Date post: | 06-Jul-2018 |
Category: | Documents |
View: | 267 times |
Download: | 7 times |
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
1/30
1
ASESMEN SOFT SKILL DAN HARD SKILL MATEMATIK SISWA
DALAM KURIKULUM 2013
Oleh: Utari Sumarmo
Pascasarjana STKIP Siliwangi Bandung
Makalah disajikan dalam Seminar Pendidikan Matematika
di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Batusangkar tanggal 14 September 2014
ABSTRAK
Pada dasarnya Kurikulum Matematika 2013 menganut kurikulum berbasis kompetensi dan
memuat pendidikan budaya dan karakter yang berasal dari pandangan hidup atau ideologi
bangsa Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional. Kurikulum 2013 memuat Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) sikap
spiritual dan sosial yang merupakan soft skill matematik dan relevan dengan pendidikan nilai
dan karakter; serta memuat KI dan KD pengetahuan dan keterampilan matematika yang
merupakan hard skill matematik atau kompetensi matematik. Terdapat beragam jenis soft
skill matematik dan beragam jenis dan level hard skill matematik yang dapat dikembangkan
dalam pembelajaran matematika. Dalam Kurikulum 2013, pengembangan soft skill dan hard
skill matematik dilaksanakan secara bersamaan dan berimbang. Pengembangan soft skill
melalui: pemahaman, pembiasaan, keteladanan atau contoh, serta pembelajaran yang
berkelanjutan, pengembangan hard skill matematik melalui beragam pendekatan
pembelajaran yang memiliki karakteristik pembelajaran aktif, kreatif, efisien, menyenangkan
(PAKEM). Dalam makalah ini disajikan contoh-contoh skala untuk mengukur soft skill
matematik dan butir soal untuk mengukur beragam hard skill matematik.
Kata kunci: kompetensi inti (KI) sikap spiritual dan sosial, kompetensi dasar (KD)
pengetahuan dan keterampilan, soft skill matematik, hard skill matematik,
PAKEM
A. Pendahuluan
Pendidikan adalah suatu proses enkulturasi, berfungsi mewariskan dan mengembangkan nilai-nilai budaya dan prestasi masa lalu menjadi nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa yang sesuai dengan kehidupan masa kini dan masa datang. Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka 1 menyatakanbahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Merujuk UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kurikulum 2013
bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Untuk mencapai tujuan Kurikulum tahun 2013, peserta didik perlu memiliki Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar sesuai dengan bidang studi dan jenjang pendidikan yang bersangkutan.
Kompetensi inti meliputi: Kompetensi Inti sikap spiritual; Kompetensi Inti sikap sosial; Kompetensi Inti pengetahuan; dan Kompetensi Inti keterampilan. Kompetensi dasar
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
2/30
2
merupakan penjabaran dari Kompetensi Inti yang terdiri atas: Kompetensi Dasar sikap
spiritual; Kompetensi Dasar sikap sosial; Kompetensi Dasar pengetahuan; dan Kompetensi
Dasar keterampilan.
Kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) sikap spiritual matematika meliputi:
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. Kompetensi inti sikap sosial
matematika meliputi: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Sebagai
rincian KI sosial, KD sikap sosial matematika meliputi:
1) Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung jawab,
responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah.
2) Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan pada matematika serta memiliki
rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika, yang terbentuk melalui pengalaman
belajar.
3) Memiliki sikap terbuka, santun, objektif, menghargai pendapat dan karya teman dalam
interaksi kelompok maupun aktivitas sehari-hari.
Kompetensi inti (KI) pengetahuan matematika meliputi: Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
Kompetensi inti (KI) keterampilan matematika meliputi: Mengolah, menyaji, dan menalar
dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. Kompetensi
dasar (KD) pengetahuan dan keterampilan matematika merupakan rincian dari KI inti
pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan konten matematika pada tingkat kelas
dan jenjang sekolah.
Ditinjau dari ruang lingkup ranahnya, KI dan KD sikap sosial matematika di atas
tergolong pada ranah afektif dan dinamakan pula soft skill matematik, dan KI dan KD
pengetahuan dan keterampilan matematika tergolong pada ranah kognitif dan dinamakan pula
sebagai hard skill matematik. Selanjutnya, KD matematika dalam ranah kognitif tersebut
dinamakan pula sebagai kompetensi matematik. Sesuai dengan pedoman pembelajaran
matematika dalam Kurikulum 2013, pembinaan soft skill dan hard skill matematika
dilaksanakan secara bersamaan dan berimbang.
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap
satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaranserta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian
kompetensi lulusan. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi, Kurikulum
2013 memuat perubahan prinsip pembelajaran yang digunakan dari prinsip pembelajaran
sebelumnya, seperti tercantum pada Tabel 1 dan Tabel 2. Selain memenuhi prinsip pada Tabel
1 dan Tabel 2, dalam jenis pembelajaran matematika apapun hendaknya tercipta suasana
pembelajaran yang aktif, kreatif, efisien, dan menyenangkan (PAKEM).
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
3/30
3
Tabel 1
Penyempurnaan pola pikir pada Kurikulum SD 2013
No. Sebelum Kurikulum SD 2013 Dalam Kurikulum SD 2013
1. Pembel berpusat pada guru Pembel berpusat pada peserta didik
2. Pembelajaran satu arah (guru-
peserta didik)
Pembelajaran multi arah (guru- peserta didik -
masyarakat- lingkungan alam – sumber/media
lain)
3. Pembelajaran terisolasi Pembelajaran secara jejaring
4. Pembelajaran pasif menerima Pembelajaran aktif dan kritis mencari
5. Belajar sendiri Belajar berkelompok
6. pembelajaran alat tunggal Pembelajaran berbasis multimedia
7. Pembelajaran berbasis massal Pembelajaran melayani kebutuhan user
8. Pembelajaran ilmu pengetahuan
tunggal (mono-disiplin)
Pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multi-
disiplin)
Tabel 2
Perubahan Prinsip Pembelajaran Matematika dalam Kurikulum SM 2013
No. Sebelum Kurikulum 2013 Pada Kurikulum 2013
1. Peserta didik diberi tahu Peserta didik mencari tahu
2. Guru sebagai satu-satunya sumber
belajar
Belajar berbasis aneka sumber belajar;
3. Pendekatan tekstual Proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah;
4. Pembelajaran berbasis konten Pembelajaran berbasis kompetensi;
5. Pembelajaran parsial Pembelajaran terpadu;
6. Pembelajaran yang menekankan
jawaban tunggal
Pembelajaran dengan jawaban yang
kebenarannya multi dimensi (open
ended )
7. Pembelajaran verbalisme Keterampilan aplikatif
8. Penekanan pada hard skill matematik Penekanan peningkatan dan
keseimbangan antara hard skills dan
soft skills matematik 9. Pesertadidik sebagai obyek Pembelajaran yang mengutamakan
pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik sebagai pembelajar sepanjang
hayat;
10. Peserta didik pasif menerima pembelajaran yang menerapkan nilai-
nilai dengan memberi keteladanan (ing
ngarso sung tulodo), membangun
kemauan (ing madyo mangun karso),
dan mengembang-kan kreativitas peserta
didik dalam proses pembelajaran (tutwuri handayani);
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
4/30
4
11. Pembelajaran hanya di sekolah Pembelajaran berlangsung di rumah, di
sekolah, dan di masyarakat;
12. Berprinsip guru adalah pengajar, siswa
adalah pelajar, dan belajar hanya di
of 30