BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangManajemen berasal dari kata manage yang
artinya mengatur, mengurus atau mengelola. Manajemen adalah usaha
yang dilakukan secara bersama-sama untuk menentukan dan mencapai
tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan
(actuating), dan pengawasan (controlling). A. Tujuan manajemen
adalah sebagai berikut: a. Untuk mencapai keteraturan, kelancaran,
dan kesinambungan usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. b. Untuk mencapai efisiensi, yaitu suatu perbandingan
terbaik antara input dan output.
B. Fungsi Manajemen adalah sebagai berikut:1) Perencanaan
(planning) Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan
alternatif-alternatif, kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, dan
program-program sebagai bentuk usaha untuk mencapai tujuan yang
ingin dicapai. Planning jangka panjang memiliki 2 karakteristik
utama, yaitu: a. Tujuan dan sasaran: merupakan dasar bagi strategi
penyelesaian masalahb. Peramalan (forecasting) jangka panjang:
langkah awal sebelum membuat perencanaan
2) Pengorganisasian (organizing) Merupakan suatu tindakan atau
kegiatan menggabungkan seluruh potensi yang ada dari seluruh bagian
dalam suatu kelompok orang atau badan atau organisasi untuk bekerja
secara bersama-sama guna mencapai tujuan yang telah ditentukan
bersama, baik untuk tujuan pribadi atau tujuan kelompok dan
organisasi.
3) Pelaksanaan atau penerapan (actuating) Merupakan implementasi
dari perencanaan dan pengorganisasian, dimana seluruh komponen yang
berada dalam satu sistem dan satu organisasi tersebut bekerja
secara bersama-sama sesuai dengan bidang masing-masing untuk dapat
mewujudkan tujuan.
4) Pengawasan (controlling) Merupakan pengendalian semua
kegiatan dari proses perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan,
apakah semua kegiatan tersebut memberikan hasil yang efektif dan
efisien serta bernilai guna dan berhasil guna.
Di dalam pelaksanaannya, Puskesmas perlu memiliki manajemen yang
baik. Adapun fungsi puskesmas yaitu: pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas selalu berupaya
menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor
termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya,
sehingga berwawasan serta menduku ng pembangunan kesehatan. Di
samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak
kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di
wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang
dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.Puskesmas mempunyai peran yang sangat vital
sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan
manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk
keikutsertaan dalam menentukan kebijakan daerah melalui sistem
perencanaan yang matang dan realistis, tata laksana kegiatan yang
tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat.
Pada masa mendatang, puskesmas juga dituntut berperan dalam
pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan
kesehatan secara komprehensif dan terpadu (Effendi, 2009).Penyakit
gastritis merupakan penyakit yang banyak terjadi di dunia. Di
Indonesia dari 135.749 kunjungan ke departemen mata, total kasus
gastritis dan gangguan lain pada konjungtiva sebanyak 99.195 kasus
dengan jumlah 46.380 kasus pada laki-laki dan 52.815 kasus pada
perempuan. Gastritis termasuk dalam 10 besar penyakit rawat jalan
terbanyak pada tahun 2009, tetapi belum ada data statistik mengenai
jenis gastritis yang paling banyak yang akurat (Ditjen Yanmed,
Kemkes RI, 2010). Dari data ini dapat diketahui bahwa kasus
gastritis masih menjadi masalah besar untuk kesehatan mata
bagimasyarakat. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti
tertarik untuk mengangkat kasus gastritis dalam tulisan manajemen
kasus.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umumMeningkatkan manajemen kasus gastritis di
Puskesmas.
1.2.2 Tujuan khusus1. Diketahuinya perencanaan manajemen kasus
gastritis di Puskesmas.2. Diketahuinya pelaksanaan manajemen kasus
gastritis di Puskesmas.3. Diketahuinya monitoring dan evaluasi
manajemen kasus gastritis di Puskesmas.
1.3 Manfaat
1. Bagi PenulisDengan tulisan ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan penulis tentang manajemen kasus gastritis.
2. Bagi Instansi Kesehatana. Sebagai referensi untuk
meningkatkan upaya kesehatan baik dari segi
promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatif.b. Meningkatkan
kualitas pelayanan melalui manajemen kasus yang terintegrasi.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
1. DefinisiPuskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu
organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan
kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di
samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan
yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan),
preventif (pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan) dan
rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional,
yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar
terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
2. Tujuan PuskesmasTujuan pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal
di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
3. Fungsi PuskesmasMenurut Trihono (2005), ada 3 fungsi
puskesmas yaitu: pusatpenggerak pembangunan berwawasan kesehatan
yang berarti puskesmas selaluberupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintassektor termasuk oleh masyarakat
dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehinggaberwawasan serta
mendukung pembangunan kesehatan.Disamping itu puskesmasaktif
memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan
setiap program pembangunan diwilayah kerjanya. Khusus untuk
pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah
mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
4. Program Puskesmas Kia Kb Usaha Kesehatan Gizi Kesehatan
Lingkungan Pemberantasan Dan Pencegahan Penyakit Menular Pengobatan
Termasuk Penaganan Darurat Karena Kecelakaan Penyuluhan Kesehatan
Masyarakat Kesehatan Sekolah Kesehatan Olah Raga Perawatan
Kesehatan Masyarakat Kesehatan Kerja Kesehatan Gigi Dan Mulut
Kesehatan Jiwa Kesehatan Mata Laboratorium Sederhana Pencatatan Dan
Pelaporan Pembinaan Pemgobatan Tradisional Kesehatan Remaja Dana
Sehat
a. Program Pokok PuskesmasProgram pokok Puskesmas merupakan
program pelayanan kesehatan yang wajib di laksanakan karena
mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 Program Pokok
pelayanan kesehatan di Puskesmas yaitu :1. Program pengobatan
(kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan kesehatan untuk
mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang pasien
dilakukan oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan
temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan.2.
Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang
diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal
melalui kegiatan penyuluhan (individu, kelompok maupun
masyarakat).3. Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan
kesehatan KIA dan KB di Puskesmas yang ditujuhkan untuk memberikan
pelayanan kepada PUS (Pasangan Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan
ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan bayi dan balita.4.
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular
yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan
mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD,
Kusta dll).5. Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan
kesehatan lingkungan di puskesmas untuk meningkatkan kesehatan
lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu
lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran
lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat6. Perbaikan
Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan,
perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan
pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi
Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A,
Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan
Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.b. Program
pengembangan pelayanan kesehatan Puskesmas tersebut adalah:1. Usaha
Kesehatan Sekolah, adalah pembinaan kesehatan masyarakat yang
dilakukan petugas Puskesmas di sekolah-sekolah (SD,SMP dan SMP)
diwilayah kerja Puskesmas.2. Kesehatan Olahraga adalah semua bentuk
kegiatan yang menerapkan ilmu pengetahuan fisik untuk meningkatkan
kesegaran jasmani masyarakat, baik atlet maupun masyarakat umum.
Misalnya pembinaan dan pemeriksaan kesegaran jasmani anak sekolah
dan kelompok masyarakat yang dilakukan puskesmas di luar gedung.3.
Perawatan Kesehatan Masyarakat, adalah program pelayanan penanganan
kasus tertentu dari kunjungan puskesmas akan ditindak lanjuti atau
dikunjungi ketempat tinggalnya untuk dilakukan asuhan keperawatan
induvidu dan asuhan keperawatan keluarganya. Misalnya kasus gizi
kurang penderita ISPA/Pneumonia.4. Kesehatan Kerjaadalah program
pelayanan kesehatan kerja puskesmas yang ditujukan untuk masyarakat
pekerja informal maupun formal diwilayah kerja puskesmas dalam
rangka pencegahan dan pemberantasan penyakit serta kecelakaan yang
berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja. Misalnya
pemeriksaan secara berkala di tempat kerja oleh petugas
puskesmas.5. Kesehatan Gigi dan Mulut, adalah program pelayanan
kesehatan gizi dan mulut yang dilakukan Puskesmas kepada masyarakat
baik didalam maupun diluar gedung (mengatasi kelainan atau penyakit
ronggo mulut dan gizi yang merupakan salah satu penyakit yang
terbanyak di jumpai di Puskesmas.6. Kesehatan Jiwa adalah program
pelayanan kesehatan jiwa yang dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas
dengan didukung oleh peran serta masyarakat, dalam rangka mencapai
derajat kesehatan jiwa masyarakat yang optimal melalui kegiatan
pengenalan/deteksi dini gangguan jiwa, pertolongan pertama gangguan
jiwa dan konseling jiwa. Sehat jiwa adalah perasaan sehat dan
bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima
orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif terhadap
diri sendiri dan orang lain. Misalnya ada konseling jiwa di
Puskesmas.7. Kesehatan Mata adalah program pelayanan kesehatan mata
terutama pemeliharaan kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif) dibidang mata dan pencegahan kebutaan oleh tenaga
kesehatan Puskesmas dan didukung oleh peran serta aktif masyarakat,
misalnya upaya penanggulangan gangguan refraksi pada anak
sekolah.8. Kesehatan Usia Lanjut adalah program pelayanan kesehatan
usia lanjut atau upaya kesehatan khusus yang dilaksanakan oleh
tenaga Puskesmas dengan dukungan peran serta aktif masyarakat dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat usia lanjut,
misalnya pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi dini penyakit
degeneratif, kardiovaskuler seperti : diabetes Melitus, Hipertensi
dan Osteoporosis pada kelompok masyarakat usia lanjut.9. Pembinaan
Pengobatan Tradisional adalah program pembinaan terhadap pelayanan
pengobatan tradisional, pengobat tradisional dan cara pengobatan
tradisional. Yang dimaksud pengobatan tradisional adalah pengobatan
yang dilakukan secara turun temurun, baik yang menggunakan herbal
(jamu), alat (tusuk jarum, juru sunat) maupun keterampilan (pijat,
patah tulang).10. Kesehatan haji adalah program pelayanan kesehatan
untuk calon dan jemaah haji yang meliputi pemeriksaan kesehatan,
pembinaan kebugaran dan pemantauan kesehatan jemaah yang kembali
(pulang) dari menaikan ibadah haji.11. Dan beberapa upaya kesehatan
pengembangan lainnya yang spesifik lokal yang dikembangkan di
Puskesmas dan Dinas Kesehatan kabupaten/kota.2.2 Upaya
KesehatanDalam garis besar usaha kesehatan, dapat dibagi dalam 3
golongan, yaitu :1. PromotifPromosi kesehatan berasal dari kata
dalam bahasa inggris yaitu health promotion. Penerjemahan kata
health promotion atau tepatnya promotion of health kedalam bahasa
Indonesia pertama kali dilakukan ketika para ahli kesehatan
masyarakat di Indonesia menerjemahkan lima tingkatan pencegahan
(five levels of prepention) dari H.R.Leavell dan E. G. Clark Usaha
pencegahan (usaha preventif).2. PreventifUpaya preventif adalah
sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya
sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal
dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau
antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam
pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya
secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan,
kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat. Upaya
preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Usaha-usaha
yang dilakukan, yaitu :a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala
(balita, bumil, remaja, usila,dll) melalui posyandu, puskesmas,
maupun kunjungan rumahb. Pemberian Vitamin A, Yodium melalui
posyandu, puskesmas, maupun dirumahc. Pemeriksaan dan pemeliharaan
kehamilan, nifas dan menyusuid. Deteksi dini kasus dan factor
resiko (maternal, balita, penyakit).e. Imunisasi terhadap bayi dan
anak balita serta ibu hamil3. KuratifUpaya kuratif bertujuan untuk
merawat dan mengobati anggota keluarga, kelompok yang menderita
penyakit atau masalah kesehatan. Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu
:a. Dukungan penyembuhan, perawatan, contohnya : dukungan psikis
penderita TBb. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut
perawatan dari puskesmas dan rumah sakitc. Perawatan ibu hamil
dengan kondisi patologis dirumah, ibu bersalin dan nifasd.
Pemberian obat : Fe, Vitamin A, oralit.4. RehabilitatifMerupakan
upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat
dirumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita
penyakit yang sama. Usaha yang dilakukan, yaitu:a. Latihan fisik
bagi yang mengalami gangguan fisik seperti, patah tulang, kelainan
bawaanb. Latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu
misalnya, TBC (latihan nafas dan batuk), Stroke (fisioterapi).Dari
ketiga jenis usaha ini, usaha pencegahan penyakit mendapat tempat
yang utama, karena dengan usaha pencegahan akan diperoleh hasil
yang lebih baik, serta memerlukan biaya yang lebih murah
dibandingkan dengan usaha pengobatan maupun rehabilitasi.2.3
GastritisGastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung paling
sering diakibatkan oleh ketidakteraturan diet, misalnya makan
terlalu banyak dan cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu
atau terinfeksi oleh penyebab lain seperti alkohol, aspirin,
refluks empedu atau terapi radiasi (Smaltzer dan Bare, 2002).
Sedangkan menurut Hirlan tahun 2005, gastritis adalah proses
inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung atau gangguan kesehatan
yang disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi. Gastritis adalah
proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung, secara
histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel
radang pada daerah tersebut (Suyono, 2001). Gastritis adalah suatu
keadaan peradangan atau peradangan mukosa lambung yang bersifat
akut, kronis, difus dan local. Ada dua jenis gastritis yang terjadi
yaitu gastritis akut dan kronik (Price & Wilson, 2005). Menurut
Muttaqin (2011), gastritis diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: 1.
Gastritis Akut Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan
mukosa lambung yang akut dengan kerusakan erosi pada bagian
superficial. 2. Gastritis KronikGastritis kronik adalah suatu
peradangan permukaan mukosa lambung yang bersifat menahun.
Gastritis kronik itu sendiri diklasifikasikan dengan tiga perbedaan
yaitu:a. Gastritis superficial, yang merupakan manifestasi
kemerahan, edema, serta perdarahan dan erosi mukosa. b. Gastritis
atrofik adalah peradangan terjadi pada seluruh lapisan mukosa. Pada
perkembangannya dihubungkan dengan ulkus dan kanker lambung, serta
anemia pernisiosa. Hal ini merupakan karakteristik dari penurunan
jumlah sel parietal dal sel chief.c. Gastritis hipertrofik adalah
suatu kondisi dengan terbentuknya nodul-nodul pada mukosa lambung
yang bersifat irregular, tipis dan hemoragik. Persentase dari angka
kejadian gastritis di Indonesia menurut WHO adalah 40,8%. Angka
kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi
dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa penduduk.
Menurut Maulidiyah dan Unun (2006), Angka kejadian infeksi
Gastritis pada beberapa daerah di Indonesia menunjukkan data yang
cukup tinggi. diantaranya Kota Surabaya angka kejadian Gastritis
sebesar 31,2%, Denpasar 46%, sedangkan di Medan angka kejadian
gastritis cukup tinggi sebesar 91,6%. Berdasarkan profil kesehatan
Indonesia tahun 2009, Berdasarkan data Dinas Kesehatan Propinsi
Sumatera Barat. Gastritis menempati urutan ke-3 dari 10 penyakit
terbanyak di Sumatera Barat tahun 2009 yaitu sebesar 202.577 kasus
(11,18%).Budiana (2008), mengatakan bahwa Gastritis merupakan
penyakit terbesar di seluruh dunia dan bahkan diperkirakan diderita
lebih dari 1,7 miliyar orang. Pada negara yang sedang berkembang
infeksi diperoleh pada usia dini dan pada negara maju sebagian
besar dijumpai pada usia tua. Faktor etiologi Gastritis lainnya
adalah asupan alkohol berlebihan (20%), merokok (5%), makanan
berbumbu (15%), obat-obatan (18%) dan terapi radiasi (2%).Gastritis
banyak dijumpai dan menyerang 80 90% laki-laki sedangkan perempuan
6 - 20%. Pasien dan keluarga dengan penyakit gastritis membutuhkan
pengawasan makanan setelah pulang dari rumah sakit dan sangat mudah
terkena gastritis bila tidak mematuhi penatalaksanaan diet dirumah,
makan makanan yang teratur dan menghindari makan yang dapat
mengiritasi lambung.
Konsep Segitiga Epidemiologi
AgentHostEnvironment
Konsep segitiga epidemiologi digunakan untuk menganalisis
terjadinya suatu penyakit. Dalam konsep ini faktor-faktor yang
menentukan terjadinya penyakit diklasifikasikan sebagai berikut:1.
Agen penyakit (faktor etiologi):a. Agen biologis b. Agen kimiawic.
Agen fisikd. Agen nutrisie. Agen mekanik
2. Faktor pejamu (mempengaruhi pajanan, kerentanan, respons
terhadap agen):a. Genetikb. Usiac. Jenis kelamind. Rase. Status
imunulogisf. Perilaku manusiag. Penyakit lain yang sudah pernah
ada
3. Faktor lingkungan (mempengaruhi keberadaan agen, pajanan atau
kerentanan terhadap agen):a. Lingkungan fisik (iklim)b. Lingkungan
biologis (populasi manusia, flora, fauna)c. Lingkungan sosial
ekonomi (pekerjaan, bencana alam)
Analisa penyakit gastritis menggunakan segitiga epidemiologi,
sebagai berikut: 1. Agen penyakit pada kasus gastritis yaitu agen
infeksius berupa bakteri dan agen kimiawi berupa asam.1. Faktor
pejamu pada kasus gastritis ini adalah perilaku personal yang
sering menunda waktu makan dan kurang memperhatikan jenis makanan
yang dimakan.1. Faktor lingkungan pada kasus gastritis tidak
didapatkan.
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS KESEHATAN MASYARAKAT
MENURUT HENDRIK L BLUM
Menurut Hendrick L Blum, terjadinya gastritis dipengaruhi oleh
beberapa faktor , yaitu:
Faktor Genetika :Herediter
Faktor lingkungan :Fisik Biologis Sosio kulturalFaktor pelayanan
kesehatan :PreventifPromotifKuratifRehabilitatif
SEHAT (FISIK,MENTAL, SOSIAL)
Faktor perilaku :SikapGaya hidup
PENERAPAN TEORI HENDRIK L BLUM PADA PENYAKIT GASTRITIS Menurut
Hendrik L Blum, terjadinya Gatritis dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
Faktor Genetik:Tidak Berpengaruh
Pelayanan kesehatan :Preventif: peninjauan lapanganPromotif:
penyuluhan tentang gastritisKuratif: pengobatan pada penderita
gastritisRehabilitatif: kepatuhan mengikuti anjuran dokter dengan
istirahat di rumah dan megatur pola makan
Lingkungan :Fisik: makanan pedas dan asamBakteri
H.piloryKesibukan
GASTRITIS
Perilaku PHBSStressKebiasaan makan tidak teratur
1. Lingkungana. FisikPasien dengan gastritis, makanan pedas dan
asam yang dapat menambah iritasi pada lambung yang sudah
mengeluarkan asam lambung berlebih.
b. BiologisFaktor lingkungan yang mempengaruhi kasus gastritis
adalah berkembangnya agen biologis berupa bakteri Helicobacter
pilory, yang berkembang biak di dalam lambung.b. Sosial dan
EkonomiPenyakit gastritis tidak mengenal faktor ekonomi. Masyarakat
dengan ekonomi rendah maupun tinggi sekalipun jika tidak mengatur
pola makannya dnegan baik. Kesibukan masyarakat akibat jadwal
pekerjaan itulah yang membuat pola makan sesoeorang menjadi berubah
bahkan mengabaikan konsumsi makanan sehingga seringkali gastritis
timbul pada masyarakat tersebut. 2. PerilakuPerilaku hidup bersih
dan sehat hendaknya menjadi budaya yang harus diterapkan pada
setiap manusia, tidak terkecuali pada orang yang mempunyai riwayat
gastritis. Pada kasus gastritis, orang tersebut juga harus
mempunyai pola makan yang teratur. Gastritis bukan penyakit
menular, tetapi penyakit yang dapat terjadi terus menurus bila
terdapat rangsangan terhadap lambung. Kebiasaan orang mengkonsumsi
makan makanan asam dan pedas dapat memicu kambuhnya penyakit ini.
Salah satu cara yang paling efektif untuk meringankan penyakit ini
adalah dengan menerapkan pola makan teratur dan mengurangi beban
pikiran, karena stress berlebih ini juga dapat berakibat
meningkatnya asam lambung. Pengobatan yang tidak tuntas pada
serangan gastritis sebelumnya dapat mengakibatkan terjadinya ulkus
pada lambung.
0. Pelayanan kesehatanTujuan utama dari pelayanan kesehatan
adalah:a. PromotifKurangnya pengetahuan masyarakat mengenai
perilaku hidup bersih dan sehat, pola makan teratur, dan mengatur
pola pikir yang jernih dapat ditanggulangi oleh pelayanan kesehatan
dengan mengadakan penyuluhan pada masyarakat serta menuntut peran
aktif dari penderita gastritis tersebut untuk mengubah pola
hidupnya.b. PreventifPeninjauan lapangan oleh para kader.c.
KuratifPengobatan pada pasien dengan gastritis.d.
RehabilitatifKepatuhan mengikuti anjuran dokter dengan istirahat di
rumah dan megatur pola makan sedemikian rupa sehingga gastritis
tidak timbul kembali.
0. Herediter Faktor keturunan atau genetik ini tidak berpengaruh
pada penyakit gastritis.
2.4 Definisi Operasional
1PuskesmasUnit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja.
2PromotifSuatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi
kesehatan.
3PreventifSuatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah
kesehatan/penyakit.
4KuratifKegiatan dan/atau serangkaian kegiatan untuk
mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat
berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk
dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuannya.
5RehabilitatifMerupakan upaya pemulihan kesehatan bagi
penderita-penderita yang dirawat dirumah, maupun terhadap
kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama.
BAB IIIPENATALAKSANAAN KASUS
3.1 Program
e. Promosi kesehatan: Penyuluhan (Komunikasi, Informasi,
Edukasi)f. Preventif:Kesehatan Lingkungan (peninjauan lapangan) dan
meningkatkan partisipasi masyarakatg. Kuratif:Deteksi dini
(penemuan kasus) dan penatalaksanaan di puskesmash. Rehabilitatif:
Program rehabilitasi gastritis (Sosialisasi dan edukasi)
3.2 Sasaran
1. Masyarakat umum (keluarga dan kelompok yang berpengaruh dan
berperan di masyarakat dan kader).2. Masyarakat khusus (kelompok
masyarakat yang berisiko gastritis)
3.3 SDM1. Petugas puskesmas (dokter, perawat, bidan, kesmas )2.
kader kesehatan
3.4 Kegiatan
A. Promotif
1.Penyuluhan (KIE)
1. Menyusun materi penyuluhan dan mengadakan pelatihan KIE
tentang gastritis secara menyeluruh antara lain tentang pengertian,
perjalanan penyakit, penyebab, gejala dan tanda, faktor resiko
serta pencegahan dan penanggulangan gastritis bagi petugas
kesehatan (medis dan para medis), kader kesehatan maupun tokoh
masyarakat.1. Meningkatkan keterampilan penggunaan obat pada
petugas kesehatan (medis dan para medis), pasien gastritis dan
keluarganya.1. Melaksanakan penyuluhan atau KIE (komunikasi,
informasi dan edukasi) tentang gastritis dan faktor risikonya
melalui berbagai media penyuluhan, seperti:1. Penyuluhan tatap
muka.1. Poster, leaflet, pamflet, surat kabar dan media cetak lain
yang dianggap efektif untuk mencapai kelompok sasaran.1. Penyuluhan
perorangan atau penyuluhan kelompok yang dilaksanakan oleh petugas
puskesmas, kader kesehatan dan lain-lain seperti klinik
konseling.1. Penyuluhan bagi pasien dan keluarga tentang pencegahan
dan penanggulangan gastritis.
Adapun jenis kegiatan penyuluhan gastritis bagi pasien dan
keluarga pasien antara lain:0. Pengertian gastritis.0. Penyebab
gastritis.0. Gejala gastritis.0. Klasifikasi gastritis.0. Cara
penularan gastritis.0. Kelompok rentan gastritis.0. Perilaku
penyebab gastritis.0. Cara pengobatan gastritis.
1. Preventif1.Kesehatan Lingkungan1. Kegiatan1. Peninjauan
langsung ke pemukiman dan perumahan warga untuk melihat kondisi
apakah lingkungannya bersih atau tidak.1. Sosialisasi mengenai
kebersihan personal (budaya mencuci tangan setelah melakukan
kegiatan) dan lingkungan (membersihkan rumah dan pekarangan agar
terhindar dari debu)
1. Upaya Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan
GastritisUpaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pengendalian gastritis dimulai dengan Kajian Aspek Sosial Budaya
dan Perilaku Masyarakat yang kemudian digunakan sebagai dasar dalam
pengembangan program peningkatan partisipasi masayarakat dalam
pencegahan gastritis.Kegiatan1. Melaksanakan survei/kajian aspek
sosial budaya dan perilaku masyarakat di salah satu RT/RW di
Kecamatan Kramat jati Kecamatan Pasar Rebo.1. Pengembangan model
pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan gastritis yang sesuai
dengan kondisi setempat di masing-masing daerah sesuai kajian.1.
Membuat daerah percontohan di masing-masing daerah RT/RW yang
dilakukan survei/kajian dengan kegiatan KIE, pemeriksaan fisik dan
faktor risiko, serta pemerisaan penunjang.1. Kajian ini dapat
dilakukan bersamaan dengan penyakit menular lainnya dan
pelaksanaannya oleh kabupaten bersama-sama dengan perguruan tinggi,
serta lintas program dan lintas sektor.
1. Kuratif
1. Poli Umum
Poli Umum sebagai program layanan kesehatan utama bersifat
kuratif di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati wajib memberikan layanan
optimal mengenai kasus gastritis termasuk di dalamnya : Deteksi
dini gejala dan tanda dari pasien yang memiliki indikasi gastritis
Pemeriksaan baik anamnesis maupun fisik diagnostik yang memadai
Pemeriksaan penunjang termasuk laboratorium dan sistem rujukan
Edukasi mengenai pencegahan dan pengobatan gastritis pada pasien
gastritis
a Deteksi diniSeseorang yang menderita gastriris mengeluhkan
merasa nyeri dan sakit, bersendawa, perut kembung, mual dan muntah,
serta perasaan terbakar di bagian atas abdomen (biasanya di ulu
hati). Rasa sakit muncul biasanya berada di bagian kiri atas
abdomen hingga menjalar ke bagian punggung, seperti datang dan
pergi dari perut ke punggung.Umumnya rasa nyeri yang dialami
digambarkan seperti ditusuk-tusuk atau digores benda tajam.
Terdapat darah yang turut keluar saat muntah atau buang air besar
menjadi tanda terdapat pendarahan pada lambung dan memerlukan
tindakan medis sesegera mungkin.
b. Penemuan dan tatalaksana kasus1) Penemuan kasus gastritis di
unit pelayanan kesehatan.2) Penemuan langsung dengan pemantauan ke
perumahan dan pemukiman warga untuk meninjau dan melihat kondisi
lingkungan guna mendorong masyarakat untuk menjaga lingkungan tetap
bersih.3) Tatalaksana pasien gastritis sesuai standar:a) Puskesmas
(pelayanan kesehatan primer).1). Penemuan dan tatalaksana pasien
gastritis dipelayanan kesehatan primer di bagian poli mata2).
Edukasi pasien dan keluarga.b) Rumah sakit Tindak lanjut
penanganangastritis (terutama komplikasi gastritis).c.Pemeriksaan1.
AnamnesisAda beberapa hal penting yang harus ditanyakan untuk
mendiagnosa gastritis, antara lain:1. Sejak kapan mengalami perig
di ulu hati?2. Gejala lain apa saja? Keluar cairan darah saat buang
air besar?3. Nyerinya menjalar atau tidak?4. Mengapa bisa terjadi
nyeri ulu hati seperti ini?5. Apakah sampai tidak dapat melakukan
kegiatan apapun?6. Apakah membaik setelah makan?
2. Pemeriksaan fisikPada pemeriksaan keadaan umum, wajah tampak
gelisah karena menahan sakit pada perut. Pada tanda-tanda vital
tidak ditemukan kelainan dan pada pemeriksaan fisik didapatkan dari
palpasi nyeri tekan abdomen di bagian ulu hati.
3. Pemeriksaan penunjangTes diagnostika. Endoskopi : akan tampak
erosi multi yang sebagian biasanya berdarah dan letaknya
tersebar.b. pemeriksaan hispatologi : akan tampak kerusakan mukosa
karena erosi tidak pernah melewati mukosa muskularis.c. pemeriksaan
radiologid. pemeriksaan laboratorium analisis gaster : untuk
mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi HCl menurun pada klien
gastritis kronik. Kadar serum vitamin B12 = nilai normalnya
200-1000 dg/ml kadar vit B12 yang randah merupakan anemia
megalostatik. Kadar hemoglobin, hematokrit, trombosis, leukosit dan
albumin. Gastrocopy : untuk mengetahui permukaan mukosa (perubahan)
mengidentifikasi area perdarahan dan mengambil jaringan untuk
biopsy.
d. PenatalaksanaanOver the counter antacid dalam bentuk cair
atau tablet adalah penobatan umum untuk gastritis ringan. Antasida
menetralisir asam lambung dan dapat mengurangi rasa sakit dengan
cepat. Ketika antasida tidak cukup memberikan bantuan obat-obatan
seperti cimetidine, ranitidin,nizatidin atau femotidine yang
mengurangi jumlah assam lambung yang lebih efektif untuk membatasi
produksi asam lambung adalah asam penutuppompa asam dalam lambung
mensekresi sel. Inhibitor pompa proton mengurangi asam dengan
menghalangi aksi pompa kecil ini. Antibiotik membantu dalam
menghancurkan bakteri dan asam bioker / menghambat pompa proton
mengurangiu rasa sakit dan mual, menyembuhkan peradangan dan dapat
meningkatkan efektifitas antibiotik. TerapiPada umumnya gastritis
kronik memerlukan pengobatan yamg harus diperhatikan ialah
penyakit-penyakit lain yang keluhannya dapat dihubumgkan dengan
gastritis kronik. Kemungkinan itu seharusnya dicari terlebih
dahulu. Anemia yang disebabkan oleh gastritis kronik biasanya
bereaksi baik terhadap pemberian vitamin B12 atau preparat besi,
tergantung dari defesiansinya, kalau penyebabnya dapat ditemukan
misalnya refluk usus lambung sebaiknya dikoreksi.
1. RehabilitatifSosialisasi kepada penderita untuk istirahat
dirumah dan edukasi untuk mengurangi beban pikiran serta menerapkan
pola makan yang teraturSosialisasi ini dilakukan sebagai bentuk
upaya mempercepat pemulihan penderita karena penyakit gastritis
akan semakin parah jika terus terpapar dengan agent penyebabnya
seperti bakteri, makan makanan asam dan pedas, dan stress pikiran
yang semuanya akan menyebabkan peningkatan asam lambung. 3.6
Diklat1. PromotifDiklat yang perlu diberikan adalah pendidikan dan
pelatihan mengenai ilmu komunikasi dan presentasi di masyarakat,
serta pengayaan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan gastritis
contohnya pengayaan mengenai cara membersihkan lingkungan. Sasaran
dari program diklat ini adalah tenaga kesehatan dan kader yang akan
melakukan penyuluhan dan pemantauan langsung di masyarakat.4.
PreventifKeterampilan yang perlu diberikan dalam diklat kepada
tenaga tenaga puskesmas adalah keterampilan public speaking,
penguasaan materi mengenai hal hal yang berkaitan dengan gastritis
dan kemampuan memotivasi masyarakat untuk melaksanakan
program-program puskesmas.5. KuratifDiklat yang perlu diberikan
adalah mengenai tatalaksana pengobatan dan pencegahan gastritis,
termasuk didalamnya cara penggunaan obat, pengambilan
specimen/sekret untuk pemeriksaan lab, pengenalan tanda dan gejala,
pengenalan faktor resiko, penggunaan alat-alat dalam pengambilan
sekret dan cara anamnesis dan pemeriksaan fisik juga penunjang pada
pasien-pasien gastritis.6. Rehabilitatif
BAB IVMONITORING DAN EVALUASI
4.1 MonitoringPemantauan dimaksudkan untuk mensinkronkan kembali
keseluruhan proses kegiatan agar sesuai dengan rencana yang
ditetapkan dengan perbaikan segera agar dapat dicegah kemungkinan
adanya penyimpangan ataupun ketidaksesuaian yang berpotensi
mengurangi bahkan menimbulkan kegagalan pencapaian tujuan dan
sasaran. Untuk itu, pemantauan diarahkan guna mengidentifikasi
kualitas kegiatan, permasalahan yang terjadi serta dampak yang
ditimbulkannya. Pemantauan keberhasilan setiap kegiatan program
manajemen kasus gastritis di puskesmas dilakukan dengan teknik
monitoring bulanan. Monitoring bulanan ini dilakukan untuk
mengetahui apakah kegiatan program promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif yang dilaksanakan pada bulan tertentu di puskesmas
telah sesuai dengan yang diharapkan atau belum. Bila hasilnya belum
sesuai dengan harapan, maka akan dicari penyebabnya untuk kemudian
dilakukan intervensi. Beberapa contoh program monitoring sebagai
berikut:1. Program monitoring promotif dan preventif: Adanya
perwakilan dari puskesmas (supervisi) yang memantau kegiatan
penyuluhan dilapangan Dibentuknya suatu kelompok kerja yang fokus
kepada program promotif, yang bekerja melihat kebutuhan pengetahuan
yang harus ditingkatkan ditiap wilayah, menyusun jadwal penyuluhan
rutin dan yang memfokuskan pada media promosi kesehatan dengan
media cetak.
2. Program monitoring kuratif: Pembentukan tim supervisi yang
memantau program kuratif yaitu dalam hal peralatan yang digunakan
untuk penatalaksanaan kasus konjungivitis, evaluasi SDM dan
memberikan diklat sebagai penyegaran pengetahuan dan ketrampilan,
melakukan pencatatan laporan untuk melihat jumlah pasien gastritis
apakah mengalami peningkatan atau penurunan sebagai indikator
keberhasilan program.
3. Program monitoring rehabilitatif: Monitoring apakah petugas
kesehatan memberi edukasi setelah pengobatan dan kunjungan ke rumah
pasien untuk memantau apakah pasien mengikuti anjuran dokter.
4.2 EvaluasiPenilaian ini bertujuan untuk menilai keberhasilan
penyelenggaraan program kegiatan manajemen kasus gastritis di
puskesmas. Penilaian dimaksudkan untuk. memberikan bobot atau nilai
terhadap hasil yang dicapai dalam seluruh tahap kegiatan, untuk
proses pengambilan keputusan apakah suatu program atau kegiatan
diteruskan, dikurangi, dikembangkan atau diperkuat. Untuk itu
penilaian diarahkan guna mengkaji efektifiktas dan efisensi
pengelolaan program. Penilaian kinerja program manajemen kasus
gastritis dilaksanakan berdasarkan indikator kinerja yang telah
ditetapkan dalam pencapaian sasaran.Indikator yang di nilai adalah
sebagai berikut:1. Tingkat pengetahuan , perilaku dan sikap
masyarakat terhadap penyakit gastritis2. Faktor penyebab gastritis
di lingkungan sekitar puskesmas 3. Jumlah SDM petugas kesehatan
(dokter,bidan,perawat, kesmas) dan kader kesehatan yang terampil
dalam hal promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif di bidang
kesehatan khususnya penyakit gastritis4. Kualitas hidup penderita
gastritis
Beberapa contoh program monitoring sebagai berikut:1. Promotif
dan preventif: Dengan melakukan pre test dan post test saat
penyuluhan untuk menilai apakah terjadi peningkatan pengetahuan
pada masyarakat. Indikator keberhasilan program adalah didapatkan
peningkatan pengetahuan > 50 %. Dengan melakukan peninjauan
langsung ke rumah warga untuk menilai keadaan lingkungan
masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menilai apakah masyarakat
melakukan anjuran-anjuran yang diberikan pada saat penyuluhan.
Indikatornya adalah kondisi lingkungan yang semakin bersih dan
hiegine perorangan yang semakin lebih baik.
2. Kuratif dan rehabilitatifIndikator yang digunakan adalah data
kasus penyakit gastritis apakah mengalami peningkatan atau
penurunan dilihat dari angka kesakitan, kasus baru dan kasus lama
(apakah pasien yang sebelumnya datang ke puskesmas dengan
gastritis, datang lagi atau tidak denganpenyakit yang sama). Hal
ini sebagai indikator keberhasilan program.
BAB VPENUTUP
5.1 KesimpulanKasus gastritis sering terjadi dikalangan
masyarakat. Penatalaksanaan kasus gastritis tidaklah sulit namun
perlu manajemen yang baik untuk mengatasinya, jika tidak angka
kesakitan gastritis akan tetap tinggi karena cara penularan
gastritis sangat cepat. Program kegiatan manajemen kasus gastritis
berupa promosi kesehatan dengan penyuluhan, preventif dengan
kesehatan lingkungan, kuratif dengan penemuan kasus dan
penatalaksanaan, rehabilitatif dengan sosialisasi dan edukasi.
Diharapkan melalui program-program ini dan dengan manajemen kasus
yang baikdapat menurunkan angka kesakitan karena gastritis.
5.2 Saran1. Untuk Penulis SelanjutnyaUntuk penulis selanjutnya
diharapkan dapat melanjutkan kegiatan program manajemen kasus
gastritis dengan lebih baik lagi dan juga diharapkan membuat lebih
banyak lagi program kegiatan yang inovatif guna perbaikan status
kesehatan masyarakat dan supaya dapat memberikan kontribusi yang
baik bagi pembangunan kesehatan khususnya untuk menurunkan angka
kesakitan karena gastritis.
2. Kepada Petugas Kesehatan :a. Melakukan penyuluhan dan
sosialisasi kepada masyarakat yang pengetahuannya masih kurang
tentang gastritis.b. Meninjau secara langsung keadaan masyarakat
sekitar tentang berperilaku hidup bersih dan sehat sehingga dapat
terhindar dari penyakit gastritis.c. Menguasai materi tentang
gastritis agar bisa membagikan pengetahuan itu kepada masyarakat
luasDAFTAR PUSTAKA
1. Elearning.gunadarma.ac.id2. Profil laporan tahunan puskesmas
kecamatan Pasar Rebo tahun 20133. Alloyna, D., 2011. Prevalensi
Gastritis di RSUD H. Adam Malik Medan Tahun 2009
dan2010.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31458/5/Chapter%20I.pdf.
Akses20 Juni 2014.4. FKUI, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II,
Edisi ketiga , Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2001.5. Departemen
Kesehatan RI, Profil Kesehatan Indonesia 2002. Jakarta: Depkes RI
20086. Baughman, Diane C. (2000).Keperawatan Medikal-Bedah ; Buku
Saku untuk Brunner dan Suddarth, EGC, Jakarta.7. Crowin, Elizabeth
J.2002.Patofisiologi. Jakarta: EGC.8. Doenges, Marilyn E.
2000.Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC.9. Mansjoer,
Arief. (1999).Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Media
Aesculapius; Jakarta10. Smeltzer, Suzanne C. 2002.Keperawatan
Medikal Bedah Vol. 1. Jakarta: EGC.11. ________. 2002.Keperawatan
Medikal Bedah Vol. 2. Jakarta: EGC.12. Yunisyah, P.H,2011.
Karakteristik Penderita Gastritis Rawat Jalan Di RSUD. DR. Pirngadi
Medan Tahun 2011.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31458/5/Chapter%20I.pdf.
Akses20 Juni 2014.13. Kemenkes RI., 2010. 10 Besar Penyakit Rawat
Jalan Tahun 2009. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009. Available
from: http://www.Depkes.go.id. Akses20 Juni 2013.14.
http://arali2008.wordpress.com/2011/12/16/program-pelayanan-kesehatan-di-puskesmas/15.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31773/4/Chapter%20II.pdf16.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31458/5/Chapter%20I.pdf
LAMPIRAN DAFTAR PERALATAN
1. Flipchart2. Laptop3. Leaflet4. Pamflet5. Poster6. Proyektor +
screen7. Snellen chart8. Pen light9. Buku ishihara10. Pin hole11.
Oftalmoskop16