Description:
Pembangunan Perdesaan sebagai Basis Ketahanan Nasional (pangan, tenaga kerja, bahan baku ekspor) pola penanganannya dilaksanakan dengan pendekatan pada kekuatan kelompok tani perdesaan untuk mengembangkan sistem agribisnis yang mampu melayani, mendorong, menarik kegiatan pembangunan pertanian wilayah sekitarnya serta percepatan pertumbuhan perdesaan. Terciptanya suatu kawasan argopolitan akan dapat mensejahteraan demi kemaslahatan masyarakat perdesaan yang sama dengan masyarakat perkotaan. Potensi desa perlu digali dan dikembangkan ke arah peningkatan pendapatan masyarakat. Suatu kawasan agropolitan yang sudah berkembang memiliki cirri-ciri sebagai berikut: 1) Sebagian besar kegiatan masyarakat di kawasan tersebut memperoleh pendapatan DARI KEGIATAN kegiatan pertanian (agribisnis) 2) Sebagian besar kegiatan di kawasan tersebut didominasi oleh kegiatan-pertanian atau agribisnis termasuk didalamnya usaha industri (pengolahan) pertanian, perdagangan hasil-hasil pertanian (termasuk perdagangan untuk kegiatan ekspor), perdagangan agibisnis hulu (saran pertanian dan permo-dalan), agrowisata dan jasa pelayanan. 3) Hubungan antara kota dan daerah-daerah hinterland daerah-daerah sekitarnya di kawasan agropolitan bersifat interdepensi/tibal balik yang harmonid, dan saling membutuhkan, di mana kawasan pertanian mengembangkan usaha budidaya (on form) dan produk olahan skala rumah tangga (off farm), sebaliknya kota menyediakan fasilitas untuk berkembangnya usaha budidaya dan agribisnis seperti penyediaan sarana pertanian, modal, teknologi, informasi pengelohan hasil dan penampungann (pemasaran) hasil produksi/produk pertanian. 4) Kehidupan masyarakat di kawasan agropolitan mirip dengan suasana kota kerana keadaan sarana yang ada di kawasan agropolitan tidak jauh berbeda dengan di kota.