Pendahuluan Baik disadari maupun tidak, tubuh manusia selalu
melakukan gerak. Bahkan seseorang yang memiliki ketidaksempurnaan
alat gerak pun tetap melakukan gerak. Saat tersenyum, mengedipkan
mata, atau bernapas sesungguhnya telah terjadi gerak yang
disebabkan oleh kontraksi otot. Dalam satu hari, banyak aktivitas
yang kita lakukan, misalnya mandi, makan, berjalan, berlari,
berolahraga, dan sebagainya. Manusia dapat melakukan segala macam
aktivitas bergerak itu karena dia memiliki sistem organ gerak yaitu
sistem muskuloskeletal..Gerak adalah suatu tanggapan terhadap
rangsangan baik dari dalam maupun dari luar. Gerak tidak terjadi
begitu saja. Gerak terjadi melelui mekanisme yang rumit dan
melibatkan banyak bagian tubuh. Gerak pada manusia disebabkan oleh
kontraksi otot yang menggerakkan tulang. Jadi, gerak merupakan
kerjasama antara tulang dan otot. Maka dari itu, tubuh manusia
terdapat sistem muskuloskeletal yang berperan dalam situasi
tersebut. Muskuloskeletal terdiri dari otot dan tulang. Tulang
sebagai alat gerak pasif karena hanya mengikuti kendali otot,
sedangkan otot disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi,
sehingga mampu menggerakan tulang.
Pembahasan Mekanisme Kontraksi OtotTransmisi impuls dari saraf
ke otot rangka melalui sinapsis neuro muscular. Otot rangka
diinervasi oleh serabut saraf yang bermielin yang asalnya sebagian
besar dari medula spinata akhir dari saraf membuat hubungan dengan
otot lewat sinapsis neuro muscular. Sinap akso muscarini terjadi
penghantaran rangsang dari serabut saraf ke otot. Dimana neuro
transmiternya berupa asetil kolin yang akan ditangkap oleh
reseptornya pada membran sel otot. Kemudian akan timbul potensial
aksi disepanjang membran otot yang akan menyebabkan kontraksi otot.
Terdapat tubulus T (transverse tubulus) yang merupakan suatu kanal
yang masuk ke sel otot, yang berada di samping miofibril. Potensial
aksi pada membran sel otot akan mencapai miofibril melalui tubulus
T. Disekitar miofibril terdapat retikulum sarkoplasmik yang
mengitari miofibril. Ketika potensial aksi mencapai retikulum sarko
plasmik maka menyebabkan pompa Ca+ dari retikulum sarkoplasmik ke
miofibril.1Miofibril tersusun dari komponen aktin dan miosin.
Filamen aktin tanpa kehadiran kompleks tropomiosin-tropomin akan
berikatan kuat dengan miosin jika ada magnesium dan ATP. Pada
kenyataanya terdapat kompleks tropomin-tropomiosin yang menutup
sisi aktif pada aktin sehingga tidak terjadi ikatan antara aktin
dan miosin.Tahapan-tahapan kontraksi pada aktin dan myosin:
a. Sebelum kontraksi dimulai kepala miosin berikatan dengan ATP.
ATPase pada kepala miosin secara cepat akan memecah ATP menjadi ADP
dan Pi. Pada tahap ini konformasi dari kepala miosin akan bergerak
ke depan tegak lurus terhadap aktin, tanpa berikatan dengan aktin.
b. Selanjutnya sekresi ion kalsium dari retikulum sarkoplasmik
dalam jumlah besar sebagai respon dari potensial aksi. Ion kalsium
akan berikatan dengan troponin, dimana troponin pada tahap
selanjutnya akan menggerakkan tropomiosin menjauhi sisi aktif dari
aktin. Kemudian kepala miosin akan berikatan dengan aktin pada sisi
aktif itu.c. Ikatan antara kepala miosin dan sisi aktif aktin
menyebabkan perubahan konformasi dari kepala miosin, menyebabkan
kepala miosin menarik filamen aktin bergerak ke arah garis M.
Terjadi overlaping antara filamen aktin yang menyebabkan pemendekan
pada zona H dan zona I zona A tetap.d. Ketika kepala miosin
bergerak miring menuju garis M terjadi pelepasan ADP and Pi. Hal
ini akan menyediakan sisi ikatan baru untuk ATP. Ikatan ATP dengan
kepala miosin akan menyebabkan lepasnya ikatan antara kepala miosin
dengan aktin.e. Setelah kepala lepas dari aktin molekul ATP baru
yang terikat tadi akan dipecah menjadi ADP dan Pi.f. Kemudian
kepala miosin akan berikatan dengan sisi aktif aktin yang baru.g.
Proses ini akan berlangsung lagi dan lagi sampai aktin tertarik
sampai garis.1
Gambar. Mekanisme kontraksi otot (sumber:
http://lenkabelajar.blogspot.com/2012/09/artikel-kontraksi-otot-rangka.html
Relaksasi (terjadi akibat transport aktif kembali ke retikulum
sarkoplasmik)1. Konsentrasi ion kalsium di dalam retikulum
sarkoplasmik,2. Ion kalsium berdifusi menjauhi troponin,3. Troponin
dan tropomiosin kemudian membenahi posisi dengan memblok sisi aktif
dari molekul aktin,4. Jembatan penyeberangan tidak terbentuk
kembali, dan terjadilah relaksasi muskulus,5. Transport aktif ion
kalsium ke dalam retikulum sarkoplasmik juga membutuhkan ATP
Gambar.relaksasi otot(sumber: Anatomi dan fisiologi)
Mekanisme Kelelahan Otot (Fatigue)
Kontraksi merupakan hal terpenting dari otot. Hal ini berkaitan
dengan penggunaan adenosin triposphate (ATP) sebagai energi
kontraksi. Mekanisme kontraksi otot berlangsung melalui daur reaksi
yang kompleks. Hal ini dapat dijelaskan melalui teori pergeseran
filamen (sliding filament theory). Keseluruhan proses membutuhkan
energi yang diperoleh dari ATP yang disimpan dalam kepala miosin.
Tahapan kontraksi otot hingga relaksasi.Pada neuromuscular
junction, asetilkolin dilepaskan dari synaptic terminal menuju
reseptor dalam sarkomer. Hasil perubahan potensial transmembran
dari serabut otot akan menghasilkan pontensial aksi yang menyebar
melintasi seluruh permukaan dan sepanjang tubulus T. Retikulum
sarkoplasma melepaskan cadangan ion kalsium, sehingga meningkatkan
konsentrasi kalsium di sarkoplasma dan sekitar sarkomer. Ion
Kalsium berikatan dengan troporin dan menghasilkan perubahan
orientasi kompleks troponin-tropomiosin yang terlihat pada bagian
yang aktif dari aktin,meosin cross bridgeterbentuk pada saat kepala
miosin berikatan dengan bagian yang aktif.Kontraksi otot dimulai
sebagai siklus yang berulang darimeosin cross bridge.Siklus ini
terjadi dengan adanya hidrolisa ATP. Proses ini menimbulkan
pergeseran filamen dan pemendekan serabut otot. Pontensial aksi
dibangkitkan dengan adanya pemecahan asetikolin oleh
asitilkolinesterase.Retikulum sarkoplasma akan menyerap kembali ion
kalsium sehingga konsentrasi ion kalsium menurun. Saat mendekati
fase istirahat, kompleks troponin-tropomiosin akan kembali ke
posisi awal. Sehingga mencegah interaksi cross bridge lebih lanjut.
Tanpa interaksi cross bridge lebih lanjut maka pergeseran filamen
tidak akan timbul dan kontraksi akan berhenti.Relaksasi otot akan
terjadi dan otot akan kembali secara pasif pada resting
lenght.Selama ATP tersedia daur tersebut dapat terus berlangsung.
Pada keadaan kontraksi, ATP yangtersedia didalam otot akan habis
terpakai 1 detik. Oleh karena itu, ada jalur metabolisme
produktifyang menghasilkan ATP. ATP dengan bantuan kretin kinase
akan segera menjadi kretin pospat. Persediaan kretin pospat ini
hanya cukup untuk beberapa detik, selanjutnya ATP diperoleh dari
posforilasi oksidatif. Apabila oksigen tidak cukup maka asam
piruvat akan diubah menjadi asam laktat, yang apabila menumpuk akan
terjadi kelelahan otot.Selama latihan berat banyak oksigen dibawah
kedalam otot, tetapi oksigen yang mencapai sel otot tidak cukup.
Asam laktat akan menumpuk dan berdifusi ke dalam cairan jaringan
dan darah. Keberadaan asam laktat di dalam darah akan merangsang
pusat pernafasan sehingga frekuensi dan kedalaman napas pun
meningkat. Hal ini berlangsung terus-menerus, bahkan setelah
kontrasi itu selesai sampai jumlah oksigen cukup untuk memungkinkan
sel otot dan hati mengoksidasi asam laktat dengan sempurna menjadi
glikogen.
Faktor- Faktor Penyebab Kelelahan Otot1. Penumpukan asam
laktatTerjadinya kelelahan otot yang disebabkan oleh penumpukan
asam laktat telah lama dicurigai. Penumpukan asam laktat pada
intramuscular dengan menurunnya puncak tegangan (ukuran dari
kelelahanapabila rasio asam laktat pada otot merah dan otot putih
meningkat, puncak tegangan otot menurun. Jadi bisa diartikan bahwa
besarnya kelelahan pada serabut-serabut otot putih berhubungan
dengan besarnya kemampuan mereka untuk membentuk asam laktat.
Pendapat bahwa penumpukan asam laktat menyertai didalam proses
kelelahan selanjutnya diperkuat oleh fakta dimana dua mekanisme
secara fisiologi yang karenanya asam laktat menghalang-halangi
fungsi otot. Kedua mekanisme tersebut tergantung kepada efek asam
laktat pada pH intra selular atau konsentrasi ion hydrogen
(H).Dengan meningkatnya asam laktat, konsentrasi H meningkat, dan
pH menurun. Di pihak lain, peningkatan konsentrasi ion H
menghalangiproses rangkaian eksitasi, oleh menurunnya sejumlah Ca
yang dikeluarkan dari reticulum sarkoplasma dan gangguan kapasitas
mengikat troponin. Peningkatan konsentrasi ion H juga menghambat
kegiatan fosfofruktokinase, enzim kunci yang terlibat di dalam
anaerobic glikolisis. Demikian lambatnya hambatan glikolisis,
mengurangi penyediaan ATP untuk energi.
2. Pengosongan penyimpanan ATP dan PCKarena ATP merupakan sumber
energi secara langsung untuk kontraksi otot, dan PC dipergunakan
untuk Resintesa ATP secepatnya,pengosongan Fosfagen intraseluler
mengakibatkan kelelahan. Bahwa kelelahan tidak berasal dari
rendahnya fosfagen didalam otot . Penelitian terhadap otot katak
yang dipotong pada otrot sartoriusnya. Sebagai contoh, telah
diingatkan bahwa selama kegiatan kontraksi, konsentrasi ATP
didaerah miofibril mungkin lebih berkurang daripadadalam otot
keseluruhan. Oleh karena itu, ATP menjadi terbatas didalam
mekanisme kontraktil, walaupun hanya terjadi penurunan yang moderat
dari jumlah total ATP didalam otot. Kemungkinan yang lain adalah
bahwa hasil energi didalam pemecahan ATP lebih sedikit dari jumlah
ATP yang tersedia didalam batas-batas untuk kontreaksi otot. Alasan
dari penurunan ini mungkin dihubungkan dengan peningkatan
konsentrasi ion H dalam jumlah kecil sampai besar
didalamintraseluler, dan merupakan penyebab utama dari penumpukan
asam laktat.3. Pengosongan Simpanan Glikogen OtotSeperti halnya
dengan asam laktat dan kelelahan , hubungan sebab akibat antara
pengosongan glikogen ototdan kelelahan otot tidak dapat ditentukan
dengan tegas . Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kelelahan
selama periode latihan yang lama. Rendahnya tingkatan/level glukosa
darah, menyebabkan pengosongan cadangan glikogen hati. Kelelahan
otot lokal disebabkan karena pengosongan cadangan glikogen
otot.
Oxygen debt ( hutang Oksigen )Saat terjadi aktivitas berat yang
singkat, penguraian ATP berlangsung dengan cepat sehingga simpanan
energi anaerob menjadi cepat habis. Sistem respiratorik dan
pembuluh darah tidak dapat menghantar cukup oksigen ke otot untuk
membentuk ATP melalui reaksi aerob.a.Asam laktat berakumulasi,
mengubah PH, dan menyebabkan keletihan serta nyeri ototb.Oksigen
ekstra yang harus dihirup setelah aktivitas berat disebut oxygen
debt.c.Volume oksigen yang dihirup tetap berada di atas volume
normal sampai semua asam laktat dikeluarkan, baik dioksidasi ulang
menjadi asam piruvat dalam otot atau disintesis ulang menjadi
glukosa dalam hati
Extremitas InferiorGambar. Os coxea(Sumber :
http://www.cbse-international.com/cbse-iportal/documents/upload/22f23fs23fs/level-3/l-3_c-154_1348574796699.pdf)TulangStruktur
tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25% berat badan
sedangkan otot menyusun kurang lebih 50%. Struktur tulang memberi
perlindungan pada organ vital, termasuk otak, jantung serta
paru-paru (Lihat gambar 3). Otot yang melekat ke tulang
memungkinkan untuk tubuh seseorang dapat bergerak.Ektremitas bawah
terdiri dari 31 tulang antara lain : Tulang koxa / os coxae (tulang
pangkal paha)Tulang ini membentuk gelang panggul. Letaknya di
setiap sisi dan di depan bersatu dengan simfisis pubis, oleh karena
itu 2 tulang ini membentuk sebagian besar dari pelvis. Os coxae
yaitu tulang pipih berbentuk tak teratur yang dibentuk oleh 3
tulang yang bertemu di asetabulum, yaitu sebuah rongga berbentuk
cawan di permukaan external dari tulang koxa dan mencekam kepala
femur dalam formasi gelang panggul. Tiga tulang yang ada di sini
antara lain, ilium, yang menduduki tempat terbesar, di depannya
adalah tulang pubis, dan ischium paling posterior.
Os Coxae Dibentuk oleh : os.ilium os.ischium os.pubis Ketiga
tulang ini berdifusi pada umur 13-15 tahun untuk membentuk os.coxae
Kedua os.pubis di anterior bertemu untuk membentuk gelang panggul,
pertemuan ini disebut symphisis pubis.
Femur / os femur (Tulang paha)
Os femur merupakan tulang terpanjang dari tubuh. Tulang bersendi
dengan asetabulum dalam formasi persendian panggul dan tulang ini
menjulur medial ke arah lutut dan membuat sendi dengan tibia.
Tulang tersebut berupa pipa dan mempunyai sebuah batang dan dua
ujung.Tulang paha terdiri dari bagian kepala dan leher pada bagian
proksimaldan dua condylus pada bagiandistal.Kepala tulang paha akan
membentuk sendi pada pinggul. Bagian proksimal lainnya yaitu
trochanter major dan trochanter minor menjadi tempat
perlekatanotot. Pada bagian proksimalposterior terdapat tuberositas
glutea yakni permukaan kasar tempat melekatnyaotot gluteus maximus.
Di dekatnya terdapat bagian linea aspera, tempat melekatnyaotot
biceps femoris. Salah satu fungsi penting kepala tulang paha adalah
tempat produksisel darah merahpada sumsum tulangnya. Pada ujung
distal tulang paha terdapat condylus yang akan membuat sendi
condylar bersama lutut. Terdapat dua condylus yakni condylus
medialis dan condylus lateralis. Di antara kedua condylus terdapat
jeda yang disebut fossa intercondylaris. Fibula / os fibula (Tulang
betis) Tulang ini merupakan tulang sebelah lateral tungkai bawah.
Tulang itu adalah tulang pipa dengan sebuah batang dan dua
ujung.
Tibia / os tibia (Tulang kering) Os tibia merupakan kerangka
yang utama dari tungkai bawah dan terletak medial dari os fibula
(tulang betis), os tibia merupakan tulang pipa dengan sebuah batang
dan dua ujung. Patela / os patella (Tempurung lutut)Tulang
lututataupatellaadalah tulang berbentuk segitiga dan tebal yang
akan bersendi dengantulang paha(femur). Fungsinya adalah membungkus
dan melindungi sendi lutut.Patella termasuk ke dalamtulang
sesamoidyang berkembang daritendonotot quadriceps
femoris.Osifikasipatella berlangsung pada anak berusia 3 sampai 5
tahun. Tulang Tarsal / ossa tarsalia (Tulang pangkal kaki). Kaki
terdiri dari pergelangan kaki, punggung kaki, dan lima jari kaki.
Pergelangan kaki terdiri dari tujuh "tulang tarsal," membentuk
kelompok yang disebut tarsus. Tulang-tulang ini diatur sedemikian
rupa sehingga salah satu dari mereka, "talus," dapat bergerak bebas
di mana ia bergabung dengan tibia dan fibula (tulang kaki bagian
bawah). Hal ini dikenal sebagai "kepala talus." Tulang-tulang
tarsal yang tersisa terikat tegas bersama-sama, membentuk massa
yang sisanya talus. Tulang-tulang lain yang menyusun tarsus adalah
"kalkaneus," yang terbesar dari tulang pergelangan kaki, yang
"talus;" yang "navicular," yang "berbentuk kubus," yang "runcing
lateral," yang "runcing menengah," dan " medial runcing. " The
"kalkaneus," atau tulang tumit, terletak di bawah lereng di mana ia
memproyeksikan ke belakang untuk membentuk dasar tumit. Ini
membantu untuk mendukung berat tubuh dan memberikan lampiran untuk
otot yang menggerakkan kaki.
(sumber :
http://yayanajuz.blogspot.com/2012/03/sistem-gerak-pada-manusia.html)Gambar.
Ossa tarsalia
Tulang metatarsal / ossa metatarsalia (Tulang telapak kaki)Ada 5
tulang metatarsal, tulang-tulang tersebut antara lain tulang pipa
dengan sebuah batang dan dua ujung. Ujung proximal atau ujung
tarsal bersendi dengan tulang tarsal sedangkan ujung distal
(falangeal) bersendi dengan basis falanx proximal. Metatarsal
pertama yaitu berbentuk gemuk dan pendek sedangkan yang kedua
bentuknya terpanjang. Falanx / phalanges (Ruas jari kaki)Sama
dengan bentuk jari-jari tangan namun jari-jari kaki ini lebih
pendek. Perlekatan OtotTulang paha merupakan origo untuk: m.
gastrocnemius m. vastus lateralis m. vastus medialis m. vastus
intermediusTulang paha merupakan insersio untuk: m. tensor fasciae
latae m. gluteus medius m. gluteus maximus m. iliopsoas
Otot pangkal paha, daerah glutea : M.gluteus maximus M.gluteus
medius M.glutea minimus M.piriformis M.obturator externus
M.gemellus superior M.gemellus inferior M.quadratus femorisOtot
paha, daerah glutea anterior :Mm.quadricepsFemoris
insersioLigamentum patella M. rectus femoris M. vastus lateralis M.
vastus medialis M. vastus intermedius Tensor fasciae latae M.
Sartorius
Otot paha, daerah medial : M. pectineus M. gracilis M. adductor
longus M. adductor brevis M. adductor magnus
Otot paha, daerah posterior M. biceps femoris M. semitendinosus
M. semimembranosusOtot otot hamstring.
Os Tibia & Os. Fibula Tibia adalah batin dan lebih tebal
dari dua tulang panjang di kaki bagian bawah. Hal ini juga disebut
tulang tulang kering. Akhir atasnya diperluas menjadi medial dan
lateral kondilus, yang memiliki permukaan cekung dan bersatu dengan
kondilus dari femur. Tibia adalah mendukung tulang kaki bagian
bawah dan membentang sejajar dengan yang lain, tulang yang lebih
kecil (fibula) yang terpasang oleh ligamen. Bagian depan tibia,
atau tibialis tuberositas, terletak tepat di bawah kulit dan dapat
dengan mudah dirasakan. The tibialis tuberositas adalah daerah pada
tulang tempat tendon otot dan melampirkan (atau apophysis). Ujung
atas femur bergabung untuk membentuk sendi lutut, dan ujung bawah
merupakan bagian dari sendi pergelangan kaki. Di bagian dalam
pergelangan kaki, tibia melebar dan tongkat keluar untuk membentuk
tulang besar menonjol disebut maleolus medial. Pada bagian luar
pergelangan kaki adalah sebuah tonjolan yang disebut lateral
maleolus, yang kadang-kadang disebut tulang pergelangan kaki, dan
merupakan daerah yang paling umum untuk pergelangan kaki terkilir.
Meniskus lateral dari lutut adalah tebal, berbentuk bulan sabit
sepotong tulang rawan yang berfungsi sebagai bantalan. Terletak di
antara sendi tempat tulang paha dan tibia mengartikulasikan (datang
di kontak dengan satu sama lain) di bagian luar lutut. Demikian
pula, meniskus medial terletak pada sendi pada bagian dalam lutut.
The menisci sangat penting untuk menyerap kejutan dari lutut, serta
menyediakan pelumas dan stabilisasi. Oleh karena itu, setiap usaha
dilakukan untuk memperbaiki (dan lebih baru-baru ini bahkan untuk
mengganti) dikenakan atau terluka menisci. Fibula adalah tulang
panjang, ramping di samping tulang tibia. Ujung-ujungnya sedikit
membesar ke atas kepala dan yang lebih rendah maleolus lateral.
Memenuhi kepala fibula lateral tepat di bawah kondilus; tetapi
tidak masuk ke dalam sendi lutut dan tidak menanggung setiap berat
badan. Ligamen yang bergabung fibula ke depan fibula disebut
tibiofibular anterior ligamen, dan posterior ligamen tibiofibular
bergabung dengan mereka di belakang lutut. Maleolus lateral adalah
bergabung ke pergelangan kaki oleh talofibular anterior ligamen,
dan talofibular posterior ligamen. Ligamen ini membentuk tonjolan
di sisi pergelangan kaki.Otot-otot tungkai bawah M. tibialis
anteriorO: condylus lateralis tibiae, facies lateralis tibiae,
membrana interossea cruris, fascia crurisI: permukaan plantar os
cuneiforme M. extensor digitorum longusO: condylus lateralis
tibiae, capitulum dan facies medialis fibulae, fascia crurisI:
aponeurosis dorsalis jari kaki II-V M. peronaeus tertiusO: bagisnim
extensor digitorum longusI: tuberositas ossis metatarsalis V M.
extensor hallucisO: facies medialis fibulae, membrana interessea
crurisI: basis phalanx terakhir ibu jari kaki M. gastrocnimiusO:
caput mediale: epicondylus medialis femoris, caput laterale:
epicondylus lateralis femorisI: tuber calcanei dengan perantaraan
tendo calcanei (achillei) M. soleusO: capitulum dan facies
posterior fibulae, linea poplitea tibiae, arcus tendineus m.
soleiI: tuber calcanei dengan perantaraan tendo calcanei
M.plantaris (sering tidak ada)O: condylus lateralis femoris M.
peronaeus tertiusO: bagisnim extensor digitorum longusI:
tuberositas ossis metatarsalis V M. extensor hallucisO: facies
medialis fibulae, membrana interessea crurisI: basis phalanx
terakhir ibu jari kaki M. gastrocnimiusO: caput mediale:
epicondylus medialis femoris, caput laterale: epicondylus lateralis
femorisI: tuber calcanei dengan perantaraan tendo calcanei
(achillei) M. soleusO: capitulum dan facies posterior fibulae,
linea poplitea tibiae, arcus tendineus m. soleiI: tuber calcanei
dengan perantaraan tendo calcanei M.plantaris (sering tidak ada)O:
condylus lateralis femoris M. popliteusO: Condylus lateralis
femoris, lig. Popliteum arcuatumI: planum popliteum tibiae M.
flexor digitorum longusO: facies posterior tibiae, facies cruris
lembar dalamI: phalanx terakhir ibu jari kaki M. flexor hallucis
longusO: facies posterior fibulae, fascia cruris lembar dalam,
membrane interossea crurisI: phalanx terakhir ibu jari kaki M.
tibialis posteriorO: Facies posterior fibulae, facies posterior
tibiae,I: tuberositas ossis navicularis, ossa cuneiformia I-III M.
peronaeus longusO: capitulum fibulae, facies lateralis fibulaeI: os
cuneiforme I, basis ossis metatarsalis I M. peronaeus brevisO:
facies lateralis fibulaeI: basis ossis metatarsalis Os Tarsal, Os
Metatarsal, Os Phalanges pedis Membentuk pergelangan kaki Yang
paling besar calcaneus yang membentuk tumit Bagian posterior
calcaneus kasar tempat melekat tendo achiles Tulang kaki yang
berhubungan dengan tibia adalah talus
Otot plantar pedis, lapis pertama M.fleksor digitorum brevis M.
abductor hallucis M. abductor digiti minimi
Otot plantar pedis, lapisan kedua M. lumbricales M. quadrates
plantaegambar : otot telapak kaki (Sumber:
http://clubs.maryville.edu/myu/Bio301Summer/301on4.html)Otot
plantar pedis, lapisan ketiga M. fleksor hallusis brevis M.
adductor hallusis M.fleksor digiti minimi brevis
Sendi Pergerakan tidak mungkin terjadi jika kelenturan tulang
tidak ada. Kelenturan terjadi karena adanya persendian. Sendi
adalah suatu ruangan, tempat satu atau dua tulang berada saling
berdekatan. Fungsi utamanya adalah memberi pergerakan dan
fleksibilitas dalam tubuh. Sendi yang terdapat oleh lutut adalah
sendi diartosis yang disebut juga sendi synovial.Sendi ini memiliki
rongga sendi yang berisi cairan sinovial, suatu kapsul sendi yang
menyambung kedua tulang, dan ujung tulang pada sendi sinovial
dilapisi kartilago artikular. Gambar. Sendi(Sumber :
http://saranaprasarana.blogspot.com/2012/12/sendi-manusia.html)
Sendi ini memiliki lapisan terluar dan lapisan terdalam. Lapisan
terluar kapsul sendi terbentuk dari jaringan ikat fibrosa rapat
berwarna putih yang memanjang sampai bagian periosteum tulang
menyatu pada sendi. Ligament adalah penebalan kapsul yang berfungsi
untuk menopang kapsul sendi dan memberikan stabilitas sedangkan
lapisan terdalam kapsul sendi adalah membran sinovial yang melapisi
keseluruhan sendi kecuali pada kartilago artikular. Membran
sinovial ini berfungsi mensekresei cairan sinovial, materi kental
yang jernih seperti putih telur. Materi ini terdiri dari 955 air
dengan pH 7,4 dan merupakan campuran polisakarida, protein dan
lemak. Cairan sinovial berfungsi untuk melumasi dan memberikan
nutrisi pada permukaan kartilago artikular. Cairan ini juga
mengandung sel fagosit untuk mengeluarkan fragmen jaringan mati
dari rongga sendiyang cedera atau terinfeksi. Pada sendi sinovial
di persendian lutut terdapat diskus artikular (meniscus)
fibrokartilago. Diskus artikular memodifikasi bentuk permukaan
tulang yang berartikulasi untuk mempermudah gerakan, memeperbesar
stabilitas atau untuk meredam goncangan. Pada persendian lutut juga
terdapat bursa yaitu kantong tertutup yang dilapisi membran
sinovial dan ditemukan di luar rongga sendi. Kantong ini terletak
di bawah tendon atau otot dan mungkin juga ditemukan di area
percabanagan tendon dan oto di atas tulang yang menonjol seperti
pada siku dan tempurung lutut. Sendi sinovial memeiliki beberapa
klasifikasi berdasarkan pada bentuk permukaan yang berartikulasi.
Pada tempurung lutut, persendiannya termasuk sendi engsel, yang
permukaan konveks sebuah tulang masuk dengan pas pada permukaan
tulang konkaf tulang kedua. Sendi ini memungkinkan gerakan ke satu
arah saja dan dikenal dengan sendi uniaksial.1. Macam-macam Gerak
untuk BerjalanFleksiadalah gerak menekuk atau
membengkokkan.Ekstensiadalah gerakan untuk meluruskan. Contoh:
gerakan ayunan lutut pada kegiatan gerak jalan. Gerakan ayunan ke
depan merupakan fleksi dan ayunan ke belakang disebut ekstensi.
Ayunan ke belakang lebih lanjut disebuthiperekstensi.
Gambar. Gerakan Fleksi dan Ekstensi.
Adduksiadalah gerakan mendekati tubuh.Abduksiadalah gerakan
menjauhi tubuh. Contoh: gerakan membuka tungkai kaki pada posisi
istirahat di tempat merupakan gerakan abduksi (menjauhi tubuh).
Bila kaki digerakkan kembali ke posisi siap merupakan gerakan.
Gambar. Abduksi dan adduksi (mendekati tubuh).
Jaringan IkatTipe dan Fungsi Jaringan IkatMatriks pada jaringan
ikat memiliki jalinan yang bergantung pada serabut yang
dimilikinya. Berikut ini beberapa serabut yang menyusun jaringan
ikat, yaitu serabut kolagen, serabut elastin, dan serabut
retikuler. Serabut kolagen memiliki daya regang sangat tinggi
dengan elastisitas yang rendah. Serabut kolagen terbuat dari
protein kolagen. Serabut elastin memiliki elastisitas tinggi.
Namun, serabut elastin daya elastisitasnya akan semakin berkurang
seiring dengan pertambahan usia seseorang. Serabut retikuler mirip
dengan serabut kolagen hanya ukuran serabutnya lebih pendek
dibandingkan dengan serabut kolagen. Jaringan ikat dapat
dikelompokkan dalam enam kelompok utama, yaitu jaringan ikat
longgar, jaringan lemak, jaringan ikat padat, jaringan tulang
rawan, jaringan tulang, dan jaringan ikat darah.
Gambar. Tipe-tipe jaringan ikat yang ada dalam tubuh manusia.a.
Jaringan Ikat Longgar. Jaringan ikat longgar merupakan jaringan
ikat yang paling banyak tersebar dalam tubuh hewan vertebrata.
Jaringan ini mengikat jaringan epitel dengan jaringan di bawahnya
dan menjaga organ-organ pada tempatnya. Selain itu, jaringan
berfungsi juga sebagai tempat penyimpanan air, glukosa, dan
garam-garam untuk sementara waktu.b. Jaringan Lemak. Jaringan ini
tersusun atas sel-sel lemak. Setiap sel lemak berisi tetes lemak
(fat droplet). Jaringan lemak banyak ditemukan di bagian bawah
lapisan kulit. Jaringan ini berfungsi sebagai makanan cadangan dan
mencegah kehilangan panas berlebih dari tubuh.c. Jaringan Ikat
Padat. Penyusun utama jaringan ikat padat adalah serabut kolagen.
Oleh karena itu, sifat jaringan ini fleksibel dan tidak elastik.
Berdasarkan struktur serabutnya, jaringan ikat padat dapat
dikelompokkan menjadi jaringan ikat padat teratur dan jaringan ikat
padat tidak teratur. Jaringan ikat padat teratur menghubungkan
antara otot dan tulang (tendon), serta menghubungkan tulang dengan
tulang (ligamen). Sementara itu, jaringan ikat padat tidak teratur
terdapat di kulit.d. Jaringan Tulang Rawan. Jaringan tulang rawan
merupakan bentuk khusus dari jaringan ikat padat. Jaringan tulang
rawan memiliki matriks yang elastis dan tebal dengan sel-sel tulang
rawan (kondrosit) terletak dalam kantung-kantung (lakuna) di dalam
matriks. Kelenturan dan kekuatan jaringan tulang rawan diperoleh
dari gabungan antara serabut kolagen dan matriksnya yang bercampur
dengan kondrin (sejenis protein). Berdasarkan susunan serabutnya,
jaringan tulang rawan dapat digolongkan sebagai berikut.1. Tulang
rawan hialin, serabutnya tersebar dalam anyaman yang halus dan
rapat. Contohnya, ujung-ujung tulang rusuk yang menempel ke tulang
dada.2. Tulang rawan elastik, susunan sel dan matriksnya mirip
dengan tulang rawan hialin. Namun, anyaman serabutnya tidak sehalus
dan serapat tulang rawan hialin. Contohnya, cuping telinga, laring,
dan epiglotis.3. Tulang rawan fibrosa, matriksnya disusun oleh
serabut kolagen yang kasar dan tidak beraturan. Contohnya, di
cakram antartulang belakang dan simfisis pubis (pertautan tulang
kemaluan).e. Jaringan Tulang. Tulang termasuk jaringan ikat yang
terdiri atas sel tulang (osteosit). Matriks intraseluler dari
osteosit mengalami mineralisasi sehingga permukaannya sangat keras.
Substansi mineral tersebut disimpan dalam suatu lapisan tipis yang
disebut lamela. Beberapa lamela mengelilingi suatu saluran berisi
pembuluh darah yang disebut saluran Havers. Keseluruhan lamela dan
saluran Havers membentuk sistem Havers. Struktur jaringan tulang
yang keras sesuai dengan fungsi sebagai pemberi bentuk tubuh,
penyusun rangka tubuh, dan pelindung alat-alat vital
tubuhKesimpulanKeluhan lemas dan lelah pada kasus, dikarenakan
terjadinya kelelahan otot. Kelelahan otot ini dikarenakan jumlah
asam laktat yang meningkat. Asam laktat menumpuk karena aktivitas
tubuh yg keras tanpa diiringi pasokan oksigen yg cukup.
Daftar Pustaka1. Suratun, Heryati, Manurung S, Raenah E. Klien
gangguan sistem muskuloskeletal. Edisi ke-1. Jakarta : EGC ; 2008.
h. 5-92. Slone, Ethel. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta
: EGC ; 2003. h. 128-93. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk
paramedik. Edisi ke-1. Jakarta : Gramedia pustaka utama ; 2002. h.
20-1.4. Diunduh dari https://www.google.com/search?images. Pada
tanggal 22 Maret 20135. Swartz MH. Buku ajar diagnostik fisik.
Edisi ke-1. Jakarta : EGC ; 2000.6. Syafirudin, Hamidah. Kebidanan
komunitas. Jakarta : EGC ; 2007. h. 243.7. Hadyana PA. Kamus kimia.
Edisi ke-2. Jakarta : Balai pustaka ; 2002