Top Banner
14

Manajemen Kesehatan dan Penyakit pada Ternak Babi filepeternak babi pembibitan di Bali sering mengeluh karena tingginya angka kematian anak babi yang baru lahir. Kematian tertinggi

Apr 01, 2019

Download

Documents

hoangmien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Manajemen Kesehatan dan Penyakit pada Ternak Babi filepeternak babi pembibitan di Bali sering mengeluh karena tingginya angka kematian anak babi yang baru lahir. Kematian tertinggi
Page 2: Manajemen Kesehatan dan Penyakit pada Ternak Babi filepeternak babi pembibitan di Bali sering mengeluh karena tingginya angka kematian anak babi yang baru lahir. Kematian tertinggi

Manajemen Kesehatan dan Penyakit pada Ternak Babi

IDA BAGUS KOMANG ARDANA,Ketut Berata dan N. Sadra Dharmawan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Email: [email protected] HP 08155951708

Latar Belakang

Hasil penelitian di lapangan beberapa tahun terakhir, menunjukkan bahwa

peternak babi pembibitan di Bali sering mengeluh karena tingginya angka kematian anak

babi yang baru lahir. Kematian tertinggi dikeluhkan terjadi pada hari ke tiga pasca

kelahiran (prevalensi 25%), kemudian disusul terjadi pada hari-hari berikutnya (prevalensi

10%). Peternak bingung atas kejadian tersebut, pada hal mereka merasa telah berbuat

maksimal untuk menyelamatkan anak babi yang baru lahir. Bila kejadian ini berlangsung

terus akan menyebabkan kerugian yang sangat besar. Oleh karena itu, penyebab

kematian harus diketahui sekaligus cara penanganannya.

Dari hasil penelitian, diketahui bahwa ada banyak penyebab kematian anak babi,

baik di dalam rahim induk, pra sapih, maupun pasca sapih. Namun, yang paling umum

sebagai penyebab adalah akibat: 1) air susu induk macet pasca melahirkan, 2) diare

karena Colibacillosis dan Iso spora suis pada anak babi pra sapih, 3) diare anak babi pasca

sapih, 4) radang otak oleh streptokokosis, 5) ngorok karena pasteurelosis, 6) radang paru-

paru karena Actinobacilus pleuropneumina, 7) mikoplasmosis, dan 8) porcine reproductive

and rrespiratory syndrome (PRRS). Berikut akan dibahas beberapa penyakit yang

dianggap penting dan berakibat fatal (mematikan).

Permasalahan Terkait Dengan Topik

Kejadian penyakit pada induk dan anak babi di Bali sering diakibatkan karena para

peternak belum mengenal prosedur pencegahan penyakit yang benar. Oleh karena

pengetahuan tentang perjalanan penyakit belum diketahui dengan baik, sering kali agen

penyakit dengan leluasa menginfeksi induk maupun anak babi, baik yang masih ada dalam

kandungan maupun setelah lahir, sehingga dapat menimbulkan kematian.

Page 3: Manajemen Kesehatan dan Penyakit pada Ternak Babi filepeternak babi pembibitan di Bali sering mengeluh karena tingginya angka kematian anak babi yang baru lahir. Kematian tertinggi

Dari wawancara dengan beberapa peternak terkait pencegahan penyakit,

sebagian besar menyatakan mereka sudah berupaya maksimal, bahkan dengan biaya

tinggi, tetapi kematian masih sering terjadi, terutama pada musim penghujan. Peternak

sangat mengharapkan prosedur pencegahan penyakit yang tepat agar anak babi yang

lahir hidup sampai disapih, sehingga dapat dijual kepada peternak penggemukan yang

pada dilirannya mendapatkan keuntungan dari usaha peternak babi pembibitan.

Tujuan

Menerapkan program pencegahan penyakit yang mengacu kepada tindakan medis

veteriner, yaitu:

bioskuriti (segala tindakan untuk mencegah masuknya bibit penyakit kedalam tubuh

babi),

vaksinasi (tidakan menyiapan zat kebal dalam tubuh babi terhadap penyakit penyakit

tertentu), dan

medikasi (melakukan tindakan membunuh bibit benyakit yang terlanjur masuk ke

dalam tubuh babi yang secara fisik babi masih sehat).

Dengan menerapkan program pencegahan yang benar dan tertatur kejadian penyakit

yang mematikan dapat diatasi.

Hasil-Hasil Penelitian/ Kajian Terkait Topik

Hasil-hasil penelitian/kajian berkenaan dengan pencegahan penyakit pada induk dan

anak babi yang telah dilakukan yang melibatkan mahasiswa, peternak dengan membuat

percobaan lapangan, dan dengan pihak farmasi, memberi hasil yang menjanjikan. Hasil-

hasil terkait usaha pencegahan penyakit tersebut diuraikan secara ringkas berikut ini.

1. Air susu induk macet pasca melahirkan

Prevalensi air susu induk macet pasca melahirkan cukup tinggi. Kejadian ini sangat

merugikan, karena menimbulkan puting susu induk membengkak, induk demam, napsu

makan menurun, sedangkan anak babi menjadi kurus sering diakhiri oleh kematian.

Kejadian ini sebetulnya bermula dari infeksi bakteri pada rahim (uterus) induk bunting.

Secara teoritis kuman akan berlomba untuk hidup pada uterus yang sedang mengandung

fetus. Hal ini terjadi karena pada uterus yang mengandung fetus mendapat asupan nutrisi

Page 4: Manajemen Kesehatan dan Penyakit pada Ternak Babi filepeternak babi pembibitan di Bali sering mengeluh karena tingginya angka kematian anak babi yang baru lahir. Kematian tertinggi

seperti protein atau asam amino, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang berlebih

untuk perkembangan dan pertumbuhan fetus dalam kandungan.

Dengan kata lain, nutrisi yang diperlukan adalah nutrisi untuk hidup dan perkembangan

fetus/eat for. Oleh karena itu, bila induk sedang bunting maka formula pakan yang

diberikan harus lebih. Nutrisi yang dimakan oleh induk akan membentuk suatu zat yang

sangat penting yang diberi nama Acetyl CoA. Zat inilah yang menjadi sumber untuk

berbagai zat yang dibutuhkan oleh fetus untuk perkemangan dan pertumbuhannya. Kondisi

ini pula yang dimanfaatkan oleh kuman untuk berkembang biak. Bila infeksinya ganas maka

dapat menimbulkan kematian fetus (Gamabr 1).

Gambar 1. Petus Babi di Uterus.

Kuman dalam uterus selama induk bunting bersaing satu sama lain untuk mendapatkan

nutrisi. Kejadian ini dapat dianalogikan seperti pasar yang menjual berbagai jenis makanan,

sehingga banyak juga orang pergi ke pasar untuk mendapat makanan. Jadi, pasar menjadi

ramai untuk memperoleh makanan untuk hidup. Sama halnya dengan kuman akan

berlomba datang untuk dapat makanan untuk hidup dan berkembang biak di uterus yang

berisi fetus. Selanjutnya, ketika induk melahirkan maka kegiatan dalam uterus hampir tidak

ada. Pasokan makanan yang berlebih tidak terjadi lagi, hanya sebagian kecil makanan

dikirim ke uterus untuk maintenance saja. Namun, aktivitas yang tinggi terjadi pada ambing

untuk membentuk susu. Ambing induk babi setelah melahirkan menjadi sangat aktif

membentuk air susu untuk anaknya. Untuk mendukung aktivitas itu, tubuh mengerim nutrisi

yang berlebih ke ambing. Agar nutrisi selalu terjamin untuk membentuk air susu, maka

formula pakan harus yang berkualitas tinggi. Kondisi ambing yang seperti itu akan

dimanfaatkan oleh kuman untuk hidup dan berkembang biak.

Page 5: Manajemen Kesehatan dan Penyakit pada Ternak Babi filepeternak babi pembibitan di Bali sering mengeluh karena tingginya angka kematian anak babi yang baru lahir. Kematian tertinggi

Setelah melahirkan, bakteri yang ada pada uterus akan pindah menuju ambing melalui

pembuluh darah untuk mendapatkan nutrisi untuk hidupnya. Adanya bakteri dalam ambing

dapat menimbulkan infeksi yang menimbulkan peradangan yang disebut mastitis. Kondisi

mastitis sangat mengganggu aktivitas ambing, karena sering menimbulkan air susu tidak

bisa keluar alias macet.

Dampak air susu macet

Ambing membengkak, induk akan mengalami kesakitan dan sering menimbulkan

komplikasi yang ditandai oleh induk tidak mau makan, demam dan gelisah serta tidak dapat

memberikan air susu bagi anaknya. Anak babi yang induknya menderita mastitis akan

menjadi kurus, diare dan sering mengalami kematian. Dampak yang paling serius dari air

susu macet adalah kerugian ekonomi. Kerugian ini disebabkan oleh: 1) performa anak yang

jelek sampai terjadi kematian; 2) biaya induk bunting sangat tinggi, seperti biaya pakan

selama bunting, biaya pemelihara kesehatan, serta biaya untuk bunga bank yang akan

menambah besar kerugian yang ditimbulkan; 3) induk yang mengalami mastitis sering tidak

dapat digunakan sebagai induk yang baik, karena puting susu mengalami radang dan

salurannya buntu, akibat pertumbuhan jaringan ikat yang berlebih.

Pencegahan air susu macet

Kalau diikuti teori terjadinya air susu macet, maka pencegahan yang paling tepat adalah

membunuh bakteri penyebab mastitis sebelum mencapai ambing. Strategi yang bisa

dilakukan menyemprot kandang dengan DES HP tiap 3 hari dosis 4cc/liter, melakukan

vaksinasi induk sebelum bunting secara teratur. Vaksin yang diberikan seperti Tabel 1 dan

program medikasi seperti Tabel 2.

Tabel 1. Program Vaksinasi pada Ternak Babi

Umur Babi Jenis Vaksin Cara Pemakaian

3 minggu 4 minggu 5 minggu 12 minggu 6 bulan (induk,pejantan) 12 bulan (induk,pejantan) Induk masa kering

Vaksin Mycoplasma Vaksin Hog Cholera Vaksin Mycoplasma Vaksin SE Vaksin Hog Cholera Vaksin Hog Cholera Vaksin SE

Injeksi (kill vaksin) IM Injeksi (live vaksin) IM Injeksi (kill vaksin) IM Injeksi (kill vaksin) SC Injeksi (live vaksin) IM Injeksi (live vaksin) IM Injeksi (Kill vaksin) SC

Page 6: Manajemen Kesehatan dan Penyakit pada Ternak Babi filepeternak babi pembibitan di Bali sering mengeluh karena tingginya angka kematian anak babi yang baru lahir. Kematian tertinggi

Tabel 2.Program Medikasi untuk Induk Bunting

Bunting Minggu Ke-

Obat/Vitamin & Dosis

Keterangan

0 Kawin

1 Tyloxacin: 600-1000 g/ton Campur pakan

2 idem Campur pakan

3 idem Campur pakan

4 idem Campur pakan

5 idem Campur pakan

6 idem Campur pakan

7 idem Campur pakan

8 Idem Campur pakan

9 Enrofloxacin 10% 1 ml/20 Kg BB atau tiamulin 10% 1 ml/10 Kg BB

selama 3 hari, bila ada kasus Mycoplasmosis

10 Amoxillin : 250 – 300 ppm Campur pakan

11 idem Campur pakan

12 idem Campur pakan

13 idem Campur pakan

14 idem Campur pakan

15 Hemisol : 1 gr/10 Kg BB Satu kali pemberian, campur pakan

16 Enrofloxacin 10 %: 1 ml/20 kg BB

Waktu Melahirkan (1 hari sebelum dan 1 hari sesudah melahirkan)

17 Bio ATP Plus dan ADE masing -masing @ 10 ml / ekor induk

Injeksi saat melahirkan

Keterangan : lakukan tes sensitivitas kuman terhadap obat yang digunakan

2. Diare karena Colibacillosis dan Iso spora suis pada anak babi pra sapih

Penyebab diare pada anak babi sebelum disapih antara lain kedinginan, kelaparan,

tertindih dan infeksi penyakit (Ardana dan Harya Putra, 2008). Jenis infeksi yang terjadi

meliputi bakteri ETEC dengan nama penyakit: (1) New born diarrhea terjadi umur 1-7 hari

ditandai oleh diare, lesu dan kedinginan; (2) Young pig diare umur 14-28 hari yang ditandai

oleh diare dan lesu; (3) Hemorrhagic gastro enteritis (1-8 minggu) yang ditandai diare

berdarah.

Ilustrasi bakteri E. coli yang masuk ke dalam tubuh babi bersama makanan dan tahapan

E. coli menimbulkan infeksi dapat dilihat pada Gambar 2. Adapun gejala klinik yang muncul

Page 7: Manajemen Kesehatan dan Penyakit pada Ternak Babi filepeternak babi pembibitan di Bali sering mengeluh karena tingginya angka kematian anak babi yang baru lahir. Kematian tertinggi

pada anak babi yang terinfeksi E. coli pada saluran usus, antara lain napsu makan menurun,

diare, lemah, lesu, dehidrasi, shock yang diakhiri kematian seperti terlihat pada Gambar 3.

Gambar 2. Tahapan bakteri E.coli menginfeksi anak babi (Sumber http://ts1.mm.bing.net/th.id=H).

Gambar 3. Gejala diare dan gambar PA dan HP usus babi yang terinfeksi E. coli

Di samping karena E. coli, diare juga dapat diakibatkan oleh Iso spora suis pada anak

babi sebelum disapih. Kejadiannya sering namun diabaikan oleh peternak. Gejala diare

pada anak babi setelah umur 5 hari dapat disebabkan oleh penyakit koksidiosis akibat

infeksi Iso spora suis. Penyakit ini menyerang anak babi umur 6-42 hari yang ditandai diare

berwarna kekuningan sampai abu-abu secara terus menerus. Anak babi kurus, napsu makan

menurun sehingga pertumbuhannya jelek, bahkan sering diikuti oleh kematian.

Page 8: Manajemen Kesehatan dan Penyakit pada Ternak Babi filepeternak babi pembibitan di Bali sering mengeluh karena tingginya angka kematian anak babi yang baru lahir. Kematian tertinggi

Program pencegahan

Program pencegahan diare pada anak babi sebelum disapih karena bakteri E. coli dan Iso

spora suis dilakukan dengan cara meningkatkan tindakan bioskuriti. Tindakan itu dilakukan

secara ketat dengan membersihkan lantai tiap hari, menjaga lantai tetap kering, membuat

ruangan untuk anak hangat, dan melakukan penyemprotan desinfektan seperti

Benzalchonium clorida (DES HP), serta memberikan vaksinasi seperti Tabel 1 dan program

medikasi seperti Tabel 3.

Tabel 3. Program Medikasi Anak Menyusu dan Induknya (Colibacillosis, Isospora spp)

Umur Babi (hari)

Obat/Vitamin dan Dosis Tujuan

1 ADE : 0,3 ml / ekor Meningkatkan Ig.A

3 Fe (100 mg/ml)+B12 : 1-2 ml Mencegah anemia

4, 5 dan 6 Tolrasuril 5 %; 20 mg/kg BB cengkok

Membunuh Isospora sp dengan gejala nampak umur 7-14 hari

Selama Menyusui (Induk)

Tyloxcin 1kg/ton

Mencegah MMA dan Collibacillosis pada anak.

21 /28 /35/42 (Sapih)

Enrofloxacin10% : 0,2 ml/ekor Membunuh kuman

Keterangan : Lakukan tes sensitivitas kuman terhadap obat yang digunakan

3. Diare anak babi pasca sapih

Diare pada anak babi pasca sapih disebabkan oleh gangguan pada saluran pencernaan,

anak babi sering berkerumun dan menumpuk kedinginan (Gambar 4). Sebagai penyebab

awal adalah meningkatnya asam lambung akibat berhenti mendapat air susu induk. Secara

fisiologi pencernaan makanan khususnya protein dalam lambung sangat tergantung dari pH

lambung. Kondisi pH lambung yang bersifat asam (pH 2-3,5) akan meningkatkan konversi

enzim pepsinogen menjadi pepsin yang berfungsi untuk memecah protein menjadi

proteasa, pepton dan peptida, yang selanjutnya akan dipecah menjadi asam asam amino

dan diserap dalam usus (Gambar 5). Pada anak babi yang baru disapih tidak lagi memproleh

air susu dari induknya, sehingga tidak mendapat asam laktat yang biasa diperoleh oleh anak

babi selama menyusu. Hal ini akan menyebabkan pH lambung meningkat melebihi pH 3,5

seperti Gambar 6.

Page 9: Manajemen Kesehatan dan Penyakit pada Ternak Babi filepeternak babi pembibitan di Bali sering mengeluh karena tingginya angka kematian anak babi yang baru lahir. Kematian tertinggi

Gambar 4. Gambar Anak Babi Kedinginan

PENCERNAAN PROTEIN Pepsin pH 2-3,5

Proteasa,Pepton,PolipeptidaTripsin,

khemptripsin,Karboksipolipeptidase(Enzim pankreas)

Polipeptida kecil+ Asam amino

Peptidase

PROTEIN

ASAM AMINO

GUYTON 2002

Usushalus

Gambar 5. Pencernaan Protein (Guyton, 2002).

Gastric acid (pH) vs Digestive Enzyme

0

1

2

3

4

5

6

10 20 30 40 50 60

日齡

pH

pH optimum activitaspepsinogen

weaning

Gambar 6. Asam Lambung dan Aktifitas Enzim Pencernaan (Hoo,2012)

Page 10: Manajemen Kesehatan dan Penyakit pada Ternak Babi filepeternak babi pembibitan di Bali sering mengeluh karena tingginya angka kematian anak babi yang baru lahir. Kematian tertinggi

Pada Gambar 6, dengan pH lambung melebihi 3,5 menyebabkan konversi

pepsinogen menjadi pepsin tidak sempurna, sehingga pepsin tidak dapat mengkatabolisme

protein (dicerna) secara sempurna, sehingga protein masuk kedalam usus dan menjadi

makanan bakteria pathogen seperti bakteri E. coli untuk berkembang biak dan menimbulkan

infeksi pada usus. Gejala yang ditimbulkan berupa diare. Telah dilaporkan bahwa kejadian

diare pada anak babi yang baru disapih sangat tinggi. Mekanisme diare secara mudah

diilustrasikan seperti Gambar 7. Pada Gambar 7 tersebut tampak bahwa pH lambung

melebihi 4, pepsin rendah, dan bila diberikan pakan starter anak babi lepas sapih akan

mengalami diare dan pertumbuhan menurun sehingga terjadi kerugian.

pH Affects Piglet Digestibility

Pre-starter

feed

pH >4 = non-milk proteins not fully

be digested

Intestinal pH increases

proliferation of pathogenic

E.coli

diarrhea

growth

performance

reduce

Gambar 7. Mekanisme diare saat anak babi di sapih (Hoo, 2012).

Pencegahan diare pasca disapih

Program pencegahan penyakit pada anak babi pasca disapih dilakukan tindakan

bioskuriti antara lain disemprot dengan DES HP, vaksinasi seperti Tabel 1 dan medikasi

seperti Tabel 4 dibawah ini. Perlakuan itu belum cukup, sehingga perlu tindakan lainnya

agar tidak terjadi diare. Tindakan tambahan yang dapat dilakukan dengan pemberian asam

organik dan anorganik sebagai acidifier.

Page 11: Manajemen Kesehatan dan Penyakit pada Ternak Babi filepeternak babi pembibitan di Bali sering mengeluh karena tingginya angka kematian anak babi yang baru lahir. Kematian tertinggi

Tabel 4. Program Medikasi untuk Babi Sapih Sampai Finisher (Mycoplasma, Colibacillosis, Infeksi Streptococcal, Penyakit Glasser’s , Swine Dycentry, dll)

Umur Babi Obat/Vitamin dan Dosis Tujuan

Saat Sapih 21 hari / 28 hari / 35 hari /42 hari

Bio-ATP Plus : 0,3 ml , Bivermectin 1%: 0,2 ml/ekor dan Enrofloxacin 10%: 0,2 ml/ekor

Stamina, membunuh kuman dan ektoparasit

Saat sapih s/d 14 hari post sapih (selama 14 hari)

Lincomycin 40 -100 gr/ton Untuk pertumbuhan, Membunuh Mycoplasma sp Swine Disentry

15 hari post sapih s/d 45 hari post sapih (selama 30 hari)

Tyloxacin 600 gr/ton Membunuh Mycoplasma sp Swine Dysentry

4 minggu setelah sapih

Hemisol : 1 gr/10kg BB campur pakan

Membunuh Ascaris suum

46 setelah sapih sampai panen

Dalam pakan berikan obat obatan (Tyloxacin dosis: 500-600 gr/ton

Menjaga villa usus tetap normal (growth promotor) dan mencegah Mycoplasma

Berat 60 kg s/d panen

Super Pig Membuat babi montok

Keterangan: lakukan tes sensitivitas kuman terhadap obat yang digunakan

Telah diteliti penggunaan asam organik dan anorganik (nama dagang ‘Orgacid’

produksi PT Sunzen, Malaysia). ‘Orgacid’ mengandung asam formiat, asam malat, asam

tartrat , asam sitrat, asam laktat, dan asam fosfat yang merupakan antibacterial acidifier.

Pada dasarnya penggunaan asam organik sebagai acidifier ditujukan untuk menjaga

integritas atau kesehatan saluran pencernaan ayam dan babi. Adapun cara kerja asam

organik meliputi: 1) menurunkan pH saluran pencernaan dengan cepat; 2) membunuh

bakteri tidak berguna di dalam pakan dan di dalam saluran pencernaan serta meningkatkan

bakteri yang berguna seperti bakteri Laktobasilus. Pada Gambar 8 juga menunjukkan bahwa

RCOO- menyetop transcipsi DNA, selanjutnya mencegah pertumbuhan dan perkembangan

bakteri.

Page 12: Manajemen Kesehatan dan Penyakit pada Ternak Babi filepeternak babi pembibitan di Bali sering mengeluh karena tingginya angka kematian anak babi yang baru lahir. Kematian tertinggi

R-COOH (Orgacids)

RCOO- H+

pH

Energy

Energi

Bacteria

Bakteri

DNA

Prevent bacteria

proliferation

Mencegah

perkembangbiakan

bakteri

Gambar. 8. Cara asam organic membunuh bakteri (Hoo,2012)

Asam organik (‘Orgacid’) dapat digunakan untuk membunuh bakteri yang ada di

dalam pakan sehingga pakan tersebut bebas dari kontaminasi bakteria yang pada gilirannya

akan aman bila dikonsumsi babi. Selanjutnya bila bakteri tidak berguna (patogen) berhasil

masuk ke dalam usus babi, maka asam organik (‘Orgacid’) dalam pakan tersebut akan

membunuh bakteri di dalam saluran pencernaan.

Dengan demikian peran asam organik sangat strategis dalam mengontrol kesehatan

anak babi, karena asam organik bila ada dalam pakan dapat bertindak sebagai pengawet

(feed preservation). Dalam saluran pencernaan anak babi asam organik dapat bertindak

sebagai penurun pH saluran pencernaan (acidifier), sehingga saluran pencernaan anak babi

menjadi sehat dan dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Dengan demikian alas

kandang akan menjadi kering, dapat mengurangi bau dan jumlah lalat, jumlah pakan yang

dimakan (feed intake) menjadi efisien, performance anak babi baik, pertumbuhan seragam

(uniformity), penampakan bulu halus, serta morbiditas dan mortalitas rendah.

Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa pemberian ‘Orgacid’ dapat meningkatkan

pertumbuhan secara bervariasi tergantung umur pemberiannya. Makin muda umur babi

diberi asam organik peningkatan pertumbuhan makin tinggi. Pemberian ‘Orgacid’ yang

dicampurkan dalam pakan babi dosis 2-3 gram/kg pakan mulai 7 hari sebelum dan 7 hari

sesudah disapih (samapai umur 45 hari), dapat menghasilkan kotoran menjadi kering, tidak

diare, pertumbuhan meningkat, pakan lebih efisien dan lalat di dalam kandang anak babi

berkurang.

Page 13: Manajemen Kesehatan dan Penyakit pada Ternak Babi filepeternak babi pembibitan di Bali sering mengeluh karena tingginya angka kematian anak babi yang baru lahir. Kematian tertinggi

Kesimpulan

Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Prinsip ini sangat tepat digunakan untuk

mengatasi kebingungan para peternak babi pembibitan akibat kematian anak babi dari

serangan penyakit. Program pencegahan penyakit dengan mengedepankan bioskuriti,

vaksinasi, dan medikasi secara teratur, serta perlakuan khusus menjadi pilihan agar anak

babi bisa hidup terhindar dari serangan penyakit.

Saran

Para peternak babi pembibitan disarankan untuk melakukan tindakan medis

veteriner secara teratur, terutama tindakan pencegahan penyakit dengan model seperti

yang telah diuraikan dalam isi artikel ini.

Daftar Pustaka Ardana I.B.K., Harya Putra, D.K. 2008. Ternak Babi. Manajemen Reproduksi, Produksi dan

penyakit. Udayana University Press, Denpasar. Bali Bindseil, E. 1972. On the Development of Interstitial Hepatitis (“Milk Spots“) in Pigs

Following Infection with Ascaris suum. Nord.Vet. Med. (23) : 191- 195. Brander, G. C., Pugh, D. M., and Baywater, R. J. 1980. The Veterinary Applied

PharmacologyTherapeutics, 4th Ed. Bailliere Tindall London. Close, W.H. 2001. Feeding and management strategies to improve sow productivity. Asian

Pork Magazine. Hastasi Wuryastuti. 2002. The Importance of Colostrum / Milk in Swine. International

Seminar On Pig Farming “Awkening the Sleeping Giant” Benoa, Denpasar Bali. Indonesia.

Johnstone, C. 2001. Parasites and Parasitic Diseases of Domestic Animals.(Parastes of

Swine).University of Pennylvania. Leman. A.D., B.E. Straw, W.L. Mengeling, S. D”Allaire and D.J. Taylor.(1996) Disease of

Swine. 7th Ed.Iowa State University Press / Ames, Iowa U.S.A. NRC. (1979). Nutrient Requirements of Swine. Eight revised edition, 1979. National

Academy of Sciences Washington, DC.

Page 14: Manajemen Kesehatan dan Penyakit pada Ternak Babi filepeternak babi pembibitan di Bali sering mengeluh karena tingginya angka kematian anak babi yang baru lahir. Kematian tertinggi

Sanit Yuennan dan Phaithoonna. 2007. Standar Pekerjaan Kandang Anak Sapih-Panen. PT. Prospek Satwa, Denpasar.

SCA, (1987). Feeding Standards for Australian Livestock. Pigs. CSIRO Printing Centre.

Collingwood, Victoria. Sihombing. D.T.H.(1997) Ilmu Ternak Babi. Cetakan Pertama. Gajah Mada University Press. Swenson M.J. 1970 . Duke”s Physiology of Domestic Animals. Edisi ke – 8 . Cornell

University Press, Ithaca, New York.