Top Banner
PROSPEK BIOETANOL SEBAGAI PENGGANTI MINYAK TANAH
26

makalah TPI

Feb 10, 2016

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: makalah TPI

PROSPEK BIOETANOL SEBAGAI PENGGANTI

MINYAK TANAH

Page 2: makalah TPI

AJENG AYU PUSPASARI (1115041001)

ALIEF NURTENDRON (1115041002)

BAARIKLIE MUBAAROKAH

(1115041007) M. NURUL HIDAYAT (1115041026)

RAINAL RAHMAN (1115041039)

RINA SEPTIANA (1115041042)

Page 3: makalah TPI

Bioetanol

Bioetanol (C2H5OH) merupakan salah satu biofuel yang hadir

sebagai bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan dan

sifatnya yang terbarukan. Merupakan bahan bakar alternatif

yang diolah dari tumbuhan yang memiliki keunggulan karena

mampu menurunkan emisi CO2 hingga 18%, dibandingkan

dengan emisi bahan bakar fosil seperti minyak tanah.

Page 4: makalah TPI

Bioetanol dapat diproduksi dari berbagai bahan baku yang

banyak terdapat di Indonesia, sehingga sangat potensial

untuk diolah dan dikembangkan karena bahan bakunya

sangat dikenal masyarakat. Tumbuhan yang potensial

untuk menghasilkan bioetanol antara lain tanaman yang

memiliki kadar karbohidrat tinggi, seperti tebu, nira, aren,

sorgum, ubi kayu, jambu mete (limbah jambu mete), garut,

batang pisang, ubi jalar, jagung, bonggol jagung, jerami,

dan bagas (ampas tebu).

Page 5: makalah TPI

Bahan bakar berbasis produk proses biologi

seperti bioetanol dapat dihasilkan dari hasil

pertanian yang tidak layak/tidak dapat

dikonsumsi, seperti dari sampah/limbah pasar,

limbah pabrik gula (tetes/mollases). Yang penting

bahan apapun yang mengandung karbohidrat

(gula,pati,selulosa, dan hemiselulosa) dapat

diproses menjadi bioetanol.

Page 6: makalah TPI

Melalui proses sakarifikasi (pemecahan gula komplek

menjadi gula sederhana), fermentasi, dan distilasi, bahan-

bahan tersebut dapat dikonversi menjadi bahan bakar

bioetanol. Untuk menjaga kestabilan pasokan bahan pangan

sebaiknya bioetanol diproduksi dari bahan-bahan yang

tidak layak/tidak dapat dikonsumsi, seperti singkong gajah

yang beracun, sampah atau limbah apapun yang

mengandung karbohidrat, melalui proses sakarifikasi dan

seterusnya (pemecahan gula seperti tersebut di atas), bahan-

bahan tersebut dapat dikonversi pula menjadi bioetanol.

Page 7: makalah TPI

POTENSI SUMBER BIOETANOL

A. Sagu

Pohon penghasil sagu (Metroxylon spp) termasuk jenis palma yang banyak tumbuh di Indonesia bagian Timur. Sagu merupakan salah satu komoditas hasil hutan bukan kayu (HHBK) dimana kandungan karbohidratnya lebih tinggi dari pada kandungan tanaman lainnya. Secara alami tumbuhan sagu tersebar hampir di setiap pulau atau kepulauan di Indonesia.

Page 8: makalah TPI

Potensi sagu sangat tinggi dan sudah saatnya

dilakukan pemanfaatan pohon sagu agar tidak

mubazir. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Hasil Hutan, telah merintis pemanfaatan sagu

menjadi bioetanol, baik skala laboratorium mapun

skala usaha kecil. Dan ini merupakan penelitian

awal dalam rangka menuju optimalisasi produksi

dan produktivitas bioetanol dari sagu.

Page 9: makalah TPI

Pati sagu disebut juga poliglukosa, karena unit monomernya glukosa. Kemurnian sagu pada pati sangat tinggi karena rendahnya kandungan senyawa lain, sehingga pati sagu sangat cocok digunakan sebagai bahan baku pembuatan dekstrin, dekstrose, gula, dan produk turunan lainnya. Bioetanol dari sagu berasal dari dua bagian yaitu pati sagu dan serat sagu.

Page 10: makalah TPI

Sedangkan prosesnya berlangsung dalam empat

tahapan yaitu:

a. hidrolisa bahan menjadi oligosakarida

b. hidrolisa oligosakarida menjadi gula

(monosakarida)

c. konversi gula menjadi bioetanol

d. pemurnian bioetanol.

Page 11: makalah TPI

Langkah-langkah pembuatan bioetanol berbahan sagu sebagai berikut:

Page 12: makalah TPI

B. Tandan Kosong Kelapa Sawit

Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah

biomassa berserat selulosa yang memiliki potensi besar

dengan kelimpahan cukup tinggi. TKKS merupakan hasil

samping dari pengolahan minyak kelapa sawit yang

pemanfaatannya masih terbatas sebagai pupuk, bahan baku

pembuatan matras, dan media bagi pertumbuhan jamur serta

tanaman. potensi bioetanol dari TKKS adalah sebesar 2.000 juta liter atau menghasilkan panas setara dengan menggunakan 1446.984 liter bensin .

Page 13: makalah TPI

c. Ganyong (Canna edulis)

Di Indonesia ganyong (Canna edulis) merupakan

tanaman yang memiliki banyak manfaat, antara lain

umbi mudanya untuk sayuran, umbi tuanya dapat

diekstrak patinya untuk dibuat tepung, sedangkan

daun dan tangkainya digunakan untuk pakan ternak.

Umbi ganyong mengandung karbohidrat yang cukup

tinggi sehingga berpotensi sebagai bahan dasar untuk

produksi glukosa dan fermentasi etanol.

Page 14: makalah TPI

d. Nira Sorgum (Sorgum bicolor)

Sorgum (Sorgum bicolor L.) merupakan salah satu jenis

tanaman serealia yang mempunyai potensi besar dikembangkan

di Indonesia karena mempunyai area adaptasi yang luas.

Sorgum merupakan tanaman bukan asli Indonesia, melainkan

berasal dari Ethiopia dan Sudan Afrika. Di Indonesia sorgum

mempunyai beberapa nama seperti gandrung, jagung pari, dan

jagung cantel. Nira sorgum yang berasal dari batang tanaman sorgum dapat dimanfaatkan untuk membuat bioetanol, karena komposisi nira sorgum hampir sama dengan nira tebu

Page 15: makalah TPI

e. Tetes Tebu

Pada molase atau tetes tebu terdapat kurang lebih 60% selulosa

dan 35,5% hemiselulosa (dasar berat kering). Kedua bahan

polisakarida ini dapat dihidrolisis menjadi gula sederhana (mono

dan disakarida) yang selanjutnya difermentasi menjadi etanol. Di

Indonesia potensi produksi molase ini per ha kurang lebih 10–15

ton, Jika seluruh molase per ha ini diolah menjadi ethanol fuel

grade ethanol (FGE), maka potensi produksinya kurang lebih

766 hingga 1.148 liter/ha FGE. Produksi bioetanol berbahan

baku molase layak diusahakan karena tingkat keuntungan

finansialnya mencapai 24%.

Page 16: makalah TPI

f. Jerami Padi

Jerami padi mengandung kurang lebih 39% selulosa dan

27,5% hemiselulosa (dasar berat kering). Kedua bahan

polisakarida ini, sama halnya dengan tetes tebu dapat

dihidrolisis menjadi gula sederhana yang selanjutnya dapat

difermentasi menjadi bioetanol. Potensi produksi jerami padi

per ha kurang lebih 10-15 ton, keadaan basah dengan kadar

air kurang lebih 60%. Potensi bioetanol dari jerami padi

menurut Kim dan Dale (2004) dalam Patel dan Shoba (2007),

adalah sebesar 0,28 l/kg jerami.

Page 17: makalah TPI

g. Bonggol Pisang (Musa paradisiaca)

Bonggol pisang (Musa paradisiaca) memiliki komposisi

76% pati (karbohidrat), 20% air, sisanya adalah protein

dan vitamin (Yuanita, 2008). Kandungan korbohidrat

bonggol pisang tersebut sangat berpotensi sebagai sumber

bioetanol. Bonggol pisang juga dapat dimanfaatkan untuk

diambil patinya, dimana pati tersebut menyerupai pati

tepung sagu dan tepung tapioka. Bahan berpati yang

digunakan sebagai bahan baku bioetanol.

Page 18: makalah TPI

h. Singkong Karet

Singkong karet atau singkong gajah merupakan salah

satu jenis pohon singkong dimana umbinya

mengandung senyawa beracun, yaitu asam sianida

(HCN), sehingga umbi tersebut tidak diperdagangkan

dan kurang dimanfaatkan oleh masyarakat. Oleh

karena itu sangat tepat sekali bila singkong karet

tersebut ini digunakan sebagai bahan baku bioetanol.

Page 19: makalah TPI

i. Talas (Colocasia esculenta)

Tanaman ini tumbuh dengan baik di tanah yang

basah dengan temperatur 25 – 30oC dan dengan

kelembaban yang tinggi. Tanaman ini toleran

terhadap naungan (tempat teduh) dan ditanam

sebagai tumbuhan selingan pada pertanian. Kadar

pati umbi talas 66,8% dengan kadar air sekitar 7,2%.

Page 20: makalah TPI

PROSES PRODUKSI BIOETANOL MENJADI

BAHAN BAKAR MINYAK TERBARUKAN

Bioetanol sebagai bahan bakar minyak terbarukan

lebih mudah didapatkan karena proses produksi

bioetanol yang juga mudah. Bahkan sumber bioetanol

pun juga mudah didapatkan, terutama di Indonesia.

Page 21: makalah TPI

Berikut tahap proses produksi bioetanol:

1. Proses Pembentukan Bioetanol - Proses

Hidrolisis

2. Proses Pembentukan Bioetanol - Proses

Fermentasi

3. Proses Pembentukan Bioetanol - Proses Destilasi

Page 22: makalah TPI

BIOETANOL SEBAGAI SUMBER ENERGI

TERBARUKAN RAMAH LINGKUNGAN

Penggunaan bioetanol sebagai campuran bahan bakar

minyak (BBM) dapat mengurangi emisi karbon monooksida

dan senyawa lain(asap, gas, dan partikel padat timbal) dari

kendaraan. Hal ini sudah dibuktikan oleh beberapa negara

yang sudah lebih dulu mengaplikasikan bioetanol tersebut,

seperti Brasil dan Jepang.

Page 23: makalah TPI

Perkembangan bisnis bioetanol di

Indonesia seharusnya juga bisa menyamai kedua negara tersebut. Dengan melimpahnya bahan baku, seharusnya kita bisa menggantikan sebagian pemakaian BBM yang sudah semakin langka dengan bioetanol. Selain untuk bahan bakar, bioethanol (FGE) dapat digunakan untuk industri kimia, farmasi, kedokteran, kosmetik, bahan baku aneka minuman, dan sebagainya.

Page 24: makalah TPI

KESIMPULAN Pemanfaatan campuran bio-ethanol dengan

premium secara umum dapat berdampak pada pengurangan emisi gas rumah kaca. Disamping itu, pencampuran bio-ethanol dengan premium dapat mengurangi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri dan mendorong program diversifikasi (penganeka ragaman) energy, serta mendorong terciptanya pemanfaatan energi yang berwawasan lingkungan, mendorong berkembangnya industri lokal selanjutnya mendorong terciptanya lapangan kerja di daerah, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah .

Page 25: makalah TPI

Pencampuran Ethanol/bio-ethanol dengan premium dapat meningkatkan nilai oktan premium, dimana nilai oktan untuk 98% ethanol/bio-ethanol adalah sebesar 115, selain itu mengingat ethanol/bio-ethanol mengandung 30% oksigen, sehingga ethanol/bio-ethanol dapat dikatagorikan sebagai high octane gasoline (HOG) yang merupakan bahan pencampur premium dengan angka oktan 88.

Page 26: makalah TPI

SEKIAN DAN TERIMA KASIH