Top Banner
RANGKUMAN MANAJEMEN PUBLIC RELATIONS DAN MEDIA KOMUNIKASI: KONSEP DAN APLIKASINYA (Rosady Ruslan, SH, MM) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat kelulusan Strata 1 (S1) Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Disusun oleh : WENDI MAULANA AKHIRUDIN NRP. 012050115 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PASUNDAN B A N D U N G 2008
92

Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Jun 08, 2015

Download

Documents

Wendi Maulana A

RANGKUMAN MANAJEMEN PUBLIC RELATIONS DAN MEDIA KOMUNIKASI: KONSEP DAN APLIKASINYA (Rosady Ruslan, SH, MM)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat kelulusan Strata 1 (S1) Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Disusun oleh : WENDI MAULANA AKHIRUDIN NRP. 012050115

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2008

1

BAB I Manjemen dan Public Relations

A.

Pengertian dan Fungsi Manajemen Umumnya, aktivitas manajemen pada setiap
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

RANGKUMAN MANAJEMEN PUBLIC RELATIONS DAN MEDIA KOMUNIKASI:

KONSEP DAN APLIKASINYA (Rosady Ruslan, SH, MM)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat kelulusan Strata 1 (S1)

Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Disusun oleh : WENDI MAULANA AKHIRUDIN

NRP. 012050115

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PASUNDAN

B A N D U N G 2008

Page 2: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

1

BAB I

Manjemen dan Public Relations

A. Pengertian dan Fungsi Manajemen

Umumnya, aktivitas manajemen pada setiap lembaga atau organisasi

berkaitan dengan usaha mengembangkan potensial dan memimpin suatu tim dan

kelompok orang dalam satu kesatuan, dengan memanfaatkan sumber daya yang

ada untuk mencapai tujuan tertentu dalam organisasi yang telah ditetapkan

sebelumnya (pre determine objective).

Manajemen berasal dari kata manage (bahasa latinnya;manus) yang berarti:

memimpin, menangani, mengatur, atau membimbing. Goerge R. Terry (19972),

mendefinisikan manajemen sebagai, “…sebuah proses yang khas dan terdiri dari

tindakan-tindakan seperti perencanaan, pengorganisasian, pengaktifan dan

pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran

yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-

sumber lainnya”.

Dari definisi di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa fungsi pokok atau

tahapan-tahapan dalam manajemen merupakan suatu proses yang meliputi hal-hal

sebagai berikut:

1. Perencanaan (planning)

Meliputi; penerapan tujuan dan syandar, penentuan atauran dan procedure,

pembuatan rencana serta eamalan (prediksi) apa yang akan terjadi.

Page 3: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen dan Public Relations

2

2. Pengorganisasian (organizing)

Meliputi: pemberian tugas terpisah kepada masing-masing pihak,

membentuk bagian, mendelegasikan dan menetapkan jalur wewenang,

mendelegasikan dan menetapkan system komunikasi, serta mengkoordinir

kerja setiap karyawan dalam satu tim yang solid dan terorganisir.

3. Penyusunan Formasi (staffing)

Meliputi; menetukan persyaratan personnel yang akan dipekerjakan,

merekrut calon karyawan, menentukan job description dan persyaratan

teknis suatu pekerjaan, melakukan penilaian dan pelatihan termasuk di

dalamnya pengembangan kualitas dan kuantitas karyawan sebagai acuan

untuk penyusunan setiap fungsi dalam manajemen organisasi.

4. Memimpin (leading)

Meliputi: membuat orang lain melaksanakan tugasnya, medorong dan

memotivasi bawahan, serta menciptakan iklim atau suasana pekerjaan yang

kondusif – khususnya dalam metode komunikasi dari atas ke bawah atau

sebalinya – sehingga timbul saling pengertian dan kepercayaan yang baik.

Menumbuhkan disiplin kerja dan sense of belonging (rasa memiliki) pada

setiap karyawan dan jajaran manajemen (public internal).

5. Pengawasan (controlling)

Fungsi terakhir manajemen ini mencakup; persiapan suatu standar kualitas

dan kuantitas hasil kerja, baik berbentuk produk maupun jasa yang diberikan

perusahaan/organisasi dalam upaya pencapaian tujuan, produktivitas dan

Page 4: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen dan Public Relations

3

terciptannya citra yang positif. (Basu Swasta DH, Asas-asas Manajemen

Modern. Liberty, Yogyakarta, 1996)

Adapun segi komunikasi dalam sebuah organisasi dapat dilihat 2 bentuk

yaitu komunikasi antar manajemen dan komunikasi antar karyawan. Dengan kata

lain terdapat dua unsure peranan komunikasi dalam suatu organisasi, yaitu

pertama; unsure komunikasi manajemen (manajemen communication) atau sering

disebut juga komunikasi organisasional (organizational communication) dan

uncur kedua adalah kokmunikasi antar manusia (human relations

communication).

Peran :PR?Humas dalam konteks komunikasi sebagai suatu metode dan

tknik komunikasi atau lembaga – yang berperan sebagai penunjang manajmen dan

kativitas organisasi – serta demi tercapainya tujuan berasama dalam suatu

organisasi. Yaitu memerlukan kemampuan:

1. Karakteristik Manajer

Pada umumnya karakteristik manajer yang menjadi tolok ukur kredibilitas

manajer dalam memimpin adalah sebagai berikut:

• Manajer mampu berkeja di bawah tekanan terus-menerus dalam

berbagai tantangan situasi atau kondisi tugas dan tanggung jawab, serta

kemungkinan risiko tertentu yang mungkin dihadapinya.

• Lebih banyak menggunakan komunikasi bahasa lisan sebagai media

penyampaian pesan dan informasi sehingga terdapat arus instruksi dari

atas ke bawah (top and down), atau dari bawah ke atas (bottom up)

Page 5: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen dan Public Relations

4

demi terpeliharanya saling pengertian dan kepercayaan bagi kedua

belah pihak dalam menjalankan fungsinya masing-masing.

• Memberikan motivasi, menumbuhkan inspirasi, semangat dan

dorongan kepada pihak lain untuk bertindak sesuai dengan apa yang

direncanakan (pre determine objective).

• Menyeleksi dan mengembangkan bawahannya melalui system

pelatihan dan pendidikan yang terarah dan terencana serta rasional.

• Dalam praktiknya, sisi seni dalam manajemen lebih menonjol daripada

sisi ilmiahnya, namun tetap memperhatikan segi profesionalismenya

dalam melaksanakan fungsi dan perananya masing-masing, baik

bawahan maupun atasan.

Ada sutau ungkapan, sebuah organisasi itu tak ubahnya seperti makhluk

sosial yang hidupnya tergantung pada rasa saling percaya, dan keintiman antara

para anggotanya. Begitu pula dengan pimpinan dan bawahan dalam organisasi,

mereka harus memiliki komitmen yang penuh terhadap kemajuan dan citra

perusahaan. Sebagai contoh ekspresi komitmen pimpinan dalam menghargai suatu

keberhasilan yang telah dicapai oleh anak buahnya itu adalah tepukan bahu, kata-

kata pujian, pemberian piagam, imbalan materi hingga promosi ke posisi

jabatan/pangkat yang lebih tinggi. Kebiasaan-kebiasaan tersebut tampak sepele,

namun jika diterapkan secara serius dan periodic akan membangkitkan komitmen

total para anggotanya untuk memotivasi dan memacu prestasinya masing-masing

demi kemajuan bersama.

Page 6: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen dan Public Relations

5

a. Komunikasi dan Persuasi

Sehubungan dengan definisi karakteristik kepemimpinan di atas, goerge R.

Terry dalam bukunya Principles of Management (1972), mendefinisikan

kepemimpinan sebagai berikut:

“Leadership is relationship in which one person, or the leader influence

other to work together willingly on related task to attain that which the leader

desire”. (Kepemimpinan merupakan hubungan dimana seseorang atau pimpinan

dapatmemperngaruhi pihak lain untuk mau bekerja sama guna mencapai tujuan

yang diingkinan oleh pimpinan yang bersangkutan).

Dalam strategi komunikasi Humas/PR perlu dipahami bahwa aktivitas

penyelenggaraan penyampaian pesan melalui komunikasi dua arah timbale balik

(two way communications reciprocal) anytara lembaga atau organisasi yang

diwakilinya dengan public sasarannya dan bertujuan untuk menciptakan saling

pengertian, menghargai mempercayai serta toleran. Semua itu dilakukan untuk

mendapatkan dukungan public dan memperoleh citra positif bagi lembaga

bersangkutan.

Aktivitas public relations dalam melakukan komunikasi tersebut

mengandung unsure-unsur pendekatan persuasive (bujukan), yaitu antara lain:

• Pemaksaan dan hukuman (Coercive and punishment) yakni berupa otoritas

pemimpin untuk memberikan instruksi pelaksanaan tugas kepada pihak lain

dengan ancaman snaksi-sanksi tertentu. Asrtinya apabila tugas yang

seharusnya dilaksanakan itu ternyata di abaikan, maka pelaksana tugas

Page 7: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen dan Public Relations

6

tersebut mendapatkan ancaman sansi hukuman, dari yang paling ringan dan

hingga bentuk hukuman lebih berat.

• Penekanan (pressure approach), hamper sama dengan unsure pemaksaan,

tetapi lebih lunak. Dalam pendekatan ini pihak-pihak yang menerima

instruksi diharuskan atau ditekankan sedemikian rupa untuk mencapai suatu

target prestasi tertentu. Kalau berhasil maka dia akan memperoleh Sesutu

penghargaan. Sebaliknya, jika tidak maka ketidakberhasilan tersebut berarti

ketidakmampuan pelaksana mencapai standar kerja yang telah disepakati

atau dianggap tidak memiliki prestasi optimal.

• Penghargaan (reward apptoach). Dalam pendekatan ini memberikan janji

unttuk memberikan imbalan atau penghargaan, sebagai perangsang, bagi

mereka yang mencapai prestasi atau produktivitas pada level tertentu.

• Legitimasi (legitimate approach). Berupa perintah, tugas atau intruksi dank

e;putusan tertentu yang dilakukan oleh pihak lain secara sah dan dalam

sebuah organisasi yang resmi/legal.

• Referensi (referent approach) yaitu pelaksanaan tugas oleh pihak bawahan

atau yang dipimpin berdasarkan kekaguman atau karisma dari pihak

pimpinannya (suri teladan).

• Keahlian (expert approach). Dalam hal ini keahlian pimpinan terebut

merupakan daya tariknya. Misalnya sebagai instruktur atau komunikator, dia

dianggap sebagai pakar dalam metode penyampaian pesan, informasi, materi

kuliah, dan sebagainya. Hal ini akan mebawa pengaruh positif terhadap

bawahannya, sehingga menimbulkan rasa hormat serta kekaguman.

Page 8: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen dan Public Relations

7

b. Hambatan Komunikasi

R. Kreitner, seorang pakar manajmen Amerika Serikat, dalam bukunya

berjudul Manajemen, (1989, 4th Edition, Houghton Mifflin Company, Boston)

menerangkan empat macam hambatan yang dapat menggangu dalam system

komunikasi tersebut, yakni:

a. Hambatan dalam proses penyampaian (process barriers)

Hambatan di sisni bias dating dari pihak komunikatornya (sender

barrier) yang mendapat kesulitan dalam menyampaikan pesan-

pesannya, tidak menguasai materi pesan dan belum memiliki

kemamp[uan sebagai komunikator yang handal. Hambatan ini bias

juga berasal dari penerima pesan tersebut (receiver bariier) karena

sulitnya komunikan dalam memahami pesan itu dengan baik. Hal ini

dapat disebabkan oleh rendahnya tingkat penguasaan bahasa,

pendidikan, inteletual dan sebagainya yang terdapat dalam diri

komunikan. Kegagalan komunikasi dapat pula terjadi dikarenakan

factor-faktor; feed back-nya (hasilnya tidak tercapai), medium barrier

(media atau alat dipergunakan kurang tepat) dan decoding barrier

(hambatan untuk memahami pesan secara tepat).

b. Hamabatan secara fisik (physical barriers)

Sarana fisik dapat menghambat komunikasi yang efektif, misalnya

pendengran kurang tajam dan gangguan pada system pengeras suara

(sound system) – yang sering terjadi dalam suatu reangan

Page 9: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen dan Public Relations

8

kuliah/seminar/pertemuan. Hal ini dapat membuat pesan-pesan itu

tidak efektif sampai dengan tepat kepada komunikannya.

c. Hambatan sremantik (semantic barriers)

Hambatan segi semantic (bahasa dan arti perkataan), yaitu adanya

perbedaan pengertian dan pemahaman antara pemberi pesan dan

penerima tentang satu bahasa atau lambing. Mungkin saja bahasa yang

disampaikan terlalu teknis dan formal, sehingga menyulitkan pihak

komunikasi yang tingkat pengetahuan dan pemahaman bahasa

teknisnya kurang. Atau sebaliknya, tingkat pengetahuan dan

pemahaman bahasa teknis komunikator yang kurang.

d. Ham,batan psiko-sosial (psychosocial barriers)

Hambatan adanya perbedaan yang cukup lebar dan nilai-nilai yang

dianut sehingga kecendrungan, kebutuhan serta harapan-harapan dari

kedua belah pihak yang berkomunikasi juga berbeda. Misalnya,

seorang komunikator (pembicara) menyampaikan kata “momok” yang

dalam kamus besar Bahasa Indonesia berarti hal yang menakutkan _

dan tentunya secara semantic bahasa Indonesia sudah benar. Nyatanya

kata terebut dalam Bahasa Sunda berkonotasi kurang baik. Jika kata

terebut diucapkan pada pidato/kata sambutan dalam sebuah acara

formal yang dihadiri para pejabat, tokoh dan sesepuh masyarakat

sunda, maka citra yang bersangkutan (komunikator) dapat menjadi

turun karena adanya salah pengertian bahasa.

Page 10: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen dan Public Relations

9

2. Komikasi Dalam Manajemen

Sebelumnya telah dijelaskan di dalam sebuah organisasi/perusahaan terdapat

dua unsure komunikasi yang saling berkaitan erat satu sama lain yaitu komunikasi

manajeman (management communication) dan komunikasi antar manusia (human

relations communication). George R. Terry dalam bukunya, Principles of

Management, (6th edition, 1972, Richard D Irving Inc. Georgetown) menjelaskan

bahwa secara garis besar terdapat 5 (lima) bentuk komunikasi dalam manajemen

yaitu;

a. Komunikasi formal, biasanya adalah bentuk komunikasi dalam jalur

organisasi formal, memiliki wewenang dan tanggung jawab yaitu

melalui instruksi-instruksi bentuk lisan dan tertulis sesuai dengan

prosedur secara fungsional yang berlaku. Juga memiliki arus

komunikasi atasan kebawah atau sebaliknya.

b. Komunikasi non-formal, yaitu bentuk komunikasi yang secara

fungskional berada di luar komunikasi formal. Komunikasi ini dapat

terjadi secara tiba-tiba atau sepontanitas dalam konsidi yang tidak

diharapkan terjadi komunikasi formal seperyti hubungan antar pribadi

untuk menjelaskan atau memberikan saran yang berkaitan dengan

tugas dan kewajiban. Biasanya komunikasi non formal cukup efektif

dilakukan pada perusahaan bersifat padat karya dengan jumlah pekerja

cukup banyak, serta tidak terlalu teknis, cara bekerja permanent dan

terusmenerus/kontinu.

Page 11: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen dan Public Relations

10

c. Komunikasi informal. Bentuk komunikasi ini mungkin lebih dekat

kepada komunikasi non-formal, berkaitan dengan aspek-aspken

kejiwaan, bersifat lebih sensitive dan sentimental karena didominasi

oleh kontak hubungan antara manusia. Komunikasi informasl tersebut

banyak dipergunakan oleh divisi personalia dalam upaya menggali

atau mengetahui lebih mendalam mengenai kaitan aspek psikologis

karyawan setelah sebelumnya menunjukan prestasi yang memuaskan –

dengan kehidupan sehari-hari di luar pekerjaannya.

d. Komunikasi teknis, hubungan komunikasi di sini lebih bersifat dan

hanya dapat dipahami atau dimengerti oleh para ahli ata pekerja

khusus yang berkaitan dengan pekerjaan tertentu. Misalnya

komunikasi bidang pekerjaan teknik mesin industri, arsitek, rancang

bangun/konstruksi dan program komputerisasi, internet serta

Elektronik-mail (E-mail) dan alain sebagainya.

e. Komunikasi procedural, bentuk komunikasi ini lebih dekat kepada

komunikasi formal. Contohnya adalah pedoman teknis pekerjaan

(petunjuk manual), peraturan perusahaan atau kebijaksanaan pimpinan,

instruksi tertulis, memo, laporan berkala bulanan/tahunan, tata cara

proses dan penyelesaian suatu pekerjaan. Termasuk pula dalam bentuk

komunikasi ini adalah hubungan pekerjaan antara pimpinan dan

bawahan yang ditetapkan dalam bentuk peraturan tertulis dan rinci

mengenai suatu deskripsi jabatan (penjelasan) dan spesifikasi

Page 12: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen dan Public Relations

11

(persyaratan), baik yang berkenaan dengan fungsi, wewenang, maupun

tanggung jawab masing-masing peronel/karyawan.

3. Dasar-dasar majemen Humas

Peranan public relations dalam sebuah organisasi berkaitan dengan tujuan

utama dan fungsi-fungsi manajemen perusahaan. Fungsi dasar manajmen tersebut

merupakan suatu proses kegiatan atau8 pencapaian sumber-sumber (sumber daya)

yang dimilliki oleh organisasi/lembaga tersebut. Unsure-unsur sumber daya

tersebut dinamakan dengan 6-M, yaitu: Sumber daya Manusia (Men), sumber

material/barang yang dikuasai (Material), alat atau perkakas mesin produksi yang

dimilki (Machine), kemampuan keuangan (Money), metode yang di pergunakan

(Methode), dan perluasan atau pemasaran yang hendak dicapai/dituju (Market).

Keberhasil;an peran public relations dalam menunjang fungsi-fungsi

manajmen perusahaan untuk mencapai tujuan bersama tergantung kepada

kemampuan memanfaatkan unsure-unsur sumber daya (6-M sources) yang

dimiliki pada sebuah organisasi/lembaga tersebut. Artinya sebagai Public

Relations Manager (Pejabat Humas), seorang manajer dituntut kemampuannya

untuk mengkoordinasikan seluruh unsure sumber daya yang ada (6-M). hal

tersebut merupakan konsekuensi dari:

a) Kemampuan sebagai fungsi manajmen teknis (technical management), dan

b) Kemampuan berperan sebagai manajer profesional (managerial skill)

Pengertian tersebut di atas sesuai dengan definisi yang dinyatakan oleh

Robert kreitener (1978), (Pakar Manajmen dari Arizona State University), bahwa,

Page 13: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen dan Public Relations

12

“Manajmen ialah proses kerjasama dengan dan melalui orang lain untuk mencapai

tujuan organisasi dalam lingkungan yang mengalami perubahan. Proses

manajemen tersebut terpusat pada pemanfaatan atau penggunaan sumber daya

yang terbatas secara efektif dan efisien”.

Dalam menunjang keberhasilan mencapai tujuan utama manajemen

perusahaan/organisasi – bekerja sama dengan berbagai pihak terkait – seorang

praktisi Humas (Public Relations Practioner) harus memiliki beberapa

keterampilan khusus, diantaranya:

• sebagai creator: Memiliki kreativitas dalam penciptaan suatu gagasan,

ide-ide atau buah pemikiran yang cemerlang.

• Conceptor: Mempunyai kemampuan (skill) sebagai konseptor dalam

penyusunan program kerja kehumasan, dan rencana program lainnya.

• Mediator: kemampuan menguasai teknik komunikasi baik melalui

media secara lisan maupun tertulis dalam penyampaian pesan atau

menyalurkan informasi dari lembaga organisasi yang diwakilinya

kepada public.

• Problem Solver: mampu mengatasi setiap permasalahan yang

dihadapinya, baik secara proaktif, antisipatif, inovatif, dinamis dan

solutif.

Kegiatan utama dari Humas/PR dalam mewakili top manajemen suatu

lembaga atau organisasi tersebut, merupakan bentuk kegiatan two way

communication adalah cirri khas dari fungsi dan peranan Public Relation. Hal

tersebut dikarenakan salah satu tugas PR ialah bertindak sebagai nara sumber

Page 14: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen dan Public Relations

13

informasi (source of informations) dan merupakan saluran informasi (chanel of

informations).

B. Pengertian Humas (Public Relations)

Berbagai definisi kehumasan memiliki redaksi yang saling berbedakan tetapi

prinsip dan pengertiannya sama. Sebagai acuan, salah satu definisi Humas/PR,

yang di ambil dari The British Institute of Public Relations, berbunyi:

a. “Public Relations activity is management of communications between an

organization and its public”.

(Aktivitas Public Relations adalah mengelola komunikasi antara organisasi

dan publiknya)

b. “Public Relations practice is deliberate, planned and sustain effort to

establish and maintain mutual understanding between an organization and

its public”.

(Praktik Public Relations adalah memikirkan, merencanakan dan

mencurahlkan daya untuk membangun dan menjaga saling pengertian antara

organisasi dan publiknya)

Menurut Edward L. Bernay, dalam bukunya Public Relations (1952,

University of Oklahoma Press), terdapat 3 fungsi utama Humas, yaitu:

1. Memberikan penerangan kepada masyarakat.

2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat

secara langsung.

Page 15: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen dan Public Relations

14

3. berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan masyarakta atau

sebaliknya

dari pemaparan definisi dan fungsi Public Relations tersebut di atas, dapat

ditarik suatu kesimpulan bahwa cirri khas proses dan fungsi manajemen Humas

(Public Relations Managemen) adalah sebagai berikut:

- Menunjukan kegiatan tertentu (action)

- Kegiatan yang jelas (activities)

- Adanya perbedaan khas dengan kegiatan lain (different)

- Terdapat suatu kepentingan tertentu (important)

- Adanya kepentingan bersama (common interst)

- Terdapat komunikasi dua arah timbale balik (reciprocal two ways traffic

communication)

C. Peranan, ruang Lingkup Tugas dan Sasaran kegiatan Humas

Peranan public relations dalam suatu organisasi dapat di bagi empat kategori

(Dozier&Broom, 1995);

1. Penasehat Ahli (Expert prescriber)

Seorang praktisi pakar public relations yang berpengalaman dan memiliki

kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian

masalah hubungan dengan publiknya (public relationship). Artinya, pihak

manajemen bertindak pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang

telah disarankan atau usulan dari pakar PR (expert prescriber) tersebut

dalam memecahkan dan mengatasi persoalan public relations yang tengah

dihadapi oleh organisasi bersangkutan.

Page 16: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen dan Public Relations

15

2. Fasilitator Komunikasi (Communication fasilitator)

Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebagai komunikaotr atau mediator

untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang

diinginkan dan diharapkan oleh publiknya.

3. Fasilitator Proses pemecahan Masalah (Problem solving process fasilitator)

Peranan praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan public relations ini

merupakan bagian dari tim manajmen. Hal ini dimaksudkan untuk

membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (aviser) hingga

mengambil tindak kesekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau

krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan professional.

4. Teknisi Komunikasi (Communication technician)

Peranan communication technician ini menjadikan praktisi PR sebagai

journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi

atau dikenal dengan methode of communication in organization. Secara

teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi yang dipergunakan

dari tingkat pimpinan dengan bawahan akan berbeda dbawahan ke tingkat

atasan. Hal yang sama juga berlaku pada arus dan media komunikasi antara

satu level, misalnya komunikasi antar karyawan satu departemen dengan

lainnya (employee relations and communication media model).

Ruang lingkup tugas PR dalam sebuah organisasi/lembaga antara lain

meliputi aktivitas:

a. Membina hubungan ke dalam (Public internal)

Page 17: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen dan Public Relations

16

Public internal adalah public yang menjadi bagian dai

unit/badan/perusahaan atau organisasi. Seorang PR harus mampu

mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran

negative di dalam masyarakat, sebeluim kebijakan itu dijalankan oleh

organisasi.

b. Membina hubungan keluar (public eksternal)

Public eksternal adalah public umum (masyarakat). Mengusahakan

tumbuhnya sikap dan gambaran public yang positif terhadap lembaga yang

diwakilinya.

Dengan demikian, seperti yang dijelaskan di atas, peran Humas?PR tersebut

bersifat dua arah yaitu berorientasi ke dalam (inward looking), dan keluar

(outward looking).

Menurut H. Fayol beberapa kegiatan dan sasaran PR, adalah:

• Membangun Identitas dan Citra Perusahaan (Building copporate identity

and image)

- Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang postif

- Mendukung kegiatan komunikasi timbale balik dua arah dengan

berbagai pihak

• Menghadapi krisis (Facing of Crisis)

- Menangani keluhan (complaint) dan menghadapi krisis yang terjadi

dengan membentuk manajmen krisi dan PR Recovery of image yang

bertugas memperbaiki lost of image and dmage

• Mempromosikan Aspek kemasyarakatan (Promotion public couses)

Page 18: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen dan Public Relations

17

- Mempromosikan yang menyangkut kepentingan public

- Mendukung kegiatan kampanye social anti merokok serta menghindari

obat-obatan terlarang, dan sebagainya.

D. Humas sebagai Alat Manajemen

Public Relations sesungguhnya sebagai alat manajemen modern secara

structural merupakan bagian integral dari suatu kelembagaan atau organisasi.

Artinya PR/Humas bukanlah merupakan fungsi terpisah dari fungsi kelembagaan

atau organisasi tersebut menjadikan Humas/PR dapat menyelenggarakan

komunikasi dua arah timbale balik antara organisasi/lembaga yang diwakilinya

dengan publiknya. Peranan ini turut menentukan sukses atau tidaknya misi, visi

dan tujuan bersama dari organisasi/lembaga tersebut.

Dikaitkan dengan pemahaman manajemen Jumas (magement of Public

Relations), apabila di tinjau dari segi selain fungsi manajmen dan proses dalam

kegiatan komunikasi (yang merupakan factor utama yang dapat menentukan

kelancaran proses manajemen dalam fungsi Kehumasan dari lembaga yang

diwakilinya) maka pada umumnya manajemen humas melalui fungsi atau

bebberapa tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. perencanaan (Planing)

2. Pengorganisasian (Organizing)

3. Pengkomunikasian (Communicating)

4. Pengawasan (Controlling)

5. dan Penilaian (Evaluating).

Page 19: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen dan Public Relations

18

Peranan komunikasi tersebut di suatu aktivitas manajemen

organisasi/lembaga masa kini atau perusahaan besar biasanya diserahkan atau

dilaksanakan oleh pihak Public Relations /Humas. Dari peranan yang

dilaksanakan tersebut, pejabat Humas (PRO magaer) akan melakukan fungsi-

fungsi manajemen perusahaan, secara garis besar aktivitas utamanya berperan

sebagai:

1. Communicator

Artinya kemampuan sebagai komunikator baik secara langsung maupun

tidak langsung, melalui media cetak/elektronik dan lisan (spoken person)

atau tatap muka sebagainya. Disamping itu juga bertindak sebagai mediator

dan sekaligus persuader.

2. Relationship

Kemampuan peran PR/Humas membangun hubungan yang positif antara

lembaga yang diwakilinya dengan public internal dan eksternal. Juga,

berupaya menciptakan saling pengertian, kepercayaan, dukungan, kerjasama

dan toleransi antara kedua belah pihak tersebut.

3. Back up management

Melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan lain, seperti

manajemen promosi, pemasaran, operasional, personalia dan sebagainya

untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu kerangka tujuan pokok

perusahaan/organisasi.

4. Good Image Maker

Page 20: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen dan Public Relations

19

Menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi, reputasi

dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas public relations dalam

melaksanakan manajemen kehumasan membangun citra atau nama baik

lembaga/organisasi dan produk yang diwakilinya.

E. Sejarah Majaemen Humas

Suatu konsepsi prinsip-prinsip dasar dalam peranan PR/Humas untuk mengatasi

masalah menurut ivy lee, yaitu:

Pertama:

- Membentuk manajemen Humas untuk mengatur arus informasi/berita secara

terbuka.

- Bekerja sama dengan pihak pers.

- Deduk sebagai top pimpinan perusahaan, dan langsung sebagai pengambil

keputusan tertinggi (decision maker) dan (policy maker).

Kedua:

- Memeiliki wewenang penuh dalam melaksanakan fungsi dan peranan

sebagai pejabat Hunmas untuk mengelola manajemen Humas/PR.

Ketiga:

- Manajemen Humas, yang nota bene terkait dengan manajmen perusahaan

industri pertambangan batu bara tersebut, harus bersifat informasi terbuka

(open communication), baik kepada khalayak/public, pekerja, maupun pihak

pers. Dan mengacu pada declaration of principles atau prinsip-prinsip dasar.

Page 21: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen dan Public Relations

20

Factor yang cukup penting dalam berhasil atau tidaknya pelaksanaan

program acara atau aktivitas kerja Humas/PR yang telah disusun tersebut, adalah:

1. Bagaimana perencanaan kerja dan komunikasi dari Humas/PR untuk

mencapai tujuan utama.

2. Bagaimana peranan untuk melaksanakannya, dan menilai program kerja PR.

3. Bagaimana menyelenggarakan komunikasi dua arah timbale balik dalam,

yaitu sebagai berikut:

a. penyampaian pesa (message),

b. mengolah dan menyalurkan arus informasi (communication

channel) kepada publiknya (komunikan dengan tujuan untuk

mencapai citra positif (effect) bagi organisasi yang diwakilinya

itu”.

Semua dinamakan keterampilan aspek teknis operasional dan manajerial dari

PRO/pejabat Humas bersangkutan. Dapat pula disebut sebagai proses pelaksanaan

fungsi-fungsi dan konsepsi dari manajemen Humas suatu perusahaan saat sedang

mengantisipasi dan menghadapi suatu krisis yang akan terjadi.

F. Pengertian Manajemen Humas

Menurut cutlip and center, dalam bukunya Effective Public relations, edisi

Kelima (1982), public relations dapat dibedakan kepada fungsi manajmen melalui

konsep kegiatan administrasi (operationg concept of administration) dan fungsi

staf khusus dalam pelayanan administrasi (specialized staff function serving

administrator).

Page 22: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen dan Public Relations

21

Manajemen Humas berarti penelitian, perencanaan, pelaksanaan dan

pengevaluasian suatu kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi; mulai

dari pertemuan kelompok kecil hingga berkaitan dengan konferensi pers

internasional via satelit, dari pembuatan brosur hingga kampanye nasional melalui

multimedia, dari menyelenggarakan acara open house hingga kampanye politik,

dari pengumuman pelayanan public hingga menangani kasus manajmen krisis.

G. Metode Komunikasi dan Kelembagaan Humas

Secara structural, public relations merupakan bagian dari integral dari suatu

lembaga/organisasi. Artinya public relations merupakan salah satu fungsi

manajmen modern yang bersifat melekat pada manajemen perusahaan (corporate

management function). Itu berarti bagaimana humas dapat berperan dalam

melakukan komunikasi timbal balik (two ways communication) dengan tujuan

menciptakan saling pengertian (mutual understanding), saling mengharagai

(mutual appreciation), saling mempercayai (mutual confidence) menciptakan

good will, memperoleh dukungan public (public support) dan sebagainya demi

terciptanya citra positif bagi suatu lembaga/perusahaan (corporate image).

Fungsi Public Relations dalam manajemen Humas (Cutlip et. Al. 200: 5)

tersebut maka secara operasional teknisnya, yaitu sebagai berikut:

1. Public Relations berfungsi melaksanakan:

a. Penelitian (Research)

Tahap penelitian dalam PR, baik dalam memperoleh data primer dan

sekunder, maupun penelitian bersifat opinion research, secara

kualitatif dan kuantitatif. Kegiatan ini bersifat motivation research,

Page 23: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen dan Public Relations

22

yaitu penelitian yang tertuju pada jiwa manusia yang berkaitan dengan

kebutuhan dan keinginan (needs & wants) yang paling mendasar.

b. Perencanaan (Planning)

Penyusunan suatu program acara (event) atau agenda setting dan

program kerja Humas. Penyusunan tersebut berdasarkan dta dan fakta

di lapangan, kebijakan, procedure, tema dan kemampuan dana serta

dukungan dari pihak terkait.

c. Pengkoordinasian (Coordinating)

Maksudnya adalah mengkoordinir satu tim kerja dengan menentukan

kerja sama dan keterlibatan dari instansi atau personil lainnya ke dalam

satu koordinasi tim yang solid sebagai upaya pencapaian tujuan

lembaga/organisasi.

d. Administrasi (Administration)

Menyangkut masalah administrasi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,

dokumentasi, system pengarsipan dan pencatatan keluar atau yang

masukanya uang, dan sekaligus merupakan suatu bukti tertulis/tercatat

dalam system administrasi yang baik.

e. Produksi (Production)

Hal ini merupakan bentuk produk publikasi dan promosi yang dikelola

oleh Humas, dalam upaya mendukung perluasan/pemasaran produk

atau nama dan pengaruh pada sebuah organisasi dan lain sebagainya.

Merencanakan media plan, publication – publicity, audio visual,

special event&regulars events untuk tujuan berkampanye.

Page 24: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen dan Public Relations

23

f. Partisipasi Komunitas (Commjunity Participation)

Maksudnya adalah partisipasi Humas dalam melakukan suatu

komunikasi timbale balik dengan komunitas masyarakat/public

lingkungan tertentu untuk mencapai saling pengertian dan citra positif

terhadap lembaga yang diwakilinya. Misalnya, kegiatan peduli bidang

social marketing dan social care (kepedulian PR terhadap aspek

kepentingan social).

g. Nasehat (Advisory)

Memberikan sumbang saran kepada manajemen dan pimpinan

perusahaan berkenaan dengan kebijakan organisasi tentang

penyesuaian berdasarkan kepentingan public eksternal/internal,

maupun berdasarkan hasil pengidentifikasian keinginan dan reaksi

opini public terhadap tujuan perusahaan.

2. Aktivitas Humas (PR Activities):

a. Pencarian fakta/permasalahan (Fact Finding)

b. Perencanaan (Planning)

c. Komunikasi (Communication)

d. Evaluasi (Evaluating)

3. “the right man and the right place or the right man behind the gun”, yaitu

antara lain upaya Humas untuk mencapai:

a. Efektivitas

Berhasil untuk mencapai tujuan, seraya untuk memuaskan semua pihak

yang terkait.

Page 25: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen dan Public Relations

24

b. Efisiensi

Ketepatan mengelola keuangan/dana secara tepat.

Page 26: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

25

BAB II

Public Relations/Humas:

Periodisasi Kristalisasi Opini Publik dan Citra Positif

A. Periodisasi Public Relations Public Relatios (Humas)

Perkembangan Humas/PR Indonesia

Di Indonesia masih tergolong baru jika dibandingkan dengan Negara-negara

maju lainnya, tetapi fungsi kehumasan sudah dikenal secara formal dan terorganisasi

dengan baik, serta mulai diterapkan pada tahun 1950-an. Sejarahn mencatat

organisasi humas pertama beridiri di perusahaan perminyakan Negara (Pertamina).

Organisasi ini berfungsi secara terbatas untuk hubungan masyarkat dengan pihak

perusahaanrekanan, pemasok, penyalur dan pengguna/pemakai jasa produknya

(konsumen).

Kemudian pada tahun 1954, secara resmi humas diterapkan pada jajaran

kepolisian, dengan nama hubungan masyarakat(Humas). Pada decade 1970-an

peranan Humas telah diterapkan di berbagai instansi pemerintah serta lembaga

perusahaan swasta sebagai upaya menjembatani, berkomunikasi dan menyampaikan

informasi atau pesan-pesan dari lembaga organisasi yang diwakilinya itu kepada

pihak public/masyarakatnya.

Dalam fungsi kedinasan maupun upaya pembentukan suatu wadah organisasi

profesi Humas. Berikut adalah Periode perkembangannya:

Page 27: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Public Relations/Humas

26

- Periode I:

Tahun 1962, cikal bakal pembentukan Humas di Indonesia secara resmi lahir

melalui presidium Kabinet PM Juanda, yang menginstruksikan agar setiap

instansi pemerintah harus membentuk bagian/devisi Humas. Secara garis besar

tugas kehumasan pemerintah adalah:

• Tugas strategis:ikut serta dalam proses pembuatan keputusan oleh

pimpinan hingga pelaksanaannya.

• Tugas taktis: Upaya memberikan informasi, motivasi, pelaksanaan

komunikasi timbale balik dua arah, hingga mampu menciptakan citra atas

lembaga/institusi yang diwakilinya.

- Periode II:

Tahun 1967 – 1971, disebut dengan periode kedinasan pemerointah. Hal

tersebut dimulai dengan terbentuknya suatu wadah/organisasi berbentuk “Badan

Koordinasi Kehumasan (bako-humas) pemerintah” di Indonesia. Pada tahun

1967 didirikan koordinasi antar Humas Departemen/Lembaga Negara yang

disingkat Bakor yang secara ex offcio di pimpin pada setiap departemen.

Kemudian tahun 1970-1971, bakor diubah menjadi Bako-humas (badan

Koordinasi Kehumasan Pemerintah), maka melalui SK Menpen tersebut;

lahirlah pedoman Tata Kerja Bakohumas yang berisi antara lain:

• Ikut serta dalam berbagai kegiatan pemerintah dan pembangunan,

khususnya di bidang penerangan dan kehu8masan.

Page 28: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Public Relations/Humas

27

• Melakukan pembinaan dan pengembangan profesi kehumasan.

• Menyempurnakan fungsi dan kedudukan Humas dalam perilaku menuju

pada suatu kepribadian yang sama di Indonesia, dalam rangka menunjang

kebijaksanaan pemerintah.

• Memelihara hubungan kerja sama yang baik dan menciptakan hubungan

yang efektif dan harmonis dengan organisasi dan lembaga resmi serta

masyarakat

- Periode III:

Tahun 1972 dan 1993. periode ini ditandai dengan munculnya public Relations

(Purel) kalangan professional pada lembaga swasta umum. Pertama:

didirikannya suatu wadah profesi Humas yaitu Perhumas (Perhimpunan

Hubungan Masyarakat Indonesia) pada 15 Desember 1972 oleh kalangan

praktisi swasta, dan termasuk pemerintah. Pendirinya, antara lain yaitu

wardiman djojonegoro (mantan Mendikbud), Marah Joenoes (sebelumnya

Kahupmas Pertamina, Nana Sutresna (Deplu), M, Alwi Dahlan (mantan

Menpen RI dan Ketua BP7), Feisal Tamin (Depdagri), Wisaksono Noerhadi

(Matahari), Iman sajono (Konsultan PR) dan lain sebagainya.

Kemudian dalam acara konvensi Nasional Humas di Bandung pada akhir 1993,

telah ditetapkan Kode etik Kehumasan Indonesia (KEKI). Perhumas juga

tercatat sebagai anggota International Public Relations Association (IPRA) dan

ASEAN Public Relations Organizatio (FABRO).

Page 29: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Public Relations/Humas

28

- Periode IV:

- Tahun 1995 sampai sekarang, public Relations (PR) berkembang di kalanan

swasta bidang professional khusus (spesialisasi PR/Humas bidang industri

pelayanan jasa). Beberapa indikatornya adalah sebagai berikut:

Pertama, ditandai dengan terbentuknya Himpuan Humas Hotel berbintang

(H-3) tanggal 27 November 1995. Himpunan tersebut yang diperuntukan

sebagai wadah organisasi profesi Humas bidang professional Jasa Perhotelan,

berkatan sangat erat dengan organisasi yang sudah dikenal sebelumnya bidang

perhotelan, PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran di Indonesia).

Kedua, disusul dengan berdirinya Forum Kokmunikasi Antar Humas

Perbankan (Forkamas), yang merupakan forum resmi bagi para pejabat Humas

(Public relations Officer) bidang jasa perbankan di Indonesia, baik bank

pemerintah (Himbara), swasta (perbanas), asing dan campuran yang beroperasi

di Indonesia.

Ketiga, sesuai dengan SK BAPEPAM Bo. 63/1996, tentang perlunya

pihak Emitmen (perusahaan yang go public) di Pasar Bursa Efek Jakarta (BEJ)

dan Bursa Efek Surabaya memiliki lembaga Corporate Secretary.

B. Corporate Secretary

Kelembagaan Corporate Secretary, dalam sebuah perusahaan public yang

bersifat terbuka (Emiten telah go public di pasar bursa) berfungsi sebgai

communicator atau mediator, pengatur arus informasi abtara perusahaan/Emiten dan

investor/nasabahnya

Page 30: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Public Relations/Humas

29

a. Dalam bidang legal (aspek hokum keperdataan, perjanjian, notariat dan

hukum bisnis),

b. Dalam bidang ekonomi berupa marketing dan audit/analisi laporan

keuangan/akuntansi, serta memahami laporan keuangan secara periodic

dan manajemen perusahaan/keuangan lain sebagainya.

c. Dalam bidang public relations fungsinya diwujudkan dalam bentuk

melakukan publikasi melalui Annual report (laporan berkala),

menyebarkan profil perusahaan (company profile) di majalah, buletoin,

jurnal dan media massa lainnya, mempublikasikan laporan keuangan dan

mengeluarkan publikasi dalam bentuk Prospektus perusahaan yang ingin

go public dalam upaya menarik calon investor.

d. Membina hubungan dengan calon investor dan investor (investor

relations). Termasuk melakukan hubungan baik dengan pihak kreditor,

perbankan, lembaga keuangan, relasi bisnis dan lain sebagainya.

e. Sedangkan fungsi Compliance Officer, merupakan tugas pemenuhan atau

ketaatan dalam aturan main, seperti peraturan perundang-undangan Pasar

Modal, dan sebagainya.

Pada perkembangan berikutnya lembaga/divisi Corporate Secretary, banyak

dipakai oleh perusahaan besar (holding company) yang tidak berbentuk perusahaan

public (terbuka) atau telah go public. Di beberapa perusahaan lembaga tersebut pula

dengan Corporate Communication yang apabila disandingkan dengan Corporate

Page 31: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Public Relations/Humas

30

Secretary maka aktivitas keduanya pada sebuah institusi/organisasi berkaitan dengan

fungsi-fungsi kehumasan (PublicRelations Function).

Fungsi Investor Relations

Kemampuan khusus praktisi humas (PR Practioner) yang harus dimi.liki oleh

pihak perusahaan yang bergerak pada jasa Investor Relations Company – serupa

dengan peranan Corporate Secretary yang mewakili direksi perusahaan public

(emiten) terhadap kepentingan para investor –

Pengertian Investor Relations

Profesi Investor Relations (Penghubung investor) di Negara-negara yang

aktivitas pasar modal sangat tinggi, strategis dan maju sudah berbentuk professional,

spesialisasi, dan jasa konsultan (perusahaan).

Definisi Investor Relations, menurut NRI, Standards of Practice for Investor

Relations, yaitu merupakan kegiatan pemasaran korporat yang menggabungkan

disiplin lintas komunikasi dan pemasaran untuk memberikan gambaran yang tepat

mengenai kinerja dan prospek perusahaan kepada investor dan calon investor.

Menurut Cutlip, Center & Broom, pengertian investor relation adalah; Investor

Relations is a specialized part of corporate public relations that build and maintains

Page 32: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Public Relations/Humas

31

mutually beneficial relationship with shareholders and others in the financial

community to maximize market value.

Secara garis besarnya bahwa nvestor relations (hubungan investor) merupakan

bagian khusus dari public relations perusahaan yang menciptakan dan memelihara

hubungan yang saling bermanfaat (menguntungkan) dengan pihak pemegang saham

dan investor lainnmya bergerak di bidang pasar modal/saham untuk meningkatkan

nilai pasar.

Maksud dan Tujuan Investor Relations

• Menyediakan informasi bagi pasar modal, sehingga harga/nilai saham

perusahaan dapat mencerminkan nilai dan harapan (prospek) lebih baik atas

pendapatan di masa mendatang.

• Memelihara kepercayaan, citra dan likuiditas sham perusahaan (Emiten) yang

diperdagangkan di pasar bursa/modal

• Memelihara komunikasi yang positif antara perusahaan emiten dengan para

investor melalui media financial report publication cera periodic dan kontinyu.

• Menjaga hubungan baik atau akses dengan pasar modal (BEK&BES) dan

Bapepam (regulator), rekan bisnis (business relations), kreditor (pihak

perbankan), para pedagang perantara, penjamin serta para pengamat

perbankan/pasar modal.

Page 33: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Public Relations/Humas

32

• Memberikan sumbang saran bagi pihak manajemen mengenai penilaian dari

perkembangan pasar modal, sebagai upaya rencana penyusunan strategi

perusahaan, baik jangka pendek maupun janka panjang.

Menciptakan good Corporate Governance (GCG)

• Peranan Investor Relations Practitioner secara praktisi adalah melaksanakan

prinsip-prinsip Good Corporate Government yaitu terwujud dalam 4 prinsip,

antara lain:

• Accountability, pertanggungjawaban agar pihak manajmen perusahan emiten

yang m,emiliki kemampuan untuk mengatisipasi pertanyaan stake holder atas

berbagai kebijakan yang telah dilaksanakan oleh emiten.

• Predictability, kemampuan dalam memprediksi prospek usaha mendatang

secara tepat dan rasional, yang terkait dengan kebijakan yang efektif, efisien

dalam operasi dan teknis pengembangan bisnis sesuai peraturan bisnis hokum

yang berlaku.

• Transparency, keterbukaan saluran informasi yang dapat dipercaya dan terbuka

kepada pihak stake holder, para investor, pengamat, public yang terkait serta

media pers.

• Participation, diperlukankeikutsertaan stake holder dan para investor dalam

meperoleh informasi dan data, upaya pengecekan serta proses pengambil

keputusan bersama dalam perusahaan public.

Page 34: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Public Relations/Humas

33

Kegiatan Corporate Secretary (Investor Relations)

Program kegiatan dari Investor Relations, yang umum di laksanakan oleh

skretariat perusahaan (Corporate Secretary), baik regular (rutin) maupun khusus

(special events), adalah sebagai berikut:

• Menjaga dan mempertahankan hubungan baik dengan pihak bursa efek (BEJ &

BES) dan Bapepam.

• Melaksanakan RUPAS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara periodic dan

dalam kondisi-kondisi luar biasa. Termasuk rapat rutin untuk menganalisa

perkembangan saham/usaha dengan para analis pasar modal dan fund manger.

• Menyelenggarakan presentasi bisnis, internal public offering (IPO) dan paparan

Publik (public expose).

• Menyelanggarakan seminar, diskusi dan road show ke berbagai kalangan

kampus, peminat (calon investor), investor, pengamat dan pelaku bisnis

(business relations)

• Membina hubungan baik dengan pedagang perantara (broker), Asosiasi Emiten

Indonesia dan profesi terkait lainnya di pasar modal.

• Membentuk media komunikasi (publication media) sebagai saluran informasi

dan data mengenai kegiatan perusahaan emiten melalui laporan keuangan

tahunan (annual report publication) yang di tujukan kepada stake holder,

investor, media pers dan pengamat serta dunia kampus.termasuk

Page 35: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Public Relations/Humas

34

penyelenggaraan press conference, press briefing dan mengeluarkan news

release, news finance report, prospectus, iklan promosi dan sponsorship.

• Mempertahankan hubungan positif yang saling menguntungkan (mutually

symbiosis), yaitu dalam bentuk aktivitas hubungan pelaporan (compliance

officer), hubungan dengar pendapat (hearing), hubungan paparan public (public

exposure) dan hingga dalam rangka sosialisasi (corporate

promotion&compaign) kepada public yang menjadi target sasaran.

C. Praktik Humas

Menurut James E. gruning ada 4 model, dalam manajemen komunikasi baik

secara konseptual maupun praktis:

1. Model agensi pers atau model propaganda

Secara praktik PR/Humas pada tahap ini melakukan propaganda melalui

komunikasi searah untuk tujuan memberikan publisitas yang menguntungkan,

khusunya ketika berhadapan media massa.

2. Model informasi public

PR/humas bertindak sebagai journalist in residence, artinya bertindak sebagai

wartawan dalam menyebarluaskan informasi kepada public dan mengembalikan

berita atau informasinya kepada media massa.

3. Model asimetris dua arang (two way asymmetrical model)

Page 36: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Public Relations/Humas

35

PR dalam praktiknya melalui penyampaian pesannya berdasarkan dhasil riset

dan strategi ilmiah (scientific strategy) untuk berupaya membujuk public, agar

mau kerja sama, bersikap dan berpikir seusai dengan harapan organisasi.

4. Model simetris sua arah (two way symmetrical model)

Melakukan kegiatan berdasarkan penelitian dan menggunakan teknik

komunikasi untuk mengelola konflik dan memperbaiki pemahaman public

secara strategic.

D. Opini Publik

Pengertian Opini Publik

Menurut Dra. Djoenasih S. Sunarjo, SU dalam bukunya Opini Publik ciri-ciri

Opini itu adalah:

- Selalu diketahui dari pernyataan-pernyataannya.

- Merupakan sintesa atau kesatuan dari banyak pendapat

- Mempunyai pendukung dalam jumlah besar.

Untuk memahami opini seorang dan public tersebut menurut R.P. Abelson

mempunyai kaitan erat dengan:

1. Kepercayaan mengenai sesuatu (belief)

2. apa yang sbenarnya dirasakan atau menjadi sikapnya 9attitude)

3. Persepsi (perception), yaitu suatu proses memberikan makna, yang berakar dari

berbagai factor:

a. Latar belakang budaya, kebiasaan dan adapt-istiadat yang dianut

seseorang atau masyarakat.

Page 37: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Public Relations/Humas

36

b. Pengalaman masa lalu seseorang/kelompok tertentu menjadi landasan atas

pendapat atau pandanganya

c. Nilai-nilai yang dianut (moral, etika, dan keagamaan yang dianut atau

nilai-nilai yang berlaku di masyarakat).

d. Berita-berita, dan pendapat-pendapat yang berkembang yang kemudian

mempunyai pengaruh terhadap pendangan seseorang. Bias diartikan

beroita-berita yang dipublikasikan itu dapat sebagai pembentukan opini

masyarakat

E. Kristalisasi Opini Publik

Untuk memahami opini seseorang atau public tersebut maka seorang PR

(pejabat humas) harus mengevaluasi secara berkala tentang opini yang sedang

beredar dalam segmen-segmen publiknya.

Dalam bagan proses pembentukan opini digamabarkan bagaimana persepsi

seseorang yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, pengalaman-pengalaman

masa lalu, nilai-nilai yang dianut dan berita yang sedang berkembang, yang pada

akhirnya membentuk opini publik.

Sebagaimana yang diuraikan apa yang dirasakan oleh seseorang (what the

individual really feels), dan kemudian timbul attitude, sebagai the feeling one has for

self atau sikap yang dapat bersifat laten (latent opinion). Opini dari perorangan

tersebut kemudian secara akumulatif dapat berkembang menjadi suatu consensus

(kesepakatan), dan terkristalisasi jika masyarkat dalam kelompok tertentu mempunyai

Page 38: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Public Relations/Humas

37

kesamaan dalam visi, ide, nilai-nilai yang dianut, latar belakang dan hingga tujuan

yang hendak di kemudian hari akan terbentuk menjadi opini public.

F. Faktor Penilaian Sikap (Attitude)

Factor-faktor yang dapat membentuk opini menurut D.W. rejecki,:

1. Komponen A: Affect (Perasaan atau emosi)

2. Komponen B: Behavior (tingkah laku)

3. Komponen C: Cognition (pengertian atau nalar)

Proses pembentukan opini publik

Yang menurut Emory S. Bogardus dalam praktiknya terdapat beberapa macam

pengertian opini, yaitu:

1. Opini personal (perspnal opinion)

2. Opini peribadi (Private opinion)

3. Opini kelompok (Group opininon)

4. Opini koalisi (Coalition opinion)

FAKTOR PENENTU

PROSES PEMBENTUKAN

• Latar belakan budaya

• Pengalaman masa lalu

• Nilai-nilai yang dianut

• Berita yang bercabang

PERSEPSI OPINI KONSENSUS OPINI PUBLIK

SIKAP

AFFECT

BEHAVIOR

COGNITION

Page 39: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Public Relations/Humas

38

5. Opini consensus (Concensus opininon)

6. Opini umum (Generla opinion)

Dan batas-batas tolok ukur opini public tergantung, dari beberapa hal yaitu:

1. Tergantung pada pengetahuan dan tingkat pendidikan masing-masing

pihak (public).

2. kebijkasanaan tergantung dari penilaian dan seleksi public terhadap

fakta dan penilainnya.

3. kenyataan bahwa setiap persoalan berkaitan dengan berbagai aspek,

sehingga untuk hal-hal kompeten yang menimpa masyarakat, maka

opini public terdiri dari banyak orang (public) dan sulit untuk diambil

keputusan sebagai acuannya.

4. tidak ada standar atau ukuran tertentu untuk menyelesaikan suatu

persoalan, apalagi menyangkut masalah-masalyh social yang

mempunyai cirri kehasannya masing-masing.

G. Faktor Konsensus (consensus)

Pada kenyataannya bahwa opini masing-msing dapat berkembang luas di

masyarakat, artinya opini tersebut akan “menjadi milik suatu segmen

public/masyarakat”, sebagai akibat pengkristalisasi opini (crstalyzing of public

opininon) setelah melalui proses pembentukan opini public yang berakar dari masing-

masing opini individu.

H. Pencapaian Citra Positif

Page 40: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Public Relations/Humas

39

Citra adalah tujuan utama, dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang

hendak dicapai bagi dunia hubungan masyarakat (kehumasan) atau public relations.

Biasanya landasan citra itu berakar dari nilai-nilai kepercayaan” yang kongkretnya

diberikan secara individual, dan merupakan pendangan atau persepsi.

Secara logikanya, kalau suatu organisasi/perusahaan tengah mengalami “krisis

kepercayaan” dari public atau masyarakat umum, maka akan membawa dampak

negative terhadap citranya. Bahkan akan terjadi penurunan citra sampai pada titik

yang paling rendah (lost of image).

Menurut frank Jefkins ada beberapa jenis citra (image) yang dikenal di dunia

aktivitas hubunhgan masyarakat, dan dapat dibedakan satu dengan yang lain sebagai

berikut:

a. Citra cermin (mirror image)

b. Citra kini (current image)

c. Citra keinginan (wish image)

d. Citra perusahaan (corporate image)

e. Citra serbaneka (multiple image)

f. Citra penampilan (performance image)

Page 41: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

40

BAB III

Manajemen Komunikasi dan Organisasi

A. Arti dan peran Komunikasi

Kata komunikasi menurut Onong Uchjana Effendi yaitu berasal dari

perkataan bahasa latin: communicatioi yang berarti “pemberritahuan” atau

“pertukaran pikiran”. Dengan demikian maka secara garis besar dalam proses

komunikasi harus terdapat unsure-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu

pertukaran pikiran atau pengertian, antara komunikator (penyebar pesan) dan

komunikasi (penerima pesan).

Proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesan-

pesan (messages) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima

pesan sebagai komunikan. Tujuan dari proses komunikasi tersebut adalah

tercapainya saling pengertian (mutual understanding) antara kedua belah pihak.

Bahwa praktisi Humas/PR mutlak mempunyai keterampilan dalam

menguasai aspke dan teknis komunikasi, atau unsure-unsur pokok dalam proses

berkomunikasi, yaitu:

• Source, yaitu individu atau pejabat Humas yang berinisiatif sebagai sumber

atau untuk menyampaikan pesan-pesannya.

• Message, suatu gagasan, dan ide berupa pesan, informasi, pengetahuan,

ajakan, bujukan atau ungkapan bersifat pendidikan, emosi dan lain

Page 42: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen Komunikasi dan Organisasi

41

sebagainya yang akan disampaikan komunikator kepada perorangan atau

kelompok tertentu (komunikan).

• Channel, berupa media, sarana, atau saluran yang dipergunakan oleh

komunikator dalam mekanisme penyampaian pesan-pesan kepada khalayak.

• Effect, suatu dampak yang terjadi dalam proses penyampaian pesan-pesan

tersebut. Dapat berakibat positif maupun negative dari tanggapan, persepsi

dan opini dari hasil komunikasi tersebut.

B. Manajemen Komunikasi

Aktivitas utama humas, salah satunya adalah melakukan fungsi-fungsi

“manajemen komunikasi” antara organisasi/lembaga yang diwakilinya dengan

public sebagai khalayak sasarnanya. Khusunya dalam usaha untuk mencapai citra

positif, menciptakan kepercayaan, dan membina hubungan baik dengan stake

holder, atau audiencenya, dengan kata lain membangun identitas dan citra

korporat (building corporate identity and image).

Manajemen komunikasi yang dilakukan dalam suatu aktivitas public

relations, dengan methode of communication and state of being (kelembagaan),

yakni yang berkaitan erat dengan beberpa kegiatan utamanya: human relatioins,

komunikasi manajemen, dan komunikasi bisnis. Sebagaimana berikut:

1. Human relations

`Hubungan antara manusia (human relations) dalam praktek manajemn

dapat dilihat dalam arti luas dan pengertian yang lebih sempit.

a. human relations dalam arti luas, ialah interaksi antara seseorang dengan

orang atau kelompok lain, yang menyangkut hubungan manusiawi,

Page 43: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen Komunikasi dan Organisasi

42

etika/moral, aktivitas sehari-hari pada umunya bertujuan untuk memperoleh

kepuasan bagi kedua belah pihak. Yaitu hal ini lebih menyangkut aspek

komunikasi social kemasyarkatan yang berlandaskan etika dan moral dalam

beriteraksi sesamanya.

b. Human relations dalam artia sempit, yaitu terjadinya suatu interaksi antara

seseorang dan orang/kelompok lainnya. Hanya saja interaksi yang terjadi di

sini berada dalam pengertian yang sempit, misalnya situasi dalam hubungan

pekerjaan dan organisasi kekaryaan (wrok organization). Sedangkan

tujuannya adalah untuk penggiatan, dan memotivasi semangat kerja (etos

kerja) dalam melaksankan suatu pekerjaan, untuk menciptakan kepuasan

bekerja, sense or belonging (rasa memiliki) yang dikaitkan dengan

peningkatan produktivitas perusahaan.

Menurut Keith Davis, falsafah human relations, mencakup:

a. Kepentingan bersama (mutual interst)

Setiap pimpinan dengan yang dipimpin, mempunyai kepentingan atau

tujuan yang berbeda satu dengan lainnya. Tapi dalam suatu

organisasi/lembaga mereka harus mempunyai kepentingan bersama

(mutual interst) untuk mencapai tujuan dan sasaran demi kepentingan

utama organisasi yang bersangkutan, dan bukan berdasarkan

kepentingan per individu/per kelompok.

b. Harga diri (Human dignity)

Page 44: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen Komunikasi dan Organisasi

43

Pada dasarnya manusia itu ingin dihargai, dihormati atau diperhatikan.

Menurut Keith Davis harga diri atau martabat manusia merupakan etika

utama dan moral (mores) dalam human relations.

c. Perbedaan-perbedaan pada individu

Setiap perbedaan tersebut ditentukan oleh field of experience

(berdasarkan pengalaman). Itu dikarenakan perbedaan yang ada pada

individu merupakan dinamika dan falsafah dalam human relations yang

dimulai dari apa dan bagaimana mengenai pandangan, pengertian atau

pemahaman dari perorangan.

Prinsip-prinsip dalam human relations pada suatu lembaga atau pada sebuah

perusahaan, yaitu:

- Importance of individual

Memperhatikan kepentingan atau perasaan bagi setiap masing-masing

individu, sebagai pegawai, pekerja dan lain sebagainya.

- Saling menerima (Mutual acceptance)

Saling pengertian menerima dan memahami, antara pimpinan dan bawahan

dalam melakukan tugas-tugas dan fungsinya.

- Standard moral yang tinggi (High moral standard)

Memperhatikan standar moral yang tinggi pada setiap sikap tindak dan

perilaku sebagai professional, pimpinan dan pekerja

- Kepentingan bersama (Common interest)

Demi terciptanya tujuan dan kepentingan bersama.

- Keterbukaan komunikasi (Open communications)

Page 45: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen Komunikasi dan Organisasi

44

Maksud dari keterbukaan komunikasi adalah prinsip melakukan suatu

komunikasi yang sifatnya terbuka, untuk menciptakan saling pengertian, dan

pemahaman mengenai instruksi, pelaksanaan tugas yang efektif dan lain

sebagainya.

- Pertisipasi

Melibatkan partisipan, menyampaikan pendapat, ide dan sumbang saran bagi

semua tingkatan manajemen untuk mencapai tujuan bersama (management

by participation).

2. Manajeman Komunikasi

Organisasi yang merupakan keranglka kerja (frame of work) dari suatu

manajemn adalah sesuatu yang menunjukkan adanya pembagian tugas, wewenang

dan tanggung jawab yang jelas antara pimpinan dan bawahan dalam suatu system

manajmen modern. Dalam sebuah organisasi, ada orang yang kemampuanya

diklasifikasikan sebagai pimpinan dan ada pula yang diklasifikasikan sebagai

bawahan.

Menurut Onong, perusahaan/organisasi bersifat tiga dimensi, yaitu:

a. Komunikasi vertical

Yakni arus komunikasi dua arah timbale balik, komunikasi ini

memegang peranan cukup vital dalam melaksanakan fungsi-fungsi

manajemen, yaitu komunikasi dari atas ke bawah (downward

communication) dan dari bawah ke atas (upward communicatoion).

b. Komunikasi horizontal

Page 46: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen Komunikasi dan Organisasi

45

Merupakan komunikasi satu level yang terjadi antara para karyawan

dengan karyawan lainnya, antara pimpinan satu departemen dengan

pimpinan departemen lainnya dalam satu tingkatan dan lain sebagainya.

Bisa juga terjadi komunikasi silang (cross communicating), artinya bias

melebar kesamping atau juga diagonal antar para karyawan kepala seksi

dan departemen dalam sebuah system komunikasi yang dipergunakan

oleh organisasi/lembaga.

c. Komunikasi eksternal

Komunikasi eksternal berlangsung atau terjadi dua arah antara pihak

organisasi/lembaga dengan pihak luar. Misalnya komunikasi dengan

pihak kreditur (perbankan), rekan bisnis/usaha, pelanggan, community

relations (hubungan komunitas), supplier, pemasok, kalangan pers dan

pejabat pemerintah dan lain sebagainya.

C. Komunikasi dalam Organisasi

Berkaitan dengan komunikasi yang menurut suatu teori umum komunikasi

mengandung proses transaksional tersebut di atas, maka ada beberapa hal sebagai

berikut:

a. Mempertukarkan symbol

Dalam berkomunikasi antara komunikator dan komunikan akan terjadi suatu

pertukaran symbol atau bentuk lambing dengan pengertian yang sama, dan

dapat disampaikan secara lisan atau tertulis.

b. Membentuk makna tertentu

Page 47: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen Komunikasi dan Organisasi

46

Komunikasi itu bersifat transaksional dalam artian orang akan saling belajar

satu dengan yang lain, tukar pengalaman atau pengetahuan melalui symbol-

simbol yang dimengerti dan membentuk suatu makna tertentu, yang hanya

dapat dipahami oleh kedua belah pihak.

c. Mengembangkan harapan-harapan

Maksudnya adalah mempelajari symbol-simbol tersebut dan kemudian

menghubungkannya dengan pengalaman yang diperoleh, serta mengamati

dan menganalisis apa yang dilakukan pihak lain ketika menggunakan

symbol-simbol tertentu. Disamping itu hasil dari pengamatan symbol-simbol

tersebut, seseorang bukan saja belajar untuk membentuk suatu makna, tetapi

juga akan dapat mengembangkan suatu harapan atau ramalan yang akan

dilakukan dan dipikirkan orang tersebut selanjutnya.

D. Determinasi masyarakat Informasi

Alvin Tofler, seorang futurology menyatakan bahwa abad ke-21 milenium

ketiga akan menjadi abad informasi yang mengglobal dan melanda setiap Negara.

Tidak ada lagi batasan territorial suatu Negara, serta tidak ada lagi sesuatu

kejadian yang dapat disembunyikan atau ditutup-tutpi oleh setiap Negara

bersangkutan.

Oleh karena itu tidak mengherankan bila Marsal Mc Lucan dalam bukunya

understanding Media, telah meramalkan bahwa dunia akan menjadi sebuah

perkampungan besar (global village). Suatu tempat dimana umat manusia akan

hidup dalam satu perkampungan yang tidak lagi terkotak-kotak oleh batas wilayah

territorial suatu Negara, tempat dan waktu. Dimana gejala atau fenomena global

Page 48: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen Komunikasi dan Organisasi

47

village tersebut akan mengubah wajah dunia menjadi “masyarakat informasi” di

dalam era globalisasi dengan informasi serba terbuka, cepat dan akurat melalui

system informasi serba terkomputerisasi

E. Konsep dan Fungsi Manajemen Komunikasi Organisasi

.untuk mempelajari hakikat komunikasi tersebut diperlukan berbagai

pendekatan atau asumsi yang tepat dan relevan, maka sehubungan itu menurut

Gary Cronkhite ada empat pendekatan atau asumsi pokok untuk memahami

tentang komunikasi, yaitu:

a. Komunikasi merupakan suatu proses (communication is a process).

b. Komunikasi adalah suatu pertukaran pesan (communication is

transperence of message)

c. Komunikasi merupakan interaksi yang bersifat multidimensional

(communication is multi dimensional). Yaitu berkaitan dengan dimensi

dan karakter komunikator (source), pesan (message) yang akan

disampaikan, media (channels or as tools) yang dipergunakan,

komunikan (audiences) menjadi sasarannya, dan dampak (effect) yang

ditimbulkan.

d. Komunikasi merupakan interaksi yang mempunyai tujuan-tujuan

tertentu atau maksud ganda (communication is multi purposefull).

1. Konsepsi Komunikasi

Menurut H. Anwar Arifin, komunikasi merupakan suatu konsep yang multi

makna, dan oleh karena komunikasi dapat dibedakan berdasarkan:

a. Komunikasi sebagai proses sosial

Page 49: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen Komunikasi dan Organisasi

48

Peranan komunikasi dalam proses social banyak dikaitkandengan terjadinya

perubahan social (social change), misalnya mampu mempengaruhi atau

mengubah sikap tindak, perilaku, dan pola piker masyarkat, terutama dalam

menerima ide, gagasan, informasi dan teknologi baru.

b. Komuniakasi sebagai peristiwa

Komunikasi merupakan suatu gejala atau berkaitan denan suatu peristiwa.

Dan karena itu maka komunikasi dapat dibedakan berdasarkan waktu, lokasi

atau kawasan. Misalnya komunikasi internasional akan berbeda dengan

system komunikasi nasional atau regional. Hal sama juga terjadi pada

komuniksi yang berkaitan dengan peristiwa dunia bisnis, dan lintas budaya

yang artinya komunikasi yang terjadi antara masyarkat yang mempunyai

kebudayaannya masing-masing.

c. Komunikasi sebagai ilmu

Komunikasi sebagai ilmu, misalnya berkaitan dengan eytnografi (bahasa)

komunikasi, sosiologi (kemasyarakatan) komunikasi, psikologi komunikasi

dan teknologi komunikasi. Termasuk komunikasi yang berkaitan

denganaplikasinya, misalnya komuniaski pemasaran, komunikasi bisnis,

komunikasi politik dan lain sebagainya. Sebagai ilmu komunikasi harus

memenuhi unsure-unsur, pengetahuan (knowledge), tersusun secara

sistematis, menggunakan penalaran dapat dikontrol secara kritis, dan

obyektif.

d. Komunikasi sebagai kiat-kiat dan keterampilan khusus

Page 50: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen Komunikasi dan Organisasi

49

Pengertian komunikasi di sini adalah dipandang sebagai skill atau

keterampilan tertentu dalam dunia public relations/humas. Kita

berkampanye, berpromosi, publikasi dan hingga untuk tujuan propaganda

lain sebagainya. Jadi keterampilan tersebut terlebih dahulu harus menguasai

teknik komunikasinya (technical knowhow of communication)

2. Manajemen Komunikasi Organisasi

Artinya komunikasi merupakan basis untuk mengadakan kerja sama,

interaksi dan menebarkan pengaruh dalam manajmen organisasi, misalnya dalam

hal:

- Pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang di terima dengan

akurat serta jelas sumber-sumbernya.

- Menyampaikan informasi yang diperlukan untuk pengambil keputusan,

misalnya untuk meminta persetujuan atasan dalam pelaksanaanya.

- Memegang peranan penting dalam proses kepengawasan sebab kalau

informasi yang diterimanya tidak akurat maka fungsi pengawasan tidak

dapat dilaksanakan secara tepat dan realistis.

- Untuk menetapkan sasaran dan tujuan: yaitu perlunya kesatuan pendapat

atau consensus bersama, baik secara individual maupun untuk

pencapaian sasaran dan tujaun utama perusahaan/organisasi.

3. Jaringan Komunikasi

Organisasi terdiri dari orang-orang yang menduduki suatu posisi atau peran

tertentu. Diantara orang-orang tersebut terjadi pertukaran pesan/informasi melalui

jaringan komunikasi (communication networking). Suatu jaringan komunikasi

Page 51: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen Komunikasi dan Organisasi

50

akan berbeda dalam system dan struktur anatara satu organisasi dengan organisasi

lainnya.

Begitu juga peranan individu dalam system komunikasi ditentukan oleh

hubungan struktur antara satu individu dengan individu lainnya, maka hubungan

tersebut akan ditentukan oleh pola hubungan interaksi individu dengan arus

informasi dalam jaringan system komunikasinya.

Jaringan komunikasi memiliki enam peranan,yaitu:

a. Opinion Leader

b. Gate keepers

c. Cosmopolities

d. Bridge

e. Liaison

f. isolate

4. Strategi Komunikasi PR

Pelaksanaan strategi PR dalam berkomunikasi dikenal dengan istilah “7-Cs

PR Communications”, adalah:

a. Credibility (Kredibilitas)

Komunikasi itu dimulai dari suasana saling percaya yang diciptakan oleh

pihak komunikastor secara sunggguh-sungguh, untuk melayani publiknya

yang memiliki keyakinan dan respek.

b. Contex (Konteks)

Menyangkut sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan kehidupan

social, pesan yang harus disampaikan dengan jelas serta sikap partisipatif.

Page 52: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen Komunikasi dan Organisasi

51

c. Content (Isi)

Pesannya menyangkut kepentingan orang banyak/public sehingga informasi

dapat diterima sebagai sesuatu yang bermanfaat secara umum bagi

masyarakat.

d. Clarity (Kejelasan)

Pesan harus disusun dengan kat-kata yang jelas, mudah dimengerti, serta

memilki pemahaman yang sama antara komunikator dan komunikan dalam

hal m,aksud, tema dan tujuan semua pihak.

e. Continuity and Consistency (Kontinuitas dan Konsistensi)

Komunikasi merupakan proses yang tidak pernah berakhir oleh karena itu

dilakukan secara berulang-ulang dengan berbagai variasi pesan. Dengan cara

demikian untuk mempermudah proses belajar, mebujuk dan tema dari pesan-

pesan tersebut harus konsisten.

f. Channels (Saluran)

Mempergunakan saluran media informasi yang tepat dan terpercaya serta

dipilih oleh khalayak sebagai target sasaran. Pemakaian saluran media yang

berbeda akan berbeda pula efeknya. Dengan demikian seorang PR harus

dapat memahami perbedaan dan proses penyebaran informasi secara efektif.

g. Capability of the Audience (kapabilitas Khalayak)

Memperhitungkan kemampuan yang dimiliki oleh khalayak. Komunikasi

dapat menjadi efektif bagi masyarkat bila berkaitan dengan factor-faktor

yang bermanfaat seperti kebiasaan dan peningkatan kemampuan membaca

dan pengembangan pengetahuan.

Page 53: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen Komunikasi dan Organisasi

52

5. Pengolahan Data dan Informasi

Ir. Kusmartono memberikan definisi tentang data dan informasi:

“data adalah factor kadar yang berdiri sendiri-sendiri (kata-kata,

angka-angka, gambar, symbol, dan sebagainya) mjika

dikumpulkan serta diolah akan menghasilkan suatu pengertian.

Pengertian itu disebut informasi, yang dimanfaatkan

penerimanya guna menambah pengetahuan, pengertian dan

inteligensinya”.

Kalau ditarik kesimpulan, data bias bersifat primer, yaitu data yang

diperoleh dari penelitian lapangan. Data juga dapat bersifat sekunder, yaitu data

yang sudah tersedia dan di peroleh berdasarkan catatan, angka-angka, statistic,

referensi atau kepustakaan dan lain sebagainya. Input adalah peroleh data, maka

output berbentuk informasi yang dapat dimanfaatkan menurut kebutuhan atau

keperluan, baik untuk kalangan prkatisi dan professional, maupun kalangan

teoritis atau akademisi dan lain sebagainya.

Prinsip-prinsip pengolah data dan informasi, antara lain:

• Data atau informasi yang terlalu banyak masuk ditambah dengan

keterbatasan waktu akan membuat pimpinan manajemen tidak

mungkin untuk mempelajari.

• Data yang dikumpulkan secara tidakbenar, akan menghasilkan

informasi yang tidak benar.

• Penyajian informasi tidak konsisten akan dapat menimbulkan salah

penafsiran

Page 54: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Manajemen Komunikasi dan Organisasi

53

• Informasi yang dihasilkan tidak tepat waktu (up to date) biasanya

kurang bermanfaat hasilnya, karena secara aktualisasi dan faktualisasi

sudah ketinggalan.

Page 55: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

BAB IV

Kedudukan dan Strategi Public Relations

A. Kedudukan Humas dalam Organisasi

Bahwa kedudukan humas/PR adalah menilai sikap masyarkat (public) agar

tercipta keserasian antara masyarkat dan kebijaksanaan organisasi/instansi.

Karena mulai dari aktivitas, program Humas, tujuan (goal) dan hingga sasaran

(target) yang hendak dicapai oleh organisasi/instansi tersebut tidak terlpas dari

dukungan, serta kepercayaan citra positif dari pihak publiknya.

Dalam menjalankan fungsinya seorang PR/Humas, sebagai pejabat humas

dituntut untuk memiliki empat kemampuan, yaitu:

a. Memiliki kemampuan mengamati dan menganalisis suatu persoalan

berdasarkan fkata di lapangan, perencanaan kerja komunikasi dan mampu

mengevaluasi suatu problematic yang dihadapinya.

b. Kemampuan untuk menarik perhatian, melalui berbagai kegiatan publikasi

yang kreatif, inovatif, dinamis dan menarik bagi publiknya sebagai target

sasarannya.

c. Kemampuan untuk mempengaruhi pendapat umum, merekayasa pandangan

atau opini public (crystallizing public opinion) yang searah dengan

kebijakan organisasi instansi yang diwakilinya itu dalam posisi yang saling

mnguntungkan.

Page 56: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Kedudukan dan Strategi Public Relations

55

d. Kemampuan PR/Humas menjalin suasana saling percaya toleransi, saling

menghargai, good will dan lain sebagainya dengan berbagai pihak, baik

public internal maupun eksternal.

Dan peraqn idela yang harus dimiliki oleh praktisi Humas (public relations

practitioner) dalam suatu organisasi/instansi, antara lain:

- Menjelaskan tujuan-tujuan (clarifying goals) organisasi kepada pihak

publiknya. Tugas tersebut akan terpenuhi dengan baik, apabila PR/Humas

bersangkutan lebih memahami atau meyakini pesan/informasi yang akan

disampaikan itu.

- Bertindak sebagai radar, tetapi juga harus mampu memperlancar

pelaksanaan public policynya. Jangan sampai pesan atau informasi tersebut

membingungkan atau menghasilkan sesuatu yang kadang-kadang tidak jelas

arahnya, sehingga pesan-pesan akan menjadi sulit untuk diterima oleh

public.

- Pihak PR/Humas harus memiliki kemampuan untuk melihat ke depan atau

memprediksi sesuatu secara tepat yang didasarkan kepada pengetahuan akan

data atau sumber informasi actual dan factual, yang menyangkut

kepentingan organisasi maupun publiknya.

B. Strategi Public Relations

Menurut Ahmad S. Adnanputra, mengatakan bahwa arti stratgei adalah

bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk

Page 57: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Kedudukan dan Strategi Public Relations

56

dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah salah

satu fungsi dasar dari proses manajemen.

Mengacu kepada pola strategi Public Relations, batasan pengertian tentang

strategi Public Relations adalah:

“alternative optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai

tujuan public relations dalam kerangka suatu rencana public

relations (public relations plan).

Hal yang paling sulit adalah mengubah atau mengkristaslisasi sikap tindak

atau opinin dari kelompok karyawan yang aktif contra (oponen), walaupun

jumlahnya kecil tetapi dengan “kevokalannya” untuk menyuarakan tuntutan

secara lantang itu merka mampu secara efektif mempengaruhi kelompok

karyawan lainnya yang bersifat pasif (uncommitted).

Program Strategi

Landasan umum dalam proses penyusunan strategi public relations, menurut

Ahmad yang berkaitan dengan fungsi-fungsi PR/Humas secara integral melekat

pada manajmen suatu perusahaan/lembaga, yaitu:

1. Mengidentifikasi permasalahan yang muncul.

2. Identifikasi unit-unit sasarannya.

3. Mengevaluasi mengenai pola dan kadar sikap tindak unit sebagai

sasaran.

4. Pemilihan opsi atau unsure taktikal stratgei public relations.

5. Mengidentifikasi dan evaluasi terhadap perubahan kebijaksanaan atau

peraturan pemerintahan dan lain sebagainya.

Page 58: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Kedudukan dan Strategi Public Relations

57

6. Langkah terakhir adalah menjabarkan stratgei public relations, dan

taktik atau cara menerapkan langkah-langkah program yang telah

direncanakan, dilaksanakan, mengkomunikasikan, dan

penilaian/evaluasi hsil kerja.

Komponen Pembentukan Strategi

Dalam pembentukan strategi korporat, suatu strategi di pengaruhi oleh

unsure-unsur tertentu yang berkaitan dengan lingkungan, kondisi, visi atau arah,

tujuan dan sasaran dari suatu pola yang menjadi dasar budaya perusahaan

bersangkutan (corporate culture) yaitu:

a. Secara makro, lingkungan perusahaan/lembaga tersebut akan dipengaruhi

oleh unsur-unsur: kebijakan umum (public policy), budaya (culture) yang

dianut, system perekonomian dan teknologi yang dikuasai oleh organisasi

bersangkutan.

b. Secara mikro, tergantung dari misi perusahaan, sumber-sumber dimiliki

(sumber daya manusia dan sumber dya guna lainnya yang dikuasai), system

pengorganisasin, dan rencana atau program dalam jangka pendek atau

jangka panjang, serta tujuan dan sasarannya yang hendak dicapai.

C. Strategi Operasional Humas

Berkaitan dengan penjelasan langkah-langkah pokok dari berbagai aspek

pendekatan dan strategi komunikasi public relations dalam upaya untuk menjalin

berbagai hubungan positif dengan public internal dan public eksternal tersebut di

Page 59: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi

Kedudukan dan Strategi Public Relations

58

atas, dapat ditarik suatu pengertian yang mencakupi peranan Humas di berbagai

kegiatan di lapangan, yaitu:

1. menginformasikan (to inform)

2. menerangkan (to explain)

3. menyarankan (to suggest)

4. membujuk (to persuade)

5. mengundang (to invite)

6. meyakinkan (to convince)

(sumber : “PR Strategi”, oleh Ahmad S. Adnanputra, MA., MS)

PUBLIC POLICY KULTUR

TEKNOLOGI PEREKONOMIAN

MISI PERUSAHAAN

SUM

BE

R-

SUM

BE

R

PE

RE

NC

AN

AA

N P

RO

GR

AM

PENGORGANISASIAN

CRISTALLIZATION

TARGETPUBLIC

Page 60: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

59

BAB V

Program Kerja Dan Aktivitas Humas

A. Proses Perencanaan Program Kerja

Pada dasarnya tujuan dari program kerja dan brebgai aktivitas Public

relations atau humas di lapangan adalah cara menciptakan hubungan harmonis

antara organisasi/perusahaan yang diwakilinya dengan publiknya atau stake

holder sasaran yang khalayak yang terkait.

Hasil yang diharapkan adalah terciptanya citra positif (good image),

kemauan baik (good will), saling menghargai (mutual appreciation), saling timbul

pengertian (mutual understanding), tolenransi (tolerance) antara kedua belah

pihak.

Tujuan dari proses perencanaan program kerja untuk mengelola berbagai

aktivitas PR/Humas tersebut dapat diwujudkan jika terorganisasi dengan baik

melalui manajeman Humas yang dikelola secara professional dan dapat

dipertanggungjawabkan hasil atau sasarannya. Hal tersebut jug dapat

dipertanggungjawabkan hasil atau sasarannya.

Proses perencanaan program kerja melalui “proses empat tahapan atau

langkah-langkah pokok” yang menjadi landasanacuan untuk pelaksanaan program

kerja kehumasan adalah:

1. Penelitian dan Mendengarkan (Research-Listening).

2. Perencanaan dan mengambil Keputusan (Planning-Decision)

3. Mengkomunikasikan dan pelaksanaan (Communication-Action)

Page 61: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajeman Public Relations dan Media Komunikasi

Program Kerja dan Aktivitas Humas

60

4. Mengevaluasi (Evaluation)

Tiap tahapan dari kempat tahapan yang dkisebutkan di atas saling berkaitan

erat satu samalainnya. Artinya tahapan satu dengan tahapan yang lainnya saling

berhubungan erat dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Dalam proses 4 tahapan

tersebut tergambar “plan your work, and work your plan” rencanakan kerja anda

dan kerjakanlah rencana anda.

Proses kerja PR merupakan satu kesatuan perencanaan yang secara sirkuler

terus-menerus berlangsung. Melalui observasi yang pernah dilakukan, diketahui

bahwa proses analisis-sintesis-komunikasi-interpretasi dari kerja PR, merupakan

proses yang berkesinambunagn dalam bentuk spiral seringkali tumpang tindih

antara satu dengan yang lainnya. Kalau diuraikan dan digambarkan, maka

lingkaran dan langkah-langkah kegiatan PR adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis perilaku umum dan hubunagn organisasi terhadap lingkungan;

2. Menentukan dan memahami secara benar perilaku tiap-tiap kelompok

terhadap organisasi;

3. Menganalisis tingkat opini public, baik yang inter maupun uyang ekstern;

4. Mengantisipasi kecendrungan-kecendrungan, masalah-masalah yang

potensial, kebutuhan-kebutuhan dan kempatan-kesempatan;

5. Menentukan formulasi dan merumuskan kebijkan-kebijakan;

6. Merencankan alat atau cara yang sesuai untuk meningkatkan atau mengubah

perilaku kelompok masyarkat sasaran;

7. Menjalankan dan melaksanakan aktivitas-aktivitas sesuai dengan program

yang telah direncanakan;

Page 62: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajeman Public Relations dan Media Komunikasi

Program Kerja dan Aktivitas Humas

61

8. Menerima umpan balik untuk dievaluasi, kemudian mengadakan

penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan.

B. Perencanaan Program Public Relations

Perencanaan kerja Public relations (Public relations work planning

program) tersebut berkaitan dengan pengertian, perencana, perencanaan, wujud

rencana kerja dan alas an dilakukannya perencanaan kerja PR/humas, termasuk

manfaat dan klasifikasi perencanaan kerja tersebut. Maka penjelasannya sebagai

berikut:

1. Perencanaan kerja PR/Humas, yaitu terdiri dari:

a. Perencana, seseorang yang memanfaatkan atau menginterpretasikan

segala informasi, materi dan data yang tersedia baik secara kuantitatif

maupun kualitatif untuk dianalisis, diseleksi dan diproses sebagai

bahan perencanaan kerja yang akan dating.

b. Hasil yang akan diperoleh relevan dengan hal-hal yang berkaitan

dengan peran dan fungsi kegiatan kehumasan dalam sutau organisasi.

2. Perencanaan Kerja PR/Humas

Perencanaan kerja public relations berkaitan dengan:

• Fungsi dan teknis Manajemen Humas yang professional, dinamis serta

proaktif.

• Merupakan metode terbaik untuk mempersiapkan pihak organisasi

dalam menghadapi perubahan yang sering terjadi.

Page 63: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajeman Public Relations dan Media Komunikasi

Program Kerja dan Aktivitas Humas

62

• Penilaian (evaluasi) atau me-review hasil perkembangan kegiatan masa

lalu, sekarang dan masa yang akan dating.

• Mengantisipasi dan mengahadapi tantangan atau resiko yang akan

terjadi melalui suatu proses untuk menentukan tujuan dan sasaran

jangka pendek dan panjang secara periodic dan strategis.

3. Wujud rencana kerja PR/Humas

Bentuk rencana kerja PR/Humas tersebut dapat diimplementasikan:

Rencana yang berkaitan dengan hasil atau produk (result) dari perencanaan

yang telah dilaksanakan, baik jangka pendek maupun panjang.

Rencana perancangan konsep dasar dari perencanaan kerja PR/Humas yang

dirancang.

Rencana untuk membuat pernyataan berdasarkan dari target yang ingin

dicapai, where do we want to go? (tujuan), dan how to get there? (stretegi).

4. Perencanaan kerja PR/Humas dan alas an-alasan untuk dilakukan kegiatan

PR:

a. Alasan dalam kegiatan perencanaan (action plan), yaitu dapat bersifat

proaktif, reaktif, defensive, preventif, protektif dan hingga profitable.

Misalnya, seorang PR bertindak sedia paying sebelum hujan (proaktif)

atau mencari paying ketika hujan (reaktif)

b. Alasan mengapa (why):

• Untuk mengantisipasi perubahan lingkungan lebih luas, seperti

perubahan teknologi, ekonomi, politik, hokum dan teknologi.

Page 64: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajeman Public Relations dan Media Komunikasi

Program Kerja dan Aktivitas Humas

63

• Menghadapi perubahan lebih sempit (operasional). Seperti

menghadapi persaingan, perubahan selera pelanggan, life cycle

product, system komunikasi, media massa, tenaga kerja dan

relasi bisnis.

• Menciptakan tujuan yang objektif, sasarna dan target yang ingin

dicapai secara jelas dan rinci. Mampu mendefinisikan suatu

permasalahan eksternal dan internal organisasi, menemukan

fakta 9fact finding), SWOT Analysis (penentuan factor kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman), merancang rencana kerja

yang akan dating (action planning), pelaksanaan komunikasi

(communicating activities) dan hingga penilaian kerja (PR work

evaluation).

5. Manfaat perencanaan kerja PR/Humas

Manfaat yang diperoleh dari pembentukan perencanaan kerja PR atau

Humas, yaitu:

• Membantu pihak manajemen organisasi untuk mampu beradaptasi

terhadap lingkungan yang sering berubah-ubah.

• Mengefektifkan dan mengefisiensikan koordinasi atau kerja sama antar

departemen dan pihak terkait lainnya.

• Mengefisienkan waktu kegagalan dengan tidak melakukan perkiraan

atau perencanaan tanpa arah yang jelas dan konkret.

Page 65: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajeman Public Relations dan Media Komunikasi

Program Kerja dan Aktivitas Humas

64

• Mampu melihat secara keseluruhan kemampuan operasional

organisasi, pelaksanaan, komunikasi, target dan sasaran yang hendak

dicapai di masa mendatang.

• Menetapkan klasifikasi rencana kerja PR/humas, yaitu rencana

strategis (sesuai dengan kebijakan tujuan jangka panjang), rencana

tetap (regular, yang dapat dilakukan berulang-ulang0 dan rencana

tertentu (rencana jangka pendek, khusus dan terbatas).

C. Membina Hubungan Media dan Pers

Hubungan media dan pers (Media & Press relations) merupakan sebagai

alat, pendukung atau media kerja sama untuk kepentingan proses publikasi dan

publisitas berbagai kegiatan program kerja atau untuk kelandaran ekativitas

komunikasi humas dengan pihak public. Karena peranan hubungan media dan

pers dalam kehumasan tersebut dapat sebagai saluran (channel) dalam

penyampaian pesan maka upaya peningkatan pengenalan (awareness) dan

informasi atau pemebritaan dari pihak publikasi Humas merupakan prioritas

utama.

Definisi hubungan pers (press relations) menurut frank jefkins adalah:

“suatu kegiatan untuk mencapai publikasi atau penyiaran berita semakasimal

mungkin, sedangkan informasi yang disebarkan melalui hubungan masyarakat

adalah untuk menciptakan pengenalan dan pengertian”.

Hubungan pers tersebut tidak terbatas hanya untuk mengadakan pendekatan-

pendekatan baik secara fungsional maupun antar hubungan pribadi atau kontak

dengan pihak pers (press contact), melalui pimpinan redaksi, redaktur dan

Page 66: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajeman Public Relations dan Media Komunikasi

Program Kerja dan Aktivitas Humas

65

wartawan dalam arti subyektif, tetapi juga mencakup media massa dalam arti

lebih luas.

Selain itu aktivitas PR/humas dan korelasinya dengan Media & Oress

Relations dalam hal teknik pembuatan produk-produk publikasi, informasi dan

berita dalam bentuk press release, Photo Press, News Letter, menimbulkan

konsekkuensi keharusan praktisi humas menguasai teknik penulisan jurnalistik

dan presentasi.

Kesimpulannya definisi press release tersebut menurut pendapat penulis,

adalah: “Suatu kegiatan khusus dari pihak public relations untuk melakukan

komunikasi penyampaian pesan, atau informasi tertentu mengenai aktivitas yang

bersifat kelembagaan, perusahaan/instansi, produk dan hingga kegiatan bersifat

individual lainnya yang perlu di publikasikan melalui kerjasama dengan pihak

pers atau media massa untuk menciptakan publisitas dan citra positif”.

Bentuk dan hubungan pers, yaitu:

a. Kontak Pribadi (personal contact)

b. Pelayanan informasi atau Berita (News Services)

c. Mengantisipasi kemungkinan hal darurat (Contingency plan)

Di lapangan hubungan media dan pers yang baik tersebut dapat dicapai

dengan menerapkan beberapa prinsip-prinsip sebagai landasan pihak Humas/PR,

diantaranya:

Mutlak adanya kejujuran, dan keteruterangan.

Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada pers/media

Page 67: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajeman Public Relations dan Media Komunikasi

Program Kerja dan Aktivitas Humas

66

Tidak meminta-minta atau mengemis kepada pers/wartawan, misalnya agar

press release bias dimuat padahal nilai beritanya tidak ada sama sekali.

Tidak menutup saluran informasi, misalnya pihak Humas mengucapkan, no

comment, tidak ytahu dan tolong jangan dimuat, hingga off record kepada pihak

pers akan mencari informasi tidak resmi, tetapi beritanya tidak dapat lagi

terkontrol oleh pihak Humasnya.

Tidak terlalu membanjiri berbagai publisitas di media massa yang tidak jelas

tujuannya atau sasaran yang hendak dicapai.

Selalu meng-up date setiap daftar nama repoeter, tugas peliputannya, alamat

dan telepon redaksi dan sebagainya, agar saling mengenal dengan baik antar

kedua belah pihak dalam upaya membangun “good press relationship” tersebut.

Jenis dan Media Public Relations

Media MASSA

Jenis media massa ini, merupakan prioritas utama sebaga media atau alat untuk

tujuan publikasi dan sebagai upaya penyampaian pesan-pesan atau informasi

secara luas mengenai aktivitas PR/Humas Kepada pihak Publik sasarannya (target

audience). Kalsifikasi media massa adalah:

a. Media cetak yang bersifat komersial, misalnya surat kabar harian, tabloid,

majalah berita atau hiburan yang terbitannya secara berkala mingguan dan

bulanan tersebar luas dan dibaca oleh masyarakat umum.

b. Media elektronik (broadcast media), seperti station radio dan TV, baik milik

pemerintah maupun station TV swasta komersial.dan radio swasta niaga

Page 68: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajeman Public Relations dan Media Komunikasi

Program Kerja dan Aktivitas Humas

67

lainnya yang mempunyai pendengar atau pemirsa dalam jumlah besar dan

tersebar di seluruh Indonesia.

Media Internal Perusahaan

a. The sales bulletin, merupakan bentuk media komunikasi regular antara

manajer penjualan dengan salesmen yang berada dilapangan , dan

biasanya diterbitkan secara mingguan.

b. The Newsletter, merupakan media informasi atau siaran berita yang

singlkat, ditujuakn kepada para pembaca yang sibuk atau tidak memiliki

waktu yang banyak untuk membaca berita terlalu panjang dan rinci.

c. The magazine, suatu bentuk majalah yang berisikan tulisan feature, artikel,

gambar-gambar dan biasanya diterbitkan berkala secara bulanan atau

triwulanan.

d. The tabloid Newspaper, yaitu media yang mirip dengan surat kabar

popular dan berisikan berita-berita pokok, artikel popular yang pendek dan

dilengkapi dengan gambar atau ilustrasi yang menarik pembaca. Biasanya

diterbitkan berkala secara mingguan, bulanan atau dwibulanan.

e. The Wall Newspaper, merupakan bentuk media yang sering dipergunakan

sebagai media komunikasi internal antar karyawan di sebuah perusahaan

besar, pabrik, pusat pertokoan dan hingga rumah sakit.

D. House Journal dan PR Writing

1. Teknik Menulis naskah humas/PR

Page 69: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajeman Public Relations dan Media Komunikasi

Program Kerja dan Aktivitas Humas

68

Bentuk-bentuk penulisan naskah kehumasan (PR Writing) yang masing-

masing memiliki karakter dan gaya penulisan (style) yang berbeda, yaitu sebagai

berikut:

- Naskah (Script) : naskah pidato (speech writing), presentasi dan naskah

sambutan.

- Siaran (Release) : siaran pers (press releases), siaran berita (new

release/letter) dan journal magazine (majalah internal).

- Laporan (report) : laporan tahunan, laporan bulanan dan semesteran.

- Profile (Profile) : Profile perusahaan dan produk (company profile and

product) dalam bentuk majalah.

- Promosi (promosi (promotion): Naskah tulisan promosi dalam bentuk artikel

sposnsor (advertorial), yaitu gabuangan advertisement and editorial, dan

korporatorial (Corporate profile and editorial) atau dikenal dengan istilah

pariwara dan suplemen sisipan, brosur, leaflet dan katalog.

2. Kiat, teknik dan tujuan Penulisan Naskah kehumasan

a. Praktisi PR memerlukan persiapan yang cukup ketika memulai menggarap

suatu tulisan, gaya bahasa, suatu topic atau isu, dan hingga merancang

tujuan publikasi, serta strategi pesan yang hendak dicapai pada sebuah

tulisan tersebut.

b. Segi akurasi: apakah keakuratan suatu berita, publikasi, dan informasi dapat

dipercaya?

Page 70: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajeman Public Relations dan Media Komunikasi

Program Kerja dan Aktivitas Humas

69

c. Bahasa: apakah kalimat-kalimat aktif, gaya bahasa formal, jargon-jargon

informal, gaya penulisan yang enak dibaca, kosakata yang terpilih, padat dan

singkat, tetapi cukup menarik untuk dibaca telah dipergunakan?

d. Ekslusivitas dan relevansi: produk-produk publikasi yang direlease oleh

PRO/Pjebat Humast tersebut mutlak mengandung hal yang paling penting

(eksklusif) dan memiliki misi hubungan tertentu bagi kepentingan

perusahaan, pembaca/public dan media massa lainnya.

e. Latar belakang penulisan (backhground): Sebagai pelengkap atau

bermanfaat untuk menunjang pada suatu berita, artikel dan informasi yang

lebih berbobot dan mendalam. Misalnya menampilkan data-data teknik,

grafik statistic, angka-angka, nilai keuangan (monetry value), jumlah kantor

atau produk lain sebagainya sebagai pendukung suatu bobot tulisan.

f. ASSETO formula, yaitu merupakan unsure-unsur pokok dari tujuan dan

rencana pembentukan media publikasi PR (Humas), rinciannya sebagai

berikut:

• Audience, sipa yang menjadi pembacanya; public internal, para

karyawan atau eksternal, pelanggan, rekan bisnis, retailer, pesaing atau

para pengamat.

• Structure, bagaimana bentuk struktur dan teknis sistematika dari isi

atau materi pesan, daftar isi dan angel berita yang dipaparkan dalam

bentuk straight news, feature, artikel popular, rubric foto/ilustrasi dari

suatu bentuk media komunikasi publikasi humas/PR.

Page 71: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajeman Public Relations dan Media Komunikasi

Program Kerja dan Aktivitas Humas

70

• Editing, apakah model tata bahasa atau kaidah bahasa yang sudah tepat

dan benar, tanda baca serta gaya bahasanya sesuai dengan format yang

baku.

• Topic, apa yang menjadi pokok bahasan dan materi pesan yang ingin

diinformasikan?. Termasuk didalamnya tema, berita dan artikel/feature

sebagai laporan utama yang akan diangkat dari media publikasi PR

bersangkutan.

• Objective, apa tujuan dari media komunikasi PR bersangkutan?.

Apakah untuk perkenalan, informasi publikasi, promosi dari suatu

kegiatan atau aktivitas perusahaan yang ingin disampaiakan kepada

publiknya?. Penyebarluasannya baik bertujuan komersil, maupun non

komersil, dan hingga untuk hiburan, pengetahuan, memotivasi,

mebujuk atau ingin mendidik publiknya.

g. Dalam siaran berbentuk news release dan press release tidak terlepas dari

ketujuh unsure penting (SOLAADS), yaitu:

• Subject (what is the story about?) • Organization (what is the name of the organization?) • Location (what is the location of the organization?) • Advantage (what is specific, beneficial about the product or service?) • Application (how or by whom can the product or service be used or

enjoyed?) • Details (what are the specification or detail of colours, prices, sizes

and so on?) • Sources (if yhis different from location, e.g. an air lines fly in an

airport, or the office may be located in the city center).

3. Tulisan yang menarik

Page 72: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajeman Public Relations dan Media Komunikasi

Program Kerja dan Aktivitas Humas

71

Beberapa hal yang diperlukan teknik tertentu untuk menjadikan sebuah

tulisan menarik:

a. Narasi

Yaitu sesuatu yang menggambarkan aksi atau movement pada sebuah artikel

atau tulisan yang menarik. Artinya, narasi tersebut akan membawa

pembacanya untuk melihat suatu imajinasi yang telah disampaikan ndalam

sebuah tulisan yang menarik, baik segi gaya bahasa, penguraian cerita yang

hidup dan simple hingga sistematis dan teratur.

b. Deskripsi

Bagaiman membuat si pembaca ikut merasakan, menikmati, dan mendengar

melalui penuturan dalam gaya bahasa tulisan. Tidak hanya membangkitkan

segi nalar (intelektual) tetapi segi emosional pembaca pun ikut tergugah

ketika mem baca sebuah deskripsi tulisan tersebut.

c. Kalimat Aktif dan Langsung

Menggunakan kalimat-kalimat aktif dan langsung terfokus ke masalah (one

track) yang ingin ditampilkan, dengan gaya bahasa yang singkat, padat,

sistematis serta mudah dimengerti.

d. Eksposisi

Penjelasan yang dibuat oleh penulis atas suatu kejadian sperti “apa yang

dilihat atau didengar”. Tidak hanya menunjukan tetapi kemampuan kata-

kata yang bercerita (how to tell), penuh imajinasi, kreatif, hidup dan colour

full serta humanity interest lainnya sebagai pendukung daya tarik.

Page 73: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

72

BAB VI

Marketing Public Relations dan Social Marketing

A. Marketing Public Relations

1. Konsepsi Marketing

Marketing public relations adalah sebuah proses perencanaan dan

pengevaluasian program yang merangsang penjualan dan pelanggan. Hal tersebut

dilakukan melalui pengkomunikasian informasi yang kredibel dan kesan-kesan

yang dpat menghubungkan perusahaan, produk dengan kebutuhan serta perhatian

pelanggan.

Secara umum pengertian marketing public relations merupakan suatu proses

perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian program-program yang dpat

merangsang pembelian dan kepuasan konsumen melalui pengkomunikasian

informasi yang dapat dipercaya dan melalui perngkomunikasian informasi

ditimbulkan dan berkaitan dengan identitas perusahaan atau profduknya sesuai

dengan kebutuhan, keinginan, perhatian dan kepentingan bagi para konsumennya.

Konsep MPR (marketing PR) dari Thomas L. harris tersebut di atas tidak

jauh berbeda dari pengertian yang didekasikan oleh Philip kotler, yaotu:

“M arketing Public relations works because it adds value to product

throught its uniqe ability to lend credibility to product message”

pengertian konsep MPR tersebut secara garis besarnya terdapat tiga taktik

(Three Ways Strategy) untuk melaksanakan program dalam mencapai tujuan

(goals), yaitu pertma bahwa Public Relations merupakan potensi untuk

Page 74: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi

Marketing Public Relatoions dan Social Marketing

73

menyandang suatu taktik pull strategy (menarik), sedangkan kedua adalah power

(kekuatan) sebagai penyandang, push strategy (untuk mendorong) dalam hal

pemasaran. Dan taktik ketiga, pass strategy sebagai upaya mempengaruhi atau

menciptakan opini public yang menguntungkan.

2. Peranan Marketing Public Relations

Marketing Public Relations (MPR), sebagaimana dijelaskan sebelumnya,

merupakan perpaduan (sinergi) antara pelaksanaan program dan strategi

pemasaran (marketing strategy implementation) dengan aktivitas program kerja

Humas (work program of PR) dalam upaya meluaskan pemasaran dan demi

mencapai kepuasan konsumennya (customer satisfaction).

Fungsi pemasaran tersebut sebagaimana dijabarkan dalam bauran pemasaran

(marketing mix), yaitu: product, price, placement and promotion, yang merupakan

sarana untuk mencapai tujuan pemasaran (marketing objective), yaitu:

• Mengadakan riset pasar, untuk mendapatkan informasi bisnis yang sesuai

dengan kebutuhan dan keinginan konsumennya.

• Menciptakan produk yang sesuai dari hasil riset pasar tersebut.

• Menentukan harga produk yang rasional dan kompetitif.

• Menentukan dan melaksanakan kampanye promosi produk (pre-project

selling) yang akan diluncurkan, serta mampu bersaing di marketplace dan

cukup menarik (eyes catching) baik segi kemasan, maupun kualitas produk

yang ditawarkan terhadap konsumennya.

• Komitmen terhadap pelayanan purna jual.

Page 75: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi

Marketing Public Relatoions dan Social Marketing

74

Manfaat marketing public relations adalah;

• Dapat lebih efektif dan efisien dlam penggunaan pembiayaan publikasi

mengingat semakin tingginya biaya promosi di media massa (komersial).

• Saling melengkapi (komplementer) dengan promosi periklanan.

• Dapat meningkatkan kredibilitas (kepercayaan) dari pesan-pesan yang

disampaikan melalui jalur public relations, sehingga dapat menembus situasi

yang rlatif sulit dijangkau oleh iklan atau memiliki kemampuan

menjembatani kesenjangan informasi jika disampaikan melalui teknik

periklanan serba terbatas itu.

• Kampanye melalui iklan mempunyai keterbatasan pada ruang (space) dan

waktu (timely) yang tersedia di media elektronik dan media cetak, oleh

karena itu penggunaan promosi iklan tersebut harus membeli ruang dan

waktu siarnya agar pesan/informasi dapat dimuat atau ditayangkan oleh

media bersangkutan. Sedangkan kampanye melalui public relations tidak

membeli space media agar dapat dimuat/ditayangkan. Pesan-pesan atau

informasi PR tersebut diolah dan dikemas sedemikain rupas ke dalam

bentuk suatu berita (news) artikel sponsor (advertorial) atau feature sehingga

mampu menarik perhatian bagi pembaca atau pemirsa.

3. Faktor-faktor Penyebab Dibutuhkannya Stratgei MPR

Menurut kotler factor penyebab dibutuhkannya strategi MPR adalah:

a. Meningkatkannya biaya promosi periklanan yang tidak seimbang dengan

hasil keuntungan yang diperoleh dan keterbatasan tempat.

Page 76: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi

Marketing Public Relatoions dan Social Marketing

75

b. Persaingan yang ketat dalam promosi dan publikasi, baik melalui media

elektronik maupun media cetak sebagainya.

c. Selera konsumen yang cepat mengalami perubahan dalam waktu relative

pendek (tidak loyal), karena banyaknya pilihan atau substitusi atas produk

yang ditawarkan di pasaran.

d. Makin menurunya perhatian atau minat konsumen terhadap tayangan iklan,

karena pesan dalam iklan, karena pesan dalam iklan yang kini cenderung

berlebihan dan membosankan perhatian konsumennya.

Pada akhirnya pihak perusahaan yang akan berorientasi kepada kepentingan

konsumen (customer oriented) sebelumnya harus memperoleh nilai kepercayaan

pihak konsumennya (customer trust). Sebagai upaya memberikan pelayanannya

secar prima (service of excellent). Melalui keempat Cs, yaitu:

• Customer value (Customer Needs and Wants)

Nilai-nilai konsumen termasuk kebutuhan dan keinginannya untuk

diperhatikan selain menggantikan nilai atas unsure produknya.

• Cost to customer

Yakni biaya yang ditanggung oelh konsumen berupa harga dan waktu, serta

tenaga yang dibutuhkan untuk memperoleh produk tersebut. Maksudnya

total yang menggantikan unsure pricenya.

• Convenient for the customer

Yaitu kemudahan memperoleh produk bagi konsumennya sebagi pengganti

unsure dari placenya.

• Communication

Page 77: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi

Marketing Public Relatoions dan Social Marketing

76

Komponen komunikasi dua arah timbale balik yang merupakan suatu dialog,

dan akan menggantikan unsure promosinya (merupakan sebuah monolog

dari pihak produsennya).

Target ini dapat dicapai melalui kiat, taktik dan strategi marketing PR, yaitu

sebagaoi berikut:

• Melibatkan konsumen dalam pelaksanaan rangcangan program kerjanya

• Cepat tanggap terhadap informasi dan pelayanan yang memang dibutuhkan

konsumennya

• Proaktif dalam partisipasinya terhadap program yang diselenggarakan oleh

pihak lembaga pemerintah, dan berkaitan erat dengan kepentingan

masyarkat luas.

Kesimpulanya, bahwa target dan tujuan yang hedak dicapai dalam strategi

marketing PR harus sejalan dengan bagian pemasaran (marketing), dan tujuan

pemasaran (marketing objective), misalnya melalui upaya untuk memuaskan bagi

pihak pelanggannya (customer satifaction).

B. Pengertian Social Marketing

Adalah suatu konsep dan upaya stratgei pihak public relations; :untuk

mengubah perlaku public”. Seperti dalam program perbaikan hgizi masyarkat

mengenai bergunya suatu pemahaman dan pengetahuan mengenai peningkatan

gizi makanan yang baik dan sehat tapi juga mengupayakan strategi untuk

mengubah pola kehidupan dalam mengkonsumsi makanan sehari-hari.

Page 78: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi

Marketing Public Relatoions dan Social Marketing

77

Kotler dan Roberto menyatakan, yaitu:

“Pemasarna Sosial adalah strategi untuk mngubah perlikau yang

mengkobinasikan elemen-elemen terbaik pendekatan tradisional dan

perubahan social dalam sebuah kerangka karya perencanaan dan

pelaksanaan terintegrasi serta memanfaatkan kemajuan teknologi

komunikasi dan keterampilan pemasaran.”

Masa kini di berbagai Negara maju dan berkembang kampanye perubahan

social yang dilakukan lebih difokuskan kepada perubahan-perubahan:

• System kesehatan, seperti: anti merokok, pencegahan penyalahgunaan obat-

obatan terlarang dan alcohol, seta anti HIV/AIDS. Termasuk program

peningkatan kesehatan, gizi dan fisik dalam jangka panjang.

• System lingkungan hidup dan kehidupan social, seperti: kampanye

penghematan air bersih, udara bersih (kampanye langit biru), perlindungan

alam dan satwa dilingkungan hutan lindung. Perlindungan hutan lestari dan

bebas pencemaran serta menghindari kerusakan dikawasan laut.

• System pendidikan, seperti: pemberantasan buta huruf dan wajib belajar,

serta pendidikan berdasarkan kompensi sekolah yang ada di masyarakat

sekitarnya.

• System hukum, seperti: kampanye kesadaran hokum 9kadarkum) di dalam

kehidupan masyarkat.

• System politik, seperti kebebasan mengekspresikan pendapat 9opini) dan

kebebasan pers di alam pemerintah yang demokrasi dan terbuka.

Page 79: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi

Marketing Public Relatoions dan Social Marketing

78

Pada perkembangan selanjutnya, pemasaran social (social marketing) kini

menjadi teknologi manajemen perubahan social yang terkait dengan disain

(rancangan), pelaksanaan kegiatan dan control serta evaluasi dari program

peningkatan penerimaan satu atau lebih praktik social dalam satu kelompok atau

lebih target adopter (khalayak penerima), yang terkait dengan produk-produk

social seperti gagasan social (social idea), bentuk kepercayaan (belief) yang

dianut, sikap (attitude) dan nilai-nilai (value) yang berlaku di masyarakat.

Ada beberapa elemen yang dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan atau

kegagalan pelaksanaan pemasaran social dalam kampanye Public Relations:

a. Cause, sasaran social yang dipercaya oleh agen perubahan (change agent)

akan dapat memberikan jawaban terhadap suatu masalah social atau

kehidupan kemasyarakatan.

b. Change agent, yaitu individu atau kelompok yang mencoba mengadakan

suatu perubahan social dengan melancarkan suatu kampanye perubahan

social.

c. Target adopters, yaitu suatu kelompok masyarkat yang menjadi sasaran dari

target social marketing.

d. Channels, saluran komunikasi sebagai media atau saluran yang digunakan

untuk mempengaruhi opini, pandangan dan nilai-nilai dari kelompok sasaran

(target adopters).

e. Change strategy, suatu strategi, petunjuk atau program yang digunakan

pihak agen perubahan social (social marketer) dalam menghasilkan suatu

perubahan sikap dan tingkah laku dari target sasaran tersebut.

Page 80: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi

Marketing Public Relatoions dan Social Marketing

79

C. Publik Internal Employee Relations)

Dengan kata lain, efektivitas hubungan masyarkat internal tersebut

memerlukan suatu kombinasi anatara lain:

a. Sistem manajemen yang sifatnya terbuka (open management)

b. Kesadaran pihak manajemn terhadap nilai dan pentingnya memelihara

komunikasi timbale balik dengan para karyawan

c. Kemampuan majaer Humas, yang memiliki keterampilan manajerial

(managerial skill) serta berpengalaman atau mendapat dukungan kualitas

pada “sumber daya” manusia, pengetahuan (knowledge), media dan teknis

komunikasinya yang dipergunakan.

Hubungan masyarkat internal (internal public relations) dalam suatu

perusahaan, terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu:

a. Hubungan dengan pekerja ata karyawan (Employee relatoions) pada

umumnya, beserta keluarga karyawan khususnya.

b. Hubungan dengan pihak jajaran pimpinan dalam manajemen perusahaan

(Management relations), baik di level korporat atau level sebagai pelaksana.

c. Hubungan dengan pemilik perusahaan atau pemegang saham (stock holder

relations).

1. Pengertian Employee relatuions

Pengertian public internal atau employee relatiosn, yaitu sekelompok orang

bekerja (karyawan atau pegawai) didalam suatu organisasi/lembaga/perusahaan.

Artinya secara fungsional, tugas dan teknis pekerjaan diatur oleh pihak

manajemen perusahaan. Pihak manajmen pula yang menentuka siapa yang

Page 81: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi

Marketing Public Relatoions dan Social Marketing

80

ditunjuk sebagai pimpinan dan ada pihak lain yang bertindak sebagai bawahan.

Kemudian ditetapkan pula persyaratan-persyaratan dan spesifikasi teknis

pekerjaan yang ditentukan secara jelas, teratur, tertib dan rici dalam organisasi.

Sehingga ketika sedang berfungsi maka diharapkan tidak akan terjadi kekacauan

atau tumpang tindih antara tugas pekerjaan yang satu dengan yang lainnya, karena

setiap karyawan sudah ditentukan atau akan mengetahui tentang “apa, mengapa

dan bagaimana” dalam menjalankan pekerjaannya sesuai dengan bidang dan

tanggung jawabnya msing-masing.

2. komunikasi internal

komuniaksi internal dilaksakan atau dapat dilakukan melelui beberapa jalur

komunikasi timbale balik:

a. Komunikasi arus ke bawah (downward communication), yakni dari pihak

perusahaan kepada karyawannya. Misalnya berupa perintah pimpinan,

intruksi, dan informasi spesifikasi teknis suatu pekerjaan yang akan

diberikan kepada bawahannya. Media yang dipergunakan dalam bentuk

keomunikasi lisan (perintah dan instruksi), dan tulisan (nota dinas,

peraturan, surat edaran dan lain-lain).

b. Komunikasi arus ke atas (upward communication), yaitu dari pihak

karyawan kepada perusahaan. Misalnya berbentuk pelaksanaan perintah

berbentuk tulisan dan lisan, atau laporan hasil pekerjaan, serta sumbang

saran dari pihak pekerja kepada pimpinan perusahaan.

c. Komunikasi sejajar (sideways communications) yang berlangsung antar

karyawan. Misalnya informasi mengenai pekerjaan atau masyarkat kegiatan

Page 82: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi

Marketing Public Relatoions dan Social Marketing

81

pendidikan dan pelatihan lainnya, dapat menyangkut kegiatan pendidikan

dan pelatihan lainnya, dapat juga mengenai kegiatan di luar oekerjaan

(kedinasan) dalam bentuk olahraga, keagamaan, kekeluargaan, kesejahteraan

dan aktivitas social kepegawaian lain sebagainya. Biasanya yang dipakai

sebagai media komunikasi adalah berupa pemberitahuan, pengumuman,

sampai kepada penggunaan media humas (media of public relations), yaitu

seperti bulletin, majalah internal, dan news letter.

3. Kegiatan Employee Relations

Kegiatan employe dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat

dilaksanakan dlam bentuk berbagai mascam aktivitas dan program, antara lain:

1. Program pendidikan dan pelatihan

2. Program motivasi kerja berprestasi

3. Program penghargaan

4. Program acara khusus (special events)

5. Program media komunikasi internal)

D. Kiat Pelayanan Prima (service of Excellence)

Pengertian service of excellence berkaitan dengan jasa pelayanan yang

dilaksanakan oleh perusahaan dalam upaya untuk memberikan rasa kepusan dan

menumbuhkan kepercayaan pihak [elanggannya (konsumen). Pelayanan tersebut

juga membuat pihak konsumen merasa dirinya dipentingkan aatau diperhatikan

dengan baik dan wajar.

Page 83: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi

Marketing Public Relatoions dan Social Marketing

82

1. kualitas pelayanan

adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat

keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.

2. pelayan prima (service excellence)

factor-faktor yang harus menjadi perhatian bagi seornag MPR dalam hal

memberikan pelayan demi tercapainya customer satisfaction, antara lain:

a. Menghargai kepentingan dan kebutuhan konsumen.

b. Menjaga sopan santun dalam berkomunikasi, sikap tindak dan perilaku

dalam hal melayani kepentingan/kebutuhan konsumen.

c. Selalu bersikap bijaksana, dan bekerja secara profesiaonal, cepat dan

efisien, serta saling menguntungka bagi kedua belah pihak,

diandalkan dan dipercaya.

d. Tetap menjaga rahasia pribadi pihak konsumen.

3. Tujuan Pelayanan Prima

Tujuan dari pelayanan prima yang telah diberikan oleh perusahaan

bersangkutan, yaitu:

a. Dapat memberikan rasa puas dan kepercayaan pada konsumennya.

b. Tetap menjaga agar konsumen merasa diperhatikan dan dipentingkan segala

kebutuhannya atau keinginanya.

c. Upaya mempertahankan konsumen agar tetap loyal untuk menggunakan

produk barang atau jasa yang ditawarkan tersebut.

Page 84: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

83

BAB VII

Riset dalam Public Relations dan

Kegiatan Penunjang Humas Lainnya

A. Pengertian Riset Public Relations

Menurut pakar ilmu komunikasi dan prkatisi kehumasan, pengertia riset

dalam public relations, adalah: “public relations research is the process of

gathering, recording and analyzing relevant fact about any problem in any

branch of human activity. It refers to a critical and searching study and

investigation of a problem, a proposed course of action, a hypothesis of or

theory” (riset public relations adalah sebuah proses pengumpulan, pencatatan dan

penganalisaan, berbagai fakta yang relevan dengan berbagai permasalahan dalam

aktivitas manusia. Riset tersebut mengacu kepada studi yang mengupas secaraq

kritis dan penyelidikan serta investigasi sebuah masalah, suatu usulan tindakan

hipotesis suatu teori).

Sifat dari riset (penelitian) adalah pencarian teori baru, pembahasan dan

pengujian teoritis atas pemecahan suatu permasalahan.

B. Peranan Budaya Perusahaan

Suatu perusahaan akan memerlukan proses waktu, pikiran dan upaya yang

cukup lama untuk menerapkan arti dari peranan budaya perusahaan atau budaya

korporat (corporate culture) untuk mebangun prestasi dan produktivitas tinggi,

baik bagi perusahaan maupun pekerjaannya.

Page 85: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi

Riset dalam Public Relations

84

Keberhasilan atau tidaknya penerapan budya korporat di dalam organisasi

atau perushaan tersebut tergantung darin kemampuan praktisi PR/Pejabat Humas

yang bertindak sebagai komunikator, mediator dan dukungan dengan tingkat

penguasaan pengetahuan tentang manajemen teknis serta managerial skill. Selain

itu, seorang praktisi Humas?PR yang tugas sehari-harinya terlibat di dalam

manajemen organisasi selalu siap kalau diminta pendapatnya, atau sumbang saran,

dan gagasan mengenai penerpan budaya korporat dari pihak pimpinan manajemen

puncak (top management).

1. Pengertian Budayan Perusahaan

Beberpa pakar manajemen mendefinisikan “budaya perusahaan”, sebagai

berikut:

“The collection of beliefs, expectations and values shared by the

corporation’s member and transmitted from one generation of

employee to another. These create norms or rules of conduct thet

define acceptable behavior of people from top management to the

operative employee. Corporate culture shapes the behaviour of people

in the corporation”.

(majalah Manajemen, Jan-Feb. 1993:34)

Jadi pada hakikatnya, budaya perusahaan merupakan perpaduan antara

kepercayaan, harapan-harapan, dan nilai-nilai yang ditampilkan oleh para

anggotanya, dan ditularkan dari satu generasi karyawan ke karyawan lainnya

secara berkesinambungan.

Artinya dari definisi budaya korporat tersebut di atas secara jelas

mengandung sifat-sifat hal yang positif dan terpuji – sikap tindak dan perilaku –

Page 86: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi

Riset dalam Public Relations

85

sebagaimana dikehendaki oleh para anggota organisasi dari dan sekaligus

merupakan “identitas” (trademark) bagi perusahaan yang bersangkutan.

2. Penerpan Budaya Perusahaan

Menurut Schin, budaya perusahaan yang ada pada dasarnya bersumber dari:

- Keyakinan dan kepercayaan para anggotanya

- Nilai-nilai yang dianut oleh organisasi bersangkutan

- Asumsi-asumsi para pendiri dan proses penerapan bagi para

anggotanya dalam perusahaan.

3. Tipe Budaya Perusahaan

Tipe utama budaya perusahaan yang banyak di anut oleh perusahaan-

perusahan besar, termasuk kelebihan dan kekurangannya setiap tipe budaya

perusahaan tersebut. Adalah:

a. Budaya MACHO

Budaya perusahaan bertipe macho ini, menghadapi bisnis penuh risiko,

tantangan yang kuat, serta umpan balik serba cepat, keras, dinamis dan kompetisi

yang tajam. Oleh karena itu, budaya perusahaan disini akan memerlukan energi

seperti seorang muda yang berotot dan perkasa, jantan atau bertemperamen kuat

dan kasar untuk siap bertarung dengan pihak lawannya (perusahaan competitor).

Tipe budaya ini memiliki kelemahan, seperti:

- Lebih memperhatikan umpan balik serba cepat dari investasi yang

ditanamkan (spekulatif) yang diharapkan memberikan keuntungan dalam

waktu pendek.

Page 87: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi

Riset dalam Public Relations

86

- Daya tahan lama hamper tidak ada, karena perusahaan ini berorientasi

jangka pendek (product oriented and profit making).

- Secara internal lebih mengarah pada persiapan per individual, daripada

semangat kebersamaan, usaha untuk belajar dari suatu kesalahan akan

terabaikan.

b. Budaya KERJA KERAS

budaya yang dianut oleh perusahaan ini lebih bersifat atau mengarah kepada

pola kerja yang hiperaktif dan agresif, misalnya bidang marketing dengan

penjualannya yang gencar melakukan berbagai macam gebyar promosi serta

publikasi sangat agresif dalam menawarkan produk barang dan jasanya kepada

masyarkat sebagai khalayak sasarannya (konsumen).

Dan mengutamakan prestasi individual, dan berorientasi kerja keras, agresif,

dinamis, enerjik, mobile, serta mampu melakukan berbagai macam teknik, kontes

promosi, eksebisi dan presentasi bisnis dalam upaya meraih penjualan produk

sebanyak-banyaknya atau demi memperoleh keuntungan lebih besar.

Kelemehannya-kelemahanya:

- Lebih mengutamakan prestasi kuantitas dalam volume penjualan, daripada

melihat segi kualitas produk atau pelayannya.

- Terlena akan sukses sesaat (jangka pendek), padahal sukses terseubt adalah

apa yang dicapai hari ini (sesaat). Bahkan mungkin dapat menjadi awal dari

kegagalan pada hari yang akan dating (kurang mawas diri).

- Perspektif hanya bersifat jangka pendek, hamper sama dengan budaya

perusahaan yang menganut tipe macho.

Page 88: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi

Riset dalam Public Relations

87

- Turn over atau tingkat keluar-masuknya karyawan dan stafnya cukup tinggi.

Biasanya apabila kemampuannya dalam menjual atau sudah tidak produktif

lagi maka yang berrsangkutan harus mengundurkan diri dari perusahaan

yang menganut tipe budaya kerja keras ini.

c. Budaya PETARUH

Pada budaya perusahaan ini risiko akan ditekan agar jangan terlalu tinggi,

tetapi umpan baliknya yang lamban karena system pengelola investasi perusahaan

bersangkutan lebih bersifat jangka panjang, melalui persiapan-persiapan teknis

atau mekanis yang rinci, matang, dan jelas hasil yang akan diraihnya (Budaya

petaruh ini, bisa mengandung risiko untung rugi).

Kelemahan-kelemahannya:

- Mengambil atau ingin menmgadakan perubahan sekecil apa pun atas sesuatu

kepeutusan tersebut harus melalui proses penilaian tim terlebih dahulu dan

memakan waktu lama sehingga terkesan birokratis.

- Sangat rentan terhadap fluktuasi ekonomi jangka pendek, mengahdapi

problem cash flow karena pola investasinya berorientasi jangka panjang.

- Manajemen proses produkasi, perencanaan, pelaksanaan dan hingga ke

pemasarannya dalam jangka panjang akan menghadapi risiko perubahan

fluktuasi ekonomi, dan pola konsumsi dalam jangka pendek sering terjadi

secara mendadak di luar perhitungan, maka untuk mengantisipasi dalam

budaya petaruh ini akan terasa sulit dan kurang fleksibel terhadap

perubahan-perubahan yang sering terjadi di lapangan.

Page 89: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi

Riset dalam Public Relations

88

d. Budaya PROSES

Budaya yang dianut oleh perusahaan ini, hamper sama dengan atau

merupakan pelengkap dari tepi perusahaan budaya petaruh di atas, sikap hati-hati

(prudential) lebih diutamakan baik dalam keputusan maupun segi operasional dan

pengelolaan bisnis perusahaan.

Budaya perusahaan ini lebih menyukai serba ”keteraturan” dalam hal sisdur

(system dan procedural), tepat waktu, sangat rinci serta detail pada setiap langkah-

langkah atau keputusan yang akan diambil, bahkan cenderung artificial.

Hasil kerja secara Team work yang solid, professional dan berintegritas

tinggi yang lebih di utamakan, dari pada penonjolan prestasi secara per individual.

Kelemahanya-kelemahanya:

- Mengutamakan kehati-hatian menyebabkan proses kerja cenderung sangat

birokratis dalam menjalankan system manajmen dan operasional.

- Sensitive terhadap isu negative, dan berita negative (news negative) baik

berasal internal maupun eksternal akan langsung menggangu nilai-nilai

kepercayaan dan citra perusahaan.

C. Humas Pemerintah dan BUMN

Perbedaan pook antara fungsi dan tugas Hubungan Masyarakat (Humas)

yang terdapat di instansi pemerintah dengan non pemerintah (lembaga komersial)

adalah tidak adanya unsur komersial walaupun humas Pemerintah juga melakukan

hal yang sama delam kegiatan publikasi, promosi dan periklanan. Humas

Page 90: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi

Riset dalam Public Relations

89

pemerintah lebih menekankan pada public services atau demi meningkatkan

pelayanan umum.

1. Keberadaan Humas Pemerintah

Fungsi pokok humas pemerintah Indonesia pada dasarnya antara lain:

a. Mengamankan kebijaksanaan pemerintah.

b. Memberikan pelayanan, dan menyebarluaskan pesan atau informasi

mengenai kebijaksanaan dan hingga program-program kerja secara nasiional

kepada masyarakat.

c. Menjadi komunikaatordan sekaligus sebagai mediator yang proaktif dalam

menjebatani kepentingan instansi pemerintah di satu pihak, dan menampung

aspirsi, serta memperhatikan keinginan-keinginan publiknya di lain pihak.

d. Berperan serta dalam menciptakan iklim yang konusif dan dinamis

mengamankan stabilitas dan kemanan politik pembangunan nasional, baik

jangka pendek maupun jangka panjang.

2. Humas dalam Organisasi dan Lembaga Non-komersial

Public relations padamseubah lembaga atau organisasi non-komersial dan

instansi pemerintah, yaitu terdapat pada bidang-bidang atau profesi tertentu antara

lain sebagai berikut:

a. Ahli Hukum, profesi pengacara, advocate dan penasihat hokum lembaga

pengabdian masyarakat lain sebagainya.

b. Profesi kedokteran, media dan pelayanan kesehatan masyarakat umum.

Lembaga Rumah sakit, klinik perawatan medis dan kegiatan social

masyarakat lain sebagainya.

Page 91: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi

Riset dalam Public Relations

90

c. Bidang keagamaan, penerangan dan dakwah agama dan lain-lain.

d. Bidang seni dan budaya popular serta tradisional

e. Yayasan pendidikan dan pelatihan profesi, perguruan tinggi baik milik

pemerintah maupun swasta.

f. Humas lembaga BUMN (badan Usaha Miliki Negara), baik bergerak bidang

produksi strategis maupun jasa pelayanan umum (public services), termasuk

departemen instansi pemerintah dan TNI/Polri lain sebagainya.

D. Konsultan Humas (PR Consultant)

1. PR Organik (Organizer PR)

Profesi public relations (praktisi PR/Humas) yang terlibat atauntermasuk ke

dalam perusahaan yang statusnya sama dengan karyawan bagian lainnya seperti

menerima imbalan gaji tetap, serta mempunyai tugas, fungsi dan tanggungjawab

bidang pengorganisasian dan kegiatan kehumasan yang telah ditentukan oleh atau

mewakili lembaga/perusahaan bersangkutan terhadap public internal maupun

kepada public eksternal.

2. Konsultan PR (PR Consultan)

Dalam praktiknya, profesi ini hanya memberikan jasa keahlian khusus

bidang konsultan kehumasan kepada pihak lain yang membutuhkan pelayanan

jasa profesiaonalnya. Pelaksanaan profesi konsultan PR/Humas tersebut dapat

berbentuk jasa konsultan secara individual yang tidak resmi, dan sifatnya terbatas

(seseorang yang memilkiki kemampuan, pengalaman, keahlian khusus dan dapat

dipercaya) dan hingga berbentuk badan hokum resmi, seperti perusahaan dan

yayasan yang sifat pelayanan jasa kehumasannya lebih luas cakupannya.

Page 92: Manajeman Kehumasan PR & Media Komunikasi

Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi

Riset dalam Public Relations

91