Top Banner
89

digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

Nov 01, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.
Page 2: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.
Page 3: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.
Page 4: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.
Page 5: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

5

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama Lengkap : Egah Auviah Ambri Mas’ud

Tanggal Lahir : Sengkang, 10 Agustus 1998

Tahun Masuk : 2016

Peminatan : Kedokteran Komunitas

Nama Pembimbing Akademik : dr. Samsani

Nama Pembimbing Skripsi : dr. Yasser Ahmad Fananie, MHA

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam

penulisan skripsi saya yang berjudul :

“Karakteristik Pasien Kejang Demam di Poli Anak Rumah Sakit Pelamonia

Makassar Pada Tahun 2018”

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka

saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat sebenar-benarnya.

Makassar, 19 Februari 2020

Egah Auviah Ambri Mas’ud

NIM 105421101516

Page 6: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

6

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Egah Auviah Ambri Mas’ud

Ayah : H. Ambo Emme

Ibu : Hj. Riska Yulita Mas’ud

Tempat, Tanggal Lahir : Sengkang, 10 Agustus 1998

Agama : Islam

Alamat : Perumahan Residence Alauddin Mas blok I/2

Nomor Telepon/HP : 082293093338

Email : [email protected]

Page 7: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

7

RIWAYAT PENDIDIKAN

SDN 16 LAPONGKODA (2004-2005)

SDN 1 BUNGINTIMBE (2005-2008)

SDN 258 TEDDAOPU (2008-2010)

SMPN 1 SENGKANG (2010-2012)

SMAN 2 SENGKANG (2012-2012)

Madrasah Aliyah Al-Ikhlas Bone (2012-2013)

SMAN 5 PAREPARE (2013-2015)

Universitas Hasanuddin (2015-2016)

Universitas Muhammadiyah Makassar (2016-2020)

RIWAYAT ORGANISASI

Anggota Pramuka SMPN 1 Sengkang tahun 2011

Anggota MPK Pesantren Al-Ikhlas Bone tahun 2012

Anggota Divisi Bela Negara dan Olahraga OSIS SMAN 5 PAREPARE tahun

2014

Anggota Pramuka SMAN 5 PAREPARE tahun 2014

Anggota Komunitas Paskibra (KOMPAS) SMAN 5 PAREPARE tahun 2014

Anggota Purna Paskibraka Indonesia tahun 2014

Anggota Lembaga Dakwah Mahasiswa (LDM) Al-Aqsho UNHAS tahun 2015

Ketua Departemen Humas Muslimah Hapkido Archery Family (MUSHAF) tahun

2017

Anggota Bidang Tabligh PIKOM IMM FK Unismuh tahun 2017/2018

Anggota Divisi External Affair MARC FK Unismuh tahun 2017/2018

Page 8: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

8

Sekretaris Umum Pimpinan Komisariat IMM FK Unismuh tahun 2018/2019

Koordinator Scientific Medical Ar-Razi Research Community FK Unismuh

tahun 2018/2019

Page 9: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

9

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF MAKASSAR

Skripsi, 26 February 2020

1Egah Auviah Ambri Mas’ud, 2dr. Yasser Ahmad Fananie, MHA 1Students of the Faculty of Medicine and Health Sciences at the University of

Muhammadiyah Makassar in 2016 / email [email protected] 2Mentor

“CHARACTERISTICS OF FEBRILE SEIZURE IN PEDIATRIC CLINIC

PELAMONIA MAKASSAR HOSPITAL ON 2018”

ABSTRACT

BACKGROUND: Febrile seizures are seizures that occur at an increase in body

temperature (rectal temperature above 38oC) caused by extracranial processes.

Several demographic factors such as age and sex also form patterns of febrile

seizures. However, until now the incidence of febrile seizures is still quite high

but there is no data on the overall characteristics of febrile seizures.

OBJECTIVE: To determine the distribution of febrile seizures based on

characteristics of febrile seizure type, sex, age, ethnicity, religion of treatment and

length of treatment, through the use of medical records as research data.

METHOD: Quantitative descriptive with retrospective method. The sample of

the study was a febrile seizure sufferer at the Polyclinic Hospital of Pelamonia

Makassar II in 2018. The time of collection and data collection was carried out in

December 2019 - January 2020.

RESULTS: The most common types of febrile seizures were simple febrile

seizures (96%); Febrile seizures are most common at <<1 year of age (32%);

Febrile seizures are more common in men than women (2: 1); Most febrile

seizures in Makassar (82%); Febrile seizures most commonly occur in Muslim

patients (98%); The type of treatment most often used for febrile seizures patients

is diazepam rectal (82%); The most frequent duration of treatment for febrile

seizures is 4 days (26%).

Keywords: febrile convulsions, febrile seizures, sex, age, ethnicity, religion,

treatment, duration of treatment.

Page 10: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

10

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Skripsi, 26 Februari 2020

1Egah Auviah Ambri Mas’ud, 2dr. Yasser Ahmad Fananie, MHA 1Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Makassar angkatan 2016/ email [email protected] 2Pembimbing

”KARAKTERISTIK PASIEN KEJANG DEMAM DI POLI ANAK RUMAH

SAKIT PELAMONIA MAKASSAR PADA TAHUN 2018”

ABSTRAK

LATAR BELAKANG: Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi

pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38oC) yang disebabkan oleh proses

ekstrakranial. Beberapa faktor demografi seperti usia dan jenis kelamin turut

membentuk pola terjadinya kejang demam. Namun, hingga kini angka kejadian

kejang demam masih cukup tinggi tapi belum ada data mengenai karakteristik

kejang demam secara keseluruhan.

TUJUAN: Untuk mengetahui distribusi penderita kejang demam berdasarkan

karakteristik tipe kejang demam, jenis kelamin, usia, suku, agama pengobatan dan

lama perawatan, melalui penggunaan rekam medis sebagai data penelitian.

METODE: Kuantitatif deskriptif dengan metode retrospektif. Sampel penelitian

adalah penderita kejang demam di Poli Anak Rumah Sakit tingkat II Pelamonia

Makassar pada tahun 2018. Waktu pengambilan dan pengumpulan data dilakukan

pada bulan Desember 2019 – Januari 2020.

HASIL: Tipe kejang demam yang paling banyak ditemui adalah kejang demam

sederhana (96%); Kejang demam paling banyak ditemui pada usia <=1 tahun

(32%); Kejang demam lebih sering ditemui pada laki-laki daripada perempuan

(2:1); Kejang demam paling banyak pada suku Makassar (82%); Kejang demam

paling banyak terjadi pada pasien beragama Islam (98%); Jenis pengobatan yang

paling sering digunakan untuk pasien kejang demam adalah diazepam rectal

(82%); Lama perawatan pasien kejang demam yang paling sering adalah 4 hari

(26%).

Kata kunci: kejang demam, tipe kejang demam, jenis kelamin, usia, suku, agama,

pengobatan, lama perawatan.

Page 11: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

11

KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada-

Nyalah bertasbih segala yang ada di langit dan bumi. Segala puji dan syukur

penulis hanturkan hanya kepada Allah swt atas segala nikmat yang diberikan-

Nya untuk menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu

tercurahkan kepada nabi Muhammad saw, yang telah mengajak umatnya

mengenal Allah swt dan sebagai penuntun terbaik sehingga umatnya mampu

merasakan nikmatnya iman.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk mencapai gelar dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Makassar. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit

bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

Untaian rasa terima kasih saya haturkan terkhusus kepada orang tua saya,

ayah saya Ambo Emme dan ibu saya Riska Yulita Mas’ud, adik-adik saya Icyam

Audrian, Arfan Maufiq, Harsya Reyfand, Aqran Dzaky, dan Faqih Asfi, tante saya

dr. Herlina serta seluruh keluarga keluarga saya yang senantiasa memberikan

semangat dan kasih sayang yang tak terhingga, selalu memberikan dukungan dan

semangat serta do’a yang membuat saya bisa sampai ke titik ini untuk

menyelesaikan pendidikan preklinik saya dengan baik.

Saya menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik

tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, dengan segala kerendahan hati saya mengucapkan banyak terima kasih

kepada:

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan kesempatan

kepada saya untuk memperoleh ilmu pengetahuan di Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Page 12: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

12

2. dr. H. Mahmud Ghaznawie Ph.D, Sp. PA(K), selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. dr. Samsani selaku dosen pembimbing akademik saya.

4. dr. Yasser Ahmad Fannanie selaku dosen pembimbing saya yang telah meluangkan

waktu, dan pikiran untuk mengarahkan dan membantu saya dalam penyusunan

skripsi ini.

5. dr. Andi Weri Sompa, Sp.S selaku dosen penguji yang telah memberikan

masukan, nasehat, dan kritikan yang membangun dalam penyusunan skripsi ini.

6. Dr. M. Ilham Muchtar, Lc.MA selaku dosen pembimbing sekaligus penguji yang

telah memberikan masukan, nasehat, dan kritikan yang membangun dalam

penyusunan tinjauan keislaman skripsi ini.

7. Teman-teman Angkatan 2016 “Rauvolfia” yang selalu saling mengingatkan dan

menyemangati dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman kelompok dan seperjuangan skripsi saya yaitu Faisal Efendi, A.

Pratiwi Risky, Muliana Hijrah, dan Nirmawana yang telah bersama dan setia

menemani selama pembuatan skripsi ini.

9. Sahabat-sahabat saya yaitu Khintan Larasaty Bay, Dwi Astuti, dan Ida Wahyuni

Mapsan, yang senantiasa memberikan doa, dukungan, dorongan, dan semangat untuk

menyelesaikan skripsi ini.

10. Kepada semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung yang

telah memberikan semangat dan dukungan.

Akhir kata, semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan

semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan.

Makassar, 16 Februari 2020

Egah Auviah AM

Page 13: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

13

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………..…………..…...i

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………...……ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PENGUJI…………………………………iii

PERNYATAAN PENGESAHAN………………………………….…………...iv

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT……………………………………………v

RIWAYAT HIDUP…………………………………………………………vi-viii

ABSTRACT……………………………………………………………………..ix

ABSTRAK……………………………………………………………………….x

KATA PENGANTAR………………………………….………………..…xi-xiii

DAFTAR ISI………………………………….…………………………...xiv-xvi

DAFTAR TABEL…………………………….……………………………….xvii

DAFTAR LAMPIRAN……………………….………………………………xviii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. LATAR BELAKANG MASALAH.......................................................1-3

B. RUMUSAN MASALAH............................................................................3

C. TUJUAN PENELITIAN...........................................................................4

1. TUJUAN UMUM.................................................................................4

2. TUJUAN KHUSUS..............................................................................4

D. MANFAAT PENELTIAN.....................................................................4-5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................6

A. DEFINISI……………………….........................………………..…….6-7

Page 14: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

14

B. ETIOLOGI…………………………..………………………..………..8-9

C. EPIDEMIOLOGI.................................................................................9-12

D. PATOFISIOLOGI..............................................................................13-17

E. FAKTOR RISIKO..............................................................................17-19

F. KLASIFIKASI....................................................................................19-20

G. PENGOBATAN……………………..……………………..………..20-26

H. TINJAUAN KEISLAMAN................................................................26-29

I. KERANGKA TEORI..............................................................................30

BAB III KERANGKA KONSEP........................................................................31

A. KERANGKA KONSEP………………...................................................31

B. VARIABEL PENELITIAN...............................................................31-32

C. DEFINISI OPERASIONAL..............................................................32-35

BAB IV METODE PENELITIAN……………………………………….…....36

A. DESAIN PENELITIAN..........................................................................36

B. POPULASI DAN SAMPEL……………………………………………37

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA……………………………….......37

D. METODE ANALISA DATA..................................................................38

E. ALUR PENELITIAN..………...……....……..……………….…….38-39

F. ETIKA PENELITIAN……………………………...………………..…39

BAB V HASIL PENELITIAN…………………………………………..…..…40

A. GAMBARAN UMUM POPULASI/SAMPEL……….……………40-41

B. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN……………….……..41

C. DESKRIPSI KARAKTERISTIK RESPONDEN…………..…......41-45

Page 15: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

15

D. ANALISIS…………………………………………………..………..45-51

BAB VI PEMBAHASAN…………………………………………...............52-59

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN………………..…………………..…60

A. KESIMPULAN…………………………………………….....................60

B. SARAN……………………………………………...………………..60-61

C. KETERBATASAN PENELITIAN…………………..………………...61

DAFTAR PUSTAKA……………………………………..………………....62-64

LAMPIRAN………………………………………...……………………….65-70

Page 16: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

16

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Tipe Kejang Demam……….…...41

Tabel 5.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia……………………………....42

Tabel 5.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin…………………...42

Tabel 5.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Suku……………………………...43

Tabel 5.5 Distribusi Sampel Berdasarkan Agama……………………………43

Tabel 5.6 Distribusi Sampel Berdasarkan Pengobatan………………………44

Tabel 5.7 Distribusi Sampel Berdasarkan Lama Perawatan…………….44-45

Page 17: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

17

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1……………………………………………………………………65-67

Lampiran 2……………………………………………………………………68-70

Page 18: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

18

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu

tubuh (suhu rektal diatas 38oC) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.

Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering dijumpai pada

anak-anak, terutama pada golongan umur 3 bulan sampai 5 tahun.1

Dari penelitian didapatkan bahwa sekitar 2,2%-5% anak pernah mengalami

kejang demam sebelum mereka mencapai usia 5 tahun. Hampir 1,5 juta kejadian

kejang demam terjadi tiap tahunnya di USA, dan sebagian besar terjadi dalam

rentang usia 6 hingga 36 bulan, dengan puncak pada usia 18 bulan. Angka

kejadian KD bervariasi di berbagai negara. Daerah Eropa Barat dan Amerika

tercatat 2-4% angka kejadian KD per tahunnya. Sedangkan di India sebesar 5-

10% dan di Jepang 8,8%. Kejadian kejang demam di Asia lebih tinggi kira-kira

20% kasus merupakan kejang demam komplek.2

Faktor pemicu kejang demam yang utama adalah demam itu sendiri.

Demam yang dapat menimbulkan kejang bisa karena infeksi apa saja. Infeksi

saluran pernapasan atas paling sering dikaitkan dengan kejang demam. Penyebab

lain yaitu gastroenteritis, infeksi saluran kemih, otitis media akut, infeksi virus,

dan imunisasi.3

Umumnya kejang demam diklasifikasikan menjadi 2 golongan yaitu kejang

demam sederhana dan kejang demam kompleks. Kejang demam sederhana adalah

Page 19: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

19

kejang yang terjadi dalam waktu kurang dari 15 menit dan umumnya akan

berhenti sendiri. Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam. Kejang demam

sederhana merupakan 80% di antara seluruh kejang demam. Sedangkan kejang

demam kompleks adalah kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit atau kejang

berulang lebih dari 2 kali dan di antara bangkitan kejang, anak tidak sadar.

Kejang demam kompleks terjadi pada 8% kejang demam.3

Secara umum, 2 hingga 5 persen bayi dan anak yang sehat secara neurologis

telah mengalami, setidaknya satu (biasanya sampel) kejang. Dua hingga tujuh

persen anak-anak dengan kejang demam akan mendapatkan epilepsi di masa

depan. Studi yang dilakukan di berbagai negara mengenai kejang demam berbeda

dalam hal faktor ras, genetik, dan geografis. Sebagai contoh, beberapa

penyelidikan telah menyebutkan bahwa riwayat keluarga positif, jenis kejang,

suhu, dan usia kejadian adalah faktor risiko dari kejadian kejang. Beberapa yang

lain telah menyebutkan masalah pertumbuhan, pemeriksaan neurologis yang

abnormal, dan serangan berulang sebagai faktor yang terlibat dalam meningkatkan

kejadian epilepsi. Faktor-faktor ini, jika bertepatan, kadang-kadang menyebabkan

kemungkinan 50 persen peningkatan epilepsi dan kejang demam berulang. Karena

kecemasan sebagai konsekuensi dari serangan kejang demam dan efeknya

termasuk disartria, keterbelakangan mental, cerebral palsy, epilepsi, dan efek

samping dari obat yang diambil untuk prevalensi dan pengobatan penyakit, beban

sosial dan ekonomi yang besar dibebankan pada keluarga dan masyarakat.4

Dari beberapa sumber, usia 6 bulan sampai 5 tahun adalah masa keemasan

(golden age) bagi perkembangan otak manusia. Sementara beberapa penelitian

Page 20: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

20

menyebutkan bahwa kejadian kejang demam paling sering ditemukan pada usia 6

bulan sampai 5 tahun. Dan seperti yang kita ketahui, bahwa anak-anak merupakan

generasi penerus yang harus diperhatikan kualitasnya agar dapat memberi manfaat

bagi agama, bangsa, negara dan lingkungan sekitarnya. Sebagaimana firman Allah

dalam Al-Quran surah An Nisaa ayat 9 :

افوا ا خ اف ية ضع م ذر ه ف ل ن خ كوا م ر و ت ين ل ذ يخش ال ل و

ا يد د ل س ولوا قو ق ل ي و وا الل ق ت ي ل م ف ه ي ل ع

Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir

terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa

kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Karakteristik Pasien Kejang

Demam di Poli Anak Rumah Sakit Pelamonia Makassar.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu : “Bagaimana karakteristik pasien Kejang Demam di Poli

Anak Rumah Sakit Pelamonia Makassar, selama tahun 2018”?

Page 21: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

21

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik pasien Kejang Demam

di Poli Anak Rumah Sakit Pelamonia Makassar, selama tahun 2018.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi pasien Kejang demam berdasarkan

sosiodermografi (umur, jenis kelamin, suku, agama)

b. Untuk mengetahui tipe kejang demam yang terjadi pada pasien anak yang

mengalami kejang demam.

c. Untuk mengetahui distribusi pasien Kejang demam berdasarkan waktu

berobat.

d. Untuk mengetahui distribusi pasien Kejang demam berdasarkan lama

perawatan.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Peneliti :

a. Data dan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

karakteristik Kejang demam.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk penelitian

selanjutnya.

2. Bagi Rumah Sakit

a. Data hasil penelitian dapat menjadi informasi bagi rumah sakit.

Page 22: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

22

3. Bagi Masyarakat

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran mengenai

karakteristik pasien Kejang demam dan menambah pengetahuan

masyarakat tentang Kejang demam.

Page 23: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Demam adalah peninggian suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari-hari

yang berhubungan dengan peningkatan titik patokan suhu di hipotalamus. Demam

terjadi pada oral temperature >37,2°C. Demam biasanya disebabkan oleh infeksi

(bakteri, virus, jamur, atau parasit), penyakit autoimun, keganasan, ataupun obat-

obatan.5

Kejang demam adalah jenis kejang yang paling umum ditemukan pada

anak-anak. Prevalensinya di beberapa bagian dunia telah dilaporkan setinggi 10

persen. Namun, dalam sebagian besar studi angka yang dilaporkan telah 2-4

persen (1-2).4 Angka kejadian kejang demam di Swedia, Amerika Utara dan

Inggris sebesar 2-5%, terutama pada anak-anak berusia 3 bulan-5 tahun.14 Di

Indonesia, kejang demam terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bulan hingga 5 tahun.

Penelitian di Jepang mendapatkan angka yang lebih tinggi yaitu 7% (Tsuboi,

1986) dan 9,7%. Prastiya Indra Gunawan (2012) mengemukakan bahwa kejang

demam lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan dengan

perbandingan 2:1.2

Kejang demam berhubungan dengan kenaikan suhu tubuh lebih dari 38oC

yang tidak disebabkan oleh infeksi sistem saraf pusat (SSP), tanpa adanya riwayat

kejang neonatal atau kejang tanpa sebab sebelumnya, dan tidak memenuhi kriteria

kejang simptomatik lainnya. Secara umum terdapat dua jenis kejang demam, yaitu

Page 24: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

24

kejang demam sederhana (KDS), yang mencakup hampir 80% kasus dan kejang

demam kompleks (KDK). Kejang demam merupakan jenis kejang yang paling

banyak terjadi pada anak, mengenai 2-5% anak berusia 6 bulan sampai 5 tahun

dengan puncak onset antara usia 18-22 bulan.15

Kejang demam dipicu oleh proses infeksi ekstrakranium. Infeksi ini

menyebabkan naiknya suhu tubuh yang berlebihan (hiperpireksia) sehingga

timbul kejang. Kejang demam dikelompokkan menjadi kejang demam sederhana

dan kompleks berdasarkan manifestasi klinisnya yaitu lama kejang, frekuensi

kejang, dan sifat kejang. Klasifikasi ini berpengaruh pada pengobatan dan menjadi

salah satu faktor risiko terjadinya epilepsi di kemudian hari.14

Tingkat epilepsi pada anak-anak dengan kejang demam sederhana

mendekati tingkat keseluruhan pada populasi umum. Risiko yang lebih tinggi

(beberapa menghitungnya hingga 7% ada pada anak-anak dengan riwayat

keluarga epilepsi, mereka dengan CFS, anak-anak dengan kekambuhan kejang

demam sederhana di bawah usia 12 bulan (dan mungkin mereka yang lebih dari 3

tahun), dan mereka yang memiliki durasi singkat demam sebelum kejang.Yang

terakhir juga merupakan prediktor kekambuhan kejang demam. Efek jumlah fitur

kompleks dalam kejang demam pada pengembangan epilepsi lebih lanjut masih

kontroversial. Di dalam CFS, status epilepticus demam terkait dengan epilepsi.18

Kejang Demam adalah kejang pada anak sekitar usia 6 bulan sampai 6

tahun yang terjadi saat demam yang tidak terkait dengan kelainan intrakranial,

gangguan metabolik, atau riwayat kejang tanpa demam. Kejang demam biasanya

terjadi pada anak berusia < 2 tahun karena keadaan otak belum matang sehingga

Page 25: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

25

ambang batas kejang lebih rendah dan mekanisme eksitasi lebih dominan

dibanding inhibisi. Kejang demam lebih sering terjadi pada anak laki daripada

anak perempuan dengan rasio 2:1. Genetik memiliki pengaruh yang kuat dalam

terjadinya kejang demam, hal ini terlihat dari insiden kejang demam pada orang

tua penderita kejang demam sebanyak 8-22% dan saudara kandung anatar 9-

17%.16

B. ETIOLOGI

Kejang demam adalah suatu kejang yang terjadi pada anak yang sedang

demam pada usia 3 sampai 60 bulan tanpa infeksi intrakranial, gangguan

metabolisme atau riwayat kejang tanpa demam sebelumnya.5

Kejang demam (FS) adalah kejang atau kejang yang terjadi pada anak-

anak antara enam bulan dan enam tahun dan dipicu oleh demam. FS adalah jenis

kejang yang paling umum pada anak-anak. Prevalensinya sekitar 3% -4% pada

anak-anak kulit putih, 6% -9% pada anak-anak Jepang, dan 5% -10% pada anak-

anak India. Penyebab pasti FS masih belum diketahui, meskipun beberapa studi

menunjukkan kemungkinan hubungan dengan faktor lingkungan dan genetik.

Demam adalah respons normal terhadap infeksi, dan pelepasan sitokin dalam

kadar tinggi selama demam dapat mengubah aktivitas otak normal, memicu

kejang. Seperti yang ditunjukkan oleh penelitian sebelumnya, faktor-faktor risiko

untuk FS adalah jenis kelamin laki-laki, riwayat keluarga dengan FS, suhu puncak

tubuh yang meningkat, penyebab demam tertentu, komplikasi prenatal dan natal,

kalsium serum rendah, natrium atau gula darah, mikrositik hipokromik anemia,

Page 26: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

26

dan defisiensi besi dan seng. Studi lain menunjukkan bahwa FS berhubungan

dengan pewarisan poligenetik, bahkan jika pola pewarisan autosom dominan dari

"sifat kerentanan kejang demam" telah diidentifikasi di beberapa keluarga.

Akhirnya, mutasi pada gen yang mengkode saluran natrium dan reseptor asam -

aminobutyric A dapat berperan dalam perkembangan FS. Infeksi yang paling

sering dikaitkan dengan FS pada anak-anak adalah cacar air, influenza, infeksi

telinga tengah, infeksi saluran napas atas dan bawah (seperti tonsilitis, pneumonia,

bronkitis dan sinusitis), infeksi gigi, dan gastroenteritis (terutama yang disebabkan

oleh rotavirus).6

C. EPIDEMIOLOGY

Insiden terjadinya kejang demam terutama pada golongan anak umur 6

bulan sampai 4 tahun. Hampir 3 % dari anak yang berumur di bawah 5 tahun

pernah menderita kejang demam. Kejang demam sangat tergantung kepada umur,

85% kejang pertama sebelum umur 4 tahun, terbanyak diantara 17-23 bulan.

Hanya sedikit yang mengalami kejang demam pertama sebelum umur 5-6 bulan

atau setelah berumur 5-8 tahun. Biasanya setelah berumur 6 tahun pasien tidak

kejang demam lagi, walaupun pada beberapa pasien masih dapat megalami

sampai umur lebih dari 5-6 tahun.1

FS memiliki prevalensi 2% -5% pada anak-anak di Eropa Barat dan

Amerika Serikat, dan puncak usia onset adalah 18 bulan. Anak-anak berusia 12-

30 bulan mewakili 50% dari semua anak-anak dengan FS, sementara proporsi

anak-anak yang mengalami episode FS pertama setelah usia empat tahun rendah

Page 27: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

27

(6% -15%). Anak-anak dari semua kelompok etnis dapat mengalami FS, tetapi

ada prevalensi yang lebih tinggi pada beberapa kelompok etnis, khususnya warga

Guyana (14%), Jepang (6% -9%), dan India (5% -10%).6

Menurut survei epidemiologi nasional, tingkat prevalensi tingkat FS telah

menurun dari masa kanak-kanak menjadi dewasa dalam uji coba komunitas. Hal

ini konsisten dengan temuan dalam penelitian ini, bahwa FS pada anak di bawah 2

tahun lebih tinggi daripada untuk 2- dan Usia 6 tahun, masing-masing 58,8% dan

41,2%. Kejang tonik-kolon angka prevalensi di antara jenis kejang umum lainnya

adalah 78,9% (95% CI: 68,8% -89,2%). Kejang umum diklasifikasikan ke dalam

beberapa kategori tergantung pada efek perilakunya. Kejang tonik-kolon paling

sering dikaitkan dengan epilepsi dan kejang pada umumnya. Pada anak-anak

antara usia 6 dan 60 bulan, FS sederhana adalah peristiwa yang jinak dan umum,

dan hampir semua anak memiliki prognosis yang sangat baik. Kejang umum lebih

terkait dengan kerentanan terhadap epilepsi. Karena epilepsi kemungkinan besar

disebabkan oleh kecenderungan genetik daripada kerusakan struktural pada otak

yang disebabkan oleh FS sederhana yang berulang, tidak ada bukti bahwa

pengobatan profilaksis anak-anak dengan FS sederhana akan mengurangi risiko.

Namun, belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa pengobatan FSs

sederhana yang berhasil dapat mencegah perkembangan epilepsi di kemudian

hari. Lebih lanjut, tidak ada bukti sampai saat ini bahwa kejang demam sederhana

dapat menyebabkan kerusakan struktural pada otak.7

FSs terjadi pada 2% hingga 5% anak-anak usia 6 bulan hingga 5 tahun.

Insiden puncak terjadi pada usia sekitar 18 bulan dan rendah sebelum 6 bulan atau

Page 28: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

28

setelah usia 3 tahun. Secara umum, kejadian FS menurun secara nyata setelah usia

4 tahun (dan kondisi ini jarang terjadi pada anak-anak yang lebih tua dari 7 tahun.

FS terjadi lebih sering pada populasi Asia, mempengaruhi 3,4% -9,3% anak-anak

Jepang dan 5% - 10% anak-anak India, tetapi hanya 2% -5% anak-anak di

Amerika Serikat (AS) dan Eropa Barat. Prevalensi tertinggi adalah 14% di Guam.

Sayangnya, tidak ada studi epidemiologis pada anak-anak Korea.

Laki-laki secara konsisten muncul memiliki frekuensi FS yang lebih tinggi

(rasio laki-laki ke perempuan, 1,1: 1 hingga 2: 1). Namun, beberapa penelitian

besar tidak menunjukkan perbedaan gender yang signifikan.

Ada dua puncak musiman dalam kejadian FS: November-Januari, sesuai

dengan puncak infeksi saluran pernapasan atas virus, dan Juni-Agustus, ketika

penyakit virus gastrointestinal umum terjadi. Variasi dalam prevalensi terkait

dengan perbedaan dalam definisi kasus, metode penentuan, geografi, dan faktor

budaya.

Dalam sebuah studi anak-anak dengan FS pertama, sebagian besar kejang

adalah sederhana, dan setidaknya satu fitur kompleks tercatat pada sekitar 35%

kasus, termasuk fitur dari focality (16.1%), multiple seizure (13.8%), durasi yang

lama (> 15 menit, 9,3%) dan kejang demam berulang dalam 24 jam (16,2%);

6,5% menunjukkan dua fitur kompleks, dan 0,7% menunjukkan tiga fitur

kompleks. Status demam epileptikus, yaitu kejang yang berlangsung lebih dari 30

menit, hanya mewakili 5% FS, dan mewakili sekitar 25% dari semua episode

status anak epileptikus dengan lebih dari dua pertiga kasus terjadi pada usia 2

tahun. Hanya 21% anak-anak yang mengalami kejang sebelum atau dalam 1 jam

Page 29: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

29

setelah demam; 57% mengalami kejang setelah 1 hingga 24 jam demam, dan 22%

mengalami kejang demam lebih dari 24 jam setelah timbulnya demam.

FS sebagian besar bersifat umum dan kejang, tetapi sekitar 5% dari kasus

FS memiliki fitur nonkonvulsif dengan ketidaksadaran, menatap, penyimpangan

mata, atonia, atau sianosis.8

FS sederhana memiliki rentang usia yang secara klasik digambarkan

sebagai 6 hingga 60 bulan. Insiden puncak biasanya pada tahun kedua kehidupan.

FS lazim di hingga 5% dari anak-anak, dengan kejadian keseluruhan diperkirakan

460 / 100.000 pada kelompok usia 0-4 tahun. Kebanyakan FS sederhana; namun,

hingga 30% mungkin memiliki beberapa fitur kompleks. Risiko kekambuhan FS

terkait dengan berbagai faktor, termasuk kelompok usia yang lebih muda, durasi

kejang yang berkepanjangan, tingkat demam, dan riwayat FS pribadi dan keluarga

yang positif. Faktanya, riwayat keluarga positif FS pada kerabat tingkat pertama

diamati pada hingga 40% pasien. Distribusi gender telah dipelajari dalam literatur.

Satu studi sebelumnya menemukan dominasi pria yang ringan, tetapi ini belum

didukung oleh ulasan literatur lainnya. Variasi musiman sehubungan dengan

insiden kejang belum sepenuhnya dipahami. Penelitian telah menunjukkan bahwa

FS cenderung lebih banyak terjadi pada bulan-bulan musim dingin dan lebih

sering terjadi pada malam hari. Penjelasan patofisiologis yang mendasari

pengamatan ini tetap tidak jelas.9

Page 30: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

30

D. PATOFISIOLOGI

Kejang demam atau febrile convulsion ialah bangkitan kejang yang terjadi

pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal di atas 38oC) yang disebabkan oleh proses

ekstrakranium.23

Kejang demam merupakan kelainan neurologist yang paling sering

dijumpai pada anak, terutama pada anak umur 6 bulan sampai 4 tahun. Hampir

3% dari anak yang berumur dibawah 5 tahun pernah menderita kejang demam. 23

Hingga kini belum diketahui secara pasti, tetapi dikaitkan faktor resiko

yang penting adalah demam. Demam sering disebabkan infeksi saluran pernafasan

atas, otitis media, pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih. Faktor

resiko lainnya adalah riwayat keluarga kejang demam, problem pada masa

neonatus, kadar natrium rendah. Setelah kejang demam pertama, kira-kira 33%

anak akan mengalami satu kali rekurensi atau lebih, dan kira-kira 9% akan

mengalami 3X recurrent atau lebih. 23

Sel dikelilingi oleh suatu membrane yang terdiri dari permukaan dalam

adalah lipoid dan permukaan luar adalah ionic. Dalam keadaan normal membrane

sel neuron dapat dilalui dngan mudah oleh ion kalium (K+) dan sangat sulit dilalui

oleh ion natrium (Na+) dan elektrolit lainnya, kecuali ion klorida (Cl-). Akibatnya

konsentrasi K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi Na+ rendah, sedangkan

diluar sel terdapat keadaan sebaliknya). Karena perbedaan jenis dan konsentrasi

didalam dan diluar sel, maka disebut potensial membrane. Untuk menjaga

Page 31: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

31

keseimbangan potensail membaran diperlukan energi dan bantuan enzim Na-K-

ATPase yang terdapat pada permukaan sel. 23

Pada keadaan demam kenaikan suhu 1oC akan mengakibatkan kenaikan

metabolisme basal 10-15% dan kebutuhan oksigen meningkat 20%. Kenaikan

suhu tubuh tertentu dapat mempengaruhi keseimbangan dari membrane sel neuron

dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion kalium dan natrium dari

membrane tadi, dengan akibat lepasnya muatan listrik. Lepasnya muatan listrik ini

demikan besar sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun membrane sel

tetangganya dengan bantuan neurotransmitter dan terjadilah kejang.23

Tiap anak memiliki ambang kejang yang berbeda, pada anak yang ambang

kejangnya rendah, kejang telah terjadi pada suhu 38oC, sedangkan pada anak

dengan ambang kejang tinggi, kejang baru terjadi pada suhu 40oC atau lebih.23

Kejang demam yang berlansung singkat tidak berbahaya dan tidak

menimbulkan gejala sisa. Tetapi pada kejang yang berlangsung lama (lebih dari

15 menit) biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi

kontraksi otot skelet yang akhirnya menyebabkan hipoksemia, hiperkapnea,

asidosis lactate, hipotensi.23

Kerusakan pada daerah mesial lobus temporalis setelah kejang

berlangsung lama yang dapat menjadi matang dikemudian hari, sehingga terjadi

serangan epilepsy spontan. Jadi kejang demam yang berlangsung lama dapat

mnenyebabkan kelainan anatomis diotak sehinggga terjadi epilepsy.23

Page 32: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

32

Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu demam,

berlangsung singkat dengan sifat bangkitan dapat berbentuk tonik-klonik, tonik,

klonik, fokal atau akinetik. Umumnya kejang berhenti sendiri. Begitu kejang

berhenti anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak, tetapi setelah beberapa

detik atau menit anak akan terbangun dan sadar kembali tanpa adanya kelainan

saraf. 23

Meskipun mekanisme terjadinya FS masih belum jelas, percobaan pada

hewan sangat informatif. Pertama, peningkatan suhu otak mengubah banyak

fungsi saraf, termasuk beberapa saluran ion yang sensitif terhadap suhu. Ini

memengaruhi penembakan neuron dan meningkatkan kemungkinan menghasilkan

aktivitas neuron masif, yaitu kejang. Juga, proses inflamasi termasuk sekresi

sitokin di pinggiran dan di otak dikenal sebagai bagian dari mekanisme. Kedua,

ditemukan bahwa demam dan hipertermia memiliki mekanisme yang sama dalam

memprovokasi kejang: pirogen interleukin-1β yang menyebabkan demam

berkontribusi pada pembentukan demam dan sebaliknya, demam mengarah pada

sintesis sitokin ini dalam hippocampus. Selain itu, interleukin-1β telah terbukti

meningkatkan rangsangan saraf, bertindak melalui glutamat dan GABA. In vivo,

aksi interleukin-1β ini meningkatkan aksi agen pemicu kejang. Pentingnya

interleukin-1β endogen dalam terjadinya FS didukung oleh penelitian pada tikus

yang tidak memiliki reseptor untuk sitokin ini. Demam etiologi infeksi spesifik,

khususnya human herpes virus 6 (HHV6), dapat memengaruhi kemungkinan

generasi FS. Ketiga, hiperventilasi dan alkalosis yang diinduksi hipertermia telah

diusulkan sebagai elemen penting generasi FS dalam hal alkalosis otak memicu

Page 33: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

33

rangsangan neuron dan berkontribusi pada kejang patofisiologi. Namun, kondisi

manusia yang terkait dengan alkalosis parah, termasuk menangis berkepanjangan

dan stenosis pilorik bayi, tidak terkait dengan generasi kejang.8

Di masa lalu, teori yang paling umum dikaitkan dengan efek langsung

dari kompensasi hipertermia pada hiperventilasi. Ini diasumsikan menyebabkan

alkalosis otak ringan, menghasilkan peningkatan rangsangan saraf dan

perkembangan kejang klinis berikutnya. Namun, teori ini belum menjelaskan

mengapa beberapa anak lebih rentan untuk mengalami fenomena seperti itu

daripada yang lain. Saat ini kita tahu bahwa ada peran besar kerentanan genetik

berdasarkan sekelompok besar varian gen. Susunan genetik ini kemungkinan telah

menghasilkan kerentanan perkembangan saraf, dengan perubahan dalam ekspresi

saluran natrium, disregulasi hipotalamus, dan rangsangan kortikal dan

hippocampus. Pemicu lingkungan, termasuk penyebab non-demam, kemudian

kemungkinan terlibat melalui jalur neurotropisitas dan metabolik.9

Peningkatan temperatur dalam otak berpengaruh terhadap perubahan

letupan aktivitas neuronal. Perubahan temperatur tersebut menghasilkan sitokin

yang merupakan pirogen endogen, jumlah sitokin akan meningkat seiring kejadian

demam dan respons inflamasi akut. Respons terhadap demam biasanya

dihubungkan dengan interleukin-1 (IL-1) yang merupakan pirogen endogen atau

lipopolisakarida (LPS) dinding bakteri gram negatif sebagai pirogen eksogen. LPS

menstimulus makrofag yang akan memproduksi pro- dan anti-inflamasi sitokin

tumor necrosis factor-alpha (TNF-α), IL-6, interleukin-1 receptor antagonist (IL-

1ra), dan prostaglandin E2 (PGE2). Reaksi sitokin ini mungkin melalui sel

Page 34: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

34

endotelial circumventricular akan menstimulus enzim cyclooxygenase-2 (COX-2)

yang akan mengkatalis konversi asam arakidonat menjadi PGE2 yang kemudian

menstimulus pusat termoregulasi di hipotalamus, sehingga terjadi kenaikan suhu

tubuh. Demam juga akan meningkatkan sintesis sitokin di hipokampus. Pirogen

endogen, yakni interleukin 1ß, akan meningkatkan eksitabilitas neuronal

(glutamatergic) dan menghambat GABA- ergic, peningkatan eksitabilitas neuronal

ini yang menimbulkan kejang.10

E. FAKTOR RISIKO

Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh Fuad dkk, 2010 bahwa faktor-

faktor yang berperan dalam risiko kejang demam yaitu:11

a. Faktor demam

Anak dengan demam lebih 39oC mempunyai risiko untuk mengalami

demam 4,5 kali lebih besar dibanding anak yang mengalami demam kurang 39oC

dan anak dengan lama demam kurang dari dua jam untuk terjadinya bangkitan

kejang demam 2,4 kali lebih besar dibanding anak yang mengalami demam lebih

dari dua jam.11

Secara klinis umumnya tidak sulit untuk menegakkan diagnosis kejang

demam, dengan adanya gejala kejang pada suhu badan yang tinggi serta tidak

didapatkan gejala neurologis lain dan anak segera sadar setelah kejang berlalu.1

Page 35: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

35

b. Usia

Anak dengan kejang usia kurang dari dua tahun mempunyai risiko

bangkitan kejang demam 3,4 kali lebih besar dibanding yang lebih dari dua

tahun.11

Resiko kejadian demam pada anak terhadap penyakit serius tergantung

pada usia anak. Pada neonatus yang terkena demam mempunyai resiko yang lebih

besar terkena penyakit serius dibandingkan dengan anak dengan umur yang lebih

tua. Hal ini dikarenakan infeksi pada neonatus yang berbeda dari infeksi pada

anak pada umumnya dan kemampuan sistem imun neonatus yang belum mampu

mengatasi infeksi.5

c. Riwayat keluarga

Persentase adanya riwayat kejang pada keluarga terdekat (first degree

relative) yaitu kedua orang tua ataupun saudara kandung. Anak dengan riwayat

kejang dalam keluarga terdekat (first degree relative) mempunyai risiko untuk

menderita bangkitan kejang demam 4,5 kali lebih besar dibanding yang tidak.11

Kejang demam dengan riwayat keluarga yang positif berisiko lebih tinggi.

Keluarga yang memiliki riwayat menderita kejang demam 25-40% dapat

diturunkan. Beberapa hasil dilaporkan bahwa kejang demam pada saudara

kandung berkisar dari 9% menjadi 22%. Studi pengelompokan keluarga

menunjukkan dua kali lipat lebih berisiko pada anak yang kedua orangtuanya

menderita dari pada salah satu dari orangtuanya.1

Page 36: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

36

Faktor risiko berulangnya kejang demam, adalah riwayat kejang demam

dalam keluarga, usia kurang dari 18 bulan, temperatur suhu saat kejang makin

rendah temperatur saat kejang makin sering berulang dan lamanya demam.

Adapun faktor risiko terjadinya epilepsi dikemudian hari adalah adanya gangguan

perkembangan neurologis, kejang demam kompleks, riwayat epilepsi dalam

keluarga, dan lamanya demam. 12

Faktor risiko untuk kekambuhan FS termasuk kerabat tingkat pertama

dengan FS, usia di bawah 18 bulan saat kejang, suhu tinggi, dan durasi demam

yang lama setelah kejang.17

Riwayat kejang demam pada keluarga, problem disaat neonatus,

perkembangan terlambat, anak dalam perawatan khusus, kadar natrium serum

yang rendah, dan temperatur tubuh yang tinggi merupakan faktor risiko terjadinya

kejang demam. Bila ada 2 atau lebih faktor risiko, kemungkinan terjadinya kejang

demam sekitar 30%.19

F. KLASIFIKASI

Livingston et al. pertama kali memperkenalkan istilah "kejang demam

sederhana" dan "kejang epilepsi yang dipicu oleh demam" untuk menunjuk dua

kelompok berdasarkan usia onset, karakteristik kejang, temuan

electroencephalography (EEG), frekuensi kejang, dan faktor genetik.8

FS diklasifikasikan sebagai sederhana atau kompleks. FS sederhana

didefinisikan sebagai umum, berlangsung kurang dari 15 menit, terdiri dari

aktivitas tonik dan klonik umum tanpa komponen fokus, dan tanpa kekambuhan

Page 37: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

37

dalam 24 jam atau dalam penyakit demam yang sama. FS kompleks atau rumit

didefinisikan sebagai satu atau lebih pada point berikut: (1) onset parsial; (2)

durasi lebih dari 15 menit; (3) kejang demam berulang dalam waktu 24 jam dari

episode pertama; dan (4) hubungan dengan kelainan neurologis postictal, seperti

yang dicontohkan oleh Todd paresis.8,18

Kejang demam dibagi dua yaitu kejang demam sederhana dan kejang

demam kompleks. Kejang demam kompleks adalah kejang demam dengan

lamanya lebih dari 15 menit, kejang fokal / parsial atau fokal / persial menjadi

umum dan berulang dalam 24 jam. Kejang demam sederhana merupakan kejang

demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, umumnya berhenti

sendiri, bentuk kejang umum tonik dan atau klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang

demam sederhana merupakan 80% diantara seluruh kejang demam.19

G. PENGOBATAN

Pertolongan pertama yang dilakukan pada pasien kejang demam adalah

pemberian oksigenasi sebagai tindakan awal dalam mengatasi kejang merupakan

tindakan yang tepat, hal ini dikarenakan pada saat seorang anak sedang dalam

keadaan kejang maka suplai oksigen ke otak semakin berkurang. Pengobatan fase

akut pada waktu kejang dengan memiringkan untuk mencegah aspirasi ludah atau

muntahan dan diusahakan jalan nafas harus bebas agar oksigenisasi terjamin.

Perhatikan keadaan vital seperti kesadaran, tekanan darah, suhu, pernafasan, dan

fungsi jantung.1

Page 38: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

38

Pasien juga mendapatkan pengobatan stesolid suppositoria 5 mg berisi

diazepam 5 mg yang diberikan secara suppositoria sebagai tatalaksana awal untuk

menghentikan kejang merupakan tindakan tepat. Hal ini dimaksudkan agar kejang

dapat segera dihentikan. Dosis diazepam per rektal yang dapat digunakan adalah 5

mg untuk berat badan kurang dari 10 kg. Namun, seharusnya bila kejang telah

berhenti, pemberian obat selanjutnya tergantung dari jenis kejang demam dan

faktor risikonya, apakah kejang demam sederhana atau kompleks. Untuk

mencegah terulangnya kejang kembali dikemudian hari, penderita yang menderita

kejang demam sederhana diberikan diazepam secara oral untuk profilaksis

intermiten dengan dosis 0,3-0,5 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis saat pasien

demam. Diazepam dapat juga diberikan secara intra rektal tiap 8 jam sebanyak 5

mg (berat badan dibawah 10 kg) dan 10 mg (berat badan diatas 10 kg) setiap

pasien menunjukan suhu lebih dari 38,5o

C. 1

Pemberian parasetamol sebagai antipiretik dengan dosis 10-15

mg/kgBB/kali dapat diulang 4 jam pada pasien ini sudah tepat karena salah satu

penyebab terjadinya kejang demam akibat adanya demam, maka tujuan utama

pengobatan adalah mencegah terjadinya peningkatan demam oleh karena itu

pemberian obat– obatan antipiretik sanagt diperlukan. Obat–obatan yang dapat

digunakan sebagai antipiretik adalah asetaminofen 10-15 mg/kgBB/hari setiap 4–

6 jam atau ibuprofen 5–10 mg/kgBB/hari setiap 4–6 jam. Pemberian antipiretik

tidak ditemukan bukti bahwa penggunaan obat ini mengurangi resiko terjadinya

kejang demam (level I, rekomendasi E), namun para ahli di Indonesia sepakat

bahwa antipiretik tetap dapat diberikan (level III, rekomendasi B). Dosis

Page 39: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

39

parasetamol yang digunakan adalah 10-15 mg/kgBB/kali diberikan dalam 4 kali

pemberian per hari dan tidak lebih dari 5 kali. 1

Pemberian injeksi ceftriakson 450 mg/12 jam sudah tepat. Dosis

ceftriakson yaitu 50 mg/kgBB/dosis diberikan tiap 12 atau 24 jam. Dengan beart

badan 8,9 kg, ceftriakson yang diberikan 445mg/12 jam. Ceftriakson merupakan

antibiotik sefalosoprin generasi ketiga dengan aktivitas yang lebih luas terhadap

bakteri gram negatif. Pada pasien ini hasil pemeriksaan darah rutin didapatkan

kesan leukositosis (leukosit: 21.500 /ul). Infeksi virus dan bakteri salah satu

penyebab yang dianggap penting timbulnya kejang demam.

Ringkasan, telah

dilaporkan seorang anak laki-laki, usia 1 tahun dengan kejang demam sederhana

disertai leukositosis. Pada pemeriksaan fisik didapatkan temperatur pada aksila

39o

C dan pada kedua ekstremitas teraba dingin. Pada pemeriksaan laboratorium

darah didapatkan Leukosit: 25.100/ul. Kesan: Leukositosis. Pasien juga memiliki

faktor risiko terjadinya kejang demam, yaitu riwayat kejang demam pada saudara

kandung dan infeksi bakteri. Kedua faktor yang terdapat pada pasien ini

merupakan penyumbang terbesar timbulnya kejang demam. Pada kasus ini

penderita telah mendapatkan terapi oksigenasi, antikonvulsan intermiten,

antipiretik, dan antibiotik yang sesuai dengan manajemen terapi kejang demam

berdasarkan standar WHO. Simpulan, faktor keturunan (genetik) merupakan salah

satu faktor risiko terbesar penyumbang terjadinya kejang demam sederhana pada

anak. 1

Page 40: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

40

1) Tatalaksana saat kejang

Pada umumnya kejang berlangsung singkat (rerata 4 menit) dan pada

waktu pasien dating, kejang sudah berhenti. Apabila saat pasien datang dalam

keadaan kejang, obat yang paling cepat untuk menghentikan kejang adalah

diazepam intravena. Dosis diazepam intravena adalah 0,2-0,5 mg/kg perlahan-

lahan dengan kecepatan 2mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis

maksimal 10 mg. Secara umum, penatalaksanaan kejang akut mengikuti algoritma

kejang pada umumnya. 24

Obat yang praktis dan dapat diberikan oleh orangtua di rumah

(prehospital) adalah diazepam rectal. Dosis diazepam rektal adalah 0,5-0,75

mg/kg atau diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan dari 12 kg dan

10 mg untuk berat badan lebih dari 12 kg. 24

Bila setelah pemberian diazepam rektal kejang belum berhenti, dapat

diulang lagi dengan cara dan dosis yang sama dengan interval waktu 5 menit. Bila

setelah 2 kali pemberian diazepam rektal masih tetap kejang, dianjurkan ke rumah

sakit. Di rumah sakit dapat diberikan diazepam intravena. 24

Jika kejang masih berlanjut, lihat algoritme tatalaksana status epilepticus.

Bila kejang telah berhenti, pemberian obat selanjutnya tergantung dari

indikasi terapi antikonvulsan profilaksis. 24

2) Pemberian obat pada saat demam

Antipiretik

Page 41: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

41

Tidak ditemukan bukti bahwa penggunaan antipiretik mengurangi risiko

terjadinya kejang demam. Meskipun demikian, dokter neurologi anak di Indonesia

sepakat bahwa antipiretik tetap dapat diberikan. Dosis parasetamol yang

digunakan adalah 10-15 mg/kg/kali diberikan tiap 4-6 jam. Dosis ibuprofen 5-10

mg/kg/kali, 3-4 kali sehari.24

Antikonvulsan

Pemberian obat antikonvulsan intermiten

Yang dimaksud dengan obat antikonvulsan intermiten adalah obat antikonvulsan

yang diberikan hanya pada saat demam.24

Profilaksis intermiten diberikan pada kejang demam dengan salah satu

factor risiko di bawah ini : 24

Kelainan neurologis berat, misalnya palsi serebral

Berulang 4 kali atau lebih dalam setahun

Usia <6 bulan

Bila kejang terjadi pada suhu tubuh kurang dari 39 derajat celcius

Apabila pada episode kejang demam sebelumnya, suhu tubuh meningkat

dengan cepat.

Obat yang digunakan adalah diazepam oral 0,3 mg/kg/kali per oral atau

rektal 0,5 mg/kg/kali, sebanyak 3 kali sehari, dengan dosis maksimum diazepam

7,5 mg/kali. Diazepam intermiten diberikan selama 48 jam pertama demam. Perlu

diinformasikan pada orangtua bahwa dosis tersebut cukup tinggi dan dapat

menyebabkan ataksia, iritabilitas, serta sedasi. 24

Page 42: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

42

Pemberian obat antikonvulsan rumat

Berdasarkan bukti ilmiah bahwa kejang demam tidak berbahaya dan penggunaan

obat dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan, maka pengobatan

rumat hanya diberikan terhadap kasus selektif dan dalam jangka pendek. 24

Indikasi pengobatan rumat :

1. Kejang fokal

2. Kejang lama >15 menit

3. Terdapat kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang,

misalnya palsi serebral, hidrosefalus, hemiparesis.

Keterangan :

Kelainan neurologis tidak nyata, misalnya keterlambatan perkembangan,

BUKAN merupakan indikasi pengobatan rumat.

Kejang fokal atau fokal menjadi umum menunjukkan bahwa anak

mempunyai focus organic yang bersifat fokal.

Pada anak dengan kelainan neurologis berat dapat diberikan edukasi untuk

pemberian terapi profilaksis intermiten terlebih dahulu, jika tidak

berhasil/orangtua khawatir dapat diberikan terapi antikonvulsan rumat

Jenis antikonvulsan rumat untuk pengobatan rumat

Pemberian obat fenobarbital atau asam valproate setiap hari efektif dalam

menurunkan risiko berulangnya kejang. Pemakaian fenobarbital setiap hari dapat

menimbulkan gangguan perilaku dan kesulitan belajar pada 40-50% kasus. Obat

pilihan saat ini adalah asam valproate. Pada sebagian kecil kasus, terutama yang

Page 43: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

43

berumur kurang dari 2 tahun, asam valproate dapat menyebabkan gangguan

fungsi hati. Dosis asam valproate adalah 15-40 mg/kg/hari dibagi dalam 2 dosis,

dan fenobarbital 3-4 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis. 24

Lama pengobatan rumat

Pengobatan rumat diberikan selama 1 tahun, penghentian pengobatan rumat untuk

kejang demam tidak membutuhkan tapering off, namun dilakukan pada saat anak

tidak sedang demam.24

H. TINJAUAN KEISLAMAN

Masa keemasan (golden age) seorang anak adalah merupakan masa paling

penting bagi pembentukan pengetahuan dan prilaku anak. Menurut beberapa

penelitian para ahli mereka sepakat bahwa otak manusia itu mengalami proses

perkembangan dari tingkat yang paling dahsyat sampai kemudian melemah.

Menurut catatan Gordon Dryden dan Jeannette Vos, seperti ditulis dalam bukunya

Learning Revolution (1999), para peneliti membuktikan bahwa 50% kemampuan

belajar anak ditentukan dalam 4 tahun pertamanya, dan 30%-nya sebelum usianya

mencapai 8 tahun. Tapi ini tidak berarti bahwa si anak menyerap 50%

pengetahuan, atau 50% kearifan, atau 50% kecerdasan pada usia ke empat.

Maksudnya adalah, dalam empat tahun pertama itu anak membentuk jalur-jalur

belajar utama di otaknya (koneksi dalam otak). Materi apapun yang ia pelajari

nanti akan berdiri di atas dasar jalur-jalur itu.20

Page 44: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

44

Golden age adalah masa dimana jalur belajar anak tentang karakter, sikap,

intelek, emosi, dan moral manusia dibentuk. Semakin bagus kualitas

pengasuhannya, berarti semakin banyak dan bagus jalur belajar yang terbentuk di

otaknya. Phil Silva, Direktur Riset di Universitas Otago - New Zealand,

menyimpulkan bahwa anak yang pertumbuhan jalur belajarnya bermasalah pada

usia dini akan cenderung mengalamai masalah pada usia remaja.20

Dari beberapa sumber, usia 0 sampai 5 tahun adalah masa keemasan (golden

age) bagi perkembangan otak manusia. Sementara beberapa penelitian

menyebutkan bahwa kejadian kejang demam paling sering ditemukan pada usia 6

bulan sampai 5 tahun. Dan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa

anak-anak merupakan generasi penerus yang harus diperhatikan kualitasnya agar

dapat memberi manfaat bagi agama, bangsa, negara dan lingkungan sekitarnya.

Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surah An-Nisa ayat 9 :

افوا ا خ اف ية ضع م ذر ه ف ل ن خ كوا م ر و ت ين ل ذ يخش ال ل و

ا يد د ل س ولوا قو ق ي ل و وا الل ق ت ي ل ه م ف ي ل ع

Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir

terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa

kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

Rasulullah SAW menganjurkan para orang tua untuk memberi bekal

kebaikan kepada anak sejak dini “minal mahdi ilal lahdi (dari buaian sampai liang

Page 45: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

45

lahad)” dengan pola pendekatan melalui permainan yang menggembirakan, tidak

kasar, berdisiplin, dan diajarkan pengetahuan sesuai dengan tingkat usianya.20

Membangun generasi emas yang dicintai Allah SWT yang senantiasa

bersandar kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah keharusan setiap keluarga

yang beragama Islam. Hal ini guna menciptakan masyarakat yang aman, tenteram

dan damai, maka perlu diwujudkan terlebih dahulu manusianya yang memahami

agama secara menyeluruh (Islam kaaffah), bukan juz’iyah karena masyarakat

adalah kumpulan-kumpulan dari keluarga dan insya Allah generasi emas akan

tumbuh dari individu-individu yang Islami. 21

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surah Ath-Tahrim: 6,

والحجارة الناس وقودها نارا وأهليكم أنفسكم قوا آمنوا الذين أيها يا

يعصون ل شداد غلظ ملئكة عليها يؤمرون ما ويفعلون أمرهم ما الل

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya

malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa

yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang

diperintahkan.

Kewajiban orang tua adalah mendidik dan membesarkan anak menjadi

generasi yang berakhlakul karimah. Kewajiban sebagai seorang Muslim, adalah

menciptakan generasi emas berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Saw dan hal

itu dimulai dari keluarga masing-masing. Anak adalah titipan Allah dan bagi yang

dititipkan memiliki kewajiban menjadikan mereka generasi yang shalih dan

Page 46: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

46

shalihah. Anak-anak di didik menjadi baik, penurut, sehat dan cerdas. Tumbuh

kembang anak yang terbesar adalah dari penglihatan dan pengamatan lingkungan

sekitar dan yang paling dekat dengan mereka adalah kedua orang tuanya, sehingga

orang tuanya diwajibkan memahami agama lebih jauh, secara syamil

(menyeluruh). 21

Maka dari itu, jika pada masa golden age atau masa keemasan anak-anak

terbina dan terjaga dengan baik maka kesehatan fisik dan psikis anak akan

terpantau dengan baik pula sehingga kejadian kejang demam dapat dihindari sejak

dini.

Page 47: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

47

I. KERANGKA TEORI

Kejang demam adalah suatu kejang yang terjadi pada anak

yang sedang demam pada usia 3 sampai 60 bulan tanpa infeksi

intrakranial, gangguan metabolisme atau riwayat kejang tanpa

demam sebelumnya.

Epidemiology :

1. Umur 6 bulan – 5 tahun 2-5%

2. Jepang 3,4 – 9,3 %

India 5 – 10 %

AS & Eropa barat 2 – 5%

3. Laki-laki : Perempuan =

1,1-2 : 1

Faktor Risiko :

1. Faktor Demam

2. Usia

3. Riwayat Keluarga

Klasifikasi :

1. Kejang Demam Sederhana

2. Kejang Demam Kompleks

Page 48: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

48

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. KERANGKA KONSEP

Kerangka konsep dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang

gambaran karakteristik pasien Kejang demam di Rumah Sakit Pelamonia

Makassar adalah :

B. VARIABEL PENELITIAN

Variabel independen : Pasien Kejang demam

Pasien Kejang

demam

Karakteristik Pasien :

1. Tipe Kejang Demam

2. Usia

3. Jenis Kelamin

4. Suku

5. Agama

6. Jenis Pengobatan

7. Lama Perawatan

Page 49: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

49

Variabel dependen : Penyakit kejang demam, tipe kejang demam, usia,

jenis kelamin, suku, agama, jenis pengobatan, lama

perawatan.

C. DEFINISI OPERASIONAL

1. Penyakit Kejang Demam

1) Definisi : Pasien yang menderita penyakit kejang demam di poli anak

RS Pelamonia pada tahun 2018.

2) Cara ukur : dengan mengumpulkan data melalui rekam medik

kemudian menyaring yang mana merupakan penyakit Kejang Demam.

2. Tipe Kejang Demam

1) Definisi : Ada dua tipe kejang demam yang sering terjadi pada anak-

anak yang akan diteliti yaitu kejang demam sederhana ; kejang kurang

dari 15 menit Pasien yang menderita penyakit kejang demam di poli

anak RS Pelamonia pada tahun 2018.

2) Cara ukur : dengan mengumpulkan data melalui rekam medik

kemudian menyaring yang mana merupakan penyakit Kejang Demam.

3) Hasil ukur :

a) Kejang Demam Sederhana

b) Kejang Demam Kompleks

Page 50: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

50

3. Usia

1) Definisi : Usia pasien saat berobat di poli anak RS Pelamonia

Makassar

2) Cara Ukur : dengan mencatat variabel umur sesuai dengan yang

tercantum pada rekam medik.

3) Hasil ukur :

a) 0 tahun

b) 1 tahun

c) 2 tahun

d) 3 tahun

e) 4 tahun

f) 5 tahun

g) 6 tahun

h) 7 tahun

i) 8 tahun

4. Jenis Kelamin

1) Definisi : Perbedaan seksual yang terdiri dari laki-laki dan perempuan.

2) Cara ukur : dengan mencatat variabel jenis kelamin sesuai yang

tercantum pada rekam medik

3) Hasil ukur :

a) Laki-laki

b) Perempuan

Page 51: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

51

5. Suku

1) Definisi : suku pasien kejang demam yang dirawat di poli anak RS

Pelamonia Makassar.

2) Cara Ukur : dengan mencatat variabel suku sesuai yang tercantum

dalam rekam medik

3) Hasil ukur :

a) Bugis

b) Makassar

c) Toraja

6. Agama

1) Definisi : keyakinan atau kepercayaan yang dianut oleh pasien Kejang

demam di poli anak RS Pelamonia Makassar.

2) Cara Ukur : dengan mencatat variabel suku sesuai yang tercantum

dalam rekam medik.

3) Hasil ukur :

a) Islam

b) Kristen

7. Pengobatan

1) Definisi : jenis pengobatan yang diberikan oleh dokter yang merawat

untuk mengobati kejang demam pasien.

2) Cara Ukur : dengan mencatat variabel jenis pengobatan sesuai yang

tercantum dalam rekam medik.

3) Hasil ukur :

Page 52: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

52

a. Diazepam rektal

b. Diazepam oral

c. Diazepam intravena

8. Lama perawatan

1) Definisi : jangka waktu dimana pasien datang ke rumah sakit untuk

mendapatkan pengobatan hingga keluar dari rumah sakit

2) Cara Ukur : dengan mencatat variabel lama perawatan sesuai yang

tercantum dalam rekam medik.

3) Hasil ukur :

a) 1 hari f) 6 hari

b) 2 hari g) 7 hari

c) 3 hari h) 9 hari

d) 4 hari i) 10 hari

e) 5 hari

Page 53: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

53

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan

metode retrospektif berdasarkan karakteristik penyakit Kejang demam

berdasarkan tipe kejang demam, jenis kelamin, usia, suku, agama

pengobatan dan lama perawatan, melalui penggunaan rekam medis

sebagai data penelitian.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Poli Anak ruangan Dahlia Rumah Sakit

Tingkat II Pelamonia, Makassar. Pemilihan tempat ini dimaksudkan

karena Rumah Sakit Pelamonia merupakan pusat pelayanan kesehatan

pemerintah yang menjadi salah satu tempat rujukan di Makassar.

3. Waktu Penelitian

Waktu pengambilan dan pengumpulan data dilakukan pada bulan

Desember 2019 – Januari 2020.

Page 54: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

54

B. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah semua pasien yang didiagnosa dengan kejang

demam yang dirawat inap di Rumah Sakit Pelamonia, dari bulan Januari 2018

hingga Desember 2018.

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah semua pasien kejang demam yang dirawat inap di

Rumah Sakit Pelamonia Makassar. Teknik pengambilan sampel adalah dengan

menggunakan total sampling.

3. Kriteria Inklusi

Pasien dengan penyakit Kejang demam di Poli Anak yang memiliki rekam

medis di RS Tk. II Pelamonia Makassar.

4. Kriteria Ekslusi

1. Tidak terbacanya rekam medik.

2. Terdapat data yang tidak lengkap dari variabel yang dibutuhkan.

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data sekunder yang

diperoleh dengan melihat semua pencatatan kartu status (rekam medis)

penderita Kejang demam, berasal dari rekam medis Rumah Sakit Pelamonia,

selama tahun 2018.

Page 55: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

55

D. METOE ANALISA DATA

Data yang telah terkumpul dianalisa dengan menggunakan program komputer

SPSS (Statistical Product and Service Solution) secara deskriptif dan hasil

ditampilkan dalam tabel bentuk distribusi.

Pengolahan data hasil penelitian ini diformasikan dengan menggunakan

langkah-langkah berikut :

1. Editing : untuk melengkapi kelengkapan, konsistensi dan

kesesuaianantara kriteria yang diperlukan untuk menjawab tujuan

penelitian.

2. Coding : untuk mengkuantifikasi data kualitatif atau membedakan aneka

karakter. Pemberian kode ini sangat diperlukan terutama dalamrangka

pengolahan data, baik secara manual maupun denganmenggunakan

komputer.

3. Entry : memasukkan data ke dalam program komputer program SPSS

(Statistical Product and Service Solution)

4. Cleaning : pemeriksaan data yang telah dimasukkan ke dalam program

komputer untuk menghindari terjadinya kesalahan pada pemasukan data.

E. ALUR PENELITIAN

Pengambilan data awal

Penetapan populasi

Page 56: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

56

Pengumpulan data menggunakan rekam medik

Pengolahan data

Hasil dan pembahasan

Kesimpulan dan saran

F. ETIKA PENELITIAN

1. Menyertakan surat pengantar yang ditujukan kepada Rumah Sakit

Pelamonia Makassar

2. Menjaga kerahasiaan data penderita yang terdapat pada rekam medik,

sehingga diharapkan tidak ada pihak yang merasa dirugikan atas

penelitian yang dilakukan.

Page 57: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

57

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. GAMBARAN UMUM POPULASI/SAMPEL

Telah dilakukan penelitian tentang gambaran karakteristik pasien Kejang

demam di Poli anak Rumah Sakit Pelamonia Makassar tahun 2018. Penelitian

ini menggunakan rancangan penelitian cross-sectional dengan pendekatan

retrospektif berdasarkan data dari buku register dan rekam medis pasien kejang

demam selama tahun 2018. Pengambilan data untuk penelitian ini telah

dilakukan pada Desember 2019 – Januari 2020 di Poli anak Rumah Sakit

Pelamonia Makassar.

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data dari rekam medik di Poli

anak Rumah Sakit Pelamonia Makassar. Didapatkan 63 sampel, 13 sampel

termasuk dalam kriteria ekslusi disebabkan karena nama dan nomor register

pada rekam medik berbeda, dan 50 sampel termasuk dalam kriteria inklusi.

Maka sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 pasien. Dari keseluruhan

sampel yang diteliti adalah mengenai karakteristik penyakit Kejang demam

berdasarkan tipe kejang demam, usia, jenis kelamin, suku, agama, pengobatan

dan lama perawatan.

Data yang telah terkumpul selanjutnya disusun dalam suatu table induk

(master table) dengan menggunakan program komputerisasi. Dari tabel induk

tersebutlah kemudian data dipindahkan dan diolah menggunakan program

Page 58: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

58

statistic spss seri 20 di perangkat komputer kemudian disajikan dalam bentuk

tabel frekuensi.

B. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Poli anak Rumah Sakit Pelamonia Makassar.

Secara demografi gambaran lokasi Rumah Sakit Pelamonia Makassar terletak di

Jl. Jend. Sudirman No.27, Pisang Utara, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar,

Sulawesi Selatan 90157. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit kelas tipe B.

C. DESKRIPSI KARAKTERISTIK RESPONDEN

Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 orang yang diambil

dengan menggunakan teknik total sampling. Karakteristik usia dari 50 sampel

yang diambil dapat dilihat dalam table disertai narasi sebagai penjelasan tabel

sebagai berikut.

Tabel 5.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Tipe Kejang Demam

Tipe Kejang Demam Frekuensi (n) Persentase (%)

Simple 48 96

Kompleks 2 4

Jumlah 50 100

Berdasarkan tabel 1 diketahui sampel dengan tipe kejang demam

sederhana/simple berjumlah 48 orang (96%) dan tipe kejang demam kompleks

berjumlah 2 orang (4%).

Page 59: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

59

Tabel 5.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia

Usia (tahun) Frekuensi (n) Persentase (%)

≤1 16 32

2 9 18

3 8 16

4 6 12

5 7 14

6 1 2

7 2 4

8 1 3

Jumlah 50 100

Berdasarkan tabel 2 diketahui sampel dengan usia ≤1 tahun berjumlah 16

orang (32%), usia 2 tahun berjumlah 9 orang (18%), usia 3 tahun berjumlah 8

orang (16%), usia 4 tahun berjumlah 6 orang (12%), usia 5 tahun berjumlah 7

orang (14%), usia 6 tahun berjumlah 1 orang (2%), usia 7 tahun berjumlah 2

orang (4%), dan usia 8 tahun berjumlah 1 orang (2%).

Tabel 5.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)

Laki-laki 33 66

Perempuan 17 34

Jumlah 50 100

Page 60: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

60

Berdasarkan tabel 3 diketahui sampel dengan jenis kelamin laki-laki

berjumlah 33 orang (66%) sedangkan sampel dengan jenis kelamin perempuan

berjumlah 17 orang (34%).

Tabel 5.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Suku

Suku Frekuensi (n) Persentase (%)

Bugis 8 16

Makassar 41 82

Toraja 1 2

Jumlah 50 100

Berdasarkan tabel 4 diketahui sampel dengan suku Bugis berjumlah 8

orang (16%), suku Makassar berjumlah 41 orang (82%) dan suku Toraja

berjumlah 1 orang (2%).

Tabel 5.5 Distribusi Sampel Berdasarkan Agama

Agama Frekuensi (n) Persentase (%)

Islam 49 98

Kristen 1 2

Jumlah 50 100

Berdasarkan tabel 5 diketahui sampel dengan agama Islam berjumlah 49

orang (98%) sedangkan sampel dengan agama Kristen berjumlah 1 orang (2%).

Page 61: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

61

Tabel 5.6 Distribusi Sampel Berdasarkan Pengobatan

Pengobatan Frekuensi (n) Persentase (%)

Diazepam IV 5 10

Diazepam Oral 3 6

Diazepam Rectal 41 82

Diazepam Rectal dan

Diazepam Oral

1 2

Jumlah 50 100

Berdasarkan tabel 6 diketahui sampel dengan pengobatan menggunakan

diazepam IV berjumlah 5 orang (10%), pengobatan menggunakan diazepam oral

berjumlah 3 orang (6%), pengobatan menggunakan diazepam rectal berjumlah 41

orang (82%), dan pengobatan menggunakan diazepam rectal + diazepam oral

berjumlah 1 orang (2%).

Tabel 5.7 Distribusi Sampel Berdasarkan Lama Perawatan

Lama Perawatan (hari) Frekuensi (n) Persentase (%)

1 1 2

2 4 8

3 8 16

4 13 26

5 12 24

6 4 8

7 4 8

9 3 6

Page 62: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

62

10 1 2

Jumlah 50 100

Berdasarkan tabel 7 diketahui sampel dengan lama perawatan 1 hari

berjumlah 1 orang (2%), lama perawatan 2 hari berjumlah 4 orang (8%), lama

perawatan 3 hari berjumlah 8 orang (16%), lama perawatan 4 hari berjumlah 13

orang (26%), lama perawatan 5 hari berjumlah 12 orang (24%), lama perawatan 6

hari berjumlah 4 orang (8%), lama perawatan 7 hari berjumlah 4 orang (8%), lama

perawatan 9 hari berjumlah 3 orang (6%), dan lama perawatan 10 hari berjumlah

1 orang (2%).

D. ANALISIS

1. Analisis Univariat

Analisis univariat berfungsi untuk mengetahui gambaran data yang

dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

a. Tipe Kejang Demam

Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 50 orang pasien yang

dikumpulkan dari data rekam medik, maka peneliti memperoleh gambaran

mengenai tipe kejang demam pada pasien kejang demam di Poli anak dahlia

Rumah Sakit Pelamonia Makassar.

Tabel 5.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Tipe Kejang Demam

Tipe Kejang Demam Frekuensi (n) Persentase (%)

Simple 48 96

Kompleks 2 4

Page 63: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

63

Jumlah 50 100

Berdasarkan hasil penelitian tabel 1 di atas menunjukkan distribusi

tipe kejang demam pada pasien Kejang demam di Rumah Sakit Pelamonia

Makassar dengan jumlah total sampel 50 orang. Fekuensi terbanyak pada

distribusi tipe kejang demam pada pasien kejang demam di Rumah Sakit

Pelamonia Makassar adalah tipe kejang demam sederhana yaitu sebanyak

48 pasien dengan presentasi 96%.

b. Usia

Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 50 orang pasien yang

dikumpulkan dari data rekam medik, maka peneliti memperoleh gambaran

mengenai tipe kejang demam pada pasien kejang demam di Poli anak

dahlia Rumah Sakit Pelamonia Makassar.

Tabel 5.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia

Usia (tahun) Frekuensi (n) Persentase (%)

≤1 16 32

2 9 18

3 8 16

4 6 12

5 7 14

6 1 2

7 2 4

8 1 3

Jumlah 50 100

Page 64: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

64

Berdasarkan hasil penelitian tabel 2 di atas menunjukkan distribusi

usia pada pasien Kejang demam di Rumah Sakit Pelamonia Makassar

dengan jumlah total sampel 50 orang. Frekuensi terbanyak pada distribusi

usia pasien kejang demam di Rumah Sakit Pelamonia Makassar adalah 1

tahun yaitu sebanyak 16 pasien dengan presentasi 32%. Rata-rata usia dari

keseluruhan sampel pasien kejang demam yaitu 2,9 tahun.

c. Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 50 orang pasien yang

dikumpulkan dari data rekam medik, maka peneliti memperoleh gambaran

mengenai jenis kelamin pada pasien kejang demam di Poli anak dahlia

Rumah Sakit Pelamonia Makassar.

Tabel 5.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)

Laki-laki 33 66

Perempuan 17 34

Jumlah 50 100

Berdasarkan hasil penelitian tabel 3 di atas menunjukkan distribusi

jenis kelamin pada pasien Kejang demam di Rumah Sakit Pelamonia

Makassar dengan jumlah total sampel 50 orang. Frekuensi terbanyak pada

distribusi jenis kelamin pada pasien kejang demam di Rumah Sakit

Page 65: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

65

Pelamonia Makassar adalah jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 33

pasien dengan presentasi 66%.

d. Suku

Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 50 orang pasien yang

dikumpulkan dari data rekam medik, maka peneliti memperoleh gambaran

mengenai suku pada pasien kejang demam di Poli anak dahlia Rumah

Sakit Pelamonia Makassar.

Tabel 5.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Suku

Suku Frekuensi (n) Persentase (%)

Bugis 8 16

Makassar 41 82

Toraja 1 2

Jumlah 50 100

Berdasarkan hasil penelitian tabel 4 di atas menunjukkan distribusi

suku pada pasien Kejang demam di Rumah Sakit Pelamonia Makassar

dengan jumlah total sampel 50 orang. Frekuensi terbanyak pada distribusi

suku pada pasien kejang demam di Rumah Sakit Pelamonia Makassar

adalah suku Makassar yaitu sebanyak 41 pasien dengan presentasi 82%.

e. Agama

Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 50 orang pasien yang

dikumpulkan dari data rekam medik, maka peneliti memperoleh gambaran

Page 66: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

66

mengenai agama pada pasien kejang demam di Poli anak dahlia Rumah

Sakit Pelamonia Makassar.

Tabel 5.5 Distribusi Sampel Berdasarkan Agama

Agama Frekuensi (n) Persentase (%)

Islam 49 98

Kristen 1 2

Jumlah 50 100

Berdasarkan hasil penelitian tabel 5 di atas menunjukkan distribusi

agama pada pasien Kejang demam di Rumah Sakit Pelamonia Makassar

dengan jumlah total sampel 50 orang. Frekuensi terbanyak pada distribusi

agama pada pasien kejang demam di Rumah Sakit Pelamonia Makassar

adalah Agama Islam yaitu sebanyak 49 pasien dengan presentasi 98%.

f. Pengobatan

Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 50 orang pasien yang

dikumpulkan dari data rekam medik, maka peneliti memperoleh gambaran

mengenai pengobatan pada pasien kejang demam di Poli anak dahlia

Rumah Sakit Pelamonia Makassar.

Tabel 5.6 Distribusi Sampel Berdasarkan Pengobatan

Pengobatan Frekuensi (n) Persentase (%)

Diazepam IV 5 10

Diazepam Oral 3 6

Page 67: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

67

Diazepam Rectal 41 82

Diazepam Rectal dan

Diazepam Oral

1 2

Jumlah 50 100

Berdasarkan hasil penelitian tabel 6 di atas menunjukkan distribusi

pengobatan pada pasien Kejang demam di Rumah Sakit Pelamonia

Makassar dengan jumlah total sampel 50 orang. Frekuensi terbanyak pada

distribusi pengobatan pada pasien kejang demam di Rumah Sakit

Pelamonia Makassar adalah Diazepam rectal yaitu sebanyak 41 pasien

dengan presentasi 82%.

g. Lama Perawatan

Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 50 orang pasien yang

dikumpulkan dari data rekam medik, maka peneliti memperoleh gambaran

mengenai lama perawatan pada pasien kejang demam di Poli anak dahlia

Rumah Sakit Pelamonia Makassar.

Tabel 5.7 Distribusi Sampel Berdasarkan Lama Perawatan

Lama Perawatan (hari) Frekuensi (n) Persentase (%)

1 1 2

2 4 8

3 8 16

4 13 26

Page 68: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

68

5 12 24

6 4 8

7 4 8

9 3 6

10 1 2

Jumlah 50 100

Berdasarkan hasil penelitian tabel 7 di atas menunjukkan distribusi

lama perawatan pada pasien Kejang demam di Rumah Sakit Pelamonia

Makassar dengan jumlah total sampel 50 orang. Frekuensi terbanyak pada

distribusi lama perawatan pada pasien kejang demam di Rumah Sakit

Pelamonia Makassar adalah 4 hari yaitu sebanyak 13 pasien dengan

presentasi 26%. Rata-rata lama perawatan dari keseluruhan sampel pasien

kejang demam yaitu 4,68 hari.

Page 69: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

69

BAB VI

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data yang telah dilakukan

pada pasien kejang demam di Rumah Sakit Pelamonia Makassar, maka berikut

merupakan pembahasan tentang hasil penelitian yang didapatkan.

Pada pasien Kejang demam di Rumah Sakit Pelamonia Makassar tahun

2018 didapatkan 50 total sampel. Pada table 5.1, diketahui bahwa tipe kejang

demam simple adalah yang terbanyak yaitu 48 orang (96%), sedangkan tipe

kejang demam kompleks adalah yang paling sedikit yaitu 2 orang (4%).

Hal ini sesuai dengan penelitian Eskandarifar A, dkk (2017) yang

dilakukan di Rumah Sakit Besat, kota Sanandj, Iran yang menemukan tipe kejang

demam simpleks dengan presentase 81%. Juga penelitian Han Na Jang, MD dan

Eun Hye Lee, MD, PhD (2018) yang dilakukan di Departemen Pediatric, Kyung-

Hee University Hospital, Soul, menemukan tipe kejang demam simpleks >

kompleks dengan ratio presentasi 84,7% : 15%. Dan penelitian Yunita vivit

erdina, dkk (2016) yang dilakukan di RS DR. M. Djamil, Padang yang

menemukan tipe kejang demam simpleks dengan presentase 60%.

Pada pasien Kejang demam di Rumah Sakit Pelamonia Makassar tahun

2018 didapatkan 50 total sampel. Pada table 5.2, diketahui bahwa usia ≤1 tahun

adalah yang terbanyak yaitu 16 orang (32%), sedangkan usia 6 dan 8 tahun adalah

yang paling sedikit yaitu masing-masing 1 orang (2%).

Page 70: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

70

Hal ini sesuai dengan penelitian Pratiya Indra Gunawan dan Darto Saharso

(2012) yang dilakukan di Rumah Sakit Dr. Soetomo, Surabaya yang menemukan

usia <12 bulan adalah sampel terbanyak yaitu 77,5%. Dan penelitian Wardhani

A.K (2013), di RS Abdul Moeloek, Lampung yang meneliti pasien kejang demam

sederhana berusia 1 tahun. Dan juga penelitian Nindela Rini, dkk (2014) di Poli

anak Bagian Anak RS Muhammad Hoesin Palembang yang menemukan usia 1-2

tahun adalah kasus terbanyak.

Hal ini dikaitkan dengan dengan perkembangan otak anak. Anak di bawah

usia satu tahun rentan terkena kejang demam karena pada usia ini otak anak

sangat rentan terhadap peningkatan suhu tubuh yang mendadak. Pada usia 5

tahun, sebagian besar anak telah dapat mengatasi kerentanannya terhadap kejang

demam.22

Hal ini pun sejalan dengan teori bahwa insiden terjadinya kejang demam

terutama pada golongan anak umur 6 bulan sampai 4 tahun. Hampir 3 % dari anak

yang berumur di bawah 5 tahun pernah menderita kejang demam. Kejang demam

sangat tergantung kepada umur, 85% kejang pertama sebelum umur 4 tahun,

terbanyak diantara 17-23 bulan.

Adapun pada penelitian ini ditemukan adanya pasien kejang demam yang

berumur lebih dari 5 tahun. Hal ini sesuai dengan teori bahwa hanya sedikit yang

mengalami kejang demam pertama sebelum umur 5-6 bulan atau setelah berumur

5-8 tahun. Biasanya setelah berumur 6 tahun pasien tidak kejang demam lagi,

walaupun pada beberapa pasien masih dapat megalami sampai umur lebih dari 5-8

tahun.1

Page 71: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

71

Pada pasien Kejang demam di Rumah Sakit Pelamonia Makassar tahun

2018 didapatkan 50 total sampel. Pada table 5.3, diketahui bahwa jenis kelamin

laki-laki adalah yang terbanyak yaitu 33 orang (66%), sedangkan jenis kelamin

perempuan adalah yang paling sedikit yaitu 17 orang (34%).

Hal ini sesuai dengan penelitian Nindela Rini (2014) yang dilakukan di

Poli anak Bagian Anak RS Muhammad Hoesin Palembang yang menemukan

bahwa ratio perbandingan terjadinya kejang demam pada laki-laki dan perempuan

yaitu 1,3 : 1. Dan penelitian Hardika Made & Mahalini Dewi (2019) di RSUP

Sanglah Denpasar, menemukan perbandingan penderita kejang demam pada laki-

laki > perempuan. Dan juga penelitian Rani Syafni (2012) di RSUD dr. Pirngadi

Medan, yang menemukan kasus kejang demam pada laki-laki sebanyak 57,5%

dengan ratio 1,3 : 1.

Pertumbuhan dan perkembangan anak perempuan sedikit lebih cepat

dibandingkan anak laki- laki, sehingga pada anak perempuan lebih rentan

terhadap kenaikan suhu lebih rendah dibandingkan anak laki-laki.22

Pada pasien Kejang demam di Rumah Sakit Pelamonia Makassar tahun

2018 didapatkan 50 total sampel. Pada table 5.4, diketahui suku Makassar adalah

yang terbanyak yaitu 41 orang (82%), sedangkan suku Toraja adalah yang paling

sedikit yaitu 1 orang (2%). Hal ini kemungkinan disebabkan karena RS Pelamonia

Makassar merupakan salah satu Rumah Sakit rujukan tingkat 2 di Makassar jadi

memungkinkan pasiennya berasal dari berbagai daerah dan suku. Namun pada

penelitian ini, dominan pasien kejang demam bersuku Makassar, karena pasien

terbanyak adalah masyarakat domisili Makassar.

Page 72: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

72

Adapun berdasarkan studi literatur peneliti, data tentang kejadian kejang

demam di suku-suku Sulawesi selatan belum peneliti dapatkan.

Pada pasien Kejang demam di Rumah Sakit Pelamonia Makassar tahun

2018 didapatkan 50 total sampel. Pada table 5.5, diketahui agama Islam adalah

yang terbanyak yaitu 49 orang (98%), sedangkan agama Kristen adalah yang

paling sedikit yaitu 1 orang (2%). Hal ini kemungkinan disebabkan karena

Indonesia terutama di Sulawesi Selatan merupakan populasi penduduk dominan

beragama Islam. Adapun berdasarkan studi literatur peneliti, data tentang kejadian

kejang demam berdasarkan agama di Sulawesi selatan belum peneliti dapatkan.

Pada pasien Kejang demam di Rumah Sakit Pelamonia Makassar tahun

2018 didapatkan 50 total sampel. Pada table 5.6, diketahui pengobatan dengan

Diazepam rectal adalah yang terbanyak yaitu 41 orang (82%), sedangkan

pengobatan dengan diazepam oral adalah yang paling sedikit yaitu 3 orang (6%).

Hal ini dikarenakan apabila saat pasien datang dalam keadaan kejang, obat

yang paling praktis dan mudah untuk menghentikan kejang adalah diazepam

rectal. Menurut teori, pada umumnya kejang berlangsung singkat dan pada waktu

pasien datang, kejang sudah berhenti. Dan saat terjadi kejang berulang diberikan

diazepam intravena.

Untuk mencegah terulangnya kejang kembali dikemudian hari, penderita

yang menderita kejang demam sederhana diberikan diazepam secara oral untuk

profilaksis intermiten.

Page 73: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

73

Pada penelitian ini, penggunaan diazepam terbanyak kedua adalah dengan

bolus diazepam per intravena, kemungkinan hal ini dikarenakan pasien datang

setelah bangkitan kejang telah selesai, sehingga saat terjadi kejang demam yang

berulang maka perawat atau dokter langsung memberikan bolus diazepam IV.

Pada pasien Kejang demam di Rumah Sakit Pelamonia Makassar tahun

2018 didapatkan 50 total sampel. Pada table 5.7, diketahui Lama Perawatan 4 hari

adalah yang terbanyak yaitu 13 orang (826%), sedangkan lama perwatan 1 hari

dan 10 hari adalah yang paling sedikit yaitu masing-masing 1 orang (2%).

Hal ini sesuai dengan penelitian Wardhani, A.K (2013) yang dilakukan di

Rumah Sakit Abdul Moeloek, Lampung yang juga menemukan lama perawatan

terbanyak adalah 4 hari.

Tiap anak memiliki ambang kejang yang berbeda, pada anak yang ambang

kejangnya rendah, kejang telah terjadi pada suhu 38oC, sedangkan pada anak

dengan ambang kejang tinggi, kejang baru terjadi pada suhu 40oC atau lebih.23

Kejang demam yang berlansung singkat tidak berbahaya dan tidak

menimbulkan gejala sisa. Tetapi pada kejang yang berlangsung lama (lebih dari

15 menit) biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi

kontraksi otot skelet yang akhirnya menyebabkan hipoksemia, hiperkapnea,

asidosis lactate, hipotensi.23

Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu demam,

berlangsung singkat dengan sifat bangkitan dapat berbentuk tonik-klonik, tonik,

Page 74: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

74

klonik, fokal atau akinetik. Umumnya kejang berhenti sendiri. Begitu kejang

berhenti anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak, tetapi setelah beberapa

detik atau menit anak akan terbangun dan sadar kembali tanpa adanya kelainan

saraf. 23

Untuk menghindari berbagai risiko terjadinya kejang demam berulang,

maka suhu tubuh pasien harus di observasi selama beberapa jam-hari setelah

bangkitan pertama.

Adapun anak dengan lama perawatan hanya sehari, perlu diteliti kembali

apakah anak tersebut meninggal atau pihak keluarga meminta pulang setelah

bangkitan kejang selesai.

Masa keemasan (golden age) seorang anak adalah merupakan masa paling

penting bagi pembentukan pengetahuan dan prilaku anak. Menurut beberapa

penelitian para ahli mereka sepakat bahwa otak manusia itu mengalami proses

perkembangan dari tingkat yang paling dahsyat sampai kemudian melemah.

Menurut catatan Gordon Dryden dan Jeannette Vos, seperti ditulis dalam bukunya

Learning Revolution (1999), para peneliti membuktikan bahwa 50% kemampuan

belajar anak ditentukan dalam 4 tahun pertamanya, dan 30%-nya sebelum usianya

mencapai 8 tahun. Tapi ini tidak berarti bahwa si anak menyerap 50%

pengetahuan, atau 50% kearifan, atau 50% kecerdasan pada usia ke empat.

Maksudnya adalah, dalam empat tahun pertama itu anak membentuk jalur-jalur

belajar utama di otaknya (koneksi dalam otak). Materi apapun yang ia pelajari

nanti akan berdiri di atas dasar jalur-jalur itu.20

Page 75: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

75

Golden age adalah masa dimana jalur belajar anak tentang karakter, sikap,

intelek, emosi, dan moral manusia dibentuk. Semakin bagus kualitas

pengasuhannya, berarti semakin banyak dan bagus jalur belajar yang terbentuk di

otaknya. Phil Silva, Direktur Riset di Universitas Otago - New Zealand,

menyimpulkan bahwa anak yang pertumbuhan jalur belajarnya bermasalah pada

usia dini akan cenderung mengalamai masalah pada usia remaja.20

Dari beberapa sumber, usia 0 sampai 5 tahun adalah masa keemasan (golden

age) bagi perkembangan otak manusia. Sementara beberapa penelitian

menyebutkan bahwa kejadian kejang demam paling sering ditemukan pada usia 6

bulan sampai 5 tahun. Dan seperti yang kita ketahui, bahwa anak-anak merupakan

generasi penerus yang harus diperhatikan kualitasnya agar dapat memberi manfaat

bagi agama, bangsa, negara dan lingkungan sekitarnya. Sebagaimana firman Allah

dalam surah An Nisaa ayat 9 :

افوا ا خ ية ضع اف م ذر ه ف ل ن خ كوا م ر و ت ين ل ذ يخش ال ل و

ا يد د ل س ولوا قو ق ي ل و وا الل ق ت ي ل م ف ه ي ل ع

Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir

terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa

kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

Page 76: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

76

Allah subhanahuwata’ala berfirman dalam Al-Quran Surah Ath-Tahrim: 6,

الناس وقودها نارا وأهليكم أنفسكم قوا آمنوا الذين أيها يا يعصون ل شداد غلظ ملئكة عليها والحجارة أمرهم ما الل

يؤمرون ما ويفعلون

Yang artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;

penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah

terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan

apa yang diperintahkan.

Kewajiban orang tua adalah mendidik dan membesarkan anak menjadi

generasi yang berakhlakul karimah. Kewajiban sebagai seorang Muslim, adalah

menciptakan generasi emas berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Saw dan hal

itu dimulai dari keluarga masing-masing. Anak adalah titipan Allah dan bagi yang

dititipkan memiliki kewajiban menjadikan mereka generasi yang shalih dan

shalihah. Anak-anak di didik menjadi baik, penurut, sehat dan cerdas. Tumbuh

kembang anak yang terbesar adalah dari penglihatan dan pengamatan lingkungan

sekitar dan yang paling dekat dengan mereka adalah kedua orang tuanya, sehingga

orang tuanya diwajibkan memahami agama lebih jauh, secara Syamil

(Menyeluruh). 21

Maka dari itu, jika pada masa golden age atau masa keemasan anak-anak

terbina dan terjaga dengan baik maka kejadian kejang demam dapat dihindari.

Page 77: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

77

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Karakteristik pasien Kejang demam di Poli Anak Rumah Sakit Tingkat II

Pelamonia Makassar tahun 2018 sebagai berikut:

1. Tipe kejang demam yang paling banyak ditemui adalah kejang demam

sederhana (96%);

2. Kejang demam paling banyak ditemui pada usia <=1 tahun (32%);

3. Kejang demam lebih sering ditemui pada laki-laki daripada perempuan

dengan perbandingan 2:1;

4. Kejang demam paling banyak pada suku Makassar (82%);

5. Kejang demam paling banyak terjadi pada pasien beragama Islam

(98%);

6. Jenis pengobatan yang paling sering digunakan untuk pasien kejang

demam adalah diazepam rectal (82%);

7. Lama perawatan pasien Kejang demam yang paling sering adalah 4

hari (26%).

B. SARAN

Saran untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya penelitian lanjut

dapat dilakukan dengan menggunakan kuisioner sehingga dapat

mengeksplor variabel lain yang biasanya tidak terdapat di rekam medis

Page 78: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

78

atau melakukan penelitian analitik. Juga dapat menggunakan metode

kohort prospektif sehingga dapat menilai kejadian kejang demam berulang

pada responden yang diteliti.

Saran bagi petugas pelayanan kesehatan di RS Pelamonia

Makassar, yaitu mengembangkan teknik pencatatan rekam medik

berdasarkan teknologi agar rekam medik pasien lebih aman dan lebih

mudah dicari saat dibutuhkan kembali untuk kepentingan tertentu.

C. KETERBATASAN PENELITIAN

1. Hanya menggunakan rekam medik sehingga hanya sedikit informasi

yang bisa didapatkan.

2. Pengambilan sampel hanya dilakukan satu kali sehigga minim

informasi yang bisa didapatkan oleh peneliti.

3. Penelitian ini hanya menggunakan factor risiko seperti jenis kelamin

dan usia sementara masih ada factor lain yang bisa diteliti seperti

riwayat penyakit keluaga, suhu, dan riwayat penyakit pasien

sebelumnya.

Page 79: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

79

DAFTAR PUSTAKA

1. Wardhani, AK. Kejang Demam Sederhana pada Anak Usia Satu Tahun.

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 2013; 1(1): 57-63.

2. Gunawan PI, Saharso D. Faktor Risiko Kejang Demam Berulang pada Anak.

Media Medika Indonesiana. 2012; 46(2): 76-79.

3. Fauzia NA. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Mengenai Kejang demam

di Puskesmas Ciputat Timur 2012 [skripsi]. Jakarta : Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah; 2012.

4. Eskandarifar A, Fatolahpor A, Asadi G, Gaderi I. The Risk Factors in

Children with Simple and Complex Febrile Seizures: An Epidemiological

Study. International Journal Pediatri. 2017; 5 (42): 5138-5143.

5. Kastiano RFD. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Sikap Orang Tua

Dalam Penatalaksanaan Kejang Demam Pada Balita Usia 1-5 Tahun Di

Rumah Sakit Cito Karawang Tahun 2016.

6. Laino D, Mencaroni E, Esposito S. Management of Pediatric Febrile Seizure.

International Journal of Environmental Research and Public Health. 2018;

15(2232): 1-6.

7. Delpisheh A, Veisani Y, Sayehmiri K, Fayyazi A. Febrile Seizures: Etiology,

Prevalence, and Geographical Variation. Iran J Child Neurol. 2014; 8(3):30-

37.

8. Chung S. Ferbrile Seizures. Korean J Pediatr 2014;57(9):384-395.

Page 80: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

80

9. Khair AM, Elmagrabi D. Febrile Seizures and Febrile Seizure Syndromes: An

Updated Overview of Old and Current Knowledge. Neurology Research

International. 2015 : 1-7.

10. Arief RF. Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta : RSI Cempaka Putih.

2015; 42(9): 658-661.

11. Fuadi, Bahtera T, Wijayahadi N. Faktor Risiko Bangkitan Kejang demam.

Sari Pediatri. 2010; 12(3): 142-148.

12. Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati

ED, Yuliarti K. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia

Edisi II. IDAI; 2011.

13. Rahmawati P, Muldjoharjono H. Meaning of Illness dalam Perspektif

Komunikasi, Kesehatan dan Islam. Jurnal Komunikasi Islam. 2016; 06(2):

326-329.

14. Nindela Rini, dkk. Karakteristik Penderita Kejang Demam di Poli anak

Bagian Anak Rumah Sakit Muhammad Hoesin Palembang. Jurnal

Kedokteran dan Kesehatan. 2014; 1(1): 41-45.

15. Hardika, Made Sebastian Dwi Putra & Mahalini, Dewi Sutriani. Faktor-

Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kejang Demam Berulang pada

Anak di RSUP Sanglah Denpasar. E-Jurnal Medika. 2019; 8(4): 1-9.

16. Irawan, Melissa. Gambaran Deskriptif Penderita Anak dengan Kejang

Demam Sederhana di Rumah Sakit PHC Surabaya tahun 2013 [skripsi].

Surabaya : Prodi Pendidikan Dokter Universitas Katolik Widya Mandala;

2014.

Page 81: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

81

17. Han Na Jang & Eun Hye Lee. Impact of Influenza Infection on Febrile

Seizures: Clinical Implication. J Korean Chlid Neurol Soc. 2018; 26(4): 221-

226.

18. Kimia, Amir A. et al. Febrile Seizures : Emergency Medicine Perspective.

Emergency and Critical Care Medicine. 2015; 27(3) : 292-297.

19. Ismet. Kejang Demam. J Kesehatan Melayu. 2017; 1(1): 41-44.

20. Voa-islam. 2009. Masa Keemasan Anak. Available from : https://www.voa-

islam.com/read/muslimah/2009/07/25/456/masa-keemasan-anak/ [Accesed

16 Feb 2020; 09.05 WITA].

21. Media Harapan. 2017. Menyiapkan Generasi Emas berdasarkan Al-Quran

dan Sunnah Available from : https://mediaharapan.com/menyiapkan-generasi-

emas-berdasarkan-al-quran-dan-sunnah/ [Accesed 16 Feb 2020; 09.35

WITA].

22. Yunita Vivit Erdina, et all. Gambaran Faktor yang Berhubungan dengan

Timbulnya Kejang Demam Berulang pada Pasien yang berobat di Poliklinik

Anak RS DR. M Djamil Padang Periode Januari 2010 – Desember 2012.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 5(3): 705-709.

23. Purwanti, Okti Sri & Maliya, Arina. Kegawatdaruratan Kejang demam.

Berita Ilmu Keperawatan. 2008; 1(2): 97-100.

24. Unit Kerja Koordinasi Neurologi IDAI. Rekomendasi Penatalaksanaan

Kejang Demam. 2016.

Page 82: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

82

Lampiran 1

No No.

Register Nama Pasien

Karakteristik

Tipe

Kejang

Demam

Usia Jenis

Kelamin Suku Agama

Jenis

Pengobatan

Lama

Perawatan

1 25 01 88 Rizki Simple 5 th L Makassar Islam Diazepam

rectal 6 hr

2 27 40 71 Saiyed Al

Ghazali simple 2 th L Makassar islam

Diazepam

rectal 6 hr

3 27 95 52 M. Rifki simple 5 th L Makassar islam Diazepam oral 4 hr

4 28 93 25 Risma Dwi simple 8 th P Makassar Islam Diazepam IV 2 hr

5 29 01 71 Raffi Al-Farth simple 3 th L Makassar Islam Diazepam

rectal 7 hr

6 29 89 71 Asirah simple 7 th P Makassar Islam Diazepam

rectal 4 hr

7 30 43 01 Sarah Aulia simple 5 th P Makassar Islam Diazepam

rectal 5 hr

8 30 71 09 M. Ghaly Afaya simple 4 th L Makassar islam Diazepam

rectal 5 hr

9 31 65 01 Ratifah Kompleks 3 th P Bugis Islam Diazepam

rectal 4 hr

10 31 65 70 Nur azizah simple 3 th P Makassar Islam Diazepam

rectal 3 hr

11 32 00 84 M. Bagindo Simple 5 th L Makassar Islam Diazepam

rectal 5 hr

12 32 56 02 Faiqah Z. Simple 1 th P Makassar Islam Diazepam

rectal 5 hr

13 59 34 65 Keyla Adriana Simple 4 th P Makassar Islam Diazepam

rectal 9 hr

14 59 80 58 Nur Aulia Suci Simple 1 th P Makassar Islam Diazepam

rectal 4 hr

15 59 81 59 Dzafira Talita Simple 3 th P Makassar Islam Diazepam IV 4 hr

Page 83: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

83

16 60 00 39 M. Farid Simple 1 th L Makassar Islam Diazepam

rectal 5 hr

17 60 20 59 Kiandra Zhafran Simple 1 th L Makassar Islam Diazepam

rectal 3 hr

18 60 29 92 Alifa Ayudia Simple 2 th P Selayar Islam Diazepam

rectal 3 hr

19 61 48 21 M. Fairuz Simple 2 th L Makassar Islam Diazepam

rectal 3 hr

20 61 50 58 Rahman Harun Simple 4 th L Bugis Islam Diazepam

rectal 1 hr

21 61 77 44 Abd. Rahman Simple 4 th L Bugis Islam Diazepam

rectal 5 hr

22 61 77 80 M. Aslam Simple 4 th L Makassar Islam Diazepam

rectal 4 hr

23 61 90 57 M. Arsyad Simple 1 th L Makassar Islam Diazepam

rectal 4 hr

24 61 93 49 M. Aditya Simple 2 th L Makassar Islam Diazepam

rectal 5 hr

25 62 08 03 M. Arifin Coni Simple 1 th L Makassar Islam Diazepam

rectal 6 hr

26 62 21 66 Reski Ramadhan Simple 5 th L Makassar Islam Diazepam IV 2 hr

27 62 26 40 M. Adnan Simple 2 bl L Makassar Islam Diazepam

rectal 5 hr

28 62 28 49 Yudhistira Simple 6 th L Makassar Islam Diazepam IV 2 hr

29 62 39 33 Abizar Faizar Simple 1 th L Makassar Islam Diazepam

rectal 7 hr

30 62 41 15 Ibrohim Simple 3 th L Makassar Islam Diazepam

rectal 3 hr

31 62 53 55 M. Raihan Simple 1 th L Makassar Islam Diazepam

rectal 3 hr

32 62 53 69 Fauzan Simple 7 bl L Makassar Islam Diazepam oral 3 hr

33 62 58 99 M. Fahri Simple 5 th L Bugis Islam Diazepam

rectal 3 hr

Page 84: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

84

34 62 68 13 M. Faisal Simple 9 bl L Makassar Islam Diazepam oral 2 hr

35 62 71 80 M. Nizam Simple 3 th L Makassar Islam Diazepam

rectal 4 hr

36 62 86 67 Nur labibah Simple 1 th P Bugis Islam Diazepam

rectal 10 hr

37 62 95 56 Nur Aulia Putri Simple 2 th P Bugis Islam Diazepam

rectal 5 hr

38 62 99 79 Kayla Simple 2 th P Makassar Islam Diazepam IV 5 hr

39 63 12 95 Aiman simple 5 th L Makassar Islam Diazepam

rectal 5 hr

40 63 27 22 M. Fathur

Rahman Simple 4 th L Bugis Islam

Diazepam

rectal &

Diazepam oral

5 hr

41 63 34 68 M. Arkam Simple 2 th L Makassar Islam Diazepam

rectal 7 hr

42 63 35 28 Ghasia Hafizah Simple 9 bl P Makassar Islam Diazepam

rectal 4 hr

43 63 54 67 Dion Silis Pedro Simple 3 th L Toraja Kristen Diazepam

rectal 6 hr

44 63 60 01 Nurfadillah Simple 2 th P Makassar Islam Diazepam

rectal 4 hr

45 63 73 43 Aprilia Kompleks 7 th P Makassar Islam Diazepam

rectal 4 hr

46 63 73 44 Awal Simple 1 th L Makassar Islam Diazepam

rectal 5 hr

47 63 93 42 M. Basira

Syaputra Simple 5 bl L Makassar Islam

Diazepam

rectal 6 hr

48 63 98 85 M. Farham Simple 1 th L Makassar Islam Diazepam

rectal 7 hr

49 63 99 14 M. Al Fajrin Simple 3 th L Makassar Islam Diazepam

rectal 4 hr

50 64 04 18 Erlita Simple 11

bl P Makassar Islam

Diazepam

rectal 4 hr

Page 85: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

85

Lampiran 2

Frequencies

Statistics

TKD Usia JK Suku Agama PO LP

N Valid 50 50 50 50 50 50 50

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Mean 2.9000 4.6800

Median 2.5000 4.0000

Frequency Table

TKD

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kompleks 2 4.0 4.0 4.0

Simple 48 96.0 96.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 16 32.0 32.0 32.0

2.00 9 18.0 18.0 50.0

3.00 8 16.0 16.0 66.0

4.00 6 12.0 12.0 78.0

5.00 7 14.0 14.0 92.0

6.00 1 2.0 2.0 94.0

7.00 2 4.0 4.0 98.0

8.00 1 2.0 2.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Page 86: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

86

JK

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid L 33 66.0 66.0 66.0

P 17 34.0 34.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Suku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Bugis 8 16.0 16.0 16.0

Makassar 41 82.0 82.0 98.0

Toraja 1 2.0 2.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Agama

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Islam 49 98.0 98.0 98.0

Kristen 1 2.0 2.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

PO

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Diazepam IV 5 10.0 10.0 10.0

Diazepam oral 3 6.0 6.0 16.0

Diazepam rectal 41 82.0 82.0 98.0

Diazepam rectal &

Diazepam oral

1 2.0 2.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Page 87: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

87

LP

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 1 2.0 2.0 2.0

2.00 4 8.0 8.0 10.0

3.00 8 16.0 16.0 26.0

4.00 13 26.0 26.0 52.0

5.00 12 24.0 24.0 76.0

6.00 4 8.0 8.0 84.0

7.00 4 8.0 8.0 92.0

9.00 3 6.0 6.0 98.0

10.00 1 2.0 2.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Page 88: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

88

Page 89: digilibadmin.unismuh.ac.id · Makassar Pada Tahun 2018” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

89