan vena
juga masuk dan keluar kelenjar melaui hilum.
2. LimpaBerbentuk oval, merupakan jaringan limfatik terbesar di
dalam tubuh. Panjangnya sekitar 12 cm. Limpa terletak diantara
perut dan diagfragma. Limpa terdiri dari bagian yang disebut pulpa
putih dan pulpa merah. Pulpa putih mengandung limfosit dan
makrofag. Pulpa merah mengandung pembuluh darah. Darah yang
mengalir ke dalam limpa akan bertemu dengan sel-sel limfosit dan
makropag di bagian pulpa putih. Sel-sel limfosit dan makrofag akan
menjalankan fungsi imun terhadap patogen-patogen yang terdapat
dalam darah.
3. Nodulus limfatikusMerupakan sekumpulan jaringan limfatik yang
tersebar di sepanjang jaringan ikat yang terdapat pada membran
mukus yang membatasi dinding saluran pencernaan, saluran
reproduksi, saluran urin, dan saluran respirasi. Folikel limfatik
terdapat di permukaan dinding usus halus. Letak nodulus limfatikus
sangat strategis untuk berperan dalam respon imun melawan zat asing
yang masuk ke dalam tubuh melalui pencernaan atau pernapasan.
2) Histologi Pembuluh limfe
Limfanodus
Limpa
Thymus
Palatina tonsil
Ross, Michael. Pawlina, Wojciech. (2011) Histology a Text and
Atlas with Correlated Cell and Molecular Biology. 6th ed.
Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia.
2. MM imunologia. Klasifikasi Imunitas alamiah Mencakup respon
imun non-spesifik tubuh yang bereaksi segera setelah adanya suatu
agen yang mengancam. Respons non-spesifik ini adalah mekanisme
pertahanan (inheren (bawaan atau sudah ada) yang secara
non-selektif mempertahankan tubuh dari dari benda asing atau materi
abnormal apapun jenisnya, bahakn meskipun baru pertama kali
terpapar.
Pertahanan bawaan ini mencakup:1) PeradanganSuatu respon
nonspesifik terhadap cedera jaringan dimana spesialis-spesialis
fagositik (neutrophil dan makrofag) berperan besar, bersama dengan
asupan suportif dari tipe sel imun lain.2) InterferonSekelompok
protein yang secara nonspesifik mempertahankankan sel dari infeksi
virus.3) Natural killer cellsSuatu kelompok khusus sel mirip
limfosit yang secara spontan dan nonspesifik melisiskan
(memecahkan) dan menghancurkan sel penjamu yang terinfeksi virus
dan sel kanker.4) Sistem komplementerSekelompok protein plasma
inaktif yang jika diaktifkan secara berurutan, akan merusak sel-sel
asing dengan menyerang membran plasmanya.
Imunitas yang didapatMencakup respons imun spesifik yang secara
selektif menyerang benda asing tertentu yang tubuh pernah terpajan
dan memiliki kesempatan untuk mempersiapkan serangan yang secara
khusus ditujukan kepada musuh. Karena itu, system imun ini
memerlukan waktu lebih lama untuk menyerang dan mengalahkan musuh
spesifik.
Terdapat dua kelas responns imun:1) Imunitas humoralImunitas
yang diperantai oleh antibody, yang melibatkan pembentukan antibody
oleh turunan limfosit B.
Sel B mengenali mikroba atau benda asing yang berada dalam
keadaan bebas misalnya bakteri dan toksinnya serta beberapa virus,
yang dilawan dengan mengeluarkan antibody spesifik terhadap
benda-benda asing tersebut.
2) Imunitas selularImunitas yang diperantai oleh sel, yang
melibatkan pembentukan limfosit T aktif, yang secara langsung
menyerang sel yang tidak diinginkan.
Sel T secara khusus mengenal dan menghancurkan sel tubuh yang
kacau, termasuk sel yang terinfeksi oleh virus dan sel kanker.
Dua sel T utama adalah:a. Sel CD8 (sel T sitotoksik atau
pemusnah), yang menghancurkan sel penjamu yang mengandung apapun
yang asing, dan karenanya mengandung antigen asing, misalnya sel
tubuh yang dimasuki virus, sel kanker yang memiliki protein mutan
akibat transformasi maligna, dan sel cangkokan.b. Sel CD4 (Sel T
helper atau penolong), yang meningkatkan pembentukan sel B yang
distimulasi antigen menjadi sel plasma penghasil antibodi,
meningkatkan aktivitas sel sitotoksik yang sesuai, dan mengaktifkan
makrofag.
Sherwood, lauralee. (2009) Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem.
6th ed. EGC. Jakarta.
b. Mekanisme
Imunitas alamiah1) Peradangan
2) Interferon
3) Natural Killer cells
4) Sistem komplementer
Imunitas yang didapat
1) Imunitas Humoral
2) Imunitas sellulara. Sel T sitotoksik
3. MM Antigena. DefinisiAntigen adalah molekul asing besar yang
unik yang memicu respons imun spesifik terhadap dirinya jika masuk
kedalam tubuh (Sherwood)
Antigen adalah zat yang mampu meninduksi respons imun spesifik
dan bereaksi dengan produk produk respons tersebut, yaitu, dengan
antibodi spesifik atau limfosit T yang disensitisasi secara khusus,
atau keduanya. (Dorland)
Antigen molekul asing yang dapat menimbulkan respon imun
spesifik dari limfosit pada manusia dan hewan. Antigen meliputi
molekul yang dimilki virus, bakteri, fungi, protozoa dan cacing
parasit. Molekul antigenic juga ditemukan pada permukaan zat-zat
asing seperti serbuk sari dan jaringan yang dicangkokkan. Sel B dan
sel T terspesialisasi bagi jenis antigen yang berlainan dan
melakukan aktivitas pertahanan yang berbeda namun saling melengkapi
(Baratawidjaja 1991: 13; Campbell,dkk 2000: 77).
LetakAntigen ditemukan di permukaan seluruh sel, tetapi dalam
keadaan normal, sistem kekebalan seseorang tidak bereaksi terhadap
sel-nya sendiri.Sehingga dapat dikatakan antigen merupakan sebuah
zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi
antibodi.Antigen biasanya protein atau polisakarida, tetapi dapat
juga berupa molekul Iainnya.Permukaan bakteri mengandung banyak
protein dan polisakarida yang bersifat antigen, sehingga antigen
bisa merupakan bakteri, virus, protein, karbohidrat, sel-sel
kanker, dan racun.
b. SifatKarakteristik antigen yang sangat menentukan
imunogenitas respon imun adalah sebagai berikut:
1) Asing (berbeda dari self)Pada umumnya, molekul yang dikenal
sebagai self tidak bersifat imunogenik, jadi untuk menimbulkan
respon imun, molekul harus dikenal sebagai nonself.2) Ukuran
molekulImunogen yang paling poten biasanya merupakan protein
berukuran besar. Molekul dengan berat molekul kurang dari 10.000
kurang bersifat imunogenik dan yang berukuran sangat kecil seperti
asam amino tidak bersifat imunogenik.3) Kompleksitas kimiawi dan
structuralJumah tertentu kompleksitas kimiawi sangat diperlukan,
misalnya homopolimer asam amino kurang bersifat munogenik
dibandingkan dengan heteropolimer yang mengandung dua atau tiga
asam amino yang berbeda.4) Determinan antigenic (epitop)Unit
terkecil dari antigen kompleks yang dapat dikat antibody disebut
dengan determinan antigenic atau epitop. Antigen dapat mempunyai
satu atau lebih determinan. Suatu determinan mempunyai ukuran lima
asam amino atau gula.5) Tatanan genetic penjamuDua strain binatang
dari spesies yang sama dapat merespon secara berbeda terhadap
antigen yang sama karena perbedaan komposisi gen respon imun.6)
Dosis, cara dan waktu pemberian antigenRespon imun tergantung
kepada banyaknya natigen yang diberikan, maka respon imun tersebut
dapat dioptmalkan dengan cara menentukan dosis antigen dengan
cermat (termasuk jumlah dosis), cara pemberian dan waktu pemberian
(termasuk interval diantara dosis yang diberikan).
Klasifikasi1. Jenis antigen berdasarkan determinannya:a.
Unideterminan, univalen, merupakan jenis epitop satu dan jumlahnya
satub. Unideterminan, multivalen, merupakan jenis epitop satu,
jumlah lebih dari satu
c. Multideterminan, univalen, merupakan jenis epitop lebih dari
satu dan jumlahnya satud. Multideterminan, multivalen, merupakan
jenis epitop lebih dari satu, jumlah lebih dari satu
2. Jenis antigen berdasarkan spesifiktasnyaa. Heteroantigen
dimiliki banyak spesiesb. Xenoantigen dimiliki spesies tertentuc.
Alloantigen dimiliki satu spesiesd. Antigen organ spesifik dimiliki
organ tertentue. Autoantigen berasal dari tubuhnya sendiri
3. Jenis antigen berdasarkan ketergantungan pada sel T:a. T
dependen adalah tentang antigen yang perlu pengenalan thd sel T dan
sel B untuk merangsang antibodyb. T Independen adalah tentang
antigen yang dapat merangsang sel B tanpa mengenal sel T dahulu
4. Jenis antigen berdasarkan kandungan bahan kimianya:a.
Karbohidrat merupakan imunogenikb. Lipid: tidak imunogenik
merupakan haptenc. Asam nukleat merupakan antigen yang tidak
imunogenikd. Protein merupakan imunogenik
c. Struktur
4. MM antibodia. Definisi
Antibodi (Antibody) berasal dari bahasa Latin "Anti" yang
berarti "melawan" dan "Bodiq" yang berarti "tubuh". Pengertian
antibodi adalah suatu zat yang dibentuk oleh tubuh yang berasal
dari protein darah jenis gama-globulin yang diubahnya untuk melawan
zat antigen (zat asing) yang masuk ke dalam tubuh.
b. Sifat Opsonin adalah antibodi yang bersifat merangsang
serangan leukosit terhadap antigen atau kuman. Lisin adalah
antibodi yang bersifat menghancurkan antigen atau kuman. Presipirin
adalah antibodi yang bersifat mengendapkan antigen dan kuman.
Aglutinin adalah antibodi yang bersifat menggumpalkan antigen,
aglutinogen, atau kuman.
c. Struktur
Subkelas antibody: IgM : berfungsi sebagai reseptor permukaan
sel B untuk mengikat antigen dan disekresikan pada tahap-tahap awal
respin plasma. IgG : immunoglobulin terbanyak dalam darah,
diproduksi dalam jumlah besar ketika tubuh kemudian terpajan ke
antigen yang sama.
Bersama-sama, antibody IgM dan IgG menghasilkan sebagian besar
dari respons imun spesifik terhadap bakteri penginvasi dan beberapa
jenis virus.
IgE : ikut melindungi tubuh dari cacing parasitic dan merupakan
mediator antibody untuk respon alergik umum, misalnya hay fever,
asma, dan urtikaria. IgA : ditemukan dalam sekresi sistem
pencernaan, pernapsan, dan kemih-kelamin, serta dalam air susu dan
air mata. IgD : terdapat di permukaan banyak selB tetapi fungsinya
belum diketahui.
Pembagian ini tidak menunjukkan bahwa hanya terdapat lima
antibody yang berbeda. Di dalam masing-masing subkelas fungsional
terdapat jutaan antibody yang berlainan, masing masing mampu
berikatan dengan hanya satu antigen.
Mekanisme
5. MM vaksina. DefinisiSuspensi mikroorganisme (bakteri, virus,
dan riketsia) yang dilemahkan atau dimatikan, atau suspensi protein
antigenik yang berasal dari mikroorganisme tersebut, yang diberikan
untuk mencegah, meringankan, atau mengobati penyakit menular
(Dorland)
Sedangkan, Imunisasi adalah proses membuat subjek menjadi imun,
atau menjadi imun.
Pada dasarnya vaksin dibuat dari:
1. Kuman yang telah dilemahkan/ dimatikan Contoh yang dimatikan
: Vaksin polio salk, vaksin batuk rejan Contoh yang dilemahkan :
vaksin BCG, vaksin polio sabin, vaksincampak
2. Zat racun (toksin) yang telah dilemahkan (toksoid) Contoh :
toksoid tetanus, toksoid diphteri
3. Bagian kuman tertentu/ komponen kuman yang biasanya berupa
protein khusus Contoh : vaksin hepatitis B
Di Indoensia kita akrab dengan jenis-jenis vaksin berikut :1.
Vaksin Polio(Oral Polio Vaccine), berfungsi untuk memberikan
kekebalan aktif terhadap poliomyelitis.2. Vaksin
TT(TetanusToksoid), berfungsi untuk memberikan kekebalan aktif
terhadap tetanus.3. Vaksin BCG(Bacillus Calmette Guerine),
berfungsi untuk memberikan kekebalan aktif terhadap tuberkulosa.4.
Vaksin DPT(Difteri, Pertusis dan Tetanus), berfungsi untuk
memberikan kekebalan secara simultan terhadap difteri, pertusis dan
tetanus.5. Vaksin DT(Difteri dan Tetanus), berfungsi untuk
memberikan kekebalan simultan terhadap difteri dan tetanus.6.
Vaksin Campak, berfungsi untuk memberikan kekebalan aktif terhadap
penyakitcampak. 7. Vaksin Hepatitis B, berfungsi untuk memberikan
kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkanolehvirus hepatitis
B.8. Vaksin DPT/HB, berfungsi untuk memberikan kekebalan aktif
terhadappenyakit difteri, tetanus, pertusis danhepatitis B.
b. Klasifikasi Live AttenuatedVaksin dibuat dengan modifikasi
virus atau bakteri penyebab penyakit yang telah dilemahkan di
laboratorium Vaksin InactivedVaksin ini dihasilkan dengan
menumbuhkan bakteri atau virus pada media kultur, kemudian di
inaktifkan dengan pemanasan atau secara kimiawi ( pada umumnya
dengan formalin ) Vaksin PolisakaridaVaksin polisakarida merupakan
vaksin inaktif yang unik yang berasal dari molekul gula yang
melapisi dinding bakteri, vaksin jenis ini tersedia untuk
peneumococcus, meningococcus dan hib Vaksin RekombinanVaksin juga
dapat dibuat dengan rekayasa genetika, vaksin jenis ini yang
sekarang tersedia ada dua macam yakni vaksin Hepatitis B dan Vaksin
Typoid.
http://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/respon-imun-vaksin.html
c. Tempat pemberianSebagian besar vaksin diberikan melalui
suntikan intramuskular atau subkutan dalam. Terdapat perkecualian
pada dua jenis vaksin yaitu polio diberikan per-oral dan BCG
diberikan dengan suntikan intradermal (IC).
Ukuran JarumStandar jarum suntik ialah ukuran 23 dengan panjang
25 mm, tetapi ada perkecualian lain dalam beberapa hal seperti
berikut :1. Pada bayi-bayi kurang bulan, umur dua bulan atau yang
lebih muda dan bayi-bayi kecil lainnya, dapat pula dipakai jarum
ukuran 26 dengan panjang 16 mm.2. Untuk suntikan subkutan pada
lengan atas, dapakai jarum ukuran 25 dengan panjang 16 mm, untuk
bayi-bayi kecil dipakai jarum ukuran 27 dengan panjang 12 mm.3.
Untuk suntikan intradermal (IC) pada vaksin BCG dipakai jarum
ukuran 25-27 dengan panjang 10 mm.
Sudut jarum suntikan intamuskularJarum suntik harus disuntikkan
dengan sudut 45o sampai 90o ke dalam otot vastus lateralis atau
otot deltoid (lengan atas). Untuk otot vastus lateralis, jarum
harus diarahkan ke arah lutut dan untuk deltoid jarum harus
diarahkan ke pundak. Kerusakan saraf dan pembuluh vaskular dapat
terjadi apabila suntikan diarahkan pada sudut 90o. pada suntikan
dengan sudut jarum 45o sampai 90o akan mengalami hambatan ringan
pada waktu jarum masuk ke dalam otot.
Tempat penyuntikan yang dianjurkan Paha anterolateral adalah
bagian tubuh yang dianjurkan untuk vaksinasi pada bayi-bayi dan
anak-anak umur dibawah 12 bulan. Regio deltoid adalah alternatif
untuk vaksinasi pada anak-anak yang lebih besar (mereka yang telah
dapat berjalan) dan orang dewasa. Daerah anterolateral paha adalah
bagian yang dianjurkan untuk vaksinasi bayi-bayi dan tidak pada
pantat (daerah gluteus) untuk menghindari risiko kerusakan saraf
ischiadica (nervus ischiadicus). Risiko kerusakan saraf ischiadica
akibat suntikan didaerah gluteus lebih banyak dijumpai pada bayi
karena variasi posisi saraf tersebut, masa otot lebih tebal,
sehingga pada vaksinasi dengan suntikan intramuskular di daerah
gluteal dengan tidak sengaja menghasilkan suntikan subkutan dengan
reaksi lokal yang lebih berat. Sedangkan untuk vaksinasi BCG, harus
disuntik pada kulit di atas insersi otot deltoid (lengan atas),
sebab suntikan-suntikan diatas puncak pundak memberi risiko
terjadinya keloid (Jaringan parut).
d. Cara pemberian
http://fk.uns.ac.id/static/filebagian/Imunisasi.pdf
6. MM vaksinasi menurut islama. DalilImunisasi dan vaksin mubah,
silahkan jika ingin melakukan imunisasi jika sesuai dengan
keyakinan. Silahkan juga jika menolak imunisasi sesuai dengan
keyakinan dan hal ini tidak berdosa secara syariat.Silahkan sesuai
keyakinan masing-masing. Yang terpenting kita jangan berpecah-belah
hanya karena permasalahan ini dan saling menyalahkan.
Berikut kami sajikan fatwa tentang bolehnya imunisasi dan vaksin
serta menunjukkan bahwa semacam imunisasi sudah ada dalam syariat.
Atau yang dikenal sekarang dengan imunisasi syariat.
Ketika Syaikh Abdul Aziz bin Bazrahimahullahditanya tentang hal
ini,
Apakah hukum berobat dengan imunisasi sebelum tertimpa penyakit
seperti imunisasi?
Beliau menjawab,
: (1) .
La basa(tidak masalah)berobat dengan cara seperti itu jika
dikhawatirkan tertimpa penyakit karena adanya wabah atau
sebab-sebab lainnya. Dan tidak masalah menggunakan obat untuk
menolak atau menghindari wabah yang dikhawatirkan. Hal ini
berdasarkan sabda NabiShallallahu alaihi wa sallamdalam hadits
shahih (yang artinya),Barangsiapa makan tujuh butir kurma Madinah
pada pagi hari, ia tidak akan terkena pengaruh buruk sihir atau
racun
http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/pro-kontra-hukum-imunisasi-dan-vaksinasi.html