Top Banner
MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES SEMARANG ( Studi Kasus di FMIPA-UNNES Semarang ) TESIS Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang Oleh : TITI WAHYUKAENI NIM : 1103503061 PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005
272

MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

Dec 09, 2016

Download

Documents

phunghuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES SEMARANG

( Studi Kasus di FMIPA-UNNES Semarang )

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh :

TITI WAHYUKAENI NIM : 1103503061

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005

Page 2: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tesis ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

tesis.

Semarang, 2005 Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. Sarosa Purwadi Prof. Dr. Madya Ekosusilo, M.Pd NIP. 130077390 NIP. 131098520

Page 3: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Tesis ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Tesis Program

Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 4 Agustus 2005

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Prof. Mursid Saleh, Ph.D Prof. Dr. Retno Sriningsih S.

NIP. 130354512 NIP. 130431317

Penguji I Penguji II / Pembimbing II

Prof. Soelistio ML., Ph.D Prof. Dr. Madyo Ekosusilo, M.Pd

NIP. 130154821 NIP. 131098520

Penguji III / Pembimbing I

Prof. Dr. Sarosa Purwadi

NIP. 130077390

Page 4: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam tesis ini benar-benar hasil karya saya

sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip atau dirujuk

berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 2005

Titi Wahyukaeni

Page 5: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Ing ngarso sung tulodho

Ing madyo mangun karso

Tut wuri handayani

Teruntuk :

• Suami tercinta atas dukungan dan

doanya.

• Anak-anakku tersayang yang telah

memberikan bantuannya secara moril

maupun materiil.

• Sobat-sobatku atas doa dan

suportnya.

Page 6: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

vi

SARI

Wahyukaeni, Titi. 2005. Manajemen Laboratorium Kimia Organik FMIPA – UNNES Semarang (Studi Kasus di FMIPA – UNNES Semarang). Program Studi Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing : I. Prof. Dr. Sarosa Purwadi, II. Prof. Dr. Madyo Ekosusilo, M.Pd.

Kata kunci : manajemen, Laboratorium Kimia Organik

Fungsi Laboratorium Kimia Organik adalah menyelenggarakan pengabdian masyarakat dalam pengembangan sumber daya alam. Penelitian tersebut diarahkan pada upaya pengembangan potensi bahan alam di daerah Jawa Tengah dan sekitarnya, sehingga dapat memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat dan pemerintah daerah.

Fokus penelitian adalah manajemen Laboratorium Kimia Organik. Fokus dijabarkan menjadi empat sub fokus, yaitu : perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan Laboratorium Kimia Organik.

Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi dan mengkaji perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, pengamatan peran serta, dan studi dokumentasi. Informan dipilih secara purposif dipadukan dengan Snowball Sampling. Analisis data dilakukan dengan cara : reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa : (1) Perencanaan : SDM yang mendukung, sedangkan alat dan bahan serta fasilitas yang belum cukup untuk kebutuhan kegiatan Laboratorium Kimia Organik karena dana yang terbatas; (2) Pengorganisasian : di Laboratorium Kimia Organik hanya ada penanggung jawab laboratorium dan laboran, ini bukan organisasi tetapi merupakan unsur organisasi. Kedudukan Penanggung Jawab Laboratorium yang masih semi formal; (3) Penggerakan : perlu penambahan Laboratorium Pangan, Laboratorium Mikro-biologi, Laboratorium Biokimia. Perlu peningkatan bimbingan kegiatan Laborato-rium Kimia Organik, perlu ada reorganisasi; (4) Pengawasan : melalui kartu kendali, papan informasi yang mencantumkan daftar kegiatan Laboratorium Kimia Organik ditunjang dengan tulisan-tulisan sebagai pengendali kerja di Laboratorium Kimia Organik. Pengawasan belum dilakukan secara optimal terutama saat praktikum karena jumlah mahasiswa yang melebihi kapasitas Laboratorium Kimia Organik.

Disarankan untuk : (1) UNNES, memberikan kebijakan pengembangan laboratorium kimia melalui reorganisasi dan memfasilitasi pendanaan; (2) Ketua Jurusan membuat rencana strategis untuk pengembangan Laboratorium Kimia Organik; (3) Kepala Laboratorium Kimia mensosialisasikan manajemen labora-torium kepada personel Laboratorium Kimia Organik; (4) Penanggung Jawab Laboratorium berperan aktif meningkatkan kinerja di Laboratorium Kimia Organik;

Page 7: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

vii

(5) Dosen Pengampu Praktikum meningkatkan penelitian, bimbingan praktikum, dan pelayanan masyarakat; (6) Laboran atau Teknisi meningkatkan kualitas pelayanan kegiatan-kegiatan di Laboratorium Kimia Organik.

Page 8: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

viii

PRAKATA

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan ramat, taufiq, hidayah serta inayahNya, sehingga tesis ini dapat

terselesaikan.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Sarosa

Purwadi dan Bapak Prof. Dr. Madyo Eksusilo, M.Pd. Pembimbing Tesis yang

memberikan bimbingan, bantuan, nasihat dan dorongan serta saran-saran sehingga

terselesainya tesis ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Kasmadi, M.Si

(Dekan FMIPA), Drs. Edy Cahyono, M.Si (Ketua Jurusan Kimia), Bapak Drs.

Kasmui, M.Si (Kepala Laboratorium Kimia), Bapak Dr. Supartono, M.S.

(Penanggung Jawab Laboratorium Kimia Organik) yang telah mengijinkan saya

serta membantu saya dalam pengumpulan data yang saya perlukan.

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada suamiku tercinta

(Sutoro) dan anak-anakku tersayang (Bowo, Sari) yang telah memberikan

dukungan sepenuhnya untuk menyelesaikan studi S2 di Program PascaSarjana

UNNES Semarang.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Drs. Kusorosiadi,

M.Si, Bapak Drs. Edy Cahyono, M.Si, Bapak Dr. Supartono, MS, Ibu Dra. Nanik

Wijayati, M.Si, dosen pengampu praktikum Kimia Organik dan lainnya yang

belum saya sebut disini yang membantu dalam pengumpulan data yang saya

perlukan.

Page 9: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

ix

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Bapak Sirojudin, S.Pd

(teman sejawat) yang telah banyak membantu penyelesaian tesis ini melalui

diskusi-diskusi sehingga banyak masukan-masukan yang sangat berharga dalam

penulisan tesis ini.

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Bapak Wiji dan Ibu

Nuni Widiarti, S.Pd yang membantu lancarnya pengumpulan data-data.

Atas segala bantuan, bimbingan, nasihat, saran-saran yang telah diberikan

untuk penyempurnaan tesis ini disampaikan terima kaish dengan disertai doa

semoga amal kebajikan tersebut mendapatkan balasan yang lebih dari Allah SWT.

Amin ya robbal ‘alamin.

Penulis

Page 10: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

x

DAFTAR ISI

Halaman PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... iii PERNYATAAN .............................................................................................. iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v SARI ................................................................................................................ vi ABSTRACT .................................................................................................... viii PRAKATA ...................................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1 B. Fokus Penelitian ........................................................................ 2 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 2 D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 3

1. Manfaat Teoretis ................................................................. 3 2. Manfaat Praktis ................................................................... 4

E. Lokasi Penelitian ....................................................................... 4 F. Penegasan Istilah ....................................................................... 5

1. Perencanaan ........................................................................ 5 2. Pengorganisasian ................................................................. 5 3. Penggerakan ........................................................................ 6 4. Pengawasan ......................................................................... 6

G. Asumsi dan Lingkup Penelitian ................................................ 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 8

A. Manajemen ................................................................................ 8 1. Pengertian Manajemen ........................................................ 8 2. Manajemen sebagai Seni ..................................................... 9 3. Manajemen sebagai Suatu Organisasi ................................. 9 4. Manajemen sebagai Orang .................................................. 9 5. Manajemen sebagai Disiplin Ilmu ...................................... 9 6. Manajemen sebagai Proses ................................................. 10

B. Fungsi-fungsi Manajemen ........................................................ 10 1. Perencanaan (Planning) ...................................................... 11

a. Tingkat atas (top level) ................................................. 12 b. Tingkat menengah (midle level) ................................... 12 c. Tingkat bawah (bottom level) ....................................... 12

2. Pengorganisasian (Organizing) ........................................... 13 3. Penggerakan (actuating) ..................................................... 13

a. Motivasi ........................................................................ 14 b. Kepemimpinan .............................................................. 15

Page 11: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

xi

c. Komunikasi ................................................................... 15 4. Pengawasan (controlling) ................................................... 16

C. Laboratorium ............................................................................. 18 1. Personil Pengelola Laboratorium ........................................ 19 2. Bangunan laboratorium ....................................................... 20 3. Fasilitas Laboratorium ........................................................ 21 4. Alat-alat laboratorium ........................................................ 21 5. Zat (Chemicals) ................................................................... 22

D. Manajemen Laboratorium ......................................................... 22 1. Kelompok Pengelola ........................................................... 23

a. Struktur organisasi laboratorium .................................. 24 b. Rincian tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang ......... 24

2. Kelompok yang Dikelola .................................................... 25 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 27

A. Pendekatan Penelitian ............................................................... 27 B. Rancangan Penelitian ................................................................ 28 C. Kehadiran Peneliti di Lapangan ................................................ 29 D. Data, Sumber Data dan Instrumen Penelitian ........................... 30

1. Data ..................................................................................... 30 2. Sumber Data ........................................................................ 31 3. Instrumen Penelitian ........................................................... 32

E. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 33 1. Wawancara Mendalam ........................................................ 33 2. Observasi Partisipan ............................................................ 36 3. Studi Dokumentasi .............................................................. 37

F. Analisis Data ............................................................................. 38 1. Reduksi Data ....................................................................... 39 2. Penyajian Data .................................................................... 41 3. Penarikan Kesimpulan ........................................................ 43

G. Pengecekan Kebsahan Data ...................................................... 43 1. Derajat Kepercayaan (Credibility) ...................................... 43 2. Keteralihan (Transferability) .............................................. 44 3. Ketergantungan (Dependability) ........................................ 44 4. Kepastian (Confirmability) ................................................. 44

H. Pertimbangan Etika Penelitian .................................................. 45 BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ...................... 47

A. Paparan Data ............................................................................. 47 1. Paparan data tentang Perencanaan Laboratorium Kimia

Organik FMIPA UNNES Semarang ................................... 47 2. Paparan data tentang pengorganisasian Laboratorium

Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ......................... 71 3. Paparan data tentang penggerakan Laboratorium Kimia

Organik FMIPA UNNES Semarang .................................... 79 4. Paparan data tentang Pengawasan Laboratorium Kimia

Organik FPMIPA – UNNES ................................................ 89

Page 12: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

xii

B. Temuan-Temuan Penelitian ....................................................... 108 1. Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA

UNNES Semarang ............................................................... 108 a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai .......................... 108 b. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat

rencana ............................................................................... 109 c. Menetapkan perancanaan dan memprediksi hambatan

serta hal-hal yang mendukung .......................................... 109 d. Menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh

dalam pelaksanaan ............................................................ 111 e. Menetapkan waktu ......................................................... 112

2. pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ............................................................... 113 a. Mengidentifikasi pekerjaan / kegiatan yang perlu

dilakukan untuk mencapai tujuan ................................. 113 b. Mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan ....................... 113 c. Menyusun struktur organisasi ....................................... 113 d. Merumuskan wewenang dan tanggung jawab .............. 114 e. Menetapkan jalur wewenang dan tanggung jawab ....... 116 f. Menyusun staf personel ................................................ 117

3. penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ............................................................... 117 a. Memberi pengarahan dan perintah ............................... 117 b. Memberikan motivasi ................................................... 117 c. Mengadakan bimbingan dan pembinaan ....................... 118 d. Melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan

kerja yang harmonis ...................................................... 118 4. Pengawasan Laboratorium Kimia Organik FPMIPA –

UNNES ................................................................................ 119 a. Mengadakan pengamatan kegiatan ................................ 119 b. Mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan

rencana .......................................................................... 120 c. Mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikan ......... 120

BAB V PEMBAHASAN .............................................................................. 121 A. Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES

Semarang ................................................................................... 121 1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai ............................... 122 2. Pengumpulan data yang diperlukan untuk membuat

rencana ................................................................................ 123 3. Menetapkan rencana dan memprediksi hambatan serta hal-

hal yang mendukung ............................................................ 124 4. Menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh

dalam pelaksanaannya .......................................................... 126 5. Menetapkan waktu ............................................................... 127

Page 13: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

xiii

B. Pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang ...................................................................... 127 1. Mengidentifikasi pekerjaan / kegiatan yang perlu

dilakukan untuk mencapai tujuan ........................................ 127 2. Mengelompokkan jenis pekerjaan ....................................... 128 3. Menyusun struktur organisasi .............................................. 129 4. Merumuskan wewenang dan tanggung jawab masing-

masing petugas ..................................................................... 130 5. Menetapkan jalur wewenang dan tanggung jawab .............. 131

C. Penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang .................................................................................... 131 1. Memberikan pengarahan dan perintah ................................. 131 2. Memberikan motivasi .......................................................... 132 3. Memberikan bimbingan dan pembinaan .............................. 133 4. Melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan

kerja yang harmonis ............................................................. 134 D. Pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES

Semarang .................................................................................... 135 1. Mengadakan pengamatan kegiatan ...................................... 135 2. Mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan

rencana ................................................................................. 136 3. Mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikannya ......... 138

BAB VI KESIMPULAN ............................................................................... 140 A. Kesimpulan ................................................................................ 140 B. Saran-saran ................................................................................ 146

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 148

Page 14: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Pengertian, Fungsi dan Kegiatan Manajemen .................................... 17

Tabel 2 Subyek Penelitian .............................................................................. 31

Tabel 3 Setting dan Peristiwa yang diamati ..................................................... 37

Tabel 4 Kode Topik Liputan Penelitian Berdasarkan Fokus Penelitian dengan Penjabaran ke dalam Sub Fokus Penelitian ......................... 40

Tabel 5 Penuturan informan tentang merumuskan tujuan yang akan dicapai .............................................................................................. 47

Tabel 6 Penuturan informan tentang mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat rencana ................................................................... 49

Tabel 7 Penuturan informan tentang rencana pengembangan Laboratorium Kimia Organik .................................................................................. 52

Tabel 8 Penuturan informan tentang hambatan yang ada dengan atau dilaksanakannya perencanaan pengembangan Laboratorium Kimia Organik ............................................................................................. 56

Tabel 9 Penuturan informan tentang memprediksi dukungan yang ada dengan akan dilaksanakan perencanaan pengembangan Laboratorium Kimia Organik ........................................................... 63

Tabel 10 Penuturan informan tentang menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam pelaksanaannya ............................................. 67

Tabel 11 Penuturan informan tentang menentukan waktu pengembangan Laboratorium Kimia Organik ........................................................... 71

Tabel 12 Penuturan informan tentang mengidentifikasi pekerjaan / kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan ................................... 72

Tabel 13 Penuturan informan tentang mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan .......................................................................................... 73

Tabel 14 Penuturan informan tentang menyusun struktur organisasi ............. 75

Tabel 15 Penuturan informan tentang merumuskan wewenang dan tanggung jawab masing-masing petugas .......................................... 77

Tabel 16 Penuturan informan tentang menyusun staf personel ...................... 79

Tabel 17 Penuturan informan tentang memberi pengarahan dan perintah ...... 80

Tabel 18 Penuturan informan tentang memberikan motivasi ......................... 82

Tabel 19 Penuturan informan tentang mengadakan bimbingan dan pembinaan ........................................................................................ 84

Page 15: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

xv

Tabel 20 Penuturan informan tentang melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan kerja yang harmonis ................................... 87

Tabel 21 Penuturan informan tentang mengadakan pengamatan kegiatan ..... 91

Tabel 22 Penuturan informan tentang mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana ............................................................ 94

Tabel 23 Penuturan informan tentang mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikan .......................................................................................... 96

Tabel 24 Hasil Rapat Jurusan dengan KBK Bidang Kimia Organik .............. 98

Tabel 25 Penuturan Para Informan tentang Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ..................................... 99

Tabel 26 Penuturan Para Informan tentang pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ..................................... 102

Tabel 27 Penuturan Para Informan tentang penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ..................................... 103

Tabel 28 Penuturan Para Informan tentang pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ..................................... 104

Tabel 29 Penuturan Para Informan Pada Hasil Rapat Jurusan Bersama KBK Bidang Kimia Organik ..................................................................... 106

Page 16: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Susunan Organisasi Laboratorium ............................................... 24

Gambar 2 Pola Pikir Manajemen Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ........................................................................ 107

Page 17: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Catatan Lapangan (C.L.: 01) ..................................................... 150 (Wawancara)

Lampiran 2 Catatan Lapangan (C.L.: 02) ...................................................... 155

Lampiran 3 Catatan Lapangan (C.L.: 03) ...................................................... 160

Lampiran 4 Catatan Lapangan (C.L.: 04) ...................................................... 165

Lampiran 5 Catatan Lapangan (C.L.: 05) ...................................................... 173

Lampiran 6 Catatan Lapangan (C.L.: 06) ...................................................... 177

Lampiran 7 Catatan Lapangan (C.L.: 07) ...................................................... 182

Lampiran 8 Catatan Lapangan (C.L.: 08) ...................................................... 189

Lampiran 9 Catatan Lapangan (C.L.: 09) ...................................................... 192

Lampiran 10 Catatan Lapangan (C.L.: 10) ...................................................... 196

Lampiran 11 Catatan Lapangan (C.L.: 11) ...................................................... 202

Lampiran 12 Catatan Lapangan (C.L.: 12) ...................................................... 206

Lampiran 13 Catatan Lapangan (C.L.: 13) ...................................................... 211

Lampiran 14 Catatan Lapangan (C.L.: 14) ...................................................... 216

Lampiran 15 Catatan Lapangan (C.L.: 15) ...................................................... 219

Lampiran 16 Catatan Lapangan (C.L.: 16) ...................................................... 223 (Observasi/Pengamatan)

Lampiran 17 Catatan Lapangan (C.L.: 17) ...................................................... 224

Lampiran 18 Dokumen Penelitian (DOK. 01) ................................................ 225

Lampiran 19 Dokumen Penelitian (DOK. 02) ................................................ 226

Lampiran 20 Dokumen Penelitian (DOK. 03) ................................................ 231

Page 18: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

xviii

Lampiran 21 Dokumen Penelitian (DOK. 04) ................................................ 243

Lampiran 22 Dokumen Penelitian (DOK. 05) ................................................ 246

Lampiran 23 Dokumen Penelitian (DOK. 06) ................................................ 256

Lampiran 24 Dokumen Penelitian (DOK. 07) ................................................ 269

Lampiran 25 Denah Laboratorium Kimia Organik dan Biokimia Jurusan Kimia FMIPA-UNNES Semarang ............................................ 276

Lampiran 26 Kode dan Batasan Operasional ................................................. 277

Lampiran 27 Keputusan Program PascaSarjana Universitas Negeri Semarang No. 117/PPs/2004 tentang Pengangkatan Dosen Pembimbing Tesis ..................................................................... 279

Lampiran 28 Izin Penelitian dari dari Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang No. 197/J.40.4.1/PG/2005 ......... 280

Lampiran 29 Ijin Penelitian dari Dekan FMIPA-UNNES Semarang No. 593/J.40.1.4/PP/2005 ................................................................. 281

Lampiran 30 Surat Keterangan dari Ketua Jurusan No. 473/J.40.1.4.4/PP/2005 .............................................................. 282

Page 19: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang mengelola dua

program studi yaitu program studi Pendidikan Kimia dan Program Studi Kimia.

Pengajaran sains memiliki karakteristik dalam pembuktian secara ilmiah

terhadap teori dan pengetahuan yang dipelajari. Pembuktian itu dilakukan antara

lain di laboratorium dalam kegiatan praktikum, karena itu Laboratorium Kimia

memiliki peran sentral dalam sistem pengajaran di Jurusan Kimia.

Manajemen laboratorium terus dibenahi agar fungsi Laboratorium

Kimia dapat ditingkatkan menjadi laboratorium kimia yang representatif untuk

menyelenggarakan praktikum dan penelitian bidang ilmu kimia sehingga

dihasilkan lulusan yang berkualitas. Peningkatan ini sekaligus akan mendorong

penelitian dosen sebagai salah satu tugas tri dharma perguruan tinggi.

Fungsi Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES adalah untuk

menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam

pengembangan sumber daya alam. Penelitian konversi bahan alam pemanfaatan

dan pengembangannya sangat diperlukan dalam upaya menggali sumber daya

alam di daerah dan sebagai pendukung utama pelaksanaan kebijakan otonomi

daerah. Peralatan laboratorium yang memadai dapat meningkatkan pelayanan

kepada dosen dan mahasiswa dalam melaksanakan praktikum, penelitian-

penelitian. Penelitian tersebut diarahkan pada upaya pengembangan potensi

Page 20: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

2

bahan alam di daerah Jawa Tengah dan sekitarnya sehingga dapat memberikan

informasi ilmiah kepada masyarakat dan pemerintah daerah.

Bangunan fisik Laboratorium Kimia terdiri atas 3 lantai yang terdiri dari

laboratorium Kimia Dasar, Laboratorium Kimia Anorganik, Laboratorium

Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Kimia Organik /

Biokimia, Laboratorium Komputasi dan PBM Kimia. Program Studi Kimia

FMIPA-UNNES mengembangkan beberapa program terpadu, yaitu:

peningkatan kemampuan dan keterampilan lulusan, pengembangan sistem

pembelajaran berbasis riset dan pengadaan laboratorium penelitian dan

instrumentasi dengan mewujudkan manajemen laboratorium.

Beberapa prinsip dalam paradigma, baru manajemen pendidikan tinggi

dicoba diupayakan penjabarannya dalam program yang sesuai dengan sumber

daya yang dimiliki. Jurusan dengan sarana yang tersedia, dengan sumber daya

yang dimiliki antara lain Laboratorium Kimia Organik.

Atas dasar latar belakang masalah sebagaimana diuraikan tersebut, maka

penelitian tentang “Manajemen Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES

Semarang” dilakukan. Penelitian tersebut sampai kini memang belum ada yang

melakukannya.

B. Fokus Penelitian

Penelitian difokuskan pada masalah Manajemen Laboratorium Kimia

Organik FMIPA-UNNES Semarang. Fokus penelitian dijabarkan lebih lanjut

dalam empat sub fokus yaitu :

Page 21: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

3

1. Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.

2. Pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.

3. Penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.

4. Pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengidentifikasi dan mengkaji perencanaan Laboratorium Kimia

Organik FMIPA-UNNES Semarang.

2. Untuk mengidentifikasi dan mengkaji pengorganisasian Laboratorium

Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.

3. Untuk mengidentifikasi dan mengkaji penggerakan Laboratorium Kimia

Organik FMIPA-UNNES Semarang.

4. Untuk mengidentifikasi dan mengkaji pengawasan Laboratorium Kimia

Organik FMIPA-UNNES Semarang.

D. Manfaat Penelitian

3. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat :

a. Menjadi bahan acuan bagi peneliti lain yang berminat meneliti tentang

permasalahan yang terkait dengan manajemen Laboratorium Kimia

Organik FMIPA-UNNES Semarang.

Page 22: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

4

b. Memberikan informasi dalam mengembangkan teori yang berkaitan

dengan manajemen Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES

Semarang

4. Manfaat Praktis :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi :

a. Pengelola Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang

yaitu sebagai bahan evaluasi terhadap manajemen laboratorium yang

dikelolanya.

b. Seluruh laboratorium di Jurusan Kimia atau di lembaga-lembaga

pendidikan yang sama, agar pemantauan atas manajemen laboratorium

dapat lebih mudah dilakukan.

c. Lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia yaitu sebagai gambaran

dalam penyusunan program atau pengembangan manajemen

laboratorium kimia.

E. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Laboratorium Kimia Organik

FMIPA-UNNES Semarang. Ditetapkannya lokasi ini karena di laboratorium-

laboratorium Kimia yang ada di FMIPA-UNNES Semarang, yaitu

Laboratorium Kimia Dasar, Laboratorium Kimia Anorganik, Laboratorium

Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Kimia Organik

Biokimia, Laboratorium PBM-Komputasi.

Page 23: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

5

Kegiatan di Laboratorium Kimia Organik meliputi pelayanan praktikum

untuk mata kuliah kimia organik, biokimia dan kimia bahan pangan, penelitian

dosen dan mahasiswa, serta kegiatan layanan masyarakat yang membutuhkan

analisis proksimat, isolasi dan identifikasi serta transformasi komponen

organik bahan alam, pelatihan dan informasi pembuatan ekstraks empon-

empon, penetapan nilai gizi, dan pengawetan bahan pangan. Dengan padatnya

kegiatan di Laboratorium Kimia Organik, sedang kondisi laboratorium seperti

sekarang, maka perlu segera diperluas dengan menambahkan Laboratorium

Pangan dan Laboratorium Biokimia.

Inilah yang menjadi alasan kenapa peneliti mengambil lokasi di

Laboratorium Kimia Organik.

F. Penegasan Istilah

Penegasan istilah diperlukan untuk menghindari terjadinya interprestasi

yang berbeda dari para pembaca.

5. Perencanaan

Kegiatan menyusun keputusan dalam bentuk langkah yang akan

ditempuh dalam melaksanakan kegiatan Laboratorium Kimia Organik

FMIPA-UNNES Semarang.

6. Pengorganisasian

Pengaturan dan pembagian kerja sekelompok orang dalam bentuk

kerjasama untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien dalam

Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.

Page 24: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

6

7. Penggerakan

Kegiatan penggerakan orang agar secara sadar dengan

memanfaatkan fasilitas yang tersedia mau melaksanakan apa yang telah

direncanakan dalam Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES

Semarang.

8. Pengawasan

Kegiatan mengawasi dan mengontrol semua kegiatan agar tidak terjadi

penyimpangan sesuai dengan program yang telah dibuat Laborato-rium

Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.

G. Asumsi dan Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertolak dari asumsi bahwa :

1. Para pengelola Laboratorium Kimia Organik atas dasar pengalaman

kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat menunjang keefektifan manaje-

men laboratorium yang mereka lakukan.

2. Para pengelola Laboratorium Kimia Organik telah dibekali pula

pengetahuan praktis tentang manajemen laboratorium melalui penataran

atau pelatihan tersebut meningkatkan kemampuan dan ketrampilan mereka

dalam melaksanakan manajemen laboratorium.

3. Pengalaman perolehan penataran atau pelatihan dilengkapi pula buku

pedoman praktis, para pengelola laboratorium dapat dengan lancar dan

mencapai hasil yang optimal dalam manajemen laboratorium.

Page 25: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

7

Lingkup penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang tidak

dapat diatasi oleh peneliti. Keterbatasan-keterbatasan tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Substansi penelitian ini adalah manajemen Laboratorium Kimia Organik

FMIPA-UNNES Semarang. Substansi yang lebih luas tidak termasuk

jangkauan penelitian ini dan perlu diadakan penelitian tersendiri.

2. Penelitian ini dilaksanakan dalam satu situs yaitu di Laboratorium Kimia

Organik FMIPA-UNNES Semarang. Hasil penelitian lebih dari satu situs

mungkin hasilnya akan berbeda.

3. Peneliti sebagai instrumen penelitian tidak dapat terhindar dari adanya

kemungkinan bias. Untuk mengatasi bias tersebut digunakan triangulasi

keabsahan data, baik melalui metode atau sumber data.

4. Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu (tahun 2004/2005).

Implikasinya kemungkinan hasil penelitian ini hanya berlaku untuk kurun

waktu tersebut.

Page 26: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen

1. Pengertian Manajemen Manajemen memiliki berbagai arti dan definisi, tergantung dari siapa yang

mendefinisikan dan kapan mendefinisikannya. Istilah manajemen sen-diri

berasal dari bahasa Inggris ‘management’, yang berasal dari kata kerja ‘to

manage’ yang artinya: ‘to handle’ (mengurus, menangani), to control

(menguasai, mengawasi), to make and keep submissive (menjaga agar

tetap patuh, tunduk), to organize (mengorganisir), to alter by manipulation

(me-ngubah dengan cara memanipulasi), to carry out a purpose

(melaksanakan tujuan).

2. Manajemen sebagai Seni

Sebagai suatu seni manajemen berarti melaksanakan fungsi-fungsi dan

tugas organisasi melalui orang. Pelaksanaannya menggunakan berbagai

teknik, misalnya : (1) melalui hubungan antar manusia (human relations);

(2) mendelegasikan wewenang, menugaskan atau membagi tugas dan

tang-gung jawab dengan orang lain; (3) berkomunikasi, termasuk di

dalamnya mengambil keputusan dan memecahkan masalah; (4) mengelola

perubahan; (5) manajemen sebagai ilmu pengetahuan; (6) manajemen di

sini berkaitan dengan membangun filsafat, hukum-hukum, teori, prinsip,

Page 27: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

9

proses dan praktek, yang bisa diterapkan di berbagai situasi termasuk di

sekolah.

3. Manajemen sebagai Suatu Organisasi

Sebagai suatu organisasi, manajemen menciptakan struktur formal dan

struktur tersebut didasarkan pada misi, tujuan, target, fungsi dan tugas.

Misalnya, departemen pertahanan dan keamanan dapat menunjuk pada

pengelolaan militer dan polisi (juga masalah dalam dan luar negeri),

sedang Menteri Ekonomi menangani keuangan, perdagangan, koperasi,

dan lain-lain).

4. Manajemen sebagai Orang

Manajemen dapat dilihat sebagai orang atau sekelompok orang. Misalnya,

seorang guru mengatakan “Manajemen sekolah telah mengubah jadwal di

pertengahan semester” ini bisa berarti anda sendiri, atau pimpinan sekolah,

atau guru senior, atau mungkin tim (seperti menteri koordinator di

kabinet).

5. Manajemen sebagai Disiplin Ilmu

Dalam pengertian ini, manajemen sebagai suatu bidang kajian yang terdiri

dari berbagai subjek atau topik. Pengetahuan, keterampilan, dan sikap

dalam manajemen bisa diperoleh melalui belajar, pengataman, atau

pendidikan yang memberikan ijazah atau sertifikat.

Page 28: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

10

6. Manajemen sebagai Proses

Manajemen sebagai kumpulan proses, termasuk misalnya, pengambilan

keputusan, pemecahan masalah, atau perencanaan aksi. Semua proses ini

melibatkan pesan sumber-sumber seperti manusia, barang, dana, dan

waktu. Sering proses-proses ini disebut sebagai fungsi-fungsi manajer.

Definisi yang lebih kompleks dan mencakup aspek-aspek penting

pengelolaan, seperti yang dikemukakan oleh Stoner (1990) sebagai berikut

“Managemen adalah perencanan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan usaha-usaha para pengawas, usaha-usaha para anggota

organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya / organisasi lainnya

agar mencapai tujuan organisasi yang lebih ditetapkan”.

B. Fungsi-fungsi Manajemen

G.R. Terry, H. Albers, Richard D. Anderson, Henry Fayol, Herbert G. Hicks,

Luther Gulick, Ernest Dale dalam (Winardi. 2000 : 161-163) G.R. Terry

(Principles organ Management) menyatakan bahwa fungsi-fungsi fundamental

manajemen meliputi hal-hal sebagai berikut : Planning (Perencanaan),

Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Menggerakkan), Controlling

(Mengawasi). Ingat singkatan P.O.A.C.

H. Albers (Management, The Basic Concepts) mengemukakan fungsi-fungsi

manajemen sebagai berikut : Planning, Organizing, Directing, Controlling.

Page 29: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

11

Richard D. Anderson (Management Practice) membagi manajemen dalam 5

elemen sebagai berikut : Planning, Organizing, Staffing, Excecuting,

Appraising.

Henry Fayol (Bapak Konsepsi Proses) memasukkan fungsi-fungsi berikut

dalam aktivitas manajemen : Planning, Organization, Command,

Coordination, Control.

Herbert G. Hicks (The Management of Organizations) mengemukakan

pembagian berikut : Planning, Organizing, Motivating, Communicating,

Controlling, Creating.

Luther Gulick yang pada tahun 1930 mengemukakan istilah singkatan : P O S

D C O R B. Didalamnya terkandung 7 buah fungsi yaitu : Planning,

Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, Budgeting.

Ernest Dale dalam bukunya : Management Theory and Practice membagi

fungsi-fungsi manajemen dalam : Planning, Organizing, Direction,

Innovation, Representation.

Beberapa fungsi manajemen dari beberapa pakar tersebut, peneliti

menggunakan fungsi manajemen yang diutarakan oleh G.R. Terry yaitu

meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.

1. Perencanaan (Planning)

Menurut Terry (1998) perencanaan meliputi tindakan memilih dan

menggabungkan fakta-fakta dan membuat serta menggabungkan asumsi-

asumsi mengenai yang akan datang dalam memvisualisasikan serta

Page 30: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

12

merumuskan aktivitas-aktivitas yang diusulkan dan dianggap perlu untuk

mencapai hasil-hasil yang diinginkan.

Graves dalam Sarwoto (1998 : 70) membedakan tiga tingkatan dalam

perencanaan menurut tingkatannya dalam organisasi sebagai berikut :

a. Tingkat atas (top level)

Pada tingkat ini perencanaan lebih bersifat memimpin /

directive, yaitu memberi petunjuk serta menggariskan dalam segala

hal, baik mengenai tujuan maupun caranya, jadi perencanaan sifatnya

belum begitu positif untuk segera dapat dilaksanakan.

b. Tingkat menengah (midle level)

Pada tingkat ini perencanaan lebih bersifat administrative

(manajerial) yaitu sudah lebih jelas menunjuk pada cara-cara

bagaimana tujuan-tujuan dan cara-cara yang telah digariskan dalam

perencanaan yang bersifat directive dapat dilaksanakan sebaik-

baiknya.

c. Tingkat bawah (bottom level)

Yaitu tingkat dimana tiap-tiap anggota kelompok lebih banyak

mempunyai tugas menghasilkan, sehingga tugas itu lebih bersifat

operatif (operational) yaitu pekerjaan yang harus berakhir dengan

menghasilkan sesuatu yang konkrit. Maka sifat perencanaan pada

tingkat ini juga lebih bersifat operatif, yaitu bagaimana cara

menjalankan sesuatu agar dicapai hasil yang sebaik dan sebenar

mungkin.

Page 31: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

13

Menurut Handayaningrat (1988) perencanaan adalah proses berfikir

yang sistematis dalam menetapkan segala sesuatu yang akan

dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan. Sedangkan fungsi

perencanaan meliputi serangkaian keputusan yang berupa menentukan

tujuan, kebijaksanaan, membuat program, menentukan metode yang

akan dicapai, dan prosedur serta menyusun jadwal pelaksanaan.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah suatu proses untuk menentukan,

mengelompokkan tugas, dan pengaturan secara bersama, aktivitas untuk

mencapai tujuan, menentukan orang-orang yang akan melakukan aktivitas,

menyediakan alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang dapat

didelegasikan kepada setiap individu yang akan melaksanakan aktivitas

tersebut (Hasibuan, 1990). Sedangkan Winardi (2000) mengatakan

pengorganisasian adalah suatu proses di mana suatu pekerjaan yang ada

dibagi atas komponen-komponen yang dapat ditangani dan aktivitas untuk

mengkoordinasikan hasil-hasil yang dicapai untuk mencapai tujuan.

3. Penggerakan (actuating)

Penggerakan adalah fungsi manajemen yang paling penting dan dominan

dalam proses manejemen. Penggerakan (directing = actuating = leading)

amat rumit dan kompleks karenanya sangat sulit diterapkan apabila

karyawan tidak dapat dikuasai sepenuhnya, dan suatu organisasi tanpa

penggerakan tidak ada output yang konkrit. Terry (1998 : 313) actuating

merupakan usaha untuk penggerakan anggota-anggota kelompok

Page 32: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

14

sedemikian rupa supaya mereka berkeinginan dan berusaha untuk

mencapai sasaran-sasaran perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu

ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut. Siagian (2000) mengatakan

penggerakan adalah keseluruhan proses dalam memberikan dorongan

kepada bawahan untuk bekerja sehingga mereka mau bekerja secara ikhlas

dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi. Pada bagian lain

Handoko (1991 : 25) memberikan istilah, penggerakan adalah pengarahan

dan oleh Handoko mengartikan pengarahan adalah untuk

membuat/mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan

dan harus mereka lakukan. Beberapa komponen penggerakan yang perlu

dipahami adalah motivasi, komunikasi, kepemimpinan dan pengawasan.

a. Motivasi

Menurut faham behaviourisme motivasi diartikan sebagai suatu

kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan

sebuah kondisi yang memberi arah atau ketahanan (persistence) pada

tingkah laku tersebut. Sedangkan faham kognitif motivasi

didefinisikan sebagai perspektif yang dimiliki seseorang mengenai

dirinya sendiri dan lingkunganya. (Suciati 1997 : 4 1).

Motivasi sebagai proses psikologi timbul diakibatkan oleh faktor di

dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut dengan faktor instrinsik

yaitu dapat berupa sikap, kepribadian, serta pengalaman sebagai

harapan cita-cita yang menjangkau ke masa depan. Sedangkan faktor

dari luar diri dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber yang dapat

Page 33: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

15

datang lingkungan kerja dimana manusia, itu beraktivitas atau

lingkungan dimana ia tinggal, bisa karena pemimpin, kolega atau

faktor-faktor lain yang sangat kompleks. Tetapi dapat dikatakan bahwa

faktor intrinsik maupun faktor ekstrinsik motivasi timbul oleh karena

ada rangsangan (Wahjosumidjo 1994 174, 175).

b. Kepemimpinan

Blanchard dkk (1986 99) kepemimpinan adalah proses mempengaruhi

aktivitas seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan

dalam situasi tertentu. Seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain

dapat dikatakan sebagai pemimpin, dan orang yang dipengaruhi adalah

pengikut. Kepemimpinan juga dapat dikatakan suatu usaha

mempengaruhi orang antar perorangan (interpersonal) lewat proses

komunikasi untuk mencapai sesuatu atau beberapa tujuan Gibson

(1990 : 263). Dari kedua pendapat diatas dapat dirumuskan definisi

kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau

kelompok dalam usaha ke arah pencapaian tujuan.

c. Komunikasi

Komunikasi adalah proses pencapaian pesan antara komunikan dan

komunikator. Dalam penyampaian pesan itu ada hal-hal yang harus

diperhatikan antara lain dengan menggunakan umpan balik, artinya

komunikasi tersebut mestinya dua arah. Komunikasi dua arah ini

memungkinkan proses komunikasi berjalan lebih efektif. Gibson

(1990) kelangsungan hidup organisasi erat hubungannya dengan

Page 34: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

16

kemampuan pemimpin untuk menerima, mengirim dan bertindak atas

dasar informasi. Dari pendapat di atas dapat digambarkan bahwa

komunikasi sebagai suatu landasan organisasi dapat berlangsung

secara efektif.

4. Pengawasan (controlling)

Pengertian pengawasan pada umumnya oleh Siagian dalam Subagio (2000

: 175) adalah proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan

organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang

dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Handoko (1991:25) mendefinisikan pengawasan adalah penemuan dan

penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah

dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Dari kedua pendapat

tersebut dapat disimpulkan bahwa pengawasan adalah pengukuran dan

koreksi atas pelaksanaan kerja dengan maksud untuk mewujudkan

kenyataan atau menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan rencana

yang disusun dapat dilaksanakan dengan baik.

Dari berbagai pernyatan-pernyataan mengenai perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan manajemen dapat

disimpulkan sebagai berikut :

C. Laboratorium

Laboratorium, pengertiannya dapat disimak dari kata “Laboratory” seperti pada

kamus Welester’s yaitu “A building or room in which scientific experiments are

conducted, or where drugs, chemicals explosives are tested and compounded”.

Page 35: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

17

Menurut keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

No. 0134/0/1983, tentang organisasi dan tata kerja lnstitut keguruan dan Ilmu

Pendidikan Bandung, tanggal 5 Maret 1983, Pasal 57 ayat 1 yang dimaksud

laboraorium adalah sebagai berikut: Laboratorium/studio adalah sarana

penunjang jurusan dalam satu atau sebagian cabang ilmu, teknologi atau seni

tertentu sesuai dengan keperluan bidang studi yang bersangkutan, dan unit

sumber daya dasar untuk pengembangan ilmu dan pendidikan.

Keputusan Mendiknas RI Nomor 225/0/2000: Statuta UNNES Pasal 39

(1) Laboratorium/Studio merupakan perangkat penunjang

pelaksanaan pendidikan pada jurusan dalam pendidikan

akademik dan profesional.

(2) Laboratorium/Studio dipimpin oleh seorang dosen yang

keahliannya telah memenuhi persyaratan sesuai cabang

ilmu pengetahuan, teknologi, olahraga, seni dan budaya

serta bertanggungjawab langsung kepada Ketua Jurusan.

Pasal 40

Laboratorium/studio mempunyai tugas melakukan kegiatan

dalam cabang ilmu pengetahuan, teknologi, olahraga, seni dan

budaya tertentu sebagai penunjang pelaksanaan tugas jurusan

sesuai dengan ketentuan bidang yang bersangkutan.

Page 36: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

18

Pasal 41 ayat (2)

Penambahan dan penutupan laboratorium / studio ditetapkan

sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan jurusan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Laboratorium Kimia Organik adalah suatu ruangan atau kamar tempat

dilangsungkannya kegiatan praktek atau penelitian yang ditunjang oleh adanya

seperangkat alat-alat laboratorium serta ditunjang oleh adanya infrastruktur

laboratorium yang lengkap (termasuk fasilitas air, listrik, gas) (Ditjen Dikti,

2002).

Dalam pendidikan, laboratorium adalah tempet proses belajar mengajar

melalui metoda praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar

dimana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk

mengobservasi gejala-gejala yang dilengkapinya secara langsung. Praktikum

di dalam pendidikan dapat diartikan sebagai suatu metoda mendidik untuk

belajar dan mempraktekan segala aktivitas dalam proses belajar mengajar

untuk menguasai suatu keahlian.

Komponen-komponen laboratorium pendidikan kimia dapat dikatego-rikan ke

dalam lima komponen yang terdiri dari bangunan laboratorium, fasi-litas

laboratorium, alat-alat laboratorium, zat (chemical), dan personil pengelo-la

laboratorium.

1. Personil Pengelola Laboratorium

Suatu komponen yang penting dalam pengelolaan laboratorium adalah

para personelnya, yaitu yang akan melaksanakan tugas pengelolaan

Page 37: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

19

laboratorium. Para personel akan terdiri dari beberapa orang yang

jumlahnya akan tergantung pada keadaan lab, jumlah praktikan, dan tujuan

para praktikan yang melaksanakan praktikum atau eksperimen di

laboratorium itu. Yang ideal personel-personel yang akan terlibat

langsung berdasarkan birokrasi dan hirarki tanggung jawab bidang kerja

yang harus ditanganinya akan terdiri dari: (1) kepala laboratorium, (2)

penanggung jawab laboratorium, (3) pembimbing praktikum (asisten), (4)

tenaga teknisi dan analis, (5) tenaga pembantu (juru laboratorium).

Masing-masing personel harus memahami dan mengerti bidang kerja yang

menjadi tanggung jawabnya, sesuai dengan peraturan yang berlaku pada

lembaganya dan selalu berorientasi kepada tujuan dan fungsi laboratorium

yang dibinanya. Antara para personil pengelola yang langsung dan jalur

vertikal secara administrasi harus terbina suatu hubungan yang harmonis,

dan masing-masing dapat memahami bahwa mereka semua itu merupakan

komponen-komponen dari sistem dalam pendidikan. Pembinaan personel

secara teknis dan administrasi dari waktu ke waktu agar selalu

ditingkatkan dan dibina sehingga pelaksananan kerjanya mencapai tujuan

yang optimal. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa keberhasilan tugas

dalam melaksanakan pengelolaan laboratorium akan ditentukan oleh para

personilnya, dan lembaga yang membinanya.

2. Bangunan laboratorium

Bangunan laboratorium diantaranya terdiri dari : (1) lokasi dan bentuk

bangunan laboratorium, (2) ruang praktikum, (3) ruangan tempat alat

Page 38: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

20

(gudang alat), (4) ruangan tempat zat (gudang zat), (5) ruang alat optik, (6)

ruangan komputer, (7) ruangan persiapan praktikum, (8) ruang timbang,

(9) ruang pembimbing, asisten, (10) ruang gelap (fotografi), (11) ruang

bengkel laboratorium, (12) W.C.

3. Fasilitas Laboratorium

Fasilitas laboratorium diantaranya terdiri dari : (1) meja praktikum dan

kursi bulat, (2) meja mimbar, (3) papan tulis, (4) rak (lemari alat), (5) rak

(lemari zat), (6) instalasi air, bak air, kran-kran air, dan bak cuci, (7)

instalasi jaringan listrik, (8) lemari asam, (9) alat-alat penangkal

kebakaran, (10) kotak obat-obatan dan alat PPPK, (11) sumber api/gas dan

pembakar, (12) alat-alat bengkel yaitu gunting, pisau, cetok, kikir, palu,

tang, gergaji, obeng, testpen, kunci pembuka kran, kuas, cat pembuat

etikel botol, pelubang sumbat, sablon huru, kelengkapan alat-alat

pengerjaan gelas, (13) jam dinding, (14) kipas angin (blower), (15) lemari

es, (16) alat pembuat aquades, (17) barometer, (18) termometer ruangan,

(19) buku-buku rujukan materi praktikum, (20) telepon/alat komunikasi

lainnya, (21) papan pengumuman.

4. Alat-alat laboratorium, (alat-alat yang digunakan untuk pelaksanaan

praktikum kimia).

Alat-alat laboratorium kimia dapat dikelompokkan berdasarkan sifat-

sifatnya, keadaannya (bentuknya) fungsinya/ harganya, dan frekwensi

penggunaannya, serta kondisinya. Dalam pengelolaan alat-alat

laboratorium cara pengelompokkan alat-alat itu dapat dilakukan sebagai

Page 39: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

21

berikut: alat-alat ukur, alat-alat gelas, alat-alat yang terbuat dari logam,

alat-alat yang terbuat dari kayu.

5. Zat (Chemicals) : zat yang bersifat racun keras, asam kuat dan larutan

basa yang mudah menguap, zat cair senyawa organik, zat berbentuk gas,

dan zat padat, misalnya macam-macam asam basa, garam dan unsur.

D. Manajemen Laboratorium

Manajemen adalah suatu proses penggunaan sumberdaya secara efektif untuk

mencapai suatu sasaran. Manajemen laboratorium akan mencakup kegiatan

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Hal-hal yang

berkaitan dengan kegiatan tersebut diantaranya mengatur dan memelihara alat

dan bahan, menjaga disiplin di laboratorium dan keselamatan laboratorium

serta mendayagunakannya.

Manajemen laboratorium dapat diartikan sebagai pelaksanaan dalam

pengadministrasian, perawatan, pengamanan, perencanaan untuk pengemba-

ngannya secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuannya. Dalam melaksa-

nakannya selalu berorientasi dibinanya faktor-faktor keselamatan yang terlibat

didalam laboratorium dan lingkungannya.

Pelaksanaan manajemen laboratorium bertujuan agar dapat menunjang

kegiatan belajar-mengajar di laboratorium dan juga kegiatan penelitian agar

berlangsung secara optimal. Dari sisi lain pengetahuan laboratorium

merupakan usaha yang diarahkan kepada sarana dan prasarana serta serta

personil yang terlibat dalam peran dan kegiatannya.

Page 40: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

22

Dalam manajemen laboratorium, lima macam komponen laboratorium seperti

yang telah dikemukakan di atas, dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok,

yaitu kelompok pengelola (sebagai sumber daya manusia), dan kelompok

yang dikelola yaitu bangunan laboratorium, fasilitas laboratorium, alat-alat

laboratorium, dan zat (chemicals). Dalam uraian disini, akan dicoba meninjau

fungsi dan aspek dari masing-masing kelompok itu.

1. Kelompok Pengelola

Beberapa hal mengenai personil pengelola laboratorium, akan dicoba

dikemukakan landasan, tugas, fungsi dan aspek dari para personel

laboratorium dalam pelaksanaannya.

Para personel laboratorium sesuai dengan bidang dan tanggung jawabnya

agar memiliki ketrampilan, dan pemahaman tentang laboratorium,

fasilitasnya, alat-alatnya dan zat-zatnya. Para personel laboratorium agar

mengetahui dan memahami tentang tugas dan fungsi dari laboratorium

berdasarkan peraturan dan tugas dari lembaga institusinya.

Para personil dalam melaksanakan tugas dan fungsi laboratorium untuk

mencapai tujuannya, agar memahami dan mempelajari penjelasan-

penjelasan dan penjabaran dari keputusan dan peraturan yang ada

diantaranya mengenai hal-hal seperti berikut ini:

Page 41: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

23

a. Struktur organisasi laboratorium.

DEKAN

PD II PD III PD I

JURUSAN JURUSANJURUSAN

LAB * LAB * LAB *

ASISTEN **ASISTEN ** ASISTEN **

Gambar 1 Susunan Organisasi Laboratorium

Keterangan : * Dibantu oleh Lab. Teknisi ** Dibantu oleh tenaga laboran (Tim Supervisi, Ditjen Dikti, 2002)

b. Rincian tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang

Rincian tugas, tanggung jawab, dan wewenang bidang kerja dan

masing-masing personil pengelola dan hubungannya secara vertikal

dan horizontal, serta hak-haknya berdasarkan peraturan dan

perundang-undangan ketenaga kerjaan yang berlaku.

Selain mengerjakan hal itu para personel laboratorium akan/harus

mengerjakan pekerjaan sebagaimana telah dikemukakan di atas. Untuk

menyempurnakan pelaksanaan pengelolaan laboratorium para personel

laboratorium pada setiap kesempatan, agar selalu meneliti berbagai

aspek dari komponen-komponen laboratorium, sehingga peranan

Page 42: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

24

laboratorium hasilnya optimum dalam segi pencapaian tujuan

instruksional, dan tujuan institusional, serta terbinanya suatu

profesionalisme dalam melaksanakan kerja. Suatu sistem pembinaan

ketatalaksanaan kerja dan pembinaan dari para personil laboratorium

perlu diperhatikan oleh pihak yang berwenang baik secara teknis atau

administratif, karena pelaksanaan bekerja di laboratorium baik segi

waktu pelaksanaan kerja, disiplin yang diperlukan, atau hal-hal yang

dapat merugikan kesehatan dirinya, merupakan sesuatu yang tidak

dapat dielakkan pada waktu mereka melaksanakan tugasnya. Karena

itu untuk semua orang yang bekerja di laboratorium agar mempelajari

dan memahami berbagai bahaya yang mungkin dapat ditimbulkan dari

laboratorium, dan juga selalu harus memperhatikan faktor-faktor untuk

membina keselamatan (safety) dalam bekerja di laboratorium.

2. Kelompok yang Dikelola

Kelompok ini terdiri dari bangunan laboratorium, fasilitas laboratorium,

alat-alat laboratorium, zat, dan lingkungannya serta praktikan. Untuk

pengelolaan masing-masing komponen tersebut dapat menerapkan

berbagai macam sistem yang sesuai dengan landasan, fungsi, dan tujuan

penggunaan laboratorium dari instansi atau lembaga yang membawahinya.

Suatu sistem laboratorium di UNNES diantaranya sebagai berikut ini :

a. Komponen bangunan laboratorium dan fasilitasnya

b. Manajemen laboratorium Kimia

Page 43: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

25

Berbagai faktor dapat mempengaruhi jalannya manajemen laboratorium

dan uraian dalam tesis ini diarahkan kepada manajemen laboratorium

kimia yang dapat diterapkan untuk menyempurnakan pengelolaan

Laboratorium Kimia Organik di FMIPA-UNNES.

Page 44: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan latar alami

(natural setting) sebagai sumber data langsung mengenai manajemen

laboratorium Kimia Organik. Penelitian yang menggunakan pendekatan

kualitatif sebagaimana dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen (1998) yang

dikutip oleh Sonhadji (1994).

Peneliti melakukan serangkaian kegiatan di lapangan mulai dari

penjajagan ke lokasi penelitian yaitu Laboratorium Kimia Organik, studi

orientasi, kegiatan praktikum, penelitian, pelayanan masyarakat dan dilanjut-

kan dengan studi secara terfokus mengenai perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan dan pengawasan Laboratorium Kimia Organik.

Pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh personel

laboratorium pada awalnya bersifat pasif, kemudian beranjak menjadi aktif.

Pengamatan secara pasif dilakukan dengan hanya melihat-lihat hal-hal yang

dilakukan personel laboratorium tanpa memberi komentar maupun

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menimbulkan kecurigaan.

Pengamatan secara aktif dilakukan dengan cara melibatkan diri dalam

kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan, misalnya kegiatan praktikum

penelitian, pelayanan masyarakat.

Peneliti juga mengadakan wawancara hal-hal yang berkaitan dengan

pelaksanaan manajemen Laboratorium Kimia Organik. Wawancara dilengkapi

dengan cara mengkaji dokumen-dokumen yang relevan.

Page 45: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

27

Semua data dikumpulkan sendiri oleh peneliti sebagai instrumen utama

dan dilakukan pada latar yang alami. Peneliti sendiri yang mengadakan

pengamatan, wawancara, mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan.

B. Rancangan Penelitian

Rancangan (desain) yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi

kasus. Kasusnya adalah manajemen laboratorium kimia organik. Bogdan dan

Biklen (1998) menyarankan bahwa rancangan penelitian studi kasus paling

baik disajikan dalam bentuk cerobong (funnel). Bentuk cerobong ini

merupakan langkah yang sistematis, berawal dari eksplorasi yang bersifat luas

dan dalam, kemudian berlanjut dengan kegiatan pengumpulan dan analisis

data yang lebih menyempit dan terarah pada suatu topik tertentu.

Dipilihnya rancangan studi kasus dalam penelitian ini, karena metode

ini mudah untuk dilaksanakan, sehingga bagi peneliti pemula sangat cocok,

bila dibanding dengan studi multi situs atau multi kasus (Scott, 1965 yang

dikutip oleh Bogdan dan Biklen, 1998).

Penelitian ini menggunakan rancangan studi kasus observasi, karena

penelitian ini diarahkan untuk mengungkapkan suatu peristiwa manajemen

Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang dengan cara

mengadakan pengamatan peran serta.

C. Kehadiran Peneliti di Lapangan

Kehadiran dan keterlibatan peneliti di lapangan harus diutamakan

dalam penelitian kualitatif, karena peneliti merupakan instrumen penelitian

Page 46: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

28

utama yang harus hadir di lapangan untuk mengumpulkan data yang

diperlukan dalam situasi yang sesungguhnya (Moleong, 2000).

Peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data,

penganalisis data, penafsir data, dan sekalius menjadi pelapor dari hasil

penelitian (Moleong, 2000). Peneliti harus berusaha semaksimal mungkin

untuk dapat memperoleh data sesuai dengan kenyataan di lapangan, sehingga

data yang terkumpul benar-benar relevan dan terjamin keabsahannya. Peneliti

harus bersikap hati-hati, terutama dengan informan kunci agar tercipta suasana

yang mendukung keberhasilan dalam pengumpulan data.

Peneliti sebagai instrumen penelitian harus mampu menyesuaikan diri

dengan situasi dan kondisi di lapangan yaitu di Laboratorium Kimia Organik

maupun di tempat dimana peneliti bisa ketemu personil laboratorium misalnya

saat melakukan wawancara. Hubungan baik antara peneliti dengan subyek

sebelum, selama dan sesudah memasuki latar merupakan kunci utama

keberhasilan pengumpulan data. Hubungan yang baik dapat menjamin

kepercayaan dan saling pengertian. Tingkat kepercayaan yang tinggi akan

membantu kelancaran proses penelitian, sehingga data yang diinginkan dapat

diperoleh dengan mudah dan lengkap. Peneliti harus menghindari kesan-kesan

yang akan merugikan informan (White, dikutip oleh Koentjaraningrat, 1989

dalam Madyo Ekosusilo, 2003). Untuk kehadiran dan keterlibatan peneliti

harus diketahui/secara terbuka oleh subjek penelitian.

Data yang telah terkumpul pada saat tertentu perlu segera dianalisis

agar dapat membantu peneliti dalam memahami dan menjelaskan kasus-kasus

Page 47: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

29

yang terjadi untuk dibuat ikhtisarnya, sehingga dapat segera dipahami secara

baik.

D. Data, Sumber Data dan Instrumen Penelitian

1. Data

Data yang dikumpulkan melalui penelitian adalah sesuai dengan fokus

penelitian, yaitu tentang manajemen laboratorium kimia organik. Jenis

data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu: (1) data primer,

dan (2) data sekunder. Data primer diperoleh dalam bentuk verbal atau

kata-kata atau ucapan lisan dan perilaku dari subyek (informan) berkaitan

dengan manajemen laboratorium kimia organik FMIPA Semarang.

Moleong (1994) menegaskan bahwa karakteristik data primer adalah

dalam bentuk kata-kata atau ucapan lisan dan perilaku manusia yaitu hasil

wawancara mengenai perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan

pengawasan. Data sekunder bersumber dari dokumen-dokumen dan foto-

foto, tulisan-tulisan, rekaman-rekaman, gambar-gambar yang dapat

digunakan sebagai pelengkap data primer yang berhubungan dengan

manajemen laboratorium kimia organik.

2. Sumber Data

Laboratorium Kimia Organik bernaung di bawah Kepala laboratorium

Kimia, dengan jumlah dosen pengampu praktikum 12 orang termasuk

penanggung jawab laboratorium. Seorang guru besar emiritus, seorang lagi

Page 48: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

30

sedang menempuh program S3, dan seorang sedang menempuh program

S2. Dari 12 orang tidak semuanya dijadikan sampel penelitian sebagai

sumber data, namun yang menjadi sampel sebagai sumber data adalah

yang dapat memberikan informasi yang diperlukan.

Penetapan informan sebagai sumber data menggunakan teknik purposif.

Penggunaan teknik purposif didasari oleh pemahaman bahwa peneliti

cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya

untuk menjadi sumber data yang mentap dan mengetahui masalahnya

secara mendalam (Sutopo, 1988).

Dengan teknik purposif, akhimya ditetapkan sampel yang menjadi

informan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 2 Subyek Penelitian

No. Nama Informan Kode Jabatan 1 Drs. Edy Cahyono, M.Si KJ

DP2 Ketua Jurusan FMIPA-UNNES Semarang.

2 Drs. Kasmui, M.Si KL Kepala Laboratorium Kimia FMIPA-UNNES Semarang

3 Dr. Supartono, MS PJL

DP1

Penanggung Jawab Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang Dosen Pengampu Praktikum Kimia Organik

4 Drs. Kusorosiadi, M.Si DP4 Dosen Pengampu Praktikum Kimia Organik

6 Dra. Nanik Wijayati, M.Si DP3 Dosen Pengampu Praktikum Kimia Organik

Dari informan kunci yang satu selanjutnya dikembangkan untuk

mencari informan lainnya dengan teknik bola salju (snowball sampling).

Teknik bola salju ini digunakan untuk mencari informasi secara terus-

Page 49: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

31

menerus dari informan satu ke yang lainnya, sehingga data yang diperoleh

semakin banyak, lengkap dan mendalam.

Teknik bola salju ini baru akan dihentikan apabila data yang

diperoleh dianggap telah jenuh (saturation data), atau jika data tentang

manajemen laboratorium tidak berkembang lagi sehingga sama dengan

data yang telah diperoleh sebelumnya (point of theoretical saturation).

3. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai

instrumen kunci. Peneliti sebagai instrumen akan dapat menekankan pada

keutuhan (holistic emphasis), mengembangkan dasar pengetahuan

(knowledge-based expansion), kesegaran memproses (processual

immediacy), dan mempunyai kesempatan untuk mengklarifikasi dan

meringkas (opportunity for clafirication and summarization), serta dapat

memanfaatkan kesempatan untuk menyelidiki respon yang istimewa/ganjil

atau khas (explore atypical or idiosyncratic responses). (Madyo Ekosusilo,

2003).

Peneliti melakukan sendiri wawancara, observasi, mengumpulkan

data-data, mengklarifikasi, memaknainya sampai membuat laporan akhir.

E. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian ini digunakan tiga teknik, yaitu (1)

wawancara mendalam (in depth interview), (2) observasi partisipan

(participant observation); dan (3) studi dokumentasi (study of documents).

Page 50: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

32

Tiga teknik tersebut merupakan tiga teknik dasar dalam penelitian kualitatif

yang disepakati oleh sebagian besar penulis (Bogdan & Biklen, 1982;

Nasution, 1988; Sonhadji dalam Arifin, 1994); dalam Madyo Ekosusilo, 2003.

1. Wawancara Mendalam

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan

oleh dua belah pihak yaitu pewawancara dan yang diwawancarai

(Moleong, 2000). Tujuan dilakukan wawancara adalah untuk memperoleh

konstruksi yang terjadi tentang pengakuan, keseriusan dan sebagainya

(Sonhadji, 1984 dalam Madyo Ekosusilo 2003).

Tahap pertama peneliti, menentukan siapa saja orang-orang yang

diwawancarai. Dalam hal ini orang-orang yang diwawancarai, yaitu : ketua

jurusan, kepala laboratorium, penanggung jawab laboratorium, dosen-

dosen pengampu praktikum, teknisi, laboran, mahasiswa.

Tahap kedua mempersiapkan wawancara. Peneliti mempersiapkan daftar

pertanyaan. Pertanyaan mengenai perencanaan mencakup bagaimana : (1)

merumuskan tujuan yang akan dicapai; (2) mengumpulkan data yang

diperlukan untuk membuat rencana; (3) menetapkan perencanaan dan

memprediksi hambatan serta hal-hal yang mendukung; (4) menentukan

beberapa altematif yang akan ditempuh dalam pelaksanaan; (5)

menetapkan waktu.

Pertanyaan mengenai pengorganisasian mencakup bagaimana : (1)

mengidentifikasi pekerjaan/kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai

tujuan; (2) mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan; (3) menyusun struktur

Page 51: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

33

organisasi; (4) merumuskan wewenang dan tanggung jawab

masing-masing petugas; (5) menetapkan jalur wewenang dan tanggung

jawab; (6) menyusun staf personil.

Pertanyaan mengenai penggerakan mencakup bagaimana : (1) memberi

pengarahan dan perintah ; (2) memberikan motivasi; (3) mengadakan

bimbingan dan pembinaan; (4) melaksanakan koordinasi dan menciptakan

hubungan kerja yang harmonis.

Pertanyaan mengenai pengawasan mencakup bagaimana : (1) mengadakan

pengamatan kegiatan; (2) mengukur dan membandingkan pelaksanaan

dengan rencana; (3) mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikan.

Semua pertanyaan tersebut berkaitan dengan manajemen laboratorium

Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.

Tahap ketiga, melakukan wawancara dan memelihara agar wawancara

produktif. Peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat grand

tour. Pertanyaan bersifat umum dalam suasana santai, sambil memberikan

informasi yang berharga, respon dan diberi kesempatan secara bebas untuk

mengorganisasi jalan pikirannya sendiri. Pertanyaan-pertanyaan

difokuskan pada hal-hal yang akan diungkap sesuai fokus penelitian yaitu

tentang perencanaan, pengorganisasian, penggera-kan dan pengawasan

Laboratorium Kimia Organik dengan berpedoman pada pertanyaan-

pertanyaan yang telah dipersiapkan. Peneliti berusaha menjaga agar

percakapan selalu diorientasikan pada penggalian informasi dengan cara

Page 52: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

34

memberi kesempatan seluas-luasnya kepada informan untuk

menyampaikan informasi yang diperlukan, agar wawancara bisa produktif.

Tahap keempat peneliti menghentikan wawancara karena sudah banyak

mendapatkan Informasi yang diperlukan dan informan sudah kelihatan

capai. Peneliti segera merangkum dan mengecek kembali kepada informan

apakah yang dikatakan informan sudah benar atau belum atau barangkali

informan ingin memantapkan atau menambah informasi yang diberikan

sebelumnya.

Wawancara dilakukan dengan menggunakan perekam data berupa lembar

catatan lapangan dan tape recorder yang selanjutnya dituangkan dalam

transkrip wawancara. Khusus untuk perekam suara hanya digunakan

apabila informan/informan mengijinkan.

Pertanyaan yang diajukan bersifat terbuka dan mendalam. Pertanyaan

bersifat terbuka dalam arti pertanyaan yang diajukan berdasarkan keadaan

pada saat itu dan berkembang dalam mencari informasi sebanyak-

banyaknya dari informan, tidak didasarkan pada urutan item yang sudah

dipersiapkan sebelumnya. Misalnya informasi mengenai struktur

organisasi di Laboratorium Kimia Organik, akhirnya informasinya

melebar ke keadaan di UGM, UNDIP. Inilah tugas peneliti yang harus bisa

memilih mana data yang diperlukan dan mana yang dibuang. Pertanyaan

bersifat mendalam dalam arti pertanyaan yang diajukan untuk melacak

latar belakang fakta-fakta yang diungkapkan.

Page 53: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

35

2. Observasi Partisipan

Observasi partisipan dilakukan dalam tiga tahap, dimulai dari

observasi deskriptif (descriptive observation) secara luas dengan

melukiskan secara umum keadaan laboratorium Kimia Organik - UNNES

Semarang. Tahap berikutnya dilakukan observasi terfokus (focused

observations) untuk menemukan aspek-aspek yang perlu diberdayakan.

Tahap akhir setelah dilakukan analisis dan observasi berulang-ulang,

diadakan penyempitan lagi dengan melakukan observasi dengan mencari

perbedaan di antara aspek-aspek tersebut. Semua hasil pengamatan dicatat

sebagai rekaman pengamatan lapangan (field note) yang selanjutnya

dilakukan refleksi.

Semua data yang diperoleh melalui observasi dicatat pada buku

catatan lapangan yang selalu dibawa oleh peneliti selama pengamatan

berlangsung. Selanjutnya data hasil pengamatan tersebut dipindahkan ke

dalam lembar catatan lapangan yang formatnya seperti berikut : bagian

pertama berisi tempat, waktu dan judul kejadian, bagian kedua berisi

rekonstruksi suasana dan dialog dan bagian ketiga berisi tanggapan

pengobservasian. Rekaman tersebut diketik satu spasi.

Tujuan dilakukan observasi partisipan adalah untuk mengamati

peristiwa sebagaimana yang dirasakan oleh subjek dan untuk

mengembangkan pemahaman terhadap latar sosial yang kompleks beserta

hubungan-hubungan yang ada di dalamnya (Arismunandar, 1992 dalam

Madyo Ekosusilo, 2003).

Page 54: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

36

Tabel 3 Setting dan Peristiwa yang diamati NO MACAM SITUASI YANG DIAMATI KETERANGAN

1 Keadaan Fisik • Suasana lingkungan laboratorium • Ruang laboratorium dan penataannya • Ruang laboratorium beserta isinya • Hiasan, lukisan, benda yang ada di laboratorium

Setting dan peristiwa-peristiwa yang penting diambil gambarnya / fotonya

2 Rapat-Rapat • Rapat rutin intern laboratorium • Rapat Dinas (rapat dengan pejabat) • Pembinaan dari Dinas

Jika berhalangan tidak bisa menghadiri rapat, bisa dilakukan wawancara atau melihat hasil notulen rapat.

3 Suasana Kegiatan Praktikum Kebiasaan memulai dan mengakhiri praktikum Proses bimbingan pengampu praktikum

4 Suasana Kegiatan Pelayanan Masyarakat Penelitian yang dilakukan atas permintaan institusi, jurusan lain

3. Studi Dokumentasi

Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi digunakan untuk

melengkapi data yang diperoleh melaui wawancara dan observasi. Data

yang diperoleh dan dokumentasi terdiri atas berbagai tulisan dan rekaman

seperti buku-buku pedoman, laporan resmi, catatan harian, notulen rapat.

Data yang diperoleh melalui dokumentasi termasuk data sekunder dan

sumber non manusia. Lincoln dan Guba (1985) mengartikan rekaman

sebagai setiap tulisan atau persiapan yang dipersiapkan oleh atau untuk

individual dan organisasi dengan tujuan membuktikan adanya suatu

peristiwa.

Dokumen-dokumen yang dihimpun dan dikaji dalam penelitian

antara lain : (1) Master Plan 2005-2025 dan rencana strategi 5 tahun

jurusan kimia yang disusun oleh Kepala Laboratorium, Ketua Jurusan dan

Page 55: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

37

beberapa dosen; (2) peningkatan kualitas manajemen laboratorium dan

organisasi internal oleh Kepala Laboratorium; (3) keselamatan kerja di

laboratorium; (4) daftar bahan kimia, alat-alat gelas; (5) dana laboratorium

kimia FMIPA-UNNES Semarang; (6) dokumen yang berkaitan dengan

manajemen laboratorium kimia organik, baik berupa foto atau dokumen

tertulis lainnya; (7) daftar dosen pengampu praktikum kimia organik; (8)

denah laboratorium kimia organik; (9) rencana kegiatan laboratorium

kimia organik; (10) lain-lain yang relevan dengan fokus penelitian.

Dokumen-dokumen tersebut setelah dibaca dan dikaji kemudian

dibuat ringkasannya pada lembar ringkasan dokumen. Dari dokumen-

dokumen tersebut diharapkan banyak membantu dalam memahami latar

penelitian dalam laboratorium Kimia Organik.

F. Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman (1984) analisis deskriptif dilaksanakan

melalui tiga alur kegiatan yang paling berkaitan satu dengan lainnya. Tiga alur

kegiatan itu adalah : (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan

kesimpulan atau verifikasi. Dari tiga alur di bawah ini diharapkan dapat

membuat data jadi bermakna.

Peneliti melakukan analisis data melalui tiga alur berikut ini :

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan

Page 56: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

38

mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga dapat ditarik suatu

kesimpulan akhir dan diverifikasikan.

Reduksi data ini berlangsung secara terus-menerus selama penelitian

berlangsung. Setelah pengumpulan data selesai dilakukan, semua catatan

lapangan dibaca, dipahami dan dibuat ringkasan kontak yang berisi uraian

hasil penelitian terhadap catatan lapangan, pemfokusan, dan penjawaban

terhadap masalah manajemen Laboratorium Kimia Organik FMIPA-

UNNES Semarang. Ada empat belas catatan lapangan yang merupakan

hasil wawancara tentang : perencanaan, pengorgani-sasian, penggerakan

dan pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES

Semarang. Selanjutnya ada tiga catatan lapangan tentang pengamatan

rapat, kejadian-kejadian di Laboratorium Kimia Organik. Ada lima

dokumentasi yaitu : master plan 2005 – 2025 Jurusan Kimia, peningkatan

kualitas manajemen dan organisasi internal, keselamatan kerja di

Laboratorium Kimia Organik, program kerja Kepala Laboratorium Kimia

Organik, dan lembaran-lembaran peringatan kerja di Laboratorium Kimia

Organik.

Semua data yang telah dituangkan dalam catatan lapangan, ringkasan

dibaca dan ditelaah sekali lagi secara seksama untuk mengidentifikasi

topik-topik liputan. Setiap topik-topik liputan dibuatkan kode yang

menggambarkan topik tersebut, kode-kode itu digunakan untuk

mengorganisasi satuan-satuan data. Rekaman hasil wawancara ditulis

dalam buku-buku tersendiri.

Page 57: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

39

Satuan data yang diperlukan dalam satu sub fokus hasil rekaman satu

wawancara dipindah pada satu buku halaman kanan dan merupakan

paparan data. Sedangkan halaman kiri yang kosong nantinya dipakai untuk

menuliskan temuan-temuan data.

Berdasarkan fokus penelitian yang telah ditetapkan maka topik-topik

liputan penelitian diberi kode sebagai berikut :

Tabel 4 Kode Topik Liputan Penelitian Berdasarkan Fokus

Penelitian dengan Penjabaran ke dalam Sub Fokus

Penelitian

KODE TOPIK SUB FOKUS

P.PERC.

Perencanaan laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES

T.UJ Merumuskan tujuan yang akan dicapai D.T Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat rencana

RCN.HAM.DUK Menetapkan rencana dan memprediksi hambatan serta hal-hal yang mendukung

ALT Menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam pelaksanaan

WKT Menetapkan waktu P.ORG Pengorganisasian laboratorium Kimia Organik FMIPA-

UNNES PEK. Mengidentifikasi pekerjaan/kegiatan yang perlu dilakukan

untuk mencapai tujuan JN.PEK Mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan ST.ORG Menyusun struktur organisasi WW.TJ Merumuskan wewenang dan tanggung jawab masing-masing

petugas JAL.WW.TJ Menetapkan jalur wewenang dan tanggung jawab

ST.PERS Menyusun staff personil

P.PENGG Penggerakan laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES

PENG.PERT.MOTV Memberi pengarahan dan perintah Memberikan motivasi

BIMB.PEMB Mengadakan bimbingan dan pembinaan KORD. Melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan kerja

Page 58: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

40

KODE TOPIK SUB FOKUS yang harmonis

P.PENGS Pengawasan laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES PENGM. Mengadakan pengamatan kegiatan MEMBD. Mengukur dan membandingkan pelaksanaan dari rencana TINDK. Mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikan

Kegiatan selanjutnya adalah penyortiran data. Setelah kode-kode dibuat

secara lengkap, semua catatan lapangan dibaca kembali dan setiap satuan

data yang tertera di dalamnya diberi kode yang sesuai. Kode-kode tersebut

ditulis di bagian kiri catatan lapangan. Hasil kegiatan pengkodean di

fotocopy dan dipotong-potong berdasarkan satuan datanya, sedangkan

yang asli disimpan sebagai arsip. Potongan-potongan catatan lapangan

tersebut dikelompokkan sesuai dengan kode masing-masing.

2. Penyajian Data

Miles dan Huberman (1984) menegaskan bahwa penyajian data

dimaksudkan untuk menemukan pola-pola yang bermakna serta

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Penyajian data dalam penelitian ini juga dimaksudkan untuk

menemukan suatu makna dari data-data yang telah diperoleh, kemudian

disusun secara sistematis, dan bentuk informasi yang kompleks menjadi

sederhana namun selektif.

Karena data yang didapatkan berupa kata-kata, kalimat-kalimat atau

paragraf-paragraf, baik dari penuturan informan, obervasi maupun

dokumentasi, maka agar dapat tersaji dengan baik dan dapat dicari kembali

Page 59: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

41

kebenarannya, maka di bawah satuan data yang dikutip tersebut diberi

label atau notasi tertentu. Contoh satuan data yang dikutip atau disajikan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Suasana lingkungan laboratorium Kimia Organik khususnya dan umumnya, suasana tenang, cocok untuk praktikum, tapi sayang bu letaknya terlalu jauh dari ruang Dosen sehingga kalau habis mengajar mau datang ke laboratorium terutama kalau hujan ini agak kesulitan. (W.01.DP.2.03.12-14)

Label yang ada pada kutipan di atas terdiri atas delapan belas digit. Digit

pertama, menunjukkan cara pemerolehan data. W artinya wawancara, P

artinya pengamatan dan D artinya dokumentasi. Digit ketiga dan keempat

nomor urut catatan lapangan. Digit keenam, ketujuh dan kesembilan

menunjukkan informan, yaitu Dosen Pengampu Praktikum Dua. Digit ke

sebelas dan dua belas menunjukkan halaman dari data yang ada pada

transkip. Digit keempat belas, lima belas, tujuh belas, dan delapan belas

menunjukkan baris ke berapa data tersebut dikutip.

Setelah dilakukan pengkodean dan pemberian label atau notasi tertentu

maka data-data tersebut disajikan sebagai suatu paparan data. Dari

penyajian data tersebut kemudian dianalisa dan didapatkan temuan-temuan

data yang diperoleh di lapangan dan hubungan-hubungan kausal yang

dirumuskan berdasarkan interpretasi data yang ditemukan.

Dalam penelitian ini data yang telah diperoleh disajikan pula dalam bentuk

gambar diagram, matrik dan skema.

Page 60: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

42

3. Penarikan Kesimpulan

Analisis data yang dikumpulkan selama pengumpulan data dan sesudah

pengumpulan data digunakan untuk menarik suatu kesimpulan, sehingga

dapat menggambarkan suatu pola tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi.

Analisis data yang terus menerus dilakukan mempunyai implikasi terhadap

pengurangan dan atau penambahan data yang dibutuhkan. Hal ini

memungkinkan peneliti untuk kembali ke lapangan.

Peneliti telah mulai mencari makna atau arti dan simbol-simbol, mencatat

keteraturan pola-pola, penjelasan-penjelasan, dan alur sebab akibat yang

terjadi. Sejak pengumpulan data peneliti dapat membuat kesimpulan-

kesimpulan yang sifatnya masih longgar dan terbuka, mula-mula masih

belum jelas lama-kelamaan menjadi lebih rinci dan mengakar. Kesimpulan

final mungkin bisa diperoleh setelah pengumpulan data berakhir, hal ini

tergantung pada kumpulan catatan lapangan, dan pengkodean yang

digunaan (Miles & Huberman 1984).

G. Pengecekan Kebsahan Data

1. Derajat Kepercayaan (Credibility)

Kredibilitas atau derajat kepercayaan data perlu dilakukan untuk

membuktikan apakah yang diamati oleh peneliti benar-benar telah sesuai

dengan apa yang sesungguhnya terjadi secara wajar di lapangan. Derajat

kepercayaan data (kesahihan data) dalam penelitian kualitatif digunakan

Page 61: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

43

untuk memenuhi kriteria (nilai) kebenaran yang bersifat emic, baik bagi

pembaca maupun bagi subjek yang diteliti.

2. Keteralihan (Transferability)

Transferabilitas atau keteralihan dalam penelitian kualitatif dapat dicapai

dengan cara “uraian rinci”. Peneliti berusaha melaporkan hasil

penelitiannya secara rinci. Uraian laporan diusahakan dapat mengungkap

secara khusus segala sesuatu yang diperlukan oleh pembaca, agar para

pembaca dapat memahami temuan-temuan yang diperoleh. Penemuan itu

sendiri bukan bagian dari uraian rinci melainkan penafsirannya yang

diuraikan secara rinci dengan penuh tanggung jawab berdasarkan

kejadian-kejadian nyata.

3. Ketergantungan (Dependability)

Dependabilitas atau kebergantungan dilakukan untuk menanggulangi

kesalahan-kesalahan dalam konseptualisasi rencana penelitian,

pengumpulan data, interpretasi temuan, dan pelaporan hasil penelitian, dan

perlu dependent auditor.

4. Kepastian (Confirmability)

Konfirmabilitas atau kepastian diperlukan untuk mengetahui apakah data

yang diperoleh objektif atau tidak. Data dapat dikatakan obyektif jika telah

disepakati oleh beberapa atau banyak orang, namun penekanannya tetap

pada datanya.

Berdasarkan jenis data yang dibutuhkan dan orientasi teknik analisis dalam

penelitian ini, maka guna pengecekan keabsahan datanya akan digunakan

Page 62: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

44

kriteria derajat kepercayaan (credibility) dengan cukup menggunakan

teknik acuan segitiga atau lazim disebut triangulasi (Moleong, L.J., 2000).

Dalam penelitian ini menggunakan derajat kepercayaan (credibility) dan

teknik triangulasi sudah cukup untuk mengukur keabsahan data,

mengingat langkah-langkah yang ditempuh dalam teknik triangulasi

tercermin pula keteralihan (transferability), ketergantungan

(dependability), dan kepastian (confirmability).

H. Pertimbangan Etika Penelitian

Konflik antara peneliti dan subjek yang diteliti bisa terjadi. Konflik

bisa terhindar bila selama penelitian berlangsung prinsip-prinsip etik yang

disarankan oleh Spradley (1980). Lofland dan Lofland (1984), Spindler

(1989). Dan Smith dan Glass (1987) yang dikutip oleh Mantja (l989) dalam

Madyo Ekosusilo (2003) harus diikuti :

1. Memperhatikan, menghargai, dan menjunjung tinggi informan.

2. Memperhatikan kepekaan, minat, dan hak azasi informan.

3. Mengkomunikasikan maksud peneliti kepada informan.

4. Tidak melanggar kebebasan dan tetap menjaga rahasia pribadi informan.

5. Tidak mengekspoitasi informan.

6. Mengkomunikasikan hasil penelitian kepada informan atau pihak-pihak

terkait secara langsung jika diperlukan.

Page 63: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

45

7. Memperhatikan pandangan emik informan yang muncul dalam

kebudayaan, sehingga informan memiliki pandangan dan penafsiran

terhadap sekitarnya.

Para informan tidak keberatan apabila namanya disebut dalam penelitian ini.

Page 64: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

46

BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. PAPARAN DATA

Berdasarkan fokus penelitian sebagaimana bab I, paparan data ini

dikelompokkan menjadi empat yaitu : (1) perencanaan Laboratorium Kimia

Organik FMIPA-UNNES Semarang, (2) pengorganisasian Laboratorium

Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang, (3) penggerakan Laboratorium

Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang, (4) pengawasan Laboratorium

Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.

Paparan data tentang perencanaan Laboratorium Kimia Organik

FMIPA UNNES Semarang meliputi :

5. Merumuskan Tujuan Yang Akan Dicapai

Merumuskan tujuan yang akan dicapai yang diputuskan oleh Ketua

Jurusan maupun Kepala Laboratorium bahwa tujuan yang ingin dicapai pada

prinsipnya Laboratorium Kimia Organik betul-betul punya posisi yang

strategis dibutuhkan masyarakat luar maupun di dalam kampus.

Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5 Penuturan informan tentang merumuskan tujuan yang akan dicapai

Informan PenuturanKetua Jurusan Tujuan Laboratorium Kimia Organik adalah untuk meningkatkan fungsi

pelayanan laboratorium dalam hal pengajaran. Artinya praktikum dan pengabdian masyarakat serta kegiatan-kegiatan mahasiswa. (W.01.KJ.02.16-18)

Kepala Laboratorium

Tujuannya adalah ingin Laboratorium Kimia khususnya Laboratorium Kimia Organik ini sebagai pusat informasi dan pusat penelitian. (W.12. KL.02.31-32)

Page 65: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

47

6. Mengumpulkan Data yang Diperlukan Untuk Membuat Rencana

Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat rencana

sebagaimana yang dituturkan Ketua Jurusan Kimia bahwa data tersebut

diperoleh setiap tahun dengan melaksanakan evaluasi diri yang pada dasarnya

adalah analisis SWOT. Evaluasi diri ini sebagai dasar menentukan arah

pengembangan Laboratorium Kimia Organik pada tahun berikutnya, sangsi

tidak dikenakan mahasiswa praktikum yang melanggar disiplin, Laboratorium

Kimia Organik belum mempunyai bengkel gelas. Ketua Laboratorium

menuturkan perlunya observasi ke Perguruan Tinggi yang ada dan lebih maju.

Laboratorium yang pantas untuk kimia yang mana. Dosen Pengampu pernah

melakukan kunjungan ke Laboratorium Kimia Organik di UGM tetapi

keadaan laboratoriumnya malah lebih kotor. Namun setiap asisten hanya

membimbing 3 mahasiswa yang sebelumnya asisten tersebut telah digembleng

dulu. Pada saat kegiatan praktikum dosen justru tidak datang. Di UGM setiap

laboratorium mempunyai Kepala Laboratorium bukan Penanggung Jawab

Laboratorium. Sedangkan di UNS Kepala Laboratorium berkuasa penuh tetapi

tidak pegang keuangan, hanya mengusulkan kebutuhan laboratorium kepada

Dekan.

Dosen pengampu praktikum Bapak Dr. Supartono, MS terutama seba-

gai penanggung jawab Laboratorium Kimia Organik ingin menunjukkan pada

masyarakat bahwa Laboratorium Kimia Organik bisa seperti di Perguruan

Tinggi lain yang lebih maju. Beliau berusaha mengajukan proposal untuk

kemajuan Laboratorium Kimia Organik. Selain itu masih sering terjadi

Page 66: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

48

kecelakaan di Laboratorium Kimia Organik antara lain : percikan zat kimia,

kebakaran karena pemanas spiritus. Kejadian lain yang tidak diharapkan

mengambil zat dalam botol besar, memakai pipet kotor. Saat praktikum bila

zatnya tidak ada diganti zat lain yang sifatnya sama, bila zat itupun tidak ada

terpaksa praktikum untuk materi itu tidak dilaksanakan. Letak laboratorium

sebaiknya di lantai dasar, jangkauannya mudah. Toilet tidak dibedakan untuk

dosen dan mahasiswa, hanya dibedakan untuk laki-laki dan perempuan. Alat

mikroskop ada. Limbah ditampung ke satu saptitank. Aliran listrik banyak

dimanfaatkan terutama untuk pemanasan, AC tidak ada. Ada yang tidak

berfungsi, tidak disingkirkan, misalnya oven.

Penuturan para informan tersaji pada tabel berikut ini.

Tabel 6 Penuturan informan tentang mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat rencana

Informan Penuturan

Ketua Jurusan Setiap tahun kita melaksanakan evaluasi diri sebagai dasar untuk menetapkan arah pengembangan program-program yang akan dilaksanakan tahun berikutnya. Evaluasi Diri yang menyangkut laboratorium menyangkut aspek sarana prasarana juga kegiatannya, kegiatan perkuliahan maupun penelitian yang sudah dilaksanakan kemudian juga menyangkut sumber daya manusia. Kemudian fasilitas-fasilitas pendukung sarana dan prasarana kita kumpulkan berdasarkan data yang ada, informasi-informasi dosen dan laboran, teknisi laboratorium, mana yang harus dipertahankan, mana yang perlu perbaikan dan bagian mana yang harus ditingkatkan dan dihilangkan. Ini perlu dilaksanakan atau evaluasi diri itu pada dasarnya adalah analisis SWOT yaitu memperhatikan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. (W.01.KJ.02.22-33) Disiplin ini tidak diberi dengan sangsi. Sangsi yang tidak ditegakkan pada mahasiswa praktikum misalnya mahasiswa terlambat, mahasiswa tidak lulus pre test diperkenankan ikut praktikum, tidak mengenakan jas praktikum ini bisa mengakibatkan tidak baik bagi pendidikan si anak. Disiplin ini kalau saya melihat sangat tergantung pada dosen pengampu. Dengan demikian kita perlu mengingatkan pada dosen pengampu bagaimana kita menegakkan disiplin itu untuk keselamatan kerja di laboratorium. Tetapi saya rasa faktor yang lain adalah jumlah mahasiswa. Kalau dulu satu lab jumlah mahasiswa 20 tetapi kalau jumlah mahasiswa lebih dari 20 pengawasan terhadap kegiatan praktikum mahasiswa ya jadi kurang baik. (W.08.KJ.03.15-25) Belum ada, tetapi namanya untuk reparasi atau perbaikan atau tugas teknisi tidak harus kerja di bengkel. Jadi perbaikan gelas, kalibrasi, alat-alat elektronik

Page 67: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

49

Informan Penuturan tidak perlu punya bengkel tertentu. Karena alat-alat itu berada di tempat, tidak bergeser, tidak di gudangkan. Jadi bisa diperbaiki di tempat itu. (W.07.KJ.04.29-33)

Kepala Laboratorium

Kita berpikir observasi dari perguruan tinggi yang ada yang lebih maju. Lab. yang pantas untuk Kimia Organik lab. yang mana. Ya perlu tambahan lab. Bio Kimia lab. Pangan, lab. Instrumen, lab. Mikrobiologi, lab. Pendidikan dan sebagainya, nah kita kan ndak ada. (W.12.KL.03.28-33)

Dosen Pengampu

Kalau di UGM keadaan laboratoriumnya malah lebih kotor. Namun asisten mahasiswa lebih dari satu. Kalau di UGM satu asisten membimbing tiga mahasiswa. Asistennya digembleng dulu, dosennya malah tidak pernah masuk saat praktikum. (W.09.DP.3.03.37-40; W.09.DP.3.04.01-02)

Begini bu. Setiap laboratorium di UGM misal laboratorium Kimia Organik, laboratorium Kimia Fisik, laboratorium Kimia Dasar, laboratorium Kimia Analis semua itu mempunyai Kepala laboratorium bukan penanggung jawab laboratorium seperti itu Kepala laboratorium berkuasa penuh tetapi tidak pegang keuangan hanya mengusulkan saja. (W.10.DP.4.03.05-10) Setahu saya begitu laboratorium lain belum berpikir begitu, menurut pengamatan saya hal itu perlu dilakukan, terutama sebagai penanggung jawab saya harus memiliki bentuk yaitu peduli laboratorium, supaya bisa berfungsi seperti laboratorium yang lain. Saya juga tidak hanya satu bentuk tanggung jawab juga yang berarti menunjukkan pada masyarakat bahwa kita bisa seperti jurusan kimia di Perguruan Tinggi yang lain. (W.06.DP.1.05.11-16) Bukan begitu siapapun nanti orangnya, seandainya ada yang menggantikan saya di sini saya tetap akan mengajukan proposal untuk kemajuan laboratorium Kimia Organik. Saya punya tanggung jawab moral. Dan proposal itu bersifat kompetensi dan ini diseluruh Indonesia. Kalau proposal cukup baik ya itu akan lolos. (W.06.DP.1.05.25-29) Memang pernah terjadi kecelakaan. Kecelakaan yang ada sampai sekarang yang satu zat tumpah, alat pecah, percikan zat kimia. Paling kecelakaan agak serius satu kali dalam satu semester. Kebetulan laboran / teknisinya sendiri. Dia mencampur zat, namanya bu Nunik. Mencampur asam sulfat pekat tidak tahu kalau dicampur mendadak itu akan meledak. Dan meledak, kepercikan kena mata, kemudian diguyur air mengalir. Tetapi masih terasa kesakitan, akhirnya dibawa ke rumah sakit. Kebakaran karena pemanas spiritus dimana spiritusnya kebakar. Hal semacam itu harus dimatikan dengan pasir karena di laboratorium tidak ada pasir. (W.11.DP.4.02.14-23) Ada juga terjadi mahasiswa memindahkan lampu spirtus untuk menyalakan tidak menggunakan korek api, sehingga spirtus tumpah terjadi kebakaran dan mengenai dahi mahasiswa. Kira-kira terjadi tahun 2003, dan itu semua tanggung jawab kepala laboratorium. (W.09.DP.3.03.16-19) Sering juga terjadi hal-hal yang tidak diharapkan. Misalnya cara meneteskan, mengambil zat dalam botol, zat dalam botol 2 lt diambil sedikit pakai pipet padahal pipet kotor. (W.09.DP.3.03.12-14) Bila praktikum zatnya tidak ada diganti dengan zat lain yang sifatnya sama. Kalau memang zatnya tidak ada ya tidak dilakukan. (W.09.DP.3.04.21-22) Menurut saya Laboratorium Kimia Organik itu sebaiknya berada di lantai dasar. Karena jangkauannya mudah terutama untuk air. Seperti dulu yang sekarang dipakai SMA 3, yaitu laboratorium Farmasi. (W.11.DP.4.04.37-39) Toilet di laboratorium Kimia Organik ada. Ada disamping ( sambil menunjuk ) satu tetapi tidak dibedakan untuk dosen dan mahasiswa, hanya dibedakan untuk perempuan dan laki-laki saja. (W.05.DP.1.01.26-28) Microskop juga ada, jumlahnya juga tidak terlalu banyak. Tetapi itu digunakan terutama pengamatan molekul kristal bukan yang menyangkut pembentukan kristal, mereka harus mengawasi di bawah microskop. Kebetulan hari ini

Page 68: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

50

Informan Penuturan praktikumnya tidak mengamati bentuk molekul kristal, jadi tidak kita keluarkan. (W.04.DP.1.03.38-42) Kalau limbah itu kita punya saluran akhirnya menuju septitank yang berada dibelakang laboratorium. Semua limbah dari laboratorium Kimia ini menuju ke satu septitank. (W.04.DP.1.07.10-12) Aliran listrik memang diperlukan. Waktu praktikum sering kali juga memanfaatkan listrik seperti yang Ibu ketahui pada destilasi tadi memerlukan mantel heater untuk pemanasannya. (W.04.DP.1.07.06-08) AC alam jadi tidak ada AC nya. (W.04.DP.1.07.14) Umumnya laboratorium itu bersih karena ada cleaning service yang stand by. Untuk Kimia Organik saya ampu selalu saya anjurkan mahasiswa masing-masing masing-masing kelompok harus membawa lap jadi sehabis praktikum mahasiswa membersihkan sendiri. Tapi tempat-tempat yang mestinya untuk praktikum itu isinya rangkaian alat yang tidak bisa difungsikan harusnya disingkirkan. Misal alat oven itu tidak berfungsi, tidak bisa dipakai kok ya tidak disingkirkan. Tapi katanya yang bagus belum ada. (w.11.dp.4.02.33-40)

7. Menetapkan Rencana dan Memprediksi Hambatan Serta Hal-Hal

Yang Mendukung

a. Menetapkan Rencana

Seperti yang dituturkan Ketua Jurusan dan Kepala

Laboratorium dalam perencanaan pengembangan laboratorium tidak

dapat dipisahkan dengan laboratorium yang merupakan bagian dari

jurusan, pengembangannya mestinya harus searah dengan pengemba-

ngan jurusan pada lingkup bidang studi. Rencana Laboratorium Kimia

Organik juga didasarkan musyawarah, masukan-masukan dari dosen-

dosen pengampu. Perencanaan tersebut berkaitan dengan SDM; alat-

alat, bahan-bahan, serta perawatannya. Pengembangan laboratorium

dilaksanakan setiap tahun. Kepala Laboratorium Kimia menuturkan

bahwa setelah melihat perkembangan penelitian, maka kelihatan

laboratoriumnya hanya segini tok, masih sangat kurang.

Page 69: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

51

Kemudian mengenai pengembangan Laboratorium Kimia

Organik sudah lama direncanakan yaitu penambahan Laboratorium

Biokimia, Laboratorium Mikrobiologi, dan Laboratorium Pangan.

Apalagi setelah Dr. Supartono, MS masuk Laboratorium Kimia

Organik kelihatan beliau ingin mengembangkannya. Sedangkan Dosen

Pengampu menuturkan bahwa ruang sudah cukup untuk praktikum,

tapi kalau untuk penelitian perlu tambahan ruang. Alat-alat canggih

perlu dimiliki, untuk memperlancar kegiatan Laboratorium Kimia

Organik misalnya spektroskopi, IR, MS, NMR.

Penuturan para informan disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel 7 Penuturan informan tentang rencana pengembangan Laboratorium Kimia Organik

Informan Penuturan

Ketua Jurusan Selama ini perencanaan masing-masing laboratorium didasarkan musyawarah, masukan-masukan dari Dosen Pengampu praktikum dan selalu kita dengar, kita tindak lanjuti, kita evaluasi dibantu oleh asisten dari mahasiswa, mahasiswa yang mendapatkan beasiswa yang sedang melaksanakan praktikum untuk menjadi asisten praktikum dan membantu pelaksanaan jalannya praktikum. (W.01.KJ.04.07-12) Pada prinsipnya perencanaan di laboratorium itu kan sumber daya manusia, bahan, alat juga perawatan (maintenance), untuk alat kita sulit mendapatkan teknisi yang bisa memperbaiki membantu merawat alat-alat kita yang rusak. Di Semarang ini masih terbatas. (W.01.KJ.03.14-18) Pengembangan menyangkut fasilitas kita kembangkan setiap tahun. Misalnya lima tahun yang lalu dengan sekarang saya rasa sudah banyak perubahan. Tetapi untuk alat yang besar seperti IR dalam waktu dekat ini kita tidak mungkin memilikinya tetapi seperti yang pernah saya utarakan bahwa kita tidak perlu punya tetapi bisa mengakses yang kita usahakan pemenuhannya sekarang adalah alat untuk kegiatan praktikum. (W.08.KJ.01.34-42) Perencanaan dulu ya Bu. Dalam perencanaan pengembangan laboratorium tidak dapat dipisahkan dengan laboratorium yang merupakan bagian dari jurusan, pengembangannya mestinya harus searah dengan pengembangan jurusan pada lingkup bidang studi. (W.01.KJ.02.12-15)

Kepala Laboratorium

Sudah lama sebetulnya rencana ini, yaitu mengembangkan lab. Paling tidak sembilan laboratorium yang dua atau tiga justru berkembang dari Laboratorium Kimia Organik, yaitu laboratorium Biokimia, laboratorium Mikrobiologi, laboratorium pangan. (KL.12.W.01.43-44 s/d KL.12.W.02.01-02) Sekarang ini baru angan-angan. Baru sekarang ini dimunculkan ya kemarin tampaknya belum muncul. Kita melihat perkembangan lab. Waktu itu kan kerjanya tidak begitu banyak dan kelihatannya sudah cukup. Tetapi begitu

Page 70: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

52

Informan Penuturan penelitian berkembang, Oo... ternyata lab. kita segini thok, kita mikir kita kurang. Apalagi setelah Dr. Partono masuk sini kelihatannya lab. ingin dikembangkan. Kita berpikir observasi dari perguruan tinggi yang ada yang lebih maju. Lab. yang pantas untuk Kimia Organik lab. yang mana. Ya perlu tambahan lab. Bio Kimia lab. Pangan, lab. Instrumen, lab. Mikrobiologi, lab. Pendidikan dan sebagainya, nah kita kan ndak ada. (W.12.KL.03.23-33)

ahun ini kita sudah membuat usulan lewat rapat kerja kemarin (Kamis 14-04-2005) akan mengundang arsitek yang akan membuat rencana gedungnya. Misal kita butuh sembilan ruang bagaimana gambarnya, letaknya di mana kemudian kita ajukan ke pusat. Disetujui atau tidaknya itu urusan sana. Bagaimanapun kita akan mengejar, karena lab. Kimia ini masih sangat sedikit. Entah lima tahun atau sepuluh tahun yang akan datang realisasinya yang penting kita sudah mengajukan rencananya. (W.12.KL.02.20-28) Nah, itu yang termasuk salah satu dari sembilan lab. yang kita usulkan adalah Workshop alat-alat gelas. Jadi ruang reparasi gelas, itu salah satunya. Setahun yang Ialu kita sudah menganggarkan hanya karena ada SP4 dan SPMnya untuk nangani ini dulu. (W.13.KL.02.27-30)

Dosen Pengampu

Ruang sudah cukup untuk praktikum tapi kalau untuk penelitian mahasiswa perlu ada ruang tersendiri sehingga bila ada penelitian jangan mengganggu jalannya praktikum yang sudah terjadwal rapi. Isinya sementara ini cukup untuk praktikum sehari-hari. Kalau untuk pelaksanaan penelitian masih banyak zat, instrumen yang kurang. Seperti spektroskopi IR, GC, MS, NMR kira-kira kalau dibeli harganya tidak terjangkau. Misal nanti kalau bisa mengusulkan alat-alat ini, karena Kimia Organik tanpa alat seperti ini tidak bisa berjalan baik terutama penelitiannya. (W.10.DP.4.02.18-24)

b. Memprediksi hambatan yang ada dengan akan dilaksanakannya

perencanaan Laboratorium Kimia Organik

Seperti yang dituturkan oleh Ketua Jurusan,Bp. Drs. Edy Cahyono,

M.Si bahwa hambatan terletak pada manajemennya. Selama ini

laboratorium dikembangkan berdasar Kelompok Bidang Keahlian yaitu

Kimia Dasar, Kimia Anorganik, Kimia Analitik, Komputasi, Proses

Belajar Mengajar Kimia, dan Kimia Organik/Biokimia. Tapi kenyataannya

enam laboratorium hanya dipimpin satu kepala laboratorium dan dibantu

satu penanggung jawab laboratorium. Belum punya teknisi hanya ada satu

laboran yaitu Bp. Wiji yang merangkap teknisi.

Page 71: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

53

Alat-alat yang besar (canggih) masih terbatas, terutama mengenai

pengadaannya sulit kalau tidak dibantu pemerintah masih terbatas yang

bergelar Prof, Dr, dan beliau sibuk dengan kegiatan struktural, kegiatan

senat sehingga kegiatan laboratorium ditinggalkan bahkan cenderung

meninggalkan laboratorium, itu yang diprihatinkan.

Penanggung Jawab Laboratorium, Bp. Dr. Supartono, M.Si

menuturkan bahwa peralatan gelas dan bahan belum mencukupi untuk

kebutuhan praktikum maupun penelitian. Volume kegiatan terlalu padat

yaitu setiap praktikum terdiri dari 35 – 40 mahasiswa, padahal kapasitas

laboratorium hanya untuk 20 mahasiswa.

Beberapa zat dan peralatan yang diusulkan tidak terpenuhi,

sehingga beberapa materi praktikum tidak bisa dijalankan mungkin dana

kurang, tetapi kan ada skala prioritasnya kalau begini keadaannya seperti

terbelenggu. Layanan masyarakat masih di bawah seksi layanan

masyarakat jurusan kimia, belum spesifik. Misalnya untuk bidang Kimia

Orgnaik di bawah seksi Kimia Organik. Kerusakan pada lemari asam yaitu

blowernya tidak jalan. Pintu laboratorium apabila dibuka, akan menutupi

ruang Penanggung Jawab Laboratorium.

Kepala Laboratorium menuturkan bahwa hambatan yang paling

besar adalah dana yaitu 70 juta dan penerimaannya bertahap, pertama 30

juta, dan berikutnya 40 juta. Tahun ini 160 juta per tahun, DIK rutin 7 juta

setahun dan kemudian kebijakan dari pusat. Letak kantor dan laboratorium

Page 72: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

54

yang terpisah. Akhirnya dosen senangnya di kantor sehingga tidak tahu

perkembangan laboratorium.

Laboratorium Kimia Organik akan dihargai oleh rakyat, oleh

masyarakat sekitar, menginginkan universitas jadi Universitas Rakyat

tetapi karena kualitasnya seperti ini, dimana posisi laboratorium. Karena

rakyat mencari universitas yang bonafit, tidak lepas dari alat, fasilitas,

manajemen yang modern. Sepuluh tahun ke depan kita akan tenggelam

atau yang kualitasnya rendah SPMB nilai rendah 20 – 70 dari kalangan

menengah ke bawah. Tidak ada tangga darurat, tentunya laboratorium

punya tangga samping sebagai tangga darurat, bila terjadi kecelakaan

untuk menanggulanginya. Justru ruang kuliah ada tangga daruratnya,

sama-sama lantai tiga, pada awalnya pembangunan gedung ini sudah tidak

bener. Tentang dana yang terbatas, dengan adanya layanan masyarakat ada

masukan dana sedikit-sedikit tanpa minta tambahan dana dari pusat.

Dosen Pengampu, Bp. Drs. Kusorosiadi, M.Si. menambahkan

bahwa untuk biokimia sekali praktikum mahasiswa jumlah 46 orang,

karena biasanya kelas atas masih ikut. Sehingga satu kelompok 6 orang,

ada 8 kelompok padahal efektif 1 kelompok terdiri dari 3 orang.

Belum mempunyai bengkel gelas, sehingga teknisi yang sudah

dilatih dan sudah trampil tidak dimanfaatkan, sayang. Hambatan adalah

dana, untuk membeli alat misalnya kompresor gurinda mahal, sebetulnya

terjangkau hanya pejabat belum siap. Padahal memecahkan alat kecil saja,

bila beli sepuluh ribu, tetapi kalau diperbaiki hanya lima ribu. Kalau listrik

Page 73: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

55

mati airnya macet, air mengambil dari kamar mandi. Letak Laboratorium

Kimia Organik yang jauh dari ruang dosen, sehingga kalau habis mengajar

mau ke laboratorium kesulitan terutama apabila habis hujan. Ibu Dra.

Nanik Wijayati, M.Si menuturkan bahwa UGM Laboratorium Kimia

Organik satu asisten membimbing tiga mahasiswa. Di Laboratorium

Kimia Organik asisten satu atau dua, masih kurang. Sedangkan Bapak Dr.

Supartono, MS menuturkan bahwa Laboratorium Kimia Organik belum

punya pintu emergensi, untuk menanggulangi bila terjadi kecelakaan. Air

sering macet, pusat perlu membuat reservoar yang mudah mengalir ke

lantai tiga. Listrik bila mati maka akan mengganggu kebutuhan air,

padahal Laboratorium Kimia Organik banyak membutuhkan air. Ada

ruang timbang tetapi karena belum punya neraca elektrik, maka

ruangannya untuk kegiatan penelitian. Tidak punya alat-alat untuk

perbaikan workshop, sehingga mantel heater harus diperbaiki di UGM.

Mestinya pelayanan masyarakat bidang Kimia Organik diserahkan pada

Laboratorium Kimia Organik. Untuk praktikum Akademi Kebidanan,

Dosen Pengampu praktikum Kimia Organik terlibat. Siapapun yang ingin

mengakses atau memerlukan alat itu tidak perlu ijin dulu pada pengelola

Laboratorium Kimia Fisik, kalau orangnya tidak ada, terus terhambat.

Penuturan para informan tersebut disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel 8 Penuturan informan tentang hambatan yang ada dengan atau dilaksanakannya perencanaan pengembangan Laboratorium Kimia Organik

Informan Penuturan

Ketua Jurusan Kalau hambatan pada manajemen dulu, selama ini laboratorium dikembangkan berdasarkan Kelompok Bidang Keahlian ( KBK ) : Kimia Dasar, Kimia

Page 74: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

56

Informan Penuturan Anorganik, Kimia Analitik, Alat komputasi, PBM Kimia, Kimia Organik Biokimia. Tetapi pada kenyataannya di jurusan Kimia ini enam laboratorium hanya dipimpin oleh satu Kepala Laboratorium. ... (W.01.KJ.02.36-41)

Selama ini kita dibantu oleh pengelola laboratorium, tetapi laboratorium yang dipimpin oleh seorang Dosen pada masing-

masing KBK kewenangannya secara formal belum cukup artinya dari sisi status mereka hanya diberi surat tugas dari Dekan, dari

sisi ini bagian finansial atau belum digariskan secara tetap di universitas itulah hambatan yang kita alami. (W.01.KJ.03.08-13)

Belum ada. Jadi selama ini hanya ada satu Laboran yaitu Pak Wiji. Teknisi ini sifatnya masih umum, untuk seluruh laboratorium, tidak per laboratorium, tetapi idealnya bahwa setiap laboratorium punya satu teknisi, kemudian minimal ada satu Laboran. (W.01.KJ.03.20-23) Pengelolaannya saya kira laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES tidak begitu ketinggalan. Kekurangan kita adalah pada organisasinya seperti di UGM laboratorium Kimia Organik mempunyai satu kepala laboratorium. Kemudian yang lain adalah di tempat kita hanya ada satu laboran dan satu teknisi. Di UGM satu laboratorium ada sekitar 4 laboran dan satu administrasi. Kemudian saat kita rasakan kekurangannya adalah alat instrumentasi. Alat-alat yang besar itu kita masih terbatas (W.07.KJ.05.42-44; W.07.KJ.06.01-05) Kalau dengan laboratorium Kimia UNDIP Insya Allah kita tidak ketinggalan. Dengan UGM, ITB kita masih jauh, tetapi artinya kita tidak. Kalau Organiknya sendiri kita masih kecil, masih pekerjaan yang harus dilakukan terutama mengenai pengadaan alat. Ini sangat sulit kalau tidak dibantu dari pemerintah. Ciri-ciri alat-alat organik, instrumen itukan mahal-mahal. Misalnya IR sampai lima ratus juta. Itu kalau hanya mengandalkan dana-dana dari jurusan, tidak ada komitmen universitas kita akan selalu begitu. (W.07.KJ.06.08-15) Kita masih terbatas Prof, Dr nya. Karena kalau sudah Prof Dr itu kegiatan di laboratoriumnya berkurang, karena mereka sibuk dengan kegiatan struktural, kegiatan senat dsb. Sehingga kegiatan di laboratorium sangat berkurang. Itulah perbedaannya dengan laboratorium Kimia Organik di UGM. Itu juga kritik kita sendiri. Di UGM, ITB mereka rumahnya adalah laboratorium. Prinsipnya kalau kita ruang dosen disini, ruang laboratorium disana, ruang pengajar jadi tidak menyatu di laboratorium jadi misalnya seseorang gelar Dr, Prof jarang mereka melakukan kegiatan di laboratorium. Bahkan cenderung meninggalkan laboratorium itu yang kita prihatinkan. (W.07.KJ.06.19-28)

Penanggung jawab laboratorium

Hambatan tentu ada Bu. Pertama-tama kegiatan Laboratorium Kimia Organik itu sangat padat, belum lagi mahasiswa yang akan melaksanakan penelitian beberapa zat yang kita usulkan termasuk peralatan, mengenai realisasi usulan itu tergantung Kepala Laboratorium, sehingga beberapa usulan mungkin tidak terpenuhi. Sehingga beberapa praktikum tidak bisa dilaksanakan seperti yang diharapkan. Misalnya mantel heater yang diperlukan mahasiswa dalam melakukan praktikum isolasi, destilasi. Nah karena jumlahnya terbatas, hanya tiga yang baik, akhirnya beberapa cara kita lakukan meskipun itu bisa kita lakukan tapi itu merupakan kendala alat. (W.02.PJL.02.27-36) Yang kedua juga peralatan-peralatan gelas yang masih sangat terbatas meskipun sudah berulangkali kita usulkan. Realisasi pengusulan itu juga sekali lagi sepenuhnya tanggung jawab Kepala Laboratorium dalam hal ini yang mengelola manajemen Laboratorium dan keuangan. Terus zat-zat juga begitu sehingga beberapa praktikum perlu kita tinggalkan tidak tuntas. Itu kendala-

Page 75: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

57

Informan Penuturan kendala dari segi peralatan. Lalu dari segi volume kegiatannya yang begitu padat dan jumlah mahasiswa. Misalnya mahasiswa sampai jumlah 35 – 40. Padahal Laboratorium kapasitas menurut ukuran ruangnya maksimum 20 orang, sehingga kadang-kadang anak-anak itu ya berjubel. (W.02.PJL.02.36-45) Di bawah jurusan. [Jadi nanti jurusan itu tidak lagi membawahi Kepala Laboratorium Kimia begitu tetapi beberapa Kepala Laboratorium]. Jadi kalau begini ini banyak hal yang menyebabkan hambatan-hambatan. Seperti usulan-usulan tidak bisa segera direalisasi, alasannya ya macam-macam. Okelah mungkin dana kurang itu kan ada skala prioritas. Yah memang itulah sebagai institusi negeri mengandalkan dana pemerintah. Saya sendiri juga sedang katakanlah ikut prihatin itu tetapi ke depan Insya Allah dapat mengemukakan hal-hal yang lebih baik. Ada suatu kelebihan kalau itu bisa dilakukan kalau kita sudah bisa tanggung jawab begitu punya lab yang bisa diharapkan maka lab-lab itu masing-masing akan bisa hidup dan bisa menjamin kehidupannya justru itulah kekhasan masing-masing. Nah kalau begini ini seperti kita terbelenggu. (W.03.PJL.02.42-46; W.03.PJL.03.01-08) Untuk ke depan, untuk perbaikan pada kondisi semacam ini sebaiknya manajemen laboratorium itu diserahkan kepada Kepala Laboratorium bukan penanggung jawab laboratorium. Ketua Laboratorium di sini satu membawahi enam atau tujuh laboratorium. Bagaimana bisa menghandel laboratorium kalau kita mengharapkan masing-masing laboratorium untuk maju. Jadi kedepan sebaiknya tidak ada penanggung jawab laboratorium tetapi Ketua Laboratorium Kimia Organik, Kimia Dasar, Kimia Fisika, Kimia Analitik, PBM, Komputasi, Kimia Anorganik. (W.03.PJL.02.33-40) Sementara ini belum dapat ditonjolkan Bu dari laboratorium Kimia Organik. Tetapi kedepan harusnya Laboratorium Kimia Organik itu harusnya lebih bisa berperan dalam pendidikan, layanan masyarakat, penelitian dan penelitian laboratorium Kimia Organik itu banyak yang kita lakukan baik layanan masyarakat seperti yang selama ini dilakukan kita kembangkan lebih baik misalnya layanan analisis bahan makanan misalnya saja jamu tradisional. Sekarang ini pelayanan di bawah seksi layanan masyarakat apakah itu bidang Kimia Organik, Kimia Fisika semuanya di bawah layanan masyarakat. Katakanlah belum spesifik. (W.03.PJL.03.21-29) Ya, lemari asam yang kita miliki di lab Kimia Organik ada kerusakan pada sistem blowernya. Untuk mengatasi itu kita punya laminar pengganti lemari asam. Itu semua sudah saya usulkan / laporkan kepala lab, tetapi untuk perbaikannya memerlukan cukup dana. Tidak hanya itu Bu di depan pintu lab Kimia Organik ada hal-hal yang perlu diperbaiki membukanya juga arah yang tidak benar, sudah saya laporkan Kepala Laboratorium, Tapi ya itu saja hasilnya. (W.03.PJL.05.21-27)

Kepala laboratorium

Penghambat yang paling besar dana. Kemudian kebijakan dari pusat (UNNES) mungkin bukan karena bahan di atas tidak paham tetapi mungkin karena hambatan dana juga saya itu dengar dari Bapak Rsektor saat workshop lokakarya kepala laboratorium tahun 2004 itu juga menjadi kendala memang dana. (W.12.KL.04.01-05)

mungkin dari sisi manajemen sekarang ada kepala lab. yang tunjangannya diberi oleh UNNES. Karena dana lab. sedikit, kita masing-masing mengetahui karena SPP mahasiswa kita kan SPP untuk masyarakat kecil. Walaupun tuntutan kita sebetulnya tinggi dengan IKIP menjadi UNNES.

lah dilematis bu jadinya, memang kita akan dihargai, oleh rakyat, oleh orang sekitar kita, kalau kita saja kualitasnya kaya begitu. Kita menginginkan universitas jadi universitas rakyat, tetapi karena kualitas kita seperti itu posisi kita ada di mana. Wong mereka itu mencari universitas yang bonafit, tidak bisa

Page 76: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

58

Informan Penuturan lepas daripada alat, fasilitas dari manajemen lab. dan manajemen yang modern.

n mempertahankan label rakyat sementara lab. kita lab. kosong apa harus dipertahankan. Sekarang bisa. Untuk Rektor yang sekarang ini. Tetapi 10 tahun ke depan kita akan tenggelam atau barangkali kita akan gulung tikar. Sekarang muncul PTS di era globalisasi ini dengan lab. yang sangat besar kualitasnya. Mereka akan lari ke sana semuanya. Walaupun kita dapat konsumen paling-paling yang kualitasnya rendah menengah ke bawah ya rakyat kecil itu akhirnya. Kita tidak mengatakan bodo (sambil ketawa). Ya sementara ini input yang masuk kita kan kalangan menengah ke bawah itu. (W.12.KL.04.01-27) Saya kira ndak ada masalah. Terletak di mana yang penting eksit apa namanya, keselamatan kalau terjadi apa-apa. Tetapi pernah saya dengar “kalau gedung tiga lantai tidak perlu tangga darurat”. Malah pertanyaan saya kenapa yang ada tangga/jalan daruratnya. malah (DI s/d D4) (ruang kuliah) ada di samping. Padahal bukan lab. Tetapi kenapa justru lab. tidak ada padahal sama lantai tiga (tingkat tiga). Atau memang ora bener. Kan mestinya lab. yang punya tangga samping berbahaya lebih besar risikonya. Nggak masuk akal sebetulnya “jawaban seperti itu”. Memang dari awalnya pembangunan gedung ini sudah keliru semua. Saya kira tata letak gedung ini sudah salah. Pertama, tata letak gedung di sini tidak memungkinkan kerjanya pekerjaan yang baik. Kantor dan lab. dipisah. Akhirnya senengnya di kantor saja. Tidak tahu perkembangan di laboratorium. Kantor harusnya letaknya dekat lab. Di UGM, jelas orang datang ke kampus Kimia. Ya datang ke lab. Suasananya langsung penelitian. Tidak suasana ngerumpi, suasana ngomong, atau suasana di belakang meja. Tetapi betul ada suasana belajar. Karena Laboratorium intinya. Jadi itu menerapkan bahwa kampus ya Laboratorium. (W.14.KL.01.34-44; W.14.KL.02.01-06) Kita lihat bahwa dana untuk lab. itu sangat kecil. Suatu contoh lab. Kimia selama satu tahun itu hanya satu juta. Ini jelas sangat tidak mungkin, untuk pengembangan lab. Apalagi memang ada tambahan berupa kiriman bahan kimia satu tahun 17 juta. Ditambah mungkin kiriman bahan kemikalia lagi dari P2U setahun itu. Kalau kemarin 70 juta, kalau tahun ini dianggarkan 100 juta. Tapi itu kita menerima hanya dalam bentuk bahan. Yang kita terima dalam bentuk uang itu hanya setahun 70 juta. Itupun penerimaannya bertahap. Jadi mungkin dua kali pertama 30 juta dan berikutnya melengkapi 40 juta. Kalau uang sekian tidak mungkin untuk mengembangkan lab. Kimia, karena lab. ini sangat mahal. (W.12.KL.02.36-46) Bahan kimianya saja sekali beli 15 juta, sepuluh juta. Satu semester tidak cukup. Padahal satu tahun saja hanya segitu. Padahal kita menginginkan lab. Kimia ini merupakan lab. yang digunakan/ dibutuhkan masyarakat kita. Mereka bisa menggunakan jasa kita dan kita dapat biaya untuk pemeliharaannya. Nah itu akan berjalan kalau memang kita mempunyai alat-alat yang dibutuhkan oleh masyarakat, Itu bisa kalau kita eksis (hmmmmmm). Tidak mungkin lab. akan berkembang kalau kita tidak mencarikan dana yang sekarang kita ada layanan masyarakat ada masukan sedikit-sedikit. Kita bisa membeli alat-alat tanpa minta tambahan dana dari UNNES. (W.12.KL.03.01-11) Sama saja. Contoh SPMB kan nilai rendah. Paling 70, paling rendah 20 itu sebenarnya kan kualitas rendah to. Bagaimana output kita menjadi baik kalau inputnya saja begitu ?

Page 77: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

59

Informan Penuturan Selama sekian tahun kita mengajar kalau inputnya saja

sekitar itu kan sulitnya bukan main.

Skill bisa dikembangkan lagi setelah mereka lulus. (W.12.KL.04.28-35) Dana berasal dari : DIK Suplemen yang besarnya 70 juta setahun yang kedua dana DIK rutin, kita setor kwitansi baru dapat uang. Kemarin 17 juta itu setahun. Kita kadang setor lima juta dapat tiga juta, nanti beberapa bulan lagi satu juta sisanya yang lain kita diminta mengusulkan kebutuhan alat-alat atau kemikalia yang sekarang 100 juta, yang kemarin 70 juta. (W.13.KL.04.14-19)

Dosen Pengampu

Untuk Biokimia sekali praktikum 46 maka siswa karena biasanya kelas atas masih ikut. Satu kelompok 6 orang jadi ada 8 kelompok. Padahal efektif satu kelompok itu maksimal tiga. (W.11.DP.4.01.35-37)

Kalau kita mempunyai bengkel yang bagus mereka yang

perlu memperbaiki gelas alat praktikum akan datang kesini.

Jadi kita mempunyai income yang bagus. Tapi sayangnya

sudah dilatih sudah trampil, tidak dilaksanakan yang

berwenang. Sayangnya saya tidak jadi orang yang

berwenang. Ha ... ha ... (W.10.DP.4.05.07-11)

Yang menjadi hambatan adalah keuangan, kalau tempat sih banyak sekali. Alat untuk mengerjakan itu lho yang mahal. Alatnya misal untuk mevariasikan kompresor gurindo, sebetulnya ya terjangkau hanya pejabat kita yang belum siap. Padahal waktu saya di Yogya itu memecahkan alat kalau kita beli harganya lima puluh ribu rupiah. Tetapi setelah hanya diperbaiki di bengkel hanya lima ribu rupiah. La itu eman misalnya mahasiswa sini banyak yang memecahkan dibawa ke Yogya untuk memperbaiki sayangnya laboran teknisi sudah dilatih tetapi belum dimanfaatkan, mudah-mudahan tahun yang akan datang (W.10.DP.4.05.13-22) Kebutuhan air selama listrik tidak mati mencukupi. Karena reservoar di atas dengan laboratorium kimia ada lima air tidak mencukupi bila listrik mati. Kalau listrik mati ya air macet. Kemudian air mengambil dari kamar mandi masing-masing. Tetapi ya tidak sering hanya kadang-kadang saja. Bahkan saya pernah penelitian tiga hari tiga malam kalau memakai air leding berapa yang saya gunakan. Saya pintu satu ember air saya belikan pompa untuk ikan jadi tidak memboroskan air dan tidak menghabiskan air. Jadi limbah laboratorium Kimia Organik itu belum bahaya, tidak ada keluhan dari masyarakat sekitar (W.11.DP.4.04.19-27) Suasana lingkungan laboratorium Kimia Organik khususny dan umumnya, suasana tenang, cocok untuk praktikum, tapi sayang bu letaknya terlalu jauh dari ruang Dosen sehingga kalau habis mengajar mau datang ke laboratorium terutama kalau hujan ini agak kesulitan. Jadi kalau Bapak yang mengajar

Page 78: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

60

Informan Penuturan praktikum itu di tempat laboratorium itu sendiri sehingga mudah untuk menjangkau (W.10.DP.4.02.03-06) Pernah, kalau rajinnya rajin sini bu. Kalau di UGM keadaan labnya malah lebih kotor. Namun asistennya (asisten mahasiswa lebih dari satu) Jadi berhubung dana. Karena asisten itu perlu dibayar juga. Kalau di UGM satu asisten membimbing tiga mahasiswa. Asisten digembleng dulu. Dosennya malah tidak pernah masuk pada saat praktikum. Kalau di laboratorium Kimia Organik, kita asistennya satu, kadang-kadang dua orang setiap ada praktikum. Jadi masih kurang seharusnya. (W.09.DP.3.03.37-40; W.09.DP.3.04.01-04) Ee …, kita belum mempunyai pintu emergency, yang ada ya itu Bu pintu kanan kiri ( atau depan dan belakang ) hanya pemanfaatannya kalau ada kecelakaan yang perlu penanganan khusus sepertinya belum kita miliki. Jadi masih perlu pembenahan. (W.04.DP.1.05.12-15) Mengenai listrik alhamdulillah sudah diperbaiki Ketua Laboratorium justru kebutuhan air yang menjadi masalah. Untuk kegiatan destilasi memerlukan pendingin sehingga ini memerlukan air oleh karena itu sebaiknya air tidak boleh terganggu. (W.04.DP.1.08.34-37) Ya sering. Barangkali jaringannya tidak betul. Perlu menggunakan pompa yang kuat untuk mudah mengalir ke lantai tiga. Jadi kita perlu mengandalkan dari pusattetapi perlu membuat reservoir yang mudah mengalir ke lantai tiga. Kadang instalasi kurang baik sehingga sering terjadi macet. (W.05.DP.1.01.17-21) Air cukup, hanya kendalanya listrik. Bila listrik mati, air tidak mengalir. Karena kita tidak punya tandon air yang seharusnya itu ada. Apalagi sekarang banyak komputer, jadi sering mati juga listriknya (W.09.DP.3.04.24-26) Betul Bu, mestinya yang baik kalau memang menggunakan lantai semacam ini ada semacam escalator atau semacam lift. Memang biaya besar. Kalau memang menghendaki biaya tidak besar ya dibuatkan pintu emergency yang memang spesial digunakan untuk hal-hal semacam kecelakaan dan tidak campur dengan pintu yang biasa dipakai untuk keluar masuk. Jadi misalnya perlu penanganan khusus, perlu gerakan cepat, perlu diberi tempat atau ruangan yang bebas hambatan. Misalnya jalan untuk turun tidak perlu melalui jalan yang berliku-liku ( enam putaran ). (W.04.DP.1.06.01-09) Yaa … mestinya yang ada diujung sana ( sambil menunjuk ruangan ) neraca elektrik yang mestinya kita miliki. Kita sudah ada ruang timbang dan dimanfaatkan mahasiswa yang melakukan penelitian-penelitian sampel atau preparatnya terutama yang melakukan tugas akhir supaya tidak bercampur dengan yang sedang melakukan kegiatan praktikum, mereka terpaksa memakai ruang itu. Mestinya untuk ruang timbang tetapi karena falitas neraca elektrik belum ada ya dimanfaatkan untuk kegiatan penelitian. (W.04.DP.1.08.25-32) Kita tidak punya alat-alat untuk perbaikan workshop. Alat-alat kita yang rusak biasanya dibawa keluar oleh Kepala Laboratorium, misalnya ke UGM. Memang sebaiknya ada semacam ahli yang bisa menghendel beberapa peralatan, terutama peralatan yang ada hubungannya dengan listrik, misalnya mantel heater. Kita juga sudah mencoba memperbaiki tetapi tidak bisa, sudah saya laporkan pada Kepala Laboratorium apakah perlu diganti atau diperbaiki. Menurut saya itu tidak bisa diperbaiki karena mantelnya jadi satu dengan elektrolitnya (W.05.DP.1.01.31-38) Kegiatan pelayanan masyarakat ada seksi tersendiri. Penanggung jawab Laboratorium Kimia organik tidak banyak terlibat dalam kegiatan masyarakat. Tetapi kalau kita terlibat hanya pelayanan semacam kalau jasa praktikum dari

Page 79: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

61

Informan Penuturan Akademi Kebidanan, kalau mereka tidak punya laboratorium dan membutuhkan pekerjaan laboratorium kita ikut membantu seksi pelayanan masyarakat dalam mengampu pelaksanaan praktikumnya. Tetapi jasa-jasa yang lain seperti analisis sampell itu sungguh tidak terlibat. Mestinya yang baik itu kalau memang jasa pelayanan pada masyarakat menyangkut bidang Kimia Organik diserahkan pada Laboratorium Kimia Organik. Tetapi karena ini struktur organisasinya dari UNNES begitu, saya tidak bisa berbuat banyak (W.05.DP.1.03.31-41) Alat kamera, kita tidak memerlukan itu karena Kimia Organik atau Bio Kimia tidak memerlukan kamera, yang diperlukan justru spektofotometri. Alat spektofotometri itu ada di ruang instrumental. Ini sebetulnya menghambat kegiatan karena kalau ada di ruang instrumen atau di ruang kimia Fisik kita harus keluar masuk laboratorium fisik yang juga, minta ijin. Memang agak kacau pengelolaannya. Mestinya kalau memang alat itu tidak perlu diletakkan ditempat yang jauh begitu. Kalaupun ditempatkan di ruang instrumental, siapapun yang ingin mengakses atau memerlukan alat itu tidak perlu ijin dulu pada pengelola Kimia Fisik. Mestinya secara bebas bisa menggunakan alat itu. Siapapun boleh pakai. Jadi tidak perlu ijin dulu, kalau orangnya tidak ada, terus terhambat (W.04.DP.1.03.44-46; W.04.DP.1.04.01-08)

c. Memprediksi dukungan yang ada dengan akan dilaksanakan

perencanaan pengembangan Laboratorium Kimia Organik

Ketua Jurusan Bapak Drs. Edy Cahyono, M.Si menuturkan

pengembangan laboratorium mulai terarah. Doktor-doktor muda seperti

Bapak Dr. Supartono, MS masih konsens terhadap penelitian, dengan

demikian mau tidak mau akan berkecimpung di laboratorium. Demikian

pula dosen muda yang melakukan penelitian melibatkan mahasiswa

laboran maka dengan sendirinya Laboratorium Kimia Organik akan

berkembang. Dana yang ada adalah dana Sardik dan SPL.

Kepala Laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si menuturkan bahwa

pendukung yang pertama adalah sumber daya manusia dimana dosen

pengampu kimia organik rata-rata sudah S2 dan muda-muda, kalau tidak

diwadahi eman-eman. Sepuluh tahun yang akan datang mereka sudah tua,

kalangan senat yang didominasi kalangan sepuh-sepuh jangan berpikir

Page 80: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

62

sepuh terus tetapi berpikir muda berpikir dengan paradigma berbeda

jangan berpikir jaman dulu lagi. Sedangkan penanggung jawab

laboratorium Bp. DR. Supartono, M.Si menuturkan bahwa pendukung

utama adalah sumber daya manusia yaitu dosen maupun asisten cukup

baik.

Dosen pengampu praktikum Bapak Drs. Kusorosiadi, M.Si

menuturkan bahwa laboran yang ada di Laboratorium Kimia Organik

adalah yang paling senior, paling bagus, dan paling sering dikirim

pelatihan walaupun ia lulusan ST, tahu bahan kimia. Pelayanan

masyarakat untuk jurusan biologi, UNDIP dengan adanya alat AAS. KIT

seperangkat alat yang dipesan SMA. Kerja sama dengan instalasi lain,

Akademi yang tidak punya laboratorium, praktikum di Laboratorium

Kimia Organik. Misalnya mahasiswa Akper Ungaran, Purwodadi, Jepara,

Akademi Kebidanan.

Penuturan para informan tersebut disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 9 Penuturan informan tentang memprediksi dukungan yang ada dengan akan dilaksanakan perencanaan pengembangan Laboratorium Kimia Organik

Informan Penuturan

Ketua Jurusan Jadi dalam mengembangkan laboratorium mulai terarah. Jadi mungkin doktor-doktor muda seperti pak Partono itu masih konsens terhadap penelitian. Penelitian laboratorium kan jarang sekali kita. Kita masih berharap mudah-mudahan pak Partono mulai dengan grand yang membiayai penelitian dengan demikian mau tidak mau akan berkecimpung di laboratorium, tetapi kalau tidak ada penelitian hanya sekedar praktikum pengembangan laboratorium tidak akan berkembang dengan cepat. Tetapi kalau dosen-dosen banyak melakukan penelitian apakah itu dosen muda melibatkan mahasiswa melibatkan laborat itu akan berkembang dengan sendirinya (W.07.KJ.06.41-44; W.07.KJ.07.01-06)

Kepala laboratorium

Sedangkan sebagai pendukung yang pertama adalah SDM. Pengampu Praktikum Kimia itu rata-rata sudah S2 dan itu muda-muda. Seandainya mereka tidak diwadahi ya eman-eman. Sepuluh tahun yang akan datang

Page 81: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

63

Informan Penuturan mereka sudah tua. Kalangan senat yang didominasi kalangan sepuh-sepuh jangan berpikir sepuh terus tetapi berpikir muda, berpikir dengan paradigma yang berbeda, jangan berpikir dengan paradigma jaman dulu lagi. Melihat ke depan melihat Perguruan Tinggi di luar kita, jangan IKIP Veteran dulu kan swasta yang kita lihat UGM, ITB, UNDIP, UPI yang begitu maju, bubungan masyarakat besar, mendapat penghargaan besar dari masyarakat dan makin berjubel peminatnya (W.12.KL.04.35-46)

Penanggung jawab laboratorium

...Paling dari SDMnya. Kalau dari dosen dan asisten cukup baik. Di samping itu kita dibantu beberapa mahasiswa sebagai asisten mahasiswa (W.02.PJL.03.10-12)

Dosen Pengampu

Di laboratorium Kimia Organik teknisi atau disini merangkap laboran adalah yang paling senior dan yang paling bagus dan yang paling sering dikirim pelatihan sehingga untuk laboratorium Kimia Organik pelayanannya cepat walaupun dia lulusan ST tahu bahan kimia. Mungkin lebih tahu dari mahasiswanya. Sering laboran mengambil ke laboratorium-laboratorium yang lain. Laboratorium Kimia Organik paling komplit zat-zat kimianya jadi kemungkinan laboratorium kimia lain mengambil zat ke laboratorium Kimia Organik (W.11.DP.4.02.05-12) Yang kedua layanan terhadap analisis, jadi ada seorang mahasiswa terutama jurusan Biologi KK, Undip juga ada yang menganalisis proteinnya brapa Nnya berapa. Satu logamnya apa saja dan berapa. Karena kita mempunyai alat AAS. Yang ketiga pelayanan membuat KIT seperangkat alat yang bisa dipakai di SMA semester 1, 2, 3, 4 dan dijual dipesan oleh SMA. Misal SMA 2 diluar itu kita tawarkan kalau ada MGMP. Layanan yang keempat adalah memberikan penyuluhan atau pengalaman -pengalaman. Suatu sekolah pula yang ingin mengetahui pengalaman-pengalaman terutama Kimia Organik (W.11.DP.4.03.37-47; W.11.DP.4.04-06) Laboratorium kimia umumnya melayani dari luar. Layanan itu berupa kerja sama dengan instansi lain, akademi yang tidak punya laboratorium, mereka ikut praktikum disini. Disana itu petunjuknya berbeda dengan yang membuat larutan. Sudah saya berkali-kali menyiapkan. Di dalam petunjuk praktikum bahwa ptealin itu enzim yang menderna amilum tetapi di dalam larutannya itu amilosa. Dari akademi kebidanan, akademi perawat, praktikum Bio kimia di sana anak belum tahu Kimia Organik saya kadang-kadang ngelus dada. Kalau mengalami semacam itu. Maka kadang-kadang mencampur itu seperti orang masak saja, plang-plung, plang-plung. Kalau ada semacam itu saya berusaha kalau setelah praktikum saya suruh jelaskan satu persatu. Tujuannya saya supaya dia tidak mlongo kok, plang-plung, plang-plung tapi tahu maknanya, sehingga kalau berhasil mengatakan Ooo... Ini biasanya praktikum mahasiswa Akper Ungaran Purwodadi, Jepara, Akbid (W.11.DP.4.03.18-31)

8. Menentukan Beberapa Alternatif Yang Akan Ditempuh Dalam

Pelaksanaan

Ketua Jurusan menuturkan bahwa perlu menjalin kerjasama dengan

laboratorium di luar UNNES, setiap setahun sekali mengajak mahasiswa di

laboratorium UGM. Mereka melakukan pelatihan dan interpretasi data-data

Page 82: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

64

dengan alat-alat spektroskop, sinar-X. Preparasi yang kecil-kecil tidak perlu

dibawa ke UGM. Perlu memiliki alat-alat canggih, mengembangkan unit

pelayanan masyarakat sebagai sumber pendanaan. Meminta dosen untuk

merevisi petunjuk praktikum.

Idealnya untuk masa-masa yang akan datang Kepala laboratorium

mengkoordinir semua penanggung jawab laboratorium dan berfungsi sebagai

koordinator. Masing-masing penanggung jawab laboratorium itu nantinya

Kepala Laboratorium, yaitu Kepala Laboratorium Kimia Organik. Struktur

organisasi idealnya satu laboratorium ada satu kepala laboratorium, satu

teknisi, satu laboran, dan dibantu asisten, agar masing-masing laboratorium

bisa mandiri. Penyimpanan alat, inventarisasi alat-bahan didistribusikan ke

masing-masing laboratorium, tetapi karena keterbatasan dana, pengadaan alat

belum semua bisa disupier masih dilakukan dengan cara prioritas alat dan

bahan apa yang diutamakan.

Ada dua guru besar, satu doktor, satu menempuh S3. Dalam waktu

deat yang sudah S2 diberi kesempatan melanjutkan ke S3. Laboratorium

Kimia Organik harus menemukan dulu payung penelitiannya. Perlu suasana

akademik karya siswa yang bisa bersaing di tingkat universitas atau lokal.

Selanjutnya Kepala Laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si menuturkan

bahwa akan membongkar pintu laboratorium, tapi harus seijin pembantu

dekan 2. Akan mengembangkan penelitian dengan mengajukan proposal-

proposal penelitian.

Page 83: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

65

Makin banyak dosen melaksanakan penelitian, makin rame laborato-

rium. Pelaksanaan rencana tahun depan (2006) hanya mereka mendengar dan

merespon keinginan kita, hanya mereka punya uang apa tidak. Ini semua tidak

lepas dari skenario yang ada di UNNES. Keseluruhan mengenai keuangan,

anggaran. Kita tidak bisa ngomong sendiri, memutuskan sendiri. Semester ini

akan ada pelatihan instrumen keselamatan kerja. Setiap laboratorium ada

kepala laboratorium, mengusahakan dana taktis dari layanan masyarakat, hasil

penjualan KIT SMA, SMP, Perguruan negeri lain yang praktek di

Laboratorium Kimia. Konsumen sampai UNS, UMS, UNISSULA, UNDIP,

UNIKA mungkin yang telah hanya UGM. Rencana akan mengajukan proyek

A2, barangkali bisa untuk menambah alat.

Penanggung Jawab Laboratorium menuturkan bahwa beberapa zat

yang tidak ada atau tidak dipenuhi oleh Kepala Laboratorium, kalau bisa kita

cari penggantinya, mungkin bisa kita tempuh. Kalau susunan organisasi di

laboratorium Kimia Organik, hanya penanggung jawab – saya, didalamnya itu

ada teknisi dan laboran. Jadi tidak ada organisasi yang besar. Jadi kita

merupakan unsur suatu organisasi. Dosen-dosen yang memanfaatkan

Laboratorium untuk kegiatan penelitiannya, kita ya welcome saja artinya

dipersilahkan, itu atas tanggung jawab dosen itu sendiri bukan tanggung jawab

penanggung jawab Laboratorium. Kalau Laboratorium Kimia Organik diberi

otonomi manajemen, maka bisa ditunjukkan. Ini lho Laboratorium Kimia

Organik, jasa layanan pada pendidikan apa pada penelitian apa mencoba

mereka-reka, membuat proposal yang barangkali bisa menelorkan dana untuk

Page 84: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

66

pengembangan laboratorium. Orang-orang organik yang penelitian di

laboratorium silahkan. Tetapi ada kontribusi untuk laboratorium, jangan hanya

memakai saja tetapi kontribusinya tidak ada. Tidak bisa dipisahkan antara

Kimia Organik dan Biokimia, akan lebih baik kalau hanya satu Laboratorium

Bio Organik. Tidak harus Kimia Organik punya sendiri, Bio Kimia punya

sendiri tidak harus begitu tetapi kalau kita punya Laboratorium Bio Organik

duanya sudah bisa dilaksanakan. Kimia Organik dan Biokimia katakanlah

sebagai saudara kembarnya. Kimia organik sebatas isolasi dari molekul-

molekul organik, Biokimia sebatas pada kajian kimia segi biomolekul dan

fungsinya.

Dosen pengampu praktikum Dr. Supartono, MS menuturkan bahwa

kalau mau mengandalkan kondisi keuangan institusi baik tingkat jurusan

maupun universitas terlalu lama. Ke depan mencoba mengajukan proposal

atau hibah. Kalau proposal terloloskan, terealisasi maka sedikit demi sedikit

Laboratorium Kimia Organik dibenahi melalui segi peralatan yang sangat

terbatas. Apalagi laboran dan teknisi dapat terlibat dalam kegiatan hibah,

mereka ikut mendapatkan insentif atau kesejahteraan. Dr. Supartono, MS

sebagai penanggung jawab laboratorium tahun ini mencoba mengajukan

proposal. Insya Allah kalau berhasil Laboratorium Kimia Organik akan ramai.

Penuturan para informan tersebut disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 10 Penuturan informan tentang menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam pelaksanaannya

Informan Penuturan

Ketua Jurusan Mau tidak mau kita harus menjalin kerjasama dengan laboratorium di luar UNNES. Ini untuk bisa dapat fasilitas mereka. Misalnya yang bisa kita lakukan

Page 85: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

67

Informan Penuturan setiap setahun sekali bisa mengajak mahasiswa untuk kuliah praktikum sehari di laboratorium Kimia Organik UGM. Mereka akan diberi materi semacam pelatihan dan interprestasi data-data dengan alat-alat spektroskop, sinar-X. Sebagian alat itu kita tidak punya jadi kita arahkan kesana juga dalam mengatasi ini, kegiatan-kegiatan penelitian juga kita arahkan. (W.01.KJ.04.21-26) ...alat-alat yang canggih itu harus kita miliki dan konsekuensinya kita harus menyiapkan dana, perawatan, pengadaan yang besar. Yang tidak mungkin dapat kita jangkau dalam waktu dekat, tetapi kita harus punya akses keluar sehingga kebutuhan-kebutuhan dapat tercukupi. (W.01.KJ.04.26-36) Kita mengembangkan unit pelayanan masyarakat, ini juga sebagai sumber pendanaan. (W.01.KJ.04.40-41) ... kita meminta pada dosen praktikum untuk merevisi petunjuk praktikumnya sesuai dengan alat yang ada. Jadi jangan sampai alatnya sudah kita kembangkan tetapi praktikum yang dilaksanakan mahasiswa masih konvensional. (W.01.KJ.05.07-11) Ya ..., sebab yang ideal untuk masa-masa yang akan datang, Ketua Jurusan, lalu ada Ketua Prodi, ada Sekretaris Jurusan, dibawahnya sejajar dengan Ketua Prodi itu adalah kepala laboratorium. Kepala laboratorium itu mengkoordinir semua penanggung jawab laboratorium. Kepala laboratorium sekarang ini nanti fungsinya sebagai koordinator. Masing-masing penanggung jawab laboratorium itu nantinya kepala laboratorium. Kepala laboratorium Kimia Organik dan seterusnya, tetapi sementara ini karena belum resmi namanya ya penanggung jawab laboratorium (W.07.KJ.03.32-40) Struktur organisasi saya rasa idealnya kalau kita mau berkembang dengan baik mestinya satu laboratorium itu ada satu kepala laboratorium, satu teknisi dan kemudian dibantu oleh asisten kimia. Kenyataan yang sekarang ada laboratorium itu hanya ada satu kepala laboratorium yang mengelola seluruh laboratorium. Kita sedang berusaha untuk bagaimana agar masing-masing laboratorium itu bisa mandiri. (W.07.KJ.02.27-32) Sekarang yang kita lakukan meneruskan yang saya lakukan dan bagaimana melengkapi alat dan sifatnya penyimpanan alat-alat dan bahan itu terpusat kita distribusikan pada masing-masing laboratorium setelah itu dilakukan termasuk inventarisasi pada masing-masing laboratorium berjalan. Kita dalam waktu yang pendek ini akan mencoba melakukan pengelolaan atau reorganisasi. Kepala laboratorium itu mestinya per laboratorium. Oleh karena pendanaan dan statuta UNNES sendiri tapi kita akan coba lakukan masing-masing laboratorium itu kita tata untuk inventarisasi alat dan bahan. Jadi untuk kegiatan parktikum saja sudah mandiri. Tetapi sementara seperti sekarang ini di mana sumber sana terbatas, pengadaan alat juga belum bisa kita suplier masih kita lakukan dengan cara prioritas alat apa yang kita utamakan jadi tidak semua kita bisa membelikan (W.07.KJ.02.33-45) Pengembangan sumber daya untuk pendidikan ada dua guru

besar, ada satu doktor dan ada yang sedang menempuh S3.

Saya rasa pengembangan sumber daya dalam waktu dekat

mudah-mudahan yang S2 ini diberikan kesempatan untuk S3.

Pengembangan aktifitas yaitu membangun masyarakat akademik jadi laboratorium Organik ini harus ketemu dulu payung penelitiannya. Sementara

Page 86: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

68

Informan Penuturan ini yang berkembang pada masyarakat sini kualitasnya saja saya rasa tidak kalah dengan bidang penelitian dosen di bidang lain karena sudah masuk penelitian dasar melalui tahap kompetisi tingkat nasional. Kemudian dari laboratorium Kimia Organik muncul karya siswa yang bisa bersaing tingkat universitas atau tingkat lokal. Jadi perlu diberi suasana akademik di laboratorium. (W.08.KJ.02.04-16)

Kepala laboratorium

Tapi mungkin salah satu jalan ya kita bongkar dulu. Mestinya tidak boleh karena bukan kewenangan kepala laboratorium itu harus dilaporkan pada PD2. Tapi juga kita pernah bongkar ruang instrumen KF ya atas sepengetahuan PD2, boleh. (W.14.KL.01.23-27) Pertama kali kami harus mengembangkan sendiri, terutama dari penelitian. Walaupun saya tidak hanya dikampus tetapi juga diluar. Saya harus menulis, proposal penelitian apapun, itu sesuai dengan kemampuan saya. (W.12.KL.05.08-11) Begini bu, karena penelitian kita kan penelitian murni. Makin banyak dosen mengambil penelitian makin ramai laboratorium artinya semakin ramai fasilitasnya semakin baik lingkungan lab. Pelaksanaan rencana itu kami berharap tahun depan lah (2006). Mereka mendengar dan merespon keinginan kita, hanya mereka punya uang apa tidak. Insya Allah perencanaan di semester ini sudah jadi. Kita sudah mencari orang yang membuat rencana gambar. Hanya tembusnya akan kita usahakan, karena itu juga tidak lepas dari skenario yang ada di UNNES keseluruhan mengenai keuangan, anggaran dan sebagainya, Kita tidak bisa omong sendiri, memutuskan sendiri (W.13.KL.01.18-28) ... Paling sembilan lab. yang dua atau tiga justru berkembang dari lab. KO, lab. Biokimia, lab. Mikrobiologi, lab. Pangan. (W.12.KL.01.44; W.12.KL.02.01-02) Pada tahun 2004 yang dikatakan Kalab seluruh Indonesia itu sama. Bahkan laboratorium kita itu malah lebih baik di dalam pengelolaan keuangan. Bahkan UNS sendiri sempat saya kunjungi ke sana, kalab digaji Rp. 15.000 per bulan. Tetapi mereka dapat SK resmi dari rektornya. (W.15.KL.02.28-31) Tapi kita juga pernah membongkar ruang instrumen KF ya atas sepengetahuan PD2 boleh memang posisi pintunya yang tidak bener. Tidak hanya di lab KO, tetapi di lab. Kimia Analit juga, di Kimia Dasar juga sama berarti kalau saya bongkar bukan satu tapi semuanya dan bergantian atau bertahap semuanya saya bongkar. (W.14.KL.01.25-29) Pemadam kebakaran kita punya. Rencananya semester ini kita akan ada pelatihan instrumen keselamatan kerja. Kita sudah merencanakan. Jadi hari yang tidak ada kuliah, ujian atau praktikum, mungkin Juni - Juli. Tahun kemarin kita tidak bisa melaksanakan dengan tepat karena ada program SP4 itu Kepala Lab. menjadi tukang kesana kemari. Pemadam kebakaran setiap lab. ada. Kemarin saya beli dua, kecil. Kebetulan kita punya langganan. Nanti kalau ada pelatihan saya beli. Karena kalau pelatihan kan isinya hilang, jadi saya akan isi ulang. Pemadam kebakaran itu memang tidak pernah digunakan (W.14.KL.02.22-31) Untuk struktur organisasi yang akan datang kita merencanakan setiap lab. ada Kepala Lab. Kita berharap juga nanti bertambah teknisi dan laboran. Teknisi menangani yang terkait dengan fasilitas, laborap membantu setiap kali praktikumnya. Seperti yang saya berikan di sini (menunjukkan job discription) sesuai dengan pelaksanaan faktual di lab. yang membuat Kalab bersama Ketua Jurusan (W.13.KL.02.17-23) Dana-dana yang sifatnya taktis dana dari SPL, sebagian dana SPI, displit untuk membantu dana lab. Dana taktis dari layanan masyarakat. KIT yang banyak dibeli SMA, SMP, dari

Page 87: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

69

Informan Penuturan perguruan negeri lain yang praktikum di sini, keuangan masuk di bendahara layanan masyarakat, Ibu Haryani. Dan uangnya bisa dikembangkan untuk layanan masyarakat, misal pembuatan buku ajar, pembuatan buku praktikum, CD pembelajaran interaktif, analis berbagai macam penelitian ini sudah saya masukkan di internet semuanya. Ini saja dengan alat yang seperti itu konsumen sampai Solo UNS, UMS Solo, UNISSULA, UNDIP, UNIKA. Mungkin yang nggak ke sini hanya UGM. Maka tahun ini saya belikan alat spektofotometer yang tiga puluh enam parameter bisa digunakan untuk mengukur kebutuhan jenis konsentrasi zat (W.13.KL.04.24-36) Yang jelas kita berusaha dari proyek A2, kalau SP4 sangat kecil 400 juta. Kalau A2, 11/2Milyar barangkali bisa kita arahkan untuk menambahi alat. Salah satu jalan untuk bisa membeli alat ya kita mengajukan proposal proyek itu. Kalau kita tidak dapat ya ngalamat itu. Kita sekarang ini paling setahun hanya dapat 50 juta. 50 juta saja nantinya sudah dipotong tenaga, bahan, alat sisanya sedikit sekali. Tapi paling tidak ada denyut nadi yang hidup (W.12.KL.03.14-20)

Penanggung jawab laboratorium

Beberapa zat yang tidak ada atau tidak dipenuhi oleh Kepala Laboratorium, kalau bisa kita cari penggantinya, mungkin bisa kita tempuh. (W.02.PJL.03.25-27) Dosen-dosen yang memanfaatkan Laboratorium untuk kegiatan penelitiannya, kita ya walcome saja artinya dipersilahkan, itu atas tanggung jawab dosen itu sendiri bukan tanggung jawab penanggung jawab Laboratorium. (W.02.PJL.04.04-07) Tapi kalau tidak ada ya kita tinggal. Kalau mungkin ya kita ganti dengan amyl alkohol. Kenyataannya zatnya tidak ada jadi cenderung untuk ditinggalkan. (W.02.PJL.03.27-29) Beda kalau kita misalnya masing-masing diberi otonomi manajemen, kita akan mempunyai spesifikasi sendiri-sendiri. Ini lo Kimia Organik. Jasa layanannya kepada pendidikannya apa, kepada penelitian apa. Jelaslah kalau begini ini hanya katakanlah penanggung jawab kewenangannya 20 % saja tidak ada. Asal bisa jalan saja begitu (W.03.PJL.03.08-12) Sebagai penanggung jawab Laboratorium Kimia Organik dan Biokimia, saya mencoba mereka-reka, membuat proposal yang barangkali bisa menelorkan dana untuk mengembangkan kegiatan akademiknya laboratorium meskipun sampai kini belum kunjung datang atau belum berhasil. Itu sebaiknya. Jadi soal dana yang kecil itu monggo itu diatur bagaimana yang perlu, toh kita bisa membuat skala prioritas yang mana dulu di semester ini sehingga nanti teman-teman dosen pun ada rasa kepemilikan ndak. Kepemilikan orang-orang organik ya misalnya kalau penelitian di sana ya silahkan. Tetapi ada konstribusi untuk laboratorium. Jangan hanya memakai saja tetapi konstribusinya tidak ada (W.15.PJL.03.34-43) Masih dalam transisi. Mestinya misalnya bila secara formal sebagai lab Bioorganik itu tidakberarti Kimia Organiknya hilang. Kegiatan-kegiatan apa sebagai kegiatan Kimia Organik atau Biokimia masih bisa dilakukan. Hanya keterbatasan saja kita tidak bisa memisahkan antara Kimia Organik dan Bio Kimia. Kita hanya punya lab Kimia Organik / Bio Kimia akan lebih baik kalau hanya satu lab kita namai lab Bio Organik, begitu. Kegiatan-kegiatan Kimia Organik masih bisa dilakukan, sementara ini kalau kita ke trend yang baru Bio Kimia Organik juga bisa dilakukan. Tidak harus Kimia Organik punya sendiri, Bio Kimia punya sendiri tidak harus begitu tetapi kalau kita punya lab Bio Organik duanya sudah bisa dilaksanakan (W.03.PJL.04.08-18) Betul, untuk Kimia Organik dan Bio Kimia itu katakanlah sebagai saudara kembarnya. Tetapi yang lebih trend baru ini Kimia Organik hanyalah sebatas isolasi dari molekul-molekul organik, khususnya molekul-molekul yang

Page 88: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

70

Informan Penuturan terdapat pada makhluk hidup. Bio Kimia sementara inihanya terbatas pada kajian kimia segi bio molekul dan fungsinya. Trend baru yang sekarang ini dikembangkan oleh para ahli baik dari barat maupun di Indonesia sekarang ini. Ini justru jembatan dari keduanya, kajian dari struktur dan fungsi ini yang disebut Laboratorium Bio Organik. Kalau kita menggabungkan atau memberi jembatan diantaranya bio kimia dan Kimia Organik akan lebih baik kalau lab. Bioorganik. Karena pada lab Bioorganik kegiatan Kimia Organik masih bisa dilakukan begitu juga penelitian yang berhubungan dengan Bio Kimia atau justru kajian dari keduanya yaitu dari struktur dan fungsi (W.03.PJL.03.32-44)

Dosen Pengampu

Maksud saya kalau mau mengadalkan kondisi keuangan institusi baik itu tingkat jurusan maupun universitas itu terlalu lama untuk mengharapkan idealisme yang kita miliki. Kedepan kita mencoba untuk mengajukan proposal atau hibah. Kalau proposal bisa terloloskan terealisasi maka itu sedikit demi sedikit laboratorium kimia organik kita benahi baik melalui segi peralatannya yang sangat terbatas. Nah apalagi teknisi dan laboran dapat terlibat dalam kegiatan hibah mereka ikut mendapatkan insentif atau kesejahteraan (W.06.DP.1.04.38-45) Kemarin kita baru mencoba mengajukan hibah properti untuk mencoba menghidupkan laboratorium Kimia Organik, tetapi baru pada tahap evaluasi awal ternyata pada finalnya ada beberapa yang tidak disetujui oleh Dirjen Dikti, sehingga kita mau tidak mau harus mengalah dulu, kita tidak bisa menerima hibah. Saya sebagai penanggung jawab laboratorium saya untuk tahun ini mencoba untuk mengajukan proposal dan insya Allah kalau saya berhasil teman-teman yang lain mencoba untuk hal yang sama sehingga makin ramai laboratorium Kimia Organik dan semakin menjadi baik (W.06.DP.1.05.01-09)

9. Menentukan Waktu

Penelitian dosen rencana tahun 2006 dikembangkan untuk

pengembangan laboratorium serta rencana membangun bengkel gelas,

reorganisasi struktur laboratorium dilaksanakan tahun 2006, demikian

dituturkan kepala laboratorium. Sedangkan diperkirakan oleh Ketua Jurusan

dengan Kepala Laboratorium setelah kira-kira dua tahun lagi setelah masing-

masing laboratorium tertata, akan difungsikan penanggung jawab

laboratorium benar-benar sebagai kepala laboratorium. Tugas penanggung

jawab laboratorium tersebut ya merencana, mengelola, mengawasi, mengelola

keuangan, pengembangan diserahkan pada masing-masing laboratorium.

Penuturan para informan tersaji dalam tabel berikut ini.

Page 89: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

71

Tabel 11 Penuturan informan tentang menentukan waktu pengembangan Laboratorium Kimia Organik

Informan Penuturan Ketua Jurusan

Tetapi untuk tahun 2006 kita akan merencanakan ada bengkel gelas tetapi kesulitan untuk meletakkan tempatnya. (W.07.KJ.05.09-10) Saya perkirakan dengan ketua laboratorium untuk menata struktur semacam itu kira-kira dua tahun lagi. Setelah pemberdayaannya cukup atau dosen-dosen siap untuk membantu pada masing-masing laboratorium. Kemudian nanti sifatnya karena tugasnya organisasi dari universitas yang ada hanya satu kepala laboratorium. Saya kira saya tidak bisa menentukan kapan tetapi jurusan secara intern sudah ada rencana kesana. Penanggung jawab laboratorium sifatnya masih memberi saran, masukan kepada kepala laboratorium. Tetapi suatu saat mesti tahun kedua setelah masing-masing laboratorium tertata kita akan memfungsikan penanggung jawab laboratorium itu benar-benar sebagai kepala laboratorium. Kita kan baru satu tahun ini sebagai ketua jurusan. Tugas penanggung jawab tersebut ya merencana, mengelola, mengawasi, mengelola keuangan, pengembangan kita serahkan pada masing-masing laboratorium. Sekarang ini lingkupnya masih terlalu kecil masih bisa dikelola satu kepala laboratorium (W.07.KJ.04.01-15)

Paparan data mengenai pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik

FMIPA UNNES Semarang dapat diperoleh gambaran yang meliputi.

1. Mengidentifikasi pekerjaan / kegiatan yang perlu

Ketua Jurusan Bp. Drs. Edy Cahyono, M.Si menuturkan bahwa saat ini

sedang dilaksanakan kegiatan sistem perencanaan, penyusunan program dan

penganggaran (SP4) yaitu inventarisasi alat dan bahan, dan pengadaan manual.

Sedangkan penanggung jawab laboratorium Bp. DR. Supartono, MS menuturkan

bahwa kegiatan yang lain adalah kegiatan praktikum, penelitian mahasiswa dalam

menyelesaikan tugas akhir, layanan masyarakat, serta penelitian dosen.

Penuturan para informan tersaji pada tabel berikut ini.

Tabel 12 Penuturan informan tentang mengidentifikasi pekerjaan / kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan

Informan Penuturan

Ketua Jurusan Kebetulan pada kegiatan SP4 usulan alat dan bahan (zat organik juga

Page 90: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

72

Informan Penuturan merupakan usulan hibah inventarisasi alat dan bahan, kemudian juga pengadaan manual. (W.07.KJ.01.35-37)

Penanggung jawab laboratorium

...Disamping kegiatan praktikum secara rutin dan kegiatan-kegiatan penelitian mahasiswa yang melakukan tugas akhir dan layanan pada masyarakat dan kemudian dosen-dosen yang memanfaatkan laboratorium untuk kegiatan penelitian. (W.02.PJL.03.02-05)

2. Mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan

Penanggung jawab Laboratorium Kimia Organik menuturkan bahwa

untuk mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan menggunakan fasilitas

Kelompok Bidang Keahlian (KBK) Bidang Kimia Organik.

Pada awal-awal semester diadakan pertemuan untuk mengidentifikasi

pekerjaan yang akan dilakukan oleh dosen pengampu praktikum, asisten.

Sedangkan jenis-jenis pekerjaan meliputi layanan masyarakat, kegiatan

praktikum mahasiswa, penelitian mahasiswa maupun dosen.

Penuturan ini tersaji pada tabel berikut ini.

Tabel 13 Penuturan informan tentang mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan

Informan Penuturan

Penanggung jawab laboratorium

Selama ini untuk jenis-jenis pekerjaan yang menyangkut Laboratorium ya sementara ini kita menggunakan fasilitas KBK bidang kelompok keahlian untuk bidang Kimia Organik. Biasanya pada awal-awal semester kita lakukan petemuan untuk kemudian kita mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan oleh Dosen terutama yang mengampu praktikum, lalu untuk kegiatan praktikum terus dibagi kemudian dilakukan asistensi atau tidak perlu pertemuan. Selanjutnya jenis-jenis pekerjaan adalah itu tadi misalnya layanan kepada mahasiswa baik untuk kegiatan praktikum maupun untuk kegiatan penelitian mahasiswa, untuk tugas akhir atau untuk pelayanan kepada masyarakat. Nah pelayanan kepada masyarakat ini dikelola oleh tim khusus yang dalam hal ini diketuai Bu Haryani. (W.02.PJL.03.36-47)

Page 91: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

73

3. Menyusun Struktur Organisasi

Ketua Jurusan menuturkan bahwa kenyataan yang ada di Laboratorium

Kimia Organik adalah satu laboran, penanggung jawab laboratorium dan

kepala laboratorium.

Kepala Laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si menuturkan bahwa

sangat tidak efektif bila Kepala Laboratorium membawahi enam laboratorium,

ini sebetulnya tidak mungkin, karena satu kepala laboratorium harus

menguasai enam bidang keahlian. Bisa juga tetapi tidak bisa mendetail seperti

kalau hanya menguasai satu bidang keahlian.

Barangkalai perlu ngaca pada perguruan tinggi yang besar dengan

sendirinya dananya besar, tetapi kita akan mengacu kesana bahwa setiap

laboratorium akan ditangani seorang kepala laboratorium. Kepala

laboratorium ini betul-betul dapat Surat Keputusan dari Rektor. Sekarang yang

dapat SK Rektor saya saja. Sedangkan untuk penanggung jawab laboratorium

bukan SK Rektor atau Dekan atau dari mana jangan-jangan SK-nya dari

langit.

Selanjutnya penanggung jawab laboratorium Bp. DR. Supartono, MS

Dosen Pengampu Praktikum Kimia Organik menuturkan bahwa susunan

organisasi di Laboratorium Kimia Organik hanya ada penanggung jawab

laboratorium, teknisi dan laboran saja. Jadi di Laboratorium Kimia Organik

tidak ada organisasi besar, yang ada hanya unsur organisasi. Penanggung

jawab laboratorium tugasnya agar laboratorium bisa berjalan, tanggung jawab

sepenuhnya pada Kepala Laboratorium.

Page 92: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

74

Dosen Pengampu Praktikum Kimia Organik Bapak Drs. Kusorosiadi,

M.Si menuturkan bahwa itu semua kebijakan dari pemerintah. Jadi tidak

menyangkut per perguruan tinggi. Sekarang perguruan tinggi mempunyai

otonomi mengatur wilayahnya sendiri. Waktu ada Pertemuan Kepala

Laboratorium seluruh Jawa Tengah kira-kira bulan Mei 2004. Semua Kepala

Laboratorium mengeluh bahwa susunan organisasi sudah benar, hanya kurang

ada propors untuk penanggung jawab laboratorium yang hanya nama saja,

tidak mendapatkan honor sehingga kemajuan tertunda. Berkali-kali diusulkan

oleh kepala laboratorium bahwa setiap laboratorium itu penanggung jawabnya

adalah kepala laboratorium. Sehingga akan saling berlomba dan menunjukkan

laboratorium, yang ketinggalan akan malu dan berusaha memberbaiki

laboratoriumnya. Jadi tidak ada penanggung jawab laboratorium, itu sudah

berkali-kali diusulkan pada rektor. Harapan pengguna laboratorium mudah-

mudahan lebih baik lagi.

Penuturan para informan tersebut merupakan dasar penyusunan

struktur organisasi di Laboratorium Kimia Organik. Adapun struktur

organisasi adalah Kepala Laboratorium, Penanggung Jawab Laboratorium,

Bendahara Laboratorium, Tim Yanmas, Dosen Praktikum, Teknisi, Laboran,

Asisten.

Penuturan para informan tersebut tersaji pada tabel berikut ini.

Tabel 14 Penuturan informan tentang menyusun struktur organisasi

Informan Penuturan Ketua Jurusan Jadi kalau kita melihat kenyataan yang ada adalah satu laboran satu

penanggung jawab kemudian dosen muda yang dimintai membantu mengelola laboratorium dan kepala laboratorium. Jadi laboratorium Kimia Organik ini adalah satu bagian dari enam laboratorium kimia lain misal laboratorium

Page 93: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

75

Informan Penuturan kimia fisik dan sebagainya (W.07.KJ.02.22-26)

Kepala laboratorium

Yang jelas untuk manajemen sekarang tidak baik. Sekarang Kalab. membawahi sekian lab, itu jelas sangat tidak efektif. Maka sudah meniadi bahan pemikiran Kalab di UNNES, bila struktur jabatan di lab. ini diubah. Kalau di Kimia Kalab satu tidak mungkin. Tidak bisa memahami betul kebutuhan Organik, Analitik. Mungkin bisa tetapi tidak sedetail daripada orang organik sendiri. Misalnya ini butuhnya apa atau paling tidak arah kebutuhan penelitian itu saja tidak memahami. Karena saya orang fisik. Saya memahami sesuai dengan bidang saya. Makanya barangkali kita perlu ngaca pada Perguruan Tinggi yang besar dengan sendirinya dananya besar tetapi kita akan mengacu ke sana bahwa setiap lab. ditangani oleh seorang kepala lab. Dan Kalab ini betul-betul dapat SK dari rektor yang sekarang yang dapat SK Rektor saya saja. Sedangkan untuk penanggung jawab lab. bukan SK Rektor atau dari Dekan atau dari mana. Jangan-jangan SKnya dari langit (sambil ketawa) (W.13.KL.01.31-45) Untuk internal kita penanggung jawab, adalah bagian dari lab. Itu yang menentukan dari Ketua Jurusan. Mereka masih anak buahnya Ketua Jurusan. Sehingga siapa yang menjadi penanggung jawab lab. yang menentukan adalah Ketua Jurusan termasuk ketua KBK itu. (Sambil menyerahkan struktur organisasi lab. Kalab menambahkan). Sebetulnya masih ada ruang referensi di bawah. Ibu Ir. Winarni, M.Si itu bagian dari lab, teknis pelaksanaan di sana masih di bawah Kalab (W.13.KL.01.02-10)

Penanggung jawab laboratorium

Kalau susunan organisasi di Laboratorium Kimia Organik hanya penanggung jawab saya. Di dalamnya itu ada teknisi dan laboran. Jadi tidak ada organisasi yang besar jadi kita merupakan unsur suatu organisasi lain di sana. Kita hanya penanggung jawab agar laboratoriumnya bida berjalan, sepenuhnya tanggung jawab kepala laboratorium. (W.02.PJL.04.09-14)

Dosen Pengampu

Begini bu. Itu semua kebijaksanaan dari pemerintah. Jadi bukan menyangkut per Perguruan Tinggi. Di samping itu sekarang perguruan tinggi kan mempunyai otonomi mengatur wilayah sendiri. Waktu ada pertemuan Kepala laboratorium seluruh Jawa Tengah, kira-kira Mei 2004 Kepala laboratorium itu berkumpul dan semua mengeluh bahwa susunan organisasi laboratorium itu sudah benar, hanya kurang ada proporsi untuk penanggung jawab itu yang hanya nama saja, tidak mendapatkan honor, sehingga kemajuan tertunda. Berkali-kali diusulkan oleh Kepala laboratorium bahwa setiap laboratorium itu penanggung jawabnya adalah Kepala laboratorium dan langsung dibawahi karyawan. Sehingga itu akan berlomba dan menunjukkan laboratorium dan laboratorium yang ketinggalan akan malu dan berusaha memperbaiki laboratoriumnya. Jadi tidak ada penanggung jawab laboratorium. Itu sudah berkali-kali diusulkan pada Rektor, mudah-mudahan jadi lebih baik lagi. Harapan kita yang sering menggunakan laboratorium itu (W.10.DP.4.03.23-37)

4. Merumuskan Wewenang dan Tanggung Jawab Masing-Masing Petugas

Ketua Jurusan menuturkan bahwa wewenang dan tanggung jawab kalau

sebagai laboran, teknisi, kepala laboratorium secara struktural ada. Penanggung

Page 94: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

76

jawab laboratorium ini semi formal, memang ada surat tugas Dekan, namun masih

sulit untuk mengkoordinasi peran serta penanggung jawab laboratorium. Ini

memang belum optimal, karena strukturnya secara resmi belum ada. Ini hanya

embrio kalau suatu saat fungsi penanggung jawab laboratorium seperti fungsi

kepala laboratorium. Sementara ini penanggung jawab laboratorium memang

belum bekerja dengan baik. Tugas masing-masing penanggung jawab

laboratorium merangkap, ketua KBK, sehingga fokus kegiatan laboratorium

sementara ini masih banyak ditangani kepala laboratorium. Wewenang dan

tanggung jawab kepala laboratorium adalah sebagai koordinator semua

penanggung jawab laboratorium. Penanggung jawab laboratorium melakukan

perencanaan, usulan-usulan, dan mengontrol kegiatan laboratorium. Dosen

praktikum bertanggung jawab pelaksanaan praktikum. Asisten mahasiswa

membantu dosen, teknisi, laboran dalam pelaksanaan praktikum.

Sedangkan Kepala Laboratorium menuturkan bahwa teknisi menangani

yang terkait dengan fasilitas. Laboran membantu setiap kali praktikum.

Dosen pengampu praktikum Dr. Supartono, MS menuturkan karena

diserahi tugas sebagai penanggung jawab laboratorium, membuat supaya

Laboratorium Kimia Organik tidak kolep, dan jadi contoh laboratorium yang lain

di jurusan kimia.

Penuturan para informan dapat disajikan tabel berikut ini.

Tabel 15 Penuturan informan tentang merumuskan wewenang dan tanggung jawab masing-masing petugas

Informan Penuturan

Ketua Jurusan

Tugas penanggung jawab laboratorium itu mestinya kewenangan melakukan perencanaan, melakukan usulan-usulan, pembenahan termasuk mengontrol kegiatan yang ada di laboratorium. (W.07.KJ.03.12-15)

Page 95: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

77

Informan Penuturan Wewenang dan tanggung jawab kalau sebagai laboran, teknisi, sebagai kepala laboratorium, memang secara struktural ada. Tetapi kalau penanggung jawab laboratorium ini semi formal memang ada surat tugas dari dekan tetapi karena kita sendiri masih kesulitan untuk mengkoordinasi peran serta penangung jawab laboratorium ini memang belum optimal, ya memang strukturalnya secara resmi belum ada. Ini hanya embrio kalau suatu saat masing-masing laboratorium itu fungsi penanggung jawab laboratorium itu seperti fungsi kepala laboratorium yang sekarang. Pada suatu saat kepala laboratorium itu koordinator fungsi penanggung jawab laboratorium yang sekarang itu sama dengan fungsi kepala laboratorium (W.07.KJ.03.19-30)

Penanggung jawab laboratorium itu merangkap ketua KBK. Penanggung jawab laboratorium itu

mestinya kewenangannya melakukan perencanaan, melakukan usulan-usulan, pembenahan termasuk

mengontrol kegiatan-kegiatan yang ada di laboratorium. Sementara ini memang belum bekerja

dengan baik. Karena memang struktur organisasinya yang terutama. Tugas masing-

masing penanggung jawab laboratorium itu karena merangkap sebagai ketua KBK fokus pada kegiatan

di laboratorium jadi sementara ini yang masih banyak berperan kepala laboratorium.

Dalam waktu yang akan datang akan kita pekerjakan penanggung jawab laboratorium itu diberi wewenang penuh mengelola alat, bahan, merencanakan, merevisi, mengembangkan arah penelitian di laboratorium, mengembangkan bahan ajar KBK yang sesuai (W.07.KJ.03.03-15)

Kepala laboratorium

Teknisi menanggapi yang terkait dengan fasilitas. Laboran membantu setiap kali praktikumnya. (W.13.KJ.02.20-21)

Dosen Pengampu

Ya paling tidak karena saya diserahi sebagai pengelola atau penanggung jawab, ya salah satu tanggung jawab saya adalah supaya laboratorium Kimia Organik itu tidak kolep bisa berjalan seperti yang diharapkan, jadi contoh laboratorium yang lain di jurusan kimia ini (W.06.DP.1.05.19-32)

5. Menetapkan Jalur Wewenang dan Tanggung Jawab

Dari hasil masukan berbagai pihak ditetapkan jalur wewenang dan

tanggung jawab masing-masing petugas oleh Ketua Jurusan bersama Kepala

Laboratorium. Hal ini dapat dilihat pada penuturan Kepala Laboratorium

bahwa :

Page 96: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

78

“Semua sudah saya beri, kecuali ilang. Karena setiap laboran kita beri ini (job diskripsi). Dosen barupun kita bagi-bagikan. Itupun baru ngeprin satu hari kemarin. Nggak tahu mereka simpan atau mereka baca.” (W.14.KL.03.25-28)

Wewenang dan tanggung jawab tertuang dalam job deskripsi berikut.

6. Menyusun Staf Personel

Kepala Laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si menuturkan bahwa yang

memilih personel itu adalah ketua jurusan, sedangkan kepala laboratorium

hanya mengusulkan. Sebelum ini, Dikti pernah mengeluarkan peraturan

bahwa Kepala Laboratorium adalah seorang Guru Besar. Masalahnya terkait

dengan pengembangan akademiknya, termasuk mengatur kebijaksanaan.

Teknisi yang ada belum memenuhi syarat karena menerimanya tiban.

Seharusnya teknisi/laboran minimal D3, sedangkan yang ada sekarang ST.

Baru saja menerima satu dari jurusan Kimia, jadi tahu kimia. Sedangkan

penanggung jawab laboratorium Bp. DR. Supartono, MS menuturkan bahwa

untuk menyusun staf personel ada di tangan kepala laboratorium.

Untuk teknisi merangkap laboratorium yaitu Pak Wiji. Mengenai

penanggung jawab laboratorium merangkap ketua KBK atau tidak, tidak

masalah. Sebaiknya setiap laboratorium ada manajernya.

Penuturan para informan dalam tabel berikut ini :

Tabel 16 Penuturan informan tentang menyusun staf personel

Informan Penuturan Kepala laboratorium

Kalau milih bukan saya. Hanya saya mengusulkan, ketua jurusan yang menentukan (kepala laboratorium menyerahkan dokumen yang berisi susunan personel laboratorium. (W.02.KL.02.08-37; W.02.KL.03.01-27) Kan dulu sebelum ini, Dikti pernah mengeluarkan bahwa seorang Kalab adalah seorang Guru Besar. Itu dulu kan. Masalahnya adalah terkait dengan ini dengan pengembangan akademiknya, termasuk mengatur kebijaksanaan itu,

Page 97: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

79

Informan Penuturan monggo. Untuk tenaga yang ditugasi mesti akan membagi waktu sekarangpun kalau saya ditunjuk sebagai penanggung jawab laboratorium, maka saya setiap semesternya supaya ditugasi mata kuliah praktikum. Sehingga saya bisa setiap semesternya kesana (W.15.KL.03.21-27) Jurusan Kimia, teknisinya belum memenuti syarat. Kita menerimanya teknisi tiban. Tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Kita sudah mengusulkan katanya diberi dua tetapi ditarik satu. Alhamdulillah Martin ini dari jurusan Kimia, jadi paling tidak tahu tentang Kimia dan ini sebagai laboran/teknisi yang ada Bu Retno, Bu Ida, Pak Wiji (ST) harusnya minimal D3. Yang jelas dari sisi akademisnya tidak memenuhi syarat (W.13.KL.02.36-42)

Penanggung jawab laboratorium

Ya ada ditangan kepala laboratorium sebab manajemen keseluruhan laboratorium kimia itu ada di tangan kepala laboratorium. Nah saya penanggung jawab hanya sebatas mengatur kegiatan-kegiatan supaya tidak terganggu (W.02.PJL.04.20-23) Selama ini yang ada ya satu. Tetapi memang sebenarnya teknisi sendiri dan Laboran sendiri (W.02.PJL.03.15-16) Mengenai otonomi laboratorium akan ada beberapa yang saya sampaikan dari kegiatan sampai ke penggunaan dana. Kebijakan tiap PT memang berbeda masing-masing maunya apakan. Tetapi toh sudah ada indikator yang bagus dari pak Kasmui mengikuti yang baik dari PT yang lain. Berikutnya penanggung jawab (Ketua) KBK terpisah ya memang tidak perlu terpisah dan tidak perlu menyatu. Karena orangnya yang ada itu ya ndak apa. Tapi kalau seandainya diperlukan teroisah ya ndak apa-apa. Itu justru kalau memang mau otonomi, maksudnya nanti tidak ada PJL yang ada adalah Kepala Laboratorium Kimia Organik, apa yang dimaksudkan saya tidak tahu sebab sepengetahuan saya kalau ada penanggung jawab. Itu, kata itu kan pantes-pantes orang ngomong kan. Kalau setiap laboratorium itu sebaiknya ada seorang manajernya. Manajer itulah yang menentukan kebikakan-kebijakan, termasuk akademiknya (W.15.PJL.03.06-20)

Paparan data tentang penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-

UNNES Semarang dapat diperoleh gambaran yang meliputi :

1. Memberi Pengarahan dan Perintah

Penanggung jawab laboratorium Bp. DR. Supartono, MS menuturkan

bahwa ia tidak memberi perintah tetapi koordinatif, jadi melakukan koordinasi

dengan dosen, asisten, teknisi untuk menginventarisasi peralatan dan zat-zat

yang diperlukan.

Page 98: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

80

Sedangkan Kepala Laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si memberi

pengarahan melalui omong-omong dengan teknisi pada saat kegiatan

praktikum akan lebih efektif. Kepala laboratorium datang saat ada kegiatan

praktikum sambil memberi pengarahan terhadap hal-hal yang janggal di

laboratorium. Setiap semester empat kali dilakukan pengarahan, dua kali pada

awal dan dua kali pada akhir semester, dan rapat-rapat insidentil tidak perlu

menunggu saat rapat. Kepala laboratorium keliling kalau ada yang kotor

disapu.

Penuturan para informan disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel 17 Penuturan informan tentang memberi pengarahan dan perintah

Informan Penuturan Penanggung jawab laboratorium

Untuk penggerakan staf sebagai penanggung jawab tidak memberi perintah tetapi lebih bersifat koordinatif. Misalnya saja untuk suatu semester kita secara koordinatif saja, dengan para tenaga yang ada di laboratorium apakah itu asisten dosen, dosen apakah teknisi, marilah kita sama-sama inventarisasi mengenai kegiatan laboratorium yang mungkin dilakukan termasuk peralatan dan zat-zat yang diperlukan kita lakukan secara koordinatif. (W.02.PJL.04.27-33)

Kepala laboratorium

Kadang dengan kegiatan kebidanan yang sifatnya tidak formal malah lebih sering. Omong-omong dengan teknisi malah yang begini ini yang lebih efektif. Sering saya datang ke lab. tetapi semua tidak tahu kalau saya akan ke lab. Di lab. Kimia manapun saya kelilingi semua. Saya tidak ingin orang tahu saya datang ke sana di lab. manapun. Di sini saya sekaligus melakukan bimbingan misalnya saat praktikum ada hal-hal yang janggal, saya akan membimbing pembetulannya. (W.13.KL.03.04-12) Setiap semester, paling tidak empat kali, dua kali pada awal dan dua kali pada akhir, dan itu juga yang insidental ketika saya harus rapat, ya rapat tidak sampai menunggu akhir semester. (W.13.KL.03.01-04) Makanya saya keliling, kalau kotor ya disapu dan sebagainya (W.13.KL.03.45)

2. Memberikan Motivasi

Ketua Jurusan Bapak Drs. Edy Cahyono, M.Si menuturkan bahwa

beliau memberi ruang, tempat, kesempatan serta mengajak dosen muda para

Page 99: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

81

doktor untuk mengajukan proposal ke Dikti. Apabila diterima akan

menjadikan laboratorium jadi ramai.

Kepala Laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si menuturkan bahwa di

FMIPA laboratorium merupakan jantungnya. Bila jantungnya kropos gimana

jurusan kimia mau sehat. Beliau setelah melakukan kunjungan ke Batam,

UGM, UPI kemudian hasil laporan pak Tjahyo dan pak Edy dari

kunjungannya ke ITB, ternyata posisi laboratorium kimia masih jauh di

bawah. Hal itu dikarenakan dana dan kebijakan pusat yang belum mendukung

pengembangan manajemen laboratorium kimia pada umumnya dan kimia

organik pada khususnya. Hal ini dipertegas penanggung jawab laboratorium

Bp. Dr. Supartono, MS bahwa Laboratorium Kimia Organik merupakan

jantungnya kimia, jadi motivasinya adalah dengan memberdayakan /

mempertahankan kehidupan dan kegiatan laboratorium itu sendiri, jangan

sampai kolep.

Dosen pengampu praktikum Dr. Supartono, MS menuturkan bahwa

untuk kesejahteraan laboratorium perlu susu dan kacang hijau, paling

seminggu tiga kali tidak terlalu mewah. Penanggung jawab laboratorium tidak

ada, hanya dapat cinderamata setahun sekali.

Penuturan para informan tersaji pada tabel berikut ini.

Tabel 18 Penuturan informan tentang memberikan motivasi

Informan Penuturan Ketua Jurusan Ya, bu Titi kita memberikan ruang, memberikan tempat, memberikan

kesempatan, mengajak apa yang kita lakukan yang bisa kita lakukan. Sekarang ini adalah mendorong dosen muda, para doktor untuk bisa memproduksi proposal mengajukan ke Dikti ke program-program lain. Kalau mereka mengajukan hibah dalam jumlah kecil atau besar, mesti laboratorium akan ramai. Jadi penelitian itu kita dorong untuk memaanfaatkan kita

Page 100: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

82

Informan Penuturan (W.07.KJ.06.32-38)

Kepala laboratorium

itu adalah jantungnya di laboratorium, La kalau jantungnya kropos, gimana mau sehat (W.12.KL.05.03-04)

elas misalnya di Batam karena kita penelitian di sana, kita bisa membandingkan. Yang kedua di UGM jelas. Kemudian di UPI, tahun kemarin kita sama-sama ke sana ITB juga, dan yang kemarin Pak Tjahyo dan Pak Edy laporannya sudah saya lihat, ternyata posisi kita masih sangat di bawah. Tapi kita perlu menggeliat bahwa kita ini belum ada apa-apanya, pertama benturan kita adalah dana dan kebijakan kebijakan yang belum mendukung pengembangan manajemen lab. Kimia yang baik atau lab-lab di UNNNES pada umumnya (W.12.KL.03.38-46) Kalau itu memang tergantung SDMnya sendiri-sendiri. Kalau kinerjanya tinggi asal ada SK atau uang, ya kita tidak bisa memaksakan karena ia nyatanya mau butuh uang. Mau ngomong apa monggolah. Tetapi kalau memang kita merasa jadi bagian dari lab. Kita berkembang bukan dari orang teknik, tetapi dari Laboratorium. Kita sadar itu, maka mestinya kita ban, ak berkiprah dari lab (W.13.KL.21-27)

Penanggung jawab laboratorium

....kita harus bersyukur bahwa kita mempunyai laboratorium yang notabene adalah sebenarnya adalah merupakan jantungnya kimia. (W.02.PJL.04.33-35) Jadi motivasinya adalah kita memberdayakan atau memperhatikan kehidupan dari kegiatan laboratorium itu sendiri jangan sampai koleb sebagai lembaga pendidikan di Perguruan Tinggi, yah kegiatan yang tidak terpisahkan dari jurusan kimia. Kita harus lebih baik di masa mendatang. (W.02.PJL.04.37-41)

Dosen Pengampu

Kesejahteraan harusnya ada susu dan kacang hijau. Mau tidak mau orang yang bekerja di laboratorium Kimia Organik yang seharusnya seminggu tiga kali ya tidak terlalu mewah (W.06.DP.1.04.24-26) Selama ini insentif tenaga laboran dan teknisi itu ada dari jurusan. Hanya besarnya yang saya tidak tahu. Sebab pada waktu rapat Ketua Jurusan tidak pernah menginformasikan pada kita semua. Penanggung jawab laboratorium insentifnya tidak ada yang ada hanya semacam cindera mata setahun sekali (W.06.DP.1.04.29-33)

3. Mengadakan Bimbingan dan Pembinaan

Ketua Jurusan Bp. Drs. Edy Cahyono, M.Si menuturkan bahwa

pembinaan dapat dilakukan dengan cara mengikusertakan laboran itu dengan

kegiatan-kegiatan penelitian dosen. Pembinaan teknisi dan laboran ke UPI dan

ITB selama satu, dua atau tiga bulan mengenai pelatihan pengelolaan alat,

bahan dan praktikum. Tahun 2005 direncanakan untuk Kepala Laboratorium

magang pengelolaan laboratorium di UGM, UNS. Dosen dan Penanggung

Jawab Laboratorium studi banding ke laboratorium yang lebih maju sehingga

dapat mengembangkan laboratorium ke arah mana. Sedangkan pembinaan

Page 101: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

83

seperti yang dituturkan kepala laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si dilakukan

empat kali dalam satu semester. Demikian juga bimbingan secara formal

misalnya pada seminar-seminar, pelatihan-pelatihan, rapat-rapat. Sedangkan

dosen pengampu praktikum Drs. Kusorosiadi, M.Si menuturkan selama

praktikum bimbingan dilakukan dengan membetulkan hal-hal yang tidak

benar.

Pembinaan dari Diknas Jakarta, kemudian ke UGM, bagaimana

menyambung, mengelas, dan membuat kaca. Sayangnya setelah pulang karena

di Laboratorium Kimia Organik tidak punya bengkel gelas maka kemampuan

tersebut tidak dapat dimanfaatkan. Sedangkan Dr. Supartono, MS dosen

pengampu praktikum menuturkan bahwa untuk mengencerkan asam sulfat,

membuat larutan aqua bromata dilakukan asisten dipandu dosen. Untuk

membuat larutan garam mahasiswa membuat sendiri karena cukup aman.

Penempatan zat-zat dilakukan laboran pak Wiji sesuai dengan bentuk maupun

sifat zat-zat tersebut. Zat-zat yang bersifat asam ditaruh di lemari asam.

Pembuangan limbah untuk logam berat dibuang di bak penampungan, zat

yang tidak berbahaya dibuang di bak air diguyur air. Untuk minyak

dibersihkan dengan etanol teknis. Bahan-bahan kasar, dedaunan ditempat

sampah.

Penanggung jawab Laboratorium Kimia Organik Bp. Dr. Supartono,

MS menuturkan bahwa bimbingan teknisi dan laboran sepenuhnya tanggung

jawab jurusan. Sedangkan untuk tenaga dosen dan asisten di bawah

Page 102: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

84

laboratorium atau kepala laboratorium. Pembinaan dilakukan di ITB dan UPI

yaitu semacam pelatihan.

Penuturan para informan tersaji pada tabel berikut ini :

Tabel 19 Penuturan informan tentang mengadakan bimbingan dan pembinaan

Informan Penuturan

Ketua Jurusan ...misalnya pak Wiji (laboran) mempunyai keterampilan melaksanakan kegiatan eksperimen di laboratorium, kemudian membantu melaksanakan analisis prosemat yang kita kembangkan. Jadi dengan cara mengikutsertakan laboran itu dengan kegiatan-kegiatan penelitian dosen. (W.07.KJ.04.22-25) ... Tidak ada pendidikan khusus bagi pengelola laboratorium ya bu. Tetapi bagi teknisi dan laboran pengembangan keterampilan kita usahakan. Pernah dikirim ke UPI, ke ITB selama 1 bulan, 2 bulan atau tiga bulan untuk pak Wiji dan bu Retno (teknisi/laboran). Selain itu pelatihan pengelolaan alat dan pengelolaan bahan dan praktikum. Kemudian pernah hampir setiap tahun dalam jurusan kimia seperti kita ajak mereka sehari melakukan pelatihan di Balai Kesehatan. Balai kesehatan itu laboratnya Depkes. Di samping itu juga di tahun ini 2005 direncanakan untuk mengirim penanggung jawab Kimia Dasar dan Kepala Laboratorium untuk melakukan magang pengelolaan laboratorium di UGM, UNS. Kita juga merencanakan mengirim laboran dan teknisi untuk melaksanakan pelatihan. (W.07.KJ.05.09-21)

... Kita juga sudah mengirim dosennya melakukan pelatihan instrumentasi di UGM juga kursus

komputer di lembaga kursus komputer. Dan dosen sudah melatih mahasiswa kita sendiri dengan melaksanakan melatih instrumentasi itu mereka sudah turut belajar. Tiap ada alat baru memang kita coba untuk sosialisasi. Juga pernah kita melakukan pelatihan keselamatan kerja dengan mengundang dari dinas kebakaran Semarang. Kemudian pakar dari UGM bisa untuk laboran maupun dosen. Semua kita coba kembangkan kemampuan masing-masing dengan kondisi laboratorium yang memungkinkan. Kalau semacam studi banding hampir semua dosen dan penanggung jawab laboratorium kita ikutkan dengan kegiatan serupa sehingga bisa membandingkan antara laboratorium kita dengan laboratorium yang sudah maju sehingga kita bisa mengembangkan laboratorium kita ke arah mana. (W.07.KJ.05.23-39)

Kepala laboratorium

Dalam keadaan formal kita sering misalnya pertemuan dengan teknisi atau laboran daripada dengan penanggung jawab laboratorium. Secara teknik sehari-hari banyak masalah. Setiap semester paling tidak empat kali, dua kali pada awal dan dua kali pada akhir. Dari itu juga yang insidental, ketika saya harus rapat, ya rapat tidak sampai menunggu akhir semester. (W.13.KL.02.45-46; W.13.KL.03.01-04) Bimbingan secara formal termasuk pembenaran secara formal misalnya pada : seminar-seminar, pelatihan, rapat-rapat. (W.13.KL.03.16-17)

Dosen pengampu praktikum

Selama praktikum asisten dan dosen pengawasan jalannya praktikum. Selama pengawasan, apabila ada mahasiswa yang melakukan kesalahan mereka membetulkan mahasiswa yang sedang melakukan kesalahan.

Page 103: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

85

Informan Penuturan (W.11.DP.4.01.27-29) Mencampur zat kimia dilakukan asisten di bawah panduan kita misalnya mengencerkan asam sulfat, membuat larutan aquabiomata. Tidak diperkenankan mahasiswa membuat sendiri. Beberapa larutan yang dirasa cukup aman misalnua larutan garam mereka membuat sendiri. Kalau larutan itu cukup insklusif atau berbahaya kita siapkan supaya tidak terjadi masalah pada mahasiswa. Zat-zat baru diarsip oleh tenaga laborran kita Pak Wiji. Kalau zat bersifat asam ditaruh di lemari asam. Namun yang berupa padatan juga ditaruh di lemari tersendiri, begitu juga cairan ditempatkan tersendiri. Masalah pembuangan material yang berbahaya, misalnya logam berat kita buang ke reservoar atau bak penampungan. Zat yang tidak berbahaya ya kita buang di bak air, diguyur air dan prinsipnya air mengalir sedangkan untuk tumpukan asam kita bersihkan, kita sentor dengan air, demikian juga basa. Sedangkan untuk minyak asal bukan oli kita bersihkan dengan pelarut tertentu misalnya etanol teknis cukup aman tidak mengganggu lingkungan. Untuk zat yang berbahaya itu kita buang direservoir (W.06DP.1.01.23-38) Pembinaan dari dinas sampai saat ini kok belum pernah saya rasakan. Misalnya dari Fakultas, dari jurusan itu tidak pernah ada. Yang selama ini saya rasakan justru dari rekan-rekan itu untuk saling berkoordinasi begitu saja lantas seandainya perlu kegiatan untuk pelayanan masyarakat melayani mahasiswa dari tempat lain, kita saling bahu-membahu bagaimana melaksanakan itu. Dari Akademi Kebidanan Mardi Waluyo dari Ungaran kita saling bahu-membahu menservis atau melayani kebutuhan-kebutuhan mereka (W.05.DP.1.02.41-46; W.05.DP.1.03.01-02) Zat-zat yang tidak berbahaya seperti lar gula, lar garam itu prinsipnya air harus mengalir. Kalau tidak mengalir ya tidak boleh membuang disitu. Bahan-bahan yang kasar, dedaunan bisa dibuang di tempat sampah (W.06.DP.1.02.21-23) Zat yang tidak berbahaya dibuang diwastafel lalu cukup diguyur Bu secukupnya (W.06.DP.1.01.42-43) Betul demikian Bu Titi, walaupun pengampu praktikum semua sudah S2 tetapi usia menentukan juga untuk pendewasaan laboratorium Kimia Organik (W.06.DP.1.05.42-44) Begini Pembinaan itu ada dua. Ada dari Diknas dari Jakarta dan yang ditinjau hanya laboratorium Kimia Organik khususnya. Umumnya laboratorium Kimia. Sedangkan untuk laboratorium Fisika Biologi matematika kok tidak, yang kedua kita mengirimkan teknisi ke ITB sudah tiga kali sampai empat kali. Kemudian ke UGM, bagaimana cara menyambung, mengelas dan membuat kaca. Hanya saja karena tidak ada kemampuan laboratorium kita setelah mereka pulang, laboratorium kita tidak mampu membuat work shop atau bengkel kaca. Kalau ada alat kaca yang pecah sedikit itu bisa disambungkan daripada kita mengirim ke UGM untuk mengelas (W.10.DP.4.04.32-41)

Penanggung jawab laboratorium

Secara organisatoris pembinaan dan bimbingan bagi teknisi maupun laboran sepenuhnya tanggung jawab jurusan. Untuk tenaga-tenaga dosen atau asisten di bawah bimbingan laboratorium atau Kepala Laboratorium. (W.02.PJL.04.40-43) Di luar UNNES bisa dilakukan kalau ada semacam pelatihan. Biasanya ada tawaran dari Dirjen Dikti dari institusi yang lain misalnya saja seperti yang pernah dilakukan di ITB di UPI itu memang diberi kesempatan untuk mengirim tenaganya, tapi itu adalah tanggung jawab jurusan atau fakultas. Manajemen keuangannya juga ada di sana Bu. Jadi kalau toh kita mengirim, jadi berapa biaya yang diperlukan untuk kegiatan pelatihan itu tanggung jawab jurusan dan fakultas (W.02.PJL.05.07-13)

Page 104: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

86

4. Melaksanakan Koordinasi dan Menciptakan Hubungan Kerja yang

Harmonis

Ketua Jurusan Bp. Drs. Edy Cahyono, M.Si menuturkan bahwa

komunikasi dengan laboran adalah penting, memperhatikan kesejahteraan

adalah sangat penting. Setiap melakukan koordinasi dengan memberikan

saran-saran, mendengarkan keluhan-keluhan. Sedangkan penanggung jawab

laboratorium Bp. Dr. Supartono, MS melakukan koordinasi dengan cara

pertemuan, saling iur pendapat. Hubungan kerja harmonis-harmonis saja,

saling berkoordinasi dalam kegiatan akademis melalui pertemuan-pertemuan

rutin dilakukan pembagian tugas. Misalnya siapa yang membuat buku ajar,

penelitian-penelitian terkoordinasi dengan baik. Pertemuan ini dilakukan pada

awal semester. Kepala Laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si menuturkan

bahwa dalam melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan kerja yang

harmonis tergantung sumber daya manusia. Kalau memang merasa jadi bagian

laboratorium mestinya banyak berkiprah dari laboratorium.

Dosen pengampu praktikum Bp. Dr. Supartono, MS menuturkan

bahwa dalam satu semester dilakukan rapat dua kali. Pada awal semester

dilakukan pembagian tugas, sedangkan pada pertengahan menginventarisasi

kebutuhan untuk ke depan memproyeksikan apa yang perlu perbaikan. Beliau

memberikan masukan-masukan untuk meletakkan alat di ruang tertentu,

sehingga orang lain yang akan menggunakan tidak akan kesulitan. Namun

demi keamanan alat tersebut masih diletakkan di tempat semula. Mengenai

kerapian dan kebersihan, kalau memang peralatan maka dicari alternatif untuk

Page 105: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

87

mencukupinya. Tentang kecelakaan yang terjadi diatasi bersama dengan

Dosen Pengampu yang kebetulan ada di laboratorium untuk pertolongan

pertamanya.

Bp. Drs. Kusorosiadi, M.Si menuturkan bahwa rapat rutin sekali dalam

satu semester yaitu dalam hal pembagian tugas. Sedangkan apabila ada hal-hal

yang perlu dibicarakan misalnya ada alat-alat baru yang datang maka perlu

dilaksanakan rapat mendadak.

Penuturan para informan tersaji pada tabel berikut ini.

Tabel 20 Penuturan informan tentang melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan kerja yang harmonis

Informan Penuturan

Ketua Jurusan Tetapi yang saya kembangkan waktu di laboratorium terutama komunikasi dengan laboran, memperhatikan kesejahteraan laboran itu sangatlah penting. Kita tidak bisa berbuat apa supaya penghasilannya itu bertambah di laboratorium. Buat mereka nyaman bekerja di laboratorium... (W.08.KJ.02.28-33) ... Saya sebagai Ketua Jurusan kita berusaha setiap koordinasi kita bisa masuk memberikan saran, mendengarkan keluhan-keluhan sehingga kita bisa kerja sama dengan kepala laboratorium. (W.08.KJ.02.25-29)

Penanggung jawab laboratorium

Selama ini koordinasi yang kita lakukan dengan cara pertemuan-pertemuan lalu saling isi pendapat begitu, lalu dalam hal ini hubungan kerja di laboratorium saya rasa sampai saat ini kok tidak ada yang menjadi kendala, ya harmonis-harmonis begitu saja. Jadi masing-masing berada pada posisi tanggung jawab masing-masing. Dan saya sebagai pengampu praktikum Kimia Organik, saya berada di sana, sementara itu teman-teman yang lain barangkali juga sejenis praktikum Kimia Organik, tetapi kelas yang berbeda juga, mereka pada posisinya. Jadi kita saling berkoordinasi dalam kegiatan akademis baik kalau kita ada pertemuan rutin selalu kita lakukan misalnya pembagian-pembagian, siapa yang harus menyusun buku ajar atau melakukan penelitian-penelitian seperti juga SPF itu dari tingkat jurusan atau fakultas itu kita koordinasi pada awal semester (W.02.PJL.05.16-28)

Kepala laboratorium

Kalau itu memang tergantung SDMnya sendiri-sendiri. Kalau kinerjanya tinggi, kalau ada SK atau uang ya kita tidak bisa memaksakan. Karena ia nyatanya mau, butuh uang. Mau ngomong apa monggo lah. Tetapi kalau memang kita merasa jadi bagian laboratorium, kita berkembang bukan dari uang, teknik, tetapi dari laboratorium, kita sadar itu. Maka mestinya kita banyak berkiprah dari laboratorium. (W.13.KL.03.21-27)

Dosen Pengampu

Satu semester kita adakan rapat dua kali, pertama adalah pada awal semester dan pada pertengahan semester. Pada awal semester dengan pembagian tugas, sedangkan pada pertengahan semester kita menginventarisasi kebutuhan untuk kedepan, sambil evaluasi yang telah kita lakukan setengah semester yang sedang berjalan. Selama ini kita sudah menjelang pertengahan semester nanti

Page 106: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

88

Informan Penuturan ada pertemuan dari rekan-rekan kelompok bidang Kimia Organik untuk bisa mengisi kebutuhan mendatang dan mengevaluasi beberapa kegiatan yang telah kita lakukan untuk semester ini dan kedepan untuk kita proyeksikan apa saja yang perlu diperbaiki (W.05.DP.1.02.26-46) Ya, sering saya memberi masukan-masukan sebagai warga jurusan kimia tetapi kalau berulang kali tidak pernah diterima ya kita akhirnya diamlah. Yah saya tidak putus asa, masalahnya kemampuan seseorang itu dicerminkan pada sikap. Jadi kalau mereka mampunya hanya sampai disitu ya kita tidak bisa apa-apa. Jadi misalnya alat jangan ditaruh di ruang sana supaya bisa dipakai semua orang, tapi ya tetap ditaruh di ruang sana. Sehingga orang lain yang akan menggunakan akan kesulitan. Dia tidak memikirkan sampai disitu, tahunya hanya di sana ada alat dan ditempatkan di ruang itu ya sudah, ya sudah aman alat itu ditaruh di situ. Bagaimana alat itu bisa diberdayakan mereka tidak pikir. Ya kita tetap menghargai mereka (W.05.DP.1.03.43-47; W.05.DP.1.04.01-06) Mengenai tanggung jawab misalnya ada kecelakaan itu pertama pengampu praktikum, tetapi kalau mahasiswa yang melakukan penelitian ya pembimbingnya. Tanggung jawab penanggung jawab laboratorium memang juga ada tetapi hanya setidaknya itu tadi yang saya sebutkan. Kerapian, kebersihan saya sebagai penanggung jawab juga ada tetapi tanggung jawabnya sebatas pada alternatif pemecahannya. Masalahnya menyangkut manajemen keuangan. Mengenai kerapian dan kebersihan mestinya juga perlu fasilitas dana sehingga menyangkut keuangan juga. Saya sebagai pengampu praktikum Kimia Organik, saya juga memberi perhatian yang penuh sehingga kita bisa melakukan strategi yang perlu juga termasuk peralatan-peralatan apa yang digunakan mencari alternatif bila peralatan tersebut tidak mencukupi. Terhadap kecelakaan yang seharusnya memberikan pertolongan pertama tetapi sebagai penanggung jawab misalnya pas kebetulan saya tahu saya akan bersihkan dahulu sebelum orang orang lain melakukan. Seperti kasusnya pernah terjadi mungkin karena mahasiswa tidak tahan bau amoniak. Karena sya tahu anak itu langsung saya bawa sama-sama teman lain, saya bawa di ruang terpisah. Kita tidurkan, kita buka pakaian praktikumnya kemudian semua pakaian ketat kita longgarkan dengan bantuan Bu Muryati kemudian kita beri minum sampai beberapa saat sampai siuman, kebetulan anak tersebut sedang menstruasi (W.05.DP.1.09-29) Rapat untuk praktikum itu hanya sekali, yang utama adalah rapat rutin yang tak pernah ditinggalkan satu semester sekali. Itu dalam hal pembagian asisten praktikum bagi mahasiswa berprestasi dan biasanya beasiswa diajak kalau mau jadi asisten praktikum. Tugasnya adalah membantu dosen-dosen dalam pelaksanaan praktikum. Setiap laboratorium semua datang dan membagi tugas dan membagi asisten-asisten sejumlah praktikum yang ada dan sejumlah hari yang ada. Misalnya satu semester ada lima praktikum. Tiga kelas organik, dua kelas bio kimia jumlah asistennya berapa setiap praktikum didampinginya dua assisten. Tujuan asisten itu diamping mereka dapat pengetahuan yang lebih banyak juga pengalaman yang lebih banyak untuk membantu para dosen. Kemudian rapat mendadak misal kemarin ada rapat keseluruhan, ada alat-alat yang baru datang dan pembagian alat. Kemudian rapat untuk dosen-dosen harus mengampu supaya setiap dosen bisa melaksanakan praktek agar bisa menghayati bagaimana merasakan praktek itu. Rapat rutin itu satu semester sekali dan tidak pernah dilewatkan. Jadi rapat itu dilaksanakan berapa kali tergantung situasi dan kondisi (W.10.DP.4.04.13-30)

Page 107: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

89

Paparan data tentang pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA

UNNES Semarang dapat diperoleh gambaran yang meliputi :

1. Mengadakan Pengamatan Kegiatan

Kepala Laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si menuturkan bahwa

dalam mengecek dosen pengampu praktikum tidak langsung tetapi melalui

teknisi/laboran dengan bertanya dosen pengampu siapa yang tidak datang,

kemudian meneleponnya.

Saat penelitian maupun praktikum selalu diadakan pengawasan

terhadap alat, bahan, gas, listrik dan api. Pengawasan terhadap kerja dosen

dilakukan dengan cara Timur. Menegur laboran dengan bergurau. Kadang-

kadang saya menyapu sendiri. Penataan masih diarahkan ke kantor. Padahal

scientist kan basicnya atau jantungnya adalah laboratorium. Harapan beliau

jangan sampai kalau laboratorium kesandung. Dosen jangan hanya mengajar

di kelas, itu bukan dosen menurutnya, sekedar praktis. Ada cleaning services

tetapi tidak bisa diandalkan akhirnya menggunakan orang lain dan dibayar.

Ketua Jurusan Bp. Drs. Edy Cahyono, M.Si melakukan pengamatan

hanya sesekali saja, melihat kegiatan praktikum mahasiswa. Setiap kali

praktikum minimal ada dua dosen pengampu dan satu laboran. Sedangkan

penanggung jawab laboratorium Bp. Dr. Supartono, MS melakukan

pengamatan dengan kartu kendali, papan informasi untuk merekam kegiatan

praktikum, penelitian, tugas akhir. Untuk tugas akhir dan penelitian

pengawasan atau tanggung jawab sepenuhnya pada pembimbingnya. Kalau

praktikum pengawasan atau tanggung jawab sepenuhnya pada dosen

Page 108: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

90

pengampu praktikum. Beliau menyayangkan bila terjadi kecelakaan saat

dilaksanakan praktikum, tugas akhir maupun penelitian. Mestinya bisa

diantisipasi sebelumnya ketika prosedur yang dibuat mahasiswa itu,

dikonsultasikan pada dosen pembimbing. Bp. Drs. Kusorosiadi, M.Si dosen

pengampu menuturkan bahwa pelayanan kebutuhan kegiatan praktikum kimia

organik cepat dan yang paling senior dan sering dikirim pelatihan.

Laboratorium dikepalai penanggung jawab laboratorium yang tidak

dapat honorarium apa-apa, jadi kurang maju. Tetapi setelah rapat laboratorium

penanggung jawab laboratorium akan diberi honorarium per bulan Rp.

50.000,00, sepertinya ada kemajuan.

Dosen pengampu praktikum Dr. Supartono, MS menuturkan bahwa

pada kegiatan praktikum, mula-mula dilakukan pre-test untuk mengetahui

kesiapan mahasiswa. Kemudian breafing untuk memberikan pengarahan

mengenai hal-hal yang dilaukan saat praktikum tentang konsep-konsep dasar,

perhatian terhadap hal-hal yang berbahaya. Breafing termasuk membahas pre-

test. Kalau mereka salah akan ketawa-ketawa kecil, kalau benar akan bangga.

Selanjutnya setelah praktikum membuat laporan sementara, kemudian

membuat laporan yang sebenarnya pada minggu berikutnya.

Dosen pengampu praktikum Drs. Kusorosiadi, M.Si menuturkan di

bawah meja dicat dan ditutup untuk menyimpan zat kimia organik, bio kimia,

sehingga laboran tidak kesulitan untuk mengambil zat dan itu dikabulkan.

Kepala laboratorium (Bp. Drs. Kasmui, M.Si) adalah ahli komputer data-data

sudah dimasukkan komputer sehingga jangkauannya. Sebelum praktikum

Page 109: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

91

mahasiswa menjalani tes awal selanjutnya baru dilakukan praktikum.

Kemudian mahasiswa membuat laporan sementara pada buku. Sebelum

praktikum ada pembagian piket bersama teknisi menyiapkan zat-zat yang akan

digunakan praktikum.

Penuturan para informan disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel 21 Penuturan informan tentang mengadakan pengamatan kegiatan

Informan Penuturan Kepala laboratorium

Pelaksanaan pengamatan praktikum kadang-kadang dosen tidak datang. Dari laboran, teknisi mesti saya tanya mungkin dosen tidak tahu kalau saya ngecek. Misalnya “Bu/Bapak ini kok ada praktikum tapi dosennya tidak datang”. Biasanya dosennya saya telepon apa sedang sibuk. Setiap hari saya selalu menengok. Sekarang mulai semester ini (genap 2004/2005) jendela harus dibuka semua tidak boleh ada satu jendela yang tertutup. (W.13.KL.04.44-46; W.13.KL.05.01-05) Kembali ke pengawasan terhadap penelitian. Pengawasan terhadap alat, bahan, gas, listrik, api dan sebagainya. Pelaksanaan penelitian mahasiswa juga ada aturannya. Saya tempel. Pengawasan terhadap kerja dosen jelas tetapi kita dengan cara Timur. Laboran dengan sambil bergurau kita tegur. Memang kita pendekatannya pendekatan personal. Menegur dengan guyon misalnya kalau nyapu, kadang-kadang saya membersihkan sendiri. Pengawasan dosen merupakan tanggung jawab lab. yang punya anak buah di situ. Sementara saya sifatnya kan sidak. Laporan laporan masuk saya baru menyampaikan Oo ini tidak betul, oo ini kok pas praktikum tidak datang, laporan masuk saya dengan cara saya supaya beliau itu mengerti bahwa itu tanggung jawabnya. Biasanya saya keliling dari lab. Kimia Anorganik, Kimia Dasar, Kimia Analisa, Kimia Fisika sampai Kimia Organik ... (W.14.KL.02.32-45) Memang kondisinya seperti itu. Kita sudah mulai mencoba untuk nata bu. Nampaknya perhatian kemarin hanya ke arah sana, maksudnya ke arah kantor. Sebagai orang Scientis kan basicnya atau jantungnya di lab. Jangan sampai kalau ke lab kesandung. Dosen jangan hanya ngajar di kelas, itu bukan dosen menurut saya, sekedar praktis. Ruang penanggung jawab lab. itu mestinya tanggung jawab penanggung jawab sendiri. Ada cleaning service, tapi jadi masalah juga pada awal semester saya tanya juga : “Kamu itu jane punya wewenang seberapa”. Kalau memang tidak sampai di situ ya saya tangani sendiri. Sekarang ini saya mbayar orang lain sendiri, karena cleaning servisnya tidak bisa diandalkan, Cleaning service juga masuk lab. hanya tanggung jawab kebersihannya adalah laboran. Makanya saya keliling, kalau kotor ya disapu dan sebagainya (W.13.KL.03.32-45)

Ketua Jurusan Pengamatan dilakukan oleh kepala laboratorium. Hanya sesekali saya berusaha datang di laboratorium bagaimana mahasiswa melaksanakan penelitian atau praktikkum. Pengamatan yang dilakukan adalah terhadap pelaksanaan praktikum. Kalau praktikum berjalan minimal ada dua dosen pengampu ada

Page 110: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

92

Informan Penuturan satu laboran. (W.08.KJ.02.32-36)

Penanggung jawab laboratorium

Untuk pengamatan kegiatan kita punya kartu kendali. Kartu kendali itu untuk memantau kegiatan-kegiatan mahasiswa dalam melakukan pratikum. Disamping itu kita juga punya papan informasi untuk merekam kegiatan-kegiatan penelitian mahasiswa yang melakukan baik mahasiswa yang melakukan penelitian, tugas akhir maupun teman-teman yang sedang melakukan penelitian. Catatan rekaman kita tulis (menyerahkan DOK, 03) (W.03.PJL.01.18-23) Mestinya kalau mahasiswa itu melakukan tugas akhir ini sepenuhnya berada pada pembimbingnya. Demikian untuk penanggung jawab laboratoriun juga memiliki tanggung jawab. Sekali lagi tanggung jawab penuh adalah berada pada tanggung jawab pembimbing. Untuk penelitian atau tugas akhir mestinya pembimbingnya memberikan pengawasan paling tidak dari prosedur yang mereka susun. Jangan sampai zat-zat yang mudah terbakar bersentuhan dengan peralatan yang mengandung unsur api. Tanggung jawab dari penanggung jawab laboratorium memang tidak sepenuhnya pada mahasiswa yang melakukan penelitian. Sepenuhnya hal seperti itu dari dosen pembimbingnya, kalau itu tugas akhir. Kalau itu kejadiannya pada saat praktikum ini memang dosen pengampu praktikum. Saya juga ikut menyesalkan kalau sampai hal itu terjadi mestinya bisa diantisipasi sebelumnya ketika prosedur yang dibuat mahasiswa itu dikonsultasikan pada dosen pembimbingnya (W.03.PJL.02.07-20)

Dosen pengampu praktikum

Di Laboratorium Kimia Organik teknisi atau disini merangkap laboran adalah yang paling senior dan yang paling bagus dari yang paling sering dikirim pelatihan. Sehingga untuk Laboratorium Kimia Organik pelayanannya cepat, walaupun dia lulusan S1 tahu bahan kimia (W.11.DP.4.02.05-08) Untuk Kimia FMIPA UNNES masih agak lumayan Kepala laboratorium diberi kuasa untuk pegang uang dan belanja sendiri. Setiap bagian di laboratorium itu dikepalai oleh penanggung jawab laboratorium yang dibawahi langsung Kepala laboratorium dan tidak dapat honor apa-apa jadi kurang maju. Saya pikir tetapi setelah rapat laboratorium sepertinya kemajuan sedikit mengenai laboratorium Kimia Organik di FMIPA UNNES dan kimia yang lain itu penanggung jawab akan diberi honor seadanya, kalau tidak salah yang saya dengar kemarin Rp. 50.000 per bulan. (W.10.DP.4.03.10-18) Pada kegiatan praktikum ini intinya ada beberapa tahapan. Mereka itu untuk kesehariannya kita lakukan pre–test. Itu untuk mengetahui kesiapan mahasiswa menjelang kegiatan praktikum. Tes bentuknya tertulis soalnya ya dua atau tiga dalam waktu lima belas menit. Berikutnya setelah dilakukan pre-test dan kita lakukan brifing. Ini kita maksudkan untuk memberikan pengarahan pada paramahasiswa memberi hal-hal yang akan dilakukan termasuk juga mohon perhatian jika menyangkut zat-zat yang berbahaya. Bahkan kalau ada mahasiswa yang memerlukan pembakaran jangan dekat dengan kompor spiritus sambil menjelaskan konsep-konsep dasar yang melandasi dari kegiatan praktikum itu (W.05.DP.1.03.05-11) Selama ini pada pengalaman tahun-tahun lalu justru mereka terbantu dengan adanya pre-test sebab persiapan mereka akan lebih baik lalu juga adaptasi atau penemuan-penemuan konsep akan mereka peroleh. Jadi setelah pre-test lalu breefing. Breefing itu termasuk membahas pre-test yang mereka belum paham. Dengan sendirinya kalau mereka salah akan ketawa-ketawa kecil, karena salah, tetapi kalau benar bangga bahwa dia benar melakukannya (W.05.DP.1.03.23-29) Setiap menjelang praktikum selalu dilakukan breafing, ya tidak lama sekitar lima belas menit. Paling tidak tiga puluh menit, itu untuk pre-test sama breafing. Selanjutnya sisa waktu sepenuhnya untuk kegiatan praktikum sampai

Page 111: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

93

Informan Penuturan ia membuat laporan sementara. Untuk minggu berikutnya ia harus membuat laporan yang sebenarnya (W.05.DP.1.03.16-20) Zat kimia letaknya bertebaran tidak teratur lalu saya usulkan, agar dibawah meja di tepi itu kita cat dan ditutup untuk menyimpan zat, dan itu dikabulkan kepala laboratorium. Jadi misal ini untuk Bio Kimia, ini untuk Kimia Organik I dan ini untuk Kimia Organik II sehingga laboran maupun yang piket tidak kesulitan untuk mengambil zat maupun alat. Bahkan kalau ada, praktikum, saya yang membimbing biasanya ada tiga deretan meja. Masing-masing deretan meja itu sudah ada zat-zat yang akan digunakan praktikum untuk menja itu jadi tidak perlu mencari zat ke meja lain (W.11.DP.4.03.03-11) Setelah Kepala laboratorium yang baru (yang dimaksud Bapak Kasmui) kelihatannya penataan zatnya sudah rapi. Kalau kepala laboratorium ini seorang ahli komputer sehingga penataannya sudah sedemikian rupa dimasukkan dalam komputer dan mudah penjangkauan apa yang ada disana. Karena penataannya sudah cukup lumayan daripada yang sebelumnya (W.10.DP.4.02.10-15) Sebelum praktikum, mahasiswa menjalani pre test atau test awal dengan tujuan mahasiswa membaca apa yang akan dipraktikumkan. Setelah diberi test awal mahasiswa diperbolehkan mengikuti praktikum. Waktu kita menjelaskan pertama ada pembagian untuk piket, jadi mahasiswa menyiapkan zat-zat, bersama teknisi untuk kebutuhan praktikum yang akan datang. Setelah praktikum mahasiswa diharuskan membuat laporan sementara dengan menggunakan buku (W.10.DP.4.05.32-38)

2. Mengukur dan Membandingkan Pelaksanaan Dengan Rencana

Penanggung jawab laboratorium Bp. Dr. Supartono, MS menuturkan

sementara ini kalau dibandingkan antara yang diusulkan pelaksanaannya

masih belum klop dengan realisasinya. Barangkali menyangkut masalah

pendanaan, peralatan-peralatan maupun zat-zat itu memerlukan dana cukup

besar. Laboratorium adalah jantungnya kimia, bagi jurusan kimia adalah

nomor satu, jika laboratorium itu kolep maka kita tidak ada suaranya. Kepala

laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si menuturkan pelaksanaan masih banyak

yang menyimpang dari job. Penanggulangan dirembug antara kepala

laboratorium dan ketua laboratorium. Dulu perhatian terhadap laboratorium

tidak begitu besar. Sekarang mulai semangat dengan laboratorium mestinya

kalau kerja, walaupun tanpa SK mestinya tidak perlu dikomando oleh kepala

Page 112: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

94

laboratorium karena itu merupakan kewenangannya. Itu yang menyangkut job,

sudah disampaikan pada awal semester, tidak hanya sekali setahun mungkin

malah diingatkan bolak-balik. Bahwa ini kerja kitam, amanah kita dan tugas

kita.

Penuturan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 22 Penuturan informan tentang mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana

Informan Penuturan

Kepala Laboratorium

Masih banyak yang menyimpang dari job. Penanggulangannya kita rembug dengan Ketua Jurusan. Memang dari dulu seperti itu tidak hanya sekarang. Dulu perhatian kita terhadap lab. tidak begitu besar. Sekarang mulai semangat dengan lab. Sehingga ooo ada hal yang tidak benar, cepet ketahuan. Misalnya kalau “Ada ini Pak Edy, saya tidak bisa nangani. Saya bukan masalah nangani-iya bu, yang penting, kerjanya lancar. Kalau mau ngganti silahkan, kalau tidak ya monggo. Mestinya kalau kerja walaupun tanpa SK mestinya kan tidak perlu dikomando oleh kepala lab. karena itu merupakan kewenangan dia. Waktu kita mengadakan wawancara Workshop, manajemen lab. itu sudah saya sampaikan setiap awal semester ini. Saya bagi (menunjukkan blangko usulan-usulan). Tiap semester kan mengajukan usulan yang diisi oleh penanggung jawab lab. Nah ini yang menyangkut job ini, kita harus ketemu lagi dan itu tidak bisa hanya sekali setahun mungkin malah diingatkan bolak-balik. Bahwa ini kerja kita bahwa ini amanah kita, ini tugas kita (W.14.KL.03.07-23)

Penanggung jawab laboratorium

Mengukur barangkali terlalu kuantitatif mungkin sulit dilakukan, hanya barangkali membandingkan antara pelaksanaan dengan usulan yang kita lakukan selama ini, perencanaan memang ada Ketua Laboratorium ada di bawah Bp. Kasmui tetapi kami sebagai penanggung jawab laboratorium hanya mengajukan usulan-usulan. Saya hanya bisa membandingkan antara usulan-usulan yang pernah saya berikan kepada Kepala Laboratorium. Pernah saya sebutkan bahwa kita sebagai penanggung jawab laboratorium hanya mengusulkan, realisasi usulan hanya berada di tangan Kepala Laboratorium. Sementara ini kalau saya bandingkan antara yang saya usulkan dengan pelaksanaannya masih belum klop. Barangkali menyangkut masalah pendanaan, untuk laboratorium itu cukup besar. Peralatan-peralatan maupun zat-zat itu memerlukan dana yang cukup besar. Kita tahu bahwa laboratorium itu adalah jantung kimia. Jadi mau tidak mau laboratorium kimia bagi jurusan kimia adalah nomor satu, jika laboratorium itu kolep maka kita tidak ada suaranya (W.03.PJL.01.30-44)

Page 113: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

95

3. Mengambil Tindakan Yang Perlu Untuk Perbaikan

Ketua Jurusan Bp. Drs. Edy Cahyono, M.Si menuturkan bahwa dosen

yang berpendidikan S2 diberi kesempatan untuk melanjutkan studi ke S3.

Mengirim dosen, mahasiswa untuk pelatihan instrumentasi ke UGM, pelatihan

keselamatan kerja. Mengirim dosen untuk studi banding, membandingkan

laboratorium kita dengan laboratorium yang sudah maju sehingga kita

mengembangkan laboratorium kimia organik ke arah mana. Mengirim Kepala

Laboratorium magang pengelolaan laboratorium di UGM. Mengusulkan alat,

bahan, dan pengadaan manual. Reorganisasi dimana kepala laboratorium

mengepalai satu laboratorium. Mendorong dosen muda, para doktor untuk

mengajukan proposal ke Dikti. Mengirim dosen mengikuti seminar atau

workshop. Sedangkan penanggung jawab laboratorium Bp. Dr. Supartono, MS

menuturkan bahwa dosen yang S2 untuk melanjutkan ke S3. Sokur-sokur bisa

jadi guru besar. Meningkatkan layanan masyarakat, mengajukan proposal /

hibah. Melibatkan teknisi dan laboran dalam kegiatan hibah sehingga mereka

ikut mendapatkan insentif / kesejahteraan.

Kepala laboratorium menuturkan bahwa ada pelatihan instrumen untuk

laboran. Kemudian akan membongkar pintu laboratorium yang tidak betul.

Selanjutnya kepala laboratorium sering datang ke laboratorium untuk

melakukan tindakan apabila ada hal-hal yang janggal dengan membimbing

pembetulannya. Laboratorium Kimia Organik juga akan dikembangkan dengan

membangun Laboratorium Biokimia, dan Laboratorium Pangan. Ada lahan

Page 114: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

96

luas di samping parkir, bisa untuk pengembangan Laboratorium Kimia pada

umumnya dan Laboratorium Kimia Organik pada khususnya.

Penuturan para informan disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel 23 Penuturan informan tentang mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikan

Informan Penuturan

Ketua Jurusan Saya rasa pengembangan sumber daya dalam waktu dekat mudah-mudahan yang S2 ini diberikan kesempatan untuk S3. (W.08.KJ.02.05-07) Kita juga sudah mengirim dosennya melakukan pelatihan instrumentasi di UGM juga kursus komputer di lembaga kursus komputer. Dan dosen sudah melatih mahasiswa kita sendiri dengan melaksanakan melatih instrumentasi itu mereka sudah turut belajar. (W.07.KJ.06.25-29) Tiap ada alat baru memang kita coba untuk sosialisasi. Juga pernah kita melakukan pelatihan keselamatan kerja dengan mengundang dari dinas kebakaran Semarang. Kemudian pakar dari UGM bisa untuk laboran maupun dosen. (W.07.KJ.06.30-33) Kalau semacam studi banding hampir semua dosen dan penanggung jawab laboratorium kita ikutkan dengan kegiatan serupa sehingga bisa membandingkan antara laboratorium kita dengan laboratorium yang sudah maju sehingga kita bisa mengembangkan laboratorium kita ke arah mana. (W.07.KJ.06.35-39) Di samping itu juga di tahun ini 2005 direncanakan untuk mengirim penanggung jawab Kimia Dasar dan Kepala Laboratorium untuk melakukan magang pengelolaan laboratorium di UGM, UNS. Kita juga merencanakan mengirim laboran dan teknisi untuk melaksanakan pelatihan. (W.07.KJ.05.17-21) Kebetulan pada kegiatan SP4 usulan alat dan bahan (zat organik juga merupakan usulan hibah inventarisasi alat dan bahan, kemudian juga pengadaan manual. (W.07.KJ.01.35-37) Kita dalam waktu ini akan mencoba melakukan pengelolaan atau reorganisasi. Kepala laboratorium itu mestinya per laboratorium. (W.07.KJ.02.37-39) Tetapi untuk tahun 2006 kita akan merencanakan ada bengkel gelas tetapi kesulitan untuk meletakkan tempatnya. Tempat yang sekarang ini tidak cukup untuk menampung kegiatan tambahan. Kalau nanti ada bengkel gelas akan kita usahakan, tapi ini mendesak karena sementara di laboratorium di Semarang ini belum ada bengkel gelas (W.07.KJ.04.36-40) ...yang bisa kita lakukan sekarang ini adalah mendorong dosen muda, para doktor untuk bisa memproduksi proposal mengajukan ke Dikti ke program-program lain. Kalau mereka mengajukan hibah dalam jumlah kecil atau besar, mesti laboratorium akan ramai. Jadi penelitian itu kita dorong untuk memaanfaatkan laboratorium kita. (W.07.KJ.07.33-38) Oleh karena itu kita setiap tahun melakukan atau memfasilitasi kegiatan-kegiatan nasional untuk mengirim dosen mengikuti seminar keluar kota, atau workshop. Itu tujuannya agar laboratorium nantinya akan berkembang dengan sendirinya. (W.08.KJ.01.27-30)

Penanggung jawab laboratorium

Dosen pengampu umumnya sudah S2, malah saya sarankan untuk melanjutkan S3. Kalau sekedar pengampu praktikum, sudah cukup untuk institusi yang baik, sehingga seorang dosen itu S3 sudah harus ditangani dan sukur bisa jadi Guru Besar. (W.06.DP1.05.31-34)

Page 115: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

97

Informan Penuturan Tetapi kedepan harusnya Laboratorium Kimia Organik itu harusnya lebih bisa berperan dalam pendidikan, layanan masyarakat, penelitian dan penelitian laboratorium Kimia Organik itu banyak yang kita lakukan baik layanan masyarakat seperti yang selama ini dilakukan kita kembangkan lebih baik misalnya layanan analisis bahan makanan misalnya saja jamu tradisional. (W.03.PJL.03.22-27) Kedepan kita mencoba untuk mengajukan proposal atau hibah. Kalau proposal bisa terloloskan terealisasi maka itu sedikit demi sedikit laboratorium kimia organik kita benahi baik melalui segi peralatannya yang sangat terbatas. Nah apalagi teknisi dan laboran dapat terlibat dalam kegiatan hibah mereka ikut mendapatkan insentif atau kesejahteraan. (W.06.DP1.04.40-45)

Kepala laboratorium

Ada pelatihan instrumen terhadap laboran yang datang ke sini. (W.13.KL.03.17-18)

Ya - ya tetapi itu bukan kewenangan saya Bu. Itu urusannya yang membangun. “Pak ini

dibongkar”. Wah saya ini di sini baru satu tahun. Artinya yang membangun itu yang harus ditegur.

Gimana ya bu wong ini, zat aja kita sudah usul bolak balik ya tidak ditangani. Apalagi yang

berkaitan dengan perbaikan. Tapi mungkin salah satu jalan ya kita bongkar dulu. Mestinya, tidak boleh, karena bukan kewenangan Kalab itu harus dilaporkan ke PD2 (W.14.KL.01.18-25) Sering saya datang ke lab. tetapi semua tidak tahu kalau saya akan ke lab. Di lab. Kimia manapun saya kelilingi semua. Saya tidak ingin orang tahu saya datang ke sana di lab. manapun. (W.13.KL.03.08-10) Sudah lama sebetulnya rencana ini, yaitu mengembangkan laboratorium. Paling sembilan lab. yang dua atau tiga justru berkembang dari lab. KO, lab. Biokimia, lab. Mikrobiologi, lab. Pangan. (W.12.KL.01.43-44; W.12.KL.02.01-02) Kita akan membuat perencanaan gedung, disamping tempat parkir. Intinya adalah menang-menangan. Misalnya kalau disetujui ya alhamdulillah. Yang penting kita sudah punya rencana ke depan, jangan sampai kita tidak punya lahan. Lahan kita hanya sebelah barat, sempit. Nampaknya tidak bagus. Nampaknya ada lahan luas di samping parkir. Kalau dibangun gedung lagi Insya Allah cukup untuk lab. Kimia. Kenyataan memang kita butuh hanyak ruang tambahan lab. Kita belum punya ruang instrumen, kita belum punya ruang research. Kita belum punya lab. Pangan, lab. Mikrobiologi, lab. Biokimia (W.12.KL.02.07-16)

Dalam rapat Ketua Jurusan dengan Kelompok Bidang Keahlian bidang

Kimia Organik, seperti apa yang dituturkan Kepala Laboratorium bahwa Kepala

Laboratorium belum dapat memenuhi kebutuhan alat dan zat karena memang

dananya terlalu kecil, yang dipesan Bp. Dr. Supartono, MS Penanggung Jawab

Page 116: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

98

Laboratorium. Selanjutnya mengenai jabatan kepala laboratorium Rektor pernah

mengatakan Kepala laboratorium bukan jabatan struktural.

Kepala laboratorium menawarkan apakah penangggung jawab

laboratorium perlu dipisahkan dengan ketua kelompok bidang keahlian, agar

kerjanya bisa lebih efektif. Selanjutnya perlukah penanggung jawab laboratorium

diberi insentif. Ketua Jurusan merencanakan insentif penanggung jawab

laboratorium Rp. 50.000,- per bulan.

Penanggung jawab laboratorium menanggapi tentang penanggung jawab

laboratorium terpisah atau tidak dengan ketua kelompok bidang keahlian itu.

Monggo, yang penting fokus pada pengembangan laboratorium. Untuk mencari

dana penanggung jawab laboratorium mencoba mengajukan proposal penelitian,

dan dananya bisa untuk pengembangan laboratorium. Semua ini dituturkan para

informan dalam tabel berikut ini.

Tabel 24 Hasil Rapat Jurusan dengan KBK Bidang Kimia Organik

Informan PenuturanKepala laboratorium

Saya mohon maaf karena tidak bisa memenuhi kebutuhan bapak ibu sekalian. Kenyataan uang kita kecil, satu tahun hanya 70 juta itu tidak cukup untuk memenuhi pesenan Pak Partono. (P.15.KL.02.10-12) Pada tahun 2004 yang dikatakan Kalab seluruh Indonesia itu sama. Bahkan laboratorium kita itu malah lebih baik di dalam pengelolaan keuangan. Bahkan UNS sendiri sempat saya kunjungi ke sana, kalab digaji Rp. 15.000 per bulan. Tetapi mereka dapat SK resmi dari rektornya. (P.15.KL.02.28-31). Apakah penanggung jawab laboratorium dipisahkan dengan ketua KBK ? Supaya bisa kerja lebih efektif. (P.15.KL.02.33-34) Bagaimana kalau kita memberi insentif pada penanggung jawab laboratorium. (P.15.KL.02.35).

Ketua Jurusan Kita rencanakan honorer penanggung jawab laboratorium per bulan kita rencanakan lima puluh ribu rupiah. Kalau kita pikirkan ada penanggung jawab, ada perpustakaan semua cukup banyak 10 x 50.000 = 500.000. Kita mencoba menggeliat. (P.15.KJ.02.38-41) Untuk itu ketua KBK duduk merangkap penanggung jawab laboratorium atau mau ditunjuk untuk penanggung jawab laboratorium orang lain yang ada di KBK itu. (P.15.KJ.02.42-44). Untuk misalnya Pak Partono, sebagai ketua KBK, akan menunjuk anggota siapa sebagai penanggung jawab laboratorium monggo. Kita fokus pada pengembangan laboratorium, misal 1/3 atau setengah dari dana SPL untuk

Page 117: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

99

Informan Penuturan pengembangan laboratorium. (P.15.KJ.03.01-04).

Penanggung jawab laboratorium

...Kalau setiap laboratorium itu sebaiknya ada seorang manajernya. Manajer itulah yang menentukan kebikakan-kebijakan, termasuk akademiknya. (P.15.PJL.03.18-20). Untuk tenaga yang ditugasi mesti akan membagi waktu sekarangpun kalau saya ditunjuk sebagai penanggung jawab laboratorium, maka saya setiap semesternya supaya ditugasi mata kuliah praktikum. Sehingga saya bisa setiap semesternya kesana.... (P.15.PJL.03.24-27) ....Mengenai insentif dari insentif jurusan ya terserah itu manajemen dari jurusan. Ya kalau memang itu ada, atau adanya baru Rp. 50.000 atau memang tidak ada ya ndak masalah... (P.15.PJL.03.27-29) Sebagai penanggung jawab Laboratorium Kimia Organik dan Biokimia, saya mencoba mereka-reka, membuat proposal yang barangkali bisa menelorkan dana untuk mengembangkan kegiatan akademiknya laboratorium meskipun sampai kini belum kunjung datang atau belum berhasil.... (P.15.PJL.03.34-37)

Dari keseluruhan manajemen yang telah dipaparkan dimuka dapat dibuat

sebuah matriks yang menggambarkan proses manajemen Laboratorium Kimia

Organik UNNES Semarang.

Matrik yang menggambarkan penuturan para informan tentang manajemen

Laboratorium Kimia Organik ini bukan berarti berbeda antara yang dituturkan

informan yang satu dengan yang lain, tetapi semata-mata merupakan hal yang

saling melengkapi. Hal ini disajikan pada tabel (25, 26, 27, 28) berikut ini :

1. Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang

Tabel 25 Pola Kegiatan Para Informan tentang Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang

Informan

Kegiatan

Ketua Jurusan Kepala Laboratorium Penanggung Jawab Laboratorium

Dosen Pengampu

1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai

Meningkatkan fungsi pelayanan Laboratorium Kimia Organik.

Laboratorium Kimia Organik sebagai pusat informasi dan penelitian.

- -

2. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat rencana.

(1) Evaluasi diri dengan analisis SWOT.

(2) Sangsi yang tidak ditegakkan

(3) Jumlah

Observasi Perguruan Tinggi yang lebih maju.

(1) Peduli Laboratorium Kimia Organik.

(2) Pengajuan proposal

(3) Cleaning service

(1) Satu asisten membim-bing 3 mahasis-wa.

Page 118: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

100

Informan Kegiatan

Ketua Jurusan Kepala Laboratorium Penanggung Jawab Laboratorium

Dosen Pengampu

mahasiswa melebihi kapasitas

(4) Belum punya bengkel las.

ada (4) Mikroskop ada (5) Laboratorium

Kimia Organik di lantai dasar

(6) Toilet tidak dibedakan untuk dosen dan mahasiswa

(2) Di UNS kepala laborato-rium berkuasa penuh

(3) Sering gangguan listrik dan air

(4) Tidak ada AC

(5) Sering terjadi kecela-kaan di Laborato-rium Kimia Organik

(6) Zat tidak ada saat praktikum

3. Menetapkan a. Rencana dan

memprediksi

(1) SDM, bahan, alat juga perawatan.

(2) Memiliki alat canggih

Pengembangan laboratorium : Lab. Biokimia, Lab. Mikrobiologi, Lab. Pangan, Workshop alat-alat gelas, bongkar pintu lab.

- Memiliki alat canggih

b. Hambatan (1) Satu Kepala Laboratorium membawahi enam laboratorium

(2) Belum ada teknisi (3) Alat canggih

belum dimiliki (4) Prof, Dr,

cenderung meninggalkan laboratorium

(1) Letak lab. dan kantor yang terpisah

(2) Dana (penghambat terbesar)

(3) Kebijakan pusat (4) Tidak ada tangga

darurat (5) Input mahasiswa

rendah

(1) Praktikum dilaksanakan dalam kelompok besar (1 kelompok rata-rata 5 orang)

(2) Alat gelas terbatas (3) Zat-zat kimia

terbatas (4) Setiap praktikum

jumlah mahasiswa besar yaitu 35-40 orang, sehingga kegiatan lab.padat

(1) Satu kelompok terdiri 6 orang, padahal ada 8 kelompok saat praktikum

(2) Tidak punya bengkel gelas

(3) Air, listrik sering macet

(4) Lab. jauh dari kantor

(5) Asisten satu

(6) Tidak ada pintu emergensi

Page 119: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

101

Informan Kegiatan

Ketua Jurusan Kepala Laboratorium Penanggung Jawab Laboratorium

Dosen Pengampu

(7) Tidak ada neraca elektrik

(8) Tidak ada Yanmas KO

(9) Letak spektofotometri jauh dari Lab. KO

c. Pendukung (1) Doktor muda konsens terhadap penelitian

(2) Dana PGSM, Sardik, SPL

SDM rata-rata sudah S2 muda-muda.

(1) Ada asisten mahasiswa.

(2) SDM cukup baik.

(1) Laboran senior

(2) Punya alat, AAS

(3) KIT SMA, SMP

(4) Layanan masyarakat dengan instansi lain

(5) Kerja sama dengan instansi lain

4. Menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam

(1) Menjalin kerjasam

(2) Mengembangkan penelitian

(3) Pelatihan interpretasi alat-alat canggih

(4) Memiliki alat-alat canggih

(5) Mengembangkan unit pelayanan masyarakat

(6) Merevisi petunjuk praktikum.

(7) Ada kepala lab. KO dan mandiri

(8) Menemukan payung penelitian

(1) Mengembangkan penelitian kimia murni. Proyek A2

(2) Merintis dana taktis (3) Mengembangkan

unit pelayanan masyarakat

(4) Mengubah struktur organisasi laboratorium.

(5) Mengusulkan rencana gambar pengembangan Laboratorium Kimia Organik

(6) Membongkar pintu Laboratorium Kimia Organik.

(7) Pelatihan instrumen keselamatan kerja.

(1) Membuat proposal penelitian

(2) Mengembangkan layanan masyarakat misalnya jamu tradisional

(3) Zat tidak ada, dapat diganti zat lain.

(4) Satu laboratorium dikepalai satu kepala laboratorium

(5) Mengubah struktur organisasi laboratorium organik

(6) Mengusulkan pembenahan pintu laboratorium.

5. Menetapkan waktu. Lima tahun (2005-2010) mendatang

Lima tahun (2005-2010) mendatang

Page 120: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

102

2. Pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES

Semarang

Tabel 26 Pola Kegiatan Para Informan tentang pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang

Informan

Kegiatan

Ketua Jurusan Kepala Laboratorium Penanggung

Jawab Laboratorium

1. Mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan

Inventarisasi pengadaan manual, pemenuhan alat, penetapan alat, penyimpanan alat, keselamatan kerja

Praktikum mahasiswa, tugas akhir, mahasiswa, layanan masyarakat, penelitian

2. Mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan

Menggunakan fasilitas Kelompok Bidang Studi (KBK)

3. Menyusun struktur organisasi

Kepala Laboratorium membawahi enam laboratorium sangat tidak efektif

Struktur organisasi Laboratorium Kimia Organik merupakan unsur organisasi saja.

4. Merumuskan wewenang dan tanggung jawab masing-masing petugas

(1) Kepala laboratorium merupakan koordinator semua PJL.

(2) Penanggung jawab kewenangannya melakukan usulan-usulan, pembenahan termasuk mengontrol kegiatan yang ada di laboratorium.

(3) Dosen praktikum bertanggung jawab pelaksanaan praktikum.

(4) Asisten mahasiswa membantu dosen, teknisi, laboran dalam pelaksanaan praktikum

(5) Laboran, teknisi, Kepala Laboratorium secara struktural ada.

(6) Penanggung jawab laboratorium semi formal, surat tugas dari dekan.

Teknisi menangani yang terkait dengan fasilitas laboran membantu setiap kali praktikumnya.

5. Menetapkan jalur wewenang dan tanggung jawab

(1) Kepala Laboratorium mengusulkan ketua

Page 121: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

103

Informan Kegiatan

Ketua Jurusan Kepala Laboratorium Penanggung

Jawab Laboratorium

Jurusan yang memutuskan.

(2) Job deskripsi ketua jurusan, ketua laboratorium, penanggung jawab laboratorium, dosen pengampu, laboran/teknisi dan asisten.

6. Menyusun staf personel

Kepala Laboratorium mengusulkan, Ketua Jurusan yang menentukan

3. Penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang

Tabel 27 Pola Kegiatan Para Informan tentang penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang

Informan

Kegiatan

Ketua Jurusan Kepala Laboratorium

Penanggung Jawab

Laboratorium Dosen Pengampu

Praktikum 1. Memberi

pengarahan dan perintah.

Minimal empat kali setiap semester insidental : tidak perlu menunggu saat formal.

Pertemuan formal dengan teknisi atau laboran sering daripada dengan PJL.

Bersifat koordinatif

2. Memberikan motivasi.

Memberi ruang, tempat dan kesempatan dosen mengajukan proposal

(1) Laboratorium merupakan jantungnya FMIPA, kalau jantungnya kropos gimana mau sehat.

(2) Posisi lab. masih di bawah lab. UGM, ITB, UPI

(3) Kesadaran berkiprah di lab.

Laboratorium merupakan jantungnya jurusan kimia. Laboratorium jangan sampai kolep maka perlu Laboratorium Kimia Organik.

(1) Kesejahteraan laboratorium.

(2) Insentif penanggung jawab lab.

3. Mengadakan bimbingan dan pembinaan.

(1) Mengikutsertakan laboran dengan penelitian dosen.

(2) Laboran dan teknisi pelatihan di UPI, ITB

(3) Dosen pelatihan instrumentasi di UGM

(1) Seminar-seminar pelatihan, rapat-rapat.

(2) Pelatihan instrumen keselamatan kerja

(3) Tidak formal: omong-omong

Pelatihan di ITB, UPI. Pelatihan dari Dirjen Dikti.

(1) Studi banding, magang

(2) Pengawasan saat praktikum

(3) Pembinaan dari Diknas

(4) Mengirim teknisi ITB, UGM

Page 122: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

104

Informan Kegiatan

Ketua Jurusan Kepala Laboratorium

Penanggung Jawab

Laboratorium Dosen Pengampu

Praktikum dengan teknisi

4. Melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan kerja yang harmonis.

(1) Komunikasi dengan laboran, memperhatikan kesejahteraannya.

(2) Memberi saran, mendengarkan keluhan-keluhan, kerjasama dengan kepala laboratorium

Tergantung sumber daya manusianya

Pertemuan-pertemuan saling iur pendapat

(1) Awal dan pertengahan semester

(2) Koordinasi penempatan alat

(3) Penanganan kecelakaan

(4) Sosialisasi alat baru

4. Pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang

Tabel 28 Pola Kegiatan Para Informan tentang pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang

Informan

Kegiatan

Ketua Jurusan Kepala Laboratorium

Penanggung Jawab

Laboratorium

Dosen Pengampu Praktikum

1. Mengadakan pengamatan kegiatan

Sesekali mengamati jalannya praktikum

(1) Setiap hari menengok laboratorium

(2) Dengan cara timur, pendekatan personal

(3) Kebersihan, penataan

(1) Kartu kendali mahasiswa praktek.

(2) Papan informsi praktikum, tugas akhir, penelitian.

(3) Kejadian di laboratorium Kimia Organik

(1) Teknisi dan laboran di Laboratorium Kimia Organik yang paling senior dan cepat pelayanannya.

(2) Laboratorium dibawahi penanggung jawab laboratorium tidak dapat honorarium, jadi kurang maju.

(4) Mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana.

Banyak menyimpang dari job.

Yang diusulkan dengan pelaksanaannya masih belum klop.

(5) Mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikan.

(1) SDM : yang S2 melanjutkan ke S3.

(2) Pelatihan instrumen di UGM untuk dosen dan

(1) Pelatihan instrumen keselamatan kerja

(2) Membongkar pintu penanggung

(1) SDM : yang S2 melanjutkan ke S3 apalagi bisa jadi Guru Besar.

(2) Meningkatkan layanan

Page 123: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

105

Informan Kegiatan

Ketua Jurusan Kepala Laboratorium

Penanggung Jawab

Laboratorium

Dosen Pengampu Praktikum

mahasiswa maupun laboran dan teknisi

(3) Studi banding ke laboratorium yang lebih maju

(4) Setiap tahun publikasi penelitian dalam seminar nasional.

(5) Kepala laboratorium magang pengelolaan laboratorium di UGM, UNS

(6) Meningkatkan layanan masyarakat

(7) Mengajukan proposal proyek A2

(8) Memanfaatkan proyek SP4 2004/2005

(9) Reorganisasi Kepala Laboratorium itu mestinya per laboratorium

(10) Membangun bengkel gelas (workshop)

(11) Mendorong penelitian di Laboratorium Kimia Organik

jawab laboratorium

(3) Menambah laboratorium Biokimia, laboratorium pangan, laboratorium mikrobiologi

(4) Menambah satu meja dan dua kursi di ruang PJL.

(5) Membuat perencanaan gedung

masyarakat di Laboratorium Kimia Organik mengenai jamu tradisional

(3) Mengajukan proposal hibah dengan melibatkan teknisi dan laboran

(4) Tidak ada penanggung jawab laboratorium tetapi kepala Laboratorium Kimia Organik.

Hasil rapat jurusan kimia bersama KBK bidang Kimia Organik dapat

dibuat matrik sebagai berikut :

Page 124: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

106

Tabel 29 Hasil Rapat Jurusan Bersama KBK Bidang Kimia Organik Sesuai apa yang dituturkan para informan

Ketua Jurusan Kepala Laboratorium Penanggung Jawab

Laboratorium Penanggung jawab laboratorium bisa dipisah atau tidak dipisah dengan Ketua KBK. Kita fokus pada pengembangan laboratorium. Honorer penanggung jawab laboratorium Rp. 50.000 per bulan.

1. Dana kecil tidak cukup memenuhi kebutuhan laboratorium.

2. Mengusulkan perubahan struktur organisasi laboratorium.

3. Penanggung jawab laboratorium dipisahkan dengan Ketua KBK.

4. Penanggung jawab la-boratorium diberi in-sentif Rp 50.000/bulan

Untuk menambah dana mencoba mengajukan proposal. Setiap laboratorium perlu manajer laboratorium. Penanggung jawab laboratorium dengan Ketua KBK tidak perlu terpisah dan tidak perlu menyatu. Ada insentif atau tidak ada insentif untuk penanggung jawab laboratorium tidak masalah.

Page 125: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

107

Gambar 2 Pola Pikir Manajemen Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang

M A N A J E M E N

L A B O R A T O R I U M

K I

M I A

O R G A N I K

PERENCANAAN 1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai 2. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat

rencana 3. Menetapkan rencana dan memprediksi hambatan

serta hal-hal yang mendukung 4. Menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh

dalam pelaksanaan 5. Menetapkan waktu

PENGORGANISASIAN 1. Mengidentifikasi pekerjaan/kegiatan yang perlu

dilakukan untuk mencapai tujuan 2. Mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan 3. Menyusun struktur organisasi 4. Merumuskan wewenang dan tanggung jawab masing-

masing petugas 5. Menetapkan jalur wewenang dan tanggung jawab 6. Menyusun staff personil

PENGGERAKAN 1. Memberi pengarahan dan perintah 2. Memberikan motivasi 3. Mengadakan bimbingan dan pembinaan 4. Melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan

kerja yang harmonis

PENGAWASAN 1. Mengadakan pengamatan kegiatan 2. Mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan

rencana 3. Mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikan

Page 126: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

108

B. TEMUAN-TEMUAN PENELITIAN

Temuan-temuan penelitian yang dikemukakan pada bagian ini adalah

temuan-temuan berdasarkan paparan data yang diperoleh di lapangan dan

hubungan-hubungan kausal yang dirumuskan berdasarkan interpretasi data

yang ditemukan. Penyajian temuan-temuan tersebut untuk menjawab

permasalahan penelitian sebagaimana yang dikemukakan pada bab

pendahuluan.

Atas data fokus penelitian dan paparan data-data yang telah disajikan

sebelumnya, akhirnya dapat dihasilkan temuan-temuan penelitian sebagai

berikut :

1. Proses Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES

Semarang

Berdasarkan paparan data mengenai perencanaan Laboratorium

Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang, dirumuskan temuan-temuan

penelitian sebagai berikut :

a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai

Pada prinsipnya Laboratorium Kimia Organik betul-betul

punya posisi yang strategi dibutuhkan masyarakat luas maupun di

dalam dan di luar kampus.

Tujuan ini belum tercapai secara maksimal karena keterbatasan

alat, bahan dan dana.

Page 127: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

109

b. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat rencana

Data tersebut diperoleh setiap tahun dengan melaksanakan

evaluasi diri serta observasi ke Perguruan Tinggi yang lebih maju

antara lain ke laboratorium : Batam, UGM, ITB.

Evaluasi diri yang menyangkut aspek (a) sarana – prasarana;

juga (b) kegiatan perkuliahan maupun penelitian yang sudah

dilaksanakan; (c) sumber daya manusia; (d) fasilitas-fasilitas

pendukung (listrik air, gas) dikumpulkan informasi-informasi dosen

dan laboran, teknisi laboratorium. Aspek mana yang harus

dipertahankan, mana yang perlu perbaikan dan bagian mana yang perlu

ditingkatkan dan mana yang perlu dihilangkan.

c. Menetapkan perancanaan dan memprediksi hambatan serta hal-

hal yang mendukung

1) Rencana

Didasarkan musyawarah, masukan-masukan dari dosen-

dosen pengampu. Rencana tersebut adalah (a) pengembangan

SDM; pengembangan alat-alat, bahan-bahan, serta perawatannya,

pengembangan Laboratorium Kimia Organik yaitu Laboratorium

Biokimia, Laboratorium Pangan, dan Laboratorium Mikrobiologi

dan peningkatan kegiatan Laboratorium Kimia Organik.

Dalam rencana pengembangan laboratorium tidak dapat

dipisahkan dengan laboratorium yang merupakan bagian dari

Page 128: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

110

jurusan, pengembangannya mestinya harus searah dengan

pengembangan jurusan pada lingkup bidang studi.

2) Hambatan

Hambatan-hambatan berikut ini merupakan kelemahan

Laboratorium Kimia Organik berdasarkan evaluasi diri

menggunakan analissi SWOT. Adapun hambatan-hambatan

tersebut : (a) kepala laboratorium kimia organik membawahi enam

laboratorium. kondisi ini tentu tidak sehat, sebab seorang kepala

laboratorium tidak mungkin menguasai segala permasalahan

masing-masing laboratorium yang bersifat spesifik; (b) belum ada

teknisi; (c) alat-alat dan bahan-bahan kimia terbatas; (d) letak

laboratorium yang jauh dari kantor; (e) kegiatan laboratorium yang

padat; (f) setiap kelompok praktikum terdiri 4 sampai 5 mahasiswa

masih dalam jumlah besar; (g) keterbatasan dana; (h) kebijakan

pusat yang belum mendukung; (h) Profesor, Doktor yang

cenderung meninggalkan laboratorium; (i) usulan zat belum

terealisasi semua; (j) layanan masyarakat belum spesifik; (k)

asisten membimbing 30-35 mahasiswa.

3) Pendukung

Beberapa pendukung berikut ini merupakan kekuatan

Laboratorium Kimia Organik berdasarkan evaluasi diri

menggunakan analisis SWOT. Adapun beberapa pendukung

tersebut : (a) adanya kerjasama dengan laboratorium di luar

Page 129: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

111

UNNES; (b) pelatihan dan interpretasi alat-alat canggih; (c)

tersedianya unit layanan masyarakat; (d) SDM rata-rata sudah S2;

(e) ada asisten mahasiswa; (f) banyak dosen melakukan penelitian;

(g) dengan tersedianya jurusan interkom di Laboratorium Kimia

Organik terhubung langsung dengan jurusan sehingga

memudahkan arus komunikasi dan informasi; (h) doktor muda

yang konsens terhadap penelitian; (i) ada dana dari PGSM, dana

Sardik, dana SPL; (j) laboran paling senior; (k) punya alat AAS; (l)

KIT seperangkat alat untuk SMA, SMP.

d. Menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam

pelaksanaan

1) Mengembangkan penelitian

2) Pelatihan interpretasi alat-alat canggih

3) Memiliki alat-alat canggih

4) Mengembangkan unit layanan masyarakat bidang Kimia Organik

5) Penggunaan dana Sardik dan SPL untuk laboratorium

6) Merevisi petunjuk praktikum

7) Mengembangkan teknik / metode praktikum

8) Mengganti zat lain bila saat praktikum zatnya tidak ada

9) Mengubah struktur organisasi laboratorium, bahwa satu kepala

laboratorium membawahi satu laboratorium

Page 130: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

112

10) Menambahkan Lab. Kimia Organik dengan laboratorium Biokimia,

laboratorium Pangan, laboratorium Mikrobiologi

11) Membongkar pintu penanggung jawab laboratorium.

12) Laboratorium Kimia idealnya ada satu Kepala Laboratorium, satu

teknisi, satu laboran dan dibantu asisten

13) Untuk yang sudah S2 diberi kesempatan Studi S3

14) Menemukan payung penelitian Laboratorium Kimia Organik

15) Membuat rencana gambar gedung Laboratorium Kimia pada

umumnya dan Laboratorium Kimia Organik pada khususnya

16) Pelatihan instrumen keselamatan kerja

17) Mengajukan proposal proyek A2

Dengan menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh

tersebut, diharapkan Laboratorium Kimia Organik tidak akan kolep,

tidak terbelenggu dan bisa menunjukkan pada rakyat, ini lho

Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.

d. Menetapkan waktu

Waktu lima tahun mendatang diharapkan Laboratorium Kimia

Organik baru bisa berkembang menjadi laboratorium yang repre-

sentatif. Namun mulai sekarang sudah dimulai dengan pengem-

bangannya. Pembuatan gambar rencana gedung diperkirakan semester

genap tahun 2005, tahun 2006 rencana membangun bengkel gelas.

Sebenarnya setiap tahun Laboratorium Kimia Organik mengalami

Page 131: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

113

perubahan, namun belum begitu jelas. Lima tahun sebelumnya, dengan

sekarang baru kelihatan ada perubahan hanya belum optimal.

2. Pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES

Semarang

Berdasarkan paparan data mengenai pengorganisasian Laborato-

rium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang, dirumuskan temuan-

temuan penelitian sebagai berikut ini :

a. Mengidentifikasi pekerjaan / kegiatan yang perlu dilakukan untuk

mencapai tujuan

Kegiatan dalam jangka pendek terutama (a) inventarisasi alat

dan bahan, mengenai pengadaan, penataan, penyimpanan dan kompo-

nen keselamatan kerja; (b) kegiatan praktikum secara rutin, (c) peneli-

tian dosen maupun mahasiswa, (d) tugas akhir mahasiswa dan (e)

layanan masyarakat.

b. Mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan

Sementara ini menggunakan fasilitas Kelompk Bidang studi

(KBK) untuk bidang Kimia Organik. Jenis-jenis pekerjaan tersebut adalah

(a) mengelola laboratorium, (b) menginventarisasi laboratorium, (c)

membimbing praktikum, (d) melayani kebutuhan kegiatan laboratorium.

c. Menyusun struktur organisasi

Ditegaskan bahwa Kepala Laboratorium membawahi enam

laboratorium ini sangat tidak efektif. Organisasi yang ada di Laborato-

Page 132: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

114

rium Kimia Organik hanyalah merupakan unsur suatu organisasi.

Adanya hanya Kepala Laboratorium, Penanggung Jawab laboratorium,

dan teknisi merangkap laboran.

Memang perlu ngaca pada perguruan tinggi yang lebih maju,

untuk menentukan Laboratorium Kimia Organik yang mana yang

cocok Kepala Laboratorium diharapkan spesifik, yaitu kepala Labo-

ratorium Kimia Organik. Sehingga akan malu apabila laboratoriumnya

tertinggal dengan laboratorium yang lain. Kalau Kepala Laboratorium

Kimia dipegang orang yang ahli di bidang Kimia Organik mestinya

pengembangannya akan lebih lancar bila dibandingkan dipegang yang

ahli di bidang lain.

d. Merumuskan wewenang dan tanggung jawab

Penanggung jawab laboratorium kewenangannya melakukan

perencanaan, melakukan usulan-usulan, pembenahan termasuk

mengontrol kegiatan yang ada di laboratorium. Teknisi menangani

yang terkait dengan fasilitas. Laboran membantu setiap kali

praktikumnya. Wewenang dan tanggung jawab dosen praktikum

bertanggung jawab pelaksanaan praktikum. Asisten mahasiswa

membantu dosen, teknisi, laboran dalam pelaksanaan praktikum.

Wewenang dan tanggung jawab dicantumkan pada job

deskripsi berikut ini :

Job Diskripsi Kepala Laboratorium : 1. Merencanakan dan mengadakan alat dan bahan untuk

kegiatan praktikum sesuai usulan dari Penanggungjawab laboratorium, laboran dan teknisi.

Page 133: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

115

2. Merencanakan dan mengadakan alat dan bahan untuk kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat se-suai usulan dari Penanggungjawab laboratorium, laboran dan teknisi.

3. Mengatur dan melaporkan administrasi keuangan peng-gunaan dana. DIK, DIKS, Sardik/BOP, dan sumber dana lain dari masyarakat dan pengguna laboratorium untuk kelancaran Kegiatan praktikum, penelitian, pemeliharaan dan pengembangan laboratorium.

4. Menginventarisasi alat dan bahan di laboratorium. 5. Melaksanakan perbaikan dan pemeliharaan fasilitas dan alat

di laboratorium. 6. Mengembangkan tim layanan masyarakat untuk kemajuan

laboratorium dan kesejahteraan staf laboratorium. 7. Mewakili Ketua jurusan jika berhalangan dalam tugas yang

menyangkut pengembangan fasilitas, dan keuangan. 8. Memfasilitasi pengembangan KBK dan mengembangkan

kedasama dengan pihak luar untuk pemenfaatan dan peningkatan fasilitas laboratorium.

Job Diskripsi Penanggungjawab Laboratorium: 1. Membantu kalab dalam hal merencanakan program keda

laboratorium 2. Merencanakan dan mengelola kebutuhan dan penggunaan

bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan penelitian 3. Merencanakan dan mengelola kegiatan praktikurn dan

penelitian mahasiswa, termasuk merekrut asisten labora-torium

4. Mendata kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan penelitian

5. Mengusulkan kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan penelitian

6. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan prakti-kum dan penelitian mahasiswa

7. Memonitor dan mengevaluasi keda dosen praktikum, tek-nisi, laboran, dan asisten

8. Melaporkan kondisi laboratorium kepada kalab Job Diskripsi Dosen praktikum: 1. Membantu penanggungjawab laboratorium dalam merenca-

nakan kebutuhan bahan dan alat, serta kegiatan praktikum 2. Merencanakan dan mengatur pelaksanaan praktikum secara

teratur 3. Melakukan pretes praktikum bersama asisten 4. Memantau dan mengevaluasi kegiatan praktikum 5. Melaksanakan kegiatan responsi praktikum.

Page 134: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

116

6. Memantau kerja asisten laboratorium Job Diskripsi Teknisi/laboran: 1. Membantu kerja penanggungjawab laboratorium secara

teknis 2. Mendata kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan prakti-

kum dan penelitian 3. Mengusulkan kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan

praktikum dan penelitian kepada penanggungjawab labora-torium atau kalab

4. Membantu dosen praktikum dalam menyiapkan pelaksa-naan kegiatan praktikum

5. Membantu, dosen praktikum dalam pelaksanaan praktikum mahasiswa

6. Mendata dan mengatur penggunaan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum dan penelitian

7. Menjaga kebersihan dan keamanan laboratorium yang menjadi tanggungjawabnya

8. Melaporkan kebutuhan bahan dan alat praktikum dan penelitian kepada penanggungjawab laboratorium atau kalab

9. Melaporkan kondisi laboratorium masing-masing kepada penanggungjawab laboratorium atau kalab

Job Diskripsi Asisten Laboratorium: 1. Membantu dosen praktikum dan teknisi/laboran dalam

menyiapkan praktikum 2. Membantu dosen praktikum dalam pelaksanaan praktikum 3. Membantu dosen praktikum dalam penilaian kegiatan dan

laporan praktikum 4. Menjaga keamanan dan kebersihan laboratorium bersama

teknisi/laboran (D.02.KL.02-03)

e. Menetapkan jalur wewenang dan tanggung jawab

Untuk penanggung jawab laboratorium memang belum

sepenuhnya berperan serta optimal ya memang strukturnya.

Secara resmi belum ada kedudukannya masih semi formal.

Sedangkan job diskripsi untuk laboran dan teknisi masih menjadi satu,

padahal wewenang dan tanggung jawabnya berbeda.

Page 135: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

117

f. Menyusun staf personel

Ada di tangan Kepala Laboratorium. Dari usulan Kepala

Laboratorium selanjutnya Ketua Jurusan yang mengambil keputusan.

Susunan personel bisa dilihat pada organisasi Laboratorium Kimia

Organik FMIPA-UNNES Semarang (halaman ....)

3. Penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES

Semarang

Berdasarkan paparan data mengenai penggerakan Laboratorium

Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang, dirumuskan temuan-temuan

penelitian sebagai berikut ini :

a. Memberi pengarahan dan perintah

Untuk penggerakan staf, penanggung jawab laboratorium tidak

memberi perintah tetapi lebih bersifat koordinatif. Omong-omong

dengan teknisi malah efektif. Disini sekaligus memberi pengarahan.

Hal ini dilakukan secara non formal yaitu seolah-olah Kepala

Laboratorium tidak mau diketahui orang kalau mau ke laboratorium

untuk memberi pengarahan.

Dalam memberi pengarahan maupun perintah sering dilakukan

secara non formal daripada formal dan dilakukan secara personal.

b. Memberikan motivasi

Laboratorium adalah jantungnya FMIPA jadi motivasinya

dengan mengembangkan laboratorium itu sendiri, jangan sampai

kolep.

Page 136: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

118

Motivasi dengan berbagai cara misalnya memberi ruang, tempat,

kesempatan bagi dosen untuk kesehatan kerja di Laboratorium Kimia

Organik mau diberi susu, kacang hijau, itu semua tergantung Sumber

Daya Manusianya. Diharapkan mereka merasa memiliki, sehingga

sering berkiprah di Laboratorium Kimia Organik.

c. Mengadakan bimbingan dan pembinaan

Bimbingan dilakukan secara formal dan insidental. Secara

formal antara lain melaksanakan : seminar-seminar, pelatihan-pelati-

han, rapat-rapat. Bimbingan secara insidental sering dilakukan, karena

sewaktu-waktu dapat dilaksanakan. Pembinaan dilakukan dengan : stu-

di banding, magang, dan pengawasan praktikum.

Pembinaan dan bimbingan teknisi dan laboran sepenuhnya

tanggung jawab jurusan. Untuk tenaga dosen dan asisten di bawah

bimbingan kepala laboratorium.

Bimbingan belum dilaksanakan secara optimal, terbukti mash

sering terjadi kecelakaan saat dilaksanakan praktikum, penelitian atau

tugas akhir mahasiswa. Pembinaan juga, misalnya teknisi yang masih

dirangkap laboran dikirim pelatihan, tetapi seteah kembali ketrampi-

lannya tidak bisa dimanfaatkan karena belum punya bengkel.

d. Melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan kerja yang

harmonis

Hal ini dilaksanakan dengan memperhatikan laboran atau

teknisi, memberikan saran-saran, menerima keluhan-keluhan, saat-saat

Page 137: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

119

pertemuan mengutamakan iur pendapat. Selain itu dilaksanakan

bergantung Sumber Daya Manusianya.

Kalau memang merasa jadi bagian laboratorium, mestinya

banyak berkiprah di laboratorium.

Hubungan kerja harmonis-harmonis saja, hanya masih ada

beberapa yang belum klop, misalnya meletakkan alat di satu pihak

untuk keamanan dan di satu pihak untuk lebih mudah diberdayakan.

Koordinasi yang dilaksanakan juga belum optimal karena untuk

memfungsikan yang belum jelas kedudukannya juga mengalami

kesulitan. Namun demikian semua bisa saling menghormati.

4. Pengawasan Laboratorium Kimia Organik FPMIPA - UNNES

Berdasarkan paparan data mengenai pengawasan Laboratorium

Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang, dirumuskan temuan-temuan

penelitian sebagai berikut ini :

a. Mengadakan pengamatan kegiatan

Pengamatan kegiatan laboratorium setiap hari melalui papan

informasi, kartu kendali. Sesekali Kepala Laboratorium mengadakan

pengamatan terhadap praktikum, penelitian.

Ada lembar-lembar peraturan atau peringatan yang dipasang di

laboratorium, misalnya : “Kenalilah Logo Kemasan Bahan Kimia”.

Teknik kerja di laboratorium; aturan kerja di laboratorium; persiapan

kerja di laboratorium; penanggulangan keadaan darurat; penanganan

limbah; prosedur pelaksanaan penelitian di laboratorium; alur

Page 138: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

120

penanganan analisis sampel. Terlihat papan informasi diletakkan

(digantung menutupi kaca) (gambar : CL:04 halaman 8) sehingga

menutupi pandangan.

Pengamatan belum dilaksanakan secara optimal. Untuk

praktikum masih baik pengamatan yang dilakukan Dosen Pengampu

maupun asisten sedangkan untuk tugas akhir, penelitian pengamatan

tidak begitu ketata, kadang-kadang mahasiswa melakukan sendiri tanpa

Dosen Pembimbing. Hal seperti ini yang kadang-kadang menimbulkan

kecelakaan. Walaupun sebetulnya sebelum melakukan penelitian sudah

diberi pengarahan terlebih dulu oleh Dosen Pembimbing.

b. Mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana

Sementara ini antara yang diusulkan dengan pelaksanaannya

masih belum klop. Barangkali menyangkut masalah dana.

Masalah dana merupakan masalah utama. Kebijakan pusat ini

merupakan penyebab berikutnya.

c. Mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikan

Tindakan perbaikan antaralain meningkatkan sumber daya

manusia, pelatihan-pelatihan, studi banding, seminar-seminar,

penelitian-penelitian, tambahan ruang laboratorium, usulan alat-alat

dan bahan-bahan reorganisasi membangun bengkel gelas. Dosen yang

sudah pendidikan untuk melanjutkan ke S3. Sokur-sokur Guru Besar.

Meningkatkan pelayanan masyarakat, mengajukan proposal hibah A2.

konsultasi dengan atasan dalam hal ini UNNES.

Page 139: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

121

BAB V

PEMBAHASAN

Dalam bab ini dipaparkan pembahasan yang lebih mendalam mengenai fokus

penelitian yang dirumuskan pada bab pendahuluan, yaitu :

(1) perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang; (2)

pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang; (3)

penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang; (4)

pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.

A. Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang

Menurut Handayaningrat (1988) perencanaan adalah proses berfikir

yang sistematis dalam menetapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan

dalam rangka mencapai tujuan. Sedangkan fungsi perencanaan meliputi

serangkaian keputusan yang berupa menentukan tujuan, kebijaksanaan,

membuat program, menentukan metode yang akan dicapai, dan prosedur serta

menyusun jadwal pelaksanaan.

Perencanaan Laboratorium Kimia Organik searah dengan apa yang

digariskan Handayaningrat (1988), yaitu menentukan tujuan. Kebijaksanaan

dilaksanakan bersama, atas dasar masukan berbagai pihak. Membuat program

kerja pengembangan laboratorium, dengan langkah pengumpulan data dengan

melakukan evaluasi diri dengan analisis SWOT. Demikian juga prosedur

Page 140: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

122

pelaksanaan dengan menentukan alternatif yang ditempuh beserta jadwal

pelaksanaannya.

Terry (1997) perencanaan meliputi tindakan memilih dan

menggabungkan fakta-fakta dan membuat serta menggabungkan asumsi-

asumsi mengenai yang akan datang dalam memvisualisasikan serta

merumuskan aktivitas-aktivitas yang diusulkan dan dianggap perlu untuk

mencapai hasil-hasil yang diinginkan.

Kepala laboratorium menentukan perencanaan telah mengacu pada apa

yang telah digariskan Terry, yaitu menggabungkan fakta-fakta dari hasil

evaluasi diri dan memprediksi hambatan maupun dukungan serta menentukan

alternatif yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan.

6. Merumuskan tujuan yang akan dicapai

Dalam merumuskan tujuan yang akan dicapai sudah searah dengan

apa yang digariskan pada surat keputusan RI berikut ini :

Keputusan Mendiknas RI Nomor 225/0/2000: Statuta UNNES

Pasal 39 (1)

Laboratorium/Studio merupakan perangkat penunjang

pelaksanaan pendidikan pada jurusan dalam pendidikan akademik

dan profesional.

Dalam perencanaan pengembangan Laboratorium Kimia Organik

tidak dapat dipisahkan dengan laboratorium yang merupakan bagian dari

jurusan, pengembangannya mestinya harus searah dengan pengembangan

jurusan pada lingkup bidang studi. Jadi pada prinsipnya tujuan

Page 141: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

123

Laboratorium Kimia Organik adalah untuk meningkatkan fungsi pelayanan

Laboratorium Kimia Organik dalam hal pengajaran, artinya praktikum dan

pengabdian masyarakat serta kegiatan-kegiatan mahasiswa Laboratorium

Kimia Organik betul-betul punya posisi yang strategis, dibutuhkan

masyarakat luar maupun di dalam kampus dan bisa menghasilkan

pemasukan dana untuk pendanaan kehidupan di Laboratorium Kimia

Organik.

Tujuan yang akan dicapai tersebut menurut Graves dalam Sarwoto

(1988 : 70) merupakan tingkatan dalam organisasi sebagai tingkat atas (top

level). Pada tingkat ini perencanaan lebih bersifat memimpin / directive,

yaitu memberi petunjuk serta menggariskan dalam segala hal, baik

mengenai tujuan maupun caranya, jadi perencanaan sifatnya belum begitu

positif untuk segera dapat dilaksanakan.

7. Pengumpulan data yang diperlukan untuk membuat rencana

Setiap tahun dilaksanakan evaluasi diri sebagai dasar untuk

menentukan arah pengembangan program-program yang akan

dilaksanakan pada tahun berikutnya. Evaluasi diri yang menyangkut aspek

sarana prasarana juga kegiatannya, perkuliahan maupun penelitian yang

sudah dilaksanakan. Kemudian juga menyangkut sumber daya manusia.

Kemudian fasilitas-fasilitas pendukung sarana dan prasarana dikumpulkan

berdasarkan data yang ada. Informasi-informasi dosen dan laboran, teknisi

laboratorium, mana yang harus dipertahankan, mana yang perlu perbaikan

dan bagian mana yang harus ditingkatkan dan dihilangkan.

Page 142: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

124

Baru sekarang ini dimunculkan untuk pengembangan laboratorium

dengan melaksanakan evaluasi diri. Kemarin-kemarin sudah hanya belum

seserius sekarang ini, seperti yang dituturkan Kepala Laboratorium bahwa :

Waktu itu Laboratorium Kimia Organik kerjanya tidak begitu banyak, dan kelihatannya sudah cukup. Tetapi begitu penelitian berkembang ternyata Laboratorium Kimia Organik hanya segini tok.

Apalagi setelah Dr. Supartono masuk karena sudah menyelesaikan program S3nya, kelihatannya ingin mengem-bangkan Laboratorium Kimia Organik melalui pemberdayaan. (W.12.KL.03.25-28)

Menurut Ratnaningsih, Emy (2004) bahwa konsep dasar model

evaluasi diri yang penggunaannya cukup adalah modul pencapaian sasaran

atau congruency model. Pada dasarnya model ini adalah proses

kuantifikasi (pengukuran secara kuantitatif) dengan membandingkan

prestasi yang telah dicapai terhadap tujuan yang telah diinginkan.

Kelemahan model ini adalah kesulitan untuk mengukur secara tepat

dampak dari pelaksanaan suatu proses pengembangan. Sebagai manifestasi

dari asumsi konsep dasar evaluasi diri, maka evaluasi diri yang

dilaksanakan di Laboratorium Kimia Organik, kelemahannya memang

sulit apabila mengukur antara pelaksanaan dan rencana. Yang dapat

dilakukan adalah membandingkan antara pelaksanaan dan rencana.

8. Menetapkan rencana dan memprediksi hambatan serta hal-hal yang

mendukung

Menurut Graves dalam Sarwoto (1988 : 70) bahwa rencana di

laboratorium tersebut merupakan tingkat menengah (midle level). Pada

Page 143: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

125

tingkat ini perencanaan lebih bersifat administrative (manajerial) yaitu

sudah lebih jelas menunjuk pada cara-cara bagaimana tujuan-tujuan dan

cara-cara yang telah digariskan dalam perencanaan yang bersifat directive

dapat dilaksanakan sebaik-baiknya.

Pada prinsipnya pengembangan di laboratorium itu adalah

mengenai rencana sumber daya manusia, bahan-bahan, alat-alat juga

perawatannya. Ketua Jurusan sulit mencari teknisi yang bisa memperbaiki,

merawat alat-alat di laboratorium.

Walaupun teknisi sudah dikirim untuk pelatihan, tetapi setelah sampai di

tempat tidak ditunjang dengan peralatan dan bengkel yang ada, amat

disayangkan.

Hambatan pada manajemen yaitu selama laboratorium

dikembangkan berdasarkan Kelompok Bidang Keahlian (KBK) : Kimia

Dasar, Kimia Anorganik, Kimia Analitik, Alat Komputasi, PBM Kimia,

Kimia Organik Biokimia. Tetapi pada kenyataannya di UNNES ini satu

laboratorium hanya dipimpin oleh satu Kepala Laboratorium. Padahal

pengembangan laboratorium pada masa mendatang ini membutuhkan

pengembangan didasarkan pada kelompok keahlian pada bidang masing-

masing. Tetapi status UNNES masih menggariskan pada setiap jurusan.

Ini yang berbeda dari universitas-universitas yang lain.

Penghambat yang paling besar adalah dana. Kemudian kebijakan

dari pusat (UNNES), mungkin bukan karena beliau tidak paham

Page 144: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

126

kebutuhan Laboratorium Kimia Organik tetapi mungkin karena hambatan

dana juga. Sebagaimana dituturkan Bapak Rektor pada saat Workshop

Lokakarya Kepala Laboratorium tahun 2004, yang menjadi kendala yang

paling besar adalah dana. Memang ini dilematis, bagaimana laboratorium

akan dihargai oleh rakyat, oleh orang sekitar kita, kalau kualitasnya begini.

Dengan mempertahankan label rakyat, sementara Laboratorium Kimia

Organik bisa dibilang kosong apa harus dipertahankan. Untuk sekarang

bisa tetapi untuk sepuluh tahun mendatang kalau Laboratorium Kimia

Organik tidak segera diberdayakan akan tenggelam atau barangkali gulung

tikar.

Pendukung yang pertama adalah sumber daya manusia, rata-rata

sudah S2 dan masih muda-muda. Seandainya mereka tidak diwadahi ya

eman-eman. Ada seorang Guru Besar emiritus yang dapat memberikan

bimbingan agar laboratorium tidak kolep justru akan berkembang.

Kemudian seorang sedang studi lanjut S3. Diharapkan segera selesai dan

dapat memperkuat kehidupan Laboratorium Kimia Organik. Hal ini

ditegaskan bahwa apa artinya memiliki alat-alat canggih kalau tidak

didukung SDM yang profesional dan berkemauan untuk mengembangkan

Laboratorium Kimia Organik.

9. Menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam

pelaksanaannya

Graves dalam Sarwoto (1988 : 70) menyatakan rencana tingkat

bawah (bottom level) adalah tingkat dimana tiap-tiap anggota kelompok

Page 145: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

127

lebih banyak mempunyai tugas menghasilkan, sehingga tugas itu lebih

bersifat operatif (operational) yaitu pekerjaan yang harus berakhir dengan

menghasilkan sesuatu yang konkrit. Maka sifat perencanaan pada tingkat

ini juga lebih bersifat operatif, yaitu bagaimana cara menjalankan sesuatu

agar dicapai hasil yang sebaik dan sebenar mungkin.

Beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam pelaksanaannya

adalah merupakan rencana tingkat bawah, yaitu lebih bersifat operatif

artinya bagaimana bertindak agar dicapai hasil sebaik mungkin.

Yang pertama perlu ditempuh adalah penelitian, dengan menulis proposal

terutama penelitian murni, atau pendidikan yang ada kaitannya dengan

kegiatan Laboratorium Kimia Organik. Artinya semakin rame fasilitasnya,

semakin baik lingkungan Laboratorium Kimia Organik. Mulai tahun ini

atau paling tidak tahun 2006 terlaksana. Mengusulkan hibah kompetitif

A2, konsultasi dengan atasan dalam hal ini UNNES untuk pengembangan

Laboratorium Kimia Organik.

10. Menetapkan waktu

Pengembangan Laboratorium Kimia Organik dicapai secara maksimal,

diharapkan lima tahun mendatang. Hal tersebut dilakukan bertahap, tahap

jangka pendek (1 – 2 tahun), jangka menengah (5 tahun), dan jangka pan-

jang (20 tahun). Untuk jangka waktu lima tahun mendatang Laboratorium

Kimia Organik diharapkan mengalami pengembangan cepat.

Page 146: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

128

B. Pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES

Semarang

6. Mengidentifikasi pekerjaan / kegiatan yang perlu dilakukan untuk

mencapai tujuan

Identifikasi pekerjaan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yaitu

inventarisasi alat dan bahan, pengadaan manual, pemenuhan alat untuk

praktikum, penataan alat, penyimpanan alat, keselamatan kerja, kegiatan

praktikum, penelitian dosen maupun mahasiswa, tugas akhir mahasiswa,

layanan masyarakat. Belum terlihat identifikasi pengelolaan dana khusus

Laboratorium Kimia Organik termasuk dana layanan masyarakat.

Sedangkan Winardi (2000) mengatakan pengorganisasian adalah

suatu proses di mana suatu pekerjaan yang ada dibagi atas komponen-

komponen yang dapat ditangani dan aktivitas untuk mengkoordinasikan

hasil-hasil yang dicapai untuk mencapai tujuan. Apa yang dikatakan

Winardi ini merupakan dasar dalam mengidentifikasi kegiatan untuk

mencapai tujuan.

7. Mengelompokkan jenis pekerjaan

Selama ini untuk jenis-jenis pekerjaan yang menyangkut

Laboratorium Kimia Organik menggunakan fasilitas Kelompok Bidang

Keahlian, bidang Kimia Organik. Mengidentifikasi pekerjaan yang akan

dilakukan Kepala Laboratorium, Ketua Jurusan, Penanggung Jawab Labo-

ratorium, Dosen Pengampu Praktikum, Teknisi, Laboran. Layanan Masya-

Page 147: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

129

rakat apa yang harus dilakukan. Karena layanan masyarakat merupakan

sumber pendanaan maka perlu pengelolaan khusus layanan masyarakat

untuk Laboratorium Kimia Organik. Hal ini perlu identifikasi pekerjaan

layanan masyarakat bidang Kimia Organik untuk pengembangan Labora-

torium Kimia Organik.

Pengorganisasian adalah suatu proses untuk menentukan,

mengelompokkan tugas, dan pengaturan secara bersama, aktivitas untuk

mencapai tujuan, menentukan orang-orang yang akan melakukan aktivitas,

menyediakan alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang dapat

didelegasikan kepada setiap individu yang akan melaksanakan aktivitas

tersebut (Hasibuan, 1990).

8. Menyusun struktur organisasi

Struktur organisasi dirasa idealnya kalau mau berkembang dengan

baik mestinya satu laboratorium itu ada satu teknisi, satu laboran dan

kemudian dibantu oleh asisten Kimia Organik. Dan satu laboratorium

dikepalai oleh kepala laboratorium yang hanya membawahi satu labora-

torium. Kemudian tidak ada penanggung jawab laboratorium, jadi yang

ada Kepala Laboratorium Kimia Organik.

Struktur organisasi laboratorium menurut Tim Supervisi Ditjen

Dikti, 2002 bahwa susunan organisasi laboratorium terdiri atas Kepala

Laboratorium dibantu oleh teknisi dan asisten dibantu oleh tenaga laboran,

Page 148: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

130

jadi tidak ada penanggung jawab laboratorium. Kepala laboratorium

langsung bertanggung jawab pada laboratorium.

Kenyataan yang sekarang satu Kepala Laboratorium membawahi

enam laboratorium dan masing-masing dibantu satu penanggung jawab

laboratorium. Hal itu kurang sehat atau kurang efektif. Apalagi teknisi

merangkap laboran. Jadi struktur organisasi Laboratorium Kimia Organik

hanyalah merupakan unsur organisasi.

Dikemukakan oleh Foster yang dikutip oleh Moekijat (1992 : 2)

bahwa tidak tersedianya tenaga kerja dari jenis apapun akan membuat

bagian itu tidak mampu melaksanakan hal yang sebenarnya mungkin

dilaksanakan. Dengan tidak adanya teknisi di Laboratorium Kimia Organik

membuat Laboratorium Kimia Organik tidak mampu melaksanakan per-

baikan alat-alat, instrumen. Apalagi belum ada bengkel gelas. Dengan

belum ada Kepala Laboratorium Kimia Organik dan Penanggung Jawab

Laboratorium Kimia Organik kedudukannya masih semi formal, maka hal

ini akan menghambat kemajuan Laboratorium Kimia Organik.

9. Merumuskan wewenang dan tanggung jawab masing-masing petugas

Wewenang dan tanggung jawab Kepala Laboratorium, teknisi dan statuta

memang secara struktural ada. Tetapi kalau penanggung jawab labora-

torium ini semi formal. Memang ada surat tugas dari dekan, sehingga

untuk mengkoordinasi peran serta penanggung jawab laboratorium belum

optimal. Diharapkan dengan pengembangan Laboratorium Kimia Organik

Page 149: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

131

maka laboratorium tertata sehingga fungsi penanggung jawab laboratorium

benar-benar sebagai Kepala Laboratorium, diperkirakan dalam waktu dua

tahun kemudian dapat terealisasi.

10. Menetapkan jalur wewenang dan tanggung jawab

Untuk merumuskan dan menetapkan wewenang dan tanggung jawab

organisasi laboratorium sepenuhnya di tangan Ketua Jurusan dari usulan

Kepala Laboratorium. Dengan kondisi penanggung jawab laboratorium

sekarang ini, kelihatan belum begitu mantap dalam melaksanakan

wewenang maupun tanggung jawabnya.

C. Penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang

Penggerakan adalah fungsi manajemen yang paling penting dan domi-

nan dalam proses manejemen. Penggerakan amat rumit dan kompleks

karenanya sangat sulit diterapkan apabila karyawan tidak dapat dikuasai

sepenuhnya, dan suatu organisasi tanpa penggerakan tidak ada output yang

konkrit. Terry (1998 : 313) penggerakan merupakan usaha untuk meng-

gerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa supaya mereka ber-

keinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan tersebut

oleh karena para anggota itu ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.

5. Memberikan pengarahan dan perintah

Handoko (1991 : 25) memberikan istilah, menggerakkan adalah

pengarahan dan oleh Handoko mengartikan pengarahan adalah untuk

Page 150: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

132

membuat para karyawan melakukan apa yang diinginkan dan harus

mereka lakukan. Beberapa komponen penggerakan yang perlu dipahami

adalah motivasi, komunikasi, kepemimpinan dan pengawasan.

Kepala Laboratorium maupun penanggung jawab laboratorium

memberikan pengarahan senang melakukannya secara formal atau tidak

formal atau dalam keaadaan insidental. Sedang secara formal dilakukan

empat kali dalam satu semester.

Penanggung jawab laboratorium dalam penggerakan yang dilakukan

bukannya memberikan perintah tetapi koordinatif. Misalnya koordinasi

dengan para tenaga yang ada di laboratorium, apakah itu dosen, asisten

atau laboran bersama-sama melakukan inventarisasi alat-alat dan zat-zat

yang diperlukan.

Dosen pengampu praktikum dan teknisi maupun laboran bekerja seperti

apa yang dilakukan seniornya, dalam hal ini kepala laboratorium ataupun

penanggung jawab laboratorium. Untuk itu perlu bekal kemampuan

manajerial dalam manajemen Laboratorium Kimia Organik dalam mem-

berikan pengarahan maupun perintah. Dalam memberikan pengarahan dan

perintah peran kepemimpinan sangat penting. Kepemimpinan juga dapat

dikatakan suatu usaha mempengaruhi orang antar perorangan

(interpersonal) lewat proses komunikasi untuk mencapai sesuatu atau

beberapa tujuan Gibson (1990 : 263).

Page 151: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

133

6. Memberikan motivasi

Menurut Prunarka (dalam Sedamaryanti, 1999 : 79) bahwa

pendayagunaan mengandung makna : (1) Menekankan kepada memberi-

kan atau mengalihkan sebagian kekuasaan kepada masyarakat, organisasi

atau individu agar menjadi lebih berdaya guna; (2) Menekankan

menstimulasi, mendorong dan memotivasi individu agar pendayagunaan

mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan pilihan.

Motivasi ini didukung dengan keberadaan laboratorium yang

merupakan jantungnya jurusan Kimia. Jadi motivasinya dengan

mengembangkan Laboratorium Kimia Organik jangan sampai kolep.

Laboratorium Kimia Organik harus lebih baik di masa mendatang,

kondisinya masih memerlukan bantuan, baik dari fakultas atau tingkat

Universitas.

Pada bagian lain Siagian (1991) mengatakan penggerakan adalah

keseluruhan proses dalam memberikan dorongan kepada bawahan untuk

bekerja sehingga mereka mau bekerja secara ikhlas dalam rangka untuk

mencapai tujuan organisasi.

7. Memberikan bimbingan dan pembinaan

Secara organisatoris pembinaan dan bimbingan bagi teknisi

maupun laboran sepenuhnya tanggung jawab jurusan. Untuk tenaga dosen

dan asisten di bawah bimbingan laboratorium atau Kepala Laboratorium

Kimia Organik.

Page 152: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

134

Blanchard dkk (1986 99) kepemimpinan adalah proses

mempengaruhi aktivitas seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai

tujuan dalam situasi tertentu. Seseorang yang dapat mempengaruhi orang

lain dapat dikatakan sebagai pemimpin, dan orang yang dipengaruhi

adalah pengikut.

Dalam memberikan bimbingan Ketua Jurusan harus bisa

mempengaruhi laboran maupun teknisi, demikian juga Kepala Labora-

torium harus bisa mempengaruhi dosen maupun asisten untuk mencapai

tujuan.

Sementara itu penanggung jawab laboratorium hanya bertanggung

jawab pada kondisi atau kegiatan akademiknya saja. Misalnya kegiatan

praktkum apa yang diperlukan.

Bimbingan secara formal antara lain seminar-seminar, pelatihan-

pelatihan, rapat-rapat. Sedangkan pembinaan dilakukan dengan studi

banding, magang. Bimbingan dan pembinaan tersebut merupakan pening-

katan kemampuan dosen maupun karyawan. Bimbingan melalui pelatihan-

pelatihan belum begitu optimal pemanfaatannya.

8. Melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan kerja yang

harmonis

Komunikasi adalah proses pencapaian pesan antara komunikan dan

komunikator. Dalam penyampaian pesan itu ada hal-hal yang harus

diperhatikan antara lain dengan menggunakan umpan balik, artinya

Page 153: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

135

komunikasi tersebut mestinya dua arah. Komunikasi dua arah ini

memungkinkan proses komunikasi berjalan lebih efektif.

Hal ini dilakukan dengan cara pertemuan-pertemuan, iur pendapat,

saling berkoordinasi dalam kegiatan akademik, sampai saat ini hubungan

kerja harmonis-harmonis saja jadi semua berada pada posisi tanggung

jawab masing-masing.

Berhasilnya suatu usaha sangat ditentukan oleh orang-orang yang

berada di dalam organisasi, baik yang digerakkan maupun yang penggera-

kan. Suatu organisasi tidak akan berhasil apabila manusia-manusianya

tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh usaha kerja-

sama tersebut (Musanef, 1994: 34).

Walaupun demikian itu semua tergantung pada Sumber Daya

Manusianya. Kalau kinerjanya tinggi, hanya karena ada Surat Keputusan

atau uang, kurang merasa jadi bagian dari laboratorium tentunya dalam

melaksanakan koordinasi kurang bersemangat, dengan demikian hubungan

kerjapun kurang harmonis. Hubungan kerja di Laboratorium Kimia Orga-

nik belum begitu harmonis karena masih terjadi hal-hal yang tidak

sependapat, tetapi dengan alasan yang sama benarnya, dan akhirnya saling

menghormati.

Gibson (1990) kelangsungan hidup organisasi erat hubungannya

dengan kemampuan pemimpin untuk menerima, mengirim dan bertindak

atas dasar informasi. Dari pendapat tersebut dapat digambarkan bahwa

Page 154: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

136

komunikasi sebagai suatu landasan organisasi dapat berlangsung secara

efektif, dengan demikian hubungan kerjapun jadi harmonis.

D. Pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang

3. Mengadakan pengamatan kegiatan

Pengertian pengawasan pada umumnya oleh Siagian dalam

Subagio (2000 : 175) adalah proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh

kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang

dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan di Laboratorium Kimia

Organik dengan melihat pada papan informasi. Untuk kegiatan praktikum

mahasiswa dengan kartu kendali. Kenyataan dosen dalam melakukan

pengamatan kegiatan praktikum sering dilibatkan dengan koreksi

persiapan praktikum mahasiswa sehingga pengamatan yang dilakukan

belum maksimal. Asisten mahasiswa juga kurang berani atau kurang

mampu memberikan bimbingan selama kegiatan praktikum. Laboran

enggan memberikan keterangan pada mahasiswa bila zat tidak ada, atau

paling tidak lapor pada dosen, sehingga kadang-kadang mahasiswa tidak

puas dan akhirnya mengerjakan semaunya.

Handoko (1991:25) mendefinisikan pengawasan adalah penemuan

dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah

dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Page 155: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

137

Untuk itu diterapkan cara dengan memancangkan rambu-rambu

keselamatan kerja yang terdiri : teknik, aturan, persiapan kerja di labora-

torium; prosedur penelitian, analisis sampel serta mengenali logo bahan

kimia; penanganan limbah; penanggulangan keadaan darurat.

4. Mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana

Albert Bandura (dalam Warella, 1995: 38) menyatakan bahwa

manajer dapat memberdayakan karyawan dengan mempengaruhi empat

faktor sebagai berikut : (a) Meaning: pemberian arti terhadap pekerjaan, di

mana bawahan melihat kerja mereka sebagai sesuatu yang sangat berarti

dan mengganggapnya sebagai sesuatu yang penting. (b) Competence:

karyawan mampu melaksanakan semua pekerjaan yang harus diselesaikan.

(c) Self Determination: karyawan mempunyai otonomi yang berarti,

demikian juga kebebasan dan ketidaktergantungan serta dapat

menggunakan inisiatif pribadi dalam melaksanakan tugas. (d) Impact: ini

mengacu pada perasaan bahwa seseorang dapat mempengaruhi serta

pengawasan hal-hal yang terjadi di lingkungan kerjanya.

Untuk mengukur barangkali terlalu kuantitatif. Antara yang

diusulkan dengan pelaksanaannya memang belum klop baik itu usulan,

alat maupun zat. Hal ini disebabkan karena dana yang terbatas, namun

mestinya kan ada skala prioritas. Itulah institusi negeri yang kalau hanya

mengandalkan dana dari pemerintah. Kalau begini memang sepertinya

Laboratorium Kimia Organik terbelenggu. Tidak ada teknisi, sehingga

Page 156: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

138

penataan laboratorium masih terlihat adanya zat-zat yang disimpan di

lemari asam.

Beda misalnya masing-masing laboratorium diberi otonomi

manajemen. Laboratorium Kimia Organik akan mempunyai spesifikasi

sendiri, dan mudah untuk pengembangannya.

Belum terlihat jelas inisiatif dosen, asisten, laboran / teknisi untuk

peningkatan pelaksanaan tugas. Walaupun sudah mulai dilakukan penelitian-

penelitian tentang teknik atau metode praktikum yang dilaksanakan dosen

untuk peningkatan praktikum.

5. Mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikannya

Manajemen Laboratorium Kimia Organik dapat ditingkatkan

dengan tindakan sebagai berikut :

a. Dana perlu ditingkatkan dari UNNES maupun Dikti, Sardik dan SPL,

terutama dari layanan masyarakat.

b. Perubahan struktur organisasi laboratorium. Kepala Laboratorium

membawahi satu laboratorium. Tidak ada Penanggung Jawab

Laboratorium tetapi Kepala Laboratorium Kimia Organik.

c. Memperlakukan dosen, asisten, teknisi/laboran melaksanakan tugas

masing-masing sesuai job deskripsi, dan mengindakan peraturan-

peraturan Laboratorium Kimia Organik yang ada.

d. Mengembangkan Laboratorium Kimia Organik dengan menambahkan

Laboratorium Biokimia, Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium

Page 157: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

139

Pangan, Workshop, walaupun dalam waktu dekat belum bisa

dilaksanakan.

e. Peningkatan penelitian dosen dan hibah kompetitif A2, bimbingan

mahasiswa dalam kegiatan praktikum.

f. Penciptaan iklim laboratorium yang kondusif, termasuk pembenahan

pintu laboratorium yang tidak benar, penambahan kursi dan meja

Penanggung Jawab Laboratorium yang memadai untuk melakukan

kegiatan.

g. Peningkatan pelayanan masyarakat

(a) penataan arsip layanan analisis sampel; (b) penentuan tarip standar

layanan analisis; (c) perencanaan strategis layanan masyarakat

(pengembangan usaha dan penambahan bahan-bahan dan

instrumentasi); (d) promosi layanan analisis ke laboratorium perguruan

tinggi lain (pembuatan leaflet / brosur).

Peningkatan pelayanan masyarakat ini merupakan sumber dana besar

bagi manajemen Laboratorium Kimia Organik.

h. Merekrut teknisi atau laboran yang berkualifikasi sesuai dengan bidang

keahliannya.

Page 158: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

140

BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian maka temuan hasil

penelitian ini dapat disimpulkan menjadi empat yaitu yang berkaitan dengan :

(1) perencanaan, (2) pengorganisasian, (3) penggerakan dan (4) pengawasan.

1. Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang

Tujuan untuk meningkatkan fungsi pelayanan Laboratorium Kimia

Organik, punya posisi yang strategis dibutuhkan masyarakat luar maupun

di dalam kampus.

Pengumpulan data ini dilakukan dengan melaksanakan evaluasi

diri dan analisis SWOT, yaitu untuk mengetahui kekuatan, hambatan,

peluang dan ancaman. Mengembangkan manajemen Laboratorium Kimia

Organik.

Hambatan : (1) struktur organisasi satu Kepala Laboratorium

membawahi 6 laboratorium; (2) belum memiliki alat canggih; (3) letak

laboratorium yang jauh dari kantor; (4) tidak punya teknisi; (5) jumlah

mahasiswa melebihi kapasitas laboratorium; (6) satu asisten membimbing

30 – 35 mahasiswa; (7) praktikum dilaksanakan dalam kelompok besar, 4-

5 mahasiswa per kelompok; (8) kegiatan laboratorium padat; (9) dana

terbatas; (10) kebijakan pusat belum mendukung; (11) petunjuk praktikum

yang konvensional.

Page 159: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

141

Dukungan : (1) SDM rata-rata S2; (2) ada asisten mahasiswa; (3)

dana layanan masyarakat, SARDIK, SPL, SP4.

Beberapa alternatif yang akan ditempuh antara lain (1) menjalin

kerjasama; (2) meningkatkan penelitian; (3) meningkatkan pelayanan

masyarakat, misal jamu tradisional; (4) memanfaatkan sebaik-baiknya

dana Sardik, SPL; (5) mengembangkan metode atau teknik praktikum; (6)

mengembangkan laboratorium dengan penambahan Lab. Biokimia, Lab.

Pangan, Lab. Mikrobiologi; (7) saat praktikum dengan tidak adanya zat

dapat diganti yang lain yang ada; (8) reorganisasi.

Dimulai tahun 2005 ke depan dapat dilaksanakan. Diprediksi lima

tahun terealisasi semua.

2. Pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES

Semarang

Identifikasi pekerjaan / kegiatan yang perlu dilakukan untuk

mencapai tujuan mencakup : nama alat dan bahan, macam kegiatan labora-

torium : penelitian, praktikum dan pelayanan masyarakat. Selanjutnya

dikelompokkan ke dalam pekerjaan inventarisasi alat, inventarisasi bahan,

dan inventarisasi kegiatan laboratorium.

Organisasi di Laboratorium Kimia Organik hanya terdiri Kepala

Laboratorium, teknisi dan laboran. Penanggung jawab laboratorium hanya

melaksanakan agar kegiatan laboratorium bisa berjalan.

Page 160: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

142

Wewenang dan tanggung jawab personel Laboratorium Kimia

Organik, yaitu : Kepala Laboratorium merupakan koordinator laborato-

rium, Penanggung jawab laboratorium bertanggung jawab pelaksanaan

praktikum, Asisten mahasiswa membantu dosen, teknisi, laboran dalam

pelaksanaan praktikum, Teknisi menangani yang terkiat dengan fasilitas,

Laboran membantu setiap kali praktikum.

3. Penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES

Semarang

Pengarahan dilakukan setiap semester empat kali, dua kali

dilakukan pada awal dan dua kali pada akhir semester. Perintah ini

dilakukan dengan melakukan saling koordinasi antara Kepala

Laboratorium, Penanggung Jawab Laboratorium, Dosen Pengampu

Praktikum, Laboran, Teknisi dan Asisten Mahasiswa.

Laboratorium Kimia Organik merupakan jantungnya jurusan

Kimia, kalau jantungnya kropos gimana mau sehat. Untuk itu motivasinya

adalah mengembangkan jangan sampai Laboratorium Kimia Organik

kolep.

Pengembangan dengan melakukan pembinaan yaitu mengikut

sertakan laboran dalam penelitian dosen, penelitian dari Dikti, mengirim

laboran dan teknisi ke UPI, ITP, Balai Kesehatan, pelatihan instrumentasi

keselamatan kerja, seminar-seminar, rapat-rapat, dan studi banding.

Selanjutnya dilaksanakan bimbingan kegiatan penelitian, kegiatan

praktikum dan kegiatan pelayanan masyarakat.

Page 161: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

143

Untuk menciptakan hubungan kerja yang harmonis yaitu dengan

melaksanakan komunikasi dengan laboran, memperhatikan kesejahtera-

annya, memberi saran-saran, mendengarkan keluhan-keluhan, kerja sama

antar Kepala Laboratorium, PJL, Dosen Pengampu, Asisten, Laboran,

Teknisi, dan saling iur pendapat.

Namun itu semua bergantung pada sumber daya manusianya, kalau

kinerjanya tinggi asal ada SK atau uang ya tidak dipaksakan. Koordinasi

dan hubungan kerja akan harmonis bila memang semua merasa jadi bagian

dari Laboratorium Kimia Organik.

4. Pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES

Semarang

Ketua Jurusan sesekali melaksanakan pengamatan kegiatan

laboratorium. Kepala Laboratorium setiap hari menengok laboratorium

terkecuali kalau tugas di luar kota.

Dosen pengampu praktikum dalam melaksanakan pengamatan

masih kurang efektif, karena dengan mengerjakan atau koreksi persiapan

praktikum, sedangkan asisten yang hanya satu untuk mengamati 30 – 35

mahasiswa kurang mampu. Masih terlihat meja penuh buku dan tas yang

sebenarnya tidak digunakan.

Kemudian kecelakaan kecil, pemecahan alat gelas. Memang

kejadian-kejadian di Laboratorium Kimia Organik hal semacam itu sudah

biasa terjadi. Ini menunjukkan bahwa belum dilaksanakan tata tertib

bekerja di Laboratorium Kimia Organik secara optimal.

Page 162: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

144

Alat yang digunakan untuk pengamatan yaitu dengan kartu

kendali, papan informasi. Kemudian peraturan-peraturan antara lain : (1)

kenalilah logo kemasan bahan kimia; (2) teknik kerja di laboratorium,

aturan kerja di laboratorium; (3) persiapan kerja di laboratorium; (4)

penanggulangan keadaan darurat; (5) penanganan limbah; (6) prosedur

pelaksanaan penelitian di Laboratorium Kimia Jurusan Kimia FMIPA-

UNNES Semarang; (7) alur penanganan analisis sampel. Walaupun

peraturan-peraturan itu sudah dijelaskan kadang-kadang masih

dilanggarnya.

Tulisan-tulisan besar yang dipasang di laboratorium untuk

membantu memperkecil kejadian-kejadian laboratorium yang tidak

diinginkan, antara lain : (a) jagalah kebersihan, keamanan, kerapian; (b)

dilarang membuang sampah / kotoran dalam bak air; (c) sebelum anda

pulang, tolong dicek lagi: listrik sudah dimatikan? Kompor gas sudah

dimatikan? Kran sudah dimatikan? Ingat ya, harga laboratorium mahal,

tapi harga nyawa lebih mahal lagi; (d) ingat selain petugas dilarang

menghidupkan atau mematikan alat water distillation ini; (e) ingat selain

petugas dilarang mengoperasikan alat ini.

Dengan tulisan-tulisan tersebut mash juga ada yang mengabaikan-

nya, bahkan atau sengaja tidak melakukannya. Misalnya saja selesai,

praktikum kran tidak dimatikan.

Sampai saat ini apa yang direncanakan untuk diusulkan,

realisasinya belum klop terutama mengenai zat maupun alat-alat.

Page 163: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

145

Kemudian yang lainnya memang belum kelihatan, karena pelaksanaan

dijadwalkan dalam waktu lima tahun ke depan. Kemungkinan satu atau

dua tahun mendatang akan terlihat. Pelaksanaannya akan bertahap.

Sedangkan tindakan yang perlu dilakukan untuk perbaikan antara

lain : (1) mengusulkan adanya kebijakan dari Dikti mengenai perubahan

struktur organisasi; (2) mengusulkan adanya kebijakan UNNES untuk

mendukung dan membantu pengembangan Laboratorium Kimia Organik;

(3) peningkatan penelitian dosen, mengajukan hibah kompetitif A2; (4)

mengusulkan bantuan dana laboratorium dari SPL, Sardik diperbesar

dengan sendirinya dana untuk Laboratorium Kimia Organik akan lebih

besar pula. (5) merekrut laboran/teknisi sesuai dengan bidang keahliannya.

(6) peningkatan pelayanan masyarakat, (7) penciptaan ahli laboratorium

yang kondusif.

B. Saran Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini, maka dapat disarankan

hal-hal sebagai berikut : 1. Untuk UNNES, dengan memberikan umpan balik untuk perbaikan dan

pengembangan Laboratorium Kimia Organik FMIPA Semarang.

2. Untuk Ketua Jurusan : membuat rencana strategi pengembangan Labora-

torium Kimia Organik.

3. Untuk Kepala Laboratorium, mengusulkan lagi perubahan struktur orga-

nisasi Laboratorium Kimia Organik melalui workshop, lokakarya Kepala

Laboratorium kepada rektor. Sosialisasi manajemen Laboratorium Kimia

Page 164: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

146

Organik untuk Penanggung Jawab Laboratorium, Dosen Pengampu

Praktikum, Laboran, Teknisi dan Asisten.

4. Untuk Penanggung Jawab Laboratorium, tetap berperan aktif dalam

pengembangan Laboratorium Kimia Organik, walaupun kedudukannya

semi formal.

5. Untuk Dosen Pengampu laboratorium, meningkatkan kegiatan bimbingan

praktikum dan perlu meningkatkan penelitian-penelitian tugas akhir dan

layanan masyarakat untuk pengembangan Laboratorium Kimia Organik.

6. Untuk Laboran dan Teknisi, peningkatan pelayanan kegiatan praktikum,

penelitian, tugas akhir mahasiswa, dan layanan masyarakat.

Page 165: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

147

DAFTAR PUSTAKA

Blanchard, Kenneth, H. Harsey, P., 1986. Manajemen Perilaku Organisasi : Pemberdayaan Sumber Daya Manusia. Terjemahan Agus Dharma. Jakarta: Erlangga.

Bogdan, R.C & S.K Biklen, 1998. Qualitatur Research for Education : An Introduction to Theory and Methods. London : Allyn and Bacon, Inc.

Creswell, J.W. 1998. Qualitative Inquiry and Research Design

Choosing Among Five Tradition. London : Sage Publication.

Gasperz, Vincent. 1997. Manajemen Bisnis Total, Dalam Era Globalisasi. Jakarta: Gramedia.

Gibson, J.L., Ivansevich, J.M., Donelly, J.H., 1990. Organisasi dan Manajemen : Perilaku Struktur – Proses. Terjemahan Djoerban Wahid. Jakarta : Erlangga.

Hagemen, G., 1993. Motivasi Untuk Pembinaan Organisasi. Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo.

Handoko, Hani. 1991. Manajemen. Edisi II. Yogyakarta : BPFE.

Hasibuan, M.S.P. 1990. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta : Gunung Agung.

Irawan Prasetya, Suciati, Wardani. 1997. Teori Belajar, Motivasi dan Ketrampilan Mengajar. Jakarta : PAU-PPAI Universitas Terbuka.

Jurusan Kimia. 2004. RENSTRA. Program Studi Kimia.

Kasmui, Widodo, A.T., Cahyono Edy. 2005. Master Plan 2004-2025. Rencana Strategi 5 Tahun Jurusan Kimia Semarang.

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 225/0/2000 tentang Statuta Universitas Negeri Semarang.

Madyo Ekosusilo. 2003. Hasil Penelitian Kualitatif. Sukoharjo: Universitas Bantara Press.

Miles, M.B. & A.M Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi dan Mulyarto. Jakarta : Universitas Indonesia Press.

Page 166: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

148

Moleong J, Lexy. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Rosdakarya

Musanef. 1994. Manajemen Kepegawaian di Indonesia. Jakarta : Gunung Agung.

Nasution, S. 1998. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatis. Bandung: Tarsito.

Ratnaningsih, Emy. 2004. “Evaluasi Diri di Institusi Pendidikan Tinggi dalam Konteks Peningkatan Kualitas Belajar-Mengajar”. Makalah disajikan dalam Seminar Kimia dan Pendidikan Kimia, Jurusan Kimia FMIPA-UNNES Semarang. 9 Oktober.

Sarwoto. 1998. Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen. Surabaya : Ghalia Indonesia.

Siagian, S.P. 2000. Peranan Staf dalam Manajemen. Jakarta : Gunung Agung.

Sonhadji, K.H. Misi Strategi dan Kendala Penelitian Kualitatif. Makalah disampaikan dalam Lokakarya Penelitian Kualitatif Tingkat Lanjut Angkatan III, 24 Oktober 1994 s.d 29 Desember 1994. Pusat Penelitian IKIP Malang

Stoner, J.A.F. 1992. Manajemen II. Terjemahan Maulana, dkk. Jakarta : Erlangga.

Sutopo, 1988. Penelitian Kualitatif, Sebuah Pendekatan Interpretatif Bagi Pengkajian Proses dan Maksud Hubungan Antar Subyektif. Surakarta. Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP UNS.

Terry George. 1998. Pengantar Manajemen. Jakarta.

Tilaar, HAR. 2000. Paradigma Bau Pendidikan Nasional. Jakarta :

Penerbit Rineka Cipta.

Tim Supervisi. 2002. Manajemen Laboratorium, Administrasi Laboratorium, Pendanaan Laboratorium, Pelatihan Manajemen Laboratorium. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Peningkatan Manajemen Pendidikan Tinggi.

Tjiptono, Fandy dan Diana Anastasia. 2001. Total Quality Management. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Wahjosumidjo. 1994. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Winardi. 1982. Pengantar Ilmu Manajemen. Bandung : Penerbit Remaja.

Winardi. 2000. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta : Rineka Cipta.

Page 167: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

149

Tabel : 1 Proyeksi Populasi dan Sumber Daya Jurusa Kimia 2005 - 2020

No. Jenis TS 2005-2010

2010-2015

2015-2020

2020-2025

1 Mahasiswa Kimia Terapan D3 (120) 120 240 240 P. Kimia S1 (289) (350) 350 350 350 Kimia S1 (181) (300) 300 300 300 P. Kimia S2 (P.

IPA) - (20) 30 30 40

Kimia S2 - - 20 30 30 P. Kimia S3 (P.

IPA) - - 5 8 10

2 Dosen S1 (2) (2) 2 5 5 S2 P. Kimia/IPA (1) (1) 3 3 5 S2 Kimia (5) (7) 25 10 12 S2 lain (2) (2) 6 6 4 S3 P. Kimia/IPA (2) 3 5 8 S3 Kimia (1) (1) 7 10 13 S3 lain - - 3 4 5 Guru Besar (2) (3) 6 8 103 Staf

Pendukung Laboran (1) (1) 10 10 10

Teknisi - (1) 10 10 104 Laboratorium R. Lab. Organik (216

W)(216 M2)

216 M2 216 M2 216 M2

R. Lab. Biokimia - (300 M2)

300 M2 300 M2 300 M2

R. Lab. Pangan - (216 M2)

216 M2 216 M2 216 M2

R. Kepala Laboratorium

(28 M2)

(28 M2) 28 M2 28 M2 28 M2

R. Penanggungjawab Lab.

(7x9 M2)

(7x9 M2)

7x9 M2 10x9 M2 10x9 M2

Ruang Workshop Alat/Media

- 216 M2 216 M2 216 M2 216 M2

5 Sarana Laboratorium

Instalasi Listrik:

- Genset - 1 1 1 1 - UPS 3 8 12 14 14 Instalasi Air tandon (+ filter) Lengkap Lengkap Lengkap Instalasi Pengolah

Limbah Bak Bak Standar Standar Standar

Perlengkapan Keselamatan Kerja

minim Lengkap Lengkap Lengkap Lenekap

Page 168: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

150

No. Jenis TS 2005-2010

2010-2015

2015-2020

2020-2025

6 Alat Laboratorium

AAS 1 1 2 3 4

Spectrophotometer Computerized

- - 1 2 3

Spectrophotomel 2 3 3 5 5 Spectronic

Genesys1 2 2 4 6

GC - 1 1 2 2 GC MS - - 1 1 2 HPLC - - 1 1 1 IR - - 1 1 1 FTIR - - 1 1 1 NMR - - 1 1 17 Media

Pembelajaran OHP 8 10 9 9 9

LCD 3 5 5 6 6 Laptop 2 3 4 5 68 Penelitian Dana 1 j uta s/d 5 j

uta 15x5 10x5 5x5 5x5 5x5

Dana 5 i uta s/d 15 j uta

3x5 5x5 W 10x5 15x5

Dana 15 j uta s/d 3 0 j uta

3x5 10x5 12x5 15x5 17x5

> 30 juta 3 4 5 7 99 Pengabdian

Masyarakat Jumlah Judul 12x5 10x5 13x5 15x5 20x5

Jurnal 33 50 100 200 300 CD - 100 200 400 1000

10 Pendanaan Dana Masyarakat: 40% 45% 45% 43% 40% Dana Pemerintah: 32% 25% 20% 20% 20% Hibah: 25% 25% 25% 25% 25% Lainnya 3% 5% 10% 12% 15%

Sumber : Kasmui, 2005: 31 – 33. Keterangan : ( ) Menunjukkan proyeksi Laboratorium Kimia Organik. Hal ini dituturkan oleh Kepala Laboratorium bapak Drs. Kasmui, M.Si berdasarkan Master Plan 2005-2010 dan rencana 5 tahun jurusan kimia.

Page 169: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

151

Tabel 2 Pengertian, Fungsi dan Kegiatan Manajemen

PERENCANAAN PENGORGANISASIAN PENGGERAKKAN PENGAWASAN

PENGERTIAN

Kegiatan menyusun keputusan dalam bentuk langkah-langkah yang akan ditempuh dalam pelaksanaan

Pengaturan dan pembagian kerja sekelompok orang dalam bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien

Kegiatan mengarahkan orang agar sacara sadar dengan memanfaatkan fasilitas yang tersedia mau melaksanakan apa yang telah direncanakan

Kegiatan mengawasi dan mengontrol semua kegiatan agar tidak terjadi penyimpangan sesuai dengan program yang telah dibuat

FUNGSI

Sebagai: 1. Pedoman dalam

pelaksanaan 2. Pengarah dan

penuntun semua kegiatan

3. Pengendali semua kegiatan

4. Tolok ukur keberhasilan

Sebagai alat untuk:1. Mengidentifikasi

pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan

2. Membuat struktur organisasi

3. Menetapkan aturan hubungan kerja

4. Menentukan wewenang dan tanggung jawab

5. Mengatur usaha bersama

Sebagai alat untuk:1. Mempengaruhi orang lain

supaya mau melaksanakan rencana

2. Memberi kesempatan pada orang lain sesuai dengan kemampuannya

3. Memumpuk kesetiaan terhadap organisasi

4. Memelihara dan memupuk rasa tanggung jawab

Sebagai alat untuk :1. Mengontrol kegiatan agar

tidak menyimpang dari rencana

2. Mengukur tingkat keberhasilan usaha yang telah dilakukan

3. Mendinamisasi kegiatan organisasi

KEGIATAN

1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai

2. Mengumpulkan data yang diperlukan

1. Mengidentifikasi pekerjaan / kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan

2. Mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan

1. Memberi pengarahan dan perintah

2. Memberikan motivasi 3. Mengadakan bimbingan dan

pembinaan 4. Melaksanakan koordinasi

1. Mengasakan pengamatan kegiatan.

2. Mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana.

Page 170: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

152

untuk membuat rencana

3. Menetapkan perancanaan dan memprediksi hambatan serta hal-hal yang mendukung

4. Menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam pelaksanaan

5. Menetapkan waktu

3. Menyusun struktur organisasi

4. Merumuskan wewenang dan tanggung jawab masing-masing petugas

5. Menetapkan jalur wewenang dan tanggungjawab

6. Menyusun staf personil

dan menciptakan hubungan kerja yang harmonis

3. Mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikan.

Page 171: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

153

ORGANISASI LABORATORIUM KIMIA FMIPA UNNES TAHUN 2004

KEPALA LABORATORIUM

DRS. KASMUI, M.SI

TEKNISI WIDJI

BENDAHARA TEKNIS NUNI WIDIARTI, SPd

UNIT LAYANAN MASYARAKAT DRA. SRI HARYANI, M.SI

NUNI WIDIARTI

BENDAHARA MAHASISWA DRA. IDA IRYANI K.

SURATMAN BEJO

TEKNISIBASIRUN / RETNO

PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM LAB. KIMIA DASAR

DRA. SRI SUSILOGATI, M.SI

TEKNISI PARIYADI

PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM LAB. KIMIA FISIKA DRS. SIGIT P, M.SI

TEKNISI DRA. IDA IR

PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM LAB. KIMIA ANALITIK

DRA. SRI WARDANI, M.SI

PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM LAB. KIMIA ORGANIK DR. SUPARTONO, M.S

LAB. PBM DRA. SAPTORINI, M.SI

ANORGANIKDRS. WARLAN S, M.SI

Page 172: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

154

KEPALA LABORATORIUM DRS.

TEKNISI WIDJI

BENDAHARA

TEKNIS UNIT LAYANAN

MASYARAKAT

BENDAHARA

MAHASISWA

SURATMAN BEJO

TEKNISIBASIRUN /

PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM

LAB. KIMIA DASAR

TEKNISI

PARIYADI

PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM

LAB. KIMIA FISIKA

TEKNISI DRA. IDA IR

PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM

LAB. KIMIA ANALITIK PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM

LAB. KIMIA ORGANIK

LAB. PBM

DRA. SAPTORINI, M.SI

ANORGANIKDRS. WARLAN S,

Page 173: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

155

HASIL EVALUASI DIRI DAN ANALISIS SWOT LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

KEKUATAN

(STRENGHTH) KELEMAHAN (WEAKNESS)

PELUANG (OPPORTUNITY)

TANTANGAN (TREAT)

(1) Adanya kerja sama dengan pihak lain.

(2) Tersedianya unit layanan masyarakat.

(3) SDM rata-rata sudah S2.

(4) Ada asisten mahasiswa. (5) Banyak dosen

melakukan penelitian. (6) Ada interkom

terhubung langsung dengan jurusan.

(7) Petunjuk praktikum tersedia.

(8) Telah dilaksanakan pelatihan analisis instrumen.

(9) Pengelolaan uang laboratorium kimia yang terbuka dan

(1) Kepala Laboratorium membawahi enam laboratorium.

(2) Belum ada teknisi. (3) Alat dan bahan kimia terbatas. (4) Letak Laboratorium Kimia

Organik yang jauh dari kantor. (5) Kegiatan Laboratorium Kimia

Organik yang padat. (6) Setiap kelompok praktikum

jumlah rata-rata 5 mahasiswa masih jumlah besar.

(7) Keterbatasan dana. (8) Kebijakan pusat yang belum

mendukung. (9) Belum ada pengelolaan dana

khusus Laboratorium Kimia Organik.

(10) Belum ada Kepala Laboratorium Kimia Organik.

(1) Sebagian besar dosen berpendidikan S2, berpotensi untuk studi lanjut S3.

(2) Banyak tawaran wokshop pengelolaan dan ketrampilan laboratorium.

(3) Menambah laboratorium pangan, laboratorium biokimia, laboratorium mikrobiologi.

(4) Membenahi pintu penanggung jawab laboratorium.

(5) Mengusulkan asisten mahasiswa lebih dari satu untuk membimbing praktikum.

(6) Adanya tawaran program A2, penelitian, pengabdian

(1) Metode praktikum yang konvensional membuat mahasiswa bosan.

(2) Keterbatasan alat, bahan dan SDM yang belum memadai akan menghambat fungsi Laboratorium Kimia Organik yang representatif untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan di laboratorium.

Page 174: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

156

aspiratif. (10) Doktor muda konsens

pada penelitian (11) Laboran senior cepat

pelayanannya (12) Membuat KIT untuk

SMA, SMP (13) Punya alat AAS (14) Dana PGSM, Sardik,

SPL

(11) Belum ada layanan masyarakat yang dikelola bidang Kimia Organik.

(12) Kondisi pintu laboratorium dan pintu penanggung jawab laboratorium yang mengganggu.

(13) Satu asisten mahasiswa membimbing sekitar 30-45 mahasiswa.

masyarakat. (7) Tersedianya lahan untuk

pengembangan Laboratorium Kimia Organik.

RANGKUMAN EVALUASI DIRI DAN ANALISIS SWOT JURUSAN KIMIA No Aspek Kekuatan Kelemahan Peluang Tantangan l Kemahasiswaan - Rasio jumlah

mahasiswa yang diterima terhadap jumlah peminat semakin kecil

- Tidak ada mahasiswa DO

- Kualitas input mahasiswa berdasar rata-rata NEM/ UAN meningkat

- Mahasiswa berprestasi dan LKTM

- Mahasiswa mampu mengadakan

- distribusi asal mahasiswa masih di sekitar Jawa Tengah

- kemampuan bahasa Inggris mahasiswa relatif rendah

- kualitas input mahasiswa semakin meningkat mempercepat perbaikan prestasi belajar

- jumlah lembaga pendidikan tinggi terus bertambah, memungkinkan penurunan kualitas dan kuantitas calon mahasiswa

Page 175: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

157

No Aspek Kekuatan Kelemahan Peluang Tantangan Olimpiade kimia dan lomba karya tulis siswa SMA

2 Dosen dan tenaga pendukung

- 57,1 % staf berpendidikan S2, 8,2 % staf berpendidikan S3. Diantara staf yang berpendidikan S2 ada 4 % staf studi lanjut S3, dan 12,2 % studi lanjut S2, 8,2% staf guru besar.

- persentase kehadiran dosen dalam perkuliahan besar (91,75 %)

- beban SKS mengajar tiap dosen tidak terlalu besar (10,6 sks per semester)

- Rasio jumlah dosen terhadap jumlah mahasiswa memadai (1 : 9,6).

- banyak dosen terlibat dalam kegiatan penelitian

- banyak dosen terlibat dalam kegiatan pengabdian masyarakat

- sebagian besar staf yang telah berpendidikan S-31 dan bergelar guru besar mendekati usia pensiun

- kemampuan bahasa Inggris sebagian besar staf dosen relatif kurang

- penelitian dan pengabdian pada masyarakat dosen yang tingkat kompetisinya tinggi, kurang

- sedikitnya dosen yang studi lanjut S3 dan S2 kependidikan.

- publikasi ilmiah dosen di jurnal terakreditasi kurang

- Kualifikasi dan jumlah tenaga administrasi dan laboran kurang

- sebagian besar dosen muda berpendidikan S2, berpotensi untuk studi lanjut S3

- adanya berbagai tawaran studi lanjut, penelitian, dan pengabdian masyarakat jurusan dapat mengusulkan formasi tenaga administrasi dan laboran sesuai kebutuhan banyak tawaran workshop pengelolaan dan ketampilan laboratorium di berbagai instansi

- berkurangnya staf karena pensiun bila tidak ada regenerasi tepat waktu

- tingkat kompetisi tawaran penelitian dan pengabdian masyarakat semakin tinggi

- metode pembelajaran yang konvensional membuat mahasiswa bosan

Page 176: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

158

No Aspek Kekuatan Kelemahan Peluang Tantangan 3 Kurikulum - telah dilaksanakan

revisi kurikulum menuju kurikulum berbasis kompetensi perguruan tinggi 70% matakuliah Prodi Pendidikan Kimia setara dengan Prodi Ilmu Kimia

- Karakteristik kurikulum masing-masing prodi telah dirumuskan

- belum dilakukan review kurikulum oleh ahli terkait dan stake holders

- belum diterapkan kurikulum secara nasional

- PIP universitas belum dirumuskan

- Pelaksanaan kurikulum belum, sepenuhnya berbasis kompetensi

- lulusan berkesempatan memperoleh gelar sarjana science lebih mudah disamping gelar sarjana pendidikan memungkinkan jurusan mengembangkan kurikulum sesuai dengan karakteristik prodi

- link and match

- kurikulum yang tidak relevan dengan kebutuhan pasar kerja menghasilkan lulusan tidak siap pakai kurikulum belum sejalan dengan kurikulum sekolah

4 Sarana dan prasarana

- jumlah ruang kuliah telah mencukupi

- jumlah ruang laboratorioum untuk kegiatan praktikum telah mencukupi

- telah ada ruang referensi jurusan

- 50 % ruang kuliah telah dilengkapi dengan OHP

- tersedia 3 buah LCD

- kurangnya media pembelajaran untuk latihan mengajar bagi mahasiswa

- jumlah dan jenis alat-alat untuk kegiatan praktikum belum mencukupi

- belum tersedianya jaringan komputer untuk mendukung perkuliahan komputasi Kimia

- kurangnya fasilitas komunikasi di Jurusan

- kurangnya buku dan jurnal terbitan terbaru di perpustakaan Jurusan Kimia

- tersedianya ruang untuk laboratium PBM

- ketertinggalan dibidang teknologi informasi

5 Pendanaan - meningkatnya sumber dana yang dikelola oleh Jurusan

- pengelolaan

- struktur sumber pendanaan Jurusan sebagaian besar berasal dari mahasiswa

- terbatasnya dana di Jurusan

- adanya tawaran program A2 - otonomi Jurusan memerlukan sustainabilitty pendanaan.

Page 177: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

159

No Aspek Kekuatan Kelemahan Peluang Tantangan keuangan di Jurusan terbuka dan aspiratif

kurang mendukung pelaksanaan PBM yang optimal.

6 Tata Pamong - terciptanya organisasi dan manajemen internal yang semakin solid.

- terbentuk sajian pembelajaran yang bermutu

7 Pengelolaan program

- sistem distribusi beban kerja telah sesuai dengan bidang keahlian

- telah ada kerjasama dengan pihak luar.

- belum ada sistem evaluasi kinerja staf akademik

- belum tersedianya data base yang akurat untuk administrasi perkuliahan, akreditasi, evaluasi diri, dan akuntabilitas.

- jumlah dan kualitas staf administrasi kurang

- kualifikasi lulusan laboran belum sesuai kebutuhan

- adanya staf dosen yang berkemampuan mengembangkan sistem LAN

- otomasi dan komputerisasi layanan akademik di perguruan tinggi negeri dan swasta yang terkemuka

- beberapa perguruan tinggi telah melaksanakan proses pembelajaran internet

8 Proses pembelajaran

- persentase kehadiran dosen dan mahasiswa dalam perkuliahan besar

- semua mata acara praktikum setiap mata kuliah terlaksana sesuai target.

- petunjuk praktikum untuk semua mata acara praktikum tersedia

- Beberapa matakuliah telah disajikan

- rata-rata IPK mahasiswa 2,72 belum memenuhi tuntutan pasar kerja.

- terbatasnya jumlah handout dan buku terjemahan di perpustakaan Jurusan

- materi dan kegiatan praktikum kurang terintegrasi dengan matakuliah teori

- praktikum dilaksanakan dalam kelompok besar

- kurangnya kegiatan latihan mengajar sebelum mahasiswa melaksanakan kegiatan PPL

- proses pembelajaran yang tertib memungkinkan tercapainya prestasi akademik mahasiswa yang optimal.

- proses pembelajaran kurang produktif jika tidak didukung media pembelajaran dan teaching aids yang memadai.

Page 178: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

160

No Aspek Kekuatan Kelemahan Peluang Tantangan dengan pengantar bahasa Inggris

- Telah dihasilkan beberapa CD pembelajaran interaktif dalam proses pembelajaran.

- rata-rata waktu penulisan skripsi relatif lama

- sistem pembimbingan skripsi kurang terprogram

- metode pembelajaran tidak didukung media interaktif

9 Suasana akademik

- telah dilaksanakan seminar nasional dan pelatihan analisis instrumen secara rutin

- mahasiswa berprestasi dalam LKTM tingkat wilayah.

- banyak dosen dan staf laboratorium terlibat dalam kegiatan kemahasiswaan

- Beberapa dosen telah melakukan Hibah Pengajaran, termasuk Hibah Pengajaran berbahasa Inggris

- Telah diterbitkan Buku dan CD Life Skill

- Telah dilaksanakan lomba mengajar

- kelompok bidang keahlian dosen belum terkoordinasi dengan baik

- sistem penilaian kurang transparan.

- adanya tawaran program kreatifitas dan lomba karya ilmiah bagi mahasiswa setiap tahun.

- kemandirian mahasiswa dalam mengakses arus informasi ilmiah melalui internet dan jurnal.

Page 179: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

161

No Aspek Kekuatan Kelemahan Peluang Tantangan kimia berbahasa Inggris

10 Sistem Informasi

- Telah dibangun sistem LAN, intranet, dan internet

- Telah memiliki situs akademik komunitas jurusan kimia

- Telah dibangun databasis SIM jurusan kimia, laboratorium kimia, referensi, dan skripsi/TA

- Belum memiliki komputer server - Bandwidth internet masih

termasuk kecil yaitu 128 kbps, sehingga agak lambat dalam akses internet.

- Akses informasi menjadi lebih mudah

- Mahasiswa memiliki ketrampilan dalam bidang IT

- Mendukung proses pembelajaran dan penelitian

- Mengembangkan sistem e-learning.

- Jaringan internet menuntut biaya tinggi dalam pengadaan dan maintenance.

11 Jaminan mutu - Telah disusun SAP, GBPP dan Silabi tiap matakuliah

- Telah disusun kontrak perkuliahan sebanyak 50% dari matakuliah yang ada.

- Tim Penjamin Mutu baru terbentuk di tingkat universitas.

- -

12 Penelitian, publikasi dan Abdimas

- persentase proposal penelitian yang diterima cukup tinggi

- beberapa dosen telah melaksanakan PTK

- Proposal penelitian skala nasional (Penelitian Dasar dan Hibah Bersaing)

Page 180: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

162

No Aspek Kekuatan Kelemahan Peluang Tantangan telah berhasil didanai DP3M).

13 Lulusan - jumlah wisudawan lulus tepat waktu (8 semester) meningkat, beberapa lulusan menduduki jabatan di berbagai instansi di tingkat nasional dan regional

- IPK rata-rata lulusan relatif kurang memuaskan dibandingkan tuntutan pasar kerja

- banyak lulusan yang bekerja di luar disiplin ilmunya

- belum adanya sistem pemantauan lulusan.

- lulusan yang memiliki kemampuan untuk berkontribusi secara global.

- pengangkatan guru PNS tidak proporsional dengan jumlah lulusan.

Page 181: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

163

CATATAN LAPANGAN (C.L. : 17)

OBSERVASI : KEGIATAN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK TEMPAT : LABORATORIUM KIMIA ORGANIK WAKTU : JUMAT, 1 APRIL 2005 KEJADIAN : SUASANA PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

MAHASISWA JURUSAN KIMIA, SEMESTER 2 FMIPA-UNNES SEMARANG

REFLEKSI

1. ARTI PENTINGNYA FOTO Foto ini menunjukkan keteledoran pengawasan dosen pengampu serta

tidak tertibnya mahasiswa dalam melakukan praktikum Kimia Organik.

2. GARIS-GARIS BESAR ARTI FOTO

Foto ini menunjukkan situasi meja praktikum yang berantakan, karena

tas-tas yang berada di atas meja praktikum saat kegiatan praktikum.

3. KAITAN FOTO DENGAN PENELITIAN Foto tersebut relevan dengan sub fokus pengawasan Laboratorium

Kimia Organik. Dari foto tersebut dapat direfleksikan bahwa pengawasan

Dosen Pengampu terhadap ketertiban mahasiswa masih lemah. Dengan

adanya tas-tas di atas meja akan mengganggu jalannya praktikum, misalnya

dalam mengoperasikan alat-alat praktikum seperti terlihat pada foto.

Page 182: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

164

CATATAN LAPANGAN

( C.L. : 01 )

TEKNIK : WAWANCARA

INFORMAN : Bp. DRS. EDY CAHYONO, M.Si

HARI / TANGGAL : KAMIS, 31 MARET 2005

WAKTU : 08.45 – 09.00

TEMPAT : RUANG KETUA JURUSAN

TOPIK : PERENCANAAN LABORATORIUM

KIMIA ORGANIK FMIPA-UNNES

SEMARANG

Bapak Edy Cahyono adalah Ketua Jurusan Kimia sejak tahun 2003.

Sebelumnya pernah menjadi Kepala Laboratorium Kimia. Beliau juga dosen

pengampu praktikum Kimia Organik, cukup tegas, sabar, lemah-lembut, serta

suka pada keindahan tata ruang. Tugas beliau memang padat antara lain rapat-

rapat, melayani dosen dan mahasiswa maupun karyawan. Karena kesibukannya

sehari-hari memang agak sulit untuk mengatur waktu mewawancarai. Namun

dengan penuh kesabaran akhirnya peneliti memperoleh kesepakatan waktu

untuk mewawancarainya. Sebetulnya waktu yang disediakan satu jam, tetapi

karena ada acara rapat mendadak, baru lima belas menit wawancara terpaksa

dihentikan. Beliau bersedia melanjutkan wawancara, dengan menentukan

kesepakatan waktu terlebih dahulu.

Adapun hasil wawancara secara lengkap dapat ditranskipkan sebagai

berikut :

P : Selamat Pagi Pak Edi

KJ : Selamat pagi bu

Page 183: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

165

P : Bp. Edy sebagai KJ pernah sebelumnya sebagai Kepala

Laboratorium Kimia, pengampu praktikum kimia organik. Kalau tidak salah

pada seminar dan lokakarya jurusan kimia pada tanggal 26 Pebruari 2004,

Bapak mengatakan bahwa pengembangan jurusan dilaksanakan dengan

pendekatan Total Quality Management ( TQM ) yaitu dengan pemberdayaan

karyawannya. Bapak berkenan memberikan gambaran pengembangan

laboratorium melalui pemberdayaan personil- personilnya ?

KJ : Insya Allah Bu.

P : Barangkali Bapak dapat merumuskan tujuan yang akan dicapai dalam perencanaan pemberdayaan laboratorium Kimia Organik

KJ : Perencanaan dulu ya Bu. Dalam perencanaan pengembangan laboratorium tidak dapat dipisahkan dengan laboratorium yang merupakan bagian dari jurusan, pengembangannya mestinya harus searah dengan pengembangan jurusan pada lingkup bidang studi. Jadi pada prinsipnya tujuan pemberdayaan laboratorium adalah untuk meningkatkan fungsi pelayanan laboratorium dalam hal pengajaran. Artinya praktikum dan pengabdian masyarakat serta kegiatan-kegiatan mahasiswa.

P : Menurut Bapak bagaimana mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat rencana tersebut.

KJ : Setiap tahun kita melaksanakan evaluasi diri sebagai dasar

untuk menetapkan arah pengembangan program-program yang akan

dilaksanakan tahun berikutnya. Evaluasi Diri yang menyangkut laboratorium

menyangkut aspek sarana prasarana juga kegiatannya, kegiatan perkuliahan

maupun penelitian yang sudah dilaksanakan kemudian juga menyangkut

sumber daya manusia. Kemudian fasilitas-fasilitas pendukung sarana dan

prasarana kita kumpulkan berdasarkan data yang ada, informasi-informasi

dosen dan laboran, teknisi laboratorium, mana yang harus dipertahankan,

mana yang perlu perbaikan dan bagian mana yang harus ditingkatkan dan

dihilangkan. Ini perlu dilaksanakan atau evaluasi diri itu pada dasarnya adalah

analisis SWOT yaitu memperhatikan kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman.

P : Kemudian bagaimana menetapkan perencanan dan memprediksi hambatan ?

KJ : Kalau hambatannya terutama pada manajemennya dulu. Hambatan pada manajemen itu selama laboratorium dikembangkan berdasarkan Kelompok Bidang Keahlian ( KBK ) : Kimia Dasar, Kimia Anorganik,

Page 184: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

166

Kimia Analitik, Alat komputasi, PBM Kimia, Kimia Organik Biokimia. Tetapi pada kenyataannya di UNNES ini satu laboratorium hanya dipimpin oleh satu Kepala Laboratorium. Padahal pengembangan laboratorium pada masa mendatang ini membutuhkan pengembangan didasarkan pada kelompok keahlian pada bidang masing-masing. Tetapi status UNNES masih menggariskan pada setiap jurusan. Ini yang berbeda dari universitas-universitas yang lain. Ketika kita mulai merencanakan langkah ke depan memerlukan masukan-masukan dari pelaksana di laboratorium. Selama sumber daya belum memenuhi kualifikasi yang diharapkan. Teknisi hanya punya satu yaitu teknisi tetap, kemudian ada teknisi honorer berkualifikasi sarjana tetapi alhamdulillah pada tahun ini ada satu teknisi yang masuk tetapi pada tahun-tahun sebelumnya. Laboran kita memiliki empat tetap dan satu laboran honorer. Kualifikasinyapun belum D3, ada satu ST lainnya SD. Ini merupakan hambatan, artinya kalau kita ingin berfikir ke depan mereka ikut membantu. Selama ini kita dibantu oleh pengelola laboratorium, tetapi laboratorium yang dipimpin oleh seorang Dosen pada masing-masing KBK kewenangannya secara formal belum cukup artinya dari sisi status mereka hanya diberi surat tugas dari Dekan, dari sisi ini bagian finansial atau belum digariskan secara tetap di universitas itulah hambatan yang kita alami. Disamping itu rencana ini kalau kita rencanakan pengembangannya berkaitan dengan pendanaan. Pada prinsipnya perencanaan di laboratorium itu kan sumber daya manusia, bahan, alat juga perawatan ( maintenance ), untuk alat kita sulit mendapatkan teknisi yang bisa memperbaiki membantu merawat alat-alat kita yang rusak. Di Semarang ini masih terbatas.

P : Siapa Teknisi untuk Laboratorium Kimia Organik ? KJ : Belum ada. Jadi selama ini hanya ada satu Laboran yaitu

Pak Wiji. Teknisi ini sifatnya masih umum, untuk seluruh laboratorium, tidak per laboratorium, tetapi idealnya bahwa setiap laboratorium punya satu teknisi, kemudian minimal ada satu Laboran.

Situasi bagian depan Lab. KO Laboran : Bpk. Wiji

Habis memasang hasil penelitian mahasiswa

Page 185: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

167

P : Untuk teknisi tidak tetap, siapa ? KJ : Teknisi tidak tetap, masih honorer dari universitas, yaitu saudara Nunik

terutama lebih membantu dalam bidang analisis dan administrasi keuangan laboratorium.

P : Unsur-unsur apa sebagai pendukung dalam perencanaan pemberdayaan laboratorium.

KJ : Selama ini perencanaan masing-masing laboratorium didasarkan musyawarah, masukan-masukan dari Dosen Pengampu praktikum dan selalu kita dengar, kita tindak lanjuti, kita evaluasi dibantu oleh asisten dari mahasiswa, mahasiswa yang mendapatkan beasiswa yang sedang melaksanakan praktikum untuk menjadi asisten praktikum dan membantu pelaksanaan jalannya praktikum.

P : Setelah melakukan evaluasi diri analisis SWOT memprediksikan hambatan-hambatan serta pendukung rencana pemberdayaan Laboratorium Kimia Organik lalu bagaimana menentukan alternatif-alternatif yang ditempuh dalam pelaksanaannya ?

KJ : Alternatifnya dalam hal ini penelitian yang dilakukan Dosen dan mahasiswa lebih berkembang dari perkembangan alam yang ada. Mau tidak mau kita harus menjalin kerjasama dengan laboratorium-laboratorium di luar UNNES ini untuk bisa dapat fasilitas mereka. Misalnya yang bisa kita lakukan setiap setahun sekali bisa mengajak mahasiswa Kimia Murni untuk kuliah praktikum sehari di laboratorium Kimia Organik UGM. Mereka akan diberi materi semacam pelatihan dan interprestasi data-data dengan alat-alat spektroskop, sinar-X. Sebagian alat itu kita tidak punya jadi kita arahkan kesana juga dalam mengatasi ini, kegiatan-kegiatan penelitian juga kita arahkan. Preparasi yang kecil-kecil disini, tetapi kalau tidak bisa ya kita bawa ke UGM, BLKI, Balai Kesehatan di Jawa Tengah, Laboratorium-laboratorium yang sejenis yang ada di Jawa Tengah, Balai Perindustrian, BPOM kemudian laboratorium sekitar Jawa Tengah dan beberapa Dosen yang mengalami kesulitan mendapatkan jasa ini, dapat bekerja sama dengan BPD ini untuk mengatasi kekurangan memang tidak semua alat-alat yang canggih itu harus kita miliki dan konsekuensinya kita harus menyiapkan dana, perawatan, pengadaan yang besar. Yang tidak mungkin dapat kita jangkau dalam waktu dekat, tetapi kita harus punya akses keluar sehingga kebutuhan-kebutuhan dapat tercukupi.

P : Bagaimana Bapak menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam pelaksanaannya. Sekaligus memiliki alternatif yang baik.

KJ : Ya kita tidak boleh berkecil hati, artinya kita akan mengambil langkah yang strategis untuk mengatasi kesulitan ini. Kita mengembangkan Unit pelayanan masyarakat, ini juga sebagai sumber pendanaan. Dana-dana yang dikumpulkan laboratorium ini kita khususkan unit pengadaan laboratorium yang terjangkau. Alat-alat itu harus terencana secara baik sehingga pengadaannya akan lebih bermanfaat. Jadi sementara ini sudah banyak dari PGSM dana-dana sardik, dana-dana SPL yang digunakan untuk pengembangan laboratorium. Sementara ini yang kita fokuskan

Page 186: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

168

adalah laboratorium instrumental dan laboratorium PBM karena laboratorium ini digunakan keseluruhannya, sementara kebutuhan atas teknologi informasi dan media pembelajaran yang ditunjang oleh komputer sangat diperlukan kita fokuskan pada kelengkapan laboratorium PBM komputasi pada dua tahun akhir ini. Tetapi laboratorium kimia organikpun tetap dikembangkan dengan dana yang terbatas. Jadi yang masih belum dilaksanakan adalah dengan adanya alat-alat itu kita meminta pada dosen praktikum untuk merevisi petunjuk praktikumnya sesuai dengan alat yang ada. Jadi jangan sampai alatnya sudah kita kembangkan tetapi praktikum yang dilaksanakan mahasiswa masih konvensional. Jadi setiap tahun revisi praktikum selalu kita lakukan, mengembangkan inovasi materi atau pada materi atau teknik-teknik laboratorium.

P : Terima kasih Bp. Edy. Tadi Bp. Telah mengingatkan saya waktunya sampai jam 09.00 untuk wawancara hari ini. Sekarang sudah jam 09.00. Mau dilanjutkan apa kita akhiri sampai di sini dulu.

KJ : Sementara ini dulu. Lain kali bisa kita lanjutkan lagi ya Bu. P : Baiklah Pak Edy, kami ucapkan banyak terima kasih. Untuk selanjutnya

kami mohon dengan sangat berkenan memberikan informasi yang masih kami perlukan.

Page 187: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

169

CATATAN LAPANGAN

( C.L. : 02 )

TEKNIK : WAWANCARA

INFORMAN : Bp. Dr. SUPARTONO, MS

HARI / TANGGAL : KAMIS, 31 MARET 2005

WAKTU : 09.30 – 10.30

TEMPAT : RUANG DOSEN

TOPIK: PERENCANAAN,

PENGORGANISASIAN, PENGGERAKAN

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

Bapak Supartono adalah Penanggung Jawab Laboratorium Kimia

Organik. Beliau telah menyelesaikan studi S3 di bandung. Perhatian terhadap

perkembangan Laboratorium Kimia Organik sangat besar. Selain Penanggung

Jawab Laboratorium Kimia Organik-Biokimia, Ketua Kelompok Bidang

Keahlian (KBK) bidang Kimia Organik beliau juga Dosen Pengampu praktikum

Kimia Organik.

Beliau menyediakan waktu untuk wawancara hari Kamis, jamnya bisa

pagi bisa siang sebelum jam 13.00 WIB. Karena wawancara dengan Ketua

Jurusan selesai jam 09.00 WIB, maka peneliti menghubungi Bapak Supartono

apakah bersedia diwawancarai, dan beliau bersedia setelah selesai mahasiswa

konsultasi. Peneliti menunggu kira-kira tiga puluh menit. Tepat jam 09.30 WIB

setelah mahasiswa selesai konsultasi, wawancara dapat dimulai.

Adapun hasil wawancara secara lengkap dapat ditranskipkan sebagai

berikut :

Page 188: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

170

P : Selamat pagi Pak Partono. Penanggung jawab Laboratorium.

PJL : Ya terima kasih Bu Titi. P : Bapak sebagai penanggung jawab Laboratorium Kimia

Organik tentunya banyak mengetahui tentang keadaan Laboratorium Kimia

Organik. Untuk itu apakah Bapak berkenan sekedar memberikan gambaran

tentang Laboratorium Kimia Organik. Bapak berkenan ?

PJL : Ooh berkenan sekali.

P : Terima kasih. Bisa kita mulai sekarang ?

PJL : Bisa.

P : Agar Laboratorium Kimia Organik itu lebih berfungsi,

sepertinya Bapak Partono setuju perlu pemberdayaan ( personel-personel )

Laboratorium.

PJL : Ya setuju Bu.

P : Bagaimana merumuskan tujuan yang akan dicapai ?

PJL : Ini yang dimaksud Bu Titi apakah yang sebaiknya,

atau yang ada sekarang.

P : Yang ada sekarang.

PJL : Merumuskan tujuan yang akan dicapai itu tanggung

jawab penuh ada di tangan Kepala atau Ketua Jurusan dalam hal ini Bapak

Kasmui, saya sebagai penanggung jawab hanya sebatas Laboratorium itu bisa

berjalan. Jadi mengenai tujuan yang akan dicapai itu keputusan itu adalah

Kepala Laboratorium.

P : Baik. Bapak juga pengampu praktikum Kimia Organik.

Tentunya berkeinginan juga untuk memperdayakan Laboratorium. Untuk

pemberdayaan Laboratorium tersebut tentunya akan mengalami hambatan,

namun juga ada unsur pendukung. Bagaimana menetapkan perencanaan dan

memprediksi hambatan serta hal-hal yang mendukung.

PJL : Hambatan tentu ada Bu. Pertama-tama kegiatan

Laboratorium Kimia Organik itu sangat padat, belum lagi mahasiswa yang

Page 189: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

171

akan melaksanakan penelitian beberapa zat yang kita usulkan termasuk

peralatan, mengenai realisasi usulan itu tergantung Kepala Laboratorium,

sehingga beberapa usulan mungkin tidak terpenuhi. Sehingga beberapa

praktikum tidak bisa dilaksanakan seperti yang diharapkan. Misalnya mantel

heater yang diperlukan mahasiswa dalam melakukan praktikum isolasi,

destilasi. Nah karena jumlahnya terbatas, hanya tiga yang baik, akhirnya

beberapa cara kita lakukan meskipun itu bisa kita lakukan tapi itu merupakan

kendala alat. Yang kedua juga peralatan-peralatan gelas yang masih sangat

terbatas meskipun sudah berulangkali kita usulkan. Realisasi pengusulan itu

juga sekali lagi sepenuhnya tanggung jawab Kepala Laboratorium dalam hal

ini yang mengelola manajemen Laboratorium dan keuangan. Terus zat-zat

juga begitu sehingga beberapa praktikum perlu kita tinggalkan tidak tuntas. Itu

kendala-kendala dari segi peralatan. Lalu dari segi volume kegiatannya yang

begitu padat dan jumlah mahasiswa. Misalnya mahasiswa sampai jumlah 35 –

40. Padahal Laboratorium kapasitas menurut ukuran ruangnya maksimum 20

orang, sehingga kadang-kadang anak-anak itu ya berjubel.

P : Apakah pelaksanaan praktikum tidak dibuat sift ?

PJL : Kalau mau dibuat sift berarti membuka kelas baru. Hal itu tidak dimungkinkan karena mau tidak mau menambah waktu yang berarti menggeser kegiatan praktikum, sebab yang direvisi tindakannya Jurusan Kimia tetapi Jurusan-jurusan lain seperti Jurusan Fisika, Jurusan Biologi, Jurusan Matematika.

P : Itu hambatannya ya. PJL : Ya, dari segi volumenya pengadaan peralatan yang

terbatas. P : Kemudian unsur apa sebagai pendukungnya ? PJL : Pendukung sementara ini yang dimaksud Bu Titi

barangkali ada kegiatan-kegiatan. Paling dari sumber daya manusianya. Kalau dari Asisten dan Dosen cukup baik. Disamping itu kita dibantu beberapa mahasiswa sebagai asisten mahasiswa. Teknisi satu atau dua cukup Pak Wiji dan Bu Retno.

P : Teknisi disini sama tidak dengan Laboran ? PJL : Selama ini yang ada ya satu. Tetapi memang

sebenarnya teknisi sendiri dan Laboran sendiri.

Page 190: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

172

P : Bagaimana Bapak menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam pelaksanaan setelah memprediksi hambatan serta hal-hal yang mendukung.

PJL : Ya selama ini untuk mengatasi hambatan-hambatan semacam itu dengan peralatan yang terbatas itu maka praktikumnya dilakukan secara berkelompok. Misalkan dalam satu kelas itu 35 orang dijadikan 7 kelompok, masing-masing 5 orang, kalau alatnya ada tiga ya gantian. Jadi sekali waktu mereka setelah menyelesaikan salah satu topik berputar, itu caranya. Beberapa zat yang tidak ada atau tidak dipenuhi oleh Kepala Laboratorium, kalu bisa kita cari penggantinya, mungkin bisa kita tempuh. Tapi kalau tidak ada ya kita tinggal. Kalau mungkin ya kita ganti dengan amyl alkohol. Kenyataannya zatnya tidak ada jadi cenderung untuk ditinggalkan.

P : Begitu ya Pak Partono. PJL : Yaa ( sambil ketawa kecil ) P : Apa masih bisa kita lanjutkan lagi ? PJL : Bisa Bu ( dengan suara yang masih tegar ) P : Terima kasih. Selanjutnya bagaimana mengidentifikasi

pekerjaan ( kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan ) PJL : Selama ini untuk jenis-jenis pekerjaan yang

menyangkut Laboratorium ya sementara ini kita menggunakan fasilitas KBK bidang kelompok keahlian untuk bidang Kimia Organik. Biasanya pada awal-awal semester kita lakukan petemuan untuk kemudian kita mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan oleh Dosen terutama yang mengampu praktikum, lalu untuk kegiatan praktikum terus dibagi kemudian dilakukan asistensi atau tidak perlu pertemuan. Selanjutnya jenis-jenis pekerjaan adalah itu tadi misalnya layanan kepada mahasiswa baik untuk kegiatan praktikum maupun untuk kegiatan penelitian mahasiswa, untuk tugas akhir atau untuk pelayanan kepada masyarakat. Nah pelayanan kepada masyarakat ini dikelola oleh tim khusus yang dalam hal ini diketuai Bu Haryani. Jadi jenis pekerjaannya ada macam-macam tadi. Disamping kegiatan praktikum secara rutin dan kegiatan-kegiatan penelitian mahasiswa yang melakukan tugas akhir dan layanan pada masyarakat dan kemudian Dosen-dosen yang memanfaatkan Laboratorium untuk kegiatan penelitiannya, kita ya walcome saja artinya dipersilahkan, itu atas tanggung jawab dosen itu sendiri bukan tanggung jawab penanggung jawab Laboratorium.

P : Bagaimana menyusun struktur organisasinya ?

PJL : Kalau susunan organisasi di laboratorium Kimia

Organik, hanya penanggung jawab – saya, didalamnya itu ada teknisi dan

laboran. Jadi tidak ada organisasi yang besar. Jadi kita merupakan unsur suatu

organisasi. Jadi jurusan tidak ada organisasi lagi disana, kita hanya

Page 191: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

173

penanggung jawab bertanggung jawab agar laboratoriumnya bisa berjalan,

sepenuhnya tanggung jawab Ketua Laboratorium.

P : Bagaimana Bapak merumuskan wewenang dan tanggung

jawab masing-masing petugas ?

PJL : Yang merumuskan wewenang dan tanggung jawab

laboran dan teknisi sepenuhnya juga ada ditangan Ketua Laboratorium.

P : Demikian juga, bagaimana menyusun staf personilnya ?

PJL : Ya ada di tangan Ketua Laboratorium, sebab

manajemen keseluruhan laboratorium kimia itu ada ditangan Kepala

Laboratorium. Nah saya penanggung jawab hanya sebatas mengatur kegiatan-

kegiatan supaya tidak terganggu.

P : Terima kasih Pak Partono. Apa masih bisa dilanjutkan

wawancara ini ?

PJL : Masih Bu.

P : Bagaimana Bapak memberikan pengarahan dan perintah,

juga motivasi ?

PJL : Untuk menggerakkan staf sebagai penanggung

jawabtidak memberi perintah tetapi lebih bersifat koordinatif. Misalnya saja

untuk suatu semester kita secara koordinatif saja, dengan para tenaga yang ada

di laboratorium apakah itu asisten dosen, dosen apakah teknisi, marilah kita

sama-sama inventarisasi mengenai kegiatan laboratorium yang mungkin

dilakukan termasuk peralatan dan zat-zat yang diperlukan kita lakukan secara

koordinatif. Mengenai motivasi kita harus bersyukur bahwa kita mempunyai

laboratorium yang notabene adalah sebenarnya adalah merupakan jantungnya

kimia. Kondisinya masih memerlukan bantuan kita semua, baik dari pimpinan

tingkat Fakultas, apalagi tingkat Universitas. Jadi motivasinya adalah kita

memperdayakan atau memperhatikan kehidupan dari kegiatan laboratorium itu

sendiri jangan sampai koleb sebagai lembaga pendidikan di perguruan tinggi,

yah kegiatan yang tidak terpisahkan dari jurusan kimia. Kita harus lebih baik

di masa mendatang.

Page 192: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

174

P : Bagaimana mengadakan bimbingan dan pembinaan ?

PJL : Bimbingan dan pembinaan dilakukan institusi

jurusan. Secara organisatoris pembinaan dan bimbingan bagi teknisi maupun

laboran sepenuhnya tanggung jawab jurusan untuk tenaga-tenaga dosen atau

asisten di bawah bimbingan laboratorium atau Kepala Laboratorium.

Sementara itu penanggung jawab laboratorium hanya bertanggung jawab pada

kondisi atau kegiatan akademiknya saja. Misalnya kegiatan praktikum apa

yang diperlukan untuk semacam staf dan sebagainya itu ada di bawah

koordinasi jurusan.

P : Pembinaan atau bimbingan bisa dilakukan di luar UNNES

atau FAKULTAS.

PJL : Di luar UNNES bisa dilakukan kalau ada semacam

pelatihan. Biasanya ada tawaran dari Dirjen Dikti dari institusi yang lain

misalnya saja seperti yang pernah dilakukan di ITB di UPI itu memang diberi

kesempatan untuk mengirim tenaganya, tapi itu adalah tanggung jawab

jurusan atau fakultas. Manajemen keuangannya juga ada di sana Bu. Jadi

kalau toh kita mengirim, jadi berapa biaya yang diperlukan untuk kegiatan

pelatihan itu tanggung jawab jurusan dan fakultas.

P : Bagaimana melaksanakan koordinasi dan menciptakan

hubungan kerja yang harmonis ?

PJL : Selama ini koordinasi yang kita lakukan dengan

cara pertemuan-pertemuan lalu saling isi pendapat begitu, lalu dalam hal ini

hubungan kerja di laboratorium saya rasa sampai saat ini kok tidak ada yang

menjadi kendala, ya harmonis-harmonis begitu saja. Jadi masing-masing

berada pada posisi tanggung jawab masing-masing. Dan saya sebagai

pengampu praktikum Kimia Organik, saya berada di sana, sementara itu

teman-teman yang lain barangkali juga sejenis praktikum Kimia Organik,

tetapi kelas yang berbeda juga, mereka pada posisinya. Jadi kita saling

berkoordinasi dalam kegiatan akademis baik kalau kita ada pertemuan rutin

selalu kita lakukan misalnya pembagian-pembagian, siapa yang harus

Page 193: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

175

menyusun buku ajar atau melakukan penelitian-penelitian seperti juga SPF itu

dari tingkat jurusan atau fakultas itu kita koordinasi pada awal semester.

P : Terima kasih Pak Partono sekarang sudah jam 10.15 menit

apa Pak Partono tidak ada tugas lain ?

PJL : Kali ini saya hentikan disini dulu, bu. Setiap saat

saya siap membantu ibu tetapi ada kesepakatan waktu terlebih dulu.

P : Sekali lagi saya sampaikan terima kasih atas berkenaan

Bapak menerima saya.

Page 194: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

176

CATATAN LAPANGAN ( C.L. : 03 )

TEKNIK : WAWANCARA INFORMAN : DR. SUPARTONO, MS HARI / TANGGAL : KAMIS / 01 APRIL 2005 WAKTU : 09.30 – 10.30 TEMPAT : RUANG DOSEN TOPIK : PENGAWASAN LABORATORIUM

KIMIA ORGANIK Wawancara ini yang kedua lanjutan wawancara sebelumnya. Seperti yang terdahulu sesudah melayani konsultasi mahasiswa, baru menerima peneliti untuk melakukan wawancara. Walaupun habis memberi konsultasi mahasiswa, Bapak DR. Supartono, M.S. dengan sikap ramah namun tegas menerima peneliti. Hasil wawancara dapat disajikan dalam transkrip berikut ini. P : Apakah bisa kita lanjutkan wawancara untuk hari ini.

PJL : Bisa, bisa … bisa Bu P : Bagaimana mengadakan pengamatan kegiatan ? PJL : Untuk pengamatan kegiatan, kita punya kartu

kendali. Karu kendali itu untuk memantau kegiatan-kegiatan mahasiswa dalam melakukan praktikum. Di samping itu kita juga punya papan informasi untuk merekam kegiatan-kegiatan penelitian yang dilakukan baik mahasiswa yang melakukan penelitian tugas akhir maupun teman-teman yang sedang melakukan penelitian. Catatan rekaman kita tulis. Kita memang ada semacam white board untuk mencatat kegiatan-kegiatan penelitian yang dilakukan termasuk mahasiswa dan dosen pembimbingnya. Sehingga bisa kita pantau, sehingga kegiatan-kegiatan itu bisa kita pantau dari sana dan dengan kartu kendali.

P : Bagaimana mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana ?

PJL : Mengukur barangkali terlalu kuantitatif mungkin sulit dilakukan, hanya barangkali membandingkan antara pelaksanaan dengan usulan yang kita lakukan selama ini, perencanaan memang ada Ketua Laboratorium ada di bawah Bp. Kasmui tetapi kami sebagai penanggung jawab laboratorium hanya mengajukan usulan-usulan. Saya hanya bisa membandingkan antara usulan-usulan yang pernah saya berikan kepada Kepala Laboratorium. Pernah saya sebutkan bahwa kita sebagai penanggung jawab laboratorium hanya mengusulkan, realisasi usulan hanya berada di tangan Kepala Laboratorium. Sementara ini kalau saya bandingkan antara yang saya usulkan dengan pelaksanaannya masih belum klop. Barangkali menyangkut masalah pendanaan, untuk laboratorium itu cukup besar.

Page 195: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

177

Peralatan-peralatan maupun zat-zat itu memerlukan dana yang cukup besar. Kita tahu bahwa laboratorium itu adalah jantung kimia. Jadi mau tidak mau laboratorium kimia bagi jurusan kimia adalah nomor satu, jika laboratorium itu kolep maka kita tidak ada suaranya.

P : Pada hari Senin tanggal 28 Maret 2005 saya masuk

laboratorium Kimia Organik. Di situ ada seorang mahasiswa sedang

melakukan penelitian dan terjadi kecelakaan kecil dimana zat dalam erlemeyer

yang sedang dipanaskan itu terbakar. Sedangkan yang berada di dalam

laboratorium hanya ada seorang asisten mahasiswa. Dalam hal ini siapa yang

seharusnya bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa ini ?

PJL : Mestinya kalau mahasiswa itu melakukan tugas

akhir ini sepenuhnya berada pada pembimbingnya. Demikian untuk

penanggung jawab laboratoriun juga memiliki tanggung jawab. Sekali lagi

tanggung jawab penuh adalah berada pada tanggung jawab pembimbing.

Untuk penelitian atau tugas akhir mestinya pembimbingnya memberikan

pengawasan paling tidak dari prosedur yang mereka susun. Jangan sampai zat-

zat yang mudah terbakar bersentuhan dengan peralatan yang mengandung

unsur api. Tanggung jawab dari penanggung jawab laboratorium memang

tidak sepenuhnya pada mahasiswa yang melakukan penelitian. Sepenuhnya

hal seperti itu dari dosen pembimbingnya, kalau itu tugas akhir. Kalau itu

kejadiannya pada saat praktikum ini memang dosen pengampu praktikum.

Saya juga ikut menyesalkan kalau sampai hal itu terjadi mestinya bisa

diantisipasi sebelumnya ketika prosedur yang dibuat mahasiswa itu

dikonsultasikan pada dosen pembimbingnya.

P : Apakah Bp. Partono dalam rapat jurusan mengajukan hal

semacam itu di forum rapat ?

PJL : Hala-hal semacam itu Bu ? Pada rapat jurusan hal

itu tentunya sudah kami kemukakan tetapi sekali lagi bahwa kegiatan dosen-

dosen tidak hanya membimbing praktikum saja tetapi ada kegiatan lain cukup

padat. Yang saya maksudkan di sini dosen-dosen itu mestinya dari segi

prosedural sudah bisa diantisipasi walaupun pengawasan langsung perlu

dilakukan juga. Dan bahkan kalau kegiatan ini secara baik paling tidak secara

Page 196: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

178

periodik dikontrol oleh pembimbing setiap hari Rabu atau setiap hari Senin

harus dikontrol di mana mahasiswa melakukan penelitian.

P : Maaf terhenti karena membalik kaset dulu. Sudah silahkan

dilanjutkan lagi.

PJL : Untuk ke depan, untuk perbaikan pada kondisi

semacam ini sebaiknya manajemen laboratorium itu diserahkan kepada

Kepala Laboratorium bukan penanggung jawab laboratorium. Ketua

Laboratorium di sini satu membawahi enam atau tujuh laboratorium.

Bagaimana bisa menghandel laboratorium kalau kita mengharapkan masing-

masing laboratorium untuk maju. Jadi kedepan sebaiknya tidak ada

penanggung jawab laboratorium tetapi Ketua Laboratorium Kimia Organik,

Kimia Dasar, Kimia Fisika, Kimia Analitik, PBM, Komputasi, Kimia

Anorganik.

P : Kepala Laboratorium itu semua di bawah koordinasi siapa ?

PJL : Di bawah jurusan. [Jadi nanti jurusan itu tidak lagi

membawahi Kepala Laboratorium Kimia begitu tetapi beberapa Kepala

Laboratorium]. Jadi kalau begini ini banyak hal yang menyebabkan hambatan-

hambatan. Seperti usulan-usulan tidak bisa segera direalisasi, alasannya ya

macam-macam. Okelah mungkin dana kurang itu kan ada skala prioritas. Yah

memang itulah sebagai institusi negeri mengandalkan dana pemerintah. Saya

sendiri juga sedang katakanlah ikut prihatin itu tetapi ke depan Insya Allah

dapat mengemukakan hal-hal yang lebih baik. Ada suatu kelebihan kalau itu

bisa dilakukan kalau kita sudah bisa tanggung jawab begitu punya lab yang

bisa diharapkan maka lab-lab itu masing-masing akan bisa hidup dan bisa

menjamin kehidupannya justru itulah kekhasan masing-masing. Nah kalau

begini ini seperti kita terbelenggu. Beda kalau kita misalnya masing-masing

diberi otonomi manajemen, kita akan mempunyai spesifikasi sendiri-sendiri.

Ini lo Kimia Organik. Jasa layanannya kepada pendidikannya apa, kepada

penelitian apa. Jelaslah kalau begini ini hanya katakanlah penanggung jawab

kewenangannya 20 % saja tidak ada. Asal bisa jalan saja begitu.

Page 197: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

179

P : Tidak tertera hitam diatas putih wewenang dan tanggung

jawab penanggung jawab laboratorium.

PJL : Betul, tidak ada hitam diatas putih, putih diatas

hitam hanya halo-halo saja.

P : Sudah banyak yang saya dapatkan dari Bp. Partono

mengenai laboratorium Kimia Organik. Mohon Bapak jelaskan dari beberapa

laboratorium yang ada di jurusan Kimia, keunikan Laboratorium Kimia

Organik itu sebetulnya apa ?

PJL : Sementara ini belum dapat ditonjolkan Bu dari

laboratorium Kimia Organik. Tetapi kedepan harusnya Laboratorium Kimia

Organik itu harusnya lebih bisa berperan dalam pendidikan, layanan

masyarakat, penelitian dan penelitian laboratorium Kimia Organik itu banyak

yang kita lakukan baik layanan masyarakat seperti yang selama ini dilakukan

kita kembangkan lebih baik misalnya layanan analisis bahan makanan

misalnya saja jamu tradisional. Sekarang ini pelayanan di bawah seksi layanan

masyarakat apakah itu bidang Kimia Organik, Kimia Fisika semuanya di

bawah layanan masyarakat. Katakanlah belum spesifik.

P : Jamu tradisional katakanlah empon-empon apakah tidak

termasuk Bio Kimia. Apa sebenarnya beda Kimia Organik dengan Bio Kimia

?

PJL : Betul, untuk Kimia Organik dan Bio Kimia itu

katakanlah sebagai saudara kembarnya. Tetapi yang lebih trend baru ini Kimia

Organik hanyalah sebatas isolasi dari molekul-molekul organik, khususnya

molekul-molekul yang terdapat pada makhluk hidup. Bio Kimia sementara

inihanya terbatas pada kajian kimia segi bio molekul dan fungsinya. Trend

baru yang sekarang ini dikembangkan oleh para ahli baik dari barat maupun di

Indonesia sekarang ini. Ini justru jembatan dari keduanya, kajian dari struktur

dan fungsi ini yang disebut Laboratorium Bio Organik. Kalau kita

menggabungkan atau memberi jembatan diantaranya bio kimia dan Kimia

Organik akan lebih baik kalau lab. Bioorganik. Karena pada lab Bioorganik

Page 198: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

180

kegiatan Kimia Organik masih bisa dilakukan begitu juga penelitian yang

berhubungan dengan Bio Kimia atau justru kajian dari keduanya yaitu dari

struktur dan fungsi.

P : Sementara ini belum diberlakukan lab Bio Kimia di Jurusan

Kimia ?

PJL : Belum. Saya pernah memecahkan itu pada awal

atau pada pertengahan tahun 2003 tetapi paradigma teman-teman belum bisa

diajak kesana, Insya Allah saya berangsur sering memproklamirkan lab Kimia

Organik menjadi lab. Bioorganik dapat dilaksanakan dapat menerima apa

yang saya sampaikan.

P : Pada buku panduan jurusan Kimia sepertinya tercantum lab

Bioorganik tetapi pelaksanaannya di lab sudah dilakukan.

PJL : Masih dalam transisi. Mestinya misalnya bila secara

formal sebagai lab Bioorganik itu tidakberarti Kimia Organiknya hilang.

Kegiatan-kegiatan apa sebagai kegiatan Kimia Organik atau Biokimia masih

bisa dilakukan. Hanya keterbatasan saja kita tidak bisa memisahkan antara

Kimia Organik dan Bio Kimia. Kita hanya punya lab Kimia Organik / Bio

Kimia akan lebih baik kalau hanya satu lab kita namai lab Bio Organik,

begitu. Kegiatan-kegiatan Kimia Organik masih bisa dilakukan, sementara ini

kalau kita ke trend yang baru Bio Kimia Organik juga bisa dilakukan. Tidak

harus Kimia Organik punya sendiri, Bio Kimia punya sendiri tidak harus

begitu tetapi kalau kita punya lab Bio Organik duanya sudah bisa

dilaksanakan.

P : Belum lelah Bapak ?

PJL : Belum Bu. Silahkan diteruskan lagi.

P : Bagaimana lemari asam di lab Kimia Organik, masih

berfungsi atau tidak, blowernya masih jalankah ?

Page 199: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

181

Lemari asam lama

(tidak berfungsi)

Lemari asam (baru)

Page 200: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

182

PJL : Ya, lemari asam yang kita miliki di lab Kimia

Organik ada kerusakan pada sistem blowernya. Untuk mengatasi itu kita

punya laminar pengganti lemari asam. Itu semua sudah saya usulkan /

laporkan kepala lab, tetapi untuk perbaikannya memerlukan cukup dana.

Tidak hanya itu Bu di depan pintu lab Kimia Organik ada hal-hal yang perlu

diperbaiki membukanya juga arah yang tidak benar, sudah saya laporkan

Kepala Laboratorium, Tapi ya itu saja hasilnya.

P : Saya sudah sangat merepotkan Pak Partono terima kasih

kesediaan Bapak meluangkan waktu. Saya mohon dengan sangat mudah-

mudahan Bapak masih berkenan kalaupun kami masih memerlukan

penjelasan.

PJL : Masih Bu. Saya masih selalu membuka pintu

silahkan apa yang masih perlu saya bantu sehubungan dengan saya sebagai

penanggung jawab laboratorium.

Page 201: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

183

CATATAN LAPANGAN ( C.L. : 04 )

TEKNIK : WAWANCARA INFORMAN : DR. SUPARTONO, MS HARI / TANGGAL : JUMAT / 07 APRIL 2005 WAKTU : 09.30 – 11.00 TEMPAT : RUANG PENANGGUNG JAWAB

LB. KO TOPIK : PERANGKAT LABORATORIUM

KIMIA ORGANIK Peneliti datang jam 08.00 saat itu Bp. Partono sedang membimbing praktikum Kimia Organik mahasiswa pendidikan Kimia 2A didampingi asisten dosen Ibu Ratna Dewi K dan seharusnya ditemani Ibu Sri Kadarwati, S.Si. Tetapi Ibu Sri Kadarwati , S.Si tidah hadir karena hamil tua. Dibantu juga asisten mahasiswa Peni Mardiani. Sebelum dimulai wawancara peneliti menyempatkan turut mengamati jalannya praktikum saat-saat mulai praktikum masih terlihat adanya buku dan tas yang berantakan di atas meja praktikum yang sangat mengganggu kecermatan praktikum dan pandangan yang tidak menyedapkan.

Page 202: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

184

Situasi praktikum Meja praktikum penuh tas dan buku yang tidak diperlukan

Karena kurang teraturnya posisi berdiri mahasiswa dan jumlah mahasiswa 33 dengan luas laboratorium yang ada maka ada mahasiswa yang tidak sengaja menyentuh gelas ukur lalu jatuh dan pecah. Semua peristiwa tersebut sempat peneliti ambil gambarnya.

Suasana praktikum KO terlihat berjubel (dari sisi kanan)

Suasana praktikum KO terlihat berjubel (dari sisi belakang)

Page 203: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

185

Tepat jam 09.00 Bp. Partono berkenan untuk diwawancarai. Tempat di ruang

penanggung jawab laboratorium, sementara tugasnya digantikan BP. Drs.

Sudarmin, M.Si yang kebetulan berada di laboratorium Kimia Organik. Bp.

Sudarmin adalah juga dosen pengampu praktikum Kimia Organik, namun saat ini

baru menempuh program S3 di Bandung.

Drs. Sudarmin, M.Si sedang membimbing praktikum

Adapun hasil wawancara secara lengkap bisa ditranskripkan sebagai berikut :

P : Selamat pagi Pak Partono. Saya ingin tahu lebih mengenai keadaan di

Laboratorium Kimia Organik.

DP1 : Yah, selamat pagi Bu Titi. Seperti Ibu ketahui bahwa Laboratorium

Kimia Organik adalah bagian dari Laboratorium Kimia. Sementara di

sini ini adalah ruang penanggung jawab laboratorium, semuanya masih

serba sederhana. Seperti Ibu ketahui kursipun belum ada ( yang dimaksud

Page 204: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

186

adalah kursi yang ada sandarannya ), adanya hanya kursi bulat seperti

kursi untuk praktikum. Sepertinya untuk ruang praktikum ada di sebelah

ini dan ruang untuk peralatan dan ruang-ruang yang digunakan untuk

praktikum mahasiswa. Untuk alat yang sifatnya instrumental oleh kepala

laboratorium ditaruh di ruang instrumen tempatnya jadi satu dengan

laboratorium Kimia Fisika. Sedangkan alat-alat yang dipakai anak-anak

ya alat-alat yang biasa glassware, sentrifuge sederhana dan juga mantel

heater yang jumlahnya sangat terbatas. Juga ada peralatan untuk destilasi

yang sangat konvensional.

P : Microskop ada Pak ?

DP1 : Microskop juga ada, jumlahnya juga tidak terlalu banyak. Tetapi itu

digunakan terutama pengamatan molekul kristal bukan yang menyangkut

pembentukan kristal, mereka harus mengawasi di bawah microskop.

Kebetulan hari ini praktikumnya tidak mengamati bentuk molekul kristal,

jadi tidak kita keluarkan.

P : Alat kamera, serta loupe diperlukan untuk praktikum Kimia Organik.

DP1 : Alat kamera, kita tidak memerlukan itu karena Kimia Organik atau Bio

Kimia tidak memerlukan kamera, yang diperlukan justru spektofotometri.

Alat spektofotometri itu ada di ruang instrumental. Ini sebetulnya

menghambat kegiatan karena kalau ada di ruang instrumen atau di ruang

kimia Fisik kita harus keluar masuk laboratorium fisik yang juga, minta

ijin. Memang agak kacau pengelolaannya. Mestinya kalau memang alat

itu tidak perlu diletakkan ditempat yang jauh begitu. Kalaupun

Page 205: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

187

ditempatkan di ruang instrumental, siapapun yang ingin mengakses atau

memerlukan alat itu tidak perlu ijin dulu pada pengelola Kimia Fisik.

Mestinya secara bebas bisa menggunakan alat itu. Siapapun boleh pakai.

Jadi tidak perlu ijin dulu, kalau orangnya tidak ada, terus terhambat.

P : Di Laboratorium Kimia Dasar adakah hiasan, lukisan atau benda-benda

lain yang ada di laboratorium.

DP1 : Ya kalau lukisan tidak diperlukan, justru yang diprlukan itu hiasan tokoh-

tokoh kimia.

P : Tetapi sepertinya tokoh kimia itu juga tidak ada terpancang.

DP1 : Kebetulan semua itu tidak dimiliki oleh Laboratorium Kimia Organik.

Kalau pun diperlukanya yang diperlukan kimia.

P : Bagaimana kondisi pintu keluar masuk Laboratorium Kimia Organik ?

DP1 : Ada dua pintu dan kedua pintu itu bisa dimanfaatkan untuk masuk

maupun keluar, prinsipnya seharusnya laboratorium yang baik itu pintu

itu membuka keluar dan tidak mengganggu ruang yang lain. Seperti Ibu

ketahui ini sadah betul ( sambil menunjuk pada pintu Laboratorium

Kimia Organik yang kalau dibuka mengganggu ruang lain : di foto

peneliti ) membukanya keluar tetapi kalau dibuka ini mengganggu

ruangan. Ini disainnya juga tidak begitu bagus ( sambil menunjuk kondisi

memasang pintuyang tidak benar / mestinya ini dipindah supaya daun

pintunya tidak menutup jalan untuk ruang yang lain. ( ruang penanggung

jawab laboratorium ) Inipun sudah saya laporkan ke Kepala

Page 206: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

188

Laboratorium setahun yang lalu tetapi juga belum tertangani. Barangkali

nanti perlu mengingatkan lagi.

Page 207: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

189

Terlihat dari arah dalam R. PJL. Bila pintu Kelihatan disini kalau PJL mau

R. PJL dibuka (arah ke dalam), sedangkan keluar, posisinya seperti terlihat pada

pintu lab. KO dibuka (arah keluar) gambar yaitu buka pintu PJL

akan menutupi pintu R. PJL. sambil tutup pintu lab. KO.

P : Selanjutnya Pak. Tadi saya melihat suasana praktikum di laboratorium

Kimia Organik terjadi kecelakaan kecil yaitu alat gelas ukur yang pecah.

Nah bila kecelakaannya agak serius misalnya kebakaran ( mudah-

mudahan hal ini tidak terjadi ) dan saat itu baru ada praktikum yang

Page 208: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

190

jumlahnya cukup besar. Untuk keselamatannya apakah ada pintu

emergency ?

DP1 : Ee …, kita belum mempunyai pintu emergency, yang ada ya itu Bu pintu

kanan kiri ( atau depan dan belakang ) hanya pemanfaatannya kalau ada

kecelakaan yang perlu penanganan khusus sepertinya belum kita miliki.

Jadi masih perlu pembenahan.

P : Laboratorium Kimia Organik terletak di lantai tiga. Nah kalau misalnya

terjadi kecelakaan yang memerlukan penanganan serius, untuk menuju

lantai bawah harus melalui tangga enam putaran. Apakah Bp. Punya

saran atau usulan supaya hal tersebut bisa teratasi dengan baik ?

DP1 : Betul Bu, mestinya yang baik kalau memang menggunakan lantai

semacam ini ada semacam escalator atau semacam lift. Memang biaya

besar. Kalau memang menghendaki biaya tidak besar ya dibuatkan pintu

emergency yang memang spesial digunakan untuk hal-hal semacam

kecelakaan dan tidak campur dengan pintu yang biasa dipakai untuk

keluar masuk. Jadi misalnya perlu penanganan khusus, perlu gerakan

cepat, perlu diberi tempat atau ruangan yang bebas hambatan. Misalnya

jalan untuk turun tidak perlu melalui jalan yang berliku-liku ( enam

putaran ).

P : Di depan laboratorium Kimia Organik ada laboratorium Fisika. Bapak

setuju kalau antara laboratorium Kimia Organik lantai tiga diberi jalan ke

laboratorium fisika lantai tiga. Bagaimana tanggapan Bapak ?

Page 209: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

191

DP1 : Kalau diberi jalan menuju laboratorium fisika bisa saja, tetapi lab fisika

juga ada koordinator sehingga perlu koordinasi yang baik. Justru lalu

lalang mahasiswa itu akan mengganggu kegiatan di laboratorium Fisika.

Atau sebaliknya lalu lalangnya mahasiswa Fisika akan mengganggu

kegiatan laboratorium Kimia Organik.

P : Jenis atap di ruang laboratorium apakah memenuhi syarat ?

DP1 : Memang adanya begini ya memenuhi syarat tidaknya, kalau menurut

saya ada semacam penghisap, bila ada zat-zat yang keluar bisa terserap

keluar, misalnya uap, gas beracun. Jadi tidak mengganggu atau diberi

wayer sehingga terjadi sirkulasi udara di dalam ruangan.

P : Bagaimana fungsi jendela-jendela yang ada di laboratorium Kimia

Organik ?

Situasi jendela Lab. KO sebelah kiri

Page 210: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

192

DP1 : Jendela-jendela cukup, hanya ada jendela yang sulit dibuka karena

kurang dirawat.

P : Kondisi dinding di laboratorium.

DP1 : Dinding tidak masalah, tidak perlu dirisaukan. Tata ruanbg laboratorium

cukup baik cuma karena volume kegiatan di laboratorium cukup padat

kondisi lantai lumayan baik.

P : Bagaimana dengan listriknya.

DP1 : Aliran listrik memang diperlukan. Waktu praktikum sering kali juga

memanfaatkan listrik seperti yang Ibu ketahui pada destilasi tadi

memerlukan mantel heater untuk pemanasannya.

P : Bagaimana pembuangan limbahnya ?

DP1 : Kalau limbah itu kita punya saluran akhirnya menuju septitank yang

berada dibelakang laboratorium. Semua limbah dari laboratorium Kimia

ini menuju ke satu septitank.

P : Perlukah AC untuk laboratorium Kimia Organik.

DP1 : AC alam jadi tidak ada AC nya.

P : Jenis-jenis lemari yang ada di laboratorium ?

Situasi jendela Lab. KO (sebelah kanan).

Bagian atas ventilasi terlihat lemari alat gelas, bahan, mikroskop.

Page 211: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

193

DP1 : Lemari ada di laboratorium saja kebetulan untuk laboratorium tidak

banyak stoknya. Mestinya di laboratorium Kimia Organik ada gudang

penyimpanan alat, ruang untuk preparasi pembuatan pelarut atau reagen-

reagen yang ada ruang pengampu praktikum, ruang peralatan yang

diujung sana itu ( sambil menunjuk ruangannya ).

Page 212: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

194

R. asisten, R. alat, bahan, R. Timbang

Sebelah kiri : R. asisten

Sebelah tengah : R. Alat, alat/bahan

Sebelah kanan : R. timbang

P : Apa itu bukan ruang timbang ?

DP1 : Yaa … mestinya yang ada diujung sana ( sambil menunjuk ruangan )

neraca elektrik yang mestinya kita miliki. Kita sudah ada ruang timbang

dan dimanfaatkan mahasiswa yang melakukan penelitian-penelitian

sampel atau preparatnya terutama yang melakukan tugas akhir supaya

tidak bercampur dengan yang sedang melakukan kegiatan praktikum,

mereka terpaksa memakai ruang itu. Mestinya untuk ruang timbang

tetapi karena falitas neraca elektrik belum ada ya dimanfaatkan untuk

kegiatan penelitian.

Page 213: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

195

P : Untuk kebutuhan listrik cukup di laboratorium Kimia Organik.

DP1 : Mengenai listrik alhamdulillah sudah diperbaiki Ketua Laboratorium

justru kebutuhan air yang menjadi masalah. Untuk kegiatan destilasi

memerlukan pendingin sehingga ini memerlukan air oleh karena itu

sebaiknya air tidak boleh terganggu.

P : Sekarang sudah jam 11.00 sesuai dengan kesepakatan kita untuk

mengakhiri wawancara hari ini. Bagaimana menurut Bapak ?

DP1 : Saya kira benar, bu. Kebetulan ini praktikum juga sudah hampir selesai.

Saya harus menerima laporan sementara hasil praktikum.

P : Terima kasih, selamat bertugas lagi Pak Partono.

Page 214: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

196

CATATAN LAPANGAN ( C.L. : 05 )

TEKNIK : WAWANCARA INFORMAN : DR. SUPARTONO, MS HARI / TANGGAL : JUMAT / 14 APRIL 2005 WAKTU : 09.00 – 10.30 TEMPAT : RUANG PENANGGUNG JAWAB

LB. KO TOPIK : PERANGKAT LABORATORIUM

KIMIA ORGANIK

Seperti biasa peneliti datang jam 08.00 selagi Bapak DR. Supartono, M.S. membimbing praktikum KO. Beliau dibantu Ibu Ratna Dewi. K.ST.M.Si dan Ibu Kadarwati, S.Si dan asisten mahasiswa Peni Mardiane. Tepat jam 09.00 wawancara dimulai dan ini adalah kelanjutan wawancara sebelumnya. Hasil wawancara bisa ditranskripsikan sebagai berikut : P : Ada gangguan masalah air. DP1 : Ya sering. Barangkali jaringannya tidak betul. Perlu menggunakan

pompa yang kuat untuk mudah mengalir ke lantai tiga. Jadi kita perlu mengandalkan dari pusattetapi perlu membuat reservoir yang mudah mengalir ke lantai tiga. Kadang instalasi kurang baik sehingga sering terjadi macet.

P : kondisi seperti ini Fakultas sudah tahu ? DP1 : Mestinya sudah tahu, setiap semester saya sudah melapor kepada Kepala

Laboratorium dan sampai pada jurusan dan Fakultas. P : Bagaimana dengan toilet untuk Laboratorium Kimia Organik ? DP1 : Toilet di laboratorium Kimia Organik ada. Ada disamping ( sambil

menunjuk ) satu tetapi tidak dibedakan untuk dosen dan mahasiswa, hanya dibedakan untuk perempuan dan laki-laki saja.

P : Ruang perbaikan / Workshop di laboratorium Kimia Organik apakah sssudah ada ?

DP1 : Kita tidak punya alat-alat untuk perbaikan workshop. Alat-alat kita yang rusak biasanya dibawa keluar oleh Kepala Laboratorium, misalnya ke UGM. Memang sebaiknya ada semacam ahli yang bisa menghendel beberapa peralatan, terutama peralatan yang ada hubungannya dengan listrik, misalnya mantel heater. Kita juga sudah mencoba memperbaiki tetapi tidak bisa, sudah saya laporkan pada Kepala Laboratorium apakah perlu diganti atau diperbaiki. Menurut saya itu tidak bisa diperbaiki karena mantelnya jadi satu dengan elektrolitnya.

P : Bagaimana penyediaan dana Laboratorium Kimia Organik sepengetahuan Bapak ?

Page 215: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

197

DP1 : Manajemen keuangan itu sepenuhnya ada di Kepala Laboratorim yaitu Bapak Kasmui. Kami sebagai penanggung jawab Laboratorium Kimia Organik bertanggung jawab atas apa yang diperlukan yaitu pengadaan zat dan keuangan ditangan Kepala Laboratorium.

P : Apa Bapak masih bersedia kalau wawancara ini dilanjutkan ? DP1 : Ya, masih bersedia Bu Titi.

P : Mohon penjelasan rapat-rapat yang dilakukan mengenai rapat rutin, rapat

dinas, pembinaan dari dinas ?

Rapat Kelompok Bidang Studi Kimia Organik Di Ruang Pertemuan Jurusan

DP1 : Satu semester kita adakan rapat dua kali, pertama adalah pada awal

semester dan pada pertengahan semester. Pada awal semester dengan

pembagian tugas, sedangkan pada pertengahan semester kita

menginventarisasi kebutuhan untuk kedepan, sambil evaluasi yang telah

kita lakukan setengah semester yang sedang berjalan. Selama ini kita

sudah menjelang pertengahan semester nanti ada pertemuan dari rekan-

rekan kelompok bidang Kimia Organik untuk bisa mengisi kebutuhan

Page 216: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

198

mendatang dan mengevaluasi beberapa kegiatan yang telah kita lakukan

untuk semester ini dan kedepan untuk kita proyeksikan apa saja yang

perlu diperbaiki. Rapat dinas itu dikumpulkan oleh Kepala Laboratorium

sekali dalam satu semester. Itu hanya bersifat informatif artinya yang

menyangkut dana yang mereka habiskan berapa, lalu yang diterima

berapa sambil menampung usulan-usulan dari penanggung jawab. Tapi

sekali lagi usulan itu datang dari penanggung jawab tetapi realisasinya

tetap pada kepala Laboratorium. Kalau Kepala Laboratoriumnya tidak

merealisasi ya penanggung jawab tidak bisa apa-apa. Pembinaan dari

dinas sampai saat ini kok belum pernah saya rasakan. Misalnya dari

Fakultas, dari jurusan itu tidak pernah ada. Yang selama ini saya rasakan

justru dari rekan-rekan itu untuk saling berkoordinasi begitu saja lantas

seandainya perlu kegiatan untuk pelayanan masyarakat melayani

mahasiswa dari tempat lain, kita saling bahu-membahu bagaimana

melaksanakan itu. Dari Akademi Kebidanan Mardi Waluyo dari Ungaran

kita saling bahu-membahu menservis atau melayani kebutuhan-

kebutuhan mereka.

P : Sebelum mahasiswa melakukan praktikum, hal-hal apa yang sebelumnya

perlu diberikan mahasiswa ?

DP1 : Pada kegiatan praktikum ini intinya ada beberapa tahapan. Mereka itu

untuk kesehariannya kita lakukan pre–test. Itu untuk mengetahui

kesiapan mahasiswa menjelang kegiatan praktikum. Tes bentuknya

tertulis soalnya ya dua atau tiga dalam waktu lima belas menit.

Page 217: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

199

Berikutnya setelah dilakukan pre-test dan kita lakukan brifing. Ini kita

maksudkan untuk memberikan pengarahan pada paramahasiswa memberi

hal-hal yang akan dilakukan termasuk juga mohon perhatian jika

menyangkut zat-zat yang berbahaya. Bahkan kalau ada mahasiswa yang

memerlukan pembakaran jangan dekat dengan kompor spiritus sambil

menjelaskan konsep-konsep dasar yang melandasi dari kegiatan

praktikum itu.

P : Kapan dilakukan breifing ?

DP1 : Setiap menjelang praktikum selalu dilakukan breafing, ya tidak lama

sekitar lima belas menit. Paling tidak tiga puluh menit, itu untuk pre-test

sama breafing. Selanjutnya sisa waktu sepenuhnya untuk kegiatan

praktikum sampai ia membuat laporan sementara. Untuk minggu

berikutnya ia harus membuat laporan yang sebenarnya.

P : Apakah dengan pre-test dan persiapan praktikum banyak membantu

kelancaran jalannya praktikum mahasiswa ?

DP1 : Selama ini pada pengalaman tahun-tahun lalu justru mereka terbantu

dengan adanya pre-test sebab persiapan mereka akan lebih baik lalu juga

adaptasi atau penemuan-penemuan konsep akan mereka peroleh. Jadi

setelah pre-test lalu breefing. Breefing itu termasuk membahas pre-test

yang mereka belum paham. Dengan sendirinya kalau mereka salah akan

ketawa-ketawa kecil, karena salah, tetapi kalau benar bangga bahwa dia

benar melakukannya.

Page 218: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

200

P : Bagaimana dengan kegiatan pelayanan masyarakat ?

DP1 : Kegiatan pelayanan masyarakat ada seksi tersendiri. Penanggung jawab

Laboratorium Kimia organik tidak banyak terlibat dalam kegiatan

masyarakat. Tetapi kalau kita terlibat hanya pelayanan semacam kalau

jasa praktikum dari Akademi Kebidanan, kalau mereka tidak punya

laboratorium dan membutuhkan pekerjaan laboratorium kita ikut

membantu seksi pelayanan masyarakat dalam mengampu pelaksanaan

praktikumnya. Tetapi jasa-jasa yang lain seperti analisis sampell itu

sungguh tidak terlibat. Mestinya yang baik itu kalau memang jasa

pelayanan pada masyarakat menyangkut bidang Kimia Organik

diserahkan pada Laboratorium Kimia Organik. Tetapi karena ini struktur

organisasinya dari UNNES begitu, saya tidak bisa berbuat banyak.

P : Bagaimana penempatan peralatan ?

DP1 : Ya, sering saya memberi masukan-masukan sebagai warga jurusan kimia

tetapi kalau berulang kali tidak pernah diterima ya kita akhirnya diamlah.

Yah saya tidak putus asa, masalahnya kemampuan seseorang itu

dicerminkan pada sikap. Jadi kalau mereka mampunya hanya sampai

disitu ya kita tidak bisa apa-apa. Jadi misalnya alat jangan ditaruh di

ruang sana supaya bisa dipakai semua orang, tapi ya tetap ditaruh di

ruang sana. Sehingga orang lain yang akan menggunakan akan kesulitan.

Dia tidak memikirkan sampai disitu, tahunya hanya di sana ada alat dan

ditempatkan di ruang itu ya sudah, ya sudah aman alat itu ditaruh di situ.

Page 219: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

201

Bagaimana alat itu bisa diberdayakan mereka tidak pikir. Ya kita tetap

menghargai mereka.

P : Bapak saya tadi masuk ruang praktikum, terjadi kecelakaan kecil.

Sebetulnya siapa itu yang bertanggung jawab.

DP1 : Mengenai tanggung jawab misalnya ada kecelakaan itu pertama

pengampu praktikum, tetapi kalau mahasiswa yang melakukan penelitian

ya pembimbingnya. Tanggung jawab penanggung jawab laboratorium

memang juga ada tetapi hanya setidaknya itu tadi yang saya sebutkan.

Kerapian, kebersihan saya sebagai penanggung jawab juga ada tetapi

tanggung jawabnya sebatas pada alternatif pemecahannya. Masalahnya

menyangkut manajemen keuangan. Mengenai kerapian dan kebersihan

mestinya juga perlu fasilitas dana sehingga menyangkut keuangan juga.

Saya sebagai pengampu praktikum Kimia Organik, saya juga memberi

perhatian yang penuh sehingga kita bisa melakukan strategi yang perlu

juga termasuk peralatan-peralatan apa yang digunakan mencari alternatif

bila peralatan tersebut tidak mencukupi. Terhadap kecelakaan yang

seharusnya memberikan pertolongan pertama tetapi sebagai penanggung

jawab misalnya pas kebetulan saya tahu saya akan bersihkan dahulu

sebelum orang orang lain melakukan. Seperti kasusnya pernah terjadi

mungkin karena mahasiswa tidak tahan bau amoniak. Karena sya tahu

anak itu langsung saya bawa sama-sama teman lain, saya bawa di ruang

terpisah. Kita tidurkan, kita buka pakaian praktikumnya kemudian semua

pakaian ketat kita longgarkan dengan bantuan Bu Muryati kemudian kita

Page 220: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

202

beri minum sampai beberapa saat sampai siuman, kebetulan anak

tersebut sedang menstruasi.

P : Bagaimana keadaan peralatan PPPK ? Apakah lengkap, maksud saya

cukup untuk mengatasi hal-hal yang sering terjadi di laboratorium Kimia

Dasar ?

DP1 : Ada tetapi di ruang Kepala Laboratorium. Sebaiknya setiap laboratorium

ada sehingga hal-hal itu terjadi siapapun yang nangani bisa

memanfaatkan. Kepala Laboratorium juga kadang-kadang tidak siap

ditempat. Bila kebetulan kita butuh mereka tidak ada ya kacau jadinya.

Hali ini sadah saya sampaikan pada Kepala Laboratorium ya akhirnya

hanya sebatas usul saja tidak sampai pada realisasinya.

P : Jam 10.30 sepertinya Bapak Partono mau membimbing praktikum.

Bagaimana apa wawancara mau dilanjutkan atau dihentikan.

DP1 : Sebaiknya dihentikan dulu, bu. Ini masih ada waktu untuk saya masuk ke

Lab. KO membimbing praktikum. Saya selalu siap sewaktu-waktu

dibutuhkan Bu Titi.

P : Terima kasih Pak.

Page 221: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

203

CATATAN LAPANGAN ( C.L. : 06 )

TEKNIK : WAWANCARA INFORMAN : DR. SUPARTONO, MS HARI / TANGGAL : JUMAT / 21 APRIL 2005 WAKTU : 08.00 – 09.00 TEMPAT : RUANG PENANGGUNG JAWAB

LB. KO TOPIK : PERANGKAT LABORATORIUM

KIMIA ORGANIK Hari ini wawancara dimulai jam 08.00 yang sudah merupakan kesepakatan peneliti dengan Bapak Partono. Dan ini merupakan kelengkapan wawancara sebelumnya. Hari ini tidak ada kegiatan praktikum karena kebetulan mahasiswa sedang pre-test materi praktikum KO. Hasil wawancara secara lengkap bisa ditranskripkan sebagai berikut : P : Selamat pagi pak Partono. Bisa dimulai wawancara hari ini. DP1 : Selamat pagi Bu Titi. Bisa dimulai bu silahkan. P : Bagaimana mencampur zat kimia, menangani zat-zat yang baru, atau zat-

zat yang kurang diketahui ? DP1 : Mencampur zat kimia dilakukan asisten di bawah panduan kita misalnya

mengencerkan asam sulfat, membuat larutan aquabiomata. Tidak diperkenankan mahasiswa membuat sendiri. Beberapa larutan yang dirasa cukup aman misalnua larutan garam mereka membuat sendiri. Kalau larutan itu cukup insklusif atau berbahaya kita siapkan supaya tidak terjadi masalah pada mahasiswa. Zat-zat baru diarsip oleh tenaga laborran kita Pak Wiji. Kalau zat bersifat asam ditaruh di lemari asam. Namun yang berupa padatan juga ditaruh di lemari tersendiri, begitu juga cairan ditempatkan tersendiri. Masalah pembuangan material yang berbahaya, misalnya logam berat kita buang ke reservoar atau bak penampungan. Zat yang tidak berbahaya ya kita buang di bak air, diguyur air dan prinsipnya air mengalir sedangkan untuk tumpukan asam kita bersihkan, kita sentor dengan air, demikian juga basa. Sedangkan untuk minyak asal bukan oli kita bersihkan dengan pelarut tertentu misalnya etanol teknis cukup aman tidak mengganggu lingkungan. Untuk zat yang berbahaya itu kita buang direservoir.

P : Sampai jam berapa saya diberi waktu ? DP1 : Sampai jam 11.00 Bu, karena ini hari Jumat.

Page 222: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

204

P : Baiklah untuk zat-zat yang tidak berbahaya dimana pembuangannya. DP1 : Zat yang tidak berbahaya dibuang diwastafel lalu cukup diguyur Bu

secukupnya. P : Apa tidak terjadi penyumbatan di wastafel ?

Bentuk wastafel terlihat di depan

DP1 : Zat-zat yang tidak berbahaya seperti lar gula, lar garam itu prinsipnya air

harus mengalir. Kalau tidak mengalir ya tidak boleh membuang disitu.

Bahan-bahan yang kasar, dedaunan bisa dibuang di tempat sampah.

P : Ada alat pemadam kebakaran. Bagaimana pemanfaatannya ?

DP1 : Ada di ruang laboratorium. Itu sudah beberapa tahun yang lalu tidak

pernah diisi. Ya sudah saya laporkan ya itu sih murah tetapi kadang-

kadang menjadi hal yang mahal.

P : Berapa jumlah laborat maupun teknisi yang ada di Laboratorium Kimia

Organik ?

Page 223: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

205

DP1 : Sebagai laborat Pak Wiji dan sebagai teknisi Bu Retno. Malah ada

asisten mahasiswa tiga.

P : Saya lihat tadi tiga ruang ya berada di laboratorium Kimia Organik

kelihatan tidak rapi misalnya dos-dos yang berantakan baik di atas lemari

maupun di lantai.

Page 224: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

206

Diatas rak terdapat dos-dos tidak terpakai.

Rak alat-alat gelas (di ruang bahan/alat)

Di atas lemari terlihat dos tidak terpakai (di ruang alat-bahan)

Page 225: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

207

Di ruang timbang terlihat barang-barang yang berserakan

DP1 : Memang tidak bisa rapi saat sedang dilaksanakan praktikum tetapi bila

kegiatan telah selesai kita rapikan lagi.

P : Bagaimana kesejahteraan karyawan atau laboran ?

DP1 : Kesejahteraan harusnya ada susu dan kacang hijau. Mau tidak mau orang

yang bekerja di laboratorium Kimia Organik yang seharusnya seminggu

tiga kali ya tidak terlalu mewah.

P : Ada insentif untuk tenaga laboran atau teknisi. Maaf ini termasuk Bapak

Partono apa mendapat insentif ?

DP1 : Selama ini insentif tenaga laboran dan teknisi itu ada dari jurusan. Hanya

besarnya yang saya tidak tahu. Sebab pada waktu rapat Ketua Jurusan

tidak pernah menginformasikan pada kita semua. Penanggung jawab

Page 226: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

208

laboratorium insentifnya tidak ada yang ada hanya semacam cindera

mata setahun sekali.

P : Semacam hadiah lebaran begitu.

DP1 : Ya mungkin semacam itu bukan bentuk uang, sampai sekarang.

P : Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan Bapak untuk

memberdayakan Laboratorium Kimia Organik ?

DP1 : Maksud saya kalau mau mengadalkan kondisi keuangan institusi baik itu

tingkat jurusan maupun universitas itu terlalu lama untuk mengharapkan

idealisme yang kita miliki. Kedepan kita mencoba untuk mengajukan

proposal atau hibah. Kalau proposal bisa terloloskan terealisasi maka itu

sedikit demi sedikit laboratorium kimia organik kita benahi baik melalui

segi peralatannya yang sangat terbatas. Nah apalagi teknisi dan laboran

dapat terlibat dalam kegiatan hibah mereka ikut mendapatkan insentif

atau kesejahteraan.

P : Apakah sudah pernah mengajukan hibah ?

DP1 : Kemarin kita baru mencoba mengajukan hibah properti untuk mencoba

menghidupkan laboratorium Kimia Organik, tetapi baru pada tahap

evaluasi awal ternyata pada finalnya ada beberapa yang tidak disetujui

oleh Dirjen Dikti, sehingga kita mau tidak mau harus mengalah dulu, kita

tidak bisa menerima hibah. Saya sebagai penanggung jawab laboratorium

saya untuk tahun ini mencoba untuk mengajukan proposal dan insya

Allah kalau saya berhasil teman-teman yang lain mencoba untuk hal

Page 227: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

209

yang sama sehingga makin ramai laboratorium Kimia Organik dan

semakin menjadi baik.

P : Apakah laboratorium Kimia Organik saja yang baru mengajukan hibah ?

DP1 : Setahu saya begitu laboratorium lain belum berpikir begitu, menurut

pengamatan saya hal itu perlu dilakukan, terutama sebagai penanggung

jawab saya harus memiliki bentuk yaitu peduli laboratorium, supaya bisa

berfungsi seperti laboratorium yang lain. Saya juga tidak hanya satu

bentuk tanggung jawab juga yang berarti menunjukkan pada masyarakat

bahwa kita bisa seperti jurusan kimia di Perguruan Tinggi yang lain.

P : Apa usaha Bapak Partono yang diandalkan untuk mengembangkan

laboratorium Kimia Organik ?

DP1 : Ya paling tidak karena saya diserahi sebagai pengelola atau penanggung

jawab, ya salah satu tanggung jawab saya adalah supaya laboratorium

Kimia Organik itu tidak kolep bisa berjalan seperti yang diharapkan, jadi

contoh laboratorium yang lain di jurusan kimia ini.

P : Bagaimana bila Pak Partono menduduki jabatan struktural lupakah pada

laboratorium Kimia Organik ?

DP1 : Bukan begitu siapapun nanti orangnya, seandainya ada yang

menggantikan saya di sini saya tetap akan mengajukan proposal untuk

kemajuan laboratorium Kimia Organik. Saya punya tanggung jawab

moral. Dan proposal itu bersifat kompetensi dan ini diseluruh Indonesia.

Kalau proposal cukup baik ya itu akan lolos.

Page 228: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

210

P : Bagaimana kondisi dosen pengampu praktikum Kimia Organik ?

DP1 : Dosen pengampu umumnya sudah S2, malah saya sarankan untuk

melanjutkan S3. Kalau sekedar pengampu praktikum, sudah cukup untuk

institusi yang baik, sehingga seorang dosen itu S3 sudah harus ditangani

dan sukur bisa jadi Guru Besar.

P : Yakinkah Bapak kalau sudah S2 tidak lupa atau harus meninggalkan hal-

hal yang kecil ini ?

DP1 : Harusnya tidak lupa, justru malah jangan sampai kegiatan mengampu

praktikum saya dilepas. Paling tidak seminggu sekali supaya saya tahu

pasti kondisi laboratoriumnya itu bagaimana.

P : Yang saya harapkan demikian sehingga laboratorium Kimia Organik

lebih dewasa dan lebih bisa diberdayakan.

DP1 : Betul demikian Bu Titi, walaupun pengampu praktikum semua sudah S2

tetapi usia menentukan juga untuk pendewasaan laboratorium Kimia

Organik.

P : Terima kasih sementara saya akhiri dulu sampai di sini.

Page 229: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

211

CATATAN LAPANGAN

(C.L. : 07) TEKNIK : WAWANCARA INFORMAN : Bp. Drs. EDY CAHYONO, MSi HARI/TGL : SENIN, 04 - 04 - 05 TEMPAT : RUANG KETUA JURUSAN WAKTU : 12.00 - 13.00

TOPIK : PENGORGANISASIAN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

Bp. Edy Cahyono adalah dosen pengampu praktikum Kimia Organik. Beliau juga sebagai Ketua Jurusan Kimia maka pada pagi hari ini sampai jam 12.00 ada kesibukan di jurusan, maka wawancara baru bisa dimulai jam 12.00 siang. Setelah sholat Dzuhur beliau baru bisa diwawancarai. Adapun hasil wawancara dapat ditranskripkan sebagai berikut :

P : Kelihatannya Pak Edy lelah sekali dari jam 07.00 sampai

jam 12.00 siap di jurusan melakukan tugas rutin. Tetapi saya harapkan

mudah-mudahan pak Edy masih siap untuk memberikan gambaran

mengenai laboratorium Kimia Organik. Siap pak Edy

KJ : Siap bu P : Terima kasih

Bagaimana mengidentifikasi pekerjaan atau kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan untuk pemberdayaan laboratorium Kimia Organik.

KJ : Untuk mengidentifikasi pekerjaan atau kegiatan yang diperlukan tentu berhubungan dengan tujuan itu yaitu tujuan a, b, c dari tujuan yang direncanakan itu. Tentu, disesuaikan dengan sumber daya yang ada misalnya dalam perencanaan dan kegiatan yang dilakukan : inventarisasi alat dan bahan sementara ini belum dilakukan dengan baik maka kegiatan yang dilakukan lebih dulu adalah bagaimana melakukan inventarisasi. Inventarisasi ini tidak bisa dilakukan oleh laboran sendiri, karena kemampuannya. Sedangkan inventarisasi yang dilakukan laboratorium kimia ini inventarisasinya sudah dibantu oleh komputer. Untuk itu dalam pelaksanaan kegiatan perencanaan dibantu oleh dosen muda. Kebetulan pada kegiatan DP4 usulan alat dan bahan (zat organik juga merupakan usulan hibah inventarisasi alat dan bahan, kemudian juga pengadaan manual. Jadi sementara laborannya cuma satu sementara

Page 230: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

212

teknisi-teknisinya masih menjalankan tugas lain maka menginventarisasi dan mengidentifikasi tugas-tugas itu. Tugas dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Jangka pendek yang sedang dilakukan terutama inventarisasi, pengadaan manual, pemenuhan alat untuk praktikum dan penataan alat, penyimpanan alat, dan masalah keselamatan kerja. Karena terbatasnya sumber daya yang ada kita dibantu oleh teknisi dan laboran. Seringkali kepala laboratorium itu harus terjun sendiri. Untuk alat keselamatan kerja itu kepala laboratorium sendiri yang berusaha untuk mendapatkannya. Demikian juga untuk inventarisasi kepala laboratorium sendiri harus membuat rancangan teknisnya biasanya dilakukan oleh dosen-dosen dan laboran.

P : Selain itu revisi petunjuk praktikum yang dilaksanakan laboran. Jadi setiap tahun kita lakukan revisi kegiatan praktikum, misalnya kesalahan cetak hal-hal yang tidak bisa dilaksanakan karena tidak ada alat-alat atau tidak ada bahan, juga bila ada tambahan alat yang baru. Pengadaan alat dengan persetujuan dari ketua KBK (Kepala bidang keahlian), jadi yang saya lakukan dulu setiap dalam rapat dengan dosen pembimbing praktikum dengan ketua KBK itu dilakukan musyawarah. Setelah pengadaannya biasanya kepala laboratorium membuat daftar kebutuhan yang disebarkan pada bidang supplier. Dari situ kita dapatkan harga yang lebih murah dari yang lain yang kita sepakati. Hampir setiap kegiatan terfokus dan tergantung pada kepala laboratorium. Untuk pembagian tugas belum berlangsung dengan baik kita sudah berusaha mendapatkan informasi sebanyak mungkin dan penanggung jawab praktikum.

P : Bagaimana menyusun organisasi, agar semua personelnya dapat diberdayakan

KJ : Jadi kalau kita melihat kenyataan yang ada adalah satu laboran satu penanggung jawab kemudian dosen muda yang dimintai membantu mengelola laboratorium dan kepala laboratorium. Jadi laboratorium Kimia Organik ini adalah satu bagian dari enam laboratorium kimia lain misal laboratorium kimia fisik dan sebagainya. Struktur organisasi saya rasa idealnya kalau kita mau berkembang dengan baik mestinya satu laboratorium itu ada satu kepala laboratorium, satu teknisi dan kemudian dibantu oleh asisten kimia. Kenyataan yang sekarang ada laboratorium itu hanya ada satu kepala laboratorium yang mengelola seluruh laboratorium. Kita sedang berusaha untuk bagaimana agar masing-masing laboratorium itu bisa mandiri. Sekarang yang kita lakukan meneruskan yang saya lakukan dan bagaimana melengkapi alat dan sifatnya penyimpanan alat-alat dan bahan itu terpusat kita distribusikan pada masing-masing laboratorium setelah itu dilakukan termasuk inventarisasi pada masing-masing laboratorium berjalan. Kita dalam waktu yang pendek ini akan mencoba melakukan pengelolaan atau reorganisasi. Kepala laboratorium itu mestinya per laboratorium. Oleh karena pendanaan dan statuta UNNES

Page 231: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

213

sendiri tapi kita akan coba lakukan masing-masing laboratorium itu kita tata untuk inventarisasi alat dan bahan. Jadi untuk kegiatan parktikum saja sudah mandiri. Tetapi sementara seperti sekarang ini di mana sumber sana terbatas, pengadaan alat juga belum bisa kita suplier masih kita lakukan dengan cara prioritas alat apa yang kita utamakan jadi tidak semua kita bisa membelikan.

P : Kok belum saya dengar Bp. menyinggung mengenai penanggung jawab laboratorium ?

KJ : Penanggung jawab laboratorium itu merangkap ketua KBK. Penanggung jawab laboratorium itu mestinya kewenangannya melakukan perencanaan, melakukan usulan-usulan, pembenahan termasuk mengontrol kegiatan-kegiatan yang ada di laboratorium. Sementara ini memang belum bekerja dengan baik. Karena memang struktur organisasinya yang terutama. Tugas masing-masing penanggung jawab laboratorium itu karena merangkap sebagai ketua KBK fokus pada kegiatan di laboratorium jadi sementara ini yang masih banyak berperan kepala laboratorium. Dalam waktu yang akan datang akan kita pekerjakan penanggung jawab laboratorium itu diberi wewenang penuh mengelola alat, bahan, merencanakan, merevisi, mengembangkan arah penelitian di laboratorium, mengembangkan bahan ajar KBK yang sesuai.

P : Personel-personel laboratorium itu yaitu Kepala laboratorium, penanggung jawab laboratorium, teknisi, laboran, mengenai wewenang dan tanggung jawab apa sudah tertuang hitam di atas putih

KJ : Wewenang dan tanggung jawab kalau sebagai laboran, teknisi, sebagai kepala laboratorium, memang secara struktural ada. Tetapi kalau penanggung jawab laboratorium ini semi formal memang ada surat tugas dari dekan tetapi karena kita sendiri masih kesulitan untuk mengkoordinasi peran serta penangung jawab laboratorium ini memang belum optimal, ya memang strukturalnya secara resmi belum ada. Ini hanya embrio kalau suatu saat masing-masing laboratorium itu fungsi penanggung jawab laboratorium itu seperti fungsi kepala laboratorium yang sekarang. Pada suatu saat kepala laboratorium itu koordinator fungsi penanggung jawab laboratorium yang sekarang itu sama dengan fungsi kepala laboratorium

P : Kapan ketua jurusan itu membawahi beberapa ketua laboratorium KJ : Ya ..., sebab yang ideal untuk masa-masa yang akan datang, Ketua

Jurusan, lalu ada Ketua Prodi, ada Sekretaris Jurusan, dibawahnya sejajar dengan Ketua Prodi itu adalah kepala laboratorium. Kepala laboratorium itu mengkoordinir semua penanggung jawab laboratorium. Kepala laboratorium sekarang ini nanti fungsinya sebagai koordinator. Masing-masing penanggung jawab laboratorium itu nantinya kepala laboratorium. Kepala laboratorium Kimia Organik dan seterusnya, tetapi

Page 232: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

214

sementara ini karena belum resmi namanya ya penanggung jawab laboratorium.

P : Itu kapan ya kira-kira bisa dilaksanakan. Kalau itu bisa dilaksanakan mestinya laboratorium Kimia Organik bisa diberdayakan secara optimal. Tidak hanya laboratorium Kimia Organik tetapi laboratorium kimia yang lain.

KJ : Saya perkirakan dengan ketua laboratorium untuk menata struktur semacam itu kira-kira dua tahun lagi. Setelah pemberdayaannya cukup atau dosen-dosen siap untuk membantu pada masing-masing laboratorium. Kemudian nanti sifatnya karena tugasnya organisasi dari universitas yang ada hanya satu kepala laboratorium. Saya kira saya tidak bisa menentukan kapan tetapi jurusan secara intern sudah ada rencana kesana. Penanggung jawab laboratorium sifatnya masih memberi saran, masukan kepada kepala laboratorium. Tetapi suatu saat mesti tahun kedua setelah masing-masing laboratorium tertata kita akan memfungsikan penanggung jawab laboratorium itu benar-benar sebagai kepala laboratorium. Kita kan baru satu tahun ini sebagai ketua jurusan. Tugas penanggung jawab tersebut ya merencana, mengelola, mengawasi, mengelola keuangan, pengembangan kita serahkan pada masing-masing laboratorium. Sekarang ini lingkupnya masih terlalu kecil masih bisa dikelola satu kepala laboratorium.

P : Bagaimana memberi bimbingan atau pengarahan, maupun mengevaluasi pada personel-personel laboratorium maupun dosen pengampu laboratorium, agar fungsi laboratorium Kimia Organik bisa optimal.

KJ : Kenyataan laboran kita itu lulusan teknik belum mempunyai keterampilan yang baik, kita tidak bisa memaksakan target-target tertentu pada mereka tetapi cara pemberdayaannya adalah dari apa yang mereka bisa, misalnya pak Wiji mempunyai keterampilan melaksanakan kegiatan eksperimen di laboratorium kemudian membantu melaksanakan analisis prosemat yang kita kembangkan. Jadi dengan cara mengikutsertakan laboran itu dengan kegiatan-kegiatan penelitian dosen.

P : Saya dengar tadi pak Wiji sebagai laboran. Dia bisa sebagai teknisi ? KJ : Oh tidak P : Bagaimana ruang perbaikan atau workshop laboratorium Kimia Organik KJ : Belum ada, tetapi namanya untuk reparasi atau perbaikan atau tugas

teknisi tidak harus kerja di bengkel. Jadi perbaikan gelas, kalibrasi, alat-alat elektronik tidak perlu punya bengkel tertentu. Karena alat-alat itu berada di tempat, tidak bergeser, tidak di gudangkan. Jadi bisa diperbaiki di tempat itu.

P : Kalau begitu saat ini kita belum perlu punya ruang perbaikan atau workshop

KJ : Tetapi untuk tahun 2006 kita akan merencanakan ada bengkel gelas tetapi kesulitan untuk meletakkan tempatnya. Tempat yang sekarang ini tidak cukup untuk menampung kegiatan tambahan. Kalau nanti ada

Page 233: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

215

bengkel gelas akan kita usahakan, tapi ini mendesak karena sementara di laboratorium di Semarang ini belum ada bengkel gelas.

P : Apakah di seluruh Semarang belum ada yang punya bengkel gelas KJ : Setahu saya yang ada di Yogya saja. Nanti kita bisa mengembangkan itu

saya rasa lebih baik. Tetapi teknisi pekerjaannya tidak hanya memperbaiki

P : Pak Edy sangat profesional dalam pengelolaan manajemen laboratorium. Karena pak Edi sekarang sebagai Ketua Jurusan, sebagai pengampu praktikum Kimia Organik, juga sebelumnya sebagai Kepala Laboratorium. Dalam pemberdayaan laboratorium ini pembinaan atau bimbingan apa yang perlu dilakukan.

KJ : Kalau saya profesional sih tidak tetapi saya hanya belajar dari pengalaman-pengalaman saya hanya belajar dengan pelatihan dari Dikti. Lebih dari itu saya hanya melihat, merancang, mengangankan kemudian melaksanakan. Tidak ada pendidikan khusus bagi pengelola laboratorium ya bu. Tetapi bagi teknisi dan laboran pengembangan keterampilan kita usahakan. Pernah dikirim ke UPI, ke ITB selama 1 bulan, 2 bulan atau tiga bulan untuk pak Wiji dan bu Retno (teknisi/laboran). Selain itu pelatihan pengelolaan alat dan pengelolaan bahan dan praktikum. Kemudian pernah hampir setiap tahun dalam jurusan kimia seperti kita ajak mereka sehari melakukan pelatihan di Balai Kesehatan. Balai kesehatan itu laboratnya Depkes. Di samping itu juga di tahun ini 2005 direncanakan untuk mengirim penanggung jawab Kimia Dasar dan Kepala Laboratorium untuk melakukan magang pengelolaan laboratorium di UGM, UNS. Kita juga merencanakan mengirim laboran dan teknisi untuk melaksanakan pelatihan.

P : Bagaimana dengan dosen pengampu praktikum KJ : Dosen pengampunya hampir semua sudah berpendidikan S2 maka

memiliki kemampuan melaksanakan pembimbingan praktikum di laboratorium. Kita juga sudah mengirim dosennya melakukan pelatihan instrumentasi di UGM juga kursus komputer di lembaga kursus komputer. Dan dosen sudah melatih mahasiswa kita sendiri dengan melaksanakan melatih instrumentasi itu mereka sudah turut belajar. Tiap ada alat baru memang kita coba untuk sosialisasi. Juga pernah kita melakukan pelatihan keselamatan kerja dengan mengundang dari dinas kebakaran Semarang. Kemudian pakar dari UGM bisa untuk laboran maupun dosen. Semua kita coba kembangkan kemampuan masing-masing dengan kondisi laboratorium yang memungkinkan. Kalau semacam studi banding hampir semua dosen dan penanggung jawab laboratorium kita ikutkan dengan kegiatan serupa sehingga bisa membandingkan antara laboratorium kita dengan laboratorium yang

Page 234: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

216

sudah maju sehingga kita bisa mengembangkan laboratorium kita ke arah mana.

P : Bagaimana laboratorium Kimia Organik kalau dibandingkan dengan laboratorium di UGM maupun UPI

KJ : Pengelolaannya saya kira laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES tidak begitu ketinggalan. Kekurangan kita adalah pada organisasinya seperti di UGM laboratorium Kimia Organik mempunyai satu kepala laboratorium. Kemudian yang lain adalah di tempat kita hanya ada satu laboran dan satu teknisi. Di UGM satu laboratorium ada sekitar 4 laboran dan satu administrasi. Kemudian saat kita rasakan kekurangannya adalah alat instrumentasi. Alat-alat yang besar itu kita masih terbatas

P : Bagaimana laboratorium Kimia Organik dibandingkan dengan laboratorium Kimia UNDIP

KJ : Kalau dengan laboratorium Kimia UNDIP Insya Allah kita tidak ketinggalan. Dengan UGM, ITB kita masih jauh, tetapi artinya kita tidak. Kalau Organiknya sendiri kita masih kecil, masih pekerjaan yang harus dilakukan terutama mengenai pengadaan alat. Ini sangat sulit kalau tidak dibantu dari pemerintah. Ciri-ciri alat-alat organik, instrumen itukan mahal-mahal. Misalnya IR sampai lima ratus juta. Itu kalau hanya mengandalkan dana-dana dari jurusan, tidak ada komitmen universitas kita akan selalu begitu.

P : Di jurusan kimia ada dua doktor, Prof empat, lalu satu doktor dari luar negeri. Apa itu belum mendukung apabila lab organik kita setaraf dengan laboratorium di Yogya ?

KJ : Kita masih terbatas Prof, Dr nya. Karena kalau sudah Prof Dr itu kegiatan di laboratoriumnya berkurang, karena mereka sibuk dengan kegiatan struktural, kegiatan senat dsb. Sehingga kegiatan di laboratorium sangat berkurang. Itulah perbedaannya dengan laboratorium Kimia Organik di UGM. Itu juga kritik kita sendiri. Di UGM, ITB mereka rumahnya adalah laboratorium. Prinsipnya kalau kita ruang dosen disini, ruang laboratorium disana, ruang pengajar jadi tidak menyatu di laboratorium jadi misalnya seseorang gelar Dr, Prof jarang mereka melakukan kegiatan di laboratorium. Bahkan cenderung meninggalkan laboratorium itu yang kita prihatinkan.

P : Bagaimana bapak memberdayakan personel laboratorium termasuk dosen pengampu praktek termasuk Prof atau doktornya, demi pengembangan laboratorium Kimia Organik

KJ : Ya, bu Titi kita memberikan ruang, memberikan tempat, memberikan kesempatan, mengajak apa yang kita lakukan yang bisa kita lakukan. Sekarang ini adalah mendorong dosen muda, para doktor untuk bisa memproduksi proposal mengajukan ke Dikti ke program-program lain. Kalau mereka mengajukan hibah dalam jumlah kecil atau besar, mesti

Page 235: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

217

laboratorium akan ramai. Jadi penelitian itu kita dorong untuk memaanfaatkan kita.

P : Jadi dengan mengajukan proposal dapat mengembangkan laboratorium Kimia Organik ya

KJ : Jadi dalam mengembangkan laboratorium mulai terarah. Jadi mungkin doktor-doktor muda seperti pak Partono itu masih konsens terhadap penelitian. Penelitian laboratorium kan jarang sekali kita. Kita masih berharap mudah-mudahan pak Partono mulai dengan grand yang membiayai penelitian dengan demikian mau tidak mau akan berkecimpung di laboratorium, tetapi kalau tidak ada penelitian hanya sekedar praktikum pengembangan laboratorium tidak akan berkembang dengan cepat. Tetapi kalau dosen-dosen banyak melakukan penelitian apakah itu dosen muda melibatkan mahasiswa melibatkan laborat itu akan berkembang dengan sendirinya.

P : Sepertinya di luar sudah ada beberapa yang akan menghadap Bapak Edy. Waktu menunjukkan jam 12.40. Bagaimana melanjutkan wawancara ini

KJ : Sebaiknya dihentikan dulu bu, besuk pagi setelah sholat dzuhur kita bisa lanjutkan lagi

P : Terima kasih pak Edy, selamat siang.

Page 236: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

218

CATATAN LAPANGAN

(C.L. : 08) TEKNIK : WAWANCARA INFORMAN : Bp. Drs. EDY CAHYONO, MSi HARI/TGL : SELASA, 05 - 04 - 05 TEMPAT : RUANG KETUA JURUSAN WAKTU : 13.00 - 14.00 TOPIK : PENGGERAKAN LABORATORIUM

KIMIA ORGANIK Sesuai kesepakatan peneliti dengan pak Edy, maka wawancara dilakukan di ruang Ketua Jurusan agar suasana tenang. Wawancara ini dimulai jam 13.05 merupakan kelanjutan wawancara sebelumnya. P : Apa bapak Edy sudah siap untuk memberikan penjelasan, Oo iya

Selamat siang pak Edy KJ : Selamat siang bu Titi, saya sudah siap

P : Apakah dosen kimia pernah mengajukan proposal hibah ?

KJ : Yang saya ketahui kalau di Kimia Organik saya rasa cukup produktif sementara ini dosen muda sudah sering dapat seperti saya sendiri, bu Nanik, pak Darmin sudah pernah dapat

P : Bagaimana untuk pengembangan laboratorium Kimia Organik KJ : Penelitian Kimia Organik alomalies mengembangkan

laboratorium Kimia Organik. Laboratorium tidak perlu diteliti menurut

saya, atau perlu sebatas melakukan evaluasi kegiatan di laboratorium.

Laboratorium itu rohnya adalah penelitian itu. Selama tidak ada penelitian

atau praktikum di laboratorium ya seperti laboratorium di sekolah. Tetapi

bila ada penelitian dosen - mahasiswa praktikum itu akan hidup sendiri.

Oleh karena itu kita setiap tahun melakukan atau memfasilitasi kegiatan-

kegiatan nasional untuk mengirim dosen mengikuti seminar keluar kota,

atau workshop. Itu tujuannya agar laboratorium nantinya akan berkembang

Page 237: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

219

dengan sendirinya. Kalau dalam suatu laboratorium tidak ada penelitian

menurut saya seperti laboratorium ....

P : Apa maksud pengembangan laboratorium, mohon penjelasan ! KJ : Pengembangan dapat dilihat dari beberapa sisi, misalnya pengembangan

bisa menyangkut sumber daya, kemudian pengembangan menyangkut aktivitas. Pengembangan menyangkut fasilitas kita kembangkan setiap tahun. Misalnya lima tahun yang lalu dengan sekarang saya rasa sudah banyak perubahan. Tetapi untuk alat yang besar seperti IR dalam waktu dekat ini kita tidak mungkin memilikinya tetapi seperti yang pernah saya utarakan bahwa kita tidak perlu punya tetapi bisa mengakses yang kita usahakan pemenuhannya sekarang adalah alat untuk kegiatan praktikum. Untuk praktikum yang dulu tidak dapat dilaksanakan sekarang, kita kembangkan dan praktikumnya supaya bisa dilaksanakan, jadi sudah ada pengembangannya. Pengembangan sumber daya untuk pendidikan ada dua guru besar, ada satu doktor dan ada yang sedang menempuh S3. Saya rasa pengembangan sumber daya dalam waktu dekat mudah-mudahan yang S2 ini diberikan kesempatan untuk S3. Pengembangan aktifitas yaitu membangun masyarakat akademik jadi laboratorium Organik ini harus ketemu dulu payung penelitiannya. Sementara ini yang berkembang pada masyarakat sini kualitasnya saja saya rasa tidak kalah dengan bidang penelitian dosen di bidang lain karena sudah masuk penelitian dasar melalui tahap kompetisi tingkat nasional. Kemudian dari laboratorium Kimia Organik muncul karya siswa yang bisa bersaing tingkat universitas atau tingkat lokal. Jadi perlu diberi suasana akademik di laboratorium.

P : Bagaimana menjalin kerja sama sehingga terjadi hubungan harmonis antara personel-personel di laboratorium Kimia Organik.

KJ : Saya tidak bisa menilai bu Titi. Tetapi yang saya kembangkan waktu di laboratorium terutama komunikasi dengan laboran, memperhatikan kesejahteraan laboran itu sangatlah penting. Kita tidak bisa berbuat apa supaya penghasilannya itu bertambah di laboratorium. Buat mereka nyaman bekerja di laboratorium, terutama di jalur kolaborasi atau kerjasama dengan laboran. Teknisi terutama saat jarak (jeda) arus semester satu ke semester berikutnya. Dan saya sebagai Ketua Jurusan kita berusaha setiap koordinasi kita bisa masuk memberikan saran, mendengarkan keluhan-keluhan sehingga kita bisa kerja sama dengan kepala laboratorium. Koordinasi semacam itu juga untuk dengan kepala prodi dan saya rasa punya keterlibatan dengan laboratorium.

P : Bagaimana pengamtan yang dilakukan terhadap kegiatan yang menyangkut laboratorium terutama laboratorium Kimia Organik.

Page 238: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

220

KJ : Pengamatan dilakukan oleh kepala laboratorium. Hanya sesekali pada saat praktikum saja (KJ) berusaha datang di laboratorium bagaimana mahasiswa melakanakan penelitian atau praktikum. Pengarahan yang dilakukan adalah terhadap pelaksanaan praktikum. Kalau praktikum berjalan, minimal ada dua dosen dan satu laboran. Saya rasa di jurusan kimia ini sudah dijalankan.

P : Pengalaman yang saya alami akhir-akhir ini pada tanggal 31 Maret 05 hari Kamis saya masuk laboratorium Kimia Organik, seorang mahasiswa sedang penelitian ekstrak jambu. Disitu ada seorang asisten mahasiswa. Tetapi ada kebakaran kecil dimana etanol yang ada pada ekstrak jambu itu terbakar sehingga mahasiswa itu kebingungan atau panik. Ada pak Basirwa (laboran) tetapi justru lari keluar. Akhirnya kita tangani bisa padam. Kemudian lagi hari Jum’at 1 April 05 juga saya ke laboratorium mau ketemu Penanggung jawab laboratorium. Kebetulan bukan sedang mengampu praktikum, dibantu dosen muda Ibu Dewi dan asisten mahasiswa Sdri. Peny heran saya saat dilaksanakan praktikum di atas meja berantakan ada buku-buku dan tas mahasiswa. Apakah itu sebelumnya juga demikian. Selanjutnya terjadi kecelakaan kecil pecahnya alat. Menurut tanggapan Bp. Bagaimana dengan pemberdayaan laboratorium Kimia Organik sendiri.

KJ : Bisa terjadi semacam ini itu akan tergantung pada dosen pembimbingnya P : Padahal dosen pengampu sudah berpengalaman bertahun-tahun KJ : Kalau dulu dosen itu tidak mau dianggap galak terhadap mahasiswa.

Hubungan dosen dengan mahasiswa jauh jadi ada jarak antara dosen dengan mahasiswa sehingga mahasiswa itu segan. Tetapi sekarang hubungan Dosen mahasiswa lebih dekat. Nah ini kadang-kadang membuat dosen lebih cerewet. Artinya toh nantinya tidak di apa-apakan. Disiplin ini tidak diberi dengan sangsi. Sangsi yang tidak ditegakkan pada mahasiswa praktikum misalnya mahasiswa terlambat, mahasiswa tidak lulus pre test diperkenankan ikut praktikum, tidak mengenakan jas praktikum ini bisa mengakibatkan tidak baik bagi pendidikan si anak. Disiplin ini kalau saya melihat sangat tergantung pada dosen pengampu. Dengan demikian kita perlu mengingatkan pada dosen pengampu bagaimana kita menegakkan disiplin itu untuk keselamatan kerja di laboratorium.

Tetapi saya rasa faktor yang lain adalah jumlah mahasiswa. Kalau dulu satu lab jumlah mahasiswa 20 tetapi kalau jumlah mahasiswa lebih dari 20 pengawasan terhadap kegiatan praktikum mahasiswa ya jadi kurang baik.

P : Hal semacam demikian lebih banyak ditangani penanggung jawab laboratorium atau kepala laboratorium.

KJ : Sejauh masih bisa diselesaikan Kepala laboratorium, ya cukup tingkat itu saja. Bila ada laboran yang kurang disiplin, ada mahasiswa yang kita baik maka kita usahakan pemecahannya secara bersama. Tetapi hal kecil masalah laboratorium itu selalu terjadi. Berusaha kita cegah tetapi

Page 239: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

221

penyebab utama adalah tata tertib laboratorium itu. Sebetulnya sudah ada kerjasama atau pengampu itu. Kalau dulu defisit mungkiin ini maksud dosen biar cepet. Tetapi bisa melihat dalam satu hari masuk ke berapa laboratorium kondisinya kan berbeda-beda laboratorium yang sama untuk dosen yang berbeda juga berbeda.

Page 240: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

222

CATATAN LAPANGAN (C.L. : 09)

TEKNIK : WAWANCARA INFORMAN : Ibu Dra. NANIK WIJAYATI, MSi HARI/TGL : SELASA, 12 - 04 - 05 TEMPAT : RUANG PENANGGUNG JAWAB

LABORATORIUM WAKTU : 10.00 - 11.00 TOPIK : PENGGERAKAN LABORATORIUM

KIMIA ORGANIK FMIPA-UNNES SEMARANG

Ibu Nanik Wijayati adalah Dosen Pengampu Praktikum Kimia Organik. Peneliti

datang jam 09.00 WIB, saat itu Bu Nanik sedang membimbing praktikum

Kimia Organik dibantu Bu Dewi Selvia Fardhayanti dan Bu Ratna Dewi

Kusumaningtyas serta Asisten Mahasiswa Peni Mardiani.

Bu Nanik, Bu Dewi serta Bu Ratna mula-mula sibuk mengoreksi laporan

persiapan mahasiswa sambil mengawasi jalannya praktikum. Sesekali apabila ada

hal-hal yang tidak jelas bagi mahasiswa baru salah satu menjelaskan. Sedangkan

asisten mahasiswa berkeliling mengawasi jalannya praktikum.

Mahasiswa yang melakukan praktikum saat itu jumlahnya 20 mahasiswa,

sehingga ruangan tidak begitu kelihatan berjubel dan berdesakan. Namun

hal-hal yang tidak kelihatan, sedap dipandang saat itu adalah masih

kelihatan adanya tas yang terletak di atas meja praktikum. Tetapi tiga

puluh menit setelah mahasiswa praktikum, Bu Nanik sempat

mengingatkan mahasiswa untuk meletakkan tas-tas di tempat yang telah

disediakan.

Page 241: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

223

Tepat jam 10.00 WIB, Bu Nanik bersedia diwawancarai. Supaya tidak

mengganggu praktikum, wawancara dilaksanakan di ruang Penanggung Jawab

Laboratorium Kimia Organik.

Adapun hasil wawancara bisa ditranskripkan secara lengkap sebagai berikut : P : Selamat pagi bu Nanik DP3 : Selamat pagi bu Titi P : Bagaimana suasana laboratorium Kimia Organik menurut bu Nanik DP3 : Suasananya sudah bagus, hanya dosen perlu pengembangan dalam

arteasi alatnya masih sederhana, belum ada alat penentuan juga fungsi senyawa Organik, alat G C belum ada, bahkan penyering panaspun kita belum punya. Untuk oven juga belum ada. Hanya untuk alat praktikum kita sudah bisa jalan. Namun untuk penelitian kita masih kerja sama / minta bantuan UGM

P : Bagaimana suasana lingkungan laboratorium Kimia Organik ? DP3 : Suasananya sudah bagus, pembuangannya lancar P : Hiasan, lukisan atau benda-benda lain apa yang berada di laboratorium DP3 : Keselamatan kerja belum ada, mungkin dilbrtru bawah ada, tidak ada

gambar pendukung misal SPU atau gambar alat P : Kapan dilaksanakan rapat di laboratorium Kimia Organik DP3 : Diadakan awal dan akhir semester

Rapat Kelompok Bidang Studi Kimia Organik

Di Ruang Pertemuan Jurusan

Page 242: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

224

P : Pembinaan apa saja yang dilaksanakan di laboratorium yang pernah ibu ketahui

DP3 : Pembinaan dilakukan misal di Institusi lain misalnya studi banding, magang disana

P : Bagaimana praktikum dari awal sampai akhir DP3 : Tata tertib diberikan, buat kontrak dengan mahasiswa. Mula-mula

dilakukan pre test, lalu praktikum hasilnya di serahkan pada dosen asisten praktikum. Asisten itu hanya mebantu pada pelaksanaan praktikum, mungkin zatnya bagaimana cara mencampurkan, melarutkan

P : Kejadian apa yang sering terjadi di laboratorium Kimia Organik DP3 : Sering juga terjadi hal-hal yang tidak diharapkan. Misalnya cara

meneteskan, mengambil zat dalam botol, zat dalam botol 2 lt diambil sedikit pakai pipet padahal pipet kotor.

P : Bila terjadi kecelakaan bagaimana penanganan pertama DP3 : Ada juga terjadi mahasiswa memindahkan lampu spirtus untuk

menyalakan tidak menggunakan korek api, sehingga spirtus tumpah terjadi kebakaran dan mengenai dahi mahasiswa. Kira-kira terjadi tahun 2003, dan itu semua tanggung jawab kepala laboratorium

P : Bagaimana kerapian, kebersihan laboratorium Kimia Organik DP3 : Sekarang sudah bagus. Kalau dulu sering banjir, laboratorium sering

kotor karena hujan, mahasiswa masuk sepatu kotor dengan tanah merah. Kerja cleaning service bagus mahasiswa menggunakan jas praktikum lengan panjang walaupun masih ada pakaian lengan pendek karena sudah terlanjur bekerja dengan lengan pendek

P : Bagaimana disiplin kerja sama saat mahasiswa melaksanakan praktikum

DP3 : Sudah bagus, tetapi kadang-kadang ada yang mlolor juga jadi masih perlu diingatkan.

P : Bagaimana pengembangan laboratorium Kimia Organik, ada saran yang perlu bu Nanik sampaikan.

DP3 : Penanaman tanaman obat di sekitar. Dibawah meja praktikum dibuat meja untuk alat-alat per kelompok

P : Pernah ibu ke laboratorium Kimia Organik di UGM atau ITB. Bagaimana bila dibandingkan dengan laboratorium Kimia Organik jurusan Kimia FMIPA UNNES Semarang ?

DP3 : Pernah, kalau rajinnya rajin sini bu. Kalau di UGM keadaan labnya malah lebih kotor. Namun asistennya (asisten mahasiswa lebih dari satu) Jadi berhubung dana. Karena asisten itu perlu dibayar juga. Kalau di UGM satu asisten membimbing tiga mahasiswa. Asisten digembleng dulu.

Page 243: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

225

Dosennya malah tidak pernah masuk pada saat praktikum. Kalau di laboratorium Kimia Organik, kita asistennya satu, kadang-kadang dua orang setiap ada praktikum. Jadi masih kurang seharusnya.

P : Bagaimana kondisi lemari asam di laboratorium Kimia Organik ini. DP3 : Ada dua, yang satu agak besar nempel di tembok sudah tidak dipakai

hanya untuk penyimpanan alat saja. Sedangkan yang satu kecil, dan baru jadi langsung terserap. Ada penyerapnya di atas. Jadi tidak dikeluarkan, kalau yang lama dapat mencemari udara. Kalau yang baru ini tidak karena ada penyerapnya.

P : Ada berapa ruang yang ada di laboratorium Kimia Organik. DP3 : Ada tiga ruang, memang yang satu untuk ruang dosen, yang tengah

ruang alat dan yang di tepi satunya ruang penelitian. P : Ada ruang timbang di laboratorium Kimia Organik DP3 : Ruang timbang di pojok, bersamaan dengna ruang penelitian P : Dimana tempat penyimpanan alat maupun zat (bahan) DP3 : Penyimpanan alat-alat ada di ruang tengah jadi untuk zat-zat ada zat

cair, padat ada di lemari sebelah kiri (sambil menunjuk ke lemari yang memanjang di tembok tepi ruang praktikum)

P : Bagaimana kondisi saat praktikum DP3 : Bila praktikum zatnya tidak ada diganti dengan zat lain yang sifatnya

sama. Kalau memang zatnya tidak ada ya tidak dilakukan P : Bagaimana kondisi air, listrik DP3 : Air cukup, hanya kendalanya listrik. Bila listrik mati, air tidak

mengalir. Karena kita tidak punya tandon air yang seharusnya itu ada. Apalagi sekarang banyak komputer, jadi sering mati juga listriknya

P : Berapa kali dilaksanakan praktikum untuk satu minggu DP3 : Hari selasa untuk kimia murni, siangnya untuk kelas paralel.

Sedangkan hari Rabu dan Jumat untuk pendidikan kimia. P : Bagaimana pemanfaatan laboratorium Kimia Organik. DP3 : Pelayanan masyarakat dari UNISSULA, UNPAD mengajukan sampel

yang mengerjakan sesuai dengan bidang Kimia Organik. Tetapi sekarang dikoordinir bu Nunik. Tetapi tidak ada kesulitan karena tinggal yang sudah ada dulu. Jadi sudah tidak dan error lagi

P : Terima kasih bu Nanik

Page 244: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

226

CATATAN LAPANGAN (C.L. : 10)

TEKNIK : WAWANCARA INFORMAN : Drs. KUSORO SIADI, MSi HARI/TGL : JUM’AT, 15 - 04 - 05 TEMPAT : RUANG DOSEN WAKTU : 09.00 - 10.00 TOPIK : PENGGERAKAN LABORATORIUM

KIMIA ORGANIK FMIPA-UNNES SEMARANG

Bapak Kusoro adalah Dosen Mata Kuliah Kimia Organik dan Biokimia.

Selain Dosen Mata Kuliah tersebut, juga Dosen Pengampu Praktikum

Kimia Organik maupun Praktikum Biokimia. Beliau memahami betul

tentang Laboratorium Kimia Organik, karena pernah melaksanakan

penelitian tentang pelaksanaan praktikum Kimia Organik di Jurusan Kimia

FMIPA-UNNES Semarang.

Sebelum dilaksanakan wawancara peneliti menghubungi lewat telepon

terlebih dahulu. Beliau menerima dengan senang hati dan menentukan hari

Jumat jam 09.00 WIB siap untuk diwawancarai. Pada hari Jumat jam

08.00 WIB peneliti sudah menunggu di ruang Bapak Kusoro, karena

kebetulan saat itu beliau tidak mengajar, jadi 08.30 WIB Bapak Kusoro

datang, dan kita berbincang-bincang sebentar tentang hal-hal di luar topik

pembicaraan.

Page 245: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

227

Baru setelah beliau siap untuk diwawancarai, peneliti mulai melakukan

wawancara tepat jam 09.00 WIB.

Adapun hasil wawancara dapat ditranskripkan sebagai berikut :

P : Selamat pagi Pak Kusoro

DP4 : Selamat pagi

P : Bagaimana keadaan atau suasana lingkungan laboratorium

Kimia Organik

DP4 : Suasana lingkungan laboratorium Kimia Organik khususny dan umumnya, suasana tenang, cocok untuk praktikum, tapi sayang bu letaknya terlalu jauh dari ruang Dosen sehingga kalau habis mengajar mau datang ke laboratorium terutama kalau hujan ini agak kesulitan. Jadi kalau Bapak yang mengajar praktikum itu di tempat laboratorium itu sendiri sehingga mudah untuk menjangkau

P : Bagaimana suasana ruang laboratorium dan penataannya DP4 : Setelah Kepala laboratorium yang baru (yang dimaksud Bapak Kasmui)

kelihatannya penataan zatnya sudah rapi. Kalau kepala laboratorium ini seorang ahli komputer sehingga penataannya sudah sedemikian rupa dimasukkan dalam komputer dan mudah penjangkauan apa yang ada disana. Karena penataannya sudah cukup lumayan daripada yang sebelumnya.

P : Apa saja yang ada di laboratorium dan apakah sudah mencukupi untuk kebutuhan laboratorium.

DP4 : Ruang sudah cukup untuk praktikum tapi kalau untuk penelitian mahasiswa perlu ada ruang tersendiri sehingga bila ada penelitian jangan mengganggu jalannya praktikum yang sudah terjadwal rapi. Isinya sementara ini cukup untuk praktikum sehari-hari. Kalau untuk pelaksanaan penelitian masih banyak zat, instrumen yang kurang. Seperti spektroskopi IR, GC, MS, NMR kira-kira kalau dibeli harganya tidak terjangkau. Misal nanti kalau bisa mengusulkan alat-alat ini, karena Kimia Organik tanpa alat seperti ini tidak bisa berjalan baik terutama penelitiannya. Untuk itu mahasiswa kita yang penelitian menganalisis zat yang ada biasanya lari ke UGM yang alatnyalk, ya maklum karena disini PT yang baru, baru muncul kira-kira beberapa tahun yang lalu. Jadi alat-alat ini yang belum ada, entah kira-kira berapa tahun lagi

P : Apakah Bapak mengetahui betul untuk laboratorium Kimia Organik di UGM?

DP4 : Laboratorium Kimia Organik UGM di tahun 1995 itu kebakaran. Setelah itu orang-orang (alumni) itu menyumbang untuk membeli alat baru sehingga lebih lengkap dibandingkan sebelum terbakar.

Page 246: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

228

Laboratorium Kimia Organik khususnya untuk UGM dibagi menjadi tiga bagian yang satu adalah untuk praktikum mahasiswa, kedua Bio kimia yang lengkap dengan sepuluh solidnya dan ruang penelitian.

Kebetulan waktu disana, dimintai untuk membantu mengampu praktikum Bio kimia. Kalau disini masih satu menurut saya masih kurang. Untuk penelitian dan Bio kimia. Kalau Bio kemudian biasanya dengan mikrobiologi, karena laboratorium itu harus disimpan mikroba-mikroba yang baik.

P : Apakah sepengetahuan Bapak di UGM masih ada penanggung jawab laboratorium

DP4 : Begini bu. Setiap laboratorium di UGM misal laboratorium Kimia Organik, laboratorium Kimia Fisik, laboratorium Kimia Dasar, laboratorium Kimia Analis semua itu mempunyai Kepala laboratorium bukan penanggung jawab laboratorium seperti itu Kepala laboratorium berkuasa penuh tetapi tidak pegang keuangan hanya mengusulkan saja

Untuk Kimia FMIPA UNNES masih agak lumayan Kepala laboratorium diberi kuasa untuk pegang uang dan belanja sendiri. Setiap bagian di laboratorium itu dikepalai oleh penanggung jawab laboratorium yang dibawahi langsung Kepala laboratorium dan tidak dapat honor apa-apa jadi kurang maju. Saya pikir tetapi setelah rapat laboratorium sepertinya kemajuan sedikit mengenai laboratorium Kimia Organik di FMIPA UNNES dan kimia yang lain itu penanggung jawab akan diberi honor seadanya, kalau tidak salah yang saya dengar kemarin Rp. 50.000 per bulan. Kalau hanya lima puluh ribu per bulan dapat apa. Tapi hanya tambahan insentif untuk mendorong supaya setiap laboratorium itu berlomba supaya lebih maju daripada sekarang

P : Menurut pak Kusaro posisi Kepala laboratorium sama penanggung jawab untuk masa mendatang apakah akan masih seperti ini

DP4 : Begini bu. Itu semua kebijaksanaan dari pemerintah. Jadi bukan menyangkut per Perguruan Tinggi. Di samping itu sekarang perguruan tinggi kan mempunyai otonomi mengatur wilayah sendiri. Waktu ada pertemuan Kepala laboratorium seluruh Jawa Tengah, kira-kira Mei 2004 Kepala laboratorium itu berkumpul dan semua mengeluh bahwa susunan organisasi laboratorium itu sudah benar, hanya kurang ada proporsi untuk penanggung jawab itu yang hanya nama saja, tidak mendapatkan honor, sehingga kemajuan tertunda. Berkali-kali diusulkan oleh Kepala laboratorium bahwa setiap laboratorium itu penanggung jawabnya adalah Kepala laboratorium dan langsung dibawahi karyawan. Sehingga itu akan berlomba dan menunjukkan laboratorium dan laboratorium yang ketinggalan akan malu dan berusaha memperbaiki laboratoriumnya. Jadi tidak ada penanggung jawab laboratorium. Itu sudah berkali-kali diusulkan pada Rektor, mudah-mudahan jadi lebih baik lagi. Harapan kita yang sering menggunakan laboratorium itu.

Page 247: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

229

P : Kembali ke laboratorium Kimia Organik FMIPA apakah Bapak menemui adanya hiasan, lukisan, benda yang anda adi laboratorium Kimia Organik

DP4 : Kalau lukisan tidak ada, tetapi kalau chart misal sistem periodik, silus area, yang biasanya untuk praktikum itu dan kita diskusi untuk sekedar menjelaskan. Tapi kalau sekarang itu tidak dipasang di tembok karena tembok penuh semua tertutup lemari. Tetapi ditaruh di ruang penanggung jawab laboratorium ada di ruang persiapan disana ada chart-chart bio kimia, periodik dsb

P : Dimana letak ruang persiapan ? DP4 : Ruang laboratorium dibagi dua, ruang praktikum yang besar lalu

ruangan kecil masih dibagi tiga ruangan yang satu utnuk R. Dosen untuk mengoreksi, untuk mengabsen yang ditengah ruang persiapan, dan yang atrium lagi ruang untuk menyusun zat-zat yang sudah dipakai tetapi belum boleh dibuang bersama ruang timbangan analitik

P : Rapat-rapat apa saja yang pernah dilaksanakan dan berapa kali tiap semester yang bapak ketahui

DP4 : Rapat untuk praktikum itu hanya sekali, yang utama adalah rapat rutin yang tak pernah ditinggalkan satu semester sekali. Itu dalam hal pembagian asisten praktikum bagi mahasiswa berprestasi dan biasanya beasiswa diajak kalau mau jadi asisten praktikum. Tugasnya adalah membantu dosen-dosen dalam pelaksanaan praktikum. Setiap laboratorium semua datang dan membagi tugas dan membagi asisten-asisten sejumlah praktikum yang ada dan sejumlah hari yang ada. Misalnya satu semester ada lima praktikum. Tiga kelas organik, dua kelas bio kimia jumlah asistennya berapa setiap praktikum didampinginya dua assisten.

Tujuan asisten itu diamping mereka dapat pengetahuan yang lebih banyak juga pengalaman yang lebih banyak untuk membantu para dosen.

Kemudian rapat mendadak misal kemarin ada rapat keseluruhan, ada alat-alat yang baru datang dan pembagian alat. Kemudian rapat untuk dosen-dosen harus mengampu supaya setiap dosen bisa melaksanakan praktek agar bisa menghayati bagaimana merasakan praktek itu. Rapat rutin itu satu semester sekali dan tidak pernah dilewatkan. Jadi rapat itu dilaksanakan berapa kali tergantung situasi dan kondisi.

P : Bagaimana pembinaan yang dilakukan di laboratorium Kimia Organik ? DP4 : Begini Pembinaan itu ada dua. Ada dari Diknas dari Jakarta dan yang

ditinjau hanya laboratorium Kimia Organik khususnya. Umumnya laboratorium Kimia. Sedangkan untuk laboratorium Fisika Biologi matematika kok tidak, yang kedua kita mengirimkan teknisi ke ITB sudah tiga kali sampai empat kali. Kemudian ke UGM, bagaimana cara menyambung, mengelas dan membuat kaca. Hanya saja karena tidak ada kemampuan laboratorium kita setelah mereka pulang, laboratorium kita tidak mampu membuat work shop atau bengkel kaca. Kalau ada alat

Page 248: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

230

kaca yang pecah sedikit itu bisa disambungkan daripada kita mengirim ke UGM untuk mengelas.

P : Kalau akan didirikan workshop / bengkel, kira-kira tempatnya dimana ? Dan setujukah pak ?

DP4 : Setuju sekali. Saya sebagai pengampu praktikum sudah mengusulkan kepada Ketua Jurusan untuk laboratorium itu masing-masing perlu ditambah laboratorium micro teaching. Laboratorium praktikum juga sudah mengusulkan workshop ini atau bengkel.

Kalau kita mempunyai bengkel yang bagus mereka yang perlu memperbaiki gelas alat praktikum akan datang kesini. Jadi kita mempunyai income yang bagus. Tapi sayangnya sudah dilatih sudah trampil, tidak dilaksanakan yang berwenang. Sayangnya saya tidak jadi orang yang berwenang. Ha ... ha ...

P : Dimana letak hambatan untuk mendirikan workshop/bengkel DP4 : Yang menjadi hambatan adalah keuangan, kalau tempat sih banyak

sekali. Alat untuk mengerjakan itu lho yang mahal. Alatnya misal untuk mevariasikan kompresor gurindo, sebetulnya ya terjangkau hanya pejabat kita yang belum siap.

Padahal waktu saya di Yogya itu memecahkan alat kalau kita beli harganya lima puluh ribu rupiah. Tetapi setelah hanya diperbaiki di bengkel hanya lima ribu rupiah. La itu eman misalnya mahasiswa sini banyak yang memecahkan dibawa ke Yogya untuk memperbaiki sayangnya laboran teknisi sudah dilatih tetapi belum dimanfaatkan, mudah-mudahan tahun yang akan datang

P : Mohon Bapak memberikan gambaran mengenai jalannya praktikum dari awal sampai akhir

DP4 : Begini bu, kalau kita praktikum biasanya akan dimulai pengenalan alat, tata tertib, lalu kontrak praktekum. Kalau memanaskan pakai spiritus, jangan pemanas spiritus dalam keadaan nyala diangkat kemana-mana. Kalau spiritusnya dalam botol terbakar, bisa memecahkan tempatnya dan terjadi kebakaran. Rambut panjang jangan diurai, diikat ditekuk keatas biar tidak mengganggu. Hari pertama adalah pengenalan dan tata caranya.

Sebelum praktikum, mahasiswa menjalani pre test atau test awal dengan tujuan mahasiswa membaca apa yang akan dipraktikumkan. Setelah diberi test awal mahasiswa diperbolehkan mengikuti praktikum.

Waktu kita menjelaskan pertama ada pembagian untuk piket, jadi mahasiswa menyiapkan zat-zat, bersama teknisi untuk kebutuhan praktikum yang akan datang. Setelah praktikum mahasiswa diharuskan membuat laporan sementara dengan menggunakan buku.

Dalam penelitian saya, setelah praktikum hasil didiskusikan dan dipresentasikan. Kalau sekarang membuat laporan, lalu besok praktek lagi, membuat laporan sehingga mahasiswa itu tidak tahu mana yang

Page 249: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

231

salah. Jadi kalau hasil praktikum itu dipresentasikan atau didiskusikan, berarti Ooo... praktikum saya berarti salah.

P : Dalam penelitian pak Kusoro bagaimana membagi waktu dengan materi yagn dipraktikum yang nantinya dipresentasikan dan didiskusikan.

DP4 : Ya biasanya mahasiswa praktikum itu tidak menghabiskan waktu. Masih ada seperempat jam atau setengah jam. Waktu ini yang kita manfaatkan. Atau besok jumlah praktikum misal 10 materi beberapa praktikum saya hilangkan. Lebih baik praktikum dikurangi tetapi anaknya pinter. Misalnya alkohol - ether, alzhena-alkuna, aldehid -kelon. Ini yang saya lakukan ternyata hasilnya lebih bagus.

Jadi itu saya yakin sekali. Dan itu akan mendukung keberhasilan praktikum. Saat praktikum diberi waktu untuk diskusi dan presentasi. Kalau presentasi itu ada banyak manfaat, mahasiswa bisa membuat transparan, mahasiswa bisa membeberkan pada orang lain. Jadi mahasiswa bisa mengetahui mana yang salah, bisa menyimpulkan setelah kita diskusi.

P : Apakah Bapak Kusoro masih berkenan melanjutkan wawancara ini ? DP4 : Karena sekarang sudah jam 10.00 sesuai dengan kesepakatan semula,

kita hentikan. Jumlah ibu bisa dilanjutkan lagi hari Sabtu, 14-04-05 jam 08.00-10.00

P : Terima kasih pak Kusoro. Selamat pagi. Selamat ketemu lagi

Page 250: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

232

CATATAN LAPANGAN

(C.L. : 11)

TEKNIK : WAWANCARA INFORMAN : Drs. KUSORO SIADI, MSi HARI/TGL : SABTU, 16 - 04 - 05 TEMPAT : RUANG DOSEN WAKTU : 08.00 - 10.00 TOPIK : PENGGERAKAN LABORATORIUM

KIMIA ORGANIK Wawancara ini kelanjutan wawancara sebelumnya. Bapak Kusoro ini pernah melakukan penelitian, setelah praktikum mahasiswa dikenakan kegiatan diskusi. Pada hari Jum’at kemarin menceritakan hasil penelitian di laboratorium Kimia Organik, sekarang dilanjutkan dan itu ada hubungannya dengan wawancara bisa ditranskrepkan sebagai berikut : P : Selamat ketemu lagi pak Kusoro. Tidak bosan kan. Bisa dimulai

sekarang DP4 : Ya bu, saya justru senang bu, silahkan dimulai P : Nilai praktikum mahasiswa sebelum dan sesudah dilaksanakan

presentasi dan diskusi apakah ada peningkatan DP4 : Maksud saya untuk menilai hasil praktikum intinya biasanya kalau

praktikum itu intinya, nilainya tidak ada yang D minimal C atau malah tidak lulus, yang tidak lulus itu kadang mahasiswanya tidak ikut praktikum beberapa kali

P : Adakah kejadian pada saat melakukan praktikum. Kalau Bapak mengetahui adanya kejadian, kapan itu terjadi dan seringkali hal itu terjadi

DP4 : Selama praktikum asisten dan dosen mengawasi jalannya praktikum itu. Selama mengawasi apabila ada mahasiswa yang melakukan kesalahan mereka membetulkan mahasiswa yang sedang melakukan kesalahan. Misalnya untuk membuktikan adanya monosakarida pakai tes Benedik. Dia mencatat hasilnya tidak benar. Maka seperti yang dalam penelitian saya maka perlu dilakukan presentasi dan diskusi.

P : Sekali praktikum rata-rata berapa kelompok dan tiap kelompok terdiri dari berapa mahasiswa

DP4 : Untuk Biokimia sekali praktikum 46 maka siswa karena biasanya kelas atas masih ikut. Satu kelompok 6 orang jadi ada 8 kelompok. Padahal efektif satu kelompok itu maksimal tiga. Karena banyaknya mahasiswa

Page 251: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

233

kurangnya alat. Kalau dibagi kelas I dan Kelas II maka dosen tambah waktunya otomatis zat bertambah pula.

P : Bagaimana menurut pengamatan pak Kusoro mengenai kerja laboran atau teknisi di laboratorium Kimia Organik.

DP4 : Di laboratorium Kimia Organik teknisi atau disini merangkap laboran adalah yang paling senior dan yang paling bagus dan yang paling sering dikirim pelatihan sehingga untuk laboratorium Kimia Organik pelayanannya cepat walaupun dia lulusan ST tahu bahan kimia. Mungkin lebih tahu dari mahasiswanya. Sering laboran mengambil ke laboratorium-laboratorium yang lain. Laboratorium Kimia Organik paling komplit zat-zat kimianya jadi kemungkinan laboratorium kimia lain mengambil zat ke laboratorium Kimia Organik.

P : Bagaimana penanganan bila terjadi kecelakaan di laboratorium DP4 : Memang pernah terjadi kecelakaan. Kecelakaan yang ada sampai

sekarang yang satu zat tumpah, alat pecah, percikan zat kimia. Paling kecelakaan agak serius satu kali dalam satu semester. Kebetulan laboran / teknisinya sendiri. Dia mencampur zat, namanya bu Nunik. Mencampur asam sulfat pekat tidak tahu kalau dicampur mendadak itu akan meledak. Dan meledak, kepercikan kena mata, kemudian diguyur air mengalir. Tetapi masih terasa kesakitan, akhirnya dibawa ke rumah sakit. Kebakaran karena pemanas spiritus dimana spiritusnya kebakar. Hal semacam itu harus dimatikan dengan pasir karena di laboratorium tidak ada pasir.

P : Selain itu apalagi yang ada di laboratorium untuk melakukan pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan

DP4 : Ada pemadam kebakaran, PPPK ada di ruang persiapan P : Kalau terjadi semacam itu siapa yang bertanggung jawab DP4 : Ya pembimbing praktikum itu. Tetapi penanggung jawab laboratorium

paling tidak yang menetralkan keadaan panik tersebut. Semua pengobatan ditanggung kepala laboratorium

P : Bagaimana kerapian, kebersihan yang terjadi di laboratorium Kimia Organik

DP4 : Umumnya laboratorium itu bersih karena ada cleaning service yang stand by. Untuk Kimia Organik saya ampu selalu saya anjurkan mahasiswa masing-masing masing-masing kelompok harus membawa lap jadi sehabis praktikum mahasiswa membersihkan sendiri.

Tapi tempat-tempat yang mestinya untuk praktikum itu isinya rangkaian alat yang tidak bisa difungsikan harusnya disingkirkan. Misal alat oven itu tidak berfungsi, tidak bisa dipakai kok ya tidak disingkirkan. Tapi katanya yang bagus belum ada.

Page 252: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

234

P : Bagaimana letak alat dan zat yang digunakan mahasiswa

untuk praktikum di laboratorium Kimia Organik

DP4 : Zat kimia letaknya bertebaran tidak teratur lalu saya usulkan, agar dibawah meja di tepi itu kita cat dan ditutup untuk menyimpan zat, dan itu dikabulkan kepala laboratorium. Jadi misal ini untuk Bio Kimia, ini untuk Kimia Organik I dan ini untuk Kimia Organik II sehingga laboran maupun yang piket tidak kesulitan untuk mengambil zat maupun alat. Bahkan kalau ada, praktikum, saya yang membimbing biasanya ada tiga deretan meja. Masing-masing deretan meja itu sudah ada zat-zat yang akan digunakan praktikum untuk menja itu jadi tidak perlu mencari zat ke meja lain

P : Bagaimana perhatian terhadap tugas masing-masing yang berada di laboratorium Kimia Organik

DP4 : Kalau itu SKS nya dan pengampunya tiga. Kalau SKS itu pengampunya dua. Kalau praktikum berjalan semua mengawasi jalannya praktikum

P : Bagaimana mahasiswa mencampur zat kimia, menemui zat -zat baru atau zat yang kurang diketahui

DP4 : Laboratorium kimia umumnya melayani dari luar. Layanan itu berupa kerja sama dengan instansi lain, akademi yang tidak punya laboratorium, mereka ikut praktikum disini. Disana itu petunjuknya berbeda dengan yang membuat larutan. Sudah saya berkali-kali menyiapkan. Di dalam petunjuk praktikum bahwa ptealin itu enzim yang menderna amilum tetapi di dalam larutannya itu amilosa. Dari akademi kebidanan, akademi perawat, praktikum Bio kimia di sana anak belum tahu Kimia Organik saya kadang-kadang ngelus dada. Kalau mengalami semacam itu. Maka kadang-kadang mencampur itu seperti orang masak saja, plang-plung, plang-plung. Kalau ada semacam itu saya berusaha kalau setelah praktikum saya suruh jelaskan satu persatu. Tujuannya saya supaya dia tidak mlongo kok, plang-plung, plang-plung tapi tahu maknanya, sehingga kalau berhasil mengatakan Ooo... Ini biasanya praktikum mahasiswa Akper Ungaran Purwodadi, Jepara, Akbid.

P : Apa manfaat bagi mereka DP4 : Jelas ada, tetapi manfaatnya tidak mutlak 100% karena praktikumnya

maraton. Kalau disini praktikum Biokimia saja smt V, kalau disana smt. I padahal mahasiswanya ada yang dari SMEA

P : Sepertinya tadi akan ada yang diutarakan. DP4 : Yang kedua layanan terhadap analisis, jadi ada seorang mahasiswa

terutama jurusan Biologi KK, Undip juga ada yang menganalisis proteinnya brapa Nnya berapa. Satu logamnya apa saja dan berapa. Karena kita mempunyai alat AAS. Yang ketiga pelayanan membuat KIT

Page 253: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

235

seperangkat alat yang bisa dipakai di SMA semester 1, 2, 3, 4 dan dijual dipesan oleh SMA. Misal SMA 2 diluar itu kita tawarkan kalau ada MGMP. Layanan yang keempat adalah memberikan penyuluhan atau pengalaman -pengalaman. Suatu sekolah pula yang ingin mengetahui pengalaman-pengalaman terutama Kimia Organik.

P : Bagaimana pembuangan zat kimia berbahaya di laboratorium Kimia Organik

DP4 : Begini, memang kita tahu bahwa zat kimia itu berbahaya. Tetapi tidak semua. Nasi itu zat kimia tetapi enak. Memang orang yang tidak tahu, bahwa zat kimia itu berbahaya padahal tidak. Yangberbahaya itu justru sedikit yang banyak itu manfaatnya. Misal daging ayam yang berbahaya itu sedikit khususnya Kimia Organik itu sedikit sekali. Bahkan hampir tidak ada, tapi ada juga yang berbahaya. Ada zat radioaktif, tetapi kita tahu umpamanya ditutup dengan faal, timbal timah sehinga dia tidak akan keluar. Kemudian zat - zat yang berbahaya itu dibuang pasir yang seharusnya ditempatnya di seperti kendel jangan plastik kemudian dibuang di belakang Kimia Organik (seperti jumleng)

P : Bagaimana kebutuhan air listrik di laboratorium Kimia Organik DP4 : Kebutuhan air selama listrik tidak mati mencukupi.

Karena reservoar di atas dengan laboratorium kimia ada lima air tidak

mencukupi bila listrik mati. Kalau listrik mati ya air macet. Kemudian air

mengambil dari kamar mandi masing-masing. Tetapi ya tidak sering hanya

kadang-kadang saja. Bahkan saya pernah penelitian tiga hari tiga malam kalau

memakai air leding berapa yang saya gunakan. Saya pintu satu ember air saya

belikan pompa untuk ikan jadi tidak memboroskan air dan tidak

menghabiskan air. Jadi limbah laboratorium Kimia Organik itu belum bahaya,

tidak ada keluhan dari masyarakat sekitar.

P : Bagaimana mencari jalan keluar bila terjadi kecelakaan agar mahasiswa tidak desak-desakan melalui tangga yang hanya satu

DP4 : Itu memang sebetulnya perlu latihan karena lewat tambang saya biasa pramuka latihan seperti itu biasa. Satu-satunya jalan ya itu saja bahkan pintu darurat sebelah laboratorium juga tidak ada. ITB laboratorium Kimia Organik Lantai Bawah, UGM laboratorium Kimia Organik lantai dua, laboratorium Kimia Organik UNNES lantai tiga. Laboratorium Kimia Organik UGM pernah kebakaran yaitu tahun 1995

P : Sebaiknya dimana keberadaan laboratorium Kimia Organik ? DP4 : Menurut saya Laboratorium Kimia Organik itu sebaiknya berada di

lantai dasar. Karena jangkauannya mudah terutama untuk air. Seperti dulu yang sekarang dipakai SMA 3, yaitu laboratorium Farmasi.

P : Terima kasih pak Kusoro.

Page 254: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

236

CATATAN LAPANGAN

(C.L. : 12)

TEKNIK : WAWANCARA INFORMAN : Bp. Drs. KASMUI, M.Si (KACAB KIMIA) HARI/TGL : JUMAT, 15-04-2005 WAKTU : 14.00-15.30 TEMPAT : RUANG KEPALA LAB TOPIK : PERENCANAAN LABORATORIUM

KIMIA ORGANIK FMIPA-UNNES SEMARANG

Bapak Kasmui adalah Kepala Laboratorium Kimia yang terdiri dari enam laboratorium yaitu Laboratorium Kimia Dasar, Laboratorium Kimia Anorganik, Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Kimia Organik-Biokimia dan Laboratorium PBM-Komputasi. Beliau mengajar beberapa mata kuliah antara lain Kimia Fisika. Selain itu sibuk menyusun Sistem Perencanaan Penyusunan Program dan Penganggaran (SP4), rapat-rapat, mengawasi pembangunan muhsola, menerima tamu rekanan masalah alat dan bahan.

Karena padatnya kegiatan beliau, sehingga setiap kali sudah ada kesepakatan waktu untuk diwawancarai, akhirnya batal juga karena mendadak saat itu ada kegiatan yang memang tidak dapat ditunda atau ditinggalkan. Biasanya beliau menyediakan waktu untuk dapat diwawancarai setelah jam 13.00 WIB. Peneliti dengan sabar terus menghubungi lewat telepon maupun ketemu langsung beliau. Akhirnya terjadi kesepakatan waktu, dan pada hari Jumat tepat jam 14.00 WIB wawancara dapat dilaksanakan.

Adapun hasil wawancara secara lengkap dapat ditranskipkan sebagai berikut : P : Selamat sore Pak Kasmui. Assalamu’alaikum. KL : Selamat sore. Walaikumsalam. P : Berkenan bapak memberi gambaran mengenai lab. Kimia

umumnya dan lab KO khususnya. Ada rencana untuk

Page 255: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

237

mengembangkan lab. Kimia pada umumnya atau lab. KO pada

khususnya ?

KL : Sudah lama sebetulnya rencana ini, yaitu mengembangkan

laboratorium. Paling sembilan lab. yang dua atau tiga justru

berkembang dari lab. KO, lab. Biokimia, lab. Mikrobiologi, lab.

Pangan. Sedangkan yang enam : Lab. Research, Instrumen, dan lab.

lain yang jumlahnya sembilan yang pada waktu rapat kerja fakultas

bulan Maret 2005 kemarin kita sudah usulkan sembilan ruang

laboratorium.

P : Di mana letak pengembangan lab. ? KL : Kita akan membuat perencanaan gedung, disamping tempat parkir.

Intinya adalah menang-menangan. Misalnya kalau disetujui ya alhamdulillah. Yang penting kita sudah punya rencana ke depan, jangan sampai kita tidak punya lahan. Lahan kita hanya sebelah barat, sempit. Nampaknya tidak bagus. Nampaknya ada lahan luas di samping parkir. Kalau dibangun gedung lagi Insya Allah cukup untuk lab. Kimia. Kenyataan memang kita butuh hanyak ruang tambahan lab. Kita belum punya ruang instrumen, kita belum punya ruang research. Kita belum punya lab. Pangan, lab. Mikrobiologi, lab. Biokimia.

P : Rencana membangun tambahan lab. Kimia, apakah sudah ada gambaran untuk terlaksana ? Dana dari mana kalau saya boleh tahu ?

KL : Tidak bisa mengatakan pasti bu. Tetapi itu usulan dari kita. Kalau tidak ada usulan P2U tidak tahu. Mulai tahun ini kita sudah membuat usulan lewat rapat kerja kemarin (Kamis 14-04-2005) akan mengundang arsitek yang akan membuat rencana gedungnya. Misal kita butuh sembilan ruang bagaimana gambarnya, letaknya di mana kemudian kita ajukan ke pusat. Disetujui atau tidaknya itu urusan sana. Bagaimanapun kita akan mengejar, karena lab. Kimia ini masih sangat sedikit.

Entah lima tahun atau sepuluh tahun yang akan datang realisasinya yang penting kita sudah mengajukan rencananya.

P : Apa sebetulnya tujuan rencana pengembangan lab. Kimia umumnya juga termasuk lab. KO khususnya ?

KL : Tujuannya adalah ingin lab. Kimia khususnya lab. KO ini sebagai pusat informasi dan pusat penelitian.

Kita ingin lab. kita maju jadi betul-betul punya posisi yang strategis dibutuhkan masyarakat luar maupun di dalam kampus dan bisa menghasilkan masukan dana untuk pendanaan kehidupan di laboratorium, Kita lihat bahwa dana untuk lab. itu sangat kecil. Suatu contoh lab. Kimia selama satu tahun itu hanya satu juta. Ini jelas sangat tidak mungkin, untuk pengembangan lab. Apalagi memang ada tambahan berupa kiriman bahan kimia satu tahun 17 juta. Ditambah mungkin kiriman bahan kemikalia lagi

Page 256: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

238

dari P2U setahun itu. Kalau kemarin 70 juta, kalau tahun ini dianggarkan 100 juta. Tapi itu kita menerima hanya dalam bentuk bahan. Yang kita terima dalam bentuk uang itu hanya setahun 70 juta. Itupun penerimaannya bertahap. Jadi mungkin dua kali pertama 30 juta dan berikutnya melengkapi 40 juta. Kalau uang sekian tidak mungkin untuk mengembangkan lab. Kimia, karena lab. ini sangat mahal. Bahan kimianya saja sekali beli 15 juta, sepuluh juta. Satu semester tidak cukup. Padahal satu tahun saja hanya segitu. Padahal kita menginginkan lab. Kimia ini merupakan lab. yang digunakan/ dibutuhkan masyarakat kita. Mereka bisa menggunakan jasa kita dan kita dapat biaya untuk pemeliharaannya. Nah itu akan berjalan kalau memang kita mempunyai alat-alat yang dibutuhkan oleh masyarakat, Itu bisa kalau kita eksis (hmmmmmm). Tidak mungkin lab. akan berkembang kalau kita tidak mencarikan dana yang sekarang kita ada layanan masyarakat ada masukan sedikit-sedikit. Kita bisa membeli alat-alat tanpa minta tambahan dana dari UNNES.

P : Biaya dari mana yang bisa mensukseskan rencana pengembangan lab. Kimia, menurut pandangan Bapak ?

KL : Yang jelas kita berusaha dari proyek A2, kalau SP4 sangat kecil 400 juta. Kalau A2, 11/2Milyar barangkali bisa kita arahkan untuk menambahi alat. Salah satu jalan untuk bisa membeli alat ya kita mengajukan proposal proyek itu. Kalau kita tidak dapat ya ngalamat itu. Kita sekarang ini paling setahun hanya dapat 50 juta. 50 juta saja nantinya sudah dipotong tenaga, bahan, alat sisanya sedikit sekali. Tapi paling tidak ada denyut nadi yang hidup.

P : Untuk membuat rencana untuk pengembangan lab. Kimia tersebut data-data apa saja yang dikumpulkan /dipersiapkan Pak. Kasmui ?

KL : Sekarang ini baru angan-angan. Baru sekarang ini dimunculkan ya kemarin tampaknya belum muncul. Kita melihat perkembangan lab. Waktu itu kan kerjanya tidak begitu banyak dan kelihatannya sudah cukup. Tetapi begitu penelitian berkembang, Oo... ternyata lab. kita segini thok, kita mikir kita kurang. Apalagi setelah Dr. Partono masuk sini kelihatannya lab. ingin dikembangkan. Kita berpikir observasi dari perguruan tinggi yang ada yang lebih maju. Lab. yang pantas untuk Kimia Organik lab. yang mana. Ya perlu tambahan lab. Bio Kimia lab. Pangan, lab. Instrumen, lab. Mikrobiologi, lab. Pendidikan dan sebagainya, nah kita kan ndak ada.

P : Lab. mana saja yang sudah diobservasi Bapak Kasmui ? KL : Yang jelas misalnya di Batam karena kita penelitian di sana, kita

bisa membandingkan. Yang kedua di UGM jelas. Kemudian di UPI, tahun kemarin kita

sama-sama ke sana ITB juga, dan yang kemarin Pak Tjahyo dan Pak Edy laporannya sudah saya lihat, ternyata posisi kita masih sangat di bawah. Tapi kita perlu menggeliat bahwa kita ini belum ada apa-apanya, pertama benturan kita adalah dana dan kebijakan kebijakan yang belum mendukung pengembangan manajemen lab. Kimia yang baik atau lab-lab di UNNNES pada umumnya.

Page 257: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

239

P : Apa saja yang menjadi penghambat atau pendukung rencana pengembangan lab. tersebut ?

KL : Penghambat yang paling besar dana. Kemudian kebijakan dari pusat (UNNES) mungkin bukan karena beliau di atas tidak paham tetapi mungkin karena hambatan dana juga.

Saya itu dengar dari Bapak Rektor saat Workshop Lokakarya Kalab Tahun 2004 itu yang menjadi kendala memang dana.

Tidak mungkin dari sisi manajemen sekarang ada kepala lab. yang tunjangannya diberi oleh UNNES. Karena dana lab. sedikit, kita masing-masing mengetahui karena SPP mahasiswa kita kan SPP untuk masyarakat kecil. Walaupun tuntutan kita sebetulnya tinggi dengan IKIP menjadi UNNES.

Itu adalah dilematis bu jadinya, memang kita akan dihargai, oleh rakyat, oleh orang sekitar kita, kalau kita saja kualitasnya kaya begitu. Kita menginginkan universitas jadi universitas rakyat, tetapi karena kualitas kita seperti itu posisi kita ada di mana. Wong mereka itu mencari universitas yang bonafit, tidak bisa lepas daripada alat, fasilitas dari manajemen lab. dan manajemen yang modern.

Dengan mempertahankan label rakyat sementara lab. kita lab. kosong apa harus dipertahankan.

Sekarang bisa. Untuk Rektor yang sekarang ini. Tetapi 10 tahun ke depan kita akan tenggelam atau barangkali kita akan gulung tikar. Sekarang muncul PTS di era globalisasi ini dengan lab. yang sangat besar kualitasnya. Mereka akan lari ke sana semuanya. Walaupun kita dapat konsumen paling-paling yang kualitasnya rendah menengah ke bawah ya rakyat kecil itu akhirnya. Kita tidak mengatakan bodo (sambil ketawa). Ya sementara ini input yang masuk kita kan kalangan menengah ke bawah itu.

P : Walaupun IKIP sudah jadi UNNES ? KL : Sama saja. Contoh SPMB kan nilai rendah. Paling 70, paling rendah 20 itu

sebenarnya kan kualitas rendah to. Bagaimana output kita menjadi baik kalau inputnya saja begitu ?

Selama sekian tahun kita mengajar kalau inputnya saja sekitar itu kan sulitnya bukan main.

Skill bisa dikembangkan lagi setelah mereka lulus. Sedangkan sebagai pendukung yang pertama adalah SDM. Pengampu Praktikum Kimia itu rata-rata sudah S2 dan itu muda-muda. Seandainya mereka tidak diwadahi ya eman-eman. Sepuluh tahun yang akan datang mereka sudah tua. Kalangan senat yang didominasi kalangan sepuh-sepuh jangan berpikir sepuh terus tetapi berpikir muda, berpikir dengan paradigma yang berbeda, jangan berpikir dengan paradigma jaman dulu lagi.

Melihat ke depan melihat Perguruan Tinggi di luar kita, jangan IKIP Veteran dulu kan swasta yang kita lihat UGM, ITB, UNDIP, UPI yang begitu maju, bubungan masyarakat besar, mendapat penghargaan besar dari masyarakat dan makin berjubel peminatnya.

Page 258: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

240

Jadi salah, kita mengatakan makin tinggi makin rendah. Buktinya UGM sendiri begitu. Nanti akhirnya akan dipergunakan perbaikan kualitas. FMIPA itu adalah jantungnya di lab. Lha kalau jantungnya keropos gimana mau sehat. Barangkali kalau IPS, PMP mereka kan di masyarakat, kita kan di laboratorium.

P : Dalam pengembangan lab. kimia ini alternatif apa yang akan ditempuh dan kapan direncanakan ?

KL : Pertama kali kami harus mengembangkan sendiri, terutama dari penelitian. Walaupun saya tidak hanya di kampus, tetapi juga di luar, saya harus menulis proposal penelitian apapun, itu sesuai dengan kemampuan saya.

P : Saat sholat asar, apa perlu dihentikan dulu Pak ? KL : Baiklah bu, untuk hari ini kita sudahi dulu. Satu saat saya selalu

siap untuk membantu ibu. P : Terima kasih nanti Bapak akan saya hubungi lagi untuk

menentukan kesepakatan waktu.

Page 259: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

241

CATATAN LAPANGAN (C.L. : 13)

TEKNIK : WAWANCARA

INFORMAN : Drs. KASMU1, M.Si (KALAB KIMIA) HARI/TGL : SELASA, 19-04-2005 WAKTU : 13.00 - 14.00 TEMPAT : RUANG KEPALA LAB TOPIK : PENGORGANISASIAN, PENGGERAKAN,

PENGAWASAN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

Hari ini merupakan wawancara kedua, kelanjutan dari wawancara

pertama yang dilakukan sebelumnya. Sebagaimana biasa dilakukan peneliti sebelum wawancara dimulai perlu diciptakan situasi dan kondisi secara persuasif. Hasil wawancara dapat disajikan dalam transkip berikut ini.

P : Bapak Kasmui saya mohon kelengkapan mengenai alternatif yang akan ditempuh untuk pengembangan lab. kimia organik ?

KL : Begini bu, karena penelitian kita kan penelitian murni. Makin banyak dosen mengambil penelitian makin ramai laboratorium artinya semakin ramai fasilitasnya semakin baik lingkungan lab. Pelaksanaan rencana itu kami berharap tahun depan lah (2006).

Mereka mendengar dan merespon keinginan kita, hanya mereka punya uang apa tidak.

Insya Allah perencanaan di semester ini sudah jadi. Kita sudah mencari orang yang membuat rencana gambar. Hanya tembusnya akan kita usahakan, karena itu juga tidak lepas dari skenario yang ada di UNNES keseluruhan mengenai keuangan, anggaran dan sebagainya, Kita tidak bisa omong sendiri, memutuskan sendiri.

P : Bagaimana struktur organisasi sekarang. Dan untuk masa mendatang apakah ada perubahan (rencana) ? KL : Yang jelas untuk manajemen sekarang tidak baik.

Sekarang Kalab. membawahi sekian lab, itu jelas sangat tidak efektif. Maka sudah meniadi bahan pemikiran Kalab di UNNES, bila struktur jabatan di lab. ini diubah. Kalau di Kimia Kalab satu tidak mungkin. Tidak bisa memahami betul kebutuhan Organik, Analitik. Mungkin bisa tetapi tidak sedetail daripada orang organik sendiri. Misalnya ini butuhnya apa atau paling tidak arah kebutuhan penelitian itu saja tidak memahami. Karena saya orang fisik. Saya memahami sesuai dengan bidang saya. Makanya barangkali kita perlu ngaca pada Perguruan Tinggi yang besar dengan sendirinya dananya besar tetapi kita akan mengacu ke sana bahwa setiap lab. ditangani oleh seorang kepala lab. Dan Kalab ini betul-betul dapat SK dari rektor yang sekarang yang dapat SK Rektor saya saja. Sedangkan untuk

Page 260: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

242

penanggung jawab lab. bukan SK Rektor atau dari Dekan atau dari mana. Jangan-jangan SKnya dari langit (sambil ketawa).

(Kalab memberi Struktur Organisasi yang sekarang). Untuk internal kita penanggung jawab, adalah bagian dari lab. Itu

yang menentukan dari Ketua Jurusan. Mereka masih anak buahnya Ketua Jurusan. Sehingga siapa

yang menjadi penanggung jawab lab. yang menentukan adalah Ketua Jurusan

termasuk ketua KBK itu.

(Sambil menyerahkan struktur organisasi lab. Kalab

menambahkan).

Sebetulnya masih ada ruang referensi di bawah. Ibu Ir. Winarni, M.Si itu bagian dari lab, teknis pelaksanaan di sana masih di bawah Kalab.

P : R. Referensi dengan R. Perpustakaan sama tidak ? KL : Intinya sama cuma karena kita tidak boleh menaruh

label perpustakaan aturan di UNNES kita menggunakan ruang instrumen.

Katanya begitu, kita tidak pernah melihat hitam di atas putih, tetapi katanya

pak Edy kita tidak boleh menulis perpustakaan.

Referensi untuk seluruh Jurusan Kimia dilengkapi dengan internet juga. Untuk struktur organisasi yang akan datang kita merencanakan setiap lab. ada Kepala Lab. Kita berharap juga nanti bertambah teknisi dan laboran.

Teknisi menangani yang terkait dengan fasilitas, laborap membantu setiap kali praktikumnya. Seperti yang saya berikan di sini (menunjukkan job discription) sesuai dengan pelaksanaan faktual di lab. yang membuat Kalab bersama Ketua Jurusan.

Untuk referensi belum masuk, tetapi intinya penanggung jawab lab, bu.

P : Perlukah ada Workshop/bengkel ? KL : Nah, itu yang termasuk salah satu dari sembilan lab. yang kita

usulkan adalah Workshop alat-alat gelas. Jadi ruang reparasi gelas, itu salah satunya. Setahun yang Ialu kita sudah menganggarkan hanya karena ada SP4 dan SPMnya untuk nangani ini dulu.

P : Bagaimana cara mengurusi personel-personel lab. (memilihnya) ? KL : Kalau yang milih bukan saya. Hanya saya

mengusulkan pada Ketua Jurusan. Ketua Jurusan yang menentukan.

Pekerjaannya, kita sosialisasikan pada awal dan akhir semester.

P : Untuk teknisi dan laboran sesuai dengan keahliannya ? KL : Jurusan Kimia, teknisinya belum memenuti syarat. Kita

menerimanya teknisi tiban. Tidak sesuai dengan yang kita inginkan.

Page 261: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

243

Kita sudah mengusulkan katanya diberi dua tetapi ditarik satu. Alhamdulillah Martin ini dari jurusan Kimia, jadi paling tidak tahu tentang Kimia dan ini sebagai laboran/teknisi yang ada Bu Retno, Bu Ida, Pak Wiji (ST) harusnya minimal D3. Yang jelas dari sisi akademisnya tidak memenuhi syarat.

P : Bagaimana memberi pengarahan atau perintah untuk mengembangkan lab ? KL : Dalam keadaan formal kita sering misalnya

pertemuan dengan teknisi atau laboran daripada dengan penanggung jawab

lab. Secara teknis sehari-hari banyak masalah. Setiap semester, paling tidak

empat kali, dua kali pada awal dan dua kali pada akhir, dan itu juga yang

insidental ketika saya harus rapat, ya rapat tidak sampai menunggu akhir

semester. Kadang dengan kegiatan kebidanan yang sifatnya tidak formal

malah lebih sering.

Omong-omong dengan teknisi malah yang begini ini yang lebih efektif.

Sering saya datang ke lab. tetapi semua tidak tahu kalau saya akan ke lab. Di lab. Kimia manapun saya kelilingi semua. Saya tidak ingin orang tahu saya datang ke sana di lab. manapun. Di sini saya sekaligus melakukan bimbingan misalnya saat praktikum ada hal-hal yang janggal, saya akan membimbing pembetulannya. Misalnya saya masuk ke lab. KF baunya bukan main, ternyata jendelanya tertutup semua. Di sini saya bilang : Pak mbok tolong jendelanya dibuka semuanya.

Bimbingan secara formal termasuk pembinaan secara formal misalnya pada seminar, pelatihan, rapat-rapat. Ada pelatihan instrumen terhadap laboran yang datang ke sini.

P : Bagaimana menciptakan hubungan yang harmonis antara personel lab ?

KL : Kalau itu memang tergantung SDMnya sendiri-sendiri. Kalau kinerjanya tinggi asal ada SK atau uang, ya kita tidak bisa memaksakan karena ia nyatanya mau butuh uang. Mau ngomong apa monggolah. Tetapi kalau memang kita merasa jadi bagian dari lab. Kita berkembang bukan dari orang teknik, tetapi dari laboratorium. Kita sadar itu, maka mestinya kita ban, ak berkiprah dari lab.

Sekalipun ia gelar Dr. bukan malah pergi dari lab. malah keliru. Padahal strukturnya di lab. bukan di ruang TU bukan di kantorlah tapi di lab.

P : Bagaimana kondisi ruang penanggung jawab ? KL : Memang kondisinya seperti itu. Kita sudah mulai mencoba untuk

nata bu. Nampaknya perhatian kemarin hanya ke arah sana,

Page 262: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

244

maksudnya ke arah kantor. Sebagai orang Scientis kan basicnya atau jantungnya di lab. Jangan sampai kalau ke lab kesandung.

Dosen jangan hanya ngajar di kelas, itu bukan dosen menurut saya, sekedar praktis.

Ruang penanggung jawab lab. itu mestinya tanggung jawab

penanggung jawab sendiri. Ada cleaning service, tapi jadi masalah juga

pada awal semester saya tanya juga : “Kamu itu jane punya wewenang

seberapa”. Kalau memang tidak sampai di situ ya saya tangani sendiri.

Sekarang ini saya mbayar orang lain sendiri, karena cleaning servisnya

tidak bisa diandalkan, Cleaning service juga masuk lab. hanya tanggung

jawab kebersihannya adalah laboran. Makanya saya keliling, kalau kotor

ya disapu dan sebagainya.

P : Dari mana saja dana lab ? KL : Jadi lab. mengumpulkan dana taktis. Misalnya dana-dana yang tidak

bisa kita pertanggung jawabkan atau kita kwitansikan. Suatu contoh misalnya membersihkan ruangan, misalnya yang rawan itu sawang-sawang itu.

Seperti kemarin ruang penanggung jawab lab. itu kita cek

semua. Supaya ada suasana baru dengan harapan penanggung jawab lab.

merasa memiliki. Jelas permintaan ini bukan kepada saya, karena saya

tidak punya uang. Insya Allah seminggu atau dua minggu lagi akan datang

untuk setiap ruang penanggung jawab lab. satu meja dan dua kursi.

Terpaksanya kursi dari kayu biasa, karena semester ini dana dipakai untuk

kebutuhan alat-alat lab. Nanti kalau sudah ada dana, kursi itu kita ambil

dan kita ganti yang baik. Sedangkan kursi yang lama bisa dipakai untuk

kebutuhan yang lain.

Dana berasal dari : DIK Suplemen yang besarnya 70 juta setahun yang kedua dana DIK rutin, kita setor kwitansi baru dapat uang. Kemarin 17 juta itu setahun. Kita kadang setor lima juta dapat tiga

Page 263: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

245

juta, nanti beberapa bulan lagi satu juta sisanya yang lain kita diminta mengusulkan kebutuhan alat-alat atau kemikalia yang sekarang 100 juta, yang kemarin 70 juta.

P : Berarti dana itu untuk masing-masing lab. ? KL : Kita tidak membagi, tetapi masing-masing lab. membuat usulan

yang kebutuhannya ini semua kebutuhan lab. kita kumpulkan (sambil menunjukkan format usulan zat dan kemikalia).

Dana-dana yang sifatnya taktis dana dari SPL, sebagian dana SPI, displit untuk membantu dana lab.

Dana taktis dari layanan masyarakat. KIT yang banyak dibeli SMA, SMP, dari perguruan negeri lain yang praktikum di sini, keuangan masuk di bendahara layanan masyarakat, Ibu Haryani. Dan uangnya bisa dikembangkan untuk layanan masyarakat, misal pembuatan buku ajar, pembuatan buku praktikum, CD pembelajaran interaktif, analis berbagai macam penelitian ini sudah saya masukkan di internet semuanya. Ini saja dengan alat yang seperti itu konsumen sampai Solo UNS, UMS Solo, UNISSULA, UNDIP, UNIKA.

Mungkin yang nggak ke sini hanya UGM. Maka tahun ini saya belikan alat spektofotometer yang tiga puluh enam parameter bisa digunakan untuk mengukur kebutuhan jenis konsentrasi zat.

P : Ada berapa spektofotometer ? KL : Jumlahnya banyak. Spektronik analog ada 3 tetapi hanya satu

dipakai yang lain goyang. Spectronic education digital display, photometer portable, digital Hanna 36 parameter (2) dan ini untuk Anorganik dan Organik dan ada spektronik genesis. P : Bagaimana pengamatan yang dilakukan terhadap kegiatan

yang dilakukan di laboratorium ?

KL : Pelaksanaan pengamatan praktikum kadangkadang dosen tidak datang. Dari laboran, teknisi mesti saya tanya. Mungkin dosen tidak tahu kalau saya ngecek. Misal : “Bu, Bapak, ini kok ada praktek tapi dosennya tidak datang Biasanya dosennya saya telpon apa sedang sibuk ? Setiap hari saya selalu menengok. Sekarang mulai semester

ini pintu, jendela harus dibuka semua tidak boleh ada salah satu jendela

tertutup.

P : Saya kira cukup sekian dulu Pak Kasmui. Mohon maaf selalu merepotkan. Selamat sore.

KL : Ya Bu Titi. Sama-sama. Saya sering tidak bisa, yah karena padatnya kegiatan. Namun saya masih tetap bersedia untuk dimintai penjelasan.

P : Terima kasih pak.

Page 264: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

246

CATATAN LAPANGAN (C.L. : 14)

TEKNIK : WAWANCARA

INFORMAN : Drs. KASMUI, M.Si (KALAB KIMIA) HARI/TGL : RABU, 11-05-2005 WAKTU : 13.00 - 14.30

TEMPAT : LAB. KOMPUTASI TOPIK : PENGAWASAN LABORATORIUM

KIMIA ORGANIK

Hari ini merupakan wawancara ketiga, Bapak Drs. Kasmui, M.Si ini menyediakan waktu wawancara selalu setelah shalat luhur jadi setelah jam 13.00. Wawancara ini melengkapi hasil wawancara sebelumnya. Hasil wawancara disajikan dalam transkip berikut ini.

P : Saya melihat ada salah satu pintu lab. KO kalau dibuka menutupi

pintu penanggung jawab lab. KO. Bagaimana pendapat Bapak ? KL : Ya - ya tetapi itu bukan kewenangan saya Bu. Itu urusannya yang

membangun. “Pak ini dibongkar”. Wah saya ini di sini baru satu tahun. Artinya yang membangun itu yang harus ditegur.

Gimana ya bu wong ini, zat aja kita sudah usul bolak balik ya tidak ditangani. Apalagi yang berkaitan dengan perbaikan.

Tapi mungkin salah satu jalan ya kita bongkar dulu. Mestinya, tidak boleh, karena bukan kewenangan Kalab itu harus dilaporkan ke PD2. Tapi kita juga pernah membongkar ruang instrumen KF ya atas sepengetahuan PD2 boleh memang posisi pintunya yang tidak bener. Tidak hanya di lab KO, tetapi di lab. Kimia Analit juga, di Kimia Dasar juga sama berarti kalau saya bongkar bukan satu tapi semuanya dan bergantian atau bertahap semuanya saya bongkar.

P : Bagaimana/di mana letak lab. yang baik menurut Bapak ? KL : Saya kira ndak ada masalah. Terletak di mana yang penting eksit apa

namanya, keselamatan kalau terjadi apa-apa. Tetapi pernah saya dengar “kalau gedung tiga lantai tidak perlu tangga darurat”. Malah pertanyaan saya kenapa yang ada tangga/jalan

daruratnya. malah (DI s/d D4) (ruang kuliah) ada di samping. Padahal bukan lab. Tetapi kenapa justru lab. tidak ada padahal sama lantai tiga (tingkat tiga). Atau memang ora bener. Kan mestinya lab. yang punya tangga samping berbahaya lebih besar risikonya. Nggak masuk akal sebetulnya “jawaban seperti itu”.

Memang dari awalnya pembangunan gedung ini sudah keliru semua. Saya kira tata letak gedung ini sudah salah. Pertama, tata letak gedung di sini tidak memungkinkan

kerjanya pekerjaan yang baik. Kantor dan lab. dipisah. Akhirnya senengnya

Page 265: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

247

di kantor saja. Tidak tahu perkembangan di laboratorium. Kantor harusnya letaknya dekat lab. Di UGM, jelas orang datang ke kampus Kimia. Ya datang ke lab. Suasananya langsung penelitian. Tidak suasana ngerumpi, suasana ngomong, atau suasana di belakang meja. Tetapi betul ada suasana belajar. Karena laboratorium intinya. Jadi itu menerapkan bahwa kampus ya laboratorium.

Pengawasan terhadap penelitian sudah saya sampaikan pada pembimbing juga.

P : Saya dua kali berturut-turut masuk lab, yang saat itu sedang dilaksanakan praktikum, dengan dosen pengampu yang berbeda.

Yang pertama, buku, tas, masih berantakan di meja. Yang kedua, ada juga di meja buku sama tas, Walaupun yang kedua ini tidak keseluruhan. Bagaimana pelaksanaan tata tertib lab. ? KL : Yang bertanggung jawab di sini adalah penanggung

jawabnya. Saya negurnya tidak orangnya tapi laborannya “Mbok jangan begitu”. Misal saya masuk, ada satu cop-copan listrik itu untuk empat alat, itu kan berbahaya sekali. Kalau semacam itu mestinya ada koordinasi dengan dosen praktikum, kalau terlalu lama penanggung jawab belum ada yang langsung kepala lab. supaya tidak timbul kecelakaan.

P : Bagaimana pengawasan untuk keselamatan kerja ? KL : Pemadam kebakaran kita punya. Rencananya semester ini kita akan

ada pelatihan instrumen keselamatan kerja. Kita sudah merencanakan. Jadi hari yang tidak ada kuliah, ujian atau praktikum, mungkin Juni - Juli.

Tahun kemarin kita tidak bisa melaksanakan dengan tepat karena ada program SP4 itu Kepala Lab. menjadi tukang kesana kemari.

Pemadam kebakaran setiap lab. ada. Kemarin saya beli dua, kecil. Kebetulan kita punya langganan. Nanti kalau ada pelatihan saya beli. Karena kalau pelatihan kan isinya hilang, jadi saya akan isi ulang. Pemadam kebakaran itu memang tidak pernah digunakan.

Kembali ke pengawasan terhadap penelitian. Pengawasan terhadap alat, bahan, gas, listrik, api dan sebagainya.

Pelaksanaan penelitian mahasiswa juga ada aturannya. Saya tempel. Pengawasan terhadap kerja dosen jelas tetapi kita dengan cara Timur. Laboran dengan sambil bergurau kita tegur. Memang kita pendekatannya pendekatan personal. Menegur dengan guyon misalnya kalau nyapu, kadang-kadang saya membersihkan sendiri.

Pengawasan dosen merupakan tanggung jawab lab. yang punya anak buah di situ. Sementara saya sifatnya kan sidak. Laporan laporan masuk saya baru menyampaikan Oo ini tidak betul, oo ini kok pas praktikum tidak datang, laporan masuk saya dengan cara saya supaya beliau itu mengerti bahwa itu tanggung jawabnya. Biasanya saya keliling dari lab. Kimia Anorganik, Kimia Dasar, Kimia Analisa, Kimia Fisika sampai Kimia Organik. Hampir setiap saya begitu hanya mereka tidak tahu, yang seperti itu tidak pernah saya ceritakan pada orang lain, wong wis pada tuwane.

Page 266: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

248

Tapi saya tahu bahwa ini tanggung jawab saya juga. Jadi kalau ada apa-apa saya juga kena. P : Job diskripsi sudah direncanakan, apakah itu sudah

dilaksanakan semua ? KL : Masih banyak yang menyimpang dari job. Penanggulangannya kita

rembug dengan Ketua Jurusan. Memang dari dulu seperti itu tidak hanya sekarang. Dulu perhatian kita terhadap lab. tidak begitu besar. Sekarang mulai semangat dengan lab. Sehingga ooo ada hal yang tidak benar, cepet ketahuan. Misalnya kalau “Ada ini Pak Edy, saya tidak bisa nangani. Saya bukan masalah nangani-iya bu, yang penting, kerjanya lancar. Kalau mau ngganti silahkan, kalau tidak ya monggo. Mestinya kalau kerja walaupun tanpa SK mestinya kan tidak perlu dikomando oleh kepala lab. karena itu merupakan kewenangan dia.

Waktu kita mengadakan wawancara Workshop, manajemen lab. itu sudah saya sampaikan setiap awal semester ini. Saya bagi (menunjukkan blangko usulan-usulan). Tiap semester kan mengajukan usulan yang diisi oleh penanggung jawab lab. Nah ini yang menyangkut job ini, kita harus ketemu lagi dan itu tidak bisa hanya sekali setahun mungkin malah diingatkan bolak-balik. Bahwa ini kerja kita bahwa ini amanah kita, ini tugas kita.

P : Semua sudah tahu tentang job diskripsi itu ? KL : Semua sudah saya beri, kecuali ilang. Karena setiap laboran kita

beri ini (job diskripsi). Dosen barupun kita bagi-bagikan. Itupun baru ngeprin satu hari kemarin. Nggak tahu mereka simpan atau mereka baca.

P : Terima kasih sekali. Dan ini sudah jam 15.30. Sepertinya Bapak sudah kelihatan lelah. Kita akhiri sampai di sini dulu.

Page 267: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

249

CATATAN LAPANGAN

(C.L. : 15)

TEKNIK : OBSERVASI (PENGAMATAN) KEGIATAN : RAPAT

HARI/TANGGAL : KAMIS, 31 MARET 2005 TEMPAT : RUANG RAPAT JURUSAN

WAKTU : 10.00 12.00 WIB

Rapat ini dilaksanakan setelah selesai rapat jurusan. Hadir dosen-dosen

Kelompok Bidang Keahlian Bidang Kimia Organik dan merupakan anggota

KBK yaitu :

1. Drs. Edy Cahyono, M.Si

2. Dr. Supartono, MS

3. Dra. Sri Muryati D., Apt, M.Kes

4. Drs. Ersangkono Kusumo, MS

5. Dra. Nanik Wijayati, M.Si

6. Dewi Selvia Fardhyanti, ST

7. Dra. Sri Mursiti, M.Si

8. Ratna Dewi Kusumaningtyas, ST

9. Hayono, S.Pd

Yang tidak hadir seorang Guru Besar Emiritus, dua orang sedang studi

lanjut satu S2, satunya S3.

Kaitan rapat dengan penelitian adalah mengenai dana, alat, sistem informasi,

struktur organisasi, rencana laboratorium, PJL.

Adapun hasil rekaman rapat disajikan sebagai berikut :

Page 268: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

250

Kalab (Drs. Kasmui, M.Si) dalam penuturannya :

Assalamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarrokatuh Bapak/Ibu sekalian barangkali baru 15 bulan saya menduduki Kalab, barangkali belum berpengalaman. Disini tidak ada yang benar, tidak ada yang salah, mari kita kerja sama. Bapak/Ibu sekalin ada beberapa pesanan dosen yaitu spektofotometri, kita mempunyai uang dan SPL. Alat ada 36 tetapi yang baik 25. Alat yang digunakan untuk penelitian saya letakkan di ruang instrumen. Alat ada satu di organik dan satu di anorganik. Saya mohon maaf karena tidak bisa memenuhi kebutuhan bapak ibu sekalian. Kenyataan uang kita kecil, satu tahun hanya 70 juta itu tidak cukup untuk memenuhi pesenan Pak Partono. Ada pelanggan instrumentasi dan keselamatan kerja di laboratorium. Tahun kemarin tidak bisa mengadakan karena ada kesibukan SP4. Kemudian yang kedua situs komunitas jurusan Rp. 250.000,- bisa untuk SIM jurusan, laboratorium, perpustakaan. Untuk laboratorium ditangani Pak Harjito dosen baru. Disediakan juga unit situs. Kemudian SIM laboratorium, sifatnya internet operator ditangani mbak Nunik. Misalnya mencari etanol kesulitan letaknya dimana, itu bisa segera dicari. Kita ada enam laboratorium yang dibawahi atau dikelola oleh penanggung jawab laboratorium yang dibawahi kalab. Setiap penanggung jawab laboratorium bisa melaksanakan, mengelola. Kita sebetulnya sudah mengusulkan struktur jabatan di UNNES ini dirombak. Pernah kita melakukan seminar / lokakarya semua laboratorium kita hadirkan semua disana. Kata Pak Rektor memang kepala laboratorium bukan jabatan struktural seperti PD-PD. Pada tahun 2004 yang dikatakan Kalab seluruh Indonesia itu sama. Bahkan laboratorium kita itu malah lebih baik di dalam pengelolaan keuangan. Bahkan UNS sendiri sempat saya kunjungi ke sana, kalab digaji Rp. 15.000 per bulan. Tetapi mereka dapat SK resmi dari rektornya. Kemudian hasilnyapun berbeda kondisi laboratorium keuangan, alat, zat. Apakah penanggung jawab laboratorium dipisahkan dengan ketua KBK ? Supaya bisa kerja lebih efektif. Bagaimana kalau kita memberi insentif pada penanggung jawab laboratorium. KJ : Ketua Jurusan (Drs. Edy Cahyono, M.Si) menuturkan bahwa :

Kita rencanakan honorer penanggung jawab laboratorium per bulan kita rencanakan lima puluh ribu rupiah. Kalau kita pikirkan ada penanggung jawab, ada perpustakaan semua cukup banyak 10 x 50.000 = 500.000. Kita mencoba menggeliat. Untuk itu ketua KBK duduk merangkap penanggung jawab laboratorium atau mau ditunjuk untuk penanggung jawab laboratorium orang lain yang ada di KBK itu.

Page 269: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

251

Untuk misalnya Pak Partono, sebagai ketua KBK, akan menunjuk anggota siapa sebagai penanggung jawab laboratorium monggo. Kita fokus pada pengembangan laboratorium, misal 1/3 atau setengah dari dana SPL untuk pengembangan laboratorium. PJL (Penanggung Jawab Laboratorium) Dr. Supartono, MS menuturkan sebagai

berikut :

Mengenai otonomi laboratorium akan ada beberapa yang saya sampaikan dari kegiatan sampai ke penggunaan dana. Kebijakan tiap PT memang berbeda masing-masing maunya apakan. Tetapi toh sudah ada indikator yang bagus dari pak Kasmui mengikuti yang baik dari PT yang lain. Berikutnya penanggung jawab (Ketua) KBK terpisah ya memang tidak perlu terpisah dan tidak perlu menyatu. Karena orangnya yang ada itu ya ndak apa. Tapi kalau seandainya diperlukan teroisah ya ndak apa-apa. Itu justru kalau memang mau otonomi, maksudnya nanti tidak ada PJL yang ada adalah Kepala Laboratorium Kimia Organik, apa yang dimaksudkan saya tidak tahu sebab sepengetahuan saya kalau ada penanggung jawab. Itu, kata itu kan pantes-pantes orang ngomong kan. Kalau setiap laboratorium itu sebaiknya ada seorang manajernya. Manajer itulah yang menentukan kebikakan-kebijakan, termasuk akademiknya. Kan dulu sebelum ini, Dikti pernah mengeluarkan bahwa seorang Kalab adalah seorang Guru Besar. Itu dulu kan. Masalahnya adalah terkait dengan ini dengan pengembangan akademiknya, termasuk mengatur kebijaksanaan itu, monggo. Untuk tenaga yang ditugasi mesti akan membagi waktu sekarangpun kalau saya ditunjuk sebagai penanggung jawab laboratorium, maka saya setiap semesternya supaya ditugasi mata kuliah praktikum. Sehingga saya bisa setiap semesternya kesana. Mengenai insentif dari insentif jurusan ya terserah itu manajemen dari jurusan. Ya kalau memang itu ada, atau adanya baru Rp. 50.000 atau memang tidak ada ya ndak masalah. Tapi cobalah diterapkan hambatan teknis masalah dana. Dana segitu itu memang untuk pengembangan laboratorium yang baik malah pusing saja. Saya juga mengerti. Tapi kalau memang itu sudah mau diniatkan begitu apa semacam dana itu tidak kita cobakan. Sebagai penanggung jawab Laboratorium Kimia Organik dan Biokimia, saya mencoba mereka-reka, membuat proposal yang barangkali bisa menelorkan dana untuk mengembangkan kegiatan akademiknya laboratorium meskipun sampai kini belum kunjung datang atau belum berhasil. Itu sebaiknya. Jadi soal dana yang kecil itu monggo itu diatur bagaimana yang perlu, toh kita bisa membuat skala prioritas yang mana dulu di semester ini sehingga nanti teman-teman dosen pun ada rasa kepemilikan ndak. Kepemilikan orang-orang organik ya misalnya kalau penelitian di sana ya silahkan. Tetapi ada konstribusi untuk laboratorium. Jangan hanya memakai saja tetapi konstribusinya tidak ada. Misalnya alatnya yang dipakai kita bantu. Terima kasih, saya dukung. Silahkan.

Page 270: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

252

Kalab (Kepala Laboratorium) :

Terima kasih pak Partono. Yang penting tujuannya adalah meningkatkan laboratorium. Terima kasih. Wassalamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarrokatuh.

Page 271: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

253

CATATAN LAPANGAN (C.L. : 16)

OBSERVASI : KEGIATAN LABORATORIUM

KIMIA ORGANIK TEMPAT : LABORATORIUM KIMIA ORGANIK WAKTU : KAMIS, 31 MARET 2005 KEJADIAN : KECELAKAAN KECIL YAITU

KEBAKARAN ALAT ERLEMEYER DENGAN ISI EKSTRAK JAMBU

Rekonstruksi suasana Jam 10.00 Seorang mahasiswa sedang penelitian ekstrak jambu. Saat itu ada seorang asisten mahasiswa. Tidak ada dosen pembimbing maupun laboran. Mahasiswa panik, peneliti mencoba membantu mengambil lap basah untuk ditutupkan, akhirnya padam.

Tanggapan pengobservasian

Sebaiknya saat mahasiswa melakukan penelitian harus ada laboran

atau pembimbing yang berada di laboratorium.

Page 272: MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES ...

254

CATATAN LAPANGAN (C.L. : 17)

OBSERVASI : KEGIATAN LABORATORIUM

KIMIA ORGANIK TEMPAT : LABORATORIUM KIMIA ORGANIK WAKTU : JUMAT, 1 APRIL 2005 KEJADIAN : SUASANA PRAKTIKUM

Rekonstruksi suasana Praktikum mahasiswa Semester 2, jam 09.00 – 11.00 terlihat suasana meja yang penuh tas dan buku yang tidak dipakai berserakan di meja praktikum. Dosen pengampu ada, namun sibuk koreksi persiapan mahasiswa. Ada juga asisten mahasiswa.

Tanggapan pengobservasian

Seharusnya hal itu tidak terjadi kalau semua mengikuti peraturan

laboratorium.