Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia tidak selalu terlahir sempurna, kadang tuhan m cobaan kepada umat manusia melalui berbagai cara. Salah satunya adalah kek fisik, kekurangan fisik yang dimiliki seseorang beragam ada yang memilikin lahir ada pula terjadi karenakecelakaan. Jenis-jenis kekurangan fisik seperti tunanetra, tuna rungu wicara, tuna daksa, tuna grahita, dll tidak membuat menjadicacat seutuhnya karenadibalik kekurangan yang mereka miliki pasti memiliki kelebihan yang tidak dimiliki manusia normal pada umumnya. Untuk itu peran Sekolah Luar Biasa dalam mewujudkan endidika Biasa sangat penting, sehingga mereka yang berkebutuhan khusus dalam melat mengembangkan bakat mereka.endidikan luarbiasamerupakan cabang dari pendidikan umum, sebagaimana disiplin ilmu pendidikan lainnya. !lmu luar biasa telah berkembang secara pesat, hal itu dikarenakan kesadaran ma akan pentingnya pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus sudah meningkat. ada dasarnya pendidikan luar biasa untuk anak berkebutuhan khusus sa dengan pendidikan anak-anak normal pada umumnya. pendidikan luar biasa tid hanya diperuntukkan bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus saja, tetapi j ditujukan untuk anak-anak normal lainnya melalui sistem layanan pendidikan "eskipunpendidikan luar biasa bagi anak berkebutuhan khusus hampir sama de anak normal, namun pada praktiknya diperlukan keahlian khusus dalam mendid mengajarkan nilai-nilai moral serta keterampilan bagi mereka. #nak berkebu khusus memiliki jenis yang berbeda-beda, serta setiap jenis tersebut masih kedalam beberapa kelompok oleh karena itu diperlukan keahlian khusus untuk mengajarkan dan mendidikmereka danjugaketelatetan serta kasihsayang dpat membuat anak berkebutuhan khusus dalam lebih berkembang. $amun permasalahannya sekarang banyak sekali orang tua yang kurang peduli terhadap anak berkebutuhan khusus."isalnyadalam hal pendidikan, Page 1
21

Manajemen SLB

Oct 06, 2015

Download

Documents

Linamalinda

membahas mengenai penanganan manajemen sekolah di sekolah luar biasa.karena kita tahu bahwa anak berkebutusan khusus memerlukan penanganan manajemen yang khusu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSetiap manusia tidak selalu terlahir sempurna, kadang tuhan memberikan cobaan kepada umat manusia melalui berbagai cara. Salah satunya adalah kekurangan fisik, kekurangan fisik yang dimiliki seseorang beragam ada yang memilikinya sejak lahir ada pula terjadi karena kecelakaan. Jenis-jenis kekurangan fisik seperti tunanetra, tuna rungu wicara, tuna daksa, tuna grahita, dll tidak membuat seseorang menjadi cacat seutuhnya karena dibalik kekurangan yang mereka miliki pasti memiliki kelebihan yang tidak dimiliki manusia normal pada umumnya.Untuk itu peran Sekolah Luar Biasa dalam mewujudkan Pendidikan Luar Biasa sangat penting, sehingga mereka yang berkebutuhan khusus dalam melatih dan mengembangkan bakat mereka. Pendidikan luar biasa merupakan cabang dari pendidikan umum, sebagaimana disiplin ilmu pendidikan lainnya. Ilmu pendidikan luar biasa telah berkembang secara pesat, hal itu dikarenakan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus sudah meningkat.Pada dasarnya pendidikan luar biasa untuk anak berkebutuhan khusus sama dengan pendidikan anak-anak normal pada umumnya. pendidikan luar biasa tidak hanya diperuntukkan bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus saja, tetapi juga dapat ditujukan untuk anak-anak normal lainnya melalui sistem layanan pendidikan inklusif. Meskipunpendidikan luar biasa bagi anak berkebutuhan khusus hampir sama dengan anak normal, namun pada praktiknya diperlukan keahlian khusus dalam mendidik dan mengajarkan nilai-nilai moral serta keterampilan bagi mereka. Anak berkebutuhan khusus memiliki jenis yang berbeda-beda, serta setiap jenis tersebut masih dibagi lagi kedalam beberapa kelompok oleh karena itu diperlukan keahlian khusus untuk mengajarkan dan mendidik mereka danjuga ketelatetan serta kasihsayang dpat membuat anak berkebutuhan khusus dalam lebih berkembang.Namun permasalahannya sekarang banyak sekali orang tua yang kurang peduli terhadap anak berkebutuhan khusus. Misalnya dalam hal pendidikan, kebanyakan para orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus cenderung tidak memasukan mereka dibangku sekolah karena dianggap mereka tidak mampu dan mereka berbeda dengan yang lain. Maka dari itu diperlukan adanya kerjasama antara pihak lembaga dengan orang tua siswa bahwa kekurangan yang mereka miliki tidak menjadi penghambat mereka dalam manjalani bangku sekolah, anak berkebutuhan khusus hanya memerlukan sedikit sistem yang berbeda dengan sekolah anak normal lainnya. Karena mereka anak yang berbakat dan mampu berprestasi seperti anak normal lainnya dengan kekurangan yang mereka miliki.B. Rumusan Masalah Apa yang dimaksud dengan Pendidikan Luar Biasa/SLB?Bagaimana pelaksanaan manajemen serta proses pendidikan di SLB Negeri Jepara?Bagaimana proses pelayanan dan manajemen pendidikan terhadap Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Negeri Jepara?C. Tujuan Observasi ini memiliki tujuan sebagai berikut:1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sekolah Semester ganjil.2. Untuk mengetahui pengertian Pendidikan Luar Biasa. 3. Untuk mengetahui pelaksanaan manajemen serta proses pendidikan di SLB Negeri Jepara.4. Untuk mengetahui proses pelayanan dan manajemen pendidikan terhadap Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Negeri Jepara.

BAB IIMETODE OBSERVASI

A. Metode ObservasiPada tanggal 3 Oktober 2014 saya melakukan observasi di SLB Negeri Jepara, saya melakukan observasi pukul 08.00-10.30 WIB. Dalam observasi ini metode yang digunakan adalah wawancara dan pengamatan langsung di SLB Negeri Jepara. Di SLB Negeri Jepara saya melakukan observasi bersama Bapak Wasib selaku Sie Humas SLB Negeri Jepara yang dibantu oleh guru-guru lainnya di SLB Negeri Jepara. Disana saya melakukan wawancara bersama Bapak Wasib dan mengajukan beberapa pertanyaan sehubungan dengan SLB Negeri Jepara. Beberapa pertanyaan yang saya ajukan kepada Bapak Wasib berhubungan dengan manajemen SLB Negeri Jepara baik itu manajemen kurikulum, manajemen peserta didik, manajemen anggaran/biaya pendidikan, manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat dan manajemen layanan khusus.Setelah melakukan wawancara dengan bapak Wasib saya berkeliling sekolah untuk mengetahui berbagai kegiatan disekolah tersebut, disana saya juga berkenalan dengan beberapa siswa siswi SLB Negeri Jepara. Dari kegiatan pengamatan langsung ini saya bisa lebih mengenal para siswa siswi SLB Negeri Jepara dan ternyata para siswa siswi SLB Negeri Jepara ini selain ramah dan ceria mereka juga memliki segudang prestasi khususnya di bidang seni yang akan dibahas lebih lanjut di bab IV.

BAB IIIPROFIL SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI JEPARA

A. Visi, Misi dan Tujuan Sekolaha. Visi SLB Negeri JeparaTerlayaninya anak berkebutuhan khusus agar beriman, dapat mengembangkan potensi diri, pengetahuan, trampil, dan mandiri.b. Misi SLB Negeri Jepara Memberi layanan terapi yang diperlukan sesuai dengan kondisi siswa Mengembangkan potensi siswa dibidang seni dan olah raga Membimbing siswa agar dapat melaksanakan ajaran agama, etika dan norma yang berlaku dimasyarakat Membimbing siswa agar dapat memiliki pengetahuan melalui pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan Membimbing siswa agar memiliki keterampilan kerja sesuai bakat dan minat Membimbing siswa agar memiliki kecakapan hidup

c. Tujuan SLB Negeri JeparaMemberi layanan pendidikan, terapi, keterampilan kerja dan kecakapan hidup anak berkebutuhan khusus agar dapat hidup mandiri, berguna bagi bangsa dan negara.

B. Profil SLB Negeri Jeparaa. Latar Belakang SLB Negeri JeparaSLB Negeri Jepara semula berasal dari SDLB Negeri RMP.Sosrokartono. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan pihak sekolah mengajukan usulan kepada pemerintah agar status SDLB ditingkatkan menjadi SLB. Hal ini dilakukan untuk mendukung progam wajib belajar 9 tahun khususnya bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Kabupaten JeparaProposal yang diajukan sekolah disetujui pemerintah Kabupaten Jepara dan seterusnya ditindaklanjuti pembangunan Unit Sekolah Baru berupa pembangunan gedung sekolah, ruang ketrampilan, kantor dan shoorom lengkap dengan mebelair.Setelah pembangunan selesai Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah menerbitkan Surat Keputusan Operasional penyelenggaraan pendidikan nomor :421.8/24687 tanggal 25 Juni 2007 tentang alih status SDLB Negeri RMP.Sosrokartono menjadi SLB Negeri Jepara.Dengan terbitnya keputusan tersebut SLB Negeri Jepara diberi kewenangan menyelenggarakan pendidikan TKLB,SDLB,SMPLB dan SMALB untuk jenis ketunaan; Tuna Netra, Tuna Rungu, Tuna Grahita, Tuna Daksa dan Autis.

b. KedudukanSLB Negeri Jepara adalah lembaga pendidikan khusus yang menangani Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Kabupaten Jepara dan terbuka bagi anak dari wilayah lain baik dalam maupun luar Negeri. SLB Negeri Jepara merupakan sentra Pendidikan Khusus (PK) dan Pendidikan Layanan Khusus (PLK) dan satu satunya di kabupaten Jepara dibawah pembinaan dan pengawasan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Jepara.

c. TugasSLB Negeri Jepara mempunyai tugas melaksanakan dan melayani pendidikan formal agi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Sebagai tugas tambahan memberikan Pendidikan Layanan Khusus bagi anak di wilayah terpencil, korban bencana alam, dan sosial. Selain itu juga sebagai Pembina sekolah inklusi di Kabupaten Jepara.

d. FungsiSLB Negeri Jepara diberi tugas dan kewenangan untuk menyelenggarakan pendidikan bagi anak Berkebutuhan Khusus (ABK) mulai dari jenjang TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB untuk berbagai jenis ketunaan, yaitu:1. Tuna Netra2. Tuna Rungu3. Tuna Grahita4. Tuna Daksa5. Tuna Ganda6. Anak Autis

BAB IVLANDASAN TEORI

A. Pengertian Anak Berkebutuhan KhususAnak yang berkebutuhan khusus secara umum dikenal masyarakat umum sebagai anak luar biasa. Maka terlebih dahulu dibahas tentang hakekat anak luar biasa. Dalam percakapan sehari-hari orang yang dijuluki sebagai orang luar biasa ialah mereka yang memiliki kelebihan yang luar biasa, misalnya orang terkenal karena memiliki kemampuan intelektual yang luar biasa, memiliki kreativitas yang tinggi dalam melahirkan suatu temuan-temuan yang luar biasa di bidang IPTEK, religius, dan bidang-bidang kehidupan lainnya. Dalam dunia pendidikan, kata luar biasa juga merupakan julukan atau sebutan bagi mereka yang memiliki kekurangan atau mengalami berbagai kelainan dan penyimpangan yang tidak dialami orang normal pada umumnya. Kelainan atau kekurangan yang dimiliki oleh mereka ynga disebut luar biasa dapat berupa kelainan dari segi fisik, psikis, sosial dan moral. Anak berkebutuhan khusus (dulu disebut sebagai anak luar biasa) didefinisikan sebagai anak yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk mengembangkan potensi kemanusiaan mereka secara sempurna. ( Hallahan dan Kauffman, 1986 dalam Abdul Hadis, 2006 : 5-6). Anak luar biasa disebut anak yang berkebutuhan khusus, karena dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, anak ini membutuhkan bantuan, layanan pendidikan, layang sosial, layanan bimbingan konseling, dan berbagai jenis layanan lainnya yang bersifat khusus.Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.B. Jenis Anak Berkebutuhan KhususIstilah luar biasa yang sering digunakan dalam pendidikan mempunyai pengertian lebih luas dari pada cacat (istilah cacat lebih banyak digunakan dalam tujuan-tujuan sosial dan kesehatan). Penyimpangan anak luar biasa dapat bersifat keterlambatan (negatif) dari yang normal, dapat pula lebih cepat (positif). Dengan demikian, dalam pengertian anak luar biasa akan tercakup kelainan-kelainan seperti berbakat berkesulitan belajar, tunadaksa, tunalaras, dan lainnya. Jenis-jenis Anak Luar Biasa adalah sebagai berikut:a) Tunanetra adalah anak yang mengalami gangguan daya penglihatan,berupa kebutaan menyeluruh atau sebagian, walaupun telah diberi bantuan dengan alat bantu masih tetap membutuhkan pelayanan pendidikan khusus. Tunanetra dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu:buta total(Blind) danlow vision. Prinsip pembelajaran yang harus diperhatikan dalam memberikan pengajaran kepada individu tunanetra adalah media yang digunakan harus bersifattaktualdanbersuara, contohnya adalah penggunaantulisan braille, gambar timbul, benda model dan benda nyata. sedangkan media yang bersuara adalahtape recorderdan peranti lunakJAWS. Untuk membantu tunanetra beraktivitas di sekolah luar biasa mereka belajar mengenaiOrientasi dan Mobilitas. Orientasi dan Mobilitas diantaranya mempelajari bagaimana tunanetra mengetahui tempat dan arah serta bagaimana menggunakantongkat putih(tongkat khusus tunanetra yang terbuat dari alumunium).b) Tunarungu adalah anak yang mengalami gangguan kehilangan kemampuan pendengaran menyeluruh atau sebagian, telah diberi bantuan dengan alat bantu masih tetap membutuhkan pelayanan pendidikan khusus. Klasifikasi tunarungu berdasarkan tingkat gangguan pendengaran adalah:1. Gangguan pendengaran sangat ringan(27-40dB),2. Gangguan pendengaran ringan(41-55dB),3. Gangguan pendengaran sedang(56-70dB),4. Gangguan pendengaran berat(71-90dB),5. Gangguan pendengaran ekstrem/tuli(di atas 91dB).Karena memiliki hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara sehingga mereka biasa disebuttunawicara. Cara berkomunikasi dengan individu menggunakanbahasa isyarat, untuk abjad jari telah dipatenkan secara internasional sedangkan untuk isyarat bahasa berbeda-beda di setiap negara. saat ini dibeberapa sekolah sedang dikembangkankomunikasi totalyaitu cara berkomunikasi dengan melibatkan bahasa verbal, bahasa isyarat dan bahasa tubuh. Individu tunarungu cenderung kesulitan dalam memahami konsep dari sesuatu yang abstrak.c) Tunagrahita adalah anak yang mengalami hambatan dan keterlambatan dan perkembangan mental disertai ketidakmampuan untuk belajar dan untuk menyesuaikan diri sedemikian rupa sehingga membutuhkan pelayanan pendidikan khusus. Klasifikasi tunagrahita berdasarkan pada tingkatanIQ.1. Tunagrahita ringan (IQ: 51-70),2. Tunagrahita sedang (IQ: 36-51),3. Tunagrahita berat (IQ: 20-35),4. Tunagrahita sangat berat (IQ dibawah 20).Pembelajaran bagi individu tunagrahita lebih di titik beratkan pada kemampuanbina diridansosialisasi.d) Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainanneuro-muskulardan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy,amputasi,polio, danlumpuh. Tingkat gangguan pada tunadaksa adalah ringan yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitasfisiktetap masih dapat ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan motorik dan mengalami gangguan koordinasi sensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik.e) Tunalaras adalah anak yang mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dan bertingkah laku tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat pada umumnya sehingga membutuhkan pelayanan pendidikan khusus.f) Anak berbakat adalah anak yang memiliki kemampuan unggul dan menunjukkan prestasi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang lainnya yang seusia, sehingga membutuhkan pelayanan pendidikan khusus.g) Tunaganda adalah anak yang mempunyai kelamin lebih dari satu jenis kelamin seperti anak tunagrapita disertai gangguan pendengaran, dsb sehingga membutuhkan pelayanan pendidikan khusus.h) Anak berkesulitan belajar ialah anak yang meraih prestasi belajar lebih rendah dari kemampuan kecerdasannya, terutama dalam bidang pelajaran membaca, menulis dan menghitung.i) Anak autisme adalah anak yang mengalami hambatan dalam proses interaksi sosial, komunikasi, perilaku dan bahasa.j) Anak gangguan konsentrasi dari perhatian (ADD/H: Attention Deficit Disorders/Hyperactivity) ialah anak yang tidak mampu memusatkan perhatian pada objek, tugas atau informasi yang dilihat dan didengar, serta mudah terangsang oleh stimulasi dari luar.

C. Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan KhususIntegrasi antar jenjang dalam bentuk Sekolah Luar Biasa (SLB) satu atap, yakni satu lembaga penyelenggara mengelola jenjang TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB dengan seorang Kepala Sekolah. Sedangkan Integrasi antar jenis kelainan, maka dalam satu jenjang pendidikan khusus diselenggarakan layanan pendidikan bagi beberapa jenis ketunaan. Bentuknya terdiri dari TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB masing-masing sebagai satuan pendidikan yang berdiri sendiri masing-masing dengan seorang kepala sekolah.Altenatif layanan yang paling baik untuk kepentingan mutu layanan adalah INTEGRASI ANTAR JENIS. Keuntungan bagi penyelenggara (sekolah) dapat memberikan layanan yang tervokus sesuai kebutuhan anak seirama perkembangan psikologis anak. Keuntungan bagi anak, anak menerima layanan sesuai kebutuhan yang sebenarnya karena sekolah mampu membedakan perlakuan karena memiliki fokus atas dasar kepentingan anak pada jenjang TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB.Penyelenggaran pendidikan khusus saat ini masih banyak yang menggunakan Integrasi antar jenjang (satu atap) bahkan digabung juga dengan integrasi antar jenis. Pola ini hanya didasarkan pada effisiensi ekonomi padahal sebenarnya sangat merugikan anak karena dalam prakteknya seorang guru yang mengajar di SDLB juga mengajar di SMPLB dan SMALB. Jadi perlakuan yang diberikan kadang sama antara kepada siswa SDLB, SMPLB dan SMALB. Secara kualitas materi pelajaran juga kurang berkualitas apalagi secara psikologis karena tidak menghargai perbedaan karakteristik rentang usia. Adapun bentuk satuan pendidikan / lembaga sesuai dengan kekhususannya di Indonesia dikenal SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita, SLB bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB bagian G untuk cacat ganda.

D. Cara Menangani Anak Berkebutuhan Khusus1. Bagi orang tua, mereka akan berusaha setengah mati untuk memahami kondisi anak dan memikirkan cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan mereka. Orang tua harus bisa mempercayai pengajar dan merasa yakin bahwa mereka, sebagai orang tua, akan diijinkan untuk terlibat dan kemajuan anak selama prasekolah.2. Bagi para pengajar, langkah-langkah yang akan mereka lakukan adalah :a) Menjalin kerjasama dengan orang tua, kerjasama antara pengajar dengan orang tua sangat penting untuk mengetahui kebutuhan pembelajaran anak dan memastikan adannya respons cepat pada setiap kesulitan. Oramg tua dan keluarga merupakan tempat paling nyaman untuk anak, dan pengajar harus mendukung hubungan penting ini dengan cara saling berbagi informasi dan menawarkan dukungan pembelajaran di rumah.b) Menjalin kerjasama dengan pihak lain, pengajar perlu bekerja sama dengan pengajar dari pihak lain misalnya dinas kesehatan masyarakat lokal, atau tempat anak tersebut dilindungi oleh Pemerintah Lokal, untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan serta menggunakan pengetahuan dan saran mereka guna memeberikan perlindungan sosial kepada anak melalui kesempatan dan lingkungan belajar terbaik untuk anak.c) Memberikan kesetaraan kesempatan, penyedia layanan pendidikan bertanggungjawab menjamin sikap positif terhadap perbedaan dan keragaman, tidak hanya supaya setiap anak bisa bergabung dan tidak dirugikan, namun juga supaya mereka belajar sejak dini untuk menghargai keragaman yang dimiliki orang lain dan tumbuh dengan memberikan sumbangan positif untuk masyarakat.(Chris Dukes dan Maggie Smith,2009:3-6).Salah satu kegiatan yang memiliki peranan penting dalam kegiatan pendidikan anak usia dini adalah kegiatan bimbingan. Kegiatan bimbingan bagi anak dapat dijadikan sebagai salah satu cara membantu guru dalam memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar anak secara berkesinambungan sehingga dapat memberikan umpan balik bagi guru dalam menyempurnakan proses pembelajaran.

BAB IVPEMBAHASAN

A. Manajemen KurikulumIstilah kurikulum berasal dari bahasa latin Curiculumberarti a running course, orrace course, especially a chariot race coursedan dalam bahasa Prancis courseberarti berlari. Kemudian digunakan dalam bidang pendidikan yakni sejumlah course atau mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai sesuatu ijazah. Manajemen kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan sungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinue terhadap situasi belajar secara efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.Di SLB Negeri Jepara manajemen kurikulum yang digunakan sudah bagus. SLB Negeri Jepara adalah salah satu sekolah satu atap, karena SLB Negeri Jepara terdiri dari SDLB, SMPLB dan SMALB. Setiap jenjang pendidikan terdiri dari 4 kelompok kelas anak berkebutuhan khusus yaitu Tunanetra ( Kategori A), Tunarungu Wicara (Kategori B), Tunagrahita (Kategori C) dan Austis. Sedangkan jumlah pengajar di SLB Negeri Jepara ada 41 orang guru yang dibagi dalam 3 jenjang dan 4 kelompok kelas anak kebutuhan khusus.Untuk masing-masing jenjang dalam satu kelas maksimal hanya bisa diisi oleh 8 orang siswa saja. Di SLB Negeri Jepara ada 4 kelas Tunanetra, 7 kelas Tunarungu Wicara, 16 kelas Tunagrahita dan 1 kelas Austis, sehingga seluruhnya ada 28 kelas yang dibagi dalam 3 jenjang yaitu SDLB, SMPLB dan SMALB. Jam masuk di SLB Negeri Jepara adalah 07.30 wib, hal itu karena kebanyakan siswa memiliki jarak tempuh yang lumayan jauh. SDLB kelas 1 dan 2 pulang jam 10.30 wib, dan untuk kelas 3, 4, 5 dan 6 pulang jam 11.30 wib. Sedangkan SMPLB dan SMALB berangkat jam 07.30 wib dan pilang jam 13.00 wib.

Proses pengajaran di SLB Negeri Jepara tentu sangat berbeda dengan sekolah normal lainnya, salah satu alasannya adalah adanya 4 kategori anak berkebutuhan khusus. Sehingga pengajaran disini disesuaikan dengan kebutuhan para peserta didik ini. Berikut proses pengajaran di SLB Negeri Jepara yang membedakan dengan sekolah pada umumnya:1. Tunanetra (Kategori A)Sama seperti sekolah SLB lainnya di SLB Negeri Jepara juga mengajarkan hal yang dibutuhkan oleh anak kategori A ini, Karena tunanetra memiliki keterbataan dalam indra penglihatan maka proses pembelajaran menekankan pada alat indra yang lain yaitu indra peraba dan indra pendengaran. Oleh karena pengajaran di SLB Negeri Jepara lebih menitik beratkan kepada penggunakaan media bersifattaktualdanbersuara, contohnya adalah penggunaantulisan braille, gambar timbul, benda model dan benda nyata. Sedangkan media yang bersuara adalahtape recorderdan peranti lunakJAWS. Untuk membantu tunanetra beraktivitas di sekolah luar biasa mereka belajar mengenaiOrientasi dan Mobilitas. Orientasi dan Mobilitas diantaranya mempelajari bagaimana tunanetra mengetahui tempat dan arah serta bagaimana menggunakantongkat putih(tongkat khusus tunanetra yang terbuat dari alumunium). Hal ini bertujuan agar anak kategori A ini dapat hidup mandiri tanpa menggantungkan diri pada orang lain.2. Tunarungu Wicara (Kategori B)Untuk anak kategori B ini memiliki hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara, sehingga SLB Negeri Jepara lebih cenderung mengajarkan sesuatu yang dapat dilihat oleh anak kategori B ini, loeh karena itu SLB Negeri Jepara mengajarkan metode SIBI(Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) dengan menggunakan jari dan juga mengajarkan gerak bibir. Dengan kedua metodediatas diharapakan anak kategori B ini dapat berkomunikasi layaknya anak-anak pada umumnya.

Sedangkan untuk anak Tunagrahita dan austis di SLB Negeri Jepara menyediakan beberapa terapi untuk anak kategori ini seperti kolam renang dan ruang fisiologi. Untuk di SLB Negeri Jepara sendiri kebanyakan siswa berada pada kategori B dan C. Dan untuk anak kategori C di SLB Negeri Jepara jarang terdapat anak berkategori superior dan kebanyakan anak yang memiliki IQ dibawah normal. Sehingga dibutuhkan ketelatenan dan kesabaran lebih. Tidak hanya untuk anak kategori C tapi untuk semua kategori memerlukan kesabaran dan ketelatenan sehingga anak-anak ini dapat hidup layaknya nak-anak normal lainnya.B. Manajemen Peserta DidikManajemen peserta didik adalahseluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinue terhadap seluruh peserta didik agar dapat mengikuti proses belajar mengajar secara efektif dan efisien, demi tercapainya tujuan pendidikan yang tetapkan. Untuk Manajemen peserta didik di SLB Negeri Jepara berjalan dengan baik dan juga dilengkapi oleh sarana yang cukup lengkap. Untuk menjaring peserta didik baru di SLB Negeri Jepara tidaklah begitu sulit karena SLB Negeri Jepara tidak menrapkan persyaratan yang menyulitkan, untuk menjadi peserta didik disini orang tua hanya perlu datang ke SLB Negeri Jepara kapanpun mereka butuh, disini orang tua akan diwawancarai mengenai perilaku calon peserta didik dirumah, sehingga para pendidik dapat mengelompokkan calon peserta didik dan cara pengajaran yang tepat untuk mereka. Disini juga para calon siswa dapat mendaftar diluar tahun ajaran baru, namun para calon peserta didik ini akan dikenai biaya tersendiri. Untuk jumlah siswa yangditerima di SLB Negri Jepara, sekolah tidak mematok jumlah khusus asal para guru mampu mereka pasti akan menerima peserta didik yang datang.Di SLB Negeri Jepara sendiri menerapkan manajemen peserta didik tersendiri yaitu dimulai dari jenjang SMPLB sistem di SLB Negeri Jepara sudah menerapkan metode pembelajaran 40% akademik dan 60% keterampilan. Keterampilan yang diajarkan dan dilatih di SLB Negeri Jepara meliputi boga, salon, las, batik, kayu dan keterampilan bermusik. Keterampilan diajarkan agar para siswa anak berkebutuhan khusus ini dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dan membuka usaha yang bermanfaat baik bagi siswa maupun bagi masyarakat. Untuk keterampilan bermusik SLB Negeri Jepara memiliki banyak sekali bakat-bakat yang luar biasa seperti salah satu siswa SLB Negeri Jepara yang bernama adit mampu menjuarai berbagai perlombaan gitar dan menyanyi bahkan adit sudah sering mendapatkan piala penghargaan hingga tingkat Jawa Tengah. Selain itu anak salah satu siswa yang belum saya ketahui namanya mampu mendapatakan penghargaan MURI kategori salah satu penyanyi campursari berbakat, dan masih lagi bakat-bakat terpendam lainnya di SLB Negeri Jepara. Selain penghargaan dibidang musik SLB Negeri Jepara juga pernah menjuarai jambore anak berkebutuhan khusus tingkat Jawa Tengah tahun 2013 dan 2014.Selain prestasi-prestasi diatas siswa siswi SLB Negeri Jepara masih memiliki bakat-bakat terpendam lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu dengan segudang prestasi yang telah dan akan diraih anak-anak berbakat ini. Untuk ekstrakurikuler dan organisasi di SLB Negeri Jepara terdapat OSIS, pramuka, dan PMR namun dalam pelaksanaannya kurang maksimal karena beberapa halangan yang ada.

C. Manajemen Anggaran / Biaya PendidikanDalam hal manajemen anggaran / biaya pendidikan di SLB Negeri Jepara tidak memungut biaya yang signifikan. Sebagian besar manajemen anggaran dikelola oleh komite sekolah. Oleh karena itu, para orang tua siswa tidak dipungut biaya yang mahal. Selain itu kebanyakan peralatan sekolah misalnya buku-buku perpustakaan mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa buku bacaan secara langsung. Dan juga anggaran SLB Negeri Jepara mendapatkan bantuan dari pemerintah.D. Manajemen Hubungan Sekolah dengan MasyarakatManajemen hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan kontunu untuk mendapatkan simpati pada masyarakat. Dalam manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat di SLB Negeri Jepara menurut saya sudah terintegrasi dengan baik. Contohnya dalam hal sosialisasi pendaftaran peserta didik baru SLB Negeri Jepara memiliki beberapa upaya sosialisasi agar SLB Negeri Jepara diketahui oleh masyarakat umum: seperti sosialisasi melalui siaran radio, melalui kepala desa pada tiap kecamatan, melalui para guru pra SD seperti PAUD dan TK sehingga pendataan anak berkebutuhan khusus lebih teliti sampai para guru melakukan survei-survei kedesa-desa guna menemukan para siswa anak berkebutuhan khusus. Sehingga diharapkan dengan adanya beberapa sosialisasi diatas para anak berkebutuhan khusus di daerah Jepara dapat terlayani dengan tepat sehingga anak berkebutuhan khusus ini bisa hidup mandiri dan memiliki keterampilan layaknya anak normal lainnya.Selain hal diatas SLB Negeri Jepara juga sering mengikuti beberapa lomba baik dalam bidang akademik maupun non akademik, namun kebanyakan SLB Negeri Jepara memiliki prestasi dibidang non akademik khususnya dibidang seni dan pramuka. Bahkan SLB Negeri Jepara sudah menjadi langganan juara di tingkat kabupaten maupun provinsi.E. Manajemen Layanan KhususManajemen layanan khusus meliputi manajemen perpustakaan, kesehatan, dan keamanan sekolah. Manajemen komponen-komponen tersebut merupakan bagian penting dari MBS yang efektif dan efisien apalagi bagi SLB Negeri Jepara ini. Untuk manajemen perpustakaan di SLB Negeri Jepara sudah berjalan dengan baik karena untuk anggaran buku sendiri SLB mendapatkan bantuan langsung berupa buku sehingga bisa langsung digunakan para siswa. Untuk manajemen kesehatan sendiri SLB Negeri Jepara sudah memiliki layanan kesehatan sendiri seperti uks, ruang fisioterapi maupun kolam renang mini untuk melatih fisiologi para siswa. Untuk keamanan sekolah sendiri pihak sekolah bekerja sama dengan para orang tua murid yang senantiasa menunggu para siswa. Hal ini karena letak sekolah yang berada di depan jalan raya, walaupun bukan jalan besar namun sangat berbahaya jika anak-anak suka berlari keluar sekolah. Karena jika hanya guru yang mengawasi para siswa sendiri, masih kurang aman karena banyaknya siswa yang suka berlarian keluar sekolah. Untuk itukerja sama dengan para orang tua siswa sangat diperlukan di SLB Negeri Jepara agar keamanan para siswa tetap terjaga.F. Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan ( Pengelolaan Sumber Daya Manusia Pendidikan)Untuk pengelolaan sumber daya manusia mempunyai hubungan yang positif dengan produktifitas dan pertumbuhan organisasi, kepuasan kerja, kekuatan dan profesionalitas manajer. Untuk mengembangkan pendidik dan tenaga kependidikan di SLB Negeri Jepara mengadakan peningkatan kemampuan komputer. Selain itu untuk perekrutan tenaga pendidik baru SLB Negeri Jepara memiliki persyaratan khusus untuk setiap jenjang di SLB Negeri Jepara. Untuk jenjang SD di SLB Negeri Jepara hanya membuka khusus bagi tenaga pendidik bersertifikat Pendidikan Luar Biasa (PLB) namun untuk jenjang SMP dan SMA di SLB Negeri Jepara tidak harus bersertifikat Pendidikan Luar Biasa (PLB) boleh dari pendidikan umum misalnya dari pendidikan matematika, pendidikan fisika dll. Namun untuk saat ini di SLB Negeri Jepara sedang mengutamakan tenaga pendidik laki-laki supaya bisa lebih fokus dalam mengajar.Selain hal-hal diatas SLB Negeri Jepara juga mengadakan pelatihan komputer kepada para pengajar dan tenaga pengajar di SLB Negeri Jepara, supaya kualitas para pendidik tetap terjaga. Dan dapat melakukan pengajar secara maksimal dan tidak kalah dengan dengan para pengajar yang lain.

BAB VPENUTUPA. SimpulanSiswa-siswi yang berkebutuhan khusus adalah individu memerlukan pelayanan pendidikan yang khusus pula. Pendidikan yang ideal bagi anak-anak tersebut salah satunya adalah dengan bersekolah di Sekolah Luar Biasa. Sekolah Luar Biasa merupakan sekolah yang mengakomodasi semua anak berkebutuhan khusus sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang memiliki kelainan atau memiliki potensi kecerdasan serta bakat istimewa pada sekolah regular dalam satu kesatuan yang sistemik. Agar penyelenggaraan Sekolah Luar Biasa berjalan baik, maka pelaksanaan manajemen sekolah harus dilakukan semaksimal mungkin. Selain itu, perlu adanya pengembangan kurikulum yang tepat.Pelayanan pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di SLB Negeri Jepara sudah sesuai dengan program pemerintah. Hal ini terlihat dari pengelolaan pembelajaran, kurikulum dan prestasi yang dicapai siswa. Meskipun Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memiliki banyak keterbatasan, namun hal ini tidak menyurutkan semangat para siswa untuk berprestasi baik akademik maupun non akademik. Untuk itu penggunaaan metode yang tepat sangat diperlukan agar Anak Berkebutuhan Khusus dapat mengembangkan bakat dan keterampilannya secara maksimal.B. SaranUntuk para calon tenaga pendidik perlu dipersiapkan dari mulai sekarang bagaimana ketika kelak nanti kita menemukan anak berkebutuhan khusus (ABK) di sekolah kita mengajar maupun kita menemukan anak berkebutuhan khusus (ABK) di lingkungan sekitar. Maka dari itu seorang calon tenaga pendidik khususnya yang mendapatkan amanat mengajar di sebuah SLB, harus mengetahui materi dan metode yang tepat, sehingga tidak kebingungan jika mendapatkan kasus seperti diatas.DAFTAR PUSTAKAHadis, A. 2006.Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (Autistik).Bandung: Alfabeta.Hidayat, dkk. 2006.Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus.Bandung: UPI PRESS.Sutomo,dkk.2011.Manajemen Sekolah. Semarang:UNNESwww.cintayanghakiki.blogspot.comwww.id.wikipedia.orgwww.slbnegerijepara.blogspot.comwww.zaifbio.wordpress.com

LAMPIRAN

Page 17