BAB II
PEMBAHASAN
2.1Pengertian Manajemen, Perubahan dan Manajemen
Perubahan.2.1.1Manajemen
Etimologis : Mengelola, memeriksa, atau mengawasi dan
mengurus.
Terminologi: Suatu ilmu atau seni yang dimiliki oleh seorang
pemimpin dalam upaya memanfaatkan sumber-sumber daya organisasi
yang ada melalui kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksaan
dan pengawasan serta dilakukan dengan melibatkan partisipasi
seluruh komponen menurut fungsinya masing-masing dalam rangka
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan
cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian
dan pengendalian sumber daya organisasi.
Manajemen pada dasarya merupakan suatu proses penggunaan sumber
daya secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan
tertentu.
Manajemen menurut para tokoh:
1. Mary Parker Pollet, manajemen sebagai seni dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.2. Stoner, manajemen
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber daya sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.3. Luther Gulick, manajemen
merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang berusaha secara
sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja
bersama-sama untuk mencapai tujuan dan membuat sistemk ini lebih
bermanfaat bagi kemanusiaan.
4. Edgar H. Schein, manejemen merupakan suatu profesi yang
dituntut untuk bekerja secara professional.
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwasannya
Manajemen adalah suatu ilmu yang mempelajari cara mengatur sesuatu
berdasarkan empat prinsip di dalamnya, yakni Planning, Organizing,
Actuating, and Controlling untuk mencapai tujuan bersama di dalam
suatu kelompok.
Unsur Manajemen
1. Man
2. Money
3. Methode
4. Machine
5. Market
6. Material
7. Information
Fungsi Manajemen
1. Plannimg atau perencanaan
Penentuan sasaran sebagai pedoman kinerja organisasi di masa
depan dan penetapan tugas tugas serta alokasi sumber daya yang
diperlukan untuk mencapai sasaran organisasi.
2. Organisasi atau organizing
Kegiatan yang mengikuti perencanaan yang melibatkan penetapan
tugas, pengelompokan tugas tugas ke dalam departemen atau lembaga,
dan alokasi bermacam macam sumberdaya ke dalam departemen.
3. Kepemimpinan atau leading / penggerakan atau actuating.
Penggunaan pengaruh untuk memotivasi karyawan agar mencapai
sasaran organisasi.
4. Pengendalian.
Memantau aktivitas karyawan, menjadi organisasi agar tetap
berjalan ke arah pencapaian sasaran, dan membuat koreksi jika
diperlukan.
2.1.2 Perubahan1. Jeff Davidsonmenjelaskan bahwa perubahan
merujuk pada sebuah terjadinya sesuatu yang berbeda dengan
sebelumnya. Perubahan bisa juga bermakna melakukan hal-hal dengan
cara baru, mengikuti jalur baru, mengadopsi teknologi baru,
memasang sistem baru, mengikuti prosedur-prosedur manajemen baru,
penggabungan(merging), melakukan reorganisasi, atau terjadinya
peristiwa yang bersifat mengganggu(disruptive)yang sangat
signifikan. Rumusan perubahan yang diungkapkan oleh Davidson
tersebut, bahwa perubahan organisasi termasuk lembaga pendidikan
tinggi bisa terjadi di berbagai aspek kehidupan organisasi.2. Potts
dan LaMarshmelihat bahwa perubahan merupakan pergeseran dari
keadaan sekarang suatu organisasi menuju keadaan yang diinginkan di
masa depan. Perubahan dari keadaan sekarang tersebut dilihat dari
sudut struktur, proses, orang dan budaya. Perubahan lembaga menurut
Potts dan LaMarsh dibatasi pada aspek struktur organisasi, proses,
orang dan budaya organisasi.3. Hussey,faktor pendorong terjadinya
perubahan adalah perubahan teknologi yang terus meningkat,
persaingan semakin intensif dan menjadi lebih global, pelanggan
semakin banyak tuntutan, profil demografis negara berubah,
privatisasi bisnis milik masyarakat berlanjut danstakeholdersminta
lebih banyak nilai.
2.1.3Manajemen Perubahan
Manajemen Perubahan adalah upaya yang dilakukan untuk mengelola
akibat-akibat yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan dalam
organisasi.
Manajemen Perubahan : suatu upaya yg dilakukan manajemen guna
melakukan perubahan berencana dengan menggunakan jasa/ bekerjasama
dengan intervenis/ konsultan. Agar organisasi tersebut tetap
survive dan bahkan mencapai puncak perkembangannya.
2.2 Kekuatan-kekuatan Pendorong Perubahan
Kekuatan-kekuatan eksternal maupun internal juga menimbulkan
kebutuhan akan perubahan. Sedangkan faktor-faktor yang menciptakan
kebutuhan akan perubahan tersebut yaitu :1. Kekuatan Eksternal
Kekuatan Eksternal yang menciptakan kebutuhan akan perubahan
datang dari berbagai sumber, diantaranya : a) Peraturan pemerintah
dan undang undangPendorong yang kuat untuk perubahan, contohnya
Undang undang Sarbanes Oxley tahun 2002 mengharuskan perusahaan
perusahaan AS untuk mengubah cara mereka menerbitkan informasi
keuangan dan menerapkan perusahaan pemerintahan.b) TeknologiJuga
menciptakan kebutuhan akan perubahan, contohnya perkembangan
teknologi dalam peralatan diagnostic telah menciptakan penghematan
yang signifikan untuk rumah sakit dan pusat medis. Teknologi
perakitan dalam industri industry lain sedang mengalami perubahan
dramatis sewaktu organisasi menggantikan tenaga manusia menjadi
robot. Dalam industry kartu ucapan, e-mail dan internet telah
mempengaruhi cara orang untuk mengirimkan kartu. c) Fluktuasi pasar
tenaga kerja.Kekuatan yang memaksa para manajer untuk berubah.
Organisasi yang membutuhkan karyawan di bidang ini harus mengubah
kegiatan kegiatan pengelolaan sumber daya mereka untuk menarik dan
mempertahankan karyawan karyawan terampil di bidang bidang yang
amat dibutuhkan ini. Contohnya : organisasi perawatan kesehatan
menghadapi kekurangan perawat yang berarti harus mengubah cara
mereka menjadwalkan jam kerja. Tentu saja perubahan ekonomi
memengaruhi hampir semua organisasi, contoh : tekanan resesi
memaksa organisasi untuk menjadi lebih efisien biaya, namun dalam
sebuah ekonomi yang kokoh, ketidakpastian mengenai tingkat suku
bunga, defisit anggaran federal, dan nilai tukar menciptakan
keadaan yang mungkin memaksa organisasi untuk berubah.2.Kekuatan
Internal.Selain kekuatan eksternal, kekuatan internal dapat pula
merangsang perlunya perubahan. Kekuatan internal ini cenderung
berasal dari operasi internal organisasi tersebut atau dari dampak
perubahan-perubahan eksternal. Misalnya diperkenalkannya peralatan
baru. Hal ini membuat para karyawan mendapati bahwa
pekerjaan-pekerjaan mereka dirancang ulang, sehingga perlu
menjalani latihan mengenai cara mengoperasikan peralatan baru itu,
atau diminta untuk menentukan pola-pola interaksi baru di dalam
pola kerja mereka. Akhirnya, sikap karyawan seperti meningkatkan
ketidakpuasan kerja, dapat menjurus ke arah makin banyaknya orang
yang mengundurkan diri secara sukarela, bahkan mogok kerja.
Peristiwa-peristiwa semacam itu pada gilirannya akan menjurus pada
perubahan dalam praktik-praktik dan kebijakan-kebijakan
manajemen.
2.3 Pandangan Mengenai Proses Perubahan
1) Metafora Air TenangPerubahan yang berhasil dapat direncanakan
dan meminta pencairan status quo, perubahan menjadi keadaan baru,
dan pembekuan keadaan baru itu untuk membuatnya mantap. Status quo
bisa dianggap sebagai keadaan seimbang, untuk berpindah dari
keadaan seimbang ini dibutuhkan pencairan keadaan, fungsi pencairan
disini dapat dianggap sebagai persiapan untuk perubahan yang
diperlukan. Pencairan ini dapat dilakukan dengan meningkatkan
kekuatan kekuatan pendorong dimana kekuatan tersebut mengubah dan
menjauhkan perilaku dari status quo, menurunkan kekuatan kekuatan
pengendali, yaitu kekuatan yang menolak perubahan dan mendorong
perilaku ke arah status quo, atau dengan menggabungkan kedua
pendekatan tadi. Setelah pencairan itu selesai, perubahan itu
sendiri dapat dilaksanakan. Namun jika hanya sekadar memulai
perubahan tidaklah menjamin perubahan itu dapat langgeng. Situasi
baru yang telah dilakukan dengan berbagai proses tadi harus
dibekukan kembali agar situasi tersebut dapat diperahankan, karena
jika langkah yang terakhir ini tidak dilakukan, maka kemungkinan
besar tidak akn bertahan lama dan pelaku perubahan akan kembali
kepada keadaan semula, yakni keadaan yang menggunakan cara lama
dalam melakukan sesuatu. Maka dari itu, sasaran pembekuan adalah
memantapkan situasi baru dengan memperkuat perilaku yang baru.2)
Metafora Arus JeramDalam metafora ini, kita telah mengenalnya dari
kata arus jeram yakni kita harus bisa menghadapi setiap batu batu
yang ada di area sungai saat kita melakukan rafting. Batu batu yang
berserakan di jalan mengalirnya air sungai mungkin adalah suatu
gangguan bagi kita yang melakukan rafting, tapi apalah artinya
rafting jika tak ada batu batu itu karena jika taka da batu batu
itu, bukanlah suatu tantangan sedangkan kita hidup di dunia ini
harus bisa menghadapi tantangan yang berbentuk cobaan. Jika tak ada
cobaan tidak akan ada kehidupan. Sebagai contoh dalam metafora ini
yakni apabila kita menjadi seorang mahasiswa baru dalam suatu
universitas yang sudah menjadi tempat sekolah kita setelah
SMA/SMK/MAN. Saat awal Anda mendaftar dalam sebuah universitas,
dimana Anda juga sudah diterima di universitas tersebut, maka Anda
pastinya belum tahu benar akan aturan main dalam universitas
tersebut. Anda tidak tahu berapa lama sebuah mata kuliah akan
berlangsung, bisa saja di minggu awal berlangsung hanya 1 jam tapi
di minggu selanjutnya malah 3 jam, selain itu, dosen bisa
mengakhiri mata kuliah kapan saja ia mau, tanpa pemberitahuan
sebelumnya. Lebih buruk lagi, ujian dilakukan tanpa adanya
pemberitahuan, jadi siap tidak siap Anda harus siap di uji setiap
saat. Maka dari itu kita harus bersikap fleksibel dan mampu dengan
cepat menanggapi setiap keadaan yang berubah dengan tidak terduga
sebelumnya. Mahasiswa yang terlalu terstruktur, lambat menanggapi
perubahan, atau tidak tahan terhadap perubahan, tidak akan bisa
bertahan.
Inipun terjadi pada agen perubahan, dimana pelaku perubahan
harus siap menghadapi apa - apa yang tidak terduga dan tidak
terncanakan. Peka terhadap setiap keadaan sangat diperlukan dimana
saja dan kapan saja dan bagi siapa saja. Karena jika kita siap
dengan segala keadaan yang diluar rencana kita, maka kita akan
gagal karena kita tidak cepat tanggap dalam menghadapinya.2.4Jenis
Perubahan
1) Perubahan Struktur meliputi semua perubahan di bidang
hubungan wewenang, mekanisme koordinasi, pemberdayaan karyawan ,
perancangan ulang pekerjaan, atau variabel struktural yang
serupa.
2) Perubahan Teknologi meliputi modifikasi cara kerja yang
dilakukan atau metode dan peralatan yang digunakan.
3) Perubahan orang meliputi sikap, harapan, pandangan, dan
perilaku.2.5 Jenis jenis Perubahan Terencana
1.Perubahan Teknologi
Suatu perubahan teknologi sangat berhubungan langsung dengan
proses produksi organisasi dengan bentuk bagaimana organisasi
tersebut melakukan pekerjaannya. Perubahan teknologi didesain untuk
membuat produksi dari sebuah produk atau jasa menjadi lebih
efisien. Pendekatan perubahan teknologi adalah pendekatan dari
bawah ke atas yang mempunyai arti bahwa ide ide dicetuskan pada
tingkat organisasi yang lebih rendah dan disalurkan ke atas untuk
mendapatkan persetujuan. Ahli teknik tingkat bawah berperan sebagai
pejuang ide dan mereka menemukan serta memperjuangkan perubahan.
Jika para ahli tingkat bawah sebagai pejuang ide, maka manajer
dapat memfasilitasi dengan mendesain departemen departemen kreatif.
Karena sebuah struktur yang longgar dan fleksibel dapat memberikan
kebebasan dan keleluasaan kepada para karyawan untuk mencetuskan
sebuah perubahan daripada struktur organnisasi yang kaku dan
terstandarisasi. Kebebasan ini dapat memberikan inspirasi cara cara
baru dan lebih baik untuk melakukan banyak hal dan dengan cepat
tersebar ke toko toko yang lain melalui berbagai mass media.
Dikatakan sebagai sebuah perubahan yang terencana dikarenakan dalam
upaya menciptakan teknologi yang baru dan canggih memerlukan
perencanaan yang matang agar tidak terkesan mengecewakan produsen,
sehingga dalam proses penciptaannya diperlukan tingkat ketelitian
yang tinggi.
2.Perubahan Produk Baru
Yaitu perubahan dalam hasil produk atau jasa sebuah organisasi.
Inovasi produk baru mempunyai implikasi yang besar untuk sebuah
organisasi karena mereka seringkali adalah hasil dari sebuah
strategi baru dan dapat menentukan sebuah pasar baru. Sebagai
tambahan siklus hidup suatu produk terus bertambah pendek, maka
perusahaan harus terus menerus menghadirkan ide ide baru yang lebih
inovatif untuk produk dan jasa yang memenuhi kebutuhan pasar.
Inovasi produk adalah cara utama yang dilakukan oleh banyak
organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan pasar, teknologi, dan
persaingan. Memperkenalkan sebuah produk baru tidaklah mudah,
tetapi selalu saja banyak produk produk baru yang dipasarkan dalam
setiap harinya. Meskipun biaya untuk meluncurkan produk baru
sangatlah tinggi tapi semua itu dapat menjamin keberhasilan dalam
memperdagangkan produk baru, bahkan malah bertambahnya kegagalan
pemasaran produk karena kalah saingan dengan produk produk baru
yang lain. Karkter dari keberhasilan perusahaan mengembangkan
produk yang baru antara lain :
1.Orang orang yang terdapat di bagian pemasaran mempunyai
pemahaman yang baik mengenai kebutuhan pelannggan.
2.Para ahli teknik mengetahui perkembangan teknologi terkini dan
memakai teknologi baru secara efektif.
3.Anggota anggota dari departemen departemen kunci penelitian,
manufaktur, pemasaran bekerjasama dalam pengembangan produk
baru.
Pendekatan yang digunakan dalam perubahan ini menggunakan
pendekatan yang sama dengan perubahan teknologi, hanya saja
perubahan produk baru mengalir secara horizontal diantara
departemen departemen. Kegagalan sebuah produk baru seringkali
sebagi suatu bentuk kegagalan bersama. Dapt ditarik kesimpulan
bahwasannya inovasi merupakan strategi utama dalam pasar global,
misalnya kompetisi berbasis waktu yang berarti mengantarkan produk
dan jasa lebih cepat dari pesaing yag lain, memberikan perusahaan
sebuah keunggulan strategis yang signifikan. Memasukkan produk baru
ke dalam pasar yang menggunakan waktu yang cepat memerlukan sebuah
pendekatan parallel atau hubungan secara simultan di antar
departemen departemen. Kerjasama tim yang diperlukan untuk model
hubungan horizontal adalah komponen utama dalam menggunakan inovasi
cepat untuk memenangkan persaingan dengan kecepatan.
3.Perubahan Struktural
Yaitu perubahan yang melibatkan hierarki dari otoritas, tujuan
tujuan, karakteristik structural, prosedur prosedur administratif,
dan sistem manajemen.Hampir semua perubahan pada organisasi di atur
masuk dalam kategori perubahan struktural. Perubahan struktural
dikerjakan melalui pendekatan dari atas ke bawah, yang berbeda
dibandingkan dengan perubahan teknologi dan produk baru. Perubahan
ini menggunakan pendekatan tersebut dikarenakan keahlian untuk
perkembangan administratif biasanya berasal dari tingkat menengah
dan atas suatu organisasi. Pejuang pejuang untuk perubahan
structural adalah manajer manajer tingkat menengah dan atas.
Spesialis teknik di tingkat bawah mempunyai sedikit daya tarik atau
keahlian pada prosedur prosedur administratif. Jika struktur
organisasi menyebabkan konsekuensi konsekuensi negatif untuk
karyawan di tingkat bawah, keluhan dan ketidakpuasan akan
menyadarkan menajer akan adanya masalah. Ketidak puasan karyawan
adalah sebuah kekuatan internal untuk perubahan, dimana kebutuhan
untuk berubah diterima oleh manajer yang lebih tinggi, yang ada
pada gilirannya mengambil inisiatif untuk mengajukan dan
menerapkannya. Proses dari atas ke bawah sama saja dengan kita
menerapkan taktik koersi, dan tidak selamanya koersi itu penerapan
yang terbaik. Penerapan yang terbaik dalam perubahan ini yakni
edukasi, partisipasi, dan negosiasi dengan karyawan karyawan.
Kecuali dalam keadaan darurat, para manajer seharusnya tidak
memaksakan perubahan structural pada karyawan, karena mereka
mungkin akan menabrak dinding perlawanan, dan perubahan bukannya
berhasil malah akan gagal.
Perubahan dari atas ke bawah mempunai arti bahwa inisiatif dari
ide terjadi pada tingkat atas dan diterapkan ke bawah. Bukan
berarti karyawan tidak diberi pengetahuan mengenai perubahan akan
tetapi karyawan diperbolehkan untuk berpartisipasi di dalamnya.
4.Perubahan budaya atau orang orang
Yaitu perubahan yang terjadi pada nilai, norma, sikap,
kepercayaan dan perilaku, yang bersinggungan dengan bagaimana
karyawan berpikir, ini adalah perubahan dalam pola pikir daripada
teknologi, struktur, produk dan jasa. Perubahan orang orang hanya
ditujukan untuk sedikit karyawan, sedangkan perubahan budaya
ditujukan kepada organisasi keseluruhan. Dua spesifik untuk
mengubah orang orang dan budaya, antara lain :
1.Pelatihan dan Perkembangan
Pelatihan adalah salah satu pendekatan yang sering dilakukan
untuk mengubah pola pikir organisasi. Dengan adanya pelatihan untuk
karyawan karyawan dalam menghasilkan sesuatu produk, karyawan
tersebut dapat mengasah keterampilannya yang diajarkkan dalam
pelatihan dan dapat mengembangkannya ke arah yang karyawan tersebut
suka. Sehingga hasil dari pelatihan tersebut dapat menyebar luas ke
berbagai kalangan.
2.Perkembangan Organisasional
Yaitu sebuah proses perubahan sistematis dan terencana yang
menggunakan pengetahhuan dan teknik teknik ilmu perilaku untuk
meningkatkan kesehatan dan efktivitas organisasi melalui
kemampuannya untuk beradaptasi pada lingkungan, meningkatkan
hubungan hubungan internal, serta meningkatkan kemampuan
pembelajaran dan pemecahan masalah.
Adapun cara lain yang bisa digunakan sebagai jalan menuju
perubahan budaya organisasi, yaitu :
1.Melakukan analisis budaya untuk mengenali unsur budaya yang
memerlukan perubahan.
2.Menerangkan sejelas jelasnya kepada para agen bahwa
kelangsungan hidup organisasi benar benar terancam bila perubahan
tidak terjadi.
3.Menunjuk kepemimpinan baru yang memiliki visi baru.
4.Memprakarsai re - organisasi.
5.Memperkenalkan cerita atau ritual baru untuk menyampaikan visi
baru.
6.Mengubah proses pemilihan dan sosialisasi serta sistem
evaluasi dan pemberian imbalan untuk mendukung nilai nilai
baru.
2.5 Cara mencetuskan Perubahan
Perubahan harus dimulai karena ini merupakan tahap penting yang
harus dijalankan dalam manajemen perubahan , tahap ini yakni tahap
dimana dikembangkannya ide ide untuk memecahkan kebutuhan kebutuhan
yang dirasakan. Respons yang dapat dibuat oleh sebuah organisasi
adalah untuk mencari atau menciptakan sebuah perubahan untuk
dipakai. Adapun cara untuk mencetuskan perubahan, yakni :
1. Pencarian
Proses pembelajaran mengenai perkembangan - perkembangan terkini
di dalam atau di luar organisasi yang dapat dipakai untuk memenuhi
kebutuhan akan perubahan yang dirasakan. Hal ini biasanya dilakukan
untuk menemukan pengetahuan yang ada dapat di aplikasikan atau
dipakai dalam organisasi.
2. Kreativitas
Dihasilkannya ide baru dan segar yang dapat memenuhi kebutuhan
yang timbul atau menawarkan peluang bagi suatu organisasi.
Kreativitas adalah langkah pertama yang penting dalam inivasi,
dimana hal tersebut vital bagi keberhasilan organisasional dalam
jangka panjang.
3. Pejuang ide ide dan tim tim spekulasi baru
Seseorang yang melihat kebutuhan dan berjuang untuk perubahan
produktif.
2.6 Menerapkan Perubahan
Budaya kreatif, pejuang pejuang ide, tim tim spekulasi baru, dan
incubator incubator ide adalah cara cara untuk memfasilitasi
pencetusan dalam perubahan. Adapun langkah lain selain yang
disebutkan diatas, yakni proses perubahan yakni penerapan. Sebuah
ide baru dalam perubahan tidak akan memberikan keuntungan pada
organisasi jika tidak diterapkan pada tempatnya dan dimanfaatkan
sepenuhnya. Salah satu halangan dari seorang manajer adalah para
karyawannya sendiri yang melawan perubahan untuk alasan yang tidak
jelas. Dan untuk mengatur poses penerapan dengan efektif, seorang
manajer harus menyadari alas an dari perlawanan karyawan dan
mempersiapkan diri menggunakan teknik - teknik untuk mendapatkan
kerjasama karyawan.2.7 Perlawanan atau Penolakan terhadap
Perubahan
Banyak dari para tim pejuang ide baru mengalami kekalahan
dikarenakan pelaku perubahan kurang atau bahkan tidak antusias
denga ide ide baru dari para tim pejuang. Anggota dari tim
spekulasi mungkin akan terkejut jika mengetahui bawa para pelaku
perubahan tidak mendukung atau menyetujui inovasi dari mereka. Para
pelaku perubahan atau yang utamanya sebagai manajer dan karyawan
yang tidak terlibat dalam sebuah inovasi seringkali lebih menyukai
status quo. Para pelaku perubahan kelihatannya menentang perubahan
dengan berbagai alasan, sehingga dengan cara memahami mereka akan
dapat membantu manajer untuk menerapkan perubahan dengan lebih
efektif. Hal hal yang dapat menyebabkan perlawanan atau penolakan
perubahan, antara lain :1. Kepentingan Pribadi
Yang dimaksudkan dalam hal ini yakni, banyaknya pelaku dari
perubaran yang menolak perubahan dikarenakan takut mengganggu
kepentingan pribadinya karena dipercaya akan mengambil sesuatu yang
berharga dari mereka pribadi. Perubahan yang diajukan dalam desain
kerja , struktur atau teknologi dapat berakibat pada kehilangan
kekuasaan, prestise, gaji atau keuntungan perusahaan yang nyata
maupun yang dirasakan. Ketakutan akan kehilangan secara pribadi
mungkin adalah halangan terbesar pada perubahan.
2. Kurangnya pengertian dan kepercayaan
Bnayak dari pelaku perubahan yang tidak mengerti atau tidak
memahami tujuan yang dikehendaki dari sebuah perubahan atau tidak
mempercayai maksud dibaliknya. Jika hubungan kerja dengan satu
pejuang ide sebelumnya adalah buruk, perlawanan dapat terjadi.3.
Ketidakpastian.Kekurangan akan informasi tentang kejadian kejadian
di masa mendatang. Ditunjukkan dengan menunjukkan ketakutan yang
belum ia ketahui.
4. Orang orang mungkin menyangkal perubahan sedang terjadi.
5. Orang mungkin mengabaikan suatu perubahan.
6. Orang mungkin menolak perubahan.
7. Orang mungkin menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan
tersebut.
8. Orang juga mungkin mengantisipasi perubahan dan
merencanakannya.
2.8 Cara Penanggulangan penolakan PerubahanPerubahan ini dapat
menjadi ancaman bagi orang dalam organisasi. Organisasi dapat
membangun inersia yang memotivasi orang untuk menolak perubahan
status quo mereka, walaupun perubahan itu menguntungkan. Telah
banyak dikatakan bahwasannya orang paling benci dengan perubahan
yang tidak mendatangkan uang terhadap mereka. Penolakan pada
perubahan ini terdokumentasi dengan baik. Akan tetapi, apakah yang
menyebabkan orang orang menolak akan adanya perubahan ? Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa orang cenderung menolak
perubahan dikarenakan bebrapa alasan diatas, yakni :
Ketidakpastian, Kekhawatiran akan kerugian pribadi, keyakinan bahwa
perubahan itu tidak menguntungkan organisasi, kepentingan pribadi,
kurangnya pengertian dan ketidakpercayaan, dan lain sebagainya
Perubahan menggantikan hal yang telah diketahui dengan
ketidakjelasan dan ketidakpastian.Selain itu, penyebab lain dari
penolakan akan perubahan adalah : Kita melakukan sesuatu yang
diluar kebiasaan.
Rasa takut akan kehilangan sesuatu yang telah dimiliki.
Keyakinan orang bahwa perubahan tersebut tidak sesuai dengan
sasaran dan kepentingan terbaik organisasi.
Setelah kita mengetahui akan apa yang menyebabkan orang orang
menolak perubahan, sekarang marilah kita lihat langkah langkah
untuk menanggulangi penolakan pada perubahan, antara lain :
1. Analisis Lapangan Kekuatan
Analisis ini terdiri dari dua kekuatan, yakni kekuatan pendorong
dan kekuatan penahan dalam menghadapi rintangan.
Kekuatan Pendorong yakni masalah atau kesempatan yang
menyediakan motivasi untuk perubahan dalam organisasi
Kekuatan Penahan yakni bermacam macam rintangan untuk perubahan,
seperti kurangnya sumber daya, perlawanan dari manajer manajer
tingkat menengah, dan kurangnya keterampilan karyawan.Ketika sebuah
perubahan diperkenalkan, manajemen harus menganalisis baik baik
kekuatan kekuatan yang mendorong maupun kekuatan kekuatan yang
menahannya, dengan secara selektif menghilangkan kekuatan kekuatan
yang menahan perubahan, sehingga kekuatan kekuatan pendorong akan
menjadi cukup kuat untuk memungkinkan terjadinya proses penerapan.
Dengan dikuranginya rintangan yang ada, perilaku akan berpindah
untuk memasukkan perubahan perubahan yang diinginkan.2. Taktik
taktik Penerapan
1. Komunikasi dan Edukasi
Taktik ini digunakan ketika ada kebutuhan akan informasi yang
mendalam mengenai perubahan tersebut oleh pengguna dan yang lainnya
yang dapat melawan penerapan. Edukasi khususnya menjadi penting
jika perubahan melibatkan pengetahuan teknis yang baru atau
pengguna tidak mengenal ide ide teknis.2. Partisipasi dan
Keterlibatan
Untuk taktik yang ini harus melibatkan pengguna dan pihak pihak
yang berpotensi untuk melawan dalam mendesain perubahan. Pendekatan
ini akan banyak memakan waktu, akan tetapi dapat dipetik juga
hikmahnya, karena pendekatan ini akan memberikan timbalan yang
setimpal karena pengguna akan dapat memahami dan mempunyai komitmen
terhadap perubahan, Partisipasi juga dapat membantu manajer dalam
menentukan masalah potensial serta memahami perbedaan persepsi akan
perubahan di antara karyawan.
3. Negosiasi dan Persetujuan
Negosiasi adalah sebuah cara yang lebih formal untuk mencapai
kerjasama. Dengan menggunakan tawar menawar secara formal untuk
memenangkan penerimaan dan persetujuan dari perubahan yang
diinginkan.4. Koersi atau Pemaksaan
Penggunaan kekuatan formal oleh manajer dengan cara pemaksaan
terhadap karyawannya agar dapat berubah. Lawan dipaksa untuk
menerima perubahan atau akan kehilangan imbalan atai bahkan
pekerjaan mereka. Dalam sebahagian besar kasus pendekatan ini juga
tidak digunakan karena karyawan akan merasa seperti korba, dan
merasa marah terhadap manajer kepada manajer manajer perubahan,dan
mungkin juga akan menyabotase perubahan. Akan tetapi, koersi
mungkin juga diperlukandalam situasi krisis, diwaktu respon cepat
sangat penting.
5. Dukungan Manajemen Puncak
Dukungan ini jelas dibutuhkan oleh untuk membantu mengatasi
perlawanan pada perubahan. Dukungan Manajemen Puncak merupakan
simbol pada seluruh karyawan bahwa perubahan ada;ah penting bagi
organisasi. Dukungan manajemen puncak menjadi penting, khususnya
jika sebuah perubahan melibatkan lebih dari satu departemen atau
ketika ada relokasi sumber daya antardepartemen. Tanpa adanya
dukungan dari manajemen puncak, perubahan ini akan menjadi macet
dan menjadi pertengkaran antar department, terlebih lagi ketika
sebuah proyek gagal untuk mendapatkan dukungan dari manajer manajer
puncak, mereka dapat berbalik begitu saja dengan mengeluarkan
perintah perintah yang bertentangan.
6. Manipulasi dan Kerjasama (Kooptasi)Manipulasi adalah usaha
tersamar untuk mempengaruhi, misalnya memutarbalikkan atau
merancukan fakta, menahan informasi yang merusak atau menciptakan
gosip palsu, sedangkan kooptasi adalah bagian dari manipulasi atau
bentuk dari manipulasi dan oartisipasi yakni kerjasama. Cara ini
merupakan cara yang murah dan mudah untuk memperoleh dukungan dari
penolaknya dan dapat gagal dengan menyedihkan jika sasarannya
merasa mereka telah tertipu.
2.9 Cara Penanganan Perubahan
1. Perubahan Proaktif yaitu dimana penanganan perubahan ini
dilakukan sebelum masalah terjadi (mencegah terjadinya masalah).2.
Peruabahan Reaktif yaitu dimana penanganan perubahan ini dilakukan
setelah menjadi masalah.
1.11 Tantangan yang terus menerus untuk melakukan perubahan yang
sukses
Dalam menjalankan suatu perubahan dalam organisasi maka bukan
berarti kehidupan dalam organisasi tersebut harus melulu lancar,
akan tetapi pasti didalamnya ada satu, dua atau lebih tantangan
untuk mendukung jalannya sebuah perubahan dalam organisasi. Adapun
beberapa komponen untuk menjadikan perubahan menjadi lancar dan
sukses, antara lain :1. Semua manajer dalam tingkat organisasional
harus terlibat dalam proses perubahan tersebut.
2. Para manajer harus menyadari peranan penting mereka sendiri
dalam proses perubahan.
Karakteristik organisasi yang mampu berubah :
1. Menghubungkan masa kini dengan masa depan.
2. Membuat cara hidup sebagai pelajaran.
3. Mendukung peningkatan dan perubahan sehari hari.
4. Memastikan tim yang beragam.
5. Mendorong organisasi yang tidak lazim.
6. Terobosan tempat bernaung.
7. Memadukan teknologi.
8. Membangun dan memperdalam kepercayaan.
Merangsang dan memelihara Inovasi
Dalam proses merangsang dan memelihara suatu inovasi, maka akan
dijelaskan dalam tiga variabel utama, yakni :
1. Variabel Struktur, terdiri dari :
Struktur Organik
Sumber daya yang melimpah.
Komunikasi antar unit yang tinggi.
Tekanan waktu yang minimal.
Dukungan pekerjaan dan non pekerjaan.
2. Variabel Budaya, terdiri dari :
Penerimaan ambiguitas.
Toleransi pada hal yang tidak praktis.
Kendali eksternal yang rendah.
Toleransi terhadap resiko.
Memusatkan pikiran pada tujuan akhir.
Memusatkan pikiran pada sistem terbuka.
Umpan balik yang positif.
3. Variabel Sumber Daya Manusia (SDM), terdiri dari :
Komitmen yang tinggi pada pelatihan dan pengembangan.
Keselamatan kerja yang tinggi.
Orang orang yang kreatif.
2.12 Bagaimanakah menjadi seorang manajer ?
1. Perhatikan bagaimana cara Anda menangani perubahan. Cari tahu
mengapa Anda menolak perubahan tertentu dan bukan yang lain.
2. Berlatih menggunakan pendekatan yang berbeda untuk mengelola
penolakan untuk berubah dalam pekerjaan atau dalam kehiduoan
pribadi Anda.
3. Bacalah bahan bahan yang telah ditulis tentang bagaimana kiat
untuk menjadi seorang yang lebih kreatif.
4. Carilah cara untuk menjadi inovatif dan kreatif ketika Anda
menyelesaikan tugas di kelas atau dalam pekerjaan.
Baharuddin, Moh makin,2010,Manajemen Pendidikan Islam,
Hlm.54
Richard L.Daft ,2002,Manajemen. Hlm.8
Sugeng Listyo Prabowo dkk,2010,Manajemen Pendidikan. Hlm .4
Irine Diana Sari wijayanti,2008,Manajemen. Hlm. 1
Ibid 2
HYPERLINK "http://pmancoffeemix.wordpress.com/"
http://pmancoffeemix.wordpress.com, diakses tanggal 19 September
2012
HYPERLINK "http://firdaazzahra.wordpress.com/"
http://firdaazzahra.wordpress.com, diakses tanggal 19 September
2012
HYPERLINK "http://pernik" http://pernik magazine.wordpress.com,
diakses tanggal 19 September 2012
Mary Coulther, 2007, Manajemen, hal.8
Richard L Daft, 2006, Management Manajemen, hal 100
Ibid 4, hal 114
Ibid 10, hal 101
Ibid 9, hal 17
Ibid 4, hal 113
Ibid 9, hal 25-33