Top Banner
MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA MENJADI NEGARA MERDEKA (1920-1948) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Oleh: HANAFI WIBOWO (111002200002) JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
152

MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA :

KEGAGALAN PALESTINA MENJADI NEGARA MERDEKA

(1920-1948)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Oleh:

HANAFI WIBOWO

(111002200002)

JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

i

Page 3: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

i

Page 4: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

ii

Page 5: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

iii

DEDIKASI

Didedikasikan kepada seluruh rakyat Palestina yang sedang berjuang

menciptakan sebuah negara merdeka yang berdiri sama tinggi dan duduk sama

rendah dengan negara lainnya

Page 6: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

iv

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena

atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik. Tak lupa pula penulis mengirimkan salam dan shalawat kepada Nabi

Besar Muhammad SAW yang telah membawa umat Islam dari jalan yang gelap

gulita menuju jalan yang terang benderang.

Skripsi yang berjudul “Mandat Liga Bangsa-Bangsa : Kegagalan

Palestina Menjadi Negara Merdeka (1920-1948)” merupakan salah satu syarat

untuk mencapai gelar sarjana Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum). Terwujudnya

skripsi ini tidak lepas dari partisipasi dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya

kepada :

1. Duta Besar Palestina, Bapak Fariz al Mehdawi. Sebagai narasumber

utama, beliau telah menyediakan waktu untuk berbagi cerita mengenai

perjuangan rakyat Palestina, membagi sumber sumber tertulis sebagai

bahan rujukan utama skripsi ini, memberikan nasihat nasihat bagaimana

seharusnya seorang lelaki mencapai cita citanya, dan berbaik hati

mengajak penulis makan malam di kediamannya.

2. Bapak Drs. H. M. Ma'ruf Misbah MA selaku Ketua jurusan Sejarah &

Kebudayaan Islam (SKI) yang telah membantu dalam proses

terlaksananya skripsi ini

3. Ibu Sholikatus Sa'diyah, M.Pd selaku Sekretaris jurusan Sejarah &

Kebudayaan Islam (SKI) yang telah membantu memproses skripsi ini

Page 7: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

v

4. Bapak Dr.Fuad Jabali,MA selaku Dosen Pembimbing I yang selalu

memberikan tantangan untuk mencari sumber-sumber sejarah yang

Orisinil, memotivasi untuk terus bekerja keras, mengajarkan cara membuat

argument yang baik dan menginspirasi agar jangan membatas imajinasi.

5. Bapak Dr.Saiful Umam,MA selaku Dosen Pembimbing II yang telah

mengoreksi halaman demi halaman skripsi ini selama dalam masa

bimbingan serta mengajarkan Penulis untuk lebih teliti.

6. Bapak Prof.Dr.H.Didin Saipuddin,MA selaku Dosen Penguji I, yang telah

meluangkan waktu dan tenaga untuk menguji Skripsi ini dengan sangat

Adil dan Objektif

7. Ibu Dr.Amelia Fauzia,MA selaku Dosen Penguji II, yang telah

menyisihkan waktunya guna menguji skripsi ini dengan sangat antusias,

serta karena selalu mendorong penulis dan teman teman sekelas untuk

menggunakan sumber-sumber online semaksimal mungkin.

8. Bapak Dr.Saidun Derani,MA selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang

telah membantu dalam proses pembuatan Proposal Skripsi.

9. Uwak tercinta, Farhan Sunyoto Mukadi, yang telah mengajarkan penulis

dengan sabar, bagaimana cara membuat tulisan ilmiah yang baik dan benar

10. Uwak tercinta, Suhaenah “Enna” Hartono-Mukadi, yang selalu mendoakan

penulis dan membantu pencetakan skripsi ini.

11. Mbah tercinta, Tubagus Syamsuddin Suriakusuma, yang selalu

memberikan kasih sayang pada penulis dan juga memberikan pengetahuan

pada penulis mengenai sejarah keluarga besar.

Page 8: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

vi

12. Eyang tercinta, (Alm).Ngakan Ngurah Sutedja Gedong Artha dan Artiniati

Sutedja Arba‟i yang selalu memberikan kasih sayang dan dukungannya

agar penulis menjadi orang yang berguna di masyaralat

13. Ayahanda Tercinta, Abdul Radja Sutjahjo Mukadi, yang telah

menunjukkan “Jalan Keilmuwan” bagi Penulis dan merupakan Rekan

Diskusi Utama bagi Penulis

14. Ibunda tercinta, Retno Sandrawati, yang telah melahirkan, membesarkan,

mengasuh, menyayangi dan membentuk pribadi Penulis

15. Seluruh Keluarga Besar Raden Mas Mukadi (Cirebon) & Ratu Siti Chawa

(Banten), yang namanya tak dapat saya sebutkan satu persatu namun

semuanya sangat berarti bagi penulis.

16. Seluruh Kawan Kawan SKI angkatan 2010

17. Serta seluruh pihak yang ikut membantu, baik secara langsung maupun

tidak langsung. Penulis hanya bisa berdoa, semoga Allah membalas

kebaikan-kebaikan mereka dengan setimpal. Amin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf bila ada kesalahan

dalam penulisan skripsi ini. Kritik dan saran kami hargai demi penyempurnaan

penulisan serupa dimasa yang akan datang. Besar harapan penulis, semoga

skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat bernilai positif bagi semua pihak yang

membutuhkan.

Page 9: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

vii

ABSTRAK

Hanafi Wibowo

Mandat Liga Bangsa-Bangsa : Kegagalan Palestina Mendirikan Negara

Merdeka (1920-1948)

Studi ini mengkaji Palestina pada masa Mandat Inggris melalui Metode

Historis dengan Pendekatan Politik. Pasca Perang Dunia Pertama (1914-1918),

Inggris mendapat mandat dari Liga Bangsa Bangsa untuk mengelola administrasi

bekas wilayah wilayah Arab yang sebelumnya adalah bekas wilayah Turki

Usmani. Di dalam proses pengelolaan ini, terjadi permasalahan dimana muncul

dua kekuatan yang saling bertentangan yaitu Zionis Yahudi sebagai pendatang

baru dan rakyat Palestina sebagai penduduk asli.

Keinginan Liga Bangsa Bangsa yang menugaskan Inggris untuk

memberikan masing masing kedua bangsa itu sebuah negara yang merdeka

mendapat penolakan baik dari pihak Palestina maupun dari pihak Yahudi itu

sendiri. Studi ini juga mempelajari dampak dari keberhasilan orang Yahudi

mendirikan Israel diatas penderitaan rakyat Palestina karena rasa kehilangan dan

harus menerima keadaan sebagai sebuah bangsa yang terdzalimi. Studi ini ingin

menjelaskan mengapa Palestina mengalami kegagalan dalam mendirikan sebuah

negara merdeka yang penulis dapatkan dari pelbagai sumber dan data-data

tertulis.

Menurut penelahaan penulis, era Mandat Inggris adalah akar dan awal

kegagalan Palestina mendirikan negara merdeka, selain itu terdapat dua faktor

penting penyebab kegagalan tersebut. Pertama, adalah faktor internal dari rakyat

yang saat itu berupa adanya kesalahan strategi dari elit dan rakyat Palestina

sendiri. Kedua yaitu faktor eksternal adalah campur tangan negara-negara Arab

tetangga yang memecah Palestina demi kepentingannya serta keinginan pihak

Zionis Yahudi yang bersikap oportunis demi menciptakan negara Yahudi di

Palestina

Kata Kunci: Mandat Inggris, Palestina, Nasionalisme Arab

Page 10: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

viii

KATA PENGANTAR

Timur Tengah merupakan entitas wilayah yang secara politis merupakan

tempat lahirnya peradaban. Di masa lalu, Bangsa Mesir Kuno pernah membangun

Piramida yang menjulang megah, Bangsa Phoenicia memperluas Imperium

Maritim, Bangsa Mesopotamia menciptakan negara negara kota yang makmur.

Namun ada satu wilayah di Timur Tengah yang selalu menjadi pusat perhatian

seluruh dunia hingga hari ini, yaitu Palestina.

Kawasan Palestina bukan hanya subur karena terletak di ujung barat dari

Daratan Bulan Sabit yang Subur (The Fertile Crescent), namun juga, memiliki

posisi yang strategis karena merupakan penghubung dua benua, yaitu Asia, dan

Afrika, serta menghubungkan Laut Mediterania dengan Laut Merah. Wilayah

Palestina berbatasan langsung dengan Syria, Lebanon, Jordania dan Mesir; yang

artinya menghubungkan negara-negara berbahasa Arab di kawasan Benua Asia

dengan negara-negara berbahasa Arab di Benua Afrika.

Kesuburan tanah dan letak yang strategis, menjadi daya tarik bagi berbagai

suku & bangsa untuk mendiami atau menguasai daerah tersebut. Kesuburan suatu

daerah, merupakan suatu aspek penting penunjang tumbuh kembangnya budaya

dan ekonomi bagi manusia yang tinggal di tempat itu sekaligus juga kerugiannya

akan memancing bangsa bangsa lain untuk datang selain berniaga disana juga

menguasai dan menjajahnya.

Terlepas dari hal di atas, studi kali ini, mengambil topik kajian salah satu

periode dalam Sejarah Palestina berjudul Mandat Liga Bangsa-Bangsa :

Kegagalan Palestina Mendirikan Negara Merdeka (1920-1948).

Page 11: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... I

DEDIKASI ........................................................................................................ IIIII

UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................................. IV

ABSTRAK ..................................................................................................... VIVII

KATA PENGANTAR ................................................................................ VIIVIII

DAFTAR ISI ..................................................................................................... IXX

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG ......................................................................... 1

B. PERMASALAHAN............................................................................. 6

1.Identifikasi Masalah ................................................................... 6

2.Pembatasan Masalah .................................................................. 6

3.Rumusan Masalah ...................................................................... 7

C. TUJUAN & MANFAAT PENELITIAN .................................................. 7

D. KAJIAN PENDAHULUAN .................................................................. 9

E. METODE PENELITIAN & PENDEKATAN PENELITIAN ........................ 9

1.Pendekatan Penelitian ................................................................ 9

2.Metode Penelitian..................................................................... 10

F. SISTEMATIKA PENULISAN ............................................................. 13

BAB II NEGARA BANGSA & NASIONALISME PALESTINA ................ 15

A. TEORI TERBENTUKNYA NEGARA ................................................... 15

B. MUNCULNYA NASIONALISME PALESTINA ..................................... 16

BAB III AWAL KEKUASAAN INGGRIS & KEBIJAKANNYA ................ 30

A. LAHIRNYA MANDAT INGGRIS ........................................................ 30

B. KEBIJAKAN MENGENAI IMIGRASI YAHUDI (ALIYAH) ..................... 37

BAB IV RESPON PALESTINA TERHADAP KEKUASAAN INGGRIS ... 44

A. KERUSUHAN TAHUN 1929 ............................................................ 44

B. PEMBERONTAKAN ARAB PALESTINA 1936-1939 ........................... 53

C. KOLABORASI DENGAN NAZI JERMAN ............................................ 69

BAB V AKHIR KEKUASAAN INGGRIS & TATANAN DUNIA BARU .. 74

A. PEMBAGIAN PALESTINA & BERDIRINYA ISRAEL ............................ 74

B. PERANG ARAB-ISRAEL 1948 ......................................................... 88

C. PENGAMBILALIHAN HAK-HAK PALESTINA OLEH NEGARA ARAB

TETANGGA ............................................................................................. 95

Page 12: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

x

BAB VI KESIMPULAN .................................................................................. 99

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 102

LAMPIRAN & GAMBAR-GAMBAR ............................................................ 115

Page 13: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak tahun 1517 hingga 1917, Palestina dikuasai oleh Turki Usmani yang

menempatkan Wilayah Palestina yang Mencakup Muttasharifate Jerusalem

(Kudüs-i Şerif Mutasarrıflığı) dan Kota Kota di Sekitarnya seperti Jaffa,Hebron &

Betlehem ke dalam Wilayah Provinsi Syria (Vilayet Syria) 1

Saat itu kekuatan militer Turki Utsmani sangatlah lemah sehingga tidak

berminat ikut serta dalam konflik militer apapun. Namun Sultan Utsmani saat itu,

Mehmed V Reşad tidak lebih dari boneka menggantikan Abdülhamid II, yang

digulingkan pada tahun 1908 dan digantikan dengan pemerintahan militer yang

dipimpin oleh Enver Pasha dan Talat Pasha. Akhirnya, Pada tanggal 22 Juli 1914,

Turki Usmani mengajukan tawaran Aliansi kepada Jerman. Wilhelm II, German

Emperor & King of Prussia menerima tawaran itu pada tanggal 2 Agustus 1914.

Maka Turki Usmani resmi bergabung dengan Blok Sentral.2

Salah satu strategi Inggris melawan Aliansi German-Usmani adalah

mengajak Bangsa Arab untuk melawan Usmani. Mereka menemukan pembantu

yang siap dan bersedia melakukan hal itu di Hijaz, yaitu Sharif Hussein bin Ali,

yakni Emir dari Mekkah yang menandatangani perjanjian dengan pemerintah

Inggris untuk memberontak melawan Imperium Utsmani.Pada tahun 1915 mereka

1Dror Zeevi, An Ottoman century : the district of Jerusalem in the 1600s, (Albany: State

University of New York Press, 1996), h. 121. 2H.S.W Corrigan, “German-Turkish Relations and the Outbreak of War in 1914: Re-

Assessment”, Past and Present, Vol. 0, h.144-152

Page 14: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

2

melakukan korespondensi yang membahas tentang rencana yang akan dilakukan

Inggris terhadap wilayah Arab yang dulu dikuasai oleh Usmani.3

Inggris berjanji kepadanya bahwa setelah perang, dia akan diberi kerajaan

Arab tersendiri yang akan mencakup seluruh Semenanjung Arab, termasuk Syria

dan Irak. Surat-surat di mana kedua belah pihak menegosiasikan dan membahas

pemberontakan ini dikenal sebagai Korespondensi McMahon – Hussein, saat

Sharif Hussein berkomunikasi dengan Komisaris Tinggi Inggris di Mesir, Sir

Henry McMahon.4

Perang Dunia Pertama pun pecah, Pada pertempuran di dekat Terusan

Suez pada Tahun 1915 dan 1916, pasukan gabungan Turki-Jerman berhasil

dikalahkan dalam pertempuran di Desa Romani oleh pasukan dari Divisi Infanteri

daratan ke 52. Setelah kemenangan ini, Inggris semakin maju melintasi Gurun

Sinai, mendorong pasukan Usmani pada Pertempuran Rafah di perbatasan Gurun

Sinai dan masuk ke Palestina pada bulan januari 1917.5

Sementara itu di Semenanjung Arabia, Pemberontakan melawan Turki

Usmani atau yang disebut dengan “Great Arab Revolt” dimulai pada bulan Juni

1916, dipimpin oleh Sharif Hussein dari Makah dan dibantu oleh T.E. Lawrence

dari Pasukan Inggris. Pasukan Ekpedisi Mesir yang dipimpin oleh Edmund

Allenby, merebut Jerusalem pada tanggal 9 Desember 1917 dan menduduki

3Randall Baker, King Hussain & Kingdom of Hejaz. (Cambridge : Oleander Press,

t.t.),h.64-65 4Hussein-McMahon Correspondence, dari Jewish Virtual Library.

5David Fromkin. A peace to end all peace : the fall of the ottoman empire and the

creation of modern middle east, (New York : Owl Books, t.t.), h.119

Page 15: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

3

seluruh Syria menyusul kekalahan pasukan Turki di Palestina pada Pertempuran

Megiddo pada bulan September 1918.6

Sebelum Revolusi Arab dimulai dan bahkan sebelum Sharif Hussein bisa

menciptakan kerajaan Arabnya, Inggris dan Perancis sudah punya rencana lain.

Pada musim dingin tahun 1915-1916, dua orang diplomat, Sir Mark Sykes dari

Inggris dan François Georges Pycot dari Perancis diam-diam bertemu untuk

memutuskan nasib dunia Arab pasca Utsmani7.

Menurut Perjanjian Sykes-Picot, Inggris dan Perancis sepakat untuk

membagi dunia Arab diantara mereka berdua. Prancis mendapat wilayah Levant

sedangkan Inggris memperoleh Vilayet Iraq, Transjordan dan Palestina. Perjanjian

ini jelas bertentangan dengan janji Inggris yang dibuat bagi Sherif Hussein.

Namun, hal ini tidak menjadi satu-satunya yang bersifat kontradiktif yang dibuat

oleh Inggris.8

Inggris menyatakan bahwa semua wilayah yang akan dikembalikan tidak

termasuk Palestina. Dalam perjanjian itu disebutkan bahwa wilayah yang bukan

murni Arab (Cannot be said to be purely Arab) tidak termasuk dalam perjanjian

itu. Inggris menganggap bahwa penduduk Palestina bukanlah murni Bangsa Arab.

Pada tahun 1918 perang berakhir dengan kemenangan Sekutu yang segera

menghancurkan Turki Usmani lewat Perjanjian Sevres, bersamaan dengan itu

Wilayah Timur Tengah dibagi-bagi oleh Sekutu yaitu Prancis dan Inggris yang

sejak awal sudah merencanakannya.

6Howard Sachar . The emergence of middle east 1914-1924,(Westminstter : The Penguin

Press, 1969),h.122-138 7 Sykes-Picott Agreement, Avalon Project

8Matthew Hughes, Allenby & British Strategy in the Middle East 1917-1919,(London :

Taylor & Francis,1999), h.122-124

Page 16: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

4

Sebagai dampak langsung dari Perang Dunia I, Liga Bangsa-Bangsa (yang

merupakan cikal bakal PBB) didirikan. Salah satu pekerjaannya adalah untuk

memecah Provinsi-Provinsi Utsmani yang ditaklukan. Liga Bangsa-Bangsa (LBB)

menyusun “mandat” bagi dunia Arab. Setiap mandat dikuasai oleh Inggris atau

Perancis “sampai saat mereka mampu berdiri sendiri. ”Sesuai yang telah

disepakati dalam Perjanjian Sykes-Pycott maka Inggris juga menerima wilayah

Palestina.

Namun, pada tahun 1917, Inggris sudah terlebih dahulu memberikan janji

pada kelompok Zionis untuk mendukung berdirinya Jewish national Homeland di

Palestina.

Menurut Duta Besar Palestina untuk Republik Indonesia, Fariz al

Mehdawi, Inggris seperti suami yang memiliki dua isteri, di satu sisi berjanji akan

memerdekakan bangsa Arab namun di sisi lain berjanji untuk mendirikan Jewish

National Homeland, hal tersebut sangat kontradiktif dan sangat mungkin Inggris

mendapat Mandat atas Palestina untuk mempermudah pelaksanaan janji pada

kelompok Zionis9.

Palestina merupakan wilayah yang amat strategis bagi kepentingan Inggris

di Timur Tengah, karena bisa berperan sebagai “zona penyangga” antara koloni

Inggris di Mesir dan koloni Prancis di Levant, oleh karena itu Inggris perlu

menjamin berdirinya negara di wilayah itu kelak; selain itu Terusan Suez tidak

akan dapat dipertahankan bila tidak menguasai Palestina, jika Terusan Suez tidak

lagi dapat dipertahankan, dengan menguasai Palestina, Yordania, dan Irak, pihak

Inggris tetap dapat berhubungan dengan Asia melalui Laut Tengah dan Teluk

9 Wawancara Pribadi dengan Duta Besar Palestina untuk Republik Indonesia, Fariz al Mehdawi,

Jakarta 4 Juli 2014.

Page 17: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

5

Persia. Kelak, pipa-pipa minyak dari Irak ke Laut Tengah bisa melewati wilayah

Palestina, di pelabuhan Haifa.

Pada 24 April, Mandat Inggris atas Palestina dikonfirmasikan lewat

Perjanjian San Remo10

dan dipimpin oleh Herbert Samuel, yang merupakan

Komisaris Besar Inggris untuk Palestina yang pertama. Pada masa

kepemimpinannya, ia mengampuni Amin Al- Husayni yang dijebloskan kedalam

penjara karena ikut serta dalam “Pemberontakan Festival Nabi Musa”. Setelah

bebas, Al- Husayni menjadi Mufti Palestina, menggantikan Kamil Al-Husayni

yang wafat. Selain itu, ia juga mendirikan Dewan Tinggi Muslim (Moslem

Supreme Council) yang mengatur dan menjaga segala lembaga dan komunitas

Islam di Palestina11

. Herbert Samuel juga mendirikan Jewish Agency, organisasi

yang serupa dengan Dewan Tinggi Muslim tapi untuk para Imigran Yahudi.

Dengan keputusan tersebut maka kepentingan orang Arab Palestina

maupun orang Yahudi seharusnya tercover dengan baik, namun konflik yang akan

terjadi di masa mendatang di Palestina membuat Inggris gagal membentuk dua

negara bagi masing masing etnis.

Dari uraian di atas, ada beberapa hal yang menurut penulis menarik untuk

diteliti, yaitu posisi Palestina yang strategis di Mata Inggris, namun Pemerintah

Inggris masih mencoba mengikuti instruksi Liga Bangsa Bangsa untuk

mempersiapkan Palestina menjadi Negara Merdeka bagi Etnis di dalamnya, yaitu

rakyat Arab selaku penduduk asli dan Yahudi sebagai pendatang. Namun

Akhirnya hanya Israel yang bisa berdiri sedangkan Palestina gagal.

10

Article 22, The Covenant of the League of Nations and "Mandate for Palestine,"

Encyclopedia Judaica, Vol. 11, hlm. 862, Keter Publishing House, Jerusalem, 1972 11

Baruch Kimmerling & Joe S Migda. The Palestinian People. (Massachusets : Harvard

University Press,2003), h.86

Page 18: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

6

Dipilihnya Palestina sebagai Objek Kajian dikarenakan Palestina nota bene

sebagai tempat yang sangat penting baik secara praktis maupun simbolis. Dari

zaman ke zaman, puluhan imperium memperebutkan Palestina dan kota suci di

dalamnya demi tujuan indroktinasi agama maupun legitimasi Kekuasaan.

Adapun dipilihnya Mandat Inggris sebagai Objek Kajian, karena Penulis

memiliki akses terhadap Sumber Sumber Tertulis terutama Arsip dalam bahasa

Inggris mengenai Kebijakan Inggris di Palestina dan Reaksi Perlawanan Bangsa

Arab. Selain itu, dari Sumber Sumber Tertulis, penulis menelaah bahwasanya

Periode Mandat Inggris merupakan awal dan akar kegagalan Palestina Menjadi

Negara Merdeka yang menyebabkan konflik berkepanjangan hingga hari ini.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Dari Penelaahan diatas, penulis menemukan bahwa kegagalan Palestina untuk

mendirikan negara merdeka sesuai dengan tujuan Mandat Inggris (1920-1948)

disebabkan karena kesalahan strategi Bangsa Arab Palestina, perbuatan kelompok

Zionis Yahudi yang datang sebagai imigran dan campur tangan Negara Arab

tetangga. Hal tersebut masih kita temukan sampai saat ini. Jadi, Penulis

menganggap hal itu masih merupakan hal yang aktual dan menarik untuk dibahas.

2. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan tema dan studi yang dipilih, penulis merasa perlu untuk

memberikan batasan kajian dan merumuskan terlebih dahulu masalah yang akan

dibahas agar arah, tujuan dan sasaran yang hendak disampaikan akan lebih jelas

dan terarah.Hal ini untuk menjaga agar tulisan tetap fokus pada permasalahan dan

juga untuk menghindari bias pada hasil yang akan di sajikan. Dengan demikian

Page 19: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

7

penelitian ini difokuskan pada Wilayah Palestina pada Masa kekuasaan Inggris

pada tahun 1920-1948, dari awal kedatangan Inggris di Palestina hingga tahun

1948, yaitu masa berakhirnya kekuasaan Inggris dan berdirinya negara Israel serta

pembagian wilayah Palestina oleh Mesir serta Jordania. Adapun dalam Objek

penelitian tersebut Mencakup juga kebijakan Inggris dan respon rakyat Palestina,

peran Zionis Yahudi serta Fakor Faktor yang menyebabkan Kegagalan Bangsa

Arab.

3. Rumusan Masalah

Masalah pokok dalam penelitian ini adalah, Mengapa Palestina gagal

menjadi negara merdeka ?

Adapun sub masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana peran Pemerintah Inggris Inggris, Zionis Yahudi dan

Bangsa Palestina dalam kegagalan tersebut ?

2. Apa saja faktor faktor yang menyebabkan kegagalan Palestina dalam

mendirikan negara nerdeka ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dengan sejumlah permasalahan di atas, tujuan skripsi ini ingin

menjelaskan kenapa Palestina gagal menjadi negara merdeka lewat sumber-

sumber tertulis.

Karena pada dasarnya, Sejarah selalu akan menyajikan manfaat atau akan

memberikan pencerahan yang positif bagi pembaca sejarah pada masa kini dan

pada masa mendatang, maka manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Secara edukatif, Dapat memberikan pelajaran bagi Penduduk Arab Palestina

pada khususnya dan bangsa Arab diluar Palestina pada umumnya bahwa

Page 20: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

8

Persatuan demi mencapai tujuan bersama, dan percenaaan yang matang jauh

lebih penting dibanding sikap Tribal-Sentris.

2. Sebagai cermin bagi Bangsa-Bangsa lain, Bahwa untuk mencapai suatu tujuan

yang mulia seperti mendirikan sebuah negara atau mempertahankan eksistensi

suatu negara, perlu rasa kebersamaan yang kuat, cita cita yang telah lama

berakar, dan rasa solidaritas senasib sepenanggungan.

D. Kajian Pendahuluan

Adapun Buku buku yang dijadikan sebagai acuan data dalam studi ini,

adalah :

1. Motti Goulani, The End of the British Mandate for Palestine, 1948: The

Diary of Sir Henry Gurney. Buku harian yang ditulis ulang, menceritakan

mengenai Kekuasaan Inggris di Palestina pada hari-hari terakhir, dilihat

dari sudut pandang Pejabat Inggris. Untuk mengetahui kenapa Palestina

gagal mendirikan Negara merdeka, Buku ini merupakan sumber yang

perlu diutamakan.

2. Mandated Landscape: British Imperial Rule in Palestine 1929-1948

karangan Roza el Alini, seorang Peneliti Asli dari palestina. Buku ini

dipilih agar penulis tidak teralu bias berpatok pada sumber dari satu pihak

saja. Buku ini sangat kaya akan Ilustrasi , Peta dan Data serta menjelaskan

aspek penting bahwa mengurus Palestina dengan Baik adalah Tanggung

Jawab Pemerintah Inggris. Dan bahwa orang Kulit Putih memiliki beban

moral untuk memajukan bangsa yang tak mau, dengan kata lain, buku ini

Pro-Inggris.

Page 21: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

9

3. Rashid Khalidi, Iron Cage : Palestinian Struggle for Statehood. Adalah

Sumber utama yang membahas mengenai Perjuangan Bangsa Palestina

pada masa kekuasaan Inggris sampai perang Arab-Israel 1948. Buku ini

ditulis oleh seorang Aristokrat Palestina dari Keluarga Khalidi yang

menetap di Amerika pasca Peristiwa Nakba. Beliau berargumen bahwa

pemerintahan Inggris melakukan kesalahan dengan hanya melakukan

negosiasi dengan kalangan elit Palestina, bukannya dengan rakyat

kebanyakan. Penulis memilih tak menggunakan argument ini, karena di

Indonesia sekalipun, kolonialis Asing memilih bernegosiasi dengan para

elit seperti Mohammad Hatta atau Sutan Sjahrir. Argument penulis yang

menurut peneliti sejalan dengan kesimpulan akhir dalam studi ini adalah

mengenai pemberontakan Palestina 1936-1939 yang disebut oleh Penulis

merupakan tindakan yang teralu dini dan membuat hilangnya momentum

yang berharga untuk memerdekakan diri.

4. Ghassan Kanafani, The 1936-1939 Revolt in Palestine. Penulis adalah

seorang Pemikir Marxis asal palestina, sealiran dengan Gilbert Achcar dari

Lebanon. Ia berargumen bahwa penyebab kegagalan perjuangan Palestina

bukan hanya karena Pemerintah Inggris maupun Zionis Yahudi sebagai

factor eksternal, namun juga karena rakyat Palestina dieksploitasi oleh elit-

elitnya yang berasal dari golongan borjuis.

E. Metode & Pendekatan Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Page 22: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

10

Menurut Sartono Kartodirdjo penggambaran kita mengenai suatu peristiwa sangat

tergantung pada pendekatan, ialah dari segi mana kita memandangnya, dimensi

mana yang diperhatikan, unsur-unsur mana yang diungkapkan, dan lain

sebagainya12

Mengingat penjelasan dari Sartono Kartodirdjo tersebut, maka

peneliti memutuskan untuk menggunakan Pendekatan Politik dalam Studi ini.

Pendekatan politik adalah sebuah pendekatan yang bertujuan untuk mengetahui

bermacam-macam kegiatan dalam sebuah sistem negara maupun politik.Menurut

Sartono Kartodirdjo, pendekatan politik adalah suatu pendekatan yang mengarah

pada struktur kekuasaan, jenis kepemimpinan, hierarki sosial, pertentangan politik

adalah pendekatan dan lain sebagainya. Pendekatan ini digunakan dalam kajian

Kepemimpinan dan perpecahan Fraksi di Tubuh Palestina yang bertentangan

dengan sistem Mandat yang berusaha memenuhi Tanggung Jawabnya

menciptakan Negara Bagi Kedua Bangsa tersebut.

2. Metode Penelitian

Metode Penelitian Sejarah yang penulis gunakan adalah metode analisis –

deskriptif. Metode ini merupakan proses menguji dan menganalisa secara kritis

rekaman dan peninggalan masa lampau yang berupa teks tertulis. Lalu, poin-poin

penting yang telah dianalisa, kemudian ditulis atau dipaparkan sesuai dengan

bentuk, kejadian, suasana danmasa berlangsungnya topik peneltian sejarah yang

berkaitan.13

12

Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, (Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 1992), h.4. 13

Louis Gottschalk. Mengerti Sejarah. Penerjemah Nugroho Notosusanto. (Jakarta: UI

Press.1983), h. 3.

Page 23: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

11

Dalam Metode Penelitian Sejarah terdapat tahapan-tahapan yang biasanya

dilakukan oleh peneliti sejarah14

dan penulis juga mengikuti prosedur yang telah

ada. Adapun, tahap-tahap yang penulis gunakan untuk penelitian skripsi ini adalah

sebagai berikut :

1. Heuristik atau teknik mencari, mengumpulkan data atau sumber (dokumen).15

Maka dalam hal ini, penulis mengumpulkan data-data sebagai bahan penulisan

dan melakukan penelitian (Library Research) dengan merujuk kepada sumber-

sumber yang berhubungan dengan tema dalam skripsi ini,. Dalam hal ini

penulis mengunjungi beberapa perpustakaan seperti Perpustakaan Utama UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, perpustakaan Adab dan Humaniora, Perpustakaan

Universitas Indonesia dan juga Internet sebagai sumber rujukan online. Penulis

juga melakukan wawancara Pribadi dan makan malam dengan Duta Besar

Indonesia untuk Palestina.

2. Tahap selanjutnya verifikasi atau kritik sumber, dimana semua sumber telah

terkumpul dengan baik berupa buku, maupun Arsip, penulis melakukan kritik

dan uji terhadapnya. Dimaksudkan untuk mengidentifikasi keabsahan tentang

keaslian sumber (otentisitas) yang dilakukan melalui kritik ekstern, dan

keabsahan tentang kesahihan sumber (kredibilitas) yang di telusuri melalui

kritik intern. Disini, penulis memisahkan antara arsip berupa memorandum,

surat dan perjanjian yang dibuat oleh elit Palestina pada masa itu yang bisa

dikategorikan sebagai sumber primer, lalu arsip perjanjian yang dibuat oleh

Pemerintah Inggris berkaitan dengan masalah Palestina yang juga bisa

14

Saefur Rochmat, Ilmu Sejarah. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 147. 15

Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003), h.27

Page 24: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

12

dikategorikan sumber primer, lalu sumber sumber yang ditulis oleh penulis

Palestina dan yang ditulis oleh orang Yahudi dan orientalis barat.

3. Identifikasi atau penafsiran sejarah (analisis sejarah), yaitu mencoba

menguraikan sebab dan akibat kejadian tersebut. Karena itu, data-data yang

sudah terkumpul dilakukan metode kritik sumber. Biasanya masih berbeda-

beda dalam isinya. Oleh sebab itu, dalam teknik interpretasi ini, diharapkan

penulis mampu menemukan berbagai faktor penyebab. Penulis berargumen,

untuk menemukan sebab-sebab kegagalan dalam perjuangan yang dilakukan

suatu masyarakat, ada baiknya apabila melihat dari sudut pandang eksternal.

Karena, masyarakat di dalam suatu lingkungan memiliki kecenderungan untuk

membela kepentingan dirinya dalam menghadapi tekanan dari luar. Akhirnya,

penulis memutuskan menyaring argument argument di sumber-sumber

Palestina yang sejalan dengan permasalahan dalam skripsi ini, sisanya

menggunakan sumber-sumber Barat dan sumber-sumber Yahudi.

4. Fase terakhir dalam metode ini adalah historiografi merupakan cara penulisan,

pemaparan atau laporan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan. Tahap ini

adalah rangkaian dari keseluruhan dari teknik metode pembahasan. Dimana

semua fakta, data dan opini dari segala sumber dituangkan dalam penulisan

skripsi ini.

Adapun sumber pedoman yang digunakan dalam penulisan hasil penelitian ini

adalah buku Pedoman penulisan karya ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang

diterbitkan oleh UIN Press, dengan harapan bahwa penulisan ini tidak hanya

baik dari segi isi, tetapi juga baik dari segi metode penulisan.16

16

Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi. (Jakarta;

CeQDA, 2007)

Page 25: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

13

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini tersusun atas lima bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

2. Pembatasan Masalah

3. Perumusan Masalah

C. Tujuan dan Manfaat Studi

D. Kajian Pendahuluan

E. Metodologi Penelitian

F. Sistematika Penulisan

BAB II Negara Bangsa dan Nasionalisme Palestina

A. Teori Terbentuknya Negara

B. Munculnya Nasionalisme Palestina

BAB III Awal Kekuasaan Inggris dan Kebijakannya

A. Pembentukan Administrasi Pemerintahan Inggris

B. Kebijakan mengenai Imigran Yahudi

BAB IV Respon Palestina terhadap Kekuasaan Inggris

A. Kerusuhan tahun 1929

B. Pemberontakan Arab Palestina 1936-1939

C. Kolaborasi dengan Nazi Jerman

BAB V Akhir Kekuasaan Inggris dan Tatanan Dunia Baru

Page 26: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

14

A. Pembagian Palestina dan Berdirinya Negara Israel

B. Perang Arab-Israel 1948

C. Pengambilalihak Hak-hak Bangsa Palestina oleh Negara Arab Tetangga

BAB VI Kesimpulan

Page 27: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

15

BAB II

NATION STATE & NASIONALISME PALESTINA

A. Landasan Teori

Jika kita membahas mengenai status Palestina sebagai Negara Merdeka,

kita harus merujuk pada definisi dasarnya, apakah Negara itu ?. Secara etimologi

kata Negara diterjemahkan dari kata “Staat” dalam bahasa belanda dan jerman,

“State” dalam bahasa inggris dan “Etat” dalam bahasa perancis17

. Dieropa kata-

kata ini kemudian diturunkan dari kata “status” “Statum” dalam bahasa latin.

Dalam sejarahnya Kaisar Romawi Ulpianus pernah menyebutkan kata statum

dalam ucapannya “Publicum ius est quad statum rei Romanae Spectat”18

.

Menurut Jellinek kata “statum” pada waktu itu masih berarti konstitusi.

Menurut MacIver, Negara adalah Negara adalah persembatanan

(penarikan) yang bertindak lewat hukum yang direalisasikan oleh pemerintah

yang dilengkapi dengan kekuasaan untuk memaksa dalam satu kehidupan yang

dibatasi secara teritorial mempertegak syarat- syarat lahir yang umum dari

ketertiban sosial19

.

Teori yang cocok untuk meninjau status Palestina adalah Teori Kekuatan,

dapat diartikan bahwa Negara terbentuk karena adanya dominasi Negara

kuat,melalui penjajahan . menurut teori ini, kekuatan menjadi pembenaran

(Raison d‟etre) dari terbentuknya suatu Negara. Melalui proses penaklukan dan

pendudukan oleh suatu kelompok (etnis) atas kelompok tertentu dimulailah proses

terbentuknya sebuah negara. Dengan kata lain, terbentuknya suatu negara karena

17

F. Isjwara, Pengantar Ilmu Politik, 1999 ,h.90 18

K.C. dowdall, The World State dalam Law Quarterly Review Volume XXXIX, 1923 19

MacIver, The Web of Government, (Chicago: Free Press, 1965), hal.69.

Page 28: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

16

pertarungan kekuatan dimana sang pemenang memiliki kekuatan untuk

membentuk sebuah negara. Teori ini berasal dari kajian antropologis ketika

perang suku bahwa suku yangg menang akan menentukan kehidupan suku yang

kalah. Di zaman modern ini,diwujudkan dalam penjajahan oleh Negara barat

sehingga pada awal dan pertengahan abad 20 banyak Negara yg kemerdekaannya

ditentukan oleh pihak penjajah. Contohnya : Jordania, Malaysia dan Brunei

Darussalam20

Teori lainnya yang bisa digunakan untuk menganalisa status Palestina

adalah Teori Kontrak Sosial yang dicetuskan oleh John Locke. Teori perjanjian

masyarakat. Menurut teori ini negara itu timbul karena perjanjian yang dibuat

antara orang-orang yang tadinya hidup bebas merdeka, terlepas satu sama lain

tanpa ikatan kenegaraan. Perjanjian ini diadakan agar kepentingan bersama dapat

terpelihara dan terjamin. Dapat pula terjadi suatu perjanjian antara penjajah dan

daerah jajahan, misalnya : Kemerdekaan Syria dan Jordania21

Teori diatas diperkuat oleh pernyataan Duta Besar Palestina untuk

Republik Indonesia, Fariz al Mehdawi yang menyatakan : “Masalah Palestina

adalah Perjuangan melawan Kolonialisme, bukan perjuangan agama”22

Namun Permasalahannnya disini, Palestina merupakan kasus yang unik

karena merupakan satu-satunya Negara di dunia yang tidak berhasil

memerdekakan diri pasca dekolonisasi oleh pihak Kolonial, disinilah penulis ingin

mencari dimana letak kesalahn itu.

20

A Ubaidillah dkk. Pendidikan Kewargaan : Demokrasi, Hak Azazi Manusia &

Masyarakat Madani. (Jakarta : ICCE, 2010). Hlm.89 21

John Locke, Two Treatises of Government, New Edition, (London: Everyman, 1993),

hal. 9. 22

Wawancara Pribadi dengan Duta Besar Palestina, Fariz al Mehdawi, Jakarta 4 Juli

2014.

Page 29: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

17

B. Munculnya Nasionalisme Palestina

Menurut Muhammad Muslih23

, kebangkitan Nasionalisme Arab

bertendensi kepada peran sentral gerakan Zionisme, yaitu adanya faktor aksi dari

bangsa pendatang dan reaksi dari bangsa yang lebih dahulu tinggal disana. Hal itu

juga menjadi salah satu faktor internal bangsa Arab dalam memunculkan

Nasionalisme ke permukaan. Dalam kasus ini, para pemikir Nasionalis arab yang

mengembangkan paham Nasionalisme baik itu yang bersifat local (Watoniyah)

seperti Izzad Darwaza atau Pan Arabisme (Qowmiyah) seperti Shakib Arslan dan

Abdurrahman al-Kawakibi, sama-sama mengangkat kontradiksi antara

imperialisme Eropa dan kebangkitan bangsa Arab. Mereka selalu melihat dari

sudut kebangkitan kekuatan baru di Timur wilayah Suez pasca runtuhnya Turki

Usmani sebagai dampak dari perselisihan kekuatan-kekuatan asing. Disisi lain

kebanyakan penulis Yahudi melihat Palestina dari sisi kewilayahan dimana politik

Palestina itu berkembang24

.

Entitas politik yang menuntut kemerdekaan diwilayah sebelah timur

Terusan Suez pasca Perang Dunia Pertama, ibarat tanaman merambat yang

menyeruak diantara reruntuhan Turki Usmani. Setelah kekalahan Turki Usmani,

kekuatan pusat didunia Islam digantikan oleh Dinasti-dinasti lokal. Maka dari itu

Nasionalisme lokal mulai mengakar di Palestina, Syria dan Irak25

.

Namun untuk membedah mengenai Nasionalisme Palestina kita harus

merujuk pada Sejarah Palestina yang lalu. Tanah Palestina memiliki sejarah yang

23

Muhammad Muslih adalah Dosen Jurusan Sastra & Bahasa Timur Tengah di

Universitas Columbia, New York 24

Muhammad Muslih. “Arab Politics &Rise of Palestinian Nationalism”. Journal of

Palestinie Studies.Vol.16, no.4 (Summer 1987). h.77-94 25

Muhammad Muslih. “Arab Politics & Rise of Palestinian Nationalism”. Journal of

Palestinie Studies.Vol.16, no.4 (Summer 1987). h.77-94

Page 30: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

18

sangat panjang. Wilayah ini merupakan tempat asal semua keturunan Ibrahim,

kakek moyang ketiga agama samawi yaitu Kristen, Yahudi, dan Islam. Nama

klasik yang terkenal untuk sebutan negeri ini adalah “Tanah Kanaan”, karena

yang pertama kali bermukim di sini adalah Bangsa Kanaan yang termasuk rumpun

Bangsa Semit26

.

Nama Palestina sendiri berasal dari kata „Peleset‟,pertama kali digunakan

oleh Bangsa Mesir untuk menyebut Sea People, sekelompok Suku Petarung Liar

yang menyerbu Mesir pada akhir Zaman Perunggu. Sebenarnya mereka adalah

Keturunan Bangsa Luwian, yang termasuk Rumpun Indo-Eropa dan berasal dari

Anatolia. Namun mereka bermigrasi ke wilayah-wilayah pesisir seperti Gaza dan

Ashkelon, lalu berasimilasi dengan orang-orang Kanaan. Kemudian Penduduk

Kanaan menamai negeri mereka dengan sebutan „Filistin‟, ejaan Kanaan dari

nama Peleset.27

Tahun 1020 Sebelum Masehi, Bangsa Semit Yahudi menjadi semakit kuat

dan menggeser posisi Bangsa Filistin dengan berdirinya Kerajaan Israel dibawah

kepemimpinan Saul, lalu dilanjutkan oleh David dan, Solomon. Selanjutnya,

Kerajaan itu pecah menjadi Kerajaan Yehuda di Selatan dengan Ibukota

Jerussalem dibawah Kepemimpinan Rehabeam dan Kerajaan Israel di Utara

dengan Ibukotanya yaitu Samaria, dibawah kepemimpinan Jeroboam.28

Bangsa Yahudi disingkirkan setelah Neo-Assyrian Empire yang juga

berasal dari rumpun Bangsa Semit menyerang Israel, pemimpin Neo-Assyrian

26

Michael Coogan, Stories from Ancient Canaan. (Philadelphia : John Knox press,1978),

h.10 27

Abraham Malamat, Egyptian Decline in Canaan & The Sea Peoples:The Period of the

Judges. (New Brunswick : Rutgers University Press, 1971), h.24 28

Joanes Poloner. John Poloner‟s Description of the Holy Land.(London : Palestine

Pilgrims' Text Society, 1894),h.18

Page 31: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

19

Empire yang terkenal kejam adalah Tighlath Pletser III dan Sargon II.Pada masa

kekuasaan Assyria. Bahasa Aramaik dan Assyrian menjadi bahasa percakapan

sehari-hari di wilayah ini. Nama Filistin sebagai nama wilayah digunakan

kembali oleh Penguasa Assyria dengan ejaan Palashtu atau Pilistu.29

Nama Palestina kemudian menjadi populer pada abad ke 5 Sebelum

Masehi berkat Bangsa Yunani, lewat tulisan-tulisan Herdotus. Ia menyebut

wilayah dari Pegunungan Yudea dan Lembah Sungai Jordan sebagai

“Palaistina”30

.

Pada tahun 63 SM, Pompey atau yang sering disebut Pompius menaklukan

Tanah Israel dan menamai Israel sebagai Roman Iudaea. Tahun 135 Masehi,

Pemimpin masyarakat Yahudi yang bernama Simon Bar Kokchba melakukan

pemberontakan melawan Romawi. Emperor Hadrian mengirimkan Julius Sevenus

dan sejumlah besar Legiun untuk memadamkan pemberontakan serta menaklukan

Jerussalem. Pada saat itu, bangsa Yahudi kalah dan dibuatlah peraturan yang

melarang mereka masuk ke kota apapun alasannya31

.

Setelah pemberontakan, Emperor Hadrian mengubah nama Jerussalem

menjadi Aelia Capitolina. Tempat peribadatan Yahudi, Haikal Solomon, diganti

dengan Kuil Jupiter, lambang supremasi Roma. Mulai saat itu bangsa Yahudi

tersebar ke luar Palestina. Namun, ada sebagian komunitas kecil yang tetap

29

Simo Parpola. “National & Ethnic Identity in Neo-Assyrian Empire & Assyrian

identity of Post-Empire Times”.University of Helsinki.Paper for the International Symposium

“Ethnicity in Ancient Mesopotamia‟”, Leiden,2002. Journal of Assyrian Academic Society, h.8 30

Pierre Henry Larcher. Larcher's Notes on Herodotus: Historical and Critical Remarks

on the Nine Books of the History of Herodotus, with a Chronological Table, Volume 1.

(Charleston :Nabu Press,2006), h.427 31

Peter Schäfer. Bar Kokhba War : New Perspectif of Second Jewish Revolt Against the

Roman Empire. (Tübingen : Mohr Siebeck,2003),h. 153

Page 32: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

20

bertahan di sana32

. Emperor Hadrian juga menghapus nama Israel maupun Yudea,

lalu diganti menjadi Provincia Syria-Palaestina; Pemilihan nama yang bersumber

dari bahasa Yunani itu disebabkan karena Bangsa Romawi banyak menyerap

budaya serta kearifan Yunani33

.

Sesudah masa itu, pengaruh agama Kristen yang berasal dari Palestina

masuk ke Roma. Pada masa Emperor Constantine, agama Kristen menjadi agama

Resmi Negara; kemudian agama tersebut disebarkan kembali ke daerah asalnya

yaitu Palestina. Pasca pembagian Romawi tahun 395, Palestina berada dalam

kekuasaan Kekaisaran Romawi Timur atau yang disebut juga Kekaisaran

Byzantium, dimana Bahasa Yunani merupakan Bahasa Resmi Negara. Provinsi

Syria-Palaestina dirombak kembali susunannya : 1) Provinsi Palaestina Prima,

yang mencakup Ibukota Jerussalem,Tepi Barat & Laut Mati juga Jalur Gaza; 2)

Provinsi Palaestina Secunda, mencakup sekitar Danau Tiberias di Utara; 3)

Provinsi Palaestina Salutaris, mencakup sisi Timur Sungai Jordan &

Semenanjung Sinai34

Tahun 611 M, Khoesraw II, Penguasa Kekaisaran Sassanid Persia

membangun aliansi dengan rakyat Yahudi yang terusir untuk menyerang

Palestina. Palestina kemudian dibentuk menjadi Persian-Jewish Commonwealth,

Jerussalem berhasil direbut. Gereja Holy Sepulchre dihancurkan dan hartanya

dibawa ke Persia, sedangkan para uskupnya ditahan35

.Pada Tahun 628 M,

32

Fergus Millar.”Tranformation of Judaism under Greco-Roman Rule : Response to Seth

Schwartz‟s „Imperialism & Jewish Society”. Oriental Institute Oxford.Journal of Jewish

Studies.Vol.53, no.1 (Spring 2006). h144 33

Benjamin Isaac & Yuval Shahar. Judaea Paleastina , Babylon & Rome : Jews in

Antiquity. (Tübingen : Mohr Siebeck,2012), h. 181 34

James Clarcke. Writers on Palestine. h.245 35

Ben Abrahamson & Joseph Katz.The Persian Conquest of Jerussalem, Compared with

MuslimConquest,http://www.alsadiqin.org/history/The%20Persian%20conquest%20of%20Jerusal

Page 33: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

21

Emperor Heracleus dari Byzantium menaklukan kembali teritorial tersebut.

Sayangnya, Kekuasaan Byzantium di Palestina tidak berlangsung lama.

Sepuluh tahun kemudian, tentara Arab Muslim berhasil menguasai

wilayah Palestina. Mereka mengeja nama “Palaestina” sebagai “Filastin” untuk

wilayah tersebut. Bahasa Yunani & Aramaik yang sebelumnya merupakan Lingua

Franca (bahasa percakapan sehari-hari) di seluruh Levant (Syria Raya) digantikan

oleh Bahasa Arab secara berangsur-angsur.

Ketika Palestina masuk di bawah kekuasaan pemerintahan Islam pada

masa kekhalifahan Bani Umayah (661–750), Provinsi Palaestina Prima dirubah

menjadi Distrik Militer (jund), bernama Jund al-Filastin dan menjadi salah satu

wilayah dari Provinsi Bilad ash-Sham (Syria Raya). Jundal-Filastin membentang

dari Gurun Sinai hingga dataran rendah Acre, termasuk di dalamnya Kota

Rafah, Caesarea, Gaza, Jaffa, Nablus dan Jericho;

sedangkan Ibukota distrik ini

adalah Ramalah. Provinsi Palaestina Secunda juga dirubah menjadi Distrik

Militer bernama Jund al-Urdunn mencakup wilayah Utara & Timur dari Jund al-

Filastin, termasuk diantaranya Kota Beit She‟an and Tiberias36

.

Selanjutnya Palestina berkembang menjadi wilayah yang otonom pada

masa kekhalifahan Abbasiyah, yaitu setelah masa pemerintahan Abu Abbas al

Saffah dengan Ramalah tetap menjadi sentral pemerintahan. Seiring dengan

melemahnya pemerintahan pusat Abbasiyah, Palestina dikuasai oleh sejumlah

em%20in%20614CE%20compared%20with%20Islamic%20conquest%20of%20638CE.pdf,

diakses pada hari jumat tanggal 4 April 2014 36

Gudrun Krämer, A History of Palestine: From the Ottoman Conquest to the Founding of

the State of Israel. (New Jersey : Princeton University Press,2008), h.15

Page 34: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

22

dinasti lokal yang semakin menguat seperti Ikhsidiyah, Tuluniyah, dan akhirnya

Palestina jatuh ke tangan Kekhalifahan Syi‟ah Fatimiyah pada tahun 96837

.

Pada masa Perang Salib, Palestina pernah jatuh ke tangan tentara Kristen.

Mereka berkeinginan untuk kembali menguasai Palestina, terutama Kota Suci

Jerusalem. Pada Konsili Clermont, Paus Urbanus II meneriakkan “Deus Veult,

Deus Veult !!” (Tuhan Menghendaki). Urbanus II menjanjikan bahwa siapapun

yang ikut serta dalam peperangan ini akan langsung masuk surga atau setidaknya

memperpendek waktu di Api Neraka (Flame of Purgatory)38

.

Provokasi Paus tersebut menjadi sangat efektif pada para bangsawan

Eropa yang berkeinginan untuk menebus dosa dengan berperang melawan kaum

“kafir”, juga karena tergiur harta rampasan perang yang akan didapatkan.

Mengikuti ajakan Paus Urbanus, pada musim panas tahun 1097 sekitar 150.000

Ksatria dari Inggris, Prancis dan Holy Roman Empire berkumpul di

Konstantinopel. Pasukan ini berhasil menaklukan Palestina pada tahun 109939

.

Setelah Penaklukan, Godfrey de Bouillon dari Lothringen Hilir selaku

Panglima Perang diangkat sebagai Pelindung Makam Suci (Advocatus Santci

Sepulchri)40

, lalu ia beserta para Ksatria Salib (Crusader) menciptakan 4 Kerajaan

Kristen di wilayah Palestina dan Syria yakni : Kingdom of Jerussalem, County of

Edessa, Principality of Antioch dan County of Tripoli. Wilayah wilayah itu

37

Moshe Gil. History of Palestine : 634-1099. (Cambridge : Cambridge University

Press.1997), h.306-310 38

Ratna Rengganis. Sosok di balik Perang. (Jakarta : Raih Asa Sukses,2013), h.146 39

Siti Maryam dkk, Sejarah Peradaban Islam dari masa Klasik hingga

Modern.(Yogyakarta : Lesfi,2010), h.116 40

Tim Abdi Tandur. Lagi-Lagi tentang Keajaiban-Keajaiaban Dunia. (Jakarta : Tim Abdi

Tandur,2003), h.69

Page 35: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

23

dikenal sebagai Outremer, dari bahasa Prancis yang artinya „tanah sebrang

daratan‟, sebab mereka terletak di sebrang Laut Mediterania41

.

Setelah Jerussalem jatuh ke tangan Salahuddin al-Ayyubi pada tahun

1187, ibukota Kingdom of Jerussalem dipindahkan ke Acre. Pada akhir abad ke

13, Outremer kehilangan sejumlah wilayah, termasuk Caesarea, Apollonia,

Antioch dan Tripoli karena direbut oleh sultan sultan Dinasti Mamluk Mesir.

Perlawanan terakhir Kristen adalah di Acre pada tahun 1291. Ksatria dari Orde

Hospitaller, Guillaume de Clermont mempertahankan benteng kota Acre yang

mulai runtuh dengan sekuat tenaga; namun ia dan pasukannya dikalahkan oleh

Sultan Khalil sehingga terpaksa menyerahkan Acre beserta kota kota lainnya,

seperti Beirut, Haifa dan Tyre yang menandai akhir dari Kekuasaan Outremer di

Palestina42

.

Kekuasaan Dinasti Mamluk atas Palestine berakhir pada tahun 1517. Pada

tahun 1517 ini, Turki Usmani dibawah pimpinan Sultan Selim I memperluas

wilayahnya ke Timur Tengah dan mencaplok Hejaz, Irak serta Palestina. Wilayah

Palestina digabungkan dengan Vilayet Syria dan nama Palestina pun tak pernah

terdengar lagi sampai runtuhnya Turki Usmani pada abad ke 2043

Sejarah yang melatarbelakangi terbentuknya kelompok masyarakat di

dalam wilayah Palestina, serta pengalaman beratus tahun dari masyarakat disana

yang harus menyaksikan tanah airnya menjadi ajang perebutan dominasi bangsa-

bangsa asing, menginspirasi bangsa Palestina untuk lebih memiliki rasa cinta

41

Raana Bookhari & Mohammad Seddon.Ensiklopedia Islam. (Jakarta : Penerbit

Erlangga,2010),h.85 42

Raana Bookhari & Mohammad Seddon.Ensiklopedia Islam. h.87 43

Hasan bin Talal. Tentang Jerussalem. (Jakarta : Incultura Foundation,1980),h.19

Page 36: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

24

pada tanah airnya. Hal ini menjadi salah satu dasar terbentuknya nasionalisme

bangsa Palestina.

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, nama Palestina (Bahasa Arab :

Falastin) menghilang selama 400 tahun kekuasaan Turki Usmani di Timur

Tengah yang menempatkan wilayah Palestina yang mencakup Muttasharifate

Jerusalem (Kudüs-i Şerif Mutasarrıflığı) dan Kota-kota di sekitarnya seperti Jaffa,

Hebron & Betlehem ke dalam wilayah Provinsi Syria (Vilayet Syria)44

. Penduduk

Arab yang tinggal di wilayah tersebut masih mengidentifikasi dirinya sebagai

orang Syria.

Akibat Perang Dunia I, Syria mengalami kehancuran. Para Petani

meninggalkan rumah mereka untuk menghindari pertempuran antara tentara Turki

dan tentara Inggris sehingga pertanian menjadi tidak terurus. Ribuan orang

membanjiri Damaskus untuk mencari pekerjaan. Secara ekonomi, Syria

mengalami resesi. Perang ini menggangu export kapas, wol dan gandum. Situasi

ekonomi dan Sosial yang kacau ini membuat munculnya seorang tokoh yang

berencana mengambil kendali atas wilayah ini, yaitu Faisal bin Husein, putera

ketiga dari Sharif Husein bin Ali, yang pernah berperang bersama Inggris

melawan Turki Usmani45

.

Pada Tahun 1918, Faisal pindah ke Damaskus dimana dengan cepat ia

mendulang popularitas dari wilayah tersebut. Ia bercita-cita mendirikan Negara

Syria Raya yang mencakup wilayah Syria, Palestina, Lebanon,dan Yordania46

.

44

Dror Zeevi. An Ottoman century : the district of Jerusalem in the 1600s, (Albany: State

University of New York Press, 1996), h. 121. 45

Ernst Dawn. “The Rise of Arabism in Syria”. Middle East Journal, vol.16 no.2 (Spring

1962), h.145-168 46

Nur. Masalha, "Faisal's Pan-Arabism, 1921–33". Middle Eastern Studies .(Oct.,

1991).h.679–693.

Page 37: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

25

Ambisi Faisal tersebut mungkin dipengaruhi oleh ayahandanya yang juga

berambisi mendirikan Kekhalifahan Arab di Timur Tengah.

Perlu dicatat, Kelompok Nasionalis Arab di Syria memberikan dukungan

bukan karena loyalitas pada sosok Faisal, melainkan karena para anggota

kelompok Nasionalis ini tahu bahwa pihak Inggris mendukung keluarga

Hasyimiah47

dan akan mendukung apabila Faisal yang merupakan salah satu

anggota keluarga itu menjadi kepala Negara. Malangnya bagi kelompok

Nasionalis Arab di Syria, wilayah tersebut berada dibawah kekuasaan dan

pengaruh Perancis, sedangkan pemerintahan Perancis tidak memiliki hubungan

apapun dengan keluarga Hasyimiah apalagi memperhatikan keinginan bangsa

Arab untuk mendirikan suatu Negara.

Tidak seperti kelompok Arab Nasionalis lainnya, Faisal tidak menentang

keberadaan Bangsa-bangsa Eropa di Timur Tengah. Alasannya sederhana saja,

bangsa Arab saat itu tidak memiliki kekuatan militer dan finansial yang memadai

untuk dapat menentang pengaruh Inggris dan Perancis. Mayoritas Nasionalis

Arab, menentang cara-cara yang digunakan Faisal untuk berkompromi dengan

pihak Eropa demi mewujudkan cita-citanya mendirikan Negara Syria Raya.

Kelompok Nasionalis seperti Jam‟iyyat Al Fatat al-Arabiyyah (Young Arab

Society) yang didirikan oleh Izzat Darwaza, meyakini bahwa bangsa Arab bisa

mengalahkan bangsa Inggris dan Perancis dalam perang. Kelompok yang lebih

47

Keluarga Hasyimiyah adalah keturunan langsung dari Nabi Muhammad SAW dari

Bani Hasyim melalui Sayidina Hasan, putra pertama Sayidina Ali bin Abi Thalib dengan Sayidah

Fatimah binti Muhammad saw. Anggota keluarga ini adalah Sharif Hussein bin Ali dari Mekkah

dan kedua putranya, Faisal dan Abdullah. Dikutip dari Clifford Edmund Bosworth,. The New

Islamic Dynasties. (Edinburgh : Edinburgh University Press,1996),h.53

Page 38: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

26

ekstrim seperti Jam‟iyyat Al Ahad (The Covenant Society) juga ikut menentang

Faisal.

Tahun 1919 ketika Syria berada dibawah Mandat Perancis, Faisal

mengadakan Konggres Nasional Syria di Damaskus. Jendral Inggris Edmund

Allenby yang menaklukkan Jerusalem pada tahun 1919 mengingatkan Faisal

bahwa konggres tersebut akan memancing kemarahan pihak Perancis. Walaupun

sudah diberi peringatan, Faisal tetap mengadakan konggres tersebut pada bulan

Juni. 1919. Tiga fraksi politik Syria yang mendominasi Konggres adalah yang

pertama, Jam‟iyyat Al Fatat al-Arabiyyah (Young Arab Society) yang menentang

system Mandat Liga Bangsa-Bangsa dan memandang Inggris dan Perancis

sebagai penjajah yang ingin merampas kemerdekaan bangsa Arab; kedua, para

loyalis Faisal yang menentang Mandat Perancis dan lebih menyukai Mandat

Inggris; ketiga, pihak Nasionalis Arab yang menginginkan Amerika Serikat juga

memiliki mandat atas Syria, karena tertarik pada konsep Presiden Woodrow

Wilson mengenai “Self Determination”48

.

Konggres ini berakhir pada Maret 1920 dengan hasil yang tidak

menguntungkan kubu Faisal, karena ia gagal menyatukan kelompok Nasionalis

Arab yang radikal ke barisan politiknya yang lebih moderat. Kongres ini

menyatakan Syria sebagai negara merdeka dengan wilayah yang juga mencakup

Lebanon dan Palestina. Kongres tersebut tidak mengakui kekuasaan Mandat Liga

Bangsa-Bangsa terhadap Syria, serta menentang rencana Inggris untuk mendirikan

48

James L. Gelvin. Divided Loyalties: Nationalism and Mass Politics in Syria at the Close

of Empire. (Berkeley : University of California Press, 1998), h.62

Page 39: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

27

Jewish National Homeland di Palestina, dan menuntut pasukan Perancis dan

Inggris mundur dari Timur Tengah serta menyatakan Faisal sebagai Raja Syria49

.

Faisal menjadi korban dari rencana kaum Nasionalis di satu sisi dan

korban dari kepentingan Perancis terhadap Syria di sisi lain. Pada bulan Juli 1920,

pasukan Perancis dibawah Jendral Henry Gouraud mengalahkan Pasukan Syria

dalam “Pertempuran Maysalun” dan berbaris memasuki Damaskus50

. Raja Faisal

langsung melarikan diri dari Syria ke pelabuhan Haifa dan terus ke London.

Tahun 1921, pihak Inggris mengangkatnya sebagai Raja di Irak, para pengikutnya

menjadi terpecah belah di Mesir , Irak dan Palestina51

.

Kegagalan mendirikan Negara Syria Raya berdampak besar terhadap

kelompok Nasionalis Arab di Palestina. Dalam pandangan kelompok Nasionalis

dari Palestina, Negara Syria Raya yang dipimpin oleh Faisal merepresentasikan

langkah penting untuk mewujudkan cita-cita mereka mendirikan Negara Arab

yang merdeka dan bersatu. Menteri Luar Negeri Faisal yang bernama Said Al

Hussayni menganggap bahwa pemerintahan Arab di Damaskus seharusnya dapat

membantu perlawanan mereka terhadap Zionisme. Mereka menentang niat Inggris

untuk mendirikan Jewish National Homeland di Palestina52

.

Saat itu, Liga Bangsa-Bangsa mempercayakan wilayah Palestina kepada

Inggris dengan dibentuknya Mandat Inggris untuk Palestina. Inggris memberikan

nama Palestina kepada wilayah tersebut, mengacu pada nama dalam Bahasa Latin

49

Ernst Dawn. “The Rise of Arabism in Syria”. Middle East Journal, vol.16 no.2 (Spring

1962), h.145-168 50

Karl Ernest Meyer & Shareen Blair Brysac. Kingmakers: The Invention of the Modern

Middle East, (New York : W. W. Norton & Company, 2008), h.359 51

Tamara Sonn. Islam : A Brief History (Second Edition). (Chichester : Wiley

Blachwell,2004), h.126 52

Haim Gerber .”Palestine and Other Territorial Concepts in the 17th Century”.

International Journal of Middle East Studies.Vol. 30, No. 4 (Nov., 1998),h. 563-572

Page 40: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

28

yang diberikan Imperium Romawi53

. karena Peradaban Eropa Barat sangat

dipengaruhi oleh budaya, bahasa, serta teladan Romawi

Kegagalan Faisal tidak menghapuskan Nasionalisme Arab di Palestina

begitu saja, melainkan semakin memperuncingnya. Setelah Faisal melarikan diri

dari Damaskus, kelompok Nasionalis Arab di Palestina berkonsentrasi untuk

mendirikan Negara Arab Merdeka di wilayah Palestina sendiri54

. Sejak saat itu,

Nasionalisme Arab di Palestina bertransformasi menjadi bentuk yang unik,

Ditengah situasi Politik yang memanas, seorang loyalis Faisal bernama Amin al-

Hussayni55

, muncul sebagai tokoh pemimpin dominan sejak saat itu56

.

Amin Al Hussayni yang juga merupakan pemimpin kelompok Nasionalis

Arab diwilayah Palestina, menganggap Inggris sebagai penjajah57

. Sementara

pemerintah Mandat Inggris sendiri terjebak antara tuntutan kelompok Nasionalis

Arab disatu sisi dan tuntutan kelompok Nasionalis Yahudi yang ingin

mewujudkan Jewish National Homeland di Palestina disisi lain.

Walaupun Nasionalisme Palestina telah menemukan bentuknya, tetap sulit

untuk mentransformasi ruh Nasionalisme itu menjadi sebuah Negara, karena

Pemikiran mengenai Nasionalisme hanya dimiliki oleh Keluarga Elit Perkotaan

(Belladin) yang memiliki akses pendidikan tinggi, seperti Hussayni, Nasashibi &

Khalidi58

. Sedangkan rakyat Palestina yang mayoritas bekerja sebagai petani

53

Tamara Sonn. Islam : A Brief History. (Chichester : Wiley Blachwell,2004), h.128 54

Muhammad Muslih. “Arab Politics & Rise of Palestinian Nationalism”. Journal of

Palestinie Studies.Vol.16, no.4 (Summer 1987). h.77-94 55

Baruch Kimmerling & Joe S Migdal .The Palestinian People. (Massachusets : Harvard

University Press,2003), h.90 56

Daniel Pipes. Greater Syria : The history of Ambition. (New York: Oxford University

Press, 1990), h.71 57

Philip Mattar. “Mufti of Jerussalem & Politik of Palestine”.Middle East Journal. Vol.42

no.2 (Spring 1988) h.227-240 58

Muhammad Muslih. “Arab Politics & Rise of Palestinian Nationalism”. Journal of

Palestinie Studies.Vol.16, no.4 (Summer 1987). h.77-94

Page 41: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

29

(Fellahin) telah hidup berabad-abad dibawah Pemerintahan Turki Usmani yang

kurang memperhatikan pendidikan maupun kesejahteraan bagi rakyat kecil59

,

akibatnya mereka terperangkap dalam Comfort Zone dimana mereka hanya

tertarik untuk melindungi tanah pertanian, ternak dan keluarganya dari ancaman

pendatang asing60

. Kesenjangan di tingkat ideologis, pendidikan, dan pemikiran

antara elit dan rakyat kebanyakan merupakan salah satu factor penting atas

kegagalan kaum Nasionalis Palestina memperjuangkan negara merdeka.

Dengan kata lain, Palestina adalah kasus yang unik, karena eksistensinya

dibentuk oleh factor eksternal. Disinllah terjadi konflik antara Nasionalisme

Bangsa Palestina melawan kekuatan Eksternal yaitu Kolonialisme yang dilakukan

oleh Bangsa-bangsa lain yang berujung pada kegagalan Palestina mendirikan

Negara Merdeka.

59

Fred Khouri. The Arab-Israeli dilemma. (New York: Syracuse University

Press,1974),h.13 60

Stephen Hallbrook. “The Alienation of the Homeland : How Palestine Become Israel”.

Journal of Libertarian Studies. Vol.5 no.4 (Autumn 1981), h.1-18

Page 42: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

30

BAB III

AWAL MANDAT INGGRIS & KEBIJAKANNYA

A. Lahirnya Mandat Inggris

Di penghujung Perang Dunia Pertama, Divisi Ekpedisi Mesir yang

dipimpin oleh Edmund Allenby, merebut Jerusalem dari pasukan Turki Usmani

pada tanggal 9 Desember 1917. Divisi Ekpedisi Mesir kemudian menduduki

seluruh Syria menyusul kekalahan pasukan Turki dalam Pertempuran Megiddo

pada bulan September 191861

.

Pasukan Inggris dan Perancis yang ketika itu telah menguasai seluruh

wilayah Turki Usmani di Timur Tengah, memutuskan untuk membuat

pemerintahan militer sementara di wilayah yang mereka duduki. Pemerintahan

tersebut dinamai OETA (Occupied Enemy Territory Administration)62

. Dalam hal

ini, Palestina masuk kedalam wilayah OETA Selatan (Southern OETA) yang

mencakup Muttasharifate Jerusalem (Kudüs-i Şerif Mutasarrıflığı) dan kota-kota

di Sekitarnya seperti Nablus, Acre dan Hebron. Wilayah lainnya seperti Lebanon

masuk ke dalam OETA Utara (Northern OETA), sedangkan Syria & Saudi Arabia

masuk ke dalam OETA Timur (Eastern OETA)63

.

Pada awalnya, Jendral Edmund Allenby sendiri yang mengambil tanggung

jawab langsung terhadap urusan administrasi dan politik di wilayah OETA

Selatan, namun kemudian ia mengalihkannya kepada pejabat dari Mesir, yang

ketika itu masih merupakan koloni Inggris. Setelah berkonsultasi dengan pejabat

61

Howard Sachar . The emergence of middle east 1914-1924,(Westminstter : The Penguin

Press, 1969),h.122-138 62

John McTague,Jr. “Anglo-French Negotiation over the Boundaries of Palestine 1919-

20” Journal of Palestine Studies. Vol.11 no.2 (Winter 1982),h.100-112 63

Matthew Hughes, Allenby & British Strategy in the Middle East 1917-1919,(London :

Taylor & Francis,1999), h.122-124

Page 43: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

31

utusan Mesir tersebut, Edmund Allenby menunjuk kepala administrasi pusat

untuk Palestina. Kemudian, Edmund Allenby juga membagi wilayah Palestina

menjadi 9 distrik : Jerusalem, Haifa, Hebron, Jenin, Nablus, Safed, Acre, Tiberias,

Galilea, Tulkarem dan Beersheba. Setiap distrik diperintah oleh seorang Gubernur

Militer. Tujuan utama dari pembentukan pemerintahan militer ini adalah untuk

memperbaiki kondisi sarana & prasarana di lapangan yang rusak akibat Perang,

seperti kantor pos, rumah sakit, bank, dan lain lain. Setelah Edmund Allenby

kembali ke Inggris, masih ada dua orang perwira tinggi yang memerintah OETA

Selatan, yaitu Mayor Jendral H.D. Watson & Letnan Jendral Louis Bols64

.

Pada tanggal 24 April 1920, pihak sekutu sebagai pemenang Perang Dunia

Pertama mengadakan pertemuan di San Remo, Italia. Liga Bangsa-Bangsa

memutuskan bahwa wilayah-wilayah pendudukan belum siap untuk diberi

kemerdekaan, maka harus diurus oleh administrasi sipil yang disebut „Mandat‟.

Sesuai dengan yang telah disepakati sebelumnya dalam Perjanjian Sykes-Pycot

tahun 1916, Inggris mendapat mandat atas wilayah Palestina dan Transjordania65

.

Apa perbedaan sistem Mandat Liga Bangsa Bangsa yang dijalankan oleh

Inggris di Palestina dengan Koloni Inggris di Hongkong dan Singapura

?.Terbentuknya Sistem Mandat dilandasi oleh situasi international waktu itu,

dimana gagasan “Self-Determination” dari Presiden Amerika, Woodrow Wilson

mengemuka. Hal itu disebabkan oleh hancurnya sejumlah imperium besar yang

mewakili system feudal. Golongan liberal dan humanis di Inggrislah yang

berinisiatif memprakarsai terbentuknya sistem Mandat dengan tujuan sebagai

64

Robert H Eisenmann, Islamic Law in Palestine &Israel : A History of the Survival of

Tanzimat and Sharia in the British Mandate & Jeiwsh State. (Leiden : Ej Brill,1978), h.11-12 65

Article 22, The Covenant of the League of Nations and "Mandate for Palestine,"

Encyclopedia Judaica, Vol. 11, hlm. 862, Keter Publishing House, Jerusalem, 1972

Page 44: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

32

sarana transisi masyarakat dari statusnya sebagai penduduk koloni yang

terbelakang secara politik dan dieksploitasi secara ekonomis, menjadi masyarakat

yang siap untuk hidup di zaman modern66

.

Pengertian tersebut, ditekankan pula oleh Duta Besar Palestina untuk

Republik Indonesia, Fariz al Mehdawi, yang menyatakan bahwa Mandat adalah

sebuah Supervisi. Ibaratnya, seperti anak yang kehilangan orangtuanya dan diasuh

oleh orang lain sampai siap hidup mandiri. Negara pemegang Mandat, dalam hal

ini Inggris bertanggung jawab pada Liga Bangsa-Bangsa untuk menyiapkan

Palestina agar siap diberi kemerdekaan67

Roza el-Eini berargumen bahwa rasa superioritas bangsa Eropa juga

menjadi faktor dominan dibalik alasan pembentukan sistem Mandat. Apabila dulu

British Empire berperan sebagai imperialis yang mencari kekayaan dan kejayaan

dengan mengumpulkan sejumlah besar koloni di seberang lautan, sekarang

mereka mengulurkan tangannya, berkorban untuk “menolong” bangsa yang belum

maju yang dalam hal ini adalah Palestina. Rasa simpati ini disebut “White Man

Burden” (beban bangsa kulit putih)68

.

Mandat Inggris di Palestina dipimpin oleh seorang Komisaris Besar

bernama Herbert Samuel yang pada masa kepemimpinannya, Samuel memberikan

amnesti kepada Amin Al- Husayni69

yang saat itu sedang mendekam di penjara”.

Setelah bebas, Al- Husayni dilantik oleh Herbert Samuel menjadi Mufti Agung

66

Susan Pedersen, “The Meaning of Mandat System : An Argumen”. Geschicte und

Gesselschaft.32 Jahrige.H.4.Sozialpolitik Transnational (Oct-Des 2006). h.560-582 67

Wawancara Pribadi dengan Duta Besar Palestina untuk Republik Indonesia, Fariz al

Mehdawi, Jakarta 4 Juli 2014. 68

Roza El-Eini. Mandate Landscape : British Imperial Rule in Palestine 1929-1948.(

London & New York : Routledge,2004),h.7 69

Amin al-Hussayni adalah loyalis Raja Faisal yang terusir dari Syria oleh Pemerintah

Mandat Prancis. Ia adalah anggota salah satu klan Aristokrat yang cukup berpengaruh di Palestina,

ia juga dikenal sebagai paman dari Yasser Arafat. Namun, ia dipenjara karena terlibat dalam

“Pemberontakan Nabi Musa” tahun 1920.

Page 45: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

33

Palestina (Mufti Filastin al-Akbar). Selain itu, Herbert Samuel mendirikan Dewan

Tinggi Muslim (Supreme Moslem Council) yang bertugas mengatur dan menjaga

lembaga-lembaga dan komunitas Islam di Palestina. Dalam lembaga ini, Amin al-

Husayni diangkat menjadi pimpinan pertamanya70

. Langkah tersebut dilakukan

oleh Samuel untuk mempersiapkan pemerintahan independen di Palestina.Namun

para elit Arab Palestina sendiri menolak segala usaha Samuel yang mencoba

menggabungkan elit Yahudi dan elit Arab dalam satu wadah institusi71

.

Samuel tidak bisa menerima tuduhan elit Arab Palestina yang menganggap

bahwa Mandat Inggris hanya memprioritaskan rencana pembangunan “Jewish

National Homeland”72

. Asumsi ini muncul karena adanya konsesi jaringan listrik

untuk seluruh Palestina yang diberikan kepada Pinhas Rutenberg, pengusaha

Yahudi yang juga seorang filantropis73

.Samuel menyanggah tuduhan tersebut

dengan mengklaim bahwa elektrifikasi akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

di seluruh wilayah Palestina. Selain itu, Samuel menganggap akan jauh lebih baik

apabila sarana perekonomian lebih banyak diberikan kepada bangsa Yahudi untuk

meredam keinginan dan nafsu politik mereka yang diduga kemungkinannya akan

bisa menimbulkan konflik politik yang berkepanjangan dengan orang orang

Palestina.

Samuel jelas bersikap kooperatif terhadap aspirasi masyarakat Arab

Palestina. Hal itu menyebabkan ia mendapat kecaman dari penduduk Yahudi.

Walaupun Samuel telah menetapkan bahasa Ibrani menjadi salah satu dari 3

70

Martin Kolinsky. Law,Order& Riots in Mandatory Palestine 1929-1935. (London : St

Martin‟s Pres,2010), h.86 71

Neil Caplan . Palestine Jewry and the Arab Question, 1917 – 1925, (London : NJ F.

Cass, 1978.),h. 148–161. 72

Sahar Huneidi, A Broken Trust: Herbert Samuel, Zionism and the Palestinians 1920–

1925, (London and New York, : I.B. Tauris,2001),h. 38. 73

Letter From Pinhas Rutenberg to Colonel Herbert Lehmen

Page 46: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

34

bahasa resmi Palestina (kedua lainnya adalah Arab dan Inggris)74

, namun

penduduk Yahudi tetap saja mengecamnya karena ia menunjuk Amin al-Husayni

yang tidak populer di kalangan masyarakat Yahudi.

Pada tahun 1922, Pemerintahan Mandat Inggris juga mendirikan Dewan

Legislatif untuk Palestina yang beranggotakan 23 orang. Masyarakat Arab

Palestina memprotes pembagian kursi dewan tersebut karena mereka nilai tidak

adil. Mereka mengklaim bangsa Arab merupakan 88% penduduk Palestina,

sedangkan kursi yang mereka dapat hanya 43%, sehingga orang Arab memboikot

pemilihan anggota Dewan.75

.

Pada tanggal, 22 Agustus 1922, Musa Kazim al-Hussayni76

mengumpulkan para elit Palestina di kota Nablus untuk mengadakan „Kongres

Arab Palestina‟. Kongres ini menghasilkan beberapa keputusan seperti :

memboikot pemilihan umum, menyatakan sikap menolak pembentukan „Jewish

National Homeland‟, dan memboikot Perusahaan Listrik milik Pinhas

Rutenberg77

.

Untuk masalah administrasi wilayah, Mandat Inggris tetap menggunakan

sistem distrik seperti yang digunakan pada masa OETA, Sistim ini dipakai juga

untuk menyelesaikan masalah peradilan dan keagamaan. Pemerintah Mandat

Inggris tetap mempertahankan sistem Millet, yaitu urusan agama setiap kelompok

keagamaan diurus oleh pemuka agamanya masing masing dan bahkan peradilan

74

Norman Bentwich. “The Legal System of Palestine under British Mandate”.Middle

East Journal,Vol.2 no.1 (Jan 1948), h.33-46 75

Martin Kolinsky. Law,Order& Riots in Mandatory Palestine 1929-1935. (London : St

Martin‟s Pres,2010),h.2 76

Beliau adalah Kerabat Amin al Hussayni sekaligus mantan walikota Jerussalem 77

Abdul Wahhab Said Kayyalli .Palestine. A Modern History. (London : Croom

Helm,1981). h.60-63

Page 47: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

35

agama yang dibuat oleh Turki Usmani pada masa Tanzimat tidak dihapus78

. Hal

ini karena karena Pemerintah Inggris ingin mempertahankan Perjanjian Berlin 13

Juli 1878 yang dibuat atas inisiatif Otto von Bismarck guna memberikan

kepastian dan menjamin adanya kebebasan beragama di seluruh wilayah Turki

Usmani79

.

Masih di tahun 1922, wilayah Mandat Inggris di sebelah timur, yaitu

Transjordania mendapat serangan dari Suku Ikhwan, yaitu kelompok suku

nomaden yang berasal dari Gurun Najd dan memiliki afliliasi dengan Keluarga

Saud. Tujuan utama penyerangan suku Ikhwan ke Transjordania adalah untuk

menyebarkan paham Wahabbi yang mereka anut. Suku Ikhwan bertindak keras

dengan menghancurkan jaringan tiang telepon di sepanjang jalan, karena mereka

menganggap benda itu adalah hasil karya setan. Tentara Inggris memutuskan

bekerjasama dengan Abdullah bin Hussein, Putra Sharif Hussein di Mekkah yang

pernah membantu Inggris melawan Turki Usmani. Akhirnya, kerjasama kedua

pihak ini berhasil mengusir suku Ikhwan keluar dari Transjordania80

Sebagai imbalan, Pemerintah Mandat Inggris menyerahkan sebagian dari

wilayahnya yang dinilai kurang menguntungkan karena banyak dihuni oleh suku

suku Bedouwin nomaden81

, yaitu wilayah Transjordania kepada Abdullah melalui

kebijakan “British White Paper 1922”. Kebijakan Inggris ini sangat menyakitkan

hati para elit Yahudi dan menganggapnya sebagai pengkhianatan serta

78

Robert H Eisenmann, Islamic Law in Palestine &Israel : A History of the Survival of

Tanzimat and Sharia in the British Mandate & Jeiwsh State. (Leiden : Ej Brill,1978), h.13 79

Text Perjanjian Berlin, http://www.fordham.edu/halsall/mod/1878berlin.html, diakses

pada 13 Mei 2014 80

Darik Ibrahim Erwan, To What Extent of Did the Alliance of Ibnu Saud & the Ikhwan

during the 1920‟s Lead to the Achievment of their goals ? (Massachusets : Concorde

Review.inc,1989), h.112 81

H.R.H. Prince Ghazi bin Muhammad. The Tribes of Jordan at The Beginning of 20th

Century. (Amman : Ruttab, 1999), h.9

Page 48: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

36

pelanggaran terhadap Dokumen “British Mandate for Palestine” Artikel 15 yang

menyatakan bahwa “tidak ada wilayah Palestina yang boleh diserahkan atau

disewakan, atau dengan cara apapun, ditempatkan di bawah kontrol

pemerintahan atau kekuasaan asing”82

.

Alasan pihak Zionis Yahudi menentang pemisahan Transjordania dari

Mandat Inggris di Palestina, juga didasari oleh firman Tuhan yang tertulis dalam

Kitab Taurat. Dalam (Joshua 13:24-31), Wilayah Transjordania adalah daerah

yang pertama-tama didiami oleh orang Yahudi sebagai bagian dari penaklukkan

Palestina sesudah peristiwa „Exodus dari Mesir‟. Dengan kata lain, kebijakan

Pemerintah Mandat Inggris tersebut bertentangan dengan kehendak kelompok

Zionis yang menganggap Transjordania juga merupakan bagian dari „Tanah yang

dijanjikan‟83

.

Dalam “British White Paper 1922”, Inggris juga menyatakan tidak

mendukung berdirinya sebuah negara-bangsa Yahudi yang terpisah dari wilayah

Arab lainnya. Definisi Inggris mengenai Jewish National Homeland adalah

pembentukan komunitas Yahudi yang mandiri di wilayah Palestina84

. Selain itu,

dalam salah satu alenianya, White Paper ini juga menyangkal tuduhan bangsa

Arab Palestina mengenai proyek pembentukan sebuah negara Palestina Yahudi

dan menyatakan bahwa pemerintah Inggris tidak berkeinginan untuk melihat

Palestina sebagai “boneka Yahudi Inggris”85

82

British Mandate for Palestine, Source : The American Journal of International Law,

Vol.17 no.3 , Suplement : Official Document (July 1923), h.164-171 83

The Black Paper on The Jewish Agency and The Zionist Terrorist. Arab Higher

Committee Archive, 12 Maret 1948, h.5 84

Martin Kolinsky. Law,Order& Riots in Mandatory Palestine 1929-1935. (London : St

Martin‟s Pres,2010), h. 11 85

British White Paper 1922, dari http://www.yale.edu/lawweb/ mideast/brwh1922.htm,

diakses pada 13 Mei 2014

Page 49: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

37

Keberadaan Mandat Inggris di wilayah Palestina sebenarnya membantu

Palestina menjadi daerah otonom dengan pergerakan roda ekonomi yang jauh

lebih baik dibandingkan negara Arab lainnya. Namun, timbul resistensi dari

penduduk Arab Palestina sendiri yang bersikap tidak kooperatif, sehingga

eksistensi pemerintahan administrasi sipil ini tidak dapat berfungsi maksimal dan

jauh dari yang diharapkan ketika Liga Bangsa-Bangsa menugaskan Inggris86

B. Kebijakan mengenai imigrasi Yahudi (Aliyah)

Salah satu kebijakan Pemerintah Mandat Inggris adalah memfasilitasi

migrasi etnis Yahudi ke Palestina atau yang dikenal sebagai gerakan„Aliyah‟87

.

Aliyah ini pernah berlangsung sebelum era Mandat Inggris, yaitu sejak

penindasan komunitas petani Yahudi di Russia pada tahun 1881. Namun pada

masa Perang Dunia Pertama, migrasi Yahudi berhenti akibat situasi yang tidak

aman.88

Didalam tubuh pemerintahan Inggris, ada faksi yang bersimpati kepada

usaha masyarakat Yahudi untuk pulang ke “Tanah yang dijanjikan”, Salah satunya

adalah Arthur Balfour, Menteri Luar Negeri Inggris saat itu. Pada tanggal 2

November 1917, dia mengirim surat kepada Lionel Rothschild, pemimpin gerakan

Zionisme yang isinya menyatakan dukungan resmi pemerintah Inggris untuk

mendirikan Jewish National Homeland di Palestina89

. Janji Inggris dalam

Deklarasi Balfour dan adanya Mandat Inggris di Palestina, menyebabkan Inggris

86

Ahmad Ghazali Khairi & Amin Bukhari.Air Mata Palestina, (Jakarta: Hi-Fest, 2009).

Hal. 141 87

Secara etimologis, kata Aliyah dalam Bahasa Ibrani artinya “naik”. Secara terminologis

dapat diartikan sebagai imigrasi orang Yahudi ke tanah air yang dahulu dijanjikan Tuhan pada

keturunan Avraham, Ishak, & Yakub 88

Abba Eban, My People: History of the Jews Volume II, (New Jersey: Berman

House,1979),h.127 89

Stein Leonard The Balfour Declaration. (New York : Simon & Schuster,1961), h.470

Page 50: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

38

harus menjamin hak-hak masyarakat Yahudi untuk membangun tanah air bagi

mereka di Palestina. Inggris juga harus mendukung dan juga memudahkan

migrasi Yahudi (Aliyah) ke Palestina.

Setelah Perang Dunia Pertama selesai, keadaan kaum Yahudi di negara-

negara baru di Eropa Timur seperti Polandia dan Rumania tidak kunjung

membaik. Pemerintah Polandia mengambil alih industri-industri yang dikuasai

oleh kaum Yahudi dan memecat para pekerja Yahudi. Selain itu hampir 2.800

toko sepatu yang dikelola kaum Yahudi ditutup oleh pemerintah Polandia. Hal itu

mengakibatkan kaum Yahudi putus asa dan ingin meninggalkan negara tersebut.

Mengetahui bahwa Amerika Serikat memberikan peraturan ketat bagi para

imigran yang berasal dari Eropa Timur, maka mereka mengalihkan tujuan

migrasinya ke Palestina. Dengan datangnya pionir-pionir yang mendirikan

pemukiman, komunitas, dan organisasi-organisasi di Palestina, menyebabkan

orang orang Yahudi di Eropa bertambah mantap dalam merealisasikan keinginan

mereka untuk “pulang” ke “tanah air yang dijanjikan”90

Pada tahun 1925, saat masa jabatan Herbert Samuel sebagai Komisaris

Besar berakhir, sekitar 34.000 Yahudi Polandia bermigrasi ke Palestina, untuk

menyelamatkan diri dari kebijakan anti-semitisme Pemerintah disana. Berbeda

dengan sebelum masa Mandat Inggris, dimana Imigran yang datang ke Palestina

adalah rakyat kelas menengah kebawah yang sesampainya di Palestina memilih

bekerja sebagai petani, imigran Yahudi yang datang karena difasilitasi oleh

Pemerintah Mandat Inggris ini adalah masyarakat kelas menengah keatas dan

beberapa enterpreneur yang sebelumnya bergerak di bidang perdagangan. Mereka

90

Abba Eban, My People: History of the Jews Volume II, (New Jersey: Berman

House,1979),h.165

Page 51: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

39

lebih memilih tinggal di daerah perkotaan, khususnya Tel Aviv, dibanding daerah

pedesaan. Mereka menginvestasikan sebagian modal kecilnya di pabrik-pabrik,

hotel-hotel kecil, restoran, toko-toko, dan dalam bidang konstruksi. Mereka juga

mengembangkan daerah Pesisir Pantai.91

Mendekati dekade 1930an, migrasi orang Yahudi dari wilayah Eropa Barat

dan Eropa Timur ke wilayah Mandat Inggris di Palestina meningkat bersamaan

dengan berkuasanya Partai Nasional Sosialis di Jerman yang dipimpin oleh Adolf

Hitler. Ideologi Nazisme yang diperkenalkan oleh Hitler menyatakan bahwa etnis

Semit (Arab dan Yahudi) adalah ras rendahan, sedangkan ras Indo-Aryan,adalah

ras paling unggul, terutama suku bangsa Jermanik adalah yang paling hebat

diantara sub-ras Indo-Aryan.

Pada tanggal 10 November 1938, terjadi sebuah Peristiwa yang disebut

Kristallnacht (Malam Kaca Pecah). Disebut demikian karena tentara Nazi dan

rakyat sipil pendukungnya menghancurkan kaca-kaca bangunan milik orang

Yahudi dengan palu godam sehingga pecahan kaca bertebaran di jalanan. Di

beberapa kota di Jerman, 1.668 Synagog dihancurkan dan 267 di antaranya

dibakar, sekitar 8.000 toko dan ribuan rumah milik orang Yahudi juga ikut

dihancurkan. Orang-orang Yahudi banyak yang menjadi korban pembunuhan oleh

tentara Nazi dan sekitar 30.000 warga Yahudi dimasukkan ke kamp konsentrasi.92

Adapun orang orang Yahudi yang dikirim ke kamp konsentrasi menerima

berbagai macam penyiksaan. Kekejaman tersebut berakhir pada program genosida

yang dinamai “Final Solution of the Jews”. Prosedur pembunuhan massal tersebut

91

Cecil Roth,The Standard Jewish Encyclopedia. (Jerusalem: Madassah Publishing

Company Ltd,1958),h.75 92

James M Deem. Kristallnacht: The Nazi Terror That Began the Holocaust.. (Berkeley :

Enslow Publishers,2011), h.15-16

Page 52: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

40

adalah sebagai berikut : orang-orang Yahudi, dibariskan ke daerah yang sepi,

berbaris di depan parit-parit, kemudian diberondong dengan senapan mesin, lalu

mayat-mayat tersebut didorong ke dalam lubang oleh bulldozer dan ditimbun

dengan tanah. Nazi Jerman dibawah kepemimpinan Adolf Hitler bertanggung

jawab atas pembunuhan tidak saja bagi jutaan bangsa Yahudi, namun juga bagi

bangsa Eropa lainnya.93

Pada saat orang Yahudi Eropa yang merasa tertindas ingin melarikan diri

ke Palestina, Pemerintah Mandat Inggris mengeluarkan White Paper 1939, dimana

salah satu pasalnya adalah melarang adanya migrasi Yahudi ke Palestina94

.

Pemerintah Inggris tak ingin orang Arab Palestina menyerang Inggris dari

belakang saat sedang berperang melawan Jerman di Mesir & Front lain95

Sikap Inggris itu disebabkan karena gelombang protes dari orang orang

Arab seperti Jamal al-Hussayni, yang merupakan elit Arab Palestina yang paling

keras menolak imigrasi Yahudi dari Eropa ke Palestina, ia berkata bahwa Imigrasi

Yahudi telah melipatgandakan jumlah Etnis Yahudi di Palestina dan memicu

terjadinya Tirani Minoritas96

Dalam sebuah Konferensi yang diadakan di Evian Les Bains, Prancis,

pada tahun sebelumnya, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa membahas

mengenai nasib komunitas Yahudi di Jerman. Golda Meyer selaku perwakilan

kelompok Zionis sudah mengajukan proposal agar Palestina dijadikan tujuan

93

Max I. Dimont, Kisah Hidup Bangsa Yahudi (Jakarta : Masaseni,2002),h.331-332 94

Text of White Paper 1939, avalon.law.yale.edu/20th_century/brwh1939.asp, diakses

pada 13 Mei 2014 95

Peter Mansfield, History of Middle East, (Pennsylvania : Pennsylvania State University

press ,2004), h.218 96

Surat Jamal al Hussayni untuk Delegasi PBB, Arab Higher Comitte Archive, 24 Mai

1948

Page 53: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

41

utama dari migrasi komunitas Yahudi yang berasal dari Jerman. Namun

Perwakilan Inggris malah menyingkirkan usulan tersebut dari Konferensi97

.

Sikap Pemerintah Inggris tersebut memicu munculnya gelombang migrasi

ilegal ke Palestina yang disebut “Aliyah Bet”. Bet ( ב“ ”) ialah huruf kedua dalam

alphabet Ibrani, karena Aliyah ini bersifat ilegal atau tanpa persetujuan dari

Pemerintah Mandat Inggris yang telah melarang adanya migrasi ke Palestina sejak

tahun 1939, karena itu diberi kode huruf Bet “ב . Aliyah Bet berlangsung pada

kurun waktu 1933-1948. Awalnya, Aliyah Bet dilakukan sebagai tuntutan atas hak

masyarakat Yahudi untuk bermukim di Palestina. Pada tahun 1934, karena telah

melihat kekerasan yang dilakukan Nazi terhadap Yahudi Jerman, gerakan

Hehalutz98

menyewa Vellos, sebuah kapal dari Yunani yang untuk pertama kali

dalam pelayarannya berhasil mengangkut 350 imigran Yahudi menuju Palestina.

Kelompok Aliyah Bet yang mayoritas berasal dari Eropa Timur, mulai terjadi

dalam skala besar pada 1939, terutama atas bantuan Haganah, yaitu organisasi

paramiliter Yahudi yang bertugas menjaga pemukiman Yahudi di Palestina99

Sayangnya, Pemerintah Mandat Inggris tetap bersikeras mempertahankan

kebijakan White Paper 1939 dan mengancam akan menindak secara keras imigran

Yahudi yang tetap berusaha datang ke Palestina menggunakan kapal; kalau perlu

mendeportasi mereka ke Koloni Inggris di Siprus100

97

“The Evian Conference on Refugees”. Bulletin of International News, Vol. 15, No. 14

(Jul. 16, 1938), h. 16-18 98

Gerakan Resistensi terhadap penindasan etnis Yahudi di Eropa selama perang dunia

pertama dan Perang dunia kedua, tujuan utamanya adalah membantu orang Yahudi Eropa yang

ingin melarikan diri ke Palestina 99

The Black Paper on The Jewish Agency and The Zionist Terrorist. Arab Higher

Committee Archive, 12 Maret 1948. h.6 100

Walid Khalidi, “Illegal Jewish Immigration under British Mandate”, Journal of

Palestinian Studies, vol.35, h. 63-69

Page 54: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

42

Salah satu tragedi yang menimpa para imigran Yahudi adalah „Tragedi

Kapal Patria‟ pada tahun 1940. Sir Harold McMichael, Komisaris Besar Mandat

Inggris, menyatakan bahwa para imigran Yahudi ilegal dari Rumania yang tiba

menggunakan kapal Milos dan Pasific ,yang kemudian tertangkap oleh Angkatan

Laut Inggris (Royal Navy) di Pelabuhan Haifa, tak akan dideportasi kembali ke

Eropa, melainkan dikirim ke Mauritius pasca Perang Dunia kedua.101

Karena Kapal Milos dan Pasific dianggap teralu kecil dan kondisi

mesinnya perlu perbaikan sehingga tak mungkin berlayar sampai ke Mauritius,

Inggris menyiapkan kapal baru yang bernama “Patria”. Namun musibah terjadi,

pada tanggal 24 November 1940 kapal tersebut meledak dan menenggelamkan

kapal bersama 202 orang imigran Yahudi di dalamnya. Pemerintah Mandat

Inggris mengumumkan bahwa Pelaku pemboman adalah Haganah102

. Imigran

yang selamat tetap akan dideportasi ke Mauritius. Akibat protes yang

berkelanjutan dari pihak internasional, akhirnya Inggris tidak melanjutkan rencana

tersebut103

Tragedi lainnya yang tak kalah mengenaskan menimpa kapal Exodus

tahun 1947. Exodus tadinya adalah kapal pengangkut besi tua, namun Mossad

LeAliyah Bet, cabang organisasi dalam tubuh Haganah yang bertugas mengurus

imigran Yahudi, memanfaatkan kapal tersebut untuk mengangkut imigran Yahudi

dari Eropa menuju Palestina104

. Tanggal 18 Juli 1947, Exodus yang membawa

4554 orang pengungsi Yahudi dari Prancis, dihadang oleh skuadron Inggris yang

101

Fredd Liebreich. Britains Naval & Political Reaction to the Jewish Illegal

Immigration to Israel. (London & New York : Routledge,2004), h.35 102

Menachem Begin. The Revolt: Story of the Irgun. (New York: Henry Schuman

Inc,1951), h. 36. 103

Arthur Patek, Jewish on Route to Palestine 1934-1944 : History of ALiyah Bet-

Clandestine Immigration. (Krakow : Jagiellonian University,2009), h.123 104

Arthur Patek, Jewish on Route to Palestine 1934-1944 : History of ALiyah Bet-

Clandestine Immigration. (Krakow : Jagiellonian University,2009), h.65

Page 55: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

43

terdiri atas lima kapal penghancur (destroyer) dan sebuah kapal penjelajah

(cruiser). Walaupun saat itu Exodus berada di luar wilayah perairan Palestina,

kapal-kapal perang Inggris tetap saja menyerang Exodus105

Sedikitnya 150 orang pengungsi terluka akibat serangan ini, namun

Tentara Inggris malah menangkapi mereka lalu mendeportasi mereka kembali ke

Prancis. Pemerintah Prancis yang telah berhasil terbebas dari pengaruh Nazi

Jerman mengizinkan kapal Inggris yang membawa para pengungsi untuk

berlabuh, namun orang orang Yahudi yang sudah lelah itu memutuskan mogok

dan menuntut untuk dikembalikan saja ke Palestina. Pihak Inggris pun kehilangan

kesabaran dan membawa mereka ke pelabuhan Hamburg (Bekas Wilayah Nazi

Jerman) lalu memaksa mereka turun dari Kapal.106

Tragedi pengungsi Yahudi di kapal Exodus mendapat banyak simpati dari

berbagai pihak. Pers melakukan blow up terhadap kasus ini sehingga

memunculkan opini negatif dunia terhadap kebijakan Pemerintah Mandat Inggris

yang dinilai teralu keras mengenai masalah imigrasi Yahudi ke wilayahnya, hanya

karena semata mata dilandasi kepentingan untuk mengambil hati penduduk Arab

Palestina107

105

Cecil Roth. The Standard Jewish Encyclopedia. (Jerusalem: Madassah Publishing

Company Ltd,1958),h. 655. 106

Louis Finklestein. The Jews:Their History, Culture, and Religion. (London: Peter

Owen Limited, 1961), h. 158 107

Roth, Cecil,The Standard Jewish Encyclopedia. (Jerusalem: Madassah Publishing

Company Ltd,1958),h656

Page 56: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

44

BAB IV

RESPON BANGSA PALESTINA ATAS MANDAT INGGRIS

A. Kerusuhan tahun 1929

Bagi umat Yahudi, Tembok Barat, atau yang lebih dikenal dengan

Tembok Ratapan, merupakan satu-satunya bagian yang tersisa dari Haikal

Solomon yang dihancurkan oleh Imperium Romawi pada tahun 70 Masehi.

Bangunan tersebut merupakan peninggalan Israel kuno yang sangat penting dan

religius bagi umat Yahudi. Bagi umat Islam tembok tersebut merupakan batas luar

kawasan Haram Al-Sharif. Kawasan tersebut merupakan kawasan suci tempat

terdapatnya The Dome of the Rock (Kubat as-Sakrah) dan Masjid al-Aqsa, masjid

tersuci ketiga bagi umat Islam (Thalith al-Haramain)108

.

Menurut Duta Besar Palestina, Fariz al Mehdawi, Masjid al-Aqsa

memiliki arti yang sangat penting bagi Umat Islam, karena merupakan Kiblat

Pertama Umat Islam (Ula al-Qiblatain). Yang kedua, Masjid al-Aqsa adalah

bangunan kedua yang dibangun oleh Nabi Adam selain Ka‟bah setelah dirinya

terusir dari Surga109

.

Tembok Barat dikelola oleh Yayasan Maghribi Waqf110

dan tanah tempat

tembok tersebut berdiri juga merupakan bagian dari Yayasan tersebut. Seiring

dengan bertambahnya penduduk Yahudi di Jerusalem sejak adanya Aliyah

(Imigrasi Yahudi), semakin banyak pula Yahudi yang berdoa di tembok tersebut.

108

Trias Kuncahyono, Jerusalem: Kesucian, Konflik, dan Pengadilan. (Jakarta : Penerbit

Kompas, 2009), h.33-34 109

Wawancara Pribadi dengan Duta Besar Palestina, Fariz al Mehdawi, Jakarta 4 Juli

2014. 110

Magribi Waqf adalah Yayasan Religius yang dikelola oleh Penduduk asal Maghiribi

yang tinggal di Jerussalem.

Page 57: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

45

Mereka mulai membawa kursi-kursi ke sana untuk digunakan berdoa dengan

maksud mendukung jamaah yang berusia lanjut dan lemah. Selanjutnya mereka

mulai membuat sekat pembatas untuk membagi Yahudi wanita dan pria yang

berdoa di sana. Rakyat Palestina khususnya para pemimpin-peminpinnya merasa

tidak nyaman dengan kegiatan tersebut. Mereka menduga bahwa pihak Zionis

akan merebut lokasi yang dimaksud, Padahal sudah jelas bahwa bangunan

tersebut dimiliki oleh Yayasan Maghribi Waqf.111

Pada 25 September 1928, bertepatan dengan hari Yom Kippur112

, Kaum

Yahudi membawa sebuah sekat pembatas ke Tembok Barat guna memisahkan

Yahudi wanita dan pria. Namun sekat tersebut merintangi sebuah jalan yang biasa

dilewati oleh penduduk Arab setempat. Protes pun berdatangan dari pihak Arab

dan mereka meminta pihak berwenang Inggris memindahkan sekat tersebut.

Dewan Tinggi Muslim Palestina menyatakan bahwa kaum Yahudi telah

melampaui haknya terhadap Tembok Barat113

`Pada 28 September 1928, pihak berwenang Inggris berhasil

memindahkan sekat tersebut secara paksa dari Tembok Ratapan walaupun terjadi

perlawanan dari warga Yahudi. Sejak itu ketegangan antara penduduk Arab dan

Yahudi semakin meningkat, terkait dengan peristiwa tersebut. Kaum Yahudi, dari

dalam dan luar Palestina, mengecam tindakan Inggris tersebut. Klaim tentang

kebrutalan polisi Inggris disebarluaskan oleh sebuah media Yahudi, yang

membandingkan mereka dengan orang-orang Rusia yang melakukan Pogrom

111

Charles Smith. Palestine and the Arab-Israeli Conflict. (New York: St. Martin

Press,1992), h.71 112

Hari Raya Umat Yahudi yang bertepatan dengan dimulainya bulan Ramadhan bagi

umat Islam 113

Rufus Learsi, Israel: A History of the Jewish People, (Ohio: Meridian Books,1966), h.

640

Page 58: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

46

(Penindasan). Semakin lama, ketegangan antara kaum Yahudi dengan Arab terkait

dengan Tembok Ratapan semakin bertambah. Masing-masing pihak saling

menunjukkan eksistensinya di wilayah tersebut.114

Pada tanggal 15 Agustus, sejumlah anggota Betar115

dibawah

kepemimpinan Jeremia Halpern berbaris menuju Tembok Ratapan sambil

mengibarkan bendera Zionis dan menyanyikan Hatikvah (Hymne Yahudi). Pada

tanggal 23 Agustus 1929, huru-hara terjadi antara Yahudi dan Arab di Jerusalem

dan dengan cepat menyebar ke wilayah lain. Kerusuhan ini berlangsung selama

seminggu dan mengakibatkan jatuhnya banyak korban, baik dari pihak Yahudi

maupun Arab. Pada hari terjadinya kerusuhan, sebuah rumor beredar di pihak

Arab Palestina bahwa Mufti Amin al Hussayni meminta mereka untuk melidungi

masjid di kawasan Haram Al-Sharif karena kaum Yahudi berencana menyerang

tempat tersebut116

. Amin al-Hussayni segera menuju ke tempat itu, dan diminta

oleh Kepala Polisi bernama Allen Saunders untuk meredam kemarahan warga

Arab. Namun, himbauan Amin al-Husayni kepada mereka agar pulang ke rumah

dengan tenang tak teralu berpengaruh karena massa sudah lebih dulu terprovokasi

oleh hasutan para provokator”117

Salah satu wilayah yang terkena imbas kerusuhan ini adalah Hebron. Kota

Hebron dianggap penting dalam kepercayaan Islam dan Yahudi karena tempat ini

114

Mary Ellen Lundsten. “Wall Politics : Zionist & Palestinian Strategies in Jerussalem

1928:. Journal of Palestine Studies. Vol.8 no.1 (Autumn 1979). h. 3-27 115

Betar adalah Organisasi Pemuda Yahudi yang merupakan organisasi Underbow dari

Partai Zionisme Revisionist yang diketuai oleh Zeev Jabotinsky 116

Ilan Pape. “Haj Amin & Buraq Revolt”, Jerusalem Quarterly File vol.6, no. 18 ,h.15 117

Phillip Mattar, “Mufti & Western Wall : The Role of Mufti of Jerussalem in Political

Struggle over the Western Wall 1928-1929”. Middle Eastern Studies. Vol.19 no 1 (januari 1983).

h.114-118

Page 59: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

47

diyakini merupakan tempat tinggal Nabi Ibrahim di masa lalu118

. Pada tahun

1929, populasi kota ini sebanyak 20 ribu jiwa, mayoritas adalah muslim Arab.

Ada pula komunitas Yahudi sebanyak 700 orang yang tinggal di Hebron dengan

menyewa rumah dari penduduk Arab.

Komunitas Yahudi di Hebron, seperti halnya di wilayah Palestina yang

lain, terbagi menjadi komunitas Yahudi Azkenazi yang merupakan Imigran dari

Eropa dan komunitas Yahudi Sephardim yang telah berabad-abad tinggal di

Palestina. Kedua komunitas memiliki sekolah yang terpisah, sinagog yang

terpisah dan tidak saling menikah. Orang-orang Yahudi Sephardim berbicara

bahasa Arab, berpakaian seperti orang-orang Arab dan hidup rukun bersama

komunitas Arab, sedangkan Yahudi Askenazi berpakaian seperti orang-orang

Eropa dan sering disalahpahami oleh orang-orang Arab sebagai orang asing yang

memiliki maksud untuk menguasai tanah air mereka. Sejak dikeluarkannya

Deklarasi Balfour tahun 1917, ketegangan diantara orang Arab dan Yahudi di

Palestina semakin meningkat. Walaupun sebenarnya orang-orang Islam di Hebron

terkenal konservatif dalam urusan ibadah tetapi hubungan antara kedua komunitas

masih berjalan normal119

.

Meyer Greenberg menceritakan isi surat yang ditulis oleh kakek dari pihak

ibunya, Aharon Reuvern Bernzweig yang merupakan saksi mata ketika kerusuhan

menyebar ke kota Hebron120

:

118

Edward Platt, The City of Abraham : History,myth & Memory, a Journey through

Hebron, (London : Pan Macmillan, 2012), h.5 119

Jerold Auerbach. Hebron Jews: Memory and Conflict in the Land of Israel, (Maryland

: Rowman & Littlefield Publisher,2009), h.60-61 120

Meyer Greenberg. The Hebron Massacre of 1929 : A Recently Letter of a Survivor.

h.5-6

Page 60: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

48

“pada tanggal 23 Agustus jumat sore, situasi semakin memburuk.

kami mendengar bahwa orang orang Arab memukuli orang orang Yahudi

di jalan. Selanjutnya, toko toko Yahudi mulai tutup. Kami mengunci diri

di kamar dengan penuh rasa takut. Satu jam kemudian semua jendela

pecah, orang orang Arab melempari jendela rumah kami dengan batu.

Ketika situasi mendadak hening, kami melihat orang orang Arab

berkeliaran membawa kapak,tongkat besi dan pisau; mereka semua

berteriak bahwa mereka akan pergi ke Jerussalem dan membantai semua

orang Yahudi”

“jam 8 pagi keesokan harinya, orang orang Arab menyerbu rumah-

rumah dan membunuhi orang orang Yahudi, terdengar teriakan teriakan

minta tolong. Kami berlindung di lantai dua rumah kami yang ditempati

oleh seorang dokter. Orang orang Arab lima kali menyerbu rumah kami

dengan kapak. Namun akhirnya polisi datang dan mengevakuasi kami,

Untuk beberapa waktu kami tinggal di kantor polisi. Sulit dipercaya bahwa

orang-orang Arab yang kami anggap sebagai teman ternyata akan menjadi

orang yang mengancam nyawa kami”.

Kerusuhan di kota Hebron menyebabkan 67 orang Yahudi termasuk 23

orang mahasiswa terbunuh akibat serangan orang orang Arab yang terpengaruh

oleh rumor palsu bahwa orang Yahudi telah membantai orang-orang Arab di

Jerusalem dan menduduki masjid Al Aqsa. Insiden ini menimbulkan kerusakan

dan luka batin yang mendalam. Rumah-rumah penduduk Yahudi dijarah dan

sinagog-sinagog dirusak. Sebanyak 423 org Yahudi yang selamat bersembunyi di

Page 61: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

49

rumah penduduk lokal. Tak lama kemudian, semua Yahudi di Hebron dievakuasi

oleh pemerintah Inggris121

.

Pada tangal 29 Agustus 1929, selain di kota Hebron, kerusuhan juga

menjalar ke kota Safed dan menewaskan 18-20 orang Yahudi yang bertempat

tinggal di kota tersebut. David Hacohen sebagai saksi mata menceritakan

peristiwa tersebut dalam buku hariannya122

:

“Kami bangun pada hari Sabtu pagi dan aku tidak mempercayai

penglihatanku. Aku bertemu dengan beberapa orang tua Yahudi yang

melarikan diri. Kami pergi kejalan-jalan dan memasuki kota tua. Di

sebuah rumah aku melihat beberapa tubuh yang dimutilasi dan terbakar

dan tubuh seorang wanita yang juga terbakar yang terikat di jendela. Dari

rumah kerumah aku melihat setidaknya ada 10 mayat yang tergeletak. Aku

tidak habis pikir bagaimana ini bisa terjadi ?”

“Orang-orang Yahudi lokal menceritakan padaku bagaimana

tragedi ini bermula. Pada hari kamis tanggal 29 Agustus , orang-orang

Arab di Safed dan juga dari desa tetangga membuat kerusuhan dengan

membawa senjata serta galon bensin. Mereka membakar rumah-rumah,

memenggal kepala penghuninya, mereka menghempaskan seorang anak ke

dinding dan memotong tangannya. Seorang lelaki Yahudi bernama

Yitzhak Mamon ditikam berkali-kali hingga tewas namun pihak berwajib

tidak berbuat apa-apa.”

121

Noam Arnon, Hebron 4000 years and 40 : The Story of The City of Patriarch, (New

York : The Hebron Fund,2009), h.22 122

David Hacohen, Time to Tell : An Israeli Life 1898-1984.(New Jersey : Asscosciate

University Press,1985), h.37-38

Page 62: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

50

Menanggapi kerusuhan ini, Ilmuwan Fisika dan Tokoh Yahudi Jerman,

Albert Einstein menulis artikel opini untuk Koran Filastin yang diterbitkan pada

28 Januari 1930. Dalam artikelnya, Albert Einstein mengajak rakyat Arab dan

Yahudi di Palestina untuk lebih menekankan aspek kemanusiaan dibanding

Nasionalisme sempit. Editor Koran Filastin, Azmi al-Nashashibi mengatakan

Artikel ini sanggup meredakan ketegangan antara Arab dan Yahudi di Palestina123

Walaupun dampak kerusakan yang dilakukan orang-orang Arab sangat

parah, tapi Pemerintah Mandat Inggris menuding bahwa perbuatan kelompok

Betar pada tanggal 15 Agustus merupakan pemicu utama konflik tersebut. Setelah

peristiwa tersebut, Pemerintah Mandat Inggris mempublikasikan peraturan Order

in Council 1929 yang menetapkan bahwa umat Islam Palestina memiliki hak

tunggal atas kepemilikan Tembok Ratapan dan area sekitarnya dan kaum Yahudi

dilarang membunyikan Shofar di Tembok tersebut124

Pemerintah Inggris segera melakukan investigasi atas kasus ini dengan

menunjuk Sir Walter Shaw sebagai Ketua Tim Investigasi, didampingi oleh 3

Anggota Parlemen Inggris, yaitu Sir Henry Betterton (Partai Konservatif), Hopkin

Morris (Partai Liberal) dan Henry Snell (Partai Buruh). Mereka berempat pergi

dari pintu ke pintu dan mewawancarai para saksi mata. Sir Walter Shaw dan

rekan-rekannya membuat kesimpulan setelah wawancara tersebut, yaitu :

Serangan ini dimulai oleh orang Arab terhadap Komunitas Yahudi, Pengaruh

rumor terhadap masyarakat Arab menengah kebawah yang kurang terdidik

merupakan sebab kerusuhan ini cepat menyebar, wilayah yang paling terkena

dampak kerusuhan adalah Hebron dan Safed, Kerusuhan ini bukan bertujuan

123

Artikel di Koran Filastin, 28 Januari 1930 124

Menachem Begin. The Revolt: Story of the Irgun. (New York: Henry Schuman,Inc.,

1959) , h. 87-88

Page 63: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

51

melawan Pemerintah Mandat Inggris, Mufti Amin al-Hussayni sudah berusaha

semaksimal mungkin untuk mendinginkan situasi125

.

Pemerintah Mandat Inggris juga melakukan investigasi mengenai masalah

pertanahan dan Imigrasi, karena khawatir bahwa kerusuhan tersebut merupakan

dampak dari kebijakannya selama ini. Sir John Hope Simpson ditunjuk sebagai

Ketua Tim Investigasi. Laporan tersebut diumumkan oleh Pemerintah pada publik

tanggal 20 Oktober 1930 yang menyatakan bahwa pembelian tanah dari orang

orang Arab oleh Jewish Agency dengan harga tinggi126

membuat banyak pemuda

Arab Palestina yang tak menemukan lahan baru untuk bercocok tanam sehingga

terjadi pengangguran yang mengakibatkan mereka mudah tersulut emosi. Selain

itu, imigrasi Yahudi yang terus meningkat juga membawa kekhawatiran penduduk

Palestina akan kemungkinan kolonisasi oleh pendatang Yahudi. Sir John Hope

Simpson merekomendasikan agar penjualan tanah dihentikan oleh Pemerintah

Mandat Inggris dan mulai diberlakukannya kuota terhadap Imigrasi Yahudi127

.

Akhirnya, setelah menimbang laporan dari Sir Walter Shaw & Sir John

Hope Simpson, Pemerintah Inggris mengeluarkan White Paper kedua sejak White

Paper pertama tahun 1922, yaitu Passfield White Paper 1930. White Paper ini

sebagai keputusan resmi Pemerintah Kerajaan Inggris yang diumumkan oleh

Sekretaris Urusan Kolonial, yaitu Sydney Webb yang bergelar Lord Passfield.128

Isinya antara lain : Menegaskan bahwa Pemerintah Inggris masih memegang

125

Text Shaw Comission Report, http://unispal.un.org/UNISPAL.NSF/0/B00527FEA,

diakses pada tanggal 14 Mei 2014 126

Pembelian Tanah Tanah tersebut dimodali oleh Keren Kayerment (Jewish Agency)

dan Keren Hayesod (Jewish National Fund), karena banyak orang Yahudi yang kekurangan uang

untuk membangun rumah dan lahan bercocok tanam setelah sampai di Palestina. dalam

Muhammad Raji al-Faruqi (1980). Islam & Problem of Israel. London. h.57-58 127

Text Hope Simpson Report, http://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/History/ html,

diakses pada 14 mei 2014 128

Rory Miller. Britain, Palestine, and Empire: The Mandate Years. (London : Ashgate

Publishing,2010), h.8

Page 64: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

52

komitmen Deklarasi Balfour 1917, namun pembentukan Jewish National

Homeland bukanlah kebijakan utama Kerajaan Inggris atas Palestina. Pemerintah

Kerajaan Inggris akan memenuhi tugas dari Liga Bangsa Bangsa untuk

melaksanakan kewajiban terhadap Bangsa Arab maupun Bangsa Yahudi, dan

Pemerintah Kerajaan Inggris juga akan mulai memberlakukan kuota bagi imigran

Yahudi yang ingin datang ke Palestina129

.

Bagi masyarakat Yahudi, kerusuhan tahun 1929 terutama pembantaian

yang terjadi di daerah Hebron & Safed membuat komunitas Yahudi di Palestina

dan juga seluruh dunia terkejut. Peristiwa ini membuat orang-orang Yahudi

memutuskan untuk memperkuat organisasi Paramiliter Yahudi yang disebut

Haganah, yang akan menjadi cikal bakal dari Israeli Defense Force (IDF)130

. Dua

tahun kemudian, Haganah juga akan terpecah menjadi organisasi paramiliter yang

lebih radikal yaitu Irgun Zvai Leumi.131

Bagi Masyarakat Arab, peristiwa tahun 1929 memiliki dampak buruk bagi

mereka. Peristiwa ini memberikan alasan bagi orang orang Yahudi pada umumnya

dan Golongan Zionis pada khususnya, bahwa koeksistensi yang damai antara

kedua komunitas mustahil diwujudkan. Sebelum ini masyarakat Arab dipandang

sangat toleran dan mendukung keberadaan komunitas Yahudi Sephardim di

Palestina. Setelah insiden tersebut, komunitas Yahudi Sephardim lokal

merapatkan barisan ke kubu Zionis dengan membawa segala pengetahuan dan

pengalaman mereka mengenai budaya dan bahasa Arab yang mereka peroleh

129

Text Passfield White Paper, https://www.jewishvirtuallibrary.org/ passfield.htm,

diakses pada 14 mei 2014 130

John Bowyer Bell. Terror out of Zion. (New Jersey : Transaction Publishers, 1976),

h.5 131

Yehuda Bauer. “From Cooperation to Resistance : The Haganah 1948-1936”. Middle

Eastern Studies, vol.2 no.3 (April 1966), h.182-210

Page 65: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

53

selama hidup berdampingan dengan masyarakat Arab di Palestina. Dengan kata

lain, rakyat Arab Palestina “sukses” menggali kuburannya sendiri dengan

memperkuat musuh yang akan mengancam masa depannya kelak132

.

B. Pemberontakan Arab Palestina 1936-1939

Pemberontakan Arab Palestina 1936-1939 adalah sekumpulan kerusuhan

sporadis yang dilakukan para petani dan pejuang revolusioner di Palestina.

Pemberontakan ini awalnya menggunakan metode „Ketidaktaatan Sipil‟ (Civil

Disobedience)133

namun berevolusi menjadi perlawanan bersenjata yang terdiri

atas sekumpulan kecil pengerusakan tanpa mengincar satu target spesifik,

melainkan banyak target; antara lain orang Yahudi dan Pemerintahan Mandat

Inggris.

Penyebab tak langsung dari pemberontakan tersebut adalah „Insiden

Semen‟ yang terjadi di pelabuhan Haifa, 16 October 1935. Insiden ini

dilatarbelakangi ketika orang-orang Arab yang bekerja sebagai kuli

panggul sedang mengangkut kiriman 537 drum semen putih dari kapal kargo

Belgia Leopold II, yang dalam surat keterangan bea cukai merupakan pesanan

untuk pengusaha Yahudi bernama J. Katan di Tel Aviv134

. Sebuah drum tak

sengaja jatuh dan rusak, ternyata isi drum tersebut adalah beberapa pucuk senapan

lengkap dengan amunisinya135

. Investigasi menyeluruh oleh Pemerintah Mandat

Inggris mengungkapkan bahwa terdapat sejumlah besar senjata yang

132

Moshe Sakal. The real point of no return in the Jewish-Arab conflict, dari

http://www.haaretz.com/weekend/week-s-end/.premium-1.566793. Diakses pada 10 Mei 2014 133

Ralph Schoenemann, Mimpi Buruk Kemanusiaan : Sisi Gelap Zionisme. (Surabaya :

Pustaka Progresif,1998),h.52 134

Gudrun Krämer, A History of Palestine: From the Ottoman Conquest to the Founding

of the State of Israel. (New Jersey :Princeton University Press,2008), h.263 135

Ted Swedenburg, Memories of revolt: the 1936-1939 rebellion and the Palestinian

national past. (Fayetteville: University of Arkansas Press,2003),h.220

Page 66: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

54

diselundupkan, yang terdiri atas 25 Senapan Mesin, 800 Rifle dan 400.000 butir

amunisi yang dimuat dalam 359 drum semen. Tapi karena identitas sebenarnya

dari pemesan senjata itu tak diketahui, maka Pemerintah Mandat Inggris

memutuskan untuk tidak melakukan penangkapan136

.

Sejak kekerasan berdarah yang dilakukan orang orang Arab terhadap

orang orang Yahudi pada tahun 1929, Haganah berusaha menyelundupkan senjata

ke Palestina demi melindungi keselamatan warga Yahudi. Penemuan kiriman

senjata tersebut memperkuat bukti bahwa pasukan paramiliter Yahudi di Palestina

mempersenjatai diri secara besar-besaran sebagai langkah preventif137

. Haganah

telah mengirimkan perwakilan ke Belgia, Prancis dan Italia untuk membeli senjata

dan sering diselundupkan ke Palestina dalam peti dan bagasi. Banyak

kekhawatiran bahwa kaum Zionis akan berusaha mendirikan Negara di Palestina

dengan menggunakan kekuatan senjata138

.

Kontroversi akibat masalah penyelundupan senjata tersebut dan sikap

lunak Inggris terhadap Haganah, serta makin bertambahnya imigran Yahudi ke

Palestina, menjadi faktor utama munculnya seorang ulama karismatik asal Syria

bernama Izzudin al-Qassam yang menganjurkan sebuah solusi alternatif bagi

rakyat Palestina agar melakukan konfrontasi terhadap kelompok Zionis dan

Pemerintah Mandat Inggris139

. Motivasi Izzudin al-Qassam menawarkan solusi

alternatif yang radikal karena ia menilai Dewan Tinggi Muslim yang dipimpin

136

Ted Swedenburg, Memories of revolt: the 1936-1939 rebellion and the Palestinian

national past. (Fayetteville: University of Arkansas Press,2003),h.78 137

The Black Paper on The Jewish Agency and The Zionist Terrorist. Arab Higher

Committee Archive, 12 Maret 1948,h.3 138

Weldon C Matthews, Confronting an Empire, Constructing a Nation: Arab

nationalists and popular politics in mandate Palestine. (London & New York : I B Tauris. 2006),

h.237 139

Wawancara Pribadi dengan Duta Besar Palestina untuk Republik Indonesia, Fariz al

Mehdawi, Jakarta 4 Juli 2014.

Page 67: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

55

Amin al-Hussayni tak serius dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Ia

menyalahkan Dewan Tinggi Muslim yang lebih senang memperbaiki masjid

dibanding membeli senjata140

. Namun situasi demikian, disebabkan juga karena

adanya fragmentasi politik di kalangan elit Palestina.

Percaturan politik di kalangan elit Palestina didominasi oleh dua faksi

yaitu Majlisiyun (Pendukung Amin al-Hussayni) dan Mu‟ardiun (Pihak Oposisi

yang dipimpin oleh Raghib al-Nashashibi)141

. Gesekan diantara kedua kubu

semakin menajam terutama setelah Musa Kazim al-Hussayni dipecat dari

jabatannya sebagai Walikota Jerussalem dan digantikan oleh Raghib al-

Nashashibi. Rivalitas antara kedua kelompok dinilai menjadi biang kemunduran

elit Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina142

Pada dekade 1930an, sejumlah partai politik baru bermunculan di

Palestina. Partai-partai itu adalah Partai Kemerdekaan Arab (Hizb al-Istiqlal al-

Arabi) yang didirikan oleh Izzat Darwaza, Partai Pertahanan Nasional (Hizb al-

Difa al-Watani) yang dikuasai oleh Keluarga Nasashibi, Partai Arab Palestina

(Hizb al-Arabi al Filastini) yang didominasi oleh Keluarga Hussayni, Partai

Reformasi (Hizb al-Islah) yang dipimpin oleh Keluarga Khalidi, dan tentunya

golongan radikal dibawah komando Izzudin al-Qassam yang menyerukan

perlawanan bersenjata melawan Pemerintah Mandat Inggris dan Pihak Zionis143

.

140

Uri M Kupferschmidt, The Supreme Muslim Council: Islam Under the British

Mandate for Palestine. (Leiden : Ej brill,1987),h.251 141

Dr.Manuel Hassasian, Palestine Factionalism in the National Movement 1919-1939.

(Jerussalem : Palestinian academic study of international affairs,1990) h.78-79 142

Taysir Nashif. “Palestinian Arab & Jewish Leadership in Mandate Period”. Journal of

Palestine Studies. Vol.6 no.4, h.113-121 143

Weldon C Matthews. Confrontong an Empire, Constructing a Nation : Arab

Nationalist & Popular Politic in Mandate Palestine. (London & New York : I B Tauris. 2006),

h.226-227

Page 68: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

56

Untuk mencapai tujuannya, Izzudin al-Qassam mendirikan organisasi yang

dinamai “Brigade Tangan Hitam” (al-Kaff al-Aswad). Kelompok ini memiliki

sekitar 200-800 anggota yang terdiri atas sejumlah sel dan bertugas melakukan

aksi sabotase serta pengerusakan terhadap fasilitas Pemerintah Inggris &

pemukiman Yahudi. Pada tahun 1935, Izzudin al Qassam menghimpun 800

anggota Brigade Tangan Hitam untuk menyerang pelabuhan Haifa yang notabene

adalah pusat perekonomian Inggris karena adanya jaringan pipa minyak di

wilayah itu144

.

Pada tanggal 20 November 1935, setelah membunuh seorang opsir polisi,

Izzudin al-Qassam dikepung oleh polisi Inggris di sebuah gua di dekat Kibbutz

Ahrasy Yu‟bad. Izzudin al-Qassam tewas dalam baku tembak bersama dengan

tiga anak buahnya. Sedangkan beberapa anggota Tangan Hitam yang masih hidup

ditangkap oleh Polisi Inggris145

.

Kematian Izzudin al-Qassam yang dianggap tragis membuat seluruh

lapisan rakyat Palestina berkabung, sehingga penguburan jenazahnya

diselenggarakan layaknya upacara resmi kenegaraan. Izzudin al-Qassam dianggap

sebagai martir oleh rakyat Palestina. Kematiannya menjadi pemicu bagi rakyat

Arab Palestina untuk memberontak melawan Pemerintah Mandat Inggris146

,

sekaligus mentransformasi perlawanan rakyat Palestina menjadi pemberontakan

bersenjata untuk beberapa dekade selanjutnya147

.

144

Ted Swedenburg. “Al-Qassam Remembered”. Journal of Comparative Poetics. No.7

(spring 1987) h.7-24 145

Rashid Khalidi. Iron Cage : Palestinian Struggle for Statehood.( Oxford : One World

Publication,2007), h.90 146

Ted Swedenburg. “Al-Qassam Remembered”. Journal of Comparative Poetics. No.7

(spring 1987) h.7-24 147

Fariz al Mehdawi. Derita Palestina Air Mata Kita. Jakarta : Cendikiawan Marhaen.,

t.t. h.6

Page 69: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

57

Pada tanggal 15 April 1936, salah satu murid Izzudin al-Qassam yang

bernama Farkhan al-Sa‟adi, bersama anak buahnya membajak sebuah bus di kota

Nablus dan menembak mati dua orang warga sipil Yahudi yang berada di dalam

bus tersebut. Sore harinya, Haganah membalas dendam dengan membunuh dua

orang petani Arab. Insiden ini menimbulkan ketegangan diantara kedua kelompok

dan memicu bentrokan fisik yang berkelanjutan148

. Akibatnya, Pemerintah

Mandat Inggris langsung mengumumkan jam malam bagi warga sipil di kota Jaffa

dan Tel Aviv. Bahkan selanjutnya Pemerintah Mandat Inggris memberlakukan

keadaan Darurat Militer di seluruh kawasan Palestina. Pada tanggal 20 April

1936, sejumlah elit Palestina mendirikan Komite Arab Tertinggi (Al Lajnah al

Arabiyah al-Uliya) di kota Nablus, yang mendeklarasikan Perlawanan rakyat

Arab Palestina terhadap Pemerintah Mandat Inggris149

.

Komite Arab Tertinggi dipimpin oleh Amin al-Hussayni. Anggota partai

politik lain juga menjadi anggota komite ini, seperti Raghib al-Nashashibi,

Husayn al-Khalidi, Abdul Latif Saleh dan Awni Abdul Hadi. Komite ini menuntut

agar imigrasi Yahudi dihentikan dan Pemerintah Mandat Inggris tak boleh lagi

menjual tanah pada Imigran Yahudi serta dibentuknya pemeritahan sendiri bagi

orang Arab Palestina yang akan bertanggung jawab pada Parlemen Inggris150

.

Komisaris Besar Mandat Inggris, Sir Arthur Grenfell Wauchope, segera

mengajak Amin al-Hussayni untuk berunding. Ia memohon agar Komite Arab

Tertinggi tidak melakukan hal hal yang bersifat ilegal dan merugikan kepentingan

148

William Cleveland & Martin Burton . History of Modern Middle East. (Philadelphia :

Westview Press, 2009),h.258 149

Taysir Nashif. “Palestinian Arab & Jewish Leadership in Mandate Period”. Journal of

Palestine Studies. Vol.6 no.4, h.113-121 150

Abdel Aziz Ayyad. Palestine Nationalism & Palestinian. (Jerussalem : Palestinian

academic study of international affairs,1999), h.155

Page 70: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

58

kedua belah pihak151

. Namun Amin al-Hussayni tetap bersikeras menjalankan

rencananya, jika Pemerintah Mandat Inggris tidak mau mengabulkan tuntutan

Komite Arab Tertinggi, maka kekerasan adalah satu-satunya pilihan.

Pada tanggal 7 Mei 1936, Komite Arab Tertinggi menghimbau agar semua

rakyat Arab Palestina yang bekerja di kantor-kantor pemerintah maupun

perusahaan perusahaan di seluruh wilayah Palestina melakukan mogok kerja, serta

tak perlu lagi membayar pajak kepada Pemerintah Mandat Inggris. Dengan ini,

dimulailah „Pemogokan Umum di Palestina‟ (Palestine General Strike) yang

menjadi tahap awal dari Pemberontakan tahun 1936.152

Kepercayaan diri Amin al-Husayni beserta rekan-rekannya dalam memulai

pemberontakan dikarenakan mereka menerima suntikan dana dari Pemerintahan

Fasis Italia secara berkala, padahal saat itu Inggris sedang bersengketa dengan

Italia atas wilayah Ethiopia. Pemberontakan di Palestina yang dimotori oleh Amin

al-Hussayni dan rekan rekannya bukan hanya menusuk Inggris dari belakang di

tengah kasus sengketanya dengan Italia, namun juga membuat pengaruh Fasis

Italia di wilayah tersebut semakin besar153

.

Selain Fasis Italia, pihak luar yang memiliki andil dalam pemberontakan

ini adalah Ikhwanul Muslimin yang berpusat di Mesir. Pada 24 Mei 1936, Hassan

al-Bana, Pemimpin Ikhwanul Muslimin menyatakan pada para anggotanya untuk

membantu „Saudara-Saudara Muslim Palestina‟, dibentuklah Komite Sentral

151

Michael J. Cohen. “Sir Arthur Wauchope, the Army, and the Rebellion in Palestine

1936”. Middle Eastern Studies, Vol. 9, No. 1 (Jan., 1973), h. 19-34 152

Ralph Schoenemann, Mimpi Buruk Kemanusiaan : Sisi Gelap Zionisme. (Surabaya :

Pustaka Progresif,1998), h.52-53 153

Nir Arielli. “Italian Involvement in the Arab Revolt in Palestine : 1936-1939”. British

Journal of Middle Eastern Studies. Vol.35 no.2 h.187-204

Page 71: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

59

Bantuan untuk Palestina (Al-Lajna al-Markaziyya al-Amma li-Musa‟adat Filastin)

yang diketuai oleh Hassan al-Bana sendiri154

.

Pemberontakan tahun 1936 mentransformasi Ikhwanul Muslimin, yang

awalnya hanya sekedar organisasi pemuda menjadi organisasi politik, dari

sifatnya yang hanya Misi Deklaratif (Da‟wa Qawliyya) menjadi Perjuangan Aktif

(Jihad Amali). Tujuan akhir gerakan politik Ikhwanul Muslimin adalah

pembentukan negara-negara Islam yang merdeka dan berlandaskan Syariat Islam.

Untuk mencapai tujuan tersebut, tidak ada cara lain bagi mereka kecuali

mengambil sikap non-kooperatif dan melakukan perlawanan bersenjata terhadap

pemerintahan yang sah. Pemberontakan Arab tahun 1936 merupakan momen yang

tepat bagi mereka untuk melancarkan aksi teror terhadap Pemerintah Mandat

Inggris dengan dalih “solidaritas sesama Muslim”155

.

Pada bulan Juli 1936, Fawzi al-Qawuqji, sukarelawan asal Syria yang

pernah menjadi Penasehat Militer Ibnu Saud dan disebut-sebut telah

“mentransformasi angkatan perang Saudi Arabia menjadi sekuat Prussia”,

memasuki wilayah Palestina bersama 200 orang personil tentara bayaran yang ia

sebut sebagai Jaysh. Para tentara bayaran itu digabungkan dengan kelompok

pemberontak Palestina dan dibagi menjadi 4 divisi, masing masing dipimpin oleh

seorang Komandan Pleton 156

.

Pasukan pemberontak melakukan pengrusakan dan sabotase yang

diarahkan pada instalasi-instalasi strategis milik pemerintah Inggris seperti

,jaringan komunikasi, kantor polisi, pos-pos militer, rel kereta dan jalur Trans

154

Artikel di Koran Filastin, 27 Mei 1936 155

Israel Gershoni. “The Muslim Brotherhood & the Arab Revolt in Palestine 1936-

1939”. Middle Eastern Studies. Vol.22 no.3 (juli 1886) ,h.367-397 156

Laila Parsons. “Soldiering for Arab Nationalism : Fawzi al-Qawuqji in Palestine”.

Journal of Palestine Studies. Vol.36 no.4 (summer 2007), h.33-48

Page 72: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

60

Arabian Pipeline (TAP) yang dimiliki oleh British Petroleum, kemudian berlanjut

pada pengrusakan properti di pemukiman Yahudi.

Pemerintah Mandat Inggris segera memberlakukan Hukum Darurat

Militer. Orang orang yang dicurigai terlibat dalam pemogokan ditangkapi,

Pemerintah juga mengenakan denda pada desa-desa yang warganya terlibat dalam

pemogokan157

.

Pemerintah Mandat Inggris terus mengerahkan tentaranya ke pelosok

pedesaan dan meledakkan 240 bangunan yang membuat sekitar 6000 orang

Palestina kehilangan tempat tinggalnya. Banyak keluarga yang terpaksa

meninggalkan rumahnya tanpa berganti pakaian atau membawa harta benda yang

mereka miliki158

.

Pemerintah Mandat Inggris kemudian meminta bantuan para pemimpin

dunia Arab untuk menyelesaikan masalah ini. Pada tanggal 10 November 1936,

Raja Ghazi dari Irak, Raja Abdul Aziz dari Arab Saudi dan Emir Abdullah dari

Transjordania mengeluarkan "Seruan Bersama" yang memberikan himbauan agar

: "menghentikan pemogokan dan menyerahkan proses politik kepada "niat baik"

Pemerintah Inggris, yang berjanji akan melaksanakan keadilan dan

menghilangkan tindakan diskrimatif atas seluruh warga Palestina”159

.

Karena adanya “Seruan Bersama” para pemimpin Arab itu akhirnya Amin

al Hussayni selaku pemimpin Komite Arab Tertinggi memutuskan untuk

157

Ralph Schoenemann, Mimpi Buruk Kemanusiaan : Sisi Gelap Zionisme. (Surabaya :

Pustaka Progresif,1998), h.53 158

Artikel di Koran Filastin, 12 Juni 1936 159

Abdel Aziz Ayyad. Palestine Nationalism & Palestinian. (Jerussalem : Palestinian

academic study of international affairs,1999), h.162

Page 73: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

61

menghentikan pemberontakan dan menghimbau kepada seluruh anggota

pemberontak untuk meletakkan senjata160

.

Pada tahun akhir tahun 1936, dibentuk sebuah Komisi Kerajaan yang

dipimpin oleh William Peel yang bergelar 1st Earl of Peel. Tugas utama dari

Komisi Peel adalah menemukan penyebab pemberontakan tahun 1936. Dalam

acara dengar pendapat yang diadakan di banyak tempat, termasuk di gedung

House of Lords di London dan juga di Palestina. Pemerintah Inggris

mendengarkan semua opini yang diajukan, baik dari pihak Arab Palestina maupun

Yahudi161

.

William Peel menemui Amin al-Hussayni untuk membahas mengenai

solusi untuk menyelesaikan masalah antara Arab dan Yahudi. Amin al Hussayni

kembali menegaskan pada William Peel bahwa etnis Yahudi yang sudah terlanjur

datang, bisa diizinkan menetap di Palestina asal dibentuk Pemerintahan sendiri

untuk masyarakat Arab Palestina, karena sejarah membuktikan bahwa Bangsa

Arab selalu menjadi tuan rumah yang baik bagi Bangsa Yahudi, berbeda dengan

Bangsa Eropa.162

Dalam laporannya kemudian, Komisi Peel menyimpulkan bahwa

pemberontakan tahun 1936 disebabkan karena bangkitnya nasionalisme Palestina,

ketakutan terhadap rencana pihak Yahudi mewujudkan “Jewish National

Homeland”, meningkatnya imigran Yahudi dan ketidakpercayaan masyarakat

Arab Palestina terhadap niat baik Pemerintah Mandat Inggris. Komisi Peel

kemudian merekomendasikan agar sebaiknya wilayah Mandat Inggris di Palestina

160

Artikel di Koran Filastin, 13 November 1936 161

Ralph Schoenemann, Mimpi Buruk Kemanusiaan : Sisi Gelap Zionisme. (Surabaya :

Pustaka Progresif,1998), h.44-46 162

Correspondence between Amin al Hussani & the Peel Commission in Palestine,

December 1936, Arab Higher Committee Archive.

Page 74: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

62

dibagi menjadi dua, satu bagian untuk bangsa Yahudi dan satu bagian lainnya

diberikan bagi bangsa Arab. Wilayah Yahudi, meliputi kawasan pantai, Lembah

Jezreel, Beit She'an, dan Galilea, sementara Negara Arab akan meliputi

Transjordania, Yudea, Samaria, Lembah Sungai Jordan dan Gurun Negev163

.

Komite Arab Tertinggi yang dipimpin Amin al-Hussayni terang-terangan

menolak rekomendasi Komisi Peel dan menganggap Komisi Peel melanggar janji.

Mereka mengeluarkan memorandum yang menyatakan bahwa Palestina adalah

bagian integral dari dunia Arab, karena itu usulan untuk memberikan sebagian

wilayah Palestina kepada Imigran Yahudi bukanlah hal yang dapat diterima164

.

Perlu dicatat, penolakan tersebut juga disebabkan adanya kecurigaan bahwa

rekomendasi Komisi Peel tersebut sudah direncanakan sejak awal, sebelum

mereka datang ke Palestina untuk melakukan investigasi.165

Penolakan juga datang dari Emir Abdullah dari Transjordania, dalam

suratnya untuk Komisi Peel, beliau menegaskan bahwa etnis Yahudi tidak

memiliki hak Historis untuk menetap di Palestina karena sejak awal mereka

adalah pendatang sebagaimana bangsa asing lain yang menginvasi Palestina.

Sedangkan etnis Arab lebih berhak karena mereka merebut Palestina dari bansga

Romawi166

.

Pada bulan Juni 1937, kerusuhan terulang kembali. Sejumlah milisi Arab

membunuh Inspektur Polisi Inggris bernama R.G.B. Spicer. Pada bulan

163

Text Peel Comission Repot, https://www.jewishvirtuallibrary.orgHistory/peel1.html,

diakses pada 14 Mei 2014 164

Abdel Aziz Ayyad. Palestine Nationalism & Palestinian. (Jerussalem : Palestinian

academic study of international affairs,1999), h.166 165

Jad Issac, A Palestinian Perspective on the Israeli-Palestinian conflict on settlements,

territory and borders, dalam Elizabeth Matthews, The Israel Palestine Conflict : Pararel

Discourse, (London : Taylor & Francis,2011), h.67 166

Surat Emir Abdullah untuk Komisi Peel, Maret 1937, sumber :

http://cojs.org/cojswiki/index.php/Memorandum_from_Amir_Abdullah_to_the_Royal_Commissio

n_in_Palestine,_Mar._1937. Diakses pada tanggal 4 Juli 2014

Page 75: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

63

September di tahun yang sama, Kepala Distrik Galilea, Lewis Andrews dan

Pejabat Inggris bernama P.R. McEwen ditembak mati oleh sejumlah milisi Arab

di luar gereja Anglikan di kota Nazareth. Pemerintah Mandat Inggris

menyalahkan Komite Arab Tertinggi atas kerusuhan ini dan pembunuhan

sejumlah Pejabat Pemerintah167

.

Komisaris Besar Mandat Inggris, Sir Arthur Grenfell Wauchope

mengambil tindakan tegas dengan mengklasifikasikan Komite Arab Tertinggi

sebagai Organisasi Terlarang. Amin al Husayni selaku pemimpin organisasi,

melarikan diri ke Lebanon, sedangkan para pemimpin militer lainnya banyak yang

ikut melarikan diri, atau terbunuh. Dengan hilangnya para Pemimpin, Gerakan

Nasionalisme Palestina pun menjadi lemah karena absennya figur pemimpin168

.

Pada bulan November 1937, pusat aktivitas para pemberontak berpidah ke

kota Damaskus, Syria dengan berdirinya Komite Sentral Jihad Nasional Palestina

(Al-Lajnah al-Markaziyya lil-Jihad). Pendiri organisasi ini adalah Izzat Darwaza,

yang juga pendiri Partai Kemerdekaan Arab (Hizb al-Istiqlal al-Arabi). Para

pemimpin pemberontakan yang melarikan diri dari Palestina seperti Jamal al

Husayni, Fawzi al-Qawuqji dan Farkhan al-Saadi juga ikut bergabung 169

.

Dimulailah fase kedua dalam pemberontakan Arab Palestina. Jika

pemberontakan pada fase pertama Komite Arab Tertinggi mengorganisir rakyat

untuk melakukan pemogokan dan aksi sabotase dibantu oleh sukarelawan dari

negara tetangga dan didanai oleh negara lain, fase kedua ditandai dengan

167 Ghassan Kanafani, The 1936-1939 Revolt in Palestine. (New York : Comitee for

Democratic Palestine,1972),h.47 168

Michael J. Cohen. “Sir Arthur Wauchope, the Army, and the Rebellion in Palestine

1936”. Middle Eastern Studies, Vol. 9, No. 1 (Jan., 1973), h. 19-34 169

Wendy Pearlman. Violence, Nonviolence, and the Palestinian National Movement.

(Cambridge : Cambridge University Press,2011), h.49-52

Page 76: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

64

pemberontakan yang dilakukan para petani (Fellahin) yang bergerak dalam unit-

unit kecil sesuai dengan desa asal mereka masing masing dan dipimpin

oleh170

sejumlah komandan seperti Abdul Khalik, Abdul Rahim al Hajj

Mohammed, Aref Abdul Razzik dan Yusuf Said Abu Durra, yang ditunjuk oleh

Komite Sentral Jihad Nasional Palestina

Pada tanggal 2 Oktober 1938, 70 orang pemberontak Arab memasuki

wilayah Kiryat Shmuel di kota Tiberias dan membantai 19 orang Yahudi,

membakar rumah-rumah orang Yahudi beserta synagog di lingkungan tersebut. Di

sebuah rumah, seorang ibu beserta kelima anaknya terbunuh, seorang Rabbi

ditikam hingga tewas di dalam synagog. Pada saat terjadinya pembantaian, hanya

terdapat 15 orang anggota Haganah yang bertugas sebagai penjaga untuk 2000

orang warga. Penyergapan oleh pemberontak pun terjadi dan menewaskan Mayor

Isaac Zaki Alhadif dari Haganah171

.

Ditengah situasi yang memanas, Sir Arthur Grenfell Wauchope

mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Komisaris Besar, ia digantikan oleh

Sir Harold McMichael. Sebelum ditugaskan ke Palestina, McMichael adalah

mantan Gubernur Tanganyika dan satu-satunya Komisaris Besar yang mengerti

bahasa Arab. Di awal masa jabatannya, Pemerintah Mandat Inggris harus

mengakui bahwa pembagian wilayah untuk Arab dan Yahudi tidak mungkin

170

Abdel Aziz Ayyad. Palestine Nationalism & Palestinian. (Jerussalem : Palestinian

academic study of international affairs,1999), h.171 171

Aharon Kleva Kleiberger, Aurochtonous Text in the Arabic Dialect of the Jews in

Tiberias. (Wiesbaden : Otto Harasowitz Verlag,2009),h.119

Page 77: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

65

direalisasikan. Selain itu, kerusuhan telah menyebar hampir ke seluruh kota besar

di Palestina172

.

McMichael memutuskan untuk melakukan perlawanan dengan

mengirimkan 20.000 tentara ke garis depan yang terdiri atas Royal Air Force dan

Royal Navy serta dibantu oleh Haganah dan Irgun. Royal Air Force melakukan

pemboman dari udara terhadap desa desa yang dicurigai sebagai basis

pemberontak, Royal Navy menggunakan ranjau laut dari kapal perang HMS

Malaya untuk menghancurkan rumah rumah petani yang memberontak, Irgun

melakukan pemboman terhadap sentra-sentra ekonomi masyarakat Arab dan

Haganah melakukan patroli yang intensif untuk mempersempit ruang lingkup

kelompok pemberontak173

.

Saingan lama dari Amin al-Hussayni yaitu Raghib al-Nashashibi juga

berperan penting dalam menumpas pemberontakan masyarakat Arab Palestina. Ia

mengkhianati Komite Arab Tertinggi dan mendapat subsidi sebesar 5.000

Poundsterling dari Pemerintah Mandat Inggris untuk membentuk pasukan anti-

pemberontak. Raghib menugaskan anggota keluarganya sendiri, Fakhri al-

Nashashibi untuk mengumpulkan pasukan yang kemudian diberi nama Peace

Band (Fasail al-Salam). Divisi ini berhasil mengusir pemberontak dari kota tua

Jerussalem, dan membunuh 19 orang pemberontak. Pasukan ini kemudian

172

Matthews C Weldon . Confronting an Empire, Constructing a Nation: Arab

nationalists and popular politics in mandate Palestine. (London & New York : I B Tauris. 2006),

h.257 173

Matthew Hughes. “From Law & Order to Pasification : Britains Supression of Arab

Revolt in Palestine 1936-1939”. Journal of Palestine Studies. Vo.39 no.2 (Winter 2010) h.6-22

Page 78: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

66

dibubarkan oleh Pemerintah pada tahun 1939, namun para anggotanya tetap setia

pada Inggris untuk memerangi kelompok radikal di Palestina174

Pada Tahun 1939, pemberontakan akhirnya berhasil dipadamkan oleh

Pemerintah Mandat Inggris. Namun Pemerintah Mandat Inggris malah

mengeluarkan White Paper 1939, yang dianggap sangat memihak kepentingan

Palestina. Adapun pasal dari White Paper ini diantaranya adalah „imigrasi Yahudi

ke Palestina akan dikurangi dan kemudian ditiadakan sama sekali‟ dan „akan

dibentuk Pemerintahan bersama bagi bangsa Arab dan Yahudi‟175

. Pemerintah

Mandat Inggris mengambil kebijakan tersebut dengan dua alasan, yang pertama

karena tak ingin orang Arab Palestina menyerang Inggris dari belakang saat

sedang berperang melawan Nazi Jerman di Mesir dan Front lain176

. Alasan yang

kedua, karena mereka menilai bahwa pembagian tanah bagi masyarakat Arab dan

Yahudi bukanlah ide yang dapat direalisasikan saat ini.

Pemberontakan Arab Palestina tahun 1936-1939 adalah pemberontakan

yang terbesar dalam sejarah Palestina, namun berakhir dengan kegagalan. Banyak

faktor internal dalam tubuh perlawanan rakyat Palestina yang menjadi penyebab

dari kegagalan ini. Pertama, Amin al-Hussayni sebagai pemimpin tidak bisa

menciptakan ikatan politik dan militer yang dibutuhkan untuk memperkuat

pemberontakan ini. Sebagai akibatnya perlawanan bangsa Arab semakin

melemah. Pemberontakan bangsa Arab mengesankan suatu ambiguitas antara

174

Hilel Cohen, Army of Shadows : Palestinian Colaboration with Zionism 1917-1948.

(Berkeley : University of California Press,2009), h. 198 175

Text of White Paper 1939, avalon.law.yale.edu/20th_century/brwh1939.as, diakses

pada 14 Mei 2014 176

Peter Mansfield, History of Middle East, (Pennsylvania : Pennsylvania State

University,2004), h.218

Page 79: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

67

perlawanan petani dan perlawanan revolusioner rakyat. Kondisi yang demikian

mengakibatkan perlawanan ini tidak fokus ke satu tujuan177

.

Hal ini seperti yang diutarakan oleh Panglima Perang Kerajaan Prussia,

Karl Phillip Gottlieb von Klausewits yang mengingatkan bahwa : “Setiap

peperangan memiliki objektivitas politik dan niat awal adalah yang menentukan

serta harus diperjuangkan sampai akhir demi mencapai tujuan”.178

Pihak yang terlibat dalam pemberontakan fase pertama dan fase kedua

memiliki motivasi dan tujuan yang berbeda. Pemain utama dalam pemberontakan

fase pertama yaitu para Effendi dan golongan aristokrat yang borjuis serta feodal,

dimana mereka cukup mapan secara ekonomi. Golongan aristokrat berjuang demi

kemerdekaan dan penguasaan wilayah dalam arti yang Parokial. Amin Al

Hussayni sebagai simbol pergerakan sekaligus pemimpin keluarga aristokrat,

mempolitisasi pemberontakan ini untuk kepentingan dan interpretasinya sendiri

mengenai nasib rakyat Arab Palestina179

.

Sedangkan, para petani yang bermain aktif dalam pemberontakan fase

kedua, berjuang demi tanahnya. Bagi para petani, definisi dari kemerdekaan

adalah kemerdekaan bagi dirinya, tanahnya, keluarganya dan desanya. Mereka

berperang bukan untuk menghadapi pihak yang disebut penjajah, tetapi melawan

para penyerobot lahan180

.

Dimata para petani yang bergeriliya di Front Tempur, para Effendi dan

golongan aristokrat tidak mengkhianati mereka, namun tidak juga banyak

177

Tom Bowden. “Politics of Arab Rebellion in Palestine 1936-1939”. Middle Eastern

Studies.vo.11 no.2 (may 1975) h.147-174 178

Karl Phillip Gottlieb von Klausewits. On War. (New Jersey : Princeton University

Press,1976), h.25 179

Ghassan Kanafani. The 1936-1939 Revolt in Palestine. (New York : Comitee for

Democratic Palestine,1972), h.41 180

Tom Bowden. :Politics of Arab Rebellion in Palestine 1936-1939”. Middle Eastern

Studies.vo.11 no.2 (may 1975) h.147-174

Page 80: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

68

membantu. Para elit Palestina mendukung usaha perlawanan melalui orasi dan

propaganda namun tidak ikut berbagi suka-duka bersama mereka yang bertempur

di medan perang. Setelah pemberontakan berakhir dengan kegagalan, mereka

malah melarikan diri ke luar negeri dan membiarkan para petani menjadi korban

dari pembalasan Pemerintah Mandat Inggris181

.

Secara strategi, Komite Arab Tertinggi selaku aktor intelektual

pemberontakan ini juga mengalami problematika. Mereka menjadkan ideologi

nasionalisme sebagai alat untuk menyatukan banyak fraksi politik yang tadinya

berseberangan. Namun aliansi tersebut sangat tidak stabil dan gagal mencapai

persatuan, karena perselisihan antar keluarga juga berperan di dalamnya182

. Hal

tersebut terbukti ketika keluarga Nashashibi yang merupakan rival dari keluarga

Hussayni berbalik memihak Inggris dan memerangi para pemberontak183

Ditinjau dari segi taktik, pasukan petani bertarung dalam unit-unit kecil

bersama dengan suku dan kabilah mereka demi memperjuangkan tanah mereka

sendiri. Hal itu menunjukan sebuah ketidakmatangan politik dalam struktur inti

pergerakan. Desa dan kabilah menjadi mikrokosmos dalam perlawanan ini. Para

petani juga tidak homogen, dan memiliki basis masa serta memiliki perspektif

sosial yang berbeda-beda tergantung wilayah masing-masing184

.

Segmentasi vertikal diantara para petani, rakyat kebanyakan dan Komite

Sentral Jihad sebagai organisasi pergerakan serta motif politik masing-masing

golongan yang berbeda-beda menyebabkan sulitnya terjadi kristalisasi dalam

181

W.F. Abboushi. “The Road to Rebellion Arab Palestine in the 1930‟s”. Journal of

Palestine Studies. Vol.6 no.3 (Spring 1977),h.23-46 182

Dr.Manuel Hassasian , Palestine Factionalism in the National Movement 1919-1939.

(Jerussalem : Palestinian academic study of international affairs,1990), h.36 183

Hilel Cohen, Army of Shadows : Palestinian Colaboration with Zionism 1917-1948.

(Berkeley : University of California Press,2009), h. 198 184

Tom Bowden. “Politics of Arab Rebellion in Palestine 1936-1939”. Middle Eastern

Studies.vo.11 no.2 (may 1975) h.147-174

Page 81: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

69

pembentukan identitas kebangsaan. Pemberontakan Arab 1936-1939 mengalami

kegagalan karena kurangnya disiplin diantara para petani dan kurang terorganisir

secara politis. Semangat bertarung dalam diri bangsa Arab yang mengalir dalam

darah mereka selama berabad-abad menjadi boomerang bagi diri mereka

sendiri185

.

Seperti halnya kerusuhan tahun 1929, pemberontakan tahun 1936-1939

menghasilkan dampak yang sangat krusial bagi masyarakat Arab Palestina secara

keseluruhan. Pemberontakan ini menghabiskan semua energi dan sumber daya

yang sangat dibutuhkan, karena bertempur melawan musuh yang masih kuat186

.

Pihak Zionis mendapat keuntungan karena mempertahankan sikap kooperatif

dengan Pemerintah Inggris dan akhirnya mereka dapat mengambil peluang dari

momen melemahnya Inggris pada tahun 1947-1948. Sementara rakyat Arab

Palestina yang masih belum pulih akibat kekalahan dalam pemberontakan ini,

kehilangan momentum yang berharga187

. Dapat disimpulkan bahwa

Pemberontakan Arab Palestina tahun 1936-1939 adalah tindakan yang terburu-

buru, sia-sia dan berakhir anti-klimaks.

C. Kolaborasi dengan Nazi Jerman

Kolaborasi antara oknum pemimpin Palestina dengan Nazi Jerman

dilakukan pada masa akhir Pemberontakan Arab. Ketika Amin al-Hussayni

melarikan diri ke Lebanon, ia bertemu dengan Wilhelm Canaris, Kepala Dinas

185

Tom Bowden. “Politics of Arab Rebellion in Palestine 1936-1939”. Middle Eastern

Studies.vo.11 no.2 (may 1975) h.147-174 186

W.F. Abboushi. “The Road to Rebellion Arab Palestine in the 1930‟s”. Journal of

Palestine Studies. Vol.6 no.3 (Spring 1977),h.23-46 187

Rashid Khalidi. Iron Cage : Palestinian Struggle for Statehood. (Oxford : One World

Publication,2007), h.123

Page 82: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

70

Intelijen Jerman atau yang disebut Abwehr. Pihak Jerman setuju untuk

menyelundupkan sejumlah senjata ke Palestina lewat Arab Saudi, sayangnya

rencana tersebut dibatalkan karena sudah tercium lebih dulu oleh pihak Inggris188

.

Amin al-Husseini pun datang ke Jerman. Ia dipuja di depan publik dalam

satu resepsi penghormatan untuknya yang diberikan oleh Institut Islam Nazi

(Islamische Zentralinstitut). Ia juga menerima uang saku secara rutin yang

jumlahnya setara dengan 10.000 Dolar, serta fasilitas menginap di sebuah hotel

mewah di kota Berlin189

.

Pada 25 November 1941, Amin al-Hussayni bertemu dengan Hitler dalam

sebuah rapat. Hitler menjanjikan akan menjadikan Amin al-Hussayni sebagai

Fuhrer atas seluruh dunia Arab190

, segera setelah Nazi menyeberangi Pegunungan

Kaukasus dan melebarkan wilayah ke Timur Tengah. Hitler juga mendukung

kedaulatan negara-negara Arab. Bagi Hitler, tujuan utamanya adalah

memusnahkan orang Yahudi. Di mata Hitler sendiri, ideologi Islam dengan

konsepsi mengenai Jihad Islamiyah dianggap sebagai Ideologi Komplementer

Nazisme yang bisa digunakan untuk membebaskan dunia dari cengkraman

Yahudi.191

Setelah rapat dengan Hitler, Al-Hussayni diajak ikut rapat dengan kepala

SS Heinrich Himmler. Himmler menugaskan al-Husseini merekrut orang-orang

Arab ke dalam unit-unit militer yang bertugas di Balkan, Rusia, Afrika Utara, dan

188

Francis Nikosia. “Arab Nationalism & National-Socialist Germany 1933-1939 :

Ideological & Strategic Incompability”. International Journal of Middle East. Vol.12 no.3 (Nov

1980) h.351-372 189

David Dalin dan John Rothman. Icon of Evil: Hitler's Mufti and the Rise of Radical

Islam, (New Jersey : Transaction Publishers,2009), h.47 190

Chuck Morse. Nazi Connections to Islamic Terorism : Adolf Hitler & Hajj Amin al-

Hussayni, (New York : iUniverse,2003), h.55 191

David Patterson. A Genealogy of Evil: Anti-Semitism from Nazism to Islamic Jihad.

(Cambridge : Cambridge University Press,2010), h. 97–98

Page 83: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

71

Timur Tengah. Himmler yakin, rencana itu akan membuat SS semakin kuat.

Amin al-Hussayni merealisasikan keinginan Himmler tersebut pada tahun 1942,

dengan dibentuknya Arabisches Freiheitkorps yang beranggotakan para pemuda

Arab Palestina untuk bergabung dengan pasukan Jerman. Divisi Arab ini bertugas

memburu pasukan payung pihak sekutu dan juga akan dikirim untuk bertempur di

front Russia192

.

Nama Amin al-Hussayni kemudian dikaitkan dengan program genosida

terhadap etnis Yahudi. Pada tanggal 17 July 1942, Amin al-Hussayni bersama

dengan beberapa orang staf yang mewakili Perdana Menteri Irak yang pro-Nazi,

Rashid al-Gailani, mengunjungi Kamp Konsentrasi Sachsenhausen dan

Oranienburg. Amin al-Hussayni mengungkapkan kepuasaannya terhadap

banyaknya jumlah orang Yahudi yang menjadi budak pekerja (Slave Labour)

disana. Pada tanggal 25 Juli 1944, Amin al-Hussayni mengetahui detail rencana

genosida tersebut, ia mendukung agar orang orang Yahudi di Hungaria dan

Rumania dicegah melarikan diri ke Palestina dan lebih baik dikirim ke Kamp

Konsentrasi di Auschwitz193

Amin al-Hussayni memanfaatkan kerjasamanya dengan militer Jerman

untuk menghancurkan kekuatan Inggris dan Zionis di Palestina. Dinas Intelijen

Jerman (Abwehr) membuat rencana bersama Amin al-Hussayni yang disebut

“Operation Atlas”. Operasi ini bertujuan untuk melakukan sabotase terhadap

fasilitas Inggris dan Yahudi di Palestina, serta meracuni sumber air di Tel Aviv.

192

Rafael Medoff. "'The Mufti's Nazi Years Re-examined". The Journal of Israeli

History vol.17 no.3 (Summer 1996),h. 317–333. 193

Achcar, Gilbert, Blame the Grand Mufti. Le Monde diplomatique Online, diakses pada

tanggal 15 mei 2014.

Page 84: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

72

Pada tanggal 6 Oktober 1944, Hassan Salameh194

(anggota Hizb al-Istiqlal al-

Arabi dan Jihad al-Muqaddas195

) terjun bersama 5 orang anggota Pasukan Payung

Jerman dari Pesawat Heinkel HeS 3. Mereka mendarat di Wadi Qelt, Jerikho.

Hassan Salameh terluka ketika mendarat, sementara tentara Jerman yang lain

berhasil ditangkap. Setelah digeledah, ditemukan beberapa kapsul racun, senapan

mesin, granat dan dinamit196

.

Pada Mei 1945, Nazi Jerman kalah perang. Amin al-Husseini mencari

perlindungan ke Swiss namun ditolak. Ia kemudian ditangkap oleh pasukan

Prancis dan ditahan di Constanz sebelum akhirnya dibawa ke Paris untuk

ditempatkan dalam tahanan rumah. Pemerintah Inggris meminta Prancis untuk

mengekstradisi Amin al-Hussayni agar bisa diadili di Mahkamah Militer

Nuremberg. Namun, Pemerintah Prancis menolak permintaan Inggris karena

Amin al-Hussayni dianggap sebagai tokoh yang disegani dan sanggup

mendinginkan emosi umat Islam di Syria. Pihak Prancis akhirnya mengizinkan

Amin al-Hussayni terbang ke Mesir197

.

Walaupun Amin al-Hussayni sudah tak lagi memiliki wewenang politis di

Palestina sejak gagalnya pemberontakan 1936-1939, rakyat Palestina tetap

menganggapnya sebagai figur pemimpin. Kolaborasi dengan Nazi Jerman

194

Hassan Salameh adalah ayah dari Ali Hassan Salameh yang terlibat dalam peristiwa

Black September in Munich Summer Olympics 195

Jihad al-Muqaddas adalah sebuah gerakan yang berkarakteristik Islami dan nasional,

dengan perlindungan dari al-Hajj Amin. Organisasi ini berpusat di kota Jerussalem dengan

kepemimpinan Abdul Qadir al-Husaini dengan jumlah anggotanya hingga tahun 1935 sekitar 400

orang 196

Daphna Sharfmann. Palestine in the Second World War: Strategic Plans and Political

Dilemmas. (Sussex : Sussex Academic Press, 2014), h.86 197

Richard Breitman. Hitler‟s Shadow : Nazi War Criminals, US Intelligence & the

Cold War. (Washington : National Archive Press,2010), h.20

Page 85: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

73

merupakan pengkhianatan kedua sejak ia menerima subsidi dari Fasis Italia198

.

Keterlibatan pemuda-pemuda Arab dalam Arabische Freiheitkorps dan ikut

sertanya Hassan Salameh selaku anggota Jihad al-Muqaddas dalam „Operation

Atlas‟, juga merupakan pengkhianatan terhadap kemurahan hati yang diberikan

Pemerintah Mandat Inggris lewat White Paper 1939. Tindakan Amin al-hussayni

ini jelas merupakan penikaman dari belakang ketika Inggris sedang berperang

melawan Nazi Jerman.

Sejak awal, Amin Al-Hussayni memang tak menyetujui White Paper

1939, dan tetap pada tuntutan semula, yaitu kemerdekaan penuh bagi rakyat

Palestina. Sikapnya yang tidak kompromistis dan enggan untuk mempercayai

Pemerintah Mandat Inggris membuat Inggris mulai meninjau ulang mengenai

keuntungan merangkul rakyat Arab Palestina.199

.

Bagi pihak Zionis, keterlibatan Amin al-Hussayni dalam mendukung

kegiatan Nazi mengirim orang-orang Yahudi ke camp konsentrasi dan juga

perannya sebagai aktor intelektual dalam „Operation Atlas,‟ adalah kejahatan

besar. Pada tahun 1948, Israel melakukan pengusiran terhadap rakyat Palestina

dari rumah-rumahnya. Salah satu alasannya adalah mengkaitkan keterlibatan

Palestina dengan Nazi Jerman. Hal tersebut dianggap melegalkan pembalasan atas

perbuatan Nazi namun diarahkan pada “Kolaboratornya” yaitu Palestina200

.

198

Nir Arielli. “Italian Involvement in the Arab Revolt in Palestine : 1936-1939”. British

Journal of Middle Eastern Studies. Vol.35 no.2, h.187-204 199

Zvi Elpeleg. The Grand Mufti Hajj Amin al-Hussayni : Founder of Palestinian

National Movement. (London : Routledge,2003), h.54 200

Mustafa Kabbha. “The Palestinian National Movement & its Attitude toward the

Fascist & Nazi Movements 1925- 1945”. Gessischte und Gesselschaft. Vol.37 (spring 2011),

h.37–450

Page 86: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

74

BAB V

AKHIR MANDAT INGGRIS & TATANAN DUNIA BARU

A. Pembagian Palestina dan Berdirinya Negara Israel

Pasca perang dunia kedua, pihak Sekutu (Amerika-Inggris-Prancis-Uni

Soviet) selaku pemenang perang merasa perlu membentuk Tatanan Dunia Baru

(New World Order). Hal tersebut hanya bisa direalisasikan dengan membentuk

organisasi persatuan dan perdamian international seperti Liga Bangsa-Bangsa201

.

Namun, Liga Bangsa-Bangsa bersikap lemah ketika Nazi Jerman mencaplok

Cekoslovakia dan Fasis Italia mencaplok Ethiopia202

. Maka Liga Bangsa-Bangsa

harus dirombak menjadi organisasi yang jauh lebih kuat.

Upaya pihak Sekutu itu dicetuskan dalam Konferensi Yalta, di Krimea,

Russia Selatan. Pihak sekutu sepakat untuk meneruskan perundingan di San

Fransisco, Amerika Serikat. Perundingan berlangsung antara 25 April 1945

sampai dengan 26 Juni 1945 dan menghasilkan Piagam Perdamaian (Charter of

Peace). Setelah diratifikasi pada tanggal 24 Oktober 1945, Piagam tersebut mulai

diberlakukan dan menandai lahirnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)203

Perang dunia kedua juga mengakibatkan terjadinya dekolonisasi di seluruh

kawasan Asia-Afrika. Aspirasi kemerdekaan nasional di hampir semua negeri

yang tunduk pada kekuasaan Eropa semakin kuat. Dimulai dari Indonesia pada

201

Michael Barnett. “Bringing in the New World Order: Liberalism, Legitimacy, and the

United Nations”. World Politics, Vol. 49, No. 4 (July 1997),h. 526-551 202

C. G. Fenwick,”The Failure of the League of Nations”, The American Journal of

International Law, Vol. 30, No. 3 (Jul., 1936), h. 506-509 203

Robert C. Hilderbrand, Dumbarton Oaks : The Origins of the unite nations and the

Search for Postwar Security (Chapell Hill : University of North Carolina Press, 2001),h.30

Page 87: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

75

tahun 1945, efek domino dari dekolonisasi mulai menerpa negara-negara Asia

lain. Angin kemerdekaan tersebut akhirnya sampai juga di Timur Tengah204

.

Pemerintah Mandat Prancis mulai menarik diri dari Syria pada tanggal 17

April 1946 dan dari Lebanon pada tanggal 22 Maret 1946. Sementara pada

tanggal 31 Desember 1946, Inggris mengubah status Emirat Transjordania dari

Protektorat menjadi Kerajaan dengan kedaulatan penuh (full sovereignity)205

.

Inggris juga menarik pasukannya dari Delta Sungai Nil di Mesir berdasarkan

kesepakatan antara Perdana Menteri Mesir, Sidky Pasha dan Sekretaris Luar

Negeri Inggris, Ernst Bevin206

.

Sebelum terjadinya dekolonisasi Timur Tengah, negara-negara Arab di

kawasan itu sudah berencana menciptakan organisasi persatuan regional. Pada

tanggal 7 Oktober 1944, perwakilan enam negara Arab yaitu Arab Saudi, Mesir,

Syria, Irak, Transjordan dan Lebanon mengadakan pertemuan di Alexandria.

Hasil dari pertemuan ini dikenal sebagai Protokol Alexandria dan berdasarkan

Protokol Alexandria itu, mereka membentuk organisasi Arab bersama yang akan

menjadi cikal bakal dari Liga Arab (al-Jami‟ah al-Arabiyyah)207

.

Protokol Alexandria juga memuat poin penting mengenai masalah

Palestina, antara lain : Palestina adalah bagian integral dari dunia Arab,

Kemerdekaan Palestina sangatlah penting untuk stabilitas dunia Arab,

dibentuknya Arab National Fund untuk membantu Ekonomi rakyat Palestina dan

204

Prof.Dr.Johan Hendrik Meuleman, Dinamika Abad ke 20, dalam Ensiklopedia Islam.

Dinamika Masa Kini. (Jakarta : PT.Ikhtiar Baru van Hoeve,2002), h.10 205

Pm Holt, Ann Lambton & Bernard Lewis. The Cambridge History of Islam.

(Cambrdige : Cambridge University Press, t.t), h.582 206

Peter Mansfield, History of Middle East, (Pennsylvania : Pennsylvania University

Press,2009), h.227-228 207

Adeed Dawisha. Arab Nationalism in the Twentieth Century from Triumph to Despair.

(New Jersey : Princeton University Press,2009), h.123

Page 88: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

76

keberadaan imigran Yahudi Eropa di Palestina merupakan pelanggarann atas Hak

Rakyat Palestina208

.

Setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 22 Maret 1945

ditandandatanganilah Pakta Liga Arab di Za‟faran Palace, Kairo, Mesir, oleh

enam wakil negara anggota pertama, yakni Mesir, Irak, Syria, Lebanon,

Transjordan dan Arab Saudi. Delegasi dari Yaman, terlambat datang ke Kairo

namun ia mengirim pesan bahwa Yaman akan menandatangani dan meratifikasi

pakta tersebut. Sementara delegasi Palestina, Musa al-Alami, yang hadir di

Za‟faran Palace tidak ikut menandatangani pakta pendirian Liga Arab209

.

Para pemimpin Liga Arab (al-Jami‟ah al-Arabiyyah) mengadakan

pertemuan pertama di Mesir pada bulan Mei 1946. Pertemuan ini menghasilkan

kesimpulan yang menegaskan isi Protokol Alexandria antara lain bahwa wilayah

Palestina memiliki “karakter Arab” (dihuni oleh orang-orang Arab dan

menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa sehari hari). Kesimpulan Liga Arab

tersebut bertentangan dengan perjanjian Sykes-Pycott pada tahun 1916 yang

menegaskan bahwa Palestina tidak murni Arab (Cannot be said to be purely

Arab), ditinjau dari sisi historis210

. Liga Arab juga membentuk Komite Eksekutif

Arab untuk Palestina yang bertugas mewakili dan menyuarakan kepentingan

Palestina di kancah internasional211

.

Berakhirnya Perang Dunia kedua juga mengubah sikap pihak Yahudi di

Palestina. Mereka tidak puas atas sikap Pemerintah Inggris yang dianggap kurang

208

Text Protokol Alenxadria, The Alexandria Protocol,

http://www.mideastweb.org/alexandria.htm, diakses pada tanggal 1 Juli 2014 209

Trias Kuncahyono. “Liga Arab : Membaca Cerita Lama”. Kompas. Minggu,30 Maret

2014 210

Peter Mansfield, History of Middle East, (Pennsylvania : Pennsylvania University

Press,2009), h.234 211

Ensiclopedia Britannica. The Islamic World : Religion,History & Future. (London :

Britannica, t.t), h.165

Page 89: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

77

berpihak pada mereka, terutama setelah Sekretaris Luar Negeri Inggris, Ernst

Bevin dan Perdana Menteri Inggris, Clement Atlee melobi pemerintah Amerika

untuk membentuk Anglo American Comitee of Inquiry pada bulan November

1945212

. Pada bulan April 1946, Komite ini merekomendasikan agar Mandat

Inggris dilanjutkan, penjualan tanah milik orang Arab oleh Pemerintah Mandat

Inggris kepada para imigran Yahudi dibatasi dan semua pasukan paramiliter

Yahudi harus dilucuti senjatanya213

.

Haganah merespon dengan beraliansi bersama Irgun untuk menghantam

Pemerintah Mandat Inggris di saat mereka belum pulih dari peperangan.

Organisasi pecahan Irgun yang jauh lebih radikal, yaitu Lehi (Stern Gang) juga

ikut bergabung. Gerakan ini disebut Jewish Resistance Movement ( תנועת המרי

‎,‎העברי Tnu'at HaMeri HaIvri). Pada tanggal 16-17 Juni 1946, tentara Haganah

meledakkan 8 buah jembatan di Palestina, yang kemudian dikenal dengan Night of

the Bridges214

. Keesokan harinya tentara Irgun menculik 5 orang pejabat

pemerintah Mandat Inggris yang sedang makan siang 215

.

Pada hari Sabtu, tanggal 29 Juni 1946, Pemerintah Mandat Inggris

melaksanakan „Operation Agatha‟ sebagai respon atas tindakan sejumlah

organisasi paramiliter Yahudi tersebut. Sejumlah Polisi dan Tentara Inggris

menyerbu markas Jewish Agency216

dan melakukan penangkapan terhadap 2700

orang personel Haganah, Irgun dan Lehi. Di Kibbutz Yagur, Polisi Inggris

212

Miriam Joyce Haron. “Palestine & Anglo American Connection”.Modern

Judaism.Vol.2 no.2 (May 1982),h.199-211 213

Text Anglo American Comitee of Inquiry Report,

http://avalon.law.yale.edu/subject_menus/angtoc.asp, diakses pada tanggal 15 Mei 2014 214

John Newsinger. British Counterinsurgency : From Palestine to Northern Ireland,

(London : Palgrave,2002), h.19 215

The Black Paper on The Jewish Agency and The Zionist Terrorist. Arab Higher

Committee Archive, 12 Maret 1948. h.12 216

Badan resmi yang mengurus Kepentingan penduduk Yahudi di Palestina

Page 90: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

78

menemukan banyak senjata yang terdiri atas 300 senapan, 4000 peluru, 5000

granat dan 78 revolver. Para Pejabat yang diculik pun berhasil dibebaskan217

.

Biasanya, masyarakat Arablah yang selalu memberontak terhadap

pemerintah Mandat Inggris dan masyarakat Yahudi cenderung bersikap loyal.

Namun kali ini pihak Yahudi telah menemukan momentum untuk melakukan

pergerakan. Situasi international yang telah berubah dan situasi di Palestina

sendiri memberi tekanan yang terlampau besar pada Pemerintah Inggris, sehingga

timbul niat untuk melepaskan Palestina yang mereka nilai sebagai wilayah yang

penuh masalah218

.

Pada tanggal 7 Februari 1947, Sekretaris Luar Negeri Inggris, Ernst Bevin,

mengumumkan di hadapan Kabinet bahwa Kerajaan Inggris tak dapat lagi

meneruskan Mandat yang pernah diberikan oleh Liga Bangsa-Bangsa atas wilayah

Palestina. Dengan demikian, masalah Palestina harus diserahkan kepada

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) selaku penerus Liga Bangsa-bangsa. Pada

tanggal 2 April 1947, Pemerintah Inggris mengajukan permintaan kepada Sekjen

PBB, Trygvie Lie, untuk mengangkat masalah Palestina dalam acara rapat Sidang

Umum PBB219

.

Pada tanggal 28 April 1947, diadakan rapat istimewa, Dalam acara dengar

pendapat, sidang umum PBB mendengarkan semua opini yang diajukan, baik dari

pihak Komite Arab Tertinggi selaku perwakilan Palestina, perwakilan dari Yahudi

Palestina maupun Zionis International. Sidang Umum PBB memutuskan

membentuk sebuah Pantia Khusus yang disebut United Nation Special Comitee

217

John Newsinger. British Counterinsurgency : From Palestine to Northern Ireland,

(London : Palgrave,2002), h.20 218

Tamara Sonn. Islam : A Brief History, (Chichester : Wiley Blachwell,2004), h.129 219

Ritchie Ovendale. The Middle East since 1940. (London : Longman

Publishing,1992),h. 40

Page 91: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

79

On Palestine (UNSCOP) yang beranggotakan 11 orang untuk melakukan

penyelidikan mengenai masalah Palestina. Pada tanggal 11 September 1937,

UNSCOP mengajukan rekomendasi yaitu : Pembentukan Palestina merdeka untuk

etnis Arab dan Yahudi220

, dan Mandat Inggris atas Palestina harus segera

diakhiri221

.

Pada tanggal 29 November 1947, PBB mengeluarkan Resolusi no.181.

Sidang tersebut dihadiri sebanyak 56 negara. 33 negara yang menyetujui Resolusi

tersebut, 13 negara menolak dan 10 negara menyatakan abstain222

. Inggris adalah

salah satu negara yang abstain pada sidang tersebut, karena sudah lelah terhadap

persoalan Palestina dan menyerahkan semua keputusan kepada PBB223

.

Sidang tersebut memutuskan bahwa wilayah Mandat Inggris di Palestina

dibagi menjadi dua, satu bagian untuk bangsa Yahudi dan satu bagian lainnya

diberikan bagi bangsa Arab. Wilayah Yahudi, meliputi Jaffa, sampai Galilea,

daerah pelabuhan Haifa sampai selatan Jaffa dan Gurun Negev. Sementara

wilayah Arab meliputi Lembah Esdraelon sampai Beersheba, wilayah barat

Galilea dan Jalur Gaza sampai perbatasan Mesir. Khusus untuk Jerusalem, tidak

diberikan pada Israel atau Arab karena Jerusalem merupakan kota suci untuk 3

agama (Yahudi, Kristen, Islam) jadi diberikan status Corpus Separatum224

.

220

Baruch Kimmerling & Joe S Migdal.The Palestinian People. (Massachusets : Harvard

University Press,2003).h.147 221

Termination of the British Mandat of Palestine.The International Law Quaterly.Vol.2

no.1 (spring 1948),h.57-60 222

The Great Betrayal in United Nation : Memorandum to United Nation delegates.

Arab Higher Committee Archive, Februari 1948 . h.6 223

George Lenchzowski, The Middle East in World Affair. (New York : Cornell

University Press,1952), h.334 224

Corpus Separatum adalah Bahasa Latin yang artinya „tubuh terpisah‟ . maksudnya,

kota Jerussalem tak akan dikuasai oleh orang Arab maupun Yahudi, melainkan menjadi Kota

International. Dikutip dari Rashid Khalidi. Iron Cage : Palestinian Struggle for Statehood.

(Oxford : One World Publication,2007).h.125

Page 92: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

80

Pembagian wilayah tersebut dinilai adil menurut perspektif PBB, karena

walaupun Israel mendapat 55% dari wilayah Palestina, namun Israel juga

mendapatkan gurun pasir Negev yang luas dan tidak produktif. Sementara untuk

rakyat Arab, walau hanya dialokasikan 45% tapi mereka mendapatkan wilayah

yang lebih strategis dan produktif, seperti wilayah pesisir Gaza yang bisa

digunakan untuk pelabuhan dan Tepi Barat sungai Jordan yang subur225

.

Para anggota Komite Arab Tertinggi di Pengasingan, menolak Pembagian

ini dan membuat Memorandum yang menyatakan bahwa Resolusi itu

bertentangan dengan jiwa dari Piagam PBB226

. Liga Arab, sebagai pihak yang

mewakili Palestina juga terang-terangan menolak Resolusi PBB no.181, mereka

menilai alokasi tanah tersebut tidak adil dan akan melakukan intervensi di

Palestina227

. Penolakan ini bisa dianggap wajar, karena sebelumnya pihak Arab

tak pernah menyetujui solusi apapun yang ditawarkan pihak Barat.

Sebenarnya, ada juga elit Palestina yang berpikiran terbuka dan rasional,

seperti Fawzi Darwish al-Hussayni dan Sami Taha. Mereka berdua menilai bahwa

negara Arab Palestina dan negara Yahudi dapat hidup bertetangga dengan

harmonis. Fawzi membuat komitmen dengan Ihud (Faksi Zionis Liberal) dan

Hashomer Hatshair (Faksi Zionis Sosialis) yang juga memiliki pemikiran serupa

untuk bersama-sama mewujudkan Bi-National Solution. Sayangnya Fawzi

225

Gudrun Krämer. A History of Palestine: From the Ottoman Conquest to the Founding

of the State of Israel. (New Jersey :Princeton University Press,2008), h.307 226

The Great Betrayal in United Nation : Memorandum to United Nation delegates. Arab

Higher Committee Archive, Februari 1948. h.3 227

Adeed Dawisha. Arab Nationalism in the Twentieth Century from Triumph to Despair.

(New Jersey : Princeton University Press,2009), h.131

Page 93: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

81

dibunuh oleh orang-orang Arab yang menganggapnya pengkhianat. Nasib serupa

kemudian juga menimpa Sami Taha228

.

Menanggapi Resolusi PBB no.181, orang-orang Yahudi di Palestina

meluapkan kegembiraannya, di sisi lain penduduk Arab Palestina merasa tak puas.

Segera saja, bentrokan pecah dimana orang orang Arab mulai menyerang wilayah

Pemukiman Yahudi. Kedua belah pihak saling balas menyerang dan membunuh.

Serangan yang dilancarkan oleh orang-orang Arab dibalas oleh Irgun dan Lehi

secara membabi-buta229

.

Sementara itu, Amin al Hussayni yang ketika itu berada di Mesir,

mengeluarkan Deklarasi, menyerukan kepada seluruh masyarakat Arab di Timur

Tengah untuk menyerang wilayah Mandat Inggris di Palestina dan

menaklukkannya demi mencegah implementasi dari Resolusi PBB no.181230

Pada akhir Desember 1947, Pemerintah Mandat Inggris terkejut ketika

Abdul Qadir al-Hussayni, keponakan Amin al-Hussayni memimpin pasukan

Jihad al-Muqaddas231

bersama sejumlah sukarelawan dari Syria dan Lebanon

berbaris memasuki batas wilayah Mandat Inggris232

. Liga Arab berencana

mencegah PBB untuk melaksanakan Resolusi no.181. Pada bulan Januari-

Februari tentara Arab Liberation Army (Jaysh al-Inqadh al-Arabi)233

dibawah

228

Lappin Shalom. “Israel-Palestine : Is There a Case for Bi-Nationalism ?”. Dissent.

Vol.31 no.1, (Winter 2004),ProQuest Sosiology. h.13-17 229

Efraim Karsh . The Arab-Israeli Conflict.The Palestine War 1948.(Oxford : Osprey

Publishing,2002), h.30 230

Deklarasi Amin al Hussayni untuk menyerang Palestina, dari Israeli defence Force

Archive, file number 26/100001/1947 231

Jihad al-Muqaddas adalah sebuah gerakan yang berkarakteristik Islami dan nasional,

dengan perlindungan dari al-Hajj Amin. Organisasi ini berpusat di kota Jerussalem dengan

kepemimpinan Abdul Qadir al-Husaini dengan jumlah anggotanya hingga tahun 1935 sekitar 400

orang 232

Karsh, Efraim. The Arab-Israeli Conflict.The Palestine War 1948, h.26-27 233

Arab Liberation Army (Jaysh al-Inqadh al-Arabi) adalah pasukan Liga Arab yang

didirikan atas prakarsa Presiden Syria, Syukri al-Quwatli.

Page 94: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

82

pimpinan Fawzi al-Qawuqji menerobos perbatasan Palestina diikuti oleh 4000-

5000 sukarelawan dari negara Arab yang lain234

.

Komisaris Besar Mandat Inggris, Sir Alan Cunningham memprotes

tindakan tentara Arab tersebut, namun Letnan Jendral Gordon Macmillan

mengatakan bahwa tindakan keras terhadap para penyusup illegal tak diperlukan

karena mereka tak terkonsentrasi di tempat-tempat tertentu. Inspektur Jendral

Kepolisian Palestina, Kolonel William Gray juga berjanji akan melindungi Sir

Alan Cunningham dan memperketat pengamanan terhadap semua pegawai

pemerintah Inggris di Palestina235

.

Dengan kehadiran Arab Liberation Army (Jaysh al-Inqadh al-Arabi) di

Palestina untuk melakukan intervensi dan sikap organisasi paramiliter Yahudi

yang bertekad mendukung Resolusi PBB no.181, menyebabkan terjadinya

“Perang Sipil di Palestina” (Civil War in Palestine)236

. Orang orang Arab

membunuh 41 pekerja Yahudi di penyulingan minyak Haifa, tentara Haganah

membalas dengan menyerang desa Balad as-Sheikh dan membunuh 61 orang

Arab237

Presiden Amerika, Harry Truman segera mengambil inisiatif dengan

menawarkan rencana „Perwalian untuk Palestina‟ (United States Proposal for

Temporary United Nations Trusteeship for Palestine) selama 5 tahun mulai bulan

Maret 1948, diakhirinya Mandat Inggris pada tanggal 15 Mei 1948, serta

diberlakukannya gencatan senjata selama tiga bulan setelah melihat kenyataan

234

Motti Goulani, The End of the British Mandate for Palestine in 1948: The Diary of Sir

Henry Gurney, (London : Palgrave,2009), h.27 235

Motti Goulani, The End of the British Mandate for Palestine in 1948: The Diary of Sir

Henry Gurney,h.28 236

Baruch Kimmerling & Joe S Migdal.The Palestinian People. (Massachusets : Harvard

University Press,2003),h.154 237

The Black Paper on Jewish Agency & Zionist Terrorism. Arab Higher Committee

Archive,12 Maret 1948. h.15

Page 95: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

83

bahwa Resolusi PBB no.181 mengakibatkan terjadinya perang sipil di

Palestina238

.

Situasi yang tenang karena adanya gencatan senjata ditambah fakta bahwa

Mandat Inggris akan segera berakhir, dimanfaatkan David ben Gurion untuk

mempersiapkan kemerdekaan Israel secepat mungkin. Pemerintahan sementara

pun dibentuk melalui Dewan Nasional yang merupakan penghubung antara

Jewish Agency dan Komite Nasional (Ha‟Vaad Ha‟Leumi)239

.

Masalah lain yang berkaitan seputar pendirian Negara bagi masyarakat

Yahudi adalah komposisi penduduk. Pada saat itu, jumlah penduduk Arab masih

terlampau banyak, dan penduduk Yahudi masih merupakan minoritas di banyak

kota di wilayah Palestina. Maka dari itu, tidaklah wajar apabila berdiri sebuah

“negara Yahudi” namun etnis Yahudi justru minoritas dalam segi jumlah. Hal

tersebut dikuatkan oleh pernyataan David ben Gurion240

:

“Terdapat 40% penduduk non Yahudi Yahudi di daerah yang

dialokasikan PBB untuk negara Yahudi, komposisi ini bukanlah menjadi

fondasi yang kokoh bagi pendirian sebuah negara Yahudi. Untuk

menciptakan keseimbangan demografis dan mempertahankan kedaulatan

negara baru ini, maka setidaknya negara Yahudi yang kokoh dan stabil

harus diisi oleh penduduk Yahudi dengan presentase sebanyak 80%”

Untuk memecahkan masalah kependudukan, maka David ben Gurion

mencetuskan solusi yang disebut Plan D (Rencana Dalet). Sebuah rencana

perombakan komposisi penduduk yang akan dikerjakan oleh Haganah dan Irgun.

238

Edward Buehrig. “UN,US & Palestine”. Middle East Journal. Vol.33 no.4 (Autumn

1979) h.434-453 239

Elyakim Rubinstein. “The Declaration of Indepedendence as a Basic Documents of the

State of Israel”. Israel Studies. Vol.3 no.1 (spring 1998), h.183 240

Ilan Pappe, The Ethnic Cleansing of Palestine. (Oxford : One World,2007), h.48

Page 96: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

84

Tujuannya adalah untuk mengambil kendali atas wilayah negara Yahudi dan

untuk membela perbatasannya dari orang-orang Arab. "Rencana Dalet"

menyerukan penaklukan kota dan desa di sepanjang perbatasan daerah yang

dialokasikan ke negara Yahudi yang diusulkan sesuai dengan Resolusi PBB

no.181. Apabila ada resistensi, penduduk desa tersebut harus diusir (expell)241

.

Operasi pertama dari „Rencana Dalet‟ adalah „Operasi Nachshon‟, dengan

tujuan untuk membuka koridor jalur Tel Aviv-Jerussalem, serta membebaskan

Jerussalem dari blokade yang dilakukan oleh Abdul Qadir al-Hussayni. Pada

tanggal 9 April 1948, 1500 orang dari pasukan gabungan paramiliter Yahudi

dibawah pimpinan Menachem Begin menyerang desa Deir Yassin di sebelah barat

Jerussalem. Menachem Begin dan pasukannya berhasil menghabisi 254 orang

penduduk Arab di Deir Yassin dan juga membunuh Abdul Qadir al-Hussayni,

keponakan Amin al-Hussayni sekaligus pemimpin Jihad al-Muqaddas. Operasi

Nachshon sukses mencapai tujuannya, melakukan Ethnic Cleansing sekaligus

membuka jalur suplai untuk penduduk Yahudi di Jerussalem242

.

Operasi selanjutnya bersandi „Scissors‟, bertujuan untuk membebaskan

kota pelabuhan Haifa yang telah dialokasikan untuk negara Yahudi sesuai dengan

Resolusi PBB no.181. Pada tanggal 22 April 1948, pasukan penembak jitu dari

Haganah berhasil membunuh 300 orang penduduk Arab di pasar Haifa, dekat

pintu pelabuhan243

.

241

Walid Khalidi, "Plan Dalet: master plan for the conquest of Palestine", Journal of

Palestine Studies vol.18 no.1, (November 1961), h. 4-33 242

John Bowyer Bell. Terror out of Zion. (New Jersey : Transaction Publishers, 1976),

h.142-143 243

Walid Khalidi. “The Fall of Haifa Revisited”. Journal of Palestine Studies. Vol.37 no.3

(spring 2008), h.37

Page 97: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

85

Walaupun „Rencana Dalet‟ yang bertujuan untuk membersihkan wilayah

yang dialokasikan untuk orang orang Yahudi dari populasi Arab sering dituding

sebagai pelanggaran HAM, namun Israel menganggap hal tersebut sebagai

sesuatu yang legal.

Salah satu pembenaran pihak Israel adalah keputusan Sekutu dalam

Konferensi Postdam yang menyerahkan wilayah Jerman di sisi timur Sungai

Oder-Neisse yaitu Pomerania, Brandenburg Timur, Prussia Timur dan Silesia

kepada negara Polandia yang baru. Artikel tambahan Konferensi Postdam juga

menyebutkan bahwa negara lain di Eropa Timur juga harus dibersihkan dari etnis

Jerman. Konsekuensinya, 12 juta penduduk sipil dari etnis Jerman diusir dari

wilayah-wilayah tersebut244

.

Pihak sekutu melegalkan tindakan pelanggaran HAM tersebut dengan

alasan menciptakan nation state yang homogen dan stabil245

, serta membalas

dendam atas kejahatan Nazi246

. Israel kemudian merasa berhak melakukan hal

yang serupa terhadap penduduk sipil Palestina. Alasannya, karena Amin al-

Hussayni dituding pernah terlibat mendukung kegiatan Nazi mengirim orang-

orang Yahudi ke camp konsentrasi, merekrut para pemuda Arab untuk bertempur

di pihak Nazi, dan berperan sebagai aktor intelektual dalam „Operation Atlas‟

bersama Hassan Salameh (anggota Hizb al-Istiqlal al-Arabi). Hal tersebut mereka

244

Prauser, Steffen and Arfon Rees (eds.). The Expulsion of 'German' Communities from

Eastern Europe at the end of the World War II, (EUI Working Paper HEC No. 2004/1) Florence:

EUI 245

Alfred Zayas. Nemesis at Potsdam.(London : Taylor & Francis,1979), h.11 246

Chad Carl Bryant. Prague in black.. (Massachusets : Harvard University Press,2007),

h.97

Page 98: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

86

anggap sebagai Justifikasi untuk melakukan pembalasan terhadap perbuatan Nazi

namun diarahkan pada “kolaboratornya” yaitu Palestina247

.

Sehari sebelum berakhirnya Mandat Inggris, tepatnya pada tanggal 14 Mei

1948248

, Sir Alan Cunningham dan para Pejabat Pemerintahan Mandat Inggris

meninggalkan Palestina dengan menaiki kapal dari Pelabuhan Haifa pada jam 8

Pagi249

. David ben Gurion memanfaatkan peluang ini dengan mengundang

Komite Persiapan Urusan Kemerdekaan (Minhelet Ha‟Am) untuk menandatangani

naskah Deklarasi Kemerdekaan Israel, yang akan ia bacakan pada Jam 4 Sore di

Museum Tel Aviv250

. Setelah pembacaan Deklarasi Kemerdekaan, Chaim

Weizmann dilantik sebagai Presiden Israel pertama dengan David ben Gurion

sebagai Perdana Menteri. Presiden Amerika saat itu, Harry Truman langsung

memberikan pengakuan de-facto kepada Negara Israel yang baru berdiri251

.

Deklarasi kemerdekaan negara Israel pada tanggal 14 Mei 1948

merupakan pemenuhan cita-cita bangsa Yahudi yang telah kehilangan negaranya

sejak tahun 79 masehi. Bangsa Yahudi yang selama ini hidup dalam diaspora dan

mengalami penyiksaan dan penindasan dari berbagai bangsa dan pada akhirnya

berhasil pulang ke “kampung halamannya”. Mereka akhirnya dapat Memiliki

sebuah negara yang merupakan segalanya dan bukanlah hasil dari tujuan sesaat.

247

Mustafa Kabbha. “The Palestinian National Movement & its Attitude toward the

Fascist & Nazi Movements 1925- 1945”. Gessischte und Gesselschaft. Vol.37 (spring 2011), h.37–

450 248

Pemilihan Tanggal 14 Mei 1948 oleh David ben Gurion dikarenakan tanggal 15 Mei

1948 bertepatan dengan „Hari Sabbath‟. Di masa kini, apabila Hari Kemerdekaan Israel bertepatan

dengan „Hari Sabbath‟, maka perayaannya akan dimajukan atau dimundurkan satu hari. 249

Motti Goulani, The End of the British Mandate for Palestine in 1948: The Diary of Sir

Henry Gurney, (London : Palgrave,2009), h.20 250

Tuvia Frilling & Ilan Troen. “Proclaiming Independence : Five Days in May from David ben

Gurion‟s Diary”. Israel Studies.Vol.3 no.1 (Spring 1998). h.196 251

Michael Ottolenghi, “Harry Truman‟s Recognition of Israel”. The Historical Journal.

Vol.47 no.4 (Dec 2004),h.963

Page 99: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

87

Keberhasilan ini dicapai karena masyarakat dan elit Yahudi di Palestina

mampu memanfaatkan momentum dan fokus pada satu tujuan serta membuat

perencanaan yang sistematis untuk mencapainya. Selain itu, bangsa Yahudi

terbiasa hidup sulit telah menjadikan mereka lebih sabar dan menunggu saat yang

tepat untuk melakukan pergerakan. Berbeda dengan bangsa Arab yang

kehidupannya sederhana sehingga mereka kurang sabar dan terburu-buru.

Bangsa Palestina pada masa kini telah menyadari hal itu, seperti yang

diutarakan oleh Duta Besar Palestina, Fariz al Mehdawi : “Bangsa Indonesia Perlu

350 Tahun untuk merdeka dari Belanda, begitu halnya juga dengan India yang

perlu waktu lama untuk bebas dari penjajahan Inggris, asal kita sabar dan tetap

bertahan di tanah ini, pada akhirnya kita pasti bisa merdeka”252

.

Sebagai pemimpin, David ben Gurion sanggup berperan sebagai

troubleshooter. Dengan pembagian wilayah seadanya yang dialokasikan PBB dan

waktu yang sangat sempit, David ben Gurion mampu memanfaatkan peluang dan

membuat berbagai persiapan untuk mewujudkan satu tujuan, yaitu Kemerdekaan

Israel.

Keberhasilan Israel otomatis juga merupakan kegagalan bagi rakyat

Palestina, karena elit dan rakyat Palestina tidak memanfaatkan momentum dengan

baik dan tidak fokus pada tujuan. Adapun elit mereka yang berpikiran rasional dan

pragmatis seperti Fawzi Darwish al-Hussayni dan Sami Taha menjadi korban

pembunuhan atas kehendak arus utama di Palestina yang tidak open minded.

252

Wawancara Pribadi dengan Duta Besar Palestina untuk Republik Indonesia, Fariz al

Mehdawi, Jakarta 4 Juli 2014.

Page 100: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

88

Selain itu, dengan dibentuknya Komite Eksekutif Arab untuk Palestina,

Liga Arab menjadi pihak yang mewakili suara dan kehendak Palestina253

,

sementara mereka kurang memahami aspirasi rakyat Palestina sesungguhnya, dan

malah mendahulukan ambisi politiknya254

. Rashid Khalidi berargumen, apabila

rakyat Palestina mampu menyuarakan suaranya sendiri di saat akhir kekuasaan

Mandat Inggris dan tidak menjadi Subaltern255

, maka mereka pasti mampu

mendirikan negara sendiri256

.

Cara Israel memerdekakan diri pada detik detik yang menentukan, mirip

seperti bangsa Indonesia yang memerdekakan diri saat terjadinya kekosongan

kekuasaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Bangsa Indonesia juga tidak menentang

pembagian wilayah yang kurang adil dalam Perjanjian Linggarjati dan Renville,

sehingga dunia internasional pun menaruh simpati atas kesabaran bangsa

Indonesia, berbeda dalam kasus Palestina yang selalu menolak semua solusi dari

Mandat Inggris maupun PBB sehingga pada akhirnya tidak banyak pihak yang

bersimpati pada mereka257

.

B. Perang Arab-Israel 1948

Pada tanggal 15 Mei 1948, tentara koalisi dari lima negara Arab yaitu

Syria, Jordania, Lebanon dan Irak menyerang Israel, pecahlah Perang Arab-Israel

1948. Invasi ini dilakukan sebagai respon Liga Arab atas Proklamasi

253

Ensiclopedia Britannica. The Islamic World : Religion,History & Future. (London :

Britannica, t.t.),h.165 254

Joseph Nevo. “Arabs in Palestine 1947-1948 : Millitary & Political Activity”. Middle

Eastern Studies. Vol.23 no.1 (Jan 1987),h.3-38 255

Pihak yang lemah dan tak mampu menyuarakan suaranya sendiri 256

Rashid Khalidi. Iron Cage : Palestinian Struggle for Statehood. (Oxford : One World

Publication,2007),h.126 257

Joseph Nevo. “Arabs in Palestine 1947-1948 : Millitary & Political Activity”. Middle

Eastern Studies. Vol.23 no.1 (Jan 1987,h.3-38

Page 101: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

89

Kemerdekaan Israel258

. Perang ini terdiri atas sejumlah pertempuran di kota-kota

serta pedesaan di Palestina yang berlangsung selama setahun dan bisa dianggap

sebagai perang yang sangat menentukan masa depan Palestina. Israel

menggunakan strategi yang digunakannya selama ini yaitu menunggu dan

membiarkan lawan bertindak lebih dulu, kemudian memanfaatkannya untuk

mencapai keunggulan di lapangan.

Jamal al Hussayni, sebagai Perwakilan Komite Arab Tertinggi di

Pengasingan mengirimkan surat kepada Perwakilan PBB bahwa Pasukan yang

dikirimkan oleh para anggota Liga Arab bertujuan untuk membela Hak Rakyat

Palestina sebagai Mayoritas melawan Kolonisasi dari pihak Zionis Yahudi259

.

Pada tanggal 22 Mei 1948, terjadi pertempuran antara Brigade

Alexandroni dari Israeli Defence Force (IDF)260

dan pasukan Arab di kota

Tantura, yang terletak di selatan kota Haifa. Tentara IDF menangkapi para

penduduk sipil Arab dan mengumpulkan 40 orang yang terbukti terlibat dalam

„Pemberontakan Tahun 1936-1939‟ berdasarkan data dari Jewish National Fund.

Para tersangka dibawa kepantai dan dieksekusi oleh tentara IDF. Keesokan

harinya, Tantura berhasil direbut oleh IDF dari tangan pasukan Arab.261

Pada akhir bulan Mei dan awal bulan Juni 1948, Israeli Defence Force

(IDF) mencoba menghentikan laju tentara Mesir lewat „Operation Peleshet‟,

pemboman dari pasukan IDF membuat tentara Mesir tercerai berai. Pada tanggal 6

Juni, dalam Pertempuran di Kibbutz Nitzhamin, dekat kota Ashkelon, divisi

258

Karsh, Efraim. The Arab-Israeli Conflict.The Palestine War 1948.(Oxford : Osprey

Publishing,2002), h.51 259

Surat Jamal al Hussayni untuk Delegasi PBB, Arab Higher Comitte Archive, 24 Mai

1948 260

Sejak berdirinya negara Israel, semua organisasi paramiliter di Israel digabungkan

menjadi Israeli Defence Force (IDF) 261

Muhammad Nimr al-Khatb. “The Tantura Massacre : 22 -23 May 1948”. Journal of

Palestine Studies.vol.30 no.3 (Spring 2001) h.5-18

Page 102: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

90

pasukan Mesir lainnya berhasil mendobrak pertahanan tentara IDF. Kemenangan

ini membuat tentara Mesir berhasil memasuki Gaza dan Beersheba lalu bertemu

dengan tentara yang bergerak Irak yang bergerak menuju kota Betlehem. Namun

gabungan pasukan Arab ini tetap gagal memotong jalur pasukan IDF dari Tel

Aviv ke Jerussalem262

.

Sementara itu, tentara Jordania menghadapi pertempuran yang cukup lama

melawan pasukan IDF, dari tanggal 24 Mei sampai 18 Juli 1948. IDF berupaya

merebut Benteng Latrun yang dikuasai tentara Jordania, karena penting demi

mempertahankan jalur suplai ke Jerussalem. Upaya IDF tersebut tak berhasil dan

mereka harus kehilangan 586 orang tentara, termasuk Jendral Mickey Marcus.

Tentara Jordania menggunakan benteng Latrun untuk memotong jalur Tel Aviv-

Jerussalem sehingga tentara IDF harus memakai rute lain via “Jalur Burma”263

.

Kemenangan ini juga memungkinkan Jendral Glubb Pasha membawa divisi

artileri untuk memasuki Jerussalem dan membombardir kota tersebut dengan

meriam mortir 264

.

Pada tanggal 12-14 Juni, terjadi pertempuran di kota Lydda dan Ramalah.

Tentara IDF yang dipimpin oleh Yigal Alon Feikovitz sebagai Komandan dan

Yitzhak Rabin sebagai wakilnya menggelar „Operasi Danny‟ untuk merebut kota

itu. Sekitar 1000 orang anggota milisi lokal dan 300 tentara Arab berperang

melawan 8000 personil tentara IDF. Korban jiwa yang jatuh sebanyak 450 orang

tentara Arab dan 9–10 orang tentara IDF. Pada hari berikutnya, kedua kota

262

Peter Mansfield, History of Middle East, (Pennsylvania : Pennsylvania State University

press,2004), h.237 263

Salah satu Jalan samping menuju Jerussalem yang dibangun oleh Pasukan IDF pada

saat Perang tahun 1948, adapun pemilihan nama terinspirasi dari jalan bernama sama yang

menghubungkan Myanmar & Burma selama Perang Dunia Kedua 264

Karsh, Efraim. The Arab-Israeli Conflict.The Palestine War 1948. (Oxford : Osprey

Publishing,2002), h.61-62

Page 103: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

91

tersebut dikuasai pasukan IDF sedangkan Penduduk Arab di kedua kota itu

terpaksa meninggalkan rumahnya265

.

Pada tanggal 8 Juli 1948, Tentara Lebanon menghadapi tentara IDF di

Galilea Selatan yang menggelar „Operasi Dekel‟ untuk merebut kota Nazareth.

Dalam perang kali ini, tentara Lebanon tak banyak membantu tentara Arab

Liberation Army (Jaysh al-Inqadh al-Arabi), ditambah lagi ada masalah

kekurangan ransum dan kendala persenjataan serta wabah penyakit, sehingga

Fauzi al-Qawuqji mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Komandan namun

dipaksa untuk kembali oleh pihak Saudi Arabia. Pada tanggal 18 Juli,

pertempuran berakhir dengan kekalahan memalukan pihak Arab dan dikuasainya

seluruh Galilea Selatan oleh IDF266

.

Pada tanggal 15 October 1948, Israeli Defence Force (IDF) melancarkan

Operasi Hiram, yang bertujuan untuk menguasai Galilea Utara. Operasi ini

dipimpin oleh Moshe Carmel. Wilayah Galilea yang luas memang menyulitkan

pergerakan tentara IDF, ditambah pula dengan keberadaan tentara Lebanon yang

menjaga wilayah tersebut. Namun setelah bertempur selama 60 jam, pasukan IDF

berhasil menguasai Galilea Utara, menggiring pasukan Lebanon kembali ke

negaranya, dan menyergap sebuah batalion pasukan Syria. Adapun korban jiwa

yang jatuh dari pihak Arab sebanyak 400 orang267

.

Setelah perang yang berkepanjangan antara pasukan koalisi Arab melawan

IDF, pasukan koalisi Arab ternyata kalah dalam perang tersebut. Pasukan IDF

265

Alon Kadish & Avraham Sela. “Myths & Historiography of the 1948 War Revisited :

The Case of Lydda”. Middle East Journal. Vol.27 no.4 (summer 1998) h.83 266

Matthew Hughes. “Lebanon Armed and the Arab-Israeli War 1948”. Journal of

Palestine Studies. Vol.34 no.2 (Winter 2005),h.24-41 267

Karsh, Efraim. Arab-Israeli Conflict : The Palestine War 1948. (Oxford : Osprey

Publishing,2002), h.68

Page 104: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

92

berhasil memukul mundur tentara koalisi Arab. Kemenangan Israel membuat

mereka menguasai sebagian besar wilayah Mandat Inggris di Palestina. Perang ini

diakhiri dengan deklarasi genjatan senjata dan dibuatlah batas demarkasi wilayah

sementara yang disebut sebagai Garis Hijau268

.

Kekalahan tersebut tak bisa dihindari karena Liga Arab sangat lamban

dalam membuat keputusan mengenai kasus Palestina. Sejak Liga Arab menolak

Resolusi 181, mereka sama sekali tak memahami apa konsekuensi yang akan

muncul dari penolakan tersebut. Liga Arab baru mengirim gabungan tentara

reguler setelah Deklarasi Kemerdekaan Israel, sehingga IDF sudah terlebih dahulu

mempersiapkan diri. Fauzi al-Qawuqji, yang merupakan Komandan Arab

Liberation Army (Jaysh al-Inqadh al-Arabi) juga mengatakan bahwa lemahnya

koordinasi antar negara membuat bingung para Komandan di lapangan269

.

Hal ini seperti yang diutarakan oleh Ahli Strategi Militer Tiongkok, Sun

Bin270

yang mengingatkan bahwa :

“Raja itu ibarat pemanah, komandan ibarat busur dan prajurit ibarat

Panah. Seorang pemanah tak mungkin membidik sasaran dengan tepat,

apabila ia mengarahkan panahnya kearah yang salah, walaupun bagian

depan anak panah itu lebih berat dari bagian belakangnya dan lengan busur

itu menghasilkan daya dorong yang seimbang”.271

268

Nadim Rouhana, "The Intifada and the Palestinians of Israel: Resurrecting the Green

Line", Journal of Palestine Studies, Vol. 19, No. 3 (Spring 1990), h. 58–75 269

Fawzi al-Qawuqji.Memoirs of 1948 Part 1. Journal of Palestine Studies, vol.1 no.4

(Summer 1972), h.28 270

Sun Bin adalah cucu dari Sun Tzu. Ia adalah Penasehat Militer di Negara Qi ketika

Periode Negara-Negara Berperang. ia menulis Buku Strategi Militer berjudul “Sun Bin Bing Fa”

yang merupakan pengembangan dari buku kakeknya yang berjudul “Sun Zi Bing Fa” 271

Wang Xuan Ming. Sun Bin‟s Art of War. (Jakarta : Elex Media Komputindo,1999),

h.167

Page 105: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

93

Kita dapat menafsirkan kata kata Sun Bin itu secara harfiah. Jika seorang

pemimpin membuat keputusan yang tidak tepat, maka kemenangan tidak mungkin

dapat diraih walaupun para tentara disebarkan secara tepat dan para komandan

yang ada dibawahnya melakukan usaha bersama.

Rakyat Arab Palestina tadinya berharap persatuan negara-negara Arab

merupakan penyelamat mereka, karena ketidakmampuan untuk berjuang sendiri

akibat dampak dari kekalahan tahun 1936-1939272

. Kenyataanya, mereka malah

harus menyaksikan pasukan koalisi Arab saling bersaing satu sama lain, saling

curiga-mencurigai, bahkan menyabotase divisi lainnya dengan sengaja273

.

Selain itu, Perang tahun 1948 membuat kita dapat memberikan kesimpulan

akhir mengenai strategi Yahudi ataupun Zionis selama ini. Seperti halnya

Kerusuhan 1929 dan Pemberontakan Arab 1936-1939, mereka selalu sabar dan

membiarkan pihak Arab bergerak lebih dulu. Hanya pada dekade 1940an dan

proses kemerdekaan Israel, pihak Yahudi melakukan gerak cepat. Perjuangan

pihak Arab yang selalu gagal dan berakhir anti-klimaks malah semakin

memperkuat pihak Yahudi. Artinya, pihak Yahudi lebih matang dari pihak Arab

dalam hal strategi dan lebih pandai dalam memanfaatkan peluang.

Hal ini ditekankan juga oleh Duta Besar Palestina untuk Republik

Indonesia, Fariz al Mehdawi : “Kekalahan pada Perang Tahun 1948 disebabkan

karena kita kurang persiapan, terburu-buru dan bersikap emosional”274

.

272

W.F. Abboushi. “The Road to Rebellion Arab Palestine in the 1930‟s”. Journal of

Palestine Studies. Vol.6 no.3 (Spring 1977),h.23-46 273

Adeed Dawisha. Arab Nationalism in the Twentieth Century from Triumph to Despair.

(New Jersey : Princeton University Press,2009), h.130 274

Wawancara Pribadi dengan Duta Besar Palestina untuk Republik Indonesia, Fariz al

Mehdawi, Jakarta 4 Juli 2014.

Page 106: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

94

Dampak lain dari kekalahan pasukan koalisi Arab dalam perang tahun

1948 adalah eksodus rakyat Palestina dari tempat tinggalnya, baik karena

mengungsi untuk menghindari pertempuran ataupun diusir dari rumahnya oleh

pasukan IDF yang sedang melaksanakan „Rencana Dalet‟. Sebanyak 750.000

orang Arab Palestina menjadi pengungsi di Syria, Lebanon dan Jordania.

Peristiwa terusirnya Bangsa Palestina pada hari itu disebut Nakba (Disaster

Day)275

.

Menurut Prof. Issa J Boulata dari Universitas McGill, dalam Peristiwa

Nakba warga Palestina bukan hanya kehilangan harta benda, tanah dan properti

namun juga kehilangan identitas kultural mereka. Budaya Palestina tercabik dan

tanah kelahiran mereka digantikan oleh Negara Israel dan budaya Yahudi, karena

masyarakat Yahudi merasa sudah lebih dulu memiliki akar di tempat itu jauh

sebelum orang Arab Palestina menetap. Hal ini menjadi membekas dalam

memori kolektif setiap individu Palestina276

.

Di sisi lain, Israel mengklaim Bukan hanya rakyat sipil Palestina saja yang

menjadi korban pada tahun 1948, orang orang Yahudi juga banyak yang diusir

secara paksa oleh penduduk Arab. Peristiwa ini mereka sebut sebagai "Jewish

Nakba", mengacu kepada pengusiran etnis Yahudi oleh masyarakat Arab

Palestina, Jurnalis Israel Ben Dror Yemini menulis277

:

“Nakba bukan hanya mengacu pada Terusirnya orang Palestina

pada tahun 1948, namun juga orang Yahudi. Pada tahun yang sama,

275

Michael R Fischbach, The Impact of the 1948 Disaster: The Ways that the Nakba has

Influenced Palestinian History, Paper for the International Symposium “The Transformation of

Palestine: Palestine & Palestinians 60 Years after the „Nakba‟”, Berlin, March 8 and 9, 2010 276

Issa J. Boullata. "The Palestine Nakba: Decolonizing History, Narrating the Subaltern,

Reclaiming Memory." The Middle East Journal ,vol.66, no. 4 (2012),h.747-749 277

Dror Yemini, Ben ,"The Jewish Nakba: Expulsions, Massacres and Forced

Conversions,” dari http://www.nrg.co.il/online/1/ART1/891/209.html, diakses pada tanggal 15

april 2014

Page 107: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

95

sekitar 10.000 orang Yahudi terusir dan meninggalkan Rumah serta

Properti miliknya begitu saja, bahkan banyak yang mati kelaparan di

Perjalanan”.

Memang dalam setiap peperangan, selalu rakyat sipil yang menjadi

korban. Namun penduduk Palestina merasakan dampak yang lebih berat dari

peristiwa Nakba dibanding penduduk Yahudi, karena etnis Yahudi sudah terbiasa

hidup dalam diaspora sedangkan rakyat Palestina baru akan memulainya.

Peristiwa Nakba juga menjadi turning point bagi nasionalisme Palestina, karena

tanah dan properti yang selama ini menjadi alasan perjuangan rakyat Palestina

melawan Pemerintah Mandat Inggris maupun Imigran Yahudi, akhirnya terlepas

dari genggaman mereka.

C. Pengambilalihan Hak-hak Bangsa Palestina oleh Negara Arab Tetangga

Akibat perang tahun 1948, Israel menguasai sebagian besar wilayah

Palestina. Jordania kemudian menduduki wilayah yang dikenal sebagai Tepi

Barat Sungai Jordan termasuk diantaranya Jerussalem Timur, dan beberapa kota

seperti Jericho, Bethlehem, Hebron dan Nablus, sedangkan Jalur Gaza masih tetap

berada dibawah kendali militer Mesir278

.

Pemerintah Mesir mengusulkan agar dibentuk Pemerintahan untuk

Palestina di wilayah-wilayah yang diduduki oleh pasukan Mesir dan pasukan

Jordania, namun Jordania menolak usulan tersebut. Raja Abdullah dari Jordania

lebih memilih untuk menggabungkan wilayah Tepi Barat Sungai Jordan ke dalam

kekuasaannya, langkah ini mengundang protes dari seluruh anggota Liga Arab.

Bahkan Kerajaan Irak yang masih satu wangsa dengan Kerajaan Jordania,

278

Christopher Catherwood. A Brief History of The Middle East : From Abraham to

Arafat. (New York : Carrolf & Graf Publishers,2006), h.194

Page 108: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

96

menentang rencana tersebut. Sementara pihak Jordania mengungkapkan bahwa

rencana unifikasi tersebut bisa saja dibatalkan, dengan syarat, negara Arab lainnya

tak boleh mendukung berdirinya sebuah pemerintahan yang dibuat oleh rakyat

Palestina279

.

Pada tanggal 23 September 1948, Pemerintah Mesir berinisiatif

mendirikan “Pemerintah Seluruh Palestina” (al-Hukumat al-Filastini) di Jalur

Gaza. Amin al-Hussayni didaulat untuk membacakan deklarasi kemerdekaan

Palestina dan dilantik menjadi Presiden, Jerussalem dinyatakan sebagai ibukota

negara Palestina yang baru. Walau demikian, bentuk negara ini terkesan ganjil

karena mengklaim wewenang atas seluruh Palestina namun secara de-facto hanya

berkuasa di Jalur Gaza. Pemerintahan ini juga tak memiliki kekuatan militer, tidak

memiliki mata uang, tidak memiliki administrasi sipil, dan eksistensinya

bergantung pada kebaikan hati Pemerintah Mesir280

.

Menanggapi tindakan Mesir itu, Raja Abdullah memilih melanjutkan

rencana Unification of the Two Banks. Pada tanggal 1 Oktober 1948, Raja

Abdullah mengadakan Konggres Palestina di Ibukota Amman yang dihadiri oleh

perwakilan pengungsi Palestina di Yordania. Dalam Kongres tersebut, Raja

Abdullah mengusulkan agar wilayah Tepi Barat digabungkan dengan

Transjordania, bahkan ia melakukan kunjungan ke desa-desa di Tepi Barat untuk

menggalang dukungan rakyat. Pada tanggal 1 Desember 1948, Konferesi Jericho

menyatakan penggabungan Tepi Barat dengan Kerajaan Jordania atas dalih

279

Adeed Dawisha. Arab Nationalism in the Twentieth Century from Triumph to

Despair. (New Jersey : Princeton University Press,2009), h.131 280

Avi Shlaim. “Rise & Fall of All Palestinian Government in Gaza”.Journal of Palestine

Studies. h.38-53

Page 109: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

97

“Melindungi sisa wilayah Palestina dari ancaman Zionisme”; Raja Abdullah juga

diberikan gelar sebagai “Raja Seluruh Palestina”281

.

Pengakuan negara negara lain terhadap status Palestina juga berbeda-beda.

Mayoritas anggota Liga Arab seperti Mesir, Syria, Lebanon, Iraq, Saudi Arabia,

dan Yaman mengakui “Pemerintahan Seluruh Palestina” yang berkedudukan di

Gaza dan juga mengakui Jerussalem sebagai ibukota Pemerintahan baru tersebut.

Sedangkan Jordania yang menguasai Tepi Barat dan Jerussalem menolak

mengakui “Pemerintahan Seluruh Palestina”, Sementara Amerika Serikat memilih

mengakui aneksasi Jordania atas Tepi Barat dan Jerussalem Timur.

Pada akhirnya, rakyat Palestina menemukan dirinya berada dalam situasi

yang “complicated” akibat peristiwa-peristiwa yang terjadi selama tahun 1948.

Mandat Inggris menyerah terhadap kasus Palestina, Negara Israel berdiri dan

menduduki sebagian besar wilayah Palestina, sementara Mesir dan Jordania

mengambil alih wilayah Palestina yang tersisa, adapun mayoritas rakyat Palestina

terpaksa berdiaspora dan menjadi pengungsi di negara lain282

.

Pengambilalihan hak-hak bangsa Palestina oleh negara-negara Arab

tetangga merupakan sesuatu yang tak terhindarkan karena baik rakyat maupun

elit Palestina membiarkan pihak lain yang berambisi untuk ikut campur dalam

urusan internal bangsanya. Bagaimanapun dalam Politik tidak ada bantuan yang

gratis. Apalagi beberapa negara anggota Liga Arab, baru berdiri sebagai sebuah

negara merdeka, tentu mereka mengincar hegemoni untuk menjadi kekuatan

politik terkuat di Timur Tengah. Kelemahan rakyat dan elit Palestina untuk

281

Mahdi Abdul Hadi. Nakba : Procces of Palestinian Dispossession. (Jerussalem :

Palestinian academic study of international affairs,2008), h. 21 282

Rashid Khalidi. Iron Cage : Palestinian Struggle for Statehood. (Oxford : One World

Publication,2007), h.124

Page 110: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

98

memperjuangkan eksistensi negaranya dengan kekuatan sendiri serta sikap enggan

mereka untuk menolak semua solusi yang ditawarkan Mandat Inggris dan PBB,

dimanfaatkan oleh negara tetangga, seperti Mesir dan Jordania demi memenuhi

hasrat akan supremasi.

Menurut Ibnu Burdah, Dosen Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga :

“Setiap jengkal diwilayah Timur Tengah adalah panggung terbuka

bagi pertarungan antara para anggota Liga Arab yang ambisius. Setiap

kekerasan yang terjadi, bukan tak mungkin merupakan perbuatan salah

satu anggota Liga Arab dari balik layar”283

.

Maka dapat kita simpulkan, bahwa apa yang terjadi di Palestina ketika itu

sampai saat ini pun juga tak terlepas dari perbuatan negara Arab lainnya. Namun,

sekali lagi, hal itu bisa terjadi karena kelengahan rakyat dan elit Palestina yang tak

menjaga dirinya dengan baik dan membiarkan pihak lain yang berambisi untuk

ikut bermain di halaman mereka.

283

Ibnu Burdah. “KTT Liga Arab & Masa Depan Arab”. Kompas. Rabu,2 April 2014. h.7

Page 111: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

99

BAB VI

KESIMPULAN

Pemerintah Mandat Inggris menjanjikan kemerdekaan Palestina, namun

rakyat dan elit Palestina kurang lihai memanfaatkan kesempatan tersebut dengan

baik. Sebenarnya, Kerajaan Inggris tergolong peka dan cepat tanggap akan

aspirasi warga di daerah jajahannya dibanding dengan kekuatan imperialis Eropa

lainnya seperti Kerajaan Belanda atau Imperium Spanyol . Oleh karena itu,

apabila Liga Bangsa Bangsa mempercayakan wilayah Palestina untuk diurus oleh

Inggris, maka Inggris pasti akan berusaha mencarikan jalan tengah untuk

menjembatani antara kepentingan politik mereka dan tuntutan-tuntutan

masyarakat di wilayah tersebut.

Kesempatan untuk mencapai kemerdekaan juga pernah menghinggapi

Indonesia. Walaupun Bangsa Indonesia mengklaim memperjuangkan

kemerdekaan dengan usaha sendiri tanpa bantuan siapapun, tetapi nyatanya kita

berkesempatan untuk merdeka berkat adanya Good will dari pihak Jepang. Bukti

nyatanya adalah dengan berdirinya Dokuritsu Junbi Kosakai (BPUPKI) dan

Dokuritsu Junbi Inkai (PPKI) serta perananan Laksamana Maeda pada saat

penyusunan Text Proklamasi.

Bangsa Arab Palestina kurang memahami upaya-upaya Pemerintah Inggris

tersebut, hal ini dapat dimengerti karena orang Arab Palestina ketika itu masih

tradisional dalam cara berfikir dan bertindak. Sebagai contoh, bagi mereka, orang

kulit putih Inggris dan orang Yahudi dari Eropa yang datang sebagai Imigran

tidak ada bedanya baik dalam perilaku, budaya, maupun gaya hidup sehari-hari.

Page 112: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

100

Pemerintah Mandat Inggris dicap ingkar janji dan inkonsisten oleh bangsa

Palestina. Di satu sisi, harus melaksanakan tugas Liga Bangsa-bangsa untuk

mempersiapkan rakyat Palestina agar siap menerima kemerdekaan. Di sisi lain,

Pemerintah mandat Inggris berjanji untuk tetap mengakomodir kepentingan

Imigran Yahudi yang ingin menetap di Palestina.

Penilaian bangsa Arab Palestina terhadap Mandat Inggris dari Liga

Bangsa-Bangsa yang mengakibatkan gesekan-gesekan, dapat dibandingkan

dengan pengalaman rakyat Indonesia yang menganggap pihak Sekutu bukan

hanya datang untuk melucuti tentara Jepang di Indonesia namun juga untuk

memfasilitasi penjajah Belanda membentuk pemerintahan sipil (NICA) di bekas

wilayah Hindia Belanda. Dalam hal ini, sikap bangsa Palestina dapat dimengerti

oleh bangsa Indonesia karena ada proses yang serupa yang dilalui dalam

perjuangan mencapai kemerdekaan.

Selain masalah diatas, ketidakpercayaan terhadap komitmen pemerintah

Mandat Inggris maupun terhadap perbuatan para imigran Yahudi menciptakan

sejumlah gerakan dan pergolakan. Hal ini terlihat dalam kerusuhan tahun 1929,

Pemberontakan tahun 1936-1939, serta kolaborasi beberapa oknum pemimpin

Palestina dengan Nazi Jerman. Ketiga peristiwa ini berakhir anti-klimaks, karena

bukan hanya gagal namun juga semakin memperkuat posisi kelompok Yahudi.

Hal itu terjadi karena sejak awal, perjuangan bangsa Palestina tidak

terkoordinasi, tidak terencana dan tidak memiliki target yang jelas. Para elit

perkotaan bergerak sendiri, baru kemudian diikuti oleh para petani dimana tujuan

dan obyektivitas mereka berbeda satu sama lain. Di samping itu, di dalam proses

perjuangannya sering terjadi pengkhianatan di dalam tubuh bangsa Arab Palestina

Page 113: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

101

sendiri. Hal itu disebabkan karena kuatnya rasa kebersamaan tiap kabilah dan

suku sehingga terjadi persaingan kepentingan dari tiap suku dan kabilah di

Palestina saat itu.

Hal itu terlihat ketika Raghib al Nasashibi mengkhianati Amin al

Hussayni, dan juga ketika tentara Israel mengusir penduduk Palestina dari tanah

dan rumahnya, tidak ada perlawanan berarti dari penduduk Palestina. Hal ini

disebabkan bukan karena rakyat Palestina tidak homogen, melainkan karena

kurangnya rasa senasib sepenanggungan diantara mereka.

Kejadian ini pun pernah menimpa bangsa Indonesia, dimana para pejuang

bangsa seperti Sultan Hassanudin, Imam Bonjol, Teuku Umar, Tjut Nyak Dien,

dan Pangeran Diponegoro, berperang sendiri-sendiri. Malah apabila kita merujuk

jauh kebelakang, pengkhianatan terdapat juga dalam sejarah kita baik dalam

peperangan Untung Surapati maupun perjuangan Sultan Hasanuddin di Makasaar

dan Sultan Ageng Tirtayasa di Banten.

Berbeda dengan bangsa Arab Palestina, orang orang Yahudi di Palestina

saat itu bersikap lebih sabar dan bersedia menunggu datangnya momentum yang

tepat. Kesabaran ini akhirnya berhasil, dimana pada saat Pemerintah Mandat

Inggris pasca Perang Dunia Kedua, mulai melemah akibat peperangan, serta

rakyat palestina belum pulih akibat kekalahan dalam pemberontakan tahun 1939,

memberikan kesempatan bagi bangsa Yahudi bergerak mengkonsolidasikan diri

untuk membentuk sebuah negara merdeka.

Kelelahan pemerintah Mandat Inggris di Palestina karena sikap bangsa

Arab Palestina yang selalu tidak kooperatif, ditambah adanya proses serah terima

dari Mandat Inggris yang pernah diterima dari Liga Bangsa-Bangsa kepada PBB

Page 114: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

102

yang beru terbentuk, memberikan kesempatan kepada bangsa Yahudi untuk

memproklamirkan kemerdekaan Israel di tanah Palestina.

Kemudahan yang dicapai oleh bangsa Yahudi untuk mendirikan Negara

Israel berbanding terbalik dengan yang diperjuangkan oleh rakyat Palestina.

Melihat kenyataan sejarah yang ada, kemudahan Israel itu disebabkan karena

mereka memanfaatkan kesempatan ketika Inggris dalam posisi yang lemah.

Disamping itu, Pemerintah Amerika menawarkan perwalian untuk Palestina, dan

adanya tatanan dunia baru dengan terbentuknya PBB sebagai kelanjutan Liga

Bangsa-bangsa (LBB) serta kualitas sumber daya manusia bangsa Yahudi waktu

itu setara dengan orang orang Eropa dan Amerika, baik dari segi pendidikan,

pengalaman, taktik-strategi dan diplomasinya.

Hal ini berbeda jauh dengan bangsa Palestina saat itu, dimana masih

sedikit orang orang Palestina yang terdidik baik dalam bidang militer serta

pengobatan. Bangsa Yahudi lebih menguasai medan peperangan dan diplomasi

serta memiliki citra yang lebih baik, karena bersikap loyal pada Pemerintah

Mandat Inggris. Sementara bangsa Palestina tidak mempunyai citra yang baik

karena selalu dianggap sebagai pemberontak dan selalu menolak semua solusi

yang ditawarkan baik oleh Mandat Inggris maupun PBB, sehingga tidak banyak

pihak yang bersimpati pada mereka.

Selain itu, di Palestina tak ada figur pemimpin yang bisa menciptakan

konsep negara yang bisa diterima seluruh lapisan masyarakat. Amin al-Hussayni

memimpin sebuah gerakan perjuangan dalam arti yang parokial, demi

kepentingan dirinya dan elitnya. Karena ketiadaan konsep yang jelas, maka

perjuangan Palestina menjadi tidak padu dan tidak efektif. Selain ketiadaan

Page 115: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

103

konseptor, perjuangan Palestina juga tak memiliki tokoh yang dapat mewujudkan

konsep kenegaraan dalam tatanan real, Sehingga ketika para pemimpin Palestina

diburu dan terpaksa melarikan diri, gerakan perjuangan menjadi berantakan.

Berbeda dengan Indonesia, pada saat perjuangan kemerdekaannya, bangsa

Indonesia memiliki kelompok masyarakat yang sadar akan pentingnya

kemerdekaan, seperti Tentara Pelajar, Tentara Hizbul Wathan dari pesantren dan

Sukarelawan Petani, serta Tentara terlatih eks-Peta. Di samping itu ,bangsa

Indonesia telah memiliki kaum intelektual, baik yang merupakan lulusan luar

negeri, seperti yang bersekolah di Belanda dan Jerman juga intelektual yang

bersekolah di Jakarta, Bandung dan Surabaya. Implikasi dari ketersediaan sumber

daya manusia yang cukup ini merupakan modal dalam perjuangan menuju

kemerdekaan. Di saat para tentara dan rakyat bergerilya di hutan, para diplomat

berjuang di meja perundingan, seperti dalam perjanjian Linggarjati, Renville dan

Konferensi Meja Bundar.

Dalam lingkungan elit Indonesia saat itu, bukan hanya memiliki Bung

Karno sebagai seorang konseptor juga memiliki para tokoh yang mampu

mewujudkan konsep itu. Sebagai contoh, ketika Ibukota Indonesia di Yogyakarta

diduduki Belanda, Sjafrudin Prawiranegara meneruskan perjuangan dengan

membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi dan

Dr.Sudarsono mendirikan cabang dari PDRI di India sehingga perjuangan

berlangsung terus.

Kegagalan Perjuangan Palestina menyebabkan elit dan rakyatnya terpaksa

mengharapkan bantuan dari Liga Arab, namun organisasi ini tidak banyak

memberikan dukungan berarti bagi bangsa Palestina karena Negara-negara

Page 116: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

104

anggota Liga Arab sendiri memiliki agenda yang berbeda-beda. Mereka juga tidak

memiliki tentara yang terlatih dengan baik, sehingga dukungan yang mereka

berikan kepada Palestina dalam peperangan berakhir dengan kegagalan.

Negara-negara Liga Arab dan tentaranya ternyata lebih mementingkan

hasrat politik dan keinginan menguasai daerah Palestina untuk kepentingan

negaranya masing masing sehingga wilayah bangsa Arab Palestina semakin

berkurang, sisa wilayah Palestina yang tidak direbut oleh Israel, diambil oleh

negara Arab yang membantunya.

Berbeda dengan perjuangan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan, kita

harus bersyukur karena situasi dan kondisi negara negara tetangga sekitar

Indonesia tidak memanfaatkan situasi tersebut. Bangsa Indonesia dalam

memperjuangkan kemerdekaannya hanya menghadapi penjajah Belanda dan

sekutunya serta tidak perlu menghadapi negara tetangga yang memiliki niat

terselubung untuk menguasai wilayah Indonesia bagi mereka sendiri, di samping

itu negara negara tetangga saat itu belum merdeka.

Karena itu, penulis menyimpulkan penyebab kenapa Palestina gagal

memerdekakan diri sedangkan Israel berhasil. Antara lain, bangsa Palestina tidak

memanfaatkan kesempatan atau momentum dengan baik, tidak adanya konseptor

yang mampu menciptakan konsep negara yang mampu diterima seluruh lapisan

masyarakat Palestina, kesalahan dalam pemilihan strategi perjuangan, serta

kurang eratnya perasaan senasib sepenanggungan diantara rakyat Palestina.

Page 117: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

105

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Primer

Wawancara :

Wawancara Pribadi dengan Duta Besar Palestina untuk Republik Indonesia, Fariz

al Mehdawi, Jakarta 4 Juli 2014.

Arsip Arab Palestina:

The Black Paper on The Jewish Agency and The Zionist Terrorist : Memorandum

to United Nation delegate. Arab Higher Committee Archive, 12 Maret 1948

The Great Betrayal in United Nation : Memorandum to United Nation delegates.

Arab Higher Committee Archive, Februari 1948

Correspondence between Amin al Hussayni & the Peel Commission in Palestine,

Arab Higher Committee Archive, December 1936.

Surat Jamal al Hussayni untuk Delegasi PBB, Arab Higher Comitte Archive, 24

Mai 1948

Surat Emir Abdullah untuk Komisi Peel, Maret 1937,

http://cojs.org/cojswiki/index.php/Memorandum_from_Amir_Abdullah_to_the_R

oyal_Commission_in_Palestine,_Mar._1937

Deklarasi Amin al Hussayni untuk menyerang Palestina, dari

Israeli defence Force Archive, file number 26/100001/1957

Protokol Alexadria, diakses dari

http://www.mideastweb.org/alexandria.htm

Arsip Pemerintah Mandat Inggris, LBB dan PBB:

Churchill White Paper of 1922 courtesy of the Avalon project dari

http://www.yale.edu/lawweb/avalon/mideast/brwh1922.htm

Covenant of the League of Nations article 22. Courtesy of the Avalon project dari

http://www.yale.edu/lawweb/avalon/leagcov.htm

Page 118: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

106

British Mandate for Palestine, Source : The American Journal of International

Law, Vol.17 no.3 , Suplement : Official Document (July 1923), h.164-171

“The Evian Conference on Refugees”. Bulletin of International News, Vol. 15,

No. 14 (Jul. 16, 1938), h. 16-18

Churchill White Paper of 1922 courtesy of the Avalon project dari

http://www.yale.edu/lawweb/avalon/mideast/brwh1922.htm

British White Paper of 1939, dari

Http;//avalon.law.yale.edu/20th_century/brwh1939.asp

The McMahon Letter, October 24, 1915. dari

http://domino.un.org/UNISPAL.NSF/9a798adbf322aff38525617b006d88d7/eb39

ca1bfead52dd852570c00079484e!OpenDocument

Report of the Royal Palestine Commission 1937, dari

http://domino.un.org/unispal.nsf/0/08e38a718201458b052565700072b358?Open

Document97

Shaw Comission Report 1929, dari

http://unispal.un.org/UNISPAL.NSF/0/59A92104ED00DC468525625B00527FE

A

Hope Simpson Report 1930, dari

http://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/History/hope.html

Sykes-Picot Agreement. May 16 1916, dari

http://domino.un.org/UNISPAl.NSF/3d14c9e5cdaa296d85256cbf005aa3eb/23235

8bacbeb7b55852571100078477c!OpenDocument

The BritishWhite Paper of 1939, dari

http://www.yale.edu/lawweb/avalon/mideast/brwh1939.htm

Termination of the British Mandat of Palestine.The International Law

Quaterly.Vol.2 no.1 (spring 1948),h.57-60

Page 119: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

107

Text Perjanjian Berlin,dari http://www.fordham.edu/halsall/mod/1878berlin.html,

Buku :

Aziz Ayyad, Abdel. Palestine Nationalism & Palestinian. (Jerussalem :

Palestinian academic study of international affairs,1999)

Rory Miller. Britain, Palestine, and Empire: The Mandate Years. (London :

Ashgate Publishing,2010)

Hacohen, David. Time to Tell : An Israeli Life 1898-1984.(New Jersey :

Asscosciate University Press,1985), Hlm.37-38

Hassasian, Manuel. Palestine Factionalism in the National Movement 1919-1939.

(Jerussalem : Palestinian academic study of international affairs,1990)

El-Eini, Roza I.M. (2006).Mandated landscape: British imperial rule in Palestine,

1929–1948. London: Routledge.

Khalidi, Rashid. Iron Cage : Palestinian Struggle for Statehood. (Oxford : One

World Publication,2007)

Motti Goulani, The End of the British Mandate for Palestine, 1948: The Diary of

Sir Henry Gurney, London : Palgrave

Poloner, Joanes. John Poloner‟s Description of the Holy Land.(London : Palestine

Pilgrims' Text Society, 1894)

Surat :

Letter From Pinhas Rutenberg to Colonel Herbert Lehmen

Meyer Greenberg. The Hebron Massacre of 1929 : A Recently Letter of a Survivor

Artikel Koran :

Artikel di Koran Filastin, 28 Januari 1930

Artikel di Koran Filastin, 27 Mei 1936

Artikel di Koran Filastin, 27 Mei 1936

Page 120: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

108

Sumber Sekunder

Buku :

Abdul Hadi, Mahdi. Nakba : Procces of Palestinian Dispossession. (Jerussalem :

Palestinian academic study of international affairs,2008)

Arnon, Noam. Hebron 4000 years and 40 : The Story of The City of Patriarch,

(New York : The Hebron Fund,2009)

Auerbach, Jerold. Hebron Jews: Memory and Conflict in the Land of Israel,

(Maryland : Rowman & Littlefield Publisher,2009)

Baker, Randall. King Hussain & Kingdom of Hejaz. (Cambridge : Oleander Press,

t.t.)

Bosworth, Clifford Edmund. The New Islamic Dynasties. (Edinburgh : Edinburgh

University Press,1996)

Bowyer Bell, John. Terror out of Zion. (New Jersey : Transaction Publishers,

1976

Breitman, Richard. Hitler‟s Shadow : Nazi War Criminals, US Intelligence & the

Cold War. (Washington : National Archive Press,2010

Caplan , Neil. Palestine Jewry and the Arab Question, 1917 – 1925, (London : NJ

F. Cass, 1978.)

Carl Bryant, Chad. Prague in black.. (Massachusets : Harvard University

Press,2007)

Page 121: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

109

Catherwood, Christopher. A Brief History of The Middle East : From Abraham to

Arafat. (New York : Carrolf & Graf Publishers,2006)

Cleveland, William & Burton, Martin . History of Modern Middle East.

(Philadelphia : Westview Press, 2009),h.258

Cohen, Hilel. Army of Shadows : Palestinian Colaboration with Zionism 1917-

1948. (Berkeley : University of California Press,2009)

Coogan, Michael. Stories from Ancient Canaan. (Philadelphia : John Knox

press,1978)

Dawisha, Adeed. Arab Nationalism in the Twentieth Century from Triumph to

Despair. (New Jersey : Princeton University Press,2009)

Dalin, David dan Rothman, John. Icon of Evil: Hitler's Mufti and the Rise of

Radical Islam, (New Jersey : Transaction Publishers,2009)

Deem, James. Kristallnacht: The Nazi Terror That Began the Holocaust.

(Berkeley : Enslow Publishers,2011)

Dimont, Max. Kisah Hidup Bangsa Yahudi (Jakarta : Masaseni,2002)

Finklestein, Louis. The Jews:Their History, Culture, and Religion. (London:

Peter Owen Limited, 1961)

Fromkin, David. A peace to end all peace : the fall of the ottoman empire and the

creation of modern middle east, (New York : Owl Books, t.t.)

Gelvin, James. Divided Loyalties: Nationalism and Mass Politics in Syria at the

Close of Empire. (Berkeley : University of California Press, 1998)

Ghazali Khairi, Ahmad & Bukhari, Amin. Air Mata Palestina. (Jakarta: Hi-Fest,

2009)

Page 122: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

110

Gil, Moshe. History of Palestine : 634-1099. (Cambridge : Cambridge University

Press.1997)

Eban, Abba. My People: History of the Jews Volume II (New Jersey: Berman

House,1979)

Eisenmann, Robert. Islamic Law in Palestine and Israel : A History of the

Survival of Tanzimat and Sharia in the British Mandate & Jewish State. (Leiden :

Ej Brill,1978)

Elpeleg, Zvi. The Grand Mufti Hajj Amin al-Hussayni : Founder of Palestinian

National Movement. (London : Routledge,2003)

Ernest Meyer, Karl and Blair Brysac, Shareen . Kingmakers: The Invention of

the Modern Middle East, (New York : W. W. Norton & Company, 2008)

H.R.H. Prince Ghazi bin Muhammad. The Tribes of Jordan at The Beginning of

20th

Century. (Amman : Ruttab, 1999)

Henry Larcher, Pierre. Larcher's Notes on Herodotus: Historical and Critical

Remarks on the Nine Books of the History of Herodotus, with a Chronological

Table. (Charleston :Nabu Press,2006),

Hilderbrand, Robert. Oaks : The Origins of the united nations and the Search for

Postwar Security (Chapell Hill : University of North Carolina Press, 2001)

Holt, Pm dkk. The Cambridge History of Islam. (Cambrdige : Cambridge

University Press, t.t)

Hughes, Matthew. Allenby & British Strategy in the Middle East 1917-

1919,(London : Taylor & Francis,1999)

Huneidi, Sahar. A Broken Trust: Herbert Samuel, Zionism and the Palestinians

1920–1925, (London and New York, : I.B. Tauris,2001)

Page 123: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

111

Ibrahim Erwan, Darik. To What Extent of Did the Alliance of Ibnu Saud & the

Ikhwan during the 1920‟s Lead to the Achievment of their goals ?. (Massachusets

: Concorde Review.inc,1989)

Isaac, Benjamin & Shahar, Yuval. Judaea Paleastina , Babylon & Rome : Jews in

Antiquity. (Tübingen : Mohr Siebeck,2012)

Karsh, Efraim. Israeli Conflict : The Palestine War 1948. (Oxford : Osprey

Publishing,2002)

Kartodirdjo, Sartono. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah,

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992)

Khouri, Fred. The Arab-Israeli dilemma. (New York: Syracuse University

Press,1974)

Kimmerling, Baruch & Migdal, Joe. The Palestinian People. (Massachusets :

Harvard University Press,2003)

Kleva Kleiberger, Aharon. Aurochtonous Text in the Arabic Dialect of the Jews

in Tiberias. (Wiesbaden : Otto Harasowitz Verlag,2009)

Kolinsky, Martin. Law,Order& Riots in Mandatory Palestine 1929-1935.

(London : St Martin‟s Pres,2010)

Krämer, Gudrun. A History of Palestine: From the Ottoman Conquest to the

Founding of the State of Israel. (New Jersey :Princeton University Press,2008)

Kuncahyono, Trias. Jerusalem: Kesucian, Konflik, dan Pengadilan. (Jakarta :

Penerbit Kompas, 2009)

Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003)

Learsi, Rufus. Israel: A History of the Jewish People, (Ohio: Meridian

Books,1966)

Page 124: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

112

Lenchzowski, George. The Middle East in World Affair. (New York : Cornell

University Press,1952)

Leonard, Stein. The Balfour Declaration. (New York : Simon & Schuster,1961)

Liebreich, Fredd. Britains Naval & Political Reaction to the Jewish Illegal

Immigration to Israel. (London & New York : Routledge,2004)

Malamat, Abraham. Egyptian Decline in Canaan & The Sea Peoples:The Period

of the Judges. (New Bruncwick : Rutgers University Press, 1971),

Mansfield, Peter. History of Middle East, (Pennsylvania : Pennsylvania State

University,2004)

Matthews, Elizabeth. The Israel Palestine Conflict : Pararel Discourse, (London :

Taylor & Francis,2011)

Matthews, Weldon. Confronting an Empire, Constructing a Nation: Arab

nationalists and popular politics in mandate Palestine. (London & New York : I

B Tauris. 2006)

Morse, Chuck. Nazi Connections to Islamic Terorism : Adolf Hitler & Hajj Amin

al-Hussayni, (New York : iUniverse,2003)

Newsinger, John. British Counterinsurgency : From Palestine to Northern

Ireland, (London : Palgrave,2002)

Ovendale, Ritchie. The Middle East since 1940. (London : Longman

Publishing,1992)

Pappe, Ilan. The Ethnic Cleansing of Palestine. (Oxford : One World,2007)

Patek, Arthur. Jewish on Route to Palestine 1934-1944 : History of ALiyah Bet-

Clandestine Immigration. (Krakow : Jagiellonian University,2009)

Patterson, David. A Genealogy of Evil: Anti-Semitism from Nazism to Islamic

Jihad. (Cambridge : Cambridge University Press,2010)

Page 125: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

113

Pearlman,Wendy. Violence, Nonviolence, & the Palestinian National

movement.(Cambridge : Cambridge University Press,2011)

Pipes, Daniel. Greater Syria : The history of Ambition. (New York: Oxford

University Press, 1990)

Platt, Edward. The City of Abraham : History,myth & Memory, a Journey through

Hebron, (London : Pan Macmillan, 2012)

Rengganis, Ratna. Sosok di balik Perang. (Jakarta : Raih Asa Sukses,2013)

Sachar, Howard. The emergence of middle east 1914-1924,(Westminstter : The

Penguin Press, 1969)

Schäfer, Peter. Bar Kokhba War : New Perspectif of Second Jewish Revolt

Against the Roman Empire. (Tübingen : Mohr Siebeck,2003),

Schoenemann, Ralph. Mimpi Buruk Kemanusiaan : Sisi Gelap Zionisme.

(Surabaya : Pustaka Progresif,1998)

Sharfmann, Daphna. Palestine in the Second World War: Strategic Plans and

Political Dilemmas. (Sussex : Sussex Academic Press, 2014)

Siti Maryam dkk, Sejarah Peradaban Islam dari masa Klasik hingga

Modern.(Yogyakarta : Lesfi,2010)

Smith, Charles. Palestine and the Arab-Israeli Conflict. (New York: St. Martin

Press, 1992)

Sonn, Tamara. Islam : A Brief History, (Chichester : Wiley Blachwell,2004)

Swedenburg, Ted. Memories of revolt: the 1936-1939 rebellion and the

Palestinian national past. (Fayetteville: University of Arkansas Press,2003)

Talal, Hasan bin. Tentang Jerussalem. (Jakarta : Incultura Foundation,1980),h.19

Tim Abdi Tandur. Lagi-Lagi tentang Keajaiban-Keajaiaban Dunia. (Jakarta :

Tim Abdi Tandur,2003)

Page 126: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

114

Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi.

(Jakarta; CeQDA, 2007)

Von Klausewits, Karl Phillip Gottlieb. On War. (New Jersey : Princeton

University Press,1976)

Wahhab Said Kayyalli, Abdul. Palestine. A Modern History. London : Croom

Helm,1981

Xuan Ming, Wang. Sun Bin‟s Art of War. (Jakarta : Elex Media

Komputindo,1999)

Zayas, Alfred. Nemesis at Potsdam.(London : Taylor & Francis,1979)

Zeevi, Dror. An Ottoman century : the district of Jerusalem in the 1600s, (Albany:

State University of New York Press, 1996)

Ensiklopedia :

Raana Bookhari & Mohammad Seddon.Ensiklopedia Islam. (Jakarta : Penerbit

Erlangga,2010)

Ensiklopedia Islam. Dinamika Masa Kini. (Jakarta : PT.Ikhtiar Baru van

Hoeve,2002)

Cecil Roth,The Standard Jewish Encyclopedia. (Jerusalem: Madassah Publishing

Company Ltd,1958)

Ensiclopedia Britannica. The Islamic World : Religion,History & Future. (London

: Britannica, t.t)

Jurnal Online :

Abboushi, W.F . “The Road to Rebellion Arab Palestine in the 1930‟s”. Journal of

Palestine Studies. Vol.6 no.3 (Spring 1977),h.23-46

Page 127: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

115

Al-Khatb, Muhammad Nimr. “The Tantura Massacre : 22 -23 May 1948”.

Journal of Palestine Studies.vol.30 no.3 (Spring 2001),h.5-18

Arielli, Nir. “Italian Involvement in the Arab Revolt in Palestine : 1936-1939”.

British Journal of Middle Eastern Studies. Vol.35 no.2 h.187-204

Barnett, Michael. “Bringing in the New World Order: Liberalism, Legitimacy,

and the United Nations”. World Politics, Vol. 49, No. 4 (July 1997),h. 526-551

Bauer, Yehuda. “From Cooperation to Resistance : The Haganah 1936-1948”.

Middle Eastern Studies, vol.2 no.3 (April 1966), h.182-210

Bentwich, Norman. “The Legal System of Palestine under British

Mandate”.Middle East Journal,Vol.2 no.1 (Jan 1948), h.33-46

Boullata, Issa J. "The Palestine Nakba: Decolonizing History, Narrating the

Subaltern, Reclaiming Memory". The Middle East Journal ,vol.66, no. 4

(2012),h.747-749

Bowden, Tom. “Politics of Arab Rebellion in Palestine 1936-1939”. Middle

Eastern Studies.vo.11 no.2 (may 1975) h.147-174

Buehrig, Edward. “UN,US & Palestine”. Middle East Journal. Vol.33 no.4

(Autumn 1979) h.434-453

Cohen, Michael J. “Sir Arthur Wauchope, the Army, and the Rebellion in

Palestine 1936”. Middle Eastern Studies, Vol. 9, No. 1 (Jan., 1973), h. 19-34

Dawn, Ernst. “The Rise of Arabism in Syria”. Middle East Journal, vol.16 no.2

(Spring 1962), h.145-168

Fenwick, C.G .”The Failure of the League of Nations”, The American Journal of

International Law, Vol. 30, No. 3 (Jul., 1936), h. 506-509

Page 128: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

116

Frilling, Tuvia & Troen, Ilan. “Proclaiming Independence : Five Days in May

from David ben Gurion‟s Diary”. Israel Studies.Vol.3 no.1 (Spring 1998). h.196

Gerber, Haim .”Palestine and Other Territorial Concepts in the 17th Century”.

International Journal of Middle East Studies.Vol. 30, No. 4 (Nov., 1998),h.563-

572

Gershoni, Israel. “The Muslim Brotherhood & the Arab Revolt in Palestine 1936-

1939”. Middle Eastern Studies. Vol.22 no.3 (juli 1886) ,h.367-397

Hallbrook, Stephen. “The Alienation of the Homeland : How Palestine Become

Israel”. Journal of Libertarian Studies. Vol.5 no.4 (Autumn 1981), h.1-18

Haron, Miriam Joyce. “Palestine & Anglo American Connection”.Modern

Judaism.Vol.2 no.2 (May 1982),h.199-211

Hughes, Matthew “Lebanon Armed and the Arab-Israeli War 1948”. Journal of

Palestine Studies. Vol.34 no.2 (Winter 2005),h.24-41

Kabbha, Mustafa. “The Palestinian National Movement & its Attitude toward the

Fascist & Nazi Movements 1925- 1945”. Gessischte und Gesselschaft. Vol.37

(spring 2011), h.37–450

Kadish, Alon & Sela, Avraham. “Myths & Historiography of the 1948 War

Revisited : The Case of Lydda”. Middle East Journal. Vol.27 no.4 (summer 1998)

h.83

Khalidi, Walid. “Illegal Jewish Immigration under British Mandate”, Journal of

Palestinian Studies, vol.35, h. 63-69

Khalidi, Walid. "Plan Dalet: master plan for the conquest of Palestine", Journal of

Palestine Studies vol.18 no.1, (November 1961), h. 4-33

Khalidi, Walid. “The Fall of Haifa Revisited”. Journal of Palestine Studies.

Vol.37 no.3 (spring 2008), h.37

Page 129: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

117

Lundsten, Mary Ellen. “Wall Politics : Zionist & Palestinian Strategies in

Jerussalem 1928”. Journal of Palestine Studies. Vol.8 no.1 (Autumn 1979),h.3-27

Mattar, Phillip. “Mufti & Western Wall : The Role of Mufti of Jerussalem in

Political Struggle over the Western Wall 1928-1929”. Middle Eastern Studies.

Vol.19 no 1 (januari 1983). h.114-118

Masalha, Nur. "Faisal's Pan-Arabism, 1921–33". Middle Eastern Studies .(Oct.,

1991),h.679–693.

McTague.Jr, John. “Anglo-French Negotiation over the Boundaries of Palestine

1919-20” Journal of Palestine Studies. Vol.11 no.2 (Winter 1982),h.100-112

Medoff, Rafael. "'The Mufti's Nazi Years Re-examined". The Journal of Israeli

History vol.17 no.3 (Summer 1996),h. 317–333.

Millar, Fergus.”Tranformation of Judaism under Greco-Roman Rule : Response

to Seth Schwartz‟s „Imperialism & Jewish Society”. Oriental Institute

Oxford.Journal of Jewish Studies.Vol.53, no.1 (Spring 2006). h.144

Muslih, Muhammad. “Arab Politics & Rise of Palestinian Nationalism”. Journal

of Palestinie Studies.Vol.16, no.4 (Summer 1987). h.77-94

Nashif, Taysir. “Palestinian Arab & Jewish Leadership in Mandate Period”.

Journal of Palestine Studies. Vol.6 no.4, h.113-121

Nevo, Joseph. “Arabs in Palestine 1947-1948 : Millitary & Political Activity”.

Middle Eastern Studies. Vol.23 no.1 (Jan 1987,h.3-38

Nikosia, Francis. “Arab Nationalism & National-Socialist Germany 1933-1939 :

Ideological & Strategic Incompability”. International Journal of Middle East.

Vol.12 no.3 (Nov 1980) h.351-372

Ottolenghi, Michael. “Harry Truman‟s Recognition of Israel”. The Historical

Journal. Vol.47 no.4 (Dec 2004),h.963

Page 130: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

118

Pape, Ilan. “Haj Amin & Buraq Revolt”, Jerusalem Quarterly File vol.6, no. 18

,h.15

Parsons, Laila. “Soldiering for Arab Nationalism : Fawzi al-Qawuqji in

Palestine”. Journal of Palestine Studies. Vol.36 no.4 (summer 2007), h.33-48

Pedersen, Susan. “The Meaning of Mandat System : An Argumen”. Geschicte und

Gesselschaft. Vol.32 Jahrige, no.4. Sozialpolitik Transnational (Oct-Des 2006).

h.560-582

Rouhana, Nadim. "The Intifada and the Palestinians of Israel: Resurrecting the

Green Line", Journal of Palestine Studies, Vol. 19, No. 3 (Spring 1990), h. 58–75

Rubinstein, Elyakim. “The Declaration of Indepedendence as a Basic Documents

of the State of Israel”. Israel Studies. Vol.3 no.1 (spring 1998), h.183

Shalom, Lappin. “Israel-Palestine : Is There a Case for Bi-Nationalism ?”.

Dissent. Vol.31 no.1, (Winter 2004),ProQuest Sosiology. h.13-17

Shlaim, Avi. “Rise & Fall of All Palestinian Government in Gaza” .Journal of

Palestine Studies. h.38-53

Swedenburg, Ted. “Al-Qassam Remembered”. Journal of Comparative Poetics.

No.7 (spring 1987) h.7-24

Artikel Surat Kabar :

Ibnu Burdah. “KTT Liga Arab & Masa Depan Arab”. Artikel Opini di Koran

Kompas. Rabu,2 April 2014. h.7

Trias Kuncahyono. “Liga Arab : Membaca Cerita Lama”. Kompas. Minggu,30

Maret 2014. h.9

Makalah Seminar :

Page 131: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

119

Simo Parpola. “National & Ethnic Identity in Neo-Assyrian Empire & Assyrian

identity of Post-Empire Times”.. Paper for the International Symposium

“Ethnicity in Ancient Mesopotamia‟”, University of Helsinki

Michael R Fischbach, “The Impact of the 1948 Disaster: The Ways that the Nakba

has Influenced Palestinian History”, Paper for the International Symposium “The

Transformation of Palestine: Palestine & Palestinians 60 Years after the

„Nakba‟”, Berlin, March 8 and 9, 2010

Artikel Internet:

Sakal, Moshe. The real point of no return in the Jewish-Arab conflict, dari

http://www.haaretz.com/weekend/week-s-end/.premium-1.566793. Diakses pada

10 Mei 2014

Dror Yemini, Ben ,The Jewish Nakba: Expulsions, Massacres and Forced

Conversions, dari http://www.nrg.co.il/online/1/ART1/891/209.html, diakses pada

tanggal 15 april 2014

Page 132: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

120

Lampiran & Gambar-gambar :

Hanafi Wibowo, bersama Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz al Mehdawi

di kedutaan Besar Palestina di Jakarta.

Page 133: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

121

Wilayah Palestina ketika era Turki Usmani, dimana Palestina bukanlah sebuah

entitas politik ketika itu, melainkan bagian dari Vilayet Syria.

Sumber : Mahdi Abdul Hadi. Nakba : Procces of Palestinian Dispossession.

(Jerussalem : Palestinian academic study of international affairs,2008)

Page 134: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

122

Lukisan Tembok Ratapan, Karya Gustaf Bauernfeind

Sumber :

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/ec/The_Wailing_Wall_

by_Bauernfeind.jpeg/320px-The_Wailing_Wall_by_Bauernfeind.jpeg

Page 135: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

123

Sumber : www.passia.org/palestine_facts/MAPS/1923-1948-britishmandate.html

Page 136: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

124

Peta Persebaran daerah di Palestina pada era Mandat Inggris,1931

Sumber : Fragmenting Palestine : Formulas for Partition since British Mandate,

Jerussalem : Passia.

Page 137: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

125

Para Anggota Komite Arab Tertinggi

Sumber :

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/f4/Arab_Higher_Committee1b.

jpgPara Tokoh Perjuangan Palestina

Sumber : en.wikipedia.org ditambah editan sendiri

Kedatangan Sir Herbert Samuel di Pelabuhan Jaffa pada tanggal 27 Maret 1920

Page 138: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

126

Sumber : Fragmenting Palestine : Formulas for Partition since British Mandate,

Jerussalem : Passia.

Sir Herbert Samuel & Para Patriach Ortodox di Jerussalem

Sumber : en.wikipedia.org

Para anggota Komisi Peel

Page 139: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

127

Sumber : Fragmenting Palestine : Formulas for Partition since British Mandate,

Jerussalem : Passia.

Para Tentara & Pejabat Inggris meninggalkan Palestina pada tanggal 14 Mei 1948

Sumber : Fragmenting Palestine : Formulas for Partition since British Mandate,

Jerussalem : Passia.

Page 140: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

128

Kapal Patria tenggelam di Pelabuhan Haifa

Sumber :

http://www.consciousevolution.com/metamorphosis/0303/grfx/patria.jpg

Para anggota Arab Liberaton Army

Sumber : Mahdi Abdul Hadi. Nakba : Procces of Palestinian Dispossession.

(Jerussalem : Palestinian academic study of international affairs,2008),

Page 141: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

129

Rencana Pembagian Palestina menurut Peel Comission

Page 142: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

130

http://www.palestineremembered.com/Acre/Maps/Story579.htm

Pengerahan pasukan Arab pada Perang tahun 1948

Page 143: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

131

Sumber : Mahdi Abdul Hadi. Nakba : Procces of Palestinian Dispossession.

(Jerussalem : Palestinian academic study of international affairs,2008),

Page 144: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

132

Konfrensi Jerico pada 1 Desember 1948, Unifikasi antara Tepi Barat & Jordania.

Raja Abdullah dinyatakan sebagai Raja Seluruh Palestina.

Sumber : Mahdi Abdul Hadi. Nakba : Procces of Palestinian Dispossession.

(Jerussalem : Palestinian academic study of international affairs,2008),

Amin al Hussayni membentuk Pemerintahan Seluruh Palestina di Gaza.pada 23

September 1948

Sumber : Mahdi Abdul Hadi. Nakba : Procces of Palestinian Dispossession.

(Jerussalem : Palestinian academic study of international affairs,2008)

Page 145: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

133

Tentara Arab yang ikut serta dalam Pemberontakan 1936-1939

Sumber :

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/d9/Palest_against_british.gif

Para Anggota Shaw Comission

Sumber :

www.upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/11/Shaw_Commission.t

if/lossy-page1-800px-Shaw_Commission.tif.jpg

Page 146: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

134

Kepemilikan Tanah di Palestina pada Era Mandat Inggris

Sumber :

http://unispal.un.org/unispal.nsf/0/a73996728ba8b94785256d560060cd1a?OpenD

ocument

Page 147: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

135

Para Komisaris Besar Mandat Inggris :

Sumber : en.wikipedia.org ditambah editan sendiri

Bendera Mandat Inggris di Palestina

Sumber : en.wikipedia.org

Page 148: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

136

Segel Mandat Inggris di Palestina

Sumber : en.wikipedia.org

Page 149: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

137

Demonstrasi Penduduk Yahudi menentang British White Paper 1939 yang dinilai

memihak kepentingan masyarakat Arab Palestina

Sumber : en.wikipedia.org

Kapal Perang HMS Malaya yang digunakan Tentara Inggris untuk

menghancurkan rumah rumah penduduk Palestina

Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/59/HMS_Malaya.jpg

Page 150: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

138

T.E Lawrence, Sir Herbert Samuel & Emir Abdullah, di Amman tahun 1921

Sumber : en.wikipedia.org

Page 151: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

139

Deklarasi Amin al-Hussayni untuk menyerang Palestina

Sumber : Israeli defence Force Archive, file number 26/100001/1957

Page 152: MANDAT LIGA BANGSA-BANGSA : KEGAGALAN PALESTINA …

140